Anda di halaman 1dari 170

ANALISIS STRATEGI BUILDING LEARNING POWER (BLP)

TERHADAP DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS IV DI SDN


DUKUH MENANGGAL I SURABAYA

SKRIPSI

Feronika Rahayaan
NIM 198000081

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA


FAKULTAS PEDAGOGI DAN PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2023
ANALISIS STRATEGI BUILDING LEARNING POWER (BLP)
TERHADAP DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS IV DI SDN
DUKUH MENANGGAL I SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Pedagogi dan Psikologi


Universitas PGRI Adi Buana Surabaya untuk memenuhi Sebagian
Persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Feronika Rahayaan
NIM 198000081

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA


FAKULTAS PEDAGOGI DAN PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2023

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi oleh Feronika Rahayaan


NIM 198000081

Judul Skripsi Analisis Strategi Building Learning Power (BLP)


terhadap Disiplin Belajar Siswa Kelas IV di SDN
Dukuh Menanggal I Surabaya.

Surabaya, 20 Januari 2023


Pembimbing I Pembimbing II

Apri Irianto, S.H., M.Pd Dr. Reza Rachmadtullah, S.Pd., M.Pd.


NIDN. 0719046201 NIDN. 0703119002

Mengetahui,
Ketua Program Studi PGSD

Danang Prastyo, S.Pd., M.Pd.


NIDN. 0706128402

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi oleh Feronika Rahayaan dengan judul Analisis Strategi


Building Learning Power (BLP) terhadap Disiplin Belajar Siswa
Kelas IV di SDN Dukuh Menanggal I Surabaya.
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 25 Januari
2023.

Dewan Penguji:
1 Dr. Cholifah Tur Rosidah, S.Pd., M.Pd Ketua ........................

2 Apri Irianto, S.H., M.Pd Anggota ......................

3 Dr. Reza Rachmadtullah, S.Pd., M.Pd. Anggota ......................

Mengesahkan Mengetahui
Dekan FPP, Ketua Program Studi,

Dr. Santika Rentika Hadi, M.Kes Danang Prastyo S.Pd., M.Pd.


NIP. 196702091992031002 NIDN. 0706128402

iii
BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI

Pada hari ini Rabu tanggal 25 bulan Januari tahun 2023 telah
dilaksanakan ujian skripsi dari:

Nama : Feronika Rahayaan


NIM : 198000081
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Analisis Strategi Building Learning Power (BLP)

terhadap Disiplin Belajar Siswa Kelas IV di SDN


Dukuh Menanggal I Surabaya.

Penguji I Penguji II

Dr. Cholifah Tur Rosidah, S.Pd., M.Pd. Apri Irianto, S.H., M.Pd
NIDN. 0722029002 NIDN. 0719046201

Penguji III

Dr. Reza Rachmadtullah, S.Pd., M.Pd.


NIDN. 0703119002

iv
PERYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Feronika Rahayaan
NIM : 198000081
Jenjang : S-1
Program studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Pedagogi dan Psikologi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini


benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri; bukan merupakan
pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai
hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia dibatalkan gelar akademik yang
saya peroleh dari Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
Demikian pernyataan ini saya buat.

Surabaya, Februari 2023


Yang membuat pernyataan,

Feronika Rahayaan

v
ABSTRAK
Rahayaan, Feronika. 2023. Analisis Strategi Building Learning Power
(BLP) Terhadap Disiplin Belajar Siswa Kelas Iv di SDN
Dukuh Menanggal I Surabaya. Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar. Fakultas Pedagogi Dan Psikologi.
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Pembimbing (1)
Apri Irianto S.H., M.Pd. Pembimbing (2) Dr. Reza
Rachmatullah, M.Pd.
Kata Kunci: analisis, Building Learning Power (BLP), nilai karakter
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembentukan sikap disiplin siswa
dapat diintegrasikan menggunakan teknik pembelajaran Building
Learning Power (BLP) pada seluruh mata pelajaran selama proses
pembelajaran, termasuk melibatkan studi angka dan matematika, yang
seharusnya menanamkan nilai-nilai selain keterampilan kognitif.
Strategi pembelajaran Building Learning Power (BLP) adalah suatu
konsep pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
belajar siswa agar dapat belajar kapan saja dan di mana saja. Penulisan
ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan strategi pembelajaran
Building Learning Power (BLP) dalam meningkatkan disiplin belajar
siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal I Surabaya. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang
menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data
berupa observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket respon siswa.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswa kelas IV SDN Dukuh
Menanggal I Surabaya tertarik melaksanakan pembelajaran berbasis
Building Learning Power (BLP) karena menjadikan pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan sehingga standar kualitas pembelajaran
menjadi lebih baik. Selain itu strategi Building Learning Power (BLP)
dapat membantu siswa belajar lebih baik, berpikir positif, dan belajar
fleksibel dengan karakteristik pembelajaran seumur hidup, yang
membantu meningkatkan disiplin belajar siswa karena dilengkapi
dengan komponen Devout dan 4R.

vi
ABSTRACT
Rahayaan, Feronika. 2023. Analysis of the Building Learning Power
(BLP) Strategy for the Learning Discipline of Grade IV
Students at SDN Dukuh Menanggal I Surabaya. Elementary
School Teacher Education Study Program. Faculty of
Pedagogy and Psychology. PGRI Adi Buana University,
Surabaya. Advisor (1) Apri Irianto S.H., M.Pd. Advisor (2)
Dr. Reza Rachmatullah, M.Pd.
Keywords: analysis, Building Learning Power (BLP), character
value.
This research is motivated by the formation of student discipline
attitudes that can be integrated using the Building Learning Power
(BLP) learning technique in all subjects during the learning process,
including involving the study of numbers and mathematics, which
should instill values other than cognitive skills. Learning strategy
Building Learning Power (BLP) is a learning concept that aims to
increase students' learning capacity so they can learn anytime and
anywhere. This writing aims to determine the use of learning
strategies Building Learning Power (BLP) in improving the learning
discipline of fourth grade students at SDN Dukuh Menanggal I
Surabaya. The method used in this study is a descriptive method using
a qualitative approach with data collection techniques in the form of
observation, interviews, documentation, and student response
questionnaires. The results of this study indicate that fourth grade
students at SDN Dukuh Menanggal I Surabaya are interested in
implementing Building Learning Power (BLP)-based learning
because it makes learning more enjoyable so that the quality standard
of learning becomes better. In addition, the Building Learning Power
(BLP) strategy can help students learn better, think positively, and
learn flexibly with lifelong learning characteristics, which helps
improve student learning discipline because it is equipped with
Devout and 4R components.

vii
MOTTO

“Kehidupan adalah rangkain sebuah pilihan. Kita perlu


memilih hal yang tepat untuk mendapatkan hasilnya”
-IC

viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena dengan
berkat dan rahmatnya penulis diberikan kekuatan, kasih dan
perlindungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Strategi Building Learning Power (BLP)
terhadap Disiplin Belajar Siswa Kelas IV di SDN Dukuh
Menanggal 1 Surabaya”. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana Pendidikan di
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Selain itu skripsi ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca maupun peneliti
dalam hal memberikan kontribusi pengetahuan terutama dalam hal
ilmu pendidikan di masyarakat.
Penulis dapat menyelesaikan skripsi menemui beberapa
hambatan dalam berbagai hal, namun berbagai pihak yang membantu
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini hendaknya penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Hartono, M.Si. selaku Rekto Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya.
2. Dr. Santika Rentika Hadi, M.Kes selaku Dekan Fakultas Pedagogi
dan Psikologi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
3. Danang Prastyo, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya.
4. Apri Irianto S.H., M.Pd dan Dr. Reza Rachmatullah, S.Pd., M.Pd.
selaku dosen pembimbing penulisan skripsi yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan akademis dan
dukungan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen program studi PGSD Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya yang telah membantu dan memberikan dukungan dan
motivasi kepada penulis selama menyelesaikan tugas skripsi.
6. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial
penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada,
Bapak Robertus Rahayaan dan Ibu Regina Rahayaan serta kakak
Sofia Rahayaan dan kedua adik tercinta Lodafika Rahayaan,
Lasarus Rahayaan. Rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya
atas dukungan yang luar biasa sehingga penulis dapat
ix
menyelesaikan penulisan skripsi. Baik secara moril maupun
materil serta senantiasa mendengar segala keluh kesa dalam
menghadapi berbagai kesulitan.
7. Kepala sekolah, para guru serta staf karyawan SDN Dukuh
Menanggal I/424 Surabaya yang telah memberikan ijin serta
membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian di sekolah.
8. Elok Nikawati, S.Pd. selaku Guru kelas IV A SDN Dukuh
Menanggal I/424 Surabaya yang telah membatu penulis
melakukan penelitian sebagai observator dalam mengambil data di
lapangan.
9. Kepada Idol saya EXO Xiumin, Suho, Lay, Baekhyun, Chanyeol,
Chen, Kyungsoo, Kai dan Sehun. Terlebih bias saya Kyungsoo dan
Mark Lee NCT yang selalu memberikan semangat dan
dukungannya yang luar biasa melalui karya dan tingkah laku
mereka yang menggemaskan.
10. Serta semua pihak yang tidak bisa Penulis sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat
dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis minta maaf
kepada semua pihak yang merasa kurang berkenan akan skripsi ini.
Namun demikian, peneliti selalu berusaha untuk memberikan yang
terbaik. Kiranya tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang membacanya. Terima kasih banyak.

Surabaya, Januari 2023,

Peneliti

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................ i


HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................ iii
BERITA ACARA SKRIPSI .......................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN....................................... v
ABSTRAK ....................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................... vii
MOTTO ........................................................................................ .viii
KATA PENGANTAR .................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah .......................................... 4
C. Pertanyaan Penelitian .................................................................. .6
D. Asumsi .......................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian.......................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian........................................................................ 7
G. Batasan Istilah ............................................................................. .8
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................ 10
A. Kajian Pustaka ............................................................................ 10
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................ 35
C. Kerangka Konseptual ................................................................ .37
BAB III METODE PENELITIAN ............................................... 39
A. Pendekatan Penelitian................................................................. 39
B. Data dan Sumber Data ................................................................ 40
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................... .40
D. Teknik Analisis Data .................................................................. 42
E. Keabsahan Data .......................................................................... 43
F. Jadwal Penelitian ....................................................................... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................... 45
A. Hasil ........................................................................................... 45

xi
B. Pembahasan ................................................................................ 82
BAB V PENUTUP ......................................................................... 89
A. Kesimpulan................................................................................. 89
B. Saran ........................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 91

xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Formulasi Pengalaman Belajar Siswa ....................................... 27
2.2 Formulasi Kegiatan Guru Berbasis BLP ................................... 29
2.3 Penelitian Relevan ..................................................................... 36
4.1 Deskripsi Pengalaman Belajar Siswa berbasis BLP (4R).......... 48
4.2 Rumusan kegiatan Pembelajaran Guru Berbasis BLP............... 60
4.3 Deksripsi Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis BLP ................. 68
4.4 Deskripsi Hasil Analisis Angket Respon Siswa ........................ 76

xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Menciptakan lingkungan belajar (Enabling Environments)
....................................................................................................... 21
2.2 Learning Powered Mind ......................................................... 25
3.1 Kerangka konseptual ............................................................... 38

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format Revisi Skripsi................................................. 95


Lampiran 2 Berita Acara Skripsi ................................................ 87
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian ................................................. 99
Lampiran 4 Surat Balasan Penelitian ....................................... 100
Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian ........................................ 101
Lampiran 6 Dokumen Pendukung ............................................ 103

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Disiplin belajar siswa merupakan salah satu sikap atau
perilaku yang harus dimiliki oleh setiap individu. Tujuan dalam
mewujudkan disiplin belajar yaitu dengan menciptakan ruang
belajar yang aktif dan positif sehingga merangsang setiap peserta
didik untuk membangun kekuatan belajarnya. Ketika sebuah
kedisiplinan telah tertanam kuat dalam diri siswa, maka mereka
tidak akan merasa terpaksa untuk melakukan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kehidupannya terutama belajar sehingga
akan memperoleh hasil yang memuaskan. Oleh karena itu,
disiplin belajar sangat diperlukan oleh setiap siswa untuk
mencapai kesuksesan belajarnya. Hal ini sejalan dengan,
Yusmarlina (2020) menyatakan bahwa disiplin belajar peserta
didik bertujuan untuk membantu menemukan diri, mengatasi dan
mencegah timbulnya problem-problem disiplin, serta berusaha
menciptakan suasana yang aman, nyaman dan menyenangkan
bagi kegiatan pembalajaran, sehingga mereka mentaati peraturan
yang diterapkan.
Membangun disiplin belajar yaitu mempersiapkan siswa
lebih baik untuk masa depan yang pasti. Siswa akan lebih percaya
diri dengan kemampuan belajarnya, belajar lebih cepat dan belajar
lebih baik. Tentunya dalam membangun disiplin belajar tidak
dapat terwujud secara instan atau seketika. Agar berjalan secara
efektif, tentunya diperlukan beberapa cara atau strategi agar dapat
tercapai dan tepat sasaran. Seperti Hasan, et al. (2021)
mengungkapkan bahwa strategi pembelajaran aktif membentuk
peserta didik lebih aktif dan tidak hanya sekedar mendengarkan
secara pasif saja dari pendidik.
Penulis mengambil fenomena berdasarkan data observasi
di lapangan selama PLP I yaitu di temukan suatu permasalahan
yang berkaitan dengan disiplin belajar siswa sangat rendah,
dimana dalam proses pembelajaran berlangsung di kelas sebagian
besar siswa bermain serta kurang memperhatikan guru saat
1
2
memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran. Di samping
itu ketidakdisiplinan siswa dalam mematuhi tata tertib sebagai
salah satu parameter disiplin belajar siswa di SDN Dukuh
Menanggal I Surabaya yang mengalami kenaikan dari tahun
ajaran 2020/2021-2021-2022 dengan selisih kenaikan cukup
tinggi. Kondisi ini mengindikasikan adanya masalah pada disiplin
belajar siswa karena kenaikan jumlah ketidakdisiplinanan siswa
di dalam kelas tersebut merupakan ciri bahwa disiplin
belajar siswa masih kurang. Selain jumlah ketidakdisiplin siswa
terhadap tata tertib, ketepatan waktu siswa dalam mengikuti
jadwal pelajaran sebagai parameter disiplin belajar juga masih
kurang. Masih ada peserta didik yang sering menunda
pembelajaran dengan alasan bermain, makan dan bosan tanpa
memiliki rasa bersalah telah melakukan pelanggaran tata tertib.
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kurangnya
disiplin belajar siswa di SDN Dukuh Menanggal I
Surabaya. Salah satunya adalah kurangnya pembinaan disiplin
terhadap siswa. Ketidakdisiplinan siswa menunda pembelajaran
tidak diringi dengan tindakan memberikan sanksi. Mereka hanya
ditegur tanpa ada tindakan lebih lanjut. Siswa masih menganggap
belajar sebagai hal yang membosankan terutama belajar di dalam
kelas. Melihat kenyataan lain, siswa yang seharusnya aktif dalam
pembelajaran ternyata masih banyak juga yang kurang aktif,
kurangnya disiplin di kelas dan lambat dalam memahami materi
yang disampaikan. Sehingga perlu adanya upaya dalam
memperbaiki disiplin belajar siswa di dalam kelas. Dalam
memperbaiki disiplin belajar siswa tidak dapat terwujud secara
instan atau seketika. Agar berjalan secara efektif, tentunya
diperlukan beberapa cara atau strategi agar dapat tercapai dan
tepat sasaran. Seperti Hasan, et al. (2021) mengungkapkan bahwa
strategi pembelajaran aktif membentuk peserta didik lebih aktif
dan tidak hanya sekedar mendengarkan secara pasif saja dari
pendidik.
Sekolah bisa menggunakan berbagai macam strategi untuk
keberhasilan dan keberlangsungan pembelajaran yang efektif dan
efisien. Strategi belajar yang baik adalah kunci utama dalam
membangun kualitas belajar siswa. Salah satu strategi yang bisa
diterapkan adalah dengan membangun kapasitas belajar yang
3
sering dikenal dengan Building Learning Power (BLP) yang
diadaptasi dari konsep Prof. Guy Claxton dari Inggris, seorang
praktisi pendidikan dari Brisbol University. Strategi Building
Learning Power (BLP) praktis dan berguna untuk segala usia,
mata pelajaran, kemampuan dan dapat digunakan di sekolah
manapun. Dalam strategi ini ada tiga hal yang dibangun yaitu
kekuatan visi pribadi, kemampuan berpikir positif dan
pengalaman belajar yang meledakkan potensi. Strategi ini bisa
menjadi solusi untuk menyiapkan generasi Indonesia yang
berkualitas di abad-21. Menurut Claxton (2011 dalam Afif, 2020)
Building Learning Power merupakan konsep, strategi, cara
membangun kapasitas belajar siswa sehingga siswa tidak hanya
mampu di bidang akademik tetapi juga mampu di bidang non
akademik seperti kecakapan dalam akhlak, kecakapan dalam
kreasi, kecakapan dalam berprestasi dan kecakapan dalam
menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.
Dalam pembelajaran di sekolah BLP ditanamkan pada
siswa agar memiliki kepribadian yang kuat, disiplin, daya juang
dan kerjasama yang baik dalam berbagai hal. BLP merupakan
suatu sistem atau kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan
seluruh potensi siswa agar menjadi siswa yang lebih optimal, baik
di sekolah maupun di lingkungan eksternal. Menciptakan iklim
belajar yang sistematis, menumbuhkan kebiasaan dan sikap yang
memungkinkan siswa mampu menghadapi kesulitan dan
ketidakpastian dengan cara yang tenang, percaya diri dan kreatif.
Siswa yang lebih percaya diri akan dapat belajar lebih cepat &
lebih baik. Membangun BLP adalah untuk belajar yang
mengasyikkan. Belajar dalam kontek BLP adalah penyesuaian
diri terhadap situasi baru dimanapun pelajar berada. Hal ini sesuai
dengan pendapat dari Guy Claxton dalam bukunya tahun 2002
yang berjudul “Building Learning Power” yaitu BLP merupakan
cara untuk membangun belajar siswa secara mandiri terhadap
potensi yang dimiliki sesuai keinginan individu untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan (Farid, 2018).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Afif (2019).
Menunjukan bahwa Implementasi manajemen strategi Building
Learning Power (BLP) di SMA Insan Cendekia Mandiri sendiri
terbukti mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa
4
perlu memiliki cita-cita yang tinggi untuk membangun motivasi
belajarnya, siswa juga belajar fokus dengan apa yang menjadi
minat dan bakatnya. BLP diterapkan melalui beberapa kegiatan
aktif dan bermanfaat baik di dalam maupun diluar lingkungan
sekolah, sehingga yang diharapkan adalah sekolah selalu
membantu siswa untuk menekuni kegiatan yang dapat
mengembangkan minat dan bakatnya. Keberhasilan manajemen
strategi pendidikan berbasis Building Learning Power (BLP)
dapat dilihat dari berbagai hal. Salah satunya adalah siswa mampu
berpikir kritis dan mampu membuat pertanyaan. Hal itu
menunjukkan motivasi belajar siswa meningkat.
Dari uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti
analisis strategi Building Learning Power (BLP) terhadap disiplin
belajar siswa kelas IV di SDN Dukuh Menanggal I Surabaya.
Strategi Building Learning Power (BLP) ini dapat memberikan
pengaruh yang besar terhadap disiplin belajar siswa, dibantu
dengan beberapa langkah-langkah yang telah ada di dalamnya.
Menerapkan strategi Building Learning Power (BLP) merupakan
sebuah langkah atau pendekatan sebagai usaha dalam
meningkatkan disiplin belajar siswa yang mengalami penurunan.
Dalam pelaksanaannya program ini merupakan peristiwa interaksi
yang dilakukan guru untuk memberikan sebuah pengalaman
belajar bagi peserta didik sehingga diharapkan nantinya akan
menimbulkan perubahan karakter dan prestasi peserta didik.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti tertarik
untuk mengkaji hubungan penerapan strategi Building Learning
Power (BLP) dengan disiplin belajar siswa dengan
mengangkatnya menjadi judul penelitian, “Analisis Strategi
Building Learning Power (BLP) terhadap Disiplin Belajar Siswa
Kelas V di SDN Dukuh Menanggal 1/424 Surabaya”.

B. Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah


1. Ruang Lingkup
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif
kualitatif, yaitu penelitian yang dilakukan lebih menekankan
pada deskriptif holistik, yang menjelaskan secara detil tentang
kegiatan atau situasi apa yang sedang berlangsung dari pada
membandingkan efek perlakuan tertentu, atau menjelaskan
5
tentang sikap atau perilaku orang. Metode penelitian
deskriptif kualitatif menurut, Thabroni (2022) yaitu penelitian
yang dilakukan untuk meneliti objek, suatu kondisi,
sekelompok manusia, atau fenomena lainnya dengan kondisi
alamiah atau real (tanpa situasi eksperimen) untuk membuat
gambaran umum yang sistematis atau deskripsi rinci yang
faktual dan akurat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang
analisis dari strategi Building Learning Power (BLP) terhadap
disiplin belajar siswa. Sehingga pendekatan kulitatif
digunakan untuk menghasilkan data deskriptif yang bisa
menggambarkan secara terperinci analisisnya.

2. Pembatasan Masalah
Dengan adanya pembatasan masalah yang dikaji
dalam penelitian, lebih mudah bagi peneliti untuk mencari
acuan teori yang diperlukan sebagai penunjang dalam
pembahasan. Batasan masalah ini berguna untuk
mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk dalam ruang
lingkup masalah penelitian. Sejalan dengan pendapat diatas
Batasan masalah adalah pembatasan permasalahan-
permasalaham yang akan diambil dalam penelitian. Di sisi
lain, batasan masalah juga diartikan sebagai batasan terhadap
ruang lingkup suatu permasalahan agar pembahasan bisa
focus pada satu penelitian, tidak terlampau jauh atau melebar
ke topik lainya. Maka penelitian ini perlu adanya pembatasan-
pembatasan masalah. Pembatasan masalah yang akan
diungkapkan oleh penulis yaitu:
a) Subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV SDN
Dukuh Menanggal I/424 Surabaya.
b) Strategi yang digunakan adalah Building Learning Power
(BLP).
c) Luas lingkup hanya dibatasi untuk mengetahui efektifitas
strategi Building Learning Power (BLP) terhadap
disiplin belajar siswa.

C. Pertanyaan Penelitian
6
Pertanyaan penelitian pada dasarnya merupakan suatu
pernyataan yang mengidentifikasi fenomena-fenomena yang
diteliti. Pertanyaan yang dirumuskan merupakan penjabaran dari
ruang lingkup dan pembatasan masalah. Pertanyaan yang ditulis
akan menimbulkan rasa penasaran dari pembaca Rumusan
masalah ditulis berupa kalimat-kalimat pertanyaan yang
menanyakan solusi dari masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah, ruang lingkup dan
pembatasan masalah maka penulis merumuskan masalah yakni;
Bagaimana membangun disiplin belajar pada siswa kelas IV SDN
Dukuh Menanggal I Surabaya dengan menerapkan pembelajaran
berbasis strategi Building Learning Power?

D. Asumsi
Asumsi penelitian bisanya disebut juga sebagai anggapan
dasar atau postulat, yaitu sebuah titik tolak pemikiran yang
kebenaranya diterima oleh peneliti atau suatu pernyataan yang
tidak diragukan lagi kebenarannya.
Asumsi dalam penelitian ini mengatakan bahwa strategi
Building Learning Power (BLP) dapat memberikan pengaruh
terhadap meningkatnya disiplin belajar siswa kelas IV SDN
Dukuh Menanggal I Surabaya.

E. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah memecahkan permasalahan
yang tergambar dalam latar belakang dan rumusan masalah.
Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan harus memiliki tujuan
yang akan dicapai. Berhasil tidaknya suatu penelitian yang
dilakukan terlihat dari tercapai tidaknya tujuan penelitian. Tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yakni; Untuk mengetahui
bagaimana membangun disiplin belajar dengan menerapkan
pembelajaran berbasis strategi Building Learning Power (BLP)
pada siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal I Surabaya.

F. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran yang cukup signifikan sebagai masukan pengetahuan
7
atau literatur ilmiah yang dapat dijadikan bahan kajian bagi para
insan akademik yang sedang mempelajari ilmu pendidikan pada
Sekolah Dasar, khususnya dalam upaya meningkatkan disiplin
belajar dan penggunaan strategi Building Learning Power (BLP)
di Sekolah Dasar.
1. Bagi Peneliti
Sebagai refrensi dan bahan pertimbangan khususnya untuk
pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
penerapan strategi Building Learning Power (BLP) terhadap
disiplin belajar siswa Sekolah Dasar.
2. Bagi Siswa
Dengan penerapan strategi Building Learning Power (BLP)
ini juga dapat memberikan pengaruh besar terhadap karakter
siswa terutama kedisiplina siswa serta dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa dalam lingkungan sekolah
maupun di lingkungan masyarakat.
3. Bagi Guru
Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi sekolah
sekaligus sebagai sumbangan dalam upaya memperbaiki serta
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dalam mencapai
keberhasilan pembelajaran serta meningkatkan disiplin
belajar siswa.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi
sebagai refrensi bacaan bagi peneliti selanjutnya yang akan
melakukan penelitian dengan masalah yang sama.

5. Bagi Universitas
Untuk menambah referensi di perpustakaan Universitas PGRI
Adi Buana Surabaya, serta dapat menambah pengetahuan dan
informasi pembaca khsusnya mahasiswa Jurusan PGSD yang
akan meneliti masalah yang sama.

G. Batasan istilah
Penelitian ini memiliki beberapa istilah yang perlu
dijelaskan agar tidak menimbulkan pengertian yang berbeda-
beda. Istilah-istilah yang dibahas antara lain:
1. Building Learning Power (BLP)
8
Strategi Building Learning Power (BLP) ditemukan oleh Prof.
Guy Claxton, dari University of Winchester, Inggris. Beliau
menemukan potensi dalam diri manusia yang sangat dahsyat
yang dapat menjadi bekal hidup sukses dan disebutnya
sebagai Learning Power (kapasitas belajar). Dalam bukunya
yang berjudul Building Learning Power disebutkan
bahwasanya:
“Building Learning Power (BLP) is an approach to
helping young people become better learners, both in
school and out. It is about creating a climate that
systematically cultivates habits and attitudes that enable
young people to face difficulty and uncertainty calmly,
confidently and creatively. Student who are more confident
of their own learn faster and learn better. They concentrate
more, think harder, and find learning more enjoyable.
They do better in their tests and external examinations and
they are easier and more satisfying to teach”
“Building Learning Power (BLP) adalah sebuah
pendekatan untuk membantu orang muda menjadi pelajar
yang lebih baik, baik di sekolah maupun di luar. Ini
tentang menciptakan iklim yang secara sistematis
menumbuhkan kebiasaan dan sikap yang memungkinkan
kaum muda menghadapi kesulitan dan ketidakpastian
dengan tenang, percaya diri dan kreatif. Siswa yang lebih
percaya diri sendiri belajar lebih cepat dan belajar lebih
baik. Mereka lebih berkonsentrasi, berpikir lebih keras,
dan menemukan belajar lebih menyenangkan. Mereka
melakukan tes dan pemeriksaan eksternal dengan lebih
baik dan lebih mudah dan lebih memuaskan untuk
diajarkan.”
Dari peryataan diatas, strategi Building Learning Power
(BLP) adalah konsep pendidikan yang diterapkan dari
organisasi pendidikan dengan cara menciptakan iklim belajar
yang secara sistematis akan menumbuhkan kebiasaan dan sikap
yang memungkinkan peserta didik dalam menghadapi kesulitan
belajar dan ketidakpastian dengan tenang. Peserta didik
memperoleh kepercayaan diri dan kreatif sehingga siswa
mampu belajar lebih cepat, lebih baik dan lebih menye nangkan.
9
2. Disiplin Belajar
Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin
“disibel” yang berarti Pengikut. Seiring dengan perkembangan
zaman, kata tersebut mengalami perubahan menjadi “Disipline”
yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib.
Sekarang ini kata disiplin telah berkembang mengikuti
kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga banyak pengertian
disiplin yang berbeda antara ahli yang satu dengan yang lain.
Yusmarlina (2020) menyatakan bahwa disiplin belajar adalah
kesadaran diri untuk mengendalikan dirinya untuk benar-benar
belajar.
Dari urain tersebut dapat menunjukan bahwa disiplin
dalam belajar hendaknya dimiliki oleh setiap peserta didik.
Belajar bukan lagi sebagai beban melainkan sudah dianggap
sebagai kebutuhan hidupnya yang akhirnya nanti bisa menjadi
kebiasaan, maka akan terbentuk etos belajar yang baik. Disiplin
diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Disiplin belajar bagi
siswa diartikan lebih spesifik sebagai tindakan yang
menunjukkan kepatuhan dan kepatuhan terhadap aturan, baik
tertulis maupun tidak tertulis ditulis dalam kegiatan mencari
pengetahuan dan keterampilan baru. Dengan demikian disiplin
belajar adalah ketaatan peserta didik untuk melaksanakan
kewajiban belajarnya secara sadar sehingga diperoleh
perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, tindakan
dan sikap baik belajar di rumah maupun belajar di sekolah.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka
1. Strategi Building Learning Power (BLP)
a. Strategi Pembelajaran
Istilah strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang
diartikan sebagai seni penggunaan rencana untuk mencapai
tujuan. Didalam dunia pendidikan, David (1976) dalam Faudi
A et al, (2021) mengartikan strategi sebagai “a plan, method,
or series of activities designed to achieves a particular
education goal”. Strategi pembelajaran diartikan sebagai pola
kegiatan pembelajaran yang dipilih dan di desain untuk
digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan
karakteristik siswa, kondisi sekolah, lingkungan sekitar serta
tujuan khusus pembelajaran yang ingin dicapai.
Berdasarkan urain tersebut, terdapat dua hal yang perlu
dicermati. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana
tindakan atau rangkaian kegiatan termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam
pembelajaran. Hal ini berarti bahwa penyusunan suatu strategi
baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum
sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk
mencapai tujuan tertentu, yaitu arah dari semua keputusan
penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Sebelum
menentukan startegi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas serta
dapat diukur keberhasilannya sebab tujuan adalah roh dalam
implementasi suatu strategi dalam proses pembelajaran.
Istilah pembelajaran yang mulai populer semenjak
lahirnya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20
Tahun 2003. Menurut undang-undang pembelajaran diartikan
sebagai pola interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dapat diartikan
bahwa, pembelajaran merupakan proses transfer pengetahuan
dari pendidik kepada peserta didik agar terjadi proses
perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran dan
10
11
tabiat, serta pembentukan karakter pada peserta didik. Dengan
kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik.
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata
“instruction” yang dalam bahasa Latin “instructus” atau
“Intruere” yang berarti menyampaikan pikiran, dengan
demikian arti Pembelajaran adalah menyampaikan pikiran
atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui
pembelajaran. Pengertian ini lebih mengarah kepada guru
sebagai pelaku perubahan (Suardi, 2018)
Kegiatan pembelajaran sesungguhnya dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses
mental dan fisik melalui interaksi antar-siswa dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka
mencapai kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang
dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan strategi
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada siswa
(student centered). Pengalaman belajar ini memuat kecakapan
hidup yang perlu dikuasai oleh siswa (Suardi, 2018).
Konsep dasar strategi pembelajaran ini meliputi hal-
hal: (1) menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan
perilaku belajar, (2) menentukan pilihan berkenaan dengan
pendekatan terhadap masalah belajar mengajar, memilih
prosedur, metode dan teknik belajar mengajar, dan (3) norma
dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Strategi
dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dikaitkan dalam konteks pendidikan, makna
straategi memiliki arti sebagai rencana tindakan untuk
mengatur siasat agar mencapai tujuan pendidikan yang efektif
dan bermutu, dengan kata lain, strategi dalam konteks
pendidikan dapat diartukan sebagai suatu perencanaan yang
berisi rangkaian kegiatan pembelajaran yang telah didesain
guna untuk mencapai tujuan diselenggarakannya program
pendidikan (Hamdi & Kristiana, 2022).
Siswa akan merasa pembelajaran lebih mudah di
pahami karena adanya strategi yang mendorong pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan. Dalam mengatur strategi, guru
12
dapat memilih berbagai metode, seperti ceramah, diskusi,
tanya jawab, dan demonstrasi. Berbagai media, seperti VCD,
kaset audio, dan gambar, film dapat digunakan sebagai bagian
dari teknik-teknik yang dipilih oleh guru. Metode atau teknik
yang dipilih diberikan kepada siswa juga menyesuaikan dari
capain pembelajaran dengan tingkatan dan konteks yang
berbeda. Makin baik metode yang dipakai dalam
pembelajaran, makin efektif pula pencapaian tujuan. Jika
ditinjau kembali strategi terdiri dari metode dan teknik atau
cara yang menjamin siswa untuk mencapai tujuan.
Strategi dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu;
strategi pembelajaran (direct instruction) langsung, (indirect
instruction), tak langsung (experimental) interaktif, mandiri,
melalui pengalaman (Faudi et al, 2021).
1) Strategi pembelajaran langsung. Strategi pembelajaran
langsung merupakan pembelajaran yang banyak
diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk
menentukan informasi atau membangun keterampilan
tahap demi tahap. Pembelajaran langsung biasanya
bersifat deduktif. Kelebihan strategi ini adalah mudah
untuk direncanakan dan digunakan, sedangkan
kelemahan utamanya dalam mengembangkan
kemampuan-kemampuan, proses-proses, dan sikap yang
diperlukan untuk pemikiran kritis dan hubungan
interpersonal serta belajar kelompok. Agar peserta didik
dapat mengembangkan sikap dan pemikiran kritis,
strategi pembelajaran langsung perlu dikombinasikan
dengan strategi pembelajaran yang lain.
2) Strategi pembelajaran tak langsung. Strategi
pembelajaran tak langsung sering disebut inkuiri,
induktif, pemecahan masalah, pengambilan keputusan
dan penemuan. Berlawanan dengan strategi
pembelajaran langsung, pembelajaran tak langsung
umumnya berpusat pada peserta didik, meskipun dua
strategi tersebut dapat saling melengkapi. Peranan guru
bergeser dari seorang penceramah menjadi fasilitator.
Guru mengelola lingkungan belajar dan memberikan
kesempatan peserta didik untuk terlibat. Kelebihan dari
13
strategi ini antara lain: mendorong ketertarikan dan
keingintahuan peserta didik, menciptakan alternatif dan
menyelesaikan masalah, mendorong kreativitas dan
pengembangan keterampilan interpersonal dan
kemampuan yang lain, pemahaman yang lebih baik,
mengekspresikan pemahaman. Sedangkan kekurangan
dari pembelajaran ini adalah memerlukan waktu panjang,
outcome sulit diprediksi. Strategi pembelajaran ini juga
tidak cocok apabila peserta didik perlu mengingat materi
dengan cepat.
3) Strategi pembelajaran interaktif. Pembelajaran interaktif
menekankan pada diskusi dan sharing di antara peserta
didik. Diskusi dan sharing memberi kesempatan peserta
didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman,
pendekatan dan pengetahuan guru atau temannya dan
untuk membangun cara alternatif untuk berfikir dan
merasakan. Kelebihan strategi ini antara lain peserta
didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk
membangun keterampilan sosial dan kemampuan-
kemampuan, mengorganisasikan pemikiran dan
membangun argumen yang rasional. Strategi
pembelajaran interaktif memungkinkan untuk
menjangkau kelompok-kelompok dan metode-metode
interaktif. Kekurangan dari strategi ini sangat bergantung
pada kecakapan guru dalam menyusun dan
mengembangkan dinamika kelompok.
4) Strategi pembelajaran empirik (experiential).
Pembelajaran empirik berorientasi pada kegiatan
induktif, berpusat pada peserta didik, dan berbasis
aktivitas. Refleksi pribadi tentang pengalaman dan
formulasi perencanaan menuju penerapan pada konteks
yang lain merupakan faktor kritis dalam pembelajaran
empirik yang efektif. Kelebihan dari startegi ini antara
lain: meningkatkan partisipasi peserta didik,
meningkatkan sifat kritis peserta didik, meningkatkan
analisis peserta didik, dapat menerapkan pembelajaran
pada situasi yang lain. Sedangkan kekurangan dari
strategi ini adalah penekanan hanya pada proses bukan
14
pada hasil, keamanan siswa, biaya yang mahal, dan
memerlukan waktu yang panjang
5) Strategi pembelajaran mandiri. Belajar mandiri
merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk
membangun inisiatif individu, kemandirian, dan
peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan
belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru.
Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau
sebagai bagian dari kelompok kecil. Kelebihan dari
pembelajaran ini adalah membentuk peserta didik yang
mandiri dan bertanggungjawab.
Dari beberapa klasifikasi strategi di atas, tentunya
sangat memungkinkan untuk guru lebih mudah dalam
memilih materi yang sesuai dengan strategi yang akan
dilaksanakan, sehingga peluang besar tercapainya tujuan
pembelajaran akan mudah untuk diraih. Selain itu guru dapat
mengkondisikan kelas dengan mudah dan terarah karena telah
direncanakan dengan matang pembelajaran yang akan
dilakukan. Dengan demikian, strategi pembelajaran
merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sehingga strategi
pembelajaran mengacu kepada pengertian sebagai
seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain
untuk mencapai.
Faudi, et al (2021) setiap strategi memiliki kekhasan
tersendiri, karena itu guru harus mampu memilih strategi yang
dianggap cocok dengan keadaan, guru perlu memahami
prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran
sebagai berikut:
1) Berorientasi pada tujuan.
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen
yang utama. Segala aktivitas gur dan siswa, mestilah
diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Ini sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang
bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi
pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa
mencapai tujuan pembelajaran.
15
2) Aktivitas
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi.
Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi
pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.
Aktivitas tidak dimaksudkan tidak terbatas pada aktivitas
fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat
psikis seperti aktivitas mental.
3) Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu
siswa, dan pada hakekatnya yang ingin dicapai adalah
perubahan perilaku setiap siswa. Walaupun yang diajar
adalah kelompok siswa dan standar keberhasilan guru
ditentukan setinggi-tingginya. Semakin tinggi standar
keberhasilan ditentukan, maka semakin berkualitas proses
pembelajaran.
4) Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan
seluruh pribadi siswa. Strategi pembelajaran harus dapat
mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara
terintegrasi. Penggunaan metode diskusi misalnya, guru
harus dapat merancang strategi pelaksanaan diskusi tak
hanya terbatas pada pengembangan aspek intelektual saja,
tetapi harus mendorong siswa agar mereka bisa
berkembang secara keseluruhan.

b. Pengertian Building Learning Power (BLP)


Building learning Power (BLP) adalah suatu
gagasan, suatu konsep, suatu model, suatu kerangka. Suatu
penyelidikan untuk meningkatkan kemampuan pelajar untuk
dapat belajar dengan baik secara nyata. Suatu lembaga
pendidikan dikatakan baik jika memiliki standar BLP yang
baik. Membangun BLP adalah upaya untuk memfokuskan
kembali sekolah dalam mempersiapkan anak-anak muda
lebih baik untuk masa depan yang tidak pasti. Sekolah saat
ini perlu mendidik anak bukan hanya untuk hasil ujian saja,
tetapi untuk pembelajaran sepanjang hayat. Untuk
berkembang di abad ke-21, tidak cukup meninggalkan
16
sekolah dengan segenggam sertifikat ujian, siwa perlu
belajar bagaimana menjadi ulet dan banyak akal, imajinatif
dan logis, disiplin diri dan sadar diri, kolaboratif dan ingin
tahu (Claxton et al., 2018)
Professor Guy Claxton ialah pencetus Building
Learning Power (BLP), ia adalah seorang Co-Direktur Pusat
Pembelajaran Dunia Nyata (CrL), consultan program dan
kepala inspirasi untuk “TLO’s Building Learning Power
programme”. Professor Guy Claxton memperkenalkan
Building Learning Power (BLP) bertujuan untuk membantu
guru agar tidak hanya terfokus pada materi saja yang
membuat peserta didik bosan, melainkan memberikan
pengetahuan tentang kehidupan dan bagaimana mengatasi
masalah-masalah yang akan dihadapi di masyarakat.
Building Learning Power (BLP) merupakan landasan
kehidupan yang diterapkan untuk dapat mengembangkan
seluruh kapasitas belajar siswa. Dengan kata lain, BLP
termasuk strategi yang termasuk student center.
Building Learning Power (BLP) dirancang untuk
bagaimana siswa mempersiapkan diri menghadapi persoalan
abad 21. Dengan menyesuaikan perilaku belajar yang
bernilai tinggi di empat aspek pembelajaran. Ini
mengungkapkan belajar sebagai proses kompleks yang tidak
hanya tentang berpikir dan memiliki ingatan yang baik.
Namun mencakup bagaimana kita merasakan (aspek
emosional belajar), bagaimana kita berpikir (aspek kognitif),
bagaimana kita belajar dengan dan dari orang lain (aspek
sosial), dan bagaimana kita mengelola proses pembelajaran
(aspek strategis). Ini memberikan awal dari bahasa
pembelajaran yang membantu guru untuk berpikir tentang
bagaimana perilaku belajar memungkinkan siswa untuk
tumbuh sebagai pembelajar, dan menangani kurikulum
konten apa pun dengan lebih menguntungkan. Dengan
demikian, strategi Building Learning Powe (BLP)
merupakan salah satu pendekatan yang mengembangkan
kebiasaan belajar baik pembelajaran ekstensif maupun
intensif.
17
Building learning Power (BLP) adalah suatu
gagasan, suatu konsep, suatu model, suatu kerangka. Suatu
penyelidikan untuk meningkatkan kemampuan pelajar untuk
dapat belajar dengan baik secara nyata. Pengertian belajar
dalam kontek BLP adalah penyesuaian diri terhadap situasi
baru dimanapun pelajar berada. BLP mempunyai empat
aspek bagi siswa yang “baik” dalam belajar. Empat kapasitas
belajar yaitu Resilience, Resourcefulness, Reflectiveness,
dan Reciprocity yang selanjutnya di sebut 4R.
1) Resilience
Resilience merupakan komponen pertama
Building Learning Power. Resilience sebagai upaya
untuk mendorong anak untuk dapat tekun dan fokus
dengan tugas yang diberikan, dan membantu mereka
untuk mengelola gangguan dalam belajar. Indikator dari
komponen Resilience adalah Managing Distraction,
Perseverance, Absorption, dan Noticing.
Resilience/ Ketangguhan mengandung konsep
tentang kondisi pelajar yang siap, rela dan mampu terus
belajar. Ketangguhan disusun oleh empat komponen: (a)
Tekun, untuk belajar dengan baik, pelajar telah lebih dulu
terlibat dengan obyek pelajaran dan memelihara
perhatian tanpa bermaksud menguasai, (b) Mengelola
gangguan, ada sejumlah hal dapat menimbulkan
gangguan, seperti rasa lapar, kecemasan, dan kelelahan.
BLP bertujuan untuk membantu pelajar menjadi sadar
akan sumber gangguan yang mungkin dan bagaimana
mereka dapat menguranginya, (c) Perhatian, pelajar yang
baik adalah trampil dalam memperhatikan. Mereka
mempunyai suatu kemampuan untuk memperhatikan hal
yang penting secara detil, (d) Usaha keras, ciri ini secara
sederhana menuju ke suatu kemampuan pelajar untuk
memahami bahwa sesuatu tidak datang dengan mudah
dan bahwa sesuatu kesulitan pada umumnya berhadiah
sukses pada akhirnya.
2) Resourcesfulness
Resoucefulness is about being ready, willing,
and able to learn in different ways, using both internal
18
and external resources effectively, calling on different
ways of learning as appropriate. Definisi tersebut dapat
diartikan sebagai kesiapan dan kesediaan peserta didik
untuk belajar dengan cara yang berbeda-beda, dengan
menggunakan sumber belajar internal maupun eksternal
secara efektif. Komponen dari Resourcefulness adalah
Questioning, Making Links, Imagining, Reasoning, dan
Capitalising.
Resourcefulness/ Kecerdasan mengandung
konsep tentang kondisi pelajar yang siap, rela dan
mampu belajar dalam cara yang berbeda. Kecerdasan
tersusun oleh lima komponen: (a) Keingintahuan, dalam
hal ini pelajar yang baik mempunyai kemampuan untuk
bertanya secara baik dan bekerja secara spesifik, (b)
Membuat hubungan, pemikiran di sini adalah pelajar
yang baik bisa membuat hubungan antara yang telah
mereka ketahui dengan pengalaman baru, (c) Imajinasi,
pelajar yang baik bisa melihat cara berfikir yang berbeda.
Mereka menggunakan imajinasinya untuk mendukung
pelajaran dengan membuat skenario dalam pikiran
mereka dengan jalan menghubungkan gambaran itu
kepada pelajaran mereka, (d) Penalaran, penelitian
menyatakan bahwa pendidikan menengah belum
seluruhnya sukses dalam mengembangkan kemampuan
siswa untuk berpikir secara logis di dalam kehidupan
nyata, (e) Sumber daya, secara sederhana, pelajar yang
baik terbiasa dan nyaman dengan penggunaan sejumlah
sumber daya pada penyelesaian untuk menopang belajar
mereka.

3) Reflectiveness
Reflectiveness adalah komponen ketiga yang
dimiliki oleh Building Learning Power. Definisi
Reflectiveness dapat dijelaskan dengan meminta anak
untuk dapat merencanakan dan berpikir mengenai
pekerjaannya sebelum dikerjakan dan mengecek
kesalahan yang ada dalam pengerjaan tugasnya.
19
Mendorong siswa untuk membuat perubahan dalam
dalam tugasnya, yang dapat dikembangkan oleh siswa.
Indikator dari komponen Reflectiveness adalah
Planning, Revising, Distilling, dan Meta Learning.
Reflectiveness/ Kecerdikan mengandung konsep
tentang kondisi pelajar yang siap, rela dan mampu
menjadi lebih strategis dalam belajar. Kecerdikan
tersusun oleh empat komponen: (a) Perencanaan, pelajar
yang baik mengatur proses belajar dengan serangkaian
teknik, seperti membuat stok suatu masalah, mengukur
sumber daya yang tersedia, membuat suatu perkiraan
waktu belajar yang akan diambil, dan mengantisipasi
permasalahan atau rintangan yang muncul, (b) Meninjau
ulang, pelajar memiliki harapan yang tak diduga. Oleh
karena itu, pelajar yang baik memiliki kemungkinan
untuk berubah arah jika diperlukan, (c) Menyaring, ini
melibatkan berpikir tentang pengalaman sendiri maupun
dalam diskusi dengan orang lain, dan melihat pelajaran
secara penuh atau generalisasi, hal itu dapat bermanfaat
untuk diterapkan d alam situasi baru, (d) Meta belajar,
ini adalah perluasan dari menyaring. Ini adalah suatu
proses pelajar yang baik menuju pembicaraan secara
konstruktif tentang proses belajar dan untuk
membicarakan bagaimana pekerjaan belajar.
4) Reciprocity
Reciprocity disebut juga sebagai social
relationship, karena pada komponen ini akan membahas
mengenai bagaimana siswa menjalin hubungan dan
jaringan sosial dalam belajar. dalam komponen ini, siswa
juga akan dapat menentukan dirinya sendiri dapat
melakukan pekerjaan secara mandiri, atau berkolaborasi
dengan orang. Indikator dari komponen reciprocity
adalah Collaboration, Imitation, Empaty and Listening
dan Interdependence.
Reciprocity/ Kemandirian, mengandung konsep
tentang kondisi pelajar yang siap, rela dan mampu belajar
sendiri atau dengan orang lain. Pelajar yang baik
mempunyai kemampuan untuk mendengarkan,
20
mengambil giliran dan memahami sudut pandang orang
lain. Kesantunan tersusun oleh empat komponen: (a)
Saling ketergantungan, pelajar yang baik mengetahui
bagaimana cara mengatur keseimbangan antara saling
berinteraksi dan sendiri dalam belajar, (b) Kerja sama, ini
yang disarankan secara nyata menjadi mampu bekerja
berpasangan atau dalam kelompok dalam suatu skenario
di mana tak seorangpun mengetahui semua jawaban, (c)
Empati dan Mendengarkan, ketrampilan mendengar
yang baik dapat diajarkan, tetapi ini adalah bagian
penting dari wajah pelajar yang baik, (d) Peniruan, kita
belajar dengan mempelajari dari yang lain. Jika kita
melihat seseorang mengerjakan sesuatu yang baik kita
mengenali ini.
Komponen-komponen tersebut merupakan
bagian terpenting dari Building Learning Power.
Komponen yang dibangun dengan cara merumuskan
pengalaman belajar siswa menuju pembelajaran berbasis
Building Learning Power (BLP). Building Learning
Power yang diterapkan memberikan pemahaman kepada
siswa bahwa pembelajaran dapat disesuaikan dengan
karakternya masing-masing sehingga setiap pelajaran
memiliki budayanya sendiri. Dengan adanya kebebasan
belajar tersebut, siswa memiliki tanggung jawab untuk
dapat menunjukkan prestasinya yang nantinya akan
melahirkan karakter dalam diri siswa itu sendiri, seperti
sikap disiplin, kerja keras, tanggung jawab, kemandirian,
pengambilan keputusan, dan karakter lain yang berkaitan
dengan pengembangan diri siswa dalam pembelajaran.
Pengajaran untuk kapasitas belajar berangkat
dari suatu kepastian bahwa BLP harus ada dalam pikiran
para guru, ketika mereka menjelaskan pendekatan
kepada para siswa, merencanakan aktivitas mereka,
menafsirkan capaian siswa, dan mempertunjukkan empat
R di dalam hidup mereka sendiri. Suatu pertanyaan
penting adalah ”Bagaimana membantu mengembangkan
daya tahap, kecerdikan, kemampuan refleksi dan
kesantunan dari para siswa dengan menjelaskan,
21
mengomentari, mengorkestra dan modeling?” Pada
intinya suatu kerangka bagaimana guru dapat secara baik
berkomunikasi, mendiskusikan, mendorong, membujuk,
menekankan, menyediakan, memimpin, mengatur dan
akhirnya memberi pengajaran para siswa mereka
bagaimana cara membangun kapasitas belajar mereka.
Professor Guy Claxton (2011) dalam Nurhidayah
(2018) menjelaskan bahwa ada empat persyaratan
tentang pengajaran untuk kapasitas belajar, sebagai
berikut:

Gambar 2.1 Menciptakan lingkungan belajar


(Enabling Environments)
1. Menjelaskan, menyampaikan kepada para siswa secara
langsung dan dengan tegas tentang kapasitas belajar. Di
dalam menjelaskan ada empat kegiatan yang dilakukan:
a) Memberitahu, para siswa harus mengetahui apa
kapasitas belajar. Para siswa harus mengetahui apa
yang dimaksudkan oleh guru tentang nilai-nilai,
b) Mengingatkan, guru harus selalu mengingatkan kepada
siswa tentang apa BLP dan apa yang menjadi prioritas,
c) Mendiskusikan, guru yang baik mendorong siswanya
untuk mendiskusikan BLP, intisarinya dan
mempertanyakannya
d) Pelatihan, seperti halnya menjelaskan dan
mendiskusikan BLP, guru adalah wajah untuk isyarat
22
manfaat, teknik dan tips yang mereka lakukan untuk
para siswa.
2. Mengomentari, menyampaikan pesan tentang kapasitas
belajar melalui pembicaraan informal dan evaluasi informal
dan formal. Di dalam mengomentari ada empat hal yang
dapat dilakukan:
a) Menyentuh, setelah para siswa menghadapi tantangan
dan berminat melakukan kegiatan, guru BLP saling
berhubungan dengan mereka bersama-sama,
mengomentari tidak hanya pada hasil tetapi pada
metoda dan proses pelajaran mereka,
b) Menjawab, bagaimana para guru bereaksi terhadap
pertanyaan, gagasan dan usul yang yang diajukan siswa
tentang pengaruh pengembangan kapasitas belajar
dengan mantap, guru harus secara penuh menyambut
kontribusi dan pertanyaan siswa,
c) Evaluasi, suatu isyarat bagi seorang siswa bahwa
mereka sedang berjuang oleh karena suatu ketiadaan
kemampuan dan kamu mungkin juga menertawakan
untuk mencoba.
d) Menelusuri jejak, semacam penilaian kumulatif yang
mendorong kepercayaan dan komunikasi dengan
sesama di mana siswa dapat melihat bahwa ia sudah
lebih baik.
3. Mengorkestra, pemilihan aktivitas dan mengatur
lingkungan. Di dalam mengorkestra ada empat hal yang
dapat dilakukan:
a) Pemilihan, ini mempunyai dua aspek. Pemilihan topik
untuk memberi pengajaran dan merancang aktivitas
sesuai dengan topik yang diajarkan,
b) Penyusunan, seperti halnya semua pelajar yang baik,
guru BLP meyakinkan bahwa para siswa menghargai
niat di balik aktivitas yang mereka berikan,
c) Menentukan target, para siswa mungkin memutuskan
dengan para guru membantu ke arah fokus berikutnya
untuk meningkatkan disposisi dan ketrampilan mereka
di dalam masing-masing dari 4R. Guru BLP dapat
23
membantu siswa untuk mengingat-ingat target mereka
di dalam berbagai cara,
d) Pengaturan, bagian ini mempertimbangkan lingkungan
kelas. Lakukan gambaran dan pesan yang menguatkan
perhatian dengan kapsitas belajar. Mengatur mebel
yang mendorong beragam interaksi pelajaran yang
benar.
4. Modeling, menunjukkan apa maknanya menjadi seorang
pelajar yang efektif. Di dalam modeling ada empat hal yang
dapat dilakukan:
a) Bereaksi, bagaimana guru merespon ketika hal yang tak
diduga terjadi di dalam kelas banyak siswa berbincang
tentang kapasitas belajar para guru,
b) Pelajaran dengan tegas, ini mengacu pada kemampuan
mereka untuk memberi model kepada para siswa
semacam memproses pikiran (dan emosional) bahwa
pelajar itu berhasil, pada umumnya dengan diam-diam.
Belajar dengan tegas peluang untuk disajikan kepada
mereka dalam konteks bereaksi terhadap peristiwa tak
diduga ketika terjadi pada mereka,
c) Demonstrasi, salah satu permasalahan dari sekolah
konvensional bahwa menyampaikan pengetahuan
kepada siswa betapapun pelajaran yang menarik telah
berlangsung dan betapapun ketidak-pastian, perbedaan
paham dan kegiatan mencoba-coba telah ditekan tidak
dilibatkan,
d) Berbagi, guru harus menunjukkan ciri humanis mereka.
Sekali pengajar mulai berpikir tentang pelajaran
sebagai hal kehidupan riil yang berkesinambungan dan
tidak hanya sesuatu yang memerlukan guru, buku dan
kelas, mereka menemukan tidak ada kekurangan
tentang sesuatu yang mungkin mereka perbincangkan.
c. Building Learning Power (BLP) dalam Praktik
Pembelajaran
Pembelajaran yang efektif bergantung pada
kualitas perhatian dan reaktivitas emosional; pemikiran
dan imajinasi; refleksi dan kesadaran diri. Guru sebagai
pelatih daya belajar yang mengeksplorasi dan
24
memperluas perilaku belajar untuk belajar siswa.
Mengembangkan perilaku belajar siswa antara lain; 1)
Meningkatkan prestasi, 2) Memperbaiki perilaku, 3)
Meningkatkan motivasi, 4) Menciptakan pikiran belajar
yang luwes, 5) Meningkatkan kenikmatan dalam belajar,
6) Membangun kebiasaan belajar sepanjang hayat, 7)
Meningkatkan kreativitas (Astri, 2022)
Dalam pembelajaran strategi Building Learning
Power (BLP) ditanamkan pada siswa agar memiliki
kepribadian yang kuat, disiplin, daya juang, dan
kerjasama yang baik dalam berbagai hal, baik itu dalam
pembelajaran khususnya, dan kehidupan sehari-hari pada
umumnya. BLP merupakan suatu sistem atau kegiatan
yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi
siswa agar menjadi siswa yang lebih optimal, baik di
sekolah maupun di lingkungan eksternal. Menciptakan
iklim belajar yang sistematis, menumbuhkan kebiasaan
dan sikap yang memungkinkan siswa mampu
menghadapi kesulitan dan ketidakpastian dengan cara
yang tenang, percaya diri dan kreatif. Siswa yang lebih
percaya diri akan dapat belajar lebih cepat & lebih baik.
Membangun BLP adalah untuk belajar yang
mengasyikkan. Belajar dalam kontek BLP adalah
penyesuaian diri terhadap situasi baru dimanapun pelajar
berada. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Guy Claxton
dalam bukunya yang berjudul “Building Learning Power”
yaitu BLP merupakan cara untuk membangun belajar
siswa secara mandiri terhadap potensi yang dimiliki
sesuai keinginan individu untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan (Farid, 2018)
25

Gambar 2.2 Learning Powered Mind


Sumber: https://www.buildinglearningpower.co.uk/

Mempraktikan Building Learning Power (BLP)


bergantung pada pengembangan budaya kelas yang
ramah belajar, membuat banyak perubahan kecil dalam
cara berpikir dan bertindak sehingga anak terbiasa belajar
dengan disiplin. Ada empat jenis penggeseran yang
membuat perbedaan (Claxton et al, 2020).
1) Shifting relationships
Shifting relationships berarti mengubah peran dan
tanggung jawab guru dan peserta didik sehingga
pembelajaran menjadi tanggung jawab bersama.
Peran siswa berpindah dari penumpang menjadi pilot
pembelajaran mereka sendiri, artinya bahwa siswa
bertanggung jawab dan mandiri atas belajarnya
sendiri. Diberikan banyak kesempatan untuk
memutuskan apa yang harus dilakukan dan untuk
meninjau pengalaman mereka sendiri. Sedangkan
guru menjadi pelatih pembelajaran memungkinkan
siswa untuk menemukan cara mereka sendiri untuk
meningkatan disiplin belajarnya.
2) Shifting the language of learning
Shifting the language of learning yaitu membantu
siswa berdiskusi, memahami dan menjadi sadar
menggunakan perilaku belajar mereka sendiri.
Belajar dan cara kerjanya tidak hanya dibicarakan di
26
awal semester atau tahun ajaran tetapi tertanan dalam
percakapan sehari-hari di kelas. Pembicaraan
mendalam tentang pembelajaran adalah apa yang
membedakan ruang kelas yang didukung dalam
pembelajaran.
3) Shifting how learning of constructed
Shifting how learning of constructed yaitu bagaimana
merancang dan melibatkan kegiatan belajar untuk
memungkinkan siswa memahami konten dan proses
pembelajaran. Fokus yang kuat yaitu tidak hanya
melakukan belajar tetapi siswa juga harus meninjau
dan merenungkan proses untuk membuat makna dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
4) Shifting what is celebrated
Shifting what is celebrated berfungsi untuk
meperlihatkan nilai-nilai yang yang terjebak.
Beberapa hal yang dilakukan oleh siswa dipandang
sebagai tempat yang menarik untuk mencari
kesalahan. Guru seharusnya memuji upaya yang
dilakukan oleh siswa bukan kemampuan proses,
bukan juga hasil kehususan dalam pembelajaran.
Semua yang dijelaskan sejauh ini adalah untuk
memungkinkan peserta didik menjadi pembelajar yang
lebih baik, untuk menumbuhkan pikiran belajar yang
luwes, dan menjadikan pembelajaran sepanjang hayat.
Siswa dapat mengembangkan potensi diri untuk meraih
kesuksesan dalam belajar.
Dari penjelasan di atas, Cahyaningati (2019)
Building Learning Power (BLP) dalam konsep dan
praktik maka diperoleh rumusan sebagai berikut:
1) Mendikusikan konsep BLP dengan semua warga
sekolah terutama guru dan siswa. Dalam tahap ini
diperoleh kesepakatan bersama bahwa pembelajaran
BLP dipandang sebagai pendekatan yang efektif
dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan perlu
segera dilaksanakan di sekolah.
2) Merumuskan pengalaman belajar siswa menuju
pembelajaran berbasis BLP.
27
Bulding learning power membuat pembelajaran
menjadi lebih efektif. Membantu peserta didik
menjadi lebih cerdas, banyak akal dan memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi dengan menerapkan beberapa
komponen yang dapat memberikan pengaruh yang
besar pada disiplin belajar peserta didik, maka
diperoleh rumusan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Formulasi pengalaman belajar siswa


SUB CONTOH
NO KOMPONEN KOMPONE PENGALAMAN
N BELAJAR SISWA
Tertib Beribadah, berpakaian,
Devout/ kehadiran
a) Taat Peduli Diri sendiri, sesama,
(Berfikir positif) lingkungan
Santun Perkataan, perbuatan
Mempresentasikan hasil
Tekun
belajarnya
Mengelola Selalu menyelesaikan
Resilience gangguan kegiatan tepat waktu
b)
/Ketangguhan Perhatian scr Membuat skema/ resume
ditail hasil belajar
Berdiskusi dengan
Usaha keras
teman sejawat
Membuat pertanyaan
Keingintahuan tertulis setiap akan
melakukan kegiatan
Memb. Mengaitkan antar materi
Resourceful-
Hubungan pembelajaran
c) ness
Buatlah pertanyaan
/Kecerdasan Rasa ingin
tertulis setiap melakukan
tahu
suatu kegiatan.
Membuat skema/resume
Imajinasi
hasil belajar
28
SUB CONTOH
NO KOMPONEN KOMPONE PENGALAMAN
N BELAJAR SISWA
Menyusun karya tulis
Penalaran
sederhana
Melakukan
Sumber daya
praktikum/proyek
Membuat jadwal dan
Perencanaan
mengatur jam belajar
Mengubah dan
Meninjau
mengevaluasi cara
ulang
Reflectiveness belajar
d)
/kecerdikan Melakukan refleksi
Menyaring
setiap akhir kegiatan
Mencoba dan
Meta belajar menentukan cara belajar
yang baik dan tepat
Saling Mengerjakan tugas yang
ketergantunga hanya dapat diselesaikan
n dalam kelompok
Melakukan
Kerja sama kegiatan/penelitian
Reciprocity bersama
e)
/kemandirian Empati dan Pelatihan menjadi
Mendengarka pendengar yang baik dan
n penuh empati
Meneladani perilaku
Peniruan hidup sukses dari orang
lain

3) Merumuskan kegiatan guru menuju pembelajaran


berbasis BLP. Dari kegiatan ini diperoleh rumusan
sebagai berikut:
29
Tabel 2.2 Formulasi kegiatan Guru berbasis BLP
NO KOMPONEN SUB DESKRIPSI
KOMPONEN
Menjelaskan tentang
BLP dengan
Memberitahu
memberikan contoh
dalam pembelajaran
Mengingatkan BLP
a) Menjelaskan Mengingatkan
dan prioritasnya
Mendiskusikan BLP
Mendiskusikan
dengan siswa
Menunjukkan manfaat
Pelatihan
BLP kepada siswa
Mengomentari hasil
Menyentuh
belajar siswa
Menjawab pertanyaan
Menjawab
siswa
Mengevaluasi secara
b) Mengomentari
Mengevaluasi terus menerus
perjuangan siswa
Menilai perkembangan
Menelusuri jejak yang telah dicapai
siswa
Pemilihan topik dan
Pemilihan rancangan aktivitas
sesuai konsep BLP
Menghargai usaha
Penyusunan
siswa yang baik
c) Mengorkestra Membantu siswa
Menentukan
dalam menentukan
target
target
Mengatur mebel dan
Pengaturan lain-lain yang
mendukung BLP
Merespon tentang
d) Modeling Bereaksi penilaian siswa thd
BLP guru
30
NO KOMPONEN SUB DESKRIPSI
KOMPONEN
Memberi respon thd
Pelajaran
peristiwa yang tak
dengan tegas
diduga
Menjadi contoh
Demonstrasi
penerapan BLP
Menunjukkan sikap
Berbagi
bersahabat

4) Menyiapkan form evaluasi diri untuk setiap siswa,


setiap kelas, dan setiap hari yang berkaitan dengan
perkembangan akhlak, kreativitas, dan prestasi.
Dalam penerapan Building Learning Power (BLP) di
setiap sekolah akan berbeda-beda, hal ini disesuaikan dengan
visi dan misi sekolah tersebut yang maksudnya adalah
keadaan guru dan peserta didik. Namun, ada beberapa tahapan
kegiatan yang harus dilalui sebelum menerapkan
pembelajaran berbasis Building Learning Power (BLP)
2. Disiplin Belajar Siswa
Disiplin belajar merupakan suatu kondisi yang sangat
penting dan menentukan keberhasilan seorang siswa dalam
proses belajarnya. Disiplin merupakan titik pusat dalam
pendidikan, tanpa disiplin tidak akan ada kesepakatan antara
guru dan siswa yang mengakibatkan prestasi yang dicapai
kurang optimal terutama dalam belajar. Disiplin memainkan
peran penting dalam menciptakan lingkungan dan proses
belajar yang kondusif Belajar secara teratur juga penting
untuk keberhasilan pencapaian akademik mahasiswa. Dengan
disiplin dapat membantu siswa mengoptimalkan
kemampuannya untuk mencapai tujuan yang telah mengatur
(Astuti, 2022)
Disiplin yang baik adalah disiplin yang berawal dari
diri sendiri, sebab penegakan disiplin yang berawal dari diri
sendiri, berarti disiplin itu timbul atas kesadaran diri sendiri.
Individu yang memiliki kedisiplinan belajar di rumah akan
31
menunjukkan ciri sebagai berikut: memiliki waktu belajar
yang teratur, belajar dengan menyicil sedikit demi sedikit,
menyelesaikan tugas pada waktunya, belajar dalam suasana
yang mendukung. Siswa yang memiliki disiplin belajar yang
tinggi akan dapat belajar dengan baik, terarah dan teratur
sehingga dimungkinkan akan mendapat hasil belajar yang
baik pula. Hal ini sesuai dengan pendapat Yusmarlina (2020)
menyatakan bahwa disiplin belajar peserta didik bertujuan
untuk membantu menemukan diri, mengatasi dan mencegah
timbulnya problem-problem disiplin, serta berusaha
menciptakan suasana yang aman, nyaman dan menyenangkan
bagi kegiatan pembalajaran, sehingga mereka mentaati
peraturan yang diterapkan.
Disiplin belajar bukan harga mutlak yang tercipta sejak
manusia dilahirkan, tetapi melalui kebiasaan yang diciptakan
oleh siswa itu sendiri. Keinginan yang kuat dari dalam diri
siswa untuk belajar secara teratur, itulah yang pada akhirnya
mendorong terbentuknya disiplin belajar. Siswa harus
diberikan motivasi oleh berbagai pihak, baik guru, orang tua
maupun oleh lingkungan sekitarnya, sehingga disiplin belajar
yang muncul adalah disiplin dari kesadaran, bukan paksaan.
Orang yang berhasil dalam belajar dan berkarya disebabkan
mereka selalu menempatkan disiplin diatas semua tindakan
dan perbuatan Jadi dalam belajar sangat diperlukan disiplin.
Tu’u (2018) menyatakan bahwa, disiplin merupakan proses
pembinaan yang cukup panjang yang dilakukan sejak dalam
keluarga dan berlanjut dalam pendidikan di sekolah.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa disiplin belajar merupakan sikap moral yang terbentuk
bukan secara otomatis sejak dilahirkan, melainkan terbentuk
karena kebiasaan yang terus menerus dilakukan dan pengaruh
lingkungannya. Disiplin yang terbentuk karena kesadaran diri
akan bertahan lama dan berdampak positif bagi siswa. Siswa
yang memiliki sikap disiplin akan senantiasa menaati segala
peraturan yang berlaku, taat kepada guru, mengerjakan tugas
tepat waktu, aktif masuk sekolah, aktif mengikuti pelajaran di
sekolah dan selalu disiplin belajar baik di sekolah maupun di
rumah. Apabila siswa sudah memiliki disiplin belajar yang
32
baik, maka hasilnya juga akan terlihat dari segi perilaku dan
prestasinya.
Andrews (2009) dalam Ellison and An Barnet (2021)
berpendapat bahwa “Disipline is a form of life training that,
once experienced and when praticed, develops an individual’s
abililty to control the selves”. Disiplin adalah suatu bentuk
latihan kehidupan, suatu pengalaman yang telah dilalui dan
dilakukan, mengembangkan kemampuan seseorang untuk
mawas diri.
Dari pendapat di atas, dapat diambil suatu pengertian
bahwa disiplin merupakan persesuaian antara sikap, tingkah
laku dan perbuatan seseorang dengan suatu peraturan yang
sedang diberlakukan. Sebab itulah disiplin dalam diri siswa
diperlukan adanya peraturan atau tata tertib dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah termasuk seorang guru yang harus
memberikan sikap disiplin pada siswanya. Dengan adanya
peraturan tersebut setiap sikap tindakan yang mencerminkan
kedisiplinan dan dilaksanakan dengan baik dan benar.
Sikap disiplin merupakan proses hasil dari sebuah
perjalanan waktu. Artinya sikap itu muncul berkaitan dengan
baik untuk tetap menjalankan setiap tindakannya sesuai
dengan apa yang ingin dicapai dari tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam belajar diperlukan sikap disiplin untuk
mencapai tujuan yang diinginkan yaitu memperoleh hasil
belajar yang baik. Saat belajar kita memiliki jadwal belajar
masing-masing. Disinilah saat kita belajar sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan juga sudah termasuk sikap
disiplin.
Sinambela (2019) kedisiplinan suatu instansi
dikatakan baik jika sebagian sudah menaati peraturan-
peraturan yang ada. Untuk menumbuhkan kedisiplinan siswa
dalam belajar, siswa harus membiasakan diri dengan hal-hal
berikut: (a) Keteraturan dalam belajar, keteraturan merupakan
unsur kunci dalam pelaksanaan disiplin belajar, karena
dengan belajar teratur siswa akan menemukan jalannya
sendiri pembelajaran yang baik dan tentunya akan
mempengaruhi efektifitas pembelajaran murid, (b)
Konsentrasi, konsentrasi adalah pemusatan pikiran pada
33
sesuatu dengan mengesampingkan semua masalah yang tidak
terkait. Untuk itu, jika seorang siswa akan
mengkonsentrasikan dirinya dalam kegiatan belajar, maka
Siswa harus memusatkan pikirannya pada satu pelajaran yang
sedang dipelajari dia hadapi, dan dia harus berusaha
mengesampingkan semua yang tidak berkaitan dengan proses
pembelajaran yang akan dihadapi, (c) Tertib dalam belajar,
tertib dalam belajar adalah ketika seorang siswa menyusun
aturan-aturan dalam pembelajaran agar siswa dapat belajar
secara tertib, berkesinambungan, dan konsisten sesuai dengan
aturan yang telah dibuat, (d) Tertib dalam menggunakan
perpustakaan, tidak ada kegiatan belajar yang dapat dilakukan
tanpa membaca dan sumber daya membaca adalah buku.
Dalam menggunakan buku, anak-anak harus mencintai dan
menganggap buku sebagai teman. Seseorang bisa mencintai
buku dan mereka selalu menjadi teman abadi.
Disiplin biasanya dilekatkan pada usaha yang
menyekat, mengawal dan menahan. Padahal sebenarnya tidak
demikian, sebab disiplin bermakna melatih, mendidik dan
mengatur atau hidup teratur. Artinya, kata disiplin itu tidak
terkandung makna sekata tetapi juga pendidikan dan latihan.
Pembentukan individu berdisiplin dan penanggulangan
masalah-masalah disiplin tidak hanya menjadi tanggung
jawab sekolah, tetapi juga tanggung jawab orang tua atau
keluarga. Oleh karena itu orang tua perlu ikut serta dalam
meningkatkan kedisiplinan belajar peserta didik.
Sikap disiplin belajar penting dimiliki oleh siswa,
karena dengan disiplin akan memudahkan siswa dalam belajar
secara terarah dan teratur. Siswa yang menyadari bahwa
belajar tanpa suatu paksaan menunjukkan perilaku yang
memiliki kecenderungan disiplin yang tinggi dalam dirinya.
Di samping itu, juga akan timbul suatu motivasi dalam diri
siswa. Mereka menyadari bahwa dengan disiplin belajar
dalam dirinya akan mempermudah kelancaran di dalam
proses pendidikan, karena dengan disiplin, rasa segan, rasa
malas, dan keinginan untuk membolos akan teratasi. Siswa
dengan disiplin belajar yang tinggi akan cenderung
memeroleh hasil belajar yang lebih baik daripada yang
34
disiplin belajarnya rendah. Siswa yang memiliki sikap disiplin
dalam belajar senantiasa bersungguh-sungguh dan
berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran di kelas,
datang ke sekolah tepat waktu, dan selalu menaati tata tertib
sekolah. Disiplin akan terbentuk pada diri seseorang apabila
secara sadar ia mematuhi peraturan atau tata tertib yang ada
(Rahmansyah, 2022).
Rahmansyah (2022), fungsi disiplin sangat penting
untuk ditanamkan pada peserta didik, sehingga peserta didik
menjadi sadar bahwa dengan disiplin akan tercapai hasil
belajar yang optimal. Adapun fungsi disiplin sebagai berikut:
1) Menata kehidupan bersama Manusia merupakan mahluk
sosial. Manusia tidak akan bisa hidup tanpa batuan orang
lain. Dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi
pertikaian antara sesama orang yang disebabkan karena
benturan kepentingan, karena manusia selain sebagai
mahluk sosial ia juga sebagai mahluk individu yang tidak
lepas dari sifat egonya, sehingga kadang-kadang di
masyarakat terjadi benturan antara kepentingan pribadi
dengan kepentingan bersama. Di sinilah pentingnya
disiplin untuk mengatur tata kehidupan manusia dalam
kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Sehingga
kehidupan bermasyarakat akan tentram dan teratur.
2) Membangun kepribadian adalah keseluruhan sifat,
tingkah laku yang khas yang dimiliki oleh seseorang.
Antara orang yang satu dengan orang yang lain
mempunyai kepribadian yang berbeda. Lingkungan yang
disiplin baik sangat berpengaruh terhadap kepribadian
seseorang. Apalagi seorang peserta didik yang sedang
tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang
tertib, teratur, tenang, dan tentram sangat berperan dalam
membangun kepribadian yang baik.
3) Melatih kepribadian yang baik selain perlu dibangun
sejak dini, juga perlu dilatih karena kepribadian yang baik
tidak muncul dengan sendirinya. Kepribadian yang baik
perlu dilatih dan dibiasakan, sikap perilaku dan pola
kehidupan dan disiplin tidak terbentuk dalam waktu yang
35
singkat, namun melalui suatu proses yang membutuhkan
waktu lama.
4) Pelaksanaan disiplin akan tercipta dengan kesadaran
seseorang untuk mematuhi semua ketentuan, peraturan,
dan norma yang berlaku dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawab. Disiplin dengan motif kesadaran diri
lebih baik dan kuat. Dangan melakukan kepatuhan dan
ketaatan atas kesadaran diri bermanfaat bagi
Dari seluruh urain di atas diambil kesimpulan bahwa yang
dimaksud disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan
terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Disiplin
akan timbul bila adanya keterbukaan, kerjasama, mematuhi suatu
norma dengan rasa tanggung jawab. Pentingnya disiplin bukan
hanya pada lembaga formal, namun pada lembaga non formal pun
sangat penting (Salmah, 2021)

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan


Dari penelusuran yang dilakukan, penulis menemukan
pembahasan yang ada kaitannya denan masalah yang penulis teliti
diantaranya:
36
Tabel 2.3 Penelitian yang Relevan
No Nama Metode Hasil
Penulis Judul Penelitian Penelitian Perbedaan Persamaan
(tahun)
1 Doni Dampak Metode Siswa Perbedaa Persamaa
Afif, Program kualitatif mampu n terletak n terletak
(2019) Building deskriptif berpikir pada pada
Learning kritis dan sampel metode
Power mampu penelitia penelitia
(BLP) membuat n yaitu n dan
dalam pertanyaan siswa sama-
Pengemb . SMA sama
angan Dalam meneliti
Motivasi penerapan tentang
Belajar Building Building
Siswa di Learning Learning
SMA Power Power
Insan (BLP) (BLP)
Cendekia siswa perlu
Mandiri memiliki
Sidoarjo. cita-cita
yang tinggi
untuk
membangu
n motivasi
belajarnya,
siswa juga
belajar
fokus
dengan apa
yang
menjadi
minat dan
bakatnya.
37
No Nama Metode Hasil
Penulis Judul Penelitian Penelitian Perbedaan Persamaan
(tahun)
2 Acek Pengaruh True Hubungan Perbedaa Sama-
purnaw Strategi Experim antara n terletak sama
an & Pembelaj ental strategi pada meneliti
Nadi aran Design pembelajar metode tentang
Suprapt Building an BLP penelitia pengaruh
o Learning terhadap n yang strategi
(2014) Power hasil digunaka Building
Terhadap belajar n Learning
Hasil terdapat Power
Belajar pengaruh (BLP)
Siswa karena
Pada ditunjukan
Materi oleh
Rangkaia koefisien
n Arus korelasi
Searah yang
Di Kelas tinggi.
X MAN
6
Jombang.

C. Kerangka konseptual
Kerangka konseptual merupakan kerangka atau bagan
yang menggambarkan hubungan antar konsep yang akan
dikembangkan. Kerangka konseptual menjadi pedoman
peneliti untuk menjelaskan secara sistematis teori yang
digunakan dalam penelitian. Adapun kerangka konseptual
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
38

Strategi Pembelajaran Building Disiplin Belajar


Learning Power (BLP)

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual


Dari konsep diatas terlihat bahwa strategi
Building Learning Power (BLP) secara langsung
mempengaruhi disiplin belajar siswa. Startegi BLP akan
membuat pembelajaran menjadi bermakna dan aktif, sehingga
siswa menjadi kreatif dan inovatif yang mendorong mereka
belajar dengan optimal. Siswa yang merasa senang dengan
yang dikerjakannnya akan berdampak pada disiplin belajar
yang dihasilkannya dan akan menjadi motivator tersendiri
yang berdampak juga pada hasil belajarnya. Stategi BLP yang
baik akan mendorong siswa untuk menjadi pembelajar yang
lebih baik, mengembangkan kebiasaan belajar baik
pembelajaran ekstensif maupun intensif, agar apa yang ingin
dicapai dapat terwujud dengan baik sesuai harapan. Dengan
stategi Building Learning Power (BLP) yang baik dari guru
maka akan meningkatkan kapasitas belajarnya sehingga siswa
akan terbiasa belajar yang dapat memberikan pengaruh
terhadap disiplin belajarnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu bentuk
pendekatan yang bisa disebut pendekatan investigasi, ini karena
biasanya peneliti itu selalu mengumpulkan data dari orang-orang
di tempat penelitian tersebut. Pendekatan kualitatif sangat tepat
untuk menganalisis kejadian tertentu di suatu tempat tertentu dan
waktu yang tertentu pula. Pendekatan Penelitian ini lebih
menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif
digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna
yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk
mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan
meneliti sejarah perkembangan (Sutikno, 2020).
Metode penelitian kualitatif deskriptif menurut,
Thabroni (2022) yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti
objek, suatu kondisi, sekelompok manusia, atau fenomena
lainnya dengan kondisi alamiah atau real (tanpa situasi
eksperimen) untuk membuat gambaran umum yang sistematis
atau deskripsi rinci yang faktual dan akurat. Pendekatan kualitatif
yang bersifat diskriptif berarti Peneliti langsung terjun
mengamati keadaan dan fenomena yang ada pada lokasi, sarana,
keadaan guru dan pegawai, siswa, lingkungan, untuk mengambil
bahan atau kajian yang dijadikan sebagai konsep dalam
penelitian”
Dengan demikian Penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif deskriptif karena memungkinkan peneliti
untuk menganalisis strategi Building Learning Power (BLP)
dalam upaya meningkatkan disiplin belajar siswa, yaitu dengan
memungkinkan siswa belajar lebih baik. Dengan kata lain
penelitian kualitatif deskriptif mengambil masalah atau
memusatkan perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana
adanya saat penelitian dilaksanakan, hasil penelitian yang
kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya.

39
40
B. Data dan Sumber Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kualitatif, disajikan dalam bentuk deskriptif yaitu analisis
yang menggambarkan keadaan atau status fenomena dengan
kata-kata atau kalimat, kemudian dipisah-pisahkan menurut
kategori untuk memperoleh kesimpulan. Penelitian kualitatif
deskriptif ini bertujuan untuk mendapatkan informasi-informasi
yang jelas serta lengkap yang berhubungan dengan “Analisis
Strategi Building Learning Power (BLP) terhadap Disiplin
Belajar Siswa Kelas IV di SDN Dukuh Menanggal 1/424
Surabaya”.
Sumber data yang sangat diperlukan sekali untuk
mengadakan penelitian tersebut. Data yang harus diperlukan
dalam bentuk penilitian ini dapat dikelompokan menjadi dua
bagian, yaitu:
1. Sumber Data Primer. Dalam penelitian ini bentuk sumber
data primernya yakni suatu data yang didapat dan
dikumpulkan secara langsung dari sekolah, dan juga kepada
para siswa, guru atau tenaga pendidik di sekolah.
2. Sumber data skunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan
oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat
juga dikatakan data yang tersusun dalam bentuk dokumen-
dokumen. Dalam penelitian ini, dokumentasi dan angket
respon siswa merupakan sumber data sekunder.

C. Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali
subjek, merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam penelitian ini peneliti terlibat dalam situasi dan
setting fenomena yang diteliti.
Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini sangat
diperlukan, maka dari itu peneliti dapat menggunakan beberapa
bentuk metode pengumpulan data. Metode pengumpulan data
mengunakan cara yang yang dapat digunakan penelitian dalam
mengumpulkan data tersebut. Agar nantinya dalam penelitian
diperoleh bentuk informasi atau data-data yang secara relevan
dengan topik masalah yang dapat diteliti.
41
1. Wawancara
Penelitian ini melakukan wawancara terhadap pihak terkait.
Dalam pelaksanaannya peneliti menggunakan wawancara
bebas dan terpimpin, artinya dalam melaksanakan
wawancara, peneliti telah menyiapkan pertanyaan yang
akan diajukan, membawa pedoman wawancara yang hanya
merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan
ditanyakan. Adapun yang akan menjadi informan dalam
wawancara ini adalah Siswa kelas IV dan Guru kelas IV
SDN Dukuh Menanggal I Surabaya.
2. Observasi
Selain wawancara, observasi juga merupakan salah
satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam
metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya
merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa
penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh
informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah
penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian,
peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan
emosi seseorang. Dalam penelitian ini peneliti ingin
mengetahui disiplin belajar siswa dari pelaksanaan
pembelajaran Building Learning Power (BLP) di SDN
Dukuh Menanggal I Surabaya. Oleh karena itu peneliti
berperan sebagai pengamat sekaligus sebagai pendidik di
sekolah tersebut.
3. Lembar Angket Respon Siswa
Angket respon siswa berisi pertanyaan yang
berkaitan tentang tanggapan siswa setelah melaksanakan
pembelajaran Building Learning Power (BLP) dan suasana
pembelajaran. Dalam penyusunannya, peneliti
mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing, kemudian
peneliti menyusun lembar angket yang nantinya digunakan
sebagai instrument penelitian. Lembar angket ini disusun
untuk mengetahui respon peserta didik terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan guru di SDN Dukuh
Menanggal I Surabaya dalam melaksanakan strategi
pembelajaran Building Learning Power (BLP) untuk
meningkatkan disiplin belajar siswa.
42
4. Dokumentasi
Selain menggunakan metode wawancara, observasi
dan angket respon siswa peneliti juga menggunakan metode
dokumentasi agar peristiwa yang muncul dapat diabadikan
dan bisa menjadi bahan informasi. Yaitu cara
mengumpulkan data yang berbentuk nyata yang diperoleh
berdasarkan sistem pengelolaan data yang disebut proses
dokumentasi, atau disebut juga catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Segala sesuatu yang terhubung dengan foto,
lampiran catatan dan arsip-arsip berupa presensi siswa yang
diharapkan mampu melengkapi data penelitian yang telah
didapatkan peneliti melalui kegiatan wawancara mendalam
dan kajian Pustaka.

D. Teknik Analisis Data


Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya jenuh. Data didapatkan dari berbagai sumber
dengan memakai teknik pengumpulan data yang beraneka ragam.
Pada penelitian ini teknik analisis data menggunakan model Miles
dan Hubermen. Menurut Miles dan Hubermen (1984 dalam Fiana
2022) mengemukakan bahwa bahwa terdapat beberapa tahapan
yang dapat dilaksanakan dalam analisis data kualitatif, yaitu (1)
pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, (4)
kesimpulan.
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data pada penelitian ini melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi. Hal pertama yang dilakukan
adalah mengumpulkan data dari berbagai sumber baik dari
pengamatan, observasi, wawancara kemudian ditulis atau
didokumentasikan dalam bentuk foto, video atau juga tulisan.
2. Reduksi data
Setelah data terkumpul, selanjutnya dibuat reduksi data, guna
memilih data yang relevan dan bermakna, memfokuskan data
yang mengarah untuk memecahkan masalah, penemuan,
pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Kemudian menyederhanakan dan Menyusun secara sistematis
43
dan menjabarkan hal-hal penting tentang hasil temuan dan
maknanya. Peneliti merangkum data informasi dari penelitian
yang sudah dikumpulkan dari bermacam-macam sumber
seperti hasil pengamatan lapangan, wawancara dengan
narasumber, serta dokumentasi kegiatan sehingga akan
diperoleh hal-hal penting dalam fokus penelitian.
3. Penyajian Data
Pada penelitian kualitatif, penyajian data dapat melalui uraian
singkat, hubungan antar kelompok/kategori, dan dapat juga
berupa table.
4. Penarikan Kesimpulan
Machmud (2018), setelah data terkumpul cukup memadai
maka selanjutnya diambil kesimpulan sementara, dan setelah
data benar-benar lengkap maka diambil kesimpulan akhir.
Menarik Kesimpulan, merupakan proses pengambilan
simpulan sebagai temuan baru dan belum pernah ada.
Penarikan kesimpulan ini juga dilakukan selama penelitian
berlangsung. Sejak awal kelapangan serta dalam proses
pengumpulan data peneliti berusaha melakukan analisis dan
mencari makna dari yang telah terkumpulkan. Simpulan akhir
yang diperoleh harus diverifikasi terlebih dahulu agar dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya atau kevalidannya.

E. Keabsahan Data
Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah
melakukan pengecekan keabsahan data dengan menggunakan
trianggulasi sumber dan trianggulasi teknik. Menurut (Athaillah
et al., 2021) trianggulasi merupakan suatu cara untuk mengetahui
keabsahan hasil data yang didapatkan di lapangan. Trianggulasi
sumber dilakukan dengan membandingkan beberapa sumber
untuk mengetahui keabsahan data saat proses penelitian, seperti:
guru kelas dan siswa. Triangulisi teknik sendiri adalah pengujian
keabsahan data dengan cara melakukan pengecekan data kepada
sumber yang sama melalui teknik yang berbeda. Maka peneliti
melakukan pengecekan lagi dengan memberikan angket dengan
pertanyaan yang sama saat dilakukannya wawancara pertama
44
kali kepada sumber yang sama untuk menentukan keabsahan
data.

F. Jadwal Penelitian
1. Tempat Penelitian
Peneliti mengambil tempat penelitian di SDN Dukuh
Menanggal I/424 Surabaya yang berlokasi di Jl. Dukuh
Menanggal 1/3-7 Kecamatan
Gayungan, Kota Surabaya.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 1 November
sampai 05 Desember 2022 semester Ganjil tahun ajaran
2022/2023.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Deskripsi lokasi penelitian (SDN Dukuh Menanggal I/424
Surabaya)
SDN Dukuh Menanggal 1/424 Surabaya adalah salah satu
sekolah SD Negeri yang terletak di jalan Dukuh Menanggal 1/3-7,
Desa/Kelurahan Dukuh Menanggal Surabaya 60234, Kecamatan
Gayungan, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Sekolah ini
didirikan pada tahun 1975, penduduk masyarakat setempat pada
saat itu sangat sedikit dan ingin sekali mendirikan sekolah,
sehingga masyarakat Desa Menanggal memberikan tanah yang
mereka miliki sedikit demi sedikit untuk mendirikan sekolah
tersebut. Dan bangunan yang dimiliki sekolah tersebut pada saat
itu berasal dari masyarakat Dukuh Menanggal. Luas tanah sekolah
SDN Dukuh Menanggal I/424 Surabaya tersebut adalah 2777
meter. Pada tahun itu sekolah ini disebut sebagai Sekolah Rakyat
(SR) karena tanah atau bangunan murni dari rakyat bukan dari
pemerintah.
Guru mengajar dengan maket mageni, muridnya
bersekolah tanpa sepatu, seragam dan menggunakan sabak sebagai
papan untuk menulis. SDN Dukuh Menanggal I/424 Surabaya
berawal dari 4 sekolah yang dijadikan satu alias merger pada tahun
2015, yaitu SDN Dukuh Menanggal 1, SDN Dukuh Menanggal 2,
SDN Dukuh Menanggal 3, dan SDN Dukuh Menanggal 4. Pada
tahun 2006 mulai menjadi sekolah UKS Nasional.
Program sekolah atau kurikulum di wilayah Surabaya
mengacu pada kurikulum 2013 dan berbasis tema serta kurikulum
merdeka. Kurikulum Merdeka resmi diberlakukan di SDN Dukuh
Menanggal I/424 Surabaya pada awal semester tahun ajaran baru
2022/2023. Kurikulum Merdeka diberlakukan di kelas I dan IV
sedangkan kurikulum 2013 dan berbasis tema diberlakukan pada
kelas II, III, V dan VI. Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum
dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten
akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk

45
46
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Dalam proses
pembelajaran guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai
perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan
kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Observasi dilakukan di kelas IV SDN Dukuh Menanggal
1/424 Surabaya, kelas tersebut menggunakan kurikulum merdeka.
Di dalam kurikulum ini terdapat projek untuk menguatkan
pencapaian profil pelajar Pancasila. Dimana dikembangkan
berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek
ini tidak bertujuan untuk mencapai target capaian pembelajaran
tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
SDN Dukuh Menanggal 1/424 Surabaya telah mampu
menjalankan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka seperti yang
diharapkan dinas pendidikan hal ini dibuktikan dengan banyaknya
penghargaan yang berhubungan dengan kompetensi staff atau guru
dan peserta didik. Di sekolah ini juga memiliki berbagai inovasi
yang dikembangkan sebagai sarana media pembelajaran yang
dibuat untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran.

2. Upaya Membangun Disiplin Belajar dengan strategi


Pembelajaran Building Learning Power (BLP)
Disiplin belajar adalah suatu kunci yang tepat dalam
mewujudkan suasana belajar menjadi kondusif dan optimal.
Idealnya siswa yang mengikuti pembelajaran di kelas memiliki
perhatian yang baik, saat belajar siswa dapat mematuhi tata tertib,
menepati jadwal/waktu belajar, dapat berpartisipasi aktif dalam
berbagai kegiatan akademik maupun non akademik, memiliki
kesopanan, memiliki kehadiran yang baik di kelas. Inti dari
implementasi disiplin belajar siswa yaitu dengan membangun
kapasitas belajar serta kehadirannya di kelas. Bagaimana seorang
siswa dapat dikatakan disiplin dalam belajar apabila
kehadirannya di kelas kurang serta tidak aktif dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu dalam meningkatkan disiplin belajar
seorang siswa di sekolah juga harus adanya upaya yang harus
diberikan oleh guru kelas dan kepala sekolah dalam mencegah
masalah atau disiplin, sehingga pembelajaran di sekolah dapat
berjalan efektif dan efisien. Usaha untuk membuat suasana belajar
yang efektif, nyaman, aman dan membuat siswa merasa senang
47
pada saat belajar dengan mengikuti semua aturan yang ditetapkan
khususnya peraturan di dalam kelas. Penelitian dalam
permasalahan tersebut peneliti lakukan di SDN Dukuh Menanggal
I Surabaya.
Berkaitan dengan hal di atas, peneliti melakukan
wawancara dan observasi disiplin belajar siswa dengan strategi
BLP, yaitu diterapkan melalui kegiatan pembelajaran berbasis
Building Learning Power (BLP). Dalam praktik pembelajaran di
kelas tentunya menekankan pada kebebasan peserta didik.
Pembelajaran berbasis Building Learning Power (BLP) dengan
tujuan mengembangkan kapasitas belajar siswa. Building Learning
Power merupakan sebuah konsep yang humanis. Dalam
pembelajaran berbasis Building Learning Power (BLP) setiap anak
tidak hanya diakui kecerdasannya namun juga di didik untuk
mempunyai karakter sebagai pelajar yang kuat, sehingga jika hal
ini diterapkan dalam dunia pendidikan akan mewujudkan
education humanistic. Dalam praktiknya, secara garis besar
penerapan pembelajaran berbasis Building Learning Power (BLP)
di kelas IV A SDN Dukuh Menanggal I/424 Surabaya memuat tiga
tahapan dalam upaya meningkatkan disiplin belajar siswa. Ketiga
tahapan tersebut meliputi; rumusan pengalaman belajar siswa,
pembelajaran berbasis BLP, kegiatan evaluasi.
Deskripsi data penelitian ini menggambarkan data yang
diperoleh di lapangan melalui instrumen pengumpulan data yang
berupa hasil wawancara dan pelaksanaan pembelajaran yang
meliputi: perumusan pengalaman belajar peserta didik menuju
pembelajaran berbasis BLP, merumuskan kegiatan guru menuju
pembelajaran berbasis BLP diperoleh dari beberapa responden
yaitu guru kelas IV A dan 2 Siswa kelas IV.
Usaha dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan BLP
dalam meningkatkan disiplin belajar, maka diperlukan pengalaman
belajar siswa yang harus ditanamkan sejak anak di Sekolah Dasar
sesuai dengan komponen dalam Devout dan 4R (Reseilience,
Resourcefulness, Reflectiveness, Reciprocity).
48
Tebel 4.1
Deskripsi Pengalaman Belajar Siswa berbasis BLP (4R)

Sub Contoh Pengalaman


No Komponen
Komponen Belajar Siswa Deskripsi
Tertib Beribadah, a. Siswa telah
berpakaian, kehadiran melaksanakan
sikap dan perilaku
yang patuh dalam
melaksanakan
ajaran agama yang
dianutnya, Toleran
terhadap
pelaksanaan
ibadah agama lain,
dan hidup rukun
dengan pemeluk
agama lain.
b. Siswa sudah
berpakain rapi
sesuai dengan
Devout/ peraturan sekolah
Taat tentang berpakain
1
(Berfikir c. Kehadiran siswa
positif) dikelas juga sangat
baik.
Peduli Diri sendiri, sesama, Sikap dan tindakan
lingkungan siswa baik, selalu
ingin memberi
bantuan pada orang
lain yaitu membantu
teman sebaya yang
membutuhkan.
Santun Perkataan, perbuatan Siswa masih harus
diperkuat dengan
pendidikan karakter
seperti rasa
menghargai dan sikap
dengar-dengaran.
Siswa masih
berbicara saat guru
49
Sub Contoh Pengalaman
No Komponen
Komponen Belajar Siswa Deskripsi
menjelaskan di depan
kelas.
Siswa
mempersentasikan
Mempresentasikan hasil diskusi sesuai
Tekun
hasil belajarnya dengan sub topik yang
dipilihnya dengan
baik.
a. Siswa dapat
menyelesaikan
tugas yang
diberikan dengan
tepat waktu dan
Mengelola Selalu menyelesaikan
disiplin.
gangguan kegiatan tepat waktu
b. Siswa dapat
mengumpulkan
tugas dengan tepat
waktu dan disiplin

Resilienc Sebagian siswa


2 e mencatat atau
/Ketangg membuat rangkuman
uhan hasil diskusi pada
topik yang berbeda
dengan semangat.
Perhatian Membuat skema/
Namun siswa lainya
scr detail resume hasil belajar
masih kurang dapat
membuat rangkuman
atau simpulan dari
pelajaran yang sudah
dipelajari dengan
kreatif dan semangat
a. Siswa memilih
salah satu sub
topik yang
Usaha Berdiskusi dengan
diberikan oleh
keras teman sejawat
guru untuk dikaji
dengan antusias
dan semangat.
50
Sub Contoh Pengalaman
No Komponen
Komponen Belajar Siswa Deskripsi
b. Siswa dapat
mengingat
kembali dan
menjawab materi
prasyarat yang
dibutuhkan.
c. Siswa kurang
mengamati dan
memahami sub-
topik yang telah
dipilih dengan
sikap jiwa
pembelajar.
d. Dalam
pembelajaran di
kelas siswa
membaca buku
maupun refrensi
lain untuk
mempelajari sub
topik yang
dipilihnya dengan
usaha keras.
Siswa yang kesulitan
dalam mengajukan
pertanyaan diberikan
kesempatan untuk
menulis pertanyaan
Resource tentang materi yang
Membuat pertanyaan
ful-ness Keingintah disampaikan,
3 tertulis setiap akan
/Kecerda uan sehingga sebagian
melakukan kegiatan
san besar siswa
menunjukan
kemajuan dalam
membuat pertanyaan
sesuai dengan topik
yang dipelajari.
51
Sub Contoh Pengalaman
No Komponen
Komponen Belajar Siswa Deskripsi
Siswa dapat
mengaitkan
pengetahuan
Memb. Mengaitkan antar prasyarat yang
hubungan materi pembelajaran dipelajari dengan
pengalaman siswa
dalam kehidupan
sehari-hari.
siswa sudah dapat
membuat bertanyaan
Buatlah pertanyaan
sederhana dari
Rasa ingin tertulis setiap
permasalahan yang
tahu melakukan suatu
diberikan dengan rasa
kegiatan.
ingin tahu yang
tinggi.
Siswa dapat membuat
rangkuman atau
Membuat simpulan dari
Imajinasi skema/resume hasil pelajaran yang sudah
belajar dipelajari dengan
kreatif dan semangat.
a. Siswa dapat
menemukan atau
membuat contoh
mengenai sub
topik yang
dipilihnya dengan
percaya diri.
Menyusun karya tulis
Penalaran b. Siswa dapat
sederhana
menemukan
contoh terkait
penyelesaian
mengenai sub
topik yang
dipilihnya dengan
percaya diri
Sumber Melakukan a. Siswa membaca
daya praktikum/proyek buku, maupun
52
Sub Contoh Pengalaman
No Komponen
Komponen Belajar Siswa Deskripsi
refrensi lain untuk
mempelajari sub
topik yang
dipilihnya dengan
usaha keras untuk
menyelesaikan
topik kegiatan
yang didiskusikan
bersama teman
kelompoknya.
b. Siswa dapat
menggunakan
sumber refrensi
dengan efektif
sesuai dengan
topik pembahasan.
Siswa membuat
jadwal kegiatan dan
mengatur jam belajar
dengan dampingan
guru dalam dengan
Perencanaa Membuat jadwal dan
disiplin. Jadwal yang
n mengatur jam belajar
dibuatkan
berdasarkan
pemikiran positif
yang dimiliki oleh
Reflectiv
siswa.
eness
4 a. siswa meminta
/kecerdik
saran kepada guru
an
kelas, guru mata
pelajaran terkait
strategi belajar
Mengubah dan
Meninjau yang digunakan
mengevaluasi cara
ulang dengan sikap
belajar
menghargai.
b. Siswa mengubah
strategi belajar
yang digunakan,
apabila dirasa
53
Sub Contoh Pengalaman
No Komponen
Komponen Belajar Siswa Deskripsi
perlu untuk di
ubah dengan sikap
teladan.
Siswa menyelesai kan
tugas remidi,
Melakukan refleksi pengayaan baik
Menyaring
setiap akhir kegiatan secara individu atau
kelompok dengan
jujur.
Siswa merencanakan
cara belajar dengan
Mencoba dan bantuan guru, agar
Meta menentukan cara mendapatkan hasil
belajar belajar yang baik dan belajar yang lebih
tepat baik dengan sikap
menghargai dan
teladan.
a. Siswa bekerja
sama dalam
berkelompok
dengan sikap
kesatuan
b. Anggota
kelompok saling
berdiskusi
dengan teman
Reciproc Mengerjakan tugas
Saling sejawat dengan
ity yang hanya dapat
5 ketergantu sikap jiwa
/kemandi diselesaikan dalam
ngan pembelajar
rian kelompok
kreatif, dan
menghargai
c. Setiap kelompok
bekerja sesuai
dengan topik atau
pertanyaan yang
telah dipilih
dengan jujur, dan
disiplin.
54
Sub Contoh Pengalaman
No Komponen
Komponen Belajar Siswa Deskripsi
a. Siswa ikut
berkontribusi
dalam kegiatan
berkelomopok
Melakukan dengan sikap
Kerja sama kegiatan/penelitian toleransi yang
Bersama tinggi.
b. Siswa aktif dan
kompak dalam
berkelompok
masing-masing.
a. Siswa
memperhatikan
dengan seksama
ketika guru
menyampaikan
topik mengenai
Empati dan Pelatihan menjadi materi yang
Mendengar pendengar yang baik dipelajari.
kan dan penuh empati b. Siswa mengalami
kemajuan dalam
hal menjadi
pendengar yang
baik setelah
pembelajaran BLP
yang kedua.
Siswa
mengungkapkan baik
secara lisan atau
tulisan terkait makna
Meneladani perilaku
motivasi yang
Peniruan hidup sukses dari
diberikan oleh guru
orang lain
dengan sikap teladan
serta melaksanakan
dalam kehidupan
sehari-hari.
55
a. Melihat hasil observasi pada tabel diatas dilakukan
wawancara untuk mengungkap Devout dan 4R (Reseilience,
Resourcefulness, Reflectiveness, Reciprocity). Dalam
pembelajaran Building Learning Power pada komponen
Devout/ Taat:
Berdasarkan hasil observasi pada komponen
Devout/taat siswa telah melaksanakan sub komponen Tertib,
peduli dan santun dengan baik. Dalam sub komponen tertib
siswa telah melaksanakan ibadah sesuai dengana ajaran
agamanya, serta menghormati dan menghargai ajaran agama
lain dengan sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
lain. Siswa juga telah menaati tata tertib berpakain yang telah
diberlakukan di sekolah dengan baik serta kehadiran siswa di
sekolah juga baik. Dalam sub komponen peduli terhadap diri
sendiri dan sesama siswa menunjukan sikap dan tindakan
yang baik, memberikan bantuan kepada teman sebayanya
yang memerlukan bantuan sehingga pada sub komponen tertib
dan peduli siswa memperoleh kategori A, yaitu menunjukan
hasil yang baik Pada sub komponen santun siswa masih harus
diperkuat lagi dengan pemahaman tentang sikap menghargai
sesama/ orang yang lebih tua serta sikap dengar-dengaran,
sehingga pada sub komponen santun siswa memperoleh
kategori B, yaitu menunjukan hasil yang cukup baik.
Berkaitan dengan komponen Devout/ taat, peneliti
melakukan wawancara dengan Ibu Elok Nikawati S.Pd,
selaku guru kelas IV A, beliau memaparkan tentang apa saja
upaya sekolah dalam membangun disiplin belajar siswa dan
apa saja permasalahan yang ditemui tentang sikap disiplin
belajar siswa yang di kelas:
“Kalau terkait upaya sekolah dalam membangun disiplin
belajar siswa sendiri kan itu berarti membuat peraturan
yang harus patuhi oleh siswanya ya mbak, ya berarti
kalau kedisiplinan disekolah itu ya mentaati peraturan
seperti masuk sekolah dengan tepat waktu, menggunakan
seragam sesuai pada jadwal, mengikuti upacara bendera
dengan tertib, dan kalau ketika jam pelajaran harus
memperhatikan pelajaran ketika di jelaskan oleh guru,
56
mengerjakan tugas dengan baik dan tugas dikumpulkan
dengan tepat waktu.....” (02/12/22)
Dalam perilaku disiplin belajar siswa sudah
melakukan perannya sebagai pembelajar dengan cukup baik.
Hal ini ditunjukan dari ketertiban diri saat belajar dikelas,
ataupun kepatuhan terhadap tata tertib dan selalu bersikap
santun kepada teman sebaya maupun guru di sekolah. Dalam
hal kesopanan siswa dapat dikatakan cukup baik dengan dapat
saling menghargai satu dengan yang lainnya sesama siswa dan
menghormati guru di kelas serta dapat hidup rukun dengan
pemeluk agama lain. Namun dalam beberapa tindakan siswa
masih kurang dalam hal perkataan dan perbuatan yang masih
harus diperkuat dengan pendidikan karakter meliputi rasa
menghargai dan sikap dengar-dengaran.
b. Melihat hasil observasi pada tabel diatas dilakukan
wawancara utuk mengungkap Devout dan 4R (Reseilience,
Resourcefulness, Reflectiveness, Reciprocity). Dalam
pembelajaran Building Learning Power pada komponen
Reseilience/ ketangguhan:
Berdasarkan deskripsi hasil observasi menunjukkan
bahwa pada sub komponen tekun siswa dapat
mempersentasikan hasil diskusi sesuai dengan sub topik yang
dipilihnya. Kemudian dalam sub komponen mengelola
gangguan siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan
dengan tepat waktu dan disiplin. Dalam sub komponen
perhatian secara detail sebagain siswa mencatat dan membuat
rangkuman hasil diskusi pada topik yang berbeda dengan baik
dan semangat, namun sebagain siswa lainya masih kurang
dalam membuat rangkuman atau simpulan dari pelajaran yang
sudah dipelajari. Pada sub komponen usaha keras siswa
memilih salah satu sub topik yang akan dipelajarinya dengan
antusias dan dapat mengingat dan menjawab materi, siswa
dapat membaca buku maupun referensi lain untuk
mempelajari sub topik yang dipilihnya dengan usaha keras
namun dalam hal mengamati dan memahami sub topik yang
dipilihnya dengan sikap jiwa pembelajarnya masih kurang.
Sehingga pada komponen Reseilience/ ketangguhan siswa
memperoleh kategori B, yaitu menunjukan hasil yang cukup
57
baik karena telah melaksanakan semua sub komponen dengan
sangat baik walaupun dalam sub komponen perhatian secara
detail dan usaha keras masih perlu ditingkatkan lagi.
c. Berdasarkan deskripsi data di atas, berikut adalah hasil
analisis observasi Devout dan 4R (Reseilience,
Resourcefulness, Reflectiveness, Reciprocity) dalam Building
Learning Power pada komponen resourcefulness/ kecerdasan:
Berdasarkan deskripsi hasil observasi dalam praktik
pembelajaran pada komponen resourcefulness/ kecerdasan,
menunjukkan bahwa siswa pada sub komponen keingintahuan
dan rasa ingin tahu mengalami perubahan sikap dengan lebih
berani membuat dan mengajukan pertanyaan dengan mencoba
untuk menulisnya di kertas. Hal tersebut dipaparkan oleh
salah seorang siswa kelas IV A SDN Dukuh Menanggal I
Surabaya, sebagai berikut:
P 2.1 : Setelah belajar dengan strategi BLP, apakah kamu
mengalami perubahan dalam belajar dan rasa ingin
tahu yang tinggi dalam pembelajaran, misalkan
membuat pertanyaan?
S 2.1 : Kalau bukan menggunakan strategi BLP itu lebih
membosankan, namun saat belajar dengan strategi
BLP belajar menjadi seru dan menyenangkan. Lebih
banyak bertanya dan menjawab pertanyaan yang
diberikan.
Dalam hal ini menunjukan bahwa siswa dapat
membuat pernyataan terbaik secara tertulis terkait materi yang
dipelajari dengan kreatif, inovatif, dan inisiatif.
Berdasarkan deskripsi hasil observasi menunjukkan
bahwa siswa pada sub komponen membangun hubungan yaitu
dengan mengaitkan antar materi pembelajaran, mengaitkan
pengetahuan prasyarat dengan pengalaman siswa dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam sub topik imajinasi siswa dapat
membuat rangkuman atau simpulan dari materi yang sudah
dipelajari dengan kreatif dan semangat. Dalam sub komponen
penalaran siswa dapat menemukan dan membuat contoh
sesuai dengan topik yang dipelajari yaitu menyusun karya
tulis sederhana dengan percaya diri. Pada sub komponen
sumber daya siswa dapat menemukan dan menggunakan
58
berbagai sumber informasi dari buku atau referensi lain untuk
mempelajari sub topik yang dipilihnya. Pada komponen
resourcefulness/ kecerdasan dalam pembelajaran berbasis
BLP pada siswa sudah dilaksanakan dengan baik dengan
memperoleh kategori A sehingga dapat disimpulkan bahwa
termasuk dalam kategori baik.
d. Berdasarkan deskripsi data di atas, berikut adalah hasil
analisis observasi Devout dan 4R (Reseilience,
Resourcefulness, Reflectiveness, Reciprocity) dalam Building
Learning Power pada komponen reflectiveness/ refleksi:
Berdasarkan hasil observasi dalam praktik
pembelajaran pada sub komponen perencanaan menunjukkan
bahwa siswa dan guru telah membahas topik yang akan
dipelajari, siswa juga berkontribusi terkait pembahasan topik
yang akan dipelajari dengan antusias serta siswa dapat
membuat dan mengatur jam belajarnya didampingi oleh guru
dengan disiplin. Dalam sub komponen meninjau ulang dan
meta belajar dalam hal evaluasi dan merencanakan cara
belajar siswa meminta saran dari guru kelas, guru mata
pelajaran agar mendapatkan hasil belajar yang baik serta
mendapatkan strategi belajar yang baik dengan sikap
menghargai sehingga siswa dapat dikatakan memberikan
respon positif terhadap pembelajaran berbasis BLP. Hal ini
sesuai dengan pernyataan hasil wawancara dengan salah
seorang siswa kelas IV A, sebagai berikut:
P 2.1 : apakah kamu senang belajar dengan menggunakan
strategi BLP seperti kemarin?
S 2.1 : ya, karena sangat seru
P 2.2 : apakah kamu mengalami kendala saat belajar dengan
strategi BLP?
S 2.2 : Sedikit, tetapi pakai BLP pembelajaran yang sulit
seperti matematika bisa menjadi lebih muda, karena
pembelajaran menjadi menyenangkan.
P 2.3 : belajar seperti apa yang kamu inginkan dengan strategi
BLP?
S 2.3 : lebih banyak permainan agar tidak membosankan dan
ngantuk.
59
Berdasarkan deskripsi hasil observasi menunjukkan
bahwa siswa dapat mengubah strategi dan cara belajar, apabila
strategi dan cara belajar yang digunakan dirasa perlu untuk di
rubah. Dalam sub komponen menyaring yaitu dengan
melakukan refleksi setiap akhir pembelajaran yaitu
menyelesaikan tugas remidi, pengayaan baik secara individu
maupun kelompok dengan baik dan jujur.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan hasil
yang ditunjukan oleh siswa dalam komponen reflectiveness/
refleksi memperoleh kategori A, yaitu menunjukan hasil yang
baik.
e. Berdasarkan deskripsi data di atas, berikut adalah hasil
analisis observasi Devout dan 4R (Reseilience,
Resourcefulness, Reflectiveness, Reciprocity) dalam Building
Learning Power pada komponen reciprocity/ kemandirian:
Berdasarkan deskripsi hasil observasi pada komponen
reciprocity/ kemandirian menunjukkan bahwa siswa dalam
sub komponen saling ketergantungan siswa dapat bekerja
sama dalam berkelompok dengan sikap kesatuan, dapat saling
beetukar pikiran dan berdiskusi dengan teman kelompoknya
dengan teman sikap jiwa pembelajar, kreatif dan menghargai.
Setiap kelompok bekerja sesuai dengan topik atau pertanyaan
yang telah dipilih dengan jujur dan disiplin. Sama halnya
dalam sub komponen kerja sama siswa aktif dan ikut serta
dalam kegiatan berkelompok dengan sikap toleransi yang
tinggi serta kompak dalam berkelompok. Dalam sub
komponen empati dan mendengarkan siswa memperhatikan
dengan saksama apa yang dijelaskan oleh guru, ikut serta dan
aktif dalam pembelajaran serta menjadi pendengar yang baik.
Sedangkan dalam sub komponen peniruan siswa menunjukan
sikap memahami makna motivasi yang diberikan oleh guru
dengan sikap teladan serta melaksanakan dalam pengalaman
belajar di sekolah. Dengan demikian pada sub komponen
reciprocity/ kemandirian siswa memperoleh kategori A, yaitu
menunjukan hasil yang baik.
Dengan demikian dapat diketahui hampir seluruh
komponen dalam Devout dan 4R (Reseilience,
Resourcefulness, Reflectiveness, Reciprocity) dalam Building
60
Learning Power dilaksanakan dengan baik serta memberikan
dampak positif dalam disiplin belajar siswa di kelas. Artinya
siswa dalam perannya sebagai pelajar memiliki kontribusi
mengikuti pembelajaran, memiliki perilaku disiplin belajar
yang cukup tinggi serta dapat dinyatakan optimal dalam sikap
disiplin belajar. Hal ini dikarenakan fakta di lapangan pada
ranah kontribusi dalam mengikuti pembelajaran siswa sudah
bisa dikatakan optimal dalam memberikan perhatian yang
baik saat belajar, begitupun dengan kehadiran siswa yang
selalu lengkap, adapun dalam partisipasi dikelas sangat
efektif, serta dalam hal ketepatan waktu siswa sudah
melaksanakan dengan sangat baik mulai dari masuk ke kelas,
menyelesaikan tugas maupun mengumpulkan tugas dengan
tepat.
Dari hasil Observasi disiplin belajar siswa dalam
rumusan kegiatan pembelajaran berbasis BLP di kelas IV
SDN Dukuh Menanggal I Surabaya telah memenuhi syarat
untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas. Rumusan
pembelajaran sudah disesuaikan langsung dari kegiatan
menciptakan lingkungan belajar (Enabling Environments)
yang telah dirumuskan oleh guy claxton, yaitu diperoleh
rumusan pembelajaran guru berbasis BLP dan dilakukan
dengan menyesuaikan kurikulum merdeka yang digunakan
pada kelas IV. Ada 4 komponen yang perlu diterapkan oleh
guru dalam pembelajaran yaitu menjelaskan, mengomentari,
Mengorkestra dan modeling.

Tabel 4.2
Rumusan kegiatan Pembelajaran Berbasis BLP
No Komponen Sub Contoh Deskripsi
Komponen Kegiatan
Guru dan siswa
membahas topik
Mendisplaykan
pembelajaran dengan
Memberita contoh melalui
1 Menjelaskan kegiatan diskusi
hu foto, game dan
serta penjelasan dari
diskusi
objek visual/gambar.
Siswa dapat
61
No Komponen Sub Contoh Deskripsi
Komponen Kegiatan
memahami materi
yang disampaikan
melalui kegiatan
yang dilakukan di
kelas.
Guru menyampaikan
topik pembelajaran
dengan memberikan
contoh konkrit dari
Melalui contoh perrmasalahan/
Mengingat
konkrit dari kegagalan belajar
kan
kegagalan siswa. Siswa
menunjukan sikap
yang baik dalam
menerima
kegagalan.
Guru sebagai
moderator dalam
BLP dapat
memancing siswa
untuk
Guru sebagai
menyampaikan
Mendiskus moderator pada
argumentasi, terbiasa
ikan saat siswa
mengajukan
berdiskusi.
pertanyaan serta
menjawab
pertanyaan-
pertanyaan penting
yang diajukan.
62
No Komponen Sub Contoh Deskripsi
Komponen Kegiatan
Dalam membahas
topik siswa diberikan
kesempatan untuk
memecahkan
Menunjukkan masalah di papan
Pelatihan contoh konkrit tulis di depan kelas
hasil belajar untuk membiasakan
siswa untuk berani
dalam hasil
belajarnya.

Guru selalu
Memberi memberikan
penghargaan penguatan dan
kepada siswa penghargaan di
Menyentuh setiap usaha siswa
yang berhasil
dalam dalam proses
pembelajaran pembelajaran.

Guru mencoba untuk


menjawab
Menjawab pertanyaan yang
pertanyaan diajukan oleh siswa
siswa yang dengan memberikan
Mengomenta Menjawab
2 berkaitan contoh konkrit
ri dengan materi dengan bahasa yang
pembelajaran. sesuai.

Diakhir
pembelajaran siswa
bersama dengan guru
melakukan kegiatan
Mengevaluasi
Mengevalu evaluasi untuk
setiap kegiatan melihat sejauh mana
asi
siswa di kelas. siswa menerima
materi yang
disampaikan guru.
63
No Komponen Sub Contoh Deskripsi
Komponen Kegiatan
Guru BLP
Menilai melakukan penilain
Menelusuri perkembangan atas setiap
jejak yang telah perkembangan
dicapai siswa belajar individu/
siswa di kelas.
Guru BLP
merancang ativitas
Pemilihan topik
belajar siswa
dan merancang
tentunya tidak
Pemilihan aktivitas siswa
terlepas dari
sesuai dengan
kurikulum di sekolah
topik.
atau kurikulum yang
digunakan di kelas.
Guru memberikan
Memberikan penghargaan atas
penghargaan usaha dan pencapain
Penyusuna siswa dalam belajar.
terhadap usaha
n
siswa dalam
pembelajaran.

Mengorkestr Guru membantu


3
a siswa dengan
Membantu dan memberikan
memotivasi dorongan agar siswa
siswa dalam dapat menentukan
Menentuka
menentukan target belajarnya,
n target
target serta sekolah membantu
memfasilitasi menyediakan
pembelajaran. fasilitas dan
kebutuhan belajar di
kelas.
Guru mengatur
Mengatur ruang ruang kelas
belajar dengan disesuaikan dengan
Pengaturan
siswa supaya topik pembelajaran
lebih nyaman yang akan dibahas.
Misalkan kegiatan
64
No Komponen Sub Contoh Deskripsi
Komponen Kegiatan
diskusi kelompok,
praktikum dan
lainnya.
Guru BLP juga dapat
Mengubah menyesuaikan
metode dalam kegiatan
Bereaksi pembelajaran pembelajaran sesuai
berdasarkan dengan saran siswa
saran dari siswa. terhadap metode
belajarnya di kelas.
Guru bersikap tegas
Menyikapi dalam siatuasi
situasi saat itu belajar di kelas
Pelajaran
dengan tergantung situasi
dengan
bertindak untuk yang terjadi,
tegas
mengembalikan berusaha
situasi. memberikan solusi
4 Modeling terbaik.
Guru sebagai contoh
harus menunjukan
Demonstra hal-hal positif yang
Menjadi contoh
si dapat diterima
dengan baik oleh
siswa di sekolah.
Menjalin komunikasi
secara intensif dan
terbuka kepada siswa
Berkomunikasi
sehingga dalam
secara intensif
Berbagi siatuasi/ kesulitan
dan terbuka
apapun dapat
dengan siswa
menceritakan dengan
senang hati kepada
guru.

a. Rumusan kegiatan menjelaskan dalam pembelajaran berbasis


BLP
65
Berdasarkan hasil observasi pada komponen
menjelaskan dalam sub komponen memberitahu, guru
menjelaskan dan membahas topik pembelajaran dengan
kegiatan diskusi dengan penjelasan melalui objek
visual/gambar agar siswa lebih memahami apa yang
dijelaskan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Dalam sub
komponen mengingatkan guru menyampaikan topik
pembelajaran dengan memberikan contoh konkrit dari materi
yang dibahas berdasarkan kegagalan yang pernah dialami,
supaya siswa belajar untuk menerima kegagalan sebagai
usaha untuk belajar lebih baik lagi. Dalam sub kompomen
mendiskusikan guru sebagai moderator supaya memancing
siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran mulai dari
menyampaikan argumentasi, membuat pertanyaan, menjawab
pertanyaan serta memilih topik yang akan dikaji sesuai
dengan pembelajaran yang dilakukan dikelas. Sub komponen
yang terakhir dari komponen menjelaskan adalah pelatihan,
dimana pada sub komponen ini siswa dibiasakan untuk lebih
berani dalam menyelesaikan permasalahan yang dikaji
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memecahkan permasalahan di depan kelas dan
menuliskannya di papan tulis. Sehingga pada komponen
menjelaskan siswa sudah melaksanakan dengan baik, dan
menunjukan adanya peningkatan dalam disiplin belajarnya.
b. Rumusan kegiatan mengomentari dalam pembelajaran
berbasis BLP
Berdasarkan hasil observasi pada komponen mengomentari
siswa dalam sub komponen menyentuh yaitu guru selalu
memberikan penguatan, mottivasu, penghargaan di setiap
proses usaha siswa, dengan demikian siswa merasa semangat
belajarrnya dihargai sehingga siswa menjadi lebih semangat
lagi dalam meningkatkan kapasitas belajarnya. Dalam sub
komponen menjawab guru mencoba menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh siswa sesuai dengan fakta dan contoh
konkrit sehingga siswa merasa mengalami apa yang sudah
dipelajari atau belajar berdasarkan pengalaman. Dalam sub
komponen mengevaluasi siswa dan guru melakukan kegiatan
evaluasi dengan tujuan melihat sejauh mana siswa memahami
66
materi yang dipelajari setiap harinya serta sebagai bahan
evaluasi materi selanjutnya. Sedangkan dalam sub komponen
menelusuri jejak siswa yaitu guru BLP selalu melakukan
penilain atas setiap kemajuan dan perkembangan siswa baik
kegiatan individu maupun juga kelompok.
c. Rumusan kegiatan mengorkestra dalam pembelajaran
berbasis BLP
Berdasarkan hasil observasi pada komponen mengorkestra
dalam sub komponen pemilihan siswa dan guru merancang
atau merencanakan aktivitas belajar siswa sesuai dengan
kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum merdeka supaya
siswa menjadi pembelajar yang lebih baik sesuai dengan
pelajar pancasila. Dalam sub komponen penyusunan guru
memberikan penghargaan terhadap hasil usaha, kerja keras
serta semangat siswa dalam pencapainnya. Dalam sub
komponen menentukan target, guru membantu siswa dengan
memberikan dorongan, semangat agar siswa dapat
menentukan target belajarnya karena dalam BLP setiap siswa
harus memiliki target belajar, sejauh mana pencapain siswa
dalam waktu tertentu. Guru juga menyediakan fasilitas
kebutuhan belajar yang dibutuhkan siswa di kelas sesuai
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Sub komponen
yang terakhir dalam pengaturan yaitu guru mengatur ruang
kelas sesuai dengan pembelajaran yang akan dilakukan,
misalkan kegiatan diskusi kelompok, praktikum dan lainya.
d. Rumusan kegiatan modeling dalam pembelajaran berbasis
BLP
Berdasarkan hasil observasi pada komponen
modeling dalam sub komponen bereaksi, guru akan
menyesuaikan pembelajaran berdasarkan saran metode
belajar dari siswa. Hal tersebut sesuai dengan yang
dipaparkan oleh salah seorang siswa kelas IV A;
P 4.1 : apakah kamu senang belajar dengan menggunakan
strategi BLP seperti kemarin?
S 4.1 : ya, karena sangat seru. Kalau pakai BLP pembelajaran
yang sulit seperti matematika bisa menjadi lebih
mudah. Kita lebih banyak menjawab LKPD dan
belajar mandiri juga bisa.
67
P 4.2 : belajar seperti apa yang kamu inginkan dengan strategi
BLP?
S 4.2 : lebih banyak permainan agar tidak membosankan dan
ngantuk.
Sehingga dapat dikatakan BLP belajar sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh siswa.
Selanjutnya dalam sub komponen pelajaran dengan tegas
yaitu guru BLP selalu bersikap tegas dalam situasi belajar
apapun di kelas dengan tujuan menciptakan suasana belajar
yang nyaman. Dalam sub komponen demonstrasi yaitu guru
selalu menunjukan hal-hal positif yang dapat diterima dengan
baik oleh siswa dengan tujuan siswa menjadi pembelajar yang
baik. Dalam komponen yang terakhir yaitu berbagi, guru
menjalin komunikasi yang intensif, terbuka kepada siswa
dalam situasi apapun dengan tujuan siswa dapat menceritakan
dengan senang hati segala situasinya kepada guru.
Dengan demikian prinsip kerja Building Learning
Power (BLP) adalah memberikan gambaran yang diperlukan
dan tepat untuk menjadi pembelajar yang lebih baik. BLP juga
membantu menyediakan replika kelas yang telah diatur
dengan baik bagi mereka di masyarakat dalam
mengembangkan gagasan, rasa memiliki tanggung jawab
untuk belajar dengan senang hati. Yang mendasari munculnya
Building Learning Power (BLP) dalam dunia pendidikan
adalah kepedulian Profesor Guy Claxton terhadap masalah
pendidikan yang ada saat ini.
Keberadaan program BLP dalam proses
pembelajaran merupakan keseluruhan kegiatan yang
dirancang untuk membelajarkan peserta didik. Berikut
merupakan deskripsi pelaksanaan pembelajaran berbasis
strategi BLP:

Tabel 4.3
Deksripsi Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis BLP
68
Subvariabel Indikator Descriptor Pertemuan
I II
Proses 1. Melakukan a. Guru mengajak peserta  
Pelaksanaan kegiatan didik membahas KD/
Pembelajaran Apersepsi topik yang akan dipelajari
(Kegiatan dengan 1/2 pembelajaran
Pendahuluan) menentuka mendatang
n materi b. Guru bertanya kepada
peserta didik apakah
peserta didik berminat
untuk membahas topik-
topik tersebut (usahakan
sampai siswa benar-benar
berminat)
c. Guru mengajukan satu
pertanyaan terbaik
(menantang) kepada
peserta didik berkaitan
dengan topik yang akan
dipelajari tersebut.
d. Peserta didik secara
individual diharapkan
memberi respon atas
pertanyaan yang diajukan
oleh guru tersebut dengan
mengajukan satu
pertanyaan terbaik pula.
e. Guru mencatat
pertanyaan- pertanyaan
dari peserta didik,
kemudian melalui proses
diskusi memilih sejumlah
pertanyaan yang akan
dijawab pertemuan
selanjutnya.
69
Subvariabel Indikator Descriptor Pertemuan
I II
2. Melakukan a. Guru menanyakan cita-  
motivasi cita siswa dan
memberikan motivasi
sesuai dengan manfaat
dari materi yang
disampaikan dengan cita-
cita siswa.

b. Guru memberikan
motivasi belajar kepada
peserta didik secara
kontekstual sesuai dengan
manfaat dari materi ajar.

c. Guru memberikan
motivasi belajar kepada
peserta didik secara
kontekstual sesuai dengan
aplikasi materi ajar.

d. Guru juga dapat


memberikan motivasi
belajar kepada peserta
didik dengan
menceritakan tokoh-tokoh
sukses agar dijadikan
teladan bagi kehidupan
sehari -hari.
70
Subvariabel Indikator Descriptor Pertemuan
I II
3. Menyamp a. Capaian pembelajaran  
aikan disampaikan di awal
Capaian pembelajaran
Pembelaja
ran b. Capaian pembelajaran
sesuai dengan materi.

c. Capaian Pembelajaran
sesuai dengan indikator

d. Capaian Pembelajaran
diungkapkan dengan
bahasa yang mudah di
pahami siswa
4. Membang a. Menanyakan pengetahuan  
un atau pengalaman siswa
hubungan tentang materi.
dengan b. Memancing siswa untuk
mengaitka mengingat kembali materi
n antar prasyarat yang
materi dibutuhkan.
pelajaran c. Mengaitkan pengetahuan
prasyarat dengan materi
yang akan dipelajari.
Proses 5. Melakuka a. Guru melakukan promosi  
Pelaksanaan n aktivitas topik mengenai materi
Pembelajaran mengamati yang akan dibahas pada
(Kegiatan hari itu.
Inti) b. Guru membagi topik
materi pokok menjadi
beberapa subtopik.
6. Membuat Melibatkan peserta didik  
perencana dalam membuat jadwal
an kegiatan dan mengatur
jam belajar dalam
menyelesaikan subtopik.
71
Subvariabel Indikator Descriptor Pertemuan
I II
7. Melakuka a. Guru meminta peserta  
n aktivitas didik untuk memilih salah
menanya satu dari subtopik yang
akan dikaji.
b. Guru meminta peserta
didik untuk merumuskan
pertanyaan penting
terhadap topik yang
dipilih.
8. Menumbu Memfasilitasi peserta  
hkan didik dalam membuat
perhatian pertanyaan tertulis atau
secara target yang ingin dicapai
detail. dalam setiap kegiatan
menyelesaikan topik
pembelajaran.
9. Membentu Guru meminta peserta  
k didik membentuk
kelompok kelompok untuk
sesuai menjawab pertanyaan-
dengan pertanyaan atau subtopik
topik yang yang telah dipromosikan
dipilih kepada peserta didik
untuk sesuai dengan minat.
membangu
n
keingintah
uan
peserta
didik
10. Me a. Menjelaskan bahwa  
njelaskan semua anggota kelompok
tugas harus aktif.
kelompok b. Menjelaskan bahwa
untuk semua anggota kelompok
menumbu harus bekerja sama.
hkan usaha c. Menjelaskan bahwa
keras, semua anggota kelompok
saling
72
Subvariabel Indikator Descriptor Pertemuan
I II
ketergantu harus saling membagi
ngan, dan tugas.
kerja sama d. Meminta peserta didik
dalam masing-masing kelompok
belajar bekerja sesuai dengan
topik atau pertanyaan
yang telah dipilih
11. Mel a. Guru meminta setiap  
akukan peserta didik untuk
aktivitas membaca buku, internet
mengump maupun referensi lain
ulkan untuk mempelajari
informasi subtopik yang dipilihnya
dan berusaha untuk
menjawab pertanyaan.
b. Guru mengamati diskusi
setiap kelompok
c. Guru membantu peserta
didik yang mengalami
kesulitan dalam
memahami materi.
12. Mel a. Guru meminta peserta  
akukan didik untuk mencari atau
aktivitas membuat contoh
menalar mengenai subtopik yang
untuk dipilihnya.
menumbu b. Guru meminta peserta
hkan didik untuk mencari atau
sumber membuat contoh terkait
daya penyelesaian mengenai
subtopik yang dipilihnya
13. Mel Guru meminta peserta  
akukan didik untuk selalu
aktivitas menyelesaikan kegiatan
mengelola tepat waktu.
gangguan
73
Subvariabel Indikator Descriptor Pertemuan
I II
14. Mel a. Guru meminta peserta  
akukan didik untuk mempresenta
aktivitas sikan hasil diskusi sesuai
mengkom dengan subtopik yang
unikasikan dipilihnya.
untuk b. Guru membiasakan
menumbu peserta didik untuk
hkan rasa menjadi pendengar yang
empati dan baik dalam setiap
mendengar kegiatan pembelajaran
kan serta
tekun
Proses 15. Melakuk Bersama-sama dengan  
Pelaksanaan an peserta didik membuat
Pembelajaran aktivitas rangkuman/ simpulan
(Kegiatan imajinasi pelajaran.
Penutup) dan
penalaran
16. Melakuk Melakukan penilaian  
an dan/atau refleksi terhadap
aktivitas kegiatan yang sudah
menyarin dilaksanakan secara
g konsisten dan terprogram.
17. Melakuk Memberikan umpan balik  
an terhadap proses dan hasil
tindakan pembelajaran;
meninjau
ulang
18. Melakuk Merencanakan kegiatan - 
an tindak lanjut dalam
tindakan bentuk pembelajaran
menyarin remidi, program
g pengayaan, layanan
konseling dan/atau
memberikan tugas baik
tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta
didik;
74
Subvariabel Indikator Descriptor Pertemuan
I II
19. Melakuk Menyampaikan rencana - 
an topik pembelajaran pada
aktivitas pertemuan berikutnya.
meta
belajar
A A

Kategori
Baik

Berdasarkan hasil observasi pada setiap indikator


subvariabel pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup telah
dilaksanakan dengan baik, sehingga diperoleh hasil guru
untuk pertemuan pertama mendapatkan kategori A yaitu
menunjukan pencapain pelaksanaan pembelajaran yang baik,
walaupun dalam pelaksanaannya pada subvariabel melakukan
aktivitas meta belajar tidak terlaksana. Sedangkan pada
pertemuan kedua juga memperoleh kategori A yaitu
menunjukan hasil yang baik karena setiap subvariabel yang
ada pada pembelajaran kedua telah dipenuhi dengan baik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan strategi BLP berjalan
dengan baik dan lancar. Hal tersebut berarti bahwa
pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan oleh guru
memperoleh kategori baik.
Dengan diterapkannya strategi pembelajaran
Building Learning Power (BLP) anak tidak dipaksa untuk
belajar sesuai dengan keinginan guru atau hanya
mendengarkan ceramah dari sang guru, karena dalam BLP
guru harus menyadari bahwasanya anak itu memiliki potensi
yang luar biasa yang harus dikembangkan, bukan malah
distek atau di cut. Untuk kekurangan dalam pembelajaran
dengan strategi BLP terdapat dalam hasil wawancara dengan
Guru Kelas:
75
“Untuk kekurangan dari pelaksanaan strategi
pembelajaran Building Learning Power (BLP)
hampir dipastikan tidak ada, karena dengan
penerapan strategi pembelajaran BLP kurikulum
merdeka akan semakin lengkap dalam literasi
siswa, pengembangan pendidikan karakter dan
kompetensi siswa, namun dalam pelaksanaan
mengajar mungkin bisa dijelaskan lebih pelan
lagi......” (02/12/22)
Berdasarkan penejelasan Guru kelas, hampir
dipastikan tidak ada kekurangan dari pelaksanaan Strategi
Pembelajaran BLP di kelas.
Dalam pembelajaran dengan strategi Building
Learning Power (BLP) yaitu dengan memberikan
pengalaman belajar bagi peserta didik, dapat membantu guru
agar tidak memberikan muatan materi yang dapat membuat
siswa merasa bosan, namun dapat memberikan pengetahuan
atau gambaran tentang kehidupan dan solusi untuk mengatasi
masalah-masalah yang akan dihadapi siswa di masyarakat.

3. Deskripsi Angket Respon Siswa Dalam Pelaksanaan


Strategi Pembelajaran Building Learning Power (BLP).
Selain menilai perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran berbasis BLP, peneliti juga ingin mengetahui
bagaimanakah respon peserta didik dengan penerapan
Strategi Pembelajaran Building Learning Power (BLP) yang
telah dilaksanakan di kelas IV, oleh karena itu, peneliti
memberikan angket respon siswa. Jumlah responden adalah
26 peserta didik. Responden ini diambil dari objek penelitian
yaitu peserta didik kelas IV A SDN Dukuh Menanggal I/424
Surabaya.

Tabel 4.4
Hasil Analisis Angket Respon Siswa
76
Pilihan
No Butir Pertanyaan Ya Tidak Deskripsi
1 Apakah kamu senang Keseluruhan siswa
jika materi merasa senang dengan
pembelajaran 26 0 pembelajaran karena
menggunakan strategi menggunakan strategi
pembelajaran Building BLP yang membuat
Learning Power pembelajaran menjadi
(BLP)? menyenangkan dan seru,
siswa juga dapat lebih
aktif dalam bertanya
maupun berkesempatan
menjawab pertanyaan
dari teman sekelasnya.
2 Apakah penerapan Keseluruhan siswa
strategi pembelajaran menjawab ya, artinya
Building Learning bahwa belajar dengan
Power (BLP) sangat 26 0 menggunakan strategi
berguna bagi kamu BLP berguna sehingga
dalam mempelajari membuat materi yang
materi yang dipelajari dapat dipahami
disampaikan? dan dimengerti oleh
siswa.
3 Apakah strategi 24 siswa menjawab ya,
Building Learning artinya bahwa hampir
Power (BLP) 24 2 keseluruhan peserta didik
membantu kamu untuk ketika belajar dengan
lebih muda memahami menggunakan strategi
materi yang BLP dapat membantu
disampaikan? mereka dalam
memahami materi yang
disampaikan. Namun ada
2 (dua) siswa lainya yang
masih merasa kesulitan
dalam memahami materi
yang disampaikan.
4 Apakah kamu Keseluruhan siswa
termotivasi untuk 26 menjawab ya, artinya
belajar dengan 0 bahwa pembelajaran
menggunakan strategi yang diberikan di kelas
pembelajaran Building IV membuat siswa
77
Pilihan
No Butir Pertanyaan Ya Tidak Deskripsi
Learning Power termotivasi untuk belajar
(BLP)? dengan menggunakan
strategi pembelajaran
Building Learning Power
(BLP).
5 Apakah dengan 24 siswa menjawab ya,
pembelajaran berbasis artinya bahwa hampir
Building Learning 24 keseluruhan peserta didik
Power (BLP) kamu 2 ketika belajar dengan
dapat menerapkan menggunakan strategi
materi yang BLP dapat menerapkan
disampaikan dalam materi yang dipelajari
kehidupan sehari hari? dalam kehidupan sehari-
hari, namun ada 2 (dua)
siswa lainya yang belum
dapat menerapkan materi
yang dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
6 Apakah dengan Sebagian besar siswa
pembelajaran berbasis 15 menjawab ya, artinya
Building Learning 11 bahwa siswa sudah dapat
Power (BLP) waktu merasakan bahwa ada
yang kamu gunakan sebagian siswa ketika
menjadi lebih efisien? belajar dengan strategi
BLP dapat membuat
waktu yang digunakan
lebih efisien, namun
sebagian siswa lainya
menjawab tidak artinya
dalam belajar
menggunakan BLP
waktu yang digunakan
belum efisien.
7 Apakah dengan Keseluruhan siswa
pembelajaran berbasis 26 menjawab ya, artinya
Building Learning 0 bahwa siswa
Power (BLP) kamu memberikan respon baik
belajar menjadi lebih terhadap pembelajaran
menyenangkan? berbasis BLP.
78
Pilihan
No Butir Pertanyaan Ya Tidak Deskripsi
Pembelajaran berbasis
BLP membuat
pembelajaran menjadi
menyenangkan dan seru.
8 Apakah strategi Sebagian besar siswa
pembelajaran Building 15 menjawab ya, artinya
Learning Power (BLP) 11 bahwa ketika belajar
membuat kamu lebih menggunakan BLP siswa
mudah dalam sudah mulai berani dalam
menyampaikan menyampaikan
pendapat? pendapatnya atau
menjawab pertanyaan
yang diberikan. Namun
sebagian siswa lainya
belum berani dapat
menyampaikan
pendapatnnya dalam
pembelajaran.
9 Adakah kesulitan 24 siswa menjawab tidak,
dalam memahami 2 24 artinya bahwa hampir
pelajaran dengan keseluruhan siswa ketika
strategi Building belajar menggunakan
Learning Power BLP tidak mendapatkan
(BLP)? kesulitan ketika belajar.
Namun 2 (dua) siswa
lainya masih
mendapatkan kesulitan
dalam memahami materi
yang dipelajari.
10 Apakah kamu setuju Keseluruhan siswa
jika strategi 26 0 menjawab ya, artinya
pembelajaran Building bahwa siswa
Learning Power (BLP) memberikan respon baik
diterapkan di sekolah? terhadap strategi
pembelajaran Building
Learning Power (BLP).
Strategi BLP membuat
pembelajaran menjadi
menyenangkan,
79
Pilihan
No Butir Pertanyaan Ya Tidak Deskripsi
membantu siswa untuk
mengelola gangguan
dalam pembelajaran di
kelas.

Dari hasil data observasi angket respon peserta didik di


atas, dapat dikatakan memberikan dampak positif terhadap
pembelajaran di kelas IV A SDN Dukuh Menanggal I Surabaya.
Pembelajaran berbasis Building Learning Power (BLP) dapat
dikategorikan baik karena dapat membantu peserta didik untuk
memahami materi pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran
berbasis Building Learning Power (BLP), membuat peserta didik
dapat lebih bersemangat untuk belajar karena pembelajaran berbasis
BLP menyenangkan dan seru. Akan tetapi, meskipun pembelajaran
berbasis Building Learning Power (BLP) sudah membantu peserta
didik untuk lebih bersemangat dalam belajar, peserta didik juga
masih membutuhkan seorang guru pada setiap pembelajaran
berlangsung karena peran guru sangatlah penting dalam proses
pembelajaran. Selain dapat memberikan arahan, membimbing
peserta didik, guru juga membantu peserta didik untuk memecahkan
permasalahan yang sulit kiranya diselesaikan bagi peserta didik. Hal
ini sesuai dengan pernyataan hasil wawancara dengan salah seorang
siswa kelas IV A yang siswa berkemampuan tinggi, sebagai berikut:
P 5.1.1 : apakah kamu senang belajar dengan menggunakan strategi
BLP seperti kemarin?
S 5.1.1 : Ya, pembelajarannya menyenangkan dan seru karena
banyak permainannya, juga saya bisa berani bertanya
dengan menulisnya di kertas. Saya suka belajar
menggunakan BLP.
P 5.2.1 : apakah kamu mengalami kendala atau kesulitan saat belajar
dengan strategi BLP?
S 5.2.1 : Sedikit, tetapi pakai BLP pembelajaran yang sulit seperti
matematika bisa menjadi lebih muda, karena pembelajaran
menjadi menyenangkan.
80
P belajar seperti apa yang kamu inginkan dengan strategi
5.3.1 :
BLP?
S 5.3.1 : Belajar tapi banyak permainannya.
Hal yang sama dipaparkan salah seorang siswa kelas IV
A yang siswa memiliki kemampuan rendah, sebagai berikut:
P 5.1.2 : apakah kamu senang belajar dengan menggunakan strategi
BLP seperti kemarin?
S 5.1.2 : ya, karena sangat seru
P 5.2.2 : apakah kamu mengalami kendala atau kesulitan saat belajar
dengan strategi BLP?
S 5.2.2 : Ada, aku belum berani untuk menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru di kelas.
P 5.3.2 : belajar seperti apa yang kamu inginkan dengan strategi
BLP?
S 5.3.2 : lebih banyak permainan lagi agar tidak membosankan
dan ngantuk.
Penerapan Building Learning Power (BLP) di SDN
Dukuh Menanggal I Surabaya pastinya paling dirasakan oleh
siswa-siswanya. Salah satu siswa menyatakan bahwa
pembelajaran yang sulit dirasanya seperti matematika
menjadi lebih mudah dipahami dan pembelajarannnya
menjadi sangat menyenangkan setelah diterapkannya BLP.
Selain itu siswa juga semakin yakin untuk belajar terus
menggunakan strategi BLP. Hal itu diungkapkan seorang
siswa kelas IV A, sebagai berikut:
“Saya sangat senang belajar dengan BLP. Sebenarnya
belajar dengan guru lainya juga seru dan menyenangka
tapi saya sulit sekali paham dengan pelajaran
matematika, kalau dengan BLP ibu mengajar saya mudah
memahami pelajarannya. Saya juga dikasi waktu untuk
buat pertanyaan dan menjawab juga itu membantu saya
untuk lebih berani lagi” (01/12/22)
Hal itu juga dibenarkan oleh guru kelas IV A SDN
Dukuh Menanggal I Surabaya, sebagaimana berikut:
“BLP membawa dampak positif dalam pembelajaran,
biasanya pelajaran yang menurut siswa sulit itu
81
diperhatikan aja, kalau dikasi kesempatan biasanya lebih
benyak menjawab tetapi untuk bertanya siswanya belum
bisa. Kadang itu siswa diberikan kesempatan untuk
bertanya tetapi tidak ada yang mau bertanya, kalau BLP
memberikan dampak baik dengan memberikan siswa
ruang untuk bertanya dengan menuliskan pertanyaannya di
kertas sehingga siswa pelan-pelan mulai semakin berani
dalam menyampaikan pendapat pribadinya” (02/12/22)
Manfaat Building Learning Power (BLP) adalah
membantu peserta didik agar lebih percaya diri akan
kemampuan belajar mereka sendiri akan belajar lebih cepat
dan lebih baik. Peserta didik lebih berkonsentrasi, berpikir
lebih keras dan menemukan cara belajar yang
menyenangkan. Dengan demikian peserta didik akan lebih
baik dalam belajarnya, lebih mudah dan lebih memuaskan
ketika diajarkan. (01/12/22)
Manfaat diharapkan adalah kemandirian siswa
dalam belajar. Kemudian siswa dapat belajar dengan
perasaan bahagia. Kemudian akhlaq siswa juga menjadi baik.
Hal itu sesuai dengan pernyataan Guru kelas IV A SDN
Dukuh Menanggal I Surabaya, sebagai berikut:
“Kalau efeknya terhadap peserta didik itu peserta didik
memiliki kemandirian dalam belajar. Kalau anak SD ya
mbak ya pastinya pembelajaran harus menyenangkan
supaya apa memberikan efek terhadap perkembangan
peserta didik. Mengajar itu bukan tentang seberapa
dalam ilmu yang kamu berikan tetapi bagaimana kamu
dapat membuat peserta didik senang dengan apa yang
kamu ajari” (02/12/22)
Dari beberapa pernyataan diatas dapat peneliti ambil
kesimpulan bahwa ada beberapa tanda yang menunjukkan
bahwa pengelolaan strategi pembelajaran berbasis Building
Learning Power (BLP) mampu meningkatkan dan
memberikan efek yang positif terhadap disiplin belajar
peserta didik. Tanda-tanda tersebut diantaranya siswa
mampu berpikir kritis, mampu membuat pertanyaan, belajar
dalam keadaan senang dan bahagia karena pembelajaran
82
yang diberikan menyenangkan, lebih fokus dalam mengejar
cita-citanya dan lebih sungguh-sungguh dalam belajar.
Dari beberapa pendapat diatas dapat peneliti ambil
kesimpulan bahwasanya Building Learning Power (BLP)
adalah suatu sistem pendidikan yang dibuat untuk
membangun disiplin belajar peserta didik. Untuk
membangun disiplin belajar peserta didik secara nyata,
lembaga pendidikan bisa menggunakan berbagai macam
strategi pembelajaran. Salah satu strategi yang bisa
diterapkan adalah dengan membangun kapasitas belajar yang
sering dikenal dengan building learning power (BLP).
Dengan demikian membangun kapasitas belajar peserta
didik dapat memberikan pengaruh terhadap disiplin belajar
peserta didik dalam menghadapi berbagai masalah dalam
belajarnya.

B. Pembahasan
Upaya membangun disiplin belajar siswa kelas IV SDN
Dukuh Menanggal I Surabaya dengan menerapkan
pembelajaran berbasis strategi Building Learning Power
(BLP).`
Penelitian ini telah memaparkan data tentang disiplin
belajar siswa dan proses pelaksanaan pembelajaran berbasis
strategi Building Learning Power (BLP) di kelas IV SDN dukuh
menanggal I Surabaya. Peneliti terlebih dahulu membahas
temuan tentang disiplin belajar siswa yang ada di kelas IV SDN
Dukuh Menanggal I Surabaya. Penelitian ini menemukan bahwa
disiplin belajar siswa dalam konsep BLP diterapkan dalam lima
komponen pengalaman belajar yakni; 1) Devout/ Taat, 2)
Reseilience/ Ketanggugan, 3) Resourcefulness/ Kecerdasan, 4)
Reflectiveness/ Refleksi, dan 5) Reciprocity/ kesanggupan dalam
kerja sama.
Devout/ Taat atau berfikir positif terdapat tiga sub
komponen yakni; 1) Tertib, sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleransi dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain. Sehingga pada waktu tertentu
yang sesuai dengan jam beribadah seluruh kegiatan pembelajaran
dihentikan sebagai bentuk menghormati pelaksanaan ibadah
83
agama lain. Tertib dalam berpakain sesuai dengan peraturan dan
kehadiran siswa di kelas. Dengan demikian siswa berpakaian
sesuai dengan jadwal dan peraturan sekolah serta kehadiran siswa
selalu baik, 2) Peduli, sikap dan tindakan siswa yang selalu ingin
memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan, 3) Santun, sikap ramah dan menghormati teman
dan guru di sekolah. Ketiga sub komponen dalam devout
merupakan bentuk kegiatan positif yang harus dimiliki oleh
semua siswa. Dengan demikian akan terciptanya kondisi yang
tertib dan suasana sekolah yang kondusif. Disiplin akan terbentuk
pada diri seseorang apabila secara sadar ia mematuhi peraturan
atau tata tertib yang ada (Rahmansyah, 2022). Ini sejalan dengan
hasil penelitian Laugi (2019) bahwa penerapan tata tertib secara
efektif dan humanis, maka kecenderungan disiplin siswa yang
rendah dapat diperbaiki.
Resilience/ Ketangguhan. Siswa belajar dengan tekun
dan fokus dengan tugas yang diberikan, dalam proses
pembelajaran mereka dapat mengelola gangguan dalam belajar
seperti menyelesaikan dan mengumpulkan tugas tepat waktu.
Siswa membuat rangkuman dan mengkaji sub topik yang
dipilihnya serta menemukan referensi yang sesuai dengan topik
yang dipilih. Dengan demikian siswa belajar sesuai dengan apa
yang diinginkannya. Peran siswa berpindah dari penumpang
menjadi pilot pembelajaran mereka sendiri, artinya bahwa siswa
bertanggung jawab dan mandiri atas belajarnya sendiri (Claxton
et al, 2011). Hal ini sejalan dengan pendapat Yusmarlina (2020)
menyatakan bahwa disiplin belajar adalah kesadaran diri untuk
mengendalikan dirinya untuk benar-benar belajar.
Resourcefulness/ kecerdasan. Siswa perlu memiliki
keingintahuan, yang tinggi dalam hal ini pelajar yang baik
mempunyai kemampuan untuk bertanya secara baik dan bekerja
secara spesifik, membuat hubungan, pemikiran di sini adalah
pelajar yang baik bisa membuat hubungan antara yang telah
mereka ketahui dengan pengalaman baru, imajinasi pelajar yang
baik bisa melihat cara berfikir yang berbeda untuk mendukung
pelajaran dengan membuat skenario dalam pikiran mereka
dengan jalan menghubungkan gambaran itu kepada pelajaran
mereka dan penalaran, kemampuan siswa untuk berpikir secara
84
logis di dalam kehidupan nyata. Dengan demikian disiplin belajar
siswa memberikan pengaruh positif terhadap kecerdasan siswa.
Hal ini sejalan dengan Rahmansyah (2022), disiplin sangat
penting untuk ditanamkan pada peserta didik, sehingga peserta
didik menjadi sadar bahwa dengan disiplin akan tercapai hasil
belajar yang optimal.
Resourcefulness/ refleksi. Kegiatan refleksi adalah
kegiatan wajib yang selalu dilakukan oleh siswa di akhir
pembelajaran dengan tujuan untuk merencanakan pembelajaran
selajutnya sesuai dengan hasil refleksi untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Namun dalam pelaksanaanya siswa kurang dalam
merencanakan kegiatan pembelajaran selanjutnya, akan tetapi
siswa ikut serta aktif dalam mebahas topik pembelajaran dan
jadwal kegiatan belajarnya. Hal ini sesuai dengan Dewi (2021)
Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasinya akan bergantung
kepada kebiasaan-kebiasaan belajar yang teratur dan
berkesinambungan. Kebiasaan belajar secara teratur dimulai dari
cara mengikuti pelajaran, belajar mandiri di rumah, belajar
kelompok atau diskusi dan lain-lain.
Reciprocity/ kemandirian. Siswa dalam berkelompok
dapat bekerja sama dalam berkelompok dengan sikap kesatuan,
siswa dapat berkontribusi dalam berkelompok dengan sikap
toleransi, berkelompok dengan aktif dan dalam membagi tugas
masing-masing anggota dengan adil. Hal tersebut merupakan
bentuk kesanggupan siswa untuk berkerja sama dalam kelompok.
Siswa yang baik mempunyai kemampuan untuk mengambil
giliran, mendengarkan, dan memahami sudut pandang orang lain
(Maulidia, 2019).
Komponen-komponen tersebut merupakan bagian-
bagian terpenting dari strategi pembelajaran Building Learning
Power (BLP). Strategi pembelajaran berbasis Building Learning
Power (BLP) ini mampu berdampak positif pada siswa. Salah
satu dampak positif yang diinginkan adalah meningkatnya
disiplin belajar siswa. Disiplin belajar sangat penting bagi
seorang siswa karena dengan begitu seorang siswa akan
bersungguh-sungguh dalam belajar untuk meningkatkan kualitas
dirinya dan untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang ingin
dicapai di masa depan (Salmah, 2021).
85
Selaian komponen-komponen tersebut, untuk
membangun disiplin belajar, guru juga memiliki peranan yang
sangat penting dalam proses pembelajaran strategi Building
Learning Power (BLP). Guru melakukan beberapa kegiatan
utama pengajaran dalam membangun rutinitas belajar untuk
membangun kebiasaan belajar yang positif meliputi: 1)
menjelaskan, yaitu kegiatan memberitahu, mengingatkan, dan
mendiskusikan topik pembelajaran serta memberikan kegiatan
pelatihan dengan tujuan agar siswa dapat memecahkan
permasalahan yang diberikan, 2) mengomentari, yaitu guru
memberikan penguatan, motivasi dan memberikan penghargaan
di setiap usaha siswa dalam belajar serta kegiatan evaluasi
dengan tujuan melihat sejauh mana siswa dalam belajarnya, 3)
mengorkestra, yaitu guru merangcang dan merencanakan
pembelajaran berbasis BLP sesuai dengan kurikulum yang
berlaku di sekolah 4) modelling, yaitu guru menjadi contoh atau
roll model yang baik kepada siswa dengan tujuan siswa menjadi
pembelajar yang baik. Keberadaan Building Learning Power
(BLP) dalam proses pembelajaran sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Mulyana (2020) bahwa proses pembelajaran
merupakan keseluruhan kegiatan yang dirancang untuk
membelajarkan peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran dengan strategi Building
Learning Power (BLP). BLP didefinisikan sebagai sebuah
pendekatan yang membantu siswa untuk menjadi pembelajar
yang lebih baik dalam lingkup sekolah maupun diluar sekolah
dengan cara mengembangkan kapasitas belajar yang dimiliki
oleh siswa. Keberadaan strategi ini dengan pendekatan
pembelajaran melalui learning style telah memberikan hasil
nyata bagi siswa berupa pengalaman belajar berupa pengalaman
belajar yang berlangsung secara terus menerus. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Nasution (2000) dalam Nuning
(2018) bahwa faktor metode dan strategi serta pendekatan
pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam membelajarkan
peserta didik di kelas, juga mempengaruhi kelancaran dan
kesuksesan proses belajar mengajar di kelas. Dengan adanya
pendekatan learning style ini akan dapat menyukseskan interaksi
belajar mengajar di kelas.
86
Pembelajaran berbasis Building Learning Power (BLP)
merupakan salah satu bentuk inovasi pendidikan yang lebih
mengarahkan tujuan pendidikan yang tidak lagi terpaku hanya
pada nilai yang akan didapatkan, tetapi juga pada perkembangan
karakter tangguh yang harus dimiliki siswa. Selain itu BLP
adalah bagian darri konsep pembelajaran yang sangat
menyenangkan dan sangat efektif diterapkan di sekolah. Dengan
BLP potensi yang dimiliki oleh setiap siswa dapat berkembang
secara maksimal dengan tetap memprioritaskan moral. Penerapan
pembelajaran dengan strategi BLP dalam pembelajaran, mampu
menumbuhkan dan mengembangkan seluruh kapasitas dan
potensi siswa secara maksimal yang akhirnya bisa menjadi
landasan dan bekal yang baik, serta menjadikan setiap siswa siap
memasuki kehidupan masyarakat yang lebih luas. Hal tersebut
sejalan dengan Muchith (2019) Pada satuan pendidikan, program
pembelajaran diselenggarakan secara intens, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.
Pembelajaran yang mengacu pada kurikulum merdeka
dengan strategi pembelajaran berbasis Building Learning Power
terdiri dari dua subvariabel yaitu persyaratan pelaksanaan proses
pembelajaran yang meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Untuk persyaratan pelaksanaan proses
pembelajaran, kedua pembelajaran berbasis BLP telah baik
dalam memenuhi persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran
yang ada dalam kurikulum merdeka dengan strategi
pembelajaran berbasis Building Learning Power dan pelaksanaan
proses pembelajaran. Meskipun demikian, dari hasil pengamatan
selama penelitian terdapat beberapa indikator yang tidak
terpenuhi secara maksimal, seperti guru tidak melakukan dua
deskriptor yaitu merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik dan
tidak mengajak peserta didik membahas kompetensi dasar/topik
yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Namun hal
tersebut tidak menyebabkan terhambatnya pelaksanaan
87
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
berbasis Building Learning Power (BLP), dikarenakan
membahas kompetensi dasar/topik dapat dilakukan setiap akan
mulai pelajaran. Sehingga guru tidak perlu menghawatirkan
kegiatan tersebut.
Adapun dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis
Building Learning Power memiliki kelebihan dan kekurangan,
diantaranya; (1) Dapat mengembangkan wawasan yang tidak
terpaku pada satu sumber, karena dalam pelaksanaan konsep ini
mengajarkan siswa untuk bisa mendapatkan materi tidak hanya
bersumber dari guru saja, (2) Peserta didik dapat terjun langsung
ke lapangan dengan lebih percaya diri karena peserta didik sudah
mendapatkan bekal yang lebih, (3) Materi mudah dipahami
peserta didik karena mereka yang merencanakan sendiri dan
mereka sendirilah yang mengevaluasi sehingga mereka akan
mengetahui kekurangan dan kelebihan dari belajarnya yang
membuat dia faham. Sedangkan kelemahan dari pembelajaran
Building Learning Power ini yaitu memerlukan penanganan dan
tenaga ekstra baik dalam menciptakan metode pembelajaran yang
tidak membosankan dan sesuai dengan konsep BLP serta
diperlukan peserta didik yang super seperti halnya peserta didik
yang sadar akan disiplin belajarnya. Hal tersebut sejalan dengan
Muchith (2017) Pada satuan pendidikan, program pembelajaran
diselenggarakan secara intens, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Dengan demikian pembelajaran berbasis Building
Learning Power (BLP) di kelas IV mendorong disiplin belajar
siswa, menjadi pembelajar yang lebih baik serta menanamkan
sikap positif. Dengan semikian pembelajaran dengan strategi
pembelajaran Building Learning Power (BLP) sebagai upaya
dalam meningkatkan disiplin belajar siswa SDN Dukuh
Menanggal I Surabaya telah terpenuhi dengan baik.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Strategi
Building Learning Power (BLP) terhadap Disiplin Belajar Siswa
Kelas IV di SDN Dukuh Menanggal I Surabaya yang didukung
oleh kajian teori, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa dalam penerapannya disiplin belajar siswa kelas IV di
SDN Dukuh Menanggal I Surabaya dapat terbentuk dengan baik
apabila guru dan pihak sekolah memaksimalkan siswa dalam
mematuhi tata tertib, menciptakan ruang belajar yang aktif dan
positif sehingga merangsang peserta didik untuk membangun
disiplin atau kekuatan belajarnya. Disiplin belajar merupakan
tingkah laku dan perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas
belajar yang sesuai dengan keputusan dan norma-norma yang
telah ditetapkan bersama. Siswa harus memiliki kapasitas belajar
yang tinggi agar mempunyai disiplin belajar yang baik. Sebaiknya
guru juga yang berperan sebagai role model harus memberikan
contoh perilaku disiplin yang bisa dengan mudah diikuti oleh para
siswanya di sekolah.

B. Saran
1. Bagi Guru
a. Guru sebaiknya terus melakukan inovasi-inovasi model dan
strategi pembelajaran. Hal ini penting untuk melayani beragam
karakter dan disiplin belajar peserta didik. Semakin banyak
variasi model dan strategi dalam pembelajaran, semakin mudah
guru dalam melakukan pengelolaan kelas. Selanjutnya, tujuan
pembelajaran semakin mudah untuk dicapai.
b. Hendaknya lebih tekun mengikuti pelatihan-pelatihan
peningkatan ketrampilan mengajar, baik yang diselenggaranan
oleh internal sekolah maupun eksternal. Hal ini sangat penting
sebagai bagian pengembangan kompetensi guru di abad 21.
c. Guru perlu melakukan pendekatan tertentu kepada peserta didik
yang kurang akan disiplin belajarnya, tidak menaati peraturan
yang diberlakukan di sekolah dan berikan pemahaman yang
mendalam tentang disiplin belajar.

89
90

2. Bagi siswa
a. Siswa hendaknya ikut aktif terlibat kedalam kelompok-
kelompok belajar yang telah ada dan membuat jadwal belajar.
Bagi anak yang perkembangannya terlambat, hal ini dapat
berperan untuk mengejar ketertinggalannya. Sedangkan bagi
anak yang sudah paham, dapat dijadikan sebagai tempat untuk
semakin memacu kemampuannya dengan lebih banyak belajar
lagi.
b. Peserta didik kiranya dapat mematuhi tata tertib yang berlaku
di sekolah dan memotivasi dirinya sendiri agar lebih dapat
mengatur dan memperhatikan waktu belajarnya dengan baik,
karena sesuatu tidak akan berubah kecuali diri kita sendiri yang
akan mengubahnya.
3. Bagi sekolah
Untuk pihak sekolah agar dapat menerapkan serta mempertegas
kedisiplinan dalam kegiatan belajar mengajar, dan bagi guru mata
pelajaran supaya memberikan cara mengajar yang bervariasi, serta
diharapkan memberikan poin penghargaan kepada siswa yang
berprestasi, siswa yang ikut organisasi sekolah dan siswa yang
tidak pernah melanggar tata tertib selama per satu semester dalam
buku tata tertib siswa agar dapat memberikan penguatan positif
kepada siswa berupa motivasi.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti yang hendak melakukan penelitian serupa, supaya tidak
hanya meneliti Standar Proses dan Standar Penilaian saja, tetapi
melengkapi penelitiannya dengan komponen Standar Nasional
Pendidikan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Acek Purnawan, Nadi Suparapto, 2014“Pengaruh Strategi
Pembelajaran Building Leraning Power Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Rangkaian Arus Searah Di Kel
as X MAN 6 Jombang “.Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika
(JIPF). Vol 3 No 3, h 109.
Afif, D., AM, M., & Sholihah, N. (2020). Pengelolaan Program
Building Learning Power (BLP) dalam Pengembangan
Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Kependidikan Islam, 10(2),
147–161. https://doi.org/10.15642/jkpi.2020.10.2.147-161
Anitah, S. (2018). Strategi Pembelajaran Ekonomi dan
Koperasi. Strategi Pembelajaran, 2(2), 120.
Arnaz Anggoro Saputro. (2022). TINGKAT TANGGUNGJAWAB
DAN DISIPLIN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PJOK
SELAMA PANDEMI COVID-19: . STAND : Journal Sports
Teaching and Development, 3(2), 7–15. Retrieved from
https://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/stand/article/view/63
68
Febriyanti Winoto, Intan. 2014. “Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap
Kemandirian Belajar Siswa Kelas V SDN Brujul Kecamatan
Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015.”
Skripsi.Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses pada tanggal
14 Juli 2022 (NASKAH PUBLIKASI.pdf (ums.ac.id)
diakses pada tanggal 02 Agustus 2022 Pukul 16:31.
Fuadi, A. (2021). Tahta Media Group.
Guy Claxton, dkk, The Learning Powered School, (Bristol: TLO
Limited, 2011), hlm. 1
HARTINA, H. (2020). Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Prestasi
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas
Iv Sdn 15 Salolo. repository.uncp.ac.id. Retrieved from
http://repository.uncp.ac.id/522/ diakses pada tanggal 27 Juli
2022 Pukul 09:31.
91
92
Hasan, Iqbal M. (2021). “Metodologi Penelitian dan Aplikasinya”.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Islam, U., Sunan, N., Surabaya, A., Tarbiyah, F., Keguruan, D. A. N.,
Mipa, J. P., & Matematika, P. P. (2019). PROFIL
BUILDING LEARNING POWER SISWA DALAM,
(September).
Kurnia Fitri Arifah, Rahayu Kuswardani, S.Pd., M. Appl. (2013).
OPTIMIZING READING COMPREHENSION THROUGH
‘LEARNING STYLE’ BASED ON BUILDING LEARNING
POWER Kurnia Fitri Arifah Abstrak, E-Jurnal U, 1–8.
Kuswardani, R., Pd, S., & Appl, M. (n.d.). Optimizing Reading
Comprehension Through ‘Learning Style’ Based On
Building Learning Power. Kurnia Fitri Arifah Abstrak, 1–8.
Margono, Panduan Pelatihan Membangun Kapasitas Belajar,
(Sidoarjo: LPSE Press, 2016), 2
Mawati, A. T., Siregar, R. S., Fauzi, A., Purba, F. J., Kelly, S., Ili, L.,
… Bermuli, J. E. (2021). Strategi Pembelajaran. (Ronal
Watrianthos, Ed.). Yayasan Kita Menulis.
Muñoz-Sánchez, Y. (2015). The Learning Powered School:
Pioneering 21st Century Education. Ingenio y Conciencia
Boletín Científico de La Escuela Superior Ciudad
Sahagún, 2(3). https://doi.org/10.29057/ess.v2i3.1366
diakses pada tanggal 15 Juli 2022 Pukul 06:20.
Nisa, F., Fathurohman, I., & Setiawan, D. (2021). KARAKTER
KEDISIPLINAN BELAJAR ANAK SDN 2 MURYOLOBO
PADA MASA PEMBELAJARAN DARING. Jurnal Inovasi
Penelitian, 2(4), 1179-1186.
https://doi.org/10.47492/jip.v1i4.754
Nisa, F., Fathurohman, I., & Setiawan, D. (2021). KARAKTER
KEDISIPLINAN BELAJAR ANAK SDN 2 MURYOLOBO
PADA MASA PEMBELAJARAN DARING. Jurnal Inovasi
Penelitian, 2(4), 1179-1186.
https://doi.org/10.47492/jip.v1i4.754
93
Nuning Nurhidayah. (2018). ANALISIS PENERAPAN STRATEGI
PEMBELAJARAN BUILDING LEARNING POWER (BLP)
UNTUK MENUMBUHKAN NILAI KARAKTER SISWA
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA.
Prastiwi, A. T., & Wibowo, A. (2017). Upaya Meningkatkan Disiplin
Belajar Siswa Dengan Menggunakan Reward Sticker
Pictured Siswa Kelas V Sd N 2 Pedes Sedayu Bantul
Yogyakarta. Jurnal PGSD Indonesia, 3(2), 1–10. Retrieved
from http://repository.upy.ac.id/1549/
Purnasari, P. D., & Sadewo, Y. D. (2021). Strategi Pembelajaran
Pendidikan Dasar di Perbatasan Pada Era Digital. Jurnal
Basicedu, 5(5), 3089–3100. Retrieved from
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1218
diakses pada tanggal 15 Juli 2022 Pukul 06:12.
Putri Septirahmah, A., & Rizkha Hilmawan, M. (2021). FAKTOR-
FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI
KEDISIPLINAN: PEMBAWAAN, KESADARAN, MINAT
DAN MOTIVASI, SERTA POLA PIKIR. JURNAL
MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL, 2(2),
618-622. https://doi.org/10.38035/jmpis.v2i2.602
Putri Septirahmah, A., & Rizkha Hilmawan, M. (2021). FAKTOR-
FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI
KEDISIPLINAN: PEMBAWAAN, KESADARAN, MINAT
DAN MOTIVASI, SERTA POLA PIKIR. JURNAL
MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL, 2(2),
618-622. https://doi.org/10.38035/jmpis.v2i2.602
Rohman, F. (2018). Peran pendidik dalam pembinaan disiplin siswa
di sekolah/madrasah. Ihya Al-Arabiyah: Jurnal Pendidikan
Bahasa Dan Sastra Arab, 4(1), 72–94.
Saiful Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran, Untuk
Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan
Mengajar. Bandung: Alfabeta
94
Salam, M., & Anggraini, I. (2018). Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas
V Di SDN 55/I Sridadi. Jurnal Gentala Pendidikan
Dasar, 3(1), 127–144.
https://doi.org/10.22437/gentala.v3i1.6777
Sebuah pengantar, terjemahan. (n.d.). Program Pascasarjana UPI.
Snell, O. (2004). Learning journeys. A Life in the Day.
https://doi.org/10.1108/13666282200400013 diakses pada
tanggal 29 Juli 2022 Pukul 04.11.
Suparlan, H. Marce, dkk (2015). Imam Gunawan. PEDAGOGIA:
Jurnal Pendidikan, 2(1), 59–70. Retrieved from
http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/sls/article/viewFile/1380/1342%0
Ahttp://mpsi.umm.ac.id/files/file/55-58 Berliana Henu
Cahyani.pdf diakses pada tanggal 27 Juli 2022 Pukul 09:58.
Susanto, H. (2014). Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu, Gagasan dan
Strartegi Pembelajaran). Yogyakarta: Aswaja Presisndo (p.
136). Retrieved from www.aswajapressindo.co.id diakses
pada tanggal 02 Agustus 2022 Pukul 17:28.
TLO Limited, Building Learning Power, diakses dari
https://www.buildinglearningpower.com/about/whats-
different-about-a-learning-powered-school/ , pada tanggal
17 Januari 2023 Pukul 20.19
TLO Limited, Building Learning Power, diakses dari
https://www.buildinglearningpower.com/about/whats-
different-about-a-learning-powered-school/ , pada tanggal
17 Januari 2023 Pukul 20.19
95
Lampiran 1 : Format Revisi Skripsi

FAKULTAS PEDAGOGI DAN PSIKOLOGI


UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
Kampus I: Jl. Ngagel Dadi III-B/37 Telp (031) 5053127, 5041097 Fax (031) 5662804
Surabaya 60234
Kampus II: Jl. Dukuh Menanggal XII, 8281181, 8281182, 8281183 Surabaya 20234
http:fpep.unipasby.ac.id/

FORMAT REVISI SKRIPSI


Nama Mahasiswa : Feronika Rahayaan
NIM : 198000081
Program studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Tanggal Ujian Skripsi : 25 Januari 2023
Judul skripsi : Analisis Strategi Building Learning Power
(BLP) terhadap Disiplin Belajar Siswa Kelas
IV di SDN Dukuh Menanggal I Surabaya
Penguji 1 : Dr. Cholifah Tur Rosidah, S.Pd., M.Pd.
Penguji 2 : Apri Irianto, S.H., M.Pd.
Penguji 3 : Dr. Reza Rachmadtullah, S.Pd., M.Pd.
No Materi Revisi Penguji I Penguji II Penguji III
1 Bab I Latar Belakang

2 Bab II Landasan Teori

3 Bab III Pendekatan


Penelitian
4 Bab IV Hasil dan
Pembahasan
5 Kesimpulan

6 Abstrak

7 Teknik Penulisan
96
No Materi Revisi Penguji I Penguji II Penguji III
8 Daftar Pustaka

Batas waktu revisi skripsi: 2 (dua) minggu terhitung dari ujian skripsi

Penguji I Penguji II

Dr. Cholifah Tur Rosidah, S.Pd., M.Pd. Apri Irianto, S.H., M.Pd
NIDN 0722029002 NIDN 0719046201

Penguji III

Dr. Reza Rachmadtullah, S.Pd., M.Pd.


NIDN 0703119002
97
Lampiran 2 : Berita Acara Skripsi

FAKULTAS PEDAGOGI DAN PSIKOLOGI


UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
Kampus I: Jl. Ngagel Dadi III-B/37 Telp (031) 5053127, 5041097 Fax (031) 5662804
Surabaya 60234
Kampus II: Jl. Dukuh Menanggal XII, 8281181, 8281182, 8281183 Surabaya 20234
http:fpep.unipasby.ac.id/

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI


Nama Mahasiswa : Feronika Rahayaan
NIM : 198000081
Program studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Tanggal Ujian Skripsi : 25 Januari 2023
Judul skripsi : Analisis Strategi Building Learning Power (BLP)
terhadap Disiplin Belajar Siswa Kelas IV di
SDN Dukuh Menanggal I Surabaya.
No Tanggal Materi Bimbingan Pembimbing Pembinbing
I II
1 06-07- 2022 Pengajuan Judul

2 12-07-2022 Konsultasi Judul

3 21-07-2022 Konsultasi Matriks

4 23-07-2022 ACC Matriks

5 26-07-2022 Bab I, II & III

6 27-07-2022 Konsultasi Bab I, II,


III
7 29-07-2022 Revisi Bab I, II & III

8 02-08-2022 Revisi Bab I, II & III

9 24-08-2022 Instrumen
98
No Tanggal Materi Bimbingan Pembimbing Pembinbing
I II
10 16-09-2022 Revisi Instrumen

11 19-09-2022 Revisi Instrumen

12 22-09-2022 Revisi Instrumen

13 26-09-2022 ACC Instrumen

14 29-09-2022 ACC Validasi


Instrumen Penelitian
Selesai bimbingan skripsi pada tanggal 23 Januari 2023

Surabaya, 08 Februari 2023


Pembimbing I Pembimbing II

Apri Irianto, S.H., M.Pd Dr. Reza Rachmadtullah, S.Pd., M.Pd.


NIDN. 0719046201 NIDN. 0703119002
Mengetahui,
Ketua Program Studi PGSD

Danang Prastyo, S.Pd., M.Pd.


NIDN 0706128402
99
Lampiran 3: Surat Ijin Penelitian

Lampiran 4: Surat Balasan Penelitian


100
Lampiran 4: Balasan Surat Penelitian
101
Lampiran 5: Dokumentasi Penelitian
Pembelajaran berbasis BLP di kelas IV A

Observasi 4R (Building Learning Power)


102
Pengisian Angket Respon Siswa

Wawancara dengan siswa kelas IV


103

Lampiran 6: Dokumen Pendukung


1. Lembar Validasi
104

2. Lembar Validasi Instrumen Wawancara


105
3. Lembar Validasi Angket Respon Siswa
106
4. Lembar Validasi Intrumen (Guru Kelas)
107
5. Lembar Istrumen (Guru)

INSTRUMEN PENELITIAN

“Analisis Strategi Building Learning Power (BLP) Terhadap


Disiplin Belajar Siswa Kelas IV di SDN Dukuh Menanggal I
Surabaya”

Feronika Rahayaan
NIM 198000081

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA


FAKULTAS PEDAGOGIK DAN PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2022
108
Subvariabel Indikator Descriptor Perolehan
Guru
I II
Proses 1. Melakukan a. Guru mengajak peserta
Pelaksanaan kegiatan didik membahas KD/
Pembelajaran Apersepsi topik yang akan
(Kegiatan dengan dipelajari 1/2
Pendahuluan) menentukan pembelajaran
materi mendatang
b. Guru bertanya kepada
peserta didik apakah
peserta didik berminat
untuk membahas topik-
topik tersebut
(usahakan sampai
siswa benar-benar
berminat)
c. Guru mengajukan satu
pertanyaan terbaik
(menantang) kepada
peserta didik berkaitan
dengan topik yang akan
dipelajari tersebut.
d. Peserta didik secara
individual diharapkan
memberi respon atas
pertanyaan yang
diajukan oleh guru
tersebut dengan
mengajukan satu
pertanyaan terbaik
pula.
e. Guru mencatat
pertanyaan- pertanyaan
dari peserta didik,
kemudian melalui
proses diskusi memilih
sejumlah pertanyaan
yang akan dijawab
pertemuan selanjutnya.
109
Subvariabel Indikator Descriptor Perolehan
Guru
I II
2. Melakukan e. Guru menanyakan cita-
motivasi cita siswa dan
memberikan motivasi
sesuai dengan manfaat
dari materi yang
disampaikan dengan
cita-cita siswa.
f. Guru memberikan
motivasi belajar kepada
peserta didik secara
kontekstual sesuai
dengan manfaat dari
materi ajar.
g. Guru memberikan
motivasi belajar kepada
peserta didik secara
kontekstual sesuai
dengan aplikasi materi
ajar.
h. Guru juga dapat
memberikan motivasi
belajar kepada peserta
didik dengan
menceritakan tokoh-
tokoh sukses agar
dijadikan teladan bagi
kehidupan sehari -hari.
110
Subvariabel Indikator Descriptor Perolehan
Guru
I II
3. Menyampaikan e. Capaian pembelajaran
Capaian disampaikan di awal
Pembelajaran pembelajaran
f. Capaian pembelajaran
sesuai dengan materi.
g. Capaian Pembelajaran
sesuai dengan indikator
h. Capaian Pembelajaran
diungkapkan dengan
bahasa yang mudah di
pahami siswa

4. Membangun d. Menanyakan
hubungan pengetahuan atau
dengan pengalaman siswa
mengaitkan antar tentang materi.
materi pelajaran e. Memancing siswa
untuk mengingat
kembali materi
prasyarat yang
dibutuhkan.
f. Mengaitkan
pengetahuan prasyarat
dengan materi yang
akan dipelajari.
Proses 5. Melakukan c. Guru melakukan
Pelaksanaan aktivitas promosi topik
Pembelajaran mengamati mengenai materi yang
(Kegiatan akan dibahas pada hari
Inti) itu.
d. Guru membagi topik
materi pokok menjadi
beberapa subtopik.
6. Membuat Melibatkan peserta
perencanaan didik dalam membuat
jadwal kegiatan dan
111
Subvariabel Indikator Descriptor Perolehan
Guru
I II
mengatur jam belajar
dalam menyelesaikan
subtopik.
7. Melakukan c. Guru meminta peserta
aktivitas didik untuk memilih
menanya salah satu dari subtopik
yang akan dikaji.
d. Guru meminta peserta
didik untuk
merumuskan
pertanyaan penting
terhadap topik yang
dipilih.
8. Menumbuhkan Memfasilitasi peserta
perhatian secara didik dalam membuat
detail. pertanyaan tertulis atau
target yang ingin
dicapai dalam setiap
kegiatan
menyelesaikan topik
pembelajaran.

9. Membentuk Guru meminta peserta


kelompok sesuai didik membentuk
dengan topik kelompok untuk
yang dipilih menjawab pertanyaan-
untuk pertanyaan atau
membangun subtopik yang telah
keingintahuan dipromosikan kepada
peserta didik peserta didik sesuai
dengan minat.
10. Menjelaskan e. Menjelaskan bahwa
tugas kelompok semua anggota
untuk kelompok harus aktif.
menumbuhkan f. Menjelaskan bahwa
usaha keras, semua anggota
saling kelompok harus
ketergantungan, bekerja sama.
112
Subvariabel Indikator Descriptor Perolehan
Guru
I II
dan kerja sama g. Menjelaskan bahwa
dalam belajar semua anggota
kelompok harus saling
membagi tugas.
h. Meminta peserta didik
masing-masing
kelompok bekerja
sesuai dengan topik
atau pertanyaan yang
telah dipilih
11. Melakukan d. Guru meminta setiap
aktivitas peserta didik untuk
mengumpulkan membaca buku,
informasi internet maupun
referensi lain untuk
mempelajari subtopik
yang dipilihnya dan
berusaha untuk
menjawab pertanyaan.
e. Guru mengamati
diskusi setiap
kelompok
f. Guru membantu
peserta didik yang
mengalami kesulitan
dalam memahami
materi.
12. Melakukan c. Guru meminta peserta
aktivitas didik untuk mencari
menalar untuk atau membuat contoh
menumbuhkan mengenai subtopik
sumber daya yang dipilihnya.
d. Guru meminta peserta
didik untuk mencari
atau membuat contoh
terkait penyelesaian
mengenai subtopik
yang dipilihnya
113
Subvariabel Indikator Descriptor Perolehan
Guru
I II
13. Melakukan Guru meminta peserta
aktivitas didik untuk selalu
mengelola menyelesaikan
gangguan kegiatan tepat waktu.
14. Melakukan c. Guru meminta peserta
aktivitas didik untuk
mengkomunik mempresenta sikan
asikan untuk hasil diskusi sesuai
menumbuhkan dengan subtopik yang
rasa empati dan dipilihnya.
mendengarkan d. Guru membiasakan
serta tekun peserta didik untuk
menjadi pendengar
yang baik dalam setiap
kegiatan pembelajaran

Proses 15. Melakukan Bersama-sama dengan


Pelaksanaan aktivitas peserta didik membuat
Pembelajaran imajinasi dan rangkuman/ simpulan
(Kegiatan penalaran pelajaran.
Penutup) 16. Melakukan Melakukan penilaian
aktivitas dan/atau refleksi
menyaring terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan
secara konsisten dan
terprogram.
17. Melakukan Memberikan umpan
tindakan balik terhadap proses
meninjau ulang dan hasil
pembelajaran;
18. Melakukan Merencanakan
tindakan kegiatan tindak lanjut
menyaring dalam bentuk
pembelajaran remidi,
program pengayaan,
layanan konseling
dan/atau memberikan
tugas baik tugas
114
Subvariabel Indikator Descriptor Perolehan
Guru
I II
individual maupun
kelompok sesuai
dengan hasil belajar
peserta didik;
19. Melakukan Menyampaikan
aktivitas meta rencana topik
belajar pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.

Kategori

FORMULASI PENGALAMAN BELAJAR SISWA


115
SUB CONTOH PENGALAMAN
NO KOMPONEN
KOMPONEN BELAJAR SISWA
Devout/ Tertib Beribadah, berpakaian, kehadiran
Taat Peduli Diri sendiri, sesama, lingkungan
1
(Berfikir Santun Perkataan, perbuatan
positif)
Mempresentasikan hasil
Tekun
belajarnya
Mengelola Selalu menyelesaikan kegiatan
Resilience
2 gangguan tepat waktu
/Ketangguhan
Perhatian scr Membuat skema/ resume hasil
detail belajar
Usaha keras Berdiskusi dengan teman sejawat
Membuat pertanyaan tertulis
Keingintahuan
setiap akan melakukan kegiatan
Memb. Mengaitkan antar materi
hubungan pembelajaran
Resourceful-
Rasa ingin Buatlah pertanyaan tertulis setiap
3 ness
tahu melakukan suatu kegiatan.
/Kecerdasan
Membuat skema/resume hasil
Imajinasi
belajar
Penalaran Menyusun karya tulis sederhana
Sumber daya Melakukan praktikum/proyek
Membuat jadwal dan mengatur
Perencanaan
jam belajar
Meninjau Mengubah dan mengevaluasi cara
Reflectiveness ulang belajar
4
/kecerdikan Melakukan refleksi setiap akhir
Menyaring
kegiatan
Mencoba dan menentukan cara
Meta belajar
belajar yang baik dan tepat
Saling Mengerjakan tugas yang hanya
ketergantunga dapat diselesaikan dalam
Reciprocity
5 n kelompok
/kemandirian
Melakukan kegiatan/penelitian
Kerja sama
bersama
116
SUB CONTOH PENGALAMAN
NO KOMPONEN
KOMPONEN BELAJAR SISWA
Empati dan Pelatihan menjadi pendengar yang
Mendengarkan baik dan penuh empati
Meneladani perilaku hidup sukses
Peniruan
dari orang lain
117
FORMULASI KEGIATAN GURU BERBASIS BLP
NO KOMPONEN SUB DESKRIPSI
KOMPONEN
Menjelaskan tentang BLP
Memberitahu
dan nilai-nilai
Mengingatkan BLP dan
Mengingatkan
prioritasnya
1 Menjelaskan
Mendiskusikan BLP dengan
Mendiskusikan
siswa
Menunjukkan manfaat BLP
Pelatihan
kepada siswa
Mengomentari hasil, metode,
Menyentuh
dan proses BLP
Menjawab pertanyaan siswa
Menjawab
tentang pelaksanaan BLP
2 Mengomentari
Mengevaluasi secara terus
Mengevaluasi
menerus perjuangan siswa
Menilai perkembangan yang
Menelusuri jejak
telah dicapai siswa
Pemilihan topik dan
Pemilihan rancangan aktivitas sesuai
konsep BLP
Menghargai usaha siswa
Penyusunan
3 Mengorkestra yang baik
Menentukan Membantu siswa dalam
target menentukan target
Mengatur mebel dan lain-lain
Pengaturan
yang mendukung BLP
Merespon tentang penilaian
Bereaksi
siswa thd BLP guru
Pelajaran Memberi respon thd
dengan tegas peristiwa yang tak diduga
4 Modeling
Menjadi contoh penerapan
Demonstrasi
BLP
Menunjukkan sikap
Berbagi
bersahabat
118
ANGKET RESPON SISWA
DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS BLP

Nama : Aurelia Sutanto


Kelas : IV A
Pelajaran : Matematika
Tanggal : .../..../.....

Petunjuk:
1. Bacalah pertanyaan di bawah ini dengan cermat dan pilihlah
jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu
2. Pertimbangkan setiap pertanyaan dan tentukan kebenarannya.
Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pertanyaan
lain atau jawaban temanmu!
3. Catat responmu pada lembar jawaban yang tersedia dengan tanda
centang () beserta alasannya.

No Butir Pertanyaan Ya Tidak Alasan


1 Apakah anda senang jika materi
pembelajaran menggunakan
strategi pembelajaran Building
Learning Power (BLP)?
2 Apakah penerapan strategi
pembelajaran Building Learning
Power (BLP) berguna bagi anda
dalam mempelajari materi yang
disampaikan?
3 Apakah strategi Building Learning
Power (BLP) membantu anda
untuk lebih muda memahami
materi yang disampaikan?
4 Apakah anda termotivasi untuk
belajar dengan menggunakan
strategi pembelajaran Building
Learning Power (BLP)?
5 Apakah dengan pembelajaran
berbasis Building Learning Power
119
No Butir Pertanyaan Ya Tidak Alasan
(BLP) anda dapat menerapkan
materi yang disampaikan dalam
kehidupan sehari -hari?
6 Apakah dengan pembelajaran
berbasis Building Learning Power
(BLP) waktu yang anda gunakan
lebih efisien?
7 Apakah dengan pembelajaran
berbasis Building Learning Power
(BLP) belajar menjadi lebih
menyenangkan?
8 Apakah pembelajaran berbasis
Building Learning Power (BLP)
membuat anda lebih leluasa dalam
menyampaikan pendapat?
9 Adakah kesulitan dalam
memahami materi yang
disampaikan jika menggunakan
strategi Building Learning Power
(BLP)?
10 Apakah anda setuju jika strategi
pembelajaran Building Learning
Power (BLP) diterapkan di
sekolah?
120
INSTRUMEN WAWANCARA

Hari/ Tanggal : ....../......


Nama : Aurelia Sutanto
Instansi : SDN .......
Jabatan : Siswa/i

Informan I : Siswa dengan kemampuan tinggi.


Informan II : Siswa lainya yang diambil secara acak
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apakah anda senang belajar dengan
menggunakan strategi Building
Learning Power (BLP) seperti
kemarin?
2 Apakah saat belajar berbasis Building
Learning Power (BLP) anda merasa
kesulitan dalam memahami materi
yang disampaikan?
3 Ketika belajar dengan strategi BLP,
apakah ada perubahan dari cara belajar
anda yang sebelumnya dengan yang
sekarang?
4 Belajar dengan strategi BLP, apakah
anda masih membutuhkan guru jika
ingin belajar?
5 Bagaimana pendapat anda tentang
perkembangan teman-teman di kelas
saat belajar dengan menggunakan
strategi BLP kemarin?
6 Apakah anda setuju strategi Building
Learning Power (BLP) mengubah cara
belajar anda?
121
INSTRUMEN WAWANCARA

Hari/ Tanggal : ......./...........


Nama :
Instansi :
Jabatan :

Informan III : Guru kelas IV


Sebelum
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana proses kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh
Guru di kelas IV saat ini mengenai
strategi yang digunakan di kelas saat
belajar?
2 Kalau ibu sendiri sebagai wali kelas
IV melihat bagaimana perkembangan
siswa dalam belajar dan strategi yang
digunakan apakah siswa sudah bisa
membuat siswa bertanggung jawab
atas belajarnya sendiri?
3 Apakah Ibu penah mendengar atau
mengetahui tentang strategi Building
Learning Power (BLP)?
(Catatan: Jika tidak mengetahui akan
saya diskusikan tentang BLP dan
menjelaskan pengalaman belajar
siswa dan Guru dengan strategi BLP,
tetapi jika sudah mengetahui saya
akan lanjut dengan pertanyaan
selajutnya dan mendiskusikan
pembelajaran BLP di akhir
pertanyaan)
5 Bagaimana menurut Ibu tentang
strategi BLP?
122
6 Apakah di sekolah ini pernah
menerapkan strategi BLP di kelas?
Alasannya!
7 Apakah strategi BLP efisien jika
diterapkan pada siswa SD?

Sesudah
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana ibu melihat proses
kegiatan pembelajaran yang
dilakukan di kelas IV dengan
menggunakan strategi BLP?
2 Apakah terlihat ada kemajuan dari
siswa ketika belajar dengan strategi
BLP ataukah sama saja dengan
strategi lainya?
3 Bagaimana perkembangan siswa dari
segi disiplin belajar apakah ada
perubahan atau kemajuan dari yang
sebelumnya hingga yang sekarang
dari sikap, tanggung jawab, disiplin
waktu dan lain sebagainya?
4 Bagaimana pendapat Ibu mengenai
siswa, apakah mereka sudah bisa
bertanggung jawab atas belajarnya
sendiri? Atau masih terlihat sama
dengan yang sebelumnya?
123

6. Lembar Pengisian Angket Respon Siswa


124
125

6. Daftar Hadir siswa Kelas IV A


7.
126

8. Modul Ajar berbasis Pembelajaran BLP

MODUL AJAR
“Matematika”

Fase CP: Fase B

Nama penyusun` : Feronika Rahayaan


NIM : 198000081
Tahun : 2022
Jenjang : Sekolah Dasar
Kelas : 4A (Empat)
Alokasi waktu : 2 x 35 Menit

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya


Fakultas Pedagogi dan Psikologi
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
2022
127

MODUL AJAR

INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : FERONIKA RAHAYAAN
Instansi : SDN DUKUH MENANGGAL
I/424 SURABAYA
Tahun Ajaran : Tahun 2022
Jenjang Sekolah : SD
Mata Pelajaran : Matematika
Fase / Kelas : B/4
Unit 8 : Diagram Garis
Subunit 1 : Diagram Garis
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
B. KOMPETENSI AWAL
❖ Bacalah karakteristik suhu di dua kota dari tabel atau grafik
batang, dan periksa perubahan dan perbedaan suhu
❖ Cari tahu bahwa diagram garis berguna untuk menunjukkan
bagaimana banyaknya perubahan, dan membaca diagram
garis.
❖ Terlihat bahwa semakin curam kemiringan diagram garis
tersebut, semakin besar perubahannya.
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
❖ Mandiri
❖ Bernalar Kreatif
❖ Bergotong royong
D. SARANA DAN PRASARANA
❖ Sumber Belajar : (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia, 2021 Belajar
Bersama Temanmu Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas
IV - Volume 1, Penulis : Tim Gakko Tosho dan Internet),
Lembar kerja peserta didik
128
❖ Persiapan ke-1 : Salinan tabel dan grafik batang yang
diperbesar pada hal. 100/101, cetak untuk anak-anak dengan
tabel, perangkat lunak terlampir.
❖ Persiapan ke-2 : Perangkat presentasi bahan ajar, lembaran
transparan, papan tulis grafik, dll. (Gambar diagram garis),
perangkat lunak terlampir.
E. TARGET PESERTA DIDIK
❖ Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam
mencerna dan memahami materi ajar.
❖ Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan
memahami dengan cepat, mampu mencapai keterampilan
berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan
memimpin
F. MODEL PEMBELAJARAN
❖ Pembelajaran Tatap Muka
KOMPNEN INTI
A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
❖ Tujuan Unit :
• Mampu merepresentasikan dan menguji hubungan antara
dua besaran yang berubah.
− Keadaan perubahan direpresentasikan dan dibaca
menggunakan grafik garis, dan karakteristik
perubahan.
❖ Tujuan Pembelajaran Ke-1
① Bacalah karakteristik suhu di dua kota dari tabel atau
grafik batang, dan periksa perubahan dan perbedaan
suhu
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
❖ Meningkatkan kemampuan siswa tentang karakteristik suhu di
dua kota dari tabel atau grafik batang, dan periksa perubahan
dan perbedaan suhu
❖ Meningkatkan kemampuan siswa tentang Cari tahu bahwa
diagram garis berguna untuk menunjukkan bagaimana
banyaknya perubahan, dan membaca diagram garis.
❖ Meningkatkan kemampuan siswa tentang Terlihat bahwa
semakin curam kemiringan diagram garis tersebut, semakin
besar perubahannya.
129

C. PERTANYAAN PEMANTIK
❖ Bagaimana cara menyajikan data dalam bentuk diagram garis?
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Ke-1
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru memberi salam, menyapa peserta didik (menanyakan
kabar, mengecek kehadiran dan kesiapan peserta didik dll),
serta menyemangati peserta didik dengan yel-yel, tepukan,
atau kebiasaan lain yang menjadi ciri
khas/kebiasaan/kesepakatan kelas.
2. Guru mengajukan satu pertanyaan terbaik (menantang)
kepada peserta didik berkaitan dengan topik yang akan
dipelajari tersebut.
3. Peserta didik secara individual diharapkan memberi respon
atas pertanyaan yang diajukan oleh guru tersebut dengan
mengajukan satu pertanyaan terbaik pula.
4. Guru menanyakan cita-cita siswa dan memberikan motivasi
sesuai dengan manfaat dari materi yang disampaikan
dengan cita-cita siswa.
5. Guru memberikan motivasi belajar kepada peserta didik
secara kontekstual sesuai dengan manfaat dari materi ajar.
6. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang apa yang
akan dilakukan selama proses pembelajaran dan apa tujuan
dari kegiatan pembelajaran.
7. Salah satu peserta didik memimpin doa sebelum memulai
pelajaran serta mengondisikan agar peserta didik bisa
belajar dengan semangat dengan melakukan ice breaking
(pemanasan)
8. Guru menyapa peserta didik dan mengajak mereka
berbincang sebentar. Guru menanyakan kabar siswa,
apakah ada peserta didik yang datang terlambat, dan apa
alasannya.
9. Guru dan siswa bersama-sama menyanyikan lagu
daerah/Nasional
10. Guru Menanyakan pengetahuan atau pengalaman siswa
tentang materi.
Kegiatan Inti
1. Lihatlah gambar dan termometer dan umumkan apa yang
Anda dapatkan.
130
 Foto-foto pada hal. 100 dan 101 berasal dari Kota
Niigata pada bulan Januari. Lihatlah gambar dan
termometer dan umumkan apa yang Anda perhatikan.
• Pada bulan Januari, Kota Nigata terlihat seperti
musim dingin, tetapi Kota Waghete memiliki suhu
yang sejuk.
• Bulan Desember di Waghete lebih hangat daripada
bulan Oktober di Niigata.
 Baik Niigata dan Naha adalah foto bulan Januari.
Memberikan penjelasan singkat tentang Niigata dan
Naha.
2. Perhatikan tabel suhu bulanan di Niigata dan Waghete untuk
mengetahui bagaimana perubahannya dan perbedaannya dari
bulan ke bulan.
 Mintalah anak-anak membaca bahwa suhu berubah
seiring waktu sambil memeriksa apa
 yang dapat dilihat dari tabel.
 Saya ingin Anda memperhatikan perubahan dengan
memperhatikan perbedaan suhu setiap bulan.
 Bagaimana saya bisa mengetahuinya?
 Pertimbangan harus diberikan pada aktivitas dengan
tujuan dengan membuat mereka berpikir tentang cara
menghitungnya.
• Untuk mengubahnya, lihat tabel secara horizontal,
dan untuk melihat perbedaannya, lihat tabel secara
vertikal.
• Anda dapat menghitung perbedaan dengan
pengurangan.
• Perbedaan suhu antara bulan Januari dan Februari di
Kota Niigata dan Kota Waghete adalah sebesar 14
derajat, tetapi pada bulan Agustus suhunya hanya 2
derajat.
• Niigata naik 23 derajat dari Februari hingga
Agustus, dan Waghete naik 12 derajat dari Februari
hingga Juli.
 Kita akan memperoleh pengetahuan terjadi perubahan
suhu sejalan perubahan waktu.
3. Lihat grafik batang bulanan di Niigata dan baca bagaimana
suhu berubah dan perbedaannya.
131
 Periksa cara membaca grafik batang dan seberapa
bagus grafik itu.
 Saya membuat grafik batang dari tabel suhu bulanan di
Kota Niigata.
• Grafik batang memudahkan untuk memahami
besarnya suhu.
 Di mana saya dapat menemukan suhu pada grafik? Di
akhir grafik batang.
 Di mana Anda dapat melihat dari grafik batang bahwa
suhu semakin hangat dari bulan Maret hingga Agustus,
yang Anda lihat dari tabel adalah?
 Pada saat menjelaskan, biarkan mereka menunjuk ke
penjelasan dan hubungkan ujung grafik batang dengan
ruas garis sehingga mereka dapat memahami
perubahannya dengan baik.
4. Merangkum
 Jika Anda menghubungkan ujung grafik batang
dengan garis, Anda dapat melihat dengan jelas
bagaimana suhu berubah.
 Sampaikan kepada mereka bahwa akan mempelajari
grafik baru lain kali dan membuat mereka lebih
tertarik.
Kegiatan Penutup
1. Siswa dapat menyimpulkan isi materi pada pembelajaran hari
ini.
2. Siswa mengkomunikasikan kendala yang dihadapi dalam
mengikuti pembelajaran hari ini.
3. Siswa menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
4. Guru menutup pembelajaran
5. Siswa mengisi lembar Evaluasi BLP.
E. REFLEKSI
TABEL REFLEKSI UNTUK PESERTA DIDIK
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagian mana dari materi yang kalian rasa
paling sulit?
2 Apa yang kalian lakukan untuk dapat lebih
memahami materi ini?
132

3 Apakah kalian memiliki cara sendiriuntuk


memahami materi ini?
4 Kepada siapa kalian akan meminta
bantuan untuk memahami materi ini?
5 Jika kalian diminta memberikan bintang
dari 1 sampai 5, berapa bintang yang akan
kalian berikan pada usaha yang kalian
lakukan untuk memahami materi ini?
TABEL REFLEKSI UNTUK GURU
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apakah 100 % peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran? Jika tidak, berapa
persen kira-kira peserta didik yang
mencapai pembelajaran?
2 Apa kesulitan yang dialami peserta didik
sehingga tidak mencapai tujuan
pembelajaran? Apa yang akan anda
lakukan untuk membantu peserta didik?
3 Apakah terdapat peserta didik yang tidak
fokus? Bagaimana cara guru agar mereka
bisa fokus pada kegiatan berikutnya?
F. ASESMEN / PENILAIAN
Penilaian

Mari kita lihat perbedaan dan perubahan suhu antara Niigata dan
Waghete.

Perbedaan suhu ... Bandingkan dengan melihat tabel secara tegak


lurus.
• Suhu di Waghete lebih tinggi dari suhu di Niigata.
133
• Perbedaan suhu tidak berubah pada bulan Januari, Februari, dan
Maret.
• Januari, Februari, dan Maret memiliki perbedaan terbesar, dan
Agustus memiliki perbedaan terkecil.
• Dari September hingga Desember, perbedaan akan meningkat lagi.

Bagaimana suhu berubah ... Lihat tabel ke samping.


• Agustus adalah yang tertinggi di Kota Niigata dengan suhu 26
derajat Celcius.
• Juli adalah yang tertinggi di Kota Waghete dengan suhu 29 derajat
Celcius.
• Januari dan Februari memiliki suhu yang sama.
• Kota Niigata akan naik 23 derajat dari Februari hingga Agustus.
• Kota Waghete akan naik 12 kali dari Februari hingga Juli.
• Perubahan lebih besar di Niigata.

1. Manakah yang lebih baik, diagram batang atau diagram garis,


untuk menyampaikan hal-hal berikut dalam diagram?
① Mewakili bagaimana suhu harian berubah.
② Mewakili jumlah buku yang dibaca oleh enam orang dalam
sebulan.
③ Menunjukkan bagaimana berat badan Anto berubah dari April
hingga Desember.
④ Saat Anda memainkan bola pantai, ini mewakili 5 poin.
⑤ Bagaimana cara mengukur tinggi Sdr. Chinami dari kelas 1 SD
sampai kelas 4 SD.
134
⑥ Menunjukkan bagaimana suhu berubah di taman bermain dari
jam 6 pagi hingga jam12 siang.
⑦ Mewakili 10 orang melempar bola softball.

G. KEGIATAN PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Pengayaan
▪ Peserta didik dengan nilai rata-rata dan nilai diatas rata-rata
mengikuti pembelajaran dengan pengayaan.
Remedial
▪ Diberikan kepada peserta didik yang membutuhkan bimbingan
untuk memahami materi atau pembelajaran mengulang kepada
siswa yang belum mecapai CP.

LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
135

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) Ke-1

Kelompok : ....................................................
Kelas : ....................................................
Nama kelompok
1. ................................................
2. ................................................
3. ................................................
4. ................................................
5. ................................................

Petunjuk!

B. BAHAN BACAAN GURU & PESERTA DIDIK


• Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi
Republik Indonesia, 2021, Buku Panduan Guru Matematika
untuk Sekolah Dasar Kelas IV – Vol 1, Penulis : Tim Gakko
Tosho, Penyadur : Zetra Hainul Putra, ISBN : 978-602-244-
540-1
• Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi
Republik Indonesia, 2021, Belajar Bersama Temanmu
Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas IV - Volume 1,
Penulis : Tim Gakko Tosho, Penyadur : Zetra Hainul Putra,
ISBN : 978-602-244-542-5
C. GLOSARIUM
136

Kesadaran anak:
Untuk anak-anak, naik turunnya suhu dapat dengan mudah
diketahui dengan melihat tabel. Ini karena urutan angka di tabel.
Namun, tidak dapat dikatakan bahwa perubahan suhu itu
diketahui. Dengan kata lain, dapat dipahami bahwa suhu berubah
menurut waktu, tetapi suhu tidak dianggap berubah terus
menerus seiring dengan perubahan waktu. Oleh karena itu,
bahkan pada tahap pengenalan untuk membaca perubahan suhu
dari tabel dan grafik batang yang telah kita pelajari, kami ingin
membuat orang-orang menyadari perubahan waktu dan suhu
yang berkelanjutan dan menghubungkannya ke grafik garis
berikutnya.

Tentang materi yang akan diajarkan


Peran penting dari materi pengantar adalah bagaimana
menghubungkan grafik batang yang telah Anda pelajari ke grafik
garis. Grafik batang yang dipelajari dalam 3 tahun menunjukkan
ukuran jumlah berdasarkan panjang batang, dan ini adalah grafik
yang memudahkan untuk membandingkan jumlah. Sebaliknya,
grafik garis yang dipelajari dalam satuan ini adalah grafik yang
menyatakan perubahan kenaikan dan penurunan jumlah, dan
sumbu horizontal mewakili jumlah pengulangan seperti waktu.
Sebagai bahan pengenalan unit ini, kami menangani suhu
bulanan di dua kota, dan grafik batang menunjukkan suhu
bulanan. Dengan belajar membaca grafik batang ini, Anda dapat
dengan mudah melihat tidak hanya perbedaan suhu antar bulan
tetapi juga perubahan suhu karena perubahan waktu.
Kemudian, ujung grafik batang dapat diketahui dengan
menginstruksikan secara khusus di mana suhu dapat dibaca dari
grafik batang.
Oleh karena itu, perpindahan dari grafik batang ke grafik garis
dapat dilakukan dengan lancar dengan menandai ujung grafik
batang dan mengatur aktivitas untuk menghubungkan dengan
segmen garis sehingga mudah untuk mengetahui perubahan
tersebut.
137
• Suhu di Niigata dan Naha telah turun dari Oktober hingga
Januari..

Aktivitas menyampaikan dengan diagram garis


Dalam revisi Mata Pelajaran ini, kami akan menekankan pada
pengembangan kemampuan berekspresi dengan menambahkan
kalimat "mengungkapkan (kemampuan)", seperti
"mengembangkan kemampuan berpikir dan berekspresi dengan
melihat sudut pandang". Penting bagi anak-anak untuk
memasukkan kegiatan untuk mengekspresikan pikiran mereka
dan menjelaskan kepada teman mereka dengan menggunakan
benda-benda nyata, kata-kata, angka, rumus, gambar, tabel,
grafik, dll. Satuan ini adalah satuan terbaik untuk dinyatakan
menggunakan tabel dan grafik.
Namun, menggunakan tabel dan grafik tidak berarti dapat
mengungkapkan apa yang kita pikirkan. Saat mencoba
menjelaskan pemikiran seseorang dengan kata-kata, penting
untuk menggunakan kata dan istilah yang digunakan dalam
matematika.
Kata-kata penting yang digunakan dalam unit ini adalah “sumbu
vertikal", sumbu horizontal" "ukuran satu skala" "naik ke
kanan","turun ke kanan", "kemiringan", "curam", "lambat",
"horizontal", "berubah", "perubahan", "meninggkat", menurun",
"naik", "turun", dll. Dengan menggunakan kata-kata ini, cukup
mengungkapkan apa yang ingin Anda ungkapkan. Selain itu,
siswa juga mengetahui arti dari kata-kata yang digunakan
sehingga mudah dipahami.
Penting untuk memperhatikan kata-kata yang sering digunakan
dalam istilah matematika untuk mengembangkan kemampuan
menyampaikan.
138

MODUL AJAR
“Bahasa Indonesia”

Fase CP: Fase B

Nama penyusun` : Feronika Rahayaan


NIM : 198000081
Tahun : 2022
Jenjang : Sekolah Dasar
Kelas : 4A (Empat)
Alokasi waktu : 2 x 35 Menit

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya


139
Fakultas Pedagogi dan Psikologi
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
2022

MODUL AJAR (BLP)

INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : Feronika Rahayaan
Instansi : SDN Dukuh Menanggal I
Surabaya
Tahun Penyusunan : Tahun 2022
Jenjang Sekolah : SD
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Fase / Kelas : B/4
Bab IV : Meliuk dan Menerjang
Tema : Bergerak
Hari/Tanggal : Senin, 28 Oktober 2022
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 35)
B. KOMPETENSI AWAL
▪ Peserta didik dapat melakukan wawancara dan
menuliskan laporannya
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
▪ Mandiri.
▪ Bernalar kritis.
D. SARANA DAN PRASARANA
▪ Buku Siswa: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia, 2021,
Bahasa Indonesia: Lihat Sekitar, SD Kelas IV, Penulis:
Eva Y. Nukman, Cicilia Erni Setyowati
▪ Buku bacaan sesuai tema
140
▪ Alat tulis
▪ Kertas Bufalo
▪ Pemutar musik/video
▪ Internet
▪ LCD

E. TARGET PESERTA DIDIK


▪ Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan
dalam mencerna dan memahami materi ajar.
▪ Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan
memahami dengan cepat, mampu mencapai
keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki
keterampilan memimpin.
F. JUMLAH PESERTA DIDIK
▪ Minimum 17 Peserta didik, Maksimum 27 Peserta didik
G. MODEL/ STRATEGI PEMBELAJARAN
▪ Model/ Strategi pembelajaran tatap muka: Building
Learning Power (BLP)
KOMPNEN INTI
A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alur Konten Capaian Pembelajaran :
Membaca
▪ Mengembangkan kategori yang lebih terperinci
berdasarkan pemahamannya terhadap tulisan dan
gambar dalam teks informasi.
Berdiskusi
▪ Berpartisipasi aktif dalam diskusi dengan menanggapi
pernyataan dan pertanyaan teman diskusi,
menggunakan kata kunci yang relevan dengan topik
bahasan diskusi.
Menulis
141
▪ Menulis daftar pertanyaan untuk mendapatkan
informasi dengan beragam konteks dan tujuan serta
menuliskan laporannya.

Tujuan Pembelajaran:
Membaca
▪ Melalui membaca teks “Kuat untuk Melindungi”,
peserta didik dapat memahami isi Laporan Hasil
Wawancara dengan baik.
Berdiskusi
▪ Melalui kegiatan mendiskusikan teks “Kuat untuk
Melindungi”, peserta didik dapat berlatih untuk
berpartisipasi dalam diskusi dengan aktif.
Menulis
▪ Melalui kegiatan wawancara peserta didik dapat
menemukan informasi dan menuliskan laporan dengan
baik.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
▪ Meningkatkan kemampuan siswa tentang melakukan
wawancara dan menuliskan laporannya
C. PERTANYAAN PEMANTIK
▪ Pernahkah kalian melihat atau melakukan kegiatan
seperti itu?
▪ Jelaskan mengapa kegiatan wawancara penting?
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN
Kegiatan Pendahuluan
11. Guru memberi salam, menyapa peserta didik
(menanyakan kabar, mengecek kehadiran dan
kesiapan peserta didik dll), serta menyemangati
peserta didik dengan yel-yel, tepukan, atau kebiasaan
lain yang menjadi ciri khas/kebiasaan/kesepakatan
kelas.
12. Guru mengajak siswa untuk bermain games
142
13. Guru mengajak siswa untuk membahas topik yang
akan dipelajari hari ini sampai siswa berminat untuk
membahas topik hari ini.
14. Guru mengajukan satu pertanyaan terbaik
(menantang) kepada peserta didik berkaitan dengan
topik yang akan dipelajari tersebut.
15. Peserta didik secara individual diharapkan memberi
respon atas pertanyaan yang diajukan oleh guru
tersebut dengan mengajukan satu pertanyaan terbaik
pula.
16. Guru menanyakan cita-cita siswa dan memberikan
motivasi sesuai dengan manfaat dari materi yang
disampaikan dengan cita-cita siswa.
17. Guru memberikan motivasi belajar kepada peserta
didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat dari
materi ajar.
18. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang apa
yang akan dilakukan selama proses pembelajaran dan
apa tujuan dari kegiatan pembelajaran.
19. Salah satu peserta didik memimpin doa sebelum
memulai pelajaran serta mengondisikan agar peserta
didik bisa belajar dengan semangat dengan melakukan
ice breaking (pemanasan)
20. Guru menyapa peserta didik dan mengajak mereka
berbincang sebentar. Guru menanyakan kabar siswa,
apakah ada peserta didik yang datang terlambat, dan
apa alasannya.
21. Guru Menanyakan pengetahuan atau pengalaman
siswa tentang materi.

Kegiatan Inti
Membaca
1. Peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru lalu
membaca teks Laporan Wawancara.
2. Guru berkeliling untuk memeriksa jika ada peserta
didik yang kesulitan.
143
3. Jika semua selesai membaca, guru mengajak peserta
didik mendiskusikan Teks “Kuat untuk Melindungi”.
4. Guru memandu peserta didik berdiskusi menjawab
pertanyaan yang ada di Buku Siswa, serta
menambahkan pertanyaan-pertanyaan lain yang terkait.
Peserta didik dipersilakan untuk menjawab atau
bertanya.
Tip Pembelajaran
• Jelaskan kepada peserta didik tentang arti
wawancara.
• Hendaknya guru telah membaca dan memahami
penjelasan tentang wawancara sebagaimana
tercantum di Buku Siswa.
• Minta peserta didik menemukan unsur-unsur yang
perlu ada di dalam sebuah laporan hasil wawancara.
Kalau perlu, buat “Daftar Periksa” seperti di bawah
ini di papan tulis.
• Ajak peserta didik untuk melakukan praktik
wawancara antara mereka sendiri tentang topik yang
berbeda-beda.
• Setelah peserta didik merasakan suasana wawancara
secara langsung, baru mereka dapat memahami
konteks laporan wawancara ini dengan lebih baik.
Berdiskusi
1. Guru meminta peserta didik untuk memilih salah satu
dari subtopik yang akan dikaji oleh masing-masing
kelompok.
2. Guru meminta peserta didik membentuk kelompok
untuk menyelesaikan subtopik yang telah
dipromosikan kepada peserta didik sesuai dengan
minat.
3. Meminta peserta didik masing-masing kelompok
bekerja sesuai dengan topik yang telah dipilih.
4. Guru meminta setiap peserta didik untuk membaca
buku, internet maupun referensi lain untuk
144
mempelajari subtopik yang dipilihnya dan berusaha
untuk menjawab pertanyaan.
5. Guru mengamati diskusi setiap kelompok
6. Guru membantu peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam memahami materi.
7. Peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil
diskusi sesuai dengan subtopik yang dipilihnya.
8. Guru membiasakan peserta didik untuk menjadi
pendengar yang baik dalam setiap kegiatan
pembelajaran
9. Guru memberikan kesematan kepada setiap
kelompok wajib mengajukan 1 pertanyaan
menantang.
Menulis
1. Peserta didik diminta untuk menulis 5 pertanyaan
terbaik di kertas bufalo yang sudah siapkan oleh Guru
.
2. Peserta didik diminta untuk membuat video kegiatan
wawancara dengan durasi 5 menit
3. Laporan hasil wawancara ditulis dengan bahasa
indonesia yang baik dan benar.

Kegiatan Penutup
145
1. Guru mengulas kembali semua kegiatan yang sudah
dilakukan.
2. Guru dan peserta didik mengambil kesimpulan-
kesimpulan dari apa yang sudah dipelajari hari ini.
3. Guru meminta peserta didik untuk menuliskan evaluasi
terkait pembelajaran hari ini
4. Guru dan peserta didik bersama-sama bermain games
dengan games.
5. Guru menutup pembelajaran.
6. Menyampaikan rencana topik pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
F. REFLEKSI
Pada bagian ini peserta didik mengisi refleksi mandiri
tentang hal-hal yang telah dipelajari. Guru bisa
menambahkan poin-poin yang dirasa perlu.
Peserta didik juga bisa melakukan refleksi berkaitan
dengan pengetahuannya tentang pentingnya wawancara
secara baik dan benar.
REFLEKSI PEMBELAJARAN
1. Memetakan Kemampuan Awal Peserta Didik
a. Pada topik Bab IV ini, guru telah memetakan peserta
didik sesuai dengan kemampuan masing-masing
melalui asesmen formatif dalam melakukan
wawancara dan menuliskan laporannya.
Informasi ini menjadi pemetaan awal untuk
merumuskan strategi pembelajaran pada bab berikutnya.
b. Isilah nilai peserta didik dari setiap kegiatan
menjawab pertanyaan, berdiskusi, menulis, dan
presentasi pada tabel berikut. Nilai diperoleh dari
kumpulan asesmen formatif pada bab ini.

Tabel 4.6 Tabel Nilai Peserta Didik


No Nilai Peserta Didik
146
Belum
Mampu Mampu
Mampu Mampu Membuat
Membuat
Membuat Membuat Daftar
Daftar
Daftar Daftar Pertanyaan
Nama Pertanyaan
Pertanyaa Pertanyaan Sederhana
Pesert dan Menulis
n dan Sederhana dan Menulis
a Laporan
Menulis dan Menulis Laporan
Didik Wawancara
Laporan Laporan Wawancara
yang
Wawancar Wawancara dengan
Lengkap dan
a Singkat Benar
Informatif

1 Feron
2 Sofia
3
dst
.

4: Sangat Baik 3: Baik 2:


Cukup 1: Kurang
Merujuk pada tabel ini, guru merencanakan pendekatan
pembelajaran pada bab berikutnya. Guru memetakan
peserta didik untuk mendapatkan bimbingan secara
individual atau bimbingan dalam kelompok kecil melalui
kegiatan pendampingan atau perancah. Guru juga perlu
merencanakan kegiatan pengayaan untuk peserta didik
yang memiliki minat khusus atau kemampuan belajar di
atas teman-temannya. Dengan demikian, asesmen akhir
bab ini membantu guru untuk merencanakan pembelajaran
yang terdiferensiasi sesuai dengan kompetensi peserta
didik.
2. Merefleksi Strategi Pembelajaran: Hal yang Sudah
Baik dan Perlu Ditingkatkan
Berilah tanda centang () sesuai dengan kenyataan sebenarnya.

Tabel 4.7 Refleksi Strategi Pembelajaran Bab IV


Kadang- Tidak
No Pendekatan/Strategi Selalu
Kadang Pernah
147

1 Saya menyiapkan media dan


alat peraga sebelum
memulai pe belajaran
2 Saya melakukan kegiatan
pendahuluan dan mengajak
peserta didik berdiskusi,
membahas topik yang akan
dipelajari.
3 Saya membahas tanggapan
seluruh peserta didik dalam
kegiatan berdiskusi.
4 Saya memperhatikan reaksi
peserta didik dan
menyesuaikan strategi
pembelajaran BL dengan
rentang perhatian dan minat
peserta didik.
5 Saya memilih dan
menggunakan media dan
alat peraga pembelajaran
yang relevan di luar yang
disarankan Buku Guru.
6 Saya memanfaatkan alat
peraga dalam pembelajaran.
7 Saya mengumpulkan hasil
pekerjaan peserta didik
sebagai asesmen formatif
peserta didik.
8 Saya mengajak peserta didik
melakukan refleksi
pemahaman dan
keterampilan mereka pada
akhir pembelajaran.
148

Keberhasilan yang saya rasakan dalam mengajarkan


bab ini:
...............................................................................
Kesulitan yang saya alami dan akan saya perbaiki
untuk bab berikutnya:
........................................................................................
Kegiatan yang paling disukai peserta didik:
........................................................................................
Kegiatan yang paling sulit dilakukan peserta didik:
........................................................................................
Buku atau sumber lain yang saya temukan untuk
mengajar bab ini:
........................................................................................
Catatan khusus lainnya:
........................................................................................
G. ASESMEN / PENILAIAN
Asesmen Formatif
Asesmen formatif hanya dilakukan pada beberapa kegiatan
yang ditandai dengan simbol seperti di samping ini. Contoh
rubrik penilaian disediakan pada kegiatan tersebut.
Asesmen ini merujuk kepada Alur Konten Capaian
Pembelajaran yang dicantumkan pada skema pembelajaran
dan uraian pembelajaran. Kegiatan lain dilakukan sebagai
latihan, tidak diujikan.

Tabel 4.2 Daftar Periksa Laporan Hasil Wawancara

Isi Ada/Tid

Informasi nama narasumber Ada: Puspita


Profesi/latar belakang narasumber Ada: Pesilat
149

Nama pewawancara Ada: Nurul Hid


Tanggal wawancara Ada: 24 Januari
Foto Ada
Jawaban narasumber atas daftar pertanyaan, Ada
yang dituturkan ulang oleh pewawancara

Tabel 4.4 Instrumen Penilaian untuk Berdiskusi


dengan Aktif
Isilah kolom dengan nama peserta didik.
Mampu Mampu Berpartisipasi Belum
Berpartisipasi Berpartisipasi dalam Diskusi Mampu
secara Aktif dalam secara Aktif tetapi Lebih Berpartisipas
i
Diskusi dengan dalam Diskusi Sering Pasif
Aktif dalam
Suara yang Jelas
Diskusi

Nilai = 4 Nilai = 3 Nilai = 2

Nilai = 1

4: Sangat Baik 3: Baik


2: Cukup 1: Kurang

Tabel 4.5 Instrumen Penilaian untuk Membuat


Daftar Pertanyaan, Melakukan Wawancara, dan
Menuliskan Laporan
Isilah kolom dengan nama peserta didik.
Mampu Mampu Mampu Belum Mampu
Membuat Daftar Membuat Daftar Membuat Daftar Membuat Daftar
Pertanyaan dan Pertanyaan dan Pertanyaan Pertanyaan
Menulis Laporan Menulis Laporan Sederhana dan Sederhana dan
150
Wawancara yang Wawancara Menulis Laporan Menulis Laporan
Lengkap dan Wawancara Wawancara
Informatif Singkat dengan Benar

Nilai = 4 Nilai = 3 Nilai = 2 Nilai = 1

4: Sangat Baik 3: Baik


2: Cukup 1: Kurang
H. KEGIATAN PENGAYAAN DAN REMEDIAL
Kegiatan Pengayaan
Inspirasi Kegiatan
Latihan Wawancara
• (Pekerjaan)
Buat kartu nama berbagai macam pekerjaan, misalnya
yang ada di sekolah seperti guru, penjaga sekolah, staf
tata usaha, atau lainnya.
Bagikan kartu secara acak kepada peserta didik.
Minta mereka berperan sebagai narasumber sesuai
kartu yang diperolehnya.
Minta peserta didik lain mewawancarai narasumber
tersebut.
• (Imajiner)
Minta peserta didik membayangkan jika narasumber
adalah seekor kelinci atau hewan lain yang tiba-tiba
muncul di depan sekolah. Kelinci ini terlihat sangat
nyaman berada di halaman dan tidak mau pergi.
Minta mereka menuliskan 1-2 pertanyaan yang akan
mereka ajukan kepada narasumber ini.
Tanyakan pendapat mereka, jika ada persiapan lain
yang harus dilakukan untuk narasumber unik ini,
misalnya membawakan wortel.
• Kamus Kartu
Minta peserta didik menemukan kata-kata yang baru
bagi mereka dalam teks “Kuat untuk Melindungi”.
151
Lalu, minta mereka memasukkannya dalam Kamus
Kartu.

Kegiatan Perancah:
• Peserta didik yang masih kesulitan menulis bisa
diminta menyampaikan jawabannya secara lisan.
• Peserta didik kelas empat diharapkan sudah percaya
diri untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok.
Jika masih ada yang terlihat pasif atau malumalu,
mereka bisa diminta untuk menjadi juru catat pendapat
teman kemudian membacakan catatan tersebut.
Berikan apresiasi terhadap catatan tersebut
sesederhana apa pun hasilnya. Minta semua anggota
kelompok atau peserta didik lain di kelas bersikap
tenang ketika peserta didik ini membacakan catatan.
• Mengoreksi ejaan dan tanda baca
Peserta didik yang masih memiliki kesulitan dengan
tanda baca bisa diberi tugas menyalin satu atau dua
paragraf dari teks yang ada di Buku Siswa setiap kali
ada pelajaran bahasa Indonesia.
Kemampuan dalam hal ejaan dan tanda baca bisa
disampaikan dengan cara yang menyenangkan
misalnya dengan mengoreksi kalimat yang lucu atau
menarik minat peserta didik.
• Menuangkan gagasan
Peserta didik dapat diminta bekerja berpasangan.
Pasangkan peserta didik yang masih kesulitan
mengembangkan gagasan dengan peserta didik lain
yang sudah memahaminya.
LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Kelompok :
Kelas :
Nama kelompok
152
1. .......................................
2. .......................................
3. .......................................
4. .......................................

1. Bentuklah 5 kelompok kecil yang masing-masing


kelompok terdiri dari 5-6 orang.
2. Pilihlah salah satu topik terbaik menurut kelompok:
- Kesuksesan Lionel Messi
- Hidup bersih dan sehat
- Siswa berprestasi
- Musik
- Siswa Juara
3. Siapakah narasumber dalam teks tersebut?
4. Apa saja daftar pertanyaan yang diajukan dalam teks
tersebut?
5. Presentasikan hasil kerja kelompok!
“Selamat Mengerjakan”
B. BAHAN BACAAN GURU & PESERTA DIDIK
Jurnal Membaca
1. Buku-buku yang berhubungan dengan topik
wawancara
2. Buku siswa Bahasa Indonesia“Lihat sekitar”
untuk SD kelas IV, Eva Y. Nukman C. Erni
Setyowati. KEMENTERIAN PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI.
BADAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN

Anda mungkin juga menyukai