SKRIPSI
Oleh
SUGIYANTO
6101911014
i
ABSTRAK
ii
PERNYATAAN
SUGIYANTO
iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Nama : Sugiyanto
NIM : 6101911014
Hari : Sabtu
Panitia Ujian
Dewan Penguji
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
"Memang baik jadi orang penting, tapi lebih penting jadi orang baik"
(Penulis)
“Ilmu tanpa agama adalah buta, dan sebaliknya agama tanpa ilmu pengetahuan
adalah lumpuh”
(Einstein)
PERSEMBAHAN
v
KATA PENGANTAR
Loncat Katak Pada Siswa Kelas V SD Negeri Jenggot Kota Pekalongan Tahun
Keberhasilan penulisan skripsi ini adalah atas bantuan dari berbagai pihak,
karena itu dengan rasa rendah hati, kami menyampaikan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada :
6. Bapak dan Ibu Dosen FIK UNNES atas masukan dan layanan demi
vi
7. Kepala SD Negeri Jenggot Kota Pekalongan yang telah memberikan ijin
penelitian.
Semoga segala dukungan yang telah diberikan akan mendapat pahala yang
setimpal dari Allah SWT dan mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang terkait, Amin amin ya
Robbal Alamin.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ........................................................................................................... i
SARI................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL............................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
viii
Halaman
LAMPIRAN ................................................................................................. 55
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Surat Penetapan Dosen Pembimbing ......................................... 55
2 Surat Ijin Penelitian .................................................................... 56
3 Surat Keterangan Penelitian ...................................................... 57
4 Rencana Pelaksanaan Penelitian (RPP) ..................................... 58
5 Desain Model Pembelajaran ...................................................... 70
6 Kuesioner Penelitian .................................................................. 77
7 Lembar Observasi Aspek Afektif .............................................. 80
8 Lembar Observasi Aspek Psikomotor ....................................... 81
9 Lembar Penilaian Siklus I ......................................................... 82
10 Lembar Penilsian Siklus II ......................................................... 83
11 Dokumentasi Penelitian ............................................................ 84
xii
BAB I
PENDAHULUAN
sekolah dasar adalah lompat jauh gaya jongkok. Lompat jauh gaya jongkok
mencapai jarak sejauh-jauhnya. Usia anak didik yang masih muda dan
maka pelajaran lompat jauh di tingkat Sekolah Dasar diberikan dalam bentuk
untuk meningkatkan hasil belajar, di samping faktor yang lain. Dalam usaha
meningkatkan power dan daya ledak otot tungkai, agar tinggi lompatan yang
Negeri Jenggot Kota Pekalongan sudah dilaksanakan dengan baik, namun hasil
pembelajaran belum maksimal dan perlu ditingkatkan. Hal ini disebabkan 1) anak
tidak tertarik dengan lompat jauh; 2) penerapan metode yang belum tepat; 3)
1
pengembangan materi yang belum maksimal. Dampak dari itu tentunya akan
mempengaruhi hasil belajar, dan kesegaran jasmani peserta didik yang semestinya
tercapainya KKM secara klasikal, dari 19 peserta didik kelas V hanya 10 anak
melayang, serta mendarat di bak pasir diperlukan kondisi fisik yang baik
diantaranya: teknik awalan, teknik lari, gaya melayang, panjang tungkai, kekuatan
otot tungkai, kekuatan otot lengan, dan daya ledak. Komponen-komponen tersebut
selaras dan harmonis untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dalam lompat jauh
terdapat tiga gaya melayang yaitu gaya jongkok, gaya gaya berjalan di udara, gaya
bergantung di udara.
Berdasarkan dari pendapat beberapa para ahli tentang cara untuk melatih
pendekatan permainan loncat katak untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh
pada siswa kelas V. Bentuk permainan loncat katak, unsur kaki tolak dan kaki
ayun baik, dan kangkangan dari kaki ayun optimal, maka kaki tolak pun berusaha
membawa berat badan ke atas, hal ini membuat kaki ayun aktif. Unsur yang lain
yaitu kaki, permainan loncat katak, karena adanya rangsangan tangan harus
gerak jingkat dan ayunan tangan maka secara otomatis gerak kaki tolak dan kaki
ayun terkoordinasi dan terjadi gerak otomatis untuk melakukan lompatan dari
2
hasil latihan yang dilakukan sebelumnya.
Bertolak dari hal tersebut di atas, maka penulis sanngat tertarik untuk
Belajar Lompat Jauh Melalui Pendekatan Permainan Loncat Katak pada Siswa
permainan loncat katak dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh pada siswa
pendekatan permainan loncat katak dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh
2012/2013.
yang positif bagi proses belajar dan mengajar mata pelajaran Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan khususnya pada cabang lompat jauh di SD Negeri Jenggot Kota
Pekalongan.
3
1.4.2 Pemerintah Daerah / Lembaga
Pekalongan.
1.4.3 Masyarakat
dapat diambil untuk mengatasi masalah rendahnya hasil belajar lompat jauh siswa
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
yang dilakukan terhadap anak-anak ahar mereka dapat bergerak dan belajar
melalui gerak, serta berkepribadian yang tangguh, sehat jasmani dan rokhani
siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas
ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta
5
berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani,
kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak
manusia.
konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur
fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam
yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Tidak ada pendidikan yang
tidak mempunyai sasaran paedagogis, dan tidak ada pendidikan yang lengkap
tanpa adanya Pendidikan Jasmani, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah
dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alamiah
sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
6
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung
peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui
aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara
membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat (Permendiknas Nomor 22
Tahun 2006).
lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerak
sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan
zaman. Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu
ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti,
seni, psikomotor, serta life skill. Dengan diterbitkannya Undang – Undang Nomor
7
pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-
untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang
seimbang.
dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai
aktivitas
hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif
8
1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan eksplorasi
rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis
4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic
hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat,
merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat,
mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan
berperan aktif dalam kegiiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan
9
2.3 Hasil Belajar
materi atau bahan pendidikan yang telah diberikan maka harus dilakukan evaluasi.
Evaluasi dalam hal ini juga dimaksudkan untuk menentukan nilai atau prestasi
para peserta didik selama mengikuti pelajaran untuk selanjutnya sebagai bahan
proses pengajaran yang akan dilaksanakan lain waktu, guru perlu mengetahui
seberapa tinggi tingkat pencapaian dari tugas yang telah dikerjakan selama kurun
waktu tertentu”.
baik tanpa adanya penilaian (evaluasi) atas hasil belajar mengajar. Oleh karenanya
mengetahui berapa banyak hal-hal telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang telah
diajarkan oleh guru”. Dipandang dari aspek belajar, prestasi merupakan respon-
respon yang diberikan siswa terhadap sikap stimulus yang diberikan guru, orang
tetapi banyak orang melihat dari segi kognitifnya yaitu yang ada dalam buku
raport.
10
Hasil belajar yang telah dicapai dalam belajar tersebut diwujudkan dalam
bentuk kuantitatif (angka) dan kualitatif, sehingga dari nilai-nilai murid itu dapat
ditentukan mana murid yang berprestasi tinggi dan mana yang berprestasi rendah.
Karena itu hasil belajar yang diperoleh siswa itu dapat diukur terhadap baik
hasil. Proses belajar ini dihayati oleh masing-masing pribadi yang berbeda-beda.
Ada yang dapat belajar terhadap mudah dan cepat akan tetapi ada juga yang
mengalami kesulitan dalam belajar dan membutuhkan waktu yang lama. Muhibin
Syah (2008: 145–154) membedakan 3 (tiga) macam faktor belajar yang dapat
1. Faktor Internal
b. Sikap siswa
cara yang relative tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik
11
secara positif maupun negatif.
c. Minat siswa
d. Motivasi siswa
betapa penting dan faedahnya hasil yang akan dicapai dari belajar itu
sendiri.
2. Faktor Ekternal
a. Lingkungan Sosial
perkampungan siswa.
b. Lingkungan Nonsosial
3) Alat-alat belajar
4) Keadaan cuaca
12
3. Faktor Pendekatan Belajar
Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa
tertentu.
1. Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan
2. Guru
Guru yang bukan berlatar belakang pendidikan keguruan dan ditambah tidak
3. Anak Didik
yang lain adalah perilaku anak yang bermula dari sikap mereka karena minat
4. Kegiatan Pengajaran
13
tidak sama dengan hasil pengajaran yang dihasilkan dari penggunaan metode
Biasanya bahan pelajaran sudah dikemas dalam bentuk buku paket untuk
dikonsumsi anak didik. Semua bahan yang telah diprogramkan harus selesai
dalam jangka waktu tertentu dan dijadikan sebagai bahan untuk soal evaluasi.
6. Suasana Evaluasi
suasana kelas.
suatu simpulan bahwa proses belajar seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh satu
faktor saja tetapi oleh beberapa faktor, dimana antara faktor yang satu terhadap
faktor yang lain saling berpengaruh karena sifatnya yang kompleks. Seseorang
akan mencapai hasil yang optimal dalam belajar apabila faktor-faktor tersebut
mendukung atau memberi pengaruh yang positif pada diri pribadi orang atau anak
tersebut.
yang terjadi pada masa ini menunjukkan adanya kecenderungan yang berbeda
Kecenderungan perbedaan yang terjadi adalah dalam hal kepesatan dan pola
14
pertumbuhan fisik anak laki-laki dan perempuan sudah mulai menunjukkan
Ukuran dan proporsi tubuh berubah secara bertahap, dan hubungan hampir
energi anak diarahkan ke arah penyempurnaan pola gerak dasar yang telah
terbentuk selama periode masa awal anak. Disamping penyempurnaan pola gerak
dasar, adaptasi dan modifikasi terhadap gerak dasar perlu dilakukan, hal ini
disebut dengan keterampilan motorik dasar meliputi jalan, lari, lompat, loncat, dan
bola. Keterampilan motor dasar dikembangkan pada masa anak sebelum sekolah
tangan secara efisien, tepat dan adaptif. Perkembangan gerak anak berdasarkan
Gerak refleks adalah respon atau aksi yang terjadi tanpa kemauan sadar
yang ditimbulkan oleh suatu stimulus. Gerak ini bersifat prerekuisit terhadap
15
dibagi menjadi tiga yaitu: reflek segmental, reflek intersegmental, dan reflek
Gerakan ini pada dasarnya menyertai gerakan refleks yang sudah dimiliki sejak
lahir, gerak dasar fundamental mula-mula bisa dilakukan pada masa bayi dan
masa anak-anak, dan disempurnakan melalui proses berlatih yaitu dalam bentuk
melakukan berulang-ulang.
Secara garis besar kemampuan fisik dibagi menjadi empat macam yaitu ketahanan
proses belajar gerak. Gerakan yang terampil menunjukkan sifat efisien di dalam
16
pelaksanaannya.
gerakan tubuh. Gerakan yang bersifat komunikatif meliputi gerakan ekspresif dan
interpretif.
Menurut Freud (dalam Zulkifli, 2005: 40), permainan dari sudut psikologis
Zulkifli, 2005: 40), permainan merupakan latihan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan kehidupan, juga dapat dianggap sebagai latihan jiwa dan raga untuk
kehidupan di masa yang akan datang. Menurut Hackel (dalam Zulkifli, 2005: 39),
atavistis artinya kembali kepada sifat-sifat nenek moyang di masa lalu. Dalam
dialami nenek moyang. Teori atavistis diperkuat oleh suatu kenyataan bahwa ada
persamaan bentuk-bentuk permainan diseluruh dunia pada setiap waktu. Teori ini
tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, masa sekarang ini anak-anak lebih suka
terbang.
17
Permainan dalam dunia anak dapat memberikan suatu kesenangan atau
pun kegembiraan. Dalam bermain anak dapat bebas meluapkan emosi dan tenaga
yang berlebih dalam diri anak. Adanya unsur senang, gembira dalam diri anak
maka permainan dapat sebagai alat pendidikan. Untuk lebih jelasnya, teori
permainan sebagai alat pendidikan dikemukakan oleh pra ahli sebagai berikut
akan menjadi alat pendidikan yang sangat bernilai. b) W. Rob, mengatakan bahwa
permainan yang telah lama dikenaloleh anak-anak dan orang tua, laki-lakimaupun
mengatakan bahwa dorongan untuk bermainitu ada pada setiap manusia, lebih-
lebih pada anak-anak atau remaja. Oleh sebab itu permainan dipergunakan untuk
pendidikan.
alat pendidikan. Bermain menumbuhkan rasa senang, rasa senang pada peserta
didik merupakan suasana pendidikan yang baik, dengan adanya rasa senang
kejenuhan dalam diri anak atau siswa. Kejenuhan-kejenuhan ini dapat berdampak
18
variasi pembelajaran berupa permainan-permainan yang mengarah pada teknik
yang akan dilaksanakan dapat menjadi solusi. Misalnya pada pembelajaran atletik
berhubungan dengan jasmaniah atau fisik dan rohaniah atau psikis. Perkembangan
dua unsur ini dapat berkembang selaras melalui aktivitas berupa permainan. Fisik
dengan kejujuran dan emosi. Berikut ini fungsi permainan menurut Sukintaka
fisik.
dengan sesamaatau interaksi dengan sekitar, dapat berfungsi sebagai alat untuk
19
meningkatkan kebugaran atau kesehatan dan melalui permainan sikap mental akan
terbentuk. Aktivitas permainan yang didasarkan pada rasa senang akan lebih
fungsi tidak jauh berbeda dengan fungsi permainan secara umum. Secara
rohaniah atau dalam hal ini sikap mental dapat menimbulkan rasa percaya diri,
melakukan lompat jauh siswa sudah belajar apa yang akan dilakukan selanjutnya
pembelajaran. (2) Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik dan sesuai
dengan materi standar dan kompetensi dasar. (3) Penjelasan dapat diberikan untuk
menjawab pertanyaan peserta didik atau menjelaskan materi standar yang sudah
direncanakan. (4) Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dasar,
dan bermakna bagi peserta didik. (5) Penjelasan yang diberikan harus sesuai
(http://saifurss07.wordpress.com).
20
Guna mencapai tujuan pembelajaran seorang guru pendidikan jasmani
giliran praktek, beban belajar meningkat, kondisi belajar bervariasi dan pemberian
didukung oleh unsur lain, yaitu keadaan siswa dalam mengikuti proses
menunjang antara guru selaku pengelola proses pembelajaran dan siswa selaku
sasaran pembelajaran, serta prasarana dan sarana selaku alat untuk memproses
lepas dari bergerak, karena belajar gerak merupakan salah satu sarana untuk
jasmani.
tubuh atau bagian tubuh“. Belajar gerak adalah mempelajari pola-pola gerak
21
utama adalah unsur kemampuan melakukan pola-pola gerak keterampilan tubuh.
Setiap individu memiliki kualitas diri dan sifat-sifat yang berbeda satu
sama lain. Kenyataan ini membawa konsekuensi bahwa setiap individu memiliki
faktor fisik atau sifat bawaan melainkan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
baik secara kualitatif maupun kuantitatif atau menunjang proses belajar gerak,
kognitif dan domain afektif relatif lebih kecil dibandingkan keterlibatan domain
muskular yang diekspresikan dalam gerak tubuh secara keseluruhan atau bagian-
bagian tubuh.
22
latihan dan pengalaman. Hal ini perlu dipertegas untuk membedakan perubahan
juga menyebabkan perubahan perilaku (seperti anak yang lebih tua lebih terampil
melakukan suatu keterampilan yang baru daripada anak lebih muda), meskipun
Proses yang terjadi dibalik perubahan keterampilan sangat kompleks dalam sistem
kemudian diubah menjadi pola gerak otot-otot. Perubahan itu semuanya tidak
(Moccasport, 2009: 2). Lompat jauh adalah hasil dari kecepatan horizontal yang
dibuat sewaktu awalan dengan daya vertikal yang dihasilkan dari kekuatan kaki
tolak (Ballesteros dalam Ade Mardiana, dkk, 2009: 2.58). Lompat jauh suatu
membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang
dilakukan dengan cepat dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk
23
mencapai jarak yang sejauh-jauhnya (Aip Syaifudin dalam Hadi Marwanto, 2007:
13).
serta mendarat di bak pasir. Kaki yang digunakan untuk menumpu adalah kaki
yang terkuat. Untuk dapat melompat dengan kuat dan baik diperlukan penguatan
otot-otot kaki, bentuk gerakan yang benar, disertai minat dan kemauan yang besar
(Tri Hananto Budi Santoso, dkk, 2007: 21). Prinsip dasar lompat jauh adalah
kuatnya ke arah depan-atas dengan satu kaki untuk meraih ketinggian yang
jauhnya (Ade Mardiana, dkk, 2009: 2.58). Sasaran lompat jauh adalah untuk
mencapai jarak lompatan sejauh mungkin ke sebuah letak pendaratan atau bak
lompat. Jarak lompatan diukur dari papan tolakan sampai batas terdekat dari letak
Dalam pelaksanaan lompat jauh ada beberapa teknik yang harus dikuasai
yaitu:
1. Awalan
tingginya agar dorongan massa ke depan lebih besar (Moccasport, 2009). Tri
Hananto Budi Santoso, dkk (2007: 22) menjelaskan bahwa cara mengambil
24
awalan adalah sebagai berikut:
2) Berlari dengan cepat dengan langkah yang tegap menuju balok tumpuan.
2. Tumpuan
hasil lompatan yang sempurna (Soegito, dkk., 1992: 146). Cara bertumpu
pada balok tumpuan harus dengan kuat, cepat dan keseimbangan badan
dijaga agar tidak oleng / goyang. Tumit bertumpu lebih dahulu diteruskan
dengan seluruh telapak kaki. Pandangan mata tetap lurus ke depan agak
kepercayaan pada diri sendiri bahwa pada saat bertumpu, tumpuannya itu
Gambar 1
Saat Bertumpu pada Balok
Tumpuan
(Soegito, dkk. Materi Pokok
Pendidikan Atletik. Tahun
1992, hal 146)
25
3. Lompatan
setinggi mungkin dengan bantuan ayunan kedua tangan ke atas, agar seluruh
dkk,1992: 146).
Gambar 2
Saat Melakukan Lompatan
(Soegito, dkk. Materi Pokok Pendidikan
Atletik. Tahun 1992, hal 146)
Seperti yang dijelaskan oleh James G Hay (1985 : 449) bahwa faktor-
kecepatan vertikal, waktu yang digunakan untuk take off, gaya dalam posisi
pengangkangan kaki ayun, kaki tumpuan, dan saat mendarat. Faktor fisik
seseorang atau ukuran panjang pendeknya kaki siswa akan berpengaruh pada
tinggi lompatannya. Namun yang paling dominan adalah kekuatan otot kaki.
Demikian juga posisi badan pelompat pada saat awalan akan menentukan
Faktor gaya, dalam hal ini posisi pengangkangan kaki ayun sehingga
26
menuju ke arah posisi badan mengguling di atas mistar atau guling perut
akan mempengaruhi hasil lompatan. Semakin baik gaya yang dihasilkan oleh
vertikal dan impuls yang dihasilkan pada saat take off sehingga titik berat
digunakan untuk take off akan menentukan ketinggian tolakan saat melayang,
oleh siswa, karena siswa yang biasa menggunakan tumpuan kaki yang lebih
kuat dengan pengambilan posisi awalan dari samping kiri atau kanan akan
4. Melayang
lompatan dalam nomor lompat jauh. Pada saat melayang di udara dapat
27
Sikap pada saat melayang adalah sikap setelah gerakan lompatan dilakukan
dan badan sudah terangkat tinggi keatas (Soegito, dkk., 1991: 147). Pada saat
itu keseimbangan harus dijaga jangan sampai terjatuh. Sikap melayang ada 3
gaya yaitu:
kemudian disusul oleh kaki tumpu dengan sikap lutut ditekuk sambil
5. Pendaratan
dalam lompat jauh. Kesalahan mendarat dapat merugikan atlet lompat jauh.
Pengukuran hasil jauhnya lompatan diukur antara bagian anggota badan yang
anggota badannya jauh dari papan tolakan adalah pelompat yang paling baik
28
kedua kaki rapat dan diluruskan ke depan. Badan dibungkukkan ke depan.
mendarat harus jatuh pada kedua ujung kaki yang rapat dan sejajar. Kedua
lulut dilipat. Dagu ditarik ke dada sambil mengayun kedua tangan ke arah
perubahan kemampuan atau kondisi anak, dan dapat membantu mendorong kea
Tugas ajar itu juga harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan
29
1. Apakah seorang guru pendidikan jasmani mampu mengakomodasi setiap
diberikan?
sekolah?
4. Upaya apa yang bisa dilakukan seorang guru agar proses pembelajaran
Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para
mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa,
yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara memodifikasinya.
Beberapa aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru
30
Disamping pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tujuan, karakteristik,
materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan sarana, prasarana dan media
guru pendidikan jasmani adalah hal-hal yang berkaitan dengan sarana serta
prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu
menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi
disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa
senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang
pendidikan jasmani.
halnya halaman sekolah, taman, ruangan kosong, parit, selokan dan sebagainya
31
melaksanakan pelajaran pendidikan jasmani.
bergerak, melalui pendekatan bermain dalam suasana riang gembira. Jangan lupa
bahwa kata kunci pendidikan jasmani adalah “Bermain – bergerak – ceria”. Lutan
dewasa;
32
karenanya pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan
3. Setelah melewati kardus, maka saat jatuh dalam posisi berdiri tiga
perempat badan.
3. Pandangan ke depan;
4. Pada kardus pertama sikap anak berdiri tiga perempat badan, pada aba-aba
5. Pada kardus kedua anak melompat, begitu juga seterusnya sampai semua
anak melakukannya.
33
1. Membuat pola lapangan berbentuk segitiga;
3. Pandangan ke depan;
4. Pada kardus pertama sikap anak berdiri tiga perempat badan, pada aba-aba
5. Pada kardus kedua anak melompat, begitu juga seterusnya sampai semua
anak melakukannya.
Cara melakukan lompat katak variasi segi empat adalah sebagai berikut:
3. Pandangan ke depan;
4. Pada kardus pertama sikap anak berdiri tiga perempat badan, pada aba-aba
5. Pada kardus kedua anak melompat, begitu juga seterusnya sampai semua
anak melakukannya.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Jenggot Kota
1. Hasil belajar lompat jauh diperoleh dari tes lompat jauh yang dilaksanakan
35
2. Data tentang pengelolaan pembelajaran guru dan penilaian efektif dan
dengan rumus:
36
BAB IV
4.1.1 Siklus I
1. Perencanaan
(silabus, RPP, lembar presensi, lembar penilaian, lembar tugas), dan peta
respons siswa.
1) Kegiatan guru
a) Membariskan siswa
b) Membuka pertemuan
c) Berdo’a
d) Apersepsi
f) Semua siswa dibagi dua kelompok putra dan dua kelompok putri, baik
37
melingkar sambil bernyanyi, pertama dengan engklek kaki kann
ditekuk ke atas rata-rata air, putaran kedua kaki kiri ditekuk ke atas
2) Kegiatan siswa
b) Memperhatikan
c) Berdo’a
d) Memperhatikan
e) Melakukan pemanasan
2. Implementasi Tindakan
1) Kegiatan guru
38
dengan kedua kaki rapat mengoper.
paling kebelakang.
kaki yang terkuat melakukan tolakan dengan sikap badan agak membusur
2) Kegiatan siswa
guru
3) Penutup
39
Kegiatan Guru, menjelaskan cara bermain:
c) Evaluasi
Kegiatan siswa:
b) Melakukan evaluasi
3. Observasi
berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek pengamatan meliputi :
1) Aspek Guru
a) Kegiatan awal
b) Kegiatan inti
40
melakukan lompat jauh. Tetapi pemberian kesempatan kepada siswa
merata.
c) Kegiatan penutup
2) Aspek Siswa
belajar lompat jauh menjadi kurang baik akibatnya hasil lompat jauh juga
kurang baik. Sebagian besar siswa masih bingung dan minta penjelasan
lompat jauh belum dapat dilakukan dengan tepat. Rata-rata skor yang
41
Tabel 2. Skor Aspek Psikomotor Siklus I
No. Aspek Psikomotor Nilai
1. Awalan 10
1. Awalan 10
2. Tolakan 10
3. Saat di Udara 9,47
4. Pendaratan 4,21
Jumlah 33,68
Rata-rata 8,42
Kategori Baik
Ketuntasan belajar yang dicapai siswa disajikan pada tabel 4 berikut ini.
60
50
40
Jumlah Siswa
30
Persentase
20
10
0
= 75 < 75
42
4. Analisis dan Refleksi
observasi dan pemberian tes belajar lompat jauh pada siklus I, dapat disampaikan
43
4.1.2 Siklus II
1. Perencanaan
pembelajaran sesuai dengan hasil refleksi pada kegiatan siklus I. Materi yang
Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dan perubahan dalam
b. Pada kegiatan inti, waktu yang tersedia harus dapat dimanfaatkan secara
masing siswa.
2. Implementasi Tindakan
a. Kegiatan guru
44
katak” (30 menit) dengan cara:
mengeper.
paling kebelakang.
b. Kegiatan siswa
45
terdiri diri 9 anak
dari guru
c. Penutup
siswa
terdepan
d. Evaluasi
Kegiatan siswa:
2) Melakukan evaluasi
3. Observasi
bahwa pada siklus II penerapan pembelajaran yang diterapkan oleh guru dapat
46
berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat sari beberapa aspek pengamatan
meliputi:
a. Aspek Guru
dengan baik.
47
Tabel 4. Skor Aspek Afektif pada Siklus II
No Aspek Afektif Nilai
1. Disiplin 10
2. Semangat 8,95
3. Sportivitas 8,42
4. Jujur 8,42
5. Percaya Diri 9,47
Jumlah 45,26
Rata-rata 9,05
Kategori baik
b. Aspek Siswa
yang kondusif
oleh guru. Secara rinci skor aktivitas siswa pada siklus II disajikan
48
Tabel 5. Skor Aspek Psikomotor pada Siklus II
80
70
60
50
Jumlah Siswa
40
Persentase
30
20
10
0
= 75 < 75
49
4. Analisis dan Refleksi
Aktivitas siswa menjadi lebih baik dan keterampilan siswa dalam belajar lompat
jauh meningkat. Dengan berlatih secara tersruktur dan bimbingan secara kontinyu
senang dan mau berusaha bekerja secara mandiri, dengan harapan tugas
terselesaikan dengan optimal. Kompetisi terjadi antar siswa secara positif. Setelah
4.2 Pembahasan
penelitian ini adalah belajar lompat jauh siswa yang rendah. Oleh karena itu perlu
keseluruhan tindakan belum baik namun setelah siklus ke II materi latihan yang
diberikan dari guru bisa difahami dengan cepat. Dikerjakan dengan sempurna,
aktivitas lebih baik dan belajar lompat jauh meningkat. Perubahan ini terjadi pada
teknik pemanasan, perhatian siswa lebih baik. Kenyataan ini didukung dengan
pemahaman dan praktek dalam lompat jauh gaya jongkok yang lebih baik belajar
lompat jauhnya.
50
Pada siklus II kesiapan dalam kegiatan pembelajaran meningkat, 15 siswa
sudah mampu melakukan belajar lompat jauh dengan baik, namun masih terjadi
beberapa siswa yang belum mampu melakukan belajar lompat jauh dengan
kedua siklus II, setiap siswa melakukan latihan lompat permainan loncat katak
menjadi sangat lancar. Pemanasan yang dilakukan siswa hasilnya lebih sempurna.
Pada pertemuan terakhir siklus II pemahaman terhadap belajar lompat jauh sudah
baik. Siswa mampu melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan baik. Untuk
mengetahui peningkatan belajar lompat jauh dilakukan tes lompat jauh permainan
loncat katak pada akhir siklus. Tes yang diberikan pada akhir siklus II berbentuk
loncat katak dapat meningkatkan belajar lompat jauh lompat jauh permainan
loncat katak siswa. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa
lompat jauh dapat terbukti. Disamping itu penggunaan permainan loncat katak
51
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi dan tes belajar lompat jauh pada tiap siklus
yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan
aktivitasnya kurang baik pada kegiatan prasiklus dengan rata-rata skor 4,80
mengalami peningkatan pada skhir siklus II menjadi 9,05 atau kualifikasi baik.
5.2 Saran
52
DAFTAR PUSTAKA
Ade Mardiana, Purwadi dan Wira Indra Satya. 2009. Pendidikan Jasmani dan
Olahraga. Jakarta : Universitas Terbuka.
Bernhard, Gunter, 1993. Atletik, Prinsip Dasar Latihan Loncat Tinggi, Jauh,
Jangkit, dan Loncat Galah. Semarang : Dahara Prize.
Garry A. Carr. 1997. Atletik untuk Sekolah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
James G. Hay. 1985. The Biomechanic of Sport Techniques. New York : Prentice
Hall, Inc. Englewoood Cliffs.
Jess Jarver. 1986. Belajar dan Berlatih Atletik. Bandung : Pionir Jaya.
53
Suharno HP, 1985. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta : FPOK. IKIP.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Tri Hananto Budi Santoso, dkk. 2007. Pendidikan Jasmani Olah Raga dan
Kesehatan. Jakarta : Yudhistira.
Zainal Aqib, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.
54
SURAT PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING
55
SURAT IJIN PENELITIAN
56
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
57
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Indikator
Kognitif
Produk
1. Siswa dapat membuat keputusan untuk melakukan gerakan awalan
2. Siswa dapat membuat keputusan untuk melakukan gerakan tolakan
3. Siswa dapat membuat keputusan untuk melakukan gerakan sikap badan
di udara
4. Siswa dapat membuat keputusan untuk melakukan gerakan sikap
mandarat
Proses
Mengamati karakteristik langkah kaki saat awalan, kaki yang digunakan untuk
tolakan, sikap badan di udara, dan ke dua kaki saat mendarat.
Memperhatikan penjelasan dan instruksi guru
Psikomotor
1. Melakukan gerakan awalan:
58
- Dimulai dengan berlari secepat- cepatnya tanpa mengubah langkah
2. Melakukan gerakan tolakan.
- Dengan kaki yang terkuat bertumpu tepat diatas balok tolakan
3. Melakukan gerakan sikap badan di udara:
- Sikap badan di udara membusur, dengan kedua tangan lurus ke atas
kebelakang, kedua kaki lemas ditarik kebelakang.
4. Melakukan gerakan sikap mendarat
- Kedua kaki dibawa ke depan, badan dibungkukkan, kemudian
mendarat pada ke dua kaki, kedua tangan ke depan.
Afektif
Perilaku berkarakter
1. Disiplin dalam melakukan setiap tugas pembelajaran.
2. Bersemangat dan sungguh-sungguh dalam pembelajaran
Keterampilan sosial
1. Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas gerak.
2. Bertanya dan berpendapat saat pembelajaran
3. Mendengarkan penjelasan guru, dan memperhatikan pertanyaan atau
jawaban siswa lain
4. Percaya diri, toleransi, keberanian, kerjasama, bersedia berbagi tempat dan
peralatan
A. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
Produk
1. Siswa dapat menjelaskan gerakan awalan
2. Siswa dapat menjelaskan gerakan tolakan
3. Siswa dapat menjelaskan gerakan sikap badan di udara
4. Siswa dapat menjelaskan gerakan mendarat
59
Proses
1. Secara individu atau berkelompok, siswa mengamati karakteristik
gerakan awalan,tolakan, sikap badan di udara, saat mendarat, dijelaskan
atau saat diperagakan dalam pembelajaran
2. Melakukan tanya jawab dan pencarian informasi tentang karakteristik
gerakan awalan, tolakan, sikap badan di udara, sikap mendarat.
3. Melakukan tanya jawab dan latihan gerakan awalan, tolakan, sikap
badan di udara, sikap mendarat, untuk mempersiapkan diri menghadapi
tugas gerakan berikutnya
Psikomotor
1. Dalam bentuk permainan melakukan gerakan awalan, tolakan, sikap
badan diudara, sikap mendarat.
2. Melakukan gerakan permainan lompat jauh gaya jongkok dengan
teknik yang relevan.
3. Melakukan latihan rangkaian gerak lompat jauh gaya jongkok untuk
mempersiapkan diri menghadapai tugas gerak berikutnya
Afektif
Perilaku Berkarakter
1. Mengikuti proses pembelajaran, dan menunjukkan sikap disiplin dalam
melakukan setiap tugas pembelajaran
2. Mengikuti proses pembelajaran, dan menunjukkan sikap semangat dan
bersungguh-sungguh dalam melakukan tugas pembelajaran
Keterampilan Sosial
1. Melakukan gerakan loncat katak yang digantung yang telah diatur.
siswa menunjukkan sikap kerjasama.
2. Pada saat diberi kesempatan, siswa bertanya dan berpendapat saat
pembelajaran
60
3. Pada saat guru menjelaskan, siswa memperhatikan
4. Pada saat siswa lain bertanya atau menjawab pertanyaan guru, seluruh
siswa mendengarkan dan memperhatikan
5. Pada saat melakukan tugas-tugas pembelajaran, siswa melaksakannya
dengan penuh percaya diri, toleransi dan keberanian.
B. Materi Pembelajaran
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
Dengan pendekatan bermain
• Gerakan loncat katak
• Gerakan langsung di lapangan lompat jauh
C. Model/Pendekatan/Strategi/Metode/Teknik Pembelajaran
1. Model/Pendekatan : Pendekatan taktis
2. Strategi : Game – Drill - Game
3. Metode/teknik : (bagian – keseluruhan – gabungan),
tugas, dan tanya jawab.
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1:
1. Persiapan Guru Penjasorkes Sebelum Pembelajaran
Menyiapkan perangkat pembelajaran (silabus, RPP, lembar presensi,
lembar penilaian, lembar tugas).
Menyiapkan peralatan dan peta setting/tata letak alat.
Guru menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengelaborasi respons
siswa
61
2. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Berdoa dan Presensi. Siswa berbaris dengan tertib dan disiplin
Apersepsi mengadakan Tanya jawab tentang ukuran bak lompat dalam
lompat jauh dan bagaimana cara melakukan lompat jauh gaya
jongkok.
Menyampaikan ruang materi lompat jauh gaya jongkok.
Menyampaikan tujuan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dan
memberi contoh rangkaian gerak yang ada dalam lompat jauh gaya
jongkok.
Pemanasan dilakukan dengan, berlari kemudian melakukan gerakan
loncat katak.
a. Melompat
30-40
30-40 m
m
Permainan dimulai dari awalan berlari tiga sampai lima langkah kemudian
bertumpu menggunakan kaki yang terkuat melakukan tolakan dengan
sikap badan agak membusur kemudian kepala menyudul bola. Bagi siswa
yang dapat melakukan dengan benar maka dia akan dapat pujian dari guru.
62
Dan bagi siswa yang masih melakukan kesalahan maka guru memberi
motivasi agar siswa lebih bersemangat lagi dalam melakukan gerakan
yang masih salah tadi.
c. Tugas latihan ke 1
Berdasarkan jawaban siswa yang mengarah kepada respon gerak yang
relevansi, guru menugaskan siswa untuk berlatih secara perorangan,
berpasangan, atau kelompok. Jumlah dan lama latihan respon ini
disesuaikan dengan waktu yang ada (modifikasi).
Pertemuan 2 :
1 Persiapan Guru Penjasorkes Sebelum Pembelajaran
Menyiapkan perangkat pembelajaran (silabus, RPP, lembar presensi,
lembar penilaian, lembar tugas).
63
Menyiapkan peralatan (bola, tali, tiang ) dan peta setting/tata letak alat.
Guru menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengelaborasi respons
siswa
30-40
30-40 m
m
64
Dan bagi siswa yang masih melakukan kesalahan maka guru memberi
motivasi agar siswa lebih bersemangat lagi dalam melakukan gerakan
yang masih salah tadi.
c. Tugas latihan ke 1
Berdasarkan jawaban siswa yang mengarah kepada respon gerak yang
relevansi, guru menugaskan siswa untuk berlatih secara perorangan,
berpasangan, atau kelompok. Jumlah dan lama latihan respon ini
disesuaikan dengan waktu yang ada (modifikasi).
Refleksi
Pengalaman belajar siswa. mengadakan tanya jawab dan siswa diberi
kesempatan untuk menemukakan pendapat tentang hal- hal yang ada
dalam pelajaran lompat jauh gaya jongkok.
65
3. Melakukan gerakan sikap badan di udara
- Sikap badan di udara membusur, dengan kedua tangan lurus ke
atas kebelakang, kedua kaki lemas ditarik kebelakang.
4. Melakukan gerakan sikap medarat
- Kedua kaki dibawa ke depan, badan dibungkukkan, kemudian
mendarat pada ke dua kaki, kedua tangan ke depan.
a. Sumber belajar:
• Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas V.
Jakarta, Erlangga
• Aip Syarifuddin, Atletik, Jakarta : Departeman Pendidikan dan
Kebbdayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
• Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD
b. Media pembelajaran.
• Peluit
• Tali Rafia
• Bendera
• Kardus
• Prasarana
Lapangan datar
66
E. PENILAIAN
1. Penilaian Aspek Kognitif (N1)
Penilaian aspek kognitif dilaksanakan dengan cara memberikan
pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk lisan sesuai dengan materi
pembelajaran. Setiap pertanyaan mempunyai bobot 5.
Bobot penilaian aspek kognitif adalah 30.
Skor maksimal adalah 20.
Daftar pertanyaan:
1) Jelaskan bagaimana cara melakukan awalan yang benar ?
2) Jelaskan cara melakukan tolakan yang benar ?
3) Jelaskan cara melakukan sikap badan di udara dalam lompat jauh
gaya jongkok ?
4) Jelaskan cara melakukan sikap mendarat yang benar ?
67
Lembar Pengamatan Aspek Afektif/ perilaku Siswa selama
Pembelajaran.
Petunjuk: Berilah angka 1 – 4*) pada kolom sikap yang diamati skor
sesuai dengan sikap yang ditunjukkan oleh siswa selama proses
pembelajaran.
68
69
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH MELALUI
PENDEKATAN PERMAINAN LONCAT KATAK PADA SISWA
KELAS V SD NEGERI JENGGOT KOTA PEKALONGAN
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Disusun Oleh:
SUGIYANTO
6101911014
70
DESAIN MODEL PEMBELAJARAN
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH MELALUI
PENDEKATAN PERMAINAN LONCAT KATAK PADA SISWA
KELAS V SD NEGERI JENGGOT KOTA PEKALONGAN
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru membariskan siswa 2 atau 3 bersap dan berhitung.
2. Guru memimpin do’a, dan dilanjutkan presensi/tanya jawab.
3. Guru menjelaskan penjelasan materi yang akan diajarkan.
4. Guru mengadakan pemanasan ke dalam bentuk permaianan.
B. Permainan I
1. Siswa dibariskan 2 atau 3 kelompok sama banyak dan berbanjar, tiap
kelompok berdiri di garis start.
2. Cara melakukan permainan
a. Ada aba-aba peluit berbunyi siswa terdepan lari menuju ke tempat
keranjang yang ada bola atau benda satu dan dipindahkan ke
keranjang yang ada di depannya sampai habis.
b. Selanjutnya siswa yang ada di belakangnya sampai melakukan
semua.
71
Gambar 1. Permainan I
C. Permainan II
1. Siswa dibariskan 2 atau 3 kelompok sama banyak dan berbanjar, tiap
kelompok berdiri di garis star.
2. Cara melakukan permainan
- Ada aba-aba peluit berbunyi siswa terdepan lari melompati kardus dan
kembalinya lewat sebelah dengan lari biasa dilanjutkan siswa
dibelakangnya sampai selesai, dilakukan 2 kali.
- Ada aba-aba peluit berbunyi siswa terdepan lari melompati kardus
dengan tumpuan satu kaki dan dilanjutkan siswa dibelakangnya dan
seterusnya sampai siswa melakukan semua, dilaksanakan 2 kali
Gambar 2. Permainan II
D. Permainan III
1. Siswa dibariskan 2 atau 3 kelompok sama banyak dan berbanjar, tiap
kelompok berdiri di garis start.
72
2. Cara melakukan permainan
Melakukan gerak lompat 1 kaki
Siswa yang paling depan lari melewati kardus dengan tumpuan satu
kaki dan mendarat dengan dua kaki, dilanjutkan siswa dibelakangnya
dan seterusnya sampai siswa melakukan semua, dilakukan 2 kali.
Melakukan gerak loncat katak
Siswa yang paling depan lari melewati kardus dengan tumpuan dua
kaki, jatuh dengan dua kaki dilanjutkan siswa dibelakangnya sampai
siswa melakukan semua.
E. Permainan IV
1. Siswa dibariskan 2 atau 3kelompok sama banyak dan bersap
2. Cara melakukannya:
a. Ada aba peluit berbunyi sap paling depan melakukan loncat katak 3 kali
loncatan.
b. Ada aba peluit berbunyi sap belakang mengikuti atau melakukan loncat
katak seperti depannya.
73
Gambar 4. Permainan IV
F. Kegiatan Inti/Materi
1. Guru Menjelaskan cara melakukan latihan gerakan awalan lompat.
Pelaksanaan kegiatan
- Posisi Awal
Masing-masing kelompok berdiri berbanjar dengan posisi berdiri
dibelakang garis, ada aba-aba peluit siswa melakukan gerakan yang
diawali dari awalan jalan tiga langkah ke depan kemudian pada
tumpuan lakukan gerakan melompat kedepan atas dengan posisi saat
diudara kedua kaki ditekuk (jongkok) melewati tali dan mendarat
dengan dua kaki rapat kemudian dilanjutkan dengan awalan lari
dengan jarak agak jauh (6m).
2. Guru menjelaskan cara melakukan gerakan menumpu (tolakan)
Pelaksanaan kegiatan:
- Siswa melakukan gerakan melompat dengan tumpuan menggunakan
satu kaki dengan awalan lari masing-masing siswa melompat
kedepan dan mendarat dengan dua kaki.
- Siswa melakukan langkah-langkah gerakan dasar awalan lompat
dengan teliti dan sungguh-sungguh
3. Guru menjelaskan cara melakukan gerakan diudara.
Pelaksanaan kegiatan:
74
- Siswa melakukan gerakan lompat jauh saat diudara kedua kaki harus
ditekuk (jongkok) pandangan ke depan.
4. Guru menjelaskan cara melakukan pendaratan.
Pelaksanaan kegiatan:
- Posisi awal
Masing-masing kelompok berdiri berbanjar dan dibelakang garis,
aba-aba peluit diawali dengan awalan lari dengan jarak 6 – 7 meter
kemudian pada garis tumpuan lakukan gerakan melompat ke depan
atas kedua kaki ditekuk (jongkok) saat diudara dan mendarat pada
bak lompat jauh hingga kedua kaki mendarat bersama dan rapat.
- Siswa melakukan langkah-langkah gerakan sikap melayang dan
pendaratan dengan teliti dan sungguh-sungguh.
5. Guru menjelaskan gerakan kombinasi lompat jauh.
Pelaksanaan kegiatan:
- Siswa dibariskan dalam satu sap dan masing-masing siswa
melakukan gerakan kombinasi lompat jauh dengan rangkaian dari
awalan, tumpuan, melayang dan pendaratan kemudian dilihat
jaraknya, lompatan masing-masing siswa melakukan 2 kali.
G. Kegiatan Akhir
- Siswa dibariskan kembali dan melakukan pendinginan dengan bentuk
permainan.
- Siswa disuruh duduk dan bernyanyi.
- Guru mengadakan tanya jawab untuk meluruskan kesalahan dalam
gerakan lompat jauh dan berdoa kemudian dibubarkan
75
76
77
78
79
LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS KEGIATAN BELAJAR SISWA
MATERI LOMPAT JAUH
Aspek Afektif
Percaya Diri
NO NAMA SISWA Jumlah Skor
Semanagat
Sportivitas
Disiplin
Jujur
1.
Alfan Bayu √ √ √ √ 4 8
Firmansyah
2. M. Risqi √ √ √ √ 4 8
3. Ade Saputra √ √ √ 3 6
4. Karima Damayanti √ √ √ √ 4 8
5. Nur Ani Riskiana √ √ √ 3 6
6. Vika Safira √ √ √ √ 4 8
7. Dewi Silvia Ahida √ √ √ √ 4 8
8. Fenti Fitriyani √ √ √ √ 4 8
9. M. Ahlis Zarofi √ √ √ 3 6
10. M. Subhan Risqi √ √ √ 3 6
11. M. Anjani Prasana √ √ 2 4
12. Naela Hesti √ √ √ 3 6
13. Arina Adila √ √ √ 3 6
14. Slamet Sawali √ √ √ 3 `6
15. Sakinah √ √ √ √ 4 8
16. Aulia Firda √ √ √ √ √ 5 10
17. Tabah Shohibul Hadi √ √ √ √ 4 8
18. Tri Febriyanti √ √ √ 3 6
19. Dimas Ade Saputra √ √ 2 4
Jumlah Aktivitas yang
Terlihat
80
LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS KEGIATAN BELAJAR SISWA
MATERI LOMPAT JAUH
Aspek Psikomotor
Saat di Udara
NO NAMA SISWA Jumlah Skor
Pendaratan
Tolakan
Awalan
1. Alfan Bayu Firmansyah √ √ √ 3 15
2. M. Risqi √ √ √ √ 4 20
3. Ade Saputra √ √ √ 3 15
4. Karima Damayanti √ √ √ √ 4 20
5. Nur Ani Riskiana √ √ √ 3 15
6. Vika Safira √ √ √ √ 4 20
7. Dewi Silvia Ahida √ √ √ 3 15
8. Fenti Fitriyani √ √ √ 3 15
9. M. Ahlis Zarofi √ √ √ 3 15
10. M. Subhan Risqi √ √ √ √ 4 20
11. M. Anjani Prasana √ √ √ √ 4 20
12. Naela Hesti √ √ √ 3 15
13. Arina Adila √ √ √ 3 15
14. Slamet Sawali √ √ √ 3 15
15. Sakinah √ √ √ √ 4 20
16. Aulia Firda √ √ 2 10
17. Tabah Shohibul Hadi √ √ √ √ 4 20
18. Tri Febriyanti √ √ √ 3 15
19. Dimas Ade Saputra √ √ √ 3 15
Jumlah Aktivitas yang
Terlihat
81
LEMBAR PENILAIAN SIKLUS I
2. M. Risqi 8 8 20 36 90 Tuntas
Total Skor
82
LEMBAR PENILAIAN SIKLUS II
2. M. Risqi 8 8 20 36 90 Tuntas
83
DOKUMENTASI PENELITIAN
Peralatan Penelitian
84
Penjelasan Materi dengan Media Gambar
85
86
87
Permainan Lari Melompati Kardus
88
Anak Melakukan Praktek Lompat Jauh
89