Anda di halaman 1dari 17

TUGAS UAS KEPEMIMPINAN

METODE DAN STRATEGI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PADA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

NAMA KELOMPOK :
AKBAR MAHENDRATHAMA (1900030296)
BENNY FERNANDY (1900030281)
LALU M ROBBY HAKIKI (1900030273)
YOGA DWI JULISTIONO (1900030292)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS SASTRA BUDAYA DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
A. Latar Belakang
Sejak awal sejarah manusia hingga saat ini, pendidikan merupakan hal yang
sangat mendasar bagi manusia. Kebutuhan manusia akan pendidikan ibarat manusia
mengkonsumsi makanan untuk kelangsungan hidup dan pendidikannya, apalagi di era
globalisasi atau sekarang ini dikenal juga dengan era informasi, manusia perlu
meningkatkan sumber daya untuk bersaing dan mampu mempertahankan hidupnya.
Dalam konteks ini, lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab yang besar
dalam mewujudkan masyarakat yang cerdas, sembuh, mandiri dan berkarakter. Cita-
cita pembangunan nasional yang ingin membangun manusia seutuhnya menjadi
tanggung jawab setiap lembaga pendidikan di Indonesia untuk dapat mewujudkan
misi tersebut, maka penetapan misi pendidikan yang pertama adalah mencetak peserta
didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sekolah menengah kejuruan ini merupakan salah satu dari beberapa lembaga
pendidikan menengah di Indonesia. Lembaga pendidikan ini dapat dijumpai di
seluruh pulau Jawa khususnya di kabupaten Brebes, namun seiring dengan
berjalannya waktu lembaga pendidikan tersebut berkembang pesat dan dapat dijumpai
di setiap jalan, kampung dan desa. Pendidikan kejuruan merupakan bagian dari sistem
pendidikan nasional dan merupakan kelanjutan dari SMP/MTS. Berdasarkan bakat,
minat dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan/kesempatan kerja yang sedang
dan akan dikembangkan oleh mahasiswa, dari Tahun 1 sampai Tahun 3, sesuai
dengan lembaga pendidikan profesi sendiri yang dikelolanya masing-masing.
Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan manusia,
hidup tanpa pendidikan bagaikan sayur tanpa garam. Melalui pendidikan seseorang
dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mengembangkan potensi diri, serta
dapat membentuk pribadi yang bertanggung jawab, cerdas dan kreatif, sehingga
mampu bekerja dan bersaing dalam kehidupan sosial. Pendidikan adalah usaha sadar
keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pengajaran, pengajaran, dan
latihan, yang dilaksanakan di dalam dan di luar sekolah, untuk membekali peserta
didik di masa depan agar berfungsi sebagaimana mestinya dalam berbagai tatanan
kehidupan.
Lebih lanjut, Irianto (2013:3) juga menegaskan bahwa pendidikan adalah
usaha manusia secara sadar yang memberdayakan manusia untuk berperan aktif
dalam membentuk masa depannya. Pendidikan adalah suatu proses dan sistem yang
mengarah pada tujuan tertentu yang dinilai dan dianggap optimal. Tujuan pendidikan
manusia Indonesia telah diatur dalam Pasal 3 Bab II Nomor 20 Tahun 2003. Peranan
pendidikan nasional adalah menumbuhkembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. di
Menumbuhkan potensi siswa untuk menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat walafiat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Terwujudnya tujuan pendidikan nasional tidak terlepas dari mutu pendidikan
itu sendiri. Di era globalisasi saat ini, sumber daya manusia yang berkualitas
merupakan faktor terpenting dalam pembangunan bangsa. Hanya melalui pendidikan
yang berkualitas dapat terwujud sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena
itu, upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan hal terpenting yang harus
dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia.
Salah satu masalah pendidikan yang dihadapi negara adalah mutu pendidikan
pada semua jenjang dan satuan pendidikan. Upaya peningkatan mutu pendidikan
nasional telah dilakukan antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan
kapasitas guru, pengadaan buku dan perangkat pembelajaran, perbaikan sarana dan
prasarana pendidikan, serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun, indikator
mutu pendidikan tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan. Beberapa sekolah,
terutama di kota, menunjukkan peningkatan kualitas pendidikan, termasuk dorongan,
tetapi sebagian besar lainnya tetap memprihatinkan
Kesadaran masyarakat modern terhadap sekolah kejuruan semakin menjadikan
sekolah kejuruan sebagai lembaga pendidikan yang setiap saat harus ada. Pendidikan
tampaknya semakin dibutuhkan. Ideal karena memberikan persiapan keterampilan
hidup dan merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tersedia.
Keunggulan sekolah dapat dilihat dari berbagai aspek yaitu dari budaya disiplin,
kebersihan, lingkungan yang asri, profesionalisme tenaga pengajar, pelayanan yang
berkualitas, relasi yang luas, infrastruktur yang luas. dan kursus yang berbeda secara
signifikan dari orang lain. Sudarwan Danim (2007) Keunggulan sekolah dapat
dibedakan menjadi keunggulan akademik dan keunggulan ekstra kurikuler. Hasil yang
dicapai oleh siswa menunjukkan keunggulan akademik. Pada saat yang sama,
berbagai keterampilan yang diperoleh siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler
membuktikan keunggulan kegiatan ekstrakurikuler.
Menyikapi permasalahan di atas, kepala sekolah merupakan salah satu
komponen pendidikan dan memiliki peran terbesar dalam peningkatan mutu
pendidikan sekolah. Peningkatan mutu pendidikan bukanlah tugas yang mudah,
karena tidak hanya menyangkut masalah teknis, tetapi juga berbagai masalah yang
sangat kompleks dan kompleks, baik dalam perencanaan, dalam pendanaan, maupun
dalam efisiensi dan efektivitas sistem sekolah. Peningkatan mutu pendidikan juga
memerlukan manajemen pendidikan yang lebih baik. Mutu pendidikan harus selalu
ditingkatkan melalui berbagai pengelolaan, agar selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dewasa ini, bahkan harus mampu menambah dinamisme
masyarakat yang ada yang mandiri, cerdas dan terampil.
B. Teori
Manajemen adalah suatu proses tersendiri yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian tindakan melalui penggunaan sumber
daya manusia dan lainnya untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. (G.Terry). Berdasarkan uraian di atas, kepala sekolah sebagai
inovator harus memiliki strategi yang tepat dalam menjalankan peran dan fungsinya,
menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan pendidikan, mencari ide-ide
baru, memadukan setiap kegiatan, dan menjadi teladan bagi seluruh tenaga
kependidikan di lingkungan sekolah. sekolah untuk mengembangkan model
Pembelajaran inovatif yang membuat lembaga pendidikan menonjol di masyarakat
Dalam setiap organisasi, posisi dan peran pemimpin selalu sangat penting.
Kemajuan dan penurunan organisasi sangat bergantung pada sejauh mana para
pemimpin dapat membayangkan kemajuan organisasi. Demikian pula dalam konteks
sekolah sebagai organisasi, kedudukan kepala sekolah sangat penting dalam
memajukan perkembangan lembaga yang dipimpinnya. Dalam menjalankan tanggung
jawab dan fungsinya, kepemimpinan dinas pendidikan termasuk kepala
sekolah/masala memiliki gaya kepemimpinan tersendiri yang sangat mempengaruhi
kinerja tenaga kependidikan di lingkungan kerjanya masing-masing. Keberhasilan
atau kegagalan sebagian besar tergantung pada kepala sekolah sebagai pengontrol dan
penentu arah sekolah menuju tujuannya
Kepemimpinan adalah kegiatan mengarahkan suatu kelompok sedemikian
rupa sehingga tujuan kelompok itu tercapai. Beberapa definisi kepemimpinan menurut
para ahli adalah sebagai berikut: Menurut Ralp M. Stogdill, kepemimpinan adalah
proses mempengaruhi kegiatan kelompok yang terorganisasi untuk menetapkan dan
mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah penggerak atau tenaga penggerak dari segala
sumber daya yang ada pada suatu organisasi (Sondang P. Siagian). Kepemimpinan
kepala sekolah merupakan penentu kemajuan dan keberhasilan pengelolaan SMK,
maka diperlukan kepemimpinan pendidikan yang baik agar lembaga tidak
ditinggalkan oleh masyarakat, kepemimpinan memegang peranan penting dalam
pendidikan dan menjadikan sekolah menjadi sekolah yang lebih baik. SMK
Kepemimpinan merupakan kekuatan penting dalam kerangka manajemen.
Oleh karena itu, kompetensi yang efektif adalah kunci untuk menjadi seorang manajer
yang efektif. Hakikat kepemimpinan adalah followership, yaitu kesediaan orang lain
atau bawahan untuk mematuhi pemimpin. Inilah yang membuat seseorang menjadi
pemimpin. Artinya, kepemimpinan tidak terbentuk tanpa bawahan. Oleh karena itu,
kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu:
1. Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya
diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing.
2. Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta
memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan
memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.

Kepemimpinan yang baik tentu berdampak besar pada tercapai tidaknya tujuan
organisasi, karena pemimpin mempengaruhi kinerja orang-orang yang dipimpinnya.
Kemampuan untuk mempengaruhi tim untuk mencapai tujuannya adalah bagian dari
kepemimpinan. Konsep kepemimpinan erat kaitannya dengan konsep kekuasaan.
Dengan kekuasaan, pemimpin mendapatkan alat untuk mempengaruhi perilaku
pengikutnya. Kekuasaan datang dalam banyak sumber dan bentuk, yaitu kekuasaan
koersif, legitimasi, keahlian, penghargaan, rujukan, informasi, dan hubungan. Kepala
sekolah akan berhasil jika memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang
kompleks dan unik serta mampu memenuhi peran kepala sekolah sebagai seseorang
yang memimpin tanggung jawab sekolah. Betapa pentingnya peran Kepala Sekolah
dalam mengarahkan kehidupan sekolah menuju tujuan yang memerlukan
pertimbangan dua hal, yaitu:

a. Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan


penggerak kehidupan sekolah.
b. Kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi keberhasilan
sekolah, serta memiliki kepedulian kepada staf dan siswa.
Disinilah peran kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan menjadi nyata.
Kepala sekolah yang dititipkan kepada sekolah unggulan hendaknya menyukai dan
mencintai pekerjaan yang berhubungan dengan tugas yang diamanahkan. Kepala
sekolah perlu mengembangkan program-program yang menarik bagi mutu sekolah

Sebaliknya, organisasi juga membutuhkan staf atau tenaga pendidik yang dapat
membantu sekolah, khususnya klien, dengan layanan administrasi. Klien disini berarti
siswa, orang tua siswa dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Pendidik di
sini didefinisikan sebagai guru yang bekerja di lingkungan pendidikan atau sekolah
dengan tujuan mencapai prestasi dan mutu sekolah. Kerukunan di sekolah tidak dapat
terjadi jika tidak terjalin hubungan yang baik antara kepala sekolah, guru,
administrator, dan siswa. Menciptakan suasana kerja yang menantang harus
diimbangi dengan membangun hubungan yang baik dengan orang tua dan masyarakat
sekitar. Hal ini untuk mempromosikan partisipasi dan rasa tanggung jawab bersama
untuk pendidikan

Kepala Sekolah memiliki kepemimpinan yang sangat berpengaruh di lingkungan


sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Tugas kepala sekolah sebagai pemimpin
adalah membantu guru memberikan kemampuan secara penuh, menciptakan suasana
kehidupan sekolah yang sehat, dan mendorong guru, administrator, siswa dan orang
tua siswa untuk bersatu dalam kemauan, pikiran dan tindakan dalam kegiatan
kerjasama yang efektif untuk mendorong kemajuan sekolah. Perumusan tujuan
sekolah. Dengan profesionalisme kepala sekolah maka pengembangan profesional
tenaga kependidikan mudah dilakukan, karena sesuai dengan fungsinya kepala
sekolah memahami kebutuhan sekolah yang dipimpinnya, sehingga kompetensi guru
tidak hanya apa yang dimiliki sebelumnya, tetapi juga meningkatkan dan
mengembangkan, Mewujudkan profesionalisasi guru. Karena pendidik yang
profesional tidak hanya memiliki bidang ilmu, bahan dan metode pengajaran yang
tepat, tetapi juga dapat memotivasi peserta didik, memiliki keterampilan yang tinggi
dan wawasan yang luas tentang dunia pendidikan.

Kepemimpinan strategis menuntut pemimpin untuk merespons keadaan darurat


secara fleksibel, dan menuntut pemimpin untuk memiliki "visi helikopter", yaitu
kemampuan untuk melihat ke depan. Kepemimpinan strategis, di sisi lain, adalah seni
dan ilmu memusatkan perhatian pada kebijakan dan tujuan dengan rencana jangka
panjang. Kepemimpinan adalah proses mengarahkan, mengarahkan, mempengaruhi
atau mengendalikan pikiran, perasaan atau tindakan dan perilaku orang lain.
Kepemimpinan adalah perilaku atau tindakan di antara individu dan kelompok yang
menggerakkan baik orang maupun kelompok menuju suatu tujuan

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain


untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan dapat dipecah menjadi pendekatan sifat,
perilaku dan situasional (kontingensi) untuk mempelajari kepemimpinan. Pendekatan
pertama memandang kepemimpinan sebagai kombinasi dari sifat-sifat yang terlihat.
Pendekatan kedua berupaya mengidentifikasi perilaku individu (behaviours) yang
terkait dengan kepemimpinan yang efektif. Kedua pendekatan tersebut
mengasumsikan bahwa individu yang memiliki karakteristik tertentu atau
menunjukkan perilaku tertentu akan menjadi pemimpin dalam situasi kelompok mana
pun di mana ia ditempatkan.

Pemikiran saat ini didasarkan pada pendekatan ketiga, pandangan situasional


kepemimpinan. Perspektif ini mengasumsikan bahwa kondisi yang menentukan
keefektifan kepemimpinan berbeda dengan situasi, tugas yang dilakukan,
keterampilan dan harapan bawahan, lingkungan organisasi, dll. Perspektif ini
mengarah pada kontingensi kepemimpinan, yang berupaya mengidentifikasi faktor-
faktor situasional yang menentukan efektivitas gaya kepemimpinan situasional.
Kepemimpinan tersedia untuk semua orang dan tidak terbatas pada organisasi atau
kantor tertentu. Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang lain,
atau seni mempengaruhi perilaku individu dan kelompok

Dalam suatu kelompok atau organisasi, terdapat tujuan yang ingin dicapai
bersama. Bagi para pemimpin, memimpin dan mencapai tujuan organisasi tidak
semudah membalikkan telapak tangan. Karena pada hakekatnya kepemimpinan
adalah suatu proses mempengaruhi, mendorong, mengajak, menggerakkan dan
memimpin orang lain untuk berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan
yang berlaku untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses bekerja
(Andang, 2014: 39). mampu Tentu saja harus ada cara untuk mempengaruhi,
mendorong, mengajak dan menggerakkan serta memimpin orang lain untuk bekerja,
berpikir, bersikap dan bertindak sesuai aturan yang berlaku agar efektif mencapai
tujuan yang diinginkan. Pendekatan ini juga sering disebut oleh ahli strategi sebagai.
Strategi merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.
Tanpa kebijakan, program tidak dapat berjalan. Strategi merupakan langkah awal
yang harus dimiliki seorang pemimpin untuk mencapai tujuannya. Sehebat apapun
seorang pemimpin, tanpa strategi yang tepat, rencana tidak akan berarti dan tujuan
tidak akan tercapai. Pemimpin tidak hanya harus mengandalkan kemampuannya
sendiri, tetapi juga memiliki strategi kepemimpinan. Rochaety (2010) mendefinisikan
strategi sebagai rencana organisasi yang menyeluruh dan menyeluruh yang diperlukan
untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan strategi, suatu organisasi mampu
memperoleh posisi atau positioning yang kuat dalam bidang kerjanya. Hal ini karena
organisasi memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih baik dalam
mengembangkan cara untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan klien di wilayah
kerja yang mereka layani. Lebih lanjut menurut Mulyasa (2012:66), strategi adalah
pengambilan keputusan untuk menentukan arah yang ingin dicapai oleh suatu
organisasi
C. Hasil Kajian
Pekerjaan ini dilakukan melalui komunikasi yang baik yang dibangun oleh
kepala sekolah dan memberikan bimbingan yang baik dalam mengembangkan
rencana sekolah. Selain itu, kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru
untuk berkolaborasi dan memberikan dukungan penuh untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah. Saling percaya menjadi komitmen yang membangun
hubungan yang baik. Kemampuan kepala sekolah dalam membangun hubungan yang
baik berdampak pada keberhasilan pelaksanaan program di sekolah. Di luar itu,
tanggung jawab kepala sekolah untuk memberikan petunjuk, penjelasan, dan tugas
kepada guru bermanfaat bagi lingkungan sekolah yang tercipta. Kepala sekolah
bertanggung jawab untuk membantu mengembangkan program-program yang
mendukung kesiapan lulusan menghadapi dunia kerja, yang diawali dengan
perencanaan yang matang dan menitikberatkan pada pengembangan guru untuk
menghasilkan lulusan dengan kualifikasi dan keahlian yang sesuai.
Sebagai administrator, kepala sekolah menghadapi peran pemanfaatan dan
pengembangan sumber daya sekolah, termasuk pendampingan guru. Melaksanakan
pelatihan guru Dalam rangka memperbaharui kemampuan guru sesuai dengan
perkembangan industri, kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk
praktik di industri. Selama berbagai tahapan, tercapai kesepakatan tentang durasi
magang dan materi yang akan disampaikan. Kegiatan ini dapat menumbuhkan daya
adaptasi kualifikasi guru dan pengembangan .
Magang dilakukan untuk jangka waktu yang telah disepakati, biasanya
kegiatan tersebut dilakukan minimal satu bulan. Selama pelaksanaan proyek ini, guru
diajarkan cara mengoperasikan alat sesuai fungsinya, memahami cara kerja alat
tersebut, dan beberapa materi untuk mengajarkan siswa beberapa hal atau aspek
penting yang perlu dikerjakan siswa. Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara,
pengalaman dan ilmu yang diperoleh guru selama prakerin dapat diteruskan kepada
siswa melalui proses pembelajaran yang menarik dan terstruktur. Praktikum guru
membantu guru untuk merumuskan model pembelajaran yang baik bagi siswa,
merumuskan strategi dan mengidentifikasi metode pembelajaran yang tepat untuk
dengan mudah memahami dan mempelajari apa yang dibutuhkan, kompetensi
keahlian dan deskripsi prosedur kerja yang mana. Kegiatan ini dilakukan untuk
menghasilkan output (lulusan) yang berkarakter dan bernilai kompetitif.
Rencana tersebut merupakan upaya kepala sekolah untuk memenuhi
kebutuhan guru yang mendukung pelaksanaan proses pembelajaran. Berdasarkan
hasil temuan, program pemagangan guru belum terlaksana secara optimal, terlihat dari
tidak meratanya distribusi guru yang memiliki kesempatan untuk melakukan kegiatan
tersebut. Selain itu, kepala sekolah mendorong para guru untuk berkreasi dan
menciptakan karya yang memanfaatkan potensi dan peluang yang ada di sekolah.
Sehingga menciptakan prestasi bagi individu dan sekolah. Dalam hal ini kepala
sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kehumasan melakukan kajian di sekolah
bersama dunia kerja, atau disebut guru tamu. Acara ini mengundang para pakar yang
berkompeten di bidangnya masing-masing, terutama yang memenuhi kompetensi
profesional sekolah.
D. Diskusi
Kebebasan belajar memberikan kesempatan bagi kepala sekolah untuk
memaksimalkan dan secara fleksibel mengelola potensi sumber daya sekolah dan
menjalin kemitraan dengan industri untuk infrastruktur yang mendukung dan proses
pembelajaran yang menarik untuk menghasilkan lulusan yang sesuai. Kebijakan ini
merupakan salah satu perubahan yang terjadi dalam sistem pendidikan. Hal ini
membutuhkan kepala sekolah dengan keterampilan profesional yang terbukti untuk
menangani berbagai bidang kerja yang kompleks (Tilaar, 2001). Kemampuan kepala
sekolah dalam memahami kondisi dan peluang yang ada akan menghasilkan
peningkatan mutu sekolah yang efektif (Jannah, 2020). Menurut Penmen Pendas No.
13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah mensyaratkan lima kompetensi
utama, yaitu 1) Kompetensi Kepribadian, 2) Kompetensi Supervisor, 3) Kompetensi
Manajemen, 4) Kompetensi Kewirausahaan dan 5) Kompetensi Sosial, jika memiliki
semua kemampuan tersebut , maka kepala sekolah dapat dikatakan sebagai pemimpin
yang profesional. Menurut temuan tersebut, peran kepala sekolah sebagai leader dan
manager untuk mencapai kemandirian belajar di sekolah.
Pertama-tama, sebagai pemimpin, kepala sekolah merupakan kunci penting
untuk mewujudkan kemandirian belajar dan memajukan kemajuan sekolah.Sebagai
pemimpin, kepala sekolah harus benar-benar memahami apa yang dibutuhkan
sekolah. Berdasarkan data penelitian, kepala sekolah memahami konsep belajar
mandiri, yang mempengaruhi keputusan dan kebijakan yang diambil kepala sekolah
dalam melaksanakannya. Pemahaman kepala sekolah tentang aspek penting
kemandirian belajar tercermin dari respon kepala sekolah dalam membuat program
kegiatan yang berfokus pada pengembangan keterampilan guru yang dapat
mempengaruhi pengembangan lulusan sesuai dengan kebutuhan IDUKA. Dengan
kompetensi yang dimiliki oleh guru menjadi syarat terlaksananya tugasnya dengan
baik dalam pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Kapasitas pengambilan keputusan kepala sekolah berdampak pada
peningkatan mutu sekolah dengan mempertimbangkan kepentingan bersama. Dengan
demikian, guru merasa dihargai atas proses kerjanya dengan memaksimalkan
kemampuannya (Nasrullah et al., 2017). Kemampuan kepala sekolah menjalin
komunikasi yang baik dengan warga sekolah mendukung tercapainya tujuan (Supriadi
& Rejokirono, 2020). Meliputi kerjasama, komunikasi dan komitmen untuk
menghasilkan hubungan yang saling menguntungkan (Idris, 2005). Mencapai
pembelajaran mandiri Aspek utama dari penerapan pembelajaran mandiri dengan cara
terbaik adalah memiliki tim yang bekerja sama dengan baik, bertanggung jawab
penuh, dan berkomitmen tinggi.
Selanjutnya, aspek pendukung yang penting adalah tanggung jawab Kepala
Sekolah. Hasil kajian menunjukkan bahwa kepala sekolah dapat membantu dalam
perencanaan program pelaksanaan sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Karakter keuletan dan tanggung
jawab kepala sekolah adalah pemimpin yang dibutuhkan masa depan. Kedua, kepala
sekolah sebagai manajer, yaitu mengelola semua sumber daya yang dimiliki sekolah
melalui perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan untuk mendukung
pencapaian tujuan.
Kemampuan kepala sekolah untuk memberdayakan, menggerakkan, dan
memotivasi anggota untuk melakukan kegiatan dan mencapai tujuan melalui tindakan
dan keputusan yang berani. Diperlukan upaya untuk menggerakkan anggota (guru)
sekaligus mengoptimalkan kegiatan yang berorientasi pada pencapaian pembelajaran
mandiri untuk memenuhi harapan pendidikan yang bermutu, dan pengembangan guru
di sekolah dapat mendukung peningkatan dan pengembangan kompetensi guru.
Pembinaan merupakan upaya yang dapat digunakan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kinerja
Kehadiran guru yang terampil sangat strategis dalam membantu membekali
siswa. Untuk itu, guru harus berhati-hati dalam mengembangkan kompetensinya
menjadi kompetensi keterampilan berbasis industri. Pemagangan guru Doddy tidak
terlepas dari standar kualifikasi yang memenuhi keinginan, pelaksanaan proyek, serta
penilaian dan pengawasan kegiatan pemagangan. Pemimpin yang bertindak sebagai
fasilitator harus mengembangkan kemitraan yang baik satu sama lain. Para pihak yang
terlibat dalam proses kolaboratif memiliki tujuan yang sama, dan perlu membuat
rencana, melaksanakan kegiatan, mengawasi dan menindaklanjuti secara bersama-
sama, agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud dengan sebaik-baiknya.
Keterlibatan guru penting dan diperlukan untuk mendukung pembelajaran mandiri di
semua program sekolah. Kemandirian dalam pendidikan memberdayakan tindakan
mengajar untuk memberikan perubahan bagi semua yang terlibat dalam pendidikan,
dari guru ke siswa, guru adalah pengendali proses pendidikan dan juga memainkan
peran penting dalam kekuatan perubahan sosial.
Empat strategi di atas menurut Agus Supriyanta akan berdampak positif bagi
mahasiswa di dunia kerja. Menanamkan akhlak yang baik pada siswa akan
membentuk mereka menjadi pribadi yang bertanggung jawab yang memiliki integritas
dan loyalitas yang tinggi terhadap orang lain dan pekerjaannya. Selain karakter yang
baik, untuk menunjang kinerjanya, mahasiswa memiliki keterampilan yang sesuai
dengan bidang studi masing-masing. Dengan menyelaraskan kurikulum dengan dunia
kerja, akan membantu siswa menjadi terbiasa dengan rutinitas kerja dan
mengembangkan rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga memungkinkan siswa tumbuh
menjadi pribadi yang siap mempelajari hal-hal baru. Strategi yang diterapkan oleh
sekolah akan mempengaruhi siswa untuk menghadapi dunia industri 4.0. Di era
digital dan online ini, baik siswa maupun guru harus bisa mengikuti perkembangan
teknologi agar tidak ketinggalan. Karena dunia berubah dengan cepat. Pelatihan dan
kegiatan belajar mandiri yang dilaksanakan oleh sekolah memiliki dampak yang
signifikan terhadap keterampilan masa depan siswa. Mereka akan terlatih untuk tidak
mudah bergantung pada orang lain.
Kesiapan dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin seperti
mendorong, mempengaruhi, mengarahkan, mengajak, mengarahkan, dan
menggerakkan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan atau cita-cita tertentu
yang telah ditetapkan disebut kepemimpinan. Al-Mawardi menjelaskan bahwa
kepemimpinan adalah langkah seseorang untuk mewujudkan keadilan di lingkungan
kelompok yang dipimpinnya, dan mampu melindungi kelompoknya (masyarakat) dari
kehancuran, kejahatan dan kezaliman. Dalam bidang pendidikan, Ahmad Daran
berpendapat bahwa sebagai pembaharu pendidikan, sekolah memiliki kewajiban
untuk menyeimbangkan ilmu agama dan akal sehat. Tanggung jawab kepala sekolah
untuk mencapai keseimbangan antara ilmu agama dan ilmu umum untuk mencapai
tujuan pendidikan yaitu menghasilkan manusia yang berbudi pekerti luhur, berpikiran
terbuka, berilmu tentang akhirat dan dunia, serta mampu berwirausaha di masyarakat.
Yang pertama adalah despotisme. Teori ini menunjukkan bahwa para
pemimpin biasanya melakukan pengawasan yang ketat agar semuanya berjalan efisien
dan dengan cara yang diinginkan. Pemimpin ini ingin mencoba dan mengendalikan
situasi dan lingkungan setiap saat. Oleh karena itu, ia menyandang predikat pria
tangguh. Pada dasarnya seorang pemimpin bergelar diktator tegas yang berwatak
teliti, konsisten, dan berprinsip. Pemimpin ini akan baik kepada anggota yang patuh
dan setia dan sebaliknya. Kedua teori psikologi ini, yang menjadi dasar para
pemimpin, mencoba memotivasi bawahan untuk secara konsisten melakukan
pekerjaan dengan baik. Apa yang dia berikan adalah stimulus motivasi psikologis
yang memungkinkannya bergerak menuju perubahan dengan antusias, menghasilkan
antusiasme yang tinggi dalam pekerjaannya. Oleh karena itu, seorang pemimpin yang
dapat memotivasi anggota sangat memperhatikan aspek psikologis seseorang. Tiga
teori sosiologis, teori kepemimpinan ini menggunakan hubungan timbal balik dalam
organisasi yang dipimpinnya melalui usaha-usaha yang telah ditentukan dengan
menggunakan metode sosial. Untuk menyelesaikan konflik yang ada dan tujuan
bersama, pemimpin melibatkan anggotanya dalam musyawarah untuk pengambilan
keputusan guna menetapkan prinsip dan tujuan organisasi. Selain itu, pemimpin
dalam teori sosiologi akan memberikan arah dan arahan kepada anggotanya guna
mencapai cita-cita kelompok yang telah dirumuskan.
Teori kodrat yang keempat, seorang pemimpin harus memiliki karakter dan
sifat yang dapat ditiru oleh anggotanya. Karakteristik tersebut akan mempengaruhi
organisasi yang dipimpin. Jadi dalam model teori ini, pemimpin meniru orang-orang
hebat yang telah berhasil menjadi pemimpin kemudian menerapkannya pada
anggotanya. Sifat yang harus dimiliki adalah energi, kreativitas, inovasi, IQ tinggi,
kematangan emosi, kemampuan bersosialisasi, kepercayaan diri, dan keterlibatan
sosial yang tinggi. Lima teori tingkah laku (behaviors), Berdasarkan teori tingkah
laku, seorang pemimpin dapat dilihat dari segi tingkah laku atau sikapnya, dimana
tingkah laku pemimpin tersebut dapat ditiru atau dipelajari. Dalam hal ini, pemimpin
bukan lahir begitu saja, melainkan hasil dari sebuah proses berdasarkan pengalaman,
tempaan dan pendidikan. Teori perilaku dapat mengatakan bahwa seorang pemimpin
akan memimpin organisasinya sesuai dengan gaya tindakan dan sikap yang dimiliki
pemimpin tersebut. Dengan demikian, orang yang memiliki model teoretis ini
menunjukkan sikap yang dapat menjadi panutan bagi anggotanya. Implikasi dari teori
ini adalah bahwa pemimpin itu harus diciptakan, bukan dilahirkan.
Enam teori situasional, yang mengungkapkan bahwa setiap organisasi
memiliki situasi dan situasi yang berbeda-beda, tergantung prinsip dan permasalahan
yang dihadapinya, kemudian hal ini juga harus menghadapi berbagai perilaku
kepemimpinan, tergantung dari inovasi pemimpin yang dilakukan. Dalam situasi
seperti itu, pemimpin lebih selaras dengan situasi yang dihadapi. Pemimpin harus bisa
membaca situasi untuk memecahkan masalah dengan anggota tim atau organisasi.
Tujuh Teori Kepemimpinan Humanistik atau Populis Menurut teori ini, setiap
pemimpin biasanya memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk mewujudkan
ide-ide mereka dan memenuhi kebutuhan manusiawi anggotanya. Maka untuk
melakukan hal tersebut, pemimpin harus membentuk organisasi yang baik dan
membentuk perilaku diri yang baik.
Kepemimpinan humanistik/populis, dimana setiap pemimpin memberikan
kesempatan kepada anggotanya untuk mewujudkan gagasan dan memenuhi
kebutuhan kemanusiaan anggotanya. Agus Supriyatna mengimplementasikan teori
tersebut dengan cara sebagai berikut: Pertama, mampu mendakwahkan tujuan sekolah
yang ingin dicapai, salah satunya adalah menyiapkan produk pascasarjana yang
berkompeten untuk dunia kerja. Langkah yang diambil bertujuan untuk mendorong
anggotanya (guru) untuk mengikuti pelatihan sebagai guru yang kompeten sesuai
dengan keahliannya masing-masing, dengan tujuan agar siswa dapat menerima
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Selain itu, Agus Supriyanta
bekerja sama dengan Wakil Direktur Kemahasiswaan untuk mengembangkan
keterampilan, kedisiplinan dan tanggung jawab siswa melalui organisasi dan kegiatan
ekstra kurikuler sekolah. Dia kemudian juga memberikan siswa dengan kursus yang
memenuhi kebutuhan industri.
Kedua, mampu membaca situasi kerja dan mental anggotanya (guru). Dengan
cara ini dia akan tahu kapan harus memberikan instruksi dan perintah saat
menjalankan misinya. Salah satunya adalah menugaskan guru berdasarkan proyek
yang dibutuhkan saat ini. Ketiga, ia mampu bertindak sesuai dengan tata tertib
sekolah yang ada, dan Argus berusaha membentuk para guru dan siswa agar mentaati
tata tertib sekolah. Dengan demikian, beberapa strategi yang dilakukan Agus
Suprianta relevan dengan teori humanis/populis. Kepemimpinan demokratis ini
ditandai dengan berpusat pada orang. Tipe pemimpin ini selalu memberikan
bimbingan kepada anggotanya. Pemimpin berusaha untuk bekerja dengan semua
anggota dengan menekankan bahwa anggota memiliki rasa tanggung jawab yang
tinggi terhadap diri mereka sendiri dan mampu bekerja sama dengan baik dalam
organisasi. Kepemimpinan demokratis memiliki sikap hormat terhadap semua
anggota dan menerima segala saran dan masukan dari anggota. Pemimpin demokratis
akan mengenali potensi yang dimiliki anggota dan akan mampu memanfaatkan setiap
potensi bila perlu. Pemimpin Teori Demokrasi sering disebut sebagai Pengembang
Kelompok
Menurut ketentuan penilaian kinerja kepala sekolah, kepala sekolah harus
memiliki kemampuan untuk melaksanakan tanggung jawab kepemimpinannya dengan
baik, yang diwujudkan dalam kemampuan menyusun rencana sekolah, mengatur
personel, kewenangan tenaga kependidikan, dan mengoptimalkan penggunaan sumber
daya sekolah. Kapasitas pengembangan kurikulum sekolah harus tercermin dalam: (1)
pengembangan kurikulum jangka panjang, baik akademik maupun non akademik,
yang digariskan dalam kurun waktu lima tahun; (2) pengembangan kurikulum tiga
sampai lima tahun. -rencana jangka menengah tahun, baik akademik maupun
nonakademik; (3) Menyusun rencana jangka pendek, meliputi rencana akademik dan
nonakademik yang dituangkan dalam satu tahun (rencana tahunan), termasuk
penyusunan Rencana Anggaran Belanja Sekolah (RAPBS). ) dan Anggaran Anggaran
Sekolah (ABS).Pada saat yang sama, kepala sekolah harus memiliki mekanisme yang
jelas untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan proyek secara teratur, sistematis
dan sistematis.
Kemampuan mengorganisir organisasi personel sekolah harus tercermin dalam
pengembangan personel sekolah dan staf pendukung, seperti pengelola laboratorium,
perpustakaan dan Pusat Sumber Belajar (PSB); Panitia dan Panitia Peringatan Hari
Besar Keagamaan. Bapak Harkat Karim selaku kepala sekolah, dalam menjalankan
tugasnya sebagai pengelola/pengelola selalu merencanakan ke depan dengan tenaga
kependidikan (guru) yang akan melaksanakan tugasnya pada pertengahan bulan Mei
karena kegiatan tahun ajaran baru SMK dimulai pada akhir bulan Juni. Beliau juga
memberikan kewenangan penuh kepada guru untuk menyampaikan materi di kelas,
tanpa memandang usia dan latar belakang guru, asalkan keterampilan dan
profesionalitasnya sesuai. Siapa pun kemudian dapat mendaftar untuk meminta waktu
mengajar dan mata pelajaran yang akan diajarkan.
Selain kepala sekolah, guru juga memiliki peran yang sangat penting yaitu
sebagai pemimpin dalam proses pelaksanaan kegiatan pengajaran. Di lapangan, guru
berperan sebagai transformer (transferer) ilmu pengetahuan, teknologi, menanamkan
keimanan, ketakwaan, dan membiasakan siswa dengan akhlak yang baik dan
kemandirian. Pelaksanaan peran tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan yang
ditetapkan oleh GBHN, yaitu pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan
kualitas manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas Ya , kreatif,
terampil, disiplin, etos kerja, produktif, sehat. Tujuan yang hampir sama tertuang
dalam undang-undang nomor RI. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional: Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
manusia. seorang warga negara. Jawaban Negara yang Demokratis dan Akuntabel.
Perencanaan, pengorganisasian sumber daya, pelaksanaan kegiatan, serta
pengendalian dan evaluasi merupakan empat strategi manajemen sekolah menengah
kejuruan. Empat strategi manajemen utama dibahas secara rinci di bawah ini.
Pertama, rencanakan dengan baik. Bapak Harkat Karim sebagai Kepala Sekolah
mampu melaksanakan proses perencanaan yang meliputi perencanaan jangka pendek,
perencanaan jangka menengah dan perencanaan jangka panjang. Perencanaan jangka
pendek adalah merencanakan manfaat jangka pendek, seperti sebulan hingga satu
tahun ajaran, dan dia merencanakan kegiatan ini menjelang PPDB, yaitu pertengahan
Mei, termasuk semua konten pendidikan. Perencanaan jangka menengah adalah
pekerjaan perencanaan selama 2-5 tahun Proyek perencanaannya melibatkan yayasan
dan komite sekolah, seperti pembangunan baru setempat atau pemugaran gedung, atau
pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, sedangkan perencanaan jangka
panjang mencakup sekitar 5 - rencana 10 tahun. Dia melihat proses perencanaan
sebagai salah satu keterampilan penting karena perencanaan yang baik adalah
setengah dari pertempuran.
E. Saran
Disarankan strategi tersebut harus memberikan dampak positif bagi
mahasiswa di dunia kerja, misalnya 1) mahasiswa dibekali keterampilan dan
kemampuan menghadapi dunia kerja; 2) mahasiswa melangkah ke dunia kerja dengan
rasa tanggung jawab dan perilaku yang baik; Ayo dan kuasai keterampilan, karena
dalam setiap proses pembelajaran diselaraskan dengan kebutuhan perusahaan. Kepala
SMK menerapkan teori humanisme di bawah kepemimpinannya, yaitu berusaha
memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk mewujudkan ide-idenya dan
memenuhi kebutuhan kemanusiaannya. Tipe kepemimpinan yang digunakan
kemudian dikaitkan dengan tipe demokrasi yaitu memiliki sikap menghargai semua
anggotanya dan menerima segala saran dan masukan dari anggota. Dia akan
mengenali potensi yang dimiliki anggota dan dapat menggunakan setiap potensi pada
waktunya.

Referensi

Akello, S and Ahmed, A.O. (2015). Education as a Practice of Freedom: Reflections on bell
hooks. Journal of Education and Practice, 6 (1).

Andang. (2014). Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Anwar Prabu Mangkunegara. Managemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT


Remaja Rosda Karya, 2015.

Asfiati, Mahdi, N.I. (2020). Merdeka belajar bagi anak kebutuhan khusus di SLB Kumala
Indah Padangsidimpuan. Journal of Islamic Early Childhood Education, 3 (1)

Asmani, M., Jamal (2015). Manajemen Efektif Marketing Sekolah. Jogjakarta: Diva Pers.
Jannah, L. K. (2020). Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Menghadapi Era Revolusi
Industri 4.0 : Perspektif Manajemen Pendidikan. ISLAMIKA, 2(1)

Joyti, S. (2014). Teacher Autonomy: Key to Teaching Success. Bhartiyam International


Journal of Education & Research, 4 (1)

Moh. Pabundu Tika. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja. Jakarta: PT Bumi Aksara,
2008.

Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014

Usep. (2017). Pengelolaan Magang Guru Produktif SMK Paket Keahlian Teknik Sepeda
Motor Berbasis Kemitraan. Jurnal Administrasi Pendidikan, Vol XXIV (1).

Wahab, A. A. (2011). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung:


Alfabeta.

Yamin, M. Syahrir. (2020). Pembangunan Pendidikan Merdeka Belajar. Jurnal Ilmiah


Mandala Education, 6 (1)

Anda mungkin juga menyukai