Anda di halaman 1dari 156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA


KELAS IV SD MATERI BILANGAN DESIMAL BERBASIS METODE
MONTESSORI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Ulfah Azizah

NIM: 141134179

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan kelimpahan rahmat dan nikmat serta
kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.
2. Kedua orang tuaku, Bapak Sadat dan Ibu Ismiyah yang selalu mendoakan,
mendampingi, memberikan dukungan dan semangat. Adikku tercinta Khalifah
Noor Aziz yang selalu memberikan dukungan dan semangat serta keluarga besar
yang aku cintai.
3. Sahabat-sahabatku dari semester 1 Kiky, Eri, Luluk dan Tyas yang selalu
memberikan semangat kepadaku saat mengerjakan tugas akhir.
4. Teman-teman kelompok payung pengembangan alat peraga matematika berbasis
montessori.
5. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
6. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

Q.S. Al Insyirah:6

Tak ada yang tak mungkin ketika kita yakin mampu melakukannya.

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat
karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 November 2018

Penulis

Ulfah Azizah

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN


PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Ulfah Azizah

Nomor Mahasiswa : 141134179

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA


KELAS IV SD MATERI BILANGAN DESIMAL BERBASIS METODE
MONTESSORI

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada


Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 29 November 2018
Yang menyatakan

Ulfah Azizah

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA


KELAS IV SD MATERI BILANGAN DESIMAL BERBASIS METODE
MONTESSORI
Ulfah Azizah
141134179
Universitas Sanata Dharma
Alat peraga pembelajaran adalah sebuat alat yang dirancang secara sengaja untuk
menerapkan konsep dasar pembelajaran. Namun, pada kenyataannya penggunaan alat
peraga khususnya untuk pembelajaran matematika materi bilangan desimal sangat
terbatas. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pengembangan
alat peraga Decimal Fraction Exercise terkait materi penjumlahan dan pengurangan
pada bilangan desimal berbasis metode Montessori. Penelitian dilaksanakan di SD N
Selomulyo pada siswa kelas IV tahun ajaran 2018/2019.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Prosedur pengembangan
menggunakan tujuh langkah dari sepuluh langkah penelitian Sugiyono (2010). Langkah-
langkah pengembangan penelitian ini adalah (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan
data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7)
revisi produk. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan
wawancara, observasi, lembar kuesioner dan lembar soal. Wawancara dan observasi
digunakan untuk analisis kebutuhan, kuesioner digunakan untuk validasi kualitas papan
bilangan desimal oleh dosen ahli Montessori dan guru kelas IV SD N Selomulyo.
Hasil penelitian menunjukan bahwa produk yang dikembangkan berdasarkan
karakteristik alat peraga Montessori seperti menarik, bergradasi, auto-education, auto-
correction, dan kontekstual. Produk papan bilangan desimal berbasis metode
Montessori yang dikembangkan dengan kualitas sangat baik dan layak digunakan
berdasarkan validasi oleh ahli Montessori, dan guru kelas IV dengan rata-rata penilaian
alat peraga 3,95 dan album 3,95 (skala 1-4). Uji coba terbatas menunjukan hasil yang
sangat positif dengan rata-rata pretes 50,8 dan postes 86,7 dengan kenaikan 71 %.
Dengan demikian, disimpulkan bahwa alat peraga papan bilangan desimal memiliki
kualitas yang sangat baik, layak digunakan dan membantu siswa memahami
penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal Matematika.
Kata kunci: alat peraga papan bilangan desimal, metode Montessori, penelitian dan
pengembangan, Matematika.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF MATHEMATICAL LEARNING PROPS CLASS IV SD


MATERIAL DECIMAL-BASED MONTESSORI METHODS

Ulfah Azizah

141134179

Sanata Dharma University

Learning aids are a tool designed intentionally to apply the basic concepts of
learning. However, in reality the use of props especially for mathematics learning is
very limited decimal number material. Therefore, this study aims to develop the
development of Decimal Fraction Exercise props related to the addition and reduction of
decimal numbers based on the Montessori method. The study was conducted at SD N
Selomulyo in fourth grade students in the 2018/2019 school year.
This type of research is research and development. The development procedure
uses seven steps from the ten steps of Sugiyono (2010) research. The steps of
developing this research are (1) potential and problems, (2) data collection, (3) product
design, (4) design validation, (5) design revision, (6) product trial, (7) product revision .
The instrument used in this study was a list of interview questions, observations,
questionnaires and questions. Interviews and observations were used for needs analysis,
the questionnaire was used to validate the quality of the decimal number board by
Montessori expert lecturers and grade IV teachers of SD N Selomulyo.
The results showed that the products developed based on the characteristics of
Montessori teaching aids such as interesting, graded, auto-education, auto-correction,
and contextual. Decimal number board products based on the Montessori method that
are developed with very good quality and suitable for use based on validation by
Montessori experts, and grade IV teachers with an average rating of teaching aids 3.95
and an album of 3.95 (1-4 scale). Limited trials showed very positive results with a
pretest average of 50.8 and post-test 86.7 with an increase of 71%. Thus, it was
concluded that the decimal board display props were of very good quality, suitable for
use and helped students understand the addition and subtraction of Math decimal
numbers.
Keywords: decimal board number props, Montessori method, research and
development, Mathematics.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan
mendapatkan gelar sarjana.

Banyak sekali hambatan yang dijumpai oleh penulis pada saat pembuatan dan
penyusunan skripsi, namun penulis tetap semangat dan pantang menyerah untuk
menyelesaikan tugas akhir ini. Keberhasilan yang diraih tidak lepas karena banyak
memperoleh dukungan dan semangat dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan rasa
terima kasih untuk segala bantuan yang diberikan, kepada yang terhormat:

1. Dr. Yohanes Haryoso, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Kintan Limiansih S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Andri Anugrahana S.Pd., M.Pd dan Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd
selaku dosen pembimbing skripsi yang berkenan memberi arahan,
dukungan, dan bimbingan dalam penyusunan laporan skripsi.
5. Siti Widayatun, S.Pd.SD. selaku kepala sekolah SD N Selomulyo yang
telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian.
6. Tiknawati. L, S.Pd.SD. selaku guru kelas IV SD N Selomulyo yang telah
membantu peneliti dalam melakukan penelitian.
7. Seluruh siswa kelas IV SD N Selomulyo yang telah membantu peneliti
dalam melakukan penelitian.
8. Kedua orang tuaku, Bapak Sadat dan Ibu Ismiyah yang selalu
mendoakan, mendampingi, memberikan dukungan dan semangat.
Adikku tercinta Khalifah Noor Aziz yang selalu memberikan dukungan
dan semangat serta keluarga besar yang aku cintai.
9. Sahabat-sahabatku dari semester 1 Kiky, Eri, Luluk dan Tyas yang selalu
memberikan semangat kepadaku saat mengerjakan tugas akhir.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10. Teman-teman kelompok payung pengembangan alat peraga matematika


berbasis montessori.
11. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata
Dharma.
12. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.

Semoga kebaikan yang telah diberikan dari semua pihak tidak sia-sia.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun
penulis berharap agar skripsi yang dibuat dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan guna mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.

Penulis

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................. Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN ................................................ Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .......................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................................. xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xvi
DAFTAR RUMUS ........................................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xviii
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ..................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 8
1.5 Definisi Operasional .................................................................................................. 8
1.6 Spesifikasi Produk ..................................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................ 13
2.1 Kajian Pustaka ......................................................................................................... 13
2.1.1 Belajar dan Pembelajaran......................................................................................... 13
2.1.1.1 Pengertian Belajar .................................................................................................... 13
2.1.1.2 Pengertian Pembelajaran .......................................................................................... 14
2.1.1.3 Teori Perkembangan Anak...................................................................................... 14
2.1.1.3.1 Tahap sensori-motor .............................................................................................. 15
2.1.1.3.2 Tahap praoperasional ............................................................................................. 15

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.1.3.3 Tahap operasional konkret..................................................................................... 15


2.1.1.3.4 Tahap operasional formal ...................................................................................... 15
2.1.1.4 Matematika .............................................................................................................. 16
2.1.1.4.1 Pengertian Matematika .......................................................................................... 16
2.1.1.4.2 Pembelajaran Matematika ..................................................................................... 17
2.1.1.4.3 Bilangan Desimal .................................................................................................. 17
2.1.1.4.4 Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Desimal ................................................ 18
2.1.1.5 Alat Peraga Pembelajaran ........................................................................................ 20
2.1.1.5.1 Pengertian alat peraga ............................................................................................ 20
2.1.1.5.2 Fungsi alat peraga .................................................................................................. 20
2.1.1.5.3 Ciri-ciri pengembangan Alat peraga ...................................................................... 21
2.1.1.6 Metode Montessori .................................................................................................. 23
2.1.1.6.1 Sejarah Montessori ................................................................................................ 23
2.1.1.6.2 Prinsip Pendidikan Montessori .............................................................................. 24
2.2 Penelitian yang Relevan ........................................................................................... 25
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................................... 29
2.4 Pertanyaan Penelitian ............................................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 31
3.1 Jenis Penelitian......................................................................................................... 31
3.2 Setting Penelitian ..................................................................................................... 35
3.2.1 Subjek Penelitian ..................................................................................................... 35
3.2.2 Lokasi Penelitian ...................................................................................................... 35
3.2.3 Waktu Penelitian ...................................................................................................... 35
3.2.4 Objek Penelitian ....................................................................................................... 35
3.3 Rancangan Penelitian ............................................................................................... 36
3.4 Prosedur Pengembangan .......................................................................................... 36
3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................... 39
3.6 Instrumen Penelitian ................................................................................................ 41
3.7 Teknik Analisis Data................................................................................................ 46
3.7.1 Data Kualitatif .......................................................................................................... 46
3.7.2 Data Kuantitatif ........................................................................................................ 46
BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN ............. 50
4.1 Hasil Penelitian Pengembangan ............................................................................... 50
4.1.1 Kajian Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran ...................................... 50
4.1.2 Analisis Kebutuhan .................................................................................................. 50
4.1.2.1 Wawancara ............................................................................................................... 50

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.1.2.1.1 Guru kelas Kelas IV .............................................................................................. 50


4.1.2.1.2 Siswa Kelas IV ...................................................................................................... 51
4.1.2.2 Observasi Pembelajaran di Kelas ............................................................................ 51
4.1.3 Produksi Pengembangan Alat Peraga Montessori untuk Materi Bilangan Desimal . 52
4.1.3.1 Desain Alat Peraga Montessori ................................................................................ 52
4.1.3.1.1 Papan Bilangan Desimal ........................................................................................ 52
4.1.3.1.2 Batu ........................................................................................................................ 53
4.1.3.1.3 Kotak batu.............................................................................................................. 53
4.1.3.1.4 Kotak soal dan kartu soal....................................................................................... 54
4.1.3.1.5 Album alat peraga pembelajaran .......................................................................... 54
4.1.3.2 Pembuatan............................................................................................................... 55
4.1.3.2.1 Alat Peraga Pembelajaran ..................................................................................... 55
4.1.3.2.2 Album Alat Peraga Pembelajaran ......................................................................... 55
4.1.4 Data Validasi dan Revisi Produk ............................................................................. 56
4.1.4.1.1 Dosen Ahli ........................................................................................................... 56
4.1.4.1.2 Guru Kelas IV ....................................................................................................... 59
4.1.4.1.3 Rata-rata Skor Validasi oleh Dosen Ahli dan Guru Kelas IV .............................. 62
4.1.4.2 Revisi Produk ........................................................................................................... 63
4.1.4.2.1 Media Pembelajaran ............................................................................................. 63
4.1.4.2.2 Album Media Pembelajaran ................................................................................. 64
4.1.5 Uji Coba Lapangan .................................................................................................. 64
4.1.5.1 Pretest ...................................................................................................................... 64
4.1.5.2 Posttest ..................................................................................................................... 65
4.1.5.3 Data Hasil Tes .......................................................................................................... 66
4.1.6 Prototipe Media Pembelajaran ................................................................................. 67
4.2 Pembahasan.............................................................................................................. 68
BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 74
5.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 74
5.2 Keterbatasan Pengembangan ................................................................................... 75
5.3 Saran ....................................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 76
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 79
CURRICULUM VITAE .................................................................................................. 132

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 langkah-langkah penelitian dan pengembangan ................................................. 32


Bagan 3.2 Modifikasi Model Penelitian dan Pengembangan .............................................. 36
Bagan 3.3 Prosedur Pengembangan Alat Peraga Papan Bilangan Desimal ........................ 37

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Kepada Guru Kelas IV SD N Selomulyo ........................ 41


Tabel 3.2 Pedoman Wawancara dengan Siswa kelas IV SD N Selomulyo ......................... 42
Tabel 3.3 Pedoman Observasi Pembelajaran Matematika ................................................... 43
Tabel 3.4 Pedoman Kuesioner Validasi Alat Peraga ........................................................... 43
Tabel 3.5 Pedoman Kuesioner validasi Album Alat Peraga ................................................ 44
Tabel 3.6 Pedoman Instrumen Tes ...................................................................................... 45
Tabel 3.7 Tabel Klasifikasi hasil penilaian .......................................................................... 47
Tabel 4.1 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif menurut Widoyoko ...................... 56
4.1.4.1.1 Dosen Ahli ........................................................................................................... 56
Tabel 4.2 Hasil Validasi Alat Peraga Papan Bilangan Desimal Oleh Dosen Ahli ............. 57
Tabel 4.3 Hasil Validasi Album Papan Bilangan Desimal Oleh Dosen Ahli ..................... 59
4.1.4.1.2 Guru Kelas IV ....................................................................................................... 59
Tabel 4.4 Hasil Validasi Alat Peraga Papan Bilangan Desimal Oleh Guru Kelas IV ......... 60
Tabel 4.5 Hasil Validasi Album Papan Bilangan Desimal Oleh Guru Kelas IV ................. 61
Tabel 4.6 Rata-rata Skor Validasi Produk ........................................................................... 62
Tabel 4.7 Revisi Produk....................................................................................................... 63
Tabel 4.8 Hasil Pretest dan Posttest .................................................................................... 67
Tabel 4.9 Analisis Hasil Validasi Alat Peraga Matematika Papan Bilangan Desimal
berdasarkan indikator penilaian ........................................................................................... 69
Tabel 4.10 Analisis Hasil Validasi Revisi Album Berdasarkan Indikator Penilaian ........... 71
Tabel 4.11 Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest ................................................................... 73

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1 Rumus menghitung rata-rata ............................................................................. 47


Rumus 3.2 Nilai Pretes dan Postes...................................................................................... 48
Rumus 3.3 Persentase Kenaikan Nilai Siswa ...................................................................... 49
Rumus 4.1 Skor Rata-rata Validasi Produk ......................................................................... 62

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Papan Bilangan Desimal .................................................................................... 9


Gambar 1.2 Tutup Kotak Tempat Batu ............................................................................... 10
Gambar 1.3 Kotak Tempat Batu .......................................................................................... 10
Gambar 1.4 Tutup Kotak Tempat Kartu Soal ...................................................................... 11
Gambar 1.5 Kotak Tempat Kartu Soal ................................................................................ 12
Gambar 2.1 Penelitian yang relevan .................................................................................... 28
Gambar 4.1 Papan Bilangan Desimal .................................................................................. 53
Gambar 4.2 Batu .................................................................................................................. 53
Gambar 4.3 Kotak Kartu Soal dan Kartu Soal..................................................................... 54
Gambar 4.4 Produk Penelitian dan Pengembangan Secara Lengkap .................................. 67

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Pretest ....................................................................................................... 65


Grafik 4.2 Hasil Posttest ...................................................................................................... 65
Grafik 4.3 Hasil Tes Pretest dan Posttest ............................................................................. 66

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ........................................................................................................................... 80
SURAT IZIN PENELITIAN ............................................................................................... 80
Lampiran 2 ........................................................................................................................... 81
SURAT KETERANGAN PENELITIAN ............................................................................ 81
Lampiran 3 ........................................................................................................................... 82
SURAT IZIN UJI KELAYAKAN INSTRUMEN PEMBELAJARAN .............................. 82
Lampiran 4 Instrumen Identifikasi potensi dan masalah ..................................................... 83
Lampiran 4.1 Rekapitulasi hasil observasi .......................................................................... 83
Lampiran 4.2. Rekapitulasi hasil wawancara Guru kelas IV .............................................. 84
Lampiran 4.3 Rekapitulasi hasil wawancara kelas IV ........................................................ 86
Lampiran 5 Validasi Produk Oleh Ahli ............................................................................... 87
Lampiran 5.1 Lembar Validasi Produk oleh ahli ................................................................. 87
Lampiran 5.1.2 Validasi produk dilakukan oleh Guru kelas IV .......................................... 95
Lampiran 6 Uji coba Lapangan Terbatas ........................................................................... 102
Lampiran 6.1 Soal pretes ................................................................................................... 102
Lampiran 6.2 Lembar hasil ujian Pretes ........................................................................... 100
Lampiran 6.3 Lembar hasil ujian Postes ........................................................................... 103
Lampiran 7 Dokumentasi Observasi di kelas .................................................................... 106
Lampiran 8 Spesifikasi produk .......................................................................................... 107
Lampiran 9 Curriculum Vitae ............................................................................................ 132

xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan mengenai (1.1) latar belakang masalah, (1.2)
rumusan masalah, (1.3) tujuan penelitian, (1.4) manfaat penelitian, (1.5)
spesifikasi produk yang dikembangkan, dan (1.6) definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan sarana yang menumbuh-kembangkan potensi-
potensi kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang
sempurna (Suardi, 2012: 1). Pendidikan sangat bermanfaat bagi kemajuan
negara, karena kemajuan dari setiap negara tergantung terhadap Sumber Daya
Manusia (SDM) yang ada. Negara maju adalah negara yang memiliki Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas (Dally, 2010: 1). Pendidikan sangat
dibutuhkan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Suardi
(2012: iii) mengemukakan bahwa pendidikan harus memberikan sumbangan
yang besar bagi peningkatan SDM agar menjadi berkualitas. Pendidikan
memiliki banyak manfaat dan tujuan bagi siapapun yang ingin terlibat.
Tujuan pendidikan dalam proses pembelajaran yang umum diterapkan
dalam sekolah adalah proses kognitif siswa. Ranah kognitif sering digunakan
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Proses kognitif menjadi
pedoman bagi guru untuk mengembangkan indikator pencapaian kompetensi
dan mengidentifikasi serta mengklasifikasi seluruh hasil belajar siswa di
sekolah (dalam Endrayanto, 2014: 33). Dari penjelasan tersebut maka
perkembangan kognitif penting untuk kemajuan siswa. Pendidikan tidak
hanya bertujuan untuk mengembangkan kognitif saja, karena dalam sekolah
siswa diajarkan untuk mengembangkan potensi diri yang dimiliki seorang
siswa. Muslich (2007: 2) mengemukakan bahwa tujuan sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal negara adalah untuk mengembangkan potensi
siswa. Penggalian dan pengembangan potensi siswa secara optimal dilakukan
dengan harapan agar siswa mampu bertahan hidup di dalam masyarakat.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Belajar adalah apa yang dilakukan murid, bukan apa yang dilakukan oleh
guru untuk murid. Belajar merupakan suatu proses yang aktif dan bertujuan,
bukan proses yang pasif. Dan proses ini lebih mungkin berhasil jika digunakan
alat-alat pengajaran yang sesuai dan murid diarahkan pada kegiatan yang
diperlukan pada saat yang tepat (Marks, 2014: 11). Belajar merupakan salah
satu kegiatan untuk menambah pengetahuan atau ilmu. Dalam ranah
pendidikan, belajar merupakan suatu kegiatan yang penting bagi setiap orang.
Abdillah (dalam Aunurahman, 2012: 35) mendefinisikan belajar sebagai suatu
usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik
melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu. Di bidang
pendidikan, Aunurahman (2012: 35) menambahkan bahwa pembelajaran
berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik, menjadi
siswa yang memiliki pengetahuan. Pembelajaran dalam ranah pendidikan
kemudian dikelompokkan berdasarkan bidang-bidang tertentu yang kerap
disebut sebagai mata pelajaran, dan salah satunya adalah Matematika.
Menurut Mujiono (dalam Sundayana, 2014: 25) dalam proses belajar
mengajar ada empat komponen penting yang berpengaruh bagi keberhasilan
belajar siswa, yaitu bahan ajar, suasana belajar, media dan sumber belajar,
serta guru sebagai subjek pembelajaran. Komponen tersebut sangat penting
dalam proses belajar, sehingga melemahnya satu atau lebih komponen dapat
menghambat tercapainya tujuan belajar yang optimal. Untuk menciptakan
proses pembelajaran yang berkualitas, guru seringkali menemukan kesulitan
dalam memberikan materi pembelajaran. Khususnya bagi guru matematika
dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah masih menunjukkan kekurangan
dan keterbatasan. Salah satu ciri menonjol dalam pengajaran matematika masa
kini adalah semakin meningkatnya perhatian pada pengembangan kemampuan
untuk menemukan, memeriksa, dan membuat generalisasi (Marks, 2014: 11).
Metematika merupakan salah satu komponen dari serangkaian mata
pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Matematika
merupakan salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Marti mengemukakan bahwa, meskipun

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

matematika dianggap memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, namun setiap


orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan
masalah sehari-hari (Sundayana, 2014: 2). Johnson dan Myklebust (dalam
Abdurrahman, 2009: 252) mengemukakan bahwa matematika merupakan
bahasa simbolis yang mempunyai fungsi praktis untuk mengekspresikan
hubungan kuantitatif dan keruangan. Hal ini senada dengan definisi H.W.
Flower (dalam Suyitno, 1985: 736) mengenai hakikat matematika yaitu “
Mathematics is the abstract science of space and number.” Matematika
adalah ilmu abstrak mengenai ruang dan bilangan.
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam
penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan
dukungan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (Susanto, 2013: 185). Oleh
karena itu, matematika sebagai ilmu dasar perlu dikuasai dengan baik oleh
siswa, terutama sejak sekolah dasar. Namun dalam kenyataan yang ada
sekarang, penguasaan matematika, baik oleh siswa sekolah dasar (SD)
maupun siswa sekolah menengah (SMP dan SMA), selalu menjadi
pemasalahan besar. Hal ini terbukti dari hasil ujian nasional (UN) yang
diselenggarakan memperlihatkan rendahnya presentase kelulusan siswa dalam
ujian tersebut, baik yang diselenggarakan di tingkat pusat maupun di daerah.
Pada umumnya, yang menjadi faktor penyebab ketidaklulusan siswa dalam
ujian nasional ini adalah rendahnya kemampuan siswa dalam materi
matematika.
Menurut Freudental (Susanto, 2013: 148), berpendapat bahwa
matematika merupakan aktivitas insani (human activities) dan harus dikaitkan
dengan realitas. Dengan demikian, matematika merupakan cara berpikir logis
yang dipresentasikan dalam bilangan, ruang, dan bentuk dengan aturan-aturan
yang telah ada yang tak lepas dari aktivitas insani tersebut. Pada hakikatnya,
matematika tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, dalam arti matematika
memiliki kegunaan yang praktis dalam kehidupan sehari-hari. Semua masalah
kehidupan yang membutuhkan pemecahan secara cermat dan teliti mau tidak
mau harus berpaling kepada matematika.

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dalam proses kegiatan pembelajaran matematika, baik guru maupun


siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran ini akan mencapai hasil yang maksimal apabila
pembelajaran berjalan secara efektif. Pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa secara aktif. Kualitas
pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil (Susanto, 2013:
150). Segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
seluruhnya atau sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik,
mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, selain itu menunjukkan
semangat belajar yang tinggi dan percaya terhadap diri sendiri. Segi hasil,
pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi perubahan tingkah laku ke arah
positif, dan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Beberapa pengalaman yang diperoleh, mengatakan bahwa
pembelajaran matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit bagi
siswa sekolah dasar maupun jenjang pendidikan di atasnya. Siswa yang
menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dikarenakan dasar
dari pembelajaran matematika yang lemah. Akhirnya siswa merasa bahwa
tidak bisa matematika (Soesilowati, 2011: 17). Siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar menyangkut kekurangan dalam pola perkembangan
seperti pengembangan bahasa, perkembangan fisik, pengembangan akademik.
Menurut Lerner (2002), Heward & Orlansky (2002), dan Kirk & Gallagher,
(2008) mengatakan bahwa banyak gejala kesulitan belajar berhubungan
dengan kesulitan belajar matematika, antara lain masalah (1) hubungan-spasial
atau ruang, (2) masalah dengan simbol-simbol, dan (3) masalah bahasa.
Ketiga keterampilan ini sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika
(dalam Runtukahu, 2014: 49).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan,
peneliti mengetahui bahwa dari 30 siswa kelas IV terdapat 6 siswa yang
mengalami kesulitan pada mata pelajaran matematika materi bilangan desimal.
Hal ini dikarenakan siswa masih belum bisa menghitung penjumlahan dengan
teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam. Siswa kelas IV
kesulitan pada pembelajaran matematika materi bilangan desimal serta

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sekolah juga masih kurang dalam ketersediaan dan penggunaan alat peraga
dalam proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan siswa kesulitan dalam
memahami materi yang diajarkan oleh guru. Oleh sebab itu peneliti
mengembangkan alat peraga pembelajaran matematika tentang bilangan
desimal untuk siswa kelas IV SD. Pembuatan alat peraga pembelajaram
matematika tentang bilangan desimal berdasarkan kebutuhan guru untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa dan sekolah masih kurang dalam
ketersediaan alat peraga di sekolah. Penelitian ini hanya dibatasi pada tahap
menghasilkan desain produk dari alat peraga pembelajaran matematika
tentang bilangan desimal yang sudah diuji secara ilmiah oleh beberapa ahli
dan melalui uji coba lapangan terbatas.
Hasil wawancara pada guru dan siswa kelas IV pada hari Sabtu
tanggal 28 juli 2018 di SD N Selomulyo yang dilakukan setelah melaksanakan
pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan pada
bilangan desimal, guru kelas IV mengatakan bahwa kurangnya ketersediaan
alat peraga pembelajaran pada saat menerangkan adalah faktor dari sulitnya
pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan
pengurangan bilangan desimal selain itu siswa kelas IV mengatakan bahwa
tidak adanya alat peraga pembelajaran pada saat guru menerangkan materi
pembelajaran merupakan kesulitan siswa dalam memahami pembelajaran
matematika di kelas. Alat peraga sangat diperlukan untuk menunjang proses
belajar siswa. Alat peraga dapat membantu siswa menangkap materi yang
terkandung dalam suatu pembelajaran, khususnya matematika. Alat peraga
yang menarik juga dapat membangkitkan semangat dan minat belajar siswa.
Alat peraga papan bilangan desimal adalah alat peraga yang
memperkenalkan desimal kuantitas dan simbol. Cara menggunakan alat
peraga ini adalah dengan manik-manik untuk melambangkan nilai yang akan
dijumlah atau dikurangi. Manik-manik yang digunakan bisa dengan biji-bijian,
kerikil, atau kancing baju. Alat peraga papan pecahan desimal sangat cocok
digunakan sebagai alat peraga pembelajaran materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan desimal, karena dapat membantu siswa untuk
memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal. Peneliti

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

akan melakukan proses penggandaan alat peraga papan bilangan desimal


berbasis Montessori untuk membantu siswa belajar penjumlahan dan
pengurangan bilangan desimal.
Penggandaan alat peraga berbasis Montessori ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, diantaranya tentang fungsi dan keamanan pada saat siswa
menggunakan alat peraga tersebut. Maria Montessori telah menjelaskan tata
cara dalam menggandakan alat peraganya yang disajikan dalam Metode
Montessori. Metode yang saya gunakan adalah dengan membuat sebuah
eksperimen pedagogis dengan sebuah objek pembelajaran dan menunggu
reaksi spontan dari sang anak. Ini adalah sebuah metode yang analog dengan
metode dari psikologi eksperimental (Gutek, 2013: 233). Peneliti akan
mengembangkan alat peraga berbasis Montessori berupa alat peraga papan
bilangan desimal yang digunakan untuk menghitung penjumlahan dan
pengurangan bilangan desimal.
Alat peraga papan bilangan desimal dikembangkan dari metode
Montessori, alat peraga yang dirancang dengan sebaik mungkin untuk
memenuhi kelima ciri yang telah dipaparkan dalam metode montessori,
sehingga alat tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal ketika alat
peraga digunakan dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan desimal. Kelima ciri yang dipaparkan dalam metode
montessori yaitu 1) menarik, menarik perhatian siswa secara spontan terhadap
suatu pembelajaran yang ia alami; 2) bergradasi, bergradasi dalam alat peraga
konsistensi, 3) auto-correction, memiliki pengendali kesalahan; 4) auto-
education, penggunaan alat peraga Montessori dibuat dengan memperlihatkan
kemandirian yang memungkinkan anak belajar sendiri, dan 5) kontekstual,
alat peraga Montessori dibuat dengan bahan-bahan yang dengan lingkungan
anak. Peneliti mengembangkan alat peraga matematika Montessori Decimal
Fraction Exercise untuk alat peraga operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan bilangan desimal. Tujuan dalam mengembangkan alat peraga
matematika berbasis Montessori ini adalah untuk membantu siswa dalam
belajar matematika materi tentang operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan bilangan desimal.

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti mengembangkan alat peraga Montessori selama proses


penelitian berlangsung. Penelitian dilakukan di SD N Selomulyo pada siswa
kelas IV dengan jumlah 30 siswa. Peneliti melakukan penelitian di SD
tersebut karena kebutuhan alat peraga yang digunakan pada saat proses
pembelajaran. Penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran
2018/2019 pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan desimal. Produk yang dihasilkan adalah alat peraga
berbasis Montessori Decimal Fraction Exercise yang sudah diujicobakan
secara terbatas kepada siswa kelas IV SD N Selomulyo.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya,
peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana mengembangkan alat peraga Decimal Fraction Exercise
terkait materi penjumlahan dan pengurangan?
1.2.2 Bagaimana kualitas pengembangan alat peraga Decimal Fraction
Exercise terkait materi penjumlahan dan pengurangan?
1.2.3 Bagaimana dampak dari penggunaan pengembangan alat peraga
Decimal Fraction Exercise terkait meteri penjumlahan dan
pengurangan?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Mengembangkan alat peraga Decimal Fraction Exercise terkait materi
penjumlahan dan pengurangan.
1.3.2 Mengetahui kualitas pengembangan alat peraga Decimal Fraction
Exercise terkait materi penjumlahan dan pengurangan.
1.3.3 Mengetahui dampak dari penggunaan pengembangan alat peraga
Decimal Fraction Exercise terkait materi penjumlahan dan
pengurangan.

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi siswa
Siswa dapat memahami konsep dasar materi penjumlahan dan
pengurangan pada bilangan desimal. Siswa dapat menggunakan alat
peraga matematika berbasis Montessori untuk menjawab soal
penjumlahan dan pengurangan pada bilangan desimal.
1.4.2 Bagi guru
Guru dapat mengembangkan alat peraga yang sudah dimiliki sesuai
dengan prinsip alat peraga berbasis Montessori. Setelah itu guru dapat
mempraktikkan alat peraga tersebut untuk siswa kelas IV pada materi
penjumlahan dan pengurangan pada bilangan desimal.
1.4.3 Bagi peneliti
Memberikan wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan diri,
merancang, membuat serta menggunakan alat peraga matematika
berbasis Montessori tentang operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan bilangan desimal pada siswa kelas IV di SD N Selomulyo.

1.5 Definisi Operasional


1.5.1 Alat peraga pembelajaran adalah alat bantu untuk proses belajar
mengajar.
1.5.2 Matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai
hubungan antar-struktur sehingga terorganisasi dengan baik.
1.5.3 Bilangan desimal adalah bilangan yang menggunkan 10 angka,
disebut juga bilangan berbasis 10.
1.5.4 Metode montessori adalah metode yang menekankan pada kebebasan,
kemandirian, yang melatih dan mengembangkan indra-indra dan
pemikiran anak dengan menggunakan prinsip-prinsip dalam
montessori.
1.5.5 Decimal Fraction Exercise adalah alat peraga yang dapat
memungkinkan siswa untuk berlatih berhitung pada bilangan desimal
bahkan pada alat Decimal Fraction Exercise bisa digunakan untuk

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bahkan bisa untuk


operasi hitung perkalian dan pembagian.

1.6 Spesifikasi Produk


Produk yang dikembangkan dan dihasilkan dalam penelitian ini adalah
alat peraga berupa papan bilangan desimal yaitu media untuk menghitung
penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal dengan Metode Montessori
beserta album cara penggunannya. Alat peraga ini memiliki fungsi untuk
membantu siswa dalam memahami konsep operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan pada bilangan desimal serta siswa dapat menemukan
jawabannya dengan menggunakan alat peraga Decimal Fraction Exercise.
produk alat peraga yang dikembangkan pada penelitian ini adalah papan
pecahan desimal, kartu angka, batu berwarna ( berwarna merah, biru tua, biru
muda, hijau tua, hijau muda, dan orange), kotak kayu untuk menyimpan, dan
kartu soal. Berikut ini dipaparkan desain alat peraga Decimal Fraction
Exercise.

Gambar 1.1 Papan Bilangan Desimal

Pada gambar 1.1 Desain papan bilangan desimal Matematika berbasis


montessori. Papan bilangan desimal ini berbentuk persegi dengan ukuran 42
cm x 48 cm. Pada bagian atas papan terdapat dua jenis bilangan sesuai
dengan kelompoknya, disebelah kiri papan terdapat bilangan bulat
1.000.000, 100.000, 10.000, 1000, 100, 10, 1 dan disebelah kanan bilangan
desimal 0,1, 0,01, 0,001, 0,0001, 0,00001 dan 0,000001. Bilangan bulat dan

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bilangan desimal memiliki jenis warna yang berbeda. Warna hijau muda
sebagai angka 0,000001 dan 0,001, warna pink keunguan sebagai angka
0,00001, warna biru muda sebagai angka 0,0001 dan 0,1, warna merah
sebagai angka 0,01, warna hijau sebagai angka 1 dan 1000, warna biru tua
sebagai angka 10 dan 10.000, warna merah muda sebagai angka 100.000, dan
warna hijau tua sebagai angka 1.000.000. Pada papan bilangan desimal
terdapat kolom angka bilangan bulat dan bilangan desimal serta terdapat
kolom warna sesuai dengan angka tersebut. Pada bagian samping kiri papan
terdapat angka 01 sampai 20, angka tersebut berfungsi untuk membaca hasil
akhir.

Gambar 1.2 Tutup Kotak Tempat Batu

Gambar 1.3 Kotak Tempat Batu

Pada gambar 1.3 Desain kotak batu. Kotak batu berukuran, panjang 40
cm, lebar 10 cm. Kotak batu juga dilengkapi dengan tutup kotak. Kotak batu

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

digunakan untuk meletakkaan berbagai macam batu dengan warna yang


berbeda. Setiap jenis batu ditempatkan pada kotak batu dengan ukuran 5 cm
dan untuk batu yang digunakan ada 8 macam battu dengan warna yang
berbeda. Pada papan bilangan desimal dibagi menjadi dua bagian, bagian
pertama untuk meletakkan batu dan bagian kedua untuk meletakkan kartu
bilangan asli. Kartu bilangan desimal terdiri dari angka 1, 0,1, 0,01, 0,001,
0,0001, 0,00001 dan 0,000001 sedangkan kartu bilangan asli terdiri dari
angka 0 sampai dengan 10. Fungsi dari kartu bilangan desimal dan kartu
bilangan asli untuk membaca hasil dari penjumlahan atau pengurangan
bilangan desimal.

Gambar 1.4 Tutup Kotak Tempat Kartu Soal

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 1.5 Kotak Tempat Kartu Soal

Pada gambar 1.5 merupakan desain kartu soal. Kotak kartu soal
digunakan untuk meletakkan kartu soal. Kotak kartu soal dilengkapi
dengan tutup kotak. Kotak kartu soal berukuran panjang 14,5 cm,
dan lebar 9,0 cm dengan ukuran tutup kotak kartu soal dengan
panjang 14,5 cm dan lebar 9,0 cm. Kotak kartu soal digunakan untuk
meletakkan berbagai jenis soal yang telah dibuat peneliti. Kartu soal
terbuat dari kertas ivory 210 dengan ukuran kartu soal 10,48 cm x 5
cm. Kartu soal terdiri dari 4 kode soal, yaitu (1) penjumlahan tanpa
teknik menyimpan, (2) penjumlahan dengan teknik menyimpan, (3)
pengurangan tanpa teknik meminjam, dan (4) pengurangan dengan
teknik meminjam.

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab II ini, peneliti akan menguraikan mengenai (2.1) kajian


pustaka, (2.2) penelitian yang relevan, (2.3) kerangka berpikir, dan (2.4)
pertanyaan penelitian.

2.1 Kajian Pustaka


Pada kajian pustaka dipaparkan mengenai teori-teori yang mendukung
penelitian, diantaranya Teori Belajar dan Pembelajaran, Teori Perkembangan
Anak, Matematika, Alat Peraga Pembelajaran, Alat Peraga Matematika,
Sejarah Montessori dan Alat Peraga Montessori.
2.1.1 Belajar dan Pembelajaran
Pada subbab ini dijelaskan mengenai teori belajar dan pembelajaran
yang disampaikan oleh para ahli, yaitu:
2.1.1.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu kegiatan untuk menambah
pengetahuan atau ilmu. Dalam pendididkan, belajar merupakan suatu
kegiatan yang penting bagi setiap orang. Belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Sejalan dengan pendapat
Winkel (1996: 53) yang mengatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas
mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,
yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahun-pengetahuan,
keterampilan, dan nilai sikap. Belajar merupakan aktivitas manusia yang
sangat vital dan secara terus-menerus akan dilakukan selama manusia tersebut
masih hidup (Thobroni, 2015: 15). Senada dengan Rahyudi (2014: 1) belajar
merupakan proses hidup yang sadar atau tidak sadar dijalani semua manusia
untuk mencapai berbagai kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Berdasarkan penjelasan mengenai pengertian belajar yang telah
disampaikan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu ilmu
dan pengalaman baru sehingga dapat menghasilkan suatu perubahan sikap
dan tingkah laku pada diri seseorang itu sesuai dengan tahap
perkembangannya.
2.1.1.2 Pengertian Pembelajaran
Huda (2013: 2) menyatakan bahwa pembelajaran dapat dikatakan
sebagai hasil dari memori kognisi dan metakognisi yang berpengaruh
terhadap pemahaman. Pengertian pembelajaran juga dikemukakan oleh
Sanjaya (2008: 26) bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai proses
kerjasama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan
sumber belajar yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa
itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk
gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa, seperti lingkungan,
sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar
tertentu. Definisi lain disampaikan oleh Trianto (2010: 17) pembelajaran
merupakan suatu interaksi dua arah yang dilakukan oleh guru dan siswa
secara intens dan terarah menuju pada suatu tujuan yang ditetapkan
sebelumnya.
Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa yang
berpengaruh terhadap pemahaman siswa dan sebagai upaya untuk mencapai
tujuan belajar tertentu.
2.1.1.3 Teori Perkembangan Anak
Perkembangan dimulai dari lahir sampai dewasa. Ada tiga teori atau
pendekatan mengenai perkembangan, yaitu pendekatan perkembangan
konitif, belajar dan lingkungan, dan etologis. Yusuf (2009:4) mengungkapkan
bahwa pendekatan perkembangan kognitif didasarkan pada asumsi atau
keyakinan bahwa kemampuan kognitif merupakan suatu fudamental dan yang
membimbing tingkah laku anak. Teori kognitif yang sering digunakan saat ini
adalah teori kognitif Piaget. Piaget percaya bahwa pemikiran anak-anak
berkembang menurut tahap-tahap atau periode-periode yang terus bertambah
kompleks (Desmita, 2007:46). Piaget membedakan empat tahap

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perkembangan kognitif pada anak (Suparno, 2001:5). Empat tahapan tersebut


adalah: (1) tahap sensori-motor yang terjadi sejak anak lahir sampai berumur
2 tahun, (2) tahap praoperasional pada umur 2 tahun sampai 7 tahun, (3) tahap
operasional konkret pada umur 7 sampai 11 tahun, dan (4) tahap operasional
formal setelah 11 tahun ke atas.
2.1.1.3.1 Tahap sensori-motor
Pada tahap sensori-motor, anak mengatur alamnya dengan indra
(sensor) dan tindakannya (motor). Anak tidak memiliki konsepsi object
permanent. Bila suatu benda disembunyikan, anak gagal menemukannya.
Meskipun demikian, seiring berjalannya waktu, anak menyadari bahwa benda
yang disembunyikan itu masih ada dan anak mulai mencari benda itu
(Dhahar, 2011:137).
2.1.1.3.2 Tahap praoperasional
Tahap praoperasional berlangsung antara umur 2-7 tahun. Selama
tingkat ini anak belum mampu melaksanakan operasi mental seperti
menambah dan mengurangi. Anak memiliki kemampuan menalar transduktif
(khusus ke khusus) dan berfikir secara irreversibel. Anak pada tahap
praoperasional memiliki sifat egoisentris dan memfokuskan diri pada aspek
statis pada suatu peristiwa bukan pada transformasi dari suatu keadaan ke
keadaan lain (Dhahar, 2011:137)
2.1.1.3.3 Tahap operasional konkret
Pada tahap operasional konkret berlangsung anatara usia 7-11
tahun. Anak pada tahap operasional konkret sudah dapat berfikir secara
rasional. Anak memiliki operasi-operasi logis yang diterapkan pada masalah-
masalah aktual, anak mampu menggunakan kemampuan mentalnya untuk
memecahkan masalah yang bersifat konkret (Izzati dkk, 2018:105-106).
Suparno menjelaskan jika pada tahap ini anak sudah memperkembangkan
operasi-operasi logis sehingga anak telah mengembangkan sistem pemikiran
logis yang dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret
yang dihadapinya (2001:69).
2.1.1.3.4 Tahap operasional formal

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tahap operasional formal berlangsung pada usia 11 tahun ke atas.


Anak pada tingkat ini tidak lagi memerlukan bantuan dari benda-benda nyata
untuk memerlukan bantuan dari benda-benda nyata untuk memecahkan
masalah. Anak sudah dapat berfikir secara abstrak. Selain itu, pada tahap
operasional formal anak berfikir dengan cara hipotesis-deduktif, proposional,
kombinatorial dan reflektif (Dhahar, 2011:139).
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan menurut teori
perkembangan kognitif Jean Piaget, anak kelas IV SD masuk dalam tahap
operasional konkret (7-11 tahun). Anak yang dalam tahap operasional konkret
membutuhkan benda konkret sebagai alat bantu dalam memahami suatu
konsep yang abstrak. Pengembangan alat peraga matematika dalam penelitian
ini diharapkan dapat memudahkan anak dalam memahami konsep
penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal yang bersifat abstrak.
2.1.1.4 Matematika
Pada subbab ini dipaparkan mengenai pengertian Matematika,
pembelajaran Matematika, bilangan desimal, penjumlahan dan pengurangan
bilangan desimal, dan penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal.
2.1.1.4.1 Pengertian Matematika
Matematika berasal dari kata mathea yang artinya pengetahuan dan
mathein yang artinya berpikir atau belajar. Matematika merupakan salah satu
bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat
sekolah dasar hingga perguruan tinggi (Susanto, 2013: 183). Dalam kamus
Bahasa Indonesia diartikan matematika adalah ilmu tentang bilangan
hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah mengenai bilangan (Hamzah dan Muhlisrarini, 2014:
48). Reys dkk (dalam Runtukahu dan Kandou, 2014: 28) mengatakan bahwa
matematika adalah studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir dengan
strategi, analisis dan sintesis, seni, bahasa, dan alat untuk memecahkan
masalah-masalah abstrak dan praktis.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah
bidang studi yang ada di semua jenjang pendidikan atau ilmu yang digunakan
dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan dan alat untuk

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari pendidikan


matematika adalah siswa mampu berhitung dan juga mampu menyelesaikan
masalah dengan tahap-tahap penyelesain. Guru Sekolah Dasar akan dikatakan
berhasil dalam mengajar matematika jika siswa mampu menyelesaikan
masalah dengan menguraikan paling sedikit tiga langkah penyelesaian soal
sesuai prosedur operasional.
2.1.1.4.2 Pembelajaran Matematika

Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan


oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta
didik. Pembelajaran di dalamnya mengandung makna belajar dan mengajar,
atau merupakan kegiatan belajar mengajar (Susanto, 2013: 185). Muhsetyo
(2012: 26) mengemukakan pembelajaran Matematika adalah proses
pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian
kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi
tentang bahan Matematika yang dipelajari. Pembelajaran Matematika adalah
suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan
kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi Matematika (Susanto, 2013: 186).

Berdasarkan penjelasan mengenai pengertian pembelajaran yang


telah disampaikan oleh para ahli, penulis dapat menyimpulkan bahwa
pembelajaran Matematika merupakan suatu proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik kepada peserta didik untuk
memperoleh kompetensi tentang bahan Matematika yang dipelajari dan untuk
mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan
penguasa yang baik terhadap materi Matematika.

2.1.1.4.3 Bilangan Desimal


Bilangan Desimal adalah bilangan yang menggunakan 10 angka
mulai 0 sampai 9 berturut-turut. Setelah angka 9, maka angka berikutnya
adalah 10, 11, 12 dan seterusnya. Bilangan desimal disebut juga bilangan
berbasis 10.

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.1.4.4 Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Desimal


1) Penjumlahan Bilangan Desimal (Amin dan sani, 2004:63)
Menjumlahkan dua bilangan desimal
a) Satu desimal dan satu desimal
Contoh:
0,5 + 0,3 = ....
0,5
0,3 +
0,8
Jadi, 0,5 + 0,3 = 0,8
b) Dua desimal dan satu desimal
0,23 + 0,4 = ....
0,23
0,4 +
0,63
Jadi, 0,23 + 0,4 = 0,63
c) Dua desimal dan dua desimal
0,23 + 0,35 = ....
0,23
0,35 +
0,58

Jadi, 0,23 + 0,35 = 0,58

Menjumlahkan tiga pecahan desimal


Contoh:
0,4 + 0,25 + 0,32 = ........
0,4
0,25
0,32 +
0,97
Jadi, 0,4 + 0,25 + 0,32 = 0,97
2) Pengurangan Bilangan Desimal (Amin dan sani, 2004:67)
Mengurangkan dua bilangan desimal
a. Satu desimal dengan satu desimal
Contoh:
0,8 – 0,3 = .....
0,8
0,3 -

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

0,5
Jadi, 0,8 – 0,3 = 0,5

b. Dua desimal dengan satu desimal


Contoh:
1) 0,75 – 0,4 = ....
0,75
0,4 -
0,35
Jadi, 0,75 – 0,4 = 0,35
2) 0,3 – 0,15 = ...

0,3
0,15 -

0,30
0,15 -
0,15
Jadi, 0,3 – 0,15 = 0,15

Mengurangkan suatu bilangan desimal dengan dua pecahan


lain secara berturut-turut
Contoh:
1) 0,75 – 0,5 – 0,03 = ....

0,75
0,5 -
0,25
0,25
0,03 -
0,22
Jadi, 0,75 – 0,5 – 0,03 = 0,22

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.1.5 Alat Peraga Pembelajaran


Pada subbab ini menjelaskan mengenai pengertian alat peraga,
fungsi alat peraga dan ciri-ciri alat peraga.
2.1.1.5.1 Pengertian alat peraga
Alat peraga adalah alat bantu dalam pengajaran untuk
memeragakan sesuatu supaya apa yang diajarkan mudah dimengerti anak
didik (Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Pusat Bahasa, 2008: 37). Ali
(dalam Sundayana, 2015: 7) mengungkapkan bahwa alat peraga adalah
segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang
merangsang pikiran, perasaan serta perhatian dan kemauan siswa sehingga
dapat belajar. Anitah (2010: 4) mengatakan bahwa alat peraga merupakan
sarana yang dapat membawakan pesan dari pemberi kepada penerima.
Prastowo (2015: 297) mengungkapkan bahwa alat peraga sebagai media
yang menggambarkan atau mengilustrasikan konsep atau materi yang
diajarkan sehingga siswa lebih mudah dalam mempelajari materi yang
diajarkan.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
alat peraga adalah suatu alat bantu yang nyata dan digunakan sebagai sarana
untuk menyampaikan pesan dan menarik kemauan siswa sehingga dapat
belajar serta membantu siswa agar lebih mudah dalam memahami suatu
materi pembelajaran.
Adapun pengertian alat peraga Matematika sebagai berikut,
Pramudjono (dalam Sundayana, 2014: 7) mengemukakan bahwa alat peraga
adalah benda konkret yang dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja
digunakan untuk membantu mengembangkan konsep matematika.
Berdasarkan pengertian alat peraga di atas menyatakan bahwa alat peraga
matematika adalah sebuat alat yang dirancang secara sengaja untuk
menerapkan konsep dasar Matematika.
2.1.1.5.2 Fungsi alat peraga
Sastradiradja (1971: 1-3) mengemukakan fungsi alat peraga alat
peraga yang kita gunakan dalam proses pembelajaran memiliki beberapa
dalam pembelajaran, antara lain:

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Membantu murid belajar lebih banyak;


2. Membantu murid mengingat lebih lama;
3. Melengkapi rangsangan yang efektif untuk belajar;
4. Menjadikan belajar yang lebih konkret (nyata);
5. Membawa dunia ke dalam kelas;
6. Memberikan pendekatan-pendekatan bayangan yang tajam-
tajam dari satu subyek yang sama.

2.1.1.5.3 Ciri-ciri pengembangan Alat peraga


Dalam penelitian ini, pengembangan alat peraga matematika ini
mengacu pada ciri-ciri alat peraga metode Montessori. Metode Montessori
(2002: 171-175) dikembangkan oleh Maria Montessori yang lahir pada
tanggal 31 Agustus 1870 di Chiaravalle, kota bukit dengan pemandangan
Laut Adriatik, Provinsi Ancona di Italia. Dalam Alat peraga yang
dikembangkan Montessori memiliki lima ciri-ciri. Berikut adalah lima ciri-
ciri menurut (Montessori, 2002: 171-175) sebagai berikut:
1. Ciri yang pertama adalah menarik. Menarik dalam pembelajaran
menurut Montessori (2002: 74-75) ialah ketika menarik perhatian
anak secara spontan terhadap suatu pembelajaran yang ia alami.
Alat peraga Montessori didesain semenarik mungkin agar anak-
anak tertarik menggunakan alat peraga tersebut. Seperti dalam hal
pemilihan warna, Montessori melakukan penelitian terhadap
warna-warna yang digunakan pada alat peraganya, warna-warna
tersebut digunakan berdasarkan hasil penelitian terhadap anak-
anak.
2. Ciri kedua adalah bergadasi, Bergadasi dalam alat peraga
konsistensi. Penggunaan alat peraga Montessori sebagian besar
menggunakan indra yang ada pada tubuh manusia. Setiap alat
peraga terdapat suatu tingkatan yang terus-menerus dan konsisten
yang dapat merangsang indra untuk menjadi semakin peka.
Montessori menyebutkan bahwa ada dua jenis gradasi yaitu
gradasi umur dan gradasi rangsangan rasional. Gradasi umur

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dapat dilihat dari penggunaan alat peraga untuk jenjang kelas


sebelumnya maupun jenjang kelas selanjutnya. Gradasi
rangsangan rasional dapat terlihat pada penggunaan alat yang
melibatkan beberapa indera. Penggunaan alat peraga Montessori
sebagian besar menggunakan indra yang ada pada tubuh manusia.
3. Ciri yang ketiga adalah memiliki pengendali kesalahan (auto
correction). Alat peraga Montessori dibuat dengan
memperlihatkan pengendali kesalahan sehingga anak tahu dengan
sendirinya ketika melakukan kesalahan dalam menggunakan alat
peraga, meskipun tanpa arahan dari guru maupun orang lain.
4. Ciri yang keempat adalah kemandirian (auto education). Alat
peraga Montessori dibuat dengan memperlihatkan kemandirian
yang memungkinkan anak belajar secara mandiri dalam
penggunaan alat tersebut. Alat peraga disesuaikan dengan
tingkatan perkembangan anak, membantunya untuk tidak
mengalami kesulitan dalam membawa dan menggunakannya
secara mandiri.
Pengembangan alat peraga Montessori untuk keterampilan materi
bilangan desimal matematika mengandung empat ciri alat peraga
menurut Montessori dan juga mengandung empat ciri alat peraga
menurut Montessori dan juga mengandung satu ciri tambahan yakni
kontekstual alam arti memanfaatkan potensi lokal di lingkungan sekolah.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga
Montessori merupakan alat peraga yang dirancang untuk membantu
siswa dalam belajar dan memahami materi pembelajaran. Dalam
penelitian pengembangan alat peraga mengacu pada ciri-ciri alat peraga
montessori yaitu menarik dengan memberikan warna, bentuk, tekstur
yang menarik serta berat yang ideal. Bergadasi, memiliki tekstur pada
alat peraga yang dapat dirasakan oleh indera manusia seperti indera
penglihatan, dan indera peraba. Memiliki pengendali kesalahan yang
dapat mengetahui kesalahanya sendiri ketika belajar dengan
menggunakan alat peraga. Kemandirian, siswa dapat secara mandiri

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan menggunakan alat peraga ini tanpa didampingi oleh guru.


Kontekstual, alat peraga dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang
dapat dijumpai di lingkungan sekitar, awet dan tahan lama.
2.1.1.6 Metode Montessori
Sub bab ini menguraikan sejarah Montessori dan prinsip
pendidikan Montessori.
2.1.1.6.1 Sejarah Montessori
Maria Montessori lahir pada tanggal 31 Agustus 1870 di
Chiaravalle, provinsi Ancona di Italia. Montessori adalah anak tunggal
dari Allessandro Montessori, seorang manajer bisnis di perusahaan
monopoli tembakau milik negara; dan Renilde Stopani, perempuan
berpendidikan dari sebuah keluarga terpandang (Gutek, 2013: 1).
Montessori memiliki kemauan keras untuk menjadi seorang dokter dan
tahun 1896 beliau berhasil menjadi dokter wanita pertama di Universitas
Roma. Beliaupun kemudian mengejar ilmu kesehatan dan antropologi di
institut keguruan wanita di Roma. Tahun 1900 Montessori bekerja di
klinik psikiatri di Roma dengan menjadi direktur sekolah otoprenik yang
mempersiapkan para guru untuk anak-anak yang mengalami keterlambatan
perkembangan. Montessori mengambil spesialisasi kedua dalam ilmu
pendidikan, psikologi eksperimen, dan antropologi di Universitas Roma
pada tahun 1901. Casa dei Bambini yang pertama Via dei Marsi dibuka
pada tanggal 6 Januari 1907 lalu diikuti tahun 1908 membuka Casa dei
Bambini di Via Solaria, Milan ( Magini, 2013: 103-111).
Pada akhirnya Montessori mengundurkan diri sebagai dosen di
Universitas Roma dan meninggalkan praktik sebagai dokter untuk fokus
pada pendidikan. Di tahun yang sama yaitu tahun 1911, pendekatan
Montessori sudah mulai dipakai di sekolah-sekolah dasar di Italia dan
Swiss. Mulai tahun 1913, Montessori menyelenggarakan kursus pelatihan
dan kongres Montessori di berbagai negara di Eropa dan sekitarnya.
Montessori mengabdi pada pendidikam hingga wafatnya pada tanggal 6
Mei 1952 di Noordwijk aan Zee, Belanda (Magini, 2013: 103-111).

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.1.6.2 Prinsip Pendidikan Montessori


Montessori mendefinisikan pendidikan sebagai sebuah proses
dinamis dimana anak-anak berkembang menurut “ketentuan-ketentuan
dalam” dari kehidupan mereka, dengan “kerja sukarela” mereka ketika
ditempatkan dalam sebuah lingkungan yang disiapkan untuk memberi
mereka kebebasan dalam ekspresi diri. Anak-anak, menurut Montessori,
secara alamiah dan secara enerjik berusaha untuk mencapai kemandirian
fungsional yang merangsang anak menuju aktivitas diri untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan lebih
lanjut dan kemandirian yang lebih besar. Kemandirian berarti mampu
melakukannya sepenuhnya oleh dirinya sendiri (Gutek, 2013: 75).
Sekolah dalam pendidikan Montessori merupakan sebuah
lingkungan yang dipersiapkan dimana anak mampu untuk berkembang
secara bebas dalam kecepatan mereka sendiri, memungkinkan anak-anak,
melalui kegiatan dengan bahan pembelajaran yang bersifat mengoreksi
diri, melatih dan mengembangkan indra-indra dan pemikiran mereka
dengan menggunakan prinsip-prinsip dalam Montessori tentang
“kebebasan dari para murid dalam manifestasi spontas mereka dan
kebebasan dalam beraktivitas”. Aktivitas anak dipandu oleh seorang
direktris, dimana direktris tersebut memiliki peran sebagai pemandu proses
pembelajaran anak tanpa melakukan campur tangan (Gutek, 2013: 75).
pergerakan dapat meningkatkan pemikiran dan pembelajaran, 2)
Kebebasan dalam memilih dan memberikan kontrol diri, 3) Ketertarikan
belajar. Anak dapat belajar dengan lebih baik apabila mereka tertarik pada
apa yang mereka pelajari, 4) Menghindari penghargaan ekstrinsik, 5)
Pembelajaran kolaboratif antara teman sebaya, 6) Pembelajaran dalam
konteks akan lebih mendalam dan lebih memperkaya daripada
pembelajaran abstrak, 7) Pentingnya bentuk-bentuk interaksi guru terhadap
anak, dan 8) Keteraturan lingkungan dan pikiran yang bermanfaat bagi
anak. Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
Montessori merupakan metode yang menekankan pada kebebasan,

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kemandirian, yang melatih dan mengembangkan indra-indra dan


pemikiran anak dengan menggunakan prinsip-prinsip dalam Montessori.

2.2 Penelitian yang Relevan


Bagian ini memaparkan beberapa penelitian yang mendukung penelitian
yang dilakukan ini. Penelitian yang relevan ini diambil dari jurnal dan skripsi,
yaitu:

Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh


Mukarromah, meneliti tentang “ Pengembangan Alat Peraga Montessori
untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas III”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil peningkatan kemampuan
berhitung siswa. Hasilnya berupa peningkatan kemampuan berhitung dilihat
dari peningkatan hasil belajar dilakukan dengan uji N-Gain menunjukkan
hasil pada kelas kontrol 0.025 dengan kriteria adanya peningkatan yang
rendah dan pada kelas eksperimen 0,593 dengan kriteria adanya peningkatan
yang sedang.

Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh


Widyaningrum (2015) meneliti tentang “ Pengembangan Alat Peraga
Pembelajaran Matematika SD Materi Penjumlahan dan Pengurangan Berbasis
Metode Montessori”. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan alat
peraga papan penjumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori
dengan kualitas baik untuk siswa kelas II. Hasil penelitian ini adalah prototipe
alat peraga Matematika berbasis metode Montessori berupa papan
penjumlahan dan pengurangan.

Penelitian yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Ratri


(2014) meneliti tentang “ Pengembangan Alat Peraga Matematika Untuk
Operasi Bilangan Bulat Berbasis Metode Montessori”. Tujuan penelitian
adalah mengembangkan alat peraga matematika untuk operasi bilangan bulat
berbasis metode Montessori. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Papan
Bilangan Bulat yang dikembangkan memiliki empat ciri-ciri alat peraga
Montessori dan satu ciri tambahan (kontekstual).

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penelitian yang keempat adalah penelitian yang dilakukan oleh Triastuti


Sanda (2016) meneliti tentang “ Penerapan Alat Peraga Perkalian Montessori
Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas III SD”. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui penyebab kesulitan siswa dalam
berhitung perkalian dan mengetahui perkembangan kemampuan hitung
perkalian siswa menggunakan alat peraga Montessori. Berdasarkan hasil pre-
test, treatment, dan post-test yang diberikan kepada siswa diperoleh hasil
bahwa penerapan alat peraga Montessori mampu mengatasi kesulitan belajar
siswa kelas III SD Kanisius Demangan Baru Yogyakarta pada materi
perkalian. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil post-test yang mengalami
peningkatan dibandingkan dengan hasil pre-test.

Penelitian yang kelima adalah penelitian yang dilakukan oleh Andreas


Erwin Prasetya (2015) meneliti tentang “ Pengembangan Alat Peraga
Berbasis Metode Montessori untuk Kompetensi Penjumlahan dan
Pengurangan”. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan alat peraga
berbasis Metode Montessori yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa SD.
Hasil penelitian menunjukan bahwa alat peraga yang dikembangkan
mengandung lima ciri-ciri yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-
education, dan kontekstual. Selain itu, rerata validasi yang didapatkan sebesar
3.65.Hasil tersebut menunjukan alat peraga memiliki kualitas yang “sangat
baik”.

Penelitian yang keenam adalah penelitian yang dilakukan oleh


Nugrahanta, dkk. Meneliti tentang “Pengembangan Alat Peraga Matematika
Berbasis Metode Montessori Papan Dakon Operasi Bilangan Bulat untuk
Siswa SD”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan
memvalidasi media pembelajaran yang disebut "Papan Dakon" untuk operasi
integer berdasarkan metode Montessori untuk siswa sekolah dasar terutama
untuk siswa kelas empat. Hasil penelitian bahwa penggunaan papan dakon
operasi bilangan bulat berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar
matematika siswa.

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Relevansi penelitian yang pertama oleh Mukarromah adalah memiliki


kesamaan dengan pengembangan yang ingin peneliti lakukan yaitu tentang
alat peraga montessori. Relevansi penelitian yang kedua oleh Widyaningrum
adalah pengembangan alat peraga pembelajaran matematika berbasis metode
montessori. Relevansi penelitian yang ketiga oleh Ratri adalah memiliki
kesamaan berupa pengembangan alat peraga matematika berbasis metode
montessori. Relevansi penelitian yang keempat oleh Triastuti Sanda adalah
pengembangan alat peraga pembelajaran matematika berbasis metode
montessori. Relevansi penelitian yang kelima oleh Andreas Erwin Prasetya
adalah pengembangan alat peraga pembelajaran matematika berbasis metode
montessori. Relevansi penelitian yang keenam oleh Nugrahanta, dkk adalah
pengembangan alat peraga matematika berbasis metode montessori.

Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan alat peraga Montessori


yaitu Decimal Fraction Exercise. Pengembangan alat peraga ini diberi nama
Papan Bilangan Desimal. Papan bilangan desimal juga memiliki ciri-ciri alat
peraga Montessori, yaitu: menarik, bergradasi, auto-correction, auto-
education dan ditambah satu ciri-ciri alat peraga montessori yaitu
kontekstual. Kebaruan alat peraga papan bilangan desimal yang
dikembangkan, papan bilangan desimal berupa alat yang terbuat dari kayu
dengan bentuk persegi dan pada bagian tengah papan terdapat lubang dan
pada bagian kiri papan terdapat angka 1 sampai 20. Lubang pada papan
bilangan desimal yang berjumlah 20 berfungsi untuk meletakan batu atau
manik-manik saat mengerjakan soal dan angka pada bagian kiri papan
berfungsi untuk membaca jawaban. Pada bagian kiri papan diberi angka 1
sampai 20 supaya siswa tidak kesulitan dalam membaca hasil jawaban..

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pengembangan Alat Peraga Montessori


Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berhitung Siswa Kelas III, Mukaromah

Pengembangan Alat Peraga


Pembelajaran Matematika SD Materi
Penjumlahan Dan Pengurangan
Berbasis Metode Montessori, PENGEMBANGAN ALAT
Widyaningrum
PERAGA PEMBELAJARAN

Pengembangan Alat Peraga Matematika MATEMATIKA KELAS IV


Untuk Operasi Bilangan Bulat Berbasis
Metode Montessori, Ratri SD MATERI BILANGAN

DESIMAL BERBASIS
Penerapan Alat Peraga Perkalian
Montessori Untuk Mengatasi Kesulitan METODE MONTESSORI
Belajar Matematika Siswa Kelas III SD,
Triastuti Sanda

Pengembangan Alat Peraga Berbasis


Metode Montessori untuk Kompetensi
Penjumlahan dan Pengurangan, Andreas
Erwin

Nugrahanta, dkk. Pengembangan Alat


Peraga Matematika Berbasis Metode
Montessori Papan Dakon Operasi
Bilangan Bulat untuk Siswa SD,
Nugrahanta, dkk

Gambar 2.1 Penelitian yang relevan

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.3 Kerangka Berpikir


Matematika merupakan ilmu umum yang dipelajari di setiap sekolah
terutama pada jenjang sekolah dasar. Matematika adalah ilmu yang
membahas angka-angka dan perhitungannya, membahas masalah-masalah
numerik, mengenai kuantitas dan besaran, mempelajari hubungan pola,
bentuk dan struktur, sarana berfikir, kumpulan sistem, struktur dan alat
(Ismail dkk dalam Hamzah & Muhlisraini, 2014: 48). Berdasarkan hasil
wawancara di SD N Selomulyo Yogyakarta bersama Kepala Sekolah dan
Guru kelas IV bahwa ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam
memahami konsep dasar penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal
pada pembelajaran Matematika. Kurangnya penggunaan alat peraga pada
siswa menjadi hambatan dalam menyampaikan konsep dasar bilangan
desimal.
Ali (dalam Sundayana, 2014: 7) mengungkapkan bahwa alat peraga
adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang
merangsang pikiran, perasaan serta perhatian dan kemauan siswa sehingga
dapat belajar. Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran matematika
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal di kelas IV bahwa
ada siswa yang masih kesulitan dalam memahami konsep penjumlahan dan
pengurangan bilangan desimal.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan untuk menjawab
kebutuhan alat peraga dalam pembelajaran di sekolah. Penelitian ini
difokuskan untuk mengembangkan alat peraga penjumlahan dan pengurangan
bilangan desimal. Alat peraga papan bilangan desimal didesain dengan
menggunakan lima ciri-ciri yang dikembangkan oleh Montessori. Alat peraga
Montessori merupakan alat peraga yang dirancang untuk membantu siswa
dalam belajar memahami materi pembelajaran. Lima ciri-ciri alat peraga
Montessori yaitu menarik dengan memberikan warna, bentuk, tekstur yang
menarik serta berat yang ideal. Bergradasi, memiliki tekstur pada alat peraga
yang dapat dirasakan oleh indra manusia seperti indra pengelihatan, dan indra
peraba. Memiliki pengendali kesalahan yang dapat mengetahui kesalahannya
sendiri ketika belajar dengan menggunakan alat peraga. Kemandirian, siswa

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dapat belajar secara mandiri dengan menggunakan alat peraga ini tanpa
didampingi oleh guru. Kontekstual, alat peraga dibuat dengan menggunakan
bahan-bahan yang dapat dijumpai di lingkungan sekitar, awet dan tahan lama.
Alat peraga papan bilangan desimal juga memiliki kelebihan yaitu papan
bilangan desimal menggunakan berbagai macam warna yang tidak terlalu
terang dan tidak terlalu gelap, seperti hijau muda, biru muda, merah, biru tua,
dan hijau muda. Pemilihan warna disesuaikan dengan warna dasar kayu yang
berwarna coklat, agar ketika menggunaakanya dapat menarik minat siswa,
papan bilangan desimal dapat juga digunakan untuk operasi hitung perkalian
dan pembagian bilangan desimal dan papan bilangan desimal terdapat
pengendali kesalahan yang ada pada kartu soal. Serta dilengkapi dengan
album penggunaan alat peraga papan bilangan desimal. Dengan demikian,
siswa dapat menggunakan papan bilangan desimal sendiri.Penggunaan alat
peraga matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal
untuk siswa kelas IV SD dan didesain dengan menggunakan lima ciri-ciri
Montessori diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih mudah dalam
memahami konsep dasar bilangan desimal. Selain itu, alat peraga ini juga
diharapkan dapat membantu guru dalam menangani siswa yang susah
memahami konsep dasar matematika tentang bilangan desimal.

2.4 Pertanyaan Penelitian


2.4.1 Bagaimana mengembangkan alat peraga Decimal Fraction Exercise
terkait materi penjumlahan dan pengurangan?
2.4.2 Bagaimana kualitas alat peraga Decimal Fraction Exercise terkait
materi penjumlahan dan pengurangan menurut ahli Montessori?
2.4.3 Bagaimana kualitas alat peraga Decimal Fraction Exercise terkait
materi penjumlahan dan pengurangan menurut guru?
2.4.4 Bagaimana kualitas alat peraga Decimal Fraction Exercise terkait
materi penjumlahan dan pengurangan menurut siswa?
2.4.5 Bagaimana dampak dari penggunaan pengembangan alat peraga
Decimal Fraction Exercise terkait materi penjumlahan dan
pengurangan?

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, setting penelitian,


rancangan penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data,
instrumen penelitian, teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
dan pengembangan atau Research and Development (R & D). Seels dan
Richey (dalam Setyosari, 2013: 223) menyatakan bahwa penelitian dan
pengembangan dapat didefinisikan sebagai kajian secara sistematik untuk
merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi program-program, proses,
dan hasil pembelajaran yang harus memenuhi kriteria konsistensi dan
keefektifan secara internal.
Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2010: 9) menyatakan bahwa penelitian
dan pengembangan (research and development/R & D) merupakan metode
penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-
produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Sedangkan
menurut Sugiyono (2012: 297) research and development merupakan metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji
keefektifan produk tersebut.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian dan pengembangan merupakan sebuah penelitian yang
menghasilkan suatu produk dengan disertai analisis yang jelas. Research and
Development (R&D) dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan alat
peraga matematika untuk siswa kelas IV materi bilangan desimal. Alat peraga
yang dikembangkan memenuhi lima karakteristik alat peraga Montessori
yaitu, menarik, bergradasi, memiliki nilai pengendali kesalahan (auto-
cerrection), memiliki nilai kemandirian (auto-education) dan kontekstual
(bahan-bahan yang mudah untuk didapatkan di lingkungan sekitar.

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2010: 409) menyatakan bahwa ada 10
langkah dalam melakukan penelitian dan pengembangan. Berikut pemaparan
desain penelitian dan pengembangan yang berupa gambar dan penjelasannya:

Potensi dan Pengumpulan Desain Validasi


Masalah data Produk Desain

Uji Revisi produk Uji coba Revisi Desain


Pemakaian Produk

Revisi Produksi
produk Masal

Bagan 3.1 langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Brog &


Gall (Sugiyono, 2010: 409-426)

Sepuluh langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall


(dalam Sugiyono, 2010: 409-426) aalah sebagai berikut:
1. Potensi dan masalah
Potensi adalah segala sesuatu yang bila digunakan akan
memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang
diharapkan dengan apa yang terjadi. Masalah ini dapat diatasi melalui
R & D dengan cara meneliti, sehingga dapat ditemukan suatu pola,
model atau sistem penanganan terpadu yang efektif dan dapat
digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Potensi dan masalah
yang dikemukakan dalam penelitian ditunjukkan dengan data empirik.
Data dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa juga
berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan
kegiatan dari perorangan atau instansi yang masih up to date.

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Pengumpulan data
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual,
maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang
diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Dalam mengumpulkan
informasi ini diperlukan suatu metode penelitian. Metode yang
digunakan untuk penelitian tergantung pada permasalahan dan tujuan
akan dicapai.
3. Desain produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan ini
bermacam-macam. Hasil akhir dari kegiatan penelitian dan
pengembangan adalah berupa desain baru, yang lengkap dengan
spesifikasinya. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau
bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan
membuatnya.
4. Validasi desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai
apakah rancangan produk, secara rasional akan lebih efektif dari yang
lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi ini masih
bersifat penilaian yang berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta
lapangan. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan
beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk
menilai produk baru yang telah dirancang tersebut. Setiap pakar
diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga dapat diketahui
kelemahan dan kelebihan produk yang telah dibuat.
5. Revisi desain
Revisi desain dilakukan setelah mengetahui kekurangan produk
yang telah dibuat. Peneliti kemudian memperbaiki produk berdasarkan
kritik dan saran yang telah diberikan oleh pakar atau ahli. Hal ini
bertujuan untuk memperoleh hasil atau produk yang lebih baik.

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Uji coba produk


Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
informasi apakah produk baru yang telah dihasilkan lebih efektif dan
efisien dibandingkan dengan produk lama. Pengujian dapat dilakukan
dengan eksperimen, yaitu membandingkan efektifitas produk lama
dengan produk baru. Eksperimen juga dapat dilakukan dengan cara
membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah memakai
produk baru (before-after) atau dengan membandingkan dengan
kelompok yang tetap menggunakan produk lama.
7. Revisi produk
Pengujian produk pada sampel yang terbatas jika menunjukkan
bahwa produk baru lebih baik dari produk lama, maka produk baru
tersebut dapat digunakan. Namun apabila berlebihan, maka desain
produk baru direvisi agar menunjukkan hasil yang lebih baik dari
produk lama.
8. Uji coba pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil serta tidak ada
revisi, maka selanjutnya produk baru tersebut dapat diterapkan dalam
kondisi nyata atau ruang lingkup yang lebih luas.
9. Revisi produk
Revisi produk dilakukan apabila hasil pemakaian dalam kondisi
nyata terhadap kekurangan atau kelemahan. Maka perlu adanya
evaluasi kinerja untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada,
sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan produk tersebut.
10. Produksi masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk baru
tersebut telah diujicobakan dalam beberapa kali pengujian dan
dinyatakan efektif serta layak untuk diproduksi masal
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan produk
untuk pembelajaran matematika siswa kelas IV Sekolah Dasar. Penelitian ini
berdasarkan langkah-langkah dalam R & D yang dibatasi pada revisi produk
dan uji coba lapangan untuk mengetahui kualitas dari produk pengembangan

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

alat peraga pembelajaran matematika dan prosedur penyusunnya. Peneliti


menghasilkan sebuah produk pembelajaran matematika untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar. Alat peraga yang dikembangkan memenuhi lima karakteristik
alat peraga Montessori yaitu, menarik, bergradasi, memiliki nilai pengendali
kesalahan, memiliki nilai kemandirian dan kontekstual.

3.2 Setting Penelitian


Pada sub bab ini dipaparkan mengenai objek penelitian, subjek
penelitian, lokasi, dan waktu penelitian.
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas IV Semester I SD Negeri
Selomulyo Tahun pelajaran 2017/2018. Jumlah siswa SD Negeri Selomulyo.
Sekelompok siswa tersebut berjumlah enam siswa yang terdiri dari tiga siswa
putri dan tiga siswa putra. Pemilihan sekelompok siswa tersebut berdasarkan
hasil diskusi dengan wali kelas dan hasil dari pretest. Selain itu, peneliti juga
memberikan beberapa pertimbangan terkait dalam pemilihan subjek
berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada saat pembelajaran.
3.2.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini


adalah SD Negeri Selomulyo yang beralamat di Sembung, Sukoharjo,
Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.

3.2.3 Waktu Penelitian


Waktu yang digunakan peneliti dalam melaksanakan penelitian R & D
pada bulan April – Juli 2018.
3.2.4 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah alat peraga Decimal Farction Exercise
berbasis Montessori yang dikembangkan dan dimodifikasi untuk
pembelajaran matematika materi operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan bilangan desimal. Materi operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan dengan Kompetensi Inti 3. Memahami pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain dan Kompetensi Dasar


3.14 Memahami penambahan dan pengurangan bilangan decimal. Media
yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah media Montessori
yang bernama Decimal Farction Exercise.

3.3 Rancangan Penelitian


Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan dengan mengadopsi
dan memodifikasi model pengembangan dari Brog & Gall (dalam Sugiyono,
2010: 409). Dari kesepuluh langkah yang telah dipaparkan, peneliti
menggunakan tujuh langkah penelitian yaitu: 1) potensi dan masalah, 2)
pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain produk 5) revisi
desain, 6) uji coba produk, dan 7) revisi produk dan pelaporan hasil
pengembangan. Berikut adalah model penelitian dan pengembangan dari
Brog & Gall yang telah dimodifikasi.

Potensi dan Pengumpulan Desain produk


masalah data

Uji coba produk Revisi desain Validasi


desain

Revisi produk

Bagan 3.2 Modifikasi Model Penelitian dan Pengembangan

3.4 Prosedur Pengembangan


Prosedur penelitian dan pengembangan ini memodifikasi model Borg &
Gall (Sugiyono, 2010: 409-426). Peneliti melakukan modifikasi, karena waktu
yang terbatas untuk melakukan penelitian dan tidak dimungkinkan untuk
melakukan langkah selanjutnya. Penelitian ini akan dilakukan di SD N
Selomulyo pada siswa kelas IV. Penelitian ini menggunakan tujuh tahap

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penelitian, yaitu: 1) Potensi dan Masalah, 2) Pengumpulan Data, 3) Desain


produk, 4) Validasi Desain, 5) Revisi Desain, dan 6) Uji Coba Produk, dan 7)
Revisi Produk. Peneliti hanya melakukan penelitian sampai langkah tujuh
dikarenakan keterbatasan subjek penelitian. Langkah-langkah tersebut
disajikan dalam tabel 3.3 berikut.

Pengembangan Alat Peraga Papan Bilangan Desimal untuk Siswa kelas


IV SD

\ Tahap 1
Wawancara Guru
Potensi dan Masalah

Observasi Data karakteristik siswa,


Tahap 2 kesulitan guru dalam mengajar,
Pengumpulan Data kesulitan siswa, serta minat
Wawancara
siswa dalam alat peraga

Tahap 3
Desain alat peraga dan album
Desain Produk

Tahap 4 Konsultasi desain alat peraga


dengan ahli matematika
Validasi Desain

Tahap 5 Revisi Desain berdasarkan


masukan dari ahli matematika
Revisi Desain

Tahap 6 Uji coba dan validasi alat


Uji Coba Produk peraga

Tahap 7 Revisi alat peraga berdasarkan


1. Potensi dan Masalah komentar dan masukan dari
2. Revisi Produk validator.

Bagan 3.3 Prosedur Pengembangan Alat Peraga Papan Bilangan Desimal

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Potensi dan Masalah


Tahapan pertama dalam penelitian ini adalah potensi dan masalah
dengan mengidentifikasi masalah melalui wawancara dalam bentuk
wawancara tidak terstruktur. Wawancara dilakukan bersama kepala
sekolah, guru kelas IV dan siswa kelas IV di SD N Selomulyo.
Wawancara bertujuan untuk mengetahui permasalahan serta potensi
yang ada.
3. Pengumpulan Data
Tahap kedua dalam penelitian ini adalah pengumpulan data.
Pengumpulan data sebagai analisis kebutuhan untuk mencari informasi
lebih. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi.
Wawancara dilakukan dengan guru kelas IV dan siswa kelas IV untuk
memperoleh informasi lebih mendalam mengenai ketersedian alat
peraga, permasalahan siswa, serta minat siswa yang akan digunakan
peneliti sebagai dasar pengembangan produk. Selain wawancara,
peneliti juga melakukan pengumpulan data dengan Observasi. Dalam
observasi ini peneliti hanya memperhatikan cara guru dalam mengajar.
4. Desain Produk
Desain produk berupa desain alat peraga papan bilangan desimal serta
album cara penggunaan alat peraga papan bilangan desimal. Desain
produk dikembangkan berdasarkan karakteristik metode Montessori
yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, dan auto-education.
5. Validasi Desain
Validasi desain dilakukan melalui konsultasi dengan para ahli. Alat
peraga Matematika yang dikembangkan, harus dinilai oleh ahli agar
dapat mengetahui kelayakan alat peraga tersebut. Validasi ini
bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari alat peraga
yang dikembangkan.
6. Revisi Desain
Revisi desain dilakukan setelah mendapat kritik dan saran dari para
ahli. Produk yang dihasilkan diperbaiki berdasarkan pendapat para ahli
tersebut.

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Uji coba produk


Uji coba produk menggunakan alat peraga papan bilangan desimal
pada mata pelajaran Matematika. Setelah produk diperbaiki, kemudian
peneliti melakukan uji coba produk kepada siswa kelas IV SD N
Selomulyo.
8. Revisi produk
Langkah terakhir merupakan penyempurnaan produk setelah diuji
cobakan dan dianalisi dari segi validitas, reliabilitas, dan tingkat
kesukaran, pengecoh dan daya pembeda. Analisis data bertujuan untuk
mengetahui kualitas soal apakah sudah baik atau perlu direvisi. Revisi
produk pada langkah ini menjadi revisi terakhir yang akan peneliti
lakukan, sehingga produk yang telah melalui langkah ini dianggap
layak dan efektif untuk digunakan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sangat penting dalam suatu penelitian.


Sugiyono (2015: 137) dalam mengungkapkan jika teknik pengumpulan data
secara umum digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan pengumpul. Dua
jenis teknik pengumpulan data yaitu (1) sumber primer dan (2) sumber
sekunder. Sumber primer merupakan pengumpulan data yang langsung diambil
dari narasumber atau subjek sedangkan sumber sekunder merupakan
pengumpulan data yang tidak langsung melalui orang yang mengumpulkan
data melainkan melalui orang lain atau dokumen. Untuk data yang diperlukan,
penelitian ini dalam pengumpulan data dilakukan berdasarkan sumber primer
sehingga peneliti langsung mengambil data dari berbagai narasumber yang
telah ditetapkan. Berikut adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini.

1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang


digunakan dalam penelitian seperti kualitatif dan kuantitatif (Sukmadinata,
2007: 216). Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terstruktur yang tidak menggunakan pedoman secara sistematis, melainkan


garis besar topik yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2014: 197).
Narasumber wawancara pada penelitian ini adalah kepala sekolah, guru
kelas IV dan siswa kelas IV SD N Selomulyo. Hasil wawancara digunakan
untuk mengetahui ketersediaan alat peraga pembelajaran dan kemampuan
belajar siswa dalam matematika tentang penjumlahan dan pengurangan
bilangan desimal.

2. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan


melakukan pengamatan dalam kegiatan yang sedang berlangsung
(Sukmadinata, 2011: 220). Observasi yang dilakukan peneliti merupakan
observasi nonpartisipatif dan hanya menjadi pengamat secara independen
(Sugiyono, 2014: 204). Observasi dilakukan terhadap proses kegiatan
belajar mengajar di kelas IV SD N Selomulyo untuk mengetahui proses
kegiatan pembelajaran matematika.

3. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014: 199). Kuesioner
yang akan diisi oleh satu dosen ahli dan guru SD kelas IV.
4. Tes
Tes merupakan salah satu metode untuk mengukur tingkat kinerja
individu (Sedarmayanti, 2011: 88). Bentuk tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes uraian terbatas. Menurut Widoyoko (2009: 84-85)
mengatakan bahwa, bentuk tes uraian terbatas digunakan dengan tujuan
untuk mengukur belajar siswa secara kompleks sehingga siswa hanya
mempunyai sedikit kesempatan untuk berspekulasi atau menjawab dengan
mengandalkan keberuntungan. Tes dilakukan pada saat pretest dan
posttest untuk mengetahui hasil belajar sebelum menggunakan alat peraga
dan sesudah menggunakan alat peraga.

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.6 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian merupakan alat bantu untuk mengukur fenomena
alam dan sosial yang diamati (Sugiyono, 2012: 148). Instrumen penelitian yang
dipilih oleh peneliti ada 4 komponen yaitu wawancara, observasi, kuesioner,
dan tes. Berikut dijabarkan mngenai instrumen yang digunakan dalam
penelitian.
1. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara merupakan pokok arahan yang digunakan
pewawancara untuk melakukan wawancara. Pedoman wawancara
harus menjamin data yang dikumpulkan bersifat menyeluruh dan
tepat serta objek yang diamati relevan dengan tujuan pengumpulan
data (Darmadi, 2014: 88). Pedoman wawancara digunakan sebagai
acuan ketika melakukan wawancara kepada kepala sekolah dan
guru kelas IV di SD N Selomulyo.
a) Wawancara Guru Kelas IV
Kegiatan wawancara guru kelas IV dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi dan data tentang ketersediaan alat
peraga, penggunaan alat peraga, dan proses kegiatan
pembelajaran matematika di kelas IV. Peneliti
menggunakan pedoman wawancara sebagai acuan untuk
melakukan kegiatan wawancara kepada guru kelas IV.
Kegiatan wawancara ini bersifat tidak terstruktur. Berikut
dipaparkan pedoman wawancara kepada guru kelas IV SD
N Selomulyo disajikan dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Kepada Guru Kelas IV


SD N Selomulyo

No Indikator
1. Proses kegiatan belajar di kelas
2. Kesiapan yang dilakukan guru sebelum kegiatan
pembelajaran
3. Kesulitan yang dialami guru dalam mengajarkan
mata pelajaran matematika

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Kesulitan yang dialami siswa dalam belajar


matematika
5. Usaha yang dilakukan sebelum kegiatan
pembelajaran
6. Penggunaan alat peraga
7. Ketersediaan alat peraga

b) Wawancara Siswa Kelas IV


Kegiatan wawancara berikutnya dilakukan kepada
siswa kelas IV. Peneliti melakukan wawancara kepada 6
siswa kelas IV SD N Selomulyo. Kegiatan wawancara
yang dilakukan kepada siswa kelas IV dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi tentang ketersediaan alat peraga,
penggunaan alat peraga dan kesulitan belajar siswa pada
mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan desimal. Berikut disajikan kisi-kisi
wawancara kepada siswa kelas IV dalam tabel 3.2.
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara dengan Siswa kelas IV
SD N Selomulyo
No Indikator
1. Proses kegiatan belajar di kelas
2. Penggunaan alat peraga saat pembelajaran
3. Kesulitan yang dialami siswa saat pembelajaran

2. Pedoman Observasi
Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2012: 145) mengemukakan
bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan
dan ingatan. Peneliti melakukan observasi langsung untuk
mengamati proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh peneliti
kepada siswa kelas IV SD N Selomulyo dengan bantuan teman

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sejawat. Berikut dipaparkan instrumen observasi disajikan dalam


tabel 3.3.
Tabel 3.3 Pedoman Observasi Pembelajaran Matematika
No Kisi-kisi Observasi Objek yang diamati
1. Ketersediaan alat peraga saat Adanya alat peraga yang
pembelajaran Matematika digunakan saat
pembelajaran di kelas
2. Penggunaan alat peraga saat Guru menggunakan alat
pembelajaran matematika di peraga selama
kelas pembelajaran matematika
di kelas.
3. Kesulitan yang dialami siswa Siswa mengalami
saat pembelajaran matematika kesulitan mengerjakan
soal

Kisi-kisi observasi yang peneliti amati ketika melakukan


observasi pembelajaran di kelas IV antara lain: ketersediaan alat
peraga saat pembelajaran matematika, penggunaan alat peraga
saat pembelajaran matematika di kelas, dan kesulitan yang
dialami siswa saat pembelajaran matematika.

3. Lembar Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan dan
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiyono, 2012: 142). Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan
dari responden. Terdapat dua kuesioner dalam penelitian ini,
yaitu kuesioner valiasi alat peraga dan kuesioner validasi album
alat peraga.

Tabel 3.4 Pedoman Kuesioner Validasi Alat Peraga


Indikator Deskripsi Nomor
Item

Auto-education 1. Membantu siswa dalam 1 dan 2


memahami konsep matematika

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menarik 1. Memiliki warna yang menarik 3 dan 4


siswa
2. Memiliki desain yang menarik
minat siswa untuk belajar

Bergradasi 1. Memiliki gradasi rangsangan 5,6 dan 7


rasinal dengan melibatkan
berbagai indra
2. Memiliki gradasi umur
3. Memiliki berat yang sesuai
siswa

Auto-correction 1. Membantu siswa dalam 8 dan 9


menemukan kesalahan sendiri
2. Membantu siswa dalam
menemukan jawaban yang
benar

Kontekstual 1. Memanfaatkan benda dari 10


lingkungan sekitar

Pedoman kuesioner validasi alat peraga papan bilangan


desimal terdiri dari 10 soal. Pedoman kuesioner disusun
berdasarkan ciri-ciri alat peraga Montessori, yaitu: auto-
education, menarik, bergradasi, auto-correction, dan
kontekstual. Ciri-ciri auto-education pada soal nomor 1 dan 2.
Ciri-ciri menarik pada soal nomor 3 dan 4. Ciri-ciri bergradasi
pada soal nomor 5,6 dan 7. Ciri-ciri auto-correction pada soal
nomor 8 dan 9. Dan ciri-ciri kontekstual pada soal nomor 10.

Tabel 3.5 Pedoman Kuesioner validasi Album Alat Peraga


Indikator Deskripsi Nomor
Item
Mandiri 1. Membantu dalam memahami 1,2, dan 3
cara penggunaan alat peraga
Menarik 1. Memiliki warna yang menarik 4,5, dan 6
siswa
2. Menarik minat siswa untuk
mempelajari alat peraga tersebut

Bergradasi 1. Kelengkapan penjelasan 7,8,9, dan


mengenai alat peraga 10
2. Penggunaan bahasa dan susunan
kalimat

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Untuk kuesioner validasi album alat peraga papan bilangan


desimal terdiri dari 10 soal. Untuk soal nomor 1, 2 dan 3 tentang
cara penggunaan alat peraga. Soal nomor 4,5 dan 6 tentang
warna yang menarik dan dapat menarik minat siswa untuk
mempelajari alat paraga. Soal nomor 7,8,9, dan 10 tentang
kelengkapan mengenai alat peraga, dan penggunaan bahasa serta
susunan kalimat pada album.

4. Tes
Instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan dan
pemahaman siswa terhadap materi operasi hitung penjumlahan
dan pengurangan bilangan desimal. Instrumen tes digunakan
pada saat kegiatan pretest dan posttest dalam proses
pembelajaran. Tes dikembangkan berdasarkan KD 3.14
Memahami penambahan dan pengurangan bilangan desimal.
Berdasarkan KD tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa
indikator. Berikut dipaparkan indikator tes disajikan disajikan
dalam tabel 3.6.

Tabel 3.6 Pedoman Instrumen Tes


No Kompetensi Kompetensi Indikator Nomor Soal
Inti Dasar
1. 3. Memahami 3.14 3.14.1 1,2,3,4,5,6,7,
pengetahuan Memahami Menghitung 8,9,10
faktual dengan penambahan operasi hitung
cara dan penjumlahan
mengamati pengurangan bilangan
dan menanya bilangan desimal
berdasarkan desimal 3.14.2 11,12,13,14,
rasa ingin tahu Menghitung 15,16,17,18,
tentang operasi hitung 19,20
dirinya, penjumlahan
makhluk bilangan
ciptaan Tuhan desimal
dan
kegiatannya,
dan benda-
benda yang
dijumpainya di
rumah, di

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sekolah dan
tempat
bermain

3.7 Teknik Analisis Data


Menurut Sugiyono (2015: 333) Teknik analisis data merupakan cara
untuk menganalisis data penelitian, teknik analisis data diarahkan untuk
menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan. Teknik analisis data
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Berikut penjelasan teknik analisis
data kualitatif dan kuantitatif.
3.7.1 Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang menunjukkan kualitas atau mutu
sesuatu yang ada, baik keadaan proses, peristiwa/kejadian dan lainnya yang
dinyatakan dalam bentuk pernyataan berupa kata-kata (Widoyoko, 2014: 18).
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan hasil
validasi alat peraga beserta album penggunaan alat peraga. Data wawancara
diambil dari tahapan Potensi dan masalah serta pada tahapan Pengumpulan
data kemudian peneliti menganalisis setiap informasi dari narasumber yang
diperoleh. Data observasi digunakan peneliti untuk menemukan tingkah laku
siswa saat pembelajaran.
Hasil yang dapat dari data wawancara dan data observasi kemudian
peneliti menyimpulkan data agar dapat mengetahui jenis alat peraga yang
akan dikembangkan. Setelah melalui tahapan validasi desain dan revisi
desain, alat peraga diwujudkan dalam bentuk benda nyata. Alat peraga harus
melalui tahap penilaian validasi produk. Validasi dilakukan oleh dosen ahli
dan guru kelas IV. Hasil validasi produk berupa komentar dan saran yang di
berikan oleh para ahli agar dapat memperbaiki kualitas dan mengetahui
kelayakan prototipe sebelum diujicoba secara terbatas.

3.7.2 Data Kuantitatif


Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka sebagai
hasil observasi atau pengukuran (Widoyoko, 2014: 21). Data kuantitatif
diperoleh dari hasil validasi desain produk Alat peraga Data kuantitatif

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

merupakan data yang berwujud angka-angka beserta Album penggunaan alat


peraga yang dinilai oleh dosen ahli, dan guru kelas. Data instrumen validasi
yang dianalisis sebagai dasar dari hasil penilaian kuesioner diubah menjadi
interval. Langkah awal yang dilakukan yaitu menghitung rata-rata. Rata-rata
penilaian dihitung dengan rumus pada tabel 3.1.

 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Skor akhir =
 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙

Rumus 3.1 Rumus menghitung rata-rata

Skala penilaian terhadap alat peraga papan bilangan desimal dan


album penggunaan alat peraga papan bilangan desimal menggunakan skala
Ratting scala 1-4 (1) Sangat baik (2) Baik (3) Cukup (4) Kurang. Skala
ratting scala digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2015:
134). Berikut tabel klasifikasi hasil penilaian:

Tabel 3.7 Tabel Klasifikasi hasil penilaian


Interval Skor Kriteria
3,25 - 4,00 Sangat baik
2,50 - 3,25 Baik
1,75 - 2,50 Cukup
1,00 - 1,75 Kurang

Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan valid/tidaknya suatu


instrumen. Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli
yang dituangkan dalam tabel 3.8.

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.8 Kategorisasi Data Kuantitatif ke Kualitatif

Interval Skor Kriteria

3,25 - 4,00 Sangat baik

2,50 - 3,25 Baik

1,75 - 2,50 Cukup

1,00 - 1,75 Kurang

Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rata-rata skor lebih besar


dari 2,50. Nilai terdapat pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti
keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan.
Sebaliknya, apabila rata-rata skor yang diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka
instrumen tersebut dikatakan tidak valid. Berdasarkan perhitungan dengan
rumus di atas, diperoleh rata-rata nilai. Rata-rata nilai tersebut kemudian
dikonversikan menjadi data kualitatif dengan acuan dari Widoyoko (2014:
144).

Analisis juga dilakukan terhadap soal pretes dan postes penjumlahan


dan pengurangan bilangan desimal yang dikerjakan siswa. Tes dilakukan
untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum dan sesudah penggunaan alat
peraga pembelajaran. Soal tersebut terdiri dari 10 soal penjumlahan dan 10
soal pengurangan. Nilai pretes dan postes dihitung dengan menggunakan
rumus di bawah ini:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


Nilai = 𝑥 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙

Rumus 3.2 Nilai Pretes dan Postes

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Setelah mendapatkan nilai pretes dan postes, selanjutnya


dilakukan perhitungan untuk mencari presentase kenaikan nilai siswa
tersebut dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini:

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡


Persentase kenaikan = 𝑥 100
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Rumus 3.3 Persentase Kenaikan Nilai Siswa

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini menguraikan penjelasan dari bab sebelumnya. Uraian tersebut


terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan.

4.1 Hasil Penelitian Pengembangan


Hasil penelitian berisi tentang (1) kajian kompetensi inti dan kompetensi
dasar pembelajaran, (2) analisis kebutuhan, (3) produksi pengembangan alat
peraga montessori untuk materi bilangan desimal, (4) validasi dan revisi produk,
(5) uji coba lapangan.

4.1.1 Kajian Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran


Pada awal penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui kesulitan yang dialami oleh siswa
ketika mengikuti pembelajaran matematika. Berdasarkan hasil wawancara,
dapat diketahui bahwa siswa kelas IV mengalami kesulitan dalam berhitung
bilangan desimal. Untuk itu, peneliti memilih kompetensi dasar 3.14
memahami penambahan dan pengurangan bilangan desimal. Materi
pembelajaran materi pembelajaran yang akan dikembangkan adalah operasi
hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal.
4.1.2 Analisis Kebutuhan
Peneliti melakukan analisis kebutuhan sebelum dilakukannya pembuatan
alat peraga. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mendapatkan data tentang alat
peraga yang dibutuhkan oleh siswa kelas IV SD. Analisis kebutuhan yang peneliti
lakukan antara lain: 1) wawancara guru kelas IV SD, dan 6 siswa kelas IV SD,
dan 2) observasi pembelajaran di kelas IV SD.
4.1.2.1 Wawancara
4.1.2.1.1 Guru kelas Kelas IV
Wawancara kepada Ibu Tikna selaku guru kelas IV SD N Selomulyo
dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 28 Juli 2018. Dari wawancara dengan guru
kelas IV tersebut didapatkan informasi bahwa guru ketika mengajar matematika di
kelas menggunakan alat peraga benda-benda sekitar. Guru juga membuat alat
peraga sendiri seperti bangun ruang, dan besaran sudut. Guru mengatakan bahwa

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6di kelas IV ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam pembelajaran
matematika. Guru menambahkan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa
tersebut, guru sering melaksanakan les diluar jam sekolah dengan membuat
kesepakatan dengan siswa. Transkrip wawancara antara peneliti dengan guru
kelas IV SD N Selomulyo dapat dilihat di lampiran 4.2 halaman 69.
4.1.2.1.2 Siswa Kelas IV
Wawancara kepada siswa kelas IV SD N Selomulyo dilakukan pada hari
Sabtu, tanggal 28 Juli 2018 ketika siswa sedang istirahat. Peneliti melakukan
wawancara kepada 6 siswa. Wawancara yang dilakukan penetili dan siswa yaitu
tentang pembelajaran matematika. Dari wawancara yang dilakukan dengan siswa
kelas IV dapat diketahui bahwa siswa masih kesulitan belajar pada mata pelajaran
matematika terkait materi bilangan desimal. Siswa juga kesulitan dalam operasi
hitung penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik
meminjam pada bilangan desimal. Ketika di kelas, guru hanya menjelaskan materi
dengan ceramah tanpa penggunaan alat peraga pembelajaran sehingga membuat
siswa kesulitan memahami materi bilangan desimal. Transkrip wawancara dengan
siswa kelas IV SD N Selomulyo dapat dilihat di lampiran 4.3 halaman 71.
4.1.2.2 Observasi Pembelajaran di Kelas
Observasi pembelajaran di kelas IV SD N Selomulyo dilakukan pada hari
Kamis, tanggal 16 Agustus 2018. Berdasarkan observasi pembelajaran di kelas IV
diperoleh hasil bahwa saat pembelajaran di kelas peneliti tidak melihat guru
menggunakan alat peraga untuk menjelaskan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran matematika di kelas IV tersebut masih menggunakan metode
ceramah dan belum menggunakan alat peraga pembelajaran. Guru hanya
menggunakan buku paket atau LKS dalam proses pembelajaran. Pada saat proses
pembelajaran masih ada siswa yang tidak bisa menghitung penjumlahan dengan
teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam. Transkrip observasi
di kelas IV SD N Selomulyo dapat dilihat di lampiran 4.1 halaman 68.

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.1.3 Produksi Pengembangan Alat Peraga Montessori untuk Materi Bilangan


Desimal
Peneliti membuat desain alat peraga dan album pembelajaran montessori
berdasarkan kajian materi dan analisis kebutuhan siswa. Langkah selanjutnya
adalah mengumpulkan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat alat peraga
dan album alat peraga pembelajaran montessori. Bahan-bahan yang sudah
terkumpul kemudian diproses menjadi produk.
4.1.3.1 Desain Alat Peraga Montessori
Alat peraga desain berdasarkan lima kriteria alat peraga montessori, yaitu
(1) menarik, (2) bergradasi, (3) auto-correction, (4) auto-education, dan (5)
kontekstual. Kriteria menarik tampak pada warna-warna yang digunakan pada alat
peraga papan bilangan desimal yaitu warna terang untuk batu bilangan desimal dan
warna gelap untuk batu bilangan bulat. Kriteria bergradasi terdapat pada
penggunaan alat peraga yang melibatkan indra penglihatan dan indra peraba.
Kriteria auto-correction, alat peraga ini dapat membantu siswa menemukan
jawaban yang benar saat mengerjakan soal tentang bilangan desimal. Kriteria auto-
education terdapat pada alat peraga yang digunakan untuk membantu siswa
memahami konsep bilangan desimal. Kriteria kontekstual terdapat pada
pemanfaatan potensi lokal di lingkungan sekitar sebagai bahan dasar pembuatan
alat peraga yaitu batu dan kayu. Untuk itu peneliti mengembangkan alat peraga
montessori dari bahan batu dan kayu. Pengembangan alat peraga montessori untuk
keterampilan berhitung bilangan desimal terdiri dari beberapa alat, yaitu (1) papan
bilangan desimal, (2) batu, (3) kotak batu, dan (4) kotak soal dan katu soal. Proses
pengolahan kayu menajdi papan bilangan desimal. Kotak batu, dan kotak kartu soal
dilakukan oleh tukang kayu dengan ukuran yang telah ditetapkan oleh peneliti.
4.1.3.1.1 Papan Bilangan Desimal
Papan bilangan desimal ini berbentuk persegi pada bagian dalamnya
terdapat kolom disebelah kiri bilangan bulat 1.000.000, 100.000, 10.000, 1000,
100, 10, 1 dan disebelah kanan bilangan desimal 0,1, 0,01, 0,001, 0,0001, 0,00001
dan 0,000001. Papan bilangan desimal ini berbentuk persegi dengan ukuran 42 cm
x 48 cm. Pada papan bilangan desimal terdapat kolom angka bilangan bulat dan
bilangan desimal serta terdapat kolom warna sesuai dengan angka tersebut. Pada

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bagian kiri papan terdapat angka 01 sampai 20, angka tersebut berfungsi untuk
membaca hasil.

Gambar 4.1 Papan Bilangan Desimal


4.1.3.1.2 Batu
Batu digunakan untuk menjelaskan konsep bilangan desimal peneliti
membagi batu menjadi dua macam yakni batu bilangan desimal dan batu bilangan
bulat. Ukuran batu disesuaikan dengan ukuran lubang pada papan bilangan desimal.
Bentuk batu sangat bervariasi sesuai dengan bentuk alaminya. Pewarnaan batu
dilakukan berdasarkan keinginan dari dosen pembimbing karena untuk
membedakan antara bilangan desimal dan bilangan bulat. Selanjutnya peneliti
memberi cat. Jumlah batu pada setiap warnanya adalah 30 batu. Batu ditempatkan
pada wadah bernama kotak batu.

Gambar 4.2 Batu


4.1.3.1.3 Kotak batu
Kotak batu digunakan untuk meletakan berbagai macam warna batu sesuai
dengan warna tidak hanya untuk meletakan batu, kotak batu juga untuk meletakan
kartu bilangan desimal dan kartu angka 0 sampai 10. Kotak batu berukuran,
panjang 40 cm, lebar 10 cm. Kotak batu dilengkapi dengan tutup.
Kartu bilangan desimal terbuat dari ivory 210 dengan ukuran kartu 14,7
cm x 3 cm. Kartu bilangan desimal terdiri dari angka 1, 0,1, 0,01, 0,001, 0,0001,

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

0,00001 dan 0,000001. Kartu angka 0 sampai 10 terbuat dari ivory 210 dengan
ukuran kartu 2,52 cm x 3 cm.
4.1.3.1.4 Kotak soal dan kartu soal
Kotak kartu soal digunakan untuk meletakkan kartu soal. Kotak kartu
soal berukuran panjang 14,5 cm, dan lebar 9,0 cm. Tutup kotak kartu soal memiliki
ukuran panjang 14,5 cm dan lebar 9,0 cm.
Kartu soal terbuat dari kertas ivory 210 dengan ukuran kartu soal 10,48
cm x 5 cm. Kartu soal terdiri dari 4 kode soal, yaitu (1) penjumlahan tanpa teknik
menyimpan, (2) penjumlahan dengan teknik menyimpan, (3) pengurangan tanpa
teknik meminjam, dan (4) pengurangan dengan teknik meminjam.

Gambar 4.3 Kotak Kartu Soal dan Kartu Soal

4.1.3.1.5 Album alat peraga pembelajaran


Album pembelajaran papan bilangan desimal akan dijelaskan mengenai
langkah-langkah dalam mempresentasikan alat peraga pembelajaran. Album akan
dilengkapi dengan alat peraga papan bilangan desimal, tujuan langsung, usia
pemakaian, syarat pemakaian, pengendali kesalahan serta langkah-langkah dalam
mempresentasikan penggunaan alat peraga pembelajaran. Di dalam album alat
peraga pembelajaran dilengkapi dengan foto-foto dari penggunaan alat peraga
peraga agar guru maupun siswa yang membacanya lebih mudah memahami
materi yang ada di album tersebut.
Pada bagian awal album terdapat pengantar alat peraga pembelajaran.
Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan materi. Materi di dalam album meliputi
penjumlahan dan pengurangan. Materi penjumlahan dibagi menjadi 2, antara lain:
(1) penjumlahan tanpa teknik menyimpan, (2) penjumlahan dengan teknik
menyimpan. Materi penjumlahan tanpa teknik menyimpan berisikan konsep
penjumlahan tanpa teknik menyimpan. Soal-soal penjumlahan tanpa teknik
menyimpan dapat dilihat di kartu soal dengan kode soal 1. Sedangkan materi

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penjumlahan dengan teknik menyimpan berisikan konsep penjumlahan dengan


teknik menyimpan. Soal-soal penjumlahan dengan teknik menyimpan dapat
dilihat di kartu soal dengan kode soal 2. Materi pengurangan juga dibagi menjadi
2, antara lain: (1) pengurangan tanpa teknik menyimpan dan (2) pengurangan
dengan teknik menyimpan. Materi pengurangan tanpa teknik menyimpan
berisikan konsep pengurangan tanpa teknik menyimpan. Soal-soal pengurangan
tanpa teknik menyimpan dapat dilihat di kartu soal dengan kode soal 3. Materi
pengurangan dengan teknik menyimpan berisikan konsep pengurangan dengan
teknik menyimpan. Soal-soal pengurangan dengan teknik menyimpan dapat
dilihat di kartu soal dengan kode soal 4.
4.1.3.2 Pembuatan
4.1.3.2.1 Alat Peraga Pembelajaran
Papan bilangan desimal, kotak batu dan kotak kartu soal peneliti
membuat di tempat pengrajin kayu tersebut bernama Yayasan Penyandang Cacat
Mandiri yang beralamat di Jalan Parangtritis Km 7 Cabean, Panggungharjo,
Sewon Bantul, Yogyakarta Indonesia 55188.
Batu yang digunakan dalam alat peraga pembelajaran ini yaitu batu putih
Ambon yang bisa diperoleh di tempat penjualan batu alam yang terletak di daerah
Condong Catur, Sleman, Yogyakarta. Peneliti membeli batu alam ini di toko
bernama Indolands yang beralamatkan di Jalan Ring Road Utara No 52 B,
Pandean, Condong Catur, Depok Sleman, Yogyakarta (Barat Lampu Merah
Kentungan). Batu putih Ambon aslinya berwarna putih lalu peneliti mengecatnya
dengan warna hijau muda, pink keunguan, biru muda, merah hijau, biru tua,
merah muda dan hijau tua.
Kartu bilangan desimal, kartu angka 0 sampai 10 dan kartu soal, peneliti
mendesain dengan komputer selanjutnya peneliti menyerahkan hasilnya ke tempat
print di everyprint untuk dicetak.

4.1.3.2.2 Album Alat Peraga Pembelajaran


Album alat peraga pembelajaran dibuat oleh peneliti dengan
menggunakan aplikasi Microsoft Word 2013. Jenis huruf yang digunakan untuk
membuat album adalah Times New Roman. Ukuran huruf pada album alat peraga

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembelajaran adalah 12. Album alat peraga pembelajaran menggunakan spasi 1,5.
Album alat peraga pembelajaran dicetak dengan menggunakan kertas HVS.
Album alat peraga pembelajaran dilengkapi dengan gambar untuk memudahkan
pembaca saat mempelajari album tersebut.
4.1.4 Data Validasi dan Revisi Produk
Produk awal yang sudah dikemas kemudian dipresentasikan kepada ahli
montessori dan guru kelas IV SD N Selomulyo. Peneliti melakukan validasi untuk
mengetahui kualitas alat peraga yang dikembangkan. Validasi dilakukan sesuai
dengan pedoman penyekoran skala menurut Widoyoko (2014: 144).
Tabel 4.1 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif menurut Widoyoko

Interval Skor Kriteria Bobot


3,25 - 4,00 Sangat baik Keseluruhan instrumen
sudah layak digunakan
2,50 - 3,25 Baik Keseluruhan instrumen
sudah layak digunakan
namun perlu perbaikan
1,75 - 2,50 Cukup Keseluruhan instrumen
cukup layak digunakan
1,00 - 1,75 Kurang Keseluruhan instrumen
kurang layak digunakan

Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rata-rata skor lebih besar dari
2,50. Nilai terdapat pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan
instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Sebaliknya, apabila
rata-rata skor yang diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka instrumen tersebut
dikatakan tidak valid. Berdasarkan perhitungan dengan rumus di atas, diperoleh
rata-rata nilai. Rata-rata nilai tersebut kemudian dikonversikan menjadi data
kualitatif dengan acuan dari Widoyoko (2014: 144).

4.1.4.1 Hasil Validasi

4.1.4.1.1 Dosen Ahli


Validasi alat peraga papan bilangan desimal kepada dosen ahli dilakukan
pada hari Selasa, 7 Agustus 2018. Validai produk terdiri dari 2 macam, yaitu
validasi alat peraga dan album. Lampiran kuesioner validasi produk oleh dosen

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ahli matematika dapat dilihat di lampiran 5.1.1 halaman 73. Berikut hasil validasi
produk oleh dosen ahli montessori.

Tabel 4.2 Hasil Validasi Alat Peraga Papan Bilangan Desimal Oleh Dosen Ahli

No Ciri-ciri Aspek yang Skor Saran


Media dinilai 1 2 3 4
Montessori
1. Auto- Alat peraga yang 
education digunakan untuk
membantu siswa
memahami konsep
bilangan desimal.
2. Auto- Siswa dapat 
education menggunakan alat
peraga
pembelajaran
matematika di
kelas
3. Menarik Warna alat peraga 
pembelajaran
menarik perhatian
siswa untuk
belajar.
4. Menarik Alat peraga 
pembelajaran dapat
menambah rasa
ingin tahu siswa
untuk
menggunakan alat
tersebut.
5. Bergradasi Penggunaan alat 
peraga
pembelajaran yang
melibatkan lebih
dari satu indera,
yaitu indera
penglihatan dan
indera peraba.
6. Bergradasi Alat peraga ini 
dapat digunakan
untuk mempelajari
beberapa
kompetensi dasar
yang berbeda-beda.

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Bergradasi Alat peraga ini bisa 


digunakan untuk
siswa pada
tingkatan kelas
yang berbeda-beda,
dari kelas IV
sampai kelas V di
sekolah dasar.
8. Auto- Alat peraga ini 
correction dapat digunakan
untuk membantu
siswa menemukan
kesalahan saat
mengerjakan soal
tentang bilangan
desimal.
9. Auto- Alat peraga ini 
correction dapat membantu
siswa menemukan
jawaban yang
benar saat
mengerjakan soal
tentang bilangan
desimal.
10. Kontekstual Alat peraga ini 
memanfaatkan
benda dari
lingkungan sekitar
Jumlah Skor 39
Total Skor 3,9

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah skor yang diperoleh dari
validasi alat peraga dengan dosen ahli yaitu 39 dengan rata-rata skor 3,9.
Berdasarkan hasil validasi, kualitas produk mendapat skor rata-rata 3,9 dengan
kategori “sangat baik” karena produk yang dikembangkan sudah sesuai dengan
kriteria menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual.
Dari hasil validasi, dosen ahli montessori menyatakan bahwa produk yang
dikembangkan sudah baik dan layak digunakan untuk uji coba lapangan tanpa
revisi.

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.3 Hasil Validasi Album Papan Bilangan Desimal Oleh Dosen Ahli
No Aspek yang dinilai Skor Saran
1 2 3 4
1. Kesesuaian alat peraga dengan 
materi bilangan desimal.
2. Kejelasan kalimat yang terdapat 
pada buku petunjuk penggunaan
alat peraga pembelajaran.
3. Pemilihan soal sesuai dengan 
materi bilangan desimal.
4. Pemilihan soal sesuai dengan 
kemampuan siswa.
5. Kelengkapan album dengan 
kriteria adanya: kartu bilangan
desimal, kartu soal dan buku
petunjuk penggunaan alat peraga
pembelajaran.
6. Kerurutan langkah-langkah 
kegiatan.
7. Kesesuaian langkah kegiatan 
dengan perkembangan siswa.
Jumlah Skor 27
Total Skor 3,9

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah skor yang diperoleh dari
validasi album alat peraga dengan dosen ahli adalah 27 dengan rata-rata skor 3,9
dengan kategori “sangat baik”.

4.1.4.1.2 Guru Kelas IV


Peneliti melakukan validasi alat peraga papan bilangan desimal beserta
albumnya kepada guru kelas IV SD N Selomulyo pada hari Sabtu, 11 Agustus
2018. Validasi produk terdiri dari 2 macam, yaitu: validasi alat peraga dan album.
Lampiran kuesioner validasi produk oleh guru kelas IV dapat dilihat di lampiran
5.1.2 halaman 80. Berikut hasil validasi produk oleh dosen ahli montessori.

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.4 Hasil Validasi Alat Peraga Papan Bilangan Desimal Oleh Guru Kelas
IV

No Ciri-ciri Aspek yang Skor Saran


Media dinilai 1 2 3 4
Montessori
1. Auto- Alat peraga yang 
education digunakan untuk
membantu siswa
memahami konsep
bilangan desimal.
2. Auto- Siswa dapat 
education menggunakan alat
peraga
pembelajaran
matematika di
kelas
3. Menarik Warna alat peraga 
pembelajaran
menarik perhatian
siswa untuk
belajar.
4. Menarik Alat peraga 
pembelajaran dapat
menambah rasa
ingin tahu siswa
untuk
menggunakan alat
tersebut.
5. Bergradasi Penggunaan alat 
peraga
pembelajaran yang
melibatkan lebih
dari satu indera,
yaitu indera
penglihatan dan
indera peraba.
6. Bergradasi Alat peraga ini 
dapat digunakan
untuk mempelajari
beberapa
kompetensi dasar
yang berbeda-beda.
7. Bergradasi Alat peraga ini bisa 
digunakan untuk
siswa pada
tingkatan kelas
yang berbeda-beda,
dari kelas IV
sampai kelas V di
sekolah dasar.

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Auto- Alat peraga ini 


correction dapat digunakan
untuk membantu
siswa menemukan
kesalahan saat
mengerjakan soal
tentang bilangan
desimal.
9. Auto- Alat peraga ini 
correction dapat membantu
siswa menemukan
jawaban yang
benar saat
mengerjakan soal
tentang bilangan
desimal.
10. Kontekstual Alat peraga ini 
memanfaatkan
benda dari
lingkungan sekitar
Jumlah Skor 40
Total Skor 4

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah skor yang diperoleh dari
validasi alat peraga dengan guru kelas IV yaitu 40 dengan rata-rata skor akhir
yaitu sebesar 4 dengan kategori “sangat baik” karena produk yang dikembangkan
layak digunakan untuk uji coba lapangan tanpa revisi.

Tabel 4.5 Hasil Validasi Album Papan Bilangan Desimal Oleh


Guru Kelas IV
No Aspek yang dinilai Skor Saran
1 2 3 4
1. Kesesuaian alat peraga dengan 
materi bilangan desimal.
2. Kejelasan kalimat yang terdapat 
pada buku petunjuk penggunaan
alat peraga pembelajaran.
3. Pemilihan soal sesuai dengan 
materi bilangan desimal.
4. Pemilihan soal sesuai dengan 
kemampuan siswa.
5. Kelengkapan album dengan 
kriteria adanya: kartu bilangan
desimal, kartu soal dan buku
petunjuk penggunaan alat peraga
pembelajaran.

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Kerurutan langkah-langkah 
kegiatan.
7. Kesesuaian langkah kegiatan 
dengan perkembangan siswa.
Jumlah Skor 28
Total Skor 4

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah skor yang diperoleh dari
validasi album alat peraga dengan guru kelas IV yaitu 28 dengan rata-rata skor
yaitu sebesar 4 dengan kategori “sangat baik”. Dari hasil vaidasi dengan guru
kelas IV menyatakan bahwa produk yang dikembangkan layak di uji coba
lapangan tanpa revisi.

4.1.4.1.3 Rata-rata Skor Validasi oleh Dosen Ahli dan Guru Kelas IV
Setelah mengetahui hasil validasi dari dosen dan guru kelas IV mengenai
alat peraga papan bilangan desimal, maka dapat dihitung skor rata-rata dari semua
validator. Berikut adalah hasil rekapitulasi dari dua validator yang disajikan dalam
bentuk tabel 4.6 berikut. Rumus perhitungan skor rata-rata sebagai berikut:

𝐴+𝐵
Rata-rata skor validasi =
2

Rumus 4.1 Skor Rata-rata Validasi Produk


Keterangan:
A = Nilai validasi oleh dosen ahli
B = Nilai validasi oleh guru kelas IV

Tabel 4.6 Rata-rata Skor Validasi Produk


Validator Rata-rata Kategori
Alat Peraga Album
Dosen Ahli Montessori 3,9 3,9 Sangat baik

Guru kelas IV SD 4 4 Sangat baik

Rata-rata 3,95 3,95 Sangat baik

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari hasil rekapitulasi validasi di atas, dapat disimpulkan bahwa papan


bilangan desimal memperoleh rata-rata sebesar 3,95 untuk alat peraga, dan
rata-rata 3,95 untuk album dengan kategori “Sangat Baik”. Hal ini ditunjukan
dari alat peraga papan bilangan desimal yang menarik. Begitu juga dengan
album, album digunakan oleh guru untuk menerangkan kepada siswa
bagaimana menggunakan papan bilangan desimal tersebut.

4.1.4.2 Revisi Produk


Revisi produk dilakukan untuk memperbaiki produk, revisi dilakukan
karena adanya validasi dari beberapa ahli. Revisi dilakukan untuk memperbaiki
produk agar layak digunakan untuk proses pembelajaran. Dengan demikian,
produk yang dihasilkan dapat mempunyai kualitas yang lebih baik.

4.1.4.2.1 Media Pembelajaran


Peneliti mendapatkan beberapa saran untuk merevisi bagian-bagian
tertentu pada pengembangan produk yang dihasilkan. Tabel 4.8 berikut ini
mrenunjukkan hasil revisi produk berdasarkan saran yang diberikan para
validator yaitu dosen ahli dan guru kelas IV SD N Selomulyo.

Tabel 4.7 Revisi Produk


No Sebelum Revisi Sesudah Revisi
1. Pada papan bilangan desimal di Menambahkan angka 1
bagian sebelah kiri belum ada sampai 20 pada bagian kiri
angka 1 sampai 20 untuk membaca papan untuk membaca hasil.
hasil.
2.

Cat pada batu belum rapi Cat pada batu sudah rapi.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa revisi terhadap produk yang
dikembangkan, meliputu: 1) Menambahkan angka 1 sampai 20 pada bagian

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kiri papan untuk memudahkan siswa membaca hasil, 2) cat pada batu
dirapikan.

4.1.4.2.2 Album Media Pembelajaran


Album alat peraga pembelajaran termasuk kategori sangat baik.
Berdasarkan rata-rata hasil validasi terhadap album alat peraga pembelajaran
yang didapat yaitu sebesar 3,95 kategori “sangat baik”. Pada album alat peraga
pembelajaran, peneliti mendapatkan komentar atau saran dari validator untuk
merevisi album tersebut. Peneliti mendapatkan komentar dari dosen ahli,
menurut dosen ahli ada yang perlu diperbaiki pada bagian langkah-langkah
penggunaan alat peraga pembelajaran. Album alat peraga pembelajaran yang
sudah direvisi dapat dilihat di lampiran 8 halaman 96.

4.1.5 Uji Coba Lapangan


Setelah produk yang divalidasi oleh dosen ahli dan guru kelas IV,
selanjutnya dilakukan uji coba lapanga secara langsung kepada enam siswa
yang memiliki nilai kurang. Uji coba lapangan dilakukan selama tiga hari
pertemuan pada tanggal 14, 15 dan 16 Agustus 2018 di kelas IV SD N
Selomulyo. Waktu uji coba lapangan setiap pertemuan adalah 60 menit.
Pelaksanaan uji coba lapangan dengan alat peraga dilakukan pada saat
pembelajaran matematika. Pada pertemuan sebelumnya, peneliti telah
memberikan pretes pada siswa. Pembelajaran setiap pertemuan selalu dimulai
dengan pengenalan materi oleh peneliti. Selanjutnya, setiap siswa melakukan
latihan menggunakan alat peraga secara mandiri dan siswa yang lainnya
bertindak sebagai pengamat. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti
mengamati hal-hal menarik yang terjadi.
4.1.5.1 Pretest
Sebelum menerapkan alat peraga pembelajaran bilangan desimal,
peneliti melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa terkait
bilangan desimal. Soal pretest terdiri dari 20 soal, untuk 10 soal pertama yaitu
soal penjumlahan bilangan desimal dan untuk 10 soal kedua yaitu soal
pengurangan bilangan desimal. Siswa mengerjakan soal pretest secara
individu. Berikut ini adalah hasil dari pretest enam siswa tersebut.

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil Pretest
60
50
40
30
pretest
20
10
0
Hera Mirza Mifta Faiz Salma Nur

Grafik 4.1 Hasil Pretest


Dari grafik hasil pretest dapat dilihat bahwa siswa mendapatkan nilai
rendah. Nilai siswa paling tinggi adalah 55 bahkan ada siswa yang
mendapatkan nilai 45. Nilai yang didapatkan siswa saat pretest akan
digunakan sebagai pembanding dengan nilai posttest.

4.1.5.2 Posttest
Setelah peneliti melaksanakan Pretest, peneliti melaksanakan uji
coba produk dengan memberikan pendampingan kepada enam siswa. Setelah
siswa menggunakan alat peraga pembelajaran papan bilangan desimal, peneliti
meminta siswa untuk mengerjakan posttest untuk mengetahui kemampuan
siswa terhadap penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal. Berikut ini
adalah hasil dari posttest enam siswa tersebut.

Hasil Posttest
150

100

Hasil Posttest
50

0
Hera Mirza Mifta Faiz Salma Nur

Grafik 4.2 Hasil Posttest


Dari grafik nilai Posttest dapat dilihat bahwa siswa mendapatkan
perubahan (kenaikan) nilai tes. Terdapat dua orang mendapatkan nilai 100,

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

satu orang mendapatkan nilai 90, dua orang mendapatkan nilai 85, satu orang
mendapatkan nilai 60. Hasil nilai posttest ini akan dibandingkan dengan nilai
pretest yang diperoleh siswa.
4.1.5.3 Data Hasil Tes
Setelah melakukan posttest selanjutnya peneliti melakukan analisis
terhadap hasil penelitian yang didapatkan. Analisis yang dilakukan yaitu
perbedaan nilai yang didapatkan oleh siswa sebelum menggunakan alat
peraga pembelajaran dan sesudah menggunakan alat peraga pembelajaran.
Berikut ini adalah perbedaan hasil pretest dan posttest enam siswa yang
menjadi subjek di dalam uji coba lapangan.

Perubahan Nilai Siswa


150

100
Pretes
50 Postes

0
Hera Mirza Mifta Faiz Salma Nur

Grafik 4.3 Hasil Tes Pretest dan Posttest

Dari grafik hasil tes pretest dan posttest dapat dilihat bahwa
siswa mengalami kenaikan terhadap nilai tes mereka sebelum menggunakan
alat peraga pembelajaran dan sesudah menggunakan alat peraga
pembelajaran. Rumus persentase kenaikan hasil tes siswa dapat dilihat
sebagai berikut:

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡


Persentase kenaikan = 𝑥 100
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Berikut ini adalah presentase kenaikan antara hasil pretest dan


posttest yang diperoleh siswa disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini.

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.8 Hasil Pretest dan Posttest


No Nama Pretest Posttest
1. Hera 50 100
2. Mirza 55 90
3. Mifta 55 85
4. Faiz 45 100
5. Salma 45 60
6. Nur 55 85
Rata-rata 50,8 86,7

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata dari hasil pretest
dan posttest siswa hanya memperoleh skor 50,8 untuk rata-rata nilai pretest
dan skor 86,7 untuk rata-rata nilai posttest. Berdasarkan rumus presentase
kenaikan dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan sebesar 71 %, dapat dilihat
juga bahwa perbedaan antara nilai pretest dan posttest masing-masing siswa
cukup tinggi.

4.1.6 Prototipe Media Pembelajaran


Prototipe dalam penelitian ini adalah prototipe alat peraga
pembelajaran matematika untuk kelas IV SD materi bilangan desimal
berbasis metode montessori. Berikut adalah komponen-komponen alat peraga
pembelajaran matematika untuk siswa kelas IV SD materi bilangan desimal
berbasis metode montessori.

Gambar 4.4 Produk Penelitian dan Pengembangan Secara Lengkap

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.2 Pembahasan

Pengembangan alat peraga didasarkan dari potensi dan masalah


melalui observasi dan wawancara. Observasi dan wawancara yang dilakukan
di kelas IV menunjukkan bahwa ketersediaan alat peraga bilangan desimal
tidak tersedia dan juga dari hasil wawancara kepada siswa diperoleh data
bahwa mereka masih kesulitan dalam pembelajaran matematika materi
bilangan desimal tentang penjumlahan dan pengurangan. Pembelajaran untuk
siswa kelas IV memerlukan alat yang dapat menarik minat dan perhatian
anak. Pembelajaran yang kurang menyenangkan akan menjadikan siswa tidak
bisa dan justru akan menganggu teman lainnya yang sedang belajar.

Menurut teori perkembangan kognitif menurut Piaget, anak kelas IV


masuk dalam tahap operasional konkret. Anak memiliki operasi-operasi logis
yang diterapkan pada masalah-masalah aktual, anak mampu menggunakan
kemampuan mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersifat konkret
(Izzati dkk, 2018: 105-106). Paparan tersebut menjadi salah satu
pertimbangan peneliti untuk mengembangkan alat peraga yang menarik bagi
siswa. Selain itu, pada saat wawancara guru kelas IV juga meminta peneliti
untuk membuat alat peraga matematika untuk siswa pada mata pelajaran
matematika tentang bilangan desimal. Pramudjono mengemukakan bahwa
alat peraga adalah benda konkret yang dibuat, dihimpun atau disusun secara
sengaja digunakan untuk membantu mengembangkan konsep matematika
(Sundayana, 2014: 7)

Pengembangan alat peraga dalam penelitian ini, peneliti


menggunakan prinsip pada alat peraga montessori. Menurut Montessori
(2002: 171-175), ciri alat peraga montessori adalah menarik, bergradasi,
memiliki pengendali kesalahan (auto-correction), kemandirian (auto-
education) dan kontekstual. Pemilihan prinsip dalam mengembangkan alat
peraga ini dikarenakan selain alat peraga menarik, alat peraga haruslah
memiliki cakupan yang luas. Pengendali kesalahan akan memudahkan guru
maupun siswa untuk mengetahui jika ada kesalahan saat menghitung. Alat
peraga yang kontekstual akan lebih dekat dengan siswa. Prinsip dalam

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pengembangan selain digunakan sebagai acuan dalam pengembangan alat


peraga juga menjadi indikator dalam merumuskan kuesioner validasi
prototipe.

Dari hasil validasi prototipe yang dilakukan oleh dua validator,


peneliti kemudian melakukan analisis pengembangan alat peraga papan
bilangan desimal. Berikut hasil analisis berdasarkan hasil validasi yang
disajikan pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Analisis Hasil Validasi Alat Peraga Matematika Papan Bilangan
Desimal berdasarkan indikator penilaian

No Ciri-ciri Aspek yang Validator Rata- Keterangan


Media dinilai rata (skala 4)
Montessori 1 2
1. Auto- Alat peraga yang 4 4 4 Sangat baik
education digunakan untuk
membantu siswa
memahami
konsep bilangan
desimal.

2. Auto- Siswa dapat 4 4 4 Sangat baik


education menggunakan alat
peraga
pembelajaran
matematika di
kelas
3. Menarik Warna alat peraga 4 4 4 Sangat baik
pembelajaran
menarik perhatian
siswa untuk
belajar.
4. Menarik Alat peraga 4 4 4 Sangat baik
pembelajaran
dapat menambah
rasa ingin tahu
siswa untuk
menggunakan alat
tersebut.

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Bergradasi Penggunaan alat 4 4 4 Sangat baik


peraga
pembelajaran
yang melibatkan
lebih dari satu
indera, yaitu
indera
penglihatan dan
indera peraba.
6. Bergradasi Alat peraga ini 4 4 4 Sangat baik
dapat digunakan
untuk
mempelajari
beberapa
kompetensi dasar
yang berbeda-
beda.
7. Bergradasi Alat peraga ini 4 4 4 Sangat baik
bisa digunakan
untuk siswa pada
tingkatan kelas
yang berbeda-
beda, dari kelas
IV sampai kelas
V di sekolah
dasar.
8. Auto- Alat peraga ini 3 4 3,5 Sangat baik
correction dapat digunakan
untuk membantu
siswa menemukan
kesalahan saat
mengerjakan soal
tentang bilangan
desimal.
9. Auto- Alat peraga ini 4 4 4 Sangat baik
correction dapat membantu
siswa menemukan
jawaban yang
benar saat
mengerjakan soal
tentang bilangan
desimal.
10. Kontekstua Alat peraga ini 4 4 4 Sangat baik
l memanfaatkan
benda dari
lingkungan
sekitar
Jumlah Skor 39 40
Total Skor 3,9 4 3,95 Sangat baik

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari tabel 4.9 dapat diketahui jika dari 10 aspek yang dinilai 10
mendapatkan klasifikasi sangat baik. Papan bilangan desimal memiliki
ukuran 42 x 48 cm dan ketebalan 1 cm sehingga cukup besar untuk siswa
kelas 4. Meskipun demikian secara umum kualitas alat peraga yang
dikembangkan memiliki kualitas yang sangat baik.

Ciri alat peraga montessori yang digunakan sebagai prinsip


pengembangan alat peraga juga digunakan sebagai prinsip dalam
pengembangan album cara penggunaan alat pearga papan bilangan desimal.
Akan tetapi ciri tersebut merupakan ciri alat peraga, maka dalam menyusun
album peneliti hanya menggunakan 2 ciri sebagai acuan dalam
pengembangan album. Ciri yang peneliti gunakan yaitu menarik dan mandiri.
Selain kedua ciri tersebut, peneliti menambahkan satu indikator lagi yaitu isi.
Ketiga ciri tersebut menjadi indikator peneliti dalam mengukur kualitas
album melalui validasi album. Berikut hasil validasi album berdasarkan
indikator penilaian yang disajikan pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Analisis Hasil Validasi Revisi Album Berdasarkan Indikator


Penilaian

No Aspek yang dinilai Skor Rata- Keterangan


rata (skala 4)
1 2
1. Kesesuaian alat peraga 4 4 4 Sangat baik
dengan materi bilangan
desimal.
2. Kejelasan kalimat yang 4 4 4 Sangat baik
terdapat pada buku
petunjuk penggunaan alat
peraga pembelajaran.
3. Pemilihan soal sesuai 4 4 4 Sangat baik
dengan materi bilangan
desimal.
4. Pemilihan soal sesuai 3 4 3,5 Sangat baik
dengan kemampuan siswa.
5. Kelengkapan album 4 4 4 Sangat baik
dengan kriteria adanya:
kartu bilangan desimal,
kartu soal dan buku
petunjuk penggunaan alat
peraga pembelajaran.
6. Kerurutan langkah-langkah 4 4 4 Sangat baik

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kegiatan.
7. Kesesuaian langkah 4 4 4 Sangat baik
kegiatan dengan
perkembangan siswa.
Jumlah Skor 27 28
Total Skor 3,86 4 3,95 Sangat baik

Hasil validasi album oleh validator 1 dan 2 pada tabel 4.10


mendapatkan rata-rata 3,95. Rata-rata tersebut masuk dalam klasifikasi sangat
baik. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan jika album memiliki kualitas
yang sangat baik dan bisa digunakan.

Alat peraga papan bilangan desimal dilakukan uji coba produk.


Berdasarkan uji coba produk yang dilakukan, penggunaan alat peraga papan
bilangan desimal dapat membantu siswa kelas IV dalam mata pelajaran
matematika tentang bilangan desimal. Hal ini sesuai dengan teori dari
Prastowo (2015: 297) yang mengungkapkan bahwa alat peraga sebagai media
yang menggambarkan atau mengilustrasikan konsep atau materi yang
diajarkan sehingga siswa lebih mudah dalam mempelajari materi yang
diajarkan. Selain itu alat peraga tersebut dapat menarik perhatian siswa dan
siswa bisa duduk dengan tenang dan menghitung. Sastradiradja (1971: 1-3)
mengemukakan jika salah satu fungsi alat peraga adalah menjadikan belajar
lebih konkret. Selain itu, hasil uji coba juga membuktikan jika alat peraga
yang dikembangkan memiliki kualitas yang baik seperti yang dikemukakan
Sundayana (2015: 8) jika kriteria alat peraga yang baik yaitu memiliki bentuk
dam warnanya menarik dan dapat memperjelas konsep matematika. Hasil
pretest dan posttest siswa dalam menggunakan alat peraga papan bilangan
desimal pada uji coba produk menunjukkan adanya perbedaan rata-rata nilai.
Rata-rata nilai pretest dan posttest disajikan dalam tabel 4.11.

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.11 Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest

No Nama Pretest Posttest Kenaikan Presentase Kenaikan


1. Hera 50 100 50 100 %

2. Mirza 55 90 35 63,64 %

3. Mifta 55 85 30 54,54 %

4. Faiz 45 100 55 122,22 %

5. Salma 45 60 15 33,33 %

6. Nur 55 85 30 54,54 %

Rata-Rata 50,8 86,7 35,9 71 %

Rata-rata dari hasil pretest memperoleh skor 50,8 dan untuk rata-rata
dari hasil posttest memperoleh skor 86,7. Berdasarkan rumus persentase
kenaikan dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan sebesar 71 %. Berdasarkan
hasil nilai rata-rata pretest dan posttest siswa, dapat diketahui bahwa dampak
dari penggunaan alat peraga pembelajaran papan bilangan desimal dari segi
pengetahuan dan sikap adalah siswa terlihat aktif dalam pembelajaran, selama
mengerjakan soal siswa mampu berkonsentrasi, dan siswa mengalami
peningkatan dalam mengerjakan soal pretest dan posttest.

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
5.1.1 Proses Pengembangan alat peraga Decimal Fraction Exercise
dikembangkan menjadi alat peraga pembelajaran matematika materi
bilangan desimal kelas IV SD. Pengembangan dengan memodifikasi
beberapa prosedur penelitian pengembangan Sugiyono. Langkah-langkah
pengembangan tersebut adalah sebagai berikut: (1) potensi dan masalah;
(2) pengumpulan data; (3) desain produk; (4) validasi desain; (5) revisi
desain; (6) uji coba produk; dan (7) revisi produk. Melalui langkah
tersebut peneliti ini menghasilkan sebuah produk yang dapat digunakan
sebagai alat peraga pembelajaran di sekolah dasar. Alat peraga yang
dihasilkan adalah papan bilangan desimal berbasis metode Montessori.
Alat peraga papan bilangan desimal mempunyai ciri-ciri, antara lain:
menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education dan kontekstual.
5.1.2 Kualitas pengembangan alat peraga papan bilangan desimal yang sangat
baik dihitung menggunakan skala ratting scala dengan rata-rata validasi
alat peraga yang didapatkan yaitu sebesar 3,95. Dan album alat peraga
pembelajaran papan bilangan desimal memiliki kualitas sangat baik
dengan hasil rata-rata validasi album adalah 3,95.
5.1.3 Dampak dari penggunaan alat peraga pembelajaran dapat dilihat dari segi
pengetahuan dan sikap. Untuk segi pengetahuan dapat dilihat dari rata-
rata hasil pretest 6 siswa hanya diperoleh skor sebesar 50,8 sedangkan
rata-rata hasil posttest 6 siswa memiliki skor 86,7. Presentase kenaikan
yaitu sebesar 71 %. Untuk segi pengetahuan dan sikap, siswa terlihat
aktif dalam proses pembelajaran, selama mengerjakan soal siswa mampu
berkonsentrasi, dan siswa mengalami peningkatan dalam mengerjakan
soal pretest dan posttest.

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5.2 Keterbatasan Pengembangan


Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
5.2.1 Pedoman wawancara, pedoman observasi dan kuesioner tidak
divalidasi oleh ahli.
5.2.2 Soal pretest dan postest belum diuji validitas dan
reliabilitasnya.
5.3 Saran
Saran untuk penelitian pengembangan alat peraga papan bilangan desimal
berbasis metode Montessori untuk pembelajaran matematika materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal kelas IV SD adalah sebagai
berikut.
5.3.1 Sebaiknya untuk pedoman wawancara, pedoman observasi dan
kuesioner divalidasi terlebih dahulu kepada ahli.
5.3.2 Sebaiknya untuk soal pretes dan postes diuji terlebih dahulu
validitas dan reliabilitasnya.

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Jakarta:


PT. Rineka Cipta.

Amin, S. M dan Sani, Z. M. (2010). Matematika SD di sekitar kita untuk sekolah


dasar kelas IV semester 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Anitah, S. (2010). Alat peraga. Surakarta: Yuma Pustaka.

Aunurrahman. (2012). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Dahar, R. W. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Bandung: Erlangga.

Dally, D. (2010). Balanced scorecard: Suatu pendekatan dalam impelementasi


manajemen berbasis sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Darmadi, H. (2014). Metode penelitian pendidikan dan sosial. Bandung: PT


Alfabet.

Desmita. (2007). Psikologi perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Gutek. G. L. (2013). Metode montessori: Panduan wajib untuk guru dan orang
tua didik PAUD (Pendidikan anak usia dini). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hamzah, A. (2014). Evaluasi pembelajaran matematika. Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada.

Huda, M. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Izzaty, R. E dkk. (2008). Pengembangan peserta didik. Yogyakarta: UNY Press.

Magini, A. P. (2013). Sejarah pendekatan montessori. Yogyakarta: Kanisius.

Marks, J. L dkk. (2014). Metode Pengajaran Matematika untuk Sekolah Dasar.


Jakarta: Penerbit Erlangga

Montessori, M. (2002). The method. New York: Frederick A. Stokes Company.

Muhsetyo Gatot, dkk. (2012). Pembelajaran matematika SD. Jakarta: Universitas


Terbuka.

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Muslich, M. (2007). KTSP pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual.


Jakarta: PT. Bumi Aksara

Prastowo, A. (2015). Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)


tematik terpadu implementasi kurikulum 2013 untuk Sd/MI. Jakarta: Prenada
Media Group.

Rahyubi, H. (2014). Teori-teori belajar dan aplikasi pembelajaran motorik.


Jakarta: Nusamedia.

Runtukahu, J. T. (2014). Pembelajaran matematika dasar bagi anak berkesulitan


Belajar. Yogyakarta: AR-RUZZ ALAT PERAGA.

Sanjaya. W. (2008). Media komunikasi pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sastradiradja, T. (1971). Media dan Alat Peraga Pembelajaran. Jakarta: Indeks.

Setyosari. P. (2013). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:


Gramedia.

Soesilowati. (2011). Perkalian itu asyik dan menyenangkan. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

Suardi, M. (2012). Pengantar pendidikan teori dan aplikasi. Jakarta Barat: PT


Indeks.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D).


Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung:


Penerbit Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif,


kualitatif dan R & D). Bandung: Penerbit Alfabeta Sanjaya.

Sukmadinata, N. S. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sundayana, R. (2015). Media dan alat peraga dalam pembelajaran Matematika.


Bandung: Alfabeta.

Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta:


Kencana.

Thobroni. (2015). Teori belajar dan pembelajaran. Yogyakarta: AR-RUZZ


ALAT PERAGA.

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat. (2008). Kamus besar
bahasa indonesia pusat bahasa edisi keempat. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Trianto. (2010). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif: Konsep,


landasan, dan implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP). Jakarta: Kencana.

Widoyoko, S. E. (2009). Evaluasi program pembelajaran: Panduan praktis bagi


pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Widoyoko. S. E. P. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Winkel, W. S. (1996). Psikologi pengajaran. Jakarta: PT. Grasindo.

Yusuf, H. S. (2009). Psikologi perkembangan anak & remaja. Bandung: ---

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1

SURAT IZIN PENELITIAN

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3

SURAT IZIN UJI KELAYAKAN INSTRUMEN PEMBELAJARAN

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4 Instrumen Identifikasi potensi dan masalah


Lampiran 4.1 Rekapitulasi hasil observasi

HASIL OBSERVASI ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA


MATERI BILANGAN DESIMAL DI KELAS IV SD

Hari/tanggal : Sabtu/ 28 Juli 2018

Jam : 07.00-09.00

Tempat : Di kelas IV SD N Selomulyo

Tujuan : Observasi bertujuan untuk mengetahui ketersediaan alat peraga


pembelajaran matematika.

No Objek yang diamati Deskripsi


1 Adanya alat peraga yang digunakan saat Saat melakukan observasi di
pembelajaran di kelas kelas guru tidak meggunakan
alat peraga pembelajaran
untuk menjelaskan materi
yang sedang diajarkan.

2 Guru menggunakan alat peraga Guru tidak menggunakan alat


pembelajaran selama pembelajaran di peraga pembelajaran.
kelas
3 Siswa mengalami kesulitan saat Pada saat proses pembelajaran
mengerjakan soal masih ada siswa yang tidak
bisa menghitung penjumlahan
dengan teknik menyimpan dan
pengurangan dengan teknik
meminjam.

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.2. Rekapitulasi hasil wawancara Guru kelas IV

HASIL WAWANCARA GURU KELAS IV SD N SELOMULYO

Hari/tanggal : Sabtu/ 28 Juli 2018

Jam : 10.00-10.45

Tempat : Ruang tamu di SD N Selomulyo

Tujuan :

1. Mengetahui alat peraga yang digunakan guru dalam mengajarkan materi


bilangan desimal.
2. Mengetahui metode yang digunakan guru dalam pengajaran.
3. Mengetahui saran untuk produk yang ingin dikembangkan peneliti.

No Indikator Pertanyaan Jawaban

1. Proses Bagaimana proses belajar Pada akhir pembelajaran


kegiatan matematika materi saya belum memberikan
belajar di bilangan desimal di kelas evaluasi kepada siswa.
kelas IV?

2. Kesiapan Apa yang telah Sebelumnya saya membuat


yang dipersiapkan ibu untuk RPP dan belajar terlebih
dilakukan mengajar matematika dahulu sebelum mengajarkan
guru sebelum tentang bilangan desimal? pada siswa.
kegiatan
pembelajaran
3. Kesulitan Apakah guru mengalami Saya masih kesulitan dalam
yang dialami kesulitan pada saat menjelaskan materi bilangan
guru dalam memberikan materi desimal tentang penjumlahan
mengajarkan matematika? dengan teknik menyimpan
mata dan pengurangan dengan
pelajaran teknik meminjam.
matematika

4. Kesulitan 1) Kesulitan apa 1) Siswa masih


yang dialami yang dialami kesulitan memahami
siswa dalam siswa pada saat materi bilangan
belajar pembelajaran desimal tentang
matematika matematika penjumlahan dengan
materi bilangan teknik menyimpan
desimal? dan pengurangan
2) Faktor yang dengan teknik

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mempengaruhi meminjam.
kesulitan yang 2) Salah satu faktor
dialami siswa yang mempengaruhi
pada saat siswa kesulitan
pembelajaran di dalam pembelajaran
kelas? di kelas adalah siswa
3) Berapa presentase malas berlatih dan
siswa yang siswa terlalu terburu-
mengalami buru saat membaca
kesulitan pada soal.
mata pelajaran 3) Kira-kira presentase
matematika siswa yang
tentang bilangan mengalami kesulitan
desimal? adalah 12 % dari
jumlah siswa.
5. Usaha yang Bagaimana cara ibu Saya selalu memberikan
dilakukan mengatasi kesulitan tugas kepada siswa supaya
sebelum tersebut? siswa bisa berlatih.
kegiatan
pembelajaran

6. Penggunaan Apakah ibu pernah Saya pernah menggunakan


alat peraga menggunakan alat peraga alat peraga untuk
untuk mengajar terutama menjelaskan materi yang
mata pelajaran dipelajari yaitu materi
matematika? bangun ruang, diagram
lingkaran dan besaran sudut.

7. Ketersediaan Apakah di kelas IV Tidak ada alat peraga.


alat peraga tersedia alat peraga untuk
membantu siswa
memahami materi
bilangan desimal?

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.3 Rekapitulasi hasil wawancara kelas IV

HASIL WAWANCARA SISWA KELAS IV SD N SELOMULYO

Hari/tanggal : Kamis/ 16 Agustus 2018

Jam : 09.00-09.15

Tempat : Ruang kelas IV SD N Selomulyo

Tujuan :

1. Mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran matematika


2. Kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran matematika
3. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika

No Pertanyaan wawancara Jawaban

1. Siapa namamu? Hera, miza, mifta, faiz, salma, nur

2. Apakah yang kamu Tidak senang, pelajaran matematika susah


rasakan pada saat
kegiatan pembelajaran
matematika di kelas?
3. Apakah kamu Belum paham tentang penjumlahan dengan
memahami ketika guru teknik menyimpan dan pengurangan dengan
menjelaskan materi teknik meminjam
penjumlahan dan
pengurangan bilangan
desimal di depan
kelas?
4. Apakah guru Belum pernah, guru hanya menjelaskan
menggunakan alat materi saja.
peraga pembelajaran
untuk menjelaskan
materi matematika
tentang penjumlahan
dan pengurangan
bilangan desimal?
5. Aoa kesulitan yang Kesulitan dalam mengerjakan soal tentang
kamu hadapi saat penjumlahan dengan teknik menyimpan dan
belajar matematika pengurangan dengan teknik meminjam
materi penjumlahan
dan pengurangan
bilangan desimal?

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5 Validasi Produk Oleh Ahli


Lampiran 5.1 Lembar Validasi Produk oleh ahli

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5.1.1 Validasi produk dilakukan oleh Ahli Montessori

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5.1.2 Validasi produk dilakukan oleh Guru kelas IV

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6 Uji coba Lapangan Terbatas


Lampiran 6.1 Soal pretes
Nama :

Kelas :

Sekolah :

Tentukan hasilnya!

1. 0,1 + 0,1 = ....

2. 0,4 + 0,2 = ....

3. 0,20 + 0,5 = ....

4. 0,34 + 0,4 = ....

5. 0,2 + 0,3 + 0,4 = ....

6. 4,6 + 2,8 = ....

7. 0,7 + 0,3 = ....

8. 0,38 + 0,27 = ....

9. 3,85 + 0,7 = ....

10. 0,25 + 0,15 + 0,35 = ...

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11. 0,6 – 0,2 = ....

12. 2,6 – 0,5 = ....

13. 5,5 – 0,2 = .....

14. 3,5 – 0,2 = .....

15. 0,46 – 0,24 = ....

16. 8,4 – 2,6 = .....

17. 3,4 – 0,8 = ....

18. 9,45 – 3,9 = ....

19. 0,8 – 0,58 = ....

20. 15–12,75=......

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6.2 Lembar hasil ujian Pretes

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6.3 Lembar hasil ujian Postes

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7 Dokumentasi Observasi di kelas

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8 Spesifikasi produk

Album Petunjuk Penggunaan


Alat Peraga Pembelajaran Bilangan Desimal Berbasis Metode
Montessori

Disusun oleh:
Ulfah Azizah/141134179
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2018

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan album petunjuk
penggunaan alat peraga pembelajaran bilangan desimal berbasis metode
montessori ini dengan tepat waktu. Album alat peraga pembelajaran ini
dibuat guna melengkapi tugas akhir skripsi yang berjudul “ Pengembangan
Alat Peraga Pembelajaran Matematika Kelas IV SD Materi Bilangan Desimal
Berbasis Metode Montessori”.

Album Alat peraga pembelajaran ini dapat dibuat dengan tepat waktu
berkat bimbingan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak, yaitu:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan rahmat kesehatan,


keselamatan, dan kelancaran selama proses pembuatan alat peraga
pembelajaran beserta album.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Kintan Limiansih S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Andri Anugrahana S.Pd., M.Pd dan Christiyanti Aprinastuti, S.Si,
M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang berkenan memberi
arahan, dukungan, dan bimbingan dalam penyusunan laporan
skripsi. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen
yang menjadi validator untuk memvalidasi alat peraga dan album.
5. Teman-teman penelitian payung R&D Montessori Matematika atas
kerja samanya selama pembuatan alat peraga pembelajaran dan
album.

Penulis mengalami berbagai macam kendala dalam pembuatan


album ini, baik dari faktor dalam maupun dari luar. Oleh sebab itu, kritik dan
saran yang sekiranya dapat membangun sangat diharapkan agar album ini
lebih sempurna. Akhir kata, semoga album ini dapat berguna bagi para
pembaca.

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman cover i

Kata pengantar ii

Daftar isi iii

BAB I

Pengenalan Alat Peraga Pembelajaran Papan Bilangan Desimal 1

BAB II

A. Penjumlahan tanpa teknik menyimpan 7


B. Penjumlahan dengan teknik menyimpan 11

BAB III

A. Pengurangan tanpa teknik meminjam 15


B. Pengurangan dengan teknik meminjam 18

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENGENALAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN PAPAN


BILANGAN DESIMAL

1. Alat Peraga
1.1 Papan bilangan desimal

1.2 Kotak tempat batu dan kartu bilangan

Kotak ini berisikan:

a. Batu bilangan desimal dan bilangan bulat yang terdiri dari:


1) Batu warna hijau muda sebagai angka 0,000001 dan 0,001.

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2) Batu warna pink keunguan sebagai angka 0,00001.


3) Batu warna biru muda sebagai angka 0,0001 dan 0,1.
4) Batu warna merah sebagai angka 0,01.
5) Batu warna hijau sebagai angka 1 dan 1000.
6) Batu warna biru tua sebagai angka 10 dan 10.000.
7) Batu warna merah muda sebagai angka 100.000.
8) Batu warna hijau tua sebagai angka 1.000.000

b. Kartu bilangan desimal

c. Kartu bilangan asli

1.3 Kotak menyimpan kartu soal


a. Kotak kartu soal

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Kartu soal

1) Kode soal 1 adalah penjumlahan tanpa teknik menyimpan.


2) Kode soal 2 adalah penjumlahan dengan teknik menyimpan.
3) Kode soal 3 adalah pengurangan tanpa teknik meminjam.
4) Kode soal 4 adalah pengurangan dengan teknik meminjam.
2. Tujuan langsung : Siswa mampu menghitung penjumlahan
dan pengurangan bilangan desimal.
3. Usia : 10 - 11 tahun
4. Syarat : Siswa sudah mengenal bilangan desimal.
5. Pengendali kesalahan : Jawaban dibelakang kartu soal.
6. Presentasi :
1) Direktris menyiapkan lokasi kerja.
2) Direktris mengajak siswa untuk membantu membawakan alat
peraga papan bilangan desimal dengan berkata, “ Ayo bantu Ibu
membawakan alat peraga ini.”
3) Direktris mengajak siswa untuk belajar bersama dengan berkata,”
Mari kita belajar bilangan desimal bersama-sama.”
4) Direktris meminta siswa untuk duduk di sampingnya.

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Latihan I
1. Direktris mengenalkan papan bilangan desimal dengan berkata, “ Ini
adalah papan bilangan desimal.”

2. Direktris menjelaskan papan bilangan desimal dengan berkata, “ Angka


0,1 sampai 0,000001 disebut bilangan desimal sedangkan angka 1 sampai
1.000.000 disebut bilangan asli yang terletak di atas papan dan angka 1
sampai 20 untuk membaca jawaban dari soal penjumlahan dan
pengurangan terletak di samping kiri.”

3. Direktris menjelaskan tentang warna yang terdapat pada bilangan


desimal dengan berkata, “ Ini warna biru muda untuk bilangan desimal
0,1 dan 0,0001.” Direktris menunjukkan ke bilangan desimal 0,1 dan
0,0001.

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Direktris menjelaskan tentang warna merah yang terdapat pada bilangan


desimal dengan berkata, “ Ini warna merah untuk bilangan desimal
0,01.” Direktris menunjukkan ke bilangan desimal 0,01.
5. Direktris menjelaskan tentang warna hijau muda yang terdapat pada
bilangan desimal dengan berkata, “ Ini warna biru muda untuk bilangan
desimal 0,001 dan 0,000001.” Direktris menunjukkan ke bilangan
desimal 0,001 dan 0,000001.
6. Direktris menjelaskan tentang warna pink keunguanyang terdapat pada
bilangan desimal dengan berkata, “ Ini warna pink keunguan untuk
bilangan desimal 0,00001.” Direktris menunjukkan ke bilangan
desimal 0,00001.
7. Direktris menjelaskan tentang warna hijau yang terdapat pada bilangan
bulat dengan berkata, “ Ini warna hijau untuk bilangan prima 1 dan
1000.” Direktris menunjukkan ke bilangan prima 1 dan 1000.
8. Direktris menjelaskan tentang warna biru tua yang terdapat pada
bilangan bulat dengan berkata, “ Ini warna biru tua untuk bilangan
prima 10 dan 10.000.” Direktris menunjukkan ke bilangan prima 10 dan
10.000.
9. Direktris menjelaskan tentang warna merah muda yang terdapat pada
bilangan bulat dengan berkata, “ Ini warna merah muda untuk bilangan
prima 100 dan 100.000.” Direktris menunjukkan ke bilangan prima 100
dan 100.000.
10. Direktris menjelaskan tentang warna hijau tua yang terdapat pada
bilangan prima dengan berkata, “ Ini warna hijau tua untuk bilangan
prima 1.000.000.” Direktris menunjukkan ke bilangan prima 1.000.000.

Latihan II

1. Direktris menjelaskan warna-warna batu dengan berkata, “Batu


berwarna biru muda, merah, hijau muda dan pink keunguan untuk
bilangan desimal dan warna hijau, biru tua, merah muda dan hijau tua
untuk bilangan bulat.”
2. Direktris meletakkan 1 batu di bawah bilangan desimal 0,1 sambil
mengucapkan “ dibaca apa?”

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Direktris berkata kepada siswa, “ Ini adalah nol koma satu.”


4. Direktris meminta siswa untuk mencoba mempresentasikan beberapa
bilangan dengan meletakkan batu di papan bilangan desimal.

Latihan III
1. Direktris menjelaskan bahwa 10 batu satuan dapat ditukar dengan 1
batu puluhan di bawah angka 10 melalui sebuah contoh. Direktris
berkata, “ Sekarang mari kita letakkan 10 batu satuan di bawah angka
1.”
2. Selanjutnya direktris meminta siswa menghitung jumlah batu satuan
yang ada di papan dan bertanya,” berapa banyak batu yang ada di
lubang satuan?”
3. Direktris mengambil 10 batu satuan di bawah angka 1 dari 10 batu
satuan tersebut dan berkata, “ Nah sekarang kita ambil 10 batu satuan.”
4. Direktris meletakkan 1 batu puluhan di bawah angka 10.

Penutup
1. Direktris mengajak siswa untuk membantu mengembalikan alat peraga
papan bilangan desimal dengan berkata, “ Ayo salah satu siswa
membantu Ibu meletakkan alat peraga ini pada tempatnya.”
2. Direktris bersama siswa membereskan lokasi kerja.

115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
PENJUMLAHAN

A. PENJUMLAHAN TANPA TEKNIK MENYIMPAN


 Media yang diperlukan:
1. Papan bilangan desimal.
2. Kotak tempat batu dan kartu soal, yang berisikan:
a) Batu bilangan desimal dan bilangan asli.
b) Kartu soal dengan kode 1.
 Tujuan : Siswa mampu menyelesaikan soal
penjumlahan bilangan desimal tanpa teknik menyimpan.
 Syarat : Siswa sudah mengenal angka dan siswa
sudah mengenal bilangan desimal.
 Usia : 10 – 11 tahun.
 Pengendali kesalahan : Jawaban berada di belakang kartu soal.
 Presentasi :
Pembuka
1) Direktris menyiapkan lokasi kerja.
2) Direktris mengajak siswa untuk membantu membawakan alat peraga
papan bilangan desimal dengan berkata, “ Ayo bantu Ibu membawakan
alat peraga ini.”
3) Direktris mengajak siswa untuk belajar bersama dengan berkata,” Mari
kita belajar bilangan desimal bersama-sama.”
4) Direktris meminta siswa untuk duduk di sampingnya.

Inti

1) Direktris meminta siswa untuk mengambil soal dengan kode soal 1.


2) Direktris meletakkan kartu soal di samping papan dan mengajak siswa
untuk menyelesaikan soal dengan berkata, “ Ayo kita selesaikan soal
ini.”

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3) Soalnya adalah 0,4 + 0,2 = ....Direktris berkata, “ Bilangan 0,4 itu ada
di bagian 0,1 berwarna biru muda setelah itu ambil 4 batu berwarna
biru muda dan letakkan di bawah 0,1 sambil berkata, “ Ini adalah nol
koma empat.”

4) Direktris mengambil 2 batu untuk bilangan 0,2 dan


menggabungkannya di bawah batu 0,4 yang sudah ada di papan
dengan berkata, “ Lalu kita tambah 2, berarti kita ambil 2 batu
berwarna biru muda dan kita gabungkan 2 batu di bawah batu yang
sudah ada.”

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5) Direktris berkata, “ Sekarang kita tahu jawabannya. Coba kamu lihat


angka di sebelah kiri papan yang sejajar dengan batu.” Siswa
menjawab pertanyaan direktris dan diminta untuk mengambil kartu
bilangan desimal 0,1 dan mengambil kartu angka 6 artinya bilangan
0,1 pada bilangan ke 2 yaitu angka 1 akan ditutup dengan angka 6
sehingga dapat dibaca 0,6.

6) Direktris berkata, “ Untuk mengecek kebenaran jawaban maka kita


dapat melihat bagian belakang kartu soal.

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penutup
1. Direktris mengajak siswa untuk membantu mengembalikan media
papan bilangan desimal dengan berkata, “ Ayo salah satu siswa
membantu Ibu meletakkan alat peraga ini pada tempatnya.”
2. Direktris bersama siswa membereskan lokasi kerja.

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. PENJUMLAHAN DENGAN TEKNIK MENYIMPAN


 Media yang diperlukan:
1. Papan bilangan desimal.
2. Kotak tempat batu dan kartu soal, yang berisikan:
a) Batu bilangan desimal dan bilangan asli.
b) Kartu soal dengan kode 2.
 Tujuan : Siswa mampu menyelesaikan soal
penjumlahan bilangan desimal dengan teknik menyimpan.
 Syarat : Siswa sudah mengenal angka, siswa sudah
mengenal bilangan desimal dan siswa mampu melakukan
penjumlahan dengan teknik menyimpan.
 Usia : 10 – 11 tahun.
 Pengendali kesalahan : Jawaban berada di belakang kartu soal.
 Presentasi :

Pembuka
1) Direktris menyiapkan lokasi kerja.
2) Direktris mengajak siswa untuk membantu membawakan alat peraga
papan bilangan desimal dengan berkata, “ Ayo bantu Ibu
membawakan alat peraga ini.”
3) Direktris mengajak siswa untuk belajar bersama dengan berkata,”
Mari kita belajar bilangan desimal bersama-sama.”
4) Direktris meminta siswa untuk duduk di sampingnya.

Inti

1) Direktris meminta siswa untuk mengambil soal dengan kode soal 2.


2) Direktris meletakkan kartu soal di samping papan dan mengajak siswa
untuk menyelesaikan soal dengan berkata, “ Ayo kita selesaikan soal
ini.”

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3) Soalnya adalah 0,7 + 0,3 = ....Direktris berkata, “ Bilangan 0,7 itu ada
dibagian 0,1 berwarna biru muda setelah itu ambil 7 batu berwarna
biru muda dan letakkan di bawah 0,1 sambil berkata, “ Ini adalah nol
koma tujuh.”

4) Direktris mengambil 3 batu untuk bilangan 0,3 dan


menggabungkannya di bawah batu 0,7 yang sudah ada di papan
dengan berkata, “ Lalu kita tambah 3, berarti kita ambil 3 batu
berwarna biru muda dan kita gabungkan 3 batu di bawah batu yang
sudah ada.”

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5) Direktris menyebutkan soal yang didapatkan yaitu 0,7 + 0,3 = ... .


Direktris bertanya, “ Ada berapa jumlah batu yang ada di papan?”
6) Siswa menjawab , “ Ada 10 batu.”
7) Direktris berkata, “ Kita harus mengganti 10 batu berwarna biru muda
yaitu batu di bawah bilangan 0,1 menjadi 1 batu berwarna hijau i
bawah angka 1. Direktris mengembalikan 10 batu berwarna biru muda
dan mengambil batu berwarna hijau.

8) Direktris meletakkan 1 buah batu berwarna hijau di bawah angka 1


pada papan. Direktris berkata, “ 10 batu berwarna hijau di bawah
angka 0,1 bisa diganti menjadi 1 batu berwarna hiju di bawah angka 1
atau
0,1 × 10 = 1
9) Direktris berkata, “ Sekarang kita sudah tahu jawabannya. Coba kamu
lihat angka di sebelah kiri papan yang sejajar dengan batu.” Siswa

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menjawab pertanyaan direktris, “ angka di sebelah kiri menunjukkan


angka 1 sekarang kalian ambil kartu angka 1 pada kartu bilangan asli.

10) Selanjutnya Direktris berkata, “ Untuk mengecek kebenaran jawaban


maka kita dapat melihat bagian belakang kartu soal.

Penutup
1. Direktris mengajak siswa untuk membantu mengembalikan media papan
bilangan desimal dengan berkata, “ Ayo salah satu siswa membantu Ibu
meletakkan alat peraga ini pada tempatnya.”
2. Direktris bersama siswa membereskan lokasi kerja.

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
PENGURANGAN

A. PENGURANGAN TANPA TEKNIK MEMINJAM


 Media yang diperlukan:
1. Papan bilangan desimal.
2. Kotak tempat batu dan kartu soal, yang berisikan:
a) Batu bilangan desimal dan bilangan asli.
b) Kartu soal dengan kode 3.
 Tujuan : Siswa mampu menyelesaikan soal
pengurangan bilangan desimal tanpa teknik meminjam.
 Syarat : Siswa sudah mengenal angka dan siswa
sudah mengenal bilangan desimal.
 Usia : 10 – 11 tahun.
 Pengendali kesalahan : Jawaban berada di belakang kartu soal.
 Presentasi :
Pembuka
1) Direktris menyiapkan lokasi kerja.
2) Direktris mengajak siswa untuk membantu membawakan alat peraga
papan bilangan desimal dengan berkata, “ Ayo bantu Ibu
membawakan alat peraga ini.”
3) Direktris mengajak siswa untuk belajar bersama dengan berkata,”
Mari kita belajar bilangan desimal bersama-sama.”
4) Direktris meminta siswa untuk duduk di sampingnya.

Inti

1) Direktris meminta siswa untuk mengambil soal dengan kode soal 3.


2) Direktris meletakkan kartu soal di samping papan dan mengajak siswa
untuk menyelesaikan soal dengan berkata, “ Ayo kita selesaikan soal
ini.”

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3) Soalnya adalah 0,8 - 0,5 = ....Direktris berkata, “ Bilangan 0,8 itu ada
dibagian 0,1 berwarna biru muda setelah itu ambil 8 batu berwarna
biru muda dan letakkan di bawah 0,1 sambil berkata, “ Ini adalah nol
koma delapan.”

4) Direktris menyebutkan soal yang didapatkan yaitu 0,8 – 0,5 = ...


Direktris berkata kepada siswa, “Kita mulai mengurangkan angka 5
dari 8 pada papan bilangan desimal ”. Direktris mengambil 5 batu.
Selanjutnya direktris berkata, “Sisanya 3 batu”.

5) Direktris berkata, “ Sekarang kita sudah tahu jawabannya. Coba kamu


lihat angka di sebelah kiri papan yang sejajar dengan batu.”

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6) Direktris berkata, “ Kita mengambil kartu bilangan desimal 0,1 dan


mengambil kartu angka 3 artimya bilangan 0,1 pada bilangan ke 2
yaitu angka 1 di tutup dengan angka 3 sehingga bilangan yang dapat
di baca adalah “0,3”.

7) Direktris berkata, “ Selanjutnya untuk mengecek kebenaran jawaban


maka kita dapat melihat bagian belakang kartu soal.

Penutup
1. Direktris mengajak siswa untuk membantu mengembalikan media
papan bilangan desimal dengan berkata, “ Ayo salah satu siswa
membantu Ibu meletakkan alat peraga ini pada tempatnya.”
2. Direktris bersama siswa membereskan lokasi kerja.

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. PENGURANGAN DENGAN TEKNIK MEMINJAM


 Media yang diperlukan:
1. Papan bilangan desimal.
2. Kotak tempat batu dan kartu soal, yang berisikan:
1) Batu bilangan desimal dan bilangan asli.
2) Kartu soal dengan kode 4.
 Tujuan : Siswa mampu menyelesaikan soal
pengurangan bilangan desimal tanpa teknik meminjam.
 Syarat : Siswa sudah mengenal angka dan siswa
sudah mengenal bilangan desimal.
 Usia : 10 – 11 tahun.
 Pengendali kesalahan : Jawaban berada di belakang kartu soal.
 Presentasi :
Pembuka
1) Direktris menyiapkan lokasi kerja.
2) Direktris mengajak siswa untuk membantu membawakan alat peraga
papan bilangan desimal dengan berkata, “ Ayo bantu Ibu
membawakan alat peraga ini.”
3) Direktris mengajak siswa untuk belajar bersama dengan berkata,”
Mari kita belajar bilangan desimal bersama-sama.”
4) Direktris meminta siswa untuk duduk di sampingnya.

Inti

1) Direktris meminta siswa untuk mengambil soal dengan kode soal 4.


2) Direktris meletakkan kartu soal di samping papan dan mengajak siswa
untuk menyelesaikan soal dengan berkata, “ Ayo kita selesaikan soal
ini.”

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3) Soalnya adalah 3,4 – 0,8 = ....Direktris berkata, “ Bilangan 3,4 itu ada
dibagian 1 berwarna hijau dan dibagian 0,1 berwarna biru muda
setelah itu mengambil 3 batu berwarna hijau dan letakkan di bawah
angka 1 sambil berkata, “ Ini adalah tiga .” Selanjutnya dibagian 0,1
berwarna biru muda mengambil 4 batu berwarna biru muda dan
letakkan di bawah 0,1 sambil berkata, “ Ini adalah nol koma empat”.
Setelah itu dibaca dari awal menjadi “ tiga koma empat.”

4) Direktris menyebutkan soal yang didapatkan yaitu 3,4 – 0,8 = ...


Direktris berkata kepada siswa, “Kita mulai mengurangkan angka 8
dari 4 pada papan bilangan desimal”. Lalu direktris bertanya kepada
siswa, “ Apakah kita bisa mengambil 8 dari 4?”
5) Siswa menjawab pertanyaan direktris, “ Tidak bisa.”
6) Direktris berkata, “ Karena tidak bisa, kita harus meminjam 1 batu
dari 3 batu di depannya dan menggantinya dengan 10 batu.”

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7) Direktris mengambil 1 batu dari 3 batu warna hijau di kembalikan ke


kotak tempat batu dan menggantinya dengan 10 batu berwarna biru
muda dengan berkata “ 1 batu warna hijau bisa ditukar dengan 10 batu
berwarna biru muda.”
8) Direktris berkata, “ Sekarang kita letakkan 10 batu berwarna biru
muda di bawah bilangan desimal 0,1.”

9) Direktris berkata, “ Berapa jumlah batu yang berwarna biru muda?”


10) Siswa menjawab, “ ada 14 batu berwarna biru muda.”
11) Direktris berkata, “ Sekarang kita mengurangkan 8 dari 4. Kita
mengambil 8 batu berwarna biru muda dari 14 batu berwarna biru
muda. Berapa sisanya?”. Siswa menjawab “ Ada 6 batu berwarna biru
muda”.

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12) Direktris berkata, “ 2 batu berwarna hijau dan 6 batu berwarna biru
muda”. Sekarang kita sudah tahu jawabannya. Coba kamu lihat angka
di sebelah kiri papan yang sejajar dengan batu.
13) Direktris berkata, “ Sekarang kita mengambil kartu bilangan desimal
0,1 selanjutnya kita mengambil angka 2 dan 6 dari kartu bilangan asli.
Setelah itu angka 2 diletakkan di depan menutupi angka 0 dan angka 6
diletakkan di belakang menutupi angka 1 sehingga dibaca “ dua koma
enam.”

14) Direktris berkata, “ Sekarang kita sudah tahu jawabannya. Coba kita
mengecek kebenaran jawaban dengan melihat bagian belakang kartu
soal.

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15) Direktris berkata, “ Sekarang kita telah mampu mengerjakkan soal


pengurangan dengan teknik meminjam.” Coba kamu mainkan papan
ini dengan memilih kartu soal nomor 4.

Penutup
1. Direktris mengajak siswa untuk membantu mengembalikan media
papan bilangan desimal dengan berkata, “ Ayo salah satu siswa
membantu Ibu meletakkan alat peraga ini pada tempatnya.”
2. Direktris bersama siswa membereskan lokasi kerja.

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9 Curriculum Vitae

CURRICULUM VITAE
Ulfah Azizah adalah anak pertama dari dua
bersaudara. Lahir di Banyumas, 6 November 1995.
Pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Jambu lulus
pada tahun 2008. Pendidikan Menengah Pertama di SMP
Negeri 2 Lumbir, lulus pada tahun 2011. Pendidikan
menengah atas diperoleh di SMA Negeri Patikraja dan
lulus pada tahun 2014.

Pada tahun 2014 peneliti terdaftar sebagai


mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Pendidikan di perguruan
tinggi diakhiri dengan menulis skripsi dengan judul “ Pengembangan Alat Peraga
Pembelajaran Matematika Kelas IV SD Materi Bilangan Desimal Berbasis
Metode Montessori”.

132

Anda mungkin juga menyukai