SKRIPSI
OLEH:
OLGA GARCYANUS RILGA
NIM: 2018720018
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil
karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar. Bila dikemudian hari ternyata pernyataan saya
terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan
mestinya.
Dibuat di : Malang
Tanggal : 28 April 2023
Yang membuat pernyataan,
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,
MALANG. Proposal Skripsi ini disadari tidak dapat terwujud tanpa adanya
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan dan kemudahan
3. Kardiana Metha Rozhana, S.Pd., M.Pd selaku ketua Program Studi Guruan
Kabupaten Malang.
Kabupaten Malang.
8. Kepada kedua orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan baik
selama penelitian.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca untuk penyempurnakan dan
perbaikan proposal ini ke arah yang lebih baik, sehingga memberi kontribusi
Penulis
ix
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN JUDUL SKRIPSI ..................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN.......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
1.3. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah .................................................. 7
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 9
2.1. Teori Belajar ......................................................................................... 9
2.2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ...................................... 12
2.3. Konsep Mind Mapping ......................................................................... 16
2.4. Konsep Hasil Belajar ............................................................................ 21
2.5. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 27
2.6. Kerangka Berpikir ................................................................................ 28
2.7. Definisi Operasional ............................................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 33
3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................................... 33
3.2. Objek Penelitian .................................................................................. 34
3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 34
3.4. Prosedur Penelitian ............................................................................... 35
3.5. Tahab Observasi ................................................................................... 38
3.6. Tahap Refleksi ...................................................................................... 38
3.7. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 39
3.8. Teknik dan Instrumen Penelitian .......................................................... 40
3.9. Teknik Analisa Data ............................................................................. 45
3.10. Evaluasi dan Refleksi ......................................................................... 46
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 49
4.1. Hasil Penelitian .................................................................................... 49
4.2. Interprestasi Hasil Analisis Data........................................................... 87
4.3. Pembahasan .......................................................................................... 88
BAB V KESIMPULAN .................................................................................. 94
5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 94
5.2. Saran ..................................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 97
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. 101
x
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
tidak lain yaitu pembelajaran. Baik buruknya kualitas guruan sangat tergantung
pada mutu pembelajaran yang dikelola oleh guru. Guruan memiliki peranan
Tahun 2003 tentang Sistem Guruan Nasional, bahwa Guruan yaitu usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
(Depdiknas 2017).
Standar Isi untuk satuan guruan dasar dan menengah, bahwa substansi mata
pelajaran IPA pada SD/MI yaitu IPA terpadu (Depdiknas 2006). Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar
minimum yang secara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam
No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Guruan Dasar dan
Menengah disebutkan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan guruan dasar
2
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa (Depdiknas
2013). Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Guruan Nasional, bahwa
Guru dan tenaga keguruan berkewajiban untuk menciptakan suasana guruan yang
jenjang sekolah dasar dan menengah, pada pembelajaran IPA harus mencakup
beberapa hal, seperti standar kompetensi, standar isi, dan standar proses.
sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan
dalam proses guruan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki
semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat
pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, IPA memiliki peran yang sangat penting. Kemajuan IPTEK
penggunaan metode belajar yang kurang tepat. Salah satu metode yang sampai
saat ini masih banyak digunakan oleh guru dalam mengajar yaitu metode
materinya dengan cara ceramah. Sehingga guru lebih bersifat aktif, sedangkan
siswa hanya duduk dan mendengarkan penjelasan guru. Wicaksono & Irianti,
dimana masih banyak guru yang cendeung lebih aktif dibandingkan siswa dalam
suatu pembelajaran, sehungga tidak banyak siswa yang tidak terlatih untuk
memecahkan masalah. Daya serap materinya pun tidak bertahan lama, karena
ketika siswa berusaha mengingat kembali apa yang sudah didapatkan, dipelajari,
direkam, dicatat atau yang dahulu pernah diingat, siswa mengalami kesulitan
informasi tersebut dibutuhkan. Namun kebanyakan yang terjadi sekarang ini siswa
tidak dapat mengingat kembali materi yang diberikan oleh guru dengan kata lain
materi tidak tersimpan lama dalam kognitif siswa. Hal ini terjadi karena informasi
yang diperoleh siswa tidak diolah lebih lanjut sehingga hanya tersimpan dalam
memori jangka pendek dan tidak tersimpan dalam memori jangka panjang. Untuk
mengatasi hal tersebut, siswa melakukan berbagai hal salah satunya mencatat
materi yang diberikan oleh guru. Umumnya siswa membuat catatan tradisional
dalam bentuk tulisan linier panjang yang mencakup seluruh isi materi pelajaran,
sehingga catatan terlihat sangat tidak menarik dan membosankan. Pada dasarnya
catatan yang tidak menarik akan menghilangkan topik- topik utama yang penting
dari materi pelajaran itu sendiri. Ini terjadi dikarenakan catatan ataupun
ingatannya belum teratur. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan hasil belajar IPA
4
dalam proses belajarnya diperlukan upaya perbaikan, salah satunya dengan cara
mengingat materimateri yang sudah dijelaskan. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik mencatat efektif dan efisien yakni peta pikiran (Mind
Mapping).
kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Mind
Mapping selain membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar IPA juga
siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan dapat meningkat. Hal
lain yang penting dalam metode Mind Mapping yaitu dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa dan sikap yang positif, menambah motivasi belajar dan rasa
percaya diri bagi siswa, mengasah kereatif dan keterampilan siswa. Mind
Mapping yaitu salah satu cara pembelajaran meningkatkan hasil belajar IPA yang
memang jarang dijumapai disekolah. Penggunaan Mind Mapping ini seorang guru
harus merencanakan suasana kelas dan dibangun sedemikian rupa sehingga para
Berdasarkan hasil pra survey pada tanggal 09 Agustus 2022 yang dilakukan
sekolah yang tidak siap akan adanya perubahan, terutama guru yang menjadi
5
orang penting dalam pembelajaran (SA Pohan, F Dafit, 2021). Kurikulum 2013
ini pada prinsipnya sebagai salah satu usaha untuk menyempurnakan dari pada
kurikulm sebelumnya, maka dari itu tentu pada kurikulum ini memiliki kekuatan
yang amat menarik guna mengetahui apa saja nilai positif dan negatif
hadapi pada saat proses pembelajaran dalam mempelajari materi pelajaran IPA.
Sebagian siswa memiliki hasil belajar yang masih rendah, artinya nilai yang
melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran IPA diketahui bahwa dalam
ceramah atau dekte, dan siswa mengerjakan LKS, kurang efektif dan kodusif,
banyak siswa yang mengobrol, siswa kurang memperhatikan guru ketika sedang
siswa secara langsung maka siswa malu bahkan tidak mau bertanya walaupun
perolehan nilai hasil belajar yang siswa dapatkan pun masih rendah dan belum
mencapai KKM yang dibuktikan dengan hasil Ulangan Harian siswa kelas IV
Nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) untuk mata pelajaran IPA yaitu
80. Dilihat dari tablel terlampir, diketahui bahwa terdapat 17 siswa yang tidak
tuntas dan siswa yang tuntas yaitu 10. Artinya 40% siswa sudah memenuhi dan
siswa akan mudah mengingat materi pelajaran yang ia catat. Penggunaan model
terhadap hasil belajar IPA siswa yang masih rendah. Berdasarkan latar belakang
Malang”
sebagai berikut:
2. Penelitian ini hanya ditujukan pada peningkatan hasil belajar siswa pada
langsung untuk dunia guruan, adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
1. Bagi Guru
2. Bagi Sekolah
pelajaran IPA Kelas IV dan diharapkan dapat menjadi sumber belajar yang
3. Bagi Siswa
BAB II
KAJIAN TEORI
mencerminkan dari awal sampai akhir. Oaubr Sitepu (2019) dalam Soekamto
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
aktivitas belajar mengajar”. Menurut Rustan, Santaria (2016) dalam Kardi dan
Nur istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada
strategi, metode atau prosedur, model pengajaran mempunyai empat ciri khusus
yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur, ciri-ciri tersebut yaitu:
pengembangnya.
Arends (2014) menyeleksi enam model pengajaran yang sering dan praktis
dan diskusi kelas. Arends dan pakar model pembelajaran yang lain berpendapat,
bahwa tidak ada satu model pembelajaran yang paling baik diantara yang lainnya,
kelas.
untuk tingkat SD, sangat penting karena pada masa ini siswa masih berpikir
mereka dalam memahami konsep tertentu, yang tidak atau kurang mampu
dijelaskan dengan bahasa. Guru kurang mampu menjelaskan sesuatu bahan itulah
ini guru berharap siswa akan lebih cepat memahami apa yang di jelaskan guru
karena lingkungan lebih dekat dengan siswa sehingga siswa cepat memahami dan
atau dapat ditunjuk langsung merupakan media pandang yang cukup efektif untuk
digunakan, misalnya alat-alat sekolah, alat olah raga, dan benda-benda disekitar
menjadi tiga jenis, yang menjadi pandangan, media dengar, media dengar-
pandang dan gambar. Media pangan dapat berupa benda-benda alamiah, orang
11
kejadian; tiruan benda-benda alamiah, orang dan kejadian; dan gambar benda-
benda alamiah, orang dan kejadian (R Daha, 2021). Berdasarkan kutipan diatas
dealam suatu proses belajar mengajar dapat mengontrol dan mengatur waktu
belajar siswa secara maksimal, dan lebih dari itu juga dapat membangkitkan
motivasi belajar siswa disamping itu bahan bahan belajar dapat diulangi sesuai
dengan kebutuhan atau disimpan untuk digunakan pada saat yang lain. Kemudian
dari itu media juga dapat menampilkan objek yang sulit diamati oleh mata
Proses belajar mengajar, fungsi media menurut Nana Sudjana, (2016) yakni:
misi pelajaran.
diberikan guru.
12
belajar mengajar.
Menurut F Ardiansah (2018) fungsi media dapat memenuhi tiga fungsi utama
pendengar yang besar jumlahnya, yaitu: (1) Memotivasi minat atau tindakan, (2)
pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang
diharapkan yaitu melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar
untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau
nilai dan moral. Dari uraian di atas dapat disimpulkan beberapa fungsi media
perhatian siswa. Hal ini dapat menumbuhkan motivasi belajar. Dengan demikian,
pembelajaran akan lebih bermakna dan dapat lebih dipahami oleh siswa serta
Inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Natural berarti
tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis berdasarkan pada hasil
IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang
13
sitematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari
hasil observasi dan eksperimen. Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang standar
(IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat
2.2.2.1 Ilmu pengetahuan alam sebagai produk, yaitu kumpulan hasil penelitian
yang telah ilmuan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah
dikaji sebagai kegiatan empiris dan analitis. Bentuk IPA sebagai produk
meliputi:
konsep-konsep IPA.
2.2.2.2 Ilmu Pengetahuan Alam sebagai proses, yaitu untuk menggali dan
membahas permasalahan.
15
dilakukan.
kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar gerak, tindakan, atau
penampilan.
mempengaruhi hasil belajar dari kegiatan belajar siswa ke arah yang positif.
untuk lebih dapat belajar memahami dan menemukan. Menurut Sulistyorini dalam
ES Kartini, (2020) ada sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap ilmiah
dalam pembelajaran sains meliputi: (1) sikap rasa ingin tahu, (2) ingin mendapat
sesuatu yang baru, (3) kerjasama, (4) tidak putus asa, (5) tidak berprasangka, (6)
mengoreksi diri sendiri, (7) bertanggung jawab, (8) berfikir sesuka hati, (9)
16
lain di lapangan.
Menurut Joyce & Weil dalam Rusman (2018) berpendapat bahwa model
pembelajaran yaitu suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
Marxy (2017), model pembelajaran Mind Mapping yaitu model peta konsep
lanjut. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh
memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan
pola atau acuan suatu kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan
melalui model pembelajaran Mind Mapping sehingga dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.
menarik dan kreatif menyerupai peta konsep. Sehingga konsep dari pembelajaran
tersebut akan mudah dipahami oleh otak. Model pembelajaran Mind Mapping
17
dalam pembelajaran. Pengaktifan kedua bagian otak merupakan suatu upaya agar
proses pembelajaran yang diterima oleh siswa berjalan dengan baik. Model
kreativitas berada pada sisi otak kanan. Selain itu, otak kanan juga mempunyai
sifat memori jangka panjang. Artinya, memori yang disimpan diotak sebelah
kanan lebih lama dari pada memori yang disimpan diotak sebelah kiri. Otak tidak
namun lebih berupa gambar dan kata kunci. Oleh karena itu, hampir semua materi
pelajaran anak harus diringkas terlebih dahulu menjadi bentuk yang lebih
sederhana, sehingga anak tidak mudah lupa dengan apa yang telah dipelajari
kesulitan dalam menemukan kata kunci lalu menuangkan ide tersebut dengan
gambar yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Ketika
menggambarkan ide pokok kesebuah Mind Map, kerja sama otak kiri dan otak
kanan terjadi secara selaras. Guru agar pembelajaran lebih berkualitas yaitu
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran yang bersifat
kogntif, seperti pelajaran IPA. Pelajaran IPA merupakan pelajaran yang mengarah
sekolah dasar masih berpusat pada guru seperti menggunakan metode ceramah,
tanya jawab, dan penugasan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu
18
2015) yaitu:
dalam bentuk peta konsep (Mind Map) berupa bagan atau diagram.
dibuat.
Semua metode yang digunakan dalam mengajar tidak ada yang dapat
Kelebihan metode Mind Mapping yaitu pada saat membuat Mind Mapping lebih
fokus pada inti materi dan sangat memungkinkan menambahkan informasi baru.
19
Pencarian materi yang lebih mudah dan padat karena Mind Mapping dibuat dalam
satu lembar kertas. Penambahan warna, simbol dan garis melengkung membuat
sehingga siswa dapat bekerja sama dengan teman yang kemudian didiskusikan
menambahkan garis dalam cabang yang sesuai. Melihat Mind Mapping yang
pastilah mempunyai kekurangan, melihat cara belajar dan keaktifan siswa Mind
Mapping hanya memungkinkan terjadi jika, siswa tersebut aktif sehingga lebih
mudah berkreasi dalam Mind Mapping. Disisi lain guru akan kewalahan dalam
Mapping menurut AM Holis dan N Suryana (2022) dalam De Porter & Mike
gagasannya.
Mind Mapping, yaitu: a) Kertas putih polos, b) Pulpen, spidol, pensil warna,
2. Gunakanlah gambar dan foto untuk ide sentral. Gambar berarti seribu
cabangcabang tingkat dua dan tiga tingkat satu, dua dan seterusnya.
dan mengingat.
5. Jangan buat garis lurus, buatlah garis hubung yang melengkung. Dilihat
6. Gunakanlah satu kata kunci pada setiap garisnya. Kata kunci tunggal
imajinasi.
kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai siswa setelah
melaksanakan proses belajar dengan acuan ukuran tes dan non tes. Acuan tes
diproleh melalui evaluasi akhir belajar, sedangkan non tes berasal dari proses
pendapat maupun dalam mengerjakan tugas kelompok. Hasil belajar juga yaitu
hasil hasil yang dicapai oleh siswa berupa angka atau skor setelah
pembelajaran, maka guru dapat melihat hasil beljar yang diperoleh pembelajar.
Oleh sebab itu hasil belajar dapat dijadikan sebagai patokan atau tolak ukur
2.4.2.1 Faktor Internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan
prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat
jasmani dan sebagainya. Kondisi umum jasmani dan tegangan otot yang
Kondisi organ tubuh lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat
yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Begitupun dengan kodisi
setiap siswa. Hal ini tentu dapat mempengaruhi hasil belajarnya, Ada
minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar siswa. Tingkat
dengan cara yang tepat. Sikap yaitu gejala internal yang berdimensi afektif
23
rerlatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebaiknya baik secara
yang akan datang. Minat berarti kecederungan dan keinginan yang besar
terhadap hasil belajar siswa yang meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
2.4.2.2 Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa dan
3. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim dan
sebagainya.
Menurut Bloom membagi tiga ranah hasil belajar yaitu: ranah kognitif,
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual siswa, yang terdiri
tentang sesuatu dan dapat dilihatnya dari beberapa aspek. Siswa dapat
memberikan penjelasan atau memberikan uraian lebih rinci tentang suatu hal
memahami sesuatu.
pada suatu masalah atau situasi baru. Sehingga penerapan ini satu tingkat
memecahkan sesuatu.
sintesis merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi dari berfikir analisis.
tidak bermanfaat.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ciri-ciri hasil afektif akan
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif sebagai hasil
belajar ini terdiri dari lima kategori mulai dari yang sederhana sampai yang
kompleks, yaitu:
rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk
seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar yang meliputi ketelitian
akibat, perasaaan, kepuasan saat menanggapi stimulus yang muncul dari luar
terhadap dirinya.
penghargaan kepada suatu aktivitas atau objek. Siswa tidak hanya mau
karakeristik siswa.
keterampilan, yaitu:
Ranah kognitif untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah
sesuai dengan tujuan yang dikendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Evaluasi
yaitu suatu proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis, dan interpretasi
informasi atau data untuk menentukan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan
27
siswa. selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan
feed back atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan
siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat
2.5.1 Kadek Serijana, dkk (2016), yang berjudul, “Penerapan Model Mind
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa kelas V SDN
aktivitas belajar siswa 63,21% pada siklus I menjadi 73,57% pada siklus
II, terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 25,33% dari data hasil
belajar 62,33% pada siklus I menjadi 87,66% pada siklus II. Ketuntasan
2.5.2 Ni Putu Stya Prahita, dkk (2014), yang berjudul “Pengaruh Penerapan
2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar IPA yang
kategori tinggi dengan rata-rata sebesar 13, 70% dan siswa yang mengikuti
dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang
mengikuti pembelajara dengan model Mind Mapping dan siswa yang mengikuti
hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Mind
Mapping berada pada kategori tinggi dengan rata-rata sebesar 13, 70% dan siswa
Proses kegiatan belajar mengajar hasil belajar yang dicapai siswa berbeda-
beda. Pembelajaran IPA masih rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
penjelasan dari guru saja, sehingga proses belajar masih berpusat pada guru.
29
belum terciptanya kegiatan belajar yang aktif, siswa cenderung pasif dan
kurang maksimal dalam pencapaian hasil belajar. Berhasil atau tidaknya suatu
guru. Oleh karena itu, guru harus mampu menggunakan model pembelajaran
yang efektif dan efesien sehingga siswa dapat paham dan ingat materi pelajaran
secara maksimal serta menuntut siswa untuk terlibat aktif sehingga tercipta
informasi yang diterima dibandingkan dengan catatan biasa. Siswa juga akan
meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV. Berikut alur kerangka berfikir yaitu
30
sebagai berikut:
Mind Mapping
MS Iva, (2014) hasil belajar siswa merupakan kemampuan yang di miliki siswa setelah mengiuti
pembelajaran dengan menggunakan Mind Mapping sehingga terdapat peningkatkan hasil belajar
siswa setelah mengimplementasikan model pembelajaran Mind Mapping pada mata pelajaran
IPA Kelas IV SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang
Implementasi Model Pembelajaran Mind Mapping Pada Mata Pelajaran IPA Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang
merataan penerapan metode Mind Mapping pada muatan IPA Kelas IV SDN 1
dapat meningkat. Hal lain yang penting dalam metode Mind Mapping yaitu dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan sikap yang positif, menambah motivasi
belajar dan rasa percaya diri bagi siswa, mengasah kereatif dan keterampilan
siswa.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu rumpun ilmu yang
pada segala hal berkaitan dengan alam yang berlaku secara empiris. Dengan
demikian maka, Mind Mapping yaitu salah satu cara pembelajaran meningkatkan
hasil belajar IPA yang memang jarang dijumapai disekolah. Penggunaan Mind
Mapping ini seorang guru harus merencanakan suasana kelas dan dibangun
Kebupaten Malang.
setelah pembelajaran ini sangat memuaskan serta terbentuknya pola pikir kreatif
siswa dimana siswa mampu memikirkan dan menemukan sesuatu yang baru,
Adapun kriteria ketuntasan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas
dari seluruh aspek penilaian hasil belajar yang meliputi sikap, pengetahuan, dan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.1 Pendekatan
2021)
Mapping sebagai media. Penelitian ini berfokus pada masalah yang dihadapi
oleh guru dalam pembelajaran IPA, yakni siswa kurang aktif sehingga
agar siswa menjadi aktif sehingga hasil pengetahuan siswa dapat meningkat.
Proses Penelitian (PTK) merupakan suatu siklus yang dimulai dari perencanaan,
dan refleksi, hingga perbaikan yang diharapkan dapat dicapai (Arikunto, 2012).
perumpuan 15 orang.
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian yaitu mendapatkan data. Teknik
3.3.1 Tes
atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites. Tes digunakan untuk
umum tes diartika sebagai alat yang dipergunkan untuk mengukur pengetahua
menggunakan pretest dan postest berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 butir
teknis tes yaitu tes tulisan berupa pilihan ganda. Tes diberikan pada awal dan
akhir dari pemberian perlakuan. Tes akhir digunakan untuk mengetahui hasil
3.3.2 Dokumentasi
yang terbagi dalam dua siklus dengan empat tahapan yaitu: perencanaan,
gambar berikut:
Siklus I
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan
Siklus II
Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
Dst..
Gambar 3.1 Siklus PTK Spirial Tindakan Kelas Adaptasi dari (Hopkins,
1993 dalam R Safitri, 2017)
Siklus I berlangsung selama 2 hari atau 1 kali tatap muka dalam 4 tahap
yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tahap ini merupakan
Siklus I
c. Mendalami materi pokok dan membuat lembar kerja siswa (LKS) untuk
dua pertemuan dan akan dibagikan kepada empat kelompok. LKS yang
dibuat sesuai dengan dua indikator pembelajaran yang tertera pada RPP.
e. Membuat alat evaluasi berupa lembar tes yang digunakan pada akhir
siklus.
2. Pelaksanaan Tindakan:
a. Kegiatan Awal
b. Kegiatan Inti
depan kelas.
c. Kegiatan Akhir
dirumah.
observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Untuk kejadian dicatat oleh peneliti
dengan bantuan teman sejawat. Hasil tes pada akhir siklus pertama menjadi bahan
siklus selanjutnya.
Siklus II
Siklus kedua dilakukan dengan tetap mengacu pada prosedur kegiatan yang
sama pada siklus pertama yang meliputi perencanaan, tindakan, observasi atau
evaluasi dan refleksi. Hanya saja, pada siklus kedua aktivitas perencanaan dan
tindakan pada siklus kedua lebih berorientasi pada tindakan korektif untuk
saat observasi awal ditunjukan melihat kondisi masih ada 17 siswa memiliki
langkah yang harus dilakuka serta mempersiapkan apa saja yang akan
1. Observasi
berlangsung, dari situ peneliti melihat masih bannyak siswa yang kurang aktif
saat peroses kegiatan pembelajaran berlangsung dan melihat raport nilai hasil
pembelajaran siswa dari situ peneliti melihat bahwa pada muatan IPA masih
2. Wawancara
siklus II juga dicatat oleh pewawancara. Wawancara ini dilakukan dengan guru
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam satu topik. Pada
penelitian ini, dilakukan wawancara yang disusun sedemikian rupa guna untuk
mendapatkan data yang lebih banyak dari sekolah maupun dari hasil observasi
3. Dokumentasi
suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung
dengan menggunakan alat seperti kamera Hand Phone, video recorder dan
sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat
sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Oleh sebab itu, penelitian ini instrumen
yaitu sebagai berikut: Intrumen observasi nilai tes siswa untuk melihat
1. Metode Tes
atau tingkat penguasaan materi pembelajatan. Tes yaitu seretan pertanyaan atau
intelegency, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh peserta individu atau
2. Metode Observasi
No Aspek Skor
Penilaian Indikator Deskriptor 1 2 3 4
1. Membuka Apersepsi 1. Guru membuka pelajaran dengan salam,
Pelajaran doa,dan mengecek kehadiran siswa.
2. Guru menanyakan kesiapan siswa untuk
belajar dan kesiapan alat-alat belajar.
3. Guru mengemukakan kompetensi yang
akandicapai.
4. Guru menjelaskan tujuanpembelajaran.
2. Melaksanaka a. Peyampaian 1. Guru menyampaikan materi muatan IPA
nKegiatan materi tentang struktur dan fungsi tumbuhan
Inti 2. Guru membagi siswa kedalam beberapa
kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3
sampai 4 siswa.
3. Guru merencanakan dan memberi
bimbingan pelatihan awal
4. Guru mengecek apakah siswa telah
berhasil melakukan tugas dengan baik,
dan memberi umpan balik.
b. Penggunaan 1. Direncanakan pengunaan suatu macam
media media atau lebih.
2. Media yang direncanakan sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
3. Media yang digunakan sesuai untuk
mencapai kompetensi yang akan
dicapai.
4. Media yang digunakan memperjelas
pemahamanmateri pelajaran siswa.
c. Penggunaan 1. Ucapan jelas dan mudahdipahami
Bahasa 2. Menggunakan kosa kata dan tata
bahasa baku.
3. Kalimat-kalimat yang digunakan
bervariasi tidak monoton.
4. Pembicaaan lancar dan tidak tersendat-
sendat.
d. Rasa percaya 1. Tatapan mata dan gerak tubuh
diri dan menunjukkan sikap tenang.
penampilan 2. Nada suara dan intonasi menunjukkan
sikap tegas, optimis, dan tidak ragu-
ragu.
3. Merespon setiap pertanyaan, tanggapan
atau saran dari siswa dengan emosi yang
stabil (tidak larut dengan emosi siswa).
4. Cara berbusana dan berdandan sopan,
sederhana, dan wajar, sikap santun dan
menghargai semua siswa.
45
Kriteria Keterlaksanaan :
1 = Sanagt buruk
2 = Buruk
3 = Baik
4 = Baik sekali
Teknik analisis data yang digunakan dalam penlitian ini yaitu melalui data
kulaitatif dan kuantitatif yang diperoleh pada saat proses pembelajaran melalui tes
n=Banyak data
KETERANGAN
P= Angka peresentase
berlangsung melalui observasi. Hasil perolehan data dicari dalam instrumen yang
telah disedikan, data yang dikumpulkan dianalisis kualitatif dan disajikan secara
Hasil yang dipakai dalam tahap ini dikumpulkan, guru dan observer
dilaksanakan. Hasil dari analisis tersebut dijadikan sebagai landasan untuk siklus
disempurnakan pada siklus kedua, hingga pada siklus berikutnya akan lebih
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, membuang
47
data-data yang tidak diperlukan agar memberikan gambaran yang lebih jelas,
seluruh warga sekolah yang terlibat dalam pembelajaran IPA pada kelas IV
penelitian kualitatif yang paling sering digunakan untuk menyajikan data yaitu
dengan teks yang bersifat naratif. Tujuan dari display data yaitu untuk
akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, akan tetapi mungkin juga tidak,
48
karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah berada di lapangan. Akan tetapi apabila
2013).
49
BAB IV
struktur dan fungsi bagian tumbuhan. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan,
mulai dari pelaksanaan, pengamatan tahap studi awal yang dilakukan sampai
dengan pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 data yang diperoleh sebagai berikut:
2023. Data awal yang diperoleh dalam pelaksanaan sebelumnya dilakukan siklus
yaitu dari hasil wawancara dengan guru kelas 4 SDN 1 Landungsari Kabupaten
orang siswa yang belum mencapai kreteria ketuntasan minimum (KKM) dalam
pembelajaran dan metode pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran IPA
pada saat pembelajaran guru lebih sering menggunakan papan tulis dan buku
minimum dalam pembelajaran IPA khususnya tentang struktur dan fungsi bagian
4.1.2.1 Siklus I
1. Perencanaan
pedoman wawancara yang akan di lakukan dengan guru kelas untuk melihat
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi bagian
Mapping untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada struktur dan fungsi
bagian tumbuhan.
2. Pelaksanaan
pada hari Rabu, 01 Maret 2023 dan Kamis, 02 2023. Dalam pelaksanaan proses
siklus I secara rinci pada kegiatan awal, inti, dan penutup pada setiap
a. Pertemuan Pertama
siswa, b) Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa.
kertas karton, pesil warna dan buku teks IPA mengenai struktur dan fungsi
materi yang diajarkan sesuai dengan apa yang siswa tangkap. Guru
Guru meminta ketua kelas maju kedepan untuk memimpin doa. Setelah
berdoa guru meminta siswa untuk berdiri dan bernyanyi salah satu lagu
Kegiatan inti dimulai dengan guru menjelaskan materi tentang struktur dan
kelompok mebuat contoh Mind Mapping sesuai tentang struktur dan fungsi
bagian tumbuhan.
54
Selanjutnya guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi apa saja yang
struktur dan fungsi bagian tumbuhan. Hasil belajar dari setiap siswa pada
N = 1.930= 71,48
27
10
P= x 100%
27
= 37,04 %
c. Pertemuan Kedua
Mind Mapping materi tentang struktur dan fungsi bagian tumbuhan. Guru
pembelajaran. Guru mengajak siswa untuk bernyani lagu “ Tik tik bunyi
hujan”
setiap kelompok ada 4 orang dan 5 orang dari setiap kelompok membuat
contoh Mind Mapping sesuai dengan materi tentang struktur dan fungsi
bagian tumbuhan. Pada pertemuan kedua ini siswa diminta untuk duduk
Hasil tes akhir belajar siklus I pertemauan II dapat dilihat pada tabel
berikut.
58
17
P= x 100%
27
59
= 59,26%
presentase ketuntasan pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.2 diatas,
Siklus I
70,00
60,00
50,00
ketuntasan
Persentase
40,00
30,00 59,26
20,00 37,04
10,00
0,00
Pertemuan 1 Pertemuan 2
bahwa hasil belajar siswa muatan IPA dengan materi struktur dan fungsi
sehingga dalam pemblajaran IPA siklus I pertemuan satu dan dua belum
60
3. Tahap Observasi
yaitu lembar pemantauan aktivitas guru dan aktivitas siswa untuk mengetahui
Pada penelitian tindakan kelas ini, aktivitas guru yang diamati mulai dari
berikut.
Pada tabel observasi aktivitas guru diatas jika dianalisis dengan rumus maka:
20
N= x 100%
24
= 83,33%
62
Pada tabel observasi aktivitas guru diatas jika dianalisis dengan rumus maka:
21
X= x 100%
24
= 87,5%
terlaksana dengan baik dimana hasil observasi yang sudah dianalis presentase
nilai rata-rata yaitu 83,33% dilihat pada presentase taraf keberhasilan observasi
Pada tabel observasi aktivitas siswa diatas jika dianalisis dengan rumus maka:
= 79,16%
66
Pada tabel observasi aktivitas siswa diatas jika dianalisis dengan rumus maka:
= 83,33%
68
4. Wawancara
sudah dibuat. Wawancara ini dilakukan dengan guru wali kelas IV SDN 1
dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada materi struktur dan
terdapat beberapa siswa yang belum aktif dan masih ada siswa yang
kurang aktif didalam kelompok diskusi. Oleh karena itu penerapan model
5. Dokumentasi
6. Refleksi
berlangsung.
didalam kelompok.
4.1.3.1 Siklus II
Perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II ini didasarkan hasil
refleksi pada siklus. Pada siklus ini guru lebih menekankan pada penjelasan
70
materi dan merangsang siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran, memantau
kesulitan siswa dan memotivasi siswa untuk semangat dalam berdiskusi atau
bekerja sama. Materi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu materi tentang
struktur dan fungsi tumbuhan pada mata pelajaran IPA. Selanjutnya peneliti
Maret 2023 dan Selasa 8 Maret 2023. Pada pelaksanaan siklus II yaitu lanjutan
dari siklus I dan berfungsi untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada
pelajaran IPA
a. Pertemuan Pertama
Kegiatan awal guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa yang
dipimpin oleh ketua kelas. Selanjutnya guru menanyakan kabar siswa dan
agar siswa mengingat kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan yang
Kegiatan inti guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 4-5
siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum paham. Setelah itu guru
memberikan soal kepada siswa dan setiap kelompok membuat contoh Mind
Mapping yang berbeda mengenai struktur dan fungsi bagian tumbuhan. dan
kelompok yang belum paham tentang materi dan memberikan bantuan kepada
mencari jawaban yang paling tepat di antara rekan-rekan kelompok dan jawaban
mengerjakan soal, guru memanggil salah satu perwakilan tiap kelompok untuk
bekerja sama mengerjakan tugas kelompok yang diberikan, guru juga semakin
mapping. Tes yang diberikan berupa tes evaluasi sebanyak 20 nomor pilihan
tumbuhan. Hasil belajar dari setiap siswa pada pertemuan I dan mengenai
presentase ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut.
Berdasarkan tabel diatas pada nilai belajar pada pertemuan I jika dianalisis
dengan rumus:
4. Pertemuan kedua
Kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan salam, doa dan mengecek
lalu dengan memberikan pertanyaan agar siswa mengingat kembali materi yang
telah dipelajari pada pertemuan yang lalu. Guru memberikan motivasi kepada
Kegiatan inti guru menjelaskan materi tentang struktur dan fungsi tumbuhan.
secara individu. Siswa yang kurang paham bisa bertanya pada teman dalam
Hasil tes akhir hasil belajar siklus II pada pertemuan II dilihat pada
tabelberikut.
Berdasarkan tabel diatas pada nilai belajar pada pertemuan II jika dianalisis
dengan rumus:
77
Siklus II
95,00
90,00
ketuntasan
Persentase
85,00
92,59
80,00
75,00
77,78
70,00
Pertemuan I Pertemuan II
Dari hasil tes belajar yang diperoleh pada siklus II nilai akhir yang diperoleh
peningkatan hasil belajar siswa muatan IPA materi tentang struktur dan fungsi
6. Observasi (Tindakan)
Pada penelitian tindakan kelas ini, aktivitas guru yang diamati mulai dari
berikut:
Pada tabel observasi aktivitas guru diatas jika dianalisis dengan rumus maka:
21
N= x 100%
24
= 87,5%
80
Pada tabel observasi aktivitas guru diatas jika dianalisis dengan rumus maka:
22
N= x 100%
24
= 91,66%
82
terlaksana dengan sangat baik dimana hasil aktivitas guru siklus II pertemuan II
presentase nilai rata-rata yaitu 91,66% dilihat pada presentase taraf keberhasilan
Pada penelitian tindakan kelas ini, aktivitas guru yang diamati mulai dari
berikut:
Pada tabel observasi aktivitas siswa diatas jika dianalisis dengan rumus maka:
= 87,5%
84
Pada tabel observasi aktivitas siswa diatas jika dianalisis dengan rumus maka:
= 95,83%
terlaksana dengan baik dan mengalami peningkatan dimana hasil aktivitas siswa
7. Wawancara
berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi jenis-jenis pekerjan
dan fungsi tumbuhan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat membuat
keaktifan siswa dari pelaksanaan siklus II, model pembelajaran Mind Mapping
materi struktur dan fungsi tumbuhan ini juga dapat mendukung tercapainya
tujuan pembelajaran.
7. Dokumentasi
8. Refleksi
sehingga tigkat keberhasilan dalam penelitian ini dapat dilihat dengan perolehan
87
nilai rata-rata hasil belajar siswa yang telah susdah memenuhi kriteria ketuntasan
miimum (KKM). Hal ini menunjukan bahwa penelitian tindakan kelas yang
Landungsari Kabupaten Malang. Fokus utama yang akan dibahas pada bagian ini
belajar siswa pada materi struktur dan fungsi bagian tumbuha kelas IV SDN 1
berjumlah 27 siswa masih ada 17 orang yang hasil belajarnya belum mencapai
kriteria ketuntasan belajar maksimal. Hal tersebut dapat diketahui saat observasi
dan hasil wawancara dengan guru kelas IV. Bedasarkan permasalahan tersebut
diperlukan upaya atau tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga
permasalahan yang dapat dikaji dalam penelitian ini yaitu meningkatan hasil
digunakan guru dalam proses pembelajaran belum sesuai. Hal ini dikemukakan
88
oleh Yulaikah S.Pd., M.Si sebagai guru kelas IV mengatakan bahwa siswa kurang
aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu penerapan model Mind Mapping
menjadi salah satu solusi yang akan digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
4.3 Pembahasan
Landungsari Kabupaten Malang. Fokus utama yang akan dibahas pada bagian ini
Kabupaten Malang.
Yulaikah S.Pd., M.Si awal pra siklus menunjukkan bahwa siswa kelas IV SDN 1
tersebut diperlukan upaya atau tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
sehingga permasalahan yang dapat dikaji dalam penelitian ini yaitu peningkatan
hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Mind Mapping untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi tumbuhan di
digunakan oleh guru seperti ceramah dan mencatat membuat pembelajaran siswa
pembelajaran pada muatan IPA materi struktur dan fungsi tumbuhan di Kelas IV
dibuktikan nilai hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I ke
siklus II. Bahkan, pada siklus II, hasil belajar yang diperoleh telah melampaui
tumbuhan pada pelaksanaan siklus I dan II. model pembelajaran Mind Mapping
yaitu salah satu cara meencatat materi pelajaran yang memudahkan siswa belajar
model Mind Mapping ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan membuat
siswa lebih aktif dalma berpikir dan bejajar. Model Mind Mapping memberikan
kesempatan dan keleluasan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam
tugas kelompok. Langkah terakhir guru memanggil salah satu dari tiap kelompok
matang dan dilaksnakan secara tepat harapan dapat mendorong siswa untuk lebih
memadukan penegetahuan yang didapat di luar dan di dalam otak sehingga siswa
salah satu dari siswa sebagai ganti untuk memberi pertanyaan langsung kepada
belajar yang akhirnya untuk dipresentasikan didepan kelas (Abdullah, 2021). Dari
setelah penerapan model pembelajaran Mind Mapping terhadap nilai akhir yang
1. Kelemahan
Guru kurang bisa mengelola kelas, guru kurang bisa memberi motivasi
2. Kelebihan
yang telah dibuat sebelumnya, guru merespon setiap kesalahan siswa dalam
memiliki beberapa kelebihan, yaitu melatih siswa untuk dapat bekerja sama
dan menghargai pendapat orang lain, melatih siswa untuk bisa menjadi tutor
perbedaan
didepan kelas. Menurut Anggraeini, R., Rini, R., & Sugiman, (2019) Kelebihan
Mind Mapping memiliki beberapa kelebihan, yaitu melatih siswa untuk dapat
bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain, melatih siswa untuk bisa
dengan kategori baik, dan pada pertemuan II hasil instrumen observasi guru
dengan kategori sangat baik, dan pada pertemuan II hasil instrumen observasi
sangat baik, dan hasil instrumen aktivitas siswa pada pertemuan II meningkat
penlitian ini menunjukan bahwa, Hasil belajar siswa yang diperoleh pada Pada
siklus I jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran muatan IPA dengan
materi struktur dan fungsi tumbuhan yang menyelesaikan tes akhir pada siklus I
pertemuan I yaitu dari 27 siswa terdapat 10 siswa yang tuntas dan pertemuan II 17
siswa yang tuntas atau memenuhi KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh pada
siklus I pertemuan I yaitu 37,04% dan pada pertemuan II yaitu 59,26% dimana,
nilai akhir yang diperoleh pada pertemuan pertama dan kedua dikategorikan
(sedang). pada siklus II pertemuan I yaitu dari 27 siswa terdapat 21 siswa yang
tuntas dan pertemuan II 25 siswa yang tuntas atau memenuhi KKM. Adapun nilai
rata-rata keseluruhan observasi hasil belajar siswa pada siklus II yaitu pada
berdampak positif terhadap hasil belajar siswa dari sebelumnya pada kategori
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00% Presentase
40,00% ketuntasan
Series1
30,00% belajar
20,00%
10,00%
0,00%
Prtemuan I Prtemuan II Prtemuan I Prtemuan II
Nilai Nilai Nilai Nilai
Nilai Hasil Tes Siklus I Nilai Hasil Tes Siklus II
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
pembelajaran Mind Mapping pada Siklus I dan II dapat dilihat dari aktifitas
guru dan siswa yaitu: Hasil instrumen observasi guru pada siklus 1 pertemuan
1 yaitu 83,33% dengan kategori baik, dan pada pertemuan II hasil instrumen
observasi guru meningkat yaitu 87,5% dengan kategori sangat baik, sedangkan
dengan kategori sangat baik, dan pada pertemuan II hasil instrumen observasi
guru meningkat menjadi 91,66% dengan kategori sangat baik, sedangkan hasil
baik, dan hasil instrumen aktivitas siswa pada pertemuan II meningkat menjadi
terhadap nilai akhir yang diperoleh yaitu siklus I jumlah siswa yang mengikuti
proses pembelajaran muatan IPA dengan materi struktur dan fungsi tumbuhan
yang menyelesaikan tes akhir pada siklus I pertemuan I yaitu dari 27 siswa
terdapat 10 siswa yang tuntas dan pertemuan II 17 siswa yang tuntas atau
memenuhi KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I pertemuan I yaitu
95
tuntas dan pertemuan II 25 siswa yang tuntas atau memenuhi KKM. Adapun
nilai rata-rata keseluruhan observasi hasil belajar siswa pada siklus II yaitu
5.2 Saran
Berdasarkan hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini, maka peneliti
melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar agar siswa merasa
senang.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansah, F. (2018). Pengaruh penggunaan media video terhadap minat dan hasil
belajar siswa kelas xi pada pelajaran pai di SMA YPI Tunas Bangsa
Palembang. Tarbawy: Jurnal Guruan Islam, 5(1), 56-70.
Astuti, Ayu Maria. Aktivitas siswa mengikuti pembelajaran online pengaruhnya
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Guruan Agama Islam:
Penelitian pada siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Conggeang, Kabupaten
Sumedang. Diss. UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2021.
Ayu Nur Shawmi, Guruan Kecakapan Hidup (Life Skill) Dalam Pembelajaran
Sains di SD/MI, Terampil: Jurnal Guruan dan Pembelajaran Dasar, Vol. 2
No. 2, Desember 2015.
Lestari,A. S., Utomo, S. W., & Murwani, J. (2021, November). Efektifitas Media
Pembelajaran Ming Maping Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas XI
Akuntansi Keuangan Lembaga SMK PGRI Wonoasri Masa Pandemi Covid-
19. In FIPA: Forum Ilmiah Pendidikan Akuntansi (Vol. 9, No. 2, pp. 9-19).
Afifah, Rohmatun Nurul. "Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Ilmu
Pengetahuan Alam Berbasis Metode Percobaan." Universitas PGRI
Yogyakarta (2015).
Abdullah, Keguruan, F., Guruan, I., Kristen, U., & Wacana, S. (2021). Metode
pembelajaran mind map untuk meningkatkan prestasi belajar anak didik
sekolah dasar. V(2), 30–442.
Agustina, Laelatul Fitriani. Pembentukan Karakter Melalui Pembelajaran Tematik
Kelas IV SD Negeri Sokaraja Kulon Kab. Banyumas. Diss. UIN PROF KH
SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO, 2022.
Arikunto, S. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
DahAa, Rahmatia. "Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pemanfaatan
Lingkungan Sebagai Media Dalam Pembelajaran Di Kelas Iv Sd Negeri
Longka Kabupaten Gowa Tahun Ajaran 2020/2021." (2021).
Happy Komikesari, Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar
Fisika Siswa Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Achievement Division, Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, Vol. 1
No. 1, Juni 2016.
Hidayatulloh, Hubungan Model Pembelajaran Cooperative Script Dengan Model
Pembelajaran Cooperative SQ3R Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Sekolah Dasar, Terampil: Jurnal Guruan dan Pembelajaran Dasar, Vol. 3
No. 2, Desember 2016.
98
Sitepu, Ornela Arta Ulina Br. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model
Examples Non Examples Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas V Sd Negeri
040469 Surbakti Tahun Pelajaran 2018/2019. Diss. Universitas Quality,
2019.
Sholihah, Sholihah. "Penggunaan Media Gambar Dalam Pembelajaran
Mufrodat." Tarling: Journal Of Language Education 1.1 (2017): 62-76.
Safitri, R. (2017). Penerapan Metode Sosiodrama Dalam Meningkatkan Aktivitas
Belajar Siswa Kelas Vc Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Min 6 Ulum
Sukamaju Kecamatan Jatiagung Lampung Selatan Tahun Ajaran
2016/2017 (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Santaria, Rustan, et al. "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik
Tudassipulung." Prosiding 2.1 (2016).
Silvia, Elma. "Peningkatkan Hasil Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Mind
Mapping di SDN Ciater 03 Tangerang Selatan." Prima Magistra: Jurnal
Ilmiah Keguruan 1.1 (2020): 22-29.
Silvia, Elma. "Peningkatkan Hasil Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Mind
Mapping di SDN Ciater 03 Tangerang Selatan." Prima Magistra: Jurnal
Ilmiah Keguruan 1.1 (2020): 22-29.
Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian guruan pendekatan kuantitatif, kualitatif
dan R&D.
Saputri, Linda Kurnia, and Joko Sungkono. "Upaya Peningkatan Keaktifan Dan
Hasil Belajar Matemerika Menggunakan Metode Mind Map Pada Siswa
Kelas Vii Smp Negeri 2 Trucuk." ABSIS: Mathematics Education
Journal 1.1 (2019): 31-35.
Tampubolon, Saur. "Penelitian tindakan kelas." Jakarta: Erlangga (2014).
Trianto. 2010. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.
Wicaksono, A. A., & Irianti, N. (2022) Pelatihan Pengembangan pembelajaran
berorientasi higher order thinking skills (HOST) bagi guru sekolah dasar.
Jurnal pengapdian masyarakat (Abdira), 2(1), 21-26.
Wicaksono, A. A., Anwar, M. F. N., & Jenelia, P. (2023). Penerapan Model
Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Muatan
IPA SDN Daparejo 01 Kota Batu. Inteligensi: Jurnal ilmu pendidikan, 5(2),
76-85.
101
DAFTAR LAMPIRAN
1. Dokumentasi Observasi
LAMPIRAN
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah dengan menggunakan model
pembelajaran Mind Mapping meningkatkan
hasil belajar siswa? dengan lebih cepat
dalam proses memahami pelajaran?
2. Apakah dengan diimplementasikannya model
pembelajaran Mind Mapping dapat mebuat
siswa lebih aktif selama proses belajar?
3. Menurut Ibu apakah dengan model
pembelajaran Mind Mapping dapat
meningkatkan hasil belajar siswa?
4 Apakah dengan menggunakan model
pembelajaran Mind Mapping siswa dengan
mudah memahami materi yang di
terangkan?
5 Apakah dengan menggunakan model
pembelajaran Mind Mapping dapat
membantu dalam menunjang tercapainya
tujuan pembelajaran yang telah
diselenggarakan?
103
Landungsari
104
E. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan struktur bagian tumbuhan.
2. Siswa dapat menjeaskan fungsi dati tiap struktur bagian tumbuhan.
3. Siswa dapat mengidentifikasi hubungan struktur bagian tumbuhan dan
fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri.
F. Materi Pembelajaran
(terlampir)
G. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Mind Mapping
Metode Pembelajaran : Tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, dan
pengamatan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan 10
mengecek kehadiran siswa. menit
2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah
seorang siswa. (Untuk menyegarkan suasana, guru
dapat menanyakan tanggal hari ini. Misalnya tanggal
19, Maka mintalah siswa dengan nomor absen 19
untuk memimpin doa).
3. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya.
4. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
tujuan, manfaat dan aktivitas pembelajaran yang
akan dilakukan.
Kegiatan 1. Guru melakukan apersepi mengenai materi pelajaran 50
Inti yang telah disampaikan minnggu lalu dan menit
memberikan gambaran umum megenai materi
pembelajaran yang akan disampaikan sekarang.
2. Siswa mengamati gambar yang ditunjukkan oleh
guru, dan menyebutkan bagian tumbuhan tersebut.
3. Melalui media Mind Maping. Guru menyebutkan
masing-masing struktur dan fungsi bagian tumbuhan
tersebut secara singkat.
4. Setelah menjelaskan materi pembelajaran, siswa
difasilitasi untuk bertanya mengenai materi yang
sedang diajarkan.
5. Siswa mengamati penjelasan guru dalam membuat
106
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
peta konsep / Mind Mapping dari materi yang
disampaikan.
6. Siswa dibagi kedalam kelompok yang
beranggotakan 4 sampai 5 orang anak. Setiap
kelompok telah membawa kertas karton, spidol
berwarna dan buku teks IPA mengenai struktur dan
fungsi bagian tumbuhan.
7. Setiap kelompok membuat Mind Mapping mengenai
materi yang diajarkan sesuai dengan apa yang siswa
tangkap. Guru membimbing siswa dalam pembuatan
Mind Mapping sesuai dengan materi yang diajarkan.
8. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya kepada
temannya.
9. Siswa diberikan soal evaluasi mengenai meteri yang
tela di pelajari mengunakan model pembelajaran
Mind Mapping
10. Siswa dan guru berdiskusi tentang kesulitan yang
dihadapi siswa, kemudian guru meluruskan
kekeliruan yang dilakukan siswa.
11. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang
telah disediakan sebagai penugasan.
Penutup 1. Siswa bersama guru melakukan refleksi atas 10
pembelajaran yang telah berlangsung ; Menit
a. Apa saja yang telah dipahami siswa?
b. Apa yang belum dipahami siswa?
c. Bagaimana perasaan selama pembelajaran?.
2. Siswa memajangkan hasil karya kelompoknya
masing-masing di papan pajangan.
3. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran.
4. Siswa menyimak penjelasan guru tentang aktivitas
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
5. Siswa menyanyikan lagu ‘Dari Sabang Sampai
Merauke’
6. Siswa melakukan operasi semut untuk menjaga
kebersihan kelas.
7. Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah
seorang siswa.
I. Penilaian
1. Penilain Pengetahuan
107
Teknik tes tertulis dengan bentuk tes pilihan ganda dengan banyaknya
soal 10 soal. (terlampir)
J. Media/Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Media : Gambar tumbuhan
1. Kertas karton
2. Spidol berwarna
Sumber Belajar : Wahyono, B., Setyo. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4.
Pusat Perbukuan Departemen Guruan Nasional: Jakarta.
Malang, ......................2023
Mengatahui,
Guru Kelas Peneliti
Nama Kelompok :
Kelas : IV
Hari/Tanggal :
Muatan : IPA
Subtema : Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuha
Nama :
Kelas : IV
No Absen :
Soal Evaluasi
1. B
2. D
3. C
4. A
5. A
6. D
7. A
8. B
9. B
10. B
11. D
12. C
13. D
14. B
15. C
16. D
17. A
18. A
19. B
20. C
118
Mapping Sklus I
Siklus II
BIODATA PENULIS
Katolik Rekas II dan Lulus Pada Tahun 2011, kemudian melanjutkan pendidikan
pada Tahun 2011 dan lulus pada Tahun 2014. Selanjutnya menempuh Pendidikan
Sekolah Menengah Atas di SMKN 1 Labuan Bajo pada Tahun 2014, dan lulus
berorganisasi baik intra kampus dan ekstra kampus seperti, HIMA PGSD Unitri,