Anda di halaman 1dari 138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN KETERLIBATAN SISWA DENGAN MEDIA


LKS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA
KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SEMESTER
GENAP TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh
Yuana Suparwati
NIM : 071134073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Penulisan skripsi ini kupersembahkan kepada yang kucintai dan kubanggakan:

- Kongregasi Suster-Suster Belaskasih dari Hati Yesus yang Mahakudus

(HK)

- Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Motto

Jangan melihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula melihat masa depan

dengan ketakutan; tetapi lihatlah disekitar kita dengan penuh kesadaran

(Sr. Yohanna, HK)

Vision without action is merely a dream

Action without vision just passes the time

Vision with action change the world

( Barker, Joel A)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Suparwati,Yuana. 2010. Peningkatan Keterlibatan Siswa dengan Media LKS, dalam


Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Kanisius Kalasan
Yogyakarta Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010
Skripsi S1. Yogyakarta : PGSD, FKIP, USD

Proses pembelajaran bahasa Indonesia di SD Kanisius Kalasan menunjukkan


gejala anak kurang aktif dan kurang terlibat dalam belajar karena guru terlalu
menekankan penguasaan materi. Metode yang digunakan guru adalah metode
ceramah sehingga anak tidak tahan lama dalam mengikuti pelajaran dan anak merasa
cepat jenuh.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam:
(1) kemampuan bertanya, (2) kemmapuan menjawab pertanyaan, (3) mencatat
pembelajaran, (4) mengajukan usul atau saran, (5) mengerjakan tugas secara tuntas,
(6) membuat kesimpulan, (7) menyajikan hasil atau presentasi, (8) mengajukan kritik,
(9) ikut serta dalam diskusi kelompok. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD
Kanisius Kalasan, Sleman yang berjumlah 30 orang yang terdiri dari 19 orang siswa
laki-laki dan 11 siswa perempuan.
Penelitian dilakukan dengan Penelitian Tindakan Kelas. Data dikumpulkan
melalui tehnik pengamatan dan dokumentasi. Proses pengumpulan data dibantu oleh
ketua kelas. Adapun indikator keberhasilan penelitian ini adalah keterlibatan siswa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia, target yang akan ditetapkan 60% dari seluruh
siswa di kelas V. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus: siklus I dan siklus II.
Media yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah media LKS
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap indikator mengalami peningkatan.
Semua indikator dalam keterlibatan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia
melalui media LKS rata-rata mencapai 73%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan media LKS dapat meningkatkan
keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Suparwati,Yuana. 2010. Student Participation Improvement using KLS Media


in Indonesian Language Learning at Fifth Grade of Kanisius Elementary
School, Kalasan Yogyakarta Second Semester in School Year 2009/2010
Skripsi S1. Yogyakarta : PGSD, FKIP, USD

An Indonesian Language Learning process in Kanisius Elementary


School shows a phenomenon that students are lack active, lack participation in
learning because teachers push students too much to master materials. The method
that teachers use is a lecture method so students cannot stand too long to listen and
follow the lessons and become bored.

The purpose of this survey is to raise the involvement of the students in the
abilities of: (1) asking questions; (2) answering questions; (3) noting down the
lessons given; (4) providing suggestions or ideas; (5) carrying out task completely;
(6) making conclusions; (7) presenting a result; (8) submitting a critique, and (9)
participating in discussions. The research subject of the survey is the 5th grade
students of Kanisius Elementary School Kalasan, Sleman that have 30 students; 19
male students and 11 female students.

This survey is done by Class Action Survey. The data are collected through
observation and documentation techniques. The process to collect the data is
assisted by the Class Chief. The indicator of success in doing research is to have the
students participate in the Indonesian language learning that can achieve a
minimum of 60% from the whole student in the 5th grade. In the survey there are
two cycles which are the first cycle and the second cycle. The media that is used is
a LKS media.

The survey results showed that all indicators increased. All indicators in
the student participation in Indonesian Language Learning that use LKS media
reached 73% in average. Based on the result of the survey we can conclude that
learning by using the LKS media can increase the student’s participation in the
Indonesian language learning.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah yang Mahakasih yang telah

melimpahkan kebaikanNya melalui para dosen pembimbing dan semua orang yang

mendukung sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Skripsi ini Penelitian

berjudul “Peningkatan Keterlibatan Siswa dengan Media LKS dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta Semester Genap

Tahun Pelajaran 2009/2010” disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses sampai pada dengan terselesaikannya skripsi ini penulis

mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Secara khusus penulis

menghaturkan syukur dan terima kasih yang mendalam kepada :

1. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si, selaku Kaprodi PGSD Univesitas Sanata

Dharma Yogyakarta dan dosen pembimbing yang membimbing dengan penuh

kesabaran, memberi pandangan kritis dan sejak awal memberi dukungan dalam

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan, dan telah memberikan ijin untuk

mengadakan penelitian.

2. Ibu Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing dengan penuh ketelitian, sabar, selalu menyediakan waktu dan

mempertajam isi dalam penulisan skripsi ini sampai selesai.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Ibu Patricia Agustin Ria Dewi, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Kalasan

yang telah bersedia memberi tempat bagi saya untuk melakukan penelitian ini.

4. Kongregasi Suster-Suster Belaskasih dari Hati Yesus yang Mahakudus (HK) yang

telah memberi kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk menjalani

tugas studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Suster-Suster HK Kuwera yang telah mendukung dan mendoakan penulis untuk

bertekun dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman-teman, sahabat, saudara dan siapa saja baik secara langsung maupun tidak

langsung telah ikut ambil bagian dalam penulisan skripsi ini.

Semoga kasih, dukungan dan bantuan yang telah anda berikan menjadi

pengalaman indah dan berharga bagi penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari sempurna. Harapan saya semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca khususnya bagi calon guru Sekolah Dasar maupun siapa saja di dalam

mengembangkan tugas pendidikan.

Yogyakarta………… 2010

Penulis

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................................. viii

ABSTRACT................................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................... x

DAFTAR ISI.............................................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................................ 1

B. Batasan Masalah .............................................................................................. 4

C. Perumusan Masalah .............................................................................................. 5

D.Batasan Pengertian .............................................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6

F. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 6

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Halaman

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................................. 8

B. Konsep Keterlibatan dalam Pembelajaran ............................................................ 10

1. Pengertian Keterlibatan.................................................................................. 10
2. Prinsip-prinsip Keterlibatan dalam Pembelajaran ......................................... 10
3. Ciri-ciri Keterlibatan dalam Pembelajaran .................................................... 11

4. Unsur-unsur Keterlibatan dalam Pembelajaran ............................................. 11


C. Media Pembelajaran............................................................................................. 13
1. Konsep-konsep Penting Media Pembelajaran ............................................... 14
a. Pengertian Media dalam PembelajaranBahasa Indonesia........................ 14
b. Manfaat Media dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia .......................... 15
c. Prinsip-prinsip Media Pembelajaran Bahasa Indonesia........................... 16
d. Kriteria Media dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia ........................... 17
e. Jenis-jenis Media dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia....................... 20
f. Peranan Media dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia........................... 22
2 Pengertian Pembelajaran dan Metode............................................................ 23

D. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ........................................................................ 25


1 Pengertian Lembar Kegiatan Siswa ............................................................... 25
2 Manfaat Penggunaan LKS dalam proses Belajar Mengajar .......................... 28
3 Fungsi Penggunaan LKS dalam Pembelajaran .............................................. 29
E. Pembelajaran Bahasa Indonesia ............................................................................ 30

1. Keterampilan Mendengarkan/Menyimak ...................................................... 30


2. Keterampilan Membaca ................................................................................. 32
3. Keterampilan Berbicara ................................................................................. 33
Halaman

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Keterampilan Menulis.................................................................................... 36
F. Hubungan Antara Media LKS dengan Keterlibatan Siswa ................................... 38

G. Hipotesis Tindakan .............................................................................................. 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Seting Penelitian .............................................................................................. 40

B. Rencana Tindakan .............................................................................................. 40

C. Data dan Pengumpulan Data ................................................................................. 44

D. Analisis Data ....................................................................................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan .............................................................................................. 50
B. Hasil Penelitian .............................................................................................. 64
C. Pembahasan .............................................................................................. 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................................. 80

B. Saran .............................................................................................. 80

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 82

LAMPIRAN............................................................................................................... 84

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Silabus.................................................................................................................... 84

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................................... 87

3. Lembar Kegiatan Siswa ......................................................................................... 95

4. Keterlibatan Anak dalam Setiap Indikator pada Siklus ....................................... 105

5. Dokumentasi Kegiatan Belajar .............................................................................. 117

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting

yang perlu diajarkan kepada siswa di sekolah dasar. Hal ini terbukti dengan

diberikannya mata pelajaran Bahasa Indonesia sejak di bangku Sekolah Dasar

(SD) hingga lulus SMA. Dengan demikian diharapkan siswa mampu menguasai,

memahami dan dapat menerapkan keterampilan berbahasa yang mencakup

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dengan baik dan benar.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, menyimak mempunyai

pengertian suatu kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,

menafsirkan menilai dan mereaksi terhadap makna wacana lisan bila mengikuti

suatu kegiatan akan dengan sengaja dan dengan penuh perhatian akan memahami

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakannya. Berbicara mempunyai pengertian

bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi dalam pembicaraan ada dialog antara satu

dengan lainnya. Membaca juga mempunyai pengertian perilaku seseorang yang

terpelajar untuk mencari ilmu. Dengan membaca seseorang akan memperoleh

wawasan baru, sedangkan menulis mempunyai pengertian suatu kegiatan untuk

menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan

aksara. Melalui menulis siswa dapat menuangkan gagasan-gagasan/ ide-ide yang

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ada dalam pikirannya sehingga mampu untuk membuat buku-buku yang dapat

diterbitkan di media masa.

Pembelajaran dengan menggunakan media sangat penting. Media dapat

membantu guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar secara menarik dan

mudah untuk dimengerti oleh siswa. Media dapat digunakan sebagai alat bantu

untuk pembelajaran anak didik demi tercapainya tujuan pembelajaran. Media

sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.

Namun demikian, kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan

bahwa siswa yang seharusnya aktif dalam belajar, bertanya, dan melakukan

kegiatan motorik namun sebagian besar hanya pasif, diam untuk mendengarkan

ceramah yang dilakukan oleh guru. Kemungkinan penyebabnya adalah

pembelajaran bahasa Indonesia cenderung bersifat hafalan penuh teori-teori

linguistik penggunaan buku paket sebagai buku wajib, serta penggunaan metode

yang tidak mengembangkan keterampilan berbahasa siswa (ceramah). Kegiatan

belajar mengajar di sekolah yang dilakukan guru khususnya guru Bahasa

Indonesia lebih menekankan pada penguasaan materi. Hal ini terlihat dari porsi

materi yang tercantum dalam buku paket lebih banyak diberikan dan diutamakan

oleh guru bahasa Indonesia sedang latihan berbahasa Indonesia yang sifatnya

lisan atau pun praktik memiliki porsi yang sedikit. Keberhasilan belajar

ditunjukkan dengan meningkatkan keterlibatan belajar siswa. Meningkatnya

keterlibatan sangat dipengaruhi oleh pembenaran dalam menyampaikan

pembelajaran. Guru harus banyak cara untuk memberikan agar anak dapat

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berinisiatif dan aktif, misalnya mengajukan pertanyaan dari guru maupun dari

teman, menjawab pertanyaan yang diajukan guru maupun dari teman, mencatat

materi pembelajaran, mengerjakan tugas secara tuntas dan lain-lain. Keterlibatan

siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD Kanisius Kalasan masih

belum memenuhi seperti standar yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari

kepasifan siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Kondisi tersebut

mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisi siswa, sumber belajar, media dan

metode pembelajaran yang kurang tepat.

Media perlu perhatian karena dapat digunakan sebagai alat untuk

perantara atau penghantar pesan. Menggunakan media anak dapat secara aktif

menerima pesan yang disampaikan oleh guru, sebagian besar dengan

menggunakan media anak dapat menangkap pesan dengan baik. Gunanya media

adalah pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi dalam belajar. Bahan pembelajaran akan lebih jelas

maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan

menguasai pembelajaran. Siswa akan lebih banyak melakukan aktivitas dalam

pembelajaran, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi melakukan

suatu aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan dan

memerankan. Dari uraian tentang kegunaan media peneliti menyimpulkan dengan

adanya media sangat berguna bagi peserta didik. Peserta didik dalam melakukan

pembelajaran dengan media akan lebih mudah mengerti, tujuan tercapai terlebih

lagi peserta didik banyak melakukan aktivitas dalam pembelajaran.

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru perlu merencanakan

alternatif atau solusinya diduga dengan penggunaan media pembelajaran akan

memperkembangkan anak dalam keterlibatan di kelas. Penggunaan media LKS

adalah salah satu media yang menarik bagi siswa, karena dalam pembelajaran ini

anak dapat dengan bebas menuangkan ide atau gagasannya sendiri dalam lembar

LKS tersebut. Agar anak aktif terlibat guru mungkin dapat menggunakan media

LKS yang praktis, murah dan yang lebih penting bahwa guru mampu untuk

membuatnya. Dengan demikian siswa akan lebih mudah menyerap materi

pelajaran dan siswa akan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa

dapat dengan aktif mengerjakannya dengan menuangkan gagasan-gagasannya

sendiri melalui media Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Lembar Kegiatan Siswa

adalah media pembelajaran yang berisi materi pelajaran, laporan-laporan yang

berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan) atau kegiatan yang harus

dijawab dan dilakukan oleh siswa.

B. Batasan Masalah

Tidak mungkin mengatasi masalah yang terjadi di lapangan dalam

waktu singkat. Masalah ini terbatas pada kompetensi dasar mengungkapkan

pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu

persoalan, menceritakan hasil pengamatan atau wawancara menggunakan model

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembelajaran dengan memanfaatkan sarana pembelajaran alternatif media

Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk siswa kelas V SD Kanisius Kalasan.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, rumusan

permasalahan yang diajukan peneliti ini adalah: apakah pembelajaran melalui

media LKS dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam kompetensi dasar

mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan

menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan atau wawancara

dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SD Kanisius Kalasan

semester genap tahun ajaran 2009 / 2010?

D. Batasan Pengertian

Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan tidak menimbulkan multi-

tafsir tentang istilah yang dipakai, peneliti memberikan batasan pengertian

sebagai berikut.

a. Keterlibatan siswa diartikan kegiatan siswa yang mau bertanya, mau

menjawab pertanyaan yang diajukan dari guru maupun dari teman, mencatat

materi pelajaran, mengerjakan tugas secara tuntas.

b. Media adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran

seperti buku, film, slide dan sebagainya

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. LKS adalah media pembelajaran yang berisi materi pelajaran, laporan-laporan

yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan) atau kegiatan yang

harus dijawab dan dilakukan oleh siswa.

d. Pembelajaran media LKS adalah tindakan mengatur kegiatan-kegiatan, bahan

ajar, peralatan dan pedoman untuk memperlancar belajar dalam situasi formal.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah penggunaan media LKS

dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam kompetensi dasar mengungkapkan

pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu

persoalan, menceritakan hasil pengamatan atau wawancara dalam pembelajaran

bahasa Indonesia siswa kelas V SD Kanisius Kalasan semester genap tahun

pelajaran 2009/2010.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan masukan pada manfaat

teoretis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoretis

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil penelitian tersebut menambah wawasan tentang salah satu model

pembelajaran, yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam

pembelajaran.

2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan

pertimbangan bagi sekolah. Penggunaan pendekatan kontekstual dengan

memanfaatkan LKS dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran

bahasa Indonesia di kelas V, sebagai upaya dalam meningkatkan keterlibatan

siswa dalam pembelajaran. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

bahan masukan bagi para guru dalam melakukan pembelajaran dengan

menggunakan media LKS.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Hasil Penelitian yang Relevan

Berikut ini hasil penelitian tentang media LKS yang pernah dilakukan

oleh Abdulah di SMP Negri 2 Sidoharjo. Penelitian yang dilakukan oleh Abdulah

merupakan penelitian lapangan dengan eksperimen yang menggunakan penelitian

populasi. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIIB SMP Negri 2 Sidoharjo,

Sragen sebanyak 40 siswa dan jumlah sampel yang tak saling berhubungan yang

diberi mata pelajaran PAI. Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan

metode ceramah. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

metode dokumentasi, observasi, treatmen dan metode tes untuk mengetahui hasil

dari proses belajar mengajar dengan menggunakan media LKS dan tanpa

menggunakan media LKS. Tujuan penelitian yang dilakukan Abdulah ini untuk

mengetahui efektivitas penggunaan media LKS. Hasil penelitian Abdulah dengan

menggunakan media LKS dan tanpa menggunakan media LKS.

1. Penelitian menggunakan media LKS

Penelitian dengan menggunakan media LKS a) siswa menunjukkan

keseriusan dalam mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS, b) siswa aktif

dalam proses pembelajaran, c) siswa senang bekerjasama dalam pembelajaran.

Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator dan memberikan

klarifikasi kalau ada pernyataan yang siswa tidak bisa menjawab.Selanjutnya

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

o t telah diperoleh sebesar -0.207, sedangkan tabel t 2.71 dan 2.02. maka o t

lebih kecil dari pada tabel t pada taraf signifikan 1%.

2. Penelitian tanpa menggunakan media LKS

Penelitian yang tanpa menggunakan media LKS a) Siswa cenderung kurang

aktif, b) siswa kurang serius dalam proses pembelajaran, c) siswa terlihat

santai dalam belajar. Selanjutnya o t diperoleh lebih besar dari tabel t pada

taraf signifikan 1%. Dengan demikian hipotesa yang menyatakan ada

perbedaan antara kedua hasil pembelajaran dengan menggunakan media LKS

dan tanpa menggunakan media LKS. Abdulah menyimpulkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) lebih efektif

dari pada tanpa menggunakan media LKS dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMP Negri 2 Sidoharjo, Sragen tahun 2008/2009.

Dengan keterangan yang dilakukan Abdulah bahwa menggunakan media

LKS dapat menjadi lebih efektif maka dengan demikian peneliti akan mencoba

meggunakan LKS dengan keterlibatan siswa. Aspek-aspek yang akan diteliti

adalah kemampuan bertanya, menjawab pertanyaan, mencatat materi

pembelajaran, mengajukan usul dan saran. Mengerjakan tugas secara tuntas,

membuat kesimpulan menyajikan hasil, mengajukan kritik dan ikut serta dalam

diskusi kelompok.

B. Konsep Keterlibatan dalam Pembelajaran

1 Pengertian Keterlibatan

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Keterlibatan siswa diartikan sebagai siswa berperan aktif sebagai

partisipan dalam proses belajar mengajar. Pada dasarnya keaktifan siswa

adalah keterlibatan siswa secara langsung baik fisik misalnya berani untuk

tampil didepan kelas dan mengerjakan tugas-tugas yang disampaikan oleh

guru. Keterlibatan secara mental emosional misalnya berani untuk bertanya,

menjawab pertayaan dan dapat mengatasi atau menyelesaikan masalah.

Keterlibatan secara intelektual dalam kegiatan pembelajaran misalnya

mengajukan usul atau saran, bisa membuat kesimpulan dan mengajukan

kritik. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari

berbagai bentuk seperti: perhatian, tindakan nyata dalam bentuk partisipasi

kegiatan belajar seperti memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas yang

diberikan oleh guru, (Nana Sudjana. 1989:28). Menurut Depdiknas dalam

Kamus Besar bahasa Indonesia partisipasi adalah perihal turut berperan pada

suatu kegiatan; keikutsertaan; peran serta.

2 Prinsip-prinsip keterlibatan dalam pembelajaran

Prinsip-prinsip pokok dalam belajar aktif Purnomo.(2006:7) adalah Siswa

sebagai subjek pembelajaran aktivitas kelas dilaksanakan oleh siswa bukan

guru. Dalam pembelajaran dilakukan oleh guru dan siswa melakukan sesuatu.

Pembelajaran berorientasi kelompok supaya siswa dapat melakukan secara

aktif dan ikut terlibat didalamnya dalam menuangkan ide-ide atau gagasan-

gagasan. Pembelajaran dengan variasi menggunakan model belajar auditori,

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

visual, dan kinestik. Guru bukan satu-satunya sumber pengetahuan dan

pengalaman karena melalui membaca atau pengalaman yang lain siswa juga

mendapatkan pengetahuan misalnya dengan penciptaan komunikasi multi

arah, pembelajaran dengan melibatkan seluruh pikiran, emosi, dan tubuh.

Pembelajaran haruslah menyenangkan, ancangan fisik bebas, leluasa, dan

variatif serta pembelajaran dengan aktivitas berkreasi.

3 Ciri-ciri keterlibatan dalam pembelajaran

Suasana belajar aktif Purnomo.(2006:8) adalah sebagai berikut:

“Memberi siswa pengalaman melakukan kegiatan, menginteraksikan siswa

satu sama lain, mengembangkan komunikasi baik lisan maupun tulisan dan

memberi kesempatan kepada siswa untuk refleksi”

4 Unsur-unsur keterlibatan dalam pembelajaran

Terdapat dalam partisipasi (Suryosubroto dalam tim pudi dikdasmen

lemlit UNY). Keterlibatan siswa dalam segala kegiatan yang dilaksanakan,

kemauan siswa untuk berinisiatif dan berkreasi dalam kegiatan-kegiatan yang

dilaksanankan. Sifat-sifat dari partisipasi (Suryosubroto dalam tim pudi

dikdasmen lemlit UNY) adalah adanya kesadaran dari siswa, tidak ada unsur

paksaan, siswa merasa ikut memiliki.

Djamarah (dalam tim pudi dikdasmen lemlit UNY) mengatakan

bahwa semua siswa harus memiliki kesempatan untuk berpartisipasi memberi

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sumbangan pikiran. Usaha yang perlu dilakukan oleh seorang guru adalah (1)

Secara berhati-hati meminta pandangan siswa yang kurang berpartisipasi tanpa

harus memalukan atau tanpa mengejek. (2) Mencegah kegaduhan sehingga

pembicaran salah seorang siswa dapat didengarkan oleh semua siswa. (3)

Meminta persetujuan sementara untuk tidak menemui jalan buntu dan

memperluas wawasan. (4) Meningkatkan pemberian komentar siswa terhadap

pendapat siswa lain sehingga interaksi siswa dapat terlaksana.

Guru sebagai pendidik membuat pembelajaran menjadi yang

menyenangkan. Ciri-ciri pembelajaran yang menyenangkan yaitu siswa dapat

belajar dengan tidak ada rasa takut, sesuai dengan minat siswa, siswa melakukan

dengan tidak terpaksa tetapi dengan kemauannya sendiri, siswa ikut terlibat

secara aktif dengan seluruh pribadinya dan terlebih anak melakukan dengan

senang hati. Dengan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan siswa dengan

sendirinya akan berperan melakukan baik dan tidak merasa terpaksa. Keterlibatan

siswa dalam belajar dapat membuat kreatif, karena guru bukan satu-satunya

sumber pengetahuan dan pengalaman. Siswa mendapatkan pengalamam melalui

orang tua, lingkungan dimana ia tinggal atau membaca baik buku maupun dari

teknologi yang semakin canggih. Peran guru di sini adalah guru sebagai fasilitator

yang memberikan fasilitas apa yang dibutuhkan siswa dan mengarahkan bagi

siswa yang kurang aktif atau kurang berpartisipasi agar dalam pembelajaran dapat

lebih menggembirakan, menyenangkan dan bermakna bagi anak.

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dengan melihat hasil penelitian tersebut diatas yang dilakukan oleh

sekolah SMP Negeri 2 Sidoharjo melalui media LKS siswa dapat meningkatkan

prestasi dan efektif dalam belajar , maka dengan itu peneliti akan melakukan

kegiatan pembelajaran dengan melibatkan keaktifan siswa melalui media LKS.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kenal dengan 4 (empat)

aspek keterampilan, seperti yang telah dijelaskan pada pendahuluan yaitu

keterampilan bahasa yang perlu dikuasai oleh siswa yaitu

mendengarkan/menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Empat keterampilan

ini sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Namun penulis disini tidak

akan membahas ke empat aspek ini karena penulis hanya berfokus pada

keterlibatan siswa yang terbatas pada kompetensi dasar mengungkapkan pikiran,

pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan,

menceritakan hasil, pengamatan atau wawancara.

C. Media Pembelajaran

Media pembelajaran digunakan antara pendidik dan peserta didik.

Sebagai pendidik menginginkan dalam proses pembelajaran peserta didik mampu

menangkap apa yang diberikan oleh pendidik. Maka untuk menarik dan

memudahkan siswa agar siswa cepat untuk menangkap apa yang diberikan,

pendidik/guru menggunakan media pembelajaran. Dengan media pembelajaran

pesan yang disampaikan guru dapat dengan mudah diterima oleh siswa dan tujuan

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang diharapakan guru dan siswa akan tercapai dengan baik. Media pembelajaran

akan tercapai jika proses pembelajaran dapat membantu peserta didik sesuai

dengan minat peserta didik.

1. Konsep- Konsep Penting Media Pembelajaran

a. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harafiah

berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Dalam bahasa arab media adalah

pengantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dalam

pengetahuan ini guru , buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media.

Secara lebih khusus media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan

sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses

dan meyusun kembali informasi visual atau verbal. Menurut Udin (1997;53)

dalam proses pembelajaran, media dapat diartikan sebagai berikut:

1) Teknologi pembawa pesan yang dapat di manfaatkan untuk keperluan

pembelajaran (Scharmm, 1997)

2) Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film,

slide dan sebagainya. (Briggs,1997)

3) Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk

teknologi dengan perangkat kerasnya ( NEA,1969)

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari uraian tentang beberapa pengertian media, dapat peneliti

simpulkan bahwa media dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat

diartikan, sebagai segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk proses

komunikasi, penanaman konsep, keterampilan maupun sikap.

Winkel (2007:17) menyatakan bahwa secara tradisional buku


pelajaran, papan tulis, dan gambar dinding merupakan media
pengajaran visual yang sering digunakan. Namun dewasa ini, media
pengajaran telah mengalami perluasan yang pesat. Di samping itu
buku pelajaran digunakan stensilan, foto kopi, buku kerja, kamus,
majalah dan surat kabar: disamping papan tulis digunakan papan
flannel, papan spidol, papan magnetis kertas lap yang besar;
disamping gambar dinding digunakan papan pameran, model dan
maket.

b. Manfaat Media

Untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang media pembelajaran

Sudjana dan Rivai dalam Arsyad (1996:24-25) yang mengemukakan manfaat

media pembelajaran dalam proses belajar yaitu

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

oleh siswa dan memungkinkannya menguasai tujuan pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak

kehabisan tenaga.

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.

Dari uraian tentang berupa manfaat media penelitian dapat

menyimpulkan bahwa dengan adanya media sangat bermanfaat bagi peserta didik.

Peserta didik dalam melakukan pembelajaran dengan media akan lebih mudah

mengerti tujuan tercapai terlebih lagi peserta didik banyak melakukan aktivitas

dalam pembelajaran.

c. Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

Sanjaya (2006:173) menyampaikan bahwa media pembelajaran benar-

benar dapat membelajarkan siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus

diperhatikan yaitu

1) Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

2) Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.

3) Media yang digunakan harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi

siswa.

4) Media yang digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisiensi.

5) Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam

mengoperasikannya.

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari uraian tentang prinsip-prinsip media dapat peneliti simpulkan

media yang digunakan oleh peserta didik atau guru, guru tersebut harus mampu

dalam menggunakannya sesuai dengan minat peserta didik dan efektif sehingga

tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

d. Kriteria Pemilihan Media dalam Pembelajaran

Menurut Dientj Borman Rumampuk (1998:19), ada beberapa kriteria

umum yang dapat dijadikan patokan dalam pemilihan media yaitu

1) Tujuan instruksional

Pemilihan media hendaknya dapat menunjang tujuan instruksional yang telah

disusun. Media diperoleh berdasarkan apa tujuan pembelajarannya.

2) Validitas

Media yang dipilih hendaknya valid, maksudnya media itu dapat digunakan

untuk mencapai suatu hasil belajar yang sebaik-baiknya dan efektif.

3) Kualitas visual

Hendaknya media yang dipilih itu sedapat mungkin kelihatan jelas, tepat dan

disertai penjelasan yang berarti sebanyak mungkin sehingga dapat memberi

kemampuan persepsi dan pengertian yang dimaksud. Dengan kata lain, media

harus menarik dan direncanakan untuk dapat membuat gerak mata yang

efektif. Media juga harus diberikan warna yang relevan dan menarik.

4) Kualitas pendengaran

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Suara yang menyertai media sorot dan media rekaman seharusnya sesuai

dengan aslinya dan sedapat mungkin tepat dan suaranya bersih serta bebas

dari gangguan-gangguan.

5) Ciri-ciri respon

Media yang dipilih harus dapat memberikan respon secara terbuka dari siswa

agar guru dapat mengetahui apakah kegiatan belajar itu berhasil atau tidak.

6) Program yang terstruktur

Pemilihan media diusahakan supaya sejalan dengan program yang telah

tersusun.

7) Kesesuaian dengan kehendak siswa

Satu media dapat berhasil dengan baik dan efektif serta diterima oleh siswa

apabila relevan dengan kehendak mereka. Media harus diurut untuk

menghubungkan kebutuhan siswa terhadap pengalaman konkrit dan abstrak

8) Ketepatan waktu

Media yang harus dipilih harus cocok dengan waktu yang telah disediakan,

agar kegiatan belajar tidak terhalang oleh hambatan waktu yang tidak cukup.

9) Karakter siswa

Agar dapat mencapai hasil belajar yang optimal, hendaknya media yang

dipilih disesuaikan dengan karakter siswanya seperti umur, gaya belajar dan

sebagainya.

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10) Mudah diperbaiki

Sebaiknya media yang dipilih adalah media yang tidak mudah rusak dan

mudah diperbaiki.

11) Nilai praktis

Dalam memilih media, sebaiknya mempertimbangkan apakah media itu dapat

dipakai tanpa alat-alat hardware, apakah media tersebut membutuhkan sejenis

alat khusus tersebut membutuhkan tehnik dan keterampilan khusus.

12) Ketersediaan

Dalam memilih media, harus mempertimbangkan ketersediaan media

tersebut.

13) Keusangan

Dalam hal ini, yang perlu dipertimbangkan adalah apakah media itu masih

diproduksi atau tidak, atau telah ada alat baru yang lebih efektif dan efisien.

Jadi kriteria media tidak dilakukan asal-asalan saja, tetapi media

mempunyai peranan yang sangat penting. Maka kriteria media dibuat agar siswa

dapat terlibat secara aktif dan kreatif untuk dapat mengungkapkan gagasan-

gagasan atau ide-ide untuk dituangkan dalam lembar kegiatan siswa. Siswa dapat

berdiskusi secara terbuka, gembira tidak saling menguasai tetapi dapat saling

membantu antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam kelompok

sehingga dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar

tercapai pada tujuan yang telah direncanakan.

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

e. Jenis-Jenis Media

Menurut Andre Rinanto (1982:21) jenis-jenis media yang digunakan

dalam pembelajaran dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu media audio, media

visual dan media audio visual. Masing-masing media tersebut memiliki kelebihan

dan keterbatasan. Bentuk dari masing-masing media satu dengan yang lain

berbeda, sehingga pemakai media dapat memilih bentuk yang sesuai dengan

kebutuhannya.

1) Media Audio

Media audio adalah segala jenis media yang hanya bisa dinikmati dengan

indra pendengar. Media audio sendiri berfungsi sebagai penyalur pesan audio

dari sumber kepenerima pesan. Pesan dapat berupa lambang-lambang auditif

verbal, non verbal, maupun kombinasinya. Kelebihan dari media audio

adalah: meningkatkan komunikasi audio, mengembangkan kemampuan

apresiasi dan imajinasi yang cocok untuk pembelajaran bahasa musik dan

dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

Kelemahan dari media audio adalah: hanya menggunakan medium audio

saja, pengadaannya lebih mahal dan daya jangkaunya terbatas.

2) Media Visual

Media visual adalah semua media yang bisa dinikmati oleh indera mata dan

mampu menimbulkan rangsangan untuk berefleksi. Kelebihan dari media

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

visual adalah: harganya murah, mudah didapat dan digunakan, dapat

memperjelas suatu masalah, lebih realistik, dapat mengatasi keterbatasan

ruang dan waktu. Kelemahan dari media visual adalah: hanya menggunakan

medium saja, ukuran gambar sering kali kurang tepat untuk pembelajaran

dalam kelompok besar, memerlukan ketersediaan sumber dan keterampilan

serta kejelian guru dalam memanfaatkannya.

3) Media audio visual

Media audio visual adalah semua media yang dapat dinikmati dengan

menggunakan indera mata dan pendengaran. Kelebihan media audio visual

adalah: harganya murah, mudah didapat, mudah digunakan, dapat

memperjelas suatu masalah, lebih realistis, dapat membantu mengatasi

keterbatasan pengamatan serta dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

Kelemahan audio visual adalah: ukuran gambar sering kali kurang tepat

untuk pengajaran dalam kelompok besar, memerlukan ketersediaan sumber

dan keterampilan dan kejelian guru untuk memanfaatkannya.

Dari uraian tentang jenis-jenis media, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa dalam proses pembelajaran jenis-jenis media juga sangat menentukan

supaya proses pembelajaran berjalan sesuai yang diharapkan peserta didik, maka

dipilih jenis media yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Jenis media

tidak harus mahal namun dapat terjangkau oleh guru dan lebih lagi agar mudah

didapat dan guru dapat menggunakannya. Selain itu peserta didik dengan adanya

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

media, mereka tidak hanya mendengarkan saja tetapi aktif dan terlibat di

dalamnya.

f. Peranan Media dalam Pembelajaran

Media sangat berperan dalam pembelajaran. Melalui media seperti

gambar dan poster dapat membantu siswa untuk merangsang menemukan ide atau

gagasan dalam kegiatan.

Tujuan mengajar di kelas bukan semata-mata transformasi


pengetahuan, namun sebagai upaya pendidikan untuk menghasilkan
manusia seutuhnya. Oleh karena itu guru harus memperhatikan hasil
belajar yang langsung maupun tidak langsung. Hasil belajar yang
langsung ialah hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran
yang ditetapkan. Sedangkan hasil belajar yang tidak langsung dapat
dinyatakan dalam bentuk kemandirian, sikap sosial,daya kreatif
siswa, dan kemampuan siswa untuk bersaing secara sehat.
(Basuki:93)

Karena itu guru harus berusaha menumbuhkan peran serta aktif siswa

dalam pelajaran yang diberikan. Namun upaya mengundang peran aktif ini sering

kali terlambat oleh cara dan kemampuan guru dalam mengelola kelas dan

keadaan pribadi siswa, seperti pemalu, tidak cukup keberanian, kurang gagasan

dan takut gagal. Dalam hal ini media seperti gambar, poster, model, peta,

permainan, film, rekaman video dapat membantu mengatasi hambatan tersebut.

Media dapat digunakan untuk merangsang diskusi diantara guru dengan siswa,

dan antara siswa dengan siswa serta dapat membantu menemukan gagasan untuk

mengawali kegiatan mengarang, bercerita, dan kegiatan kerja kelompok serta

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dapat dipakai sebagai sumber kegiatan belajar mandiri untuk melengkapi dan

memperkaya pengetahuan.

Dengan menggunakan peta kota tempat tinggalnya, seorang siswa bisa bercerita

tentang sekolah, rumah, dan tempat-tempat yang menarik perhatiannya di

sepanjang jalan yang ia lewati setiap hari. Dengan bantuan peta, dengan cepat ia

menunjukan jalan menuju pasar atau yang lain.

Jadi media sangat berperan dalam pembelajaran. Melalui media dapat

merubah suasana, siswa dapat berdiskusi antara siswa dengan siswa dan siswa

dengan guru. Siswa dapat menjawab pertayaan dengan media yang digunakan

dan tentunya dekat dengan siswa.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

sebagai sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dengan kata lain,

pembelajaran merupakan proses untuk membantu peserta didik agar belajar

dengan baik

Menurut Gagne and Briggs (1979) dalam Wens Tanlain (2007:24),

pembelajaran adalah suatu rangkaian kejadian yang mempengaruhi siswa

sedemikian rupa, sehingga proses belajarnya berlangsung dengan mudah. English

and English (1959) dalam Wens Tanlain (2007:24) juga menambahkan bahwa

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam pembelajaran adalah penyajian pengetahuan secara sistematik pada orang

lain.

Jadi, pembelajaran adalah proses penyajian pengetahuan secara

sistematik oleh pendidik pada para peserta didik sedemikian rupa sehingga proses

pembelajaran berlangsung dengan mudah dan tujuannya tercapai.

Macam-macam metode pembelajaran seperti a) Metode ceramah : metode

ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah dengan kombinasi metode yang

bervariasi. Mengapa disebut demikian, sebab ceramah dilakukan dengan

ditujukan sebagai pemicu terjadinya kegiatan yang partisipatif. Selain itu,

ceramah yang dimaksud adalah ceramah yang cenderung interaktif, yaitu

melibatkan peserta melalui adanya tanggapan balik atau perbandingan dengan

pendapat dan pengalaman peserta. Media pendukung yang digunakan, seperti

bahan serahan (handouts), transparansi yang ditayangkan dengan OHP, bahan

presentasi yang ditayangkan dengan LCD, dll. b) Metode diskusi: metode ini

bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran, informasi/pengalaman

diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran(gagasan,

kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta dapat saling

beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan pikiran

inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi. Diskusi biasanya digunakan

sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penerapan berbagai metode lainnya,

seperti: penjelasan (ceramah), curah pendapat, diskusi kelompok, permainan, dan

lain-lain. c) Metode curah pendapat: metode ini adalah suatu bentuk diskusi

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan,

pengalaman, dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari

seseorang dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak

disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah pendapat, pendapat

orang lain tidak untuk ditanggapi. Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat

kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama

atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau

peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama.

D. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

1. Pengertian Lembar Kegiatan Siswa

LKS adalah media pembelajaran yang berisi materi pelajaran,

laporan-laporan yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan) atau

kegiatan yang harus dijawab dan dilakukan oleh siswa. LKS sangat baik

digunakan untuk membangkitkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran baik

dalam penerapan metode terbimbing maupun untuk latihan pengembangan. LKS

adalah Lembar Kerja Siswa. Berwujud sebuah buku, seringkali tipis saja, dan

berisi kumpulan soal-soal mata pelajaran sekolah. Ada yang untuk Sekolah Dasar,

Sekolah Lanjutan Pertama, bahkan ada pula yang diperuntukkan Sekolah

Lanjutan Atas. Judul-judul buku LKS seringkali heboh dan mengesankan bahwa

dengan menggunakan LKS akan dapat dicapai prestasi yang luar biasa. Biasanya,

LKS dibuat atau diterbitkan oleh pihak swasta dan dijual di sekolah melalui guru

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mata pelajaran, tentu saja seijin pihak sekolah. Pengertian LKS yang

dikemukakan oleh Bulu (1993:8) yaitu “ Lembar Kerja Siswa (LKS) ialah lembar

kerja siswa yang berisi informasi dan perintah/instruksi dari guru kepada siswa

untuk mengerjakan suatu kegiatan belajar dalam bentuk kerja, praktik atau dalam

bentuk penerapan hasil belajar untuk mencapai suatu tujuan”.

LKS dikatakan sebagai media belajar, karena dengan LKS siswa dapat

melaksanakan kegiatan belajar untuk mencapai suatu tujuan. Selain itu LKS juga

mendorong siswa untuk mengolah sendiri bahan yang dipelajari atau bersama

dengan temannya dalam suatu bentuk diskusi kelompok. Suatu kegiatan belajar

yang menggunakan LKS memberikan kesempatan penuh kepada siswa untuk

mengungkapkan kemampuan dan keterampilan, didorong dan dibimbing berbuat

sendiri untuk mengembangkan proses berpikirnya. Anggapan yang dimaksud ini

tentu perlu dibuktikan kebenarannya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan

dengan tujuan mendapatkan gambaran tentang ada tidaknya perbedaan

keterlibatan siswa yang diajar dengan menggunakan LKS dengan tidak

menggunakan LKS. Berdasarkan uraian diatas, maka ditentukan ruang lingkup

penelitian ini, yaitu penggunaan LKS dalam upaya peningkatan keterlibatan

belajar siswa dalam Lembar kegiatan siswa (LKS) dapat dianggap suatu media

atau alat pembelajaran, karena dipergunakan guru sebagai perantara dalam

melaksanakan kegiatan pengajaran untuk mencapai tujuan. Berikut ini contoh

format lembar LKS yang dapat diterapkan di Sekolah Dasar dapat di lihat pada

lampiran.

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada kegiatan LKS yang diteliti adalah keterlibatan siswa, bagaimana

siswa dapat terlibat dalam pembelajaran, cara menyampaikan pendapat dan

keterlibatan dalam diskusi. Untuk mengatasi agar siswa dapat terlibat aktif maka

peneliti membuat agar siswa dalam diskusi mengerjakan secara pribadi kemudian

setelah selesai diungkapkan masing-masing anggota dalam kelompok. Dari

kegiatan itu peneliti melihat bagaimana emosional anak dalam menanggapi

dengan penuh antusias, kemudian dilihat dari kognitifnya atau segi

psikomotoriknya. Misalnya dalam LKS pada kegiatan I siswa membaca suatu

peristiwa atau suatu persoalan lalu menyebutkan. Siswa disini memerankan

tingkah laku dalam ranah kognitif yaitu pengetahuan, pemahaman, analisis,

sintesis dan evaluasi. Dalam pengetahuan ini mencakup ingatan akan hal-hal yang

pernah di pelajari dan disimpan dalam ingatan berupa fakta atau metode yang

diketahui. Contohnya menyebutkan , menjodohkan dan lain-lain. Kemudian anak

dapat memahami untuk menangkap makna dan arti dalam menguraikan isi pokok

dari suatu bacaan. Pada kegiatan II peneliti mengajak siswa pada ranah afektif.

Siswa menerima apa yang terjadi (penerimaan) dan kelanjutannya rela untuk

memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan serta dapat

memberikan penilaian terhadap sesuatu untuk membawa diri sesuai dengan

penilaian itu. Misalnya memberikan saran, menyatakan pendapat. Sedangkan

pada kegiatan III peneliti mengajak siswa pada ranah psikomotorik. Siswa disini

pada tingkah laku pada tingkat kesiapan. Setelah mengetahui, memahami dan

menerima siswa mulai menempatkan dirinya akan suatu gerakan atau rangkaian

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani atau mental,

contohnya mempertunjukkan apa yang akan dilakukan, membuat bagaimana agar

bumi ini tidak panas (mengurangi rumah kaca, penggunaan sepeda motor dsb).

2. Manfaat penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar

Menilik manfaatnya, LKS bisa digunakan sebagai sarana memacu

siswa untuk lebih memahami pelajaran di sekolah. Guru-guru pun sering

menggunakan soal-soal dalam LKS sebagai PR -pekerjaan rumah- untuk siswa.

Ada anggapan bahwa semakin banyak berlatih mengerjakan soal yang bervariasi

akan membantu siswa meningkatkan prestasi belajarnya. Sebagian besar dapat

dikatakan benar. Penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar dapat

memberikan peluang yang besar kepada siswa untuk memperoleh prestasi juga

keterlibatan belajar yang lebih baik. Selain itu dapat memberikan kesempatan

penuh kepada siswa untuk mengungkapkan kemampuan dan keterampilan untuk

berbuat sendiri dalam mengembangkan proses berpikirnya.

Manfaat penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar (Boediman

Hardjomarsono 1998: 28) adalah sebagai berikut

1. Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.

2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami tugas pembelajaran yang

disajikan.

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Menyediakan kegiatan pembelajaran dengan percobaan yang dikerjakan

sendiri oleh siswa.

4. Mengatasi kesulitan bahan sajian yang tidak tersedia dalam buku pelajaran.

5. Membantu siswa dalam mengembangkan konsep

6. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui

kegiatan belajar

7. Melatih siswa dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan proses.

Manfaat menggunakan LKS ternyata sangat membantu siswa dalam

proses belajar, karena dalam proses kegiatan pembelajaran siswa sungguh dapat

terlibat dalam belajar. Di samping itu juga siswa dapat mengungkapkan

kemampuan dan keterampilan, menuangkan ide-ide dengan bebas untuk

melakukannya sendiri dalam mengembangkan proses berpikirnya.

3. Fungsi penggunaan LKS dalam pembelajaran

Dalam pembelajaran ada beberapa fungsi penggunaan LKS yaitu dari segi

siswa dan dari segi guru.

1. Dari segi siswa

Fungsi LKS adalah sebagai sarana belajar baik di kelas, di ruang praktik

maupun diluar kelas sehingga siswa berpeluang besar untuk mengembangkan

kemampuan, menerapkan pengetahuan, melatih keterampilan, memproses

sendiri untuk mendapatkan perolehannya.

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Dari segi guru.

Melalui LKS, guru dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sudah

menerapkan metode “membelajarkan siswa” dengan kadar SAL (student

active learning) yang tinggi. Yang diberikan guru bukan dalam bentuk

jawaban atas pertanyaan siswa, tetapi berupa panduan bagi siswa untuk

memecahkan masalah.

E. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal 4 (empat) aspek

keterampilan bahasa yang perlu dikuasai oleh siswa yaitu mendengar, membaca,

berbicara dan menulis. Dua aspek yang pertama menentukan kemampuan

seseorang untuk memahami sebuah pesan berwujud teks / audiovisual, sementara

kedua aspek lainnya menentukan kemampuan seseorang memproduksi pesan

tersebut.

1. Keterampilan Mendengarkan/menyimak

Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa diantara

empat keterampilan bahasa lain seperti menulis, membaca dan berbicara.

Menyimak mempunyai pengertian suatu kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,

mengidentifikasi, menafsirkan menilai dan mereaksi terhadap makna wacana

lisan bila mengikuti suatu kegiatan akan dengan sengaja dan dengan penuh

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perhatian akan memahami kegiatan-kegiatan yang dilaksanakannya. Menyimak

merupakan suatu keterampilan berbahasa yang melibatkan aspek kognitif.

Informasi yang di terima penyimak tidak begitu saja dapat dipahami dan

ditindaklanjuti dengan cepat. Penyimak harus mengerahkan daya kognitifnya

untuk dapat menerima, mencerna, menganalisis dan memberikan respon atas hal-

hal yang disimaknya. Menyimak menjadi salah satu fokus pembelajaran dalam

kurikulum 2004. Hal ini terlihat dari standar kompetensi kajian bahasa Indonesia

untuk keterampilan menyimak.

Sebagai suatu keterampilan berbahasa, keterampilan menyimak

memberikan kontribusi yang tidak kecil untuk meningkatkan keterampilan

berbahasa lainnya. Khususnya keterampilan berbicara dan menulis . Melalui

keterampilan yang bersifat reseptif akan terserap sebanyak-banyaknya informasi

yang dibutuhkan oleh keterampilan berbicara dan menulis. Produktivitas kedua

keterampilan tersebut berhubungan erat dengan kemampuan menyerap atau

menyimak sebanyak- banyaknya informasi yang diperlukan. Mampu menyimak

dengan efektif, berarti akan banyak pengetahuan yang didapat demikian

sebaliknya, kurang mampu menyimak, berarti sedikit kemungkinan mempunyai

pengetahuan atau ilmu yang diperlukan oleh keterampilan lainnya. Banyak orang

mendefinisikan jika menyimak hampir sama artinya dengan mendengar. Namun

pada kenyataannya kegiatan tersebut, sangatlah jauh berbeda. Menurut pendapat

Tarigan (1994:27), “ Pada kegiatan mendengar mungkin si pendengar tidak

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memahami apa yang didengar”. Pada kegiatan mendengarkan sudah ada unsur

kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi

tujuan. Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai

usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan

menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan

unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat

dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.

2. Keterampilan Membaca

Membaca merupakan suatu proses pembangun pemahaman dan teks

yang tertulis (Smith,1988:14) membaca merupakan suatu keterampilan yang

kompleks yang melibatkan serangkaian keterangan yang lebih kecil lainnya.

Dengan kata lain proses membaca adalah proses ganda, meliputi proses

penglihatan dan proses tanggapan. Sebagai proses penglihatan membaca

bergantung pada kemampuan melihat simbol-simbol. Proses membaca juga

meliputi identifikasi simbol-simbol bunyi dam mengumpulkan makna melalui

simbol-simbol tersebut. Membaca sebagai suatu proses yang melibatkan

penglihatan dan tanggapan untuk memahami bahan bacaan yang bertujuan untuk

memperoleh informasi dari teks yang tertulis. Membaca sendiri adalah satu dari

empat kemampuan pokok dan merupakan satu bagian atau komponen dari

komunikasi tulisan. Menurut Smith (1988:24) keterampilan berbicara dan

menulis termasuk aspek produktif sedangkan keterampilan mendengarkan dan

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

membaca termasuk aspek reseptif dari bahasa. Keterampilan dasar membaca

bahasa Indonesia adalah kemampuan-kemampuan pokok dalam memahami

bahan-bahan bacaan tertulis atau bahasa cetak.

Dalam kegiatan membaca terjadi proses pengolahan informasi

masukan yang terdiri atas informasi visual dan informasi nonvisual. Informasi

visual merupakan informasi yang dapat diperoleh melalui indra penglihatan,

sedangkan informasi nonvisual merupakan informasi yang sudah ada dalam

benak si pembaca. Karena pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda dan

mempergunakan pengalaman itu untuk menafsirkan informasi visual yang ada

dalam teks, makna teks akan berubah-ubah sesuai dengan pengalaman

penafsirannya. Membaca sebuah teks perIu memiliki berbagai macam

keterampilan. Keterampilan-keterampilan yang dimaksudkan adalah (a)

keterampilan mengenal huruf dan tanda baca, (b) keterampilan menghubungkan

huruf dan tanda baca dengan unsur-unsur linguistik, dan (c) keterampilan

menghubungkan antara huruf dan tanda baca dengan unsur-unsur linguistik dan

maknanya.

3. Keterampilan Berbicara

Berbicara mempunyai pengertian bercakap-cakap dengan orang lain.

Keterampilan berbicara menunjang keterampilan bahasa lainnya. Berbicara dan

menyimak merupakan kegiatan berbahasa lisan, dua-duanya berkaitan dengan

bunyi bahasa. Dalam berbicara seseorang menyampaikan informasi melalui suara

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

atau bunyi bahasa, sedangkan menyimak seseorang mendapat informasi melalui

ucapan atau suara. Berbicara dan menyimak merupakan dua kegiatan yang tak

dapat dipisahkan. Kegiatan berbicara selalu disertai dengan kegiatan menyimak,

demikian pula kegiatan menyimak akan didahului kegiatan berbicara. Kedua-

duanya sama-sama penting dalam komunikasi. Daerah cakupan berbicara

meliputi kegiatan komunikasi lisan sebagai contoh ceramah, berdebat, bercakap-

cakap, bertelepon, bercerita, berpidato, bertukar pikiran, bertanya, bermain peran,

wawancara, berdiskusi dan lain-lain. Berbicara merupakan keterampilan dalam

menyampaikan pesan melalui bahasa lisan kepada orang lain. Penggunaan bahasa

secara lisan dapat pula dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang

mempengaruhi berbicara langsung adalah penghafalan, intonasi, pilihan kata,

struktur kata dan kalimat, isi pembicaraan awal dan akhir pembicaraan.

Berbicara adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa. Aspek-

aspek keterampilan berbahasa lainnya adalah menyimak, membaca dan menulis.

Keempat aspek tersebut berkaitan erat antara berbicara dengan menyimak,

berbicara dengan membaca dan berbicara dengan menulis.

a) Hubungan berbicara dengan menyimak

Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda, namun berkaitan

erat dan tak terpisahkan. Kegiatan menyimak didahului oleh kegiatan

berbicara. Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi dan berpadu

menjadi komunikasi lisan seperti bercakap-cakap, berdiskusi, bertelepon,

tanya jawab dan sebagainya. Kegiatan berbicara dan menyimak saling

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

melengkapi, tidak ada gunanya orang berbicara bila tidak ada orang yang

menyimak. Tidak mungkin orang menyimak bila tidak ada orang berbicara.

Melalui kegiatan menyimak siswa mengenal ucapan kata, struktur kata dan

struktur kalimat.

b) Hubungan berbicara dengan membaca

Berbicara dan membaca berbeda dalam sifat sarana dan fungsi. Berbicara

bersifat produktif, ekspresif melalui sarana bahasa lisan yang berfungsi sebagi

penyebar informasi. Membaca bersifat reseptif melalui sarana bahasa tulis dan

berfungsi sebagai penerima informasi. Bahan pembicaraan sebagian besar

didapat melalui kegiatan membaca. Semakin sering orang membaca semakin

banyak informasi yang diperolehnya.

c) Hubungan berbicara dengan menulis

Kegiatan berbicara maupun kegiatan menulis bersifat produktif – ekspresif.

Kedua kegiatan berfungsi sebagai penyampai informasi. Melalui kegiatan

berbicara disalurkan melalui bahasa lisan, sedangkan penyampaian informasi

dan kegiatan menulis disalurkan melalui bahasa tulis. Informasi digunakan

dalam berbicara dan menulis diperoleh melalui kegiatan menyimak ataupun

membaca.

4. Keterampilan Menulis

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa.

Keterampilan ini berkaitan dengan keterampilan lain, yakni membaca. Dalam

kurikulum, keterampilan ini bisa diwujudkan dalam bentuk materi menulis.

Sebagaimana materi lainnya, materi ini pun seharusnya disajikan secara bertahap.

Karena menulis merupakan keterampilan lanjutan yang cukup kompleks, materi

yang diajarkan sebelumnya harus benar-benar dipahami dahulu oleh siswa.

Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa diakui oleh umum.

Menulis merupakan keterampilan yang mensyaratkan penguasaan bahasa yang

baik. Dalam belajar bahasa, menulis merupakan kemahiran tingkat lanjut. Semi

(1995:5) berpendapat bahwa pengajaran menulis merupakan dasar untuk

keterampilan menulis. Penulis sendiri berpandangan bahwa untuk menulis, siswa

harus menguasai kaidah tata tulis, yakni ejaan, dan kaidah tata bahasa. Di

samping itu, penguasaan kosakata yang banyak diperlukan pula.

Menulis sebagaimana berbicara, merupakan keterampilan yang


produktif dan ekspresif. Perbedaannya, menulis merupakan
komunikasi tidak bertatap muka (tidak langsung), sedangkan
berbicara merupakan komunikasi tatap muka (langsung)
(Tarigan,1994:2). Menurut Azies dan Alwasilah (1996:128),
keterampilan menulis berhubungan erat dengan membaca. Hal ini
diakui pula oleh Semi (1995:5). Semakin banyak siswa membaca,
cenderung semakin lancar dia menulis. Dalam kaitan dengan
menulis,siswa harus memiliki kemampuan dalam menggunakan
ejaan, sebagai kaidah tata tulis. Ejaan yang sifatnya sangat teknis
tidak perlu secara khusus diajarkan, mereka cukup mempelajarinya di
rumah dengan dibekali buku pedoman. Sekali-sekali bisa juga siswa
dilatih menggunakan ejaan.

Pengajaran keterampilan menulis secara intensif baru diberikan di

kelas 3 dan 4 dalam bentuk materi paragraf dan karangan. Di kelas 3, siswa

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memperoleh matari paragraf, karangan bebas dengan tata tulisnya (ejaan). Secara

garis besar materi paragraf terdiri atas

(a) pengenalan paragraf secara umum;

(b) pengenalan paragraf deduktif;

(c) pengenalan paragraf induktif;

(d) pengenalan paragraf deduktif-induktif;

(e) pengenalan karangan bebas dengan jumlah paragraf terbatas.

Materi paragraf secara bertahap disajikan melalui pengenalan dan

pemahaman unsur yang membangun paragraf sampai pembuatan paragraf.

Rinciannya sebagai berikut:

(a) gagasan utama (topik) dan kalimat utama;

(b) gagasan penjelas dan kalimat penjelas;

(c) alat kohesi paragraf, yang meliputi kata ganti, kata kunci, kata hubung

(d) koherensi paragraf (keterkaitan dan kesinambungan gagasan);

(e) paragraf utuh.

Pembelajar berlatih menyusun paragraf secara bertahap dengan

urutan sebagai berikut:

(a) berlatih mengembangkan gagasan utama menjadi kalimat topik;

(b) berlatih mengembangkan gagasan penjelas menjadi kalimat penjelas;

(c) berlatih melengkapi paragraf dengan kalimat topik;

(d) berlatih menyusun paragraf dari kalimat yang tersedia;

(e) berlatih mengembangkan kalimat topik menjadi paragraf;

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(f) berlatih menulis paragraf secara utuh;

(g) berlatih menyusun karangan dari paragaraf yang ada;

(h) berlatih menyusun karangan secara utuh;

Dalam pengajaran materi menulis ini masih sering ditemukan kendala.

Kendala yang dimaksud adalah masih sering ditemukannya kesalahan menulis

kata, kesalahan menyusun kalimat, dan kesalahan penggunaan ejaan. Dengan cara

memeriksa hasil tulisan mereka dan menunjukkan kesalahan tersebut, kesalahan

ini sedikit-sedikit bisa dikurangi. Pengajar sering harus menjelaskan kembali

materi yang sudah diajarkan sebelumnya akibat terjadinya kesalahan dalam

proses kreatif ini.

F. Hubungan antara Media LKS dengan Keterlibatan Siswa

Media Lembar kegiatan siswa (LKS) adalah media pembelajaran yang

berisi materi pembelajaran, laporan-laporan yang berisi informasi maupun soal-

soal pertanyaan atau kegiatan yang harus dijawab dan yang dilakukan oleh siswa.

Media LKS dikatakan sebagai media belajar karena dengan media ini siswa dapat

melaksanakan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan. Melalui media LKS siswa

mempunyai tanggung jawab moral untuk menyelesaikan sesuatu tugas dan

terlebih lagi apabila guru memberikan perhatian penuh terhadap hasil pekerjaan

siswa dalam media LKS tersebut maka pembelajaran akan mengembangkan

kemandirian siswa.

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dengan demikian siswa akan akan aktif terlibat secara langsung baik

fisik maupun mental. Misalnya dengan berani untuk tampil di depan kelas dan

mengerjakan tugas-tugas yang disampaikan guru, berani bertanya, menjawab

pertanyaan dan dapat mengatasi atau menyelesaikan masalah. Dari penjelasan

diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa siswa akan lebih tertarik dalam

meluangkan gagasan mereka melalui media LKS daripada tanpa menggunakan

media LKS. Dengan media LKS siswa secara langsung terlibat untuk mengisi

jawaban-jawaban yang ada pada media LKS.

G. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah media LKS yang

digunakan dengan baik dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam

pembelajaran bahasa Indonesia.

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian : SD Kanisius Kalasan Yogyakarta

2. Subjek Penelitian : Siswa kelas V

3. Objek Penelitian : Keterlibatan siswa melalui media LKS dalam

pembelajaran bahasa Indonesia

4. Waktu Penelitian : Bulan Januari Tahun pelajaran 2009 /2010

B. Rencana Tindakan

1. Persiapan

2. Permintaan izin kepada kepala sekolah SD Kanisius KalasanYogyakarta

untuk:

a) Melaksanakan kegiatan penelitian di SD tersebut.

b) Melakukan pengamatan atau observasi pada siswa kelas V untuk memperoleh

gambaran sepintas mengenai siswa.

c) Melakukan wawancara pada guru kelas V untuk mengetahui gambaran

sepintas mengenai keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

d) Mengidentifikasi masalah yang meliputi

1 Analisis masalah

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2 Perumusan masalah

3 Perumusan hipotesis

4 Penyusunan rencana penelitian dalam siklus-siklus

5 Penyusunan silabus, RPP, LKS, dan instrumen penelitian

3. Rencana Tindakan

a. Siklus I

Siklus I akan dilakukan selama dua kali pertemuan dan masing-masing

pertemuan 2 JP @ 35 menit.

Siklus I pertemuan I proses kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia melalui

media LKS akan dilaksanakan dalam lingkungan kelas. Pada siklus pertama

pertemuan pertama akan digunakan LKS dengan kelompok besar.

Langkah-langkah kegiatan pembelajarannya:

1) Siswa membuat kelompok, terdiri dari 6 kelompok @5 orang.

2) Siswa menerima lembar kegiatan dan mendengarkan penjelasan guru cara

mengerjakan LKS.

3) Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok

4) Siswa melaporkan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Refleksi:

a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi

kesulitan, hambatan dan kejadian-kejadian khusus.

b. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan

pada siklus berikutnya.

c. Menganalisis keterlibatan siswa dalam menggunakan media LKS.

d. Merancang proses pembelajaran untuk selanjutnya.

Siklus I pertemuan II pembelajaran bahasa Indonesia dengan media LKS akan

dilaksanakan dalam lingkungan kelas dikerjakan siswa dalam kelompok kecil.

Langkah-langkah kegiatan pembelajarannya:

1) Siswa membuat kelompok, terdiri dari 3 orang.

2) Siswa menerima lembar kegiatan dan mendengarkan penjelasan guru cara

mengerjakan LKS.

3) Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok.

4) Siswa melaporkan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

5) Siswa mengajukan pertanyaan atau atau memberi usul serta saran.

Refleksi:

a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi

kesulitan, hambatan dan kejadian-kejadian khusus.

b. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan

pada siklus berikutnya.

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Menganalisis keterlibatan siswa dalam menggunakan LKS.

b. Siklus II

Siklus II pembelajaran bahasa Indonesia melalui media LKS akan

dilaksanakan di luar lingkungan kelas (halaman sekolah). Pada siklus II

pertemuan pertama menggunakan LKS dikerjakan kelompok besar.

Langkah-langkah kegiatan pembelajarannya:

1) Siswa mengadakan pengamatan di luar kelas atau di lingkungan sekolah.

2) Siswa menerima lembar kegiatan dan mendengarkan penjelasan guru cara

mengerjakan LKS

3) Siswa mengerjakan lembar kegiatan.

4) Siswa menceritakan hasil pengamatannya di depan kelas.

Refleksi:

a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi

kesulitan, hambatan dan kejadian-kejadian khusus.

b. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan

pada siklus berikutnya.

c. Menganalisis keterlibatan siswa dalam menggunakan LKS.

Siklus II pertemuan II pembelajaran bahasa Indonesia melalui media LKS

dilaksanakan di luar lingkungan kelas (halaman sekolah). Kegiatan pada

pertemuan II ini siswa akan menggunakan LKS yang dikerjakan dalam

kelompok kecil.

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Langkah-langkah kegiatan pembelajarannya:

1) Siswa keluar kelas untuk mengadakan pengamatan di halaman sekolah.

2) Siswa mengamati salah satu bunga untuk dijadikan objek pengamatan.

3) Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan secara lisan yang diajukan guru

mengenai tanaman tersebut.

4) Siswa membuat sebuah karangan bebas sesuai tanaman yang mereka

amati.

Refleksi:

a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi

kesulitan, hambatan dan kejadian-kejadian khusus.

b. Menganalisis keterlibatan siswa dalam menggunakan LKS.

c. Menarik kesimpulan tentang keterlibatan siswa dalam menggunakan LKS

dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

C Data dan Pengumpulan Data

a. Data

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bukti untuk

menyusun suatu informasi (Arikunto,1998:114). Menurut cara perolehannya data

dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data skunder. Data primer

yaitu data yang diperoleh dari sumber aslinya. Data skunder adalah data yang

diperoleh melalui perantara seperti melalui buku raport, papan statistik dan lain-

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lain. Berdasarkan hasil pengertian tersebut, maka data dalam penelitian ini berupa

data primer yaitu berupa hasil observasi langsung terhadap keterlibatan siswa.

Misalnya dalam mengajukan pertayaan kepada guru maupun temannya,

menjawab pertanyaan, mencatat dalam pembelajaran, mengajukan usul dan saran.

Mengerjakan tugas secara tuntas, membuat kesimpulan, menyajikan hasil atau

presentasi, mengajukan kritik dan ikut serta dalam diskusi kelompok.

b. Pengumpulan data

Untuk memperoleh data tersebut diperlukan teknik pengumpulan data yang

tepat. Dalam penelitian ini menggunakan data non tes.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Menyediakan lembar kerja siswa ( LKS )

2) Memberikan LKS keseluruh kelompok

3) Mengamati keterlibatan siswa dalam mengerjakan tugas

4) Mengidentifikasi kerterlibatan siswa dalam melakukan tugas berdasarkan

hasil observasi

c Instrumen penelitian

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang dipergunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya mudah dan hasilnya baik, dalam arti lebih

cermat, lengkap, sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,1998:151)

Menurut bentuknya instrumen dibedakan menjadi dua yaitu tes dan non tes.

Bentuk tes dapat berupa tes subyektif dan tes objektif. Sedang bentuk non tes

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dapat berupa skala bertingkat, wawancara, angket, observasi kuesioner dan lain-

lain (Arikunto 1987:52) Berdasarkan judul penelitian, jenis penelitian yang

peneliti lakukan merupakan penelitian deskriptif kualitatif untuk itu bentuk

instrumen dalam penelitian ini digunakan bentuk non tes.

Dalam penelitian ini ada satu data yang berkaitan dengan keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran dalam menggunakan pendekatan kontekstual dengan

memanfaatkan LKS dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Data yang berkaitan dengan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran bahasa

Indonesia dapat diukur dengan menggunakan lembar pengamatan model terbuka.

Tabel 1

Pengamatan Keterlibatan Siswa Model Terbuka

Variabel Indikator Data Pengumpulan Instrumen

Terikat

Keterlibatan a.Bertanya Jumlah yang terlibat Pengamatan Lembar

b. Menjawab pertayaan pengamatan

c. Mencatat pelajaran

d. Mengajukan usul atau saran.

e. Mengerjakan tugas secara tuntas

f. Membuat kesimpulan

g. .Menyajikan hasil (presentasi)

h. Mengajukan kritik

ii Ikut serta dalam diskusi kelompok

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen yang digunakan peneliti untuk mengukur keterlibatan siswa dalam

pembelajaran adalah dengan menggunakan pengamatan observasi. Pengamatan

observasi ini ada beberapa aspek yang perlu diamati.

Aspek yang akan diamati adalah:

1. Mengajukan pertanyaan kepada guru maupun teman.

2. Menjawab pertanyaan yang diajukan guru maupun dari teman.

3. Mencatat materi pembelajaran

4. Mengajukan usul atau saran.

5. Mengerjakan tugas secara tuntas

6. Membuat kesimpulan

7. Menyajikan hasil (presentasi)

8. Mengajukan kritik

9. Ikut serta dalam diskusi kelompok

Lembar pengamatan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran

No Nama siswa Jenis Keterlibatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Fajar

2 Tuti

3 Intan

4 Beni

5 Putra

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Nama siswa Jenis keterlibatan

6 Susana

7 Ana

Dst

D. Analisis data

Setelah data yang dikehendaki terkumpul maka kegiatan analisis data

meliputi data keterlibatan siswa. Data ini dianalisis dengan menggunakan tabel

perbandingan data dari kondisi awal siklus I dan siklus ke II.

Kondisi awal keterlibatan belajar siswa dan kondisi akhir diharapkan adalah

sebagai berikut.

Tabel 2

Target Keterlibatan Siswa yang akan dicapai

No Variabel Indikator Kondisi Awal Kondisi pada

terikat (%) akhir siklus(%)

I II

Keterlibatan a. Bertanya 30 50 70

b. Menjawab pertanyaan 50 65 75

c.Mencatat materi pelajaran 60 70 75

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Mengajukan usul atau saran 10 30 65

No Variabel Indikator Kondisi Awal Kondisi pada

terikat (%) akhir siklus(%)

I II

e. Mengerjakan tugas secara 50 70 75

tuntas

f. Membuat kesimpulan 30 50 65

g. Menyajikan hasil 40 50 65

h. Mengajukan kritik 30 50 65

i. Ikut serta dalam diskusi 30 60 70

kelompok

Peningkatan keterlibatan

Pada setiap jenis keterlibatan dihitung jumlah siswa yang terlibat ( % ) dengan

rumus

N (%) = n x 100%
N

n = Jumlah siswa yang terlibat.

N = Jumlah seluruh siswa.

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan dua hal yaitu hasil penelitian siklus pertama dan kedua

serta pembahasan. Dalam pelaksanaan penelitian dilakukan sebanyak dua siklus dan

masing-masing siklus dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pelaksanaan

penelitian itu diuraikan sebagai berikut.

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus Pertama

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan I

dilaksanakan pada hari/tanggal, Rabu 20 Januari 2010 dan pertemuan kedua

dilaksanakan pada hari/tanggal, Kamis 21 Januari 2010 dengan jumlah siswa yang

hadir 30 siswa. Kegiatan Perecanaan pelaksanaan penelitian dilaksanakan sebagai

berikut:

a) Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran (menyiapkan

silabus, RPP, dan LKS) dan perangkat penelitian (lembar pengamatan terhadap

siswa). Pada pertemuan pertama proses pembelajaran bahasa Indonesia melalui media

LKS akan dilaksanakan dalam ruang kelas. Pada siklus I pertemuan I akan dikerjakan

secara berkelompok besar (masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang).

Penekanan pembelajaran bahasa Indonesia pada keterlibatan dalam mengerjakan

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tugas. Dengan materi pokok yang akan dibahas adalah menanggapi suatu persoalan

atau masalah. Siswa disodorkan suatu masalah dan diminta untuk menanggapi

masalah tersebut.

b) Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran untuk Dua Pertemuan

Kegiatan dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran yang berlangsung

selama dua kali pertemuan. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam ruang kelas.

Pada pertemuan pertama diawali dengan penyampaikan apersepsi, materi yang akan

dibahas serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa. Kemudian peneliti

membagi siswa dalam 6 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 5

siswa. Setelah selesai membagi kelompok peneliti membagi Lembar Kegiatan Siswa

(LKS) dan menjelaskan langkah-langkah atau cara mengerjakannya. Siswa diminta

untuk menanggapi persoalan atau masalah-masalah yang ada dalam bacaan pada

lembar kegiatan siswa. Selama siswa mengerjakan LKS peneliti memberikan

bimbingan sepenuhnya kepada masing-masing kelompok yang mengalami kesulitan

dalam mengerjakan LKS. Peneliti juga mengarahkan siswa untuk berani bertanya

jawab, berani memberikan pendapat, mengajukan usul atau saran dalam diskusi

kelompok. Setelah siswa mengerjakan LKS, secara sukarela mempersilahkan

kelompok untuk melaporkan hasil kerja kelompok didepan kelas dengan pembagian

tugas masing-masing anggota kelompok yakni salah satu siswa menyampaikan kata

pembuka atau pengantar, ada yang menyampaikan isi, menjawab pertanyaan dan

menyampaikan kata penutup. Hal ini dimaksud agar peneliti mengetahui kelompok

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mana yang berani dalam melaporkan hasil kerja kelompoknya. Dari 6 kelompok, 4

kelompok yang bersedia melaporkan hasil diskusi kelompoknya. Setelah kelompok

melaporkan hasil kerja kelompoknya kelompoknya peneliti memberikan kesempatan

kepada kelompok lain untuk bertanya dan menanggapi hasil kerja kelompok pelapor.

Kegiatan pembelajaran diakhiri peneliti dengan membuat kesimpulan dan refleksi

bersama siswa.

Pada pertemuan kedua, diawali dengan apersepsi dan menyampaikan materi

apa yang akan dibahas serta tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. Pada

pertemuan kedua ini siswa membuat 10 kelompok yang masing-masing kelompok

terdiri dari 3 siswa. Peneliti membagi LKS dan menjelaskan cara mengerjakannya

serta mengajak siswa untuk mengerjakan LKS. Setelah siswa bergabung dalam

kelompoknya siswa diarahkan untuk menanggapi persoalan atau masalah melalui

bacaan pada LKS “ Ketika Bumiku Memanas”. Agar siswa semakin memahami

masalah atau persoalan tersebut, siswa diberi kesempatan membaca berulang-ulang.

Selama mengerjakan LKS, peneliti memberikan bimbingan kepada masing-masing

kelompok yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS. Peneliti juga

mengarahkan siswa untuk berani bertanya jawab, berani memberikan pendapat dan

usul atau saran dalam diskusi kelompok. Pada saat melakukan diskusi kelompok

peneliti melakukan pengamatan kepada masing-masing siswa dalam kelompok.

Setelah siswa mengerjakan LKS, peneliti mengajak masing-masing kelompok

untuk melaporkan hasil kerja kelompok di depan kelas dengan pembagian tugas

kepada masing-masing anggota kelompok yakni salah satu siswa menyampaikan kata

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembuka atau pengantar, salah satu siswa menyampaikan isi dan salah satu siswa

menyampaikan kata penutup. Setelah kelompok melaporkan hasil kerja

kelompoknya peneliti memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya

atau menanggapi hasil kerja kelompok pelapor. Kegiatan pembelajaran diakhiri

peneliti dengan membuat kesimpulan dan refleksi bersama siswa.

c) Pengamatan

Pada tahap ini, peneliti mengamati bagaimana siswa melakukan tanya jawab,

menjawab pertanyaan ,bagaimana ikut berpartisipasi dalam kelompok dan bagaimana

siswa menanggapi persoalan atau masalah dan bagaimana siswa dalam memberikan

usul dan saran. Untuk membantu peneliti dalam mengamati aspek bertanya jawab

terhadap siswa, partisipasi siswa dalam kelompok serta kerjasama siswa dalam

kelompok peneliti meminta bantuan ketua kelas untuk mencatat nama-nama yang

bertanya. Pada siklus pertama ini peneliti memdampingi siswa secara penuh dan

melakukan pengamatan kepada masing-masing kelompok dalam mengerjakan tugas

pada lembaran LKS.

a. Data yang diperoleh

Data yang diamati oleh peneliti dalam pembelajaran ini adalah peneliti

mengamati keterlibatan dan aktivitas siswa ketika mengikuti pembelajaran

berlangsung. Adapun aspek-aspek yang diamati adalah pertama kemampuan

bertanya. Pada aspek kemampuan bertanya ini, yang diamati peneliti adalah

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan kepada orang lain dan kemampuan

untuk menjawab pertanyaan orang lain. Kedua mengajukan usul atau saran. Pada

aspek ini, peneliti mengamati keaktifan siswa dalam menanggapi persoalan yang

telah diajukan dan memberikan cara bagaimana agar persoalan dapat teratasi dengan

baik dengan memberikan usul dan saran. Di samping itu, apakah siswa dapat

mengerjakan tugas secara tuntas dan dapat membuat kesimpulan. Ketiga, ikut serta

dalam diskusi kelompok atau partisipasi dalam kelompok. Pada aspek ini, peneliti

mengamati keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan kelompok dan partisipasi siswa

dalam kelompok. Pada aspek ini, diamati juga kemampuan siswa untuk saling

membantu dalam menyajikan hasil/presentasi dan mengajukan kritik.

Melalui kegiatan observasi langsung terhadap keterlibatan/keaktifan siswa

dalam pembelajaran maupun dalam mengajukan usul dan saran maka diperoleh data

sebagai berikut;

Tabel 3

Keterlibatan Siswa pada Siklus I

No Keterlibatan anak Jumlah yang terlibat %

1 Bertanya 18 60%

2 Menjawab pertanyaan 20 66%

3 Mencatat pembelajaran 23 76%

4 Mengajukan usul atau saran 10 33%

5 Mengerjakan tugas secara tuntas 22 73%

6 Membuat kesimpulan 16 53%

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Keterlibatan Siswa Jumlah yang terlibat %

7 Menyajikan hasil/presentasi 17 56%

8 Mengajukan kritik 16 53%

9 Ikut serta dalam diskusi kelompok 21 70%

b. Analisis Data

Dari tabel tersebut di atas, maka diperoleh data sebagai berikut:

Pada setiap jenis keterlibatan dihitung jumlah siswa yang terlibat (%) dengan N (%) =

n x 100%

n= Jumlah yang terlibat

N= Jumlah seluruh siswa

d) Refleksi

Setelah peneliti melakukan proses pembelajaran secara langsung dan

pengamatan terhadap kemampuan bertanya siswa, menjawab pertanyaan, mencatat

pembelajaran, mengajukan usul atau saran, mengerjakan tugas secara tuntas,

membuat kesimpulan, mengajukan hasil/presentasi, mengajukan kritik dan ikut serta

dalam diskusi kelompok maka hasil refleksinya dapat diperoleh sebagai berikut;

1. Pada pertemuan pertama, peneliti mengajukan suatu persoalan/masalah yang

dapat ditanggapi oleh siswa. Namun banyak siswa yang kurang begitu berani

menanggapi persoalan/masalah tersebut. Mereka masih merasa malu untuk

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengungkapkan karena takut apa yang diungkapkan itu salah dan ditertawakan

oleh temannya. Apalagi dalam memberikan usul dan saran serta kritik, mereka

belum terbiasa seperti itu.

2. Dari perolehan data pada pertama, maka peneliti perlu melakukan usaha untuk

meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Maka melalui media LKS

peneliti memberikan bimbingan dan memotivasi siswa untuk berani bertanya dan

menjawab pertanyaan, berani mengajukan kritik, usul dan saran tanpa merasa

malu dan takut salah.

3. Berdasarkan hasil refleksi, peneliti berusaha agar lebih memberikan motivasi

pada siswa, supaya siswa tidak malu bertanya dan lebih berani untuk memberikan

usul/saran kepada kelompok lain.

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus Kedua

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal

27 Januari 2010 dengan jumlah siswa 30 siswa. Dalam kegiatan pembelajaran pada

siklus II peneliti tetap mengamati siswa dalam keterlibatan dalam diskusi.

a. Perencanaan Kegiatan

Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran (menyiapkan

silabus, RPP, dan LKS) dan perangkat penelitian (lembar pengamatan terhadap

siswa). Pada pertemuan pertama proses kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia

melalui media LKS dilaksanakan di luar lingkungan kelas (halaman sekolah). Pada

siklus kedua pertemuan pertama dikerjakan secara berkelompok (kelompok besar 5

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

orang). Materi pokok yang akan dibahas adalah membuat laporan pengamatan. Siswa

melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekolah dan siswa disuruh mencatat hal-

hal pokok dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disediakan dalam LKS.

b. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran untuk Dua Pertemuan

Kegiatan dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran yang berlangsung

selama dua kali pertemuan dimana kegiatan pembelajaran dilaksanakan diluar ruang

kelas (halaman sekolah). Dalam kegiatan ini siswa membentuk kelompok-kelompok.

Pada pertemuan pertama, diawali dengan penyampaian apersepsi (dengan

bertanya tempat-tempat umum apa saja yang pernah dikunjungi anak. Apa saja yang

diberitahukan atau dilaporkan kepada orang tua atau guru mengenai kunjungan

tersebut) dan materi yang akan dibahas serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai

siswa. Pada kegiatan pembelajaran ini siswa secara berkelompok melakukan

pengamatan terhadap lingkungan SD Kanisius Kalasan. Peneliti membagi siswa

dalam 6 kelompok besar yang masing-masing kelompok beranggotakan lima siswa.

Setelah membagi kelompok peneliti membagi Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan

menjelaskan langkah-langkah atau cara mengerjakannya. Selama siswa melakukan

pengamatan dan mengerjakan LKS peneliti memberikan bimbingan hanya kepada

siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS. Peneliti juga mengarahkan

siswa untuk berani bertanya jawab dengan guru-guru, orang tua dan para pedagang

yang berada di sekitar lingkungan sekolah. Siswa juga diarahkan untuk berani

memberikan usul, pendapat dan saran dalam diskusi kelompok. Setelah siswa

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

melakukan pengamatan masing-masing kelompok disuruh untuk membuat sebuah

laporan tertulis. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan membuat kesimpulan

bersama siswa dan refleksi terhadap proses pembelajaran.

Pada pertemuan kedua diawali dengan penyampaian apersepsi, penyampaian

materi yang dibahas serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam

pembelajaran. Kemudian peneliti mempersilahkan siswa bergabung dalam

kelompoknya dan membagi tugas untuk setiap anggota kelompok. Tugas yang

diberikan kepada masing-masing anggota kelompok adalah mencatat hasil

pengamatan tentang tanaman bunga dalam lingkungan sekolah dan kemudian

membuat suatu karangan tentang bunga itu. Setelah pembentukan kelompok peneliti

membagi LKS dan menjelaskan cara mengerjakan LKS. Kemudian siswa keluar

ruangan kelas dan mengamati yang ada dalam lingkungan sekolah. Saat siswa

melakukan pengamatan, peneliti mendampingi siswa dan melakukan pengamatan

keterlibatan siswa dalam kelompok. Setelah siswa selesai pengamatan masing-masing

kelompok yang berjumlah tiga orang untuk menceritakan apa yang mereka buat

dalam karangan. Hal ini dimaksud agar siswa semakin berani

melaporkan/mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Dari 10 kelompok ada 9

kelompok bersedia melaporkan hasil diskusi kelompoknya. Setelah kelompok

mempresentasikan/melaporkan hasil kerja kelompoknya peneliti memberikan

kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya atau menanggapi, usul dan saran

hasil kerja kelompok yang presentasi. Kegiatan pembelajaran diakhiri peneliti dengan

membuat kesimpulan dan refleksi bersama siswa.

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Pengamatan

Pada tahap ini, peneliti dalam mengamati aspek bertanya siswa, menjawab

pertanyaan, mencatat materi pembelajaran, mengajukan usul atau saran dan

mengerjakan tugas secara tuntas juga menyajikan hasil dan membuat kesimpulan.

Pada siklus kedua ini peneliti mendampingi siswa dan melakukan pengamatan

keterlibatan siswa dalam kelompok. Pengamatan ini dilakukan pada saat siswa

melakukan pengamatan dan dalam kerja kelompok.

a. Data yang diperoleh

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama maka data yang diamati oleh

peneliti dalam pembelajaran ini adalah lebih kepada meningkatkan keterlibatan siswa

dalam hal kemampuan bertanya, menjawab pertanyaan, mencatat pembelajaran

secara tuntas, memberikan saran atau usul presentasi dan sebagainya. Melalui

kegiatan pengamatan secara langsung terhadap keterlibatan/keaktifan siswa dalam

pembelajaran maupun dalam kerja kelompok maka diperoleh data yang termuat

dalam lampiran.

Tabel 4

Keterlibatan Siswa pada Siklus II

No Keterlibatan anak Jumlah yang terlibat %

1 Bertanya 21 70%

2 Menjawab pertanyaan 23 76%

3 Mencatat pembelajaran 26 86%

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Keterlibatan anak Jumlah yang terlibat %

4 Mengajukan usul atau saran 17 56%

5 Mengerjakan tugas secara tuntas 25 83%

6 Membuat kesimpulan 20 66%

7 Menyajikan hasil/presentasi 22 73%

8 Mengajukan kritik 18 60%

9 Ikut serta dalam diskusi kelompok 25 83%

b. Analisis Data

Dari tabel tersebut di atas, maka diperoleh data sebagai berikut:

Pada setiap jenis keterlibatan dihitung jumlah siswa yang terlibat (%) dengan N (%) =

n x 100%

n= Jumlah yang terlibat

N= Jumlah seluruh siswa

4. Refleksi

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka dalam pelaksaan siklus II

peneliti lebih mendorong dan memberi motivasi kepada siswa dalam kemampuan

bertanya, menjawab pertanyaan, memberi usul atau saran menyajikan hasil,

mengajukan kritik dan partisipasi siswa dalam kelompok. Setelah peneliti melakukan

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

proses pembelajaran secara langsung dan pengamatan terhadap kemampuan bertanya

siswa, siswa dalam menjawab pertanyaan, mencatat pembelajaran secara tuntas,

mengajukan usul atau saran menyajikan hasil/presentasi dan membuat kesimpulan

dan ikut partisipasi dalam kelompok, maka hasil refleksinya dapat diperoleh sebagai

berikut:

1 Siswa dalam mencatat pembelajaran menduduki peringkat yang paling tinggi,

karena siswa dalam mencatat pembelajaran tidak membutuhkan pemikiran yang

serius. Selain itu juga siswa merasa wajib dalam mencatat pelajaran walaupun

tidak diminta oleh guru. Siswa dalam mencatat materi pelajaran bisa dengan

santai atau rileks.

2 Ikut serta dalam diskusi kelompok dan mengerjakan tugas secara tuntas

menduduki peringkat yang kedua. Kedua indikator ini termasuk yang disenangi

siswa karena dilihat dari kedudukannya hampir pada kriteria tinggi. Siswa dapat

mengungkapkan ide/gagasan-gagasannya dengan berani. Siswa mengerjakan

kegiatan yang diperintahkan oleh guru secara bersama-sama dengan baik.

Menurut pengamatan yang diamati oleh peneliti siswa sangat antusias dalam

diskusi, siswa dapat saling bertukar pendapat antara satu dengan lainnya. Siswa

dalam mengerjakan tugas secara tuntas dapat dilakukan oleh siswa, hal ini dapat

dilihat siswa dapat mengerjakan tugas dan selesai tepat pada waktunya. Dalam

hal ini siswa juga dilatih untuk bertanggung jawab terhadap waktu yang telah

ditentukan sehingga siswa dapat belajar mendisiplinkan diri.

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3 Siswa dalam menjawab pertanyaan menduduki peringkat yang ketiga masih

dalam kriteria tinggi. Siswa dalam menjawab pertanyaan tidak hanya asal-asalan

atau sekedar menjawab pertanyaan tetapi dibutuhkan pengetahuan yang lebih,

wawasan yang luas sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan benar

sesuai dengan harapan yang bertanya.

4 Siswa dalam menyajikan hasil/presentasi sudah baik. Siswa sudah mempunyai

keberanian untuk mengungkapkan ide kelompoknya kepada kelompok lain dan

kelompok lainpun dapat menanggapinya dengan baik pula sehingga terjadi dialog

yang membuat pembelajaran tidak pasif. Siswa dalam menyajikan hasil/presentasi

ini rata-rata sudah mempunyai percaya diri yang cukup tinggi. Siswa dapat

menyajikan hasil yang mereka peroleh dan berani mempertanggungjawabkan apa

yang siswa kemukakan.

5 Siswa dalam hal bertanya sudah cukup baik, walaupun sudah diberi motivasi dari

guru. Siswa mengajukan pertanyaan sesuai dengan teks yang siswa terima.

Mengajukan pertanyaan sebenarnya lebih mudah dari pada menjawab pertanyaan,

karena mengajukan pertanyaan berangkat dari yang belum diketahui siswa.

Peneliti mengamati mengapa siswa masih sulit untuk mengajukan pertanyaan,

karena siswa merasa malu, takut diejek oleh teman-temannya dan takut dianggap

bodoh.

6 Dalam hal membuat kesimpulan siswa cukup baik, masih di atas target yang akan

dicapai. Siswa dalam membuat kesimpulan mengalami kendala yaitu untuk

merangkum isi menjadi jelas, singkat dan penuh makna. Siswa masih mengalami

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kesulitan untuk merangkum/menyimpulkan menjadi lebih singkat dan isinya jelas

karena siswa harus mengerti isi seluruhnya apa yang dibaca atau yang didengar

kemudian dapat menuliskannya secara singkat namun dapat mencakup semua

dengan menggunakan kata-kata atau bahasa siswa sendiri.

7 Siswa dalam mengajukan kritik mengalami kesulitan namun dapat mencapai

target yang telah ditetapkan. Mengajukan kritik disini adalah suatu usaha untuk

memperbaiki dari yang tidak baik menjadi lebih baik lagi. Siswa dalam

mengajukan kritik, kurang berani untuk menyampaikan kepada kelompok

lainnya. Siswa menganggap belum mampu memberikan kritik, selain itu siswa

juga kurang percaya diri dan masih malu-malu untuk mengungkapkan. Siswa

takut dengan mengajukan kritik dianggap sok pintar.

8 Siswa dalam mengajukan usul/saran mendapat peringkat yang paling rendah.

Siswa dalam mengajukan usul/saran pada awalnya terlihat sangat pasif, tetapi

pada siklus I mengalami peningkatan, juga pada siklus II walaupun masih di

bawah target yang telah ditetapkan oleh peneliti. Siswa dalam mengajukan

usul/saran sangat jarang bahkan hampir tidak pernah walaupun sudah diberi

motivasi. Siswa tidak terbiasa untuk mengajukan usul atau saran karena

dibutuhkan pemikiran yang serius untuk kemajuan yang akan datang dan

mempunyai wawasan yang luas.

Jadi setiap indikator dan siklus mengalami peningkatan.

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Hasil Penelitian

Setelah peneliti melakukan kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dengan

media LKS serta melakukan pengamatan terhadap kemampuan siswa dalam hal

bertanya, menjawab pertanyaan, mencatat pembelajaran, mengajukan usul atau saran,

dan mengerjakan tugas secara tuntas. Membuat kesimpulan, menyajikan

hasil/presentasi, mengajukan kritik, dan ikut serta dalam diskusi kelompok maka

dibawah ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian pada siklus kedua sebagai

berikut:

1. Hasil Pada Siklus Pertama

Proses pada kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia melalui media LKS

dilaksanakan dalam ruang kelas. Pada siklus pertama pertemuan pertama siswa

dibentuk dalam kelompok besar (masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang)

dan tugas dikerjakan secara berkelompok. Materi pokok yang dibahas adalah

menanggapi persoalan atau masalah. Siswa disodorkan suatu persoalan bacaan dalam

LKS dan diminta untuk menanggapi persoalan/masalah tersebut. Pada pertemuan

kedua masih dilaksanakan dalam ruang kelas dan tugas yang dikerjakan dalam

kelompok kecil (masing-masing kelompok beranggotakan 3 orang). Materi pokok

yang akan dibahas adalah melakukan pengamatan.

Setelah peneliti melakukan proses pembelajaran secara langsung dan

pengamatan terhadap kemampuan bertanya siswa, menjawab pertanyaan, mencatat

pembelajaran, mengajukan usul/saran dan mengerjakan tugas secara tuntas. Membuat

kesimpulan, menyajikan hasil/presentasi, mengajukan kritik dan ikut serta dalam

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diskusi kelompok. Keadaan awal kemampuan bertanya 9 siswa atau (30%) Pada

siklus pertama mengalami peningkatan yakni: kemampuan bertanya siswa menjadi 18

anak atau (60%). Kemampuan bertanya siswa masih kurang dan belum memenuhi

kriteria yang telah ditentukan atau yang diharapkan oleh peneliti. Hal ini dikarenakan

siswa malu bertanya dan takut salah. Keadaan awal kemampuan siswa dalam

menjawab pertanyaan 15 siswa atau (50%). Pada siklus pertama mengalami

peningkatan yakni kemampuan menjawab pertanyaan siswa menjadi 20 siswa atau

(66%). Kemampuan menjawab pertanyaan sudah cukup memenuhi kriteria namun

perlu ditingkatkan. Keadaan awal mencatat materi dalam pembelajaran 18 siswa atau

(60%). Pada siklus pertama mengalami peningkatan yakni mencatat materi

pembelajaran menjadi 23 siswa atau (76%). Dalam hal mencatat materi pembelajaran

siswa sudah baik mengikuti proses pembelajaran. Keadaan awal mengajukan usul

atau saran 3 siswa atau (10%). Pada siklus pertama mengalami peningkatan yakni

mengajukan usul atau saran menjadi 10 siswa atau (33%). Dalam hal mengajukan

usul atau saran siswa belum memenuhi kriteria atau yang menjadi harapan peneliti,

karena siswa belum terbiasa. Keadaan awal mengerjakan tugas secara tuntas 15 siswa

atau (50%). Pada siklus pertama mengalami peningkatan yakni mengerjakan tugas

secara tuntas menjadi 22 siswa atau (73%). Dalam hal ini siswa sudah memenuhi

kriteria dan harapan peneliti. Keadaan awal membuat kesimpulan 9 siswa atau (30%).

Pada siklus pertama mengalami peningkatan yakni membuat kesimpulan menjadi 16

siswa atau (53%). Pada tahap membuat kesimpulan ini siswa belum memenuhi

kriteria atau harapan peneliti. Keadaan awal menyajikan hasil atau presentasi 12

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

siswa atau (40%). Pada siklus pertama mengalami peningkatan yakni menyajikan

hasil/presentasi menjadi 17 siswa atau (56%). Dalam hal menyajikan hasil/presentasi

ini siswa belum memenuhi apa yang diharapkan oleh peneliti. Keadaan awal

mengajukan kritik 9 siswa atau (30%). Pada siklus pertama mengalami peningkatan

yakni mengajukan kritik 16 siswa atau (53%). Pada tahap mengajukan kritik siswa

belum memenuhi kriteria atau harapan peneliti, disebabkan siswa malu untuk

mengungkapkan kritikan. Keadaan awal ikut serta dalam diskusi kelompok 9 siswa

atau (30%). Pada siklus pertama mengalami peningkatan yakni ikut serta dalam

diskusi kelompok 21 siswa atau (70%). Dalam hal ikut serta dalam diskusi kelompok

siswa sudah memenuhi kriteria dan harapan peneliti.

Tabel perbandingan keadaan awal dan siklus I, dapat dilihat dalam bentuk tabel

dibawah ini:

Tabel 5

Perbandingan Keterlibatan Siswa keadaan awal dan siklus I

Komponen Keadaan Siklus I Peningkatan

awal (%) (%) (%)

Kemampuan bertanya, 30% 60% 30%

Kemampuan menjawab pertanyaan 50% 66% 16%

Mencatat materi pembelajaran 60% 76% 16%

Mengajukan usul atau saran 10% 33% 23%

Mengerjakan tugas secara tuntas 50% 73% 23%

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Komponen Keadaan Siklus I Peningkatan

awal (%) (%) (%)

Membuat kesimpulan 30% 53% 23%

Menyajikan hasil 40% 56% 16%

Mengajukan kritik 30% 53% 23%

Ikut serta dalam diskusi kelompok 30% 70% 40%

2. Hasil Siklus Dua

Pada pertemuan pertama proses kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia

dengan media LKS dilaksanakan di luar lingkungan kelas/halaman sekolah. Pada

siklus II pertemuan pertama dikerjakan secara individu dalam kelompok (kelompok

besar yang terdiri dari 5 siswa). Materi pokok yang akan dibahas melakukan

pengamatan dan membuat laporan berdasarkan apa yang diamati kelompoknya. Pada

pertemuan kedua materi pokok yang akan dibahas adalah menulis karangan.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka dalam pelaksanaan siklus II

peneliti lebih mendorong dan memotivasi siswa kepada kemampuan yang belum

memenuhi kriteria misalnya kemampuan bertanya, mengajukan usul atau saran,

membuat kesimpulan, menyajikan hasil dan mengajukan kritik. Hal ini dilakukan

peneliti dengan memberikan tugas secara individu dalam kelompok dan terus

mendorong dan memotivasi siswa untuk berani bertanya dan menjawab pertanyaan,

mengajukan kritik tanpa merasa malu dan takut salah.

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Setelah peneliti melakukan proses pembelajaran secara langsung dan

pengamatan terhadap kemampuan bertanya siswa, menjawab pertanyaan,

mengajukan usul/saran membuat kesimpulan dan mengajukan kritik dalam kelompok

maka hasil refleksinya dapat diperoleh sebagai berikut:

a. Kemampuan bertanya telah mengalami peningkatan dan memenuhi kriteria yang

telah ditentukan atau yang diharapkan peneliti. Pada siklus pertama kemampuan

bertanya 18 siswa atau (60%) meningkat pada siklus kedua menjadi 21 siswa

atau (70%).

b. Kemampuan menjawab pertanyaan, siswa pada siklus pertama berjumlah 20

siswa (66%) meningkat pada siklus kedua menjadi 23 atau (76%)

c. Mencatat materi pembelajaran, siswa pada siklus pertama berjumlah 23 siswa

(76%) meningkat pada siklus kedua menjadi 26 atau (86%)

d. Mengajukan usul, siswa pada siklus pertama berjumlah 10 siswa (33%)

meningkat pada siklus kedua menjadi 17 atau (56%)

e. Mengerjakan tugas, siswa pada siklus pertama berjumlah 22 siswa (73%)

meningkat pada siklus kedua menjadi 25 atau (83%)

f. Membuat kesimpulan, siswa pada siklus pertama berjumlah 16 siswa (53%)

meningkat pada siklus kedua menjadi 20 atau (66%)

g. Menyajikan hasil, siswa pada siklus pertama berjumlah 17 siswa (56%)

meningkat pada siklus kedua menjadi 22 atau (73%)

h. Mengajukan kritik, siswa pada siklus pertama berjumlah 16 siswa (53%)

meningkat pada siklus kedua menjadi 18 atau (60%)

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i. Ikut serta dalam diskusi kelompok, siswa pada siklus pertama berjumlah 21 siswa

(70%) meningkat pada siklus kedua menjadi 25 atau (83%)

Berdasarkan uraian hasil penelitian siklus pertama dan siklus kedua di atas, maka

peneliti membuat perbandingan siklus pertama dengan siklus kedua yang dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6

Perbandingan Keterlibatan Siswa pada siklus I dan siklus II

Komponen Siklus I Siklus II Peningkatan

(%) (%) (%)

Kemampuan bertanya, 60% 70% 10%

Kemampuan menjawab pertanyaan 66% 76% 10%

Mencatat materi pembelajaran 76% 86% 10%

Mengajukan usul atau saran 33% 56% 23%

Mengerjakan tugas secara tuntas 73% 83% 10%

Membuat kesimpulan 53% 66% 13%

Menyajikan hasil 56% 73% 17%

Mengajukan kritik 53% 60% 7%

Ikut serta dalam diskusi kelompok 70% 83% 13%

Kemudian dapat dilihat juga tabel perbandingan antara keadaan awal dengan siklus

II. Banyak sekali peningkatan dalam keterlibatan siswa. Masing-masing indikator

ada suatu peningkatan. Ternyata bila siswa diberi motivasi akan semakin berkembang

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

baik dalam keterlibatan maupun pengetahuannya. Berikut ini tabel perbandingan awal

dengan siklus II:

Tabel 7

Perbandingan Keterlibatan Siswa pada Keadaan Awal dan Siklus II

Komponen Keadaan Siklus II Peningkatan

awal (%) (%) (%)

Kemampuan bertanya, 30% 70% 40%

Kemampuan menjawab pertanyaan 50% 76% 26%

Mencatat materi pembelajaran 60% 86% 26%

Mengajukan usul atau saran 10% 56% 46%

Mengerjakan tugas secara tuntas 50% 83% 33%

Membuat kesimpulan 30% 66% 33%

Menyajikan hasil 40% 73% 33%

Mengajukan kritik 30% 60% 30%

Ikut serta dalam diskusi kelompok 30% 83% 53%

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dengan

menggunakan media LKS dan melakukan pengamatan terhadap kemampuan

bertanya, menjawab pertanyaan, mencatat hasil pembelajaran, mengajukan usul,

mengerjakan tugas secara tuntas, membuat kesimpulan menyajikan hasil/presentasi,

mengajukan kritik dan ikut serta dalam diskusi kelompok maka diperoleh hasil bahwa

adanya peningkatan dari masing-masing indikator tersebut. Mungkin akan melihat

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan jelas dengan menggunakan grafik. Berikut ini dicantumkan tabel

keterlibatan siswa.

Tabel 8

Keterlibatan Siswa pada siklus I

Nomor Indikator Jumlah siswa %

yang terlibat

1 Kemampuan bertanya 18 60%

2 Kemampuan menjawab pertanyaan 20 66%

3 Mencatat materi pembelajaran 23 76%

4 Mengajukan usul atau saran 10 33%

5 Mengerjakan tugas secara tuntas 22 73%

6 Membuat kesimpulan 16 53%

7 Menyajikan hasil 17 56%

8 Mengajukan kritik 16 53%

9 Ikut serta dalam diskusi kelompok 21 70%

Jumlah responden semua ada 30 siswa. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran

kemampuan siswa dalam bertanya pada siklus I ada 18 siswa, kemampuan menjawab

pertanyaan meningkat juga menjadi 20 siswa. Sebagian besar dalam mencatat materi

pembelajaran rata-rata siswa aktif semua dengan jumlah 23 siswa. Kemudian dalam

mengajukan usul atau saran siswa kurang berminat namun ada juga yang mau

mengajukan usul dan saran dengan jumlah 10 siswa. Mengerjakan tugas secara

tuntas siswa juga aktif ada 22 siswa, membuat kesimpulan 16 siswa dan menyajikan

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hasil 17 siswa. Untuk mengajukan kritik anak masih kurang berani, namun sudah ada

juga yang berani dengan jumlah 16 siswa. Dan yang ikut serta dalam diskusi

kelompok dapat mencapai 21 siswa.

Keterlibatan Siswa
80 76
73
70
70 66
60
60 56
53 53

50

40
33

30

20

10 Keterlibatan
dalam jumlah

-
Bertanya Menjaw ab Mencatat Mengajukan usul Mengerjakan Membuat Menyajikan Mengajukan kritik Ikut serta dalam
pertanyaan pembelajaran atau saran tugas secara kesimpulan hasil/presentasi diskusi kelompok
tuntas

Grafik 1. Keterlibatan siswa pada siklus I

Dari grafik di atas tampak dalam keterlibatan siswa dalam pembelajaran bahasa

Indonesia, ada urutan yang sangat diminati anak namun juga ada yang kurang

diminati oleh siswa. Mencatat materi pembelajaran sangat diminati siswa karena

dalam mencatat materi pelajaran siswa tidak membutuhkan pemikiran yang serius.

Siswa membutuhkan ketenangan dan kemauan yang tinggi, maka semua akan

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berjalan dengan lancar. Mengajukan usul atau saran menduduki peringkat yang

paling rendah dan kurang diminati siswa. Siswa dalam mengajukan usul atau saran

sangat jarang karena mereka tidak terbiasa dan membutuhkan pemikiran yang serius

sehingga siswa kurang berani untuk mengungkapkan. Di samping itu juga siswa

dihinggapi perasaan takut salah, apakah yang saran yang disampaikan bisa diterima

atau tidak. Kemungkinannya jika siswa memberikan usul atau saran tidak diterima

menyebabkan kekecewaan.

Tabel 9

Keterlibatan Siswa pada siklus II

Nomor Indikator Jumlah siswa %

yang terlibat

1 Kemampuan bertanya 21 70%

2 Kemampuan menjawab pertanyaan 23 76%

3 Mencatat materi pembelajaran 26 86%

4 Mengajukan usul atau saran 17 56%

5 Mengerjakan tugas secara tuntas 25 83%

6 Membuat kesimpulan 20 66%

7 Menyajikan hasil 22 73%

8 Mengajukan kritik 18 60%

9 Ikut serta dalam diskusi kelompok 25 83%

Jumlah responden semua ada 30 siswa. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran

kemampuan anak dalam bertanya pada siklus II ada 21 siswa, kemampuan menjawab

pertanyaan meningkat juga menjadi 23 siswa. Sebagian besar dalam mencatat materi

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembelajaran rata-rata siswa aktif semua dengan jumlah 26 siswa. Kemudian dalam

mengajukan usul atau saran siswa kurang berminat namun sudah lebih dari separo

kelas berani untuk mengajukan usul atau saran dengan jumlah 17 siswa. Mengerjakan

tugas secara tuntas siswa juga aktif ada 25 siswa, membuat kesimpulan 20 siswa dan

menyajikan hasil 22 siswa. Untuk mengajukan kritik siswa masih kurang berani,

namun sudah ada juga yang berani dengan jumlah 18 siswa. Dan yang ikut serta

dalam diskusi kelompok dapat mencapai 25 siswa.

Keterlibatan Siswa ( dalam Persen)

100%
86%
90% 83% 83%
76% 73%
80% 70%
66%
70% 60%
56%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

k
n
n

as
n

po
n

as

k
ra

la
ra
a

aa

iti
nt
ny

pu

om
nt
ja

sa

kr
tu
ny

la

se
rta

el
u

ra
rta

be

ka
re
si
ta
Be

ik
ca

ke
em
pe

l/p
la

ju

us
se

ga
si
u

at
ab

tp

sk
us

ha
bu

en
s

di
ta
w

ga
n

em

an

M
ja

ca

m
ka

tu
en

jik

la
en

M
ju

da
M

ya
ga

ka
M

en
rja

rta
en

M
ge
M

se
en

ut
M

Ik

Grafik 2. Keterlibatan siswa pada siklus II

Dari grafik diatas tampak bahwa dalam keterlibatan siswa dalam pembelajaran

bahasa Indonesia, ada urutan yang sangat tinggi yang diminati oleh siswa dan ada

juga yang rendah yang kurang diminati oleh siswa. Adapun urutan keterlibatan dapat

dilihat dalam tabel di bawah ini:

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 10

Urutan Nilai Keterlibatan Siswa

(dari yang paling tinggi s.d. yang paling rendah)

Nomor Indikator %

1 Mencatat materi pembelajaran 86%

2 Mengerjakan tugas secara tuntas dan ikut serta dalam diskusi 83%

3 Menjawab pertanyaan 76%

4 Menyajikan hasil/presentasi 73%

5 Kemampuan bertanya 70%

6 Membuat kesimpulan 66%

7 Mengajukan kritik 60%

8 Mengajukan usul atau saran 56%

Pelaksanaan kegiatan belajar dalam siklus pertama dan kedua mengalami kemajuan,

dalam penelitian ini selengkapnya akan dibahas dalam analisis 1-9 indikator

1 Siswa dalam mencatat pembelajaran menduduki peringkat yang paling tinggi,

karena siswa dalam mencatat pembelajaran tidak membutuhkan pemikiran yang

serius. Selain itu juga siswa merasa wajib dalam mencatat pelajaran walaupun

tidak diminta oleh guru. Siswa dalam mencatat materi pelajaran dapat dengan

santai atau rileks namun serius.

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2 Ikut serta dalam diskusi kelompok dan mengerjakan tugas secara tuntas

menduduki peringkat yang kedua. Kedua indikator ini termasuk yang disenangi

siswa karena dilihat dari kedudukannya hampir pada kriteria tinggi. Siswa dapat

mengungkapkan ide/gagasan-gagasannya dengan berani. Siswa mengerjakan

kegiatan yang diperintahkan oleh guru secara bersama-sama dengan baik.

Menurut pengamatan yang diamati oleh peneliti siswa sangat antusias dalam

diskusi, siswa dapat saling bertukar pendapat antara satu dengan lainnya. Siswa

dalam mengerjakan tugas secara tuntas dapat dilakukan oleh siswa, hal ini dapat

dilihat siswa dapat mengerjakan tugas dan selesai tepat pada waktunya. Dalam

hal ini siswa juga dilatih untuk bertanggung jawab terhadap waktu yang telah

ditentukan sehingga siswa dapat belajar mendisiplinkan diri.

3 Siswa dalam menjawab pertanyaan menduduki peringkat yang ketiga masih

dalam kriteria tinggi. Siswa dalam menjawab pertanyaan tidak hanya asal-asalan

atau sekedar menjawab pertanyaan tetapi dibutuhkan pengetahuan yang lebih,

wawasan yang luas sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan benar

sesuai dengan harapan yang bertanya. Beberapa contoh siswa dalam menjawab

pertanyaan adalah 1) karena penduduk tidak memelihara lingkungan 2) Sampah-

sampah tidak pada tempatnya sehingga bisa menyumbat dan terjadi banjir yang

merugikan penduduk itu sendiri.

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4 Siswa dalam menyajikan hasil/presentasi sudah baik. Siswa sudah mempunyai

keberanian untuk mengungkapkan ide kelompoknya kepada kelompok lain dan

kelompok lainpun dapat menanggapinya dengan baik pula sehingga terjadi dialog

yang membuat pembelajaran tidak pasif. Siswa dalam menyajikan hasil/presentasi

ini rata-rata sudah mempunyai percaya diri yang cukup tinggi. Siswa dapat

menyajikan hasil yang mereka peroleh dan berani mempertanggungjawabkan apa

yang siswa kemukakan.

5 Siswa dalam hal bertanya sudah cukup baik, walaupun sudah diberi motivasi dari

guru. Siswa mengajukan pertanyaan sesuai dengan teks yang siswa terima.

Mengajukan pertanyaan sebenarnya lebih mudah dari pada menjawab pertanyaan,

karena mengajukan pertanyaan berangkat dari siswa yang belum mengetahui

sesuatu. Peneliti mengamati mengapa siswa masih sulit untuk mengajukan

pertanyaan, karena siswa merasa malu, takut diejek oleh teman-temannya dan

takut dianggap bodoh. Beberapa pertanyaan yang diajukan oleh siswa adalah 1)

mengapa penduduk sampai terkena banjir? 2) Apa penyebab terjadinya banjir?

6 Dalam hal membuat kesimpulan siswa cukup baik, masih di atas target yang akan

dicapai. Siswa dalam membuat kesimpulan mengalami kendala yaitu untuk

merangkum isi menjadi jelas, singkat dan penuh makna. Siswa masih mengalami

kesulitan untuk merangkum/menyimpulkan menjadi lebih singkat dan isinya jelas

karena siswa harus mengerti isi seluruhnya apa yang dibaca atau yang didengar

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kemudian dapat menuliskannya secara singkat namun dapat mencakup semua

dengan menggunakan kata-kata atau bahasa siswa sendiri. Contoh siswa dalam

meringkas atau membuat kesimpulan adalah dengan pemanasan global bumi kita

tidak akan nyaman, maka untuk melindungi bumi kita dengan menanam pohon

penghijauan, mengurangi rumah kaca, dan tidak membakar sampah sembarangan.

7 Siswa dalam mengajukan kritik mengalami kesulitan namun dapat mencapai

target yang telah ditetapkan. Mengajukan kritik disini adalah suatu usaha untuk

memperbaiki dari yang tidak baik menjadi lebih baik lagi. Siswa dalam

mengajukan kritik, kurang berani untuk menyampaikan kepada kelompok

lainnya. Siswa menganggap belum mampu memberikan kritik, selain itu siswa

juga kurang percaya diri dan masih malu-malu untuk mengungkapkan. Siswa

takut dengan mengajukan kritik dianggap sok pintar. Contoh siswa dalam

mengajukan kritik adalah karangan itu terdiri berapa paragraf? Mengapa hanya

satu paragraf? Bagaimana kalau karangan itu dijadikan dua atau tiga paragraf

karena kalau satu paragraf terlalu panjang.

8 Siswa dalam mengajukan usul/saran mendapat peringkat yang paling rendah.

Siswa dalam mengajukan usul/saran pada awalnya terlihat sangat pasif, tetapi

pada siklus I mengalami peningkatan, juga pada siklus II walaupun masih di

bawah target yang telah ditetapkan oleh peneliti. Siswa dalam mengajukan

usul/saran sangat jarang bahkan hampir tidak pernah walaupun sudah diberi

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

motivasi. Siswa tidak terbiasa untuk mengajukan usul atau saran karena

dibutuhkan pemikiran yang serius untuk kemajuan yang akan datang dan

mempunyai wawasan yang luas. Berikut ini contoh siswa dalam mengajukan

usul/saran adalah kalau yang menyebabkan terjadinya pemanasan global karena

mesin industri saya mempunyai usul, bagaimana supaya wilayah kita mengurangi

kendaraan bermotor karena asap dari knalpot sendiri menyebabkan pemanasan

global. Saran saya mengurangi polusi dengan tidak menggunakan kendaraan

bermotor, misalnya bisa dengan menggunakan sepeda.

Dengan melihat hasil yang dicapai pada siklus kedua diatas maka indikator

keberhasilan dan kriteria yang diharapkan peneliti sudah tercapai. Bahwa tingkat

keterlibatan siswa kelas V SD Kanisius Kalasan berada pada kriteria tinggi. Hal ini

dapat dilihat dari hasil peningkatan pada setiap siklus (siklus I dan siklus II). Dengan

demikian, pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media

lembar kegiatan siswa (LKS) mampu meningkatkan keterlibatan siswa SD Kanisius

Kalasan Yogyakarta.

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini menguraikan dua hal yaitu kesimpulan dan saran. Kedua hal

tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada rumusan masalah pembelajaran melalui media Lembar

Kegiatan Siswa (LKS) dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran

bahasa Indonesia. Siswa dengan menggunakan media pembelajaran akan dapat

menerima pesan dengan baik apa yang disampaikan guru. Penggunaan media LKS

dalam pembelajaran ini siswa dapat dengan bebas menuangkan ide atau gagasan-

gagasannya sendiri dalam media LKS tersebut. Siswa akan lebih mudah menyerap

materi dan siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat

dilihat dari perolehan hasil pengamatan atau observasi peneliti yaitu siswa terlihat

antusias dan senang dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Selain itu juga siswa

terdorong untuk lebih bebas dan berani mengungkapkan ide atau gagasan, dan belajar

bekerja sama dalam menyelesaikan tugas.

B. Saran

Berikut akan dikemukakan saran, baik yang berkaitan dengan pembahasan

teoretis maupun hasil penelitian untuk pengembangan lebih lanjut.

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Siswa menggunakan media LKS dalam pembelajaran bahasa Indonesia sangat

membantu untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa dilatih

untuk bekerja sama, menghargai pendapat teman, serta mendorong siswa untuk

berani mengeluarkan pendapat, maka disarankan agar guru hendaknya dalam

pembelajaran bahasa Indonesia dapat menggunakan dengan media LKS.

2. Siswa menggunakan sumber belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia tidak

hanya berupa buku paket tetapi juga dapat memanfaatkan lingkungan sekitar

siswa. Untuk itu disarankan agar guru hendaknya dapat membuat media LKS dan

juga memanfaatkan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar sehingga

siswa dengan mudah memahami materi yang dipelajari dan mampu mendorong

siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Penelitian lanjutan

Bertitik tolak dari keterbatasan dalam penelitian ini, peneliti berharap agar

penelitian selanjutnya memperhatikan dengan membatasi aspek penelitian

sehingga semakin memperoleh hasil penelitian yang terfokus dan mendalam.

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Abdulah, Sapii. 2008. Hubungan antara Penggunaan LKS dan Kemandirian


Belajar dengan Prestasi Belajar. Yogyakarta. Sunan Kalijaga.

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta. PT Raja Grafindo


Persada.

Azies, Furqanul dan Alwasilah, A. Chaedar. 1996. Pengajaran Bahasa


Komunikatif Teori dan Praktek. Cet. I. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Basuki, Farida. 2001. Media Pengajaran. Bandung. CV Maulana.

Borman Rumampuk Dientj. 1988. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi


Aksara.

Harjomarsono Boediman. 1998. Lembar Kerja Siswa (LKS). Majalah MUTU.


Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdikbud.

http://ahliswiwite.file.wordpress.com/2007/11/isi-lks-berbasis-web.doc.
diaskes tanggal 24 maret 2008.

Kasbolah, Kasihani.2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang.

Masidjo,Ign.1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah.


Yogyakarta : Kanisius.

Muslich Masnur. 2007. Program Pengajaran Kelas V. 2007 .Yogyakarta. SD


Kanisius Kalasan.

Purnomo Puji. 2005. Belajar Aktif. Bahan Lokakarya Guru SD Kelas I – VI


Yayasan St. Dominikus, Cirebon.

Sadiman Arifs. 2006. Media Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina.2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media


Group.

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Semi, M. Atar. 1995. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung:

Mugantara.

Sudjana Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar baru Algensindo.

Suharsimi,Arikunto.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktek.Jakarta: Rineksa Cipta.

Sumardi. 2000. Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Jakarta.


Grasindo.

Tanlain Wens. 2005. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Modul Mata
Kuliah. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Tanlain Wens. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Modul Mata Kuliah.


Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

_________ UUSPN. 1992. Jakarta: Sinar Grafika.

Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan


Berbahasa. Bandung: Angkasa.

TIM PUDI DIKDASMEN LEMLIT. 2007. Bahan diklat Profesi Guru Sertifikasi
Guru Rayon 11 DIY dan Jateng. Yogyakarta: UNY.

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel pada siklus I

No Indikator

Keadaan Awal Siklus I

Bertanya Menjawab Mencatat Bertanya Menjawab Mencatat

pertanyaan materi pertanyaan materi

pembelajaran pembelajaran

1 √ √ √

2 √ √ √ √

3 √ √ √

4 √ √ √

5 √ √ √ √ √

6 √ √ √

7 √ √ √ √ √

8 √ √ √

9 √ √

10 √ √ √ √

11 √ √

12 √ √ √ √

13 √ √ √ √

14 √ √

15 √ √ √ √

16 √ √ √ √

17 √ √ √

18 √ √ √

19 √ √ √ √

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20 √ √ √ √

21 √ √ √

22 √ √ √ √

23 √ √ √

24 √ √

25 √ √ √ √

26 √ √

27 √ √ √ √

28 √ √

29 √ √ √ √

30 √ √ √ √ √ √

9 15 18 18 20 23

Peneliti

Yuana Suparwati

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel pada siklus I

No Indikator

Keadaan Awal Siklus I

Mengajukan Mengerjakan Membuat Mengajukan Mengerjakan Membuat

usul atau tugas secara kesimpulan usul atau tugas secara kesimpulan

saran tuntas saran tuntas

1 √ √ √

2 √ √ √

3 √ √ √

4 √ √ √

5 √ √

6 √ √

7 √ √ √

8 √ √ √ √

9 √ √

10 √ √ √

11 √ √

12 √

13 √

14 √ √ √

15 √ √ √

16

17 √ √ √ √

18 √ √

19 √

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20 √ √ √

21 √ √

22 √ √

23 √ √ √ √

24 √ √

25 √ √ √

26 √ √ √ √

27 √ √

28 √ √ √

29 √ √

30 √ √ √ √

3 15 9 10 22 16

Peneliti

Yuana Suparwati

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel pada siklus I

No Indikator

Keadaan Awal Siklus I

Menyajikan Mengajukan Ikut sera Menyajikan Mengajukan Ikut serta

hasil/presentasi kritik dalam hasil/presentasi kritik dalam

diskusi diskusi

kelompok kelompok

1 √ √ √ √ √

2 √ √ √

3 √ √ √

4 √ √

5 √ √ √

6 √ √ √

7 √ √ √ √ √

8 √

9 √ √ √

10 √ √ √ √

11 √ √

12 √ √ √ √

13 √ √

14 √

15 √ √ √ √

16 √ √

17 √ √ √

18 √ √ √ √

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19 √

20 √ √ √

21 √ √ √

22 √ √ √

23 √ √

24 √

25 √ √ √ √

26

27 √ √ √ √

28 √ √ √

29 √ √

30 √ √ √ √

12 9 9 17 16 21

Peneliti

Yuana Suparwati

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel pada siklus II

No Indikator

Siklus I Siklus II

Bertanya Menjawab Mencatat Bertanya Menjawab Mencatat

pertanyaan materi pertanyaan materi

pembelajaran pembelajaran

1 √ √ √ √ √

2 √ √ √ √

3 √ √ √ √ √ √

4 √ √

5 √ √ √ √ √

6 √ √ √

7 √ √ √ √

8 √ √ √ √ √

9 √ √

10 √ √ √ √ √ √

11 √ √ √

12 √ √ √ √ √ √

13 √ √ √ √

14 √ √ √ √

15 √ √ √ √ √ √

16 √ √ √ √ √ √

17 √ √ √ √

18 √ √ √ √

19 √ √ √ √ √

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20 √ √ √ √

21 √ √ √ √

22 √ √ √ √

23 √ √ √ √

24 √ √ √ √

25 √ √ √ √ √

26 √ √ √

27 √ √ √ √

28 √ √

29 √ √ √ √ √ √

30 √ √ √ √ √ √

18 20 23 21 23 26

Peneliti

Yuana Suparwati

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel pada siklus I

No Indikator

Siklus I Siklus II

Mengajukan Mengerjakan Membuat Mengajukan Mengerjakan Membuat

usul atau tugas secara kesimpulan usul atau tugas secara kesimpulan

saran tuntas saran tuntas

1 √ √ √ √

2 √ √ √ √

3 √ √ √ √

4 √ √ √ √

5 √ √

6 √ √ √ √

7 √ √ √ √

8 √ √ √ √ √

9 √ √

10 √ √ √ √ √ √

11 √ √

12 √ √

13 √ √ √

14 √ √ √ √

15 √ √ √ √

16 √

17 √ √ √ √ √

18 √ √ √

19 √ √ √

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20 √ √ √ √ √

21 √ √ √ √

22 √ √ √ √

23 √ √ √ √

24 √ √ √ √

25 √ √ √ √

26 √ √ √ √

27 √ √ √ √

28 √ √ √

29 √ √ √ √

30 √ √ √ √ √ √

10 22 16 17 25 20

Peneliti

Yuana Suparwati

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel pada siklus II

No Indikator

Siklus I Siklus II

Menyajikan Mengajukan Ikut sera Menyajikan Mengajukan Ikut serta

hasil/presentasi kritik dalam hasil/presentasi kritik dalam

diskusi diskusi

kelompok kelompok

1 √ √ √ √ √ √

2 √ √

3 √ √ √ √

4 √ √

5 √ √ √ √

6 √ √ √ √

7 √ √ √ √ √ √

8 √

9 √ √ √ √

10 √ √ √ √ √ √

11 √ √ √

12 √ √ √ √

13 √ √ √ √

14 √ √

15 √ √ √ √ √

16 √ √ √

17 √ √ √ √ √ √

18 √ √ √ √ √

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19 √ √

20 √ √ √

21 √ √ √ √

22 √ √ √ √

23 √ √ √ √

24 √ √ √

25 √ √ √ √ √ √

26 √ √

27 √ √ √ √ √ √

28 √ √

29 √ √ √ √ √

30 √ √ √ √ √

17 16 21 22 18 25

Peneliti

Yuana Suparwati

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SILABUS
Satuan Pendidikan : SD Kanisius Kalasan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V/1
Unit/Tema : Lingkungan
Alokasi Waktu : 5 kali pertemuan (10 JP)

Standar Kompetensi:

Berbicara : Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan,

menceritakan hasil pengamatan atau wawancara.

Aspek Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Sumber Penilaian
Belajar
Berbicara Menanggapi suatu * Siswa dapat Menanggapi Pertemuan I Lingkung- Tes kinerja
persoalan, peristiwa menanggapi suatu persoalan A. Kegiatan Awal an sekolah Tertulis
dan memberikan saran suatu persoalan Memberi salam, apersepsi
pemecahannya dengan atau peristiwa. B. Kegiatan Inti
memperhatikan pilihan kata * Siswa dapat * Guru membagi siswa
dan santun berbahasa. mempresentasik dalam 6 kelompok @5
an hasil diskusi orang.
kelompoknya. * Guru membagi LKS dan
* Memberikan menjelaskan cara
saran mengerjakan LKS.
pemecahan
* Guru melakukan
suatu masalah.
pengamatan keterlibatan
Menceritakan hasil * Siswa mampu Menceritakan
siswa
pengamatan/kunjungan menceritakan hasil
* Guru memberikan
dengan bahasa yang runtut, hasil pengamatan
kesempatan kepada masing-
baik dan benar. pengamatannya
masing kelompok untuk
dengan bahasa
melaporkan hasil diskusi
runtut baik dan
kelompoknya.
benar.
C. Kegiatan Akhir
Menulis Menulis karangan dengan * Siswa mampu Menulis
Evaluasi, refleksi.
memperhatikan kata dan menulis sebuah karangan
penggunaan ejaan. karangan bebas

Pertemuan II

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Kegiatan Awal
Memberi salam, apersepsi
B. Kegiatan Inti
* Masih dalam bentuk
kelompok.
. * Guru membagi LKS dan
menjelaskan cara
mengerjakan LKS
* Guru mengajak masing-
masing kelompok diwakili
untuk melaporkan hasil
diskusi kelompoknya.
* Guru memberi
kesempatan kepada siswa
kelompok lain untuk
bertanya atau memberi usul
saran.
C. Kegiatan Akhir
Evaluasi, refleksi.

Pertemuan III
A. Kegiatan Awal
Memberi salam, apersepsi
B. Kegiatan Inti
* Guru mengajak siswa ke
halaman atau lingkungan
sekolah
* Guru membagi LKS dan
menjelaskan cara
mengerjakan LKS
*Guru mengajak beberapa
siswa untuk menceritakan
hasil pengamatannya di
depan kelas.
C. Kegiatan Akhir
Refleksi.

Pertemuan IV

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Kegiatan Awal
Salam, apersepsi.
B. Kegiatan Inti.
* Meletakan sebuah pot
yang ditanami bunga di atas
meja.
* Memberi pertanyaan-
pertanyaan yang
berhubungan dengan
tanamn tersebut.
* Siswa menyusun sebuah
karangan bebas berdasarkan
jawaban yang diperoleh
siswa
C. Kegiatan Ahkir
Refleksi

Yogyakarta, …januari 2010


Calon Guru

Yohana Suparwati

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

RPP Pertemuan I

Satuan Pendidikan : SD Kanisius Kalasan


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Hari/Tanggal :
Kelas/Semester : V/1
Aspek terkait : Membaca, Berbicara.
Unit/Tema : Lingkungan
Alokasi Waktu :2 x 40 menit

Aspek Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Sub Materi Kegiatan Indikator Penilaian Sumber
Pokok Pembelajaran
Berbicara Berbicara Menanggapi suatu Menanggapi A. Kegiatan Awal *Siswa dapat Kinerja Lingkunag
Mengungkapkan persoalan, suatu * Memberi salam menanggapi -an
pikiran, pendapat, peristiwa persoalan/ Apersepsi suatu persoalan sekolah
perasaan, fakta dan memeberikan masalah B. Kegiatan Inti atau peristiwa.
secara lisan dengan saran * Guru membagi * Siswa dapat
menanggapi suatu pemecahannya siswa dalam 6 mempresentasi
persoalan, dengan kelompok @5 kan hasil
menceritakan hasil memperhatikan orang. diskusi
pengamatan atau pilihan kata dan * Guru membagi kelompoknya.
wawancara. santun berbahasa. LKS dan
menjelaskan cara

mengerjakan LKS.
* Guru melakukan
pengamatan
keterlibatan siswa
* Guru memberikan
kesempatan kepada
masing-masing
kelompok untuk
melaporkan hasil
diskusi
kelompoknya.

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Kegiatan Akhir
Evaluasi
Melakukan refleksi.

Yogyakarta, Januari 2010


Calon Guru

Yohana Suparwati

Rubrik Penilaian
Hal yang dinilai Skor
Kerjasama dalam kelompok 1 2 3 4 5
Kerapihan dalam penulisan 1 2 3 4 5
Keberanian 1 2 3 4 5

Nilai = jumlah skor x 2 : 3

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

RPP Pertemuan II

Satuan Pendidikan : SD Kanisius Kalasan


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Hari/Tanggal :
Kelas/Semester : V/1
Aspek terkait : Mendengar dan Berbicara
Unit/Tema : Lingkungan
Alokasi Waktu : 2x40 menit

Yogyakarta, Januari 2010


Calon Guru

Yohana Suparwati

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Aspek Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Sub Materi Kegiatan Indikator Penilaian Sumber
Pokok Pembelajaran
Berbicara Berbicara Menanggapi suatu Menanggapi A. Kegiatan Awal *Siswa dapat Kinerja Buku Paket
Mengungkapkan peristiwa atau suatu * Memberi salam mempresentasi Kanisius
pikiran, pendapat, persoalan dan persoalan Apersepsi kan hasil Bacaan dari
perasaan, fakta memberikan saran atau B. Kegiatan Inti diskusi Koran
secara lisan dengan dan masalah * Masih dalam kelompoknya
menanggapi suatu pemecahannya bentuk kelompok. *Siswa dapat
persoalan, dengan * Guru membagi bertanya
menceritakan hasil memperhatikan LKS dan kepada
pengamatan atau pilihan kata dan menjelaskan cara kelompok lain
wawancara. santun berbahasa. mengerjakan LKS *Siswa dapat
* Guru mengajak memberi usul
masing-masing atau saran
kelompok diwakili kepada
untuk melaporkan kelompok lain
hasil diskusi
kelompoknya.
* Guru memberi
kesempatan kepada
siswa kelompok lain
untuk bertanya atau
memberi usul saran.

C. Kegiatan Akhir
Evaluasi
Melakukan refleksi.

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Rubrik Penilaian
Hal yang dinilai Skor
Kerjasama dalam kelompok 1 2 3 4 5
Kerapihan dalam penulisan 1 2 3 4 5
Keberanian 1 2 3 4 5

Nilai = jumlah skor x 2 : 3

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pertemuan III

Satuan Pendidikan : SD Kanisius Kalasan


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Hari/Tanggal :
Kelas/Semester : V/1
Aspek terkait : Mendengar, Membaca, Berbicara.
Unit/Tema : Lingkungan
Alokasi Waktu : 2x40 menit

Yogyakarta, januari 2010


Calon Guru

Yohana Suparwati

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Aspek Standar Kompetensi Sub Materi Kegiatan Penilaian Sum


Kompetensi Dasar Pokok Pembelajaran Indikator

Berbicara Berbicara Menceritakan Melakukan A. Kegiatan Awal *Siswa Tes Kinerja Lingku
Mengungkapkan hasil pengamatan Pengamat- * Memberi salam mampu sekola
pikiran, pendapat, dengan bahasa an Apersepsi menceritakan
perasaan, fakta runtut, baik dan B. Kegiatan Inti hasil
secara lisan dengan benar. * Guru mengajak pengamatan-
menanggapi suatu siswa ke halaman nya dengan
persoalan, atau lingkungan bahasa runtut
menceritakan hasil sekolah baik dan
pengamatan atau * Guru membagi benar.
wawancara. LKS dan
menjelaskan cara
mengerjakan LKS
*Guru mengajak
beberapa siswa
untuk menceritakan
hasil
pengamatannya di
depan kelas.

C. Kegiatan Akhir
Melakukan
refleksi.

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Rubrik Penilaian
Hal yang dinilai Skor
Keberanian menceritakan pengamatan 1 2 3 4 5
Penggunaan kata 1 2 3 4 5
Penggunaan kata 1 2 3 4 5
Hubungan antar kalimat 1 2 3 4 5

Nilai = jumlah skor x 2 : 4

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

RPP Pertemuan IV

Satuan Pendidikan : SD Kanisius Kalasan


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Hari/Tanggal :
Kelas/Semester : V/1
Aspek terkait : Mendengar, Menulis
Unit/Tema : Lingkungan
Alokasi Waktu : 2x40 menit

Yogyakarta, januari 2010


Calon Guru

Yohana Suparwati

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Aspek Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Sub Materi Kegiatan Indikator Penilaian Sumber
Pokok Pembelajaran
Menulis Mengungkapkan Menulis karangan Menulis A. Kegiatan Awal *Siswa mampu Tes Lingkungan
pikiran, perasaan, bebas dengan karangan * Memberi salam membuat Kinerja
informasi dan memperhatikan Apersepsi sebuah
pengalaman secara kata dan B. Kegiatan Inti karangan bebas
tertulis dalam penggunaan ejaan * Siswa masih dalam
bentuk karangan. bentuk kelompok
* Mengambil sebuah
pot yang berisi
tanamn bunga dan
meletakan di atas
meja.
*Guru melontarkan
pertanyaan –
pertanyaan yang
berkaitan dengan
tanaman tersebut
secara lisan
kepada siswa.
* Siswa menyusun
sebuah karangan
bebas sesuai
jawaban yang
diperoleh siswa.

C. Kegiatan Akhir
Melakukan
refleksi.

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Rubrik Penilaian
Hal yang dinilai Skor
Kerapian 1 2 3 4 5
Kebersihan 1 2 3 4 5
Penggunaan kata 1 2 3 4 5
Hubungan antar kalimat 1 2 3 4 5

Nilai = jumlah skor x 2 : 4

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lembar Kegiatan Siswa


Pertemuan I

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Unit/Tema : Lingkungan
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kanisius Kalasan
Kelas/Semester : V/1
Alokasi waktu :

I. Indikator
1. Siswa mampu menanggapi suatu persoalan atau peristiwa
2. Siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
II. Materi Pokok
Menanggapi suatu persoalan atau masalah
III. Petunjuk
Simaklah cerita berikut ini!
IV. Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar 1
Bacalah bacaan di bawah ini!

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Banjir di Daerah Tulungagung

Suara jeritan terdengar memilukan. Anak-anak berteriak meminta

pertolongan. Ibu-ibu menangis meratapi keadaannya. Bapak-bapak menelan

ludah tanda kesedihan yang dalam. Suasana kabupaten Tulungagung

mengerihkan akibat yang hebat. Daerah yang dilanda banjir kira-kira seluas

700 hektar, dengan ketinggian air rata-rata 1,25 meter. Daerah yang dilanda

banjir terdiri atas 12 desa yang tersebar di dua kecamatan, yakni 5 desa di

kecamatan Kalangbret, dan 7 desa di kecamatan Kedungwaru.

Kerugian ditaksir mencapai 350 juta rupiah. Perincian kerugian adalah

sebagai berikut: 120 rumah penduduk hancur, 220 ekor ternak yang terdiri

atas kerabau, sapi, dan kambing hanyut; dan 220 hektar sawah dengan padi

siap panen terendam air.

Peristiwa terjadi sejak pagi. Parit-parit penuh dengan air. Selokan

banyak yang tersumbat sehingga aliran sungai tidak lancar. Banyak sampah

yang dibuang di sungai sehinggah menghambat aliran air. Penyebab banjir di

Tulungagung sangat beragam.

Bantuan sosial kepada masyarakat yang terkena musibah banjir cukup

banyak. Pemerintah daerah, hansip, pramuka, dan masyarakat setempat

membantu penduduk yang terkena banjir. Bantuan uang dan bahan makanan

berdatangan dari berbagai keluarga masyarakat. Solo Pos, 11 januari 2003

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Diskusikan dalam kelompok dan jawablah pertanyaan di bawah ini pada

kolom yang tersedia!

1. Apa yang menghambat aliran air?

2. Siapa saja yang membantu penduduk yang terkena banjir?

3. Rincikan kerugian yang diderita oleh masyarakat daerah


Tulungagung!

Refleksi:
1. Kesulitan apa yang kamu alami?

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Bagaimana perasaanmu ketika disuruh untuk mengamati lingkungan


sekolahmu?

3. Apa rencana yang akan kamu lakukan selanjutnya?

4. Menurut kelompokmu apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah


terjadinya banjir?

Lembar Kegiatan Siswa


Pertemuan II

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Unit/Tema : Lingkungan
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kanisius Kalasan
Kelas/Semester : V/1
Alokasi waktu : 2 x 35 menit

I. Indikator:
1. Siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
2. Siswa dapat bertanya kepada kelompok lain
3. Siswa dapat memberi usul saran kepada kelompok lain.

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

II. Materi Pokok


Menanggapi masalah atau persoalan
III. Petunjuk
2. Bacalah peristiwa atau persoalan mengenai Lingkungan
3. Kerjakan soal sesuai perintahnya.
IV. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan Belajar I
Bacalah peristiwa atau persoalan di bawah ini!

Ketika Bumiku Memanas

Global warming atau pemanasan global adalah proses


perubahan alam yang di tandai dengan meningkatnya suhu permukaan
bumu akibat menipisnya lapisan ozon. Lapisan ozon adalah gas yang
terdapat di atmosfir yang berasal dari oksigen (O2). Ini semua terjadi
salah satunya disebabkan oleh produksi karbon dioksida (CO2) yang
berlebihan.
Karbon dioksida adalah gas yang dihasilkan antara lain oleh
asap knalpot kendaraan, mesin industri, bahan penyomprot,
pembakaran kayu dan lain-lain.
Gas ini jumlahnya kian menumpuk di lapisan atmosfer,
sehingga sinar matahari yang masuk ke bumi tidak bisa dipantulkan
kembali ke luar angkasa. Sinar matahari yang terjebak inilah yang
menyebabkan suhu bumi memanas, sehingga mengakibatkan banyak
hewan dan tumbuhan di daerah dingin banyak yang mati, krisis air
bersih, banjir bandang, badai tropis, angin puting beliung, sampai
musim kering yang berkepanjangan dan lain-lain. Maria Zoraya, Cerita
anak, Kompas, 9 Desember 2007.

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jawablah pertanyaan dalam kolom di bawah ini berdasarkan bacaan di


atas!
1. Apakah yang menyebabkan terjadinya pemanasan global?
…………………………………………………………………………
…..
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………

2. Saran apa yang dapat kamu berikan untuk memecahkan


permasalahan tersebut?
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………

2. Kegiatan Belajar II
Apa saja yang harus kamu lakukan untuk menyelamatkan bumi kita?
1. …………………………………………………………………
…..

115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. …………………………………………………………………

3. …………………………………………………………………
……

Refleksi:
4. Kesulitan apa yang kamu alami?

5. Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari tema ini?

6. Apa rencana tindak lanjutnya?

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lembar Kegiatan Siswa


Pertemuan III

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Unit/Tema : Lingkungan
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kanisius kalasan
Kelas/Semester : V/1
Alokasi waktu :

I. Indikator:
1. Siswa mampu menceritakan hasil wawacara dengan bahasa runtut baik
dan benar.
2. Siswa mampu menuliskan hasil wawancara dengan bahasa runtut, baik
dan benar.

II. Materi Pokok


Melakukan pengamatan

III. Petunjuk

IV. Kegiatan Belajar


1. Kegiatan Belajar 1
Amatilah lingkungan sekitar sekolahmu!
Apakah lingkungan sekolahmu bersih, rapih, indah dan sejuk?

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Kegiatan Belajar 2
Tulislah hasil pengamatanmu pada kolom yang tersedia!

3. Kegiatan Belajar 2
Sebutkan 5 kegiatan yang harus kamu lakukan untuk menjaga atau
memelihara lingkungan sekolahmu?

Refleksi:
1. Kesulitan apa yang kamu alami?

2. Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari tema ini?

3. Apa rencana tindak lanjutnya?

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lembar Kegiatan Siswa


Pertemuan IV

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Unit/Tema : Lingkungan
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kanisius Kalasan
Kelas/Semester : V/1
Alokasi waktu :

I. Indikator
1. Siswa mampu membuat sebuah karangan bebas dengan bahasa sendiri.

II. Materi Pokok


Menulis karangan
III. Petunjuk

IV. Kegiatan Belajar

1. Kegiatan belajar 1.
Tulislah sebuah karangan tentang tanaman bunga tersebut dalam
kolom yang tersedia di bawah ini!

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Refleksi:
• Kesulitan apa yang kamu alami?

• Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari tema ini?

• Apa rencana tindak lanjutnya?

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Anda mungkin juga menyukai