Anda di halaman 1dari 68

PENERAPAN ASAS HUMANISTIK DALAM PEMBELAJARAN PKn

DI SMA NEGERI 7 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013-2014

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian Skripsi Studi Strata 1 untuk mencapai


Gelar Sarjana Pendidikan kepada Program Studi PPKn FPIPS
IKIP PGRI Semarang

Oleh

AGUS PRAYITNO
NPM 09210305

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
IKIP PGRI SEMARANG
2013
LEMBAR PERSETUJUAN

Kami selaku Pembimbing I dan Pembimbing II dari Mahasiswa IKIP PGRI


Semarang
Nama : AGUS PRAYITNO
NPM : 09210305
Fak/Jurusan : FPIPS/Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Judul :”PENERAPAN ASAS HUMANISTIK DALAM
PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 7
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013-2014”
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang dibuat oleh mahasiswa tersebut diatas
telah selesai dan siap untuk diujikan.

Semarang, 2013
Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Titik Haryati, M.Si. Dra. Sri Suneki, M.Si.


NPP. 856001014 NPP. 916501072

Mengetahui, uji
Dekan FPIPS

Dra. Titik Haryati, M.Si.


NPP.856001014
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini berjudul ”Penerapan Asas Humanistik Dalam Pembelajaran PKn Di


SMA Negeri 7 Semarang Tahun Pelajaran 2013-2014”. Telah dipertahankan
dihadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial IKIP PGRI Semarang.
Pada hari :

Tanggal :

Panitia Ujian Skripsi


Ketua Sekretaris

Dra. Titik Haryati, M.Si. Dra. Sri Suneki, M.Si.


NPP.856001014 NPP. 916501072

Anggota Penguji

1. Dra. Titik Haryati, M.Si. ( ................................ )


NPP. 856001014

2. Dra. Sri Suneki, M.Si. ( ................................ )


NPP. 916501072

3. Agus Sutono, S.Fil., M.Phil, ( ................................ )


NPP. 107801284
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang saya tulis didalam skripsi ini benar-benar hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik yang berlaku.

Semarang, 2013

Agus Prayitno

NPM.09210305
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

- Jika kau berteriak, untuk membangkitkan semangat seseorang rahasia

pendidikan adalah menghormati sang murid. (Ralph Waldo Emerson)

- Kita tidak bisa mengajari orang apapun, tetapi kita hanya bisa membantu

mereka menemukannya di dalam mereka sendiri. (Galileo Galilei)

PERSEMBAHAN KEPADA:

1. Almamaterku IKIP PGRI Semarang.

2. Kedua orang tua yang selalu aku sayangi dan cintai. Beliau

Bapak Yatmin beserta Ibu Marni, yang telah memberikan ridho,

do’a dan restu kepadaku sehingga dapat menyelesaikan

pendidikan sampai statra 1.

3. Adek ku tercinta Putri Rahayu dan Annisa Febiana Putri, yang

selalu senantiasa mendukung dan berdo’a untuk ku.

4. Teman-teman angkatan 2009 PPKn, terutama teman-teman

kelas H PPKn yang aku sayangi dan yang selalu memberiku

inspirasi untuk ku.

5. Pacarku tercinta Siti Munawaroh yang selalu memberiku

semangat dan motivasi untuk lebih maju.

6. Serta semua sahabat-sahabat ku yang setia memberikan

motivasi untukku yang tidak bisa disebutkan semua.


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah dan

inayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “PENERAPAN ASAS HUMANISTIK

DALAM PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 7 SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2013-2014” dapat diselesaikan. Oleh karena itu, dengan kerendahan

hati penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Dr. Muhdi, SH., M.Hum, Rektor IKIP PGRI Semarang yang telah memberikan

fasilitas yang ada di IKIP PGRI Semarang.

2. Dra. Titik Haryati, M.Si, Dekan FPIPS IKIP PGRI Semarang sekaligus sebagai dosen

pembimbing I yang telah memberikan izin penelitian ini sekaligus memberikan

bimbingan, ilmu, dan motivasi.

3. Dra. Sri Suneki, M.Si, Ketua Program Studi PPKn IKIP PGRI Semarang sekaligus

dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, ilmu, dan motivasi.

4. Guru PKn SMA Negeri 7 Semarang yaitu Ibu Desy Tri Indialisanti SP.d yang telah

membantu untuk memperoleh data penelitian.

5. Dosen PPKn IKIP PGRI Semarang yang telah memberikan bekal pengetahuan kepada

penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu

saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak akan diterima dengan

senang. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat.

Semarang, 2013

Penulis
ABSTRAKSI

Skripsi yang berjudul : “PENERAPAN ASAS HUMANISTIK DALAM


PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 7 SEMARANG TAHUN PELAJARAN
2013-2014” ini dilatarbelakangi oleh masih adanya guru yang belum bisa memenuhi
hak-hak dari seorang anak atau pendekatan melalui humanistik, cendrung guru otoriter
terhadap siswa, guru kurang memahami karakter siswa, dan lain-lain. Rumusan
masalah : bagaimana penerapan asas humanistik dalam pembelajaran PKn di SMA
Negeri 7 Semarang tahun pelajaran 2013-2014. Tujuan penelitian : untuk mengetahui
penerapan asas humanistik dalam pembelajaran PKn di SMA Negeri 7 Semarang
tahun pelajaran 2013-2014. Manfaat penelitian bagi guru PKn SMA Negeri 7
Semarang sebagai masukan tentang asas humanistik untuk memperlakukan siswa
sesuai dengan karakteristiknya yang telah dilakukan guru dalam pembelajaran PKn di
SMA Negeri 7 Semarang. Dengan demikian dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam penentuan kebijakan pembelajaran PKn.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan fokus penelitian penerapan
asas humanistik dalam pembelajaran PKn di SMA Negeri 7 Semarang tahun pelajaran
2013-2014. Sumber data dalam penelitian adalah data primer yang diambil dari hasil
wawancara, dokumentasi, dan observasi data pembelajaran guru PKn dan siswa-siswi
SMAN 7 Semarang. Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi,
wawancara, dan observasi. Teknik analisis data dilakukan dengan langkah
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan asas humanistik dalam pembelajaran
PKn di SMA Negeri 7 Semarang tahun pelajaran 2013-2014 sudah dilaksanakan
ketika pembelajaran berlangsung untuk semua SK dan KD dalam mata pelajaran PKn
kelas X, XI, dan XII. Asas humanistik dilakukan dengan cara menghormati,
menghargai, menerima, dan menciptakan lingkungan kelas yang nyaman dan kondusif
dalam proses belajar mengajar. Hasil yang diambil guru PKn dalam penerapan asas
humanistik yaitu guru mampu memperlakukan siswa sesuai karakteristiknya dengan
demikian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan
pembelajaran PKn. Kesimpulan : Penerapan asas humanistik dalam pembelajaran PKn
di SMA Negeri 7 Semarang sudah dilakukan guru untuk semua SK dan KD kelas X,
XI, XII sesuai dengan teori penerapan asas humanistik. Asas ini diterapkan dengan
cara : menghormati, menghargai, menerima, dan menciptakan lingkungan kelas yang
nyaman dan kondusif dalam proses belajar mengajar. Meskipun asas humanistik telah
diterapkan, namun guru masih mengalami hambatan dalam mengendalikan emosinya
karena guru menghadapi masalah keluarga. Hal tersebut berdampak pada perlakuan
guru terhadap siswa yang kurang memperhatikan asas humanistik seperti : perlakuan
yang keras, main tangan, ucapan yang kurang baik terhadap siswa, dll. Saran :
hendaknya guru PKn berusaha keras membedakan permasalahan keluarga dengan
permasalahan akademik sehingga dapat mengendalikan emosi. Dengan demikin asas
humanistik dapat diterapkan dengan baik, kebutuhan siswa tercukupi, serta potensi
siswa dapat berkembang secara maksimal.
Kata Kunci : Asas Humanistik, Mata Pelajaran PKn
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN............................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................. iii

PERNYATAAN................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................... v

KATA PENGANTAR....................................................................... vi

ABSTRAK... ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI.............................................. ........................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah........................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 4

E. Sistematika Penulisan Skripsi......................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 9

A. Asas Humanistik ............................................................................ 9

1. Pengertian asas humanistik......................................................... 9

2. Ciri-ciri humanistik...................................................................... 12

3. Kekurangan dan kelebihan asas humanistik................................ 14

4. Penerapan asas humanistik.......................................................... 16

5. Hambatan penerapan asas humanistik........................................ 20


B. Pendidikan Kewarganegaraan SMA............................................... 20

1. Pengertian mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.......... 20

2. Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ............... 22

3. Ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan............................ 22

4. Standar Isi dan Kopetensi Dasar

Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI SMA........................ 23


C. Penerapan Asas humanistik dalam mata pelajaran PKn SMA........ 25

1. Analisis SK dan KD yang dapat diterapkan

pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)........ 26


2. Langkah-langkah Penerapan Asas Humanistik dalam

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)................. 27


3. Hambatan-hambatan Penerapan Asas Humanistik dalam

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)................. 28


BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian......................................................................... 29

B. Lokasi Penelitian ....................................................................... 29

C. Fokus Penelitian......................................................................... 29

D. Sumber Data .............................................................................. 31

E. Metode Pengumpulan Data....................................................... 32

F. Teknik Analisis Data.................................................................. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................. 35

A. Deskripsi Umum SMA Negeri 7 Semarang...................................... 35

1. Kondisi Umum SMAN 7 Semarang............................................ 36

2. Pembelajaran PKn Di SMAN 7 Semarang.................................. 37

B. Hasil Penelitian Dan Pembahasan.................................................... 39


BAB V PENUTUP............................................................................... 53

A. Kesimpulan ....................................................................................... 53

B. Saran.................................................................................................. 54

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Form Bimbingan

Lampiran 2 : Surat Keterangan Penelitian dari Dinas

Lampiran 3 : Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 4 : Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian

Lampiran 5 : Instrumen Penelitian Penggalian Data Metode Wawancara

Lampiran 6 : Foto Dokumentasi


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penerapan asas humanistik dalam pendidikan menekankan pada

perkembangan positif. Penerapan yang berfokus pada potensi manusia

untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan

mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan

interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan

untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga

masyarakat. Ketrampilan atau kemampuan membangun diri secara positif

ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya

dengan keberhasilan akademik.

Dalam teori belajar asas humanistik, belajar dianggap berhasil jika si

pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses

belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi

diri dengan sebaik-baiknya. Asas humanistik ini berusaha memahami

perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang

pengamatnya. Hal ini memunculkan salah satu ciri utama penerapan asas

humanistik, yaitu bahwa yang dilihat adalah perilaku manusia, bukan

spesies lain.

Hasil penelitian Carl Rogers (1969, 1983) yang diungkapkan oleh

Sriesti (2006: 183) dia menganjurkan pendekatan pendidikan sebaiknya


mencoba membuat belajar dan mengajar lebih manusiawi, lebih personal,

dan berarti. Pendekatan Rogers dapat dimengerti dari prinsip-prinsip

penting belajar asas humanistik yang diidentifikasikan sebagai sentral dari

filsafat pendidikannya, antara lain: keinginan untuk belajar, belajar secara

siknifikan, belajar tanpa ancaman, belajar atas inisiatif sendiri, belajar dan

berubah.

Untuk terlaksananya prinsip-prinsip tersebut guru mata pelajaran

mampu memasukkan unsur humanistik. Meskipun banyak guru mata

pelajaran yang mampu menerapkan, namun dalam kenyataannya ada

kecendrungan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dipandang sebagai

mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang

memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk

menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Standar Isi Pendidikan

Dasar dan Menengah, 2006).

Pendidikan Kewarganegaraan (civic education) merupakan mata

pelajaran yang berfungsi sebagai wahana untuk mengembangkan nilai-

nilai budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam

bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari peserta didik, baik sebagai

individu atau sebagai warga masyarakat, warga negara dan makhluk

ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan ini juga dimaksudkan untuk

membekali peserta didik dengan budi pekerti, pengetahuan dan

kemampuan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat


diandalkan oleh bangsa dan negara, maka diperlukan suatu proses belajar

yang bertujuan mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang

terarah, terpadu, dan menyeluruh, untuk menjadi warganegara yang

demokratis serta bertanggungjawab

Dengan demikian, Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu usaha

sadar, yang terencana dan terarah, melalui pendidikan formal, untuk

mentransformasikan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada

peserta didik. Mentransformasikan nilai-nilai dalam hal ini berarti tidak

hanya mengalihkan saja nilai-nilai tersebut, tetapi mengembangkan pada

diri peserta didik, sehingga terbentuk pribadi dengan sikap dan perilaku

yang selalu dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.Ini dimaksudkan agar peserta

didik bisa mencerna akalnya, dan menumbuhkan rasionalisme sesuai

dengan kemampuanya tentang nilai Pancasila, sehingga peserta didik

mencapai perkembangan moral seoptimal mungkin.

Dalam Pendidikan Kewarganegaraan terdapat tiga komponen yang

perlu dimiliki yaitu pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge),

ketrampilan kewarganegaraan (civic skills), dan sikap kewarganegaraan (

civic disposition).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan mahasiswa semester 7

jurusan PPKn IKIP PGRI Semarang pada saat pelaksanaan PPL (Praktek

Pengalaman Lapangan) terhadap pendekatan humanistik yang diterapkan

guru PKn ditingkat SMA, masih ada guru yang belum bisa memenuhi hak-

hak dari seorang anak atau pendekatan melalui humanistik, cendrung guru
otoriter terhadap siswa, guru kurang memahami karakter siswa, dan lain-

lain. Adapun manfaat pendekatan humanistik dalam pembelajaran PKn

adalah memberi kesempatan atau kebebasan kepada siswa untuk menerima

materi pelajaranyang telah disampaikan agar mampu lebih di kembangkan.

Sehubungan dengan pernyataan tersebut di atas penulis menganggap

perlu adanya penelitian tentang ” Penerapan Asas Humanistik Dalam

Pembelajaran PKn di SMA Negeri 7 Semarang Tahun Pelajaran 2013-

2014”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

timbul adalah bagaimana penerapan asas humanistik dalam pembelajaran

PKn di SMA Negeri 7 Semarang tahun pelajaran 2013-2014?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui penerapan asas humanistik dalam pembelajaran PKn di SMA

Negeri 7 Semarang tahun pelajaran 2013-2014.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat bagi:

1. Penulis
Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman nyata dalam penerapan

asas humanistik dalam pembelajaran PKn di SMA Negeri 7 Semarang.

2. Guru PKn Kelas XI SMA Negeri 7 Semarang

Sebagai masukan tentang asas humanistik untuk memperlakukan siswa

sesuai dengan karakteristinyayang telah dilakukan guru dalam

pembelajaran PKn di SMA Negeri 7 Semarang.Dengan demikian dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan

pembelajaran PKn.

3. FPIPS Progdi PPKn IKIP PGRI Semarang

Sebagai tambahan kepustakaan yang dapat dijadikan sebagai salah satu

sumber penulisan karya ilmiah lebih lanjut.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal skripsi terdiri dari tiga bagian, yaitu

antara lain:

1. Bagian Awal terdiri atas :

a. Halaman Judul

b. Halaman Pengesahan

c. Motto dan Persembahan

d. Kata Pengantar

e. Abstraksi/ Intisari
f. Daftar Isi

g. Daftar Lampiran

2. Bagian Isi terdiri atas :

BAB I PENDAHULUAN yang terdiri atas,

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Asas Humanistik

1. Pengertian asas humanistik

2. Ciri-ciri humanistik

3. Kekurangan dan kelebihan asas humanistic

4. Penerapan asas humanistik

5. Hambatan penerapan asas humanistik

B. Pendidikan Kewarganegaraan SMA

1. Pengertian mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

2. Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

3. Ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

4. Standar Isi dan Kopetensi Dasar Pendidikan

Kewarganegaraan Kelas XI SMA

C. Penerapan Asas humanistik dalam mata pelajaran PKnSMA


1. Analisis SK dan KD yang dapat diterapkan pada mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

2. Langkah-langkah Penerapan Asas Humanistik dalam mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

3. Hambatan-hambatan Penerapan Asas Humanistik dalam mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN yang terdiri atas,

A. Jenis Penelitian

B. Lokasi Penelitian

C. Fokus Penelitian

D. Sumber Data

E. Metode Pengumpulan Data

F. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN, terdiri atas:

A. Diskripsi Umum SMA Negeri 7 Semarang

B. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

5. Bagian Akhir Skripsi terdiri atas :

a. Daftar Pustaka

b. Lampiran-lampiran antara lain :

1) Jadwal Penulisan Skripsi


2) Instrumen Penelitian

3) Perijinan

4) Data-data Pendukung
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Asas Humanistik
1. Pengertian asas humanistik

Asas adalah prinsip yang merupakan suatu pernyataan


fundamental atau kebenaran umum yang dapat dijadikan pedoman
pemikiran dan tindakan.Asas-asas muncul dari hasil penelitian dan
tindakan.Asas sifatnya permanen, umum dan setiap ilmu pengetahuan
memiliki asas yang mencerminkan “intisari” kebenaran-kebenaran
dasar dalam bidang ilmu tersebut.Asas adalah dasar tapi bukan suatu
yang absolut atau mutlak, artinya penerapan asas harus memperbangkan
keadaan-keadaan khusus dan keadaan yang berubah-ubah. (Hasibuan,
2006 : 6).
Humanistik adalah suatu teori yang tertuju pada masalah
bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-
maksud pribadi yang mereka hubungkan dengan pengalaman-
pengalaman mereka sendiri.Selain itu humanistik adalah asas belajar
yang menganggap bahwa belajar bertujuan untuk memanusiakan
manusia.Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika
si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam
proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.

Dari pengertian asas dan humanistik di atas, maka yang

dimaksud dengan asas humanistik adalah suatu prinsip yang

menganggap bahwa belajar bertujuan memanusiakan manusia.

Memanusiakan manusia yang dimaksud disini adalah pemperlakukan

peserta didik sebagai manusia yang memiliki kebutuhan yang harus

dipenuhi, serta potensi yang harus dikembangkan secara maksimal.

Dari sisi lain diskriptif asas humanistik adalah sebagai berikut :

a. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan

nilai-nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri (self-realization).


Humanistik menentang pesimisme dan keputusasaan pandangan

psikoanalitik dan konsep kehidupan “robot” pandangan behaviorisme.

Humanistik yakin bahwa manusia memiliki di dalam dirinya potensi

untuk berkembang sehat dan kreatif, dan jika orang mau menerima

tanggungjawab untuk hidupnya sendiri, dia akan menyadari potensinya,

mengatasi pengaruh kuat dari pendidikan orang tua, sekolah, dan

tekanan sosial lainnya. Pendidikan yang humanistik menekankan bahwa

pendidikan pertama-tama dan yang utama adalah bagaimana menjalin

komunikasi dan relasi personal antara pribadi-pribadi dan antar pribadi

dan kelompok di dalam komunitas sekolah. Relasi ini berkembang

dengan pesat dan menghasilkan buah-buah pendidikan jika dilandasi

oleh cintakasih antar mereka. Pribadi-pribadi hanya berkembang secara

optimal dan relatif tanpa hambatan jika berada dalam suasana yang

penuh cinta (unconditional love), hati yang penuh pengertian

(understanding heart) serta relasi pribadi yang efektif (personal

relationship). Dalam mendidik seseorang kita hendaknya mampu

menerima diri sebagaimana adanya dan kemudian mengungkapkannya

secara jujur (modeling). Mendidik tidak sekedar mentransfer ilmu

pengetahuan, melatih keterampilan verbal kepada para peserta didik,

namun merupakan bantuan agar peserta didik dapat menumbuh

kembangkan dirinya secara optimal. Mendidik yang efektif pada

dasarnya merupakan kemampun seseorang menghadirkan diri

sedemikian sehingga pendidik memiliki relasi bermakna pendidikan


dengan para peserta didik sehingga mereka mampu menumbuh

kembangkan dirinya menjadi pribadi dewasa dan matang.

Pendidikan yang efektif adalah yang berpusat pada siswa atau


pendidikan bagi siswa. Dasar pendidikannya adalah apa yang menjadi
“dunia”, minat, dan kebutuhan-kebutuhan peserta didik. Pendidik
membantu peserta didik untuk menemukan, mengembangkan dan
mencoba mempraktikkan kemampuan-kemampuan yang mereka miliki
(the learners-centered teaching) (Alwisol, 2011: 199).

b. Asas humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari dari proses


belajar itu sendiri. Asas belajar ini lebih banyak berbicara tentang
konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-
citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.
Dengan kata lain asas ini lebih tertarik pada pengertian belajar dalam
bentuknya yang paling ideal dari pada pemahaman tentang proses
belajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh
asas-asas belajar lainnya. (Budiningsih, 2005: 68).

c. Asas humanistik dalam bidang pendidikan yaitu mengembangkan aspek

individu secara totalitas, baik fisik, intelektual, emosional maupun

sosial serta bagaimana seluruh aspek tersebut berinteraksi untuk

mempengaruhi belajar serta motivasi belajar siswa dalam

mengaktualisasikan diri (maslow, 2002 dalam Islamuddin, 2012: 130).

Asas humanistik juga memandang bahwa pada dasarnya manusia sangat

berbeda pada binatang, hal ini disebabkan kebanyakan para tokoh

psikologi khususnya behavioristik banyak melakukan eksperimen

terhadap binatang. Humanistik memendang bahwa manusia memiliki

kekanyakan jiwa yang sangat erat dengan potensi-potensi yang harus

dikembangkan.Oleh kerena itu, humanistik harus lebih manusiawi

mempelajari masalah kemanusiaan yang mencakup unsur kesadaran

dan ketidaksadaran.Disamping itu manusia dipandang sebagai makhluk


yang aktif dan bebas menentukan prilakunya sendiri karena memiki

kekuatan di dalam dirinya yang mendorong kearah aktualisasi diri

dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Oleh sebab itu, aliran asas

humanistik sangat menekanakan pentingnya aktualisasi diri.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan asas humanistik

adalah suatu prinsip belajar yang mengarah pada pemahaman terhadap

karakter setiap siswa. Dalam proses belajarnya guru atau fasilitator

harus memahami kondisi setiap siswa, dalam pembelajaran mampu

berjalan dengan baik dan materi yang disampaikan guru bisa diterima

asas ini lebih tertarik pada pengertian belajar dalam bentuknya yang

paling ideal dari pada pemahaman tentang proses belajar sebagaimana

apa adanya asas ini lebih tertarik pada pengertian belajar dalam

bentuknya yang paling ideal dari pada pemahaman tentang proses

belajar sebagaimana apa adanya.

2. Ciri-ciri Humanistik

Ciri-ciri humanistikmenurut Hamacheek, (dalam Soemanto 2006:

234)antara lain sebagai berikut :

a. Pendidik menghormati, menghargai dan menerima siswa apa

adanya.

b. Pendidik harus mampu menciptakan lingkungan kelas yang dapat

menjamin proses belajar mengajar.


Menurut Combs dkk, ciri-ciri humanistik adalah sebagai berikut :

a. Guru mempunyai anggapan bahwa orang lain itu mempunyai

kemampuan untuk memecahkan masalah mereka sendiri dengan

baik.

b. Guru yang melihat bahwa orang lain mempunyai sifat yang ramah

dan bersahabat dan bersifat ingin berkembang.

c. Guru yang cenderung melihat orang lain sebagai orang yang

sepatutnya dihargai.

d. Guru yang melihat orang-orang dan perilaku meraka pada dasarnya

bekembang dari dalam, jadi bukan merupakan produk dari

peristiwa-peristiwa aksternal yang dibentuk dan yang digerakkan.

Dia melihat orang-orang memiliki krerativitas dan dinamika, jadi

bukan orang yang pasif atau lamban.

e. Guru yang menganggap orang lain itu dapat memenuhi

meningkatkan dirinya bukan menghalangi apalagi mengancam.

(Soemanto 2006: 234)

Dari kedua pendapat di atas penulis menggunakan ciri-ciri

humanistik menurut Hamacheek yang dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pendidik menghormati, menghargai, dan menerima siswa apa

adanya.

a) Pendidik menghormati meliputi:

1) Perbedaan pendapat antar siswa.

2) Hak-hak siswa untuk saling hormat-menghormati.


b) Pendidik menghargai meliputi:

1) Pemberian penghargaan terhadap siswa.

2) Siswa bebas melakukkan apa yang diinginkan dan

menanggung resiko dariperilaku yang ditunjukkan.

c) Pendidik menerima meliputi:

1) Menerima kekurangan dan kelebihan siswa.

2) Memahami jalan pikiran siswa

3) tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa

untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau

proses belajarnya.

b. Pendidik harus mampu menciptakan lingkungan kelas yang

mendukung proses belajar mengajar.

1) Menata tata ruang kelas agar nyaman saat belajar

mengajar.

2) Menciptakan suasana belajar yang tenang.

3. Kekurangan dan kelebihan asashumanistik

Kekurangan dan kelebihan asas humanistik disimak melalui

tabelberikut :

Tabel 2. 1. Kelebihan dan kekurangan Asas Humanistik

Kelebihan Kekurangan

a. Asas ini cocok untuk diterapkan a. Peserta didik yang tidak mau
dalam materi pembelajaran yang memahami potensi dirinya

bersifat pembentukan kepribadian, akan ketinggalan dalam proses

hati nurani, perubahan sikap, dan belajar.

analisis terhadap fenomena sosial. b. Peserta didik yang bersikap

b. Indikator keberhasilan aplikasi ini seenaknya sendiri atau susah

adalah siswa merasa senang bergairah, diatur membuat guru memberi

berinisiatif dalam belajar, dan terjadi perlakuan yang keras.

perubahan pola pikir, perilaku, serta c. Guru yang mempunyai

sikap atas kemauan sendiri. permasalahan pribadi di luar,

c. Siswa diharapkan menjadi manuasia terkadang di bawa dalam

yang bebas, tidak terikat oleh lingkup sekolahan.

pendapat orang lain dan mengatur d. Faktor emosi guru yang

pribadinya sendiri secara bertanggung muncul tiba-tiba dan sulit di

jawab tanpa mengurangi hak-hak kendalikan.

orang lain atau melanggar aturan,

norma, disiplin, atau etika yang

berlaku.

.(http://mariswadika.blogspot.com/2012/01/pendekatan-

pembelajaran-humanistik.html)

Dari pengertian asas humanistik, ciri-ciri humanistik,

kelebihan dan kekurangan asas humanistik, dapat disimpulkan

bahwa asas humanistik sangat ditekankan pada arah pendekatan

terhadap siswa melalui proses belajar dengan cara atau langkah yang
mampu mendorong motifasi siswa untuk belajar sebagaimana

adanya

4. Penerapan asashumanistik

a. Makna penerapan asas humanistik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian

penerapan adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut

beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan

mempraktekan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai

tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan suatu

kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun

sebelumnya.(http://Internetsebagaisumberbelajar.blogspot.com/2010/

07/pengertian-penerapan.html?m=1)

Jadi penerapan yang dimaksut dalam tulisan ini adalah suatu

perbuatan mempraktekan suatu teori, metode untuk mencapai tujuan

tertentu.

Makna penerapan asas humanistik adalah suatu perbuatan

mempraktekkan asas humanistik.Asas humanistik yakni

memperlakukan peserta didik sebagai manusia yang memiliki

kebutuhan yang harus dipenuhi, serta memiliki potensi yang harus

dikembangkan secara maksimal.


Penerapan asas humanistik dalam menghormati, menghargai

dan menerima siswa apa adanya yaitu :

a. Menghormati siswaadalah suatu upaya yang dilakukan guru

dalam menghormati, menghargai apa yang dilakukan siswa dalam

rangka memenuhi kebutuhan siswa yaitu pemenuhan hak untuk

saling hormat-menghormati dan sebagai sarana penggalian

potensi siswa untuk dapat mengembangkan pemikiran siswa

secara bermakna dan berkelanjutan.

b. Menghargai siswa adalah suatu upaya yang dilakukan guru untuk

mengapresiasi apa yang telah dilakukan siswa dengan

memberikan suatu penghargaan. Kegiatan ini dilakukan guna

memenuhi kebutuhan siswa, yaitu kebutuhan akan perlunya

pengakuan dari orang lain serta dalam rangka penggalian potensi

untuk dapat bertanggungjawab atas apa yang telah dilakukan.

c. Menerima siswa apa adanya adalah suatu sikap yang dilakukan

seorang guru dalam menerima keberagaman siswa, baik itu

kekurangan maupun kelebihan sisiwa dalam bertindak maupun

dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan guna

memenuhi kebutuhan siswa yaitu perlunya bertindak sesuai

kepribadiannya masing-masing tanpa harus berbuat apa yang

berdasarkan tuntutan orang lain dan dalam rangka penggalian

potensi siswa untuk dapat bertanggung jawab atas apa yang telah

dilakukan.
d. Menciptakan lingkungan kelas yang mendukung proses belajar

mengajar adalah suatu tindakan yang dilakukan seorang guru

untuk menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar

dengan cara menciptakan lingkungan kelas yang kondusif, yaitu

yang tenang dan nyaman dalam proses pembelajaran.Kegiatan ini

dilakuakan sebagai sarana dalam rangka pemenuhan kebutuhan

siswa yaitu hak mendapatkan pembelajaran yang baik dan

kondusif serta penggalian potensi siswa dalam rangka

mengembangkan kreatifitas siswa secara bermakna.

(yufikselalu.blogspot.com/2011/10/menjalin-hubungan-baik-

dengan-diswa.html?m=1)

b. Cara menerapkan asas humanistik

Dari uraian pada bagian 4 a di atas, maka cara menerapkan asas

humanistik dapat dilakukan melalui :

1. Menghormati siswa adalah satu upaya yang dilakukan guru

dalam menghormati, menghargai apa yang dilakukan siswa

dalam rangka memenuhi kebutuhan siswa yaitu pemenuhan hak

untuk saling hormat-menghormati dan sebagai sarana

penggalian potensi siswa untuk dapat mengembangkan

pemikiran siswa secara bermakna dan berkelanjutan. Contohnya

seorang guru wajib menghormati pendapat siswanya.


2. Menghargai siswa adalah suatu upaya yang dilakukan guru

untuk mengapresiasi apa yang telah dilakukan siswa dengan

memberikan suatu penghargaan. Kegiatan ini dilakukan guna

memenuhi kebutuhan siswa, yaitu kebutuhan akan perlunya

pengakuan dari orang lain serta dalam rangka penggalian

potensi untuk dapat bertanggungjawab atas apa yang telah

dilakukan. Contohnya pemberian pujian ataupun hadiah kepada

siswa yang berhasil melakukan tugas dari guru.

3. Menerima siswa apa adanya adalah suatu sikap yang dilakukan

seorang guru dalam menerima keberagaman siswa, baik itu

kekurangan maupun kelebihan siswa dalam bertindak maupun

dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan guna

memenuhi kebutuhan siswa yaitu perlunya bertindak sesuai

kepribadiannya masing-masing tanpa harus berbuat apa yang

berdasarkan tuntutan orang lain dan dalam rangka penggalian

potensi siswa untuk dapat bertanggung jawab atas apa yang

telah dilakukan. Contoh memahami jalan pikiran siswa.

4. Menciptakan lingkungan kelas yang mendukung proses belajar

mengajar adalah suatu tindakan yang dilakukan seorang guru

untuk menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar

dengan cara menciptakan lingkungan kelas yang kondusif, yaitu

yang tenang dan nyaman dalam proses pembelajaran. Kegiatan

ini dilakuakan sebagai sarana dalam rangka pemenuhan


kebutuhan siswa yaitu hak mendapatkan pembelajaran yang baik

dan kondusif serta penggalian potensi siswa dalam rangka

mengembangkan kreatifitas siswa secara bermakna. Contoh

menciptakan suasana belajar yang tenang.

5. Hambatan penerapan asas humanistik

Hambatan dalam penerapan asas humanistik adalah sebagai

berikut:

a. Peserta didik kurang mengenal diri dan potensi potensi yang ada

pada diri mereka.

b. Sikap peserta didik yang sulit diatur yang mendorong guru untuk

memberikan perlakuan yang emosional dan keras.

c. Beberapa guru menyatakan kadang guru mempunyai

permasalahan di rumah atau keluarga sehingga ketika di sekolah

merasa kesulitan untuk berpikir jernih lagi.

d. Faktor emosi yang muncul tiba-tiba dan sulit dikendalikan.

(http://mariswadika.blogspot.com/2012/01/pendekatan-

pembelajaran-humanistik.html)

B. Pendidikan Kewargarnegaraan SMA

1. Pengertian Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang

mengkaji dan membahas tentang pemerintahan, konstitusi, dan


lembaga-lembaga demokrasi, rule of law, HAM, hak dan kewajiban

serta proses demokrasi (Azyumardi, Lintas Berita Com, 2010: 1).

Definisi Pendidikan Kewarganegaraan menurut Tim ICCE UN


Jakarta dalam Lintas Berita Com, 2010: 1, adalah suatu proses yang
dilakukan oleh lembaga di manapun di mana seseorang mempelajari
orientasi, sikap dan perilaku politik sehingga yang bersangkutan
memiliki political knowledge, awareness, attitude, political eficacy
dan political participant serta kemampuan mengambil keputusan
politik secara rasional.
Secara imperatif Pasal 37 ayat (1) dan Pasal 38 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas merupakan

landasan yuridis formal mengenai Pendidikan Kewarganegaraan di

sekolah. Dalam pasal 37 ayat (1) tersebut dinyatakan bahwa

Pendidikan Kewarganegraan merupakan salah satu muatan wajib

dalam kurikulum pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta

perguruan tinggi.

Menurut pasal 39 UU No. 20 Tahun 2003 menegaskan bahwa


Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan
pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat
diandalkan oleh bangsa dan negara.
Sedangkan dalam Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional (2007) ditegaskan bahwa:Mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan
oleh Pancasila dan UUD 1945.
Berdasarkan urian di atas terdapat tiga ciri khas yang dimiliki

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, yakni meliputi

pengetahuan, ketrampilan dan karakter kewarganegaraan.Ketiga hal

tersebut merupakan bekal bagi peserta didik untuk meningkatkan


kecerdasan multidimensional yang memadai untuk menjadi warga

negara yang baik. Adapun isi dari pengetahun (body of knowledge)

dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diorganisasikan

secara interdisipliner dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial seperti

ilmu politik, hukum, tata negara, psikologi dan berbagi kajian lainnya

yang berasal dari kemasyarakatan, nilai-nilai budi pekerti dan hak-hak

asasi manusia dengan penekanan kepada hubungan antar warga negara

dan warga negara, warga negara dan pemerintah negara, serta warga

negara dan warga dunia.

2. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar


peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1) Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara serta anti-korupsi.
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membebtuk
diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar
dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi. (standar isi 2007)

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan


meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi : hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggan sebagai bangsa
Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap
positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,
keterbukaan dan jaminan keadailan.
2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi : tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib disekolah, norma yang berlaku
dimasyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dam
peradilan nasional, hukum dan peradilan Internasional.
3) Hak asasi manusia meliputu: hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan
internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan
HAM .
4) Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong-royong, harga
diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi,
kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan
bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara.
5) Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan
konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah
digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan
kostitusi.
6) Kekuasaan dan politik meliputi: pemerintahan desa dan
kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah
pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya
demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan,
pres dalam masyarakat demokrasi.
7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
dan ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar
negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.
8) Globalisasi meliputi: globalisasi dilingkungannya, politik luar
negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi,
hubungan Internasional dan organisasi Internasional, dan
mengevaluasi globalisasi. (standar isi Pendidikan
Kewarganegaraan, 2007)

4. Standar Isi dan Kopetensi Dasar Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas XI SMA

Tabel 2.2 Standart Isi dan Kopetensi Dasar Kelas XI, Semester 1

Standar Kopetensi Kopetensi Dasar

1. Menganalisis budaya 1.1 Mendeskripsikan pengertian budaya


politik di Indonesia politik
1.2 Menganalisis tipe-tipe budaya politik
yang berkembang dalam masyarakat
Indonesia
1.3 Mendiskripsikan pentingnya sosialisasi
pengembangan budaya politik
1.4 Menampilkan peran serta budaya politik
partisipan

2. Menganalisis budaya 2.1 Mendiskripsikan pengertian dan prinsip-


Demokrasi menuju prinsip budaya demokrasi
masyarakat madani 2.2 Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat
madani
2.3 Menganalisis pelaksanaan demokrasi di
Indonesia sejak orde lama, orde baru, dan
renofasi
2.4 Menampilkan prilaku budaya demokrasi
dalam kehidupan sehari-hari

3. Menampilkan sikap 3.1 Mendiskripsikan pengertian dan


keterbukaan dan pentingnya keterbukaan dankeadilan
keadilan dalm dalam kehidupan berbangsa dan
kehidupan berbangsa bernegara
dan bernegara 3.2 Menganalisi dampak penyelenggaraan
pemerintahan yang tidak transparan
3.3 Menunjukan sikap keterbukaan dan
keadilan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara

Kelas XI, Semester 2

Standar Kopetensi Kopetensi Dasar

4. Menganalisis hubungan 4.1 Mendieskripsikan pengertian,


internasional dan pentingnya, dan sarana-sarana hubungan
organisasi internasional internasional bagi suatu negara
4.2 Menjelaskan tahap-tahap perjanjian
internasional
4.3 Menganalisis fungsi perwakilan
Diplomatik

5. Menganalisis sistem 5.1 Mendeskripsiskan sistem hukum dan


hukum dan peradilan peradilan internasional
internasional 5.2 Menjelaskan penyebab timbulnya
sengketa internasional dan cara
penyelesaian oleh Mahkamah
Iternasional
5.3 Menghargai putusan Mahkamah
Internasional

(Standar Isi PKn, 2007: 234)

Dari pengertian, tujuan, ruang lingkup, standar kopetensi dan

kopetensi dasar Pendidikan Kewarganegaraan, dapat diketahui bahwa

guru membantu peserta didik untuk menemukan, mengembangkan

dan mencoba mempraktikkan kemampuan-kemampuan yang mereka

miliki didalam kehidupan nyata sesuai dengan nilai-nilai moral yang

didapat dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam hal ini yang

digunakan penerapan asas tersebut karena sesuai dengan fokus

penerapan asas humanistik lebih mengarah pada pembentukan

karakter setiap siswa dalam proses pembelajaran, agar mampu

menampilkan sikap atau perilaku keterbukaan dan keadilan dalam

kehidupan bernegara dan berbangsa sehingga bisa diterapkan oleh

siswa di sekolahan, keluarga dan masyarakat.

C. Penerapan Asas Humanistik Dalam Mata Pelajaran PKn di SMA

Penerapan asas humanistik yakni memperlakukan peserta didik

sebagai manusia yang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi, serta

memiliki potensi yang harus dikembangkan secara maksimal, dengan guru

PKnmenghormati, menghargai dan menerima siswa apa adanya.


Penerapanasas humanistik ini cenderung mengarahkan siswa untuk

berfikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan

keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar.

Siswa berperan sebagai pelaku utama yang memaknai proses

pengalaman belajarnya sendiri. Siswa sebagai manusia juga memiliki

kebutuhan yang harus dipenuhi seperti seperti halnya ketika siswa

memahami potensi diri, diharap siswa dapat mengembangkan potensi

dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif

sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam materi pembelajaran PKn. Tujuan

pembelajaran lebih kepada proses belajarnya dari pada hasil belajar.

1. Analisis SK dan KD yang dapat diterapkan pada mata pelajaran

PKn dengan asas humanistik.

Menyimak tentang asas humanistik, Standar Kopetensi (SK) dan

Kopetensi Dasar (KD) pada kelas XI semester I, pada prinsipnya

penerapan asas humanistik dapat diterapkan pada semua Standar

Kopetensi dan Kopetensi Dasar. Akan tetapi pada penelitian ini hanya

menitik beratkan pada:

Tabel 2.3Standart Isi dan Kopetensi Dasar Kelas XI, Semester 1

Standar Kopetensi Kopetensi Dasar

2. Menganalisis budaya 2.1 Mendiskripsikan pengertian

dan prinsip-prinsip budaya


Demokrasi menuju masyarakat demokrasi

madani

Pemilihan Standar Kopetensi dan Kopetensi Dasar tersebut

didasarkan atas pertimbangan kesesuaian dengan judul dan rencana

penelitian yang akan dilakukan.

2. Langkah-langkah Penerapan Asas Humanistik dalam mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

1. Guru menghormati siswa dalam penerapan Pendidikan

Kewarganegaraan adalah satu upaya yang dilakukan guru dalam

menghormati, menghargai apa yang dilakukan siswa dalam proses

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Guru menghargai siswa dalam penerapan Pendidikan

Kewarganegaraan adalah suatu upaya yang dilakukan guru untuk

mengapresiasi apa yang telah dilakukan siswa dengan memberikan

suatu penghargaan terutama dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan.

3. Guru menerima siswa apa adanya dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan adalah suatu sikap yang dilakukan seorang guru

dalam menerima keberagaman siswa, baik itu kekurangan maupun

kelebihan siswa dalam bertindak maupun dalam proses

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.


4. Guru menciptakan lingkungan kelas yang mendukung proses

belajar mengajar dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan adalah suatu tindakan yang dilakukan seorang

guru untuk menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar

dengan cara menciptakan lingkungan kelas yang kondusif, yaitu

yang tenang dan nyaman dalam proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan.

3. Hambatan-hambatan Penerapan Asas Humanistik dalam mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Bertolak dari kekurangan asas humanistik yang telah dipaparkan

pada bagian terdahulu maka hambatan penerapan asas humanistik

dalam mata pelajaran PKn dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Peserta didik kurang mengenal diri dan potensi potensi yang ada

pada diri mereka sehingga sering kali mengalami ketertinggalan

dalam proses belajar.

b. Seorang guru Pendidikan Kewarganegaraan yang memberikan

perlakuan yang emosinal dan keras karena peserta didik yang sulit

diatur atau diarahkan untuk menerima pembelajaran yang baik.

c. Guru Pendidakan Kewarganegaraan yang sebelumnya mempunyai

permasalahan dirumah atau keluarga, ketika disekolahan akan

merasa kesulitan untuk berfikir jernih lagi dalam menyampaikan

meteri kepada peserta didik dengan baik.


d. Sifat manusiawi sebagai Guru Pendidikan Kewarganegaraan yang

mempunyai faktor emosi yang muncul tiba-tiba dan sulit

dikendalikan ketika berhadapan dengan peserta didik.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian deskriptif

kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan pristiwa atau fenomena

dengan data-data yang berbentuk informasi atau kata-kata (Moleong,

2000:40). Dalam hal ini, keadaan dan status yang akan digambarkan dalam

penelitian ini adalah penerapan asas humanistik dalam pembelajaran PKn

di SMA Negeri 7 Semarang tahun pelajaran 2013-2014.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi objek penelitian ini adalah SMA Negeri 7

Semarang tahun pelajaran 2013-2014 di JL. Untung Suropati, Ngaliyan,

Semarang Kode Pos 50182.


C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah masalah pokok yang bersumber dari

pengalaman penelitian atau pengetahuan yang diperolehnya melalui

keputusan ilmiah (Moleong, 2004 : 94)

Berdasarkan pengertian diatas maka yang menjadi fokus atau titik

perhatian dalam penelitian ini adalah penerapan azas humanistik dalam

pembelajaran PKn di SMA Negeri 7 tahun pelajaran 2013-2014. Indikator

dari penerapan asas humanistik di sekolah sebagai berikut:

No Variabel Indikator Instrumen wawancara


29
Penelitian
Wawancara Wawancara

terbuka tertutup

Guru Siswa

1 Penerapan a. Waktu penerapan asas 1 1

asas humanistik dalam

humanistik pembelajaran Pendidikan

dalam Kewarganegaraan (PKn)

pembelajaran b. Hal-hal yang ditempuh

PKn di SMA guru untuk menerapkan 2 2

Negeri 7 asas humanistik dalam

Semarang pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn)

c. Cara guru menerapkan


asas humanistik tersebut 3 3

dalam pembelajaran

Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn).

d. Hambatan yang dihadapi

guru Pendidikan 4 4

Kewarganegaraan (PKn)

dalam penerapan asas

humanistik.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh. (Arikunto, 2006: 129) dan sumber data yang peneliti pakai

adalah sumber data primer. Sumber data primer adalah data yang

dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti atau pencari data (Purnomo,

2007: 4). Sumber data primer dalam penelitian ini adalah data yang

diambil dari hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi data yang

diperoleh di SMA Negeri 7 Semarang seperti:

a. Guru PKn SMA Negeri 7 Semarang

b. Siswa-siswi di SMAN 7 Semarang

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain:


a. Metode Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara,

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 149). Metode wawancara digunakan untuk

mengungkapkan data tentang penerapan asas humanistik yang

dilakukan guru PKn terhadap siswa SMA Negeri 7 Semarang Tahun

Pelajaran 2013-2014. Adapun yang menjadi objek wawancara dalam

penelitian ini adalah:

1) Kepala SMA Negeri 7 Semarang

2) Guru PKn SMA Negeri 7 Semarang

3) Siswa-siswi di SMAN 7 Semarang

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan objek perolehan informasi dengan

memperhatikan tiga macam sumber yaitu tulisan (paper), tempat

(place), dan kertas atau orang (people) (Arikunto, 2006: 135).

Dokumentasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini antara lain:

1. Hasil wawancara dengan sumber data dari SMA Negeri 7

Semarang

2. Kegiatan belajar mengajar di SMA Negari 7 Semarang (place)

yang berupa foto

c. Observasi

Observasi adalah segala bentuk penerimaan data yang dilakukan

dengan cara merekam kejadian, menghitung, mengukur dan


mencatat.Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

segala sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek

penelitian.Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek

ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observer

berada bersama objek yang sedang diteliti, disebut observer langsung.

Sedangkan observer tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan

tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki, misalnya

peristiwa tersebut diamati melalui film atau rangkaian slaid atau

rangkaian foto.(Arikunto, 2006: 223). Dalam penelitian ini peneliti

mengadakan observasi dengan cara mengamati seluruh kegiatan di

SMA Negeri 7 Semarang.

Setelah melakukan pengamatan peneliti juga melakukan

pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek

penelitian misalnya perilaku gurudan siswa selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung, dan kegiatan yang dilakukan sekolah.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasi dan mengurutkan

antara kepala kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan

dan dapat diluruskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Moleong lexy (2003: 103)

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisi deskriptif

kualitatif yang hanya mengumpulkan, menulis, dan menyimpulkan


tanggapan dari sumber yang diperoleh penulis dengan cara melakukan

wawancara langsung.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah:

1. Pengumpulan data

Analisis data dapat dilakukan jika data sudah terkumpul melalui

pengumpulan data yang diuraikan pada sebelumnya. Pengumpulan data

dimaksudkan dalam tahap analisis data karena tanpa terkumpulnya data,

analisis tidak dapat dilakukan.

2. Reduksi data

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menyelesaikan,

memproses, memfokuskan, dan mengabstakkan secara kasar dari data

yang diperoleh dilapangan.

3. Penyajian data

Pada tahap ini merupakan kegiatan menarik data yang direduksi

dalam informasi yang memudahkan penarikan kesimpulan yang

dilakukan, penyajian data dapat berupa matrix, skema, table, jaringan

kerja sama yang berkaitan dengan data yang diperoleh.

4. Penarikan kesimpulan

Data-data yang telah dikumpulkan, direduksi, dan disajikan

dengan cara yang mudah dipahami kemudian ditarik kesimpulan

berdasarkan pengamatan yang menyeluruh dari data-data tersebut.


Dari tahapan analisis data tersebut diatas dapat digambarkan

dengan bentuk skema sebagai berikut.

Pengumpulan Data

Penyajian Data
ReduksiData

Kesimpulan- kesimpulan

Penafsiran /Verifikasi

Sumber : Milles dan Humbermen dalam Sugiyono, 2008 : 247

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum SMA Negeri 7 Semarang

1. Kondisi umum SMA Negeri 7 Semarang

SMA Negeri 7 Semarang merupakan sebuah pendidikan formal

tingkat Sekolah Menengah Atas di Kota Semarang yang terletak di

jalan Untung Suropati, Ngaliyan, Semarang. Status sekolah tersebut

terakreditasi dengan nilai A. Sekolah ini memiliki jumlah guru 65

orang, dan jumalah staf TU sebanyak 24 orang. Sedangakan jumlah

siswa keseluruhan 1051 siswa yang terdiri dari 384 siswa kelas X, 326

siswa kelas XI dan 341 siswa kelas XII.


SMA Negeri 7 Semarang ini mempunyai Visi Berprestasi tinggi,

Berbudi luhur, Berbudaya, dan Berwawasan lingkungan. Sedangkan

Misi a) Mengembangkan pembelajaran yang aktif, kreatif dan inofatif

dengan mendayagunakan IPTEK dan lingkungan sehingga mampu

meningkatkan potensi secara optimal, b) Melaksanakan pembelajaran

pendidikan lingkungan hidup, c) Menumbuhkembangkan karakter

warga sekolah yang sekaligus, cerdas, disiplin, dan cinta tanah air, d)

Membangun kehidupan sekolah yang demokratis, dan berbudaya

nasional.

2. Pembelajaran PKn Di SMA Negeri 7 Semarang

35
a. Kurikulum yang digunakan dan pembelajaran PKn kelas X, XI, dan

XII.

Kurikulum yang diterapkan dalam pembelajaran PKn di SMA

Negeri 7 Semarang menggunakan kurikulum 2006 yaitu KTSP.

Selain menggunakan kurikulum 2006 KTSP, di SMA Negeri 7

Semarang juga menggunakan kurikulum berbasis karakter yakni

untuk menanamkan karakter yang baik kepada siswa melalui

pendidikan dan kurikulum penggunaan model-model pembelajaran

yang inovatif. Adapun model-model pembelajaran yang sering di

gunakan antara lain ( modelExamples Non Examples, Numbered


Heads Together, Cooperative Script, Kepala Bernomor Struktur,

Jigsaw, Mind Mapping, Make – A Match, Debat ).

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

sengaja. Tujuan pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk

(2005:25) adalah membantu siswa agar memperoleh berbagai

pengalaman dan dengan pengalaman ituyang dimaksud meliputi

pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi

sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa. Tujuan pembelajaran

adalah menggambarkan kemampuan atau tingkat penguasaan yang

diharapkan dicapai oleh sisea setelah mereka mengikuti suatu proses

pembelajaran.Hal ini dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran

merupakan proses melibatkan guru dengan semua komponen tujuan,

bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi proses pembelajaran

merupakan suatu sistem yang saling terkait antar komponennya di

dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Dalam SMA N 7

Semarang pembelajaran sudah berjalan dengan semestinya, yaitu

sudah melibatkan guru beserta komponennya yaitu dengan adanya

metode dan model yang digunakan dalam pembelajaran serta

menyiapkan alat evaluasi sebagai penilaian akhir terhadap siswa.

b. Karakteristik guru PKn dan siswa di SMA Negeri 7 Semarang

1. Karakter guru PKn SMAN 7 Semarang dapat disimak melalui

tabel berikut:
Nama DesyTri Dra.Titik Setyowati Daru Prastiyo, S.Pd,
Lengkap Idialisanti, SPd. M.Si

Status PNS PNS PNS


Pegawai

L/P P P L

Usia (Thn) 37 52 48

Lama 9 23 25
Mengajar
(Thn)

Latar -SDN 1 Semarang -SDN 7 Surakarata -SDN 1 Sendangharjo


Belakang -SMPN 5 -SMPN 18 -SMPN 1
Pendidikan Semarang Surakarta Karangrayung
-SMAN 7 -SMAN Batik -SMAN 1 Purwodadi
Semarang Surakarta -UNNES (S1) Jurusan
- UNES Jurusan - UMS (S1) Jurusan S-1 PPKn
S-1 PPKn S-1 PPKn -Undip (S2) Jurusan S-
- UGM (S2) 2 Magister Sains
Jurusan S-2 Psikologi
Magister Sains
Psikologi

Diklat -Pelatihan diklat -Pelatihan -Diklat RME


Yang prajabatan kualifikasi S1 guru -Pelatihan kualifikasi
Pernah golongan II SMA S1 guru SMP dan SMA
Diikuti -Pelatihan -Pelatihan penanaman
pembuatan alat pendidikan karakter
evaluasi -Diklat peningkatan
- Pelatihan IT

Keterangan -dalam masa -dari data yang -Beliau Bapak Daru


kerjanya telah ada dapat Prastiyo adaloah guru
mempunyai disimpulakan yang cendrung disukai
pengalaman bahwa beliau Ibu oleh siswa nya karena
mengajar yang Titik Setyowati pembawaannya yang
masih minim mempunyai santai dan pengalaman
melihat diklat pengalaman mengajar yang bagus
yang pernah di mengajar dan diklat dilihat dari faktor lama
ikutinya dan lama yang baik mengajar dan diklat
mengajar yang diikuti
Dari table di atas tampak bahwa karakteristik guru pada

umumnya yang mempunyai latar belakang pendidikan dan diklat

yang pernah di ikuti bias dibedakan kemampuan atau kualitas

dalam mengajar atau menyampaikan materi.

2. Karakter siswa SMAN 7 Semarang dapat disimak melalui tabel

berikut:

Nama Kelas L/ Usia Latar Belakang Keterangan


P Siswa

Sonia XI IPA P 16 Pada dasarnya Mempunyai semangat


Widi 3 Thn Sonia adalah belajar yang tinggi,
Astuti mempunyai latar mudah bergaul dengan
belakang keluarga siapa saja dan tidak
yang harmonis pilih-pilih teman.
kedua orang
tuanya bekerja di
instansi Negeri.
Sonia adalah anak
ke 2 dari 2
bersaudara.

Danang X2 L 15 Danang adalah Aktif mengikuti


Prasetyo Thn anak tunggal dari ekstrakuler yang ada di
kedua sekolahan dan mampu
orangtuanya, yang mengatur waktu untuk
bekerja sebagai belajar.
wirausaha sebuah
rumah makan
kecil yang berada
di kota Semarang.

Mega XII P 16 Keduaorang Pandai dalam memilih


Julia IPA 4 Thn tuanya bekerja pergaulan dan mampu
Putri sebagai pegawai belajar dalam bentuk
Bank, Mega kelompok besar, mau
adalah anak menghargai pendapat
nomer 1 dari temannya.
kedua bersaudara.

Ida X5 P 15 Ida adalah anak Mempunyai


Kusuma Thn dari Orang tuanya kecendrungan pendiam,
Ningrum yang mengalami menyendiri sehingga
pertikaian dalam dalam prestasi juga
rumah tangganya, menurun.
kedua orang
tuanya bercerai,
sekarng Ida ikut
dengan Ibu nya

Fatimah XII P 17 Fatimah adalah Siswa aktif dan kreatif.


Bahasa Thn anak dari orang Mudah bergaul dan
tua yang tidak membeda-
sederhana, kedua bedakan teman serta
oaring tuanya semangat belajar yang
hanya bekerja tinggi.
sebagai buruh
tetapi
kehidupanya
bahagia dengan
kesederhanaan
itu.

Dari tabel di atas tampak bahwa karakteristik siswa dilihat

dari kelas dan faktor keluarga dapat diketahui perbedaannya

dimana siswa yang pintar danaktif dalam sekolahan.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bertolak dari rumusan masalah dan penelitian yang telah dilakukan

dapat dipaparkan data tentang penerapan asas humanistik dalam

pembelajaran PKn di SMA Negeri 7 Semarang melalui pertanyaan yang

mengarah sebagai berikut :

a. Kapan Bapak/Ibu guru menerapkan asas humanistik kepada peserta


didik?

“ pada saat berada dalam lingkungan sekolah di


situlah seorang guru menerapkan asas humanistik
terutama pada saat jam kelas berlangsung seorang
guru harus mampu memahami seorang siswa
seutuhnya tidak memandang sebelah mata pada saat
inilah penerapan asas humanistik dilakukan”
(wawancara dengan Desy Tri Idialisanti, SPd. 24
September 2013)
“kalau untuk kapan penerapan asas humanistik itu
dilakukan kepada peserta didik yaitu pada
pelaksanaan KBM berlangsung soalnya pada saat
itulah guru bisa berinteraksi dan mampu
menerapkan sepenuhnya tentang pemahaman
tentang tiap karakter siswa tanpa terkecuali, jadi
peran seorang guru disini sangatditentukan apakah
penerapan asas humanistik itu berjalan dengan
baik” (wawancara dengan Dra.Titik Setyowati 24
September 2013)
“pelaksanaan penerapan asas humanistik bisa
dilakukan kapan saja dan dimana saja selagi kita
berhadapan dengan peserta didik jadi tak menutup
kemungkinan bahwa guru perlu adanya suatu
pemahaman terhadap peserta didik dan mampu
menghargai ataupun menghormati hak-haknya
sebagai siswa” (wawancara dengan Daru Prastiyo,
S.Pd, M.Si 24 September 2013)
“pada saat jam kelas berlangsung, ibu Desy sebagai
guru PKn menerapkan asas humanistik karena
dalam kelas lah kedekatan antar siswa dan guru itu
terjalin, di samping menyampaikan materi beliau
juga sering kali mencairkan suasana dengan sisipan
candaan agar dalam bembelajaran tidak terlalu
monoton dan tegang maka siswa yang ada dikelas
merasa bahwa asas humanistic dalam lingkup kelas
itu harus dimiliki oleh guru terutama guru PKn”
(wawancara dengan Sonia Widi Astuti XI IPA-3, 8
Oktober 2013)
“Pada saat di lingkungan sekolahan ibu Titik
sebagai pengampu mata pelajaran PKn sudah
menerapkan asas humanistik, kerena kedekatannya
dengan siswalah yang membuat pemahaman beliau
terhadap siswa yang ada mampu dirasakan, soalnya
siswa juga perlu yang namanya di hormati dan
dihargai tidak dipandang sebelah mata oleh guru
kita” (wawancara dengan Danang Prastyo X 2, 8
Oktober 2013)
“pada saat KBM berlangsung, Bapak Daru yang
mengampu kelas XII mampu menerapkan asas
humanistik dimana siswa yang ada mampu
dihormati dan dihargai hak-haknya sebagai siswa
seutuhnya tidak pernah membedakan siswa satu
dengan siswa lain sehingga kita merasa bahwa
beliau sudah menerapkan asas humanistic tersebut
pada waktu KBM berlangsung, disisi lain beliau
juga sering memberikan kesempatn untuk
berkomentar terhadap pembelajaran yang beliau
samapaikan sudah jelas apa belum jadi bapak Daru
sudah memanusiakan kita seutuhnya” (wawancara
dengan Mega Julia Putri XXI IPA-4 8 Oktober
2013)
Dari data di atas dapat diketahui bahwa penerapan

asas humanistik dalam pembelajaran PKn di SMA Negeri 7

Semarang dilakukan oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan

pada saat berada dalam lingkungan sekolahpada pelaksanaan

KBM berlangsung, saat itulah guru bisa berinteraksi dan

mampu menerapkan sepenuhnya tentang pemahaman tentang

tiap karakter siswa tanpa terkecuali, dengan itu suasana kelas

jadi lebih menyenangkan ditambahkan lagi guru mampu

mencairkan suasana dengan sisipan candaan agar dalam

bembelajaran tidak terlalu monoton dan tegang.Selain itu

dalam pembelajaranpun siswa juga perlu yang namanya di

hormati dan dihargai hak-haknya sebagai siswa seutuhnya

dengan tidak pernah membedakan siswa satu dengan siswa

lain sehingga dalam belajar pun siswa merasa senang. Dalam

pembelajaran guru perlu memberikan kesempatn untuk siswa

berpendapatsebebasnya terhadap pembelajaran yang sudah

berlangsung sehingga dengan begitu guru tahu apa kelebihan


dan kekurangan dalam pembelajaran tersebut. Faktor usia

guru juga mempengaruhi pembelajaran di dalam kelas. Guru

yang lebih muda biasanya lebih disukai siswa daripada guru

yang sudah senior. Ini disebabkan guru yang lebih muda

dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran

yang kreatif dan inovatif, dan sedangkan yang lebih senior

cenderung monoton, sehingga siswa kurang menyukai.

Dalam memahami siswa ketika proses belajar mengajarpun

jadi lebih mudah, karena guru yang lebih muda lebih mudah

melakukan pendekatan terhadap siswa daripada guru yang

lebih senior. Selain itu latar belakang usia siswa

mempengaruhi mudah tidaknya dalam pemahaman materi

yang telah disampaikan guru, sehingga mempengaruhi hasil

belajar siswa.

Sesuai yang di paparkan di atas, bahwa penerapan

asas humanistik dilakukan guru ketika proses belajar

mengajar berlangsung di dalam kelas. Dalam pelaksanaannya

guru di tuntut mampu menghormati dan menghargai siswa

serta memberi kebebasan siswa dalam mengeluarkan

pendapat. Selain itu faktor usia pengajar juga mempengaruhi

kinerja dalam pengajaran dan hasil belajar siswa.

b. Dalam hal apa sajakah Bapak/Ibu guru menerapkan asas humanistik


dalam mata pelajaran PKN di SMAN 7 Semarang?
“seorang guru PKn sudah sewajarnya menerapkan
asas humanistik dalam hal pembentukan suatu
moral dan karakter siswa, maka pada setiap
penyampaian materi Pendidikan Kewarganegaraan
pada semua standard kopetensi (SK) dan kopetensi
dasar (KD) mampu diterapkan asas humanistik jadi
setiap guru harus cermat dalam menyisipkan asas
humanisti ini kepada siswa” (wawancara dengan
Desy Tri Idialisanti, SPd. 24 September 2013)
“dengan hal apa sajakah guru PKn menerapkan
asas humanistik yaitu dengan menyampaikan tujuan
bembelajaran dan sub materi yang jelas dengan
memasukan penerapan asas humanistik tersebut
pada setiap SK dan KD nya sehingga jelas apa yang
akan dilakukan guru maupun peserta didik”
(wawancara dengan Dra.Titik Setyowati 24
September 2013)
“guru melakukan hal yang sewajarnya seorang
guru dengan cara guru memahami siswa dengan
penuh dan menyiapkan pembelajaran yang
mempunyai suasana yang menyenangkan dengan
membuat RPP yang jelas pada setiap SK dan KD
nya kita memasukan unsur penerapan asas
humanistik” (wawancara dengan Daru Prastiyo,
S.Pd, M.Si 24 September 2013)
“dalam mata pelajaran PKn ibu Desy menerapkan
asas humanistik pada saat menyampaikan materi
tentang pembentukan karakter suatu bangsa
disitulah asas humanistic itu terliat oleh kita kerena
pada saat pembelajaran materi itu, beliau ibu Desy
memberikan kita gambaran dimana suatu karakter
suatu bangsa itu dibentuk dan memanusiakan
manusia dalam artian saling menghormati dan
menghargai, dalam Standar Kopetensi dan
Kopetensi yang di sampaikan cukup jelas dengan
tujuan pembelajaran yang mengarah terhadap suatu
pemahaman yang baik terhadap siswanya nanti”
(wawancara dengan Sonia Widi Astuti XI IPA-3, 8
Oktober 2013)
“Ibu Titik menerapkan asas humanistik dalam mata
pelajaran PKn yaitu dalam hal pembentukan moral
pada siswanya dimana beliau menyampaikan
Standar Kopetensi dan Kopetensi Dasar tentang
materi yang akan diajarkan kemudian menentukan
tujuan pembelajaran maka dalam setiap
pembelajarannya beliau selalu menyisipkan
pendidikan dalam pembentukan moral yang intinnya
tidak lepas dari asas humanistik yakni
memanusiakan manusia seperti halnya kita sebagai
murid yang perlu dihormati dan dihargai”
(wawancara dengan Danang Prasetyo X 2, 8
Oktober 2013).
“Dalam hal penerapan pembentukan karakter dan
moral Bapak Daru menerapkan asas humanistic,
beliau mendorong para siswanya agar mampu
menerapkan moral yang baik dalam lingkungan
baik itu di keluraga atau masyarakat. Maka kita pun
termotifasi apa yang telah di ajarkan oleh beliau”
(wawancara dengan Fatimah XII Bahasa, 8 Oktober
2013)
Dari data di atas dapat diketahui bahwa dalam hal apa

penerapan asas humanistik dalam pembelajaran PKn di SMA

Negeri 7 Semarang tersebut seorang guru memahami

siswanya dengan sepenuhnya dengan cara menghormati

menghargai sesuai dengan karakter siswa yang ada. Seorang

guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam hal ini dituntut

mampu melaksankan pembelajaran dalam hal pembentukan

suatu moral dan karakter siswa yang baik sesuai dengan

kandungan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada

semua standar kopetensi (SK) dan kopetensi dasar (KD)

mampu dimasukkan tentang asas humanistik dalam setiap

pembelajaran berlangsung (KBM). Seiring penerapan yang

dilakukan oleh guru maka siswa pun menyesuaikan apa yang

telah di ajarkan kepada siswanya dengan siswa yang


mempunyai karakter dan bermoral. Dalam hal ini guru

berupaya sepenuhnya agar siswanya mampu melakasanakan

dan menerapkan pendidikan karakter dan moral itu secara

berkelanjutan tidak hanya dalam lingkungan

sekolahan.Faktor jenjang pendidikan mempengaruhi

bagaimana guru dalam hal pembentukan moral dan karakter

siswa. Pendidikan yang tinggi cenderung mempunyai

pengetahuan yang luas dan tahu bagaimana cara

pembentukan moral dan penanaman pendidikan karakter

kepada siswa secara tepat. Sedangkan faktor latar belakang

keluarga siswa juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Jika

siswa berasal dari keluarga yang harmonis dan mendapat

perhatian penuh dari orang tua hasil belajarnya pun

memuaskan. Dan ini berbanding terbalik dalam keluarga

yang bercerai. Hasil belajar anaknya menurun karena

cenderung kurang perhatian dari kedua orang tua dan tidak

ada semangat untuk belajar. Jadi latar belakang keluarga

siswa cenderung mempengaruhi dalam penanaman moral

siswa dan pembentukan karakter siswa sehingga dapat

mempengaruhi dalam hasil belajar siswa.

Dari data di atas dapat disimpulkan hal-hal penerapan

asas humanistik dalam pembelajaran PKn di SMA Negeri 7

Semarang dilakukan guru dalam hal penyampaian pelajaran


pembentukan moral dan karakter siswa yang baik sesuai

dengan kandungan pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan pada semua Standar Kopetensi (SK) dan

Kopetensi Dasar (KD). Serta latar belakang pendidikan guru

dan latar belakang keluarga siswa mempengaruhi

pembentukan moral siswa dan karakter siswa sehingga

mempengaruhi hasil belajar.

c. Bagaimana cara Bapak/Ibu guru dalam menerapkan asas humanistik


tersebut?
“dalam hal ini cara seorang guru dalam
menerapkan asas humanistik yaitu dengan
menghormati pendapat, menghargai hak-haknya
dan menerima siswa apa adanya serta mampu
menciptakan lingkungan kelas yang mendukung
kegiatan belajar belajar mengajar yang yang di
inginkan siswa” (wawancara Desy Tri Idialisanti,
SPd. 24 September 2013)
“berdasarkan pengalaman seorang guru yang
didapat dari pengalamnya mengajar cara seorang
guru dalam penerapan asas humanistik yaitu
dengan cara menghargai, menghormati, dan
meneriam siswa apanya, serata guru harus mampu
menciptakan suasana lingkungan kelas yang
nyaman untuk siswa dapat menerima materi dengan
baik” (wawancara dengan Dra.Titik Setyowati 24
September 2013)
“cara seorang guru dalam menerapkan asas
humanistik yaitu dengan mencipkan pembelajaran
yang menyenangkan yaitu dengan lingkungan kelas
yang mendukung untuk suatu KBM dan seorang
guru harus mampu menghargai, menerima, dan
menghormati siswa dengan apa adanya tidak
memendang sebelah mata” (wawancara dengan
Daru Prastiyo, S.Pd, M.Si 24 Septembar 2013)
“dalam hal ini Ibu Desy guru yantg sudah mampu
menerapkan asas humanistik karena dalam
lingkungan sekolah beliau mampu berlaku
menghormati, menghargai, dan menerima siswa apa
adnya dengan tidak mengurangi wibawa sebagai
guru, Ibu desi adalah sosok guru yang dapat
menyesuaikan dengan kelas yng di ajarnya”(Ida
Kusuma Ningrum X5, 8 Oktober 2013)
“Ibu Titik dan Bapak Daru sering kali dalam
pembelajaranya yang disampaikan kepada siswa
mampu menyesuaikan dan guru yang sudah mampu
menghormati siswanya, kemudian mampu
menghargai semua siswa dan mampu menerima kita
apa adanya tidak membeda-bedakan antara siswa
satu dengan siswa lainnya” (wawncara dengan
Sonia Widi Astuti XI IPA 3 dan Fatimah XII
Bahasa, 8 Oktober 2013)
Dari data di atas dapat diketahui bahwa cara penerapan

asas humanistik dalam pembelajaran PKn di SMA Negeri 7

Semarang dilakukan oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan

dengan menghormati, menghargai, menerima siswa apa

adanya dan menciptakan lingkungan kelas yang nyaman

dalam proses belajar mengajar. Menghormati dalam artian

menghormati pendapat seorang siswa. Sedangkan

menghargai itu dalam artian menghargai prestasi siswanya

dengan cara pemberian hadiah atau penghargaan, dan

menerima dalam artian mampu menerima siswa dengan apa

adanya tidak membeda-bedakan siswa satu dengan lainnya,

kemudian guru juga melakukan cara penerapan asas

humanistik tersebut dengan mengelola lingkungan kelas yang

mendukung proses belajar mengajar yang kondusif dan

nyaman sesuai yang di inginkan siswanya.Maka dalam hal ini


guru pun harus mampu berlaku adil terhadap siswanya

mampu menghargai dan menghormati siswa dengan

sepenuhnya dengan tidak mengurangi wibawa sebagai guru

dan siswa pun harus mampu menghormati gurunya.

Faktor diklat dan pelatihan yang dijalani guru

mempengaruhi bagaimana cara untuk nmenghormati,

menghargai, menerima siswa apa adanya dan menciptakan

lingkungan kelas yang kondusif dalam pembelajaran

berlangsung. Guru yang sudah banyak mengikuti pelatihan

tentu tahu bagaimana cara menerapkan asas humanistik

tersebut terhadap siswa.

Sesuai yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan

bagaimana cara menerapkan asas humanistik dalam

pembelajaran PKn di SMA N 7 Semarang yaitu dengan cara

menghormati, menghargai, menerima siswa apa adanya serta

menciptakan lingkungan kelas yang kondusif dalam

mendukung proses belajar mengajar. Faktor diklat dan

pelatihan yang dijalani guru mempengaruhi bagaimana cara

guru dalam menerapkan asas humanistik tersebut.

d. Apakah ada hambatan saat proses penerapan asas humanistik dalam


pembelajaran PKn, dan bagaimana mengatasi hambatan tersebut?
“Ada, penerapan asas humanistik dalam
pembelajaran PKn seorang guru sering kali
memberikan perlakuan yang emosional dan keras
karena siswa yang sulit diatur untuk menerima
pembelajaran yang baik, guru terkadang juga
sebelumnya mempunyai permasalahan dirumah
atau keluarga, ketika di sekolahan akan merasa
kesulitan untuk berfikir jernih dalam menyampaikan
materi kepada siswa, untuk mengaatasi hambatan
tersebut guru berlaku menghormati, menghargai
dan menerima siswa apa adanya” (wawancara
dengan Desy Tri Indialistanti, SPd. 24 September
2013)
“Pasti ada hambatan, dalam penerapan asas
humanistik ketika pembelajaran PKn, salah satunya
siswa yang kurang mengenal diri dan potensi-
potensi yang ada pada diri mereka sehingga
seringkali adanya ketertinggalan dalam proses
belajar, dan guru juga seringkali memberikan
perlakuaan yang keras dan emosi kepada siswa
karena beralasan sulit diatur dan diarahkan untuk
dapat mengikuti pembelajaran yang baik, adapun
solusi guru dalam mengatasi hambatan tersebut
dengan cara guru harus mampu bersikap
menghormati, menghargai, dan menerima siswa apa
adanya serta guru juga harus mampu menciptakan
suasana lingkungan yang nyaman” (wawancara
dengan Dra. Titik Setyowati M.Si. 24 September
2013)
“Dalam penerapan asas humanistik untuk
pembelajaran PKn ada hambatan tersendiri dalam
sebuah penerapan tersebut, yaitu sifat manusiawi
yang dimiliki guru Pendidikan Kewarganegaraan
yang mempunyai faktor emosi yang muncul tiba-tiba
dan terkadang sulit dikendalikan ketika berhadapan
dengan siswa, seorang guru juga sering
memberikan perlakuan yang emosional dan keras di
akibatkan karena siswa terkadang sulit untuk diatur
dan di arahkan, adapun dari faktor siswa yang
kurang mengenal diri dan potensi-potensi ada pada
diri siswa sehingga seringkali mengalami
ketertinggalan dalam pembelajaran, adapun solusi
untuk mengatasi hambatan tersebut yakni dengan
guru menghormati, menghargai, dan m,enerima
siswa apa adanya serta guru juga harus mampu
menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman”
(wawancara dengan Daru Prastyo, SPd. M.Si. 24
September 2013)
“ada hambatan dalam penerapan asas humanistik
ketika guru PKn menyampaikan pembelajaran,
hambatannya antara lain guru seringkali bertindak
emosional terhadap siswa dengan alasan pesrta
yang sulit diatur dan guru beralasan karena guru
sebelumnya diperkirakan mempunyai permasalahan
dirumah atau keluarga tetapi dibawa dalam
sekolahan, adapun solusi untuk mengatasi
hambatan tersebut diharapkan guru dan peserta
didik mampu bersikap menghormati, menghargai,
menerima siwa apa adanya” ( wawancara dengan
Fatimah kelas XII bahasa, 8 Oktober 2013)
Dari data di atas dapat diketahui bahwa hambatan

penerapan asas humanistik dalam pembelajaran PKn di SMA

Negeri 7 Semarang adalah : adanya kekurang mampuaan

guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengendalikan

emosi yang did dalamnya melibatkan permasalahan yang

dihadapi di dalam keluarga, sifat yang manusiawi yang

dimiliki guru Pendidikan Kewarganegaraan yang mempunyai

faktor emosi yang muncul tiba-tiba dan sulit dikendalikan

ketika berhadapan dengan siswa. Peserta didik sulit diatur

dalam pembelajaran sehingga perlakuan guru bertindak tegas

agar siswa dapat menerima pembelajaran dengan baik.

Adapun peserta didik kurang mengenal diri dan potensi-

potensi yang ada pada diri mereka yang menjadi peserta didik

ketinggalan dalam pembelajarannya. Adapun solusi untuk

mengatasi hambatan tersebut guru Pendidikan

Kewarganegaraan harus mampu berlaku menghormati,

menghargai, dan menerima siswa apa adanya dengan


menciptakan lingkungan dan suasana pembelajaran yang

nyaman sehingga peserta didik dapat mengikuti pembelajaran

dengan baik. Kondisi tersebut memerlukan guru Pendidikan

Kewarganegaraan yang mempunyai dedikasi tinggi, yang

mampu menghormati, menghargai, menerima siswa apa

adanya. Dengan pengalaman mengajarnya seorang guru

mampu melakukan pembelajaran yang baik, serta dengan

diklat yang pernah ditempuh seorang guru PKn juga harus

mampu menerapkan asas humanistik dengan baik dan mampu

mengatasi hambatan yang ada. Faktor usia juga

mempengaruhi kedewasaan atau kematangan akan suatu

pembelajaran yang baik, jadi semuanya mempunyai

keterkaitan yang sangat berpengaruh terhadap suatu

pembelajaran tersebut.

Sesuai yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan

hambatan saat proses penerapan asas humanistik dalam

pembelajaran PKn, dan bagaimana mengatasi hambatan

dalam pembelajaran PKn di SMA N 7 Semarang yaitu guru

yang sebelumnya mempunyai permasalahan dirumah atau

keluarga, ketika disekolahan akan merasa kesulitan untuk

berfikir jernih lagi dalam menyampaikan meteri kepada

peserta didik dengan baik, karena sifat guru yang manusiawi

yang terkadang faktor emosi yang kurang bisa dikendalikan.


Adapun hambatannya seorang guru Pendidikan

Kewarganegaraan hendaknya mampu belaku menghormati,

menghargai, serta menerima siswa apa adanya.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bertolak dari rumusan masalah, hasil penelitian dan

pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : penerapan asas

humanistik dalam pembelajaran PKn di SMA Negeri 7 Semarang sudah

dilakukan guru untuk semua SK dan KD kelas X, XI, XII sesuai dengan

teori penerapan asas humanistik. Asas ini diterapkan dengan cara :

menghormati, menghargai, menerima, dan menciptakan lingkungan

kelas yang nyaman dan kondusif dalam proses belajar mengajar.

Meskipun asas humanistik telah diterapkan, namun guru masih

mengalami hambatan dalam mengendalikan emosinya karena guru

menghadapi masalah keluarga. Hal tersebut berdampak pada perlakuan

guru terhadap siswa yang kurang memperhatikan asas humanistik

seperti : perlakuan yang keras, main tangan, ucapan yang kurang baik

terhadap siswa, dll.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan kepada:

1. Guru PKn hendaknya berusaha keras membedakan permasalahan

keluarga dengan permasalahan akademik sehingga dapat

mengendalikan emosi. Dengan demikin asas humanistik dapat


diterapkan dengan baik, kebutuhan siswa tercukupi, serta potensi siswa

dapat berkembang secara maksimal.

2. Guru PKn memberikan perlakuan yang emosional dan keras

sebaiknya tidak dilakukan karena siswa lebih cendrung menyukai

guru yang bisa memahami dan suasana pembelajaran yang

menyenangkan bukan malah bersikap keras ataupun otoriter terhadap

peserta didik dengan alasan peserta didik yang sulit datur atau

diarahkan.

3. Guru PKn sebaiknya mampu saling memahami, menghormati,

menghargai, menerima siswa apa adanya sehingga tercipta suasana

nyaman dan kondusif yang mendukung proses belajar mengajar yang

menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2011. Psikologi Kepribadian. Malang:UMM PRESS.
Anni, Catharina Tri. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Puatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djiwandono, Sriesti Wuryani. 2006.Psikologi Pendidikan. Jakarta. PT Grasindo
Haryati, Titik. 2005. Strategi Belajar Mengajar 1(SBM 1) Pendidikan
Kewarganegaraan. Semarang: FPIPS IKIP PGRI Semarang.
Islamuddin, Haryu. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Moleong, Lexy J. 2003. Metodologi Penelitian Kulaitatif. Bandung: Rosda karya
Mulyasa. 2004. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya
Mulyasa.2006. Kurikulum Yang Disempurnakan.Bandung: PT Remaja Rosda
Karya
Satandar isi 2007.Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Semarang:
PLPG Unnes.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2008. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung.
Alfabeta
Sugandi, Achmad, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang:IKIP PRESS.
Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. 2011. Belajar dan Pembelajaran.
Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
(http://mariswadika.blogspot.com/2012/01/pendekatan-pembelajaran-

humanistik.html)
(http://Internetsebagaisumberbelajar.blogspot.com/2010/07/pengertian-

penerapan.html?m=1)

(yufikselalu.blogspot.com/2011/10/menjalin-hubungan-baik-dengan-diswa.html?

m=1)

INSTRUMEN PENELITIAN

1. Pedoman wawancara kepada guru PKn

A. Bagaimana penerapan asas humanistik dalam mata pelajaran PKn di

SMAN 7 Semarang tahun pelajaran 2013-2014?

1. Kapan Bapak/Ibu guru menerapkan asas humanistik kepada peserta


didik?
2. Dalam hal apa sajakah Bapak/Ibu guru menerapkan asas humanistik
dalam mata pelajaran PKN di SMAN 7 Semarang?
3. Bagaimana cara Bapak/Ibu guru dalam menerapkan asas humanistik
tersebut?
4. Apakah ada hambatan saat proses penerapan asas humanistik dalam
pembelajaran PKn, dan bagaimana mengatasi hambatan tersebut?

2. Pedoman wawancara kepada siswa

A. Bagaimana penerapan asas humanistik dalam mata pelajaran PKn di

SMAN 7 Semarang tahun pelajaran 2013-2014?

1. Kapan Bapak/Ibu guru menerapkan asas humanistik kepada peserta


didik?
2. Dalam hal apa sajakah Bapak/Ibu guru menerapkan asas humanistik
dalam mata pelajaran PKN di SMAN 7 Semarang?
3. Bagaimana cara Bapak/Ibu guru dalam menerapkan asas humanistik
tersebut?
4. Apakah ada hambatan saat proses penerapan asas humanistik dalam
pembelajaran PKn, dan bagaimana mengatasi hambatan tersebut?

Anda mungkin juga menyukai