Anda di halaman 1dari 73

TUGAS PROJECT SKRIPSI APLIKASI KOMPUTER

MATA KULIAH : APLIKASI KOMPUTER

DOSEN PENGAMPU : : Drs. Zulkifli Simatupang , M.Pd

DISUSUN OLEH :

VIONALITA L. TOBING

(1193311079)
PGSD KELAS I

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2020/2021

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN


PKN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOMPERATIVE
LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
(NTH) DIKELAS VI SDN 060954
KEC. MEDAN MARELAN
T.A 2014-2015

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana

OLEH

SUCI RAHMANIA PUTRI


NIM. 1113111071

PENDIDIKA GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : Suci Rahmania Putri
Nim : 1113111071
Jurusan : PPSD-SI
Judul : Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn
Dengan Menggunakan Model Comperative Learning Tipe
Numbered Heads Together (Nth) Di Kelas VI SDN 060954 Kec
Medan Marelan T.A 2014-2015

Telah Memenuhi Syarat Dan Dipertahankan


Dalam Ujian Mempertahankan Skirpsi

Medan, 30 maret 2015


Dosen pembimbing skirpsi

i
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Ini Diajukan Oleh :

SUCI RAHMANIA PUTRI


Nim. 1113111071

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Jurusan Pendidikan Prasekolah Dasar Dan Sekolah Dasar

Telah Dipertahankan Dalam Ujian Skripsi Pada Tanggal 26 Maret 2015


Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S1)

ii
Lembar pengesahan
Nama : Adelina Kurniayati
Nim : 1112111001
Jurusan : PPSD
Program Studi : PGSD S-1
Judul : Hubungan Pengunaa Model Pembelajaran Mind Mepping
Dengan Daya Ingat Siswa Kelas V Pada Pembelajaran Ipa
Di Sdn 056000 Kp. Baru Stabat Tahun Ajaran 2014-2015.

Skirpsi ini telah diuji dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan.

No. Nama Dosen Keterangan Tanda Tangan


1. Drs. Nasrun, M.S Dosen Pembimbing
Nip. 19570514 198403 1 00 1

2. Dra. Syamsuarni, M.Pd Dosen Penyelaras I


Nip. 19500513 197412 2 001

3. Drs. Khairul Anwar, M.Pd Disen Penyelaras II


Nip. 19580709 198501 1 001

4. Dea. Nurmayani , M.Ag Dosen Penyelaras


Nip. 19611111 198803 2 001 III
ABSTRAK

Suci Rahmania Putri, 1113111071, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada


Mata Pelajaran Pkn Dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe
Numbered Hends Together (NHT) Di Kelas IV SDN 060954 Kec. Medan
Marelan T.A 2014-2015, Skripsi , Jurusan PPSD. Program Studi PGSD.
Fakultas Ilmu Pendidikan. Univsersitas Negeri Medan, 2015. Pembimbing:
Dra. Sorta Simanjuntak M.Pd.

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada
mata pelajaran pkn materi globalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pkn materi globalisasi
dengan menggunakan model cooperative learning tipe numbered hends together
(nth) dikelas iv sdn 060954 kec. Medan marelan t.a 2014-2015.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas subjek penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas IV sdn 060954 kec. Medan marelan yang berjumlah 40
siswa dengan jumlah 26 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Penelitian ini
terdiri dari dua siklus dan empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik penggumpulan yang digunakan adalah
tes dan observasi.
Berdasarkan analisis data, ternyata pada saat pretes dari 40orang sisiwa
diperoleh tingkat ketuntasan sebanyak 6 orang siswa (15,00%)mendapat nilai
tuntas, dan sebanyak 34orang siswa (85,00%) mendapat nilai brlum tuntas dengan
nilai rata-rata 45,38. Pada siklus I terdapat sebanyak 22orang siswa (55,00%)
mendapat nilai tuntas, dan sebanyak 18orang siswa (45,00%) mendapat nilai
belum tuntas dengan rata-rata nilai 66,00. Pada siklus II diperoleh tingkat
ketuntasan sebanyak 36orang siswa (90,00%) yang mendapat nilai tuntas dan
sebanyak 4 orang siwa (10,00%) yang mendapat nilai tuntas dengan nilai rata-rata
81,00.
Dengan demikian maka dapat disimpulakan bahwa penggunaan model
coomperative learning tipe numbered heands together (nth) dapat meningkatkan

iv
hasil belajar siswa pada mata pembelajaran pkn materi globalisasi dikelalas iv sdn
060954 kec. Medan marelan t.a 2014-2015.

5
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan skipsi ini dengan judul “meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran pkn dengan menggunakan model
cooperative learning tipe numbered heads together (NTH) di kelas IV SDN
060954 Kec. Medan Marelan T. A 2014-2015” yang merupakan salah satu
syarat bagi mahasiswa program PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Berkat bantuan dari berbagai pihak serta bimbingan yang diberikan, maka pada
kesempatan ini dengan rasa hormat , ketulusan dan kerendahan hati, penulis
mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku rector Universitas Negeri
Medan.
2. Drs. Nasrun, M.S selaku dekan fakultas ilmu pendidikan Universitas
Negeri Medan.
3. Bapak Prof. Dr Yusnadi, M.S selaku wakil dekan I , Bapak Drs. Aman
Simare-mare, M.S selaku dekan II, dan Bapak Drs. Edidon Hutasuhut,
M.Pd selaku dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Medan
4. Drs. Khairul Anwar, M.Pd selaku ketua jurusan PGSD FIP Unimed dan
Drs. Ramli Sitorus, M.Ed selaku sekertaris jurusan PGSD FIP Unimed.
5. Dra. Sorta Simanjuntak, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak meluangkan waktu dan perhatian memberika bimbingan,
pengarahan, dan saran kepada penulis selama penyusuna skripsi ini.
6. Bapak dan ibu penguji, penguji I , Drs. Robenhart Tamba, M.Pd, Penguji
II, Dra. Risma Sitohang, M.Pd, dan penguji III, Dra. Nurmayani, M.Ag,

v
yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam
penulisan dan penyempurnaan skripsi ini.
7. Bapak dan ibu dosen fakultas ilmu pendidikan yang telah memberikan
pendidikan dan pengajaran kepada penulis selama perkuliahan.
8. Bapak Irwansyah, S.Pd, selaku kepala sekolah SD negeri 060954 Medan
Marelan , terimakasih atas izin penelitian serta bapak dan ibu guru 060954
Medan Marelan yang telah memberikan bantuan dan kerja sama selama
penulisan melakukan penelitian.

6
9. Teristimewa kupersembahkan untuk kedua orang tua ku tercinta Ayahanda
Abdul Rahman dan Ibunda Syakbandiah S.Pd. terimakasih banyak untuk
cinta kasih dan kasih sayang kalian, telah membimbing , menasehati
dengan penuh kesabaran, memberikan semangat, kecukupan dana dan tak
henti-hentinya berdoa untuk keberhasilan penulis.
10. Adik-adikku tercinta Wahyu Arianda Putra dan Najla Alya Putri.
Terimakasih telah memberikan motivasi dan doa bagi penulis
11. Untuk sahabatku tersayang Amalia Nurani, Astria, aslaul Husna, Mia
Raahmadani Purnama, Ivo Ndari, Fauzia Nasution. Terimakasih untuk
semangat, perhatian, semagat, perhatian dan pengertian, dan semua
bantuan kalian selama perkuliahan.
12. “kamu”, orang istimewa dihatiku terimakasih untuk dukungan , perhatian,
pengertian, dan yang selalu mendengarkan keluh kesaku.
13. Untuk teman-teman A Reguler PGSD 2011 yang telah berbagi suka
maupun duka bersama penulis selama mengikuti perkuliahan.
14. Dan kepada seluruh orang yang menyayangin dan memperhatikan penulis
selama, terimakasih yang sebesar-besarnya.

Atas segala bantuan dan bimbingan yang talah penulis terima dari berbagai pihak,
penulis banyak mengucapkan banyak terimakasih. Semoga Allah SWT
membalasnya dengan hal terindah. Semoga skripsi ini bermanfaat serta dapat
dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan.

Medan , 2015
Penulis

Suci Rahmania Putri


Nim. 1113111071

vi
7
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................................1

ABSTRAK.............................................................................................................................4

KATA PENGANTAR..............................................................................................................5

Bab I.................................................................................................................................10

Pendahuluan....................................................................................................................10

1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................10


1.2 Identifikasi Masalah...........................................................................................13
1.3 Batasan Masalah................................................................................................13
1.4 Rumusan Masalah..............................................................................................13
1.5 Tujuan Penelitian...............................................................................................13
1.6 Manfaat Penelitian.............................................................................................14
Bab II................................................................................................................................15

Kajian Pustaka..................................................................................................................15

2.1 Kerangka Teoritis...............................................................................................15


2.1.1 Hakikat Belajar................................................................................................15

2.1.2 Hakikat Hasil Belajar........................................................................................16

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar............................................17

2.1.4 Hakikat Cooperative Learning.........................................................................18

2.1.5 Hakikat Numbered Heads Together................................................................20

2.1.6 Langkah-Langkah Peaksanaan Model Numbered Together............................21

2.1.7 Kelebihan Model Numbered Heads Together.................................................23

2.1.8 Kekurangan Model Numbered Heads Together..............................................23

2.1.9 Hakikat Pembelajaran Pkn Di SD.....................................................................24

2.1.10 Tujuan Mata Pelajaran Pkn Di SD..................................................................25

2.1.11 Ruang Lingkup Mata Pelajaran PKn di SD......................................................25

2.1.12 materi globalisasi...........................................................................................26

2.2 Kerangka Berpikir...............................................................................................28

viii
2.3 Hipotesis Tindakan.............................................................................................29
BAB III...............................................................................................................................31

METODE PENELITIAN.......................................................................................................31

3.1 Jenis Penelitinn..................................................................................................31


3.2 Lokasi dan Waktu Penellitian.............................................................................31
3.3 Subjek dan Objek lenelitian................................................................................31
3.4 Definisi Operasional Variabel.............................................................................31
3.5 Desain Penelitian...............................................................................................32
3.6 Prosedur Penelitian............................................................................................33
A. Siklus I..................................................................................................................33

B. Siklus II.................................................................................................................34

3.7 Teknik Pengumputan Data.................................................................................35


3.8 jadwal penelitian................................................................................................37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................................................39

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitiaa....................................................................39


4.2 Hasil Penelitian...................................................................................................39
4.2.1 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Tes Awal.....................................................39

4.2.2 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus I.........................................................42

4.2.3 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus I................................................50

4.3 Pembahasan Hasil penelitian.............................................................................58


4.4 rekapitulasi nilai pre test, siklus I, siklus II..........................................................59
Gambar 4.6 grafik nilai rata-rata hasil bejar siswa...........................................................61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................62

5.1 Kesimpulan........................................................................................................62
5.2 Saran..................................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................65

ix
DAFATAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

x
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan mempunyai peranan yang sangaat besar dalam membentuk
karakter perkembangan ilmu dan mental seorang anak yang nantinya akan tumbuh
menjadi seorang manusia dewasa yang akan berinteraksi dan melakukan banyak
hal terhadap lingkungannya baik secara individual maupun secara makhluk sosial.
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa yang akan mendatang
adalah pendidikan yang mampu mengembangakan potensi peserta didik sehingga
peserta didik mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan.
Hasil belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui
keberhasilan belajar seseorang, baik dalam perubahan tingkah laku maupun
kemampuan dalam pembelajaran. Salah satu usaha dalam meningkatkan hasil
belajar adalah guru harus memperhatikan cara mengunakan metode mengajar
dengan materi pelajaran, karena metode mengajar merupakan salah satu factor
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu guru harus lebih
kolektif dalam memilih metode, model belajar, strategi, pendekatan, serta tehnik
dalam proses belajar mengajar agar siswa lebih aktif dan memiliki keinginan
untuk belajar, sehingga hasil belajar yang didapatkan oleh siswa bisa sesuai
dengan nilai KKM. Factor yak paling perlu diperhatikan juga dalam keberhasilan
pendidikan adalah proses pembelajaran, terutama dalam proses pembelajaran PKn
di SD.
Pendidikan kewarganegaraan dipandang sebagai mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak hak dan kewajiban untuk menjadi warga Negara Indonesia
yang cerdas, trmapil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD
1945.
Pembelajaran PKn sebenarnya mempunyai peran yang sangat penting.
Mata pelajaran PKn diharapkan akan mampu membentuk siswa yang ideal
memiliki mental yang kuat sehingga dapat mengatasi permasalahan yang
dihadapi.

11
Pembelajaran PKn merupakan salah satu pembelajaran yang perlu
dipelajari oleh siswa. Melalui pendidikan kewarnanegaraan (PKn) para peserta
didik agar nilai-nilai budaya dan bangsa dapat terwujud dalam perilaku sehari-
hari. Mata pelajaran PKn juga diharapkan dapat mengembangkan kepribadian
warga Negara yang partisifatif dan bertanggung jawab gar nilai-nilai budaya dan
bangsa dapat terwujud dalam perilaku sehari-hari. Mata pelajaran PKn juga
diharapkan dapat mengembangkan kepribadian warga Negara yang partisifatif dan
bertanggung jawab yang pada saatnya akan menjadi landasan untuk
berkembangnya masyarakat Indonesia yang demokratis.
Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang bisa membuat
prmbalajaran PKn menjadi menyenangkan dan siswa aktif dalam pembelajaran.
Karena pembelajaran ini siswa diharapkan dapat mengalami sebuah proses
pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengmembangkan kompetensi dan mampu memberikan pembelajaran yang
bermakna pada peserta didik tetapi apa yang diharapkan selama ini tidak sejalan
dengan kenyataannya. Model pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh guru
dalam pembelajaran PKn adalah model cerama sehingga siswa kurang aktif dalam
kegiatan belajar mengajar. Selain itu, siswa hanya dibekali dengan catatan catatan
dan tugas tentang pelajaran tersebut .
Hal ini menyebabkan siswa sulit mendapatkan hasil/ nilai yang baik.
Setiap evaluasi belajar siswa masih belum tercapai. Berdasarka wawancara yang
dilakukan dengan guru kelas, dari keseluruhan siswa banyak siswa yang belum
mencapai KKM dari pada yang sudah mencapai KKM. Selama ini proses
pembelajaran PKn dikels IV a kebanyakan masih menggunakan paradigma yang
lama dimana guru memberikan penngetahuan kepada siswa yang pasif. Guru
mengajar dengan metode konfensional yaitu metode ceramah dan mengharpkan
siswa duduk, diam, dengar, catat dan hapal sehingga kegiatan belajar mengajar
(KBM) menjadi monoton dan kurang menarik perhatian siswa. Kondisi seperti itu
tidak akan menigkatkan kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran PKn.
Akibat nilai akhir yang dicapai siwa tidak seperti yang diharapkan, dimana hasil
ulangan yang diperoleh siswa masih dibawah nilai rata-rata 68. Dari 40 orang
siswa hanya terdapat 10 siswa yang sudah tuntas mendapat nilai diatas rata-rata,

xii
sedangkan 30siswa lainnyamasih belum tuntas karna nilai yanag dicapai
masih dibawah rata KKM.
Sehingga guru kelas mengambil tindakan untuk melakukan remedial/
pengayaan secara kolektif. Dan melalu pengamatan, ketika guru memberikan
latihan tidak ada bimbingan yang dilakukan kepda siswa siswinya sehingga siswa
mengalami kesulitan dalam mengerjakan latihan tersebut pada akhirnya siswa
membuat keributan didalam kelas dan tidak memperdulikan tugas yang diberikan
oleh gurunya. Adapun yang menjadi factor turunnya hasil belajar siswa adalah
guru jarang menciptakan suasana belajar yang bervariasi kurangnya penggunaan
media dalam pembelajaran, dan guru hanya mrnggunakan modal konfrnsional
sehingga siswa cepat bosan dan jenuh pada saat proses pembelajaran.
Faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa, salah
satunya adalah guru yang mendominasi kelas (teacher centerad), sehingga siswa
tidak menguasaimateri pelajaran, akibatnya siswa cepat lupa dan tidak dapat
menyelesaikan soal. Rendahnya hasil belajar PKn bergantung pada pembelajaran
yang dihadapi oleh siswa. Dalam pembelajaran PKn guru harus menguasai materi
yang diajarkan dalam cara mengajarkannya.
Kurang efektifnya model pembelajaran yang digunakan guru
membuktikan bahwa rendahnya kualiatas pembelajaran. Melihat kenyataan
diatas , peneliti mencoba meningkatkan hasil belajar PKn dengan melakukan
penelitian dengan menggunakan model pembelajran Numbered heads together.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT ini merupakan salah satu model
pembelajaran dimana memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling sharing
ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Numbered Heads
Together atau penomoran berpikir bersama adalah jenis pembelajaran kooperatif
yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif
terhadap struktur kelas tradisional. NHT mampu melibatkan banyak siswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman
mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul: "Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran PKn dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe

xiii
Numbered Heads Together (NHIT) di Kelas IV SDN 060954 Kec.
Medan Marelan T.A 2014-2015".

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan sebagai berikut:
I. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
2. Dalam proses pembelajaran model yang digunakan guru masih monoton
dan tidak bervariasi.
3 Siswa cenderung mengantuk, bosan dan tidak tertarik dalam
pembelajaran PKn.
4. Rendahnya minat siswa terhadap mata pelajaran PKn.
5. Kurangnya penggunaan media dalam proses pembelajaran.

1.3 Batasan Masalah


Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah untuk
menigkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn Materi Globalisasi
dengan menggunakan model cooverative Learning tipe Numbered Heads
Together (NTH) di kelas IV SDN 060954 Kec. Medan Marelan T.A 2014-2015.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan pembahasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “ apakah dengan menggunakan model
Cooperative Learning tipe Numbered Heads together (NTH) dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn Materi Globalisasi dikelas IV SDN
060954 Kec. Medan Marelan T.A 2014-2015?”

1.5 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah “ untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran PKn Materi Globalisasi dengan menggunakan metode
model Coomperative Learning tipe Numbered Heads Togrther (NTH) di kelas IV
SDN 060954 Kec. Medan Marelan T.A 2014-2015”

xiv
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Bagi siswa, membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PKn materi Globalisasi dengan menggunakan model
pembelajaran yang inovatif.
2. Bagi guru, memberikan informasi pada guru dalam usaha untuk
menigkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran cooperative terutama pada pelajaran PKn dalam rangka
meningkatkan mutu proses belajar mengajar.
3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan untuk perbaikan dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran materi lain dimasa yang akan datang.
4. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan dan menambah wawasan sebagai
tenaga pengejar dimasa yang akan datang.

15
Bab II
Kajian Pustaka

2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1 Hakikat Belajar


Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu
yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau
perkembangan tubuhnya atau karateristik seseorang sejak lahir. Proses
belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja
dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada
diri pembalajar.
Secara sederhana Robbins (dalam Trianto, 2010:15)
mendefenisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara
sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan)
yang baru.
Gange (dalam Slameto, 2003:13), memberikan dua defenisi belajar
yaitu: 1) belajar iyalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku, 2) belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari intruksi.
Belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Menurut Djamar (2011:15), ciri-ciri perubahan tingkah laku dari
pengertian belajar tersebut adalah: 1) perubahan yang terjadi secara sadar.
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu
atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu
perubahan dalam dirinya; 2) perubahan dalam belajar bersifat fungsional.
Suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus
menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan
perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses
belajar berikutnya; 3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

16
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan
tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih dari sebelumnya. Dengan
demikian, maka banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan
makin baik perubaha yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya
bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karna
usaha individu sendiri; 4) perubahan dalam belajar bukan bersifat
sementara. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap
atau permanen; 5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah ini
berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang
akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang
benar-benar disadari; 6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai
hasilnetelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan tingkah laku.
Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami
perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan,
keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
Perubahan yang terjadi pada seseorang banyak sekali baik sifat
maupun jenisnya, karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri
seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.

2.1.2 Hakikat Hasil Belajar


Hasil belajar merupakan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan
itu diupayakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pendidikan. Perubahan perilaku individu akibat proses belajar tidak lah
tunggal. Setiap proses belajar memengaruhi perubahan prilaku pada
domain tertentu pada diri siswa, tergantung perubahan yang diinginkan
terjadi sesuai dengan tujuan pendidikan.
Menurut Genge (dalam Purwanto, 2011:42), hasil belajar adalah
terbentuknya konsep, yaitu ketegori yang kita berikan pada stimulus yang
ada dilingkungannya,yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk
mengasimilisasi stimulus baru dan menentukan hubungan didalam
kategori.

17
Perubahan prilaku hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang
relefan dengan tujuan pengajaran. Karenanya, hasil belajar dapat berupa
perubahan dalam kemampuan kognitif, afrktif, dan psikomotorik,
tergantung dari tujuan pembelajarannya.
Menurut Demiati (2009:250) hasil belajar merupakan hasil proses
belajar, atau peruses pembelajaran . pelaku aktif pembelajaran adlah guru.
Dengan demikian, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari
dua sisi.
Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan
mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat prabelajar. Tingkat
perkembangan mental tersebut terkait dengan bahan pembelajaran.
Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
kongnitif, efektif, dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan hasil
pembelajaran. Hal ini terkait dengan bahan pelajaran.
Dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan
pelajaran. Hal ini juga terkait dengan tujuan penggal-penggal pengajaran.
Dengan kata lain, peran guru menilai hasil belajar berorentasi pada
ukuran-ukuran pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu tingkat srkolah,
wilayah, dan tingkat nasional.
Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk
mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah
diajarkan. Untuk mengaktualitaskan hasil belajar tersebut diperlukan
serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan
memenuhi syarat .
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai
dari proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil
belajar diukur untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan sehingga
hasil belajar harus sesuai dengan tujuan pendidikan.

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang sebagai akibat dari
kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Peubahan itu adalah

18
hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Jadi, untuk mendapatkan hasil
belajar dalam bentuk perubaha, harus melalui proses tertentu yang
dipengaruhi oleh factor dari dalam individu dan diluar individu.
Menurut Slameto (2003:54), factor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua
golongan saja, yaitu: A. factor-faktor intern: 1)factor jasmaniah: (a) factor
kesehatan; (b) cacat tubuh, 2)factor fisikologis: (a) intelegensi; (b)
perhatian; (c) minat; (d) bakat; (e) motif; (f) motif; (g) kematangan; (h)
kesiapan, 3) factor kelelaha: (a) cara orang tua mendidik; (b) relasi antar
oang anggota keluarga; (c) suasana rumah; (d) keadaan ekonomi keluarga;
(e) pengertian orang tua, 2) factor sekolah: (a) metode mengajar; (b)
kurikulum; (c) relasi guru dengan siswa; (d) relasi siswa dengan siswa; (e)
disiplin sekolah; (f) alat pelajaran; (g) waktu sekolah; (h) standart
pelajaran diatas ukuran; (i) keadaan gedung; (j) metode belajar; (k) tugas
rumah: 3) factor masyarakat: (a) kegiatan siswa dalam masyarakat; (b)
mass media; (c) teman bergaul; (d) bentuk kehidupan masyarakat.

2.1.4 Hakikat Cooperative Learning


Secara sederhana “cooperative” berarti mengerjakan sesuatu secara
bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu
tim. Jadi, cooperative learning dapat diartikan belajar bersama-sama,
saling membantu satu dengan yang lain dlalm belajar dan memastikan
bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang
telah ditentukan sebelumnya.
Menurut soejadi (dalam Rusman, 2011:242), pelajaran cooperative
adlah teori kontruktuvisme. Pada dasarnya pendekatan teori
kontruktivisme dalam belajar adalah suatu pendekatan dimana
siswa harus secara individual menemukan dan mentransformasikan
informasi yang kompleks, meriksa informasi dengan aturan yang
ada dan merevisinya bila perlu.
Menurut sanjaya (2011:242), pemblajaran cooperative merupakan
model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan /tim
kecil, yaitu antara 4 sampai 6 orang yang mempunyai latar belakang

19
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen).
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa coooperatif learning
menyangkut teknik pengelompokan yang didalamnya siswa bekerja
terarah pasa tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya
terdiri dari 5 orang.
Menurut roger (dalam huda 2011:29), pembelajaran cooperative
merupakan aktifitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu
prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi
secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang didalamnya
setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan
didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggotanya yang
lain.
Dapat dipahami bahwa pembelajaran cooperative merupakan
proses pembelajaran yang lebih menekan kan kepada proses kerja sama
dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidakhanya kemampuan
akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga
adanya unsur kerja sama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya
kerjasama inilah yang menjadi ciri khas dari pembelajaran cooperative.
Menurut Lungdren (dalam isjoni, 2011:13), unsure-unsur dalam
cooperative learning sebagai berikut: a) para siswa harus memiliki persepsi
bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”; b) para siswa harus
memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam
kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam
pembelajaran materi yang dihadapi; c) para siswa harus berpandangan
bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama; d) para siswa membagi
tugas dan berbagi tanggug jawab dianatara anggota kelompok; e) para
siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok; f) para siswa berbagi
kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan kerjasama
selama belajar; g) setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan
secara individual materi yang ditanganin dalam kelolmpok cooperative.

20
Menurut istarani (2012:1), ada 58 model pembelajaran inovatif,
yaitu : 1) picture and picture ;2) example non example; 3)numbered heads
together ; 4) cooperative script ; 5) studens teams achievement divisions;
6) kepala bernomor struktur; 7) jigswag; 8) problem besed instructutions;
9) problem centered learning; 10) mind mapping; 11) artikulasi; 12) make
a match; 13) think pair and share ; 14) role playing; 15) debate; 16) geoup
investigation; 17) talking stick; 18) snowball thowring; 19) bertukar
pasangan; 20) student fasilitator and exampling; 21) explicet indtruktion;
22) demonstrasi; 23) collaborative learnig; 24) cooperative integrated
reading and compesetion; 25) numbered heads; 26) manual dexterity; 27)
inside outside circel; 28) inkuiri; 29) portofolio; 30) pemecahan masakah
berdasarkan indtight; 31) elaborasi; 32) project based learning; 33)
quantum elerning; 34) tebak kata; 35) word square; 36) scramble; 37) take
and give; 38) complete sentence; 39) concept sentence; 40) time token; 41)
keliling berkelompok; 42) bamboo dancing; 43) dua tinggal dua tamu; 44)
prediction guide; 45) learning starst with a question; 46) plantet question;
47) team quiz; 48) modeling the way; 49) silent demonstration; 50)
practice rehearsal pairs; 51) reflektif; 52) index card match; 53) guided
teaching; 54) the learning cell; 55) learning contaracts; 56) listening team;
57) teams games tournament; 58) concept mapping.
Dari beberapa jenis model pembelajar, yang diterapkan dalam penelitian
ini adalah numbered heads together.

2.1.5 Hakikat Numbered Heads Together


Menurut huda (2011:138), numbered heads together kepala bernomor
memberikan kesempatan pada siswa untuk saling shering ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. NHT juga mampu
meningkatkan semangat kerja sama siswa dan dapat digunakan untuk
semua mata pelajaran dan tingkat kelas.
Menurut Darianto dan raharjo (2012:245), pembelajaran cooperative tipe
NHT dikembangkan oleh spencerkagen. Pada umumnya NHT digunakan
untuk melibatkan siswa dalalm penguatan pemahaman atau mengecek
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

21
Sedangkan menurut istarani (2012:12), numbered head together
merupakan rangkaian penyampaian materi dengan menggunakan
kelompok sebagai wadah dalam menyatukan presepsi/pikiran siswa
terhadap pertanyaan yang dilontarkan atau diajukan guru, yang kemudian
akan dipertanggung jawabkan oleh siswa sesuai dengan nomor permintaan
guru dari masing-masing kelompok.
Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa numbered heads
together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis
pembelajaran cooperative yang dirancang untuk memengaruhi pola
interaksi siswa dan sebagai alternative terhadap stuktur kelas tradisional.

2.1.6 Langkah-Langkah Peaksanaan Model Numbered Together


Dalaml mengajukan pertanyaan kepada seuruh kelas, guru
menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT, menurut triyanto
(2010:82) : a)fase 1: penomoran. Dalam fase ini, guru membagi siswa
keadaan kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok doberi
nomor antara 1-5; b) fase 2: mengajukan pertanyaan. Guru mengajukan
pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. pertanyaan dapat
aman spesifik dan dalam bentuk kalimat Tanya. Misalnya, :” berapakah
jumlah gigi orang dewasa?” atau berbentuk arahan, misanya “pastikan
setiap orang mengetahui 5 buah ibu kota provinsi yang terletak dipulau
Sumatra; 3) fase 3: berpikir bersama. Siswa menyatukan pendapatnya
terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam
timnya mengetahui jawaban tim; 4) fase 4: menjawab. Guru memanggil
satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai
mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas.
Menurut istarani (2012:13) , langkah langkah dalam numbered heads
together adalah: 1) peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap pesserta
didik dalam setiap kelompok mendapat nomor; 2) guru memberikan tugas
dan masing-masing kelompok menggerjakannya; 3) kelompok
mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota
kelompok dapat mengerjakan/mengetahui jawabannya; 4) guru memanggil

22
salah satu nomor peserta didik dan peserta didik yang nomornya dipanggil
melaporkan hasil kerjasama diskusi kelompoknya; 5) tanggapan dari
teman lain, kemudian guru menunjukan nomor yang lain,dan seterusnya;
6) kesimpulan.
Sedangkan menurut Huda (2011: 138), prosedur dalam model numbered
heads together adalah: 1) siswa dibagi dalam kelompok-kelompok.
Masing-masing siswa dalam kelompok diberi nomor; 2) guru memberikan
tugas/pertanyaan dan masing-masing kelompok mengerjakannya;
3)kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling
benar dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban
tersebut; 4)guru memanggil satu nomor. Siswa dengan nomor yang
dipanggil mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok mereka.
Dari beberapa langkah-langkah yang dijabarkan menurut para ahli,
yang digunkan dalam penelitian ini adalah langkah-langkah menurut
trianto.
Tabel 2.1 langkah-langkah pembelajaran kooperatif

Tabel 2.1 langkah-langkah pembelajaran kooperatif


Tahapan Aspek Kegiatan
Fase 1 Penoroman Dalam Fase Ini, Guru Membagi Siswa
Kedalam Kelompok 3-5 Orang Dan
Kepada Setiap Anggota Kelompok
Diber Nomor Antara 1 Sampai 5
Fase 2 Mengajukan Guru Mengajukan Sebuah Pertanyaan
Pertanyaan Kepada Siswa. Pertanyaan Dapat
Bervariasi. Pertanyaan Dapat Amat
Spesifik Dan Dalam Bentuk Kalimat
Tanya. Midalnya, “Berapakah Jumlah
Gigi Orang Dewasa?” Atau Berbentuk
Arahan, Misalnya “Pastikan Setiap
Orang Mengetahui 5 Buah Ibu Kota
Provinsi Yang Terletak Di Pulau
Sumatra.”
Fase 3 Berpikir Bersama Siswa Menyatukan Penapatnya
Terhadap Jawaban Pertanyaan Itu Dan
Meyakinkan Tiap Anggota Dalam
Timnya Mengetahui Jawaban Tim.
Fase 4 Menjawab Guru Memanggil Suatu Nommr
Tertentu, Kemudian Siswa Yang

23
Nomornya Sesuai Mengacungkan
Tangannya Dan Mencoba Untuk
Menjawab Pertanyaan Untuk Seluruh
Kelas.
Tabel 1

2.1.7 Kelebihan Model Numbered Heads Together


Pembelajaran dengan menggunakan model numbered heads
together diawali dengan numbering. Dengan demikian, dalam kelompok
siswa diberi nomor masing-masing sesuai dengan urutannya .
Menurut Istrani (2012:13), adapun yang menjadi kelebihan dari
model numbered heads together adalah: 1) dapat menigkatkan kerja sama
diantara siswa, sebab dalam pembelajaran siswa ditempatkan dalam suatu
kelompok untuk berdiskusi; 2) dapat mrningkatkan tanggung jawab siswa
secara bersama, sebab masing-masing kelompok diberi tugas yang
berbeda-beda untuk dibahas; 3) melatih siswa untuk meyatukan pikiran,
karena numbered heads together mengajak siswa untuk menyatukan
presepsi dalam kelompok; 4)melatih siswa untuk menghargai pendapaat
orang lain, sebab dari hasil diskusi diminta tanggapan dari peserta lain.
Numbered heads together merupakan rangkaian penyampaian
materi dengan menggunakan kelompok sebagai wadah dalam menyatukan
presepsi/pikiran siswa terhadap pertanyaaan yang diajukan guru.

2.1.8 Kekurangan Model Numbered Heads Together


Model numbered heads together ini dirancang untuk
mempengeruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatipf terhadap
struktur kelas tradisional
Sedangkan yang menjadi kekurangan dari model numbered heads together
diantaranya meliputi: 1) siswa merasa bingung karena mengapa dalam
kelompok masih ada lagi nomor; 2)sulit menyatukan pikiran siswa dalam
satu kelompok , karena masing-masing siswa menahankan egoisnya ; 3)
diskusi sering menghamburkan waktuk yang cukup lama, jadi bisa-bisa
waktu tidak cukup dalam melaksankan proses belajar ; 4) sering terjadi
perdebatan yang kurang bermanfaat, karena yang diperdebatkan itu
adakalanya bukan mempersoalkan materi yang urgent atau substantive,

24
tetap materi yang kurang penting; 5) siswa yang pemdiam akan merasa
silit untuk berdiskusi dalam kelompok dan sulit diminta pertanggung
jawabannya.
Numbered heads together digunakan untuk melibatkan lebih
banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran
dan mengecek pemahaman meraka teradap isi pelajaran tersebut.

2.1.9 Hakikat Pembelajaran Pkn Di SD


Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) atau Civics memiliki
banyak istilah Dalam Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006
dikemukakan bahwa "Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga
negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945".
Tidak jauh berbeda dengan pengertian ini, Sumantri (dalam
Ubaedillah, 2008:7) merumuskan pengertian Civics sebagai llmu
Kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan: (a)
manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi (organisasi
sosial, ckonomi, politik), (b) individu dengan negara.
Menurut Somantri (dalam Winataputra, 2013.14). merupakan
terjemahan dan "Civics" yang bertujuan membina dan mengembangkan
anak didik agar menjadi warga negara yang baik (good ctizen).
Selain itu, menurut Syarbaini (2006 4), Pendidikan
Kewarganegaraan adalah suatu bidang kajian yang mempunyai objek
telaah kebajikan dan budaya kewarganegaraan. dengan menggunakan
disiplin ilmu pendidikan dan ilmu politik
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
sebagai instrument pengetahuan diarahkan untuk membangun masyarakat
demokrasi yang beradab. Hal ini juga harus dipahami sebagai pendidikan
yang akan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak bangsa

25
yang didasarkan pada nilai-nilai yang tumbuh, hidup, dan berkembang
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

2.1.10 Tujuan Mata Pelajaran Pkn Di SD


Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya untuk
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Menurut Winataputra (2013:15), tujuan mata pelajaran Pendidikan
Kewarga- negaraan adalah untuk memberikan kompetensi-kompetensi
sebagai berikut: a) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam
menanggapi isu kewarganegaraan; b) berpartisipasi secara bermutu dan
bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; c) berkembang secara positif
dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter
masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa
lainnya; d) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.

2.1.11 Ruang Lingkup Mata Pelajaran PKn di SD


Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006, ruang lingkup
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan secara umum meliputi aspek-
aspek sebagai berikut: a) persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup
rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatunn Republik
Indonesin, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan;
b) norma, hukum, dan Peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,
peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan

26
internasional; c) hak asasi manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak
dan kewajiban anggota masyarakat, instrument nasional dan internasional
HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM; d) kebutuhan
warga negara, meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga
masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan
kedudukan warga negara; e) konstitusi negara, meliputi: proklamasi
kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang
permah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi;
f) kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan
sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi; g)
pancasila, meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara,
pengamalan nilai- nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila
sebagai ideologi terbuka; h) globalisasi, meliputi: globalisasi di
lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak
globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan
mengevaluasi globalisasi.

2.1.12 materi globalisasi


Kelas IV, semester II
Tabel 2.2 SK dan KD Materi Globslisasi
standart kompetensi kompetensi dasar
4. menunjukan sikap terhadap globalisasi 4.1 memberikan contoh sederhana pengaruh
dilingkungannya. globalisasi dilingkungannya.

Kata "globalisasi" diambil dari kata globe yang artinya bola bumi tiruan
atau dunia tiruan Kemudian, kata globe menjadi global, yang berarti umversal
atau keseluruhan yang saling berkaitan. Jadi, globalisasi adalah proses
menyatunya warga dunia secara umum dan menyeluruh menjadi kelompok
masyarakat

27
Perubahan sosial akibat globalisasi dapat dilihat dari beberapa
aspek dibawah ini:
a. Makanan
Ditandai dengan berbagai jenis makanan instan, Instan artinya cepat saji.
Masyarakat dapat menikmati tanpa harus susah payah membuat dan memasaknya.
Tapi bahayanya adalah zat kimia yang ada didalamnya, seperti zat pengawet,
pewarna, dan perasa.
b. Pakaian
Masyarakat di negara berkembang biasanya suka meniru perkembangan model
dari negara maju, sehingga mendorong industri pakaian berkembang pesat.
c. Perilaku
Berupa pudarnyabudaya gotong royong. Hal ini sangat mencolok pada masyarakat
di perkotaan. Mereka sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri.
d. Gaya Hidup
Gencanya iklan memengaruhi keinginan masyarakat untuk memiliki suatu barang
mutakhir. Orang berlomba-lomba memiliki barang baru guna meningkatkan
gengsi.
Kemajuan teknologi berdampak positif dan negatif. Globalisasi, sebagai
akibat dari kemajuan iptek, memberikan manfaat yang begitu besar bagi
kehidupan manusia di seluruh dunia. Ini berarti bahwa globalisasi memberikun
dampak positif bagi umat manusia. Sebagai contoh, mudahnya masyarakat
memperoleh informasi maka masyarakat memiliki wawasan yang lebih luas. Jika
tempat tinggal kita merupakan daerah yang sulit mendapatkan informasi dan
transportasi, pasti tempat tinggal kita akan menjadi tempat yang tertinggal dari
daerah lainnya. Dengan adanya alat transportasi, semua kegiatan di daerah akan
berjalan lancar.
Adapun dampak negatif adanya globalisasi, antara lain:
a. Orang menjadi sangat individualis
Individualis artinya mementingkan diri sendiri.
b. Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa

28
Misalnya dalam pola berpakaian dan pergaulan. Dimana dalam berpakaian dan
bergaul, terutama pada remaja banyak yang meniru gaya berpakaian dan bergaul
orang-orang Barat, seperti memakai anting-anting bagi laki-laki.
c. Budaya konsumtif
Konsumtif berarti kebiasaan senang menghamburkan uangnya untuk kepentingan
yang kurang bermanfaat.
d. Sarana hiburan yang melalaikan dan membuat malas
Misalnya playstation. Dengan adanya playstation, banyak anak melupakan waktu
untuk belajar, membantu orang tua, dan beristirahat.
e. Budaya permisif
Permisif artinya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan dengan sarana
canggih Misalnya: menipu dengan informasi lewat HP. Seperti "Selamat anda
mendapat sebuah mobil Sedan. Untuk pencairan silahkan transfer uang sebanyak
25 juta ke nomer rekening 09995678 di bank Plecit atas nama Koplo".
f. Menurunnya ikatan rohani
Pada cra globalisasi orang banyak yang meninggalkan ibadah dengan alasan
sibuk. Orang juga banyak meninggalkan ajaran agama. Mereka hanya
mementingkan duniawi saja.
Ada beberapa sikap yang harus dimiliki untuk menyikapi pengaruh
globalisasi, antara lain:
a. Mempertebal keimanan dan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan yang
Maha Esa.
b. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri.
c. Mencintai kebudayaan bangsa sendiri dari pada kebudayaan asing.
d. Memilih informasi dan hiburan dengan selektif agar menjaga dari pengaruh
negatif.
e. Menjauhi kebiasaan buruk gaya hidup dunia Barat yang bertentangan dengan
nilai dan norma yang berlaku, seperti meminum minuman keras, menggunakan
narkotika dan obat- obatan terlarang, dan pergaulan bebas.
Dikutip dari buku:
Bestari, Prayoga. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan: Menjadi Warga Negara
yang Batk Untuk Kelas IV SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen

29
Pendidikan Nasional. Sarjan. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan: Bangga
Menjadi Insan Pancasila Untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
2.2 Kerangka Berpikir
Untuk menjadikan pembelajaran PKn sebagai suatu hal yang
menyenangkan, guru sebagai perancang pendekatan yang tepat agar konsep ini
mudah dipahami oleh siswa schingga hasil belajar siswa semakin meningkat.
Salah satu caranya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merupakan model belajar dengan sejumlah siswa yang
mengutamakan kerjasama sebagai anggota kelompok kecil yang mempunyai
tingkat kemampuan yang berbeda-beda.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam
proses belajar pada pelajaran PKn materi Globalisasi adalah pembelajaran
kooperatif tipe NHT Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads
Together) siswa diberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam mengolah
informasi sehingga siswa dapat saling
berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang
eickn bekerjasama untuk memahami materi pelajaran.
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) adalah
lebia banyak melibatkan siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Model ini bermanfaat dalan merangsang Siswa untuk lebih aktif dan berfikir kritis
karena siswa diberikan kesempatan untuk mencari sendiri pemecahan masalah
dengan kerjasama kelompok schingga meteka lebih mudah memahami materi.
Dalam proses pembelajaran, agar hasil belajar siswa semakin meningkat
sangat diperlukan peran guru dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT, Dengan adanya pembelajaran kooperatif tipe NHT ini siswa diajak
untuk belajar lebih baik lagi dan memahami konsep yang sulit, berpikir kritis,
bekerja sama, dan salling membantu teman. Dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT, diharapkan siswa Iebih percaya atas kebenaran
atau kesimpulan berdasarkan diskusi kelompok dari pada hanya menerima apa

30
kata guru atau buku. Schingga pemahaman siswa semakin luas dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa

2.3 Hipotesis Tindakan


Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir diatas dapat diambil
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: "dengan menggunakan model
Cooperative Learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat
menungkatkan hasil belajar SISwa pada mata pelajaran PKn kelas IV SDN
060954 Kec. Medan Marelan".

31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitinn
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
mengarah kepada meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn
dengan menggunakan model Cooperative Leaming tipe Numbered Heads
Together (NHT) di kelas IV SDN 060954 Kes Medan Marelan T. A 2014/2015.
3.2 Lokasi dan Waktu Penellitian
Penelitian ini dilakukan di SDN O60954 yang beralamat di JI. Kapten
Rahmad Buddin Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan. Penelitian ini
dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu Januari-Maret 2015 di semester 2, Tahun
Ajaran 2014-2015 dengan inaten Globalisasi.
3.3 Subjek dan Objek lenelitian
Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas
IV A SDN 060954 Kec, Medan Marelan yang berjumlah 40 orang yang terdiri
dari 26 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki.
Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah tindakan sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada mata pelajaran PKn materi
globalisasi.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Untuk mencegah terjadinya penafsiran yang berbeda-beda serta untuk
menciptakan kesamaan pengertian variabel-variabel, maka penulis merumuskan
definisi operasional setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini yakni
sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa
Hasil belajar adalah hasil usaha yang dicapai siswa dari suatu kesiapan
yang dilakukan dnlam waktu tertentu dan dinyatakan dalam bentuk angka atau
huruf.

32
2. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT
Numbered Heads Together adalah salah satu model pembelajaran dimana
memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
3.5 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain model Kemmis dan Taggart dalam
Arikunto (2010:137). Desain penelitian dalam penelitian tindakan kelas berupa
refleksi awal dan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di
kelas. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus, dimana masing-masing
siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi. Jika tindakan pada siklus satu hasilnya belum memenuhi target yang
ditentukan, maka akan dilakukan tindakan siklus II
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
model Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto 2010 : 137).

PELAKSANAAN

PERENCANAAN SIKLUS 1 PENGAMATAN

REFLEKSI

PELAKSANAAN

SIKLUS 2 PENGAMATAN
PERANCANGAN

REFLEKSI

33
3.6 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi kegiatan pelaksanaan PTK terdiri dari empat
tahap. Tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun
tahapannya sebagai berikut:
A. Siklus I
1. Tahap Perencanaan
a. Menyusun RPP dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
b. Mempersiapkan bahan materi dan alat bantu yang diperlukan.
c. Mempersiapkan kartu bernomor yang disediakan oleh guru untuk
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
d. Guru merancang pembagian kelompok model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
e. Guru menyusun lembar kerja siswa.
f. Guru menyusun soal pre test pada awal penelitian dan post test pada
akhir pembelajaran.
g. Guru menyiapakan lembar observasi kegiatan saat mengajar dan
kegiatan siswa saat belajar.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
a. Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil dan setiap anggota
kelompok diberi nomor
b. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa.
c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyatukan
pendapatnya.
d. Guru menyarankan siswa agar pada tiap-tiap kelompok dapat
menyelesaikan soal yang diberikan olch guru dan setiap pekerjaan yang
mereka kerjakan adalah tanggung jawab bersama.
e. Guru meminta dari tiap kelompok dengan nomor yang sama
memberikan jawaban dari soal yang diberikan oleh guru berdasarkan hasil
kerjasama kelompok didepan kelas.
f Guru memberikan pujian dan tepuk tangan kepada kelompok yang
mendapatkan nilai terbaik.

34
g. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah
dipelajari.
h. Untuk kegiatan akhir, masing-masing siswa mengerjakan tes yang
diberikan oleh Tuna
i. Guru memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk
mengungkapkan kesulitan- kesulitan yang mereka alami selama proses
pembelajaran.

3. Tahap Observasi
Tahap ini dilaksanakan bersamaan pada saat tindakan dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Observasi dilaksanakan oleh
observer selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan
perubahan sesuai dengan hasil yang dikehendaki.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
dilakukan berdasarkan data hasil yang telah terkumpul, seperti hasil evaluasi atau
tes, dan hasil observasi. Refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
dan menilai apakah tindakan pembelajaran dengan menggunakan model
Numbered Heads Together sudah berjalan secara optimal dan apakah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Refleksi dalam PTK ini mencakup analisis dan
penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan Jika terdapat
masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui
siklus berikutnya, yaitu siklus II.
B. Siklus II
Setelah sıklus pertama dilaksanakan dan belum menunjukkan hasil belajar
siswa {-IH yang diharapkan, maka dalam hal ini dilaksanakan siklus Il dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan pada siklus Il diawali dengan berbagai
identifikasi masalah berdasarkan hasil refleksi pada siklus II.Masalah-masalah

35
yang timbul pada siklus I ditetapkan alternatifnya penecah masalahnya, maka
diharapkan pada siklus II tidak akna terulang lagi nantinya.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan tindakan ini sesuai dengan perencanaan tindakan pada
siklus Il yang telah dikembangkan sebagai alternatif pemecah masalah pada siklus
I.
3. Tahap Observasi
Tahanan ini bersamaan dengan pelaksanaan pengamatan dilakukan pada
waktu tahan tindakan berjalan, peneliti bersama dengan guru melakukan
pengamatan dan mencatat segala hal yang diperlukan dan yang lerjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung dengan acuan lembar observasi, soal test
digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

4. Tahap Refleksi
Kegiatan ini dilaksanakan pada akhir TATAP MUKA Talhap ini
mengemukakan kembali secara rinci sesuatu yang terjadi di dalam kelas selama
proses pembelajaran pada siklus II. Namun pada siklus ini ditemukan ada
sehagian siswa yang belum mencapai hasil belajar yang diharapkan, maka
dilaksanakan siklus selanjutnya. Tetapi jika telah banyak memenuhi hasil yang
diharapkan maka sebaiknya tidak pertu melakukan tindakan berikutnya, maka
dengan kata lain pembelajaran dikatakan selesai.

3.7 Teknik Pengumputan Data


3.7.1 Tes
Tes adalah alat untuk memperoleh nilai siswa dengan caru memberikan tes
tent kepada siswa. Tes dibagi atas tes awal atau pre test dan tes akhir disebut post
test. Tes au diberikan sebelum pemberian tindakan kelas yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana kemampuun siswa dalam materi globalisasi. Sedangkan
tes akhir bertujuan untuk alusu Inyei menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Tes yang dibcrikan berupa tes tertulis berbentuk pilihan
berganda sebanyak 20 soal dimana I soal memiliki bobot nilai 5 3.7.2 Observasi

36
Lembar pengamatan (observasi) ini digunakan untuk mengobservasi
aktivitas Siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam
pengumpulan data selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dibantu olch
guru kelas. Adapun peranannya yaitu melakukan pengamatan terhadap seluruh
kegiatan pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Hasil observasi ini diserahkan kembali kepada peneliti untuk
mengetahui sejauh mana ketercapaian siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
3.7.3 Teknik Analisis Data
Adapun cara menganalisis data adalah dengan menggunakan analisis data
presentase. Analisis data persentase ini dilakukan untuk mengetahui berhasil atau
tidaknya Adapun cara tindakan yang dilakukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
I. Daya Serap Individual
Dengan rumus Purwanto (2011:207)
PPH= × 100%
Keterangan :
PPH : presentasi perolehan hasil
B :skor yang diperoleh
N : skor total
Kriterian perolehan nilai adalah:
≤ PPH > 68 adalah siswa tidak tuntas dalam belajar
68 ≥ PPH ≤ 100 adalah siswa tuntas dalam belajar
2. nilai rata-rata siswa
Menurut daryanto (2011:191) untuk menghitung rata-rata nilai siswa
digunakan rumus sebagi berikut:
ΣX
X
ΣN
Dengan:
× = nilai rata-rata
∑× =jumlah semua nilai siswa
∑N = jumlah siswa

37
3. daya serap klasikal
Dengan rumus dewi (2010:188)
f
P= x 100 %
n
Keterangan:
P: jumlah presentasi yang mengalami perubahan
f: jumlah siswa yang mengalami perubahan
n: jumlah keseluruhan siswa
dengan criteria perolehan nilai keseluruhan adalah:
≥80% artinya siswa secara klasikal sudah mengalami perubahan
Tabel 3.1 kratiria ketuntasan hasil belajar siswa
Tingkat Ketuntasan Keterangan
>80% Sangat Tinggi
60-79% Tinggi
40-59% Cukup
20-39% Rendah
<20% Sangat Rendah

4. Hasil Observasi Guru Dan Siswa


Menurut Herlanti seperti yang dikutip dalam www.academia.edu.com
yang diaksws pada tanggal 21 januari 2015 bahwa untuk mengisi hasil observasi
guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut:
SP
Keterangan: N= x 100 %
SM
N = nilai yang
SP = Skor yang diperoleh
SM = Skor maksimal

Krateria:
80-100% = sangat baik
60-79% = baik
31-59% = kurang
0-30% = sangat kurang

38
3.8 jadwal penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan, mulai dari bulan januari sampai
dengan bulan maret di semester genap. Jadwal kegiatna dicantumkan dalam
bentuk tabel dibawah ini:
Tabel 3.2 jadwal rencana penelitian
Kegiatan Minggu/Bulan
Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Refleksi Awal X
(Persiapan
Pelaksanaan
Tindakan)
Siklus I
Tatat Muka I X
Tatap Muka Ii X
Evaluasi Siklus I X
Siklus Ii
Tatap Muka I X
Tatap Muka Ii X
Evaluasi Siklus Ii X
Analisis Data X X X X X
Laporan Penelitian X X X X X

39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitiaa


Penelitian ini dilaksanakan di SD Neperi 060954 JI. Kapten Rahmad
Buddin Lik 12 Kel. Terjun Kec, Medan Marclan, tepatnya di kelas IV, semester
genap Tahun Ahun 2014-2015. Luas ruangan kelas 7x6 m, lantai keramik dan
berdinding tembok, ventilasi udara cukup, adanya lampu listrik yang menerangi
ruangan kelas. Siswa kelas IV SDN 060954 Medan Marelan berjumlah 40 orang,
terdiri dari 26 siswa perempunn dan 14 siswn Iaki-laki.Sarana dan prasarnna yang
ada di dalam kelas terdiri dari sebuah whiteboard, spidol, penghapus, 20 buah
meja siswa, 40 bualhı kursi siswa, I buah meja dan kursa guru, I buah lemari serta
beberapa alat peraga yang ditempel di dinding.
Laporan penelitian tindakan kelas ini dapat dasajikan dengan
menampilkan analisis kuantitatif data dan persentase. Analısıs tersebut digunakan
untuk memperolch hasil penelitian tindakan kelas ynng dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar PKn materi Globalisasi dengan menggunakan model
cooperative lenming tipe Numbered Heads Together di Kelas IV SDN 060954
Kec. Medan Marelan Tahun Ajaran 2014-2015. Kemudian kegiatan pembelajaran
dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 siklus, terdiri dari 4 kali TATAP MUKA.
Siklus I terdiri dari dua kali TATAP MUKA dan siklus il juga terdiri dari dua kali
TATAP MUKA.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Tes Awal


Sebelum perencanaan tindakan dalakukan, terlebih dahudu dibenkan pre
test kepuda 10 ciawa, dengan tujuan mengetahui kemampuan awal dan juga
mengetahui letak kesulitan- ealitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-
soal tentang Globalisasi. Kemampuan awal siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

40
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pada Pre Test
Tabel 4.1 Hasil Pretest Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas IV SDN 060954 Kec Meda

Keterangan
No Kode Siswa Skor Nilai
Tuntas Belum Tuntas
1 S01 9 45 Tidak Tuntas
2 S02 8 40 Tidak Tuntas
3 S03 9 45 Tidak Tuntas
4 S04 13 65 Tidak Tuntas
5 S05 13 65 Tidak Tuntas
6 S06 8 40 Tidak Tuntas
7 S07 15 75 Tuntas
8 S08 1 5 Tidak Tuntas
9 S09 17 85 Tuntas
10 S10 10 50 Tidak Tuntas
11 S11 4 20 Tidak Tuntas
12 S12 8 40 Tidak Tuntas
13 S13 8 40 Tidak Tuntas
14 S14 10 50 Tidak Tuntas
15 S15 9 45 Tidak Tuntas
16 S16 10 50 Tidak Tuntas
17 S17 6 30 Tidak Tuntas
18 S18 16 80 Tuntas
19 S19 6 30 Tidak Tuntas
20 S20 10 50 Tidak Tuntas
21 S21 14 70 Tuntas
22 S22 9 45 Tidak Tuntas
23 S23 5 25 Tidak Tuntas
24 S24 12 60 Tidak Tuntas
25 S25 6 30 Tidak Tuntas
26 S26 10 50 Tidak Tuntas
27 S27 9 45 Tidak Tuntas
28 S28 5 25 Tidak Tuntas
29 S29 8 40 Tidak Tuntas
30 S30 12 60 Tidak Tuntas
31 S31 10 50 Tidak Tuntas
32 S32 2 10 Tidak Tuntas
33 S33 6 30 Tidak Tuntas
34 S34 5 25 Tidak Tuntas
35 S35 6 30 Tidak Tuntas
36 S36 8 40 Tidak Tuntas
37 S37 9 45 Tidak Tuntas
38 S38 16 80 Tuntas
39 S39 7 35 Tidak Tuntas
40 S40 14 70 Tuntas
jumlah 363 1815 6 34
rata-rata 9.075 45.38

41
Berdasarkan tabel 4.1 di atas maka dapat diketahui bahwa kemampuan
siswa dalam menguasai materi masih cukup, dengan nilai rata-rata mencapai
45,38. Dari 40 orang siswa pada saat diberikan pretest, terdapat 34 orang siswa
tidak tuntas, dan hanya 6 orang siswa yang tuntas dalam menyelesaikan pretest.
Dari hasil pretest diperoleh tingkat ketuntasan belajar siswa secara
klasikal sebesar 15,00%, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil pretest
pada materi Globalisasi masih sangat rendah.
Untuk mengetahui tingkat presentase ketuntasan klasikal maka dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2 presentase nilai hasil belajar siswa pada pre test
Nilai Jumlah Siswa Presentase (%)
80-100 3 7,50%
60-79 7 17,50%
40-59 18 45,00%
21-39 9 22,50%
0-20 3 7,50%
Jumlah 40 100%
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan grafik sederhana tentang nilai pretes
40 90%

35 80%

30 70%
60%
25
50%
20 tuntas
TUNTAS 40% tidak tuntas
15
30%
10 20%
5 10%
0 0%
TUNTAS TIDAK TUNTAS tuntas tidak tuntas

Berdasarkan temuan di atas masalah yang dihadapi siswa pada pretest adalah:
1. Pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi globalisasi masih tergolong
sangat rendah karena masih banyak siswa yang tidak mengerti tentang globalisasi.
2. Masih banyak siswa yang belum mampu menyelesaikan soal dengan teliti.

42
4.2.2 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus I
1. Perencanaan
Pada penelitian tindakan kelas dilakukan oleh pencliti bersama dengan
guru kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada materi
Globalisasi. Perencanaan vang dilakukan pada penelitian ini adalah membuat
alternatif masalah dengan melaksanakan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Berdasarkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa maka peneliti
membras alternatif pemecahan masalah yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran NIT. Adapun langkah yang dilakukan pada tahap perencanaan
adalah sebagai berikut :
a. Menyusun RPP dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT.
b. Mempersiapkan bahan materi dan alat bantu yang diperlukan.
c. Mempersiapkan kartu bernomor yang disediakan oleh guru untuk pembelajaran
kooperatif tipe NHT.
d. Guru merancang pembagian kelompok model pembclajaran kooperatif tipe
NHT.
e. Guru menyusun lembar kerja siswa.
f. Guru menyusun soal pre test pada awal penelitian dan post test pada akhir
pembelajaran
g. Guru menyiapakan lembar obscrvasi kegiatan saat mengajar dan kegiatan siswa
saat belajar.
2. Pelaksanaan Tindakan 1
Pada tahap ini menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together.
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilakukan sebanyak dua kali TATAP
MUKA. Tiap TATAP MUKA berlangsung sclama dua jam (2 x 35 menit). Pada
tahap ini peneliti melaksankan kegiatan pembelajaran yang merupakan
pengembangan dan pelaksanaan diri program pengajaran yang disusun pada tahap
perencanaan, yaitu guru membagi siswa kedalam kelompok kecil dan setiap
anggota kelompok diberi nomor.

43
Lalu guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyatukan pendapatnya. Guru menyarankan
siswa agar pada tiap-tiap kelompok dapat menyelesaikan soal yang diberikan oleh
guru dan setiap pekerjaan yang mereka kerjakan adalah tanggung jawab bersama.
Kemudian guru meminta dari tiap kelompok dengan nomor yang sama
memberikan jawaban dari soal yang diberikan oleh guru berdasarkan hasil
kerjasama kelompok didepan kelas.
Guru memberikan pujian dan tepuk tangan kepada kelompok yang
mendapatkan nilai terbaik. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran
yang telah dipelajari. Untuk kegiatan akhir, masing-masing siswa mengerjakan
lembar kegiatan siswa yang diberikan oleh guru. Setelah itu, guru memberikan
kesempatan kepada setiap siswa untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang
mereka alami selama proses pembelajaran.
Pada akhir pembelajaran guru memberikan tes individu sebagai tindakan
pada siklus I, yaitu post test I dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal,
dengan tujuan melihat hasil belajar siswa yang telah diberikan tindakan dan guna
mengetahui sudah sejauh mana pemahaman materi dan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal materi Globalisasi pada pelajaran PKn.
3. Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan oleh guru kelas mulai dari awal
pelaksanaan tindakan pembelajaran yang menerapkan penggunaan model
pembelajaran Numbered Heads Together dalam pelajaran PKn pada materi
Globalisasi sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa.
Pada saat yang bersamaan pula penelitian di observasi oleh guru kelaş
untuk mengetahui konsistensi dalam melaksanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran NHT pada materi Globalisası. Observasi memberikan hasil bahwa
kemampuan peneliti dalam memberikan materi dengan alat peraga sebagai
berikut:

Tabel 4.3 hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus I


no kegiatan descriptor skor
1 2 3 4

44
1 membuka a. menarik perhatian 
pelajaran b. menjelaskan tujuan 
pembelajaran
c. member apersepsi 
2 penggunaan waktu a.melaksanakan kegiatan 
dan model pembelajaran sesuai dengan
pembelajaran pembelajaran yang berturut
b. menggunakan waktu 
pembelajaran secara efektif dan
efesien
c. menggunakan model NTH 
yang sesuai dengan pelajaran
3. melibatkan siswa a. memotivasi siswa agar 
dalam proses berpartisipasi dalam pelajaran
pembelajaran b. upaya guru melibatkan siswa 
dalam proses pembelajaran
c. mengamatin kegiatan siswa 
dalam diskusi kelompok
4. komunikasi a. pengungkapan pertanyaan 
dengan siswa dengan jelas dan tepat
b. memberikan respon atas 
pertanyaan siswa
c. mengembangkan keberanian 
siswa dalam mengembangkan
pendapat
5. menutup pelajaran a. melaksanakan penelitian pada 
saat pembelajaran berlangsung
b. melaksanakan penilian pada 
akhir pembelajaran
c. merangkum pembelajaran 

SP 38
N= X 100 %Maka N= X 100 %
SM 60
=63,33% (Baik)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kegiatan yang dilakukan peneliti
masih cukup (63,33%). Hal ini dapat dilihat dari asprk menggunakan waktu
secara efektif dan elisien dan upyaa guru dalam melibatkan siswa masih kurang
baik dilaksanakan sehingga perlu diadakan perbaikan dalam siklus berikutnya.

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I


1. Subjek yang dipantau :Siswa Kelas IV
2. Tempat : SD Negeri No. 060954

45
3. Observasi dilakukan : Saat pembelajaran berlangsung
4. Pelaku pengamatan :Guru Kelas IV
5. Tujuan : Mengamati pelaksaan pembelajaran dengan
menggunakan model NHT pada mata pelajaran PKn materi Globalisasi
6. Nama siswa : Amna Rizki Aulia
Petunjuk :
1. Berikan tanda ceklis () pada kolom Ceklis disetiap deskriptor yang
menurut penganatan anda ada dilakukan oleh peneliti
2. Berikan penilaian dengan menceklis pada huruf A, B, C, atau D dengan
ketentuan:
• Skor 1: tidak dilakukan olch siswn
• Skor 2: dilakukan oleh siswa tetapi masih kurang baik
• Skor 3: dilakukan oleh siswa dengan cukup baik
• Skor 4: dilakukan siswa dengan sangat baik
No Kegiatan Descriptor Skor
1 2 3 4
1. Aktif Dalam A. Kesiapan Mengikuti
Pelajaran Pelajaran
B. Mendengarkan Penjelasan
Guru
C. Perhatian Terhadap
Kegiatan Pembelajaran
2. Berani Bertanya A. Aktivitas Bertanya
Dan Menjawab B. Aktifitas Menjawab
Pertanyaan Yang Pertanyaan
Diajukan C. Perhatian Terhadap
Aktifitas Tanya Jawab
3. Aktifitas Dalam A. Kesiapan Dalam
Model Numbered Melaksanakan Model NHT
Heads Together B. Kecermaatan Dalam Diskusi
C. Kerja Sama Dalam
Kelompok
4. Dapat A. Kesungguhan Mengerjakan
Mengerjakan Soal Soal
Yang Diberikan B. Kekompakan Mengerjakan
Guru Soal
C. Ketepatan Waktu
Mengerjakan Soal
5. Mampu A. Sikap Dalam Menyajikan
Menyajikan Jawaban
Jawaban B. Kejelasan Dalam

46
Menyajikan Jawaban
C. Keteraturan Dalam
Menyajikan Jawaban

Tabel 4.4 hasil observasi siswa dari aspek kongnitif dan afektif siklus I

No. Kode Siswa Skor Observasi Nilai Observasi Kriteria


1 S01 22 36,66 Kurang
2 S02 35 58,33 Kurang
3 S03 46 76,66 Baik
4 S04 32 53,33 Kurang
5 S05 42 70,00 Baik
6 S06 27 45,00 Kurang
7 S07 40 66,66 Baik
8 S08 15 25,00 Sangat Kurang
9 S09 50 83,33 Sangat Baik
10 S10 44 73,33 Baik
11 S11 13 21,66 Sangat Kurang
12 S12 26 43,33 Kurang
13 S13 30 50,00 Kurang
14 S14 41 81,66 Sangat Baik
15 S15 23 38,33 Kurang
16 S16 21 35,00 Kurang
17 S17 26 43,33 Kurang
18 S18 53 88,33 Sangat Baik
19 S19 22 36,66 Kurang
20 S20 20 33,33 Kurang
21 S21 21 35,00 Kurang
22 S22 29 48,33 Kurang
23 S23 25 41,66 Kurang
24 S24 30 50,00 Kurang
25 S25 28 46,66 Kurang
26 S26 32 53,33 Kurang
27 S27 24 40,00 Kurang
28 S28 15 25,00 Sangat Kurang
29 S29 22 36,66 Kurang
30 S30 52 86,66 Sangat Baik
31 S31 32 50,00 Kurang
32 S32 17 28,33 Sangat Kurang
33 S33 32 53,33 Kurang
34 S34 29 48,33 Kurang
35 S35 34 56,66 Kurang
36 S36 26 43,33 Kurang
37 S37 30 50,00 Sangat Baik
38 S38 48 80,00 Kurang

47
39 S39 31 51,66 Kurang
40 S40 53 88,33 Sangat Baik
Jumlah 1236 2073,2
Rata-Rata 30,9 51,83 Kurang

Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan aktivitas belajar siswa


dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Heads
Together tergolone kurang dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara
klasikal 51,83.
Dengan demikian maka pada siklus II diharapkan aktivitas siswa akan
lebih baik lagi dalam mengikuti pembelajaran dengan model Numbered Heads
Together sehingga diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
Globalisasi.
4. Analisis Data
Pada akhir siklus I, siswa diberikan post test hasil belajar yang
bertujuan untuk mengetahui tingkat atas tindakan yang diberikan dan
untuk mengetahui masalah yang dihadapi siswa dalam mengerjakan soal.
Tingkat keberhasilan siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 hasil belajar siswa siklus I
No. Kode Skor Nilai Keterangan
Siswa Tuntas Tidak Tuntas
1 S1 14 70 Tuntas
2 S2 10 50 Tidak tuntas
3 S3 16 80 Tuntas
4 S4 14 70 Tuntas
5 S5 15 75 Tuntas
6 S6 9 45 Tidak tuntas
7 S7 16 80 Tuntas
8 S8 4 20 Tidak tuntas
9 S9 18 90 Tuntas
10 S10 14 70 Tuntas
11 S11 9 45 Tidak tuntas
12 S12 11 55 Tidak tuntas
13 S13 12 60 Tidak tuntas
14 S14 16 80 Tuntas
15 S15 14 70 Tuntas
16 S16 15 75 Tuntas
17 S17 10 50 Tidak tuntas
18 S18 18 90 Tuntas
19 S19 9 45 Tidak tuntas

48
20 S20 15 75 Tuntas
21 S21 15 75 Tuntas
22 S22 16 80 Tuntas
23 S23 11 55 Tidak tuntas
24 S24 14 70 Tuntas
25 S25 12 60 Tidak tuntas
26 S26 15 75 Tuntas
27 S27 14 70 Tuntas
28 S28 10 50 Tidak tuntas
29 S29 13 65 Tidak tuntas
30 S30 17 85 Tuntas
31 S31 16 80 Tuntas
32 S32 7 35 Tidak tuntas
33 S33 11 55 Tidak tuntas
34 S34 10 50 Tidak tuntas
35 S35 12 60 Tidak tuntas
36 S36 13 65 Tidak tuntas
37 S37 15 75 Tuntas
38 S38 19 95 Tuntas
39 S39 12 60
40 S40 17 85 Tuntas Tidak tuntas
jumlah 528 2640 22 18
rata-rata 13,2 66
tuntas 55

Berdasarkan tabel 4.5 di atas maka dapat diketahui bahwa


kemampuan siswa dalam menguasai materi Globalisasi dikategorikan
tinggi, dengan nilai rata-rata mencapai 66,00. Dari 40 orang siswa pada
saat diberikan post test I, terdapat 18 orang siswa tidak tuntas, dan 22
orang siswa yang tuntas dalam menyelesaikan post test I.
Dari hasil post test I diperoleh tingkat ketuntasan belajar siswa
secara klasikal sebesar 55,00%, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
hasil post test I pada materi Globalisasi mengalami peningkatan sedang.
Untuk mengetahui tingkat presentase ketuntasan klasikal maka dapat
dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6 Persentase Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I


Nilai Jumlah Siswa Presentase (%)
80-100 10 25,00%
60-79 18 45,00%
40-59 10 25,00%

49
21-39 1 2,5%
0-20 1 2,5%
Jumlah 40 100%

Untuk lebih jelasnya berikut disajikan grafik sederhana tentang nilai post
test I siswa
25

20

15
tuntas
10 tidak tuntas

0
tuntas tidak tuntas

Gambar 4.2 grafik jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas pada siklus I
60%

50%

40%

30% tuntas
tidak tuntas
20%

10%

0%
tuntas tidak tuntas

Gambar 4.3 Grafik persentase ketuntasan siswa pada siklus I

Dengan demikian dari hasil pre test dan post test I diperoleh peningkatan
persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 40,00 %. Selanjutnya hasil
post test I digunakan sebagai bahan acuan dalam memberikan tindakan pada
siklus II guna mengatasi kesulitan- kesulitan yang dialami siswa dalam
menyelesaikan soal-soal materi Globalisasi.
5. Refleksi
Pada tahap ini peneliti merefleksikan tindakan yang telah dilakukan
dengan melihat hasil analisis data dan hasil pengamatan. Dari hasil analisis data
nilai ketuntasan siswa secara klasikal masih dibawah 80%. Oleh karena itu

50
pembelajaran masih perlu banyak perbaikan dan penyusunan tindakan yang dapat
menghasilkan tindakan yang dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapai.
Selain dari analisis data masih ada banyak kekurangan dari hasil pengamatan
pelaksanaan pembelajaran dengan model Numbered Heads Together, yaitu:
a. Siswa kurang mengerti dengan model pembelajaran Numbered Heads
Together
b. Banyaknya siswa yang bermain-main saat melakukan diskusi kelompok
dan siswa kurang aktif selama prones pembelajaran
c. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi Globalisasi
d. Siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal-soal pilihan berganda

4.2.3 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus I


1. Alternatif Pemecahan
Siklus II dilaksanakan karena aktivitas dan hasil belajar siswa
masih rendah Pada siklus II, upuya yang dilakukan adalah
mengoptimalkan pembelajaran dengan penerapan model Numbered Heads
Together Pada siklus im, dilakukan Tanya jawab antar kelompok dan
memberikan kesempntan kepada siswa untuk melakukan kegiatan secara
mandiri Dalam diskusi kelampok, guru harus sering memantau dan
membimbing siswa dalam kelompok. Hal ini bertujuan untuk lebih
mengakutkan siswa dalam kelompoknya dan siswa yang memiliki
kemampuan lebih tinggi berusaha membantu siswa lersebut sehingga
dapat miengerjakan soal dengan benar.
2. Perencanaan
Dalam hal perencanaan yang dilakukan oleh peneliti adalah
melihat masalah dan kekurangan yang belum terlaksana dengan optimal di
dalam RPP pada siklus I. Dari masalah dan kekurangan-kekurangan yang
ada peneliti dapat melihat serta memperbaiki kekurangan yang ada di
siklus I pada materi globalisasi, lembar observasi, kekurangan dalam
penyampaian materi pelajaran dengan model pembelajaran Numbered
Heads Together.
3. Pelaksanaan Tindakan

51
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilakukan sebanyak dua
kali TATAP MUKA. Tiap TATAP MUKA berlangsung selama dua jam
(2 x 35 menit). Pada tahap ini peneliti melaksankan kegiatan pembelajaran
yang merupakan pengembangan dan pelaksanaan dari program pengajaran
yang disusun pada tahap perencanaan, yaitu guru membagi siswa kedalam
kelompok kecil dan setiap anggota kelompok diberi nomor. Lalu guru
mengajukan pertanyaan kepada siswa. Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk menyatukan pendapatnya. Guru menyarankan siswa agar pada
tiap-tiap kelompok dapat menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru dan
setiap pekerjaan yang mereka kerjakan adalah tanggung jawab bersama.
Kemudian guru meminta dari tiap kelompok dengan nomor yang
sama memberikan jawaban dari soal yang diberikan oleh guru berdasarkan
hasil kerjasama kelompok didepan kelas, Guru memberikan pujian dan
tepuk tangan kepada kelompok yang mendapatkan nilai terbaik.
Setelah itu, guru memberikan kesempatan kepada setiap siswa
untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang mereka alami selama
proses pembelajaran.
Setelah pelaksanaan siklus II selesai, guru memberikan post test II
dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal, dengan tujuan melihat
hasil belajar siswa yang telah diberikan tindakan dan guna mengetahui
sudah sejauh mana pemahaman materi dan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal materii Globalisasi pada pelajaran PKn.

4. Observasi
Berdasarkan hasil observasi diperoleh data bahwa proses belajar
mengajar telah berlangsung dengan sangat baik. Hasil observasi pada
siklus II mengalami peningkatan dari hasil observasi pada siklus I. Hasil
observasi pasa siklus II yang dilaksanakan oleh guru sudah optimal dalam
melaksanakan tindakan terutama pada model pembelajaran numbered
heads together. Hal ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.7 hasil observasi kegiatan mengajar guru selama siklus II

52
No Kegiatan Descriptor Skor
1 2 3 4
1. Aktif Dalam A. Kesiapan Mengikuti 
Pelajaran Pelajaran
B. Mendengarkan Penjelasan 
Guru
C. Perhatian Terhadap 
Kegiatan Pembelajaran
2. Berani Bertanya A. Aktivitas Bertanya 
Dan Menjawab B. Aktifitas Menjawab 
Pertanyaan Yang Pertanyaan
Diajukan C. Perhatian Terhadap 
Aktifitas Tanya Jawab
3. Aktifitas Dalam A. Kesiapan Dalam 
Model Numbered Melaksanakan Model Nht
Heads Together B. Kecermaatan Dalam 
Diskusi
C. Kerja Sama Dalam 
Kelompok
4. Dapat A. Kesungguhan Mengerjakan 
Mengerjakan Soal Soal
Yang Diberikan B. Kekompakan Mengerjakan 
Guru Soal
C. Ketepatan Waktu 
Mengerjakan Soal
5. Mampu A. Sikap Dalam Menyajikan 
Menyajikan Jawaban
Jawaban B. Kejelasan Dalam 
Menyajikan Jawaban
C. Keteraturan Dalam 
Menyajikan Jawaban

SP
N= ×100 %
SM
56
Maka N= ×100 %
60
=93,33%
Dengan demikian hasil observasi tergolong dalam kategori sangat baik
Artinya, proses belajar mengajar dengan menggunakan model Numbered Heads
Together sudah dijalankan secara maksimal. Dari tabel 4.7 di atas terlihat bahwa
kegiatan yang difakukan oleh guru di dalam kelas sudah menerapkan urutan
pembelajaran yang sistematis dan sudah sesuai dengan model pembelajaran NHT,
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II

53
1. Subjek yang dipantau : Siswa Kelas IV
2. Tempat :SD Negeri No. 060954
3. Observasi dilakukan : Saat pembelajaran berlangsung
4. Pelaku pengamatan :Guru Kelas IV
5. Tujuan :Mengamati pelaksaan pembelajaran dengan
menggunakan model NHT pada mata pelajaran PKn materi Globalisasi
6. Nama siswa :Amnas Rizki Aulia

Petunjuk :
1. Berikan tanda ceklis (V) pada kolom Ceklis disetiap deskriptor yang
menurut pengamatan anda ada dilakukan oleh peneliti
2. Berikan penilaian dengan menceklis pada huruf A, B, C, atau D dengan
ketentuan :
• Skor 1: tidak dilakukan oleh siswa
• Skor 2 : dilakukan oleh siswa tetapi masih kurang baik
• Skor 3: dilakukan oleh siswa dengan cukup baik
•Skor 4 : dilakukan siswa dengan sangat baik

No Kegiatan Descriptor Skor


1 2 3 4
1. Aktif Dalam A. Kesiapan Mengikuti
Pelajaran Pelajaran
B. Mendengarkan Penjelasan
Guru
C. Perhatian Terhadap
Kegiatan Pembelajaran
2. Berani Bertanya A. Aktivitas Bertanya
Dan Menjawab B. Aktifitas Menjawab
Pertanyaan Yang Pertanyaan
Diajukan C. Perhatian Terhadap
Aktifitas Tanya Jawab
3. Aktifitas Dalam A. Kesiapan Dalam
Model Numbered Melaksanakan Model Nht
Heads Together B. Kecermaatan Dalam
Diskusi
C. Kerja Sama Dalam
Kelompok
4. Dapat A. Kesungguhan Mengerjakan
Mengerjakan Soal Soal

54
Yang Diberikan B. Kekompakan Mengerjakan
Guru Soal
C. Ketepatan Waktu
Mengerjakan Soal
5. Mampu A. Sikap Dalam Menyajikan
Menyajikan Jawaban
Jawaban B. Kejelasan Dalam
Menyajikan Jawaban
C. Keteraturan Dalam
Menyajikan Jawaban

Selain itu siswa telah terlibat aktif dalam pembelajaran, siswa


mempunyai keberanian untuk bertanya kepada guru, adanya kerja sama
dalam kelompok, siswa telah mampu menyelesaikan soal yang diberikan
oleh guru sehingga nilai ketuntasan klasikal bisa tercapai. Hal ini dapat
dilihat pada tabel 4.8 pengamatan siswa sebagai berikut :
Tabel 4.8 Hasil Observasi Siswa Dari Aspek Kognitif Dan Afektif Siklus
II

No. Kode Siswa Skor Nilai criteria

1 S1 46 76,66 baik
2 S2 43 71,66 baik
3 S3 53 88,33 sangat baik
4 S4 40 66,66 baik
5 S5 51 85,00 sangat baik
6 S6 42 70,00 baik
7 S7 51 85,00 sangat baik
8 S8 25 41,66 kurang
9 S9 52 86,66 sangat baik
10 S10 54 90,00 sangat baik
11 S11 27 45,00 kurang
12 S12 46 76,66 kurang
13 S13 43 71,66 baik
14 S14 52 86,66 sangat baik
15 S15 38 63,33 baik
16 S16 40 66,66 baik
17 S17 37 61,66 baik
18 S18 51 85,00 sangat baik
19 S19 40 66,66 baik
20 S20 42 70,00 baik
21 S21 47 78,33 baik
22 S22 39 65,00 baik
23 S23 41 68,33 baik

55
24 S24 44 73,33 baik
25 S25 41 68,33 baik
26 S26 36 60,00 baik
27 S27 38 63,33 baik
28 S28 25 41,66 kurang
29 S29 46 76,66 baik
30 S30 51 85,00 sangat baik
31 S31 39 65,00 baik
32 S32 25 41,66 kurang
33 S33 47 78,33 baik
34 S34 38 63,33 baik
35 S35 40 66,66 baik
36 S36 47 78,33 baik
37 S37 37 61,66 baik
38 S38 52 86,66 sangat baik
39 S39 37 61,66 baik
40 S40 54 90,00 sangat baik
jumlah 1697 2828,18 22
rata-rata 42,42 70,70
tuntas 55

Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan aktivitas belajar siswa


dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Heads
Together tergolong baik dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara
klasikal 70,70.
Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa dari
aspek afektif dan psikomotornya pada materi Globalisasi akan lebih baik ketika
mengikuti pembelajaran dengan model Numbered Heads Together.
Berdasarkan hasil obscrvasi pada siklus II, peneliti berupaya
mempertahankan dan meningkatkan proses belajar mengajar dengan model
pembelajaran NHT. Peneliti telah berhasil memotivasi ssiwa yang mengalami
kesulitan dalam mengerjakan soal-soal dan siswa sudah memahami materi
Globalisasi.

5. Analisis Data
Pada akhir siklus II, siswa diberikan post test hasil belajar yang bertujuan
untuk mengetahui tingkat atas tindakan yang diberikan dan untuk mengetahui

56
masalah yang dihadapi siswa dalam mengerjakan soal. Tingkat keberhasilan siswa
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 hasil belajar siswa siklus II
No. Kode Siswa Skor Nilai Keterangan
Tuntas Tidak
Tuntas
1 S1 17 85 Tuntas
2 S2 16 80 Tuntas
3 S3 17 85 Tuntas
4 S4 16 80 Tuntas
5 S5 16 80 Tuntas
6 S6 15 75 Tuntas
7 S7 19 95 Tuntas
8 S8 11 55 Tidak tuntas
9 S9 20 100 Tuntas
10 S10 16 80 Tuntas
11 S11 13 65 Tidak tuntas
12 S12 15 75 Tuntas
13 S13 15 75 Tuntas
14 S14 17 85 Tuntas
15 S15 16 80 Tuntas
16 S16 17 85 Tuntas
17 S17 15 75 Tuntas
18 S18 20 100 Tuntas
19 S19 15 75 Tuntas
20 S20 17 85 Tuntas
21 S21 16 80 Tuntas
22 S22 17 85 Tuntas
23 S23 15 75 Tuntas
24 S24 16 80 Tuntas
25 S25 16 80 Tuntas
26 S26 17 85 Tuntas
27 S27 16 80 Tuntas
28 S28 13 65 Tidak tuntas
29 S29 16 80 Tuntas
30 S30 18 90 Tuntas
31 S31 17 85 Tuntas
32 S32 12 60 Tidak tuntas
33 S33 15 75 Tuntas
34 S34 15 75 Tuntas
35 S35 17 85 Tuntas
36 S36 16 80 Tuntas
37 S37 18 90 Tuntas
38 S38 20 100 Tuntas
39 S39 16 80 Tuntas

57
40 S40 19 95 Tuntas
jumlah 648 3240 22
rata-rata 16,2 81
tuntas 55

Berdasarkan tabel 4.9 di atas maka dapat diketahui bahwa kemampuan


siswa dalam menguasai materi Globalisasi dikategorikan sangat tinggi, dengan
nilai rata-rata mencapai 81.
Dari 40 orang siswa pada saat diberikan post test II, terdapat 4 orang siswa
tidak tuntas, dan 36 orang siswa yang tuntas dalam menyclesaikan post test II.
Dari hasil post test II diperoleh tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal
sebesar 90,00%, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil post test II pada
materi Globalisasi mengalami peningkatan sangat tinggi. Dengan demikian dari
hasil post test I dan post test II diperoleh peningkatan persentase ketuntasan
belajar secara klasikal sebesar 35%. Untuk mengetahui tingkat presentase
ketuntasan klasikal maka dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.10 presentase nilai hasil belajar siswa siklus II
Nilai Jumlah Siswa Presentase (%)
80-100 28 70%
60-79 11 27,5%
40-59 1 2,5%
21-39 0 0%
0-20 0 0%
Jumlah 40 100%

Untuk lebih jelas berikut disajikan grafik sederhana tentang nilai post test
II siswa:
40
35
30
25
20 tuntas
15 tidak tuntas

10
5
0
tuntas tidak tuntas

58
Gambar 4.4 grafik jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas pada siklus
II
100%
90%
80%
70%
60%
50% tuntas
40% tidak tuntas
30%
20%
10%
0%
tuntas tidak tuntas

Gambar 4.5 grafik presentase tingkat ketuntasan siswa siklus II


6. Refleksi
Dari hasil analisis data yang dilakukan pada siklus II terjadi peningkatan
hasil belajar siswa secara klasikal sebanyak 36 orung siswa (90%) sudah
mencapai ketuntasan hasil belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Number Heads Together dapat
meningkatkan lusil belajar siswa pada penguasaan materi Globalisasi, Dengan
melihat hasil post test II ini dapat diketahui bahwa siswa telah mencapai
ketuntasan belajar secara klasikal schingga peneliti tidak perlu melakukan
perbaikan tindakan lagi.

4.3 Pembahasan Hasil penelitian


Berdasarkan hasil penelitian pada pre test yang dilakukan terhadap 40
orang siswa, terdapat 34 siswa (85%) yang mendaput hasil belajar yang rendah
(tidak tuntas) dan sebanyak 6 siswa (15%) yang termasuk dalam kategori tuntas
dalam belajar. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dikatakan pre test yang
diberikan peneliti kepada siswa menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan siswa
pada materi Globalisasi tergolong rendah. Beberapa kesulitan yang dihadapi
siswa, yaitu: 1) keterbatasan sumber belajar, contohnya buku-buku, alat peraga
yang dapat membantu siswa untuk memahami materi yang điajarkan, 2)
keterbatasan guru dalam penguasaan model pembelajaran, dalam pembelajaran
guru menggunakan metode ceramah sehingga sangat membosankan bagi siswa, 3)
siswa kurang cermat dan teliti dalam menyelesaikan soal-soal pilihan berganda.

59
Olch karena itu, data hasil temuan ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan
tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together.
Setelah pemberian tindakan melalui pembelajaran NHT pada siklus 1,
tendapat 18 siswa (45%) yang belum tuntas dalam pembelajaran sedangkan 22
siswa (55%) yang termasuk kedalam kategori tuntas. Ini menunjukkan terjadi
peningkatan 40% dari tasil tes sebelumnya. Kesulitan yang dialami siswa pada
siklus I yaitu ) siswa kurang mengerti dengan model pembelajaran NHT,2)
banyaknya siswa yang bermain-main saat melakukan diskusi kelompok, 3) siswa
mengalami kesulitan dalam memahami materi Globalisasi, 4) siswa kurang teliti
dalam menyelesaikan soal-soal pilıhan berganda.
Upaya yang dilakukan penetiti untuk mengatasi kesulitan dalam proses
pembelajaran agar hasil belajar meningkat yaitu pada siklus II dilakukan Tanya
jawab dalam diskusi kelompok dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengeluarkan pendapatnya. Hal ini bertujuan untuk lebih mengaktifkan siswa dan
saling membantu kelompok. Guru juga memotivasi ssiwa dan melibatkan siswa
dalam pembelajaran. Dengan cara ini materi yang sefe diajarkan lebih mudah
dipahami.
Dari hasil belajar yang diperoleh siswn pada siklus II, terdapat 4 siswa
(10%) yang tidak tuntas dalam belajar sedangkan 36 siswa (90%6) yang termasuk
kedalam kategori tuntas. Jika dilandingkan pada siklus I terjadi peningkatan 35%.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswn memahami materi Globalisasi.
Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 90%.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model cooperative leaming tipe Numbered Hends Together dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi Globalisasi
dikelas IV SDN 060954 Kec. Medan Marelan T. A 2014-2015.

4.4 rekapitulasi nilai pre test, siklus I, siklus II


Rekapitulasi nilai pre test, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.11 rekapitulase nilai pre test, siklus I, siklus II
Kode Siswa Pre Test Siklus I Siklus II Keterangan
S01 45 70 85 Meningkat/Tuntas

60
S02 40 50 80 Meningkat/Tuntas
S03 45 80 85 Meningkat/Tuntas
S04 65 70 80 Meningkat/Tuntas
S05 65 75 80 Meningkat/Tuntas
S06 40 45 75 Meningkat/Tuntas
S07 75 80 95 Meningkat/Tuntas
S08 1 20 55 Meningkat/Tuntas
S09 17 90 100 Meningkat/Tidak Tuntas
S10 10 70 80 Meningkat/Tuntas
S11 4 45 65 Meningkat/Tidak Tuntas
S12 8 55 75 Meningkat/Tuntas
S13 8 60 75 Meningkat/Tuntas
S14 10 80 85 Meningkat/Tuntas
S15 9 70 80 Meningkat/Tuntas
S16 10 75 85 Meningkat/Tuntas
S17 6 50 75 Meningkat/Tuntas
S18 16 90 100 Meningkat/Tuntas
S19 6 45 75 Meningkat/Tuntas
S20 10 75 85 Meningkat/Tuntas
S21 14 75 80 Meningkat/Tuntas
S22 9 80 85 Meningkat/Tuntas
S23 5 55 75 Meningkat/Tuntas
S24 12 70 80 Meningkat/Tuntas
S25 6 60 80 Meningkat/Tuntas
S26 10 75 85 Meningkat/Tuntas
S27 9 70 80 Meningkat/Tuntas
S28 5 50 65 Meningkat/Tidak Tuntas
S29 8 65 80 Meningkat/Tuntas
S30 12 85 90 Meningkat/Tuntas
S31 10 80 85 Meningkat/Tuntas
S32 2 35 60 Meningkat/Tidak Tuntas
S33 6 55 75 Meningkat/Tuntas
S34 5 50 75 Meningkat/Tuntas
S35 6 60 85 Meningkat/Tuntas
S36 8 65 80 Meningkat/Tuntas
S37 9 75 90
S38 16 95 100
S39 7 60 80
S40 14 85 95
Jumlah 1815 2640 3240 Meningkat/Tuntas
Rata-Rata 45,37 66,00 81
Jumlah 6 36
Siswa
Tuntas
Ketuntasan 15% 55% 90%
Klasikal

61
Tabel 4.12 peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa
No Jenis Tes Nilai Rata-Rata
1. Tes Awal 45,38
2. Siklus I 66,00
3. Siklus II 81,00

90

80

70

60

50
pre test
siklus I
40
siklus II
30

20

10

0
pre test siklus I siklus II

Gambar 4.6 grafik nilai rata-rata hasil bejar siswa


Tabel 4.6 Peningkatan Ketuntasan Secara Klasikal
No Jenis Test Presentase %
1 Tes Awal 15%
2 Siklus I 55%
3 Siklus II 90%

62
100%

90%

80%

70%

60%
pre test
50%
siklus I
40% siklus II

30%

20%

10%

0%
pre test siklus I siklus II

Gambar 4.7 grafik presentase tingkat ketuntasan siswa secara klasikal

63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengumpulan data penelitian tindakan
kelas yanp dilakukan dengan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Numbered Heads Together dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil belajar sıswa masih rendah karena modcl pembelajaran yang
digunakan kurang bervariasi.
2. Penggunaan Model Cooperative Learning tipe Numbered Heads
Together dupat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajarun PKn
materi Globalisasi dikelas IV SDN 060954 Kec. Medan Marelan T. A
2014-2015. Karena penggunaan model pembelajaran tersebut dapat
mengaktifkan siswa dan menjadikan siswa lebih berpikir kritis.
3. Sebelum perencanaan terlebih dahulu diberikan tes awal. Nilai tes awal
siswa diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 45,37%. Tingkat ketuntasan
belajar terdapat sebanyak 34 siswa (85%) yang belum tuntas dalam belajar
dan sebanyak 6 siswa (15%) yang telah mencapai nilai ketuntasan dalam
belajar.
4. Setelah pelaksanaan siklus I yang menggunakan model pembelajaran
Numbered Heads Together diperolch nilai rata-rata kelas sebesar 66,00.
Tingkat ketuntasan belajar terdapat 18 siswa (45%) yang belum mencapai
ketuntasan belajar dan 22 siswa (55%) yang telah mencapai ketuntasan
Belajar, Terdapat peningkatan sebesar 40% dari hasil pre test (15%)
sampai siklus I (55%).
5. Setelah pelaksanaan siklus Il yang menggunakan model pembelajaran
Numbered Heads Together diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 81,00%.
Tingkat ketuntasan belajar terdapat 4 siswa (10%) yang belum mencapai
ketuntasan belajar dan 36 siswa (907) yang telah mencapai ketuntasan
belajar. Terdapat peningkatan sebesar 35% dari hasil siklus I (55%)
sampai siklus II (90%).

64
6. Selanjutnya dari hasil data observasi pada siklus I kegiatan guru selama
pembelajaran memperoleh nilai rata-rata X 100 - 63,33% (baik) dan
kegiatan siswa selama mengka BE 09 pembelajaran memperoleh nilai rata-
rata 51,83% (kurang), untuk itu perlu dilanjutkan kemlia observasi pada
siklus II.
7.Ternyata terjadi peningkatan dimana kegiatan guru dalam mengajar pada
siklus I1 memperolch nilai rata-rata -0 X 100 = 93,33% (sangat baik) dan
kegiatan siswa selana mengikuti pembelajaran memperoleh nilai rata-rata
70,70% (baik).

5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan diatas maka peneliti
mengajukan saran sebagai berikut:
1. Bagi siswa diharapkan untuk aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Guru diharapkan menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together
sebagai alternatif dalam kegiatan pembelajaran karena model pembelajaran ini
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn khususnya
materi Globalisasi dan dapat memotivasi siswa serta melatih siswa untuk belajar
lebih aktif.
3. Bagi pihak sekolah agar kiranya dapat menambah pengadaan sarana dan
prasarana pelajaran, serta melakukan penelitian kepada guru-guru untuk
menambah pengetahuan tentang penggunaan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan guru sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan
khususnya model Numbered Heads Together dan model lainnya agar tidak
membosankan bagi siswa.
4. Bagi peneliti berikutnya jika ingin melakukan jenis penelitian yang sama
sebaiknya dilaksanakan lebih dari satu siklus, agar tercapai hasil belajar yang
lebih efektif dan efisien. 5. Bagi peneliti sendiri kiranya hasil penelitian tindakan
kelas ini dapat dijadikan suatu keterampilan serta pengetahuan untuk menambah
wawasan dalam mendidik siswa khususnya siswa sekolah dasar.

65
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelirtan: Suatu Pendekatan
Praktik Jakarta Rineka Cipta.
Bestari, Prayoga. 2008. Pendikan Kewarganegaraan: Menjadi Warga
Negara yang Baik Untuk Kelar IV SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Daryanto. 2010. Belajar dan mengajar . Bandung: Yrama Widya.
_______. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan
Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.
Daryanto dan Rahardjo, Mulyo 2012 model Pembelajaran Inovatif.
Yogyakarta: Gava media.
Dewi, Rosmala, 2010. Profesionalisasi Guru melalui Penelitian Tindakan
Kelas. Medan Pasca Sarjana Unimed.
Dinyati dan Mudjaono. 2009, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011 Psikologi Belajar, Jakarta: Rincka Cipta.
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Sruktur, dan
Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isjoni. 2011. Cooperative Learning: Mengembungkan Kemampuan
Belajar Berkelompak Bandung: Alfabeta.
Istarani, 2012. 58 model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Rusman 2012. model-Model Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sanjaya, Wina 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sarjan, 2008. Pendidikan Kewarganegaraan: bangga Menjadi Insan
Pancasila Untat SD/MI Kelas IV. Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Belajar yang
Mempengaruhurya. Jakarta: Rineka cipta.

66
Syarbaini, Syahrial, dkk. 2006, Membangun Karakter dan Kepribadan
Melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Graha llmu.
Trianto. 2010. mendesain Madel Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Ubaedillah, A, dkk. 2008, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic
Education) Demokrasi, hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta:
Prenada Media Group.
Winataputra, Udin S. 2013. Pembelajaran PKn di SD. Tangerang Selatan:
Universia Terbuka.
www.academia.sdu.com. (diakses pada tanggal 21 Januari 2015).

67
68

Anda mungkin juga menyukai