Anda di halaman 1dari 195

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF CERPEN


MENGGUNAKAN STRATEGI 3M UNTUK SISWA SMP KELAS IX DI SMPN 2 DEPOK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

DISUSUN OLEH:
Astuti Nurhayati
171224021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2022

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF


CERPEN MENGGUNAKAN STRATEGI 3M UNTUK SISWA SMP
KELAS IX DI SMPN 2 DEPOK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

DISUSUN OLEH:
Astuti Nurhayati
171224021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2022

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF


CERPEN MENGGUNAKAN STRATEGI 3M UNTUK SISWA SMP
KELAS IX DI SMPN 2 DEPOK

Oleh:

Astuti Nurhayati

NIM: 171224021

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. Tangggal, 14 Januari 2022

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

PENGEMBANGAN MODUL PE MBELAJARAN MENULIS KREATIF


CERPEN MENGGUNAKAN STRATEGI 3M UNTUK SISWA SMP
KELAS IX DI SMPN 2 DEPOK

Dipersiapkan dan ditulis oleh:


Astuti Nurhayati
171224021

Telah dipertahankan di hadapan panitia penguji skripsi


Pada tanggal 18 Januari 2022
dan telah dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.

Sekertaris : Setya Tri Nugraha, S.Pd. , M.Pd.

Anggota I : Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd.

Anggota II : Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd.

Anggota III : Dr. B. Widharyanto, M.Pd.

Yogyakarta, 18 Januari 2022


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd.M.Si.

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan seluruh para kudus di surga yang selalu
melindungi dan menjaga dalam kehidupan ini.

Papa Kornelis Hanat (Alm) yang selalu melindungi saya dari kejauhan abadi.

Ibu Rosalia Limung yang selalu memberikan doa, menyemangati, memberikan


kasih sayang dan cintanya kepada saya.

Kakak dan keponakan saya tercinta Jefri San, Netik Alvidan, Patrisius Jimi,
Filomena Edan, Feritati Sunyanti, Fransisko Lakar, Navalia, dan Gio yang tak
hentinya memberikan doa, dukungan, motivasi dan semangat kepada saya.

Segenap sahabat kelingking PBSI 2017

Skripsi ini saya persembahkan sebagai tanda terima kasih atas dukungan yang
telah diberikan selama ini.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Hanya ada dua pilihan untuk memenangkan kehidupan: keberanian dan


keikhlasan. Jika tidak berani, iklaslah menerimanya, jika tidak ikhlas beranilah
mengubahnya”

(Lenang Manggala)

“Jika kita hanya mengerjakan yang kita ketahui, kapankah kita akan mendapatkan
pengetahuan yang baru? Melakukan yang belum kita ketahui adalah pintu menuju
pengetahuan”

(Mario Teguh)

“Disiplin adalah jembatan antara cita-cita dan pencapaiannya”

(Jhon Rhon)

“Kesalahan kemarin adalah pelajaran untuk pengalaman berikutnya”

(Astuti Nurhayati)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Januari 2022

Yang membuat pernyataan

Astuti Nurhayati

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Astuti Nurhayati

Nomor Induk Mahasiswa : 171224021

Demi kepentingan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan


Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang be judul:

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF


CERPEN MENGGUNAKAN STRATEGI 3M UNTUK SISWA SMP
KELAS IX DI SMPN 2 DEPOK

Dengan ini memberikan kepada perpustakan Universitas Sanata Dharma


untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolah dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan di internet
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin maupun memberi royaliti
kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 18 Januari 2022

Yang menyatakan

Astuti Nurhayati

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Abstrak

Nurhayati, Astuti, 2022. Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Kreatif Cerpen


Menggunakan Strtategi 3M Untuk Siswa SMP Kelas XI Di SMPN 2 Depok.
Skripsi Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan
Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.

Pada penelitian ini masalah yang dibahas yaitu bagaimana pengembangan modul
belajar menulis cerpen menggunakan strategi 3M (Meniru, Mengolah, Mengembangkan)
untuk siswa kelas IX di SMPN 2 Depok. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
menghasilkan modul belajar menulis cerpen bagi siswa SMPN 2 Depok khususnya kelas
XI.
Penelitian yang berkaitan dengan pengembangan suatu produk termaksud dalam
penelitian Research and Devolopment (R&D) yang berpatokan pada sepuluh langkah yang
dikembangkan Sugiyono yang kemudian disederhanakan menjadi lima langkah sesuai
kebutuhan penelitian. Lima langkah penelitian ini yaitu pengumpulan informasi,
pengembangan produk, uji validasi, revisi produk, dan uji coba.
Hasil studi pendahuluan menyatakan bahwa siswa kesulitan saat menulis menulis
cerpen. Dari informasi tersebut maka peneliti menyusun sebuah modul menulis cerpen.
Setelah modul dikembangkan, peneliti menguji kelayakan produk dengan melakukan
validasi pada dosen ahli. Hasil validasi tersebut mendapatkan perolehan jumlah skor rata-
rata 3,41 dengan kategori “Baik”. Dari hasil validasi dosen ahli maka modul yang sudah
dikembangkan peneliti yang berjudul “Mari Menulis Cerpen” dinyatakan layak untuk
digunakan dengan revisi sesuai masukan validator. Setelah revisi produk selesai, langkah
selanjutnya melakukan uji coba secara terbatas kepada siswa. Hasil uji coba menyatakan
bahwa modul ini layak digunakan sebagai panduan meningkatkan keterampilan menulis
cerpen.
Penelitian ini berimplikasi oada kemampuan menulis siswa yang perlu
ditingkatkan. Penelitian ini menghasilkan sebuah produk berupa modul untuk
meningkatkan kemampuan menulis tersebut. Peneliti berharap modul belajar hasil
penelitian mampu menjadi sarana meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa.

Kata kunci: Modul belajar, Kemampuan menulis, menulis cerpen, strategi 3M.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Abstract

Nurhayati, Astuti, 2022. Development of a Short Story Creative Writing Learning


Module Using 3M Strategy for Class XI Junior High School Students at SMPN 2
Depok. Thesis Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Study
Program, Department of Language and Arts, Faculty of Teacher Training and
Education, Sanata Dharma University Yogyakarta.

In this study, the problem discussed is how to develop a short story writing learning
module using the 3M strategy (Imitating, Processing, Developing) for class IX students at
SMPN 2 Depok. The purpose of this research is to produce a learning module to write short
stories for students of SMPN 2 Depok, especially class XI.
Research related to the development of a product is included in Research and
Development (R&D) research based on the ten steps developed by Sugiyono which were
then simplified into five steps according to research needs. The five steps of this research
are information gathering, product development, validation test, product revision, and trial.
The results of the preliminary study stated that students had difficulty writing short
stories. From this information, the researcher compiled a short story writing module. After
the module was developed, the researcher tested the feasibility of the product by validating
it on expert lecturers. The results of the validation obtained an average score of 3.41 in the
"Good" category. From the validation results of expert lecturers, the module that has been
developed by the researcher entitled "Let's Write a Short Story" is declared feasible to be
used with revisions according to the validator's input. After the product revision is
complete, the next step is to conduct a limited trial to students. The results of the trial state
that this module is appropriate to be used as a guide to improve short story writing skills.
This research has implications for students' writing skills that need to be improved.
This research produces a product in the form of a module to improve writing ability. The
researcher hopes that the learning module from the research results can be a means to
improve students' short story writing skills.

Keywords: Learning module, writing ability, short story writing, 3M strategy.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat-Nya sehingga skripsi yang berjudul pengembangan modul
menulis kreatif cerpen menggunakan strategi 3M untuk siswa kelas IX SMPN 2
Depok dapat diselesaikan dengan baik. skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan,
bimbingan dan doa dari banyak orang. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu peneliti dengan
caranya masing-masing.

1. Tuhan dan Bunda Maria yang senantiasa menyertai setiap langkah penulis
dalam mengerjakan skripsi ini.
2. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang dengan
sabar membimbing, mengarahkan dan memberikan masukan yang sangat
berharga kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
3. Bapal J.B. Judha Jiwangga,M.Pd. selaku validator ahli yang dengan sabar
dan teliti dalam melakukan validasi produk berupa modul pembelajaran
yang penulis susun.
4. Ibu Rooselina Ayu Setyaningum, S.Pd;M.Pd. selaku validator ahli yang
sudah memberikan penilaian yang sangat bermanfaat bagi pengembangan
modul.
5. Bapak Riyanto, S.Pd. selaku guru bahasa Indonesia di SMPN 2 Depok yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk wawancara pada tahap
pencarian informasi.
6. Siswa kelas IX SMPN 2 Depok yang telah bersedia menjadi responden
dalam penelitian ini.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Seluruh dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah


memberikan ilmu dan pengalaman selama proses perkuliahan.
8. Bapak Kornelis Hanat dan Ibu Rosalia Limung selaku orang tua dari penulis
yang selalu memberikan dukungan yang berharga sehingga penyususnan
skripsi ini dapat berjalan lancar.
9. Agatha Erma, Anindia Dmaris, Arlina Sakasmara, Verena Vinata, Melinda
Halim, Marselina Heldi, Maria Yuyan, Yasinta Din, dan fatika Irma Retna,
yang selalu membantu, memotivasi, dan memberikan semangat serta
dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Mega Putri, Irene Triwardani, Cristin Silalahi, Yano Warut, Jovan Agung,
Ronal Manje, Dania Harisa, Meylina Efrem, Niluh Frida dan Oki Panuntun
yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

Yogyakarta,14 Januari 2022

Astuti Nurhayati

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..............................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................... vi
HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................... vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................. 5
1.5 Batasan Istilah ................................................................................... 5
1.6 Spesifikasi Produk ............................................................................. 6
1.7 Sistematika Penyajian ........................................................................ 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 8
2.1 Penelitian Relevan ........................................................................... 8
2.2 KajianTeori ..................................................................................... 9
2.2.1. Menulis Kreatif ...................................................................... 10
2.2.2. Cerpen ................................................................................... 11
2.2.3. Strategi 3M ............................................................................ 17
2.2.4. Modul .................................................................................... 19
2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 28
3.1 Jenis Penelitian................................................................................ 28
3.2 Sumber Data dan Data Penelitian .................................................... 29
3.3 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 29
3.4 Instrumen Penelitian ........................................................................ 29
3.5 Teknik Analisis Data ....................................................................... 32
3.6 Prosedur Pengembangan ................................................................. 35

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 37


4.1. Hasil Penelitiaan ............................................................................ 37
4.1.1 Hasil Penelitian dan Pengumpulan Data ................................. 37
4.1.1.1 Deskripsi Wawancara Guru ........................................ 38
4.1.1.2 Deskripsi Studi Pendahuluan....................................... 39
4.1.2 Pengembangan Modul ............................................................ 53
4.1.2.1 Penentuan Tujuan ....................................................... 54
4.1.2.2 Pemilihan Bahan ......................................................... 54
4.1.2.3 Penyusunan Kerangka ................................................. 55
4.1.2.4 Pengumpulan Bahan ................................................... 56
4.1.3 Uji validasi ............................................................................. 56
4.1.3.1 Data Hasil Validasi Desain Modul Dosen I ................. 58
4.1.3.2 Data Hasil Validasi Desain Modul Dosen II ................ 59
4.1.3.3 Data Hasil Validasi Produk Modul Dosen I ................. 60
4.1.3.4 Data Hasil Validasi Produk Modul Dosen II ............... 63
4.1.4 Revisi Produk......................................................................... 65
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 70
4.2.1 Deskripsi Modul .................................................................. 70
4.2.1.1 Aspek Kelayakan Isi/materi...................................... 71
4.2.1.2 Aspek Kelayakan Penyajian ..................................... 76
4.2.1.3 Aspek Kelayakan Bahasa ......................................... 77
4.2.1.4 Aspek kelayakan Kegrafikan………. ...................... 77
4.2.2 Deskripsi Hasil Validasi ...................................................... 78
4.2.3 Deskripsi Analisis Kelayakan Modul ................................... 81
4.2.3.1 Aspek Isi/Materi..................................................... 82
4.2.3.2 Aspek Penyajian ..................................................... 82
4.2.3.3 Aspek Bahasa ......................................................... 82
4.2.3.4 Aspek Kegrafikan................................................... 83
4.2.4 Kajian Akhir Produk ............................................................ 83
4.2.4.1 Aspek Isi/Materi ....................................................... 83
4.2.4.2 Aspek Penyajian ....................................................... 84
4.2.4.3 Aspek Bahasa ........................................................... 85
4.2.4.4 Aspek Kegrafikan .................................................... 86
4.2.5 Data Hasil Uji Coba Produk ................................................. 87
4.2.5.1 Deskripsi Uji Coba Produk ....................................... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 92


5.1. Kesimpulan .................................................................................... 92
5.2. Saran .............................................................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 94
BIOGRAFI PENULIS .................................................................................. 96
LAMPIRAN ................................................................................................ 97

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Studi Pendahuluan ............................................ 31


Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Guru ............................................................ 32
Tabel 3.4 Konversi Nilai Skala Sikap ............................................................ 33
Tabel 3.5 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif ................................. 34
Tabel 4.1 Data Studi Pendahuluan Angket/kuesioner Siswa .......................... 39
Tabel 4.2 Data Klasifikasi Studi Pendahuluan Angket Siswa......................... 41
Tabel 4.3 Data Kuesioner Siswa.................................................................... 52
Tabel 4.4 Tujuan Pembelajaran ..................................................................... 54
tabel 4.5 Kerangka Modul Mari Menulis Cerpen .......................................... 55
Tabel 4.6 Hasil Validasi Produk Oleh Dosen I dan II .................................... 57
Tabel 4.7 Data Hasil Validasi Desain Modul Dosen I .................................... 58
Tabel 4.8 Data Hasil Validasi Desain Modul Dosen II .................................. 59
Tabel 4.9 Data Hasil Validasi Modul Dosen I ............................................... 61
Tabel 4.10 Data Hasil Validasi Modul Dosen II ............................................ 63
Tabel 4.11 Tujuan Pembelajaran Aspek Isi ................................................... 71
Tabel 4.12 Tabel Rekapitulasi Data Validasi Dosen ...................................... 80
Tabel 4.13 Deskripsi Analisis Kelayakan Modul ........................................... 82
Tabel 4.13 Hasil Uji Coba kelayakan Isi/Materi ............................................ 87
Tabel 4.14 Hasil Uji Coba Kelayakan Penyajian ........................................... 88
Tabel 4.15 Hasil Uji Coba Kelayakan Bahasa ............................................... 89
Tabel 4.16 Hasil Uji Coba Kelayakan Kegrafikan ......................................... 90
Tabel 4.17 Skor Rata-Rata Keseluruhan Uji Coba Produk Oleh Siswa .......... 91

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Saya Suka Membaca Cerpen ...................................................... 45


Gambar 4.2 Saya Membaca Cerpen karena banyak manfaat .......................... 46
Gambar 4.3 Saya Membaca Cerpen Jika Mendapat Tugas............................. 46
Gambar 4.4 Saya Mempunyai Hobi Menulis Cerpen ..................................... 47
Gambar 4.5 Saya Menulis Cerpen Jika Ada Tugas ........................................ 48
Gambar 4.6 Saya Menulis Cerpen 2-3 Judul.................................................. 49
Gambar 4.7 Saya Sulit Mencari Ide Saat Menulis Cerpen.............................. 50
Gambar 4.8 Saya Sulit Mengembangkan Ide Saat Menulis Cerpen ................ 51
Gambar 4.9 Saya Sulit Menentukan Konflik Saat Menulis Cerpen ................ 51
Gambar 4.10 Modul Yang Dikembangkan Membantu menulis Cerpen ......... 52
Gambar 4.11 Revisi Aspek Kelayakan Isi/Materi .......................................... 66
Gambar 4.12 Contoh Aspek Isi/Materi .......................................................... 67
Gambar 4.13 Revisi Aspek Kelayakan Penyajian .......................................... 68
Gambar 4.14 Revisi Aspek Kelayakan Bahasa .............................................. 69
Gambar 4.15 Revisi Aspek Kelayakan Kegrafikan ........................................ 70
Gambar 4.16 Lembar Refleksi Bab I ............................................................. 72
Gambar 4.18 Pendalaman Materi dan Contoh ............................................... 73
Gambar 4.19 Latihan Bab II .......................................................................... 74
Gambar 4.20 Evaluasi Bab III ....................................................................... 75
Gambar 4.21 Kata Pengantar dan Kompetensi Dasar ..................................... 76
Gambar 4.22 Tujuan Aspek Penyajian .......................................................... 77
Gambar 4.23 Cover depan dan Cover Belakang Modul ................................. 78
Gambar 4.24 Kajian Akhir Aspek Isi/Materi ................................................. 84
Gambar 4.25 Kajian Akhir Aspek Penyajian ................................................. 85
Gambar 4.26 Kajian Akhir Aspek Bahasa ..................................................... 86
Gambar 4.27 Kajian Akhir Aspek Kegrafikan ............................................... 86

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum, tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah untuk
mengembangkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari, agar mampu berbahasa dengan baik. Pembelajaran bahasa Indonesia,
mengarahkan pembelajar mampu berkomunikasi dengan orang lain. Pembelajar yang
dimaksudkan dalam pernyataan ini adalah siswa . Siswa hendaknya memiliki keterampilan
berbahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. Siswa diharapkan
menguasai keterampilan berbahasa tertentu dan mampu menerapkan secara tepat dalam
berkomunikasi baik lisan maupun tulisan.
Menurut Tarigan (1979:1) keterampilan berbahasa (language,arts, language skills)
dalam kurikulum sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu keterampilan menyimak
(mendengarkan/listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan
membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Setiap keterampilan
tersebut erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya.
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Keterampilan
menulis memiliki peran penting dalam kehidupan karena mampu meningkatkan daya imajinasi
yang dituangkan dalam tulisan. Seseorang mampu menulis dengan baik, jika ia mampu
menuangkan gagasan dan ide yang dimiliki dengan sangat baik. Seseorang akan diakui
keberadaanya dalam mengemukakan gagasan dan menyampaikan pikiran-pikiran yang
dimilikinya dengan cara menulis. Dengan menulis, seseorang akan menjadi lebih produktif.
Sejalan dengan apa yang disampaikan Tarigan (1982:2) menulis merupakan suatu kegiatan
yang produktif dan ekspresif.
Untuk menjadi penulis yang kaya akan berbagai kosakata, tentu harus diimbangi oleh
keterampilan membaca. Menurut Murahimin (dalam wicaksono, 2014:10) membaca adalah
sarana utama menuju ke keterampilan menulis. Berdasarkan konsep tersebut, dapat dikatakan
bahwa membaca sebagai tendensi awal seseorang untuk menulis, dengan membaca kita akan
kaya akan kosakata, sehingga saat menulis kita tidak sulit menentukan gagasan. Widyamartaya
(1992:4) menulis dapat dipahami sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang
mengungkapkan gagasan dan menyampaika nnya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dipahami tepat seperti yang dimaksudkan oleh pengarang. Dapat dikatakan bahwa menulis
adalah kegiatan menyampaikan gagasan melalui bahasa tulis dengan harapan tulisan tersebut
dapat dipahami pembaca.
Berdasarkan jenisnya, kegiatan menulis dapat dikelompokan menjadi dua yaitu menulis
akademis dan menulis kreatif (Gerard,1996). Keterampilan menulis secara garis besar juga
dikelompokan menjadi dua , yaitu menulis permulaan dan menulis tingkat lanjut. Keterampilan
menulis permulaan adalah kegiatan menulis yang menjiplak, menebalkan, mencontoh,
melengkapi, menyalin dan mendikte. Literasi diharapkan mampu meningkatkan keterampilan
tingkat lanjut dimana peserta didik mampu mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi
dalam bentuk percakapan, petunjuk dan cerita. salah satu menulis tingkat lanjut adalah menulis
kreatif.
Greene dan Petty (1999) menjelaskan bahwa menulis kreatif adalah suatu kegiatan
mengarang yang sifatnya personal dan tidak selamanya memiliki kegiatan praktis. Menulis
kreatif dapat juga diartikan sebagai kemampuan untuk mengendalikan pikiran kreatif yang ada
dalam pikiran dan menuangkannya dalam sebuah kalimat terstruktur yang baik. Karangan dapat
dianggap sebagai hasil menulis kreatif apabila memenuhi beberapa kriteria yaitu asli, spontan,
dan imaginatif. Menjadi seorang penulis bukan suatu hal yang begitu mudah. Menulis adalah
persoalan pilihan eksistensi, yaitu kesadaran untuk berproses secara aktif-kreatif yang terus
menerus. Dalam kreativitas menulis yang dibutuhkan bukanlah teknik instan, tetapi lebih pada
semangat dan ikrar yang kuat yang dimulai dari diri sendiri. Semangat adalah modal utama
menulis, dengan semangat yang kuat kita akan menghasilkan suatu tulisan yang kreatif. Namun
sering kali menulis dijadikan beban berat, karena kegiatan menulis membutuhkan tenaga,
waktu dan konsentrasi dan perhatian yang sungguh-sungguh.
Menulis adalah cara kita menceritakan sesuatu kepada pembaca. Tujuanya adalah agar
pembaca menikmati tulisan yang sedang dibacanya. Saat menulis kita perlu mengembangkan
daya imajinasi dan kreativitas kita agar orang mendapatkan sesuatu dari apa yang kita tulis baik
dari nilai atau makna lainnya. Apabila tulisan memiliki daya tarik yang tinggi, dapat dikatakan
penulis memiliki kemampuan bahasa yang baik. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan
dipaparkan mengenai pengembangan modul kemampuan menulis kreatif. Ada baiknya kita
perlu mengetahui bahwa menulis kreatif adalah kompetensi. Menulis kreatif tidak cukup hanya
bakat. Menulis tidak terbatas pada minat atau dibangun oleh kebiasaan. Membangun
kompetensi menulis bukanlah sesuatu yang mudah. Namun, ketika memiliki kemauan, maka
akan ada jalan. Kompetensi menulis dapat terjadi apabila kita melakukannya dengan benar.
Menulis tidak hanya membutuhkan konsentrasi, tetapi harus dilibatkan kemauan dalam

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memadukan minat untuk belajar dan membangun kebiasaan untuk menuangkan setiap ide dan
gagasan secara tertulis (Yunus, 2015:1).
Istilah kreatif dalam menulis kreatif berarti (1) memiliki daya cipta atau memiliki
kemampuan menciptakan; (2) bersifat mengandung daya cipta. Kekreatifan berarti perihal
kreatif. Kreator berarti pencipta atau pencetus gagasan. Kreativitas berarti kemampuan untuk
mencipta (Sukirno, dalam Depdikbud 1996:530). Jadi, menulis kreatif adalah aktivitas
menuangkan gagasan secara tertulis atau melahirkan daya cipta berdasarkan pikiran dan
perasaan dalam bentuk tulisan atau karangan dalam teks.
Menulis kreatif sangat penting untuk mengembangkan imajinasi dan melatih kreativitas
siswa. Menulis kreatif memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengungkapkan ide dan
gagasan yang dimiliki dengan menggunakan kemampuan sendiri sehingga menghasilkan
tulisan yang menarik bagi pembaca. Adapun beberapa aktivitas menulis kreatif yaitu cerpen,
puisi, novel, naskah drama, biografi, skenario film, kisah perjalanan, proposal dan lain-lain.
Belajar menulis kreatif adalah proses belajar yang dapat mewujudkan aktivitas siswa untuk
menuangkan gagasan secara tertulis atau melahirkan daya cipta berdasarkan pikiran dan
perasaan dalam bentuk tulisan atau karangan.
Dari aktivitas menulis kreatif yang disebutkan diatas penulis memfokuskan tulisan pada
menulis kreatif cerpen. Nurgiyantoro (2019:2) cerpen merupakan jenis prosa fiksi yang
memiliki plot dan jumlah kata ringkas, sehingga dapat dibaca habis dalam waktu singkat.
Belajar menulis cerpen diharapkan mampu menjadikan siswa lebih kreatif dalam menuangkan
ide dan gagasannya secara runtut dengan isi dan unsur pembangun yang tepat. Pada dasarnya,
cerpen tidak memerlukan waktu yang lama untuk membuatnya karena bentuknya yang pendek
daripada novel, begitu juga untuk membacanya tidak memerlukan waktu lama pula. Bahasa
yang digunakan dalam cerpen bahasa yang sederhana, lebih sederhana jika dibandingkan
dengan bahasa dalam puisi yang mempunyai arti lebih kompleks, serta pemadatan kata
didalamnya.
Berdasarkan wawancara dengan guru bahasa Indonesia di SMPN 2 Depok, menyatakan
bahwa kemampuan menulis kreatif cerpen di kalangan siswa masih terbilang sangat minim.
Minimnya menulis kreatif cerpen ini disebabkan minat siswa terhadap membaca yang masih
kurang, sehingga saat siswa dihadapkan dengan tugas menulis cerpen siswa masih sangat
kesulitan dalam menuangkan ide, memilih kata-kata (diksi) dan merangkai kata-kata menjadi
sebuah paragraf yang utuh. Hasil kuesioner yang dibagikan kepada siswa kelas IX yang
direspon oleh 70 siswa menyatakan bahwa 95,7% siswa tidak memiliki hobi menulis cerpen,
dan mereka menulis cerpen jika ada tugas dari guru. Siswa juga menyatakan bahwa mereka

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

suka membaca cerpen dan sadar menulis cerpen mampu meningkatkan daya kreativitas mereka.
Meskipun siswa suka membaca cerpen mereka tetap kesulitan dalam mengembangkan ide
menjadi tulisan.
Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah model pembelajaran menulis cerpen. Model
pembelajaran menulis cerpen oleh Wicaksono (2014:92) dibagi menjadi enam model yaitu
teknik copy master (imajinasi), strategi 3M (meniru, mengolah, dan mengembangkan), metode
latihan terbimbing, teknik latihan terbimbing berdasarkan tokoh idola, pembelajaran
menggunakan audio visual, dan pembelajaran quantum writing. Keenam model ini memiliki
kekhasan masing-masing dalam memudahkan menulis cerpen. Dari keenam model menulis
cerpen di atas peneliti akan menggunakan satu model saja yaitu strategi 3M (meniru, mengolah,
dan mengembangkan). Strategi 3M mengacu pada beberapa tahapan pembelajaran menulis
cerpen yaitu meniru, mengolah dan mengembangkan. Pada tahap meniru diawali dengan
kegiatan pramenulis yakni dengan membaca cerpen yang akan dijadikan model. Selanjutnya
pada tahap mengolah siswa akan mengolah hasil saduran, namun hanya beberapa unsur. Unsur
tersebut adalah tokoh, latar dan alur. Kemudian tahap mengembangkan, tahap ini dilakukan
setelah tahap mengolah. Pada tahap ini siswa akan mengembangkan tema baru,
mengembangkan tokoh baru, mengembangkan latar baru, dan mengembangkan peristiwa yang
baru.
Berdasarkan tinjauan di atas, diperlukan modul pembelajaran menulis cerpen dengan
strategi 3M (meniru, mengolah, dan mengembangkan) yang memadukan teori dan praktik yang
dibuat untuk siswa kelas IX di SMPN 2 Depok. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk
mengembangkan modul pembelajaran menulis cerpen menggunakan strategi 3M yang
mencakup tiga tahap yaitu meniru, mengolah dan mengembangkan. Modul yang
dikembangkan berisi teori dan juga langkah-langkah dalam menulis cerpen menggunakan
strategi 3M yang akan disertai dengan contoh-contoh, dan kolom aktivitas yang memotivasi
siswa untuk menulis. Modul yang dihasilkan diharapkan mampu mendukung pelaksanaan
pembelajaran menulis cerpen dengan strategi 3M.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “
Bagaimana Pengembangkan modul pembelajaran menulis kreatif cerpen menggunakan strategi
3M untuk siswa SMP kelas IX di SMPN 2 Depok?

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini memiliki tujuan yang linier dengan rumusan masalah yang sudah
disebutkan yaitu dapat menghasilkan produk berupa modul belajar menulis cerita pendek
bagi siswa SMP.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak baik itu siswa,
guru, serta peneliti lain dalam menggunakan serta mengembangkan modul pemembelajaran
menulis kreatif cerpen menggunakan strategi 3M untuk siswa SMP kelas IX.
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi para pembaca, baik manfaat
teoritis maupun manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan teoritis untuk pembelajaran menulis
kreatif cerpen, serta memberikan sumbangan positif terhadap perkembangan keilmuan,
khususnya di bidang menulis kreatif cerpen.
2. Manfaat praktis
Secara praktis penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak yang terkait, yaitu:
a. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadikan motivasi peneliti lain untuk
mengembangkan bahan ajar yang lebih kreatif dan inovatif.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sumber belajar yang lebih efektif
dan efisien untuk pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis kreatif cerpen
dengan menggunakan modul pembelajaran. Selain itu, penelitian ini diharapkan
mampu mempermudah dan memfasilitasi guru dalam kegiatan pembelajaran menulis
kreatif cerpen.
1.5 Batasan Istilah
Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah untuk menghindari salah tafsir. Oleh
karena itu harus diberikan batasan sebagai berikut.
1. Menulis Kreatif
Menulis kreatif adalah suatu proses yang bertumpu pada pengembangan daya cipta
dan ekspresi pribadi dalam bentuk tulisan yang baik. Artinya, menulis kreatif
menekankan pada proses aktif seseorang untuk mengungkapkan ide atau gagasan
melalui cara yang tidak biasa sehingga menghasilkan karya cipta yang berbeda, tidak

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hanya baik, tetapi menarik (Yunus, 2015:11). Dapat dikatakan bahwa menulis kreatif
merupakan pengembangan daya cipta dalam bentuk tulisan melalui proses aktif dalam
mengungkapkan ide sehingga mampu menghasilkan sebuah karya baik dan menarik.
2. Cerpen
Cerpen adalah cerita yang habis dibaca sekitar sepuluh menit atau setengah jam.
Jumlah katanya sekitar 500-5000 kata. Jadi cerita pendek sering diungkapkan dengan
cerita yang dapat dibaca dalam sekali duduk (Kosasih, 2014:111). Dengan demikian
cerpen merupakan sebuah cerita pendek yang tidak memerlukan banyak waktu untuk
membacanya karena jumlah katanya yang relatif sedikit.
3. Strategi 3M (meniru, mengolah, mengembangkan)
Pada tahap meniru diawali dengan kegiatan pramenulis yakni dengan membaca
cerpen. tahap mengolah siswa akan mengolah cerpen yang sudah dibaca, dan tahap
mengembangkan ide baru berdasarkan tahap mengolah.
4. Modul
Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang
dipahami oleh pembelajar sesuai usia dan tingkat pengetahuan agar pembelajaran dapat
belajar secara mandiri dengan bimbingan minimal dari pendidik (Prastowo, 2011:104).
Dapat dikatakan bahwa modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis yang
dapat membantu pembelajar dalam proses belajarnya.
1.6 Spesifikasi produk
Produk yang dikembangkan peneliti adalah sebuah modul pembelajaran menulis kreatif
cerpen. Modul menulis cerpen ini dikembangkan menggunakan strategi 3M. Modul yang
disusun peneliti diharapkan membantu proses belajar menulis cerpen agar lebih efektif,
khususnya bagi siswa SMP kelas IX.
Modul yang dikembangkan peneliti diberi judul “ MARI MENULIS CERPEN”. Bab I
diberi judul “Struktur dan Kebahasaan Cerita Pendek”, bab ini menjelaskan struktur teks cerita
pendek dan kaidah kebahasan teks cerita pendek. Bab II diberi judul “Mengenal Strategi 3M”,
bab ini memberikan gambaran tentang bagaimana menulis cerpen menggunkan strategi. Pada
bab III diberi judul “Siap menulis cerpen dengan strategi 3M”. pada bab III ini siswa mulai
aktif menulis cerpen menggunakan strategi 3M sesuai panduan dalam modul belajar.
Modul yang dikembangkan dilengkapi dengan gambar/ilustrasi, kata-kata mutiara untuk
membuat modul lebih menarik. Modul ini juga dilengkapi dengan latihan, tugas, refleksi, dan
rubrik untuk mengukur pemahaman siswa dalam pembelajaran menulis kreatif cerpen.

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.7 Sistematika penyajian


Secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi lima bab. Setiap bab diuraikan secara
sistematis oleh peneliti. Bab I pendahuluan, bab ini menjelaskan mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, spesifikasi
produk, dan sistematika penyajian. Bab II studi pustaka, bab ini membahas mengenai penelitian
relevan, kajian teori dari masing-masing sub topik penelitian, dan kerangka berpikir. Bab III
metodologi penelitian membahas mengenai jenis penelitian, sumber data dan data penelitian,
teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan prosedur
pengembangan modul. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan menjelaskan mengenai hasil
analisis data serta pembahasan yang menjabarkan hasil penelitian. Bab V penutup, merupakan
bab yang menjelaskan mengenai simpulan dari data yang telah diolah dan saran.

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Penelitian Relevan

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ana Masruroh (2015)
dengan judul “Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis Pengalaman
(Experiential Learning) Untuk Siswa SMP/MTS”. Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa
Universitas Negeri Yogyakarta dengan tujuan untuk menghasilkan produk berbentuk modul
pembelajaran menulis kreatif cerpen berbasis pengalaman (experiential learning).
Penelitian Masruroh mengacu pada 10 tahap penelitian Brog and Gall yang disederhanakan
3 tahapan, yaitu penelitian dan pengumpulan informasi, perencanaan pembuatan produk,
dan uji coba terhadap siswa. Modul yang dikembangkan berjudul “mari menulis cerpen”.
Modul ini terdiri dari tiga bagian, yaitu pengenalan awal cerpen, motivasi, dan
pengaplikasian langkah-langkah experiential learning. Adapun hasil uji coba modul
pembelajaran memperoleh rata-rata skor akhir 4,63, berkategori sangat baik dengan tingkat
kelayakan 92,6% dan dinyatakan sangat layak digunakan
Penelitian tersebut dianggap relevan dengan penelitian yang dilakukan sehingga
penelitian ini dijadikan acuan. Persamaan penelitian ini pada jenis penelitian yang akan
diteliti yaitu pengembangan modul menulis kreatif cerpen, tetapi perbedaan terletak pada
pengaplikasian model experiential learning, penelitian yang datang menggembangkan
modul menulis cerpen menggunakan strategi 3M yaitu tahap meniru, mengolah dan
mengembangkan.
Penelitian relevan yang kedua, adalah penelitian yang dilakukan oleh Maria
Magdalena Tresnaningtyas (2019) dengan judul “Pengembangan Modul Pembelajaran
Menulis Kreatif Mahasiswa Dengan Memadukan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Cerita Rakyat
Tradisional Jawa Tengah”. Tujuan dari penelitian Tresnaningtyas adalah mengembangkan
modul pembelajaran menulis kreatif mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan memadukan nilai-nilai kearifan lokal cerita
rakyat tradisional Jawa Tengah. Adapun harapan penelitian ini adalah, dengan adanya
modul pada mata kuliah menulis kreatif dapat mempermudah mahasiswa dalam
mengerjakan dan juga memahami materi-materi secara mandiri tanpa adanya bantuan dari
pihak lain. Modul yang dikembangkan Tresnaningtyas diberi judul “Gemar Menulis

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kreatif”. Modul ini diuji cobakan pada mahasiswa dengan hasil akumulasi skor rata-rata
sebesar 4,21 dengan persentase kelayakan sebesar 84%. Dengan demikian modul
pembelajaran “Gemar Menulis Kreatif” layak digunakan sebagai panduan belajar
mahasiswa dalam menulis kreatif.
Penelitian relevan yang kedua ini memiliki kemiripan pada jenis penelitian yaitu
penelitian pengembangan dan menulis kreatif. Perbedaan yang terlihat, bahwa penelitian
relevan ini menggelorakan tentang pengembangan modul dengan memadukan nilai-nilai
kearifan lokal sebuah cerita rakyat. Lain halnya dengan penelitian yang datang, peneliti
mengembangkan modul menulis kreatif cerpen menggunakan strategi 3M yaitu meniru,
mengolah dan mengembangkan dengan harapan dapat membantu siswa dalam menulis
cerpen, perbedaan yang terlihat juga adalah subjek penelitian, penelitian terdahulu subjek
penelitian pada mahasiswa, sedangkan penelitian ini pada siswa SMP.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Wira Linda & Ayu dengan judul Keterampilan
Menulis Kreatif Cerpen Menggunakan Audio Siswa Kelas XII SMAN 1 Kecamatan
Payakumbuh. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian siswa kelas XII berjumlah
217 terdiri dari 8 kelas. Peneliti melakukan pengambilan sampel melalui teknik sampel
random acak (cluster random sampling) dengan cara mengundi. Instrumen penelitian adalah
tes unjuk kerja. Hasil analisis data menunjukan rata-rata nilai 90,8 dengan berada pada
rentangan 86-95% dengan kualifikasi baik sekali. Penelitian ini dianggap relevan karena
memiliki persamaan pada subjek penelitian yaitu menulis kreatif cerpen, perbedaan terlihat
adalah peneliti terdahulu menggunakan audio untuk meningkatkan menulis cerpen, peneliti
yang datang menggunakan modul pembelajaran menulis kreatif cerpen menggunakan
strategi 3M dengan harapan membantu proses belajar menulis cerpen bagi siswa maupun
pihak lain. Perbedaan lain dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang datang adalah
sumber data. Sumber data penelitian terdahulu yaitu siswa SMA, sedangkan penelitian ini
mengambil data siswa SMP.
2.2 Kajian Teori

Kajian teori memaparkan hasil kumpulan teori-teori dari para ahli yang digunakan
peneliti sebagai acuan berpikir dalam penelitian ini. Dalam kajian teori terdapat tiga teori
yang dibahas, yaitu 1) menulis kreatif, 2) cerpen, 3) strategi 3M, dan 4) modul. Berikut ini,
dijelaskan tiga pokok bahasan tersebut.

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.2.1 Menulis Kreatif


Menulis kreatif merupakan suatu proses yang bertumpu pada pengembangan daya
cipta dan ekspresi pribadi dalam bentuk tulisan yang baik dan menarik. Artinya, menulis
kreatif menekankan pada proses aktif seseorang untuk mengungkapkan ide dan gagasan
melalui cara yang tidak biasa sehingga menghasilkan karya cipta yang berbeda, tidak
hanya baik, tetapi juga menarik (Yunus, 2015:11). Pernyataan Yunus ini menegaskan
bahwa menulis kreatif menekankan pada suatu proses aktif yang mampu menghasilkan
suatu karya cipta yang menarik.
Menulis kreatif terdiri dari dua unsur yaitu, menulis dan kreatif. Menulis merupakan
sebuah kegiatan menuangkan ide dalam bentuk tulisan, sedangkan kreatif adalah
kemampuan seseorang mencipta yang membutuhkan imajinasi dan kecerdasan. Menulis
kreatif dapat dikatakan sebagai ekspresi cara berpikir dalam menuangkan ide atau
gagasan yang tidak biasa sehingga mampu dituangkan menjadi karya yang berbeda,
Yunus (2015:10). Ada tiga kata kunci yang ditekankan Yunus yaitu cara berpikir, ide
atau gagasan yang tidak biasa, dan karya yang berbeda. Dari ketiga kata kunci ini, peneliti
menyimpulkan bahwa menulis kreatif bertumpu pada proses berpikir yang aktif sehingga
mampu menghasilkan ide atau gagasan yang tidak biasa yang menjadi karya yang
berbeda. Secara implikatif, Jabrohim (dalam Wicaksono,2014:11) mengemukakan
bahwa menulis kreatif sastra merupakan suatu kegiatan “intelektual” yang menuntut
penulis harus benar-benar cerdas, menguasai bahasa, luas wawasanya, sekaligus peka
perasaannya. Pengertian kedua para ahli tersebut saling melengkapi. Yunus
mengemukakan dari segi cara berpikir dalam menyampaikan ide atau gagasan yang
menghasilkan karya sastra, sedangkan Jabrohim menekankan pada teknik atau
penguasaan awal yang harus dimiliki seorang penulis. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa menulis kreatif adalah suatu kegiatan menuangkan ide atau gagasan
yang membutuhkan suatu kecerdasan supaya menghasilkan sebuah karya yang menarik.
Menulis kreatif lebih cocok digunakan dalam menulis karangan fiksi. Menulis
kreatif tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Menulis kreatif menuntut
seseorang penulis menguasai diksi, keterkaitan antara masalah, memiliki kosakata yang
banyak dan perasaan yang dirasakan pembaca meski hanya lewat tulisan. Untuk
menghasilkan tulisan yang kreatif penulis terlebih dahulu mengetahui sikap-sikap tulisan
kreatif. Yunus (2015:10-11) menyatakan menjadi seorang penulis kreatif harus bertumpu
pada tiga sifat tulisan kreatif yaitu, a) imajinatif yaitu menekankan pada daya khayal
penulis untuk menggali dan mengeksplorasi bahan dan ide tulisan secara optimal.

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Walaupun daya khayal yang dibuat oleh penulis berdasarkan realitas kehidupan manusia,
namun penulis juga harus mampu menjadikan tulisan kreatif lebih menarik dan baik. b)
ekspresif, lebih menekankan pada ekspresi dari penulis yang selalu berkaitan dengan
pengalaman dan pengetahuan yang akan dituangkan dalam bentuk cerita. Menulis dengan
menggunakan sifat ekspresif dapat menggugah pengalaman batin pembaca. c) apresiasi,
menekankan pada kesenjangan penulis dalam menikmati ide cerita yang akan disajikan
dalam tulisan, sifat apresiasi ini diharapkan mampu menciptakan nilai baru terhadap
karya yang dihasilkan, termasuk nilai baru dalam kehidupan. Ketiga sifat tulisan kreatif
ini harus ada didalam tulisan. Dapat disimpulkan bahwa sifat imajinatif, ekspresif dan
apresiasi harus ada dalam sebuah tulisan atau karangan agar mampu menghasilkan karya
yang tidak biasa atau bebeda, baik dan menarik untuk dibaca.
2.2.2 Cerpen
2.2.2.1 Pengertian Cerpen
Cerpen merupakan singkatan dari cerita pendek. Cerpen tentunya memiliki definisi
yang beragam. Sumardjo (2001:91) mengungkapan bahwa cerita pendek adalah seni
menyajikan cerita, yang didalamnya merupakan satu kesatuan bentuk utuh, tunggal,dan
tidak ada bagian-bagian yang tidak perlu, tetapi juga ada bagian yang terlalu banyak,
semuanya pas, integral dan mengandung satu arti. Pengertian Sumardjo ini menegaskan
bahwa cerpen merupakan seni menyajikan cerita yang mengandung satu arti. Hal ini
sejalan dengan teknik menulis cerpen menurut Thahar (1999:45) yang menyatakan
bahwa salah satu teknik menulis cerpen adalah dengan merekayasa rangkaian cerita
menjadi unik, baru, dan tentu saja tidak ada duanya. Ada tiga kata kunci yang terkandung
di dalam pengertian Thahar yaitu merekayasa, unik dan baru. Pengertian Sumardjo dan
Thahar menekankan bahwa cerpen haruslah mengandung satu arti.
Tidak hanya dua para ahli diatas, Diponegoro (1994:6) menambahkan bahwa cerpen
merupakan tulisan yang paling selektif dan ekonomis. Selektif yang dimaksudkan oleh
Diponegoro adalah saat menuliskan cerita pendek, seorang penulis haruslah memilih
kata-kata yang sesuai dengan apa yang ingin ditulis, agar cerita yang dituliskan bisa
dipahami oleh pembaca. Kemudian, ekonomis yang dimaksudkan oleh Diponegoro
mengandung dua arti, yaitu pertama saat menulis cerpen kita tidak memerlukan waktu
yang lama, karena isi cerita yang disajikan mengandung satu arti, kemudian yang kedua,
apabila tulisan ditawarkan di media-media, maka tulisan tersebut mampu membawa
keuntungan ekonomi bagi penulis. Pengertian Diponegoro ini, mengingatkan pembaca
bahwa saat menulis karya cerita pendek apapun pembaca harus memilih kata-kata yang

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sesuai agar mudah dipahami pembaca dan harus mengandung satu arti. Adapun
keuntungan yang ditekankan oleh Diponegoro dalam menghasilkan karya yaitu mampu
menambah perekonomian apabila tulisan tersebut ditawarkan kepada media-media
penerbit dengan syarat tulisa memiliki nilai kebermanfaatan dan menarik untuk dibaca.
Strong (dalam Tarigan, 1991:176) yang menyatakan bahwa cerpen menimbulkan
minat masyarakat yang cukup besar untuk membacanya. Hal itu disebabkan sifat cerpen
yang singkat dan lengkap. Sastrawan sebagai pencipta sastra dapat menulis dan
mengemukakan pikiran dan sikapnya terhadap sesuatu dengan cepat dan simpel.
Demikian juga pembaca yang membaca cerpen tidak memerlukan waktu yang lama untuk
membacanya. Lebih lanjut, Edgar Allan Poe (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2002:10)
yang mengemukakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali
duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam, sesuatu hal yang tidak mungkin
dilakukan untuk sebuah novel.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cerpen merupakan suatu cerita fiksi
berbentuk prosa yang ceritanya ditulis singkat dan lengkap kemudian dirangkai menjadi
cerita yang unik,baru dengan berpusat pada satu peristiwa pokok.
2.2.2.2 Ciri-ciri cerpen
Agar mampu membedakan dengan karya sastra lainnya, maka cerita pendek haruslah
memiliki ciri-ciri agar bisa menunjukan kekhasannya. Tarigan (2011:80) mengemukakan
ciri-ciri cerpen sebagai berikut.
1. Ciri utama cerita pendek adalah singkat, padu dan intensif (brevity, vunity, and
intensity).
2. Unsur utama cerita pendek adalah adegan, tokoh, dan gerak (scence, character,
and action).
3. Bahasa cerita pendek haruslah tajam, sugestif dan menarik perhatian (incisie,
suggestive, and alert).
4. Cerita pendek harus mengandung inpretasi pengarang tentang konsep mengenai
kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
5. Sebuah cerita pendek harus menimbulkan efek dalam pikiran pembaca.
6. Cerita pendek mengandung detail-detail dan insiden yang dipilih dengan segaja
dan bisa menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran pembaca.
7. Cerita pendek harus menimbulkan perasaan pada pembaca bahwa jalan ceritalah
yang pertama menarik perasaan, dan kemudian menarik pikiran.

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Dalam sebuah cerita pendek sebuah insiden yang yang terutama harus
menguasai jalan cerita.
9. Cerita pendek harus mempunyai selaku pelaku utama.
10. Cerita pendek harus mempunyai satu efek atau kesan yang menarik.
11. Cerita pendek harus bergantung pada satu situasi.
12. Cerita pendek harus memberikan impresi tunggal.
13. Cerita pendek harus memberikan kebulatan efek.
14. Cerita pendek menyajikan suatu emosi
15. Jumlah kata yang terdapat dalam cerita pendek biasanya dibawah 10.000 kata,
tidak boleh lebih dari 10.000 kata ( atau kira-kira 33 halaman kuarto spasi
rangkap).
2.2.2.3 Unsur pembangun cerpen
Unsur pembangun cerpen sama dengan unsur pembangun novel yaitu adanya unsur
intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam
cerita itu. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang membangun cerita dari
luar seperti sosial, budaya dan ekonomi. Unsur intrinsik oleh Wicaksono (2014:57)
meliputi judul, tema, latar, alur, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat.
Ketujuh unsur intrinsik ini dijelaskan sebagai berikut.
a. Judul
Judul akan menjadi hal pertama yang dikenal oleh pembaca, hal ini
dikarenakan sampai saat ini tidak ada karya yang tanpa judul. Judul seringkali
mengacu pada tokoh, latar, tema, maupun kombinasi dari beberapa unsur
tersebut. Dengan membaca judul saja, pembaca akan mendapatkan gambaran
mengenai isi cerita (Wicaksono 2014:57).
Dari pendapat Wicaksono, peneliti dapat menyimpulkan bahwa judul
merupakan unsur yang selalu ada dalam cerita yang merupakan gambaran umum
mengenai cerita.
b. Tema cerita
Tema dipandang sebagai dasar arti atau gagasan dasar umum sebuah karya
sastra. Tema menjadi unsur cerita yang memberikan makna dan kekuasaan
sekaligus unsur pemersatu semua fakta dan sarana cerita (Sugihastuti dan
Suharto, 2005:45). Dapat disimpulkan bahwa tema merupakan gagasan pokok
yang mampu memberikan makna terhadap semua fakta dalam cerita.

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tema disaring dari motif-motif yang terdapat dalam karya sastra dan mampu
menentukan hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik dan situasi tertentu. Tema
dalam banyak hal bersifat ‘mengikat’ kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa,
konflik serta situasi tertentu termasuk unsur intrinsik lain.
c. Alur cerita
Menurut (Wicaksono, 2014:57) alur cerita merupakan peristiwa yang jalin-
menjalin berdasarkan urutan dan hubungan tertentu. Sebuah rangkaian peristiwa
terjalin berdasarkan urutan waktu, kejadian, dan hubungan sebab-akibat.
Jalinnya berbagai peristiwa,baik secara linier atau lurus maupun secara
kausalitas, sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh, padu dan bulat dalam
suatu prosa fiksi.
Lebih lanjut alur menurut Stanton (1965:14-16) merupakan peristiwa-
peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana,
dikarenakan pengarang menyusun peristiwa berdasarkan hubungan sebab-akibat.
Bagian terpenting dari alur adalah konflik dan klimaks. Alur menceritakan
urutan kejadian, namun setiap kejadian dihubungkan secara sebab-akibat.
Peristiwa yang disebabkan dapat menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
Kedua para ahli di atas menekankan bahwa alur merupakan sebuah rangkaian
peristiwa yang ditampilkan secara sederhana berdasarkan hubungan sebab-
akibat.
d. Tokoh dan penokohan
Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Menurut
Wiyatmi (2009:30) tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan pengarang, meskipun
dapat juga merupakan gambaran dari orang-orang yang hidup di alam nyata.
Pendapat Wiyatmi ini menegaskan bahwa tokoh dalam cerita dibuat seolah-olah
ada seperti di alam nyata.
Adapun menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2013:247) menjelaskan
bahwa tokoh cerita (character) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu
karya naratif atau drama dan ditafsirkan oleh pembaca yang memiliki kualitas
moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan
apa yang dilakukan dalam tindakan. Hal ini sejalan dengan apa yang
disampaikan oleh Baldic (dalam Nurgiyantoro, 2013:247) yang mengemukakan
bahwa tokoh adalah orang yang menjadi pelaku dalam cerita fiksi atau drama.

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah pelaku utama


dalam sebuah cerita yang digambarkan seolah-olah hidup serta memiliki kualitas
moral yang diekspresikan melalui ucapan dan tindakan.
Menurut Nurgiyantoro (2002:176-210) tokoh dalam cerita fiksi dibedakan
menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh
yang tergolong penting dan ditampilkan secara terus menerus sehingga terasa
mendominasi sebagian besar cerita., sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh
yang hanya memunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita dan itupun
mungkin dalam porsi penceritaan yang relatif pendek.
e. Latar
Menurut Kenny (dalam Sugihastuti dan Suharto 2005:54) latar merupakan
atmosfer karya sastra yang mendukung masalah tema, alur dan penokohan. Latar
meliputi penggambaran geografis, pemandangan, perincian dan perlengkapan
ruang. Dapat dikatakan bahwa latar ialah penggambaran mengenai geografis,
pemandangan, perincian dan perelangkapan ruang.
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan
waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra
(Sudjiman, dalam Burhan Nurgiyantoro, 2002:46). Secara terperinci latar
meliputi penggambaran lokasi geografis, topografi, pemandangan, sampai pada
perlengkapan sebuah ruangan seperti pekerjaan atau kesibukan sehari-hari para
tokoh, waktu berlakunya kejadian, masa sejarahnya, musim terjadinya,
lingkungan agama, moral, intelektual, sosial dan emosional para tokoh. Dari
pendapat Sudjiman ini, peneliti memiliki gambaran yang lebih luas mengenai
latar yang merupakan penggambaran mengenai terjadinya semua peristiwa
dalam karya sastra baik latar tempat dan waktu yang digambarkan secara
terperinci dalam cerita.
Lebih lanjut, Sayuti menjelaskan bahwa dalam fiksi latar dibedakan menjadi
tiga macam yaitu latar tempat, waktu dan sosial. Latar tempat berkaitan dengan
masalah geografis, kemudian latar waktu berkaitan dengan masalah waktu, hari,
jam maupun historis, Sedangkan latar sosial berkaitan dengan kehidupan
masyarakat. Pendapat Sayuti ini menekankan bahwa latar tidak terlepas dari
penggambaran tempat, waktu dan sosial yang diurutkan dalam satu kejadian
peristiwa cerita.

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dengan demikian, latar merupakan segala keterangan, petunjuk mengenai


ruang, waktu, dan sosial terjadinya sebuah peristiwa dalam satu karya sastra.
f. Sudut pandang
Sudut pandang (point of view) adalah cara memandang tokoh-tokoh
menempatkan dirinya pada kisah tertentu. Sudut pandang sengaja dipilih
pengarang untuk mengemukakan gagasan ceritanya (Wicaksono, 2014: 338).
Pendapat ini menjelaskan bahwa sudut pandang merupakan cara seorang
pengarang menempatkan tokoh pada kisah tetentu yang mampu mengungkapkan
gagasan yang dapat membentuk cerita. Pendapat Wicakson sepadan dengan
pendapat Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2013:338) mengemukakan bahwa sudut
pandang merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai
sarana menyajikan cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
Lebih lanjut, Baldic yang menjelaskan bahwa sudut pandang adalah posisi
atau sudut mana yang menguntungkan untuk menyampaikan kepada pembaca
terhadap peristiwa dan cerita yang diamati serta dikisahkan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sudut pandang adalah cara atau
pandangan seorang pengarang yang dipergunakan untuk menyampaikan cerita
kepada pembaca terhadap peristiwa dan cerita yang diamati dan dikisahkan.
g. Gaya bahasa dan nada
Gaya bahasa adalah pengungkapan khas seorang pengarang dalam ceritanya.
Pengarang menggunakan bahasa dalam mengekspresikan karyanya. Pengamatan
terhadap bahasa ini pasti akan mengungkapkan hal-hal yang membantu kita
menafsirkan makna suatu karya atau bagian-bagianya yang selanjutnya
memahami dan menikmati karya tersebut (Wicaksono, 2014:70). Pendapat
Wicaksono ini lebih menekankan pada fungsi gaya bahasa dan nada dalam karya
sastra yaitu bahasa dalam cerita sangat penting untuk mengekspresikan karya,
membantu menafsirkan makna, membantu memahami cerita dan melalui bahasa
pembaca akan menikamti tulisan dalam karya tersebut.
Hal senada disampaikan oleh Sayuti (dalam Wicaksono, 2014:71), gaya
bahasa merupakan kemahiran seseorang pengarang dalam memilih dan
menggunakan kata-kata, kelompok kata, kalimat dan ungkapan yang pada
akhirnya akan ikut menentukan keberhasilan, keindahan, dan kemasukakalan
suatu karya yang menjadi hasil ekspresi dirinya. Dapat dikatakan bahwa gaya
bahasa merupakan kecakapan seorang pengarang dalam memilih kata-kata yang

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mampu menentukan keberhasilan, keindahan, dan kemasukakalan cerita dalam


sebuah karya sastra.
Dari dua pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa
adalah kecakapan seorang pengarang dalam memilih kata-kata untuk
mengekspresikan karya, memunjukan makna cerita, memberikan keindahan dan
kemasukakalan cerita yang dan mudah dipahami oleh pembaca.
2.2.2.4 Struktur teks cerita pendek
Seperti genre sastra lain, cerpen memiliki strurktur atau unsur-unsur yang
mendukung kebulatan, unsur-unsur ini saling berkaitan sehingga tidak dapat dipisahkan
satu sama lainnya. Kosasih (2014:113) menjelaskan struktur cerita pendek secara umum
dibentuk oleh;
1. Abstrak (sinopsis) merupakan bagian cerita yang menggambarkan keseluruhan isi
cerita.
2. Orientasi atau pengenalan cerita, baik itu berkenaan dengan penokohan ataupun
bibit-bibit masalah yang dialaminya.
3. Komplikasi atau puncak konflik, yakni bagian cerpen yang menceritakan puncak
masalah yang dialami tokoh utama.
4. Evaluasi, yakni bagian yang menyatakan komentar pengarang atas peristiwa puncak
yang telah diceitakan..
5. Resolusi merupakan tahap penyelesaian akhir dari seluruh rangkaian cerita.
6. Koda merupakan komentar akhir terhadap keseluruhan isi cerita, mungkin juga di isi
dengan kesimpulan tentang hal-hal yang dialami tokoh utama.
2.2.3 Strategi 3M
Strategi 3M yaitu strategi meniru, mengolah dan mengembangkan. Strategi 3M ini
dipilih peneliti dengan harapan siswa bisa mengembangkan daya kreatif mereka dengan
mengembangkan strategi 3M tersebut. Untuk lebih jelas mengenal Strategi 3M
Wicaksono (2014:94-96) menjelaskan sebagai berikut.
a. Tahap meniru
Menurut KBBI meniru merupakan melakukan sesuatu seperti yang diperbuat
orang lain dan sebagainya. Pada tahap meniru dalam strategi ini adalah melakukan
tiruan tulisan dari cerita pendek yang dibaca siswa. Tahap meniru ini merupakan
kegiatan pramenulis yakni dengan membaca cerpen yang dijadikan model meniru.
Langkah selanjutnya dari kegiatan meniru adalah siswa mengidentifikasi unsur
cerpen dengan mengisi bagan yang telah disediakan. Adapun bagan tersebut berisi

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tentang siapa, kapan, bagaimana, mengapa, dan dimana. Tujuan dari identifikasi ini
agar siswa lebih mudah dalam meniru cerita pendek tersebut. Setelah melakukan
identifikasi unsur tersebut langkah selanjutnya adalah siswa akan menyadur cerita
pendek dengan menganti unsur tokoh dan latar sesuai dengan dunia siswa.
Dapat disimpulkan bahwa tahap meniru dari strategi 3M memiliki 3 langkah
yaitu siswa membaca cerpen terlebih dahulu, kedua siswa mengidentifikasi unsur
cerita pendek dengan menjawab pertanyaan siapa, kapan, bagaimana, mengapa dan
dimana, langkah ketiga adalah meniru cerita dengan menganti unsur tokoh dan
latar.
b. Tahap mengolah
Mengolah berarti cara melakukan sesuatu supaya menjadi lain atau menjadi
lebih sempurna (KBBI). Tahap mengolah pada strategi 3M nantinya adalah
melakukan sesuatu menjadi berbeda dari cerita yang telah dibaca berdasarkan
strategi meniru. Menurut Wicaksono pada tahap mengolah siswa akan mengolah
hasil saduran, namun hanya beberapa unsur intrinsik cerpen. Unsur yang akan
digunakan yaitu tokoh, latar, dan alur. Pertimbangan digunakan tiga unsur tersebut
karena unsur tokoh, latar dan alur adalah unsur yang paling mudah dikembangkan
secara kreatif dan untuk efisiensi waktu pembelajaran.
Penjelasan mengenai tiga unsur yang dipilih dalam tahap mengolah sebagai
berikut; pada tahap mengolah tokoh, yang dilakukan siswa adalah menambah tokoh
dalam cerita, mendeskripsikan watak tokoh, dan mengubah cerita secara relatif
sama. Selanjutnya pada tahap mengolah alur cerita, yang dilakukan siswa adalah
membuat urutan-urutan peristiwa baru sesuai dengan cerita yang dibuatnya. Dan
pada tahap mengolah latar, yang dilakukan siswa adalah mengubah latar menjadi
baru sesuai dengan daya kreatif siswa.
Dapat disimpulkan bahwa pada tahap mengolah ini siswa diajak untuk mulai
belajar kreatif dan aktif dalam menyadur cerita yang telah dibacanya menjadi cerita
baru milik siswa.
c. Tahap mengembangkan
Tahap mengembangkan dilakukan siswa setelah tahap mengolah. Pada tahap
ini, siswa akan mengembangkan tema baru, tokoh baru, latar baru, dan peristiwa
baru.
Adapun rincian dari setiap unsur yang dikembangkan adalah (1) tema
dikembangkan secara orisinil dan unik, (2) tokoh yang dikembangkan dilengkapi

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan dialog, monolog, dan komentar, (3) latar dikembangkan dengan deskripsi
yang rinci, (4) peristiwa dikembangkan menggunakan kalimat yang lengkap, jelas
dan menggunakan bahasa yang komunikatif.
2.2.4 Modul
A. Pengertian Modul
Menurut Daryanto (2013:9) modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang
dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman
belajar terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar
yang spesifik. Modul minimal memuat tujuan pembelajaran, materi/substansi belajar
evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, dengan
harapan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri dengan kecepatan masing-
masing. Dari pendapat Dartyanto ini, dapat disimpulkan bahwa modul adalah bahan
ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis yang memuat tujuan pembelajaran,
materi/substansi evaluasi yang memudahkan siswa untuk belajar secara mandiri
dengan kecepatan masing-masing.
Senada dengan Yudhi Munadi (2013:99), modul merupakan bahan ajar yang dapat
digunakan oleh peserta didik untuk belajar secara mandiri dengan bantuan seminimal
mungkin dari orang lain. Dikatakan demikian karena modul dibuat secara utuh dan
sistematis serta dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri. Dapat dikatakan bahwa
modul adalah bahan aja yang digunakan peserta didik untuk belajar secara mandiri
dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain.
Lebih lanjut, Abdul Majid (2017:176) mengemukakan bahwa modul merupakan
buku yang tertulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar mandiri tanpa atau
dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen
dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelumnya. Sementara itu, menurut Nasution
(2011:205) modul merupakan suatu unit yang lengkap mampu berdiri sendiri dan
terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu pelajar
dalam mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas.
Sebuah modul akan bermakna jika peserta didik dengan mudah menggunakannya.
Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki
kecepatan tinggi dalam belajar akan cepat menyelesaikan satu lebih atau lebih
kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik serta disajikan dengan
menggunakan bahasa yang menarik, baik, dan dilengkapi dengan ilustrasi.

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa modul merupakan bahan ajar
yang disusun secara sistematis yang berisikan komponen dasar bahan ajar
menggunakan bahasa yang baik, menarik dan dilengkapai dengan ilustrasi agar peserta
didik mudah memahami materi serta mampu belajar secara mandiri.
B. Tujuan Penulisan Modul
Menurut Mulyasa (2010:43), tujuan utama modul untuk meningkatkan efisien dan
efektivitas pembelajaran, baik waktu, fasilitas, maupun tenaga dengan tujuan mampu
mencapai tujuan secara optimal. Dapat dikatakan bahwa modul dibuat untuk
meningkatkan efisien dan efektifitas pembelajaran yang agar mencapai tujuan
optimal. Menurut Suparman (2014:84), mengemukakan bahwa kemandirian belajar
adalah sifat atau sikap serta kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk melakukan
kegiatan belajar secara mandiri untuk menguasai kompetensi tertentu sehingga dapat
digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Tujuan yang disampaikan
Suparman ini sangat jelas menekankan bahwa tujuan modul adalah memecahkan
masalah dengan mempelajari secara mandiri materi yang dimuat dalam modul.
Adapun menurut Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional (2008), penulisan modul mempunyai tujuan sebagai
berikut :
a. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbal. Artinya bahwa dengan menyusun bahan ajar dalam modul peserta didik
bisa belajar secara mandiri sehingga tujuan atau pesan dapat disampaikan secara
optimal.
b. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, daya indera, baik peserta didik maupun
pengajar/instruksi. Artinya bahwa dengan adanya modul peserta didik maupun
pengajar bisa belajar kapan saja sesuai dengan kebutuhan mereka.
c. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan
motivasi dan gairah belajar, mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi
langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan
pelajar untuk belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.
d. Memungkinkan pelajar dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil
belajarnya. Artinya bahwa tujuan penulisan modul ini sangat membantu peserta
didik dalam mengevaluasi kekurangan dan kelebihan dirinya selama proses
belajar.

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan


penulisan modul adalah untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran serta dapat
dijadikan sebagai alat evaluasi, bahan mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
Modul juga dapat digunakan sebagai bahan belajar secara kelompok maupun
individu sesuai dengan kebutuhan dan karakter belajar masing-masing.
C. Karakteristik Modul
Modul merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis untuk memudahkan
peserta didik belajar baik secara mandiri maupun berkelompok. Tentunya sebuah
bahan ajar yang dikemas dalam modul harus memiliki karakteristik agar
meningkatkan motivasi belajar penggunanya. Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan (2008:4-7), modul yang akan dikembangkan harus
memperhatikan lima karakteristik modul yaitu self instruction, self contained, stand
alone, adaptif, dan user friendly. Kelima karakteristik modul tersebut akan
dideskripsikan sebagai berikut:
a. Self instruction yaitu siswa dimungkinkan belajar mandiri dan tidak tergantung
pada pihak lain. Artinya bahwa dengan adanya modul dapat mengurangi
ketergantungan siswa terhadap orang lain dalam proses belajar.
b. Self contained, yaitu seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat
dalam modul tersebut. Karakteristik ini bertujuan untuk memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena
materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh.
c. Stand alone, yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar
lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Siswa
tidak perlu bahan ajar lain untuk mempelajari atau mengerjakan tugas pada
modul tersebut.
d. Adaptif, artinya modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, fleksibel/luwes digunakan di berbagai perangkat
keras (hardware). Modul yang adaptif adalah modul yang dapat digunakan
sampai kurun waktu tertentu.
e. User friendly (bersahabat/akrab), artinya modul harus memiliki instruksi dan
paparan informasi bersifat sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan
istilah yang umum digunakan. Sehingga tujuan dari pembuatan modul dapat
tepat sasaran dan digunakan dengan sebaik mungkin.

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa modul harus


memiliki karakteristik yang jelas dan mudah dipahami, bermanfaat, dan diterima
oleh penggunanya sehingga dapat digunakan untuk belajar mandiri.
D. Sistematika Penyusunan Modul
Modul harus memiliki sistematika penyusunan yang jelas agar siswa mudah
memahami materi yang dipelajari. Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan
(2008:21-26), struktur penulisan modul dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian
pembuka, bagian isi, dan bagian penutup. Rincian ketiga sistematika penyusunan
modul dijelaskan sebagai berikut.
1. Bagian Pembuka
a. Judul
Judul pada modul dibuat semenarik mungkin dan harus memberi gambaran
materi yang akan dibahas.
b. Daftar Isi
Daftar isi menyajikan topik-topik yang akan dibahas dan diurutkan
berdasarkan kemunculan dalam modul pembelajaran dengan melihat topik
keseluruhan dalam modul. Pada daftar isi dicantumkan nomor halaman, agar
memudahkan pembaca dalam menemukan topik.
c. Peta Informasi
Peta informasi akan menampilkan kaitan antara topik dalam modul. Peta
informasi bisa menggunakan diagram isi bahan ajar yang telah dipelajari
sebelumnya.
d. Daftar Tujuan Kompetensi
Penulisan tujuan kompetensi membantu pembelajar mengetahui
pengetahuan, sikap, dan keterampilan apa yang dapat dikuasai setelah
menyelesaikan pelajaran.
e. Tes Awal
Untuk melakukan tes awal pada siswa, pengajar perlu memberikan
keterampilan dan pengetahuan awal kepada siswa agar mereka menguasai
materi dalam modul. Hal itu dapat dilakukan dengan memberikan pre-test
kepada siswa. Adapun tujuan dilakukan pre-test adalah untuk mengetahui
penguasaan materi prasyarat dalam modul.

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Bagian Isi
a. Pendahuluan/ tinjauan umum materi
Pendahuluan pada modul berfungsi memberikan gambaran umum mengenai
isi materi modul, meyakinkan pembelajar bahwa materi yang dipelajari
bermanfaat, meluruskan harapan pembelajar mengenai materi yang akan
dipelajari, mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan
dipelajari, dan memberikan petunjuk bagaimana mempelajari materi yang
akan disajikan.
Bagian pendahuluan akan menyajikan peta informasi mengenai materi yang
akan dibahas dan daftar tujuan kompetensi yang akan dicapai setelah
mempelajari modul
b. Hubungan dengan materi atau pelajaran lain
Materi yang disajikan dalam modul sebaiknya lengkap, artinya semua materi
yang akan dipelajari tersedia dalam modul. Namun, apabila tujuan kompetensi
menghendaki pembelajar mempelajari materi untuk memperluas wawasan dari
materi diluar modul maka pembelajar perlu diberi arahan mengenai sumber
materi. Apabila materi tersedia pada buku teks, maka perlu menuliskan judul
dan pengarang buku yang digunakan.
c. Uraian materi
Uraian materi merupakan penjelasan secara terperinci tentang materi
pembelajaran dalam modul. Uraian isi materi disusun secara sistematis, agar
memudahkan pembelajar memahami materi pembelajaran. Apabila yang
diuraikan cukup luas, maka dapat dikembangkan ke dalam beberapa kegiatan
belajar. Setiap kegiatan belajar memuat uraian materi, penugasan, dan
rangkuman. Rincian uraian materi akan dijelaskan sebagai berikut:
Kegiatan Belajar I
Pengertian, tujuan, dan jenis-jenis rapat
A. Tujuan Kompetensi
B. Uraian Materi
C. Tes Formatif
D. Tugas
E. Rangkuman

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kegiatan Belajar II
Perencanan rapat yang efektif
A. Tujuan Kompetensi
B. Uraian Materi
C. Tes Formatif
D. Tugas
E. Rangkuman
d. Penugasan
Penugasan dalam modul sangat diperlukan untuk menegaskan kompetensi
yang diharapkan setelah mempelajari modul. Jika pembelajar diharapkan
untuk menghafal sesuatu, maka dalam penugasan harus dinyatakan secara
tegas. Jika pembelajar diharapkan menghubungkan materi dengan pekerjaan
sehari-hari, maka penugasan harus secara eksplisit.
Penugasan akan menunjukan kepada pembelajar bagian terpenting dalam
modul.
e. Rangkuman
Rangkuman merupakan hal-hal pokok yang telah dibahas dalam modul.
Rangkuman diletakan pada bagian akir modul.
3. Bagian Penutup
a. Glossary atau daftar istilah
Glossary berisi definisi yang dibahas dalam modul. Definisi dibuat ringkas
dengan tujuan mengingat kembali konsep yang telah dipelajari.
b. Tes akhir
Tes akhir merupakan latihan yang dikerjakan setelah mempelajari satu
bagian dalam modul. Adapun aturan umum tes akhir adalah tes tersebut dapat
dikerjakan oleh pembelajar dalam waktu 20% dari waktu mempelajari modul.
Jadi, jika suatu modul dapat diselesaikan dalam waktu tiga jam maka tes akhir
harus dikerjakan dalam waktu setengah jam.
c. Indeks
Indeks memuat istilah-istilah penting dalam modul serta halaman dari mana
istilah tersebut ditemukan. Indek perlu diberikan dalam modul agar pembelajar
mudah menemukan topik yang ingin dipelajari. Indek juga perlu memuat kata
kunci yang memungkinkan pembelajar akan mencarinya.

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Prosedur Penulisan Modul


Prosedur penulisan modul bertujuan untuk mencapai tujuan belajar dengan baik dan
disusun secara sistematis. Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:12-16)
penulisan modul dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut:
1. Analisis modul
Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis kompetensi
untuk menentukan jumlah dan judul suatu modul yang dibutuhkan dalam
mencapai kompetensi tertentu. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis
kebutuhan modul yaitu,a) peneliti menetapkan terlebih dahulu kompetensi secara
garis besar program pembelajaran yang akan disusun untuk menjadi modul, b)
peneliti mengidentifikasi dan menentukan ruang lingkup kompetensi yang akan
dicapai,c) peneliti menentukan dan mengidentifikasi pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang dipersyaratkan, d) peneliti menentukan judul modul yang akan
ditulis.
2. Penyusunan draf
Penyusunan draf merupakan proses penyusunan materi pembelajaran dari
suatu kompetensi menjadi satu kesatuan yang utuh dan sistematis. Tujuan
penyusunan draf untuk menyediakan draf dalam modul sesuai dengan kompetensi
yang telah ditetapkan. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan draf modul
yaitu, a) peneliti menetapkan judul modul, b) peneliti menetapkan tujuan akhir
berupa kemampuan yang hendak dicapai oleh peserta didik setelah selesai
mempelajari modul, c) peneliti menetapkan kemampuan yang jelas untuk
menunjang tujuan akhir, d) peneliti menetapkan outline (garis besar) modul, e)
peneliti mengembangkan materi pada garis-garis besar, f) peneliti memeriksa
ulang draf modul yang dihasilkan.
3. Validasi
Validasi merupakan proses meminta persetujuan dan pengesahan terhadap
kesesuaian modul dengan kebutuhan. Kegiatan validasi harus melibatkan praktisi
yang ahli dalam bidang terkait modul. Tujuannya agar modul yang dihasilkan
benar-benar layak untuk digunakan oleh pembelajar. Validasi modul meliputi isi
materi, penggunaan bahasa, serta penggunaan metode instruksional.

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Uji coba
Uji coba modul dilakukan setelah draf modul selesai direvisi dengan saran
validator. Hasil uji coba diharapkan mendapatkan masukan baik dari siswa atau
guru terkait penyempurnaan draf modul yang akan diuji cobakan.
5. Revisi
Revisi adalah proses perbaikan modul. Perbaikan modul mencakup aspek-
aspek penting dalam penyusunan modul yaitu pengorganisasian materi
pembelajaran, penggunaan metode instruksional, penggunaan bahasa, dan
pengorganisasian tata tulis.

2.3 Kerangka Berpikir

Kegiatan menulis di SMP pada umumnya menjadi bagian yang sangat penting bagi siswa,
tetapi ada begitu banyak siswa yang masih meremehkan kegiatan menulis. Kegiatan menulis
pada penelitian ini difokuskan menulis kreatif pada cerpen. Berdasarkan sebaran pertanyaan
kuesioner kepada siswa kelas IX di SMPN 2 Depok menyatakan bahwa terdapat 95,7% siswa
tidak mempunyai hobi menulis cerpen. Hal ini diakui oleh guru bahasa Indonesia bapak Riyanto,
S.Pd yang menyatakan bahwa keterampilan menulis siswa terkhusus pada cerpen masih sangat
rendah, hal itu terbukti ketika siswa saya ditugaskan untuk menulis cerpen, hasil tulisan terbilang
kurang baik, dapat diketahui dari pemilihan diksi, dan penyusunan paragraf. Berdasarkan hal
itu, penelitian ini berjudul “ Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Kreatif Cerpen
Menggunakan Strategi 3M Untuk Siswa Kelas IX Di SMPN 2 Depok”.
Modul yang dikembangkan peneliti mengharapkan agar siswa memahami materi tentang
cerpen dan mengharapkan siswa bisa menulis cerpen dengan strategi 3M secara mandiri tanpa
bantuan dari pihak lain. Untuk mempermudah pembelajaran menulis kreatif cerpen, maka
peneliti menyumbangkan produk sebagai hasil penelitian yang nantinya dapat digunakan dalam
proses belajar menulis cerpen

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS


KREATIF CERPEN MENGGUNAKAN STRATEGI 3M UNTUK
SISWA KELAS IX di SMPN 2 DEPOK

Minat menulis siswa rendah

Menulis Cerpen

Strategi 3M (Meniru,Mengolah, mengembangkan)

Modul menulis kreatif cerpen menggunakan strategi


3M untuk siswa SMP kelas IX

Skema 2.1 Kerangka Berpikir

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau bisa disebut penelitian “R and
D (Reaserch and Development). Metode Penelitian dan pengembangan atau R&D adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut (Sugiyono 2015:297). menurut Brog & Gall (dalam Setyosari, 2013:222) penelitian
pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan atau memvaldasi
produk pendidikan. Lebih lanjut, Seels & Ricey (dalam Setyosari, 2013:223) mengemukakan
bahwa penelitian pengembangan adalah kajian secara sistematik untuk merancang,
mengembangkan, dan mengevaluasi program-program, proses dan hasil pembelajaran yang
harus memenuhi kriteria konsistensi dan keefektifan secara internal. Dengan demikian,
penelitian pengembangan (R&D) adalah suatu proses penelitian yang dipakai untuk
menghasilkan suatu produk yang memenuhi kriteria konsistensi dan keefektifan. Penelitian
pengembangan berkenan dengan produk, khusus dalam dunia pendidikan berbagai produk yang
dikembangkan dapat berupa bahan ajar dan media pembelajaran. Produk bahan ajar dapat berupa
modul, bahan ajar bergambar, bahan ajar interaktif, dan bahan ajar online. Sedangkan di bidang
media pembelajaran dapat berupa media interaktif atau multimedia interaktif, media gambar seri,
dan seterusnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan salah satu strategi dalam menulis cerpen
yaitu strategi 3M (Meniru, mengolah dan mengembangkan). Strategi ini dikembangkan guna
untuk meningkatkan budaya menulis cerpen siswa, khususnya siswa SMPN 2 Depok. Produk
akhir dari penelitian ini adalah modul tentang strategi 3M dalam menulis cerpen yang dapat
dimanfaatkan siswa dalam proses belajar.
Uraian di atas menjelaskan bahwa penelitian R&D berisi langkah-langkah untuk
mengembangkan atau membuat produk baru dalam bidang tertentu. Menurut Sugiyono
(2015:298) ada 10 langkah penelitian pengembangan. Namun, kesepuluh langkah penelitian
pengembangan tersebut tergantung pada situasi yang akan dihadapi dalam sebuah penelitian.
Berkaitan dengan judul dan situasi di lapangan, peneliti menyederhanakan sepuluh langkah
penelitian pengembangan Sugiyono tersebut menjadi lima langkah saja, yaitu, (1) pengumpulan

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

data (2) desain produk,(3) validasi desain (4) revisi produk, (5) uji coba. Langkah-langkah ini
akan diuraikan secara lebih spesifik dalam subbab prosedur pengembangan penelitian.

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian


Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX di SMPN 2 Depok dan guru bahasa
Indonesia, yaitu Bapak Riyanto, S.Pd.
Data penelitian didapatkan dari siswa kelas IX yang mempelajari materi tentang cerpen dan
guru bahasa Indonesia. siswa sebagai sumber data dapat memberikan informasi terkait budaya
menulis cerpen. Data juga dapat berupa harapan terkait modul yang dikembangkan supaya
pembuatan dapat tepat sasaran dan bermanfaat. Informasi dari siswa didaptkan melaui kuesioner
yang telah dibagikan. Data dari guru mata pelajaran bahasa Indonesia meliputi kondisi menulis
cerpen siswa, media pembelajaran, referensi yang digunakan dan saran terhadap modul yang
dikembangkan. Informasi dari guru bahasa Indonesia didapatkan melalui wawancara langsung.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2015:224) Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan. Untuk memperoleh data dalam penelitian dapat
digunakan berbagai macam metode yaitu angket, observasi, wawancara, tes, dan analisis
dokumen (Sudaryono,2016:75). Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah wawancara, angket (kuesioner), tes (validasi) dan uji coba produk kepada siswa.
3.4 Instrumen penelitian
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
(Suharsimi, 2004). Data diperoleh melalui lembar angket (kuesioner) yang telah dibagikan
kepada siswa melalui google form, wawancara guru, validasi, serta uji coba kepada siswa. Jenis
data yang digunakan adalah deskirpsi kuantitatif. Berikut ini dijelaskan instrumen data yang
digunakan:
1. Angket (kuesioner)
Menurut Sugiyono (2015:142) angket (kuesioner) adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Dapat dikatakan bahwa angket (kuesioner) adalah
seperangkat petanyaan atau pernyataan yang membutuhkan jawaban dari responden. Lebih
lanjut, Sudaryono menjelakan anget (kuesioner) merupakan salah satu teknik atau cara

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab kepada
responden).
Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu
masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang
tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian pertanyaan. Disamping itu, responden
mengetahui informasi tertentu yang diminta (Sudaryono, 2016:77).
Angket dapat dibedakan menjadi dua yaitu angket terbuka dan angket tertutup. Menurut
Sudaryono (2016:77) angket terbuka adalah angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan atau
pernyataan pokok yang bisa dijawab atau direspon oleh responden secara bebas. Tidak ada
pertanyaan ataupun rincian yang memberikan arah dalam pemberian jawaban. Dapat
dikatakan bahwa angket terbuka adalah angket yang berbentuk isian yang memberikan
kebebasan kepada responden untuk menjawab pertanyaan. Sedangkan, angket tertutup
adalah pertanyaan atau pernyataan yang sudah disusun secara berstruktur disamping ada
pernyataan pokok atau pertanyaan utama. Dalam angket tertutup pertanyaan atau
pernyataan memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh responden.
Dari kedua angket di atas, penelitian ini menggunkan angket tertutup karena dalam
mengumpulkan data peneliti menggunakan pertanyaan yang memiliki alternatif jawaban
(option). Altenatif jawaban yang digunakan peneliti adalah jawaban “YA” dan “TIDAK”.
Alternatif jawaban “YA” dan “TIDAK” dalam Sugiyono (2015:96) dapat diukur dengan
skala Guttman.
Skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang ditanyakan. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu (1) dan terendah
nol (0). Misalnya untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0. Analisis
dilakukan seperti pada skala Likert.
Peneliti menyebarkan angket (kuesioner) kepada siswa kelas IX SMPN 2 Depok, yang
mempelajari materi cerpen melalui google form. Adapun kisi-kisi angket yang disebarkan
peneliti sebagai berikut.

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Studi Pendahuluan pengalaman awal siswa

No Komponen angket Pertanyaan


angket
1. Kebiasaan membaca cerpen 1-8
2. Kebiasaan menulis cerpen 9- 12
3. Jumlah cerpen yang ditulis 13-15
4. Pentingnya menulis cerpen 16 dan 17
5. Kendala dalam menulis cerpen 18-20
6. Kelengkapan buku ajar 21 dan 22
7. Modul yang disusun secara sistematis 23

2. Wawancara
Menurut Sudaryono (2016:82) wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Pendapat Sudaryono ini
menjelaskan bahwa wawancara adalah metode pengumpulan data untuk memperoleh
informasi secara langsung dari sumbernya. Pendapat lain dikemukakan oleh Nasution
(dalam Sudaryono, 2016: 82) wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal seperti
percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. dari kedua pendapat para ahli ini dapat
disimpulkan bahwa wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan secara
verbal dalam bentuk percakapan dengan tujuan mendapat informasi yang dibutuhkan.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan diawal penelitian untuk kepentingan studi
pendahuluan. Data wawancara dalam penelitian ini didapatkan dari guru bahasa Indonesia.
Wawancara yang dilakukan peneliti memiliki tujuan untuk mendapatkan informasi yang
lebih luas mengenai poses pembelajaran cerpen dan bagaimana partisipasi siswa saat belajar
materi cerpen. Pertanyaan wawancara dalam penelitian ini disesuaikan dengan pertanyaan
angket yang disebarkan kepada siswa, sehingga peneliti akan mendapatkan pandangan yang
lebih luas dan kevalidan terhadap penelitian yang dilakukan.
Adapun kisi-kisi wawancara dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru Bahasa Indonesia

No Komponen Wawancara Pertanyaan


wawancara
1. Pemahaman siswa terhadap materi 1,2 dan 3
cerpen
2. Ketersedian referensi mengajar 4,5,6, dan 7
materi cerpen
3. Kendala dalam mengajarkan materi 8 dan 9
menulis cerpen
4. Tanggapan mengenai keseulitan 10 dan 11
menulis cerpen
5. Hasil menulis cerpen 12
6. Metode belajar 13 -14
7. Strategi 3M 15
8. Harapan dan masukan guru terkait 16
pengembangan modul yang dibuat
oleh peneliti

3.5 Teknik Analisis Data


Menurut Sugiyono (2015:244) analisis data merupakan proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokemntasi
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kateogori, menjabarkan ke dalam unit-unit ,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri maupun orang lain.
Dari pengetian Sugiyono (2015) ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa anlisis data merupakan
suatu proses menyusun data secara sistematis yang diperoleh dari proses pengumpulan data serta
membuat kesimpulan mengenai data sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis lembar
angket siswa, menganalisis hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia, analisis lembar
validasi dan uji coba. Teknik analisis data dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Analisis Lembar Angket Siswa
Analisis lembar angket (kuesioner) dalam penelitian ini menggunakan skala
Guttman. Skala Guttam seperti yang sudah dipaparkan dalam teknik pengumpulan data

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

merupakan skala pengukuran yang memiliki dua alternatif jawaban. Dalam penelitian ini
alternatif jawaban yang digunakan dalam angket yaitu jawaban “YA” dan “TIDAK”.
Jawaban dapat dibuat dengan skor tertinggi satu (1) dan skor terendah nol (0).
Analisis lembar angket (kuesioner) siswa mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengubah skor dari setiap pernyataan, dengan kriteria sebagai berikut

Tabel 3.3Konversi nilai skala sikap

Sangat Setuju/Ya 1
Tidak setuju/ Tidak 0

b. Menjumlah skor dari setiap butir pernyataan


c. Menghitung skor total rata-rata setiap komponen dengan rumus sebagai berikut
̅: ∑ 𝒙
𝑿 𝒏

Keterangan :
𝑋̅ : Skor rata-rata
∑ 𝑥: Jumlah skor
𝑛: Jumlah subyek peneliti
d. Mengubah rata-rata menjadi nilai dengan kategori
2. Analisis Wawancara Guru
Data yang diperoleh dari wawancara guru diketik dalam bentuk uraian, kemudian
dirangkum dan dipilih hal-hal pokok.
3. Analisis Validasi Produk
Menurut Arkunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid atau sahih memiliki
validitas rendah. Dapat dikatakan bahwa setelah melewati uji validitas dapat diketahui
kelayakan penggunaan instrumen secara pasti.
Untuk mengetahui kevalidtan dari sebuah produk maka perlu menggunkan skala
pengukuran. Skala yang digunakan saat validasi produk oleh dosen ahli adalah skala likert.
Menurut Sugiyono (2015:93) merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan presepsi sesorang tentang fenomena sosial. Pehitungan skala likert dimulai
dari satu (1) hingga lima (5), dengan rentangan sangat baik diberi skor lima(5), baik diberi
skor empat (4), cukup baik diberi skor tiga (3), kurang baik diberi skor dua (2), dan sangat

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kurang baik diberi skor satu (1). Langkah-langkah analisis lembar validasi adalah sebagai
berikut
a. Data kuantitatif dari skala likert pada lembar validasi ahli materi, guru dan siswa diubah
menjadi data kualitatif.
b. Tabulasi semua data yang diperoleh untuk setiap komponen, sub komponen, dan butir
penilaian yang tersedia dalam instrumen
c. Menghitung skor total rata-rata dari setiap komponen dengan rumus:
̅: ∑ 𝒙
𝑿 𝒏

Keterangan :
𝑋̅: skor rata-rata
∑ 𝑥:jumlah skor
𝑛: jumlah subyek peneliti
d. Mengubah skor rata-rata menjadi nilai dalam kategori
e. Konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif menggunakan teori Sukardjo (dalam
Masuroh, 2017:50).

Tabel 3.4 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif


Nilai Rentang Skor Presentase Data
Kualitatif
5 𝑋̅ > 4,2 81%-100% Sangat Baik
4 3,4< 𝑋̅ ≤ 4,2 61%-80% Baik
3 2,6< 𝑋̅ ≤ 3,4 41%-60% Cukup baik
2 1,8< 𝑋̅ ≤ 2,6 21%-40% Kurang baik
1 ≤ 1.80 0%-20% Sangat kurang
baik

Dalam penelitian ini, nilai kelayakan ditentukan dengan minimal nilai “3’ dengan
kategori ‘Cukup Baik”. Jika hasil validasi memperoleh nilai “3”, maka pengembangan
modul menulis kreatif cerpen di SMPN 2 Depok dianggap layak digunakan.

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Analisis Uji Coba


Uji coba yang dilakukan pada penelitian ini yaitu menyebarkan kuesioner kepada
siswa untuk menilai kelayakan pada setiap aspek yang terdapat dalam modul. Setelah
kuesioner diisi oleh siswa maka dilakukan analisis hasil uji coba. Analisis kuesioner uji coba
ini menggunakan siswa menggunakan skala likert seperti pada analisis hasil validasi.

3.6 Prosedur Pengembangan


Proses pengembangan modul dilakukan setelah semua proses penelitian selesai.
Pembahasan sebelumnya, menyatakan bahwa ada 10 langkah penelitian dan pengembangan
menurut Sugiyono yang dapat disederhanakan sesuai dengan situasi dan kebutuhan penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti menyederhanakan 10 langkah tersebut menjadi lima langkah
penlitian . Berikut skema dari lima langkah dalam penelitian dan pengembangan ini.

Pengumpulan Desain Validasi Revisi


produk Uji Coba
data produk desain

Skema 3.1 Lima Langkah Penelitian dan Pengembangan

Berikut akan dijabarkan lima langkah dalam penelitian ini. (1) mengumpulkan data melalui
angket (kuesioner) dan wawancara, (2) peneliti melakukan desain produk awal dengan
mengacu pada data-data sebelumnya yang telah diperoleh, (3) peneliti menyerahkan kepada
dosen untuk dinilai dan divalidasi. (4) peneliti merevisi desain produk berdasarkan hasil
validasi produk. (5) peneliti melakukan uji coba produk. Berikut ini akan dijelaskan kelima
langkah penelitian dan pengembangan :

3.6.1 Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2015:300) tujuan dari mengumpulkan informasi adalah sebagai
bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah.
Produk yang akan menjadi luaran dalam penelitian ini adalah modul. Maka dari itu
peneliti mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang pengembangan modul menulis
kreatif cerpen.

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada penelitian ini, peneliti melakukan studi pendahuluan dengan melakukan


pengambilan data. Data dikumpulkan melalui wawancara dan kuesioner. wawancara
dilakukan pada guru bahasa Indonesia dan penyebaran kuesioner pada siswa kelas IX di
SMPN 2 Depok. Adapun tujuan dari pengumpulan data tersebut, ialah untuk
mengumpulkan semua informasi yang terkait pengembangan modu pembelajaran
menulis cerpen pada siswa SMP kelas IX. Data yang sudah dikumpulkan, kemudian
dianalisis dan diteliti untuk menemukan masalah dan masukan untuk pengembangan
modul.
3.6.2 Desain Produk
Pada tahap kedua ini, peneliti melakukan penyusunan draf modul berdasarkan data
yang diambil. Penyusunan draf modul ini, dimulai dari penentuan judul, tujuan,
pemilihan bahan, penyusunan kerangka, dan pengumpulan bahan (materi). Apabila
materi yang dikumpulkan dirasa cukup, maka peneliti akan mulai menyusun modul
secara utuh.
3.6.3 Validasi Desain Produk
Validasi desain merupakan proses untuk menilai apakah rancangan produk efektif
dari yang lama atau tidak (Sugiyono, 2015:302). Validasi produk dapat dilakukan dengan
cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk
menilai produk baru yang sudah dirancang. Pakar atau ahli diminta menilai desain
tersebut, sehingga peneliti dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari desain
produk yang dibuat.
Pada tahap ketiga ini, penilaian melibatkan dua dosen ahli untuk memvalidasi
produk yang dikembangkan peneliti . Sebagai acuan penilaian validator, peneliti
membuat sebuah angket yang membutuhkan jawaban sangat baik, baik, cukup baik,
kurang baik, sangat kurang baik beserta kolom komentar. Validator akan menilai produk
berdasarkan empat aspek yaitu; aspek yaitu kelayakan isi, aspek penyajian, aspek bahasa
dan aspek kegrafikan.
3.6.4 Revisi Produk
Setelah validasi produk, langkah selanjutnya adalah merevisi produk berdasarkan
penilaian dari validator. Revisi yang dilakukan peneliti yaitu menambah beberapa hal
yang dianggap masih kurang dan mengurangi hal yang dianggap berlebihan berdasarkan
saran validator.

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.6.5 Uji Coba Produk


Produk yang sudah direvisi oleh peneliti selanjutnya diuji cobakan pada siswa kelas
IX di SMPN 2 Depok yang menjadi subjek dalam penelitian pengembangan ini. Siswa
sebagai responden dan pengguna modul melakukan uji coba tehadap modul belajar dan
mengisi lemba angket validasi yang sudah disedikan peneliti.

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) yang
dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada prosedur pengembangan menurut Sugiyono.
Prosedur pengembangan menurut Sugiyono sebenarnya ada 10 langkah, namun pada
penelitian ini peneliti berusaha menyederhanakan menjadi lima langkah. Adapun lima
langkah tersebut adalah (1) pengumpulan data/informasi, (2) desain produk, (3) validasi
(4)revisi desain dan (5) uji coba produk. Berikut ini dideskripsikan hasil penelitian yang
telah dilakukan berdasarkan empat langkah pengembangan.

4.1.1 Hasil Penelitian dan Pengumpulan Data/Informasi


Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan informasi
yang dibutuhkan dalam penelitian berupa data-data yang mendukung penelitian. Peneliti
mencoba menggali informasi mengenai menulis cerpen pada siswa SMP kelas IX. Untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan peneliti melakukan dua langkah pengumpulan
antaran lain; 1) peneliti melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran bahasa
Indonesia, 2) peneliti menyebarkan kuesioner kepada siswa yang berguna untuk mengetahui
pengalaman siswa memahami materi dan menulis cerpen.
Informasi-informasi yang berupa data akan memberikan sumbangan besar bagi peneliti
dalam penyusunan modul pembelajaran menulis kreatif cerpen.
Langkah awal yang dilakukan peneliti sebelum menyebarkan angket/kuesioner adalah
merumuskan kisi-kisi dari masing-masing instrumen penelitian yang dibuat. Kisi-kisi
tersebut sebagai arahan dalam penyusunan instrumen yang akan dikembangkan oleh
peneliti. Selanjutnya, peneliti melakukan konsultasi kisi-kisi beserta instrumen penelitian
kepada dosen pembimbing. Setelah melakukan revisi kisi-kisi dan instrumen penelitian,
langkah selanjutnya adalah peneliti membagikan instrumen wawancara dan instrumen
angket/kuesioner yang sudah disepakati oleh dosen pembimbing. Harapan dari instrumen
tersebut adalah mampu menggali seluruh informasi yang dibutuhkan peneliti dan benar-
benar layak.
Instrumen wawancara digunakan untuk mencari informasi mengenai menulis kreatif
cerpen. Wawancara dilakukan kepada guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas IX
SMPN 2 Depok berjumlah satu orang. Beliau adalah bapak Riyanto, S.Pd. wawancara yang

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dilakukan kepada ahli materi ini sebagai informasi awal peneliti dalam merencanakan
pembuatan produk. Kemudian, instrumen angket/kuesioner dibagikan kepada siswa kelas
IX SMPN 2 Depok yang direspon oleh 70 siswa. Instrumen angket/kuesioner ini bertujuan
untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang materi cerpen, serta memperoleh saran
dan masukan terkait produk yang akan dikembangkan.
4.1.1.1 Deskripsi Wawancara Guru Bahasa Indonesia di SMPN 2 Depok
Wawancara dilakukan kepada satu narasumber, yaitu guru bahasa Indonesia di SMPN
2 DEPOK yang mengajar di kelas IX, yaitu Bapak Riyanto, S.Pd. dari hasil wawancara
peneliti dengan narasumber, ada beberapa poin penting yang peneliti dapatkan yaitu (1)
pembelajaran harus dibuat semenarik mungkin dan harus mencapai kompetensi dasar yang
telah ditetapkan, (2) membiasakan siswa untuk membaca cerpen diawal pembelajaran,(3)
siswa masih sulit dalam menulis cerpen,v (4) hasil tulisan siswa masih dibawah standar,
dan (5) modul yang kembangkang harus benar-benar membantu siswa dan dibuat
semenarik mungkin.
Tugas dari seorang guru saat mengajar adalah membangun suasana belajar yang
menarik agar pembelajar mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat, antusias dan
menyenyangkan. Pembelajaran pun harus mencapai kompetensi dasar yang telah
ditetapkan dalam mempelajari materi menulis cerpen. Saat mengajar gunakanlah bahasa
yang mudah dimengerti oleh siswa agar siswa lebih mudah memahami materi yang
diajarkan. Untuk membangkitkan semangat siswa saat mempelajari materi cerpen,
biasanya narasumber (guru bahasa Indonesia) memberikan bahan bacaan cerpen kepada
siswa. Narasumber mengakui bahwa keterampilan menulis cerpen di kalangan siswa
masih sangat minim, dikarenakan para siswa belum bisa mengembangkan ide, kesulitan
dalam menyusun kata-kata dan mengembangkan cerita menjadi paragraf yang utuh
sehingga hasil tulisan siswa masih dibawah standar. Cara mengatasi kesulitan menulis
cerpen ini biasanya narasumber meminta siswa membaca contoh-contoh cerpen yang ada
di buku atau lainnya agar mereka memiliki banyak kosakata.
Narasumber juga mengakui bahwa referensi yang digunakan saat mengajar masih
sangat minim. Untuk mengatasi hal ini, biasanya narasumber memberikan tugas kepada
siswa baik kelompok atau individu yang mampu meningkatkan kreativitas siswa, biasanya
tugas mereka dikumpulkan untuk dinilai. Dari tugas inilah narasumber mengetahui bahwa
kekreatifan siswa dalam menulis cerpen masih sangat minim atau dibawah standar.
Narasumber juga mengatakan bahwa pengembangan modul menulis kreatif cerpen
menggunakan strategi 3M perlu dikembangkan sebagai tambahan referensi saat mengajar

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

materi cerpen. Adapun masukan dari narasumber terhadap rancangan produk yang dibuat
peneliti yaitu modul menulis cerpen menggunakan strategi 3M sangat efektif dan efisien
sehingga memiliki nilai kebermanfaatan bagi siswa sehingga mereka bisa menulis cerpen
dengan baik secara mandiri.
4.1.1.2 Deskripsi data studi pendahuluan siswa terkait menulis cerpen
Untuk memperoleh informasi tentang analisis kebutuhan siswa terkait menulis cerpen,
maka peneliti melakukan studi pendahuluan terhadap siswa kelas IX yang sedang
mempelajari mata pelajaran bahasa Indonesia di SMPN 2 Depok. Penyebaran
angket/kuesioner ini dilakukan secara online melalui pesan singkat Whatsapp, hal ini
dilakukan peneliti karena adanya penyebaran Covid-19 sehingga siswa diharuskan untuk
belajar dari rumah untuk menghindari penyebaran virus tersebut. Dengan adanya kendala
tersebut, maka peneliti mengambil langkah untuk mencari data secara online. Angket/
kuesioner ini dibagikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan awal
siswa terkait membaca dan menulis cerpen. Angket/kuesioner ini mendapatkan respon dari
70 siswa yang memiliki pengalaman membaca dan menulis cerpen yang berbeda
berdasarkan pengalaman siswa sendiri. Penyebaran angket ini melalui guru bahasa
Indonesia, yang kemudian diteruskan mengirim angket/kuesioner ke grup whatsapp kelas
XI. Berikut disajikan tabel rata-rata angket analisis studi pendahuluan siswa.

Tabel 4.1 Data studi pendahuluan angket/kuesioner siswa

No Pertanyaan angket Jumlah % Kategori


1. saya suka membaca cerpen 52 74,3 Ya

2. Saya membaca cerpen sebagai 58 82,9 Ya


hiburan
3. Saya membaca cerpen koleksi 13 18,6 Ya
di Perpustakaan
4. Saya membaca cerpen karena 42 60 Ya
banyak manfaat yang saya
dapatkan
5. Saya membaca cerpen jika 34 48,6 Ya
mendapatkan tugas dari guru

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Saya membaca cerpen karena 35 50 Ya


dapat memunculkan ide
membuat cerpen baru
7. Saya tidak pernah membaca 65 92,9 Tidak
cerpen
8. Saya membaca cerpen dari 53 75,7 Ya
buku bahasa indonesia
9. Saya mempunyai hobi menulis 67 95,7 Tidak
cerpen
10. Saya menulis cerpen jika ada 61 87,1 Ya
tugas dari guru
11. Saya menulis cerpen 45 64,3 Ya
berdasarkan pengalaman yang
saya alami
12. Saya menulis cerpen 58 82,9 Ya
berdasarkan imajinasi saya
13. Saya menulis cerpen 1-2 judul 47 67,1 Ya

14. Saya menulis cerpen 2- 3 judul 53 75,7 Tidak

15. Saya menulis cerpen lebih dari 65 92,9 Tidak


5 judul
16. Menulis cerpen sangat penting 54 77,1 Ya
untuk meningkatkan daya
kreativitas saya
17. Menulis cerpen tidak penting 51 72,9 Tidak
dalam meningkatkan kreatifitas
saya
18. Saya sulit mencari ide dalam 42 60 Ya
menulis cerpen
19. Saya sulit mengembangkan ide 42 60 Ya
dalam menulis cerpen

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20. Saya sulit menentukan konflik 41 58,6 Ya


dalam menulis cerpen
21. Materi cerpen dalam buku 50 71,4 Ya
sudah jelas dan mudah
dipahami
22. Materi yang disajikan 55 78,6 Ya
menumbuhkan kreativitas saya
dalam menulis cerpen
23. Modul yang dikembangkan 67 95,7 Ya
diharapkan membantu saya
dalam menulis cerpen
Rata-rata 50 71,43 Baik

Berdasarkan tabel di atas, peneliti mengklasifikasikan kategori jawaban Ya dan Tidak


pada kolom masing-masing, agar mudah dianalisis oleh peneliti. Tabel pengklasifikasian
kategori jawaban Ya dan Tidak sebagai berikut:

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.2 Data Klasifikasi Studi Pendahuluan Angket/kuesioner Siswa

No Pertanyaan Angket Jumlah % Kategori

1. saya suka membaca 52 74,3 Ya


cerpen

2. Saya membaca cerpen 58 82,9 Ya


sebagai hiburan
3. Saya membaca cerpen 13 18,6 Ya
koleksi di perpustakan
4. Saya membaca cerpen 42 60 Ya
karena banyak manfaat
yang saya dapatkan
5. Saya membaca cerpen 34 48,6 Ya
jika mendapatkan tugas
dari guru
6. Saya membaca cerpen 35 50 Ya
karena dapat
memunculkan ide
membuat cerpen baru
7. Saya membaca cerpen 53 75,7 Ya
dari buku bahasa
indonesia

8. Saya menulis cerpen jika 61 87,1 Ya


ada tugas dari guru

9. Saya menulis cerpen 45 64,3 Ya


berdasarkan pengalaman
yang saya alami
10. Saya menulis cerpen 58 82,9 Ya
berdasarkan imajinasi
saya

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11. Saya menulis cerpen 1-2 47 67,1 Ya


judul
12. Menulis cerpen sangat 54 77,1 Ya
penting untuk
meningkatkan daya
kreativitas saya
13. Saya sulit mencari ide 42 60 Ya
dalam menulis cerpen
14. Saya sulit 42 60 Ya
mengembangkan ide
dalam menulis cerpen
15. Saya sulit menentukan 41 58,6 Ya
konflik dalam menulis
cerpen
16. Materi cerpen dalam 50 71,4 Ya
buku sudah jelas dan
mudah dipahami
17. Materi yang disajikan 55 78,6 Ya
menumbuhkan kreativitas
saya dalam menulis
cerpen
18. Modul yang 67 95,7 Ya
dikembangkan
diharapkan membantu
saya dalam menulis
cerpen
19. Saya tidak pernah 65 92,9 Tidak
membaca cerpen
20. Saya mempunyai hobi 67 95,7 Tidak
menulis cerpen
21. Saya menulis cerpen 2- 3 53 75,7 Tidak
judul

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22. Saya menulis cerpen 65 92,9 Tidak


lebih dari 5 judul
23. Menulis cerpen tidak 51 72,9 Tidak
penting dalam
meningkatkan kreatifitas
saya
Rata-rata 50 71,43 Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh skor rata-rata dari keseluruhan aspek yaitu
71,43 dengan kategori baik. Pada data diatas Aspek penilaian yang memiliki skor rata-
rata tertinggi terdapat dua pernyataan. Pernyataan pertama yaitu “ saya mempunyai hobi
menulis cerpen” sebesar 95,7 dengan kategori jawaban “Tidak” dengan jumlah siswa
67 dan yang memilih jawaban YA 3 siswa, artinya bahwa yang suka menulis cerpen
hanya 3 siswa dari 70 siswa. Pernyataan skor tertinggi kedua yaitu “ modul yang
dikembangkan diharapkan membantu saya dalam menulis cerpen” sebesar 95,7
dengan kategori jawaban “Ya” sebanyak 67 siswa dan jawaban tidak 3 orang siswa .
oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa sangat mendukung pengembangan
modul ini dan mengharapkan dapat membantu siswa dalam menulis cerpen. Aspek
yang mempunyai skor penilaian terendah pada data diatas terdapat pada pernyataan “
saya membaca cerpen koleksi di Perpustakaan” sebesar 18,6 dengan kategori “Ya”.
Tabel data di atas menunjukan bahwa siswa belum mempunyai hobi menulis cerpen,
tetapi sebagian mereka suka membaca cerpen karena menyadari bahwa akan ada
manfaat saat mereka membaca cerpen. Sebagian siswa juga tidak membaca cerpen di
perpustakaan, tetapi mereka membaca cerpen dimana saja, entah melalui buku paket
bahasa Indonesia siswa atau melalui internet. Pada tabel diatas juga menunjukan bahwa
alasan siswa belum menyukai menulis cerpen dikarenakan mereka sulit
mengembangkan ide untuk dijadikan cerita dalam cerpen.
Pembahasan mengenai angket/kuesioner yang dibagikan kepada siswa dan direspon
oleh 70 siswa dengan jumlah pernyataan 23 yang memerlukan jawaban YA/TIDAK
dari responden. Pernyataan tersebut dibagi atas tiga bagian. Pada bagian pertama
memaparkan mengenai membaca, bagian kedua mengenai menulis dan ketiga mengenai
modul.

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari 23 pernyataan data dalam angket/kuesioner, peneliti hanya memaparkan 10 data


pernyataan dan 13 pernyataan lainnya adalah pernyataan awal yang mengarahkan
pembaca kepada pengembangan strategi dalam penelitian ini. Alasan hanya 10
pernyataan yang akan dianalisis yaitu pernyataan tersebut menunjukan ciri bahwa siswa
suka membaca cerpen tetapi belum mampu menunjukan kesukaan cerpen tersebut
melalui sebuah tulisan atau karya siswa sendiri. Adapun kesepuluh data yang akan
dianalisis yaitu 1) saya suka membaca cerpen, 2) saya suka membaca cerpen karena
banyak manfaat yang saya dapatkan, 3) saya membaca cerpen jika mendapat tugas dari
guru, 4) saya mempunyai hobi menulis cerpen, 5) saya menulis cerpen jika ada tugas
dari guru, 6) saya menulis cerpen 2-3 judul, 7) saya sulit mencari ide dalam menulis
cerpen, 8) saya sulit mengembangkan ide dalam menulis cerpen, 9) saya sulit
menentukan konflik dalam menulis cerpen, dan 10) modul yang dikembangkan
diharapkan membantu saya dalam menulis cerpen.
kesepuluh ciri penanda tersebut kemudian diklasifikasikan, jumlah responden yang
memilih jawaban Ya/Tidak merupakan bentuk klasifikasi data kuantitatif dalam analisis
ini. Berdasarkan klasifikasi kuantitatif tersebut dapat diketahui klasifikasi data
kualitatifnya. Bentuk data yang sudah dianalisis dan diklasifikasi selanjutnya
diinterpretasi dan dilaporkan secara narasi. Adapun 10 analisis angket/kuesioner studi
pendahuluan siswa terlampir dalam lampiran dan penjelasannya sebagai berikut:
A. Saya Suka Membaca Cerpen
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat diketahui pernyataan “ saya suka membaca
cerpen” mendapatkan jawaban Ya sebesar 73,4% atau dapat dikatakan bahwa dari
70 responden yang mengisi jawaban Ya sebanyak terdapat 52 siswa dan yang
memilih jawaban Tidak sebesar 25,7% atau dapat dikatakan 18 siswa.
Dapat disimpulkan bahwa pernyataan ini memberikan informasi bahwa siswa di
SMPN 2 Depok suka membaca cerpen dengan memilih jawaban Ya paling banyak
pada pernyataan angket/kuesioner. Hasil pernyataan pertama dapat dilihat pada
diagram berikut :

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.1 saya suka membaca cerpen

B. Saya suka membaca cerpen karena banyak manfaat yang saya dapatkan
Hasil yang diperoleh pada data kedua tentang “saya suka membaca cerpen karena
banyak manfaat yang saya dapatkan” yaitu 60%. Dengan kata lain, dari 70 responden
yang mengisi 42 siswa memilih jawaban Ya, dan 28 siswa memilih jawaban Tidak.
Dapat dikatakan bahwa data kedua mendapatkan informasi bahwa 42 siswa
menyadari bahwa membaca cerpen memiliki manfaat yang didapatkan dengan
mengisi jawaban Ya pada angket/kuesioner yang disebarkan. Hasil data kedua dapat
dilihat pada diagram berikut:

Gambar 4.2 saya membaca cerpen karena banyak manfaat yang saya dapatkan.
C. Saya membaca cerpen jika mendapat tugas dari guru
Pernyataan data ketiga yaitu “saya membaca cerpen jika mendapat tugas dari
guru” hasil yang diperoleh sebesar 51,4% dengan kategori jawaban Tidak. Dengan

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kata lain bahwa dari 70 responden yang mengisi angket,kuesioner terdapat 36 siswa
yang memilih jawaban Tidak dan 32 siswa memilih jawaban ya. Dapat disimpulkan
bahwa terdapat 36 siswa yang membaca cerpen tanpa harus di suruh oleh guru bahasa
Indonesia dan tedapat 32 siswa yang membaca cerpen jika mendapatkan tugas dari
guru. dapat dikatakan bahwa 32 siswa yang memilih jawaban Ya belum memotivasi
dirinya untuk membaca cerpen tanpa adanya unsur paksaan dari orang lain. Hasil data
penyebaran angket/kuesioner dapat dilihat pada diagram berikut.

Gambar 4.3 saya membaca cerpen jika mendapat tugas dari guru

D. Saya mempunyai hobi menulis cerpen


Hasil yang diperoleh dari pernyataan tentang “saya mempunyai hobi menulis
cerpen” yaitu sebesar 95,7%. Kategori jawaban tidak . Dengan kata lain bahwa dari
70 siswa yang mengisi angket/kuesioner terdapat 67 siswa yang memilih jawaban
dengan kategori Ya, dan terdapat 3 siswa yang memilih jawaban Tidak.
Hal ini menginformasikan bahwa siswa belum mempunyai hobi menulis, dengan
perolehan jawaban Ya terbanyak. Pernyataan ini juga diakui oleh guru bahasa
Indonesia di sekolah yang menyatakan bahwa kemampuan menulis siswa masih
dibilang sangat minim, dikarenakan siswa belum mampu mengembangkan ide mereka
menjadi kalimat, paragraf dan belum mampu memilih diksi yang baik untuk dijadikan
tulisan yang utuh. Hal ini dapat dilihat dari tugas yang dikerjakan siswa saat menulis
cerpen, dapat dikatakan masih jauh dibawah standar. Cara guru bahasa Indonesia
menyiasati hal itu adalah dengan meminta siswa untuk membaca cerpen yang banyak
agar memperoleh kosakata sehingga saat menulis cerpen bisa dengan mudah.
Membaca karya orang lain memang sangat penting dan sangat berguna bagi penulis
awal, namun perlu diimbangi dengan latihan menulis secara terus menerus agar

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kosakata yang sudah didapatkan saat membaca dapat dirangkai menjadi kata-kata
yang akan menghasilkan tulisan. Hobi menulis siswa yang sangat rendah ini akan
disiasati oleh peneliti dengan modul yang akan berisikan materi yang akan membantu
mereka dalam menulis dan disiasati dengan strategi pembelajaran menulis cerpen
yaitu strategi 3M. Hasil pernyataan data keempat dapat dilihat pada diagram berikut:

Gambar 1.4 saya mempunyai hobi menulis cerpen


Hasil yang diperoleh pada pernyataan tentang “ saya menulis cerpen jika ada tugas
dari guru” yaitu sebesar 87,1%. Dengan rincian bahwa dari 70 responden mengisi
angket/kuesioner terdapat 61 siswa yang memilih jawaban Ya dan 9 siswa memilih
jawaban Tidak
Jawaban ini sangat berhubungan karena siswa tidak memiliki hobi menulis cerpen,
siswa menulis cerpen dikarenakan ada tugas dari guru. hasil tulisan siswa berdasarkan
informasi dari guru masih dibawah standar, hal ini terjadi karena siswa menulis cerpen
karena ada tugas, belum ada motivasi dari dalam diri untuk menulis cerpen tanpa tugas
dari sekolah yang mengharuskan siswa untuk menulis cerpen. Hasil pernyataan
angket/kuesioner pernyataan kelima dapat dilihat pada diagram berikut:

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.5 saya menulis cerpen jika ada tugas dari guru
E. Saya menulis cerpen 2-3 judul
Hasil yang diperoleh dari pernyataan “saya menulis cerpen 2-3 judul” yaitu
jawaban Ya sebanyak 24,3% dengan kata lain jumlah siswa yang menulis cerpen 2-
3 judul sebanyak 17 orang, sedangkan jawaban Tidak pada pernyataan ini sebesar
75,7% atau dengan kata lain jumlah siswa yang memilih jawaban kategori tidak
berjumlah 53 orang. Dapat disimpulkan bahwa siswa hanya menulis cerpen satu judul
saja. Hasil tulisan tersebut pun dikarenakan ada tugas yang diberikan guru. hasil
pernyataan angket/kuesioner dapat dilihat pada diagram berikut.

Gambar 4.6 saya menulis cerpen 2-3 judul


F. Saya sulit mencari ide dalam menulis cerpen
Hasil pernyataan tentang “saya sulit mencari ide dalam menulis cerpen” yaitu
terdapat jawaban Ya sebesar 60% dengan jumlah siswa yang memilih kategori
jawaban Ya sebanyak 42 orang, dan jawaban Tidak sebesar 40% dengan jumlah siswa
yang memilih kategori jawaban Tidak sebanyak 28 orang.

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari perolehan data diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa sangat sulit
mencari ide dalam menulis cerpen. Namun jika dihubungkan dengan pernyataan
diagram 1 yang menyatakan siswa suka membaca cerpen dengan jawaban paling
banyak, tentunya siswa tidak sulit mencari ide karena sudah adanya kosa kata yang
terekam di otak dari hasil bacaan karya orang lain. Ahli ideris (2013:27) menyatakan
bahwa banyak membaca memang penting, akan tetapi itu belum cukup jika diimbangi
dengan latihan secara terus menerus untuk menulis cerpen. Dapat disimpulkan bahwa
meskipun siswa di SMPN 2 Depok suka membaca cerpen, tetapi jika belum diimbangi
dengan latihan secara terus menerus maka hasil tulisan masih itu-itu saja atau dibawah
standar.
Hasil pernyataan angket/kuesioner dapat dilihat pada diagram berikut.

Gambar 2.7 saya sulit mencari dalam menulis cerpen


G. Saya sulit mengembangkan ide dalam menulis cerpen
Hasil yang diperoleh dari pernyataan “saya sulit mengembangkan ide dalam
menulis cerpen” yaitu jawaban Ya sebesar 60%, jumlah siswa yang memilih jawaban
kategori Ya sebanyak 42 orang, sedangkan jawaban Tidak sebesar 40% dengan jumlah
siswa sebanyak 28 orang. Dapat disimpulkan bahwa siswa belum bisa
mengembangkan ide dalam menulis cerpen karena belum adanya latihan yang cukup
untuk menulis cerpen, penulis pemula memang memiliki anggapan bahwa saya
kesulitan mengembangkan ide untuk menjadikan tulisan yang utuh, namun ketika
anggapan itu dihilangkan maka perkara sulit mengembangkan ide diperuntukan bagi
orang yang kurang mampu dan tidak mau membiasakan diri menulis cerpen. Dalam
penelitian ini, peneliti akan menyiasati kesulitan mengembangkan ide tersebut dengan
satu strategi pembelajaran menulis cerpen yaitu strategi 3M, yaitu strategi meniru,
mengembangkan dan mengolah. Siswa tidak akan kesulitan jika meniru tulisan yang

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dibuat oleh orang lain menjadi cerita miliknya, misalnya dengan mengganti tokoh,
alur dan latar cerita, kemudian setelah mampu meniru siswa diajak untuk
mengembangkan tulisan yang dibuatnya mengikuti gaya orang lain sebagai
rangsangan awal siswa dalam menulis, tahap terakhir nantinya yaitu mengolah tulisan
tersebut menjadi miliknya. Jika latihan dilakukan secara terus menerus maka
anggapan kesulitan mengembangkan ide akan perlahan hilang dari beban menulis.
Pernyataan angket/kuesioner dapat dilihat pada diagram berikut.

Gambar 4.8 saya sulit mengembangkan ide dalam menulis cerpen


H. Saya sulit menentukan konflik dalam menulis cerpen
Hasil yang diperoleh dari pernyataan “saya sulit menentukan konflik dalam
menulis cerpen” yaitu jawaban kategori Ya sebesar 58,6% dengan jumlah siswa yang
memilih jawaban YA sebanyak 41 orang. Kemudian kategori jawaban Tidak sebesar
41,4% dengan jumlah siswa yang memilih jawaban kategori Tidak sebanyak 29 orang.
Dapat disimpulkan bahwa siswa belum bisa menentukan konflik dan masih merasa
hal itu adalah sesuatu yang sulit, namun ketika siswa sudah dibiasakan menulis atau
adanya latihan menulis cerpen secara terus menerus hal pertama yang mendasari
menulis adalah konflik. Pernyataan angket/kuesioner ini dapat dilihat pada diagram
berikut.

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.9 saya sulit menentukan konflik dalam menulis cerpen


I. Modul yang dikembangkan membantu saya dalam menulis cerpen
Hasil data yang diperoleh dari pernyataan “ modul yang dikembangkan membantu
saya dalam menulis cerpen” sebesar 95,7% dengan jumlah siswa memilih jawaban
Ya sebanyak 67 dan memilih jawaban tidak sebanyak 3 orang. Dapat disimpulkan
bahwa siswa menyatakan Ya atau dapat dikatakan sangat setuju apabila modul yang
akan dikembangkan akan membantu mereka dalam menulis cerpen, tentunya modul
yang dibuat harus disusun sedemikian rupa agar menarik minat siswa untuk ataupun
guru untuk terus membaca dan menggunakan modul tersebut. Hasil pernyataan
tersebut dapat dilihat pada diagram berikut.

Gambar 4.10 modul yang dikembangkan membantu saya dalam menulis cerpen.

Selain penyajian dalam bentuk diagram, peneliti juga akan menyajiakan dalam bentuk tabel yang
berfungsi untuk menyimpulkan sepuluh data jawaban hasil kuesioner. Berikut ini penyajian tabel
kesimpulan sepulu data tersebut.

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.3 Data kuesioner siswa

No. Topik pertanyaan Kesimpulan komentar


1. Kendala ketika a. Tidak mempunyai hobby menulis
menulis cerita cerpen.
pendek? b. Sulit mencari ide dalam menulis
cerpen
c. Sulit mengembangkan ide dalam
menulis cerpen.
d. Sulit menentukan konflik dalam
menulis cerpen.
e. Referensi yang digunakan masih
sangat minim.
2. Harapan terkait a. Modul yang dikembangkan harus
pengembangan modul benar-benar membantu siswa dan
yang dilakukan di buat semenarik mungkin
peneliti? b. Modul yang dikembangkan harus
memiliki nilai kebermanfaatn bagi
siswa dalam membangkitakan
semnagat menulis cerita pendek.
c. Modul yang dikembangkan harus
efisien dan efektif.

Berdasarkan simpulan di atas terkait kendala menulis cerpen dan harapan mengenai
pengembangan modul yang akan dilakukan peneliti, maka peneliti akan mengembangkan
modul sesuai kebutuhan siswa.
4.1.2 Pengembangan Modul
Pada tahap ini, peneliti memaparkan tahap penyusunan modul dalam mengembangkan
modul menulis cerpen menggunakan strategi 3M (Meniru, Mengolah dan Mengembangkan).
Penyusunan dan pengembangan modul ini, didasari oleh informasi studi pendahuluan yang
telah dilakukan peneliti. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti ada dua yaitu wawancara
kepada guru bahasa Indonesia dan penyebaran angket yang dilakukan melalui kuesioner
google form yang diisi oleh siswa kelas XI SMPN 2 Depok. Tujuan dilakukan studi
pendahuluan ini adalah untuk mengumpulkan berbagai informasi terkait kebutuhan siswa

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang kemudian dianalisis. Informasi dan data yang dianalisis dalam studi pendahuluan akan
digunakan sebagai acuan pengembangan modul menulis cerpen. Pengembangan modul
tersebut diawali dengan menyusun desain produk. Desain produk untuk menggambarkan
bagian-bagian yang dicantumkan dalam produk, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan
materi pokok dan capaian pembelajaran pada setiap materi pokok. Setelah menyusun materi
pokok, peneliti melakukan pengembangan materi, latihan dan tugas. Peneliti juga
menuliskan gambaran bagian-bagian penting seperti lembar refleksi dan rangkuman.
Kemudian tahapan dilanjutkan dengan melakukan pengembangan produk yaitu membuat
cover dan judul modul yaitu “Mari Menulis Cerpen”. Setelah membuat cover dan menentukan
judul pada modul tersebut langkah selanjutnya adalah penentuan tujuan, pemilihan bahan,
penyusunan kerangka dan pengumpulan bahan dari desain modul. Adapun uraian langkah-
langkahnya sebagai berikut.
4.1.2.1 Penentuan Tujuan
Tujuan pembelajaran merupakan arahan yang digunakan siswa untuk memahami
kemampuan yang harus dicapai setelah mempelajari modul. Penentuan tujuan pembelajaran
pada pengembangangan produk ini berguna untuk memberikan gambaran kepada siswa
terkait kemampuan yang harus dicapau setelah mempelajari modul tersebut.
Tujuan pembelajaran pada modul ini dibuat berdasarkan studi pendahuluan yang sudah
peneliti lakukan terhadap masalah yang dirsakan siswa dalam menulis cerpen. Selain itu,
penentuan tujuan akan disesuaikan dengan kompetensi dasar pada pembelajaran bahasa
Indonesia SMP kelas IX. Adapun tujuan pembelajaran tersebut sebagai berikut.

Tabel 4.4 Tujuan Pembelajaran

No Tujuan pemebelajaran
1. Menganalisis struktur teks cerita pendek.

2. Menganalisis ciri kebahasan teks cerita pendek.

3. Memerinci strategi 3M dalam proses mengembangkan


gagasan dan pengalaman
4. Merancang cerpen dengan strategi 3M.
5. Mengembangkan rancangan menjadi cerpen.

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.1.2.2 Pemilihan Bahan


Tahap selanjutnya, peneliti melakukan pemilihan bahan untuk modul yang akan
dikembangkan. Bahan yang akan dikembangkan terkait materi cerpen yang sesuai
kebutuhan modul. Bahan yang sesuai tersebut seperti adanya teori dasar membaca cerpen
sebagai bahan menuju pendalaman materi. Adapaun bahan yang dipilih dalam bab I
mencakup : (1) struktur cerita pendek, (2) kebahasaan cerita pendek. Kemudian pada bab II
bahan yang akan dipaparkan mengenal strategi 3M, yaitu (1) meniru, (2) mengolah, (3)
mengembangkan. Selanjutnya pada bab III yang merupakan bab terakhir yaitu menulis
cerpen menggunakan strategi 3M.
Materi yang dikembangkan oleh peneliti disajikan dengan menggunakan gambar dan
tabel yang sesuai dengan yang sudah dibahas. Tujuannya supaya siswa tertarik untuk
mempelajari modul. Selain itu, peneliti juga mencantumkan teks bacaan dari berbagai
sumber otentik dan sesuai dengan kehidupan siswa, sehingga bacaan yang terdapat dalam
modul menarik untuk dibaca. Modul ini juga dilengkapi dengan latihan yang bertujuan
untuk mempermudah siswa dalam memhami materi dan meningkatkan kreativitas menulis
cerpen.
4.1.2.3 Penyusunan Kerangka
Setelah melakukan pemilihan baha terkait pengembangan modul, langkah
berikutnya yang dilakukan peneliti adalah melakukan penyusunan kerangka modul belajar
yang disebut dengan desain modul. Kerangka atau desain modul ini dibuat dengan tujuan
untuk memberikan gambaran kepada peneliti dalam melakukan penyusunan modul agar
dapat disusun secara sistematis. Kerangka atau desain modul belajar ini terdiri daro beberapa
bagian, yaitu : (1) bagian-bagian pokok pada modul (2) materi pokok dan capaian
pembelajaran (3) kegiatan pembelajaran, capaian pembelajaran setiap bab, contoh atau
pembahasan materi, latihan, tugas, refleksi dan rangkuman (4) kunci jawaban, (5) daftar
pustaka, (6) glosarium (7) indeks dan (8) biodata. Susunan data lebih rinci dipaparkan dalam
tabel berikut.

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.5 Kerangka Modul Mari Menulis Cerpen


No Kerangka Modul
1. Sampul Luar
2. Halaman Judul
3. Kata Pengantar
4. Rasionalisasi
5. Deskripsi Modul
6. Petunjuk Penggunaan Modul
7. Daftar Isi
8. Kolom KD dan Indikator
9. Materi Pokok
a. Bab I Struktur dan Kebahasaan Cerita Pendek
b. Bab II Mengenal Strategi 3M
c. Bab III Siap Menulis Cerpen dengan Strategi 3M
10. Pendalaman Materi
11. Latihan dan Tugas
12. Refleksi
13. Rangkuman
14. Kunci jawaban
15. Daftar Pustaka
16. Glosarium
17. Indeks
18. Biodata Penulis

4.1.2.4 Pengumpulan Bahan


Setelah kerangka modul disusun, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan bahan yang
menjadi kebutuhan modul. Bahan yang dimaksudkan adalah segala informasi yang terkait
dengan topik, dapat berupa konsep, teori, data contoh, gambar/ilustrasi, tugas-tugas yang
berkaitan dengan topik yang akan dikembagkan. Bahan-bahan yang akan digunakan dapat
diperoleh dari buku dan internet. Menghindari adanya copyrigt dan plagiasi, peneliti
mencantumkan sumber pada materi atau bahan yang peneliti gunakan dalam modul tersebut.
Sumber dari referensi dicantumkan pada bawah teks yang menunjuk pada platform cerpen itu

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diakses. Sumber tesebut ditulis dengan ringkas dengan ukuran font yang lebih kecil, sehingga
tidak mengganggu siswa dalam membaca teks cerpen.
Bahan yang akan digunakan akan diseleksi agar modul ini benar-benar efektif dan efisien.
Semua bahan akan dirangkum ke dalam bentuk naskah melalui aplikasi canva yang kemudian
disatukan dalam aplikasi Microsoft Word.
4.1.3 Uji Validasi
Setelah peneliti menyusun materi dan mengembangkan produk, langkah yang dilakukan yaitu
melakukan uji validasi desain produk dan produk. Peneliti melakukan validasi kepada dua ahli.
Kedua ahli tersebut menguji kevalidtan produk yang dikembangkan oleh peneliti. Peneliti
meminta validasi oleh dua dosen ahli, yaitu Ibu Rooselina Ayu Setyaningrum, S.Pd., M.Pd dan
Bapak J.B Judha Jiwangga, M.Pd. Uji validasi ini dilakukan dengan mengisi dua kuesioner yang
sudah peneliti berikan serta memuat aspek-aspek penilaian berdasarkan kriteria kelayakan modul.
Pada penilian desain produk, kriteria yang dinilai berdasarkan kerangka produk atau garis besar
produk seperti bagian pembuka, yang terdiri dari sampul, halaman judul, kata pengantar,
rasionalisasi, petunjuk penggunaan modul, daftar isi, dan kolom KD serta indikator. Kemudian
pada bagian inti yang terdiri dari materi inti, pedalaman matei setiap bab, latihan, tugas, dan
rangkuman. Bagian terakhir yang dimuat dalam validasi desain produk yaitu bagian penutup yang
terdiri dari refleksi, kunci jawaban, daftar pustaka, glosarium, indeks, dan biodata penulis.
Selanjutnya, pada validasi produk memuat kriteria atau aspek yang ada dalam modul, yaitu
kelayakan isi/materi, aspek kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan kegrafikan.
Pada setiap aspek tersebut sudah dibuat secara rinci dan detail pada pengembangan produk.
Adapun hasil yang dapat peneliti simpulkan dari validasi desain da validasi produk dari dosen ahli
pertama dan dosen ahli kedua, yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.6 Hasil Validasi Produk oleh Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II

Aspek Penilaian Dosen Ahli I Dosen Ahli II Skor Rata-Rata


No
1. Kelayakan isi/ materi 3,8 2,6 3,4
2. Kelayakan Penyajian 3,75 3,5 3,5
3. Kelayakan Bahasa 1,75 2 3
4. Kelayakan Kegrafikan 4 3,5 3,75
Jumlah 13,3 11,6 13,65
Skor Rata –Rata 3,33 2,9 3,41
Kategori Cukup Baik Cukup Baik Baik

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari tabel di atas, peneliti menggambarkan melalui diagram untuk melihat perbedaan penilaian
skor rata-rata validasi modul oleh dosen ahli pertama dan dosen ahli kedua. Adapun penyajiannya
sebagai berikut :

Diagram 4.1 Skor Rata-rata Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II

4.1.3.1 Data Hasil Validasi Desain Modul oleh Dosen Ahli I


Validasi desain modul oleh dosen ahli pertama dilakukan oleh Ibu Rooselina Ayu
Setyaningrum, S.Pd., M.Pd. Data validasi desain yang diberikan kepada dosen ahli pertama
terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup. Validasi desain
modul oleh dosen ahli petama memberikan penilaian sebagai berikut.

Tabel 4.7 Data Validasi Desain Modul oleh Dosen Ahli I

No Aspek Skor Rata-Rata Kategori


1. Bagian Pembuka 3,60 Baik
2. Bagian Inti 3,25 Baik
3. Bagian Penutup 3,8 Baik
Jumlah 10,65 Baik
Rata-Rata 3,55
Persentase 88,75

Hasil penilaian validasi modul oleh dosen ahli I di atas, akan disajikan dalam bentuk
diagram dengan tujuan memperjelas hasil validator I. Bagian yang akan dipaparkan sama, yaitu

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bagian pembuka, bagian isi/inti, dan bagian penutup. Berikut penyajian diagram skor rata-rata
hasil validasi dai ketiga bagian tersebut.

Diagram 4.2 Data Hasil Validasi Desain Modul oleh Dosen Ahli I

Berdasarkan tabel tabel dan diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa pada bagian
pembuka, dosen ahli memberikan penilaian dengan skor rata-rata 3,60 dengan persentase sebesar
89%. Kemudian pada bagian inti dosen ahli pertama memberi penilaian dengan skor rata-rata
3,25 dan persentase sebesar 81%. Selanjutnya, pada bagian penutup dosen ahli pertama
memberikan skor rata-rata 3,8 dengan persentase 94%.
Berdasarkan penilaian tersebut, desain modul yang telah divalidasi oleh dosen ahli pertama
memiliki kategori Baik terkait rincian instrumen validasi desain modul oleh ahli pertama dapat
dilihat pada lampiran 11.

4.1.3.2 Data Hasil Validasi Desain Modul oleh Dosen Ahli II


Validasi desain modul oleh dosen ahli kedua dilakukan oleh Bapak J.B Judha Jiwangga,
M.Pd. Data desain yang diberikan terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pembuka, Bagian isi/inti
dan bagian penutup. Penilaian dosen ahli kedua akan dipaparkan pada tabel berikut.

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.8 Data Hasil Desain Modul oleh Dosen Ahli II

No Aspek Skor Rata-Rata Kategori


1. Bagian Pembuka 3,4 Baik
2. Bagian Inti 2,5 Kurang Baik
3. Bagian Penutup 3,3 Kurang Baik
Jumlah 9,2 Baik
Rata-Rata 3,7
Persentase 76,7

Selain pemaparan penilaian validasi pada tabel di atas, peneliti juga memperjelas penyajian
hasil validasi desain modul oleh dosen ahli kedua menggunakan diagram. Bagian yang
dipaparkan sama dengan bagian pada tabel, yaitu bagian pembuka, bagian isi dan bagian
penutup. Berikut penyajian diagram skor rata-rata hasil validasi dari ketiga bagian tersebut.

Diagram 4.3 Hasil Validasi Desain Modul Oleh Dosen Ahli II

Berdasarkan tabel dan diagram tesebut dapat disimpulkan bahwa pada bagian pembuka
dosen ahli memberikan penilaian dengan skor rata-rata 3,4 dengan presentase sebesar 86%.
Kemudian pada bagian inti dosen ahli kedua memberikan penilaian dengan skor rata-rata 2,5 dan
persentase sebesar 63%. Selanjutnya, pada bagian penutup dosen ahli kedua memberikan skor
rata-rata 3,3 dengan persentase sebesar 83%.
Berdasarkan penilaian tersebut, desain modul tersebut memiliki kategori “ Baik”. rincian
instrumen validasi desain modul oleh ahli kedua dapat dilihat pada lampiran 13.

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.1.3.3 Data Hasi Validasi Modul oleh Dosen Ahli 1


Validasi modul dilakukan oleh Ibu Rooselina Ayu Setyaningrum, S.Pd., M.Pd. Data validasi
produk yang diberikan kepada dosen ahli pertama terdiri dari aspek kelayakan isi/materi, aspek
kelayakan penyajian, aspek kelayakan bahasa, dan aspek kelayakan kegrafikan. Validasi
mendapatkan penialaian sebagai berikut.

Tabel 4.9 Hasil Validasi Modul oleh Dosen Ahli I

Skor Rata-
No. Aspek Kategori
Rata
Kelayakan
1. 3,8 Baik
Isi/Materi
Kelayakan
2. 3,75 Baik
Penyajian
Kelayakan
3. 3 Cukup Baik
Bahasa
Kelayakan
4. 4 Sangat Baik
Kegrafikan
Jumlah 14,55
Skor rata-rata 3,6 Baik
Persentase 91

Selain pemaparan validasi melalui tabel tersebut, peneliti juga menyajikan dalam
bentuk diagram dari hasil validasi dosen ahli pertama. Aspek yang disajikan juga tetap sama
yaitu aspek kelayakan isi/ materi, aspek kelayakan penyajian, aspek kelayakan bahasa, dan
aspek kelayakan kegrafikan. Berikut diagram yang menyajikan penilian kelima aspek
penilaian.

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Diagram 4.4 Skor Rata-rata Validasi Modul Oleh Dosen I

Sesuai dengan tabel dan diagram tersebut, peneliti akan mendeskripsikan hasil kelayakan
dalam tiap aspek sebagai berikut.
A. Penilaian Kelayakan Isi/Materi
Kriteria penilaian yang digunakan pada aspek kelayakan isi/materi modul meliputi (1)
kesesuaian materi dengan tujuan, (2) kesesuaian materi dan contoh, (3) kesesuain materi
dengan kemampuan dan keterampilan siswa, dan (4) penugasan teori yang relevan. Dari
kriteria tersebut peneliti memerincinya pada lembar validasi modul Mari Menulis Cerpen
yang tedapat pada lampiran 12.
Hasil validasi kelayakan isi/materi menunjukan bahwa skor rata-rata sebesar 3,8 dengan
persentase 95%. Dari hasil validasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa aspek kelayakan
materi dinyatakan layak dengan kategori Baik.

B. Penilaian Kelayakan Penyajian


Pada penilaian aspek kelayakan penyajian, peneliti menggunakan tiga kriteria, yaitu,
(1) keruntutan penyajian materi dengan alur berpikir siswa, (2) sistematika penyajian dengan
kemampuan berpikir siswa, (3) kesesuaian materi dengan tingkat kemampuan berpikir siswa.
Rincian dari aspek kelayakan penyajian dapat dilihat pada lampiran 12.
Penilaian dosen ahli pertama mengenai kelayakan penyajian mendapatkan skor rata-rata
sebesar 3,75 dengan persentase 93%. Berdasarkan hasil rata-rata dan persentase yang

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

didapatkan maka aspek kelayakan penyajian pada modul dinyatakan layak dengan kategori
“Baik”.
C. Penilaian Kelayakan Bahasa
Penilaian kelayakan bahasa terdiri dari satu kriteria penilaian saja, yaitu kesesuaian dan
ketepatan ejaan. Dari satu kriteria ini, peneliti memerinci menjadi tiga soal tekait aspek
kelayakan bahasa. Tiga soal ini dirasa cukup untuk menialai kebahasaan yang terdapat dalam
modul yang dikembangkan. Rincian kriteria kelayakan bahasa dapat dilihat pada lampiran 12.
Hasil penilaian kelayakan bahasa dari dosen ahli petama menunjukan skor rata-rata 3
dengan persentase 75%. Berdasarkan skor dan persentase tersebut maka aspek kelayakan
bahasa pada modul dinyatakan layak dengan kategori Cukup Baik.
D. Penilaian Kelayakan Kegrafikan
Penilaian kelayakan kegrafikan terdiri dari dua kriteria, yaitu (1) penilaian fisik modul
(judul depan dan belakang) dan (2) kesesuaian tata pengetikan, gambar, dan ilustrasi. Kriteria
tesebut kemudian dijabarkan menjadi empat soal. Rincian aspek kelayakan bahasa dapat
dilihat pada 12 sesuai dengan penialain aspek kelayakan kegrafikan oleh dosen pertama.
Hasil validasi dosen ahli pertama menunjukan skor rata-rata 4 dengan persentase 100%.
Berdasarkan hasil validasi tersebut maka aspek kelayakan kegrafikan dinyatakan layak
dengan kategori “Sangat Baik”.
4.1.3.4 Data Hasil Modul oleh Dosen Ahli II
Validasi modul oleh dosen ahli kedua dilakukan oleh Bapak J.B Judha Jiwangga, M.Pd. Data
validasi produk yang diberikan kepada dosen ahli kedua terdiri dari beberapa aspek yaitu aspek
kelayakan isi/materi, aspek kelayakan penyajian, aspek kelayakan bahasa, dan aspek kelayakan
kegrafikan. Penilaian hasil validasi dari dosen kedua dapat dilihat pada tabel beikut ini.

Tabel 4.10 Data Validasi Dosen Ahli II

No. Aspek Skor Rata-Rata Kategori


1. Kelayakan Isi/ Materi 2,8 Cukup Baik
2. Kelayakan Penyajian 3 Cukup Baik
3. Kelayakan Bahasa 3 Cukup baik
4. Kelayakan Kegrafikan 4 Baik
Jumlah 12,8
Skor rata-rata 3,2 CUKUP BAIK
Persentase 78

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil penilaian tersebut juga dipaparkan dalam bentuk diagram dengan tujuan melihat secara
jelas pebandingan kelayakan penilaian setiap aspek. Aspek yang terdapat dalam modul juga sama
dengan tabel di atas yaitu aspek kelayakan isi, aspek kelayakan penyajian, aspek kelayakan bahasa
dan aspek kelayakan kegrafikan. Berikut diagram skor rata-rata validasi modul oleh dosen kedua.

Diagram 4.5 Skor Rata-rata Validasi Dosen II


Sesuai dengan tabel dan diagram tersebut, peneliti akan mendeskripsikan hasil kelayakan
dalam tiap aspek sebagai berikut.
A. Penilaian Kelayakan Isi/materi
Kriteria penilaia oleh dosen ahli kedua pada aspek kelayakan isi/materi sama dengan kriteria
yang digunakan pada dosen pertama yaitu terdapat empat kriteria dengan penjabaran soal
menjadi enam soal yang mengacu pada produk yang sudah dikembangkan oleh peneliti.
Rincian penilaian validasi oleh dosen ahli kedua dapat dilihat pada lampiran 14.
Hasil penilaian validasi terkait produk modul Mari Menulis Cerpen yang sudah peneliti
susun memperoleh skor rata-rata 2,8 dengan persentase yang didapatkan 93%. Berdasarkan
hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa aspek kelayakan isi/materi yang sudah dikembangkan
peneliti cukup layak digunakan dengan kategori “Cukup Baik”.
B. Penilaian Kelayakan Penyajian
Kriteria penilaian pada aspek kelayakan penyajian sama dengan kriteria penilaian pada
dosen ahli pertama, yaitu terdapat tiga kriteria dengan penjabaran menjadi empat soal yang
mengacu pada produk Mari Menulis Cerpen. Rincian kriteria penilaian validasi oleh dosen ahli
dua dapat dilihat pada lampiran 14.

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil penilaian validasi mendapat skor rata-rata sebesar 3 dengan presentase 75%.
Berdasarkan skor dan presentase penilaian kelayakan penyajian dinyatakan layak digunakan
dengan kategori “Cukup Baik”.
C. Penilaian Kelayakan Bahasa
Pada penilaian aspek kelayakan bahasa, kriteria yang digunakan satu kriteria penilaian
yang sama dengan kriteria penilaian yang sudah dipaparkan pada dosen ahli pertama. Dari satu
kriteria tersebut, peneliti menjabarkan menjadi tiga soal yang mewakili aspek kebahasaan
dalam modul. Rincian kriteria penilaian validasi dosen kedua dapat dilihat pada lampiran 14.
Dari penilaian yang sudah diberikan oleh dosen ahli kedua mendapatkan skor 3 dengan
persentase 89%. Berdasarkan penilaian tersebut dapat dikatakan bahwa aspek kelayakan bahasa
pada modul dinyatakan layak digunakan dengan kategori “Cukup Baik”.
D. Penilaian Kelayakan Kegrafikan
Penilaian kelayakan kegrafikan menjadi penilaian terakhir yang digunakan oleh peneliti.
Peneliti menggunakan dua kriteria penilaian dan dijabarkan menjadi empat soal yang sama
dengan penilaian dosen ahli pertama. Rincian penilaian terdapat pada lampiran 14.
Penilaian hasil validasi yang diberikan dosen ahli kedua mendapatkan skor 4 dengan
presentase 88%. Berdasarkan penilaian ini maka aspek kelayakan kegrafikan dinyatakan layak
digunakan dengan kategori “Baik”.
4.1.4 Revisi Produk
Tahap selanjutnya setelah melakukan validasi ialah peneliti melakukan revisi produk untuk
menyempurnakan produk yang sudah dikembangkan. Revisi produk ini berdasarkan masukan
pada kolom komentar yang diberikan dosen ahli dilembar validasi. Masukan dan saran yang
diberikan oleh dosen ahli sangat penting untuk pengembangan modul ini. Adapun klasifikasi
masukan dan saran dari kelima aspek penilaian modul, yaitu (1) aspek kelayakan bahasa, (2) aspek
kelayakan penyajian, (30 aspek kelayakan bahasa, (4) aspek kelayakan kegrafikan. Komentar dan
saran dosen ahli akan dideskripsikan sebagai berikut.
A. Revisi Aspek Kelayakan Isi/Materi
Hasil validasi terhadap aspek kelayakan materi sudah nilai cukup oleh validator. Meskipun
demikian, terdapat beberapa masukan dari validator kepada peneliti guna menyempurnakan
produk terkhusus bagian aspek kelayakan isi/materi yag sudah disusun penulis. Hal petama yang
dikomentari yaitu contoh kutiban. Validator pun menyarankan agar contoh mengenai ciri
kebahasaan teks cerpen diberi lengkap, di bagian latihan siswa mencari struktur cerpen yang
belum ada dalam contoh. Hal ketiga yang diberi komentar ialah pemilihan teks bacaan cerpen.
Secara keseluruhan teks cerpen sudah sesuai, namun terdapat satu teks cerpen yang kurang cocok

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bagi siswa SMP. Oleh sebab itu validator menyarankan agar teks tersebut diganti dengan teks
yang cocok bagi siswa SMP, misalnya pendidikan, keberserihan, persahabatan dan lain-lain.
Berdasarkan masukan dan saran tersebut peneliti melakukan revisi pada produk sesuai
dengan masukan dan saran dari validator agar aspek kelayakan materi layak untuk digunakan.
Hasil perbandingan modul sebelum dan sesudah direvisi dipaparkan dalam bentuk gambar
sebagai berikut.

Gambar sebelum di revisi Gambar sesudah direvisi

Gambar 3.11 revisi Aspek Kelayakan Isi/Materi

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Teks cerpen sebelum direvisi

Teks cerpen sesudah direvisi

Gambar 4.12 Contoh Aspek Isi/Materi

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Revisi Aspek Kelayakan Penyajian


Pada bagian kelayakan penyajian secara keseluruhan sudah baik namun validator pertama
memberikan masukan bahwa panduan aktivitas masih kurang untuk digunakan siswa. Oleh
karena itu, validator menyarankan agar panduan aktivitas dibuat lebih rinci lagi agar siswa
memahami perintah yang harus dikerjakan pada setiap aktivitas. Masukan lain dari dosen ahli
yaitu pada bagian isi modul. Validator menyarankan agar bagian konsep latar, alur dan tokoh
dirinci lagi begitupula dengan rujukan masih bisa ditambah lagi. Berdasarkan masukan
tersebut, penelitu melakukan revisi seperti gambar berikut.
Gambar sebelum di revisi Gambar sesudah direvisi

Gambar 5.13 Apek Kelayakan Penyajian


C. Revisi Aspek Kelayakan Bahasa
Pada aspek kelayakan bahasa secara keseluruhan cukup baik namun kedua validator
memberikan masukan pada penggunaan kata ganti tunjuk harus konsisten. Oleh karena itu
validator menyarankan agar peneliti harus konsisten dalam penyebutan pembaca, apakah
menggunakan kata Anda/Kamu/ Kita. Masukan kedua yaitu penggunaan tanda baca, terutama
tanda baca koma. Validator memberi informasi bahwa tidak semua kongjunsi didahului tanda
baca koma.
Berdasarkan masukan tersebut, penelitu melakukan revisi seperti gambar berikut.
Sebelum direvisi

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar sesudah direvisi

Gambar 6.14 Aspek Kelayakan Bahasa

D. Revisi Aspek Kelayakan Kegrafikan


Pada aspek kelayakan kegrafikan secara keseluruhan baik namun ada satu maukan yan
diberikan validator yaitu bagian text box. Oleh karena itu, validator menyarankan penggunaan
rasio untuk judul jangan terlalu besar agar tidak menutupi gambar lain. Berdasarkan masukan
tersebut, peneliti melakukan revisi seperti pada gambar berikut.

Gambar sebelum direvisi gambar sesudah direvisi

Gambar 7.15 Aspek Kelayakan Kegrafikan

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian


Adapun hal-hal yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu (1) deskipsi modul, (2) deskripsi
hasil validasi, dan (3) deskripsi analisis kelayakan modul. Ketiga hasil penelitian ini akan dibahas
sebagai berikut.
4.2.1 Deskripsi Modul
Salah satu bentuk sumber belajar adalah modul. Modul merupakan bahan ajar yang disusun
secara sistematis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar mandiri tanpa bantuan dari pihak
lain. Oleh karena itu, pengembangan modul ini memiliki tujuan agar memudahkan siswa dalam
belajar menulis cerita pendek. Modul ini dapat digunakan oleh siswa dengan dampingan guru
sebagai fasilitator atau modul ini dapat digunakan secara mandiri oleh siswa. Modul harus
dijadikan bahan ajar sebagai pengganti fungsi guru. jika guru mempunyai fungsi menjelaskan
sesuatu maka modul mampu menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima peserta
didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya (Depdiknas, 2008:20). Modul dibuat untuk
dipelajari guna meningkatkan pemahaman terkait materi yang dipelajari secara mandiri oleh siswa
sesuai tingkat kemampuan siswa.
Modul yang dikembangkan oleh penulis berjudul “ Mari Menulis Cerpen” disusun berdasarkan
empat aspek penilaian yang sampaikan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:28). Keempat
aspek itu ialah (1) aspek kelayakan isi/materi, (2) aspek kelayakan penyajian, (3) aspek kelayakan
bahasa, (4) kelayakan kegrafikan. Keempat aspek penilaian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
4.2.1.1 Aspek kelayakan isi/materi
Aspek isi/ materi merupakan aspek yang penting dalam pengembangan modul belajar.
Pengembnagn aspek ini didasari oleh tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. Setiap
bab pada modul ini memiliki tujuan. Adapun tujuan dari modul ini yaitu sebagai berikut.

Tabel 4.11 Tujuan Pembelajaran pada Apek Isi/Materi

No Tujuan pemebelajaran
1. Menganalisis struktur teks cerita pendek.
2. Menganalisis ciri kebahasan teks cerita pendek.
3. Memerinci strategi 3M dalam proses mengembangkan gagasan dan
pengalaman
4. Merancang cerpen dengan strategi 3M.
5. Mengembangkan rancangan menjadi cerpen.

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan tabel tujuan pembelajaran tersebut, peneliti membagi materi ke dalam tiga bab,
yaitu (1) Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Cerpen, (2) Mengenal Strategi 3M( Meniru,
Mengolah, Mengembangkan), (3) Siap Menulis Cerpen Dengan Strategi 3M.

Bab I memiliki judul Stuktur dan Kebahasan Teks Cerpen, memiliki dua subbab materi yaitu
(1) Struktur Teks Cerita Pendek, dan (2) Ciri Kebahasaan Teks Cerita Pendek. Masing-masing
subbab dijelaskan secara terperinci dan sistematis agar memudahkan siswa dalam memahami
materi yang dipaparkan. Pada Bab ini, disertai dengan latihan dan tugas yang bertujuan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi struktur dan ciri kebahasaan teks cerita
pendek.

Pada bab I ini, penulis memberikan satu teks cerita pendek sebagai bahan rangsangan awal
siswa dalam mempelajari materi struktur dan kebahasan cerpen. Materi-materi yang disajikan juga
sudah diseleksi dengan sangat baik karena pada bab I ini merupakan bab pokok atau yang sangat
mendasar. Peneliti juga memberikan refleksi pada bab ini untuk merefleksikan kegiatan yang
dilakukan pada bab I ini. Berikut disajikan gambar terkait latihan, tugas dan refleksi pada bab I.

Gambar 8.16 tugas dan latihan bab I

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 9.17 Lembar Refleksi bab I

Pada Bab II modul ini berjudul “Mengenal Strategi 3M”. Bab ini menjelaskan ketiga tahap
yang dalam strategi 3M. Subbab pada bab ini hanya satu yaitu penjabaran dari ketiga strategi
meniru, mengolah dan mengembangkan. Pada bab ini kegiatan yang dilakukan difokuskan pada
memerinci strategi 3M dalam proses mengembangkan pengalaman dan gagasan yang mampu
menumbuhkan minat siswa dalam menulis dengan strategi 3M. Teks bacaan dalam bab ini
merupakan perincian terkait strategi 3M. Pada bab ini juga dilengkapi dengan latihan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan ide menulis cerpen.

Pada bab II ini, peneliti menyajikan materi yang dielaborasikan dengan teori yang relevan
menurut para ahli. Bab ini dilengkapi dengan contoh guna memahami materi tekait. Secara
keseuluruhan bab II ini terdiri dari penyajian materi, contoh, latihan, rangkuman dan refleksi.
Berikut ini gambar yang dapat dilihat pada bab II bagian pedalaman materi, contoh, dan latihan.

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 10.18 pendalaman materi dan contoh

Gambar 11.19 latihan pada bab II

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kemudian bab terakhir dalam modul ini yaitu bab III memiliki judul “Siap Menulis Dengan
Strategi 3M”. Pada tahap ini kegiatan yang dilakuakan siswa adalah merancang cerpen dengan
strategi 3M dan mengembangkan rancangan menjadi cerpen.

Pada bab III ini peneliti mengkolaborasikan matei dengan pendapat para ahli pada aspek
strategi 3M. Bab ini merupakan bab terakhir dalam modul maka dilengkapi dengan kunci
jawaban, daftar pustaka, glosarium, dan indeks. Secara keseluruhan pada bab III ini terdiri dari
penyajian materi, pendalaman materi, latihan, tugas, refleksi dan rangkuman. Berikut gambar
latihan dan evaluasi yang dapat dilihat pada bab III.

Tabel 1.17 latihan pada bab III

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 12.20 Evaluasi pada bab III

Aspek kelayakan penyajian


Agar penyusunan modul terlihat menarik maka seoarang penulis harus memperhatikan aspek
penyajian dalam belajar. Pada bagian aspek ini, peneliti membuat penyajian semenarik dan
sistematis mungkin agar modul ini tidak membosankan. Penyajian awal modul memiliki peranan
penting yang memberikan gambaran awal terkait informasi yang akan dipelajai siswa pada
modul ini. Pada bagian awal modul Mari Menulis Cerpen ini memuat (1) halaman judul, (2) kata
pengantar, (3) rasionalisasi, (4) petunjuk penggunaan modul, (5) daftar isi, (6) kompetensi dan
indikator. Berikut ini disajikan kata pengantar dan indikator.

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 13.21 Kata Pengantar dan Kompetensi Dasar


Pada tiap bab dalam modul belajar ini memiliki tujuan atau capaian pembelajaran yang dapat
digunakan siswa dalam memahami materi yang dipelajari dan diselesaikan. Bab I memiliki dua
capaian pembelajaran yaitui (1) mampu menganalisis struktur cerita pendek, dan (2) mampu
menganalisis ciri kebahasaan teks cerita pendek. Kemudian pada bab II memiliki satu capaian
pembelajaran yaitu (1) Siswa mampu memerinci strategi 3M dalam proses mengembangkan
gagasan dan pengalaman menjadi cerpen. Selanjutnya pada bab III yang merupakan bab terakhir
memiliki dua capaian pembelajaran yaitu (1) siswa merancang cerpen dengan startegi 3M dan (2)
siswa mampu mengembangkan rancangan menjadi cerpen. Berikut disajikan gambar pada salah
satu bab dari modul Mari Menulis Cerpen yang menunjukan capaian pembelajaran.

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 14.22 aspek penyajian

4.2.1.2 Aspek kelayakan Bahasa


Aspek kelayakan bahasa merupakan aspek yang sangat penting dalam pengembangan modul.
Bahasa yang digunakan dalam modul harus disesuaikan dengan tingkatan pendidikan siswa.
Dikatakan demikian karena bahasa mempengaruhi tingkat pemahaman siswa dalam mempelajarai
modul. Penggunaan bahasa yang baik dan tertata akan membantu siswa dalam memahami materi.
Pengguna kalimat pada pemaparan materi harus memperhatikan kaidah penulisan bahasa
Indonesia yang terdapat pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Penggunaan
kata yang disesuaikan dengan PUEBI memiliki tujuan agar siswa dengan mudah memahami inti
atau makna dalam materi yang disampaikan dengan harapan tujuan pembelajaran setiap bab dapat
dicapai.

4.2.1.3 Aspek Kelayakan Kegrafikan

Aspek kelayakan kegrafikan merupakan aspek yang dipehatikan dalam penyusunan modul.
Aspek ini juga sangat penting karena yang pertama terlihat yaitu ukuran yang digunakan dalam
modul. Modul belajar menulis cerpen ini disesuaikan dengan ukuran standar ISO pembuatan
modul yaitu A4 (210x97 mm). Kemudian kegrafikan kedua yaitu warna cover yang disesuaikan
antara cover depan dan cover belakang harus dibuat secara konsisten dan harmonis sehingga

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menampilkan keindahan produk yang sudah dikembangkan penulis. Huruf yang digunakan dalam
modul yaitu jenis huruf Times New Roman. Setiap komponen dalam modul dibuat secara lengkap
dan proporsional dengan tujuan mempermudah pencarian dan pembelajaran pada modul.

Modul ini juga dilengkapi dengan ilustrasi yang mendukung adanya materi pada setiap
subbab. Ilustrasi tersebut dimaksudkan untuk memberi gambaran pada siswa terkait materi yang
diberikan. ilustrasi dalam modul dapat berupa gambar, tabel, dan bagan. Ilustrasi ini selain
memberi gambaran juga mampu menarik perhatian siswa dalam mempelajari modul tersebut.
Berikut contoh cover depan dan cover belakang modul.

Tabel 2.18 Cover depan dan cover belakang

4.2.2 Deskripsi Hasil Validasi


Setelah peneliti melakukan validasi pada dosen I dan dosen II, dapat disimpulkan
bahwa modul menulis cerpen yang kembangkan peneliti mampu membantu siswa dalam
meningkatkan keterampilan menulis. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan
berbahasa. Keterampilan menulis memiliki peran penting dalam kehidupan karena mampu
meningkatkan daya imajinasi yang dituangkan dalam tulisan. Seseorang mampu menulis

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan baik, jika ia mampu menuangkan gagasan dan ide yang dimiliki dengan sangat baik.
Seseorang akan diakui keberadaanya dalam mengemukakan gagasan dan menyampaikan
pikiran-pikiran yang dimilikinya dengan cara menulis. Dengan menulis, seseorang akan
menjadi lebih produktif. Sejalan dengan apa yang disampaikan Tarigan (1982:2) menulis
merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Salah satu kegiatan menulis yaitu,
menulis cerita pendek, Pada dasarnya, cerpen tidak memerlukan waktu yang lama untuk
membuatnya karena bentuknya yang pendek daripada novel, begitu juga untuk membacanya
tidak memerlukan waktu lama pula. Bahasa yang digunakan dalam cerpen bahasa yang
sederhana, lebih sederhana jika dibandingkan dengan bahasa dalam puisi yang mempunyai arti
lebih kompleks, serta pemadatan kata didalamnya.
Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia menunjukan bahwa keterampilan siswa
dalam menulis cerpen masih terbilang sangat minim. Minimnya menulis kreatif cerpen ini
disebabkan minat siswa terhadap membaca, sehingga saat siswa dihadapkan dengan tugas
menulis cerpen siswa masih sangat kesulitan dalam menuangkan ide, memilih kata-kata (diksi)
dan merangkai kata-kata menjadi sebuah paragraf yang utuh. Hasil kuesioner yang dibagikan
kepada siswa kelas IX yang direspon oleh 70 siswa menyatakan bahwa 95,7% siswa tidak
memiliki hobi menulis cerpen, dan mereka menulis cerpen jika ada tugas dari guru. Siswa juga
menyatakan bahwa mereka suka membaca cerpen dan sadar menulis cerpen mampu
meningkatkan daya kreativitas mereka, tetapi saat menulis siswa akan kesulitan
mengembangkan ide untuk menjadi kerangka tulisan. Oleh karena itu, modul dikembangkan
untuk mengningkatkan keterampilan menulis cerpen siswa dan mencapai kesuksesan
memahami pelajaran.
Selain deskripsi terkait modul belajar yang sudah dibuat, pada bagian ini akan diuraikan
hasil validasi modul belajar yang diperoleh dari validator. Validator memberikan penilaian
terhadap modul berdasarkan empat aspek penting standar kelayakan pada modul. Empat aspek
tersebut yaitu (1) kelayakan isi/materi, (2) kelayakan penyajian, (3) kelayakan bahasa, (4)
kelayakan kegrafikan. Keempat aspek tersebut dibagi kedalam beberapa indikator dengan
menggunakan skala likert dengan rentangan 1-5. Data yang dipaparkan oleh peneliti melalaui
lembar validasi kemudian diolah dan diubah dalam bentuk kualitatif menggunakan rumus
Penilaian Acuan Patokan (PAP) dengan tujuan mengetahui kualitas setiap aspek kelayakan.
Berikut diagram yang dapat menunjukan hasil validasi dosen ahli.

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Diagram 4.6 Data rata-rata validasi dosen ahli I dan II

Berdasarkan diagram 4.6 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata terendah pada aspek
kelayakan bahasa dengan jumlah skor 3 dengan kategori “cukup baik”, sedangkan skor rata-
rata tertinggi terdapat pada aspek kelayakan kegrafikan dengan jumlah skor 3,75 dengan
kategori “baik”. Selain pemaparan melalui diagram peneliti juga memaparkan data hasil rata-
rata validasi dosen I dan II dalam bentuk tabel. Berikut ini penyajian hasil rata-rata validasi
dosen I dan II.

Tabel 4.12 Tabel Rekapitulasi Data Validasi Dosen

Skor Rata-Rata Kategori


Aspek Penilaian

Kelayakan isi/ materi 3,4 Baik


Kelayakan Penyajian 3,5 Baik
Kelayakan Bahasa 3 Cukup baik
Kelayakan Kegrafikan 3,75 Baik
Jumlah 13,65 Baik
Skor Rata -Rata 3,41

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan tabel 4.11 diatas rekapitulasi rata-rata validasi dosen ahli tersebut, modul
belajar yang berjudul Mari Menulis Cerpen yang sedang dikembangkan peneliti mendapat skor
rata-rata 3,41, dengan kategori “Baik”. Aspek dengan nilai terendah yaitu aspek kelayakan
bahasa mendapat skor rata-rata 3 dengan kategori cukup baik. sedangkan penilaian aspek
tertinggi pada aspek kelayakan kegrafikan mendapat skor rata-rata 3,75 dengan kategori baik.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan empat aspek yang sudah dikembangkan peneliti
dengan judul Mari Menulis Cerpen dinyatakan layak untuk digunakan sebagai inovasi bahan
ajar ataupun referensi mempelajari keterampilan menulis cerpen.
4.2.3 Deskripsi Analisis Kelayakan Modul
Setelah melakukan validasi oleh dosen ahli, selanjutnya proses analisis modul Mari
Menulis Cerpen untuk mengetahui tingkat kelayakannya. Aspek yang dianalisis sesuai dengan
aspek yang terdapat pada lembar validasi yaitu aspek kelayakan isi/materi, aspek kelayakan
penyajian, aspek kelayakan bahasa dan aspek kelayakan kegrafikan. Berikut disajikan diagram
perbandingan hasil validasi oleh dosen ahli pertama dan dosen ahli kedua.

Gambar 15.23 Perbandingan Hasil Validasi dosen I dan II


Selain adanya penyajian dalam bentuk diagram, peneliti juga menampilkan data hasil
validasi yang dilakukan dosen ahli I dan II berdasarkan empat penilaian dalam bentuk tabel.
Penilaian dalam tabel sama dengan aspek penilaian dalam diagram yaitu (1) aspek kelayakan
isi/materi, (2) aspek kelayakan penyajian, (3) kelayakan bahasa, (4) kelayakan kegrafikan.
Berikut tabel analisis kelayakan modul sesuai dengan validasi yang dilakukan oleh dosen ahli
I dan dosen ahli II.

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.13 Deskripsi analisis kelayakan modul

Aspek Penilaian Skor Rata-Rata Persentase Kategori


No
1. Kelayakan isi/ materi 3,4 85% Baik
2. Kelayakan Penyajian 3,5 88% Baik
3. Kelayakan Bahasa 3 75% Cukup Baik
4. Kelayakan Kegrafikan 3,75 94% Baik
Jumlah 13,65
Skor Rata –Rata 3,41 Baik

Berdasarkan tabel tersebut, hasil analisis kelayakan modul belajar oleh dosen ahli I dan dosen
ahli II dapat disimpulkan melalui pembahasan berikut ini.

4.2.3.1. Aspek Isi/Materi


Pada aspek isi/materi Modul Belajar Mari Menulis Cerpen yang sudah disusun oleh peneliti
memperoleh skor rata-rata 3,8 oleh dosen ahli pertama dengan kategori “Baik”. Sedangkan dari
dosen ahli II mendapatkan skor rata-rata 2,6 dengan kategori cukup baik. dari kedua skor rata-
rata dari dosen ahli I dan dosen ahli II tersebut memperoleh rata-rata 3,4 dengan persentase 85%
dengan kategori “Baik”. Berdasarkan hasil tersebut, modul yang dikembangkan peneliti dengan
judul Mari Menulis Cerpen dinyatakan layak pada aspek isi/materi.skor rata-rata seluruh aspek
penilaian dari dosen ahli I dan ahli II adalah 3,41 dengan kategori “Baik”.
4.2.3.2. Aspek penyajian
Pada aspek penyajian modul belajar Mari Menulis Cerpen yang sudah disusun oleh peneliti
memperoleh skor rata-rata 3,75 oleh dosen ahli pertama dengan kategori “Baik”. Sedangkan dari
dosen ahli II memperoleh skor rata-rata sebesar 3,5 dengan kategori “ Baik”. dari kedua skor rata-
rata dosen ahli I dan II tersebut maka skor rata-rata aspek penyajian sebesar 3,5 dengan pesentase
88% dan kategori “Baik”. Berdasarkan skor rata-rata tersebut, modul yang dikembangkan
peneliti dengan judul Mari Menulis Cerpen dinyatakan layak pada aspek penyajian.
4.2.3.3. Aspek Bahasa
Pada aspek bahasa modul belajar Mari Menulis Cerpen, dosen ahli pertama memberikan
skor rata-rata 1,75 dengan kategori “Kurang Baik”. sedangkan dosen ahli II memperoleh skor
rata-rata sebesar 2 dengan kategori “Kurang Baik” . Dari kedua skor rata-rata validasi dosen
ahli I dan dosen ahli II tersebut memperoleh skor rata-rata 3 dengan persentase 75% dan
berkategori “ Cukup Baik”. oleh karena itu, modul Mari Menulis Cerpen yang sudah dirancang

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

oleh peneliti dengan judul “Mari Menulis Cerpen” dinyatakan layak untuk digunakan dari aspek
bahasa.
4.2.3.4. Aspek Kegrafikan
Pada aspek kegrafikan modul belajar Mari Menulis Cerpen yang sudah susun oleh peneliti
mendapatkan skor rata-rata 4,0 dari dosen ahli pertama dengan kategori “Sangat Baik”.
Sedangkan skor rata-rata dari dosen ahli II sebesar 3,5 dengan kategori “Baik”. Dari skor rata-
rata dosen ahli I dan II tersebut maka modul Mari Menulis Cerpen yang dikembangkan oleh
peneliti dinyatakan layak pada aspek kegrafika.
4.2.4 Kajian Akhir Produk
Produk berupa modul belajar berjudul “Mari Menulis Cerpen” yang dikembangkan oleh
peneliti disesuaikan dengan pertimbangan langkah penelitian dan pengembangan Borg dan Gall.
Sepuluh langkah penelitian Borg dan Gall disederhanakan menjadi empat langkah pengembangan
penelitian, yaitu pengumpulan informasi, pengembangan produk, uji validasi dan revisi produk.
Setelah peneliti melakukan penilaian terhadap produk oleh validator, produk tersebut direvisi
sesuai masukan dari validator dengan mempehatikan empat aspek penilaian yaitu (1) aspek
isi/materi, (2) aspek kelayakan penyajian, (3) aspek kelayakan bahasa, (4) aspek kelayakan
kegrafikan. Berikut uraian mengenai empat aspek tersebut.
4.2.4.1. Aspek Isi/ Materi
Aspek isi/materi yang dikembangkan oleh peneliti memiliki kategori “Baik” dengan skor
rata-rata 3,4 dari hasil akumulasi secara keseluruhan validasi yang dilakukan oleh dosen ahli I
dan dosen ahli II. Meskipun sudah dikatakan “Baik” namun masih terdapat beberapa masukan
dan saran yang diberikan dosen ahli I dan dosen ahli II. Masukan yang diberikan terkait aspek
isi/materi yang telah diuraikan dalam pembahasan mengenai revsi produk. Oleh sebab peneliti
melakukan perbaikan dan penyempurnaan modul sesuai dengan masukan dan saran yang
diberikan pada aspek isi/materi. Gambaran atau kajian mengenai produk akhir pada aspek
isi/materi dapat dilihat dari contoh gambar berikut ini.

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 16.24Kajian aspek isi/materi

4.2.4.2. Aspek penyajian

Aspek penyajian modul yang sudah dibuat oleh peneliti secara keseluruhan dikategorikan
“Baik” dengan perolehan skor rata-rata 3,5 dari hasil akumulasi keseluruhan validasi yang
dilakukan oleh dosen ahli I dan dosen ahli II. Pada lembar validasi tersebut terdapat beberapa
saran yang diberikan oleh dosen ahli II. Saran yang diberikan oleh ahli II yaitu panduan
pengerjaan tugas belum maksimal. Melalui masukan dan saran tersebut, peneliti melakukan revisi
pada aspek penyajian dengan harapan dapat meningkatkan kualitas modul tersebut. Kajian akhir
produk dapat dilihat pada contoh gambar berikut.

Gambar 17.25 kajian aspek penyajian

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.2.4.3. Aspek Bahasa


Aspek kelayakan bahasa dalam modul yang dikembangkan peneliti memiliki kategori
“Cukup Baik” dengan perolehan skor rata-rata yang didapatkan yaitu 3,0 dengan persentase
75% dari seluruh hasil akumulasi validasi yang dilakukan oleh dosen ahli I dan dosen ahli II.
Pada aspek ini, terdapat masukan dan saran terkait aspek kebahasaan yaitu pada kesalahan
penulisan tanda koma dan kesalahan penggunaan kata tunjuk ganti tidak konsisten. Oleh kaena
itu, peneliti melakukan revisi terhadap masukan dan saran dari aspek bahasa guna meningkatkan
kualitas modul belajar. Kajian produk akhir pada aspek kebahasaan modul belajar dapat dilihat
pada gambar berikut.

Gambar 18.26 kajian aspek Bahasa


4.2.4.4. Aspek Kegrafikan
Aspek kegrafikan merupakan aspek terakhir dalam modul belajar ini. Aspek kegrafikan
pada modul yang dikembangkan oleh peneliti memiliki kategori “Baik” dengan skor rata-rata
3,75 dari hasil akumulasi keseluruhan validasi yang dilakukan oleh dosen ahli I dan dosen ahli
II. Masukan yang diberikan oleh dosen ahli yaitu penggunaan text box pada beberapa judul
masih terlalu besar. Oleh sebab itu peneliti melakukan revisi yang telah diberikan pada aspek
kelayakan penyajian. Kajian poduk akhir pada aspek kegrafikan dapat dilihat pada gambar
berikut.

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 19.27 kajian kegrafikan.

4.2.5 Data Hasil Uji Coba Produk


Tahap selanjutnya dalam penelitian ini adalah uji coba produk kepada siswa kelas IX SMPN
2 Depok yang diampuh oleh Bapak Riyanto, S.Pd., selaku guru bahasa Indonesia yang
mengajar kelas IX. Hasil uji coba produk akan dideskipsikan sebagai berikut.
4.2.5.1 Deskripsi Uji Coba Produk
Tahap uji coba ini dilakukan secara online pada masing-masing responden uji coba. Produk
yang sudah divalidasi oleh dosen ahli kemudian disebarluaskan melalui whatsApp yang
dibagikan dalam bentuk link google drive dan dapat diakses melalui gawai atau laptop pada
tanggal 13 Desember 2021. Uji coba produk ini dilakukan secara terbatas terhadap siswa kelas
IX dengan jumlah responden sepuluh siswa yang mengikuti kelas uji coba.
Pada saat melakukan uji coba, peneliti meminta responden untuk membaca dan memahami
modul belajar yang telah dikirimkan. Setelah membaca modul “Mari Menulis Cerpen”,
responden diminta untuk menilai produk dengan mengisi kuesioner/angket pada link google
yang telah peneliti bagikan. Butir penilaian terdiri dari empat aspek, yaitu aspek kelayakan
materi, aspek kelayakan penyajian, aspek kelayakan bahasa, dan aspek kelayakan kegafikan.
Berikut ini hasil uji coba siswa tehadap modul yang dikembangkan peneliti.
A Aspek Kelayakan Isi/ Materi
Penilaian kelayakan isi terdiri dari dua indikator yaitu (1) pemahaman terhadap materi
dan (2) motivasi menulis cerpen. Dari indikator tersebut peneliti menjabarkan menjadi
empat soal. Hasil uji coba kelayakan isi/materi mendapatkan skor rata-rata 9,75 dengan
persentase 39% mendapatkan kategori “ Baik”. Berikut penyajian hasil penilaian siswa pada
aspek kelayakan isi/materi.

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.14 Hasil uji coba aspek kelayakan isi/materi

Indikator Penilaian Skor Rata-rata


Butir Soal

10 Materi struktur teks cerita pendek 10,25


dipahami.
11 Materi ciri kebahasan teks cerita pendek 10,5
mudah dipahami

12 Materi tentang strategi 3M (Meniru, 9,25


Mengolah, Mengembangkan) mudah
dipahami.
13 Strategi 3M (Meniru, Mengolah dan 9
Mengembangkan) memotivasi Anda untuk
menulis cerpen.
Jumlah 39

Skor rata-rata 9,75

Persentase 39

Kategori Baik

B Aspek Kelayakan Penyajian


Penilaian kelayakan penyajian terdiri dari tiga indikator yaitu (1) dukungan penyajian
materi, (2) struktur modul, (3) penyajian modul. Penjabaran dari indikator ini menjadi enam
soal. Berikut ini tabel perincian hasil uji coba produk oleh siswa.

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.15 Hasil uji coba kelayakan penyajian

Butir Soal Indikator Penilaian Skor Rata-


rata
1 Anda merasa senang menggunakan 6,3
modul belajar ini.
5 Struktur modul sistematis. 6,7
7 Petunjuk penggunaan modul mudah 6,8
dipahami.
8 Penyajian dalam modul bersifat 6,7
interaktif sehingga memotivasi
siswa untuk belajar secara mandiri.
9 Fitur (termasuk uraian, contoh dan 7
latihan) yang disajikan dalam
modul bersifat kekinian (up tu date).
14 Soal-soal yang tedapat dalam modul 7,17
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Jumlah 40,7
Skor Rata-rata 10,18
Persentase 40,7
Kategori Sangat Baik

Berdasarkan hasil uji coba terhadap sepuluh responden, aspek kelayakan penyajian
dinyatakan layak untuk digunakan dengan skor rata-rata 10,18 dan mendapat kategori
“Sangat Baik”.
C Aspek Kelayakan Bahasa
Aspek kelayakan bahasa terdiri satu indikator yang dianggap sudah mencakupi soal
yang ada dalam kuesioner. Dari indikator ini peneliti kemudian menjabarkan menjadi satu
soal. Berdasarkan hasil uji coba terhadap aspek bahasa skor rata-rata yang didapatkan
yaitu 44, dengan persentase 88%. Dari hasil skor rata-rata tersebut, maka aspek kelayakan
Bahasa dinyatakan layak untuk digunakan. Berikut penyajian hasil penialain uji coba
tehadap aspek kelayakan bahasa oleh sepuluh siswa.

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.16 Hasil uji coba aspek kelayakan bahasa

Butir Indikator Penilaian Skor rata-


Soal rata
15 Bahasa yang digunakan dalam 44,0
modul mudah dipahami.

Skor rata-rata 44
Persentase 88
Kategori Sangat Baik

E. Aspek Kelayakan Kegrafikan


Penilaian kelayakan kegrafikan terdiri dari dua indikator yang kemudian dijabarkan
menjadi empat soal. Hasil penilaian kelayakan kegrafikan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.17 Hasil uji coba aspek kelayakan kegrafikan

Butir Indikator penilaian Skor rata-rata


soal
2 Tampilan modul pembelajaran 9,75
menarik pehatian
3 Gambar dalam modul menarik 9,5
perhatian.
4 Tata letak modul proposional. 10,5
6 Penggunaan huruf, kombinasi 10
warna pada modul
pembelajaran jelas dan mudah
untuk dibaca.
Jumlah 39,8
Skor rata-rata 9,94
Persentase 30,75
Kategori Baik

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa aspek kelayakan kegrafikan


dinyatakan layak untuk digunakan dengan skor rata-rata 9,94 dengan persentase 30,75 dan
kategori “Baik”.
Dari empat aspek penilaan modul di atas, berikut ini akan disajikan keseluruhan hasil
penialain siswa terhadap kelayakan penggunaan modul oleh siswa.

Tabel 4.18 Skor rata-rata keseluruhan uji coba oleh siswa

No Aspek penilaian Skor rata-rata Kategori


1. Kelayakan isi/ materi 9,75 Baik
2. Kelayakan penyajian 10,18 Sangat Baik
3. Kelayakan bahasa 44,0 Sangat Baik
4. Kelayakan kegrafikan 9,94 Baik
Jumlah 73, 87 Sangat Baik
Rata-rata 18
Persentase 369,4

Berdasarkan tabel di atas skor rata-rata dari keseluruhan aspek yaitu 18 dengan
persentase 369,4 dan mendapatkan kategori “Sangat Baik”. Berdasarkan hasil uji coba,
terdapat komentar dan saran yang digunakan untuk perbaikan modul yaitu (1) ide-ide
menarik untuk penyampaian materi agar lebih menarik, (2) gambar dan huruf dikombinasi
agar menarik perhatian siswa. Komentar yang diberikan siswa sangat berkontibusi terhadap
perbaikan modul. Di bagian akhir kuesioner adapun kesimpulan keseluruhan modul yang
diberikan siswa terhadap modul yang dikembangkan ialah “ sangat bagus” digunakan untuk
menulis cerpen” dengan persentase 63,6%.

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi dua subbab, yaitu simpulan dan saran. Pada bagian kesimpulan berisi simpulan
dari hasil penelitian dan pengembangan, kemudian pada bagian saran diberikan peneliti kepada
beberapa pihak yang bersangkutan. Bagian saran terbagi menjadi tiga, yaitu (1) saran bagi siswa,
dan (2) saran bagi peneliti lain. Berikut ini diuraikan kedua subbab tersebut.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan produk berupa modul belajar yang berjudul
“Mari Menulis Cerpen” diperoleh kesimpulan sebagai berikut sesuai dengan rumusan masalah yang
telah dibuat peneliti. Hasil studi pendahuluan tersebut, dapat disimpulkan bahwa (1) modul sangat
diperlukan untuk membantu siswa dalam meningkatkan kreativitas menulis cerpen. (2)
keterampilan menulis cerpen sangat diperlukan saat ini. Dengan menulis cerpen siswa akan
berimajinasi dengan menuangkan ide/ pikiran berdasarkan pengalaman. (3) menulis cerpen
meningkatkan budaya tulis. Menulis cerpen sejatinya tidak sulit karena hanya memiliki satu ide
pokok yang berbeda dengan novel. Melalui menulis cerpen setidaknya akan meningkatkan budaya
menulis di Indonesia yang terbilang sangat rendah.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan, kemudian pengembangan modul menulis cerpen
menggunakan strategi 3M. Penggunaan strategi 3M ini sangat cocok bagi penulis pemula dengan
mengikuti tiga langkah yaitu Meniru, Mengolah dan Mengembangkan. Modul yang disusun secara
sisetematis ini diberi judul “Mari Menulis Cerpen”. Modul ini tentunya menarik untuk digunakan
sebagai rujukan belajar menulis cerpen. Modul yang dikembangkan disesuaikan dengan studi
pendahuluan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa. Setelah
pengembangan modul, selanjutnya peneliti melakukan uji validasi terhadap modul yang dilakukan
oleh dua ahli dengan menyatakan bahwa modul “Mari Menulis Cerpen” layak digunakan sebagai
salah satu bahan ujukan belajar menulis cepen dengan revisi produk. Dengan adanya revisi produk
maka produk ini dinyatakan layak digunakan oleh siswa. Uji coba terhadap siswa juga menyatakan
bahwa modul tersebut layak digunakan sebagai salah satu bahan rujukan belajar menulis cerpen.
Demikian produk tesebut dikembangkan.

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5.2 Saran
peneliti menyampaikan saran kepada (1) bagi siswa, dan (2) bagi peneliti lain. Saran yang
disampaikan peneliti diharapkan berguna bagi kepentingan pihak yang besangkutan. Adapun saran
dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.
5.2.1 Bagi Siswa
Modul yang dikembangkan peneliti diharapkan dapat digunakan siswa dengan baik sebagai
pedoman meningkatakan menulis cerpen dengan mempelajari materi yang terdapat dalam
keseluruhan modul, mendalami materi, mengerjakan tugas dan latihan yang ada pada setiap bab,
menerapkan menulis cerpen menggunakan strategi 3M sebagai tahap meningkatkan menulis
cerpen bagi pemula. Modul belajar tersebut dikembangkan sedemikian rupa oleh peneliti
suapaya dapat dengan mudah digunakan oleh siswa.

5.2.1 Bagi Peneliti Lain


Peneliti lain perlu memahami bahwa penelitian ini hanya terbatas pada pengembangan
modul belajar menulis cerpen dengan menggunakan strategi 3M. Oleh karena itu, peneliti
berharap adanya peneliti lain yang mampu mengembangkan modul atau media belajar lainnya
terkait keterampilan menulis cerpen. Peneliti juga berharap agar peneliti lain dapat mengambil
kelebihan dalam penelitian ini dan meninggalkan kekurangan yang ada.

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Direktorat Tenaga Kependidikan (2008). Penulisan Modul. Jakarta: Departemen Pendidikan


Nasional.

I made Tegeh, dkk. 2014. Metodologi Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kosasih. 2011. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kuniawan, H. 2014. Pembelajaran Menulis Kreatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Linda, wirda dan Ayu Gusti. 2017. Keterampilan Menulis Kreatif Cerpen Menggunakan Media
Audio Siswa Kelas XLL SMAN I Kecamatan Payakumbuh.
(https://www.researchgate.net/publication/319106567) diakses pada hari kamis, 9 November 2020
pukul 18:38

Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Pess

Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Pengembangan (Research and Development/R & D). Bandung.
Alffabeta.

Sukirno. 2016. Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sukirno, Surya Daru. Vol 4,n0 8 (2017). Pembelajaran Menulis Kreatif Bebasis Kuantum Terbukti
Meningkatkan Kemampuan mahasiswa PBSI dalam menulis Kreatif.
(http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/bahtera/article/view/4165) diakses pada hari kamis, 9
November 2020 pukul 15:14.

Thahar, Haris Efendi. 1999. Kiat Menulis Cerpen. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1982. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1979. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tarigan, Henry Guntur. 2011. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.

Yunus, Syarifudin. 2015. Kompetensi Menulis Kreatif. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Wicaksono, Andri. 2014. Menulis Kreatif Sastra dan Beberapa Model Pembelajaranya.
Yogyakata: Garudhawaca.

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS
Astuti Nurhayati
Astuti Nurhayati, lahir di Cekalikang, pada tanggal 6

September 1998. Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di SDI

Watu Kaur (lulus tahun 2011). Melanjutkan ke SMP Kasih Utama

Colol (lulusan tahun 2014) dan SMA St. Fransiskus Saverius Ruteng

(lulusan tahun 2017). Saat ini tercatat sebagai mahasiswa Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sejak

tahun 2017. Selama menempuh perkuliahan penulis juga aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan

baik itu dari program studi, fakultas maupun Universitas. Penulis juga sering mengikuti kegiatan

himpunan ataupun kepanitiaan yang diselenggarakan oleh program studi. Pengalaman selama masa

perkuliahan ini dapat memotivasi penulis untuk selalu belajar dan terus berusaha. Penulis

menempuh jalur skripsi untuk mendapatkan gelar SI Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

skripsi yang ditulis berjudul Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Kreatif Cerpen

Menggunakan Strategi 3M Untuk Siswa SMP Kelas IX di SMPN 2 Depok.

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1 Surat Permohonan Validasi Modul

Yogyakarta,22 November 2021

Hal: Permohonan Validasi Modul Menulis Cerpen

Yth. Ibu Rooselina Ayu Setyaningrum, S.Pd., M.Pd.


Dosen pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Astuti Nurhayati
Nim : 171224021
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Semester : 9 (sembilan)
Saya sedang melakukan penelitian mengenai pengembangan modul belajar siswa yang berjudul
“Mari Menulis Cerpen” dan saya memerlukan validator untuk menguji keabsahan produk tersebut.
Berkenaan dengan hal itu, saya mohon kesediaan Ibu untuk memvalidasi desain dan produk pada
modul yang telah peneliti susun sesuai dengan pertimbangan pengalaman dan kompetensi Ibu di
bidang penelitian ini.
Demikian surat permohonan ini, atas kesediaan dan kerjasama Ibu, saya mengucapkan terima kasih.

Hormat saya,
Peneliti

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Astuti Nurhayati

Lampiran 2 Kisi-Kisi Wawancara Guru Bahasa Indonesia

KISI-KISI WAWANCARA GURU UNTUK PENGEMBANGAN MODUL MENULIS


KREATIF CERPEN UNTUK SISWA KELAS XI
No Komponen Wawancara Pertanyaan wawancara

9. Pemahaman siswa terhadap materi cerpen 1,2 dan 3

10. Ketersedian referensi mengajar materi cerpen 4,5,6, dan 7

11. Kendala dalam mengajarkan materi menulis cerpen 8 dan 9

12. Tanggapan mengenai keseulitan menulis cerpen 10 dan 11

13. Hasil menulis cerpen 12

14. Metode belajar 13 -14

15. Harapan dan masukan guru terkait pengembangan 15


modul yang dibuat oleh peneliti

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3 Kisi-kisi Kuesioner siswa

KISI-KISI ANGKET PENGALAMAN AWAL SISWA MEMAHAMI MATERI MENULIS


CERPEN
No Komponen Angket Pertanyaan Angket

8. Kebiasaan membaca cerpen 1-8

9. Kebiasaan menulis cerpen 9- 12

10. Jumlah cerpen yang ditulis 13-15

11. Pentingnya menulis cerpen 16 dan 17

12. Kendala dalam menulis cerpen 18-20

13. Kelengkapan buku ajar 21 dan 22

14. Modul yang disusun secara sistematis 23

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4 kisi-kisi validasi desain modul

KISI-KISI VALIDASI DESAIN MODUL BELAJAR MARI MENULIS CERPEN OLEH


DOSEN AHLI
Struktur Modul Aspek yang Dinilai Kode Indikator Penilaian

Sampul luar 1

Halaman judul 2

Kata pengantar 3

Bagian Pembuka Rasionalisasi 4

Petunjuk Penggunaan Modul 5

Daftar Isi 6

Kolom KD dan indikator 7

Materi inti 8

Bagaian Inti Pedalaman materi 9

Latihan dan tugas 10

Rangkuman 11

Rumusan refleksi 12

Evaluasi 13

Kunji jawaban 14

Daftar pustaka 15

Glosarium 16
Bagian Penutup
Indeks 17

Biodata Penulis 18

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kata motivasi 19

Sampul penutup 20

Lampiran 5 kisi-kisi validasi modul

KISI-KISI VALIDASI PRODUK MODUL BELAJAR MARI MENULIS CERPEN OLEH


DOSEN AHLI
Aspek Penilaian Aspek yang Dinilai Nomor Indikator Penilaian

Kelayakan Isi/ Materi Kesesuaian materi dengan 1


tujuan pembelajaran.

Ketepatan memilih contoh 2,3


dan materi.
4
Latihan sesuai dengan
capian pembelajaran.
Tugas sesuai dengan capaian 5
pembelajaran.

Kelayakan Penyajian Penyajian materi besifat 6


interaktif.

7
Kelengkapan bagian isi
modul.
8
Kelengkapan penyajian
bagian penutup modul.
Kesesuaian Penyajian 9
langkah-langkah strategi
3M.

Kelayakan Bahasa Penggunaan bahasa dalam 10, 11


modul sesuai dengan
PUEBI.

Kesesuaian penyampaian 12
pesan setiap subbab
mencerminkan hubungan
logis.

Kelayakan Kegrafikan Kesesuaian penampilan tata 12,14


letak modul.

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kesesuaian tata pengetikan, 15, 16


gamab, tabel, ilustrasi

Lampiran 6 Hasil Instrumen kuesioner siswa

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7 Rangkuman Hasil Instrumen Siswa

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8 kategori analisis kuesioner siswa

Butir Pernyataan
A. Membaca B. Menulis C. Modul
No Nama 1 2 3 1 2 3 4 5 6 1
1 Responden 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1
2 Responden 2 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1
3 Responden 3 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0
4 Responden 4 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1
5 Responden 5 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1
6 Responden 6 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0
7 Responden 7 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1
8 Responden 8 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1
9 Responden 9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
10 Responden 10 0 0 1 0 0 1 1 1 1 O

KETERANGAN
Kategori Bobot Nilai
Ya 1
Tidak 0

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9 Komentar Instrumen kuesioner siswa

HASIL INSTRUMEN SISWA


No. Topik pertanyaan Kesimpulan komentar
3. Kendala ketika menulis cerita f. Tidak mempunyai hobby menulis
pendek? cerpen.

g. Sulit mencari ide dalam menulis


cerpen.

h. Sulit mengembangkan ide dalam


menulis cerpen.

i. Sulit menentukan konflik dalam


menulis cerpen.

j. Referensi yang digunakan masih


sangat minim.

4. Harapan terkait d. Modul yang dikembangkan harus


pengembangan modul yang benar-benar membantu siswa dan di
dilakukan peneliti? buat semenarik mungkin

e. Modul yang dikembangkan harus


memiliki nilai kebermanfaatn bagi
siswa dalam membangkitakan
semnagat menulis cerita pendek.

f. Modul yang dikembangkan harus


efisien dan efektif.

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 10 Transkip Wawancara

HASIL WAWANCARA GURU UNTUK PENGEMBANGAN MODUL MENULIS


KREATIF CERPEN
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pembelajaran di kelas berjalan dengan Pembelajaran harus dibuat
lancar dan siswa tertarik? semenarik mungkin agar
siswa dapat memahami
materi serta harus mencapai
kompetensi yang telah
ditetapkan dalam RPP
2. Apakah siswa mudah memahami materi tentang Mereka sangat mudah
cerpen? memahami materi yang saya
berikan, karena saya
menggunakan bahasa yang
ringan dan memberikan
ilustrasi yang dekat dengan
para siswa
3. Bagaimanakah cara bapak/ibu dalam mengajar Diawal pembelajaran saya
materi cerpen? Adakah cara atau trik tertentu agar menyuruh mereka membaca
siswa muda memahami materi tentang cerpen? cerpen terlebih dahulu,
kemudian disertai dengan
latihan misalnya menacari
unsur intrinsik dan ekstrinsik
cerpen.
4. Referensi apa saja yang digunakan bapak/ibu ketika Tentu referensi yang sering
mengajar? (buku,jurnal, internet, dll) saya gunakan adalah buku
paket, kadang juga saya
mengambil dari internet yang
mendukung materi yang saya
berikan
5. Dari referensi tersebut, referensi mana yang sering Saya sering menggunakan
digunakan? buku paket.
Referensi yang saya gunakan
masih terbatas. Keterbatasan
ini biasanya saya siasati
dengan memberikan tugas
kepada siswa.

Modul ini perlu dicoba agar


referensi saya tidak terbatas
pada buku paket yang
disediakan.
6. Apakah buku teks yang digunakan mudah Karena buku yang digunakan
dipahami, baik dari segi bahasa maupun isi? sudah diteliti oleh
kemendikbud, buku tersebut
mudah dipahami

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Apakah buku yang digunakan mendorong siswa Buku yang digunakan belum
untuk menulis cerpen? mendorong siswa, karena
belum banyak menyertakan
contoh-contoh bacaan
8. Kendala apa yang dirasakan ketika bapak/ibu Saya tidak memiliki kendala
mengajar materi cerpen? ketika mengajar materi
cerpen, mungkin jika siswa
belum memahami saya
memberikan penjelasan
ulang sebagai penekanan
9. Bagaimana cara mengatasi kendala tesebut? Memberikan penjelasan
ulang agar siswa memahami
materi yang belum mereka
pahami
10. Apa saja kesulitan yang dihadapi siswa ketika diberi Sangat sulit, siswa seringkali
tugas menulis cerpen? sulit mengembangkan ide,
kesulitan dalam menyusun
kata-kata, dan
mengembangakan menjadi
paragraf yang utuh
11. Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dialami Saya meminta siswa
siswa? membaca langsung contoh-
contoh karya cerpen,
memberikan bekal diksi dan
menjelaskan bagaimana
mengembangkan pargaraf
yang baik.
12. Bagaimana hasil tulisan cerpen siswa? Hasil tulisan siswa masih
kurang, masih dibawah
standar.
13. Model belajar seperti apakah yang siswa sukai? Model yang siswa sukai
yaitu metode langsung, serta
mencari bahan bacaan
14. Media apa yang bapak/ibu gunakan selama Proyektor, LCD, dan Buku.
melakukan pembelajarn cerpen? .
15. Harapan bapak/ibu dengan modul yang akan saya Harapan saya adalah modul
kembangkan? yang dikembangkan mampu
meningkatkan daya
kreativitas siswa dalam
menulis cerpen, modul
dibuat semenarik mungkin,
banyak menyertakan contoh-
contoh cerpen, dan media
yang digunakan banyak.

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11 Hasil instrumen desain modul dosen ahli I

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 12 hasil validaasi modul dosen I

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 13 hasil validasi dosen II

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen 14 hasil validasi modul oleh dosen ahli II

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 16 hitungan hasil validasi dosen ahli I

Hasil Akumulasi Validasi Dosen Ahli I

No. Indikator Penilaian Skor

1. Sampul luar modul menarik dan mencerminkan isi 4


modul.

2. Halaman judul menarik dan memberi gambaran tentang 4


isi modul.

3. Kata pengantar mengarahkan pembaca pada isi dan 4


uraian modul.

4. Rasionalisasi memberikan informasi tentang latar 4


belakang pembuatan modul.

5. Petunjuk penggunaan modul dapat membantu siswa dan 4


guru untuk menggunakan modul.

6. Daftar isi menyajikan topik yang dibahas.


4

7. Indikator yang dirumuskan sesuai dengan kompentensi


dalam cerita pendek. 2

8. Materi inti setiap bab diuraikan secara terperinci dan 3


sistematis

9. Pendalaman materi setiap bab membantu siswa 4


memahami materi dan mengerjakan soal-soal.

10. Latihan dan tugas pada setiap bab sesuai dengan 4


kompetensi yang diharapkan.

11. Rangkuman terkait materi hal-hal pokok yang perlu 2


diketahui siswa.

12. Rumusan refleksi, soal-soal, latihan-latihan dan tugas, 4


dapat mengukur kemampaun siswa dalam proses belajar.

13. Evaluasi dapat mengukur kemampuan siswa terhadap 4


pemahaman materi setiap bab.

14. Kunci jawaban dapat membantu siswa untuk mengoreksi 4


latihan dan tugas, supaya siswa mengetahui
kemampuannya.

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15. Daftar pustaka memuat rujukan-rujukan untuk 2


memperlajari materi dalam modul.

16. Glosarium memuat definisi-definisi konsep dalam 4


modul.

17. Indeks memuat istilah-istilah penting dalam halaman.


4

18. Biodata penulis memuat informasi tentang penulis 4


modul.

19. Kata motivasi cocok untuk meningkatkan menulis siswa. 4

20. Sampul penutup modul menarik.


4

Jumlah 69

Skor rata-rata 3,45

Presentase 69%

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 16 Hasil akumulasi dosen ahli II

HASIL AKUMULASI VALIDASI DOSEN AHLI II

No. Indikator Penilaian Skor

1. Sampul luar modul menarik dan mencerminkan isi 3


modul.
2. Halaman judul menarik dan memberi gambaran tentang 3
isi modul.
3. Kata pengantar mengarahkan pembaca pada isi dan 4
uraian modul.
4. Rasionalisasi memberikan informasi tentang latar 4
belakang pembuatan modul.
5. Petunjuk penggunaan modul dapat membantu siswa dan 2
guru untuk menggunakan modul.
6. Daftar isi menyajikan topik yang dibahas.
4
7. Indikator yang dirumuskan sesuai dengan kompentensi
dalam cerita pendek. 4
8. Materi inti setiap bab diuraikan secara terperinci dan 4
sistematis
9. Pendalaman materi setiap bab membantu siswa 2
memahami materi dan mengerjakan soal-soal.
10. Latihan dan tugas pada setiap bab sesuai dengan 2
kompetensi yang diharapkan.
11. Rangkuman terkait materi hal-hal pokok yang perlu 2
diketahui siswa.
12. Rumusan refleksi, soal-soal, latihan-latihan dan tugas, 3
dapat mengukur kemampaun siswa dalam proses belajar.
13. Evaluasi dapat mengukur kemampuan siswa terhadap 2
pemahaman materi setiap bab.
14. Kunci jawaban dapat membantu siswa untuk mengoreksi 4
latihan dan tugas, supaya siswa mengetahui
kemampuannya.
15. Daftar pustaka memuat rujukan-rujukan untuk 4
memperlajari materi dalam modul.
16. Glosarium memuat definisi-definisi konsep dalam 4
modul.
17. Indeks memuat istilah-istilah penting dalam halaman.
4
18. Biodata penulis memuat informasi tentang penulis 4
modul.
19. Kata motivasi cocok untuk meningkatkan menulis siswa. 4

20. Sampul penutup modul menarik.


3

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jumlah 66

Skor rata-rata 3,3

Presentase 66%

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 17 hitungan hasil validasi modul dosen ahli


Dosen I Dosen II
E T OR IAN
A Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Skor
OD A L 1
K DIK NI 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Rata-rata skor
IN PE SK KB CB B SB SK KB CB B SB
SK KB CB B SB SK KB CB B SB

PENILAIAN KELAYAKAN ISI/MATERI


1 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 3
2 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 4
3 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
4 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 3
5 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 0 4 0 0 0 3 0 0 4
TOTAL 17
RATA-RATA 3,4
PERSENTASE 85%
KATEGORI SANGAT BAIK
PENILAIAN KELAYAKAN PENYAJIAN
1 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 3
2 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
3 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 0 4 0 0 0 0 4 0 4
4 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 4
TOTAL 14
RATA-RATA 3,5
PERSENTASE 88%
KATEGORI SANGAT BAIK
PENILAIAN KELAYAKAN BAHASA
1 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 4
2 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 2
3 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
TOTAL 9
RATA-RATA 3
PRESENTASE 75%
KATEGORI BAIK
PENILAIAN KELAYAKAN KEGRAFIKAN
1 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4
2 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 3
3 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4
4 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4
TOTAL 15
RATA-RATA 3,75
PRESENTASE 94%
KATEGORI SANGAT BAIK

Keterangan Bobot Nilai

Sangat Baik 5

Baik 4

Cukup Baik 3

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kurang Baik 2

Sangat kurang Baik 1

Tabel Kategori

Rentang Skor Kategori

Sangat Baik
≥4,2
>3,4 - 4,2
Baik
>2,6-3,4
Cukup Baik
>1.8 -2,6 Kurang Baik

≤1,8
Sangat Kurang Baik

142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 18 data hasil validasi dosen ahli


Tabel Data Hasil Validasi Dosen Ahli Pada Aspek Kelayakan Isi/Materi

No Kode Indikator Penilaian Rata-Rata Skor


Penilaian 2 Dosen
1. 1 Materi pembelajaran dalam modul sesuai 3
dengan tujuan pembelajaran.
2. 2 Materi dan contoh yang disajikan menarik, 4
sehingga menumbuhkan minat siswa
mempelajarai materi menulis cerpen
menggunakan strategi 3M.
3. 3 Teks bacaan cerpen yang digunakan cocok 3
untuk meningkatkan semangat menulis cerpen
setiap bab dan juga up to date.
(teks cerpen terdapat pada halaman 3, 15, 23,
28) .
4. 4 Latihan yang diberikan sesuai dengan capaian 3
pembelajaran setiap bab.
(latihan terdapat pada halaman 6, 28, 29, 30,31,
39, 42, 43) .

5. 5 Tugas yang disajikan dalam modul sesuai 4


dengan capaian pembelajaran dan mampu
meningkatkan kemampuan siswa.
(penugasan pada halaman 10).
17
Jumlah
Skor Rata-Rata 3,4
Persentase 85%
Kategori Sangat Baik

Tabel Data Hasil Validasi Dosen Ahli Pada Aspek Kelayakan Penyajian

No Kode Indikator Penilaian Rata –Rata Skor


1. 6 Penyajian materi dalam modul besifat inteaktif 3
dan pertisipatif, sehingga memotivasi siswa
untuk belajar aktif dan mandiri.
2. 7 Bagian isi modul dilengkapi dengan materi, 3
contoh, rujukan/sumber acuan, aktivitas, dan
soal latihan.
3. 8 Bagian penutup modul terdapat glosarium, 4
indeks, dan daftar pustaka.

143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. 9 Penyajian materi langkah-langkah menulis 4


cerpen menggunkan strategi 3M mendorong
siswa untuk menulis cerpen.
Jumlah 14
Rata-Rata 3,5
Presentase 88%
Kategori Sangat Baik

Tabel Data Hasil Validasi Dosen Ahli Pada Aspek Kelayakan Bahasa

No Kode Indikator Penilaian Rata –Rata Skor


1. 10 Penggunaan bahasa dalam modul sesuai 4
dengan alur berpikir siswa.
2. 11 Kata dan kalimat sesuai dengan Pedoman 2
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
3. 12 Penyampaian pesan antara satu bab dengan 3
bab yang berdekatan dan antara subbab dalam
bab mencerminkan hubungan logis.
Jumlah 9
Rata-Rata 3
Presentase 75
Kategori Baik

Tabel Data Hasil Validasi Dosen Ahli Pada Aspek Kelayakan Kegrafikan

No Kode Indikator Penilaian Rata –Rata Skor


1. 13 Penampilan unsur tata letak pada sampul 4
depan dan belakang harmonis dan konsisten.
2. 14 Penampilan tata letak dalam modul (judul, 3
subjudul, materi, gambar, tabel) sesuai
proposional.
3. 15 Modul menggunakan jenis dan ukuran huruf 4
yang mudah dibaca.
4. 16 Marjin, spasi antarteks dan ilustrasi dalam 4
bagian isi modul sudah proporsional.
Jumlah 15
Rata-Rata 3,75
Presentase 94%
Kategori Sangat Baik

144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 19 Hasil Instrumen Uji Coba Produk kepada siswa kelas IX SMPN 2 Depok

145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 20 Rangkuman Hasil Uji Coba

152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 21 Kategori Analisis Kuesioner Siswa

R N
E TO AIA Alternatif Jawaban Skor
O D A L
K DIK NI 1 2 3 4 5 Jumlah skor rata-rata
IN PE SK KB CB B SB
SK KB CB B SB

KELAYAKAN ISI/MATERI
10 0 0 3 3 4 0 0 9 12 20 41 10,25
11 0 0 2 4 4 0 0 6 16 20 42 10,5
12 0 0 3 1 6 0 0 3 4 30 37 9,25
13 1 0 1 8 0 1 0 3 32 0 36 9
TOTAL 156 39
RATA-RATA 39 9,75
PERSENTASE 39
KATEGORI Baik

PENILAIAN KELAYAKAN PENYAJIAN


1 0 0 2 3 5 0 0 6 12 20 38 6,3
5 0 0 3 4 3 0 0 9 16 15 40 6,7
7 0 0 3 3 4 0 0 9 12 20 41 6,8
8 0 0 3 4 3 0 0 9 16 15 40 6,7
9 0 0 2 4 4 0 0 6 16 20 42 7
14 0 0 2 3 5 0 0 6 12 25 43 7,17
TOTAL 244 40,7
RATA-RATA 40,7 10,18
PERSENTASE 40,7
KATEGORI SANGAT BAIK

PENILAIAN KELAYAKAN BAHASA


15 0 0 2 2 6 0 0 6 8 30 44 44,0
TOTAL 44 44,0
RATA-RATA 44,0 44
PERSENTASE 880
KATEGORI SANGAT BAIK

PENILAIAN KELAYAKAN KEGRAFIKAN


2 0 0 4 3 3 0 0 12 12 15 39 9,75
3 0 1 2 3 4 0 0 6 12 20 38 9,5
4 0 0 2 4 4 0 0 6 16 20 42 10,5
6 0 0 2 6 2 0 0 6 24 10 40 10
TOTAL 159 39,8
RATA-RATA 39,8 9,94
PERSENTASE 39,75
KATEGORI BAIK

Keterangan Bobot Nilai

Sangat Baik 5

Baik 4

Cukup Baik 3

Kurang Baik 2

Sangat kurang Baik 1

158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel Kategori

Rentang Skor Kategori

Sangat Baik
≥4,2
>3,4 - 4,2
Baik
>2,6-3,4
Cukup Baik
>1.8 -2,6 Kurang Baik

≤1,8
Sangat Kurang Baik

159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 22 Data Hasil Uji Coba Modul Siswa


Tabel Data Hasil Uji Coba siswa pada Aspek Kelayakan Materi
No Kode Indikator Penilaian Skor

1. 10 Materi struktur teks cerita pendek mudah 10,25


dipahami
2. 11 Materi ciri-ciri teks cerita pendek mudah 10,5
dipahami.
3. 12 Materi tentang strategi 3M (Meniru, Mengolah 9,25
dan Mengembangkan) Mudah dipahami
4. 13 Srategi 3M (Meniru, Mengolah, 9
Mengembangkan) memotivasi Anda untuk
menulis cerpen.
Total 39
Rata-rata 9,75
Persentase 39
Kategori Baik

Tabel Data Hasil Uji Coba Siswa Pada Aspek Kelayakan Penyajian
No Kode Indikator Penilaian Skor

1. 1 Anda merasa senang menggunakan modul 6,3


pembelajaran ini.
2. 5 Struktur modul sistematis
6,7
3. 7 Petunjuk penggunaan modul mudah dipahami 6,7

4. 8 Penyajian dalam modul besifat interaktif 6,8


sehingga memotivasi siswa untuk belajar
secara mandiri.
5. 9 Fitur (termasuk uraian, contoh, dan latihan) 7
yang disajikan pada modul bersifat kekinian
(up to date)
6. 14 Soal-soal yang ada dalam modul sesuai dengan 7,17
tujuan pembelajaran.
Jumlah 40,7
Skor rata-rata 10,18
Persentase 40,7
Kategori Sangat Baik

160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel Data Hasil Uji Coba Siswa Pada Aspek Kelayakan Bahasa
No Kode Indikator Penilaian Skor

1. 15 Bahasa yang digunakan dalam modul mudah 44,0


dipahami.
Total 44,0
Rata-rata 44
Persentase 880
Kategori Sangat Baik

Tabel Data Hasil Uji Coba Siswa Pada Aspek Kelayakan Bahasa
No Kode Indikato Penilaian Skor

1. 2 Tampilan modul pembelajaran menarik 9,75


perhatian
2. 3 Gambar dalam modul menarik 9,5

3. 4 Tata letak modul proposional 10,5

4. 6 Penggunaan huruf, kombinasi warna pada 10


modul pembelajaran jelas dan mudah dibaca.
Jumlah 39,8

Skor rata-rata 9,94


Persentase 39,75
Kategori Baik

161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 23 Desain modul Mari Menulis Cerpen

DESAIN MODUL
MARI MENULIS CERPEN

KATA PENGANTAR
RASIONALISASI
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
CAPAIAN PEMBELAJARAN

Capaian Pembelajaran Materi Pokok

Siswa ampu menganalisis struktur teks cerita Struktur dan Kebahasaan Cerita Pendek
pendek.

Siswa menganalisis ciri kebahasan teks cerita


pendek.

Siswa mampu memerinci strategi 3M dalam Mengenal Strategi 3M


proses mengembangkan gagasan dan (Meniru, Mengolah, Mengembangkan)
pengalaman menjadi cerpen

Siswa mampu merancang cerpen dengan


strategi 3M. Siap Menulis Cerpen Dengan Strategi 3M

Siswa mampu mengembangkan rancangan


menjadi cerpen.

162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

I. Bab 1 STRUKTUR DAN KEBAHASAAN CERITA PENDEK


1. Cerpen berjudul “Hati Suci Ibu”
Pada bagian ini diberikan satu teks cerpen untuk memberikan gambaran kepada siswa
tentang suatu teks cerpen dan mengecek pengetahuan dengan beberapa latihan soal.
Siswa diminta membaca cerpen terlebih dahulu, kemudian menjawab pertanyaan yang
telah disediakan penulis.

Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini berdasarkan informasi pada
cerpen di atas!

No. Soal Jawaban


1 Sebutkan nama tokoh pada teks
cerpen di atas!

2 Sebutkan latar pada teks cerpen di


atas!

3 Jelaskan alur cerita pada teks cerpen


di atas!

163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Struktur Teks Cerita Pendek


Struktur cerita pendek merupakan rangkaian cerita yang membentuk cerpen itu sendiri.
Struktur cerita pendek dapat berupa alur, yaitu jalinan cerita yang terbentuk oleh
hubungan sebab-akibat ataupun secara kronologis. Secara umum, struktur cerita pendek
dibagi ke dalam beberapa bagian yaitu:
1. Pengenalan situasi cerita (exposition, orentation)
Pada bagian ini, pengarang memperkenalkan para tokoh, menata adegan dan
hubungan antartokoh.

2. Pengungkapan peristiwa (complication)


Pada bagian pengungkapan peristiwa, disajikan peristiwa awal yang menimbulkan
berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.

3. Menuju pada adanya konflik (rising action)


Pada bagian konflik, akan menunjukan peningkatan perhatian kegembiraan,
kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya
kesukaran tokoh.

4. Puncak konflik (turning point)


Puncak konflik disebut juga sebagai klimaks. Bagian ini merupakan cerita paling
besar dan mendebarkan. Puncak konflik dapat menentukan perubahan nasib
beberapa tokohnya. Misalnya, apakah tokoh berhasil atau gagal menyelesaikan
masalahnya.

5. Penyelesaian (ending atau coda)


Sebagai akhir cerita, penyelesaian berisi penjelasan tentang sikap ataupun nasib-
nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak.Penyelesaian
cerpen bagian akhir cerita diserahkan kepada imaji pembaca atau dengan kata lain
akhir cerita itu dibiarkan menggantung.

3. Ciri Kebahasaan Teks Cerita Pendek

Setelah mempelajari struktur cerita pendek, selanjutnya kita mempelajari kebahasan


cerita pendek. Terdapat 7 kebahasan cerita pendek, yaitu sebagai berikut.

164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Menggunakan kalimat bermakna lampau, ditandai dengan fungsi-fungsi keterangan


Bermakna kelampauan, seperti ketika itu, beberapa tahun yang lalu dan telah terjadi.
Pada Cerpen “Hati Suci Ibu” kutipan yang menunjukan kalimat bermakna lampau,
yaitu sebagai berikut:
”Dahulu ibu terlahir dari keluarga yang kaya raya, dengan pendidikan yang baik,
orang tua yang penyayang.” lanjut ibu bercerita, masih dengan sisa air mata di pipi
nya”
“Ketika itu, Ibu bertanya kepadanya siapa laki-laki yang mengantarkan ke hotel
malam itu”

2. Menggunakan kata-kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis),


seperti sejak saat itu, setelah itu, mula-mula dan kemudian.
Pada Cerpen “Hati Suci Ibu” kutipan yang menunjukan urutan waktu, yaitu sebagai
berikut:
“Sejak dulu ibu selalu memperlakukan ku dengan lembut dan kasih sayang, sopan
santun, sabar dan terbukti aku tumbuh menjadi remaja yang baik”
“Kemudian aku bergegas mandi, tak lama terdengar suara ibu memanggil ku”

3. Menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti
menyuruh, membersihkan, menawari, melompat dan menghindar.
Pada cerpen “Hati Suci Ibu” kutipan yang menggunakan kata kerja menggambarkan
suatu peristiwa sebagai berikut:
“Lain kali, pulang dulu ke rumah ya sayang, ganti baju dan makan siang dulu. Setelah
itu, kau boleh main, tetapi bergegaslah pulang sebelum mulai senja”
“Tanpa pikir panjang, ibu pulang kerumah dan membereskan beberapa baju dan
dokumen-dokumen penting yang sekiranya bisa dimanfaatkan”

4. Menggunakan kata kerja yang menunjukan kalimat tak langsung, sebagai cara
menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang, seperti mengatakan bahwa,
menceritakan tentang, mengungkapkan, menanyakan, menyatakan dan menuturkan.
pada cerpen “Hati Suci Ibu” kutipan yang menunjukan kalimat tak langsung, yaitu
sebagai berikut:

165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

“kemudian orang tua ibu menanyakan apa yang telah terjadi, kenapa aku bisa pulang
dalam keadaan seperti itu”
“dengan santai dia mengatakan bahwa teman laki-lakinya yang ibu sama sekali tak
mengenal nya”

5. Menggunakan kata kerja menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh
tokoh, seperti merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan dan
mengalami.
Pada cerpen “Hati Suci Ibu” kutipan yang menggunakan kata kerja menyatakan sesuatu
yang dipikirkan atau dirasakan tokoh sebagai berikut:
“Sejak dulu, ibu selalu memperlakukan ku dengan dan kasih sayang, sopan santun,
sabar dan terbukti aku tumbuh menjadi remaja yang baik”

“Walaupun ia tidak bilang kepada ku, tetapi aku tahu ibu mencari ku, karena aku
melihat wajah ibu yang kelelahan”

6. Menggunakan dialog. Hal ini, ditandai dengan tanda petik ganda (“...”) dan kata kerja
yang menunjukan tuturan langsung.
Pada cerpen “Hati Suci Ibu” kutipan yang menggunakan dialog, yaitu sebagai berikut:
“Ibu kenapa tadi tak memarahi ku?”

“Karena ibu hanya terlalu khawatir saja” jawab ibu dengan senyum khas cantiknya.

7. Menggunakan kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat


atau suasana.
Pada cerpen “Hati Suci Ibu” kutipan yang menggunakan kata sifat untuk
menggambarkan tokoh, tempat, dan suasana yaitu sebagai berikut.
“Aku bahagia dan bersyukur mempunyai ibu yang sungguh luar biasa, sebelumnya
perkenalkan nama saya Sakhi. Sekarang umurku beranjak 22 tahun, tetapi masih
bersifat manja kepada ibu, karena dialah satu-satunya wanita berharga yang kumiliki.
Benar sekali, aku adalah anak tunggal dari wanita cantik nan bidadari yang disapa
Lestari”.

166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Tugas
Pada bagian ini siswa akan dihadapan dengan soal analisis tentang struktur dan kaidah
kebahasaan teks cerita pendek pada cerpen “Hati Suci Ibu”. Soal pada tugas terdapat
lima.
1. Cerpen “Hati Suci Ibu “di atas, kutipan manakah yang menunjukan struktur
pengenalan situasi cerita?
2. Pada cerpen “Hati Suci Ibu” di atas kutipan manakah yang menunjukan struktur
menuju adanya konflik (rising action)?
3. Cerpen “Hati Suci Ibu” menunjukan adanya tahap penyelesaian konflik. Dari cerpen
tersebut, kutipan manakah yang menunjukan bagian struktur tersebut?
4. Analisislah kalimat yang menggunakan bahasa lampaupada cerpen “Hati Suci Ibu”
di atas!
5. Analisilah kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan tokoh
pada cerpen “Hati Suci Ibu” di atas!
5. Rangkuman
1. Terdapat lima struktur cerita pendek, yaitu tahap pengenalan situasi cerita yang
memperkenalkan para tokoh, menata adegan dan hubungan antara tokoh, tahap
pengungkapan peristiwa yang menimbulkan berbagai masalah. Pertentangan dan
kesukaran tokoh, tahap menuju pada adanya konflik yang menunjukan
bertambahnya kesukaran tokoh, tahap Puncak konflik atau bagian cerita paling
penting yang menunjukan behasilnya menyelesaikan masalah dan gagalya
menyelesaikan masalah dan ahap penyeesaian yang menunjukan apakah cerita
berakhir dengan gembira atau sedih.
2. Kebahasan teks cerita pendek ada enam, yaitu menggunakan kalimat bermakna
lampau, menggunakan kalimat yang menyatakan urutan waktu, menggunakan kata
kerja yang menggambarkan suatu peristiwa, menggunakan kata kerja yang
menunjukan kalimat tak langsung, menggunakan kata kerja yang menyatakan sestu
yang dipikirkan, menggunakan banyak dialog dan menggunakan kata sifat.
6. Refleksi
1. Bagaimana perasaan Anda, setelah mempelajarai materi ini? Jelaskan dengan
singkat dan alasan yang logis!
2. Apa saja materi yang sudah Anda pahami dalam bab ini?
3. Materi apa saja yang belum cukup Anda pahami pada bab ini?
4. Bagaimana usaha yang Anda lakukan untuk memahami materi tersebut?

167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

II. Bab 2 MENGENAL STRATEGI 3M (Meniru, Mengolah, Mengembangkan)

Pembelajaran menulis cerpen, memiliki berbagai model pembelajaran, salah satunya yaitu
strategi 3M (Meniru, Mengolah dan Mengembangkan). Strategi 3M, sebenarnya sudah
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, ketika orang menonton sebuah video
kreasi membuat bunga dari botol bekas. Pemula akan meniru apa saja yang dibuat si peraga
dalam membuat bunga kemudian ia mengolah botol tersebut sesuai petunjuk yang dilakukan
dalam video. Selanjutnya, pemula mengembangkan bunga dari botol bekas menjadi bunga hasil
karyanya. Begitu juga dalam proses menulis, penulis pemula akan meniru kemudian mengolah
dan mengembangkan cerpen yang sudah dibacanya menjadi hasil karyanya. Jadi, dapat
disimpulkan saat Anda membuat cerpen, Anda akan melewati proses yang membawanya ke hal
baru. Sebelum mempelajari materi strategi 3M, bacalah cerpen “Sikap Rendah Hati” berikut.
Diberikan satu teks cerpen yang akan digunakan sebagai bahan dalam kegiatan menulis cerpen
menggunakan strategi 3M.

1. Tahap Meniru

Menurut KBBI (2021) meniru, yaitu melakukan sesuatu seperti yang diperbuat orang lain.

Pada tahap meniru dalam strategi ini adalah melakukan tiruan tulisan dari cerita pendek yang

dibaca siswa. Tahap meniru merupakan kegiatan pramenulis, yakni dengan membaca

cerpen yang dijadikan model meniru.

Contoh tahap meniru

Identifikasi unsur cerpen dengan menjawab pertanyaan siapa, kapan, bagaimana, di mana,
dan mengapa.
Tabel 2.1 Contoh Identifikasi Unsur Cerpen

Siapa Kapan Bagaimana Di mana Mengapa

Ani Pagi hari Tidak Di sekolah Ani, siswa pintar yang


menjuarai akrab dengan semua
Eka
lomba pidato siswa di sekolah.
Aulia gara-gara
terlalu angkuh.
Firza

168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Rahman Eka siswa pintar yang


hanya berteman dengan
Bu Hayati
Aulia, Firza, Rahman.
Siswa

Dewan Juri
Di adakan lomba pidato
sekolah di panitiai oleh
Bu Hayati

Ani dan Eka sebagai


perwakilan dari
masing-masing kelas.
Mereka lolos final.

Sebelum tampil ani


selalu melatih kembali
ingatan pidatonya dan
berdoa.

Sedangkah Eka yang


merasa sering
menjuarai lomba pidato
tidak membaca kembali
pidatonya sebelum
tampil.

Ani tampil dengan


sangat baik, sedangkan
Eka belum tampil
dengan baik karena ada
beberapa teks pidato
yang ia lupa.

169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ani mendapat juara,


sedangkan Eka tidak
juara lomba pidato.

Setelah mengidentifikasi unsur di atas, berikut ini adalah tahap meniru dengan menyadur

beberapa unsur seperti tokoh dan latar.

Tabel 2.2 Contoh Tahap Meniru

Tokoh Latar

Tiara Lata tempat : sekolah


Dinda Latar waktu : pagi, sore
Tomy

2. Tahap Mngolah
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengolah berarti cara melakukan sesuatu supaya
menjadi lain atau menjadi lebih sempurna. Tahap mengolah strategi 3M ialah melakukan
sesuatu menjadi berbeda dari cerita yang telah dibaca berdasarkan strategi meniru.
Wicaksono (2014:94) menyatakan bahwa tahap mengolah, siswa mengolah hasil saduran,
namun hanya beberapa unsur intrinsik cerpen. Unsur yang akan digunakan, yaitu tokoh,
latar, dan alur.

Tabel 2.3 Contoh Tahap Mengolah

Tiga unsur pembangun Penjelasan


Cerpen

Tokoh Tiara : Lugu, penyabar


Dinda : Pintar, sombong, cerewet

170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tomy : Baik, Ambisius, Pintar

Latar Sekolah

Alur Urutan-urutan peristiwa


Tokoh dalam cerpen masih duduk
dibangku SMP kelas IX.
Tiara seorang siswa yang sederhana,
lugu dan penyabar. Secara akademik
Tiara biasa-biasa saja.
Dinda siswa yang pintar, akan tetapi Ia
selalu sombong akan kepintaranya. Ia
sering menertawakan orang ketika
tidak bisa menjawab atau mengerjakan
soal yang diberikan guru. Tiara pun
sering ditertawakanya.

Tomy ketua kelas dan menyukai Tiara.


Rasa sukanya tidak ia tunjukan kepada
Tiara. Tomy juga termasuk siswa yang
pintar. Secara akademik ia selalu
menjadi saingan dengan Dinda.

Dinda menyukai Tomy. Ia selalu


mempunyai banyak cara untuk menarik
perhatian Tomy.

Kepala sekolah mengumumkan bahwa


akan diadakan lomba cerdas cermat
antar sekolah. satu sekolah
mengirimkan dua tim. oleh karena itu
ada beberapa siswa yang akan diseleski
untuk mengikuti lomba tersebut. Dari

171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hasil seleksi sekolah tesebut


membawakan dua tim yaitu.
Tim A yaitu Dinda, Tomy dan Andre
mengikuti lomba matematika

Tim B yaitu Tiara, susi dan Rian


mengikuti lomba debat

Tim B selalu diremehkan dinda saat


belajar bersama. Dia tidak yakin akan
kemampuan dari tim tersebut karena
merasa diremehkan Tiara dan tim
berusaha keras sehingga mereka
mendapat juara satu.

3. Tahap Mengembangkan

Pada tahap ini, siswa akan mengembangkan tema baru, tokoh baru, latar baru, dan peristiwa

baru. Rincian unsur yang dikembangkan, yakni (1) tema dikembangkan secara orisinil dan

unik (2) tokoh yang dikembangkan dilengkapi dengan dialog, monolog dan komentar (3)

latar dikembangkan dengan deskripsi yang rinci (4) peristiwa dikembangkan menggunakan

kalimat yang lengkap, jelas dan menggunakan bahasa yang komunikatif.

4. Latihan

Diberikan satu teks cerpen bejudul “Sepucuk Surat Usang” yang akan dijadikan bahan

latihan menulis cerpen dengan menggunakan strategi 3M. Kerjakan sesuai contoh di atas!

Tahap meniru
Identifikasilah cerpen di atas dengan mengisi tabel berikut!

172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.1 Tabel Identifikasi

Siapa Kapan Di mana Bagaimana Mengapa

Setelah Anda mengisi tabel identifikasi di atas langkah selanjutnya menyadur cerpen di atas,
dengan mengganti unsur tokoh dan latar.

Tabel 4.2. Tabel Meniru

Tokoh Latar

Tahap mengolah
Pada tahap mengolah latar dan alur, Anda membuat urutan-urutan peristiwa baru agar
memudahkan kegiatan mengolah ini, Anda perlu membuat kerangka cerita yang berfungsi
merangkai cerita dari awal sampai akhir.

173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Table 4.3 kerangka cerita

Judul Alur Latar Tokoh

Tahap mengembangkan
Kembangkan cerita yang sudah Anda susun pada tahap meniru dan mengolah di kolom
berikut!

5. Rangkuman
Strategi 3M adalah salah satu strategi yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan menulis cerpen. Strategi 3M antara lain meniru, mengolah dan
mengembangkan. Tahap meniru dalam cerpen yaitu tahap pramenulis yakni dengan
membaca cerpen, kemudian mengidentifikasi unsur cerpen. Tahap mengolah melakukan
sesuatu menjadi berbeda dari cerita yang telah dibaca berdasarkan tahap meniru. Tahap
mengembangkan yaitu mengembangkan cerita pendek berdasarkan tahap meniru dan
mengolah.
6. Refleksi
1. Bagaimanakah perasaan Anda setelah mempelajari materi di atas?

174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Apakah materi tersebut membangkitkan semangat Anda untuk menulis cerpen dengan
strategi 3M?
3. Apakah metode strategi 3M sudah mampu membangkitkan semangat Anda menulis
cerpen?

III. Bab 3 SIAP MENULIS CERPEN DENGAN STRATEGI 3M


1. Meniru
a. Menentukan judul
Pada umumnya, sesorang membaca sebuah cerita karena judulnya yang menarik, atau
bisa dikatakan resep cerita dibaca orang adalah dengan membuat judul yang menarik.
Ketika judul menarik para pembaca, maka pembaca akan berpikir bahwa isinya juga
akan menarik. Begitu pula, saat Anda membuat judul cerpen, maka Anda harus
membuat sebuah judul cerita yang menarik atau mampu mengundang orang lain untuk
membaca. Jika judul cerpen tidak mengundang untuk dibaca orang lain, maka orang
akan malas untuk membaca cerpen yang kita buat.
b. Menentukan tokoh
Tokoh adalah pelaku utama dalam cerita. Tokoh haruslah dibuat dengan sungguh-
sungguh agar ia benar-benar hidup dalam cerita yang disajikan. Tokoh dalam cerpen
biasanya tidak terlalu banyak sekitar 2-5 orang saja.
c. Menentukan alur
Secara sederhana alur ialah rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hubungan
sebab-akibat. Peristiwa yang terjadi saling berhubungan. Alur cerita dibagi menjadi tiga,
yaitu adanya bagian awal, bagian tengah dan bagian akhir.
d. Menentukan latar
Latar merupakan segala keterangan yang menyebutkan waktu, ruang dan suasana
terjadinya peristiwa dalam sebuah karya sastra. Latar dalam cerpen dibedakan menjadi
tiga unsur pokok, yaitu latar tempat yang berhubungan dengan lokasi terjadinya
peristiwa, latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa dalam
cerpen dan latar suasana, yaitu menggambarkan suasana terjadinya peristiwa.
2. Mengolah
Setelah menentukan 4 hal pokok di atas, langkah selanjutnya mengolah ide menjadi sebuah
konsep atau kerangka cerita. membuat kerangka cerita, sangat penting untuk memudahkan
dalam menulis cerita. kerangka cerita berisikan garis besar bagian-bagian yang akan

175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diceritakan, akan tetapi kerangka cerita dapat diubah jika ada sesuatu yang perlu diperbaiki.
Fungsi kerangka cerita, untuk membantu merangkai cerita dari awal sampai akhir.

3. Mengembangkan
Setelah menyusun semua kerangka tulisan, selanjutnya kembangkan tulisan menjadi sebuah
cerita pendek yang bagus. Saat Anda menulis, perhatikan juga penggunaan bahasa agar
cerpen Anda menarik.
4. Rangkuman
Tahapan yang akan dilakukan Anda saat menulis cerpen, yaitu menentukan judul,
menentukan tokoh, menentukan latar, dan menentukan alur. Pada tahap mengolah kegiatan
yang dilakukan saat menulis yaitu membuat kerangka cerita terlebih dahulu agar
memudahkan penulis dalam menulis cerita. kerangka cerita berisikan garis bagian yang akan
diceritakan. Selanjutnya, pada tahap mengembangkan yang Anda lakukan, yaitu
mengembangkan cerita berdasarkan kerangka cerita yang disusun.
5. Evaluasi
1. Dari kegiatan meniru, apakah Ada bagian yang belum Anda pahami?
2. Dari kegiatan mengolah, adakah bagian yang belum Anda pahami?
3. Apakah Anda mampu mengembangkan rancangan menjadi cerpen?
4. Kesimpulan apa yang Anda ambil dari ketiga kegiatan menulis cerpen tersebut?

KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN


DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
INDEKS
BIODATA PENULIS
Astuti Nurhayati, lahir di Cekalikang, pada tanggal 6 September 1998. Penulis menempuh

pendidikan sekolah dasar di SDI Watu Kaur (lulus tahun 2011). Melanjutkan ke SMP Kasih Utama

Colol (lulusan tahun 2014) dan SMA St. Fransiskus Saverius Ruteng (lulusan tahun 2017). Saat

ini, tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sejak tahun 2017.

176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Selama menempuh perkuliahan penulis juga aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan baik itu

dari program studi, fakultas maupun Universitas. Penulis juga sering mengikuti kegiatan himpunan

ataupun kepanitiaan yang diselenggarakan oleh program studi. pengalaman selama masa

perkuliahan ini dapat memotivasi penulis untuk selalu belajar dan terus berusaha. Berkat

ketekunan, motivasi dan usaha keras yang dilakukan, penulis dapat menyelesaikan pengerjaan

modul sebagai tugas akhir skripsi. Semoga dengan penyusunan modul ini mampu memberikan

kontribusi positif bagi dunia pendidikan terutama didunia sekolah mengah pertama saat ini.

Akhir kata penulis mengucapkan syukur atas terselesainya modul pembelajaran menulis

kretaif cerpen yang berjudul “mari menulis cerpen” sebagai bentuk produk dari skripsi yang disusun

oleh penulis dengan judul “Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Kreatif Cerpen

Menggunakan Strategi 3M untuk siswa SMPN 2 Depok Kelas IX”. Dengan demikian, penulis

terbuka untuk mendapatkan kritik dan saran guna meningkatkan kualitas dan penulisan selanjutnya.

Silakan mengirimkan kritikan dan saran ke penulis melalui e-mail tutitatinurhayati15@gmail.com.

177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 24 Gambaran Produk

178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

Anda mungkin juga menyukai