Oleh Kelompok 6:
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah memberikan kepada
kita limpahan Rahmat, Taufiq, dan Hidayah, serta pertolongannya, sehingga dapat
terselesaikannya makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa pula kita haturkan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah menghantarkan
kita dari zaman jahiliyah yang penuh dengan kegelapan maksiat menuju zaman
ilmiah yang penuh dengan cahaya rahmat.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih banyak khususnya kepada yang kami
hormati Bapak Drs. H. Hasbullah, M. Si. selaku dosen pengampu mata kuliah
Kebijakan Pendidikan, yang telah memberikan tugas berupa makalah yang Insya
Allah sedikit banyaknya akan bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
A. Kesimpulan ............................................................................................. 21
B. Saran ........................................................................................................ 22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kurikulum 2013?
2. Apa fungsi dan tujuan penerapan Kurikulum 2013?
3. Apa yang menjadi landasan pengembangan Kurikulum 2013?
4. Bagaimana standar kompetensi lulusannya?
1
5. Apa saja keunggulan dan kekurangan Kurikulum 2013?
6. Bagaimana kebijakan penerapan Kurikulum 2013?
7. Apa saja permasalahan dalam penerapan Kurikulum 2013?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Kurikulum 2013?
2. Memahami fungsi dan tujuan penerapan Kurikulum 2013?
3. Mengetahui mengenai landasan pengembangan Kurikulum 2013?
4. Memahami standar kompetensi lulusannya?
5. Menganalisis keunggulan dan kekurangan Kurikulum 2013?
6. Meninjau kebijakan penerapan Kurikulum 2013?
7. Menganalisis permasalahan dalam penerapan Kurikulum 2013?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Tujuan dan Fungsi Kurikulum 2013
mengenai tujuan Kurikulum 2013, secara khusus dapat diuraikan sebagai berikut :
4
C. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013
1. Aspek filosofis
5
3. Aspek konseptual
Aspek konseptual adalah suatu landasan yang didasarkan pada ide atau
gagasan yang diabstrakkan dari peristiwa konkret. Dalam penyusunan Kurikulum
2013 ini landasan konseptualnya antara lain :
a) Prinsip relevansi.
b) Model Kurikulum Berbasis Kompetensi.
c) Kurikulum lebih dari sekedar dokumen.
d) Proses pembelajaran meliputi, aktivitas belajar, output belajar, dan
outcome belajar.
e) Penilaian, kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi dan
1
penjenjangan penilaian.
1
Fadillah, Implemenasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI & SMP/ MTS &
SMA/MA,(Yogyakarta : Ar-ruzz Media, 2014), h. 13-29.
6
2. Standar Proses, Yaitu Kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.
3. Standar Penilaian Pendidikan adalah Kriteria mengenai mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah Kriteria mengenai
pendidikan prajabatan dan kelayakan maupun mental serta pendidikan
dalam jabatan.
5. Standar Sarana dan Prasarana adalah Kriteria mengenai ruang
belajar.tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium,
bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi, dan sumber belajar lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
6. Standar Pengelolaan adalah Kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
7. Standar Pembiayaan adalah Kriteria mengenai komponen dan besarnya
biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
Jadi, dapat dipahami bahwa dengan adanya Standar Kompetensi Lulusan
akan dapat disusun sebuah perencanaan Kurikulum, mulai dari Standar Isi sampai
dengan Standar Pembiayaannya. Hal ini dikarenakan inti dari sebuah kurikulum
adalah untuk mewujudkan atau mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang telah
ditetapkan.
Dalam Kurikulum 2013, SKL diterjemahkan ke dalam Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar. Dalam Konteks Ini, Standar Kompetensi Luluan (SKL)
untuk Masing-masing jenjang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Lebih jelasnya dapat diperhatikan melalui
penjelasan berikut.
1. Dimensi sikap
Untuk tingkat SD/MI, SKL. Yang menyangkut kemampuan sikap adalah
memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
7
percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan dan alam disekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Kemudian untuk jenjang SMP/MTs, SKL yang menyangkut kemampuan
sikap adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, percaya diri dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
Sementara pada jenjang SMA/MA/SMK, SKL yang berhubungan dengan
sikap adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, percaya diri dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
efektif dngan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan dirinya
sebagai cerminan bangsa dalam bergaulan dunia.
2. Dimensi Keterampilan
Untuk tingkat SD/MI, SKL yang menyangkut kemampuan keterampilan
adalah memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif, serta kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sesuai yang ditugaskan kepadanya.
Kemudian untuk tingkat SMP/MTs, SKL yang menyangkut kemampuan
keterampilan ialah memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sesuai yang dipelajari disekolah. Sementara
untuk tingkat SMA/MA/SMK, SKL adalah memiliki kemampuan pikir dan tindak
yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret terkait dengan
pengembangan diri yang dipelajarinya disekolah secara mandiri.
3. Dimensi Pengetahuan
Pada tingkat SD/MI,SKL yang berhubungan dengan kemampuan
pengetahuan adalah memiliki pengetahuan faktual dan konseptual dalam ilmu
pengetahuan,teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan .kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
dilingkungan rumah, sekolah dan tempat bermain.
Kemudian pada tingkat SMP/MTs, SKL yang berhubungan dengan
kemampuan pengetahuan ialah memiliki pengetahuan faktual, konseptual dan
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaa dengan wawaan
8
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian yang tampak mata.
Adapun untuk tingkat SMA/MA/SMK,SKL yang berhubungan dengan
kemampuan pengetahuan ialah memiliki kemampuan prosedural dan metakognitif
dalam ilmu pengetahuan ,teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan ,kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian.
Dalam hal ini, Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai pedoman
penilaian dalam pentuan dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan. Oleh karenanya SKL, harus dikembangkan secara seimbang dan
terintegrasi antara satu pelajaran dengan pelajaran yang lain. Dengan seperti itu,
kemampuan peserta didik akan semakin meningkat, baik yang berhubungan
dengan soft skills maupun hard skills. Dengan kemampuan sikap, keterampilan
dan pengetahuan yang mumpunilah peserta didik akan mampu bersaing di tengah-
tengah arus globalisasi yang terus berkembang cukup pesat.2
2
Fadillah, Implemenasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI & SMP/ MTS &
SMA/MA,..., h. 36
9
Perkembangan kurikulum diharapkan dapat menjadi penentu masa depan
anak bangsa. Oleh karena itu, kurikulum yang baik akan sangat diharapkan dapat
dilaksanakan diindonesia sehingga akan menghasilkan masa depan anak bangsa
yang cerah yang berimplikasi pada kemajuan bangsa dan negara.
Setiap kurikulum yang telah berlaku diindonesia dari periode sebelum
tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006, tentu saja memiliki beberapa perbedaan
dalam sistem yang diterapan. Perbedaan sistem yang terjadi bisa merupakan
kelebihan maupun kekurangan dari kurikulum itu sendiri. Kekurangan dan
kelebihan tersebut dapat berasal dari landasan, komponen, evaluasi, prinsip,
metode, maupun model pengembangan kurikulum.
Kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013 yang mulai dilaksanakan pada
tahun ajaran 2013-2014 pada sekolah yang ditunjuk pemerintah maupun sekolah
yang siap melaksanakannya. Meskipun masih prematur, namun ada beberapa hal
yang dirasakan oleh banyak kalangan terutama yang langsung berhadapan dengan
kurikulum itu sendiri.
Terdapat beberapa hal penting dari perubahan atau penyempurnaan
kurikulum tersebut, yaitu keunggulan dan kekurangan yang terdapat disana-sini.
1. Keunggulan Kurikulum 2013
a. Siswa lebih lanjut dituntut untuk aktif, kreatif, inovatif, dalam
setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi disekolah.
b. Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa
bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari
nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain.
c. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang
telah diintegrasikan kedalam semua program studi.
d. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
e. Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistik
domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
f. Dan banyak sekali kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan
perkembangan kebutuhan seperti pendidikan karakter, metodologi
10
pembelajaran aktif, keseimbangan softkills dan hard skills,
kewirausahaan.
g. Hal yang paling menarik dari kurikulum 2013 ini adalah sangat
tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial. Hal ini mulai
dari perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional,
maupun global. Terlihat kalau ditingkatan SD, penerapan sikap
masih dalam ruang lingkup lingkungan sekitar, sedangkan untuk
tingkat SMP penerapan sikap dituntut untuk diterapkan pada
lingkungan pergaulannya dimanapun ia berada. Sementara itu,
untuk tigkat SMA atau SMK, dituntut memiliki sikap kepribadian
yang mencerminkan kepribadian bangsa dalam pergaulan dunia.
h. Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi
seperti sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional.
i. Mengharuskan adanya remediasi secara berkala.
j. Tidak lagi memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci
karena pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum
sampai buku teks dan pedoman pembahasan sudah tersedia.
k. Sifat pembelajaran sangat kontekstual.
l. Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan
kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal.
m. Buku, dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap sehingga
memicu dan memacu guru untuk membaca dan menerapkan
budaya literasi, dan membuat guru memiliki keterampilan
membuat RPP, dan menerapkan pendekatan scientific secara benar.
11
kreatif, pada kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti
itu, sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa
membuka cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dari
pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigma guru
sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa
agar kreatif.
c. Kurangnya keterampilan guru merancang RPP.
d. Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik.
e. Tugas menganalisis SKL, KI, KD, Buku Siswa dan Buku guru
belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru, dan banyaknya guru yang
hanya menjadi plagiat dalam kasus ini.
f. Tidak pernahnya guru dilibatkan langsung dalam proses
pengembangan kurikulum 2013, karena pemerintahan cenderung
melihat guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.
g. Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran
dan hasil dalam kurikulum 2013 karena UN masih menjadi faktor
penghambat.
h. Terlalu banyaknya materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak
setiap materi bisa tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan
guru yang kurang berdedikasi terhadap mata pelajara yang dia
mampu.
i. Beban belajar siswa dan termasuk guru terlalu berat, sehingga
waktu belajar disekolah terlalu lama.3
12
pendidikanpendidikan yang berkualitas memaksa pemerintah untuk mengambil
langkah-langkah strategis, slah satunya adalah dengan melakukan perubahan
kurikulum disekolah ataulembaga pendidikan.
KTSP meliputi dokumen (1) antara lain berisi visi, misi, tujuan satuan
pendidikan, struktur dan matan KTSP beban belajar, dan kalender akademik.
Dokumen (2) berupa silabus setiap mata pelajaran yang disusun oleh setiap guru.
Dokumen (3) berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (SPP) yang juga disusun
oleh setiap guru.
13
1. Kurikulum dikembangkan berdasarkan minat danbakat peserta
didik.
2. Kurikulum berkaitan dengan karakteristik potensi wilayah
setempat,misalnya sumber daya alam, ekonomi,pariwisata, dan
sosial budaya yang dapat dikembangkan secara nyata sebagai
dasar penguatan sector usaha pemberdayaan ekonomi masyarakat.
3. Pembelajaran berorientasi pada peningkatan kompetensi
keterampilan untuk belajar dan bekerja, lebih bersifat aplikatif dan
operasional.
4. Jenis keterampilan ditetapkan oleh pengelola program bersama-
sama dengan peserta didik, orang tua, tokoh masyarakat, dan mitra
kerja serta para stakeholder lainnya.
4
Hasbullah, Kebijakan Pendidikan Dalam Persfektif Teori, aplikasi,dan kondisi objektif
Pendidikan di Indonesia, ( Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2016), h.169.
14
akan digabung ke dalam dua mata pelajaran tersebut. Menurut Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, Muhammad Nuh, yang dikutip oleh berbagai media massa, tidak
lucu mengintegrasikan pendidikan kebangsaan dan pendidikan agama dengan
pelajaran kimia dan ini akan membuat anak menjadi lebih kreatif. Muhammad
Nuh juga mempertahankan keputusan menteri untuk menambah jam pelajaran
agama dengan harapan penambahan dua jam pelajaran agama akan membantu
program pembasmian teroris. Muhammad Nuh berkeyakinan bahwa gerakan
teroris tidak dipicu oleh lamanya jam pelajaran agama di sekolah. Justru aksi
terorisme yang semakin meningkat di Indonesia, menurutnya, karena tidak
lengkapnya pendidikan agama. Oleh karena itu, kita perlu menambah jam
pelajaran agama.
15
menganggap obat mujarabnya adalah merancang kurikulum yang
sama, satu ukuran, bersama dengan silabusnya untuk semua
sekolah.
b. Seperti pakaian satu ukuran, kurikulum baru ini bisa cocok untuk
satu sekolah tetapi belum tentu cocok untuk sekolah lainnya. Yang
lebih mencemaskan lagi beberapa sekolah bisa terabaikan karena
mereka memiliki masalah dan kebutuhan yang unik. Kurikulum
yang mengasumsikan semua sekolah, fasilitas, guru dan siswa
sama adalah kurang tepat.
c. Guru tidak dipercaya menyangkut kreativitas mereka dalam
mengembangkan kurikulum berdasarkan kebutuhan kontekstual
dan kebutuhan-kebutuhan unik di setiap daerah. Kurikulum 2013
diasumsikan bahwa guru akan disetir dari jarak jauh dengan
menggunakan remote control universal yang disebut silabus.
Sakhiyya juga mengutip Winston Churchill yang mengatakan
bahwa “barang siapa yang gagal merencanakan berarti
merencanakan kegagalan.”
16
2. Masalah Guru
17
dan butuh waktu bertahun-tahun untuk belajar dan membiasakan diri. Sayangnya,
penerapan kurikulum 2013 dipaksakan secepatnya.
Bahkan dalam pelatihan tersebut hanya diminta satu hingga dua orang
guru untuk terlibat. Akibatnya, pihak sekolah mengalami kesulitan memilih guru
dan tentu saja sejumlah besar guru yang tidak terlibat dalam pelatihan tidak
paham dengan mekanisme kurikulum 2013. Bahkan menurut hasil pantauan FSGI
ada sekolah yang tidak tahu menahu tentang kurikulum 2013. Masih berhubungan
dengan guru, ditemukan juga bahwa ada sejumlah guru yang bernasib malang
akibat dari bertambahnya jam pelajaran dan penghapusan mata pelajaran seperti
Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) di SLTP dan SLTA. Disamping itu,
guru juga menjadi bingung karena di tingkat SMA, kurikulum 2013 tidak
memiliki pedoman penjurusan. Juga tidak ada sosialisasi kepada ketua program
keahlian si SMK. Ini membingungkan pihak sekolah, murid dan guru.
18
tidak didahului dengan riset dan evaluasi yang mendalam. Akibatnya, kurikulum
ini memberatkan siswa dan membingungkan guru. Memang tidak dapat
dipungkiri bahwa guru merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi
kurikulum. Bagaimanapun sempurnaya sebuah kurikulum yang dirancang, namun
tanpa ditopang oleh kemampuan guru untuk mengimplementasikannya, kurikulum
yang telah dirancang dengan bagus itu akan siasia (Sanjaya, 2009).
3. Masalah Lainnya
Rektor Unsyiah, Darni Daud, dalam suatu diskusi dengan penulis pernah
mengatakan bahwa sulit menerapkan kurikulum 2013, kurikulum berkarakter di
Indonesia karena siswa tidak mudah mendapatkan contoh tauladan yang bisa
mereka tiru atau ikuti dari orang dewasa. Di kalangan orang dewasa terjadi
penyelewengan, konspirasi, nepotisme dan korupsi yang semakin merajalela.
Tidak terlihat secara jelas implementasi norma-norma hukum dan nilai-nilai
agama dalam kehidupan sehari-hari.
19
Dekan FIP Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Ahman,
dalam ceramahnya di acara Rapat Koordiansi PPG di Bandung pada bulan Juli
2013 mengisyaratkan bahwa untuk mendidik siswa dengan kurikulum berkarakter
perluadanya asrama untuk setiap sekolah. Jadi, semua siswa mulai dari tingkat
SD, SLTP dan SLTA harus diasramakan agar mereka bisa mempraktekkan
pengetahuannya dan menjalankan domain afektifnya. Tentu saja ini sesuatu yang
hampir tidak mungkin dilaksanakan dalam waktu singkat karena butuh dana untuk
membangun asrama dan fasilitasnya yang cukup besar.
5
Syarwan Ahmad, “ Problematika Kurikulum 2013 dan Kepemimpinan
Instruksional Kepala Sekolah “ dalam Jurnal Pencerahan, Vol. 8 No. 2 2014, h. 100
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapakan pada
tahun pembelajaran 2013/2014. Kurikulum ini adalah pengembangan dari
kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang
telah dirilis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada
tahun 2006.
Dalam Undang-Undang Sisdiknas ini disebutkan bahwa fungsi kurikulum
ialah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermatabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sementara tujuannya,
yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Salah satu keunggulan Kurikulum 2013, yakni siswa lebih lanjut dituntut
untuk aktif, kreatif, inovatif, dalam setiap pemecahan masalah yang mereka
hadapi disekolah. Sedangkan salah satu Kelemahan kurikulum 2013, yakni guru
banyak salah kaprah, karena beranggapan kurikulum 2013 guru tidak perlu
menjelaskan materi kepada siswa dikelas, padahal banyak mata pelajaran yang
harus tetap ada penjelasan guru.
21
Implementasi Kurikulum. Sedangkan setiap satuan pendidikan seperti halnya pada
kurikulum 2006 juga menyusun KTSP, kecuali dokumen yang berupa silabus
setiap mata pelajaran sudah disusun oleh pemerintah, guru tinggal menyalin dan
menyusunnya menjadi satu kesatuan KTSP yang utuh.
B. Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
23