LEMBAR KERJA 7
XI Kode :
MATA KULIAH PROFESI
Hari/Tanggal:
KEPENDIDIKAN Waktu : 150 menit
Rabu, 22 April 2020
1. Pengertian Stakeholder.
Pengertian stakeholder dalam konteks ini adalah tokoh – tokoh masyarakat baik formal
maupun informal, seperti pimpinan pemerintahan (lokal), tokoh agama, tokoh adat, pimpinan
organisasi social dan seseorang yang dianggap tokoh atau pimpinan yang diakui dalam pranata
social budaya atau suatu lembaga (institusi), baik yang bersifat tradisional maupun modern.
Stakeholder pendidikan dapat diartikan sebagai orang yang menjadi pemegang dan sekaligus
pemberi support terhadap pendidikan atau lembaga pendidikan
Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh stakeholder terhadap suatu issu,
stakeholder dapat diketegorikan kedalam beberapa kelompok yaitu stakeholder primer,
sekunder dan stakeholder kunci.
1) Stakeholder Utama (Primer): Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki
kaitan kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program, dan proyek.
Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan
keputusan.
2) Stakeholder Pendukung (Sekunder): Stakeholder pendukung (sekunder) adalah
stakeholder yang tidak memiliki kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu
kebijakan, program, dan proyek, tetapi memiliki kepedulian (concern) dan keprihatinan
sehingga mereka turut bersuara dan berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan
keputusan legal pemerintah. Yang termasuk dalam stakeholders pendukung (sekunder):
Lembaga(Aparat) pemerintah dalam suatu wilayah, Lembaga pemerintah yang terkait
dengan issu, Lembaga swadaya Masyarakat (LSM), PerguruanTinggi, Pengusaha
(Badan usaha) yang terkait.
3) Stakeholder Kunci: Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki
kewenangan secara legal dalam hal pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang
dimaksud adalah unsur eksekutif sesuai levelnya, legislatif dan instansi. Stakeholder
kunci untuk suatu keputusan untuk suatu proyek level daerah kabupaten.Yang termasuk
dalam stakeholder kunciyaitu: Pemerintah Kabupaten, DPR Kabupaten, Dinas yang
membawahi langsung proyek yang bersangkutan.
1. Unsur yang paling penting yang perlu diketahui sejak awal oleh manager sebuah
organisasi adalah berkaitan dengan pertanyaan siapa yang menjadi takeholder organisasi
ini . Untuk mengetahui siapa stakeholder sekolah , manager harus mengenal berbagai
bentuk dan mutu layanan serta produk yag dihasilkan oleh sekolah tersebut . Jika dilihat
dari beberapa pembagian stakeholder dilembaga pendidika , maka akan dikenal
stakeholder primer , sekunder , dan tersier . Stakeholder utama di dalam lembaga sekolah
adalah siswa . Siswa datang ke sekolah karena adanya pembiayaan dari orang tua siswa ,
sehingga kedua komponen tersebut merupakan komponen yang harus diperhatikan oleh
sekolah . Stakeholders sangat berhubungan dengan pendidikan , karena di dalam
pendidikan , stakeholder diartikan menjadi orang yang menjadi pemegang dan sekaligus
pemberi support atau semangat terhadap pendidikan .
2. Tentu sangat berbeda stakeholder yanga da di dalam dunia bisnis dengan stakeholder di
dalam dunia pendidikan . Dalam dunia bisnis, stakeholder adalah seseorang yang memiliki
hubungan, kepentingan ataupun memiliki minat di suatu perusahaan dan isu/permasalahan
yang sedang diangkat. Keberadaan stakeholder dalam kegiatan bisnis diperlukan untuk
membantu mengembangkan tujuan dari perusahaan tersebut. Pihak-pihak stakeholder
dalam kegiatan bisnis, yaitu seperti karyawan, suplier, distributor, konsumen, masyarakat,
pemerintah bahkan pemegang saham.
Sedangkan jika stakeholder di dunia pendidikan, maka stakeholder dapat diartikan sebagai
suatu kelompok atau satu pihak yang memiliki kepentingan langsung maupun tidak
langsung dan bisa mempengaruhi ataupun dipengaruhi oleh eksistensi suatu pendidikan
atau lembaga pendidikan. Contoh stakeholder pendidikan yaitu seperti dinas pendidikan,
pengawas, kepala sekolah, guru-guru, wali kelas, orang tua, dewan sekolah, dan komite
sekolah.
Kesimpulan :
“Diperlukan sebuah sistem yang membuat sekolah mampu menyerap aspirasi stakeholdernya.
Dunia usaha dan industri di daerah tidak perlu merekrut tenaga kerja dari luar daerah, jika
dunia pendidikan kita mempunyai daya tarik bagi mereka. Penentuan jurusan di sebuah sekolah
seharusnya menggunakan studi kelayakan yang terukur, sehingga pemetaan kebutuhan tenaga
kerja dapat dijawab oleh penyiapan sekolah-sekolah yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Tokoh-tokoh di sekolah seperti kepala sekolah dan guru perlu mendapatkan penyegaran
mengenai revitalisasi fungsi pendidikan dalam dunia nyata kita sehari-hari. Demikian pula di
perguruan tinggi kita . Kampus tidak harus menjadi menara gading . Kebutuhan daerah
terhadap lulusan perguruan tinggi semakin besar seiring semakin kompleksnya permasalahan
di era ekonomi ini ”