Anda di halaman 1dari 6

Nama : Siti Nuryani

Nim : 1601621034

Prodi : Pendidikan Jasmani Kelas (D)

1. Hakikat manusia di dunia pada proses pendidikan yang berdampak pada hasil pendidikan,
jelaskan yang berhubungan individu, masyarakat dan budaya
Jawab:
 Individu: manusia mempunyai keinginan umtuk menjadi apa yang sesuai dengan
keingannya sendiri. Meskipun ia bergaul dengan sesama manusia, ia akan tetap
berusaha menjadi dirinya sendiri. Oleh karena itu, manusia sebagai individu yang
tidak pasif, tetapi bebas dan aktif untuk mewujudkan apa yang diinginkan dirinya.
Dengan adanya pendidikan makan membantu manusia dalam mewujudkan atau
mengaktualisasikan dirinya sendiri. Pendidikan tidak hanya untuk membentuk
manusia berdasarkan pada kendandak pendidikan saja, tetapi juga harus ada usaha
dari individu yang dididiknya untuk mewujudkan apa yang diinginkannya.
 Sosial/Masyarakat: manusia merupakan insan sosial yang tidak dapat hidup
sendiri dan perlu hidup bersaa sesamanya, manusia butuh bergaul dengan orang
lain disekitarnya. Dengan adanya kehidupan bersosialisasi maka memberikan
pengaruh timbal balik. Karena pada diri setiap individu akan menerima pengaruh
dari yang lainnya. Dengan begitu manusia perlu dididik, sebab upaya bantuan
atau pengaruh dari suatu pendidikan itu disampaikan melalu interaksi dan
komunikasi antar sesama manusia.
 Budaya: Transformasi nilai-nilai budaya dimiliki paling efektif adalah melalui
proses pendidikan. Dalam masyarakat modern proses pendidikan tersebut
didasarkan pada program pendidikan secara formal. Oleh sebab itu dalam
penyelenggarannya dibentuk kelembagaan pendidikan formal. Pendidikan
mencakup dua kepentingan utama, yaitu pengembangan potensi individu dan
pewarisan nilai-nilai budaya). Jadi kedua hal tersebut yaitu pendidikan dan
kebudayaan berkaitan erat dan hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena saling
membutuhkan satu sama lainnya. Pendidikan mengemban dua tugas utama, yaitu
peningkatan potensi individu dan pelestarian nilai-nilai budaya. Manusia sebagai
mahluk berbudaya, pada hakikatnya adalah pencipta budaya itu sendiri. Budaya
itu kemudian meningkatkan sejalan dengan peningkatan potensi manusia pencipta
budaya itu. Pendidikan merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia dalam segala aspek kehidupan dan sekaligus sebagai upaya
pewarisan nilai-nilai budaya bagi kelangsungan hidup manusia yang berbudaya.
Dengan demikian pendidikan merupakan produk budaya dan sebaliknya budaya
merupakan produk pendidikan.

2. Jelaskan dan cari contoh konkrit hasil pendidikan yang berhubungan dengan aspek
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan
Jawab:
 Aspek Ekonomi
Hubungan kausalitas antara peran pendidikan dan ekonomi menjadi semakin
terbukti dan kuat,sektor pendidikan sebagai penggerak utama dinamika
perkembangan ekonomi semakin mendorong proses transformasi struktural
berjangka panjang, karena pendidikan memberikan high rate of return di masa
mendatang. Pengeluaran pemerintah secara proporsional dan tepat sasaran
terhadap program pendidikan (rintisan wajib belajar 9 tahun atau pendidikan
menengah universal) memberikan dampak percepatan terhadap pertumbuhan
ekonomi. Rekomendasi terhadap perbaikan dan perluasan akses secara
berkeadilan dan bermutu merupakan keharusan bagi semua warga negara. Secara
konkret, keterlibatan masyarakat terhadap gerakan sadar pendidikan hendaknya
semakin diperluas agar cita-cita mencerdaskan bangsa Indonesia segera terwujud
seiring dengan meningkatnya negara kesejahteraan.
 Aspek Politik
Kaitan antara pendidikan dan politik sangat erat bahkan selalu berhubungan
sehingga dengan keadaan tersebut dapat kita ketahui bahwa politik negara sangat
berperan menentukan arah perkembangan pendidikan di suatu negara. Politik
dalam bidang pendidikan sebenarnya ada, sebuah contoh; seorang kepala sekolah
SMK yang memutuskan kebijakan tentang pola magang bagi siswa-siswanya,
apakah keputusan itu tidak dapat dianggap sebagai sebuah keputusan politik.
Contoh lain adalah peraturan-peraturan tentang pendidikan yang diputuskan
pemerintah baik berupa kebijakan atau pedoman sebenarnya merupakan
keputusan politik juga. Hal itu beralasan karena sebelum sebuah peraturan tentang
pendidikan diputuskan harus melalui pembahasan yang sangat sengit baik pada
lembaga legislatif maupun eksekutif. Kita masih ingat bagaimana Undang-
Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang tertunda
penetapannya untuk waktu yang tidak sebentar hanya karena ada salah satu pasal
yang menjadi perdebatan. Di sana terjadi tarik menarik antara berbagai kelompok
dan itu merupakan sesuatu yang lazim dalam dunia politik.
 Aspek Sosial
Contoh konkrit aspek sosial di bidang pendidikan
a. Peningkatan kesejahteraan sebagian masyarakat, tingginya kebutuhan tenaga
kerja terdidik, dan kemajuan pembangunan telah membuat jumlah peserta didik di
Indonesia terus meningkat. Akses ke jenjang pendidikan juga semakin tinggi,
sehingga kini lebih banyak sarjana di Indonesia ketimbang periode 30 hingga 50
tahun lalu.
b. Hadirnya inovasi teknologi komunikasi dan informasi yang cepat turut
mengubah pendidikan di Indonesia. Akibatnya, saat ini penggunaan komputer,
internet, dan sumber-sumber pustaka digital semakin banyak sekaligus lumrah di
sekolah-sekolah.
c. Selain itu, adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan para pelajar dan
mahasiswa belajar dari jarak jauh, terbukti membuat penggunaan sarana
pembelajaran online bertambah populer di sekolah-sekolah dan kampus.
Sebelumnya, sarana pembelajaran online memang sudah digunakan sejak
beberapa tahun lalu, tapi tidak semasif pada tahun 2020 dan 2021 saat pandemi
terjadi. Di sisi lain, perubahan ini juga memicu polemik karena sebagian
masyarakat menilai pembelajaran online memakan biaya tidak sedikit dan kurang
efektif.
d. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi dan perluasan akses internet di
Indonesia telah mengubah sistem ujian ke arah sistem online. Kini, pelaksanaan
ujian masuk universitas negeri, seperti SNMPTN, SBMPTN dan lain sebagainya,
telah menggunakan sistem online secara penuh. Hal seperti ini jauh berbeda dari
sistem ujian masuk PTN pada 10 atau 20 tahun lalu.
 Aspek Budaya
Pendidikan tidak akan bisa terpisahkan dari kebudayaan. Keduanya sangat erat
hubungannya karena saling melengkapi dan mendukung antara satu sama lain.
Untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiri, cara paling efektif yang
dapat dilakukan adalah dengan pendidikan. Dengan adanya pendidikan, kita bisa
mentransfer kebudayaan itu sendiri dari generasi kegenerasi selanjutnya, dan kita
sebagai masyarakat mencita - citakan terwujudnya masyarakat dan kebudayaan
yang lebih baik kedepannya, maka sudah dengan sendirinya kita akan sadar akan
pentingnya meningkatkan pendidikan kita supaya menjadi pribadi yang baik yang
dapat menjaga kebudayaan.Contoh konkrit hasil pendidikan pada aspek budaya
yaitu:
- Orang suku Jawa yang telah diajari di sekolah untuk menghargai dan
menghormati suku lain, akan membantu suku lain mengenal kebudayaan
Jawa.
- Penerimaan siswa - siswi sekolah semi - militer SMA Taruna Nusantara
Magelang dilakukan di semua provinsi di Indonesia. Sehingga otomatis
seluruh siswa di sana berasal dari beragam suku dan semuanya
mendapatkan hak yang sama dalam bidang pendidikan.
- Di sekolah manapun akan mengajarkan materi muatan lokal kesenian di
samping pelajaran - pelajaran utama.

3. Tokoh pendidikan, seperti; Pestalozzi, Maria Montessori dan Ki Hajar Dewantara telah
meletakan dasar pendidikan, bagaimana pandapat saudara dalam kaitannya dengan
kurikulum di Indonesia
Jawab:
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaraturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum adalah pedoman bagi guru
dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dalalm mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pendidikan, karena
kurikulum lah yang mengatur dan mnegarahkan agar tujuan pendidikan itu dapat tercapai
dan tidak melenceng dari tujuan yang telah direncanakan. Selain itu dalam
implementasinya kurikulum harus dilakukan pengawasan dan evaluasi untuk meninjau
sejauh mana keefektifan dan keberhasilan dari kurikulum tersebut. Hal ini juga bertujuan
agar dapat menjadi perbaikan kurikulum untuk kedepannya. Dari disini dapat kita lihat
bahwa pentignya keberadaan suatu kurikulum dalam sebuah pendidikan. Dan tidak
ketinggalan juga bahwa guru juga memiliki peran penting dalam administrasi kurikulum
dimana guru, berperan dalam mengimplementasikan kurikulum dalam peroses kegiatan
belajar mengajar.
Kedudukan kurikulum dalam pendidikan adalah sebagai konstruk yang dibangun untuk
mentransfer apa yang sudah terjadi di masa lalu kepada generasi berikutnya untuk
dilestarikan, diteruskan, atau dikembangkan, jawaban untuk menyelesaikan berbagai
masalah sosial yang berkenaan dengan pendidikan dan untuk membangun kehidupan
masa depan dimana masa lalu, masa sekarang, dan berbagai rencana pengembangan serta
pembangunan bangsa dijadikan dasar untuk mengembangkan kehidupan masa depan,
serta sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.

4. 18 nilai karakter pendidikan, bagaimana implementasinya


Jawab:
1) Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang di
anutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
pemeluk agama lain.
2) Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3) Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4) Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan.
5) Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6) Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.
7) Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8) Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.
9) Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
10) Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11) Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
12) Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain.
13) Bersahabat/Komuniktif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama
dengan orang lain.
14) Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan
aman atas kehadiran dirinya.diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya).
15) Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
16) Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan
alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17) Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
18) Tanggung-jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan.

5. Kebijakan pemeritah dalam menerapkan kurikulum di sekolah ada yang melaksanakan


kurikulum 13 dan sekarang mas Nadiem (menteri pendidikan, kebudayaan, riset dan
teknologi) mulai sosialisasi kurikulum merdeka, bagaimana pendapat saudara
Jawab:
Untuk Kurikulum Merdeka, beban materinya tidak seberat Kurikulum 2013 dan
mengunggulkan project base learning alias praktik di lapangan. Dalam kurikulum ini,
sebanyak 30 persen beban pelajaran murid ada praktik dan sisanya adalah teori.
Selain itu, Kurikulum Merdeka juga memberikan kebebasan kepada guru mengatur
waktu pelajaran atau flexible time. Hal ini memungkinkan karena target pemenuhan jam
belajar siswa dibuat menjadi per tahun, bukan lagi per pekan.
Namun, kurikulum jenis ini tidak cocok diterapkan pada kondisi pandemi seperti saat ini,
apa lagi dengan metode pembelajaran jarak jauh atau PJJ. Dan murid yang belajar dengan
kurikulum ini berisiko mengalami learning loss karena tidak adanya pembelajaran tatap
muka dengan guru serta banyak yang kehilangan motivasi belajar.

Anda mungkin juga menyukai