Anda di halaman 1dari 167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE


THREADED UNTUK SISWA KELAS IV SD MENGACU KURIKULUM
2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Tyas Susilowati

NIM: 141134106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Karya ini peneliti persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menjadi andalan peneliti,
senantiasa memberkati, menemani, dan menuntun peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.

Bapak Petrus Suwasman dan Ibu Theresia Tuginem, kedua orang tuaku yang
selalu memberikan doa, cinta, dan dukungan kepada peneliti, sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Kakakku Sakti Subowo, Dwi Kurniawan dan Rosa Istri Winanti yang selalu
memberikan doa dan motivasi selama peneliti menyelesaikan skripsi.

Fransisca Wahyu Eri Widiastuti, Fitri Damayanti, Sihrumanti Dwi Praptiwi,


Prama Dawardani S.W, Norman Wildan Wibisiono, Yosafat Margiono dan Dedi
Permana yang memberikan dukungan, keceriaan dan semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini.

Rekan-rekan PGSD USD kelas C angkatan 2014 dan teman-teman payung


pembelajaran terpadu yang selalu memberikan dukungan selama menyelesaikan
skripsi ini.

Almamaterku tercinta
Universitas Sanata Dharma

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah


dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur.
(Filipi 4:6)

Berdoalah seolah-olah semuanya bergantung pada Allah, bekerjalah seolah-olah


segalanya bergantung kepadamu.
(St. Agustinus)

Kalau kita tidak mempergunakan kesempatan yang ada, pihak lain akan
mempergunakan kesempatan itu. Kalau kita tidak memberikan inspirasi-inspirasi,
pihak lain akan memberikannya. Kalau belum juga dimulai sekarang, kapan akan
dimulai, sedang yang lain sudah lama dan selalu dan terus mulai.
(Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ)

Jika pikiran saya bisa membayangkannya, hati saya bisa meyakininya, saya tahu
saya akan mampu menggapainya.
(Jesse Jackson)

Believe that He loves you. He want to help you. Himself in the struggles. Let
yourself be loved.
(St. Elizabeth)

Develop a passion for learning. If you do, you will never cease to grow.
(Anthony J. D’Angelo)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE


THREADED UNTUK SISWA KELAS IV SD MENGACU KURIKULUM
2013
Tyas Susilowati
Universitas Sanata Dharma
2018

Pembelajaran terpadu tipe threaded merupakan salah satu tipe pembelajaran


terpadu yang membuat untaian antara beberapa keterampilan yaitu keterampilan
berpikir, keterampilan sosial, kecerdasan ganda dan keterampilan mengorganisir.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan
kombinasi dari Borg & Gall dan Dick & Carey. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui kualitas produk. Langkah-langkah pengembangan penelitian ini (1)
analisis kebutuhan dan tujuan, (2) Penelitian dan pengumpulan data, (3)
pengembangan produk awal, (4) evaluasi formatif, (5) melakukan revisi, (6)
evaluasi sumatif dan (7) penyempurnaan produk akhir. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan lembar kuisioner
untuk validasi. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas
IV di SD Negeri Kintelan 1 Yogyakarta dan SD Joannes Bosco Yogyakarta,
sedangkan kuisioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran
terpadu tipe threaded oleh pakar pembelajaran terpadu dan guru kelas IV.
Perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded untuk siswa kelas IV SD
mengacu Kurikulum 2013 dikembangkan dengan kualitas sangat baik dan layak
digunakan berdasarkan validasi pakar pembelajaran terpadu dan guru SD kelas IV.
Validator pakar pembelajaran terpadu (A) memberikan skor 4,84 dengan kategori
“sangat baik”dan pakar pembelajaran terpadu (B) dengan skor 4,02 dengan kategori
“baik”, guru SD kelas IV (A) memberikan skor 4.03 dengan kategori “baik”
sedangkan guru SD kelas IV (B) memberikan skor 4,15 dengan kategori “baik”.

Kata Kunci: Perangkat pembelajaran, pembelajaran terpadu tipe threaded,


Kurikulum 2013.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF INTEGRATED LEARNING TOOL THREADED


TYPE FOR GRADE IV ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS REFFERING
TO CURRICULUM 2013
Tyas Susilowati
Universitas Sanata Dharma
2018

Threaded type integrated learning is an integrated learning which created


thingking skill, social skill, multiple intelligences and organize skill.
This research used Borg & Gall and Dick & Carey development
modification research method. The aim of this reseach was find the product quality.
There where seven steps of the research development: 1) assess needs to identify
goal(s), 2) researching and information collection, 3) develop preliminary form of
product, 4) formative evaluation, 5) revision instruction , 6) summative evalution,
and 7) final product revision. In order to gather the data, the researcher did an
interview then distributed questionnaire for validation. The interview was
conducted to analyse the grade IV teachers necessity in SD Negeri Kintelan 1 and
Joannes Bosco. Besides, the questionnaire was done to validate the threaded type
in integrated learning tool quality by integrated learning expert and grade IV
teachers.
The threaded type in integrated learning tool for grade IV based on 2013
curriculum developed in the best proper and quality. It was used based on the
integrated learning expert validation and grade IV teachers. the integrated learning
expert validation (A) give a score of 4,84 with “very good” category and the
integrated learning expert validation (B) give a score of 4.02 with “good”
category, grade IV teacher (A) give a score 4,03 with “good” category, while grade
IV teacher (B) give a score 4, 15 with “good”category.

Keyword: learning tools, threaded type of integrated learning, 2013 curriculum.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan yang senantiasa memberikan


kasih, penyertaan dan pencurahan Roh Kudus-Nya sehingga skripsi yang berjudul
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded untuk Siswa
Kelas IV SD Mengacu Kurikulum 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi
ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Unversitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan karena bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati
perkenankanlah peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, dan dukungan baik secara langsung maupun
tidak langsung selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.
Ucapan terimakasih peneliti ucapkan kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing, yang telah
membimbing dan mamberikan motivasi peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., yang telah membantu, mengarahkan dan
memberikan saran bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Dosen pembelajaran terpadu selaku validator yang telah membantu
memaksimalkan hasil penelitian.
7. Tarcicius Tri Indartanta, S.Sos., selaku Kepala Sekolah SD Joannes Bosco
Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan
penelitian di Kelas IV Musikal 1 dan IV Musikal 3.
8. Anggit Rita D.W.F, S.Pd. dan Yovita Dian Putranti, S.Pd., selaku guru kelas
IV Musikal 1 dan IV Musikal 3 SD Joannes Bosco Yogyakarta selaku
validator dan selalu memberikan dukungan bagi peneliti.
9. Para dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan kepada peneliti selama kuliah.
10. Guru, karyawan serta siswa SD Joannes Bosco yang telah memberikan
dukungan dan semangat.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………..ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………iii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………………vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……………………………………….viii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
E. Batasan Istilah................................................................................................ 7
F. Spesifikasi Produk ......................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10
A. Kajian Pustaka ............................................................................................. 10
1. Karakteristik Kurikulum SD 2013.......................................................... 10
2. Perangkat Pembelajaran ......................................................................... 16
3. Pembelajaran Terpadu ............................................................................ 28

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded (Untaian) ................................... 42


B. Penelitian yang Relevan .............................................................................. 52
C. Kerangka Pikir ............................................................................................. 55
D. Pertanyaan Penelitian................................................................................... 59
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 60
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 60
B. Prosedur Pengembangan .............................................................................. 67
C. Setting Penelitian ......................................................................................... 72
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 72
E. Instrumen Penelitian .................................................................................... 73
F. Teknik Analisis Data ................................................................................... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 79
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 79
1. Analisis Kebutuhan ................................................................................ 79
2. Deskripsi Produk Awal........................................................................... 86
3. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk ...... 90
4. Data Validasi Guru kelas IV SD Pelaksana Kurikulum 2013 dan Revisi
Produk ................................................................................................... 94
5. Kajian Produk Akhir............................................................................... 97
B. Pembahasan ............................................................................................... 100
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN 109
A. Kesimpulan ................................................................................................ 109
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 110
C. Saran .......................................................................................................... 110
DAFTAR REFERENSI…………………………………………………….....111

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Untaian Keterampilan Berpikir………………………………… 46


Tabel 2.2 Keterampilan Sosial ………………………………………….... 47
Tabel 3.1 Konversi Nilai Skala Lima........................................................... 75
Tabel 3.2. Konversi Nilai dan Skor ke Data Kualitatif pada Skala 5........... 76
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe
78
Threaded.....................................................................................
Tabel 4.1 Saran Pakar Pembelajaran Terpadu dan Revisi…………………. 92
Tabel 4.2 Saran Perbaikan dan Revisi Guru kelas IV Pelaksana Kurikulum
2013 Sekolah Dasar....................................................................... 96
Tabel 4.3 Rekapitulasi Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu dan Guru
Kelas IV Sekolah Dasar Pelaksana Kurikulum
105
2013.............................................................................................

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Tipe Threaded (Untaian)......................................... 50

Gambar 2.2 Penelitian yang Relevan........................................................ 56

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir................................................................. 58

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut

Borg and Gall....................................................................... 61

Gambar 3.2 Model Pengembangan Menurut Dick and Carey................... 64

Gambar 3.3 Prosedur Pengembangan Penelitian....................................... 71

Gambar 4.1 Sampul Buku......................................................................... 101

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kebutuhan Pengembangan


Perangkat Pembelajaran Terpadu.......................................... 114
Lampiran 2 Rangkuman Hasil Wawancara di SD Negeri Kintelan 1
Yogyakarta............................................................................ 115
Lampiran 3 Rangkuman Hasil Wawancara di SD Joannes Bosco
Yogyakarta............................................................................ 117
Lampiran 4 Pernyataan Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran
Terpadu Tipe Threaded......................................................... 120
Lampiran 5 Pernyataan Uji Coba Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe
Threaded............................................................................. 122
Lampiran 6 Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu 1.................................. 125
Lampiran 7 Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu 2.................................. 131
Lampiran 8 Validasi uji Coba Guru Kelas IV 1.......................................... 137
Lampiran 9 Validasi Uji coba Guru Kelas IV 2........................................... 142
Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Penelitian.......................................... 148
Lampiran 11 Surat Pernyataan Kepala Sekolah.......................................... 149
Lampiran 12 Foto-foto Kegiatan ………………………………………… 150

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara. Ahmad D. Marimba (dalam Hasbullah, 2003: 3) menyatakan

pendidikan merupakan hal penting di dalam kehidupan. Pendidikan

merupakan suatu proses bimbingan yang dilaksanakan secara sadar oleh

pendidik terhadap suatu proses perkembangan jasmani dan rohani peserta

didik, yang tujuannya agar kepribadian peserta didik terbentuk dengan sangat

unggul.

Kebutuhan akan pendidikan merupakan bagian penting dalam

kehidupan manusia. Tingkat satuan pendidikan yang dianggap sebagai

fondasi dari pendidikan dasar adalah sekolah dasar. Pendidikan yang

ditempuh pada pendidikan dasar diharapkan mampu menjadi fondasi bagi

proses pendidikan selanjutnya sehingga pendidikan dasar seharusnya

dilaksanakan dengan optimal dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas

sumber daya manusia. Hal ini sejalan dengan yang dipaparkan oleh Prastowo

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(2013: 13) yang menjelaskan bahwa pendidikan dasar memiliki dua fungsi

utama, yaitu 1) memberikan pendidikan dasar berkaitan dengan kemampuam

berpikir kritis, membaca, menulis, berhitung penguasaan dasar-dasar untuk

mempelajari sains dan teknologi, dan kemampuan berkomunikasi, 2)

pendidikan dasar memberikan dasar-dasar untuk mengikuti pendidikan pada

jenjang berikutnya.

Sejak tahun 2013 pemerintah telah menentukan kebijakan mengenai

sistem pendidikan baru yang berlaku di Indonesia. Kebijakan yang dibuat

adalah mengenai berlakunya Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 lahir sebagai

wadah untuk anak-anak Indonesia dalam mengembangkan berbagai potensi

yang dimilikinya. Secara implikatif kebijakan tersebut berdampak pada

diterapkannya pembelajaran terpadu di jenjang Sekolah Dasar (SD). Joni, T.R

(dalam Margunayasa Arini, dan Japa, 2014: 4), menyatakan pembelajaran

terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa,

baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan

menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan

otentik.

Penerapan pembelajaran terpadu diarahkan agar mampu memberikan

pengalaman yang bermakna secara menyeluruh kepada siswa. Dengan

demikian, siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Selain itu,

siswa juga belajar memahami sesuatu secara langsung sesuai kemampuannya.

Pembelajaran yang bermuatan keterpaduan, baik inter mata pelajaran maupun

antar mata pelajaran dipandang sebagai suatu kontimum yang bergerak dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

cara-cara spontan (inter mata pelajaran sampai pada cara terstruktur antar

mata pelajaran). Selain itu, penyusunan kurikulum pembelajaran terpadu

memastikan penggunaan multiple intelegences (kecerdasan ganda) sebagai

pilihan cara belajar siswa (Akbar dkk, 2016: 12). Multiple intelegences dapat

mendukung pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah. Penjelasan

tersebut diperkuat oleh Armstrong (2013: 74) yang menjelaskan bahwa teori

kecerdasan ganda memberikan sebuah konteks untuk membangun struktur

kurikulum tematis.

Kurikulum 2013 mengacu pada beberapa tipe-tipe pembelajaran

terpadu yang dikembangkan oleh Fogarty. Fogarty (dalam Mangunayasa,

Arini, dan Japa, 2014: 21) menyatakan sepuluh model pembelajaran terpadu:

tipe pisah (fragmented), tipe hubungan (connected), tipe gugusan (nested),

tipe urutan (sequenced), tipe gabungan bagian (shared), tipe jaring laba-laba

(webbed), tipe untaian (threaded), tipe keterpaduan (integrated), tipe celup

(immersed) dan tipe jaringan (networked). Sepuluh tipe pembelajaran terpadu

ini memiliki ciri khas masing-masing yang dapat diimplementasikan pada

Kurikulum 2013.

Fakta yang ditemukan bahwa kondisi praktik pembelajaran yang terjadi

di lapangan kurang sesuai dengan yang diharapkan dalam kebijakan

penerapan Kurikulum 2013 ini. Berdasarkan hasil wawancara guru di dua SD,

di antaranya SD Negeri Kintelan 1 Yogyakarta dan SD Joannes Bosco

Yogyakarta terdapat permasalahan-permasalahan yang dialami oleh guru

dalam menyusun perangkat pembelajaran terpadu dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pengimplementasiannya. Saat ini penerapkan Kurikulum 2013 yang

pembelajarannya bersifat terpadu mengalami sejumlah kendala.

Permasalahan yang terjadi pada guru, diantaranya: 1) guru belum paham

mengenai pembelajaran terpadu yang diterapkan pada Kurikulum 2013.

Sejauh ini pemahaman guru bahwa Kurikulum 2013 menggunakan

pembelajaran terpadu dengan pendekatan saintifik (5M) dan saling

mengaitkan antar mata pelajaran, 2) guru belum mengetahui dan menguasai

secara keseluruhan tipe-tipe pembelajaran terpadu yang dapat digunakan

dalam Kurikulum 2013, pengetahuan guru hanya terbatas pada tipe webbed

dan integrated, 3) guru masih mengalami beberapa kesulitan dalam

merencanakan pembelajaran terpadu meskipun sudah beberapa kali

mengikuti pelatihan Kurikulum 2013. Hal ini disebabkan dalam satu

pembelajaran terdapat beberapa muatan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi

Dasar (KD) dari berbagai mata pelajaran sehingga guru kesulitan dalam

merencanakan pembelajaran dari pagi hingga siang, 4) guru tidak mengalami

kesulitan di dalam proses melaksanakan pembelajaran terpadu. Namun, guru

mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian hasil evalusi, dan 5) guru

belum mengetahui dan menguasai pembelajaran terpadu tipe threaded.

Ketika peneliti menanyakan mengenai bagaimana menemukan dan

berbagi konsep, keterampilan serta sikap yang diuntaikan dalam setiap mata

pelajaran, guru mengungkapkan bahwa pembelajaran yang dilakukan

cenderung terpaku pada buku pegangan guru dan langkah-langkah

pembelajaran disesuaikan dengan apa yang termuat dalam buku pegangan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

guru tersebut, sehingga guru tidak mengembangkan kegiatan pembelajaran di

kelas. Dalam proses pembelajaran guru lebih menekankan pada aspek

kognitif dibandingkan aspek sikap dan keterampilan, sehingga guru kurang

memperhatikan minat dan bakat siswa.

Implementasi Kurikulum 2013 yang telah ditetapkan oleh pemerintah

dengan menekankan pembelajaran terpadu belum ideal, hal ini dilihat dari

fakta di lapangan. Sehingga, guru membutuhkan contoh pengembangan

perangkat pembelajaran terpadu khususnya tipe threaded. Perangkat

pembelajaran terpadu tipe ini bersifat melengkapi dan menyempurnakan,

sehingga kualitas proses pembelajaran terpadu dalam praktik pembelajaran di

Sekolah Dasar (SD) dapat meningkat. Berdasarkan informasi yang diperoleh,

maka peneliti terdorong untuk mengembangkan perangkat pembelajaran

terpadu dengan melakukan penelitian dan pengembangan yang berjudul

“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded untuk

Siswa Kelas IV SD Mengacu Kurikulum 2013”.

Tipe pembelajaran terpadu tipe threaded dapat membantu siswa dalam

mengembangkan keterampilan yang dimilikinya. Pembelajaran terpadu tipe

threaded menekankan keterampilan berpikir, keterampilan sosial, kecerdasan

ganda (multiple intelegences) dan keterampilan mengorganisir yang

diuntaikan pada setiap disiplin ilmu. Tipe pembelajaran terpadu ini dapat

membantu siswa belajar secara utuh dan aspek kognitif, afektif serta

psikomotorik dalam pembelajaran dapat tercapai. Hasil dari penelitian ini

dapat menjadi contoh konkret pengembangan perangkat pembelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terpadu dan membantu guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran

terpadu mengacu Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar (SD).

B. Rumusan Masalah

Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded untuk

siswa kelas IV SD mengacu Kurikulum 2013?

C. Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan kualitas produk perangkat pembelajaran terpadu tipe

threaded untuk siswa kelas IV SD mengacu Kurikulum 2013.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun

dan mengembangkan perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded

untuk siswa kelas IV SD mengacu Kurikulum 2013 yang telah teruji

kualitasnya.

2. Bagi Guru

Memberi inspirasi bagi guru untuk mengembangkan perangkat

pembelajaran terpadu berdasarkan tipe threaded dengan mengacu

Kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Bagi Sekolah

Sekolah memperoleh contoh konkret pengembangan perangkat

pembelajaran terpadu berdasarkan tipe threaded yang mengacu pada

Kurikulum 2013.

4. Bagi Dunia Pendidikan

Sebagai alat koreksi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi di

dalam dunia pendidikan dan hasil penelitian dapat dipertimbangkan

untuk menentukan kebijakan di dalam bidang pendidikan, terutama

berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan di dunia

pendidikan.

E. Batasan Istilah

1. Perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan yang harus

disiapkan oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran guna

melakukan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik

melakukan kegiatan pembelajaran.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan

pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan

untuk satu pertemuan atau lebih dan dijadikan pedoman oleh guru

dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

3. Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang menghubungkan atau

mengintegrasikan berbagai kompetensi, konsep, topik dan keterampilan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dari berbagai mata pelajaran atau bidang studi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang bermakna, utuh dan menyeluruh.

4. Pembelajaran terpadu tipe threaded adalah salah satu tipe pembelajaran

terpadu yang membuat untaian antara beberapa keterampilan yaitu

keterampilan berpikir, keterampilan sosial, kecerdasan ganda dan

keterampilan mengorganisir.

5. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berlaku dalam sistem

Pendidikan Indonesia. Kurikulum yang menggunakan pendekatan

terpadu dan mengembangkan sikap spiritual dan sosial serta

menekankan kemampuan interpersonal, antarpersonal, dan kemampuan

berpikir kritis.

F. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang akan dihasilkan sebagai berikut.

1. Buku perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded ditujukan untuk

sekolah dasar kelas IV. Sampul buku berwarna merah jambu dan

dicetak menggunakan kertas ivory 230.

2. Judul dan gambar sampul buku mewakili isi buku.

3. Jenis huruf yang dipilih adalah Times New Roman, Arial dan Calibry

4. Isi buku dicetak menggunakan kertas A4s 80g/m2.

5. Buku rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe threaded tertuang

dalam 104 halaman yang berisi a) kata pengantar, b) daftar isi, c) teori

dasar pembelajaran terpadu tipe threaded, d) pemetaan jaringan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kompetensi dasar dan indikator berdasarkan pembelajaran terpadu tipe

threaded, e) rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe threaded,

dan f) daftar referensi.

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangakan

berdasarkan karakteristik Kurikulum 2013.

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan berdasarkan

karakteristik tipe threaded yaitu menggunakan keterampilan berpikir,

menggunakan keterampilan sosial, menggunakan kecerdasan ganda,

menggunakan pendekatan metakurikuler, memadukan beberapa bidang

studi atau mata pelajaran lintas tema dan keterpaduam terletak pada

persamaan keterampilan.

8. Alokasi waktu dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah

9 x 35 menit.

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini bersifat praktis dan

fungsional.

10. Produk disusun menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Karakteristik Kurikulum SD 2013

Daryanto (2014: 1) menyatakan bahwa kurikulum adalah suatu

respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam

membangun generasi muda bangsanya. Hal ini senada dengan yang

dipaparkan oleh Bobbit (dalam Kurniasih & Sani, 2014: 3) bahwa

kurikulum sebagai suatu gagasan, telah memiliki akar kata Bahasa

Latin Race-Source, menjelaskan kurikulum sebagai “mata pelajaran

perbuatan”dan pengalaman yang dialami anak-anak sampai menjadi

dewasa agar kelak sukses dalam masyarakat orang dewasa.

Kurikulum terdiri dari cara yang digunakan untuk mencapai atau

melaksanakan tujuan yang diberikan sekolah (Krug dalam Kurniasih &

Sani, 2014: 5). Berdasarkan teori-teori di atas, kurikulum adalah cara

atau respon untuk mencapai tujuan pendidikan dan berguna untuk

membangun generasi bangsa agar kelak sukses dalam kehidupan

masyarakat.

Kurikulum yang berlaku di Indonesia untuk jenjang Sekolah

Dasar (SD) pada saat ini adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 lahir

sebagai kurikulum baru atau bisa dikatakan sebagai pengembangan

kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada

tahun 2006. Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi untuk

meningkatkan capaian pendidikan (Majid, 2014: 27). Nuh (dalam

Kurniasih & Sani, 2014: 22) Kurikulum 2013 ini lebih menekankan

pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap,

keterampilan dan pengetahuan. Hal ini sejalan dengan amanat UU. No

20 Tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan Pasal 35, yaitu

kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar

nasional yang telah disepakati (dalam Majid, 2014: 28). Adapun

karakteristik mendasar dari Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.

a. Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Terpadu

Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa sesuai

dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, maka

prinsip pembelajaran yang digunakan dari pembelajaran parsial

menuju pembelajaran terpadu. Mata pelajaran dalam pelaksanaan

Kurikulum 2013 menjadi komponen sistem yang terpadu, semua

materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu

untuk menghasilkan kompetensi lulusan (Daryanto, 2014: 17).

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Majid (2014: 49)

bahwa kurikulum SD/MI menggunakan pendekatan

pembelajaran tematik terpadu dari kelas 1 sampai kelas VI.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan

pembelajaran yang memadukan berbagai kompetensi dari

berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.

Kurniawan (2014: 95) memaparkan bahwa pembelajaran

terpadu tematik adalah salah satu bentuk atau model dari

pembelajaran terpadu, yaitu model webbed. Pada intinya

pembelajaran ini menekankan pada pola pengorganisasian materi

yang terintegrasi oleh suatu tema.

Pembelajaran tematik pada dasarnya adalah bentuk

pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan

beberapa materi atau mata pelajaran ke dalam suatu tema. Melalui

tema ini diharapkan materi pelajaran bisa lebih dapat dimengerti

dan bermakna sehingga apa yang dipelajari bisa berintegrasi,

menjadi bagian dari diri siswa itu sendiri. Kurikulum 2013 dapat

dikatakan menggunakan pembelajaran terpadu pada proses

pembelajarannya karena mengaitkan materi atau mata pelajaran

ke dalam suatu tema.

b. Pembentukan Karakter Siswa

Pembelajaran Kurikulum 2013 ini lebih menekankan pada

pembentukan karakter siswa. Pembentukan karakter merupakan

salah satu tujuan pendidikan nasional (Akbar dkk, 2016: 3).

Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang

telah diintegrasikan ke dalam semua bidang studi, merupakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

keunggulan dari Kurikulum 2013 (Kurniasih & Sani, 2014: 42).

Dalam berinteraksi secara efektif di lingkungan sosial, alam

sekitar serta dunia dan peradabannya (Sani, 2014: 27).

Kurikulum 2013 menekankan pada pentingnya

pembentukan karakter siswa di sekolah, terutama pada

pendidikan dasar. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang

dirumuskan dalam Kurikulum 2013 secara umum terkait dengan

sikap perilaku adalah: pribadi yang beriman, berakhlak mulia,

percaya diri dan bertanggung jawab. Pembentukan karakter ini

diharapkan mampu membentuk insan Indonesia yang cerdas dan

berkepribadian atau berkarakter sehingga akan tumbuh generasi

bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur bangsa dan agama.

c. Menggunakan Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik disebut juga sebagai pendekatan

ilmiah. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu

proses ilmiah. Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi

pendekatan saintifik dalam pembelajaran (Daryanto, 2014: 55).

Pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik.

Metode saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan

pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan

hipotesis atau mengumpulkan data.

Daryanto (2014: 51) pembelajaran dengan pendekatan

saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep,

hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati,

merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data, menganalisa data, menarik kesimpulan dan

mengomunikasikan. Komponen proses pembelajaran yang

dikembangkan pada pendekatan sanitifik berdasarkan teori Dyer,

antara lain: 1) mengamati; 2) menanya; 3)

mencoba/mengumpulkan informasi; 4) menalar/mengasosiasi;

dan 5) melakukan komunikasi (Sani, 2014: 53).

Berdasarkan penjelasan di atas, pendekatan saintifik

merupakan pendekatan yang digunakan dalam kegiatan belajar

melalui proses ilmiah, yaitu dengan mengamati, menanya,

mencoba, menalar dan mengomunikasikan.

d. Penilaian Otentik

Penilaian otentik memiliki relevansi kuat terhadap

pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran

sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian seperti ini

mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa, baik

dalam rangka mengobservasi, menanya, mencoba, menalar dan

mengomunikasikan. Penilaian otentik cenderung fokus pada

tugas-tugas kompleks dan kontekstual, yang memungkinkan

siswa untuk menunjukkan kompetensi siswa yang meliputi sikap,

pengetahuan dan keterampilan (Daryanto, 2014: 112).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Mueller ( dalam Nurgiyantoro, 2011: 22) memaparkan

bahwa penilaian otentik merupakan suatu bentuk tugas yang

menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia

nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi

pengetahuan dan keterampilan. Hargreaves dkk (dalam Majid,

2014: 240) menjelaskan bahwa penilaian otentik sebagai bentuk

penilaian yang mencerminkan hasil belajar sesungguhnya dengan

berbagai bentuk atau cara, antara lain melalui penilaian proyek

atau kegiatan siswa, penggunaan portofolio, jurnal, demonstrasi,

laporan tertulis, ceklis dan petunjuk observasi.

Berdasarkan teori di atas, penilaian otentik adalah penilaian

yang menekankan pada semua aspek hasil belajar baik sikap,

pengetahuan maupun keterampilan siswa secara objektivitas

melalui pekerjaan, kinerja maupun pengamatan tingkah laku

siswa.

e. Berpusat pada Siswa

Kurniawan (2014: 92) mengungkapkan bahwa dalam

proses pembelajaran, siswa menjadi pertimbangan utama dalam

proses pembelajaran. Keunggulan dari Kurikulum 2013 adalah

siswa dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap

pemecahan masalah yang dihadapi siswa di sekolah (Kurniasih &

Sani, 2014: 40).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Hal ini sejalan dengan yang dipaparkan oleh Daryanto

(2014: 16) jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan

penyampaian informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka

dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan

siswa mengamati fenomena atau fakta tertentu. Melalui kegiatan

ini, siswa dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam

memecahkan masalah. Guru lebih banyak berperan sebagai

fasilitator dan motivator, dengan cara melayani, mengarahkan

dan memberikan semangat selama kegiatan pembelajaran.

f. Berbasis Kompetensi

Kurikulum 2013 mengharuskan adanya kompetensi yang

sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistik

domain sikap, pengetahuan dan keterampilan (Kurniasih & Sani,

2014: 40). Hal ini senada dengan yang dipaparkan Daryanto

(2014: 17) bahwa prinsip Kurikulum 2013 dari pembelajaran

berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi:

pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari

aktivitas dalam proses belajar dengan mengembangkan dan

menilai aspek sikap, pengetahuan dan keterampilannya.

2. Perangkat Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran di sekolah memerlukan perangkat

pembelajaran agar pembelajaran di kelas dapat berjalan sesuai dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

kompetensi yang ingin dicapai. Trianto (2012: 143) mengemukakan

dalam pelaksanaan pembelajaran diperlukan beberapa persiapan

meliputi kegiatan pemataan kompetensi dasar, pengembangan jaring-

jaring tema, pengembangan silabus dan penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam Permendikbud No. 65 Tahun

2013, dijelaskan bahwa penyusunan silabus dan RPP disesuaikan

dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

a. Pemetaan Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan Tujuan

Pembelajaran

Majid (2014: 97) menyatakan bahwa kegiatan pemetaan ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan

utuh semua Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI),

Kompetensi Dasar (KD), dan indikator dari berbagai mata

pelajaran yang dipadukan dalam tema/konsep yang dipilih.

Pemetaan dimulai dengan cara melakukan kegiatan penjabaran

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dari setiap

mata pelajaran ke dalam indikator kemudian mengembangkan

indikator tersebut dan menentukan tujuan pembelajaran.

Dilanjutkan dengan menetapkan tema/konsep pengikat

keterpaduan. Kompetensi Dasar (KD) dari berbagai tema/konsep

diindentifikasi sesuai dengan kecocokan tema/konsep yang telah

ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Berdasarkan teori di atas, penentuan tema/konsep

dilakukan sebagai alat atau wahana pemersatu dari kompetensi

dasar, indikator dan tujuan pembelajaran dari setiap mata

pelajaran yang dipadukan.

b. Menetapkan jaringan Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator

Majid (2014: 105-106) menjelaskan bahwa setelah

melakukan pemetaan Kompetensi Dasar (KD) dan indikator

maka dapat dibuat jaringan. Jaringan tersebut digunakan untuk

menghubungkan kompetensi dasar dengan tema atau konsep

pemersatu dan mengembangkan indikator pencapaian untuk

setiap kompetensi dasar yang telah dipilih. Dengan sebuah

jaringan, akan terlihat keterkaitan tema/konsep, kompetensi

dasar, dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan dapat

dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema/konsep.

Kurniawan (2014: 104) menyatakan bahwa setelah

menemukan kesesuaian antara Kompetensi Dasar (KD) dan

indikator dengan tema/konsep maka dapat membuat peta

jaringan. Peta jaringan adalah gambaran secara konseptual

tentang hubungan antara materi yang sesuai, mata pelajaran yang

sesuai dan tema/konsep yang sesuai. Peta jaringan memiliki

kriteria simpel, sinkron, logis dan mudah dipahami. Peta jaringan

yang sudah dikembangkan, dijadikan pijakan untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Terpadu.

Sesuai penjelasan teori di atas, peta jaringan Kompetensi

Dasar (KD) dan indikator digunakan untuk melihat keterkaitan

atau kesesuaian antara tema atau konsep pembelajaran dengan

Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pembelajaran.

c. Silabus

Kurniawan (2014: 112) silabus adalah satu produk nyata

yang dapat diamati sebagai hasil dari aktivitas pengembangan

kurikulum. Dapat dikatakan, silabus adalah produk dari

pengembangan kurikulum. Oliva (dalam Kurniawan, 2014: 113)

mengemukakan silabus merupakan susunan topik bahasan dari

satu pelajaran. Depdiknas (2003) menjelaskan silabus merupakan

acuan dalam penyusunan rencana pembelajaraan, pengelolaan

kegiatan pembelajaran dan pengembangan penilaian hasil

pembelajaran. Dengan komponen dasarnya berisi tentang apa

yang akan dipelajari, bagaimana cara mempelajarinya dan

bagaimana cara mengetahui pencapaian target yang dipelajari.

Berdasarkan pemaparan dapat disimpulkan bahwa silabus

adalah acuan dalam penyusunan kerangka pembelajaran dari satu

pelajaran. Fungsi dari silabus adalah sebagai pedoman guru untuk

melaksanakan Proses Belajar Mengajar (PBM) selama satu

semester dan menjadi rujukan untuk pengembangan program


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

pembelajaran untuk satuan waktu yang lebih sempit yaitu satu

sampai tiga pertemuan (RPP).

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam

penelitian hanya dibatasi pada Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Hal ini disebabkan oleh tipe pembelajaran

terpadu yang dikembangkan merupakan intregrasi lintas disiplin/

lintas tema sehingga sulit untuk dibuat silabus. Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat menjadi acuan praktis

dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Margunayasa, Arini, dan Japa (2014: 46) mengemukakan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana

kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau

lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan

kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai

Kompetensi Dasar (KD). Akbar (2016: 39) memaparkan bahwa

rencana pelaksanaan pembelajaran adalah seperangkat

perencanaan yang dibuat dan disusun oleh guru sebelum

mengajar sebagai pegangan seorang guru dalam mengajar di

dalam kelas. Permendikbud Nomor 22 tahun 2016, memaparkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana

kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau

lebih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Berdasarkan teori di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana

kegiatan pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD)

yang digunakan untuk satu pertemuan atau lebih dan dijadikan

pedoman oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

Margunayasa, Arini, dan Japa (2014: 47) menyebutkan

komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

terdiri atas:

1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;

2) identitas mata pelajaran atau tema/subtema;

3) kelas/semester;

4) materi pokok;

5) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk

pencapaian KD dan beban belajar dengan

mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia

dalam silabus dan KD yang harus dicapai;

6) tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD,

dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat

diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan dan

keterampilan;

7) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.

Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan

menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat

kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian

kompetensi;

8) materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip dan

prosedur yang relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir

sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

9) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik dan Kompetensi Dasar (KD)

yang dicapai;

10) media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran

untuk menyampaikan materi pelajaran;

11) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak, dan

elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang

relevan;

12) langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan

pendahuluan, inti dan penutup;

13) penilaian hasil pembelajaran.

Majid (2014: 126-131), memaparkan komponen-komponen

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai berikut.

1) Mencantumkan Identitas

2) Mencantumkan Tujuan Pembelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan mengacu pada

rumusan yang terdapat dalam indikator. Tujuan

pembelajaran mengandung unsur:

a) Audience (A)

Peserta didik yang menjadi subjek tujuan

pembelajaran.

b) Behavior (B)

Kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan

audience setelah pembelajaran. Kata kerja

merupakan jantung dari rumusan tujuan dan harus

terukur.

c) Condition (C)

Situasi pada saat tujuan pembelajaran telah

diselesaikan.

d) Degree (D)

Standar yang harus dicapai oleh audience sehingga

dapat dinyatakan telah mencapai tujuan.

3) Mencantumkan Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan materi yang digunakan

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

4) Mencantumkan Model/Metode Pembelajaran

Penetapan model/metode pembelajaran bergantung pada

karakteristik pendekatan dan atau strategi yang dipilih serta


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

bergantung pada jenis materi yang akan diajarkan kepada

peserta didik.

5) Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

6) Mencantumkan Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar

7) Mencantumkan Penilaian

Penilaian dijabarkan atas jenis/teknik penilaian, bentuk

instrumen, dan instrumen yang digunakan untuk mengukur

ketercapaian indikator dan tujuan pembelajaran.

Berdasarkan teori di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terdiri atas

1) Identitas (Sekolah, kelas/semester, tema, alokasi waktu);

2) kompetensi dasar;

3) indikator hasil belajar yang merupakan jabaran kemampuan

yang akan dicapai peserta didik berdasarkan Kompetensi

Dasar (KD);

4) tujuan pembelajaran disusun menggunakan kata kerja

operasional yang dapat diukur dengan jelas yang mencakup

sikap, pengetahuan dan keterampilan. Tujuan pembelajaran

mengandung unsur ABCD (Audience, Behavior, Condition,

Degree);

5) langkah-langkah pembelajaran menjelaskan pelaksanaan

pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti

dan kegiatan penutup yang masing-masing disertai alokasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

waktu yang dibutuhkan dan didasarkan pada sintaks yang

digunakan pada model/pendekatan yang digunakan;

6) metode/model, alat/bahan, media dan sumber

pembelajaran;

7) penilaian (soal, teknik penilaian, instrumen penilaian).

Menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip.

Margunayasa, Arini dan Japa (2014: 47) mengemukakan prinsip

penyusunan RPP sebagai berikut.

1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan

awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi

belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan

khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma,

nilai dan/atau lingkungan peserta didik;

2) partisipasi aktif dan berpusat pada peserta didik untuk

mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas,

inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian;

3) pengembangan budaya membaca dan menulis yang

dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,

pemahaman beragam bacaan dan berekspresi dalam

berbagai bentuk tulisan;

4) pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat

rancangan program pemberian umpan balik positif,

penguatan, pengayaan dan remedi;


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

5) penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD,

materi pembelajaran kegiatan pembelajaran, indikator

pencapaian kompetensi, penilaian dan sumber belajar

dalam satu keutuhan pengalaman belajar;

6) mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu,

keterpaduan lintas atas pelajaran, lintas aspek belajar dan

keragaman budaya;

7) penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara

terintegrasi, sistematis dan efektif sesuai dengan situasi dan

kondisi;

Majid (2014: 125) menjelaskan prinsip-prinsip penyusunan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai berikut.

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun dengan

memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan

awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat,

potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan

khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya , norma,

nilai dan/atau lingkungan peserta didik;

2) proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada

peserta didik untuk mendorong, minat, kreativitas, inisiatif,

inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar;


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

3) proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan

kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan dan

berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan;

4) memberikan umpan balik positif dan tindak lanjut dari

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);

5) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun dengan

memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara Standar

Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI), Kompetensi

Dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

indikator pencapaian kompetensi, penilaian dan sumber

belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar;

6) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun dengan

mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan

komunikasi secara terintgrasi, sistematis dan efektif sesuai

dengan situasi dan kondisi.

Berdasarkan teori di atas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa prinsip-prinsip penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yaitu harus memperhatikan perbedaan

karaktersitik peserta didik, mampu mendorong partisipasi aktif

peserta didik, mampu mengembangkan budaya membaca dan

menulis, adanya umpan balik dan tindak lanjut Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memiliki keterpaduan dan

keterkaitan Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,

penilaian dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman

belajar), serta memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi.

3. Pembelajaran Terpadu

a. Hakikat Pembelajaran Terpadu

Kurniawan (2014: 59) menjelaskan bahwa pembelajaran

terpadu adalah pembelajaran yang dalam pembahasan materinya

meliputi atau saling mangaitkan berbagai bidang studi atau mata

pelajaran secara terpadu dalam suatu fokus tertentu.

Margunayasa, Arini dan Japa (2014: 5), menjelaskan hakikat

pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai berikut:

1) Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu

sebagai pusat perhatian (center of interest) yang digunakan

untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik yang

berasal dari mata pelajaran yang bersangkutan maupun dari

mata pelajaran lainnya.

2) Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan dari

berbagai mata pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di

sekeliling siswa dan pada rentang kemampuan dan

perkembangan siswa.

3) Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan siswa secara simultan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

4) Merakit dan menggabungkan sejumlah konsep dalam

beberapa mata pelajaran yang berbeda. Harapannya, siswa

akan belajar dengan lebih aktif dan bermakna.

Majid (2014: 84) mengemukakan pembelajaran terpadu

merupakan pendekatan belajar-mengajar yang melibatkan

beberapa bidang studi dengan mengaitkan beberapa aspek baik

dalam intra mata pelajaran maupun antar-mata pelajaran untuk

memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan

bermakna karena dalam pembelajaran terpadu, siswa akan

memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman

langsung dengan konsep lain yang telah dipahami. Sehingga,

siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara

utuh dan menyeluruh.

Berdasarkan teori-teori di atas, dapat diambil kesimpulan

bahwa hakikat pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang

menghubungkan atau mengintegrasikan berbagai kompetensi,

konsep, topik dan keterampilan dari berbagai mata pelajaran atau

bidang studi untuk memperoleh pengalaman belajar yang

bermakna, utuh dan menyeluruh.

b. Landasan Pembelajaran Terpadu

Magunayasa, Arini, dan Japa (2014: 7) menjelaskan

pembelajaran terpadu memiliki landasan yang berdasarkan teori

dari filsafat. Landasan-landasan tersebut, yaitu:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

1. Konstruktivis adalah salah satu filsafat pengetahuan yang

menekankan bahwa pengetahuan adalah konstruksi

(bentukan) diri sendiri sehingga seseorang memperoleh

kesempatan menyusun pengetahuannya sendiri sesuai

dengan kemampuan dan lingkungannya.

2. Psikologi Gestalt menganggap bahwa segala pengindraan

dan kesadaran merupakan suatu keseluruhan. Teori Gestalt

juga menjelaskan bahwa pengamatan atau pengenalan

pertama terhadap sesuatu diawali dari pengamatan terhadap

keseluruhan atau totalitas. Setelah berhasil mengenal dan

memahami sesuatu secara menyeluruh, menimbulkan

keinginan siswa untuk mengetahui bagian-bagiannya

dengan melakukan analisis dan sintesis. Daya analisis dan

sintesis merupakan milik setiap siswa sebagai daya untuk

memotivasi keingintahuan mereka terhadap sesuatu. Para

gestalis berpandangan bahwa para siswa memiliki wawasan

dan pemahaman dalam melihat hubungan berbagai elemen

dalam situasi yang dihadapinya.

3. Teori perkembangan kognitif menggambarkan bahwa

belajar merupakan suatu proses perkembangan terjadinya

interaksi anak-anak dengan lingkungan fisik dan sosial

yang ada di sekitarnya perkembangan kognitif terjadi dalam

empat tahap, yaitu:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

a. Sensorimotor

Usia lahir sampai 2 tahun, memiliki kemampuan-

kemampuan utama berupa pengetahuan individu

yang berkembang melalui interaksi indera fisiknya

dengan lingkungan.

b. Praoperasional

Usia 2 sampai 7 tahun, pada tahap ini individu mulai

berusaha mengenal beberapa keteraturan-keteraturan

dan melakukan klasifikasi atau mengelompokkan

objek-objek yang dapat direspon alat inderanya

berdasarkan kemauannya atau mengikuti pola

tertentu.

c. Operasional Konkret

Usia 7 sampai 11 tahun, individu mampu berpikir

logis. Mampu secara konkret memperhatikan lebih

dari satu dimensi sekaligus dapat menghubungkan

dimensi satu sama lain. Pada tahap ini, individu

belum mampu berpikir secara abstrak.

d. Operasional Formal

Usia 11 tahun sampai dewasa, individu pada usia ini

mampu mengklasifikasikan dengan detail/lengkap,

generalisasi, konservasi logis, serial ordering

berdasarkan kriteria baik secara abstrak maupun


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

konkret, memahami sifat-sifat konsep abstrak dan

teori.

Majid (2014: 87-88) menjelaskan bahwa landasan

pembelajaran terpadu mencakup:

1. Landasan Filosofis

Dalam pembelajaran dipengaruhi oleh tiga aliran filasafat

yaitu progresivisme, konstruktivisme dan humanisme.

Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran

perlu ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian

sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah dan

memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstrutivisme

melihat pengalaman langsung siswa sebagai kunci

pembelajaran serta aliran humanisme melihat siswa dari

segi keunikan/kekhasannya, potensinya dan motivasi yang

dimiliki.

2. Landasan Psikologis

Pembelajaran terpadu berkaitan dengan psikologi

perkembangan peserta didik dan psikologi belajar.

Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam

menentukan isi/materi pembelajaran yang diberikan kepada

anak agar tingkat dan keluasan dan kedalamannya sesuai

dengan tahap perkembangan peserta didik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Berdasarkan teori di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

landasan pembelajaran terpadu mencakup landasan teori dan

filsafat. Landasan pembelajaran terpadu hendaknya disesuaikan

dengan tingkat perkembangan kognitif dan psikologis anak

sehingga anak dapat menyusun pengetahuannya sendiri dengan

penggunaan indra dan kesadarannya melalui adanya interaksi

anak dengan lingkungan fisik dan sosial.

c. Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Depdikbud (1996: 3) menjelaskan pembelajaran terpadu

sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik, yaitu

holistik, bermakna, otentik, dan aktif.

1. Holistik

Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk

memahami suatu fenomena dari segala sisi karena

pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari berbagai

kajian sekaligus, dari sudut pandang yang terkotak-kotak.

2. Bermakna

Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek

memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar

konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata.

Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan materi yang

dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

3. Otentik

Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami

secara langsung konsep dan prinsip yang dipelajari. Hal ini

terjadi karena dalam belajar siswa melakukan kegiatan

secara langsung. Mereka memahami berdasarkan hasil

belajarnya sendiri, hasil interaksinya dengan fakta dan

peristiwa, bukan sekedar hasil pemberitahuan guru.

4. Aktif

Pembelajaran terpadu pada dasarnya dikembangkan

berdasarkan pendekatan diskoveri inkuiri. Siswa perlu

terlibat aktif dalam proses pembelajaran baik secara fisik,

mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya

pembelajaran yang maksimal.

Daryanto (2014: 87) menjelaskan pembelajaran terpadu

sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki

karakteristik sebagai berikut:

1. Pembelajaran berpusat pada anak.

Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai

pembelajaran yang berpusat pada anak karena pada

dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem

pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa,

baik secara individu maupun kelompok. Siswa dapat aktif

mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya

sesuai dengan perkembangannya.

2. Menekankan pembentukan pemahaman dan

kebermaknaan.

Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari

berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan

antar skema yang dimiliki siswa, sehingga dapat berdampak

pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil

yang nyata didapat dari segala konsep yang diperoleh dan

keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari

dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih

bermakna.

3. Belajar melalui pengalaman langsung

Siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta

dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi

dari gurunya. Gurunya lebih banyak bertindak sebagai

fasilitator dan katalisator yang membimbing ke arah tujuan

yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari

fakta dan informasi untuk mengembangkan

pengetahuannya.

4. Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata

Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan

discovery inquiri (penemuan terbimbing) yang melibatkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai

dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi.

Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat hasrat,

minat dan kemampuan siswa, sehingga memungkinkan

siswa termotivasi untuk belajar terus-menerus.

5. Sarat dengan muatan keterkaitan

Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada

pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari

beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang

yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk

memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi,

yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif

dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang

ada.

Kurniawan (2014: 92) mengemukakan bahwa

pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Berpusat pada anak. Dalam proses pembelajaran, anak

menjadi pertimbangan utama dalam proses pembelajaran.

2. Memberi pengalaman langsung, Dalam pembelajaran

terpadu diupayakan memberikan pengalaman langsung atas

materi belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

3. Pemisahan mata pelajaran tidak jelas. Terjadi integrasi

sejumlah mata pelajaran yang dibahas, sesuai dengan

kebutuhan dan tema.

4. Penyajian berbagai konsep mata pelajaran dalam satu

proses pembelajaran.

5. Fleksibel, dimana tidak mengikuti pola bahasan yang ada

pada struktur mata pelajaran, penggunaan tema yang

bervariasi dan pemilihan serta penggunaan media dan

metode pembelajaran.

6. Hasil belajar dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan

anak.

Dari pemaparan teori di atas, dapat diambil kesimpulan

bahwa karakateristik pembelajaran terpadu mencakup beberapa

hal yaitu berpusat pada anak, memberikan pengalaman langsung

kepada anak, menekankan kebermaknaan dan pemahaman

kepada anak, penyajian konsep mata pelajaran dalam satu proses

pembelajaran yang memiliki keterkaitan, pembelajaran terletak

pada proses bukan hasil semata dan fleksibel.

d. Keunggulan Pembelajaran Terpadu

Daryanto (2014: 92) menjelaskan keunggulan

pembelajaran terpadu sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

1. Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak

sehingga anak dengan mudah memahami sekaligus

melakukannya.

2. Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan

materi pelajaran di mata pelajaran yang satu dengan mata

pelajaran lainnya.

3. Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat

mengembangkan kemampuan belajarnya dalam aspek

afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.

4. Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan

siswa.

5. Dengan pendekatan pembelajaran terpadu, guru dapat

dengan mudah menggunakan belajar siswa aktif sebagai

metode pembelajaran.

Tim Pengembang PGSD (1996: 9) mengemukakan

pembelajaran terpadu memiliki kelebihan-kelebihan. Berikut

kelebihan-kelebihan pembelajaran terpadu:

1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan

dengan tingkat perkembangan anak.

2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan

anak.

3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak

sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

4. Pembelajaran terpadu menumbuh kembangkan

keterampilan berpikir anak.

5. Menyajikan kegiatan yang bersifat prakmatis sesuai dengan

permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan anak.

6. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak seperti

kerja sama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap

gagasan orang lain.

Berdasarkan teori-teori di atas, dapat diambil kesimpulan

bahwa kelebihan dari pembelajaran terpadu adalah mampu

menumbuhkan dan mengembangkan sikap (spiritual dan sosial),

pengetahuan (kognitif) dan psikomotorik (keterampilan),

pembelajaran terpadu didasarkan pada perkembangan, kebutuhan

dan minat anak, serta menyajikan kegiatan atau permasalahan

yang sering ditemui anak di lingkungan sekitar sehingga anak

mudah memahami dan menyelesaikannya dan menjadi hasil

belajar yang bermakna bagi anak.

e. Tipe-tipe Pembelajaran Terpadu

Fogarty (dalam Daryanto, 2014: 100) memaparkan terdapat

sepuluh cara atau tipe dalam merencanakan pembelajaran

terpadu. Kesepuluh cara atau tipe tersebut adalah:

1) Tipe Penggalan (Fragmented)

Tipe fragmented ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya

terbatas pada satu jam pelajaran saja. Dalam proses


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

pembelajaran, butir-butir materi tersebut dilaksanakan

secara terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda.

2) Tipe Keterhubungan (Connected)

Tipe connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir

pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran

tertentu. Pembentukan pemahaman, keterampilan, dan

pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara

otomatis. Guru harus menata butir-butir pembelajaran dan

proses pembelajarannya secara terpadu.

3) Tipe Sarang (Nested)

Tipe ini merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan

konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan

pembelajaran. Pembelajaran berbagai bentuk penguasaan

konsep dan keterampilan tersebut keseluruhannya tidak

harus dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.

Keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi dan

berpikir logis dalam hal ini disikapi sebagai bentuk

keterampilan yang tergarap.

4) Tipe Urutan/Rangkaian (Sequenced)

Tipe ini merupakan model pemaduan topik-topik antar

mata pelajaran yang berbeda secara pararel. Dengan

pengurutan topik-topik semacam ini, aktivitas satu sama

lainnya dapat saling melengkapi dan meningkat. Topik-


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

topik tersebut dapat dipadukan pembelajarannya pada

alokasi jam yang sama.

5) Tipe Bagian (Shared)

Tipe ini merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat

adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata

pelajaran atau lebih.

6) Tipe Jaring Laba-laba (Webbed)

Tipe ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu

bahan dan kegiatan pembelajaran. Dalam hubungan ini

tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam

mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran.

7) Tipe Untaian (Threaded)

Tipe ini merupakan model pemaduan bentuk keterampilan.

Bentuk ini berfokus pada metacurriculum yang

mengantikan atau memotong dengan sangat dalam isi

materi berbagai mata pelajaran. Guru menekankan pada

metakognisi siswa yang menyangkut bagaimana siswa

belajar.

8) Tipe Keterpaduan (Integreted)

Tipe ini merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata

pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam

sebuah topik tertentu. Tipe ini menetapkan prioritas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep, dan sikap

yang saling tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi.

9) Tipe Celupan (Immersed)

Tipe ini dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring

dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan

dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Dalam hal ini

tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat

diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.

10) Tipe Jaringan (Networked)

Tipe ini merupakan model pemaduan pembelajaran yang

mengandaikan kemungkinan perubahan konsepsi, bentuk

pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan

baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam dalam

situasi, kondisi, maupun konteks berbeda-beda.

4. Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded (Untaian)

a. Pengertian Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded (Untaian)

Fogarty (1991: 79), tipe threaded merupakan model

pemaduan bentuk keterampilan, misalnya melakukan prediksi

dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadian-

kejadian, antisipasi terhadap cerita dalam novel, dan sebagainya.

Bentuk threaded ini berfokus pada apa yang disebut meta-

curriculum. Keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan

sosial (social skill), keterampilan belajar, grafis organizer,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

teknologi, dan kecerdasan ganda (multiple intelligence skill) yang

terdapat dalam semua disiplin ilmu dapat dilakukan dengan

pendekatan untaian. Tipe threaded adalah model bersambungan

atau model integrasi yang memfokuskan pada metakurikulum

yang merupakan jantung dari semua pokok bahasan. Tipe ini

menggunakan strategi mencari kesepakatan untuk menyelesaikan

konflik dalam segala situasi permasalahan. Keterampilan ini pada

intinya akan dihubungkan melalui standar kurikulum yang ada.

Kurniawan (2014: 71) menjelaskan tipe threaded adalah

pendekatan pengembangan kemampuan belajar berkelanjutan

tentang kemampuan yang sangat mendasar melalui semua mata

pelajaran. Kemampuan tersebut yaitu kemampuan mendasar

seperti: keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan sosial

(social skill), keterampilan studi (study skill), pengorganisasian

grafis, teknologi, dan kecerdasan majemuk (multiple intelligent)

yang kesemuanya disebut dengan metacurriculum. Melalui

semua mata pelajaran yang artinya model integrasi yang

diorientasikan pada metacurriculum yang sangat penting dan

berkaitan yang ada pada semua mata pelajaran. Materi kurikulum

dari berbagai mata pelajaran terfokus untuk mengembangkan

salah satu kemampuan tersebut. Atau satu kemampuan

metakurikulum pembentukannya melalui sejumlah mata

pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Berdasarkan teori-teori di atas, dapat diambil kesimpulan

bahwa pembelajaran terpadu tipe threaded adalah salah satu tipe

pembelajaran yang menguntaikan bentuk keterampilan mendasar

dalam beberapa bidang studi atau mata pelajaran. Keterampilan

tersebut berupa keterampilan berpikir, keterampilan social,

keterampilan belajar, grafis organizer, teknologi dan

keterampilan kecerdasan ganda.

b. Karakteristik Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded

Pembelajaran terpadu tipe threaded memiliki beberapa

karakteristik, yaitu:

1) Menggunakan keterampilan berpikir

Untaian ketrampilan bepikir


(the cluster of thinking skills)
Untaian Untaian Proses makro
ketrampilan ketrampilan (macroprocesses)
berpikir kritis berpikir kreatif
(critical thinking (creative thinking
skill clusters) skills cluster)
Untaian penunjukan Untaian tanggapan Pemecahan
(attribute cluster) (perception masalah
cluster) (problem
1. Penggolongan solving)
(classifying) 1. Penemuan Pengambilan
2. Pengurutan (inventing) keputusan
(sequencing) 2. Membayangkan (decision
3. Membandingkan (Imagining) making)
dan membedakan 3. Prakiraan/mera Ide kreatif
(comparing & malkan (creative
contrasting) (predicting) ideation)
4. Prioritas 4. Hipotesa
(Prioritize) (hypothesizing)
5. Memecahkan 5. Menggambarka
persamaan (Solve n (visualize)
Analogies)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

6. Pola ingatan
(discern
pattern)
Untaian urutan Untaian
(sequence kesimpulan
cluster) (inference cluster)

1. Mengurutkan 1. Prakiraan/mera
(sequencing) malkan
2. Memprioritaskan (predicting)
(prioritizing) 2. Hipotesa
3. Menemukan (hypothesizing)
sebab akibat 3. Memberlakukan
(finding cause & secara umum
effect) (generalizing)
4. Menarik 4. Menyimpulkan/
kesimpulan menduga
(drawing (inferring)
conclusions) 5. Menyiratkan
(implying)
Untaian analisa Untaian
(analysis cluster) pengungkapan
(brainstorm
1. Menganalisis cluster)
kesalahan
(analyzing for 1. Perwujudkan
bias) (personifying)
2. Menganalisis 2. Penemuan
asumsi/pendapat (inventing)
(analyzing for 3. Visualisasi
assumption) (visualizing)
3. Menarik 4. Menghubungka
kesimpulan n (associating)
(drawing 5. Pengungkapan
conclusions) pendapat
(brainstorming)
6. Pola
ingatan(discern
pattern)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Untaian evaluasi
(evaluating cluster)
1. Mengevaluasi
(evaluating)
2. Menganalisis
asumsi/pendapat
(analyzing for
assumption)
3. Menganalisa
kesalahan
(analyzing for
bias)
4. Analogi
pemecahan
(solving
analogies)
5. Membuat
keputusan
(decision making)

Tabel 2.1 Untaian Keterampilan Berpikir

2) Menggunakan keterampilan sosial

Keterampilan sosial terdiri dari empat kategori utama,

yaitu: komunikasi, kepercayaan, kepemimpinan dan

resolusi konflik. Mengkombinasi beberapa kategori dalam

keterampilan sosial mampu memproses siswa dari waktu ke

waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Kategori Utama Contoh


Komunikasi 1. Menggunakan suara
2. Memimpin bersama-sama
3. Mendengarkan sesama
4. Tinggal dalam kelompok
5. Memperjelas
6. Menafsirkan gagasan
7. Memberikan contoh
8. Nada perasaan
9. Menguraikan gagasan
Kepercayaan (Team 1. Menghargai pendapat orang
Building/Trust) lain
2. Membuka pikiran
3. Menerima ide dari orang lain
4. Mendengarkan dengan
seksama
5. Mengembangkan ide orang
lain
Kepemimpinan 1. Membantu orang lain
(Leadership) 2. Ikut berpartisipasi
3. Mendorong orang lain
4. Tetap pada tugas
5. Mendukung gagasan
6. Mengintegrasikan gagasan
7. Menyatukan ide
Resolusi konflik 1. Memeriksa perbedaan
(Conflict Resolution) 2. Tidak setuju dengan idenya,
bukan orangnya
3. Menghasilkan alternative
4. Menyetujui gagasan orang lain
5. Membenarkan gagasan

Tabel 2.2 Kategori Keterampilan Sosial

3) Menggunakan kecerdasan majemuk (multiple intelligent),

yaitu:

a) Kecerdasan Linguistik

Kemampuan untuk menggunakan dan mengolah

kata-kata secara efektif baik secara oral maupun

tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

b) Kecerdasan Matematis-Logis

Kemampuan yang lebih berkaitan dengan

penggunaan bilangan dan logika secara efektif

termasuk di dalamnya adalah kepekaan pada pola

logika, abstraksi, kategorisasi, dan perhitungan.

c) Kecerdasan Ruang Visual

Kemampuan menangkap dunia ruang-visual secara

tepat, termasuk kemampuan mengenal bentuk dan

benda secara tepat, menggambarkan suatu hal dalam

pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata.

d) Kecerdasan Kinestetik-Badani

Kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh

untuk mengekspresikan gagasan.

e) Kecerdasan Musikal

Kemampuan untuk mengembangkan,

mengekpresikan, dan menikmati bentuk-bentuk

musik dan suara, termasuk kemampuan menyanyi,

kemampuan mencipta lagu.

f) Kecerdasan Interpersonal

Kemampuan yang berkaitan dengan orang lain dan

pemahaman terhadap diri sendiri. Kecerdasan ini

sangat berhubungan dengan kemampuan untuk

memahami orang lain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

g) Kecerdasan Intrapersonal

Kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan

akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak

secara adaptatif berdasar pengenalan diri, termasuk

kemampuan mengambil keputusan pribadi.

h) Kecerdasan Naturalis

Kemampuan untuk dapat peka terhadap lingkungan

alam, seperti mengerti flora dan fauna dengan baik,

menjaga lingkungan dan mengembangkan

pengetahuan akan alam.

4) Pendekatan metakurikuler digunakan untuk mencapai

beberapa keterampilan dan tingkatan logika para siswa

dengan berbagai mata pelajaran.

5) Memadukan beberapa bidang studi lintas tema.

6) Keterpaduan terletak pada persamaan keterampilan yang

terdapat pada beberapa bidang studi.

c. Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe

Threaded

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menyusun langkah-langkah

pembelajaran terpadu tipe threaded, yakni:

1. Menetapkan keterampilan yang diuntaikan (dikaitkan)

dengan pembelajaran keterampilan. Keterampilan ini

berupa keterampilan berpikir, keterampilan sosial,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

keterampilan mengorganisir, keterampilan belajar dan

kecerdasan ganda.

2. Memilih mata pelajaran yang cocok untuk dipadukan

dengan tipe ini.

3. Mencocokkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar

(KD) yang dapat diuntaikan (dikaitkan).

4. Merumuskan indikator pembelajaran secara terpadu.

d. Contoh bagan peta konsep tipe Threaded

PPKn

Bahasa
Indonesi
a
Jenis keterampilan yang IPA
menghubungkan
keempat mata pelajaran
 Thingking Skill IPS
 Cooperative Skill
 Study Skill
 Organizing Skill
 Multiple
Intellingences

Gambar 2.1 Gambar Tipe Threaded (Untaian)

e. Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded

1. Kekuatan Tipe Threaded

Fogarty (2009: 82) mengemukakan kekuatan dari

tipe threaded berkisar seputar konsep metakurikulum.

Metakurikulum adalah keterpaduan dan kontrol terhadap


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

keterampilan, strategi berpikir dan pembelajaran yang

melampaui konten materi pelajaran atau bahan

pembelajaran. Materi kurikulum dari berbagai mata

pelajaran terfokus untuk mengembangkan salah satu

keterampilan atau satu kemampuan metakurikulum

dibentuk melalui sejumlah mata pelajaran.

Para guru menekankan aspek perilaku metakognitif

sehingga siswa belajar tentang bagaimana seharusnya siswa

belajar dan cocok digunakan apabila keterampilan dasar

menjadi prioritas pendidikan, bukan sekedar penguasaan

materi belaka. Siswa akan belajar mendapatkan manfaat

dari jenis pemikiran hebat yang intinya adalah pemindahan

keterampilan hidup.

2. Kelemahan Tipe Threaded

Fogarty (2009: 82) menuturkan kelemahan tipe ini

adalah masih diperlukan adanya kurikulum lainnya.,

hubungan isi atau makna dalam lintas bidang studi sama

sekali tidak ditujukan dengan jelas/gamblang, permukaan

metakurikulum tetapi mata pelajaran tetap statis dan

hubungan antara berbagai pokok kajian materi sama sekali

tidak ditekankan. Guru memerlukan suatu pemahaman

keterampilan dan strategi yang harus digunakan agar siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

dapat mengembangkan dirinya dalam rangka menyisipkan

metakurikulum melalui isi.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini dapat

dipaparkan sebagai berikut.

1. Sekarinasih (2015) melakukan penelitian mengenai Implementasi

Pembelajaran Tematik Terpadu Berdasarkan Kurikulum 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi

Kurikulum 2013 dilihat dari proses perencanaan pembelajaran tematik

terpadu, pelaksanaan proses pembelajaran serta hasil yang dilihat dari

proses penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 yang dilakukan oleh

guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tempel Sleman Yogyakarta. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa persiapan dan implementasi

pembelajaran tematik terpadu berdasarkan Kurikulum 2013 secara

garis besar telah sesuai dengan aturan pemerintah yaitu persiapan

dirancang dalam bentuk RPP, di mana perencanaan pembelajaran

tersebut meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran,

penyiapan media dan sumber belajar, dan perangkat penilaian

pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran secara umum

melakukan pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri dari

mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan

mengkomunikasikan. Sedangkan hasil implementasi pembelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

tematik terpadu yakni dapat meningkatnya hasil belajar siswa yang

dilihat dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Selain itu juga

mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif yaitu suasana

pembelajaran yang menyenangkan, meningkatkan keaktifan dan

motivasi peserta didik, dan menumbuhkan kedisiplinan peserta didik.

2. Madesa dan Permanasari (2015) melakukan penelitian mengenai

penerapan pembelajaran IPA terpadu tipe threaded dengan level of

inquiry untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan

penguasaan konsep siswa kelas VIII pada tema indera penglihatan dan

alat optik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas

pembelajaran IPA terpadu tipe threaded dalam meningkatkan berpikir

kritis dan penguasaan konsep siswa pada tema indera penglihatan dan

alat optik serta tanggapan setelah mengikuti pembelajaran. Hasil

analisis menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran IPA terpadu tipe

threaded dengan level of inquiry dapat meningkatkan keterampilan

berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa, dan menunjukkan

perbedaan signifikan dibandingkan dengan siswa yang mengikuti

pembelajaran biasa. Secara keseluruhan siswa memberikan tanggapan

yang positif pada penerapan pembelajaran IPA terpadu tipe threaded

dengan level of inquiry pada tema indera penglihatan dan alat optik.

3. Susilowati, Subroto dan Nasution (2017) melakukan penelitian

mengenai pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe shared

berbasis kegiatan ekonomi kreatif untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kelayakan perangkat

pembelajaran terpadu tipe shared berbasis kegiatan ekonomi kreatif

untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar, dilihat dari kualitas perangkat

pembelajaran yang dikembangkan dan telah divalidasi yang terdiri dari

silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Bahan Ajar Skala

(BAS), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Tes Hasil Belajar (THB); (2)

keefektifan perangkat pembelajaran yang diukur dari aktivitas siswa

dalam kegiatan pembelajaran terpadu tipe shared berbasis kegiatan

ekonomi kreatif dan hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran terpadu tipe shared berbasis kegiatan ekonomi kreatif.

Data hasil penelitian diperoleh melalui hasil uji validitas perangkat

pembelajaran oleh dua validator dan hasil uji coba perangkat

pembelajaran yang terdiri dari hasil pretest dan posttest pada kelas

kontrol dan kelas eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian, dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dengan

menggunakan perangkat pembelajaran terpadu tipe shared berbasis

kegiatan ekonomi kreatif yang telah dikembangkan, sehingga perangkat

pembelajaran dapat diterapkan di sekolah dasar, namun tetap

memerlukan penyesuaian dengan situasi dan kondisi sekolah.

Berdasarkan ketiga penelitian di atas, penelitian tersebut memiliki

relevansi dengan pengembangan perangkat pembelajaran. Penelitian ini

dikhususkan pada pengembangan perangkat pembelajaran terpadu yang

mengacu Kurikulum 2013. Kebaharuan dari penelitian yang dilakukan berupa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded kelas IV SD

mengacu Kurikukum 2013.

Relevansi dari pemaparan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan

dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Pengembangan Pembelajaran Pembelajaran Terpadu Tipe


Terpadu Threaded

Sekarinasih Susilowati,
Subroto dan Madesa dan Permanasari
(2015) (2017)
Nasution
Implementasi Penerapan Pembelajaran
(2017)
Pembelajara Pengembangan IPA Terpadu Tipe Threaded
n Terpadu Perangkat dengan Level of Inquiry untuk
Berdasarkan Pembelajaran Meningkatkan Keterampilan
Kurikulum Terpadu Tipe Berpikir Kritis dan
2013 Shared Berbasis Penguasaan Konsep Siswa
Kegiatan Ekonomi
Kelas VIII pada Tema Indera
Kreatif untuk
Siswa Kelas IV Penglihatan dan Alat Optik
Sekolah Dasar

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded


untuk Siswa Kelas IV SD Mengacu Kurikulum 2013
(Susilowati, 2017)

Gambar 2.2 Penelitian yang Relevan

C. Kerangka Pikir

Tingkat satuan pendidikan yang dianggap sebagai dasar dari pendidikan

adalah Sekolah Dasar. Sejak tahun 2013, pemerintah mengeluarkan kebijakan

mengenai penerapaan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

2013 lahir sebagai wadah untuk anak-anak Indonesia dalam mengembangkan

berbagai potensi yang dimiliki.

Hal yang menjadi sorotan dalam Kurikulum 2013 ini adalah

penggunaan pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu merupakan

pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan perkembangan

anak. Salah satu tipe pembelajaran terpadu menurut Fogarty adalah threaded.

Tipe threaded merupakan salah satu tipe pembelajaran terpadu yang

menguntaikan beberapa keterampilan yaitu keterampilan berpikir,

keterampilan sosial, keterampilan kecerdasan ganda dan keterampilan

mengorganisir yang terdapat dalam semua disiplin ilmu.

Dalam melaksanakan pembelajaran tentunya guru perlu

mempersiapkan perangkat pembelajaran. Sekolah Dasar (SD) memerlukan

perangkat pembelajaran terpadu yang mengacu pada Kurikulum 2013 untuk

memenuhi kebutuhan pendidikan. Fakta yang ditemukan di lapangan

cenderung kurang sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil

wawancara guru masih mengalami kesulitan untuk mengembangkan dan

menerapkan perangkat pembelajaran terpadu. Faktor yang menyebabkan hal

ini adalah guru belum menguasai berbagai tipe pembelajaran terpadu,

khususnya tipe threaded.

Guru membutuhkan contoh konkret berupa perangkat pembelajaran

terpadu dengan mengambil salah satu tipe yaitu tipe threaded mengacu

dengan kurikum 2013. Pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe

threaded mengacu Kurikulum 2013 ini mampu menambah pemahaman guru


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

tentang pengembangan perangkat pembelajaran dan guru dapat

mengimplementasikannya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dasar.

Beranjak dari hal di atas, guru diharapkan mampu memilih, mengembangkan,

mendesain dan merevisi perangkat pembelajaran terpadu yang akan

digunakan untuk mengajar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Dasar dari pendidikan di Kurikulum baru  Kurikulum 2013


tingkat satuan pendidikan

Pembelajaran terpadu
Sekolah Dasar (SD)

Pembelajaran terpadu tipe threaded

Pembelajaran terpadu tipe threaded merupakan pembelajaran


terpadu yang menguntaikan beberapa keterampilan yaitu
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan
kecerdasan ganda dan keterampilan mengorganisir yang
terdapat dalam semua disiplin ilmu.

Fakta yang ditemukan di


Perangkat pembelajaran
lapangan guru masih mengalami
terpadu yang mengacu pada
kesulitan untuk mengembangkan
Kurikulum 2013 untuk
dan menerapkan perangkat
memenuhi kebutuhan
pembelajaran terpadu.
pendidikan.

Peneliti mengembangkan Contoh konkret berupa perangkat


perangkat pembelajaran terpadu pembelajaran terpadu dengan
tipe threaded untuk siswa kelas mengambil salah satu tipe yaitu
IV SD mengacu Kurikulum tipe threaded mengacu dengan
2013. Kurikulum 2013.

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori di atas maka dapat dirumuskan beberapa

pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded

untuk siswa kelas IV di Sekolah Dasar menurut pakar pembelajaran

terpadu?

2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded

untuk siswa kelas IV di Sekolah Dasar menurut guru SD melalui uji

coba terbatas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

dan Pengembangan atau Research and Development (R&D). Research and

Development adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka

mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah

ada agar dapat dipertanggungjawabkan (Trianto, 2010:206). Borg & Gall

(1989: 772) menyatakan educational research and development is a process

used to develop and validate educational product. Yang mana artinya bahwa

penelitian pengembangan pendidikan (R&D) merupakan sebuah proses yang

dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Tujuan

dari penelitian R&D adalah menghasilkan suatu produk yang dianggap

handal karena telah melalui tahap-tahap pengujian dan revisi, produk yang

dihasilkan sesuai kebutuhan lapangan dan sesuai dengan hasil analisis

kebutuhan, proses pengembangan produk dilakukan secara ilmiah dengan

menganalisis data secara empiris (Sanjaya, 2013: 130). Penelitian ini

menggunakan prosedur pengembangan Borg & Gall (dalam Sukmadinata,

2007: 169-170 dan desain instruksional yang dirancang dan dikembangkan

oleh Dick & Carey (dalam Setyosari, 2013: 230-235).

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Berikut merupakan bagan beserta pemaparan langkah-langkah

pelaksanaan pengembangan Borg & Gall (dalam Sukmadinata 2007: 169-

170):

Research and Develop Preliminary


information Planning preliminary field testing
collecting from of
product

Operational Operational Main field Main product


field testing product testing revision
revision

Final product Dissemination


revision and
implementation

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut

Borg & Gall

Secara ringkas langkah - langkah penelitian R & D menurut Borg &

Gall dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Research and Information colletion (Penelitian dan Pengumpulan Data)

Langkah pertama ini mencakup pengukuran kebutuhan, studi literatur,

penelitian dalam skala kecil dan pertimbangan-pertimbangan dari segi

nilai.

2. Planning (Perencanaan)

Langkah kedua ini merupakan proses penyusunan rencana penelitian,

yang meliputi kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

melaksanakan penelitian, rumusan tujuan yang akan dicapai melalui

penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, serta

kemungkinan pengujian dalam ruang lingkup yang terbatas.

3. Develop Preliminary form of Product (Pengembangan Draft Produk)

Pada langkah ini meliputi pengembangan bahan pembelajaran, proses

pembelajaran serta instrumen evaluasi.

4. Preliminary Field Testing (Uji Coba Lapangan Awal)

Langkah ke empat ini merupakan langkah pengujian produk yang telah

dihasilkan secara terbatas. Uji coba ini dilakukan di lapangan pada 1

sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru). Selama

ujian diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket.

5. Main Product Revision (Revisi Hasil Uji Coba)

Setelah mendapatkan hasil dari uji coba lapangan awal, maka langkah

selanjutnya adalah revisi hasil uji coba. Revisi hasil ujicoba ini

dilakukan untuk memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba.

6. Main Field Testing (Uji Coba Lapangan)

Melakukan uji coba secara lebih luas yang dilakukan di 15 sekolah

dengan subjek sebanyak 30 sampai 100. Data kuantitatif penampilan

subjek uji coba (guru) sebelum dan sesudah menerapkan model yang

diuji cobakan. Hasil-hasil dari pengumpulan data ini, selanjutnya

dievaluasi dan bila memungkinkan dibandingkan dengan hasil dari

kelompok pembanding.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

7. Operational Product Revision (Penyempurnaan Produk Hasil Uji Coba

Lapangan)

Langkah ini merupakan penyempurnaan produk atas hasil uji lapangan

berdasarkan masukan dan hasil uji lapangan utama. Jadi perbaikan kali

ini merupakan perbaikan ke dua sesudah dilaksanakannya uji lapangan

yang lebih luas dari pada uji lapangan yang pertama.

8. Operational Field Testing (Uji Pelaksanaan Lapangan)

Hasil dari uji lapangan berupa model desain yang sudah siap diterapkan,

baik dari sisi substansinya ataupun metodologinya. Misalnya uji ini

dilaksanakan di 10 sampai 30 sekolah dengan subjek sebanyak 40

sampai 200 subjek. Pengujian ini dilakukan melalui angket,

wawancara, dan observasi dan yang kemudian hasilnya dianalisis.

9. Final Product Revision (Penyempurnaan Produk Akhir)

Langkah revisi produk final ini, merupakan penyempurnaan produk

yang sedang dikembangkan. Penyempurnaan didasarkan atas masukan

atau hasil uji coba di lapangan.

10. Disemination and Implementation (Desiminasi dan implementasi)

Desiminasi dan implementasi, merupakan tahap pelaporan produk

kepada forum - forum profesional di dalam jurnal dan implementasi

produk pada praktik pendidikan. Selain itu, memonitor penyebaran

untuk pengontrolan kualitas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Berikut ini adalah bagan dan pemaparan model pengembangan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model dari Dick & Carey (dalam Setyosari,

2013: 230-235).

Gambar 3.2 Desain Instruksional Menurut Dick & Carey

Pemaparan langkah-langkah desain instruksional menurut Dick &

Carey dapat diringkas sebagai berikut:

1. Analisis kebutuhan dan tujuan

Melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan program atau

produk yang akan dikembangkan. Dengan mengkaji kebutuhan,

pengembang akan mengetahui adanya suatu keadaan yang seharusnya

ada (what should be) dan keadaan nyata atau rill di lapangan yang

sebenarnya (what is). Pengembang mencoba menawarkan suatu

alternatif pemecahan masalah dengan cara mengembangkan suatu

produk atau desain tertentu.

2. Analisis pembelajaran

Setelah analisis kebutuhan dan tujuan maka langkah selanjutnya adalah

analisis pembelajaran, yang mencakup keterampilan, proses, prosedur


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal-hal

yang menjadi kebutuhan yang dirasakan perlu diidentifikasi dan

dikembangkan dalam rancangan produk atau desain sehingga dapat

menjadi spesifikasi produk atau desain lebih lanjut dan memiliki

kekhasan tersendiri.

3. Analisis pembelajar dan konteks

Analisis pembelajar dan konteks dilakukan bersamaan dengan analisis

pembelajaran atau setelah analisis pembelajar. Analisis pembelajar dan

konteks mencakup kemampuan, sikap dan karaakteristik awal

pembelajar dalam latar pembelajaran.

4. Merumuskan tujuan performansi

Merumuskan tujuan performansi dilakukan setelah analisis pembelajar

dan konteks. Merumuskan tujuan ini dilakukan dengan cara

menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan yang lebih spesifik yang

berupa rumusan untuk kerja atau operasional. Gambaran rumusan

operasional ini mencerminkan tujuan khusus produk dan prosedur yang

dikembangkan.

5. Mengembangkan instrumen

Langkah berikutnya adalah mengembangkan instrumen. Instrumen

dalam hal ini berkaitan langsung dengan tujuan operasional yang ingin

dicapai berdasarkan indikator-indikator tertentu dan instrumen untuk

mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan.

6. Mengembangkan strategi pembelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Mengembangkan strategi pembelajaran secara spesifik untuk

membantu pembelajar mencapai tujuan khusus. Strategi pembelajaran

yang dirancang berkaitan dengan produk atau desain yang

dikembangkan.

7. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran

Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran dalam hal ini

berupa bahan cetak dan media lain yang dirancang untuk mendukung

pencapaian tujuan. Produk atau desain yang dikembangkan berdasarkan

tipe, jenis dan model tertentu yang perlu diberikan argumen atau alasan

mengapa memilih dan mengembangkan tipe, jenis dan model tersebut.

8. Merancang dan melakukan evaluasi formatif

Merancang atau melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang

dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur, program atau

produk dikembangkan.

9. Melakukan revisi

Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program

atau produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya.

10. Merancang dan melakukan evaluasi sumatif

Setelah suatu produk, program atau proses pengembangan selesai

dikembangkan, langkah berikutnya adalah evaluasi sumatif. Evaluasi

sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat

efektivitas produk atau proses secara keseluruhan dibandingkan dengan

produk atau proses lain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengkombinasikan

langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari Borg & Gall serta desain

instruksional dari Dick & Carey, terdapat tujuh langkah yang harus dilakukan

dalam penelitian dan pengembangan ini. Dick & Carey memandang desain

pembelajaran sebagai sebuah sistem dan menganggap pembelajaran adalah

proses yang sistematis. Komponen model Dick & Carey meliputi pembelajar,

pengajar, materi dan lingkungan. (dalam Aji, 2016: 120). Sehingga, desain

intruksional Dick and Carey lebih sistematis, kompleks dan menyeluruh.

Sedangkan, Borg & Gall (1983: 772) menyatakan bahwa prosedur penelitian

pengembangan pada dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu: (a)

mengembangkan produk, dan (b) menguji keefektifan produk dalam

mencapai tujuan. Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengembangan dan

tujuan kedua disebut sebagai validasi.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti akan dijelaskan sebagai

berikut:

1. Analisis Kebutuhan dan Tujuan

Langkah yang pertama, peneliti melakukan analisis kebutuhan dan

tujuan mengenai perangkat pembelajaran terpadu yang mengacu

Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Data tentang kebutuhan dan tujuan

produk yang dikembangkan diperoleh melalui wawancara kepada wali

kelas IV di SD Negeri Kintelan dan SD Joannes Bosco Yogyakarta.

Wawancara pada guru dilakukan untuk mengetahui sejauh mana


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

pemahaman guru mengenai pembelajaran terpadu,

pengimplementasian pembelajaran terpadu di sekolah dasar dan

menganalisis kebutuhan akan perangkat pembelajaran terpadu tipe

threaded kelas IV SD mengacu Kurikulum 2013.

2. Penelitian dan Pengumpulan Data

Setelah mengetahui kebutuhan dan tujuan dari produk yang

dikembangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan, peneliti

melakukan pengumpulan data melalui hasil wawancara. Hasil

wawancara digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan

produk yang berupa perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded

mengacu Kurikulum 2013 Kelas IV SD.

3. Pengembangan Produk Awal

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah perangkat

pembelajaran. Pengembangan produk dimulai dengan merumuskan

indikator berpikir tingkat tinggi, merumuskan tujuan pembelajaran

berdasarkan ABCD (audience, Behaviour, Condition, Degree),

memilih keterampilan yang akan diuntaikan pada pembelajaran terpadu

tipe threaded, memilih mata pelajaran yang sesuai, membuat jaringan

kompetensi dasar dan indikator dan menyusun RPP. Perangkat

pembelajaran yang dihasilkan berupa jaringan kompetensi dasar dan

indikator yang sesuai dengan pembelajaran terpadu tipe threaded serta

sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Terpadu tipe

threaded mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas IV sekolah dasar. Sifat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

dari perangkat pembelajaran ini adalah praktis, mudah dilaksanakan

dan fungsional atau bisa dikatakan memiliki banyak manfaat sebagai

pedoman pembelajaran. Perangkat pembelajaran ini juga menekankan

penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

4. Evaluasi Formatif

Setelah perangkat pembelajaran ini dibuat, produk tersebut kemudian

dievaluasi oleh pakar pembelajaran terpadu dengan melakukan

penilaian terhadap produk yang dihasilkan. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui kekurangan, kelebihan dan kelayakan produk sebelum diuji

coba. Evaluasi formatif ini dilakukan oleh 2 pakar pembelajaran

terpadu yang merupakan dosen pengampu mata kuliah pembelajaran

terpadu.

5. Melakukan Revisi

Hasil evaluasi formatif yang dilakukan digunakan sebagai bahan revisi

produk yang dihasilkan. Produk diperbaiki berdasarkan kekurangan

produk yang dapat dilihat melalui catatan, komentar umum dan saran

perbaikan yang telah dituliskan oleh validator di dalam instrumen

validasi kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded.

6. Evaluasi Sumatif

Setelah produk selesai dikembangkan dan direvisi maka dilakukan

evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif bertujuan untuk menentukan tingkat

efisiensi dan efektivitas produk di lapangan. Evaluasi sumatif ini

dilakukan oleh dua pakar yaitu guru kelas IV.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

7. Penyempurnaan Produk Akhir

Evaluasi sumatif digunakan sebagai bahan untuk melakukan

penyempurnaan produk akhir. Produk yang dihasilkan akan

disempurnakan berdasarkan catatan, komentar umum dan saran

perbaikan yang diberikan oleh guru kelas IV pada lembar validasi

ujicoba perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Berikut adalah langkah-langkah pengembangan yang digunakan dalam

penelitian dan pengembangan produk ini, yang divisualisasikan dalam bentuk

bagan di bawah ini.

Tahap I Tahap II
Analisis Kebutuhan Dan Penelitian Dan Pengumpulan
Tujuan Data

Wawancara dengan guru


Hasil Wawancaca
kelas IV SD

Tahap IV
Tahap III
Evaluasi Formatif
Pengembangan Produk Awal
1. Mengembangkan instrument penelitian.
2. Menyusun indikator dengan tingkat
Validasi Produk berpikir tinggi (taksonomi bloom).
3. Menyusun tujuan pembelajaran
berdasarkan ABCD.
4. Memilih keterampilan yang akan
Tahap V diuntaikan .
Melakukan Revisi 5. Memilih mata pelajaran yang sesuai.
6. Menentukan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD)
Revisi RPP 7. Membuat pemetaan jaringan
berdasarkan tipe threaded.
8. Membuat RPP.

Tahap VII
Tahap VI
Penyempurnaan Produk
Evaluasi Sumatif
Akhir

Uji coba Produk


Revisi Produk

Gambar 3.3 Prosedur Pengembangan Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

C. Setting Penelitian

Pada setting penelitian ini membahas empat hal yaitu tempat penelitian,

waktu penelitian, subjek penelitian dan objek penelitian.

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Joannes Bosco Yogyakarta yang

beralamat di Jalan Melati Wetan No 53, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian berlangsung selama 9 bulan. Dimulai dari bulan April

2017 hingga Januari 2018.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru kelas IV Musikal 1 dan kelas IV Musikal

3 SD Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018.

4. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan perangkat pembelajaran

terpadu tipe threaded.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan suatu penelitian pengumpulan data sangat

diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam

penelitian ini menggunakan beberapa teknik yaitu:

1. Wawancara Tidak Terstruktur

Sugiyono (2010: 197) mengemukakan wawancara tidak terstruktur

adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap

untuk mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan

hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

2. Kuisioner

Sugiyono (2012:142) mengungkapkan kuisioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang

efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan

tahu apa yang diharapkan dari responden.

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2015:156) memaparkan bahwa instrument penelitian merupakan

alat untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan data kualitatif.

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan untuk memperoleh

informasi mengenai jenis perangkat pembelajaran terpadu yang layak

digunakan oleh guru, mengetahui sejauh mana penggunaan perangkat

pembelajaran terpadu dan memperoleh informasi mengenai analisis

kebutuhan terkait dengan desain produk yang dirancang peneliti. Sebelum

melakukan wawancara, peneliti membuat kisi-kisi pedoman wawancara.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

2. Lembar Kuisioner

Lembar kuisioner berisi pernyataan yang disusun berdasarkan

indikator-indikator perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded untuk

memvalidasi perangkat pembelajaran yang disusun oleh peneliti.

Kuisioner akan divalidasi oleh oleh dua pakar pembelajaran terpadu yaitu

Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dua guru kelas IV

sekolah dasar. Hasil validasi kuisioner dapat digunakan masukan untuk

melakukan revisi terhadap perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded

yang disusun oleh peneliti. Kuisioner yang digunakan untuk validasi

terdiri dari dua kuisioner yaitu instrumen validasi kualitas perangkat

pembelajaran terpadu tipe threded mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas

IV dan instrumen ujicoba perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded

mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas IV.

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif dengan

penjelasan sebagai berikut:

1. Data kualitatif

Data kualitatif berupa komentar yang dikemukan oleh dua validator

pakar pembelajaran terpadu serta dua orang guru kelas IV sekolah

dasar. Data dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui

kelayakan dari produk yang dihasilkan. Selain itu, data yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

berdasarkan hasil wawancara dengan guru diolah dan digunakan untuk

analisis kebutuhan (pra penelitian).

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berupa skor dari penilaian

perangkat pembelajaran yang merupakan hasil validasi melalui expert

judgement oleh pakar pembelajaran terpadu dan guru kelas IV sekolah

dasar. Data yang diperoleh dianalisis sebagai dasar dari hasil penilaian

kuisioner yang diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap

perangkat pembelajaran terpadu yang dikembangkan yaitu sangat baik

(5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sangat kurang baik (1).

Untuk menghitung rata-rata penilaian kuisioner kualitas perangkat

pembelajaran dan ujicoba perangkat pembelajaran dapat menggunakan

rumus sebagai berikut.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Rata-rata (x) = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑘𝑢𝑖𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟

Data kuantitatif tersebut akan dianalisis dengan statistik deskriptif

kemudian dikonversikan ke data kualitatif dengan skala lima dengan

acuan menurut Sukardjo (2008:101), seperti tabel di bawah ini:

Table 3.1 Konversi Nilai Skala Lima

Interval Skor Kategori

X > Xi + 1,80 Sbi Sangat baik


Xi+0,60Sbi < X ≤ Xi+1,80Sbi Baik
Xi-0,60Sbi< X ≤Xi+0,60Sbi Cukup baik
Xi – 1,80Sbi < X ≤ Xi-0,60Sbi Kurang baik
X ≤Xi – 1,80Sbi Sangat kurang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Keterangan
1
Xi (Rerata ideal) = 2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal )

1
SBi (Simpangan baku ideal) = 6 (skor maksimal ideal - skor minimal ideal )

X = Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi skala lima di atas perhitungan data-data

kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus

konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini

diterapkan dengan konversi sebagai berikut:

Diketahui:

Skor maksimal ideal :5

Skor minimal ideal :1


1
Rerata ideal (Xi) : 2 (5+1) = 3

1
Simpangan baku ideal (SBi) : (5-1) = 0,67
6

Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup, kurang baik dan sangat kurang baik.

Jawaban:

Kategori sangat baik = X > Xi + 1,80 Sbi

= X> 3 + (1,80 . 0,67)

= X> 3 + (1,21)

= X> 4,21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Kategori baik = Xi+0,60Sbi < X ≤ Xi+1,80Sbi

= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67)

= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)

= 3,40 < X ≤ 4,21

Kategori cukup baik = Xi-0,60Sbi< X ≤Xi+0,60Sbi

= 3 – (0,60 . 0,67) < X ≤ Xi + (0,60 . 0,67)

=3 – (0,40) < X ≤ 3 + (0,40)

= 2,60 < X ≤ 3,40

Kategori kurang baik = Xi – 1,80Sbi < X ≤ Xi - 0,60Sbi

= 3 – (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 – (0,60 . 0,67)

= 3 – (1,21) < X ≤ 3 – (0,40)

= 1,79 < X ≤ 2,60

Kategori sangat kurang baik = X ≤Xi – 1,80Sbi

= X ≤ 3 – (1,80 . 0,67)

= X ≤ 3 – (1,21)

= X ≤ 1,79

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data

kualitatif skala lima sebagai berikut:

Tabel 3.2. Konversi Nilai dan Skor ke Data Kualitatif pada Skala 5

Interval Skor Kriteria


X > 4,21 Sangat Baik
3,40 < X ≤ 4,21 Baik
2,60 < X ≤ 3,40 Cukup Baik
1,79 < X ≤ 2,60 Kurang Baik
X ≤ 1,79 Sangat Kurang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

G. Jadwal Penelitian
Tabel 3.3

Jadwal Penelitian Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded

Waktu (Bulan)

September 2017

November 2017

Desember 2017
Okteber 2017

Januari 2018
Agustus 2017
April 2017

Juni 2017
Mei 2017

Juli 2017
No Kegiatan

1. Wawancara dan 
Observasi pra
Penelitian
2. Menyusun 
proposal
3. Permohonan ijin  
Penelitian dan
bimbingan dengan
dosen
4. Pembuatan   
produk
5. Validasi pakar 
pembelajaran
terpadu dan revisi
tahap I
6. Uji coba produk 
7. Validasi produk 
guru kelas IV
8. Revisi Produk  
9. Ujian Skripsi 
10. Revisi Akhir 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini berisi tentang uraian hasil penelitian dan pembahasan mengenai

perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded kelas IV SD mengacu Kurikulum

2013. Hasil penelitian dan pembahasan akan diuraikan sebagai berikut:

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Kebutuhan

Langkah awal penelitian pengembangan perangkat pembelajaran

terpadu tipe threaded mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas IV SD

adalah dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan

dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang dijelaskan pada bab

III. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara.

Wawancara dilakukan di SD Negeri Kintelan I yang beralamat di Jl.

Brigjen Katamso No.163, Keparakan, Mergangsan, Kota Yogyakarta

dan SD Joannes Bosco Yogyakarta yang beralamat di Jalan Melati

Wetan No 53, Yogyakarta.

Wawancara ditunjukan kepada dua guru kelas IV. Pertama, guru

kelas IV di SD Negeri Kintelan 1 yaitu P pada tanggal 20 April 2017.

Kedua, guru kelas IV di SD Joannes Bosco Yogyakarta yaitu R pada

bulan Juni 2017. Wawancara digunakan untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman dan pengimplementasian pembelajaran terpadu di sekolah

dasar. Hal ini bertujuan agar perangkat pembelajaran terpadu dapat

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

membantu guru untuk mendapatkan contoh perangkat pembelajaran

terpadu yang mengacu Kurikulum 2013.

a. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan

Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV di SD

Negeri Kintelan 1 Yogyakarta dan SD Joannes Bosco

Yogyakarta. Wawancara ini berpedoman pada 8 butir pertanyaan

analisis kebutuhan mengenai perangkat pembelajaran terpadu

tipe threaded mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa Kelas IV

SD. Hasil wawancara dengan guru kelas IV pelaksana Kurikulum

2013 SD Negeri Kintelan 1 Yogyakarta akan dijabarkan setiap

butir.

Butir pertanyaan pertama mengenai kurikulum yang

digunakan di sekolah. SD Negeri Kintelan 1 menggunakan

Kurikulum 2013 sejak tahun 2015/2016 pada semester 1 tetapi

pada semester 2 tidak menerapkan Kurikulum 2013. Mulai

kembali menggunakan Kurikulum 2013 pada tahun ajaran

2016/2017.

Butir pertanyaan kedua mengenai keikutsertaan guru dalam

pelatihan Kurikulum 2013. Guru pernah mengikuti pelatihan

Kurikulum 2013 sebanyak dua kali. Pelatihan tersebut membahas

mengenai Kurikulum 2013, perangkat pembelajaran, penilaian

raport dan proses pembelajaran. Pelatihan dilakukan di UPT dan

Kota Madya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Butir pertanyaan ketiga mengenai pemahaman tentang

Kurikulum 2013 yang harus menggunakan pembelajaran terpadu.

Sejauh pemahaman yang diterima guru bahwa Kurikulum 2013

menggunakan pendekatan saintifik (5M) dan belum mengenal

secara menyeluruh mengenai pembelajaran terpadu.

Butir pertanyaan keempat mengenai pemahaman dan

penguasaan guru tentang 10 tipe pembelajaran terpadu. Guru

sudah mengetahui 10 tipe pembelajaran terpadu namun tidak

menguasai secara keseluruhan mengenai tipe-tipe pembelajaran

terpadu tersebut.

Butir pertanyaan kelima mengenai kesulitan guru dalam

merencanakan pembelajaran terpadu. Guru mengalami kesulitan

dalam merencanakan pembelajaran. Hal ini disebabkan dalam

satu pembelajaran terdapat beberapa muatan Kompetensi Inti

(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dari berbagai mapel sehingga

guru kesulitan dalam merencanakan pembelajaran dari pagi

hingga siang hari.

Butir pertanyaan keenam mengenai kesulitan guru dalam

melaksanakan pembelajaran terpadu. Guru tidak mengalami

kesulitan dalam proses pembelajaran di kelas. Kesulitan yang

dialami guru adalah saat evaluasi atau ulangan, penilaian

berdasarkan kompetensi dasar cukup menyulitkan guru.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Butir pertanyaan ketujuh mengenai pengetahuan dan

pemahaman guru mengenai pembelajaran terpadu tipe threaded.

Guru belum mengetahui dan mengetahui tipe pembelajaran

terpadu tipe threaded.

Butir pertanyaan kedelapan mengenai kebutuhan guru akan

contoh perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded. Guru

membutuhkan contoh perangkat pembelajaran terpadu tipe

threaded. Melalui contoh perangkat perangkat pembelajaran

terpadu tipe threaded maka dapat mengetahui tipe-tipe

pembelajaran terpadu yang sesuai dengan Kurikulum 2013 dan

bentuk konkret dari perangkat pembelajaran tersebut.

Selain melakukan wawancara di SD Negeri Kintelan 1

Yogyakarta, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru

kelas IV di SD Joannes Bosco Yogyakarta. Hasil wawancara akan

dijabarkan sebagai berikut.

Butir pertanyaan pertama mengenai kurikulum yang

digunakan di sekolah. SD Joannes Bosco menggunakan

Kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2015/2016. Butir pertanyaan

kedua mengenai keikutsertaan guru dalam pelatihan Kurikulum

2013. Guru sudah pernah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013

yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Madya.

Butir pertanyaan ketiga mengenai pemahaman tentang

Kurikulum 2013 yang harus menggunakan pembelajaran terpadu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Guru mengetahui bahwa Kurikulum 2013 harus menggunakan

pembelajaran terpadu. Pemahaman guru sejauh ini, Kurikulum

2013 saling mengaitkan antar mata pelajaran,

Butir pertanyaan keempat mengenai pemahaman dan

penguasaan guru tentang 10 tipe pembelajaran terpadu. Guru

mengenal pembelajaran 10 tipe pembelajaran terpadu tetapi tidak

menguasai secara keseluruhan. Guru hanya menguasai

pembelajaran terpadu tipe webbed seperti yang digunakan dalam

Kurikulum 2013.

Butir pertanyaan kelima mengenai kesulitan guru dalam

merencanakan pembelajaran terpadu. Guru tidak mengalami

kesulitan dalam merencanakan pembelajaran. Dalam

merencanakan pembelajaran guru sudah mempunyai pedoman

dan sudah ada buku guru. Guru hanya memasukkan yang terdapat

dalam buku guru (KI, KD, indikator, tujuan, materi pembelajaran,

langkah pembelajaran) ke dalam komponen-komponen RPP

sehingga tidak mengalami kesulitan dalam merencanakan

pembelajaran terpadu.

Butir pertanyaan keenam mengenai kesulitan guru dalam

melaksanakan pembelajaran terpadu. Guru tidak mengalami

kesulitan dalam proses menyampaikan materi pembelajaran.

Namun, sering terjadi alokasi waktu untuk mencapai keseluruhan

indikator dan tujuan pembelajaran tidak sesuai rencana yang telah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

dirancang di RPP. Hal ini disebabkan oleh kondisi siswa dan

kondisi kelas yang tidak dapat diprediksi. Kesulitan yang dialami

guru adalah saat melakukan penilaian hasil evaluasi yang

berdasarkan kompetensi dasar.

Butir pertanyaan ketujuh mengenai pengetahuan dan

pemahaman guru mengenai pembelajaran terpadu tipe threaded.

Guru mengetahui mengenai pembelajaran terpadu tipe tersebut

namun tidak menguasainya. Guru mengetahui bahwa konsep

dasar dari pembelajaran terpadu tipe threaded adalah

menggabungkan keterampilan di dalam berbagai mata pelajaran.

Namun, guru tidak mengetahui jenis keterampilan dan mata

pelajaran yang bisa digabungkan. Guru juga belum pernah

menggunakan tipe tersebut dalam pembelajaran di kelas.

Butir pertanyaan kedelapan mengenai kebutuhan guru akan

contoh perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded. Guru

membutuhkan contoh perangkat pembelajaran terpadu tipe

tersebut. Perangkat pembelajaran ini dapat menjadi contoh

konkret dan dapat membantu guru dalam mengembangkan

pembelajaran terpadu.

b. Hasil dan Pembahasan Wawancara Survey Kebutuhan.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dijabarkan di atas,

peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa guru sudah pernah

mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 sehingga guru cukup


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

memahami perencanaan dan pelaksaaan pembelajaran

menggunakan Kurikulum 2013. Guru sudah mengetahui bahwa

pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menggunakan

pembelajaran terpadu namun hanya sebatas mengaitkan antar

mata pelajaran yang berdasarkan pada buku guru. Pemahaman

guru mengenai sepuluh tipe pembelajaran terpadu belum

menyeluruh, guru belum menguasai dan belum pernah

melaksanakan tipe-tipe pembelajaran terpadu kecuali tipe

webbed yang telah digunakan dalam Kurikulum 2013. Guru

mampu melaksanakan proses pembelajaran di kelas sesuai

dengan Kurikulum 2013 namun masih mengalami kesulitan

dalam melaksanakan penilaian hasil evaluasi yang berdasarkan

kompetensi dasar, selain itu alokasi waktu yang telah

direncanakan terkadang tidak sesuai dengan pelaksanaan

pembelajaran di dalam kelas.

Kurikulum 2013 mengharuskan menggunakan

pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu terdapat sepuluh

tipe pembelajaran. Salah satu tipe pembelajaran terpadu adalah

tipe threaded. Guru belum mengetahui secara utuh mengenai tipe

tersebut, guru hanya memahami konsep dasar dari tipe ini dan

belum pernah melaksanakan pembelajaran terpadu tipe threaded

dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Guru sangat membutuhkan

perangkat pembelajaran tepadu, salah satunya adalah perangkat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

pembelajaran terpadu tipe threaded. Guru memiliki harapan

dengan adanya contoh konkret dari perangkat pembelajaran

tersebut dapat membantu guru dalam mengembangkan

pembelajaran terpadu dan membantu guru dalam memahami tipe-

tipe pembelajaran terpadu.

2. Deskripsi Produk Awal

Pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan

pendekatan pembelajaran terpadu tipe threaded dan pendekatan

saintifik (5M). Peneliti menggunakan buku guru dan buku siswa

Kurikulum 2013 untuk kelas IV SD edisi revisi 2017. Peneliti memilih

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dari lima mata

pelajaran yaitu PPKn, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan SBdP, setelah itu peneliti

merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran.

Produk awal yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran

terpadu tipe threaded. Perangkat pembelajaran tersebut berupa Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penelitian ini diawali dengan

pemetaan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) dan indikator

berdasarkan pada buku guru Kurikulum 2013 edisi revisi 2017,

kemudian berdasarkan KD tersebut peneliti mengembangkan indikator

pembelajaran dan merumuskan tujuan pembelajaran. Langkah

selanjutnya peneliti menentukan mata pelajaran dan keterampilan yang

akan diuntaikan dalam pembelajaran terpadu tipe threaded. Mata


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

pelajaran yang dipilih adalah PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan

SBdP yang akan diuntaikan dengan jenis 4 (empat) keterampilan yaitu

keterampilan berpikir kreatif, keterampilan sosial, keterampilan

kecerdasan ganda dan keterampilan mengorganisir waktu. Peneliti

kemudian menentukan dan mendesain jaringan Kompetensi Dasar

(KD) dan indikator berdasarkan mata pelajaran yang telah dipilih dan

keterampilan yang akan diuntaikan pada setiap mata pelajaran sesuai

dengan tipe threaded. Setelah menetapkan jaringan Kompetensi Dasar

(KD) dan indikator berdasarkan tipe threaded, peneliti menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe threaded.

Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan rencana

yang menggambarkan kegiatan pembelajaran di kelas yang bertujuan

untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pembelajaran.

RPP disusun secara sistematis yang artinya komponen-komponennya

disusun sesuai dengan format yang telah ditentukan oleh Dinas

Pendidikan. RPP disusun untuk satu pembelajaran atau satu hari dengan

alokasi waktu 9 x 35 menit untuk sekolah yang menerapkan lima hari

kerja. Komponen RPP terdiri dari (1) identitas RPP, (2) Kompetensi

Inti (KI), (3) Kompetensi Dasar (KD), (4) indikator, (5) tujuan

pembelajaran, (6) uraian materi, (7) pendekatan, tipe dan metode

pembelajaran, (8) kegiatan pembelajaran, (9) sumber belajar, (10)

penilaian hasil belajar, (11) lampiran-lampiran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

RPP disusun berdasarkan kajian indikator, tujuan pembelajaran

dan materi dari setiap mata pelajaran yang dikembangkan dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu tipe threaded dan

saintifik yang mengacu dengan Kurikulum 2013. Pendekatan saintifik

merupakan pendekatan yang memberikan kesempatan pada siswa

untuk mengamati, menanya, mencoba, menalar dan

mengomunikasikan. Kurikulum 2013 juga memiliki kekhasan berupa

penilaian otentik dan pembelajaran terpadu. Di dalam penelitian ini

kegiatan dan materi pembelajaran disesuaikan dengan jaringan KD dan

indikator yang telah didesain oleh peneliti. Kegiatan dan muatan

pembelajaran diuntaikan dengan jenis keterampilan yang sesuai dan

dipilih oleh peneliti berdasarkan dengan pembelajaran terpadu tipe

threaded.

RPP dikembangkan menggunakan program Microsoft Word

2010. Jenis huruf yang digunakan dalam RPP ini Times New Roman,

Arial, dan Calibry (Body). Peneliti menggunakan lebih dari satu jenis

huruf agar terlihat menarik. Jenis huruf yang dipilih adalah jenis huruf

yang jelas sehingga mudah dibaca dan dipahami oleh siswa. Ukuran

huruf dalam RPP ini adalah 12, namun ada beberapa bagian yang

ukurannya 14. RPP ini terdiri dari satu pembelajaran atau satu

pertemuan dengan alokasi waktu 9 x 35 menit yang tertuang dalam 90

halaman, yang dicetak dengan kertas A4 dengan ukuran 21 x 29,7 cm.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Produk berupa perangkat pembelajaran dikemas dalam bentuk buku

melalui proses cetak.

Berikut ini uraian komponen-komponen yang terdapat pada

produk perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded.

a. Sampul Depan

Sampul depan dibuat dengan menggunakan program

komputer CorelDraw X7. Warna sampul dominan warna merah

jambu dilengkapi dengan gambar bagan pembelajaran terpadu

tipe threaded. serta logo dari Universitas Sanata Dharma. Bagian

penting dari sampul adalah identitas mengenai rencana

pelaksanaan pembelajaran. Identitas terdiri dari judul yang

berupa rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe threaded

dan sasaran yang dituju yaitu kelas IV Sekolah Dasar.

b. Pendahuluan

Pendahuluan dari buku rencana pelaksanaan pembelajaran

terpadu tipe threaded terdiri dari kata pengantar, daftar isi,

penjelasan singkat mengenai pengertian, karakteristik, langkah-

langkah-langkah dalam menyusun pembelajaran terpadu tipe

threaded serta kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran

terpadu tipe threaded.

c. Isi

Isi pokok pada buku buku rencana pelaksanaan

pembelajaran terpadu tipe threaded adalah jaringan Kompetensi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Dasar (KD) dan indikator berdasarkan tipe threaded dan satu

buah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan alokasi

waktu 9 x 35 menit (1 Pembelajaran) lengkap dengan lampiran-

lampirannya.

d. Daftar Referensi

Bagian keempat adalah daftar referensi yang berisi sumber

yang digunakan dalam penyusunan buku rencana pelaksanaan

pembelajaran terpadu tipe threaded. Sumber yang digunakan

adalah buku dan sumber lain dari internet.

3. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk

a. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum 2013

Produk awal yang telah dibuat oleh peneliti divalidasi oleh

dua pakar pembelajaran terpadu yaitu dua orang dosen PGSD,

Universitas Sanata Dharma. Validasi bertujuan untuk mengetahui

kelayakan perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded yang

dibuat. Validator dapat memberikan catatan yang berupa saran

maupun kritik yang dapat diajadikan acuan oleh peniliti untuk

melakukan revisi. Validasi oleh pakar pembelajaran terpadu

dilaksanakan pada Bulan Agustus. Terdapat beberapa aspek

dalam instrumen penilaian yang digunakan oleh pakar

pembelajaran terpadu dan guru kelas IV. Aspek yang dinilai

dalam validasi yang dilakukan oleh pakar pembelajaran terpadu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

meliputi a) identitas RPP, b) perumusan indikator, c) perumusan

tujuan pembelajaran, d) pemilihan materi ajar, e) sumber belajar,

f) media pembelajaran, g) metode pembelajaran, h) skenario

pembelajaran, i) karakteristik pembelajaran terpadu tipe

threaded, j) penilaian, k) Lembar Kerja Siswa (LKS), dan l)

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Berdasarkan hasil validasi mengenai kualitas perangkat

pembelajaran yang dilakukan oleh dua pakar pembelajaran

terpadu yaitu P dan K. Pakar pembelajaran terpadu yaitu P

memberikan skor rata-rata 4,84 dengan kategori “Sangat Baik”. P

memberikan catatan dan komentar untuk menuliskan sumber

materi ajar dan memperbaiki penulisan kata

“mengkomunikasikan”. Perangkat pembelajaran tersebut layak

untuk digunakan atau uji coba di lapangan dengan revisi sesuai

saran. Pakar pembelajaran terpadu yang kedua yaitu K

memberikan skor rata-rata 4,02 dengan kategori “Baik”.

Perangkat pembelajaran dinyatakan layak untuk digunakan/ uji

coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Pakar K hanya

memberikan komentar umum dan saran perbaikan yang berupa

RPP sudah dirangkum secara lengkap. Kegiatan beragam dan

sumber juga beragam, namun perlu diperhatikan penggunaan

LKS (sebagai bagian dari skenario) perlu disesuaikan dengan

tujuan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh kedua pakar

pembelajaran tersebut direvisi sesuai dengan saran yang diberikan.

Saran dan revisi tersebut dijabarkan pada tabel berikut, yaitu:

Tabel 4.1 Saran Pakar Pembelajaran Terpadu dan Revisi

No Aspek Komentar Revisi


E. SUMBER BELAJAR
3 Sumber belajar Sumber materi Melengkapi materi
yang dikutip pelajaran di tulis. pelajaran dengan
ditulis dengan sumber-sumber yang
tata tulis baku. digunakan dalam
ringkasan materi.
H. PENILAIAN
4 Kesesuain tugas Rubrik evaluasi Melengkapi rubrik
dengan rubrik penilaian evaluasi
penilaian. agar lebih jelas dan
lengkap.
J. LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
5 Kegiatan Penggunaan LKS Memperbaiki LKS
pembelajaran (sebagai bagian dari agar sesuai dengan
dalam LKS skenario) perlu sesuai skenario dan tujuan
memungkinkan dengan tujuan pembelajaran.
tercapainya pembelajaran.
indikator/tujuan
pembelajaran.
L. BAHASA
1 RPP Perbaiki penulisan Memperbaiki
menggunakan mengkomunikasikan penulisan
Bahasa Indonesia dalam langkah mengkomunikasikan
yang baik dan pembelajaran dan menjadi
benar (sesuai LKS mengomunikasikan.
dengan Ejaan
Bahasa Indonesia
(EBI))

b. Revisi Produk

Berdasarkan dari kedua pakar pembelajaran terpadu di atas,

peneliti melakukan revisi pada bagian sumber belajar, penilaian,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Lembar Kerja Siswa (LKS) dan penggunaan bahasa yang baik

dan benar. Revisi produk dilakukan sebelum produk diuji

cobakan di lapangan. Revisi yang dilakukan pada bagian-bagian

yang telah disarankan oleh pakar pembelajaran terpadu.

Pakar pembelajaran terpadu memberikan komentar untuk

memberikan sumber belajar berupa daftar referensi yang

digunakan dalam ringkasan materi, peneliti merevisi sumber

belajar ini dengan menambahkan daftar referensi pada setiap

ringkasan mata pembelajaran. Bagian selanjutnya adalah

penilaian. Peneliti melakukan revisi pada bagian rubrik evaluasi

sesuai dengan yang disarankan validator. Peneliti melakukan

revisi yang berupa melengkapi rubrik evaluasi agar lebih jelas dan

lengkap.

Selain itu, pakar pembelajaran terpadu juga memberikan

saran perbaikan untuk Lembar Kerja Siswa (LKS) dan

penggunaan Bahasa Indonesia. Pada lembar kerja siswa, peneliti

melakukan revisi agar skenario pembelajaran di LKS sesuai

dengan tujuan pembelajaran sesuai yang disarankan oleh dosen.

Peneliti juga melakukan revisi pada bagian penggunaan bahasa

Indonesia, di dalam perangkat pembelajaran terdapat kesalahan

penulisan kata yang berupa “mengkomunikasikan”, peneliti

melakukan revisi dengan memperbaiki kata tersebut dengan

“mengomunikasikan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

4. Data Validasi Guru kelas IV SD Pelaksana Kurikulum 2013 dan

Revisi Produk

a. Data Validasi Guru Kelas IV SD Pelaksana Kurikulum 2013

Setelah peneliti melakukan revisi berdasarkan saran yang

diberikan oleh pakar pembelajaran terpadu, produk perangkat

pembelajaran tersebut diuji cobakan di lapangan dan divalidasi

oleh 2 guru kelas IV.

Produk uji coba divalidasi oleh guru kelas IV yaitu R dan

D yang merupakan guru SD Joannes Bosco Yogyakarta yang

beralamat di Jalan Melati Wetan No 53, Yogyakarta pada tanggal

23 dan 30 Oktober 2017. Adapun aspek yang dinilai dalam

validasi yang dilakukan oleh guru kelas IV meliputi a) identitas

RPP, b) perumusan indikator, c) perumusan tujuan pembelajaran,

d) pemilihan materi ajar, e) sumber belajar, f) media

pembelajaran, g) metode pembelajaran, h) skenario

pembelajaran, i) implementasi pembelajaran terpadu tipe

threaded, j) penilaian, k) Lembar Kerja Siswa (LKS), dan l)

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Guru kelas IV pelaksana Kurikulum 2013 yaitu R

memberikan skor rata-rata 4,03 dengan kategori “Baik”.

Perangkat pembelajaran dinyatakan layak dan revisi sesuai saran.

R memberikan komentar umum yang berupa RPP sangat lengkap,

tetapi dalam pelaksanaan tidak mungkin dapat berjalan lancar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

(manfaat RPP tidak maksimal). Tuntutan indikator yang begitu

banyak akan berhasil jika dilakukan dalam beberapa kali

pertemuan. RPP ini tidak bisa digunakan di seluruh kondisi

sekolah, padahal RPP bisa disusun oleh mahasiswa artinya RPP

ini diasumsikan bisa digunakan dimanapun. RPP yang bagus

tidak berarti juga bagus dilaksanakan dalam kegiatan

pembelajaran.

Guru kelas IV pelaksana Kurikulum 2013 yaitu D

memberikan skor rata-rata 4,15 dengan kategori “baik”.

Perangkat pembelajaran dinyatakan layak dan direvisi sesuai

saran. Komentar umum yang diberikan oleh D berupa secara

keseluruhan sudah baik dalam RPP dan proses pembelajarannya.

Baik dalam pengkondisian siswa dan memberikan pengalaman

belajar yang menyenangkan. Namun, perlu diperbaiki dalam

penulisan tujuan pembelajaran (ABCD). Saran perbaikan dan

revisi dari dua guru kelas IV pelaksana Kurikulum 2013 dapat

dijabarkan sebagai berikut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Tabel 4.2 Saran Perbaikan dan Revisi Guru kelas IV Pelaksana

Kurikulum 2013 Sekolah Dasar

No Aspek Komentar Revisi


C. PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN
2 Kelengkapan Degree belum Melengkapi
komponen ABCD dicantumkan. komponen
(Audience, Behaviour, rumusan tujuan
Condition, Degree) pembelajaran
dalam rumusan tujuan dengan degree.
pembelajaran.
H. SKENARIO PEMBELAJARAN
8 Pengaturan skenario Tuntutan indikator Memperbaiki
pembelajaran dengan yang begitu banyak alokasi waktu
alokasi waktu bisa dilakukan jika agar tuntutan
proporsional dalam beberapa indikator dapat
pertemuan. tercapai.
I.IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TERPADU TIPE
THREADED
5 RPP pembelajaran RPP sangat lengkap Memperbaiki
terpadu tipe threaded namun dalam langkah-langkah
memiliki sifat praktis pelaksanaan belum kegiatan dalam
dan fungsional. berjalan lancar pelaksanaan agar
(manfaat RPP tidak manfaat RPP
maksimal) dapat maksimal.
RPP ini tidak bisa Memperbaiki
digunakan di kegiatan
seluruh kondisi pembelajaran
sekolah, padahal agar dapat
RPP disusun oleh pelaksanaan dari
mahasiswa artinya RPP lebih tepat
RPP ini diasumsikan sasaran.
bisa digunakan
dimanapun.

b. Revisi Produk

Berdasarkan saran dari kedua guru kelas IV pelaksana

Kurikulum 2013 atas ujicoba produk di lapangan, peneliti

melakukan perbaikan pada bagian perumusan tujuan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

pembelajaran, skenario pembelajaran dan implementasi

pembelajaran terpadu tipe threaded sesuai dengan saran

perbaikan dan komentar yang diberikan oleh guru kelas IV SD

sebagai pelaksana Kurikulum 2013.

Pada bagian perumusan tujuan pembelajaran, validator

memberikan saran untuk menambahkan degree pada bagian

komponen ABCD (Audience, Behaviour, Condition, Degree)

dalam perumusan tujuan pembelajaran. Maka dari itu, peneliti

melakukan revisi dengan menambahkan degree di tujuan

pembelajaran. Selanjutnya adalah skenario pembelajaran, bagian

pengaturan skenario pembelajaran dengan alokasi waktu

proposional. Validator melakukan revisi dengan mengatur alokasi

waktu agar indikator dapat tercapai secara keseluruhan.

Peneliti juga melakukan revisi pada implementasi

pembelajaran terpadu tipe threaded bagian RPP pembelajaran

terpadu tipe threaded memiliki sifat praktis dan fungsional.

Peneliti melakukan revisi yang berupa memperbaiki langkah-

langkah kegiatan dalam pelaksanaan agar manfaat RPP dapat

maksimal dan kegiatan pembelajaran agar pelaksanaan dari RPP

lebih tepat sasaran.

5. Kajian Produk Akhir

Produk akhir diperoleh dari saran perbaikan yang diberikan oleh

dua pakar pembelajaran terpadu dan dua guru kelas IV SD Pelaksana


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Kurikulum 2013. Peneliti melakukan revisi pada produk awal yang

dihasilkan berdasarkan saran dari validator pakar pembelajaran terpadu

dan guru kelas IV. Revisi bertujuan untuk menghasilkan produk akhir

yang lebih baik dari produk awal. Produk akhir didesain menjadi satu

buku yang berupa rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe

threaded untuk siswa kelas IV.

Produk akhir yang dihasilkan adalah rencana pelaksanaan

pembelajaran terpadu tipe threaded yang telah direvisi sesuai dengan

saran perbaikan yang diberikan oleh validator. Peneliti menambahkan

dan memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe

threaded sesuai dengan saran yang diberikan. Komponen yang terdapat

pada perangkat pembelajaran tepadu yang berupa rencana pelaksanaan

pembelajaran terpadu tipe threaded yaitu (1) identitas, (2) Kompetensi

Inti Kurikulum 2013, (3) Kompetensi Dasar, (4) Indikator, (5) tujuan

pembelajaran, (6) materi pembelajaran, (7) pendekatan, tipe, dan

metode pembelajaran, (8) media, alat dan sumber belajar, (9) langkah-

langkah kegiatan pembelajaran, (10) teknik penilaian, (11) lampiran-

lampiran.

Pertama, identitas rencana pelaksanaan pembelajaran

terpadu berisi nama satuan pendidikan, kelas/semester, tema, tipe

pembelajaran, muatan pembelajaran dan alokasi waktu.

Kedua, kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan

kompotensi yang harus dipelajari yang berupa aspek spiritual,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

sosial, pengetahuan dan keterampilan. Ketiga, kompetensi dasar

yaitu sikap spiritual, sikap sosial , pengetahuan, dan keterampilan

yang harus dicapai siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Keempat, indikator merupakan alat untuk menilai

ketercapaian kompetensi siswa. Kompetensi mencakup sikap

spiritual dan social, pengetahuan dan keterampilan dan indikator

disusun menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur.

Kelima, tujuan pembelajaran disusun berdasarkan indikator

pembelajaran yang penyusunannya menggunakan kata kerja

operasional yang dapat diamati dan diukur. Tujuan pembelajaran

mengandung komponen ABCD (Audience, Behaviour, Condition,

Degree). Keenam, materi pembelajaran yang disajikan berupa

materi pokok yang akan dipelajari.

Ketujuh, pendekatan, tipe dan metode pembelajaran.

Pendekatan yang dilakukan adalah terpadu dan saintifik dan tipe

yang digunakan adalah threaded. Metode pembelajaran merupakan

kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran.

Kedelapan, media, alat/bahan dan sumber pembelajaran

yang digunakan berbeda-beda pada setiap pembelajaran yang

disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Kesembilan, langkah-

langkah pembelajaran yaitu urutan kegiatan yang akan dilakukan

dalam kegiatan pembelajaran. Kesepuluh, teknik penilaian berupa

jenis/teknik penilaian, bentuk instrumen dan pedoman penskoran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Kesebelas, lampiran-lampiran yang memuat instrumen

penilaian yang terdiri atas penilaian sikap (spiritual dan sosial),

penilaian pengetahuan, penilaian keterampilan (keterampilan

berpikir kreatif, keterampilan sosial, keterampilan kecerdasan

ganda dan keterampilan mengorganisir waktu), lampiran materi,

lembar kerja siswa yang berdasarkan pada tujuan pembelajaran dan

pendekatan saintifik dengan tampilan yang menarik, soal evaluasi

terdiri dari beberapa muatan pembelajaran untuk mengetahui

ketercapaian kompetensi dan refleksi yang bertujuan untuk

menuangkan perasaan dan kesulitan siswa selama kegiatan

pembelajaran. Daftar pustaka berisi mengenai buku-buku dan

referensi lain yang digunakan dalam pembuatan rencana

pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe threaded kelas IV mengacu

Kurikulum 2013.

B. Pembahasan

Produk dikembangkan berdasarkan spesifikasi produk yang telah

dicantumkan pada Bab I, Pertama, buku rencana pelaksanaan

pembelajaran terpadu tipe threaded ditujukan untuk Sekolah Dasar

kelas IV. Sampul buku berwarna merah jambu dan dicetak

menggunakan kertas ivory 230. Sampul buku berisi judul, gambar

bagan pembelajaran terpadu tipe threaded, logo Universitas Sanata

Dharma dan nama penulis buku.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Gambar 4.1 Sampul Buku

Kedua, judul dari buku adalah “Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded”. Terdapat gambar bagan dari

pembelajaran terpadu tipe threaded pada sampul buku, hal ini bertujuan

untuk memberikan cerminan kepada pembaca. Dengan melihat judul

dan gambar sampul maka sudah dapat mengetahui isi dari buku.

Ketiga, Jenis huruf yang dipilih adalah Times New Roman, Arial

dan Calibry. Jenis huruf yang dipilih adalah jenis huruf yang jelas

sehingga mudah dibaca dan dipahami. Selain itu, juga menggunakan

lebih dari satu jenis huruf, hal ini dilakukan agar buku terlihat lebih

menarik. Keempat, Isi buku dicetak menggunakan kertas A4s 100g/m2.

Kertas A4s 100g/m2 dipilih untuk mencetak isi buku, kertas ini dipilih

karena tebal sehingga tidak mudah sobek.

Kelima, buku perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded

tertuang dalam 104 halaman yang berisi:

a. Kata pengantar

Kata Pengantar berisi tentang ucapan syukur kepada Tuhan,

kerangka berpikir mengenai pembelajaran terpadu tipe threaded,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

spesifikasi produk yang dikembangkan, ucapan terimakasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan produk

dan kesediaan penulis menerima kritik dan saran yang

membangun guna penyempurnaan produk.

b. Daftar isi

Daftar isi merupakan lembar halaman yang menjadi petunjuk

pokok isi buku dan nomor halaman. Daftar isi berfungsi untuk

mempermudah menemukan bahasan tertentu menggunakan

nomor halaman.

c. Teori dasar pembelajaran terpadu tipe threaded,

Teori dasar yang dicantumkan dalam buku rencana pelaksanaan

pembelajaran terpadu tipe threaded meliputi pengertian,

karakteristik, kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu

tipe threaded serta langkah-langkah menyusun pembelajaran

terpadu tipe threaded.

d. Pemetaan jaringan kompetensi dasar dan indikator berdasarkan

pembelajaran terpadu tipe threaded.

Di dalam buku rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe

threaded terdapat tiga contoh mengenai pemetaan jaringan

Kompetensi Dasar (KD) dan indikator berdasarkan pembelajaran

terpadu tipe threaded untuk kelas IV Sekolah Dasar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

e. Rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe threaded

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam buku berupa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang komponennya

disusun dengan lengkap. Komponen dalam RPP meliputi a)

identitas RPP, b) kompetensi inti, c) kompetensi dasar, indikator

dan tujuan pembelajaran, d) materi ajar, e) pendekatan, tipe dan

metode pembelajaran, f) media pembelajaran, alat/bahan dan

sumber belajar, g) skenario pembelajaran, h) penilaian, i)

lampiran. Lampiran terdiri dari rubrik penilaian, materi

pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS), soal evaluasi dan

refleksi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun

secara sistematis dan sesuai dengan format yang telah ditentukan

dari Dinas Pendidikan.

f. Daftar referensi

Daftar referensi berisi sumber-sumber yang digunakan dalam

penulisan buku ini mulai dari buku teori mengenai pembelajaran

terpadu tipe threaded dan buku-buku yang digunakan dalam

penyusunan RPP mulai dari buku guru, buku siswa dan sumber

belajar lain yang relevan.

Keenam, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dikembangkan berdasarkan karakteristik Kurikulum 2013 yaitu dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu, pembentukan

karakter siswa, menggunakan pendekatan saintifik, menggunakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

penilaian otentik, pembelajaran berpusat pada siswa dan berbasis

kompetensi.

Ketujuh, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dikembangkan berdasarkan tipe threaded yaitu dengan menggunakan

keterampilan berpikir, keterampilan sosial, kecerdasan ganda,

pendekatan metakurikuler yang digunakan untuk mencapai beberapa

keterampilan dan tingkatan logika siswa dari berbagai mata pelajaran,

memadukan beberapa bidang studi lintas tema dan meletakkan

keterpaduan pada persamaan keterampilan yang terdapat pada beberapa

bidang studi atau mata pelajaran.

Kedelapan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dikembangkan berdasarkan pembelajaran terpadu tipe threaded dengan

alokasi waktu 9 x 35 menit untuk sekolah yang menerapkan lima hari

kerja. Kesembilan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini

bersifat praktis atau dengan kata lain mudah dilaksanakan dan

fungsional atau bisa dikatakan memiliki banyak manfaat sebagai

pedoman pembelajaran.

Kesepuluh, buku perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded

untuk kelas IV Sekolah Dasar menggunakan Bahasa Indonesia yang

baik dan benar dengan memperhatikan ketentuan Ejaan Bahasa

Indonesia (EBI).

Berdasarkan pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran

terpadu dan hasil validasi oleh dua pakar pembelajaran terpadu dan dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

guru kelas IV pelaksana Kurikulum 2013 diperoleh hasil bahwa rencana

pelaksanaan pembelajaran terpadu tersebut masuk kategori “Sangat

Baik”dengan skor rata-rata yaitu 4,26. Hasil tersebut dijabarkan pada

tabel di bawah ini.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu

dan Guru Kelas IV Sekolah Dasar Pelaksana Kurikulum 2013.

No Validasi Perangkat Pembelajaran


Skor Kategori
1 Pakar Pembelajaran 4,84 Sangat Baik
Terpadu
2 Pakar Pembelajaran 4,02 Baik
Terpadu
3 Guru Kelas IV 4, 03 Baik
4 Guru Kelas IV 4,15 Baik
Jumlah 17,04
Rata-rata 4,26
Kategori Sangat Baik

Hasil validasi yang dilakukan oleh pakar pembelajaran terpadu

berpedoman pada 12 aspek meliputi a) identitas RPP, b) perumusan

indikator, c) perumusan tujuan pembelajaran, d) pemilihan materi ajar,

e) sumber belajar, f) media pembelajaran, g) metode pembelajaran, h)

skenario pembelajaran, i) karakteristik pembelajaran terpadu tipe

threaded, j) penilaian, k) Lembar Kerja Siswa (LKS), dan l)

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pada validasi

perangkat pembelajaran terpadu, pakar pembelajaran terpadu (A)

memberikan skor 4,84 dengan kategori “Sangat Baik” dan pakar

pembelajaran terpadu (B) memberikan skor 4,02 dengan kategori

“Baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Selanjutnya adalah validasi yang dilakukan oleh Guru Kelas IV

SD sebagai pelaksana Kurikulum 2013. Hasil validasi tersebut

berpedoman pada 12 aspek yang meliputi a) identitas RPP, b)

perumusan indikator, c) perumusan tujuan pembelajaran, d) pemilihan

materi ajar, e) sumber belajar, f) media pembelajaran, g) metode

pembelajaran, h) skenario pembelajaran, i) implementasi pembelajaran

terpadu tipe threaded, j) penilaian, k) Lembar Kerja Siswa (LKS), dan

l) penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Guru kelas IV

(A) memberikan skor 4,03 dengan kategori “Baik” dan guru kelas IV

SD (B) memberikan skor 4,15 dengan kategori “Baik”.

Dari keseluruhan hasil validasi yang dilakukan oleh pakar

pembelajaran terpadu dan guru kelas IV SD pelaksana Kurikulum 2013

didapatkan skor rata-rata 4,26 dengan kategori “Sangat Baik”.

Perangkat pembelajaran terpadu dikategorikan “Sangat Baik”

karena sudah memenuhi semua aspek rencana pelaksanaan

pembelajaran terpadu tipe threaded. Dalam rencana pelaksanaaan

pembelajaran terpadu tipe threaded yang dibuat telah memuat (1)

identitas rencana pelaksaan pembelajaran terpadu sudah lengkap, (2)

perumusan indikator sudah sesuai dengan KI, KD dan sudah

menunjukan kemampuan berpikir tingkat tinggi, contohnya:

menemukan kegiatan manusia yang dapat merusak keseimbangan

sumber daya alam di lingkungan sekitar, (3) perumusan tujuan

pembelajaran sudah sesuai dengan KD dan indikator, menggunakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

kata kerja yang dapat diamati dan diukur serta dilengkapi komponen

ABCD (Audience, Behaviour, Condition dan Degree), contohnya:

Melalui kerja kelompok, siswa mampu menemukan minimal 3 (tiga)

kegiatan manusia yang dapat merusak keseimbangan sumber daya alam

di lingkungan sekitar, (4) pemilihan materi ajar telah sesuai dengan

kegiatan pembelajaran, (5) pemilihan sumber belajar sudah relevan dan

beragam, (6) pemilihan media belajar sudah menarik dan sesuai dengan

tujuan pembelajaran siswa dan karakteristik siswa, (7) metode

pembelajaran sesuai dengan pendekatan pembelajaran terpadu yaitu

sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual

maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep

serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Joni, T.R

(dalam Margunayasa, Arini dan Japa 2014: 4) dan pendekatan saintifik

yaitu pendekatan yang digunakan pada proses pembelajaran sains dan

teknologi dalam konteks pengalaman yang nyata (Daryanto, 2014:82),

(8) skenario pembelajaran sudah menampilkan kegiatan awal dengan

jelas, kegiatan inti sesuai dengan pendekatan saintifik dan

menampilkan kegiatan akhir dengan jelas serta skenario pembelajaran

mampu memberdayakan siswa, menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan dan bermakna serta alokasi waktu yang proposional, (9)

karakteristik pembelajaran terpadu tipe threaded sudah relevan dan

nampak jelas (10) penilaian sudah menggunakan penilaian otentik yaitu

penilaian secara keseluruhan dalam proses pembelajaran dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

menggunakan berbagai instrumen penilaian seperti tes tertulis, tes lisan

dan observasi (Majid, 2014: 35), (11) lembar kerja siswa dibuat

sederhana, menarik, runtut, dan menggunakan pendekatan

pembelajaran terpadu tipe threaded dan pendekatan saintifik. (12)

bahasa yang digunakan sudah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Implementasi pembelajaran terpadu tipe threaded di kelas IV

Sekolah Dasar (SD) telah relevan dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran terpadu tipe threaded. Karakteristik pembelajaran

terpadu tipe threaded yang meliputi memadukan keterampilan

metakurikulum (keterampilan berpikir, keterampilan soSial,

keterampilan kecerdasan ganda dan keterampilan mengorginisir

waktu), digunakan untuk mencapai beberapa keterampilan pada

pembelajaran, memadukan keterampilan dalam beberapa bidang studi

lintas tema, dan keterpaduan terletak pada persamaan keterampilan

yang terdapat pada beberapa bidang studi nampak jelas dalam proses

pembelajaran. Pembelajaran terpadu tipe threaded menciptakan

suasana pembelajaran yang bermakna (menyenangkan) dan mampu

mengembangkan keutuhan perkembangan pribadi siswa.

Dengan demikian, produk yang dikembangkan dapat dikatakan

memiliki kualitas yang sangat baik dan layak digunakan sebagai

perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded mengacu pada

Kurikulum 2013 Sekolah Dasar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN

Bab ini memaparkan kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded untuk siswa

kelas IV di Sekolah Dasar menurut pakar pembelajaran terpadu (A)

termasuk dalam kategori “sangat baik” dengan skor 4,84 dan pakar

pembelajaran terpadu (B) memberi skor 4,02 dengan kategori “baik”.

Skor tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran terpadu tipe

threaded mengacu Kurikulum 2013 unuk siswa kelas IV Sekolah

memiliki kualitas “sangat Baik” yang ditinjau dari hasil validasi

kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded.

2. Kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded untuk siswa

kelas IV menurut guru sekolah dasar melalui uji coba terbatas. Guru

kelas IV SD (A) memberikan skor 4,03 dengan kategori “baik”dan guru

kelas IV SD (B) memberikan skor 4,15 dengan kategori “baik”. Skor

tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran terpadu tipe

threaded mengacu Kurikulum 2013 unuk siswa kelas IV Sekolah

memiliki kualitas “baik” yang ditinjau dari hasil validasi ujicoba

perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded.

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

B. Keterbatasan Penelitian

1. Wawancara untuk analisis kebutuhan hanya dilakukan dengan dua

orang guru kelas IV sekolah dasar sehingga informasi yang diperoleh

tidak banyak dan akar permasalahan masih kurang mendalam.

2. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan hanya satu rencana

pelaksanaan pembelajaran karena keterbatasan validator.

3. Uji coba perangkat pembelajaran terpadu hanya dilaksanakan di satu

sekolah dasar.

C. Saran

1. Wawancara untuk analisis kebutuhan dilakukan dengan beberapa guru

kelas IV sekolah dasar sehingga informasi yang diperoleh lebih banyak.

2. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan seharusnya lebih dari satu agar

contoh konkret yang berupa rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu

beragam dan berguna bagi pembaca.

3. Uji coba perangkat pembelajaran terpadu dilaksanakan di beberapa

sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

DAFTAR REFERENSI

Aji, Wisnu N. (2016). Model pembelajaran Dick and Carey dalam pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia. Klaten: Universitas Widya Dharma.
Akbar, S, dkk. (2016). Implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar.
Bandung : PT. Remaja Rosdyakarya.
Armstrong, T. (2013). Kecerdasan multiple di dalam kelas. Jakarta: PT Indeks.
Borg,W.R. & Gail.M.D. (1989). Educational research: an introduction(5thed). New
York: Logman.
Daryanto. (2014). Pembelajaran tematik, terpadu, terintegrasi (kurikulum 2013).
Yogyakarta: Gava Media.
__________. (2014). Pendekatan pembelajaran saintifik kurikulum 2013.
Yogyakarta: Gava Media
Depdikbud. (1996). Pembelajaran terpadu D-II PGSD dan S-2 Pendidikan Dasar.
Jakarta: Depdikbud Republik Indonesia.
Depdiknas. (2003). Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas RI.
Fogarty, R. (1991). How to integrated the curricula. Palatine,Ilinois: IRI/ Skylight
Publishing, Inc.
Fogarty, R. (2009). How to integrate curricula. California: Thousand Oaks.

Hasbullah, (2003). Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada.
Kurniasih, I dan Sani, B. (2014). Implementasi kurikulum 2013 konsep &
penerapan. Surabaya: Kata Pena.
Kurniawan, D. (2014). Pembelajaran terpadu tematik (teori, praktik, penilaian).
Bandung: Alfabeta.
Madesa, E dan Permanasari, A. (2015). Penerapan pembelajaran ipa terpadu tipe
threaded dengan level of inquiry untuk meningkatkan keterampilan berpikir
kritis dan penguasaan konsep siswa kelas VIII pada tema indera penglihatan
dan alat optik (Vol 7). Jakarta: UIN Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Majid. A. (2014). Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: PT.Remaja


Rosdakarya
Margunayasa, IG, Arini, W dan Japa, I Gusti Ngurah. (2014). Pembelajaran
terpadu konsep dan penerapannya. Yogyakarta: Graha Ilmu
Nurgiyantoro, B. (2011). Penilaian otentik dalam pembelajaran bahasa.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Permendikbud. (2013). Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Permendikbud RI.
Permendikbud. (2013). Permendikbud No. 70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum SMK/MAK. Jakarta: Permendikbud RI.
Permendikbud. (2016). Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Permendikbud RI.
Pratowo, A. (2013). Pengembangan bahan ajar tematik. Yogyakarta: Diva Pres.
Sani. Ridwan A. (2014). Pembelajaran saintifik untuk implementasi kurikulum
2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, H.W. (2013). Penelitian pendidikan jenis metode dan prosedur. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Sekarinasih, A. (2015). Implementasi pembelajaran tematik terpadu berdasarkan


kurikulum 2013. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Setyosari, P. (2013). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif & RND. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. (2015). Metode penelitian dan pengembangan. Bandung : Alfabeta.
Sukardjo. (2008). Kumpulan materi evaluasi pembelajaran. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Susilowati, B, Subroto, WT, Nasution. (2017). Pengembangan perangkat
pembelajaran terpadu tipe shared berbasis kegiatan ekonomi kreatif untuk
siswa kelas IV sekolah dasar (Vol 2). Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Sukmadinata dan Syaodih, N. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.
Tim Pengembang PGSD. (1996). Pembelajaran terpadu D-II dan S-II pendidikan
dasar. Jakarta: Dirjen Dikti, Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru
Sekelah Dasar.
Trianto. (2010). Pengantar penelitian pendidikan bagi pengembangan profesi
pendidikan dan tenaga kependidikan. Jakarta: Kencana.
Trianto. (2012). Model pembelajaran terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Lampiran 1

Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kebutuhan Pengembangan

Perangkat Pembelajaran Terpadu

No Indikator Pertanyaan No Item

1 Pemahaman Apakah sudah mengetahui bahwa 2


Kurikulum 2013 harus
menggunakan pembelajaran
terpadu?
Apakah pernah mengikuti 3
pelatihan Kurikulum 2013?

Apakah mengetahui dan 4


menguasai sepuluh tipe
pembelajaran terpadu

Apakah mengetahui salah satu tipe 7


pembelajaran terpadu yaitu tipe
threaded?

2 Penerapan Sejak kapan menerapkan 1


Kurikulum 2013?
Apakah kesulitan dalam 7
melaksanakan pembelajaran
terpadu?
3 Efektivitas Apakah kesulitan dari 6
perangkat merencanakan pembelajaran
pembelajaran terpadu?
terpadu Apakah membutuhkan contoh 8
perangkat pembelajaran terpadu
tipe threaded?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Lampiran 2
Rangkuman Hasil Wawancara di SD Negeri Kintelan 1 Yogyakarta
Narasumber: Pak Pius (Guru Kelas IV)

No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara


Wawancara
1 Kurikulum apa yang Menggunakan kurkulum 2013 sejak
digunakan di sekolah ini? tahun 2015/2016 pada semester I
tetapi pada semester 2 tidak
menerapkan. Dan pada tahun
2016/2017 mulai menggunakan
kembali Kurikulum 2013.

2 Apakah sudah pernah Sudah pernah mengikuti sebanyak 2


mengikuti pelatihan kali di UPT dan Kota Madya.
Kurikulum 2013? Pelatihan tersebut membahas
tentang Kurikulum 2013, perangkat
pembelajaran, penilaian rapot dan
proses pembelajaran.

3 Apakah sudah mengetahui Sejauh ini yang diketahui yaitu


bahwa Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik
harus menggunakan (5M) dan belum mengenal secara
pembelajaran terpadu? menyeluruh tentang pembelajaran
terpadu.

4 Apakah mengenal dan Untuk pembelajaran terpadu sudah


menguasai 10 tipe mengetahui jika terdapat 10 tipe,
pembelajaran terpadu? namun tidak menguasai secara
keseluruhan.

5 Apakah ada kesulitan dalam Terdapat kesulitan dalam


merencanakan pembelajaran merencanakan. Karena dalam 1
terpadu? pembelajaran terdapat beberapa
muatan Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD) dari
berbagai maple sehingga guru
kesulitan dalam merencanakan
pembelajaran dari pagi hingga
siang.

6 Apakah ada kesulitan dalam Dalam proses tidak begitu sulit,


melaksanakan pembelajaran namun masalahnya terdapat pada
terpadu? saat evaluasi atau ulangan. Karena
dalam melakukan penilaian cukup
sulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

7 Apakah mengetahui Belum mengetahui pembelajaran


pembelajaran terpadu tipe terpadu tipe tersebut.
threaded?
8 Apakah membutuhkan Membutuhkan, sebab dengan
contoh perangkat adanya perangkat pembelajaran
pembelajaran terpadu tipe terpadu tipe threaded maka dapat
threaded? mengetahui tipe-tipe pembelajaran
terpadu yang sesuai dengan
Kurikulum 2013 dan bentuk konkret
dari perangkat pembelajaran
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Lampiran 3
Rangkuman Hasil Wawancara di SD Joannes Bosco Yogyakarta
Narasumber: Anggit Rita.D.W.F, S.Pd. (Guru Kelas IV Musikal 1)

No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil


Wawancara

1 Kurikulum apa yang digunakan di Kurikulum yang digunakan


sekolah ini? adalah Kurikulum 2013.

2 Apakah sudah pernah mengikuti Sudah pernah mengikuti


pelatihan Kurikulum 2013? pelatihan Kurikulum 2013.

3 Apakah sudah mengetahui bahwa Sudah mengetahui bahwa


Kurikulum 2013 harus menggunakan Kurikulum 2013
pembelajaran terpadu? menggunakan pembelajaran
terpadu. Sajauh yang saya
tahu Kurikulum 2013 itu
saling mengaitkan antar mata
pelajaran.

4 Apakah mengenal dan menguasai 10 Mengenal pembelajaran


tipe pembelajaran terpadu? terpadu tetapi belum
menguasai secara
keseluruhan. Waktu kuliah
diajarkan tetapi tidak
menguasai keseluruhan.
Yang saya ingat webbed
seperti di dalam Kurikulum
2013 ini.

5 Apakah ada kesulitan dalam Kesulitan jarang ditemui,


merencanakan pembelajaran karena merencanakan
terpadu? pembelajaran sudah ada
panduannya selain itu sudah
dibekali dengan buku guru.
Sehingga guru tinggal
memasukan yang ada di buku
guru ke dalam komponen-
komponen RPP tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

6 Apakah ada kesulitan dalam Kesulitan dalam


melaksanakan pembelajaran melaksanakan pembelajaran
terpadu? terpadu tidak ada. Hanya saja
untuk mencapai indikator
dan tujuan pembelajaran
tidak sesuai dengan alokasi
waktu. Alokasi waktu sering
tidak sesuai rencana karena
kondisi siswa dan kelas itu
tidak dapat terprediksi.
Selain itu, kesulitan yang
dijumpai adalah kesulitan
dalam melakukan penilaian
yang berdasarkan
kompetensi dasarnya.

7 Apakah mengetahui pembelajaran Mengetahui tipe


terpadu tipe threaded? pembelajaran tersebut.
Tetapi ilmu yang saya ingat
waktu kuliah dulu hanya
konsep dasar bahwa tipe
threaded itu menggabungkan
keterampilan dalam mata
pelajaran. Untuk
keterampilan dan mata
pelajaran apa saja yang bisa
digabungkan belum
mengetahui dan belum
menguasainya. Selain itu,
belum pernah
menggunakannya dalam
pembelajaran di kelas.

8 Apakah membutuhkan contoh Membutuhkan perangkat


perangkat pembelajaran terpadu tipe pembelajaran terpadu tipe
threaded? threaded. Perangkat
pembelajaran yang dibuat
bisa dijadikan guru sebagai
salah satu contoh konkret dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

mungkin bisa dikembangkan


lagi oleh guru-guru kelas IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Lampiran 4

Pernyataan Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe

Threaded

No Pernyataan
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (Satuan pendidikan, kelas, semester,
pembelajaran terpadu tipe tertentu, alokasi waktu)
2 Kesesuaian rumusan indikator dengan KI dan KD
3 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi
yang diukur
4 Kesesuaian dengan aspek (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan)
5 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
6 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indicator
7 Kelengkapan komponen ABCD (Audience, Behaviour, Condition,
Degree) dalam rumusan tujuan pembelajaran
8 Menggunakan kata kerja yang dapat diamati dan diukur
9 Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah laku
10 Kesesuaian materi ajar dengan indikator/tujuan pembelajaran
11 Kesesuaian materi ajar dengan lingkungan (kontekstual) dan
karakteristik peserta didik
12 Kesesuaian materi ajar dengan alokasi waktu
13 Sumber belajar sesuai dan mutakhir
14 Sumber belajar yang digunakan beragam
15 Sumber belajar yang dikutip ditulis dengan tata tulis baku
16 Kesesuaian media pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran.
17 Kesesuaian media pembelajaran untuk mengimplementasikan
pendekatan scientific.
18 Kesesuaian media belajar dengan karakteristik peserta didik
19 Kesesuaian metode pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran
20 Kesesuaian metode pembelajaran dengan pendekatan scientific
21 Menampilkan kegiatan awal dengan jelas (apersepsi, motivasi, orientasi)
22 Menampilkan kegiatan inti sesuai dengan pendekatan scientific
(mengamati, menanya, menalar, mencoba/mempraktikkan,
mengomunikasikan)
23 Menampilkan kegiatan akhir dengan jelas (menyimpulkan, evaluasi,
refleksi, tindak lanjut)
24 Materi pembelajaran disajikan dengan skenario yang sistematis
25 Skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah metode
pembelajaran yang dipilih dan kondisi/proses yang dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran
26 Keterpaduan antar konsep/muatan pelajaran tertata dengan baik
sehingga perpindahan antar konsep/muatan pelajaran berjalan landau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

27 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk memberdayakan


siswa
28 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk terciptanya
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna
29 Pengaturan skenario pembelajaran dengan alokasi waktu proporsional
Kesesuaian jaringan indikator dengan pembelajaran terpadu tipe
30
threaded
Memadukan beberapa keterampilan metakurikulum yang meliputi
31 keterampilan berpikir, keterampilan sosial, kecerdasan ganda,
keterampilan kerjasama, dan keterampilan mengorganisir.
32 Digunakan untuk pencapaian beberapa keterampilan.
33 Memadukan keterampilan dalam beberapa bidang studi lintas tema.
Keterpaduan terletak pada persamaan keterampilan yang terdapat pada
34
beberapa bidang studi.
35 Penilaian bersifat otentik (kontekstual dan menggunakan beragam teknik
penilaian) meliputi (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan)
36 Kesesuaian teknik, bentuk, dan instrumen penilaian dengan indikator
yang akan dicapai
37 Kesesuaian kunci jawaban dengan soal
38 Kesesuaian tugas dengan rubrik penilaian
39 Kesesuaian pedoman penskoran dari soal dan rubrik penilaian
40 Kelengkapan unsur-unsur LKS (tujuan, petunjuk, kegiatan belajar, dan
refleksi)
41 Rumusan petunjuk umum LKS sederhana dan mudah dipahami siswa
42 Rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS singkat, sederhana, dan
mudah dipahami siswa
43 Urutan kegiatan pembelajaran pada LKS runtut
44 Kegiatan pembelajaran dalam LKS memungkinkan tercapainya
indikator /tujuan pembelajaran
45 Kegiatan pembelajaran dalam LKS menunjukkan karakteristik
pembelajaran terpadu tipe threaded
46 Kegiatan pembelajaran dalam LKS mencerminkan pendekatan scientific
47 Bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa
48 Tersedia beberapa pertanyaan untuk refleksi
49 Tampilan LKS indah dan menarik
50 RPP menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (sesuai
dengan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI))
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Lampiran 5
Pernyataan Uji Coba Perangkat Pembelajaran Terpadu
Tipe Threaded

No Pernyataan
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (Satuan pendidikan, kelas, semester,
pembelajaran terpadu tipe tertentu, alokasi waktu)
2 Kesesuaian rumusan indikator dengan KI, dan KD
3 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi
yang diukur
4 Kesesuaian dengan aspek (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan)
5 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
6 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator
7 Kelengkapan komponen ABCD (Audience, Behaviour, Condition,
Degree) dalam rumusan tujuan pembelajaran
8 Menggunakan kata kerja yang dapat diamati dan diukur
9 Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah laku
10 Kesesuaian materi ajar dengan indikator/tujuan pembelajaran
11 Kesesuaian materi ajar dengan lingkungan (kontekstual) dan
karakteristik peserta didik
12 Kesesuaian materi ajar dengan alokasi waktu
13 Sumber belajar seusai dan mutakhir
14 Sumber belajar yang digunakan beragam
15 Sumber belajar yang dikutip ditulis dengan tata tulis baku
16 Kesesuaian media pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran.
17 Kesesuaian media pembelajaran untuk mengimplementasikan
pendekatan scientific.
18 Kesesuaian media belajar dengan karakteristik peserta didik
19 Kesesuaian metode pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran
20 Kesesuaian metode pembelajaran dengan pendekatan Scientific
21 Menampilkan kegiatan pendahuluan dengan jelas (apersepsi, motivasi,
orientasi)
22 Menampilkan kegiatan inti sesuai dengan pendekatan scientific
(mengamati, menanya, menalar, mencoba/mempraktikkan,
mengomunikasikan)
23 Menampilkan kegiatan penutup dengan jelas (menyimpulkan, evaluasi,
refleksi, tindak lanjut)
24 Materi pembelajaran disajikan dengan skenario yang sistematis
25 Skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah metode
pembelajaran yang dipilih dan kondisi/proses yang dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran
26 Keterpaduan antar konsep/muatan pelajaran tertata dengan baik sehingga
perpindahan antar konsep/muatan pelajaran berjalan landau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

27 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk memberdayakan siswa


28 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk terciptanya
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna
29 Pengaturan skenario pembelajaran dengan alokasi waktu proporsional
Karakteristik memadukan beberapa keterampilan metakurikulum yang
meliputi keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan
30 kecerdasan ganda, keterampilan kerjasama, dan keterampilan
mengorganisir waktu pada pembelajaran terpadu tipe threaded nampak
jelas dalam proses pembelajaran
Karakteristik untuk mencapai beberapa keterampilan pada pembelajaran
31
terpadu tipe threaded nampak jelas dalam proses pembelajaran
Karakteristik memadukan keterampilan dalam beberapa bidang studi
32 lintas tema pada pembelajaran terpadu tipe threaded nampak jelas dalam
proses pembelajaran
Karakteristik keterpaduan terletak pada persamaan keterampilan yang
33 terdapat pada beberapa bidang studi pada pembelajaran terpadu tipe
threaded nampak jelas dalam proses pembelajaran
RPP pembelajaran terpadu tipe threaded memiliki sifat praktis dan
34
fungsional
35 RPP pembelajaran terpadu tipe threaded mampu memberdayakan siswa
RPP pembelajaran terpadu tipe threaded menciptakan suasana
36
pembelajaran yang bermakna (menyenangkan)
RPP pembelajaran terpadu mampu mengembangkan keutuhan
37
perkembangan pribadi siswa
38 Penilaian bersifat otentik (kontekstual dan menggunakan beragam teknik
penilaian) meliputi (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan)
39 Kesesuaian teknik, bentuk, dan instrumen penilaian dengan indikator
yang akan dicapai
40 Kesesuaian kunci jawaban dengan soal
41 Kesesuaian tugas dengan rubrik penilaian
42 Kesesuaian pedoman penskoran dari soal dan rubrik penilaian
43 Kelengkapan unsur-unsur LKS (tujuan, petunjuk, kegiatan belajar, dan
refleksi)
44 Rumusan petunjuk umum LKS sederhana dan mudah dipahami siswa
45 Rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS singkat, sederhana, dan
mudah dipahami siswa
46 Urutan kegiatan pembelajaran pada LKS runtut
47 Kegiatan pembelajaran dalam LKS memungkinkan tercapainya indikator
/tujuan pembelajaran
48 Kegiatan pembelajaran dalam LKS menunjukkan karakteristik
pembelajaran terpadu tipe threaded
49 Kegiatan pembelajaran dalam LKS mencerminkan pendekatan scientific
50 Bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

51 Tersedia beberapa pertanyaan untuk refleksi


52 Tampilan LKS indah dan menarik
53 RPP menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (sesuai dengan
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI))
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Lampiran 6
Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

Lampiran 7
Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

Lampiran 8
Validasi uji Coba Guru Kelas IV 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

Lampiran 9
Validasi Uji coba Guru Kelas IV 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

Lampiran 10
Surat Permohonan Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

Lampiran 11
Surat Pernyataan Kepala Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

Lampiran 12
Foto-foto Kegiatan

Siswa mengamati video mengenai Peneliti menanyakan apa yang di


keberagaman di Indonesia dapat siswa setealah melihat video.

Siswa menyampaikan pendapat di Siswa menyelesaikan LKS secara


dalam kelompok berkelompok

Siswa menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

RIWAYAT PENULIS

Tyas Susilowati lahir di Gunungkidul, 02 Juni 1996. Anak


ketiga dari pasangan Petrus Suwasman dan Theresia Tuginem.
Penulis memperoleh pendidikan dasar di SD Negeri Gari I,
tamat pada tahun 2008. Kemudian, penulis melanjutkan
pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Playen, tamat
pada tahun 2011. Pendidikan penulis dilanjutkan di SMK
Negeri 1 Wonosari, tamat pada tahun 2014.
Pada tahun 2014, penulis melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan tercatat sebagai
mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Pendidikan di
perguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul: “Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded untuk Siswa Kelas IV SD
Mengacu Kurikulum 2013”.

Anda mungkin juga menyukai