Anda di halaman 1dari 226

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA


PEMBELAJARANMATEMATIKA BERBASIS MONTESSORI
UNTUK KONSEPPECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memproleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :
Veronika Sartika Dewi
NIM : 151134079

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA


PEMBELAJARANMATEMATIKA BERBASIS MONTESSORI
UNTUK KONSEPPECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memproleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :
Veronika Sartika Dewi
NIM : 151134079

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

IPSI

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA


PEMBELAJARANMATEMATIKA BERBASIS MONTESSORI
UNTUK KONSEPPECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD

Oleh:
Veronika Sartika Dewi

NIM : 151134079

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing I

Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. Tanggal7 Oktober 2019

Dosen pembimbing II

Chistiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd. Tanggal 8 Oktober 2019

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA


PEMBELAJARANMATEMATIKA BERBASIS MONTESSORI
UNTUK KONSEPPECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD

Dipersiapkan dan ditulis oleh:


Veronika Sartika Dewi
NIM : 151134079

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji


pada tanggal 31 Oktober 2019
dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji


Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Chistiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd. ……………...
Sekretaris Kintan Linimansih, S.Pd., M.Pd. ……………...
Anggota Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. ……………...
Anggota Chistiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd. ……………...
Anggota Eny Winarti, S.Pd., M.Hum., Ph.D. ……………...

Yogyakarta, 31 Oktober 2019


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan rahmat-Nya kepada saya.
2. Kedua orang tua saya, Agustinus Bakat dan Th. Asnat Tri Suryani yang telah
setia mendampingi dan tidak pernah berhenti memberikan dukungan kepada
saya sampai saat ini.
3. Kakak saya, Devi Sisilia Nofiana Febrianingrum dan Theresia Astuti
Wulandari yang telah mendukung dan membantu saya selama ini.
4. Orang Spesial dalam hidup saya, Agustinus Raka Widarmawan yang telah
membantu, memotivasi dan memberikan dukungan kepada saya selama ini.
5. Sahabat saya, Martina Maya Verawati yang telah memotivasi dan
memberikan dukungan kepada saya selama ini.
6. Keluarga besar saya yang sudah memberikan dukungan.
7. Teman-teman payung Montessori yang selalu memberikan dukungan.
8. Keluarga Besar SD Negeri 2 Sungapan yang telah membantu
terselenggarannya penelitian.
9. Semua pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses penelitian
dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
10. Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku: Unversitas Sanata Dharma

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Agar sukses, kemauanmu untuk berhasil harus lebih besar dari ketakutanmu

untuk gagal”

-BILLY COSBY-

“Pengetahuan tidak hanya didasarkan pada kebeneran saja, tetapi juga kesalahan”

-CARL GUSTAV JUNG-

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 31 Oktober 2019

Peneliti

Veronika Sartika Dewi

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN


PUBLIKASIKARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama : Veronika Sartika Dewi
Nomer Mahasiswa : 151134079

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:

“PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN


MATEMATIKABERBASIS MONTESSORI UNTUK KONSEP PECAHAN
PADA SISWA KELAS IV SD”

beserta perangkat yang dibutuhkan. Dengan demikian saya memberikan kepada


Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.

Dengan pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 31 Oktober 2019
Yang menyatakan

Veronika Sartika Dewi

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA


BERBASIS MONTESSORI UNTUK KONSEP PECAHAN PADA SISWA
KELAS IV SD

Veronika Sartika Dewi


Universitas Sanata Dharma
2019

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat peraga Fraction


Montessori terkait materi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan pecahan
berbasis metode Montessori. Alat peraga untuk pecahan masih jarang dan
sederhana. Siswa juga kesulitan dalam memahami dan mengerjakan soal
pecahan.Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Prosedur
pengembangan menggunakan Model ADDIE. Prosedur pengembagan Model
ADDIE menggunakan lima tahapan yaitu, Analysis, Design, Develompent,
Implementation, dan Evaluation. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah daftar pertanyaan wawancara, observasi, lembar soal dan kuesioner.
Kuesioner digunakan untuk validasi kualitas alat peraga dan album alat peraga
Fraction Montessori oleh dosen ahli Montessori dan guru kelas IV.
Produk dikembangkan berdasarkan karakteristik alat peraga Montessori
seperti, auto-education, auto-correction, bergradasi, menarik dan kontekstual.
Produk Fraction Montessori berbasis Montessori dikembangkan dengan kualitas
yang sangat baik dan layak digunakan berdasarkan validasi oleh ahli Montessori,
dan guru kelaS IV SD Negeri 2 Sungapan dengan rata-rata penilaian alat peraga
3,28 dan 3,32 (skala 1- 4). Uji coba terbatas menujukkan hasil yang sangat positif
dengan rata-rata prettest 58 dan posttest 100. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa, alat peraga Fraction Montessori memiliki kualitas yang sangat baik, dan
layak untuk digunakan.
Kata kunci: alat peraga Fraction Montessori, metode Montessori, penelitian dan
pengembangan, matematika, dan bilangan pecahan.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF MATHEMATICAL LEARNING PROPS CLASS IV SD


MATERIAL FRACTION MONTESSORI METHODS

Veronika Sartika Dewi


Sanata Dharma University
2019

This study aims to develop the development of Fraction Montessori props


related to the addition and reduction of fraction based on the Montessori method.
Props for Fraction are still rare and simple. Students also have understanding
and working on fraction problems. The study was conducted in fourth grade
students.
The study used Research and Development. Development procedures
using ADDIE models. Procedures ADDIE models using five stages, Analysis,
Design, Develompent, Implementation, dan Evaluation. The instrument used in
this study was a list of interview questions, ovservations, questions, and
questionnaire. The questionnaire was used to validate the quality of the props
Fraction Montessori and album of props Fraction Montessori by Montessori
ecpert lecturers and grade IV teachers.
The products developed based on the characteristics of Montessori
teaching aids such as auto-education, auto correction, graded, interesting, and
contextual. Fraction Montesssori products based on the Montessori method that
are developed with very good quality and suitable for use based on validation by
Montessori experts, and grade IV theachers with an average rating of teaching
aids 3,28 and an album 3,32 (1- 4 scale). Limited trials showed very positive
results with a pretest average of 58 and post-test 100. Thus, it was concluded that
the Fracton Montessori props were of very good quality, suitable for use.
Keywords: Fraction Montessori props, Montessori method, research and
development, Mathemantics. and fraction.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika
Berbasis Montessori untuk Konsep Pecahan pada Siswa kelas IV SD” ini dengan
baik. Skrispi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat yang harus dilakukan
peneliti untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari sepenuhnya bahwa
tanpa bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak makas skripsi ini
tidak akan terwujud seperti adanya sekarang ini. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar sekaligus pembimbing II yang telah membimbing peneliti
dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan skripsi hingga
akhir.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
4. Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. Selaku pembibing I yang telah membimbing
peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan
skripsi hingga akhir.
5. Maria Agustina Amelia S.Si., M.Pd. selaku dosen validator yang sudah
membantu kelancaran penyusunan skripsi.
6. Kepala sekolah dan guru SD Negeri 2 Sungapan yang telah membantu
terselenggarannya penelitian.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Kedua orang tua saya, Agustinus Bakat dan Th. Asnat Tri Suryani yang telah
setia mendampingi dan tidak pernah berhenti memberikan dukungan kepada
saya sampai saat ini.
8. Kakak saya, Devi Sisilia Nofiana Febrianingrum dan Theresia Astuti
Wulandari yang telah mendukung dan membantu saya selama ini.
9. Orang Spesial dalam, Agustinus Raka Widarmawan yang telah membantu,
memotivasi dan memberikan dukungan kepada saya selama ini.
10. Sahabat saya, Martina Maya Verawati yang telah memotivasi dan
memberikan dukungan kepada saya selama ini.
11. Keluarga besar saya yang sudah memberikan dukungan.
12. Teman-teman payung Montessori yang selalu memberikan dukungan.
13. Semua pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses penelitian
dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Semoga segala bantuan dan bimbingan yang diberikan dapat menjadi amal
ibadah. Dalam kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini ada beberapa
kendala baik dari faktor dalam diri maupun dari luar. Namun, kendala tersebut
tidak menjadi hambatan dalam diri peneliti melainkan menjadi semangat untuk
terus maju dan menyelesaikan dengan baik.

Akhirnya, semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca baik dalam hal
isi maupun inspirasi untuk lebih baik. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi kita semua.

Yogyakarta, 31 Oktober 2019


Peneliti

Veronika Sartika Dewi

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xviii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xix
DAFTAR RUMUS ............................................................................................. xx
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xxi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 8
1.3. Tujuan Pengembangan ............................................................................. 8
1.4. Manfaat Pengembangan .......................................................................... 8
1.5. Spesifikasi Produk ................................................................................... 10
1.6. Definisi Operasional ................................................................................ 17

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 19

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1. Kajian Pustaka ......................................................................................... 19


2.1.1 Belajar ................................................................................................ 19
2.1.1.1 Pengertian Belajar .............................................................................. 19
2.1.1.2 Jenis-jenis Belajar .............................................................................. 20
2.1.2 Pembelajaran ...................................................................................... 22
2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran .................................................................... 22
2.1.2.2 Prinsip-prinsip Pembelajaran ............................................................. 23
2.1.2.3 Faktor-faktor Pembelajaran................................................................ 25
2.1.3 Matematika ........................................................................................ 26
2.1.3.1 Pengertian Matematika ...................................................................... 26
2.1.3.2 Fungsi Matematika ............................................................................. 27
2.1.3.3 Pembelajaran Matematika .................................................................. 28
2.1.3.4 Tujuan Pembelajaran Matematika ..................................................... 29
2.1.4 Montessori.......................................................................................... 30
2.1.4.1 Sejarah Montessori ............................................................................. 30
2.1.4.2 Prinsip Pendidikan Montessori .......................................................... 31
2.1.4.3 Metode Montessori ............................................................................ 32
2.1.5 Alat Peraga Pembelajaran .................................................................. 33
2.1.5.1 Pengertian Alat Peraga ....................................................................... 33
2.1.5.2 Fungsi Alat Peraga ............................................................................. 34
2.1.5.3 Ciri-ciri Pengembangan Alat Peraga.................................................. 35
2.1.6 Pecahan .............................................................................................. 39
2.1.6.1 Pengertian Bilangan Pecahan ............................................................. 39
2.1.6.2 Macam-macam Bilangan Pecahan ..................................................... 39
2.1.6.3 Operasi Hitung pada Bilangan Pecahan ............................................. 41
2.1.7 Album Alat Peraga ............................................................................. 48
2.1.7.1 Pengertian Album Alat Peraga ........................................................... 48
2.1.7.2 Karakteristik Album Alat Peraga ....................................................... 49
2.2. Penelitian yang Relavan ........................................................................... 50
2.3. Kerangka Berpikir .................................................................................... 57
2.4. Pertanyaan Penelitian ............................................................................... 59

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 60

2.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 60


3.1.1 Pengertian Penelitian dan Pengembangan ......................................... 60
3.1.2 Langkah-langkah Strategi Penelitian dan Pengembangan ................. 62
3.1.2.1 Menganalisis ...................................................................................... 62
3.1.2.2 Merancang.......................................................................................... 63
3.1.2.3 Pengembangan ................................................................................... 63
3.1.2.4 Mengimpementasikan ........................................................................ 64
3.1.2.5 Mengevaluasi ..................................................................................... 64
2.2 Setting Penelitian ...................................................................................... 65
2.2.1 Lokasi Penelitian ................................................................................ 65
2.2.2 Subyek Penelitian ............................................................................... 66
2.2.3 Obyek Penelitian ................................................................................ 66
2.2.4 Waktu Penelitian ................................................................................ 66
2.3 Rancangan Penelitian ................................................................................ 66
2.4 Prosedur Penelitian.................................................................................... 67
2.4.1 Menganalisis ...................................................................................... 67
2.4.2 Merancang.......................................................................................... 69
2.4.3 Pengembangan ................................................................................... 69
2.4.4 Mengimpementasikan ........................................................................ 70
2.4.5 Mengevaluasi ..................................................................................... 71
2.5 Teknik pengumpulan Data ........................................................................ 71
2.5.1 Wawancara ......................................................................................... 72
2.5.2 Observasi ............................................................................................ 72
2.5.3 Kuesioner ........................................................................................... 73
2.5.4 Tes ...................................................................................................... 73
2.6 Instrumen Penelitian.................................................................................. 74
2.6.1 Pedoman Wawancara ......................................................................... 74
2.6.1.1 Wawancara Kepala Sekolah............................................................... 74
2.6.1.2 Wawancara Guru kelas IV SD ........................................................... 75
2.6.1.3 Wawancara siswa kelas IV SD .......................................................... 77

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.6.2 Pedoman Observasi ............................................................................ 78


2.6.3 Lembar Kuesioner .............................................................................. 79
2.6.4 Tes ...................................................................................................... 85
2.7 Teknik Analisis Data ................................................................................. 86
2.7.1 Data Kualitatif .................................................................................... 86
2.7.2 Data Kuantitatif .................................................................................. 86

BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN

PEMBAHASAN .................................................................................................. 91

4.1. Hasil Penelitian Pengembangan ............................................................... 91


4.1.1 Prosedur Pengembangan Produk ....................................................... 91
4.1.1.1 Menganalisis ...................................................................................... 91
4.1.1.2 Merancang.......................................................................................... 96
4.1.1.3 Pengembangan ................................................................................... 100
4.1.1.4 Mengimpementasikan ........................................................................ 105
4.1.1.5 Mengevaluasi ..................................................................................... 109
4.1.2 Kualitas Pengembagan Produk .......................................................... 130
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 131
4.2.1 Prosedur Pengembangan Produk ....................................................... 131
4.2.2 Kualitas Pengembangan Produk ........................................................ 136

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 145

5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 145


5.2. Keterbatasan Pengembangan ................................................................... 146
5.3. Saran ........................................................................................................ 146

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 147

LAMPIRAN ......................................................................................................... 152

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Rincian Kartu ........................................................................................ 12

Tabel 1.2 PotonganPecahan .................................................................................. 15

Tabel 1.3 RincianKartuSoal .................................................................................. 17

Tabel 3.1 Kisi-kisi PertanyaanWawancara Kepala Sekolah ................................. 75

Tabel 3.2Kisi-kisi PertanyaanWawancara Guru ................................................... 76

Tabel 3.3Kisi-kisi PertanyaanWawancara Siswa.................................................. 77

Tabel 3.4Kisi-kisi Observasi ................................................................................. 78

Tabel 3.5 Kisi-kisiKuesioner Uji Validasi Alat Peraga ........................................ 79

Tabel 3.6 Instrumen Uji Validasi Alat Peraga ...................................................... 80

Tabel 3.7Kisi-kisiKuesioner Uji ValidasiAlbum ................................................. 82

Tabel 3.8 Instrumen Uji Validasi Album .............................................................. 83

Tabel 3.9Kisi-kisiInstrumen Tes ........................................................................... 85

Tabel 3.10 Pedoman Hasil Penilaian .................................................................... 87

Tabel 4.1 Presentase KenaikanPre-test dan Post-test ........................................... 109

Tabel 4.2 Hasil Validasi Alat Peraga oleh Ahli Montessori ................................. 111

Tabel 4.3 Hasil Validasi Album oleh Ahli Montessori ......................................... 114

Tabel 4.4 Hasil Validasi Alat Peraga oleh Guru Kelas IV SD.............................. 117

Tabel 4.5 Hasil Validasi Album oleh Guru Kelas IV SD ..................................... 119

Tabel 4.6Rekapitulasiskor validasi alat peraga ..................................................... 122

Tabel 4.7 Rekapitulasi skor validasi album .......................................................... 124

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.8 Saran validator dalam validasi produk .................................................. 127

Tabel 4.9 Revisi produk berdasarkan saran dari validator .................................... 128

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kartu Angka ...................................................................................... 11

Gambar 1.2 Kotak Kayu untuk Menyimpan 1 ...................................................... 12

Gambar1.3 Kotak Kayu untuk Menyimpan 2 ....................................................... 13

Gambar 1.4 Lingkaran .......................................................................................... 14

Gambar 1.5 Potongan Pecahan ............................................................................. 14

Gambar 1.6 Alas Pecahan ..................................................................................... 16

Gambar 1.7 Kartu Soal .......................................................................................... 16

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Literature Map dari penelitian-penelitian sebelumnya ........................ 55

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir................................................................................ 59

Bagan 3.1 Penelitian dan Pengembangan Model ADDIE .................................... 60

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR RUMUS

Halaman

Rumus 3.1 Rumus Hasil Penilaian ........................................................................ 88

Rumus 3.2 Rumus Skor Akhir .............................................................................. 88

Rumus 3.3 Rumus Presentasi Kenaikkan.............................................................. 89

Rumus 3.4Skor Rata-rata Validasi Produk ........................................................... 90

xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Hasil Pre-test ....................................................................................... 106

Grafik 4.2 Hasil Post-test ...................................................................................... 107

Grafik 4.3 Perubahan Nilai Siswa ......................................................................... 108

xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian di SD Negeri 2 Sungapan ............................ 152


Lampiran 2 Surat Ijin Penilaian Produk oleh Dosen Ahli ............................... 153
Lampiran 3 Hasil Observasi Alat Peraga Pembelajaran .................................. 154
Lampiran 4 Hasil Wawancara Kepala Sekolah SD N 2 Sungapan .................. 155
Lampiran 5 Hasil Wawancara Guru Kelas IV SD N 2 Sungapan.................... 157
Lampiran 6 Hasil Wawancara Siswa Kelas IV SD N 2 Sungapan .................. 161
Lampiran 7 Lembar Penilaian Kelayakan Alat Peraga oleh Dosen Ahli ......... 162
Lampiran 8 Lembar Penilaian Kelayakan Album oleh Dosen Ahli ................ 168
Lampiran 9 Lembar Penilaian Kelayakan Alat Peraga oleh Guru Kelas IV.... 174
Lampiran 10 Lembar Penilaian Album oleh Guru Kelas IV ........................... 180
Lampiran 11 Instrumen Post-test dan Pre-test................................................. 185
Lampiran 12 Lembar Hasil Ujian Pre-test ....................................................... 186
Lampiran 13 Lembar Hasil Ujian Post-test ..................................................... 188
Lampiran 14 Dokumentasi Observasi .............................................................. 190

xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan penjelasan mengenai latar belakang,

identifikasimasalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan

pengembangan, manfaat pengembangan, asumsi pengembangan, ruang

lingkup pengembangan, spesifikasi produk dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Shomin (2014: 53) menyatakan bahwa pendidikan merupakan hal yang

penting dalam membangun, peradaban bangsa, pendidikan juga menjadi satu-

satunya aset yang dapat membangun sumber daya manusia yang lebih

berkualitas. Pendidikan merupakan sarana yang dapat digunakan untuk

menumbuh-kembangkan potensi kemanusiaan untuk bermasyarakat dan

menjadi manusia yang sempurna (Suardi, 2012: 1). Pendidikan juga sangat

bermanfaat bagi kemajuan negara, karena kemajuan dari setiap negara

tergantung dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas (Dally, 2010:

1). Tujuan pendidikan dalam proses pembelajaran yang umum diterapkan di

sekolah adalah proses kognitif siswa. Ranah kognitif ini sering digunakan

untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Proses kognitif digunakan

sebagai pedoman oleh guru untuk mengembangkan indikator pencapaian

kompetensi dan mengidentifikasi serta mengklasifikasi seluruh hasil belajar

siswa di sekolah (dalam Endrayanto, 2014: 33). Berdasarkan tujuan

pendidikan maka perkembangan kognitif penting untuk

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

siswa. Bukan hanya kognitif siswa, tetapi potensi diri siswa juga perlu untuk

dikembangkan, karena pada dasarnya setiap siswa memiliki potensi diri

masing-masing yang perlu untuk digali dan dikembangkan.

Perkembangan kognitif siswa untuk kegiatan belajar mengajar,

mempunyai tujuan yang ingin dicapai misalnya, siswa diharapkan mampu

untuk memahami materi yang diberikan oleh guru, sehingga dapat

menyelesaikan soal dengan baik didukung dengan sarana belajar yang

memadahi. Sarana yang memadahi ini menekankan pada penggunaan alat

peraga berbasis Montessori. Hal ini bukan merupakan asumsi dari peneliti

melainkan berdasarkan jawaban dari pertanyaan peneliti yang diajukan pada

guru saat wawancara pada tanggal 16 April 2019. Guru ketika dalam proses

wawancara menyinggung hal-hal yang berkaitan dengan Montessori,

kemudian meminta peneliti untuk membuat alat peraga matematika khususnya

materi pecahan untuk operasi hitung penjumlahandan pengurangan. Pada saat

kegiatan observasi pada tanggal 18 April 2019 siswa juga antusias dengan alat

peraga yang digunakan oleh guru ketika proses belajar mengajar. Sehingga

dengan adanya alat peraga ini nantinya, dapat membantu proses belajar siswa

dan mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran khususnya

matematika. Reys dkk (dalam Runtukahu, 2014: 28) mengatakan bahwa

matematika adalah studi tentang pola dan hubungan cara berpikirdengan

strategi organisasi, analisis dan sintesis, seni, bahasa, dan alat untuk

memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis. Nasution (dalam

Subarinah, 2006: 1),kata matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mathenein yang berarti mempelajari. Berdasarkan asal katanya matematika

berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan cara berpikir (bernalar).

Matematika lebih menekankan pada kegiatan yang menyangkut rasio

(penalaran), bukan menekankan pada hasil eksperimen atau hasil observasi,

melainkan terbentuk karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan

dengan ide, proses, dan penalaran. Menurut Freudental (dalam Susanto, 2013:

148), berpendapat bahwa matematika merupakan aktivitas insani (human

activities) dan harus dikaitkan dengan realitas. Dengan demikian, matematika

merupakan cara berpikir logis yang dipresentasikan dalam bilangan, ruang,

dan bentuk dengan aturan-aturan yang sudah ada dan tidak lepas dari aktivitas

insani.

Peneliti melakukan kegiatan wawancara pada tanggal 16 April 2019 untuk

memperoleh data yang lebih valid. Wawancara ini terbagi menjadi tiga

narasumber yang berbeda yaitu, wawancara kepala sekolah, wawancara guru,

dan wawancara siswa. Wawancara kepala sekolah dan wawancara guru

dilakukan dalam waktu yang bersamaan di ruang kepala sekolah. Berdasarkan

hasil wawancara kepala sekolah pada tanggal 16 April 2019 yang telah

dilakukan oleh peneliti maka diperoleh data bahwa, terdapat alat peraga

pembelajaran tetapi terbatas dan tidak semua pelajaran terdapat alat peraga

pendukung, apabila ada keluhan dari guru berkaitan dengan pembelajaran

maka kepala sekolah kemudian membahas masalah tersebut dalam rapat untuk

menemukan solusi. Berdasarkan hasil wawancara guru kelas IV yang telah

dilakukan oleh peneliti pada tanggal 16 April 2019 maka diperoleh data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bahwa, apabila tidak ada alat peraga guru akan membuat alat peraga sederhana

yang terbuat dari bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar, guru juga

menuturkan untuk materi pecahan siswa mengalami kesulitan apabila hari ini

dijelaskan hari berikutnya siswa akan lupa dengan langkah-langkah

pengerjaan soal pecahan. Berdasarkan data dari 40 siswa terdapat 25% siswa

yang mengalami kesulitan, dan ketika siswa mengalami kesulitan dalam

memahami materi dan mengerjakan soal maka guru memilih solusi untuk

memberikan jam tambahan (setelah pulang sekolah) bagi siswa yang tertinggal

dalam mengikuti materi pelajaran. Sehingga untuk meminimalisir kesulitan

siswa dalam memahami materimaka guru menggunakan alat peraga

pembelajaran. Menurut Ruiz dkk (dalam Asyhar, 2011: 11) alat peraga

digunakan oleh guru untuk memberikan penekanan pada informasi,

memberikan stimulasi perhatian, dan memfasilitasi proses pembelajaran.

Wawancara siswa dilakukan pada tanggal 16 April 2019 saat jam istirahat.

Berdasarkan hasil wawancara siswa yang telah dilakukan oleh peneliti maka

diperoleh beberapa hasil yaitu, siswa kesulitan dengan materi pecahan

meskipun dalam proses belajar mengajar menggunakan alat peraga sederhana

yang terbuat dari kertas, dan ketika siswa diberikan pilihan untuk belajar

menggunakan alat peraga atau tanpa alat peraga siswa lebih memilih

menggunakan alat peraga karena dapat mempermudah siswa dalam

memahami materi.

Peneliti juga membaca beberapa jurnal terkaitan dengan penelitian ini.

Berdasarkan jurnal yang sudah dibaca oleh peneliti diperoleh bahwa siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam proses pembelajaran sangat membutuhkan alat peraga pembelajaran,

terlihat dari beberapa penelitian terdahulu, siswa ketika sudah dikenalkan dan

menggunakan alat peraga merasa lebih mudah untuk memahami materi

pelajaran sejalan dengan hasil siswa yang lebih meningkat. Hidayatul dkk

(2017) mengatakan bahwa guru belum menggunakan alat peraga yang lebih

bervariasi dan guru cenderung mengutamakan buku panduan pembelajaran

padahal siswa sangat membutuhkan alat peraga untuk mempermudah dalam

proses pembelajaran. Suryawan dkk, mengatakan bahwa ditemukan

permasalahan-permasalahan yang sering muncul, guru kesulitan dalam

menanamkan konsep pecahan kepada siswa dan dirasa perlu digunakan alat

peraga yang dapat meningkatkan pemahaman siswa.

Setelah melakukan kegiatan wawancara peneliti melanjutkan kegiatan

observasi disalah satu sekolah. Kegiatan observasi dilakukan pada tanggal 18

April 2019 untuk mengetahui secara langsung kondisi kelas selama proses

belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh

peneliti maka diperoleh hasil, selama kegiatan proses belajar mengajar

terbilang kondusif meskipun ada beberapa siswa yang kurang fokus, guru

lebih banyak ceramah, guru dalam menyampaikan materi menggunakan alat

peraga pendukung meskipun menggunakan alat peraga sederhana, dalam

beberapa kesempatan guru meminta siswa untuk maju ke depan kelas tetapi

siswa lebih banyak diam dan harus ditunjuk oleh guru, namun ada 10 siswa

yang tidak bisa mengerjakan soal dan cenderung untuk tidak mau bertanya

kepada guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan hasil dari wawancara dan observasi yang telah dilakukan,

peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan (research

and development) alat peraga Montessori materi pecahan untuk siswa SD

kelas IV. Peneliti memilih alat peraga Montessori karena berbeda dengan alat

peraga yang lain yang mencakup lima hal penting yaitu, auto-education, auto-

correction, menarik, bergradasi dan kontekstual.Peneliti memilih alat peraga

Montessori yang digunakan sebagai alat bantu untuk mempermudah siswa

dalam mempelajari materi pecahan untuk menyelesaikan soal penjumlahan

pecahan dan pengurangan pecahan. Penggunaan alat peraga juga dapat melatih

seluruh aspek panca indera siswa hal ini sesuai dengan karakteristik

bergradasi, siswa juga dapat memegang dan menggunakan alat peraga secara

langsung, dan secara alamiah dapat memotivasi siswa untuk mengetahui

sesuatu lebih mendalam lagi. Alat peraga merupakan media pembelajaran

yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari

(Sudjana, 2005: 90). Peneliti kemudian memilih mengembangkan alat peraga

Montessori sebagai sarana yang tepat untuk proses pembelajaran di kelas. Alat

peraga pembelajaran berbasis Montessori yang ingin dikembangkan yaitu, alat

peraga Fraction Montessori.

Alat peraga Montessori memiliki ciri-ciri (Montessori, 2002) menarik

(memiliki keindahan baik dari segi warana, bentuk, dll), bergradasi (umur,

tingkatan kelas), memiliki pengendali kesalahan (auto correctionterdapat

jawaban dari soal-soal yang disediakan), kemandiriaan (auto educationdapat

memahami materi), dan kontekstual (bahan-bahan yang digunakan dapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ditemukan dengan mudah di lingkungan sekitar). Peneliti juga harus lebih

hati-hati dan benar-benar mempertimbangkan keempat ciri-ciri dari alat

peraga Montessori dan berdasarkan ciri tambahan yaitu kontekstual. Alat

peraga yang dikembangkan harus sesuai dengan keempat ciri-ciri dari alat

peraga dan berdasarkan satu ciri-ciri tambahan yaitu, kontekstual. Alat Peraga

Fraction Montessori yang dikembangkan oleh penelitidapat digunakan untuk

mengenalkan angka, mengenal bangun datar, mengenal besar sudut, pecahan,

dan mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan lebih dari satu. Tujuan

peneliti mengembangkan alat peraga adalah untuk membantu siswa dalam

memahami konsep dasar operasi hitung pecahan sekaligus dapat

mempermudah dalam menentukan hasil dari operasi hitung pecahan

(penjumlahan, dan pengurangan) khususnya pada siswa kelas IV dan nantinya

dapat menggunakan alat peraga Fraction Montessori.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan tiga narasumber yaitu,

wawancara kepala sekolah, wawancara guru, dan wawancara siswa dan

observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, peneliti kemudian tertarik untuk

melakukan penelitian R&D atau mengenai pengembangan perangkat

pembelajaran matematika pada pokok bahasan pecahan dengan menggunakan

alat peraga berbasis Montessori khususnya alat peraga Fraction Montessori.

Oleh karena, peneliti melakukan suatu penelitian dengan judul

“Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika Berbasis

Montessori untuk Konsep Pecahan pada Siswa Kelas IV SD.”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti mencoba merumuskan

beberapa masalah sebagai berikut:

1.2.1Bagaimana mengembangkan alat peraga Fraction Montessori terkait

materi pecahan pada kelas IV SD?

1.2.2 Bagaimana kualitas pengembangan alat peraga Fraction Montessori

terkait materi pecahan pada kelas IV SD?

1.3 Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat ditentukan tujuan

penelitian ini adalah untuk:

1.3.1 Mengembangkan alat peraga Fraction Montessori terkait materi

pecahan pada kelas IV SD.

1.3.2 Mengetahui kualitas pengembangan alat peraga Fraction Montessori

terkait materi pecahan pada kelas IV SD.

1.4 Manfaat Pengembangan

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Mendapatkan pengetahuan baru mengenai alat peraga Montessori terutama

Fraction Montessori untuk menyelesaikan permasalahan operasi hitung

pecahan pada siswa kelas IV SD.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi siswa

Siswa kelas IV dapat memahami konsep dasar materi pecahan juga

dapat menyelesaikan permasalahan operasi hitung pecahan. Siswa

kelas IV SD bisa mendapatkan pengalaman langsung dengan

menggunakan alat peraga matematika berbasis metode Montessori.

Siswa kelas IV SD bisa mendapatkan pengalaman belajar yang

melatih panca indra secara maksimal, dan sesuai dengan kemampuan

belajar setiap siswa.

1.4.2.2 Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan baru

mengenai alat peraga Fraction Montessori, dan dapat mempraktikan

langsung alat peraga Fraction Montessori pada siswa kelas IV. Guru

nantinya dapat mengembangkan sendiri berbagai alat peraga yang lain

dengan menggunakan prinsip pembelajaran berbasis metode

Montessori.

1.4.2.3 Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan memberikan kejelasan bagi sekolah

mengenai penggunakan alat peraga Montessori yang dapat berguna

dalam pembelajaran matematika agar para siswa lebih terbantu dalam

proses belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

1.4.2.4 Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi

bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian pengembangan

lainnya atau pun meneliti lebih lanjut.

1.4.2.5 Bagi peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman langsung menggunakan alat peraga

Montessori khususnya Fraction Montessori pada siswa kelas IV.

1.5 Spesifikasi Produk

Produk yang dibuat oleh peneliti adalah alat peraga Fraction Montessori.

Alat peraga Fraction Montessori dibuat untuk dapat digunakanoleh siswa

kelas IV.Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, pada KD 3.1

Mengenal konsep pecahan senilai dan melakukan operasi hitung pecahan

menggunakan benda konkret/gambar. Alat peraga Fraction Montessori

memiliki fungsi untuk membantu siswa memahami konsep operasi hitung

pecahan, siswa dapat menemukan jawaban sendiri, dan siswa diharapkan

nantinya dapat menggunakan alat peraga Fraction Montessori. Alat peraga

yang dikembangkan oleh peneliti adalah alat peraga yang menyerupai

Fraction Montessori, hanya saja peneliti membuat beberapa perubahan yang

signifikan. Produk alat peraga yang dikembangkan pada penelitian ini adalah

kartu angka, kotak kayu untuk menyimpan, lingkaran, potongan pecahan, alas

pecahan, dan kartu soal. Perubahan ini berupa perubahan ukuran pada alat

peraga, jumlah pecahan yang digunakan lebih banyak, alat peraga dapat

digunakan untuk mengerjakan soal pecahan matematika yang hasilnya lebih


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

dari satu. Berikut ini adalah penjelasan mengenai alat peraga yang peneliti

kembangkan:

1.51 Kartu angka dan kartu operasi hitung

Gambar 1.1 Kartu Angka

Pada gambar 1.1 adalah desain kartu angka. Kartu angka ini menggunakan

tulisan berwarna putih dan menggunakan kayu yang kemudian dicat dengan

warna biru. Kartu angka ini berukuran 5 cm x 5 cm dengan tebal 0,5 cm.

Kartu angka dapat disimpan di dalam kotak kayu untuk menyimpan. Sebelum,

dimasukkan dalam kotak kayu untuk menyimpan, kartu angka dimasukkan

dalam plastik klip. Fungsi dari kertas klip yaitu agar kartu angka tidak saling

tercampur dan lebih mudah dalam pengambilannya ketika akan digunakan.

Berikut adalah keterangan mengenai jumlah kartu angka yang di buat oleh

peneliti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Tabel 1.1 Rincian Kartu

No Kartu Angka dan Kartu Operasi Hitung Jumlah


1 Kartu angka 1 – 15 90
2 Tanda operasi hitung ( +, - dan =) 9
3 ‫ـــــــــــــــ‬ 7
Jumlah 106

Kartu angka yang digunakan dalam alat peraga Fraction Montessori ini

berjumlah 106. Kartu yang bertuliskan angka 1 sampai 15 berjumlah 90 kartu.

Kartu tanda operasi hitung (+, -, dan =) berjumlah 9. Kartu per (‫ )ـــــ‬ini sedikit

bebeda dengan kartu yang lain karena ukuran dan warnanya berbeda. Kartu

per (‫ )ـــــ‬memiliki ukuran tiga kali lebih kecil dibandingkan dengan kartu

yang lain dan berwarna putih.

1.5.2 Kotak kayu untuk menyimpan 1 (potongan pecahan, kartu angka,

kartu operasi hitung dan kartu soal)

Gambar 1.2 Kotak kayu untuk menyimpan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Gambar 1.2 kotak kayu untuk menyimpan, ini digunakan untuk

meletakkan kartu angka, kartu soal, kartu operasi hitung dan potongan-

potongan lingkaran agar terlihat lebih rapi. Wadah kotak kayu menyimpan

berukuran 57 cm x 46,5 cm dengan tinggi 10 cm dan tebal setiap sekat adalah

0,5 cm. Untuk jumlah sekat yang ada dalam kotak kayu menyimpan adalah 16.

1.5.3 Kotak kayu untuk menyimpan 2 (lingkaran, dan alas pecahan)

Gambar1.3 Kotak kayu untuk menyimpan

Gambar 1.3 Kotak kayuuntuk menyimpan ini berukuran panjangnya 23

cm, lebar 23 cm dan tinggi 7 cm. Kotak kayu menyimpan tidak diberikan

warna, jadi menggunakan warna asli dari kayu tersebut.Kotak kayu untuk

menyimpan ini memiliki dua fungsi yaitu, sebagai tempat untuk menyimpan

lingkaran dan alas lingkaran serta pecahan. Di dalam kotak kayu ini terdapat

10 lingkaran dan 5 alas lingkaran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

1.5.4 Lingkaran

Gambar 1.4 Lingkaran

Gambar 1.4 Lingkaran,lingkaran ini setara dengan 360° dengan diameter

berukuran 20 cm. Lingkaran diberikan warna merah dengan ketebalan

lingkaran 0,5 cm. Lingkaran ini nanti dapat dijadikan sebagai acuan untuk

beberapa potongan pecahan dengan berbagai ukuran yang sudah ditentukan.

Lingkaran 360° yang disiapkan untuk alat peraga ini berjumlah lima.

1.5.5 Potongan Pecahan

Gambar 1.5 Potongan Pecahan

Gambar 1.5 potongan pecahan, potongan pecahan terbuat dari lingkaran

berukuran yang berukuran 360° dengan diameter berukuran 20 cm. Lingkaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

diberikan cat berwarna merah dengan ketebalan lingkaran 0,5 cm. Lingkaran

penuh itu nantinya akan dipotong sesuai dengan ukuran yang sudah

ditentukan. Sebelum dipotong sesuai dengan lingkaran yang ditentukan lebih

baik menyiapkan sebanyak limabelas lingkaran 360° dan kemudian dilakukan

pengukuran dengan menggunakan busur derajat. Berikut, adalah tabel

keterangan berbagai potongan pecahan:

Tabel 1.2 Potongan pecahan

No Pecahan Ukuran No Pecahan Ukuran No Pecahan Ukuran


Sudut Sudut Sudut
1 1 360° 6 60° 11 32,7°

2 180° 7 51,4° 12 30°

3 120° 8 45° 13 27,6°

4 90° 9 40° 14 25,7°

5 72° 10 36° 15 24°

Berdasarkan tabel 1.2 potongan pecahan, terdapat 14 potongan lingkaran

yang berbeda dan salah satunya adalah lingkaran 360°. Cara untuk

menghitung ukuran sudut, diperoleh dari 360° dikali dengan pecahan

tersebut. Contohnya x 360° maka hasilnya adalah 180°.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

1.5.6 Alas pecahan

Gambar 1.6 Alas Pecahan

Gambar 1.6 alas pecahan, desain berbentuk persegi merupakan tempat

untuk meletakkan setiap pecahan yang berada dikotak dan kemudian disusun

menjadi lingkaran yang utuh. Alas lingkaran juga dapat mempermudah siswa

untuk mengerjakan soal. Desain ini memiliki ukuran 22cm x 22 cm dengan

ketebalan atau tinggi 1 cm.

1.5.7 Kartu Soal

Gambar 1.7 Kartu soal

Gambar 1.8 kartu soal, terbuat dari bahan kertas sedikit tebal berwarna

putih dengan tulisan berwarna hitam (Times New Roman). Kartu soal ini juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

berfungsi untuk mengetahui kesalahan yang dikerjakan oleh siswa-siswi. Jadi,

pada bagian pertama digunakan untuk menuliskan soal dan pada bagian kedua

digunakan untuk menuliskan jawaban dari soal pertanyaan yang ada pada

bagian pertama. Berikut ini adalah rincian dari jumlah kartu soal:

Tabel 1.3 Rincian Kartu Soal

No Soal Jumlah
1 Penjumlahan 15
2 Pengurangan 15
Jumlah Total 30

Berdasarkan tabel 1.3 terdapat 30 kartu soal. 15 kartu untuk penjumlahan

dan 15 kartu untuk pengurangan. Kartu soal ini juga dilengkapi dengan

jawaban dari soal tersebut yang terletak pada bagian belakang.

1.6 Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan penafsiran ganda atas penelitian ini, maka

diberikan penjelasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini:

1.6.1 Pembelajaran matematika berbasis Montessori

Pembelajaran matematika berbasis Montessori adalah pembelajaran

matematika dimana pada saat proses belajar mengajar menggunakan

alat peraga berbasis Montessori berdasarkan keempat ciri-ciri yang

sesuai dengan konteks dari materi yang akan dibahas untuk

mempermudah pemahaman siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

1.6.2 Matematika

Matematika adalah ilmu pasti yang mengajak kita untuk berpikir

secara logis dan lebih kritis. Ilmu pasti yang dimaksud adalah seperti

besaran, struktur, ruang, dan perubahan pada suatu bilangan.

1.6.3 Pecahan

Pecahan adalah salah satu istilah dalam matematika yang terdiri dari

pembilang dan penyebut. Pembilang disimbolkan dengan a dan untuk

penyebut disimbolkan dengan b. Lambang bentuk pecahan dapat

dituliskan dalam bentuk .

1.6.4 Alat peraga Fraction Montessori

Alat peraga Fraction Montessori adalah salah satu alat peraga

Montessori matematika yang digunakan untuk mempelajari materi

pecahan untuk meyelesaikan persoalan operasi hitung matematika

Fraction Montessori dapat digunakan untuk melakukan operasi hitung

penjumlahan, dan pengurangan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam babini, peneliti akan menguraikan tentang kajian pustaka,

penelitian yang relevan, kerangka berpikir, pertanyaan penelitian, dan

hipotesis tindakan.

2.1 Kajian Pustaka

Pada kajian pustaka dipaparkan teori-teori yang mendukung penelitian

untuk lebih jelasnya akan dibahas satu persatu di bawah ini :

2.1.1 Belajar

2.1.1.1 Pengertian Belajar

Menurut Suyatna (2011: 7), belajar diartikan sebagai proses membangun

makna atau pemahaman terhadap informasi atau pengalaman yang sudah

dilalui sehingga terjadi perkembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Belajar dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik

menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit,

belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang

merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya

(Sardiman, 2007: 22).

Slameto (2003: 2) menyatakan belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yangbaru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam

melakukan interaksi dengan lingkungannya. Belajar menurut Hakim (dalam

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Fathurrahman, 2007: 6), adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian

manusia, kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,

pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan

kemampuan lainnya. Belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat vital

dan terus-menerus akan dilakukan salama manusia tersebut masih hidup

(Thobroni: 2015: 15).

Berdasarkan pengertian belajar menurut beberapa ahli, kemudian peneliti

membuat kesimpulan mengenai pengertian belajar, belajar adalah suatu proses

yang dilakukan oleh seseorang atau individu yang nantinya akan terjadi

perubahan perilaku yang baik dalam segi kognitif, afektif dan psikomotorik.

Belajar juga dilakukan untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan.

Sehingga nantinya, seseorang dapat merubah tingkah lakunya secara

keseluruhan, yang diperoleh dari pengalaman yang diperolehnya. Kegiatan

belajar ini akan terus-menerus dilakukan oleh manusia selama masih hidup.

2.1.1.2 Jenis-jenis Belajar

Benyamin S Bloom adalah ahli pendidikan yang terkenal sebagai pencetus

konsep taksonomi belajar. Secara etimologi kata taksonomi dapat berasal dari

bahasa Yunani yaitu taxis dan namos, taxis berarti pengaturan atau divisi dan

nomos berarti hukum (Enghoff, 2009: 442). Jadi secara etimologi taksonomi

dapat diartikan sebagai hukum yang mengatur sesuatu. Faktor pendorong

belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah afektif, ranah kognitif dan ranah

psikomotor. Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis-jenis belajar yaitu :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

a. Kawasan Kognitif(Cognitive Domain)

Kawasan kognitif, yang mencakup ingatan atau pengenalan terhadap

fakta-fakta tertentu, pola-pola prosedural, dan konsep-konsep yang

memungkinkan berkembangnya kemampuan dan skill intelektual (Huda,

2013: 169). Kawasan ini terdiri dari Pengetahuan (Knowledge), Pemahaman

(Comprehension), Penerapan (Aplication), Penguraian (Analysis),

Memadukan (Synthesis). dan terakhir Penilaian (Evaluation).

b. Kawasan Afektif(Affective Domain)

Kawasan afektif, ranah yang berkaitan dengan perkembangan perasaan,

minat, sikap, kepatuhan terhadap moral, nilai, dan emosi (Degeng, 2013: 202).

Kawasan ini terdiri dari Penerimaan (receiving/attending), Sambutan

(responding), Penilaian (valuing), Pengorganisasian (organization), dan

terakhir Karakterisasi (characterization).

c. Kawasan Psikomotorik(Psychomotor Domain)

Kawasan psikomotor, ranah yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan

manipulatif atau keterampilan motorik (Degeng, 2013: 202). Kawasan ini

terdiri dari Kesiapan (set), Meniru (imitation), Membiasakan (habitual), dan

terakhir Adaptasi (adaption).

Peneliti kemudian membuat kesimpulan bahwa faktor pendorong belajar

terdapat tiga ranah yang berbeda. Ketiga ranah tersebut mencakup ranah

afektif, ranah kognitif, dan ranah psikomotor. Ranah kognitif mencakup hal-

hal yang berkaitan dengan memori atau ingatan. Ranah afektif mencakup hal-

hal yang berkaitan dengan perkembangan perasaan, sikap, nilai dan emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Ranah psikomotor mencakup hal-hal yang berkaitan dengan ketrampilan

motorik yang berkaitan dengan sistem saraf dan otot manusia.

2.1.2 Pembelajaran

2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran

Munandar (dalam Suyono dan Hariyatno, 2011: 207) mengatakan bahwa

pembelajaran dikondisikan agar mampu mendorong kreativitas anak secara

keseluruhan, membuat peserta didik aktif, mencapai tujuan pembelajaran

secara efektif dan berlangsung dalam kondisi menyenangkan. Pembelajaran

adalah kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi dan

meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik

(Winataputra, (2007: 1). Pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses

yang bersifat individual, yang mengubah stimuli dari lingkungan seseorang

menjadi sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya

hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang (Sugandi, 2006: 9).

Huda (2013: 2) menyatakan bahwa pembelajaran dapat dikatakan sebagai

hasil dari memori kognisi dan metakognisi yang berpengaruh terhadap

pemahaman. Trianto (2010: 17) pembelajaran merupakan komunikasi dua

arah yang dilakukan oleh guru dan siswa secara intens dan terarah untuk

mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Pembelajaran merupakan upaya yang

dilakukan oleh guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap

kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang amat beragam

agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa serta antar siswa

(Hamdani, 2011: 72).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Peneliti kemudian mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran adalah

suatu proses dalam belajar mengajar yang melibatkan pengajar/guru dengan

peserta didik/siswa. Pendidik juga diharapkan mampu untuk menggunakan

ketrampilan dasar mengajar secara terpadu. Saat proses pembelajaran guru

sebaiknya trampil dalam mengolah kelas atau mengolah proses belajar

mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

2.1.2.2 Prinsip Pembelajaran

Berikut ini adalah beberapa prinsip pembelajaran yang dikemukakan oleh

Atwi Suparmandengan mengadaptasi pemikiran Fillbeck (1974), sebagai

berikut:

a. Respon-respon baru (new responses) diulang sebagai akibat dari respon

yang terjadi sebelumnya.

b. Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respon, tetapi juga di

bawah pengaruh kondisi atau tanda-tanda di lingkungan siswa (lingkungan

sangat berpengaruh penting dalam prinsip pembelajaran).

c. Perilaku yang timbul oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang

frekuensinya bila tidak diperkuat dengan akibat yang menyenangkan.

d. Belajar yang berbentuk respon terhadap tanda-tanda yang terbatas akan

ditransfer kepada situasi lain yang terbatas pula.

e. Situasi mental siswa untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi

perhatian dan ketekunan siswa selama proses siswa belajar (kondisi mental

siswa sangat berpengaruh).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

f. Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai

umpan balik menyelesaikan tiap langkah, akan membantu siswa(harus

terstruktur sehingga mudah untuk dipahami).

g. Kebutuhanmemecah materi kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil

dapat dikurangi dengan mewujudkan dalam suatu model.

h. Keterampilan tingkat tinggi (kompleks) terbentuk dari keterampilan dasar

yang lebih sederhana.

i. Belajar akan lebih cepat, efisien, dan menyenangkan bila siswa diberi

informasi tentang kualitas penampilannya dan cara meningkatkannya

(keuntungan dan solusi).

j. Perkembangan dan kecepatan belajar siswa sangat bervariasi, ada yang

maju dengan cepat dan yang lebih lambat(cara belajar siswa berbeda-beda

dan tingkat perkembangan anak yang berbeda).

k. Dengan persiapan, siswa dapat mengembangkan kemampuan

mengorganisasikan kegiatan belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan

balik bagi dirinya untuk membuat respon yang benar.

Berdasarkan 11 prinsip pembelajaran, peneliti kemudian membuat

kesimpulan, yaitu pembelajaran dapat berjalan dengan lancar apabila guru

memberikan informasi dengan kualitas yang baik, adanya umpan balik, situasi

mental yang dialami siswa dan juga respon yang ditimbulkan oleh siswa.

Dalam prinsip pembelajaran siswa juga mampu untuk meningkatkan

ketrampilan sederhana menjadi ketrampilan yang lebih kompleks. Namun,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

dalam penerapannya, kecepatan siswa untuk mengikuti pembelajaran

bervariasi.

2.1.2.3 Faktor-faktor Pembelajaran

Slameto (2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

kelancaran pembelajaran didalam kelas adalah:

a. Faktor-faktor Intern

Faktor-faktor intern ini meliputi, faktor jasmaniah (meliputi kesehatan dan

cacat tubuh), dan faktor psikologis (meliputi intelegensia, minat, bakat, motif,

kematangan dan kesiapan), faktor kelelahan (meliputi kelemahan jasmani dan

kelelahan rohani).

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern ini meliputi, faktor keluarga (meliputi cara orang tua

mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga dan pengertian orang tua), faktor sekolah (meliputi metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas

ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah), dan terakhir faktor

masyarakat (meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul dan

bentuk kehidupan dalam masyarakat.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran pembelajaran di

dalam kelas menurut Slameto (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi

kelancaran pembelajaran ada dua yaitu, faktor intern dan faktor ekstern.

Peneliti kemudian mengambil kesimpulan bahwa kondisi individu atau


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

seseorang dan kondisi lingkungan sekitar atau orang-orang disekitar akan

mempengaruhi proses pembelajaran. Faktor intern itu meliputi faktor

jasmaniah dan faktor psikologis. Sedangkan faktor ekstern itu meliputi

keluarga, sekolah, dan masyarakat.

2.1.3 Matematika

2.1.3.1 Pengertian Matematika

Russefendi (dalam Heruman, 2012: 1) mengatakan matematika adalah

bahasa simbol, ilmu deduktif yang menolak pembuktian secara induktif, ilmu

tentang pola keteraturan dan struktur yang terorganisasi. Matematika (dalam

bahasa inggris mathematics) berasal dari perkatan latin mathematica, yang

mulanya diambil dari kata Yunani, matematika, yang berarti “relating to

learning”. Perkataan ini mempunyai akar kata mathema yang berarti

knowledge, science (pengetahuan, ilmu). Hudojo (2003: 36) mengatakan

matematika itu merupakan sebuah gagasan yang berstruktur yang hubungan-

hubungannya diatur secara logis. Bahasa simbolis yang fungsi praktisnya

untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan

sehingga fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir disebut dengan

matematika (Abdurahman, 2003: 252).

Berdasarkan beberapa pengertian dari beberapa ahli mengenai pengertian

matematika, kemudian peneliti mengambil kesimpulan bahwa, matematika

adalah merupakan cabang dari ilmu pasti dimana dalam penerapannya

menggunakan simbol-simbol yang sudah disepakati dan ditentukan.

Matematika merupakan ilmu yang juga dapat digunakan untuk memecahkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

peramasalahan dengan menggunakan perhitungan. Matematika juga

merupakan ilmu yang lebih menekankan logika, bentuk, susunan, besaran dan

konsep-konsep yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

2.1.3.2 Fungsi Matematika

Menurut Karso (2007: 2.6) fungsi matematika itu ada tiga antara lain

matematika sebagai alat, matematika sebagai pembentukan pola pikir, dan

matematika sebagai ilmu pengetahuan. Matematika sebagai alat yaitu untuk

memahami atau menyampaikan suatu informasi misalnya melalui persamaan-

persamaan, atau tabel-tabel dalam model-model matematika yang merupakan

penyederhanaan soal-soal cerita atau soal-soal uraian matematika. Matematika

sebagai pembentukan pola pikir, yaitu siswa dibiasakan untuk memperoleh

pemahaman melalui pengalaman sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak

dimiliki dari sekumpulan objek. Matematika sebagai ilmu pengetahuan yaitu

matematika digunakan untuk mencari kebenaran dan bersedia untuk meralat

kebenaran yang telah diterima, bila diketemukan kesempatan untuk mencoba

mengembangkan penemuan-penemuan sepanjang mengikuti pola pikir yang

sah.

Peneliti kemudian dapat mengambil kesimpulan bahwa fungsi dari

matematika ada tiga yaitu matematika sebagai alat, matematika sebagai

pembentukan pola pikir dan matematika sebagai ilmu pengetahuan.

Matematika sebagai alat adalah matematika dapat digunakan sebagai saranan

untuk menyampaikan informasi. Matematika sebagai pola pikir yaitu dapat

digunakan sebagai sarana memperoleh pemahaman. Sedangkan, matematika


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

sebagai ilmu pengetahuan yaitu matematika dapat digunakan sebagai sarana

untuk memperoleh pengetahuan dari kebenaran yang ada. Apabila dalam

pembelajaran sudah berpedoman pada ketiga fungsi matematika, maka tujuan

dari pembelajaran matematika pun akan tercapai dengan maksimal.

2.1.3.3 Pembelajaran Matematika

Belajar matematika dapat membuat siswa belajar secara lebih kritis,

kreatif, dan efektif (Susanto, 2013: 183). Piaget menyarankan agar

pembelajaran matematika lebih ditekankan pada aktivitas, pengalaman, dan

penggunaan metode aktif (Suparno, 2011: 149). Muhsetyo (2012: 26)

mengemukan pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman

belajar kepada peserta didik, melalui serangkaian kegiatan yang terencana

sehingga pesera didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika

yang dipelajari. Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar

mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir

siswa yang dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan

baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi

matematika (Susanto, 2013: 186).

Berdasarkan pengertian pembelajaran matematika, kemudian peneliti

mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran matematika adalah sebuah proses

pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan

yang sudah ada untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. Apabila

kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik kompetensi dapat tercapai

dan hasil belajar siswa menjadi lebih meningkat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

2.1.3.4 Tujuan Pembelajaran Matematika

Karso (2007: 7) tujuan pendidikan matematika di jenjang pendidikan dasar

mengacu kepada fungsi matematika serta kepada tujuan pendidikan nasional

yang telah dirumuskan dalam GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara).

Diungkapkan dalam GBHN matematika kurikulum pendidikan dasar, bahwa

tujuan umum diberikannya matematika pada jenjang pendidikan dasar

meliputi dua hal, yaitu 1) Mempersiapkan siswa agar mampu menghadapi

perubahan keadaan dalam kehidupan dan 2) Mempersiapkan siswa agar dapat

menggunakan matematika dan pola pikir matematika. Karso (2007: 8)

diungkapkan dalam GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran)

matematika SD, tujuan pengajaran matematika di SD melipuiti empat hal

yaitu, 1) Menumbuhkan dan mengembangkan ketrampilan berhitung

(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, 2)

Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialih gunakan melalui kegiatan

matematika, memiliki pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar

lebih lanjut, dan membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin.

Berdasarkan penjelasan tujuan pembelajaran matematika, dapat

disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran matematika adalah membekali

peserta didik agar mampu untuk terjun dalam masyarakat yang dibekali

dengan ilmu-ilmu yang bersifat logis. Setelah siswa dapat berpikir scara logis

diharapkan siswa mampu untuk berpikir kritis, kreatif, cermat, dan disiplin.

Serta siswa dapat menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

2.1.4 Montessori

2.1.4.1 Sejarah Montessori

Gutek (2013) mengatakan bahwa Maria Montessori lahir pada tanggal 31

Agustus 1870 di Chiaravalle, merupakan kota bukit yang memiliki

pemandangan Laut Adriantik, Provinsi Ancona di Italia. Maria Montessori

merupakan anak tunggal dari pasangan yang beranama Allesandro Montessori,

Allesandro Montessori merupakan seorang manajer bisnis di perusahaan

monopolitembakau milik negara, dan Reilde Stopani, merupakan seorang

perempuan yang berpendidikan dan lahir dari keluarga yang terpandang.

Untuk lebih memahami mengenai Maria Montessori, peneliti mengambil

pendapat dari Magini (2013: 50-51). Menurut Magini (2013), walupun Maria

Montessori ini seorang perempuan tetapi, memiliki kemauan yang keras untuk

menjadi seorang dokter dan hingga pada akhirnya pada tahun 1819 Maria

Montessori bisa menjadi dokter wanita pertama di Universitas Roma. Tidak

hanya sampai disitu, kemudian Maria Montessori belajar mengenai ilmu

kesehatan dan antropologi di Institut Perguruan di Roma. Setelah itu pada

tahun 1900, Maria Montessori kemudian bekerja di klinik pskiatri di Roma

dan menjadi seorang direktur sekolah otoprenik yang mempersiapkan para

guru untuk anak-anak yang mengalami beberapa keterlambatan perkembangan

mental. Maria Montessori mengambil spesialisasi kedua dalam ilmu

pendidikan, psikologi eksperimen, dan antropologi di Universitas Roma pada

tahun 1901.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Pada tanggal 6 januari 1907 Maria Montessori membuka Casa Del

Bambini yang pertama Via Dei Marsi dan setahun setelahnya tepatnya pada

tahun 1908 Maria Montessori membuka Casa Del Bambini di Via Solaria,

Milan.Montessori pernah menjadi dosen kemudian mengundurkan diri dari

Universitas Roma dan meninggalkan praktik sebagai dokter untuk fokus pada

dunia pendidikan. Pada tahun 1911, pendekatan Montessori ini sudah mulai

dikenal dan mulai dipakai di sekolah dasar di Italia dan Swiss.

2.1.4.2 Prinsip Pendidikan Montessori

Dalam pendidikan Montessori terdapat delapan prinsip yang diungapkan

oleh lillard (2005: 29-33), kedelapan prinsip tersebut adalah 1) Keleluasaan

dalam bergerak yang dapat meningkatkan pemikiran dalam pembelajaran, 2)

Kebebasan dalam memilih material apa yang digunakan, 3) Adanya

ketertarikan/minat belajar, 4) Pentingnya minat intrinsik dengan

menghapuskan motivasi eksternal berupa hadiah atau hukuman, 5) Belajar

dengan teman sebaya, 6) Pembelajaran dalam konteks akan lebih mendalam

dan lebih memperkaya daripada menjadi abstrak, 7) Pentingnya bentuk-bentuk

interaksi guru terhadap siswa, dan 8) Keteraturan lingkungan dan pikiran yang

bermanfaat bagi siswa.

Menurut Gutex (2013) pendidikan Montessori memiliki prinsip yaitu

pendidikan seorang anak harus muncul dan bertepatan dengan tahapan-

tahapan perkembangan anak itu sendiri. Anak-anak mengalami kemajuan

melalui serangkaian tahap perkembangan yang dialami, dalam setiap tahapan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

yang dilalui memerluhkan jenis pembelajaran yang telah dirancang dengan

tepat dan spesifik.

Berdasarkan pengertian dari ahli mengenai prinsip pendidikan Montessori,

peneliti kemudian dapat mengambil kesimpulan bahwa prinsip pendidikan

Montessori itu dapat terlihat dari tahapan-tahapan perkembangan yang dialami

oleh anak. Setiap tahapan yang dialami oleh anak memiliki cara yang tepat

untuk menanganinya. Kebebasan menjadi bagian yang paling ditekankan.

Pendidik berperan penting untuk memilih dan menggunakan jenis

pembelajaran yang baik dan tepat.

2.1.4.3 Metode Montessori

Ciri dari metode Montessori adalah menekankan pada aktivitas

pengarahan diri pada siswa dan pengamatan klinis dari guru (direktris).

Metode Montessori menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan

belajar siswa dengan perkembangannya dan peran aktivitas fisik dalam

menyerap konsep akademis juga ketrampilan praktik. Ciri lainnya adalah

adanya peralatan otodidak (koreksi diri) untuk mengendalikan kesalahan

(Gutek, 2013: 24). Montessori (2002: 95) mengemukakan bahwa pendidikan

mesti membantu siswa untuk mengatasi masalah yang ditemui dalam

kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat melakukan segala sesuatu secara

mandiri. Metode Montessori menekankan bahwa proses belajar yang

diselenggarakan kepada siswa paling baik terjadi di lingkungan yang tertata

dan terstruktur (Gutek, 2013: 25). Dalam buku Metode Montessori (2013)

dapat disimpulkan bahwa sistem pengajaran bukan hanya bergantung pada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

pembelajaran, namun juga bisa menggunakan alat peraga untuk pendidikan

indra yang bersifat metodis. Alat peraga Montessori memiliki empat ciri

utama, yaitu menarik, bergradasi, auto correction, auto education, dan

terdapat satu tambahan yaitu ciri kontekstual.

Berdasarkan pengertian metode Montessori dari beberapa ahli, peneliti

kemudian dapat mengambil kesimpulan bahwa metode Montessori bukan

hanya tentang pembelajaran di kelas, tetapi juga lebih mengutamakan praktik

yang dapat mempermudah proses pembelajaran misalnya dengan

menggunakan alat peraga pembelajaran. Penerapan Metode Montessori ini

lebih terstruktur dan tedapat direktris yang akan membimbing proses

pembelajaran. Anak juga menjadi lebih mandiri apabila berlatih terus-

menerus.

2.1.5 Alat Peraga Pembelajaran

2.1.5.1 Pengertian Alat Peraga

Menurut Ali (dalam Sundayana, 2015: 7) alat peraga adalah segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk menyatakan pesan, merangsang pikiran, dan

mendorong proses belajar. Penggunaan alat perga dalam pembelajaran sangat

penting karena dapat untuk mempermudah guru dalam menyajikan materi

pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar dapat mencapai optimal dan

proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan. Prastowo (2015: 297)

mendefinisikan alat peraga sebagai media yang dapat menggambarkan atau

mengilustrasikan konsep atau materi yang diajarkan kepada siswa, sehingga

siswa mudah untuk mempelajari. Pengertian alat peraga menurut Anitah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

(2010: 7) yaitu sarana yang dapat membawakan pesan dari pemberi kepada

penerima.

Berdasarkan beberapa pengertian alat peraga, kemudian peneliti membuat

kesimpulan mengenai alat peraga. Alat peraga yaitu benda konkret yang

dibuat secara sengaja dan dapat digunakan untuk membantuproses belajar

mengajar dan memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran. Alat

peraga pembelajaran juga diharapkan mampu untuk membuat pembelajaran

menjadi lebih menyenangkan dan menarik. Alat peraga diharapan mampu

meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan siswa

dapat menyelesaikan soal dengan menggunakan alat peraga.

2.1.5.2 Fungsi Alat Peraga

Alat peraga tentu saja memiliki fungsi yang cukup penting dalam

penggunaan di kelas Montessori. Sastradiradja (1971: 1-3) mengemukakan

beberapa fungsi dari alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran di

dalam kelas. Berikut ini adalah beberapa fungsi-fungsi alat peraga:

a. Membantu siswa untuk belajar lebih banyak.

b. Membantu siswa mengingat lebih lama. Hal ini terjadi karena alat peraga

memudahkan siswa dalam menerima pembelajaran di dalam kelas.

c. Dapat memberikan rangsangan yang efektif untuk belajar.

d. Menjadikan pembelajaran yang ada menjadi lebih konkrit

karenamenggunakan benda nyata.

e. Membawa dunia ke dalam kelas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

f. Memberikan pendekatan-pendekatan bayangan yang tajam dari satu

subyek yang sama.

Berdasarkan fungsi alat peraga menurut Sastradiradja, kemudian penulis

dapat mengambil kesimpulan bahwa alat peraga dalam proses pembelajaran di

kelas sangat membantu siswa untuk dapat mengingat lebih lama materi yang

diajarkan. Proses pembelajaran yang menggunakan alat peraga diharapkan

mampu membuat siswa untuk belajar secara luas. Siswa juga diharapkan lebih

mudah memahami materi pembelajaran apabila menggunakan alat peraga

karena siswa langsung dapat menggunakan alat peraga tanpa harus

membayangkan saja.

2.1.5.3 Ciri-ciri Pengembangan Alat Peraga

Dalam penelitian ini, pengembangan alat peraga matematika ini mengacu

pada ciri-ciri alat peraga Montessori. Metode Montessori (2002: 171-175)

dikembangkan oleh seorang tokoh perempuan yang bernama Maria

Montessori yang lahir pada tanggal 31 Agustus 1870 di Chiaravalle,

merupakan kota bukit yang memiliki pemandangan laut Adriantik, Provinsi

Ancona di Italia. Dalam pengembangan alat peraga ini, Montessori memiliki

empat ciri-ciri penting yang harus diketahui dan dipahami yaituauto-

correction, auto-education, menarik, bergradasi dan satu tambahan ciri

kontekstual. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan mengenai ciri-ciri menurut

(Montessori, 2002: 170-176) sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

a. Kemandirian(Auto-education)

Seluruh media Montessori dibuat sedemikian rupa sehingga

memungkinkan siswa melakukan pedidikan diri. Hal ini akan meningkatkan

kemandirian siswa dalam belajar dan campur tangan pendidik semakin

diminimalisir (Montessori, 2002-172). Alat peraga Montessori ini

diharapkanakan membuat siswa menjadi lebih mandiri. Hal ini terjadi karena

di dalam kelas Montessori, apapun kegiatannya akan dilakukan oleh siswa itu

sendiri, sehingga siswa tidak terkesan manja atau bergantung pada orang lain.

Berhubung alat peraga yang digunakan nantinya akan membuat siswa

menjadi lebih mandiri, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti

halnya bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatan alat peraga harus jauh

lebih ringan tetapi juga masih tetap aman untuk digunakan oleh siswa.

b. Pengendali Kesalahan(Auto-correction)

Media yang baik harus memiliki pengendali kesalahan, maksdunya

melalui media tersebut siswa dapat mengetahui sendiri setiap kesalahan yang

dilakukannya sehingga dengan sendirinya siswa tahu jika ia melakukan

kekeliruan ketika selesai mencoba (Montessori, 2002: 172). Pengendali

kesalahan adalah salah satu bagian dari alat peraga Montessori yang sangat

penting. Penting karena pengendali kesalahan dapat berguna untuk

mengetahui kesalahan apa yang telah dibuat oleh siswa atau pemakai alat

peraga tersebut. Misalnya kesalahan dalam penggunaan alat peraga ataupun

ketika mengerjakan soal, dengan menggunakan alat pengendali kesalahan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

dimungkinkan siswa dapat belajar sendiri walaupun tidak ada guru

pendamping.

c. Menarik

Setiap media Montessori harus mampu menarik perhatian siswa, sehingga

secara spontan siswa ingin menyentuh, meraba, memegang, merasakan, dan

menggunakannya untuk belajar (Montessori, 2002: 174). Maka, agar siswa

dapat tertarik alat peraga harus didesain sedemikian rupa sehingga siswa

tertarik dan senang menggunakan alat peraga. Sehingga dalam alat peraga

Montessori ini permainan pemberian warna, dan bentuk pada alat peraga

sangat berperan penting. Warna-warna yang digunakan dalam alat peraga

Montessori merupakan hasil dari penelitian dan dipilih sesuai dengan

ketertarikan siswa pada warna tersebut.

d. Bergradasi

Media yang baik adalah media yang bergradasi. Gradasi yang

dimaksudkan adalah rangsangan yang rasional tentang suatu gradasi

(Montessori, 2002: 175) Bergradasi dalam alat peraga itu harus selalu

konsisten. Karena penggunaan alat peraga Montessori sangat bergantung pada

indera yang dimiliki manusia. Ketika siswa bekerja menggunakan lebih dari

satu indera (Montessori, 2002: 172). Dalam setiap alat peraga memiliki

tingkatan yang terus-menerus, konsisten dan dapat merangsang indera untuk

semakin peka. Montessori menyebutkan gradasi ada dua yaitu, gradasi umur

dan gradasi rasional. Gradasi umur dapat dilihat dari penggunaan alat peraga

untuk jenjang kelas sebelumnya maupun jenjang kelas sesudahnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Sedangkan, gradasi rangsangan rasional dapat dilihat pada penggunaan alat

yang melibatkan beberapa indera.

e. Kontekstual

Montessori mengisi kelas dengan bahan-bahan yang dekat dengan

lingkungan sekitar anak. Proses belajar seharusnya disesuaikan dengan

konteks yang ada (Lillard, 2005: 32). Konteks menurut Johnson (2010: 34)

berarti pola hubungan dalam lingkungan langsung sesorang. Berdasarkan

paparan mengenai ciri kontekstual dapat disimpulkan bahwa alat peraga

Montessori dengan ciri kontektual merupakan alat peraga yang dirancang

sesuai dengan konteks yang ada.

Berdasarkan ciri-ciri pengembangan alat peraga, kemudian peneliti dapat

mengambil kesimpulan bahwa alat peraga Montessori ini memiliki empat ciri

utama yang penting yaitu auto-correction, auto-education, menarik,

bergradasi dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Auto-education dalam

alat peraga Montessori ini adalah siswa dalam proses belajar menjadi lebih

mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Auto-correction dalam alat

peraga Montessori adalah hal penting yang digunakan sebagai alat pengendali

kesalahan. Menarik dalam alat peraga Montessori ini, adalah menarik dalam

hal desain alat peraga, maupun warna sehingga siswa tertarik untuk

menggunakan alat peraga tersebut. Bergradasi dalam alat peraga Montessori

ini dapat dilihat dalam dua kategori gradasi umur dan gradasi rasional. Gradasi

umur dapat dilihat dari jenjang kelas sedangkan gradasi rasional merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

penggunaan alat yang menggunakan alat indera. Kontekstual adalah

memberikan pengalaman langsung tentang alam sekitar.

2.1.6 Pecahan

2.1.6.1 Pengertian Bilangan Pecahan

Kennedy (dalam Sukayati, 2003: 4) menyatakan pecahan adalah sebagai

bagian yang berukuran sama dari yang utuh atau keseluruhan. Contohnya 2

menujukkan banyaknya bagian-bagian yang sama daru satu keseluruhan dan

disebut dengan penyebut; 1 menujukkan banyaknya bagian yang menjadi

perhatian pada saat tertentu dan disebut dengan pembilang. Pecahan adalah

bagian-bagian yang sama dari keseluruhan (Subarinah, 2006: 80). Sedangkan

menurut Heruman (2010: 43) pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari

sesuatu yang utuh.

Berdasarkan beberapa pengertian bilangan pecahan menurut beberapa ahli

, maka peneliti dapat menyimpulkan pengertian dari pecahan. Pecahan adalah

sebuah bagian dari benda yang utuh. Operasi hitung pecahan ada empat yaitu,

pengurangan, penjumlahan, pecahan dan perkalian.

2.1.6.2 Macam-macam Bilangan Pecahan

Materi pokok pecahan ada lima yaitu pecahan biasa, pecahan campuran,

pecahan desimal, pecahan persen, dan pecahan permil (Jayamath, 2018).

Berikut ini adalah macam-macam bilangan pecahan:

a. Pecahan Biasa

Pecahan biasa adalah bilangan pecahan yang hanya terdiri dari pembilang

dan penyebut. Pecahan biasa, dikatakan sebagai pecahan yang pembilangnya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

lebih kecil dari penyebut. ( ; a < b. a sebagai pembilang dan b sebagai

penyebut)

Contoh : , ,…

b. Pecahan Campuran

Pecahan campuran dikatakan sebagai pecahan yang pembilangnya lebih

besar dari penyebut. ( ; a > b. a sebagai pembilang dan b sebagai penyebut)

Contoh : = , = ,…

c. Pecahan Desimal

Pecahan desimal dikatakan sebagai pecahan yang dalam penulisannya

menggunakan tanda koma (Karso, 1992: 41).

Contoh : 0,5 ; 0,7 ; 0,8 ; 1,75, …

Bentuk pecahan desimal ini dapat diubah menjadi pecahan biasa dan

pecahan campuran dengan cara menggeser tanda koma kearah kanan dengan

memperhatikan persepuluh, perseratusan, perseribuan, dst. Contoh : 0,5

Tanda koma digeser ke kanan satu kali sehingga 0,5 menjadi 5, pergeseran

sebanyak satu kali, maka nilai hasil pergeseran dikalikan dengan persepuluh

menjadi 5 x = = (0,5 = ).

d. Pecahan Persen

Bentuk pecahan persen ini adalah pecahan yang penulisannya

menggunakan lambang % yang berarti perseratus (a % berarti ). Bentuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

pecahan persen ini ada tiga yaitu, bentuk persen menjadi pecahan biasa,

bentuk persen desimal, dan bentuk pecahan menjadi persen.

Pecahan persen menjadi pecahan biasa. Contoh: 25% =

Bentuk persen menjadi desimal. Contoh: 35% =

Bentuk pecahan menjadi persen. Contoh: = 75%

e. Pecahan Permil

Bentuk pecahan permil ini adalah pecahan yang penulisannya

menggunakan yang berarti perseribu (a (a permil) → ).

Contoh : 20 = = =2%

2.1.6.3 Operasi Hitung pada Bilangan Pecahan

Operasi hitung pada bilangan pecahan itu ada empat yaitu, pengurangan,

penjumlahan, pembagian dan perkalian (Jayamath, 2018). Berikut ini adalah

pengertian dari operasi hitung pecahan:

a. Pengurangan

Pengertian pengurangan menurut Hasan (2005: 616) diambil dari kata

kurang yang berarti 1) belum ada atau tidak cukup; 2) untuk menyatakan

bilangan bilangan, ukuran yang sedikit lagi menjadi bilangan bulat.

Pengambilan kelompok baru disebut dengan pengurangan (Subarinah, 2006:

29). Pengurangan pada bilangan pecahan itu ada tiga yaitu, pengurangan pada

pecahan biasa, pengurangan pada pecahan campuran, dan pengurangan pada

pecahan desimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Pengurangan pada pecahan biasa:

Pada pengurangan pecahan biasa langkah pertama yang harus dilakukan

adalah dengan penyebutnya disamakan terlebih dahulu baru sedangkan untuk

penyebut yang sudah sama dapat langsung dikerjakan.

Contoh : - = …

Apabila penyebutnya tidak sama yang harus dilakukan mencari KPK dari

penyebut pada soal - = … KPK dari 4 dan 5 adalah 20. Sehingga

perhitungannya menjadi:

- = - = = =

Pengurangan pada pecahan campuran:

Pengurangan pada pecahan campuran apabila penyebutnya sudah sama

bisa langsung dilakukan.

Contoh : 4 - = (4 – 3) + ( )=1+ =1

Pengurangan pada pecahan campuran apabila penyebutnya belum sama,

maka harus disamakan terlebih dahulu.

Contoh : 4 - = (3 – 1) + - =2+( - )= 2+( - )=2

Pengurangan pada pecahan desimal:

Pengurangan pada pecahan desimal dapat dilakukan dengan cara bersusun

ke bawah, letaknya sesuai dengan tanda koma.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Contoh : 1,25 – 0,65 = …

1,25

0,65 -

b. Penjumlahan

Penjumlahan menurut (Hasan, 2005: 480) berasal dari kata dasar jumlah

yang berarti banyaknya (bilangan atau sesuatu yang dikumpulkan menjadi

satu). Penjumlahan adalah penggabungan dua kelompok (Subarinah, 2006:

29). Penjumlahan pada bilangan pecahan itu ada tiga yaitu, penjumlahan pada

pecahan biasa, penjumlahan pada pecahan campuran, dan penjumlahan pada

pecahan desimal.

Penjumlahan pada pecahan biasa:

Penjumlahan pada pecahan biasa apabila penyebutnya sudah sama bisa

langsung dikerjakan sedangkan apabila penyebut belum sama harus

disamakan terlebih dahulu.

Contoh : + =…, + =…

Apabila penyebutnya tidak sama yang harus dilakukan mencari KPK dari

penyebut pada soal + =.... KPK dari 3 dan 4 adalah 12 sehingga

perhitungannya menjadi:

+ = + = = =

Penjumlahan pada pecahan campuran:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Penjumlahan pada pecahan campuran apabila penyebutnya sudah sama

bisa langsung dilakukan.

Contoh : 5 + = (5 + 4) + ( )=9+ =9

Penjumlahan pada pecahan campuran apabila penyebutnya belum sama,

maka harus disamakan terlebih dahulu.

Contoh : 1 + = (1 + 3) + + =4+( + )= 4+( + )=4

Penjumlahan pada pecahan desimal:

Penjumlahan pada pecahan desimal dapat dilakukan dengan cara bersusun

ke bawah, letaknya sesuai dengan tanda koma.

Contoh : 1,25 + 0,65 = …

1,25

0,65 +

c. Pembagian

Pembagian pada bilangan pecahan itu ada tiga yaitu, pembagian pada

pecahan biasa, pembagian pada pecahan campuran, dan pembagian pada

pecahan desimal.

Pembagian pada pecahan biasa:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Pembagian pada pecahan biasa apabila pecahan biasa, maka hasilnya

adalah perkalian pecahan biasa yang dibagi dengan kebalikan dari pecahan

pembagi. ( : = )

Contoh : : = …

: = x = =

Apabila pecahan biasa dibagi dengan bilangan asli, maka:

: c = x → c = bilangan asli

Contoh : :3=…

:3= x = =

Apabila bilangan asli dibagi dengan pecahan biasa:

Contoh : 5 : = …

5 : =5x = = = 11

Pembagian pada pecahan campuran:

Pembagian pada pecahan campuran dengan cara mengubah pecahan

campuran kepecahan biasa dulu.

Contoh : 7 : 3 = …

7 :3 = : = : = x = =2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Pembagian pada pecahan desimal:

Pembagian pada pecahan desimal dilakukan dengan cara bersusun pendek.

Contoh : 43,5 : 2,9 = …→ pembagi dan yang dibagi dikalikan 10 menjadi

435 : 29 = …

29

145

d. Perkalian

Pembagian pada bilangan pecahan itu ada tiga yaitu, perkalian pada

pecahan biasa, perkalian pada pecahan campuran, dan perkalian pada pecahan

desimal.

Perkalian pada pecahan biasa:

Perkalian pada pecahan biasa dapat dilakukan dengan mengalikan

pembilang dengan pembilang dan mengalikan penyebut dengan penyebut. ( x

= )

Contoh : x = …

x = =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Apabila bilangan pecahan dikalikan dengan bilangan bulat, maka

pembilang pecahan dikalikan dengan bilangan bulat.

Contoh : 4 x = …

4x = = =1

Perkalian pada pecahan campuran:

Perkalian pada pecahan campuran harus diubah dulu ke dalam pecahan

biasa baru bisa dilakukan pengalian.

Contoh : 2 + =…

2 + = x = x = = =9

Perkalian pada pecahan desimal:

Perkalian pada pecahan desimal dilakukan dengan cara bersusun pendek,

awalnya tanda koma diabaikan, tetapi pada hasil perkaliannya diberi tanda

koma sesuai dengan jumlah tanda koma.

Contoh : 3,5 x 6,7 = … jumlah tanda koma ada 2

35

67 x

210 +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

→ karena jumlah tanda koma ada 2 maka hasil dari 3,5 x 6,7 =

23,45

Hasil perkalian desimal dengan angka 10, 100, 1000, dst hasilnya

ditentukan dengan menggeser tanda koma ke kanan sesuai dengan banyaknya

angka nol.

Contoh :

2,456 x 10 = 24,56 → bergeser 1 kali ke kanan

24,56 x 1000 = 2456 → bergeser 3 kali ke kanan

2.1.7 Album Alat Peraga

2.1.7.1 Pengertian Album Alat Peraga

Sitepu (2012: 16) mengatakan bahwa buku digolongkan ke dalam empat

kelompok dengan istilah dan pengertian yang berbeda, yaitu buku teks

pelajaran, buku panduan pendidikan, buku pengayaan, dan buku referensi.

Kartz (dalam Saleh & Sujana, 2009: 80) mengatakan bahwa buku panduan

adalah buku yang berisi berbagai macam informasi mengenai suatu masalah

atau subjek. Buku panduan berisi informasi tentang kegiatan di komunitas

dan materi ajar yang perlu diketahui oleh mentor.

Album/buku panduan adalah buku yang menyajikan informasi atau

memberikan tuntunan kepada pembaca untuk melakukan apa yang

disampaikan di dalam buku. Maksudnya, pembaca diharapkan mengikuti

perintah yang sudah tertera. Sebuah buku panduan dikatakan berhasil apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

panduan yang disampaikan di dalam buku tersebut dapat dipahami dan

diterapkan dengan baik oleh pembaca.

2.1.7.2 Karakteristik Album Alat Peraga

Greene dan Petty (dalam Utomo, 2008: 45) mengemukakan bahwa ada

sepuluh kriteria yang semestinya terdapat dalam buku teks, buku pelajaran,

maupun buku panduan yang berkualitas, sepuluh kriteria tersebut adalah

sebagai berikut ini:

a. Harus menarik minat penggunanya.

b. Harus mampu memotivasi bagi pemakainya.

c. Harus memuat ilustrasi yang menarik hati bagi pemanfaatnya.

d. Harus mempertimbangkan aspek linguistik sesuai dengan kemampuan

pemakainya.

e. Harus memiliki hubungan yang erat dengan pelajaran yang lainnya.

f. Harus dapat menstimulasi dan merancang aktivitas-aktivitas pribadi yang

menggunakannya.

g. Harus dengan sadar dan tegas menghindari konsep yang samar agar tidak

membingungkan pemakainya.

h. Harus memiliki sudut pandang yang jelas dan tegas sehingga pada

akhirnya menjadi sudut pandang bagi pemakainya.

i. Harus memberi pemantapan dan penekanan pada nilai anak-anak dan

orang dewasa.

j. Harus mampu menghargai perbedaan-perbedaan pribadi bagi pemakainya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Berdasarkan sepuluh karateristik buku panduan, kemudian peneliti dapat

menarik kesimpulan bahwa dengan adanya buku panduan akan

mempermudahkan pembaca/penggunanya. Buku panduan yang baik adalah

buku yang membuat penggunaanya mampu memahami isi dari apa yang ingin

disampaikan oleh penulis. Sehingga dalam buku panduan harus menggunakan

bahasa yang mudah untuk dipahami dan konsep-konsep yang ada dalam buku

harus jelas.

2.2 Penelitian yang Relevan

Bagian penelitian yang relevan memaparkan beberapa penelitian yang

mendukung penelitian yang dilakukan. Penelitian yang relevan diambil dari

jurnal. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah 1) “Implementasi

Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Berbantuan Alat Peraga Untuk

Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika”, 2) “Penerapan

Alat Peraga Montessori untuk Mengidentifikasi Minat Belajar Siswa Kelas 3

SD pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Empat Digit”, dan 3)

“Penggunaan Alat Peraga Montessori Papan Pembagian dalam Membantu

Kesulitan Siswa pada Pemahaman Konsep Pembagian Bersusun terhadap

Siswa Kelas IV SD Kanisius Demangan Baru Yogyakarta”. Penelitian 1, 2,

dan 3 tersebut memiliki keterkaitanyaitu, penelitian menggunakan alat peraga

berbasis metode Montessori sebagai media untuk meningkatkan hasil belajar

dan mengefektifkan pembelajaran matematika.

Penelitian dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Group

Investigation (GI) Berbantuan Alat Peraga untuk Meningkatkan Kemampuan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Pemahaman Konsep Matematika”. Jurnal ini dibuat oleh Ella Pranata

kemudian di sahkan pada tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain

eksperimen pre-test – post-test control group design. Dengan adanya model

pembelajaran Group Investigation (GI) berbantuan alat peraga, tongkat

pemahaman konsep matematika peserta didik diharapkan semakin meningkat.

Model pembelajaran Group Investigation (GI) berbantuan alat peraga yang

memiliki 6 langkah pelaksanaan kooperatif, implementasi, analisis dan

sintesis, presentasi hasil akhir, dan evaluasi. Penelitian ini melibatkan 3 kelas

sampel yaitu 2 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Berdasarkan peningkatan

hasil belajar matematika model Group Investigation (GI) dapat meningkatkan

hasil belajar dengan kenaikan presentase ketuntasan dari 88,57% pada siklus

pertama menjadi 94,29% pada siklus kedua. Alat peraga dapat meningkatkan

motivasi siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus

pertama terdapat 65% siswa belum tuntas dalam mengerjakan LKS dan pada

siklus kedua sebanyak 92%, siswa tuntas dalam mengerjakan LKS. (Diambil

dari Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia Volume 1 Nomer 1 bulan Maret

2016, halaman 34-38).

Setelah membaca dan memahami isi dari jurnal yang berjudul

“Implementasi Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Berbantuan Alat

Peraga untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika”

kemudian peneliti dapat mengambil relevansinya. Relevansi yang dapat

diambil dari jurnal adalah siswa mengalami kesulitan untuk meningkatkan

pemahaman konsep matematika sehingga diperluhkan alat peraga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

pembelajaran. Bila dibandingkan dengan skiripsi peneliti, alat peraga yang

ingin dikembangkan oleh peneliti dapat digunakan dalam beberapa konsep

matematika seperti halnya untuk konsep pecahan, konsep bagun datar, konsep

pengenalan angka dan lain sebagainya sedangkan pada jurnal hanya dijelaskan

pada konsep matematika saja.

Penelitian dengan judul “Penerapan Alat Peraga Montessori untuk

Mengidentifikasi Minat Belajar Siswa Kelas 3 SD pada Materi Penjumlahan

dan Pengurangan Empat Digit”. Jurnal ini ditulis oleh N.Imamah, Rosalia

Widi Lestari dan Paskalia Krisantari kemudian dipublikasikan pada tahun

2016. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 SD sebanyak tujuh siswa, enam

siswa berasal dari SD Negeri Timbulharjo dan satu siswa SD Negeri

Malangrejo. Peneliti menggunakan pengembangan dari alat peraga Montessori

sebagai alat bantu dalam mengidentifikasi minat belajar siswa. Alat peraga

Montessori memiliki nama asli Pegs for the Algebraic Peg for The Algebraic

Peg Board dan nama alat setelah dikembangkan adalah papan penjumlahan

dan pengurangan. Berdasarkan hasil pre-test siswa lebih baik dari nilai post-

test. Siswa yang konsisten mengikuti pretest dan post-test berjumlah 5 siswa,

maka peneliti menghitung hasil tes berdasarkan 5 siswa. Pada saat pre-test,

80% siswa mendapat nilai di atas 7 dan 20% siswa mendapat nilai di bawah 7.

Sedangkan pada post-test, 20% siswa mendapatkan nilai di atas 7 dan 80%

mendapat nilai di bawah 7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa

memiliki minat belajar tinggi terhadap pembelajaran dengan menggunakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

alat peraga Montessori. Hal ini dilihat dari hasil kuesioner dan lembar

observasi yang menujukkan siswa bersemangat, senang, tidak merasa bosan,

memperhatikan penjelasan guru, dan hadir dalam setiap pertemuan.

Setelah membaca dan memahami isi dari jurnal yang berjudul “Penerapan

Alat Peraga Montessori untuk Mengidentifikasi Minat Belajar Siswa Kelas 3

SD pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Empat Digit” kemudian

peneliti dapat mengambil relevansinya. Relevansi yang dapat diambil dari

jurnal adalah penerapan alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan

berbasis Montessori dapat digunakan pada materi penjumlahan dan

pengurangan. Bila dibandingkan dengan skiripsi peneliti, alat peraga yang

ingin dikembangkan oleh peneliti juga dapat digunakan untuk materi

penjumlahan dan pengurangan, meskipun hasilnya terbatas hanya dua digit

saja.

Penelitian dengan judul “Penggunaan Alat Peraga Montessori Papan

Pembagian dalam Membantu Kesulitan Siswa pada Pemahaman Konsep

Pembagian Bersusun terhadap Siswa Kelas IV SD Kanisius Demangan Baru

Yogyakarta”. Jurnal ini ditulis oleh Kresetiyarini Sujiati, dan Teresia Martina

Dewi kemudian dipublikasikan pada tahun 2016.Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan alat peraga berbasis

Montessori. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif

kualitatif meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Penelitian ini

dilaksanakan di Sanggar Belajar Nusa Indah, Gang Nusa Indah, Jl.

Flamboyan, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Istimewa Yogyakarta. Waktu penelitian dilaksanakan selama bulan Oktober

sampai awal November 2016. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD

Kanisius Demangan Baru Yogyakarta semester I tahun ajaran 2016/2017

dengan jumlah 5 siswa yang terdiri dari 2 perempuan dan 3 laki-laki.

Langkah-langkah penelitian yang dilakukan yaitu, observasi dan wawancara,

pre-test, analisis kesulitan siswa, treatment (pembelajaran dengan alat peraga

Montessori “papan pembagian”), post-test, analisis hasil post-test, refleksi,

dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil dan pembahasan maka diperoleh

hasil pre-test dari 7 soal yang diberikan hanya terdapat satu orang yang dapat

mengerjakan 4 soal. Sedangkan pada hasil post-test seluruh siswa dapat

mengerjakan soal lebih dari setengah jumlah soal yang diberikan. Setelah

dilakukan treatment dan melihat perbandingan hasil pre-test dan post-test dan

juga pembahasannya, dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga

Montessori “Papan Pembagian” dapat membantu pemahaman siswa terhadap

konsep pembagian bersusun sehingga hasil belajar siswa kelas IV SD Kanisius

Demangan Baru Yogyakarta dalam melakukan operasi hitung pembagian

menjadi semakin baik.

Setelah membaca dan memahami isi dari jurnal yang berjudul

“Penggunaan Alat Peraga Montessori Papan Pembagian dalam Membantu

Kesulitan Siswa pada Pemahaman Konsep Pembagian Bersusun terhadap

Siswa Kelas IV SD Kanisius Demangan Baru Yogyakarta”. kemudian peneliti

dapat mengambil relevansinya. Relevansi yang dapat diambil dari jurnal

adalah penerapan alat peraga papan pembagian berbasis Montessori dapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

digunakan pada materi pembagian. Bila dibandingkan dengan penelitian ini,

alat peraga yang ingin dikembangkan oleh peneliti juga dapat digunakan untuk

materi kelas atas dan kelas bawah. Alat peraga yang dikembangkan peneliti

bukan hanya untuk penjumlahan dan pengurangan, tetapi juga dapat

digunakan untuk konsep matematika yang lain, yaitu bangun datar, bangun

ruang, pengenalan angka dan sebagainya.

Bagan 2.1 Literature Map dari Penelitian-Penelitian Sebelumnya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Bagan 2.1 berisikan penelitian yang diambil oleh peneliti untuk

mendukung penelitian yang dilakukan. Relevansi penelitian yang telah

dilakukan oleh ketiga peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

adalah pada penggunaan materi pelajaran maupun alat peraga Montessori

dalam pembelajaran matematika. Jurnal dianggap relevan oleh peneliti karena

penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh ketiga peneliti berhasil

meningkatkan hasil belajar matematika siswa menggunakan alat peraga

Montessori, sehingga peneliti membuat alat peraga Fraction Montessori

berbasis metode Montessori untuk pembelajaran matematika. Berdasarkan

penelitian yang relevan tersebut, belum ada penelitian yang mengembangkan

alat peraga Fraction Montessori berbasis metode Montessori dalam

pembelajaran matematika materi pecahan untuk menyelesaikan operasi hitung

penjumlahan dan pengurangan untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

Kebaharuan penelitian yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan

penelitian yang relevan adalah alat peraga yang dapat digunakan untuk

mengerjakan soal supaya siswa tidak kesulitan dalam menentukan hasil. Alat

peraga Fraction Montessori juga memiliki ciri-ciri alat peraga Montessori,

yaitu: auto-education, auto-correction, bergradasi, menarik, dan kontekstual.

Referensi jurnal tersebut mendukung proses penelitian yang dilakukan dengan

judul skripsi “Pengembangan Alat PeragaPembelajaran Matematika Berbasis

Montessori untuk Konsep Pecahan pada Siswa Kelas IV SD”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

2.3 Kerangka Berpikir

Peneliti memilih siswa kelas IV SD dalam penelitian. Dalam penelitian ini

peneliti memfokuskan pada pengembangan alat peraga “Fraction

Montessori”, di tahun ajaran 2019/2020 pada pembelajaran Matematika

khususnya materi pecahan. Peneliti memilih alat peraga tersebut karena

berdasarkan hasil dari observasi, dan wawancara yang telah dilakukan oleh

peneliti di lapangan menunjukkan masih ada siswa kelas IV SD yang

mengalami kesulitan ketika harus mengerjakan soal pecahan. Berdasarkan

hasil wawancara yang sudah dilakukan oleh peneliti, kepada guru kelas bahwa

siswa kelas IV SD mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar khususnya pada pelajaran matematika materi pecahan. Beliau juga

menuturkan, misalnya ketika hari ini siswa diajarkan materi pecahan hari

selanjutnya siswa banyak yang lupa dengan langkah-langkah mengerjakan

soal pecahan.

Kesulitan ini terjadi karena ada siswa yang memiliki keinginan untuk

mempelajari matematika tetapi ketika materi semakin sulit siswa cenderung

merasa malas dan tidak mau tahu, sehingga permasalahan seperti ini muncul.

Hal seperti inilah yang sebenarnya membuat siswa menjadi bingung serta

ragu-ragu, karena pembelajaran di dalam kelas juga cenderung monoton.

Siswa jarang sekali untuk diajak terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran di dalam kelas bukan hanya menyampaikan materi dengan

berceramah di depan kelas, tetapi juga harus membuat kondisi saat belajar

mengajar menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Apabila pembelajaran di


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

dalam kelas kondisinya menyenangkan, kemungkinan besar siswa akan

tertarik untuk memperhatikan. Namun, apabila suasana kelas cenderung

tegang dan monoton yang terjadi siswa akan mengalami kesulitan dalam

memahami dan mengingat materi yang diajarkan oleh guru. Pembelajaran

tanpa menggunakan alat peraga yang mendukung akan membuat siswa

kesulitan.

Upaya yang dapat dilakukan agar pembelajaran matematika SD kelas IV

dapat berjalan dengan baik adalah dengan mengembangkan alat peraga

berbasis Montessori, pada penelitian ini peneliti memilih menggunakan alat

peraga “Fraction Montessori”. Alat peraga yang dikembangkan sesuai dengan

karakteristik alat peraga Montessori dan album yang dikembangkan juga

berdasarkan karakteristik buku panduan. Alat peraga Fraction Montessori

yang ingin dikembangkan peneliti ini sedikit berbeda dengan alat peraga yang

sudah ada. Perbedaanya terletak pada hasil dari perhitungan dapat lebih dari

satu, ukuran alat, kelengkapan kartu angka, kartu soal, kartu operasi hitung.

dan jumlahan potongan pecahan Diharapkan dengan menggunakan alat peraga

“Fraction Montessori” siswa mampu untuk dapat mengerjakan soal pecahan

operasi hitung pengurangan dan penjumlahan pada pembelajaran matematika.

Siswa juga mampu memahami materi dan mampu mencerna materi dengan

baik ketika menggunakan alat peraga “Fraction Montessori”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir

2.4 Pertanyaan Penelitian

2.4.1 Bagaimana mengembangkan alat peraga Fraction Montessori untuk

konsep pecahan?

2.4.2 Bagaimana kualitas alat peraga Fraction Montessori terkait konsep

pecahan menurut ahli Montessori?

2.4.3 Bagaimana kualitas alat peraga Fraction Montessori terkait konsep

pecahan menurut guru?

2.4.4 Bagaimana kualitas Album alat peraga Fraction Montessori terkait

konsep pecahan menurut ahli Montessori?

2.4.5 Bagaimana kualitas album alat peraga Fraction Montessori terkait

konsep pecahan menurut guru?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada babini dijelaskan mengenai jenis penelitian, setting penelitian,

rancangan penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data,

instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

3.1.1 Pengertian Penelitian dan Pengembangan

Bagan 3.1 Penelitian dan Pengembangan Model ADDIE

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan

pengembangan atau lebih dikenal dengan istilah Research and Development

(R&D). Penelitian pengembangan atau research and development (R&D)

adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk

digunakan dalam memperbaiki praktik dan menyempurnakan produk

(Sukmadinata, 2009: 164). Menurut Sugiyono (2012: 297), metode penelitian

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

dan pengembangan juga didefinisikan sebagai suatu metode penelitian yang

dapat digunakan untuk menghasilkan sebuah produk tertentu, dan menguji

keefektifan produk yang sudah dibuat tersebut. Penelitian Pengembangan

juga diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk

mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah

ada yang dapat dipertanggungjawabkan (Sujadi, 2003: 164). Pribadi (2014: 2)

mengatakan bahwa model ADDIE, sesuai dengan namanya berisi beberapa

tahap yang dapat digunakan untuk mendesain dan mengembangkan sebuah

program pelatihan yang efektif dan efisien.

Berdasarkanpengertian penelitian dan pengembangan dari beberapa ahli

kemudian peneliti membuat kesimpulan pengertian dari penelitian dan

pengembangan adalah sebuah metode penelitian yang pada prosesnya akan

menghasilkan sebuah produk tertentu, produk tersebut juga harus dilakukan

uji validitas (alat peraga dan album alat peraga) untuk mengetahui

keefektifannya dalam penggunaan produk. Untuk penelitian ini peneliti

menggunakan R&D model ADDIE Anglada (dalam Tegeh, 2014: 42). Alasan

peneliti memilih model atau pendekatan ini karena, merupakan salah satu

model atau pendekatan yang desain sistem pembelajaran dapat

diimplementasikan untuk mendesain dan mengembangkan program yang

lebih efektif dan efisien. Model ADDIE juga bersifat sederhana dan dapat

dilakukan secara sistematik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

3.1.2 Langkah-langkah Strategi Penelitian dan Pengembangan

Model ADDIE, sesuai dengan namanya, yang berisi beberapa tahapan

yang dapat digunakan untuk mendesain dan mengembangkan sebuah

program yang lebih efektif dan efisien. Tahap-tahap model ADDIE Anglada

(dalam Tegeh, 2014: 42) ada lima yaitu, menganalisis(analysis),

merancang(design), mengembangkan(develompent),

mengimplementasikan(implementation), dan mengevaluasi(evaluation).

Tahap-tahap kegiatan dalam model ADDIE pada dasarnya saling berkaitan.

Oleh karenanya, penggunaan model ini perlu dilakukan secara bertahap dan

juga menyeluruh. Berikut ini diuraikan mengenai tahapan-tahapan model

ADDIE Anglada (dalam Tegeh, 2014: 42):

3.1.2.1 Menganalisis (Analysis)

Analysis merupakan langkah yang digunakan untuk mengidentifikasi

penyebab kesenjangan/masalah (masalah yang dialami oleh siswa terkait

dengan materi pembelajaran). Untuk mengetahui permasalahan dan

kebutuhan siswa yang dapat dilakukan oleh peneliti adalah wawancara kepala

sekolah, wawancara guru kelas IV, wawancara siswa kelas IV, dan observasi.

Setelah memperoleh data selanjutnya dilakukan analisis untuk

mendeskripsikan penyebab timbulnya kesenjangan antara kondisi yang

diharapkan dengan kenyataan dalam pembelajaran matematika yang terjadi

pada sasaran penggunaan produk yang akan dikembangkan dan setelah

memastikan bahwa masalah dapat diatasi melalui penelitian, maka peneliti

perlu merumuskan tujuan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

3.1.2.2 Merancang (Design)

Design merupakan langkah yang berkaitan dengan kegiatan perancangan

produk sesuai dengan yang dibutuhkan. Tahap ini dilakukan dengan

mengidentifikasi kemampuan-kemampuan yang perlu untuk dimiliki oleh

siswa.Pada tahap ini peneliti juga perlu memverifikasi materi yang ingin

dikuasai pengguna melalui alat peraga dan metode pengujian yang sesuai.

Setelah itu, peneliti kemudian membuat desain alat peraga dan album alat

peraga yang sesuai dengan materi.

3.1.2.3 Mengembangkan (Development)

Develompment merupakan langkah yang digunakan untuk membuat

produk (memproduksi produk) dan melakukan pengujian produk. Pada tahap

ini bisa disebut sebagai tahapan untuk membuat produk (alat peraga dan

album alat peraga) berdasarkan desain yang sudah ditentukan. Produk

kemudian diproduksi agar dapat digunakan dalam menyampaikan isi atau

materi penelitian. Bahan penelitian dalam hal ini dapat dimaknai sebagai

sarana atau media yang dapat digunakan dalam menyampaikan informasi dan

pengetahuan kepada siswa. Setelah produk jadi, kemudian dilakukan validasi

produk dan album alat peraga. Validasi ini dilakukan oleh ahli Montessori

sekaligus ahli matematika dan guru kelas IV SD. Menurut Tegeh (2014: 43),

inti dari tahap ini adalah kegiatan menerjemahkan spesifikasi desain ke dalam

bentuk fisik, sehingga kegiatan ini menghasilkan prototype produk

pengembangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

3.1.2.4 Mengimplementasikan (Implementation)

Implementation merupakan langkah yang digunakan untuk kegiatan

menggunakan produk alat peraga. Pada hasil pengembangan diterapkan

dalam pembelajaran untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kualitas

pembelajaran yang meliputi keefektifan, kemenarikan, dan efisiensi

pembelajaran. Pada tahap ini peneliti juga perlu mempersiapkan lingkungan

belajar dan keterlibatan siswa. Terdapat dua prosedur umum dalam tahap

implementasi, yaitu mempersiapkan guru dan mempersiapkan siswa.

3.1.2.5 Mengevaluasi (Evaluation)

Evaluation merupakan tahap terakhir pada model ADDIE. Stufflebeam

(dalam Pribadi, 2014: 28) mengatakan bahwa evaluasi dapat dimaknai

sebagai proses yang dilakukan untuk menemukan nilai, harga, dan manfaat

dari suatu objek. Berdasarkan tujuan penggunaannya, evaluasi dapat

diklasifikasikan menjadi evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

Evaluasi formatif merupakan pendekatan yang digunakan untuk menjamin

bahwa program pelatihan yang telah dirancang dan dikembangkan

sebelumnya dapat memberikan hasil yang optimal pada waktu yang

digunakan dalam situasi pembelajaran yang sesungguhnya. Evaluasi formatif

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang

terdapat dalam sebuah program pelatihan, sebaliknya evaluasi sumatif

dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data dan informasi yang

diperluhkan untuk melakukan pengambilan keputusan tentang

kesinambungan pemanfaatan sebuah program (Pribadi, 2014:147). Data dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

informasi dalam evaluasi sumatif dapat diperoleh dari pendapat dan penilaian

ahli atau expert judgement tentang kualitas produk berdasarkan hasil coba

lapangan (Pribadi, 2014: 30). Hasil penilaian sumatif dapat dijadikan sebagai

bahan rekomendasi oleh pengambil keputusan untuk memutuskan tentang

kualitas produk.

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian menjelaskan objek penelitian, subjek penelitian, lokasi

penelitian dan waktu penelitian.

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini, dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 2Sungapanyang

beralamatkan di Bakal, Argodadi, Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa

Yogyakarta. Peneliti memilih siswa kelas IV SD Negeri 2 Sungapan sebagai

tempat penelitian karena jumlah siswa ada 40. Berbeda dengan kelas-kelas

yang lain yang dibagi menjadi dua kelas A dan B. Jumlah siswa kelas IV SD

Negeri 2 Sungapan terbilang banyak bila dibandingkan dengan tingkatan kelas

yang lain, sehingga memungkinkan penyampaian informasi tidak dapat

diterima dengan baik oleh seluruh siawa di kelas. Siswa kelas IV SD Negeri 2

Sungapan masih mengalami kesulitan dengan konsep pecahan untuk operasi

hitung penjumlahan dan pengurangan. Alat peraga untuk materi pecahan juga

belum ada. Guru ketika materi pecahan dalam proses pembelajaran hanya

menggunakan kertas biasa sekali pakai. Ketika hari ini belajar materi pecahan

dan diajarkan cara mengerjakan soal penjumlahan pecahan dan pengurangan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

pecahan, hari berikutnya siswa akan lupa dengan langkah pengerjaan soal

operasi hitung penjumlahan penjumlahan dan pengurangan pecahan.

3.2.2 Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah lima siswa yang sudah dipilih dari kelas IV SD

Negeri 2 Sungapan yang terdiri dari 2 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan,

beralamatkan di Bakal, Argodadi, Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa

Yogyakarta. tahun ajaran 2019/ 2020.

3.2.3 Obyek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah alat peraga matematika berbasis metode

Montessori berupa Fraction Montessori. Alat peraga ini dirancang untuk

membantu siswa dalam mempelajari konsep pecahan. Selain itu, alat peraga

ini juga bertujuan untuk melatih siswa dalam mengerjakan persoalan yang

berkaitan dengan pecahan, khususnya operasi hitung penjumlahan,

pengurangan, pembagian dan perkalian sehingga ketika siswa berjumpa

dengan hal seperti itu siswa merasa mudah dan tidak kesulitan. Siswa juga

diharapkan untuk mampu menggunakan alat peraga Fraction Montessori.

3.2.4 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran

2019/2020 pada bulan April, yang beralamatkan di Bakal, Argodadi, Sedayu,

Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

3.3 Rancangan Penelitian

Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan Model ADDIE. Model

ADDIE menurut Anglada (dalam Tegeh, 2014) ini memiliki lima langkah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation.

Keunggulan dari model ini adalah dilihat dari prosedur kerja yang sistematik

yakni pada setiap langkah akan dilalui, mengacu pada langkah sebelumnya

yang sudah diperbaiki sehingga diharapkan dapat diperoleh produk yang

efektif. Selain itu, juga terdapat prosedur pemilihan atau pengembangan alat

peraga dalam prosedur pengembangan produk yang dibuat sehingga sesuai

dengan tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

3.4 Prosedur Penelitian

Model ADDIE sesuai dengan namanya, yang berisi beberapa tahapan

yang dapat digunakan untuk mendesain dan mengembangkan sebuah program

yang lebih efektif dan efisien. Tahap-tahap model ADDIE Anglada (dalam

Tegeh, 2014: 42) ada lima yaitu, menganalisis(analysis), merancang(design),

mengembangkan(develompent), mengimplementasikan(implementation), dan

mengevaluasi(evaluation). Pada tahap ini peneliti menjelasakan secara

mendetail mengenai langkah-langkah yang telah dilakukan selama proses

penelitian sesuai dengan model ADDIE Anglada (dalam Tegeh, 2014: 42).

Berikut ini adalah penjelasan dari kelima tahapan:

3.4.1 Menganalisis (Analysis)

Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah mencari potensi dan

masalah (permasalahan yang dialami siswa,/ kesulitan yang dialami). Untuk

mengetahui potensi dan masalah ada baiknya dengan mengidentifikasi

masalah dengan melakukan pengumpulan data. Peneliti memilih siswa kelas

IV SD sebagai subyek untuk melakukan penelitian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Pengumpulan data ini sebagai analisis kebutuhan untuk mencari informasi.

Pengumpulan data ini dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara.

Wawancara ini dilakukan pada kepala sekolah, guru kelas IV, dan salah satu

siswa kelas IV SD Negeri 2 Sungapan untuk memperoleh informasi yang lebih

mendalam mengenai ketersediaan alat peraga, permasalahan yang dialami oleh

siswa, serta minat siswa yang akan digunakan oleh peneliti sebagai acuan

dasar melakukan penelitian ini. Selain dengan melakukan kegiatan

wawancara, peneliti juga melakukan kegiatan observasi. Observasi yang

dimaksud adalah peneliti memperhatikan cara guru mengajar, kondisi kelas,

dan kondisi kegiatan belajar mengajar.

Hasil dari kegiatan observasi dan wawancara dianalisis berkaitan dengan

masalah yang terjadi pada guru dan siswa kelas IV SD saat pembelajaran

matematika berlangsung dan penggunaan alat peraga yang digunakan oleh

guru. Masalah yang ditemukan adalah pemahaman siswa mengenai materi

pembelajaran masih kurang. Tetapi, ketika guru menggunakan alat peraga

siswa menjadi lebih tertarik dan senang mengikuti proses belajar mengajar,

meskipun hanya menggunakan alat peraga sederhana. Maka, potensi yang

peneliti temukan setelah melakukan evaluasi adalah membuat alat peraga

pembelajaran sesuai dengan materi dan membuat buku panduan atau album.

Album dibuat untuk mempermudah pembaca atau pengguna yang ingin

menggunakan alat peraga.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

3.4.2 Merancang(Design)

Pada tahap ini peneliti membuat desain produk Faction Montessori serta

membuat desain album penggunaan alat peraga. Untuk

mengembangkanproduk ada beberapa hal yang harus diperhatikan sesuai

dengan karakteristik alat peraga Montessori yaitu, kontekstual, menarik,

bergradasi, auto-correction, dan auto-educationdan sedangkan untuk album

alat peraga pembelajaran peneliti memiliki beberapa kriteria yaitu cover, isi,

penutup, bahasa dan layout. Pembuatan desain alat peraga pembelajaran dan

album alat peraga pembelajaran peneliti menggunakan Microsoft word. Pada

album alat peraga isinya harus jelas dan mudah untuk dipahami oleh

pembaca. Apabila dalam alat peraga dan album masih ada kekurangan perlu

dilakukan evaluasi agar menjadi lebih baik lagi.

3.4.3 Pengembangan(Development)

Pada tahap ini yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah membuat produk

sesuai dengan desain yang sudah ditentukan. Untuk produk alat peraga

pembelajaran ini dibuat oleh pengrajin kayu dan sedangkan untuk pembuatan

cutting sticker yang akan diletakkan/ditempelkan di kartu soal dan kartu

operasi hitung dibuat di tempat percetakan. Setelah mencetak cutting sticker

peneliti kemudian menyerahkannya kepada tukang kayu. Untuk album alat

peraga Montessori ini dicetakdisalah satu percetakan. Album alat peraga

menggunakan kertas ivory dan menggunakan spiral.

Dalam tahap ini, peneliti juga menyusun instrumen validasi yang

digunakan untuk menvalidasi alat peraga dan album. Pada tahap ini peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

juga melakukan kegiatan validasi. Validasi ini dilakukan oleh ahli Montessori

sekaligus ahli matematika dan guru kelas IV SD Negeri 2 Sungapan. Alat

peraga dan album alat peraga ini perlu dilakukan validasi untuk mengetahui

kelayakan alat peraga tersebut serta mengetahui kelebihan dan kekurangan

dari alat peraga.Untuk lembar validasi alat peraga dan album alat peraga

sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan oleh peneliti. Setelah melakukan

kegiatan validasi dan mendapatkan nilai kemudian peneliti melihat hasil yang

diperoleh. Evaluasi ini merupakan evaluasi sumatif, yaitu melakukan revisi

berdasarkan hasil validasi produk alat peraga dan album alat peraga dari pakar

ahli Montessori sekaligus ahli matematika dan guru kelas IV SD Negeri 2

Sungapan.

3.4.4 Mengimplementasikan(Implementation)

Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah uji coba produk. Uji

coba produk ini dilakukan setelah peneliti melakukan kegiatan validasi dan

setelah melakukan revisi. Sebelum dilakukan kegiatan uji coba produk,

peneliti berdiskusi dengan guru kelas IV SD Negeri 2 Sungapan. Peneliti

mendiskusikan jumlah siswa yang diperluhkan untuk kegiatan penelitian ini.

Setelah dilakukan diskusi kemudian peneliti dan guru kelas IV SD Negeri 2

Sungapan sepakat untuk mengambil lima siswa yang terdiri dari dua siswa

laki-laki dan tiga siswa perempuan.

Langkah pertama, yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah memberikan

soal Pre-test kepada lima siswa yang sudah dipilih. Pre-test ini dilakukan

untuk mengetahui kemampuan siswa mengenai pelajaran yang telah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

disampaikan. Langkah kedua, setelah siswa mengerjakan soal pre-test

kemudian, peneliti menyampaikan materi pembelajaran dan tujuan

pembelajaran. Langkah ketiga, siswa dikenalkan dengan alat peraga Fraction

Montessori dan diajarkan cara menggunakan alat peraga Fraction Montessori.

Setelah siswa bisa menggunakan alat peraga barulah siswa diberikan beberapa

soal dan mencoba menggunakan alat Fraction Montessori untuk

menyelesaikan soal. Langkah keempat, siswa diminta untuk mengerjakan soal

post-test. Evaluasi pada tahap ini disebut dengan evaluasi formatif, karena hal

yang dievaluasi pada tahap ini adalah hasil pre-test dan post-test.

3.4.5 Mengevaluasi(Evaluation)

Pada langkah ini dilakukan evaluasi secara keseluruhan. Evaluasi ini

meliputi evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi dilakukan pada

setiap tahapan model ADDIE. Peneliti melakukan evaluasi formaif dari hasil

pre-test dan post-test pada saat uji coba produk kepada guru berdasarkan

kelayakan produk alat peraga dan album alat peraga. Evaluasi sumatif

bertujuan untuk memperoleh data serta informasi tentang nilai dan kualitas

produk.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sangat berperan penting dalam penelitian ini.

Menurut Sugiyono (2015: 223) teknik pengumpulan data dapat digolongkan

menjadi dua yaitu, (1) sumber primer dan (2) sumber sekunder. Sumber

primer merupakan teknik pengumpulan datadengan langsung mengambil dari

narasumber.Sedangkan sumber sekunder yaitu, teknik pengumpulan data yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

dapat dilakukan melalui dokumen ataumelalui orang lain dan bukan dari

narasumber. Berikut ini adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dalam penelitian ini:

3.5.1 Wawancara

Pengertian wawancara menurut Sugiyono (2015: 224) yaitu, salah satu

teknik pengumpulan data dimana pewawancara (peneliti atau yang diberi

tugas melakukan pengumpulan data) dalam mengumpulkan data mengajukan

suatu pertanyaan kepada narasumber. Dalam penelitian ini peneliti mengambil

beberapa narasumber yang diwawancari, peneliti mengambil tiga narasumber

yang penting. Ketiga narasumber adalah kepala sekolah, guru kelas IV SD,

dan siswa-siswi kelas IV SD. Hal yang diharapkan dari wawancara ini adalah

mengetahui lebih detail mengenai ketersediaan alat peraga pembelajaran,

penggunaan alat peraga pembelajaran, keluhan dan cara mengatasinya, dan

kemampuan belajar siswa dalam matematika khususnya untuk materi pecahan.

3.5.2 Observasi

Sugiyono (2015: 235) mengatakan bahwa observasi merupakan proses

untuk memperoleh data dari tangan pertama dengan mengamati orang dan

tempat pada saat dilakukan penelitian. Observasi merupakan salah satu

teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dalam kegiatan

pembelajaran yang sedang berlangsung. Peneliti melakukan kegiatan

observasi di kelas IV SD Negeri 2 Sungapan untuk mengetahui proses

kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Observasi juga dilakukan untuk

mengetahui selama proses belajar mengajar menggunakan alat peraga atau


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

tidak menggunakan alat peraga. Peneliti juga melihat antusias siswa untuk

mengikuti kegiatan pembelajaran, dan mengetahui apa ada siswa yang

mengalami kesulitan atau tidak kalau ada bagimana cara guru menangani

masalah tersebut.

3.5.3 Kuesioner

Sugiyono (2015: 230) mengatakan kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang efisen bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang

akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden, selain itu

responden juga cocok untuk digunakan bila jumlah responden cukup besar dan

tersebar di wilayah yang luas. Kuisoner ini berisi tentang validasi alat peraga

dan album alat peraga. Peneliti meminta ahli yang berkaitan dengan

Montessori sekaligus ahli matematika dan guru kelas IV SD Negeri 2

Sungapan untuk mengisi lembar validasi. Lembar validasi alat peraga dan

album alat peraga diisi setelah peneliti mendemonstrasikan penggunaan dari

alat peraga Fraction Montessori dan ahli Montessori maupun guru

mencocokkan dengan apa yang tertulis di album alat peraga.

3.5.4 Tes

Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu

ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan, yang

berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-

pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus

dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil

pengukuran) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

prestasi testee; nilai ini dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai

oleh testee lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu. Peneliti

melakukan pre-test dan post-test, hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil

belajar siswa sebelum menggunakan alat dan sesudah menggunakan alat

peraga. Apabila hasil tes setelah siswa menggunakan alat peraga meningkat,

bisa dikatakan bahwa penggunaan alat peraga dapat membantu siswa

memahami materi.

3.6 Instrumen Penelitian

Sugiyono (2015: 224), instrumen penelitian merupakan alat bantu yang

dapat digunakan untuk mengukur fenomena alam dan sosial yang diamati.

Peneliti menggunakan 4 instrumen penelitian yaitu, pedoman wawancara,

pedoman observasi, lembar kuesioner dan tes, untuk lebih jelasnya empat

komponen ini akan dibahas secara rinci yaitu, sebagai berikut :

3.6.1 Pedoman Wawancara

3.6.1.1 Wawancara Kepala Sekolah SD

Peneliti melakukan kegiatan wawancara kepala sekolah untuk memperoleh

data yang lebih valid. Peneliti menyiapkan empat indikator yang kemudian

dijabarkan dalam empat pertanyaan dan kemudian akan dijawab oleh

narasumber (kepala sekolah). Untuk kegiatan wawancara yang dilakukan oleh

peneliti merupakan kegiatan wawancara yang tidak terstruktur. Berikut ini

adalah pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti kepada kepala

sekolah SD Negeri 2 Sungapan :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 3.1Kisi-kisi pertanyaan wawancara kepala sekolah

No Indikator Pertanyaan No
item
1 Ketersediaan alat peraga Apa di SD Negeri 2 Sungapan ini terdapat alat 1
pembelajaran peraga pembelajaran?
2 Penggunaan alat peraga Kalau ada alat peraga pembelajaran yang ada di 2
pembelajaran sekolah, apa sudah digunakan semaksimal
mungkin?
3 Keluhan guru Apakah ada keluhan dari guru-guru mengenai 3
kondisi kelas?
4 Cara menangani keluhan Apakah bila terdapat keluhan bagaimana cara 4
untuk menanganinya?

Berdasarkan tabel 3.1 kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti

bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai ketersediaan alat peraga

yang ada di sekolah, penggunaan alat peraga, keluhan guru, dan cara untuk

mengatasi keluhan. Empat indikator tersebut kemudian ditulis dalam bentuk

pertanyaan yang juga berjumlah empat butir soal pertanyaan yang akan

dijawab oleh narasumber (kepala Sekolah). Keempat pertanyaan tersebut

yaitu, 1) Apa di SD Negeri 2 Sungapan ini terdapat alat peraga

pembelajaran?, 2) Kalau ada alat peraga pembelajaran yang ada di sekolah,

apa sudah digunakan semaksimal mungkin?, 3) Apakah ada keluhan dari

guru-guru mengenai kondisi kelas?, dan 4) Apakah bila terdapat keluhan

bagaimana cara untuk menanganinya?. Untuk jawaban dari setiap pertanyaan

tersebut akan dicantumkan pada lembar lampiran.

3.6.1.2 Wawancara Guru Kelas IV SD

Peneliti menyiapkan tujuh indikator dan sembilan pertanyaan yang akan

dijawab oleh narasumber (guru kelas IV SD Negeri 2 Sungapan). Terdapat

satu indikator yang dijabarkan menjadi tiga pertanyaan. Kegiatan wawancara

yang dilakukan oleh peneliti merupakan kegiatan wawancara yang tidak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

terstruktur. Berikut ini adalah kisi-kisi wawancara yang digunakan oleh

peneliti kepada guru kelas IV SD Negeri 2 Sungapan :

Tabel 3.2Kisi-kisi wawancara guru

No Indikator Pertanyaan No
item
1 Proses kegiatan belajar Bagaimana proses belajar matematika 1
mengajar di dalam kelas materi pecahan di kelas IV?
2 Kesiapan yang dilakukan Apa yang telah dipersiapkan ibu untuk 2
oleh guru sebelum kegiatan mengajar matematika tentang pecahan?
belajar mengajar
berlangsung
3 Kesulitan yang dialami oleh Apakah guru mengalami kesulitan pada 3
guru dalam mengajarkan saat memberikan materi matematika?
pelajaran matematika
4 Kesulitan yang dialami siswa a) Kesulitan apa yang dialami siswa 4, 5
ketika pelajaran matematika pada saat pembelajaran matematika dan 6
materi pecahan?
b) Faktor yang mempengaruhi kesulitan
yang dialami siswa pada saat
pembelajaran di kelas?
c) Kira-kira berapa orang yang
mengalami kesulitan dalam materi
pecahan?
5 Usaha yang dapat dilakukan Bagaimana cara ibu dalam mengatasi 7
sebelum kegiatan belajar kesulitan-kesulitan tersebut?
mengajar dimulai
6 Penggunaan alat peraga Apakah ibu pernah menggunakan alat 8
dalam proses pembelajaran peraga untuk mengajar terutama mata
pelajaran matematika?
7 Ketersediaan alat peraga Apakah di kelas IV tersedia alat peraga 9
untuk membantu siswa memahami materi
pecahan?

Kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk

mendapatkan informasi mengenai hal apa saja yang perlu disiapkan oleh

guru sebelum mengajar, kesulitan yang dialami siswa saat pelajaran

matematika terlebih materi pecahan, faktor yang memepengaruhi kesulitan

siswa, kesulitan yang dialami oleh guru, ketersediaan alat peraga, penggunaan

alat peraga di kelas (seberapa sering menggunakan alat peraga pembelajaran),

dan proses kegiatan belajar mengajar (kondusif atau tidak) kelas IV SD


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Negeri 2 Sungapan. Bukan hanya itu, peneliti juga bertanya kepada guru

kelas IV SD Negeri 2 Sungapan mengenai perbedaan siswa ketika belajar

mata pelajaran matematika dengan mata pelajaran yang lainnya.

3.6.1.3 Wawancara Siswa Kelas IV SD

Peneliti melakukan kegiatan wawancara guru kelas IV SD untuk

memperoleh data yang lebih valid. Peneliti menyiapkan tiga indikator yang

kemudian dijabarkan menjadi tiga pertanyaan. Kegiatan wawancara ketiga

dilakukan oleh peneliti salah satu siswa kelas IV SD Negeri 2 Sungapan pada

saat jam istirahat pertama. Berikut ini adalah pedoman wawancara yang

digunakan oleh peneliti kepada siswa-siswi kelas IV SD Negeri 2 Sungapan:

Tabel 3.3Kisi-kisi wawancara siswa

No Indikator Pertanyaan No
item
1 Penggunaan alat peraga ketika Apakah dalam pembelajaran materi pecahan 1
pembelajaran siswa mengalami kesulitan?
2 Ketersediaan alat peraga Apa dalam pembelajaran menggunakan alat 2
peraga pembelajaran khususnya materi
pecahan?
3 Perbandingan menggunakan Lebih mudah menggunakan alat peraga atau 3
alat peraga dan tanpa alat tanpa alat peraga?
peraga

Berdasarkan tabel kisi-kisiwawancara siswa, terdapat tiga indikator yang

dijadikan sebagai acuan untuk membuat pertanyaan. Ketiga indikator itu

berkaitan dengan penggunaan alat peraga, ketersediaan alat peraga, dan

perbandingan menggunakan alat peraga atau tanpa alat peraga. Empat

indikator tersebut kemudian dijabarkan menjadi tiga pertanyaan yaitu, 1)

Apakah dalam pembelajaran materi pecahan siswa mengalami kesulitan?, 2)

Apa dalam pembelajaran menggunakan alat peraga pembelajaran khususnya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

materi pecahan?, dan 3) Lebih mudah menggunakan alat peraga atautanpa

alat peraga?.

3.6.2 Pedoman Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi di lapangan. Peneliti

melakukan observasi langsung dengan mengamati proses pembelajaran di

dalam kelas.Observasi dilakukan di kelas IV SD Negeri 2 Sungapan. Berikut

adalah tabel pedoman observasi :

Tabel 3.4Kisi-kisi observasi

No Kisi-kisi Observasi
1 Ketersediaan alat peraga ketika pembelajaran matematika di dalam
kelas
2 Penggunaan alat peraga untuk proses kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas
3 Kesulitan yang dialami siswa ketika kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas

Berdasarkan tabel pedoman observasi terdapat tiga kisi-kisi penting yaitu,

ketersediaan alat peraga, penggunaan alat peraga, dan kesulitan yang dialami

siswa. Ketiga kisi-kisi observasi tersebut akan dijadikan acuan yang penting

dalam pengamatan langsung di lapangan. Selama kegiatan observasi di kelas

menurut peneliti kondisi kelas terbilang kondusif, namun siswa cenderung

banyak diam walaupun ada beberapa siswa yang aktif. Saat proses kegiatan

belajar di kelas guru menggunakan alat peraga pembelajaran sederhana.

Sederhana yang dimaksud adalah bisa menggunakan barang-barang yang ada

di dalam kelas atau barang-barang yang mudah untuk ditemui di lingkungan

sekitar dan murah harganya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3.6.3 Lembar Kuesioner

Kuesioner ini merupkan teknik yang paling efisien apabila peneliti tahu

dengan pasti variabel apa yang dapat diukur dan juga tahu apa yang dapat

diharapkan dari responden. Peneliti menggunakan dua lembar kuesioner yang

berbeda dan saling berkesinambungan, yaitu lembar kuesioner untuk validasi

alat peraga danlembar kuesioner untuk validasi album alat peraga. Berikut ini

adalah tabel pedoman lembar kuesioner validasi alat peraga :

Tabel 3.5 Kisi-kisi kuesioner uji validasi alat peraga

Indikator Deskripsi Nomer Item


Auto-education 1. Membantu siswa dalam memahami konsep 1, 2, 3, 4 dan 5
matematika
2. Membantu siswa belajar secara mandiri
3. Alat peraga konsep pecahan ini dapat
membatu siswa untuk mengerjakan soal
4. Alat peraga dapat digunakan siswa untuk
mengikuti pembelajaran.
5. Alat peraga dapat digunakan secara
berkelompok ataupun individu
Auto- 1. Membantu siswa mengetahui kesalahannya 6 dan 7
correction 2. Membantu siswa dalam menemukan jawaban
yang benar atau sesuai
Bergradasi 1. Alat peraga dapat digunakan dalam berbagai 8, 9, 10, dan 11
konsep
2. Memiliki gradasi rangsangan rasional dengan
melibatkan berbagai indera
3. Memiliki gradasi umur
4. Memiliki berat alat peraga yang sesuai
dengan siswa
Menarik 1. Alat peraga dapat menimbulkan rasa ingin 12, 13 dan 14
tahu
2. Memiliki warna yang menarik siswa
3. Memiliki desain yang menarik siswa
Kontekstual 1. Bahan alat peraga mudah didapatkan 15 dan 16
2. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar

Kisi-kisi lembar kuesioner validasi alat peraga Fraction Montessori terdiri

dari 16 soal sesuai dengan tabel 3.5. Kisi-kisi kuesioner disesuaikan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

ciri-ciri alat peraga montessori yaitu, bergradasi, kontekstual, auto-correction,

menarik, dan auto-education. Berdasarkan lima kriteria Montessori, peneliti

kemudian menjabarkannya menjadi 16 item. Kisi-kisi kuesioner uji validasi

alat peraga kemudian dikembangkan menjadi instrumen validasi untuk

digunakan menjadi acuan validasi ahli.

Tabel 3.6Instrumenuji validasi alat peraga

No Ciri-ciri Aspek yang dinilai Penilaian Komentar/Saran


1 2 3 4
Media
Montessori
1 Auto-education a) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat
membantu siswa untuk
memahami operasi
hitung pecahan.
b) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat
membantu siswa belajar
secara mandiri dengan
bantuan guru.
c) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat
membantu siswa untuk
mengerjakan soal
operasi hitung pecahan.
d) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat
digunakan siswa saat
mengikuti
pembelajaran di kelas.
e) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat
digunakan untuk belajar
secara berkelompok
atau dibuat dalam
kelompok-kelompok
kecil.
2 Auto- f) Alat peraga konsep
correction pecahan ini dapat
membantu siswa
menemukan
kesalahannya sendiri
pada saat mengerjakan
soal operasi hitung
pecahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

g) Alat peraga konsep


pecahan ini dapat
membantu siswa
menemukan jawaban
yang benar ketika
mengerjakan soal
operasi hitung pecahan.
3 Bergradasi h) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat
digunakan untuk
berbagai macam konsep
yang berbeda.
(pecahan, persamaan,
bangun datar, puzzel,
penjumlahan,
pengurangan, mengenal
bentuk angka, sudut).
i) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat
digunakan untuk
berbagai macam
tingkatan kelas yang
berbeda. (kelas atas
maupun kelas bawah)
j) Penggunaan alat peraga
konsep pecahan ini
melibatkan lebih dari
satu paca indera, yaitu
indera pengelihatan dan
indera peraba.
k) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat
digunakan oleh siswa
SD karena ukuran dan
beratnya sesuai.
4 Menarik l) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat
menimbulkan rasa ingin
tahu pada siswa untuk
mencoba
menggunakannya.
m) Alat peraga konsep
pecahan ini memiliki
warna yang dapat
menarik perhatian
siswa untuk belajar.
n) Alat peraga konsep
pecahan ini memiliki
bentuk yang dapat
menarik perhatian
siswa untuk belajar.
5 Kontekstual o) Bahan yang digunakan
untuk membuat alat
peraga konsep pecahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

ini dapat didapatkan


dengan mudah di
lingkungan sekitar.
p) Bahan yang digunakan
dalam pembuatan alat
peraga konsep pecahan
ini memanfaatkan
benda di lingkungan
sekitar.
Jumlah Skor
Total Skor
Saran Validator:

Instrumen uji validasi album alat peraga digunakan untuk instrument

kelayakan alat peraga. Instrumen uji validasi alat peraga dikembangkan

berdasarkan rentang pada tabel 3.10. Berikut ini adalah pedoman lembar

kuesioner album alat peraga:

Tabel 3.7Kisi-kisi kuesioner uji validasi album

Indikator Deskripsi Nomer


Item
Cover 1. Dapat menarik perhatian pembaca 1, 2, 3,
2. Gambar yang dipilih dalam pembuatan cover menarik dan 4
dan sesuai konsep
3. Warna yang dipilih menarik perhatian pembaca
4. Bentuk tulisan menarik perhatian pembaca
Isi 1. Isi yang terdapat dalam album alat peraga konsep 5,6 dan 7
pecahan ini sesuai dengan materi yang dipilih
2. Langkah-langkah dijelaskan secara runtut/berurutan
3. Dilengkapi dengan langkah-langkah cara penggunaan
Penutup 1. Dilengkapi dengan rangkuman 8, dan 9
2. Dilengkapi dengan glosarium
Bahasa 1. Menggunakan bahasa baku sesuai dengan EYD 10, 11,
2. Bahasa mudah untuk dipahami oleh pembaca dan 12
3. Kalimat mudah untuk dipahami oleh pembaca
Layout 1. Tata letak gambar terlihat proposional (sesuai pas dan 13, dan
tidak terkesan berantakan) 14
2. Tata letak tulisan dan margin terlihat proposional (sesuai
pas dan tidak terkesan berantakan.

Kisi-kisikuesioner uji validasi album alat peraga Fraction Montessori

terdiri dari empatbelas soal. Kisi-kisikuesioner uji validasi album alat peraga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Fraction Montessori terdiri dari 5 indikator yaitu, cover, isi, penutup, bahasa

dan layout. Berdasarkan 5 indikator yang ada, kemudian peneliti membuat 14

item. Kisi-kisi kuesioner uji validasi album kemudian dikembangkan menjadi

instrumen validasi untuk digunakan menjadi acuan validasi ahli. Berikut ini

adalah instrumen uji validasi album:

Tabel 3.8Instrumenuji validasi album

No Ciri-ciri Aspek yang dinilai Penilaian Komentar/Saran


1 2 3 4
Media
Montessori
1 Cover a) Cover yang terdapat
dalam album alat peraga
konsep pecahan ini dapat
menarik perhatian
pembaca untuk
membacanya.
b) Gambar yang dipilih
dalam pembuatan cover
album alat peraga konsep
pecahan ini menarik dan
sesuai dengan konsep.
c) Warna yang dipilih dalam
pembuatan cover album
alat peraga konsep
pecahan ini dapat menarik
perhatian pembaca.
d) Bentuk tulisan yang
dipilih dalam pembuatan
cover album alat peraga
konsep pecahan ini dapat
menarik perhatian
pembaca untuk
membacanya.

2 Isi e) Isi yang terdapat dalam


album alat peraga konsep
pecahan ini sesuai dengan
materi yang dipilih.
f) Langkah-langkah pada
album alat peraga konsep
pecahan ini dijelaskan
secara runtut/ berurutan.
g) Dalam bagian isi album
alat peraga konsep
pecahan ini sudah
dilengkapi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

langkah-langkah cara
penggunaan alat peraga.

3 Penutup h) Dalam album alat peraga


konsep pecahan ini
dilengkapi dengan
rangkuman keseluruhan
isi album alat peraga.
i) Di bagian akhir album
alat peraga konsep
pecahan ini dilengkai
dengan glosarium (kata-
kata yang sulit).

4 Bahasa j) Bahasa yang digunakan


dalam album alat peraga
konsep pecahan ini
menggunakan bahasa
baku yang benar sesuai
dengan EYD.
k) Penggunaan bahasa dalam
album alat peraga konsep
pecahan ini mudah
dipahami oleh pembaca.
l) Kalimat yang terdapat
dalam album alat peraga
konsep pecahan ini
mudah dipahami oleh
pembaca.

5 Layout m) Tata letak gambar pada


album alat peraga konsep
pecahan terlihat
proposional
n) Tata letak tulisan dan
margin yang digunakan
pada album alat peraga
konsep pecahan ini
terlihat proposional

Jumlah Skor
Total Skor
Saran Validator:

Instrumen uji validasi album alat peraga digunakan untuk instrumen

kelayakan album. Langkah-langkah yang terdapat dalam album harus sesuai

dengan penggunaan alat peraga. Instrumen uji validasi alat peraga

dikembangkan berdasarkan rentang pada tabel 3.10.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

3.6.4 Tes

Pada instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dan

pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran matematika khususnya

materi pecahan. Instrumen tes ini digunakan pada saat pre-test dankegiatan

post-test. Tesyang dilakukan oleh peneliti dikembangkan berdasarkan KD 3.1

Mengenal konsep pecahan senilai dan melakukan operasi hitung pecahan

menggunakan benda konkret/gambar.

Tabel 3.9Kisi-kisi instrumen tes

Kompetensi Dasar Indikator Soal


Kompetensi Inti
Memahami KD 3.1 Mengenal 3.1.1 Menghitung operasi + =
pengetahuan faktual konsep pecahan hitung penjumlahan
....
dengan cara senilai dan pecahan dengan
mengamati melakukan operasi menggunakan benda 2. + =
(mendengar, melihat, hitung pecahan konkrit
membaca) dan menggunakan benda 3.1.2 Menghitung operasi ....
menanya berdasarkan konkrit/gambar. hitung pengurangan
rasa ingin tahu tentang pecahan dengan 3. + =
dirinya, makhluk menggunakan benda ....
ciptaan Tuhan dan konkrit
kegiatannya, dan 4. + =
benda-benda yang ....
dijumpainya di rumah,
Madrasah, dan tempat 5. + =
bermain ....

- =
....

2. - =
....

3. - =
....

4. - =
....

5. - =
....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

3.7 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2016: 147) teknik analisis data merupakan proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun orang lain. Teknik analisis data yang dipakai peneliti

dalam penelitian ini ada 2 yaitu kualitatif dankuantitatif. Berikut adalah

penjelasan mengenai teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif:

3.7.1 Data Kualitatif

Menurut Widoyoko (2014: 18) data kualitatif merupakan data yang

digunakan untuk menunjukkan kualitas atau mutu sesuatu yang ada, baik

dalam proses, peristiwa/kejadian dan lainnya yang dinyatakan dalam bentuk

pernyataan berupa kata-kata. Data kualitatif yang dimaksud adalah data yang

diperoleh peneliti dari hasil wawancara, observasi dan hasil validasi alat

peraga beserta dengan album alat peraga.

3.7.2 Data Kuantitatif

Menurut Widoyoko (2014: 21) data kuantitatif adalah data yang

berwujudkan angka-angka sebagai hasil dari observasi atau pengukuran. Data

kuantitatif diperoleh dari hasil validasi desain produk alat peraga, album alat

peraga yang dinilai oleh dosen ahli, dan guru kelas. Kemudian, data yang

sudah diperoleh dianalisis sebagai dasar dari hasil penilaian kuesioner diubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

menjadi interval. Untuk skala penilaian terhadap alat peraga Fraction

Montessori dan album penggunaan alat peraga Fraction Montessoridapat

dilakukan dengan menggunakan skala Ratting.Ratting Skor yang digunakan

oleh peneliti ini sesuai dengan skala dari Widoyoko. Berikut ini adalah

Pedoman hasil penilaian:

Tabel 3.10 Pedoman hasil penilaian

Bobot Interval Skor Kategori


Keseluruhan alat peraga sudah layak
3,25 < X ≤ 4,00 Sangat Baik
digunakan
Keseluruhan alat peraga sudah layak
2,50 < X ≤ 3,25 Baik
digunakan namun perlu perbaikan
Keseluruhan alat peraga kurang layak
1,75 < X ≤ 2,50 Kurang
digunakan
Keseluruhan alat peraga tidak layak
1,00 ≤ X ≤ 1,75 Sangat Kurang
digunakan

Berdasarkan data dari tabel 3.10 pedoman hasil penilaian dapat ditarik

kesimpulan bahwa apabila interval skor menunjukkan angka kurang dari 2,50

dinyatakan tidak valid sedangkan apabila interval skor lebih dari 2,50

dinyatakan valid. Berdasarkan perhitungan sesuai dengan rumus, maka akan

diperoleh rata-rata nilai. Menurut, Widoyoko (2015: 191) rata-rata nilai

tersebut kemudian dapat dikonversikan menjadi data kualitatif dengan acuan.

Berikut ini adalah beberapa rumus perhitungan yang digunakan dalam

penelitian ini:

3.7.2.1 Rumus Rata-rata Validasi

Setelah membuat kisi uji validasi alat peraga dan album kemudian peneliti

membuat instrumen uji validasi alat peraga dan album. Setelah mendapatkan

data hasil validasi dari ahli Montessori sekaligus ahli matematika dan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

kelas IV SD kemudian data yang diperoleh dapat diolah. Betikut ini adalah

cara untuk menghitung skor akhir:

Rumus 3.1 Rumus hasil penilaian

Keterangan rumus :

Skor akhir yang diperoleh ini sesuai dengan jumlah skor nilai pada setiap soal.

dengan interval 1- 4. Untuk lebih jelasnya akan diterangkan pada tabel 3.10.

3.7.2.2 Rumus Skor Akhir

Analisis juga dapat dilakukan terhadap soal post-testdan soal pre-test soal

pecahan yang dikerjakan oleh siswa-siswi kelas IV SD Negeri 2 Sungapan.

Tes ini dilakukan untuk mengetahui seberapa kemampuan siswa sebelum dan

sesudah siswa menggunakan alat peraga pembelajaran Fraction

Montessori.Untuk menghitung nilai soal post-testdan soal pre-test kemudian

peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus 3.2 Rumus Skor Akhir


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Keterangan rumus :

Jumlah jawaban benar adalah jumlah skor dari banyaknya soal yang dapat

dijawab. Sedangkan jumlah seluruh soal adalah jumlah seluruh soal yang

telah dikerjakan oleh siswa.

3.7.2.3 Rumus Presentase Kenaikkan

Pertama siswa mengerjakan soal pre-test dan setelah itu mengerjakan soal

post-test. Setelah mendapatkan nilai pre-test dan post-test, peneliti kemudian

melakukan perhitungan untuk mencari presentase kenaikkan nilai siswa.

Berikut ini adalah rumus untuk menghitung rumus presentase kenaikkan:

Rumus 3.3 Rumus presentasi kenaikkan

Keterangan rumus :

Nilai post-test adalah nilai yang diperoleh setelah siswa dikenalkan dengan

alat peraga Montessori dan dikenalkan dengan materi pelajaran. Sedangkan

nilai pre-test adalah nilai yang diperoleh siswa sebelum menggunakan alat

peraga Montessori sebelum dikenalkan dengan materi pelajaran.

3.7.2.4 Rumus Rata-rata Dua Validator

Validasi alat peraga dan album dilakukan oleh dua validator yaitu ahli

Montessori dan guru kelas IV SD. Setelah memperoleh data dari kedua

validator kemudian data dijadikan satu tabel. Kemudian setiap tabel alat

peraga dan album alat peraga dari kedua narasumber dihitung rata-rata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata skor

validasi dari kedua ahli:

Rumus 3.4 Skor Rata-rata Validasi Produk

Keterangan rumus:

A = Nilai validasi oleh ahli Montessori

B = Nilai validasi oleh guru kelas IV


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

Pada babini menguraikan penjelasan dari bab sebelumnya. Uraian

tersebut terdiri dari hasil penelitan pengembangan, dan pembahasan.

4.1 Hasil Penelitian Pengembangan

Hasil penelitian berisi tentang (1) Prosedur Pengembangan Produk , dan

(2) Kualitas pengembangan Produk.

4.1.1 Prosedur Pengembangan Produk

Peneliti melakukan penelitian pengembangan Model ADDIE. Model

ADDIE ini memiliki lima langkah, yaitu analysis, design, delopment,

implemntasion, dan evaluation menurut Anglada (dalam Tegeh, 2014).

Keunggulan dari model ini adalah dapat dilihat dari prosedur kerja yang

sistematik yakni pada setiap langkah yang dilalui, mengacu pada langkah

sebelumnya yang sudah diperbaiki sehingga diharapkan dapat diperoleh

produk yang efektif. Selain itu, juga terdapat prosedur pemilihan atau

pengembangan media di dalam prosedur pengembangan produk yang dibuat

sehingga sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

4.1.1.1 Analysis (menganalisis)

Langkah pertama mencari permasalahan yang ada di lapangan.

Permasalahan ini bisa ditemukan dengan melakukan wawancara dan

observasi. Peneliti menggunakan tiga narasumber yaitu, kepala sekolah, guru

kelas IV SD dan siswa-siswi kelas IV SD Negeri 2 Sungapan. Setelah

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

menemukan data kemudian dilakukan identifikasi. Mengidentifikasi

penyebab kesenjangan/masalah disebut dengan Analysis.

a. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Pada awal penelitian ini, peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan

guru kelas IV. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti ini bertujuan untuk

mengetahui kesulitan yang dialami siswa ketika mengikuti pembelajaran

matematika. Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan oleh peneliti

kepada guru kelas IV SD Negeri 2 Sungapan dapat diketahui bahwa siswa-

siswi kelas IV kesulitan dalam memahami dan mengerjakan soal pecahan.

Untuk itu peneliti memilih KD 3.1 Mengenal konsep pecahan senilai dan

melakukan operasi hitung pecahan menggunakan benda konkrit/gambar.

Setelah mengetahui KD barulah dijabarkan indikatornya. Peneliti membuat

dua indikator yaitu indikator 3.1.1 Menghitung operasi hitung penjumlahan

pecahan dengan menggunakan benda konkrit dan indikator 3.1.2 Menghitung

operasi hitung pengurangan pecahan dengan menggunakan benda konkrit.

b. Analisis Kebutuhan

Langkah awal dalam penelitian pengembangan Fraction Montessori

berbasis metode Montessori mata pelajaran matematika pada materi pecahan

untuk siswa kelas IV sekolah dasar adalah dengan melakukan analisis

kebutuhan. Peneliti melakukan analisis kebutuhan berdasarkan prosedur

pengembangan alat peraga Fraction Montessori dalam pembelajaran

matematika yang telah dijelaskan di bab III. Peneliti melakukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

analisiskebutuhan dengan menggunakan lembar wawancara dan lembar

observasi.

Peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan ketiga narasumber yaitu,

kepala sekolah, guru kelas IV, dan siswa kelas IV SD Negeri 2 Sungapan.

Kegiatan wawancara dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 April 2019.

Untuk wawancara kepala sekolah dan guru kelas dilaksanakan pada jam 08.00

WIB – 09.00 WIB di ruang kepala sekolah, sedangkan wawancara siswa

dilaksanakan saat jam istirahat berlangsung. Kegiatan observasi dilaksanakan

pada hari Kamis tanggal 18 April 2019. Observasi dilakukan saat jam 07.00

WIB – 09.00 WIB di ruang kelas IV.

c. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan

Peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan ketiga narasumber yaitu,

kepala sekolah, guru kelas IV, dan siswa kelas IV SD Negeri 2 Sungapan.

Kegiatan wawancara dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 April 2019.

Wawancara dilakukan berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat

peneliti pada bab III.

Pertama, wawancara dengan kepala sekolah sebagai narasumber. Pada

lembar wawancara peneliti membuat empat pertanyaan yang akan diajukan

kepada narasumber. Indikator dari pedoman wawancara yaitu, ketersediaan

alat peraga, penggunaan alat peraga, keluhan guru dan cara untuk

menanganinya. Setelah melakukan kegiatan wawancara maka diperoleh hasil

sebagai berikut: 1) Ketersediaan alat peraga terbatas dan ada beberapa alat

yang sudah rusak, 2) Apabila ada alat peraga yang dapat digunakan dan sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

dengan materi maka selama pembelajaran menggunakan alat peraga tersebut,

3) Berkaitan dengan keluhan guru, kepala sekolah sering mendengarkan

keluhan dari guru dan pada saat kegiatan pertemuan bersama akan dibahas,

dan 4) Apabila terdapat masalah maka didiskusikan terlebih dahulu dan dilihat

sejauh mana permasalahan tersebut barulah dapat ditemukan kesimpulan

untuk menangani masalah tersebut.

Kedua, wawancara dengan guru kelas IV sebagai narasumbernya. Pada

lembar wawancara peneliti membuat sembilan pertanyaan yang akan diajukan

kepada narasumber. Indikator dari pedoman wawacara guru yaitu, proses

kegiatan belajar mengajar di kelas, kesiapan yang dilakukan oleh guru

sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung, kesulitan yang dialami oleh

guru dalam mengajarkan pelajaran matematika, kesulitan yang dialami siswa

ketika pelajaran matematika, usaha yang dapat dilakukan sebelum kegiatan

belajar mengajar dimulai, penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran

dan ketersediaan alat peraga. Setelah melakukan kegiatan wawancara maka

diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Selama proses kegiatan belajar mengajar di

kelas terbilang kondusif, 2) Persiapan sebelum mengajar yang dilakukan guru,

yaitu menguasai materi pembelajaran, menyiapkan RPP, alat peraga jika ada,

3) Kesulitan yang dialami guru ketika memberikan materi matematika bahwa

ketersediaan alat peraga yang akan digunakan kurang, 4) Kesulitan yang

dialami siswa pada saat pembelajaran matematika materi pecahan adalah

ketika siswa dihadapkan dengan soal pecahan. Padahal guru juga sudah

berusaha memberikan alat peraga pecahan yang sederhana tetapi tetap saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

siswa mengalami kesulitan, 5) Faktor yang mempengaruhi kesulitan yang

dialami siswa pada saat pembelajaran di kelas adalah siswa ada yang ramai,

sibuk sendiri mengobrol dengan teman, lamban belajar, 6) Kira-kira ada 25%

siswa dari 38 siswa yang mengalami kesulitan dalam materi pecahan, 7) Cara

mengatasi kesulitan tersebut guru kelas melakukan jam tambahan di luar jam

sekolah, 8) Saat mengajar guru menggunakan alat peraga, tetapi hanya

beberapa materi saja, karena guru kesulitan untuk menemukan alat peraga

yang cocok dan sesuai dengan konsep, dan 9) Belum terdapat alat peraga

pecahan yang dapat membantu siswa memahami materi.

Ketiga, siswa kelas IV sebagai narasumbernya. Pada lembar wawancara

peneliti membuat tiga pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber

(siswa sebagai narasumber). Indikator dari pedoman wawacara siswa yaitu,

kesulitan siswa, ketersediaan alat peraga, dan perbandingan menggunakan alat

peraga dan tanpa alat peraga. Setelah melakukan kegiatan wawancara maka

diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Siswa mengalami kesulitan ketika

mengerjakan soal pecahan, 2) Materi pecahan menggunakan alat peraga

sederhana dari kertas, dan 3) Lebih mudah menggunakan alat peraga

dibandingkan tanpa alat peraga.

d. Hasil Observasi Analisis Kebutuhan

Kegiatan observasi dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 18 April 2019.

Observasi dilakukan dengan memperhatikan pedoman yang telah dibuat oleh

peneliti.Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, maka

diperoleh hasil bahwa dalam proses pembelajaran menggunakan alat peraga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

meskipun alat peraga sederhana (benda-benda disekitar), kondisi kelas saat

proses belajar mengajar terbilang kondusif, dan ada beberapa siswa yang

masih kesulitan dalam memahami materi pembelajaran sehingga guru

menghampiri dan membantu siswa dalam memahami materi.

4.1.1.2 Merancang(Design)

Langkah kedua adalah mengidentifikasi kemampuan-kemampuan yang

perlu untuk dimiliki oleh siswa.Pada tahap ini peneliti juga perlu

memverifikasi materi yang ingin dikuasai pengguna melalui alat peraga dan

metode pengujian yang sesuai. Peneliti kemudian membuat desain alat

peraga dan album alat peraga yang sesuai dengan materi. Langkah yang

berkaitan dengan kegiatan perancangan produk sesuai dengan yang

dibutuhkan disebut dengan design.

a. Alat Peraga Fraction Montessori

Alat peraga dibuat berdasarkan empat kriteria alat peraga Montessori dan

satu tambahan kirteria, yaitu (1) Menarik, (2) bergradasi, (3) auto-correction,

(4) auto-education, dan (5) kontekstual. Kriteria menarik pada alat peraga

terdapat dari perpaduan warna, dan terdapat bagian-bagian yang cukup

banyak. Kriteria bergradasi terdapat pada penggunaan alat peraga yang

melibatkan indra penglihatan dan indera peraba. Kriteria auto-correction,

dapat membantu siswa untuk mengetahui jawaban dari soal pecahan. Kriteria

auto-education, dapat digunakan siswa untuk memahami materi pecahan dan

mengerjakan soal pecahan khususnya soal penjumlahan dan pengurangan.

Kriteria kontekstual, terdapat pada pemanfaatan potensi lokal di lingkungan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

sekitar sebagai bahan dasar pembuatan alat peraga Montessori dari bahan kayu

dan pin kertas. Untuk itu peneliti membuat alat peraga Montessori yang

terbuat dari kayu dan pin kertas. Pengembangan alat peraga Montessori untuk

materi pecahan khususnya penjumlahan dan pengurangan terdiri dari beberapa

alat yaitu, alas lingkaran, bagian pecahan, kartu angka, kartu operasi hitung

matematika, kotak media utama, kotak alas lingkaran, lingkaran dan kartu soal

dan album alat peraga pembelajaran.

1) Alas Lingkaran

Alas lingkaran pada alat peraga Fraction Montessori ini memiliki fungsi

yang cukup penting. Alas lingkaran ini nantinya digunakan untuk meletakkan

lingkaran dan potongan pecahan agar tidak berantakan ketika disusun. Bisa

dikatakan bentuknya nanti dapat menyerupai puzzle apabila potongan pecahan

diletakkan pada alas lingkaran. Alas lingkaran ini merupakan perpaduan dari 2

bangun datar yaitu lingkaran dan persegi. Lingkaran ini terletak di bagian

tengah persegi, dengan diameter 20 cm.

2) Bagian Pecahan

Pada bagian pecahan ini terdapat beberapa pecahan yang berbeda. Terdiri

dari pecahan , , , , , , , , , , , , , dan . Pecahan ini terbuat dari

lingkaran berwarna merah yang dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang

sudah ada. Pada setiap bagian pecahan ini diberikan pin warna-warni yang

dapat digunakan sebagai pegangan. Pada bagian pecahan, apabila nanti sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

disusun dapat digunakan untuk mengerjakan soal yang hasilnya lebih dari

satu.

3) Kartu Angka, Kartu Operasi Hitung Matematika

Kartu angka dan kartu operasi hitung matematika ini tebuat dari kayu

berukuran 5 cm x 5 cm. Untuk kayu diberi warna biru dan tulisan pada kartu

angka dan kartu operasi hitung matematika terbuat dari catting sticker

berwarna putih. Agar kartu soal dan kartu operasi hitung tidak tercampur dan

berantakan maka di letakkan pada plastik khusus.

4) Kotak Media Utama

Kotak media utama ini memiliki bentuk seperti balok. Di dalamnya

terdapat sekat-sekat yang berbentuk kubus dan balok. Terdapat 16 sekat empat

sekat dengan ukuran yang sama, dan 12 sekat yang berukuran sama. Kotak

media utama ini terbuat dari kayu berwarna coklat. Setiap sekat digunakan

untukmenyimpan atau meletakkan pecahan, kartu angka, kartu operasi hitung

pecahan dan kartu soal.

5) Kotak Alas Lingkaran dan Lingkaran

Kotak alas lingkaran ini memiliki bentuk seperti kubus. Kotak ini

digunakan untuk menyimpan dua bagian/kondimen yang berbeda yaitu untuk

menyimpan lingkaran dan alas lingkaran. Fungsi dari penggabungan dua

bagian/kondimen yaitu agar lebih efisen.

6) Kartu Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Kartu soal ini terbuat dari kertas tebal bewarna putih dengan tulisan

bewarna hitam. Kartu soal terdiri dari kartu soal pengurangan dan kartu

soalpenjumlahan. Agar kartu soal pengurangan dan kartu soal penjumlahan

tidak tertukar, peneliti meletakkannya pada plastik khusus.

b. Album Alat Peraga Fraction Montessori

Album Alat peraga pembelajaran Fraction Montessori akan dijelaskan

beberapa hal mulai dari signifikasi produk hingga langkah-langkah

penggunaan alat peraga. Album Fraction Montessori ini dilengkapi juga

dengan gambar-gambar yang mendukung misalnya saja pada bagian cover

diberikan sentuhan gambar yang berkaitan dengan Fraction Montessori. Pada

langkah pembelajaran juga dijelaskan dengan rinci, runtut, dan jelas,

kemudian dilengkapi dengan gambar-gambar sesuai dengan langkah-langkah,

untuk mempermudah pemahaman pembaca dan pengguna alat peraga

Montessori. Pada bagian akhir juga terdapat glosarium untuk mempermudah

pembaca dalam memahami kata-kata yang mungkin sulit.

1) Cover

Pengerjaan cover album Fraction Montessori materi pecahan dibuat

sendiri oleh peneliti dengan menggunakan Microsoft Word 2016. Warna yang

digunakan pada cover dominan warna pink, merah dan beberapa warna

pendukung lainnya seperti hijau, kuning, dan biru. Pada bagian atas sebelah

kiri terdapat foto Maria Montessori. Pada bagian bawah terdapat foto alat

peraga Fraction Montessori. Pada tulisan “Modul Alat Peraga Montessori”

peneliti memilih menggunkan jenis tulisan Bauhaus 93 dengan ukuran tulisan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

48. Pada tulisan “Fraction Montessori” peneliti memilih menggunakan jenis

tulisan Comic Sans MS dengan ukuran tulisan 26. Pada bagian penulisan nama

dan NIM peneliti memilih menggunakan jenis tulisan Bauhaus 93 dengan

ukuran tulisan 14.

2) Isi Album

Pengerjaan isi album Fraction Montessori materi pecahan dibuat sendiri

oleh peneliti dengan menggunakan Microsoft Word 2016. Pada bagian isi

album peneliti memilih menggunakan jenis tulisan Times New Roman dengan

ukuran tulisan 12. Album berisi tentang kata pengantar, daftar isi,

pendahuluan, spesifikasi produk, langkah menggunakan alat peraga untuk

menyelesaikan soal pengurangan dan penjumlahan, glosarium dan biografi

penulis. Sebelum dilakukan pencetakan diubah ke dalam PDF, dan dicetak

menggunakan kertas ivory dan diberi spiral.

4.1.1.3 Mengembangkan(Develompent)

Tahap ketiga Pada tahap ini bisa disebut sebagai tahapan untuk membuat

produk (alat peraga dan album alat peraga) berdasarkan desain yang sudah

ditentukan. Produk diproduksi agar dapat digunakan dalam menyampaikan isi

atau materi penelitian. Bahan penelitian dalam hal ini dapat dimaknai sebagai

sarana atau media yang dapat digunakan dalam menyampaikan informasi dan

pengetahuan kepada siswa. Setelah produk jadi, kemudian dilakukan validasi

produk dan album alat peraga. Validasi ini dilakukan oleh dosen ahli

Montessori dan guru kelas IV. Menurut Tegeh (2014: 43), inti dari tahap ini

adalah kegiatan menerjemahkan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

sehingga kegiatan ini menghasilkan prototype produk pengembangan.Langkah

yang digunakan untuk membuat produk (memproduksi produk) dan

melakukan pengujian produk disebut dengan develompment.

a. Alat Peraga Fraction Montessori

Alat Peraga Fraction Montessori dikembangkan oleh peneliti yang

kemudian bahan yang digunakan adalah kayu yang ringan. Alat peraga ini

memiliki banyak kondimen penting. Alat peraga ini dikembangkan

berdasarkan ciri-ciri metode Montessori, yaitu: auto-correction, auto-

education, bergradasi, menarik dan kontekstual.

Alat peraga yang dikembangkan oleh peneliti ini sedikit berbeda dengan

alat peraga yang sudah ada di ruang Montessori. Alat peraga Fraction

Montessori yang dikembangkan dapat digunakan untuk menjawab soal yang

hasilnya bisa lebih dari satu, potongan pecahan lebih banyak, terdapat tiga

jenis kartu (kartu angka, kartu operasi hitung, dan kartu soal) yang

dimasukkan pada plastik khusus, terdapat dua tempat penyimpanan,

ukurannya juga berbeda bila dibandingkan dengan alat peraga yang ada di

ruang Montessori. Peneliti kemudian menyusun instrumen validasi sesuai

dengan pedoman kuesioner alat peraga yang terdapat pada bab III. Instrumen

validasi alat peraga pembelajaran ini nantinya akan diberikan kepada ahli

Montessori dan guru kelas IV SD Negeri 2 Sungapan dan kemudian akan diisi.

b. Album Alat Peraga Fraction Montessori

Album alat peraga Fraction Montessori dicetak menggunakan kertas ivory

dan di beri spiral. Album alat peraga ini memiliki kondimen yang penting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Alat peraga ini dikembangkan berdasarkan karakteristik buku panduan

menurut Greene dan Petty (dalam Utomo, 2008: 45) yaitu: 1) Harus menarik

minat penggunanya, 2) Harus mampu memotivasi bagi pemakainya, 3) Harus

memuat ilustrasi yang menarik hati bagi pemanfaatnya, 4)Harus

mempertimbangkan aspek linguistik sesuai dengan kemampuan pemakainya,

5) Harus memiliki hubungan yang erat dengan pelajaran yang lainnya, 6)

Harus dapat menstimulasi dan merancang aktivitas-aktivitas pribadi yang

menggunakannya, 7) Harus dengan sadar dan tegas menghindari konsep yang

samar agar tidak membingungkan pemakainya, 8) Harus memiliki sudut

pandang yang jelas dan tegas sehingga pada akhirnya menjadi sudut pandang

bagi pemakainya, 9) Harus memberi pemantapan dan penekanan pada nilai

anak-anak dan orang dewasa, dan 10) Harus mampu menghargai perbedaan-

perbedaan pribadi bagi pemakainya.

Album alat peraga pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti ini

lebih mudah untuk dibaca karena disertai dengan foto langkah penggunaan

dan langkah-langkah penggunaan alat peraga dijelaskan secara runtut. Peneliti

kemudian menyusun instrumen validasi sesuai dengan pedoman kuesioner

album alat peraga yang terdapat pada bab III. Instrumen validasi album alat

peraga pembelajaran ini nantinya akan diberikan kepada dosen ahli

Montessori dan guru kelas IV SD Negeri 2 Sungapan dan kemudian akan diisi.

Album harus memuat beberapa hal sebagai berikut:

1) Cover
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Cover dibuat semenarik mungkin agar pembaca tertarik dalam membaca.

Di dalam cover harus memuat judul dan identitas penulis. Cover diberi

foto dari alat peraga yang peneliti buat dan peneliti juga turut

mencantumkan foto dari Maria Montessori.

2) Kata Pengantar

Kata pengantar berisi tentang rasa syukur dari peneliti karena dapat

menyusun album alat peraga Fraction Montessori dan sapaan peneliti

kepada pembaca. Kegunaan album, permohonan maaf atas kekurangan

dalam album, dan permintaan kritik serta saran yang membangun untuk

perbaikan. Kata pengantar dibuat dengan menggunakan bahasa dan

kalimat yang mudah dipahami oleh siswa. Kata pengantar ini diharapkan

menjadi awal kalimat dari album yang membuat pembaca tertarik untuk

menggunakan album Fraction Montessori.

3) Pendahuluan/Prakata

Bagian ini berisi tentang rangkuman album secara garis besar.

4) Spesifikasi Produk

Bagian ini berisi tentang rancangan alat peraga yang memuat desain,

ukuran, dan bahan yang akan digunakan dalam proses pembuatan alat

peraga.

5) Penjumlahan

Bagian ini merupakah contoh langkah penggunaan alat peraga Fraction

Montessori yang soal penjumlahan dan pada setiap langkah diberikan

keterangan gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

6) Pengurangan

Bagian ini merupakah contoh langkah penggunaan alat peraga Fraction

Montessori yang soal pengurangan dan pada setiap langkah diberikan

keterangan gambar.

7) Materi Pelajaran

Materi dalam album disesuaikan dengan Kompetensi Dasar pembelajaran.

Materi yang diajarkan dalam modul memuat segala sesuatu yang berkaitan

dengan materi pecahan untuk operasi hitung penjumlahan dan

pengurangan.

8) Glosarium

Bagian ini berisi tentang arti kata-kata bahasa asing atau bahasa yang

kurang dipahami oleh siswa yang terdapat dalam buku album Montessori.

9) Biografi

Biografi penulis berisi uraian singkat terkait informasi tentang penulis

album Fraction Montessori. Biografi ini dituliskan agar pembaca dapat

mengenal dan mengetahui identitas penulis. Dalam biografi memuat

informasi tentang nama penulis, tempat dan tanggal lahir, hobi, riwayat

pendidikan dan motto penulis.

Peneliti telah membuat produk awal berupa alat peraga dan album

Fraction Montessori berbasis metode Montessori pembelajaran matematika

materi pecahan pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

siswa kelas IV sekolah dasar. Peneliti juga menyusun instrumen validasi yang

dapat dilihat di bab III. Setelah peneliti mencetak produk tersebut, peneliti

menyerahkan alat peraga beserta album kepada dosen ahli Montessori, dan

guru kelas IV SD. Produk tersebut divalidasi oleh dosen ahli Montessori dan

guru kelas IV SD Negeri 2 Sungapan, kemudian validasi tersebut

menghasilkan data yang berguna untuk mengetahui kualitas dari produk yang

akan diuji cobakan. Produk yang telah divalidasi kemudian direvisi sebagai

evaluasi sumatif.

4.1.1.4 Mengimplementasikan(Implementation)

Tahap keempat hasil pengembangan diterapkan dalam pembelajaran

untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kualitas pembelajaran yang meliputi

keefektifan, kemenarikan, dan efisiensi pembelajaran. Pada tahap ini peneliti

juga perlu mempersiapkan lingkungan belajar dan keterlibatan siswa.

Terdapat dua prosedur umum dalam tahap implementasi, yaitu

mempersiapkan guru dan mempersiapkan siswa. Langkah yang digunakan

untuk kegiatan menggunakan produk alat peraga disebut dengan

implementation.

a. Data Uji Coba Terbatas

Setelah produk dilakukan validasi oleh ahli Montessori dan guru kelas IV,

selanjutnya dilakukan uji coba lapangan secara langsung kepada 5 siswa SD

Negeri 2 Sungapan yang memiliki nilai kurang. Uji coba dilakukan selama

tiga hari pada tanggal 15, 16, dan 17 Mei 2019 di ruang UKS SD Negeri 2

Sungapan. Rentan waktu yang diperluhkan setiap pertemuan adalah 60 menit.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dari 5 siswa tersebut diperoleh

data bahwa cara belajar siswa berbeda-beda sehingga mempengaruhi hasil

belajar siswa. Cara belajar siswa ada yang bermain sambil belajar, siswa

mudah bosan dengan proses belajar mengajar, dan ada juga siswa yang

beberapa kali diberikan soal kemudian tidak akan mengerjakan secara

langsung tetapi banyak ditunda-tunda. Pelaksanaan uji coba lapangan

dilakukan pada saat pembelajaran matematika. Pada pertemuan sebelumnya,

diberikan uji pre-test terlebih dahulu pada siswa. Sebelum memulai pertemuan

selalu dimulai dengan pengenalan materi terlebih dahulu. Selanjutnya,

pengenalan alat peraga Fraction Montessori, siswa diminta untuk mencoba

menggunaakan alat peraga Fraction Montessori dan menyelesaikan soal

dengan menggunakan alat peraga Fraction Montessori.

b. Pre-test

Sebelum menerapkan alat peraga pembelajaran Fraction Montessori

kepada siswa, peneliti melakukan pre-test untuk mengetahui kemampuan

siswa. Soal pre-test terdiri dari 10 soal. 10 soal ini terdiri dari 5 soal

penjumlahan dan 5 soal pengurangan. Dalam mengerjakan soal tersebut

dilakukan siswa secara individu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Hasil Pre-test
65

60

55

50

45
A B C D E

Grafik 4.1 Hasil Pre-test

Dari grafik hasil pre-test dapat dilihat pada grafik 4.1 hasil pre-test,

bahwa siswa memiliki nilai yang rendah. Jika dilihat dari grafik hasil pre-test

dapat terlihat bahwa ada 4 orang yang mendapat skor nilai 60, dan ada satu

orang yang mendapat skor 50. Nilai yang didapatkan siswa saat pre-test

digunakan sebagai pembanding dengan nilaipost-test.

c. Post-test

Setelah peneliti melaksanakan pre-test, kemudian peneliti melakukan uji

coba produk dengan memberikan pendampingan kepada5siswa. Setelah siswa

menggunakan alat peraga pembelajaran Fraction Montessori, peneliti

kemudian meminta siswa untuk mengerjakan post-test untuk mengetahui

kemampuan siswa terhadap penjumlahan dan pengurangan materi pecahan.

Berikut ini adalah hasil dari post-test 5 siswa:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Hasil Post-test
120
100
80
60
40
20
0
A B C D E

Grafik 4.2 Hasil Post-test

Dari grafik post-test terlihat, perubahan yang signifikan. Terbilang lima

siswa tersebut dapat mengerjakan soal dengan baik dan benar terbukti dengan

hasil yang bagus. Berdasarkan grafik hasil post-test kelima siswa

mendapatkan skor nilai 100.

d. Perubahan Nilai Siswa

Setelah melakukanpre-test danpost-test selanjutnya penelitimelakukan

analisis terhadap hasil penelitian yang didapatkan. Analisis yang dilakukan

adalah dengan melakukan perbandingan sebelum menggunakan alat peraga

Fraction Montessori dan sesudah menggunakan alat peraga Fraction

Montessori. Berikut ini adalah perbedaan hasil pre-test dan post-test lima

siswa yang menjadi subjek di dalam uji coba lapangan:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Perubahan Nilai Siswa


120

100

80

60

40

20

0
A B C D E

Grafik 4.3 Perubahan Nilai Siswa

Berdasarkan grafik 4.3 perubahan nilai siswa, diagram batang berwarna

biru menujukkan hasil pre-test sedangkan diagram batang berwarna orange

menujukkan hasil dari post-test. Berdasarkan grafik perubahan nilai

siswadapat dilihat bahwa siswa mengalami kenaikan terhadap nilai tessetelah

menggunakan alat peraga pembelajaran.

Pada tabel 4.1 disajikan table post-test dan pre-test. Tabel ini, sengaja

dibuat untuk mempermudah peneliti dalam mengolah data dengan cara

dipaparkan dalam satu tabel. Berikut ini adalah presentase kenaikan antara

hasil pretest dan posttest yang telah disajikan dalam bentuk tabel:

Tabel 4.1Presentase kenaikan pre-test dan post-test

No Nama Pre-test Post-test


1 A 60 100
2 B 60 100
3 C 50 100
4 D 60 100
5 E 60 100
Rata-rata 58 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Dari tabel 4.1 sudah dijelaskan mengenai hasilpre-test dan hasil post-

testserta rata-rata. Hasil pre-test diperoleh rata-rata 58 dan untuk hasil post-

test diperoleh rata-rata 100. Berdasarkan rumus presentase kenaikan dapat

dilihat bahwa terjadi peningkatan sebesar 80,76 %.

4.1.1.5 Mengevaluasi(Evaluation)

Tahapan kelima evaluation merupakan terakhir pada model ADDIE.

Stufflebeam (dalam Pribadi, 2014: 28) mengatakan bahwa evaluasi dapat

dimaknai sebagai proses yang dilakukan untuk menemukan nilai, harga, dan

manfaat dari suatu objek. Berdasarkan tujuan penggunaannya, evaluasi dapat

diklasifikasikan menjadi evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Produk akhir

yang dihasilkan dari penelitian ini adalah alat peraga dan album alat peraga

Fraction Montessori berbasis metode Montessori pembelajaran matematika

materi pecahan pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan untuk

siswa kelas IV SD.

Produk akhir ini telah mengalami revisi, sehingga produk akhir masuk

dalam kategori sangat baik. Alat peraga beserta album dalam penelitian ini

telah direvisi berdasarkan hasil validasi dari ahli Montessori dan guru kelas

IV SD Negeri 2 Sungapan. Hasil revisi menunjukkan adanya beberapa

komentar dan saran. Berikut adalah hasil komentar dan saran dari ahli

Montessori dan guru kelas IV SD yang dijadikan dasar peneliti untuk

melakukan revisi: 1) jumlah potongan pecahan ditambah supaya bisa untuk

mengerjakan soal yang hasilnya lebih dari satu, 2) kartu per diganti dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

ukuran yang sesuai, 3) plastik untuk menyimpan diganti dengan ukuran yang

lebih besar, 4) pada setiap plastik diberikan keterangan, 5) untuk foto pada

cover album alat peraga disesuaikan dengan alat peraga peneliti, 6) foto pada

album alat peraga yang tidak cocok untuk dihapus, dan 7) Rangkuman pada

album alat peraga diganti dengan pendahuluan/prakata. Penjabaran hasil

validasi dapat dilihat dalam penjelasan berikut:

a. Data Validasi Ahli Montessori

Produk awal yang sudah dikemas kemudian dipresentasikan kepada ahli

Montessori. Peneliti melakukan validasi untuk mengetahui kualitas alat peraga

yang dikembangkan. Validasi dilakukan sesuai dengan dengan pedoman

peyekoran skala menurut Widoyoko (2015).

Berdasarkan data tabel 3.10 skala penilaian dapat ditarik kesimpulan

bahwa apabila interval skor menunjukkan angka kurang dari 2,50 dinyatakan

tidak valid sedangkan apabila interval skor lebih dari 2,50 dinyatakan valid.

Berdasarkan perhitungan sesuai dengan rumus di atas, maka akan diperoleh

rata-rata nilai. Menurut, Widoyoko (2015) rata-rata nilai tersebut kemudian

dapat dikonversikan menjadi data kualitatif dengan acuan.

Validasi produk terdiri dari 2 macam, yaitu: validasi alat peraga dan

validasi album alat peraga. Validasi alat peraga Fraction Montessori kepada

ahli Montessori sekaligus ahli matematika dilakukan pada hari Jumat tanggal

24 Mei 2019. Sebelum tanggal 24 Mei 2019 sudah dilakukan validasi tetapi

dosen ahli meminta untuk validasi ulang. Berikut ini adalah hasil validasi alat

peraga Fraction Montessori oleh ahli Montessori sekaligus ahli matematika:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Tabel 4.2Hasil validasi alat peraga oleh ahli Montessori

No Ciri-ciri Aspek yang dinilai Penilaian Komentar/Saran


1 2 3 4
Media
Montessori
1 Auto-education a) Alat peraga konsep √
pecahan ini dapat
membantu siswa untuk
memahami operasi
hitung pecahan.
b) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat
membantu siswa
belajar secara mandiri
dengan bantuan guru.
c) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat √
membantu siswa untuk
mengerjakan soal
operasi hitung pecahan.
d) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat
digunakan siswa saat √
mengikuti
pembelajaran di kelas.
e) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat
digunakan untuk √
belajar secara
berkelompok atau
dibuat dalam
kelompok-kelompok
kecil.

2 Auto- f) Alat peraga konsep √


correction pecahan ini dapat
membantu siswa
menemukan
kesalahannya sendiri
pada saat mengerjakan
soal operasi hitung
pecahan.
g) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat √
membantu siswa
menemukan jawaban
yang benar ketika
mengerjakan soal
operasi hitung pecahan.

3 Bergradasi h) Alat peraga konsep √


pecahan ini dapat
digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

berbagai macam
konsep yang berbeda.
(pecahan, persamaan,
bangun datar, puzzel,
penjumlahan,
pengurangan,
mengenal bentuk
angka, sudut).
i) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat √
digunakan untuk
berbagai macam
tingkatan kelas yang
berbeda. (kelas atas
maupun kelas bawah).
j) Penggunaan alat peraga
konsep pecahan ini √
melibatkan lebih dari
satu paca indera, yaitu
indera pengelihatan
dan indera peraba.
k) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat √
digunakan oleh siswa
SD karena ukuran dan
beratnya sesuai.

4 Menarik l) Alat peraga konsep √


pecahan ini dapat
menimbulkan rasa
ingin tahu pada siswa
untuk mencoba
menggunakannya.
m) Alat peraga konsep
pecahan ini memiliki √
warna yang dapat
menarik perhatian
siswa untuk belajar.
n) Alat peraga konsep
pecahan ini memiliki
bentuk yang dapat √
menarik perhatian
siswa untuk belajar.

5 Kontekstual o) Bahan yang digunakan √


untuk membuat alat
peraga konsep pecahan
ini dapat didapatkan
dengan mudah di
lingkungan sekitar.
p) Bahan yang digunakan
dalam pembuatan alat √
peraga konsep pecahan
ini memanfaatkan
benda di lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

sekitar.

Jumlah Skor 1 2 33 12
Total Skor
48
Saran Validator: -

Berdasarkan tabeldapat dilihat bahwa jumlah skor yang diperoleh dari

validasi ahli Montessori sekaligus ahli matematika yaitu, 48 dengan rata-rata

skor 3 dari skala 1-4. Berdasarkan hasil validasi, kualitas alat peraga mendapat

skor 3 dari skala 1-4 dengan kategori “Baik” karena produk yang sudah

dikembangkan sudah sesuai dengan kriteria menarik, bergradasi, auto-

correction, auto-education, dan kontekstual. Dari hasil validasi, ahli

Montessori sekaligus ahli matematika menyatakan bahwa alat peraga yang

dikembangkan sudah baik dan layak untuk dapat digunakan atau dilakukan uji

coba lapangan. Validasi album alat peraga Fraction Montessori kepada ahli

Montessori sekaligus ahli matematika dilakukan pada hari Jumat tanggal 24

Mei 2019. Berikut ini adalah hasil validasi albumFraction Montessori oleh

ahli Montessori sekaligus ahli matematika:

Tabel 4.3Hasil validasi album oleh ahli Montessori

No Ciri-ciri Aspek yang dinilai Penilaian Komentar/Saran


1 2 3 4
Media
Montessori
1 Cover a) Cover yang terdapat √ Gambar cover
dalam album alat peraga tidak terlalu
konsep pecahan ini dapat berkaitan.
menarik perhatian
pembaca untuk
membacanya.
b) Gambar yang dipilih
dalam pembuatan cover
album alat peraga konsep √
pecahan ini menarik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

sesuai dengan konsep.


c) Warna yang dipilih dalam
pembuatan cover album
alat peraga konsep √
pecahan ini dapat
menarik perhatian
pembaca.
d) Bentuk tulisan yang
dipilih dalam pembuatan √
cover album alat peraga
konsep pecahan ini dapat
menarik perhatian
pembaca untuk
membacanya.

2 Isi e) Isi yang terdapat dalam √


album alat peraga konsep
pecahan ini sesuai dengan
materi yang dipilih.
f) Langkah-langkah pada
album alat peraga konsep
pecahan ini dijelaskan √
secara runtut/ berurutan.
g) Dalam bagian isi album
alat peraga konsep
pecahan ini sudah √
dilengkapi dengan
langkah-langkah cara
penggunaan alat peraga.

3 Penutup h) Dalam album alat peraga √ Nampaknya tidak


konsep pecahan ini ada rangkuman
dilengkapi dengan
rangkuman keseluruhan
isi album alat peraga.
i) Di bagian akhir album
alat peraga konsep √
pecahan ini dilengkai
dengan glosarium (kata-
kata yang sulit).

4 Bahasa j) Bahasa yang digunakan √


dalam album alat peraga
konsep pecahan ini
menggunakan bahasa
baku yang benar sesuai
dengan EYD.
k) Penggunaan bahasa
dalam album alat peraga √
konsep pecahan ini
mudah dipahami oleh
pembaca.
l) Kalimat yang terdapat
dalam album alat peraga √
konsep pecahan ini
mudah dipahami oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

pembaca.

5 Layout m) Tata letak gambar pada √


album alat peraga konsep
pecahan terlihat
proposional.
n) Tata letak tulisan dan
margin yang digunakan
pada album alat peraga √
konsep pecahan ini
terlihat proposional.

Jumlah Skor 1 - 30 12
Total Skor
43
Rata-rata 3,07
Saran Validator: Dalam album masih ditemukan kesalahan ketik.

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah skor 43 dengan rata-rata

skor 3,07 dari skala 1-4. Hasil validasi, album alat peraga mendapat skor 3

dengan kategori “Baik” karena produk yang sudah dikembangkan sudah

sesuai dengan kriteria. Pada bagian saran validator memberikan saran dan

komentar yaitu pada bagian cover ada gambar yang tidak berkaitan sehingga

tidak perlu dicantumkan dan validator mengatakan bahwa dalam album alat

peraga tidak terdapat rangkuman. Seharusnya, lembar validasi diganti terlebih

dulu sebelum diberikan pada validator karena rangkuman diganti dengan

pendahuluan.prakata.

b. Data Validasi Guru Kelas IV SD

Produk awal yang sudah dikemas kemudian dipresentasikan kepada guru

kelas IV SD Negeri 2 Sungapan. Peneliti melakukan validasi untuk

mengetahui kualitas alat peraga yang dikembangkan. Validasi dilakukan

sesuai dengan dengan pedoman peyekoran skala menurut Widyoko (2015).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Berdasarkan data tabel 3.10 skala penilaian dapat ditarik kesimpulan

bahwa apabila interval skor menunjukkan angka kurang dari 2,50 dinyatakan

tidak valid sedangkan apabila interval skor lebih dari 2,50 dinyatakan valid.

Berdasarkan perhitungan sesuai dengan rumus di atas, maka akan diperoleh

rata-rata nilai. Menurut, Widoyoko (2015) rata-rata nilai tersebut kemudian

dapat dikonversikan menjadi data kualitatif dengan acuan.

Validasi produk terdiri dari 2 macam yaitu: validasi alat peraga dan

validasi album alat peraga.Peneliti melakukan validasi alat peraga Fraction

Montessori beserta dengan albumnya kepada guru kelas IV SD Negeri 2

Sungapan pada hari Selasa tanggal 14 Mei 2019. Berikut ini adalah hasil

validasi alat peraga Fraction Montessori oleh guru kelas IV SD

Tabel 4.4Hasil validasi alat peraga oleh guru kelas IV SD

No Ciri-ciri Aspek yang dinilai Penilaian Komentar/Saran


1 2 3 4
Media
Montessori
1 Auto-education a) Alat peraga konsep √
pecahan ini dapat
membantu siswa untuk
memahami operasi
hitung pecahan.
b) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat √
membantu siswa
belajar secara mandiri
dengan bantuan guru.
c) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat
membantu siswa untuk √
mengerjakan soal
operasi hitung pecahan.
d) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat √
digunakan siswa saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

mengikuti
pembelajaran di kelas.
e) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat √
digunakan untuk
belajar secara
berkelompok atau
dibuat dalam
kelompok-kelompok
kecil.

2 Auto- f) Alat peraga konsep √


correction pecahan ini dapat
membantu siswa
menemukan
kesalahannya sendiri
pada saat mengerjakan
soal operasi hitung
pecahan.
g) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat √
membantu siswa
menemukan jawaban
yang benar ketika
mengerjakan soal
operasi hitung pecahan.

3 Bergradasi h) Alat peraga konsep √


pecahan ini dapat
digunakan untuk
berbagai macam
konsep yang berbeda.
(pecahan, persamaan,
bangun datar, puzzel,
penjumlahan,
pengurangan, mengenal
bentuk angka, sudut).
i) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat √
digunakan untuk
berbagai macam
tingkatan kelas yang
berbeda. (kelas atas
maupun kelas bawah)
j) Penggunaan alat peraga
konsep pecahan ini √
melibatkan lebih dari
satu paca indera, yaitu
indera pengelihatan dan
indera peraba.
k) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat √
digunakan oleh siswa
SD karena ukuran dan
beratnya sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

4 Menarik l) Alat peraga konsep √


pecahan ini dapat
menimbulkan rasa
ingin tahu pada siswa
untuk mencoba
menggunakannya.
m) Alat peraga konsep
pecahan ini memiliki √
warna yang dapat
menarik perhatian
siswa untuk belajar.
n) Alat peraga konsep
pecahan ini memiliki √
bentuk yang dapat
menarik perhatian
siswa untuk belajar.

5 Kontekstual o) Bahan yang digunakan √


untuk membuat alat
peraga konsep pecahan
ini dapat didapatkan
dengan mudah di
lingkungan sekitar.
p) Bahan yang digunakan
dalam pembuatan alat √
peraga konsep pecahan
ini memanfaatkan
benda di lingkungan
sekitar.

Jumlah Skor - - 21 36
Total Skor
57
Rata-rata 3,5
Saran Validator: Tidak ada komentar

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jumlah skor yang diperoleh dari

validasi guru kelas IV SD Negeri 2 Sungapan yaitu 57 dengan rata-rata skor

akhir sebesar 3,5 dari skala 1-4 dengan kategori “sangat baik” karena produk

yang dikembangkan layak digunakan untuk uji coba lapangan.Peneliti

melakukan validasi alat peraga Fraction Montessori beserta dengan albumnya

kepada guru kelas IV SD Negeri 2 Sungapan pada hari Selasa tanggal 14 Mei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

2019. Berikut ini adalah hasil validasi albumFraction Montessori oleh guru

kelas IV SD:

Tabel 4.5Hasil validasi album oleh guru kelas IV SD

No Ciri-ciri Aspek yang dinilai Penilaian Komentar/Saran


1 2 3 4
Media
Montessori
1 Cover a) Cover yang terdapat √
dalam album alat peraga
konsep pecahan ini dapat
menarik perhatian
pembaca untuk
membacanya.

b) Gambar yang dipilih


dalam pembuatan cover √
album alat peraga konsep
pecahan ini menarik dan
sesuai dengan konsep.
c) Warna yang dipilih dalam
pembuatan cover album
alat peraga konsep √
pecahan ini dapat
menarik perhatian
pembaca.
d) Bentuk tulisan yang
dipilih dalam pembuatan
cover album alat peraga √
konsep pecahan ini dapat
menarik perhatian
pembaca untuk
membacanya.

2 Isi e) Isi yang terdapat dalam √


album alat peraga konsep
pecahan ini sesuai dengan
materi yang dipilih.
f) Langkah-langkah pada
album alat peraga konsep √
pecahan ini dijelaskan
secara runtut/ berurutan.
g) Dalam bagian isi album
alat peraga konsep √
pecahan ini sudah
dilengkapi dengan
langkah-langkah cara
penggunaan alat peraga.

3 Penutup h) Dalam album alat peraga √


konsep pecahan ini
dilengkapi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

rangkuman keseluruhan
isi album alat peraga.
i) Di bagian akhir album
alat peraga konsep √
pecahan ini dilengkai
dengan glosarium (kata-
kata yang sulit).

4 Bahasa j) Bahasa yang digunakan √


dalam album alat peraga
konsep pecahan ini
menggunakan bahasa
baku yang benar sesuai
dengan EYD.
k) Penggunaan bahasa
dalam album alat peraga √
konsep pecahan ini
mudah dipahami oleh
pembaca.
l) Kalimat yang terdapat √
dalam album alat peraga
konsep pecahan ini
mudah dipahami oleh
pembaca.

5 Layout m) Tata letak gambar pada √


album alat peraga konsep
pecahan terlihat
proposional
n) Tata letak tulisan dan
margin yang digunakan √
pada album alat peraga
konsep pecahan ini
terlihat proposional

Jumlah Skor - - 18 32
Total Skor
50
Rata-rata 3,5
Saran Validator: Tidak ada komentar

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa jumlah skor yang diperoleh dari

validasi guru kelas IV SD Negeri 2 Sungapan yaitu 50 dengan rata-rata skor

yaitu sebesar 3,5 dari skala 1-4 dengan kategori “sangat baik”. Dari hasil

validasi dengan guru kelas IV menyatakan bahwa produk yang dikembangkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

layak di uji cobakan. Pada bagian saran validator tidak memberikan saran

secara tertulis.

c. Data Rata-rata Skor Validasi oleh Dosen Ahli dan Guru Kelas IV SD

Sebelum menghitung rata-rata skor validasi, maka harus adalah hasil

validasi. Setelah mengetahui hasil validasi dari dosen ahli Montessori dan

guru kelas IV SD Negeri 2 Sungapan mengenai alat peraga Fraction

Montessori, kemudian dapat dihitung rekapitulasi dari kedua validator.

Berikut ini adalah hasil rekapitulasi skor validasi alat peraga dari kedua

validator:

Tabel 4.6Rekapitulasiskor validasi alat peraga

No Ciri-ciri Aspek yang dinilai Validator Rata- Keterangan


Media 1 2 rata
Montessori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

1 Auto- a) Alat peraga konsep 3 4 3,5 Sangat Baik


education pecahan ini dapat
membantu siswa untuk
memahami operasi
hitung pecahan.
b) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat 1 4 2,5 Baik
membantu siswa
belajar secara mandiri
dengan bantuan guru.
c) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat
membantu siswa untuk 3 4 3,5
mengerjakan soal Sangat Baik
operasi hitung pecahan.
d) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat
digunakan siswa saat
mengikuti.pembelajara 3 3 3 Baik
n di kelas.
e) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat
digunakan untuk
belajar secara
berkelompok atau 3 3 3 Baik
dibuat dalam
kelompok-kelompok
kecil.

2 Auto- f) Alat peraga konsep 3 4 3,5 Sangat Baik


correction pecahan ini dapat
membantu siswa
menemukan
kesalahannya sendiri
pada saat mengerjakan
soal operasi hitung
pecahan.
g) Alat peraga konsep 4 3 3,5 Sangat Baik
pecahan ini dapat
membantu siswa
menemukan jawaban
yang benar ketika
mengerjakan soal
operasi hitung pecahan.

3 Bergradasi h) Alat peraga konsep 3 4 3,5 Sangat Baik


pecahan ini dapat
digunakan untuk
berbagai macam
konsep yang berbeda.
(pecahan, persamaan,
bangun datar, puzzel,
penjumlahan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

pengurangan,
mengenal bentuk
angka, sudut). 4 4 4 Sangat Baik
i) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat
digunakan untuk
berbagai macam
tingkatan kelas yang
berbeda. (kelas atas
maupun kelas bawah) 4 4 4 Sangat Baik
j) Penggunaan alat peraga
konsep pecahan ini
melibatkan lebih dari
satu paca indera, yaitu
indera pengelihatan
dan indera peraba. 2 3 2,5 Baik
k) Alat peraga konsep
pecahan ini dapat
digunakan olehsiswa
SD karena ukuran dan
beratnya sesuai.

4 Menarik l) Alat peraga konsep 3 4 3,5 Sangat Baik


pecahan ini dapat
menimbulkan rasa
ingin tahu pada siswa
untuk mencoba
menggunakannya.
m) Alat peraga konsep
pecahan ini memiliki 3 4 3,5 Sangat Baik
warna yang dapat
menarik perhatian
siswa untuk belajar.
n) Alat peraga konsep
pecahan ini memiliki 3 3 3 Baik
bentuk yang dapat
menarik perhatian
siswa untuk belajar.

5 Kontekstual o) Bahan yang digunakan 3 3 3 Baik


untuk membuat alat
peraga konsep pecahan
ini dapat didapatkan
dengan mudah di
lingkungan sekitar.
p) Bahan yang digunakan 3 3 3 Baik
dalam pembuatan alat
peraga konsep pecahan
ini memanfaatkan
benda di lingkungan
sekitar.

Jumlah Skor 48 57 52,5


Total Skor 3 3,5 3,28 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Dari hasil rekapitulasi hasil validasi alat peraga, dapat disimpulkan bahwa

alat peraga Fraction Montessoriini memperoleh rata-rata sebesar 3,28 dari

skala 1-4 dengan kategori “sangat baik”. Meskipun mendapatkan skor 3,28

peneliti masih mendapatkan saran untuk memperbaiki alat peraga agar

menjadi lebih baik. Berikut ini adalah hasil rekapitulasi skor validasi album

dari dua validator:

Tabel 4.7Rekapitulasi Skor Validasi album

No Indikator Aspek yang dinilai Skor Rata- Keterangan


1 2 rata
1 Cover a) Cover yang terdapat 3 3 3 Baik
dalam album alat peraga
konsep pecahan ini dapat
menarik perhatian
pembaca untuk
membacanya.
b) Gambar yang dipilih 3 3 3 Baik
dalam pembuatan cover
album alat peraga
konsep pecahan ini
menarik dan sesuai
dengan konsep.
c) Warna yang dipilih
dalam pembuatan cover 4 3 3.5 Sangat Baik
album alat peraga
konsep pecahan ini dapat
menarik perhatian
pembaca.
d) Bentuk tulisan yang 3 3 3 Baik
dipilih dalam pembuatan
cover album alat peraga
konsep pecahan ini dapat
menarik perhatian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

pembaca untuk
membacanya.

2 Isi e) Isi yang terdapat dalam 4 4 4 Sangat Baik


album alat peraga
konsep pecahan ini
sesuai dengan materi
yang dipilih.
f) Langkah-langkah pada 3 4 3,5 Sangat Baik
album alat peraga
konsep pecahan ini
dijelaskan secara runtut/
berurutan. Sangat Baik
g) Dalam bagian isi album
alat peraga konsep 3 4 3,5
pecahan ini sudah
dilengkapi dengan
langkah-langkah cara
penggunaan alat peraga.

3 Penutup h) Dalam album alat peraga 1 4 2,5 Baik


konsep pecahan ini
dilengkapi dengan
rangkuman keseluruhan
isi album alat peraga.
i) Di bagian akhir album 4 3 3,5 Sangat Baik
alat peraga konsep
pecahan ini dilengkai
dengan glosarium (kata-
kata yang sulit).

4 Bahasa j) Bahasa yang digunakan 3 3 3 Baik


dalam album alat peraga
konsep pecahan ini
menggunakan bahasa
baku yang benar sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

dengan EYD.
k) Penggunaan bahasa
dalam album alat peraga 3 4 3,5 Sangat Baik
konsep pecahan ini
mudah dipahami oleh
pembaca.
l) Kalimat yang terdapat 3 4 3,5 Sangat Baik
dalam album alat peraga
konsep pecahan ini
mudah dipahami oleh
pembaca.

5 Layout m) Tata letak gambar pada 3 4 3,5 Sangat baik


album alat peraga
konsep pecahan terlihat
proposional
n) Tata letak tulisan dan 3 4 3,5 Sangat Baik
margin yang digunakan
pada album alat peraga
konsep pecahan ini
terlihat proposional

Jumlah Skor 43 50 46,5


Total Skor 3,07 3,5 3,32 Sangat Baik

Dari hasil rekapitulasi hasil validasi album, dapat disimpulkan bahwa alat

peraga Fraction Montessori ini memperoleh rata-rata sebesar 3,32 dari skala

1-4 dengan kategori “sangat baik”.Meskipun kategori untuk album sangat

baik, peneliti menerima saran dari paravalidatoryang akan digunakan peneliti

sebagai pedoman untuk merevisi alat peraga beserta album yang peneliti

hasilkan. Dengan demikian, alat peraga dan album yang dihasilkan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

berkualitas lebih baik lagi. Saran dari para validator tersebut dapat dilihat

pada tabel 4.8 saran validator dalam validasi produk:

Tabel 4.8 Saran validator dalam validasi produk

Keterangan Dosen Ahli Guru Kelas IV Revisi


Validasi Alat  Potongan pecahan -  Potongan pecahan
Peraga kurang banyak perbanyak

 Kartu operasi  Kartu operasi (-)


hitung (-) terlalu hitung terlihat dan
kecil dan tidak lebih jelas
terlihat
 Kartu operasi (/)
 Kartu operasi hitung terlihat dan
hitung (/) terlalu lebih jelas
kecil dan tidak
terlihat

Validasi  Masih terdapat  Peneliti mengganti


Album penulisan yang - ulang album dan
salah ketik mengecek
penulisan yang
 Tidak terdapat masih salah.
rangkuman
 Rangkuman
 Gambar pada diganti dengan
cover tidak ada pendahuluan/praka
kaitannya ta

 Gambar pada cover


yang tidak sesuai
dihapus.

d. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan untuk memperbaiki produk, revisi dilakukan

karena ada saran dari beberapa ahli yaitu dosen ahli Montessori dan guru kelas

IV. Revisi ini dilakukan untuk memperbaiki produk agar layak digunakan

oleh guru dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, produk yang

dihasilkan dapat mempunyai kualitas yang lebih baik.Berikut ini dipaparkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

hasil revisi produk berdasarkan saran dari validator yang disajikan dalam tabel

4.9:

Tabel 4.9 Revisi Produk Berdasarkan Saran dari Validator

No Sebelum Revisi Sesudah Revisi


1

Gambar pada cover kurang mendukung Gambar pada cover yang kurang
mendukung dihilangkan

Gambar cover masih menggunakan


gambar dari internet Gambar cover sudah menggunakan
gambar alat peraga peneliti.

Rangkuman kurang cocok untuk


Rangkuman diganti dengan
digunakan. pendahuluan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

Potongan pecahan kurang banyak. Potongan pecahan perbanyak

Kartu operasi hitung (-) terlalu kecil


dan tidak terlihat
Kartu operasi (-) hitung terlihat dan
lebih jelas

Kartu operasi hitung (/) terlalu kecil Kartu operasi (/) hitung terlihat dan
dan tidak terlihat lebih jelas

Berdasarkan tabel 4.9 revisi produk berdasarkan saran dari validator maka

diperoleh bahwa terdapat enam poin pada album alat peraga yang perlu untuk

dirubah. Mulai dari cover yang menjadi sorotan penting. Cover masih perlu

banyak dirubah karena belum sesuai dengan alat peraga Fraction Montessori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

Pada rangkuman seharusnya diganti dengan pendahuluan agar menjadi lebih

jelas.

4.1.2 Kualitas Pengembangan Produk

Alat peraga desain berdasarkan lima kriteria alat peraga Montessori(2002:

171-175), yaitu (1) menarik, (2) bergradasi, (3) auto-correction, (4) auto-

education, dan (5) kontekstual. Kriteria menarik pada alat peraga terdapat

dari perpaduan warna, dan terdapat bagian-bagian yang cukup banyak.

Kriteria bergradasi terdapat pada penggunaan alat peraga yang melibatkan

indra penglihatan dan indera peraba. Kriteria auto-correction, dapat

membantu siswa untuk mengetahui jawaban dari soal pecahan. Kriteria auto-

education, dapat digunakan siswa untuk memahami materi pecahan dan

mengerjakan soal pecahan khususnya soal penjumlahan dan pengurangan.

Kriteria kontekstual, terdapat pada pemanfaatan potensi lokal di lingkungan

sekitar sebagai bahan dasar pembuatan alat peraga Montessori dari bahan

kayu dan pin kertas. Untuk itu peneliti membuat alat peraga Montessori yang

terbuat dari kayu dan pin kertas.

Album alat peraga Fraction Montessori dikembangkan berdasarkan

karakteristik buku panduan menurut Greene dan Petty (dalam Utomo, 2008:

45), yaitu: 1) Harus menarik minat penggunanya, 2) Harus mampu

memotivasi bagi pemakainya, 3) Harus memuat ilustrasi yang menarik hati

bagi pemanfaatnya, 4)Harus mempertimbangkan aspek linguistik sesuai

dengan kemampuan pemakainya, 5) Harus memiliki hubungan yang erat

dengan pelajaran yang lainnya, 6) Harus dapat menstimulasi dan merancang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

aktivitas-aktivitas pribadi yang menggunakannya, 7) Harus dengan sadar dan

tegas menghindari konsep yang samar agar tidak membingungkan

pemakainya, 8) Harus memiliki sudut pandang yang jelas dan tegas sehingga

pada akhirnya menjadi sudut pandang bagi pemakainya, 9) Harus memberi

pemantapan dan penekanan pada nilai anak-anak dan orang dewasa, 10) Harus

mampu menghargai perbedaan-perbedaan pribadi bagi pemakainya.

Berdasarkan sepuluh karateristik buku panduan kemudian peneliti membuat

album yang menarik dengan memilih warna, jenis, kertas, jenis tulisan (bagus

tetapi mudah untuk dibaca), gambar yang digunakan sesuai dengan materi,

bahasa yang digunakan sesuai dengan EYD, terdapat glosarium dan langkah-

langkah dalam album runtut.

Alat peraga dan album divalidasi oleh ahli Montessori dan guru kelas IV

sekolah dasar untuk mengetahui kualitas produk. Kualitas alat peraga Fraction

Montessori ini memperoleh rata-rata sebesar 3,28 dari skala 1-4 dengan

kategori sangat baik. Untuk rata-rata album Fraction Montessori 3,32 dari

skala 1-4 dengan kategori sangat baik. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa alat peraga beserta album alat peraga Fraction Montessori mempunyai

kualitas sangat baik dan layak untuk digunakan.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Prosedur Pengembangan Produk

Penelitian pengembangan alat peraga Fraction Montessori berbasis

metode Montessori dalam pembelajaran matematika materi pecahan pada

soal operasi hitung penjumlahan dan pengurangan untuk siswa kelas IV SD


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

ini dilakukan melalui beberapa tahap. Peneliti mengawali penelitian dengan

menganalisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang terdapat di kelas

IV SD Negeri 2 Sungapan pada mata pelajaran matematika. Hal ini bertujuan

untuk memberikan gambaran kepada peneliti mengenai materi pembelajaran

matematika yang dipelajari oleh siswa kelas IV SD. Kompetensi Inti (KI)

yang diteliti yang berbunyi “Memahami pengetahuan faktual dengan cara

mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa

ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan

benda-benda yang dijumpainya di rumah, Madrasah, dan tempat bermain”

dan Kompetensi Dasar (KD) yang diteliti yaitu KD 3.1 yang berbunyi

“Mengenal konsep pecahan senilai dan melakukan operasi hitung pecahan

menggunakan benda konkrit/gambar”. Setelah mengetahui Kompetensi

Dasar peneliti melakukan analisis yaitu menentukan indikator pembelajaran.

Indikator pembelajarannya yaitu menghitung, 1) Menghitung operasi hitung

penjumlahan pecahan dengan menggunakan benda konkret, dan 2)

Menghitung operasi hitung pengurangan pecahan dengan menggunakan

benda konkret.

Selanjutnya peneliti menganalisis masalah kebutuhan guru dan siswa,

yang dilakukan melalui observasi saat kegiatan pembelajaran matematika di

kelas IV. Peneliti juga melakukan wawancara kepada kepala sekolah, guru

kelas IV dan siswa kelas IV sekolah dasar. Berdasarkan hasil wawancara

dengan kepala sekolah, peneliti mengetahui bahwa ketersediaan alat peraga

terbatas dan ada beberapa alat yang sudah rusak, apabila terdapat alat peraga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

yang dapat digunakan dan sesuai dengan materi maka, selama pembelajaran

alat peraga dapat digunakan. Apabila terdapat masalah dalam proses belajar

mengajar maka, didiskusikan terlebih dahulu bersama guru yang bersangkutan

sejauh mana permasalahannya dan kemudian mencari solusi terbaik. Namun,

apabila dirasa sulit untuk menemukan solusi, kepala sekolah akan

menyarankan untuk membawa masalah tersebut dalam pertemuan bersama.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, peneliti mengetahui bahwa siswa

mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal pecahan, materi pecahan

menggunakan alat peraga sederhana dari kertas, dan lebih mudah

menggunakan alat peraga dibandingkan tanpa alat peraga. Berdasarkan hasil

wawancara dengan guru, peneliti mengetahui bahwa guru ketika mengajar

menggunakan alat peraga hanya saja sederhana namun lebih sering mengajar

tanpa menggunakan alat peraga, ketika mengajar guru cenderung banyak

menggunakan metode ceramah dan tidak melibatkan siswa secara aktif. Hal

ini, sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan bahwa guru ketika mengajar

menggunakan alat peraga yang sederhana tetapi, intensitas penggunaan alat

peraga masih kurang.Tidak adanya alat peraga dalam pembelajaran

matematika di kelas IV disebabkan karena kurangnya pemahaman guru dalam

menggunakan alat peraga matematika. Kemudian guru menggunakan metode

ceramah serta menulis di papan tulis selama pembelajaran berlangsung. Salah

satu dampak dari metode pembelajaran seperti ini adalah siswa menjadi pasif

dan kurang terlibat dalam pembelajaran sehingga menyebabkan siswa

kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Kesulitan belajar tersebut


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

ditemukan pada saat wawancara dengan guru kelas IV dan siswa kelas IV

maupun ketika dilakukan kegiatan observasi. Dari hasil pengumpulan data,

salah satu kesulitan belajar siswa terletak pada materi pecahan untuk operasi

hitung penjumlahan dan pengurangan. Hasil observasi dan wawancara

menunjukkan bahwa pembelajaran untuk kelas IV memerlukan alat peraga

yang dapat menarik minat dan perhatian siswa. Selain itu, pada saat

wawancara guru kelas IV,guru meminta peneliti untuk membuat alat peraga

matematika khususnya materi pecahan pada operasi hitung penjumlahan dan

pengurangan. Menurut Ali (dalam Sundayana, 2015: 7) alat peraga adalah

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyatakan pesan, merangsang

pikiran, dan mendorong proses belajar.. Oleh karena itu, peneliti terdorong

untuk melakukan penelitian “Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran

Matematika Berbasis Montessori untuk Konsep Pecahan pada Siswa Kelas

IV”. Analisis dan pengumpulan data yang peneliti lakukan sesuai dengan

langkah pertama dalam ADDIE (Tegeh dkk., 2014: 42) yaitu

Analisis(Analyze).

Peneliti melakukan perancangan produk sesuai dengan materi yang telah

dipilih, melalui beberapa langkah yang pertama adalah membuat desain alat

peraga dan album penggunaan alat peraga Fraction Montessori. Setelah itu,

peneliti memilih bahan yang sesuai untuk membuat alat peraga dan

menentukan bahan dan bentuk album alat peraga. Langkah yang kedua adalah

peneliti menyusun instrumen penilaian kualitas alat peraga pembelajaran

beserta instrumen album alat peraga yang digunakan untuk menilai kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

produk tersebut adalah kuesioner yang berisi penilaian terhadap alat peraga

beserta album alat peraga. Hal tersebut sesuai dengan langkah kedua ADDIE

(Tegeh dkk., 2014: 42) yaitu Perancangan(Design).

Peneliti kemudian, mencari informasi mengenai pengerajin kayu untuk

membuatkan produk yang peneliti kembangkan. Peneliti juga membuat soal

pre-test dan post-testyang akan digunakan untuk uji coba terbatas dan

menyusun kuesioner validasi. Kemudian, peneliti mencetak produk untuk siap

divalidasi. Setelah produk alat peraga dibuat dan album alat peraga dicetak,

peneliti kemudian melakukan validasi dengan memberikan produk alat peraga

dan album alat peraga kepada validator yaitu ahli Montessori dan guru kelas

IV SD. Validasi yang dilakukan termasuk evaluasi sumatif. Kegiatan yang

peneliti lakukan tersebut sesuai dengan langkah ketiga ADDIE (Tegeh dkk.,

2014: 42) yaituPengembangan (Development).

Peneliti melakukan kegiatan uji coba produk dengan siswa kelas IV. Saat

kegiatan uji coba produk siswa juga diberikan soal pre-test dan pos-ttest untuk

mengetahui apakah alat peraga dapat meningkatkan pemahaman siswa

terhadap pembelajaran matematika. Pre-test dan post-test yang dilakukan

merupakan evaluasi formatif dalam penelitian ini. Pelaksanaan uji coba

tersebut sesuai dengan langkah keempat ADDIE (Tegeh dkk., 2014: 42) yaitu

Implementasi(Implementation).

Langkah terakhir yang peneliti lakukan adalah melakukan evaluasi yang

berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan

dengan melakukan perbaikan berdasarkan hasil pre-test dan post-test ketika uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

coba alat peraga kepada siswa. Evaluasi formatif ini dilakukan untuk

memperoleh data dan informasi tentang nilai, sedangkan evaluasi sumatif juga

dilakukan berdasarkan saran dan komentar dari data validasi ahli Montessori

dan guru SD kelas IV untuk memperbaiki kualitas produk alat peraga maupun

album alat peraga dan evaluasi kualitas produk alat peraga maupun album alat

peraga. Pada langkah ini, peneliti memperbaiki produk berdasarkan evaluasi

selama penelitian. Langkah terakhir yang peneliti lakukan tersebut sesuai

dengan langkah kelima yang juga merupakan langkah terakhir ADDIE (Tegeh

dkk., 2014: 42) yaitu Evaluasi(Evaluate) yang terdiri dari evaluasi formatif

dan evaluasi sumatif.

Berdasarkan langkah-langkah yang sudah dijelaskan, dapat diketahui

bahwa penelitian dan pengembangan alat peraga beserta album Fraction

Montessori berbasis metode Montessori mata pelajaran matematika materi

perkalian bilangan desimal untuk siswa kelas IV SD ini sesuai dengan

prosedur penelitian dan pengembangan ADDIE (Tegeh dkk , 2014: 42) yang

terdiri dari lima langkah yaitu Analisis(Analyze),

Perancangan(Design),Pengembangan (Development),

Implementasi(Implementation), dan Evaluasi(Evaluate).

4.2.2 Kualitas Pengembangan Produk

Alat peraga yang diterapkan dalam pembelajaran matematika materi

pecahan pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan membuat siswa

terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Materi pecahan pada operasi

hitung penjumlahan dan pengurangan yang diajarkan menggunakan alat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

peraga konkret dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi

pembelajaran, sehingga materi matematika berupa simbol-simbol abstrak

dapat dipahami dengan baik. Sesuai dengan pendapatPrastowo (2015: 297)

mendefinisikan alat peraga sebagai media yang dapat menggambarkan atau

mengilustrasikan konsep atau materi yang diajarkan kepada siswa, sehingga

siswa mudah untuk mempelajari.

Sesudah alat peraga beserta album alat peraga selesai dibuat, peneliti

kemudian memberikan produk tersebut kepada ahli Montessori dan guru kelas

IV untuk dilakukan validasi. Hasil validasi alat peraga Fraction Montessori

oleh kedua validator mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,28 dari skala 1-4

dengan kategori “sangat baik”. Untuk rata-rata album Fraction Montessori

3,32 dari skala 1-4 dengan kategori “sangat baik”. Kemudian,setelah

melakukan kegiatan validasi, peneliti merevisi produk sesuai dengan komentar

dan saran yang diberikan oleh validator. Kemudian, peneliti melakukan uji

coba kepada 5 siswa kelas IV SD Negeri 2 Sungapan. Siswa diminta untuk

mengerjakan soal pre-test, mempraktekkan alat peraga, dan mengerjakan soal

post-test. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan nilai

sebesar 80,76 %. Hasil tersebut sebagai evaluasi formatif.

Alat peraga Fraction Montessori ini dikembangkan berdasarkan lima ciri-

ciri alat peraga berbasis metode Montessori yang dikembangkan oleh

Montessori (2002: 171-175). Kelima ciri alat peraga meliputi

kemandirian(auto-education), pengendali kesalahan(auto-correction),

menarik, bergradasi, dan kontekstual. Alat peraga Montessoridiharapkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

mampu membuat siswa menjadi lebih mandiri. Siswa di dalam kelas

Montessori, apapun kegiatannya akan dilakukan secara mandiri, sehingga

nantinya tidak bergantung pada orang lain. Berhubung alat peraga Fraction

Montessori yang digunakan dapat membuat siswa menjadi lebih mandiri,

maka ada beberapa yang harus diperhatikan seperti bahan-bahan yang dipakai

dalam pembuatan alat peraga harus jauh lebih ringan, tetapi juga masih tetap

aman untuk digunakan. Meningkatkan kemandirian siswa dalam proses

belajar sehingga campur tangan pendidik/direktris semakin diminimalisir hal

ini sesuai dengan ciri pertama dari Montessori yaitu auto-education

(Montessori, 2002-172).

Pengendali kesalahan adalah salah satu bagian dari alat peraga Montessori

yang sangat penting. Penting karena, pengendali kesalahan dapat berguna

untuk mengetahui kesalahan apa yang telah dibuat oleh siswa saat

menggunakan alat peraga Fraction Montessori.Misalnya, kesalahan dalam

penggunaan alat peragaFraction Montessori ketika mengerjakan soal operasi

hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan, dapat dilihat dari hasil

jawaban soal yang terletak di belakang kartu soal. Dengan menggunakan alat

pengendali kesalahan dimungkinkan siswa dapat belajar secara mandiri

walaupun tidak ada guru pendamping. Alat peraga yang baik harus memiliki

pengendali kesalahan, maksudnya dengan menggunakan alat peraga siswa

dapat mengetahui sendiri setiap kesalahan yang dilakukannya sehingga siswa

tahu jika ia melakukan kekeliruan ketika selesai mencoba hal ini sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

dengan ciri kedua dari Montessori yaitu auto-correction (Montessori, 2002:

172).

Siswa dapat tertarik untuk menggunakan alat peraga Fraction Montessori,

oleh karena itu alat peraga Fraction Montessori didesain semenarik mungkin

sehingga siswa senang untuk menggunakannya. Pada produk alat peraga

Fraction Montessori berbasis Montessori ini permainan pemberian warna, dan

bentuk pada alat peraga sangat berperan penting. Pemberian warna ini

digunakan untuk semua kondimen yang ada pada alat peraga Fraction

Montessori. Mulai dari lingkaran, potongan pecahan, kotak kayu menyimpan,

kartu angka, kartu soal, kartu operasi hitung, dan alas pecahan. Pada bagian

kotak untuk menyimpan, dan alas pecahan menggunakan warna kayu asli dan

dipoles sedikit untuk menghasilkan warna yang sedikit halus dan mengkilap.

Pada bagian lingkaran dan potongan pecahan menggunakan warna merah.

Pada bagian kartu angka, kartu operasi hitung menggunakan warna biru dan

untuk tulisan menggunakan warna putih, sedangkan untuk kartu soal

menggunakan warna putih dengan tulisan berwarna hitam agar terlihat jelas.

Setiap alat peraga berbasis Montessori harus mampu menarik perhatian siswa,

sehingga secara spontan siswa ingin menyentuh, meraba, memegang,

merasakan, dan menggunakannya untuk belajar hal ini sesuai dengan ciri

ketiga dari Montessori yaitu menarik (Montessori, 2002: 174).

Penggunaan alat peraga Montessori sangat bergantung pada indera yang

dimiliki manusia. Ketika siswa bekerja menggunakan lebih dari satu indera

(Montessori, 2002: 172). Setiapalat peraga berbasis Montessori memiliki


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

tingkatan yang terus-menerus, konsisten dan dapat merangsang indera untuk

semakin peka. Montessori menyebutkan bahwa gradasi terbagi menjadi dua

yaitu, gradasi umur dan gradasi rasional. Gradasi umur dapat dilihat dari

penggunaan alat peraga untuk jenjang kelas sebelumnya maupun jenjang

kelas sesudahnya. Alat peraga Fraction Montessoriini dapat digunakan untuk

kelas atas dan kelas bawah. Sedangkan, gradasi rangsangan rasional dapat

dilihat pada penggunaan alat yang melibatkan beberapa indera. Alat peraga

Fraction Montessoriini melibatkan indera pengelihatan dan indera peraba.

Alat peraga yang baik seharusnya bergradasi. Gradasi yang dimaksudkan

adalah rangsangan yang rasional tentang suatu gradasi hal ini sesuai dengan

ciri keempat dari Montessori yaitu bergradasi (Montessori, 2002: 175).

Alat peraga yang dirancang untuk membentuk anak belajar dan

memahami materi pembelajaran. Alat peraga Fraction Montessori dibuat

dengan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar. Alat peraga Fraction

Montessori ini menggunakan kayu thickwood dan pin kertas yang mudah

untuk dijumpai. Montessori mengisi kelas dengan menggunakan bahan-

bahan yang dekat dengan lingkungan sekitar anak. Proses belajar seharusnya

disesuaikan dengan konteks yang ada hal ini sesuai dengan ciri kelima dari

Montessori yaitu kontekstual (Lillard, 2005: 32).

Greene dan Petty (dalam Utomo, 2008: 45) mengemukakan bahwa ada

sepuluh kriteria yang semestinya terdapat dalam buku teks, buku pelajaran,

maupun buku panduan yang berkualitas, sepuluh kriteria tersebut antara lain:

1) Harus menarik minat penggunanya, 2) Harus mampu memotivasi bagi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

pemakainya, 3) Harus memuat ilustrasi yang menarik hati bagi pemanfaatnya,

4)Harus mempertimbangkan aspek linguistik sesuai dengan kemampuan

pemakainya, 5) Harus memiliki hubungan yang erat dengan pelajaran yang

lainnya, 6) Harus dapat menstimulasi dan merancang aktivitas-aktivitas

pribadi yang menggunakannya, 7) Harus dengan sadar dan tegas menghindari

konsep yang samar agar tidak membingungkan pemakainya, 8) Harus

memiliki sudut pandang yang jelas dan tegas sehingga pada akhirnya menjadi

sudut pandang bagi pemakainya, 9) Harus memberi pemantapan dan

penekanan pada nilai anak-anak dan orang dewasa, 10) Harus mampu

menghargai perbedaan-perbedaan pribadi bagi pemakainya.

Peneliti pertama-tama membuat cover untuk album Fraction Montessori.

Pada bagian cover dibuat semenarik mungkin agar pembaca dapat tertarik

untuk membaca album Fraction Montessori. Peneliti kemudian mendesain

album dengan meletakkan foto alat peraga Fraction Montessori yang terletak

dibagian kiri bawahdan foto Maria Montessori yang terletak dibagian kiri

atas. Untuk jenis tulisan pada judul, peneliti menggunakan Comic Sans MS.

Peneliti juga memberikan warna yang menarik, seperti warna hijau, kuning,

putih, merah, dan pink. Hal ini sesuai dengan kriteria buku panduan nomer 1

yaitu, harus menarik minat penggunanya menurut Greene dan Petty (dalam

Utomo, 2008: 45).

Peneliti kemudian membuat isi dari album alat peraga Fraction

Montessori. Isi dari album alat peraga Fraction Montessori memuat kata

pengantar, pendahuluan, spesifikasi produk, bab penjumlahan, bab


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

pengurangan, materi pecahan, glosarium dan biografi. Kata pengantarmemuat

tentang rasa syukur dari peneliti karena dapat menyusun album alat peraga

Fraction Montessori dan sapaan peneliti kepada pembaca, kegunaan album,

permohonan maaf atas kekurangan dalam album, dan permintaan kritik serta

saran yang membangun untuk perbaikan. Pendahuluan memuat rangkuman

dari album. Spesifikasi produk berisi tentang rancangan alat peraga yang

memuat desain, ukuran, dan bahan yang akan digunakan dalam proses

pembuatan alat peraga. Bab penjumlahan, bagian ini merupakah contoh

langkah penggunaan alat peraga Fraction Montessori untuk operasi hitung

penjumlahan dan pada setiap langkah diberikan keterangan gambar.

Babpengurangan, bagian ini merupakan contoh langkah penggunaan alat

peraga Fraction Montessori untuk operasi hitung pengurangan dan pada

setiap langkah diberikan keterangan gambar. Pada bab penjumlahan dan

pengurangan, peneliti menggunakan gambar untuk mempermudah pembaca

memahami cara penggunaan alat peraga. Materi pelajaran, materi dalam

album disesuaikan dengan Kompetensi Dasar pembelajaran. Materi yang

diajarkan dalam modul memuat segala sesuatu yang berkaitan dengan materi

pecahan untuk operasi hitung penjumlahan dan pengurangan.Glosarium,

bagian ini berisi tentang arti kata-kata bahasa asing atau bahasa yang kurang

dipahami oleh siswa yang terdapat dalam buku album Montessori.Biografi

penulis berisi uraian singkat terkait informasi tentang penulis album Fraction

Montessori. Biografi ini dituliskan agar pembaca dapat mengenal dan

mengetahui identitas penulis. Dalam biografi memuat informasi tentang nama


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

penulis, tempat dan tanggal lahir, hobi, riwayat pendidikan dan motto penulis.

Hal ini sesuai dengan karakteristik buku panduan nomer 3 dan 7 yaitu, harus

memuat ilustrasi yang menarik hati bagi pemanfaatnya dan harus dengan

sadar dan tegas menghindari konsep yang samar agar tidak membingungkan

pemakainya menurut Greene dan Petty (dalam Utomo, 2008: 45).

Bagian terpenting dari buku panduan adalah bahasa. Bahasa yang

digunakan harus sesuai KBBI dan mudah untuk dipahami. Album Fraction

Montessori menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami oleh siswa,

sehingga siswa mampu untuk memahami isi dari album. Hal ini sesuai

dengan karakteristik buku panduan nomer 4 yaitu harus mempertimbangkan

aspek linguistik sesuai dengan kemampuan pemakainya menurut Greene dan

Petty (dalam Utomo, 2008: 45).

Produk akhir dalam penelitian berupa alat peraga dan album Fraction

Montessori berbasis metode Montessori pada mata pelajaran matematika

materi pecahan untuk operasi hitung penjumlahan dan pengurangan untuk

siswa kelas IV SD. Produk memiliki kualitas sangat baik dan layak untuk

digunakan.Alat peragaFraction Montessori yang dikembangkan peneliti

mempunyai kelebihan yaitu menarik siswa untuk mempelajari materi pecahan

untuk operasi hitung penjumlahan dan pengurangan menggunakan alat peraga

Fraction Montessori. Alat peragaFraction Montessori dibuat dengan ukuran

besar agar telihat lebih jelas.Siswa dapat belajar pecahan pada operasi hitung

penjumlahan dan pengurangan secara mandiri tanpa tergantung dengan orang

lain apabila menggunakan alat peraga Fraction Montessori. Siswa menjadi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

lebih fokus dan dapat berkonsentarasi dalam mengerjakan soal latihan

penjumlahan pecahan dan pengurangan pecahan yang terdapat dalam kartu

soal. Pecahan pada album alat peraga lebih banyak bila dibandingkan dengan

alat peraga yang sudah ada. Alat peraga Fraction Montessoriberbeda dengan

alat peraga terdahulu karenadapat digunakan untuk memecahkan soal

pecahan pada operasi hitung penjumlahan pecahan dan pengurangan pecahan

yang hasilnya lebih dari satu. Adapun kelebihan album Fraction Montessori

yang peneliti kembangkan yaitu terdapat pendahuluan yang menjelaskan isi

dari album, pada langkah-langkah penggunaan alat dilengkapi dengan gambar

pendukung, dan terdapat glosarium. Gambar pendukung pada album Fraction

Montessorimenggunakan gambar dari alat peraga yang telah dibuat oleh

peneliti. Pada bagian glosarium dijelaskan beberapa kata yang sulit untuk

mempermudah pembacanya. Namun, alat peraga Fraction Montessoriini juga

memiliki kekurangan yaitu, alat peraga ini tidak dapat diangkat oleh satu

siswa. Solusi yang diberikan adalah dengan diangat oleh dua orang siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

5.1.1 Proses Pengembangan alat peraga Fraction Montessori dikembangkan

menjadi alat peraga pembelajaran matematika materi pecahan kelas

IV SD. Pengembangan dengan memodifikasi beberapa prosedur

penelitian model ADDIE. Langkah-langkah model pengembangan

tersebut adalah sebagai berikut: (1) analysis, (2) design, (3)

delopment, (4) implemntasion, dan (5) evaluation. Melalui langkah

tersebut peneliti ini menghasilkan sebuah produk yang dapat

digunakan sebagai alat peraga pembelajaran di sekolah dasar.

5.1.2 Kualitas pengembangan alat peraga Fraction Montessori dapat dilihat

dari kelima ciri-ciri alat peraga Montessori, antara lain: (1) auto-

education, (2) auto-correction, (3) bergradasi, (4) menarik, dan (5)

kontekstual. Kualitas pengembangan alat peraga Fraction Montessori

materi pecahan kelas IV SD dihitung menggunakan skala ratting.

Untukrata-rata validasi alat peraga Fraction Montessori yang didapat

yaitu sebesar 3,28 dari skala 1-4 dengan kategori “sangat baik”. Untuk

rata-rata validasi album pembelajaran Fraction Montessori yang

didapat yaitu sebesar 3,32 dari skala 1-4 dengan kategori “sangat

147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

baik”. Untuk segi pengetahuan dapat dilihat dari rata-rata hasil pre-

test 5 siswa yaitu 58 dan untuk hasil post-test diperoleh rata-rata 100.

Berdasarkan rumus presentase kenaikan dapat dilihat bahwa terjadi

peningkatan 80,76 %.

5.2 Keterbatasan Pengembangan

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

5.2.1 Peneliti tidak melakukan uji validasi pedoman wawancara, dan

pedoman observasi.

5.2.2 Peneliti tidak melakukan uji validasi dan reliabilitas untuk soal pre-

test dan post-test.

5.3 Saran

Saran untuk penelitian dan pengembangan alat peraga Fraction Montessori

berbasis metode Montessori untuk pembelajaran matematika materi

penjumlahan dan pengurangan pecahan kelas IV SD adalah sebagai berikut:

5.2.3 Peneliti seharusnya melakukan uji validasi pedoman wawancara, dan

pedoman observasi terlebih dahulu

5.3.1 Peneliti seharusnya melakukan uji validasi dan reliabilitas untuk soal

pre-test dan post-test.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Atwi. 2015. Desain Instrusional. Jakarta: PAU-Dirjen, Dekdibud.

Asyhar. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung

Persada (GP) Press Jakarta.

Bloom. 1956. Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of

Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New York: Longmans,

Green and Co.

Dally. 2010. Balanced Scorecard: Suatu Pendekatan dalam Implementasi

Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Degeng. 2013. Ilmu Pembelajaran: Klasifikasi Variabel untuk pengembangan

Teori dan Penelitian. Bandung: Kalam Hidup.

Enghoff. 2009. “What is Taxonomy”, Soil Organism, Volume 81 (2). Diaskses

pada 2 Mei 2019 jam 22. 40 dari Http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi.

Fathurrahman. 2007. Strategi Pembelajaran. Bandung: Insan Media.

Gutek. 2013. Metode Montessori: Panduan Wajib untuk Guru dan Orang Tua

Didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hasan. 2005. Pokok-pokok Materi Statistika 2. Jakarta: Bumi Aksara.

147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

Heruman. 2012. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Hidayatul dan Budiharti. 2017. Pengembangan Alat Peraga Montessori untuk

Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas III. Yogyakarta:

Universitas PGRI Yogyakarta.

Huda. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Hudojo. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.

Malang: Universitas Negeri Malang.

Jayamath. 2018. Operasi Hitung Pengurangan dan Penjumlahan. Diakses pada

12 Agustus 2019 jam 20.15 dari Www.Belajar-Matematika.com

Johnson. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Karso. 2007. Pendidikan Matematika.Jakarta: Universitas Terbuka.

Kristanti. 2016. Penerapan Alat Peraga Montessori untuk Mengidentifikasi Minat

Belajar Siswa Kelas 3 SD pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan

Empat Digit. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 315-

324.

Lillard. 2005. Montessori: The Science Behind The Genius. New York: Oxford

University Press.

Montessori. 2002. The Montessori Method. New York: Frederick A. Stokes

Company.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

Muhsetyo, dkk. 2012. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Nasution. 2005. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Pranta. 2016. Impelmentasi Model Pembelajaran Group Investigation (GI)

Berbantuan Alat Peraga untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman

Konsep Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia.

Runtukahu. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan

Belajar. Yogyakarta: ARUZZ ALAT PERAGA.

Saleh & Janti. 2009 Pengantar Kepustakaan. Jakarta: CV Sagung Seto.

Sanjaya. 2008. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Montivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo Revada.

Sastradiradja. 2014. Media dan Alat Peraga Pembelajaran.Jakarta: Indeks.

Shomin. 2014.Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:

AR- RUZZ MEDIA.

Sitepu. 2012. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktornya yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Suardi. 2012. Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi. Jakarta Barat: PT

Indeks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

Subarinah. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Bandung:

Pustaka Setia.

Subarinah. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Depdiknas.

Sudijono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sudjana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Taristo.

Sudijono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sugandi, 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: Universitas Semarang Press.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Komindasi (Mixed.

Methods). Bandung: Afabeta.

Sujadi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sujiati, dan Dewi. 2016. Penggunaan Alat Peraga Montessori “Papan

Pembagian” dalam Membantu Kesulitan Siswa pada Pemahaman Konsep


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

Pembagian Bersusun Terhadap Siswa Kelas IV SD Kanisius Demangan

Baru Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya

306-314.

Sukayati. 2003. Pecahan. Yogyakarta: PPPG Matematika Dirjen Dikti

Depdiknas.

Sukmadinata. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sundayana. 2015. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika.

Bandung: Alfabeta.

Suryawan, Yudi Hartawan, dan Adrianus I Wayan. 2019. Desain Media

Manipulasi Pecahan Berbasis Montessori untuk SD Gugud VI Kecamatan

Baturiti. Denpasar: Universitas Pendidikan Ganesha.

Suyatna. 2011. Model Pembelajaran PAIKEM. Bandar Lampung: Universitas

Lampung.

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Makna Pembelajaran. Bandung:

Alfabeta.

Tegeh, dkk. 2014. Model Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Thobroni. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: ARUZZ ALAT

PERAGA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep

Landasan, Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Jakarta: Kencana.

Udin, 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Utomo. (2008), Pengembangan Buku Panduan Menulis Laporan dengan

Pendekatan Kontektual Bagi Siswa Kelas VIII SMP. Skripsi. Semarang:

Univeristas Negeri Semarang.

Widoyoko. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yoyakarta: Pustaka

Pelajar.

Widoyoko. 2015. Teknik Penyusunan Inatrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustka

Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian di SD Negeri 2 Sungapan

152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2 Surat Ijin Penilaian Produk oleh Ahli Montessori

153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3 Hasil Observasi Alat Peraga Pembelajaran

HASIL OBSERVASI ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MATERI KONSEP PECAHAN DI KELAS IV SD NEGERI 2 SUNGAPAN

Hari/tanggal : Kamis/18 April 2019

Jam : 07.00 WIB – 09.00 WIB

Tempat : Ruang kelas SD Negeri 2 Sungapan

Tujuan : Observasi ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan alat

peraga pembelajaran matematika

No Objek yang diamati Deskripsi


1 Adanya alat peraga yang digunakan Berdasarkan hasil observasi di kelas
saat pembelajaran di kelas 4 SD Negeri 2 Gejayan, saat kegiatan
pembelajaran di kelas menggunakan
alat peraga pembelajaran.
2 Guru menggunakan alat peraga Berdasarkan hasil observasi di kelas
pembelajaran selama kegiatan belajar 4 SD Negeri 2 Gejayan, saat kegiatan
mengajar di dalam kelas pembelajaran di kelas menggunakan
alat peraga pembelajaran yang
banyak digunakan untuk mejelaskan
kepada siswa sehingga siwa mudah
untuk memahami
3 Siswa mengalami kesulitan saat Berdasarkan hasil observasi di kelas
mengerjakan soal 4 SD Negeri 2 Gejayan, saat kegiatan
pembelajaran ada beberapa siswa
yang mengalami kesulitan. Hal ini
terjadi karena ada beberapa siswa
yang sibuk ngobrol atau lain
sebagainnya.

154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4 Hasil Wawancara Kepala Sekolah SD N 2 Sungapan

HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH SD NEGERI 2 SUNGAPAN

Hari/tanggal : Selasa/16 April 2019

Jam : 08.00 WIB – 09.00 WIB

Tempat : Ruang Kepala Sekolah SD N 2 Gejayan

Tujuan : Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan alat

peraga di sekolah

No Pertanyaan Jawaban
1 Apa di SD Negeri 2 Sungapan ini Berdasarkan hasil wawancara dengan
terdapat alat peraga pembelajaran? kepala sekolah, SD Negeri 2 Sungapan
bahwa di sekolah terdapat alat peraga
pembelajaran yang diletakkan
dilaboratorium. Namun, sayangnya
banyak alat peraga yang sudah rusak dan
tentu saja tidak bisa dipakai.
2 Kalau ada alat peraga pembelajaran yang Berdasarkan hasil wawancara dengan
ada di sekolah, apa sudah digunakan kepala sekolah, SD Negeri 2 Sungapan
semaksimal mungkin? bahwa menurut penuturan beliau,
apabila ada alat peraga yang dapat
digunakan dan sesuai dengan materi
maka selama pembelajaran
menggunakan alat peraga tersebut.
3 Apakah ada keluhan dari guru-guru Berdasarkan hasil wawancara dengan
mengenai kondisi kelas? kepala sekolah, SD Negeri 2 Sungapan,
beliau menuturkan sering mendengarkan
keluhan dari guru. Biasanya hal ini
dilakukan saat kegiatan pertemuan
bersama.

155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4 Apakah bila terdapat keluhan bagaimana Berdasarkan hasil wawancara dengan


cara untuk menanganinya? kepala sekolah, SD Negeri 2 Sungapan,
beliau menuturkan bahwa apabila
terdapat masalah maka akan diskusikan
terlebih dahulu dan dilihat sejauh mana
permasalahan tersebut barulah dapat
ditemukan kesimpulan untuk menangani
masalah tersebut.

156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5 Hasil Wawancara Guru Kelas IV SD N 2 Sungapan

HASIL WAWANCARA GURU KELAS IV SD NEGERI 2 SUNGAPAN

Hari/tanggal : Selasa/16 April 2019

Jam : 08.00 WIB – 09.00 WIB

Tempat : Ruang Kepala Sekolah SD N 2 Gejayan

Tujuan :

1. Mengetahui alat peraga yang digunakan guru dalam pembelajaran di kelas.

2. Mengetahui proses kegiatan belajar mengajar di kelas

3. Ketersediaan alat peraga

No Indikator Pertanyaan Jawaban


1 Proses kegiatan Bagaimana proses belajar Berdasarkan hasil
belajar di kelas matematika materi wawancara dengan guru
pecahan di kelas IV? kelas IV, SD Negeri 2
Sungapan bahwa kondisi
kelas itu cukup kondusif
walupun terkadang ada
beberapa siswa yang sulit
diatur.
2 Kesiapan yang Apa yang telah Berdasarkan hasil
dilakukan guru dipersiapkan ibu untuk wawancara dengan guru
sebelum kegiatan mengajar matematika kelas IV, SD Negeri 2
pembelajaran tentang pecahan? Sungapan mengenai
persiapan beliau sebelum
mengajar, beliau
menuturkan bahwa hal
yang perlu diperisapkan

157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

adalah menguasai materi


pembelajaran, menyiapkan
RPP, alat peraga jika ada.
3 Kesulitan yang Apakah guru mengalami Berdasarkan hasil
dialami guru dakam kesulitan pada saat wawancara dengan guru
mengajarkan memberikan materi kelas IV, SD Negeri 2
matematika matematika? Sungapan mengenai
kesulitan yang dialami guru
ketika memberikan materi
matematika bahwa beliau
menuturkan tidak terdapat
kesulitan yang berarti
hanya saja kesulitan ketika
tidak ada alat peraga yang
akan mempermudah
kegiatan proses belajar
mengajar di kelas.
4 Kesulitan yang di d) Kesulitan apa yang a) Kesulitan yang dialami
alami siswa dalam dialami siswa pada siswa pada saat
belajar matematika saat pembelajaran pembelajaran
matematika materi matematika materi
pecahan? pecahan adalah ketika
e) Faktor yang siswa dihadapkan
mempengaruhi dengan soal pecahan.
kesulitan yang Padahal guru juga
dialami siswa pada sudah berusaha
saat pembelajaran di memberikan alat peraga
kelas? pecahan yang
f) Kira-kira berapa sederhana tetapi tetap
orang yang saja siswa mengalami
mengalami kesulitan kesulitan.
dalam materi b) Faktor yang
pecahan? mempengaruhi

158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kesulitan yang dialami


siswa pada saat
pembelajaran di kelas
adalah siswa ada yang
ramai, sibuk sendiri
mengobrol dengan
teman, lamban belajar.
c) Kira-kira ada 25%
siswa yang mengalami
kesulitan dalam materi
pecahan.
5 Usaha yang Bagaimana cara ibu Berdasarkan hasil
dilakukan sebelum dalam mengatasi wawancara hal yang dapat
kegiatan kesulitan-kesulitan dilakukan oleh guru kelas
pembelajaran tersebut? adalah dengan melakukan
jam tambahan di luar jam
sekolah.
6 Penggunaan alat Apakah ibu pernah Berdasarkan hasil
peraga menggunakan alat peraga wawancara saat mengajar
untuk mengajar terutama guru menggunakan alat
mata pelajaran peraga, tetapi hanya
matematika? beberapa materi saja,
karena guru kesulitan untuk
menemukan alat peraga
yang cocok dan sesuai
dengan konsep.
7 Ketersediaan alat Apakah di kelas IV Berdasarkan hasil
peraga tersedia alat peraga untuk wawancara di kelas IV
membantu siswa belum terdapat alat peraga
memahami materi yang dapat membantu
pecahan? siswa memahmi materi
pecahan karena beliau
hanya mengguankan alat

159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

peraga sederhana dan sekali


pakai yaitu menggunakan
kertas.

160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6 Hasil Wawancara Siswa Kelas IV SD N 2 Sungapan

HASIL WAWANCARA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUNGAPAN

Hari/tanggal : Selasa/16 April 2019

Jam : Istirahat pertama

Tempat : Ruang Kepala Sekolah SD N 2 Gejayan

Tujuan : Mengetahui kesulitan siswa mengenai materi pelajaran pecahan

No Indikator Pertanyaan Jawaban


1 Kesulitan Apakah dalam pembelajaran Mengalami kesulitan ketika
siswa materi pecahan siswa mengerjakan soal pecahan
mengalami kesulitan?
2 Ketersediaan Apa dalam pembelajaran Menggunakan alat peraga
alat peraga menggunakan alat peraga sederhana dari kertas.
pembelajaran khususnya materi
pecahan?
3 Perbandingan Lebih mudah menggunakan alat Lebih mudah menggunakan
menggunakan peraga atau tanpa alat peraga? alat peraga dibandingkan tanpa
alat peraga alat peraga.
dan tanpa alat
peraga

161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7 Lembar Penilaian Kelayakan Alat Peraga oleh Ahli Montessori

162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8 Lembar Penilaian Kelayakan Album oleh Ahli Montessori

168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan hasil validasi album alat peraga oleh dosen ahli di atas,

terdapat beberapa saran atau masukkan yang membangun peneliti. Menurut

validator, pada bagian cover terdapat gambar yang tidak berkaitan sehingga tidak

perlu untuk dicantumkan. Pada bagian lembar validasi peneliti mencantumkan

dalam lembar validasi album dilengkapi dengan rangkuman, padahal pada album

tidak terdapat rangkuman, yang ada hanya glosarium. Menurut validator bahwa

dalam album alat peraga Montessori ini masih terdapat kalimat yang penulisanya

salah.

173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9 Lembar Penilaian Kelayakan Produk oleh Guru Kelas IV SD

174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 10 Lembar Penilaian Album Alat Peraga oleh Guru Kelas IV SD

180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11 Instrumen Post-test dan Pre-test

No Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Soal


1 Memahami KD 3.1 Mengenal 3.1.3 Menghitun + =
pengetahuan konsep pecahan g operasi
....
faktual dengan senilai dan hitung
cara mengamati melakukan operasi penjumlaha 2. + =
(mendengar, hitung pecahan n pecahan ....
melihat, menggunakan benda dengan
membaca) dan konkrit/gambar. menggunak 3. + =

menanya an benda ....


berdasarkan rasa konkrit
4. + =
ingin tahu tentang 3.1.4 Menghitun
....
dirinya, makhluk g operasi
ciptaan Tuhan dan hitung 5. + =
kegiatannya, dan penguranga
....
benda-benda yang n pecahan
dijumpainya di dengan
rumah, Madrasah, menggunak
- = ....
dan tempat an benda
bermain konkrit
2. - = ....

3. - = ....

4. - = ....

5. - = ....

185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 12 Lembar Hasil Ujian Pre-test

186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berikut ini adalah hasil pre-test dari kelima siswa:

No Nama Pre-test
1 Pramudita 60
2 Syifa 60
3 Fitria 50
4 Akbar 60
5 Reikhan 60
Rata-rata 58

Berdasarkan tabel pre-test dari kelima siswa kelas IV diperoleh rata-rata 58.

Terdapat empat siswa yang memperoleh hasil 60 dan satu siswa yang

mendapatkan nilai 50.

187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 13 Lembar Hasil Ujian Post-test

188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berikut ini adalah hasil post-testdari kelima siswa:

No Nama Post-test
1 Pramudita 100
2 Syifa 100
3 Fitria 100
4 Akbar 100
5 Reikhan 100
Rata-rata 100

Berdasarkan tabel post-testdari kelima siswa kelas IV diperoleh rata-rata 100.

Semua siswa kelas IV dapat menyelesaikan soal setelah diberikan materi

pembelajaran dan pengenalan alat peraga.

189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 14 Dokumentasi Observasi

Menyerahkan surat izin untuk melakukan penelitian di SD N 2 Sungapan

Melakukan kegiatan wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas di SD

N 2 Sungapan

190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Melakukan kegiatan wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas di SD

N 2 Sungapan

Melakukan kegiatan observasi di kelas IV SD N 2 Sungapan

191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Melakukan kegiatan observasi di kelas IV SD N 2 Sungapan

Melakukan kegiatan observasi di kelas IV SD N 2 Sungapan

192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Melakukan kegiatan observasi di kelas IV SD N 2 Sungapan

Melakukan kegiatan observasi di kelas IV SD N 2 Sungapan

193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Melakukan kegiatan validasi dengan guru kelas IV di ruang kepala sekolah

SD N 2 Sungapan

Melakukan kegiatan validasi dengan guru kelas IV di ruang kepala sekolah

SD N 2 Sungapan

194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Melakukan kegiatan validasi dengan guru kelas IV di ruang kepala sekolah

SD N 2 Sungapan

Melakukan kegiatan validasi dengan guru kelas IV di ruang kepala sekolah

SD N 2 Sungapan

195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Melakukan kegiatan pretest di SD N 2 Sungapan

Kegiatan pengenalan alat Fraction Montessori di SD N 2 Sungapan

196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kegiatan pengenalan alat Fraction Montessori di SD N 2 Sungapan

Kegiatan pengenalan alat Fraction Montessori di SD N 2 Sungapan

197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Melakukan kegiatan Posttest di SD N 2 Sungapan

198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS

Penulis mempunyai nama lengkap, Veronika

Sartika Dewi. Penulis sering dipanggil dengan nama

Ve, Vero, maupun Tika. Penulis lahir di Kulon Progo

pada tanggal 21 April 1997. Penulis mempunyai ayah

bernama Agustinus Bakat dan ibu bernama Th. Asnat

Tri Suryani. Penulis pernah bersekolah di TK

Kanisius Wates, SD Kanisius Wates, SMP Negeri 4 Wates, SMA Pangudi

Luhur St. Louis IX Sedayu, dan sekarang sedang menyelesaikan studi di

Universitas Sanata Dharma. Penulis sangat suka dengan hal-hal yang

berbau musik terutama menyanyi, penulis juga suka menggambar dan

memasak.

199

Anda mungkin juga menyukai