Anda di halaman 1dari 36

UNJUK KINERJA GURU BK DALAM

MENINGKATKAN WAWASAN DAN KESIAPAN


KARIR PADA SISWA KELAS 12 DI MAN 1 PATI

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Penyelesaian Tugas Akhir
Dalam Bidang Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam (BKPI)

Oleh:
MOH FAIQUR ROSYAD D
NIM 1911010050

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan seluruh aspek


kehidupan manusia di Indonesia ekonomi, sosial, teknologi, keamanan,
keterampilan, akhlak mulia, kesejahteraan, budaya, dan kejayaan bangsa serta
seluruh aspek kehidupan manusia. Namun, industri pendidikan tidak
menginginkan pendidikan nilai dijadikan sebagai alat kontrol dan evaluasi jika
nilai moral, norma, dan aturan tidak dimasukkan ke dalam pendidikan
nasional sebagai alat koreksi kemajuan pendidikan dan mengatasi hambatan
internal dan eksternal. Program pendidikan harus mencerminkan waktu dan
didasarkan pada kehidupan yang dinamis, bukan statis, dengan tujuan definitif
untuk menyempurnakan orang di depan.1

Pendidikan pada dasarnya merupakan faktor penting bagi masyarakat


karena dapat memainkan peran yang sangat dominan dalam mendidik
masyarakat. Ketika membahas tentang pendidikan, terutama jika
mempertimbangkan hubungan membahas pendidikan, terlihat jelas betapa
pentingnya peran masyarakat dalam pendidikan. Pendidikan yang
membangun spiritualitas dan jati diri manusia. Itu tidak cukup berakhir di
sini.2 Berbagai kegiatan ilmiah seperti seminar dan diskusi dilakukan secara
terus menerus untuk menemukan objek dan desain pendidikan yang dirasa
pantas, membebaskan manusia dari sikap selalu menggunakan benda, dan
membebaskan manusia dari ketuhanan melalui pendidikan. Tujuan pendidikan
yang dapat dicapai adalah seperti terbentuknya kepribadian yang sempurna
sebagai individu dan manusia sosial, sebagai abdi lingkungan dan abdi yang
taat. Pankreas Tuhan Yang Mahakuasa.
1
DodiIlham, Menggagas Pendidikan Nilai dalam Sistem Pendidikan Nasiona, Vol.08.No.03,
Jurnal Kependidikan, (Agustus 2019, No 109.)
2
Ibid, h. 109-111

1
Diyakini bahwa orang yang berkembang sepenuhnya dapat menghadapi
masalah atau perubahan apa pun dalam komunitas di sekitar mereka. Selain
itu, manusia seutuhnya diharapkan mampu menjawab tantangan dan
perubahan secara dinamis. Perkembangan manusia yang utuh tidaklah mudah;
proses pengembangan penuh dengan kegagalan dan hambatan. Manusia, baik
secara kelompok maupun individu, dapat menjadi sumber dari banyak
kegagalan dan hambatan.3

Menurut Iwan Syahril, transformasi pendidikan Indonesia setidaknya


berpedoman pada lima prinsip utama, yaitu: Pertama, kreativitas dan
imajinasi siswa tidak boleh dibatasi oleh pendidikan; Kedua, siswa yang tidak
terpengaruh oleh buku pelajaran dan soal ujian tidak boleh dikucilkan dari
pendidikan; Ketiga, pendidikan memberikan contoh bagaimana norma dan
nilai masyarakat secara konsisten diterapkan dalam ucapan, tindakan, dan
perilaku. Itu tidak boleh menjadi contoh penipuan apa pun, termasuk kolusi,
korupsi, atau manipulasi; Keempat, membangun bangsa yang Bhineka
Tunggal Ika mensyaratkan inklusi pendidikan.

Pendidikan dilarang menebar kecurigaan, permusuhan, kebencian, dan


permusuhan antar kelompok atau bangsa, tanpa memandang suku, ras,
golongan, kekayaan, atau agama; kelima, semua pendidik harus berkontribusi
pada pengembangan budaya belajar. Siswa terus mencari informasi terbaru
dan metode pengajaran yang inventif dan efisien.4 Kurikulum 2013 merupakan
tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi yang pertama kali
dikembangkan pada tahun 2004 dan Kurikulum KTSP 2006 yang
mengintegrasikan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan diarahkan
untuk mencapai kompetensi yang seimbang antara sikap. dan keterampilan,
serta memiliki metode pembelajaran. yang tampaknya mampu mengatasi lima

3
Prayitno, Dkk, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, ( Rineka Cipta :Jakarta,1994), h. 32
4
Syahril, Iwan. Proklamasi dan Transformasi Pendidikan di Indonesia Abad 21,
http://edukasi.kompasiana.com/ 2013/ 08/ 18/proklamasi- dan-transformasipendidikan-indonesia-
abad-ke-21-585038. html (laman diakses tanggal 01 januari 2023).

2
pilar transformasi pendidikan yang disebutkan sebelumnya dan
menyenangkan dan komprehensif.

Pendidikan adalah usaha yang tidak pernah berhenti. Individu tidak


berhenti setelah menyelesaikan suatu kegiatan atau program pendidikan. Dia
terus maju dalam program dan kegiatan pendidikan lainnya. Seperti bola salju
yang menggelinding, semakin besar semakin jauh. Setiap proses pendidikan
yang sukses menguntungkan siswa dengan memperkaya mereka,
meningkatkan kepribadian mereka, dan memberikan mereka izin untuk
menjadi manusia yang utuh. Begitu pula dengan hasil konseling dan
bimbingan. Hasil pelayanan tidak berakhir ketika satu hal itu tercapai; mereka
juga harus terus digulirkan untuk mendapatkan hasil selanjutnya. Namun,
sebagai hasil dari pendidikan, individu yang berkecimpung dalam bisnis dan
pendidikan tidak akan dapat melaksanakan program tersebut. Berhubungan
secara tangensial dengannya. Individu yang berhasil menyelesaikan konseling
dan bimbingan tidak perlu diminta untuk kembali ke program atau menerima
pendampingan tambahan. Akibatnya, istilah “bimbingan dan konseling terus
menerus” tidak mengacu pada praktik membimbing orang yang sama secara
berulang-ulang.5

Sebelum kita masuk ke pembahasan penelitian tentang “wawasan dan


kesiapan karir siswa” ada baiknya kita harus tau dulu apa itu bimbingan dan
konseling dan bagaimana cara kerja guru BK disekolah sehingga tidak ada
kesalah pahaman di kalangan siswa sekolah serta guru BK, bimbingan dan
konseling adalah guru yang berperan sebagai teman siswa disekolah, tempat
berkeluh kesah, tentang permasalahan yang sedang dihadapi, tidak seperti
anggapan siswa yang menganggap guru BK adalah polisi sekolah, orang yang
angkuh dan sebagainya.6

5
Ibid, h. 185.
6
Mokhamad, Najlatun, Retno, Kinerja Guru Bimbingan Dan Konseling Sma Kota Surabaya Dan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Vol. 6, No. 1, Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia,
(Maret 2021), h. 32.

3
Proses bimbingan konseling merupakan suatu pendampingan yang
melibatkan guru profesional sebagai guru BK, atau pelibatan guru agama di
dalamnya, dengan peserta didik yang membutuhkan bimbingan guru BK
secara totalitas, meliputi seluruh potensi dan tren perkembangan, dinamika
kehidupan, permasalahan dan dinamika interaksi, serta berbagai elemen yang
ada. Ketika seorang siswa menghadapi suatu masalah berupa masalah pribadi,
sosial, penelitian dan yang berhubungan dengan pekerjaan. Pada saat itu,
beberapa individu dan mahasiswa mampu menyelesaikan masalahnya sendiri
tanpa bantuan pembimbing mahasiswa.Dari faktor lain, individu yang
membutuhkan bantuan kehadiran seorang guru BK untuk memecahkan suatu
masalah dan membutuhkan bimbingan dan konseling merupakan sarana yang
tepat untuk membantu siswa yang membutuhkan pemecahan masalah dari
suatu masalah yang dihadapi.7

Masa remaja menandai titik balik antara masa kanak-kanak dan masa
dewasa. Remaja dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugas perkembangan
yang berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan kemampuan yang mereka
perlukan untuk melakukan transisi. Salah satu tugas perkembangan yang harus
diselesaikan pada masa remaja adalah memilih dan mempersiapkan karir dan
pekerjaan, atau merencanakan karir masa depan. Mengingat remaja telah
mempertimbangkan persyaratan yang ingin dipenuhi untuk mencapai tujuan
hidupnya, maka penguasaan keterampilan karir menjadi sangat pentingMelalui
minat karir, remaja sering belajar untuk membedakan antara pilihan pekerjaan
yang disukai dan yang diinginkan di masa depan.8

Dalam hal ini, para siswa adalah remaja yang dengan tulus ingin memilih
jalur karier yang tepat. untuk membantu para siswa ini mencapai standar hidup
yang lebih tinggi di masa depan yang sesuai dengan kemampuan dan minat
mereka. Siswa dapat menghindari kesulitan membuat keputusan karir jika

7
Erman Amti dan Prayitno, dasar-dasar bimbingan dan konseling, (Jakarta: Pt. Rineka cipta,
2015), h. 92.
8
Kamaludin, Bimbingan dan Konseling sekolah, Vol. 17, No. 4, Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, (Juli 2012), h. 448.

4
mereka memiliki pengetahuan tentang topik yang berhubungan dengan karir.
Dalam hal ini, memahami kondisi sosial bukanlah satu-satunya persyaratan
bagi siswa untuk akhirnya membuat pilihan karir yang bijak.. Pada tahun
1908, Frank mendirikan sebuah organisasi dengan misi membantu kaum muda
dalam mencari pekerjaan. Pada saat itu, bimbingan karier dipandang sebagai
cara untuk mencocokkan sifat pribadi seseorang dan faktor -faktor untuk
pekerjaan yang tersedia. Frank Person telah lama dikenal sebagai pionir dalam
bimbingan karir, bahkan sebelum dia mengajukan idenya.9

Rakyat Indonesia diperbudak oleh penjajah sebelum kemerdekaan,


terutama selama kolonialisme Belanda dan Jepang. Ini menghambat kemajuan
karier mereka. Filosofi mendasar KH Dewantara yang terkenal, yang
berbunyi: Ing Ngarso Sing Tulodo, Ing Madya Mangun Karis, Tut Wuri
Handayani, “Dari segi hidayah, pada dasarnya inilah dasar pelaksanaan
hidayah. Atas dasar itu, peserta didik terlayani untuk mandiri melalui prinsip
keteladanan dan bimbingan.” Bimbingan karir membantu orang bersiap -siap
untuk tempat kerja, memilih bidang pekerjaan, posisi, atau profesi tertentu,
mempersiapkan posisi itu, dan beradaptasi dengan tuntutan pekerjaan yang
berbeda. Atas dasar pemahaman ini, dimungkinkan untuk menarik kesimpulan
bahwa bimbingan karir dapat bermanfaat sebagai bentuk bantuan yang
diberikan oleh pengawas kepada siswa atau siswa yang dibimbing dalam
mengatasi masalah karir.10

Salah satu cara siswa dapat mendapatkan bantuan merencanakan karier


mereka dan membuat keputusan tentang diri mereka sendiri adalah melalui
layanan bimbingan karir dalam layanan bimbingan dan konseling. Ini
menunjukkan bahwa siswa harus memahami kekuatan, potensi, minat,
kepribadian, dan prestasi mereka sendiri. Akibatnya, siswa belajar tentang
informasi dan fakta tentang pekerjaan, pengembangan sosial pribadi, dan
pendidikan melalui layanan bimbingan karir. untuk memungkinkan siswa
9
Kamaludin, Bimbingan dan Konseling sekolah, Vol. 17, No. 4, Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, (Juli 2012), h. 450.
10
Fitri, Ahyar, Hapni,. Dkk, Pemberian Layanan Bimbingan dan Konseling Karir di SMA Cerdas
Murni, Vol. 5, No. 1, Jurnal Pendidikan Dan Konseling, (Tahun 2023), h. 2060.

5
merencanakan dan mengelola kehidupan mereka sendiri. Secara alami,
perusahaan pendidikan, khususnya sekolah menengah, dapat mengandalkan
fakta yang disebutkan di atas untuk mempersiapkan lulusan yang: inventif,
mandiri; diarahkan untuk tindakan, manajemen, semangat eksperimental, dan
karyawan pekerja keras.11

Prinsip pengembangan karir berikut antara lain didasarkan pada teori


Hoppock dan Donald E. Super yang dianggap penting dalam rangka
mempersiapkan karir di sekolah:12

1. Kemampuan, minat, dan kepribadian individu berbeda-beda.


2. Pekerjaan yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan atau sesuai
kebutuhan.
3. Proses memilih pekerjaan dimulai ketika kita pertama kali menyadari
bahwa itu dapat membantu kita dalam memenuhi kebutuhan kita.
4. Preferensi individu untuk konsep diri dan keterampilan kejuruan
bervariasi. Penyesuaian dan pilihan adalah proses yang berkelanjutan.
5. Jika mereka secara intelektual diarahkan ke tujuan tertentu, permintaan
yang muncul mungkin dapat diterima.
6. Jika seseorang lebih mampu memprediksi bagaimana posisi masa
depan akan memenuhi kebutuhannya, pemilihan posisi, pekerjaan, atau
karir akan lebih baik.

Setiap tanggapan memerlukan kombinasi unik dari keterampilan,


minat, dan sifat kepribadian. Butuh waktu untuk membuat keputusan dan
mengubah posisi seseorang. Ada lima tahapan dalam proses memilih dan
mengembangkan karir:13

1) Pertumbuhan
2) Ekploriasi

11
Wibowo, A. Pendidikan Kewirausahaan: Konsep dan Strategi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), h.
87
12
Zainal, A to Z Bimbingan dan Konseling Karier Konsep, Teori, dan Aplikasinya. (Yogyakarta:
CV. ANDI OFSET, 2021), h. 75-82.
13
Ibid, h. 82

6
3) Kemampanan
4) Pemeliharaan
5) Kemunduran

Alasan peneliti mengambil judul ini mengapa di MAN 1 PATI karena


saya PPL di MAN 1 PATI. Ketika saya PPL di sekolah tersebut ternyata Guru
BK/Konselor dalam memberi keputusan karir siswa kelas 12 sangat efektif.
Padahal kelas 12 hanya memiliki 2 BK yang muridnya hampir berjumlah 1000
siswa, meskipun peserta didik terkadang kurang berkomunikasi terhadap BK
tersebut tapi, layanan yang diberikan tetap evektif. Berdasarkan penjelasan
latar belakang di atas, maka layanan konseling konselor bagi siswa kelas XII
yang masih ragu dengan karirnya masih efektif berapapun jumlah siswanya.
Alhasil, peneliti berkesimpulan bahwa penelitian dengan judul “Kinerja Guru
BK dalam Meningkatkan Wawasan dan Kesiapan Karir Siswa Kelas 12 MAN
1 PATI” perlu dilakukan.

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan konteks pada penelitian di atas, maka peneliti fokus pada
beberapa hal-hal sebagai berikut:
1. Bagaiman program yang diberikan guru bimbingan dan konseling
dalam meningkatkan wawasan dan kesiapan karir siswa kelas 12 di
MAN 1 PATI ?
2. Saat berhadapan dengan siswa yang masih ragu dengan karir masa
depan mereka, tanggung jawab apa yang dimiliki guru BK?
3. Apa saja kendala dan solusi guru BK dalam melaksanakan progam
kinerja meningkatkan wawaasan dan kesiapan karir kelas 12 di MAN 1
PATI ?

C. Rumusan Masalah

7
Berdasarkan dengan latar belakang masalah yang dijelskan diatas maka
peneliti menetapkan rumusan masalah yang akan diteliti yaitu :

1. Bagaimana proses guru bimbingan dan konseling dalam menjalankan


perencanaan layanan untuk Meningkatkan Wawasan dan Kesiapan
Karir Siswa Kelas 12 di MAN 1 PATI?
2. Bagaimana cara guru bimbingan dan konseling dalam mengevaluasi
bimbingan Wawasan Dan Kesiapan Karir Siswa Kelas 12 di MAN 1
PATI?
3. Bagaimana Wawasan dan Kesiapan Karir siswa Kelas 12 di MAN 1
PATI?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan peneliti
melakukan penelitian ini adalah “Mengetahui Kinerja Guru Bk Dalam
Meningkatkan Wawasan Dan Kesiapan Karir Siswa Kelas 12 di MAN 1 PATI
dan mengetahui bagaimana Guru Bimbingan dan Konseling dalam
mengupayakan terbentuknya Wawasan dan Kesiapan Karir di MAN 1 PATI”.

E. Manfaat Penelitian
Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari temuan
penelitian ini, sebagaimana ditentukan oleh penelitian sebelumnya:
1. Manfaat Teoritis

Dalam memberikan pelayanan terkait bidang ilmu dan kesiapan


karir bagi siswa kelas 12 MAN 1 PATI, dapat menjadi pertimbangan
manfaat bagi peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian memiliki manfaat praktis bagi penerapan


bimbingan karir, adapun manfaat praktis tersebut yaitu:

a. Siswa

8
Siswa mampu memahami layanan bimbingan karir dan menyusun
strategi karir yang mempertimbangkan keterampilan dan minat
mereka..
b. Guru Bimbingan dan Konseling
Terkait layanan bimbingan karir, guru bimbingan dan konseling
memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas profesinya.
c. Sekolah
Sekolah dapat menerapkan berbagai kebijakan untuk mendukung
program bimbingan dan konseling mereka sehubungan dengan
layanan bimbingan karier berbasis sekolah.
d. Peneliti
Peneliti dapat memperoleh pengalaman bekerja dengan layanan
bimbingan karir di sekolah dan belajar lebih banyak tentang
layanan bimbingan karir sehingga mereka dapat menggunakannya
di dalam kelas.

F. Sistematika Penulisan
Agar pembahsan dalam penelitian ini tetap terfokus pada pokok
permasalahan dan tidak meluas ke permasalahan lain, maka peneliti
menggunakan metode penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Peneliti membahas latar belakang, rumusan, tujuan, dan penggunaan
penulisan, serta sistematika penulisan dalam bab ini. Selain itu, teori Hoppock
dan Donald E. Super menjadi landasan bagi penjelasan teori tentang prinsip-
prinsip pengembangan karir yang disajikan di bawah ini.

BAB II KAJIAN LITERATUR

Peneliti memaparkan penelitian terdhulu dan teori-teori yang berkaitan


dengan judul penelitian pada bab penelitian ini, yang selanjutnya akan
digunakan untuk menganalisis permasalahan yang sedang terjadi. Kinerja guru

9
BK, bimbingan karir, wawasan, dan kesiapan karir dibahas dalam kajian teori
ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memberikan gambaran tentang tahapan metode penelitian peneliti,


meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, instrumen
penelitian, sampel dan sumber data, metode pengumpulan dan analisis data,
serta metode verifikasi keabsahan. dari data.

10
BAB II

KAJIAN LITERATUR

A. Kajian Teoritis
1) Kinerja Guru Bimbingan dan Konseling
Kemampuan seorang guru untuk mendemonstrasikan keterampilan atau
kompetensi yang dimilikinya dalam dunia kerja nyata disebut dengan kinerja
guru. Pembelajaran siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas adalah
lingkungan pengajaran dunia nyata. Kinerja guru mengacu pada keseluruhan
upaya guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dan mencapai tujuan
pendidikan, termasuk semua kegiatan yang terkait dengan tanggung jawab
mereka sebagai guru. Mengajar, mendidik, mengarahkan, melatih,
mengevaluasi, dan menilai peserta didik termasuk tanggung jawab profesional
guru. Dengan demikian, penampilan seorang pendidik adalah pekerjaan yang
dilakukannya dalam mengajar, mengajar, mengkoordinasi, mengarahkan,
mempersiapkan, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Contoh indikator
kinerja guru termasuk pencapaian guru, pendekatannya terhadap proses
pembelajaran, evaluasinya tentang hasil pembelajaran, evaluasinya tentang
pembelajaran tindak lanjut, dan hasil dari pekerjaannya.14

Guru mata pelajaran seringkali fokus pada kinerja guru BK. Diharapkan
guru BK dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan sekolah,
khususnya yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa. Demikian pula guru
mata pelajaran berharap agar guru bimbingan konseling dapat membantu
siswa dalam menyelesaikan masalah sehingga mereka dapat dengan mudah
mengikuti pembelajaran di kelas. 15

14
Ayu , Nani, Pengembangan profesi guru dalam meningkatkan kinerja guru (Professional
development of teachers in improving the performance of teacher), Vol. 2 No. 2, Jurnal
Pendidikan Manajemen Perkantoran, (Juli 2017), h. 204.
15
Mokhamad, Najlatun, Retno, Kinerja Guru Bimbingan Dan Konseling Sma Kota Surabaya Dan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Vol. 6, No. 1, Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia,

11
Guru bimbingan dan konseling di sekolah harus menanggapi dengan cara
yang memenuhi kebutuhan siswa mereka untuk membantu mereka
merencanakan karir, sekolah, masalah sosial, dan masalah pribadi. Bimbingan
dan konseling adalah upaya berkelanjutan, terencana, metodis, objektif, dan
logis untuk membantu siswa atau klien dalam mengembangkan kemandirian
hidup yang lebih besar.16

Kinerja adalah sejauh mana hasil tugas tertentu telah dicapai. Mancines
mengatakan bahwa kinerja seorang karyawan diukur dengan kualitas dan
jumlah pekerjaan yang dia lakukan dalam melaksanakan tanggung jawab yang
ditugaskan. Kinerja organisasi adalah jumlah kinerja individu dan kelompok,
dan kinerja individu adalah bagian dari pekerjaan karyawan tentang standar
tertentu, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.17

Guru diharapkan berkinerja baik karena mereka berada di garis depan


pendidikan. Seorang guru harus berperilaku profesional jika mereka ingin
menghasilkan pekerjaan dengan kualitas tinggi. Kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, kesehatan fisik dan spiritual, dan kapasitas
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional adalah salah satu persyaratan bagi
pendidik profesional. Proses pengajaran dan pembelajaran, terutama tanggung
jawab guru untuk kualitas pendidikan. Akibatnya, meningkatkan
profesionalisme guru sangat penting.18
Bimbingan dan konseling konseling mensyaratkan semua aspek dari tugas
utama perencanaan layanan konseling, menyediakan layanan konseling,
mengevaluasi layanan tersebut, melaporkannya, dan menindaklanjutinya.
1) Seorang pengawas atau guru penasihat dapat menunjukkan fondasi
ilmiah dan sifat layanan konseling di jalur, jenis, dan tingkat pendidikan untuk
perencanaan layanan konseling. 2) Guru dan konselor BK dapat

(Maret 2021), h. 32-33.


16
Ibid, h. 33
17
Hanung, Kinerja Guru BK dalam Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling
Komprehensif. Vol. 1. No. 2. Jurnal Bimbingan dan Konseling. (April 2019), h. 37.
18
Lusinopyanti, Kinerja Profesional Keguruan,Tentang Kinerja Profesional Keguruan, (Jakarta 3
oktoer 2017), h. 23.

12
merencanakan dan memilih instrumen, menganalisis data, menempatkan
penilaian ke dalam tindakan, dan menggunakan hasil penilaian tersebut. 3)
Konselor dan guru BK dapat membuat program BK yang menjadi indikator
kinerja dimensi tugas perencanaan layanan konseling.19
Keberadaan guru BK tidak dapat dipisahkan dari guru secara keseluruhan.
Sistem Pendidikan Nasional Studi Guru BK sebagai hasilnya. Tanggung
jawab utama seorang pendidik profesional tidak hanya untuk
menginstruksikan siswa, tetapi juga untuk melatih, secara langsung, dan
mengevaluasinya. Pendidikan Sekunder dan Dasar (UU No. 14 tahun 2005).
Jelas, kehadiran guru saat ini menjanjikan besar untuk pengembangan
pendidikan nasional, tetapi hanya jika mereka kreatif dalam meningkatkan
standar profesional mereka, termasuk guru BK, sesuai dengan peran dan
tanggung jawab mereka.20
Keterampilan yang terkait dengan penguasaan materi pembelajaran dan
bidang studi yang luas dan mendalam disebut sebagai kompetensi profesional.
Termasuk penguasaan ilmiah dan substansi kurikulum sekolah, serta
dimasukkannya wawasan ilmiah sebagai guru. Kompetensi sosial merujuk
pada kapasitas pendidik untuk komunikasi dan interaksi yang efektif dengan
siswa, pendidik lain, staf pendidikan, orang tua/wali, dan masyarakat secara
keseluruhan.21

Seseorang yang memiliki pemahaman, pengetahuan, sikap, dan


keterampilan untuk membimbing tidak hanya siswa bermasalah, tetapi juga
anggota masyarakat yang membutuhkan bantuan dalam memecahkan masalah,
dikenal sebagai konselor atau guru bimbingan dan konseling. Konselor atau
guru bimbingan dan konseling merupakan profesi yang berkembang di
Indonesia, baik dari segi masyarakat secara keseluruhan maupun lingkungan

19
Hanung, Kinerja Guru BK dalam Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling
Komprehensif, Vol. 1, No. 2, Jurnal Bimbingan dan Konseling, (April 2019, No 38).
20
Mokhamad, Najlatun, Retno, Kinerja Guru Bimbingan Dan Konseling Sma Kota Surabaya Dan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Vol. 6, No. 1, Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia,
(Maret 2021, No 33).
21
Badrun Kartowagiran, Kinerja Guru Profesional (Guru Pasca Sertifikasi) (Cakrawala
Pendidikan November 2011, No 32).

13
pendidikan. Kehadiran seorang konselor atau guru akan bermanfaat bagi
setiap orang yang menggunakan layanan ini. Guru bimbingan dan konseling
dan konselor harus menunjukkan kinerja profesionalnya dengan, menampilkan
diri sebagai konselor denganrencana yang jelas, menjaga sikap profesional,
berkerja secara evektif dan memahami tanggung jawab mereka, dan memahmi
serta mengembangkan kompetensinya untuk mengevaluasi kinerja, standar
kompetensi yang harus dimiliki oleh masing -masing guru BK dapat
digunakan.22

Hubungan antara guru bimbingan dan guru konseling dan proses


bimbingan dan konseling didasarkan pada fakta bahwa bimbingan dan
konseling mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi kegiatan
bimbingan dan konseling, yang merupakan risiko yang dibagikan oleh guru
bimbingan dan konseling guru.23 Progam kinerja profesional banyak
ditentukan oleh standar akademik dan lembaga profesional yang mengawasi
perkembangan pribadi seorang konselor. Sebagai seorang guru pembimbing
atau konselor, Anda perlu memiliki wawasan yang luas dan kemampuan untuk
menerapkan berbagai teori yang dikenal kreatif dalam mengembangkan
potensi siswa dan siswa yang dibutuhkan untuk masa depan. Konselor
profesional tidak dinilai hanya berdasarkan potensi akademis mereka;
sebaliknya, mereka harus saling terkait dengan sikap pribadi dan sosial. di
depan mereka.24

Keadaan ini diperparah dengan masih banyaknya konselor sekolah


yang tidak banyak mengetahui tentang bimbingan dan konseling (guru BK
bukan berasal dari jurusan Bimbingan dan Konseling), sehingga menimbulkan
masalah baru dalam dunia pendidikan, khususnya bagi guru Bimbingan dan
Konseling.25 Layanan dukungan pengembangan pribadi-sosial menjadi
22
Daryanto, Mohammad Farid, Bimbingan Konseling Panduan Guru BK dan Guru Umum,
(yogyakarta: Gava Media, 2015), h. 123.
23
Mochamad Nursalim, Pengembangan Profesi Bimbingan dan Konseling, (Malang:
Erlangga, 2015), h. 84
24
Irmansyah, Kinerja Guru Bimbingan Konseling Islam di Sekolah, Vol. 2, No. 1, AL-IRSYAD:
Jurnal Bimbingan Konseling Islam , (Juni 2020), h. 4-5.
25
Ibid, h. 5.

14
tanggung jawab guru BK; akademik; dan karir mahasiswa yang
mempertimbangkan motivasi seseorang untuk memberikan pelayanan di
samping latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja mereka; bersedia
melayani; kepuasan kerja, serta kesempatan untuk menghadiri acara
profesionalisasi seperti pertemuan ilmiah; seminar; pelatihan; magang;
Pengembangan keprofesian guru BK atau kegiatan lain untuk pertumbuhan
keilmuan.26

2) Bimbingan dan Konseling Karir


Bimbingan karir atau bimbingan jabatan adalah jenis pendidikan karir atau
pendidikan jabatan, itu juga harus difokuskan untuk membantu kaum muda
mengembangkan karir mereka. Pendidikan kejuruan memiliki arti penting
baik bagi lingkungan pendidikan sekolah maupun masyarakat secara
keseluruhan karena bertujuan untuk membantu semua individu dalam
mengenali lapangan pekerjaan yang terbuka dan memberikan tujuan hidup
yang positif..27
Arahan profesi yang disinggung oleh Winkel dan Hastuti adalah tindakan
untuk mencapai tujuan pelatihan kata terkait. Tanggung jawab pengarahan di
sekolah sangat menentukan penyelenggaraan pengarahan kejuruan dengan
menyediakan berbagai program studi sebagai landasan untuk masuk ke dunia
kerja. Tugas pengarahan profesional adalah mengetahui dan memahami diri
sendiri, mengetahui apa yang sudah dimiliki, dan mengetahui pekerjaan apa
yang ada dan persyaratan apa yang diharapkan dari mereka. Siswa dapat
menggabungkan kemampuan atau potensi seseorang dengan persyaratan tugas
atau pekerjaan. Selain itu, faktor penting dalam menentukan jenis pekerjaan
adalah tingkat pendidikan.28 Contoh kegiatan pendampingan yang dapat
berlangsung kapan saja dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, di

26
Muya, Alif , Kinerja Guru BK dalam Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling
Komprehensif, Perbedaan Kinerja Guru Bimbingan dan Konseling dalam Menyelenggarakan
Konseling Individual Ditinjau dari Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman Bekerja, Vol. 4,
No. 1, Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, (Maret 2019).
27
Twi, Upaya Meningkatkan Perencanaan Karir Siswa Melalui Bimbingan Karir dengan
Penggunaan Media Modul, Vol. 3, No. 2, PSIKOPEDAGOGIA, (Tahun 2014), h. 64.
28
Twi, Vol. 3, No. 2, PSIKOPEDAGOGIA, (Tahun 2014), hlm. Op.Cit.

15
rumah, maupun di lingkungan sosial, antara lain guru membimbing siswanya,
orang tua membimbing anaknya, dan pemimpin membimbing warga yang
dipimpinnya melalui berbagai kegiatan. Proses pembinaan juga dapat
memanfaatkan media elektronik dan cetak. Pembinaan informal dapat
digunakan untuk menggambarkan pembinaan serupa jika format, isi, tujuan,
dan metode pelaksanaannya tidak jelas.29

Dengan perkembangan budaya manusia, muncul pula pedoman formal;


Rumusan sebenarnya dari bentuk, isi, dan tujuan aspek implementasi dapat
ditemukan di sini. Amerika Serikat adalah tempat dimulainya panduan formal
dalam bentuk aslinya, di mana Frank Parson mendirikan lembaga bimbingan
yang dikenal sebagai “bimbingan kejuruan” atau “bimbingan kerja” pada
tahun 1908. Karya Parson menjadi landasan terciptanya bimbingan di seluruh
dunia. , termasuk Indonesia.30

Suatu proses membantu seseorang dalam membuat pilihan yang mengubah


hidup secara signifikan dikenal sebagai bimbingan. Kegiatan yang membantu
siswa dalam menentukan jalur pendidikan atau jalur karir masa depan mereka
adalah contoh bimbingan.31 Yang dimaksud dengan “konseling” adalah
bantuan yang diberikan kepada individu dalam menyelesaikan persoalan hidup
dengan cara yang sesuai dengan keadaannya guna meningkatkan
kesejahteraannya.32 Istilah “bimbingan dan penyuluhan” kemudian diubah
menjadi “bimbingan dan konseling” pada tahun 1980-an. Modifikasi ini
dilakukan untuk menghindari meluasnya penggunaan istilah "konseling" tanpa
memahami sepenuhnya apa artinya. Kata bahasa Inggris "bimbingan dan
konseling" diterjemahkan sebagai "bimbingan dan konseling." Bergantung
pada perspektif dan titik asalnya, kedua istilah ini memiliki arti yang berbeda.

29
Suhertina, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseing, (Pekanbaru; Mutiara Pesisir Sumatra, 2014),
h. 1.
30
Ibid, h. 1.
31
Bakhrudin, Filosofi Keilmuan Bimbingan Dan Konseling, Vol. 2, No. 1, Jurnal Pendidikan,
(Tahun 2017), hlm, 2.
32
Zainal, Bimbingan dan Konseling, (Bandung; Yrama Widya, 2020), hlm. 3.

16
Perspektif para ahli tentang makna bimbingan dan konseling akan dibahas
pada paragraf berikut.33

Bimbingan karir merupakan sutu kegiatan bantuan layanan bimbingan


yang dilaksankan oleh pembimbing (termasuk konselor) dalam memberikan
berbagi pandangan, perencanaan karir, membuat keputusan dan penyesuaian
diri.34 Oleh karena itu, pemahaman, penerimaan, dan penyesuaian diri
terhadap diri sendiri dan tempat kerja merupakan aspek terpenting dalam
bimbingan karir. Mentor dapat membantu mereka yang menerima siswa
bimbingan karir dalam menangani dan menyelesaikan masalah karir mereka
sendiri di masa depan. Bimbingan karir bertujuan untuk membantu siswa
mengatasi tantangan terkait karir. Bimbingan seperti ini misalnya mengajarkan
siswa tentang karir, perguruan tinggi, cara melamar pekerjaan, dan
sebagainya. Makna profesi lebih pada pergantian peristiwa dan kemajuan
dalam kehidupan sehari-hari, termasuk pengajaran, pekerjaan, jabatan, dan
latihan tambahan.35

Bimbingan karir juga merupakan cara untuk membantu siswa dan dewasa
muda belajar tentang diri mereka sendiri dan dunia kerja, merencanakan masa
depan dengan kehidupan yang mereka inginkan, dan mengambil keputusan
bahwa pilihan tersebut adalah yang terbaik baginya mengingat situasinya dan
persyaratan pekerjaan atau kariernya.36 “Bimbingan karir” adalah upaya yang
dilakukan oleh konselor terlatih untuk membantu masyarakat, dalam hal ini
siswa agar lebih memahami diri dan lingkungannya dalam kaitannya dengan
pemilihan dan pengembangan karir yang akan ditempuh melalui serangkaian
sesi bimbingan dan konseling.37

33
Suhertina, Ibid., h. 1- 2.
34
Zainal 2021. A to Z Bimbingan dan Konseling Karier Konsep, Teori, dan Aplikasinya.
(Yogyakarta: CV. ANDI OFSET), h. 5.
35
Bili, Bimbingan Karir dalam Menumbuhkan Motivasi Entrepreneurship Peserta Didik, Vol. 6,
No. 4, Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam , (Desember
2018), h. 397.
36
Ibid, h. 398.
37
Afdal, Suya, Syamsu, Uman, Bimbingan Karir Kolaboratif dalam Pemantapan Perencanaan
Karir Siswa SMA, Vol. 2, No. 3, Jurnal Konseling dan Pendidikan , (November 2014), h. 2-3.

17
Bimbingan karir adalah nasihat tentang bagaimana mempersiapkan diri
untuk bekerja, memilih pekerjaan dan/atau profesi yang sesuai dengan
keterampilan dan minat seseorang, serta beradaptasi dengan tantangan,
inovasi, dan persaingan baru begitu seseorang memasuki bidang pekerjaan.
Karier yang digelutinya dibimbing, direncanakan, dan dikembangkan dengan
arah tersebut. Sebagai bagian dari pembinaan ini, pemahaman diri mengenai
jalur karir pekerjaan diperkuat. Memperkuat orientasi kerja dan informasi
karir untuk meningkatkan keahlian mereka, terutama dalam karir yang
membutuhkan keterampilan atau kemampuan terkini sehingga mereka dapat
mengikuti perubahan dalam pekerjaan atau profesi mereka terlibat dalam
informasi dan orientasi ke tempat kerja yang mendorong upaya peningkatan
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan
produktivitas kerja. Orientasi dan informasi tentang pendidikan atau pelatihan
yang lebih tinggi sehingga mereka dapat meningkatkan keterampilan mereka,
terutama pendidikan atau pelatihan yang relevan dengan karir yang
direncanakan dan kesulitan yang akan mereka hadapi dalam pekerjaan yang
membayar atau menaikkan gaji mereka.38

Kekuatan suatu karir akan ditunjukkan dengan penguasaan sejumlah


kompetensi fisik, sosial, intelektual, dan spiritual yang menunjang
keberhasilan karir individu. Kesuksesan karir dapat dibantu oleh hobi, profesi,
kegiatan sosial dan pribadi, agama, dan pendidikan. Karir mencakup setiap
aspek kehidupan, termasuk: 1) peran kehidupan seperti karyawan, anggota
keluarga, dan anggota masyarakat; 2) latar tempat seseorang tinggal, seperti di
rumah, di komunitas, di sekolah, atau di tempat kerja; 3) kejadian dalam
kehidupan seseorang, seperti memulai pekerjaan baru, menikah, berpindah
pekerjaan, kehilangan pekerjaan, atau berhenti. Ada beberapa tahapan dalam
proses pengembangan karir, yaitu :

(1) Sejak seseorang lahir sampai sekitar usia 15 tahun, tahap pertumbuhan
dimulai. Struktur citra diri (juga dikenal sebagai struktur konsep diri)
38
Fitri, Ahyar, Hapni,. Dkk, Pemberian Layanan Bimbingan dan Konseling Karir di SMA Cerdas
Murni, Vol. 5, No. 1, Jurnal Pendidikan Dan Konseling, (Tahun 2023), h. 2061.

18
terbentuk sebagai hasil dari potensi, perspektif, sikap, minat, dan kebutuhan
anak yang unik. Rentang usia untuk tahap penjajakan adalah antara 15 hingga
24 tahun. Kaum muda mempertimbangkan berbagai pilihan lain, tetapi mereka
belum membuat keputusan yang mengikat secara hukum. Rentang usia untuk
tahap kemapanan adalah antara 25 dan 44 tahun yang ditandai dengan upaya
gigih untuk memantapkan diri melalui kompleksitas pengalaman karir. 4).
Tahap perkembangan (pemeliharaan) dari usia 45 smpai 64 tahun. Orang
dewsa menyesuaikan diri dengan posisi yang dinilai, (5). Tahap penurunan
Ketika orang pensiun, mereka harus menyesuaikan diri dengan cara hidup
baru setelah meninggalkan pekerjaan mereka. Tugas perkembangan kejuruan
yang disebut juga tugas perkembangan karir berfungsi sebagai acuan untuk
pengembangan sikap dan tindakan yang terkait dengan keikutsertaan dalam
suatu jabatan.39

Secara alami, siswa membutuhkan konseling karir untuk mencapai tujuan


pasca kuliah mereka. Secara alami, klien dan individu akan bebas mengejar
pekerjaan tanpa bimbingan karir; Namun, siswa akan dapat memahami dan
mencapai cita-cita atau tujuan yang diinginkan dengan bantuan bimbingan
karir. Peneliti berupaya menunjukkan betapa pentingnya peran guru
bimbingan dan konseling dalam membantu siswa atau individu dalam
mencapai tujuan karir dan harapannya secara maksimal.40

3) Wawasan dan Kesiapan Karir


Pengetahuan tentang berbagai faktor penunjang karir, termasuk informasi
tentang berbagai jenis pekerjaan, merupakan wawasan karir. Kematangan
dalam berkarir membutuhkan wawasan karir. Dalam memilih karir, memiliki
wawasan karir sangatlah penting. Menurut data, minimnya isu informasi karir
menyebabkan 92 persen siswa SMA dan SMK di Indonesia bingung memilih
program studi selanjutnya.41

39
Zainal 2021. A to Z Bimbingan dan Konseling Karier Konsep, Teori, dan Aplikasinya.
(Yogyakarta: CV. ANDI OFSET), h. 75.
40
Fitri, Ahyar, Hapni,. Dkk, Pemberian Layanan Bimbingan dan Konseling Karir di SMA Cerdas
Murni, Vol. 5, No. 1, Jurnal Pendidikan Dan Konseling, (Tahun 2023), h. 2063.

19
Memahami dan mempersiapkan diri untuk berkarier sangatlah penting.
Merencanakan karir dengan baik akan memungkinkan bagi seseorang dengan
wawasan dan kesiapan karir yang baik. Dengan demikian, masalah yang
menyebabkan pengangguran dapat diatasi. Persiapan karir didorong sedini
mungkin dalam lingkungan kerja global dan sangat kompetitif saat ini.
Memperkenalkan wawasan karir di usia muda merupakan langkah cerdas
untuk mempersiapkan generasi yang tangguh dan siap bersaing. Pendidikan
merupakan lembaga yang paling efektif untuk memberikan bimbingan karir
dan bimbingan pengetahuan.42

Karier mencakup semua aspek kehidupan, termasuk: 1) Peran hidup, atau


karier super, adalah kumpulan pengejaran pekerjaan yang terkait; Dalam hal
ini, seseorang bergerak maju dalam hidupnya dengan menggabungkan
berbagai perilaku, kemampuan, sikap, kebutuhan, dan aspirasi selama
hidupnya (rentang hidup seseorang). Menurut definisi ini, karir adalah
kumpulan aktivitas kerja yang disebabkan oleh kekuatan liner person
seseorang. perilaku yang muncul sebagai akibat dari kekuatan motivasi.
Keterampilan, sikap, persyaratan, aspirasi, dan cita-cita adalah fondasi karir
individu. Itu disinggung sebagai "profesi tenaga".43

Istilah "karir" mengacu pada sekelompok aktivitas kerja yang terkait;


Seseorang berkembang melalui kehidupan dalam skenario ini dengan
menggabungkan berbagai perilaku, keterampilan, sikap, kebutuhan, dan
aspirasi. Definisi ini mengatakan bahwa karir adalah kumpulan aktivitas kerja
yang berasal dari kekuatan batin seseorang. perilaku yang ditimbulkan oleh
kekuatan motivasi. sebagai modal fundamental untuk karir individu,
keterampilan, sikap, persyaratan, tujuan, dan cita-cita Dalam bisnis, ini disebut

41
Rochani, Bangun, Arga, Pengembangan Media Pembelajaran Career Profession Card Untuk
Meningkatkan Wawasan Karir Siswa Sekolah Menengah Atas, Vol. 5, No. 1, Jurnal Penelitian
Bimbingan dan Konseling, (Tahun 2020), h. 10.
42
Arviani, Sari, Pemanfaatan Wayang Profesi dalam Bimbingan Klasikal untuk Meningkatkan
Wawasan dan Kesiapan Karir Kelas Olahraga (VII-A) di SMPN 3 Gresik, Diss. State University
of Surabaya, (Tahun 2018).
43
Fitri, Ahyar, Hapni,. Dkk, Pemberian Layanan Bimbingan dan Konseling Karir di SMA Cerdas
Murni, Vol. 5, No. 1, Jurnal Pendidikan Dan Konseling, (Tahun 2023), h. 2062

20
sebagai "kekuatan karir." Kekuatan suatu karir akan ditunjukkan dengan
penguasaan sejumlah kompetensi fisik, sosial, intelektual, dan spiritual yang
menunjang keberhasilan karir individu. Kesuksesan karir dapat dibantu oleh
hobi, profesi, kegiatan sosial dan pribadi, agama, dan pendidikan.44

Karier seseorang adalah cara mereka mencapai tujuan dan menjalani hidup
mereka sepenuhnya. Individu perlu memiliki kekuatan seperti penguasaan
keterampilan dan aspek pendukung karir untuk mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan karir adalah salah satu aspek yang paling penting dari
pengembangan karir individu. Membuat keputusan adalah tujuan utama dari
perencanaan karir, yang merupakan tanggung jawab setiap orang. Setiap orang
tentu berharap perkembangan kariernya berjalan dengan lancar dan
menghasilkan kesuksesan. Kesuksesan jenjang karir seseorang dapat dijadikan
tolak ukur kesuksesan. Kesuksesan karir ditunjukkan dengan memiliki
pekerjaan yang diharapkan, pendapatan yang lebih tinggi, status sosial yang
tinggi, dan rasa hormat dari orang lain. Sebaliknya, jika seseorang tidak
mendapatkan pekerjaan, mereka akan merasa kurang baik karena menganggur,
tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup, dan akan ditolak oleh masyarakat.
Bakat dan minat seseorang dapat lebih dikenal dan dihargai dengan
perencanaan karir yang matang di sekolah. Setiap individu, termasuk anak
sekolah, perlu dapat merencanakan karir. Perencanaan karir siswa sangat
membantu untuk memilih program studi dan jalur karir. Layanan bimbingan
dan konseling dapat digunakan untuk meningkatkan perencanaan karir siswa
di sekolah.45

4) Teori Perkembangan Jabatan Menurut Donald E. Super

Menurut teori Donald E. Super, kematangan kerja dan konsep diri


merupakan dua proses perkembangan yang saling berhubungan satu sama lain.

44
Ibid, h. 2062
45
Twi, Upaya Meningkatkan Perencanaan Karir Siswa Melalui Bimbingan Karir dengan
Penggunaan Media Modul, Vol. 3, No. 2, PSIKOPEDAGOGIA, (Tahun 2014), h. 58

21
Sudut pandang tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam sepuluh formula
untuk pola perkembangan pilihan posisi.46

a. Konsep-konsep Umum

Donald E. Super mengusulkan ide-ide umum berikut untuk


menyusun teori pengembangan pekerjaan:47

1) Variasi Individu Fakta bahwa setiap orang itu unik sekarang


diakui secara luas oleh psikologi kejuruan dan pendidikan.
hambatan untuk begitu banyak sifat kepribadian yang berbeda,
baik di dalam individu maupun antar individu.
2) Pola kemampuan okupasi Akan ada pilihan pekerjaan untuk setiap
orang yang sesuai dengan tipe kepribadiannya.
3) Pola identifikasi serta fungsi yang dimainkan oleh model yang
ditemukan. Peran yang dimainkan orang dewasa dan orang tua
dalam menentukan ke mana arah minat anak-anak pada posisi dan
konsep diri mereka.
4) Berbagai tahapan kehidupan. Pada setiap individu, tahapan
kehidupan berdampak pada arah pemilihan dan penyesuaian
posisi.
5) Prosedur stabil untuk penyesuaian orang-orang dari segala usia
selalu melihat realitas sebagai contoh atau penjelasan dari proses
mengkompromikan konsep diri seseorang dengan realitas
(kenyataan) dalam kehidupan sehari-hari..
6) Tren karir Jalur karir seseorang ditetapkan sejak awal kehidupan
mereka sendiri.
7) Dimungkinkan untuk mengarahkan pengembangan (Development
can be guided). Pertumbuhan individu dapat dipandu saat
seseorang bergerak melalui tahapan atau level kehidupan.

46
Zainal, A to Z Bimbingan dan Konseling Karier Konsep, Teori, dan Aplikasinya. (Yogyakarta:
CV. ANDI OFSET, 2021), h. 75.
47
Dewa Ketut Sukardi, (1987), Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah, Jakarta : Ghalia Indonesia, h.
65

22
8) Peningkatan akibat pergaulan (Advancement of the consequence of
collaboration). Pada dasarnya, kolaborasi antara orang-orang dan
keadaan mereka saat ini akan memberikan posisi dan rencana
posisi tertentu.
9) Pola karir individu dipengaruhi oleh dinamika interaksi manusia
dengan lingkungan.
Siap bekerja: status, peran, dan individu berbeda (Kepuasan kerja:
perbedaan status, peran, dan orang). Kepuasan kerja atau tugas
dipengaruhi oleh sejauh mana seseorang telah menginternalisasi
pandangan mereka tentang kehidupan dan pekerjaan atau
tanggung jawab, yang memungkinkan mereka untuk melakukan
peran yang diharapkan.
10) Bekerja sebagai cara berpikir tentang kehidupan. Tampak jelas
bahwa potensi dan nilai individu tercermin dalam pekerjaan dan
pandangan hidup mereka.48

b. Teori Perkembangan Jabatan


Struktur berikut dapat digunakan untuk menyusun pengembangan
teori pengembangan pekerjaan berdasarkan komponen-komponen
tersebut di atas:49
1. Setiap orang itu memiliki perbedaan individual, sebab setiap orang
memiliki kemampuan, minat, cirir-ciri- kepribadian yang berbeda.
2. Akibat dari hal tersebut di atas, maka setiap individu masing-
masing memiliki kecakpan (potensi) untuk mencapai sukses atau
kepuasan untuk sejumlh pekerjaan tertentu.
3. Setiap jenis jabatan menuntut pola khas dari pada kemampuan,
minat, nilai-nilai, dan sifat sifat kepribadian.
4. Prefensi dan kompetensi jabata, situasi-situasi di mana orang
hidup dan bekerja, serta konsepsi dirinya akan mengalami
48
Dewa Ketut Sukardi, op.cit, h. 67.
49
Dewa Ketut Sukardi, (1987), Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah, Jakarta : Ghalia Indonesia, h.
65.

23
perubahan karen waktu dan pengalaman, karena itu membuat
pilihan dan penyesuaian merupakan suatu proses yang
berkelanjutan.
5. Proses ini dapat dipecah menjadi serangkaian tahapan kehidupan,
yaitu pertumbuhan, eksplorasi, pembentukan, pemeliharaan, dan
penurunan. Masing-masing tahap ini kemudian dapat di pecah
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. menjadi:50
1) Untuk tahap eksplorasi, tahap fantasi (fantasi), tahap tentatif,
dan tahap realistik,
2) Tahap percobaan dan tahap stabil adalah divisi berikutnya
dari tahap pembentukan.
6. Tahap pertumbuhan melibatkan perkembangan mental dan fisik.
Ketika seseorang menyadari bahwa pekerjaan adalah bagian dari
hidupnya, tahap eksplorasi dimulai. Selama fase fantasi, keputusan
seseorang untuk pergi ke arah tertentu seringkali tidak nyata dan
sering dikaitkan dengan permainan. Ketika seseorang mulai
bekerja untuk pertama kalinya, dia berada dalam tahap
kedewasaan. Pada tahap ini, ia berusaha menunjukkan bahwa
pilihan-pilihan yang diambilnya sebelumnya, pada tahap
eksplorasi, adalah benar. Tahap penurunan adalah tahap sebelum
seseorang berhenti bekerja sebagai upaya untuk mempertahankan
diri dan meningkatkan pekerjaan, sedangkan tahap pemeliharaan
adalah saat seseorang berusaha untuk melanjutkan atau
mempertahankan keadaan pekerjaannya.
7. Perkembangan tingkat kehidupan atau arah pilih jabatan seseorng
selalu berkembangan, dan dapat diarahkan dengan usaha
mempermudah proses kematangan kemampuan, minat, usaha
bantuan dalam mencoba kenyataan dan pengembangan konsep
diri, serta pengadaan kesempatan-kesempatan yang cukup

50
Ibid, h. 67.

24
memadai sehingga seseorang akan dapat membuat pilihan secara
memuaskan.
8. Proses-proses perkembangan jabatan pada hakikatnya merupakan
pengembangan dan implementasi konsep diri, konsep diri
merupakan hasil kompromi atau perpaduan antara kemampuan
dasar yang diturunkan, kesempatan untuk memainkan peranan
dirinya (role play), dan evaluasi terhadap usaha memainkan
pernnya.
9. Kepuasan kerja dan kepuasan hidup ditentukan oleh kapasitas
individu untuk secara tepat mengakomodasi karakteristik, nilai,
dan potensi pribadinya. Tingkat kepuasan ini sangat bergantung
pada kapasitas individu untuk menempatkan dirinya pada jalur
karir, tempat kerja, dan gaya hidup yang ideal.
10. Kepuasan kerja dan kepuasan hidup sangat bergantung pada
seberapa jauh seseorang dapat menyalurkan potensi-potensi nya,
sifat-sifat pribadinya, dan nilai-nilai pribadinya secara memadai.
B. Keaslian Penelitian
Penelitin terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan
acuan. Selain itu, untuk menhindari anggapan kesamaan dengan peneliti ini.
Mka dalam keaslian penelitian ini peneliti menyantumkan hsil-hasil penelitian
terdahulu sebagai berikut :
1. Hasil penelitian Nanda, M Yunus, Ari. Dkk. (2020).
Nanda, M Yunus, Ari. Dkk. (2020). Jurnal berjudul “Urgensi
Peran Orang Tua Dalam Membekali Wawasan Karir Pada Anak
Selama Pandemi“. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Penelitian ini dilakukan di SMK X salah satu sekolah yang
terdapat di Kabupaten Malang. Temuan studi tersebut dapat digunakan
untuk menyimpulkan bahwa pandemi Covid-19 telah berdampak pada
berbagai aspek kehidupan. Di masa pandemi, peran orang tua dalam
membimbing kebutuhan wawasan karir anak dapat dimanfaatkan
untuk melakukan upaya pemberian wawasan karir kepada mereka.

25
Karena anak-anak diharuskan belajar dari rumah untuk menghindari
dampak buruk dari wabah covid-19, peran orang tua menjadi lebih
mendesak karena mereka lebih banyak berinteraksi dengan anak-anak
mereka selama pandemi.
2. Hasil penelitian Ita Karina Bancin, (2015).
Ita Karina Bancin (2015) “Kesiapan Siswa Mengikuti Bimbingan
di Madrasah Aliyah Negeri Sidikalang,” judul skripsi saya. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini, khususnya
peran konseling dalam pendidikan di lokasi ini dan penyelesaian
masalah kesiswaan, khususnya yang melibatkan siswa yang sering
melanggar peraturan madrasah. Dinyatakan bahwa para siswa tidak
siap untuk mengikuti penyuluhan di lokasi penelitian ini.
3. Hasil penelitian Mirna Ari Mulyani, (2012). Mirna Ari Mulyani (2012)
“Peran Guru Pembimbing Dalam Kesiapan Kerja Siswa SMK
NEGERI 2 Sawahlunto Sumatera Barat,” demikian judul skripsi yang
berbunyi. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif
sebagai metodologi penelitiannya. Hasil penelitian mengungkapkan
bahwa (1) peran guru pembimbing dalam mempersiapkan siswa untuk
bekerja sangat tinggi dalam hal membantu siswa dalam memahami diri
sendiri, belajar tentang pekerjaan, dan menumbuhkan sikap positif
terhadap pekerjaan; (2) Terdapat perbedaan namun tidak signifikan
pada kesiapan kerja siswa kelas X, XI, dan XII SMK Negeri 2
Sawahlunto Sumatera Barat; (3) Kesiapan kerja siswa dan peran guru
pembimbing berhubungan signifikan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
penting nya pemberian wawasan dan kesiapan karir bagi peserta didik
oleh guru BK di sekolah maupun dirumah. Nanda, M Yunus, Ari. Dkk.
(2020). Jurnal berjudul “Urgensi Peran Orang Tua Dalam Membekali
Wawasan Karir Pada Anak Selama Pandemi. Menurut temuan
penelitian yang dilakukan oleh Nanda dan rekan-rekannya, peran orang
tua di rumah sama pentingnya dengan peran konselor dalam

26
mengawasi karir anak. Variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian Mirna dan peneliti lain itulah yang membedakan satu sama
lain. Variabel tentang peran guru BK digunakan sebagai pedoman
wawasan dan kesiapan karir baik dalam penelitian Mirna maupun
peneliti. Mirna memiliki dua variabel yaitu variabel bebas (guru
sebagai pembimbing kesiapan karir) dan variabel terikat (untuk
meningkatkan wawasan dan kesiapan karir siswa), padahal
pembahasan kedua variabel yang digunakan sama. Sedangkan variabel
yang digunakan dalam penelitian hanya satu variabel yaitu seberapa
baik guru BK meningkatkan wawasan dan kesiapan berkarir. Inilah
salah satu pembeda antara penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan yang dilakukan oleh Mirna. Terlepas dari variabel, penelitian
peneliti dan Mirna berbeda dalam beberapa hal.

Tabel 2.1. Penelitian Terdahuu

Nama Judul Variabel Metode Analisis Hasil Analisis

Nanda, M “Urgensi Peran Peran orangtua Deskriptif Karena anak-anak diharuskan belajar dari
Yunus, Ari. Orang Tua dalam wawasan kualitatif rumah untuk menghindari dampak buruk dari

Dkk. (2020). Dalam karir dirumah. wabah covid-19, peran orang tua menjadi lebih
mendesak karena mereka lebih banyak
Jurnal. Membekali
berinteraksi dengan anak-anak mereka selama
Wawasan Karir
pandemi.
Pada Anak
Selama
Pandemi“.

Ita Karina “Kesiapan Peran konseling Kualitatif Hasil penelitian ini, khususnya peran konseling
Bancin, Siswa dalam dalam dalam pendidikan di lokasi ini dan penyelesaian

2015. Mengikuti pendidikan masalah kesiswaan, khususnya yang melibatkan


siswa yang sering melanggar peraturan
Skripsi. Konseling di
madrasah. Dinyatakan bahwa siswa tidak siap
Madrasah
untuk mengikuti penyuluhan di lokasi penelitian
Aliyah Negeri

27
Sidikalang”. ini.

Mirna Ari “Peran Guru Peran guru Deskriptif Guru pengawas memainkan peran penting
Mulyani, Pembimbing pembimbing Kuantitatif dalam mempersiapkan siswa untuk bekerja

2012. Tesis. dalam Kesiapan dalam kesiapan dengan membantu mereka memahami diri
mereka sendiri, belajar tentang pekerjaan, dan
Kerja Siswa kerja siswa
menumbuhkan sikap positif terhadap pekerjaan.
SMK NEGERI 2
2) Terdapat perbedaan namun tidak signifikan
Sawahlunto
pada kesiapan kerja siswa kelas X, XI, dan XII
Sumatera
SMK Negeri 2 Sawahlunto Sumatera Barat; (3)
Barat”. Kesiapan kerja siswa dan peran guru
pembimbing berhubungan signifikan.

C. Tinjauan Pustaka
1) Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks pada penelitian di atas, maka peneliti fokus pada


beberapa hal-hal sebagai berikut fokus penelitian Saya pada beberapa hal-
hal sebagai berikut :

1. Apa saja progam layanan yang Guru Bimbingan dan Konseling


berikan dalam Meningkatkan Wawasan Dan Kesiapan Karir Siswa
Kelas 12 Di MAN 1 PATI?
2. Apa saja kendala yang Guru Bimbingan dan Konseling dalam
Meningkatkan Wawasan Dan Kesiapan Karir Siswa Kelas 12 Di MAN
1 PATI?
3. Apa saja yang membuat siswa mau dalam melaksanakan layanan yang
diberikan Guru Bimbingan dan Konseling?
4. Apa saja bentuk kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan
mitra sekolah dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling karir
dalam Meningkatkan Wawasan Dan Kesiapan Karir Siswa Kelas 12 Di
MAN 1 PATI?

28
2) Kerangka Pemikiran

Beberapa gagasan yang dapat menjadi acuan peneliti ketika


mempraktekkan kerangka penelitian ini akan diturunkan dari pemaparan fokus
penelitian tersebut di atas.

Kerangka pikiran peneliti adalah alur pemikirannya yang menjadi landasan


penguatan subfokus yang menjadi landasan penelitian. Untuk melakukan
penelitian kualitatif dengan ketelitian yang lebih tinggi, diperlukan landasan
yang kokoh. Oleh karena itu, untuk memperjelas konteks penelitian,
metodologi, dan penerapan teori dalam penelitian, diperlukan kerangka kerja
untuk pengembangan konteks dan konsep penelitian tambahan. Teori dan
permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini akan dipadukan dalam
penjelasan yang disusun. Jika penelitian terkait atau berkaitan dengan fokus
penelitian, kerangka konseptual penelitian harus disajikan.

Kerangka itu sendiri bertujuan untuk menetapkan jalur penelitian yang


jelas dan dapat diterima secara logis (Sugiyono, 2017: 92). Kerangka lebih
dari sekedar pemahaman atau kumpulan informasi dari berbagai sumber.
Bagaimanapun, suasana hati membutuhkan sesuatu di luar informasi atau data
yang berkaitan dengan penelitian, suasana hati membutuhkan pemahaman
yang diperoleh ilmuwan dari konsekuensi mencari sumber, dan kemudian
menerapkannya dalam pandangan. Pemahaman lain yang telah dikembangkan
sebelumnya akan didasarkan pada pemahaman dalam keadaan pikiran. Pada
waktunya, kerangka konseptual ini akan berfungsi sebagai pemahaman
mendasar dan dasar untuk semua gagasan selanjutnya.

Beberapa konsep yang akan menjadi acuan bagi peneliti yang menerapkan
penelitian ini diturunkan dari penjelasan sebelumnya. Sesuai dengan penelitian
yang akan diteliti, kerangka teori sebelumnya akan digunakan dalam kerangka
konseptual. “ Unjuk Kinerja Guru BK Dalam Meningkatkan Wawasan Dan
Kesiapan Karir Siswa Kelas 12 Di MAN 1 Pati. ”

29
Pengetahuan tentang berbagai faktor penunjang karir, termasuk informasi
tentang berbagai jenis pekerjaan, merupakan wawasan karir.

Memahami dan mempersiapkan diri untuk berkarier sangatlah penting.


Merencanakan karir dengan baik akan memungkinkan bagi seseorang dengan
wawasan dan kesiapan karir yang baik. Dengan demikian, masalah yang
menyebabkan pengangguran dapat diatasi. Persiapan karir didorong sedini
mungkin dalam lingkungan kerja global dan sangat kompetitif saat ini.
Memperkenalkan wawasan karir di usia muda merupakan langkah cerdas
untuk mempersiapkan generasi yang tangguh dan siap bersaing. Cara paling
efisien untuk memberikan bimbingan karir dan pengetahuan adalah melalui
pendidikan. Layanan bimbingan dan konseling karir dapat digunakan untuk
meningkatkan perencanaan karir siswa di sekolah. berikut bagan kerangka
pemikiran penelitian :

WAWASAN DAN KESIAPAN KARIR

30
Pemberian Layanan
Konseling SISWA KELAS 12
MAN 1 PATI
GURU BK

Mampu mengetahui minat karir siswa

Belajar tentang lingkungan kerja dan merencanakan masa depan sesuai dengan cara
hidup yang diharapkan

Cita-cita atau tujuan yang telah direncanakan dan diharapkan darinya akan dapat
dipahami oleh siswa.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir.

Dalam bagan tersebut menunjukkan bahwa wawasan dan kesiapan karir


yang diberikan guru BK yang ditujukan untuk siswa kelas 12 di MAN 1 Pati
dalam pemberian layanan konseling karir yang nantinya akan memberi dampak
pada siswa kelas 12 di MAN 1 PATI agar mampu mengetahui minat karir siswa,
mengenal dunia kerja merencankan masa depannya dengan bentuk kehidupan
yang diharapkannya serta, peserta didik akan memahami dan mengetahui apa saja
yang telah menjadi cita-cita atau tujuan yang telah direncankan dan diharapkan
sesuai dengan keinginan.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

31
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif. Peneliti menggunakan
metode kualitatif untuk mendapatkan informasi dari pihak-pihak yang terlibat
tentang bagaimana guru bimbingan konseling di MAN 1 Pati meningkatkan
kesadaran dan kesiapan karir dengan menambah wawasan dan wawasan tentang
kehidupan siswanya. Peneliti melakukan penelitian deskriptif kualitatif untuk
mengkaji permasalahan yang ada dan praktik kerja yang berlaku. Tujuan dari
penelitian deskriptif kualitatif adalah untuk mempelajari tentang kondisi saat ini.
Oleh karena itu, peneliti akan mengumpulkan informasi dari guru BK MAN 1 Pati
mengenai cara-cara meningkatkan wawasan dan kesiapan karir siswa.

B. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di Lokasi atau obyek
dalam penelitian ini berada di Dadirejo, Kec. Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa
Tengah. Lebih tepatnya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pati yang merupakan salah
satu tempat PPL tahun 2022 yang pernah peneliti singgahi.
Alasan peneliti melakukan penelitian di MAN 1 Pati karena obyek penelitian
ini ingin memperkenalkan metode pelayanan guru BK yang ada di MAN 1 Pati
dalam meningkatkan wawasan dan kesiapan karir siswa kelas 12.

C. Instrumen Penelitian
Peneliti berfungsi sebagai pengumpul data dan instrumen penelitian untuk
mengumpulkan data atau informasi yang diperlukan untuk penelitian. Oleh karena
itu, peneliti hadir untuk mengetahui lebih jauh tentang layanan guru bimbingan
konseling dan bagaimana mereka dapat lebih memahami kesiapan karir siswa
kelas XII MAN 1 Pati. Keikutsertaan peneliti dalam penelitian ini sebagai
observer, dimana peneliti berusaha mengamati bagaimana guru bimbingan
konseling meningkatkan wawasan dan kesiapan karir siswa kelas XII MAN 1
Pati, dan peneliti melakukan wawancara dan observasi kepada siswa yang terlibat.
Hasil dari pengamatan dan wawancara ditulis dicatatan kecil untuk dijadikan
bahan untuk materi di bagian kajian pustaka.

32
D. Sampel Data dan Sumber Data
Subjek pengumpulan data peneliti dalam penelitian ini adalah sumber data.
Berikut adalah contoh sumber data primer dan sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini :
1. Data primer adalah data penelitian yang berasal langsung dari sumber data
aslinya. Data primer dapat berupa opini subjek individu atau kelompok subjek.
Data primer ini dapat dikumpulkan dengan dua cara yaitu teknik observasi dan
wawancara. Namun penelitian ini hanya menggunakan wawancara sebagai
data primer untuk mengumpulkan informasi dari informan. Penulis ulasan ini
menyebutkan fakta-fakta yang dapat diamati secara langsung dan kejadian-
kejadian yang terekam di wilayah penelitian tentang bagaimana instruktur
pengarahan dan pembimbing di MAN 1 Pati bekerja pada pemahaman dan
ketersediaan profesi siswa kelas XII.
2. Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak
langsung melalui media perantara. Sebagian besar waktu, data sekunder
berasal dari penelitian perpustakaan, yang melibatkan pengumpulan,
pembacaan, dan pemahaman teori dari buku, artikel, jurnal, dan majalah serta
data dari internet yang terkait dengan penelitian ini. Misalnya pentingnya guru
bimbingan dan konseling dalam membekali siswa kelas 12 MAN 1Pati dengan
wawasan dan kesiapan karir.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Observasi
Pengamatan adalah studi yang disengaja dan metodis tentang
fenomena sosial dan psikis melalui pengamatan dan pencatatan.
Menggunakan kelima indra penglihatan, penciuman, pendengaran,
sentuhan, dan pengecapan dan memusatkan perhatian pada suatu objek
adalah contoh pengamatan langsung.

33
Dalam ulasan ini penulis menyebutkan fakta-fakta yang dapat diamati
secara langsung dan kejadian-kejadian yang terekam di daerah eksplorasi
sehubungan dengan paparan para pendidik pembimbing dalam
memperluas wawasan dan status kejuruan siswa kelas 12 di MAN 1 Pati.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu. Wawancara,
yang melibatkan langsung atau tidak langsung bertanya dan menanggapi
pertanyaan, merupakan salah satu metode untuk mengumpulkan data.
Wawancara dilakukan secara terstruktur oleh peneliti dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sudah ada sebelumnya.
Lembar wawancara digunakan sebagai instrumen pengumpulan data
oleh peneliti pada saat wawancara. Sesi tanya jawab langsung dengan
informan, seorang konselor yang membantu siswa kelas 12 MAN 1 Pati
untuk lebih memahami karir dan lebih siap untuk mereka, adalah bagian
dari wawancara.
c. Dokumentasi
Kata "dokumentasi" berasal dari kata "dokumen", yang berarti sesuatu
yang ditulis. Belakangan ini, orang telah membedakan antara catatan dan
dokumen. Dokumentasi adalah prosedur mengumpulkan data dan
mengevaluasi dokumentasi tertulis, visual, dan elektronik.

F. Pengecekan Keabsahan Data


Memvalidasi temuan adalah langkah yang memastikan kredibilitas dan
kualitas data kualitatif. Data penelitian kualitatif harus diteliti jika penelitian
kualitatif ingin menguji reliabilitas dan validitas instrumen penelitian.
Berdasarkan temuan pemeriksaan ini, peneliti dapat menjamin keakuratan data.
Uji kredibilitas, khususnya melakukan observasi, digunakan dalam penelitian ini
untuk memverifikasi validitas temuan penelitian.

G. Teknik Analisis Data

34
Proses analisis data kualitatif terdiri dari tiga tahap: reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan Berdasarkan perspektif ini, langkah-langkah
berikut akan diambil untuk melakukan analisis data :
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Meringkas, memilih hal-hal yang paling penting, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, mencari tema dan pola, serta membuang hal-hal
yang dianggap tidak perlu merupakan tahapan-tahapan reduksi data.
Akibatnya, semakin sedikit data akan memberikan gambaran yang jelas
dan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan lebih banyak informasi
dari perspektif bimbingan dan konseling Islam, sejauh mana guru
bimbingan dan konseling meningkatkan pemahaman dan kesiapan karir
siswa kelas XII MAN 1 Pati menjadi fokus reduksi data penelitian ini.
2. Penyajian Data (Data Display)
Salah satu contoh data yang dapat digunakan untuk mengkategorikan
dan mengidentifikasi data adalah penggunaan indikator organisasi dan
kategorikal yang dikembangkan oleh seorang guru BK untuk tujuan
mengidentifikasi kebutuhan siswa kelas 12 MAN 1 Pati dalam perspektif
Islam.
3. Menarik Kesimpulan (Conclusion Drawing)
Tahap penarikan kesimpulan dalam hal ini adalah kegiatan
menafsirkan dan menjelaskan hasil penyajian data yang diperoleh dari
analisis data pemberian layanan guru bimbingan dan konseling kepada
siswa kelas 12 dalam meningkatkan wawasan dan karir dalam perspektif
bimbingan dan konseling islam.

35

Anda mungkin juga menyukai