Anda di halaman 1dari 129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TINGKAT KECERDASAN EMOSI SISWA SMP DAN IMPLIKASINYA


TERHADAP PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK
(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta, Tahun
Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh :
Irenius Jerahu
091114087

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TINGKAT KECERDASAN EMOSI SISWA SMP DAN IMPLIKASINYA


TERHADAP PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK
(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta, Tahun
Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh :
Irenius Jerahu
091114087

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Kesabaran adalah kunci kesuksesan (Anonim)

Skripsi ini kupersembahkan


untuk:
• Kedua orang tua yang selalu

memberi cinta dan kasih

sayang yang tak terbatas,

• Ketiga adikku Yen, Ebri dan

Celin

• Keluarga besar Gregorius

Bocar

• Keluarga besar David

Jerahu

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku:

Universitas Sanata Dharma

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

TINGKAT KECERDASAN EMOSI SISWA SMP DAN IMPLIKASINYA


TERHADAP PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK
( Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta, Tahun
Ajaran 2013/2014)
Irenius Jerahu
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosi siswa


SMP kelas VII Tahun Ajaran 2013/2014 di SMP BOPKRI 1 dan implikasinya
terhadap penyusunan program bimbingan kelompok.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa-
siswi kelas VII SMP BOPKRI 1 Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 50
orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner tingkat kecerdasan
emosi siswa yang terdiri dari 48 item yang disusun oleh peneliti sendiri dengan
tingkat reliabilitas 0,898. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
pengkategorisasian jenjang ordinal. Terdapat tiga jenjang kategorisasi yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu rendah, sedang, dan tinggi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan emosi siswa SMP
pada siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-2014
adalah tidak ada siswa (0 %) termasuk kategori rendah, 23 siswa (46 %) termasuk
kategori sedang, dan 27 siswa (54 %) termasuk kategori tinggi, dan hasil
penelitian berdasarkan jenis kelamin adalah tidak ada siswa termasuk kategorisasi
rendah, 11 siswa laki-laki (22%) dan 12 siswa perempuan (24%) termasuk
kategorisasi sedang dan 11 siswa laki-laki (22%) dan 16 siswa perempuan (32%)
termasuk kategorisasi tinggi, sedangkan hasil analisis butir instrumen
menunjukkan bahwa terdapat 0,00% persen atau tidak ada item yang termasuk
dalam kategori rendah, (39,58 %) atau 19 item termasuk dalam kategori sedang
dan (60,41 %) atau 29 item yang termasuk dalam kategori tinggi.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

JUNIOR HIGH SCHOOL’S DEGREE OF EMOTIONAL QUALITY AND


THE IMPLICATION ON GROUP COUNSELING DESIGN PROGRAM
(Description study on Students of Class VII in BOPKRI I Yogyakarta Junior
High School, School Year of 2013/2014)

Irenius Jerahu
Sanata Dharma University
Yogyakarta, 2014

This research is aimed to recognize the degree of emotional quality of class


VII students in the school year of 2013/2014 in BOPKRI 1 Junior High School
and their implication on group counseling design program.
The research is the description study. The subjects are both male and female
50 students of class VII in BOPKRI 1 Junior High School in the school year
2013/1014. The instrument is the questionnaires on students’ degree of emotional
quality which consist of 48 items and they are designed by the researcher himself
with 0,898 in reliability. The data analysis technique is ordinal level
categorization techniques. There are three level of categorization in the research;
low, medium, and high.
The result of the study indicates that the degree of emotional quality of the
students of class VII in BOPKRI 1 Junior High School in the school year of
2013/1014 is zero (0%) which can be categorized as low, 23 students (46 %) are
categorized as medium, and 27 students (54 %) are high, and research results by
gender is no categorized as low, 11 male students (22%) and 12 female students
(24%) are categorized as medium and 11 male students (22%) and 16 female
students (32 %) are high . And, the result of item instrument analysis shows that
there are (0,00 %) or there are no item in the low category, and (39,58 %) or 19
items are categorized as medium, and (60,41 %) or 29 items are categorized as
high.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kemudahan,

rahmat serta karunia kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan

Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulisan skripsi ini membutuhkan prose yang sangat lama. Penulis sadar

bahwa penyelesaian skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan

dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis

menghanturkan ucapan terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

2. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Juster Donal Sinaga, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran dalam mendampingi

penulisan dalam penyelasaian skripsi ini

4. Dra. Sukami, selaku kepala sekolah SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah

memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Siswa-siswi kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah bersedia untuk

mengisi kuesioner uji coba dan kuesiner penelitian

6. Panitia penguji yang memberi kesempatan pada penulis untuk

mempertanggungjawabkan skripsi ini.

7. Mas Moko yang membantu menyelesaikan administrasi penulis.

8. Ayah, ibu, adik-adik ku tersayang dan seluruh keluarga besar Gregorius

Bocar dan David Jerahu yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan,

kasih sayang dan doa.

9. Sahabat-sahabatku: Kae Jefri, kae Aldo, Ecan, Epeng, Phindro, Desta,

Luciano, Lambertus yang selalu mendukung dan memberi semangat dalam

menyelesaikan tulisan ini

10. Teman-teman BK ’09 yang selalu memberikan semangat dan sharing.

Terimaksih untuk kalian semua.

11. Semua pihak yang sudah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan

kerendahan hati menerima kritik dan saran yang dapat membangun skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 24 Februari 2014

Irenius Jerahu

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
E. Definisi Operasional ......................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................ 7
A. Emosi ................................................................................................. 7
1. Pengertian Emosi ........................................................................ 7
2. Kecerdasan Emosi ...........………………………….................... 9
3. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi……………………….............. 10
B. Remaja .........………………………….............................................. 17
1. Pengertian Remaja ...............…………………………………... 17
2. Perkembangan Masa Remaja ...................……………………... 17
3. Ciri-ciri Masa Remaja .....................................………………… 18

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Tugas Perkembangan Remaja ..................................................... 20


5. Karateristik Perkembangan remaja ............................................. 21
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Emosi Remaja...................... 23
7. Perbedaan Emosi Remaja Laki-laki dan Remaja Perempuan …. 29
C. Bimbingan .......................................................................………….. 29
1. Pengertian ...................................................................................... 29
2. Bentuk-bentuk Bimbingan ............................................................ 30
3. Fungsi Bimbingan ......................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 34
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 35
B. Subjek Penelitian ............................................................................... 35
C. Instrumen Penelitian .......................................................................... 36
1. Jenis Instrumen .............................................................................. 35
2. Format Pernyataan ........................................................................ 36
3. Penentuan Skor .............................................................................. 36
4. Kisi-kisi ......................................................................................... 37
D. Validitas dan Reliabilitas .................................................................. 38
1. Uji Validitas ……………......................................................... 39
2. Reliabilitas……………........................................................... 43
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian...................................................... 45
1. Persiapan ..................................................................................... 45
2. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 46
F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 51
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 51
B. Pembahasan ....................................................................................... 58
C. Usulan Program Bimbingan Kelompok ............................................ 65
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 90
A. Kesimpulan ....................................................................................... 90
B. Saran ……………………………………………………................. 91
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 92

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN ....................................................................................... 94

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Skoring/ penilaian kuesiner kecerdasan emosi......................... 36
Tabel 2: Kisi-kisi Kuisioner Kecerdasan Emosi sebelum Uji Coba ....... 37
Tabel 3: Rincian Item Kuesioner yang Gugur Setelah di Uji Coba........... 41
Tabel 4: Kisi-kisi Kuesioner Kecerdasan Emosi Siswa .......................... 42
Tabel 5: Kriteria Guildford …………………………………………..... 44
Tabel 6: Penggolongan Kategorisasi .......................................………… 47
Tabel 7: Pengkategorisasian Skor Subyek Penelitian ............................ 48
Tabel 8: Pengkategorisasain Skor Item Penelitian ..............…………… 50
Tabel 9: Tingkat Kecerdasan Emosi Siswa SMP BOPKRI 1,
Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-2014 ...................................... 51

Tabel 10: Tingkat Kecerdasan Emosi Siswa Kelas VII SMP BOPKRI 1,
Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-2014 Berdasarkan Jenis
Kelamin ..................................................................................... 53

Tabel 11: Pengkategorisasian Item Kuesioner Kecerdasan Emosi Siswa


Kelas VII SMP BOPKRI 1, Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-
2014 ……………………………………………………………. 55

Tabel 12: Analisis Capaian Skor butir-butir instrumen penelitian tingkat


kecerdasan emosi siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarata Tahun
Ajaran 2013/2014 ...................................................................... 56
Tabel 13: Urutan waktu program kegiatan peningkatan kecerdasan emosi
siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta, Tahun Ajaran
2013/2014 ................................................................................... 70
Tabel 14: Silabus program Kegiatan Peningkatan Kecerdasan Emosi
Siswa Kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran
2013/2014 ................................................................................... 72

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1: Tingkat Kecerdasan Emosi Siswa kelas VII SMP Bopkri 1
Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-2014 ...................................... 52
Grafik 2: Tingkat Kecerdasan Emosi Siswa Kelas VII SMP BOPKRI
1, Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-2014 Berdasarkan Jenis
Kelamin .................................................................................... 54
Grafik 3: Persentase Capaian Skor Item Tingkat Kecerdasan Emosi
Siswa Kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarata Tahun Ajaran
2013/2014 ................................................................................. 56

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1: Kuesiner Penelitian ..................................................... 93

Lampiran 2: Tabulasi Hasil Ujicoba Kuesioner .......................... 99

Lampiran 3: Hasil Analisis Uji Validitas .................................... 100

Lampiran 4: Hasil Reliabilitas Penelitian .................................... 106

Lampiran 5: Tabulasi Hasil Penelitian …………………..…….. 107

Lampiran 6: Surat Izin Uji Coba dan Penelitian .......................... 108

Lampiran 7: Surat Keterangan Telah mengadakan Penelitian…… 109

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional

A. Latar Belakang

Manusia merupakan mahluk multi dimensi. Hal inilah yang membedakan

manusia dengan mahluk hidup lainnya. Ini ditandai oleh berbagai aspek-aspek

yang membentuk kepribadian manusia. Salah satu aspek yang sangat penting dari

manusia adalah aspek emosi. Hidup manusia diwarnai dengan emosi dan berbagai

macam perasaan. Manusia sulit menikmati hidup secara optimal tanpa memiliki

emosi. Manusia bukanlah manusia tanpa emosi. Emosi menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dalam kehidupan manusia.

Ahli psikologi memandang manusia adalah mahluk yang secara alami

memiliki emosi. Emosi sendiri berasal dari kata e yang berarti energi dan motion

yang berarti getaran. Emosi kemudian bisa dikatakan sebagai sebuah energi yang

terus bergerak dan bergetar. Emosi juga dalam makna paling harafiah

didefinisikan sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu dan

setiap keadaan mental. Emosi manusia dapat dibagi dalam dua kategori umum

jika dilihat dari dampaknya. Kategori pertama adalah emosi positif. Emosi positif

memberikan dampak yang menyenangkan, seperti: santai, rileks, gembira, lucu.

Kategori kedua adalah emosi negatif. Emosi negatif memberikan dampak

negatif dan menyusahkan, seperti : kecewa, sedih, putus asa, marah, dendam.

Biasanya manusia sering menghindari dan berusaha menghilangkan emosi negatif

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ini. Adakalanya manusia mampu melakukannya, tetapi adakalanya manusia gagal

melakukanya. Ketika manusia gagal mengedalikan atau menyeimbangkan emosi

negatif maka saat itulah keadaan susana hati menjadi buruk, dan disaat suasana

hati menjadi buruk kecerdasan kita juga akan menjadi buruk. Seperti perkelahian,

pembunuhan, pemukulan, bahkan bunuh diripun bisa terjadi. Perkembangan

emosional remaja perlu diperhatikan, mengingat saat usia remaja perubahan

perkembangan emosional seseorang sangat cepat.

Masa remaja sering disebut dengan masa stress and strain ( masa

kegonjangan dan kebingungan) dimana terjadi perkembangan fisik dan psikis

yang mempengaruhi pergolakan emosi. Pergolakan emosi yang terjadi tidak

terlepas dari berbagai macam pengaruh, seperti lingkungan tempat tinggal,

sekolah dan teman-teman sebaya dan perkembangan teknologi.

Disamping itu juga, usia remaja dipandang sebagai usia bermasalah, karena

pada masa ini remaja dihadapkan pada banyak persoalan dan cenderung dihadapi

secara emosional. Tidak terpenuhinya tuntutan gejolak energinya, maka remaja

seringkali meluapkan kelebihan energinya ke arah yang negatif. Dalam rangka

menghadapi hal-hal negatif yang dapat merugikan remaja, remaja hendaknya

memahami dan memiliki apa yang disebut kecerdasan emosional.

Kecerdasan emosional merupakan bagian penting dalam diri setiap manusia,

begitu juga remaja. Dimana salah satu tugas perkembangan yang harus dipenuhi

oleh remaja adalah mencapai kemandirian secara emosional. Jika manusia hanya

mementingkan kecerdasan intelektual saja maka sulit dibayangkan bagaimana

jadinya kehidupan di dunia ini tanpa adanya kecerdasan emosi. Tanpa kecerdasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

emosi, psikis seseorang cendrung rentan dengan berbagai konflik, mudah depresi

dan banyak mengalami hambatan dalam bergaul dan bekerjasama dengan orang

lain.

Baru-baru ini begitu banyak media masa (media cetak dan elektronik)

memberitakan peristiwa yang tidak pantas untuk di contohi. Peristiwa yang

dimaksud adalah perkelahian antar siswa yang mengakibatkan kerugian materi

dan moril. Peristiwa inipun dilakukan oleh kaum remaja yang merupakan penerus

bangsa. Data Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), kasus

tawuran pelajar di wilayah Jabodetabek mengalami peningkatan dalam tiga tahun

terakhir, dari 2010, 2011, hingga 2012. Pada 2010, ada 102 kasus tawuran pelajar,

lantas menurun pada 2011 (96 kasus), dan meningkat lagi pada 2012 (103 kasus).

Sementara itu, dari data serupa, jenjang pelaku tawuran pelajar cukup variatif, dari

SD hingga SMA/K. Tercatat, jumlah pelaku dari jenjang SD lebih sedikit (2-4

orang) dibandingkan dengan jumlah pelaku dari jenjang SMA/K (28-43 orang)

(http://www.suaramerdeka.com). Peristiwa-peristiwa inipun salah satu

penyebabnya adalah dipengaruhi oleh ketidakcerdasan pengendalian diri dari sang

pelaku (siswa), terutama pengendalian atau pengotrolan emosi yang bersifat

destruktif.

Siswa-siswi kelas VII SMP BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014

tergolong remaja awal. Remaja yang sering kali labil dalam pengendalian emosi,

seperti memarahi dan dimarahi oleh teman, perkelahipun pernah terjadi. Hal ini

menunjukan bentuk dari ekspresi emosi yang kurang tepat pada diri remaja, jika

tidak diatasi sedini mungkin maka kecerdasan atau tindakan tersebut akan melekat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pada diri siswa dan sulit sekali diubah. Guru BK merupakan sosok yang sangat

tepat dan bijak untuk mengatasi gangguan dalam perkembangan emosi siswa,

mengingat guru BK adalah sosok sangat dekat dengan siswa. Salah satu metode

atau cara yang tepat untuk mengatasi gangguan perkembangan emosi siswa adalah

dengan memberikan program bimbingan kelompok yang relevan dan sesuai

dengan tugas perkembangan remaja, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan

untuk mengukur tingkat kecerdasan emosi siswa SMP pada siswa kelas VII SMP

BOPKRI I Yogyakarta. Dari hasil penelitian ini akan dibuat program bimbingan

kelompok.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Seberapa tinggi tingkat kecerdasan emosi remaja siswa kelas VII SMP

BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014?

2. Seberapa tinggi tingkat kecerdasan emosi remaja siswa kelas VII SMP

BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 dilihat dari jenis

kelamin?

3. Aitem-aitem mana saja yang teridentifikasi rendah untuk dijadikan

dasar penyusunan program BK?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Tujuan Penilitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Mendeskripsikan tingkat kecerdasan emosi remaja siswa kelas VII

SMP BOKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014

2. Mendeskripsikan tingkat kecerdasan emosi remaja siswa kelas VII

SMP BOKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 berdasarkan jenis

kelamin

3. Mengidentifikasi aitem-aitem yang rendah untuk dijadikan dasar

penyusunan program BK

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu

pendidikan dan memperkaya hasil penelitian dalam bidang Bimbingan

dan Konseling

2. Manfaat Praktis,

a. Untuk Siswa, Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa

untuk mengenal dan mengetahui tingkat kecerdasan emosi siswa

b. Guru BK, Penelitian ini diharapkan dapat menggali tingkat

kecerdasan emosi siswa sehingga guru BK dapat menyusun strategi

bimbingan yang sesuai dengan tingkat kecerdasan emosi siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Definisi Operasional

1. Kecerdasan emosi adalah kemampuan siswa untuk mengenali,

mengelolah, mengontrol dan membina emosi agar mampu merespon

secara positif setiap kondisi yang merangsang munculnya emosi-emosi

lain.

2. Bimbingan adalah sebuah proses pemberian bantuan yang dilakukan

oleh konselor untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam diri

siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta untuk berkembang ke

arah yang lebih baik dan optimal.

3. Remaja adalah suatu tahap kehidupan manusia yang sering disebut

masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa, yang berkisar usia

antara 12- 18 tahun


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
KAJIAN TEORI

Pada bab ini diuraikan mengenai pengertian emosi, pengertian kecerdasan

emosi, aspek-aspek kecerdasan emosi, pegertian remaja, perkembagan masa

remaja, ciri-ciri masa remaja, tugas perkembangan remaja, pengertian bimbingan,

bentuk-bentuk bimbingan, fungsi bimbingan.

A. Emosi

1. Pengertian Emosi

Emosi berasal dari bahasa latin movere, berarti menggerakan atau

bergerak. Dari asal kata tersebut emosi dapat diartikan sebagai dorongan

untuk bertindak. Menurut Goleman (2009 : 411) emosi merujuk pada suatu

perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan

serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Emosi

merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu.

Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang,

sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang

berkecerdasan menangis.

Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

manusia, karena emosi dapat merupakan motivator kecerdasan dalam arti

meningkatkan, namun juga dapat mengganggu kecerdasan intensional

manusia. Sejumlah teoritikus mengelompokan emosi kedalam golongan-

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

golongan besar, meskipun tidak semua sepakat tentang golongan itu.

Golongan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal

hati, berang, tersinggung, bermusuhan.

b. Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani

diri, kesepian, ditolak,putus asa, dan kalau mejadi patologis,

depresi berat.

c. Rasa takut: cemas, takut, gugup, kwatir, was-was, waspada, sedih,

tidak tenang, ngeri takut.

d. Kegembiraan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang,

terhibur, bangga, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi,

kegirangan luar biasa.

e. Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kabaikan hati, rasa

dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.

f. Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana.

g. Jengkel: hina jijik, muak, mual, benci, tidak suka

h. Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib dan hati

hancur lebur.

Menurut Lazarus (Mashar, 2011: 16) emosi adalah suatu keadaan yang

kompleks pada diri organisme, yang meliputi perubahan secara badaniah

dalam bernapas, detak jantung, perubahan kelenjar dan kondisi mental seperti

keadaan menggembirakan yang ditandai dengan perasaan yang kuat dan

biasanya disertai dengan dorongan yang mengacu pada suatu bentuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kecerdasan. Jika emosi terjadi sangat intens, biasanya akan mengganggu

fungsi intelektual. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

emosi merupakan sebuah kondisi psikologis yang terjadi akibat merespon

suatu peristiwa

2. Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali, mengolah, dan

mengontrol emosi agar mampu merespon secara positif setiap kondisi yang

merangsang munculnya emosi-emosi lain. Menurut Goleman (Mashar, 2011 :

61) ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan emosi adalah sebagai berikut:

a. Mampu memotivasi diri sendiri

b. Mampu bertahan menghadapi frustasi

c. Mampu mengendalikan dorongan orang lain

d. Cukup luwes untuk menemukan cara atau alternatif agar

sasaran tercapai atau untuk mengubah sasaran jika sasaran

semula sulit dijangkau

e. Tetap memiliki kepercayaan tinggi bahwa segala sesuatu akan

beres ketika menghadapi hal yang sulit

f. Memiliki empati yang tinggi

g. Mempunyai keberanian untuk memecahkan tugas yang berat

menjadi tugas kecil yang mudah ditangani

h. Merasa cukup banyak akal untuk menemukan cara dalam

meraih tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

3. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosi

Solevey (Goleman, 2009: 57-59) menempatkan kecerdasan pribadi

Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskanya

dan memperluas kemampuan ini menjadi lima wilayah. Kelima wilayah atau

aspek-aspek yang terkandung dalam kecerdasan emosional tersebut adalah

sebagai berikut.

a. Mengenali Emosi Diri

Kemampuan mengenali emosi merupakan kecerdasan emosi yang

sangat mendasar. Cara yang paling penting dalam mengenali emosi

diri adalah dengan memberi nama masing-masing emosi yang

dirasakan. Kemampuan mengenali emosi diri adalah suatu

kemampuan dimana orang dapat mengenali emosinya sendiri pada

saat emosi itu terjadi dan juga mampu menyebutkan nama emosi

tersebut.

Orang yang dapat mengenali emosinya, dapat berpikir jernih dan

dapat mengambil keputusan yang tepat dan baik bagi dirinya.

Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli

psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni

kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Menurut Mayer

(Goleman, 2002 : 64) kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana

hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka

individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh

emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan

emosi sehingga individu mudah menguasai emosi.

Menurut Goleman (2009: 403-404) orang yang memiliki kesadaran

diri emosional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Perbaikan dalam mengenali dan merasakan emosinya

sendiri

2) Lebih mampu memahami penyebab perasaan yang timbul

3) Mengenali perbedaan perasaan dan tindakan

b. Mengelola Emosi

Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam

menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras,

sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar

emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju

kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan

intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita (Goleman,

2009 : 77-78). Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk

menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau

ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta

kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.

Menurut Goleman (2009: 404-405) orang yang memiliki

kemampuan mengelola emosi memiliki ciri-ciri sebagai berikut


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

1) Toleransi yang tinggi terhadap frustasi dan pengelolahan

amarah

2) Berkurangya ejekan verbal, perkelahian, dan gangguan

diruangan kelas

3) Lebih mampu mengungkapakan amarah dengan tepat,

tanpa berkelahi

4) Berkurangya larangan masuk sementara dan skorsing

5) Berkurangya kecerdasan agresif atau merusak diri sendiri

6) Perasaan positif tentang dirinya sendiri, sekolah dan

keluarga

7) Lebih baik dalam menangani ketegangan jiwa

8) Berkurangya kesepian dan kecemasan dalam pergaulan

c. Memotivasi Diri Sendiri

Kemampuan memotivasi diri adalah kemampuan memberikan

semangat, dukungan pada diri sendiri untuk mengerjakan atau

melakukan sesuatu yang baik dan berguna. Orang yang mampu

memotivasi dirinya kearah yang positif akan lebih berhasil menjalani

kehidupan dibandingkan dengan orang yang menunggu orang lain

untuk meperhatikan dirinya. Kemampuan memotivasi diri adalah

kemampuan memberikan semangat pada diri sendiri untuk melakukan

sesuatu yang baik dan bermanfaat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Menurut Goleman (2009: 404) orang yang memiliki kemampuan

memotivasi diri sendiri, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Lebih bertanggung jawab

2) Lebih mampu memusatkan perhatian pada tugas yang

dikerjakan dan menaruh perhatian

3) Kurang impulsif, lebih menguasai diri

4) Nilai pada tes-tes meningkat

d. Mengenali Emosi Orang Lain

Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga

empati. Menurut Goleman (2009: 404) orang yang berempati

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Lebih mampu menerima sudut pandang orang lain

2) Memperbaiki empati dan kepekaan terhadap perasaan

orang lain

3) Lebih baik dalam mendengarkan orang lain

Empati dibangun berdasarkan kesadaran diri. Semakin terbuka

kita kepada emosi diri sendiri, maka semakin terampil kita membaca

perasaan orang lain. Menurut Goleman (2002 :57) kemampuan

seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan

kemampuan empati seseorang. Kemampuan berempati yaitu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

kemampuan untuk mengetahui bagaimana perasaan orang lain ikut

berperan dalam kehidupan.

Individu yang memiliki kemampuan empati akan lebih mampu

menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang

mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih

mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan

orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.

Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan bahwa orang-orang yang

mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu

menyesuiakan diri secara emosional, lebih populer, lebih mudah

bergaul, dan lebih peka (Goleman, 2002 : 136).

Nowicki, ahli psikologi menjelaskan bahwa anak-anak yang tidak

mampu membaca atau mengungkapkan emosi dengan baik akan terus

menerus merasa frustasi (Goleman, 2002 : 172). Seseorang yang

mampu membaca emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang

tinggi. Semakin mampu terbuka pada emosinya sendiri, mampu

mengenal dan mengakui emosinya sendiri, maka orang tersebut

mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

e. Membina Hubungan

Seni membina hubungan sebagian besar, merupakan keterampilan

untuk mengelola emosi orang lain. Kemampuan dalam membina

hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas,

kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi (Goleman, 2002 : 59).

Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar

dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit untuk

mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami

keinginan serta kemauan orang lain.

Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan

akan sukses dalam bidang apapun. Orang-orang yang mampu

membina hubungan akan populer dalam lingkungannya dan menjadi

teman yang menyenangkan karena kemampuannya berkomunikasi

(Goleman, 2002 :59). Ramah tamah, baik hati, hormat dan disukai

orang lain dapat dijadikan petunjuk positif bagaimana siswa mampu

membina hubungan dengan orang lain. Sejauhmana kepribadian siswa

berkembang dilihat dari banyaknya hubungan interpersonal yang

dilakukannya.

Menurut Goleman (2009: 404-405) orang-orang yang memiliki

kepandaian atau kecakapan dalam membina hubungan memiliki ciri-

ciri sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

1) Meningkatkan kemapuan menganalisis dan memahami

hubungan

2) Lebih baik dalam menyelesaikan pertikaian dan

merundingkan persengketaan

3) Lebih baik dalam menyelesaikan persoalan yang timbul

dalam hubungan

4) Lebih tegas dan terampil dalam berkomunikasi

5) Lebih populer dan mudah bergaul, bersahabat dan

terlibat dengan teman sebaya

6) Lebih dibutuhkan oleh teman sebaya

7) Lebih menaruh perhatian dan betenggang rasa

8) Lebih memikirkan kepentingan sosial dan selaras dalam

kelompok

9) Lebih suka berbagi rasa, bekerja sama dan suka

menolong

10) Lebih demokratis dalam bergaul dengan orang lain.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis mengambil komponen-

komponen utama dan prinsip-prinsip dasar dari kecerdasan emosional

sebagai faktor untuk mengembangkan instrumen kecerdasan

emosional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

B. Remaja

1. Pengertian Remaja

Menurut Hurlok, remaja berasal dari kata “adolescence”. Istilah

adolescence berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh

menjadi dewasa (Rochmah 2011: 178). Selanjutnya Erikson (Rochmah,

2005: 177) mengemukakan bahwa adolensia merupakan masa dimana

terbentuk suatu perasaan baru mengenai identitas. Identitas mengenai cara

hidup pribadi yang dialami sendiri dan sulit dikenal oleh orang lain.

Sedangkan menurut Papilia dan Olds (Jahja, 2001: 220) masa remaja

adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa

yang pada umumnya dimulai pada usia 12 tahun atau 13 tahun dan

berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluh tahun.

Berdasarkan beberapa pengertian remaja yang telah dikemukakan para

ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah individu yang

sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa

dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek

fisik, psikis dan sosial.

2. Perkembangan Masa Remaja

Masa remaja adalah masa datangnya pubertas (11-14) sampai usia

sekitar 18 tahun, masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Masa remaja

hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orang

tuanya. Ada beberapa alasan mengapa remaja di sebut masa yang paling

sulit adalah sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

a. Remaja mulai menyampaikan kebebasan haknya untuk

mengemukakan pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini dapat

menciptakan ketegangan dan perselisihan, dan dapat menjauhkan

ia dari keluarga

b. Remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman-temannya.pengaruh

orang tua sangatlah lemah di mata mereka. Anak remaja

berkecerdasan dan mempunyai kesenangan yang berbeda bahkan

bertentangan dengan kecerdasan dan kesenangan keluarga.

Contoh-contoh yang umum yaitu mode pakian, potongan rambut,

selera musik yang semuanya harus mutakhir

c. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik

pertumbuhan maupun perkembangan.

d. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan ini bersama-sama

dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan remaja

sukar menerima nasihat dari orang-orang yang lebih tua.

3. Ciri-ciri Masa Remaja

Masa remaja merupakan masa perubahan. Pada masa remaja terjadi

perubahan yang begitu cepat, baik secara fisik maupun secara psikologis. Ada

beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja:

1. Status tidak menentu

Pada masa ini status anak remaja dalam masyarakat tidak dapat

ditentukan, atau membingungkan. Pada suatu waktu dia diperlakukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

seperti anak-anak, akan tetapi bila ia berkelakuan seperti anak-anak

tidak diperkenankan oleh kelompoknya.

2. Perubahan emosional

Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada remaja awal

yang dikenal sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini

merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi

pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini

merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang

berbeda dari masa sebelumnya.

3. Perubahan fisik yang begitu cepat

Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan

seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja tidak yakin akan

dirinya sendiri.

4. Memiliki banyak masalah, diantaranya adalah sebagi berikut:

1) Masalah berhubungan dengan keadaan jasmaninya

Karena remaja sudah mulai memikirkan tampanya dan

bentuk badan yang diidam-idamkannya. Remaja selalu

berusaha membanding-bandingkan dirinya dengan gambar-

gambar reklame dan aktor-aktris dalam film-film. Hal ini

sangat mempengaruhi dalam ingkah laku remaja

2) Masalah berhubungan dengan kebebasan

Dalam rangka mencari identitas, remaja menginginkan

kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

lainnya. Mereka ingin sekali diakui eksistensinya dengan

berbagai cara.

3) Masalah berhubungan dengan nilai

Dalam pembentukan nilai-nilai yang akan dianutnya,

anak remaja seringkali bertentangan dengan orang tua.

5. Masa Kritis

Remaja dikatan sebagai masa yang kritis disebabkan karena dalam

masa ini ditentukan apakah anak dapat menghadapi persolan-

persolanya dengan baik. Remaja yang sudah dipersiapkan menghadapi

persoalan-persolan yang akan dia hadapi, serta dipersipakan peranan

yang akan dihadapinya masa yang akan datang, umumnya lebih

berhasil dari pada anak yang senantiasa dilindungi.

4. Tugas Perkembangan Remaja

Tugas perekembangan remaja menurut Hurlock adalah sebagai berikut:

a. Mampu menerima keadaan fisiknya,

b. Mampu menerima peran seks usia dewasa,

c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompokyang

berlainan jenis,

d. Mencapai kemandirian emosional,

e. Mencapai kemandirian ekonomi,

f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat

diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan

orang tua,

h. Mengembangkan kecerdasan tanggung jawab sosial yang

diperlukan untuk memasuki dunia dewasa,

i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan, dan

j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab

kehidupan keluarga.

5. Karateristik Perkembangan Emosi Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak ke

masa dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami perkembangan mencapai

kematangan fisik, mental, sosial dan emosional. Masa remaja biasanya

memiliki energi yang besar, emosi yang berkobar-kobar, sedangkan

pengendalian diri belum sempurna. Remaja juga sering mengalami

perasaan tidak aman, tidak tenang, dan kwatir kesepian. Secara garis besar,

masa remaja dapat bagi kedalam empat periode, yaitu periode praremaja,

remaja awal, remaja tengah dan remaja akhir. Adapun karateristik setipa

periode adalah sebagaimana dipaparkan berikut ini:

a. Periode Praremaja

Selama periode ini terjadi gejala-gejala yang hampir sama antara remaja

pria maupun perempuan. Perubahan fisik belum tampak jelas, tetapi pada

remaja putri biasanya memperlihatkan penambahan berat badan yang

cepat sehingga mereka merasa gemuk. Gerakan-gerakan mereka mulai

menjadi kaku. Perubahan ini disertai sifat kepekaan terhadap rangsangan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

dari luar dan respon mereka biasanya berlebihan sehingga mereka mudah

tersinggng dan cengeng, tetapi juga cepat merasa senang atau bahkan

meledak-ledak.

b. Periode remaja awal

Selama periode ini perkembangan fisik yan semakin tampak adalah

perubahan fungsi alat kelamin. Karena fungsi alat kelamin semakin

nyata,remaja ering kali mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri

dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Akibatnya, tidak jarang mereka

cendrung menyendiri sehingga merasa terasing, kuarang perhatian dari

orang lain, atau bahkan merasa tidak ada orang yang mau

mempedulikannya. Kontrol terhadap dirinya bertambah sulitdan mereka

cepat marah dengan cara-cara yang kurang wajar.

c. Periode remaja tengah

Tanggung jawab hidup yang harus semakin ditingkatkan oleh remaja,

yaitu mampu memikul sendiri tugas dan tanggung jawabnya. Kerena

tuntutan peningkatan tanggung jawab tidak hanya datang dari orang tua

atau dari anggota keluarganya, tetapi juga dari masyarakat sekitarnya.

Tidak jarang masyarakat juga menjadi maslah bagi remaja. Melihat

fenomena yang sering terjadi dalam masyarakat yang sering juga

menunjukan adanya kontradiksi dengan nilai-nilai moral yang mereke

ketahui, tidak jarang remaja mulai meragukan apa yang disebut baik atau

buruk. Akibatnya, remaja sering kali ingin membentuk nilai mereka


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

sendiri yang mereka anggap benar, baik, dan pantas untuk dikembangkan

dikalangan mereka sendiri.

d. Periode remaja akhir

Pada periode ini remaja mulai memandang dirinya sebagai orang

dewasa dan mulai mampu menunjukan pemikiran , sikap, kecerdasan yang

semakin dewasa. Pilihan arah hidup sudah semakin jelas dan mulai

mampu mengambil pilihan dan keputusan tentang arah hidupnya secara

lebih bijaksana meskipun belum bisa secara penuh. Mereka juga mulai

memilih cara-cara hidup yang dapat dipertanggungjawabkan terhadap

dirinya sendiri, orang tua dan masyarakat.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Emosi Remaja

Perkembangan emosi seseorang pada umumnya tampak jelas pada

perubahan tingkah lakunya. Perkembangan emosi remaja juga demikian

halnya. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita lihat beberapa tingkah

laku emosional, misalnya agresif, rasa takut yang berlebihan, sikap apatis,

dan tingkah laku menyakiti diri.

Sejumlah faktor yang mempengaruhi emosi remaja adalah sebagai

berikut:

a. Perubahan jasmani

Perubahan jasmani yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yag

sangat cepat dari anggota tubuh. Pada taraf permulaan pertumbuhan ini

hanya terbatas pada bagian-bagian teretentu saja yang mengakibatkan

postur tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan tubuh ini sering


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

mempunyai akibat yang terduga pada perkembangan emosi remaja. Tidak

setiap remaja dapat menerima perubahan kondisi tubuh seperti itu, lebih-

lebih jika perubahan tersebut menyangkut perubahan kulit yang menjadi

kasar dan penuh jerawat. Hormon-hormon tertentu mulai berfungsi sejalan

dengan perkembangan alat kelaminnya sehingga dapat menyebabkan

rangsangan di dalam tubuh remaja dan seringkali menimbulkan masalah

dalam perkembangan emosinya.

b. Perubahan pola iteraksi dengan orang tua

Pola asuh orang tua terhadap anak, termasuk remaja, sangat bervariasi.

Ada yang pola asuhnya menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya

sendiri saja sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh

tak acuh, tetapi ada juga yang penuh cinta kasih. Perbedaan pola asuh

orang tua seperti ini dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan

emosi remaja. Cara memberikan hukuman misalnya, kalau dulu anak

dipukul karena nakal, pada masa remaja cara semacam itu justru dapat

menimbulkan ketegangan yang lebih berat antara remaja denga orang

tuanya.

Dalam konteks ini Gardner (Mohammad Ali, 2005: 70) mengibaratkan

dengan kalimat Too Big to Spank yang maknanya bahwa remaja itu sudah

terlalu besar untuk dipukul. Pemberontakan terhadap orang tua

menunjukkan bahwa mereka berada dalam konflik dan ingin melepaskan

diri dari pengawasan orang tua. Mereka tidak merasa puas kalau tidak

pernah sama sekali menunjukkan perlawanan terhadap orang tua karena


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

ingin menunjukkan seberapa jauh dirinya telah berhasil menjadi orang

yang lebih dewasa. Jika mereka berhasil dalam perlawanan terhadap

orang tua sehingga menjadi marah, mereka pun belum merasa puas karena

karena orangtua tidak menunjukkan pengertian yang mereka inginkan.

Keadaan semacam ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosi

remaja.

c. Perubahan Interaksi dengan Teman Sebaya

Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayanya

secara khas dengan cara berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama

dengan membentuk semacam geng. Interaksi antaranggota dalam suatu

kelompok gen biasanya sangat intens serta memiliki kohesivitas dan

solidaritas yang sangat tinggi. Faktor yang sering menimbulkan maslah

emosi pada masa ini adalah hubungan cinta dengan teman lawan jenis.

Pada masa remaja tengah, biasanya remaja benar-benar mulai jatuh cinta

dengan teman lawan jenisnya. Gejala ini sebenarnya sehat bagi remaja,

tepi tidak jarang juga menimbulkan konflik atau gangguan emosi pada

remaja jika tidak diikuti dengan bimbingan dari orang tua atau yang lebih

dewasa.

d. Perubahan pandangan luar

Faktor penting yang dapat memengaruhi perkembangan emosi remaja

selain perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja itu sendiri

adalah pandangan di luar dirinya. Ada sejumlah perubahan pandangan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

dunia luar yang dapat menyebabkan konflik-konflik emosional dalam diri

remaja, yaitu sebagi berikut.

1) Sikap dunia luar tehadap remaja sering tidak konsisten. Kadang-

kadang remaja dianggap sudah dewasa , tetapi mereka tidak

mendapat kebebasan penuh atau peran yang wajar sebagaiman

orang dewasa. Sering kali remaja masih dianggap anak kecil

sehingga menimbulkan kejengkelan pada diri remaja.

Kejengkelan yang mendalam dapat berubah menjadi tingkah

laku emosional.

2) Dunia luar atau masyarakat masih menerapakan nilai-nilai yang

berbeda untuk remaja laki-laki dan perempuan. Kalau remaja

laki-laki memiliki banyak teman perempuan, mereka mendapat

predikat populer dan mendatangkan kebanggaan. Sebaliknya,

apabila remaja putri mempunyai banyak teman laki-laki sering

dinggap tidak baik atau bahkan mendapat predikat yang kurang

baik. Penerapan nilai yang berbeda semacam ini jika tidak

disertai dengan pemberian pengertian secara bijaksana dapat

menyebabkan remaja bertingkah laku emosional yang destruktif.

3) Sering kali kekosongan remaja dimanfaat oleh pihak luar yang

tidak bertanggung jawab, yaitu dengan cara melibatkan remaja

kedalam kegiatan-kegiatan yang merusak dirinya dan melanggar

nilai-nilai moral. Misalnya, penyalahgunaan obat terlarang ,

minum-minuman keras, serta tindak kriminal dan kekerasan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Perlakuan dunia luar semacam ini akan sangat merugikan

perekmbangan emosional remaja

e. Perubahan interaksi dengan sekolah

Pada masa anak-anak, sebelum menginjak masa remaja, sekolah

merupakan tempat pendidikan yang diidealakn oleh mereka. Para guru

merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan mereka karena

selain tokoh intelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas bagi para

peserta didiknya. Oleh karena itu tidak jarang anak-anak lebih percaya

lebih patuh, bahkan lebih takut pada guru dari pada oang tuanya. Possi

guru semacam ini sangatlah strategis pabila digunakan untuk

pengembangan emosi anak melalui penyampaian materi-materi yang

positif dan konstruktif.

Namun demikian, tidak jarang terjadi bahwa figur sebagai tokoh

tersebut, guru memberikan ancaman-ancaman tertentu kepada peserta

didiknya. Peristiwa-peristiwa semacam ini sering tidak disadari oleh para

guru bahwa dengan ancaman-ancaman itu sebenarnya dapat menambah

perusuhan saja dari anak-anak setelah anak-anak tersebut menginjak masa

remaja. Para remaja sering terbentur pada nilai-nilai yang tidak dapat

mereka terima atau yang sama sekali bertentangan dengan nilai-nilai yang

tidak dapat terima atau sama sekali bertentangan dengan nilai-nilai yang

menarik bagi mereka.

Pada saat itu, timbulah idealisme untuk mengubah lingkungannya.

Idealisme seperti ini tentunya tidak boleh diremehkan dengan anggapan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

bahwa semuanya akan muncul jika mereka sudah dewasa. Sebab idealisme

yang dikecewakan dapat berkembang menjadi tingkah laku emosional

yang destruktif. Sebaliknya, kalau remaja berhasil diberikan penyaluran

yang positif untuk mengembangkan idealismenya akan sangat bermanfaat

bagi perkembangan mereka sampai memasuki masa dewasa.

7. Perbedaan Kecerdasan Emosi Antara Siswa Laki-laki dan Siswa

Perempuan

Beberapa penelitian menemukan bahwa wanita lebih menyadari emosi

mereka, menunjukkan empati dan lebih baik dalam hubungan

interpersonal dibandingkan dengan pria. Penelitian yang dilakukan oleh

King (1999), Sutarso (1999), Wing dan Love (2001) dan Singh (2002)

(dalam Sarhad, 2009) juga menunjukkan bahwa wanita memiliki

kecerdasan emosi yang lebih tinggi daripada pria. Goleman juga (1995)

mengatakan wanita lebih beruntung pada lingkungan sosial yang lebih

menekankan kepada emosi daripada pria. Contohnya, orang tua lebih

menggunakan kata-kata yang mengandung emosi ketika bercerita tentang

anak perempuan mereka daripada anak laki-laki, dan ibu juga lebih banyak

memperlihatkan emosi yang bervariasi ketika berinteraksi dengan anak

perempuan, sehingga anak perempuan menerima lebih banyak pelatihan

padaemosi,(dalamhttp:jurnal.usu.ac.id/index.php/predicara/article/.../292)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

C. Bimbingan Kelompok

1. Pengertian Bimbingan

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau

perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan

baik kepada individu-individu setiap usaha untuk membantunya mengatur

kegiatan hidupnya sendiri, megembangkan pandangan hidupnya sendiri,

membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri (crow &

crow, dalam Prayitno. H dan Erman Amti, 2004). Bimbingan adalah proses

pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang

atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar

orang yang di bimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri

dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada

dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno

& Erman, 2004, 99).

Bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan pendidikan

yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan

staf ahli dengan cara mana setiap individu dapat mengembangkan

kemampuan-kemampuan dan kesanggupan sepenuhnya sesuai dengan ide-

ide demokrasi (Mortensen &Schmuller, dalam Prayitno & Amti, 2004: 94).

Sedangkan menurut Bernad & Fuller (Prayitno dan Erman Amti, 2004:

94) bimbingan merupakan segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan

relasi pribadi setiap individu. Dari beberapa pengertian di atas dapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang

dilakukan oleh seorang ahli dalam dalam waktu tertentu secara

berkelanjutan dan sistematis yang bertujuan agar individu dapat memahami

dirinya, lingkungannya serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri

dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi diri secara optimal

untuk kesejahteraan diri dan kesejahteraan masyarakat.

2. Bentuk-bentuk Bimbingan

Istilah bentuk bimbingan menunjuk pada jumlah orang yang diberi

pelayanan bimbingan. Bila siswa yang dilayani hanya satu orang, maka

digunakan istilah bimbingan individual atau bimbingan perorangan. Bila

siswa yang dilayani lebih dari satu orang maka digunakan istilah bimbingan

kelompok.

3. Fungsi Bimbingan

Pelayanan bimbingan mengemban sejumlah fungsi yang hendak

dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan. Fungsi-fungsi yang

dimaksud mencakup:

a. Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan konseling yang

akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak

tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik,

baik pemahaman tentang diri peserta didik, lingkungan, maupun

lingkungan ”yang lebih luas”. Bagi guru, fungsi pemahaman


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

seyogyanya menjadi landasan dalam melakukan berbagai jenis

layanan. Tanpa dilandasi oleh pemahaman yang benar, misalnya

pemahaman tentang peserta didik, akan membuat layanan yang

diberikan menjadi sangat tidak efisien dan tidak efektif dalam

mencapai tujuan yang diharapkan.

Oleh karena itu, keterampilan guru dalam memanfaatkan

berbagai data yang dihasilkan melalui kegiatan aplikasi

instrumentasi perlu terus ditingkatkan. Keterampilan yang

dimaksud mencakup pemahaman yang benar tentang berbagai

karakteristik instrumen, baik tes maupun non tes, keterampilan

dalam menyelenggarakan kegiatan pengumpulan data,

keterampilan dalam mengolah dan menafsirkan data, serta

keterampilan dalam menghimpun, dan mengkomunikasikan data

untuk berbagai kepentingan.

b. Fungsi Pencegahan

Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan

menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari

berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat

mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan

kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.

Sekalipun fungsi pencegahan ini memiliki nilai yang strategis,

akan tetapi program bimbingan yang secara khusus mengarah pada

fungsi ini masih sangat jarang dilakukan secara khusus.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Di sekolah, pelayanan bimbingan konseling sering

disalahartikan, yaitu ditujukan hanya untuk menangani anak-anak

yang suka mengganggu teman, bolos, malas belajar, dan

sebagainya. Padahal pelayanan bimbingan konseling ditujukan

untuk semua anak, termasuk anak-anak yang biasa saja. Bagi

mereka, pelayanan bimbingan tentu bersifat pencegahan, agar

mereka terhindar dari prilaku yang dapat menghambat pencapaian

prestasi belajar yang optimal. Jika kekeliruan ini tidak segera

dibenahi, maka kesan bahwa bimbingan hanya menangani anak-

anak yang ”bermasalah,” akan terus berlanjut.

c. Fungsi Pengentasan

Fungsi pengentasan, yaitu fungsi bimbingan konseling yang

akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai

permasalahan yang dialami oleh peserta didik. Fungsi pengentasan

hendaknya tetap dilakukan dengan memberdayakan seluruh

kemampuan siswa dan/atau pihak-pihak yang dekat dengan siswa,

sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan siswa

dan/atau pihak-pihak yang dekat dengan siswa, dan bukan

keputusan guru yang dipaksakan pada siswa. Untuk mendukung

itu, keterampilan guru, terutama yang terkait dengan fungsi

pengentasan, baik melalui kegiatan konseling perorangan maupun

kelompok perlu terus ditingkatkan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Beberapa keterampilan dasar yang seyogyanya dimiliki

misalnya, keterampilan bersikap (attending), dan keterampilan

memberikan bantuan (helping). Hal ini dilandasi oleh

pertimbangan, bahwa cara guru duduk, menggerakan anggota

badan, atau menampilkan rona muka yang menyenangkan,

seringkapi dapat mengurangi kecemasan dan ketegangan klien,

sekalipun pembahasan terhadap masalahnya sendiri belum

dilakukan. Apalagi jika diikuti dengan keterampilan lainnya,

seperti keterampilan memberikan bantuan.

d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi

bimbingan konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan

terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta

didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan

berkelanjutan. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan dalam

pelaksanaannya tidak akan secara efektif dilaksanakan jika guru

memahami betul peserta didik yang dibimbingnya, sehingga

berbagai jenis layanan yang diberikan untuk terpelihara dan

kembangkan potensi para siswa sesuai dengan kebutuhan dan

keadaan siswa itu sendiri.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, populasi, instrumen

penelitian, dan teknik analisis data yang digunakan.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif

dengan metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif merupakan jenis

penelitian yang memberi gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih

mungkin, tanpa adanya perlakuan terhadap obyek yang diteliti (Kountur,

2007: 54). Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai pada taraf

deskripsi, yaitu menganilisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga

dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang

diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga selalu dapat dikembalikan

langsung pada data yang diperoleh.

Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek

yang diteliti secara tepat. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan

secara sistematik dan akurat fakta dan karateristik mengenai populasi atau

situasi atau kejadian. Penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan secara

jelas situasi atau kejadian sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Data

yang dikumpulkan bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari

penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

implikasinya (Azwar, 2012: 6-7). Sejalan dengan pengertian di atas, penelitian

ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang tingkat kecerdasan emosi

siswa kelas VII SMP BOPKRI I Yogyakarta dan sebagai tindak lanjut dari

hasil penelitian ini, maka akan menyusun rancangan program BK.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII BOPKRI I Yogyakarta Tahun

Ajaran 2013-2014. Alasan memilih SMP BOPKRI I Yogyakarta sebagai

tempat penelitian karena: (1) SMP BOPKRI I Yogyakarta mudah dijangkau

oleh peneliti; (2) SMP BOPKRI I Yogyakarta pernah menjadi tempat peneliti

untuk praktek mata kuliah studi kasus; (3) Siswa kelas VII SMP BOPKRI I

Yogyakarta tergolong remaja dengan usia rata-rata 12-16 tahun.

C. Instrumen Penelitian

1. Jenis Instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kuesioner Kecerdasan Emosi Remaja Kelas VII BOPKRI I, Yogyakarta

Tahun Ajaran 2013-2014 yang disusun oleh peneliti. Kuesioner yang

digunakan dalam penelitian ini berupa kuosioner tertutup. Kuesioner

bentuk tertutup berisi pernyataan-pernyataan yang disertai dengan pilihan

jawaban untuk setiap pernyataan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

2. Format Pernyataan

Metode pengukuran dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert

yang dibuat dalam bentuk checklist. Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011:134). Dalam skala likert

jawaban dari setiap instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif

sampai sangat negatif (Sugiyono, 2011:135). Pernyataan dalam kuesioner

kecerdasaan emosi ini hanya terdiri dari satu jenis pernyataan yaitu

pernyataan positif atau favorable. Pernyataan positif atau favorabel

merupakan konsep kekecerdasanan yang sesuai atau mendukung

atribut/variabel yang diukur. Dalam penelitian ini, peneliti hanya

menggunakan 4 (empat) alternatif jawaban yaitu Tidak Pernah (TP),

Jarang (J), Kadang-kadang (K), dan Sering (S).

3. Penentuan Skor

Skoring untuk setiap jawaban dalam kuesioner dilakukan dengan

memberi nilai pada setiap alternatif jawaban. Skoring setiap pilihan

jawaban dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.
Skoring/ Penilaian Kuesioner Kecerdasan Emosional
Alternatif Jawaban
No Pernyataan
Tidak Jarang Sering Selalu
Pernah Sekali (SR) (S)
(TP) (JS)
1 Favorabel 1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

4. Kisi-kisi

Kisi-kisi kuesioner Kecerdasan Emosi Siswa SMP BOPKRI I,

Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-2014 sebelum dilakukan uji coba

kuesioner dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.
Kisi-Kisi Kuesioner Kecerdasan Emosi Sebelum Ujicoba

Aspek Karateristik kecerdasan No item Jmlh


1. Mengenali a. Mengenali dan
Emosi Diri merasakan emosi 1, 5, 10, 15, 20,
diri sendiri 25
b. Memahami 18
penyebab perasaan 12, 28, 33, 38,
yang timbul 42, 45
c. Mengenal
pengaruh perasaan
terhadap 7, 31, 49, 50, 55,
tindakan/kecerdas 66
an
2. Mengelola
Emosi a. Mengendalikan 2, 8, 13, 17, 37,
emosi 40 12
b. Mengekspresikan 4, 9, 14, 61, 63,
emosi dengan 64
tepat
3. Memotivasi
Diri Sendiri a. Memiliki persaan 11, 16, 23,43,
positif tentang diri 51, 52
sendiri
b. Memiliki rasa 18, 21, 24, 26, 12
tanggung jawab 30, 34

4. Mengenali
Emosi Orang a. Memiliki 3, 19, 27, 36, 12
Lain kepekaan terhadap 60, 65
perasaan orang
lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

b. Mampu 6, 22, 32, 41, 46,


mendengarkan 70
orang lain
5. Membina
hubungan a. Dapat bekerja 29, 35, 39, 62,
sama 67, 69
b. Dapat 44, 47, 48, 53, 16
berkomunikasi 54, 68
dengan baik
c. Mampu 56, 57, 58, 59
menerima
sudut pandang
orang lain
Total 70

D. Validitas dan Reliabilitas

1. Uji validitas

Validitas (Validity) yaitu sejauhmana suatu alat ukur tepat dalam

mengukur suatu data, dengan kata lain apakah alat ukur yang dipakai

memang mengukur sesuatu yang ingin diukur. Uji validitas digunakan

untuk mengukur sah atau valid. Dalam penelitian ini, pengujian validitas

yang digunakan yaitu dengan menggunakan pengujian validitas isi

(Content Validity). Validitas isi merupakan validitas yang mengukur

relevansi item kuesioner dengan indikator kekecerdasanan dan dengan

tujuan ukur (Azwar, 2012:132).

Kuesioner penelitian ini didasarkan pada pertimbangan dari ahli

(expert judgment).Dalam penelitian ini, 70 item/pernyataan kuesioner

penelitian dikonstruksi tentang aspek-aspek yang diukur dan selanjutnya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

dikonsultasikan pada ahli. Dalam pengujian expert judgment peneliti

meminta bantuan kepada:

a. Juster Donal Sinaga, M.Pd., selaku dosen Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi peneliti. Dosen

memberi penilaian terkait dengan kesesuaian antara variabel

penelitian, indikator penelitian dan kalimat pernyataan

kuesioner.

b. Prias Hayu P. Tyas, M.Pd selaku dosen tetap yang mengajar

di Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.Dosen memberikan penilaian

yang berkaitan dengan struktur kalimat yang sesuai dengan

kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD).

Hasil konsultasi dan telaah yang dilakukan oleh ahli kemudian

diujicobakan di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta pada tanggal 23 November

2013. Jumlah siswa yang menjadi responden pada uji coba kuesioner

penelitian ini yaitu 27 siswa. Selanjutnya, peneliti menghitung koefisien

koerelasi hasil uji coba dengan menggunakan program komputer

Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 16.0 for Window. Metode

yang digunakan yaitu dengan mengkorelasikan skor-skor setiap item

instrumen terhadap skor-skor setiap aspek melalui pendekatan korelasi

Pearson Prodact Moment.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Selanjutnya Arikunto (2002:160) menjelaskan bahwa untuk menguji

tingkat validitas dari kuesioner dengan taraf signifikan (α = 5%)

digunakan rumus koefisien korelasi product moment sebagai berikut :

Ket:

= korelasi produk moment

= nilai setiap butir

= nilai dari jumlah butir

= jumlah responden

≥ 0,30, maka item dinyatakan valid,


Jika kofisien korelasinya

sedangkan jika ≤ 0,30 maka item yang bersangkutan dinyatakan tidak

valid. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat

adalah jika r = 0,3 (Sugiyono, 2008: 188-189). Bila nilai korelasi

dibawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut

tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang (Sugiyono,

2008:179).

Berdasarkan hasil penghitungan statistik, dapat diketahui dari 70

item yang diujicobakan terdapat 48 item yang valid dan 22 item yang

tidak valid. Jumlah item yang valid dan tidak valid dapat dilihat pada

tabel 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Tabel 3.
Rincian Item Kuosioner yang Gugur Setelah di Ujicoba
Aspek Indikator No Item
(Favorabel) Valid Tidak Valid
1. Mengenali a. Mengenali dan 10, 15, 20, 25 1, 5
emosi diri merasakan emosi
diri sendiri

b. Memahami 12, 28,33 38, 42, 45


penyebab perasaan
yang timbul

c. Mengenal pengaruh 49, 50 7, 31, 55, 66


perasaan terhadap
tindakan/kecerdasan
2. Mengelola a. Mengendalikan 13, 37, 40 2, 8, 17
emosi emosi
b. Mengekspresikan 9, 14, 61 4, 63, 64
emosi dengan tepat
3. Memotivasi a. Memiliki perasaan 11, 23, 43, 51, 16,
diri sendiri positif tentang diri 52
sendiri
b. Memiliki rasa 24, 26,34 18, 21, 30
tanggungjawab
4. Mengenali a. Memiliki kepekaan 3, 19, 27, 36, 65
emosi orang terhadap perasaan 60
lain orang lain

b. Mampu 6, 22, 32, 41,


mendengarkan 46, 70
orang lain
5. Membina a. Dapat bekerjasama 29,35,39,67,69 62
hubungan
b. Dapat 47, 48, 53, 54, 44
berkomunikasi 68
dengan baik

c. Mampu menerima 56, 57, 58, 59


sudut pandang
orang lain
Total 48 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Setelah melakukan ujicoba validitas kuesioner, item-item yang valid

dijadikan sebagai item-item kuesiner penelitian kecerdasan emosi siswa SMP

BOPKRI 1 Yogyakarta. Berikut kisi-kisi kuesioner kecerdasan emosi setelah

ujicoba

Tabel 4
Kisi-kisi Kuesioner Kecerdasan Emosi Siswa ( Setelah Ujicoba)
Aspek Indikator No Item
(Favorabel) Valid Jlm
1. Mengenali a. Mengenali dan merasakan 10, 15, 20, 25 9
emosi diri emosi diri sendiri

b. Memahami penyebab 12, 28,33


perasaan yang timbul

c. Mengenal pengaruh 49, 50


perasaan terhadap
tindakan/kecerdasan
2. Mengelola a. Mengendalikan emosi 13, 37, 40 6
emosi
b. Mengekspresikan emosi 9, 14, 61,
dengan tepat
3. Memotivasi a. Memiliki perasaan positif 11, 23, 43, 51, 52 8
diri sendiri tentang diri sendiri
b. Memiliki rasa 24, 26,34
tanggungjawab
4. Mengenali a. Memiliki kepekaan 3, 19, 27, 36, 60 11
emosi terhadap perasaan orang
orang lain lain
b. Mampu mendengarkan 6, 22, 32, 41, 46,
orang lain 70
5. Membina a. Dapat bekerjasama 29, 35, 39, 67,
hubungan 69 14

b. Dapat berkomunikasi 47, 48, 53, 54, 68


dengan baik

c. Mampu menerima sudut 56, 57, 58, 59


panang orang lain
Total 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

2. Reliabilitas

Menurut Azwar (2003:184), uji reliabilitas adalah alat menunjukkan

derajat konsistensi alat ukur yang bersangkutan jika diterapkan berulang

kali pada kesempatan yang berlainan. Semakin tinggi reliabilitas alat

pengukur maka semakin stabil pula alat pengukur tersebut dalam

mengukur suatu gejala, dan sebaliknya semakin rendah reliabilitas suatu

alat pengukur maka semakin tidak stabil alat pengukur tersebut dalam

mengukur suatu gejala.

Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran (Azwar,

2007). Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang mampu

memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel (Azwar,

2007:176). Menurut Azwar (2011:4) konsep reliabilitas dalam arti

reliabilitas alat ukur erat berkaitan dengan masalah eror pengukuran (error

of measurement), sedangkan konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas hasil

ukur erat berkaitan dengan eror dalam pengambilan sampel (sampling

error) yang mengacu pada inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran

dilakukan ulang pada kelompok individu yang berbeda. Perhitungan

indeks reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan pendekatan

koefisien Alpha Cronbach (α). Adapun rumusan koefisien reliabilitas

Alpha Cronbach (α) adalah sebagai berikut:

Sx 2 + Si 2
α =2[1- Sx 2
]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Keterangan rumus :

S 1 2 dan S 2 2 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2

Sx2 : varians skor skala

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan dan telah dihitung

dengan menggunakan bantuan program komputer Statistical Product and

Service Solutions (SPSS) 16.0 for Window, diperoleh perhitungan

reliabilitas seluruh instrumen dengan menggunakan rumus koefisien alpha

(α), yaitu 0,868. Hasil perhitungan dikonsultasikan ke kriteria Guilford

(Masidjo, 2006: 72). Kriteria Guilford dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 5.
Kriteria Guilford

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 -1,00 Sangat Tinggi


0, 71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup Tinggi
1,21 – 0,40 Rendah
Negatif -0,20 Sangat Rendah

Berdasarkan kriteria Guilford dapat diketahui bahwa koefisien

reliabilitas kuesioner termasuk tinggi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Berikut ini adalah tahap-tahap yang ditempuh dalam pengumpulan data:

1. Persiapan

a. Penyusunan proposal penelitian dan pengajuan proposal penelitian

b. Revisi proposal dan penyusunan item kuesioner. Penyusunan item

kuesioner mempertimbangkan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menetapkan dan mendefinisikan variabel penelitian, yaitu

tingkat kecerdasan emosisiswa SMP BOPKRI 1, Yogyakarta

Tahun Ajaran 2013/2014.

2) Menjabarkan variabel penelitian ke dalam aspek dan indikator.

3) Menyusun pernyataan-pernyataan item kuesioner sesuai

dengan aspek dan indikator.

4) Melakukan judgment expert kuesioner penelitian kepada para

ahli.

5) Menghubungi Kepala Sekolah dan Koordinator BK SMP

BOPKRI 1 terkait dengan ijin melakukan uji coba kuesioner

penelitian dan penelitian.

6) Melaksanakan uji coba kuesioner sekaligus sebagai uji coba

terpakai pada siswa kelas VIIA, kelas VIIB, dan kelas

VIICSMP BOPKRI I Yogyakarta pada tanggal 23 November

2013

7) Entri data uji coba ke dalam program exel.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

8) Penghitungan data uji coba terhadap validitas dan reliabilitas

kuesioner.

2. Pelaksanaan Penelitian

Berikut ini adalah tahap-tahap yang ditempuh dalam pengumpulan data:

a. Penyusunan proposal penelitian dan pengajuan proposal

penelitian

b. Revisi proposal dan penyusunan item kuesioner

c. Pengujian item kuesioner oleh dosen pembimbing

d. Pengumpulan data uji coba validitas dan reliabilitas kuesioner

e. Analisis data uji coba validitas dan reliabilitas kuesioner

f. Pengumpulan data penelitian

g. Analisis data penelitian

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat

kecerdasan emosi siswa SMP BOPKRI I, Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-

2014. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

pengkategorisasian jenjang ordinal. Terdapat lima jenjang kategorisasi yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Tingkat

kategorisasi dapat dilihat pada tabel berikut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Tabel 6.
Penggolongan Kategorisasi

Penghitungan Skor Item Keterangan

X ≤ [µ-1,0(σ)] Rendah

[µ-1,0(σ)] ≤ X <[µ+1,0(σ)] Sedang

[µ+1,0(σ)] ≤ X Tinggi

Keterangan:

X maximum teoritik : Rata-rata skor total tertinggi

X minimum teoritik : Rata-rata skor total terendah

σ : Standar deviasi, yaitu luas jarak rentangan yang

dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran

µ : Mean teoretik, yaitu rata-rata teoretis dari skor

maksimum dan minimum

Dalam penelitian ini, kategorisasi tersebut dibedakan menjadi tiga

macam kategorisasi, antara lain kategorisasi subyek penelitian,

kategorisasi tiap aspek, dan kategorisasi tiap item kuesioner. Penghitungan

tiap macam kategorisasi sebagai berikut:

1. Kategorisasi skor subyek penelitian

Kategorisasi skor subyek penelitian dilakukan dengan tujuan untuk

mengklasifikasikan subyek penelitian ke dalam kategori yang telah

ditetapkan. Kategorisasi tersebut menjadi patokan dalam menentukan

tinggi rendahnya tingkat kecerdasan emosisubyek penelitian. Kategorisasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

subyek penelitian diperoleh melalui perhitungan (dengan jumlah item 48)

sebagai berikut:

X maksimum teoritik : 4 x 48 = 192

X minimum teoritik : 1 x 48= 48

Luas jarak : 192 – 48 = 144

σ (standar deviasi) : 144 : 6 = 24

µ (mean teoritik) : (192+48 ) : 2 = 120

Penentuan kategorisasi setelah dilakukan penghitungan dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 7.
Pengkategosisasian Skor Subyek Penelitian

Penghitungan Skor Item Skor Keterangan

X ≤ [µ-1,0(σ)] X < 96 Rendah


[µ-1,0(σ)] ≤ X <[µ+1,0(σ)] 96< X ≤ 144 Sedang
[µ+1,0(σ)] ≤ X 144 ≤ X Tinggi

Kemudian, jumlah skor data subyek penelitian dikelompokan

berpedoman pada penggolongan kategorisasi yang terdapat pada tabel di

atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

2. Tingkat Persentase Kecerdasan Emosi Siswa Kelas VII SMP

BOPKRI 1 Yogyakarta Berdasarkan Jenis Kelamin

Perhitungan Tingkat persentase kecerdasan emosi siswa kelas VII

SMP BOPKRI 1 Yogyakarta berdasarkan jenis kelamin dapat diperoleh

dengan rumus:

X 100 %

3. Kategorisasi Skor Tiap Item Kuesioner

Pengkategorisasian skor item dilakukan guna memeriksa setiap item

kuesioner penelitian untuk dijadikan sebagai dasar penyusunan usulan

Rancangan Program BK. Kategorisasi item kuesioner penelitian diperoleh

melalui perhitungan (dengan jumlah Siswa50) sebagai berikut:

X maksimum teoritik : 4 x 50 = 200

X minimum teoritik : 1 x 50 = 50

Luas jarak :200 –50 = 150

σ (standar deviasi) : 150 : 6 = 25

µ (mean teoritik) : (200+50) : 2 = 125

Penentuan kategorisasi setelah dilakukan penghitungan dapat dilihat

pada Tabel 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Tabel 8.
Pengkategosisasian Skor Item Kuesioner Penelitian

Penghitungan Skor Item Skor Keterangan

X ≤ [µ-1,0(σ)] X <100 Rendah


[µ-1,0(σ)] ≤ X <[µ+1,0(σ)] 100< X ≤ 150 Sedang
[µ+1,0(σ)] ≤ X 150≤ X Tinggi

Kemudian, total skor setiap item penelitian dikelompokkan

berdasarkan pengkategorisasian yang telah dijelaskan. Skor item yang

termasuk dalam sedang, dan rendah akan dijadikan sebagai dasar dalam

pembuatan Rancangan Program BK.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas jawaban atas masalah penelitian yaitu tingkat kecerdasan

emosi siswa SMP BOPKRI 1, Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-2014.

A. Hasil Penelitian

1. Tingkat Kecerdasan Emosi Siswa Kelas VII SMP BOPKRI 1,

Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat

kecerdasan emosisiswa SMP BOPKRI 1, Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-

2014. Berdasarkan hasil olahan data penelitian dan pengkategorisasian yang

telah dilakukan pada bab sebelumnya, diketahui bahwa hasil penelitian

tingkat kecerdasan emosisiswa SMP BOPKRI 1, Yogyakarta Tahun Ajaran

2013-2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 9.
Tingkat Kecerdasan Emosi
Siswa SMP BOPKRI 1, Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-2014

Skor Frekuensi Prosentase


Keterangan
Pengkategorisasian Subyek (%)
X < 96 0 0,00 % Rendah
96< X ≤ 144 23 46,00% Sedang
144≤ X 27 54,00 % Tinggi
Total 50 100%

Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui tingkat kecerdasan emosi

siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-2014. Skor

penilaian kecerdasan emosi subyek penelitian ini adalah tidak ada siswa

(0 %) termasuk kategori rendah, 23 siswa (46 %) termasuk kategori


51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

sedang, dan 27 siswa (54 %) termasuk kategori tinggi. Dari data diatas

menunjukan bahwa tingkat kecerdasan emosi siswa sangat baik, hal itu

dikarenakan dari hasil perhitungan kuesioner menunjukan bahwa tidak

adanya siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosi rendah. Siswa-siswi

SMP BOPKRI 1 Yogyakarta, berada pada kategorisasi sedang dan

kategorisasi tinggi. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kecerdasan emosi

siswa sangat baik dan perlu dipertahankan dengan membuat program-

program bimbingan yang dapat mendukung perkembangan emosi siswa.

Berikut ini disajikan grafik untuk memperoleh gambaran yang jelas

mengenai tingkat kecerdasan emosi siswa.

Grafik 1. Tingkat Kecerdasan Emosi Siswa kelas VII SMP


Bopkri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

2. Tingkat Kecerdasan Emosi Siswa Kelas VII SMP BOPKRI 1,

Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-2014 Berdasarkan Jenis Kelamin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat

kecerdasan emosi siswa SMP BOPKRI 1, Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-

2014 ditinjau dari jenis kelamin. Berdasarkan hasil olahan data penelitian

dan pengkategorisasian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,

diketahui bahwa hasil penelitian tingkat kecerdasan emosisiswa SMP

BOPKRI 1, Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-2014 berdasarkan jenis

kelamin adalah sebagai berikut

Tabel 10.
Tingkat Kecerdasan Emosi Siswa Kelas VII SMP BOPKRI 1,
Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-2014 Berdasarkan Jenis Kelamin

Frekunsi Subyek
Laki-laki Perempuan
Skor Keterangan
pengkategorisasian Frekunsi Prosentase Frekunsi Prosentase
(%) (%)

X < 96 0 0% 0 0% Rendah

96 < X ≤ 144 11 22 % 12 24 % Sedang

144 ≤ X 11 22 % 16 32 % Tinggi

Total 22 44 % 28 56 %

Berdasarkan tabel 15 dapat diketahui tingkat kecerdasan emosi siswa

kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-2014

berdasarkan jenis kelamin adalah tidak ada siswa( 0%) termasuk kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

rendah baik dari jenis kelamin laki-laki maupun perempuan, 11 siswa laki-

laki (22 %) dan 12 siswa perempuan (24 %) termasuk kategori sedang,

dan 11siswa laki-laki (22%) dan 16 siswa perempuan (32 %) termasuk

kategori tinggi. Dari data diatas menunjukan bahwa tingkat kecerdasan

emosi siswa perempuan lebih tinggi jika dibangdingkan dengan siswa laki-

laki.

Berikut ini disajikan grafik untuk memperoleh gambaran yang jelas

mengenai tingkat kecerdasan emosi siswa.

Grafik 2. Tingkat Kecerdasan Emosi SiswaKelas VII SMP BOPKRI 1,


Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-2014 Berdasarkan Jenis Kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

3. Pengkategorisasian Item Kuesioner Kecerdasan Emosi Siswa Kelas VII

SMP BOPKRI 1, Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-2014

Berdasarkan perhitungan skor total pada butir instrumen kecerdasan emosi

siswa yang sesuai dengan kategori yang dirumuskan oleh Azwar (2009: 109)

hasil yang diperoleh yaitu pada butir item yang termasuk dalam kategori

rendah tidak ada dan sebagian besar butir item masuk dalam kategori tinggi

serta sebagian kecil masuk dalam kategori sedang, seperti tampak pada table 3

berikut ini.

Tabel 11.
Pengkategorisasian Item Kuesioner Kecerdasan Emosi Siswa Kelas VII SMP
BOPKRI 1, Yogyakarta Tahun Ajaran 2013-2014
Skor
Jumlah Item Prosentase (%) Keterangan
Pengkategorisasian
X <100 0 0,00 % Rendah
100 < X ≤ 150 19 39,58 % Sedang
150 ≤ X 29 60,41 % Tinggi

Tabel di atas menunjukan bahwa terdapat 0,00% persen atau tidak ada

item yang termasuk dalam kategori rendah, 39,58 % atau 19 item termasuk

dalam kategori sedang dan 60,41 % atau 29 item yang termasuk dalam

kategori tinggi.

Berikut ini disajikan grafik untuk menampilkan gambaran yang jelas

mengenai capaian skor item pada penelitian ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Grafik 3. Persentase Capaian Skor Item Tingkat Kecerdasan Emosi Siswa


Kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarata Tahun Ajaran 2013/2014

Berdasarakan data pada tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar (60,41%) item penelitian yang tergolong tinggi,

sedangkan (38,58%) item penelitian yang tergolong sedang dan 0% item

penelitian yang tergolong rendah.Berikut disajikan tabel analisis butir-butir

instrumen penelitian tingkt kecerdasan emosi siswa kelas VII SMP BOPKRI

1 Yogyakrta Tahun Ajaran 2013/2014.

Tabel 12
Analisis butir-butir instrumen penelitian tingkat kecerdasan emosi
siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarata Tahun Ajaran 2013/2014

No Item Skor
Item Kategorisasi Tinggi
11 Saya menganggap diri saya adalah pribadi yang berharga 183
41 Mendengarkan nasihat dari orang yang lebih tua 176
52 Saya yakin bahwa kegagalan itu adalah cerminan untuk menjadi 175
lebih baik dari sebelumnya
54 Menghormati dan memberi salam kepada guru saat bertemu 174
dimanapun
47 Saya menggunakan bahasa yang baik dan santun saat berbicara 173
dengan orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

58 Saya akan tetap menghormati teman, walaupun teman sering 172


berbeda pendapat
22 Saya mendengarkan teman yang sedang memberikan pengumunan 170
penting didepan kelas
10 Saya menyadari kondisi saya saat sedang gembira 169
26 Saya tekun belajar untuk meningkatkan prestasi 169
36 Saya akan membantu teman jika sedang mengalami musibah 169
59 Perbedaan pendapat menurut saya adalah sesuatu yang wajar dan 165
manusiawi
43 Menghadapi kesulitan bagi saya adalah suatu tantangan yang harus 163
diselesaikan
32 Saat teman sedang ingin berbicara dengan saya, saya berusaha 162
untuk mendengarnya dengan sungguh-sungguh
46 Mendengarkan orang lain yang ingin mengatakan sesuatu kepada 162
saya
23 Saya yakin bahwa saya adalah orang baik untuk beteman 161
35 Saya senang jika tugas rumah dikerjakan secara berkelompok 161
39 Saya sangat senang pada saat menerjakan tugas kelompok 161
70 Saya bersedia untuk mendengarkan keluh kesah dari teman 160
9 Saat ada teman yang mengalami musibah, saya berusaha membantu 159
dan menghiburnya
6 Saat guru sedang menjelaskan materi pelajaran, saya berusaha 157
untuk mendengarnya dengan sungguh-sungguh
51 Saya optimis bahwa saya mampu menyelesaikan persoalan hidup 157
saya
60 Saat ada teman yang sedang marah, saya berusaha untuk 157
menenangkanya
67 Saya dapat bekerjasama dengan teman kelas 156
24 Saat mengalami kesulitan dalam belajar, saya berusaha untuk 155
bertanya kepada teman atau guru
27 Saat teman sedang menceritakan pengalaman sedih, saya berusaha 155
untuk menguatkanya dan memberi semangat
56 Saya selalu menerima ide yang baik dari teman 154
40 Saat sedang sedih, saya berusaha menguranginya dengan 152
mendengarkan musik kesukaan
57 Saya menerima saran dan kritik yang membangun dari teman 152
29 Jika ada tugas kelompok, saya ikut berperan aktif dalam 151
menyelesaikanya

Kategorisasi Sedang

20 Saya menyadari kondisi saya saat sedang sedih 150


68 Memberi salam kepada teman saat bertemu dimanapun 149
53 Jika disekolah saya menyapa/memberi salam kepada teman-teman 148
25 Saya menyadari ketika saya sedang malu 148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

12 Saya memahami penyebab yang membuat saya menjadi galau 146

28 Saya memahami hal-hal yang membuat saya menjadi marah 145

3 Saya mengetahui perasaan yang sedang dialami teman dari nada 144
bicaranya
48 Saya berusaha memberi saran yang membangun kepada teman 144
13 Dalam kondisi marah saya tetap sabar 143
33 Saya memahami hal-hal yang membuat saya sedih 141
34 Saya mengerjakan tugas piket kelas 137
69 Saya dapat bekerjasama dengan teman yang tidak sekelas dengan 134
saya
19 Saya mengetahui perasaan yang sedang dialami oleh teman dari 130
mimik mukanya
15 Saya menyadari bahwa dalam kondisi tertentu emosi saya labil 118

14 Saat sedang marah, saya memilih berolahraga daripada 117


mendendamkanya sendiri
49 Saat sedang marah, irama bicara saya semakin cepat 115
37 Saat sedang sedih saya mengtasinya dengan berolahraga 102
50 Saat sedih, saya malas untuk bermain dengan tema-teman 101
61 Saat sedang marah, saya mengendalikanya dengan minum air putih 101
sabanyak mungkin

Dari data di atas, peneliti mengambil item-item yang teridentifikasi

dalam kategori sedang digunakan untuk menjadi dasar dalam merumuskan

penyusunan program bimbingan kelompok, dalam upaya peningkatan

tingkat kecerdasan emosi siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2013/2014.

B. PEMBAHASAN

Untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu dalam pembahasan ini,

hal-hal yang menyangkut tingkat kecerdasan emosi siswa kelas VII SMP

BOPKRI 1 Yogyakarta, Tahun Ajaran 2013/2014 rendah, sedang dan tinggi

disatukan menjadi tinggi. Siswa kelas VII SMP BOPKRI merupakan siswa

yang berada pada tahap usia yang tergolong remaja. Menurut Papilia dan Olds
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

(Jahja, 2001: 220) masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara

masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12

tahun atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua

puluh tahun. Pada tahap remaja perkembangan seseoarang sangat cepat dari

aspek fisik, psikis dan sosial.

Sesuai dengan hasil penelitian tingkat kecerdasan emosi siswa SMP pada

siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 yang

tercantum pada tabel 10 menunjukan bahwa tingkat kecerdasan emosi siswa

sangat baik. Siswa-siswi SMP BOPKRI 1 Yogyakarta berada pada kategorisasi

sedang dan kategorisasi tinggi. Ada banyak hal yang menyebabkan sesorang

memilki kecerdasan emosi yang baik menurut Goleman ( Mashar, 2011:61)

adalah sebagai berikut:

1. Mampu memotivasi diri sendiri

2. Mampu bertahan menghadapi frustasi

3. Mampu mengendalaikan dorongan orang lain

4. Cukup luwes untuk menemukan cara atau alternatif agar sasaran

tercapai atau untuk mengubah sasaran jika sasaran semula sulit

dijangkau

5. Tetap memiliki kepercayaan tinggi bahwa segala sesuatu akan

beres ketika menghadapi hal yang sulit

6. Memiliki empati yang tinggi

7. Mempunyai keberanian untuk memecahkan tugas yang berat

menjadi tugas kecil yang mudah ditangani


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

8. Merasa cukup banyak akal untuk menemukan cara dalam meraih

tujuan.

Tetapi walupun dari perhitungan kuosiner menunjukan bahwa tinggkat

kecerdasan emosi siswa berada pada tingkat yang tinggi dan sedang dan

tidak ada skor yang rendah, guru BK tetap melaksanakan program yang

relevan, yang nantinya dapat membantu siswa agar kecerdasan emosinya

yang berada pada kategorisasi rendah dan sedang menjadi tinggi, dan yang

tinggi tetap menjadi tinggi.

Dari hasil penelitian tingkat kecerdasan emosi siswa SMP BOPKRI 1

Yogyakarta, Tahun Ajaran 2013/2014 berdasan jenis kelamin menunjukan

bahwa 11 (22%) dari 22 siswa laki-laki memiliki tingkat kecerdasan emosi

yang tergolong pada kategorisasi tinggi sedangkan untuk siswa

perempuannya sebesar (32%) atau 16 siswa perempuan, hal ini menunjukan

bahwa tingkat persentase kategorisasi kecerdasan emosi yang tinggi adalah

siswa perempuan, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perbedaan

tingkat kecerdasan emosi siswa perempuan dan emosi siswa laki-laki adalah

perbedaan budaya dalam pengekspresian emosi dalam suatu negara dengan

negara lain juga dapat berpengaruh terhadap rendahnya kecerdasan emosi

seseorang.

Pengekspresian emosi yang dianggap benar di suatu negara mungkin

dianggap tidak benar atau tidak pantas di negara lain. Khususnya di Asia,

orang dianjurkan memendam dan menyembunyikan perasaan negatif,

begitupun di Indonesia. Disamping itu juga adanya anggapan masyarakat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

umum Indonesia yang beranggapan bahwa anak laki-laki tidak boleh

menangis, anak laki-laki tidak boleh cengeng, hal ini menunjukan bahwa

bentuk ekspresi emosi laki-laki Indonesia sangatlah terbatas, padahal

menangis juga merupakan salah satu bentuk dari ekspresi emosional

seseorang. Misalnya jika siswa sedih, siswa mengekspresikanya dengan

menagis, mengingat menangis juga merupakan salah satu bentuk katarsis

yang dapat mengurahi kesedihan. Disamping itu juga, jika siswa bahagia

atau terharu, siswa bisa saja mengekspresikan dirinya dengan menangis

untuk mengungkapkan ekspresi emosi yang sedang dialaminya. Apalagi

kalau dilihat dari contoh tersebut, menangis merupakan salah satu bentuk

ekspresi emosional yang bersifat konstruktif (Paul Ekman, 2010). Ada

beberapa hal yang dapat mempengaruhi perbedaan kecerdasan emosi siswa

seperti yang diungkapkan oleh Goleman orang-orang yang memiliki tingkat

kecerdasan emosi yang tinggi adalah orang –orang yang dapat:

1. Mengenali Emosi Diri

Kemampuan mengenali emosi merupakan kecerdasan emosi yang sangat

mendasar. Cara yang paling penting dalam mengenali emosi diri adalah

dengan memberi nama masing-masing emosi yang dirasakan. Kemampuan

mengenali emosi diri adalah suatu kemampuan dimana orang dapat

mengenali emosinya sendiri pada saat emosi itu terjadi dan juga mampu

menyebutkan nama emosi tersebut.

Siswa yang dapat mengenali emosinya, dapat berpikir jernih dan dapat

mengambil keputusan yang tepat dan baik bagi dirinya. Kemampuan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi

menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang

akan emosinya sendiri. Menurut Mayer (Goleman, 2002 : 64) kesadaran diri

adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati,

bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi

dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin

penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk

mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi.

2. Mengelola Emosi

Seni emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan

agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai

keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan

tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi

berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan

mengoyak kestabilan kita (Goleman, 2009 : 77-78). Kemampuan ini

mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan

kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang

ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan

yang menekan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

3. Memotivasi Diri Sendiri

Kemampuan memotivasi diri adalah kemampuan memberikan semangat,

dukungan pada diri sendiri untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu yang

baik dan berguna. Orang yang mampu memotivasi dirinya kearah yang

positif akan lebih berhasil menjalani kehidupan dibandingkan dengan orang

yang menunggu orang lain untuk meperhatikan dirinya. Kemampuan

memotivasi diri adalah kemampuan memberikan semangat pada diri sendiri

untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat.

4. Mengenali Emosi Orang Lain

Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati.

Empati dibangun berdasarkan kesadaran diri. Semakin terbuka kita kepada

emosi diri sendiri, maka semakin terampil kita membaca perasaan orang

lain. Menurut Goleman (2002 :57) kemampuan seseorang untuk mengenali

orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang.

Kemampuan berempati yaitu kemampuan untuk mengetahui bagaimana

perasaan orang lain ikut berperan dalam kehidupan.Siswa yang memiliki

kemampuan empati akan lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang

tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain

sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap

perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.

Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan bahwa orang-orang yang

mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

menyesuiakan diri secara emosional, lebih populer, lebih mudah bergaul,

dan lebih peka (Goleman, 2002 : 136).

5. Membina Hubungan

Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan

yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi

(Goleman, 2002 : 59). Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan

kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit

untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami

keinginan serta kemauan orang lain.

Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini

akan sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan karena

mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-orang ini

populer dalam lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan

karena kemampuannya berkomunikasi (Goleman, 2002 :59). Ramah tamah,

baik hati, hormat dan disukai orang lain dapat dijadikan petunjuk positif

bagaimana siswa mampu membina hubungan dengan orang lain.

Sejauhmana kepribadian siswa berkembang dilihat dari banyaknya

hubungan interpersonal yang dilakukannya.

Selain beberapa hal diatas kecerdasan emosi itu sendiri tidak diajarkan

secara khusus di sekolah dan tidak tercatat dalam dokumen rapor, seperti

nilai-nilai pelajaran ataupun keterampilan lainnya sehingga tidak ada

sumbangan secara langsung terhadap peningkatan kecerdasan emosi. Untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

mengantisipasi dan mengatasi kendala demikian, program BK yang tepat

dan efisien, yaitu dengan membuat program BK yang relevan untuk dapat

meningkatkan kecerdasan emosi siswa yang diusulkan oleh peneliti. Dan

peneliti meyakini bahwa program yang diusulkan oleh peneliti dapat

meningkatkan kecerdasan emosi siswa, megingat kecerdasan emosi dapat

dikelolah tahap demi tahap. Makanya peneliti meranncang program yang

berkesinambungan berikut ini.

C. Program Bimbingan Kelompok

1. Dasar Pemikiran

Emosi tak pernah diam, emosi tak akan menjadi permanen. Emosi

bergerak dari satu situasi ke situasi lain, emosi terus menerus berubah. Saat

ini anda bersedih, saat lain anda gembira. Suatu saat anda menjadi pemarah,

saat lain anda menjadi penyayang. Semua ini berlangsung terus menerus.

Dalam rentang kehidupan manusia. Jika emosi manusia tidak diolah, maka

emosi dapat mempengaruhi perkembangan manusia itu sendiri. Begitupun

dengan remaja.

Menurut Hurlok, remaja berasal dari kata “adolescence”. Istilah

adolescence berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh menjadi

dewasa (Rochmah 2011: 178). Selanjutnya Erikson (Rochmah, 2005: 177)

mengemukakan bahwa adolensia merupakan masa dimana terbentuk suatu

perasaan baru mengenai identitas. Identitas mengenai cara hidup pribadi yang

dialami sendiri dan sulit dikenal oleh orang lain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perekembangan

emosi. Pertumbuhan fisik, terutama organ-organ seksual mempengaruhi

perkembagan emosinya atau perasaan-perasaan dan dorongan-dorongan baru

yang dialami sebelumnya, seperti perasaan cinta, rindu dan keinginan untuk

berkenalan intim dengan lawan jenis. Pada usia remaja awal, perekembangan

emosinya menunjukan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat

terhadap berbagai peristiwa atau sistuasi sosial (Yusuf, 2011 : 196-197).

Mencapai kematangan emosional merupakan tugas perkembangan yang

sangat sulit bagi remaja. Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh

kondisi sosio-emosional lingkunganya, terutama lingkungan keluarga dan

kelompok teman sebaya.

Ketidakseimbangan dalam diri remaja disebabkan oleh keadaan emosi

yang sering berubah-ubah. Hal ini menyebabkan orang sulit memahami

remaja dan remaja sendiri sering tidak mengerti dirinya sendiri. Situasi

seperti ini membuat remaja merasa berada dalam jurang atau menghadapi

jalan buntu.

Dalam menghadapi kesulitan tersebut, tidak sedikit remaja mereaksinya

secara depensif, sebagai upaya untuk melindungi kelemahan dirinya. Reaksi

itu tampil dalam tingkah laku malasuai (maladjusment), seperti: keras kepala,

bertengkar, senang mengganggu, melamun, pendiam, senang menyendiri,

meminum minuman keras dan obat-obatan terlarang. Kondisi seperti ini

membutuhkan uluran tangan orang lain, supaya remaja tidak jatuh lebih

dalam terhadap perbuatan yang nekat dan perbuatan yang merusak diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

sendiri. Untuk mencapai kematangan emosi, remaja harus diajar bagaimana

dia dapat menyalurkan emosi kedalam hal-hal yang lebih konstruktif, yang

dapat diterima secara sosial. Walaupun memang dari hasil penelitian ini,

peneliti tidak menemukan indikasi siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 kearah

perilaku yang dicontohkan diatas. Namun fungsi pengembangan dan

pencegahan tetap dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan.

Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan konseling

yang akan menghasilkan terpelihara dan terkembangkannya berbagai potensi

dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara

mantap dan berkelanjutan. Dalam hal ini yaitu kondisi kecerdasan emosi

siswa yang masih dalam taraf atau tingkat sedang berdasarkan pengukuran

skala psikologis menjadi tinggi.

Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan

menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai

permasalahan emosional yang mungkin timbul, yang akan dapat

mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-

kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.

2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Tujuan program peningkatan kecerdasan emosi siswa ini adalah agar

siswa mampu memahami dirinya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

b. Tujuan Khusus

Tujuan spesifik/khusus dari program peningkatan kecerdasan emosi ini

adalahmembantu siswa agar mampu mengenali, mengolah dan mengontrol

emosi agar represinya tepat sasaran.

3. Kegiatan

Program peningkatan kecerdasan emosi siswa ini berlangsung selama

lima minggu. Program peningkatan kecerdasan emosi ini tidak hanya

ditujukan kepada siswa kelas VII SMP BOPKRI 1, namun program ini

ditujukan untuk orang tua dan guru. Kegiatan program peningkatan

kecerdasan emosi ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Program Kegiatan untuk orang tua dan guru

Program ini dibuat dengan tujuan :

1) Memberikan informasi kepada orang tua dan guru, bahwa betapa

penting dan perlunya siswa ( remaja) memiliki kecerdasan emosional

yang tinggi

2) Memberikan pelatihan singkat kepada orang tua dan guru agar mereka

mampu mendampingi dan membantu siswa dalam meningkatkan dan

mengelola emosi kerah yang lebih bijak dan produktif. Hal ini

didasari bahwa keluarga merupakan pusat dari perkembangan emosi

dari siswa. Program kegiatan untuk orang tua dan guru ini minimal

dilaksankan satu kali pertemuan. Sebisa mungkin juga bisa

menghadirkan pihak-piahk yang kompeten dalam bidang ini.

Misalnya psikolog, untuk memberikan pelatihan singkat kepada orang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

tua dan guru, agar mengetahui cara-cara untuk meningkatkan

kecerdasan emosi siswa/ remaja.

b. Program Kegiatan untuk siswa

Program kegiatan untuk siswa akan dilakukan minimal empat kali

pertemuan.Mengingat diaman modern sekarng ini, betapa benting peran

kecerdasan emosional seseoarang untuk menentukan kulaitas hidup

seseorang, maka sejatinya program ini di ikuti oleh semua siswa kelas VII

SMP BOPKRI 1 Jogjakarta. Jika program ini telah selesai dilakukan,

hendaknya dilakukan program lain yang mendukung perkembangan

kepribadian siswa. Program ini dilaksakan minimal satu jam pelajaran atau

lebih.

Berikut ini diuraikan rancangan kegiatan program peningkatan kecerdasan

emosi siswa:

1. Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama ini bertujuan untuk meningkatkan keakraban

antara siswa dengan siswa sendiri, siswa dengan guru BK atau pendamping

kegiatan. Hal ini bertujuan agar terjadi suasana akrab diantara peserta

kegiatan, sehingga kegiatan dilaksakan dengan enjoy.Pada tahap ini diisi

dengan kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung keakraban diantara peserta

kegiatan.

2. Pertemuan Kedua

Jika tahap perkenalan sudah selesai, dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu

materi program yang pertama. Materi program yang pertama dengan judul “
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Sadarkah Kita”. Hal ini perlu dilakukan oleh setiap peserta kegiatan agar

mampu mengenal tingkat emosionalnya sendiri.

3. Pertemuan Ketiga

Tahap ketiga ini dilakukan agar siswa peka terhadap orang lain. Terutama

dalam rangka membina hubungan yang baik denngan orang-oarng di

sekitarnya. Mengingat salah satu komponen dari kecerdasan emosional itu

sendiri adalah seni membina hubungan.

4. Pertemuan Keempat

Tahap keeempat dilakukan atas dasar kesimpulan sederhana dari beberapa

program sebelumnya. Dimana siswa mulai menyadari emosinya, dan siswa

juga mampu mengagrahkan emosinya kearah yang sesuai dan tepat sasaran.

Berikut disajikan tabel urutan kegiatan program peningkatan kecerdasan

emosi siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta, Tahun Ajaran 2013/2014

Tabel 13
Urutan waktu program kegiatan peningkatan kecerdasan emosi siswa
kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta, Tahun Ajaran 2013/2014
Waktu
No Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1
1 Pertemuan orang tua dan 
guru
2 Pertemuan dengan siswa 
Pertemuan Pertama
3 Pertemuan Kedua 
4 Pertemuan Ketiga 
5 Pertemuan Keempat 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

4. Sasaran Intervensi

Sasaran intervensi dari program peningkatan kecerdasan emosional ini

adalah siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014

yang merupakan masih tergolong remaja, agar mereka mampu menilai,

mengola dan mengarahkan emosi mereka secar tapat dan bijak.

5. Evaluasi Program Peningkatan Kecerdasan Emosi Siswa

Menurut Barus (2010:5) dalam (Nainggolan. 2012. Universitas Sanata

Dharma : Yogyakarta) evaluasi adalah proses pengumpulan informasi (data)

untuk menegtahui efektifitas (keterlaksanaan dan ketercapaian) kegiatan-

kegiatan program bimbingan yang telah dilaksanakan dalam upaya

mengambil keputusan (perbaikan dan peningkatan). Evaluasi juga berarti

usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala,

berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari program

kegiatan bimbingan yang telah dilaksanakan. Tujuan dari evaluasi program

untuk: (1) membantu pengungkapan hasil capaian belajar siswa (kognitif,

afektif dan psikomotorik), (2) mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan

siswa, (3) menilai efektifitas program peningkatan kecerdasan emosi.

Mengacu pada hal diatas pelaksanaan program peningkatan kecerdasan emosi

ini, evaluasi yang di gunakan adalah evalusi proses dan evaluasi hasil.

Masih menurut Barus, evaluasi proses dimaksudkan untuk mengetahui

sejauh mana keefektifan program peningkatan kecerdasan emosi dilihat dari

prosesnya (efektivitas dan efisiensi keterlaksanaan). Sedangkan evaluasi hasil

adalah evaluasi yang digunakan untuk memperoleh informasi keefektivan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

(ketercapain hasil) program peningkatan kecerdasan emosi dilihat dari

pencapain tujuannya. Aspek yang dinilai pada kegiatan ini adalah:

a. Kesesuain antara program dan pelaksanaan

b. Keterlaksaan program

c. Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan

d. Dampak program peningkatan kecerdasan emosi terhadap kegiatan

bermain dan belajar dari siswa

e. Respon siswa, orang tua, guru dan masyarakat terhadap program

peningkatan kecerdasan emosi

f. Kemajuan siswa setelah dilakukan program peningkatan kecerdasan

emosi di sekolah, dirumah dan di lingkungan masyarakat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berikut disajikan tabel sialabus program peningkatan kecerdasan emosi siswa

Tabel 14
SILABUS PROGRAM PENINGKATAN KECERDASAN EMOSI SISWA SMP PADA SISWA
KELAS VII SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

Sekolah : BOPKRI 1 Yogyakarta Sasaran : Siswa, Orang Tua Dan Guru


Kelas/Semester : VII/II Tahun Pelajaran : 2013 / 2014
Tujuan Khusus Memiliki pemahaman yang luas tentang kecerdasan emosional remaja
Tujuan Umum 1. Siswa semakin memahami diri dengan baik terutama berkaitan dengan kecerdasan emosional
2. Orang tua dan guru menegtahui tingkat perkembangan anak dan siswa didiknya terutama perkembangan
emosional

Materi/ Indikator/ Strategi Komponen Fungsi Kelas Penilaian Waktu Sumber Layanan
Program Tujuan Layanan Program Layanan
Layaanan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pentingnya 1. Orang tua Informasi Pemahaman, VII Apakah orang 120 Tim Pendamping
Siswa dan guru pengembangan tua dan guru menit ( Psikolog)
memiliki mampu dan aktif dalam
Kecerdasan menjelaskan pemeliharaan mengikuti
emosional pentingnya kegiatan?
anak/ siswa
memiliki
kecerdasan
emosional

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. orang tua Apakah orang


dan guru tua dan guru
mampu mampu
menyebutkan menybeutkan
cara-cara untuk cara-cara
meningkatkan meningkatkan
kecerdasan kecerdasan
emosi anak/ emosi siswa?
siswa

Sadarkah Siswa mampu Informasi Layanan Pemahaman, VII Apakah siswa 120 Safari, Triantoro & Nofrans
Kita ! menjelaskan dan Dasar pengembangan aktif dalam menit Eka Saputra. 2009.
pentingya Bimbingan dan mengikuti Manajemen Emosi.
menyadari kelompok pemeliharaan kegiatan? Jakarta: Bumi Aksara.
kecerdasan OSHO. 2008. EMOTIONAL
emosional diri LEARNING (Belajar
Efektif Mengelola
Emosi). Indonesia:
Pustaka Baca.

Peka Siswa mampu Informasi Layanan Pemahaman, VII Apakah siswa 90 Ekman, Paul. 2010. Membaca
Terhadap menjelaskan dan Dasar pengembangan aktif dalam menit Emosi. Indonesia :
Sesama pentingnya Bimbingan dan mengikuti Pustaka Baca
sikap peka Kelompok pemeliharaan kegiatan? Safari, Triantoro & Nofrans
terhadap Eka Saputra. 2009.
sesama Manajemen Emosi.
Jakarta: Bumi Aksara.

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Aku Bisa Siswa mampu Informasi Layanan Pemahaman, VII Apakah siswa 90 Safari, Triantoro & Nofrans
mengotrol dan dan Dasar pengembangan aktif dalam menit Eka Saputra. 2009.
mengelola Bimbingan dan mengikuti Manajemen Emosi.
emosinya Kelompok pemeliharaan kegiatan? Jakarta: Bumi Aksara.
kearah yang Semiun, Yustinus. 2006.
lebih baik dan Kesehatan Mental 1.
produktif Yogyakarta: Kanisius

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN

A. Topik/ Pokok Bahasaan : Sadarkah akan Emosi Kita!

B. Tugas perkembangan : Mencapai Kematangan secara Emosional

C. Bidang Bimbingan : Priadi

D. Jenis Layanan : Pemberian Informasi

E. Fungsi Layanan : Pemahaman, pengembangan dan pemeliharaan

F. Standar Kompetensi : Siswa memahami dirinya

G. Kompetensi Dasar : Siswa mengetahui berbagai hal tentang emosi

H. Indikator : Siswa mampu menjelaskan pentingnya menyadari

kecerdasan emosional diri

I. Tujuan : Siswa diharapkan dapat menunjukan manfaat

kegiatan bagi dirinya

J. Sasaran Pelayanan : Siswa Kelas VII SMP

K. Materi Pelayanan : 1. Seberapa Baik Emosi itu?

2. Empat Sifat Laten Pengalaman Emosional

L. Prosedur : Ceramah, Tanya Jawab, Sharing, Instrumentasi

M. Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas

N. Waktu :120 menit

O. Penyelenggara :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

P. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan dan peranya masing-masing

Q. Alat : 1. Hand Out

2. Kuesioner

3. Alat Tulis

R. Evaluasi :

S. Rencana Tindak Lanjut : Konseling bagi yang membutuhkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Hand Out

Seberapa Baik Emosiku?

Pada dasarnya emosi memiliki banyak keunggulan, di antaranya sebagi berikut:

1. Emosi adalah bentuk komunikasi yang dapat mempengaruhi orang lain

Guratan ekspresi yang terlihat pada raut muka seseorang adalah bagian

dari emosi. Sejak dahulu di dalam kehidupan manusia, guratan ekspresi

merupakan bentuk komunikasi seperti kata-kata. Saat masa modern seperti

sekarang ini, guratan ekspresi merupakan bentuk komunikasi yang lebih cepat

dari kata-kata.

2. Emosi dapat mengorganisasi dan memotivasi tindakan

Emosi secara teoritis dapat memotivasi perilaku. Pada sistuasi yang

penting, emosi dapat bereaksi dalam menghadapi situasi tersebut.

Empat Sifat Laten Pengalaman Emosional

Penelitian Gohm dan Clore (2002) menjabarkan empat sifat laten pengalaman

emosional ketika kita sedang berada dalam sebuah suasana emosi tertentu.

Keempat sifat laten pengalaman emosional ini menurut penelitian mereka ternyata

sangata berpengaruh pada kebahagiaan seseorang, kesehatan mental, kecemasan.

Keempat sifat laten pengalamn emosional tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kejelasan (emotional clarity), adalah kemampuan seseorang dalam

mengidetifikasikan dan membedakan emosi spesifik yang sedang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

dirasakannya. Contoh; saya sulit menamakan emosi yang sedang saya

rasakan.

2. Intesitas (emotional intensity), adalah seberapa kuat emosi spesifik yang

dapat dirasakan. Contoh: ketika saya merasa bahagia, saya seperti berada

diaats awan

3. Perhatian (emotional attention), adalah kecendrungan seseorang untuk

mampu memahami, menilai, dan menghargai emosi spesifik yang sedang

dirasakanya. Contoh: saya memperhatikan secara penuh bagaiman saya

merasakan sesuatu

4. Ekspresi (emotional expresion), adalah kecendrungan untuk

mengungkapkan perasaan yang dirasakanya kepada orang llain. Contoh:

Ketika saya marah, semua orang disekeliling saya tahu bahwa saya sedang

marah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Nama :

Kelas :

Kuesiner Empat Sifat Laten Pengalaman Emosional


No Pernyataan Tidak Sesuai Sangat
sesuai sesuai
1. Saya sulit menamakan emosi yang sedang saya
rasakan
2. Saya mampu mengetahu secara tepat tiap emosi
yang sedang saya rasakan
3 Saya sulit membedakan emosi yang sedang
terjadi dalam diir saya
4 Saya sering bingung dengan perasaan saya
sendiri
5 Ketika saya marah, kekuatan emosinya
mempengaruhi diir saya
6 Ketika saya merasakan bahagia, saya seperti
diatas awan
7 Ketika saya bahagia, saya merasa diri saya
dipenuhi energi positif
8 Ketika saya sukses dalam suatu pekerjaan,
reaksi saya biasa saja
9 Saya percaya untuk mengikuti kata hati saya
10 Saya memperhatikan secara penuh bagaiman
saya merasakan sesuaatu
11 Saya selalu memonitor setiap perubahan emosi
yang saya rasakan
12 Saya sering tidak peduli dengan apa yang
sedang saya rasakan
13 Ketika saya marah, semua orang disekeleiling
saya tahu bahwa saya marah
14 Saya lebih suka berterus terang padda orang
lain tentang perasaan saya sesungguhnya
15 Saya selalu mengekspresikan apa yang saya
rasakan pada orang lain atau sekitar saya
16 Saya tidak mapu menahan atau
meyembunyikan emosi yang sedang saya
rasakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Skoring

Skor tiapa jawaban sebagai berikut:

• Sangat sesuai = 3

• Sesuai =2

• Tidak sesuai = 1

Sedangkan untuk nomor item ( 1, 3, 4, 7, 12 ) skornya dibalik.

• Sangat sesuai = 3

• Sesuai =2

• Tidak sesuai = 1

Item nomor 1, 2, 3, dan 4, menjabarkan aspek kejelasan emosi ( clarity)

Item nomor 5,6,7, dan 8, menjabarkan aspek intensitas emosi

Item nomor 9,10,11 dan 12, menjabarkan aspek perhatian

Item nomor 13, 14,15 dan 16, menjabarkan aspek ekspresi emosi

Berdasarkan ketentuan diatas jumlahkan total skornya untuk tiap aspek, dan

bandingkan dengan patokan dibawah ini. Jika skor total anda bergerak antara:

1-4 : berarti pada aspek tersebut tergolong rendah

5-8 : berarti pada aspek tersebut tergolong sedang

9-13: berarti pada aspek tersebut tergolong tinggi

# SELAMAT MENGERJAKAN #
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN

A. Topik/ Pokok Bahasaan : Peka Terhadap Sesama

B. Tugas perkembangan : Mencapai kematangan secara emosional

C. Bidang Bimbingan : Pribadi- Sosial

D. Jenis Layanan : Informasi

E. Fungsi Layanan :Pemahaman, pengembangan dan pemeliharaan

F. Standar Kompetensi : Siswa memahami berelasi baik dengan orang lain

itu penting

G. Kompetensi Dasar :

1. Siswa mengetahui cara-cara berelasi yang baik

2. Siswa mengetahui berbagai hal yang dapat

meningkatkan kecerdasan emosinya

H. Indikator :

1. Siswa mampu menyebutkan cara berelasi yang

baik

2. Siswa mampu menyebutkan hal-hal dapat

meningkatakan emosi dari berelasi yang baik

I. Tujuan : Siswa diharapkan dapat menunjukan manfaat

kegiatan bagi dirinya

J. Sasaran Pelayanan : Siswa Kelas VII SMP


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

K. Materi Pelayanan : 1.Tegangan Emosi

2. Kematangan Emosi

L. Prosedur : Ceramah, Tanya Jawab, Sharing

M. Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas

N. Waktu : 90 menit

O. Penyelenggara :

P. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan dan peranya masing-masing

Q. Alat : 1. Hand Out

2. Alat Tulis

R. Evaluasi :

S. Rencana Tindak Lanjut : Konseling bagi yang membutuhkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN

A. Topik/ Pokok Bahasaan : Aku Bisa

B. Tugas perkembangan : Mencapai Kematangan secara Emosional

C. Bidang Bimbingan : Pribadi

D. Jenis Layanan : Informasi

E. Fungsi Layanan : Pemahaman, pengembangan dan pemeliharaan

F. Standar Kompetensi : Siswa memahami dirinya

G. Kompetensi Dasar : Siswa mampu menyebut cara-cara yang tepat

dalam mengelola, mengontrol emosinya

H. Indikator :

I. Tujuan : Siswa dapat menyebutkan seberapa baik dan

manfaat kegiatan ini bagi dirinya

J. Sasaran Pelayanan : Siswa Kelas VII SMP

K. Materi Pelayanan :

L. Prosedur : Ceramah, Tanya Jawab, dan Sharing

M. Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas

N. Waktu : 90 menit

O. Penyelenggara :

P. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan dan peranya masing-masing


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Q. Alat :1. Hand Out

2. Alat Tulis

R. Evaluasi :

S. Rencana Tindak Lanjut : Konseling bagi yang membutuhkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Hand Out

TEGANGAN EMOSI

Tegangan emosi merupakan suatu perasaan tertekan atau menggelisahkan.

Tegangan emosi merupakan respons badaniah terhadap frustrasi-frustrasi atau

konflik-konflik yang dialami individu selama selang waktu antara motivasi dan

respon yang berhasil. Intesitas tegangan emosi sangat bervariasi. Misalnya, orang

yang haus dapat memuaskan rasa hausnya dengan segera minum air, maka hampi

sedikit dia mengalami tegangan emosi saat itu. Tetapi tegangan emosinya semakin

besar apabila dia menunda untuk mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya,

atas situasi atau kondisi yang sedang terjadi pada dirinya saat itu.

KEMATANGAN EMOSI

Mengungkapkan semua emosi yang kita alami secara berlebihan dan tidak tepat

menyebabkan kita tidak disenangi oleh orang lain. Demi kepentingan dalam

kehidupan masyarakat, kita diharapkan membuat keseimbangan antara

pengekangan emosi yang berlebihan dan ungkapan emosi yang tak terkendali

yang merupakan suatu segi kematangan emosional. Ini berarti emosi-emosi diatur

menurut tuntutan dari luar dan dari dalam diri. Kontrol emosi bukan berati

menekan emosi atau tidak boleh diungkapkan. Kontrol emosi berarti melatih

emosi dengan cara mengubah ekspresinya dan disalurkan melalui hal berguna.

Ada berbagai cara untuk mengontrol emosi, antara lain: mempelajari arti dan

menggunakan secara efektif keadaan santai baik mental maupun fisik, berusaha

memperoleh keterampilan-keterampilandan kecakapan suapaya bisa mendapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

kepercayaan diri, menangguhkan dan meninjau kembali respon emosi, memiliki

penilain diri yang realistik tentang kemampuan dan kelemahan suapaya dapat

menghadapi kenyataan.

Kematangan emosi mengacu pada kapsitas seseorang untuk bereaksi dalam

berbagai situasi kehidupan dengan cara-cara yang lebih bermanfaat. Orang-orang

yang emosinya matang mampu bereaksi dengan tepat terhadap tuntutan –tuntutan

dari situasi tertentu. Ciri kematangan emosi adalah sebagai beikut: (1) mampu

menangguhkan dan mengontrol emosi, (2) mampu memberikan respon emosional

yang kuat sesuai dengan tingkat perkembangan seseorang, (3) mampu menerima

frustrasi terhadap situasi-situasi yang menimbulkan frustrasi tanpa bereaksi secara

emosional, dan (4) mengembangkan sikap yang fleksibel dan kemampuan

menyesuaikan diri dengan kadar yang lebih tinggi terhadap perubahan-perubahan

yang tidak dapat dihindarkan.

Kendati dengan berbagai hal yang telah dijelaskan diatas, ada salah satu cara

untuk meningkatkan kecerdasan emosi adalah dengan teknik relaksasi. Salah satu

yaitu Ralaxation Via Tension Relaxation. Tujuan dari teknik relaksasi ini adalah

melatih siswa untuk mengontrol dan mengelola emosinya secara tepat terutama

pada situasi cemas. Berikut disajikan instruksi latihan relaksasi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Instruksi

Tutup mata anda dan dengarkan apa yang akan saya katakan pada Anda, saya

akan membuat anda menyadari sensasi-sensasi tertentu pada badan Anda, dan

kemudian menunjukan pada Anda bagaimana mengurangi sensasi-sensasi itu.

Petama, arahkan perhatian Anda pada tangan kiri Anda, terutama lengan kiri

Anda. Genggamlah tangan kiri Anda dan buatlah satu kepalan. Buatlah kepalan

tadi sekeras-kerasnya dan pelajari ketegangan di tangan dan lengan bawah kiri

Anda. Pelajarilah sensasi ketegangan tersebut dan sekarang lepaskan kepala Anda,

lemaskan tangan kiri Anda dan biarkan beristirahat di lengan kursi atau di

samping Anda, perhatikan antara ketegangan dan relaksasi (10 detik).Sekali lagi,

sekarang kepalkan tangan Anda sekeras-keras.

Perhatikan ketegangan tersebut dan sekarang lepaskan. Biarkan jari-jari

tangan Anda membuka rileks, dan perhatikan perbedaan antara ketegangan otot

dan relaksasi otot (10 detik). Sekarang lakukan hal yang sama dengan tangan

kanan Anda. Genggamlah tangan kanan Anda buatlah satu kepalan, pelajari

ketegangan itu (5 detik) dan sekarang rileks. Lemaskan kepalan tangan Anda.

Perhatikan sekali lagi perbaedaan antara ketegangan dan relaksasi dan

nikmati kontras antara ketegangan dan relaksasi (10 detik). Sekali lagi

genggamlah kepala tangan Anda. Genggamlah kuat –kuat, pelajarilah ketegangan

itu, pelajarilah hal tesebut dan sekarang lemaskan kepalan Anda, biarkan jari-jari

membuka dengan enak dan nyaman. Cobalah untuk melemaskan lebih lanjut.

Walaupun tampaknya Anda melemaskan sebanyak mungkin, tampaknya selalu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

akan ada relaksasi lebih lanjut. Walaupun tampaknya Anda melemaskan sebanyak

mungkin, tampak selalu akan ada relaksasi lebih banyak. Perhatikan sekali lagi

perbedaan antara ketegangan dan relaksasi. Perhatikan sekali lagi perbedaan

antara keteganggan dan relaksasi. Perhatikan rasa santai yang mulai berkembang

di lengan, tangan kiri , dan tangan kanan. Kedua lengan, tangan kiri dan tangan

kanan sekarang lebih rileks. Sekarang tekuklah kedua lengan kebelekang pada

pergelangan tangan sehingga anda menegangkan otot-otot di tangan bagian

belakang dan lengan bawah. Jari-jari menunjukan kelangit-langit. Pelajarilah

ketegangan itu dan sekarang kendurkan. Biarkan tangan anda kembali keposisi

istirahat dan perhatikan perbedaan antara ketegangan dan relaksasi (10 detik).

Lakukan sekali lagi, jari-jari menunjuk ke langit-langit. Rasakan ketegangan

dibagian belakang tangan dan lengan di bawah. Sekarang rileks. Lepaskan dan

lemaskan. Lebih lanjut(10 detik).

Sekarang genggam tangan menjadi kepalan dan bawalah keduanya ke atas

pundak sehingga anda menegangkan otot-otot bisep. Dan rileks. Biarkan lengan

anda jatuh disisi anda lagi dan perhatikan perbedaan antara ketegangan pada otot-

otot bisep. Dan relaksasi yang anda bisa rasakan saat ini (10 detik) mari kita

lakukan sekali lagi sekarang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan membahas tentang kesimpulan penelitian dan saran-saran

terhadap kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.

A. Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kecerdasan emosi siswa SMP

pada siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakkarta Tahun Ajaran 2013/2014

adalah sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kecerdasan emosi siswa

SMP pada siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran

2013-2014 berada pada kategorisasi sedang dan tinggi, hal ini menunjukan

bahwa sebagian besar siswa tidak mengalami masalah dalam hal

kecerdasan emosi mereka.

2. Dari hasil penelitian juga menunjukan bahwa persantase siswa yang

memiliki tingkat kecerdasan emosi tinggi adalah siswa perempuan lebih

tinggi jika dibandingkan dengan tingkat kecerdasan emosi siswa laki-laki,

hal ini menunjukan bahwa perlu adanya program yang dapat mengatasi

perbedaan persentase tingkat kecerdasan emosi siswa antara siswa laki-

laki dan siswa perempuan.

3. Berdasarkan analisis aitem kuesioner menunjukan bahwa tidak adanya

item yang terindikasi berada pada kategorisasi rendah, melainkan item

berada pada tingkat kategorisasi sedang dan tinggi.

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

B. Saran

Berikut ini dikemukakan beberapa saran yang sesuai dengan hasil penelitian

untuk berbagai pihak.

1. Guru Pembimbing

Guru pembimbing diharapkan membuat program yang relevan yang dapat

meningkatkan kecerdasan emosi siswa. Program-program terkait bisa

dilakukan oleh guru pembingan atau berkolaborasi dengan pihak-pihak

yang relevan dalam bidangnya.

2. Guru Mata Pelajaran

Guru mata pelajaran diharapkan membantu guru pembimbing untuk

membantu memantau perkembangan emosi siswa agar tetap mengarah

kepada hal-hal yang positif.

Dengan penelitian ini, peneliti lebih mampu mengembangkan

kompetensi dalam Bimbingan Konseling Pribadi-Sosial khususnya dalam

rangka permasalahan remaja yag berkaitan dengan kecerdasan emosi.

3. Peneliti lain

Peneliti lain setelah mendapat masukan yang terkait dengan penelitian

mampu mangembangan penelitian lain yang terkait dengan kecerdasan

emosi remaja. Selain itu peneliti lain lebih memperkaya teori-teori terbaru

yang berkaitan dengan kecerdasan emosi remaja.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad & Mohammad Asrori. 2005. Psikologi Remaja (Perkembangan


Peserta Didik). Jakarta : Bumi Aksara.

Aswar, Saifudin. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Aswar, Saifudin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Aswar, Saifudin. 2011. Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Ekman, Paul.2010. MembacaEmosi (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Baca

Goleman, Daniel. 2002. Emotional Intelligence(terjemahan). Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Goleman, Daniel. 2009. Emotional Intelligence(terjemahan). Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Kountur, Ronny.2007. MetodePenelitianUntukPenulisanSkripsidanTesis.Buana


Printing: Jakarta

Mashar, Riana. 2011. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Masidjo, A. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.


Yogyakarta: Kanisius.
OSHO. 2008. Emotional Learning (terjemahan). Yogyakarta. Pustaka Baca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Prayitno, H &ErmanAmti. 2004. Dasar-DasarBimbingandanKonseling. Jakarta:


Rineka Cipta.

Rochmah, E.Yuliana. 2005. Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ponorogo

Press.

Safari, Triantoro & Nofrans Eka Saputra. 2009. Manajemen Emosi. Jakarta: Bumi
Aksara.

Stain, Steven J. & Howard E. Book. 2004. Ledakan EQ. Bandung: Mizan Pustaka.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Winkel W.S. & M.M. Sri Hastuti. 2010. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Yusuf, Samsu. 2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

SKRIPSI. Ursulani Bona Nainggolan.2012. Pendapat Siswa Kelas IV SD Kanisius


Baciro Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 Mengenai Hal-
Hal Yang Menyangkut Seksualitas Yang Perlu Dijelaskan Oleh Guru dan
Implikasinya Terahadap Usulan Program Pendidikan Seksualitas di Sekolah
Dasar.UniversitasSanata Dharma: Yogyakarta

http://www.suaramerdeka.com (Diunggah pada hari rabu, 10 November 2012)

jurnal.usu.ac.id/index.php/predicara/article/.../292)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1 94

Skala Kecerdasan Emosi Remaja

Oleh : Irenius Jerahu

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1 95

Skala Kecerdasan Emosi Remaja

A. Pengantar
Selamat berjumpa dansalamsuksesteman-teman kelas VII SMP BOPKRI 1.
Teman-teman yang saya banggakan, berikut ini merupakan skala untuk
mengukur sejauh mana tingkat kecerdasan emosi teman-teman. Dalam skala ini
tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban yang teman-temanpilih adalah
benar, asalkan teman-teman menjawabnya dengan jujur. Kerahasiaan identitas
dan jawaban teman-teman dijamin oleh peneliti. Oleh karena itu, usahakan agar
jangan sampai ada nomor yang terlewati untuk dijawab. Peneliti juga
mengucapkan banyak terimakasih atas kerjasama, bantuan serta kesediaan
teman-teman untuk mengisi skala ini.

B. Identitas
Nama :
Kelas : VII____
Jenis Kelamin :
C. Petunjuk
Bacalah beberapa pernyataan dibawah ini dengan teliti dan tidak buru-buru.
Selanjutnya teman-teman diminta untuk membuat tanda (V) pada pernyataan
yang sesuai dengan pengalaman masing-masing

Keterangan :
TP : Tidak Pernah
J : Jarang
SR : Sering
S : Selalu
Contoh :

No Pernyataan TP J SR S

1 Saya menganggap diri saya adalah pribadi yang berharga V


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1 96

No Pernyataan TP JS SR S

1 Saya sadar ketika saya sedang marah pada teman.

2 Saya sabar, jika ada teman yang membuat saya kesal.

3 Saya mengetahui perasaan yang sedang dialami teman dari nada


bicaranya.

4 Saat ada teman yang menceritakan pengalaman lucu, saya ikut


tertawa.

5 Saya mampu menyebutkan perasaan yang sedang saya rasakan.

6 Saat guru sedang menjelaskan materi pelajaran, saya berusaha


untuk mendengarnya dengan sungguh-sungguh.

7 Jika sedang kesal, saya sulit sekali berkonsentrasi.

8 Saya tetap tenang dalam situasi yang tidang menyenangkan.

9 Saat ada teman yang mengalami musibah, saya berusaha


membantu dan menghiburnya.

10 Saya menyadari kondisi saya saat ssedang gembira.

11 Saya menganggap diri saya adalah pribadi yang berharga.

12 Saya memahami penyebab yang mebuat saya menjadi galau.

13 Dalam kondisi marah saya berusaha tetap sabar.

14 Saat sedang marah, saya memilih berolahraga daripada


mendendamkanya sendiri.

15 Saya menyadari bahwa dalam kondisi tertentu emosi saya labil.

16 Saya percaya bahwa prestasi saya dapat ditingkatkan lagi.

17 Dalam kondisi sedih, saya tetap semangat menjalankan aktivitas.

18 Saya akan mengakui kesalahan jika saya melakukannya.

19 Saya mengetahui perasaan yang sedang dialami oleh teman dari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1 97

mimik mukanya.

20 Saya menyadari kondisi saya saya saat sedang sedih.

21 Saya sangat senang dan bersemangat untuk mengerjakan PR


yang diberikan oleh guru.

22 Saya mendengarkan teman yang sedang memberikan


pengumuman penting di depan kelas.

23 Saya yakin bahwa saya adalah orang baik untuk berteman.

24 Saat mengalami kesulitan dalam belajar,saya berusaha untuk


bertanya kepada teman atau guru.

25 Saya menyadari ketika saya sedang malu.

26 Saya tekun belajar untuk meningkatkan prestasi.

27 Saat teman sedang menceritkan pengalaman sedih, saya berusaha


menguatkannya dan memberi semangat.

28 Saya memahami hal-hal yang mebuat saya menjadi marah.

29 Jika ada tugas kelompok, saya ikut berperan aktif dalam


menyelesaikannya.

30 Saya mematuhi tata tertib yang berlaku disekolah.

31 Saat sedih, saya sulit untuk tidur.

32 Saat teman sedang ingin berbicara dengan saya, saya berusaha


untuk mendengarnya dengan sungguh-sungguh.

33 Saya memahami hal-hal yang dapat membuat saya menjadi


sedih.

34 Saya mengerjakan tugas piket kelas.

35 Saya senang jika tugas rumah dikerjakan secara kelompok.

36 Saya akan membantu teman jika sedang mengalami musibah.

37 Saat sedang sedih, saya berusaha mengatasinya dengan


berolahraga.

38 Saya memahami hal-hal yang membuat saya menjadi senang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1 98

39 Saya sangat senang pada saat mengerjakan tugas kelompok.

40 Saat sedang sedih, saya berusaha menguranginya dengan


mendengar musik kesukaan.

41 Mendengarkan nasihat dari orang yang lebih tua.

42 Saya memahami peristiwa/kejadian apa yang membuat saya


menjadi gelisah.

43 Menghadapi kesulitan bagi saya adalah sebuah tantangan yang


harus diselesaikan.

44 Pada waktu istirahat saya berusaha untuk berbicara dengan siapa


saja.

45 Saya memahami hal-hal yang dapat membuat saya menjadi


takut.

46 Mendengarkan orang lain yang ingin mengatkan sesuatu kepada


saya.

47 Saya menggunakan bahasa yang baik dan santun saat berbicara


dengan orang lain.

48 Saya berusaha memberi saran yang membangun kepada teman.

49 Saat sedang marah, irama bicara saya semakin cepat.

50 Saat sedih saya malas untuk bermain dengan teman-teman

51 Saya optomis bahwa saya saya mampu menyelesaikan persoalan


hidup saya.

52 Saya yakin bahwa kegagalan itu adalah cerminan untuk menjadi


lebih baik dari sebleumnya.

53 Jika disekolah saya menyapa / memberi salam kepada teman-


teman.

54 Menghormati dan memberi salam kepada guru saat bertemu


dimanapun.

55 Saya malas belajar, jika saya sedang sedih.

56 Saya selalu menerima ide yang baik dari teman.

57 Saya menerima saran dan kritik yang membangun dari teman.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1 99

58 Saya akan tetap menghormati teman, walaupun teman sering


berbeda pendapat.

59 Perbedaan pendapat menurut saya adalah sesuatu yang wajar dan


manusiawi.

60 Saat ada teman yang marah, saya berusaha untuk


menenangkanya.

61 Saat sedang marah, saya mengendalikanya dengan minum air


putih sebanyak mungkin.

62 Saya tidak egois dalam mengerjakan tugas kelompok.

63 Saya menghilangkan kejenuhan dengan berolah raga.

64 Saya ikut gembira bila teman saya berprestasi.

65 Saat membuat teman menjadi tersinggung,saya akan meminta


maaf.

66 Saat gembira, saya sangat bersemangat untuk belajar.

67 Saya dapat bekerjasama dengan teman kelas.

68 Memberi salam kepada teman saat bertemu dimanapun.

69 Saya dapat bekersama dengan teman yang tidak sekelas dengan


saya.

70 Saya bersedia untuk mendengarkan keluh kesah dari teman.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Anda mungkin juga menyukai