SKRIPSI
Feronika Rahayaan
NIM 198000081
SKRIPSI
Feronika Rahayaan
NIM 198000081
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Mengetahui,
Ketua Program Studi PGSD
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Dewan Penguji:
1 Dr. Cholifah Tur Rosidah, S.Pd., M.Pd Ketua ........................
Mengesahkan Mengetahui
Dekan FPP, Ketua Program Studi,
iii
BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI
Pada hari ini Rabu tanggal 25 bulan Januari tahun 2023 telah
dilaksanakan ujian skripsi dari:
Penguji I Penguji II
Dr. Cholifah Tur Rosidah, S.Pd., M.Pd. Apri Irianto, S.H., M.Pd
NIDN. 0722029002 NIDN. 0719046201
Penguji III
iv
PERYATAAN KEASLIAN TULISAN
Feronika Rahayaan
v
ABSTRAK
Rahayaan, Feronika. 2023. Analisis Strategi Building Learning Power
(BLP) Terhadap Disiplin Belajar Siswa Kelas Iv di SDN
Dukuh Menanggal I Surabaya. Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar. Fakultas Pedagogi Dan Psikologi.
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Pembimbing (1)
Apri Irianto S.H., M.Pd. Pembimbing (2) Dr. Reza
Rachmatullah, M.Pd.
Kata Kunci: analisis, Building Learning Power (BLP), nilai karakter
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembentukan sikap disiplin siswa
dapat diintegrasikan menggunakan teknik pembelajaran Building
Learning Power (BLP) pada seluruh mata pelajaran selama proses
pembelajaran, termasuk melibatkan studi angka dan matematika, yang
seharusnya menanamkan nilai-nilai selain keterampilan kognitif.
Strategi pembelajaran Building Learning Power (BLP) adalah suatu
konsep pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
belajar siswa agar dapat belajar kapan saja dan di mana saja. Penulisan
ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan strategi pembelajaran
Building Learning Power (BLP) dalam meningkatkan disiplin belajar
siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal I Surabaya. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang
menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data
berupa observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket respon siswa.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswa kelas IV SDN Dukuh
Menanggal I Surabaya tertarik melaksanakan pembelajaran berbasis
Building Learning Power (BLP) karena menjadikan pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan sehingga standar kualitas pembelajaran
menjadi lebih baik. Selain itu strategi Building Learning Power (BLP)
dapat membantu siswa belajar lebih baik, berpikir positif, dan belajar
fleksibel dengan karakteristik pembelajaran seumur hidup, yang
membantu meningkatkan disiplin belajar siswa karena dilengkapi
dengan komponen Devout dan 4R.
vi
ABSTRACT
Rahayaan, Feronika. 2023. Analysis of the Building Learning Power
(BLP) Strategy for the Learning Discipline of Grade IV
Students at SDN Dukuh Menanggal I Surabaya. Elementary
School Teacher Education Study Program. Faculty of
Pedagogy and Psychology. PGRI Adi Buana University,
Surabaya. Advisor (1) Apri Irianto S.H., M.Pd. Advisor (2)
Dr. Reza Rachmatullah, M.Pd.
Keywords: analysis, Building Learning Power (BLP), character
value.
This research is motivated by the formation of student discipline
attitudes that can be integrated using the Building Learning Power
(BLP) learning technique in all subjects during the learning process,
including involving the study of numbers and mathematics, which
should instill values other than cognitive skills. Learning strategy
Building Learning Power (BLP) is a learning concept that aims to
increase students' learning capacity so they can learn anytime and
anywhere. This writing aims to determine the use of learning
strategies Building Learning Power (BLP) in improving the learning
discipline of fourth grade students at SDN Dukuh Menanggal I
Surabaya. The method used in this study is a descriptive method using
a qualitative approach with data collection techniques in the form of
observation, interviews, documentation, and student response
questionnaires. The results of this study indicate that fourth grade
students at SDN Dukuh Menanggal I Surabaya are interested in
implementing Building Learning Power (BLP)-based learning
because it makes learning more enjoyable so that the quality standard
of learning becomes better. In addition, the Building Learning Power
(BLP) strategy can help students learn better, think positively, and
learn flexibly with lifelong learning characteristics, which helps
improve student learning discipline because it is equipped with
Devout and 4R components.
vii
MOTTO
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena dengan
berkat dan rahmatnya penulis diberikan kekuatan, kasih dan
perlindungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Strategi Building Learning Power (BLP)
terhadap Disiplin Belajar Siswa Kelas IV di SDN Dukuh
Menanggal 1 Surabaya”. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana Pendidikan di
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Selain itu skripsi ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca maupun peneliti
dalam hal memberikan kontribusi pengetahuan terutama dalam hal
ilmu pendidikan di masyarakat.
Penulis dapat menyelesaikan skripsi menemui beberapa
hambatan dalam berbagai hal, namun berbagai pihak yang membantu
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini hendaknya penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Hartono, M.Si. selaku Rekto Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya.
2. Dr. Santika Rentika Hadi, M.Kes selaku Dekan Fakultas Pedagogi
dan Psikologi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
3. Danang Prastyo, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya.
4. Apri Irianto S.H., M.Pd dan Dr. Reza Rachmatullah, S.Pd., M.Pd.
selaku dosen pembimbing penulisan skripsi yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan akademis dan
dukungan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen program studi PGSD Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya yang telah membantu dan memberikan dukungan dan
motivasi kepada penulis selama menyelesaikan tugas skripsi.
6. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial
penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada,
Bapak Robertus Rahayaan dan Ibu Regina Rahayaan serta kakak
Sofia Rahayaan dan kedua adik tercinta Lodafika Rahayaan,
Lasarus Rahayaan. Rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya
atas dukungan yang luar biasa sehingga penulis dapat
ix
menyelesaikan penulisan skripsi. Baik secara moril maupun
materil serta senantiasa mendengar segala keluh kesa dalam
menghadapi berbagai kesulitan.
7. Kepala sekolah, para guru serta staf karyawan SDN Dukuh
Menanggal I/424 Surabaya yang telah memberikan ijin serta
membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian di sekolah.
8. Elok Nikawati, S.Pd. selaku Guru kelas IV A SDN Dukuh
Menanggal I/424 Surabaya yang telah membatu penulis
melakukan penelitian sebagai observator dalam mengambil data di
lapangan.
9. Kepada Idol saya EXO Xiumin, Suho, Lay, Baekhyun, Chanyeol,
Chen, Kyungsoo, Kai dan Sehun. Terlebih bias saya Kyungsoo dan
Mark Lee NCT yang selalu memberikan semangat dan
dukungannya yang luar biasa melalui karya dan tingkah laku
mereka yang menggemaskan.
10. Serta semua pihak yang tidak bisa Penulis sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat
dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis minta maaf
kepada semua pihak yang merasa kurang berkenan akan skripsi ini.
Namun demikian, peneliti selalu berusaha untuk memberikan yang
terbaik. Kiranya tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang membacanya. Terima kasih banyak.
Peneliti
x
DAFTAR ISI
xi
B. Pembahasan ................................................................................ 82
BAB V PENUTUP ......................................................................... 89
A. Kesimpulan................................................................................. 89
B. Saran ........................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 91
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Formulasi Pengalaman Belajar Siswa ....................................... 27
2.2 Formulasi Kegiatan Guru Berbasis BLP ................................... 29
2.3 Penelitian Relevan ..................................................................... 36
4.1 Deskripsi Pengalaman Belajar Siswa berbasis BLP (4R).......... 48
4.2 Rumusan kegiatan Pembelajaran Guru Berbasis BLP............... 60
4.3 Deksripsi Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis BLP ................. 68
4.4 Deskripsi Hasil Analisis Angket Respon Siswa ........................ 76
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Menciptakan lingkungan belajar (Enabling Environments)
....................................................................................................... 21
2.2 Learning Powered Mind ......................................................... 25
3.1 Kerangka konseptual ............................................................... 38
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Disiplin belajar siswa merupakan salah satu sikap atau
perilaku yang harus dimiliki oleh setiap individu. Tujuan dalam
mewujudkan disiplin belajar yaitu dengan menciptakan ruang
belajar yang aktif dan positif sehingga merangsang setiap peserta
didik untuk membangun kekuatan belajarnya. Ketika sebuah
kedisiplinan telah tertanam kuat dalam diri siswa, maka mereka
tidak akan merasa terpaksa untuk melakukan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kehidupannya terutama belajar sehingga
akan memperoleh hasil yang memuaskan. Oleh karena itu,
disiplin belajar sangat diperlukan oleh setiap siswa untuk
mencapai kesuksesan belajarnya. Hal ini sejalan dengan,
Yusmarlina (2020) menyatakan bahwa disiplin belajar peserta
didik bertujuan untuk membantu menemukan diri, mengatasi dan
mencegah timbulnya problem-problem disiplin, serta berusaha
menciptakan suasana yang aman, nyaman dan menyenangkan
bagi kegiatan pembalajaran, sehingga mereka mentaati peraturan
yang diterapkan.
Membangun disiplin belajar yaitu mempersiapkan siswa
lebih baik untuk masa depan yang pasti. Siswa akan lebih percaya
diri dengan kemampuan belajarnya, belajar lebih cepat dan belajar
lebih baik. Tentunya dalam membangun disiplin belajar tidak
dapat terwujud secara instan atau seketika. Agar berjalan secara
efektif, tentunya diperlukan beberapa cara atau strategi agar dapat
tercapai dan tepat sasaran. Seperti Hasan, et al. (2021)
mengungkapkan bahwa strategi pembelajaran aktif membentuk
peserta didik lebih aktif dan tidak hanya sekedar mendengarkan
secara pasif saja dari pendidik.
Penulis mengambil fenomena berdasarkan data observasi
di lapangan selama PLP I yaitu di temukan suatu permasalahan
yang berkaitan dengan disiplin belajar siswa sangat rendah,
dimana dalam proses pembelajaran berlangsung di kelas sebagian
besar siswa bermain serta kurang memperhatikan guru saat
1
2
memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran. Di samping
itu ketidakdisiplinan siswa dalam mematuhi tata tertib sebagai
salah satu parameter disiplin belajar siswa di SDN Dukuh
Menanggal I Surabaya yang mengalami kenaikan dari tahun
ajaran 2020/2021-2021-2022 dengan selisih kenaikan cukup
tinggi. Kondisi ini mengindikasikan adanya masalah pada disiplin
belajar siswa karena kenaikan jumlah ketidakdisiplinanan siswa
di dalam kelas tersebut merupakan ciri bahwa disiplin
belajar siswa masih kurang. Selain jumlah ketidakdisiplin siswa
terhadap tata tertib, ketepatan waktu siswa dalam mengikuti
jadwal pelajaran sebagai parameter disiplin belajar juga masih
kurang. Masih ada peserta didik yang sering menunda
pembelajaran dengan alasan bermain, makan dan bosan tanpa
memiliki rasa bersalah telah melakukan pelanggaran tata tertib.
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kurangnya
disiplin belajar siswa di SDN Dukuh Menanggal I
Surabaya. Salah satunya adalah kurangnya pembinaan disiplin
terhadap siswa. Ketidakdisiplinan siswa menunda pembelajaran
tidak diringi dengan tindakan memberikan sanksi. Mereka hanya
ditegur tanpa ada tindakan lebih lanjut. Siswa masih menganggap
belajar sebagai hal yang membosankan terutama belajar di dalam
kelas. Melihat kenyataan lain, siswa yang seharusnya aktif dalam
pembelajaran ternyata masih banyak juga yang kurang aktif,
kurangnya disiplin di kelas dan lambat dalam memahami materi
yang disampaikan. Sehingga perlu adanya upaya dalam
memperbaiki disiplin belajar siswa di dalam kelas. Dalam
memperbaiki disiplin belajar siswa tidak dapat terwujud secara
instan atau seketika. Agar berjalan secara efektif, tentunya
diperlukan beberapa cara atau strategi agar dapat tercapai dan
tepat sasaran. Seperti Hasan, et al. (2021) mengungkapkan bahwa
strategi pembelajaran aktif membentuk peserta didik lebih aktif
dan tidak hanya sekedar mendengarkan secara pasif saja dari
pendidik.
Sekolah bisa menggunakan berbagai macam strategi untuk
keberhasilan dan keberlangsungan pembelajaran yang efektif dan
efisien. Strategi belajar yang baik adalah kunci utama dalam
membangun kualitas belajar siswa. Salah satu strategi yang bisa
diterapkan adalah dengan membangun kapasitas belajar yang
3
sering dikenal dengan Building Learning Power (BLP) yang
diadaptasi dari konsep Prof. Guy Claxton dari Inggris, seorang
praktisi pendidikan dari Brisbol University. Strategi Building
Learning Power (BLP) praktis dan berguna untuk segala usia,
mata pelajaran, kemampuan dan dapat digunakan di sekolah
manapun. Dalam strategi ini ada tiga hal yang dibangun yaitu
kekuatan visi pribadi, kemampuan berpikir positif dan
pengalaman belajar yang meledakkan potensi. Strategi ini bisa
menjadi solusi untuk menyiapkan generasi Indonesia yang
berkualitas di abad-21. Menurut Claxton (2011 dalam Afif, 2020)
Building Learning Power merupakan konsep, strategi, cara
membangun kapasitas belajar siswa sehingga siswa tidak hanya
mampu di bidang akademik tetapi juga mampu di bidang non
akademik seperti kecakapan dalam akhlak, kecakapan dalam
kreasi, kecakapan dalam berprestasi dan kecakapan dalam
menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.
Dalam pembelajaran di sekolah BLP ditanamkan pada
siswa agar memiliki kepribadian yang kuat, disiplin, daya juang
dan kerjasama yang baik dalam berbagai hal. BLP merupakan
suatu sistem atau kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan
seluruh potensi siswa agar menjadi siswa yang lebih optimal, baik
di sekolah maupun di lingkungan eksternal. Menciptakan iklim
belajar yang sistematis, menumbuhkan kebiasaan dan sikap yang
memungkinkan siswa mampu menghadapi kesulitan dan
ketidakpastian dengan cara yang tenang, percaya diri dan kreatif.
Siswa yang lebih percaya diri akan dapat belajar lebih cepat &
lebih baik. Membangun BLP adalah untuk belajar yang
mengasyikkan. Belajar dalam kontek BLP adalah penyesuaian
diri terhadap situasi baru dimanapun pelajar berada. Hal ini sesuai
dengan pendapat dari Guy Claxton dalam bukunya tahun 2002
yang berjudul “Building Learning Power” yaitu BLP merupakan
cara untuk membangun belajar siswa secara mandiri terhadap
potensi yang dimiliki sesuai keinginan individu untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan (Farid, 2018).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Afif (2019).
Menunjukan bahwa Implementasi manajemen strategi Building
Learning Power (BLP) di SMA Insan Cendekia Mandiri sendiri
terbukti mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa
4
perlu memiliki cita-cita yang tinggi untuk membangun motivasi
belajarnya, siswa juga belajar fokus dengan apa yang menjadi
minat dan bakatnya. BLP diterapkan melalui beberapa kegiatan
aktif dan bermanfaat baik di dalam maupun diluar lingkungan
sekolah, sehingga yang diharapkan adalah sekolah selalu
membantu siswa untuk menekuni kegiatan yang dapat
mengembangkan minat dan bakatnya. Keberhasilan manajemen
strategi pendidikan berbasis Building Learning Power (BLP)
dapat dilihat dari berbagai hal. Salah satunya adalah siswa mampu
berpikir kritis dan mampu membuat pertanyaan. Hal itu
menunjukkan motivasi belajar siswa meningkat.
Dari uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti
analisis strategi Building Learning Power (BLP) terhadap disiplin
belajar siswa kelas IV di SDN Dukuh Menanggal I Surabaya.
Strategi Building Learning Power (BLP) ini dapat memberikan
pengaruh yang besar terhadap disiplin belajar siswa, dibantu
dengan beberapa langkah-langkah yang telah ada di dalamnya.
Menerapkan strategi Building Learning Power (BLP) merupakan
sebuah langkah atau pendekatan sebagai usaha dalam
meningkatkan disiplin belajar siswa yang mengalami penurunan.
Dalam pelaksanaannya program ini merupakan peristiwa interaksi
yang dilakukan guru untuk memberikan sebuah pengalaman
belajar bagi peserta didik sehingga diharapkan nantinya akan
menimbulkan perubahan karakter dan prestasi peserta didik.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti tertarik
untuk mengkaji hubungan penerapan strategi Building Learning
Power (BLP) dengan disiplin belajar siswa dengan
mengangkatnya menjadi judul penelitian, “Analisis Strategi
Building Learning Power (BLP) terhadap Disiplin Belajar Siswa
Kelas V di SDN Dukuh Menanggal 1/424 Surabaya”.
2. Pembatasan Masalah
Dengan adanya pembatasan masalah yang dikaji
dalam penelitian, lebih mudah bagi peneliti untuk mencari
acuan teori yang diperlukan sebagai penunjang dalam
pembahasan. Batasan masalah ini berguna untuk
mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk dalam ruang
lingkup masalah penelitian. Sejalan dengan pendapat diatas
Batasan masalah adalah pembatasan permasalahan-
permasalaham yang akan diambil dalam penelitian. Di sisi
lain, batasan masalah juga diartikan sebagai batasan terhadap
ruang lingkup suatu permasalahan agar pembahasan bisa
focus pada satu penelitian, tidak terlampau jauh atau melebar
ke topik lainya. Maka penelitian ini perlu adanya pembatasan-
pembatasan masalah. Pembatasan masalah yang akan
diungkapkan oleh penulis yaitu:
a) Subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV SDN
Dukuh Menanggal I/424 Surabaya.
b) Strategi yang digunakan adalah Building Learning Power
(BLP).
c) Luas lingkup hanya dibatasi untuk mengetahui efektifitas
strategi Building Learning Power (BLP) terhadap
disiplin belajar siswa.
C. Pertanyaan Penelitian
6
Pertanyaan penelitian pada dasarnya merupakan suatu
pernyataan yang mengidentifikasi fenomena-fenomena yang
diteliti. Pertanyaan yang dirumuskan merupakan penjabaran dari
ruang lingkup dan pembatasan masalah. Pertanyaan yang ditulis
akan menimbulkan rasa penasaran dari pembaca Rumusan
masalah ditulis berupa kalimat-kalimat pertanyaan yang
menanyakan solusi dari masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah, ruang lingkup dan
pembatasan masalah maka penulis merumuskan masalah yakni;
Bagaimana membangun disiplin belajar pada siswa kelas IV SDN
Dukuh Menanggal I Surabaya dengan menerapkan pembelajaran
berbasis strategi Building Learning Power?
D. Asumsi
Asumsi penelitian bisanya disebut juga sebagai anggapan
dasar atau postulat, yaitu sebuah titik tolak pemikiran yang
kebenaranya diterima oleh peneliti atau suatu pernyataan yang
tidak diragukan lagi kebenarannya.
Asumsi dalam penelitian ini mengatakan bahwa strategi
Building Learning Power (BLP) dapat memberikan pengaruh
terhadap meningkatnya disiplin belajar siswa kelas IV SDN
Dukuh Menanggal I Surabaya.
E. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah memecahkan permasalahan
yang tergambar dalam latar belakang dan rumusan masalah.
Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan harus memiliki tujuan
yang akan dicapai. Berhasil tidaknya suatu penelitian yang
dilakukan terlihat dari tercapai tidaknya tujuan penelitian. Tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yakni; Untuk mengetahui
bagaimana membangun disiplin belajar dengan menerapkan
pembelajaran berbasis strategi Building Learning Power (BLP)
pada siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal I Surabaya.
F. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran yang cukup signifikan sebagai masukan pengetahuan
7
atau literatur ilmiah yang dapat dijadikan bahan kajian bagi para
insan akademik yang sedang mempelajari ilmu pendidikan pada
Sekolah Dasar, khususnya dalam upaya meningkatkan disiplin
belajar dan penggunaan strategi Building Learning Power (BLP)
di Sekolah Dasar.
1. Bagi Peneliti
Sebagai refrensi dan bahan pertimbangan khususnya untuk
pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
penerapan strategi Building Learning Power (BLP) terhadap
disiplin belajar siswa Sekolah Dasar.
2. Bagi Siswa
Dengan penerapan strategi Building Learning Power (BLP)
ini juga dapat memberikan pengaruh besar terhadap karakter
siswa terutama kedisiplina siswa serta dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa dalam lingkungan sekolah
maupun di lingkungan masyarakat.
3. Bagi Guru
Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi sekolah
sekaligus sebagai sumbangan dalam upaya memperbaiki serta
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dalam mencapai
keberhasilan pembelajaran serta meningkatkan disiplin
belajar siswa.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi
sebagai refrensi bacaan bagi peneliti selanjutnya yang akan
melakukan penelitian dengan masalah yang sama.
5. Bagi Universitas
Untuk menambah referensi di perpustakaan Universitas PGRI
Adi Buana Surabaya, serta dapat menambah pengetahuan dan
informasi pembaca khsusnya mahasiswa Jurusan PGSD yang
akan meneliti masalah yang sama.
G. Batasan istilah
Penelitian ini memiliki beberapa istilah yang perlu
dijelaskan agar tidak menimbulkan pengertian yang berbeda-
beda. Istilah-istilah yang dibahas antara lain:
1. Building Learning Power (BLP)
8
Strategi Building Learning Power (BLP) ditemukan oleh Prof.
Guy Claxton, dari University of Winchester, Inggris. Beliau
menemukan potensi dalam diri manusia yang sangat dahsyat
yang dapat menjadi bekal hidup sukses dan disebutnya
sebagai Learning Power (kapasitas belajar). Dalam bukunya
yang berjudul Building Learning Power disebutkan
bahwasanya:
“Building Learning Power (BLP) is an approach to
helping young people become better learners, both in
school and out. It is about creating a climate that
systematically cultivates habits and attitudes that enable
young people to face difficulty and uncertainty calmly,
confidently and creatively. Student who are more confident
of their own learn faster and learn better. They concentrate
more, think harder, and find learning more enjoyable.
They do better in their tests and external examinations and
they are easier and more satisfying to teach”
“Building Learning Power (BLP) adalah sebuah
pendekatan untuk membantu orang muda menjadi pelajar
yang lebih baik, baik di sekolah maupun di luar. Ini
tentang menciptakan iklim yang secara sistematis
menumbuhkan kebiasaan dan sikap yang memungkinkan
kaum muda menghadapi kesulitan dan ketidakpastian
dengan tenang, percaya diri dan kreatif. Siswa yang lebih
percaya diri sendiri belajar lebih cepat dan belajar lebih
baik. Mereka lebih berkonsentrasi, berpikir lebih keras,
dan menemukan belajar lebih menyenangkan. Mereka
melakukan tes dan pemeriksaan eksternal dengan lebih
baik dan lebih mudah dan lebih memuaskan untuk
diajarkan.”
Dari peryataan diatas, strategi Building Learning Power
(BLP) adalah konsep pendidikan yang diterapkan dari
organisasi pendidikan dengan cara menciptakan iklim belajar
yang secara sistematis akan menumbuhkan kebiasaan dan sikap
yang memungkinkan peserta didik dalam menghadapi kesulitan
belajar dan ketidakpastian dengan tenang. Peserta didik
memperoleh kepercayaan diri dan kreatif sehingga siswa
mampu belajar lebih cepat, lebih baik dan lebih menye nangkan.
9
2. Disiplin Belajar
Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin
“disibel” yang berarti Pengikut. Seiring dengan perkembangan
zaman, kata tersebut mengalami perubahan menjadi “Disipline”
yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib.
Sekarang ini kata disiplin telah berkembang mengikuti
kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga banyak pengertian
disiplin yang berbeda antara ahli yang satu dengan yang lain.
Yusmarlina (2020) menyatakan bahwa disiplin belajar adalah
kesadaran diri untuk mengendalikan dirinya untuk benar-benar
belajar.
Dari urain tersebut dapat menunjukan bahwa disiplin
dalam belajar hendaknya dimiliki oleh setiap peserta didik.
Belajar bukan lagi sebagai beban melainkan sudah dianggap
sebagai kebutuhan hidupnya yang akhirnya nanti bisa menjadi
kebiasaan, maka akan terbentuk etos belajar yang baik. Disiplin
diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Disiplin belajar bagi
siswa diartikan lebih spesifik sebagai tindakan yang
menunjukkan kepatuhan dan kepatuhan terhadap aturan, baik
tertulis maupun tidak tertulis ditulis dalam kegiatan mencari
pengetahuan dan keterampilan baru. Dengan demikian disiplin
belajar adalah ketaatan peserta didik untuk melaksanakan
kewajiban belajarnya secara sadar sehingga diperoleh
perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, tindakan
dan sikap baik belajar di rumah maupun belajar di sekolah.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Strategi Building Learning Power (BLP)
a. Strategi Pembelajaran
Istilah strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang
diartikan sebagai seni penggunaan rencana untuk mencapai
tujuan. Didalam dunia pendidikan, David (1976) dalam Faudi
A et al, (2021) mengartikan strategi sebagai “a plan, method,
or series of activities designed to achieves a particular
education goal”. Strategi pembelajaran diartikan sebagai pola
kegiatan pembelajaran yang dipilih dan di desain untuk
digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan
karakteristik siswa, kondisi sekolah, lingkungan sekitar serta
tujuan khusus pembelajaran yang ingin dicapai.
Berdasarkan urain tersebut, terdapat dua hal yang perlu
dicermati. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana
tindakan atau rangkaian kegiatan termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam
pembelajaran. Hal ini berarti bahwa penyusunan suatu strategi
baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum
sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk
mencapai tujuan tertentu, yaitu arah dari semua keputusan
penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Sebelum
menentukan startegi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas serta
dapat diukur keberhasilannya sebab tujuan adalah roh dalam
implementasi suatu strategi dalam proses pembelajaran.
Istilah pembelajaran yang mulai populer semenjak
lahirnya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20
Tahun 2003. Menurut undang-undang pembelajaran diartikan
sebagai pola interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dapat diartikan
bahwa, pembelajaran merupakan proses transfer pengetahuan
dari pendidik kepada peserta didik agar terjadi proses
perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran dan
10
11
tabiat, serta pembentukan karakter pada peserta didik. Dengan
kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik.
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata
“instruction” yang dalam bahasa Latin “instructus” atau
“Intruere” yang berarti menyampaikan pikiran, dengan
demikian arti Pembelajaran adalah menyampaikan pikiran
atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui
pembelajaran. Pengertian ini lebih mengarah kepada guru
sebagai pelaku perubahan (Suardi, 2018)
Kegiatan pembelajaran sesungguhnya dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses
mental dan fisik melalui interaksi antar-siswa dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka
mencapai kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang
dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan strategi
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada siswa
(student centered). Pengalaman belajar ini memuat kecakapan
hidup yang perlu dikuasai oleh siswa (Suardi, 2018).
Konsep dasar strategi pembelajaran ini meliputi hal-
hal: (1) menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan
perilaku belajar, (2) menentukan pilihan berkenaan dengan
pendekatan terhadap masalah belajar mengajar, memilih
prosedur, metode dan teknik belajar mengajar, dan (3) norma
dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Strategi
dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dikaitkan dalam konteks pendidikan, makna
straategi memiliki arti sebagai rencana tindakan untuk
mengatur siasat agar mencapai tujuan pendidikan yang efektif
dan bermutu, dengan kata lain, strategi dalam konteks
pendidikan dapat diartukan sebagai suatu perencanaan yang
berisi rangkaian kegiatan pembelajaran yang telah didesain
guna untuk mencapai tujuan diselenggarakannya program
pendidikan (Hamdi & Kristiana, 2022).
Siswa akan merasa pembelajaran lebih mudah di
pahami karena adanya strategi yang mendorong pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan. Dalam mengatur strategi, guru
12
dapat memilih berbagai metode, seperti ceramah, diskusi,
tanya jawab, dan demonstrasi. Berbagai media, seperti VCD,
kaset audio, dan gambar, film dapat digunakan sebagai bagian
dari teknik-teknik yang dipilih oleh guru. Metode atau teknik
yang dipilih diberikan kepada siswa juga menyesuaikan dari
capain pembelajaran dengan tingkatan dan konteks yang
berbeda. Makin baik metode yang dipakai dalam
pembelajaran, makin efektif pula pencapaian tujuan. Jika
ditinjau kembali strategi terdiri dari metode dan teknik atau
cara yang menjamin siswa untuk mencapai tujuan.
Strategi dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu;
strategi pembelajaran (direct instruction) langsung, (indirect
instruction), tak langsung (experimental) interaktif, mandiri,
melalui pengalaman (Faudi et al, 2021).
1) Strategi pembelajaran langsung. Strategi pembelajaran
langsung merupakan pembelajaran yang banyak
diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk
menentukan informasi atau membangun keterampilan
tahap demi tahap. Pembelajaran langsung biasanya
bersifat deduktif. Kelebihan strategi ini adalah mudah
untuk direncanakan dan digunakan, sedangkan
kelemahan utamanya dalam mengembangkan
kemampuan-kemampuan, proses-proses, dan sikap yang
diperlukan untuk pemikiran kritis dan hubungan
interpersonal serta belajar kelompok. Agar peserta didik
dapat mengembangkan sikap dan pemikiran kritis,
strategi pembelajaran langsung perlu dikombinasikan
dengan strategi pembelajaran yang lain.
2) Strategi pembelajaran tak langsung. Strategi
pembelajaran tak langsung sering disebut inkuiri,
induktif, pemecahan masalah, pengambilan keputusan
dan penemuan. Berlawanan dengan strategi
pembelajaran langsung, pembelajaran tak langsung
umumnya berpusat pada peserta didik, meskipun dua
strategi tersebut dapat saling melengkapi. Peranan guru
bergeser dari seorang penceramah menjadi fasilitator.
Guru mengelola lingkungan belajar dan memberikan
kesempatan peserta didik untuk terlibat. Kelebihan dari
13
strategi ini antara lain: mendorong ketertarikan dan
keingintahuan peserta didik, menciptakan alternatif dan
menyelesaikan masalah, mendorong kreativitas dan
pengembangan keterampilan interpersonal dan
kemampuan yang lain, pemahaman yang lebih baik,
mengekspresikan pemahaman. Sedangkan kekurangan
dari pembelajaran ini adalah memerlukan waktu panjang,
outcome sulit diprediksi. Strategi pembelajaran ini juga
tidak cocok apabila peserta didik perlu mengingat materi
dengan cepat.
3) Strategi pembelajaran interaktif. Pembelajaran interaktif
menekankan pada diskusi dan sharing di antara peserta
didik. Diskusi dan sharing memberi kesempatan peserta
didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman,
pendekatan dan pengetahuan guru atau temannya dan
untuk membangun cara alternatif untuk berfikir dan
merasakan. Kelebihan strategi ini antara lain peserta
didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk
membangun keterampilan sosial dan kemampuan-
kemampuan, mengorganisasikan pemikiran dan
membangun argumen yang rasional. Strategi
pembelajaran interaktif memungkinkan untuk
menjangkau kelompok-kelompok dan metode-metode
interaktif. Kekurangan dari strategi ini sangat bergantung
pada kecakapan guru dalam menyusun dan
mengembangkan dinamika kelompok.
4) Strategi pembelajaran empirik (experiential).
Pembelajaran empirik berorientasi pada kegiatan
induktif, berpusat pada peserta didik, dan berbasis
aktivitas. Refleksi pribadi tentang pengalaman dan
formulasi perencanaan menuju penerapan pada konteks
yang lain merupakan faktor kritis dalam pembelajaran
empirik yang efektif. Kelebihan dari startegi ini antara
lain: meningkatkan partisipasi peserta didik,
meningkatkan sifat kritis peserta didik, meningkatkan
analisis peserta didik, dapat menerapkan pembelajaran
pada situasi yang lain. Sedangkan kekurangan dari
strategi ini adalah penekanan hanya pada proses bukan
14
pada hasil, keamanan siswa, biaya yang mahal, dan
memerlukan waktu yang panjang
5) Strategi pembelajaran mandiri. Belajar mandiri
merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk
membangun inisiatif individu, kemandirian, dan
peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan
belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru.
Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau
sebagai bagian dari kelompok kecil. Kelebihan dari
pembelajaran ini adalah membentuk peserta didik yang
mandiri dan bertanggungjawab.
Dari beberapa klasifikasi strategi di atas, tentunya
sangat memungkinkan untuk guru lebih mudah dalam
memilih materi yang sesuai dengan strategi yang akan
dilaksanakan, sehingga peluang besar tercapainya tujuan
pembelajaran akan mudah untuk diraih. Selain itu guru dapat
mengkondisikan kelas dengan mudah dan terarah karena telah
direncanakan dengan matang pembelajaran yang akan
dilakukan. Dengan demikian, strategi pembelajaran
merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sehingga strategi
pembelajaran mengacu kepada pengertian sebagai
seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain
untuk mencapai.
Faudi, et al (2021) setiap strategi memiliki kekhasan
tersendiri, karena itu guru harus mampu memilih strategi yang
dianggap cocok dengan keadaan, guru perlu memahami
prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran
sebagai berikut:
1) Berorientasi pada tujuan.
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen
yang utama. Segala aktivitas gur dan siswa, mestilah
diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Ini sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang
bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi
pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa
mencapai tujuan pembelajaran.
15
2) Aktivitas
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi.
Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi
pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.
Aktivitas tidak dimaksudkan tidak terbatas pada aktivitas
fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat
psikis seperti aktivitas mental.
3) Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu
siswa, dan pada hakekatnya yang ingin dicapai adalah
perubahan perilaku setiap siswa. Walaupun yang diajar
adalah kelompok siswa dan standar keberhasilan guru
ditentukan setinggi-tingginya. Semakin tinggi standar
keberhasilan ditentukan, maka semakin berkualitas proses
pembelajaran.
4) Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan
seluruh pribadi siswa. Strategi pembelajaran harus dapat
mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara
terintegrasi. Penggunaan metode diskusi misalnya, guru
harus dapat merancang strategi pelaksanaan diskusi tak
hanya terbatas pada pengembangan aspek intelektual saja,
tetapi harus mendorong siswa agar mereka bisa
berkembang secara keseluruhan.
3) Reflectiveness
Reflectiveness adalah komponen ketiga yang
dimiliki oleh Building Learning Power. Definisi
Reflectiveness dapat dijelaskan dengan meminta anak
untuk dapat merencanakan dan berpikir mengenai
pekerjaannya sebelum dikerjakan dan mengecek
kesalahan yang ada dalam pengerjaan tugasnya.
19
Mendorong siswa untuk membuat perubahan dalam
dalam tugasnya, yang dapat dikembangkan oleh siswa.
Indikator dari komponen Reflectiveness adalah
Planning, Revising, Distilling, dan Meta Learning.
Reflectiveness/ Kecerdikan mengandung konsep
tentang kondisi pelajar yang siap, rela dan mampu
menjadi lebih strategis dalam belajar. Kecerdikan
tersusun oleh empat komponen: (a) Perencanaan, pelajar
yang baik mengatur proses belajar dengan serangkaian
teknik, seperti membuat stok suatu masalah, mengukur
sumber daya yang tersedia, membuat suatu perkiraan
waktu belajar yang akan diambil, dan mengantisipasi
permasalahan atau rintangan yang muncul, (b) Meninjau
ulang, pelajar memiliki harapan yang tak diduga. Oleh
karena itu, pelajar yang baik memiliki kemungkinan
untuk berubah arah jika diperlukan, (c) Menyaring, ini
melibatkan berpikir tentang pengalaman sendiri maupun
dalam diskusi dengan orang lain, dan melihat pelajaran
secara penuh atau generalisasi, hal itu dapat bermanfaat
untuk diterapkan d alam situasi baru, (d) Meta belajar,
ini adalah perluasan dari menyaring. Ini adalah suatu
proses pelajar yang baik menuju pembicaraan secara
konstruktif tentang proses belajar dan untuk
membicarakan bagaimana pekerjaan belajar.
4) Reciprocity
Reciprocity disebut juga sebagai social
relationship, karena pada komponen ini akan membahas
mengenai bagaimana siswa menjalin hubungan dan
jaringan sosial dalam belajar. dalam komponen ini, siswa
juga akan dapat menentukan dirinya sendiri dapat
melakukan pekerjaan secara mandiri, atau berkolaborasi
dengan orang. Indikator dari komponen reciprocity
adalah Collaboration, Imitation, Empaty and Listening
dan Interdependence.
Reciprocity/ Kemandirian, mengandung konsep
tentang kondisi pelajar yang siap, rela dan mampu belajar
sendiri atau dengan orang lain. Pelajar yang baik
mempunyai kemampuan untuk mendengarkan,
20
mengambil giliran dan memahami sudut pandang orang
lain. Kesantunan tersusun oleh empat komponen: (a)
Saling ketergantungan, pelajar yang baik mengetahui
bagaimana cara mengatur keseimbangan antara saling
berinteraksi dan sendiri dalam belajar, (b) Kerja sama, ini
yang disarankan secara nyata menjadi mampu bekerja
berpasangan atau dalam kelompok dalam suatu skenario
di mana tak seorangpun mengetahui semua jawaban, (c)
Empati dan Mendengarkan, ketrampilan mendengar
yang baik dapat diajarkan, tetapi ini adalah bagian
penting dari wajah pelajar yang baik, (d) Peniruan, kita
belajar dengan mempelajari dari yang lain. Jika kita
melihat seseorang mengerjakan sesuatu yang baik kita
mengenali ini.
Komponen-komponen tersebut merupakan
bagian terpenting dari Building Learning Power.
Komponen yang dibangun dengan cara merumuskan
pengalaman belajar siswa menuju pembelajaran berbasis
Building Learning Power (BLP). Building Learning
Power yang diterapkan memberikan pemahaman kepada
siswa bahwa pembelajaran dapat disesuaikan dengan
karakternya masing-masing sehingga setiap pelajaran
memiliki budayanya sendiri. Dengan adanya kebebasan
belajar tersebut, siswa memiliki tanggung jawab untuk
dapat menunjukkan prestasinya yang nantinya akan
melahirkan karakter dalam diri siswa itu sendiri, seperti
sikap disiplin, kerja keras, tanggung jawab, kemandirian,
pengambilan keputusan, dan karakter lain yang berkaitan
dengan pengembangan diri siswa dalam pembelajaran.
Pengajaran untuk kapasitas belajar berangkat
dari suatu kepastian bahwa BLP harus ada dalam pikiran
para guru, ketika mereka menjelaskan pendekatan
kepada para siswa, merencanakan aktivitas mereka,
menafsirkan capaian siswa, dan mempertunjukkan empat
R di dalam hidup mereka sendiri. Suatu pertanyaan
penting adalah ”Bagaimana membantu mengembangkan
daya tahap, kecerdikan, kemampuan refleksi dan
kesantunan dari para siswa dengan menjelaskan,
21
mengomentari, mengorkestra dan modeling?” Pada
intinya suatu kerangka bagaimana guru dapat secara baik
berkomunikasi, mendiskusikan, mendorong, membujuk,
menekankan, menyediakan, memimpin, mengatur dan
akhirnya memberi pengajaran para siswa mereka
bagaimana cara membangun kapasitas belajar mereka.
Professor Guy Claxton (2011) dalam Nurhidayah
(2018) menjelaskan bahwa ada empat persyaratan
tentang pengajaran untuk kapasitas belajar, sebagai
berikut:
C. Kerangka konseptual
Kerangka konseptual merupakan kerangka atau bagan
yang menggambarkan hubungan antar konsep yang akan
dikembangkan. Kerangka konseptual menjadi pedoman
peneliti untuk menjelaskan secara sistematis teori yang
digunakan dalam penelitian. Adapun kerangka konseptual
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
38
39
40
B. Data dan Sumber Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kualitatif, disajikan dalam bentuk deskriptif yaitu analisis
yang menggambarkan keadaan atau status fenomena dengan
kata-kata atau kalimat, kemudian dipisah-pisahkan menurut
kategori untuk memperoleh kesimpulan. Penelitian kualitatif
deskriptif ini bertujuan untuk mendapatkan informasi-informasi
yang jelas serta lengkap yang berhubungan dengan “Analisis
Strategi Building Learning Power (BLP) terhadap Disiplin
Belajar Siswa Kelas IV di SDN Dukuh Menanggal 1/424
Surabaya”.
Sumber data yang sangat diperlukan sekali untuk
mengadakan penelitian tersebut. Data yang harus diperlukan
dalam bentuk penilitian ini dapat dikelompokan menjadi dua
bagian, yaitu:
1. Sumber Data Primer. Dalam penelitian ini bentuk sumber
data primernya yakni suatu data yang didapat dan
dikumpulkan secara langsung dari sekolah, dan juga kepada
para siswa, guru atau tenaga pendidik di sekolah.
2. Sumber data skunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan
oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat
juga dikatakan data yang tersusun dalam bentuk dokumen-
dokumen. Dalam penelitian ini, dokumentasi dan angket
respon siswa merupakan sumber data sekunder.
E. Keabsahan Data
Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah
melakukan pengecekan keabsahan data dengan menggunakan
trianggulasi sumber dan trianggulasi teknik. Menurut (Athaillah
et al., 2021) trianggulasi merupakan suatu cara untuk mengetahui
keabsahan hasil data yang didapatkan di lapangan. Trianggulasi
sumber dilakukan dengan membandingkan beberapa sumber
untuk mengetahui keabsahan data saat proses penelitian, seperti:
guru kelas dan siswa. Triangulisi teknik sendiri adalah pengujian
keabsahan data dengan cara melakukan pengecekan data kepada
sumber yang sama melalui teknik yang berbeda. Maka peneliti
melakukan pengecekan lagi dengan memberikan angket dengan
pertanyaan yang sama saat dilakukannya wawancara pertama
44
kali kepada sumber yang sama untuk menentukan keabsahan
data.
F. Jadwal Penelitian
1. Tempat Penelitian
Peneliti mengambil tempat penelitian di SDN Dukuh
Menanggal I/424 Surabaya yang berlokasi di Jl. Dukuh
Menanggal 1/3-7 Kecamatan
Gayungan, Kota Surabaya.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 1 November
sampai 05 Desember 2022 semester Ganjil tahun ajaran
2022/2023.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Deskripsi lokasi penelitian (SDN Dukuh Menanggal I/424
Surabaya)
SDN Dukuh Menanggal 1/424 Surabaya adalah salah satu
sekolah SD Negeri yang terletak di jalan Dukuh Menanggal 1/3-7,
Desa/Kelurahan Dukuh Menanggal Surabaya 60234, Kecamatan
Gayungan, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Sekolah ini
didirikan pada tahun 1975, penduduk masyarakat setempat pada
saat itu sangat sedikit dan ingin sekali mendirikan sekolah,
sehingga masyarakat Desa Menanggal memberikan tanah yang
mereka miliki sedikit demi sedikit untuk mendirikan sekolah
tersebut. Dan bangunan yang dimiliki sekolah tersebut pada saat
itu berasal dari masyarakat Dukuh Menanggal. Luas tanah sekolah
SDN Dukuh Menanggal I/424 Surabaya tersebut adalah 2777
meter. Pada tahun itu sekolah ini disebut sebagai Sekolah Rakyat
(SR) karena tanah atau bangunan murni dari rakyat bukan dari
pemerintah.
Guru mengajar dengan maket mageni, muridnya
bersekolah tanpa sepatu, seragam dan menggunakan sabak sebagai
papan untuk menulis. SDN Dukuh Menanggal I/424 Surabaya
berawal dari 4 sekolah yang dijadikan satu alias merger pada tahun
2015, yaitu SDN Dukuh Menanggal 1, SDN Dukuh Menanggal 2,
SDN Dukuh Menanggal 3, dan SDN Dukuh Menanggal 4. Pada
tahun 2006 mulai menjadi sekolah UKS Nasional.
Program sekolah atau kurikulum di wilayah Surabaya
mengacu pada kurikulum 2013 dan berbasis tema serta kurikulum
merdeka. Kurikulum Merdeka resmi diberlakukan di SDN Dukuh
Menanggal I/424 Surabaya pada awal semester tahun ajaran baru
2022/2023. Kurikulum Merdeka diberlakukan di kelas I dan IV
sedangkan kurikulum 2013 dan berbasis tema diberlakukan pada
kelas II, III, V dan VI. Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum
dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten
akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
45
46
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Dalam proses
pembelajaran guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai
perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan
kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Observasi dilakukan di kelas IV SDN Dukuh Menanggal
1/424 Surabaya, kelas tersebut menggunakan kurikulum merdeka.
Di dalam kurikulum ini terdapat projek untuk menguatkan
pencapaian profil pelajar Pancasila. Dimana dikembangkan
berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek
ini tidak bertujuan untuk mencapai target capaian pembelajaran
tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
SDN Dukuh Menanggal 1/424 Surabaya telah mampu
menjalankan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka seperti yang
diharapkan dinas pendidikan hal ini dibuktikan dengan banyaknya
penghargaan yang berhubungan dengan kompetensi staff atau guru
dan peserta didik. Di sekolah ini juga memiliki berbagai inovasi
yang dikembangkan sebagai sarana media pembelajaran yang
dibuat untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran.
Tabel 4.2
Rumusan kegiatan Pembelajaran Berbasis BLP
No Komponen Sub Contoh Deskripsi
Komponen Kegiatan
Guru dan siswa
membahas topik
Mendisplaykan
pembelajaran dengan
Memberita contoh melalui
1 Menjelaskan kegiatan diskusi
hu foto, game dan
serta penjelasan dari
diskusi
objek visual/gambar.
Siswa dapat
61
No Komponen Sub Contoh Deskripsi
Komponen Kegiatan
memahami materi
yang disampaikan
melalui kegiatan
yang dilakukan di
kelas.
Guru menyampaikan
topik pembelajaran
dengan memberikan
contoh konkrit dari
Melalui contoh perrmasalahan/
Mengingat
konkrit dari kegagalan belajar
kan
kegagalan siswa. Siswa
menunjukan sikap
yang baik dalam
menerima
kegagalan.
Guru sebagai
moderator dalam
BLP dapat
memancing siswa
untuk
Guru sebagai
menyampaikan
Mendiskus moderator pada
argumentasi, terbiasa
ikan saat siswa
mengajukan
berdiskusi.
pertanyaan serta
menjawab
pertanyaan-
pertanyaan penting
yang diajukan.
62
No Komponen Sub Contoh Deskripsi
Komponen Kegiatan
Dalam membahas
topik siswa diberikan
kesempatan untuk
memecahkan
Menunjukkan masalah di papan
Pelatihan contoh konkrit tulis di depan kelas
hasil belajar untuk membiasakan
siswa untuk berani
dalam hasil
belajarnya.
Guru selalu
Memberi memberikan
penghargaan penguatan dan
kepada siswa penghargaan di
Menyentuh setiap usaha siswa
yang berhasil
dalam dalam proses
pembelajaran pembelajaran.
Diakhir
pembelajaran siswa
bersama dengan guru
melakukan kegiatan
Mengevaluasi
Mengevalu evaluasi untuk
setiap kegiatan melihat sejauh mana
asi
siswa di kelas. siswa menerima
materi yang
disampaikan guru.
63
No Komponen Sub Contoh Deskripsi
Komponen Kegiatan
Guru BLP
Menilai melakukan penilain
Menelusuri perkembangan atas setiap
jejak yang telah perkembangan
dicapai siswa belajar individu/
siswa di kelas.
Guru BLP
merancang ativitas
Pemilihan topik
belajar siswa
dan merancang
tentunya tidak
Pemilihan aktivitas siswa
terlepas dari
sesuai dengan
kurikulum di sekolah
topik.
atau kurikulum yang
digunakan di kelas.
Guru memberikan
Memberikan penghargaan atas
penghargaan usaha dan pencapain
Penyusuna siswa dalam belajar.
terhadap usaha
n
siswa dalam
pembelajaran.
Tabel 4.3
Deksripsi Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis BLP
68
Subvariabel Indikator Descriptor Pertemuan
I II
Proses 1. Melakukan a. Guru mengajak peserta
Pelaksanaan kegiatan didik membahas KD/
Pembelajaran Apersepsi topik yang akan dipelajari
(Kegiatan dengan 1/2 pembelajaran
Pendahuluan) menentuka mendatang
n materi b. Guru bertanya kepada
peserta didik apakah
peserta didik berminat
untuk membahas topik-
topik tersebut (usahakan
sampai siswa benar-benar
berminat)
c. Guru mengajukan satu
pertanyaan terbaik
(menantang) kepada
peserta didik berkaitan
dengan topik yang akan
dipelajari tersebut.
d. Peserta didik secara
individual diharapkan
memberi respon atas
pertanyaan yang diajukan
oleh guru tersebut dengan
mengajukan satu
pertanyaan terbaik pula.
e. Guru mencatat
pertanyaan- pertanyaan
dari peserta didik,
kemudian melalui proses
diskusi memilih sejumlah
pertanyaan yang akan
dijawab pertemuan
selanjutnya.
69
Subvariabel Indikator Descriptor Pertemuan
I II
2. Melakukan a. Guru menanyakan cita-
motivasi cita siswa dan
memberikan motivasi
sesuai dengan manfaat
dari materi yang
disampaikan dengan cita-
cita siswa.
b. Guru memberikan
motivasi belajar kepada
peserta didik secara
kontekstual sesuai dengan
manfaat dari materi ajar.
c. Guru memberikan
motivasi belajar kepada
peserta didik secara
kontekstual sesuai dengan
aplikasi materi ajar.
c. Capaian Pembelajaran
sesuai dengan indikator
d. Capaian Pembelajaran
diungkapkan dengan
bahasa yang mudah di
pahami siswa
4. Membang a. Menanyakan pengetahuan
un atau pengalaman siswa
hubungan tentang materi.
dengan b. Memancing siswa untuk
mengaitka mengingat kembali materi
n antar prasyarat yang
materi dibutuhkan.
pelajaran c. Mengaitkan pengetahuan
prasyarat dengan materi
yang akan dipelajari.
Proses 5. Melakuka a. Guru melakukan promosi
Pelaksanaan n aktivitas topik mengenai materi
Pembelajaran mengamati yang akan dibahas pada
(Kegiatan hari itu.
Inti) b. Guru membagi topik
materi pokok menjadi
beberapa subtopik.
6. Membuat Melibatkan peserta didik
perencana dalam membuat jadwal
an kegiatan dan mengatur
jam belajar dalam
menyelesaikan subtopik.
71
Subvariabel Indikator Descriptor Pertemuan
I II
7. Melakuka a. Guru meminta peserta
n aktivitas didik untuk memilih salah
menanya satu dari subtopik yang
akan dikaji.
b. Guru meminta peserta
didik untuk merumuskan
pertanyaan penting
terhadap topik yang
dipilih.
8. Menumbu Memfasilitasi peserta
hkan didik dalam membuat
perhatian pertanyaan tertulis atau
secara target yang ingin dicapai
detail. dalam setiap kegiatan
menyelesaikan topik
pembelajaran.
9. Membentu Guru meminta peserta
k didik membentuk
kelompok kelompok untuk
sesuai menjawab pertanyaan-
dengan pertanyaan atau subtopik
topik yang yang telah dipromosikan
dipilih kepada peserta didik
untuk sesuai dengan minat.
membangu
n
keingintah
uan
peserta
didik
10. Me a. Menjelaskan bahwa
njelaskan semua anggota kelompok
tugas harus aktif.
kelompok b. Menjelaskan bahwa
untuk semua anggota kelompok
menumbu harus bekerja sama.
hkan usaha c. Menjelaskan bahwa
keras, semua anggota kelompok
saling
72
Subvariabel Indikator Descriptor Pertemuan
I II
ketergantu harus saling membagi
ngan, dan tugas.
kerja sama d. Meminta peserta didik
dalam masing-masing kelompok
belajar bekerja sesuai dengan
topik atau pertanyaan
yang telah dipilih
11. Mel a. Guru meminta setiap
akukan peserta didik untuk
aktivitas membaca buku, internet
mengump maupun referensi lain
ulkan untuk mempelajari
informasi subtopik yang dipilihnya
dan berusaha untuk
menjawab pertanyaan.
b. Guru mengamati diskusi
setiap kelompok
c. Guru membantu peserta
didik yang mengalami
kesulitan dalam
memahami materi.
12. Mel a. Guru meminta peserta
akukan didik untuk mencari atau
aktivitas membuat contoh
menalar mengenai subtopik yang
untuk dipilihnya.
menumbu b. Guru meminta peserta
hkan didik untuk mencari atau
sumber membuat contoh terkait
daya penyelesaian mengenai
subtopik yang dipilihnya
13. Mel Guru meminta peserta
akukan didik untuk selalu
aktivitas menyelesaikan kegiatan
mengelola tepat waktu.
gangguan
73
Subvariabel Indikator Descriptor Pertemuan
I II
14. Mel a. Guru meminta peserta
akukan didik untuk mempresenta
aktivitas sikan hasil diskusi sesuai
mengkom dengan subtopik yang
unikasikan dipilihnya.
untuk b. Guru membiasakan
menumbu peserta didik untuk
hkan rasa menjadi pendengar yang
empati dan baik dalam setiap
mendengar kegiatan pembelajaran
kan serta
tekun
Proses 15. Melakuk Bersama-sama dengan
Pelaksanaan an peserta didik membuat
Pembelajaran aktivitas rangkuman/ simpulan
(Kegiatan imajinasi pelajaran.
Penutup) dan
penalaran
16. Melakuk Melakukan penilaian
an dan/atau refleksi terhadap
aktivitas kegiatan yang sudah
menyarin dilaksanakan secara
g konsisten dan terprogram.
17. Melakuk Memberikan umpan balik
an terhadap proses dan hasil
tindakan pembelajaran;
meninjau
ulang
18. Melakuk Merencanakan kegiatan -
an tindak lanjut dalam
tindakan bentuk pembelajaran
menyarin remidi, program
g pengayaan, layanan
konseling dan/atau
memberikan tugas baik
tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta
didik;
74
Subvariabel Indikator Descriptor Pertemuan
I II
19. Melakuk Menyampaikan rencana -
an topik pembelajaran pada
aktivitas pertemuan berikutnya.
meta
belajar
A A
Kategori
Baik
Tabel 4.4
Hasil Analisis Angket Respon Siswa
76
Pilihan
No Butir Pertanyaan Ya Tidak Deskripsi
1 Apakah kamu senang Keseluruhan siswa
jika materi merasa senang dengan
pembelajaran 26 0 pembelajaran karena
menggunakan strategi menggunakan strategi
pembelajaran Building BLP yang membuat
Learning Power pembelajaran menjadi
(BLP)? menyenangkan dan seru,
siswa juga dapat lebih
aktif dalam bertanya
maupun berkesempatan
menjawab pertanyaan
dari teman sekelasnya.
2 Apakah penerapan Keseluruhan siswa
strategi pembelajaran menjawab ya, artinya
Building Learning bahwa belajar dengan
Power (BLP) sangat 26 0 menggunakan strategi
berguna bagi kamu BLP berguna sehingga
dalam mempelajari membuat materi yang
materi yang dipelajari dapat dipahami
disampaikan? dan dimengerti oleh
siswa.
3 Apakah strategi 24 siswa menjawab ya,
Building Learning artinya bahwa hampir
Power (BLP) 24 2 keseluruhan peserta didik
membantu kamu untuk ketika belajar dengan
lebih muda memahami menggunakan strategi
materi yang BLP dapat membantu
disampaikan? mereka dalam
memahami materi yang
disampaikan. Namun ada
2 (dua) siswa lainya yang
masih merasa kesulitan
dalam memahami materi
yang disampaikan.
4 Apakah kamu Keseluruhan siswa
termotivasi untuk 26 menjawab ya, artinya
belajar dengan 0 bahwa pembelajaran
menggunakan strategi yang diberikan di kelas
pembelajaran Building IV membuat siswa
77
Pilihan
No Butir Pertanyaan Ya Tidak Deskripsi
Learning Power termotivasi untuk belajar
(BLP)? dengan menggunakan
strategi pembelajaran
Building Learning Power
(BLP).
5 Apakah dengan 24 siswa menjawab ya,
pembelajaran berbasis artinya bahwa hampir
Building Learning 24 keseluruhan peserta didik
Power (BLP) kamu 2 ketika belajar dengan
dapat menerapkan menggunakan strategi
materi yang BLP dapat menerapkan
disampaikan dalam materi yang dipelajari
kehidupan sehari hari? dalam kehidupan sehari-
hari, namun ada 2 (dua)
siswa lainya yang belum
dapat menerapkan materi
yang dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
6 Apakah dengan Sebagian besar siswa
pembelajaran berbasis 15 menjawab ya, artinya
Building Learning 11 bahwa siswa sudah dapat
Power (BLP) waktu merasakan bahwa ada
yang kamu gunakan sebagian siswa ketika
menjadi lebih efisien? belajar dengan strategi
BLP dapat membuat
waktu yang digunakan
lebih efisien, namun
sebagian siswa lainya
menjawab tidak artinya
dalam belajar
menggunakan BLP
waktu yang digunakan
belum efisien.
7 Apakah dengan Keseluruhan siswa
pembelajaran berbasis 26 menjawab ya, artinya
Building Learning 0 bahwa siswa
Power (BLP) kamu memberikan respon baik
belajar menjadi lebih terhadap pembelajaran
menyenangkan? berbasis BLP.
78
Pilihan
No Butir Pertanyaan Ya Tidak Deskripsi
Pembelajaran berbasis
BLP membuat
pembelajaran menjadi
menyenangkan dan seru.
8 Apakah strategi Sebagian besar siswa
pembelajaran Building 15 menjawab ya, artinya
Learning Power (BLP) 11 bahwa ketika belajar
membuat kamu lebih menggunakan BLP siswa
mudah dalam sudah mulai berani dalam
menyampaikan menyampaikan
pendapat? pendapatnya atau
menjawab pertanyaan
yang diberikan. Namun
sebagian siswa lainya
belum berani dapat
menyampaikan
pendapatnnya dalam
pembelajaran.
9 Adakah kesulitan 24 siswa menjawab tidak,
dalam memahami 2 24 artinya bahwa hampir
pelajaran dengan keseluruhan siswa ketika
strategi Building belajar menggunakan
Learning Power BLP tidak mendapatkan
(BLP)? kesulitan ketika belajar.
Namun 2 (dua) siswa
lainya masih
mendapatkan kesulitan
dalam memahami materi
yang dipelajari.
10 Apakah kamu setuju Keseluruhan siswa
jika strategi 26 0 menjawab ya, artinya
pembelajaran Building bahwa siswa
Learning Power (BLP) memberikan respon baik
diterapkan di sekolah? terhadap strategi
pembelajaran Building
Learning Power (BLP).
Strategi BLP membuat
pembelajaran menjadi
menyenangkan,
79
Pilihan
No Butir Pertanyaan Ya Tidak Deskripsi
membantu siswa untuk
mengelola gangguan
dalam pembelajaran di
kelas.
B. Pembahasan
Upaya membangun disiplin belajar siswa kelas IV SDN
Dukuh Menanggal I Surabaya dengan menerapkan
pembelajaran berbasis strategi Building Learning Power
(BLP).`
Penelitian ini telah memaparkan data tentang disiplin
belajar siswa dan proses pelaksanaan pembelajaran berbasis
strategi Building Learning Power (BLP) di kelas IV SDN dukuh
menanggal I Surabaya. Peneliti terlebih dahulu membahas
temuan tentang disiplin belajar siswa yang ada di kelas IV SDN
Dukuh Menanggal I Surabaya. Penelitian ini menemukan bahwa
disiplin belajar siswa dalam konsep BLP diterapkan dalam lima
komponen pengalaman belajar yakni; 1) Devout/ Taat, 2)
Reseilience/ Ketanggugan, 3) Resourcefulness/ Kecerdasan, 4)
Reflectiveness/ Refleksi, dan 5) Reciprocity/ kesanggupan dalam
kerja sama.
Devout/ Taat atau berfikir positif terdapat tiga sub
komponen yakni; 1) Tertib, sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleransi dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain. Sehingga pada waktu tertentu
yang sesuai dengan jam beribadah seluruh kegiatan pembelajaran
dihentikan sebagai bentuk menghormati pelaksanaan ibadah
83
agama lain. Tertib dalam berpakain sesuai dengan peraturan dan
kehadiran siswa di kelas. Dengan demikian siswa berpakaian
sesuai dengan jadwal dan peraturan sekolah serta kehadiran siswa
selalu baik, 2) Peduli, sikap dan tindakan siswa yang selalu ingin
memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan, 3) Santun, sikap ramah dan menghormati teman
dan guru di sekolah. Ketiga sub komponen dalam devout
merupakan bentuk kegiatan positif yang harus dimiliki oleh
semua siswa. Dengan demikian akan terciptanya kondisi yang
tertib dan suasana sekolah yang kondusif. Disiplin akan terbentuk
pada diri seseorang apabila secara sadar ia mematuhi peraturan
atau tata tertib yang ada (Rahmansyah, 2022). Ini sejalan dengan
hasil penelitian Laugi (2019) bahwa penerapan tata tertib secara
efektif dan humanis, maka kecenderungan disiplin siswa yang
rendah dapat diperbaiki.
Resilience/ Ketangguhan. Siswa belajar dengan tekun
dan fokus dengan tugas yang diberikan, dalam proses
pembelajaran mereka dapat mengelola gangguan dalam belajar
seperti menyelesaikan dan mengumpulkan tugas tepat waktu.
Siswa membuat rangkuman dan mengkaji sub topik yang
dipilihnya serta menemukan referensi yang sesuai dengan topik
yang dipilih. Dengan demikian siswa belajar sesuai dengan apa
yang diinginkannya. Peran siswa berpindah dari penumpang
menjadi pilot pembelajaran mereka sendiri, artinya bahwa siswa
bertanggung jawab dan mandiri atas belajarnya sendiri (Claxton
et al, 2011). Hal ini sejalan dengan pendapat Yusmarlina (2020)
menyatakan bahwa disiplin belajar adalah kesadaran diri untuk
mengendalikan dirinya untuk benar-benar belajar.
Resourcefulness/ kecerdasan. Siswa perlu memiliki
keingintahuan, yang tinggi dalam hal ini pelajar yang baik
mempunyai kemampuan untuk bertanya secara baik dan bekerja
secara spesifik, membuat hubungan, pemikiran di sini adalah
pelajar yang baik bisa membuat hubungan antara yang telah
mereka ketahui dengan pengalaman baru, imajinasi pelajar yang
baik bisa melihat cara berfikir yang berbeda untuk mendukung
pelajaran dengan membuat skenario dalam pikiran mereka
dengan jalan menghubungkan gambaran itu kepada pelajaran
mereka dan penalaran, kemampuan siswa untuk berpikir secara
84
logis di dalam kehidupan nyata. Dengan demikian disiplin belajar
siswa memberikan pengaruh positif terhadap kecerdasan siswa.
Hal ini sejalan dengan Rahmansyah (2022), disiplin sangat
penting untuk ditanamkan pada peserta didik, sehingga peserta
didik menjadi sadar bahwa dengan disiplin akan tercapai hasil
belajar yang optimal.
Resourcefulness/ refleksi. Kegiatan refleksi adalah
kegiatan wajib yang selalu dilakukan oleh siswa di akhir
pembelajaran dengan tujuan untuk merencanakan pembelajaran
selajutnya sesuai dengan hasil refleksi untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Namun dalam pelaksanaanya siswa kurang dalam
merencanakan kegiatan pembelajaran selanjutnya, akan tetapi
siswa ikut serta aktif dalam mebahas topik pembelajaran dan
jadwal kegiatan belajarnya. Hal ini sesuai dengan Dewi (2021)
Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasinya akan bergantung
kepada kebiasaan-kebiasaan belajar yang teratur dan
berkesinambungan. Kebiasaan belajar secara teratur dimulai dari
cara mengikuti pelajaran, belajar mandiri di rumah, belajar
kelompok atau diskusi dan lain-lain.
Reciprocity/ kemandirian. Siswa dalam berkelompok
dapat bekerja sama dalam berkelompok dengan sikap kesatuan,
siswa dapat berkontribusi dalam berkelompok dengan sikap
toleransi, berkelompok dengan aktif dan dalam membagi tugas
masing-masing anggota dengan adil. Hal tersebut merupakan
bentuk kesanggupan siswa untuk berkerja sama dalam kelompok.
Siswa yang baik mempunyai kemampuan untuk mengambil
giliran, mendengarkan, dan memahami sudut pandang orang lain
(Maulidia, 2019).
Komponen-komponen tersebut merupakan bagian-
bagian terpenting dari strategi pembelajaran Building Learning
Power (BLP). Strategi pembelajaran berbasis Building Learning
Power (BLP) ini mampu berdampak positif pada siswa. Salah
satu dampak positif yang diinginkan adalah meningkatnya
disiplin belajar siswa. Disiplin belajar sangat penting bagi
seorang siswa karena dengan begitu seorang siswa akan
bersungguh-sungguh dalam belajar untuk meningkatkan kualitas
dirinya dan untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang ingin
dicapai di masa depan (Salmah, 2021).
85
Selaian komponen-komponen tersebut, untuk
membangun disiplin belajar, guru juga memiliki peranan yang
sangat penting dalam proses pembelajaran strategi Building
Learning Power (BLP). Guru melakukan beberapa kegiatan
utama pengajaran dalam membangun rutinitas belajar untuk
membangun kebiasaan belajar yang positif meliputi: 1)
menjelaskan, yaitu kegiatan memberitahu, mengingatkan, dan
mendiskusikan topik pembelajaran serta memberikan kegiatan
pelatihan dengan tujuan agar siswa dapat memecahkan
permasalahan yang diberikan, 2) mengomentari, yaitu guru
memberikan penguatan, motivasi dan memberikan penghargaan
di setiap usaha siswa dalam belajar serta kegiatan evaluasi
dengan tujuan melihat sejauh mana siswa dalam belajarnya, 3)
mengorkestra, yaitu guru merangcang dan merencanakan
pembelajaran berbasis BLP sesuai dengan kurikulum yang
berlaku di sekolah 4) modelling, yaitu guru menjadi contoh atau
roll model yang baik kepada siswa dengan tujuan siswa menjadi
pembelajar yang baik. Keberadaan Building Learning Power
(BLP) dalam proses pembelajaran sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Mulyana (2020) bahwa proses pembelajaran
merupakan keseluruhan kegiatan yang dirancang untuk
membelajarkan peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran dengan strategi Building
Learning Power (BLP). BLP didefinisikan sebagai sebuah
pendekatan yang membantu siswa untuk menjadi pembelajar
yang lebih baik dalam lingkup sekolah maupun diluar sekolah
dengan cara mengembangkan kapasitas belajar yang dimiliki
oleh siswa. Keberadaan strategi ini dengan pendekatan
pembelajaran melalui learning style telah memberikan hasil
nyata bagi siswa berupa pengalaman belajar berupa pengalaman
belajar yang berlangsung secara terus menerus. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Nasution (2000) dalam Nuning
(2018) bahwa faktor metode dan strategi serta pendekatan
pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam membelajarkan
peserta didik di kelas, juga mempengaruhi kelancaran dan
kesuksesan proses belajar mengajar di kelas. Dengan adanya
pendekatan learning style ini akan dapat menyukseskan interaksi
belajar mengajar di kelas.
86
Pembelajaran berbasis Building Learning Power (BLP)
merupakan salah satu bentuk inovasi pendidikan yang lebih
mengarahkan tujuan pendidikan yang tidak lagi terpaku hanya
pada nilai yang akan didapatkan, tetapi juga pada perkembangan
karakter tangguh yang harus dimiliki siswa. Selain itu BLP
adalah bagian darri konsep pembelajaran yang sangat
menyenangkan dan sangat efektif diterapkan di sekolah. Dengan
BLP potensi yang dimiliki oleh setiap siswa dapat berkembang
secara maksimal dengan tetap memprioritaskan moral. Penerapan
pembelajaran dengan strategi BLP dalam pembelajaran, mampu
menumbuhkan dan mengembangkan seluruh kapasitas dan
potensi siswa secara maksimal yang akhirnya bisa menjadi
landasan dan bekal yang baik, serta menjadikan setiap siswa siap
memasuki kehidupan masyarakat yang lebih luas. Hal tersebut
sejalan dengan Muchith (2019) Pada satuan pendidikan, program
pembelajaran diselenggarakan secara intens, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.
Pembelajaran yang mengacu pada kurikulum merdeka
dengan strategi pembelajaran berbasis Building Learning Power
terdiri dari dua subvariabel yaitu persyaratan pelaksanaan proses
pembelajaran yang meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Untuk persyaratan pelaksanaan proses
pembelajaran, kedua pembelajaran berbasis BLP telah baik
dalam memenuhi persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran
yang ada dalam kurikulum merdeka dengan strategi
pembelajaran berbasis Building Learning Power dan pelaksanaan
proses pembelajaran. Meskipun demikian, dari hasil pengamatan
selama penelitian terdapat beberapa indikator yang tidak
terpenuhi secara maksimal, seperti guru tidak melakukan dua
deskriptor yaitu merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik dan
tidak mengajak peserta didik membahas kompetensi dasar/topik
yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Namun hal
tersebut tidak menyebabkan terhambatnya pelaksanaan
87
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
berbasis Building Learning Power (BLP), dikarenakan
membahas kompetensi dasar/topik dapat dilakukan setiap akan
mulai pelajaran. Sehingga guru tidak perlu menghawatirkan
kegiatan tersebut.
Adapun dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis
Building Learning Power memiliki kelebihan dan kekurangan,
diantaranya; (1) Dapat mengembangkan wawasan yang tidak
terpaku pada satu sumber, karena dalam pelaksanaan konsep ini
mengajarkan siswa untuk bisa mendapatkan materi tidak hanya
bersumber dari guru saja, (2) Peserta didik dapat terjun langsung
ke lapangan dengan lebih percaya diri karena peserta didik sudah
mendapatkan bekal yang lebih, (3) Materi mudah dipahami
peserta didik karena mereka yang merencanakan sendiri dan
mereka sendirilah yang mengevaluasi sehingga mereka akan
mengetahui kekurangan dan kelebihan dari belajarnya yang
membuat dia faham. Sedangkan kelemahan dari pembelajaran
Building Learning Power ini yaitu memerlukan penanganan dan
tenaga ekstra baik dalam menciptakan metode pembelajaran yang
tidak membosankan dan sesuai dengan konsep BLP serta
diperlukan peserta didik yang super seperti halnya peserta didik
yang sadar akan disiplin belajarnya. Hal tersebut sejalan dengan
Muchith (2017) Pada satuan pendidikan, program pembelajaran
diselenggarakan secara intens, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Dengan demikian pembelajaran berbasis Building
Learning Power (BLP) di kelas IV mendorong disiplin belajar
siswa, menjadi pembelajar yang lebih baik serta menanamkan
sikap positif. Dengan semikian pembelajaran dengan strategi
pembelajaran Building Learning Power (BLP) sebagai upaya
dalam meningkatkan disiplin belajar siswa SDN Dukuh
Menanggal I Surabaya telah terpenuhi dengan baik.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Strategi
Building Learning Power (BLP) terhadap Disiplin Belajar Siswa
Kelas IV di SDN Dukuh Menanggal I Surabaya yang didukung
oleh kajian teori, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa dalam penerapannya disiplin belajar siswa kelas IV di
SDN Dukuh Menanggal I Surabaya dapat terbentuk dengan baik
apabila guru dan pihak sekolah memaksimalkan siswa dalam
mematuhi tata tertib, menciptakan ruang belajar yang aktif dan
positif sehingga merangsang peserta didik untuk membangun
disiplin atau kekuatan belajarnya. Disiplin belajar merupakan
tingkah laku dan perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas
belajar yang sesuai dengan keputusan dan norma-norma yang
telah ditetapkan bersama. Siswa harus memiliki kapasitas belajar
yang tinggi agar mempunyai disiplin belajar yang baik. Sebaiknya
guru juga yang berperan sebagai role model harus memberikan
contoh perilaku disiplin yang bisa dengan mudah diikuti oleh para
siswanya di sekolah.
B. Saran
1. Bagi Guru
a. Guru sebaiknya terus melakukan inovasi-inovasi model dan
strategi pembelajaran. Hal ini penting untuk melayani beragam
karakter dan disiplin belajar peserta didik. Semakin banyak
variasi model dan strategi dalam pembelajaran, semakin mudah
guru dalam melakukan pengelolaan kelas. Selanjutnya, tujuan
pembelajaran semakin mudah untuk dicapai.
b. Hendaknya lebih tekun mengikuti pelatihan-pelatihan
peningkatan ketrampilan mengajar, baik yang diselenggaranan
oleh internal sekolah maupun eksternal. Hal ini sangat penting
sebagai bagian pengembangan kompetensi guru di abad 21.
c. Guru perlu melakukan pendekatan tertentu kepada peserta didik
yang kurang akan disiplin belajarnya, tidak menaati peraturan
yang diberlakukan di sekolah dan berikan pemahaman yang
mendalam tentang disiplin belajar.
89
90
2. Bagi siswa
a. Siswa hendaknya ikut aktif terlibat kedalam kelompok-
kelompok belajar yang telah ada dan membuat jadwal belajar.
Bagi anak yang perkembangannya terlambat, hal ini dapat
berperan untuk mengejar ketertinggalannya. Sedangkan bagi
anak yang sudah paham, dapat dijadikan sebagai tempat untuk
semakin memacu kemampuannya dengan lebih banyak belajar
lagi.
b. Peserta didik kiranya dapat mematuhi tata tertib yang berlaku
di sekolah dan memotivasi dirinya sendiri agar lebih dapat
mengatur dan memperhatikan waktu belajarnya dengan baik,
karena sesuatu tidak akan berubah kecuali diri kita sendiri yang
akan mengubahnya.
3. Bagi sekolah
Untuk pihak sekolah agar dapat menerapkan serta mempertegas
kedisiplinan dalam kegiatan belajar mengajar, dan bagi guru mata
pelajaran supaya memberikan cara mengajar yang bervariasi, serta
diharapkan memberikan poin penghargaan kepada siswa yang
berprestasi, siswa yang ikut organisasi sekolah dan siswa yang
tidak pernah melanggar tata tertib selama per satu semester dalam
buku tata tertib siswa agar dapat memberikan penguatan positif
kepada siswa berupa motivasi.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti yang hendak melakukan penelitian serupa, supaya tidak
hanya meneliti Standar Proses dan Standar Penilaian saja, tetapi
melengkapi penelitiannya dengan komponen Standar Nasional
Pendidikan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Acek Purnawan, Nadi Suparapto, 2014“Pengaruh Strategi
Pembelajaran Building Leraning Power Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Rangkaian Arus Searah Di Kel
as X MAN 6 Jombang “.Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika
(JIPF). Vol 3 No 3, h 109.
Afif, D., AM, M., & Sholihah, N. (2020). Pengelolaan Program
Building Learning Power (BLP) dalam Pengembangan
Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Kependidikan Islam, 10(2),
147–161. https://doi.org/10.15642/jkpi.2020.10.2.147-161
Anitah, S. (2018). Strategi Pembelajaran Ekonomi dan
Koperasi. Strategi Pembelajaran, 2(2), 120.
Arnaz Anggoro Saputro. (2022). TINGKAT TANGGUNGJAWAB
DAN DISIPLIN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PJOK
SELAMA PANDEMI COVID-19: . STAND : Journal Sports
Teaching and Development, 3(2), 7–15. Retrieved from
https://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/stand/article/view/63
68
Febriyanti Winoto, Intan. 2014. “Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap
Kemandirian Belajar Siswa Kelas V SDN Brujul Kecamatan
Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015.”
Skripsi.Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses pada tanggal
14 Juli 2022 (NASKAH PUBLIKASI.pdf (ums.ac.id)
diakses pada tanggal 02 Agustus 2022 Pukul 16:31.
Fuadi, A. (2021). Tahta Media Group.
Guy Claxton, dkk, The Learning Powered School, (Bristol: TLO
Limited, 2011), hlm. 1
HARTINA, H. (2020). Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Prestasi
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas
Iv Sdn 15 Salolo. repository.uncp.ac.id. Retrieved from
http://repository.uncp.ac.id/522/ diakses pada tanggal 27 Juli
2022 Pukul 09:31.
91
92
Hasan, Iqbal M. (2021). “Metodologi Penelitian dan Aplikasinya”.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Islam, U., Sunan, N., Surabaya, A., Tarbiyah, F., Keguruan, D. A. N.,
Mipa, J. P., & Matematika, P. P. (2019). PROFIL
BUILDING LEARNING POWER SISWA DALAM,
(September).
Kurnia Fitri Arifah, Rahayu Kuswardani, S.Pd., M. Appl. (2013).
OPTIMIZING READING COMPREHENSION THROUGH
‘LEARNING STYLE’ BASED ON BUILDING LEARNING
POWER Kurnia Fitri Arifah Abstrak, E-Jurnal U, 1–8.
Kuswardani, R., Pd, S., & Appl, M. (n.d.). Optimizing Reading
Comprehension Through ‘Learning Style’ Based On
Building Learning Power. Kurnia Fitri Arifah Abstrak, 1–8.
Margono, Panduan Pelatihan Membangun Kapasitas Belajar,
(Sidoarjo: LPSE Press, 2016), 2
Mawati, A. T., Siregar, R. S., Fauzi, A., Purba, F. J., Kelly, S., Ili, L.,
… Bermuli, J. E. (2021). Strategi Pembelajaran. (Ronal
Watrianthos, Ed.). Yayasan Kita Menulis.
Muñoz-Sánchez, Y. (2015). The Learning Powered School:
Pioneering 21st Century Education. Ingenio y Conciencia
Boletín Científico de La Escuela Superior Ciudad
Sahagún, 2(3). https://doi.org/10.29057/ess.v2i3.1366
diakses pada tanggal 15 Juli 2022 Pukul 06:20.
Nisa, F., Fathurohman, I., & Setiawan, D. (2021). KARAKTER
KEDISIPLINAN BELAJAR ANAK SDN 2 MURYOLOBO
PADA MASA PEMBELAJARAN DARING. Jurnal Inovasi
Penelitian, 2(4), 1179-1186.
https://doi.org/10.47492/jip.v1i4.754
Nisa, F., Fathurohman, I., & Setiawan, D. (2021). KARAKTER
KEDISIPLINAN BELAJAR ANAK SDN 2 MURYOLOBO
PADA MASA PEMBELAJARAN DARING. Jurnal Inovasi
Penelitian, 2(4), 1179-1186.
https://doi.org/10.47492/jip.v1i4.754
93
Nuning Nurhidayah. (2018). ANALISIS PENERAPAN STRATEGI
PEMBELAJARAN BUILDING LEARNING POWER (BLP)
UNTUK MENUMBUHKAN NILAI KARAKTER SISWA
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA.
Prastiwi, A. T., & Wibowo, A. (2017). Upaya Meningkatkan Disiplin
Belajar Siswa Dengan Menggunakan Reward Sticker
Pictured Siswa Kelas V Sd N 2 Pedes Sedayu Bantul
Yogyakarta. Jurnal PGSD Indonesia, 3(2), 1–10. Retrieved
from http://repository.upy.ac.id/1549/
Purnasari, P. D., & Sadewo, Y. D. (2021). Strategi Pembelajaran
Pendidikan Dasar di Perbatasan Pada Era Digital. Jurnal
Basicedu, 5(5), 3089–3100. Retrieved from
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1218
diakses pada tanggal 15 Juli 2022 Pukul 06:12.
Putri Septirahmah, A., & Rizkha Hilmawan, M. (2021). FAKTOR-
FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI
KEDISIPLINAN: PEMBAWAAN, KESADARAN, MINAT
DAN MOTIVASI, SERTA POLA PIKIR. JURNAL
MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL, 2(2),
618-622. https://doi.org/10.38035/jmpis.v2i2.602
Putri Septirahmah, A., & Rizkha Hilmawan, M. (2021). FAKTOR-
FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI
KEDISIPLINAN: PEMBAWAAN, KESADARAN, MINAT
DAN MOTIVASI, SERTA POLA PIKIR. JURNAL
MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL, 2(2),
618-622. https://doi.org/10.38035/jmpis.v2i2.602
Rohman, F. (2018). Peran pendidik dalam pembinaan disiplin siswa
di sekolah/madrasah. Ihya Al-Arabiyah: Jurnal Pendidikan
Bahasa Dan Sastra Arab, 4(1), 72–94.
Saiful Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran, Untuk
Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan
Mengajar. Bandung: Alfabeta
94
Salam, M., & Anggraini, I. (2018). Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas
V Di SDN 55/I Sridadi. Jurnal Gentala Pendidikan
Dasar, 3(1), 127–144.
https://doi.org/10.22437/gentala.v3i1.6777
Sebuah pengantar, terjemahan. (n.d.). Program Pascasarjana UPI.
Snell, O. (2004). Learning journeys. A Life in the Day.
https://doi.org/10.1108/13666282200400013 diakses pada
tanggal 29 Juli 2022 Pukul 04.11.
Suparlan, H. Marce, dkk (2015). Imam Gunawan. PEDAGOGIA:
Jurnal Pendidikan, 2(1), 59–70. Retrieved from
http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/sls/article/viewFile/1380/1342%0
Ahttp://mpsi.umm.ac.id/files/file/55-58 Berliana Henu
Cahyani.pdf diakses pada tanggal 27 Juli 2022 Pukul 09:58.
Susanto, H. (2014). Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu, Gagasan dan
Strartegi Pembelajaran). Yogyakarta: Aswaja Presisndo (p.
136). Retrieved from www.aswajapressindo.co.id diakses
pada tanggal 02 Agustus 2022 Pukul 17:28.
TLO Limited, Building Learning Power, diakses dari
https://www.buildinglearningpower.com/about/whats-
different-about-a-learning-powered-school/ , pada tanggal
17 Januari 2023 Pukul 20.19
TLO Limited, Building Learning Power, diakses dari
https://www.buildinglearningpower.com/about/whats-
different-about-a-learning-powered-school/ , pada tanggal
17 Januari 2023 Pukul 20.19
95
Lampiran 1 : Format Revisi Skripsi
6 Abstrak
7 Teknik Penulisan
96
No Materi Revisi Penguji I Penguji II Penguji III
8 Daftar Pustaka
Batas waktu revisi skripsi: 2 (dua) minggu terhitung dari ujian skripsi
Penguji I Penguji II
Dr. Cholifah Tur Rosidah, S.Pd., M.Pd. Apri Irianto, S.H., M.Pd
NIDN 0722029002 NIDN 0719046201
Penguji III
9 24-08-2022 Instrumen
98
No Tanggal Materi Bimbingan Pembimbing Pembinbing
I II
10 16-09-2022 Revisi Instrumen
INSTRUMEN PENELITIAN
Feronika Rahayaan
NIM 198000081
4. Membangun d. Menanyakan
hubungan pengetahuan atau
dengan pengalaman siswa
mengaitkan antar tentang materi.
materi pelajaran e. Memancing siswa
untuk mengingat
kembali materi
prasyarat yang
dibutuhkan.
f. Mengaitkan
pengetahuan prasyarat
dengan materi yang
akan dipelajari.
Proses 5. Melakukan c. Guru melakukan
Pelaksanaan aktivitas promosi topik
Pembelajaran mengamati mengenai materi yang
(Kegiatan akan dibahas pada hari
Inti) itu.
d. Guru membagi topik
materi pokok menjadi
beberapa subtopik.
6. Membuat Melibatkan peserta
perencanaan didik dalam membuat
jadwal kegiatan dan
111
Subvariabel Indikator Descriptor Perolehan
Guru
I II
mengatur jam belajar
dalam menyelesaikan
subtopik.
7. Melakukan c. Guru meminta peserta
aktivitas didik untuk memilih
menanya salah satu dari subtopik
yang akan dikaji.
d. Guru meminta peserta
didik untuk
merumuskan
pertanyaan penting
terhadap topik yang
dipilih.
8. Menumbuhkan Memfasilitasi peserta
perhatian secara didik dalam membuat
detail. pertanyaan tertulis atau
target yang ingin
dicapai dalam setiap
kegiatan
menyelesaikan topik
pembelajaran.
Kategori
Petunjuk:
1. Bacalah pertanyaan di bawah ini dengan cermat dan pilihlah
jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu
2. Pertimbangkan setiap pertanyaan dan tentukan kebenarannya.
Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pertanyaan
lain atau jawaban temanmu!
3. Catat responmu pada lembar jawaban yang tersedia dengan tanda
centang () beserta alasannya.
Sesudah
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana ibu melihat proses
kegiatan pembelajaran yang
dilakukan di kelas IV dengan
menggunakan strategi BLP?
2 Apakah terlihat ada kemajuan dari
siswa ketika belajar dengan strategi
BLP ataukah sama saja dengan
strategi lainya?
3 Bagaimana perkembangan siswa dari
segi disiplin belajar apakah ada
perubahan atau kemajuan dari yang
sebelumnya hingga yang sekarang
dari sikap, tanggung jawab, disiplin
waktu dan lain sebagainya?
4 Bagaimana pendapat Ibu mengenai
siswa, apakah mereka sudah bisa
bertanggung jawab atas belajarnya
sendiri? Atau masih terlihat sama
dengan yang sebelumnya?
123
MODUL AJAR
“Matematika”
MODUL AJAR
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : FERONIKA RAHAYAAN
Instansi : SDN DUKUH MENANGGAL
I/424 SURABAYA
Tahun Ajaran : Tahun 2022
Jenjang Sekolah : SD
Mata Pelajaran : Matematika
Fase / Kelas : B/4
Unit 8 : Diagram Garis
Subunit 1 : Diagram Garis
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
B. KOMPETENSI AWAL
❖ Bacalah karakteristik suhu di dua kota dari tabel atau grafik
batang, dan periksa perubahan dan perbedaan suhu
❖ Cari tahu bahwa diagram garis berguna untuk menunjukkan
bagaimana banyaknya perubahan, dan membaca diagram
garis.
❖ Terlihat bahwa semakin curam kemiringan diagram garis
tersebut, semakin besar perubahannya.
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
❖ Mandiri
❖ Bernalar Kreatif
❖ Bergotong royong
D. SARANA DAN PRASARANA
❖ Sumber Belajar : (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia, 2021 Belajar
Bersama Temanmu Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas
IV - Volume 1, Penulis : Tim Gakko Tosho dan Internet),
Lembar kerja peserta didik
128
❖ Persiapan ke-1 : Salinan tabel dan grafik batang yang
diperbesar pada hal. 100/101, cetak untuk anak-anak dengan
tabel, perangkat lunak terlampir.
❖ Persiapan ke-2 : Perangkat presentasi bahan ajar, lembaran
transparan, papan tulis grafik, dll. (Gambar diagram garis),
perangkat lunak terlampir.
E. TARGET PESERTA DIDIK
❖ Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam
mencerna dan memahami materi ajar.
❖ Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan
memahami dengan cepat, mampu mencapai keterampilan
berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan
memimpin
F. MODEL PEMBELAJARAN
❖ Pembelajaran Tatap Muka
KOMPNEN INTI
A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
❖ Tujuan Unit :
• Mampu merepresentasikan dan menguji hubungan antara
dua besaran yang berubah.
− Keadaan perubahan direpresentasikan dan dibaca
menggunakan grafik garis, dan karakteristik
perubahan.
❖ Tujuan Pembelajaran Ke-1
① Bacalah karakteristik suhu di dua kota dari tabel atau
grafik batang, dan periksa perubahan dan perbedaan
suhu
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
❖ Meningkatkan kemampuan siswa tentang karakteristik suhu di
dua kota dari tabel atau grafik batang, dan periksa perubahan
dan perbedaan suhu
❖ Meningkatkan kemampuan siswa tentang Cari tahu bahwa
diagram garis berguna untuk menunjukkan bagaimana
banyaknya perubahan, dan membaca diagram garis.
❖ Meningkatkan kemampuan siswa tentang Terlihat bahwa
semakin curam kemiringan diagram garis tersebut, semakin
besar perubahannya.
129
C. PERTANYAAN PEMANTIK
❖ Bagaimana cara menyajikan data dalam bentuk diagram garis?
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Ke-1
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru memberi salam, menyapa peserta didik (menanyakan
kabar, mengecek kehadiran dan kesiapan peserta didik dll),
serta menyemangati peserta didik dengan yel-yel, tepukan,
atau kebiasaan lain yang menjadi ciri
khas/kebiasaan/kesepakatan kelas.
2. Guru mengajukan satu pertanyaan terbaik (menantang)
kepada peserta didik berkaitan dengan topik yang akan
dipelajari tersebut.
3. Peserta didik secara individual diharapkan memberi respon
atas pertanyaan yang diajukan oleh guru tersebut dengan
mengajukan satu pertanyaan terbaik pula.
4. Guru menanyakan cita-cita siswa dan memberikan motivasi
sesuai dengan manfaat dari materi yang disampaikan
dengan cita-cita siswa.
5. Guru memberikan motivasi belajar kepada peserta didik
secara kontekstual sesuai dengan manfaat dari materi ajar.
6. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang apa yang
akan dilakukan selama proses pembelajaran dan apa tujuan
dari kegiatan pembelajaran.
7. Salah satu peserta didik memimpin doa sebelum memulai
pelajaran serta mengondisikan agar peserta didik bisa
belajar dengan semangat dengan melakukan ice breaking
(pemanasan)
8. Guru menyapa peserta didik dan mengajak mereka
berbincang sebentar. Guru menanyakan kabar siswa,
apakah ada peserta didik yang datang terlambat, dan apa
alasannya.
9. Guru dan siswa bersama-sama menyanyikan lagu
daerah/Nasional
10. Guru Menanyakan pengetahuan atau pengalaman siswa
tentang materi.
Kegiatan Inti
1. Lihatlah gambar dan termometer dan umumkan apa yang
Anda dapatkan.
130
Foto-foto pada hal. 100 dan 101 berasal dari Kota
Niigata pada bulan Januari. Lihatlah gambar dan
termometer dan umumkan apa yang Anda perhatikan.
• Pada bulan Januari, Kota Nigata terlihat seperti
musim dingin, tetapi Kota Waghete memiliki suhu
yang sejuk.
• Bulan Desember di Waghete lebih hangat daripada
bulan Oktober di Niigata.
Baik Niigata dan Naha adalah foto bulan Januari.
Memberikan penjelasan singkat tentang Niigata dan
Naha.
2. Perhatikan tabel suhu bulanan di Niigata dan Waghete untuk
mengetahui bagaimana perubahannya dan perbedaannya dari
bulan ke bulan.
Mintalah anak-anak membaca bahwa suhu berubah
seiring waktu sambil memeriksa apa
yang dapat dilihat dari tabel.
Saya ingin Anda memperhatikan perubahan dengan
memperhatikan perbedaan suhu setiap bulan.
Bagaimana saya bisa mengetahuinya?
Pertimbangan harus diberikan pada aktivitas dengan
tujuan dengan membuat mereka berpikir tentang cara
menghitungnya.
• Untuk mengubahnya, lihat tabel secara horizontal,
dan untuk melihat perbedaannya, lihat tabel secara
vertikal.
• Anda dapat menghitung perbedaan dengan
pengurangan.
• Perbedaan suhu antara bulan Januari dan Februari di
Kota Niigata dan Kota Waghete adalah sebesar 14
derajat, tetapi pada bulan Agustus suhunya hanya 2
derajat.
• Niigata naik 23 derajat dari Februari hingga
Agustus, dan Waghete naik 12 derajat dari Februari
hingga Juli.
Kita akan memperoleh pengetahuan terjadi perubahan
suhu sejalan perubahan waktu.
3. Lihat grafik batang bulanan di Niigata dan baca bagaimana
suhu berubah dan perbedaannya.
131
Periksa cara membaca grafik batang dan seberapa
bagus grafik itu.
Saya membuat grafik batang dari tabel suhu bulanan di
Kota Niigata.
• Grafik batang memudahkan untuk memahami
besarnya suhu.
Di mana saya dapat menemukan suhu pada grafik? Di
akhir grafik batang.
Di mana Anda dapat melihat dari grafik batang bahwa
suhu semakin hangat dari bulan Maret hingga Agustus,
yang Anda lihat dari tabel adalah?
Pada saat menjelaskan, biarkan mereka menunjuk ke
penjelasan dan hubungkan ujung grafik batang dengan
ruas garis sehingga mereka dapat memahami
perubahannya dengan baik.
4. Merangkum
Jika Anda menghubungkan ujung grafik batang
dengan garis, Anda dapat melihat dengan jelas
bagaimana suhu berubah.
Sampaikan kepada mereka bahwa akan mempelajari
grafik baru lain kali dan membuat mereka lebih
tertarik.
Kegiatan Penutup
1. Siswa dapat menyimpulkan isi materi pada pembelajaran hari
ini.
2. Siswa mengkomunikasikan kendala yang dihadapi dalam
mengikuti pembelajaran hari ini.
3. Siswa menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
4. Guru menutup pembelajaran
5. Siswa mengisi lembar Evaluasi BLP.
E. REFLEKSI
TABEL REFLEKSI UNTUK PESERTA DIDIK
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagian mana dari materi yang kalian rasa
paling sulit?
2 Apa yang kalian lakukan untuk dapat lebih
memahami materi ini?
132
Mari kita lihat perbedaan dan perubahan suhu antara Niigata dan
Waghete.
LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
135
Kelompok : ....................................................
Kelas : ....................................................
Nama kelompok
1. ................................................
2. ................................................
3. ................................................
4. ................................................
5. ................................................
Petunjuk!
Kesadaran anak:
Untuk anak-anak, naik turunnya suhu dapat dengan mudah
diketahui dengan melihat tabel. Ini karena urutan angka di tabel.
Namun, tidak dapat dikatakan bahwa perubahan suhu itu
diketahui. Dengan kata lain, dapat dipahami bahwa suhu berubah
menurut waktu, tetapi suhu tidak dianggap berubah terus
menerus seiring dengan perubahan waktu. Oleh karena itu,
bahkan pada tahap pengenalan untuk membaca perubahan suhu
dari tabel dan grafik batang yang telah kita pelajari, kami ingin
membuat orang-orang menyadari perubahan waktu dan suhu
yang berkelanjutan dan menghubungkannya ke grafik garis
berikutnya.
MODUL AJAR
“Bahasa Indonesia”
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : Feronika Rahayaan
Instansi : SDN Dukuh Menanggal I
Surabaya
Tahun Penyusunan : Tahun 2022
Jenjang Sekolah : SD
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Fase / Kelas : B/4
Bab IV : Meliuk dan Menerjang
Tema : Bergerak
Hari/Tanggal : Senin, 28 Oktober 2022
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 35)
B. KOMPETENSI AWAL
▪ Peserta didik dapat melakukan wawancara dan
menuliskan laporannya
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
▪ Mandiri.
▪ Bernalar kritis.
D. SARANA DAN PRASARANA
▪ Buku Siswa: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia, 2021,
Bahasa Indonesia: Lihat Sekitar, SD Kelas IV, Penulis:
Eva Y. Nukman, Cicilia Erni Setyowati
▪ Buku bacaan sesuai tema
140
▪ Alat tulis
▪ Kertas Bufalo
▪ Pemutar musik/video
▪ Internet
▪ LCD
Tujuan Pembelajaran:
Membaca
▪ Melalui membaca teks “Kuat untuk Melindungi”,
peserta didik dapat memahami isi Laporan Hasil
Wawancara dengan baik.
Berdiskusi
▪ Melalui kegiatan mendiskusikan teks “Kuat untuk
Melindungi”, peserta didik dapat berlatih untuk
berpartisipasi dalam diskusi dengan aktif.
Menulis
▪ Melalui kegiatan wawancara peserta didik dapat
menemukan informasi dan menuliskan laporan dengan
baik.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
▪ Meningkatkan kemampuan siswa tentang melakukan
wawancara dan menuliskan laporannya
C. PERTANYAAN PEMANTIK
▪ Pernahkah kalian melihat atau melakukan kegiatan
seperti itu?
▪ Jelaskan mengapa kegiatan wawancara penting?
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN
Kegiatan Pendahuluan
11. Guru memberi salam, menyapa peserta didik
(menanyakan kabar, mengecek kehadiran dan
kesiapan peserta didik dll), serta menyemangati
peserta didik dengan yel-yel, tepukan, atau kebiasaan
lain yang menjadi ciri khas/kebiasaan/kesepakatan
kelas.
12. Guru mengajak siswa untuk bermain games
142
13. Guru mengajak siswa untuk membahas topik yang
akan dipelajari hari ini sampai siswa berminat untuk
membahas topik hari ini.
14. Guru mengajukan satu pertanyaan terbaik
(menantang) kepada peserta didik berkaitan dengan
topik yang akan dipelajari tersebut.
15. Peserta didik secara individual diharapkan memberi
respon atas pertanyaan yang diajukan oleh guru
tersebut dengan mengajukan satu pertanyaan terbaik
pula.
16. Guru menanyakan cita-cita siswa dan memberikan
motivasi sesuai dengan manfaat dari materi yang
disampaikan dengan cita-cita siswa.
17. Guru memberikan motivasi belajar kepada peserta
didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat dari
materi ajar.
18. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang apa
yang akan dilakukan selama proses pembelajaran dan
apa tujuan dari kegiatan pembelajaran.
19. Salah satu peserta didik memimpin doa sebelum
memulai pelajaran serta mengondisikan agar peserta
didik bisa belajar dengan semangat dengan melakukan
ice breaking (pemanasan)
20. Guru menyapa peserta didik dan mengajak mereka
berbincang sebentar. Guru menanyakan kabar siswa,
apakah ada peserta didik yang datang terlambat, dan
apa alasannya.
21. Guru Menanyakan pengetahuan atau pengalaman
siswa tentang materi.
Kegiatan Inti
Membaca
1. Peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru lalu
membaca teks Laporan Wawancara.
2. Guru berkeliling untuk memeriksa jika ada peserta
didik yang kesulitan.
143
3. Jika semua selesai membaca, guru mengajak peserta
didik mendiskusikan Teks “Kuat untuk Melindungi”.
4. Guru memandu peserta didik berdiskusi menjawab
pertanyaan yang ada di Buku Siswa, serta
menambahkan pertanyaan-pertanyaan lain yang terkait.
Peserta didik dipersilakan untuk menjawab atau
bertanya.
Tip Pembelajaran
• Jelaskan kepada peserta didik tentang arti
wawancara.
• Hendaknya guru telah membaca dan memahami
penjelasan tentang wawancara sebagaimana
tercantum di Buku Siswa.
• Minta peserta didik menemukan unsur-unsur yang
perlu ada di dalam sebuah laporan hasil wawancara.
Kalau perlu, buat “Daftar Periksa” seperti di bawah
ini di papan tulis.
• Ajak peserta didik untuk melakukan praktik
wawancara antara mereka sendiri tentang topik yang
berbeda-beda.
• Setelah peserta didik merasakan suasana wawancara
secara langsung, baru mereka dapat memahami
konteks laporan wawancara ini dengan lebih baik.
Berdiskusi
1. Guru meminta peserta didik untuk memilih salah satu
dari subtopik yang akan dikaji oleh masing-masing
kelompok.
2. Guru meminta peserta didik membentuk kelompok
untuk menyelesaikan subtopik yang telah
dipromosikan kepada peserta didik sesuai dengan
minat.
3. Meminta peserta didik masing-masing kelompok
bekerja sesuai dengan topik yang telah dipilih.
4. Guru meminta setiap peserta didik untuk membaca
buku, internet maupun referensi lain untuk
144
mempelajari subtopik yang dipilihnya dan berusaha
untuk menjawab pertanyaan.
5. Guru mengamati diskusi setiap kelompok
6. Guru membantu peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam memahami materi.
7. Peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil
diskusi sesuai dengan subtopik yang dipilihnya.
8. Guru membiasakan peserta didik untuk menjadi
pendengar yang baik dalam setiap kegiatan
pembelajaran
9. Guru memberikan kesematan kepada setiap
kelompok wajib mengajukan 1 pertanyaan
menantang.
Menulis
1. Peserta didik diminta untuk menulis 5 pertanyaan
terbaik di kertas bufalo yang sudah siapkan oleh Guru
.
2. Peserta didik diminta untuk membuat video kegiatan
wawancara dengan durasi 5 menit
3. Laporan hasil wawancara ditulis dengan bahasa
indonesia yang baik dan benar.
Kegiatan Penutup
145
1. Guru mengulas kembali semua kegiatan yang sudah
dilakukan.
2. Guru dan peserta didik mengambil kesimpulan-
kesimpulan dari apa yang sudah dipelajari hari ini.
3. Guru meminta peserta didik untuk menuliskan evaluasi
terkait pembelajaran hari ini
4. Guru dan peserta didik bersama-sama bermain games
dengan games.
5. Guru menutup pembelajaran.
6. Menyampaikan rencana topik pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
F. REFLEKSI
Pada bagian ini peserta didik mengisi refleksi mandiri
tentang hal-hal yang telah dipelajari. Guru bisa
menambahkan poin-poin yang dirasa perlu.
Peserta didik juga bisa melakukan refleksi berkaitan
dengan pengetahuannya tentang pentingnya wawancara
secara baik dan benar.
REFLEKSI PEMBELAJARAN
1. Memetakan Kemampuan Awal Peserta Didik
a. Pada topik Bab IV ini, guru telah memetakan peserta
didik sesuai dengan kemampuan masing-masing
melalui asesmen formatif dalam melakukan
wawancara dan menuliskan laporannya.
Informasi ini menjadi pemetaan awal untuk
merumuskan strategi pembelajaran pada bab berikutnya.
b. Isilah nilai peserta didik dari setiap kegiatan
menjawab pertanyaan, berdiskusi, menulis, dan
presentasi pada tabel berikut. Nilai diperoleh dari
kumpulan asesmen formatif pada bab ini.
1 Feron
2 Sofia
3
dst
.
Isi Ada/Tid
Nilai = 1
Kegiatan Perancah:
• Peserta didik yang masih kesulitan menulis bisa
diminta menyampaikan jawabannya secara lisan.
• Peserta didik kelas empat diharapkan sudah percaya
diri untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok.
Jika masih ada yang terlihat pasif atau malumalu,
mereka bisa diminta untuk menjadi juru catat pendapat
teman kemudian membacakan catatan tersebut.
Berikan apresiasi terhadap catatan tersebut
sesederhana apa pun hasilnya. Minta semua anggota
kelompok atau peserta didik lain di kelas bersikap
tenang ketika peserta didik ini membacakan catatan.
• Mengoreksi ejaan dan tanda baca
Peserta didik yang masih memiliki kesulitan dengan
tanda baca bisa diberi tugas menyalin satu atau dua
paragraf dari teks yang ada di Buku Siswa setiap kali
ada pelajaran bahasa Indonesia.
Kemampuan dalam hal ejaan dan tanda baca bisa
disampaikan dengan cara yang menyenangkan
misalnya dengan mengoreksi kalimat yang lucu atau
menarik minat peserta didik.
• Menuangkan gagasan
Peserta didik dapat diminta bekerja berpasangan.
Pasangkan peserta didik yang masih kesulitan
mengembangkan gagasan dengan peserta didik lain
yang sudah memahaminya.
LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Kelompok :
Kelas :
Nama kelompok
152
1. .......................................
2. .......................................
3. .......................................
4. .......................................