A. PENDAHULUAN
Pembangunan lapangan kerja dapat dilihat dari aspek suplai atau penawaran
kerja dan per,intaan lapangan kerja. Pembangunan lapangan kerja diarahkan pada
penyeimbangan antara penyedian tenaga kerja (penawaran) dengan permintaan
tenaga kerja (kebutuhan tenaga kerja) pada sisi penyediaan tenaga kerja terdapat
beberapa unsur antara lain angkatan kerja, kualitas tenaga kerja, dan pengangguran.
Sedangkan pada sisi permintaan pada jumlah kesempataan kerja penempatan kerja
dan penyerapan tenaga kerja. Kesenjangan ini harus segera diatasi, karena sesuai
amanat pasal 27 ayat (2) UUD Negara republic Indonesia tahun 1945 bahwa, “tiap-
tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan kehidupan yang layak bagi
kemanusiaan”.
Juga dibahas dalam UUD no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan salah
satunya mengatur tentang perluasan tenaga kerja, kemudian pada pasal 29 disebutkan
bahwa pemerintah bertanggungjawab mengusahakan perluasan kesempatan kerja baik
1
Pendidikan dan Lapangan Kerja 2020
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidikan
Secara garis besar pengertian pendidikan dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Pendidikan
b. Teori umum pendidikan
c. Ilmu pendidikan
Pengertian yang pertama mengacu kepada pendidikan pada umumnya, yaitu
pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat umum. Pendidikan seperti ini sudah ada
semenjak manusia ada di muka bumi.
Pekerjaan mendidik mencakup banyak hal, yaitu segala sesuatu yang bertalian
dengan perkembangan manusia. Mulai dari perkembangan fisik, kesehatan,
keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan
iman, semuanya ditangani oleh pendidik. Berarti mendidik membuat manusia
menjadi lebih sempurna membuat manusia meningkatkan hidupnya dari kehidupan
alamiah menjadi berbudaya. Mendidik adalah membudayakan manusia.
2
Pendidikan dan Lapangan Kerja 2020
Setelah itu teori umum pendidikan, Konsep ini berasal dari pandangan John
Dewey, seorang ahli pendidikan di abad ke-19 di Amerika Serikat. Dia mengatakan
pendidikan itu adalah the general theory of Education. Di bagian lain dia juga
mengatakan filosofi is the general theory of Education. Di sini tampak bahwa John
Dewey tidak membedakan filsafat pendidikan dengan teori pendidikan, atau filsafat
pendidikan disamakan dengan teori pendidikan. Sebab itu ia mengatakan pendidikan
adalah teori umum pendidikan.
Teori ini hanya menjelaskan prinsip-prinsip mendidik secara umum, seperti
didaktik atau metodik khusus, yang pada zaman sekarang lebih dikenal sebagai PBM
atau proses belajar mengajar. Proses ini menitikberatkan upaya agar materi pelajaran
atau pendidikan mudah diamati, diinternalisasi, dihayati, ditransfer dan dilaksanakan
dalam kehidupan nyata.
Sesudah membahas pendidikan secara umum dan teori umum pendidikan,
tibalah waktunya untuk menguraikan pendidikan sebagai suatu ilmu. Pandangan ini
berasal dari Eropa Barat, khususnya Belanda dengan ahli pendidikannya yang
terkenal bernama Langeveld. Di negeri ini pendidikan secara resmi diakui sebagai
ilmu pengetahuan atau ilmu pendidikan pada tahun 1925. Ilmu pendidikan sebagai
instrumen yang utuh seperti ini dilaksanakan di negara-negara yang memiliki tujuan
pendidikan yang sudah tetap, seperti Indonesia misalnya, sebab tujuan pendidikan
yang tetap membutuhkan instrumen yang utuh atau yang tetap juga.
Ilmu pendidikan dibentuk oleh sejumlah cabang ilmu yang terkait satu dengan
yang lain membentuk suatu kesatuan. Masing-masing cabang ilmu pendidikan
dibentuk oleh sejumlah teori. 1
Cabang-cabang ilmu pendidikan yang dimaksud adalah:
1). Pendidikan teoritis
2). Sejarah pendidikan dan perbandingan pendidikan
3). Pengembangan kurikulum
1
Made Pidarta, Landasan Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 1-7.
3
Pendidikan dan Lapangan Kerja 2020
4
Pendidikan dan Lapangan Kerja 2020
dalam arti dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas segala tindakannya
menurut pilihannya sendiri. Sementara itu undang-undang RI nomor 20 tahun 2003
mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran Sehingga peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya 2untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari 3 definisi mendidik tersebut, ternyata dua diantaranya membatasi
pendidikan sampai dengan dewasa. Artinya kalau seseorang sudah dewasa dalam arti
sudah bisa berdiri sendiri dan bertanggung jawab Susila atas segala tindakan yang
dipilihnya sendiri, baik untuk kepentingan diri maupun sosial, maka pendidikan
dihentikan. Sementara itu satu definisi yang baru tidak membatasi sampai umur
berapa seseorang layak untuk dididik. Kata untuk masa yang akan datang juga
mengacu kepada tidak adanya pembatasan umur seseorang untuk dididik. Jadi
pendidikan itu berlangsung seumur hidup bahkan juga termasuk pendidikan dalam
kandungan.
Perlu pula ditekankan disini bahwa pendidikan itu bukanlah sekedar membuat
peserta didik menjadi sopan, taat, jujur, hormat, setia, sosial, dan sebagainya. Tidak
juga bermaksud hanya membuat mereka tahu ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
serta mampu mengembangkannya. Mendidik adalah membantu peserta didik dengan
penuh kesadaran, baik dengan alat atau tidak, dalam kewajiban mereka
mengembangkan dan menumbuhkan gigi untuk meningkatkan kemampuan serta
peran dirinya sebagai individu, anggota masyarakat dan umat Tuhan. Mendidik
adalah upaya menciptakan situasi yang membuat peserta didik mau dan dapat belajar
atas dorongan diri sendiri untuk mengembangkan bakat, pribadi dan potensi-potensi
lainnya secara optimal ke arah yang positif. Definisi ini menyebabkan isu yang
mengatakan pendidikan bukan ilmu (karena semua orang bisa mendidik). Sebab
2
Ibid, h. 8-11.
5
Pendidikan dan Lapangan Kerja 2020
dalam definisi ini hanya orang yang profesional dalam pendidikan saja yang dapat
menciptakan situasi belajar yang kondusif seperti tersebut di atas.3
3
Ibid, h. 11-12.
6
Pendidikan dan Lapangan Kerja 2020
4
Alam S, Ekonomi, (Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2007), h. 3-5.
7
Pendidikan dan Lapangan Kerja 2020
model nya perpindahan dari suatu macam kepada yang lain, soal dengan
pengalamannya selama dalam latihan.5
Sekolah diyakini menjadi penentu bagi keberhasilan pendidikan. Jika
berbicara mengenai pendidikan, tidak bisa dilepaskan dari diskusi tentang sekolah.
Oleh karena itulah, keberhasilan pendidikan selalu diukur dari bagaimana sekolah
menjalankan fungsinya sebagai tempat proses pembelajaran terjadi.
Sekolah yang berhasil dapat dilihat dari beberapa perspektif. Menurut Beck
dan Murphy, beberapa peneliti melihat sekolah yang sukses dari sudut pandang
prestasi tradisional siswa, dalam bentuk angket/result oriented. Dengan kata lain,
sekolah yang sukses dilihat dari nilai yang diraih siswa.6
Yang tidak diragukan pula bahwa program pengajaran, metode latihan dan
cara penilaiannya yang bermacam-macam yang dihadapi individu, mempunyai
pengaruh besar dalam bidang pendidikan dan pengajaran, selama semuanya kaya,
subur dan menarik perhatian serta merangsang untuk berpikir sehat.sesuai pula
dengan kesempatan yang diberikan kepada pembimbing untuk mendalami tugasnya
dan membina bimbingannya atas dasar yang sehat, juga tergantung kepada
kesempatan yang diberikan untuk datang dengan perbendaharaan. kaya dengan
pengalaman, pengetahuan, adat dan cara berpikir yang hidup yang menjadikannya
lebih mampu mendapat manfaat dari bimbingan dan untuk bereaksi dengan cara yang
aktif.
5
Nana Supriatna, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2006), h.
292.
6
Ahmad Juhaidi, Arah Baru Kajian Administrasi Pendidikan, (Banjarmasin: Antasari Press,
2019), h. 49.
8
Pendidikan dan Lapangan Kerja 2020
9
Pendidikan dan Lapangan Kerja 2020
C. KESIMPULAN
Definisi pendidikan menurut Dewantara yang mengatakan bahwa pendidikan
adalah menentukan segala kekuatan kuadrat yang ada pada anak-anak agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat mendapat keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Adapun hubungan, antara kesempatan kerja dan lapangan kerja adalah
tersedianya lapangan kerja bagi angkatan kerja yang membutuhkan pekerjaan.
Kesempatan kerja di Indonesia di jamin dalam Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 yang
berbunyi: “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak”. Dari bunyi Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 itu jelas bahwa pemerintah Indonesia
bertanggung jawab atas penciptaan lapangan kerja. Pemerintah berusaha menciptakan
lapangan kerja bagi setiap warga negara karena penciptaan lapangan kerja
berhubungan dengan peningkatan pendapatan per kapita sekaligus pendapatan
nasional.
Untuk menciptakan lapangan kerja yang banyak sangat bergantung pada
pesatnya tabungan Nasional yang di investasikan. Sementara tabungan Nasional
(tabungan suasta dan tabungan pemerintah) sangat bergantung pada pendapatan
Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
7
Ibid., h. 292.
10
Pendidikan dan Lapangan Kerja 2020
Supriatna, Nana dkk.. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Grafindo Media Pratama,
2006.
Hana, Attia Mahmud. Bimbingan Pendidikan dan pekerjaan. Jakarta: Bulan Bintang.
1978.
11