SKRIPSI
Oleh
ABDURROKHMAN SOLIKH
6101407094
SKRIPSI
Oleh
ABDURROKHMAN SOLIKH
6101407094
i
SARI
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah. Apabila dikemudian hari ternyata saya terbukti menjiplak hasil karya
Penulis,
Abdurrokhman Solikh
NIM. 6101407094
iii
PENGESAHAN
Panitia Ujian,
Dewan Penguji,
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
3. Lakukan yang terbaik yang kita bisa, niscaya kita akan mendapatkan hasil
Persembahan
v
KATA PENGANTAR
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
bahwa tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
5. Kedua orang tua peneliti yang telah mendukung dan memotivasi sehingga
vi
6. Semua pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung telah
banyak kekurangannya, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
Semarang, Januari2013
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................ ii
PERNYATAAN ................................................................................................ iii
PENGESAHAN ................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
viii
2.10. Kerangka Berfikir .................................................................................. 35
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................... 36
3.1. Setting Penelitian ................................................................................... 36
3.2. Prosedur Penelitian ................................................................................ 38
3.3. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas .................................................... 40
3.4. Instrumen Penelitian ............................................................................. 42
3.5. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 43
3.6. Uji Validitas dan Reabilitas .................................................................... 45
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
5. Silabus ............................................................................................................ 70
xii
BAB I
PENDAHULUAN
dan urusan materi, serta cara penyampaian harus disesuaikan dengan karakteristik
siswa yang selalu ingin bermain sehingga pembelajaran menjadi menarik dan
pembelajaran jasmani yang efektif perlu dikuasai oleh para guru yang hendak
(sportifitas, kerjasama, dll.) dari pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaan bukan
1
2
Appropriate Practice” (DAP). Artinya adalah tugas ajar yang diberikan harus
perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan
Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para
guru agar pembelajaran mencerminkan DAP. Oleh karena itu, DAP, termasuk
didalamnya “Body scaling” atau ukuran tubuh siswa, harus selalu dijadikan
materi pelajaran dengan cara meruntunkanya dalam bentuk aktivitas belajar yang
tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih
tinggi yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil. (Yoyo Bahagia, dkk.
2000 :1)
sekolah, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam
Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu
yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang
semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran
penjas yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru
masih rendah tentu saja tidak boleh terjadi mengingat banyak tujuan pendidikan
yang bisa dicapai melalui pendidikan jasmani. Agar kaidah-kaidah dan nilai-nilai
pendidikan jasmani bisa menjadi sebuah hal yang menarik siswa maka dibutuhkan
kreativitas yang tinggi dari guru pendidikan jasmani dalam proses pembelajaran
agar tidak monoton, selain itu guru penjas juga harus bisa mencari sesuatu yang
baru dalam proses pembelajaran atau pembelajaran yang inovatif, hal ini
dilakukan agar siswa selalu merasa ingin tahu dengan sesuatu yang baru tersebut
yang pada akhirnya akan membuat rasa ketertarikan siswa untuk tahu dan
mencobanya.
Perlunya pengertian akan arti penting pendidikan jasmani pada siswa juga
ikut berperan dalam membangkitkan minat siswa dalam belajar. Dengan metode
yang tepat dan informasi yang benar akan dapat menarik minat siswa untuk
dan peralatan yang ada di sekolah juga tidak kalah penting dalam rangka
Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum
psikomotorik anak.
kompetitif.
dengan karakteristik psikomotorik anak usia sekolah dasar. Permainan sepak bola
konvensional yang didisain untuk orang dewasa, ketika diterapkan pada anak usia
sekolah dasar yang cenderung memiliki postur yang jauh lebih kecil berjalan
5
dengan kurang efektif. Hal itu dikarenakan lapangan yang terlalu luas, maka
frekuensi siswa untuk merasakan permainan terutama untuk menendang bola juga
sangat kurang. Mereka cenderung pasif menunggu bola datang dan bola pun
Di SDN 1 Purwogondo, untuk sarana dan prasarana yang ada bisa dikatakan
Halaman sekolah dengan luas 162 m² ( 9meter x 18meter ) dapat dipakai menjadi
lapangan bola voli dan badminton, di belakang gedung sekolah terdapat bak pasir
yang digunakan untuk lompat jauh. Untuk mencapai lapangan sepak bola yang
maksimal.
olahraga lain yang diadakan. Bahkan sepak bola menjadi olahraga yang paling
kemampuan psikomotorik siswa. Selain itu dengan jarak yang jauh membuat
kebutuhan tumbuh kembang siswa. Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti
Bola Mini dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Siswa Kelas V
1.2. RumusanMasalah
“Penerapan Permainan Sepak Bola Mini dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan
dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada siswa kelas V SDN 1
1.3. TujuanPenelitian
permainan Sepak Bola Mini dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
2012/2013.
Untuk dapat memperoleh gambaran yang jelas dan mengarah pada tujuan
penelitian dalam pembuatan skripsi ini, maka perlu kiranya ada penjelasan
1.4.1. Penerapan
sebelas pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang. Pemain ini hampir
menggunakan tangan dan dalam perkembangan jaman sekarang sepak bola dapat
prasarana yang harus memadai, seperti lapangan dengan panjang 90-120 meter
dan lebar 45-90 meter. Permainan sepak bola mini ini menggunakan lapangan
yang bisa disesuaikan dengan luasa lapangan yang tersedia di sekolah, begitu pula
adalah perbuatan, hal, cara yang dilakukan untuk memelihara dan memberi latihan
dilakukan untuk memelihara kemampuan tubuh. Selain itu penjas juga harus
kesatuan yang bulat dan utuh, sehingga keduanya harus selau beriringan bersama
Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di
Indonesia. Sekolah dasar dilaksanakan dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1
sampai kelas 6. Siswa kelas 6 diwajibkan untuk mengikuti Ujian Nasional yang
Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap warga
negara berusia 7-15 tahun, wajib mengikuti pendidikan dasar 9 tahun, yakni
penjas tidak harus menggunakan aturan baku salah satu permainan, namun
peserta didik.
10
LANDASAN TEORI
pakar, antara lain : Pendidikan jasmani sebagai proses pendidikan via gerak insani
(human movement) yang dapat berupa aktifitas jasmani, permainan atau olahraga
kemampuan fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral spiritual (Rusli Lutan,
1992:7).
adalah bagian integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan yang
bagian integral dari suatu proses pendidikan melalui aktifitas gerak insani dan
11
12
2.2. TujuanPenjasorkes
tujuan, yaitu :
1) Kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan kardiovaskuler, dan kelentukan
2. Kognitif, meliputi:
1) Pengetahuan
2) Keterampilan intelektual
3. Afektif, meliputi:
1) Sehat
2) Respek gerak
3) Aktualisasi diri
4) Menghargai diri
5) Konsep diri
1. Perkembangan Fisik.
13
2. Perkembangan Gerak.
3. Perkembangan Mental.
4. Perkembangan Sosial
mereka, disamping agar mereka merasa senang dan mau berpartisipasi dalam
berbagai aktivitas.
dalam empat aspek yaitu aspek fisik, aspek psikomotorik, aspek kognitif, dan
aspek afektif.
Contoh strategi pengajaran yang bisa guru terapkan pada saat proses belajar
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
appropriate practice, yang artinya bahwa tugas ajar yang diberikan harus
perubahan tersebut. Oleh karena itu tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat
perkembangan anak didik yang sedang belajarnya. Tugas ajar yang sesuai ini
Lapangan, (2) bentuk, (3) ukuran dan jumlah peralatan yang digunakan, (4) jenis
skill yang digunakan, (5) aturan, (6) jumlah pemain, (7) organisasi permainan dan
menjelaskan bahwa dalam permainan Sepak bola bisa dilakukan dalam bentuk
modifikasi. Modifikasi tersebut bisa dilakukan pada hal: (1) perubahan jumlah
16
pemain yang ikut, (2) perubahan ukuran lapangan dan peralatan, dan (3)
dan diciptakan dalam bentuk variasi baru yang dapat dilakukan oleh guru atau
salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar pembelajaran
mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa,
dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi.
dalam Penjas, yaitu: menimbulkan rasa senang (gymfun). Anak yang mengikuti
(learning activities). Oleh karena itu dalam pembelajaran Penjas, yang perlu
(1995) yang dikutip oleh Yoyo bahagia (2000:47) menyatakan bahwa dalam
pembelajaran Penjas guru harus dapat memanfaatkan 50% dari waktu yang
tersedia dengan aktivitas gerak. Sebagai contoh apabila waktu yang tersedia
dimanfaatkan untuk aktivitas gerak anak. Berkaitan dengan hal ini, maka
efektif.
ketersediaan sarana dan prasarana yang ada. Sarana merupakan alat yang
mendorong anak untuk melakukan tugas gerak dengan tingkat keberhasilan yang
jasmaninya. Kebugaran jasmani merupakan salah satu aspek yang sangat penting
aktivitas belajar siswa, meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat mengatasi
Belajar bisa dipandang sebagai suatu proses, fungsi, atau hasil. Belajar adalah
suatu proses yang bisa menghasilkan perubahan kemampuan yang bisa bertahan
dalam jangka waktu yang relatif lama, dimana prosesnya terjadi melalui
Belajar dalam pengertian Hergenhahn dan Olson (1993) yang dikutip oleh
perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku yang
disebabkan oleh pengaruh yang sifatnya sementara yag disebabkan oleh sakit,
muskular yang diekspresikan dalam gerak tubuh atau bagian tubuh. Di dalam
kegiatan belajar yang berlangsung melalui respons fisik yang dapat diamati secara
perkembangan, usia tersebut dinamakan fase anak sekolah. Pada masa ini anak
menemukan banyak sekali hal baru yang tidak didapatkannya pada masa sebelum
ini yaitu masa prasekolah yang biasanya mencakup playgroup dan taman kanak-
kanak. Di lingkungan sekolah dasar anak sudah harus melatih dirinya untuk
mandiri dan tidak selalu tergantung kepada orangtua lagi. Mereka harus
sebagai saudara mereka di lingkungan sekolah. Dari sanalah mereka akan mulai
berjalannya waktu mereka akan tumbuh secara matang, baik dari aspek fisik
ataupun jiwanya. Akan tetapi orang tua harus selalu aktif mendukung dan
memberi arahan kepada anak saat mereka berada di rumah. Pada fase ini, anak
Pada usia sekolah dasar anak sudah dapat berreaksi terhadap rangsangan
sedangkan pada usia SD daya pikirnya sudah berkembang ke arah berfikir konkret
21
berakhirnya berfikir khayal dan mulai berfikir yang berkaitan dengan dunia nyata.
mengalikan, dan membagi angka. Pada akhir masa ini anak sudah memiliki
Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar
diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola fikir atau daya
menulis, dan berhitung. Selain itu, anak juga sudah dapat diberi pengetahuan-
atau dijelaskan guru, membuat karangan, menyusun laporan hasil study tour atau
diskusi kelompok.
22
ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, di mana pikiran dan perasaan
dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan
kata-kata, kalimat bunyi, lambang, gambar, atau lukisan. Dengan bahasa semua
mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Pada awal masa ini
anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata dan pada masa akhir (usia 11-12 tahun)
telah dapat menguasi sekitar 50.000 kata (Abin Syamsudin M, 1991; Nana
dengan orang lain, anak akan mulai gemar membaca atau mendengarkan cerita
yang bersifat kritis misalnya tetang petualangan, perjalanan, atau riwayat para
pahlawan. Pada masa ini tingkat berfikir anak sudah lebih maju, mereka banyak
1) Proses menjadi matang, dengan kata lain anak itu menjadi matang organ-
2) Proses belajar, yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara
lalu mempelajari bahasa orang lain dengan cara meniru ucapan yang
didengarnya.
23
Kedua proses ini berlangsung sejak masa bayi dan kanak-kanak sehingga
pada usia anak memasuki sekolah dasar sudah sampai pada tingkat: (1) dapat
membuat kalimat yang lebih sempurna, (2) dapat membuat kalimat majemuk, (3)
hubungan sosial. Hal ini juga dikatakan sebagai proses belajar untuk
perluasan hubungan, di samping dengan keluarga dia juga membentuk ikatan baru
dengan teman sebayanya (peer group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak
Pada usia ini anak mulai memiliki kemampuan menyesuaikan diri sendiri
(egosentris) kepada sikap yang koperatif (bekerja sama) atau sosiosentris (mau
menjadi anggota kelompok. Anak tidak merasa senang apabila tidak diterima
dalam kelompoknya.
sekolah.
peserta didik untuk menunjukkan prestasinya, tetapi juga harus diarahkan untuk
mencapai tujuan bersama. Peserta didik dapat belajar tentang sikap dan kebiasaan
secara kasar tidak dapat diterima di masyarakat. Olah karena itu dia mulai belajar
emosi diperoleh anak melalui peniruan dan latihan atau pembiasaan. Dalam proses
suasana emosinya stabil, maka perkembangan emosi anak akan cenderung stabil.
perkembangan usia sekolah ini adalah marah, takut, cemburu, iri hati, kasih
individu, dalam hal ini termasuk juga perilaku belajar. Emosi yang positif seperti
25
perasaan senang, bergairah, bersemangat, atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi
Namun jika proses belajar itu dibarengi dengan emosi negatif seperti
perasaan tidak senang, kecewa, atau tidak bergairah, maka proses belajar akan
mengajar yang efektif. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru, antara lain:
kali dari lingkungan keluarga. Anak pada mulanya mungkin belum dapat mengerti
tentang konsep moral ini, tetapi lambat laun dia pasti akan memahaminya. Usaha
menanamkan konsep moral sejak usia dini merupakan hal yang harus dilakukan
oleh keluarga karena informasi yang diterima anak mengenai benar-salah atau
Pada usia sekolah dasar anak sudah dapat mengikuti pertautan atau tuntutan
dari orang tua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini anak sudah dapat
memahami alasan yang mendasari suatu peraturan. Di samping itu anak juga
atau baik-buruk. Misalnya dia memandang atau menilai bahwa perbuatan nakal,
berdusta, dan tidak hormat kepada orang tua merupakan suatu yang salah atau
buruk. Sedangkan perbuatan jujur, adil, dan sikap hormat kepada orangtua dan
pengaruhnya bagi perkembangan jiwa dan rohani anak yang harus diarahkan ke
arah yang positif sehingga nantinya dalam proses menuju kedewasaan akan
Oleh karena itu pendidikan agama di sekolah dasar harus menjadi perhatian semua
pihak yang terlibat dalam pendidikan di sekolah dasar, bukan hanya guru agama
tetapi kepala sekolah dan guru-guru lainnya bahkan orangtua anak juga harus
berperan aktif di dalam lingkungan keluarga. Apabila semua pihak itu telah
menjadi suri teladan yang baik dalam melaksanakan nilai-nilai agama, maka pada
27
diri peserta didik akan berkembang sikap yang positif terhadap agama dan
gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Pada masa ini
ditandai dengan adanya kelebihan gerak atau aktivitas motorik yang lincah. Oleh
karena itu usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang
peserta didik. Pada masa usia sekolah dasar perkembangan motorik ini pada
umumnya dicapai, karena itulah mereka sudah siap untuk menerima pelajaran
keterampilan.
tepat diajarkan:
kedisiplinan.
yang berusia sekitar 7 sampai 13 tahun, usia tersebut dinamakan usia anak sekolah
pemain yang salah satunya berperan sebagai penjaga gawang. Karena itu sebuah
tim sepak bola yang sedang bermain bisa disebut sebagai “kesebelasan”. Di luar
jumlah 11 pemain yang sedang bertanding itu masih ada beberapa pemain yang
berada di luar lapangan yang disebut sebagai pemain cadangan. Fungsi dari
pemain cadangan adalah sebagai pengganti jika ada pemain yang terpaksa tidak
pemain yang mendapat cedera atau juga stamina salah seorang pemain sudah
mulai menurun.
tungkai kaki, kecuali pemainan yang berperan sebagai penjaga gawang yang
permainan ini dapat dilakukan di luar ruangan (out door) dan di dalam ruangan (in
Untuk usia senior, durasi permainan adalah 90 menit dengan dibagi dua
pertama dan sebelum menjalani 45 menit kedua, diberikan waktu jeda istirahat
istiraha
Salim, 2008:45).
2.8.1. Lapangan
Lapangan diberi garis tegas yang lebarnya tidak lebih dari 12 cm. setiap sudut
lapangan dipasangi sebuah bendera dengan tiang berujung tumpul setinggi tidak
lebih dari 1,5 m. Tiang bendera yang sama bisa dipasang di kedua ujung tengah
30
lapangan yang letaknya tidak boleh kurang dari 1 meter di luar garis pinggir.
Garis tengah lapangan ditarik melintang. Titik tengah lapangan permainan diberi
Pada setiap ujung lapangan ditarik dua garis yang membentuk sudut siku-
siku terhadap garis gawang dengan jarak 5,5 meter dari setiap tiang gawang.
Kedua garis ini memanjang sampai 5,5 meter ke lapangan permainan dan
dihubungkan dengan garis yang sejajar dengan garis gawang. Bagian yang
dikelilingi oleh garis-garis ini dan garis gawang disebut daerah gawang.
Pada setiap ujung lapangan ditarik dua garis yang membentuk sudut siku-
siku dengan garis gawang, dengan jarak 16 meter dari setiap tiang gawang. Kedua
dengan garis yang sejajar dengan garis gawang. Bagian yang dikelilingi oleh
garis-garis ini dan garis gawang disebut dengan kotak penalti. Sebuah tanda titik
yang jelas diberikan di daerah penalti, dengan jarang 11 meter dari titik tengah
garis gawang dan berada di depan gawang yang menunjukkan tempat untuk
jari-jari 1 meter. Daerah ini disebut dengan busur tendangan sudut. (Danny
Gawang dipasang di tengah setiap garis gawang dan terdiri atas dua tiang
tegak lurus yang jaraknya sama dari bendera sudut dan lebarnya 7,33 meter
(horisontal). Tinggi tiang gawang adalah 2,44 meter dari tanah. (Danny Mielke,
2007: viii)
2.8.2. Bola
Bola harus bulat, bagian luar terbuat dari kulit atau bahan-bahan lain yang
sesuai. Tidak boleh dibuat (bola) dari bahan yang membahayakan pemain.Keliling
bola tidak boleh lebih dari 71 cm dan tidak kurang dari 68 cm. Berat bola saat
pertandingan dimulai tidak boleh lebih dari 450 gram dan tidak kurang dari 410
gram. Tekanan udara antara 0,6 – 1,1 atmosfer (600 – 1.100 gram/cm2) di
permukaan laut.
Sepak bola mini merupakan sebuah permainan olahraga yang diadopsi dari
permainan sepak bola yang sebenarnya, akan tetapi ada beberapa aspek yang
yang akan mengalami beberapa kesulitan jika melakukan permainan sepak bola
akan kurang efektif karena siswa akan kesulitan untuk mendapatkan esensi dari
permainan itu. Beberapa aspek yang dirubah dalam permainan ini antara lain dari
segi jumlah pemain dalam sebuah timnya, ukuran lapangan yang digunakan, serta
Menurut Knut Dietrich dan K.J. Dietrich (1981: 12), kemungkinan diubah-
mengajukan persyaatan prestasi itu dalam takaran yang selaras, yaitu melalui
bentuk pemberian tugas. Apa yang bisa dimodifikasi pada suatu bentuk
permainan, dan bagaimana cara melakukannya? Lalu apa yang bisa dicapai
dengannya?
masing pemain. Ia akan lebih sering mendapatkan bola, dan siasat permainan
kelompok’ yang besar. Para pemain harus ikut berpikir dan bermain, apabila
secara lapang, dalam mana pemain harus banyak berlari. Lapangan yang kecil
Sebaliknya bola kulit yang dipompa tidak terlalu keras lebih mudah
peluang bahkan pada anak-anak didik yang belum terampil menahan bola
menyentuh bola paling banyak tiga kali berturut-turut. Begitu sentuhan untuk
gawang, dan bola; jumlah pemain di lapangan; dan durasi permainan untuk variasi
Umur
U6 U8 U10 U12 U14
Kategori
Pemain dalam Metode Metode Metode 11-13 11-18
sebuah tim lapangan lapangan lapangan
tunggal: 4-6 tunggal: 6-8 tunggal: 9-11
Metode Metode Metode
lapangan lapangan lapangan
ganda: 8-10 ganda: 10-12 ganda: 14-16
Ukuran bola 3 3 4 4 5
Ukuran gawang 1,8 × 5,5 m 1,8 × 5,5 m 1,8 × 5,5 m 1,8 × 5,5 m 2,4 × 7,3 m
atau lebih kecil atau lebih kecil
Ukuran lapangan 23 × 18 m 32 × 23 m 50 × 37 m 73 × 45 m 91 × 59 m
Jumlah pemain di 3 tiap tim 4 tiap tim 6 tiap tim 8 tiap tim 11 tiap tim
lapangan
Lama permainan 4 × 8 menit 4 × 12 menit 2 × 25 menit 2x30 menit 2 × 35 menit
dengan kondisi peserta didik. Perubahan itu antara lain: 1) Lapangan yang
34
m, 3) bola yang digunakan adalah bola plastik, 4) jumlah pemain dalam setiap
Pada umumnya permainan Sepak Bola berjalan dengan tempo yang cepat.
Oleh karena itu seseorang pemain Sepak Bola harus memiliki keterampilan yang
baik. Pemain harus dapat berlari dengan cepat, memiliki kelincahan, dapat
menerima bola dengan mantap, dan dapat mengumpan bola dengan tepat ke
sasaran (kawan) serta mampu melakukan tembakan yang jitu ke arah gawang
lawan untuk mencetak skor. Selain itu juga pemain harus memiliki kordinasi
Sepak Bola dengan baik pula. Oleh karena itu, dalam permainan sepak bola mini
ini yang pada dasarnya mengadopsi dari permainan sepak bola, menuntut
menguasai bola pada saat bergerak, diam, ataupun dalam posisi siap untuk
dribbling secara efektif, maka dia akan menjadi salah satu pemain yang memiliki
35
peran dan kontribusi yang sangat besar dalam sebuah pertandingan. Oleh karena
itu dribbling merupakan salah satu teknik wajib yang harus dikuasai oleh setiap
pemain.
keterampilan tinggi bisa mendominasi pada kondisi tertentu, pemain harus saling
bergantung pada semua anggota tim untuk menciptakan permainan cantik dan
membuat keputusan yang tepat. Agar bisa berhasil di dalam lingkungan tim ini,
pemain lain. Passing paling baik dilakukan dengan menggunakan kaki, tetapi
bagian tubuh lain juga bisa digunakan seperti kepala ataupun dada. Peluang untuk
dapat melakukan tendangan shooting ke gawang akan lebih banyak diperoleh jika
lawan / membuang bola. Menyundul bola dapat dilakukan dengan posisi berdiri,
Shooting merupakan salah satu teknik yang mutlak harus dikuasai baik oleh
sudah menemukan waktu dan posisi yang tepat sehingga presentasi untuk menjadi
yang sering dihadapi dalam pembelajaran Penjasorkes kususnya pada model atau
cara guru menyampaikan materi pembelajaran. Sering kali materi yang diajarkan
oleh guru kurang tertanam kuat dalam benak siswa. Siswa kurang mampu
menganalisis gerakan yang telah diajarkan oleh guru, sebab guru hanya
prasarana yang masih bisa dikategorikan kurang, serta peran aktif siswa dalam
digunakan antara lain berupa perubahan aturan serta alat yang digunakan dalam
METODE PENELITIAN
benar, maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dari suatu
Untuk itu, maka penguasaan tentang metode penelitian harus tepat dan
mengarah pada tujuan permasalahan yang akan diteliti, agar hasil yang diperoleh
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Adapun metode yang digunakan dalam
sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan
Pendek kata, melalui penelitian tindakan kelas guru melakukan penelitian reflektif
Pada dasarnya desain penelitian terdiri dari empat komponen yaitu rencana,
38
39
perencanaan
perencanaan
?
Gambar 3. Siklus penelitian tindakan kelas
Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1998)
3.1. SettingPenelitian
sampai selesai.
yang berhubungan dengan anak didik sebagai subjek penelitian. Selain itu,
komunikasi antara peneliti dan objek yang diteliti akan lebih mudah, serta
peneliti juga dapat memantau keadaan yang terjadi dengan cara yang lebih
intensif.
40
Purwogondo tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 29 anak. Yang terdiri dari
perubahan yang ingin dicapai, seperti yang sudah didesain dalam faktor yang
diselidiki.
3.2.1. Siklus I
1. Identifikasi keadaan awal siswa yang meliputi jumlah siswa dan informasi
3.2.1.4. Refleksi
pembelajaran dan menganalisis perangkat evaluasi berupa tes hasil belajar Sepak
3.2.2. Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan didasarkan pada hasil apa yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan
Olahraga dan Kesehatan. Hal ini diharapkan agar semua tujuan dalam penelitian
42
dapat tercapai dan diperoleh data yang tepat. Demikian juga termasuk dalam
proses tahap pelaksanaan, pengamatan, dan intepretasi, serta analisis, dan refleksi
yang juga tidak bisa terlepas dan mengacu pada siklus sebelumnya yang sudah
dilaksanakan.
3.3.1. Psikomotor
1) Kaki tumpu ditempatkan sejajar dan dekat dengan bola. Lutut sedikit
dibengkokkan.
2) Kaki tendang datang dari arah belakang, dengan lutut berputar ke arah
luar.
tubuh.
4) Lutut dan kaki yang akan menerima bola bengkok sedikit dan ke arah
luar.
3) Bola didorong dengan bagian dalam kaki, dan tetap dalam jarak
penguasaan.
1) Kaki tumpu ditempatkan sejajar dan dekat dengan bola. Lutut sedikit
dibengkokkan.
tubuh.
44
3.3.2. Afektif
proses pembelajaran modifikasi permainan Sepak bola yang terdiri dari beberapa
aspek, yaitu :
6) Memakai seragam
8) Kehadiran
3.3.3. Kognitif
3.4.1. Observasi
Alat yang digunakan adalah lembaran observasi tentang aktivitas guru dan
3.4.2. Angket/Kuesioner
dan refleksi. Kedua siklus ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
Untuk memperoleh dan mengumpulkan data digunakan suatu cara atau alat
yang tepat agar kesimpulan yang diambil tidak menyesatkan. Cara yang
Angket atau kuesioner yaitu suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus
dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki yang juga disebut
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh siswa yang ingin
diselidiki, yang juga disebut dengan responden. Dengan kuesioner ini dapat
47
maksud dan tujuan yang ingin dicapai.Maksud dan tujuan berpengaruh terhadap
Dipilihnya angket tipe pilihan, karena angket tipe ini lebih menarik
itu,responden juga lebih mudah dalam memberikan jawaban dan waktu yang
diperlukan untuk menjawab lebih singkat jika dibandingkan dengan tipe yang
dapat mengenai sasaran yang dituju, maka sebagai langkah awal terlebih dahulu
pertanyaan yang siap digunakan sebagai alat pengumpul data atau instrumen
penelitian.Untuk memperoleh data yang relevan dan akurat, maka diperlukan alat
pengukur data yang dapat dipertanggung jawabkan, yaitu alat ukur atau instrumen
penelitian yang valid dan reliabel, karena instrumen yang baik harus memenuhi
dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Suharsimi Arikunto, 2006:168).
sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang
48
mengukur sahih atau tidaknya angket dari tes psikomotor, kognitif dan afeksi.
product moment:
N. ΣXY − ΣX ΣY
r =
N. ΣX − ΣX N. ΣY − ΣY
Keterangan :
N = jumlah subjek
signifikansi 5% atau taraf kepercayaan 95% apabila rxy hitung > rxy tabel maka
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
= 1 −
−1
Keterangan :
k = banyaknya soal
tahapan yang akan dapat memenuhi hasil yang diharapkan berdasarkan sikap,
digemari anak SD, sehingga dalam kegiatan penjasorkes pun anak-anak suka
meminta kepada guru ingin selalu bermain Sepak bola. Berbekal pelajaran
pembelajaran. Hal itu antara lain dengan kendala lapangan yang posisinya sangat
dalam pelaksanaan materi pembelajaran Sepak bola ini, misal dari sisi sarana
48
49
pembelajaran akan lebih efektif, selain itu siswa pun akan menikmati dan
3) Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan seperti bola sepak dari
7) Bagi siswa yang mempunyai bola ditugaskan untuk membawa bola dari
rumah masing-masing.
presensi dan apresepsi mulai dari ucapan salam, penyampaian materi, konsep,
Untuk siklus pertama, kehadiran siswa berjumlah 29. Akan tetapi, tidak
beberapa lama ada satu siswa yang merasa tidak enak badan dan diizinkan
jumlah tersebut, guru membagi menjadi empat kelompok yang terdiri dari dua
kelompok putra dan dua kelompok putri. Kemudian guru mengatur dan
yang digunakan adalah gawang yang sudah dimodifikasi dengan ukuran 1,5 ×
baru siswa melakukan permainan sepak bola mini sesuai dengan kelompok
dilakukan oleh masing-masing siswa. Pada saat permainan sepak bola mini
berlangsung, obeserver mengamati unjuk kerja setiap siswa satu per satu secara
51
yang diamati antara lain : kualitas passing, controlling, dribbling, dan shooting.
Dari data hasil observasi dan catatan lapangan, kemudian diskusi dengan
obsever lainnya sebagai mitra peneliti, ditemukan beberapa hal yang menjadi
baik dalam segi teknik maupun taktik. Ada siswa yang dapat dikategorikan
memiliki teknik bermain yang cukup bagus, akan tetapi ada juga siswa
4.1.2.4. Refleksi
Dari hasil observasi dan diskusi dengan mitra peneliti didapat data yang
sebagai berikut:
1) Berikan umpan balik (feed back), seperti pujian dan penghargaan dari apa
3) Berikan penjelasan dan contoh yang baik supaya siswa lebih memahami
6) Berikan tindak lanjut kepada siswa terkait materi yang telah disampaikan.
lebih singkat dari guru serta pemberian contoh gerakan yang lebih jelas kepada
siswa.
presensi dan apresepsi mulai dari ucapan salam, penyampaian materi, konsep,
dan statis. Untuk siklus kedua, kehadiran siswa komplit berjumlah 29 siswa
dari awal pembelajaran sampai akhir. Kemudian guru mengatur barisan dan
Dilanjutkan setelah itu siswa bisa bermain sepak bola mini yang setiap timnya
Untuk pelaksanaan permainan sepak bola mini pada siklus II ini pun
setiap siswa diberikan nomor punggung. Pada saat permainan sepak bola mini
berlangsung, obeserver mengamati unjuk kerja setiap siswa satu per satu secara
1) Siswa mulai bisa memahami tentang materi permainan sepak bola mini.
bergairah.
4.1.3.4. Refleksi
Dari hasil observasi dan diskusi dengan mitra peneliti dapat dijadikan
gerak siswa.
4.2. Pembahasan
Pada aspek afektif ini, yang diamati adalah sikap dan perilaku siswa
mengamati tingkah laku yang dilakukan sati per satu siswa secara bergantian.
Siklus I Siklus II
Afektif
97,36% 99,17%
Afektif
100,00%
99,00%
Siklus I
98,00%
97,00% Siklus II
96,00%
rata-rata siswa mencapai 97,36% yang dinyatakan dengan kriteria baik, ini
dicapai. Dengan demikian, pada siklus II perlu dipertahankan dari apa yang
sudah diterapkan oleh siswa, akan tetapi guru harus tetap selalu memberikan
motivasi yang dapat mendorong siswa lebih berkompetensi secara sportif. Hal
yaitu Sepak bolamini, persentase rata-rata siswa mencapai 99,17% yang juga
dinyatakan baik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah paham terhadap
siswa, peneliti memberikan lembar kuesioner kepada setiap siswa yang berisi
misalnya berapa ukuran lapangan sepak bola, berapa jumlah pemain dalam
sebuah tim, dan beberapa peraturan yang ada di dalam sebuah pertandingan
sepak bola.
58
Siklus I Siklus II
Kognitif
86% 88%
masing-masing
masing siklus ditunjukkan pada gambar berikut
berikut:
Kognitif
88%
87% Siklus I
86% Siklus II
85%
sudah baik. Dengan demikian, pada siklus II perlu adanya motivasi yang dapat
mendorong siswa lebih giat lagi belajar supaya nilai yang sudah didapat bisa
siklus II.
59
yaitu Sepak bola persentase rata-rata siswa terhadap pembelajaran Sepak bola
mencapai 88% yang juga dinyatakan dengan kriteria baik, ini menunjukkan
Pada aspek psikomotor ini, yang diamati adalah unjuk kerja gerak
Sebagian besar siswa belum dapat melakukan teknik dasar permaina sepak
bola dengan baik selama proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa
masih merasa asing dengan teknik dasar sepak bola yang sesungguhnya.
Namun siswa tetap merasa antusias untuk melakukan permainan sepak bola
mini.
Siklus I Siklus II
Psikomotor
44,89% 46,55%
Psikomotor
47,00%
46,00% Siklus I
45,00% Siklus II
44,00%
rata-rata
rata siswa mencapai 44,89
44,89% yang dinyatakan dengan kriteria cukup. Hal
ini menunjukkan bahwa siswa masih merasa kesulitan dan belum siap dalam
perlu adanya motivasi yang dapat mendorong siswa lebih berkompetensi. Hal
kecil.
l. Dengan demikian terjadi peningkatan antara siklus I dan siklus II.
Hasil peningkatan yang tidak terlalu besar ini disebabkan beberapa faktor
yang ada selama proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut antara lain
karena sebelumnya siswa belum pernah atau masih asing dengan permainan
61
Sepak bola mini, siswa kurang berlatih atau belajar secara mandiri, serta
sebelumnya siswa belum mengetahui cara dan teknik yang benar dalam
adanya siswa yang tidak bisa mengikuti pelajaran disebabkan ia sedang tidak
modifikasi sepak bola pada pertemuan berikutnya. Akan tetapi, secara umum
5.1. Kesimpulan
Permainan ini dapat mencakup semua aspek baik afektif, kognitif, dan
psikomotor.
5.2. Saran
permainan Sepak bola mini dapat dijadikan alternatif untuk diterapkan. Hal ini
melalui bermain dan pengembangan keterampilan serta sikap sportif dan ilmiah
62
63
juga dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi sarana dan prasarana yang
DAFTAR PUSTAKA
Agus Setiawan. 2010. Modifikasi Permainan Sepak Bola Mini terhadap Minat
Siswa dalam Mengikuti Mata Pelajaran Penjasorkes Kelas VII dan VIII
MTs Ma’arif Nyatnyono Kabupaten SemarangTahun Pelajaran
2009/2010. UNNES.
Dietrich, Knut and Dietrich, K.J. 1981. Sepak Bola Aturan dan Latihan. Jakarta:
Gramedia.
Remmy Muchtar. 1992. Olahraga Pilihan Sepak Bola. Jakarta: Depdikbud, Dirjen
Dikti.
Snow, Sam. 2011. Coaching Youth Soccer. United States: Human Kinetics.
Syamsyu Yusuf LN. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
65
Tim abdi guru. 2007. Penjas Orkes untuk SD Kelas IV. Semarang: Pt. Gelora
Aksara Pratama.
LAMPIRAN 1
nomor : 103/PP3.1.28/2011
Lamp. :-
Hal : Usulan Pembimbing
LAMPIRAN 2
KEPUTUSAN
DEKAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Nomor : 2275 /HK.1.21/2011
Tentang
PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI SEMESTER GASAL
TAHUN AKADEMIK 2010/2011
LAMPIRAN 2
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Tembusan
1. Dekan
2. Ketua Jurusan PJKR
3. Dosen Pembimbing
4. Pertinggal
FIK Universitas Negeri Semarang
LAMPIRAN 3
70
LAMPIRAN 4
SURAT KETERANGAN
Nomor : 421.2 / 89 /2012
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Purwogondo Kecamatan
Kuwarasan Kabupaten Kebumen menyatakan bahwa:
Nama : Abdurrokhman S.
NIM : 6101407094
Jurusan / Prodi : PJKR / PGPJSD
Telah melaksanakan kegiatan penelitian di SDN 1 dalam rangka penyusunan skripsi dengan
judul:
Demikian surat keterangan ini kami buat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Kalipurwo,
wo, 15 November 2012
71
LAMPIRAN 5
72
LAMPIRAN 6
berdoa.
mepersiapkan siswa secara fisik maupun psikis, sehingga siswa siap untuk
melakukan pembelajaran.
LAMPIRAN 6
4. Siswa diberi pemanasan yang merujuk pada pendekatan teknik bermain sepak
1. Siswa diberikan penjelasan mengenai tata cara permainan sepak bola mini
2. Permainan sepak bola yang di modifikasi dalam bentuk yang lebih sederhana
yaitu permainan sepak bola mini diberikan pada siswa baik putra maupun putri
Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan modifikasi permainan sepak bola mini
dengan tujuan untuk membuat siswa bergerak lebih aktif bergerak sehingga
pada usia mereka. Modifikasi yang diberikan meliputi empat aspek modifikasi yaitu : 1)
1. Lapangan
Lapangan pada permainan ini disesuaikan dengan lebar halaman yang hanya
Untuk siswa putri agar memudahkan untuk memasukkan bola kedalam gawang,
maka gawang dibuat bergerak dengan siswa itu sendiri yang menjadi gawang.
Gawang untuk siswa putri dari dua siswi saling bergandengan tangan yang
membentuk sebuah segi empat yang menyerupai gawang dan dapat bergerak
kesamping kanan dan kiri sehingga memudahkan mereka untuk mencetak angka.
74
LAMPIRAN 6
2,5 m 18 m
25 m
2. Alat
Permainan ini menggunakan bola plastik yang berukuran kecil yang bertujuan agar
memudahkan siswa untuk menendang bola, selain itu juga agar bola yang
ditendang tidak melaju terlalu cepat dan tidak membahayakan apabila bola
Untuk gawang yang dimainkan oleh siswa putra dapat menggunakan tiang, ataupun
3. Peraturan permainan
Peraturan permainan sepak bola mini kali ini mengadopsi peraturan permainan
4. Jumlah pemain
Permainan ini dapat dimainkan oleh 4-5 orang dalam tiap timnya. Hal ini sesuai
LAMPIRAN 6
RUBRIK PENILAIAN
UNJUK KERJA PERMAINAN SEPAK BOLA
KUALITAS GERAK
ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
1. Melakukan bentuk passing bola
2. Melakukan bentuk controling bola
3. Melakukan bentuk dribble bola
4. Melakukan bentuk shooting ke arah gawang
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL
76
LAMPIRAN 7
berdoa.
mepersiapkan siswa secara fisik maupun psikis, sehingga siswa siap untuk
melakukan pembelajaran.
LAMPIRAN 7
8. Siswa diberi pemanasan yang merujuk pada pendekatan teknik bermain sepak
Keterangan:
: siswa
: kerucut
: arah menggiring
3. Siswa diberikan penjelasan mengenai tata cara permainan sepak bola mini
4. Permainan sepak bola yang di modifikasi dalam bentuk yang lebih sederhana
yaitu permainan sepak bola mini diberikan pada siswa baik putra maupun putri
Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan modifikasi permainan sepak bola mini
dengan tujuan untuk membuat siswa bergerak lebih aktif bergerak sehingga
78
LAMPIRAN 7
pada usia mereka. Modifikasi yang diberikan meliputi empat aspek modifikasi yaitu : 1)
5. Lapangan
Lapangan pada permainan ini disesuaikan dengan lebar halaman yang hanya
Untuk siswa putri agar memudahkan untuk memasukkan bola kedalam gawang,
maka gawang dibuat bergerak dengan siswa itu sendiri yang menjadi gawang.
Gawang untuk siswa putri dari dua siswi saling bergandengan tangan yang
membentuk sebuah segi empat yang menyerupai gawang dan dapat bergerak
kesamping kanan dan kiri sehingga memudahkan mereka untuk mencetak angka.
2,5 m 18 m
25 m
Gambar 2. lapangan
6. Alat
Permainan ini menggunakan bola plastik yang berukuran kecil yang bertujuan agar
memudahkan siswa untuk menendang bola, selain itu juga agar bola yang
79
LAMPIRAN 7
ditendang tidak melaju terlalu cepat dan tidak membahayakan apabila bola
Untuk gawang yang dimainkan oleh siswa putra dapat menggunakan tiang, ataupun
7. Peraturan permainan
Peraturan permainan sepak bola mini kali ini mengadopsi peraturan permainan
8. Jumlah pemain
Permainan ini dapat dimainkan oleh 4-5 orang dalam tiap timnya. Hal ini sesuai
LAMPIRAN 7
RUBRIK PENILAIAN
UNJUK KERJA PERMAINAN SEPAK BOLA
KUALITAS GERAK
ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
5. Melakukan bentuk passing bola
6. Melakukan bentuk controling bola
7. Melakukan bentuk dribble bola
8. Melakukan bentuk shooting ke arah gawang
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL
81
LAMPIRAN 8
JUMLAH
NO NAMA
SKOR
1. Nanang H.
2. Yulistiani
3. Fajrina Ismi A.
4. Izafad Sidfi Alzin
5. Ade Putri Kharisma
6. Akmalurrizqi Fudzini
7. Anindita Kumar
8. Aprinia Sarawati
9. Ari Apri Wibowo
10. Atikah Salma
11. Awalun M. S.
12. Bintang Pambudi
13. Danu Indra Prasetya
14. Didi Karmadi Dwi Yanto
15. Dini S.
16. Eko M.
17. Fikah Al Rosi
18. Kharisma Yoga F.
19. Lisa Maskunah Widia
20. Miftahul Alim Muslim
21. Ratna Wati
22. Rovina Lusi Maroah
23. Septia Nur Haeni
24. Syafiq M. N.
25. Tri Uly Ana
26. Yusuf Eko S.
27. Nurul Syafari
82
LAMPIRAN 8
KRITERIA PENILAIAN
Keterangan :
Aktivitas Siswa 67 – 100% = baik (A)
Aktivitas Siswa 34 – 66% = cukup (B)
Aktivitas Siswa 0 – 33% = kurang (C)
83
LAMPIRAN 9
JUMLAH
NO NAMA
SKOR
1. Nanang H.
2. Yulistiani
3. Fajrina Ismi A.
4. Izafad Sidfi Alzin
5. Ade Putri Kharisma
6. Akmalurrizqi Fudzini
7. Anindita Kumar
8. Aprinia Sarawati
9. Ari Apri Wibowo
10. Atikah Salma
11. Awalun M. S.
12. Bintang Pambudi
13. Danu Indra Prasetya
14. Didi Karmadi Dwi Yanto
15. Dini S.
16. Eko M.
17. Fikah Al Rosi
18. Kharisma Yoga F.
19. Lisa Maskunah Widia
20. Miftahul Alim Muslim
21. Ratna Wati
22. Rovina Lusi Maroah
23. Septia Nur Haeni
24. Syafiq M. N.
25. Tri Uly Ana
26. Yusuf Eko S.
27. Nurul Syafari
84
LAMPIRAN 9
Skor maksimal : 10
Skor minimal : 0
!"#$%&'(! )(*
: ,100%
!+"&+")
Persentase
Keterangan :
Aktivitas Siswa 67 – 100% = baik (A)
Aktivitas Siswa 34 – 66% = cukup (B)
Aktivitas Siswa 0 – 33% = kurang (C)
85
LAMPIRAN 10
1. Nanang H.
2. Yulistiani
3. Fajrina Ismi A.
4. Izafad Sidfi Alzin
5. Ade Putri Kharisma
6. Akmalurrizqi Fudzini
7. Anindita Kumar
8. Aprinia Sarawati
9. Ari Apri Wibowo
10 Atikah Salma
11. Awalun M. S.
12. Bintang Pambudi
13. Danu Indra Prasetya
14. Didi Karmadi Dwi Yanto
15. Dini S.
16. Eko M.
17. Fikah Al Rosi
18. Kharisma Yoga F.
19. Lisa Maskunah Widia
20. Miftahul Alim Muslim
21. Ratna Wati
22. Rovina Lusi Maroah
23. Septia Nur Haeni
24. Syafiq M. N.
25. Tri Uly Ana
26. Yusuf Eko S.
27. Nurul Syafari
28. Reyhainil Jannah
86
LAMPIRAN 10
KRITERIA PENILAIAN
Skor maksimal : 6
Skor minimal : 0
!"#$%&'(! )(*
Persentase : ,100%
!+"&+")
Keterangan :
Aktivitas Siswa 67 – 100% = baik (A)
Aktivitas Siswa 34 – 66% = cukup (B)
Aktivitas Siswa 0 – 33% = kurang (C)
87
LAMPIRAN 11
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama Siswa :
Kelas :
No. absen :
LAMPIRAN 11
III. PERTANYAAN
A. RANAH KOGNITIF
1. Sepak bola adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu
berlawanan dan masing-masing regu memiliki sebelas pemain.
a. Benar b. Salah
2. Dalam modifikasi permainan sepak bola mini, ada salah satu peraturan bola
yang dikuasai oleh pemain lain tidak boleh direbut.
a. Benar b. Salah
3. Waktu menendang bola dalam permainan sepak bola dengan menggunakan
telapak kaki.
a. Benar b. Salah
4. Waktu menerima bola, mata tertuju pada bola yang datang
a. Benar b. Salah
5. Tim yang memasukkan lebih banyak gol akan menang
a. Benar b. Salah
6. Handsball terjadi saat tangan pemain menyentuh bola
a. Benar b. Salah
7. Pemain yang mendapat kartu kuning dari wasit akan dikeluarkan dari lapangan
a. Benar b. Salah
8. Seorang pemain harusnya menghormati keputusan seorang wasit
a. Benar b. Salah
9. Dalam permainan sepak bola boleh saling mengejek lawan
a. Benar b. Salah
10. Pemain boleh menjatuhkan lawan jika dalam keadaan terdesak
a. Benar b. Salah
89
LAMPIRAN 12
Daftar Presensi
Tanggal
No. Nama Keterangan
7 14
1. Nanang H. √ √
2. Yulistiani √ √
3. Fajrina Ismi A. √ √
4. Izafad Sidfi Alzin √ √
5. Ade Putri Kharisma √ √
6. Akmalurrizqi Fudzini √ √
7. Anindita Kumar √ √
8. Aprinia Sarawati √ √
9. Ari Apri Wibowo √ √
10. Atikah Salma √ √
11. Awalun M. S. √ √
12. Bintang Pambudi √ √
13. Danu Indra Prasetya √ √
14. Didi Karmadi Dwi Yanto √ √
15. Dini S. √ √
16. Eko M. √ √
17. Fikah Al Rosi √ √
18. Kharisma Yoga F. √ √
19. Lisa Maskunah Widia √ √
20. Miftahul Alim Muslim √ √
21. Ratna Wati √ √
22. Rovina Lusi Maroah √ √
23. Septia Nur Haeni √ √
24. Syafiq M. N. √ √
25. Tri Uly Ana - √
26. Yusuf Eko S. √ √
27. Nurul Syafari √ √
28. Reyhainil Jannah √ √
29. Nur Aldi √ √
90
LAMPIRAN 13
LAMPIRAN 14
LAMPIRAN 15
LAMPIRAN 16
DOKUMENTASI PENELITIAN