Anda di halaman 1dari 18

KEBIJAKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Dosen Pengampu :
Herni Irmayani, M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 02

1. Muchammad Firdaus (1930203088)


2. Bella Ryanti (1930203062)
3. Hesty Dwi Anggraini (1930203158)

PROGRAM MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAN DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam tak lupa
kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberi membawa
syari’ah dan keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Makalah berjudul “Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013” ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Telaah Kurikulum”. Kami telah
berusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuan yang ada agar makalah ini
dapat sesuai harapan.
Kami ucapkan terimah kasih kepada pihak yang telah memberi dukungan
kepada kami dalam menyusun makalah ini, khususnya kepada Ibu Herni
Irmayani, M. Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan tugas
makalah ini.
Sesuai dengan fitrahnya manusia tak luput dari kesalahan dan kekhilafan,
maka dari itu makalah yang kami susun ini pun elum mencapai kesempurnaan.
Harapan kami sebagai pemakalah agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua serta mendapat ridho dan ampunan bagi-Nya. Aamiin.

Palembang, 09 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia secara konstitusional tertulis dalam
pembukaan UUD dengan kalimat “mencerdaskan kehidupan bangsa” kalimat
tersebut menjelaskan bahwa pendidikan merupakan salah satu tujuan cita-cita
bangsa Indonesia. Kemdian dilihat dalam UndangUndang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdapat kalimat menyatakan bahwa
“Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan
membentuk kehidupan bangsa, untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia beriman dan bertawa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Dengan demikian dari landasan konstitusional tersebut membuat
pendidikan nasional merupakan pendidikan ini diberikan kepada masyarakat
untuk mendapatkan kebermanfaatan dalam mengembangkan kemampuan,
watak serta peradaban sehingga manusia Indonesia akan lebih berkembang
dalam hal potensinya dengan disertai akhlak mulia, kecakapan, kreatifitas dan
kemandirian dalam suatu negara. yang kuat, tetapi pada kenyataannya belum
dapat dilaksanan sesuai dengan harapan.
Salah satu kebijakan pemerintah dalam pendidikan adalah kebijakan
kurikulum pendidikan dari zaman ke zaman pasti berubah. Hal tersebut tidak
masalah ketika suatu kurikulum terjadi perubahan demi memperbaiki
pengajaran dan kualitas pendidikan di Indonesia. Apapun sejatinya sebagai
masyarakat Indonesia harus menyadari bahwa kurikulum selalu memerlukan
pengembangan baru sesuai dengan perkembangnnya dan kebutuhan
masyarakat Indonesia. Justru suatu kurikulum akan tidak relevan lagi jika
tidak seimbang dengan perkembangan masyarakat sementara kurikulum
masih berkutat pada masa lalu. Dengan demikian, sejalan dengan itu penulis
menganalisis terhadap penerapannya kurikulum 2013 yang sampai sekarang

1
dijalankan. Kondisi nyata pendidikan saat ini, masih jauh dari berjalannya
fungsi tercapainya tujuan pendiidkan nasional. Mutu lulusan Pendidikan pun
belum menunjukan kemampuan yang bisa siswa-siswa berpikir kritis, kreatif,
inovatif, produktif dan solutif. Tidak hanya itu, kepribadian mereka juga
belum seutuh dan sekokoh yang diinginkan, kurang memiliki kepekaan
sosial-budaya, rendah rasa kebangsaannya, dan rendah kesadaran globalnya.
Lulusan dengan mutu rendah seperti ini pasti kurang mampu dalam memberi
kontribusi pada pemenuhan kebutuhan hidup bermartabat pada tingkat lokal,
nasional, regional dan internasional meskipun bangsa ini memiliki SDA yang
melimpah. Sementara untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional diperlukan
pendidikan yang efektif dan efisisen dalam menghasilkan lulusan yang
terbaik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebijakan implementasi kurikulum 2013?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kebijakan implementasi kurikulum 2013?

BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Kebijakan Kurikulum
Kebijakan merupakan terjemahan dari kata policy yang berasal dari
bahasa Inggris. Kata policy diartikan sebagai sebuah rencana kegiatan atau
pernyataan mengenai tujuan-tujuan, yang diajukan atau diadopsi oleh suatu
pemerintah, partai politik, dan lain-lain. kebijakan juga diartikan sebagai
pernyataan-pernyataan mengenai kontrak penjaminan atau pernyataan
tertentu.1
James E. Anderson secara lebih jelas menyatakan bahwa yang
dimaksud kebijakan adalah kebijakan yang dikembang oleh badanbadan dan
pejabat-pejabat pemerintah. Pengertian ini, menurutnya berimplikasi: (1)
bahwa kebijakan selalu mempunyai tujuan tertentu atau merupakan tindakan
yang berorientasi pada tujuan, (2) bahwa kebijakan itu berisi tindakan-
tindakan atau pola-pola tindakan pejabat-pejabat pemerintah, (3) bahwa
kebijakan bisa bersifat positif dalam arti merupakan beberapa bentuk tindakan
pemerintah mengenai suatu masalah tertentu atau bersifat negatif dalam arti
merupakan keputusan pejabat pemerintah mengenai suatu masalah tertentu
atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan pejabat pemerintah
untuk tidak melakukan sesuatu. (5) bahwa kebijakan dalam arti didasarkan
pada peraturan perundang-undangan dan bersifat memaksa.2

B. Analisis Kebijakan Kurikulum


Analisis kebijakan merupakan penelitian sosial terapan yang secara
sistematis disusun dalam rangka mengetahui substansi dari kebjakan agar
dapat diketahui secara jelas informasi mengenai masalah-masalah yang
dijawab oleh kebijkaan dan masalah-masalah yang mungkin timbul sebagai
akibat dari penerapan kebijakan. Ruang lingkup dan metode analisis

1
AS Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, (Oxford:
Oxford University Press 1995), cet ke5, hlm. 893.
2
James E. Anderson, Public Policy Making, (New York: Holt, Rinehart and Winston,
1984), cet. Ke 3, hlm. 3-5.

3
kebijakan umumnya bersifat deskriptif dan faktual mengenai sebab-sebab
adan akibat-akibat suatu kebijakan3
Pada umunya, analisis kebijakan memfokuskan kajiannya pada tiga
hal. Ketiga fokus tersebut merupakan pijakan dipedomani dalam melakukan
analisis kebijakan. Tiga fokus tersebut, yaitu::
1. Defisini masalah sosial (Perencanaan)
2. Implementasi kebijakan (Implementasi)
3. Akibat-akibat kebijakan (Evaluasi)4
Dengan memfokuskan kajian ketiga hal diatas, proses analisis
kebijakan akan berusaha mendefiniskan secara jelas permasalahan yang akan
menjadi fokus kajian untuk ditanggulangi oleh kebijakan. Setelah masalah
yang menjadi fokus kajian analisis kebijakan ditentukan, analisis kebijakan
bertugas menentukan kebijakan yang sesuai dengan masalah sehingga
masalah dapat dipecahkan dengan baik.

C. Kurikulum 2013
Dalam hal ini Kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang terintegrasi,
maksudnya adalah suatu model kurikulum yang dapat mengintegrasikan skill,
themes, concepts, and topic baik dalam bentuk wiyhin singel disciplines,
across several disciplines and within and across learners.5
Dengan kata lain bahwa kurikulum terpadu sebagai sebuah konsep
dpat dikatakan sebagai sebuah sistem dan pendekatan pembelajaran yang
melibatkan beberapa disiplin ilmu atau mata pelajaran yang melibatkan
beberapa disiplin ilmu atau mata pelajaran/ bidang studi untuk memberikan
pengalaman yang bermakna dan luas kepada peserta didik. Inti dari
kurikulum 2013 ada pada upaya penyederhanaan dan sifatnya yang termasuk
instegratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap

3
Wiliam N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 2000), cet. Ke IV, hlm. 95-97.
4
Ismail Nawani, Public Policy; Analisis, Strategi, Advokasi, Teori, dan Praktek,
(Surabaya: PMN, 2009), hlm. 43-46.
5
Loeloek Endah Poerwati, Panduan Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta: PT Prestasi
Pustakarya, 2013) hlm. 28.

4
dalam menghadapi tantangan masa depan. Kurikulum disusun untuk
mengantisipasi perkembangan masa depan.

D. Perencanaan Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 yang direncanakan melalui tahap uji publik. Uji
publik tersebut untuk menyemournakan gagasan-gagasan yang sudah
ditelaah. Gagasan-gagasan tersebut disampaikan ke publik yang diharapkan
peserta bisa memberikan pandangan dan masukan sehingga kurikulum
diterapkan bisa sempurna. Uji publik pengembangan kurikulum 2013 salah
satunya bertujuan untuk mendapat masukan dari para pemangku kepentingan
pendidikan nasional. Kebijakan kurikulum 2013 itu adalah kebijakan public
di tingkat nasional.
Sebelumnya alasan perubahan kurikulum yang paling utama adalah
perkembangan ilmu teknologi, seni serta perubahan sosial. yang membuat
gaya hidup dan menciptakan perubahan tatanan kehidupan global. Perubahan
tersebut terjadi secara cepat dan terus menerus. Nah maka dari itu
diperlukannya perubahan dalam membangun pendidikan Indonesia ini, tidak
mungkin memakai kurikulum lama tapi perkembangan dan kesesuaian dari
peserta didik sudah lebih berkembang karena di era globalisasi ini.
Sebenarnya kurikulum 2013 ini sudah masuk dalam RPJMN 2010-
2014 di sektor pendidikan. Semua ini dilakukan untuk menjawab tantangan
masa depan yang terus berubah agar peserta didik mampu bersaing di masa
depan. Tantangan seperti apa yang harus dihadapkan, kurikulum menjawab
dengan beberapa faktor-faktor tersebut dalam pengembangan kurikulum 2013
adalah tantangan internal dan eksternal. Yang dimana, tantangan internal ini
lebih kepada bagaimana mengupayakan agar sumber daya manusia usia
produktif ini dapat di transformasikan menjadi sumber daya manusia yang
mempunyai komptensi dan keterampilan memalui pendidikan. Lalu tantangan
eksternal yang sudah diatas bicarakan bahwa arus globalisasi terkait
lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, perkembangan industri
sekarang dengan kreatif dan budaya, dan masuknya pendidikan di tingkat

5
internasional membuat pola hidup masyarakat tradisional sekarang maupun
agraris harus menajadi masyarakat industri.6
Kemudian, membahas tujuan dari kurikulum 2013 ini adalah seperti
banyaknya omongan di berbagai media massa bahwa pengembangan
kurikulum 2013 akan menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang
produktif, kreatif, inovatif, afektif, keterampilan, penguatan sikap dan
pengetahuan yang integritas. Ketika dirasakan bahwa kurikulum 2013 ini
difokuskan kepada kompetensi peserta didiknya jadi para guru tidak hanya
menjadi pemateri yang satu arah namun kurikulum 2013 ini membuat pola
pembelajaran mejadi pembelajaran interaktif antara guru – peserta didik dan
sumber lainnya, lalu peserta didik membuat FGD atau bisa dibilang belajar
kelompok, presentasinya pun tidak guru terus menerus yang memberi materi
namun peserta didik juga. Kemudian, peran aktif dalam peserta didik adalah
salah satu basis penilaian dari para guru. Pembelajaran yang dahulu hanya
dari buku kurikulum 2013 ini membuat pembelajaran berbasis alat
multimedia.
Perencanaan ini tak lepas dari sosialisasi untuk menuju
pengimpelemntasian kurikulum 2013. Yaitu pertama Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan mengedar surat kepada kepala Dinas Pendidikan
provinsi/kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Pendaftaran tersebut juga
melihat persiapan sekolah yang memadai soal ketersediaan guru, akreditasi,
dan waktu persiapan yang memadai. Lalu, diberikannya materi yang nantinya
akan diajarkan ke pesertadidik, tidak hanya materi namun cara mengajar
sistem guru pun juga ada tata cara yang baru dri kurikulum 2013.
Lalu, dari pemerintah sekitar beranjak sosialisasi ke guru dimana
sosialisasi ini diikuti oleh Kepala Sekolah, dan guru mata pelajaran yang
terdiri dari sekoah yang diamanahi untuk menjalankan kurikulum 2013.
Didalam sosialisasi tersebut lebih memberi arahan strategistrategi yang akan
digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013. Lalu yang ketiga sosialisasi

6
https://kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/Paparan/Paparan%20Wamendik.pdf
diakses Minggu, 08 September 2022

6
kepada masyrakat atau publik sosialisasi ini menuju kepada orangtua siswa
agar mereka pun tau tujuan dari kurikulum 2013 ini. yang terakhir adalah
siswa diperkenalkannya kurikulum 2013 ini setelah MOS sebagai bentuk
sosialisasi sekolah kepada siswa.

E. Implementasi Kebijakan Kurikulum


Implementasi dari kebijakan kurikulum 2013 ini memakai model
Edwards III yang satu model implementasi ini cocok pada level birokrasi
yang ada level birokrasi yang terstruktur pada suatu lembaga pemerintahan,
dimana setiap level hirarchi mempunyai peran sesuai dengan fungsi dalam
penjabaran kebijakan yang akan dilaksanakan dan memudahkan terhadap
implementasi suatu kebijakan pada masing-masing level birokrasi mulai dari
tingkat departemen (pemerintah pusat), pemerintah propinsi, pemerintah
kabupaten/kota, sampai ketingkat pelaksana dilapangan7
Dengan pertimbangan saya, bahwa setiap implementasi kebijakan
selalu terdiri dari tiga unsur yaitu program kebijakan, stakeholders, target
groups. Beberapa faktor akan dibahas sebagai kesatuan yang utuh dalam
memandang manfaat pengimplemntasian program kebijakan tentang
kurikulum 2013 yang dilakukan oleh stakeholders dalam hal ini pelaksana
yang ditunjuk pemerintah untuk memberika perubahan yang transformatif.
Dalam mengkaji kebijakan model Edward III komunikasi antara stakeholders
dan pelaksana jika implementasi kebijakan ingin berlangsung efektif.
Keefktifannya ditentukan oleh kejelasan tujuan-tujuan dari kebijakan
tersebut. Kesalahan dalam kurikulum 2013 ini sumber-sumber informasi yang
berbeda memberikan interpretasi-interpretasi yang tidak konsisten terhadap
kebijakan yang akan disampaikan, maka akan bertentangan untuk
melaksanakan maksud kebijakan tersebut 8
Dalam menyelesaikan permasalahan kurikulum 2013 tentunya
diperlukan keterlibatan beberapa instansi dalam implementasi kebijakan,
7
Soffan Aripin, “Peran Administrator Publik Dalam Formulasi dan Implementasi
Kebijakan”, Jurnal Academia FISIP Untad, Volume 06 No. 01, Februari 2014.
8
Ibid.

7
sumberdaya atau target groups merupakan faktor berpengaruhnya secara
langsung terhadap keefktifan pelaksana kebijakan. Namun balik lagi, menurut
Edward sumber daya tak kalah pentingnya adalah dana, faktor dana pun
penunjang keberhasilan pelaksanaan implementasi kebijakan. Kemudian
pengimplementasiannya melihat dari komitmen pelaksana yaitu guru dan
siswa, implementasinya adalah kedua sekarang sama-sama tidak siap karena
perubahan yang langsung itu.
Ada tiga hal yang disiapkan untuk implementasi kurikulum 2013.
Pertama, kesiapan buku pegangan utama guru dan buku bagi siswa. Buku
babon (induk) untuk guru harus dipersiapkan secara matang agar benar-benar
menjadi panduan guru dalam implementasi.Yang kedua, Kemdikbud akan
melakukan pelatihan bagi guru. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan yang bersifat manajemen kepentingan. Dan persiapan yang ketiga
adalah persiapa adalah persiapan administrasi tata kelola. Guru akan memiliki
rapor sendiri dalam menjalankan tugasnya. Demikian pula pembagian jam
mengajarnya akan ikut ditata.9
Sejak disahkan, kurikulum 2013 telah di ujicoba pada tahun lalu
dengan menjadikan beberapa sekolah sebagai sekolah percobaan. Di tahun
2014 kurikulum ini sudah diterapkan dikelas I, II, IV dan V sementara untuk
SMP Kelas VII dan VIII. Adapun untuk SMA diberlakukan untuk kelas X
dan XII. Dalam kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi
merupakan suatu acuan sebagai tujuan. Berdasarkan asumsi-asumsi
kurikulum 2013, dalam implementasi kurikulum 2013 dilakukan penambahan
beban belajar pada semua jenjang pendidikan. Kebijakan penambahan ini
dimaksud agar guru memiliki waktu yang leluasa untuk mengelola dan
mengembangkan proses pembelajaran pada peserta didik. Lalu, dari
kebijakan didalam kurikulum 2013 ini adalah pramuka sebagai Ekstra
Kulikuler Wajib pada satuan pendidikan dasar dan menengah, tujuannya
untuk meningkatkan layanan secara profesional, lalu perbadingan dari KTSP
2006 ke 2013 adalah Bahasa Inggris hanya ekskul. Jadi, yang dahulu mata
pelajaran Bahasa Inggris wajib sekarang tidak. Penghapusan ini didasari

8
karena mengkhawatirkan penguasaan bahasa Indonesia tidak di kuasai oleh
peserta didik.
Lalu mata pelajaran TIK dan Bahasa Inggris dihapuskan.
Implementasi tersebut mengundang pro-kontra dari beberapa sudut pandang
yang nanti akan dibahas di evaluasi, TIK disini bukan sebagai mata pelajaran
melainkan sebagai media pembelajaran. Kemudian, semua mata pelajaran
diajarkan dengan pendekatan yang sama yaitu dengan sistem para didik
diusahakan untuk interaktif pendekatan tersebut mengamati, menanya,
mencoba, menalar. Di jenjang SMA, kelas 10 yang mahasiswa baru langsung
penjurusan IPA dan IPS. Jadi, ketika pendaftaran SMA siswa-siswi memilih
IPA atau IPS dan di beberapa sekolah menerapkan test atau memang
langsung dari sekolah sebelumnya. Jenjang SMA juga terdapat mata pelajaran
peminatan yang diusulkan dari kurikulum 2013 itu sendiri tergantung dari
sekolah masing-masing menerapkannya seperi apa. Outputnya agar siswa
lebih fokus dari kelas 10 SMA, terdapat pilihan peminatan juga untuk siswa
yang jurusan dari IPA bisa merasakan satu pelajaran dari IPS dan sebaliknya.
Lalu SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar-
dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap. Kompetensi lulusan meliputi
aspek soft skills dan hard skills yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan
sikap.
Kemudian, dari asumsi-asumsi dan penglihatan sekitar
pembelajarannya juga mendorong siswa aktif, yang mengikuti tujuan dari
kurikulum 2013 itu sendiri. Seperti: keinteraktifan dalam belajar, guru yang
tidak melulu memberi materi yang disajikan. Lalu tidak melulu materi yang
disajikan dapat dari guru namun kegiatan pembelajaran ini membuka peluang
kepada siswa sumber belajar seperti informasi dari buku siswa, internet,
koran, majalah, referensi dan perspustakaan. Jadi tidak harus tatp muka dalam
kelas. .Hal implementasinya selanjutnya hasil belajar pada raport tidak hany
amelaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya, tetapi menyajikan
informasi menyangkut perkembangan sikap dan keterampilannya. Maksudnya
keterampilan seperti membaca, memulis, berbicara, mendengar.

9
F. Evaluasi
Secara faktual cukup banyak suatu kebijakan yang dirumuskan
dengan baik, tetapi kurang baik bahkan gagal terimplementasikan sesuai
harapan kebijakan yang ditetapkan, apalagi kebijakan yang kurang baik akan
sangat tidak mungkin terimplementasi dengan baik. Hal ini tercermin dalam
kebijakan kurikulum 2013 sebagai salah satu upaya dalam merubah desain
pemikiran yang mengharapkan kreativitas dan inovasi muncul dari anak didik
untuk mengembangkan ide dan pemikiran yang konstruktif dan kondusif
sesuai nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia, sehingga akan terbangun
kemampuan idealisme yang berkarakter ke Indonesiaan dalam menghadapi
tantangan global. Secara formulasi kebijakan kurikulum 2013 merupakan
terobosan Departemen Pendidikan Nasional dan Kebudayaan dalam
menindaklanjuti UU No. 20 Tahun 2003 dan PP No. 19 Tahun 2005,
konsekwensi yang timbul adalah dalam implementasi yang kurang
memperhatikan model-model implementasi yang tepat dalam kemajemukan
yang dimiliki Bangsa Indonesia, disamping aspek politis dan ekonomi yang
ikut merongrong.9
Sejak kurikulum 2013 disahkan dan diterapkan di beberapa sekolah
untuk uji coba banyak muncul berbagai kritik dan keluhan dari pihak institusi
pendidikan terhadap kesiapan pemerintah dalam penerapan kurikum itu. Itu
sangat benar, ketika yang dirasakan banyak ketidaksiapan dari para guru serta
murid untuk menerapkan kurikulum 2013 ini. Kemakluman pasti ada karena
proses untuk menjadi yang diinginkan juga tidak akan langsung namun butuh
proses. Pandangan saya dari pertama perencanaan memang kurikulum 2013
ini dikemas sangat bagus, unik dan menarik, sangat visioner kedepannya
karena Indonesia juga membutuhkan sumber daya yang transformatif. Dalam
arti, perkembangan era globalisasi ini pesat membutuhkan perkembangan dari
sisi sektor pendidikan juga untuk mencetak sumber daya manusia yang lebih

9
Soffan Aripin, “Peran Administrator Publik Dalam Formulasi dan Implementasi
Kebijakan”, Jurnal Academia FISIP Untad, Volume 06 No. 01, Februari 2014.

10
baik di masa akan datang. Namun pada pengimplementasiannya terdapat pro
serta kontra. Kebanyakan dari para guru, siswa serta orang tua pun
menganggap pemerintah masih belum siap untuk membuat kebijakan ini.
Pandangan penulis, kurikulum 2013 terkesan tergesa-gesa tanpa
dibarengi dengan perencanaan dan pemikiran yang bulat. Hal ini dapat
dibuktikan dengan yang pertama KTSP yang belum sempat dilaksanakan
dengan tuntas, tiba-tiba dengan bergantinya kurikulum, kedua yaitu
penyediaan buku ajar atau buku pelajaran dalam waktu yang relatif pendek.
Guru pun masih susah untuk mendapatkan literasi untuk menunjang
kurikulum 2013 ini. Kemudian, muatan kurikulum, sosialisasi serta
implementasi memang aspek dari pendidikan tidak hanya keilmuan saja.
Dengan adanya kurikulum 2013 yang dituntut untuk membangun pendidikan
moral, karakter, keterampilan serta keagamaan. Hal ini tentu berdampak pada
kurangnya penguasaan kemampuan keilmuan.
Melihat implementasi dari kurikulum 2013 menurut saya tidak
sebanding dengan tujuannya dan melihat era globalisasi karena TIK dan
Bahasa Inggris tidak menjadi mata pelajaran wajib. Padahal ironisnya SD pun
sekarang sudah banyak yang mengerti internet malah dihapus dari mata
pelajaran wajib. Padahal pembelajaran kurikulum 2013 tidak hanya text book
saja namun dituntut dari media juga dan mengharuskan kepada peserta didik
untuk melek tekhnologi termasuk di dalamnya bagaimana mengoprasikan
office word dll. Dari artikel yang saya baca alasan kemendikbud beralasan
meniadakan TIK sebagai mata pelajaran bahwa anak TK/SD pun sudah bisa
berinternetan. Alasan yang tidak bisa memuaskan, karena menurut saya TIK
sebagai alat bantu guru maupun siswa karena zaman semakin berkembang.
Sama halnya dengan Bahasa Inggris, ironisnya padahal tingkat pendidikan
sudah mencapai Internasional namun bahasa asing yang wajib itu untuk
zaman sekarang adalah Bahasa Inggris namun itu tidak menjadi mata
pelajaran.
Kendala implementasi dari segi kultural berkaitan dengan sikap
mindset manusia Indonesia yang mempunyai kemampuan berada pada taraf

11
yang belum memadai baik itu pemerintah, guru-guru, dan tenaga pendidikan.
Sehingga itu semua untuk proses membutuhkan waktu yang lama untuk
melakukan suatu perubahan, teramsuk upaya untuk penyempurnaan
kurikulum.
Lalu hal lain yang saya lihat bahwa kurikulum 2013 ini adalah
proses penilaian yang begitu rumit karena mengikuti jenjang kuliah dengan
memakai nilai yang berbentuk huruf yaitu A, B, C tidak lagi memakai angka.
Disini keluhan para orangtua yang tidak mengetahui penilaian yang realnya
dan tidak tahu anaknya mendapat rangking berapa karena nilai yang seragam.
Banyaknya evaluasi dari segi perencanaan sampai
pengimplementasiannya sekarang ini yang masih di perdebatkan media
massa, dengan asumsi-asumsi negatif. Ini evaluasi untuk stakeholders untuk
lebih matang merencanakan segala kebijakan. Memang, untuk melihat jangka
panjang diperlukan namun dilihat dulu dari segi pelaksana dan segi
sosiologisnya bahwa pelaksana “kaget” terhadap perubahan kurikulum
Indonesia ini.

BAB III
PENUTUP

12
A. KESIMPULAN
Sektor pendidikan tidak akan pernah diam untuk menunjang masa
depan generasi emas Indonesia. Selalu berlandaskan konstitusional yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Perubahan zaman pun membuat pemerintah
mengambil langkah untuk membuat kebijakankebijakan yang pantas untuk di
terapkan di era zaman sekarang. Salah satu kebijakan pemerintah di sektor
pendidikan adalah perubahan kurikulum. Perubahan ini berlandaskan
banyaknya perubahan teknologi, seni, perubahan sosial dan segalanya.
Apapun sejatinya sebagai masyarakat Indonesia harus menyadari bahwa
kurikulum selalu memerlukan pengembangan baru sesuai dengan
perkembangnnya dan kebutuhan masyarakat Indonesia. Justru suatu
kurikulum akan tidak relevan lagi jika tidak seimbang dengan perkembangan
masyarakat sementara kurikulum masih berkutat pada masa lalu. Kondisi
nyata pendidikan saat ini, masih jauh dari berjalannya fungsi tercapainya
tujuan pendiidkan nasional. Dari perencanaan yang memang dikatakan bagus
karena kurikulum 2013 akan menghasilkan sumber daya manusia Indonesia
yang produktif, kreatif, inovatif, afektif, keterampilan, penguatan sikap dan
pengetahuan yang integritas.Dan beberapa tujuan-tujuan yang memang lebih
transformatif.

Implementasi kebijakan ini mengoutput lulusan meliputi aspek soft


skills dan hard skills yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Jadi
dari kurikulum 2013 ini merubah mindset guru, siswa dan para orangtua
untuk lebih berperan aktif. Tidak hanya keilmuan saja yang dipelajari, namun
aspek dari sikap keterampilan, agama juga menjadi salah satu penilaian
karena kurikulum 2013 ini juga berbasis tematik. Penambahan jam mata
pelajaran tertentu, dan penilaian guru di raport pun sudah dikemas oleh
kurikulum 2013. Lalu, dari evaluasi ini adalah perencanaan yang tergesa-
gesa, dan ketidak siapan para guru, siswa dan orang tua untuk melaksanakan
dan merasakan ini. Banyak kendala-kendala dari mata pelajaran ada yang
dihapuskan yang menimbulkan pro kontra masyarakat, sampai aspek

13
penilaiannya. Paling mendasar adalah kurangnya kesediaan buku atau
literatur lainnya untuk menunjang kurikulum 2013. Dengan demikian,
sebenarnya kurikulum 2013 ini baik manfaatnya namun ketersediaan para
pelaksana belum siap

14
DAFTAR PUSTAKA

AS Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, (Oxford:


Oxford University Press 1995), cet ke5, hlm. 893
Anderson James E, Public Policy Making, (New York: Holt, Rinehart and
Winston, 1984), cet. Ke 3, hlm. 3-5
Dunn Wiliam N, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, (Yogyakarta: Gajah Mda
University Press, 2000), cet. Ke IV, hlm. 95-97
Nawani Ismail, Public Policy; Analisis, Strategi, Advokasi, Teori, dan Praktek,
(Surabaya: PMN, 2009), hlm. 43-46
Endah Poerwati Loeloek, Panduan Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta: PT
Prestasi Pustakarya, 2013) hlm. 28
Arippin Soffan, “Peran Administrator Publik Dalam Formulasi dan Implementasi
Kebijakan”, Jurnal Academia FISIP Untad, Volume 06 No. 01, Februari
2014
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2012/12/kemdikbud-siap
implementasikankurikulum-2013-910-910-910 diakses pada Kamis, 08 September
2022.
https://kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/Paparan/Paparan
%20Wamendik.pdf diakses kamis, 08 September 2022.

Anda mungkin juga menyukai