Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEBIJAKAN PENDIDIKAN

Disusun Oleh :

Kelompok II

Kelas J

INGKA MENGKAWATI : A40118423

SRI WANA WATI RARAS : A40118422

EKASAPUTRI : A40118419

SANDRA DWI CHIKITHA : A40118420

MAWADDA : A40118421

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberi rahmat
dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah” KEBIJAKAN
PENDIDIKAN” supaya kami mempunyai pengetahuan yang lebih luas lagi serta
memahami tentang materi tersebut yang sebenarnya dan sadar akan pentingnya
pengetahuan ini.

Kami sadar sebagai manusia biasa masih banyak memiliki kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu dengan segala kerendahan hati kami
memerlukan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak.

Demikianlah makalah ini kami buat dengan baik, apabila ada kekurangan dan
tulisan yang sekiranya menyinggung perasaan pembaca kami mohon maaf dan
atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Palu, 13 Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang....................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah................................................................................2

1.3. Tujuan..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Latar Belakang Merdeka Belajar.........................................................3

2.2. Pelaksanaan Kebijakan Merdeka Belajar............................................4

2.3. Proses Analisis Kelebihan Dan Kelemahan Kebijakan Merdeka Belajar


Kebijakan Pendidikan................................................................................6

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan.........................................................................................8

3.2. Saran....................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebijakan pendidikan adalah konsep yang sering kita dengar, kita


ucapkan, kita lakukan, tetapi seringkali tidak kita pahami sepenuhnya oleh karena
itu, kita lihat terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kebijakan pendidikan.
Kedua kata itu mempunyai makna yang begitu luas dan bermacam- macam,
sehingga perlu ada kesepakatan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kedua
istilah tersebut.
Landasan utama yang mendasari suatu kebijakan adalah pertimbangan
akal. Tentunya suatu kebijakan bukan semata- mata merupakan hasil
pertimbangan akal manusia. Namun demikian, akal manusia merupakan unsur
yang dominan di dalam mengambil keputusan dari berbagai opsi dalam
pengambilan keputusan kebijakan.
Suatu kebijaksanaan lebih menekankan kepada faktor- faktor emosional
dan irasional. Bukan berarti bahwa suatu kebijaksanaan tidak mengandung unsur-
unsur rasional. Barangkali faktor- faktor rasional tersebut belum tercapai pada saat
itu atau merupakan intuisi.
Fungsi pendidikan nasional menurut Undang- Undang nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal adalah untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka diharapkan dapat menjadi
jawaban atas tuntutan tersebut. Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran
di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar
yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

1
Program utama yaitu: kemudahan pembukaan program studi baru, perubahan
sistem akreditasi perguruan tinggi, kemudahan perguruan tinggi negeri menjadi
PTN berbadan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi.
Mahasiswa diberikan kebebasan mengambil SKS di luar program studi, tiga
semester yang di maksud berupa 1 semester kesempatan mengambil mata kuliah
di luar program studi dan 2 semester melaksanakan aktivitas pembelajaran di luar
perguruan tinggi.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana Latar Belakang Merdeka Belajar ?
2. Bagaimana Pelaksanaan Kebijakan Merdeka Belajar ?
3. Bagaimana Proses Analisis Kelebihan Dan Kelemahan Kebijakan
Merdeka Belajar Kebijakan Pendidikan ?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui Latar Belakang Merdeka Belajar.


2. Untuk mengetahui Pelaksanaan Kebijakan Merdeka Belajar.
3. Untuk mengetahui Proses Analisis Kelebihan Dan Kelemahan Kebijakan
Merdeka Belajar Kebijakan Pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Latar Belakang Merdeka Belajar

Dalam rangka menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial,


budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat, kompetensi mahasiswa
harus disiapkan untuk lebih gayut dengan kebutuhan zaman. Link and match tidak
saja dengan dunia industri dan dunia kerja tetapi juga dengan masa depan yang
berubah dengan cepat. Perguruan Tinggi dituntut untuk dapat merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih
capaian pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
secara optimal dan selalu relevan.
Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka diharapkan dapat menjadi
jawaban atas tuntutan tersebut. Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran
di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar
yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Program utama yaitu: kemudahan pembukaan program studi baru, perubahan
sistem akreditasi perguruan tinggi, kemudahan perguruan tinggi negeri menjadi
PTN berbadan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi.
Mahasiswa diberikan kebebasan mengambil SKS di luar program studi, tiga
semester yang di maksud berupa 1 semester kesempatan mengambil mata kuliah
di luar program studi dan 2 semester melaksanakan aktivitas pembelajaran di luar
perguruan tinggi.
Berbagai bentuk kegiatan belajar di luar perguruan tinggi, di antaranya
melakukan magang/ praktik kerja di Industri atau tempat kerja lainnya,
melaksanakan proyek pengabdian kepada masyarakat di desa, mengajar di satuan
pendidikan, mengikuti pertukaran mahasiswa, melakukan penelitian, melakukan
kegiatan kewirausahaan, membuat studi/ proyek independen, dan mengikuti
program kemanusisaan. Semua kegiatan tersebut harus dilaksanakan dengan
bimbingan dari dosen. Kampus merdeka diharapkan dapat memberikan

3
pengalaman kontekstual lapangan yang akan meningkatkan kompetensi
mahasiswa secara utuh, siap kerja, atau menciptakan lapangan kerja baru.
Proses pembelajaran dalam Kampus Merdeka merupakan salah satu
perwujudan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered
learning) yang sangat esensial. Pembelajaran dalam Kampus Merdeka
memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan inovasi, kreativitas,
kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan
kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan
dinamika lapangan seperti persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi
sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya.
Melalui program merdeka belajar yang dirancang dan diimplementasikan dengan
baik, maka hard dan soft skills mahasiswa akan terbentuk dengan kuat.
Program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka diharapkan dapat menjawab
tantangan Perguruan Tinggi untuk menghasilkan lulusan yang sesuai
perkembangan zaman, kemajuan IPTEK, tuntutan dunia usaha dan dunia industri,
maupun dinamika masyarakat.

2.2. Pelaksanaan Kebijakan Merdeka Belajar

1. Arah kebijakan baru dalam penyelenggaraan Ujian Sekolah Berbasis


Nasional. 4 Pokok Kebijakan 'Merdeka Belajar', Ini Penjelasan
Mendikbud Perbesar Nadiem Makarim. Sesuai dengan namanya, Empat
Pokok Kebijakan Pendidikan "Merdeka Belajar". Ada empat aspek yang
ditetapkan oleh Mendikbud, melansir dari Kemdikbud. Pertama, arah
kebijakan mengenai terselenggaranya Ujian Sekolah Berbasis Nasional
(USBN) akan berubah. Di tahun 2020, ujian akan diselenggarakan oleh
sekolah. Ujian yang dilakukan untuk menilai kompetensi siswa dilakukan
dalam bentuk tes tertulis atau bentuk penilaian lainnya yang lebih
komprehensif, seperti portofolio dan penugasan. “Dengan itu, guru dan
sekolah lebih merdeka dalam penilaian hasil belajar siswa. Anggaran

4
USBN sendiri dapat dialihkan untuk mengembangkan kapasitas guru dan
sekolah, guna meningkatkan kualitas pembelajaran,” terang Mendikbud.

2. Tahun 2020 menjadi penyelenggaraan UN untuk terakhir kalinya. 4 Pokok


Kebijakan 'Merdeka Belajar', Ini Penjelasan Mendikbud Perbesar Nadiem
Makarim, Di tahun 2020 nantinya akan menjadi penyelenggaraan UN
untuk terakhir kalinya. “Penyelenggaraan UN tahun 2021, akan diubah
menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter, yang
terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi),
kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan
penguatan pendidikan karakter,” jelas Mendikbud. Beda dengan UN yang
biasa dilakukan sebelumnya, Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei
Karakter ini akan dilakukan oleh siswa di tengah jenjang sekolah
(misalnya kelas 4, 8, 11), sehingga dapat mendorong guru dan sekolah
untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Hasil ujian ini tidak digunakan
untuk basis seleksi siswa ke jenjang selanjutnya. “Arah kebijakan ini juga
mengacu pada praktik baik pada level internasional seperti PISA dan
TIMSS,” tutur Mendikbud.
3. Menyederhanakan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). 4 Pokok Kebijakan 'Merdeka Belajar', Ini Penjelasan Mendikbud
Perbesar Nadiem Makarim, Mengenai penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Kemendikbud akan menyederhanakannya. Seorang
guru dapat bebas memilih, membuat, menggunakan, dan mengembangkan
format RPP. Tiga komponen inti RPP terdiri dari tujuan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan asesmen. “Penulisan RPP dilakukan dengan
efisien dan efektif sehingga guru memiliki lebih banyak waktu untuk
mempersiapkan dan mengevaluasi proses pembelajaran itu sendiri. Satu
halaman saja cukup,” jelas Mendikbud.

5
4. Sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tetap
digunakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem
Makarim menegaskan bahwa Ujian Nasional atau UN 2020 merupakan
yang terakhir. Perbesar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Nadiem Makarim menegaskan bahwa Ujian Nasional atau UN 2020
merupakan yang terakhir. Sistem zonasi tetap digunakan dalam
penerimaan peserta didik baru (PPDB). Karena untuk mengakomodasi
ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah, Kemendikbud tetap
menggunakan sistem zonasi. Komposisi PPDB jalur zonasi dapat
menerima siswa minimal 50 persen, jalur afirmasi minimal 15 persen, dan
jalur perpindahan maksimal 5 persen. Sedangkan untuk jalur prestasi atau
sisa 0-30 persen lainnya disesuaikan dengan kondisi daerah.

2.3. Proses Analisis Kelebihan Dan Kelemahan Kebijakan Merdeka Belajar


Kebijakan Pendidikan.

1. Kelebihan Merdeka Belajar kampus Merdeka


1) Menjadikan dunia perkuliahan lebih flesibel  Untuk menciptakan
pendidikan yang lebih fleksibel dan lebih baik, Menteri Pendidikan
Indonesia Nadhiem Makarim mengungkapkan bahwa tujuan utama
dari program merdeka belajar adalah melepas belenggu kampus agar
lebih mudah bergerak. Sehingga para mahasiswa bisa belajar lebih
dalam mengetahui peranya sebagai mahasiswa dengan baik.

2 ) Memberikan kesempatan mahasiswa untuk mendalami studi yang


diambil  mahasiswa mampu mendalami studi yang diambil, pasti akan
membawa hawa segar bagi perguruan tinggi dan tentunya bagi mahasiswa
itu sendiri. Selain ilmu yang sudah didapat, pengalaman pun juga akan
membuat mereka lebih maju dan memiliki pemikiran yang luas.

3 ) Memberikan wadah kepada mahasiswa untuk terjun ke


masyarakat  pada program ini bisa didapatkan melalui program
pengabdian kepada masyarakat. Kesempatan ini dinilai mampu mewadahi
mahasiswa untuk lebih berkompeten dan terjun langsung ke lingkungan
masyarakat. mahasiswa nantinya akan memberikan pelayanan dan
pengabdian kepada masyarakat sekitar. Sehingga mahasiswa yang terjun
langsung di masyarakat ini akan mampu dan siap menerapkan diri di
lingkungan masyarakat.

6
4 ) Bisa mempersiapkan diri untuk terjun di dunia kerja 
Mahasiswa diharapkan akan menyesuaikan diri mereka di lingkungan luar
kampus, seperti halnya di dunia kerja. Kegiatan tersebut bisa dilakukan
melalui program PKL atau magang secara berkala.

2. Kekurangan Merdeka Belajar kampus Merdeka

1) Dinilai belum begitu matang dalam persiapan  program


merdeka belajar ini dikhawatirkan akan berganti lagi bila
menteri yang menjabat akan berganti. Selain itu, program
merdeka belajar ini juga masih seumur jagung. Usai
dicetuskan oleh Menteri Pendidikan Indonesia, merdeka
belajar masih perlu dilakukan pembaruan dan research yang
lebih dalam menerapkannya.
2) Pendidikan dan pengajaran yang belum terencana dengan
baik prosedur pelaksanaan pendidikan dan pengajaran
dalam merdeka belajar belum mengulas tentang upaya
peningkatan kualitas pendidikan yang dinilai cukup
problematik.
3) Persiapan SDM yang belum terstruktur Program baru
dalam dunia pendidikan tentunya membutuhkan sistem yang
terstruktur dan sistematis. Namun, program merdeka belajar
ini dinilai masih sangat baru dan belum cukup kuat untuk
menyiapkan SDM sebagai pelaksana dalam program ini

7
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka diharapkan dapat menjadi


jawaban atas tuntutan tersebut. Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran
di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar
yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Program utama yaitu: kemudahan pembukaan program studi baru, perubahan
sistem akreditasi perguruan tinggi, kemudahan perguruan tinggi negeri menjadi
PTN berbadan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi.
Mahasiswa diberikan kebebasan mengambil SKS di luar program studi, tiga
semester yang di maksud berupa 1 semester kesempatan mengambil mata kuliah
di luar program studi dan 2 semester melaksanakan aktivitas pembelajaran di luar
perguruan tinggi.

3.2. Saran
Semoga dengan membaca Makalah ini yang kami susun, para pembaca
dapat lebih meningkatkan mutu dan kualitasnya mengenai pembelajaran kampus
merdeka dan memahami prosedur stuktur kampus merdeka.

8
DAFTAR PUSTAKA

Suryadi, didi. 2014. MAKALAH KEBIJAKAN PENDIDIKAN. (online),


(http://didisuryadi94.blogspot.com/2014/03/makalah-kebijakan-
pendidikan.html?m=1) di akses 13 Desember 2020.
Unknow. Latar Belakang. (online),
(https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/about/latar-belakang) di akses 13
Desember 2020.

Safi’i, Muhammad fahru, 2019. 4 Pokok Kebijakan ‘Merdeka Belajar’, ini


penjelasan Mendkbud. (online),
(https://m.liputan6.com/hot/read/4131904/4-pokok-kebijakan-merdeka-
belajar-ini-penjelasan-mendikbud) di akses 13 Desember 2020.

Sevima, 2020. Kelebihan dan Kekurangan Merdeka Belajar Kampus Merdeka.


(online), (https://sevima.com/kelebihan-dan-kekurangan-merdeka-belajar-
kampus-merdeka/) di akses 13 Desember 2020.

Anda mungkin juga menyukai