Anda di halaman 1dari 144

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MIND

MAPPING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV
SDN 1 LANDUNGSARI KABUPATEN MALANG

SKRIPSI

OLEH:
OLGA GARCYANUS RILGA
NIM: 2018720018

PROGRAM STUDI GURUAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU GURUAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
2023
i

HALAMAN JUDUL

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MIND


MAPPING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV
SDN 1 LANDUNGSARI KABUPATEN MALANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Program Sarjana Universitas Tribhuwana Tunggadewi


Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

OLGA GARCYANUS RILGA


2018720018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


PROGRAM SARJANA
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
2023
ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi oleh Olga Garcyanus Rilga, NIM 2018720018, dengan judul

“IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MIND


MAPPING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV
SDN 1 LANDUNGSARI KABUPATEN MALANG” telah diperiksa
dan disetujui untuk diujikan pada tanggal 28/ 04/ 2023

Malang, 28 April 2023


Pembimbing I,

Antonius Alam Wicaksono, S.Pd., M.Pd


NIDN. 0703029101

Malang, 28 April 2023


Pembimbing II,

Kardiana Metha Rozhana, S.Pd., M.Pd


NIDN. 0704049002
iii

LEMBAR PENGESAHAN

Telah dinyatakan LULUS dalam ujian sarjana Pada Hari/ Tanggal :

Jumat/ 16 Maret 2023

Susunan Dewan Penguji

Ketua Penguji : Moh. Farid Nurul Anwar, S.Pd., M.Pd


NIDN. 0703069203

Anggota Penguji : 1. Antonius Alam Wicaksono, S.Pd., M.Pd


NIDN. 0703029101

2. Kardiana Metha Rozhana, S.Pd., M.Pd


NIDN. 0715079003

Mengesahkan

Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Dr. M. Rifa’i, S.E., MM


NIDN. 0701017401
iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil

karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar. Bila dikemudian hari ternyata pernyataan saya

terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan

oleh Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Tribhuwana Tunggadewi.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Dibuat di : Malang
Tanggal : 28 April 2023
Yang membuat pernyataan,

Olga Garcyanus Rilga


NIM. 2018720018
v

ABSTRAK

Olga Garcyanus Rilga. 2023. “Implementasi Model Pembelajaran Mind


Mapping Pada Matapelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas IV SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang”. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Program Sarjana Universitas Tribhuwana
Tunggadewi. Pembimbing (I) Antonius Alam Wicaksono, S.Pd., M.Pd (II)
Kardiana Metha Rozhana, S.Pd., M.Pd

Kata Kunci: :Mind Mapping, IPA, Hasil Belajar

Terbatasnya sarana dan prasarana menyebabkan guru dalam setiap proses


pembelajaran hanya mengandalkan pengetahuannya saja bahkan dalam
penggunaan metode belajar yang kurang tepat. Masih banyak digunakan oleh guru
dalam mengajar yaitu metode pembelajaran konvensional (tradisional). Untuk
meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan teknik mencatat efektif dan
efisien yakni Peta pikiran (Mind Mapping). Pembelajaran dengan menggunakan
Mind Mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan
memetakan pikiran-pikiran kita. Ulangan Harian peserta didik kelas IV SDN 1
Landungsari Kabupaten Malang diketahui bahwa terdapat 17 peserta didik yang
tidak tuntas dan peserta didik yang tuntas adalah 10 belum memenuhi kriteria
ketuntasan minimum (KKM).
Pendekatan pada penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif.
Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Objek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 1 Landungsari
Kecamatan Dau Kabupaten Malang, berjumlah 27 siswa Teknik pengumpulan
data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan lembar tes evaluasi, wawancara
dan dokumentasi.
Prosedur penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang
terbagi dalam dua siklus dengan empat tahapan yaitu: perencanaan, tindakan,
pengamatan/observasi dan refleksi. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data
yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis melalui data
kulaitatif dan kuantitatif. Hasil Belajar siklus 1 pertemuan 1 pada Presentase
Presentase ketuntasan belajar 37,03 % sedangkan pada pertemuan ke II
meningkat menjadi 59,26%, Hasil Tindakan Siklus II pertemuan 1 Presentase
ketuntasan belajar : 77,78% Pertemuan kedua Presentase Ketuntasan Belajar :
92,59%. Dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran IPA menggunakan model
Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajara siswa kelas IV SDN 1
Landungsari Kabupaten Malang.
vi

ABSTRACT

Olga Garcyanus Rilga. 2023. "Implementation of the Mind Mapping Learning


Model in Science Subjects to Improve the Learning Outcomes of Class IV
Studets SDN Landungsari Malang District". Thesis. Elementary School
Teacher Education Study Program, Tribhuwana Tunggadewi University
Undergraduate Program. Supervisors: Kardiana Metha Rozhana, S.Pd.,
M.Pd and Dr. Firsta Bagus Sugiharto, S.Pd., M.Pd

Keywords: Mind Mapping, Science, Learning Outcomes


Limited facilities and infrastructure cause teachers in each learning process
to rely only on their knowledge even in the use of inappropriate learning methods.
It is still widely used by teachers in teaching, namely conventional (traditional)
learning methods. To improve science learning outcomes by using effective and
efficient note-taking techniques, namely Mind Mapping. Learning by using Mind
Mapping is a way of writing creatively, effectively, and will literally map our
thoughts. It is known that there are 17 students who do not complete and 10
students who complete do not meet the minimum completeness criteria (KKM).
The approach to this research is descriptive quantitative research. This type
of research is Classroom Action Research. The research object was fourth grade
students at SDN 1 Landungsari, Dau District, Malang Regency, totaling 27
students. Data collection techniques were carried out by researchers, namely with
evaluation test sheets, interviews and documentation.
The Classroom Action Research procedure is divided into two cycles with
four stages: planning, action, observation and reflection. In this study, data
collection techniques were observation, interviews and documentation. Analysis
techniques through qualitative and quantitative data. Learning Outcomes of cycle
1 meeting 1 on the Percentage The percentage of learning completeness was
37.03% while in the second meeting it increased to 59.26%, The Results of the
Actions of Cycle II meeting 1 The percentage of learning completeness : 77.78%
The second meeting The percentage of Learning Completeness : 92.59 %. It can
be concluded that science subjects using the Mind Mapping model can improve
the learning outcomes of fourth grade students at SDN 1 Landungsari Malang
district.
vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,

berkah dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan Proposal Skripsi yang

berjudul IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

PADA MATAPELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 1 LANDUNGSARI KABUPATEN

MALANG. Proposal Skripsi ini disadari tidak dapat terwujud tanpa adanya

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

disampaikan terima kasih

kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan dan kemudahan

sehingga dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan lancar.

2. Dr. M. Rifa’i, S.E., MM selaku Dekan Fakultas Ilmu Guruan Universitas

Tribhuwana Tunggadewi Malang.

3. Kardiana Metha Rozhana, S.Pd., M.Pd selaku ketua Program Studi Guruan

Guru Sekolah Dasar Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang dan

selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

dukungan, dan pengarahan untuk kelancaran penelitian ini, serta

memberikan saran dan masukan sehingga Poroposal Skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

4. Antonius Alam Wicaksono, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan, dukungan, dan pengarahan untuk kelancaran


viii

penelitian ini, serta memberikan saran dan masukan sehingga Proposal

Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Wijayanto, S.Pd., M.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 1 Landungsari

Kabupaten Malang.

6. Yulaikah, S.Pd., M.Si selaku guru kelas IV SDN 1 Landungsari

Kabupaten Malang.

7. Siswa-siswi SDN 1 Landungsari yang mempunyai semangat luar biasa.

8. Kepada kedua orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan baik

secara material maupun finansial.

9. Rekan-rekan seperjuangan prodi Guru Sekolah Dasar Universitas

Tribhuwana Tunggadewi yang telah memberikan motivasi dan semangat

selama penelitian.

Peneliti menyadari Proposal Skripsi ini tentunya masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca untuk penyempurnakan dan

perbaikan proposal ini ke arah yang lebih baik, sehingga memberi kontribusi

dalam memajukan guruan di Indonesia.

Malang 28 April 2023

Penulis
ix

DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN JUDUL SKRIPSI ..................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN.......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
1.3. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah .................................................. 7
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 9
2.1. Teori Belajar ......................................................................................... 9
2.2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ...................................... 12
2.3. Konsep Mind Mapping ......................................................................... 16
2.4. Konsep Hasil Belajar ............................................................................ 21
2.5. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 27
2.6. Kerangka Berpikir ................................................................................ 28
2.7. Definisi Operasional ............................................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 33
3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................................... 33
3.2. Objek Penelitian .................................................................................. 34
3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 34
3.4. Prosedur Penelitian ............................................................................... 35
3.5. Tahab Observasi ................................................................................... 38
3.6. Tahap Refleksi ...................................................................................... 38
3.7. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 39
3.8. Teknik dan Instrumen Penelitian .......................................................... 40
3.9. Teknik Analisa Data ............................................................................. 45
3.10. Evaluasi dan Refleksi ......................................................................... 46
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 49
4.1. Hasil Penelitian .................................................................................... 49
4.2. Interprestasi Hasil Analisis Data........................................................... 87
4.3. Pembahasan .......................................................................................... 88
BAB V KESIMPULAN .................................................................................. 94
5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 94
5.2. Saran ..................................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 97
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. 101
x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Siklus PTK Spirial Tindakan Kelas ................................................ 35


Gambar 4.1 Dokumentasi Membuka Pembelajaran dengan Salam ................. 52
Gambar 4.2 Berdoadan Menyanyikan Lagu Garuda Pancasila ....................... 53
Gambar 4.3 Menjelaskan Materi Struktur Dan Fungsi Bagian Tumbuhan ..... 53
Gambar 4.4 Menjelaskan Model Pembelajaran Mind Mapping ................... 53
Gambar 4.5 Dokumentasi Membuat Contoh Mind Mapping ........................ 54
Gambar 4.6 Dokumentasi Siswa Mengerjaakan Soal Evaluasi ....................... 56
Gambar 4.7 Diagram Nilai Hasil Belajar Siklus I............................................ 59
Gambar 4.8 Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I ........................... 60
Gambar 4.9 Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II .......................... 62
Gambar 4.10 Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemun I ............................ 64
Gambar 4.11 Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemun II........................... 66
Gambar 4.12 Dokumentasi Siswa Aktif Bertanya Saat Pembelajaran ............. 71
Gambar 4.13 Dokumentasi Mengamati Siswa Diskusi Kelopok ..................... 71
Gambar 4.14 Siswa Mempersentasikan Diskusi Kelopok Di Depan Kelas ..... 71
Gambar 4.15 Dokumentasi Menjelaskan Materi ............................................ 75
Gambar 4.16 Dokumentasi Guru Membagikan Soal Evaluasi ........................... 75
Gambar 4.17 Dokumentasi Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi ....................... 75
Gambar 4.18 Diagram Nilai Hasil Belajar Siklus II ......................................... 77
Gambar 4.19 Lembar Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I ........................... 78
Gambar 4.20 Lembar Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II .......................... 80
Gambar 4.21 Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan I ........................ 82
Gambar 4.22 Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan II ....................... 84
Gambar 4.23 Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II .................... 93
xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Siklus I ..................................................................... 43


Tabel 3.2 Kisi- Kisi Soal Siklus II .................................................................. 43
Tabel 3.3 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru Siklus I .............. 44
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I ........................................ 55
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II ....................................... 58
xii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir.................................................................. 30


xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Observasi ............................................................... 102


Lampiran 2. Tabel Wawancara Kepada Guru .................................................. 102
Lampiran 3.Gambar Daftar Nilai Siswa Kelas IV SDN 1 Landungsari ......... 103
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................... 104
Lampiran 5. Materi Pembelajaran IPA (Struktur dan Fungsi Tumbuhan)....... 108
Lampiran 6. Lembar Kerja Kelompok (LKK) ................................................. 113
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa (LKS) ......................................................... 114
Lampiran 8. Soal Evaluasi Siklus I .................................................................. 115
Lampiran 9. Nilai Penerapan Model Pembelajaran Mind Maping Siklus I .... 119
Lampiran 10. Nilai Penerapan Model Pembelajaran Mind Maping Siklus II. 120
Lampiran 11. Lembar Observasi Guru Siklus I ............................................... 121
Lampiran 12. Lembar Obsevasi Siswa Siklus I ............................................... 123
Lampiran 13. Lembar Observasi Guru Siklus II .............................................. 125
Lampiran 14. Lembar Obsevasi Siswa Siklus II ...................................... 127
Lampiran 15. Surat Jalan Penelitian .................................................................... 129
Lampiran 16. Kartu Konsul Skripsi ..................................................................... 129
Lampiran 17. Biodata Penulis ................................................................................. 131
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan guruan, karena inti dari guruan

tidak lain yaitu pembelajaran. Baik buruknya kualitas guruan sangat tergantung

pada mutu pembelajaran yang dikelola oleh guru. Guruan memiliki peranan

penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut UU No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Guruan Nasional, bahwa Guruan yaitu usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

(Depdiknas 2017).

Menurut Peraturan Menteri Guruan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi untuk satuan guruan dasar dan menengah, bahwa substansi mata

pelajaran IPA pada SD/MI yaitu IPA terpadu (Depdiknas 2006). Standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar

minimum yang secara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam

pengembangan kurikulum di setiap satuan guruan (BSNP, 2016). Standar

kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk

mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian

kompetensi untuk penilaian (BSNP, 2016). Peraturan Menteri Guruan Nasional

No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Guruan Dasar dan

Menengah disebutkan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan guruan dasar
2

harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk

berpartisipasi aktif, mengembangkan prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa (Depdiknas

2013). Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Guruan Nasional, bahwa

Guru dan tenaga keguruan berkewajiban untuk menciptakan suasana guruan yang

bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis (Depdiknas 2003). Pada

jenjang sekolah dasar dan menengah, pada pembelajaran IPA harus mencakup

beberapa hal, seperti standar kompetensi, standar isi, dan standar proses.

IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang

sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan

dalam proses guruan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki

upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam

semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat

rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu

pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, IPA memiliki peran yang sangat penting. Kemajuan IPTEK

yang begitu pesat sangat mempengaruhi perkembangan dalam dunia guruan

terutama guruan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

Terbatasnya sarana dan prasarana menyebabkan guru dalam setiap proses

pembelajaran hanya mengandalkan pengetahuannya saja bahkan dalam

penggunaan metode belajar yang kurang tepat. Salah satu metode yang sampai

saat ini masih banyak digunakan oleh guru dalam mengajar yaitu metode

pembelajaran konvensional (tradisional). Metode yang dalam penyampaian


3

materinya dengan cara ceramah. Sehingga guru lebih bersifat aktif, sedangkan

siswa hanya duduk dan mendengarkan penjelasan guru. Wicaksono & Irianti,

(2022) menyatakan bahwa terdapat beberapa penyebab rendahnya mutu hasil

pendidikan, salah satunya adalah belum inovatifnya model yang digunakan,

dimana masih banyak guru yang cendeung lebih aktif dibandingkan siswa dalam

suatu pembelajaran, sehungga tidak banyak siswa yang tidak terlatih untuk

memecahkan masalah. Daya serap materinya pun tidak bertahan lama, karena

hanya mengandalkan aspek pendengaran. Permasalahan yang sering muncul

ketika siswa berusaha mengingat kembali apa yang sudah didapatkan, dipelajari,

direkam, dicatat atau yang dahulu pernah diingat, siswa mengalami kesulitan

berkonsentrasi, ataupun kesulitan ketika mengerjakan tugas.

Ingatan merupakan suatu proses pemanggilan informasi kembali ketika

informasi tersebut dibutuhkan. Namun kebanyakan yang terjadi sekarang ini siswa

tidak dapat mengingat kembali materi yang diberikan oleh guru dengan kata lain

materi tidak tersimpan lama dalam kognitif siswa. Hal ini terjadi karena informasi

yang diperoleh siswa tidak diolah lebih lanjut sehingga hanya tersimpan dalam

memori jangka pendek dan tidak tersimpan dalam memori jangka panjang. Untuk

mengatasi hal tersebut, siswa melakukan berbagai hal salah satunya mencatat

materi yang diberikan oleh guru. Umumnya siswa membuat catatan tradisional

dalam bentuk tulisan linier panjang yang mencakup seluruh isi materi pelajaran,

sehingga catatan terlihat sangat tidak menarik dan membosankan. Pada dasarnya

catatan yang tidak menarik akan menghilangkan topik- topik utama yang penting

dari materi pelajaran itu sendiri. Ini terjadi dikarenakan catatan ataupun

ingatannya belum teratur. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan hasil belajar IPA
4

dalam proses belajarnya diperlukan upaya perbaikan, salah satunya dengan cara

menumbuhkan keinginan siswa untuk mencatat lebih baik, memahami, dan

mengingat materimateri yang sudah dijelaskan. Hal ini dapat dilakukan dengan

menggunakan teknik mencatat efektif dan efisien yakni peta pikiran (Mind

Mapping).

Pembelajaran dengan menggunakan Mind Mapping yaitu cara mencatat yang

kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Mind

Mapping selain membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar IPA juga

berguna untuk membantu siswa menumbuhkan keterampilan dan kreatifitas siswa

dalam memetakan konsep-konsep dalam pembelajaran IPA sehingga kemampuan

siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan dapat meningkat. Hal

lain yang penting dalam metode Mind Mapping yaitu dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa dan sikap yang positif, menambah motivasi belajar dan rasa

percaya diri bagi siswa, mengasah kereatif dan keterampilan siswa. Mind

Mapping yaitu salah satu cara pembelajaran meningkatkan hasil belajar IPA yang

memang jarang dijumapai disekolah. Penggunaan Mind Mapping ini seorang guru

harus merencanakan suasana kelas dan dibangun sedemikian rupa sehingga para

pesrta didik mampu mengekspresikan keratifitas dan keterampilannya dalam

memetakkan konsep-konsep pelajaran IPA.

Berdasarkan hasil pra survey pada tanggal 09 Agustus 2022 yang dilakukan

oleh peneliti bahwa pembelajaran yang di terapkan di SDN 1 Landungsari

Kabupaten Malang masih menerapkan kurikulum 2013 yang mana

pembelajarannya Terkait dengan terus bergantinya kurikulum, berdampak pada

sekolah yang tidak siap akan adanya perubahan, terutama guru yang menjadi
5

orang penting dalam pembelajaran (SA Pohan, F Dafit, 2021). Kurikulum 2013

ini pada prinsipnya sebagai salah satu usaha untuk menyempurnakan dari pada

kurikulm sebelumnya, maka dari itu tentu pada kurikulum ini memiliki kekuatan

serta kelemahan. Penggunaan kurikulum 2013 perlu kiranya menjadi pembahasan

yang amat menarik guna mengetahui apa saja nilai positif dan negatif

diterapkannya kurikulum 2013.

Berdasarkan dari pergantian kurikulum juga terdapat masalah yang siswa

hadapi pada saat proses pembelajaran dalam mempelajari materi pelajaran IPA.

Sebagian siswa memiliki hasil belajar yang masih rendah, artinya nilai yang

didapatkan siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). Setelah

melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran IPA diketahui bahwa dalam

proses pembelajaran IPA di kelas IV SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang guru

belum menerapkan model pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran,

guru mengatakan belum pernah menggunakan model pembelajaran Mind

Mapping. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan peneliti di SDN 1

Landungsari Kabupaten Malang dalam pembelajaran IPA, proses pembelajaran di

kelas IV SD kurang maksimal dalam pembelajaran hal ini dikarenakan guru

dalam proses belajar belum menggunakan media, masih menggunakan metode

ceramah atau dekte, dan siswa mengerjakan LKS, kurang efektif dan kodusif,

banyak siswa yang mengobrol, siswa kurang memperhatikan guru ketika sedang

dijelaskan, siswa cenderung pasif saat kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa

kurang berani dalam menyampaikan pendapatnya, apabila guru tidak menunjuk

siswa secara langsung maka siswa malu bahkan tidak mau bertanya walaupun

sebenarnya siswa belum memahami materi yang telah dijelaskan. Sehingga


6

perolehan nilai hasil belajar yang siswa dapatkan pun masih rendah dan belum

mencapai KKM yang dibuktikan dengan hasil Ulangan Harian siswa kelas IV

SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang.

Nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) untuk mata pelajaran IPA yaitu

80. Dilihat dari tablel terlampir, diketahui bahwa terdapat 17 siswa yang tidak

tuntas dan siswa yang tuntas yaitu 10. Artinya 40% siswa sudah memenuhi dan

60% belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM). Nilai yang

didapatkan belum mencapai ketuntasan belajar siswa kelas 1V SDN 1

Landungsari Kabupaten Malang karena masih di bawah rata-rata nilai KKM.

Pembelajaran dengan menggunakan model Mind Mapping akan memberikan

kemudahan dalam pembuatan catatan yang kreatif, karena pembuatannya

dikombinasikan dengan gambar, simbol, dan warna-warni yang menarik sehingga

siswa akan mudah mengingat materi pelajaran yang ia catat. Penggunaan model

pembelajaran Mind Mapping ini diharapkan dapat memberikan dampak positif

terhadap hasil belajar IPA siswa yang masih rendah. Berdasarkan latar belakang

di atas, mendorong penulis untuk mengajukan penelitian dengan judul

“implementasi model pembelajaran Mind Mapping pada mata pelajaran IPA

untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Landungsari Kabupaten

Malang”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana mengimplementasikan model pembelajaran Mind Mapping pada

mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang?


7

2. Bagaimana hasil belajar siswa terhadap mengimplementasikan model

pembelajaran Mind Mapping pada mata pelajaran IPA Kelas IV SDN 1

Landungsari Kabupaten Malang?

1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Maslah

1.3.1 Ruang Lingkup

Penelitian ini akan membahas tentang bagaimana penerapan model

pembelajaran menggunakan Mind Mapping untuk meningkatkan hasil belajar

siswa kelas IV SDN 1 Landungsari 1 Kabupaten Malang.

1. Penelitian ini menggunakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) Siswa kelas

IV SDN 01 Landungsari Kabupaten Malang berjumlah 27 orang siswa.

2. Penelitian ini disusun berdasarkan PPKI FIP dengan penerapkan model

pembelajaran Mind Maping untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPA kelas IV SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang.

1.3.2 Batasan Masalah

Penelitian ini akan difokuskan pada meningkatkan hasil belajar siswa

setelah adanya penggunaan model pembelajaran menggunakan Mind Mapping

pada pembelajaran IPA kelas IV SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang.

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas IV SDN 01 Landungsari

Kabupaten Malang yang berjumlah 27 orang siswa.

2. Penelitian ini hanya ditujukan pada peningkatan hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPA materi tentang struktur dan fungsi tumbuhan dengan

menggunakan model pembelajaran Mind Mapping.


8

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat langsung maupun tidak

langsung untuk dunia guruan, adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai mengimplementasikan

model pembelajaran Mind Mapping pada mata pelajaran IPA.

2. Dapat menambah ilmu mengenai sistem pembelajaran daring secara

langsung dimasa pandemik dan hasil pengamatan di lapangan.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Guru

Penelitian ini dapat menambah wawasan bagi pembaca khususnya

mengenai mengimplementasikan model pembelajaran Mind Mapping pada

mata pelajaran IPA Kelas IV SD.

2. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk kelengkapan data terkait

mengimplementasikan model pembelajaran Mind Mapping pada mata

pelajaran IPA Kelas IV dan diharapkan dapat menjadi sumber belajar yang

baik yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di SDN 1

Landungsari Kabupaten Malang.

3. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa dan


sebagai sumber belajar IPA pada tema 3 materi tentang Struktur dan Fungsi
Bagian Tumbuhan.
9

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Teori Belajar

2.1.1. Definisi Model Pembelajaran

Menurut AA. Wicaksono, MFN, Anwar (2023) Pendidik menyajikan

model pembelajaran dengan cara yang unik,dan merupakan penemuan yang

mencerminkan dari awal sampai akhir. Oaubr Sitepu (2019) dalam Soekamto

mengemukakan maksud dari” Model pembelajaran yaitu kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan

aktivitas belajar mengajar”. Menurut Rustan, Santaria (2016) dalam Kardi dan

Nur istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada

strategi, metode atau prosedur, model pengajaran mempunyai empat ciri khusus

yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur, ciri-ciri tersebut yaitu:

1. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau

pengembangnya.

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan

pembelajaran yang dicapai).

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil.

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar pembelajaran itu dapat tercapai.

Arends (2014) menyeleksi enam model pengajaran yang sering dan praktis

digunakan guru dalam mengajar, yaitu: presentasi, pengajaran langsung,


10

pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah,

dan diskusi kelas. Arends dan pakar model pembelajaran yang lain berpendapat,

bahwa tidak ada satu model pembelajaran yang paling baik diantara yang lainnya,

karena masing-masing model pembelajaran dapat dirasakan baik, apabila telah

diuji cobakan untuk mengajarkan materi pelajaran tertetu. Berdasarkan uraian di

atas peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran yaitu suatu perencanaan

atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di

kelas.

Manfaat penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar, terutama

untuk tingkat SD, sangat penting karena pada masa ini siswa masih berpikir

konkret, belum mampu berpikir abstrak. Kehadiran media sangat membantu

mereka dalam memahami konsep tertentu, yang tidak atau kurang mampu

dijelaskan dengan bahasa. Guru kurang mampu menjelaskan sesuatu bahan itulah

dapat mewakili oleh peranan media B Febriyanto, A Yanto, (2019). Dapat

disimpulkan bahwa media pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran

ini guru berharap siswa akan lebih cepat memahami apa yang di jelaskan guru

karena lingkungan lebih dekat dengan siswa sehingga siswa cepat memahami dan

menembuhkan rasa cinta akan lingkungan sekitarnya.

Benda-benda alamiah yang dapat dihadirkan dengan mudah ke sekolah

atau dapat ditunjuk langsung merupakan media pandang yang cukup efektif untuk

digunakan, misalnya alat-alat sekolah, alat olah raga, dan benda-benda disekitar

lingkungan S Sholihah, (2017). Secara umum media pembelajaran dapat dibagi

menjadi tiga jenis, yang menjadi pandangan, media dengar, media dengar-

pandang dan gambar. Media pangan dapat berupa benda-benda alamiah, orang
11

kejadian; tiruan benda-benda alamiah, orang dan kejadian; dan gambar benda-

benda alamiah, orang dan kejadian (R Daha, 2021). Berdasarkan kutipan diatas

menjelaskan bahwa jenis-jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru

dealam suatu proses belajar mengajar dapat mengontrol dan mengatur waktu

belajar siswa secara maksimal, dan lebih dari itu juga dapat membangkitkan

motivasi belajar siswa disamping itu bahan bahan belajar dapat diulangi sesuai

dengan kebutuhan atau disimpan untuk digunakan pada saat yang lain. Kemudian

dari itu media juga dapat menampilkan objek yang sulit diamati oleh mata

telanjang, misalnya mempelajari tentang bakteri dengan menggunakan mikroskop.

Proses belajar mengajar, fungsi media menurut Nana Sudjana, (2016) yakni:

1. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi

tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk

mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

2. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari

keseluruhan situasi mengajar. Sehingga media pengajaran merupakan salah

satu unsur yang harus dikembangkan guru.

3. Media dalam pengajaran, penggunaannya bersifat integral dengan tujuan dan

misi pelajaran.

4. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata sebagai alat hiburan

yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih

menarik perhatian siswa.

5. Penggunaan media dalam pengajaran lebih di utamakan untuk mempercepat

proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap yang

diberikan guru.
12

6. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu

belajar mengajar.

Menurut F Ardiansah (2018) fungsi media dapat memenuhi tiga fungsi utama

apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok

pendengar yang besar jumlahnya, yaitu: (1) Memotivasi minat atau tindakan, (2)

Menyajikan Informasi, (3) Memberi intruksi. Memenuhi fungsi motivasi, media

pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang

diharapkan yaitu melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar

untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau

memberikan sumbangan material). Pencapaian tujuan akan mempengaruhi sikap,

nilai dan moral. Dari uraian di atas dapat disimpulkan beberapa fungsi media

pembelajaran di antaranya pembelajaran akan lebih menyenangkan dan menarik

perhatian siswa. Hal ini dapat menumbuhkan motivasi belajar. Dengan demikian,

pembelajaran akan lebih bermakna dan dapat lebih dipahami oleh siswa serta

memungkinkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2.2 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

2.2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa

Inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Natural berarti

alamiah atau berhubungan dengan alam, science berarti ilmu pengetahuan.

Menurut RN Afifah (2015) dalam Usman Samatowa mengatakan, IPA membahas

tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis berdasarkan pada hasil

percobaan dan pengamatan yang manusia lakukan. Sedangkan menurut Powler

IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang
13

sitematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari

hasil observasi dan eksperimen. Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang standar

isi dikemukakan mengenai pengertian IPA, bahwa: “Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”

2.2.2 Hakekat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Hakekat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam

yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat

diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:

2.2.2.1 Ilmu pengetahuan alam sebagai produk, yaitu kumpulan hasil penelitian

yang telah ilmuan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah

dikaji sebagai kegiatan empiris dan analitis. Bentuk IPA sebagai produk

meliputi:

1. Fakta dalam IPA, berupa pernyataan-pernyataan atau peristiwa-

peristiwa yang benar-benar ada dan terjadi.

2. Konsep IPA, yaitu suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA.

Konsep yaitu penghubung antara fakta-fakta yang ada kaitannya.

3. Prinsip IPA, yakni menyamaratakan mengenai hubungan diantara

konsep-konsep IPA.

4. Hukum-hukum Alam IPA, merupakan prinsip-prinsip yang telah

diterima walaupun masih bersifat sementara namun karena percobaan


14

berkali-kali maka hukum alam bersifat kekal selama belum ada

pembuktian yang akurat dan logis.

5. Teori ilmiah, yaitu kerangka yang lebih luas dibanding fakta-fakta,

konsep-konsep, prinsip yang saling berhubungan.

2.2.2.2 Ilmu Pengetahuan Alam sebagai proses, yaitu untuk menggali dan

memahami pengetahuan tentang alam. Terdapat proses dalam memahami

IPA disebut dengan keterampilan proses sains (scientific process skills).

IPA sebagai scientific process skills maksudnya yaitu serangkaian

keterampilan ilmiah yang harus dikuasai siswa saat melakukan

eksperimen sains, seperti kemampuan melakukan observasi, klasifikasi,

pengukuran, prediksi, mengajukan pertanyaan, hipotesa, menggunakan

alat dan lain-lain dalam rangka mempelajari dan mengembangkan

pengetahuan sains. Karena IPA merupakan kumpulan fakta, maka IPA

membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan teori yang akan

digenalisasi oleh ilmuwan. Adapun proses dalam memahami IPA disebut

dengan keterampilan proses sains (science process skills). Keterampilan

Proses Sains (KPS) meliputi kegiatan:

1. Mengamati, yaitu keterampilan mengumpulkan data atau informasi

melalui penerapan dengan indera berdasarkan kegiatan yang dilakukan.

2. Menafsirkan, yaitu keterampilan untuk menganalogikan suatu

eksperimen dengan konsep yang ada.

3. Mendiskusikan, yaitu keterampilan untuk dapat bekerja sama tim untuk

membahas permasalahan.
15

4. Menganalisis, yaitu kemampuan untuk dapat menganalisis

permasalahan berdasarkan keterampila mengamati yang telah

dilakukan.

5. Menyimpulkan, hasil penelitian, yaittu keterampilan untuk mengambil

suatu kesimpulan dari serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan

setelah dilakukan analisis dan diskusi.

6. Menerapkan, yaitu mengaplikasikan hasil belajar berupa informasi,

kesimpulan, konsep, hukum, teori, dan keterampilan.

7. Mengkomunikasikan, yaitu menyampaikan perolehan atau hasil belajar

kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar gerak, tindakan, atau

penampilan.

2.2.3 Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Sikap

Sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran sains. Sikap ilmiah

dalam pembelajaran sangat diperlukan oleh siswa karena dapat memotivasi

kegiatan belajarnya. dalam sikap ilmiah terdapat gambaran bagaimana siswa

seharusnya bersikap dalam belajar, menanggapi suatu permasalahan,

melaksanakan suatu tugas, dan mengembangkan diri. Hal ini sangat

mempengaruhi hasil belajar dari kegiatan belajar siswa ke arah yang positif.

Melalui penanaman sikap ilmiah dalam belajar siswa memiliki kemungkinan

untuk lebih dapat belajar memahami dan menemukan. Menurut Sulistyorini dalam

ES Kartini, (2020) ada sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap ilmiah

dalam pembelajaran sains meliputi: (1) sikap rasa ingin tahu, (2) ingin mendapat

sesuatu yang baru, (3) kerjasama, (4) tidak putus asa, (5) tidak berprasangka, (6)

mengoreksi diri sendiri, (7) bertanggung jawab, (8) berfikir sesuka hati, (9)
16

kedisiplinan diri. Siswa perlu mengembangkan sikap ilmiah tersebut dalam

pembelajaran IPA ketika melaksanakan diskusi, eksperimen, praktik atau kegiatan

lain di lapangan.

2.3 Konsep Mind Mapping

2.3.1 Pengertian Mind Mapping

Menurut Joyce & Weil dalam Rusman (2018) berpendapat bahwa model

pembelajaran yaitu suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk

membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang

bahanbahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

Marxy (2017), model pembelajaran Mind Mapping yaitu model peta konsep

dimana sebagai alat untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan

mendorong siswa berpikir kritis dengan memecahkan permasalahan, siswa juga

diarahkan untuk mengidentifikasi permasalah, mencari pemecahan masalah dan

menemukan cara pemecahan masalah yang efektif selanjutnya melakukan tindak

lanjut. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh

memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan

guruan. Model pembelajaran Mind Mapping dapat diartikan sebagai, menerapkan

pola atau acuan suatu kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan

melalui model pembelajaran Mind Mapping sehingga dapat mencapai tujuan yang

diinginkan.

Mind Mapping merupakan proses memetakan pikiran untuk

menghubungkan konsep tertentu yang dituangkan kedalam suatu tulisan yang

menarik dan kreatif menyerupai peta konsep. Sehingga konsep dari pembelajaran

tersebut akan mudah dipahami oleh otak. Model pembelajaran Mind Mapping
17

merupakan suatu model pembelajaran yang mengaktifkan kedua bagian otak

dalam pembelajaran. Pengaktifan kedua bagian otak merupakan suatu upaya agar

proses pembelajaran yang diterima oleh siswa berjalan dengan baik. Model

pembelajaran Mind Mapping merupakan suatu upaya untuk mengaktifkan kedua

fungsi otak dalam pembelajaran.

Sekolah jarang mengajak siswa untuk mengaktifkan otak kanan, padahal

kreativitas berada pada sisi otak kanan. Selain itu, otak kanan juga mempunyai

sifat memori jangka panjang. Artinya, memori yang disimpan diotak sebelah

kanan lebih lama dari pada memori yang disimpan diotak sebelah kiri. Otak tidak

dirancang untuk mengingat dan mencerna informasi berupa kalimat-kalimat,

namun lebih berupa gambar dan kata kunci. Oleh karena itu, hampir semua materi

pelajaran anak harus diringkas terlebih dahulu menjadi bentuk yang lebih

sederhana, sehingga anak tidak mudah lupa dengan apa yang telah dipelajari

sebelumnya. Siswa yang paham dengan materi pembelajarannya tidak akan

kesulitan dalam menemukan kata kunci lalu menuangkan ide tersebut dengan

gambar yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Ketika

menggambarkan ide pokok kesebuah Mind Map, kerja sama otak kiri dan otak

kanan terjadi secara selaras. Guru agar pembelajaran lebih berkualitas yaitu

dengan cara menerapkan berbagai media bembelajaran inovatif yang mampu

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran yang bersifat

kogntif, seperti pelajaran IPA. Pelajaran IPA merupakan pelajaran yang mengarah

pada materi hafalan. Pada dasarnya pembelajaran IPA yang dilaksanakan di

sekolah dasar masih berpusat pada guru seperti menggunakan metode ceramah,

tanya jawab, dan penugasan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu
18

menggunakan media pembelajaran yang berupa Mind Mapping. Gambar yang

tertuang di dalam Mind Mapping merupakan pertanda keberhasilan siswa dalam

menangkap informasi, membuat konversi informasi verbal ke visual, dan

mengkomunikasikan hasil konversinya ke orang lain. Hal siswa dengan mudah

mengingat informasi yang disimpannya karena siswa tersebut telah melakukan

pengolahan informasi dengan membuat lintasan berpikir di otaknya.

2.3.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Mind Mapping

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan Mind Mapping (Eka Lestari,

2015) yaitu:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru menyampaikan materi pelajaran

3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang

4. Tiap kelompok mencatat poin-poin penting dari materi yang disampaikan

5. Setiap kelompok menyajikan kembali materi yang telah disampaikan guru

dalam bentuk peta konsep (Mind Map) berupa bagan atau diagram.

6. Perwakilan beberapa kelompok mempresentasikan Mind Map yang telah

dibuat.

2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapping

Semua metode yang digunakan dalam mengajar tidak ada yang dapat

dikatakan sempurna, setiap metode mempunyai kelebihan dan kelemahan. Metode

Mind Mapping juga mempunyai kelebihan dan kekurangan (Sugiarto, 2016).

Kelebihan metode Mind Mapping yaitu pada saat membuat Mind Mapping lebih

mudah mengemukakan pendapat secara bebas, pembagian materi dapat lebih

fokus pada inti materi dan sangat memungkinkan menambahkan informasi baru.
19

Pencarian materi yang lebih mudah dan padat karena Mind Mapping dibuat dalam

satu lembar kertas. Penambahan warna, simbol dan garis melengkung membuat

otak lebih responsif dalam memasukkan dan mengambil kembali informasi.

Pembuatan catatan dengan Mind Mapping dapat dilakukan secara kelompok

sehingga siswa dapat bekerja sama dengan teman yang kemudian didiskusikan

bersama, jika ingin menambahkan informasi baru siswa hanya tinggal

menambahkan garis dalam cabang yang sesuai. Melihat Mind Mapping yang

sederhana sehingga pengkajian informasi menjadi lebih cepat. Setiap metode

pastilah mempunyai kekurangan, melihat cara belajar dan keaktifan siswa Mind

Mapping hanya memungkinkan terjadi jika, siswa tersebut aktif sehingga lebih

mudah berkreasi dalam Mind Mapping. Disisi lain guru akan kewalahan dalam

memeriksa Mind Mapping karena setiap siswa membuat Mind Mapping

berbedabeda sesuai dengan kreativitasnya dan tingkat pemahamannya.

2.3.4 Manfaat Mind Mapping

Mind Mapping sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa

atau menemukan alternatif jawaban. Guru menggunakan Mind Mapping tentu

akan memberikan banyak manfaat bagi siswa. Berikut manfaat Mind

Mapping menurut AM Holis dan N Suryana (2022) dalam De Porter & Mike

Hernacki yaitu sebagai berikut:

1. Fleksibel, yaitu mudah menambahkan materi di tempat yang sesuai.

2. Memusatkan perhatian, yaitu berkonsentrasi memusatkan perhatian pada

gagasannya.

3. Meningkatkan pemahaman, yaitu ketika membaca suatu tulisan, peta

pikiran akan meningkatkan pemahaman.


20

4. Menyenangkan, yaitu imajinasi dan kreativitas tidak dibatasi.

2.3.5 Langkah-Langkah Membuat Mind Mapping

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membuat catatan

Mind Mapping, yaitu: a) Kertas putih polos, b) Pulpen, spidol, pensil warna,

c) Otak, d) Imanjinasi MS Iva (2014). Berikut akan diuraikan beberapa

langkah-langkah pembuatan Mind Mapping yaitu:

1. Dimulai dari bagian tengah kertas polos dengan sisi panjangnya

diposisikan mendatar. Mulailah dari tengah karena akan memberi

kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk

mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.

2. Gunakanlah gambar dan foto untuk ide sentral. Gambar berarti seribu

kata, membantu menggunakan imajinasi, membantu mengaktifkan otak.

3. Gunakanlah warna. Warna bagi otak sama menariknya dengan gambar.

Pewarnaan menambah kreatifitas dan menyenangkan sehingga

menjadikan Mind Mapping lebih hidup.

4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan

cabangcabang tingkat dua dan tiga tingkat satu, dua dan seterusnya.

Menguhubungkan cabang-cabang akan mempermudah untuk mengerti

dan mengingat.

5. Jangan buat garis lurus, buatlah garis hubung yang melengkung. Dilihat

lebih menarik jika dengan garis melengkung, dibandingkan garis lurus.

6. Gunakanlah satu kata kunci pada setiap garisnya. Kata kunci tunggal

akan memberikan banyak akal dan keluwesan Mind Mapping.


21

7. Gunakanlah gambar. Menggunakannya dapat menumbuhkan ide dan

imajinasi.

2.4 Konsep Hasil Belajar

2.4.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kompetensi atau kemampuan tertentu baik

kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai siswa setelah

mengikuti proses belajar mengajar. Menurut Hamalik, dalam AM Astuti,

(2021) menjelaskan bahwa hasil belajar yaitu pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, dan sikap-sikap serta kemampuan siswa. Dalam H

Herliyani, (2020) bahwa hasil belajar menurut Sudjana yaitu kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

belajar dalam idealism berarti kegiatan menuju ke perkembangan pribadi

seutuhnya, belajar yaitu proses mendapatkan pengetahuan.

KM Rozhana, (2017) hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh setelah

melaksanakan proses belajar dengan acuan ukuran tes dan non tes. Acuan tes

diproleh melalui evaluasi akhir belajar, sedangkan non tes berasal dari proses

dalam pembelajaran yang meliputi keaktifan dan keberanian mengemukakan

pendapat maupun dalam mengerjakan tugas kelompok. Hasil belajar juga yaitu

hasil hasil yang dicapai oleh siswa berupa angka atau skor setelah

menyelesaikan tes yang diberikan. Untuk mengetahui tercapainya tujuan

pembelajaran, maka guru dapat melihat hasil beljar yang diperoleh pembelajar.

Oleh sebab itu hasil belajar dapat dijadikan sebagai patokan atau tolak ukur

untuk mengembangka keterampilan dalam proses pembelajaran.


22

2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan

menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

2.4.2.1 Faktor Internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, yang meliputi:

1. Faktor fisiologis atau jasmani individu, seperti kondisi kesehatan yang

prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat

jasmani dan sebagainya. Kondisi umum jasmani dan tegangan otot yang

memadai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat

mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

Kondisi organ tubuh lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat

misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi

yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Begitupun dengan kodisi

organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indra juga sangat

mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi pengetahuan,

khususnya yang disajikan di dalam kelas. Hal tersebut dapat mempengaruhi

siswa dalam menerima materi pelajaran.

2. Faktor psikologis, kondisi psikologis ini pada dasarnya berbeda-beda bagi

setiap siswa. Hal ini tentu dapat mempengaruhi hasil belajarnya, Ada

beberapa faktor yang psikologis diantaranya: intelegensi (IQ), perhatian,

minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar siswa. Tingkat

itelegensi/kecerdasan siswa dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik

untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan

dengan cara yang tepat. Sikap yaitu gejala internal yang berdimensi afektif
23

berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang

rerlatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebaiknya baik secara

potensial yang dimiliki seseorag untuk mencapai keberhasilan pada masa

yang akan datang. Minat berarti kecederungan dan keinginan yang besar

terhadap sesuatu. Motivasi yaitu keadaan internal organism baik yang

mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Faktor internal dapat berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa yang meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

2.4.2.2 Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa dan

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, yang meliputi:

1. Faktor sosial, yang terdiri atas: Faktor lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, masyarakat dan kelompok.

2. Faktor budaya, seperti adat istadat, ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK), kesenian dan sebagainya.

3. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim dan

sebagainya.

4. Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan. Dengan demikian faktor

eksternal dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang meliputi

faktor sosial, budaya, lingkungan fisik dan agama.

2.4.3 Jenis-jenis Hasil Belajar

Menurut Bloom membagi tiga ranah hasil belajar yaitu: ranah kognitif,

ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom,

berikut perincian dari tiga ranah hasil belajar yaitu:


24

2.4.3.1 Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual siswa, yang terdiri

dari enam aspek diantaranya: pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintetis dan evaluasi. Berikut pemaparan aspek kognitif:

1. Pengetahuan (Knowledge), yaitu kemampuan siswa untuk mengingat

informasi konkret maupun abstrak. Pengetahuan atau ingatan ini termasuk

yang paling rendah dalam kemampuan kognitif.

2. Pemahaman (Comprehension), yaitu kemampuan siswa untuk memahami apa

yang telah diketahuinya dan di ingat. Sehingga, memahami yaitu mengetahui

tentang sesuatu dan dapat dilihatnya dari beberapa aspek. Siswa dapat

memberikan penjelasan atau memberikan uraian lebih rinci tentang suatu hal

menggunakan katakatanya sendiri maka siswa tersebut dapat dikatakan

memahami sesuatu.

3. Penerapan (Application), yaitu siswa dapat menerapkan konsep yang sesuai

pada suatu masalah atau situasi baru. Sehingga penerapan ini satu tingkat

lebih tinggi dari pemahaman karena menggunakan pengetahuan untuk

memecahkan sesuatu.

4. Analisis (Analysis), yaitu kemampuan siswa dapat menguraikan informasi

atau bahan menjadi beberapa bagian dan mendefinisikan hubungan antar

bagian. Analisis lebih tinggi tingkatannya dari penerapan karena menentukan

bagian-bagian dari suatu masalah dan penyelesaian atau gagasan serta

menunjukkan hubungan antar bagian itu.

5. Sintesis (Synthesis), yaitu kemampuan siswa dapat menghasilkan prodak,

menggabungkan beberapa bagian dari pengalaman atau bahan atau informasi


25

baru untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Dengan demikian, berfikir

sintesis merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi dari berfikir analisis.

6. Evaluasi (Evaluation) yaitu kemampuan siswa memberikan penilaian tentang

ide atau informasi baru. Kemampuan mengevaluasi dapat diartikan

mempertimbangkan dan menilai benar salah, baik buruk, bermanfaat dan

tidak bermanfaat.

2.4.3.2 Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ciri-ciri hasil afektif akan

tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif sebagai hasil

belajar ini terdiri dari lima kategori mulai dari yang sederhana sampai yang

kompleks, yaitu:

1. Receveiving (sikap menerima), yakni semacam kepekaan dalam menerima

rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk

masalah, situasi, gejala, dan sebagianya. Tipe ini termasuk kesadaran,

keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau

rangsangan dari luar.

2. Responding (memberikan respons), yakni reaksi yang diberikan oleh

seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar yang meliputi ketelitian

akibat, perasaaan, kepuasan saat menanggapi stimulus yang muncul dari luar

terhadap dirinya.

3. Valuing (penilaian), yaitu menilai atau menghargai artinya menyerahkan

penghargaan kepada suatu aktivitas atau objek. Siswa tidak hanya mau

menerima nilai tetapi juga berkemampuan untuk menilai konsep atau

fenomena yaitu baik ataupun buruk.


26

4. Organization (organisasi), yaitu siswa membentuk suatu sistem nilai yang

dapat menuntun perilaku, meliputi konseptualisasi dan mengorganisasikan.

5. Characterization (karakterisasi nilai), yaitu keteraturan sistem nilai yang

sudah seseorang miliki, berpengaruh pada pola ataupun tingkah laku

pribadinya. Yang tergolong ke dalamnya meliputi kelengkapan nilai serta

karakeristik siswa.

2.4.3.3 Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik yaitu ranah yang berkaitan dengan keterampilan

(skill) atau kemampuan bertindak individu. Berikut beberapa tingkatan

keterampilan, yaitu:

1. Gerakan spontan (keterampilan pada gerakan yang tanpa sadar).

2. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

3. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,

membedakan auditif, motoris, dan sebagainya.

4. Kemampuan dibidang fisik, seperti kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan.

5. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada

keterampilan yang kompleks

6. Keterampilan yang berhubungan dengan komunikasi non-decursive seperti

gerakan ekspresif dan interpretative.

2.4.4 Pengukuran Hasil Belajar

Ranah kognitif untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah

sesuai dengan tujuan yang dikendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Evaluasi

yaitu suatu proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis, dan interpretasi

informasi atau data untuk menentukan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan
27

pembelajaran. Evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat

pertimbangan seberapa efektif suatu program yang telah memenuhi kebutuhan

siswa. selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan

feed back atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan

siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat

penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Melakukan

evaluasi seorang guru dapat mengetahui bagaimana kemampuan siswa tidak

hanya pada penguasaan pengetahuanya tetapi sikap dan keterampilannya.

2.5 Penelitian Terdahulu

2.5.1 Kadek Serijana, dkk (2016), yang berjudul, “Penerapan Model Mind

Mapping Sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA

Pada Siswa Kelas V SDN 2 Penarukan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten

Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016”. Penelitiannya dapat disimpulkan

bahwa, penerapan model pembelajaran Mind Mapping dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa kelas V SDN

2 Penarukan Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat

dari peningkatan yang terjadi pada masing-masing siklus. Terjadi

peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 10,36% dan persentase

aktivitas belajar siswa 63,21% pada siklus I menjadi 73,57% pada siklus

II, terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 25,33% dari data hasil

belajar 62,33% pada siklus I menjadi 87,66% pada siklus II. Ketuntasan

belajar pada siklus I sebesar 30% mengalami penigkatan sebesar 99%.

2.5.2 Ni Putu Stya Prahita, dkk (2014), yang berjudul “Pengaruh Penerapan

Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA Pada


28

Siswa Kelas IV Tahun Pelajaran 2013/2014”. Dalam penelitiannya dapat

disimpulkan bahwa, model pembelajaran Mind Mapping dapat

meningkatkan hasil belajar IPA Pada Siswa Kelas IV Tahun Pelajaran

2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar IPA yang

signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajara dengan model Mind

Mapping dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model

konvensional, dimana perbandingan perhitungan hasil belajar IPA siswa

yang mengikuti pembelajaran dengan model Mind Mapping berada pada

kategori tinggi dengan rata-rata sebesar 13, 70% dan siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan model konvensional kategori sedang dengan rata-

rata sebesar 10, 42%.

Berdasarkan penelitian terdahulu diatas dapat disimpulkan bahwa hal ini

dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang

mengikuti pembelajara dengan model Mind Mapping dan siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan model konvensional, dimana perbandingan perhitungan

hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Mind

Mapping berada pada kategori tinggi dengan rata-rata sebesar 13, 70% dan siswa

yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional kategori sedang

dengan rata-rata sebesar 10, 42%.

2.6 Kerangka Berfikir

Proses kegiatan belajar mengajar hasil belajar yang dicapai siswa berbeda-

beda. Pembelajaran IPA masih rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Proses pembelajaran memungkinkan siswa hanya menerima dan mendengarkan

penjelasan dari guru saja, sehingga proses belajar masih berpusat pada guru.
29

Pembelajaran berlangsung, guru masih mendominasi pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran yang biasa dan belum bervariasi.

Materi pelajaran yang berisi teori-teori guru biasanya mengandalkan

metode ceramah, menugaskan siswa untuk mencatat materi tersebut kemudian

dilanjutkan dengan pemberian soal-soal latihan dan menuntut siswa untuk

mengetahui, memahami dan mengingat materi yang disampaikan. Sehingga

belum terciptanya kegiatan belajar yang aktif, siswa cenderung pasif dan

berkesulitan menguasai pelajaran karena hanya mencatat secara tradisioanal serta

kurang maksimal dalam pencapaian hasil belajar. Berhasil atau tidaknya suatu

proses pembelajaran tergantung pada model pembelajaran yang digunakan oleh

guru. Oleh karena itu, guru harus mampu menggunakan model pembelajaran

yang efektif dan efesien sehingga siswa dapat paham dan ingat materi pelajaran

secara maksimal serta menuntut siswa untuk terlibat aktif sehingga tercipta

suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, maka dibutuhkan model

pembelajaran untuk mengatasinya, salah satu model pembelajaran yang

digunakan yaitu model pembelajaran Mind Mapping (peta pemikiran).

Mind Mapping merupakan metode mencatat yang berbeda dengan

mencatat secara tradisional karena Mind Mapping mengeluarkan gagasannya dan

mencatatanya dengan kreatif menggunakan kombinasi gambar, simbol, bentuk,

dan berwarna-warni sehingga siswa dapat lebih mudah dalam menyerap

informasi yang diterima dibandingkan dengan catatan biasa. Siswa juga akan

terlibat aktif untuk berdiskusi dengan kelompoknya dalam mengeksplor

pengetahuannya. Jadi, model pembelajaran Mind Mapping diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV. Berikut alur kerangka berfikir yaitu
30

sebagai berikut:

Mind Mapping

Menurut Saputri & Sungkono, (2019) Menurut Jensen dan Makowitz


menyatakan bahwa mind Mapping yaitu menjelaskan manfaat dari Mind
teknik meringkas bahan yang akan dipelajari Mapping dimana bertujuan
dan memproyeksikan masalah yang dihadapi membuat materi pelajaran terpola
ke dalam bentuk peta atau teknik grafik secara visual dan grafis yang
sehingga lebih mudah memahaminya. Mind akhirnya dapat membantu
Mapping merupakan teknik visualisasi verbal merekam, memperkuat, dan
ke dalam gambar. mengingat kemabli informasi yang
telah dipelajari (E Silvia, 2020)

Menerapkan Proses Pembelajaran IPA


Menggunakan Media Mind Mapping

AS Lestari, (2021) keunggulan Mind Mapping


selain membantu siswa umtuk meningkatkan Elma, (2020) meningkatkan aktivitas
hasil belajar IPA juga berguna untuk membantu belajar siswa dan sikap yang positif,
siswa menumbuhkan keterampilan dan menambah moivasi belajar dan rasa
kreativitas siswa dalam memetakan konsep- percaya diri bagi siswa,mengasa
kreatif dan keterampilan siswa
konsep pembelajaran IPA sehingga kemampuan
siswa dalam memahami materi pelajaran yang
disampaikan dapat meningkat

Hasil Belajar Siswa

MS Iva, (2014) hasil belajar siswa merupakan kemampuan yang di miliki siswa setelah mengiuti
pembelajaran dengan menggunakan Mind Mapping sehingga terdapat peningkatkan hasil belajar
siswa setelah mengimplementasikan model pembelajaran Mind Mapping pada mata pelajaran
IPA Kelas IV SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang

Hipotesis : Jika siswa kelas IV SDN 1 Landungsari


Kabupaten Malang mengimplementasikan model
pembelajaran Mind Mapping pada mata pelajaran IPA
sehingga terdapat peningkatkan hasil belajar siswa.

Implementasi Model Pembelajaran Mind Mapping Pada Mata Pelajaran IPA Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang

Bagan 2.1 Kerangka Berfikir


31

2.7. Definisi Operasional

Rencana penelitian ini diajukan untuk menjawab problem ketidak

merataan penerapan metode Mind Mapping pada muatan IPA Kelas IV SDN 1

Landungsari. Penelitian ini menggunakan pendekatan atau jeni penelitian

kualitatif. Sementara metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) sebagai berikut:

2.7.1. Mind Mapping

Mind Mapping selain membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar

IPA juga berguna untuk membantu siswa menumbuhkan keterampilan dan

kreatifitas siswa dalam memetakan konsep-konsep dalam pembelajaran IPA

sehingga kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan

dapat meningkat. Hal lain yang penting dalam metode Mind Mapping yaitu dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa dan sikap yang positif, menambah motivasi

belajar dan rasa percaya diri bagi siswa, mengasah kereatif dan keterampilan

siswa.

2.7.2. Pembelajaran IPA Menggunakan Media Mind Mapping

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu rumpun ilmu yang

mempelajari tentang ekosistem alam. Dimana, pengetahuan IPA mendasarkan diri

pada segala hal berkaitan dengan alam yang berlaku secara empiris. Dengan

demikian maka, Mind Mapping yaitu salah satu cara pembelajaran meningkatkan

hasil belajar IPA yang memang jarang dijumapai disekolah. Penggunaan Mind

Mapping ini seorang guru harus merencanakan suasana kelas dan dibangun

sedemikian rupa sehingga para pesrta didik mampu mengekspresikan keratifitas

dan keterampilannya dalam memetakkan konsep-konsep pelajaran IPA. Dalam


32

konteks penelitian ini, peneliti menggunakan Mind Mapping sebagai kerangka

konsep untuk melihat bagaiman efektifitas penerapannya di SDN 1 Landungsari

Kebupaten Malang.

Pembelajaran dengan menerapkan metode Mind Mapping pada muatan IPA

sangat berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif karena dalam proses

pembelajaran siswa sangat berantusias untuk mengikutinya, hasil yang didapatkan

setelah pembelajaran ini sangat memuaskan serta terbentuknya pola pikir kreatif

siswa dimana siswa mampu memikirkan dan menemukan sesuatu yang baru,

menciptakan gagasan-gagasan baru, dan mampu memandang suatu masalah dari

berbagai sudut pandang.

2.7.3. Hasil Belajar Siswa

Adapun kriteria ketuntasan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas

IV SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang yaitu hasil belajar siswa merupakan

kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti pemeblajaran dengan

menggunakan metode Mind Mapping. Adanya peningkatan ataupun ketuntasan

dari seluruh aspek penilaian hasil belajar yang meliputi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan, serta bagaimana penguasaan materi siswa setelah menerapkan

metode Mind Mapping.


33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

3.1.1 Pendekatan

Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif

deskriptif digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan, atau meringkaskan

berbagai kondisi, situasi, fenomena, atau berbagai variabel penelitian menurut

kejadian sebagaimana adanya yang dapat dipotret, diwawancara, diobservasi,

serta yang dapat diungkapkan melalui bahan-bahan documenter (A Sihombing,

2021)

3.1.2 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru dikelas (T Rahman,

2018). Tindakan yang diberikan yaitu penerapan model pembelajaran Mind

Mapping sebagai media. Penelitian ini berfokus pada masalah yang dihadapi

oleh guru dalam pembelajaran IPA, yakni siswa kurang aktif sehingga

berpengaruh terhadap penegtahuan belajarnya dan penelitian ini juga bertujuan

agar siswa menjadi aktif sehingga hasil pengetahuan siswa dapat meningkat.

Proses Penelitian (PTK) merupakan suatu siklus yang dimulai dari perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi proses, pengambilan hasil tindakan

dan refleksi, hingga perbaikan yang diharapkan dapat dicapai (Arikunto, 2012).

Cara pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi 2 tahap yaitu:

pelaksanaan tindakan dan observasi.


34

3.2. Objek Penelitian

Objek penelitian yaitu siswa kelas IV SDN 1 Landungsari Kecamatan Dau

Kabupaten Malang, berjumlah 27 siswa yang terdiri dari laki-laki 12 orangdan

perumpuan 15 orang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian yaitu mendapatkan data. Teknik

pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu:

3.3.1 Tes

Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi,

atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites. Tes digunakan untuk

mengukur sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang

disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan. Secara

umum tes diartika sebagai alat yang dipergunkan untuk mengukur pengetahua

atau penguasaan objek ukur terhadap seperangkat materi tertetu. Peneliti

menggunakan pretest dan postest berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 butir

soal. Mengukur kemampuan hasil belajar biasanya mengguanakan tes sebagai

alat untuk mengukurnya. Mengetahui keberhasilan siswa dapat diukur dengan

teknis tes yaitu tes tulisan berupa pilihan ganda. Tes diberikan pada awal dan

akhir dari pemberian perlakuan. Tes akhir digunakan untuk mengetahui hasil

belajar yang dicapai oleh siswa.

3.3.2 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk mencari dan

mengumpulkan data berupa dokumen-dokumen yang diteliti. Penelitian ini,


35

dokumen-dokumen meliputi daftar nilai, profil sekolah, foto kegiatan penelitian

dan data lain yang peneliti lakukan.

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research)

yang terbagi dalam dua siklus dengan empat tahapan yaitu: perencanaan,

tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi sebagaimana yang ditunjukkan

gambar berikut:

Siklus I

Perencanaan

Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan

Siklus II

Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan
Pengamatan
Dst..

Gambar 3.1 Siklus PTK Spirial Tindakan Kelas Adaptasi dari (Hopkins,
1993 dalam R Safitri, 2017)

3.4.1 Gambaran Umum Siklus I

Siklus I berlangsung selama 2 hari atau 1 kali tatap muka dalam 4 tahap

sesuai dengan kriteria Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)

yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tahap ini merupakan

suatu tahap persiapan untuk melakukan suatu tindakan.


36

Siklus I

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu meliputi

a. Menelaah materi pelajaran IPA di Kelas IV SDN 1 Landungsari

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Mendalami materi pokok dan membuat lembar kerja siswa (LKS) untuk

dua pertemuan dan akan dibagikan kepada empat kelompok. LKS yang

dibuat sesuai dengan dua indikator pembelajaran yang tertera pada RPP.

d. Menyiapkan format observasi untuk melihat kondisi atau keadaan

proses pembelajaran berlangsung melalui penerapan model

pembelajaran Mind Mapping sebagai media.

e. Membuat alat evaluasi berupa lembar tes yang digunakan pada akhir

siklus.

2. Pelaksanaan Tindakan:

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini yaitu kegiatan belajar

mengajar untuk mengimplementasikan materi dan penerapan model

pembelajaran Mind Mapping sebagai media. Adapun perincian kegiatan

pelaksanaan tindakan tersebut yaitu:

a. Kegiatan Awal

1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan dilanjutkan

dengan membaca doa belajar.

2) Guru menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar.

3) Guru menginformasikan penerapan model pembelajaran Mind Mapping

sebagai media yang akan digunakan pada pembelajaran.


37

b. Kegiatan Inti

1) Guru memulai pembelajaran dengan menguraikan contoh masalah.

2) Siswa diberi kesempatan menyelesaikan masalah dengan memilih atau

membangun strategi sendiri (disampaikan batasan waktu).

3) Guru memfasilitasi, antara lain dengan menyiapkan alat peraga atau

media yang lain seperti lembar kerja ataupun lembar tugas.

4) Setelah batasan waktu yang diberikan habis, beberapa siswa menjelaskan

caranya menyelesaikan masalah (informal). Tidak mengintervensi siswa

selama belum selesai mengutarakan idenya.

5) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk mengemukakan

pendapat dalam kegiatan diskusi maupun dalam melakukan persentasi di

depan kelas.

6) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk menyelesaikan soal LKS

kemudian mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.

7) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

8) Siswa diharapkan dapat menentukan apakah penyelesaian sudah benar

atau belum, dengan memeriksa kembali jawaban yang akhirnya dapat

menginterpretasikan penyelesaian tersebut terhadap permasalahan yang

terdapat dalam soal LKS.

9) Guru meminta siswa merenungkan materi yang baru saja dipelajari.

10) Guru secara perlahan membawa siswa ke pembelajaran formal.

c. Kegiatan Akhir

1) Guru membimbing siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari

dalam pembelajaran sesuai tujuan akan dicapai.


38

2) Guru melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau

terhadap hasil pembelajaran.

3) Guru memberikan tugas/latihan secara individu untuk dikerjakan

dirumah.

4) Pada akhir siklus pertama dilangsungkan tes untuk mengukur

penguasaan materi pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran

Mind Mapping sebagai media.

3.5 Tahap Observasi

Selama kegiatan berlangsung, guru melakukan pengamatan terhadap seluruh

aktivitas dan kinerja kelompok siswa dengan menggunakan lembar (format)

observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Untuk kejadian dicatat oleh peneliti

dengan bantuan teman sejawat. Hasil tes pada akhir siklus pertama menjadi bahan

untuk melakukan evaluasi terhadap kekurangan-kekurangan pembelajaran

matematika pada siklus kedua.

3.6 Tahap Refleksi

Refleksi siklus dilakukan pada hasil belajar yang diperoleh siswa.

Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus pertama akan diperbaiki pada

siklus selanjutnya.

Siklus II

Siklus kedua dilakukan dengan tetap mengacu pada prosedur kegiatan yang

sama pada siklus pertama yang meliputi perencanaan, tindakan, observasi atau

evaluasi dan refleksi. Hanya saja, pada siklus kedua aktivitas perencanaan dan

tindakan senantiasa bertolak pada upaya perbaikan atau koreksi terhadap

kekurangan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus pertama sehingga inovasi


39

tindakan pada siklus kedua lebih berorientasi pada tindakan korektif untuk

mencapai hasil yang lebih maksimal sebagaimana diharapkan dari intervensi

tindakan dan seterusnya pada siklus selanjutnya jika dibutuhkan.

3.7 Tempat dan Waktu Penelitian

3.7.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Landungsari Kecamatan Dau

Kabupaten Malang Tahun ajaran 2022/2023. Pelaksanaan penelitian ini melihat

adanya pertimbangan sebagai berikut: peneliti menemukan permasalahan pada

saat observasi awal ditunjukan melihat kondisi masih ada 17 siswa memiliki

nilai dibawah KKM.

3.7.2 Waktu Penelitian

Peneliti melakukan pelaksanaan penelitian ini dengan menentukan melihat

ketersediaan waktu dari sekolah tempat penelitian dan memperhatikan setiap

langkah yang harus dilakuka serta mempersiapkan apa saja yang akan

dilakukan pada saat pelaksanaan penelitian berlangsung. Penelitian ini di

laksanakan dua siklus, Waktu pelaksanaan sebagai berikut:

Kegiatan Siklus I : 01 Maret 2023

Kegiatan Siklus II : 07 Maret 2023

Penelitian ini, dilaksanakan dua siklus. Masing-masing penelitian meliputi

tiga tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, dan refleksi.


40

3.8 Teknik dan Intrumen Pengumpulan Data

3.8.1 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti

dapat dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama tindakan

penelitian dilaksanakan. Laksana, (2016) menyatakan bahwa observasi atau

pengamatan yaitu suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan

mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

Berdasarkan pengertian diatas metode observasi dapat disimpulkan suatu cara

pengambilan data melalui pengamatan melalui pengamatan langsung terhadap

situasi atau peristiwa yang ada di lapangan.

Adapun hal yang di observasi yaitu bagaimana proses pembelajaran

berlangsung, dari situ peneliti melihat masih bannyak siswa yang kurang aktif

saat peroses kegiatan pembelajaran berlangsung dan melihat raport nilai hasil

pembelajaran siswa dari situ peneliti melihat bahwa pada muatan IPA masih

bayank siswa yang belum memenuhi kriteria ketutasan minimum.

Pelaksanaan penelitian ini, penulis melakukan kegiatan pengamatan

penggunaan media Mind Mapping untuk meningkatkan hasil belajar siswa

kelas IV SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang. Penilaian aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik.

2. Wawancara

Tindakan wawancara menggunakan pedoman wawancara yang sudah

dibuat dan secara garis besar pengembangannya dilaksanakan pada saat


41

wawancara sedang berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data

tambahan untuk mengecek keabsahan data hasil observasi yang telah

dilakukan. Wawancara ini dilakukan dengan bantuan Hand Phone untuk

merekam jawaban sumber wawancara pada hasil pelaksanaan siklus I dan

siklus II juga dicatat oleh pewawancara. Wawancara ini dilakukan dengan guru

wali kelas IV SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang.

Selain itu (MT Hidayat, 2020) mengemukakan bahwa wawancara

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam satu topik. Pada

penelitian ini, dilakukan wawancara yang disusun sedemikian rupa guna untuk

mendapatkan data yang lebih banyak dari sekolah maupun dari hasil observasi

yang sudah dilakukan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti

kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui

suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung

oleh subjek yang bersangkutan (Sugiyono, 2017). Dokumentasi dilakukan

dengan menggunakan alat seperti kamera Hand Phone, video recorder dan

sebagainya untuk mendokumentasikan aktivitas selama penelitian berlangsung.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang tersimpan dalam

bahan yang berbentuk dokumentasi yang berkaitan dengan penggunaan media

Mind Mapping untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1

Landungsari Kabupaten Malang.


42

3.8.2 Intrumen Pengumpulan Data

Menurut Trianto (2010), mengatakan bahwa arti penelitian tindakan kelas

secara luas yaitu sebagai penelitian yang berorientasikan pada penerapan

tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada

sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat

tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat

menyempurnakan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi

sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Oleh sebab itu, penelitian ini instrumen

yang digunakan untuk memperoleh data berdasarkan rumusan masalah di atas

yaitu sebagai berikut: Intrumen observasi nilai tes siswa untuk melihat

peningkatan hasil belajar siswa

1. Metode Tes

Metode Tes. Menurut Sanjaya dalam EY Awe (2019), tes instrumen

pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif,

atau tingkat penguasaan materi pembelajatan. Tes yaitu seretan pertanyaan atau

serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,

intelegency, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh peserta individu atau

kelompok.tes disusun mengacu pada indikator dan KD yang telah ditetapkan

dengan menggunakan pilihan ganda berjumlah 20 soal yang terlampir.


43

KISI-KISI SOAL SIKLUS I

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Siklus I

Nomor Aspek Tingkat Skor


KD Indikator Soal Kognitif Kesukaran
C1 C2 C3 Md Sd Skr
Mengidentifikasi Menentukan cara 1,2,3,4,5 5
mata pelajaran penyelesaian mata
IPA melalui Mind pelajaran IPA
Mapping dan melalui Mind
pembagian Mapping
Menyajikan Menyajikan 6, 7, 8, 5
laporan hasi laporan hasil 9,10
pengamatan dan pengamatan
penelusuran tentang mata
tentang mata pelajaran IPA
pelajaran IPA melalui Mind
melalui Mind Mapping
Mapping
Keterangan : C1: Pengetahuan C2: Sikap C3: Keterampilan

Md: Mudah Sd: Sedang Skr: Sukar

KISI KISI SOAL SIKLUS II

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Siklus II

Nomor Aspek Tingkat Skor


KD Indikator Soal Kognitif Kesukaran
C1 C2 C3 Md Sd Skr
Membandingkan hasil Menentukan cara 1,2,3,4,5 5
sebelum dan sudah penyelesaian mata
siklus ke 2 dalam mata pelajaran IPA
pelajaran IPA melalui melalui Mind
Mind Mapping Mapping
Menyajikan mata Menuliskan 6, 7, 8, 5
pelajaran IPA melalui petunjuk tentang9,10
Mind Mapping mata pelajaran IPA
melalui mind
Mapping
Keterangan : C1: Pengetahuan C2: Sikap C3: Keterampilan

Md: Mudah Sd: Sedang Skr: Sukar


44

2. Metode Observasi

Metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa di

kelas saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model

pemeblajaran Mind Mapping.

Tabel 3.3 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru Siklus I

No Aspek Skor
Penilaian Indikator Deskriptor 1 2 3 4
1. Membuka Apersepsi 1. Guru membuka pelajaran dengan salam,
Pelajaran doa,dan mengecek kehadiran siswa.
2. Guru menanyakan kesiapan siswa untuk
belajar dan kesiapan alat-alat belajar.
3. Guru mengemukakan kompetensi yang
akandicapai.
4. Guru menjelaskan tujuanpembelajaran.
2. Melaksanaka a. Peyampaian 1. Guru menyampaikan materi muatan IPA
nKegiatan materi tentang struktur dan fungsi tumbuhan
Inti 2. Guru membagi siswa kedalam beberapa
kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3
sampai 4 siswa.
3. Guru merencanakan dan memberi
bimbingan pelatihan awal
4. Guru mengecek apakah siswa telah
berhasil melakukan tugas dengan baik,
dan memberi umpan balik.
b. Penggunaan 1. Direncanakan pengunaan suatu macam
media media atau lebih.
2. Media yang direncanakan sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
3. Media yang digunakan sesuai untuk
mencapai kompetensi yang akan
dicapai.
4. Media yang digunakan memperjelas
pemahamanmateri pelajaran siswa.
c. Penggunaan 1. Ucapan jelas dan mudahdipahami
Bahasa 2. Menggunakan kosa kata dan tata
bahasa baku.
3. Kalimat-kalimat yang digunakan
bervariasi tidak monoton.
4. Pembicaaan lancar dan tidak tersendat-
sendat.
d. Rasa percaya 1. Tatapan mata dan gerak tubuh
diri dan menunjukkan sikap tenang.
penampilan 2. Nada suara dan intonasi menunjukkan
sikap tegas, optimis, dan tidak ragu-
ragu.
3. Merespon setiap pertanyaan, tanggapan
atau saran dari siswa dengan emosi yang
stabil (tidak larut dengan emosi siswa).
4. Cara berbusana dan berdandan sopan,
sederhana, dan wajar, sikap santun dan
menghargai semua siswa.
45

4. Kegiatan Menutup 1. Guru memberikan kesimpulan terkait


Akhir Pembelajaran materi yang diberikan.
2. Guru melakukan kegiatan tindak lanjut
dalam pemberian tugas kepada siswa.
3. Guru memberi motivasi kepada siswa
agar mengulangi pelajaran dirumah.
4. Doa Penutup dan salam.
Jumlah Skor
Skor Rata-rata
Keterangan:
1. Jika 4 deskriptor tampak maka nilai skor 4

2. Jika 3 deskriptor tampak maka nilai skor 3

3. Jika 2 deskriptor tampak maka nilai skor 2

4. Jika 1 deskriptor tampak maka nilai skor 1

Kriteria Keterlaksanaan :

1 = Sanagt buruk

2 = Buruk

3 = Baik

4 = Baik sekali

Total skor (perolehan)


Nilai = X 100%....Tampubolon (2014)
skor maksimal

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penlitian ini yaitu melalui data

kulaitatif dan kuantitatif yang diperoleh pada saat proses pembelajaran melalui tes

hasil belajar siswa.

3.9.1 Analisis Kuantatif

Analisis kuantitatif ini dilakukan untuk melihat penigkatan hasil belajar

menggunakan tes tertulis.

Analisi data dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


46

1. Menghitung rata-rata keterangan:

X= Nilai rata-rata = Jumlah nilai tes seluruh siswa

n=Banyak data

2. Menghitung peresentasi P= X 100%

KETERANGAN

P= Angka peresentase

N= jumlah frekuensi yang sedang dicari presentasenya F=Ferkuenso

yang sedang dicari presetasenya (Anas Sudjiono dalam (Anon 2020)

3.9.2 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dilakukan untuk melihatsiswa saat proses pemeblajaran

berlangsung melalui observasi. Hasil perolehan data dicari dalam instrumen yang

telah disedikan, data yang dikumpulkan dianalisis kualitatif dan disajikan secara

kualitatif dalam bentuk presentase (%)

3.10 Evaluasi dan Refleksi

Hasil yang dipakai dalam tahap ini dikumpulkan, guru dan observer

melakukan diskusi dan menganalisis hasil dari proses pembelajaran yang

dilaksanakan. Hasil dari analisis tersebut dijadikan sebagai landasan untuk siklus

berikutnya, sehingga antara siklus pertama dengan siklus kedua ada

kesinambungan, dan kelemahan–kelemahan pada siklus pertama akan

disempurnakan pada siklus kedua, hingga pada siklus berikutnya akan lebih

meningkat dari pada siklus sebelumnya.

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, membuang
47

data-data yang tidak diperlukan agar memberikan gambaran yang lebih jelas,

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila sewaktu-waktu diperlukan (Sugiyono, 2013).

Penelitian ini, reduksi dilaksanakan setelah memperoleh data-data yang

berkaitan dengan penerapan model pembelajaran Mind Maping, dan faktor

faktor yang mempengaruhi, baik daktor pendukung maunpun faktor

penghambat yang diperoleh melalui wawancara dan pengamatan terhadap

seluruh warga sekolah yang terlibat dalam pembelajaran IPA pada kelas IV

SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang. Pengumpulan Data Display Data

Reduksi Data Penarikan Kesimpulan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya. Menurut

Miles and Huberman dalam E Puspitasari, (2021) menjelaskan bahwa dalam

penelitian kualitatif yang paling sering digunakan untuk menyajikan data yaitu

dengan teks yang bersifat naratif. Tujuan dari display data yaitu untuk

mempermudah dalam memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Penelitian ini

penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat.

3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)

Kesimpulan awal dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan

akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung

tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan mungkin dapat menjawab

rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, akan tetapi mungkin juga tidak,
48

karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

sementara dan akan berkembang setelah berada di lapangan. Akan tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan oleh peneliti merupakan kesimpulan yang kredibel (Sugiyono,

2013).
49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan di SDN 1 Landungsari

Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada 2

tahap siklus tindakan untuk dapat menemukan bagaimana penerapan model

pembelajaran Mind Mapping untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPA kelas IV SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang materi tentang

struktur dan fungsi bagian tumbuhan. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan,

mulai dari pelaksanaan, pengamatan tahap studi awal yang dilakukan sampai

dengan pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 data yang diperoleh sebagai berikut:

4.1.1. Deskripsi Data Awal

Kegiatan awal ini dilakukan di SDN 1 Landungsari pada tanggal 01 Maret

2023. Data awal yang diperoleh dalam pelaksanaan sebelumnya dilakukan siklus

yaitu dari hasil wawancara dengan guru kelas 4 SDN 1 Landungsari Kabupaten

Malang menunjukkan bahwa siswa kelas IV sebanyak 27 siswa dan terdapat 17

orang siswa yang belum mencapai kreteria ketuntasan minimum (KKM) dalam

pembelajaran IPA khususnya tentang struktur dan fungsi bagian tumbuhan.

Kendalanya karena guru jarang menggunakan model pembelajaran, media

pembelajaran dan metode pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran IPA

pada saat pembelajaran guru lebih sering menggunakan papan tulis dan buku

teks sebagai media.

Berdasarkan hasil data awal yang dilakukan data yang diperoleh

menunjukkan bahwa ada 17 siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasa


50

minimum dalam pembelajaran IPA khususnya tentang struktur dan fungsi bagian

tumbuhan. Adapun data yang diperoleh dari guru kelas.

4.1.2 Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I

4.1.2.1 Siklus I

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu sebagai berikut: a)

Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan

mempertimbang atau memperhatikan kelebihan dan kekurangan siswa untuk

mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal dalam penerapan siklus yang

telah direncanakan, b) Menyiapkan media pembelajaran Mind Mapping struktur

dan fungsi bagian tumbuhan yang akan digunakan dalam pembelajaran di

kelas, c) Menyiapkan lembar observasi dan lembar penilaian untuk melihat

hasil peningkatan belajar siswa berupa penilaian dan sikap, d) menyiapkan

pedoman wawancara yang akan di lakukan dengan guru kelas untuk melihat

bagaimana perkembangan penerapan model pembelajaran Mind Mapping

untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi bagian

tumbuhan, e) Menyiapkan lembar LKS yang dapat digunakan untuk mengukur

hasil belajar siswa setelah adanya penerapan model pembelajaran Mind

Mapping untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada struktur dan fungsi

bagian tumbuhan.

2. Pelaksanaan

Pada pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan

pada hari Rabu, 01 Maret 2023 dan Kamis, 02 2023. Dalam pelaksanaan proses

pembelajaran di kelas ini peneliti dibantu oleh rekan saya Yeremias


51

Etolaleng untuk mendokumentasikan selama proses kegiatan pembelajaran

yang sedang berlangsung di kelas IV. Deskripsi proses pelaksanaan tindakan

siklus I secara rinci pada kegiatan awal, inti, dan penutup pada setiap

pertemuan, dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pertemuan Pertama

Pelaksanan tindakan pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari

Kamis, 01 Maret 2023. Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran

sebanyak 27 orang siswa. Pada pertemuan pertama guru menjelaskan tujuan

pembelajaran pada mata pelajaran muatan IPA yang akan dicapai

menggunakan penerapan model pembelajaran Mind Mapping. Adapun

langkah-langkah model pembelajaran Mind Mapping sebagai berikut: a)

Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran

siswa, b) Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa.

c) Menyanyikan salah satu lagu wajib yaitu Indonesia Raya, d) Siswa

memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan, manfaat dan aktivitas

pembelajaran yang akan dilakukan, e) Guru melakukan apersepi mengenai

materi pelajaran yang telah disampaikan minnggu lalu dan memberikan

gambaran umum megenai materi pembelajaran yang akan disampaikan

sekarang, f) Siswa mengamati gambar yang ditunjukkan oleh guru, dan

menyebutkan bagian tumbuhan tersebut, g) Melalui media Mind Maping,

guru menyebutkan masing-masing struktur dan fungsi bagian tumbuhan

tersebut secara singkat, h) Setelah menjelaskan materi pembelajaran, siswa

difasilitasi untuk bertanya mengenai materi yang sedang diajarkan, i) Siswa

mengamati penjelasan guru dalam membuat peta konsep/Mind Mapping


52

dari materi yang disampaikan, j) Siswa dibagi kedalam kelompok yang

beranggotakan 4 sampai 5 orang anak. Setiap kelompok telah membawa

kertas karton, pesil warna dan buku teks IPA mengenai struktur dan fungsi

bagian tumbuhan, k) Setiap kelompok membuat Mind Mapping mengenai

materi yang diajarkan sesuai dengan apa yang siswa tangkap. Guru

membimbing siswa dalam pembuatan Mind Mapping sesuai dengan materi

yang diajarkan, l) Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya kepada

temannya, m) Siswa diberikan soal evaluasi mengenai meteri yang telah di

pelajari mengunakan model pembelajaran Mind Mapping, n) Siswa dan

guru berdiskusi tentang kesulitan yang dihadapi siswa, kemudian guru

meluruskan kekeliruan yang dilakukan siswa, o) Siswa bersama guru

melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung Siswa

bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran, p) Siswa menyimak

penjelasan guru tentang aktivitas pembelajaran pada pertemuan selanjutnya,

q) Siswa menyanyikan lagu ‘Dari Sabang Sampai Merauke’, r) Siswa

melakukan operasi semut untuk menjaga kebersihan kelas, s) Kelas ditutup

dengan doa bersama dipimpin salah seorang siswa.

Gambar 4.1 Dokumentasi Membuka Pembelajaran dengan Salam

Guru meminta ketua kelas maju kedepan untuk memimpin doa. Setelah

berdoa guru meminta siswa untuk berdiri dan bernyanyi salah satu lagu

wajib yaitu Garuda Pancasila seacara bersama-sama. Guru meminta siswa


53

menyiapkan peralatan tulis sebelum pembelajaran dimulai.

Gambar 4.2 Berdoadan Menyanyikan Lagu Garuda Pancasila

Kegiatan inti dimulai dengan guru menjelaskan materi tentang struktur dan

fungsi bagian tumbuhan.

Gambar 4.3 Menjelaskan Materi Tentang Struktur dan Fungsi Bagian


Tumbuhan

Selanjutnya guru menjelaskan tentang penggunaan model

pembelajaran Mind Mapping dan penggunaan metode yang sesuai dengan

model pembelajaran yang diterapkan di kelas yaitu menggunakan metode

ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, penugasan.

Gambar 4.4 Dokumentasi Menjelaskan


Model Pembelajaran Mind Mapping

Guru membagi siswa kedalam 4 kelompok dan masing- masing

kelompok mebuat contoh Mind Mapping sesuai tentang struktur dan fungsi

bagian tumbuhan.
54

Gambar 4.5 Dokumentasi Membuat


Contoh Mind Mapping

Kegiatan akhir pembelajaran guru bersama dengan siswa melakukan

kegiatan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan bersama.

Selanjutnya guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi apa saja yang

telah mereka pelajari. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari

pada pertemuan selanjutnya. Berikutnya guru menutup kegiatan

pembelajaran dengan doa.

b. Hasil Belajar Pertemuan I

Tes hasil belajar siswa pada pertemuan 1 pada siklus 1 dilakukan

setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Mind Mapping Tes yang diberikan berupa tes evaluasi

sebanyak 20 nomor pilihan ganda. Tes ini bertujuan untuk mengetahui

pemahaman siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran tentang

struktur dan fungsi bagian tumbuhan. Hasil belajar dari setiap siswa pada

pertemuan I dan mengenai presentase ketuntasan hasil belajar siswa dapat

dilihat pada tabel berikut.


55

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I


NO Nama NILAI KRITERIA
1 AT 60 Belum tuntas
2 AN 90 Tuntas
3 ASA 70 Belum tuntas
4 ABL 60 Belum tuntas
5 AAP 70 Belum tuntas
6 ESS 80 Tuntas
7 FDA 70 Belum tuntas
8 GMA 80 Tuntas
9 HAD 70 Belum tuntas
10 IA 70 Belum tuntas
11 IR 60 Belum tuntas
12 KHS 80 Tuntas
13 KAM 60 Belum tuntas
14 LR 80 Tuntas
15 LP 70 Belum tuntas
16 MHA 60 Belum tuntas
17 Dwi 50 Belum tuntas
18 MDB 70 Belum tuntas
19 MHH 70 Belum tuntas
20 MIF 70 Belum tuntas
21 NTA 80 Tuntas
22 PFA 80 Tuntas
23 SAZ 90 Tuntas
24 SMP 80 Tuntas
25 TAS 60 Belum tuntas
26 ZZC 70 Belum tuntas
27 ZAF 80 Tuntas
Jumlah Seluruh Nilai : 1.930

Nilai Rata-Rata : 71,48 Presentase

Presentase Ketuntasan Belajar : 37,03 %

Berdasarkan tabel diatas pada nilai belajar pada pertemuan 1 jika

dianalisis dengan rumus:

Nilai rata-rata= Jumlah nilai seluruh siswa


Jumlah siswa

N = 1.930= 71,48

27

Sedangkan siswa yang tuntas 10 orang jika dimasukan dalam rumus:

Jumlah siswa yang tuntas


Presentase = x 100
Jumlah siswa
56

10
P= x 100%
27

= 37,04 %

c. Pertemuan Kedua

Pelaksanan tindakan pada pertemuan kedua dilaksanakan di SDN 1

Landungsari pada hari Kamis 02 Maret 2023. Jumlah siswa yang

mengikuti pembelajaran sebanyak 27 siswa. Pada pertemuan kedua untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran

Mind Mapping materi tentang struktur dan fungsi bagian tumbuhan. Guru

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yaitu

dengan penerapan model pembelajaran Mind Mapping untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Jenis-jenis Pekerjaan yang

telah dibuat. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua tidak jauh beda

dengan pertemuan pertama. Pertemuan ini mencakup 3 kegiatan

pembelajaran yaitu kegiatan awal, inti dan penutup.

Kegiatan awal pembelajaran yang dilalukan bersama siswa yaitu

membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama. Mengecek

kehadiran siswa dan mengecek kesiapan siswa dalam menerima

pembelajaran. Guru mengajak siswa untuk bernyani lagu “ Tik tik bunyi

hujan”

Gambar 4.6 Dokumentasi Siswa Mengerjaakan Soal Evaluasi


57

Selanjutnya guru bertanya mengenai materi sebelumnya mengenai

tentang struktur dan fungsi bagian tumbuhan Setelah selesai menjelaskan

tujuan pembelajaran supaya siswa dapat menjelaskan tentang struktur dan

fungsi bagian tumbuhan. Kegiatan inti siswa diminta untuk

memndengarkan penjelasan guru tentang tentang struktur dan fungsi

bagian tumbuhan. Selanjutnya guru memberikan penjelasan mengenai

struktur dan fungsi bagian tumbuhan dan siswa memperhatikan penjelasan

guru. Selanjutnya guru membagi siswa kedalam 4 kelompok yang mana

setiap kelompok ada 4 orang dan 5 orang dari setiap kelompok membuat

contoh Mind Mapping sesuai dengan materi tentang struktur dan fungsi

bagian tumbuhan. Pada pertemuan kedua ini siswa diminta untuk duduk

sesuai dengan tempat duduk masing-masing untuk mengerjakan soal

evaluasi siklus 1 LKS (Lembar Kerja Siswa) secara mandiri.

Kegiatan akhir dalam proses pembelajaran pertemuan ketiga ini

guru bersama siswa melakukan kegiatan refleksi dan menyimpulkan

materi pembelajaran yang sudah dipelajari. Selanjutnya guru memberitahu

siswa tentang pelajaran yang akan dipelajari hari berikutnya. Guru

menutup pembelajaran dengan doa.

d. Hasil Belajar Siswa siklus I Pertemuan II

Hasil tes akhir belajar siklus I pertemauan II dapat dilihat pada tabel

berikut.
58

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II


NO Nama Nilai KRITERIA
1 AT 70 Belum tuntas
2 AN 90 Tuntas
3 ASA 80 Tuntas
4 ABL 60 Belum tuntas
5 AAP 70 Belum tuntas
6 ESS 80 Tuntas
7 FDA 80 Tuntas
8 GMA 90 Tuntas
9 HAD 70 Belum tuntas
10 IA 80 Tuntas
11 IR 70 Belum tuntas
12 KHS 90 Tuntas
13 KAM 80 Tuntas
14 LR 80 Tuntas
15 LP 70 Belum tuntas
16 MHA 70 Belum tuntas
17 Dwi 70 Belum tuntas
18 MDB 80 Tuntas
19 MHH 80 Tuntas
20 MIF 70 Belum tuntas
21 NTA 80 Tuntas
22 PFA 80 Tuntas
23 SAZ 90 Tuntas
24 SMP 80 Tuntas
25 TAS 70 Belum tuntas
26 ZZC 80 Tuntas
27 ZAF 80 Tuntas
Jumlah Seluruh Nilai : 2.090

Nilai Rata-Rata : 77.41

Presentase ketuntasan belajar : 59,26%

Berdasarkan tabel diatas pada nilai belajar pada pertemuan II jika

dianalisis dengan rumus:

Nilai rata-rata= Jumlah nilai seluruh siswa


Jumlah siswa
N = 2.090 = 77.41
27

Siswa yang tuntas yaitu 16 orang jika dimasukan dalam rumus

Jumlah siswa yang tuntas


Presentase= x 100
Jumlah siswa

17
P= x 100%
27
59

= 59,26%

Berdasarkan hasil tes belajar pada siklus 1 pertemuan II maka

presentase ketuntasan pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.2 diatas,

diketahui dari 27 siswa yang mengikuti pembelajaran tentang struktur

dan fungsi bagian tumbuhan pada pertemuan II jumlah siswa yang

belum tuntas sebanyak 10 orang siswa.

Presentase ketuntasan siklus 1 pertemuan 1 dan II dapat dilihat

pada digaram peningkatan hasil belajar dibawah ini.

Siklus I
70,00

60,00

50,00
ketuntasan
Persentase

40,00

30,00 59,26

20,00 37,04

10,00

0,00
Pertemuan 1 Pertemuan 2

Gambar 4.7 Diagram Nilai Hasil Belajar Siklus I


Dari hasil tes belajar yang diperoleh pada siklus 1 nilai akhir yang

diperoleh pada pertemuan 1 dengan presentase 37,04% sedangkan pada

pertemuan ke II meningkat menjadi 59,26%, maka dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar siswa muatan IPA dengan materi struktur dan fungsi

timbuhan dengan menggunakan model Pembelajaran Mind Mapping

dikelas IV SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang dalam kategori sedang,

sehingga dalam pemblajaran IPA siklus I pertemuan satu dan dua belum
60

memenuhi indikator keberhasilan (KKM) dan penelitian akan

dilanjutkan pada siklus II.

3. Tahap Observasi

Pada tahap observasi, observer melakukan pengamatan pada kegiatan

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan siswa

menggunakan lembar pengamatan. Lembar pengamatan terdiri dari 2 bagian

yaitu lembar pemantauan aktivitas guru dan aktivitas siswa untuk mengetahui

perbedaan setelah menggunakan model pembelajaran Mind Mapping.

a. Lembar aktivitas guru siklus I pertemuan I dan II

Pada penelitian tindakan kelas ini, aktivitas guru yang diamati mulai dari

membuka pelajaran hingga kegiatan menutup pelajaran dari hasil pengamatan

yang dilakukan secara keseluruhan pelaksanaan kegiata pembelajaran IPA

menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dapat dilihat pada tabel

berikut.

1. Lembar aktivitas guru siklus I pertemuan I

Gambar 4.8 Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I


61

Pada tabel observasi aktivitas guru diatas jika dianalisis dengan rumus maka:

NR = Jumlah siswa yang tuntas


x 100
Jumlah siswa

20
N= x 100%
24

= 83,33%
62

2. Instrumen aktivitas guru siklus 1 pertemuan 2

Gambar 4.9 Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II


63

Pada tabel observasi aktivitas guru diatas jika dianalisis dengan rumus maka:

NR = Jumlah siswa yang tuntas


x 100
Jumlah siswa

21
X= x 100%
24

= 87,5%

Berdasarkan analisis diatas aktivitas guru siklus 1 pertemuan 2 penerapan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Mind Mapping sudah


64

terlaksana dengan baik dimana hasil observasi yang sudah dianalis presentase

nilai rata-rata yaitu 83,33% dilihat pada presentase taraf keberhasilan observasi

yaitu masuk pada kategori sangat baik.

b. Lembar aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 dan 2

Pada penelitian tindakan kelas ini, pengamatan dilakukan dari awal

kegiatan pembelajaran sampai dengan akhir kegiatan pembelajaran

pengamatan dilakukan terhadap aktivitas siswa selama berlangsungnya

tindakan pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

1. Instrumen observasi siswa siklus I pertemuan I

Gambar 4.10 Lembar observasi siswa siklus I pertemun I


65

Pada tabel observasi aktivitas siswa diatas jika dianalisis dengan rumus maka:

NR = Jumlah siswa yang tuntas


x 100
Jumlah siswa
19
N= x 100%
24

= 79,16%
66

2. Instrumen observasi siswa siklus I pertemuan II

Gambar 4.11 Lembar observasi siswa siklus I pertemun II


67

Pada tabel observasi aktivitas siswa diatas jika dianalisis dengan rumus maka:

NR = Jumlah siswa yang tuntas


x 100
Jumlah siswa
20
N= x 100%
24

= 83,33%
68

4. Wawancara

Tindakan wawancara menggunakan pedoman wawancara yang

sudah dibuat. Wawancara ini dilakukan dengan guru wali kelas IV SDN 1

Landungsari Kabupaten Malang pada tanggal 03 maret 2023. Adapun

hasil wawancara sebagai berikut : Menurut ibu Yulaikah, 03 maret 2023

pada penerapan model pembelajaran Mind Mapping sudah cukup bagus

dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada materi struktur dan

fungsi tumbuhan namum masih ada yang harus diperbaiki yaitu

penguatan materi yang di jelaskan dalam proses pembelajaran di kelas,

terdapat beberapa siswa yang belum aktif dan masih ada siswa yang

kurang aktif didalam kelompok diskusi. Oleh karena itu penerapan model

pembelajaran Mind Mapping untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada materi struktur dan fungsi tumbuhan pada pelaksanaan siklus I

pertemuan Kedua sudah meningkatkan hasil belajar namun ada beberapa

kekurangan yang harus diperbaiki di siklus II

5. Dokumentasi

Pelaksanaan siklus I pada kegiatan dokumentasi yang dilakukan

dengan menggunakan hand phone untuk mendokumentasi aktivitas belajar

mengajar selama penelitian berlangsung.

6. Refleksi

Dari hasil pengamatan oleh peneliti melalui aktivitas siswa siklus I

di kelas IV ditemukan melalui observasi pembelajaran didalam kelas

hal-hal sebagai berikut:

a. Masih banyak siswa yang kurang aktif bertanya saat pembeljaran


69

berlangsung.

b. Masih ada siswa yang kurang aktif dalam kegiatan berdiskusi

didalam kelompok.

c. Penggunaan model pembelajaran Mind Mapping pada materi

struktur dan fungsi tumbuhan sudah cukup meningkat.

Pelaksanaan siklus pertama pertemuan I dan II siswa belum

mencapai indikator keberhasilan hasil belajar sebagaimana yang

ditetapkan karena masi terdapat kekurangan dalam pelaksanaan

pemblajaran. oleh karena itu, peneliti perlu melakukan perbaikan pada

siklus berikutnya. setelah peneliti menganalisis hasil pengamatan dari

siklus pertama pertemuan I dan II dapat kita lihat bahwa adanya

peningkatan terhadap hasil belajar siswa namun belum memenuhi

kriteria ketuntasan belajar maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus

berikutnya yaitu siklus II.

4.1.3 Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II

4.1.3.1 Siklus II

Siklus II ini peneliti akan memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam

proses pemblajaran pada siklus sebelumnya. adapun kegiatan yang akan

dilakukan pada siklus yang kedua ini yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Siklus II

Tahap perencanaan langkah pelaksanaan siklus II dapat diuraikan yaitu

pemilihan materi dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran II.

Perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II ini didasarkan hasil

refleksi pada siklus. Pada siklus ini guru lebih menekankan pada penjelasan
70

materi dan merangsang siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran, memantau

kesulitan siswa dan memotivasi siswa untuk semangat dalam berdiskusi atau

bekerja sama. Materi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu materi tentang

struktur dan fungsi tumbuhan pada mata pelajaran IPA. Selanjutnya peneliti

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Guru menyiapkan media

membuat lembar observasi dan lembar evaluasi siklus II.

2. Tahap Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus ke II dilaksanakan pada hari Senin 7

Maret 2023 dan Selasa 8 Maret 2023. Pada pelaksanaan siklus II yaitu lanjutan

dari siklus I dan berfungsi untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada

siklus sebelumnya agar hasil penerapan model pembelajaran Mind Mapping

dapat dikatakan maksimal memenuhi kriteria ketuntasan belajar maksimal dalam

pelajaran IPA

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama guru akan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dengan penerapan model pembelajaran Mind Mapping. Adapun

langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

Kegiatan awal guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa yang

dipimpin oleh ketua kelas. Selanjutnya guru menanyakan kabar siswa dan

mengecek kehadiran siswa.


71

Gambar 4.12 Dokumentasi siswa aktif bertanya saat pembelajaran

Guru memberikan apersepsi yaitu dengan memberikan beberapa pertanyaan

agar siswa mengingat kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan yang

lalu. Mengenai Jenis-jenis Pekerjaan. Selanjutnya guru memberikan motivasi

kepada siswa dengan cara menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu mengenai

struktur dan fungsi tumbuhan.

Gambar 4.13 Dokumentasi Mengamati Siswa Diskusi Kelompok

Gambar 4.14 Dokumentasi Siswa Mempersentasikan Diskusi


Kelompok di Depan Kelas

Kegiatan inti guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 4-5

orang siswa. Kemudian dilanjutkan dengan guru menjelaskan materi tentang

Jenis-Jenis Pekerjaan selanjutnya guru memberikan contoh di papan tulis.


72

Setelah menjelaskan materi kemudian guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum paham. Setelah itu guru

memberikan soal kepada siswa dan setiap kelompok membuat contoh Mind

Mapping yang berbeda mengenai struktur dan fungsi bagian tumbuhan. dan

masing-masing kelompok mengerjakan soal sendiri-sendiri sebagai tugas

individu.. Siswa yang kurang paham dapat bertanya dengan teman 1

kelompoknya yang sudah paham tentang materi Jenis-jenis Pekerjaan. Guru

mengawasi siswa yang sedang berdiskusi sambil bertanya kepada setiap

kelompok yang belum paham tentang materi dan memberikan bantuan kepada

siswa yang mengalami kesulitan. Kemudian siswa dalam kelompok berdiskusi

mencari jawaban yang paling tepat di antara rekan-rekan kelompok dan jawaban

yang benar dikerjakan pada lembar jawaban kelompok. Setelah selesai

mengerjakan soal, guru memanggil salah satu perwakilan tiap kelompok untuk

menganggkat tangan dan mempresentasikan hasil diskusi membuat Mind

Mapping didepan kelas.

Kegiatan siklus II pada pertemuan I ini proses pembelajaran sudah

berlangsung cukup kondusif, para siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran

menggunaka model pembelajaran Mind Mapping, mereka sudah bisa saling

bekerja sama mengerjakan tugas kelompok yang diberikan, guru juga semakin

memantau aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, mengarahkan serta

membimbing siswa agar berani mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas.

Kegiatan akhir guru mengajak siswa bersama-sama menyimpulkan

pembelajaran materi tentang Jenis-jenis Pekerjaan yang sudah dipelajari.

Selanjutnya guru memberitahu siswa untuk materi pembelajaran selanjutnya. Guru


73

menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

3. Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I

Tes hasil belajar siswa siklus II pada pertemuan I dilakukan setelah

melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran mind

mapping. Tes yang diberikan berupa tes evaluasi sebanyak 20 nomor pilihan

ganda. Tes ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa setelah

melaksanakan proses pembelajaran tentang apa saja fungsi dari bagian-bagian

tumbuhan. Hasil belajar dari setiap siswa pada pertemuan I dan mengenai

presentase ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7 Hasil belajar siswa siklus II pertemuan I

NO NAMA Nilai KRITERIA


1 AT 70 Belum tuntas
2 AN 90 Tuntas
3 ASA 80 Tuntas
4 ABL 70 Belum tuntas
5 AAP 70 Belum tuntas
6 ESS 80 Tuntas
7 FDA 80 Tuntas
8 GMA 90 Tuntas
9 HAD 70 Belum tuntas
10 IA 70 Belum tuntas
11 IR 80 Tuntas
12 KHS 90 Tuntas
13 KAM 90 Tuntas
14 LR 80 Tuntas
15 LP 80 Tuntas
16 MHA 80 Tuntas
17 Dwi 70 Belum tuntas
18 MDB 80 Tuntas
19 MHH 80 Tuntas
20 MIF 80 Tuntas
21 NTA 80 Tuntas
22 PFA 80 Tuntas
23 SAZ 100 Tuntas
24 SMP 80 Tuntas
25 TAS 80 Tuntas
26 ZZC 100 Tuntas
27 ZAF 80 Tuntas
Jumlah Seluruh Nilai : 2.180

Nilai Rata-Rata : 80,74 Presentase


74

ketuntasan belajar : 77,78%

Berdasarkan tabel diatas pada nilai belajar pada pertemuan I jika dianalisis

dengan rumus:

Nilai rata-rata= Jumlah nilai seluruh siswa


Jumlah siswa
N = 2.180 = 80,74
27
Siswa yang tuntas yaitu 16 orang jika dimasukan dalam rumus

Jumlah siswa yang tuntas


Presentase= x 100
Jumlah siswa
21
P= x 100%
27
= 77,78%

4. Pertemuan kedua

Pertemuan kedua merupakan perbaikan dari tindakan yang pertama disini

guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun

dalam rencana pembelajaran. Pelaksanaan tindakan pada peremuan kedua tidak

jauh berbeda dangan pertemua pertama.

Kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan salam, doa dan mengecek

kehadiran siswa. Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu Indonesia

Raya. Selanjutnya guru memberikan apersepsi mengulas kembali materi yang

lalu dengan memberikan pertanyaan agar siswa mengingat kembali materi yang

telah dipelajari pada pertemuan yang lalu. Guru memberikan motivasi kepada

siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran.


75

Gambar 4.15 Dokumentasi Menjelaskan Materi

Kegiatan inti guru menjelaskan materi tentang struktur dan fungsi tumbuhan.

Setelah guru menjelaskan materi, kemudian guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.

Selanjutnya guru membagikan siswa soal evaluasi siklus II untuk dikerjakan

secara individu. Siswa yang kurang paham bisa bertanya pada teman dalam

sebangkunya. Guru mengarahkan siswa dalam mengerjakan soal dan mengawasi

jalannya proses pembelajaran. Setelah mengerjakan tugas evaluasi siswa

mengumpulkan tugas yang sudah dikerjakan ke depan kelas.

Gambar 4.16 Dokumentasi Guru Membagikan Soal Evaluasi

Gambar 4.17 Dokumentasi Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi


76

Kegiatan akhir guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan

pembelajaran tentang struktur dan fungsi tumbuhan. Guru menutup pembelajaran

dengan doa dan salam

5. Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II

Hasil tes akhir hasil belajar siklus II pada pertemuan II dilihat pada

tabelberikut.

Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II


No Nama Nilai Kriteria
1 AT 70 Belum Tuntas
2 AN 90 Tuntas
3 ASA 90 Tuntas
4 ABL 70 Belum Tuntas
5 AAP 100 Tuntas
6 ESS 90 Tuntas
7 FDA 90 Tuntas
8 GMA 90 Tuntas
9 HAD 80 Tuntas
10 IA 90 Tuntas
11 IR 90 Tuntas
12 KHS 90 Tuntas
13 KAM 100 Tuntas
14 LR 100 Tuntas
15 LP 90 Tuntas
16 MHA 90 Tuntas
17 Dwi 100 Tuntas
18 MDB 100 Tuntas
19 MHH 90 Tuntas
20 MIF 80 Tuntas
21 NTA 100 Tuntas
22 PFA 80 Tuntas
23 SAZ 100 Tuntas
24 SMP 80 Tuntas
25 TAS 90 Tuntas
26 ZZC 100 Tuntas
27 ZAF 90 Tuntas
Jumlah Seluruh Nilai : 2.430

Nilai Rata-Rata : 90 Presentase

Ketuntasan Belajar : 92,59%

Berdasarkan tabel diatas pada nilai belajar pada pertemuan II jika dianalisis

dengan rumus:
77

Nilai rata-rata= Jumlah nilai seluruh siswa


Jumlah siswa
N = 2.430 = 90
27
Siswa yang tuntas yaitu 25 orang jika dimasukan dalam rumus

Jumlah siswa yang tuntas


Presentase = x 100
Jumlah siswa
25
P= x 100%
27
= 92,59%

Presentase ketuntasan siklus II pertemuan 1 dan II dapat dilihat pada digaram

peningkatan hasil belajar dibawah ini.

Siklus II
95,00

90,00
ketuntasan
Persentase

85,00

92,59
80,00

75,00
77,78

70,00
Pertemuan I Pertemuan II

Gambar 4.18 Diagram Nilai Hasil Belajar Siklus II

Dari hasil tes belajar yang diperoleh pada siklus II nilai akhir yang diperoleh

pada pertemuan 1 dengan presentase 77,78% sedangkan pada pertemuan ke II

meningkat menjadi 92,59% (Sangat tinggi), maka dapat disimpulkan bahwa

peningkatan hasil belajar siswa muatan IPA materi tentang struktur dan fungsi

tumbuhan dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dikelas IV

SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang telah meningkat yaitu dengan kategori


78

tinggi dan telah mencapai indikator keberhasilan.

6. Observasi (Tindakan)

Pada tahap pengamatan, observer melakukan pengamatan pada kegiatan

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan siswa menggunakan

lembar pengamatan. Lembar pengamatan terdiri dari 2 bagian yaitu lembar

pemantauan aktivitas guru dan aktivitas siswa untuk mengetahui perbedaan

setelah menggunakan model pembelajaran Mind Mapping.

a. Lembar aktivitas guru siklus II pertemuan I dan II

Pada penelitian tindakan kelas ini, aktivitas guru yang diamati mulai dari

membuka pelajaran hingga kegiatan menutup pelajaran dari hasil pengamatan

yang dilakukan secara keseluruhan pelaksanaan kegiata pembelajaran IPA

menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dapat dilihat pada tabel

berikut:

1. Lembar aktivitas guru siklus II pertemuan I

Gambar 4.9 Lembar Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I


79

Pada tabel observasi aktivitas guru diatas jika dianalisis dengan rumus maka:

NR = Jumlah siswa yang tuntas


x 100
Jumlah siswa

21
N= x 100%
24

= 87,5%
80

Berdasarkan analisis diatas aktivitas guru siklus II pertemuan I penerapan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Mind Mapping sudah

terlaksana dengan sangat baik

2. Lembar aktivitas guru siklus II pertemuan 2

Gambar 4.20 Lembar aktivitas guru siklus II pertemuan II


81

Pada tabel observasi aktivitas guru diatas jika dianalisis dengan rumus maka:

NR = Jumlah siswa yang tuntas


x 100
Jumlah siswa

22
N= x 100%
24

= 91,66%
82

Berdasarkan analisis diatas aktivitas guru siklus II pertemuan II penerapan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Mind Mapping sudah

terlaksana dengan sangat baik dimana hasil aktivitas guru siklus II pertemuan II

presentase nilai rata-rata yaitu 91,66% dilihat pada presentase taraf keberhasilan

observasi yaitu masuk pada kategori sangat baik.

b. Lembar aktivitas siswa siklus II pertemuan I

Pada penelitian tindakan kelas ini, aktivitas guru yang diamati mulai dari

membuka pelajaran hingga kegiatan menutup pelajaran dari hasil pengamatan

yang dilakukan secara keseluruhan pelaksanaan kegiata pembelajaran IPA

menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dapat dilihat pada tabel

berikut:

1. Lembar observasi siswa siklus II pertemuan I

Gambar 4.21 Lembar observasi siswa siklus II pertemuan I


83

Pada tabel observasi aktivitas siswa diatas jika dianalisis dengan rumus maka:

NR = Jumlah siswa yang tuntas


x 100
Jumlah siswa
21
N= x 100%
24

= 87,5%
84

2. Lembar observasi siswa siklus II pertemuan II

Gambar 4.22 Lembar observasi siswa siklus II pertemuan II


85

Pada tabel observasi aktivitas siswa diatas jika dianalisis dengan rumus maka:

NR = Jumlah siswa yang tuntas


x 100
Jumlah siswa
23
N= x 100%
24

= 95,83%

Berdasarkan analisis diatas aktivitas guru siklus II pertemuan II penerapan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Mind Mapping sudah

terlaksana dengan baik dan mengalami peningkatan dimana hasil aktivitas siswa

siklus II pertemuan II yaitu 95.83 % dilihat pada presentase taraf keberhasilan

observasi yaitu masuk pada kategori sangat baik.


86

7. Wawancara

Tindakan wawancara menggunakan pedoman wawancara yang sudah dibuat.

Wawancara ini dilakukan dengan guru wali kelas IV SDN 1 Landungsari

Kabupaten Malang. Adapun hasil wawancara sebagai berikut: Menurut Yulaikah

S.Pd., M.Si menyatakan bahwa pada tindakan siklus II dinyatakan sudah

berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi jenis-jenis pekerjan

dengan menggunakan model Mind maping tersebut. Selain itu pelaksanaan

siklus II menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada materi struktur

dan fungsi tumbuhan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat membuat

siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. penerapan model

pembelajaran Mind Mapping ini dalam pembelajaran dapat mendukung

keaktifan siswa dari pelaksanaan siklus II, model pembelajaran Mind Mapping

materi struktur dan fungsi tumbuhan ini juga dapat mendukung tercapainya

tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan wawancara yang dilaksanakan dengan guru kelas menyatakan

bahwa pada tindakan pelaksanaan siklus II sudah berhasil untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi tumbuhan.

7. Dokumentasi

Pelaksanaan siklus II Kegiatan dokumentasi yang dilakukan dengan

menggunakan hand phone untuk mendokumentasi aktivitas belajar mengajar

selama penelitian berlangsung.

8. Refleksi

Pada siklus II siswa semakin aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

sehingga tigkat keberhasilan dalam penelitian ini dapat dilihat dengan perolehan
87

nilai rata-rata hasil belajar siswa yang telah susdah memenuhi kriteria ketuntasan

miimum (KKM). Hal ini menunjukan bahwa penelitian tindakan kelas yang

dilakukan di kelas IV SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang dengan

menggunakan model pembelajaran Mind Mapping berhasil menodorong hasil

belajar siswa sehingga mengalami peningkatan, bahkan melampaui KKM dan

telah mencapai indicator keberhasilan sehingga peneliti ini dikatakan sudah

berhasil dan tidak perlu melanjudkan ke siklus berikutnya.

4.2 Interprestasi Hasil Analisis Data


Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan di SDN 1

Landungsari Kabupaten Malang. Fokus utama yang akan dibahas pada bagian ini

yaitu penerapan model pembelajaran Mind Mapping untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi struktur dan fungsi bagian tumbuha kelas IV SDN 1

Landungsari kabupaten Malang.

Sebelum melaksanakan pembelajaran, berdasarkan awal pra siklus

menunjukkan bahwa siswa kelas IV SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang yang

berjumlah 27 siswa masih ada 17 orang yang hasil belajarnya belum mencapai

kriteria ketuntasan belajar maksimal. Hal tersebut dapat diketahui saat observasi

dan hasil wawancara dengan guru kelas IV. Bedasarkan permasalahan tersebut

diperlukan upaya atau tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga

permasalahan yang dapat dikaji dalam penelitian ini yaitu meningkatan hasil

belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Landungsari Kabupaten

Malang. Hal ini disebabkan karena penggunaan model pembelajaran yang

digunakan guru dalam proses pembelajaran belum sesuai. Hal ini dikemukakan
88

oleh Yulaikah S.Pd., M.Si sebagai guru kelas IV mengatakan bahwa siswa kurang

aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu penerapan model Mind Mapping

menjadi salah satu solusi yang akan digunakan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa pada tindakan siklus I dan II.

4.3 Pembahasan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan di SDN 1

Landungsari Kabupaten Malang. Fokus utama yang akan dibahas pada bagian ini

yaitu penerapan model pembelajaran Mind Mapping untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi Jenis-jenis Pekerjaan kelas IV SDN 1 Landungsari

Kabupaten Malang.

Sebelum melaksanakan pembelajaran, berdasarkan wawancara dengan ibu

Yulaikah S.Pd., M.Si awal pra siklus menunjukkan bahwa siswa kelas IV SDN 1

Landungsari Kabupaten Malang yang berjumlah 27 siswa masih ada 17 orang

yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum. Bedasarkan permasalahan

tersebut diperlukan upaya atau tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa,

sehingga permasalahan yang dapat dikaji dalam penelitian ini yaitu peningkatan

hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Mind Mapping untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi tumbuhan di

kelas IV SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang. Hal ini disebabkan karena

penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran cenderung pasif dikarenakan metode pembelajaran variatif yang

digunakan oleh guru seperti ceramah dan mencatat membuat pembelajaran siswa

menjadi kaku dan monoton. Sementara, berdasarkan tindakan pembelajaran yang

dilakukan oleh peneliti pada setiap siklus pembelajaran ditemukan bahwa,


89

pembelajaran pada muatan IPA materi struktur dan fungsi tumbuhan di Kelas IV

SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang menggunakan model pembelajaran Mind

Mapping berdampak signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut

dibuktikan nilai hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I ke

siklus II. Bahkan, pada siklus II, hasil belajar yang diperoleh telah melampaui

standar Indikator yang ditetapkan.

4.3.1. Penerapan model pembelajaran Mind Mapping

Penerapan model pembelajaran Mind Mapping pada struktur dan fungsi

tumbuhan pada pelaksanaan siklus I dan II. model pembelajaran Mind Mapping

yaitu salah satu cara meencatat materi pelajaran yang memudahkan siswa belajar

model Mind Mapping ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan membuat

siswa lebih aktif dalma berpikir dan bejajar. Model Mind Mapping memberikan

kesempatan dan keleluasan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam

kegiatan pembelajaran dengan cara mengemuan pendapatnya, melalui diskusi serta

mampu mempresentasikan imajinasi melalui sebuah gambar Mind mapping dan

memprensentasikan hasil karyanya didepan kelas.

Proses belajar mengajar pada penerapan model pembelajaran Mind Mapping

siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai materi struktur dan fungsi

tumbuhan selanjutnya siswa dibagi secara berkelompok, guru membagikan

lembar kerja kelompok. Menggunakan pensil warna-warni Siswa berlatih untuk

mengerjakan tugas kelompok selanjutnya guru mengawasi siswa mengerjakan

tugas kelompok. Langkah terakhir guru memanggil salah satu dari tiap kelompok

untuk mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas. Pernyataan diatas

berdasarkan pendapat LF Agustina, (2022) Pembelajaran Mind Mapping sangat


90

berperang dalam membentuk kemapuan siswa. Mind Mapping dirancang secara

matang dan dilaksnakan secara tepat harapan dapat mendorong siswa untuk lebih

memadukan penegetahuan yang didapat di luar dan di dalam otak sehingga siswa

dapat mengingat permasalahan tersebut. selanjutnya secara acak guru memanggil

salah satu dari siswa sebagai ganti untuk memberi pertanyaan langsung kepada

seluruh kelas, strategi pembelajaran ini mengedepankan kepada aktivitas siswa

dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari beberapa sumber

belajar yang akhirnya untuk dipresentasikan didepan kelas (Abdullah, 2021). Dari

pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar

setelah penerapan model pembelajaran Mind Mapping terhadap nilai akhir yang

diperoleh. Adapun kelemahan dan kelebihan pada penerapan model pembelajaran

Mind Maping pada pelaksanaan siklus I dan II sebagai berikut:

1. Kelemahan

Guru kurang bisa mengelola kelas, guru kurang bisa memberi motivasi

kepada siswa dalam pembelajaran, guru kurang memaksimalkan penerapan

model pembelajaran Mind Mapping, siswa kurang serius menyimak dan

memperhatikan penjelasan guru, siswa masih banyak mengalami kesulitan

dalam membuat Mind Mmaping

2. Kelebihan

Guru melaksanakan pembelajaran secara berurutan, sesuai dengan RPP

yang telah dibuat sebelumnya, guru merespon setiap kesalahan siswa dalam

membedakan macam-macam jenis pekerjaan, siswa berani mempresentasikan

hasil diskusi didepan kelas. Menurut Anggraeini & Sugiman, (2019)

Kelebihan Mind Mapping menggunakan model pembelajaran Mind Mapping


91

memiliki beberapa kelebihan, yaitu melatih siswa untuk dapat bekerja sama

dan menghargai pendapat orang lain, melatih siswa untuk bisa menjadi tutor

sebaya, memupuk rasa kebersamaan, membuat siswa menjadi terbiasa dengan

perbedaan

Guru melaksanakan pembelajaran secara berurutan, sesuai dengan RPP yang

telah dibuat sebelumnya, guru merespon setiap kesalahan siswa dalam

membedakan Jenis-jenis Pekerjaan, siswa berani mempresentasikan hasil diskusi

didepan kelas. Menurut Anggraeini, R., Rini, R., & Sugiman, (2019) Kelebihan

Mind Mapping memiliki beberapa kelebihan, yaitu melatih siswa untuk dapat

bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain, melatih siswa untuk bisa

menjadi tutor sebaya, memupuk rasa kebersamaan, membuat siswa menjadi

terbiasa dengan perbedaan.

a. Hasil instrumen observasi guru pada siklus 1 pertemuan 1 yaitu 83,33%

dengan kategori baik, dan pada pertemuan II hasil instrumen observasi guru

meningkat yaitu 87,5% dengan kategori sangat baik, sedangkan hasil

instrumen aktivitas siswa pertemuan I yaitu 79,16 % dengan kategori cukup,

dan hasil instrumen aktivitas siswa pada pertemuan II meningkat menjadi

83,33% dengan kategori baik.

b. Hasil instrumen observasi guru pada siklus II pertemuan 1 yaitu 87,5 %

dengan kategori sangat baik, dan pada pertemuan II hasil instrumen observasi

guru meningkat menjadi 91,66% dengan kategori sangat baik, sedangkan

hasil instrumen aktivitas siswa pertemuan I yaitu 87,5 % dengan kategori

sangat baik, dan hasil instrumen aktivitas siswa pada pertemuan II meningkat

menjadi 95,83% dengan kategori sangat baik.


92

4.3.2 Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Mind Mapping Siklus I dan II

Peningkatan hasil belajar pada siklus I dan II menglami peningkatan hasil

penlitian ini menunjukan bahwa, Hasil belajar siswa yang diperoleh pada Pada

siklus I jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran muatan IPA dengan

materi struktur dan fungsi tumbuhan yang menyelesaikan tes akhir pada siklus I

pertemuan I yaitu dari 27 siswa terdapat 10 siswa yang tuntas dan pertemuan II 17

siswa yang tuntas atau memenuhi KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh pada

siklus I pertemuan I yaitu 37,04% dan pada pertemuan II yaitu 59,26% dimana,

nilai akhir yang diperoleh pada pertemuan pertama dan kedua dikategorikan

(sedang). pada siklus II pertemuan I yaitu dari 27 siswa terdapat 21 siswa yang

tuntas dan pertemuan II 25 siswa yang tuntas atau memenuhi KKM. Adapun nilai

rata-rata keseluruhan observasi hasil belajar siswa pada siklus II yaitu pada

pertemuan I 77,78% dan pada pertemuan II yaitu 92,59% dikategori (sangat

tinggi). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penggunaan model

pembelajaran Mind Mapping pada pembelajaran IPA Kelas IV di SDN 1

Landungsari Kabupaten Malang sebagaimana telah dilakukan dalam penelitian ini

berdampak positif terhadap hasil belajar siswa dari sebelumnya pada kategori

sedang, meningkat menjadi kategori tinggi, bahkan melampauai indikator

keberhasilan yang ditetentukan.


93

100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00% Presentase
40,00% ketuntasan
Series1
30,00% belajar
20,00%
10,00%
0,00%
Prtemuan I Prtemuan II Prtemuan I Prtemuan II
Nilai Nilai Nilai Nilai
Nilai Hasil Tes Siklus I Nilai Hasil Tes Siklus II

Gambar 4.23 Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II


94

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkn bahwa

peningkatan hasil belajar muatan IPA dengan menggunakan model

pembelajaran Mind Mapping pada Siklus I dan II dapat dilihat dari aktifitas

guru dan siswa yaitu: Hasil instrumen observasi guru pada siklus 1 pertemuan

1 yaitu 83,33% dengan kategori baik, dan pada pertemuan II hasil instrumen

observasi guru meningkat yaitu 87,5% dengan kategori sangat baik, sedangkan

hasil instrumen aktivitas siswa pertemuan I yaitu 79,16 % dengan kategori

cukup, dan hasil instrumen aktivitas siswa pada pertemuan II meningkat

menjadi 83,33% dengan kategori baik.

Hasil instrumen observasi guru pada siklus II pertemuan 1 yaitu 87,5 %

dengan kategori sangat baik, dan pada pertemuan II hasil instrumen observasi

guru meningkat menjadi 91,66% dengan kategori sangat baik, sedangkan hasil

instrumen aktivitas siswa pertemuan I yaitu 87,5 % dengan kategori sangat

baik, dan hasil instrumen aktivitas siswa pada pertemuan II meningkat menjadi

95,83% dengan kategori sangat baik.

Hasil belajar setelah penerapan model pembelajaran Mind Mapping

terhadap nilai akhir yang diperoleh yaitu siklus I jumlah siswa yang mengikuti

proses pembelajaran muatan IPA dengan materi struktur dan fungsi tumbuhan

yang menyelesaikan tes akhir pada siklus I pertemuan I yaitu dari 27 siswa

terdapat 10 siswa yang tuntas dan pertemuan II 17 siswa yang tuntas atau

memenuhi KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I pertemuan I yaitu
95

37,04% dan pada pertemuan II yaitu 59,26%.

pada siklus II pertemuan I yaitu dari 27 siswa terdapat 21 siswa yang

tuntas dan pertemuan II 25 siswa yang tuntas atau memenuhi KKM. Adapun

nilai rata-rata keseluruhan observasi hasil belajar siswa pada siklus II yaitu

pada pertemuan I 77,78% dan pada pertemuan II yaitu 92,59%.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

mata pelajaran IPA menggunakan model Mind Mapping dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Landungsari Kabupaten Malang.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini, maka peneliti

ingin menyampaikan beberapa saran sebagai tindak lanjut sebagai berikut:

5.2.1 Bagi Guru

Kegiatan pembelajaran diharapkan guru menggunakan model Mind

Mapping sebagai sarana pemebelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

5.2.2 Bagi Siswa

Model pembelajaran Mind Mapping untuk mengaktifkan siswa perlu

melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar agar siswa merasa

senang.

5.2.3 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang

ingin meneliti kembali tentang penggunaan model pembelajaran Mind Mapping

pada materi struktur dan fungsi tumbuhan di kelas IV Sekolah Dasar.


96

5.2.4 Bagi Pembaca

Diharapkan mampu memahami kegunaan model pembelajaran untuk

menumbuhkan kreavitas belajar siswa, agar bisa mngembangkan pemikiran

dan sebagai bahan referensi tambahan.


97

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansah, F. (2018). Pengaruh penggunaan media video terhadap minat dan hasil
belajar siswa kelas xi pada pelajaran pai di SMA YPI Tunas Bangsa
Palembang. Tarbawy: Jurnal Guruan Islam, 5(1), 56-70.
Astuti, Ayu Maria. Aktivitas siswa mengikuti pembelajaran online pengaruhnya
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Guruan Agama Islam:
Penelitian pada siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Conggeang, Kabupaten
Sumedang. Diss. UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2021.
Ayu Nur Shawmi, Guruan Kecakapan Hidup (Life Skill) Dalam Pembelajaran
Sains di SD/MI, Terampil: Jurnal Guruan dan Pembelajaran Dasar, Vol. 2
No. 2, Desember 2015.
Lestari,A. S., Utomo, S. W., & Murwani, J. (2021, November). Efektifitas Media
Pembelajaran Ming Maping Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas XI
Akuntansi Keuangan Lembaga SMK PGRI Wonoasri Masa Pandemi Covid-
19. In FIPA: Forum Ilmiah Pendidikan Akuntansi (Vol. 9, No. 2, pp. 9-19).
Afifah, Rohmatun Nurul. "Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Ilmu
Pengetahuan Alam Berbasis Metode Percobaan." Universitas PGRI
Yogyakarta (2015).
Abdullah, Keguruan, F., Guruan, I., Kristen, U., & Wacana, S. (2021). Metode
pembelajaran mind map untuk meningkatkan prestasi belajar anak didik
sekolah dasar. V(2), 30–442.
Agustina, Laelatul Fitriani. Pembentukan Karakter Melalui Pembelajaran Tematik
Kelas IV SD Negeri Sokaraja Kulon Kab. Banyumas. Diss. UIN PROF KH
SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO, 2022.
Arikunto, S. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
DahAa, Rahmatia. "Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pemanfaatan
Lingkungan Sebagai Media Dalam Pembelajaran Di Kelas Iv Sd Negeri
Longka Kabupaten Gowa Tahun Ajaran 2020/2021." (2021).
Happy Komikesari, Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar
Fisika Siswa Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Achievement Division, Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, Vol. 1
No. 1, Juni 2016.
Hidayatulloh, Hubungan Model Pembelajaran Cooperative Script Dengan Model
Pembelajaran Cooperative SQ3R Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Sekolah Dasar, Terampil: Jurnal Guruan dan Pembelajaran Dasar, Vol. 3
No. 2, Desember 2016.
98

Herliyani, H. Pengaruh Model Contextual Teaching And Learning (Ctl) Terhadap


Hasil Belajar Siswa Pada Tema Organ Gerak Hewan Dan Manusia Kelas V
Di Min 11 Bandar Lampung. Diss. Uin Raden Intan Lampung, 2020.
Holis, Ahmad Mahirdo, Nana Suryana, and Akhmad Dimyati. "Survei Tingkat
Keberhasilan Belajar Menggunakan Metode Pembelajaran Mind Mapping
Materi Lari Estafet Kelas XI SMAN 1 Rengasdengklok." Jurnal Ilmiah
Wahana Guruan 8.15 (2022): 32-37.
Hidayat, Muhammad Taufik. "Pembelajaran menulis teks prosedur dengan
metode discovery learning pada siswa kelas vii smp negeri 1 langsa." Jurnal
Samudra Bahasa 3.1 (2020): 45-51.
Iva, Mufida Siti. "Pengaruh Metode Pembelajaran Mind Mapping dan Jenis
Kelamin terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN
Karangrejo Tulungagung." (2014).
I Kadek Serijana dkk, Penerapan Model Mind Mapping Sebagai Upaya
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN 2
Penarukan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran
2015/2016, e-Journal PGSD Universitas Guruan Ganesha Jurusan PGSD,
Vol. 4 No. 1, 2016.
Ida Fiteriani dan Bahrudin, Analisis Perbedaan Hasil Belajar Kognitif
Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Yang Berkombinasipada
Materi IPA Di MIN Bandar Lampung, Terampil: Jurnal Guruan dan
Pembelajaran Dasar, Vol. 4 No. 2, Oktober 2017.
Jihad, Asep dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi
Pressindo, 2013.
Kartini, E. S. (2020). PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
TERHADAP SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA
KELAS IV DI SDN 1 GUNUNG AGUNG LAMPUNG TIMUR (Doctoral
dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Kunandar, Penilaian Aautentik (Penilaian Hasil Belajar Siswa Berdasarkan
Kurikulum 2013), Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Lestari, Karunia Eka, and Mokhammad Ridwan Yudhanegara. "Penelitian guruan
matematika." Bandung: PT Refika Aditama 2.3 (2015).
99

Marxy, A. Pengaruh Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar


Matematika Siswa. Seminar Nasional: Jambore Konseling 3, 00(00), Xx–
Xx. Https://Doi.Org/10.1007/Xxxxxx-Xx-0000-00, 2017.
Mochamad Khairudin dan Mitarlis, Penerapan Model Pembelajaran Langsung
Dengan Strategi Mind Mapping Pada Materi Asam Basa Di SMAN 1Waru
Sidoarjo, Journal of Chemical Education, Vol. 5 No. 3, 2016.
Natriani Syam dan Ramlah, Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ilmu pengetahuan
Sosial Siswa Kelas IV SDN 54 Kota Parepare, Jurnal Publikasi Guruan,
Vol. 5 No. 3, September 2015.
Negara, Hasan Sastra, Konsep Dasar Matematika Untuk PGSD, Bandar
Lampung: CV. Anugerah Utama Raharja, 2016.
Ni Putu Stya Prahita dkk, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Mind
Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV, e-Journal
MIMBAR PGSD Universitas Guruan Ganesha Jurusan PGSD, Vol. 2 No. 1,
2014.
Rozhana, K. M. (2017). Model Problem Based Intruction Berbantuan Mind
Mapping Pada Materi Permasalahan Sosial Di Lingkungan Setempat Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD. Jurnal
Pendidikan Dasar Nusantara, 2(2).
Pohan, Sarah Azhari, and Febrina Dafit. "Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum
2013 di Sekolah Dasar." Jurnal Basicedu 5.3 (2021): 1191-1197.
PUSPITASARI, ERIKA. Analisis Kesulitan Belajar Matematika dengan Metode
Daring Ditinjau dari Daya Serap Siswa Kelas V SDN 1 Tambakrejo Tahun
Pelajaran 2020/2021. Diss. STKIP PGRI PACITAN, 2021.Rahman,
Taufiqur. Aplikasi model-model pembelajaran dalam penelitian tindakan
kelas. CV. Pilar Nusantara, 2018.
Sihombing, Atiqah. "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Muzakki Dalam Memilih Program Zakat Online Pada Laz Dt Peduli
Sumatera Utara." (2021).
Sugiyono, Dr. "Metode penelitian guruan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan
R&D." (2013).
Samatowa, Usman, Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar, Jakarta: PT Indeks, 2016.
Sani, Ridwan Abdullah, Inovasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
sugiyono. (2017). Pengaruh Disiplin Kerja dan Pemberian Insentif terhadap
Kinerja Karyawan PT Putra Karisma Palembang. 2(1), 25–42.
100

Sitepu, Ornela Arta Ulina Br. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model
Examples Non Examples Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas V Sd Negeri
040469 Surbakti Tahun Pelajaran 2018/2019. Diss. Universitas Quality,
2019.
Sholihah, Sholihah. "Penggunaan Media Gambar Dalam Pembelajaran
Mufrodat." Tarling: Journal Of Language Education 1.1 (2017): 62-76.
Safitri, R. (2017). Penerapan Metode Sosiodrama Dalam Meningkatkan Aktivitas
Belajar Siswa Kelas Vc Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Min 6 Ulum
Sukamaju Kecamatan Jatiagung Lampung Selatan Tahun Ajaran
2016/2017 (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Santaria, Rustan, et al. "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik
Tudassipulung." Prosiding 2.1 (2016).
Silvia, Elma. "Peningkatkan Hasil Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Mind
Mapping di SDN Ciater 03 Tangerang Selatan." Prima Magistra: Jurnal
Ilmiah Keguruan 1.1 (2020): 22-29.
Silvia, Elma. "Peningkatkan Hasil Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Mind
Mapping di SDN Ciater 03 Tangerang Selatan." Prima Magistra: Jurnal
Ilmiah Keguruan 1.1 (2020): 22-29.
Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian guruan pendekatan kuantitatif, kualitatif
dan R&D.
Saputri, Linda Kurnia, and Joko Sungkono. "Upaya Peningkatan Keaktifan Dan
Hasil Belajar Matemerika Menggunakan Metode Mind Map Pada Siswa
Kelas Vii Smp Negeri 2 Trucuk." ABSIS: Mathematics Education
Journal 1.1 (2019): 31-35.
Tampubolon, Saur. "Penelitian tindakan kelas." Jakarta: Erlangga (2014).
Trianto. 2010. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.
Wicaksono, A. A., & Irianti, N. (2022) Pelatihan Pengembangan pembelajaran
berorientasi higher order thinking skills (HOST) bagi guru sekolah dasar.
Jurnal pengapdian masyarakat (Abdira), 2(1), 21-26.
Wicaksono, A. A., Anwar, M. F. N., & Jenelia, P. (2023). Penerapan Model
Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Muatan
IPA SDN Daparejo 01 Kota Batu. Inteligensi: Jurnal ilmu pendidikan, 5(2),
76-85.
101

DAFTAR LAMPIRAN

1. Dokumentasi Observasi

2. Tabel Wawancara Kepada Guru

3. Gambar Daftar Nilai Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Landungsari

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

5. Materi Pembelajaran IPA Materi Struktur dan Fungsi Tumbuhan

6. Lembar Kerja Kelompok (LKK)

7. Lembar Kerja Siswa (LKS)

8. Soal Evaluasi Siklus I

9. Rekapan Nilai Penerapan Model Pembelajaran Mind Maping Siklus I

10. Rekapan Nilai Penerapan Model Pembelajaran Mind Maping Siklus II

11. Lembar Observasi Guru Siklus I

12. Lembar Obsevasi Siswa Siklus I

13. Lembar Observasi Guru Siklus II

14. Lembar Obsevasi Siswa Siklus II

15. Surat Jalan Penelitian

16. Kartu Konsul Skripsi

17. Biodata Penulis


102

LAMPIRAN

Lampiran I. Dokumentasi Observasi

Lampiran II. Tabel Wawancara Kepada Guru

No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah dengan menggunakan model
pembelajaran Mind Mapping meningkatkan
hasil belajar siswa? dengan lebih cepat
dalam proses memahami pelajaran?
2. Apakah dengan diimplementasikannya model
pembelajaran Mind Mapping dapat mebuat
siswa lebih aktif selama proses belajar?
3. Menurut Ibu apakah dengan model
pembelajaran Mind Mapping dapat
meningkatkan hasil belajar siswa?
4 Apakah dengan menggunakan model
pembelajaran Mind Mapping siswa dengan
mudah memahami materi yang di
terangkan?
5 Apakah dengan menggunakan model
pembelajaran Mind Mapping dapat
membantu dalam menunjang tercapainya
tujuan pembelajaran yang telah
diselenggarakan?
103

Lampiran III. Gambar Daftar Nilai Siswa Kelas IV SD Negeri 1

Landungsari
104

Lampiran IV. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Sekolah : SD Negeri I Landungsari
Kelas/Semester : I-V/1 (satu)
Tema :3
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pokok : Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan di tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya
C. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan hubungan antara struktur tumbuhan dengan fungsinya
D. Indikator
1. Menyebutkan struktur bagian tumbuhan
2. Mampu menjelaskan fungsi dari tiap struktur bagian tumbuhan.
3. Mampu mengidentifikasi hubungan struktur bagian tumbuhan dan
fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri
105

E. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan struktur bagian tumbuhan.
2. Siswa dapat menjeaskan fungsi dati tiap struktur bagian tumbuhan.
3. Siswa dapat mengidentifikasi hubungan struktur bagian tumbuhan dan
fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri.
F. Materi Pembelajaran
(terlampir)
G. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Mind Mapping
Metode Pembelajaran : Tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, dan
pengamatan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan 10
mengecek kehadiran siswa. menit
2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah
seorang siswa. (Untuk menyegarkan suasana, guru
dapat menanyakan tanggal hari ini. Misalnya tanggal
19, Maka mintalah siswa dengan nomor absen 19
untuk memimpin doa).
3. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya.
4. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
tujuan, manfaat dan aktivitas pembelajaran yang
akan dilakukan.
Kegiatan 1. Guru melakukan apersepi mengenai materi pelajaran 50
Inti yang telah disampaikan minnggu lalu dan menit
memberikan gambaran umum megenai materi
pembelajaran yang akan disampaikan sekarang.
2. Siswa mengamati gambar yang ditunjukkan oleh
guru, dan menyebutkan bagian tumbuhan tersebut.
3. Melalui media Mind Maping. Guru menyebutkan
masing-masing struktur dan fungsi bagian tumbuhan
tersebut secara singkat.
4. Setelah menjelaskan materi pembelajaran, siswa
difasilitasi untuk bertanya mengenai materi yang
sedang diajarkan.
5. Siswa mengamati penjelasan guru dalam membuat
106

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
peta konsep / Mind Mapping dari materi yang
disampaikan.
6. Siswa dibagi kedalam kelompok yang
beranggotakan 4 sampai 5 orang anak. Setiap
kelompok telah membawa kertas karton, spidol
berwarna dan buku teks IPA mengenai struktur dan
fungsi bagian tumbuhan.
7. Setiap kelompok membuat Mind Mapping mengenai
materi yang diajarkan sesuai dengan apa yang siswa
tangkap. Guru membimbing siswa dalam pembuatan
Mind Mapping sesuai dengan materi yang diajarkan.
8. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya kepada
temannya.
9. Siswa diberikan soal evaluasi mengenai meteri yang
tela di pelajari mengunakan model pembelajaran
Mind Mapping
10. Siswa dan guru berdiskusi tentang kesulitan yang
dihadapi siswa, kemudian guru meluruskan
kekeliruan yang dilakukan siswa.
11. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang
telah disediakan sebagai penugasan.
Penutup 1. Siswa bersama guru melakukan refleksi atas 10
pembelajaran yang telah berlangsung ; Menit
a. Apa saja yang telah dipahami siswa?
b. Apa yang belum dipahami siswa?
c. Bagaimana perasaan selama pembelajaran?.
2. Siswa memajangkan hasil karya kelompoknya
masing-masing di papan pajangan.
3. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran.
4. Siswa menyimak penjelasan guru tentang aktivitas
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
5. Siswa menyanyikan lagu ‘Dari Sabang Sampai
Merauke’
6. Siswa melakukan operasi semut untuk menjaga
kebersihan kelas.
7. Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah
seorang siswa.
I. Penilaian
1. Penilain Pengetahuan
107

Teknik tes tertulis dengan bentuk tes pilihan ganda dengan banyaknya
soal 10 soal. (terlampir)
J. Media/Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Media : Gambar tumbuhan
1. Kertas karton
2. Spidol berwarna
Sumber Belajar : Wahyono, B., Setyo. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4.
Pusat Perbukuan Departemen Guruan Nasional: Jakarta.
Malang, ......................2023
Mengatahui,
Guru Kelas Peneliti

Yulaikah, S.Pd., M.Si Olga Garcyanus Rilga


NIP. 197105202005012013 NIM. 2018720018
108

Lambpiran V. Materi Pembelajaran IPA Materi Struktur dan Fungsi


Tumbuhan
Materi IPA
109
109
110
111
112

Lampiran VI. Lembar Kerja Kelompok (LKK) Siswa Siklus I

LEMBAR KERJA KELOMPOK (LKK)


SDN 1 LANDUNGSARI KAB. MALANG

Nama Kelompok :
Kelas : IV
Hari/Tanggal :
Muatan : IPA
Subtema : Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuha

A. Diskusikan dengan teman kelompok mu!

1. Gambarlah contoh mind mapping sesuai dengan fungsi bagian tumbuhan....


113

Lampiran VII. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siswa Siklus I

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)


SDN 1 LANDUNGSARI KEC. DAU KAB. MALANG

Nama :
Kelas : IV
No Absen :

Isilah jawaban pada kolom dibawa ini


No Struktur Akar Fungsinya

No Struktur Batang Fungsinya

No Struktur Daun Fungsinya


114

Lampiran VIII. Soal Evaluasi Siklus I

Soal Evaluasi

1. Daun kebanyakan berwarna hijau karena mengandung. . . .


a. Oksigen c. Air
b. Krolofil d. Karbondioksid
2. Bagian tumbuhan yang berfungsi mencari air dan zat hara didalam tanah
yaitu. . . .
a. Daun c. Bunga
b. Batang d. Akar
3. Perhatikan fungsi-fungsi berikut. . .
1. Tempat memasak makanan 3. Tempat berlangsungnyaproses
penguapan
2. Sebagai alat pernapasan 4. Menyerap air dalam tanah
Fungsi daun yaitu. . . .
a. 1 dan 2 c. 1, 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 1, 2, 3 dan 4
4. Bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai alat transportasi atau
pengangkut yaitu . .
a. Batang c. Daun
b. Akar d. Bunga
5. Daun selalu tumbuh dari. . .
a. Batang c. Bunga
b. Akar d. Biji
6. Daun putri malu akan cepat menutup akibat rangsangan ….
a. Panas c. Dingin
b. Cahaya d. Sentuhan
7. Tumbuhan dapat membuat makanan karena memiliki . . . .
a. zat warna hijau daun c. bulu akar
b. mahkota bunga d batang berkaya
8. Bagian yang palling indah dari bunga yaitu ...
a. Putik c. Benang sari
b. Mahkota d. Tangka
115

9. Tanaman yang menyimpan cadangan makanan pada umbi yaitu ….


a. tebu dan sagu c. papaya dan pisang
b. ketela dan kentang d. mangga dan jeruk
10. Bagi manusia, batang tumbuhan dapat dibuat ...
a. Penopang daun c. Penyimpanan makanan
b. Bahan mebel Bahan d. alat- alat mobil
11. Contoh tumbuhan yang berbatang, beruas, dan berongga yaitu ...
a. Padi dan bambu c. Jagung dan kelapa
b. Padi dan jagung d. Kelapa dan bambu
12. Di halaman sekolah terdapat berbagai tumbuhan, seperti pohon mangga,
pisang, kembang sepatu, pacar air, dan jambu. Tumbuhan yang memiliki
batang basah yaitu pohon . . . .
a. mangga dan pisang c. pisang dan pacar air
b. mangga dan jambu d. pisang dan kembang sepatu
13. Bagian akar yang berfungsi mencari jalan di antara butiran tanah
sehinggaakar dapat menembus masuk ke dalam tanah yaitu ....
a. Akar c. inti akar
b. rambut akar d. Tudung akar
14. Tumbuhan padi, jagung, dan kelapa berakar ....
a. Tunggang c. serabut, tunggang, dan serabut
b. Serabut d. tunggang, serabut, dan tunggang
15. Serangga dapat membantu penyerbukan karena ….
a. benang sari yang menempel pada serangga dapat menempel ke
putikbunga lain
b. putik yang menempel pada serangga terbawa dan menempel ke
bungalain
c. serbuk sari yang terbawa serangga menempel ke kepala putik
d. kepala putik yang terbawa serangga menempel ke bunga lain
16. Di halaman sekolah terdapat berbagai tumbuhan, seperti pohon mangga,
pisang, kembang sepatu, pacar air, dan jambu. Tumbuhan yang memiliki
batang basah yaitu pohon
a. Mangga dan pisang c. Pisang dan kembang sepatu
116

b. Mangga dan jambu d. pisang dan pacar air


17. Fungsi utama bunga untuk membentuk biji karena memiliki . . . .
a. putik dan benang sari c. kelopak bunga dan
mahkota bunga
b. benang sari dan mahkota bunga d. putik dan mahkota bunga
18. Biji tanaman merupakan hasil penggabungan antara . . . .
a. putik dan benang sari c. mahkota dan tangkai bunga
b. benang sari dan tangkai bunga d. putik dan mahkota
19. Yang merupakan alat kelamin jantan pada bunga yaitu ….
a. putik c. tangkai bunga
b. benang sari d. mahkota bunga
20. Peristiwa jatuhnya serbuk sari ke atas kepala putik disebut ….
a. stomata c. Penyerbukan
b. klorofil d. Perkembangbiakan
117

Kunci Jawaban Kunci jawaban Tes Siklus 1


PILIHAN GANDA

1. B
2. D
3. C
4. A
5. A
6. D
7. A
8. B
9. B
10. B
11. D
12. C
13. D
14. B
15. C
16. D
17. A
18. A
19. B
20. C
118

Lampiran IX. Rekapan Nilai Penerapan Model Pembelajaran Mind

Mapping Sklus I

Nilai Hasil Tes Siklus I Pertemuan I dan II


Nilai Nilai
No Nama Prtemuan Kriteria Prtemuan Kriteria
I II
1 AT 60 Belum tuntas 70 Belum tuntas
2 AN 90 Tuntas 90 Tuntas
3 ASA 70 Belum tuntas 80 Tuntas
4 ABL 60 Belum tuntas 60 Belum tuntas
5 AAP 70 Belum tuntas 70 Belum tuntas
6 ESS 80 Tuntas 80 Tuntas
7 FDA 70 Belum tuntas 80 Tuntas
8 GMA 80 Tuntas 90 Tuntas
9 HAD 70 Belum tuntas 70 Belum tuntas
10 IA 70 Belum tuntas 80 Tuntas
11 IR 60 Belum tuntas 70 Belum tuntas
12 KHS 80 Tuntas 90 Tuntas
13 KAM 60 Belum tuntas 80 Tuntas
14 LR 80 Tuntas 80 Tuntas
15 LP 70 Belum tuntas 70 Belum tuntas
16 MHA 60 Belum tuntas 70 Belum tuntas
17 Dwi 50 Belum tuntas 70 Belum tuntas
18 MDB 70 Belum tuntas 80 Tuntas
19 MHH 70 Belum tuntas 80 Tuntas
20 MIF 70 Belum tuntas 70 Belum tuntas
21 NTA 80 Tuntas 80 Tuntas
22 PFA 80 Tuntas 80 Tuntas
23 SAZ 90 Tuntas 90 Tuntas
24 SMP 80 Tuntas 80 Tuntas
25 TAS 60 Belum tuntas 70 Belum tuntas
26 ZZC 70 Belum tuntas 80 Tuntas
27 ZAF 80 Tuntas 80 Tuntas
Jumlah Seluruh Nilai 1.930 2.090
Nilai Rata-Rata 71,48 77.41
Presentase ketuntasan belajar 37,03 % 59,26%
119

Lampiran X. Rekapan Nilai Penerapan Model Pembelajaran Mind Maping

Siklus II

Nilai Hasil Tes Siklus II Pertemuan I dan II


Nilai Nilai
No Nama Prtemuan Kriteria Prtemuan Kriteria
I II
1 AT 70 Belum tuntas 70 Belum Tuntas
2 AN 90 Tuntas 90 Tuntas
3 ASA 80 Tuntas 90 Tuntas
4 ABL 70 Belum tuntas 70 Belum Tuntas
5 AAP 70 Belum tuntas 100 Tuntas
6 ESS 80 Tuntas 90 Tuntas
7 FDA 80 Tuntas 90 Tuntas
8 GMA 90 Tuntas 90 Tuntas
9 HAD 70 Belum tuntas 80 Tuntas
10 IA 70 Belum tuntas 90 Tuntas
11 IR 80 Tuntas 90 Tuntas
12 KHS 90 Tuntas 90 Tuntas
13 KAM 90 Tuntas 100 Tuntas
14 LR 80 Tuntas 100 Tuntas
15 LP 80 Tuntas 90 Tuntas
16 MHA 80 Tuntas 90 Tuntas
17 Dwi 70 Belum tuntas 100 Tuntas
18 MDB 80 Tuntas 100 Tuntas
19 MHH 80 Tuntas 90 Tuntas
20 MIF 80 Tuntas 80 Tuntas
21 NTA 80 Tuntas 100 Tuntas
22 PFA 80 Tuntas 80 Tuntas
23 SAZ 100 Tuntas 100 Tuntas
24 SMP 80 Tuntas 80 Tuntas
25 TAS 80 Tuntas 90 Tuntas
26 ZZC 100 Tuntas 100 Tuntas
27 ZAF 80 Tuntas 90 Tuntas
Jumlah Seluruh Nilai 2.180 2.430
Nilai Rata-Rata 80,74 90
Presentase ketuntasan belajar 77,78% 92,59%
120

Lampiran XI. Lembar Observasi Guru Siklus I


121
122

Lampiran XII. Lembar Obsevasi Siswa Siklus I


123
124

Lampiran XIII. Lembar Observasi Guru Siklus II


125
126

Lampiran XIV. Lembar Obsevasi Siswa Siklus II


127
128

Lamapiran XV. Surat Jalan Penelitian


129

BIODATA PENULIS

Penulis, Olga Garcyanus Rilga lahir di Bambor, 11

September 1998 Kabupaten Manggarai Barat. Merupakan

anak Kedua dari Empat bersaudara dari pasangan bapak

Willi Brodus Mensa Gorhab dan Ibu Susana Sul. Melalui

pendidikan pertama pada Tahun 2006 di Sekolah Dasar

Katolik Rekas II dan Lulus Pada Tahun 2011, kemudian melanjutkan pendidikan

ke jenjang selanjutnya di Sekolah Menengah Pertama di SMPK Mutiara Rekas

pada Tahun 2011 dan lulus pada Tahun 2014. Selanjutnya menempuh Pendidikan

Sekolah Menengah Atas di SMKN 1 Labuan Bajo pada Tahun 2014, dan lulus

pada Tahun 2017. Setelah lulus penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan

Tinggi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang Pada Tahun 2017 dengan

mengambil program studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas

Ilmu Pendidikan. Selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi, penulis aktif

berorganisasi baik intra kampus dan ekstra kampus seperti, HIMA PGSD Unitri,

UKM Pramuka, di Kota Malang.

Dengan memaksimalkan doa, usaha dan kesabaran, Penulis dapat

menyelesaikan Skripsi dengan judul ”IMPLEMENTASI MODEL

PEMBELAJARAN MIND MAPPING MAPPING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN

LANDUNGSARI KABUPATEN MALANG”

Anda mungkin juga menyukai