Anda di halaman 1dari 333

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN

MENERAPKAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND


COMPOSITION (CIRC) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
SISWA KELAS V SDN KUIN UTARA 4 BANJARMASIN

SKRIPSI

OLEH

ASNI DESELIA KHAIRUNNISA

NIM. A1E310415

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU DAN SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2014

1
2
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN

MENERAPKAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND

COMPOSITION (CIRC) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

SISWA KELAS V SDN KUIN UTARA 4 BANJARMASIN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program

Sarjana (S1) pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FKIP Unlam Banjarmasin

OLEH

ASNI DESELIA KHAIRUNNISA

NIM. A1E310415

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BANJARMASIN

3
2014

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh Asni Deselia Khairunnisa ini telah diperiksa dan disetujui untuk

dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Dewan Penguji.

Banjarmasin, April 2014

Pembimbing I,

Drs. H. Ramadi, M. Pd
NIP. 19580903 198803 1 002

Pembimbing II,

Dra. Hj. Susilawaty, M. Pd


NIP.19591126 198710 2 001

4
PERSETUJUAN PENGUJI

Skripsi oleh Asni Deselia Khairunnisa (NIM.A1E310415) ini telah dipertahankan


dihadapan Dewan Penguji Pada tanggal 08 Agustus 2014
Dewan Penguji,

Dra. Hj. Aslamiah, M.Pd, Ph.D Ketua


NIP. 19600110 198603 2 001

Drs. H. Zulkipli, M.Pd Sekretaris


NIP. 19580606 198303 1 001

Drs. H. Ramadi, M. Pd Penguji I


NIP. 19580903 198803 1 002

Dra. Hj. Susilawaty, M.Pd Penguji II


NIP.19591126 198710 2 001

Drs. H. A. Muhyani Rizalie, M.Si Penguji III


NIP. 19560209 198303 1 012
Mengetahui,
Ketua Pengelola Program PGSD/PG-PAUD
FKIP Unlam Banjarmasin

Dra. Hj. Aslamiah, M.Pd, Ph.D


NIP. 19600110 198603 2 001

5
ABSTRAK

Khairunnisa, Asni Deselia. 2014.“Meningkatkan Kemampuan Membaca


Pemahaman dengan Menerapkan Model Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together
(NHT) pada siswa kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin”. Skripsi
Program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Jurusan Ilmu
Pendidikan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Lambung Mangkurat Banjarmasin. Pembimbing I: Drs. H. Ramadi,
M.Pd. Pembimbing II: Dra. Hj. Susilawaty, M.Pd.

Kata kunci: Membaca Pemahaman, Model CIRC dan NHT

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan siswa


dalam membaca pemahaman. Berdasarkan hasil wawancara dan data nilai yang
didapat bahwa pada semester 1 yang lalu tahun ajaran 2013/2014 hanya sebesar
16 orang (44,44%) yang berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
dan sisanya 20 orang (55,56%) berada di bawah indikator ketuntasan belajar yang
diterapkan sekolah yaitu 68. Rendahnya keterampilan siswa dalam membaca
pemahaman di sebabkan karena sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam
menemukan ide pokok, memberikan tanggapan dan menyimpulkan suatu bacaan.
Hal ini berkaitan dengan cara guru mengajar, yang mana masih menggunakan
metode ceramah, kegiatan pembelajaran yang di dominasi oleh guru dan
kurangnya kebermaknaan dalam pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui model CIRC dan
NHT dengan tujuan dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman anak
kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin. Karena model CIRC dan NHT dapat
membuat siswa menjadi lebih aktif, teman yang pandai dapat berbagi dengan yang
lemah dan siswa lebih dapat memaknai pembelajaran dengan tutor sebayanya.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini di lakukan dalam 2 siklus. Tiap siklus
terdiri dari 2 kali pertemuan pada siwa kelas V semester 2 dengan jumlah siswa
36 orang. Analisis yang di gunakan pada penelitian ini menggunakan data
kualitatif dan kuantitatif. Cara pengambilan data melalui observasi dan tes. Teknik
analisis data didapat dari lembar observasi kegiatan pembelajaran guru, lembar
observasi aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dan lembar kerja
kelompok (LKK) serta lembar kerja siswa (LKS).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan menggunakan model


Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Numbered Heads
Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas guru, siswa dan hasil belajar siswa
dalam membaca pemahaman. Hal ini terlihat dari hasil penelitian pada aktivitas

6
guru disiklus I 68,7% sedangkan pada siklus II meningkat 93,7%. Pada aktivitas
siswa siklus I 65% sedangkan pada siklus II meningkat 88,3%. Untuk hasil belajar
siklus I 61,1% sedangkan pada siklus II meningkat 88,9%.

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, disarankan kepada guru-guru


agar dapat menerapkan model pembelajaran cooperative integrated reading and
composition (CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT) sebagai salah satu
alternatif model yang digunakan dalam pembelajaran untuk untuk meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman dikelas V.

7
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kekuatan, kesabaran, kemudahan beserta rahmat dan hidayat-Nya

sehingga dapat terselesaikannya skripsi yang berjudul : “Meningkatkan

Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Menerapkan Model Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together

(NHT) pada siswa kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin”

Terselesaikannya skripsi ini bukan karena upaya penulis seorang, namun

dengan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis akan

menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan

dan dorongan serta bimbingan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan

kepada Bapak Drs.H.Ramadi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu

Dra.Hj.Susilawaty, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang dengan penuh

ketekunan memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini serta

telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberikan arahan dan bimbingan

dalam penulisan skripsi yang berbentuk penelitian tindakan kelas ini. Ucapan

terima kasih juga penulis sampaikan kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. DR. H. Muhammad Ruslan, MS selaku Rektor Universitas

Lambung Mangkurat,

8
2. Bapak Drs. H. Ahmad Sofyan, M.A selaku Dekan FKIP Universitas
Lambung Mangkurat Banjarmasin,

3. Bapak Drs. Rusdiansyah, SH, MH selaku Pelaksana Tugas Kepala Bidang


Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin,

4. Bapak Dr. H. Karyono Ibnu Ahmad selaku Ketua Jurusan Ilmu


Pendidikan FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

5. Ibu Dra. Hj. Aslamiah, M.Pd, Ph.D selaku Ketua Pengelola Program Studi
PGSD/PG-PAUD FKIP Unlam Banjarmasin,

6. Bapak Drs. A. Suriansyah, M.Pd, Ph.D selaku Ketua Pengembang


Program Studi PGSD/PG-PAUD FKIP Unlam Banjarmasin,

7. Seluruh Dosen dan Staf S-1 PGSD FKIP Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin yang telah memberikan bantuan selama perkuliahan,

8. Bapak Rahmadi, M.Pd selaku Kepala SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin


yang telah membantu pelaksanaan penelitian,

9. Ibu Marliana S.Pd selaku observer yang telah membantu penelitian,

10. Seluruh Dewan Guru dan siswa-siswi kelas V SDN Kuin Utara 4
Banjarmasin yang telah memberikan bantuan kepada penulis,

11. Kepada Ayah (Drs.Abdussani), Mama (Masdiana, S.Ap. M.Ap), Kakak


(Alm. Asni nur imansyah, S.Pd), Rama serta keluarga tercinta yang telah
mendo’akan, membantu dan mendukung penyelesaian akhir laporan hasil
penelitian ini,

9
12. Seluruh teman-teman mahasiswa S1 PGSD Angakatan 2010 Kelas D serta

pihak-pihak lain yang telah membantu dan mendukung sehingga dapat

terselesaikan penelitian ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan

demi kesempurnaan skripsi dengan tema yang sama di masa yang akan datang.

Banjarmasin, April 2014

Penulis,

Asni Deselia Khairunnisa

NIM. A1E310415

10
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i

LEMBAR LOGO UNLAM ................................................................................. ii

HALAMAN JUDUL............................................................................................. iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI ............................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 10

1. Rumusan Masalah ........................................................................ 10

2. Rencana Pemecahan Masalah ...................................................... 11

11
C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 14

D. Manfaat Penelitian..................................................................................... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis ...................................................................................... 17

1. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar (SD)................................ 17

2. Belajar dan Pembelajaran ................................................................ 18

a. Belajar ....................................................................................... 18

b. Pembelajaran ............................................................................. 20

c. Prinsip-prinsip dan Faktor-faktor Pendukung Belajar dan

Pembelajaran ............................................................................. 22

1) Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran............................. 22

2) Faktor- faktor Pendukung Belajar dan Pembelajaran ......... 27

3. Perkembangan Bahasa Anak Sekolah Dasar (SD) .......................... 30

4. Hakikat Bahasa .............................................................................. 32

5. Membaca ......................................................................................... 33

a. Pengertian Membaca ............................................................... 33

b. Tujuan Membaca ...................................................................... 36

c. Aspek-aspek dalam Membaca .................................................. 38

d. Jenis-jenis Membaca................................................................... 39

e. Membaca pemahaman................................................................ 40

6. Model Pembelajaran ....................................................................... . 43

a. Pengertian Model Pembelajaran .............................................. . 43

b. Ciri-ciri Model Pembelajaran .................................................. . 44

12
7. Model Pembelajaran CIRC ............................................................. 45

a. Pengertian Model CIRC ............................................................ 45

b. Langkah-langkah Model CIRC ................................................. 46

c. Komponen dalam pembelajaran CIRC ..................................... 47

d. Kegiatan pokok pembelajaran CIRC ........................................ 48

e. Kelebihan dan kekurangan model CIRC .................................. 50

8. Model Pembelajaran NHT .............................................................. 51

a. Pengertian Model NHT ............................................................. 51

b. Langkah-langkah Model NHT................................................. 52

c. Komponen dalam pembelajaran NHT...................................... 53

d. Manfaat pembelajaran NHT..................................................... 54

e. Kelebihan dan Kekurangan model pembelajaran NHT........... . 55

9. Penelitian yang Relevan .................................................................. 55

B. Kerangka Berfikir..................................................................................... 58

C. Hipotesis ................................................................................................... 60

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................................... 61

1. Pendekatan Penelitian ..................................................................... 61

2. Jenis Penelitian ................................................................................ 62

B. Setting Penelitian............................................................................. ......... 71

C. Faktor yang diteliti ............................................................................... .... 71

D. Skenario Tindakan................................................................................ .... 74

E. Data dan Cara Pengumpulan Data ....................................................... .... 80

13
F. Indikator Keberhasilan ........................................................................ ..... 87

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Setting Penelitian................................................................... ... 89

1. Gambaran Umum Tentang Kelas V .............................................. . 90

2. Masalah-masalah yang Menjadi Kendala dalam Pembelajaran

.................................................. ....................................................... 91

B. Persiapan Penelitian .................................................................. ............... 93

1. Persiapan Administrasi ....................................................... ............ . 93

2. Penunjukan Observer ...................................................................... 94

3. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas .............................................. 94

C. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ................................................... 95

1. Siklus 1 ................................................................................ ........... 95

a. Pertemuan 1 ............................................................................. 96

b. Pertemuan 2 ............................................................................. 120

2. Siklus 2 ........................................................................................... 150

a. Pertemuan 1 ............................................................................. 150

b. Pertemuan 2 ............................................................................. 171

3. Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran

pada siklus 1 dan 2 ......................................................................... 197

4. Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

pada siklus 1 dan 2 .......................................................................... 199

5. Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1 dan 2 .................. 202

D. Pembahasan .............................................................................................. 206

14
BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 224

B. Saran-Saran .............................................................................................. 225

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 226

LAMPIRAN-LAMPIRAN

15
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kategori Penilaian Aktivitas Guru........................................................ 84

Tabel 3.2 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa...................................................... 86

Tabel 4.1 Jadwal pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dari siklus I

sampai siklus II ..................................................................................... 94

Tabel 4.2. Jadwal pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas siklus I ..................... 96

Tabel 4.3 Hasil observasi kegiatan guru Siklus 1 Pertemuan 1 ........................... 102

Tabel 4.4 Kategori Penilaian Aktivitas Guru ....................................................... 102

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Secara Kelompok Siklus I

Pertemuan 1. ......................................................................................... 105

Tabel 4.6 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa...................................................... 106

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas kelompok Siswa Siklus I Pertemuan 1 ....... 107

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Secara Individu Siklus 1

Pertemuan 1 .......................................................................................... 109

Tabel 4.9. Kategori Penilaian Aktivitas Siswa..................................................... 110

Tabel 4.10. Hasil Observasi Aktivitas individu siswa Siklus I Pertemuan 1 ........ 111

Tabel 4.11 Hasil Belajar Kelompok Siklus 1 pertemuan 1 ................................... 112

Tabel 4.12 Hasil Belajar Individu Siswa Siklus 1 Pertemuan 1 ........................... 113

Tabel 4.13. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 1 Pertemuan 2 ...................... 126

Tabel 4.14 Kategori Penilaian Aktivitas Guru ..................................................... 126

Tabel 4.15 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Pertemuan 1 dan 2 ................................................................................ 127

16
Tabel 4. 16 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Secara Kelompok

Siklus 1 Pertemuan 2 ............................................................................ 130

Tabel 4.17 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa ................................................... 131

Tabel 4.18 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Secara Kelompok

Siklus I Pertemuan 2 ............................................................................. 132

Tabel 4.19 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa

secara Kelompok Siklus I Pertemuan 1 dan 2 ..................................... 133

Tabel 4.20 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Secara Individu Siklus 1

Pertemuan 2 .......................................................................................... 135

Tabel 4.21 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa ................................................... 136

Tabel 4.22 Hasil Observasi Aktivitas Individu Siswa Siklus I pertemuan 2 ........ 137

Tabel 4.23 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Individu Siswa

Siklus I Pertemuan 1 dan 2 ................................................................... 138

Tabel 4.24 Hasil Belajar Kelompok Siklus 1 pertemuan 2 ................................... 139

Tabel 4.25 Perbandingan Hasil Belajar Kelompok Siklus 1 pertemuan 1 dan 2 .. 140

Tabel 4.26 Hasil Belajar Individu Siswa Siklus 1 Pertemuan 2 .......................... 142

Tabel 4.27 Perbandingan Hasil Belajar individu Siklus 1 pertemuan 1 dan 2 ...... 143

Tabel 4.28 Jadwal Pelaksanaan penelitian Siklus II ............................................ 150

Tabel 4.29 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan 1 ...................... 157

Tabel 4.30 Kategori Penilaian Aktivitas Guru ..................................................... 157

Tabel 4.31 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Secara Kelompok

Siklus II pertemuan 1 ............................................................................ 160

17
Tabel 4.32 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Secara Kelompok

Siklus II Pertemuan 1 .......................................................................... 162

Tabel 4. 33 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Secara Individu Siklus II

Pertemuan 1 .......................................................................................... 164

Tabel 4.34 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa ................................................... 165

Tabel 4.35 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ..................... 165

Tabel 4.36 Hasil Belajar Kelompok Siklus II Pertemuan 1 .................................. 167

Tabel 4.37 Hasil Belajar Individu Siswa Siklus II Pertemuan 1 ........................... 168

Tabel 4.38 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan 2 ....................... 178

Tabel 4.39 Kategori Penilaian Aktivitas Guru ..................................................... 178

Tabel 4.40 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Pertemuan 1 dan 2 ................................................................................ 180

Tabel 4.41 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Secara

Kelompok Siklus II pertemuan 2 ......................................................... 182

Tabel 4.42 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa ................................................... 183

Tabel 4.43 Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus II Pertemuan 2 .. 184

Tabel 4.44 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus II

Pertemuan 1 dan 2 ................................................................................ 185

Tabel 4. 45 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Secara Individu Siklus II

Pertemuan 2 .......................................................................................... 187

Tabel 4.46 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa ................................................... 188

Tabel 4.47 Hasil Observasi Aktivitas Individu Siswa Siklus II Pertemuan 2 ....... 188

Tabel 4.48 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Individu Siswa

18
Siklus II pertemuan 1 dan 2 .................................................................. 190

Tabel 4.49 Hasil Belajar Kelompok Siklus II Pertemuan 2 .................................. 191

Tabel 4.50 Perbandingan Hasil Belajar Kelompok Siklus II pertemuan 1 dan 2 . 192

Tabel 4.51 Hasil Belajar Individu Siswa Siklus II Pertemuan 2 .......................... 193

Tabel 4.53 Perbandingan Hasil Belajar individu Siklus II pertemuan 1 dan 2 ..... 194

Tabel 4.54 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru pada siklus 1

dan siklus II .......................................................................................... 198

Tabel 4.55 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa pada

Siklus 1 dan siklus II. ........................................................................... 199

Tabel 4.56 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa secara Individu

pada Siklus 1 dan siklus II .................................................................... 201

Tabel 4.57 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kelompok pada Siklus 1

dan Siklus II .......................................................................................... 202

Tabel 4.58 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Individu siswa pada

siklus 1 dengan siklus II ....................................................................... 204

19
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ............................................................ 68

Gambar. 4.1 Grafik Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus

I Pertemuan 1 dan 2..................................................................................... 128

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa

pada Siklus 1 Pertemuan 1 dan 2 ................................................................ 133

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Individu Siswa pada

Siklus 1 pertemuan 1 dan 2.......................................................................... 138

Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kelompok Siklus 1

Pertemuan 1 dan 2 ....................................................................................... 141

Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Individu Siklus 1

Pertemuan 1 dan 2 ....................................................................................... 143

Gambar. 4.6 Grafik Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Pertemuan 1 dan 2........................................................................................ 180

Gambar. 4.7 Grafik Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Pertemuan 1 dan 2 ....................................................................................... 185

Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Individu Siswa pada

Siklus 1 Pertemuan 2 .................................................................................. 190

Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kelompok Siklus II

Pertemuan 1 dan 2 ....................................................................................... 192

Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Individu Siklus II

Pertemuan 1 dan 2........................................................................................ 195

20
Gambar 4.11 Grafik Aktivitas Guru pada siklus 1 dan II ......................................... 198

Gambar 4.12 Grafik Aktivitas Kelompok Siswa pada siklus I dan siklus II............. 200

Gambar 4.13 Grafik Aktivitas Siswa secara Individu pada siklus I dan siklus II...... 201

Gambar 4.14 Grafik Perbandingan Aktivitas Siswa pada siklus 1 dan siklus II........ 203

Gambar4.15 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Individu siswa pada siklus 1

dengan siklus II ........................................................................................... 205

Gambar 4.16 Ketuntasan Klasikal siswa pada siklus I dan siklus II ........................ 206

21
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus .................................................................................................. 231

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................... 232

Lampiran 3. Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Pembelajaran ......................... 274

Lampiran 4. Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran ...................... 276

Lampiran 5. Rubrik Penilaian Aktivitas Kelompok Siswa dalam

Pembelajaran ........................................................................................ 284

Lampiran 6. Lembar Observasi Aktivitas Kelompok Siswa dalam

Pembelajaran ........................................................................................ 285

Lampiran 7. Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa secara individu

dalam Pembelajaran.............................................................................. 293

Lampiran 8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa secara individu

dalam Pembelajaran.............................................................................. 294

Lampiran 9. Lembar Nilai Hasil Belajar Kelompok Siswa .................................... 302

Lampiran 10. Lembar Nilai Hasil Belajar Individu Siswa......................................... 310

Lampiran 11. Foto-foto Kegiatan Penelitian.............................................................. 315

Lampiran 12. Lembar Hasil Kerja Siswa .................................................................. 327

Lampiran 13. Lembar Nilai Hasil Belajar siswa Semester 1..................................... 439

Lampiran 14. Lembar Persetujuan Proposal ............................................................. 441

Lampiran 15. Surat Izin Penelitian dari PGSD ......................................................... 442

Lampiran 16. Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan

Kota Banjarmasin ................................................................................. 444

22
Lampiran 17. Surat Izin Penelitian dari SD .............................................................. 445

Lampiran 18. Surat Kesediaan Observer .................................................................. 446

Lampiran 19. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari SD ................ 447

Lampiran 20. Lembar Konsultasi Pembimbing I ...................................................... 448

Lampiran 21. Lembar Konsultasi Pembimbing II ..................................................... 451

Lampiran 22. Permohonan Ujian Skripsi .................................................................. 454

Lampiran 23. Berita Acara ........................................................................................ 455

Lampiran 24. Lembar Revisi Skripsi ............................................................. .......... 456

Lampiran 25. Pernyataan Penulis............................................................................... 457

Lampiran 26. Riwayat Hidup Peneliti........................................................................ 458

23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber

daya manusia bagi kehidupan dimasa yang akan datang. Melalui proses

pendidikan seseorang akan memperoleh bekal hidup dan cita diri bagi

kehidupan sosialnya. Tujuan pendidikan dapat dicapai jika siswa melibatkan

dirinya secara aktif dalam kegiatan belajar baik fisik, mental maupun

emosional. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sitem

Pendidikan Nasional pada BAB I pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan Negara (Permendiknas, 2011:60).

Pendidikan merupakan kunci keberhasilan dan kemajuan suatu Negara.

Untuk itu pemerintah selalu berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di

Negara ini, salah satunya dengan terus memperbaharui kurikulum pendidikan

yang ada. Bruner mengatakan bahwa belajar tidak untuk mengubah tingkah

laku tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa

sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah mempelajari sesuatu

yang dipelajari menjadi suatu keterampilan dan pengetahuan baru (Daryanto,

2010:10).

24
Kita semua menyadari bahwa perubahan dan perkembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi yang berjalan sangat pesat, menyebabkan

persaingan antar bangsa semakin ketat di era globalisasi saat ini. Karenanya

tiada hal lain yang harus dilakukan kecuali dengan pembangunan pendidikan

yang berkualitas bagi kita semua. Sehingga mampu menciptakan Sumber

Daya Manusia yang unggul dan dapat bersaing dalam membangun bangsa.

Semua dapat tercapai melalui peran pengajaran di tingkat satuan

pendidikan, mulai dari tingkat dasar sampai ke perguruan tinggi sebagaimana

yang tertera dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, pada Pasal 1 bahwa “Satuan pendidikan adalah kelompok layanan

pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal dalam setiap

jenjang dan jenis pendidikan”(Permendiknas, 2011:3). Proses pendidikan

berkelanjutan perlu disiapkan untuk generasi penerus bangsa guna kehidupan

yang lebih baik kedepannya. Dan semua berawal dari jenjang pendidikan yang

paling dasar, yaitu Sekolah Dasar (SD).

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006), “tujuan

pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan

pendidikan lebih lanjut” (Mulyasa, 2009:30). Oleh karena itu guru SD

mempunyai andil yang sangat besar dalam menentukan kemana nantinya

seorang anak dan jadi apa nantinya. Pembelajaran baik di kelas maupun di

luar kelas hendaknya berlangsung secara efektif, menyenangkan, serta

bermakna. Agar pembelajaran menjadi bermakna, maka guru harus merancang

25
pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa baik aktif fisik maupun

mentalnya. Siswa harus betul-betul merasakan pengalaman belajarnya.

Interaksi antara guru dan siswa, antara siswa dengan siswa dan antara siswa

dan lingkungannya harus terbina. Kegiatan pembelajaran di kelas ditandai

oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber

belajar, dan penggunaan metode dan strategi pembelajaran. Semua kegiatan

tersebut menuntut kemampuan guru dalam pelaksanaannya (Rusman,

2011:76)

Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) memegang peranan penting dalam

menentukan kualitas pendidikan. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan pada

jenjang sekolah menengah akan sangat ditentukan oleh pendidikan dasar,

khususnya di Sekolah Dasar (SD). Disinilah semuanya berawal, pada jenjang

Sekolah Dasar (SD) akan diajarkan semua hal yang nantinya bisa dijadikan

bekal pengetahuan untuk menempuh pendidikan selanjutnya. Akan diajarkan

berbagai mata pelajaran yang diharapkan dapat memberikan keterampilan dan

pengetahuan yang baik bagi peserta didik. Pembelajaran yang berhasil optimal

adalah pembelajaran yang mampu menggerakan seluruh siswa untuk terlibat

aktif dalam semua aktivitas pembelajaran dan terus menerus sepanjang

pembelajaran berlangsung (Suriansyah,dkk, 2010:80).

Salah satu mata pelajaran inti yang diberikan dalam pendidikan formal

mulai dari jenjang pendidikan dasar adalah Bahasa Indonesia. Pembelajaran

Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,

sosial dan emosional peserta didik. Pembelajaran Bahasa Indonesia juga

26
merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

Karena dengan memahami bahasa dengan baik maka akan dapat mencerna

segala macam informasi yang penting bagi kehidupan. Bahasa Indonesia

merupakan mata pelajaran yang membelajarkan siswa untuk berkomunikasi

dengan baik. Komunikasi ini dapat dilakukan baik secara lisan maupun

tulisan. Tingkat perkembangan bahasa anak ini berbeda-beda sesuai dengan

apa yang didengar dan dikenalnya (Djamarah, 2008:47).

Secara umum bahasa dapat didefinisikan sebagai alat komunikasi

verbal. Istilah verbal dipergunakan di sini untuk membedakan bahasa dari

alat-alat komunikasi lainnya seperti bahasa tubuh, bahasa binatang, dan kode-

kode morse. Pada permulaan dikatakan bahwa bahasa adalah alat komunikasi

verbal. Inilah fungsi bahasa yang esensial dan umum, dan fungsi ini bersifat

sosial. Dikatakan bersifat sosial, karena dalam komunikasi selalu ada pihak

yang terlibat yaitu pemberi dan penerima informasi (Faisal, 2010:3-10).

Pembelajaran Bahasa Indonesia dimaksudkan agar setiap orang

mampu berinteraksi dengan orang lain di lingkungan masyarakat. Interaksi

yang dilakukan untuk memenuhi setiap kebutuhan yang diperlukan dalam

keberlangsungan hidup seseorang. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) 2006 pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa

Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta

menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra. Dan yang pasti dalam

menghadirkan pembelajaran haruslah bermakna. Dengan memberikan makna

27
dalam setiap kondisi belajar akan menumbuhkan minat belajar yang baik.

Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu, atau bisa dikatakan

apa yang disukai seseorang untuk dilakukan (Nuryanti, 2008:59).

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang

menarik. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik agar dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

dengan baik dan benar. Dengan bisa menguasai Bahasa Indonesia dengan baik

dan benar berarti juga ikut menjaga kelestarian budaya bangsa yang memang

harus terus kita pertahankan.

Adapun untuk dapat menguasai Bahasa Indonesia dengan baik, ada

beberapa keterampilan yang harus di miliki dan dikembangkan. Keterampilan

berbahasa tersebut dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat

segi, yaitu : keterampilan menyimak (listening skill), keterampilan berbicara

(speaking skill), keterampilan membaca (reading skill), keterampilan menulis

(writing skill). Setiap keterampilan itu, berhubungan erat sekali dengan tiga

keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Apabila semua bisa

dikuasai dengan baik oleh peserta didik akan berarti akan sangat mudah dalam

belajar Bahasa Indonesia. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya

merupakan satu kesatuan, merupakan catur tunggal (Tarigan, 2008:1).

Dari empat komponen keterampilan berbahasa tersebut salah satu

keterampilan yang bisa menjadi jalan pembuka informasi adalah membaca.

Dengan membaca kita akan mengetahui dan dengan membaca kita menjadi

28
bisa. Kemampuan membaca sangat penting dikuasai, dalam rangka

menghadapi perkembangan zaman. Dalam era global, membaca akan

memiliki peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan

bangsa. Buku akan menjadi sumber informasi dan bahkan menjadi guru yang

dapat hadir kapan saja. Melalui membaca segala bentuk kejadian dan

informasi dapat ditemukan. Orang yang mempunyai minat membaca yang

baik akan memiliki banyak informasi dan pengetahuan tentang suatu hal atau

masalah dibandingkan dengan orang yang tidak suka membaca. Karena seperti

yang kita ketahui, proses belajar itu akan berjalan lancar bila disertai minat,

begitu juga dalam hal membaca minat sangat diperlukan. Minat merupakan

alat yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa. Oleh

karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang

diberikan mudah dipahami anak didik (Djamarah, 2011:167).

Tarigan (2008:7) berpendapat “membaca adalah suatu proses yang

dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang

hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahasa tulisan”.

Membaca merupakan keterampilan yang penting dan harus dikuasai oleh

setiap siswa. Banyak manfaat yang dapat diambil dari kegiatan membaca tidak

hanya untuk keberhasilan siswa dalam pembelajaran, tetapi juga sebagai bekal

untuk mencari wawasan dan pengetahuan yang lebih luas.

Ruang lingkup pembelajaran membaca di sekolah dasar adalah upaya

untuk meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran

membaca di sekolah dasar ialah memberikan bekal pengetahuan dan

29
kemampuan kepada siswa untuk menguasai teknik-teknik membaca dan

menangkap isi bacaan dengan baik dan benar. Membaca perlu dapat perhatian

baik dari guru, sekolah, orang tua, dan pemerintah. Karena makna belajar

diciptakan pembelajar dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami

(Suyono & Hariyanto, 2011:127).

Namun harapan tersebut nampaknya bertolak belakang dengan apa

yang terjadi dilapangan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan

guru kelas V, kemampuan siswa dalam membaca khususnya dalam membaca

pemahaman di kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin belum sesuai dengan

yang diharapkan. Selain itu, berdasarkan data yang di tunjukkan oleh guru

didapatkan hasil bahwa pada semester 1 yang lalu Tahun Ajaran 2013/2014

hasil belajar siswa pada materi membaca pemahaman berada di bawah

Ketuntasan Minimal (KKM), dari 36 orang hanya 16 orang (44,44%) yang

berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan sisanya 20 orang

(55,56%) berada di bawah indikator ketuntasan belajar yang diterapkan

sekolah yaitu 68. Dari data diatas, kesulitan membaca yang dialami oleh anak

disebabkan oleh bahan bacaan yang tidak menarik, suasana belajar yang tidak

aktif dan sulitnya menerapkan model-model pembelajaran karena belum

dikuasai oleh pengajar. Guru hanya menggunakan kebiasaan mengajar dengan

metode ceramah dan penugasan saja, kurang variasi dalam menyajikan cerita

yang menarik serta menyukai hal yang praktis dikarenakan juga harus

mengejar target kurikulum materi yang akan disampaikan, khususnya dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia.

30
Untuk itu diperlukan kegiatan yang bisa menjadikan anak terbiasa

membaca dan bisa memahami isi bacaan, mengingat kompleknya kemampuan

membaca pemahaman, maka perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran yang

melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu,

guru hendaknya dapat menggunakan berbagai macam model dan

pengorganisasian materi dengan tepat disamping keterampilan guru dalam

mengajar juga sangat penting. Keterampilan dasar mengajar (teaching skills)

pada dasarnya adalah berupa bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan

khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk

melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan professional

(Rusman, 2011:80).

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa adalah Model

Pembelajaran Cooperatiive Integrated Reading Composition (CIRC) dan

Numbered Heads Together (NHT). Model CIRC merupakan model

pembelajaran kooperatif terpadu antara membaca dan menulis (Suprijono,

2009:137). Model CIRC bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman dengan menggunakan kelompok. Dengan pembelajaran

kelompok, diharapkan siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif,

dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Siswa diajari menjadi pendengar

yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompok,

berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerjasama, menghargai pendapat

teman lain, dan sebagainya. Menurut Slavin (Arini, 2009: 15) CIRC dalam

31
model pembelajaran kooperatif merupakan tipe pembelajaran yang

diadaptasikan dengan kemampuan peserta didik, dan dalam proses

pembelajarannya bertujuan membangun kemampuan peserta didik untuk

membaca dan menyusun rangkuman berdasarkan materi yang dibacanya.

Kemudian peneliti mengaitkan model Cooperative Integrated Reading

and Composition (CIRC) dengan Numbered Heads Together (NHT).

Numbered Head Together (NHT) merupakan suatu pendekatan untuk

melibatkan banyak siswa dalam memperoleh materi yang tercakup dalam

suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran

(Ibrahim at all, 2000:28). Struktur yang dikembangkan oleh Kagen ini

menghendaki siswa belajar saling membantu dan berbagi informasi dalam

kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif dari pada

penghargaan individual. Model ini mendorong siswa untuk meningkatkan

semangat kerja.

Dipilihnya model Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT) berdasarkan pada penelitian

sebelumnya yang sudah relevan, bahwa terbukti ke dua model tersebut sama-

sama berhasil dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa

kelas V pada setting yang berbeda, dengan demikian tidak salahnya jika

peneliti mencoba menggabungkan kedua model tersebut agar dapat

meningkatkan keaktifan siswa serta dapat mengembangkan pengetahuan bagi

peneliti.

32
Berdasarkan masalah yang terjadi, maka diadakan penelitian tindakan

kelas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan judul “Meningkatkan

Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Menerapkan Model

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Numbered

Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas V SDN Kuin Utara 4

Banjarmasin”

B. Rumusan Masalah dan Rencana Pemecahan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang

akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa

Indonesia pada materi membaca pemahaman dengan menerapkan

model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan

Numbered Heads Together (NHT) di kelas V SDN Kuin Utara 4

Banjarmasin ?

b. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

pada materi membaca pemahaman dengan menerapkan model

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan

Numbered Heads Together (NHT) di kelas V SDN Kuin Utara 4

Banjarmasin ?

33
c. Apakah terdapat peningkatan kemampuan membaca dilihat dari hasil

belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi

membaca pemahaman dengan menerapkan model Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Numbered Heads

Together (NHT) di kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin?

2. Rencana Pemecahan Masalah

Sesuai dengan permasalahan dalam latar belakang dan rumusan

masalah yang telah dinyatakan, maka salah satu upaya yang dapat

dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan

menerapkan model Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) dan Numbered Head Together (NHT). Penggunaan model ini untuk

mengatasi permasalahan yang mana belum optimalnya kemampuan

membaca pemahaman, serta langkah-langkah pembelajaran dari kedua

model tersebut dapat membuat siswa menjadi aktif, pembelajaran menjadi

lebih menarik dan saling berbagi pendapat, yang mana akan di laksanakan

pada SD kelas V yang menjadi objek penelitian ini. Hal ini ditandai dengan

masih banyak siswa yang kurang mampu menguasai dan memahami bahan

sehingga sukar dalam menentukan ide pokok serta menyimpulkan

pembelajaran dengan lugas. Dalam memahami isi bacaan itu memang di

anggap sulit bagi siswa karena mereka juga kurang tertarik dalam

memahami bacaan yang terdapat pada buku yang kemudian menjadikan

siswa pasif.

34
Kelebihan dari model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) dan Numbered Head Together (NHT)

dalam proses belajar mengajar yaitu, pada Cooperative Integrated Reading

and Composition (CIRC) siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada

siswa lain, dapat mengeluarkan ide-ide yang di dalam pikirannya secara

spontanitas sehingga lebih dapat memahami materi tersebut. Siswa dapat

memberikan tanggapan secara bebas. Siswa dilatih untuk dapat

bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain

(http://nurkhosun.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-

coperative.html diakses 16 januari 2014).

Sedangkan kelebihan dari model Numbered Head Together (NHT)

oleh Krismanto (2003:63) yaitu, siswa dapat bekerja sama dan menghargai

pendapat orang lain, melatih siswa untuk bisa menjadi tutor Sebaya,

memupuk rasa kebersamaan, membuat siswa menjadi terbiasa dengan

perbedaan, Pemahaman yang lebih mendalam, dan yang terpenting dapat

menciptakan suasana pembelajaran yang aktif

(http://ri1990.blogspot.com/2013/05/model-pembelajaran-kooperatif-

tipe.html diakses 16 januari 2014).

Berdasarkan rencana pemecahan masalah yang akan dilakukan

dengan melihat secara langsung bentuk dan langkah-langkah pembelajaran

yang akan dilakukan. Maka langkah-langkah dari model CIRC

(Cooperative Integrated Reading and Composition (Suprijono, 2009:137)

antara lain :

35
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 – 5 orang yang secara
heterogen.

b. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik


pembelajaran.

c. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok


dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada
lembar kertas.

d. Mempresentasikan/membacakan hasil kerja kelompok.

e. Guru membuat kesimpulan bersama siswa.

f. Penutup

Langkah-langkah dari model Numbered Heads Together (NHT),

antara lain:

a. Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam

setiap kelompok mendapat nomor

b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

mengerjakannya

c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan

tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui

jawabannya

d. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dan peserta didik

yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerjasama diskusi

kelompoknya.

36
e. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor

yang lain, dst

f. Kesimpulan

(Depdiknas :2008).(http://literaturkti.blogspot.com/2012/09/model-

pembejaran-numbered-head-together.html diakses 16 Januari 2014).

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dirumuskan di atas

maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran

Bahasa Indonesia pada materi membaca pemahaman dengan model

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan

Numbered Heads Together (NHT) di kelas V SDN Kuin Utara 4

Banjarmasin.

2. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia pada materi membaca pemahaman dengan menerapkan

model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan

Numbered Heads Together (NHT) di kelas V SDN Kuin Utara 4

Banjarmasin.

3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca dilihat dari

hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi

membaca pemahaman dengan menerapkan model Cooperative

37
Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Numbered Heads

Together (NHT) di kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan

dan tambahan referensi dalam pemilihan model pembelajaran pada

saat akan melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia untuk materi

membaca pemahaman.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

masukan atau pertimbangan terhadap perbaikan proses pembelajaran

khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia dan mendorong suasana

belajar yang kondusif bagi guru untuk meningkatkan pemahaman

siswa serta meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam pembelajaran

untuk mendorong sekolah yang unggul dan bermutu.

3. Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan

dokumentasi yang dapat dijadikan landasan untuk penelitian

selanjutnya. Agar selalu ada inovasi untuk menjadi lebih maju lagi

38
dengan penelitian yang dianggap relevan dan dapat membantu

penelitian lain untuk permasalahan yang sama.

39
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar (SD)

Anak Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu peserta didik yang

berada dijenjang pendidikan dasar. Peserta didik adalah komponen masukan

dalam proses pendidikan, sebagai suatu organisme hidup, yang memiliki

potensi untuk berkembang, dan memerlukan lingkungan dan arah tertentu

sehingga membutuhkan bimbingan dan pembelajaran (Hamalik, 2008:14).

Menurut Piaget dalam Mulyani Sumantri (2006:115) berpendapat

bahwa perkembangan berpikir anak pada usia SD termasuk periode

operasional konkret. Anak akan mencapai tahap ini pada usia 7-11 tahun atau

12 tahun. Pada tahap ini anak dalam berpikirnya menjadi operasional yang

ditandai dengan permulaan berpikir matematis-logis dan adanya hubungan-

hubungan dengan pengalaman empiris konkret lampau. Namun pengerjaan-

pengejaan logis dapat dilakukan dengan berorientasi ke objek-objek atau

peristiwa yang langsung dialami. Tahap ini juga anak baru mampu mengingat

definisi yang telah ada dan mengungkapkannya kembali, tetapi belum mampu

untuk merumuskan sendiri definisi tersebut secara tepat. Anak belum mampu

menguasai simbol verbal dan ide-ide abstrak.

40
2. Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan sebuah kewajiban, dan pembelajaran sebagai

sebuah kebutuhan. Agar bisa terus mengikuti alur kehidupan tatkala zaman

yang terus berkembang dan bisa menjadi manusia yang cerdas untuk

menjalani kehidupan di zaman yang serba maju seperti sekarang ini.

a. Belajar

Belajar adalah suatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan

dan di alami manusia sejak manusia di dalam kandungan, buaian, tumbuh

berkembang dari anak-anak, remaja, hingga menjadi dewasa, sampai ke

liang lahat, sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat (Suyono

& Hariyanto, 2011:1).

Mendukung pernyataan di atas Arsyad (2011:1) mengungkapkan

bahwa belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

setiap orang sepanjang hidupnya. Untuk itu belajar tak mengenal waktu

dan usia selama hayat masih di kandung badan. Dan untuk lebih

memantapkan pemahaman kita tentang belajar, bisa kita perhatikan

pendapat beberapa pakar atau ahli pendidikan mengenai definisi belajar,

sebagai berikut :

1) Skiner

Belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka

responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar

maka responsnya menurun (Dimyati & Mudjiono, 2009: 9).

41
2) Cronbach

Learning is shown by change in behavior as a result of

experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukan oleh

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Djamarah,

2008: 13).

3) Gagne

Belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang

meliputi perubahan kecenderungan manusia, seperti sikap, minat,

atau nilai dan perubahan kemampuannya, yaitu peningkatan

kemampuan untuk melakukan berbagai jenis kinerja (Suyono &

Hariyanto, 2011: 12).

4) Piaget

Belajar adalah aktivitas anak bila ia berinteraksi dengan

lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya (Riyanto, 2010: 121).

5) Slameto

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2).

Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang

dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan

yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Dan

dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan

42
raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang

menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

b. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur

yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran

(Hamalik, 2008:57). Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan

oleh seseorang (guru atau yang lain) untuk membelajarkan siswa yang

belajar. Pada pendidikan formal (sekolah), pembelajaran merupakan

tugas yang dibebankan kepada guru, karena guru merupakan tenaga

professional yang dipersiapkan untuk itu (Djauhar,dkk, 2010: 1-9).

Hal serupa juga di ungkapkan oleh Warsita (2008:85) yang

menyatakan bahwa pembelajaran (instruction) adalah usaha untuk

membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan membelajarkan peserta

didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya menciptakan

kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Menurut Hernawan dkk,

(2008:11.3) Menyebutkan secara istilah pembelajaran (instruction)

adalah upaya untuk membelajarkan seseorang atau sekelompok orang

melalui satu atau lebih strategi, metode, dan pendekatan tertentu kearah

pencapaian tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Pembelajaran

merupakan suatu kegiatan terencana untuk mengkondisikan seseorang

43
atau sekelompok orang agar bisa belajar dengan baik. Oleh sebab itu,

unsur utama pembelajaran adalah siswa bukan guru.

Pembelajaran di sekolah semakin berkembang, dari pengajaran

yang bersifat tradisional sampai pembelajaran dengan sistem modern.

Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa (Hamzah,

2006:4). Kegiatan pembelajaran bukan lagi sekedar kegiatan mengajar

(pengajaran) yang mengabaikan kegiatan belajar, yaitu sekedar

menyiapkan pengajaran dan melaksanakan prosedur mengajar dalam

pembelajaran tatap muka. Akan tetapi kegiatan pembelajaran lebih

kompleks lagi dan dilaksanakan dengan pola-pola pembelajaran yang

bervariasi.

Pembelajaran yang paling efektif bagi siswa berdasarkan

sejumlah hasil riset kependidikan adalah pembelajaran yang dapat

dimaknai bahwa dalam pengajaran oleh guru ada pembelajaran pada

siswa, pada pembelajaran siswa ada pengajaran baik kepada sesama

siswa atau dalam hal-hal tertentu dari siswa terhadap guru. Demikianlah

pada kenyataannya sudah terjadi beberapa kali perubahan paradigm

tentang belajar dan pembelajaran (Suyono & Hariyanto, 2011:4).

Jadi, pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru

dengan siswa guna mengembangkan potensi guru dalam memberikan

pembelajaran yang lebih menarik sehingga pembelajaran menjadi aktif,

kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan. Dapat disimpulkan

keterkaitan antara belajar dengan pembelajaran adalah suatu interaksi

44
antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa untuk dapat menciptakan

kegiatan yang menyenangkan dan dapat mengembangkan kemampuan

menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

c. Prinsip-prinsip dan Faktor-faktor Pendukung Belajar dan

Pembelajaran

1) Prinsip – Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Beberapa gambaran prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran secara

umum sebagai berikut :

Prinsip-prinsip dalam belajar (Dimyanti & Mudjiono, 2009:42-49)

diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Perhatian dan motivasi

Perhatian dan motivasi mempunyai peranan yang penting

dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan

informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak

mungkin terjadi belajar. Sedangkan motivasi adalah tenaga

yang menggerakkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat

dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil.

2) Keaktifan

Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami

sendiri. Menurut John Dewey misalnya mengemukakan,

bahwa belajar menyangkut apa yang harus dikerjakan

mahasiswa untuk dirinya, maka inisiatif harus datang dari

siswa sendiri.

45
3) Keterlibatan langsung/berpengalaman Belajar harus dilakukan

sendiri/mengalami sendiri tanpa dilimpahkan ke orang lain.

Menurut Edgar Dale dalam pengalamannya mengemukakan

bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui

pengalaman langsung.

4) Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan

dikemukakan oleh teori Psikologi Daya dan menurut teori ini

belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang

terdiri atas daya pengamat, menanggap, mengingat,

mengkhayal, merasakan, berpikir dan sebagainya.

Menurut Thorndike mengemukakan bahwa belajar adalah

pembentukan hubungan antara stimulus dan respons dan

pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu

memperbesar peluang timbulnya respons yang benar.

5) Tantangan

Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan

bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan

atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa

menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu

terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka

muncullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan

mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu

46
dapat diatasi berarti tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan

masuk dalam medan baru, tujuan baru dan seterusnya.

6) Balikan dan penguatan

Menurut Thorndike, siswa akan belajar lebih bersemangat

apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil

belajar yang baik akan, akan merupakan balikan yang

menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar

selanjutnya. Namun dorongan belajar itu menurut B.F. Skiner

tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang

tidak menyenangkan, atau dengan kata lain penguatan positif

maupun negatif dapat memperkuat belajar.

7) Perbedaan individual

Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua

orang yang sama persis, setiap siswa memiliki perbedaan satu

dengan yang lainnya.

Pendapat lain mengenai prinsip-prinsip belajar yaitu oleh Suprijono

(2019:4-5) adalah sebagai berikut :

Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku.


Perubahan perilaku sebagai hasil belajar adalah memiliki ciri-ciri:
1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu
perubahan yang disadari
2) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.
3) Fungsioanal atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
4) Positif atau berakumulasi.
5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
6) Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Witting,
belajar sebagai anyrelatively permanent changein
organism’s behavioral reperoire that occurs as a result of
experience.

47
7) Bertujuan dan terarah.
8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses
sistemik yang dinamis, konstruktif dan organik. Belajar merupakan
kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.
Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada
dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya ( Suprijono, 2009:5).

Dari beberapa uraian di atas dapat di ambil garis besarnya

bahwa banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan

oleh para ahli yang satu dengan yang lainnya memiliki persamaan dan

juga perbedaan. Dari beberapa prinsip belajar tersebut terdapat

beberapa prinsip yang umum dan telah digambarkan di atas. Dan ada

juga prinsip-prinsip khusus untuk pembelajaran.

Prinsip-prinsip Khusus Pembelajaran yaitu prinsip-prinsip

pembelajaran yang hanya berlaku untuk satu mata pelajaran tertentu,

seperti pembelajaran bahasa. Setiap mata pelajaran memiliki banyak

prinsip khusus. Prinsip-prinsip khusus pembelajaran bahasa di

antaranya sebagai berikut :

1) Ajarkan bahasa, bukan tentang bahasa yaitu pembelajaran

bahasa merupakan aktivitas membina siswa mempergunakan

bahasa sebagai alat komunikasi sebagai penutur bahasa. Artinya,

siswa dilatih keterampilan berbahasa yang hanya dikuasai

melalui praktik berbahasa. Jadi, pembelajaran bahasa

merupakan kegiatan untuk menggunakan bahasa sebagai alat

komunikasi yang harus dilakukan melalui praktik menggunakan

48
bahasa. Bukan sebaliknya, pembelajaran bahasa adalah aktivitas

mempelajari teori atau pengetahuan tentang bahasa.

2) Bahasa bukan sekedar objek pembelajaran, tetapi juga wahana

komunikasi dalam proses pembelajaran dikelas. Artinya,

kegiatan pembelajaran tidak semata-mata ditujukan untuk

mengenal dan menguasai bahasa. Akan tetapi, proses

pembelajaran harus menjadikan bahasa itu sebagai wahana

dalam berkomunikasi, yaitu dengan menggunakan bahasa dalam

setiap kesempatan berkomunikasi tentang topik-topik di luar

bahasa (pendekatan komunikatif).

3) Sejauh mungkin gunakan bahasa otentik yang digunakan dalam

konteks nyata sebagai sumber bahan ajar, seperti bahasa di surat

kabar, bahasa nyata dalam kehidupan.

4) Setiap bahasa memiliki sistem bahasanya sendiri. Untuk itu,

dalam mempelajari bahasa kedua harus menjaga jangan sampai

terjadi interferensi (pengaruh) bahasa pertamanya terhadap

bahasa kedua yang dipelajari.

(http://hananunayhafifah.blogspot.com/2013/03/prinsip-prinsip-

belajar-dan_1.html , diakses 16 januari 2014).

Dengan memahami beberapa pendapat mengenai prinsi-prinsip

tersebut, maka calon guru atau pembimbing seharusnya sudah dapat

menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, yaitu prinsip belajar yang

49
dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh

setiap siswa secara individu (Slameto, 2010:27).

2) Faktor-faktor Pendukung dalam Belajar dan Pembelajaran

Dalam buku Psikologi Belajar (Djamarah, 2008:146)

menjelaskan faktor-faktor pendukung dalam belajar sebagai berikut:

1. Kondisi Fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh

terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam

keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang

yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi

ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak

kekurangan gizi, mereka lekas lelah, mudah mengamuk dan sukar

menerima pelajaran.

2. Kondisi Psikologis

a) Minat

Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu, atau

bisa dikatakan apa yang disukai seseorang untuk dilakukan

(Nuryanti, 2008:59). Minat merupakan penerimaan akan

suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.

Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar

minat.

50
b) Kecerdasan

Intelegensi diakui ikut menentukan keberhasilan belajar

seseorang, misalnya secara tegas mengatakan bahwa

seseorang yang memiliki intelegensi baik umumnya mudah

belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya, orang

yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran

dalam belajar, lambat berfikir, sehingga prestasi belajarnya

pun rendah. Kecerdasan mempunyai peranan yang besar

dalam ikut menentukan berhasil dan tidaknya seseorang

mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu program

pendidikan dan pengajaran. dan orang yang lebih cerdas pada

umunya akan lebih mampu belajar dari pada orang yang

kurang cerdas.

Meskipun sudah menjadi pengetahuan umum bahwa

Intelligence Quotient (IQ) itu sangat berpengaruh akan

kecerdasan anak namun, Emotional Intellegence (EQ) juga

mempengaruhi prestasi. Keseimbangan antara keduanya

dsangat diperlukan antara lain untuk berkonsentrasi terhadap

materi pelajaran yang dihadapi, mengatasi stress atau

kecemasan dalam persoalan tertentu. Hal in berkenaan

bijaknya seseorang terhadap perasaannya sendiri (Semiawan,

2008:12-13).

51
c) Bakat

Bakat adalah kapasitas untuk belajar dan baru akan

muncul setelah melalui proses latihan dan usaha

pengembangan (Nuryanti, 2008:59). Bakat merupakan faktor

yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar

seseorang. Hampir tidak ada yang membantah, bahwa belajar

pada bidang yang sesuai dengan bakat memperbesar

kemungkinan berhasilnya usaha itu. Suatu kenyataan yang

tidak dapat dipungkiri bahwa bakat bukanlah persoalan yang

berdiri sendiri. Paling tidak ada 2 faktor yang ikut

mempengaruhi perkembangannya, yaitu faktor anak itu

sendiri atau pula mempunyai kesulitan atau masalah pribadi.

d) Motivasi

Motivasi adalah tenaga yang menggerakan dan

mengarahkan aktivitas seseorang (Dimyati & Mudjiono,

2006:42). Kuat lemahnaya motivasi belajar sesorang turut

mempengaruhi keberhasilan belajar. Karena itu, motivasi

belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam

diri (motivasi intrinsik) dengan cara senantiasa memikirkan

masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk

mecapai cita-cita. Senantiasa memasang tekad bulat dan

selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar.

52
Mengingat motivasi adalah motor penggerak dalam

perbuatan, maka bila ada anak didik yang kurang memiliki

motivasi intrinsik, diperlukan dorongan dari luar, yaitu

motivasi ekstrinsik, agar anak termotivasi untuk belajar. Di

sini diperlukan pemanfaatan bentuk - bentuk motivasi secara

akurat dan bijaksana.

e) Kemampuan kognitif

Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition yang

padanannya knowing, berarti mengetahui (Suriansyah, dkk,

2009:63). Ranah kognitif merupakan kemampuan yang selalu

dituntut anak didik untuk dikuasai. Karena penguasaan

kemampuan pada tingkat ini menjadi dasar bagi penguasaan

ilmu pengetahuan. Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai

sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan kemampuan

kognitif yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir. Apabila

kemampuan kognitif anak ini bisa dioptimalkan pada dirinya

maka untuk pembelajaran kedepannya akan menjadi hal yang

mudah karena telah memiliki modal yang kuat pada pribadi

anak.

3. Perkembangan Bahasa Anak Sekolah Dasar (SD)

Perkembangan bahasa untuk masing-masing anak Sekolah Dasar

tentulah berbeda antara anak yang satu dengan anak lainnya. Kemampuan

berbahasa anak tidak diperoleh secara tiba-tiba atau sekaligus, tetapi

53
bertahap. Kemajuan berbahasa mereka berjalan seiring dengan

perkembangan fisik, mental, intelektual, dan sosial. Perkembangan bahasa

anak ditandai oleh keseimbangan dinamis atau suatu rangkaian kesatuan

yang bergerak dari bunyi-bunyi atau ucapan yang sederhana menuju

tuturan yang lebih kompleks Seiring dengan perkembangan bahasa,

berkembang pula penguasaan anak atas sistem bahasa yang dipelajarinya.

(Faisal,dkk, 2010:2–27).

Anak dikatakan siap atau matang berbicara dan belajar bahasa

apabila aspek motorik bicara (koordinasi otot bicara) dan aspek mental

bicara (kemampuan berpikir) anak sudah berfungsi dengan baik. Pada saat

anak mulai masuk sekolah merupakan saat yang paling baik untuk belajar

bahasa. Anak selalu bertanya mengenai segala yang dilihat dan ditemui

dalam kehidupan sehari-hari. Anak mulai membangun kosa kata yang

biasanya merupakan kata benda, kata sifat, kata keterangan, kata

merangkai/ mengganti dari apa saja yang dijumpai anak dalam kehidupan

sehari-hari khususnya mengenai warna, waktu, uang dan kata popular yang

digunakan kelompok anak atau teman sebaya. (Ahmadi dan Munawar,

2005:20).

Pada anak-anak terjadi perkembangan bahasa, dari awalnya belum

bisa berbicara, dari mengoceh menjadi berbicara dengan kata-kata, dari

yang tidak bisa membaca menjadi bisa membaca, dari yang tidak bisa

menulis menjadi bisa menulis. Selanjutnya perkembangan bahasa dengan

54
pembentukan kalimat, dimulai dengan kalimat sederhana menjadi kalimat

lengkap.

Orang tua sebaiknya memantau perkembangan bahasa anak

sehingga apabila diketemukan anak yang menggunakan kata-kata yang

tidak pantas dapat segera diatasi sebelum menjadi suatu kebiasaan

menetap. Perkembangan bahasa pada usia Sekolah Dasar merupakan

perkembangan bahasa dalam tahapan belajar yang menentukan

perkembangan bahasa anak tersebut untuk periode selanjutnya. Orang tua

maupun pendidik dapat memberikan contoh yang baik serta motivasi

kepada peserta didik untuk terus berkembang dan belajar (Suriansyah,dkk,

2010:53). Oleh karena itu, perkembangan Bahasa anak usia SD

mempunyai tahapan-tahapan yang harus dikenali dan pahami oleh setiap

Orang tua dan guru.

4. Hakikat Bahasa

Menurut Faisal (2010:1-3) Manusia adalah makhluk sosial, sehingga

manusia perlu berinteraksi dengan manusia yang lain pada saat manusia

membutuhkan eksistensinya diakui, maka interaksi itu semakin penting.

Kegiatan berinteraksi ini membutuhkan ada sarana atau media, yaitu

bahasa sejak itulah bahasa menjadi alat sarana atau media.

Menurut Santosa dkk, (2008:1.2) Bahasa yang dalam bahasa Inggris-

nya disebut language berasal dari bahasa latin yang berarti “lidah”. Yang

mana sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi dengan individu lain

55
serta mengandung beberapa sifat yakni sistematik, ujar, manusiawi dan

komunikatif.

Menurut Tarigan (1990:2-3) dalam (Usman:online) mengemukakan

adanya delapan prinsip dasar hakikat bahasa, yaitu :

1. Bahasa adalah suatu sistem

2. Bahasa adalah vokal

3. Bahasa tersusun daripada lambang-lambang arbitari

4. Setiap bahasa bersifat unik

5. Bahasa dibangun dari pada kebiasaaan-kebiasaan

6. Bahasa ialah alat komunikasi

7. Bahasa berhubungan erat dengan tempatnya berada

8. Bahasa itu berubah-ubah.

Jadi belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi.

Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa

Indonesia baik secara lisan maupun tertulis.

5. Membaca

a. Pengertian Membaca

Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa.

Dalam kegiatan membaca, kegiatan lebih banyak dititik beratkan pada

keterampilan membaca dari pada teori-teori membaca itu sendiri.

56
Membaca merupakan salah satu kunci keberhasilan seseorang meraih ilmu

pengetahuan dan teknologi (Rahim, 2008:130).

Henry Guntur Tarigan (2008:11) menyebutkan tiga komponen

dalam keterampilan membaca, yaitu:

1) Pengenalan terhadap aksara-aksara serta tanda-tanda baca.

2) Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur


linguistik yang formal.

3) Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna.


Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar-

benar bahwa membaca adalah suatu metode yang dapat dipergunakan

untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan

orang lain yaitu mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat

pada lambang-lambang tertulis.

Henry Guntur Tarigan (2008:7) berpendapat bahwa Membaca

adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca

untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui

media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar

kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam

pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat

diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan

yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu

tidak terlaksana dengan baik.

57
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian

kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process),

berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan

penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding)

menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan

(oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan

menjadi bunyi yang bermakna. Membaca merupakan suatu penafsiran atau

interpretasi terhadap ujaran yang berada dalam bentuk tulisan adalah suatu

proses pembacaan sandi (decoding process).

Membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan

bahasa. Oleh karena itu maka para pelajar haruslah dibantu untuk

menanggapi atau memberi responsi terhadap lambang-lambang visual

yang menggambarkan tanda-tanda oditori yang sama yang telah mereka

tanggapi sebelum itu dan berbicara haruslah selalu mendahului kegiatan

membaca. Membaca merupakan salah satu kunci keberhasilan seseorang

meraih ilmu pengetahuan dan teknologi (Rahim, 2008:130).

Bahkan ada pula beberapa penulis yang beranggapan bahwa

membaca adalah suatu kemauan untuk melihat lambang-lambang tertulis

serta mengubah lambang-lambang tertulis tersebut melalui suatu metode

pengajaran membaca seperti fonik (ucapan, ejaan berdasarkan interpretasi

fonetik terhadap ejaan biasa) menjadi membaca lisan.

58
Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap pembaca

memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat

untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut.

b. Tujuan Membaca

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta

memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna,

arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau

intensif kita dalam membaca.

Henry Guntur Tarigan (2008:9-11) mengemukakan tujuan

membaca adalah sebagai berikut:

1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta


(reading for details or facts).
2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main
ideas).

3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi


cerita (reading for sequence or organization).

4) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for


inference).

5) Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk


mengklasifikasikan (reading to classify).

6) Membaca menilai, membaca evaluasi (reading to evaluate).

7) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan


(reading to compare or contrast).

59
Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta

misalnya untuk mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan

oleh sang tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang telah

terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang

dibuat oleh sang tokoh.

Membaca untuk memperoleh ide-ide utama misalnya untuk

mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik,

masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau dialami

sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk

mencapai tujuannya.

Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita

seperti menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian

cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya.

Setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan

kejadian buat dramatisasi.

Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi seperti

menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara

mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang tokoh berubah,

kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil

atau gagal.

Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan

misalnya untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa,

60
tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau

apakah cerita itu benar atau tidak benar.

Membaca menilai, membaca mengevaluasi seperti untuk

menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran

tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti cara sang tokoh bekerja dalam

cerita itu.

Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan

dilakukan untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah,

bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana

dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai

pembaca.

c. Aspek-aspek Membaca

Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang

melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Menurut

Tarigan (2008:12) Secara garis besarnya, terdapat dua aspek penting

dalam membaca, yaitu:

1) Keterampilan yang bersifat mekanis mencakup:

a) Pengenalan bentuk huruf

b) Pengenalan unsur-unsur liguistik (fonem, kata, frase, pola


klausa, kalimat, dan lain-lain).

c) Pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan


bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis).

d) Kecepatan membaca bertaraf lambat.

61
2) Keterampilan yang bersifat pemahaman mencakup:

a) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal,


retorikal).

b) Memahami signifikasi atau makna (misalnya maksud dan


tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi
pembaca).

c) Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk)

d) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan


dengan keadaan.

d. Jenis-jenis membaca

Ada beberapa jenis-jenis membaca menurut Tarigan (2008:23),

dalam tahap ini yakni sebagai berikut :

1) Membaca Nyaring

Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang

merupakan alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama

untuk orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami

informasi, pikiran, dan perasaan seseorang.

2) Membaca dalam hati

Membaca dalam hati adalah membaca yang hanya

mempergunakan ingatan visual membaca dalam hati mencakup:

a) Membaca ekstensif, meliputi pula membaca survey,

membaca sekilas dan membaca dangkal.

62
b) Membaca intensif meliputi pula membaca telaah isi dan

membaca telaah bahasa.

3) Membaca telaah isi, mencakup :

a) Membaca teliti

b) Membaca pemahaman (membaca dengan mengetahui


makna)

c) Membaca kritis

d) Membaca ide

4) Membaca telaah bahasa, mencakup:

Membaca bahasa dan Membaca sastra.

e. Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman adalah suatu proses untuk mengenali atau

mengidentifikasi teks, kemudian mengingat kembali isi teks. Membaca

pemahaman juga dapat berarti sebagai suatu kegiatan membuat urutan

tentang uraian/mengorganisasi isi teks, bisa mengevaluasi sekaligus dapat

merespon apa yang tersurat atau tersirat dalam teks. Sebenarnya proses

memahami bacaan, sama saja dengan memahami wicara atau komunikasi

lisan (Sareb, 2008:116).

Pemahaman berhubungan laras dengan kecepatan. Pemahaman

atau comprehension, adalah kemampuan membaca untuk mengerti: ide

pokok, detail penting, dan seluruh pengertian. Untuk peringkat kelas-kelas

63
yang lebih tinggi, frekuensi kegiatan membaca teknis seperti ini semakin

dikurangi karena tingkat kelas yang lebih tinggi mengutamakan aspek

pemahaman. Kegiatan membaca ini perlu segera dilatihkan setelah siswa

menguasai semua huruf.

Membaca pemahaman biasanya dilakukan tanpa bersuara. Dalam

kegiatan sehari-hari, orang jauh lebih banyak melakukan kegiatan

membaca seperti ini. Di samping tidak mengganggu orang lain, juga

waktu yang ditempuh dalam membaca dapat lebih dihemat daripada

dengan menyuarakan bahan bacaan, karena membaca pemahaman

merupakan suatu kegiatan membaca yang tujuan utamanya adalah

memahami bacaan secara tepat dan cepat.

Sejumlah aspek yang diperlukan pembaca dalam membaca

pemahaman adalah:

1) memiliki kosa kata yang cukup banyak;

2) memiliki kemampuan menafsirkan makna kata, frasa, kalimat,


dan wacana;

3) memiliki kemampuan menangkap ide pokok dan ide penunjang;

4) memiliki kemampuan menangkap garis besar bacaan dan


rinciannya;
5) memiliki kemampuan menangkap urutan peristiwa dalam
bacaan.(http://juprimalino.blogspot.com/2011/11/jenis-jenis-
membaca-nyaring-dalam-hati.html , diakses 16 januari 2014).
Sebaliknya hambatan juga sering ditemukan dalam kelancaran

membaca pemahaman, seperti:

64
1) membaca dengan vokalisasi, baik dengan suara terdengar,
berbisik, atau hanya komat-kamit mulut saja;

2) membaca deengan gerakan kepala yang diikuti baris demi baris


bacaan;

3) membaca kata demi kata;

4) bahan bacaan yang banyak mengandung kata-kata sulit.


Suatu hal yang sangat baik bila pada saat membaca, guru

memantau kegiatan baca anak didik bukan hanya sekedar dituntut untuk

memeriksa hasil kegiatan baca anak, melainkan memperhatikan pula

bagaimana proses membaca itu berlangsung.

Untuk mengembangkan kemampuan siswa memahami bacaan,

Smith & Baret mengemukakan empat kategori pemahaman yaitu:

1) Pemahaman Harfiah, Pemahaman harfiah membimbing siswa

untuk menemukan infromasi yang secara gamblang

diungkapkan dalam bacaan. Rancangan pertanyaan ditujukan

untuk melatih siswa mengenal dan mengingat kembali suatu

fakta atau kejadian.

2) Pemahaman Inferensial, Pemahanan inferensial ditunjukkan

oleh siswa bila dapat mencari kesimpulan dari hal-hal yang

diketahui dari bacaan, Pertanyaan-pertanyaan hendaknya

merangsang jawaban siswa di luar halaman bacaan.

3) Pemahaman Evaluasi, Bila siswa dapat menunjukkan tilikan

evaluatif dengan membandingkan buah pikiran yang disajikan

65
wacana dengan kriteria yang ada dalam dirinya atau kriteria dari

sumber lain, maka siswa tersebut telah mempunyai kemampuan

pemahaman evaluasi

4) Pemahaman Apresiasi, Pemahaman apresiasi berhubungan

dengan impak psikologis dan estetis siswa. Selain itu, juga

membimbing siswa mengenai teknik-teknik, bentuk, gaya serta

struktur kata. Pertanyaan pada kategori ini dapat diarahkan

kepada cara pengarang merangsang emosi pembaca.

6. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi

sebagai pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan dan

melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Jarkawi, 2002:42).

Senada dengan hal tersebut di atas, Joice B dan Weil (Abbas,

2000:10) mendefinisikan model pembelajaran adalah suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

atau pembelajaran dalam setting, tutorial dan untuk menentukan

perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku buku,

66
film, komputer, dan lain-lain. Arends (Abbas, 2000:10) mengatakan

bahwa model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran

termasuk di dalamnya tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan

pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Joyce & weil (Rusman, 2011:132) juga berpendapat ‘bahwa

model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat

digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka

panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing

pembelajaran dikelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan

pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang

sesuai dan efesien untuk mencapai tujuan pendidikan’.

b. Ciri-ciri Model Pembelajaran

Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dan para ahli

tertentu. Sebagai contoh, model penelitian kelompok disusun

oleh Herbert Thelen dan berdasarkan teori John Dewey. Model

ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara

demokratis.

2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya

model berfikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses

berfikir induktif.

67
3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar

mengajar dikelas, misalnya model Synetic dirancang untuk

memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang

4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan

langkah-langkah pembelajaran; (2) adanya prinsip-prinsip

reaksi; (3) sistem sosial; dan (4) sistem pendukung. Keempat

bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan

melaksanakan suatu model pembelajaran.

5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.

Dampak tersebut meliputi; (1) Dampak pembelajaran, yaitu

hasil belajar yang dapat diukur; (2) Dampak Pengiring, yaitu

hasil belajar jangka panjang.

6) Membuat persiapan mengajar dengan pedoman model

pembelajaran yang dipilihnya. (Rusman, 2011: 136).

7. Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition


(CIRC)

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC


CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and

Compotition, termasuk salah satu model pembelajaran cooperative

learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu

membaca dan menulis yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan

lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi

68
sekolah dasar. Model CIRC merupakan model pembelajaran kooperatif

terpadu antara membaca dan menulis (Suprijono, 2009:137).

Cooperative Integratif Reading and Composition (CIRC) atau

Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis merupakan rancangan

komprehensif untuk pengajaran membaca dan menulis bagi siswa tingkat

Sekolah Dasar. CIRC mengutamakan kemampuan berdasarkan membaca

kelompok dimana siswa bekerjasama dalam kelompok belajar.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC

Berikut langkah-langkah dari model CIRC (Cooperative Integrated

Reading and Composition (Suprijono, 2009:137) antara lain :

1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara


heterogen.

2) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik


pembelajaran.

3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide


pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan
ditulis pada lembar kertas.

4) Mempresentasikan/membacakan hasil kerja kelompok.

5) Guru membuat kesimpulan bersama siswa.

6) Penutup

69
c. Komponen-komponen dalam pembelajaran CIRC

Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam

kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5

siswa. Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin,

suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi, dalam kelompok ini

sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing

siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran kooperatif,

diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan

menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.

Model pembelajaran CIRC menurut Slavin dalam Suyitno

(2005:3-4) memiliki delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut

antara lain: (1). Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang

terdiri atas 4 atau 5 siswa; (2). Placement test, misalnya diperoleh dari

rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor

agar guru mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa pada bidang

tertentu; (3). Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu

kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu

ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya; (4). Team

study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh

kelompok dan guru memberika bantuan kepada kelompok yang

membutuhkannya; (5). Team scorer and team recognition, yaitu

pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria

penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan

70
kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas;

(6). Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru

menjelang pemberian tugas kelompok; (7). Facts test, yaitu pelaksanaan

test atau ulangan berdasarkan fakta yang diperoleh siswa; (8). Whole-

class units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru di akhir waktu

pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

d. Kegiatan pokok pembelajaran CIRC

Kegiatan pokok dalam CIRC untuk menyelesaikan soal

pemecahan masalah meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik,

yaitu: (1). Salah satu anggota atau beberapa kelompok membaca soal,

(2). Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal pemecahan masalah,

termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan

memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel, (3). Saling membuat

ikhtisar/rencana penyelesaian soal pemecahan masalah, (4). Menuliskan

penyelesaian soal pemecahan masalah secara urut, dan (5). Saling

merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian (Suyitno, 2005:4).

Penerapan model pembelajaran CIRC untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah dapat ditempuh dengan:

a. Guru menerangkan suatu pokok bahasan Bahasa Indonesia

kepada siswa, pada penelitian ini digunakan LKS yang

berisi materi yang akan diajarkan pada setiap pertemuan.

71
b. Guru siap melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan

siswanya dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah

melalui penerapan model CIRC.

c. Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa yang

heterogen.

d. Guru mempersiapkan soal dan memberikan wacana dan

membagikannya kepada setiap kelompok.

e. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi

serangkaian kegiatan bersama yang spesifik.

f. Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide

pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana atau

klipping dan ditulis pada lembar kertas.

g. Guru mengawasi kerja kelompok.

h. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap

anggota telah memahami, dan dapat mengerjakan soal

pemecahan masalah yang diberikan.

i. Mempresentasikan hasil kerja kelompok.

j. Guru bertindak sebagai narasumber atau fasilitator dan

memberikan penilaian.

72
k. Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat

duduknya.

l. Guru mengulang secara klasikal tentang strategi

penyelesaian soal pemecahan masalah.

m. Guru memberikan tugas/PR secara individual.

e. Kelebihan dan Kekurangan model pembelajaran CIRC

Secara khusus, Slavin dalam Suyitno (2005:6) menyebutkan

kelebihan model pembelajaran CIRC sebagai berikut:

1. Kelebihan model pembelajaran CIRC

a) CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa

dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah.

b) Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang.

c) Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja

dalam kelompok.

d) Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek

pekerjaannya.

e) Membantu siswa yang lemah.

73
f) Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan

soal yang berbentuk pemecahan masalah

2. Kekurangan model pembelajaran CIRC

a) Pada saat presentasi hanya siswa yang aktif tampil

b) Tidak semua siswa bisa mengerjakan soal dengan teliti

8. Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

a. Pengertian Model NHT

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang

dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan

untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh

Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam

menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek

pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Numbered Head

Together dikembangkan oleh Spencer Kagen dengan melibatkan para

siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan

mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran

tersebut. Numbered Head Together (NHT) merupakan suatu pendekatan

untuk melibatkan banyak siswa dalam memperoleh materi yang tercakup

dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi

74
pelajaran(Ibrahimatall,2000:28).(http://mi1kelayu.blogspot.com/2012/06/

model-pembelajaran-kooperatif-tipe-n.html, diakses 16 januari 2014).

Struktur yang dikembangkan oleh Kagen ini menghendaki siswa belajar

saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh

penghargaan kooperatif dari pada penghargaan individual.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Berikut langkah-langkah dari model Numbered Heads Together

(NHT), antara lain:

1) Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam

setiap kelompok mendapat nomor

2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

mengerjakannya

3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan

tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui

jawabannya

4) Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dan peserta

didik yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerjasama

diskusi kelompoknya.

5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk

nomor yang lain, dst

6) Kesimpulan

(Depdiknas :2008).(http://literaturkti.blogspot.com/2012/09/mo

75
del-pembejaran-numbered-head-together.html diakses 16

Januari 2014).

c. Komponen-komponen dalam pembelajaran NHT

Dalam model pembelajaran NHT, siswa ditempatkan dalam

kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa.

Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau

tingkat kecerdasan siswa. Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa

yang pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing siswa merasa cocok

satu sama lain.

Dengan pembelajaran kooperatif, diharapkan para siswa dapat

meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial

yang tinggi. Numbered Head Together dikembangkan oleh Spencer Kagen

dengan melibatkan para siswa dalam mereview bahan yang tercakup

dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka

mengenai isi pelajaran tersebut. Sebagai pengganti pertanyaan langsung

kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat langkah sebagai

berikut:

1) Langkah 1, penomoran (numbering): guru membagi para siswa

menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3

hingga 5 orang dan memberi mereka nomor, sehingga tiap siswa

dalam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda,

76
2) Langkah 2, pengajuan pertanyaan: guru mengajukan suatu

pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang

bersifat spesifik hingga yang bersifat umum,

3) Langkah 3, berpikir bersama (Head Together): para siswa

berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa

tiap orang mengetahui jawaban tersebut,

4) Langkah 4, pemberian jawaban: guru menyebutkan suatu nomor

dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama

mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh

kelas (Ibrahim et all, 2000: 28).

(http://www.tuanguru.com/2011/12/pembelajaran-kooperatif-

tipe-nht.html, Diakses 16 januari 2014).

d. Manfaat pembelajaran NHT

Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe

NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh

Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :

1) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi

2) Memperbaiki kehadiran

3) Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar

4) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil

5) Konflik antara pribadi berkurang

6) Pemahaman yang lebih mendalam

77
7) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

8) Hasil belajar lebih tinggi

e. Kelebihan dan Kekurangan model pembelajaran NHT

1) Kelebihan model pembelajaran NHT sebagai berikut:

a) Setiap siswa memiliki kesiapan.

b) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

c) Siswa yang pandai mengajari siswa yang kurang pandai.

2) Kekurangan model pembelajaran NHT sebagai berikut:

a) Kemungkinan nomer yang dipanggil, dipanggil lagi oleh

guru.

b) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

9. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang diambil oleh peneliti bukan merupakan penelitian

yang baru pertama kali dilakukan, sudah banyak penelitian terdahulu yang

membahas penelitian dengan menggunakan model Cooperative Integrated

Reading And Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT),

tetapi ditempat yang berbeda. Berdasarkan tinjauan pustaka yang

dilakukan oleh peneliti sebagai bahan pembanding, terdapat beberapa

penelitian oleh Mahasiswa PGSD FKIP Unlam Banjarmasin yang hasilnya

relevan, antara lain yaitu :

78
1) Penelitian yang dilakukan oleh Sapariah (2012) yaitu

meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman dengan

menggunakan model Numbered Heads Together (NHT) siswa

kelas IV SDN Sei Buluh Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong.

Berdasarkan tindakan yang telah peneliti lakukan dan didukung

oleh data-data yang telah disajikan, dapat disimpulkan bahwa

penerapan Model Kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan

aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar membaca

pemahaman.

2) Penelitian yang dilakukan oleh Norhasanah (2010) yaitu

Penerapan Model Cooperative Integrated Reading and

Composition untuk meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman pada Siswa Kelas V SDN Karang Mekar 1

Banjarmasin. Hasil penelitian ini dapat membuktikan bahwa

penerapan pembelajaran dengan model CIRC dapat

meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar

membaca pemahaman.

3) Penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh

Majma’il Asma (2012) yaitu meningkatkan kemampuan

membaca pemahaman dengan menerapkan model Cooperative

Integrated Reading And Composition (CIRC) pada siswa kelas V

SDN Alalak Selatan 4 Banjarmasin. Hasil penelitian ini dapat

membuktikan bahwa penerapan pembelajaran dengan model

79
CIRC dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan

hasil belajar membaca pemahaman.

4) Penelitian yang dilakukan oleh Rahmi Agustina (2013) dengan

judul Meningkatkan Hasil Belajar Membaca Pemahaman pada

Materi Cerita Anak melalui Model Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) Bagi Siswa kelas V SDN

Basirih 8 Banjarmasin. Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe NHT dapat

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V

SDN Utara 5 Banjarbaru.

5) Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hasanah (2013) yaitu

meningkatkan hasil belajar siswa tentang kemampuan membaca

pemahaman dengan penerapan pendekatan pembelajaran

kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And

Composition) pada kelas V Alalak tengah 3 Banjarmasin Utara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa

Indonesia melalui penerapan pendekatan pembelajaran

kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan aktivitas guru,

aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

Dengan melihat hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti

yang berbeda dan obyek penelitian yang berbeda pula, maka peneliti dapat

mengambil kesimpulan bahwa dengan menggabungan dua model

pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading And

80
Composition (CIRC) dan Numbered Head Together (NHT) dapat

meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa khususnya dalam hal

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan beberapa kajian dan teori yang dikemukakan oleh tokoh-

tokoh diatas, maka kerangka berpikir dalam hal ini dinyatakan bahwa mata

pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar bertujuan untuk membentuk

kemampuan komunikatif siswa dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang

mencakup empat keterampilan yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan membaca (reading skill),

keterampilan menulis (writing skill). Dari empat komponen keterampilan

berbahasa tersebut salah satu keterampilan yang bisa menjadi jalan pembuka

informasi adalah membaca. Dengan membaca kita akan mengetahui dan dengan

membaca kita menjadi bisa. Tarigan (2008:7) berpendapat “membaca adalah

suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh

pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahasa

tulisan”. Membaca merupakan keterampilan yang penting dan harus dikuasai oleh

setiap siswa. Banyak manfaat yang dapat diambil dari kegiatan membaca tidak

hanya untuk keberhasilan siswa dalam pembelajaran, tetapi juga sebagai bekal

untuk mencari wawasan dan pengetahuan yang lebih luas.

81
Namun pembelajaran Bahasa Indonesia yang dianggap gampang oleh

siswa SD, ternyata masih sulit untuk membuat siswa berminat. Salah satu

pembahasan mata pelajaran Bahasa Indonesia yang masih dianggap kurang yaitu

pada keterampilan membaca pemahaman siswa dalam bahan bacaan yang

dilaksanakan di kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin. Kesulitan membaca

yang dialami oleh siswa disebabkan oleh bahan bacaan yang tidak menarik,

suasana belajar yang tidak aktif dan sulitnya menerapkan model-model

pembelajaran karena belum dikuasai oleh pengajar. Anak akan malas membaca

bahkan tidak mau membaca untuk bacaan yang tidak menarik minatnya, sehingga

kecenderungan anak akan selalu kesulitan dalam mencari, menalar dan

menentukan ide-ide pokok pada suatu bacaan serta lemahnya kemampuan dalam

memberikan tanggapan terhadap isi bacaan atau memberikan kesimpulan terhadap

sebuah cerita sehingga anak cenderung pasif dan cepat merasa bosan. Untuk

menyelesaikan masalah tersebut, guru perlu mengkonstruksi dan

mengorganisasikan materi pelajaran yang tepat sehingga siswa menjadi senang

dan termotivasi untuk belajar secara individual maupun kelompok. Salah satu

model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran CIRC dan

NHT. Model ini sangat sesuai dengan karakteristik siswa usia SD. Dengan

diterapkannya model CIRC dan NHT pada pembelajaran membaca pemahaman

diharapkan akan memberikan variasi metode mengajar bagi guru sehingga siswa

tidak cepat merasa bosan dan mereka akan terlibat aktif dalam pembelajaran,

dapat membantu siswa yang lemah, dapat membaur dalam kelompok, kegiatan

belajar berpusat pada siswa, serta siswa lebih tertantang dalam memperhatikan

82
bahan bacaan sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang

diberikan guru sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan cara berpikir itulah maka dijadikan sebagai dasar melakukan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan harapan menerapkan kedua model

tersebut dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V

SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin.

B. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka hipotesis penelitian dapat

dirumuskan “Jika diterapkan model Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) dan Numbered Head Together (NHT) maka kemampuan

membaca pemahaman siswa kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin dapat

meningkat”.

83
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang ditujukan untuk

melakukan deskripsi dan analisis terhadap fenomena, peristiwa, aktivitas

sosial, sikap, persepsi dari setiap individu maupun pada kelompok tertentu.

Penelitian jenis ini bersifat induktif, dimana data di lokasi riset akan menjadi

sumber utama adanya fenomena dan permasalahan dalam proses pengamatan

yang dilakukan (Susilo, 2010:9).

Langkah penelitian kualitatif baru diketahui dengan mantap dan jelas

setelah penelitian selesai. Desain penelitian pun adalah fleksibel dengan

langkah dan hasil yang tidak dapat dipastikan sebelumnya. Kegiatan

pengumpulan data harus dilakukan sendiri oleh peneliti (Susilo, 2010:7-8).

Berdasarkan definisi di atas, mungkin sudah bisa memberikan

gambaran kenapa pendekatan penelitian ini kualitatif . Karena yang pertama,

penelitian ini dilakukan hanya dalam satu kelas di satu sekolah, yaitu kelas V

SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin. Data yang diperoleh dari kelas tersebut

dijadikan sumber utama adanya fenomena dan permasalahan dalam proses

tindakan yang akan dilakukan. Kedua, langkah penelitian baru diketahui

84
apakah hanya berjalan satu siklus atau dua siklus, setelah siklus pertama

selesai dijalankan. Ketiga, desain penelitian fleksibel dengan langkah dan

hasil yang tidak dapat dipastikan sebelumnya. Mungkin untuk siklus satu dari

pelaksaan penelitian sudah bisa direncanakan sejak awal, namun setelah

melakukan refleksi di akhir siklus satu baru bisa ditentukan langkah

selanjutnya untuk penelitian ini. Dan alasan yang terakhir adalah

pengumpulan data yang selalu melibatkan peneliti didalamnya, yang tentunya

sangat sesuai implementasi di lapangan nanti untuk di pilih pendekatan

kualitatif pada penelitian ini, selain beberapa alasan tadi peneliti juga

menelaah penelitian yang relevan sebelumnya bahwa pendekatan kualitatif

sering sekali digunakan.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Istilah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam bahasa Inggris adalah

Classroom Action Research (CAR). Ada beberapa alasan mengapa jenis

penelitian yang di pilih adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), tapi terlebih

dahulu akan diuraikan beberapa definisi terkait Penelitian Tindakan Kelas

(PTK), sebagai berikut :

a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Menurut dari kata penggabungnya, ada tiga pengertian yang dapat

diterangkan dari istilah tersebut, yaitu :

85
1) Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek

dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk

memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam

meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting

bagi peneliti.

2) Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk

rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3) Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas,

tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah

lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang

dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang

sama dari guru yang sama pula.

Gabungan dari tiga kata inti tersebut dapat disimpulkan bahwa

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. (Suharsimi, Suhardjono, dan

Supardi 2010:2-3).

Penelitian Tindakan Kelas merupakan “suatu bentuk penelitian

yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri yang hasilnya

dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum,

pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar dan

sebagainya” (Muslikah, 2010:32). PTK memberikan keterampilan kepada

86
guru untuk segera dapat menanggulangi masalah-masalah kelas dan

memperbaiki serta meningkatkan kualitas kerja guru.

Beberapa pendapat tentang pengertian Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yang digambarkan oleh beberapa ahli, yaitu :

1) Menurut Elliot (1982), PTK adalah kajian tentang situasi sosial

dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui

proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan

mempelajari pengaruh yang ditimbulkannya.

2) Menurut Burns (1999), PTK adalah penerapan berbagai fakta

yang ditemukan untuk memmecahkan masalah dalam situasi

sosial untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan

dengan melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti dan

praktisi (Wina Sanjaya, 2009:25).

Berdasarkan pendapat di atas, secara garis besar dapat definisikan bahwa

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan :

1) bentuk kajian untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui

sebuah proses,

2) dilakukan oleh pelaku tindakan (guru), dan

3) dilakukan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran.

Secara lebih luas lagi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diartikan

sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan

tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok

87
subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat

tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat

penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat peneliti berikan alasan

kenapa jenis penelitian yang di pilih adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK), yaitu :

1) penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki hasil pembelajaran

siswa kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin pada materi

membaca pemahaman, maka dari itu Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) dijadikan sebagai jenis penelitian, karena Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dilakukan dengan tujuan memperbaiki

kondisi pembelajaran.

2) penelitian ini memerlukan sebuah tindakan dari peneliti terkait

permasalahan yang ditemui di lapangan, yaitu masalah rendahnya

hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi

membaca pemahaman dan tindakan yang akan dilakukan untuk

mengetahui keaktifan siswa dengan mencoba menerapkan model

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT) sebagai upaya

meningkatkan keterampilan membaca siswa V SDN Kuin Utara 4

Banjarmasin.

88
3) penelitian ini akan di adakan dalam satu kelas sebagai subyeknya

untuk melakukan tindakan dan memperoleh hasil yang di

inginkan.

b. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Tujuan penelitian pada umumnya adalah untuk memecahkan

masalah yang dihadapi manusia dan menemukan serta mengembangkan

suatu pengetahuan. Untuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) khususnya

memiliki tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan praktik

pembelajaran secara berkesinambungan.

Menurut kedua tujuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan masalah,

memperbaiki kondisi, mengembangkan dan meningkatkan mutu

pembelajaran di sekolah tempat penelitian itu berlangsung maupun

sekolah-sekolah lain yang memakai hasil dari penelitian tersebut

(http://www.lpmpdki.web.id/pdf/sulipan.pdf ).

c. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas bercirikan perbaikan praktis

pembelajaran dari dalam, kolaboratif, dan reflektif. Penelitian tindakan

kelas memiliki beberapa karakteristik yang dikemukakan oleh beberapa

orang pakar, antara lain :

1) Didasarkan atas masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran.

89
2) Dilakukan secara kolaboratif melalui kerja sama dengan pihak

lain.

3) Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.

4) Bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu

pembelajaran.

5) Dilaksanakan dalam rangkaian langkah yang terdiri dari beberapa

siklus.

6) Yang diteliti adalah tindakan yang dilakukan, meliputi efektifitas

metode, teknik, atau proses pembelajaran (termasuk perencanaan,

pelaksanaan dan penilaian).

7) Tindakan yang dilakukan adalah tindakan yang diberikan oleh

guru kepada peserta didik.

(http://www.lpmpdki.web.id/pdf/sulipan.pdf )

90
d. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Secara garis besar empat tahapan yang lazim dilalui dalam sebuah

Penelitian Tindakan Kelas, yaitu tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,

(3) pengamatan (observasi), dan (4) refleksi dapat dijelaskan dengan

gambar berikut :

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2012:16)

Pada tahapan ini berdasarkan bentuk bagan sebagai berikut :

1) Perencanaan Tindakan (Planning)

Rencana merupakan tahapan awal yang harus dilakukan

guru sebelum melakukan sesuatu. dengan perencanaan yang baik

91
seorang praktisi akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan

mendorong para praktisi tersebut untuk bertindak dengan lebih

efektif.

Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan

titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus

untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrument pengamatan

untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama

tindakan berlangsung.

2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan kelas yang perlu diingat

dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam

rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.

Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan

perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud

semula.

Tindakan ini merupakan dari perencanaan yang telah dibuat

yang dapat berupa suatu penerapan model pembelajaran tertentu

yang berujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan model

yang sedang dijalankan. Tindakan tersebut dapat dilakukan oleh

mereka yang terlibat langsung dalam pelaksanaan suatu model

pembelajaran yang hasilnya juga akan dipergunakan unuk

penyempurnaan pelaksanaan tugas.

92
3) Pengamatan Tindakan (Observing)

Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan

mendukomentasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh

tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan merupakan dasar

dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan harus

dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Dalam

pengamatannya, hal-hal yang perlu dicatat oleh peneliti adalah

proses dari tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan dan

hambatan-hambatan yang muncul.

4) Refleksi terhadap tindakan (reflecting)

Refleksi disini meliputi kegiatan analisis, sintesis,

penafsiran (penginterpretasi), menjelaskan, dan menyimpulkan.

Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan

yang telah dilaksanakan, yang akan dipergunakan unuk

memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya. Dengan

demikian, penelitian tindakan tidak dapat dilaksanakan dalam

sekali pertemuan, karena hasil refleksi membutuhkan waktu unuk

melakukannya sebagai planning untuk siklus selanjutnya.

Alur pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas tersebut

merupakan tindakan berulang dalam upaya menyempurnakan berbagai

perbaikan dari tindakan-tindakan yang belum terselesaikan terhadap

problem mengajar yang dihadapi guru, misalnya penggunaan model,

93
media pembelajaran, alokasi waktu, ketercapaian materi, serta rendahnya

nilai hasil belajar siswa.

B. Setting / Lokasi Penelitian

Tempat yang dijadikan objek penelitian adalah SDN Kuin Utara 4

Banjarmasin tahun ajaran 2014/2015 pada semester genap. Adapun subjek

penelitian adalah guru dan siswa kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin.

Siswa kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin ini berjumlah 36 siswa terdiri

dari 15 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan.

Dipilihnya kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin setelah melakukan

wawancara dengan guru terkait (Marliana, S.Pd) masalah apa yang dihadapi

guru di semester 1 yang lalu untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, bahwa

hasil belajar siswa pada materi membaca pemahaman berada di bawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari 36 orang hanya 16 orang (44,44%)

yang berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan sisanya 20

orang (55,56%) berada di bawah indikator ketuntasan belajar yang ditetapkan

sekolah yaitu 68. Disamping karena memang materi membaca pemahaman

atau untuk memahami suatu bacaan memang dirasa sulit oleh siswa kelas V

SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin.

C. Faktor yang Diteliti

Untuk dapat mengatasi permasalahan di atas ada beberapa faktor yang

perlu diteliti, yaitu :

94
1. Faktor guru

Pengamatan (observasi) terhadap aktivitas yang dilakukan guru pada

saat pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Numbered

Heads Togehter (NHT) pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi

membaca pemahaman di kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin. Baik

dalam hal mengkondisikan siswa siap belajar, membagi siswa dalam

kelompok belajar, dalam memberikan topi bernomor, guru menjelaskan

materi pelajaran, guru membimbiung siswa dalam memberikan arahan dan

penjelasan tugas kelompok, membagikan wacana pada tiap kelompok, guru

sebagai pembimbing yaitu menjelaskan kepada siswa untuk bekerja sama

saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan

terhadap wacana, guru menuntun, membimbing sekaligus menjadi fasilitator

ditiap kelompok dalam menemukan pokok-pokok pikiran yang terdapat

dalam wacana, guru mengamati kegiatan kelompok dalam diskusi serta

memastikan jawaban yang benar dan tiap anggota dapat mengerjakannya,

guru mengamati setiap kelompok untuk menulis hasil kolaboratifnya tentang

wacana, guru memanggil salah satu nomor yang dipanggil untuk melaporkan

hasil kerjasama mereka, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya, hingga melakukan kesimpulan dan evaluasi.

Semua itu akan digali atau di observasi menggunakan lembar

observasi aktivitas guru dalam pembelajaran dengan rubrik yang sudah

disiapkan dengan empat kategori penilaian yaitu kurang baik, cukup baik,

95
baik dan sangat baik menyesuaikan hasil skor atau persentase ketercapaian

langkah-langkah model yang termuat dalam kegiatan awal, inti dan akhir

pada lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran yang telah

disiapkan.

2. Faktor siswa

Pengamatan (observasi) terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia pada materi membaca pemahaman dengan menerapkan

model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT) di kelas V SDN Kuin Utara 4

Banjarmasin dengan melihat dan mengamati proses dalam pembelajaran

melalui aktivitas siswa dalam belajar, baik dalam kerja kelompok ataupun

kinerja siswa secara individu.

Semua itu akan digali atau di observasi menggunakan lembar

observasi aktivitas kelompok dan lembar observasi aktivitas siswa secara

individu dalam pembelajaran dengan rubrik penilaian yang sudah disiapkan.

Dengan empat kategori penilaian kurang aktif, cukup aktif, aktif dan sangat

aktif menyesuaikan hasil skor perolehan siswa dari aktivitas yang

dijalankannya sesuai dengan rubrik penilaian aktivitas siswa yang telah

disediakan.

3. Faktor Hasil Belajar

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca dilihat dari

hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi

membaca pemahaman melalui model pembelajaran Cooperative Integrated

96
Reading and Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT) di

kelas V SDN SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin baik itu hasil belajar

kelompok maupun hasil belajar individu siswa.

Adapun untuk hasil belajar kelompok nantinya setiap kelompok

diberikan lembar kerja kelompok untuk setiap pertemuannya agar bisa

dikerjakan secara kelompok. Sedangkan untuk hasil belajar individu,

penilaian dilakukan pada setiap pertemuan pada saat evaluasi yaitu siswa

diberikan soal pilihan ganda yang berjumlah 10 untuk dijawabnya tentang

apa yang sudah dipelajarinya.

D. Skenario Tindakan

Pada proses penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 2 siklus yaitu

dilandasi dengan proses perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi dan

refleksi. Proses tersebut dapat dilihat dari :

Siklus 1

1. Perencanaan

a. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

berhubungan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan

pokok bahasan membaca pemahaman.

b. Membuat bahan media yang sesuai dengan materi pembelajaran

dan menerapkan model CIRC dan NHT pada proses pengajaran

kepada siswa.

97
c. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru,

aktivitas siswa secara kelompok, aktivitas siswa secara individu

dan hasil belajar serta rubrik penilaiannya.

d. Membuat lembar kerja untuk tugas kelompok maupun individu

siswa.

e. Penunjukan observer, yang menjadi pengamat dalam penelitian ini

adalah : Marliana, S.Pd selaku wali kelas V di SDN Kuin Utara 4

Banjarmasin.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan dari pembelajaran tersebut adalah guru membuat

penjelasan kepada siswa tentang pelajaran yang akan di ajarkan,

menerapkan model CIRC dan NHT dalam proses pembelajaran yang

berhubungan dengan pokok bahasan tentang membaca pemahaman.

a. Pertemuan pertama (2x35 menit)

Guru memasuki ruang kelas V sambil mengucapkan salam dan

disambut oleh seluruh siswa. Setelah mengkondisikan kelas dan siswa siap

menerima pelajaran, guru meminta siswa berdoa dan mulai memeriksa

absensi. Guru memotivasi siswa dengan mengadakan kegiatan apersepsi dan

bertanya jawab dengan mengulang sedikit materi pada pelajaran sebelumnya.

Dan mengkaitkannya dengan materi yang dibahas pada pelajaran yang akan

dilaksanakan. Setelah siswa mulai tertarik dengan pembelajaran dan sebelum

penyampaian materi, guru tidak lupa menyampaikan tujuan ataupun tahapan

98
rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan yang akan

dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran CIRC dan NHT.

Kegiatan inti guru mengarahkan siswa dilanjutkan pembagian

kelompok secara heterogen. Setelah siswa bergabung kelompoknya

masing-masing, guru membagikan nomor pada tiap anggota kelompok

serta lembar kerja kelompok (membagikan wacana). Menjelaskan

kepada siswa untuk bekerja sama saling membacakan dan menemukan

ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana. Siswa berdiskusi

secara kelompok dan guru mengawasi sebagai fasilitator serta

mengamati kegiatan kelompok, mendiskusikan dan memastikan

jawaban yang benar dan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya,

mengamati setiap kelompok untuk menulis hasil kolaboratifnya tentang

wacana tersebut, setelah selesai berdiskusi guru memanggil salah satu

nomor yang dipanggil untuk melaporkan hasil kerjasama mereka,

siswa diberi kesempatan memberi tanggapan dari teman yang lain,

kelompok lain harus mendengarkan dan menyimak. Setelah selesai

kemudian siswa tersebut diperbolehkan untuk menunjuk nomor yang

lain. Begitu seterusnya hingga semua nomor dan siswa mendapatkan

gilirannya.

Pada kegiatan penutup siswa bersama guru mengadakan

refleksi dengan mengkaji ulang dan menyimpulkan tentang

pembelajaran kemudian menyampaikan kegiatan uuntuk pertemuan

kedua dan dilanjutkan dengan memberikan test formatif.

99
b. Pertemuan kedua (2x35 menit)

Seperti pertemuan sebelumnya, Guru memasuki ruang kelas V sambil

mengucapkan salam dan disambut oleh seluruh siswa. Setelah

mengkondisikan kelas dan siswa siap menerima pelajaran, guru meminta

siswa berdoa dan mulai memeriksa absensi. Guru memotivasi siswa dengan

mengadakan kegiatan apersepsi dan bertanya jawab dengan mengulang

sedikit materi pada pelajaran sebelumnya. Dan mengkaitkannya dengan

materi yang dibahas pada pelajaran yang akan dilaksanakan. Setelah siswa

mulai tertarik dengan pembelajaran dan sebelum penyampaian materi, guru

tidak lupa menyampaikan tujuan ataupun tahapan rencana kegiatan yang akan

dilakukan dalam kegiatan yang akan dilaksanakan dengan menggunakan

model pembelajaran CIRC dan NHT.

Pada Kegiatan inti guru mengarahkan siswa kemudian meminta

siswa untuk kembali membentuk kelompok sesuai dengan kelompok

yang sebelumnya sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Setelah

siswa bergabung kekelompoknya masing-masing guru membagikan

nomor kembali pada tiap anggota kelompok serta lembar kerja

kelompok (membagikan wacana). Menjelaskan kepada siswa untuk

bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan

memberi tanggapan terhadap wacana. Siswa berdiskusi secara

kelompok dan guru mengawasi sebagai fasilitator serta mengamati

kegiatan kelompok, mendiskusikan dan memastikan jawaban yang

benar dan tiap anggota dapat mengerjakannya, mengamati setiap

100
kelompok untuk menulis hasil kolaboratifnya tentang wacana tersebut

(Dan kali ini tanpa menghilangkan rasa pilih kasih. Guru mencoba

lebih memberikan perhatian lebih pada siswa atau kelompok siswa

yang pada pertemuan sebelumnya masih tidak aktif dalam

pembelajaran), setelah selesai berdiskusi guru memanggil salah satu

nomor yang dipanggil untuk melaporkan hasil kerjasama mereka,

siswa diberi kesempatan memberi tanggapan dari teman yang lain,

kelompok lain harus mendengarkan dan memperhatikan. Setelah

selesai kemudian siswa tersebut diperbolehkan untuk menunjuk nomor

yang lain. Begitu seterusnya hingga semua nomor dan siswa

mendapatkan gilirannya.

Pada kegiatan penutup siswa bersama guru mengadakan

refleksi dengan mengkaji ulang dan menyimpulkan tentang

pembelajaran dan dilanjutkan dengan memberikan test formatif. Yang

apabila pada pertemuan ini hasil yang diperoleh masih belum mencapai

indikator yang ditetapkan maka akan dilanjutkan pada pertemuan ke

siklus 2 dengan melakukan analisis data yang terkumpul dan akan

melakukan perubahan sesuai hasil refleksi agar kesalahan yang terjadi

tidak akan terulang lagi.

3. Observasi dan Evaluasi

Observasi selama proses pelaksanaan pengajaran Bahasa Indonesia

dilakukan oleh guru Bahasa Indonesia dalam memahami bahan bacaan

dengan menggunakan model Cooperative Integrated Reading and

101
Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT). Observasi

juga dilaksanakan kepada guru dalam menerapkan RPP yang telah

direncanakan sebelumnya oleh observer dan evaluasi dilaksanakan pada

saat proses belajar berlangsung dengan mencatat atau mendokumentasikan

segala kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan pada setiap akhir pertemuan yang telah

dilaksanakan. Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta

dianalisis begitu juga hasil evaluasinya untuk perbaikan kegiatan tindakan

kelas pada pertemuan dan siklus berikutnya.

Siklus 2

Perencanaan dan tindakan siklus kedua disusun setelah melihat data

hasil siklus pertama. Pada siklus kedua akan diadakan perbaikan-perbaikan

sesuai apa yang terjadi pada siklus pertama. Siklus kedua ini disusun dengan

tahapan yang sama dengan siklus pertama. Fokus siklus II ini

mempertahankan butir-butir yang kuat pada siklus I dan meningkatkan

perhatian pada butir yang lemah, dengan harapan hasilnya lebih maksimal dari

siklus pertama. Dan pada akhirnya dapat mencapai hasil sesuai dengan

indikator yang sudah ditetapkan dalam penelitian, baik itu untuk aktivitas

guru, aktivitas siswa maupun hasil belajar yang ingin dicapai dalam Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Dengan pelaksanaan yang mengacu pada pertemuan

102
sebelumnya agar semua hasil yang ingin dicapai bisa mencapai indikator yang

telah ditetapkan untuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini.

E. Data dan Cara Pengambilan Data

1. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SDN

Kuin Utara 4 Banjarmasin semester genap. Data diperoleh dari penelitian

tindakan kelas yang dilakukan peneliti kepada siswa-siswa kelas V SDN

Kuin Utara 4 Banjarmasin yang berjumlah 36 siswa, terdiri dari 15 orang

siswa laki-laki dan 21 orang siswa perempuan.

2. Jenis Data

Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan data

kualitatif. Yang mana kedua data tersebut dapat di uraikan sebagai berikut

a. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kategori tentang aktivitas

guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan

Numbered Heads Together (NHT) mata pelajaran Bahasa Indonesia

materi membaca pemahaman.

Data kualitatif, diambil dari data observasi berupa :

1) Observasi untuk data aktivitas guru/peneliti pada saat

melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model

103
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan

Numbered Heads Together (NHT) pada pembelajaran Bahasa

Indonesia materi membaca pemahaman di kelas V SDN Kuin

Utara 4 Banjarmasin.

2) Observasi untuk data aktivitas siswa pada saat pembelajaran

berlangsung dengan menerapkan model Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) dan Numbered Heads

Together (NHT) pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi

membaca pemahaman di kelas V SDN Kuin Utara 4

Banjarmasin baik itu data aktivitas kelompok maupun individu.

b. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan tentang hasil

belajar siswa kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin pada mata

pelajaran bahasa Indonesia materi membaca pemahaman menerapkan

model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan

Numbered Heads Together (NHT). Jenis data kuantitatif berupa data

hasil belajar yang dilaksanakan di akhir pembelajaran setiap kali

pertemuan baik itu data hasil belajar kelompok maupun individu.

3. Cara Pengambilan Data

a. Data observasi terhadap aktivitas yang dilakukan guru pada saat

pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Numbered Heads

Together (NHT) pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi

104
membaca pemahaman di kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin,

digali atau di observasi menggunakan lembar observasi aktivitas guru

dalam pembelajaran dengan rubrik yang sudah disiapkan dengan

empat kategori penilaian yaitu kurang baik, cukup baik, baik dan

sangat baik menyesuaikan hasil skor atau persentase ketercapaian

langkah-langkah model termuat dalam kegiatan awal, inti dan akhir

pada lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran yang telah

disiapkan.

b. Data observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia pada materi membaca pemahaman dengan menggunakan

model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT) di kelas V

SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin, digali atau di observasi

menggunakan lembar observasi aktivitas kelompok dan lembar

observasi aktivitas siswa secara individu dalam pembelajaran dengan

rubrik penilaian yang sudah disiapkan.

Adapun aspek yang diamati untuk aktivitas kelompok dan

aktivitas siswa secara individu masing-masing 5 aspek. Dengan empat

kategori penilaian kurang Aktif, cukup Aktif, Aktif dan sangat Aktif

menyesuaikan hasil skor perolehan siswa dari aktivitas yang

dijalankannya. Sedangkan untuk aktivitas kelompok siswa 5 aspek

yang diamati adalah Aspek Membaca, Kerjasama, partisipasi,

105
menghargai pendapat siswa lain dan mempresentasikan hasil kerja

kelompok dan untuk aktivitas siswa secara individu 5 aspek yang

diamati adalah kedisiplinan, keaktifan saat proses belajar, perhatian,

keberanian dalam mengajukan pertanyaan, dan menyimpulkan materi

pelajaran.

c. Data hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian tugas evaluasi pada

akhir proses pembelajaran. Adapun untuk hasil belajar kelompok

nantinya setiap kelompok diberikan lembar kerja kelompok untuk

setiap pertemuannya. Sedangkan untuk hasil belajar individu,

penilaian dilakukan pada setiap pertemuan pada saat evaluasi yaitu

siswa diberikan soal pilihan ganda yang berjumlah 10 untuk

dijawabnya tentang apa yang sudah dipelajarinya.

4. Cara Pengolahan Data

a. Data aktivitas guru

Data aktivitas guru diolah dengan cara menjumlahkan skor yang

diperoleh guru dari beberapa aspek yang diamati. Untuk satu aspek

yang diamati skornya 1-4 sesuai dengan bagaimana aktivitas guru yang

dijalankan dikelas (rubrik terlampir). Skor minimal aktivitas guru

adalah 8 atau sama dengan 25% dan untuk skor maksimal aktivitas guru

adalah 32 atau sama dengan 100%. Sedangkan untuk memperoleh

persentase pencapaiannya sebagai berikut :

𝑓
Persentase Pencapaian: 𝑁 x 100% = . . . %

Keterangan :

106
f = jumlah skor perolehan

N = jumlah skor maksimal

Berikut ini tabel Klasifikasi keberhasilan guru dengan kriteria sebagai

berikut:

Tabel 3.1 Kategori Penilaian Aktivitas Guru

No Persentase (%) Keterangan


1 82 - 100 Sangat Baik
2 63 – 81 Baik
3 44 – 62 Cukup Baik
4 25 – 44 Kurang Baik
Keterangan : Rubrik penilaian aktivitas guru dalam pembelajaran terlampir

b. Data aktivitas siswa

Pengamatan (observasi) terhadap aktivitas siswa dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca pemahaman

dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together

(NHT) di kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin dengan melihat dan

mengamati proses dalam pembelajaran melalui aktivitas siswa dalam

belajar, baik dalam kerja kelompok ataupun kinerja siswa secara

individual.

Adapun untuk aktivitas kelompok siswa 5 aspek yang diamati


adalah :
1. Membaca, dengan skor maksimal 4

107
2. Kerjasama, dengan skor maksimal 4

3. Partisipasi, dengan skor maksimal 4

4. menghargai pendapat siswa lain, dengan skor maksimal 4

5. Mempresentasikan hasil kerja kelompok, dengan skor

maksimal 4

Dan untuk aktivitas siswa secara individu 5 aspek yang diamati

adalah :

1. Kedisiplinan, dengan skor maksimal 4

2. Keaktifan saat proses belajar, dengan skor maksimal 4

3. Perhatian, dengan skor maksimal 4

4. Keberanian dalam mengajukan pertanyaan, dengan skor


maksimal 4

5. Menyimpulkan materi pelajaran, dengan skor maksimal 4

Berdasarkan ke lima aspek pada masing-masing aktivitas di

atas, yang menjadi aspek penilaian aktivitas siswa baik kelompok

ataupun aktivitas siswa secara individu, didapat jumlah skor maksimum

yang bisa dicapai yaitu sebesar sebesar 100%. Sedangkan untuk

memperoleh klasifikasi keaktifan siswa baik kelompok maupun

individu harus ada data skor rata-rata dan persentase pencapaiannya,

sebagai berikut :

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉


Rata – Rata Skor = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒊𝒔𝒘𝒂

108
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
Persentase Pencapaian = x 100
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

Klasifikasi kategori keaktifan siswa baik untuk kelompok ataupun

aktivitas siswa secara individu, sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa

No Persentase (%) Keterangan


1 82 - 100 Sangat Aktif
2 63 – 81 Aktif
3 44 – 62 Cukup Aktif
4 25 – 44 Kurang Aktif
Keterangan : Rubrik penilaian aktivitas siswa terlampir.

c. Data hasil belajar siswa

1. Hasil Belajar Kelompok Siswa

Hasil belajar kelompok siswa ditentukan melalui pencapaian

nilai dari hasil tugas kelompok yang dikerjakan. Peneliti menyiapkan

5 soal essai yang di tiap soalnya siswa diminta siswa untuk

menemukan pokok pikirannya dari wacana yang sudah diberikan.

Yang mana setiap satu soal yang benar untuk 1 soal nilainya 20

sehingga untuk 5 soal jika dapat menjawab semuannya dengan benar

maka nilai maksimalnya adalah 100.

2. Hasil belajar individu siswa

Hasil belajar siswa secara individu ditentukan melalui

pencapaian nilai dari butir soal yang dikerjakan. Peneliti menyiapkan

109
10 butir soal evaluasi untuk setiap pertemuannya. Yang mana setiap

butir soal nilainya 10 sehingga untuk nilai maksimalnya adalah 100.

Adapun untuk mengetahui ketuntasan klasikal siswa adalah dengan

cara :

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓
Ketuntasan Individual = x 100
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑻𝒖𝒏𝒕𝒂𝒔 𝑩𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓


Ketuntasan Klasikal = x 100
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒊𝒔𝒘𝒂 𝑲𝒆𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉𝒂𝒏

F. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini di anggap berhasil apabila prestasi hasil Aktivitas guru,

aktivitas siswa serta hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

pada materi keterampilan membaca pemahaman dengan menggunakan model

pembelajaran CIRC dan NHT pada kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin

dapat mencapai :

1. Aktivitas Guru

Aktivitas guru dalam proses pembelajaran memenuhi kriteria sangat

baik jika memperoleh skor minimal 82%.

2. Aktivitas Siswa

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran apabila memenuhi kriteria

sangat aktif jika memperoleh skor minimal 82%.

3. Hasil Belajar siswa

110
a. Hasil belajar siswa secara individual

Seorang siswa telah dianggap tuntas belajar apabila memenuhi

kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa

Indonesia yaitu memperoleh nilai ≥ 68.

b. Hasil belajar siswa secara klasikal

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar apabila dalam kelas tersebut

terdapat 82 % siswa memperoleh nilai ketuntasan ≥ 68.

111
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Kuin Utara

4 Kecamatan Banjarmasin Utara. SDN Kuin Utara 4 terletak di jalan Jl.

HKSN Kuin Utara RT.09 N0.199. Kode Pos 70127 dengan NSS.

101156004027 dan NPSN. 30305056. Mata pelajaran yang diteliti adalah

bidang studi Bahasa Indonesia pada sub bahasan membaca pemahaman kelas

V semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 menggunakan model pembelajaran

Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

dan Numbered Heads Together (NHT).

Kegiatan belajar mengajar di kelas 5 SDN Kuin Utara 4 berlangsung

dari pagi hari, pada hari senin sampai dengan hari kamis pembelajaran dimulai

pada pukul 07.45 sampai dengan 12.55 Wita. Hari Senin diadakan upacara

dari pukul 07.45 sampai 08.20 Wita. Hari Jumat pagi diadakan jumat taqwa

bersama seluruh warga sekolah yaitu, siswa, guru-guru, kepala sekolah, dan

staf tata usaha di lapangan sekolah, kurang lebih 30 menit waktu

dilaksanakannya, dimulai dari pukul 07.45 sampai dengan 08.15 Wita. Namun

sementara sebagian bangunan direnovasi sehingga lapangan tidak bisa

maksimal digunakan untuk seluruh warga sekolah termasuk siswa-siswi, maka

jumat taqwa dilakukan di dalam kelas masing-masing dengan didampingi guru

kelas dan selanjutnya diteruskan dengan proses kegiatan belajar mengajar

112
dimulai pukul 08.20 sampai dengan pukul 10.55 Wita. Untuk hari sabtu

kegiatan belajar mengajar dimulai pukul 07.45 sampai dengan 11.30 Wita.

1. Gambaran Umum Tentang Kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin

a. Jumlah siswa kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin

Kelas yang dijadikan lokasi dilaksanakannya Penelitian Tindakan

Kelas ini adalah ruang kelas V. Jumlah siswa kelas V adalah 36 orang,

yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan.

b. Keadaan Kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin

Situasi kelasnya cukup nyaman karena didukung penataan ruang

yang cukup baik. Ruangan kelas cukup luas, dapat menampung semua

siswa yang jumlahnya cukup banyak yaitu 36 orang. Sarana yang ada

seperti meja dan kursi sudah mencukupi dengan kondisi yang baik,

ruangan yang besar sehingga leluasa untuk mengadakan pengajaran,

susunan bangku kelas mendukung pembelajaran serta penerangan dan

sirkulasi udara cukup baik. Di dalam ruangan kelas terdapat sebuah meja

panjang untuk menaruh buku paket dan buku latihan siswa, meja guru

dan kursi guru, pada dinding terdapat aksesoris seperti jam dinding,

absen kelas dan gambar pahlawan. Bangunan baru yang permanen

dengan lantai keramik membuat ruanagan tampak terasa dingin apalagi di

dalam kelas dilengkapi dengan sebuah kipas angin sehingga ruangan

menjadi tetap sejuk.

Penataan tempat duduk siswa disusun secara berderet ke belakang

perbaris dan berpasangan dengan jumlah yang memadai dengan jumlah

113
siswa yang ada. Kursi yang digunakan adalah kursi kayu biasa dengan

meja kayu yang berlaci, sedangkan papan tulis yang digunakan adalah

white board yang terbuat dari kayu triplek / Plywood dan menggunakan

spidol.

Kebiasaan yang sering dilakukan oleh siswa yaitu sebelum

memasuki kelas siswa melaksanakan piket kelas, mulai dari menyapu

kelas dan teras, menghapus papan tulis, dan membersihkan meja guru.

Sedangkan kebiasaan siswa sebelum melaksanakan pembelajaran adalah

berbaris di depan kelas dan berdoa sebelum belajar. Sebelum pulang

terlebih dahulu siswa merapikan kelas, kemudian berdoa, berbaris dan

bersalaman dengan guru.

2. Masalah-masalah yang Menjadi Kendala dalam Pembelajaran di

Kelas

Masalah yang menjadi kendala dalam pembelajaran yang

berlangsung di kelas dapat dibagi dalam beberapa aspek, yaitu :

a. Siswa

Rendahnya nilai KKM siswa pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia dalam materi membaca pemahaman disebabkan oleh bahan

bacaan yang tidak menarik, suasana belajar yang tidak aktif, pembelajaran

belum berpusat kepada siswa. Kurangnya interaksi anatar guru dengan

siswa tersebut membuat siswa menjadi kurang aktif dalam proses

pembelajaran, malu bertanya dan lebih cepat bosan karena siswa hanya

menjadi pendengar dan pencatat materi saja. Akibatnya siswa menjadi

114
kurang paham terhadap bahan bacaan yang ia baca, sulit dalam

menentukan ide pokok, menyimpulkan isi cerita dan bahkan siswa

seringkali kesulitan untuk memberikan tanggapan terhadap bacaan

tersebut.

b. Guru

Pada saat pembelajaran guru Bahasa Indonesia jarang sekali

menggunakan model–model pembelajaran, seringkali hanya

menggunakan metode lama seperti ceramah dalam memberikan materi

pembelajaran sehingga proses pembelajaran hanya terpusat pada guru

tanpa siswa diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan yang

mengacu kreatifitasnya untuk bisa secara aktif menemukan dan

menggali potensi dirinya. Guru juga sering menggunakan metode

pemberian tugas sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia selama ini

berlangsung monoton dan membosankan bagi siswa. Hal tersebut

bukanlah sesuatu yang tidak disadari atau kemungkinan guru tidak

memiliki pengetahuan akan model pembelajaran namun kebiasaan

yang sukar dirubah, selalu ingin mempraktiskan kegiatan karena harus

mengejar target materi yang akan disampaikan dan juga selalu merasa

terganjal masalah waktu untuk bisa menerapkan model-model

pembelajaran.

c. Sarana dan Fasilitas Pendidikan

Tidak ada masalah dalam sarana dan fasilitas sekolah, semua

mencukupi untuk keperluan pembelajaran pada khususnya, apalagi

115
bangunan sekolah sudah mulai diperbaiki menjadi bangunan yang

permanen dengan demikian maka akan membuat siswa menjadi lebih

nyaman dalam berada dilingkungan sekolah.

B. Persiapan Penelitian

Persiapan yang dilaksanakan oleh peneliti sebelum melaksanakan

tindakan kelas adalah membuat proposal yang diajukan kepada dosen

pembimbing, setelah disetujui langkah selanjutnya adalah sebagai berikut :

1. Persiapan Administrasi

a. Mengajukan surat tertulis untuk izin penelitian yang ditunjukkan

kepada Ketua Program Studi PGSD FKIP Unlam Banjarmasin.

b. Menerima surat pengantar/izin penelitian dari Ketua Program Studi

PGSD FKIP Unlam Banjarmasin tanggal 21 Februari 2014 No.

454/UN8.1.2.5.3/KM/2014, ditujukan kepada Kepala Dinas

Pendidikan Kota Banjarmasin.

c. Menerima surat rekomendasi dari Kepala Dinas Pendidikan Kota

Banjarmasin tanggal 25 februari 2014 No. 070/937-Sekr/Dipendik.

d. Surat pernyataan Kepala SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin tanggal

01 maret 2014 No. 421.2/027.SDNKU4/UPTP.BU/Dipendik/2014.

116
2. Penunjukkan Observer

Observer pada penelitian ini adalah seorang guru wali kelas V di

SDN Kuin Utara 4 Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin yang

bernama Marliana, S.Pd. NIP.19750901 1998033003 dengan latar belakang

pendidikan S-1. Alasan peneliti memilih Ibu Marliana, S.Pd sebagai observer

selain karena ditunjuk langsung oleh kepala sekolah, ibu Marliana, S.Pd juga

telah memiliki pengalaman melaksanakan penelitian dan dapat menjadi

pengarah yang baik dalam mendiskusikan hal-hal penting yang perlu

diobservasi dan diperbaiki dalam setiap kegiatan penelitian.

3. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas

a. Menyusun jadwal pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang direncanakan akan

menjalankan 2 siklus penelitian dimana setiap siklusnya terdiri dari 2

pertemuan yang dijadwalkan sekolah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Jadwal pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dari siklus I sampai
siklus II

Siklus Pertemuan Hari/ Tanggal Jam Materi Penilian


Teks cerita anak tentang Tes tertulis dan
Selasa/ 04
Pertama 07.45 – 08.55 “Kisah Abu Nawas tidak pengamatan
Maret 2014
bisa kehujanan”
I
Tes tertulis dan
Sabtu/ 08 Teks cerita anak tentang
Kedua 07.45 – 08.55 pengamatan
Maret 2014 “Gajah Sirkus”
Tes tertulis dan
Selasa/ 18 Teks cerita anak tentang
Pertama 07.45 – 08.55 pengamatan
Maret 2014 “Putri Gisela”
II
Sabtu/ 22 Teks cerita anak tentang
Kedua 07.45 – 08.55 Tes tertulis dan
Maret 2014 “Pedagang yang Tidak Jujur”
pengamatan

117
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Menyiapkan peralatan/ teks wacana “cerita anak” yang diperlukan

dalam pembelajaran beserta menyiapkan topi bernomor untuk semua

siswa.

d. Mempersiapkan Lembar Kerja Kelompok (LKK) dan lembar soal

evaluasi individu.

e. Menyusun lembar observasi untuk guru, siswa dalam berkelompok,

siswa secara individu dan hasil evaluasi belajar.

f. Menunjuk guru yang akan menjadi observer dalam kegiatan

penelitian. Guru yang dipilih untuk menjadi observer adalah guru

kelas V yaitu Ibu Marliana, S.Pd yang sudah siap dan

berpengalaman dalam penelitian.

g. Peneliti dan observer menyamakan persepsi tentang lembar

observasi sebelum melaksanakan penelitian.

C. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Siklus 1

Siklus 1 terdiri dari dua kali pertemuan dengan jadwal pelaksanaan

kegiatan pembelajaran sebagai berikut :

118
Tabel 4.2. Jadwal pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas siklus I

Hari/
Siklus Pertemuan Jam Materi Penilian
Tanggal
Tes tertulis
Teks cerita anak tentang
Selasa/ 04 dan
Pertama 07.45 – 08.55 “Kisah Abu Nawas
Maret 2014 pengamatan
tidak bisa kehujanan”
I
Tes tertulis
Sabtu/ 08 Teks cerita anak tentang dan
Kedua 07.45 – 08.55
Maret 2014 “Gajah Sirkus” pengamatan

a. Pertemuan 1

Pelaksanaan Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN

Kuin Utara 4 Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin.

1) Skenario Kegiatan Siklus 1 pertemuan 1

Adapun kegiatan tersebut dengan perencanaan terlebih dahulu

sebelum melaksanakan pembelajaran :

a) Guru membuat skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran model CIRC dan NHT.

b) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

untuk siklus I pertemuan 1 dengan tema cerita anak tentang

“Kisah Abu Nawas tidak bisa kehujanan”.

c) Guru menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan

materi dan model pembelajaran CIRC dan NHT, yaitu berupa

wacana cerita anak dan menyiapkan kepala bernomor yang

berupa bentuk buah-buahan berwarna untuk tiap anggota

kelompok.

119
d) Guru merancang kelompok belajar secara heterogen, tiap

kelompok beranggotakan 4 orang.

e) Guru mempersiapkan lembar kerja kelompok (LKK) yang

berisi 5 soal essai yang jawabannya akan dipresentasikan

didepan kelas oleh perwakilan dari anggota kelompok dan 10

soal pilihan ganda untuk masing-masing individu.

f) Guru mempersiapkan lembar observasi/pengamatan aktivitas

guru, aktivitas siswa dalam kelompok, aktivitas belajar siswa

secara individu dan hasil evaluasi belajar.

g) Guru mempersiapkan soal evaluasi siklus 1 pertemuan 1 yang

sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pertemuan 1

Sebelum pembelajaran, guru bersama observer

mempersiapkan instrumen pengamatan, baik untuk guru maupun

untuk siswa, topi bernomor serta alat pembelajaran lain yang

diperlukan.

a) Kegiatan Awal

Guru memasuki ruang kelas V sambil mengucapkan salam

dan disambut oleh seluruh siswa. Setelah mengkondisikan kelas

dan siswa siap menerima pelajaran, guru meminta siswa berdoa

dan mulai memeriksa absensi. Guru memotivasi siswa dengan

120
mengadakan kegiatan apersepsi dan bertanya jawab dengan

mengulang sedikit materi pada pelajaran sebelumnya. Dan

mengkaitkannya dengan materi yang dibahas pada pelajaran yang

akan dilaksanakan. Setelah siswa mulai tertarik dengan

pembelajaran dan sebelum penyampaian materi, guru tidak lupa

menyampaikan tujuan ataupun tahapan rencana kegiatan yang

akan dilakukan dalam kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

menggunakan model pembelajaran CIRC dan NHT.

a. Kegiatan Inti

Guru menuliskan tema pelajaran di papan tulis. Tema

pelajaran siklus I pertemuan 1 yaitu menyimpulkan cerita anak.

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/Kompetensi Dasar,

kemudian Guru menyampaikan materi mengenai teks cerita anak

dengan judul “Tentang Abu Nawas Tidak Bisa Kehujanan”. Dalam

penyampaian materi guru menggunakan media pembelajaran yaitu

LCD yang menayangkan contoh teks cerita anak. Ini bertujuan agar

seluruh siswa dapat fokus melihat dan membacanya. Pada kegiatan

penyampaian materi tersebut guru tidak lupa memberikan latihan

soal melalui tanya jawab dengan siswa dan meminta siswa untuk

mengangkat tangan apabila mengetahui jawaban atau dapat

menjawab dari pertanyaan yang dilontarkan oleh guru.

Setelah selesai penyampaian materi, kemudian guru

membagi siswa untuk membentuk 9 kelompok belajar secara

121
heterogen dan masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang siswa.

Guru menyusun posisi duduk kelompok 1 sampai 9 secara

berkelompok didalam ruangan dengan rapi agar memudahkan

proses penilaian. Setelah itu guru membagikan topi bergambar

buah yang mana tiap kelompok memiliki nomor kepala yang

berbeda-beda. Guru mempersiapkan lembar kerja kelompok (LKK)

siswa dan membagikannya beserta dengan wacana/teks cerita

“Tentang Abu Nawas Tidak Bisa Kehujanan”. Siswa di minta

menjawab 5 soal essai yang mana siswa harus mencari, menuliskan

ide pokok dan menyimpulkan cerita dalam teks tersebut sesuai

dengan pertanyaannya.

Masing-masing kelompok diupayakan agar terjadi

serangkaian kegiatan spesifik, yaitu salah satu anggota kelompok

membacakan wacana yang sudah diberikan, teman yang lain

mendengarkan dengan seksama kemudian mulai mengerjakan

tugasnya yang ditulis di lembar kerja kelompok (LKK). Semua

saling membagi tugas pada masing-masing soal. Saling

mengemukakan pendapat dan saling berdiskusi menjelesakan

jawaban yang benar. Dan guru memastikan semua anggota

kelompok dapat mengerjakan dan mengetahui jawabannya.

Kemudian anggota kelompok menuliskan jawaban-jawaban yang

ditemukannya pada lembar kerja kelompok secara urut sesuai

nomor soal. Kemudian guru meminta siswa untuk memperhatikan

122
jawabannya dan memperbaiki pekerjaannya apabila ada yang

salah. Semua anggota kelompok harus dapat berusaha memberikan

kontribusinya berupa bekerja bersama-sama. Ini bermaksud agar

semua anggota kelompok mengerti dan pada saat evaluasi nanti

anggota kelompok mampu menjawab pertanyaan yang diberikan

guru. Disini guru berperan sebagai pembimbing/pengarah siswa.

Selama berjalanya diskusi, guru mengawasi kerja kelompok

dengan melihat, dan mendatangi setiap kelompok dalam

menyelesaikan tugasnya dan melakukan penilaian dalam

kelompok.

Kemudian guru memanggil salah satu nomor siswa dalam

kelompok dan nomor yang dipanggil melaporkan/mepresentasikan

hasil dari kerja kelompoknya masing-masing di depan kelas.

Kelompok yang lain diharapkan untuk memperhatikan dan

menyimak baik-baik serta diberikan kesempatan untuk bertanya

atau memberi tanggapan terhadap hasil kerja temannya/ hasil kerja

kelompok lain. Guru disini bertindak sebagai narasumber atau

fasilitator serta memberikan penilaian terhadap hasil kerja

kelompok tersebut. Setiap kelompok dari kelompok 1 sampai

dengan kelompok 9 masing–masing harus siap untuk mendapat

giliran untuk ditunjuk secara acak oleh guru. Begitu seterusnya

sampai soal habis terjawab. Setelah selesai guru dapat

123
membubarkan kelompok dan siswa diminta merapikan tempat

duduknya kembali ke tempat semula.

b. Kegiatan Akhir

Guru bersama–sama dengan siswa merangkum dan

menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari. Kemudian guru

memberikan tugas atau evaluasi secara individu, dimana setiap

siswa mendapatkan teks cerita anak “Tentang Abu Nawas Tidak

Bisa Kehujanan” beserta dengan soal yang berkaitan dengan cerita

anak tersebut. Dari evaluasi tersebut guru dapat mengambil hasil

pekerjaan siswa dan guru menyampaikan rencana pembelajaran

yang akan datang.

3) Hasil Observasi dan Penilaian Siklus 1 Pertemuan 1

Observasi disini difungsikan untuk mendokumentasikan dan

menemukan dampak dari proses dan pengaruh yang telah diberikan

dengan menggunakan model pembelajaran CIRC dan NHT. Setiap

kekurangan dicatat dan dievaluasi tindak lanjut untuk dijadikan

sebagai bahan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah dijalani.

a) Aktivitas Guru Siklus 1 Pertemuan 1

Berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran yang telah dilakukan observer, maka dalam

pelaksanaan pada Siklus 1 Pertemuan 1 dapat digambarkan dalam

tabel sebagai berikut :

124
Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 1 Pertemuan 1

Terlaksana Skor
No Aspek yang diamati
Ya Tidak 1 2 3 4
Aktivitas Guru
Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara
1. √ √
heterogen. (CIRC)
Guru membagikan nomor kepala kepada setiap anggota
2. √ √
kelompok.(NHT)
Guru memberikan wacana/cerita sesuai dengan topik
3. √ √
pembelajaran.(CIRC)
Guru mengamati siswa dalam bekerja sama saling membacakan
4. dan menemukan pokok dan memberi tanggapan terhadap √ √
wacana/cerita dan ditulis pada lembar kertas.(CIRC)
Guru meminta kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
5. memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ √ √
mengetahui jawabannya(NHT)
Guru memanggil salah satu nomor siswa dan siswa yang
6. nomornya dipanggil melaporkan hasil kerjasama diskusi √ √
kelompoknya.(NHT)
Guru meminta tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru
7. √ √
menunjuk nomor yang lain, dst. (NHT)
8. Guru membuat kesimpulan bersama siswa. (CIRC) √ √
- 10 9 -
Jumlah Skor Perolehan 8 -
19
Skor Maksimal 32
Persentasi aktivitas (Skor perolehan : Skor Maksimal x 100) 59,4 %

Kategori Cukup Baik

Keterangan : Penentuan skor pada aspek penilaian dilihat pada rubrik klasifikasi

kategori keberhasilan guru dalam pembelajaran.

Skor terendah 8 , Skor tertinggi 32

Tabel 4.4 Kategori Penilaian Aktivitas Guru

Skala Persentase (%) Kategori/kriteria


4 82 – 100 Sangat Baik
3 63 – 81 Baik
2 45 – 62 Cukup Baik
1 25 – 44 Kurang Baik

125
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa sebagian

besar dari seluruh aspek penilaian terhadap aktivitas guru dalam

mengelola pembelajaran sudah dapat dilaksanakan dengan cukup

baik, dengan nilai keseluruhan pembelajaran siklus 1 pertemuan 1

adalah 59,4% atau dibulatkan menjadi 59% yang termasuk dalam

kategori “Cukup Baik”. Skor 1 (kurang baik) tidak ada poin (0%).

Skor 2 (cukup baik) mendapat poin 10 (31,25%). Skor 3 (baik)

mendapat poin 9 (28, 12%) dan skor 4 (sangat baik) tidak ada poin

(0%). Sehingga total skor yang didapat adalah 19 (59,4%). Jadi

guru sudah melaksanakan 59,4% langkah-langkah model

pembelajaran dengan kategori Cukup Baik.

Namun masih ada tahapan-tahapan dalam pembelajaran

yang dilakukan guru belum maksimal. Aktivitas guru pada

pertemuan pertama masih belum mencapai indikator keberhasilan

mengajar yakni dalam kategori “Sangat Baik” atau mencapai 82 %

dari aktivitas guru secara keseluruhan. Untuk mencapai tujuan

tersebut guru harus lebih meningkatkan keaktifan dalam

membimbing siswa pada proses pembelajaran.

b) Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 1

Pengamatan dilakukan pada masing-masing kelompok

belajar siswa. Namun untuk menghasilkan data yang baik,

pengamatan juga dilakukan untuk masing-masing siswa per

126
individu. Agar terlihat sebuah aktivitas yang diharapkan dengan

diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif CIRC dan NHT.

Adapun data hasil pengamatan observer dan peneliti terhadap

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada siklus 1 pertemuan

1 sebagai berikut :

1. Aktivitas Kelompok Siswa dalam Pembelajaran

Pengamatan dilakukan pada semua kelompok. Dalam

hal ini ada 9 kelompok yang diamati. Adapun data hasil

pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 1 sebagai berikut.

127
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Secara Kelompok Siklus I

Pertemuan 1.

Aspek yang diamati


Jumlah Persentase
No Nama Kelompok A B C D E Kriteria
Skor (%)
1-4 1-4 1-4 1-4 1-4
Kelompok 1 (Buah Anggur)
1 Sarmila
2 Muhammad Aini Cukup
2 2 2 2 2 10 50
3 Aulia Damayanti Aktif
4 Aulia Nasari
Kelompok 2 (Buah manggis)
1 Amanda Elok Ragawi
2 Amalia Setya Wardani Cukup
2 2 2 2 3 11 55
3 Helda Mustika Aktif
4 Khairul Waro’ah
Kelompok 3 (Buah Pir)
1 Elysa Fahrianti
2 Jasmine kinasih Cukup
2 2 2 2 2 10 50
3 M. Dani Kusuma Aktif
4 M. Ihsan Kamil
Kelompok 4 (Buah apel)
1 Maulana
2 M. Bashir Hanafi Cukup
2 2 2 2 3 11 55
3 Nur Kholisa Aktif
4 Rizka Hasna M
Kelompok 5 (Buah Nanas)
1 Sabrina Kashmira
2 M. Zhafir Ajim
3 2 2 3 3 13 65 Aktif
3 M. Firmansyah
4 Nadia safitri
Kelompok 6 ( Jambu air)
1 Algina Mentari Ayu
2 Nazwa Sitti Humairoh Cukup
2 2 2 2 2 10 50
3 Putri Dewi Lestari Aktif
4 M.Nur Rifani
Kelompok 7 (Buah mangga)
1 M. Imam Sudibyo
2 Riska Ode
3 3 2 2 3 13 65 Aktif
3 Rianni Wahyuni
4 Reza Fahlevi
Kelompok 8 (Buah pisang)
1 Rusiana Chaya Anisa
2 Salsabila Putri Pratiwi Cukup
3 3 2 2 2 12 60
3 Tirta Rizki Ramadhini Aktif
4 Tiara
Kelompok 9 (Buah Stroberry)
1 Adela
2 Safitri Kusuma Dewi
3 3 3 2 3 14 70 Aktif
3 Reza firdaus
4 M. Rafiq Hidayah
Jumlah Skor Perolehan 104
Skor Maksimal 180 Cukup
Skor Rata-rata (Jumlah skor perolehan : jumlah kelompok) 11,6 Aktif
Persentase(Skor yang diperoleh : Skor Maksimal x 100 ) 57,8 %

128
Keterangan :

Aspek yang di amati.

A. Membaca

B. Kerjasama

C. Partisipasi

D. Menghargai pendapat siswa lain

E. Mempresentasikan hasil kerja kelompok

Kriteria Penilaian.

Tabel 4.6 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa

Skala Persentase (%) Keterangan


4 82 – 100 Sangat Aktif
3 63 – 81 Aktif
2 45 – 62 Cukup Aktif
1 25 – 44 Kurang Aktif

Dari data hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa

pada pembelajaran siklus 1 pertemuan 1 diketahui bahwa rata-

rata keseluruhan kelompok dalam kelas dikategorikan cukup

aktif dengan perolehan skor rata-rata 11,6 dengan persentase

pencapaian 57,8 % dengan kategori “Cukup Aktif”.

Adapun Kualifikasi pencapaian keaktifan kelompok

siswa dapat dilihat pada tabel berikut :

129
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus I Pertemuan 1

Jumlah
No Klasifikasi Keaktifan Persentase
Kelompok
1 Sangat Aktif - -
2 Aktif 3 33,3 %
3 Cukup Aktif 6 66,7 %
4 Kurang Aktif - -
Jumlah 9 100 %
Kriteria Persentase Cukup Aktif

Dari tabel diketahui pada pertemuan siklus 1 pertemuan

1 dari 9 kelompok tersebut ada 6 kelompok yang berada pada

kategori Cukup Aktif, dan 3 kelompok mencapai kategori

Aktif. Dan berdasarkan hasil tersebut hasil data aktivitas

kelompok siswa pada siklus 1 pertemuan 1 belum mencapai

indikator yang ditetapkan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini,

karena indikator pencapaian yang diharapkan untuk aktivitas

kelompok siswa ini adalah semua kelompok mininal mencapai

kategori Sangat Aktif. Tentunya ini jauh dari harapan. Namun

karena ini pertemuan pertama wajar hasil yang dicapai belum

maksimal, dan di harapkan perbaikan pada pertemuan

selanjutnya agar hasil yang dicapai sesuai harapan. Dan

tentunya disini peran guru/peneliti kembali dituntut lebih agar

aktivitas kelompok siswa dapat aktif sepenuhnya dalam

menjalani prose pembelajaran.

130
2. Aktivitas siswa secara individu

Pengamatan (observasi) terhadap aktivitas siswa dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia pada membaca pemahaman

melalui model pembelajaran Cooperative Integrated Reading

And Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together

(NHT) pada siswa kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin

dengan melihat dan mengamati proses dalam pembelajaran

melalui respon dan aktivitas siswa dalam belajar, khususnya

dalam aktivitas individu siswa pada siklus 1 pertemuan 1.

Adapun data hasil pengamatan peneliti terhadap aktivitas siswa

secara individu dalam proses pembelajaran pada siklus I

pertemuan 1 adalah sebagai berikut :

131
Tabel 4.8. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Secara Individu Siklus 1 Pertemuan 1

Aspek yang diamati


Jumlah Persentase
No Nama Siswa A B C D E Kriteria
Skor (%)
1-4 1-4 1-4 1-4 1-4
Kelompok 1 (Buah Anggur)
1 Sarmila 3 2 2 2 3 12 60 C .A
2 Muhammad Aini 2 2 2 2 3 11 55 C .A
3 Aulia Damayanti 3 2 3 3 2 13 65 A
4 Aulia Nasari 2 2 2 2 3 11 55 C .A
Kelompok 2 (Buah manggis)
1 Amanda Elok Ragawi 2 3 3 2 3 13 65 A
2 Amalia Setya Wardani 3 3 2 2 1 11 55 C .A
3 Helda Mustika 2 2 2 2 3 11 55 C .A
4 Khairul Waro’ah 3 3 3 2 2 13 65 A
Kelompok 3 (Bulah Pir)
1 Elysa Fahrianti 2 2 2 2 3 11 55 C .A
2 jasmine kinasih 2 3 2 2 2 11 55 C .A
3 M. Dani Kusuma 2 2 2 2 2 10 50 C .A
4 M. Ihsan Kamil 2 2 2 2 2 10 50 C .A
Kelompok 4 (Buah apel)
1 Maulana 3 3 3 2 2 13 65 A
2 M. Bashir Hanafi 2 3 2 3 1 11 55 C .A
3 Nur Kholisa 2 3 2 2 2 11 55 C .A
4 M. Rizka Hasna 3 3 2 3 2 13 65 A
Kelompok 5 (Buah Nanas)
1 Sabrina Kashmira 3 2 3 2 1 11 55 C .A
2 M. Zhafir Azmi 3 3 3 3 2 14 70 A
3 M. Firmansyah 3 3 3 3 2 14 70 A
4 Nadia safitri 3 2 2 2 2 11 55 C .A
Kelompok 6 ( Jambu air)
1 Algina 3 2 3 2 2 12 60 C .A
2 Nazwa Sitti Humairoh 3 3 3 2 2 13 65 A
3 Putri Dewi Lestari 3 2 2 2 2 11 55 C .A
4 M.Nur Rifani 2 3 2 2 2 11 55 C .A
Kelompok 7 (Buah mangga)
1 Imam Sudibyo 2 2 2 1 1 8 40 K .A
2 Riska Ode 3 3 3 2 2 13 65 A
3 Rianni Wahyuni 3 3 3 2 2 13 65 A
4 Reza Fahlevi 2 2 2 1 1 8 40 K. A
Kelompok 8 (Buah pisang)
1 Rusiana Chaya Anisa 3 3 3 2 2 13 65 A
2 Salsabila Putri Pratiwi 2 2 3 2 1 10 50 C .A
3 Tirta Rizki Ramadhini 3 3 2 2 3 13 65 A
4 Tiara 2 2 2 2 2 10 50 C .A
Kelompok 9 (Buah Stroberry)
1 Adela 3 3 3 2 2 13 65 A
2 Safitri Kusuma Dewi 3 2 2 2 2 11 55 C .A
3 Reza firdaus 3 3 3 2 4 15 75 A
4 M. Rafiq Hidayah 2 2 1 1 2 8 40 K .A
Jumlah Skor Perolehan 442
Skor Maksimal 720 Cukup
Skor Rata-rata ( jumlah skor yang diperoleh : jumlah siswa ) 11,7 Aktif
Persentase ( Skor yang perolehan : skor maksimal x 100 ) 58,6 %

132
Keterangan :

Aspek yang di amati.

A. Kedisiplinan

B. Keaktifan

C. Perhatian

D. Keberanian dalam mengajukan pertanyaan

E. Menyimpulkan materi pelajaran

Tabel 4.9. Kategori Penilaian Aktivitas Siswa

Skala Persentase (%) Keterangan


4 82 - 100 Sangat Aktif
3 63 – 81 Aktif
2 45 – 62 Cukup Aktif
1 25 – 44 Kurang Aktif

Dari data hasil pengamatan aktivitas siswa di tabel 4.8

untuk pembelajaran siklus 1 pertemuan 1 diketahui bahwa rata-

rata keseluruhan siswa dalam kelas dikategorikan cukup aktif

dengan perolehan skor rata-rata 11,7 dengan persentase 58,6%

kategori “Cukup Aktif”.

Adapun Kualifikasi pencapaian siswa secara individu

dapat dilihat pada tabel berikut.

133
Tabel 4.10. Hasil Observasi Aktivitas Individu Siswa Siklus I Pertemuan 1

No Klasifikasi Keaktifan Jumlah Siswa Persentase


1. Sangat Aktif - -
2. Aktif 14 38,9 %
3. Cukup Aktif 19 52,8%
4. Kurang Aktif 3 8, 33 %
Jumlah 36 100 %
Kriteria Persentase Cukup Aktif

Dari tabel diketahui bahwa pada pertemuan siklus 1

pertemuan 1 dari 36 orang siswa tersebut ada 3 orang yang

Kurang Aktif, 19 orang yang memperoleh kategori Cukup Aktif

dan 14 orang yang Aktif. Dan berdasarkan hasil tersebut terlihat

masih belum mencapai indikator yang ditetapkan dalam

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, karena indikator

pencapaian yang diharapkan untuk aktivitas siswa ini adalah

semua siswa mencapai kategori Sangat Aktif. Tentunya ini jauh

dari harapan. Namun karena ini pertemuan pertama wajar hasil

yang dicapai belum maksimal, dan di harapkan perbaikan pada

pertemuan selanjutnya agar hasil yang dicapai sesuai harapan.

c) Hasil Belajar Siklus 1 Pertemuan 1

1. Hasil Belajar Kelompok

Berikut akan disajikan data hasil belajar siswa, dalam

hal ini adalah data hasil belajar kelompok siswa. Data hasil

134
belajar kelompok pada siklus 1 pertemuan 1 disajikan pada

tabel berikut.

Tabel 4.11 Hasil Belajar Kelompok Siklus 1 pertemuan 1

Kriteria
No Nilai Frekuensi Persentase Tidak
Tuntas
Tuntas
1. 100 1 Kelompok 11,1 % √ -
2. 90 1 Kelompok 11,1 % √ -
3. 80 2 Kelompok 22,2 % √ -
4. 70 - - - -
5. 60 3 Kelompok 33,3% - √
6. 50 1 Kelompok 11,1 % - √
7. 40 1 Kelompok 11,1 % - √
8. 30 - - - -
9. 20 - - - -
10. 10 - - - -
Jumlah 9 Kelompok 100 % 4 5
Persentase 44,4 % 55,6%

(Data lengkap hasil belajar kelompok siklus 1 pertemuan 1

terdapat di lampiran)

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah kelompok

yang tuntas sebanyak 4 kelompok (44,4%) dengan perolehan

nilai, 2 kelompok mendapatkan nilai 80, 1 kelompok

mendapatkan nilai 90 dan 1 kelompok mendapat nilai 100

sedangkan kelompok yang tidak tuntas sebanyak 5 kelompok

(55,6%) dengan perolehan nilai, 1 kelompok mendapat nilai 40,

1 kelompok mendapat nilai 50, dan 3 kelompok mendapat nilai

60. Jadi hasil belajar kelompok pada siklus 1 pertemuan 1 ini

hanya ada 4 kelompok yang mencapai ketuntasan dan sisanya

135
5 kelompok masih dibawah standar yang ditetapkan yaitu 68

dan belum sesuai dengan harapan. Untuk itu peran guru di sini

pada pertemuan selanjutnya dituntut lebih baik. Terutama

dalam hal menjelaskan atau memberi arahan dan petunjuk

terkait tugas yang akan dikerjakan siswa harus lebih baik lagi.

2. Hasil Belajar Individu

Data hasil belajar siswa pada siklus 1 pertemuan 1

disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.12 Hasil Belajar Individu Siswa Siklus 1 Pertemuan 1

Pertemuan pertama Kriteria


No. Nilai Persentase Tidak
Frekuensi Tuntas
(%) Tuntas
1. 100 1 2,8 % √ -
2. 90 7 19,4 % √ -
3. 80 6 16,7 % √ -
4. 70 4 11,1 % √
5. 60 8 22,2 % - √
6. 50 1 2,8 % - √
7. 40 5 13,9 % - √
8. 30 2 5,6 % - √
9. 20 1 2,8 % - √
10. 10 1 2,8 % - √
Jumlah 36 100 % 18 18
Persentase 50 % 50 %
(Data lengkap hasil belajar individu siswa siklus 1 pertemuan 1 terdapat di

lampiran)

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas

sebanyak 18 orang (50%). Dengan perolehan nilai 100 sebanyak 1

orang (2,8%), nilai 90 sebnyak 7 orang (19,4%), nilai 80 sebanyak

136
6 orang (16,7%), nilai 70 sebanyak 4 orang (11,1%), nilai 60

sebanyak 8 orang (22,2%), nilai 50 sebanyak 1 orang (2,8%), nilai

40 sebanyak 5 orang (13,9%), nilai 30 sebanyak 2 orang (5,6%)

dan nilai 20 sebanyak 1 orang (2,8%) dan nilai 10 sebanyak 1

orang (2,8%). Melihat hasil tersebut untuk pertemuan pada siklus 1

pertemuan 1 nilai hasil belajar siswa masih belum sesuai harapan

yang mana diharapkan minimal secara klasikal 82% siswa harus

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥ 68.

4) Refleksi Siklus 1 Pertemuan 1

Berdasarkan hasil observasi pengamatan aktivitas guru,

aktivitas siswa secara berkelompok, aktivitas siswa secara individu

dan nilai hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 dengan

menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together

(NHT), maka dapat direfleksikan hal-hal sebagai berikut:

a. Kegiatan Guru

Pada pertemuan pertama banyak sekali kekurangan dalam

proses pembelajaran. Faktor utamanya adalah guru atau peneliti

sendiri kurang mampu mengalokasikan waktu dengan baik,

sehingga ada sebagian kegiatan pembelajaran yang kurang

sempurna dilaksanakan, yaitu penyampaian tujuan pembelajaran

yang kurang jelas disampaikan. Walaupun dalam pemberian

137
motivasi sudah cukup baik dalam merangsang minat belajar anak

dan memberikan semangat sebelum memulai pelajaran, kurang

memberikan contoh yang lebih jelas dan rinci, guru masih belum

bisa merapikan siswa dalam pengelompokkan yang akhirnya

banyak memakan waktu, waktu juga banyak terbuang pada saat

pengerjaan LKK, Guru juga kurang maksimal membantu dan

membimbing kelompok belajar siswa dan guru masih berbelit-belit

dalam menyimpulkan pelajaran sehingga sulit dipahami siswa dan

dalam mengakhiri pelajaran tidak tepat pada waktunya.

Oleh karena itu, pada pertemuan berikutnya kegiatan yang

direncanakan akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi dikelas,

pengelolaan waktu dikelas sangat penting, agar proses

pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, efektif, dan efisien,

seperti penyampaian tujuan pembelajaran juga harus lebih jelas

agar siswa dapat dengan jelas mengetahui apa yang dipelajarinya

pada pertemuan tersebut. Motivasi yang diberikan guru harus dapat

benar-benar membangkitkan minat siswa untuk mengikuti proses

pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran pun dapat tercapai

dengan efektif. Guru lebih banyak memeberikan contoh ide pokok

dalam tiap paragraf. Guru dapat merubah susunan bangku siswa

dalam kelompok agar pada saat pengerjaan tugas kelompok semua

siswa dapat ikut serta dan tidak lagi waktu terbuang hanya pada

saat pembagian kelompok. Guru memberikan tenggang waktu

138
pengerjaan soal agar tidak terulang kehabisan waktu hanya pada

saat pengerjaan soal. Guru perlu membimbing kelompok belajar

siswa agar mereka dapat dengan jelas mengerjakan LKS yang

diberikan dan Kesimpulan yang diberikan harus menggunakan

kalimat yang mudah dipahami anak dan tidak berbelit-belit.

a) Aktivitas Siswa

1. Aktivitas kelompok siswa

Pada pertemuan pertama ini masih ada kelompok yang

belum memperoleh hasil presentase yang ditetapkan, misalnya

dilihat dari penilaian aspek membaca siswa dalam kelompok,

masih ada kelompok yang hanya membaca wacana sendiri-sendiri

dan dilakukan secara bergantian dengan demikian akan berimbas

kepada aspek kerjasama dalam kelompok, hanya ada 1 atau 2

orang saja yang aktif dalam mengerjakan LKK, sisanya akan

menjadi pasif karena harus menunggu giliran membaca dan

kalaupun ada beberapa kelompok yang membacakan wacana,

itupun dengan suara yang kecil sehingga teman yang lain tidak

dapat mengerti isi dari bacaan, dengan demikian mereka akan

kesulitan dalam mengerjakan soal bersama-sama. Aspek partisipasi

siswa dalam kelompok, ada beberapa kelompok yang belum aktif

dalam berdiskusi, tidak saling bertukar ide dan menjelaskan

mengenai jawaban yang ditemukannya, hal ini mungkin

139
dikarenakan ada kecanggungan dengan anggota kelompok yang

disebabkan mereka jarang melakukan pengelompokan belajar,

belum terbiasa dalam situasi belajar yang sedang dijalankan dan

masih sukar merangkai kalimat menggunakan nalar masing-masing

siswa. Dengan demikian diperlukan adanya peran guru atau

peneliti sendiri bagaimana cara agar guru bisa memberikan

motivasi kepada siswa agar lebih aktif, saling berpartisipasi dalam

kelompoknya. Perlu adanya pengawasan yang lebih intensif lagi

dari guru kepada setiap kelompok. Dan dalam aspek

mempresentasikan hasil kerja kelompok masih ada beberapa siswa

yang masih malu-malu karena belum terbiasa tampil didepan kelas.

Oleh karena itu pada pertemuan berikutnya guru akan

memperbaiki dengan cara memberikan motivasi yang lebih bagus

lagi dan semangat agar seluruh anggota kelompok terlibat aktif dan

saling bekerjasama dengan baik.

2. Aktivitas siswa secara individu

Beberapa temuan masalah setelah dilakukan pengamatan

pada aktivitas siswa dalam pembelajaran, seperti pada aspek

Perhatian, setelah di bagikan kelompok mada beberapa siswa yang

belum jelas dan mengerti apa yang siswa harus lakukan didalam

kelompok nantinya. Adapun aspek Keberanian dalam mengajukan

pertanyaan dan menyimpulkan materi pelajaran, masih ada

140
beberapa siswa yang sungkan dalam mengajukan pertanyaan

apabila guru sedang menanyakan tentang materi pembelajaran,

meski guru menunjuk atau menanyakan ulang tentang kefahamn

siswa atau meminta siswa maju untuk menyimpulkan materi yang

sudah dipelajari, mungkin karena masih belum terbiasa dan masih

merasa malu takut di ejek oleh teman yang lain. Karena itu pada

pertemuan berikutnya guru perlu memperbaiki penguasaan

keterampilan dalam kelas sehingga keaktifan siswa dapat

meningkat. Perhatian siswa dapat difokuskan apabila guru mampu

menjadi satu perhatian yang menarik bagi siswa dan dapat

menumbuhkan rasa percaya diri dengan selalu memberikan

motivasi kepada siswa agar tampil menjadi lebih aktif dalam

pembelajaran.

b) Hasil Belajar

1. Hasil Belajar Kelompok

Setelah dilaksanakan pembelajaran siklus 1 pertemuan 1

diketahui bahwa ada 5 kelompok belajar (55,6%) yang belum

tuntas. Salah satu sebabnya yaitu pengelolaan waktu yang kurang

efektif dari guru yang berakibat waktu yang digunakan siswa

dalam menjawab soal terbatas, sehingga kelompok tidak dapat

merangkai kalimat dalam menemukan ide pada sebuah paragraf

dan masih kebingungan dalam menyimpulkan isi dari cerita yang

141
sudah dibacanya. Hal ini sangat jauh dari ketuntasan yang

ditetapkan peneliti, yang mana diharapkan minimal secara klasikal

82% dengan kategori Sangat Aktif.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dilakukan

perbaikan dalam penjelasan materi beserta contoh yang lebih

mudah pada pembelajaran siklus 1 pertemuan 2, sehingga

kelompok belajar siswa dapat mudah memahami bagaimana

menemukan ide pokok serta memberikan kesimpulan pada isi

cerita secara bersama-sama.

2. Hasil Belajar Individu

Hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 ketuntasan

individual siswa yang tuntas hanya sebanyak 18 orang (50%). Hal

ini sangat jauh dari ketuntasan yang ditetapkan peneliti, yang mana

diharapkan minimal secara klasikal 82% siswa harus mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥ 68. Salah satu

sebabnya adalah pengelolaan waktu yang kurang efektif dari guru

yang berakibat waktu yang digunakan siswa dalam menjawab soal

terbatas, pembuatan butir soal perlu diteliti lagi harus sesuai

dengan materi ajar anak, serta bahasa yang dibuat dalam butir soal

diperjelas agar anak lebih mengerti. Untuk itu diharapkan akan

lebih baik lagi pada pelaksanaan siklus 1 pertemuan 2 nantinya.

142
b. Pertemuan 2

Pelaksanaan Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN

Kuin Utara 4 Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin.

1) Skenario Kegiatan Siklus I pertemuan 2

Adapun kegiatan tersebut dengan perencanaan terlebih dahulu

sebelum melaksanakan pembelajaran :

a) Guru membuat skenario pembelajaran sesuai dengan

langkah-langkah pembelajaran model CIRC dan NHT,

b) Pertemuan kedua (2x35 menit) dilaksanakan pada hari Sabtu

tanggal 08 Maret 2014 di kelas V,

c) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

untuk siklus 1 pertemuan 2 dengan tema cerita anak tentang

“Gajah Sirkus”,

d) Guru menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan

materi dan model pembelajaran CIRC dan NHT, yaitu berupa

wacana cerita anak dan menyiapkan kepala bernomor yang

berupa bentuk buah-buahan berwarna untuk tiap anggota

kelompok,

e) Guru merancang kelompok belajar secara heterogen, tiap

kelompok beranggotakan 4 orang,

143
f) Guru mempersiapkan lembar kerja kelompok (LKK) yang

berisi 5 soal essai yang jawabannya akan dipresentasikan

didepan kelas oleh perwakilan dari anggota kelompok 10 soal

pilihan ganda untuk masing-masing individu,

g) Guru mempersiapkan lembar observasi/ pengamatan aktivitas

guru, aktivitas belajar siswa secara kelompok, aktivitas

belajar siswa secara individu dan hasil evaluasi belajar,

h) Guru mempersiapkan soal evaluasi siklus 1 pertemuan 2 yang

sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai,

i) Peneliti dan observer menyamakan persepsi tentang lembar

observasi sebelum melaksanakan penelitian.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pertemuan 2

Sebelum pembelajaran, guru bersama observer

mempersiapkan instrumen pengamatan, baik untuk guru maupun

untuk siswa, topi bernomor serta alat pembelajaran lain yang

diperlukan.

a. Kegiatan Awal

Guru memasuki ruang kelas V sambil mengucapkan

salam dan disambut oleh seluruh siswa. Setelah mengkondisikan

kelas dan siswa siap menerima pelajaran, guru meminta siswa

berdoa dan mulai memeriksa absensi. Guru memotivasi siswa

144
dengan mengadakan kegiatan apersepsi dan bertanya jawab

dengan mengulang sedikit materi pada pelajaran sebelumnya.

Dan mengkaitkannya dengan materi yang dibahas pada pelajaran

yang akan dilaksanakan. Setelah siswa mulai tertarik dengan

pembelajaran dan sebelum penyampaian materi, guru tidak lupa

menyampaikan tujuan ataupun tahapan rencana kegiatan yang

akan dilakukan dalam kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

menggunakan model pembelajaran CIRC dan NHT.

b. Kegiatan Inti

Guru menuliskan tema pelajaran di papan tulis. Tema

pelajaran siklus I pertemuan 2 yaitu menyimpulkan cerita anak.

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/Kompetensi Dasar,

kemudian Guru menyampaikan materi mengenai teks cerita anak

dengan judul “Gajah Sirkus”. Dalam penyampaian materi guru

menggunakan media pembelajaran yaitu LCD yang

menayangkan contoh teks cerita anak. Ini bertujuan agar seluruh

siswa dapat fokus melihat dan membacanya. Pada kegiatan

penyampaian materi tersebut guru tidak lupa memberikan latihan

soal melalui tanya jawab dengan siswa dan meminta siswa untuk

mengangkat tangan apabila mengetahui jawaban atau dapat

menjawab dari pertanyaan yang dilontarkan oleh guru.

Setelah selesai penyampaian materi, kemudian guru

membagi siswa untuk membentuk 9 kelompok belajar secara

145
heterogen dan masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang

siswa. Masih dengan kelompok yang sama dengan pertemuan

sebelumnya. Guru menyusun posisi duduk kelompok 1 sampai 9

secara berkelompok didalam ruangan dengan rapi agar

memudahkan proses penilaian. Setelah itu guru membagikan topi

bergambar buah yang mana tiap kelompok memiliki nomor

kepala yang berbeda-beda. Guru mempersiapkan lembar kerja

kelompok (LKK) siswa dan membagikannya beserta dengan

wacana/teks cerita “Gajah Sirkus”. Siswa di minta menjawab 5

soal essai yang mana siswa harus mencari, menuliskan ide pokok

dan menyimpulkan cerita dalam teks tersebut sesuai dengan

pertanyaannya.

Masing-masing kelompok diupayakan agar terjadi

serangkaian kegiatan spesifik, yaitu salah satu anggota kelompok

membacakan wacana yang sudah diberikan, teman yang lain

mendengarkan dengan seksama kemudian mulai mengerjakan

tugasnya yang ditulis di lembar kerja kelompok (LKK). Semua

saling membagi tugas pada masing-masing soal. Saling

mengemukakan pendapat dan saling berdiskusi menjelesakan

jawaban yang benar. Dan guru memastikan semua anggota

kelompok dapat mengerjakan dan mengetahui jawabannya.

Kemudian anggota kelompok menuliskan jawaban-jawaban yang

ditemukannya pada lembar kerja kelompok secara urut sesuai

146
nomor soal. Kemudian guru meminta siswa untuk

memperhatikan jawabannya dan memperbaiki pekerjaannya

apabila ada yang salah. Semua anggota kelompok harus dapat

berusaha memberikan kontribusinya berupa bekerja bersama-

sama. Ini bermaksud agar semua anggota kelompok mengerti dan

pada saat evaluasi nanti anggota kelompok mampu menjawab

pertanyaan yang diberikan guru. Disini guru berperan sebagai

pembimbing/pengarah siswa. Selama berjalanya diskusi, guru

mengawasi kerja kelompok dengan melihat, dan mendatangi

setiap kelompok dalam menyelesaikan tugasnya dan melakukan

penilaian dalam kelompok.

Kemudian guru memanggil salah satu nomor siswa dalam

kelompok dan nomor yang dipanggil melaporkan

/mepresentasikan hasil dari kerja kelompoknya masing-masing di

depan kelas. Kelompok yang lain diharapkan untuk

memperhatikan dan menyimak baik-baik serta diberikan

kesempatan untuk bertanya atau memberi tanggapan terhadap

hasil kerja temannya/ hasil kerja kelompok lain. Guru disini

bertindak sebagai narasumber atau fasilitator serta memberikan

penilaian terhadap hasil kerja kelompok tersebut. Setiap

kelompok dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 9 masing–

masing harus siap untuk mendapat giliran untuk ditunjuk secara

acak oleh guru. Begitu seterusnya sampai soal habis terjawab.

147
Setelah selesai guru dapat membubarkan kelompok dan siswa

diminta merapikan tempat duduknya kembali ke tempat semula.

c. Kegiatan Akhir

Guru bersama–sama dengan siswa merangkum dan

menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari. Kemudian guru

memberikan tugas atau evaluasi secara individu, dimana setiap siswa

mendapatkan teks cerita anak “Gajah Sirkus” beserta dengan soal yang

berkaitan dengan cerita anak tersebut. Dari evaluasi tersebut guru dapat

mengambil hasil pekerjaan siswa dan guru menyampaikan rencana

pembelajaran yang akan datang.

3) Hasil Observasi dan Penilaian Siklus 1 Pertemuan 2

Observasi disini difungsikan untuk mendokumentasikan

dan menemukan dampak dari proses dan pengaruh yang telah

diberikan dengan menggunakan model pembelajaran CIRC dan

NHT. Setiap kekurangan dicatat dan dievaluasi tindak lanjut untuk

dijadikan sebagai bahan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah

dijalani.

a) Aktivitas Guru Siklus 1 Pertemuan 2

Berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran yang telah dilakukan observer, maka dalam

pelaksanaan pada Siklus 1 Pertemuan 2 dapat digambarkan

dalam tabel sebagai berikut :

148
Tabel 4.13. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 1 Pertemuan 2

Terlaksana Skor
No Aspek yang diamati
Ya Tidak 1 2 3 4
Aktifitas Guru
Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara
1. √ √
heterogen. (CIRC)
Guru membagikan nomor kepala kepada setiap anggota
2. √ √
kelompok.(NHT)
Guru memberikan wacana/cerita sesuai dengan topik
3. √ √
pembelajaran.(CIRC)
Guru mengamati siswa dalam bekerja sama saling membacakan
4. dan menemukan pokok dan memberi tanggapan terhadap √ √
wacana/cerita dan ditulis pada lembar kertas.(CIRC)
Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan
5. tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui √ √
jawabannya(NHT)
Guru memanggil salah satu nomor siswa dan siswa yang
6. nomornya dipanggil melaporkan hasil kerjasama diskusi √ √
kelompoknya.(NHT)
Guru meminta tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru
7. √ √
menunjuk nomor yang lain, dst. (NHT)
8. Guru membuat kesimpulan bersama siswa. (CIRC) √ √
- 6 15 -
Jumlah Skor Perolehan 8 -
22
Skor Maksimal 32
Persentasi aktivitas (Skor perolehan : Skor Maksimal x 100) 68,7 %
Kategori Baik
Keterangan : Penentuan skor pada aspek penilaian dilihat pada rubrik klasifikasi

kategori keberhasilan guru dalam pembelajaran.

Skor terendah 8 , Skor tertinggi 32

Tabel 4.14 Kategori Penilaian Aktivitas Guru

Skala Persentase (%) Kategori/kriteria


4 82 – 100 Sangat Baik
3 63 – 81 Baik
2 45 – 62 Cukup Baik
1 25 – 44 Kurang Baik

149
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian

besar dari seluruh aspek penilaian terhadap aktivitas guru dalam

mengelola pembelajaran sudah dapat dilaksanakan dengan cukup

baik, dengan nilai keseluruhan pembelajaran siklus 1 pertemuan

2 adalah 68,7% yang termasuk dalam kategori “Baik” dengan

perolehan skor skor 1 (kurang baik) tidak ada poin (0%). Skor 2

(cukup baik) mendapat poin 4 (12,5%). Skor 3 (baik) mendapat

poin 18 (56,25%) dan skor 4 (sangat baik) tidak ada poin (0%).

Sehingga total skor yang didapat adalah 22 (68,7%). Jadi guru

sudah melaksanakan 68,7% langkah-langkah model

pembelajaran dengan kategori Baik.

Walaupun masih dalam kategori “Baik” namun ada

peningkatan aktivitas guru pada siklus 1 pertemuan 2 ini, skor

dari pertemuan sebelumnya dari 19 (59,4%) menjadi 22 (68,7%).

Meskipun begitu aktivitas guru pada pertemuan kedua ini masih

belum mencapai indikator keberhasilan mengajar yakni mencapai

82% dari aktivitas guru secara keseluruhan. Jadi, guru tetap harus

memperbaiki aktivitasnya agar dapat meningkatkan keaktifan

dalam membimbing siswa pada proses pembelajaran.

Tabel 4.15 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I


Pertemuan 1 dan 2

No Pembelajaran Skor Rata-rata Persentase Kategori


Siklus Pertemuan 1 19 59,4 % Cukup Baik
1
1 Pertemuan 2 21 68,7 % Baik

150
Dari tebel diatas dapat kita lihat peningkatan dari

pertemuan 1 dan 2 yaitu sebesar 59,4% dengan kategori cukup

baik pada pertemuan pertama dan 68,7% dengan kategori baik

pada pertemuan kedua.

Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada grafik berikut.

Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I


Pertemuan 1 dan 2
68.7%
70.0%
68.0%
66.0%
64.0% 59.4%
62.0%
60.0%
58.0%
56.0%
54.0%
Siklus I Pertemuan 1 Siklus I Pertemuan 2

Gambar. 4.1 Grafik Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Pertemuan 1 dan 2

Pada grafik diatas dapat kita lihat peningkatan aktivitas

guru sudah menunjukkan kategori baik tetapi masih perlu

ditingkatkan lebih maksimal lagi agar dapat mencapai indikator

yang ditetapkan yaitu mencapai 82% dengan kategori sangat

baik. Untuk itu perlu diadakannya siklus 2.

151
b) Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 2

Pengamatan dilakukan pada masing-masing kelompok

belajar siswa. Namun untuk menghasilkan data yang baik,

pengamatan juga dilakukan untuk masing-masing siswa per

individu. Agar terlihat sebuah aktivitas yang diharapkan dengan

diterapkannya model pembelajaran Kooperatif CIRC dan NHT.

Adapun data hasil pengamatan observer dan peneliti terhadap

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada siklus 1

pertemuan 2 sebagai berikut :

1. Aktivitas Kelompok Siswa dalam Pembelajaran

Pengamatan dilakukan pada semua kelompok. Dalam

hal ini ada 9 kelompok yang diamati. Adapun data hasil

pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 2 sebagai berikut.

152
Tabel 4. 16 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Secara Kelompok Siklus 1

Pertemuan 2

Aspek yang diamati


Jumlah Persentase
No Nama Kelompok A B C D E Kriteria
Skor (%)
1-4 1-4 1-4 1-4 1-4
Kelompok 1 (Buah Anggur)
1 Sarmila
2 Muhammad Aini Cukup
2 2 3 3 2 12 60
3 Aulia Damayanti Aktif
4 Aulia Nasari
Kelompok 2 (Buah manggis)
1 Amanda Elok Ragawi
2 Amalia Setya Wardani
2 2 3 3 4 13 65 Aktif
3 Helda Mustika
4 Khairul Waro’ah
Kelompok 3 (Buah Pir)
1 Elysa Fahrianti
2 Jasmine kinasih Cukup
2 3 2 2 3 12 60
3 M. Dani Kusuma Aktif
4 M. Ihsan Kamil
Kelompok 4 (Buah apel)
1 Maulana
2 M. Bashir Hanafi
3 3 2 2 3 13 65 Aktif
3 Nur Kholisa
4 Rizka Hasna M
Kelompok 5 (Buah Nanas)
1 Sabrina Kashmira
2 M. Zhafir Ajim
3 3 3 3 3 15 75 Aktif
3 M. Firmansyah
4 Nadia safitri
Kelompok 6 ( Jambu air)
1 Algina Mentari Ayu
2 Nazwa Sitti Humairoh Cukup
2 2 2 2 3 11 55
3 Putri Dewi Lestari Aktif
4 M.Nur Rifani
Kelompok 7 (Buah mangga)
1 M. Imam Sudibyo
2 Riska Ode
3 3 3 3 3 15 75 Aktif
3 Rianni Wahyuni
4 Reza Fahlevi
Kelompok 8 (Buah pisang)
1 Rusiana Chaya Anisa
2 Salsabila Putri Pratiwi Cukup
2 2 3 3 2 12 60
3 Tirta Rizki Ramadhini Aktif
4 Tiara
Kelompok 9 (Buah Stroberry)
1 Adela
2 Safitri Kusuma Dewi
3 3 3 3 2 14 70 Aktif
3 Reza firdaus
4 M. Rafiq Hidayah
Jumlah Skor Perolehan 117
Skor Maksimal 180
Aktif
Skor Rata-rata (Jumlah skor perolehan : jumlah kelompok) 13
Persentase(Skor yang diperoleh : Skor Maksimal x 100 ) 65 %

153
Keterangan :

Aspek yang di amati.

A. Membaca

B. Kerjasama

C. Partisipasi

D. Menghargai pendapat siswa lain

E. Mempresentasikan hasil kerja kelompok

Kriteria Penilaian.

Tabel 4.17 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa

Skala Persentase (%) Keterangan


4 82 - 100 Sangat Aktif
3 63 – 81 Aktif
2 45 – 62 Cukup Aktif
1 25 – 44 Kurang Aktif

Dari data hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa

pada pembelajaran siklus 1 pertemuan 2 diketahui bahwa

rata-rata keseluruhan kelompok dalam kelas dikategorikan

cukup aktif dengan perolehan skor rata-rata 13 dengan

persentase pencapaian 65 % dengan kategori “Aktif ”.

Adapun Klasifikasi pencapaian keaktifan kelompok

siswa dapat dilihat pada tabel berikut :

154
Tabel 4.18 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Secara Kelompok

Siklus I Pertemuan 2

Jumlah
No Klasifikasi Keaktifan Persentase
Kelompok
1 Sangat Aktif - -
2 Aktif 5 55,6 %
3 Cukup Aktif 4 44,4 %
4 Kurang Aktif - -
Jumlah 9 100 %
Kriteria Persentase Aktif

Dari tabel diketahui pada siklus 1 pertemuan 2 dari 9

kelompok tersebut ada 4 kelompok yang berada pada

kategori Cukup Aktif, dan 5 kelompok mencapai kategori

Aktif. Dan berdasarkan hasil data aktivitas kelompok siswa

pada siklus 1 pertemuan 2 kembali masih belum mencapai

indikator yang ditetapkan dalam Penelitian Tindakan Kelas

ini, karena indikator pencapaian yang diharapkan untuk

aktivitas kelompok siswa ini adalah semua kelompok

mininal mencapai kategori Sangat Aktif.

Untuk dapat melihat peningkatan dari hasil observasi

aktivitas kelompok siswa maka, dapat dilihat pada tabel

perbandingan antara siklus 1 pertemuan pertama dan kedua

berikut.

155
Tabel 4.19 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa secara
Kelompok Siklus I Pertemuan 1 dan 2

No Pembelajaran Skor Rata-rata Persentase Kategori


Pertemuan 1 11,6 57,8 % Cukup Aktif
1 Siklus 1
Pertemuan 2 13 65 % Aktif

Dari tebel diatas dapat kita lihat peningkatan dari

pertemuan 1 dan 2 yaitu sebesar 57,8% dengan kategori

cukup aktif pada pertemuan pertama dan 65% dengan

kategori aktif pada pertemuan kedua.

Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Kelompok

Siswa Siklus I Pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada grafik

berikut.

Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Kelompok


Siswa Siklus I Pertemuan 1 dan 2
65%
66.0%
64.0%
62.0%
57.8%
60.0%
58.0%
56.0%
54.0%
Siklus I Pertemuan 1 Siklus I Pertemuan 2

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Kelompok


Siswa pada Siklus 1 Pertemuan 2

Dari grafik yang terlihat di atas, aktivitas kelompok

siswa pada siklus 1 pertemuan 2, ada kemajuan pencapaian

156
aktivitas kelompok yang semula pada siklus 1 pertemuan 1

hanya ada 6 kelompok mendapat kategori cukup aktif dan 3

kelompok memperoleh kategori aktif, pada pertemuan 2 ini

kelompok siswa yang berada pada kategori cukup aktif yaitu

4 kelompok, dan 5 kelompoknya lagi memperoleh kategori

aktif. Walaupun meningkat namun masih belum mencapai

target yang ditetapkan sehingga perlu ada perbaikan lagi

untuk pertemuan berikutnya.

2. Aktivitas siswa secara individu

Pengamatan (observasi) terhadap aktivitas siswa

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca

pemahaman dengan menggunakan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)

dan Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas V

SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin dengan melihat dan

mengamati proses dalam pembelajaran melalui respon dan

aktivitas siswa dalam belajar, khususnya dalam aktivitas

individu siswa pada siklus 1 pertemuan 2. Adapun data hasil

pengamatan peneliti terhadap aktivitas siswa secara individu

dalam proses pembelajaran pada siklus I pertemuan 2 adalah

sebagai berikut :

157
Tabel 4.20 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Secara Individu Siklus 1 Pertemuan 2

Aspek yang diamati


Jumlah Persentase
No Nama Siswa A B C D E Kriteria
Skor (%)
1-4 1-4 1-4 1-4 1-4
Kelompok 1 (Buah Anggur)
1 Sarmila 3 3 2 2 3 13 65 A
2 Muhammad Aini 3 2 2 2 2 11 55 CA
3 Aulia Damayanti 2 2 3 3 3 13 65 A
4 Aulia Nasari 2 2 3 2 3 12 60 CA
Kelompok 2 (Buah manggis)
1 Amanda Elok Ragawi 2 3 3 3 3 14 70 A
2 Amalia Setya Wardani 3 3 2 2 2 12 60 CA
3 Helda Mustika 2 3 2 2 3 12 60 CA
4 Khairul Waro’ah 3 3 3 2 4 15 75 A
Kelompok 3 (Buah Pir)
1 Elysa Fahrianti 2 2 3 2 3 12 60 C .A
2 jasmine kinasih 3 3 3 3 3 15 75 A
3 M. Dani Kusuma 3 2 3 2 2 12 60 CA
4 M. Ihsan Kamil 3 2 3 2 2 12 60 CA
Kelompok 4 (Buah apel)
1 Maulana 3 3 3 3 2 14 70 A
2 M. Bashir Hanafi 2 2 3 3 3 13 65 A
3 Nur Kholisa 3 3 3 2 2 13 65 A
4 M. Rizka Hasna 3 3 3 3 3 15 75 A
Kelompok 5 (Buah Nanas)
1 Sabrina Kashmira 3 3 3 2 2 13 65 A
2 M. Zhafir Azmi 3 3 3 3 3 15 75 A
3 M. Firmansyah 3 3 3 3 4 16 80 A
4 Nadia safitri 3 3 3 3 2 13 65 A
Kelompok 6 ( Jambu air)
1 Algina 3 3 2 2 2 12 60 C .A
2 Nazwa Sitti Humairoh 3 3 3 3 3 15 75 A
3 Putri Dewi Lestari 2 3 3 3 2 13 65 A
4 M.Nur Rifani 3 2 3 2 2 12 60 CA
Kelompok 7 (Buah mangga)
1 Imam Sudibyo 2 3 3 2 2 12 60 CA
2 Riska Ode 3 3 3 2 2 13 65 A
3 Rianni Wahyuni 3 3 3 2 3 14 70 A
4 Reza Fahlevi 2 3 3 2 2 12 60 CA
Kelompok 8 (Buah pisang)
1 Rusiana Chaya Anisa 3 3 3 2 2 13 65 A
2 Salsabila Putri Pratiwi 3 2 3 3 2 13 65 A
3 Tirta Rizki Ramadhini 3 3 3 2 3 14 70 A
4 Tiara 2 3 3 2 2 12 60 C .A
Kelompok 9 (Buah Stroberry)
1 Adela 3 3 3 2 2 13 65 A
2 Safitri Kusuma Dewi 3 3 3 2 2 13 65 A
3 Reza firdaus 3 3 3 3 4 16 80 A
4 M. Rafiq Hidayah 2 3 3 3 2 13 65 A
Jumlah Skor Perolehan 475
Skor Maksimal 720
Aktif
Skor Rata-rata ( jumlah skor yang diperoleh : jumlah siswa ) 13,2
Persentase ( Skor yang perolehan : skor maksimal x 100 ) 66 %

158
Keterangan :

Aspek yang di amati.

A. Kedisiplinan

B. Keaktifan

C. Perhatian

D. Keberanian dalam mengajukan pertanyaan

E. Menyimpulkan materi pelajaran

Tabel 4.21 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa

Skala Persentase (%) Keterangan


4 82 - 100 Sangat Aktif
3 63 – 81 Aktif
2 45 – 62 Cukup Aktif
1 25 – 44 Kurang Aktif

Dari data hasil pengamatan aktivitas siswa pada tabel

4.20 untuk pembelajaran siklus 1 pertemuan 2 diketahui

bahwa rata-rata keseluruhan siswa dalam kelas dikategorikan

sudah aktif dengan perolehan skor rata-rata 13,2 dengan

persentase 66 % kategori “Aktif”.

Adapun Klasifikasi pencapaian siswa secara individu

dapat dilihat pada tabel berikut.

159
Tabel 4.22 Hasil Observasi Aktivitas Individu Siswa Siklus I pertemuan 2

No Klasifikasi Keaktifan Jumlah Siswa Persentase


1. Sangat Aktif - -
2. Aktif 22 61,1%
3. Cukup Aktif 14 38,9%
4. Kurang Aktif - -
Jumlah 36 100 %
Kriteria Persentase Aktif

Dari tabel diatas diketahui bahwa pada pertemuan

siklus 1 pertemuan 2 dari 36 orang siswa tersebut ada 14

orang yang memperoleh kategori cukup aktif dan 22 orang

pada kategori aktif. Dan berdasarkan dari hasil tersebut,

terlihat masih belum mencapai indikator yang ditetapkan

dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, karena indikator

pencapaian yang diharapkan untuk aktivitas siswa ini adalah

semua siswa mencapai kategori Sangat Aktif.

Untuk dapat melihat peningkatan dari hasil observasi

individu siswa, maka dapat dilihat pada tabel perbandingan

antara siklus 1 pertemuan pertama dan kedua berikut.

Tabel 4.23 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Individu Siswa Siklus I


Pertemuan 1 dan 2

No Pembelajaran Skor Rata-rata Persentase Kategori


Pertemuan 1 11,7 58,6% Cukup Aktif
1 Siklus 1
Pertemuan 2 13, 2 66 % Aktif

160
Dari tebel diatas dapat kita lihat peningkatan dari

pertemuan 1 dan 2 yaitu sebesar 58,6% dengan kategori

cukup aktif pada pertemuan pertama dan 66% dengan

kategori aktif pada pertemuan kedua.

Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Individu

Siswa Siklus I Pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada grafik

berikut.

Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Kelompok


Siswa Siklus I Pertemuan 1 dan 2

66%
68.0%
66.0%
64.0%
62.0% 58.6%

60.0%
58.0%
56.0%
54.0%
Siklus I Pertemuan 1 Siklus I Pertemuan 2

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Individu


Siswa pada Siklus 1 Pertemuan 2

Dari grafik yang terlihat pada gambar 4.3 di atas,

adanya peningkatan yang terjadi pada aktivitas individu

siswa, dapat dilihat dari persentase yang didapat yaitu 58,6%

dengan 14 (47,2%) orang pada kategori aktif, 20 (55,6%)

orang pada kategori cukup aktif dan 3(8,3%) orang pada

kategori kurang aktif. Dan pada siklus 1 pertemuan 2,

161
persentase yang didapat 66%, dengan 22 (61,1%) pada

kategori aktif dan 14 (38,9%) orang pada kategori cukup

aktif. Meskipun hasil dari pertemuan ke 2 menunjukkan

peningkatan, namun sekali lagi masih perlu kembali

dijalankan pertemuan berikutnya hingga hasil yang dicapai

bisa mencapai indikator yang ditetapkan. Dan perlu ada

penelaahan ulang mengenai segala hal yang menyangkut

kegiatan pemebelajaran. Khususnya dalam meningkatkan

aktivitas siswa yang diharapkan semua memperoleh kategori

sangat aktif karena ini merupakan aspek utama penelitian.

c) Hasil Belajar Siklus 1 Pertemuan 2

1. Hasil Belajar Kelompok

Data hasil belajar kelompok pada siklus 1 pertemuan

2 disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.24 Hasil Belajar Kelompok Siklus 1 pertemuan 2


Kriteria
No Nilai Frekuensi Persentase Tidak
Tuntas
Tuntas
1. 100 - - - -
2. 90 3 Kelompok 33,3 % √ -
3. 80 1 Kelompok 11,1 % √ -
4. 70 1 Kelompok 11,1% √ -
5. 60 3 Kelompok 33,3% - √
6. 50 1 Kelompok 11,1 % - √
7. 40 - - -
8. 30 - - - -
9. 20 - - - -
10. 10 - - - -
Jumlah 9 Kelompok 100 % 5 4
Persentase 55,6 % 44,4%
(Data lengkap hasil belajar kelompok siklus 1 pertemuan 2 terdapat di lampiran)

162
Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah kelompok

yang tuntas sebanyak 5 kelompok (55,6%) dengan perolehan

nilai 1 kelompok mendapatkan nilai 70, 1 kelompok

mendapatkan nilai 80 dan 3 kelompok mendapat nilai 90

sedangkan kelompok yang tidak tuntas sebanyak 4 kelompok

(44,4%) dengan peroleh nilai 1 kelompok mendapat nilai 50,

dan 3 kelompok mendapat nilai 60. Jadi hasil belajar

kelompok pada siklus 1 pertemuan 2 ini ada peningkatan

nilai namun masih sama dengan pertemuan sebelumnya

masih perlu dilakukan perbaikan dalam aspek membaca dan

kerjasama.

Untuk dapat melihat peningkatan dari hasil belajar

kelompok siswa, maka dapat dilihat pada tabel perbandingan

antara siklus 1 pertemuan pertama dan kedua berikut.

Tabel 4.25 Perbandingan Hasil Belajar Kelompok Siklus 1 pertemuan 1 dan 2

No Pembelajaran Tuntas Persentase Tidak Tuntas Persentase


Pertemuan 1 4 44,4% 5 55,6%
1 Siklus 1
Pertemuan 2 5 55,6% 4 44,4%

Dari tabel di atas, terjadinya peningkatan hasil

belajar kelompok siswa pada siklus 1 pertemuan 1 dengan

ketuntasan siswa mencapai 44,4% dan siswa yang tidak

tuntas mencapai 55,6% dan pada siklus 1 pertemuan 2

ketuntasan siswa mencapai 55,6% dan siswa yang tidak

163
tuntas menjadi 44,4%. Bisa dikatakan pada pertemuan ke

dua ini adalah kebalikan dari hasil pertemuan pertama.

Gambaran ketuntasan hasil belajar kelompok tersebut

dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut :

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kelompok


Siklus 1 pertemuan 1 dan 2

60.0% 55.6% 55.4%

50.0% 44.4% 44.4%

40.0% Tuntas
tidak tuntas
30.0%

20.0%

10.0%

0.0%
pertemuan 1 pertemuan 2

Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kelompok Siklus 1

Pertemuan 1 dan 2

2. Hasil Belajar Individu

Data hasil belajar siswa pada siklus 1 pertemuan 2

disajikan pada tabel berikut.

164
Tabel 4.26 Hasil Belajar Individu Siswa Siklus 1 Pertemuan 2

Pertemuan Kedua Kriteria


No. Nilai Tidak
Frekuensi Persentase Tuntas
Tuntas
1. 100 4 11,1 % √ -
2. 90 7 19,4 % √ -
3. 80 5 13,9 % √ -
4. 70 6 16,7 % √
5. 60 7 19,4 % - √
6. 50 6 16,7 % - √
7. 40 1 2,8 % - √
8. 30 - - - -
9. 20 - - - -
10. 10 - - - -
Jumlah 36 100 % 22 14
Persentase 61,1 % 38,9%
(Data lengkap hasil belajar individu siswa siklus 1 pertemuan 2 terdapat di lampiran)

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah siswa yang

tuntas sebanyak 21 orang (50%). Dengan perolehan nilai 100

sebanyak 4 orang (11,1%), nilai 90 sebanyak 7 orang

(19,4%), nilai 80 sebanyak 5 orang (13,9%), nilai 70

sebanyak 6 orang (16,7%), nilai 60 sebanyak orang (19,4%),

nilai 50 sebanyak 1 orang (2,8)% dan nilai 40 sebanyak 1

orang (2,8%). Dapat dilihat untuk pertemuan pada siklus 1

pertemuan 2 nilai hasil belajar siswa masih belum sesuai

harapan yang mana diharapkan minimal secara klasikal 82%

siswa harus mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yaitu ≥ 68.

Untuk dapat melihat peningkatan dari hasil belajar

individu siswa, maka dapat dilihat pada tabel perbandingan

antara siklus 1 pertemuan pertama dan kedua berikut.

165
Tabel 4.27 Perbandingan Hasil Belajar individu Siklus 1 pertemuan 1 dan 2

No Pembelajaran Tuntas Persentase Tidak Tuntas Persentase

Pertemuan 1 18 50% 18 50%


1 Siklus 1
Pertemuan 2 22 61,1% 14 38,9%

Dari tabel di atas, terjadinya peningkatan hasil

belajar individu siswa pada siklus 1 pertemuan 1 dengan

ketuntasan siswa mencapai 50% dan siswa yang tidak tuntas

mencapai 50% dan pada siklus 1 pertemuan 2 ketuntasan

siswa mencapai 61,1% dan siswa yang tidak tuntas menjadi

38,9%. Walaupun ada peningkatan dari pertemuan 1 melihat

hasil tersebut ketuntasan klasikalpun belum bisa mencapai

ketuntasan yang diharapkan dan harus ada perbaikan dengan

menjalankan siklus 2.

Gambaran ketuntasan hasil belajar individu tersebut

dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut :

Perbandingan Ketuntasa Hasil Belajar Individu


Siklus 1 pertemuan 1 dan 2

80%
61.10%
60% 50% 50% Tuntas
38.90%
tidak tuntas
40%

20%

0%
pertemuan 1 pertemuan 2
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Individu Siklus 1 Pertemuan 1

dan 2

166
Peningkatan yang terjadi pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2

secara klasikan yaitu mencapai 50% dan 61,1%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa hasil belajar individu siswa dalam

pembelajaran sudah cukup baik namun masih belum mencapai

ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 82%. Dengan demikian

masih dirasa perlu adanya perbaikan hasil belajar kelompok dan

individu siswa untuk pertemuan selanjutnya dengan menjalankan

siklus 2 dengan perencanaan meneysuaikan apa yang sudah terjadi

pada siklus 1 agar bisa berjalan optimal.

4) Refleksi Siklus 1 Pertemuan 2

Berdasarkan hasil observasi pengamatan aktivitas guru,

aktivitas siswa secara berkelompok, aktivitas siswa secara individu

dan nilai hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 2 dengan

menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading

and Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT)

maka dapat direfleksikan hal-hal sebagai berikut :

a) Kegiatan Guru

Beberapa temuan masalah yang terjadi pada aktivitas

guru dalam pembelajaran siklus 1 pertemuan 2 sebagai berikut.

Pada kegiatan pengelompokkan, pembagian nomor kepala,

membagikan wacana, mengoreksi kerjasama siswa dalam

kelompok, dan mengamati tanggapan siswa pada saat

167
mempresentasikan hasil kerja kelompok siswa sudah dijalankan

dengan baik, hanya pada saat siswa berdiskusi untuk saling

menjelaskan guru belum maksimal mengarahkan dan

membimbing, agar setiap anggota kelompok dapat mengetahui

jawaban dari setiap soal yang sudah dikerjakan, adapula pada

saat guru memanggil salah satu kelompok untuk

mempresentasikan jawabannya masih kurang disiplin dan teratur,

masih ada siswa yang dibiarkan untuk membacakan hasil

kelompok di meja saja dan pada saat memberikan kesimpulan,

siswa masih canggung dan hanya berani menyimpulkan secara

serentak saja. Hal demikian tentu dikarenakan guru masih belum

maksimal dalam mengarahkan kegiatan pembelajaran dan harus

lebih baik lagi dalam pemberian motivasi kepada siswa.

Melihat temuan yang terjadi pada aktivitas guru dalam

pembelajaran siklus 1 pertemuan 2, perlu di adakan perbaikan

sesuai masalah yang dihadapi dengan lebih memperhatikan

situasi dan kondisi kelas agar hasil yang dicapai bisa maksimal.

Secara umum aktivitas guru dalam mengikuti pembelajaran pada

siklus I pertemuan 2 ini menunjukan peningkatan skor, yaitu

pada siklus 1 pertemuan 1 aktivitas guru dalam pembelajaran

mendapat skor 19 (59,4%) dan meningkat pada siklus 1

pertemuan 2 menjadi 21(68,7%) dan masuk dalam kategori baik.

168
b) Aktivitas Siswa

1. Aktivitas kelompok siswa

Pada pertemuan kedua ini, berdasarkan observasi yang

dilakukan secara langsung untuk aspek partisipasi, dan

menghargai pendapat orang lain sudah dilaksanakan dengan

aktif oleh siswa dalam tiap kelompok namun pada aspek

membaca masih ada beberapa kelompok yang membaca

wacana sendiri-sendiri, membaca dengan pelan sehingga

masih ada anggota kelompok yang menjadi kurang aktif

dengan demikian tentu akan berpengaruh pada aspek

kerjasama, tentu kelompok tersebut akan mengalami kendala

waktu dan akan bergilir dalam menjawab soal yang sudah

diberikan, dengan demikian tidak tercipta kerjasama antar

anggota kelompok dan pada aspek mepresentasikan hasil

kerja kelompok masih ada beberapa siswa yang malu dan

hanya membacakan jawaban ditempat duduk saja.

Oleh karena itu pada pertemuan berikutnya guru akan

memperbaiki dengan cara memberikan motivasi dan

semangat agar seluruh anggota kelompok terlibat aktif dan

saling bekerjasama dengan baik.

169
2. Aktivitas siswa secara individu

Beberapa temuan masalah setelah dilakukan

pengamatan pada aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus 1

pertemuan 2, berdasarkan observasi yang dilakukan secara

langsung sebagai berikut.

Pada aspek kedisiplinan, keaktifan dan perhatian siswa

sudah menunjukkan keaktifannya, seperti mendengarkan

penjelasan guru dengan seksama, memperhatikan dengn baik.

Namun pada aspek, keberanian dalam mengajukan petanyaan

dan menyimpulkan materi siswa masih malu dan masih terasa

canggung, apalagi ketika siswa diminta menyimpulkan materi

pelajaran didepan kelas, mereka masih merasa takut diejek

dan cenderung memelankan suara ketika diminta maju.

Walaupn demikian, secara umum aktivitas siswa secara

individu dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I

meningkat yang tadinya berada dalam kategori cukup aktif

menjadi aktif dengan rata-rata skor pada siklus 1 pertemuan 1

sebanyak 10,8 (54,02%) dengan kategori cukup aktif dan

pertemuan kedua skor rata-rata 12,9 (64,7%) dengan kategori

aktif. Hal tersebut menunjukan bahwa aktivitas siswa dalam

mengikuti pembelajaran masih belum maksimal. Karena

indikator yang ditetapkan dalam penelitian adalah semua

siswa atau kelompok siswa minimal memperoleh skor atau

170
persentase yang menunjukan bahwa kategori yang didapat

minimal Sangat Aktif. Dan melihat apa yang terjadi pada

siklus 1 ini untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan

perbaikan pembelajaran pada siklus 2.

c) Hasil Belajar

1. Hasil Belajar Kelompok

Setelah dilaksanakan pembelajaran siklus 1 pertemuan

2 diketahui bahwa ada 4 kelompok belajar (44,5%) yang

nilainya masih dibawah Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥

68. Masih ada beberapa siswa cenderung mengalami

kesulitan dalam menemukan ide pada sebuah paragraf dan

masih kebingungan dalam menyimpulkan isi dari cerita yang

sudah dibacanya. Hal ini dikarenakan masih kurangnya

kerjasama antar anggota kelompok, sehingga mereka tidak

dapat saling bertukar ide atau pun mengembangkan nalar

dalam membuat dan menyimpulkan kalimat. Untuk itu perlu

di adakan perbaikan dalam hal kerjasama dan lebih jelas

dalam memberikan contoh ide pokok agar siswa dapat

mengembangkan nalarnya.

171
2. Hasil Belajar Individu

Hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 2 maka

diketahui bahwa siswa sudah cukup baik dalam memahami

isi, unsur-unsur dan kesimpulan yang tepat untuk cerita yang

sudah dibaca siswa. Terbukti dari jawaban sudah banyak

siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yaitu ≥ 68 sebanyak 22 orang (38,9%). Namun untuk

indikator yang ingin di capai masih belum sesuai harapan,

karena untuk nilai hasil belajar individu siswa masih belum

mencapai ketuntasan klasikal yaitu 82%.

Berdasarkan temuan yang didapat pada siklus 1 ini

dimana hasil belajar masih di bawah standar indikator

keberhasilan maka perlu diadakan perbaikan yang akan

dilaksanakan pada siklus II sebagai berikut:

a. Merencanakan kegiatan pembelajaran yang lebih

memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif sesuai

dengan lembar observasi yang telah ditentukan dan

memberikan wacana yang lebih menarik

b. Meningkatkan peran aktif dan memaksimalkan

pengetahuan siswa mengenai cara memahami suatu

bacaan dengan memberikan contoh yang lebih

mudah difahami lagi, mencari ide pokok serta

menemukan gagasan gagasan maupun membuat

172
tanggapan atas bacaan melalui kegiatan tanya jawab

dan presentasi kelompok, memotivasi siswa agar

lebih memaksimalkan daya nalarnya dalam

membuat tanggapan.

c. Memberikan evaluasi yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran dan kemampuan siswa.

2. Siklus 2

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini oleh peneliti di bagi menjadi

dua siklus, dengan masing-masing siklus 2 kali pertemuan.

Tabel 4.28 Jadwal Pelaksanaan penelitian Siklus II

Hari/
Siklus Pertemuan Jam Materi Penilian
Tanggal

Teks cerita anak Tes tertulis dan


Selasa/ 18
Pertama 07.45 – 08.55 tentang “Putri pengamatan
Maret 2014
Gisela”
II
Teks cerita anak
Sabtu/ 22 Tes tertulis dan
Kedua 07.45 – 08.55 tentang “Pedagang
Maret 2014 pengamatan
yang Tidak Jujur”

a. Pertemuan 1

Pelaksanaan Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN

Kuin Utara 4 Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin.

1) Skenario Kegiatan Siklus II pertemuan 1

Adapun kegiatan tersebut dengan perencanaan terlebih dahulu

sebelum melaksanakan pembelajaran :

173
a) Guru membuat skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran model CIRC dan NHT.

b) Pertemuan pertama (2x35 menit) dilaksanakan pada hari selasa

tanggal 18 Maret 2014 di kelas V.

c) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

siklus II pertemuan 1 dengan tema cerita anak tentang “Putri

Gisela”.

d) Guru menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi

dan model pembelajaran CIRC dan NHT, yaitu berupa wacana

cerita anak dan menyiapkan kepala bernomor yang berupa bentuk

buah-buahan berwarna untuk tiap anggota kelompok.

e) Guru merancang kelompok belajar secara heterogen, tiap

kelompok beranggotakan 4 orang.

f) Guru mempersiapkan lembar kerja kelompok (LKK) yang berisi 5

soal essai yang jawabannya akan dipresentasikan didepan kelas

oleh perwakilan dari anggota kelompok dan 10 soap pilihan ganda

untuk masing-masing individu.

g) Guru mempersiapkan lembar observasi/ pengamatan aktivitas guru,

aktivitas belajar siswa secara kelompok, aktivitas belajar siswa

secara individu dan hasil evaluasi belajar.

174
h) Guru mempersiapkan soal evaluasi siklus II pertemuan 1 yang

sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

i) Peneliti dan observer menyamakan persepsi tentang lembar

observasi sebelum melaksanakan penelitian.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan 1

Sebelum pembelajaran, guru bersama observer mempersiapkan

instrumen pengamatan, baik untuk guru maupun untuk siswa, topi

bernomor serta alat pembelajaran lain yang diperlukan.

a. Kegiatan Awal

Guru memasuki ruang kelas V sambil mengucapkan salam

dan disambut oleh seluruh siswa. Setelah mengkondisikan kelas

dan siswa siap menerima pelajaran, guru meminta siswa berdoa

dan mulai memeriksa absensi.

Guru memotivasi siswa dengan mengadakan kegiatan

apersepsi dan bertanya jawab dengan mengulang sedikit materi

pada pelajaran sebelumnya. Dan mengkaitkannya dengan materi

yang dibahas pada pelajaran yang akan dilaksanakan. Setelah

siswa mulai tertarik dengan pembelajaran dan sebelum

penyampaian materi, guru tidak lupa menyampaikan tujuan

ataupun tahapan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam

kegiatan yang akan dilaksanakan dengan menggunakan model

pembelajaran CIRC dan NHT.

175
b. Kegiatan Inti

Guru menuliskan tema pelajaran di papan tulis. Tema

pelajaran siklus II pertemuan pertama yaitu menyimpulkan cerita

anak. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/Kompetensi Dasar,

kemudian Guru menyampaikan materi mengenai teks cerita anak

dengan judul “Putri Gisela”. Dalam penyampaian materi guru

menggunakan media pembelajaran yaitu LCD yang menayangkan

contoh teks cerita anak. Ini bertujuan agar seluruh siswa dapat

fokus melihat dan membacanya. Pada kegiatan penyampaian

materi tersebut guru tidak lupa memberikan latihan soal melalui

tanya jawab dengan siswa dan meminta siswa untuk mengangkat

tangan apabila mengetahui jawaban atau dapat menjawab dari

pertanyaan yang dilontarkan oleh guru.

Setelah selesai penyampaian materi, kemudian guru

membagi siswa untuk membentuk 9 kelompok belajar secara

heterogen dan masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang

siswa. Guru kembalii menyusun posisi duduk kelompok 1 sampai

9 secara berkelompok didalam ruangan dengan rapi agar

memudahkan proses penilaian. Setelah itu guru membagikan topi

bergambar buah yang mana tiap kelompok memiliki nomor

kepala yang berbeda-beda. Guru mempersiapkan lembar kerja

kelompok (LKK) siswa dan membagikannya beserta dengan

wacana/teks cerita “Putri Gisela”. Siswa di minta menjawab 5

176
soal essai yang mana siswa harus mencari, menuliskan ide pokok

dan menyimpulkan cerita dalam teks tersebut sesuai dengan

pertanyaannya.

Masing-masing kelompok diupayakan agar terjadi

serangkaian kegiatan spesifik, yaitu salah satu anggota kelompok

membacakan wacana yang sudah diberikan, teman yang lain

mendengarkan dengan seksama kemudian mulai mengerjakan

tugasnya yang ditulis di lembar kerja kelompok (LKK). Semua

saling membagi tugas pada masing-masing soal. Saling

mengemukakan pendapat dan saling berdiskusi menjelesakan

jawaban yang benar. Dan guru memastikan semua anggota

kelompok dapat mengerjakan dan mengetahui jawabannya.

Kemudian anggota kelompok menuliskan jawaban-jawaban yang

ditemukannya pada lembar kerja kelompok secara urut sesuai

nomor soal. Kemudian guru meminta siswa untuk memperhatikan

jawabannya dan memperbaiki pekerjaannya apabila ada yang

salah. Semua anggota kelompok harus dapat berusaha

memberikan kontribusinya berupa bekerja bersama-sama. Ini

bermaksud agar semua anggota kelompok mengerti dan pada saat

evaluasi nanti anggota kelompok mampu menjawab pertanyaan

yang diberikan guru. Disini guru berperan sebagai

pembimbing/pengarah siswa. Selama berjalanya diskusi, guru

mengawasi kerja kelompok dengan melihat, dan mendatangi

177
setiap kelompok dalam menyelesaikan tugasnya dan melakukan

penilaian dalam kelompok.

Kemudian guru memanggil salah satu nomor siswa dalam

kelompok dan nomor yang dipanggil

melaporkan/mepresentasikan hasil dari kerja kelompoknya

masing-masing di depan kelas. Kelompok yang lain diharapkan

untuk memperhatikan dan menyimak baik-baik serta diberikan

kesempatan untuk bertanya atau memberi tanggapan terhadap

hasil kerja temannya/hasil kerja kelompok lain. Guru disini

bertindak sebagai narasumber atau fasilitator serta memberikan

penilaian terhadap hasil kerja kelompok tersebut. Setiap

kelompok dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 9 masing–

masing harus siap untuk mendapat giliran untuk ditunjuk secara

acak oleh guru. Begitu seterusnya sampai soal habis terjawab.

Setelah selesai guru dapat membubarkan kelompok dan siswa

diminta merapikan tempat duduknya kembali ke tempat semula.

c. Kegiatan Akhir

Guru bersama–sama dengan siswa merangkum dan

menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari. Kemudian

guru memberikan tugas atau evaluasi secara individu, dimana

setiap siswa mendapatkan teks cerita anak “Gajah Sirkus” beserta

dengan soal yang berkaitan dengan cerita anak tersebut. Dari

178
evaluasi tersebut guru dapat mengambil hasil pekerjaan siswa dan

guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan datang.

3) Hasil Observasi dan Penilaian Siklus II Pertemuan 1

Sama seperti pertemuan sebelumnya pada siklus 1, pada siklus II

pertemuan 1 ini observasi difungsikan untuk mendokumentasikan dan

menemukan dampak dari proses dan pengaruh yang telah diberikan

dengan menggunakan model pembelajaran CIRC dan NHT. Setiap

kekurangan dicatat dan dievaluasi tindak lanjut untuk dijadikan sebagai

bahan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah dijalani.

a) Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 1

Berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran yang telah dilakukan observer, maka dalam

pelaksanaan pada Siklus II Pertemuan 1 dapat digambarkan dalam

tabel sebagai berikut :

179
Tabel 4.29 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan 1

Terlaksana Skor
No Aspek yang diamati
Ya Tidak 1 2 3 4
Aktivitas Guru
Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara
1. √ √
heterogen. (CIRC)
Guru membagikan nomor kepala kepada setiap anggota
2. √ √
kelompok.(NHT)
Guru memberikan wacana/cerita sesuai dengan topik
3. √ √
pembelajaran.(CIRC)
Guru mengamati siswa dalam bekerja sama saling membacakan
4. dan menemukan pokok dan memberi tanggapan terhadap √ √
wacana/cerita dan ditulis pada lembar kertas.(CIRC)
Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan
5. tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui √ √
jawabannya(NHT)
Guru memanggil salah satu nomor siswa dan siswa yang
6. nomornya dipanggil melaporkan hasil kerjasama diskusi √ √
kelompoknya.(NHT)
Guru meminta tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru
7. √ √
menunjuk nomor yang lain, dst. (NHT)
8. Guru membuat kesimpulan bersama siswa. (CIRC) √ √
- - 21 4
Jumlah Skor Perolehan 8 -
25
Skor Maksimal 32
Persentasi aktivitas (Skor perolehan : Skor Maksimal x 100) 78 %
Kategori Baik

Keterangan : Penentuan skor pada aspek penilaian dilihat pada rubrik klasifikasi

kategori keberhasilan guru dalam pembelajaran.

Skor terendah 8 , Skor tertinggi 32

Tabel 4.30 Kategori Penilaian Aktivitas Guru

Skala Persentase (%) Kategori/kriteria


4 82 - 100 Sangat Baik
3 63 – 81 Baik
2 45 – 62 Cukup Baik
1 25 – 44 Kurang Baik

180
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar

dari seluruh aspek penilaian terhadap aktivitas guru dalam

mengelola pembelajaran sudah dapat dilaksanakan dengan baik,

dengan nilai keseluruhan pembelajaran siklus II pertemuan 1 adalah

78% % yang termasuk dalam kategori “Baik” dengan perolehan

skor Skor 1 (kurang baik) tidak ada poin (0%). Skor 2 (cukup baik)

tidak ada poin (0%). Skor 3 (baik) mendapat poin 21 (65,6%) dan

skor 4 (sangat baik) mendapat poin 4 (12,5%). Sehingga total skor

yang didapat adalah 25 (78 %). Jadi guru sudah melaksanakan 78%

langkah-langkah model pembelajaran dengan kategori Baik. Hal ini

sesuai dengan faktor yang ingin diteliti yaitu dalam hal ini

pengamatan (observasi) dilakukan terhadap aktivitas yang

dijalankan guru pada saat pembelajaran berlangsung dengan

menerapkan model pembelajaran CIRC dan NHT pada

pembelajaran Bahasa Indonesia materi keterampilan membaca di

kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin dimana pada siklus 2

pertemuan 1 ini sudah diperoleh data penelitian tentang aktivitas

guru dalam pembelajaran dengan perolehan kategori Baik.

b) Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1

Pengamatan dilakukan pada masing-masing kelompok

belajar siswa. Namun untuk menghasilkan data yang baik,

pengamatan juga dilakukan untuk masing-masing siswa per

181
individu. Agar terlihat sebuah aktivitas yang diharapkan dengan

diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif CIRC dan NHT.

Adapun data hasil pengamatan observer dan peneliti terhadap

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada siklus II pertemuan

1 sebagai berikut :

1. Aktivitas Kelompok Siswa dalam Pembelajaran

Pengamatan dilakukan pada semua kelompok. Dalam

hal ini ada 9 kelompok yang diamati. Adapun data hasil

pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 sebagai berikut.

182
Tabel 4.31 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Secara Kelompok Siklus II

pertemuan 1

Aspek yang diamati


Jumlah Persentase
No Nama Kelompok A B C D E Kriteria
Skor (%)
1-4 1-4 1-4 1-4 1-4
Kelompok 1 (Buah Anggur)
1 Sarmila
2 Muhammad Aini
3 2 2 3 3 13 65 Aktif
3 Aulia Damayanti
4 Aulia Nasari
Kelompok 2 (Buah manggis)
1 Amanda Elok Ragawi
2 Amalia Setya Wardani
3 2 3 3 4 15 75 Aktif
3 Helda Mustika
4 Khairul Waro’ah
Kelompok 3 (Buah Pir)
1 Elysa Fahrianti
2 Jasmine kinasih
2 3 3 3 3 14 70 Aktif
3 M. Dani Kusuma
4 M. Ihsan Kamil
Kelompok 4 (Buah apel)
1 Maulana
2 M. Bashir Hanafi
3 3 3 3 3 15 75 Aktif
3 Nur Kholisa
4 Rizka Hasna M
Kelompok 5 (Buah Nanas)
1 Sabrina Kashmira
2 M. Zhafir Ajim Sangat
4 3 3 3 4 17 85
3 M. Firmansyah Aktif
4 Nadia safitri
Kelompok 6 ( Jambu air)
1 Algina Mentari Ayu
2 Nazwa Sitti Humairoh
3 2 3 2 4 14 70 Aktif
3 Putri Dewi Lestari
4 M.Nur Rifani
Kelompok 7 (Buah mangga)
1 M. Imam Sudibyo
2 Riska Ode Sangat
4 3 3 3 4 17 85
3 Rianni Wahyuni Aktif
4 Reza Fahlevi
Kelompok 8 (Buah pisang)
1 Rusiana Chaya Anisa
2 Salsabila Putri Pratiwi
3 2 3 3 4 15 75 Aktif
3 Tirta Rizki Ramadhini
4 Tiara
Kelompok 9 (Buah Stroberry)
1 Adela
2 Safitri Kusuma Dewi Sangat
4 3 4 3 4 18 90
3 Reza firdaus Aktif
4 M. Rafiq Hidayah
Jumlah Skor Perolehan 138
Skor Maksimal 180
Aktif
Skor Rata-rata (Jumlah skor perolehan : jumlah kelompok) 15,3
Persentase(Skor yang diperoleh : Skor Maksimal x 100 ) 76,7 %

183
Keterangan :

Aspek yang di amati.

A. Membaca

B. Kerjasama

C. Partisipasi

D. Menghargai pendapat siswa lain

E. Mempresentasikan hasil kerja kelompok

Kriteria Penilaian.

Tabel 4.28 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa

Skala Persentase (%) Keterangan


4 82 - 100 Sangat Aktif
3 63 – 81 Aktif
2 45 – 62 Cukup Aktif
1 25 – 44 Kurang Aktif

Dari data hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa

pada pembelajaran siklus II pertemuan 1 diketahui bahwa rata-

rata keseluruhan kelompok dalam kelas bisa dikategorikan aktif

dengan perolehan skor rata-rata 15,3 dengan persentase

pencapaian 76,7 % dengan kategori “Aktif ”.

Adapun Klasifikasi pencapaian keaktifan kelompok

siswa dapat dilihat pada tabel berikut :

184
Tabel 4.32 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Secara Kelompok Siklus II

Pertemuan 1

Jumlah
No Klasifikasi Keaktifan Persentase
Kelompok
1 Sangat Aktif 3 33,3%
2 Aktif 6 66,7 %
3 Cukup Aktif - -
4 Kurang Aktif - -
Jumlah 9 100 %

Kriteria Persentase Aktif

Dari tabel diatas diketahui pada siklus II pertemuan 1

dari 9 kelompok tersebut ada 6 kelompok yang berada pada

kategori Aktif, dan 3 kelompok mencapai kategori Sangat

Aktif. Berdasarkan hasil ini sudah ada beberapa aktivitas

kelompok siswa yang mencapai indikator yang telah ditetapkan.

Namun indikator keberhasilan yang ditetapkan menginginkan

kelompok siswa minimal semua harus berada pada kategori

yang Sangat aktif sebagai hasil yang memang wajib diperoleh

untuk menyatakan penelitian ini berhasil yaitu dengan dapat

mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika aspek

lain belum terpenuhi harus tetap bisa mempertahankan atau lebih

meningkatkan lagi aktivitas kelompok siswanya dan diharapkan

perbaikan kedepannya dapat menjadikan pencapaian aktivitas

yang memang diharapkan dalam penelitian.

185
2. Aktivitas siswa secara individu

Pengamatan (observasi) terhadap aktivitas siswa dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca

pemahaman dengan menggunakan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dan

Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas V SDN

Kuin Utara 4 Banjarmasin dengan melihat dan mengamati

proses dalam pembelajaran melalui respon dan aktivitas siswa

dalam belajar, khususnya dalam aktivitas individu siswa pada

siklus II pertemuan 1.

Adapun data hasil pengamatan peneliti terhadap

aktivitas siswa secara individu dalam proses pembelajaran pada

siklus II pertemuan 1 adalah sebagai berikut :

186
Tabel 4. 33 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Secara Individu Siklus II Pertemuan 1

Aspek yang diamati


Jumlah Persentase
No Nama Siswa A B C D E Kriteria
Skor (%)
1-4 1-4 1-4 1-4 1-4
Kelompok 1 (Buah Anggur)
1 Sarmila 3 3 3 3 2 14 70 Aktif
2 Muhammad Aini 3 2 3 3 2 13 65 Aktif
3 Aulia Damayanti 3 2 3 3 4 15 75 Aktif
4 Aulia Nasari 3 3 3 4 4 17 85 Sangat Aktif
Kelompok 2 (Buah manggis)
1 Amanda Elok Ragawi 3 3 3 3 3 15 75 Aktif
2 Amalia Setya Wardani 3 3 3 3 3 15 75 Aktif
3 Helda Mustika 3 2 3 3 2 13 65 Aktif
4 Khairul Waro’ah 3 4 3 4 3 17 85 Sangat Aktif
Kelompok 3 (Buah Pir)
1 Elysa Fahrianti 3 3 3 3 3 15 75 Aktif
2 jasmine kinasih 3 4 3 4 3 17 85 Sangat Aktif
3 M. Dani Kusuma 3 3 3 3 3 15 75 Aktif
4 M. Ihsan Kamil 3 3 3 3 3 15 75 Aktif
Kelompok 4 (Buah apel)
1 Maulana 3 3 3 3 3 15 75 Aktif
2 M. Bashir Hanafi 3 3 3 4 3 16 80 Aktif
3 Nur Kholisa 3 3 3 3 3 15 75 Aktif
4 M. Rizka Hasna 3 4 3 4 3 17 75 Aktif
Kelompok 5 (Buah Nanas)
1 Sabrina Kashmira 3 3 3 4 4 17 85 Sangat Aktif
2 M. Zhafir Azmi 3 4 3 3 4 17 85 SangatAktif
3 M. Firmansyah 3 4 3 4 4 18 90 Sangat Aktif
4 Nadia safitri 3 4 3 4 2 16 80 Aktif
Kelompok 6 ( Jambu air)
1 Algina 3 3 3 3 3 15 75 Aktif
2 Nazwa Sitti Humairoh 3 4 3 4 3 17 85 SangatAktif
3 Putri Dewi Lestari 3 4 3 4 2 16 80 Aktif
4 M.Nur Rifani 3 3 3 3 2 14 70 Aktif
Kelompok 7 (Buah mangga)
1 Imam Sudibyo 3 3 3 3 3 15 75 Aktif
2 Riska Ode 3 4 3 3 3 16 80 Aktif
3 Rianni Wahyuni 3 4 3 3 3 16 80 Aktif
4 Reza Fahlevi 3 3 3 3 3 15 75 Aktif
Kelompok 8 (Buah pisang)
1 Rusiana Chaya Anisa 3 3 3 4 4 17 85 Aktif
2 Salsabila Putri Pratiwi 3 3 3 4 3 16 80 Aktif
3 Tirta Rizki Ramadhini 3 4 3 4 4 18 90 SangatAktif
4 Tiara 3 3 3 3 3 15 75 Aktif
Kelompok 9 (Buah Stroberry)
1 Adela 3 3 3 3 2 14 70 Aktif
2 Safitri Kusuma Dewi 3 3 3 3 3 15 75 Aktif
3 Reza firdaus 3 4 3 4 4 18 90 Sangat Aktif
4 M. Rafiq Hidayah 3 3 3 3 2 14 70 Aktif
Jumlah Skor Perolehan 563
Skor Maksimal 720
Aktif
Skor Rata-rata ( jumlah skor yang diperoleh : jumlah siswa ) 15,6
Persentase ( Skor yang perolehan : skor maksimal x 100 ) 78 %

187
Keterangan :
Aspek yang di amati.
A. Kedisiplinan

B. Keaktifan

C. Perhatian

D. Keberanian dalam mengajukan pertanyaan

E. Menyimpulkan materi pelajaran

Tabel 4.34 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa

Skala Persentase (%) Keterangan


4 82 – 100 Sangat Aktif
3 63 – 81 Aktif
2 45 – 62 Cukup Aktif
1 25 – 44 Kurang Aktif

Dari data hasil pengamatan aktivitas siswa di tabel 4.33

untuk pembelajaran siklus II pertemuan 1 diketahui bahwa rata-

rata keseluruhan siswa dalam kelas dikategorikan aktif dengan

perolehan skor rata-rata 15,6 dengan persentase 78 % kategori

“Aktif”.

Adapun Klasifikasi pencapaian siswa secara individu

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.35 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1

No Klasifikasi Keaktifan Jumlah Siswa Persentase


1. Sangat Aktif 11 30,6%
2. Aktif 25 69,4 %
3. Cukup Aktif - -
4. Kurang Aktif - -
Jumlah 36 100 %
Kriteria Persentase Aktif

188
Dari tabel diatas diketahui bahwa pada siklus II

pertemuan 1 dari 36 orang siswa tersebut ada 25 orang yang

memperoleh kategori Aktif dan 11 orang yang memeperoleh

kategori Sangat Aktif. Dan berdasarkan hasil tersebut diperoleh

data meningkatnya keaktifan siswa dari pada pertemuan

sebelumnya dan juga melihat hasil yang telah dicapainya ini sudah

menunjukan indikator pembelajaran yang telah ditetapkan untuk

aktivitas siswa secara individu.

Berdasarkan perolehan data yang ada di siklus 2

pertemuan 1 ini 25 orang siswa berada pada kategori aktif dan 11

orang yang sangat aktif masih belum mencapai sebagaimana

indikator keberhasilan yang ditetapkan yang menginginkan semua

siswa minimal semua harus berada pada kategori yang sangat aktif

sebagai hasil yang memang wajib diperoleh untuk menyatakan

penelitian ini berhasil yaitu dengan dapat mencapai target yang

telah ditetapkan sebelumnya. Dan diharapkan perbaikan

kedepannya dapat menjadikan pencapaian aktivitas yang semakin

baik lagi dan banyak siswa yang bisa mencapai kategori Sangat

aktif sebagai bukti keberhasilan PTK dalam meningkatkan

keterampilan membaca pemahaman.

189
c) Hasil Belajar Siklus II Pertemuan 1

1. Hasil Belajar Kelompok

Data hasil belajar kelompok pada siklus II pertemuan

1 disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.36 Hasil Belajar Kelompok Siklus II Pertemuan 1

Kriteria
No Nilai Frekuensi Persentase Tidak
Tuntas
Tuntas
1. 100 4 Kelompok 44,4% √ -
2. 90 2 Kelompok 22,2 % √ -
3. 80 - - - -
4. 70 1 Kelompok 11,1% √ -
5. 60 2 Kelompok 22,2% - √
6. 50 - - - -
7. 40 - - -
8. 30 - - - -
9. 20 - - - -
10. 10 - - - -
Jumlah 9 Kelompok 100 % 7 2
Persentase 77, 8% 22,2%
(Data lengkap hasil belajar kelompok siklus II pertemuan 1 terdapat di

lampiran)

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah kelompok

yang tuntas sebanyak 7 kelompok (77,8%) dengan perolehan

nilai 1 kelompok mendapatkan nilai 70, 2 kelompok

mendapat nilai 90, 4 kelompok mendapat nilai 100 sedangkan

kelompok yang tidak tuntas sebanyak 2 kelompok (44,4%)

dan dengan peroleh nilai 2 kelompok mendapat nilai 60.

Dengan hasil ini nilai hasil belajar kelompok siswa sudah baik

karena hanya 2 kelompok saja lagi yang belum mencapai

190
ketuntasan. Namun masih perlu diperbaiki lagi karena belum

mencapai ketutasan klasikal 82%.

2. Hasil Belajar Individu

Data hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 1

disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.37 Hasil Belajar Individu Siswa Siklus II Pertemuan 1

Pertemuan pertama Kriteria


No. Nilai Persentase Tidak
Frekuensi Tuntas
(%) Tuntas
1. 100 9 25% √ -
2. 90 7 19,4% √ -

3. 80 4 11,1% √ -

4. 70 8 22,2% √ -

5. 60 4 11,1% - √

6. 50 3 8,3% - √

7. 40 - - - -

8. 30 1 2,8% - √
9. 20 - - - -
10. 10 - - - -
Jumlah 36 100 % 28 8
Persentase 77,8 % 22,2%
(Data lengkap hasil belajar individu siswa siklus II pertemuan 1 terdapat di

lampiran)

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah siswa yang

tuntas sebanyak 28 orang (77,8%). Dengan perolehan nilai

100 sebanyak 9 orang (25%), nilai 90 sebanyak 7 orang

(19,4%), nilai 80 sebanyak 4 orang (11,1%), nilai 70

191
sebanyak 8 orang (22,2%), nilai 60 sebanyak 4 orang

(11,1%), nilai 50 sebanyak 3 orang (8,3)% dan nilai 30

sebanyak 1 orang (2,8%). Dapat dilihat untuk pertemuan

pada siklus 2 pertemuan 1 nilai hasil belajar siswa masih

belum sesuai harapan yang mana diharapkan minimal secara

klasikal 82% siswa harus mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yaitu ≥ 68. Hal ini menunjukkan bahwa

hasil belajar individu siswa dalam pembelajaran harus

ditingkatkan lagi untuk mencapai ketuntasan yang

diharapkan. Namun demi pencapaian maksimal akan kembali

dijalankan pertemuan 2 pada siklus 2.

4) Refleksi Siklus II Pertemuan 1

Berdasarkan hasil observasi pengamatan aktivitas guru,

aktivitas siswa secara berkelompok, aktivitas siswa secara individu dan

nilai hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 1 dengan

menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading

and Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT) maka

dapat direfleksikan hal-hal sebagai berikut :

a) Kegiatan Guru

Aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus II pertemuan 1

sudah semakin baik, terlihat aktivitas guru dalam pembelajaran siklus

II pertemuan 1 mencapai kategori baik. Dan yang harus diperbaiki

192
adalah pendisipilinan penggunaan topi bernomor siswa dan pada saat

membuat kesimpulan bersama-sama. Guru harus dapat memotivasi

siswa untuk terus belajar lagi hingga kegiatan akhir. Dan pencapai

82% ketercapaian proses sudah memenuhi indikator yang ditetapkan,

namun tidak ada salahnya pertemuan 2 dijalankan dengan lebih baik

lagi.

b) Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa pada siklus 2 pertemuan 1 ini telah meningkat

dengan sudah mencapai kategori aktif. Semua aspek pengamatan

sudah mengalami peningkatan, baik itu aktivitas secara individu

maupun kelompok. Hal ini bisa tercapai karena siswa sudah mulai

aktif dalam kelompoknya.Sebagian besar siswa terlibat peran yang

aktif dalam menyelesaikan tugas kelompoknya. Kerja sama antar

siswa terjalin bagus dengan siswa terlihat saling mengungkapkan

pendapatnya masing-masing.

c) Hasil Belajar

1. Hasil Belajar Kelompok

Setelah dilaksanakan pembelajaran siklus 2 pertemuan

1 diketahui ada peningkatan hasil belajar kelompok yang

hampir mencapai ketuntasan. Dan disini untuk hasil belajar

hanya perlu bimbingan lagi pada pertemuan di siklus 2

193
pertemuan 2 nanti dan adanya cerita yang lebih menarik dan

bahasanya lebih mudah untuk difahami.

2. Hasil Belajar Individu

Hasil belajar individu pada siklus 2 pertemuan 1 ini

sudah mengalami peningkatan. Secara rata-rata kelas hampir

memenuhi ketuntasan. Hanya saja guru mengharapkan hasil

yang optimal. Pada siklus 2 pertemuan 2 diharapkan 100%

siswa secara individu mencapai ketuntasan yang ditentukan.

b. Pertemuan 2

Pelaksanaan Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN

Kuin Utara 4 Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin.

1) Skenario Kegiatan Siklus II pertemuan 2

Adapun kegiatan tersebut dengan perencanaan terlebih dahulu

sebelum melaksanakan pembelajaran :

a) Guru membuat skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran model CIRC dan NHT.

b) Pertemuan kedua (2x35 menit) dilaksanakan pada hari Sabtu

tanggal 22 Maret 2014 di kelas V,

194
c) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

untuk siklus II pertemuan 2 dengan tema cerita anak tentang

“Pedagang yang Tidak Jujur”.

d) Guru menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan

materi dan model pembelajaran CIRC dan NHT, yaitu berupa

wacana cerita anak dan menyiapkan kepala bernomor yang

berupa bentuk buah-buahan berwarna untuk tiap anggota

kelompok.

e) Guru merancang kelompok belajar secara heterogen, tiap

kelompok beranggotakan 4 orang.

f) Guru mempersiapkan lembar kerja kelompok (LKK) yang

berisi 5 soal essai yang jawabannya akan dipresentasikan

didepan kelas oleh perwakilan dari anggota kelompok.

g) Guru mempersiapkan lembar observasi/ pengamatan aktivitas

guru, aktivitas belajar siswa secara kelompok, aktivitas belajar

siswa secara individu dan hasil evaluasi belajar.

h) Guru mempersiapkan soal evaluasi siklus II pertemuan 2 yang

sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

i) Peneliti dan observer menyamakan persepsi tentang lembar

observasi sebelum melaksanakan penelitian.

195
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan 2

Sebelum pembelajaran, guru bersama observer mempersiapkan

instrumen pengamatan, baik untuk guru maupun untuk siswa, topi

bernomor serta alat pembelajaran lain yang diperlukan.

a. Kegiatan Awal

Guru memasuki ruang kelas V sambil mengucapkan salam

dan disambut oleh seluruh siswa. Setelah mengkondisikan kelas

dan siswa siap menerima pelajaran, guru meminta siswa berdoa

dan mulai memeriksa absensi.

Guru memotivasi siswa dengan mengadakan kegiatan

apersepsi dan bertanya jawab dengan mengulang sedikit materi

pada pelajaran sebelumnya. Dan mengkaitkannya dengan materi

yang dibahas pada pelajaran yang akan dilaksanakan. Setelah

siswa mulai tertarik dengan pembelajaran dan sebelum

penyampaian materi, guru tidak lupa menyampaikan tujuan

ataupun tahapan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam

kegiatan yang akan dilaksanakan dengan menggunakan model

pembelajaran CIRC dan NHT.

b. Kegiatan Inti

Guru menuliskan tema pelajaran di papan tulis. Tema

pelajaran siklus II pertemuan kedua yaitu menyimpulkan cerita

anak. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/Kompetensi Dasar,

kemudian Guru menyampaikan materi mengenai teks cerita anak

196
dengan judul “Pedagang yang Tidak Jujur”. Dalam penyampaian

materi guru menggunakan media pembelajaran yaitu LCD yang

menayangkan contoh teks cerita anak. Ini bertujuan agar seluruh

siswa dapat fokus melihat dan membacanya. Pada kegiatan

penyampaian materi tersebut guru tidak lupa memberikan latihan

soal melalui tanya jawab dengan siswa dan meminta siswa untuk

mengangkat tangan apabila mengetahui jawaban atau dapat

menjawab dari pertanyaan yang dilontarkan oleh guru.

Setelah selesai penyampaian materi, kemudian guru

membagi siswa untuk membentuk 9 kelompok belajar secara

heterogen dan masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang siswa.

Guru kembali menyusun posisi duduk kelompok 1 sampai 9 secara

berkelompok dengan posisi tiap anggota kelompok membuat

setengah lingkaran dalan tiap kelompok didalam ruangan dengan

rapi agar memudahkan proses penilaian. Setelah itu guru

membagikan topi bergambar buah yang mana tiap kelompok

memiliki nomor kepala yang berbeda-beda. Guru mempersiapkan

lembar kerja kelompok (LKK) siswa dan membagikannya beserta

dengan wacana/teks cerita “Pedagang yang Tidak Jujur”. Siswa di

minta menjawab 5 soal essai yang mana siswa harus mencari,

menuliskan ide pokok dan menyimpulkan cerita dalam teks

tersebut sesuai dengan pertanyaannya.

197
Masing-masing kelompok diupayakan agar terjadi

serangkaian kegiatan spesifik, yaitu salah satu anggota kelompok

membacakan wacana yang sudah diberikan, teman yang lain

mendengarkan dengan seksama kemudian mulai mengerjakan

tugasnya yang ditulis di lembar kerja kelompok (LKK). Semua

saling membagi tugas pada masing-masing soal. Saling

mengemukakan pendapat dan saling berdiskusi menjelesakan

jawaban yang benar. Dan guru memastikan semua anggota

kelompok dapat mengerjakan dan mengetahui jawabannya.

Kemudian anggota kelompok menuliskan jawaban-jawaban yang

ditemukannya pada lembar kerja kelompok secara urut sesuai

nomor soal. Kemudian guru meminta siswa untuk memperhatikan

jawabannya dan memperbaiki pekerjaannya apabila ada yang

salah. Semua anggota kelompok harus dapat berusaha memberikan

kontribusinya berupa bekerja bersama-sama. Ini bermaksud agar

semua anggota kelompok mengerti dan pada saat evaluasi nanti

anggota kelompok mampu menjawab pertanyaan yang diberikan

guru dan guru tidak lupa untuk memastikan semua anggota

kelompok memakai topi bernomornya dengan sanksi apabila

terdapat anggota yang melepas akan mendapat pengurangan skor.

Disini guru berperan sebagai pembimbing/pengarah siswa. Selama

berjalanya diskusi, guru mengawasi kerja kelompok dengan

198
melihat, dan mendatangi setiap kelompok dalam menyelesaikan

tugasnya dan melakukan penilaian dalam kelompok.

Kemudian guru memanggil salah satu nomor siswa dalam

kelompok dan nomor yang dipanggil melaporkan/mepresentasikan

hasil dari kerja kelompoknya masing-masing di depan kelas.

Kelompok yang lain diharapkan untuk memperhatikan dan

menyimak baik-baik serta diberikan kesempatan untuk bertanya

atau memberi tanggapan terhadap hasil kerja temannya/ hasil kerja

kelompok lain. Guru disini bertindak sebagai narasumber atau

fasilitator serta memberikan penilaian terhadap hasil kerja

kelompok tersebut. Setiap kelompok dari kelompok 1 sampai

dengan kelompok 9 masing–masing harus siap untuk mendapat

giliran untuk ditunjuk secara acak oleh guru. Begitu seterusnya

sampai soal habis terjawab. Setelah selesai guru dapat

membubarkan kelompok dan siswa diminta merapikan tempat

duduknya kembali ke tempat semula.

c. Kegiatan Akhir

Guru bersama–sama dengan siswa merangkum dan

menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari. Kemudian guru

memberikan tugas atau evaluasi secara individu, dimana setiap

siswa mendapatkan teks cerita anak “Gajah Sirkus” beserta dengan

soal yang berkaitan dengan cerita anak tersebut. Dari evaluasi

199
tersebut guru dapat mengambil hasil pekerjaan siswa dan guru

menyampaikan rencana pembelajaran yang akan datang.

3) Hasil Observasi dan Penilaian Siklus II Pertemuan 2

Sama seperti pertemuan sebelumnya pada siklus 2 pertemuan

pertama, pada siklus II pertemuan 2 ini observasi difungsikan untuk

mendokumentasikan dan menemukan dampak dari proses dan pengaruh

yang telah diberikan dengan menggunakan model pembelajaran CIRC dan

NHT. Setiap kekurangan dicatat dan dievaluasi tindak lanjut untuk

dijadikan sebagai bahan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah

dijalani.

a) Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 2

Berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran yang telah dilakukan observer, maka dalam

pelaksanaan pada Siklus II Pertemuan 2 dapat digambarkan dalam

tabel sebagai berikut :

200
Tabel 4.38 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan 2

Terlaksana Skor
No Aspek yang diamati
Ya Tidak 1 2 3 4
Aktivitas Guru
Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara
1. √ √
heterogen. (CIRC)
Guru membagikan nomor kepala kepada setiap anggota
2. √ √
kelompok.(NHT)
Guru memberikan wacana/cerita sesuai dengan topik
3. √ √
pembelajaran.(CIRC)
Guru mengamati siswa dalam bekerja sama saling membacakan
4. dan menemukan pokok dan memberi tanggapan terhadap √ √
wacana/cerita dan ditulis pada lembar kertas.(CIRC)
Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan
5. tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui √ √
jawabannya(NHT)
Guru memanggil salah satu nomor siswa dan siswa yang
6. nomornya dipanggil melaporkan hasil kerjasama diskusi √ √
kelompoknya.(NHT)
Guru meminta tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru
7. √ √
menunjuk nomor yang lain, dst. (NHT)
8. Guru membuat kesimpulan bersama siswa. (CIRC) √ √
- - 6 24
Jumlah Skor Perolehan 8 -
30
Skor Maksimal 32
Persentasi aktivitas (Skor perolehan : Skor Maksimal x 100) 93,7 %
Kategori Sangat Baik
Keterangan : Penentuan skor pada aspek penilaian dilihat pada rubrik klasifikasi

kategori keberhasilan guru dalam pembelajaran.

Skor terendah 8 , Skor tertinggi

Tabel 4.39 Kategori Penilaian Aktivitas Guru

Skala Persentase (%) Kategori/kriteria


4 82 - 100 Sangat Baik
3 63 – 81 Baik
2 45 – 62 Cukup Baik
1 25 – 44 Kurang Baik

201
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian

besar dari seluruh aspek penilaian terhadap aktivitas guru dalam

mengelola pembelajaran sudah dapat dilaksanakan dengan sangat

baik, dengan nilai keseluruhan pembelajaran siklus II pertemuan 2

adalah 93,7% yang termasuk dalam kategori “Sangat Baik”

dengan perolehan skor Skor 1 (kurang baik) tidak ada poin (0%).

Skor 2 (cukup baik) tidak ada poin (0%). Skor 3 (baik) mendapat

poin 6 (18,75%) dan skor 4 (sangat baik) mendapat poin 24 (75%).

Sehingga total skor yang didapat adalah 30 (93,7%). Jadi guru

sudah melaksanakan 93,7% langkah-langkah model pembelajaran

dengan kategori Sangat Baik. Hal ini sesuai dengan faktor yang

ingin diteliti yaitu dalam hal ini pengamatan (observasi) dilakukan

terhadap aktivitas yang dijalankan guru pada saat pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan model Cooperative Integrated

Reading And Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together

(NHT) pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi membaca

pemahaman di kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin dimana

pada siklus 2 pertemuan 2 ini sudah diperoleh data penelitian

tentang aktivitas guru dalam pembelajaran dengan perolehan

kategori Sangat Baik.

Untuk lebih memaknai dan mengetahui tingkatan

keberhasilan yang sudah dicapai dari pertemuan sebelumnya dapat

dilihat dari perbandingan berikut.

202
Tabel 4.40 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 2
Pertemuan 1 dan 2

No Pembelajaran Skor Rata-rata Persentase Kategori


Siklus Pertemuan 1 25 78 % Baik
1
2 Pertemuan 2 30 93,7 % Sangat Baik

Dari tebel diatas dapat kita lihat peningkatan dari

pertemuan 1 ke pertemuan dua yaitu sebesar 78 % dengan kategori

baik pada pertemuan pertama dan 93,7 % dengan kategori sangat

baik pada pertemuan kedua.

Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 2

Pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada grafik berikut.

Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II


Pertemuan 1 dan 2
93.7%
78%
100%

80%

60%

40%

20%

0%
Siklus 2 Pertemuan 1 Siklus 2 Pertemuan 2

Gambar. 4.6 Grafik Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Pertemuan 1 dan 2

Sudah terlihat pada grafik yang ada di gambar 4.6 di atas

bagaimana pencapaian aktivitas guru pada siklus 2 pertemuan 2 sudah

mencapai kategori yang ditetapkan pada indikator keberhasilan

aktivitas guru dalam pembelajaran yaitu mencapai kategori sangat

203
baik. Dengan skor yang hampir maksimal dan meningkat dari

pembelajaran pada siklus 2 pertemuan 1 sebelumnya.

b) Aktivitas siswa secara individu

Pengamatan (observasi) terhadap aktivitas siswa dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca pemahaman

dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading And Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together

(NHT) pada siswa kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin dengan

melihat dan mengamati proses dalam pembelajaran melalui respon

dan aktivitas siswa dalam belajar, khususnya dalam aktivitas

individu siswa pada siklus 2 pertemuan 2. Adapun data hasil

pengamatan peneliti terhadap aktivitas siswa secara individu dalam

proses pembelajaran pada siklus II pertemuan 2 adalah sebagai

berikut :

1. Aktivitas Kelompok Siswa dalam Pembelajaran

Pengamatan dilakukan pada semua kelompok. Dalam hal

ini ada 9 kelompok yang diamati. Adapun data hasil pengamatan

terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada siklus

II pertemuan 2 sebagai berikut.

204
Tabel 4.41 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Secara Kelompok Siklus II

pertemuan 2

Aspek yang diamati


Jumlah Persentase
No Nama Kelompok A B C D E Kriteria
Skor (%)
1-4 1-4 1-4 1-4 1-4
Kelompok 1 (Buah Anggur)
1 Sarmila
2 Muhammad Aini Sangat
4 3 3 3 4 17 85
3 Aulia Damayanti Aktif
4 Aulia Nasari
Kelompok 2 (Buah manggis)
1 Amanda Elok Ragawi
2 Amalia Setya Wardani Sangat
4 3 4 3 4 18 90
3 Helda Mustika Aktif
4 Khairul Waro’ah
Kelompok 3 (Buah Pir)
1 Elysa Fahrianti
2 Jasmine kinasih
3 3 4 3 3 16 80
3 M. Dani Kusuma Aktif
4 M. Ihsan Kamil
Kelompok 4 (Buah apel)
1 Maulana
2 M. Bashir Hanafi Sangat
4 3 4 3 4 18 90
3 Nur Kholisa Aktif
4 Rizka Hasna M
Kelompok 5 (Buah Nanas)
1 Sabrina Kashmira
2 M. Zhafir Ajim Sangat
4 4 3 3 4 18 90
3 M. Firmansyah Aktif
4 Nadia safitri
Kelompok 6 ( Jambu air)
1 Algina Mentari Ayu
2 Nazwa Sitti Humairoh Sangat
3 4 4 3 4 18 90
3 Putri Dewi Lestari Aktif
4 M.Nur Rifani
Kelompok 7 (Buah mangga)
1 M. Imam Sudibyo
2 Riska Ode Sangat
3 4 4 3 4 18 90
3 Rianni Wahyuni Aktif
4 Reza Fahlevi
Kelompok 8 (Buah pisang)
1 Rusiana Chaya Anisa
2 Salsabila Putri Pratiwi Sangat
4 4 3 3 4 18 90
3 Tirta Rizki Ramadhini Aktif
4 Tiara
Kelompok 9 (Buah Stroberry)
1 Adela
2 Safitri Kusuma Dewi Sangat
4 4 4 3 3 18 90
3 Reza firdaus Aktif
4 M. Rafiq Hidayah
Jumlah Skor Perolehan 159
Skor Maksimal 180
Aktif
Skor Rata-rata (Jumlah skor perolehan : jumlah kelompok) 17,6
Persentase(Skor yang diperoleh : Skor Maksimal x 100 ) 88,3 %

205
Keterangan :

Aspek yang di amati.

A. Membaca

B. Kerjasama

C. Partisipasi

D. Menghargai pendapat siswa lain

E. Mempresentasikan hasil kerja kelompok

Kriteria Penilaian.

Tabel 4.42 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa

Skala Persentase (%) Keterangan


4 82 - 100 Sangat Aktif
3 63 – 81 Aktif
2 45 – 62 Cukup Aktif
1 25 – 44 Kurang Aktif

Dari data hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa

pada pembelajaran siklus II pertemuan 2 diketahui bahwa rata-

rata keseluruhan kelompok dalam kelas dikategorikan sangat

aktif dengan perolehan skor rata-rata 17,6 dengan persentase

pencapaian 88,3 % dengan kategori “Sangat Aktif”.

Adapun Klasifikasi pencapaian keaktifan kelompok

siswa dapat dilihat pada tabel berikut :

206
Tabel 4.43 Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus II Pertemuan 2

Jumlah
No Klasifikasi Keaktifan Persentase
Kelompok
1 Sangat Aktif 8 88,9 %
2 Aktif 1 11,1 %
3 Cukup Aktif - -
4 Kurang Aktif - -
Jumlah 9 100 %
Kriteria Persentase Sangat Aktif

Dari tabel diketahui pada pertemuan Siklus II

Pertemuan 2 dari 8 kelompok tersebut ada 1 kelompok yang

berada pada kategori Aktif, dan 8 kelompok mencapai kategori

Sangat Aktif. Berdasarkan hasil data aktivitas kelompok siswa

pada siklus II pertemuan 2 ini sudah mencapai indikator yang

ditetapkan dalam Penelitian Tindakan Kelas, karena indikator

pencapaian yang diharapkan untuk aktivitas kelompok siswa ini

adalah semua kelompok mininal mencapai kategori Sangat

Aktif. Dan berdasarkan perolehan data yang ada di siklus II

pertemuan 2 ini hasil itu sudah bisa dicapai bisa dilihat dari data

yang disajikan minimal kelompok kategori yang Sangat aktif

sebagai hasil yang memang wajib diperoleh untuk menyatakan

penelitian ini berhasil yaitu dengan dapat mencapai target yang

telah ditetapkan sebelumnya. Dan dengan tercapainya hasil ini

untuk aktivitas kelompok siswa sudah tidak perlu ada perbaikan

lagi dan sudah cukup pada siklus 2 pertemuan 2 ini. Sudah terlihat

hasil yang menunjukan pelaksanaan model pembelajaran yang

207
efektif dalam hal penerapanya terbukti dengan hasil yang sudah

dicapai.

Untuk lebih memaknai dan mengetahui tingkatan

keberhasilan yang sudah dicapai dari pertemuan sebelumnya

dapat dilihat dari perbandingan berikut.

Tabel 4.44 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus


II Pertemuan 1 dan 2

No Pembelajaran Skor Rata-rata Persentase Kategori


Siklus Pertemuan 1 15,3 76,7% Aktif
1
2 Pertemuan 2 17,6 88,3% Sangat Aktif

Dari tebel diatas dapat kita lihat peningkatan dari

pertemuan 1 ke pertemuan dua yaitu sebesar 76,7% dengan

kategori aktif pada pertemuan pertama dan 88,3% dengan

kategori sangat baik pada pertemuan kedua.

Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Kelompok

Siswa Siklus II Pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada grafik

berikut.

Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa


Siklus II Pertemuan 1 dan 2
88.3%
90.0%

85.0%
76.7%
80.0%

75.0%

70.0%
Siklus 2 Pertemuan 1 Siklus 2 Pertemuan 2

Gambar. 4.7 Grafik Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II


Pertemuan 1 dan 2

208
Sudah terlihat pada grafik yang ada di gambar 4.7 di

atas bagaimana pencapaian aktivitas kelompok siswa pada

siklus 2 pertemuan 2 sudah mencapai kategori yang ditetapkan

pada indikator keberhasilan aktivitas guru dalam pembelajaran

yaitu mencapai kategori sangat baik.

Dan dengan tercapainya hasil ini untuk aktivitas

kelompok siswa sudah tidak perlu ada perbaikan lagi dan sudah

cukup pada siklus 2 pertemuan 2 ini.

2. Aktivitas siswa secara individu

Pengamatan (observasi) terhadap aktivitas siswa dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca

pemahaman dengan menggunakan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dan

Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas V SDN

Kuin Utara 4 Banjarmasin dengan melihat dan mengamati

proses dalam pembelajaran melalui respon dan aktivitas siswa

dalam belajar, khususnya dalam aktivitas individu siswa pada

siklus II pertemuan 2.

Adapun data hasil pengamatan peneliti terhadap

aktivitas siswa secara individu dalam proses pembelajaran pada

siklus II pertemuan 2 adalah sebagai berikut :

209
Tabel 4. 45 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Secara Individu Siklus II Pertemuan 2

Aspek yang diamati


Jumlah Persentase
No Nama Siswa A B C D E Kriteria
Skor (%)
1-4 1-4 1-4 1-4 1-4
Kelompok 1 (Buah Anggur)
1 Sarmila 4 3 4 4 4 18 95 Sangat Aktif
2 Muhammad Aini 4 3 4 3 4 18 90 Sangat Aktif
3 Aulia Damayanti 4 3 4 4 4 19 95 Sangat Aktif
4 Aulia Nasari 3 3 4 4 4 18 90 Sangat Aktif
Kelompok 2 (Buah manggis)
1 Amanda Elok Ragawi 4 3 4 3 4 18 90 Sangat Aktif
2 Amalia Setya Wardani 4 3 4 3 4 18 90 Sangat Aktif
3 Helda Mustika 3 3 4 3 4 17 85 Sangat Aktif
4 Khairul Waro’ah 4 4 3 4 4 19 95 Sangat Aktif
Kelompok 3 (Buah Pir)
1 Elysa Fahrianti 4 3 4 3 4 18 90 Sangat Aktif
2 jasmine kinasih 3 4 3 4 3 17 85 Sangat Aktif
3 M. Dani Kusuma 4 3 4 4 3 18 90 Sangat Aktif
4 M. Ihsan Kamil 3 3 3 3 4 17 85 Sangat Aktif
Kelompok 4 (Buah apel)
1 Maulana 4 3 4 4 4 19 95 Sangat Aktif
2 M. Bashir Hanafi 3 3 4 4 4 18 90 Sangat Aktif
3 Nur Kholisa 4 3 4 4 3 18 90 Sangat Aktif
4 M. Rizka Hasna 4 4 3 4 4 19 95 Sangat Aktif
Kelompok 5 (Buah Nanas)
1 Sabrina Kashmira 4 3 4 4 4 19 95 Sangat Aktif
2 M. Zhafir Azmi 4 4 3 3 4 18 90 Sangat Aktif
3 M. Firmansyah 4 4 3 4 4 19 95 Sangat Aktif
4 Nadia safitri 4 4 3 4 3 18 90 Sangat Aktif
Kelompok 6 ( Jambu air)
1 Algina 3 3 4 3 4 17 85 Sangat Aktif
2 Nazwa Sitti Humairoh 3 4 3 4 4 18 90 Sangat Aktif
3 Putri Dewi Lestari 4 4 3 4 3 18 90 Sangat Aktif
4 M.Nur Rifani 4 3 3 3 4 17 85 Sangat Aktif
Kelompok 7 (Buah mangga)
1 Imam Sudibyo 4 3 4 3 4 18 85 Sangat Aktif
2 Riska Ode 3 4 3 4 4 18 90 Sangat Aktif
3 Rianni Wahyuni 4 4 3 4 4 19 95 Sangat Aktif
4 Reza Fahlevi 4 3 4 3 4 18 85 Sangat Aktif
Kelompok 8 (Buah pisang)
1 Rusiana Chaya Anisa 3 3 4 4 4 18 90 Sangat Aktif
2 Salsabila Putri Pratiwi 4 3 3 4 3 17 85 Sangat Aktif
3 Tirta Rizki Ramadhini 4 4 3 4 4 19 90 Sangat Aktif
4 Tiara 4 3 4 3 3 17 85 Sangat Aktif
Kelompok 9 (Buah Stroberry)
1 Adela 3 3 4 3 3 16 80 Aktif
2 Safitri Kusuma Dewi 3 3 4 3 3 16 80 Aktif
3 Reza firdaus 4 4 3 4 4 19 95 Sangat Aktif
4 M. Rafiq Hidayah 4 3 4 3 4 18 90 Sangat Aktif
Jumlah Skor Perolehan 646
Skor Maksimal 720
Aktif
Skor Rata-rata ( jumlah skor yang diperoleh : jumlah siswa ) 17,9
Persentase ( Skor yang perolehan : skor maksimal x 100 ) 89,7 %

210
Keterangan :

Aspek yang di amati.

A. Kedisiplinan

B. Keaktifan

C. Perhatian

D. Keberanian dalam mengajukan pertanyaan

E. Menyimpulkan materi pelajaran


Tabel 4.46 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa

Skala Persentase (%) Keterangan


4 82 - 100 Sangat Aktif
3 63 – 81 Aktif
2 45 – 62 Cukup Aktif
1 25 – 44 Kurang Aktif

Dari data hasil pengamatan aktivitas siswa di tabel 4.46

untuk pembelajaran siklus II pertemuan 2 diketahui bahwa rata-

rata keseluruhan siswa dalam kelas dikategorikan Sangat aktif

dengan perolehan skor rata-rata 17,9 dengan persentase 89,7%

kategori “ Sangat Aktif”.

Adapun Klasifikasi pencapaian siswa secara individu

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.47 Hasil Observasi Aktivitas Individu Siswa Siklus II Pertemuan 2


No Klasifikasi Keaktifan Jumlah Siswa Persentase
1. Sangat Aktif 34 94,4%
2. Aktif 2 5,6 %
3. Cukup Aktif - -
4. Kurang Aktif - -
Jumlah 36 100 %
Kriteria Persentase Sangat Aktif

211
Dari tabel diatas diketahui bahwa pada pertemuan siklus

II pertemuan 2 dari 36 orang siswa tersebut ada 2 orang yang

memperoleh kategori Aktif dan 32 orang yang memeperoleh

kategori Sangat Aktif. Dan berdasarkan hasil tersebut diperoleh

data meningkatnya keaktifan siswa dari pada pertemuan

sebelumnya dan juga melihat hasil yang telah dicapainya ini

sudah menunjukan indikator pembelajaran yang telah

ditetapkan untuk yang menginginkan semua siswa minimal

semua harus berada pada kategori yang sangat aktif sebagai

hasil yang memang wajib diperoleh untuk menyatakan

penelitian ini berhasil yaitu dengan dapat mencapai target yang

telah ditetapkan sebelumnya. Dan dengan tercapainya hasil ini

untuk aktivitas siswa secara individu sudah tidak perlu ada

perbaikan lagi dan sudah cukup pada siklus 2 pertemuan 2 ini.

Sudah terlihat hasil yang menunjukan pelaksanaan model

pembelajaran yang efektif dalam hal penerapanya terbukti

dengan hasil yang sudah dicapai bahwa semua siswa bisa

mencapai kategori aktif bahkan sangat aktif dalam konteks

meningkatnya keterampilan berbicara siswa karena kegiatan

yang telah dilaksanakan dalam PTK.

Untuk lebih memaknai dan mengetahui tingkatan

keberhasilan yang sudah dicapai dari pertemuan sebelumnya

dapat dilihat dari perbandingan berikut.

212
Tabel 4.48 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Individu Siswa Siklus II

pertemuan 1 dan 2

No Pembelajaran Skor Rata-rata Persentase Kategori


Pertemuan 1 15,6 78% Aktif
1 Siklus 1
Pertemuan 2 17,9 89,7% Sangat Aktif

Dari tebel diatas dapat kita lihat peningkatan dari

pertemuan 1 dan 2 yaitu sebesar 78% dengan kategori aktif

pada pertemuan pertama dan 89,7% dengan kategori sangat

aktif pada pertemuan kedua. Dari hasil perbandingan tersebut

sudah terlihat bahwa pada siklus 2 pertemuan 2 sudah mencapai

kategori yang ditetapkan yaitu sangat baik dengan ketuntasan

sebesar 82% sehingga penelitian cukup sampai pada siklus dan

pertemuan ini saja.

Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Individu

Siswa Siklus II Pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada grafik

berikut.

Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Individu Siswa


Siklus II pertemuan 1 dan 2
89.7%

90%

85% 78%

80%

75%

70%
Siklus I Pertemuan 1 Siklus I Pertemuan 2

Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Individu Siswa pada
Siklus II Pertemuan 2

213
c) Hasil Belajar Siklus II Pertemuan 2

1. Hasil Belajar Kelompok

Data hasil belajar kelompok pada siklus II pertemuan 2

disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.49 Hasil Belajar Kelompok Siklus II Pertemuan 2

Kriteria
No Nilai Frekuensi Persentase Tidak
Tuntas
Tuntas
1. 100 4 Kelompok 44,4% √ -
2. 90 - - - -
3. 80 2 Kelompok 22,2% √ -
4. 70 2 Kelompok 22,2% √ -
5. 60 1 Kelompok 11,1% - √
6. 50 - - - -
7. 40 - - -
8. 30 - - - -
9. 20 - - - -
10. 10 - - - -
Jumlah 9 Kelompok 100 % 8 1
Persentase 88,9% 11,1%
(Data lengkap hasil belajar kelompok siklus II pertemuan 2 terdapat di lampiran)

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah kelompok yang

tuntas sebanyak 9 kelompok (88,9%) dengan perolehan nilai 2

kelompok mendapatkan nilai 70, 2 kelompok mendapat nilai 80,

dan 4 kelompok mendapat nilai 100 sedangkan kelompok yang

tidak tuntas sebanyak 1 kelompok (11,1%) dan dengan peroleh

nilai 1 kelompok mendapat nilai 60. Hasil belajar kelompok sudah

mencapai hasil yang maksimal dan semua kelompok tutas, dan itu

berarti aspek perbaikan yang dilakukan dapat berjalan sesuai

dengan apa yang diharapkan.

214
Untuk dapat melihat peningkatan dari hasil belajar

kelompok siswa, maka dapat dilihat pada tabel perbandingan

antara siklus 1 pertemuan pertama dan kedua berikut.

Tabel 4.50 Perbandingan Hasil Belajar Kelompok Siklus II pertemuan 1 dan 2

No Pembelajaran Tuntas Persentase Tidak Tuntas Persentase


Pertemuan 1 7 77,8% 2 22,2%
1 Siklus 2
Pertemuan 2 8 88,9% 1 11,1%

Dari tabel di atas, terjadinya peningkatan hasil belajar

kelompok siswa pada siklus 2 pertemuan 1 dengan ketuntasan

siswa mencapai 77,8% dan siswa yang tidak tuntas mencapai

22,2% dan pada siklus 2 pertemuan 2 ketuntasan siswa mencapai

88,9% dan siswa yang tidak tuntas menjadi 11,1%. Dengan

demikian hasil belajar kelompok pada pertmuan 2 inii sudah dapat

dikatakn berhasil dengan ketuntasan diatas 82%.

Gambaran ketuntasan hasil belajar kelompok tersebut dapat

digambarkan dengan grafik sebagai berikut :

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar


Kelompok Siklus II pertemuan 1 dan 2
55.6% 55.4%
60.0%
44.4% 44.4%
50.0%
Tuntas
40.0%
tidak tuntas
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
pertemuan 1 pertemuan 2
Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kelompok Siklus II

Pertemuan 1 dan 2

215
2. Hasil Belajar Individu

Data hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 2

disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.51 Hasil Belajar Individu Siswa Siklus II Pertemuan 2

Pertemuan Kedua Kriteria


No. Nilai Persentase Tidak
Frekuensi Tuntas
(%) Tuntas
1. 100 11 30,6% √ -
2. 90 7 19,4% √ -

3. 80 5 13,9% √ -

4. 70 9 25% √ -

5. 60 4 11,1% - √

6. 50 - - - -

7. 40 - - - -

8. 30 - - - -
9. 20 - - - -
10. 10 - - - -
Jumlah 36 100 % 32 4
Persentase 88,9 % 11,1%
(Data lengkap hasil belajar individu siswa siklus II pertemuan 2 terdapat di

lampiran)

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas

sebanyak 32 orang (88,9%). Dengan perolehan nilai 100 sebanyak

11 orang (30,6%), nilai 90 sebanyak 7 orang (19,4%), nilai 80

sebanyak 5 orang (13,9%), nilai 70 sebanyak 9 orang (25%) dan

nilai 60 sebanyak 4 orang (11,1%). Dapat dilihat untuk pertemuan

pada siklus 2 pertemuan 2 nilai hasil belajar siswa sudah sesuai

harapan yang mana diharapkan minimal secara klasikal 82% siswa

216
harus mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥ 68.

Dan pada siklus 2 pertemuan 2 ini hasilnya melebihi indikator yang

ditetapkan dan mencapai hasil yang optimal.

Untuk dapat melihat peningkatan dari hasil belajar individu

siswa, maka dapat dilihat pada tabel perbandingan antara siklus 2

pertemuan pertama dan kedua berikut.

Tabel 4.53 Perbandingan Hasil Belajar individu Siklus 2 pertemuan 1 dan 2

No Pembelajaran Tuntas Persentase Tidak Tuntas Persentase

Pertemuan 1 28 77,8% 8 22,2%


1 Siklus 1
Pertemuan 2 32 88,9% 4 11,1%

Dari tabel di atas, terjadinya peningkatan hasil belajar

individu siswa pada siklus II pertemuan 1 dengan ketuntasan siswa

mencapai 77,8% dan siswa yang tidak tuntas mencapai 22,2% dan

pada siklus II pertemuan 2 ketuntasan siswa mencapai 88,9% dan

siswa yang tidak tuntas menjadi 11,1%. Dan pada siklus 2

pertemuan 2 ini hasilnya melebihi indikator yang ditetapkan dan

mencapai hasil yang optimal.

Gambaran ketuntasan hasil belajar individu tersebut dapat

digambarkan dengan grafik sebagai berikut :

217
Perbandingan Ketuntasa Hasil Belajar Individu
Siklus II pertemuan 1 dan 2
88.9%
90.0% 77.8%
80.0%
70.0%
60.0% Tuntas
50.0% tidak tuntas
40.0%
30.0% 22.2%
20.0% 11.1%
10.0%
0.0%
pertemuan 1 pertemuan 2

Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Individu

Siklus II Pertemuan 1 dan 2

Peningkatan yang terjadi pada siklus II pertemuan 1 dan 2

secara klasikan yaitu mencapai 77,8% dan 88,9%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa secara klasikal hasil belajar individu siswa

dalam pembelajaran sudah sangat baik yaitu sudah mencapai diatas

ketuntasan klasikal yang ditentukan 82%. Dengan hasil ini model

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT) mampu

memberikan solusi sebagai salah satu model terbaik untuk

meningkatkan hasil belajar materi membaca pemahaman.

d) Refleksi Siklus II Pertemuan 2

Berdasarkan hasil observasi pengamatan aktivitas guru,

aktivitas siswa secara berkelompok, aktivitas siswa secara individu

218
dan nilai hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 2 dengan

menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together

(NHT) maka dapat direfleksikan hal-hal sebagai berikut :

a) Kegiatan Guru

Kegiatan belajar mengajar sudah efektif dilihat dari lembar

observasi dan pelaksanaannya. Kegiatan guru kembali mengalami

peningkatan. Pada siklus 2 pertemuan 1 mendapat skor 25(78%)

dan meningkat pada siklus 2 pertemuan 2 dengan mendapat skor

30(93,7%). Pada siklus 2 pertemuan 2 ini kegiatan guru sudah

mencapai kategori sangat baik dan sudah mencapai indikator

keberhasilan yang ditetapkan. Dengan mempelajari kesalahan dan

kekurangan yang terjadi pada pelaksanaan sebelumnya menjadikan

hasil yang baik pada pelaksanaan berikutnya..

b) Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

sudah banyak yang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran

yang berlangsung. Pada siklus 2 pertemuan 2 ini keaktifan siswa

mengalami peningkatan karena tidak hanya mencapai kategori

aktit, siswa juga banayak yang mencapai kategori sangat aktif.

Baik itu dari segi kelompok maupun individu. Peneliti bekerjasama

dengan observer sangat berupaya optimal untuk meningkatkan

kinerja aktivitas siswa karena disini yang menjadi faktor kunci

219
keberhasilan. Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan

meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V

SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin. Maka dari itu segi penilaian

tertuju langsung pada fokus aktivitas membaca anak. Dan hal lain

hanya dijadikan penunjang dalam konteks satu kesatuan yang bisa

dipertanggung jawabkan fungsinya seperti pemberian tugas

kelompok maupun evaluasi individu, itu ada tujuan pasti sebagai

penunjang penting tentang apa yang ingin dicapai.

c) Hasil Belajar

Hasil belajar kelompok dan individu pun sudah meningkat.

Pada siklus 2 pertemuan 2 ini semuanya mencapai 89,7% dan

88,9% ketuntasan baik itu hasil belajar individu maupun kelompok.

Berdasarkan temuan yang didapat pada siklus 2 pertemuan

2 ini dimana aktivitas guru, aktivitas siswa secara berkelompok,

aktivitas siswa secara individu dan nilai hasil belajar siswa sudah

mencapai indikator keberhasilan maka tidak perlu diadakan

perbaikan lagi.

3. Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran

Data hasil observasi kegiatan guru pada siklus I dan II dapat

dilihat dalam tabel berikut :

220
Tabel 4.54 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru pada siklus 1 dengan

siklus II

No Pembelajaran Skor Rata-rata Persentase Kategori


Siklus Pertemuan 1 19 59,4 % Cukup Baik
1
1 Pertemuan 2 21 68,7 % Baik
Siklus Pertemuan 1 25 78 % Baik
2
2 Pertemuan 2 30 93,7 % Sangat Baik

Tabel 4.54 di atas menggambarkan peningkatan skor kegiatan guru

dalam setiap kali pertemuan. Pertemuan pertama siklus 1 skornya

mencapai 19 (59,4%), pertemuan kedua mencapai 21 (68,7%). Pertemuan

pertama siklus 2 mencapai 25 (78%) dan pertemuan kedua siklus 2

mencapai 30 (93,7%). Skor dan persentase pencapaian aktivitas guru dari

siklus 1 hingga 2 meningkat. Peningkatan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru mulai dari siklus 1 hingga siklus 2 dapat dilihat dalam

grafik berikut :

Perbandingan Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II


94%
100.0%
78%
80.0% 68.7%
59.4%
60.0% Siklus 1 pertemuan 1
Siklus 1 pertemuan 2
40.0%
Siklus 2 Pertemuan 1
20.0%
Siklus 2 Pertemuan 2
0.0%
Siklus 1 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 2
pertemuan 1 Pertemuan 2 pertemuan 1 pertemuan 2

Gambar 4.11 Grafik Aktivitas Guru pada siklus 1 dan II

221
Data yang terdapat pada grafik di atas memperlihatkan kenaikan

yang signifikan pada kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam

pelaksanaan pembelajaran. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti meningkatnya pengetahuan guru tentang teknik-teknik mengajar,

dan guru lebih menguasai materi, skenario serta rencana pembelajaran.

Sehingga apa yang menjadi kekurangan pada siklus 1 dapat dijadikan

pelajaran oleh guru untuk perbaikan pada siklus II.

4. Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

a. Aktivitas Kelompok Siswa dalam Pembelajaran

Perbandingan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 1 dan

II dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut :

Tabel 4.55 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa pada Siklus

1 dengan siklus II

No Pembelajaran Skor Rata-rata Persentase Kategori


Siklus Pertemuan 1 11,6 57,8% Cukup Aktif
1
1 Pertemuan 2 13 65 % Aktif
Siklus Pertemuan 1 15,3 76,7 % Aktif
2
2 Pertemuan 2 17, 6 88,3 % Sangat Aktif

Peningkatan aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran mulai

dari siklus 1 hingga siklus II dapat dilihat pada grafik berikut :

222
Perbandingan Aktivitas Kelompok Siswa Siklus I dan
Siklus II 88.3%
90.0% 76.7%
80.0% 65%
70.0% 57.6%
60.0% pertemuan 1
50.0% pertemuan 2
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Siklus 1 Siklus 2

Gambar 4.12 Grafik Aktivitas Kelompok Siswa pada siklus I dan siklus II

Tabel dan grafik hasil observasi aktivitas kelompok siswa

memperlihatkan perbandingan antara siklus I dan siklus II. Pada siklus

1 pertemuan pertama rata-rata keaktifan siswa mencapai skor 11,6

(57,8%) atau pada kategori cukup aktif, pada pertemuan kedua

meningkat menjadi 13(65%) atau pada kategori aktif dan pada siklus

II pertemuan pertama mendapat skor rata-rata 15,3(76,7%) atau masih

sama pada kategori aktif dan pada siklus II pertemuan kedua

mendapat skor rata-rata 17,6(88,3%) atau pada kategori sangat aktif.

Hal ini terjadi karena semakin terarahnya kegiatan

pembelajaran dalam hal memperbaiki kelemahan-kelemahan siswa

yang terdapat pada setiap pertemuan, khususnya pada siklus I.

Perbaikan dimulai dengan pengoptimalan waktu, selain itu siswa juga

mulai terbiasa dengan kelompok diskusinya sehingga keantusiasan,

partisipasi, kerjasama dalam berdiskusi dan kedisiplinan siswa

menunjukkan peningkatan.

223
b. Aktivitas Siswa Secara Individu

Perbandingan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 1 dan

II dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut :

Tabel 4.56 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa secara Individu pada

Siklus 1 dengan siklus II

No Pembelajaran Skor Rata-rata Persentase Kategori


Siklus Pertemuan 1 11,7 58,6 % Cukup Aktif
1
1 Pertemuan 2 13,2 66 % Aktif
Siklus Pertemuan 1 15,6 78 % Aktif
2
2 Pertemuan 2 18 90 % Sangat Aktif

Skor atau pencapai untuk tiap pertemuannya terus menunjukan

hasil data yang meningkat untuk aktivitas siswa secara individu.

Peningkatan aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran mulai dari

siklus 1 hingga siklus II dapat dilihat pada grafik berikut :

Perbandingan Aktivitas Individu Siswa Siklus I dan


Siklus II
100.0% 90%
78%
80.0% 66%
58.6%
60.0% pertemuan 1

40.0% pertemuan 2

20.0%

0.0%
Siklus 1 Siklus 2

Gambar 4.13 Grafik Aktivitas Siswa secara Individu pada siklus I dan siklus II

224
Tabel dan grafik hasil observasi aktivitas siswa

memperlihatkan perbandingan antara siklus 1 dan siklus II. Pada

siklus 1 pertemuan pertama rata-rata keaktifan siswa mencapai skor

11,7(58,6%) atau pada kategori cukup aktif, pada pertemuan kedua

meningkat menjadi 13,2(66%) atau pada kategori aktif dan pada siklus

II pertemuan pertama mendapat skor rata-rata 15,6(78%) atau pada

kategori aktif dan siklus II pertemuan kedua mendapat skor rata-rata

18(90%) atau pada kategori sangat aktif.

5. Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1 dan II

1. Hasil Belajar Kelompok

Perbandingan hasil belajar kelompok pada siklus 1 dan siklus II

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.57 Perbandingan ketuntasan hasil belajar kelompok pada siklus 1 dengan

siklus II

Kelompok Kelompok
No Pembelajaran Persentase
Tuntas Tidak tuntas Ketuntasan
Siklus Pertemuan 1 4 5 44,4%
1
1 Pertemuan 2 5 4 55,6%
Siklus Pertemuan 1 7 2 77,8%
2
2 Pertemuan 2 8 1 88,9%

Tabel 4.57 di atas adalah perincian hasil penilaian belajar

siswa berkelompok pada siklus 1 dan II pertemuan pertama hingga

225
kedua. Dimana kelompok tuntas menunjukan peningkatan yang stabil

mulai dari siklus 1 pertemuan 1 dan 2 hingga siklus 2 pertemuan 1 dan

2. Tabel tersebut kemudian dideskripsikan dalam bentuk grafik

sebagai berikut.

Perbandingan Hasil Belajar Kelompok Siklus I


88.9%
90.0% dan Siklus II
77.8%
80.0%
70.0%
55.6% 55.6%
60.0%
50.0% 44.4% 44.4% Tuntas

40.0% Tidak Tuntas

30.0% 22.2%
20.0% 11.1%
10.0%
0.0%
Siklus 1 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 2
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

Gambar 4.14 Grafik Perbandingan Aktivitas Siswa pada siklus 1 dan siklus II

Dari grafik dapat kita lihat peningkatan jumlah kelompok yang

tuntas dalam mengerjakan tugas. Tugas kelompok yang diberikan agar

siswa dapat bekerja sama untuk saling memahami dan bertukar

pendapat tentang ide pokok dan kesimpulan terhadap wacana yang

sudah mereka baca.

2. Hasil belajar Individu

Perbandingan hasil belajar individu siswa pada siklus 1 dan

siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut :

226
Tabel 4.58 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Individu siswa pada siklus 1
dengan siklus II

Siswa Tidak Persentase


No Pembelajaran Siswa Tuntas
tuntas Ketuntasan
Siklus Pertemuan 1 18 18 50%
1
1 Pertemuan 2 22 14 61,1%
Siklus Pertemuan 1 28 8 77,8%
2
2 Pertemuan 2 32 4 88,9%

Tabel di atas menggambarkan jumlah siswa yang tuntas dan

tidak tuntas pada setiap pertemuan dalam siklus 1 dan siklus 2, serta

menggambarkan persentase ketuntasan siswa dalam satu kelas. Pada

siklus 1 pertemuan pertama siswa yang tuntas ada 18 orang dan yang

tidak tuntas ada 18 orang. Jadi ketuntasan klasikalnya mencapai 50%,

meningkat pada pertemuan 2 yaitu siswa yang tuntas 22 orang dan

yang tidak tuntas 14 orang, jadi ketuntasan klasikal 61,1%. Namun

target yang ingin dicapai adalah secara klasikal dapat mencapai

ketuntasan 82%. Maka dari itu menjadi alasan kembali perlunya di

adakannya siklus 2. Pada siklus 2 pertemuan pertama siswa yang

tuntas ada 28 orang dan yang tidak tuntas ada 8 orang. Jadi ketuntasan

klasikalnya yaitu 77,8% karena masih belum mencapai ketuntasan

klasikal makan dilanjutkan pada siklus 2 pertemuan ke 2 dan akhirnya

meningkat yaitu siswa yang tuntas sebanyak 32 orang dan yang belum

tuntas hanya 2 orang. Tentu nilai tersebut sudah mencapai ketuntasan

227
klasikal sebesar 88,9%, ini berarti secara keseluruhan 88,9% siswa

mencapai ketuntasan pada siklus 2 pertemuan 2. Dari data ini dapat

dikatakan bahwa hasil belajar siswa untuk materi membaca

pemahaman mengalami peningkatan hingga mencapai hasil yang

sangat memuaskan. Hasil belajar siswa secara individu dapat dilihat

pada grafik berikut :

Perbandingan Hasil Belajar Individu Siswa Siklus I dan


Siklus II
100% 88.9%
77.8%
80% 61.1%
60%
50%50% Tuntas
38.9%
40% Tidak Tuntas
22.2%
11.1%
20%
0%
Siklus 1 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 2
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

Gambar4.15 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Individu siswa pada siklus 1

dengan siklus II

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa di tiap pertemuannya

nilai hasil belajar individu siswa terus meningkat. pada siklus 1

pertemuan 1 dan 2 ada peningkatan dari 18 siswa yang tuntas menjadi

22 siswa yang tuntas pada pertemuan 2 siklus 1. Dan begitu juga pada

siklus 2, pertemuan 1 siswa yang tuntas ada 28 orang menjadi 32

orang tuntas.

Ketuntasan klasikal Hasil belajar siswa secara individu dapat

dilihat pada grafik berikut :

228
Perbandingan Ketuntasan Klasikal hasil belajar
Siswa Siklus I dan Siklus II

100% 88.9%
77.8%
80% 61.1%
60% 50%

40% Persentase
20%

0%
Siklus 1 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 2
pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 1 pertemuan 2

Gambar 4.16 Ketuntasan Klasikal siswa pada siklus I dan siklus II

Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas

semakin meningkat, yang artinya hasil belajar siswa untuk materi

membaca pemahaman mencapai hasil sesuai harapan. Secara individu

peningkatan terlihat stabil begitu juga peningkatan secara klasikal

terlihat menunjukan ketercapaian yang bisa dikatakan signifikan

dalam pelaksanaannya.

D. Pembahasan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi membaca pemahaman.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I yang terdiri dari

pertemuan pertama dan kedua memperlihatkan hasil yang kurang memuaskan.

Sedangkan siklus II yang terdiri dari pertemuan pertama dan kedua hasilnya

229
mengalami peningkatan dan dapat mencapai indikator keberhasilan yang telah

ditetapkan. Untuk lebih jelasnya perbandingan hasil observasi pada siklus I

dan siklus II akan diuraikan sebagai berikut :

1. Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran

Berdasarkan observasi kegiatan guru selama proses pembelajaran

siklus I dan siklus II, terlihat perbandingan hasil observasi kegiatan

pembelajaran. Pada siklus pertama pertemuan pertama persentasi aktivitas

guru sebesar 54,4% atau ada pada katagori cukup baik. Pada siklus pertama

pertemuan kedua persentasi aktivitas guru meningkat menjadi 68,7% atau

pada katagori baik. Pada siklus kedua pertemuan pertama persentasi

aktivitas guru menjadi 78% atau masih pada katagori baik. Pada siklus

kedua pertemuan kedua persentasi aktivitas guru meningkat lagi menjadi

93,7% atau ada pada katagori sangat baik.

Peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran diatas disebabkan

oleh adanya perbaikan pembelajaran ketika dilakukan refleksi terhadap

pembelajaran. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

meningkatnya pengetahuan guru tentang teknik-teknik mengajar dan guru

lebih menguasai materi, menguasai kelas, skenario serta rencana

pembelajaran. Sehingga apa yang menjadi kekurangan pada siklus 1 dapat

dijadikan pelajaran oleh guru untuk melakukan perbaikan pada siklus 2.

Karena pembelajaran yang paling efektif bagi siswa berdasarkan sejumlah

hasil riset kependidikan adalah pembelajaran yang dapat dimaknai bahwa

dalam pengajaran oleh guru ada pembelajaran pada siswa, pada

230
pembelajaran siswa ada pengajaran baik kepada sesama siswa atau dalam

hal-hal tertentu dari siswa terhadap guru. Demikianlah pada kenyataannya

sudah terjadi beberapa kali perubahan paradigma tentang belajar dan

pembelajaran (Suyono & Hariyanto, 2011:4).

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan kelas yang dilakukan

disimpulkan Model Cooperative Integrated Reading And Composition

(CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas

guru dalam pembelajaran. Perbaikan kegiatan guru dalam mengajar tidak

lepas dari peran guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif

bagi siswa. Kegiatan pembelajaran di kelas ditandai oleh adanya kegiatan

pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan

metode dan strategi pembelajaran. Semua kegiatan tersebut menuntut

kemampuan guru dalam pelaksanaannya (Rusman, 2011:76). Kemampuan

guru dalam mengelola kelas dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif

sehingga kegiatan pembelajaran pun berjalan lancar. Kemampuan guru

dalam penggunaan media dan sumber belajar dapat membantu siswa untuk

lebih mudah memahami materi pelajaran yang diajarkan. Kemampuan guru

dalam menggunakan metode dan strategi pembelajaran dapat membantu

memotivasi siswa untuk lebih senang mengikuti kegiatan pembelajaran.

Arends (Abbas, 2000:10) mengatakan bahwa model pembelajaran mengacu

pada pendekatan pembelajaran termasuk di dalamnya tujuan pembelajaran,

tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan

pengelolaan kelas.

231
CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and

Compotition, termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning

yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan

menulis yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk

pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar.

Model CIRC merupakan model pembelajaran kooperatif terpadu antara

membaca dan menulis (Suprijono, 2009:137). Cooperative Integratif

Reading and Composition (CIRC) atau Kooperatif Terpadu Membaca dan

Menulis merupakan rancangan komprehensif untuk pengajaran membaca

dan menulis bagi siswa tingkat Sekolah Dasar. CIRC mengutamakan

kemampuan berdasarkan membaca kelompok dimana siswa bekerjasama

dalam kelompok belajar.

Sedangkan Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu

tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang

dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan

untuk meningkatkan penguasaan akademik. Numbered Head

Together dikembangkan oleh Spencer Kagen dengan melibatkan para siswa

dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek

atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran

tersebut. Numbered Head Together (NHT) merupakan suatu pendekatan

untuk melibatkan banyak siswa dalam memperoleh materi yang tercakup

dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi

pelajaran (Ibrahim at all, 2000:28). Jadi dengan mengkolaborasikan kedua

232
model tersebut sangatlah cukup bekal seorang guru untuk membentuk pola

pembelajaran siswa yang aktif, dapat meningkatkan cara berfikir kritis,

kreatif, menumbuhkan rasa sosial yang tinggi, dapat memahami makna soal

dan saling mengecek pekerjaannya dan yang pasti Dominasi guru dalam

pembelajaran berkurang.

Tidak hanya dengan mengandalkan model pembelajaran yang tepat

saja, keterampilan dasar mengajar juga sangat diperlukan guru dalam

kegiatan pembelajaran, Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) pada

dasarnya adalah berupa bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan

khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk

melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan

professional (Rusman, 2011:80).

Selain manajemen yang baik dari guru, pemberian motivasi juga

sangat penting bagi anak SD. Siswa akan dapat hal bermakna dalam

hidupnya ketika dia belajar menempuh pendidikan dengan penuh motivasi

yang mana kita ketahui bersama motivasi yang paling besar untuk seorang

individu adalah yang ada dalam dirinya sendiri, agar dia bisa menentukan

kemana dia akan melangkah kedepannya. Mengingat motivasi merupakan

motor penggerak dalam perbuatan, maka bila siswa yang kurang memiliki

motivasi intrinsik, diperlukan dorongan dari luar, yaitu motivasi ekstrinsik

agar siswa termotivasi untuk ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran

(Djamarah, 2011:201).

233
Untuk itu penting bagi kita bisa memahami karakteristik dan

kebutuhan peserta didik agar bisa memahami bagaimana kepribadiannya

untuk nantinya dapat menciptakan atau menghadirkan suasana belajar yang

baik demi tercapainya tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan.

Seorang guru ataupun pendidik setelah mengetahui dan memahami

karakteristik peserta didik diharapkan dapat melakukan suatu tindakan-

tindakan yang dapat menciptakan proses belajar yang kondusif bagi siswa

sekolah dasar (Suriansyah,dkk, 2010:47). Dan peran guru selalu dituntut

untuk terus lebih baik lagi seiring perkembangan zaman yang sudah tidak

bisa kita elakan lagi seperti saat sekarang ini.

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN Kuin

Utara 4 Banjarmasin ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

sapariah (2012) dengan judul meningkatkan hasil belajar membaca

pemahaman dengan menggunakan model Numbered Heads Together (NHT)

siswa kelas IV SDN Sei Buluh Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong.

Pada penelitian tersebut terjadi peningkatan aktivitas guru dari siklus

pertama guru memperoleh skor sebesar (73,36%) yang termasuk kategori

cukup baik dan meningkat pada siklus kedua dengan skor (88,25%) yang

termasuk kategori sangat baik.

Penelitian ini juga didukung oleh Norhasanah (2010) dengan judul

Penerapan Model Cooperative Integrated Reading and Composition untuk

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada Siswa Kelas V SDN

Karang Mekar 1 Banjarmasin. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

234
peningkatan aktivitas guru pada siklus I sebesar 67% (Kurang Baik)

meningkat di siklus II menjadi 85% (Sangat Baik).

Penelitian yang mendukung penelitian ini berikutnya adalah

penelitian yang dilaksanakan oleh Majma’il Asma (2012) dengan judul

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan menerapkan

model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) pada

siswa kelas V SDN Alalak Selatan 4 Banjarmasin. Hasil penelitian ini dapat

membuktikan bahwa penerapan pembelajaran dengan model CIRC dapat

meningkatkan aktivitas guru pada siklus I 62,47% sedangkan siklus II

meningkat menjadi 85,83%.

Selain itu penelitian ini juga didukung oleh Rahmi Agustina (2013)

dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Membaca Pemahaman pada

Materi Cerita Anak melalui Model Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) Bagi Siswa kelas V SDN Basirih 8 Banjarmasin. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan aktivitas

guru pada siklus I 55% atau masih pada katagori cukup baik sedangkan

pada siklus II meningkat menjadi 81,67% atau masih pada katagori sangat

baik.

Dan Penelitian yang dilaksanakan oleh Nurul Hasanah (2013)

dengan judul Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan

Menerapkan Model Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) pada siswa kelas IV SDN Alalak Tengah 3 Banjarmasin. Hasil

235
penelitian tersebut menunjukkan peningkatan aktivitas guru pada siklus I

sebesar 55(68,75%) dengan kategori baik meningkat di siklus II menjadi

77(96,25%) dengan kategori sangat baik.

Untuk itu dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dapat

meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa khususnya dalam hal

meningkatkan keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

a. Aktivitas Individu Siswa

Aktivitas siswa secara individu, pada siklus 1 pertemuan

pertama rata-rata keaktifan siswa mencapai skor 10,8 (54,02%) dengan

kategori cukup aktif, pada pertemuan kedua meningkat menjadi 12,9

(64,7%) dengan kategori aktif dan pada siklus 2 pertemuan pertama

mendapat skor rata-rata 15,6 (78%) dengan kategori aktif, dan siklus 2

pertemuan kedua mendapat skor rata-rata 17,9 (89,7%) dengan

kategori sangat aktif dan hal ini menunjukan aktivitas yang terjadi

pada siklus 1 meningkat pada siklus 2 nya.

b. Aktivitas Kelompok Siswa

Untuk aktivitas kelompok siswa, pada siklus 1 pertemuan

pertama rata-rata keaktifan siswa mencapai skor 11,8 (59,4%) dengan

kategori aktif, pada pertemuan kedua meningkat menjadi 13 (65%)

236
dengan kategori aktif dan pada siklus 2 pertemuan pertama mendapat

skor rata-rata 15,3 (76,7%) dengan kategori aktif dan siklus II

pertemuan kedua mendapat skor rata-rata 17,6 (88,3%) dengan

kategori yang sesuai dengan indikator pencapaian yaitu Sangat Aktif

dan hal ini menunjukan aktivitas yang terjadi pada siklus 1 meningkat

pada siklus 2 nya.

Anak Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu peserta didik

yang berada dijenjang pendidikan dasar. Peserta didik adalah

komponen masukan dalam proses pendidikan, sebagai suatu

organisme hidup, yang memiliki potensi untuk berkembang, dan

memerlukan lingkungan dan arah tertentu sehingga membutuhkan

bimbingan dan pembelajaran (Hamalik, 2008:14)

Aktivitas siswa dalam pembelajaran dipengaruhi oleh dua

faktor, yaitu faktor internal siswa dan faktor eksternal siswa. Pada

kegiatan pembelajaran di kelas guru harus dapat mengangkat faktor

internal siswa sehingga siswa bisa aktif dalam proses pembelajaran.

Faktor internal siswa yang dapat guru pancing adalah minat dan

motivasi siswa untuk ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Minat

merupakan alat yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan

belajar siswa. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa

agar pelajaran yang diberikan mudah dipahami anak didik (Djamarah,

2011:167).

237
Selain minat, motivasi juga merupakan aspek vital yang

mempengaruhi ketercapaian sebuah pembelajaran. Mengingat

motivasi merupakan motor penggerak dalam perbuatan, maka bila

siswa yang kurang memiliki motivasi intrinsik, diperlukan dorongan

dari luar, yaitu motivasi ekstrinsik agar siswa termotivasi untuk ikut

aktif dalam kegiatan pembelajaran (Djamarah, 2011:201).

Pembelajaran di sekolah semakin berkembang, dari pengajaran

yang bersifat tradisional sampai pembelajaran dengan sistem modern.

Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa (Hamzah,

2006:4). Kegiatan pembelajaran bukan lagi sekedar kegiatan mengajar

(pengajaran) yang mengabaikan kegiatan belajar, yaitu sekedar

menyiapkan pengajaran dan melaksanakan prosedur mengajar dalam

pembelajaran tatap muka. Akan tetapi kegiatan pembelajaran lebih

kompleks lagi dan dilaksanakan dengan pola-pola pembelajaran yang

bervariasi.

Anak usia SD dalam pergaulannya dengan kelompok sebaya,

mereka belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi,

seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia

kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan,

belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang

lain secara sehat (sportif), mempelajari olah raga dan membawa

implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang

memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta

238
belajar keadilan dan demokrasi. Zainal Aqib (2013:3) berpendapat

bahwa belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang

berpusat pada siswa, maka dari itu jika siswa senang bekerja dalam

kelompok, apa salahnya guru menyajikan pembelajaran kelompok.

Dalam pelaksanaannya untuk memberikan makna positif

diberikan lah tugas kelompok agar siswa bisa saling bekerjasama

dalam hal ini ada aktivitas yang tidak membosankan karena anak tidak

hanya bekerja sendiri. Dengan model pembelajaran kelompok adalah

rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam

kelompok–kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang telah di rumuskan (Sanjaya, 2009:239).

Selain teori di atas, hasil penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan di SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin, bahwa aktivitas

siswa meningkat setelah menggunakan model Cooperative Integrated

Reading And Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together

(NHT) ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sapariah

(2012) dengan judul meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman

dengan menggunakan model Numbered Heads Together (NHT) siswa

kelas IV SDN Sei Buluh Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong

dinyatakan berhasil. Pada penelitian tersebut terjadi peningkatan

aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung terlihat dari nilai

rata-rata pada siklus I mencapai 41,36% dengan kriteria cukup aktif

dan pada siklus dengan nilai rata-rata 57,27%.

239
Penelitian ini juga didukung oleh Norhasanah (2010) dengan

judul Penerapan Model Cooperative Integrated Reading and

Composition untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman

pada Siswa Kelas V SDN Karang Mekar 1 Banjarmasin. Pada

penelitian tersebut terjadi peningkatan aktivitas siswa selama

pembelajaran berlangsung terlihat pada siklus I dengan rata-rata

persentasi sebesar 71% (Aktif) meningkat di siklus II menjadi 90%

(Sangat Aktif).

Penelitian yang mendukung penelitian ini berikutnya adalah

penelitian yang dilaksanakan oleh Majma’il Asma (2012) dengan

judul meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan

menerapkan model Cooperative Integrated Reading And Composition

(CIRC) pada siswa kelas V SDN Alalak Selatan 4 Banjarmasin. Pada

penelitian tersebut terjadi peningkatan aktivitas siswa selama

pembelajaran berlangsung terlihat pada siklus I 52,50% sedangkan

siklus II 84,50%.

Selain itu penelitian ini juga didukung oleh Rahmi Agustina

(2013) dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Membaca

Pemahaman pada Materi Cerita Anak melalui Model Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) Bagi Siswa kelas V

SDN Basirih 8 Banjarmasin. Pada penelitian tersebut terjadi

peningkatan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung pada

240
siklus I Pertemuan I belum berhasil, namun pada pertemuan II

dinyatakan berhasil.

Dan Penelitian yang dilaksanakan oleh Nurul Hasanah (2013)

dengan judul Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman

dengan Menerapkan Model Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) pada siswa kelas IV SDN Alalak Tengah 3

Banjarmasin. Pada penelitian tersebut terjadi peningkatan aktivitas

siswa selama pembelajaran berlangsung terlihat pada siklus I dengan

skor rata-rata 16 atau sebesar 64% (Aktif) meningkat di siklus II

menjadi skor rata-rata 22,5 atau sebesar 90% (Sangat Aktif).

3. Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1 dan II

a. Hasil Belajar Kelompok

Perbandingan hasil belajar kelompok pada siklus 1 dan siklus II

adalah dari 9 kelompok yang ada, pada siklus 1 pertemuan 1 mencapai

ketuntasan klasikal 55,6% yaitu 5 kelompok tuntas dan 4 kelompok

tidak tuntas dan hasil tersebut meningkat pada pada siklus 1 pertemuan

2 dengan mencapai ketuntasan klasikal 61,1% yaitu 5 kelompok tuntas

dan 4 kelompok tidak tuntas. Dan pada siklus 2 pertemuan 1 mencapai

ketuntasan klasikal 77,8 % dengan 7 kelompok tuntas dan 2 kelompok

tidak tuntas, meningkat pada siklus 2 pertemuan 2 mencapai

ketuntasan 88,9% 8 kelompok tuntas dan satu kelompok belum tuntas.

Dari penjelasan tersebut dapat kita lihat terdapat peningkatan jumlah

241
kelompok yang tuntas dalam mengerjakan tugas kelompoknya. Tugas

kelompok yang diberikan agar siswa dapat bekerja sama untuk saling

memahami dan bertukar fikiran pada wacana yang sudah diberikan

b. Hasil belajar Individu

Pada siklus 1 pertemuan pertama siswa yang tuntas ada 18

orang dan yang tidak tuntas ada 18 orang. Jadi ketuntasan klasikalnya

mencapai 50%, meningkat pada siklus 1 pertemuan 2 yaitu siswa yang

tuntas 22 orang dan yang tidak tuntas 14 orang, jadi ketuntasan

klasikal 61,1%. Namun target yang ingin dicapai adalah secara klasikal

dapat mencapai ketuntasan 82%. Maka dari itu menjadi alasan kembali

perlua di adakannya siklus 2. Pada siklus 2 pertemuan pertama siswa

yang tuntas ada 28 orang dan yang tidak tuntas ada 8 orang. Jadi

ketuntasan klasikalnya masih belum mencapai target yang di inginkan

yaitu 77,8% dan kembali meningkat pada siklus 2 pertemuan 2 yaitu

siswa yang tuntas 32 orang dan yang tidak tuntas ada 4 orang, ini

berarti secara keseluruhan 88,9% siswa mencapai ketuntasan pada

siklus 2 pertemuan 2. Dari data ini dapat dikatakan bahwa hasil belajar

siswa untuk materi membaca pemahaman mengalami peningkatan

hingga mencapai hasil yang sangat memuaskan.

Dari penjelasan pada hasil belajar individu maupun kelompok

dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas semakin meningkat, yang

artinya hasil belajar siswa untuk materi membaca pemahaman

mencapai hasil sesuai harapan. Secara individu peningkatan terlihat

242
stabil begitu juga peningkatan secara klasikal terlihat menunjukan

ketercapaian yang bisa dikatakan signifikan.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan

belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa

berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung

kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak

didik (Slameto, 2010:1).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dijalankan memberikan

makna tersendiri bagi para siswa bahwa belajar itu tidak akan

membosankan jika guru menyajikannya dengan perencanaan matang,

pemberian motivasi yang baik dan penuh kreativitas. Karena tujuan

dari belajar yaitu membentuk makna. Makna diciptakan pembelajar

dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami (Suyono &

Hariyanto, 2011:127). Dengan memberikan makna dalam setiap

kondisi belajar akan menumbuhkan minat belajar yang baik. Minat

adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu, atau bisa dikatakan

apa yang disukai seseorang untuk dilakukan (Nuryanti, 2008:59).

Kejadian-kejadian didalam sebuah proses pembelajaran yang

mempengaruhi proses belajar dapat dikelompokan kedalam kategori

umum, tanpa memperhatikan hasil belajar yang diharapkan. Namun

tiap-tiap hasil belajar memerlukan adanya kejadian-kejadian khusus

untuk dapat terbentuk (Warsita, 2008:87).

243
Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar sebagai hasil

interaksi dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar

seseorang tergantung kepada apa yang telah diketahui saat

pembelajaran, seperti hal nya konsep-konsep, tujuan dan motivasi yang

mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari (Suyono &

Hariyanto, 2011:127). Untuk itu, perlu diadakan evaluasi atau

penilaian untuk setiap pembelajaran. Penilaian dilakukan oleh guru

terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian

kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan

laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran

(Rusman, 2012:13).

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN Kuin

Utara 4 Banjarmasin ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

oleh sapariah (2012) dengan judul meningkatkan hasil belajar

membaca pemahaman dengan menggunakan model Numbered Heads

Together (NHT) siswa kelas IV SDN Sei Buluh Kecamatan Kelua

Kabupaten Tabalong. Dari kegiatan yang dilaksanakan mampu

meningkatkan hasil belajar siswa yang terlihat dari ketuntasan klasikal

belajar pada siklus I 81,82% mengalami peningkatan pada siklus II

menjadi 100%.

Penelitian ini juga didukung oleh Norhasanah (2010) dengan

judul Penerapan Model Cooperative Integrated Reading and

Composition untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman

244
pada Siswa Kelas V SDN Karang Mekar 1 Banjarmasin. Dari kegiatan

yang dilaksanakan mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang

terlihat dari ketuntasan klasikal belajar pada siklus I persentasi

kutuntasan klasikal hanya 56,60% kemudian meningkat menjadi 100%

disiklus II.

Penelitian yang mendukung penelitian ini berikutnya adalah

penelitian yang dilaksanakan oleh Majma’il Asma (2012) dengan judul

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan menerapkan

model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) pada

siswa kelas V SDN Alalak Selatan 4 Banjarmasin. Dari kegiatan yang

dilaksanakan mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang terlihat

dari ketuntasan klasikal belajar pada siklus I 69% sedangkan siklus II

100%.

Selain itu penelitian ini juga didukung oleh Rahmi Agustina

(2013) dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Membaca

Pemahaman pada Materi Cerita Anak melalui Model Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) Bagi Siswa kelas V SDN

Basirih 8 Banjarmasin. Dari kegiatan yang dilaksanakan mampu

meningkatkan hasil belajar siswa yang terlihat dari ketuntasan klasikal

belajar pada siklus I persentasi kutuntasan klasikal hanya 60,71%

kemudian meningkat pada siklus 2 sebesar 89.29%.

Dan Penelitian yang dilaksanakan oleh Nurul Hasanah (2013)

dengan judul Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman

245
dengan Menerapkan Model Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) pada siswa kelas IV SDN Alalak Tengah 3

Banjarmasin. Dari kegiatan yang dilaksanakan mampu meningkatkan

hasil belajar siswa yang terlihat dari ketuntasan klasikal belajar pada

siklus I persentasi kutuntasan klasikal hanya 55% kemudian meningkat

pada siklus 2 sebesar 95%.

246
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian di atas dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT) sudah berhasil dengan

kategori sangat baik. Dapat dilihat dari peningkatan tiap siklus, pada siklus

I 65% dengan kategori baik, meningkat pada siklus II 88,3% dengan

kategori sangat baik.

2. Aktivitas siswa baik individu dan kelompok dalam pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT) mengalami

peningkatan. Terlihat pada hasil penelitian aktivitas siswa pada siklus I

mencapai 64,7% dengan kategori aktif dan pada siklus II mencapai

89,7% dengan kategori sangat aktif. Aktivitas belajar kelompok pada

siklus I mencapai 65% dengan kategori aktif dan pada siklus II mencapai

89,7% dengan kategori sangat aktif.

3. Hasil belajar dengan dengan menggunakan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Numbered

Heads Together (NHT) selalu meningkat dan mencapai ketuntasan belajar.

Terlihat pada Siklus I rata-rata nilai siswa 72,5 dengan ketuntasan klasikal

247
mencapai 61,1% dan pada siklus II rata-rata nilai siswa 83 dengan

ketuntasan klasikal mencapai 88,9%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan dapat

dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Untuk Guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

pemilihan model pembelajaran yang sesuai untuk mengajar Bahasa

Indonesia materi membaca pemahaman pada siswa kelas V Sekolah

Dasar yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Numbered Heads

Together (NHT).

2. Untuk Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan

dalam membina guru mengajar Bahasa Indonesia materi membaca

pemahaman atau guru yang akan melaksanakan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) dengan model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together

(NHT). Hasil penelitian bisa dijadikan bahan referensi yang menjadi

tolak ukur pembinaan atau pemberian arahan oleh kepala sekolah

kepada para guru apabila menghadapi permasalahan yang sama dalam

248
proses pembelajaran yaitu untuk meningkatkan kemampuan membaca

siswa kelas V Sekolah Dasar.

3. Untuk Peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan

dokumentasi guna membantu peneliti lain agar selalu ada inovasi untuk

menjadi lebih maju lagi dengan penelitian yang dianggap relevan dan

dapat membantu penelitian lain untuk permasalahan yang sama.

249
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Nurhayati. 2000. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika

Berorientasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Program Studi Pendidikan

Matematika Program Pascasarjana. UNESA.

Aqib, Zainal. (2013). Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Konstektual.

Bandung : Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. dan Suhardjono, Supardi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas

(Classroom Action Research-CAR). Jakarta: Bumi Aksara

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.

Asma, Majma’il. (2012). Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan

Menerapkan Model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)

Pada Siswa Kelas V SDN Alalak Selatan 4 Banjarmasin. Skripsi tidak diterbitkan.

Banjarmasin : FKIP UNLAM.

Atmono, Dwi. (2009). Panduan Praktis Penelitian Tindakan Kelas. Banjarbaru : Scripta

Cendikia.

Daryanto. (2010). Teori Belajar. Bandung: Yrama Widya.

Depdiknas. (2007). Panduan Pengembangan Bahan Ajar Untuk SD/MI, SMP/Mts,

SMA/MA. Jakarta: DirjenDikdasmen.

Depdiknas. (2008) Download Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

http://literaturkti.blogspot.com/2012/09/model-pembejaran-numbered-head-

together.html , diakses 16 Januari 2014).

250
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Djauhar, dkk. (2010). Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional.

Faisal, M. dkk. (2010). Kajian Bahasa Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,

Kementerian Pendidikan Nasional.

Hamalik, Oemar. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Hamzah. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Heryanto Nar, dkk. 2011. Statistika Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka.

http://mi1kelayu.blogspot.com/2012/06/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-n.html,

diakses 16 januari 2014).

http://www.tuanguru.com/2011/12/pembelajaran-kooperatif-tipe-nht.html, Diakses 16

januari 2014).

Isjoni. (2011). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung :

Alfabeta.

Juprimalino. (2011). Download Jenis-jenis membaca nyaring dalam hati.

http://juprimalino.blogspot.com/2011/11/jenis-jenis-membaca-nyaring-dalam-

hati.html , diakses 16 januari 2014.

Mulyasa, E. (2009). Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

251
Muslikah. (2010). Sukses Profesi Guru Dengan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:

Interprebook.

Norhasanah (2010) dengan judul Penerapan Model Cooperative Integrated Reading and

Composition untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada Siswa

Kelas V SDN Karang Mekar 1 Banjarmasin.

Nurul Hasanah (2013) Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan

Menerapkan Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

pada siswa kelas IV SDN Alalak Tengah 3 Banjarmasin.. Skripsi tidak diterbitkan.

Banjarmasin : FKIP UNLAM.

Nuryanti, Lusi. (2008). Psikologi Anak. Jakarta : Indeks.

PerMenDikNas. (2011). Undang-Undang RI dan PerMenDikNas tentang Guru dan

Dosen. Bandung: Citra Umbara.

Qoriyanti. (2013). Download pengertian membaca menurut para ahli.

http://qoriyanti12.blogspot.com/2013/03/pengertian-membaca-menurut-para-

ahli.html Diakses 10 januari 2014

Rahmi Agustina (2013) meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman dengan

menerapkan model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)

pada siswa kelas V SDN Basirih 8 Banjarmasin. Skripsi tidak diterbitkan.

Banjarmasin : FKIP UNLAM.

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta : Rajawali Pers.

Sanjaya, Wina. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana.

252
Sanjaya, Wina. (2009). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta :

Kencana.

Sapariah (2012). meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman dengan

menggunakan model Numbered Heads Together (NHT) siswa kelas IV SDN Sei

Buluh Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong. Skripsi tidak diterbitkan.

Banjarmasin : FKIP UNLAM.

Sareb, Putra, R. Masri. (2008). Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini. Jakarta: Indeks.

Situmorang, J.B & Winarno. (2008). Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Pendidik. Klaten:

Saka Mitra.

Staff UNY. (2012). Download Karakteristik Siswa Sekolah Dasar.

http:///www.staff.uny.ac.id/sites/default/files/.../Karakteristik%Siswa%SD.pdf ,

diakses 10 januari 2014.

Sudjana. 2000. Pengertian Belajar dan Pembelajaran. (Online),

(http://www.sabda.org/pepak/e-binaanak/045/09).Diakses tanggal 16 januari

2014.

Sulipan (2012). Download File PTK. http://www.lpmpdki.web.id/pdf/sulipan.pdf) di

akses 14 januari 2014.

Suluh Pendidikan. (2010). Download Membaca pemahaman.

http://suluhpendidikan.blogspot.com/2010/06/membacapemahaman.html. diakses

10 januari 2014.

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta

: Pustaka Belajar.

253
Suriansyah, A, Aslamiah, Sulaiman, & Norhafizah. 2010. Strategi Pembelajaran.

Banjarmasin : Universitas Lambung Mangkurat.

Suriansyah, Ahmad. (2009). Strategi Pembelajaran. Banjarmasin : Universitas Lambung

Mangkurat.

Suriansyah, Ahmad. (2013). Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Banjarmasin: Universitas

Lambung Mangkurat.

Susilo, Wilhelmus Hary. (2010). Penelitian Kualitatif. Jakarta : Susilo & Ivy.

Suyitno, A. (2005). Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam Meningkatkan Keterampilan

Siswa Menyelesaikan Soal cerita. Seminar Nasional F. MIPA UNNES.

Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Rosda.

Tarigan, H. G. (2008). Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Edisi Revisi.

Bandung: Angkasa.

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta :

Rineka Cipta.

Wordpress. (2010). Download Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC.

http://matematikacerdas.wordpress.com/2010/01/28/model-pembelajaran

kooperatif-tipe-circ/ . diakses 14 Januari 2014.

254
LAMPIRAN

255
SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin


Mata Pelajran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester :V/2
Penilaian
Materi Indikator Gagasan Kegiatan Alokasi Sumber/
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bentuk Contoh
Pokok Pencapaian Pembelajaran Teknik Waktu Bahan
Instrumen Instrumen
1 2 3
Membaca 7. 3 Menyimpulkan Cerita Anak  Memebaca  Siswa dapat Proses dan Lembar Kerja  Tuliskan 8 x 35 Buku Bina
7. Memahami teks isi cerita anak dalam Cerita mendengarkan tertulis Kelompok, kesimpul menit Bahasa
dengan membaca beberapa kalimat  Menjawab cerita dengan baik Evaluasi, an isi Indonesia 5
sekilas, membaca Pertanyaan  Bertanya jawab Kriteria cerita
memindai, dan membaca  Menuliskan tentang cerita Penilaian Buku
cerita anak Kesimpulan Isi  Siswa dapat Sekolah
Cerita menuliskan Elektronik(
kesimpulan BSE)

Kumpulan
Buku Cerita
Anak

Banjarmasin, 01 maret 2014


Mengetahui,
Kepala SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin Mahasiswa

Rahmadi, M.Pd Asni Deselia Khairunnisa


NIP. 19700602 199903 1004 NIM. A1E310415

256
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

SDN KUIN UTARA 4 BANJARMASIN

KELAS V SEMESTER II ( DUA )

OLEH :

ASNI DESELIA KHAIRUNNISA

NIM. A1E310415

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU DAN SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2014

257
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Siklus 1 pertemuan 1

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Materi : Membaca Pemahaman
Kelas/Semester : V/II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari/Tanggal :

A. Standar Kompetensi
Membaca
7. Memahami teks dengan memebaca sekilas, membaca memindai dan
membaca cerita anak
B. Kompetensi Dasar
7.3 menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat
C. Indikator
1. Membaca cerita
2. Menjawab pertanyaan
3. Menuliskan isi kesimpulan
D. Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated
Reading And Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT)
siswa dapat :
1. menentukan ide pokok wacana tersebut dengan tepat. (C2)
2. menentukan jawaban pertanyaan dengan baik dan benar. (C2)
3. menjelaskan hasil dari kerja kelompok dengan baik dan benar. (C3)
4. menunjukkan tanggapan terhadap tugas yang sudah diberikan dengan
baik dan benar. (C3)
5. menyimpulkan hasil kerja kelompok dengan baik dan benar. (C4)

258
E. Karakter yang Diharapkan
- Kreatif, Aktif, Kerjasama, Tanggung jawab, Disiplin

F. Materi Pembelajaran
1. Membaca Pemahaman
Dalam membaca pemahaman ada beberapa hal yang dapat membantu
dalam memahami sebuah cerita, yaitu :
a. Membaca cerita anak berulang-ulang dengan seksama.
b. Mengambil inti atau pokok-pokok masalah cerita tersebut.
c. Merangkai pokok-pokok masalah yang ditemukan dalam cerita
d. menyusun kalimat tersebut secara runtun.
e. Kemudian menjawab pertanyaan secara bersama-sama sesuai
dengan wacana yang di berikan.

2. Cerita Anak
Kisah Abu Nawas Tidak Bisa Kehujanan

Hari itu, Baginda benar-benar kesal kepada Abu Nawas . sudah lewat satu jam, ia
menunggu kedatangan Abu Nawas. akan tetapi , Abu Nawas tidak kunjung datang. Baginda lalu
memutuskan akan menghukumnya karena tidak mengindahkan panggilan Raja.
Tak lama kemudian, Abu Nawas datang. Baginda kemudian memanggil Perdana
Menteri dan membisikkan sesuatu kepada Perdana Menteri. Lalu, Baginda meninggalkan ruang
kerjanya. Perdana Menteri bertanya. “hai Abu Nawas, mengapa kamu terlambat? “ampun seribu
ampun, tuan! Hamba terlambat karena ketika hendak berangkat, datanglah tamuhamba dari
negeri mesir. Hamba harus menghormati tamu dulu,tuan.” Jawab abu nawas.
“alasanmu tidak dapat kami terima.sekarang, kamu harus menerima hukuman atas
keterlambatanmu ini, “ jelas Perdana Menteri.siap, tuan! ” jawab Abu Nawas. “antarkan buku
dan alat tulis ini kepada Baginda di tempat peristirahatannya. Buku ini harus kamu antar sekarang
dengan keledaimu. Kamu tidak boleh pulang untuk mengambil tas atau payung. Nanti, saat tiba

259
di hadapan Baginda, kamu dan alat tulis ini harus dalam keadaan kering. Jika sampai kamu dan
alat tulis ini basah kena hujan, kamu akan di hukum lebih berat lagi, “ jelas Perdana Menteri.
Setelah menerima bungkusan dari Perdana Menteri, Abu Nawas keluar dari istana
menuju tempat keledainya. Ia memandang keledainya dengan perasaan cemas. Selintas, ia
membayangkan bahwa nanti Baginda pasti akan menghukum dirinya lebih berat lagi. Saat itu,
sedang musim hujan angin sehingga mustahil dirinya dapat menghadap raja dalam keadaan
kering.
Abu Nawas berpikir keras sambil berdoa. Akhirnya, ia menemukan jalan keluarnya.
Dengan senyum penuh percaya diri, ia naiki keledainya yang kurus dan sakit- sakitan itu. Ia
susuri jalan gurun yang terjal di luar kota menuju kawasan perbukitan di utara kota Baghdad.
Akhirnya, sampai lah abunawas di peristirahatan Baginda di sebuah bukit yang sejuk dan
rindang. Di sana, sudah menunggu Baginda dan Perdana Menteri. ”Ampun, Tuan-Tuan yang
hamba hormati! Izinkanlah hamba menghadap dan menyerahkan bungkusan ini kepada
Baginda, “kata Abu Nawas dengan sikap penuh hormat sambil menyerahkan bungkusan.
Begitu melihat Abu Nawas dan bungkusan yang di bawanya tidak basah sedikit pun,
Baginda Raja dan Perdana Menteri terheran-heran. Mereka sangat heran karena dalam keadaan
hujan angin begini, pakaian yang di kenakan dan bungkusan yang di bawanya tidak basah.
“Baik, Abu Nawas! Bungkusan kami terima. Kamu sudah melaksanakan tugas dengan baik.
Akan tetapi, saya ingin tanya, bagaimana kamu dapat bebas dari air hujan, padahal, hari ini
hujan anginterus menerus? “tanya Perdana Menteri.
”Oh, bagi hamba, itu mudah, Tuan! Waktu hujan turun,hamba lepas semua pakaian,
lalu hamba lipat bersama bungkusan itu. Kemudian, hamba duduki sehingga tidak terkena air
hujan. Jika hujan reda, pakaian hamba pakai kembali. Demikian hamba lakukan berulang - ulang
hingga sampailah hamba di sini, “jelas Abu Nawas.

G. Strategi Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Kooperatif
2. Tipe :Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT).
3. Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi Kelompok, Tanya Jawab,
Penugasan.

260
H. Langkah – Langkah Kegiatan
Alat/Media Alokasi
Tahap Uraian Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Waktu
Kegiatan 1. Mengkondisikan siswa siap belajar ±5
Awal 2. Apersepsi menit
3. Pemberian motivasi
4. Penyampaian tujuan pembelajaran
5. Menyampaikan rencana kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan selama pembelajaran
berlangsung
Kegiatan 6. Mengarahkan dan menjelaskan materi Wacana ± 50
Inti pelajaran yang akan diberikan mengenai “Cerira menit
membaca pemahaman. Anak”
7. Membentuk kelompok yang anggotanya 4
orang secara heterogen. (CIRC)
8. Guru membagikan nomor kepala kepada setiap
anggota kelompok.(NHT) Lembar
9. Guru memberikan wacana/cerita sesuai dengan Kerja
topik pembelajaran.(CIRC) Kelompok
(LKK)
10. Siswa bekerja sama saling membacakan dan
menemukan ide pokok dan memberi tanggapan
terhadap wacana/cerita dan ditulis pada lembar
kertas.(CIRC)
11. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar
dan memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya/ mengetahui
jawabannya(NHT)
12. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan
siswa yang nomornya dipanggil melaporkan
hasil kerjasama diskusi kelompoknya.(NHT)
13. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian
guru menunjuk nomor yang lain, dst
Kegiatan 15. Menyimpulkan pelajaran Soal evaluasi ± 15
Akhir 16. Membagikan soal evaluasi menit
17. Mengajak siswa untuk merefleksikan tentang
kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan

261
I. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

1. Media Pembelajaran : Contoh Cerita anak

2. Sumber Belajar :

- Silabus Bahasa Indonesia kelas V semester 2.

- Buku Bahasa Indonesia Untuk Kelas V SD/MI oleh Umri nur’aini dan
Indriyani. Buku Sekolah Elektronik. Tahun 2008 Hal 71-73. Jakarta
- Buku Bahasa Indonesia Untuk Kelas V SD/MI oleh Edi Warsidi.
Buku Sekolah Elektronik. Tahun 2008 Hal 57. Jakarta
- Buku Bahasa Indonesia Sasebi SD Kelas 5, Penerbit Erlangga

- KTSP 2006 kelas V semester II

- LCD

J. Penilaian

1. Teknik Penilaian : Tes tertulis

2. Instrument tes : Lembar Kerja Kelompok, Evaluasi dan

Kriteria Penilaian (terlampir)

Banjarmasin, 04 Maret 2014


Observer, Mahasiswa/ Peneliti

Marliana, S.Pd Asni Deselia Kh


NIP.19750901 1998033003 NIM A1E310415

Mengetahui,
Kepala SDN Kuin Utara 4

Rahmadi, M.Pd
NIP. 19700602 199903 1 004

262
Lembar Kerja Kelompok ( LKK I )

Kelompok :

Nama :

1.
2.
3.
4.
5.

Bacalah wacana/ cerita anak di bawah ini bersama kelompokmu!


Kemudian, jawablah pertanyaannya !

Kisah Abu Nawas Tidak Bisa Kehujanan

Hari itu, Baginda benar-benar kesal kepada Abu Nawas . sudah lewat satu jam, ia
menunggu kedatangan Abu Nawas. akan tetapi , Abu Nawas tidak kunjung datang. Baginda lalu
memutuskan akan menghukumnya karena tidak mengindahkan panggilan Raja.
Tak lama kemudian, Abu Nawas datang. Baginda kemudian memanggil Perdana
Menteri dan membisikkan sesuatu kepada Perdana Menteri. Lalu, Baginda meninggalkan ruang

263
kerjanya. Perdana Menteri bertanya. “hai Abu Nawas, mengapa kamu terlambat? “ampun seribu
ampun, tuan! Hamba terlambat karena ketika hendak berangkat, datanglah tamuhamba dari
negeri mesir. Hamba harus menghormati tamu dulu,tuan.” Jawab abu nawas.
“alasanmu tidak dapat kami terima.sekarang, kamu harus menerima hukuman atas
keterlambatanmu ini, “ jelas Perdana Menteri.siap, tuan! ” jawab Abu Nawas. “antarkan buku
dan alat tulis ini kepada Baginda di tempat peristirahatannya. Buku ini harus kamu antar sekarang
dengan keledaimu. Kamu tidak boleh pulang untuk mengambil tas atau payung. Nanti, saat tiba
di hadapan Baginda, kamu dan alat tulis ini harus dalam keadaan kering. Jika sampai kamu dan
alat tulis ini basah kena hujan, kamu akan di hukum lebih berat lagi, “ jelas Perdana Menteri.
Setelah menerima bungkusan dari Perdana Menteri, Abu Nawas keluar dari istana
menuju tempat keledainya. Ia memandang keledainya dengan perasaan cemas. Selintas, ia
membayangkan bahwa nanti Baginda pasti akan menghukum dirinya lebih berat lagi. Saat itu,
sedang musim hujan angin sehingga mustahil dirinya dapat menghadap raja dalam keadaan
kering. Abu Nawas berpikir keras sambil berdoa. Akhirnya, ia menemukan jalan keluarnya.
Dengan senyum penuh percaya diri, ia naiki keledainya yang kurus dan sakit- sakitan itu. Ia
susuri jalan gurun yang terjal di luar kota menuju kawasan perbukitan di utara kota Baghdad.
Akhirnya, sampai lah abunawas di peristirahatan Baginda di sebuah bukit yang sejuk dan
rindang. Di sana, sudah menunggu Baginda dan Perdana Menteri. ”Ampun, Tuan-Tuan yang
hamba hormati! Izinkanlah hamba menghadap dan menyerahkan bungkusan ini kepada
Baginda, “kata Abu Nawas dengan sikap penuh hormat sambil menyerahkan bungkusan.
Begitu melihat Abu Nawas dan bungkusan yang di bawanya tidak basah sedikit pun,
Baginda Raja dan Perdana Menteri terheran-heran. Mereka sangat heran karena dalam keadaan
hujan angin begini, pakaian yang di kenakan dan bungkusan yang di bawanya tidak basah.
“Baik, Abu Nawas! Bungkusan kami terima. Kamu sudah melaksanakan tugas dengan baik.
Akan tetapi, saya ingin tanya, bagaimana kamu dapat bebas dari air hujan, padahal, hari ini
hujan anginterus menerus? “tanya Perdana Menteri.
”Oh, bagi hamba, itu mudah, Tuan! Waktu hujan turun,hamba lepas semua pakaian,
lalu hamba lipat bersama bungkusan itu. Kemudian, hamba duduki sehingga tidak terkena air
hujan. Jika hujan reda, pakaian hamba pakai kembali. Demikian hamba lakukan berulang - ulang
hingga sampailah hamba di sini, “jelas Abu Nawas.

264
Ayo, jawablah pertanyaan berdasarkan kutipan cerita diatas !
1. Apakah gagasan utama paragraf pertama?
2. Tulislah gagasan utama paragraf kedua, ketiga, dan keempat!
3. Pada paragraf empat, apakah yang menandai latar waktu?
4. Pada paragraf keempat, bagaimanakah cara Abu Nawas hingga berhasil
menjalankan hukumannya?
5. Apakah komentar atau tanggapanmu tentang Abu Nawas?

Jawab

265
NAMA :

KELAS :

Soal Evaluasi

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang
benar!
1. Pokok-pokok cerita “ Abu Nawas Tidak Bisa Kehujanan” adalah...
a. Abu nawas yang diberi hukuman
b. Abu nawas yang punya banyak akal
c. Abu nawas yang telambat
d. Abu nawas sedang melintasi hujan badai
2. Pernyataan berikut yang sesuai dengan paragraf kedua adalah...
a. Hamba terlambat karena ketika hendak berangkat, datanglah tamu hamba dari
negeri antah berantah. Hamba harus menghormati tamu dulu,tuan.” Jawab abu
nawas.
b. Hamba terlambat karena ketika hendak berangkat, datanglah tamu hamba dari
negeri mesir. Hamba berbincang-bincang dengan tamu dulu,tuan.” Jawab abu
nawas.
c. Hamba terlambat karena ketika hendak berangkat, datanglah tamu hamba dari
negeri mesir. Hamba harus menghormati tamu dulu,tuan.” Jawab abu nawas.
d. Hamba terlambat karena ketika hendak berangkat, cuaca diluar rumah sedang
hujan . Hamba harus menunggu reda dulu ,tuan.” Jawab abu nawas.
3. Pada paragraf berapa abu nawas diberi hukuman oleh raja ....
a. Lima c. Dua
b. Empat d. Tiga
4. Hukuman apa yang dijatuhkan oleh Perdana Mentri untuk Abu Nawas...
a. Mengantarkan buku dan alat tulis kepada Baginda
b. Mengatrakan buku dan alat tulis kepada Patih
c. Mengantarkan keledai kepada baginda
d. Mengatarkan keledai kepada perdana mentri
5. Syarat apa yang diajukan Perdana Mentri untuk Abu Nawas..

266
a. Abu nawas dan alat tulisnya harus dalam keadaan kering sampai ia menjumpai
Perdana Mentri.
b. Abu nawas dan alat tulisnya harus dalam keadaan kering sampai ia menjumpai
Baginda.
c. Abu Nawas , keledai dan alat tulisnya harus dalama keadaan kering sampai ia
menjumpai baginda
d. Abu Nawas , keledai dan alat tulisnya harus dalama keadaan kering sampai ia
menjumpai Perdana Mentri
6. Pertanyaan berikut yang sesuai dengan pokok-pokok cerita diatas adalah..
a. Apa yang Abu Nawas Perintahkan Kepada Perdana Mentri ?
b. Bagaimana cara Abu Nawas menaiki keledai nya yang tu dan sakit-sakitan ?
c. Apa yang dilakukan abu nawas di atas Bukit Peristirahatan Baginda?
d. Bagaimana cara Abu Nawas terbebas dari hujan sedangkan hujan pada saat itu
sangat angin?
7. Menurut jawaban no. 6 pada paragraf berapakah pokok pikiran tersebut ?
a. Paragraf ke tiga c. Paragraf ke lima
b. Paragraf ke empat d. Paragraf ke enam
8. Apa yang dilakukan Baginda Ketika melihat Abu Nawas tidak kehujanan?
a. Terkaget-kaget
b. Terheran-heran
c. Tersenyum
d. Marah

267
9. Sewaktu hujan turun apa yang Abu Nawas lakukan terhadap bungkusan yang dibawa nya....
a. Melepas semua pakaiannya dan kemudian melipatnya bersama bungkusan tersebut
b. Menaruh bungkusan diatas kepala Abu Nawas
c. Mengikat Bungkusan pada keledai Abu Nawas
d. Mengenakan baju dan membungkus bungkusannya.
10. Simpulan yang tepat untuk cerita diatas adalah....
a. Jangan pergi keluar istana ketika hujan
b. Jangan menggunakan keledai yang kurus dan sakit-sakitan
c. Jangan terlamat ketika menuju istana
d. Banyak cara yang dilakukan pada saat terdesak NILAI :

KUNCI JAWABAN

1. B. Abu nawas yang punya banyak akal


2. C. Hamba terlambat karena ketika hendak berangkat, datanglah tamu hamba dari negeri mesir.
Hamba harus menghormati tamu dulu,tuan.” Jawab abu nawas.
3. D. Tiga
4. A. Mengantarkan buku dan alat tulis kepada Baginda
5. B. Abu nawas dan alat tulisnya harus dalam keadaan kering sampai ia menjumpai Baginda.
6. D. Bagaimana cara Abu Nawas terbebas dari hujan sedangkan hujan pada saat itu sangat angin?
7. D. Paragraf ke enam
8. B. Terheran-heran
9. A. Melepas semua pakaiannya dan kemudian melipatnya bersama bungkusan tersebut
10. D. Banyak cara yang dilakukan pada saat terdesak

268
269
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Siklus 1 pertemuan 2

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Materi : Membaca Pemahaman
Kelas/Semester : V/II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari/Tanggal :

A. Standar Kompetensi
Membaca
7. Memahami teks dengan memebaca sekilas, membaca memindai dan membaca
cerita anak
B. Kompetensi Dasar
7.3 menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat
C. Indikator
1. Membaca cerita
2. Menjawab pertanyaan
3. Menuliskan isi kesimpulan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca wacana yang sudah diberikan oleh guru siswa dapat
menentukan ide pokok wacana tersebut dengan tepat. (C2)
2. Setelah membaca wacana yang sudah diberikan oleh guru siswa dapat
menentukan jawaban pertanyaan dengan baik dan benar. (C2)
3. Setelah membaca wacana yang sudah diberikan oleh guru siswa dapat
menjelaskan hasil dari kerja kelompok dengan baik dan benar. (C3)
4. Setelah membaca wacana yang sudah diberikan oleh guru siswa dapat
menunjukkan tanggapan terhadap tugas yang sudah diberikan dengan tepat.
(C3)

270
5. Setelah membaca wacana yang sudah diberikan oleh guru siswa dapat
menyimpulkan hasil kerja kelompok dengan baik dan benar. (C4)

E. Karakter yang Diharapkan


- Kreatif, Aktif, Kerjasama, Tanggung jawab, Disiplin

F. Materi Pembelajaran
3. Membaca Pemahaman
Dalam membaca pemahaman ada beberapa hal yang dapat membantu dalam
memahami sebuah cerita, yaitu :
a. Membaca cerita anak berulang-ulang dengan seksama.
b. Mengambil inti atau pokok-pokok masalah cerita tersebut.
c. Merangkai pokok-pokok masalah yang ditemukan dalam cerita
d. menyusun kalimat tersebut secara runtun.
e. Kemudian menjawab pertanyaan secara bersama-sama sesuai dengan
wacana yang di berikan.

4. Cerita Anak
Menaklukkan Gajah Sirkus

Di desa tempat Abunawas tinggal, ada pertunjukan sirkus. Setiap hari,


pertunjukan itu ramai dikunjungi orang. Di samping karena atraksi pemainnya yang lucu,
pertunjukan sirkus itu juga melibatkan banyak binatang. Binatang-binatang itu bisa
melakukan sesuatu yang diperintahkan tuannya. Di antara binatang-binatang itu, yang
paling menarik adalah atraksi yang dilakukan oleh gajah. Pertunjukan gajah menjadi
favorit para penonton. Gajah itu bisa bermain sepak bola, meloncati lingkaran api, dan
macammacam atraksi lainnya. Tak heran bila gajah yang dimiliki sirkus itu bisa
melakukan apa saja. Karena sang Tuan, pemilik sirkus, melatihnya dengan sangat keras.
Bukan hanya keras, tapi cenderung kejam.
Di saat melatih, pemilik sirkus itu tak segan-segan memukulkan rotan berduri,
apabila sang gajah tidak bisa melaksanakan perintah si pelatih. Suatu hari, setelah

271
melakukan berbagai macam atraksi, sang pelatih melontarkan tantangan pada para
penonton. ”Gajah kami tidak hanya pintar melakukan atraksi. Tapi dia juga tidak akan
taat pada orang lain kecuali diriku,” sumbar pelatih pada para penonton. “Mau tahu
buktinya? Silakan coba! Barang siapa bisa membuat gajah mengangguk-anggukkan
kepala, dia akan kuberi hadiah seratus ribu dinar.” Para penonton banyak yang penasaran
dengan tantangan si pelatih.
Mereka antri untuk mendapat giliran. Satu per satu mereka bertanya pada sang
gajah. Tapi apa pun pertanyaan yang diajukan, jawaban sang gajah adalah gelengan
kepala. Sang pelatih merasa amat bangga dan semakin besar kepala. “Ayo siapa lagi yang
mau bertanya?” ujar sang pelatih membuka lagi tantangannya. “Aku yang akan
bertanya!” tiba-tiba Abunawas menyeruak di antara kerumunan para penonton. ”Silakan!
Silakan Tuan Abunawas. Kalau Tuan berhasil membuat gajahku menganggukkan kepala,
akan kami hadiahi uang tunai seratus ribu dinar. Tunai!” kata sang pelatih berkesan
meremehkan kemampuan Abunawas.
”Hai gajah!” Abunawas mulai melontarkan muslihatnya. “Apakah kau mau kuberi
hadiah?” Gajah itu menggelengkan kepalanya. Para penonton pun bersorak memuji
kecerdikan sang gajah. ”Atau kalau kamu tidak mau hadiah, aku punya usul lain.
Bagaimana kalau kamu kubebaskan dari belenggu sirkus keparat ini?” Sang gajah
kembali menggeleng. Dia sama sekali tak bergeming. Iming-iming Abunawas tak mampu
membuat sang gajah tergoda.”Jangan hanya geleng-geleng kepala. Jawablah!” bentak
Abunawas pura-pura gusar. “Kalau kamu tetap geleng-geleng kepala, kau akan kuadukan
pada tuanmu, lho! Apakah kamu tidak takut kepada tuanmu?” Sang gajah hendak
menggeleng tapi spontan diurungkannya. Dia mulai ragu. Bayangan rotan berduri
menyelimuti benaknya. Kebimbangan sang gajah benar-benar dimanfaatkan oleh
Abunawas. ”Ayo jawab! Apakah kamu tidak takut dengan tuanmu, hah?! Kau takut, kan?
Kau takut dicambuk dengan rotan berduri, kan?” cecar Abunawas menjatuhkan mental
sang gajah. Sang gajah ketakutan. Dia akhirnya menganggukkan kepala saking takutnya.
Seketika penonton terperangah. Mereka bersorak sorai. Tepukan meriah
diberikan pada Abunawas. Sebaliknya, Pemilik sirkus menjadi gusar. Dia menatap tajam
sang gajah. Dia seakan mendamprat binatang peliharaannya itu. “Belum. Aku belum
kalah,” kata sang pemilik sirkus pada Abunawas. “Aku mau mengajakmu bertaruh sekali

272
lagi. Kalau kau bisa membuat gajahku menggelengkan kepala, akan kubayar engkau
seratus ribu dinar lagi. Tapi kalau kau gagal, berarti impas. Bagaimana, setuju?!”
Abunawas menerima tantangan itu. Dia mencari akal untuk membuat gajah itu
menggelengkan kepala. Disaat dia garuk-garuk kepala memikirkan muslihat, Abunawas
menemukan sebutir nasi di kepalanya. “Rupanya aku sarapan terlalu lahap tadi pagi.
Sampai sebutir nasi menempel di rambut aku tidak tahu,” gumam Abunawas dalam hati.
”Hai gajah, kau sayang pada tuanmu, kan? Bagaimana kalau tuanmu kutempeleng sampai
babak belur? Boleh, kan?” Abunawas mulai bertanya. Gajah itu menganggukkan kepala.
Dia berjanji tak mau terjebak lagi dengan muslihat Abunawas. ”Rupanya kau benar-benar
tega pada tuanmu. Tapi apakah kamu masih tega kalau tuanmu kupermalukan di depan
umum? Dia akan kulucuti pakaiannya hingga tinggal celana kolor saja. Apakah kau
masih tega?” Gajah itu menganggukkan kepala. Dia tidak mau dibodohi Abunawas untuk
kedua kalinya.
”Kau benar-benar tidak tahu membalas budi!” Abunawas pura-pura marah. “Kau
telah membalas kebaikan tuanmu dengan air tuba. Binatang sepertimu tidak pantas
dipelihara. Kau harus diberi pelajaran agar tahu berterima kasih.” Sambil berkata begitu,
Abunawas memasukkan sebutir nasi ke telinga sang gajah. Seketika saja, sang gajah
geleng-geleng kepala karena kegelian. Penonton sontak terperangah. Pemilik sirkus juga
tidak kalah kagetnya. Untuk kedua kalinya binatang kesayangannya dibodohi Abunawas.
Itu artinya, uang dua ratus ribu dinar harus rela jatuh ke tangan Abunawas.

G. Strategi Pembelajaran
4. Model Pembelajaran : Kooperatif
5. Tipe :Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT)
6. Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi Kelompok, Tanya Jawab,
Penugasan.

273
H. Langkah – Langkah Kegiatan
Alat/Media Alokasi
Tahap Uraian Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Waktu
Kegiatan 1. Mengkondisikan siswa siap belajar ±5
Awal 2. Apersepsi menit
3. Pemberian motivasi
4. Penyampaian tujuan pembelajaran
5. Menyampaikan rencana kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan selama pembelajaran
berlangsung
Kegiatan 14. Mengarahkan dan menjelaskan materi Wacana ± 50
Inti pelajaran yang akan diberikan mengenai “Cerira menit
membaca pemahaman. Anak”
15. Membentuk kelompok yang anggotanya 4
orang secara heterogen. (CIRC)
16. Guru membagikan nomor kepala kepada
setiap anggota kelompok.(NHT)
17. Guru memberikan wacana/cerita sesuai

274
dengan topik pembelajaran.(CIRC)

18. Siswa bekerja sama saling membacakan dan


menemukan ide pokok dan memberi
tanggapan terhadap wacana/cerita dan ditulis Lembar
pada lembar kertas.(CIRC) Kerja
19. Kelompok mendiskusikan jawaban yang Kelompok
benar dan memastikan tiap anggota kelompok (LKK)
dapat mengerjakannya/ mengetahui
jawabannya(NHT)
20. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan
siswa yang nomornya dipanggil melaporkan
hasil kerjasama diskusi kelompoknya.(NHT)
21. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian
guru menunjuk nomor yang lain, dst
Kegiatan 18. Menyimpulkan pelajaran Soal evaluasi ± 15
Akhir 19. Membagikan soal evaluasi menit
20. Mengajak siswa untuk merefleksikan tentang
kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan

I. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

1. Media Pembelajaran : Contoh Cerita anak

2. Sumber Belajar :

- Silabus Bahasa Indonesia kelas V semester 2.

- Buku Bahasa Indonesia Untuk Kelas V SD/MI oleh Umri nur’aini dan

Indriyani. Buku Sekolah Elektronik. Tahun 2008 Hal 71-73. Jakarta

- Buku Bahasa Indonesia Untuk Kelas V SD/MI oleh Edi Warsidi. Buku Sekolah

Elektronik. Tahun 2008 Hal 57. Jakarta

- Buku Bahasa Indonesia Sasebi SD Kelas 5, Penerbit Erlangga

- KTSP 2006 kelas V semester II

- LCD

275
J. Penilaian

3. Teknik Penilaian : Tes tertulis

4. Instrument tes : Lembar Kerja Kelompok, Evaluasi dan Kriteria

Penilaian (terlampir)

Banjarmasin, 08 Maret 2014


Observer, Mahasiswa/ Peneliti

Marliana, S.Pd Asni Deselia Kh


NIP.19750901 1998033003 NIM A1E310415

Mengetahui,
Kepala SDN Kuin Utara 4

Rahmadi, M.Pd
NIP. 19700602 199903 1 004

Lembar Kerja Kelompok ( LKK II )

Nama :

6.
7.
8.
9.
10.

276
Bacalah wacana/ cerita anak di bawah ini bersama kelompokmu! Kemudian,
jawablah pertanyaan di bawah ini!

Menaklukkan Gajah Sirkus

Di desa tempat Abunawas tinggal, ada pertunjukan sirkus. Setiap hari,


pertunjukan itu ramai dikunjungi orang. Di samping karena atraksi pemainnya yang lucu,
pertunjukan sirkus itu juga melibatkan banyak binatang. Binatang-binatang itu bisa
melakukan sesuatu yang diperintahkan tuannya. Di antara binatang-binatang itu, yang
paling menarik adalah atraksi yang dilakukan oleh gajah. Pertunjukan gajah menjadi
favorit para penonton. Gajah itu bisa bermain sepak bola, meloncati lingkaran api, dan
macammacam atraksi lainnya. Tak heran bila gajah yang dimiliki sirkus itu bisa
melakukan apa saja. Karena sang Tuan, pemilik sirkus, melatihnya dengan sangat keras.
Bukan hanya keras, tapi cenderung kejam.
Di saat melatih, pemilik sirkus itu tak segan-segan memukulkan rotan berduri,
apabila sang gajah tidak bisa melaksanakan perintah si pelatih. Suatu hari, setelah
melakukan berbagai macam atraksi, sang pelatih melontarkan tantangan pada para
penonton. ”Gajah kami tidak hanya pintar melakukan atraksi. Tapi dia juga tidak akan
taat pada orang lain kecuali diriku,” sumbar pelatih pada para penonton. “Mau tahu
buktinya? Silakan coba! Barang siapa bisa membuat gajah mengangguk-anggukkan
kepala, dia akan kuberi hadiah seratus ribu dinar.” Para penonton banyak yang penasaran
dengan tantangan si pelatih.
Mereka antri untuk mendapat giliran. Satu per satu mereka bertanya pada sang
gajah. Tapi apa pun pertanyaan yang diajukan, jawaban sang gajah adalah gelengan
kepala. Sang pelatih merasa amat bangga dan semakin besar kepala. “Ayo siapa lagi yang
mau bertanya?” ujar sang pelatih membuka lagi tantangannya. “Aku yang akan
bertanya!” tiba-tiba Abunawas menyeruak di antara kerumunan para penonton. ”Silakan!
Silakan Tuan Abunawas. Kalau Tuan berhasil membuat gajahku menganggukkan kepala,
akan kami hadiahi uang tunai seratus ribu dinar. Tunai!” kata sang pelatih berkesan
meremehkan kemampuan Abunawas.

277
”Hai gajah!” Abunawas mulai melontarkan muslihatnya. “Apakah kau mau kuberi
hadiah?” Gajah itu menggelengkan kepalanya. Para penonton pun bersorak memuji
kecerdikan sang gajah. ”Atau kalau kamu tidak mau hadiah, aku punya usul lain.
Bagaimana kalau kamu kubebaskan dari belenggu sirkus keparat ini?” Sang gajah
kembali menggeleng. Dia sama sekali tak bergeming. Iming-iming Abunawas tak mampu
membuat sang gajah tergoda.”Jangan hanya geleng-geleng kepala. Jawablah!” bentak
Abunawas pura-pura gusar. “Kalau kamu tetap geleng-geleng kepala, kau akan kuadukan
pada tuanmu, lho! Apakah kamu tidak takut kepada tuanmu?” Sang gajah hendak
menggeleng tapi spontan diurungkannya. Dia mulai ragu. Bayangan rotan berduri
menyelimuti benaknya. Kebimbangan sang gajah benar-benar dimanfaatkan oleh
Abunawas. ”Ayo jawab! Apakah kamu tidak takut dengan tuanmu, hah?! Kau takut, kan?
Kau takut dicambuk dengan rotan berduri, kan?” cecar Abunawas menjatuhkan mental
sang gajah. Sang gajah ketakutan. Dia akhirnya menganggukkan kepala saking takutnya.
Seketika penonton terperangah. Mereka bersorak sorai. Tepukan meriah
diberikan pada Abunawas. Sebaliknya, Pemilik sirkus menjadi gusar. Dia menatap tajam
sang gajah. Dia seakan mendamprat binatang peliharaannya itu. “Belum. Aku belum
kalah,” kata sang pemilik sirkus pada Abunawas. “Aku mau mengajakmu bertaruh sekali
lagi. Kalau kau bisa membuat gajahku menggelengkan kepala, akan kubayar engkau
seratus ribu dinar lagi. Tapi kalau kau gagal, berarti impas. Bagaimana, setuju?!”
Abunawas menerima tantangan itu. Dia mencari akal untuk membuat gajah itu
menggelengkan kepala. Disaat dia garuk-garuk kepala memikirkan muslihat, Abunawas
menemukan sebutir nasi di kepalanya. “Rupanya aku sarapan terlalu lahap tadi pagi.
Sampai sebutir nasi menempel di rambut aku tidak tahu,” gumam Abunawas dalam hati.
”Hai gajah, kau sayang pada tuanmu, kan? Bagaimana kalau tuanmu kutempeleng sampai
babak belur? Boleh, kan?” Abunawas mulai bertanya. Gajah itu menganggukkan kepala.
Dia berjanji tak mau terjebak lagi dengan muslihat Abunawas. ”Rupanya kau benar-benar
tega pada tuanmu. Tapi apakah kamu masih tega kalau tuanmu kupermalukan di depan
umum? Dia akan kulucuti pakaiannya hingga tinggal celana kolor saja. Apakah kau
masih tega?” Gajah itu menganggukkan kepala. Dia tidak mau dibodohi Abunawas untuk
kedua kalinya.

278
”Kau benar-benar tidak tahu membalas budi!” Abunawas pura-pura marah. “Kau
telah membalas kebaikan tuanmu dengan air tuba. Binatang sepertimu tidak pantas
dipelihara. Kau harus diberi pelajaran agar tahu berterima kasih.” Sambil berkata begitu,
Abunawas memasukkan sebutir nasi ke telinga sang gajah. Seketika saja, sang gajah
geleng-geleng kepala karena kegelian. Penonton sontak terperangah. Pemilik sirkus juga
tidak kalah kagetnya. Untuk kedua kalinya binatang kesayangannya dibodohi Abunawas.
Itu artinya, uang dua ratus ribu dinar harus rela jatuh ke tangan Abunawas.

Ayo, jawablah pertanyaan berdasarkan kutipan cerita diatas !


6. Apakah gagasan utama dan tokoh-tokoh yang yang terdapat pada paragraf
pertama!
7. Tanatangan apa yang diberikan sang pelatih kepada penonton ?
8. Pada tantangan pertama, alasan apakah yang membuat gajah menganggukkan
kepala?
9. Pada paragraf terakhir, bagaimanakah cara Abu Nawas hingga berhasil
mengelabui sang Gajah?
10. Berikan kesimpulan kalian tentang cerita diatas! Dan amanat apa yang dapat
diambil dari cerita diatas?

279
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Siklus 2 pertemuan 1

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Materi : Membaca Pemahaman
Kelas/Semester : V/II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari/Tanggal :

A. Standar Kompetensi
Membaca
7. Memahami teks dengan memebaca sekilas, membaca memindai dan membaca
cerita anak
B. Kompetensi Dasar
7.3 menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat
C. Indikator
1. Membaca cerita
2. Menjawab pertanyaan
3. Menuliskan isi kesimpulan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca wacana yang sudah diberikan oleh guru siswa dapat
menentukan ide pokok wacana tersebut dengan tepat. (C2)
2. Setelah membaca wacana yang sudah diberikan oleh guru siswa dapat
menentukan jawaban pertanyaan dengan baik dan benar. (C2)
3. Setelah membaca wacana yang sudah diberikan oleh guru siswa dapat
menjelaskan hasil dari kerja kelompok dengan baik dan benar. (C3)
4. Setelah membaca wacana yang sudah diberikan oleh guru siswa dapat
menunjukkan tanggapan terhadap tugas yang sudah diberikan dengan tepat.
(C3)

280
5. Setelah membaca wacana yang sudah diberikan oleh guru siswa dapat
menyimpulkan hasil kerja kelompok dengan baik dan benar. (C4)

E. Karakter yang Diharapkan


- Kreatif, Aktif, Kerjasama, Tanggung jawab, Disiplin

F. Materi Pembelajaran
1. Membaca Pemahaman
Dalam membaca pemahaman ada beberapa hal yang dapat membantu dalam
memahami sebuah cerita, yaitu :
a. Membaca cerita anak berulang-ulang dengan seksama.
b. Mengambil inti atau pokok-pokok masalah cerita tersebut.
c. Merangkai pokok-pokok masalah yang ditemukan dalam cerita
d. menyusun kalimat tersebut secara runtun.
e. Kemudian menjawab pertanyaan secara bersama-sama sesuai dengan
wacana yang di berikan.

2. Cerita Anak
Putri Gisela
Dalam sebuah hutan yang gelap dan penuh dengan pohon besar, tinggal seorang
wanita tua yang bernama Gisela. Ia hidup seorang diri. Tidak ada seorangpun yang mau
menemaninya karena wajahnya buruk. Penduduk disekitar itu menyebutnya “Penyihir
Tua”. Anak-anak dilarang bermain di dekat rumahnya.
Gisela hanya berteman dengan burung-burung yang terbang dan bertengger di
atap rumahnya. Sambil bernyanyi-nyanyi, Gisela bermain dengan burung-burung itu. Ia
merasa bahagia mempunyai teman meskipun hanya burung. Kepada burung-burung
itulah Gisela mencurahkan segala perasaannya.
Sebenarnya, Gisela adalah seorang putri raja di negeri Anta. Ia disihir oleh
penasehat kerajaan. Oleh karena itu, ia berubah menjadi wanita tua. Ia difitnah dan
dianggap sebagai penjelmaan iblis jahat. Gisela diusir dari istana.

281
Suatu malam, ketika Gisela sedang menyalakan obor untuk menerangi rumahnya,
ada seorang berkuda menghampiri gubuknya. Ternyata, orang itu adalah pemuda yang
cakap. Pemuda itu berkata,”Permisi, Nenek yang baik. Saya tersesat dan kemalaman.
Bolehkah saya menumpang tidur di rumah Nenek?” Gisela menjawab,”Oh,tentu saja.
Silakan masuk. Apakah kamu sudah makan? Kalau belum, aku akan menyiapkan
makanan untukmu.” Gisela senang karena ada yang mau berbicara padanya. Sebenarnya,
ia sedikit kecewa karena dianggap sudah tua.
Sambil menyiapkan makanan, Gisela bertanya pada pemuda itu, “Siapakah kamu?
Mau kemanakah kamu? Pemuda itu menjawab,”Aku Pangeran Jonathan. Aku mau ke
negeri Anta. Di sana ada sayembara. Raja sedang mencari putrinya yang hilang. Katanya,
putrinya disihir oleh penasihat kerajaan. Raja kemudian mengetahui bahwa putrinya
disihir oleh penasihat kerajaan. Penasihat kerajaan dihukum. Sekarang, raja sedang
mencari putrinya.”
Gisela terkejut bercampur senang dan sedih. Senang, karena ayahnya mencarinya.
Sedih karena ia tidak tahu caranya untuk menjadi muda kembali. Tanpa disadarinya, ia
bergumam,”Apakah benar warga negeri Anta menginginkan aku kembali?” Pangeran
Jonathan mendengar ucapan Gisela dan bertanya,”Nek, siapakah Nenek ini? Mengapa
Nenek tinggal seorang diri di hutan ini?” Dengan sedih Gisela menjawab, “Sebenarnya,
aku ini Gisela, putri raja Anta. Aku disihir menjadi tua. Aku ingin kembali, tetapi pasti
tidak ada seorangpun yang akan menyukaiku. Wajahku buruk dan tua.”
Pangeran Jonathan berkata,”Jangan khawatir, Gisela. Aku akan membantumu
supaya kamu bisa berubah. Aku yakin, kamu pasti seorang putri yang cantik, yang sangat
cantik...!” Setelah ia mengucapkan kata yang terakhir itu, tiba-tiba...keluar asap dari
tubuh Gisela...dan Gisela berubah kembali menjadi Putri Gisela yang cantik. Rupanya,
Gisela dapat berubah jika ada seorang pangeran yang menyebutnya cantik. Gisela senang
sekali. Bersama Pangeran Jonathan, Gisela kembali ke negeri Anta. Raja Anta senang
sekali melihat putrinya kembali. Akhirnya, Gisela menikah dengan Pangeran Jonathan
dan hidup bahagia.
G. Strategi Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Kooperatif

282
2. Tipe :Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT)
3. Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi Kelompok, Tanya Jawab,
Penugasan

H. Langkah – Langkah Kegiatan


Alat/Media Alokasi
Tahap Uraian Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Waktu
Kegiatan 1. Mengkondisikan siswa siap belajar ±5
Awal 2. Apersepsi menit
3. Pemberian motivasi
4. Penyampaian tujuan pembelajaran
5. Menyampaikan rencana kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan selama pembelajaran
berlangsung
Kegiatan 6. Mengarahkan dan menjelaskan materi Wacana ± 50
Inti pelajaran yang akan diberikan mengenai “Cerira menit
membaca pemahaman. Anak”
7. Membentuk kelompok yang anggotanya 4
orang secara heterogen. (CIRC)
8. Guru membagikan nomor kepala kepada setiap
anggota kelompok.(NHT)
9. Guru memberikan wacana/cerita sesuai dengan
topik pembelajaran.(CIRC)

283
10. Siswa bekerja sama saling membacakan dan
menemukan ide pokok dan memberi tanggapan
terhadap wacana/cerita dan ditulis pada lembar
kertas.(CIRC) Lembar
11. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar Kerja
dan memastikan tiap anggota kelompok dapat Kelompok
mengerjakannya/ mengetahui (LKK)
jawabannya(NHT)
12. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan
siswa yang nomornya dipanggil melaporkan
hasil kerjasama diskusi kelompoknya.(NHT)
13. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian
guru menunjuk nomor yang lain, dst
Kegiatan 21. Menyimpulkan pelajaran Soal evaluasi ± 15
Akhir 22. Membagikan soal evaluasi menit
23. Mengajak siswa untuk merefleksikan tentang
kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan

I. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

1. Media Pembelajaran : Contoh Cerita anak

2. Sumber Belajar :

- Silabus Bahasa Indonesia kelas V semester 2.

- Buku Bahasa Indonesia Untuk Kelas V SD/MI oleh Umri nur’aini dan

Indriyani. Buku Sekolah Elektronik. Tahun 2008 Hal 71-73. Jakarta

- Buku Bahasa Indonesia Untuk Kelas V SD/MI oleh Edi Warsidi. Buku Sekolah

Elektronik. Tahun 2008 Hal 57. Jakarta

- Buku Bahasa Indonesia Sasebi SD Kelas 5, Penerbit Erlangga

- KTSP 2006 kelas V semester II

284
- LCD

J. Penilaian

1. Teknik Penilaian : Tes tertulis

2. Instrument tes : Lembar Kerja Kelompok, Evaluasi dan Kriteria

Penilaian (terlampir)

Banjarmasin, 18 Maret 2014


Observer, Mahasiswa/ Peneliti

Marliana, S.Pd Asni Deselia Kh


NIP.19750901 1998033003 NIM A1E310415

Mengetahui,
Kepala SDN Kuin Utara 4

Rahmadi, M.Pd
NIP. 19700602 199903 1 004

285
Lembar Kerja Kelompok ( LKK III )

Nama :

1.
2.
3.
4.
5.
Bacalah wacana/ cerita anak di bawah ini bersama kelompokmu! Kemudian,
jawablah pertanyaan di bawah ini!

Putri Gisela
Dalam sebuah hutan yang gelap dan penuh dengan pohon besar, tinggal seorang
wanita tua yang bernama Gisela. Ia hidup seorang diri. Tidak ada seorangpun yang mau
menemaninya karena wajahnya buruk. Penduduk disekitar itu menyebutnya “Penyihir
Tua”. Anak-anak dilarang bermain di dekat rumahnya.
Gisela hanya berteman dengan burung-burung yang terbang dan bertengger di
atap rumahnya. Sambil bernyanyi-nyanyi, Gisela bermain dengan burung-burung itu. Ia
merasa bahagia mempunyai teman meskipun hanya burung. Kepada burung-burung
itulah Gisela mencurahkan segala perasaannya.
Sebenarnya, Gisela adalah seorang putri raja di negeri Anta. Ia disihir oleh
penasehat kerajaan. Oleh karena itu, ia berubah menjadi wanita tua. Ia difitnah dan
dianggap sebagai penjelmaan iblis jahat. Gisela diusir dari istana.
Suatu malam, ketika Gisela sedang menyalakan obor untuk menerangi rumahnya,
ada seorang berkuda menghampiri gubuknya. Ternyata, orang itu adalah pemuda yang
cakap. Pemuda itu berkata,”Permisi, Nenek yang baik. Saya tersesat dan kemalaman.
Bolehkah saya menumpang tidur di rumah Nenek?” Gisela menjawab,”Oh,tentu saja.
Silakan masuk. Apakah kamu sudah makan? Kalau belum, aku akan menyiapkan
makanan untukmu.” Gisela senang karena ada yang mau berbicara padanya. Sebenarnya,
ia sedikit kecewa karena dianggap sudah tua.

286
Sambil menyiapkan makanan, Gisela bertanya pada pemuda itu, “Siapakah kamu?
Mau kemanakah kamu? Pemuda itu menjawab,”Aku Pangeran Jonathan. Aku mau ke
negeri Anta. Di sana ada sayembara. Raja sedang mencari putrinya yang hilang. Katanya,
putrinya disihir oleh penasihat kerajaan. Raja kemudian mengetahui bahwa putrinya
disihir oleh penasihat kerajaan. Penasihat kerajaan dihukum. Sekarang, raja sedang
mencari putrinya.”
Gisela terkejut bercampur senang dan sedih. Senang, karena ayahnya mencarinya.
Sedih karena ia tidak tahu caranya untuk menjadi muda kembali. Tanpa disadarinya, ia
bergumam,”Apakah benar warga negeri Anta menginginkan aku kembali?” Pangeran
Jonathan mendengar ucapan Gisela dan bertanya,”Nek, siapakah Nenek ini? Mengapa
Nenek tinggal seorang diri di hutan ini?” Dengan sedih Gisela menjawab, “Sebenarnya,
aku ini Gisela, putri raja Anta. Aku disihir menjadi tua. Aku ingin kembali, tetapi pasti
tidak ada seorangpun yang akan menyukaiku. Wajahku buruk dan tua.”
Pangeran Jonathan berkata,”Jangan khawatir, Gisela. Aku akan membantumu
supaya kamu bisa berubah. Aku yakin, kamu pasti seorang putri yang cantik, yang sangat
cantik...!” Setelah ia mengucapkan kata yang terakhir itu, tiba-tiba...keluar asap dari
tubuh Gisela...dan Gisela berubah kembali menjadi Putri Gisela yang cantik. Rupanya,
Gisela dapat berubah jika ada seorang pangeran yang menyebutnya cantik. Gisela senang
sekali. Bersama Pangeran Jonathan, Gisela kembali ke negeri Anta. Raja Anta senang
sekali melihat putrinya kembali. Akhirnya, Gisela menikah dengan Pangeran Jonathan
dan hidup bahagia.

Ayo, jawablah pertanyaan berdasarkan kutipan cerita diatas !


1. Apakah ide pokok dari paragraf pertama?
2. Mengapa Putri Gisela berubah menjadi nenek tua ? (sebutkan di paragraf berapa)!
3. Pada paragraf empat, apakah yang menandai latar waktu ?
4. Siapakah sebenarnya si nenek tersebut? Dan terdapat pada paragraf berapa ?
5. Bagaimanakah akhir dari cerita tersebut ?

287
NAMA :

KELAS :

Soal Evaluasi

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang benar!
1. Pada paragraf pertama,
2. dimanakah latar cerita tersebut terjadi...
a. Hutan
b. Kerajaan
c. Pasar
d. Gubuk tua

3. Siapakah sebenarnya putri gisela...


a. Seorang nenek tua yang tinggal di gubuk hutan
b. Seorang penasihat kerajaan
c. Seorang putri raja dari negeri Anta
d. Seorang putri yang menyamar menjadi penasihat kerajaan

4. Siapakah yang menyihir putr gisela sehingga menjadi nenek tua...


a. Pangeran
b. Penasihat kerajaan
c. Pedagang
d. Raja dari negeri Anta

5. Bagaimanakah watak dari seorang penasihat kerajaan..


a. Sombong
b. pendiam
c. Baik
d. Jahat

6. pernyataan berikut yang sesuai dengan paragraf kelima adalah...


a. Penasihat kerajaan dihukum. Sekarang, raja sedang mencari pangerannya.
b. Penasihat kerajaan dihukum. Sekarang, raja sedang mencari nenek tua.
c. Penasihat kerajaan dihukum. Sekarang, raja sedang sakit sakitan.
d. Penasihat kerajaan dihukum. Sekarang, raja sedang mencari putrinya.

7. Apa yang dilakukan sang pangeran ditengah hutan pada saat itu..
a. Hanya mampir sebentar
b. Tersesat dan hari sudah malam
c. Tersesat dan meminta makan
d. Menanyakan alamat kerajaan kepada sang nenek

288
8. Dimanakah sang pangeran bertemu dengan putri gisela pertama kali...
a. Digubuk ditengah hutan
b. Digubuk ditengah persawahan
c. Di kerajaan
d. Di pinggir kerajaan

9. Apa yang dilakukan sang Raja untuk menemukan sang putri...


a. Melakukan petualangan
b. Mengadopsi putri yang baru
c. Melakukan sayembara
d. Menghukum sang penasihat Raja

10. “Sebenarnya, aku ini Gisela, putri raja Anta. Aku disihir menjadi tua. Kalimat
tersebut terdapat pada paragraf...
a. ketiga
NILAI :
b. ke empat
c. ke lima
d. keenam e

289
KUNCI JAWABAN

1. A. Hutan
2. C. Seorang putri raja dari negeri Anta
3. B. Penasihat kerajaan
4. D. Jahat
5. D. Penasihat kerajaan dihukum. Sekarang, raja sedang mencari putrinya.
6. B. Tersesat dan hari sudah malam
7. A. Digubuk ditengah hutan
8. C. Melakukan sayembara
9. D. ke enam
10. A. Putri gisela adalah seorang putri yang disihir menjadi nenek tua yang kemudian
berubah menjadi cantik kembali berkat pertolongan sang pangeran

290
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Siklus 2 pertemuan 2

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Materi : Membaca Pemahaman
Kelas/Semester : V/II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari/Tanggal :

A. Standar Kompetensi
Membaca
7. Memahami teks dengan memebaca sekilas, membaca memindai dan membaca
cerita anak
B. Kompetensi Dasar
7.3 menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat
C. Indikator
1. Membaca cerita
2. Menjawab pertanyaan
3. Menuliskan isi kesimpulan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca wacana yang sudah diberikan oleh guru siswa dapat
menentukan ide pokok wacana tersebut dengan tepat. (C2)
2. Setelah membaca wacana yang sudah diberikan oleh guru siswa dapat
menentukan jawaban pertanyaan dengan baik dan benar. (C2)
3. Setelah membaca wacana yang sudah diberikan oleh guru siswa dapat
menjelaskan hasil dari kerja kelompok dengan baik dan benar. (C3)
4. Setelah membaca wacana yang sudah diberikan oleh guru siswa dapat
menunjukkan tanggapan terhadap tugas yang sudah diberikan dengan tepat. (C3)
5. Setelah membaca wacana yang sudah diberikan oleh guru siswa dapat
menyimpulkan hasil kerja kelompok dengan baik dan benar. (C4)

E. Karakter yang Diharapkan


- Kreatif, Aktif, Kerjasama, Tanggung jawab, Disiplin

291
F. Materi Pembelajaran
5. Membaca Pemahaman
Dalam membaca pemahaman ada beberapa hal yang dapat membantu dalam
memahami sebuah cerita, yaitu :
f. Membaca cerita anak berulang-ulang dengan seksama.
g. Mengambil inti atau pokok-pokok masalah cerita tersebut.
h. Merangkai pokok-pokok masalah yang ditemukan dalam cerita
i. menyusun kalimat tersebut secara runtun.
j. Kemudian menjawab pertanyaan secara bersama-sama sesuai dengan wacana
yang di berikan.

6. Cerita Anak
Pedagang yang Tidak Jujur
Tersebutlah kisah seorang bernama Buyung. Sudah kurang lebih dua tahun, dia
mencari nafkah dengan berdagang. Lumayan sekadar untuk menutup kebutuhan sehari-hari.
Namun, tidak setiap hari dagangan Buyung itu laku. Segala sesuatu itu membutuhkan
kesabaran. Pagi ini, Buyung ke rumah seorang saudagar kaya di kampungnya. Di sana, dia
mengambil beberapa potong kain untuk dijual. Dengan teliti, dia memilih kain yang
menurutnya bagus dan mudah laku ”Tuan, saya berangkat,” kata Buyung kepada saudagar
kaya itu.
Buyung mulai berjalan menjajakan kain. Semua kampung dia lewati. Namun, belum
satu pun kain terjual. Karena lelah dan lapar, dia beristirahat di bawah sebuah pohon. Ketika
beristirahat, dia membuka satu per satu lipatan kain dagangannya. Kemudian, dia melipat
kembali kain-kain itu sambil Menyembunyikan sebagian kain di tempat lain. Dalam keadaan
lelah, dia kembali ke rumah saudagar itu.“Mengapa sudah kembali dari berdagang? Apakah
daganganmu habis terjual?” tanya saudagar.
“Dagangan saya memang laku sebagian,” jawab Buyung pelan. ”Bagus kalau begitu,
tetapi kenapa cepat pulang?” tanya saudagar lagi. ”Beberapa kain dirampok orang jahat,”
jawab Buyung sambil menyerahkan sisa kain. ”Kasihan sekali kamu, Buyung!” ujar
saudagar sambil meneliti kain-kainnya. Buyung pulang dengan hati girang. Dalam hatinya
dia berkata, betapa mudahnya saudagar kaya itu dibohongi.
Setibanya di rumah, Buyung menyimpan sisa kain itu di tempat yang aman. Kepada
istrinya, dia mengaku telah dirampok. Suatu hari, istri si Buyung menemukan kain-kain lain

292
yang disembunyikan oleh Buyung. Ia merasa penasaran dengan kain-kain itu. Setelah sekian
lama menyimpan kain-kain milik saudagar itu, Buyung tetap merasa gelisah. Takut suatu
ketika ketahuan oleh saudagar. Ia pun tidak tahu jika istrinya sudah tahu soal kain-kain itu.
Pada suatu hari, saudagar itu mengundang penduduk kampung untuk merayakan
pesta. Buyung pun diundang. Dalam pesta itu, saudagar mendekati Buyung sambil berkata
sopan, ”Aku tahu orang yang telah merampok kain itu.” Sikap sopan saudagar itu justru
membuat Buyung gugup. ”Itu wanita yang mengaku telah menemukan kain yang dirampok,”
lanjut saudagar sambil menunjuk seorang wanita, yang tiada lain istri Buyung. ”Bukankah
wanita itu istrimu, Buyung? Jadi, siapa yang menyimpan kain-kain itu di dalam rumahmu?”
tanya saudagar lagi. Buyung benar-benar tidak berkutik. Kebohongannya terbongkar begitu
mudah.
Sebenarnya saudagar itu telah tahu sejak awal sebab kain-kain yang dijualkan oleh
Buyung tidak terdapat tanda-tanda bekas perampokan. Wajah Buyung memerah. Semua
penduduk kampung menatap ke arahnya.”Kali ini, aku memaafkanmu. Jika mengulang lagi
perbuatan tercela itu, kamu tahu sendiri akibatnya,” kata saudagar. Buyung berlalu dari
kerumunan sambil menyesali perbuatan tidak jujurnya.
G. Strategi Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Kooperatif
2. Tipe :Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT) Metode
Pembelajaran : Ceramah, Diskusi Kelompok, Tanya Jawab,
Penugasan

293
H. Langkah – Langkah Kegiatan
Alat/Media Alokasi
Tahap Uraian Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Waktu
Kegiatan 1. Mengkondisikan siswa siap belajar ±5
Awal 2. Apersepsi menit
3. Pemberian motivasi
4. Penyampaian tujuan pembelajaran
5. Menyampaikan rencana kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan selama pembelajaran
berlangsung
Kegiatan 6. Mengarahkan dan menjelaskan materi Wacana ± 50
Inti pelajaran yang akan diberikan mengenai “Cerira menit
membaca pemahaman. Anak”
7. Membentuk kelompok yang anggotanya 4
orang secara heterogen. (CIRC)
8. Guru membagikan nomor kepala kepada setiap
anggota kelompok.(NHT)
9. Guru memberikan wacana/cerita sesuai dengan
topik pembelajaran.(CIRC)

10. Siswa bekerja sama saling membacakan dan


menemukan ide pokok dan memberi tanggapan
terhadap wacana/cerita dan ditulis pada lembar
kertas.(CIRC) Lembar
11. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar Kerja
dan memastikan tiap anggota kelompok dapat Kelompok
mengerjakannya/ mengetahui (LKK)
jawabannya(NHT)
12. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan
siswa yang nomornya dipanggil melaporkan
hasil kerjasama diskusi kelompoknya.(NHT)
13. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian
guru menunjuk nomor yang lain, dst
Kegiatan 14. Menyimpulkan pelajaran Soal evaluasi ± 15
Akhir 15. Membagikan soal evaluasi menit
16. Mengajak siswa untuk merefleksikan tentang
kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan

294
I. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

1. Media Pembelajaran : Contoh Cerita anak

2. Sumber Belajar :

- Silabus Bahasa Indonesia kelas V semester 2.

- Buku Bahasa Indonesia Untuk Kelas V SD/MI oleh Umri nur’aini dan Indriyani.

Buku Sekolah Elektronik. Tahun 2008 Hal 71-73. Jakarta

- Buku Bahasa Indonesia Untuk Kelas V SD/MI oleh Edi Warsidi. Buku Sekolah

Elektronik. Tahun 2008 Hal 57. Jakarta

- Buku Bahasa Indonesia Sasebi SD Kelas 5, Penerbit Erlangga

- KTSP 2006 kelas V semester II

- LCD

J. Penilaian

1. Teknik Penilaian : Tes tertulis

2. Instrument tes : Lembar Kerja Kelompok, Evaluasi dan Kriteria

Penilaian (terlampir)

Banjarmasin, 22 Maret 2014


Observer, Mahasiswa/ Peneliti

Marliana, S.Pd Asni Deselia Kh


NIP.19750901 1998033003 NIM A1E310415

Mengetahui,
Kepala SDN Kuin Utara 4

Rahmadi, M.Pd
NIP. 19700602 199903 1 004

295
Lembar Kerja Kelompok ( LKK IV )

Nama :

11.
12.
13.
14.
15.

Bacalah wacana/ cerita anak di bawah ini bersama kelompokmu! Kemudian,


jawablah pertanyaan di bawah ini!

Pedagang yang Tidak Jujur

Tersebutlah kisah seorang bernama Buyung. Sudah kurang lebih dua tahun,
dia mencari nafkah dengan berdagang. Lumayan sekadar untuk menutup kebutuhan
sehari-hari. Namun, tidak setiap hari dagangan Buyung itu laku. Segala sesuatu itu
membutuhkan kesabaran. Pagi ini, Buyung ke rumah seorang saudagar kaya di
kampungnya. Di sana, dia mengambil beberapa potong kain untuk dijual. Dengan
teliti, dia memilih kain yang menurutnya bagus dan mudah laku ”Tuan, saya
berangkat,” kata Buyung kepada saudagar kaya itu.

Buyung mulai berjalan menjajakan kain. Semua kampung dia lewati. Namun,
belum satu pun kain terjual. Karena lelah dan lapar, dia beristirahat di bawah sebuah
pohon. Ketika beristirahat, dia membuka satu per satu lipatan kain dagangannya.
Kemudian, dia melipat kembali kain-kain itu sambil menyembunyikan sebagian kain
di tempat lain. Dalam keadaan lelah, dia kembali ke rumah saudagar itu.“Mengapa
sudah kembali dari berdagang? Apakah daganganmu habis terjual?” tanya saudagar.

“Dagangan saya memang laku sebagian,” jawab Buyung pelan. ”Bagus kalau
begitu, tetapi kenapa cepat pulang?” tanya saudagar lagi. ”Beberapa kain dirampok
orang jahat,” jawab Buyung sambil menyerahkan sisa kain. ”Kasihan sekali kamu,
Buyung!” ujar saudagar sambil meneliti kain-kainnya. Buyung pulang dengan hati
girang. Dalam hatinya dia berkata, betapa mudahnya saudagar kaya itu dibohongi.

Setibanya di rumah, Buyung menyimpan sisa kain itu di tempat yang aman.
Kepada istrinya, dia mengaku telah dirampok. Suatu hari, istri si Buyung menemukan
kain-kain lain yang disembunyikan oleh Buyung. Ia merasa penasaran dengan kain-
kain itu. Setelah sekian lama menyimpan kain-kain milik saudagar itu, Buyung tetap
merasa gelisah. Takut suatu ketika ketahuan oleh saudagar. Ia pun tidak tahu jika
istrinya sudah tahu soal kain-kain itu.

296
Pada suatu hari, saudagar itu mengundang penduduk kampung untuk
merayakan pesta. Buyung pun diundang. Dalam pesta itu, saudagar mendekati
Buyung sambil berkata sopan, ”Aku tahu orang yang telah merampok kain itu.” Sikap
sopan saudagar itu justru membuat Buyung gugup. ”Itu wanita yang mengaku telah
menemukan kain yang dirampok,” lanjut saudagar sambil menunjuk seorang wanita,
yang tiada lain istri Buyung. ”Bukankah wanita itu istrimu, Buyung? Jadi, siapa yang
menyimpan kain-kain itu di dalam rumahmu?” tanya saudagar lagi. Buyung benar-
benar tidak berkutik. Kebohongannya terbongkar begitu mudah.

Sebenarnya saudagar itu telah tahu sejak awal sebab kain-kain yang dijualkan
oleh Buyung tidak terdapat tanda-tanda bekas perampokan. Wajah Buyung memerah.
Semua penduduk kampung menatap ke arahnya.”Kali ini, aku memaafkanmu. Jika
mengulang lagi perbuatan tercela itu, kamu tahu sendiri akibatnya,” kata saudagar.
Buyung berlalu dari kerumunan sambil menyesali perbuatan tidak jujurnya.

Ayo, jawablah pertanyaan berdasarkan kutipan cerita diatas !

11. Apakah gagasan utama paragraf pertama ?


12. Sebutkan tokoh beserta watak yang ada pada cerita diatas!
13. Pada paragraf berapakah menadakan latar, tuliskanlah penggalan kalimatnya!
14. Mengapa si Buyung berbohong kepada Saudagar ?Terdapat pada paragraf berapa
gagasan utama tersebut?
15. Berikan kesimpulan kalian tentang cerita diatas! Dan amanat apa yang dapat diambil
dari cerita diatas?

297
NAMA :

KELAS :

Soal Evaluasi

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang benar!

1. Pekerjaan apa yang dilakukan seahri-hari oleh si Buyung....


a. Petani c. Peternak
b. Pedagang d. Seorang saudagar

2. Barang apakah yang dijual oleh si Buyung...


a. Perhiasan c. Kain
b. Kayu d. Buku

3. Manakah penggalan kalimat yang benar, sesuai dengan cerita “pedagang yang tidak
jujur”...
a. Karena hujan badai, dia berteduh di bawah sebuah pohon.
b. Karena lelah dan lapar, dia beristirahat di bawah sebuah pohon.
c. Karena kelelahan, dia beristirahat dan pulang kerumah.
d. Karena kelaparan, dia memutskan untuk makan sambil beristirahat disebuah
warung.
4. Apa yang dilakukan si Buyung pada saat sedang beristirahat....
a. Menyembunyikan sebagian perhiasan yang akan djual di tempat lain.
b. Melipat kain dagangannya dan memberikan sebagian kain kepada orang yang
lewat.
c. Melipat buku dagangannya dan menyembunyikan di tempat lain.
d. Melipat kain dagangannya dan menyembunyikan sebagian kain di tempat lain.

5. Alasan apa yang disampaikan si Buyung kepada saudagar mengapa ia pulang cepat
dari berdagang dan ,...
a. Si Buyung beralasan karna kelelahan dan kelaparan.
b. Si Buyung beralasan telah dirampok orang jahat
c. Si Buyung beralasan dagangannya sudah laku terjual.
d. Si Buyung beralasan dagangan tidak laku.

298
6. Sepulangnya dari rumah saudagar, buyung langsung menyimpan kain sisa yang dia
selipkan. Dimanakah Buyung menyimpan sisa kain tersebut...
a. Di rumah
b. Di gudang
c. Di kotak
d. Di lipat kemudan di titipkan kepda istrinya.

7. Terdapat pada paragraf berapak jawaban dari soal no 6...


a. Paragraf satu c. Paragraf tiga
b. Paragraf dua d. Paragraf empat

8. Siapakah yang menemukan tumpukan kain yang telah disembunyikan oleh si


buyung...
a. Saudagar kaya raya c. Istri si Buyung
b. Anak si Buyung d. Pengawal saudagar
9. Apa yang dilakukan sudagar ketika telah mengetahui ulah dari si Buyung..
a. Tetap memaafkan perilaku si Buyung
b. Memberikan hukuman yang berat
c. Hanya berlalu meninggalkan kerumunan
d. Hanya berdiam diri saja

10. Kesimpulan yang dapat diambil dari “cerita pedangang yang tidak jujur”
a. Saudagar mengetahui tindakan jahat si Buyung hingga saudagar menunggu waktu
yang tepat untuk membongkarnya yaitu pada saat saudagar mengadakan pesta
b. Sibuyung adalah seorang pedagang kain yang tidak jujur
c. Sibuyung mencoba membohongi sang sudagara yang pada akhirnya ketahuan juga
d. Kebohongan si Buyung kepada saudagar terbongkar karena istrinya mengadu

NILAI :

299
KUNCI JAWABAN

1. B. Pedagang
2. C. Kain
3. B. Karena lelah dan lapar, dia beristirahat di bawah sebuah pohon.
4. D. Melipat kain dagangannya dan menyembunyikan sebagian kain di tempat
lain.
5. B. Si Buyung beralasan telah dirampok orang jahat
6. A. Di rumah
7. D. Paragraf empat
8. C. Istri si Buyung
9. A. Tetap memaafkan perilaku si Buyung
10. B. Sibuyung adalah seorang pedagang kain yang tidak jujur

300
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN

Siklus 2 pertemuan 1

Nama Sekolah : SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin


Kelas / Semester : V / II
Materi : Membaca Pemahaman
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
Petunjuk : Berilah tanda ( ) pada kolom terlaksana atau
tidak sesuai dan kolom skor pengamatan sesuai
dengan pengamatan anda.

Terlaksana Skor
No Aspek yang diamati
Ya Tidak 1 2 3 4
Aktivitas Guru
1 Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara
heterogen. (CIRC)
2 Guru membagikan nomor kepala kepada setiap anggota
kelompok.(NHT)
3 Guru memberikan wacana/cerita sesuai dengan topik
pembelajaran.(CIRC)
4 Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan
ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/cerita
dan ditulis pada lembar kertas.(CIRC)
5 Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/
mengetahui jawabannya(NHT)
6 Guru memanggil salah satu nomor siswa dan siswa yang
nomornya dipanggil melaporkan hasil kerjasama diskusi
kelompoknya.(NHT)
7 Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk
nomor yang lain, dst (NHT)
8 Guru membuat kesimpulan bersama siswa. (CIRC)

Jumlah Skor Perolehan

Skor Maksimal 32
Persentasi aktivitas (Skor perolehan : Skor Maksimal x 100)
Kategori
Keterangan : Penentuan skor pada aspek penilaian dilihat pada rubrik klasifikasi kategori
keberhasilan guru dalam pembelajaran.
Skor terendah 8 , Skor tertinggi 32

301
Kriteria Penilaian

No Persentase (%) Kategori/kriteria Skala Kategori/kriteria


1 82 - 100 Sangat Baik 4 Sangat Baik
2 63 – 81 Baik 3 Baik
3 45 – 62 Cukup Baik 2 Cukup Baik
4 25 – 44 Kurang Baik 1 Kurang Baik

Banjarmasin, 22 Maret 2014

Observer, Peneliti,

Marliana, S.Pd Asni Deselia Khairunnisa


NIP. 19750901 1998033003 NIM. A1E310415

302
RUBRIK KRITERIA PENILAIAN OBSERVASI GURU DALAM MELAKSANAKAN

PEMBELAJARAN

No Aspek yang dinilai Kriteria Skor


Aktivitas Guru
1 Membentuk kelompok yang Kelompok dibagi dalam jumlah yang rata, beranggotakan 4
anggotanya 4 orang secara orang secara heterogen, tidak memakan waktu dan 4
heterogen. (CIRC) teroganisir dengan sangat baik
Kelompok dibagi dalam jumlah yang rata, beranggotakan 4
orang secara heterogen, tidak memakan waktu dan 3
teroganisir dengan baik
Kelompok dibagi dalam jumlah yang rata, beranggotakan 4
orang secara heterogen, cukup memakan waktu dan 2
teroganisir dengan kurang baik
Kelompok dibagi dalam jumlah yang kurang rata, tidak
1
heterogen, memakan banyak waktu dan tidak teroganisir
2 Guru membagikan nomor Membagikan nomor kepala kepada semua siswa di dalam
4
kepala kepada setiap anggota kelompok dengan sangat baik, adil dan merata
kelompok.(NHT) Membagikan nomor kepala kepada semua siswa di dalam
3
kelompok dengan baik, adil dan merata
Membagikan nomor kepala hanya kepada beberapa siswa di
2
dalam kelompok.
Membagikan nomor kepala hanya kepada satu orang saja di
1
dalam kelompok.
3 Guru memberikan Guru memberikan wacana sesuai dengan topik
wacana/cerita sesuai dengan pembelajaran dengan baik, cepat dan membagikan secara 4
topik pembelajaran.(CIRC) langsung ke tiap kelompok.
Guru memberikan wacana sesuai dengan topik
pembelajaran dengan baik, kurang cepat dan hanya 3
membagikan kekelompok tertentu saja.
Guru memberikan wacana sesuai dengan topik
pembelajaran dengan cukup baik, lambat dan meminta siswa 2
untuk membagikan ketiap kelompok.
Guru memberikan wacana tidak sesuai dengan topik
pembelajaran, membuang banyak waktu dan tidak 1
membagikan ketiap kelompok.
4 Siswa bekerja sama saling Menjelaskan kepada semua siswa dalam kelompok untuk
membacakan dan menemukan saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
4
ide pokok dan memberi memberi tanggapan terhadap wacana dengan sangat baik,
tanggapan terhadap runtut dan tanpa pilih teman.
wacana/cerita dan ditulis pada Menjelaskan kepada semua siswa dalam kelompok untuk
lembar kertas.(CIRC) saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
3
memberi tanggapan terhadap wacana dengan baik, runtut
dan tanpa pilih teman
Menjelaskan hanya kepada beberapa siswa dalam kelompok
untuk saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
2
memberi tanggapan terhadap wacana dengan kurangt baik,
tidak runtut dan pilih teman
Menjelaskan kepada satu siswa dalam kelompok untuk
saling membacakan dan menemukan ide pokok dan 1
memberi tanggapan terhadap wacana dengan tidak baik,

303
tidak runtut dan pilih teman
5 Kelompok mendiskusikan Semua anggota dalam kelompok mendiskusikan jawaban
jawaban yang benar dan yang benar dengan sangat baik dan memastikan semua
4
memastikan tiap anggota anggota kelompok dapat mengerjakan/mengetahui
kelompok dapat jawabannya.
mengerjakannya/ mengetahui Semua anggota dalam kelompok mendiskusikan jawaban
jawabannya(NHT) yang benar dengan baik dan memastikan semua anggota 3
kelompok dapat mengerjakan/mengetahui jawabannya.
Hanya beberapa anggota dalam kelompok yang
mendiskusikan jawaban yang benar dengan cukup baik dan
2
tidak memastikan semua anggota kelompok dapat
mengerjakan/mengetahui jawabannya.
Hanya satu anggota dalam kelompok yang menjawab
jawaban yang benar dengan tidak baik dan tidak
1
memastikan semua anggota kelompok dapat
mengerjakan/mengetahui jawabannya.
6 Guru memanggil salah satu Guru memanggil salah satu nomor siswa perwakilan dari
nomor siswa dan siswa yang kelompok yang sudah ditentukan untuk
4
nomornya dipanggil mempresentasikan/membacakan hasil kelompok didepan
melaporkan hasil kerjasama kelas dengan sangat baik dan saling bergantian.
diskusi kelompoknya.(NHT) Guru memanggil salah satu nomor siswa perwakilan dari
kelompok yang sudah ditentukan untuk
3
mempresentasikan/membacakan hasil kelompok didepan
kelas dengan baik dan saling bergantian.
Guru hanya memanggil salah satu nomor siswa perwakilan
dari beberapa kelompok yang sudah ditentukan untuk
2
mempresentasikan/membacakan hasil kelompok didepan
tempat duduk saja.
Guru memanggil acak salah satu nomor siswa perwakilan
dua dari kelompok yang sudah ditentukan untuk
1
mempresentasikan/membacakan hasil kelompok ditempat
duduk saja.
7 Tanggapan dari teman yang Tangapan dari teman yang lain dengan sangat baik dan
4
lain, kemudian guru menunjuk kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
nomor yang lain.(NHT) Tangapan dari teman yang lain dengan cukup baik dan
3
kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
Hanya beberapa Tangapan dari teman yang lain dengan
cukup baik dan kemudian guru menunjuk nomor secara 2
acak lagi.
Hanya satu Tangapan dari teman yang lain dengan tidak
1
baik dan guru tidak menunjuk nomor yang lain.
8 Guru membuat kesimpulan Guru membuat kesimpulan bersama siswa dengan singkat,
4
bersama siswa. (CIRC) tepat, jelas dan dengan sangat baik
Guru membuat kesimpulan hanya dengan beberapa siswa
3
dengan singkat, tepat, cukup jelas dan dengan baik
Guru membuat kesimpulan dan hanya dengan sedikit siswa
dengan panjang lebar, kurang tepat tidak secara bersamaan 2
dan kurang baik.
Guru membuat kesimpulan dengan satu siswa dengan
1
terbata-bata, kurang tepat dan kurang baik.

304
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SECARA KELOMPOK
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DAN NHT
Hari / Tanggal :
Siklus / Pertemuan : II / II
Aspek yang diamati
Jumlah Persentase
No Nama Kelompok A B C D E Kriteria
Skor (%)
1-4 1-4 1-4 1-4 1-4
Kelompok 1 (Buah Anggur)
1 Sarmila
2 Muhammad Aini
3 Aulia Damayanti
4 Aulia Nasari
Kelompok 2 (Buah manggis)
1 Amanda Elok Ragawi
2 Amalia Setya Wardani
3 Helda Mustika
4 Khairul Waro’ah
Kelompok 3 (Buah Pir)
1 Elysa Fahrianti
2 Jasmine kinasih
3 M. Dani Kusuma
4 M. Ihsan Kamil
Kelompok 4 (Buah apel)
1 Maulana
2 M. Bashir Hanafi
3 Nur Kholisa
4 Rizka Hasna M
Kelompok 5 (Buah Nanas)
1 Sabrina Kashmira
2 M. Zhafir Ajim
3 M. Firmansyah
4 Nadia safitri
Kelompok 6 ( Jambu air)
1 Algina Mentari Ayu
2 Nazwa Sitti Humairoh
3 Putri Dewi Lestari
4 M.Nur Rifani
Kelompok 7 (Buah mangga)
1 M. Imam Sudibyo
2 Riska Ode
3 Rianni Wahyuni
4 Reza Fahlevi
Kelompok 8 (Buah pisang)
1 Rusiana Chaya Anisa
2 Salsabila Putri Pratiwi
3 Tirta Rizki Ramadhini
4 Tiara
Kelompok 9 (Buah Stroberry)
1 Adela
2 Safitri Kusuma Dewi
3 Reza firdaus
4 M. Rafiq Hidayah
Jumlah Skor Perolehan
Skor Maksimal 180
Skor Rata-rata (Jumlah skor perolehan : jumlah kelompok)
Persentase(Skor yang diperoleh : Skor Maksimal x 100 )

305
Keterangan :
Kriteria Penilaian Skala Penialian

Persentase Skala Kategori/kriteria


No Keterangan
(%) 1 Kurang Aktif
1 82 - 100 Sangat Aktif 2 Cukup Aktif
2 63 – 81 Aktif
3 Aktif
3 45 – 62 Cukup Aktif
4 25 – 44 Kurang Aktif 4 Sangat Aktif
Aspek Penilaian
A Membaca
B Kerjasama
C Partisipasi
D Menghargai pendapat siswa lain
E Mempresentasikan hasil kerja kelompok

Banjarmasin, 04 Maret 2014


Observer, Peneliti,

Marliana, S.Pd Asni Deselia Khairunnisa


NIP. 19750901 1998033003 NIM. A1E310415

306
RUBRIK OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SECARA BERKELOMPOK DALAM

MODEL PEMBELAJARAN CIRC DAN NHT

No. Aspek yang Diamati Skor

1. Membaca
a. Siswa tidak membaca artikel/wacana yang diberikan 1
b. Siswa membaca artikel yang diberikan dengan suara pelan/hanya bisa
didengar oleh dirinya sendiri
2
c. Siswa membaca artikel yang diberikan dengan suara nyaring namun tidak
dapat dipahami oleh teman kelompoknya
d. Siswa membaca artikel yang diberikan dengan suara nyaring dan dapat 3
dipahami oleh teman kelompoknya
4
2. Kerjasama
a. Siswa tidak membantu teman sekelompok dalam menyelesaikan tugas 1
kelompoknya
b. Siswa membantu teman sekelompok dalam menyelesaikan satu soal saja pada 2
tugas kelompoknya
c. Siswa membantu teman sekelompok dalam menyelesaikan separuh tugas 3
kelompoknya
d. Siswa membantu teman sekelompok dalam menyelesaikan seluruh tugas 4
kelompoknya
3. Partisipasi
a. Siswa tidak mencari, tidak berdiskusi dan tidak saling menjelaskan mengenai 1
jawaban dari tugas kelompoknya
b. Siswa mencari, namun tidak berdiskusi dan tidak saling menjelaskan
mengenai jawaban dari tugas kelompoknya 2
c. Siswa mencari, dan berdiskusi namun tidak saling menjelaskan mengenai
jawaban dari tugas kelompoknya 3
d. Siswa mencari, berdiskusi dan saling menjelaskan mengenai jawaban dari
tugas kelompoknya 4
4. Menghargai pendapat siswa lain
a. Siswa tidak menghargai dan mendengarkan pendapat dari kelompok lain dan 1
tidak memberi tanggapan sama sekali
b. Siswa mendengarkan pendapat dari kelompok lain dengan cukup baik namun 2
tidak memberi tanggapan
c. Siswa mendengarkan pendapat dari kelompok lain dengan baik dan tidak 3
mengejek pendapat temannya
d. Siswa mendengarkan pendapat dari kelompok lain dengan sangat baik setelah
itu baru ia menyampaikan pendapatnya dan tidak mengejek pendapat 4
temannya
5. Mempresentasikan hasil kerja kelompok
a. Siswa tidak mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
1
b. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan benar namun tidak
2
lengkap
3
c. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan benar namun kurang
lengkap
4
d. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan benar dan lengkap

307
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SECARA INDIVIDU
DALAM MODEL PEMBELAJARAN CIRC DAN NHT
Hari / Tanggal :
Siklus / Pertemuan : II / I
Aspek yang diamati
Jumlah Persentase
No Nama Siswa A B C D E Kriteria
Skor (%)
1-4 1-4 1-4 1-4 1-4
Kelompok 1 (Buah Anggur)
1 Sarmila
2 Muhammad Aini
3 Aulia Damayanti
4 Aulia Nasari
Kelompok 2 (Buah manggis)
1 Amanda Elok Ragawi
2 Amalia Setya Wardani
3 Helda Mustika
4 Khairul Waro’ah
Kelompok 3 (Buah Pir)
1 Elysa Fahrianti
2 jasmine kinasih
3 M. Dani Kusuma
4 M. Ihsan Kamil
Kelompok 4 (Buah apel)
1 Maulana
2 M. Bashir Hanafi
3 Nur Kholisa
4 M. Rizka Hasna
Kelompok 5 (Buah Nanas)
1 Sabrina Kashmira
2 M. Zhafir Azmi
3 M. Firmansyah
4 Nadia safitri
Kelompok 6 ( Jambu air)
1 Algina
2 Nazwa Sitti Humairoh
3 Putri Dewi Lestari
4 M.Nur Rifani
Kelompok 7 (Buah mangga)
1 Imam Sudibyo
2 Riska Ode
3 Rianni Wahyuni
4 Reza Fahlevi
Kelompok 8 (Buah pisang)
1 Rusiana Chaya Anisa
2 Salsabila Putri Pratiwi
3 Tirta Rizki Ramadhini
4 Tiara
Kelompok 9 (Buah Stroberry)
1 Adela
2 Safitri Kusuma Dewi
3 Reza firdaus
4 M. Rafiq Hidayah
Jumlah Skor Perolehan
Skor Maksimal 720
Skor Rata-rata ( jumlah skor yang diperoleh : jumlah siswa )
Persentase ( Skor yang perolehan : skor maksimal x 100 )

308
Keterangan :
Kriteria Penilaian Skala Penialian

Persentase Skala Kategori/kriteria


No Keterangan
(%) 1 Kurang Aktif
1 82 - 100 Sangat Aktif 2 Cukup Aktif
2 63 – 81 Aktif
3 Aktif
3 45 – 62 Cukup Aktif
4 25 – 44 Kurang Aktif 4 Sangat Aktif
Aspek Penilaian
A Kedisiplinan
B Keaktifan
C Perhatian
D Keberanian dalam mengajukan
pertanyaan
E Menyimpulkan materi pelajaran

Banjarmasin, 22 Maret 2014

Observer, Peneliti,

Marliana, S.Pd Asni Deselia Kh.


NIP. 19750901 1998033003 NIM. A1E310415

309
RUBRIK OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SECARA INDIVIDU

DALAM MODEL PEMBELAJARAN CIRC DAN NHT

No. Aspek yang Diamati Skor

1. Kedisiplinan
a. Siswa berbicara sendiri, mengganggu teman dan tidak memperhatikan 1
penjelasan guru pada saat proses pembelajaran.
b. Siswa duduk rapi, bermain sendiri kadang memperhatikan penjelasan guru 2
pada saat proses pembelajaran.
c. Siswa memperhatikan penjelasan guru pada saat proses pembelajaran dengan 3
baik.
d. Memperhatikan penjelasan guru dengan sangat baik dan bersikap sopan pada 4
saat proses pembelajaran
2. Keaktifan
a. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran 1
b. Siswa cukup aktif dalam mengikuti pembelajaran 2
c. Siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran 3
d. Siswa sangat aktif dalam mengikuti pembelajaran 4
3. Perhatian
a. Siswa kurang memperhatikan setiap instruksi dan bimbingan dari guru 1
b. Siswa cukup memperhatikan setiap instruksi dan bimbingan dari guru 2
c. Siswa aktif memperhatikan setiap instruksi dan bimbingan dari guru 3
d. Siswa sangat memperhatikan setiap instruksi dan bimbingan dari guru 4
4. Keberanian dalam mengajukan pertanyaan

a. Siswa tidak mengajukan pertanyaan sama sekali 1


b. Siswa mengajukan pertanyaan dengan sopan namun tidak tidak sesuai materi 2
pelajaran
c. Siswa mengajukan pertanyaan dengan sopan namun tidak terarah
d. Siswa mengajukan pertanyaan dengan sopan, terarah dan sesuai dengan materi 3

pelajaran 4

5. Menyimpulkan materi pembelajaran


1
e. Siswa tidak dapat menyimpulkan materi pelajaran
f. Siswa dapat menyimpulkan materi pelajaran baik namun kurang semangat
2
g. Siswa dapat menyimpulkan materi pelajaran dengan baik dan cukup
310
bersemangat.
3
h. Siswa dapat menyimpulkan materi pelajaran dengan sangat baik dan
4
bersemangat.
DAFTAR NILAI

FORMAT ANALISIS HASIL EVALUASI BELAJAR

Hari/Tanggal :
Siklus / Pertemuan : II / II
SOAL KRITERIA
NO NAMA SISWA NILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 T TT
1 Adela
2 Algina Mentari ayu
3 Amalia Setya Wardani
4 Amanda Elok Ragawi
5 Aulia Damayanti
6 Aulia Nasari
7 Elysa Fahrianti
8 Helda Mustika
9 M. Imam Sudibyo
10 Jasmine kinasih
11 Khairul Waro’ah
12 M. Bashir Hanafi
13 M. Dani Kusuma
14 M. Firmansyah
15 M. Ihsan Kamil
16 M. Rafiq Hidayah
17 M. Zhafir Ajim
18 M.Nur Rifani
19 Maulana
20 Muhammad Aini
21 Nadia safitri
22 Nazwa Sitti Humairoh
23 Nur Kholisa
24 Putri Dewi Lestari
25 Reza Fahlevi
26 M. Rezza firdaus
27 Rianni Wahyuni
28 Riska Ode
29 Rizka Hasna M
30 Rusiana Chaya Hanisa
31 Shabrina Kasmira
32 Safitri Kusuma Dewi
33 Salsabila Putri Pratiwi
34 Sarmila
35 Tiara
36 Tirta Rizki Ramadhini
Jumlah Keseluruhan
Nilai Rata-rata
Ketuntasan Individual
Tingkat Ketuntasan Klasikal

311
Keterangan :
 Pemberian Skor : 1 Soal yang benar bernilai 10
 Jumlah : Hasil Keseluruhan nilai siswa
 Rata-rata : Hasil keseluruhan nilai siswa
Jumlah siswa
 Tingkat ketuntasan Kalsikal : Ketuntasan Nilai Siswa ≥ 68 x 100%
Jumlah siswa Keseluruhan

Kriteria Penilaian Nilai


TUNTAS 68 – 100
TIDAK TUNTAS ≤ 68

 KKM = ≥ 68

312
LEMBAR PENILAIAN HASIL BELAJAR INDIVIDU

SIKLUS I / PERTEMUAN I

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : V / II

Hari/Tanggal : Selasa, 04 maret 2014

Keterangan
No Nama Siswa Nilai
Tuntas Tidak Tuntas

1 Adela 20 - √

2 Algina Mentari ayu 30 - √

3 Amalia Setya Wardani 80 √ -

4 Amanda Elok Ragawi 60 - √

5 Aulia Damayanti 80 √ -

6 Aulia Nasari 60 - √

7 Elysa Fahrianti 30 - √

8 Helda Mustika 10 - √

9 M. Imam Sudibyo 40 - √

10 Jasmine kinasih 90 √ -

11 Khairul Waro’ah 90 √ -

12 M. Bashir Hanafi 80 √ -

13 M. Dani Kusuma 60 - √

14 M. Firmansyah 90 √ -

15 M. Ihsan Kamil 60 - √

16 M. Rafiq Hidayah 40 - √

17 M. Zhafir Ajim 80 √ -

18 M.Nur Rifani 60 - √

19 Maulana 70 √ -

20 Muhammad Aini 40 - √

313
21 Nadia safitri 70 √ -

22 Nazwa Sitti Humairoh 60 - √

23 Nur Kholisa 90 √ -

24 Putri Dewi Lestari 40 - √

25 Reza Fahlevi 90 √ -

26 M. Rezza firdaus 100 √ -

27 Rianni Wahyuni 70 √ -

28 Riska Ode 50 - √

29 Rizka Hasna M 80 √ -

30 Rusiana Chaya Hanisa 60 - √

31 Shabrina Kasmira 80 √ -

32 Safitri Kusuma Dewi 70 √ -

33 Salsabila Putri Pratiwi 60 - √

34 Sarmila 40 - √

35 Tiara 90 √ -

36 Tirta Rizki Ramadhini 90 √ -

Jumlah Nilai 2310


18 18
Nilai rata-rata (Jumlah Nilai : jumlah siswa) 64, 1

Ketuntasan klasikal (jumlah siswa yang tuntas :


50%
jumlah siswa X 100)

Siswa dikatakan “Tuntas” apabila dapat memperoleh nilai ≥ 68 dan pembelajaran


dikatakan mencapai target apabila hasil belajar individu siswa secara kalsikal mencapai
minimal 82 % dari seluruh jumlah siswa dalam kelas.

314
LEMBAR PENILAIAN HASIL BELAJAR INDIVIDU

SIKLUS I / PERTEMUAN 2

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : V / II

Hari/Tanggal : Sabtu, 08 maret 2014

Keterangan
No Nama Siswa Nilai
Tuntas Tidak Tuntas

1 Adela 60 - √

2 Algina Mentari ayu 50 - √

3 Amalia Setya Wardani 100 √ -

4 Amanda Elok Ragawi 90 √ -

5 Aulia Damayanti 90 √ -

6 Aulia Nasari 60 - √

7 Elysa Fahrianti 50 - √

8 Helda Mustika 60 - √

9 M. Imam Sudibyo 50 - √

10 Jasmine kinasih 100 √ -

11 Khairul Waro’ah 100 √ -

12 M. Bashir Hanafi 80 √ -

13 M. Dani Kusuma 40 - √

14 M. Firmansyah 90 √ -

15 M. Ihsan Kamil 60 - √

16 M. Rafiq Hidayah 60 - √

17 M. Zhafir Ajim 80 √ -

18 M.Nur Rifani 50 - √

19 Maulana 70 √ -

315
20 Muhammad Aini 50 - √

21 Nadia safitri 80 √ -

22 Nazwa Sitti Humairoh 90 √ -

23 Nur Kholisa 70 √ -

24 Putri Dewi Lestari 70 √ -

25 Reza Fahlevi 70 √ -

26 M. Rezza firdaus 100 √ -

27 Rianni Wahyuni 90 √ -

28 Riska Ode 70 √ -

29 Rizka Hasna M 90 √ -

30 Rusiana Chaya Hanisa 80 √ -

31 Shabrina Kasmira 80 √ -

32 Safitri Kusuma Dewi 70 √ -

33 Salsabila Putri Pratiwi 50 - √

34 Sarmila 60 - √

35 Tiara 60 - √

36 Tirta Rizki Ramadhini 90 √ -

Jumlah Nilai 2610


22 14
Nilai rata-rata (Jumlah Nilai : jumlah siswa) 72,5

Ketuntasan klasikal (jumlah siswa yang tuntas :


61,1%
jumlah siswa X 100)

Siswa dikatakan “Tuntas” apabila dapat memperoleh nilai ≥ 68 dan pembelajaran dikatakan

mencapai target apabila hasil belajar individu siswa secara kalsikal mencapai minimal 82 %

dari seluruh jumlah siswa dalam kelas.

316
LEMBAR PENILAIAN HASIL BELAJAR INDIVIDU

SIKLUS II / PERTEMUAN I

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : V / II

Hari/Tanggal : Selasa, 18 maret 2014

Keterangan
No Nama Siswa Nilai
Tuntas Tidak Tuntas

1 Adela 60 - √

2 Algina Mentari ayu 80 √ -

3 Amalia Setya Wardani 90 √ -

4 Amanda Elok Ragawi 90 √ -

5 Aulia Damayanti 100 √ -

6 Aulia Nasari 100 √ -

7 Elysa Fahrianti 80 √ -

8 Helda Mustika 80 √ -

9 M. Imam Sudibyo 30 - √

10 Jasmine kinasih 100 √ -

11 Khairul Waro’ah 70 √ -

12 M. Bashir Hanafi 70 √ -

13 M. Dani Kusuma 70 √ -

14 M. Firmansyah 90 √ -

15 M. Ihsan Kamil 70 √ -

16 M. Rafiq Hidayah 50 - √

17 M. Zhafir Ajim 100 √ -

18 M.Nur Rifani 60 - √

19 Maulana 70 √ -

20 Muhammad Aini 60 - √

317
21 Nadia safitri 60 - √

22 Nazwa Sitti Humairoh 80 √ -

23 Nur Kholisa 100 √ -

24 Putri Dewi Lestari 50 - √

25 Reza Fahlevi 70 √ -

26 M. Rezza firdaus 90 √ -

27 Rianni Wahyuni 100 √ -

28 Riska Ode 70 √ -

29 Rizka Hasna M 90 √ -

30 Rusiana Chaya Hanisa 100 √ -

31 Shabrina Kasmira 100 √ -

32 Safitri Kusuma Dewi 90 √ -

33 Salsabila Putri Pratiwi 70 √ -

34 Sarmila 50 - √

35 Tiara 100 √ -

36 Tirta Rizki Ramadhini 90 √ -

Jumlah Nilai 2830


28 8
Nilai rata-rata (Jumlah Nilai : jumlah siswa) 78,7

Ketuntasan klasikal (jumlah siswa yang tuntas :


78%
jumlah siswa X 100)

Siswa dikatakan “Tuntas” apabila dapat memperoleh nilai ≥ 68 dan pembelajaran


dikatakan mencapai target apabila hasil belajar individu siswa secara kalsikal mencapai
minimal 82 % dari seluruh jumlah siswa dalam kelas.

318
LEMBAR PENILAIAN HASIL BELAJAR INDIVIDU

SIKLUS II / PERTEMUAN 2

Mata Pelajaran : Bahasa Innesia

Kelas : V / II

Hari/Tanggal : Sabtu, 22 maret 2014

Keterangan
No Nama Siswa Nilai
Tuntas Tidak Tuntas

1 Adela 60 - √

2 Algina Mentari ayu 80 √ -

3 Amalia Setya Wardani 100 √ -

4 Amanda Elok Ragawi 80 √ -

5 Aulia Damayanti 90 √ -

6 Aulia Nasari 100 √ -

7 Elysa Fahrianti 90 √ -

8 Helda Mustika 100 √ -

9 M. Imam Sudibyo 80 √ -

10 Jasmine kinasih 100 √ -

11 Khairul Waro’ah 100 √ -

12 M. Bashir Hanafi 70 √ -

13 M. Dani Kusuma 70 √ -

14 M. Firmansyah 90 √ -

15 M. Ihsan Kamil 70 √ -

16 M. Rafiq Hidayah 70 √ -

17 M. Zhafir Ajim 80 √ -

18 M.Nur Rifani 70 √ -

19 Maulana 60 - √

20 Muhammad Aini 70 √ -

319
21 Nadia safitri 70 -

22 Nazwa Sitti Humairoh 90 √ -

23 Nur Kholisa 90 √ -

24 Putri Dewi Lestari 70 √ -

25 Reza Fahlevi 60 - √

26 M. Rezza firdaus 90 √ -

27 Rianni Wahyuni 100 √ -

28 Riska Ode 100 √ -

29 Rizka Hasna M 100 √ -

30 Rusiana Chaya Hanisa 100 √ -

31 Shabrina Kasmira 100 √ -

32 Safitri Kusuma Dewi 80 √ -

33 Salsabila Putri Pratiwi 80 √ -

34 Sarmila 90 √ -

35 Tiara 60 - √

36 Tirta Rizki Ramadhini 80 √ -

Jumlah Nilai 2990


32 4
Nilai rata-rata (Jumlah Nilai : jumlah siswa) 83,06

Ketuntasan klasikal (jumlah siswa yang tuntas : jumlah


88, 9%
siswa X 100)

Siswa dikatakan “Tuntas” apabila dapat memperoleh nilai ≥ 68 dan pembelajaran


dikatakan mencapai target apabila hasil belajar individu siswa secara kalsikal mencapai
minimal 82 % dari seluruh jumlah siswa dalam kelas.

320
NILAI HASIL BELAJAR SEMESTER 1 SEBELUM ADANYA PERBAIKAN

SDN KUIN UTARA 4 BANJARMASIN

TAHUN AJARAN 2013/2014

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi : Membaca Pemahaman

Kelas :V

No
Nama Siswa Nilai KKM Nilai
1 Adela 68 54
2 Algina Mentari ayu 68 50
3 Amalia Setya Wardani 68 66
4 Amanda Elok Ragawi 68 54
5 Aulia Damayanti 68 70
6 Aulia Nasari 68 82
7 Elysa Fahrianti 68 68
8 Helda Mustika 68 68
9 M. Imam Sudibyo 68 68
10 Jasmine kinasih 68 66
11 Khairul Waro’ah 68 68
12 M. Bashir Hanafi 68 54
13 M. Dani Kusuma 68 78
14 M. Firmansyah 68 80
15 M. Ihsan Kamil 68 68
16 M. Rafiq Hidayah 68 82
17 M. Zhafir Ajim 68 66
18 M.Nur Rifani 68 70
19 Maulana 68 56
20 Muhammad Aini 68 54
21 Nadia safitri 68 50
22 Nazwa Sitti Humairoh 68 56
23 Nur Kholisa 68 76
24 Putri Dewi Lestari 68 52
25 Reza Fahlevi 68 60
26 M. Rezza firdaus 68 60
27 Rianni Wahyuni 68 62
28 Riska Ode 68 58
29 Rizka Hasna M 68 80
30 Rusiana Chaya Hanisa 68 64

321
31 Shabrina Kasmira 68 80
32 Safitri Kusuma Dewi 68 72
33 Salsabila Putri Pratiwi 68 44
34 Sarmila 68 56
35 Tiara 68 50
36 Tirta Rizki Ramadhini 68 68
Jumlah Nilai 2310
Nilai rata-rata (Jumlah Nilai : jumlah siswa) 64, 2
Ketuntasan klasikal (jumlah siswa yang tuntas : jumlah 44,4
siswa X 100)

Keterangan :

1. Siswa yang mencapai nilai KKM ada 16 orang (44,4%)


2. Siswa yang belum mencapai nilai KKM ada 20 orang (55,6%)

Banjarmasin, 13 Januari 2014

Mengetahui,
Kepala SDN Kuin Utara 4 Wali Kelas V

Rahmadi, M.Pd Marliana, S.Pd


NIP. 19700602 199903 1 004 NIP.19750901 1998033003

322
PERSETUJUAN PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN


MENERAPKAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND
COMPOSITION (CIRC) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA
KELAS V SDN KUIN UTARA 4 BANJARMASIN

OLEH :
ASNI DESELIA KHAIRUNNISA
NIM. A1E310415

DISETUJUI OLEH :

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Drs. H. Ramadi, M.Pd Drs. Hj. Susilawaty, M.Pd


NIP. 19580903 198803 1 002 NIP.19591126 198710 2 001

Mengetahui,
Ketua Pengelola Program PGSD / PG-PAUD,

Dra. Hj. Aslamiah, M.Pd, Ph.D


NIP. 19600110 198603 2 001

323
Perihal : Izin Penelitian

Lampiran : Proposal Penelitian

Kepada Yth. Ketua Program S1 – PGSD FKIP UNLAM

Di.

Banjarmasin

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Asni Deselia Khairunnisa

NIM : A1E310415

Program Studi : S1 – PGSD

Dengan ini memohon Surat Pengantar Izin untuk melakukan Penelitian di SDN Kuin
Utara 4 Banjarmasin Kabupaten Banjar.

Penelitian ini untuk memperoleh informasi data dalam rangka menyusun skripsi yang
berjudul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Menerapkan
Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Numbered Heads
Together (NHT ) pada siswa kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin”.

Demikian surat permohonan ini saya sampaikan, atas kesediannya saya ucapkan
terima kasih.

Banjarmasin, 21 Februari 2014

Pemohon

Asni Deselia Khairunnisa


A1E310415

324
PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN

DINAS PENDIDIKAN

SDN KUIN UTARA 4 BANJARMASIN

KECAMATAN BANJARMASIN UTARA

Alamat : Jl. HKSN Kuin Utara RT.09 N0.199 Telp. (0511) 336957 Banjarmasin Kode Pos 70127
Banjarmasin, 01 maret 2014

Nomor : 421.2/027.SDN KU4/UPTP.BU/Dipendik/2014

Lampiran : -

Pehiral : Ijin Penelitian

Yth. Asni Deselia Khairunnisa

Mahasiswa FKIP – PGSD

Universitas Lambung Mangkurat

di Banjarmasin

Sehubungan dengan surat Ketua Pengelola Program PGSD/PG-PAUD Banjarmasin Nomor :


454/ UN8.1.2.5.3/KM/2014 pada tanggal 21 Pebruari 2014, perihal Mohon Ijin Penelitian dan Surat
Kepala Dinas Pendidikan kota Banjarmasin Nomor: 070/937-Sekr/Dipendik pada tanggal 25 februari
2014 perihal Ijin Penelitian, maka yang bertanda tangan dibawah ini, Kepala SDN Kuin Utara 4
Banjarmasin, memberikan ijin kepada :

Nama : Asni Deselia Khairunnisa

NIM : A1E310415

Program Studi : S1 PGSD FKIP UNLAM Banjarmasin

Untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) guna memperoleh informasi dalam rangka
penyusunan skripsi yang berjudul :

“Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Menerapkan Model Cooperative


Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT ) pada siswa
kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin”

Demikian Ijin Penelitian ini diberikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kepala SDN Kuin Utara 4

Rahmadi, M.Pd

NIP. 19700602 199903 1 004

325
PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN

DINAS PENDIDIKAN

SDN KUIN UTARA 4 BANJARMASIN

KECAMATAN BANJARMASIN UTARA

Alamat : Jl. HKSN Kuin Utara RT.09 N0.199 Telp. (0511) 336957 Banjarmasin Kode Pos 70127

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN

Nomor: 421.2/025.SDN KU4/UPTP.BU/Dipendik/2014

Berdasarkan Surat Rekomendasi dari An. Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Nomor
: 070/937-Sekr/Dipendik pada tanggal 25 februari 2014 tentang Ijin Melakukan Penelitian, maka yang
bertanda tangan dibawah ini, Kepala Sekolah Dasar Negeri Kuin Utara 4 Banjarmasin, menerangkan
bahwa :

Nama : Asni Deselia Khairunnisa

NIM : A1E310415

Program Studi : S1 PGSD FKIP UNLAM Banjarmasin

Telah benar-benar melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Sekolah Dasar Negeri
Kuin Utara 4 Banjarmasin dari tanggal 04 maret s/d 22 maret 2014 dalam rangka pengumpulan data /
informasi guna penyusunan skripsi yang berjudul :

“Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Menerapkan Model Cooperative


Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT ) pada siswa
kelas V SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin”

Demikian keterangan ini diberikan untuk dipergunakan dan mendapat perhatian sebagaimana
mestinya.

Dikeluarkan di : Banjarmasin

Pada tanggal : 24 maret 2014

Kepala SDN Kuin Utara 4

Rahmadi, M.Pd

NIP. 19700602 199903 1 004

Tembusan :

1. Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin


2. Ketua Program PGSD/PG-PAUD FKIP UNLAM Banjarmasin

326
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA : Asni Deselia Khairunnisa

PROGRAM : S1-PGSD

NIM : A1E310415

JUDUL SKRIPSI :MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA


PEMAHAMAN DENGAN MENERAPKAN MODEL
COOPERATIVE INTEGRATED READING AND
COMPOSITION (CIRC) DAN NUMBERED HEADS
TOGETHER (NHT) SISWA KELAS V SDN KUIN UTARA 4
BANJARMASIN

DOSEN PEMBIMBING I : Drs. H. Ramadi, M.Pd

Materi
No Hari / Tanggal Bimbingan Penelitian Paraf
Konsultasi

Perbaiki :
1. Senin, 20-01-2014 Proposal
- Latar belakang
- Rumusan masalah
Buatkan :
- Rpp
- Format pengamatan guru dengan
rubriknya
- Format pengamatan siswa dengan
rubriknya

2. Kamis, 23-01-2014 RPP Perbaiki tujuan pembelajaran

Silahkan kepembimbing berikutnya


3. Senin, 27-01-2014 Proposal
4. Kamis, 17-04-2014 Skripsi Perbaiki :
- Abstrak,

327
- Kata pengantar
Buatkan :
- Daftar Isi
- Daftar Tabel
- Daftar Lampiran

5. Senin, 21-04-2014 Skripsi Silahkan kepembimbing berikutnya

Pembimbing I Peneliti

Drs. H. Ramadi, M. Pd Asni Deselia Kh


NIP. 19580903 198803 1 002 NIM. A1E310415

328
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA : Asni Deselia Khairunnisa

PROGRAM : S1-PGSD

NIM : A1E310415

JUDUL SKRIPSI :MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA


PEMAHAMAN DENGAN MENERAPKAN MODEL
COOPERATIVE INTEGRATED READING AND
COMPOSITION (CIRC) DAN NUMBERED HEADS
TOGETHER (NHT) SISWA KELAS V SDN KUIN UTARA 4
BANJARMASIN

DOSEN PEMBIMBING II : Dra. Hj. Susilawaty, M.Pd

Materi
No Hari / Tanggal Bimbingan Penelitian Paraf
Konsultasi

- Buatkan format aktivitas siswa secara


1. Rabu, 19-02-2014 Proposal
individu dan hasil belajar, buat
rubriknya

2. Senin, 02-06-2014 Skripsi Acc

Pembimbing II Peneliti

Dra. Hj. Susilawaty, M. Pd Asni Deselia Kh


NIP. 19591126 198710 2 001 NIM. A1E310415

329
Banjarmasin, April 2014

Perihal : Permohonan Ujian Skripsi

Yth. Ketua Program Studi PGSD/PG-PAUD


FKIP Universitas Lambung Mangkurat

di-

Banjarmasin

Dengan hormat,

Sehubungan dengan telah selesainya skripsi yang berjudul “Meningkatkan


Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Menerapkan Model Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) dan Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas V
SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin”, saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Asni Deselia Khairunnisa

NIM : A1E310415

Tempat/Tgl. Lahir : Banjarbaru, 25 Desember 1991

Program Studi : S1 – PGSD

Mengajukan permohonan agar kiranya dapat dilaksanakan ujian skripsi. Bersama ini
saya lampirkan :

a. Skripsi yang disetujui oleh Dosen Pembimbing


b. Kwitansi pembayaran ujian skripsi dan bimbingan skripsi
Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas perhatiannya di ucapkan terimakasih.

Mengetahui, Hormat saya,


Pembimbing 1 Pembimbing 2 Pemohon

Drs. H. Ramadi, M. Pd Dra. Hj. Susilawaty, M. Pd Asni Deselia Kh


NIP. 19580903 198803 1 002 NIP.19591126 198710 2 001 NIM. A1E310415

330
LEMBAR REVISI SKRIPSI

NAMA : Asni Deselia Khairunnisa

PROGRAM : S1-PGSD

NIM : A1E310415

JUDUL SKRIPSI :MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA


PEMAHAMAN DENGAN MENERAPKAN MODEL
COOPERATIVE INTEGRATED READING AND
COMPOSITION (CIRC) DAN NUMBERED HEADS
TOGETHER (NHT) SISWA KELAS V SDN KUIN UTARA
4 BANJARMASIN

TANGGAL UJIAN SKRIPSI : Jumat, 08 Agustus 2014

No Dosen Penguji Catatan Ujian Skripsi Paraf

1. - Dalam latar belakang masalah, bahan bacaan yang


Drs. H. Ramadi, M.Pd sesuai dengan karakter anak juga perlu dalam
menunjang keaktifan siswa

2. Dra. Hj. Susilawaty, M.Pd


- Perbaiki tulisan dalam sub judul tahapan PTK
- Perbaiki faktor yang diteliti (Guru dan Siswa)
dalam menerapkan model CIRC dan NHT
3. Drs.H. A. Muhyani Rizalie, M.Si
- Perbaiki Cara Pengolahan Data (pada kategori
penilian baik guru dan siswa)
- Perbaiki aspek penilaian siswa secara individu

Penguji I Penguji II Penguji III

Drs. H. Ramadi, M. Pd Dra. Hj. Susilawaty, M. Pd Drs. H. A. Muhyani Rizalie, M.Si


NIP. 19580903 198803 1 002 NIP. 19591126 198710 2 001 NIP. 19560209 198303 1 012

331
LEMBAR PERNYATAAN PENULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Asni Deselia Khairunnisa

NIM : A1E310415

Tempat/tanggal lahir : Banjarbaru, 25 Desember 1991

Program Studi : S1- Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:


“MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN
MENERAPKAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND
COMPOSITION (CIRC) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA
KELAS V SDN KUIN UTARA 4 BANJARMASIN“ ini beserta seluruh isinya adalah
benar-benar karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara
yang tidak sesuai etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat ilmiah.

Atas pernyataan ini, saya bersedia menanggung resiko atau sanksi apabila kemudian
hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dari karya tulis atau adanya
tuntutan dari pihak lain terhadap karya tulis ini.

Banjarmasin, April 2014

Yang Membuat Pernyataan,

ASNI DESELIA KHAIRUNNISA


NIM. A1E310415

332
RIWAYAT HIDUP PENELITI

1. Nama lengkap : Asni Deselia Khairunnisa


2. NIM : A1E310415
3. Tempat / Tanggal Lahir : Banjarbaru, 25 Desember 1991
4. Nama Orang Tua : a. Nama Bapak : Drs. Abdussani

b. Nama Ibu : Masdiana, S.Ap, M.Ap

5. Agama : Islam
6. Alamat : Jln. A yani Km 25.500 Gg. Dermawan No 08
RT.02 RW. 008, Landasan Ulin Timur
7. Riawayat Pendidikan : TK Kartika-IV Landasan Ulin
SDN LUT – 3 (1997-2003)
MTsN 2 Gambut (2003-2006)
MAN 1 Martapura (2006-2009)

333

Anda mungkin juga menyukai