Anda di halaman 1dari 151

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL


BELAJAR MATERI SISTEM HORMON KELAS XI MA
MUALLIMIN MUALLIMAT REMBANG

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Biologi

Oleh :

NAFISATUZ ZAHRO
NIM: 063811029

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010

i
ABSTRAK

Nafisatuz Zahro (NIM. 063811029). Penerapan Model Pembelajaran


Problem Posing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Materi Sistem
Hormon Kelas XI MA Muallimin Muallimat Rembang. Skripsi. Semarang:
Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Biologi IAIN Walisongo, 2010.
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana
penerapan model pembelajaran problem posing di MA Muallimin Muallimat
Rembang? 2) Bagaimana motivasi belajarpeserta didik setelah diterapkan model
pembelajaran problem posing di MA Muallimin Muallimat Rembang? 3)
Bagaimana hasil belajar peserta didik setelah diterapkan model pembelajaran
problem posing di MA Muallimin Muallimat Rembang?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model
pembelajaran problem posing di MA Muallimin Muallimat Rembang dan apakah
penerapan pembelajaran dengan model Problem posing dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar biologi peserta didik MA Muallimin Muallimat
Rembang.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam 2 siklus. Penelitian ini dilaksanakan di MA Muallimin Muallimat Rembang
pada bulan April-Mei 2010. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI
MA Muallimin Muallimat Rembang yang berjumlah 31 orang. Data penelitian ini
berupa motivasi dan hasil belajar peserta didik. Motivasi belajar peserta didik
diketahui dari hasil angket dan lembar observasi, sedangkan hasil belajar peserta
didik diketahui dari hasil evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir siklus.
Ketuntasan belajar dianalisis dengan menggunakan hasil skor evaluasi yang
dilaksanakan di setiap siklus menggunakan kriteria ketuntasan belajar. Peserta
didik mencapai ketuntasan belajar jika telah mencapai nilai ≥ 63 dan daya serap
klasikal 85% peserta didik yang mencapai nilai ≥ 63
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar peserta didik pada
siklus II menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I.
Peningkatan persentase masing-masing indikator yaitu indikator Attention sebesar
7,82% Relevance 3,60%, Confidence 12,13%, dan Satisfaction 7,10% Skor
motivasi rata-rata angket 11,01. Rerata kelas dari hasil evaluasi di setiap siklus
juga mengalami peningkatan, pada siklus I sebesar 68,70 dan hasil belajar pada
siklus II sebesar 76,29 dengan peningkatan sebesar 7,69. Ketuntasan belajar
secara klasikal pada siklus I sebesar 70,96% dan pada siklus II meningkat menjadi
93,54% Jadi, ketuntasan belajar mengalami peningkatan sebesar 22,58% serta
melalui hasil angket dan observasi menunjukkan persepsi peserta didik terhadap
pembelajaran dengan model Problem Posing cukup baik serta lebih disukai
peserta didik karena peserta didik merasa lebih percaya diri dalam berpendapat
akan materi terkait. Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran dengan model
Problem posing lebih disukai peserta didik sehingga diharapkan guru dapat
menerapkan model Problem posing sebagai variasi dalam pembelajaran Biologi.
Keterbatasan penelitian yang hanya menerapkan model Problem posing pada
materi Sistem Hormon dengan waktu penelitian yang cukup singkat, maka
diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan pada materi yang lain.

ii
iii
iv
MOTTO

Firman Allah SWT. Dalam Al-Qur’an Surat Al Balad 8-10: 1

∩⊇⊃∪ È⎦ø⎪y‰ô∨¨Ζ9$# çμ≈oΨ÷ƒy‰yδuρ ∩®∪ É⎥÷⎫tGxx©uρ $ZΡ$|¡Ï9uρ ∩∇∪ È⎦÷⎫uΖøŠtã …ã&©! ≅yèøgwΥ óΟs9r&

Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah


dan dua buah bibir dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.

1
Departemen Agama RI, Alquran dan terjemahannnya, (Depok: Cahaya Quran, 2008), hlm. 594

v
PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, karya tulis ini peneliti persembahkan kepada
orang-orang yang telah memberi arti dalam hidup peneliti.
1. Kedua orang tua peneliti tercinta,
2. Kakak, adik, serta keluarga peneliti,
3. Teman-teman Tadris Biologi 2006, serta
4. Pembaca yang budiman

vi
DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai bahan rujukan.

Semarang, Desember 2010


Deklarator,

Nafisatuz Zahro
NIM. 063811029

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penelitian skripsi
ini dapat terselesaikan.
Sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada beliau Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang
mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan kerendahan hati, peneliti sampaikan bahwa skripsi ini tidak
mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Adapun ucapan terima kasih secara khusus peneliti sampaikan kepada:
1. Dr. Sudja’i, M. Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2. Hj. Nur Khasanah, S. Pd, M. Kes., pembimbing satu yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penelitian skripsi.
3. Amin Farih, M. Ag., pembimbing dua yang telah berkenan memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penelitian skripsi.
4. Andi Fadlan, S. Pd, M. Si., Wali Studi selama peneliti menuntut ilmu di IAIN
Walisongo Semarang.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah
membekali ilmu pengetahuan dan keterampilan serta membantu kelancaran
selama kuliah.
6. Bapak H. Munib Muslich, Kepala MA Muallimin Muallimat Rembang, yang
telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
7. Ibu Rahmawati Indriyasari, S. Pdi, selaku guru mata pelajaran biologi MA
Muallimin Muallimat Rembang, yang telah sabar memberikan pengarahan
selama proses penelitian.
Semoga jasa-jasa mereka mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah
SWT. Demi sempurnanya skripsi ini, saran dan kritik sangat peneliti harapkan.
Mudah-mudahan skripsi ini dapat membawa manfaat, amin.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
HALAMAN ABSTRAK............................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................................ iii
PENGESAHAN PENGUJI......................................................................... ................. iv
MOTTO...................................................................................................... .................. v
PERSEMBAHAN....................................................................................... ................. vi
PERNYATAAN.......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR................................................................................ ............... viii
DAFTAR ISI............................................................................................... ................. ix
DAFTAR GAMBAR............ ..................................................................... ................ xii
DAFTAR TABEL............ ..................................................................... .................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. .............. ..xiv

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
B. Penegasan Istilah ................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah. ................................................................................ 6
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7
F. Metodologi penelitian ........................................................................... 7
G. Sistematika Penelitian Skripsi ............................................................. 12

BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN


A. Landasan teori ..................................................................................... 13
1. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar & Pembelajaran ............................................. 13
b. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ........................................... 15
2. Model Pembelajaran Problem Posing.............................................. 17

ix
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi ................................................................. 20
b. Jenis Motivasi .......................................................................... 21
c. Indikator Motivasi .................................................................... 22
d. Pentingnya Motivasi Dalam Belajar ........................................ 23
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar ................ 23
4. Hasil Belajar
a. Macam-Macam Hasil Belajar .................................................. 25
b. Instrumen Evaluasi Hasil Belajar ............................................. 26
c. Faktor Yang Mempengaruri hasil Belajar ................................ 29
5. Tinjauan Materi Sistem Hormon Kelas XI
a. Sistem Endokrin (Hormon) dan Pembagiannya ....................... 30
b. Macam-Macam Kelenjar Endokrin Penghasil Hormon ........... 30
c. Hubungan dan Perbedaan Sistem Hormon dan Sistem Saraf .. 35
d. Kelainan atau Penyakit Pada Sistem Endokrin (Hormon) ....... 36
B. Kajian Penelitian yang Relevan ........................................................... 38
C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 40
D. Hipotesis Tindakan .............................................................................. 40

BAB III: METODE PENELITIAN


A. Gambaran Umum Sekolah .................................................................. 41
B. Subyek Penelitian ................................................................................ 43
C. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 43
D. Kolaborator ......................................................................................... 43
E. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 44
F. Metode Penelitian ............................................................................... 45
G. Metode Analisis Data .......................................................................... 50
H. Indikator Keberhasilan ........................................................................ 53

x
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Tindakan
1. Pra Siklus ........................................................................................... 54
2. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................. 54
a. Siklus I ......................................................................................... 55
b. Siklus II ......................................................................................... 60
B. Pembahasan
1. Pra Siklus ........................................................................................... 64
2. Siklus I ............................................................................................... 65
3. Siklus II .............................................................................................. 67
BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................ 69
B. Saran................................................................................................... 70
C. Penutup............................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1. : Macam-macam Kelenjar Endokrin ................................... 31
2. Gambar 2.2. : Pembagian kelenjar Hipofisis............................................ 35
3. Gambar 3.1. : Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK)............................. 46

xii
DAFTAR TABEL DAN DIGRAM

1. Tabel 2.1. Perbandingan sistem saraf dan sistem hormon .................................. 36


2. Tabel 3.1. Daftar Nama Guru Mapel MA Muallimin Muallimat Rembang ....... 42
3. Tabel 3.2. Peringkat jawaban Menurut Skala Likert .......................................... 52
4. Tabel 3.3. Kisi-Kisi Angket Motivasi ................................................................. 52
5. Tabel 4.1. Nilai Ulangan Materi Ekskresi .......................................................... 54
6. Tabel 4.2. Analisis Observasi kegiatan Peserta Didik Siklus I ........................... 58
7. Tabel 4.3. Analisis Hasil Evaluasi Peserta didik Siklus I .................................. 58
8. Tabel 4.4. Analisis Hasil Perhitungan Motivasi Peserta Didik Siklus I ............ 59
9. Tabel. 4.5. Analisis Observasi kegiatan Peserta Didik Siklus II ........................ 62
10. Tabel 4.6. Analisis Hasil Evaluasi Peserta didik Siklus II.................................. 62
11. Tabel 4.7. Analisis Hasil Perhitungan Motivasi Peserta Didik Siklus II ............ 63
12. Diagram 4.1. Perbandingan Hasil Evaluasi Peserta didik pra silus, Siklus I,
dan Siklus II ........................................................................................................ 68
13. Diagram 4.2. Perbandingan motivasi peserta didik siklus I dan Siklus II .......... 68

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar guru mata pelajaran


2. Daftar nama peserta didik kelas XI IPA
3. Daftar kelompok kelas XI IPA
4. Daftar pertanyaan wawancara
5. Kisi-kisi soal evaluasi siklus I dan II
6. Lembar observasi aktivitas peserta didik siklus I
7. Rekapitulasi observasi aktivitas peserta didik siklus I
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I
9. Lembar Evaluasi siklus I
10. Kunci jawaban evaluasi siklus I
11. Daftar nilai dan analisis evaluasi hasil belajar siklus I
12. Lembar angket motivasi Siklus I
13. Rekapitulasi Angket motivasi siklus I
14. Lembar Observasi aktifitas peserta didik siklus II
15. Rekapitulasi observasi aktifitas peserta didik siklus II
16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II
17. Lembar Evaluasi siklus II
18. Kunci jawaban evaluasi siklus II
19. Daftar nilai dan analisis evaluasi hasil belajar siklus II
20. Lembar angket motivasi siklus II
21. Rekapitulasi Angket motivasi siklus II
22. Handout gambar kelenjar yang menghasilkan hormon.
23. Rekapitulasi hasil wawancara
24. Surat Izin Riset
25. Surat Pengesahan dari Sekolah
26. Surat Penunjukan Pembimbing
27. Dokumentasi Penelitian

xiv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kurikulum merupakan perangkat pembelajaran yang dianjurkan pada
lembaga pendidikan yang berisikan uraian bidang studi yang terdiri atas
beberapa macam pembelajaran yang disajikan secara terkait. Pembelajaran
harus berpedoman pada kurikulum yang sekarang dikembambangkan dan
dilaksanakan. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan
dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompentensi yang berguna bagi
dirinya. Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) merupakan kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan dimasing-masing satuan
pendidikan yang berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik. Meskipun sudah ditetapkan sebagai kurikulum
pada tingkat satuan pendidikan, masih sedikit guru memahami dan
melaksanakan KTSP, ini bisa kita lihat pada proses pembelajaran di kelas-
kelas yang masih menggunakan model-model pembelajaran pola lama,
dimana guru dalam proses pembelajaranya tidak mengembangkan kompetensi
peserta didik seperti yang diharapakan oleh KTSP, namun guru masih sebagai
sentral pembelajaran.
Salah satu tujuan kurikulum tingkat satuan pendidikan dalam mata
pelajaran biologi SMA adalah memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif,
terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerja sama dengan orang lain. Dimana dari
tujuan tadi diharapkan hasil belajar peserta didik terutama dalam mata
pelajaran biologi dapat meningkat.
2

Tinggi rendahnya kualitas belajar peserta didik tergantung pada


komponen-komponen antara lain peserta didik, kurikulum, guru, metode,
sarana prasarana dan lingkungan. Proses belajar mengajar dapat berjalan
efektif bila seluruh komponen yang berpengaruh saling mendukung dalam
rangka mencapai tujuan. Misalnya ketertarikan peserta didik, motivasi peserta
didik, metode guru bervariasi, serta teknik guru dalam mengajar di kelas akan
mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta didik. Dalam proses
pembelajaran biologi hendaknya guru melibatkan peserta didik untuk
berpartisipasi dalam pembelajaran.
Pengajaran yang baik meliputi mengajarkan peserta didik bagaimana
belajar, mengingat, berfikir, dan memotivasi diri mereka sendiri. Motivasi
belajar dalam proses belajar mengajar merupakan hal yang sangat penting
yang berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar. Motivasi belajar
menunjukan kemampuan peserta didik dalam belajar. 1 Motivasi belajar yang
dimiliki peserta didik ditunjukan dengan indikator- indikator sebagai berikut:
adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar, adanya harapan dan cita- cita masa depan, adanya penghargaan dalam
belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, serta adanya lingkungan
belajar yang kondusif. 2 Selama proses belajar motivasi peserta didik
tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses,
meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi juga ditunjukkan melalui
intensitas unjuk kerja dalam melakukan suatu tugas.
Aktivitas guru dan peserta didik sebagai pelaku utama dalam kegiatan
belajar mengajar mutlak diperlukan demi tercapainya tujuan belajar. Aktivitas
guru yang mampu membangkitkan kreatifitas peserta didik, akan
memunculkan kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dinamis.

1
Jaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 101
2
Hamzah Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), hlm. 23
3

Keberhasilan proses belajar mengajar biologi di MA Muallimin


Muallimat Rembang dapat dilihat dari hasil perolehan nilai peserta didik pada
mata pelajaran biologi yang sesuai dengan standar sekolah, apabila nilai yang
diperoleh peserta didik sesuai atau kurang dari kriteria ketuntasan minimal
maka dikatakan proses belajar mengajar kurang berhasil. Dilihat dari nilai
Biologi materi pokok sebelumnya, hasil belajar peserta didik belum
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan dari
pihak sekolah, yaitu Kriteria ketuntasan minimal individu sebesar 63 dan
kriteria ketuntasan klasikal adalah 85%. Hal ini sesuai dengan data pada
observasi awal bahwa dari nilai Biologi materi pokok sebelumnya terdapat 23
peserta didik dari seluruh peserta didik berjumlah 31 yang memiliki nilai di
bawah KKM, ini berarti hanya 65% ketuntasan klasikal yang telah dicapai
dengan nilai tertinggi 73 dan nilai terendah 32. Hasil belajar ini masih belum
memenuhi standar yang telah ditentukan sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara pada observasi awal dengan guru
biologi kelas XI, materi sistem hormon merupakan materi yang dianggap sulit
karena dalam materi ini terdapat banyak kata ilmiah serta materi ini
merupakan materi yang didalamnya terkait materi sebelumnya dan materi
sesudahnya. Sehingga peserta didik kurang begitu semangat dalam materi ini.
Salah satu faktor yang mendukung meningkat atau tidaknya hasil
belajar adalah dengan melihat motivasi belajar peserta didik tersebut. Keller
(1983) mendefinisikan motivasi sebagai intensitas dan arah suatu perilaku
serta berkaitan dengan pilihan yang dibuat seseorang untuk mengerjakan atau
menghindari suatu tugas serta menunjukkan tingkat usaha yang dilakukannya.
Mengingat usaha merupakan indikator langsung dari motivasi belajar, maka
secara operasional motivasi belajar ditentukan oleh indikator-indikator
sebagai berikut:
a. Tingkat perhatian peserta didik terhadap pembelajaran,
b. Tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik,
4

c. Tingkat keyakinan peserta didik terhadap kemampuannya dalam


mengerjakan tugas-tugas pembelajaran, dan
d. Tingkat kepuasan peserta didik terhadap proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan. 3
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara
menyatakan kurangnya motivasi peserta didik, hal ini dapat ditunjukkan
dengan kurangnya persiapan peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran, kondisi peserta didik yang tidak memperhatikan ketika
guru sedang menerangkan pelajaran, serta terdapat beberapa peserta didik
yang merasa malu untuk bertanya dan hanya sebagian peserta didik saja yang
aktif ketika kegiatan diskusi berlangsung. Untuk mengatasi hal tersebut
peneliti/guru melatih peserta didik dengan menyusun pertanyaan melalui
Model pembelajaran Problem Posing yang merupakan suatu bentuk model
pembelajaran yang menekankan pada kegiatan merumuskan masalah untuk
memudahkan pemahaman peserta didik sehingga dapat meningkatkan
kemampuannya dalam menyelesaikan masalah. Hal ini sesuai dengan firman
allah QS. Al Anbiya: 7
‫ﺎﺳﺄَﻟُﻮا أ َْﻫ َﻞ اﻟ ﱢﺬ ْﻛ ِﺮ إِ ْن ُﻛ ْﻨﺘُ ْﻢ َﻻ ﺗَـ ْﻌﻠَ ُﻤﻮ َن‬ ِ
ْ َ‫ﻚ إِﱠﻻ ِر َﺟ ًﺎﻻ ﻧُﻮﺣﻲ إِﻟ َْﻴ ِﻬ ْﻢ ﻓ‬
َ َ‫َوَﻣﺎ أ َْر َﺳﻠْﻨَﺎ ﻗَـ ْﺒـﻠ‬
“Dan kami tidak mengutus( Rasul-rasul) sebelum engkau (Muhammad),
melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka
tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui” 4
Dalam pembelajaran ini, peserta didik membangun pengetahuannya
sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.
Selain peserta didik dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan
sesuatu yang berguna bagi dirinya, bergelut dengan ide-ide. Dengan adanya

3
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm.
33
4
Departemen Agama RI, Alquran dan terjemahannnya, (Depok: Cahaya Quran, 2008), hlm.
322
5

pembelajaran yang demikian pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru


melainkan pembelajaran berpusat pada peserta didik (student centered).
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti
berkeinginan untuk mengadakan suatu penelitian tindakan kelas dengan
judul” Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Materi Sistem Hormon Kelas XI MA Muallimin
Muallimat Rembang”

B. Penegasan istilah
1. Penerapan
Penerapan menurut kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
proses, cara atau perbuatan menerapkan. Penerapan juga diartikan sebagai
pemanfaatan dalam hal mempraktikan. 5
2. Model pembalajaran Problem posing
Problem posing merupakan istilah bahasa inggris yang berarti
pengajuan masalah. Jadi model pembelajaran problem posing adalah suatu
model pembelajaran yang mewajibkan peserta didik untuk mengajukan soal
sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara mandiri. 6
Jadi problem posing bisa diartikan sebagai pengajuan soal atau
pengajuan masalah. Sehingga model pembelajaran problem posing adalah
suatu pola umum perbuatan guru/peserta didik dalam peristiwa belajar
mengajar pengajuan masalah oleh peserta didik. Adapun jenis problem
posing yang dipakai dalam penelitian ini adalah pre solution posing, yaitu
peserta didik membuat pertanyaan berdasarkan pernyataan yang dibuat oleh
guru. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode diskusi kelompok.

5
Tim penyusun kamus pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2005), hlm. 1180
6
Amin Suyitno, Pembelajaran Inovatif, Semarang: Jurusan Matematika FPMIPA Universitas
Negeri Semarang, 2009, hlm. 7
6

3. Motivasi
Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam
diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna
mencapai suatu tujuan (kebutuhan). 7
4. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 8
5. Materi sistem hormon
Sesuai kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), Materi pokok
sistem hormon merupakan salah satu materi pokok dalam mata pelajaran
biologi kelas XI tingkat menengah atau Madrasah Aliah (SMA/MA) yang
diajarkan pada semester genap.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses penerapan model pembelajaran Problem Posing di
madrasah MA Muallimat Rembang?
2. Bagaimana motivasi belajar peserta didik setelah diterapkan model
pembelajaran Problem Posing di MA Muallimin Muallimat Rembang?
3. Bagaimana hasil belajar peserta didik setelah diterapkan model
pembelajaran Problem Posing di MA Muallimin Muallimat Rembang
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini berdasarkan masalah di atas adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses penerapan model pembelajaran Problem Posing
di madrasah muallimin Muallimat Rembang?

7
Prof. Dr. H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 101
8
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1999), hlm. 22.
7

2. Untuk mengetahui motivasi belajar biologi peserta didik di Madrasah


Muallimin Muallimat Rembang setelah diterapkan model pembelajaran
Problem Posing.
3. Untuk mengetahui hasil belajar biologi peserta didik di Madrasah
Muallimin Muallimat Rembang setelah diterapkan model pembelajaran
Problem Posing

E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :
1. Bagi peserta didik
Peserta didik lebih mudah untuk memahami dan menguasai materi
biologi serta termotivasi dengan model pembelajaran Problem Posing.
2. Bagi guru
Memberikan masukan kepada guru pentingnya penggunaan model
pembelajaran Problem posing untuk meningkatkan motivasi dan hasil
belajar biologi khususnya materi sistem hormon.
3. Bagi penulis
Penelitian ini dapat menambah pengalaman yang baru, yang dapat
digunakan dalam proses belajar mengajar mendatang.
4. Bagi madrasah
Memberi sumbangan pemikiran sebagai alternatif untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di madrasah.

F. Metodologi Penelitian
1. Sumber Data Penelitian
Sumber data yang dimaksud adalah subjek penelitian, dari mana data-
data dapat diperoleh. Subyek yang akan diteliti adalah peserta didik yang
mendapat pembelajaran sistem hormon kelas XI MA Muallimin Muallimat
Rembang sebanyak 31 peserta didik.
8

2. Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah apa-apa yang akan diteliti dalam sebuah
kegiatan penelitian untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas,
maka dalam suatu penelitian harus ada fokus yang dijadikan kajian dalam
penelitian. 9
Adapun fokus dalam penelitian ini adalah tentang penerapan model
pembelajaran problem posing tipe pre solution posing dalam
meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi sistem hormon pada
manusia kelas XI MA.
3. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Dalam pengumpulan data ini, peneliti
menggunakan metode sebagai berikut:
a. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip nilai, notulen, rapat, agenda dan
sebagainya. 10
Metode ini digunakan untuk memperoleh hasil belajar peserta
didik pada materi pokok sebelum materi sistem hormon dan
menghimpun data yang berkaitan dengan catatan-catatan, seperti data
tentang sejarah, struktur organisasi, keadaan peserta didik dan guru di
MA Muallimin Muallimat Rembang.
b. Metode Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

9
Saifudin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), hlm. 12
10
Ibid, hlm. 206 .
9

permasalahan yang harus diteliti. 11 Metode ini digunakan untuk


memperoleh dan melengkapi data-data yang belum diperoleh dari
angket dan dokumentasi.
c. Metode Observasi
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila
penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-
gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. 12
Dengan menggunakan metode ini, penulis secara langsung dapat
mengetahui tentang gejala atau peristiwa yang diamati, seperti proses
belajar mengajar Biologi menggunakan model pembelajaran problem
posing, keadaan peserta didik, keadaan guru, dan lain-lain.
d. Metode Angket
Adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang
akan diukur (responden).Dengan angket ini orang dapat diketahui
tentang keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau
pendapatnya, dan lain-lain. 13
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang peningkatan
motivasi belajar pada materi sistem hormon pada kelas XI MA
Muallimin Muallimat Rembang.
e. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,
14
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Metode ini digunakan untuk memperoleh hasil belajar peserta didik.

11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008),
hlm. 137
12
Ibid, hlm.145.
13
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm.
28
14
Ibid, hlm.32.
10

4. Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Ebbutt, Penelitian
Tindakan Kelas adalah suatu kajian sistematika dari upaya perbaikan
pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan
tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka
mengenai hasil dari tindakan tersebut. 15
Penelitian tindakan ini berbentuk kolaboratif, di mana penulis
bekerja sama dengan guru mata pelajaran Biologi. Penulis bertindak
sebagai penyaji (yang berinteraksi secara langsung dengan peserta didik
ketika di lapangan). Guru mata pelajaran Biologi sebagai mitra penulis
yang mengobservasi lapangan.
Model penelitian tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah model spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa
siklus tindakan. Dimana setiap siklus tersebut terdiri 4 tahapan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. 16
5. Metode Analisis Data
Data yang dianalisis meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Perubahan yang terjadi pada peserta didik saat pembelajaran maupun
sesudah pembelajaran
Analisis yang digunakan adalah deskriptif, memaparkan data hasil
pengamatan dan hasil angket peserta didik pada setiap akhir siklus
dengan membandingkan hasil yang dicapai tiap siklus.

15
Roechiati Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008), hlm. 12.
16
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 74
11

2. Peningkatan hasil belajar tiap siklus


a) Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal

x=
∑x 1

N
Keterangan :
x : Rata-rata hasil tes
∑x1 : Jumlah nilai tes peserta didik
N : Banyaknya peserta didik yang mengikuti tes
b) Menghitung ketuntasan belajar
Ketuntasan belajar klasikal (%)
Jumlah peserta didik yang tuntas belajar
= x 100%
jumlah peserta didik
Berdasarkan hasil pengamatan, angket dan tes akhir siklus apabila
masih dirasakan gagal, peneliti mencari dugaan penyebab kekurangan dan
sekaligus mencari alternatif solusi untuk dirancang pada tindakan
berikutnya.
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut:
1) Adanya peningkatan motivasi yang terlihat pada perhatian, rasa
percaya diri, relevansi dan kepuasan peserta didik dalam pembelajaran
biologi secara signifikan pada setiap siklus.
2) Adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan pada setiap siklus. 17

17
Zainal Aqib dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV.Yrama Widya, 2008), hal. 53
12

G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Bagian awal skripsi
Bagian awal skripsi ini berisi halaman judul, halaman persetujuan,
halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar,
abstraksi, daftar isi dan daftar lampiran.
2. Bagian inti skripsi
Bagian isi skripsi terdiri dari 5 bab yang meliputi:
a. Bab I : Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi
penelitian dan sistematika skripsi.
b. Bab II : Landasan teori dan hipotesis tindakan
Landasan teori yang berisi tentang belajar dan pembelajaran,
model pembelajaran problem posing, motivasi belajar, hasil
belajar, tinjauan materi sistem hormon kelas XI, serta kajian
yang relevan.
c. Bab III : Metode Penelitian
Meliputi lokasi penelitian, subjek penelitian, waktu dan tempat
penelitian, kolaborator, metode pengumpulan data, metode
penelitian, metode analisis data, dan indikator keberhasilan.
d. Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan
Meliputi hasil penelitian tindakan pada pra siklus, siklus I, dan
siklus II beserta pembahasan hasil penelitian.
e. Bab V : Penutup
Meliputi simpulan saran dan penutup.
3. Bagian akhir skripsi
Bagian akhir skripsi ini memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran
13

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Landasan Teori
1. Belajar dan pembelajaran
a. Pengertian belajar dan pembelajaran
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Berhasil atau tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung bagaimana proses
belajar mengajar yang dialami peserta didik. 1 Pandangan seseorang
tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang berhubungan
dengan belajar.
Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan,
perilaku dan ketrampilan, dengan cara mengolah bahan ajar. Para ahli
psikolog dan guru-guru pada umumnya memandang belajar sebagai
kelakuan yang berubah, pandangan ini memisahkan pengertian yang tegas
antara pengertian belajar dengan kegiatan yang semata-mata bersifat
hapalan. 2
Sebagaimana Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid
dalam kitabnya “At-Tarbiyah Wa Turuqu At-Tadrisi”, menyatakan:

‫ ﻫﻮ ﺗﻐﻴﲑ ﰲ ذﻫﻦ اﳌﺘﻌﻠﻢ ﻳﻄﺮأ ﻋﻠﻰ ﺷﻲء ﻓﺒﺪل ﻣﻌﺎﳌﻪ ﻣﻦ ﺣﺎل إﱃ‬: ‫ﻓﺎﻟﺘﻌﻠﻢ إذا‬
3
‫ﺣﻞ‬

1
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineke Cipta, 1995),
hlm. 1.
2
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: CV Alfabeta, 2003), hlm. 12.
3
Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At- Tarbiyah Wa Taruqu Tadris, (Mesir:
Darul Ma’arif), Hlm. 169.
14

(Belajar adalah perubahan ingatan seseorang secara tiba-tiba tentang


sesuatu dari satu masalah ke masalah yang lain).
Sedangkan menurut Muhammad Muzamil Basyir dan Muhammad
Malik Muhammad Said adalah :

4
‫اﻟﺘﻌﻠﻢ ﻫﻮﺗﻐﲑ ﰲ اﻷداء ﻳﻨﺠﻢ ﻋﻦ ﻋﻤﻠﻴﺔ ﺗﺪرﻳﺐ‬
(Belajar merupakan perubahan dengan mengadakan beberapa pelatihan).
Dalam buku proses belajar mengajar, Oemar Hamalik
mendefinisikan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungan. 5 Pengertian ini menitik
beratkan pada interaksi peserta didik dengan lingkungan sehingga tercapai
apa yang disebut pembelajaran.
Dari definisi-definisi yang dikemukakan diatas dapat dijelaskan
adanya beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang
belajar yaitu bahwa :
1) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,
tetapi juga ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih
buruk. Dalam proses pembelajaran di sekolah, baik secara disadari
atau tidak, guru dapat menanamkan sikap tertentu kepada peserta
didik melalui proses pembiasaan.
2) Belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar,
seperti perubahan-perubahan diri seorang bayi.
3) Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif
mantap, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang
cukup panjang.

4
Muhammad Muzamil Basyir dan Muhammad Malik Muhammad Said, Madkhol ila al
manahij wa taruqu al tadris (Mekah: darul liwak), hlm. 64.
5
Oemar Hamalik, Proses Belajar Menagajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), hlm. 28.
15

4) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar


menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis
seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu
masalah/berfikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun
sikap. 6
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar
dilakukan oleh guru sebagai pendidik sedangkan belajar dilakukan oleh
peserta didik. Sebagaimana Arno F. Wittig, Ph. D., menyatakan bahwa
learning can be defined as any relatively permanent change in a
organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience. 7
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai perubahan terjadi secara relatif
permanen didalam tingkah laku yang tampak sebagai hasil pengalaman.
b. Faktor yang mempengaruhi balajar
Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta
didik dapat kita bedakan tiga macam yaitu faktor internal, faktor eksternal
dan faktor pendekatan belajar. 8
1) Faktor internal (faktor dari dalam peserta didik) yakni
keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik.
Faktor yang berasal dari diri peserta didik sendiri meliputi
aspek fisiologi, dan aspek psikologis. Faktor fisiologi juga sering
disebut dengan kondisi fisik yang berkaitan dengan fungsi organ
tubuh yang kurang sehat atau abnormal dapat mempengaruhi proses
belajar mengajar. Sebagai contoh kondisi tubuh yang lemah karena
kepala pusing dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif)
sehingga materi yang dipelajari kurang atau tidak berbekas.
6
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990), hlm.
85.
7
Arno F. Wittig, Ph. D, Theory And Problems of Psychology of Learning, (New York: Mc.
Giaw Hill, 1981), hlm. 2.
8
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000), hlm. 132.
16

Faktor psikologi diantaranya adalah tingkat kecerdasaan


peserta didik yang akan mempengaruhi tingkat penyerapan pelajaran
yang disampaikan guru. Inteligensi besar pengaruhnya terhadap
kemajuan belajar, dalam situasi yang sama peserta didik yang
mempunyai tingkat inteligensi tinggi akan lebih berhasil daripada
yang mempunyai tingkat inteligensi rendah. 9
2) Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik) yakni kondisi
lingkungan di sekitar peserta didik. Faktor ini diambil contoh kecil
ketika anak yang rajin berangkat ke sekolah berteman dengan anak
yang cenderung suka bolos pada mata pelajaran tertentu, dengan
berbagai alasan pada akhirnya peserta didik yang rajin juga akan ikut
bolos. Latihan dan ulangan juga dapat mempengaruhi, karena
seringkali mengulang sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan
yang dimiliki dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam.
Sebaliknya, tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang telah
dimilikinya dapat menjadi hilang atau berkurang. 10 Karena latihan
atau seringnya mengalami sesuatu, seseorang dapat timbul minatnya
kepada sesuatu maka makin besar minat makin besar pula
perhatiaanya sehingga keinginan belajar lebih tinggi.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning)
yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi metode
dan strategi yang digunakan peserta didik dalam menunjang
efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran materi tertentu. 11 Ada
berbagai macam karakter peserta didik dalam upaya memahami atau
cara menyimpan materi pelajaran dalam ingatan baik dengan sadar
maupun terpaksa. Pembiasan diri peserta didik melalui pengajuan

9
Slameto, Op.cit., hlm. 56.
10
M. Ngalim Purwanto, Op.cit., hlm. 103.
11
Muhibin Syah, Op.cit., hlm. 139.
17

soal yang menjadi model pembelajaran kali ini diharapkan menjadi


suatu strategi yang mampu membantu peserta didik meningkatkan
hasil belajar.

2. Model Pembelajaran Problem Posing


Model pembelajaran ini mulai dikembangkan di tahun 1997 oleh Lyn
D. English. Problem posing merupakan istilah dalam bahasa inggris. Menurut
John M.Echol, Problem berarti masalah, soal dan to pose yang berarti
mengajukan. 12 Pada prinsipnya, model pembelajaran problem posing adalah
suatu model pembelajaran yang mewajibkan para peserta didik untuk
mengajukan soal sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara mandiri. 13
Hal ini sesuai dengan firman allah QS. Al Anbiya: 7

Ÿ óΟçFΖä. βÎ) Ìò2Ïe%!$# Ÿ≅÷δr& (#þθè=t↔ó¡sù ( öΝÍκös9Î) û©ÇrθœΡ Zω%y`Í‘ ωÎ) šn=ö6s% $uΖù=y™ö‘r& !$tΒuρ

∩∠∪ šχθßϑn=÷ès? ω

Dan kami tidak mengutus (Rasul-rasul) sebelum engkau (Muhammad),


melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka,
maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak
mengetahui”(QS. Al Anbiya: 7) 14
Brown dan Walter menyatakan Problem posing (pembuatan soal)
dalam pembelajaran melalui 2 perspektif kegiatan kognitif yaitu accepting
(menerima) dan challenging (menantang). 15 Dalam suatu pembelajaran
accepting terjadi ketika peserta didik membaca situasi atau informasi yang

12
John M. Echols dan Hassan Shadhily, Kamus Inggris Indonesia,(Jakarta: PT. Gramedia
2006), cet 28, hlm. 439
13
. Amin Suyitno, Pembelajaran Inovatif, Semarang: Jurusan Matematika FPMIPA
Universitas Negeri Semarang, 2009, hlm.3
14
Departemen Agama RI, Alquran dan terjemahannnya, (Depok: Cahaya Quran, 2008), hlm.
322
15
Stephen I. Brown, Marion I. Walter, The Art of Problem Posing,(London: Lawrence Erlbaum
Associates, 2005), hlm. 12
18

diberikan guru dan challenging terjadi ketika peserta didik berusaha untuk
mengajukan soal berdasarkan situasi atau informasi yang diberikan.
Informasi atau data yang hendak diperoleh melalui model ini dari
bermacam-macam segi, yakni merumuskan masalah lalu mencari pemecahan
masalah melalui berbagai macam jalan. Dalam pelaksanaannya melalui
beberapa tahapan yaitu: 16
a. Penyadaran masalah
Pada awal pengajaran berusaha agar peserta didik sadar adanya suatu
masalah. Hal ini ditempuh dengan jalan: 1) Mengemukakan beberapa fakta
yang menonjol sebagai gejala dari suatu masalah, 2) Memanfaatkan berita-
berita, dan 3) Pengumpulan pendapat peserta didik.
b. Analisa masalah
Kalau peserta didik sudah sadar akan adanya masalah maka peserta didik
dapat diajak untuk menelaah masalah itu lebih lanjut, yang perlu
diperhatikan ialah aspek-aspek masalah, latar belakang sebab pelaku dan
ruang serta waktu sekitar masalah.
c. Perumusan masalah
Sesudah masalah dianalisa umumnya peserta didik mulai mendapat
gambaran yang lebih menyeluruh dan lebih terpadu tentang suatu masalah.
Oleh sebab itu ia lebih mampu merumuskan dengan singkat dan padat apa
sebenarnya masalahnya.
d. Pemecahan masalah
Sesudah masalah dianalisa dan dirumuskan mulailah peserta didik
dirangsang untuk mencari pemecahan yang sebaik-baiknya. Tiap
pemecahan ini berlangsung akan muncul cara yang mana yang paling tepat
kekuatan, kelemahan serta kemungkinan penyelesaianya.

16
http://etd.eprints.ums.ac.id/1990/.diunduh pada hari senin 12 juli 2010, pukul 15.41
19

e. Perumusan pemecahan masalah


Sesudah alternatif pemecahan masalah dipilih, peserta didik dapat
merumuskan secara singkat cara pemecahan yang dipilih itu.
Ada tiga tipe model pembelajaran Problem Posing yang dapat
dipilih guru. Pemilihan ini dapat disesuaikan dengan tingkat kognitif
peserta didiknya. 17
a. Tipe pre solution posing, peserta didik membuat pertanyaan dan
jawabannya berdasarkan pernyataan yang dibuat oleh guru
sebelumnya.
b. Tipe within solution posing, peserta didik memecah pertanyaan
tunggal dari guru menjadi sub-sub pertanyaan yang relevan dengan
pertanyaan guru.
c. Tipe post solution posing, peserta didik membuat soal yang sejenis
dan menentang, seperti yang dicontohkan oleh guru.
Secara khusus, English mengemukakan kekuatan problem posing
sebagai berikut. 18
a. Mempromosikan semangat inkuiri pada peserta didik.
b. Mendorong peserta didik untuk belajar mandiri.
c. Mempertinggi kemampuan peserta didik dalam pemecahan
masalah.
Langkah kegiatan pembelajaran Problem Posing menurut Amin
Suyitno adalah sebagai berikut: 19
a. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada para peserta didik. Jika
perlu, penggunaa alat peraga untuk memperjelas konsep sangat
disarankan
b. Guru memberikan latihan soal secukupnya

17
Amin Suyitno, Op.Cit. hlm.8
18
Ibid.,
19
Ibid.,hlm.7
20

c. Peserta didik diminta mengajukan 1 atau 2 soal yang menentang,


tetapi peserta didik yang bersangkutan harus mampu
menyelesaikannya. Tugas ini dapat pula dilakukan secara
berkelompok
d. Pada pertemuan berikutnya, secara acak, guru menyuruh peserta didik
untuk menyajikan soal dan penyelesaiannya didepan kelas.
e. Guru memberikan tugas rumah secara individual.
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Belajar dan motivasi tidak dapat saling dipisahkan artinya seseorang
melakukan aktifitas belajar tertentu tentu didukung oleh suatu keinginan
yang ada pada dirinya untuk memenuhi kebutuhan. Hal ini karena motivasi
sangat menentukan keberhasilan belajar.
Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti
menggerakkan. 20 Istilah motivasi juga dapat diartikan sebagai kekuatan
yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut
bertindak atau berbuat. 21
Membahas tentang motivasi, terdapat beberapa ahli yang membahas
definisi motivasi, antara lain: Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi
sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku
tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah
laku tersebut. Ames (1984) menjelaskan motivasi dari pandangan kognitif.
Menurut pandangan ini motivasi didefinisikan sebagai perspektif yang
dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya. Menurut

20
Dr. Prasetya Irawan dkk, Teori Belajar, Motivasi, Dan Ketrampilan mengajar, ( Jakarta:
Pekerti, 1996), hlm.41
21
Dr. Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, ( Jakarta: Bumi Aksara,2008),
hlm.3
21

Cropley (1985) motivasi dapat dijelaskan sebagai tujuan yang ingin dicapai
melalui perilaku tertentu. 22
Berdasarkan dari beberapa pendapat tersebut, secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong
seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu dalam rangka mencapai
tujuan tertentu. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada QS. Ar Ra’d:11

4©®Lym BΘöθs)Î/ $tΒ çÉitóムŸω ©!$# χÎ) 3 «!$# ÌøΒr& ô⎯ÏΒ …çμtΡθÝàxøts† ⎯ÏμÏù=yz ô⎯ÏΒuρ Ïμ÷ƒy‰tƒ È⎦÷⎫t/ .⎯ÏiΒ ×M≈t7Ée)yèãΒ …çμs9

∩⊇⊇∪ @Α#uρ ⎯ÏΒ ⎯ÏμÏΡρߊ ⎯ÏiΒ Οßγs9 $tΒuρ 4 …çμs9 ¨ŠttΒ Ÿξsù #[™þθß™ 5Θöθs)Î/ ª!$# yŠ#u‘r& !#Œs Î)uρ 3 öΝÍκŦàΡr'Î/ $tΒ (#ρçÉitóãƒ

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,


di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila
Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
Dia. (QS. Ar Ra’d: 11) 23

b. Jenis Motivasi
Motivasi seseorang dapat bersumber dalam diri sendiri, atau yang
dikenal sebagai motivasi intrinsik dan dari luar seseorang yang dikenal
sebagai motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri peserta didik
dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. 24 Motivasi ini sering
juga disebut motivasi murni, motivasi yang sebenarnya timbul dalam diri
peserta didik sendiri, misalnya keinginan untuk mendapat ketrampilan
tertentu, memperoleh informasi dan pengertian, mengembangkan sikap
untuk berhasil, menyenangi kehidupan, menyadari sumbangannya terhadap

22
Op.cit hlm. 41
23
Departemen agama, Op. Cit, hlm. 250
24
Prof. Dr. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),
hlm.162
22

usaha kelompok, keinginan diterima oleh orang lain, dan lain-lain. Jadi,
motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar. Dalam proses belajar
mengajar peserta didik yang termotivasi secar intrinsik dapat dilihat dari
kegiatan yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena merasa
butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yang sebenarnya.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku
seseorang yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. 25 Orang berbuat
sesuatu karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan menghindari
hukuman.

c. Indikator Motivasi
Motivasi yang bekerja dalam diri individu mempunyai kekuatan yang
berbeda – beda. Ada motif yang begitu kuat sehingga menguasai motif –
motif lainnya. Motif yang paling kuat adalah motif yang menjadi sebab
uatama tingakh laku individu pada saat tertentu. Motif yang lemah hampir
tidak mempunyai pengaruh pada tingkah laku individu. Motif yang kuat
pada suatu saat akan menjadi sangat lemah karena ada motif lain yang lebih
kuat pada saat itu.
Keller (1983) dalam Made Wiena mendefinisikan motivasi sebagai
intensitas dan arah suatu perilaku serta berkaitan dengan pilihan yang
dibuat seseorang untuk mengerjakan atau menghindari suatu tugas serta
menunjukkan tingkat usaha yang dilakukannya. Mengingat usaha
merupakan indikator langsung dari motivasi belajar, maka secara
operasional motivasi belajar ditentukan oleh indikator-indikator sebagai
berikut: 26

25
Dr. Dimyati, Drs Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006),
hlm. 91
26
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2009), hlm. 33
23

1) Tingkat perhatian peserta didik terhadap pembelajaran


2) Tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan terhadap kemampuan
peserta didik
3) Tingkat keyakinan peserta didik terhadap kemampuannya dalam
mengerjakan tugas-tugas pembelajaran
4) Tingkat kepuasan peserta didik terhadap proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan.

d. Pentingnya motivasi dalam belajar


Motivasi belajar penting bagi peserta didik dan guru. Bagi peserta
didik, pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut: (1) Menyadarkan
kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir. (2)
Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan
dengan teman sebaya. (3) Mengarahkan kegiatan Belajar. (4) Membesarkan
semangat belajar. 27
Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada peserta
didik bermanfaat bagi guru antara lain: membangkitkan, meningkatkan, dan
memelihara semangat peserta didik untuk belajar sampai berhasil;
mengetahui dan memahami motivasi belajar peserta didik dikelas beragam;
dan lain-lain.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar


1) Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan
sepanjang hayat. Cita-cita akan memperkuat motivasi intrinsik maupun
ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan
aktualisasi diri.

27
Opcit, Dimyati dan Mudjiono, hlm. 84
24

2) Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak
untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
3) Kondisi siswa
Kondisi siwa yang meliputi jasmani dan rohani mempengaruhi
motivasi belajar. Seorang siwa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah
akan mengganggu perhatian belajar.
4) Kondisi Lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat
tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Kondisi
lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan,
perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib,
dan indah, maka semangat dan motivasi belajarmudah diperkuat.
5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran
yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Lingkungan siswa
yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan
juga mengalami perubahan. Pebelajar yang masih berkembang jiwa dan
raganya, lingkungan yang semakin bertambah baik berkat dibangun,
merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran. 28

28
Ibid,.hlm.97
25

4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 29
a. Macam-macam hasil belajar
Klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis
besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu :
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. 30 Sebagai contoh pengetahuan
atau ingatan adalah menghafal nama-nama ilmiah dalam biologi. Hasil
belajar berupa pemahaman peserta didik mampu menjelaskan dengan
susunan kalimat sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya.
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongret atau situasi
khusus bisa disebut juga penerapakan abstraksi (ide, petunjuk khusus,
teori) dalam situasi baru. 31 Analisis adalah usaha memilah suatu
integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas
hirarkinya atau susunannya.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa
jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Reciving/attending
yakni semacam kepekaan, kesadaran dalam menerima rangsang
(stimulan) yang datang dari luar kepada peserta didik dalam bentuk
masalah, situasi dan gejala. Responding/ jawaban yakni reaksi yang
diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar atau
menjawab stimulan yang datang dari luar kepada dirinya. Valuing
29
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1999), hlm. 22.
30
Ibid.
31
Ibid., hlm. 25.
26

(penilaian) berkenaan dengan nilai terhadap gejala atau stimulan.


Organisasi adalah pengembangan nilai kedalam satu sistem organisasi.
Karakteristik nilai atau internalisasi nilai yakni keterpaduan semua
sistem yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya. 32 Tipe hasil belajar afektif tampak
pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti perhatianya
terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru,
kebiasan belajar dan hubungan sosial.
3) Ranah Psikomotoris
Tipe hasil belajar ranah psikomotoris berkenaan dengan
ketrampilan atau kemampuan bertindak setelah ia menerima
pengalaman belajar tertentu. 33
Hasil belajar yang diukur dalam penelitian kali ini adalah hasil
belajar ranah kognitif dari soal evaluasi dan ranah afektif dari penilaian
motivasi dengan menggunakan angket.
b. Instrumen evaluasi hasil belajar
Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang berkaitan
dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil
belajar peseta didik yang mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu,
diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar
pengambilan keputusan.
Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan peserta didik
dapat dilakukan beragam teknik, baik berhubungan dengan proses belajar
maupun hasil belajar. Adapun macam-macam instrumen evaluasi hasil
belajar yaitu:
1) Penilaian unjuk kerja

32
Ibid., hlm. 30.
33
Ibid., hlm. 31.
27

Data penilaian unjuk kerja adalah skor yang diperoleh dari


pengamatan yang dilakukan terhadap penampilan peserta didik dari
suatu kompetensi. Skor diperoleh dengan cara mengisi format
penilaian unjuk kerja yang dapat berupa cek list atau skala penilaian.
2) Penilaian sikap
Data penilaian sikap bersumber dari catatan harian peserta
didik berdasarkan pengamatan/observasi guru mata pelajaran. Data
hasil pengamatan guru dapat dilengkapi dengan hasil penilaian
berdasarkan pertanyaan langsung dan laporan pribadi.
Catatan guru mata pelajaran menggambarkan sikap atau
tingkat penguasan peserta didik berkaitan dengan pelajaran yang
ditempuhnya dalam bentuk kalimat nasatif. Demikian juga catatan
dalam kolom deskripsi perilaku, menggambarkan perilaku peserta
didik yang perlu mendapat penghargaan/pujian atau peringatan.
3) Penilaian tertulis
Data penilaian tertulis adalah skor yang diperoleh peserta didik
dari hasil berbagia tes tertulis yang diikuti peserta didik. Soal tes
tertulis dapat berbentuk pilihan ganda.
Skor penilaian yang diperoleh dengan menggunakan berbagai
bentuk tes tertulis perlu digabung menjadi satu kesatuan nilai
penguasaan kompetensi dasar dan standar kompetensi mata pelajaran.
Dalam proses penggabungan dan penyatuan nilai, data yang diperoleh
dengan masing-masing bentuk soal tersebut juga perlu diberi bobot,
dengan mempertimbangkan tingkat kesukaran dan kompleksitas
jawaban.
4) Penilaian proyek
Data penilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap-
tahap: perencanaan/persiapan, pengumpulan data, pengolahan data,
dan penyajian data/laporan.
28

5) Penilaian produk
Data penilaian produk diperoleh dari tiga tahap: yaitu
persiapan, tahap pembuatan (produk) dan tahap penilaian (appraisal).
Informasi tentang data penilaian produk diperoleh dengan
menggunakan cara holistik atau cara analitik. Cara holistik guru
menilai hasil produk peserta didik berdasarkan kesan keseluruhan
produk dengan menggunakan kreteria keindahan dan kegunaan
produk. Sedangkan analitik guru menilai hasil produk berdasarkan
tahap proses pengembangan, yaitu mulai dari tahap persiapan,
pembuatan, dan penilaian.
6) Penilaian portofolio
Data penilaian portofolio peserta didik berdasarkan dari hasil
kumpulan informasi yang telah dilakukan oleh peserta didik selama
pembelajaran berlangsung.
Komponen penilaian postofolio meliputi: catatan guru, hasil
pekerjan peserta didik, dan profil perkembangan peserta didik. Hasil
profil perkembangan peserta didik mampu memberi skor berdasarkan
gambaran perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik pada
selang waktu tertentu. Ketiga komponen ini dijadikan suatu informasi
tentang tingkat kemajuan atau penguasan kompetensi peserta sebagai
hasil dari proses pembelajaran.
7) Penilaian diri
Data penilaian diri adalah data yang diperoleh dari hasil
penilaian tentang kemampuan, kecakapan, atau penguasaan
kompetensi tertentu yang dilakukan oleh peserta didik sendiri sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan.
Pada taraf awal, hasil penilaian diri yang dilakukan oleh
peserta didik tidak dapat langsung dipercayai dan digunakan dengan
alasan pertama karena peserta didik belum terbiasa dan terlatih, sangat
29

terbuka kemungkinan bahwa peserta didik banyak melakukan


kesalahan dalam penilaian dan yang kedua ada kemungkinan peseta
didik sangat subjektif dalam melakukan penilaian, karena terdorong
oleh keinginan untuk mendapatkan nilai yang baik. 34
c. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Pada dasarnya hasil belajar merupakan hasil interaksi berbagai
faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu.
Beberapa faktor tersebut sangat penting untuk dikenalkan kepada peserta
didik dengan tujuan untuk membantu mencapai hasil yang sebaik-baiknya.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Abu Ahmadi yaitu:
1) Faktor-faktor stimulasi belajar.
Segala sesuatu di luar individu yang merangsang individu
untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Yang
dikelompokkan dalam faktor stimulasi belajar antara lain; Panjangnya
bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran,
berat ringannya tugas, suasana lingkungan eksternal.
2) Faktor-faktor metode balajar.
Metode belajar yang dipakai guru sangat mempengaruhi
metode belajar yang dipakai oleh peserta didik, faktor-faktor metode
belajar menyangkut hal-hal berikut; kegiatan berlatih atau praktek,
overlearning dan drill, resitasi belajar, pengenalan tentang hasil
belajar, belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian,
penggunaan modalitet indera, bimbingan dalam belajar, kondisi-
kondisi intensif.
3) Faktor-faktor individual.

34
Martinis Yamin dan Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas, (Jakarta: Gaung Persada,
2009), hlm. 213-219.
30

Faktor-faktor individu meliputi; kematangan, faktor usia


kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya,
kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani,
dan motivasi. 35

5. Tinjauan Materi Sistem Hormon Kelas XI


a. Sistem endokrin (hormon) dan Pembagiannya
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran
(ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui
aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak
sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel
dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut
menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar
eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain
dalam saluran gastroinstestin. 36
Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormein yang artinya
membuat gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses
yang mengatur kehidupan. Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa
organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon mengatur aktivitas
seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan.
Pengaruh hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan,
dan bahkan beberapa tahun.

b. Macam-macam Kelenjar Endokrin Penghasil Hormon


Kelenjar endokrin di dalam tubuh manusia bermacam-macam, seperti
pada gambar berikut ini:
35
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2004), hlm. 139-144.
36
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_endokrin, di unduh pada hari senin 16 agustus 2010
pukul 10.00
31

Gambar 2.1 Macam-macam kelenjar endokrin 37


1) Kelenjar Hipofisis
Kelenjar pituaria juga dinamakan hipofisis, merupakan kelenjar
kecil, berdiameter kurang dari 1 cm, dan berat sekitar 0,5 – 1 gram
yang terletak dalam sella tursica pada basis otak dan dihubungkan
dengan hipotalamus oleh tangkai pituaria. Secara fisiologis hipofisis
dibagi menjadi 2 bagian yakni hipofisis anterior atau adenohipofisis,
dan hipofisis posterior atau neurohipofisis. 38

37
http://blog.unila.ac.id/wasetiawan/category/materi-kuliah/biologi-umum/page/2/&us,
diunduh pada hari senin 16 agustus 2010.10.00
38
Guyton, “Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit”(Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 1996), hlm. 667
32

(a) Hipofisis Anterior


Kelenjar ini mensekresi hormon yang mengatur satu rentang luas
kegiatan dari pertumbuhan sampai reproduksi. Lima jenis utama sel
pituitari anterior mensekresi tujuh hormon 39 :
(1) Somatotrof menghasilkan hormon pertumbuhan (GH) yang
merangsang pertumbuhan umum tubuh terutama cakra epifisis
dari tulang pipa dan mengatur aspek-aspek metabolisme.
(2) Laktotrof mensintesis prolaktin, mengawali produksi susu,
disiapkan oleh kelenjar susu.
(3) Kortikotrof mensintesis hormon adenokortikotropik (ACTH)
yang merangsang korteks adrenal untuk mensekresi
glukokortikoid. Beberapa kortikotrof , sisa dari pars intermedia,
juga mensekresi hormon perangsang melanosit (MSH), yang
mempengaruhi pigmentasi kulit.
(4) Tirotrof menghasilkan hormon perangsang tiroid, Tyroid
Stimulating Hormone (TSH), yang mengendalikan sekresi
kelenjar tiroid.
(5) Gonadotrof menghasilkan 2 hormon: FSH (Folicle Stimulating
Hormone) yang merangsang pemasakan ovum dan sekresi
estrogen oleh ovari serta produksi sperma oleh testis dan LH
yang merangsang aktifitas seksual lain dan reproduksi.
(b) Hipofisis posterior
Bagian kelenjar hipofisis ini berasal dari lanjutan jaringan otak,
sehingga strukturnya mirip jaringan saraf. Hormon utama yang
dihasilkan oleh neuron hipofisis yaitu oksitosin yang mengatur
kontraksi otot-otot dinding uterus, dan vasopressin yang mengatur
kontraksi otot arteri kecil sehingga dapat meningkatkan tekanan

39
Drs. Soewolo dkk, “Fisiologi Manusia”(Malang, Jica, ) hlm. 176
33

darah, disamping itu vasopressin merangsang pipa-pipa nefron dalam


ginjal untuk menyerap kembali air yang disaring sehingga air kemih
menjadi pekat. 40
2) Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak tepat dibawah laring sebelah kanan dan
kiri depan trakea, menyekresi tiroksin, triodotironin, yang
mempunyai efek nyata pada kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar
ini juga menyekresi kalsitonin, suatu hormon yang penting untuk
metabolisme kalsium. 41
3) Kelenjar Paratiroid
Kelenjar ini terikat pada permukaan posterior kelenjar tiroid,
bentuknya bundar dan kecil. Biasanya satu di atas dan satu di bawah
kelenjar tiroid, terikat pada setiap lobus lateral tiroid. Hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar ini disebut hormon paratiroid atau hormon
parathormon. Hormon ini berfungsi merangsang pengeluaran
kalsium dari dalam tulang dan mengatur kadar kalsium dalam
darah. 42
4) Kelenjar Timus
Kelenjar timus terletak di dalam rongga dada yang melekat di
belakang tulang dada. Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan
hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa
tidak berfungsi lagi.
5) Kelenjar Adrenal
Pada manusia terletak pada ujung atas setiap ginjal. Kelenjar ini
dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medulla. Bagian
korteks menghasilkan 2 hormon yaitu mineralokortikoid yang
40
Drs. Kus Irianto, “Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis”(Bandung,
yrama Widya, 2004), hlm. 283
41
Guyton, Op. Cit, hlm. 677
42
Dr. Soewolo dkk, Op. Cit, hlm. 187
34

berfungsi untuk mengontrol metabolisme ion organik dan


glukokortikoid yang berfungsi mengontrol metabolisme glukosa.
Sedangkan bagian medulla menghasilkan hormon adrenalin dan
noradrenalin. 43
6) Kelenjar Langerhans
Kelenjar langerhans menghasilkan hormon insulin. Hormon ini
bekerja berlawanan dengan hormon adrenalin. Adanya hormon
insulin memungkinkan tubuh menggunakan gula secara efisien.
7) Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan yang menghasilkan hormon adalah kelenjar
endokrin usus dan kelenjar lambung. Kelenjar endokrin usus
menghasilkan hormon sekretin yang berfungsi untuk merangsang
sekresi kelenjar pankreas dan hormon kolesistokinin yang berfungsi
merangsang pelepasan cairan empedu dari kantong empedu.
Sedangkan kelenjar lambung menghasilkan hormon gastrin yang
berfungsi merangsang sekresi kelenjar lambung.
8) Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin wanita disebut ovarium. Ovarium
menghasilkan hormon kelamin wanita yaitu estrogen dan
progesteron. Hormon-hormon ini bertanggung jawab atas
perkembangan dan pemeliharaan ciri-ciri seksual wanita. Pria
mempunyai dua kelenjar kelamin oval yang disebut testes,
menghasilkan testosteron yang berfungsi mengatur produksi sperma
dan merangsang perkembangan dan pemeliharaan ciri-ciri kelamin
pria. 44

43
Kus Irianto, Op. Cit, hlm. 286
44
Dr. Soewolo, Op.Cit, hlm. 195
35

Gambar 2.2 Pembagian Kelenjar Hipofisis 45


c. Hubungan dan Perbedaan Sistem Hormon dan Sistem Saraf
Sistem hormon dan sistem saraf keduanya tergolong ke dalam sistem
regulasi. Suatu hubungan yang unik antara sistem hormon dan sistem saraf
adalah bahwa kelenjar hipofisis yang dikenal sebagai “ the master of gland“
karena mempengaruhi banyak kelenjar endokrin , ternyata sifatnya tidak
otonomi akan tetapi dipengaruhi oleh hipotalamus.

45
http.//blog.unila.Op.Cit,
36

Tabel 2.1. Perbedaan sistem saraf dan sistem hormon 46


Sistem saraf Sistem hormon
Mengantarkan rangsangan dengan Mengantarkan rangsangan dengan
cepat lambat
Mengantarkan rangsangan secara Mengantarkan rangsangan secara
kurang teratur teratur
Rangsangan melaui serabut saraf Rangsangan melalui darah

d. Kelainan dan penyakit pada sistem endokrin (hormon)


1) Penyakit Addison
Penyakit di mana terjadi sekresi yang berkurang dari glukokortikoid. Hal
ini dapat terjadi misalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi.
Gejalanya berupa berkurangnya volume dan tekanan darah karena
turunnya kadar Na+ dan volume air dari cairan tubuh; Hipoglikemia dan
turunnya daya tahan tubuh terhadap stres, sehingga penderita mudah
menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stres kecil saja
misalnya flu atau kelaparan; serta lesu mental dan fisik.
2) Sindrom Cushing
Kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dari
glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga disebabkan oleh
pemberian obat-obatan kortikosteroid seperti deksametason,
heksadeekadrol dan prednison yang berlebihan. Gejalanya berupa otot-
oto mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme protein;
Osteoporosis; Luka yang sulit sembuh; Gangguan mental misalnya
euphoria.

46
Kus Irianto, Op.Cit hlm. 290
37

3) Sindrom Adrenogenital
Kelainan di mana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang
biasanya akibat kekurangan enzim pembentuk glukokortikoid pada
kelenjar adrenal. Akibatnya kadar ACTH (Adenochorticothropic
Hormone )meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk mensekresi
androgen yang menyebabkan timbulnya tanda-tanda kelainan sekunder
pria pada seorang wanita yang disebut virilisme yaitu timbulnya jenggot
dan distribusi rambut seperti pria, otot-otot tubuh seperti pria, perubahan
suara, payudara mengecil, klitoris membesar seperti penis dan kadang-
kadang kebotokan.
4) Peokromositoma
Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan
noradrenalin dengan akibat glukosa darah meningkat, jantung berdebar,
tekanan darah meninggi, berkurangnya fungsi saluran pencernaan dan
keringat pada telapak tangan. Semua itu menyebabkan berat badan
menurun dan tubuh lemah.
5) Struma
Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang menimbulkan pembenjolan pada
leher bagian depan. Penyebab struma antara lain peradangan, tumor,
maupun defisiensi yodium.
6) Hipotiroidea
Keadaan di mana terjadi kekurangan hormon tiroid. Bila terjadi pada
masa bayi dan anak, hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh
menjadi pendek karena pertumbuhan tulang dan otot terhambat, disertai
kemunduran mental karena sel-sel otak kurang berkembang.
38

7) Hipertiroidea
Keadaan di mana hormon tiroid disekresikan melebihi kadar normal.
Gejalanya berupa berat badan menurun, berkeringat, nafsu makan besar,
jantung berdebar 47

B. Kajian Penelitian yang Relevan


Dalam kajian pustaka ini, akan dideskripsikan beberapa penelitian yang ada
relevansinya dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Penelitian-penelitian
tersebut nantinya akan dijadikan sebagai sandaran teoritis dalam penelitian yang
akan dilakukan. Beberapa penelitian yang penulisan maksud adalah sebagai
berikut:
1. Skripsi dari Alhidayat jurusan biologi FMIPA Universitas Negri Malang
tahun 2009 yang berjudul ”Penerapan model pembelajaran problem posing
untuk meningkatkan kecakapan berpikir ( thinking skill) dan hasil belajar
biologi peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Malang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran problem posing yang
dapat meningkatkan kecakapan berpikir (Thinking Skill) peserta didik kelas
XI IPA SMA Negeri I Malang, terdiri dari 5 tahapan yaitu tahap
mendeskripsikan situasi/ informasi, mendefinisikan masalah, menampilkan
permasalahan, mendiskusikan masalah, dan mendiskusikan alternatif
pemecahan masalah. Kecakapan berpikir dan hasil belajar biologi peserta
didik mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Kecakapan membuat
pertanyaan kognitif tingkat tinggi meningkat 22%, sedangkan kecakapan
menjawab pertanyaan kognitif tingkat tinggi meningkat 89%. Peningkatan
hasil belajar biologi dari siklus I ke siklus II adalah 50% untuk kemampuan
kognitif dan 19% untuk kemampuan afektif peserta didik. Berdasarkan hasil
penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa kecakapan berpikir dan hasil
47
Ibid., hlm. 291
39

belajar biologi peserta didik mengalami peningkatan melalui penerapan


pembelajaran model Problem posing 48
2. Skripsi dari Rina Nur Hidayati yang berjudul ”Aplikasi Pembelajaran
Problem Posing dalam Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Ekosistem
Pada Peserta didik kelas VIIE SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun
Ajaran 2007/2008” membahas tentang bagaiman mendorong dan
meningkatkan kegiatan yang mendorong peserta didik belajar secara aktif
sehingga dapat memahami konsep dengan baik melalui aplikasi pembelajarn
problem posing. 49
3. Skripsi dari Dwi Octorina Wulandari yang berjudul ” Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta didik Melalui Model Pembelajaran
Problem Posing tipe Post Solution Posing Dalam Kelompok Kecil
Bermediakan Alat Peraga dan LKS Materi Pokok Keliling dan Luas segi
empat kelas VIIB semester II SMP negeri 5 Semarang tahun pelajaran
2006/2007” membahas tentang penggunaan model pembelajaran problem
posing tipe post solution posing untuk melibatkan aktivitas peserta didik
dalam pembelajaran sehingga aktivitas dan hasil belajar dapat meningkat. 50
Setelah melakukan peninjauan ulang secara seksama terhadap penelitian di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa antara penelitian yang akan penulis lakukan
dan penelitian diatas terdapat perbedaan. Penelitian tentang model pembelajaran
ini bukanlah penelitian yang pertama kalinya, namun penulis akan lebih fokus
pada peningkatan motivasi dan hasil belajar. Penelitian ini juga mempunyai

48
Alhidayat, “Penerapan model pembelajaran problem posing untuk meningkatkan
kecakapan berpikir ( thinking skill) dan hasil belajar biologi peserta didik kelas XI IPA SMA Negri 1
Malang”, (Malang: Uneversitas Negri Malang, Skripsi, 2009)
49
Rina Nur Hidayati ”Aplikasi Pembelajaran Problem Posing dalam Hasil Belajar Biologi
Pokok Bahasan Ekosistem Pada Peserta didik kelas VIIE SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun
Ajaran 2007/2008”, (Surakarta: Uneversitas Muhammaiyah Surakarta, Skripsi, 2207)
50
Dwi Octorina Wulandari ” Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta didik Melalui
Model Pembelajaran Problem Posing tipe Post Solution Posing Dalam Kelompok Kecil Bermediakan
Alat Peraga dan LKS Materi Pokok Keliling dan Luas segi empat kelas VIIB semester II SMP negeri 5
Semarang tahun pelajaran 2006/2007”, (Semarang: UNNES, Skripsi, 2006)
40

spesifikasi pada pembahasan materi yang berbeda dengan penelitian di atas,


penelitian yang akan dilakukan membahas tentang materi sistem hormon kelas XI
.
C. Kerangka berpikir

Pembelajaran yang diselenggarakan untuk meningkatkan motivasi dan hasil


belajar dapat berbentuk penyajian permasalahan oleh peserta didik. Permasalahan
yang diberikan harus mampu menggali untuk mengaitkan konsep biologi dalam
menyelesaikan permasalahan dan memunculkan ide-ide baru. Permasalahan
tersebut disajikan dengan memiliki multi cara sehingga memacu berkembangnya
kreatifitas peserta didik dalam membuat soal yang akhirnya berdampak pada
motivasi dan hasil belajarnya.
Pada pembelajaran problem posing peserta didik diberikan pernyataan
yang sesuai dengan topik. Kemudian peserta didik mengajukan pertanyaan
berdasarkan pernyataan, selanjutnya permasalahan tersebut dicari jawabannya
melalui diskusi dan bertanya. Melalui pengajuan permasalahan inilah peserta
didik diajak untuk mengkonstruk pengetahuannya sendiri yang akan
meningkatkan motivasi dan hasil belajar.

D. Hipotesis Tindakan

Penerapan model pembelajaran Problem Posing dapat meningkatkan


motivasi dan hasil belajar biologi peserta didik kelas XI MA Muallimin
Muallimat Rembang pada materi sistem hormon pada manusia.
41

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah


1. Sejarah Berdirinya Sekolah
Madrasah Muallimin Muallimat Rembang berdiri pada tahun 1969,
merupakan kelompok yayasan lembaga pendidikan As Salafiyah yang
didirikan oleh ulama-ulama di Rembang dengan tujuan mencetak kader-kader
bangsa yang berkepribadian salaf dan berwawasan luas, modern. Munculnya
ide dari yayasan untuk mendirikan MA yaitu mengingat pentingnya
keseimbangan antara pengetahuan umum dan agama di tingkat menengah dan
atas.
2. Visi dan Misi Sekolah
Visi sekolah
“ Unggul dalam akhlaq dan prestasi berdasarkan iman dan taqwa”
Misi sekolah
a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan inovatif.
b. Mengembangkan pola pembelajaran berkompetensi.
c. Meningkatkan kemampuan akademis guru.
d. Meningkatkan pembinaan kader pemimpin yang handal.
e. Pengembangan sarana pendukung yang relevan dan inovatif.
f. Membina lingkungan masyarakat untuk meningkatkan kepeduliannya
pada pendidikan. 1

3. Letak geografi sekolah


Sekolah ini terletak di jalan Pahlawan no. 43 Kabongan Kidul
Kabupaten Rembang. Dengan bagian utara dan timur pemukiman warga,
selatan pemakaman umum dan barat sekolah berbatasan dengan taman
2
makam pahlawan.
4. Struktur organisasi sekolah, keadaan guru dan peserta didik
MA Muallimin Muallimat Rembang sebagai lembaga formal dalam
pendidikan mempunyai banyak kegiatan yang harus dilaksanakan dalam

1
Hasil dokumentasi MA Muallimin Muallimat Rembang
2
Ibid.
42

rangka mencapai keberhasilan di sekolah. Maka untuk mencapainya


dibentuklah struktur organisasi sekolah. Adapun struktur organisasi MA
Muallimin Muallimat Rembang sebagaimana terlampir.
Jumlah peserta didik berdasarkan data 2009/2010 adalah 281 peserta
didik. Dengan rincian kelas X = 103, Kelas XI IPA & IPS= 92 , dan kelas XII
IPA&IPS= 86. 3 Sedangkan para guru yang mengajar di MA Muallimin
Muallimat Rembang ini berjumlah 25 guru. Dengan latar belakang
pendidikan yang berbeda-beda mulai sarjana sampai diploma, daftar nama
guru dijabarkan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1. Daftar Nama Guru Mapel MA. Muallimin Muallimat Rembang
No Nama guru Guru mapel
1 Drs. H. M. Munib Muslich SKI
2 Tsamrotul Huda, B.A Ilmu Pendidikan, Ketrampilan Agama
3 K. H. Abdus Salam Bahasa Arab, Fiqih
4 Dra.Hj. Siti Nurun Nasihah BK
Ketrampilan Agama, Qiroatul Kutub,
5 Syauqie Taufiqurrahman,S.Ag. Aqidah Akhlaq
6 M. Iklil Kamil Quran Hadits, Nahwu Shorof
7 Dra. Hj. Ulfah Quran Hadits, Quran Tajwid
8 Muzammil, S. Pd.I Ke-Nu-an
9 H.M. Nawawi, B.Ed Fiqih
10 Ilham Hamami, S.Pdi Sejarah
11 Muhammad Agus Prayitno, TIK, Kimia
S.Pd.Si
12 Drs.H.M.Fathur Rahman Ke-Nu-an, Pkn, Fiqih
13 Mahmudi Fisika
14 M. Qusyairi Matematika
15 Hj. Nashihah, S.S Bahasa Indonesia
16 Samadi Penjaskes
17 Ridwan Pandloli, S.Pdi. B. Inggris, B. Arab
18 Aminah Tada' , SH. Sosiologi

3
Ibid.,
43

19 Alek Candra, S.Pd B. Inggris


20 Farida Agustina , SE. Ekonomi, Akuntansi
21 Sudiyono Pendidikan seni
22 Kurnia Susilowati, S.Si Matematika
23 Maya Kartikasari, S.Pd Fisika, Kimia
24 Rahmawati Indriasari, S.Pdi Biologi
25 Edi Riyanto, s.si Geografi

B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA MA Muallimin
Muallimat Rembang dengan jumlah peserta didik 31 orang dengan komposisi 12
anak laki-laki dan 19 anak perempuan.

C. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2009/2010
peserta didik kelas XI MA Muallimin Muallimat Rembang. Penulis akan
menggunakan waktu penelitian selama 1 bulan. Waktu penelitian ini terhitung
mulai peneliti melakukan observasi dan meminta izin ke pihak sekolah hingga
selesainya proses penelitian tindakan kelas dan permohonan surat pengesahan
penelitian.

D. Kolaborator
Kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan orang
yang bekerja sama dan membantu mengumpulkan data-data penelitian yang
dilaksanakan oleh peneliti. Pada penelitian ini, yang menjadi kolaborator adalah
Ibu Rahmawati Indriasari, selaku guru mata pelajaran biologi kelas XI IPA di
MA Muallimin Muallimat Rembang.
44

E. Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode yaitu:
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip nilai, notulen, rapat, agenda dan
sebagainya. 4
Metode ini digunakan untuk memperoleh hasil belajar peserta didik
pada materi pokok sebelum materi sistem hormon dan menghimpun data
yang berkaitan dengan catatan-catatan, seperti data tentang sejarah, struktur
organisasi, keadaan peserta didik dan guru di MA Muallimin Muallimat
Rembang.
2. Metode Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti. 5 Metode ini digunakan untuk memperoleh dan
melengkapi data-data yang belum diperoleh dari angket dan dokumentasi.
3. Metode Observasi
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar. 6
Dengan menggunakan metode ini, penulis secara langsung dapat
mengetahui tentang gejala atau peristiwa yang diamati, seperti proses belajar
mengajar Biologi menggunakan model pembelajaran problem posing,
keadaan peserta didik, keadaan guru, dan lain-lain.
4. Metode Angket
Adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang keadaan pribadi atau hal-
hal lain yang diketahui. 7

4
Saifudin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), hlm. 206 .
5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008),
hlm. 137
6
Ibid, hlm.145
45

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang peningkatan


motivasi belajar pada materi sistem hormon pada kelas XI MA Muallimin
Muallimat Rembang.
5. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,
8
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Metode
ini digunakan untuk memperoleh hasil belajar peserta didik baik secara
individu maupun kelompok.

F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Zainal Aqib, Penelitian Tindakan
Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri
melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil
belajar peserta didik meningkat.9 Penelitian tindakan ini dilaksanakan selama
dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Model penelitian tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
model spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan.
Dimana setiap siklus tersebut terdiri 4 tahapan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. 10

7
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008),
hlm. 128
8
Ibid, hlm.127.
9
Zaenal Aqib, dkk, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SMP, SMA, SMK, (Bandung: CV.
Yrama Widya, 2008), hlm. 3.
10
Suharsimi Arikunto, dkk, Opcit., hlm. 74.
46

Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan Tindakan I Tindakan I

Siklus I
Refleksi I Pengamatan/
Pengumpulan Data I
Permasalahan baru
hasil refleksi Perencanaan Pelaksanaan
Tindakan II Tindakan II
Siklus II
Refleksi II Pengamatan/
Pengumpulan Data II
Apabila permasalahan
belum terselesaikan Dilanjutkan
ke siklus berikutnya

Gambar. 3.1. Siklus penelitian tindakan kelas (PTK)


Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas 2
siklus, yaitu:
Siklus I
Siklus I ini terdiri atas;
Perencanaan
1. Membuat Daftar nama peserta didik.
2. Guru menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu tentang
pengertian hormon, macam-macam kelenjar dan hormon yang dihasilkan,
fungsi hormon serta hubungan kerja hormon dengan kehidupan sehari-hari.
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
4. Membuat lembar observasi peserta didik.
5. Membuat angket untuk mengetahui motivasi peserta didik.
6. Menyiapkan Handout sederhana berupa gambar.
7. Membuat Soal Evaluasi siklus I.
8. Membuat kunci jawaban soal evaluasi siklus I.
9. Menyiapkan pendokumentasian selama proses penelitian berlangsung.
47

Pelaksanaan Tindakan
1. Peneliti menjelaskan kepada guru biologi tentang model pembelajaran
problem posing dan cara pembelajarannya pada materi yang akan
diajarkan yaitu macam-macam kelenjar dan hormon yang dihasilkan.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (Standar Kompetensi) yang
ingin dicapai pada materi sistem hormon pada manusia.
3. Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan anggota 5-6 orang
pada setiap kelompoknya. Pada siklus I pembentukan kelompok secara
acak untuk mengetahui kemampuan masing-masing peserta didik.
4. Guru membagikan gambar sistem hormon dan menjelaskan sedikit
tentang materi masing-masing kelenjar dan hormon yang dihasilkan
dengan tanya jawab.
5. Memulai penerapan model pembelajaran problem posing tipe pre solution
posing pada peserta didik dengan cara maminta peserta didik membuat
satu atau dua pertanyaan yang menantang sesuai pernyataan yang dibuat
guru sebelumnya.
6. Setiap kelompok melakukan diskusi kecil untuk membahas pertanyaan-
pertanyaan yang telah dibuat oleh masing-masing anggota kelompoknya.
7. Perwakilan dari masing-masing kelompok maju kedepan memaparkan
salah satu pertanyaan yang dibuat oleh kelompoknya untuk dibahas
bersama kelompok yang lain.
8. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan hasil diskusi sehingga
peserta didik lebih memahami materi.
9. Peneliti dan guru menilai hasil diskusi dan soal evaluasi sebagai hasil
belajar peserta didik.
Pengamatan
1. Guru bekerja sama dengan kolaborator mengawasi aktivitas kelompok
peserta didik dan mengamati tingkat keberhasilan peserta didik dalam
membuat dan menjawab pertanyaan yang dibuat sendiri serta motivasi
peserta didik yang terbentuk.
2. Guru secara partisipatif mengamati jalannya proses pembelajaran.
48

3. Mengamati peserta didik saat menyelesaikan pertanyaan diskusi per


kelompok.
4. Mengamati komunikasi dan kerjasama peserta didik dalam kelompok.
5. Mengamati keaktifan dan motivasi peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung.
6. Peneliti melakukan diskusi dengan guru berkaitan kelemahan yang
mungkin terjadi sehingga tidak terulang di siklus berikutnya serta
menemukan solusi perbaikan.
Refleksi
1. Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan sementara
terhadap pembelajaran yang terjadi pada siklus I.
2. Menganalisis dan mendiskusikan motivasi dan nilai soal evaluasi pada
pembelajaran siklus I untuk melakukan perbaikan pada pelaksanaan
siklus II.
Siklus II
Pada prinsipnya, semua kegiatan yang ada pada siklus II hampir sama dengan
kegiatan pada siklus I, siklus II merupakan perbaikan dari siklus I, terutama
didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I.
Perencanaan
1. Menyusun rencana pembelajaran yang berbeda dengan tindakan pada
siklus I.
2. Menyiapkan sumber belajar seperti buku paket biologi MA/SMA kelas XI
3. Menyusun pedoman observasi afektif dan angket untuk peserta didik.
4. Menyiapkan Lembar evaluasi peserta didik, kisi-kisi beserta kunci
jawabannya untuk siklus II.
5. Peneliti berkoordinasi dengan guru mata pelajaran biologi kelas XI
mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus II.
6. Menyiapkan pendokumentasian selama proses penelitian berlangsung.
49

Pelaksanaan tindakan
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (Standar Kompetensi) yang
ingin dicapai pada materi sistem hormon pada manusia.
2. Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan anggota 5-6 orang
pada setiap kelompoknya sesuai kelompoknya pada siklus I.
3. Guru memberikan gambaran tentang kelainan-kelainan pada sistem
hormon yang terjadi diselingi tanya jawab.
4. Memulai penerapan model pembelajaran problem posing tipe pre solution
posing pada peserta didik dengan cara maminta peserta didik membuat
satu atau dua pertanyaan yang menantang sesuai pernyataan yang dibuat
guru sebelumnya.
5. Setiap kelompok melakukan diskusi kecil untuk membahas pertanyaan-
pertanyaan yang telah dibuat oleh masing-masing anggota kelompoknya.
6. Perwakilan dari masing-masing kelompok maju kedepan memaparkan
salah satu pertanyaan yang dibuat oleh kelompoknya untuk dibahas
bersama kelompok yang lain.
7. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan hasil diskusi sehingga
peserta didik lebih memahami materi .
8. Peneliti dan guru menilai hasil diskusi dan soal evaluasi sebagai hasil
belajar peserta didik.
Pengamatan
1. Guru bekerja sama dengan kolaborator mengawasi aktivitas kelompok
peserta didik dan mengamati tingkat keberhasilan peserta didik dalam
membuat dan menjawab pertanyaan yang dibuat sendiri serta motivasi
peserta didik yang terbentuk.
2. Guru secara partisipatif mengamati jalannya proses pembelajaran.
3. Mengamati peserta didik saat menyelesaikan pertanyaan diskusi per
kelompok.
4. Mengamati komunikasi dan kerjasama peserta didik dalam kelompok.
5. Mengamati keaktifan dan motivasi peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung.
50

6. Peneliti melakukan diskusi dengan guru berkaitan kelemahan yang


mungkin terjadi sehingga tidak terulang di siklus berikutnya serta
menemukan solusi perbaikan.
Refleksi
1. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
2. Secara kolaboratif, antara peneliti dan guru Mata pelajaran biologi kelas
XI menganalisa dan mendiskusikan hasil pengamatan.
3. Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus II.

G. Metode Analisis Data


Data hasil pengamatan dan tes diolah dengan analisis deskriptif untuk
menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian keberhasilan tiap siklus dan
untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran dan motivasi peserta didik
dengan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing.
1. Data hasil belajar peserta didik
Data hasil belajar peserta didik berupa kemampuan menyelesaikan
soal evaluasi di analisis dengan cara menghitung rata-rata nilai dan
ketuntasan belajar secara klasikal maupun individu.
Rumus yang digunakan adalah :
a. Menghitung nilai rata-rata.
Untuk menghitung nilai rata-rata menggunakan rumus. 11

x=
∑x
N
Keterangan :
x = rata-rata nilai
N = jumlah peserta didik

∑x = jumlah seluruh nilai

11
Zaenal Aqib, dkk, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK, (Bandung: CV.
Yrama Widya, 2008), hlm. 40
51

b. Menghitung ketuntasan belajar klasikal.


Untuk menghitung ketuntasan belajar secara klasikal,
menggunakan analisis deskriptif prosentase dengan perhitungan. 12
Ketuntasan belajar klasikal =

Jumlah peserta didik yang tuntas belajar × 100%


Jumlah keseluruhan peserta didik
Kriteria :
Apabila tingkat ketercapaian < 85% maka penerapan model
pembelajaran problem posing tipe pre solution posing materi sistem
hormon pada manusia belum bisa dikatakan efektif. Apabila tingkat
ketercapaian > 85% maka penerapan model pembelajaran problem
posing tipe pre solution posing materi sistem hormon pada manusia
bisa dikatakan berhasil.
2. Data observasi dan angket Motivasi peserta didik
Data motivasi peserta didik dilihat dari aktivitas peserta didik melalui
metode observasi dan angket berdasarkan indikator motivasi yang tertera,
yaitu meningkatnya perhatian, tingkat relevansi pembelajaran dengan
kebutuhan peserta didik, Tingkat keyakinan peserta didik terhadap
kemampuannya dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran, dan Tingkat
kepuasan peserta didik terhadap proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
Data observasi dapat dihitung dengan cara menghitung jumlah skor
pengamatan dengan kriteria tertentu. Untuk mengetahui tentang aktivitas
peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar, maka penulis
membuat 5 aspek pengamatan yang meliputi: keaktifan bertanya, kerjasama,
kecakapan membuat soal, kecakapan menyelesaikan soal baik yang dibuat
sendiri maupun temannya serta partisipasi dalam kelompok belajar.
Kemudian dilakukan analisis pada instrumen lembar observasi dengan
menggunakan teknik deskriptif melalui persentase. Perhitungan persentase
aktivitas peserta didik adalah:

12
Ibid, hlm. 41.
52

Jumlah skor yang diperoleh


Persentase (% ) = × 100%
Skor maksimal
Indikator keberhasilan aktivitas peserta didik adalah sebagai berikut:
<50% = Kurang
50-60% = Cukup
61-75% = Baik
> 75% = Sangat Baik

Untuk pengumpulan data motivasi digunakan angket yang terdiri dari


20 butir pertanyaan, yang jawabannya dikelompokkan menjadi 5 peringkat
jawaban dengan mengacu pada skala likert sebagai berikut:
Tabel 3.1 Peringkat jawaban menurut skala likert 13
Jawaban Skor
SS = Sangat Setuju 5
S = Setuju 4
R = Ragu-ragu 3
TS = Tidak Setuju 2
STS = Sangat Tidak Setuju 1

Tabel 3.2 Kisi-kisi angket motivasi


No Komponen Indikator Jumlah
butir
1. Perhatian - ketertarikan pada mata pelajaran 5
yang diberikan
- rasa ingin tahu terhadap isi mata
pelajaran
2. Relevansi - kebertahanan minat pada materi 5
pelajaran
- Tujuan belajar

13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 135
53

3. Kepercayaan diri - Kemampuan meghubungkan 5


pelajaran dengan pengalaman
4. Kepuasan - Kesempatan menggunakan 5
pengetahuan yang diperoleh
- Pandangan terhadap apresiasi
prestasi
- Keinginan untuk menyaring
pengetahuan dengan yang lain.
Jumlah butir 20

Prosentase perhitungan angket adalah sebagai berikut:


Jumlah skor yang diperoleh
Persentase (% ) = × 100%
Skor maksimal
Indikator keberhasilan motivasi peserta didik adalah sebagai berikut:
<50% = Kurang
50-60% = Cukup
61-75% = Baik
> 75% = Sangat Baik

H. Indikator Keberhasilan
Sebagai indikator keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini adalah
jika 85% peserta didik telah memperoleh nilai minimal 63 (sesuai ketentuan
KKM dari sekolah). 14 Seorang peserta didik dikatakan telah mencapai ketuntasan
belajar secara individu apabila peserta didik tersebut telah mencapai ketentuan
belajar secara individual dan mendapat nilai ≥ 63 (sesuai ketentuan dari
sekolah), serta pencapaian motivasi sebesar >60%.

14
Hasil wawancara dengan ibu Rahmawati Indriasari guru biologi MA Muallimin Muallimat
Rembang
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
1. Pra Siklus
Pra siklus yang dilakukan peneliti di sini adalah observasi awal yang
meliputi wawancara serta dokumentasi. Wawancara digunakan untuk
megetahui keadaan awal peserta didik, permasalahan apa yang terjadi serta
berkonsultasi tentang solusi yang tepat. Sedangkan dokumentasi digunakan
untuk mengetahui hasil belajar sebelum penelitian serta data-data tentang
sekolah.
Hasil belajar peserta didik yang diambil adalah hasil belajar materi
sebelumnya, seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 1 Nilai Ulangan Materi Sebelumnya (dokumentasi guru)
Nilai Tertinggi 73
Nilai Terendah 32
Rata-rata kelas 50
Ketuntasan klasikal 58.06%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebelum mendapatkan


pembelajaran dengan model Problem Posing, ketuntasan hasil belajar klasikal
masih jauh dibawah ketuntasan hasil belajar klasikal yang ditentukan yaitu
85%.
2. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI tahun pelajaran
2009/2010. Penelitian ini dirancang dalam 2 siklus dan pada masing-masing
siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan
refleksi.

54
55

Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan selama proses penelitian berlangsung, diantaranya yaitu:
1) Membuat Daftar nama peserta didik (lampiran 2).
2) Guru menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu tentang
pengertian hormon, macam-macam kelenjar dan hormon yang
dihasilkan, fungsi hormon serta hubungan kerja hormon dengan
kehidupan sehari-hari.
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (lampiran 8).
4) Membuat lembar observasi peserta didik.(lampiran 6)
5) Membuat angket untuk mengetahui motivasi peserta didik.(lampiran
12)
6) Menyiapkan Handout sederhana berupa gambar.(lampiran 22)
7) Membuat Soal Evaluasi siklus I.(lampiran 9)
8) Membuat kunci jawaban soal evaluasi siklus I.(lampiran 10)
9) Menyiapkan pendokumentasian selama proses penelitian berlangsung.
b. Hasil pelaksanaan tindakan
Siklus I dilaksanakan dua pertemuan empat jam pelajaran.
Pertemuan pertama (penjelasan materi, pembentukan kelompok &
pelaksanaan problem posing) .
Pelaksanaan tindakan siklus 1 Pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari selasa, 19 April 2010 yang dimulai mulai pukul 07.00 – 08.30,
dengan melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) I
pertemuan pertama (lampiran 8), materi yang dibahas yaitu tentang
pengertian hormon, macam-macam kelenjar dan hormon yang dihasilkan,
fungsi hormon serta hubungan kerja hormon dengan kehidupan sehari-
hari.
56

Pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama adalah sebagai


berikut:
1) Guru menjelaskan tentang langkah-langkah model pembelajaran
problem posing kepada peserta didik.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (Standar Kompetensi)
yang ingin dicapai pada materi sistem hormon.
3) Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan anggota 6-7
orang yang dibentuk secara acak berdasar variasi nilai.
4) Guru membagikan handout sederhana berupa gambar macam-
macam kelenjar yang menghasilkan hormon di dalam tubuh
kepada masing-masing kelompok.
5) Guru menjelaskan sekilas tentang materi sistem hormon disertai
tanya jawab.
6) Menerapkan model pembelajaran problem posing tipe pre solution
posing dengan cara meminta peserta didik membuat 1-2
pertanyaan sesuai pernyataan yang dibuat guru sebelumnya, dan
peserta didik yang bersangkutan harus bisa menjawab pertanyaan
yang dibuat sendiri.
7) Setiap kelompok melakukan diskusi kecil untuk membahas
pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat oleh masing-masing
anggota kelompoknya.
8) Perwakilan dari masing-masing kelompok maju ke depan
memaparkan hasil pertanyaan yang telah dibuat untuk
didiskusikan bersama kelompok lain.
9) Guru mengamati diskusi yang terjadi dikelas serta membantu
apabila dalam diskusi terdapat kesulitan.
10) Guru memberi penguatan dan kesimpulan tentang materi yang
dipelajari sehingga pesrta didik lebih memahami materi.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari ahad, 25 April 2010 yang
dimulai mulai pukul 09.30-10.45, dengan melaksanakan RPP
pertemuan kedua ( lampiran 8 )
57

Pada pertemuan kedua ini pelaksanaan tindakannya adalah:


1) Mereview materi pada pertemuan pertama,
2) Pelaksanaan evaluasi siklus I yang terdiri dari 20 soal objektif,
serta pengisian angket yang berisi 20 butir pernyataan yang
dilaksanakan masing-masing individu.
c. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan pada siklus I meliputi pengamatan
kegiatan peserta didik yang meliputi keaktifan bertanya, ketrampilan
membuat pertanyaan individu, kemampuan menjawab individu,
kemampuan menjawab pertanyaan yang dibuat teman kelompoknya, serta
ketrampilan menyampaikan gagasan yang dibuat berdasarkan pedoman
pengisian lembar observasi peserta didik, kemudian pengamatan hasil
evaluasi peserta didik, serta pengamatan tingkat motivasi peserta didik
terhadap pembelajaran dan materi sisten hormon dengan menggunakan
angket yang isinya memuat komponen-komponen motivasi yakni tingkat
perhatian, relevansi, percaya diri, dan kepuasan.
Dari pengamatan siklus I diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Hasil pengamatan kegiatan peserta didik selama proses pembelajaran.
Data hasil pengamatan kegiatan peserta didik pada siklus I diambil
dari lembar observasi kegiatan peserta didik berdasar pada pedoman
pengisian lembar observasi. Rekapitulasi hasil pengamatan dapat
dilihat pada lampiran 7.
58

Tabel 4.2.
Analisis observasi kegiatan peserta didik siklus I.
Aspek yang diamati Jumlah Prosentase Keterangan
Keaktifan bertanya 56 45.16 KURANG
Membuat soal individu 63 50.80 CUKUP
Menjawab soal individu 61 49.19 KURANG
Menjawab soal yang 44 35.48 KURANG
dibuat temannya
Menyampaikan gagasan 52 41.93 KURANG
Jumlah 276 44.51 KURANG

2) Hasil evaluasi peserta didik


Data hasil pengamatan kognitif peserta didik diambil dari hasil tes
evaluasi siklus I. Rekapitulasi hasil evaluasi dapat dilihat pada
lampiran 11.
Tabel 4. 3.
Analisis hasil evaluasi peserta didik siklus I
Hasil belajar peserta didik Nilai awal Siklus I
Nilai Tertinggi 73 90
Nilai Terendah 32 55
Jumlah peserta didik yang tuntas 18 22
belajar
Rata-rata nilai peserta didik 50 68.70
Prosentase ketuntasan (%) 58.06 70.96

Dari hasil evaluasi siklus I dapat dilihat bahwa ketuntasan klasikal yang
diperoleh sebesar 70.69% belum memenuhi ketuntasan klasikal yang
59

ditentukan yakni 85%, sehingga perlu dilakukan perbaikan lagi pada


siklus II.
3) Hasil pengamatan motivasi peserta didik
Data hasil pengamatan motivasi diambil dari hasil perhitungan angket
motivasi yang memuat aspek perhatian, relevansi, percaya diri serta
kepuasan pada model pembelajaran maupun materi yang diterapkan.
Rekapitulasi hasil angket dapat dilihat pada lampiran 13.
Tabel 4. 4.
Analisis hasil perhitungan motivasi peserta didik siklus I
Kondisi Rata-rata Prosentase Keterangan
Perhatian 3.58 71.85 BAIK
(Attention)
Relevansi 3.71 74.35 BAIK
(Relevance)
Percaya Diri 3.35 67.22 BAIK
(Confidence)
Kepuasan 3.95 79.13 SANGAT
(Satisfaction) BAIK
Jumlah 11.01 64.74 BAIK

d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi siklus I kemudian dilakukan refleksi
terhadap langkah-langkah yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Guru perlu lebih memotivasi peserta didik agar lebih semangat dan
aktif dalam proses pembelajaran.
2) Guru diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan waktu dalam
kegiatan pembelajaran sehingga lebih terencana.
3) Guru agar lebih maksimal dan merata dalam membimbing peserta
didik untuk menyelesaikan tugas kelompok dalam proses
pembelajaran.
60

4) Guru perlu memberikan tugas resum pada peserta didik terhadap


materi yang telah dan yang belum dipelajari, kemudian masing-
masing peserta didik diminta menuliskan hal-hal yang belum dan
yang sudah mereka pahami, agar peserta didik lebih siap dalam
pembelajaran.
5) Guru masih terlalu tegang dalam pembelajaran, sehingga saat
pembelajaran peserta didik juga berada dalam suasana tegang dan
takut. Hal ini berdampak peserta didik kurang aktif dalam
pembelajaran.
6) Hasil belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran belum
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan sehingga
perlu diadakan siklus II.
Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan untuk memperbaiki dari hasil
refleksi siklus I.
a. Perencanaan
Seperti halnya pada siklus I, perencanaan dilakukan dengan cara
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan selam proses penelitian
berlangsung, antara lain:
1) Guru dan peneliti secara kolaboratif merencanakan pembelajaran
dengan model pembelajaran problem posing, dengan perbaikan dari
hasil refleksi siklus I.
2) Merancang materi selanjutnya dari siklus I, yaitu tentang perbedaan
sistem syaraf dengan sistem hormon, serta kelainan atau penyakit
pada sistem hormon
3) Menyiapkan perangkat pembelajaran, meliputi RPP Siklus II
(lampiran 16), serta menyiapkan buku paket.
4) Membuat lembar observasi keaktifan peserta didik selama proses
kegiatan belajar mengajar. ( Lampiran 14)
5) Membuat kisi-kisi soal evaluasi siklus II. ( Lampiran 5)
6) Membuat kunci jawaban soal evaluasi siklus II. ( Lampiran 18 )
61

7) Menyusun soal evaluasi peserta didik siklus II . ( Lampiran 17)


8) Membuat angket untuk mengetahui motivasi siwa pada siklus
II.(lampiran 20)
b. Hasil pelaksanaan tindakan
Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II ini juga terdiri atas dua
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa, 27 April
2010 yang dimulai mulai pukul 07.00 – 08.30, dengan melaksanakan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) II pertemuan pertama (lampiran
16). materi yang dibahas yaitu tentang hubungan antara sistem syaraf dan
sistem hormon serta perbedaanya, kemudian tentang kelainan atau
penyakit yang terjadi pada sistem hormon.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Ahad, 2 Mei 2010 yang
dimulai mulai pukul 09.30-10.45, dengan melaksanakan RPP siklus II
pertemuan kedua (lampiran 16). Pada pertemuan kedua ini kegiatan
pembelajaran adalah mengulang materi pada pertemuan pertama dan
tentang kelainan atau penyakit dalam sistem hormon, pelaksanaan
evaluasi serta pengisian angket siklus II. Evaluasi dilaksanakan secara
individu, soal terdiri dari 20 soal objektif. Hasil pelaksanaan tindakan
pada siklus II pada pertemuan pertama ini konsepnya tidak jauh beda
dengan pelaksanaan siklus I baik untuk pertemuan yang pertama maupun
yang kedua, namun terjadi perbaikan pola pembelajaran maupun aktivitas
setelah diadakan reflesi pada siklus I.
c. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan pada siklus II meliputi pengamatan
kegiatan peserta didik yang meliputi keaktifan bertanya, ketrampilan
membuat pertanyaan individu, kemampuan menjawab individu,
kemampuan menjawab pertanyaan yang dibuat teman kelompoknya, serta
ketrampilan menyampaikan gagasan yang dibuat berdasarkan pedoman
pengisian lembar observasi peserta didik, kemudian pengamatan hasil
evaluasi peserta didik, serta pengamatan tingkat motivasi peserta didik
terhadap pembelajaran dan materi sisten hormon dengan menggunakan
62

angket yang isinya memuat komponen-komponen motivasi yakni tingkat


perhatian, relevansi, percaya diri, dan kepuasan.
Dari pengamatan siklus II diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Hasil pengamatan kegiatan peserta didik selama proses pembelajaran.
Data hasil pengamatan kegiatan peserta didik pada siklus II diambil
dari lembar observasi kegiatan peserta didik berdasar pada pedoman
pengisian lembar observasi. Rekapitulasi hasil pengamatan dapat
dilihat pada lampiran 15.
Tabel 4.5.
Analisis observasi kegiatan peserta didik siklus II.
Aspek yang diamati Jumlah Prosentase Keterangan
Keaktifan bertanya 69 55.64 CUKUP
Membuat soal individu 87 70.16 BAIK
Menjawab soal individu 85 68.54 BAIK
Menjawab soal yang 65 52.41 CUKUP
dibuat temannya
Menyampaikan gagasan 81 65.32 BAIK
Jumlah 387 62.41 BAIK
2) Hasil evaluasi peserta didik
Data hasil pengamatan kognitif peserta didik diambil dari hasil tes
evaluasi siklus I. Rekapitulasi hasil evaluasi dapat dilihat pada
lampiran 19.
Tabel 4. 6.
Analisis hasil evaluasi peserta didik siklus II
Hasil belajar peserta didik Siklus II
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 55
Jumlah peserta didik yang tuntas 29
Rata-rata nilai peserta didik 76.29
Prosentase ketuntasan (%) 93.54
63

Dari data diatas menunjukkan bahwa peserta didik telah mampu mencapai
ketuntasan klasikal dengan nilai 93.54%.
3) Hasil pengamatan motivasi peserta didik
Data hasil pengamatan motivasi diambil dari hasil perhitungan angket
motivasi yang memuat aspek perhatian, relevansi, percaya diri serta
kepuasan pada model pembelajaran maupun materi yang
diterapkan.rekapitulasi hasil angket dapat dilihat pada lampiran 21.
Tabel 4. 7.
Analisis hasil perhitungan motivasi peserta didik siklus II
Kondisi Rata-rata Prosentase Keterangan
Perhatian 3.98 79.67 SANGAT
(Attention) BAIK
Relevansi 3.54 70.75 BAIK
(Relevance)
Percaya Diri 3.96 79.35 SANGAT
(Confidence) BAIK
Kepuasan 4.30 86.23 SANGAT
(Satisfaction) BAIK
Jumlah 15.78 79.16 SANGAT
BAIK

d. Refleksi
1) Guru telah lebih baik dalam memberi motivasi peserta didik agar
lebih semangat dan aktif dalam proses pembelajaran.
2) Pengelolaan waktu dalam kegiatan pembelajaran berjalan lebih
terencana dan lebih baik bila dibanding dengan siklus I.
3) Pemberian bimbingan dan arahan saat proses diskusi kelompok
lebih baik daripada saat siklus I yakni Guru secara proporsional
membimbing dan memberi arahan pada masing-masing kelompok.
4) Kesiapan peserta didik pada saat pembelajaran lebih baik, dengan
adanya tugas resum yang diberikan.
64

5) Peserta didik lebih aktif bertanya dan menyampaikan pendapat


dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru maupun sesama
peserta didik, karena afirmasi yang diberikan.
6) Hasil belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
mengalami pencapaian indikator keberhasilan yang telah
ditentukan.
B. PEMBAHASAN
1. Pra siklus
Pada saat pra siklus, peneliti mendapatkan informasi dari hasil
wawancara dengan guru biologi bahwa saat pembelajaran, peserta didik
kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh
guru. Kurang aktif dalam hal ini, peserta didik masih malu atau kurang
percaya diri dalam melontarkan pertanyaan maupun pendapat walaupun
sebenarnya mereka mempunyai gagasan untuk dilontarkan. Selain itu, dalam
pembelajaran, peserta didik juga kurang semangat dalam belajar didalam
kelas, hal ini ditunjukkan dengan kurang antusiasnya peserta didik ketika
guru sedang menjelaskan pelajaran, tidak memperhatikan ketika guru
menjelaskan pelajaran, serta masih ada peserta didik yang berbicara dengan
temannya ketika pelajaran diberikan. Hal ini menjadi salah satu indikator
bahwa peserta didik memiliki motivasi yang rendah atau kurang dan pada
akhirnya menyebabkan pembelajaran masih berpusat pada guru dan belum
berpusat pada murid, student centered. Kemudian dari hasil wawancara juga,
materi pelajaran yang masih dianggap rumit dan sulit dipahami oleh peserta
didik adalah sistem hormon. Materi ini dianggap lebih sulit dipahami karena
selain materi ini banyak terdapat istilah ilmiah, materi ini juga berkaitan
dengan materi-materi sebelumnya dan sedikit sudah menyangkut materi
sessudahnya.
Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan observasi awal
yakni dengan melihat hasil belajar peserta didik materi terdahulu sebelum
dilakukan penelitian. Dari hasil dokumentasi hasil belajar ini diperoleh nilai
65

tertinggi 73, nilai terendah 32, nilai rata-rata 50 dan ketuntasan klasikal
sebesar 58.06%. Hanya 13 peserta didik yang memenuhi KKM.
Melihat permasalahan yang ada, model pembelajaran problem posing
merupakan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Dalam hal ini peneliti dan
guru berencana menerapkannya.
2. Siklus I
Pada siklus I, model pembelajaran problem posing mulai diterapkan.
Pada pertemuan pertama siklus I ini peserta mulai dijelaskan langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan model problem posing. Penyampaian
tujuan pembelajaran, pembentukan kelompok serta pembagian handout
berupa gambar macam kelenjar yang menghasilkan hormon ditubuh manusia,
serta apersepsi yang dilakukan oleh guru membuat suasana pembelajaran
lebih bervariasi. Hal ini membuat peserta didik lebih antusias mengikuti
pembelajaran karena menemukan suasana baru yang berbeda. Akan tetapi
dalam melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan model ini peserta
didik masih terlihat kurang maksimal dan terlihat masih bingung,
dikarenakan peserta didik masih dalam taraf adaptasi.
Kurang maksimalnya peserta didik pada pembelajaran terlihat ketika
mereka masih selalu bertanya tentang bagaimana pembuatan soal tersebut.
Disini, guru menerapkan model pembelajaran problem posing tipe pre
solution posing, yakni peserta didik membuat pertanyaan atas pernyataan
yang dibuat oleh guru. Hal ini dilakukan mengingat di sekolah ini belum
pernah diterapkan model pembelajaran problem posing. Akan tetapi hal ini
mulai bisa teratasi pada pertemuan kedua pda siklus I ini. Pada pertemuan
pertama siklus I, peserta didik diminta membuat satu atau dua pertanyaan tiap
individu yang akan ditukarkan dengan teman kelompoknya dan teman pada
kelompok lain. Kemudian pada pertemuan kedua, pembahasan pertanyaan
yang dibuat masing-masing kelompok dengan cara presentasi di depan kelas
dengan perwakilan kelompoknya.
Kurangnya waktu merupakan salah satu kendala dalam menerapkan
model pembelajaran ini. Hal ini terjadi karena peserta didik masih merasa
66

bingung menentukan soal seperti apa yang harus mereka buat, sehingga
waktu diskusi yang telah ditentukan pada rencana pelaksanaan pembelajaran
sedikit bergeser.
Dari hasil observasi dapat dilihat dari masing-masing aspek yakni
keaktifan bertanya peserta didik dalam pembelajaran sebesar 45,16%,
kemampuan membuat soal individu sebesar 50,80%, kemampuan
menyelesaikan soal yang dibuat sendiri sebesar 49,19%, kemampuan
menyelesaikan soal yang dibuat temannya 35,48 %, serta menyampaikan
gagasan sebesar 41,93%. Prosentase hasil observasi kegiatan peserta didik
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir, kemauan, serta motivasi mereka
masih kurang. Mereka masih bingung dalam pembuatan soal yang berdampak
pada penyelesaian soal yang dibuatnya sendiri. Tingkat penyampaian gagasan
juga masih rendah, terlihat dari jumlah peserta didik yang mampu
menanggapi pertanyaan yang dilontarkan temannya pada waktu diskusi
presentasi di kelas yag masih sedikit.
Kemudian untuk hasil belajar peserta didik, masih banyak peserta didik
yang belum memenuhi KKM, dari 31 peserta didik hanya 22 peserta didik
yang memenuhi KKM yang ditentukan sekolah yakni 63, dengan ketuntasan
klasikal di bawah standart yang ditentukan yakni sebesar 70,96%, untuk itu
perlu diadakan perbaikan lagi pada siklus II.
Mengenai motivasi peserta didik, peneliti mengamatinya dengan
menggunakan angket berdasarkan indikator motivasi yakni perhatian peserta
didik (attention), hubungan dengan mata pelajaran (relevance), percaya diri
(confidence), serta kepuasan peserta didik (satisfaction). Dari hasil
perhitungan angket diperoleh prosentase sebesar 71,85% untuk perhatian,
74,35% untuk relevansi, 67,22% untuk percaya diri, dan 79,13% untuk
kepuasan. Prosentase tersebut menunjukkan motivasi peserta didik pada
siklus I ini sudah cukup baik. Karena motivasi mempunyai peranan besar
dalam peningkatan hasil belajar serta kegiatan dalam pembelajaran, maka
tetap akan ditingkatkan pada siklus selanjutnya.
67

3. Siklus II
Siklus II merupakan perbaikan kelemahan-kelemahan yang terjadi
pada siklus I berdasarkan refleksi. Pada siklus II ini peserta didik sudah
terbiasa dengan model pembelajaran Problem Posing. Hal ini terlihat dari
peningkatan aktifitas yang dapat dilihat pada lembar observasi, kemapuan
bertanya didik meningkat menjadi 55,64 %, kemampuan membuat soal
individu 70,16%, kemampuan menyelesaikan pertanyaan yang dibuat sendiri
68,54%, kemampuan menyelesaikan tugas yang dibuat temannya 52,41%,
serta kemampuan menyampaikan gagasan sebesar 65,32%. Peserta didik
sudah mulai terbiasa membuat soal, menyelesaikannya, serta menanggapi
soal temannya.
Seperti halnya meningkatnya aktifitas peserta didik, hasil belajar pada
siklus II juga mengalami peningkatan, ketuntasan klasikal mengalami
peningkatan menjadi 93,54%, dengan nilai tertinggi 90, nilai terendah 55, dan
rata-rata kelas 76,29. Peserta didik yang memenuhi KKM sebanyak 29
peserta didik, dalam hal ini mengalami peningkatan 7 anak.
Meningkatnya motivasi juga dipengaruhi oleh aktifitas peserta didik,
pada siklus II ini, motivasi peserta didik tiap aspek indikatornya juga
mengalami peningkatan, berupa: 76,67% untuk perhatian, 70,75% untuk
relevansi, 79.35% untuk percaya diri, dan 86.23% untuk kepuasan.
Meningkatnya motivasi ini dapat terlihat pada rasa senang dan antusias
peserta didik ketika pembelajaran belangsung, frekuensi bertanya yang lebih
baik, tidak malu untuk mengungkapkan gagasan, serta pemahaman materi
yang lebih baik
68

Diagram 4.1.
Diagram perbandingan hasil evaluasi peserta didik pra siklus, siklus I
dan siklus II.

100
90
hasil evaluasi peserta didik

80
70
60 rata-rata
50
40
ketuntasan
30
klasikal
20
10
0
pra siklus siklus
siklus I II

Diagram 4.2
Perbandingan motivasi peserta didik siklus I dan siklus II

90
80
70
motivasi peserta didik

60
attention
50
relevance
40
confidence
30 satisfaction
20
10
0
siklus I siklus II
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang penerapan
model pembelajaran problem posing sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada materi sistem hormon di MA
Muallimin Muallimat Rembang dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran problem
posing dilakukan dengan tujuan supaya peserta didik lebih memahami konsep
materi, khususnya materi sistem hormon pada manusia dengan cara membuat
pertanyaan dari pernyataan yang dibuat oleh guru dan peserta didik yang
bersangkutan harus dapat menyelesaikan pertanyaan yang dibuatnya sendiri.
Dalam hal ini, dengan menerapkan model pembelajaran problem posing akan
dapat diketahui sejauh mana peserta didik memahami konsep materi yang
telah diajarkan, Penerapan model pembelajaran ini akan lebih efektif jika
dilakukan secara berkelompok, selain peserta didik bisa membuat dan
menjawab soalnya sendiri, peserta didik juga bisa menanggapi pertanyaan
yang dibuat temannya, sehingga pengetahuan mereka bangun sendiri.
Menanggapi pertanyaan temannya, juga dapat membuat mereka terampil
menyampaikan ide-ide atau gagasan, sehingga pembelajaran tidak lagi
cenderung berpusat pada guru, namun peserta didik juga berperan aktif. Akan
tetapi, dalam pembelajaran guru tidak lantas pasif, namun jika ada
permasalahan yang belum dapat diselesaikan, guru membantu serta memberi
penguatan terhadap materi yang diberikan.
2. Data tentang motivasi yang diperoleh dari hasil wawancara pra siklus dengan
guru mata pelajaran biologi tergolong masih rendah, hal ini dapat dilihat dari
kurangnya persiapan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
kondisi peserta didik yang tidak memperhatikan ketika materi sedang
disampaikan, serta masih terdapat peserta didik yang masih malu untuk
bertanya dan cenderung kurang aktif pada waktu pembelajaran. Kemudian

69
70

setelah diterapkan model pembelajaran problem posing yang mengharuskan


peserta didik membuat pertanyaan sendiri membuat mereka lebih termotivasi
untuk bertanya, menyampaikan ide atau gagasan, serta menanggapi
pertanyaan yang dilontarkan temannya. Hal ini membuat motivasi peserta
didik lebih meningkat pada tiap siklusnya yang ditunjukkan pada tiap
indikator, yakni perhatian (attention) pada siklus I sebesar 71,85% meningkat
menjadi 79,67% pada siklus II, relevansi (relevance) pada siklus I sebesar
70,75% meningkat menjadi 74,35%, kemudian percaya diri (confidence) pada
siklus I sebesar 67,22% meningkat menjadi 79,35%, dan yang terakhir
kepuasan (satisfaction) pada siklus I sebesar 79,13% meningkat menjadi
86,23%.
3. Meningkatnya motivasi peserta didik secara tidak langsung mempengaruhi
hasil belajarnya juga. Menurut data hasil dokumentasi pada pra siklus materi
sebelumnya, dari 31 peserta didik, hanya 18 yang tuntas belajar dengan
kriteria ketuntasan minimal sebesar 63, rata-rat kelas 50 dan ketuntasan
klasikal sebesar 58,06%.kemudian setelah diterapkan model pembelajaran
problem posing hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan. Peserta
didik yang awalnya hanya 18 anak yang tuntas, pada silus I mengalami
peningkatan menjadi 22 peserta didik dengan nilai rata-rata sebesar 68,70 dan
ketuntasan klasikal sebesar 70.96%, akan tetapi ketuntasan klasikal masih
dibawah kriteria yang ditetapkan yani 85%, kemudian dilanjutkan dengan
pelaksanaan siklus II, hasil belajar peserta didik juga mengalami kenaikan
dari 22 anak yang tuntas belajar menjadi 29 anak, dengan rata-rata nilai
peserta didik sebesar 76.29 dan ketuntasan klasikal sebesar 93.54%.

B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam upaya
meningkatkan motivasi dan hasil belajar, maka peneliti merasa perlu
memeberikan saran-saran, antara lain :
1. Bagi sekolah, diharapkan sedikit demi sedikit dapat melengkapi sumber
belajar (buku/ alat peraga) sehingga peserta didik lebih termotivasi untuk
meningkatkan prestasi dengan cara belajar dengan fasilitas yang ada. Atau
71

dengan cara diharapkan kepada para pengajar atau pendidik untuk senantiasa
memberikan suatu variasi dalam penyampaian materi pelajaran bagi peserta
didik. Mampu memilih suatu metode pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik, dan berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
Dengan harapan supaya peserta didik bisa lebih aktif mengikuti jalannya
proses pembelajaran di kelas.
2. Bagi guru, hendaknya lebih memunculkan potensi dan kreativitas yang
dimiliki peserta didik dengan cara lebih membuat mereka aktif dalam
pembelajaran, memberikan penguatan dan hubungan antara materi dengan
kehidupan sehari-hari khususnya pada mata pelajaran biologi membuat
peserta didik lebih antusias mengikuti pelajaran.
3. Bagi peserta didik, sebaiknya ketika guru menerapkan suatu model
pembelajaran di kelas, mereka dapat mengikuti instruksi guru dengan baik
agar hasil yang dicapai bisa sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru.
Dengan begitu, akan tercipta kerjasama yang baik antara guru dan peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung.

C. PENUTUP
Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, peneliti tidak lupa
mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas Rahmat,
Taufiq dan Hidayah-Nya.
Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang ada
dalam skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari berbagai
pihak tetap peneliti harapkan. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi peneliti
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Akhirnya tidak lupa peneliti sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sepenuhnya dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga
amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Amien.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz, Shaleh dan Abdul Aziz Abdul Majid, At- Tarbiyah Wa Taruqu Tadris,
Mesir: Darul Ma’arif.

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2004.

Alhidayat, “Penerapan model pembelajaran problem posing untuk meningkatkan


kecakapan berpikir ( thinking skill) dan hasil belajar biologi peserta didik
kelas XI IPA SMA Negri 1 Malang”, (Malang: Uneversitas Negri Malang,
Skripsi, 2009)

Aqib, Zainal dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: CV.Yrama Widya, 2008.

Arikunto, Suharsimi dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2008.

____________, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002

Azwar, Saifudin, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.

Brown, Stephen I., Marion I. Walter, The Art of Problem Posing, London: Lawrence
Erlbaum Associates, 2005

Departemen Agama RI, Alquran dan terjemahannnya, (Depok: Cahaya Quran, 2008

Dr. Dimyati, Drs Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta,
2006.

Dwi Octorina Wulandari ” Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta didik
Melalui Model Pembelajaran Problem Posing tipe Post Solution Posing
Dalam Kelompok Kecil Bermediakan Alat Peraga dan LKS Materi
Pokok Keliling dan Luas segi empat kelas VIIB semester II SMP negeri
5 Semarang tahun pelajaran 2006/2007”, (Semarang: UNNES, Skripsi,
2006)

Echols, John M. dan Hassan Shadhily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT.
Gramedia 2006.
Guyton, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1996.

Hamalik, Oemar Proses Belajar Menagajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003.

http://blog.unila.ac.id/wasetiawan/category/materi-kuliah/biologi-umum/page/2/&us,
diunduh pada hari senin 16 agustus 2010

http://etd.eprints.ums.ac.id/1990/.diunduh pada hari senin 12 juli 2010

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_endokrin, di unduh pada hari senin 16 agustus


2010

Irawan, Prasetya dkk, Teori Belajar, Motivasi, Dan Ketrampilan mengajar, Jakarta:
Pekerti, 1996.

Irianto, Kus, Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis, Bandung,
yrama Widya, 2004.

Jaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Muzamil Basyir, Muhammad dan Muhammad Malik Muhammad Said, Madkhol ila
al manahij wa taruqu al tadris, Mekah: darul liwak.

Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


1990.

Rina Nur Hidayati ”Aplikasi Pembelajaran Problem Posing dalam Hasil Belajar
Biologi Pokok Bahasan Ekosistem Pada Peserta didik kelas VIIE SMP
Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008”, (Surakarta:
Uneversitas Muhammaiyah Surakarta, Skripsi, 2007

Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: CV Alfabeta, 2003.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta: PT Rineke Cipta,


1995.

Soewolo dkk, Fisiologi Manusia, Malang, Jica.

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 1999.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2008.

_________, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2007.

Suyitno, Amin, Pembelajaran Inovatif, Semarang: Jurusan Matematika FPMIPA


Universitas Negeri Semarang, 2009.

Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2000.

Tim penyusun kamus pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005)

Uno, Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan,


Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara,


2009.

Wiriatmadja, Roechiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2008.

Wittig, Arno F, Ph. D, Theory And Problems of Psychology of Learning, New York:
Mc. Giaw Hill, 1981.

Yamin, Martinis dan Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas, Jakarta: Gaung


Persada, 2009.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nafisatuz Zahro


Tempat Tanggal lahir : Rembang, 22 Agustus 1988
Alamat : Jl. Demang waru no. 14, RT 01 RW 01 Desa waru
Kec. Rembang Kab. Rembang
Nama orang Tua
Ayah : Abdul Jalil
Ibu : Astamah
Alamat Orang Tua : Jl. Demang waru no. 14, RT 01 RW 01 Desa waru
Kec. Rembang Kab. Rembang
Pendidikan:
1. SD Negeri Waru II Rembang lulus tahun 2000
2. MTs Muallimin Muallimat Rembang lulus tahun 2003
3. MA Muallimin Muallimat Rembang lulus tahun 2006
4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2006

Semarang, Desember 2010

Penulis,

Nafisatuz Zahro

NIM: 063811029
Lampiran 1
Lampiran 2

DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA


MA. MUALLIMIN MUALLIMAT REMBANG
TAHUN AJARAN 2009/2010

Wali Kelas : Maya Kartika Sari, S.Pd


Ketua Kelas : Ahmad Rosyidi
No NIS Nama
1. 4451 Ahmad Rosyidi
2. 4449 Ahmad Choirul Anwar
3 4392 Anis Nur Jannah
4. 4454 Dewi Susilowati
5. 4395 Doni Nur Dianto
6. 4396 Dwi Lestari
7. 4456 Endang Purwaningsih
8. 4457 Erfiana Lestida
9. 4398 Fika Niken Nur Hana
10. 4400 Izza Nailil Muna
11. 4402 Khuzaemah. N. A
12. 4403 Kundariningsih
13. 4404 Laili Muthiatul K.
14. 4405 M. Abdul Ghofur
15. 4406 M. Afif Jauhari
16. 4465 M. Istiqom Jauhari
17. 4408 M. Khoirul Anam
18. 4429 M. Mustofa
19. 4434 M. Ridwan
20. 4432 M. Syaiful Anwar
21. 4433 M. Ulin Nuha
22. 4411 Novita Luthfiana
23. 4435 Nurul Khamidah
24. 4413 Rahmania Susanti
25. 4436 Rini Khoirianti
26. 4469 Rudi Irwansyah
27. 4471 Siti Aisyah
28. 4472 Siti Aminatuz Z
29. 4474 Siti Shofiatun
30. 4447 Wulandari
31. 4881 Miftakhur Rohmah
Lampiran 3

DAFTAR KELOMPOK KELAS XI


MA MUALLIMIN MUALLIMAT REMBANG

KELOMPOK 1 KELOMPOK 2
1. Ahmad Rosyidi 1. Fika Niken N
2. Dwi Lestari 2. Khuzaemah N
3. Endang Purwaningsih 3. Miftakhur Rohmah
4. M. Afif Jauhari 4. Siti Aisyah
5. M. Ridwan 5. Siti Aminatul Zulfa
6. Novita Lutfiana 6. A. Khoirul Anwar

KELOMPOK 3 KELOMPOK 4
1. M. syaiful Anwar 1. Anis Nur Jannah
2. M. Ulin Nuha 2. Kundariningsih
3. Nurul Khamidah 3. Rini Khoirianti
4. Rahmania Susanti 4. M. Istiqom Jauhari
5. Rudi Irwansyah 5. M. Khoirul Anam
6. Siti Shofiatun 6. M. Mustofa
7. Wulandari

KELOMPOK 5
1. M. Abdul Ghofur
2. Doni Nur Dianto
3. Dewi Susilowati
4. Erfiana Lesfida
5. Izzah Nailil Muna
6. Laili Muthiatul Kh
Lampiran 4

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA


WAWANCARA

Pokok-pokok wawancara dengan ibu Rahmawati Indriasari S.PdI, selaku


guru biologi kelas XI di MA Muallimin Muallimat Rembang meliputi :
1. Bagaimana pelaksanaan/suasana pembelajaran biologi yang terjadi di MA
Muallimin Muallimat Rembang?
2. Model apa yang digunakan dalam pembelajaran biologi yang biasanya
digunakan oleh guru?
3. Bagaimana kondisi siswa dalam mengikuti pembelajaran biologi?
4. Apakah peserta didik dilibatkan secara aktif (subjek) dalam pelaksanaan
pembelajaran biologi?
5. Bagaimana nilai biologi siswa, apakah sudah mencapai KKM?
6. Apakah kendala yang sering dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran
Biologi sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran problem posing?
7. Bagaimana dengan motivasi peserta didik selama pelajaran biologi diberikan?
Lampiran 5

KISI KISI SOAL TES SIKLUS I &II MATERI SISTEM HORMON


TAHUN PELAJARAN 2009-2010
JENIS SEKOLAH : Madrasah Muallimin Muallimat Rembang JUMLAH SOAL : 40 Soal
MATA PELAJARAN : Biologi (SISTEM HORMON) ALOKASI WAKTU : 2X45 Menit
BENTUK SOAL : Pilihan Ganda PENULIS : Nafisatuz Zahro

No Standar Kompetensi Kemampuan yang Kelas Indikator Soal No


(SK) diuji soal
(1) (2) (3) (4) (5) 6
1. 3. Menjelaskan 3.6 Menjelaskan XI 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian 3/II
struktur dan fungsi keterkaitan antara hormon
organ manusia dan struktur, fungsi, dan 2. Menjelaskan macam-macam kelenjar 4, 6,7, 9,10,
hewan tertentu, didalam tubuh dan hormon yang 15,17,20/I;13,19/II
proses serta kelainan /
kelainan / penyakit dihasilkan
yang mungkin terjadi penyakit yang dapat 1,2,3,11,12,13,16
terjadi pada sistem 3. Menjelaskan macam-macam hormon
serta implikasinya 18,19/I,
regulasi
dan fungsinya.
pada saligtemas 10,12,15,16,20/II
manusia(sistem
4. Menjelaskan hubungan macam-
hormon) 5,8/I; 4,9,11,18/II
macam hormon dengan kehidupan
sehari-hari.
5. Menjelaskan hubungan antara sistem 1,2,3/II
saraf dengan sistem hormon
6. Menjelaskan macam-macam kelainan 5,6,17/II
pada sistem endokrin dan penyakit
yang ditimbulkan
Lampiran 6

Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I


Penerapan model pembelajaran Problem Posing pada materi pokok sistem hormon Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar

Satuan Pendidikan : MA Muallimin Muallimat Rembang


Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Hormon
Sub Materi Pokok : Macam Kelenjar dan Hormon yang dihasilkan
Jumlah peserta didik : 31 anak

No. Nama Aspek Pengamatan Jumlah Prosentase Klasifikasi


(Aktivitas) (%)
A B C D E
KETERANGAN:
• ASPEK PENGAMATAN
A. Keaktifan bertanya peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
B. Kemampuan merumuskan dan membuat soal yang dibuat sendiri
C. Kemampuan menyelesaikan soal yang dibuat sendiri
D. Kemampuan menyelesaikan soal yang dibuat temannya
E. Kemampuan menyampaikan gagasan dari permasalahan yang ada
• KRITERIA PENILAIAN KLASIFIKASI AKTIVITAS
1 = Kurang ≤ 50% = Kurang
2 = Cukup 50% – 60 % = Cukup
3 = Baik 61% – 75% = Baik
4= Sangat Baik >75 = Sangat Baik
• ANALISIS DATA AKTIVITAS
Berdasarkan data pada siklus I ini maka, diperoleh:
9 ∑ Aktivitas PD − PD seluruh peserta didik =
9 ∑ peserta didik =
9 Skor Maksimum =
Maka,

¾ rata –rata aktivitas ( x ) =


∑ Aktivitas seluruh pesrta didik
∑ peserta didik

¾ Prosentase (%) =
∑ Aktivitas rata − rata peserta didik x 100%
Skor Maksimum
Lampiran 7

Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I


Penerapan model pembelajaran Problem Posing pada materi pokok sistem hormon Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar

Satuan Pendidikan : MA Muallimin Muallimat Rembang


Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Hormon
Sub Materi Pokok : Macam Kelenjar dan Hormon yang dihasilkan
Jumlah peserta didik : 31 anak

No. Nama Aspek Pengamatan Jumlah Prosentase Klasifikasi


(Aktivitas) (%)
A B C D E
1 Ahmad choirul A 2 2 2 1 2 9 45 KURANG
2 Ahmad Rosyidi 3 2 2 1 2 10 50 CUKUP
3 Anis Nur Jannah 1 2 2 1 1 7 35 KURANG
4 Dewi Susilowati 1 2 2 1 1 7 35 KURANG
5 Doni Nur Dianto 1 2 2 2 1 8 40 KURANG
6 Dwi lestari 2 3 3 2 1 11 55 CUKUP
7 Endang Purwaningsih 1 1 1 1 1 5 25 KURANG
8 Erviana Lestida 1 2 2 1 1 7 35 KURANG
9 Fika Niken Nurhana 2 2 2 1 1 8 40 KURANG
10 Izza Nailil Muna 2 2 2 2 2 10 50 CUKUP
11 Khuzaemah N.A 1 2 2 2 1 8 40 KURANG
12 Kundariningsih 3 2 2 1 2 10 50 CUKUP
13 Laily Muthiatul. K 2 2 2 1 3 10 50 CUKUP
14 M. Abdul Ghofur 2 3 2 1 2 10 50 CUKUP
15 M. Afif jauhari 3 3 2 2 2 12 60 CUKUP
16 M. Istiqom Jauhari 3 2 2 1 2 10 50 CUKUP
17 M. Khoirul Anam 3 2 2 2 3 12 60 CUKUP
18 M. Mustofa 3 2 2 1 1 9 45 KURANG
19 M. Ridwan 3 2 2 1 2 10 50 CUKUP
20 M. Saiful Anwar 2 2 2 2 2 10 50 CUKUP
21 M. Ulin Nuha 1 2 2 1 1 7 35 KURANG
22 Novita Lutfiana 3 2 2 2 2 11 55 CUKUP
23 Nurul Khamidah 1 2 2 2 1 8 40 KURANG
24 Rahmania Susanti 1 2 2 1 3 9 45 KURANG
25 Rini Khoirianti 2 2 2 2 2 10 50 CUKUP
26 Rudi Irwansyah 1 1 1 1 2 6 30 KURANG
27 Siti Aisyah 1 2 2 2 2 9 45 KURANG
28
Siti Aminatul Z 1 2 2 1 1 7 35 KURANG
29
Siti Shofiatun 1 2 2 2 1 8 40 KURANG
30
Wulandari 2 2 2 1 2 9 45 KURANG
31
Miftakhur Rohmah 1 2 2 2 2 9 45 KURANG
Jumlah 56 63 61 44 52 276 1380
KETERANGAN:
• ASPEK PENGAMATAN
A. Keaktifan bertanya peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
B. Kemampuan merumuskan dan membuat soal yang dibuat sendiri
C. Kemampuan menyelesaikan soal yang dibuat sendiri
D. Kemampuan menyelesaikan soal yang dibuat temannya
E. Kemampuan menyampaikan gagasan dari permasalahan yang ada
• KRITERIA PENILAIAN KLASIFIKASI AKTIVITAS
1 = Kurang ≤ 50% = Kurang
2 = Cukup 50% – 60 % = Cukup
3 = Baik 61% – 75% = Baik
4= Sangat Baik >75 = Sangat Baik
• ANALISIS DATA AKTIVITAS
Berdasarkan data pada siklus I ini maka, diperoleh:
9 ∑ Aktivitas PD − PD seluruh peserta didik = 276
9 ∑ peserta didik = 31
9 Skor Maksimum = 20

Maka,

¾ rata –rata aktivitas ( x ) =


∑ Aktivitas seluruh pesrta didik
∑ peserta didik
276
=
31
= 8,9
¾ Prosentase (%) =
∑ Aktivitas rata − rata peserta didik x 100%
Skor Maksimum
8,9
= x100%
20
= 44.5%
KESIMPULAN:
Pencapaian aktivitas peserta didik dengan peserta didik dan guru pada siklus I adalah 44.5%. Dengan
hasil aktivitas yang diperoleh ternyata belum mencapai indikator keberhasilan dan di bawah nilai rata-
rata yaitu ≥ 60%. Masih banyak kekurangan dan perlu perbaikan. Sehingga penerapan model
pembelajaran Problem Posing pada materi sistem hormon untuk meningkatkan motivasi dan hasil
belajar kelas XI di MA Muallimin Muallimat Rembang harus melaksanakan pembelajaran lagi pada
siklus II.

Pengamat,

Rahmawati Indriasari
Lampira
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I

Satuan Pendidikan : MA. Muallimin Muallimat Rembang


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XI
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit
Model pembelajaran : Problem Posing
Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan
tertentu, kelainan/ penyakit yang mungkin terjadi serta
implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.6 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi
manusia (saraf, endokrin, dan pengindraan)
Tujuan pembelajaran : 1. Menjelaskan pengertian sistem hormon
2. Menjelaskan macam-macam kelenjar didalam tubuh dan hormon
yang dihasilkan
3. Menjelaskan macam-macam hormon dan fungsinya.
4. Menjelaskan hubungan macam-macam hormon dengan kehidupan
sehari-hari

A. Indikator :
1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian sistem hormon
2. Peserta didik mampu menyebutkan macam-macam kelenjar di dalam tubuh dan
hormon yang dihasilkan
3. Peserta didik mampu menjelaskan macam-macam hormon dan fungsinya
4. Peserta didik mampu menjelaskan hubungan macam-macam hormon dengan
kehidupan sehari-hari.

B. Materi Esensial :

1. Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organik yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin. Hormon mengatur aktivitas seperti : metabolisme, reproduksi,
pertumbuhan, dan perkembangan.
2. Dilihat dari aspek dan macam lokasinya, kelenjar endokrin dapat dibedakan
menjadi :

No. Kelenjar endokrin Lokasi


1 Kelenjar hipofisis Terletak pada dasar otak besar,
pada lekukan tulang selatursika di
bagian tulang baji
2 Kelenjar tiroid Terletak di daerah leher
3 Kelenjar Terletak di dekat kelenjar tiroid
Biologi MA kelas XI
paratiroid
4 Kelenjar pankreas Terletak di dekat ventrikulus (perut
besar)
5 Kelenjar adrenal Terletak di bagian atas ginjal
6 Ovarium Terletak di daerah abdomen (perut)
7 Testis Terletak di buah zakar dalam
skrotum

3. Hipofisis Anterior

Kelenjar ini mensekresi hormon yang mengatur satu rentang luas kegiatan
dari pertumbuhan sampai reproduksi. Lima jenis utama sel pituitari anterior
mensekresi tujuh hormon:
a) Somatotrof menghasilkan hormon pertumbuhan (GH) yang Merangsang
pertumbuhan umum tubuh terutama cakra epifisis dari tulang pipa dan mengatur
aspek-aspek metabolisme.
b) Laktotrof mensintesis prolaktin, mengawali produksi susu, disiapkan oleh
kelenjar susu.
c) Kortikotrof mensintesis hormon adenokortikotropik (ACTH) yang Merangsang
korteks adrenal untuk mensekresi glukokortikoid. Beberapa kortikotrof , sisa dari
pars intermedia, juga mensekresi hormon perangsang melanosit (MSH), yang
mempengaruhi pigmentasi kulit.
d) Tirotrof menghasilkan hormon perangsang tiroid (TSH), yang mengendalikan
sekresi kelenjar tiroid.
e) Gonadotrof menghasilkan 2 hormon: FSH yang Merangsang pemasakan ovum
dan sekresi estrogen oleh ovari serta produksi sperma oleh testis dan LH yang
Merangsang aktifitas seksual lain dan reproduksi.

4. Hipofisis posterior

Bagian kelenjar hipofisis ini berasal dari lanjutan jaringan otak, sehingga
strukturnya mirip jaringan saraf. Hormon utama yang dihasilkan oleh neuron
hipofisis yaitu oksitosin yang mengatur kontraksi otot-otot dinding uterus, dan
vasopressin yang mengatur kontraksi otot arteri kecil sehingga dapat
meningkatkan tekanan darah, disamping itu vasopressin Merangsang pipa-pipa
nefron dalam ginjal untuk menyerap kembali air yang disaring sehingga air
kemih menjadi pekat.

5. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid terletak tepat dibawah laring sebelah kanan dan kiri depan
trakea, menyekresi tiroksin, triodotironin, yang mempunyai efek nyata pada
kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar ini juga menyekresi kalsitonin, suatu
hormon yang penting untuk metabolisme kalsium.

Biologi MA kelas XI
6. Kelenjar paratiroid

Kelenjar ini terikat pada permukaan posterior kelenjar tiroid, bentuknya


bundar dan kecil. Biasanya satu di atas dan satu di bawah kelenjar tiroid terikat
pada setiap lobus lateral tiroid. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini disebut
hormon paratiroid atau hormon parathormon. Hormon ini berfungsi
Merangsang pengeluaran kalsium dari dalam tulang dan mengatur kadar kalsium
dalam darah.

7. Kelenjar Timus

Kelenjar timus terletak di dalam rongga dada yang melekat di belakang


tulang dada. Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof
atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.

8. Kelenjar Adrenal

Pada manusia terletak pada ujung atas setiap ginjal. Kelenjar ini dapat
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medulla. Bagian korteks
menghasilkan 2 hormon yaitu mineralokortikoid yang berfungsi untuk
mengontrol metabolisme ion organik dan glukokortikoid yang berfungsi
mengontrol metabolisme glukosa. Sedangkan bagian medulla menghasilkan
hormon adrenalin dan noradrenalin.

9. Kelenjar Langerhans

Kelenjar langerhans menghasilkan hormon insulin. Hormon ini bekerja


berlawanan dengan hormon adrenalin. Adanya hormon insulin memungkinkan
tubuh menggunakan gula secara efisien.

10. Kelenjar Pencernaan

Kelenjar pencernaan yang menghasilkan hormon adalah kelenjar endokrin


usus dan kelenjar lambung. Kelenjar endokrin usus menghasilkan hormon
sekretin yang berfungsi untuk Merangsang sekresi kelenjar pankreas dan hormon
kolesistokinin yang berfungsi merangsang pelepasan cairan empedu dari kantong
empedu. Sedangkan kelenjar lambung menghasilkan hormon gastrin yang
berfungsi Merangsang sekresi kelenjar lambung.

11. Kelenjar Kelamin

Kelenjar kelamin wanita disebut ovarium. Ovarium menghasilkan hormon


kelamin wanita yaitu estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini
bertanggung jawab atas perkembangan dan pemeliharaan ciri-ciri seksual wanita.
Pria mempunyai dua kelenjar kelamin oval yang disebut testes, menghasilkan
testosterone yang berfungsi mengatur produksi sperma dan merangsang
perkembangan dan pemeliharaan ciri-ciri kelamin pria.

Biologi MA kelas XI
C. Langkah-langkah pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan pembelajaran
waktu
1. Pertemuan pertama
Kegiatan pendahuluan • 10 menit
• Guru Mengucapkan salam dan mempresensi siswa.
• Guru memberikan apersepsi kepada siswa:
Guru bertanya pada siswa pernahkan melihat orang yang
ukuran tubuhnya tidak normal dalam arti lebih kecil atau
lebih besar dari ukuran normal? Apa yang menyebabkan
ukuran tubuh mereka tidak wajar?
Nah, untuk itu kita akan membahas sistem yang
diantaranya menyebabkan ukuran tubuh berkembang
tidak normal ini, yakni sistem hormon.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
• Guru menjelaskan tentang model pembelajaran problem
posing

Kegiatan inti
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara acak
• Guru menerangkan sistem hormon secara garis besar
disertai tanya jawab denga siswa.
• Guru memulai meminta siswa untuk membuat 1 atau 2
buah soal yang menantang tiap individu berdasarkan
situasi atau pernyataan yang dibuat oleh guru 65 menit
• Masing-masing kelompok saling bertukar pertanyaan
kepada anggotanya untuk dijawab
• Hasil pembuatan pertanyaan beserta jawabannya
dikumpulkan.

Kegiatan penutup
• Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
• Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang
materi hari ini. 15 menit
• Guru meminta siswa untuk mempelajari lagi materi hari
ini dan membaca materi berikutnya di rumah.
• Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.

2. Pertemuan Kedua
Kegiatan pendahuluan 10 menit
• Guru Mengucapkan salam dan mempresensi siswa.
• Guru memberikan motivasi kepada siswa dan
memberikan apersepsi:
Guru dengan sistem tanya jawab mengulas materi
pelajaran yang lalu untuk membuka ingatan siswa.
Biologi MA kelas XI
Kegiatan inti
• Guru meminta siswa duduk berkelompok. 65 menit
• Guru meminta masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil pembuatan pertanyaannya
kedepan kelas untuk dibahas.
• Tanya jawab antar kelompok yang dibimbing guru

Kegiatan penutup
• Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang berhasil
menjawab pertanyaan yang dibuat temannya
• Guru memotivasi siswa untuk mempelajari lagi materi 15 menit
yang telah dipelajari dan materi pada pertemuan
mendatang.
• Guru menutup pertemuan dengan bacaan hamdalah dan
mengucapkan salam.

D. Media
• Spidol dan whiteboard
• Gambar sistem hormon
• Kertas HVS
• Buku ajar

E. Sumber/bahan
D.A. Pratiwi, dkk, Biologi untuk SMA Kelas XI, Jakarta, Erlangga, 2007.

F. Penilaian
1. Penilaian Proses
Performance: meliputi penilaian afektif melalui lembar observasi..
2. Penilaian hasil
Paper and pencil, yakni Penilaian yang dilihat dari hasil tes evaluasi.

Rembang April 2010


Guru Mitra Peneliti
MA. Muallimin Muallimat Rembang

Rahmawati Indriasari, S.PdI Nafisatuz Zahro


NIM.063811029

Mengetahui,
Kepala MA Muallimin Muallimat Rembang

Drs. H. M. Munib Muslich


Biologi MA kelas XI
Nama : ………………….
Lampiran 9 Kelas/ Semester :…………………..
Mata Pelajaran :………………..…
Waktu :………………….

LEMBAR SOAL TES SIKLUS I

I. Pilihlah jawaban yang benar!

1. Hormon yang bertanggungjawab pada awal kehamilan adalah...


a. LH
b. FSH
c. Prolaktin
d. Progesteron
e. Oksitosin

2. Hormon kolesistokinin yang terdapat dalam tubuh mempunyai fungsi...


a. Merangsang pembentukan getah lambung
b. Meningkatkan kecepatan metabolisme
c. Merangsang pengeluaran empedu
d. Mengatur tekanan darah dan kontraksi otot
e. Merangsang pengeluaran getah pankreas

3. Remaja yang mengalami perkembangan seksual sekunder mempunyai ciri:


tumbuhnya kumis pada pria dan permukaan kulit yang halus pada wanita,
hal ini dipengaruhi oleh hormon.....
a. Adrenotropin
b. Prolaktin
c. Somatotropin
d. Tirotropin
e. Gonadotropin

4. Semua organ ini menghasilkan hormon, kecuali....


a. Hipofisa
b. Pankreas
c. Limpa
d. Ovarium
e. Testis

5. Bila sedang marah, jantungnya berdebar-debar, pernapasan lebih cepat


dan gerakan-gerakannya serba cepat. Hal tersebut disebabkan pengaruh
hormon....
a. Insulin
b. Sekretin
c. Adrenalin
d. Tiroksin
e. Asetikolin
6. Pada tubuh manusia organ yang dapat berfungsi sebagai kelenjar eksokrin
dan kelenjar endokrin adalah....
a. Kelenjar ludah
b. Kelenjar pankreas
c. Kelenjar adrenal
d. Kelenjar tiroid
e. Kelenjar paratiroid

7. Metabolisme kalsium diatur oleh hormon yang dihasilkan kelenjar....


a. Anak gondok
b. Anak ginjal
c. Gondok
d. Kacangan
e. Pankreas

8. Penggunaan hormon progesteron dan estrogen dalam keluarga berencana


dimaksudkan untuk...
a. Mencegah bertemunya sperma dan sel telur
b. Sel telur yang diovulasi menjadi steril
c. Mematikan sperma yang masuk rahim
d. Mengganggu implantasi embrio
e. Mengurangi sekresi LH dan FSH

9. Ovarium menghasilkan hormon estrogen yang berfungsi untuk....


a. Merangsang produksi air susu pada kehamilan berusia 9 bulan
b. Merangsang pembentukan dinding uterus pada awal kehamilan
c. Mempengaruhi pembenyukan “follicle de Graaf”
d. Mengatur pemasakan ovum

10. Kelenjar buntu yang berhubungan dengan hormon reproduksi adalah...


a.. Kelenjar hipofise dan kelenjar tiroid
b. Kelenjar hipofise dan pankreas
c. Kelenjar hipofise dan kelenjar kelamin
d. Kelenjar tiroid dan kelenjar adenal
e. Kelenjar tiroid dan pankreas

11. Hormon yang dapat menebalkan dinding uterus adalah.......


a. FSH
b. Prostaglandin
c. Progesteron
d. Relaksin
e. Oksitosin
12. Pematangan sel telur dalam folikel dipengaruhi oleh hormon........
a. LH
b. FSH
c. Estrogen
d. Progesteron
e. Oksitosin

13. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid adalah....


a. Parathormon dan vasopressin
b. Oksitosin dan Prolaktin
c. FSH dan LH
d. Somatotrof dan insulin
e. Tiroksin dan Triodotironin

14. Penyakit yang dikenal dengan nama morbus basedowi, dengan gejala
gugup nadi dan napas tidak beraturan, mulut menganga dan bola mata
melotot, merupakan penyakit yang diakibatkan kelenihan hormon.....
a. Tiroid
b. Insulin
c. Adrenal
d. Parathormon
e. Estrogen

15. Kelenjar adrenal dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian korteks dan
medula, hormon yang dihasilkan oleh bagian medula adalah...
a. Kortikoid
b. Glukokortikoid
c. Androgen
d. Adrenalin
e. Insulin

16. Fungsi hormon insulin, antagonis dengan adrenalin yakni........


a. Mengubah glukosa menjadi glikogen
b. Mengubah glikogen menjadi glukosa
c. Membantu penebalan dinding uterus
d. Mempengaruhi perkembangan sekunder wanita
e. Merangsang penyerapan urine

17. Hormon yang dihasilkan oleh masing –masing kelenjar pencernaan


adalah....
a. Gastrin dan sekretin
b. Estrogen dan progesteron
c. FSH dan LH
d. Adrenal dan insulin
e. Tiroid dan paratiroid
18. Hormon testosteron bertanggungjawab atas....
a. Pembentukan sperma
b. Pembentukan ovum
c. Pertumbuhan Badan
d. Pembentukan air susu ibu
e. Penekanan saluran urin.

19. Merangsang pengeluaran kalsium dari dalam tulang dan mengatur kadar
kalsium dalam darah merupakan fungsi dari hormon.....
a. Insulin
b. Adrenalin
c. Parathormon
d. Oksitosin
e. Prolaktin

20.

Dari gambar di atas, gambar anak ginjal ditunjukkan gambar nomor....


a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 1&2
Lampiran 10

KUNCI JAWABAN TES SIKLUS I

1. A 11. D
2. C 12. B
3. E 13. E
4. C 14. A
5. C 15. D
6. B 16. A
7. A 17. A
8. A 18. A
9. D 19. C
10. C 20. A
Lampiran 11

DAFTAR NILAI DAN ANALISIS


EVALUASI HASIL BELAJAR SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MA Muallimin Muallimat Rembang
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Sistem Hormon
Sub Materi : Kelenjar penghasil hormon dan fungsinya
Jumlah Peserta didik yang hadir: 31 anak
Tahun Pelajaran : 2009/2010
No NIS Nama Nilai Keterangan
1. 4451 Ahmad Rosyidi 60 Tidak Tuntas
2. 4449 Ahmad Choirul Anwar 70 Tuntas
3 4392 Anis Nur Jannah 85 Tuntas
4. 4454 Dewi Susilowati 65 Tuntas
5. 4395 Doni Nur Dianto 80 Tuntas
6. 4396 Dwi Lestari 55 Tidak Tuntas
7. 4456 Endang Purwaningsih 60 Tidak Tuntas
8. 4457 Erfiana Lestida 80 Tuntas
9. 4398 Fika Niken Nur Hana 55 Tidak Tuntas
10. 4400 Izza Nailil Muna 70 Tuntas
11. 4402 Khuzaemah. N. A 65 Tuntas
12. 4403 Kundariningsih 70 Tuntas
13. 4404 Laili Muthiatul K. 75 Tuntas
14. 4405 M. Abdul Ghofur 65 Tuntas
15. 4406 M. Afif Jauhari 90 Tuntas
16. 4465 M. Istiqom Jauhari 60 Tidak Tuntas
17. 4408 M. Khoirul Anam 70 Tuntas
18. 4429 M. Mustofa 60 Tidak Tuntas
19. 4434 M. Ridwan 65 Tuntas
20. 4432 M. Syaiful Anwar 80 Tuntas
21. 4433 M. Ulin Nuha 75 Tuntas
22. 4411 Novita Luthfiana 80 Tuntas
23. 4435 Nurul Khamidah 65 Tuntas
24. 4413 Rahmania Susanti 65 Tuntas
25. 4436 Rini Khoirianti 60 Tidak Tuntas
26. 4469 Rudi Irwansyah 55 Tidak Tuntas
27. 4471 Siti Aisyah 70 Tuntas
28. 4472 Siti Aminatuz Z 65 TTuntas
29. 4474 Siti Shofiatun 75 Tuntas
30. 4447 Wulandari 70 Tuntas
31. 4881 Miftakhur Rohmah 70 Tidak Tuntas
• KRITERIA HASIL BELAJAR
< 63 = Tidak Tuntas,
≥ 63 = Tuntas, dengan ketuntasan belajar klasikal adalah 85%.
• ANALISA DATA HASIL SIKLUS
Berdasrkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini, maka diperoleh:
9 ∑ seluruh nilai ( ∑ x ) = 2130
9 ∑ peserta didik yang tuntas belajar (Ftb) = 22
9 ∑ peserta didik ( N ) = 31
Sehingga beberapa nilai hasil belajar sebagai berikut :
1. Nilai rata-rata kelas :
x =
∑x
N
2130
=
31
= 68,70
2. Ketuntasan belajar klasikal.

Jumlah peserta didik yang tuntas belajar


% ketercapaian = × 100
Jumlah keseluruhan peserta didik

22
= x 100%
31
= 70,96%
Kesimpulan:

Pencapaian rata-rata hasil belajar di siklus I ini belum mencapai indikator


keberhasilan yang ditentukan. Hal ini terbukti dengan perolehan rata-rata hasil
belajar sebesar 68.70 dengan ketuntasan belajar hanya mencapai 70.96%. Oleh
karena itu, agar penerapan Model pembelajaran problem posing dalam materi
sistem hormon pada manusia untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas
XI di MA Muallimin Muallimat Rembang belum berhasil, maka harus
dilaksanakan pembelajaran lagi pada siklus II.
Lampiran 12

ANGKET MOTIVASI SISWA


TERHADAP PELAJARAN SIKLUS I

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas/ Semester : XI / genap
Hari/tanggal : ………………

Petunjuk
1. Pada kuesioner ini terdapat 20 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap
pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai
kamu pelajari, dan tentukan kebenaranya. Berilah jawaban yang benar-benar
cocok dengan pilihanmu..
2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya.
Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.
3. Catat respon anda pada lembar jawaban yang tersedia, dan ikuti petunjuk-
petunjuk lain yang mungkin diberikan berkaitan dengan lembar jawaban.
Terima kasih.
Keterangan Pilihan jawaban:
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Ragu-ragu
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
PERNYATAAN Pilihan Jawaban
1. Pertama kali saya melihat model pembelajaran ini,saya percaya 12345
bahwa pembelajaran ini mudah bagi saya.
2. Pada awal pembelajaran, ada sesuatu yang menarik bagi saya 12345
3. Materi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran 12345
ini lebih sulit dipahami daripada yang saya harapkan.
4. Setelah membaca informasi pendahuluan, saya yakin bahwa 12345
saya mengetahui apa yang harus saya pelajari dari pembelajaran ini
5. Menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran menggunakan 1 2 3 4 5
model problem posing ini membuat saya merasa puas terhadap
hasil yang telah saya capai.
6. Jelas bagi saya bagaimana hubungan materi pembelajaran ini 12345
dengan apa yang telah saya ketahui.
7. Banyak halaman-halaman yang mengandung amat banyak 12345
informasi sehingga sukar bagi saya untuk mengambil ide-ide
penting dan mengingatnya.
8. Materi pembelajaran ini sangat menarik perhatian. 12345
9. Terdapat cerita, gambar atau contoh yang menunjukkan 12345
kepada saya bagaimana manfaat materi pembelajaran ini
bagi beberapa orang.
10. Menyelesaikan pembelajaran dengan berhasil sangat penting 12345
bagi saya.
11. Kualitas tulisannya membuat saya sangat menarik. 12345
12. Pembelajaran ini sangat abstrak sehingga sulit bagi saya 12345
untuk tetap mempertahankan perhatian saya.
13. Selagi saya bekerja pada pembelajaran ini, saya percaya 12345
bahwa saya dapat mempelajari isinya.
14. Saya sangat senang pada pembelajaran dengan model 12345
problem posing ini sehingga saya ingin mengetahui lebih
lanjut pokok bahasan ini.
15. Halaman-halaman pembelajaran ini kering dan tidak 12345
menarik.
16. Isi pembelajaran ini sesuai dengan minat saya. 12345
17. Cara penyusunan informasi pada halaman-halaman membuat 12345
saya tetap mempertahankannya.
18. Terdapat penjelasan dan contoh-contoh bagaimana manusia 12345
menggunakan pengetahuan dalam pembelajaran ini.
19. Tugas-tugas latihan pada pembelajaran ini terlalu sulit. 12345
20. Pada pembelajaran ini ada hal-hal yang merangsang rasa 12345
ingin tahu saya.
Lampiran 13

REKAPITULASI PENGHITUNGAN ANGKET BERDASARKAN KONDISI PADA SIKLUS I

NO KONDISI RATA-RATA PROSENTASE KRITERIA

1. Perhatian 3.58 71.85 BAIK


(Attention)
2. Relevansi 3.71 74.35 BAIK
(Relevance)
3. Percaya Diri 3.35 67.22 BAIK
(Confidence)
4. Kepuasan 3.95 79.13 SANGAT BAIK
(Satisfaction)

REKAP SKOR PER BUTIR PERNYATAAN

NO NAMA REKAP SKOR


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. Ahmad Choirul A 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 1 4 3 3 2 4 4 4 5 4
2. Ahmad Rosyidi 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 1 2
3. Anis Nur Jannah 3 4 2 2 3 4 2 3 2 4 3 2 2 2 3 3 4 2 3 4
4. Dewi Susilowati 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4
5. Doni Nur Dianto 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4
6. Dwi Lestari 4 5 4 4 4 4 4 5 4 2 2 4 4 5 5 4 4 4 4 5
7. Endang Purwaningsih 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3
8. Erfiana Lesfida 3 4 4 4 4 4 1 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
9. Fika Niken Nurhana 3 4 2 2 4 4 2 2 3 5 3 2 2 4 4 2 2 4 2 5
10. Izza Nailil Muna 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 4 3 4
11. Khuzaemah. N. A 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4
12. Kundariningsih 2 4 2 4 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
13. Laili Muthiatul. K 2 4 4 2 2 3 4 4 3 3 1 3 3 3 5 3 3 4 3 4
14. M. Abdul Ghofur 4 4 4 2 4 5 3 4 5 5 3 4 5 4 3 4 3 4 2 4
15. M. Afif Jauhari 5 4 2 5 3 5 5 2 4 5 1 5 5 3 2 3 2 4 5 4
16. M. Istiqom Jauhari 4 4 4 5 4 5 2 3 4 5 4 2 5 5 2 4 4 5 4 4
17. M. Khoirul Anam 3 3 2 3 3 3 2 2 2 4 3 3 4 3 2 2 2 2 2 3
18. M. Mustofa 4 5 4 4 5 3 2 4 4 4 2 4 3 4 5 3 2 3 4 4
19. M. Ridwan 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 3 5 5
20. M. Saiful Anwar 4 5 4 4 5 4 4 4 2 4 1 5 3 4 5 3 4 2 5 4
21. M. Ulinnuha 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 5 5 4 3 5 4 5
22. Novita Luthfiana 4 5 2 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 2 4
23. Nurul Khamidah 4 5 3 5 4 5 2 5 4 4 3 5 4 4 5 5 4 4 5 4
24. Rahmania Susanti 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2
25. Rini Khoirianti 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 2 3 4 3 2 4
26. Rudi Irwansyah 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 2 4
27. Siti Aisyah 4 5 4 4 5 4 5 2 5 5 4 3 2 3 5 2 4 4 5 3
28. Siti Aminatul Zulfa 4 4 3 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4
29. Siti Shofiatun 3 4 4 4 4 5 4 4 3 5 3 4 5 5 4 4 4 5 4 5
30. Wulandari 3 2 1 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 2
31. Miftakhur Rohmah 2 4 3 4 5 4 2 4 5 4 5 3 4 4 5 3 4 4 3 4

♦ Menghitung skor rata-rata = Skor rata-rata gabungan dari kriteria positif dan negatif tiap kondisi
♦ Skor maksimal = Jumlah peserta x skor jawaban tertinggi x jumlah pertanyaan.
Lampiran 14

Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II


Penerapan model pembelajaran Problem Posing pada materi pokok sistem hormon Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar

Satuan Pendidikan : MA Muallimin Muallimat Rembang


Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Hormon
Sub Materi Pokok : Hubungan antara sistem syaraf dan hormon, kelainan atau
penyakit yang terjadi
Jumlah peserta didik : 31 anak

No. Nama Aspek Pengamatan Jumlah Prosentase Klasifikasi


(Aktivitas) (%)
A B C D E
KETERANGAN:
• ASPEK PENGAMATAN
A. Keaktifan bertanya peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
B. Kemampuan merumuskan dan membuat soal yang dibuat sendiri
C. Kemampuan menyelesaikan soal yang dibuat sendiri
D. Kemampuan menyelesaikan soal yang dibuat temannya
E. Kemampuan menyampaikan gagasan dari permasalahan yang ada
• KRITERIA PENILAIAN KLASIFIKASI AKTIVITAS
1 = Kurang ≤ 50% = Kurang
2 = Cukup 50% – 60 % = Cukup
3 = Baik 61% – 75% = Baik
4= Sangat Baik >75 = Sangat Baik
• ANALISIS DATA AKTIVITAS
Berdasarkan data pada siklus II ini maka, diperoleh:
9 ∑ Aktivitas PD − PD seluruh peserta didik =
9 ∑ peserta didik =
9 Skor Maksimum =

Maka,

¾ rata –rata aktivitas ( x ) =


∑ Aktivitas seluruh pesrta didik
∑ peserta didik
¾ Prosentase (%) =
∑ Aktivitas rata − rata peserta didik x 100%
Skor Maksimum
Lampiran 15

Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II


Penerapan model pembelajaran Problem Posing pada materi pokok sistem hormon
Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar

Satuan Pendidikan : MA Muallimin Muallimat Rembang


Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Hormon
Sub Materi Pokok : Macam Kelenjar dan Hormon yang dihasilkan
Jumlah peserta didik : 31 anak

No. Nama Aspek Pengamatan Jumlah Prosentase Klasifikasi


(Aktivitas) (%)
A B C D E
1 Ahmad choirul A 2 3 3 2 3 13 65 BAIK
2 Ahmad Rosyidi 4 3 3 3 4 15 65 BAIK
3 Anis Nur Jannah 2 2 2 2 2 10 50 CUKUP
4 Dewi Susilowati 2 3 3 2 2 12 60 CUKUP
5 Doni Nur Dianto 2 2 2 2 3 11 55 CUKUP
6 Dwi lestari 2 2 2 2 2 10 50 CUKUP
7 Endang Purwaningsih 2 3 3 2 2 12 60 CUKUP
8 Erviana Lestida 2 3 3 2 2 12 60 CUKUP
9 Fika Niken Nurhana 2 3 3 2 3 13 65 BAIK
10 Izza Nailil Muna 4 3 3 2 4 14 60 CUKUP
11 Khuzaemah N.A 3 3 3 2 2 13 65 BAIK
12 Kundariningsih 3 2 2 2 3 12 60 CUKUP
13 Laily Muthiatul. K 2 3 3 2 3 13 65 BAIK
14 M. Abdul Ghofur 2 3 3 2 3 13 65 BAIK
15 M. Afif jauhari 4 3 3 3 4 17 75 BAIK
16 M. Istiqom Jauhari 2 2 2 2 3 11 55 CUKUP
17 M. Khoirul Anam 3 3 3 2 3 14 70 BAIK
18 M. Mustofa 3 2 2 2 3 12 60 CUKUP
19 M. Ridwan 4 3 3 2 4 16 70 BAIK
20 M. SAiful Anwar 2 3 3 2 3 13 65 BAIK
21 M. Ulin NUha 2 2 2 2 2 10 50 CUKUP
22 Novita Lutfiana 4 3 3 2 4 15 65 BAIK
23 Nurul Khamidah 2 2 2 2 3 11 55 CUKUP
24 Rahmania Susanti 2 3 3 2 3 13 65 BAIK
25 Rini Khoirianti 2 3 3 2 2 12 60 CUKUP
26 Rudi Irwansyah 2 3 3 2 2 12 60 CUKUP
27 Siti Aisyah 2 3 3 2 3 13 65 BAIK
28 Siti Aminatul Z 2 3 3 2 2 12 60 CUKUP
Siti Shofiatun 2 SANGAT
29 4 3 3 4 16 80 BAIK
30
Wulandari 2 3 3 2 3 13 65 BAIK
31
Miftakhur Rohmah 2 4 3 2 3 14 70 BAIK
Jumlah 69 87 85 65 81 397 1945
KETERANGAN:
• ASPEK PENGAMATAN
A. Keaktifan bertanya peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
B. Kemampuan merumuskan dan membuat soal yang dibuat sendiri
C. Kemampuan menyelesaikan soal yang dibuat sendiri
D. Kemampuan menyelesaikan soal yang dibuat temannya
E. Kemampuan menyampaikan gagasan dari permasalahan yang ada
• KRITERIA PENILAIAN KLASIFIKASI AKTIVITAS
1 = Kurang ≤ 50% = Kurang
2 = Cukup 50% – 60 % = Cukup
3 = Baik 61% – 75% = Baik
4= Sangat Baik >75 = Sangat Baik
• ANALISIS DATA AKTIVITAS
Berdasarkan data pada siklus II ini maka, diperoleh:
9 ∑ Aktivitas PD − PD seluruh peserta didik = 387
9 ∑ peserta didik = 31
9 Skor Maksimum = 20
Maka,

¾ rata –rata aktivitas ( x ) =


∑ Aktivitas seluruh pesrta didik
∑ peserta didik
397
=
31
= 12,80

¾ Prosentase (%) =
∑ Aktivitas rata − rata peserta didik x 100%
Skor Maksimum
12,80
= x 100%
20
= 64,03%

KESIMPULAN:
Pencapaian aktivitas peserta didik dengan peserta didik dan guru di siklus II ini sudah lebih mencapai
indikator keberhasilan yang ditentukan sebesar ≥ 60%. Terbukti dengan hasil aktivitas peserta didik
dengan peserta didik dan guru yaitu 64.03%. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran Problem
Posing pada materi sistem hormon untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar kelas XI di MA
Muallimin Muallimat Rembang sudah berhasil dan sudah menunjukkan peningkatan dari siklus I.

Pengamat,

Rahmawati Indriasari
Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS II

Satuan Pendidikan : MA. Muallimin Muallimat Rembang


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XI
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit
Model pembelajaran : Problem Posing
Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan
tertentu, kelainan/ penyakit yang mungkin terjadi serta
implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.6 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi
manusia (saraf, endokrin, dan pengindraan)
Tujuan pembelajaran : 1. Menjelaskan hubungan antara sistem saraf dengan sistem hormon
2. Menjelaskan macam-macam kelainan pada sistem endokrin dan
penyakit yang ditimbulkan

A. Indikator :
1. Peserta didik mampu menjelaskan hubungan antara sistem saraf dengan sistem
hormon
2. Peserta didik mampu menjelaskan macam-macam kelainan pada sistem endokrin dan
penyakit yang ditimbulkan

B. Materi Esensial :

1. Hubungan dan Perbedaan Sistem Hormon dan Sistem Saraf


Sistem hormon dan sistem saraf keduanya tergolong ke dalam sistem
regulasi. Suatu hubungan yang unik antara sistem hormon dan sistem saraf adalah
bahwa kelenjar hipofisis yang dikenal sebagai “ the master of gland“ karena
mempengaruhi banyak kelenjar endokrin , ternyata sifatnya tidak otonomi akan
tetapi dipengaruhi oleh hipotalamus.
Tabel Perbandingan sistem saraf dan sistem hormon

Sistem saraf Sistem hormon

Mengantarkan rangsangan Mengantarkan rangsangan


dengan cepat dengan lambat
Mengantarkan rangsangan Mengantarkan rangsangan
secara kurang teratur secara teratur
Rangsangan melaui serabut saraf Rangsangan melalui darah

Biologi MA kelas XI
2

2. Kelainan dan penyakit pada sistem endokrin (hormon)


a) Penyakit Addison
Penyakit di mana terjadi sekresi yang berkurang dari glukokortikoid. Hal ini
dapat terjadi misalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi.
b) Sindrom Cushing
Kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dari
glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga disebabkan oleh
pemberian obat-obatan kortikosteroid yang berlebihan.
c) Sindrom Adrenogenital
Kelainan di mana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang biasanya
akibat kekurangan enzim pembentuk glukokortikoid pada kelenjar adrenal
d) Peokromositoma
Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan non
adrenalin. Menyebabkan berat badan menurun dan tubuh lemah.
e) Struma
Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang menimbulkan pembenjolan pada leher
bagian depan. Penyebab struma antara lain peradangan, tumor, maupun
defisiensi yodium.
f) Hipotiroidea
Keadaan di mana terjadi kekurangan hormon tiroid. Bila terjadi pada masa bayi
dan anak, hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh menjadi pendek
karena pertumbuhan tulang dan otot terhambat, disertai kemunduran mental
karena sel-sel otak kurang berkembang.
g) Hipertiroidea
Keadaan di mana hormon tiroid diskresikan melebihi kadar normal. Gejalanya
berupa berat badan menurun, berkeringat, nafsu makan besar, jantung berdebar
C. Langkah-langkah pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan pembelajaran
waktu
1. Pertemuan pertama
Kegiatan pendahuluan • 10 menit
• Guru Mengucapkan salam dan mempresensi siswa.
• Guru memberikan apersepsi kepada siswa:
Guru bertanya pada siswa apakah sistem hormon pada
tubuh kita dapat bekerja sendiri? sistem apa saja yang
berkaitan dengan sistem hormon? Pernahkah melihat
orang gondokan? Apa yang menyebabkannya?
Biologi MA kelas XI
3

Nah, untuk itu kita akan membahas tentang keterkaitan


antara sistem saraf dan sistem hormon, kelainan, serta
penyakit pada sistem hormon.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan inti
• Guru meminta siswa untuk duduk berdasarkan kelompok
yang telah dibentuk
• Guru menerangkan keterkaitan sistem hormon dengan
sitem saraf serta kelainan dan penyakit yang ditimbulkan
secara garis besar.
• Guru memulai meminta siswa untuk membuat 1 atau 2
buah soal yang menantang tiap individu berdasarkan
situasi atau pernyataan yang dibuat oleh guru 65 menit
• Masing-masing kelompok saling bertukar pertanyaan
kepada anggotanya untuk dijawab
• Hasil pembuatan pertanyaan beserta jawabannya
dikumpulkan.

Kegiatan penutup
• Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
• Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang
materi hari ini.
15 menit
• Guru meminta siswa untuk mempelajari lagi materi hari
ini dan membaca materi berikutnya di rumah.
• Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.

2. Pertemuan Kedua
Kegiatan pendahuluan 10 menit
• Guru Mengucapkan salam dan mempresensi siswa.
• Guru memberikan motivasi kepada siswa dan
memberikan apersepsi:
Guru dengan sistem tanya jawab mengulas materi
pelajaran yang lalu untuk membuka ingatan siswa.
Kegiatan inti
• Guru meminta siswa duduk berkelompok. 65 menit
• Guru meminta masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil pembuatan pertanyaannya
kedepan kelas untuk dibahas.
• Tanya jawab antar kelompok yang dibimbing guru

Kegiatan penutup
• Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang berhasil
menjawab pertanyaan yang dibuat temannya
• Guru memotivasi siswa untuk mempelajari lagi materi 15 menit
yang telah dipelajari dan materi pada pertemuan

Biologi MA kelas XI
4

mendatang.
• Guru menutup pertemuan dengan bacaan hamdalah dan
mengucapkan salam.

D. Media
• Spidol dan whiteboard
• Gambar sistem hormon
• Kertas HVS
• Buku ajar

E. Sumber/bahan
D.A. Pratiwi, dkk, Biologi untuk SMA Kelas XI, Jakarta, Erlangga, 2007.

F. Penilaian
1. Penilaian Proses
Performance: meliputi penilaian afektif melalui lembar observasi..
2. Penilaian hasil
Paper and pencil, yakni Penilaian yang dilihat dari hasil tes evaluasi.

Rembang , April 2010

Guru Mitra Peneliti


MA. Muallimin Muallimat Rembang

Rahmawati Indriasari, S.PdI Nafisatuz Zahro


NIM.063811029

Mengetahui,
Kepala MA Muallimin Muallimat Rembang

Drs. H. M. Munib Muslich

Biologi MA kelas XI
Nama : ………………….
Lampiran 17 Kelas/ Semester :…………………..
Mata Pelajaran :………………..…
Waktu :………………….

LEMBAR SOAL TES SIKLUS II

1. Sistem hormon dan sistem saraf memiliki beberapa persamaan, antara lain….
a. Memiliki respon yang cepat
b. Memiliki saluran atau sirkulasi
c. Respon langsung terhadap rangsang dari luar
d. Membantu mengatur dan memelihara homeostatis
e. Memiliki neuron
2. Suatu hubungan yang unik antara sistem hormon dan sistem saraf adalah
bahwa master of gland , ternyata sifatnya tidak otonom akan tetapi
dipengaruhi oleh….
a. Tiroid
b. Hipofisis
c. Parathormon
d. Hipotalamus
e. Adrenal
3. Masing-masing perbedaan antara sistem hormon dan sistem saraf adalah…
a. Responnya tidak langsung terhadap internal dan responnya langsung
terhadap rangsangan dari luar
b. Merupakan sistem regulasi dan sistem koordinasi
c. Bertugas menyampaikan informasi dan menyampaikan pesan
d. Masuk kedalam sistem peredaran darah dan mempunyai sirkulasi
e. Respon yang ditimbulkan cepat dan respon yang ditimbulkan lansung bisa
dirasakan.
4. Pertumbuhan seorang anak yang salah satunya ditandai dengan bertambahnya
tinggi badan menunjukkan bahwa hormon…….
a. Memiliki respon cepat
b. Responnya tidak langsung terhadap internal
c. Hormon dibawa melalui sirkulasi
d. Hormon bersifat tidak otonom
e. Hormon hanya sedikit diperlukan oleh tubuh
5. Menurunnya daya tahan tubuh terhadap stres sehingga penderita mudah
mengalami shock dan lebih beratnya lagi dapat menimbulkan kematian hanya
oleh stres kecil merupakan salah satu gejala yang ditimbulkan penyakit….
a. Addison
b. Chusing
c. Adrenogenital
d. Gigantisme
e. Kretinisme
6. Penyakit Hypothyroidea disebabkan oleh…..
a. Kelebihan hormon tiroid
b. Kekurangan hormon tiroid
c. Kelebihan hormon paratiroid
d. Kekurangan hormon paratiroid
e. Pembengkakan kelenjar tiroid
7. Hormon yang bertanggungjawab pada awal kehamilan adalah...
a. LH
b. FSH
c. Prolaktin
d. Progesteron
e. Oksitosin
8. Penyakit yang dikenal dengan nama morbus basedowi, dengan gejala gugup
nadi dan napas tidak beraturan, mulut menganga dan bola mata melotot,
merupakan penyakit yang diakibatkan kelebihan hormon.....
a. Tiroid
b. Insulin
c. Adrenal
d. Parathormon
e. Estrogen
9. Remaja yang mengalami perkembangan seksual sekunder mempunyai ciri :
tumbuhnya kumis pada pria dan permukaan kulit yang halus pada wanita, hal
ini dipengaruhi oleh hormon.....
a. Adrenotropin
b. Prolaktin
c. Somatotropin
d. Tirotropin
e. Gonadotropin
10. Hormon yang dapat menebalkan dinding uterus adalah.......
a. FSH
b. Prostaglandin
c. Progesteron
d. Relaksin
e. Oksitosin
11. Salah satu hormon yang dapat dipakai untuk uji tes kehamilan adalah...
a. HCG
b. FSH
c. LH
d. ADH
e. TSH
12. FSH pada pria berfungsi untuk.....
a. Menstimulasi testis untuk menghasilkan sperma
b. Mengontrol sekresi hormon
c. Pertumbuhan sel tubuh
d. Pembentukan alat kelamin sekunder pada pria
e. Menurunkan volume urin
13. Kelenjar yang menghasilkan hormon pertumbuhan dan tidak akan berfungsi
lagi setelah dewasa adalah....
a. Kelenjar hipofisis
b. Kelenjar tiroid
c. Kelenjar paratiroid
d. Kelenjar timus
e. Kelenjar adrenal
14. Ketika kita dicubit atau dipukul, maka secara langsung kita akan merasa
kesakitan. Dalam hal ini sistem yang bekerja adalah...
a. Sistem saraf
b. Sistem hormon
c. Sistem respirasi
d. Sistem reproduksi
e. Sistem pencernaan
15. Gland mamae pada seorang ibu hamil akan dirangsang untuk menghasilkan air
susu, maka dalam hal ini hormon yang berperan adalah.....
a. Oksitosin
b. Prolaktin
c. Estrogen
d. Progesteron
e. Prostaglandin
16. Hormon kolesistokinin yang terdapat dalam tubuh mempunyai fungsi...
a. Merangsang pembentukan getah lambung
b. Meningkatkan kecepatan metabolisme
c. Merangsang pengeluaran empedu
d. Mengatur tekanan darah dan kontraksi otot
e. Merangsang pengeluaran getah pankreas
17.Penyakit Struma merupakan pembengkakan pada leher bagian depan yang
disebabkan oleh, kecuali...
a. Kekurangan yodium
b. Peradangan tumor
c. Pembengkakan kelenjar tiroid
d. Kelebihan hormon tiroid
e. Kekurangan hormon tiroid
18. Penggunaan hormon progesteron dan estrogen dalam keluarga berencana
dimaksudkan untuk...
a. Mencegah bertemunya sperma dan sel telur
b. Sel telur yang diovulasi menjadi steril
c. Mematikan sperma yang masuk rahim
d. Mengganggu implantasi embrio
e. Mengurangi sekresi LH dan FSH
19. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid adalah....
a. Parathormon dan vasopressin
b. Oksitosin dan Prolaktin
c. FSH dan LH
d. Somatotrof dan insulin
e. Tiroksin dan Triodotironin
20. Fungsi hormonadrenalin, antagonis dengan insulin yakni........
a. Mengubah glukosa menjadi glikogen
b. Mengubah glikogen menjadi glukosa
c. Membantu penebalan dinding uterus
d. Mempengaruhi perkembangan sekunder wanita
e. Merangsang penyerapan urine
Lampiran 18

KUNCI JAWABAN SIKLUS II

1. D 11. A
2. D 12. A
3. A 13. D
4. B 14. A
5. A 15. B
6. B 16. C
7. B 17. C
8. A 18. C
9. E 19. E
10. D 20. A
Lampiran 19

DAFTAR NILAI DAN ANALISIS


EVALUASI HASIL BELAJAR SIKLUS II
Satuan Pendidikan : MA Muallimin Muallimat Rembang
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Sistem Hormon
Sub Materi : Kelainan dan penyakit pada sistem hormon
Jumlah Peserta didik yang hadir: 31 anak
Tahun Pelajaran : 2009/2010

No NIS Nama Nilai Keterangan


1. 4451 Ahmad Rosyidi 70 Tuntas
2. 4449 Ahmad Choirul Anwar 80 Tuntas
3 4392 Anis Nur Jannah 85 Tuntas
4. 4454 Dewi Susilowati 75 Tuntas
5. 4395 Doni Nur Dianto 85 Tuntas
6. 4396 Dwi Lestari 55 Tidak Tuntas
7. 4456 Endang Purwaningsih 65 Tuntas
8. 4457 Erfiana Lestida 85 Tuntas
9. 4398 Fika Niken Nur Hana 80 Tuntas
10. 4400 Izza Nailil Muna 80 Tuntas
11. 4402 Khuzaemah. N. A 75 Tuntas
12. 4403 Kundariningsih 75 Tuntas
13. 4404 Laili Muthiatul K. 80 Tuntas
14. 4405 M. Abdul Ghofur 70 Tuntas
15. 4406 M. Afif Jauhari 90 Tuntas
16. 4465 M. Istiqom Jauhari 65 Tuntas
17. 4408 M. Khoirul Anam 75 Tuntas
18. 4429 M. Mustofa 70 Tuntas
19. 4434 M. Ridwan 75 Tuntas
20. 4432 M. Syaiful Anwar 85 Tuntas
21. 4433 M. Ulin Nuha 85 Tuntas
22. 4411 Novita Luthfiana 85 Tuntas
23. 4435 Nurul Khamidah 75 Tuntas
24. 4413 Rahmania Susanti 75 Tuntas
25. 4436 Rini Khoirianti 75 Tuntas
26. 4469 Rudi Irwansyah 55 Tidak Tuntas
27. 4471 Siti Aisyah 80 Tuntas
28. 4472 Siti Aminatuz Z 75 Tuntas
29. 4474 Siti Shofiatun 75 Tuntas
30. 4447 Wulandari 85 Tuntas
31. 4881 Miftakhur Rohmah 80 Tuntas
• KRITERIA HASIL BELAJAR
< 63 = Tidak Tuntas,
≥ 63 = Tuntas, dengan ketuntasan belajar klasikal adalah 85%.
• ANALISA DATA HASIL SIKLUS
Berdasrkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini, maka diperoleh:
9 ∑ seluruh nilai ( ∑ x ) = 2365
9 ∑ peserta didik yang tuntas belajar (Ftb) = 29
9 ∑ peserta didik ( N ) = 31
Sehingga beberapa nilai hasil belajar sebagai berikut :
1. Nilai rata-rata kelas :
x =
∑x
N
2365
=
31
= 76,29
2. Ketuntasan belajar klasikal.

Jumlah peserta didik yang tuntas belajar


% ketercapaian = × 100
Jumlah keseluruhan peserta didik
29
= x100%
31
= 93,54%

Kesimpulan:

Pencapaian hasil belajar di siklus II ini sudah mencapai indikator keberhasilan


yang ditentukan. Terbukti dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 76,29 dengan
ketuntasan belajar yaitu 93,54%. Sehingga penerapan model pembelajaran
problem posing pada materi sistem hormon pada manusia untuk meningkatkan
hasil belajar peserta didik kelas XI di MA Muallimin Muallimat Rembang sudah
berhasil yaitu dengan adanya peningkatan hasil belajar dari siklus I. oleh karena
itu pembelajaran pada siklus ini dirasa sudah cukup
Lampiran

ANGKET MOTIVASI SISWA


TERHADAP PELAJARAN SIKLUS II
Nama :
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XI

Petunjuk
1. Isilah biodata anda diatas terlebih dahulu
2. Bacadengan teliti, kemudian jawablah pertanyaan tersebut dengan tanda (x) pada
jawaban yang anda anggap sesuai
3. kejujuran anda dalam menjawab pertanyaan tidak akan mempengaruhi nilai raport
anda.
Keterangan Pilihan jawaban:
STS = Sangat tidak setuju
TS = Tidak setuju
R = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
N PERNYATAAN SS S R TS STS
O
1. Saya suka dengan pembelajaran biologi padda
materi sistem hormon dengan menggunakan model
problem posing
2. Saya lebih termotivasi dalam pembelajaran biologi
materi sistem hormon dengan menggunakan
problem posing
3. Saya malas belajar jika ada tugas dari guru biologi
dengan menggunakan model problem posing
4. Saya dapat memahami materi sistem hormon
dengan menggunakan model problem posing
5. Saya senang belajar biologi materi sistem hormon
dengan menggunakan model problem posing
6. Jika ada tugas biologi materi sistem hormon saya
akan mencontek pekerjaan teman
7. Saya akan berusaha keras jika menemui kesulitan
belajar biologi materi sistem hormon
8. Saya berusaha sendiri dalam mengerjakan tugas
dari guru biologi pada materi sistem hormon
dengan model problem posing
9. Saya akan minta bantuan teman jika mengalami
kesulitan pada materi sistem hormon dengan model
problem posing
10 Jika ada pertanyaan yang belum jelas saya akan
langsung bertanya pada guru
11 Saya merasa jenuh dengan materi sistem hormon
dengan menggunakan model problem posing
12 Saya rajin belajar pada materi sistem hormon ini
13 Setelah mempelajari pembelajaran ini beberapa
saat, saya percaya bahwa saya akan berhasil dalam
tes.
14 Pembelajaran ini tidak relevan dengan kebutuhan
saya sebab sebagian besar isinya tidak saya ketahui.
15 Kalimat umpan balik setelah latihan, atau
komentar-komentar lain pada pembelajaran ini,
membuat saya merasa mendapat penghargaan bagi
upaya saya.
16 Saya dapat menghubungkan isi pembelajaran ini
dengan hal-hal yang telah saya lihat, saya lakukan,
atau saya pikirkan di dalam kehidupan sehari-hari.
17 Sedikitpun saya tidak memahami materi
pembelajaran ini.
18 Organisasi yang baik isi materi pembelajaran ini
membuat saya percaya diri bahwa saya akan dapat
mempelajarinya.
19 Suatu hal yang sangat menyenangkan mempelajari
pembelajaran yang dirancang dengan baik
20 Saya merasa bahwa pembelajaran ini memberikan
banyak kepuasan kepada saya.
Lampiran 21

REKAPITULASI PENGHITUNGAN ANGKET BERDASARKAN KONDISI PADA SIKLUS II

NO KONDISI RATA-RATA PROSENTASE KRITERIA

1. Perhatian 3.98 79.67 SANGAT BAIK


(Attention)
2. Relevansi 3.54 70.75 BAIK
(Relevance)
3. Percaya Diri 3.96 79.35 SANGAT BAIK
(Confidence)
4. Kepuasan 4.30 86.23 SANGAT BAIK
(Satisfaction)

REKAP SKOR PER BUTIR PERNYATAAN

NO NAMA REKAP SKOR


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. Ahmad Choirul A 4 5 2 4 5 5 5 4 2 5 3 4 4 4 4 5 4 4 5 5
2. Ahmad Rosyidi 5 5 5 4 5 5 5 4 2 5 4 5 4 1 2 2 5 4 5 4
3. Anis Nur Jannah 4 5 4 4 4 5 5 3 2 5 3 3 4 2 4 3 5 4 5 3
4. Dewi Susilowati 4 5 4 4 4 5 5 3 2 5 3 3 4 2 4 3 5 4 5 3
5. Doni Nur Dianto 4 5 4 4 4 5 5 3 2 5 3 3 4 2 4 3 5 4 4 4
6. Dwi Lestari 5 4 4 5 4 5 5 4 1 5 2 5 4 4 4 5 4 5 4 5
7. Endang Purwaningsih 4 5 3 4 5 5 5 5 1 5 3 4 4 3 4 4 5 5 5 5
8. Erfiana Lesfida 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 3 4 4 4 5 5 4
9. Fika Niken Nurhana 4 5 2 4 5 5 5 4 2 5 2 4 4 2 4 5 3 4 4 5
10. Izza Nailil Muna 4 4 4 4 4 4 5 4 1 5 3 5 4 4 5 5 5 5 5 5
11. Khuzaemah. N. A 4 5 4 4 5 5 4 4 1 5 4 4 5 1 4 4 4 4 4 5
12. Kundariningsih 4 4 3 5 4 4 4 4 2 5 3 5 4 3 4 4 5 4 4 4
13. Laili Muthiatul. K 4 4 3 5 5 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4
14. M. Abdul Ghofur 4 5 2 4 5 5 4 2 2 5 5 4 4 3 4 2 5 4 5 4
15. M. Afif Jauhari 5 4 3 5 5 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4
16. M. Istiqom Jauhari 3 3 3 3 3 5 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 5
17. M. Khoirul Anam 4 3 3 4 3 4 4 4 2 4 3 3 4 3 4 4 5 4 4 4
18. M. Mustofa 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 1 5 5 5 5 5 5
19. M. Ridwan 5 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 5 4 1 5 5 5 4 5 4
20. M. Saiful Anwar 4 5 4 4 4 3 4 4 1 5 4 4 4 1 5 5 5 4 5 4
21. M. Ulinnuha 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 3 2 2 5 1 5 5 4
22. Novita Luthfiana 4 5 4 4 4 4 5 4 3 5 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4
23. Nurul Khamidah 5 5 4 5 5 4 5 4 3 5 2 5 5 2 4 4 4 4 5 4
24. Rahmania Susanti 4 4 5 3 4 5 4 3 3 5 4 4 5 3 5 5 5 4 4 4
25. Rini Khoirianti 3 2 1 2 2 4 2 5 3 5 5 5 4 1 4 5 5 3 4 4
26. Rudi Irwansyah 4 4 3 4 4 4 5 5 3 4 3 3 4 2 5 5 2 4 4 4
27. Siti Aisyah 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 4 3 4 4 4 5 4 4
28. Siti Aminatul Zulfa 3 4 4 4 4 4 4 4 2 5 3 4 5 2 5 5 4 5 5 5
29. Siti Shofiatun 5 4 4 4 5 4 4 4 1 4 4 4 4 1 5 5 5 4 5 4
30. Wulandari 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 3 4 5 4 4 2 4 4 4
31. Miftakhur Rohmah 4 4 4 4 2 1 4 4 2 1 1 5 5 1 5 4 5 3 5 4

♦ Menghitung skor rata-rata = Skor rata-rata gabungan dari kriteria positif dan negatif tiap kondisi
♦ Skor maksimal = Jumlah peserta x skor jawaban tertinggi x jumlah pertanyaan.
Lampiran 22

Pembagian kelenjar dan hormon yang dihasilkan


Lampiran 23

Hasil Wawancara dengan guru mata pelajaran biologi,


ibu Rahmawati Indriasari S. Pdi

1. Bagaimana pelaksanaan/suasana pembelajaran biologi yang terjadi di MA


Muallimin Muallimat Rembang?
Pelaksanaan pembelajaran biologi yang terjadi di MA Muallimin Muallimat
Rembang sudah melibatkan peserta didik untuk ikut berperan aktif dalam
pelaksanaan pembelajaran khususnya pada kelas XI IPA namun masih kurang
maksimal, sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru

2. Model apa yang digunakan dalam pembelajaran biologi yang biasanya


digunakan oleh guru?
Model yang diguanakan dalam pembelajaran biologi masih bersifat
konvensional, yakni dengan ceramah, dan terkadang diskusi.

3. Bagaimana kondisi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran biologi?


Kondisi pesrta didik pada saat pembelajaran beraneka ragam, adda yang
aktif adapula yang pasif. Namun, terlihat banyak peserta didik yang masih
pasif daripada yang aktif. Hal ini terlihat pada kurang antusiasnya peserta
didik ketika berdiskusi.

4. Apakah peserta didik dilibatkan secara aktif (subjek) dalam pelaksanaan


pembelajaran biologi?
Ya, untuk pembelajaran biologi peserta didik sudah dilibatkan, namun kurang
maksimal.

5. Bagaimana nilai biologi siswa, apakah sudah mencapai KKM?


Pencapaian KKM pesrta didik rata-rata sebesar 60%, jumlah ini masih
dibawah ketuntasan klasikal yakni 85%, agar 100% bisa tuntas harus
diadakan remidial.
6. Apakah kendala yang sering dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran
Biologi sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran problem posing?
Kendala yang sering dihadapi adalah waktu yang sangat sedikit, sehingga
untuk menyelesaikan materi pembelajaran guru harus ekstra cepatdalam
menerangkan, hal ini membuat peserta didik tidak mempunyai waktu yang
cukup untuk bertanya tentang materi yang belum mereka fahami.

7. Bagaimana dengan motivasi peserta didik selama pelajaran biologi diberikan?


Motivasi peserta didik dalam pembelajaran biologi masih kurang, terlihat
kurang antusiasnya mereka ketika materi disampaikan serta didukung tidak
cukupnya waktu untuk bertanya.
Guru menyampaikan materi hormon Guru mapel mengobservasi kegiatan siswa

Guru menggunakan media gambar Pembentukan kelompok


Peserta didik mulai membuat pertanyaan Peserta didik membuat pertanyaan

Peserta didik membuat pertanyaan presentasi tiap kelompok


Peserta didik mengerjakan evaluasi dan pengisian angket

Peserta didik mengerjakan evaluasi dan pengisian angket


Kriteria Penilaian Afektif

No Aspek yang dinilai Kriteria penilaian Poin


1. Keaktifan bertanya peserta ¾ Peserta didik selalu mengajukan
didik dalam mengikuti pertanyaan setiap ada kelompok 4
kegiatan pembelajaran yang presentasi.
¾ Peserta didik mengajukan 3
pertanyaan ketika hanya
kelompoknya yang presentasi 2
¾ Peserta didik mengajukan
jarang pertanyaan. 1
¾ Peserta didik hanya mengjukan
pertanyaan satu kali.
2. Merumuskan dan membuat ¾ Peserta didik membuat soal
soal yang dibuat sendiri sesuai petunjuk guru dan 4
relevan dengan kehidupan
sehari-hari.
¾ Peserta didik membuat soal
secara individu kemudian baru 3
ditukar dengan kelompokknya.
¾ Peserta didik bekerjasama
dengan temannya dalam
membuat soal. 2
¾ Peserta didik membuat soal
dengan melihat contoh soal 1
yang ada di buku.
3. Menyelesaikan soal yang ¾ Peserta didik bertanggung
dibuat sendiri jawab menyelesaikan soal yang
dibuatnya sendiri. 4
¾ Peserta didik sudah
menyelesaikan soalnya namun
belum tepat 3
¾ Peserta didik menyelesaikan
soalnya dengan meminta 2
bantuan temannya.
¾ Peserta didik tidak membuat 1
jawaban dari soal yang telah
dibuatnya.
4. Menyelesaikan soal yang ¾ Peserta didik menyelesaikan
dibuat temannya soal yang dibuat temannya 4
dengan antusias
¾ Peserta didik menyelesaikan
soal yang dibuat temannya 3
dengan jawaban yang singkat.
¾ Peserta didik menyelesaikan
soal yang dibuat temannya 2
namun jawaban kurang tepat.
¾ Peserta didik kurang antusias
menjawab soal yang dibuat 1
temanya.
5. Menyampaikan gagasan ¾ Peserta didik menyampaikan
dari permasalahan yang gagasan yang relevan dengan 4
ada pembahasan
¾ Peserta didik menyampaikan
gagasan yang kuarang relevan 3
dengan pembahasan.
¾ Peserta didik jarang
menyampaikan gagasan.
2
¾ Peserta didik tidak pernah
1
menyampikan gagasannya.
SILABUS
Mata pelajaran : Biologi
Kelas : XI
Semester : Genap
Standar kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan aatu penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada salingtemas

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Sumber
waktu buku,
bahan/alat
3.6 menjelaskan ƒ Sistem regulasi ƒ Melalui pertanyaan ƒ Menjelaskan ƒ tugas 4 X 45’ ƒ Sumber
keterkaitan antara manusia(saraf, terbimbing mengkaji pengertian kelompok buku
struktur, fungsi, dan endokrin, dan tentang pengertian sistem hormon , tugas acuan
proses serta kelainan pengindraan). sistem hormon ƒ Menjelaskan individu, yang
atau penyakit yang ƒ Dengan media gambar macam-macam unjuk relevan
dapat terjadi pada menjelaskan kelenjar di kerja, D.A.
sistem regulasi klasifikasi kelenjar dalam tubuh dan sikap, dan Pratiwi,
manusia(saraf, yang menghasilkan hormon yang tes Biologi
endokrin, dan hormon di dalam dihasilkan evaluasi. Untuk
pengindraan). tubuh manusia, fungsi ƒ Menjelaskan SMA Kelas
hormon, hubungannya macam-macam XI,
dengan kehidupan hormon dan Jakarta:
sehari-hari, hubungan fungsinya. Erlangga,
antara system saraf ƒ Menjelaskan 2007
dan hormon, serta hubungan
penyakit atau kelainan macam-macam ƒ Handout
yang ditimbulkan. hormon dengan berupa
ƒ Pembagian kelompok kehidupan Gambar
menjadi 5 kelompok sehari-hari
yang terdiri atas 5-6 ƒ Menjelaskan ƒ Media
anak. hubungan antara Gambar
ƒ Secara sistem saraf
individupeserta didik dengan sistem
mebuat pertanyaan hormon
sesuai pernyataan ƒ Menjelaskan
yang dibuat oleh guru macam-macam ƒ tugas 4X45’
dan bertanggung kelainan pada kelmpok,
jawab sistem endokrin tugas
menyelesaikannya, dan penyakit individu,
kemudian ditukarkan yang unjuk
kepada teman ditimbulkan. kerja,
sekelompoknya. sikap, dan
tes
ƒ Mempresentasikan evaluasi.
hasil kelompokknya
di depan kelas untuk
ditanggapi kelompok
lain.

ƒ Guru memberi
kesimpulan,
penguatan serta
penghargaan terhadap
kelompok yang aktif.

ƒ Membuat resum untuk


materi selanjutnya
Guru Mata Ajar Biologi Peneliti

Rahmawati Indriasari, S.Pdi Nafisatuz Zahro


NIM. 063811029

Kepala MA. Muallimin Muallimat Rembang

Drs. H. M. Munib Muslich

Anda mungkin juga menyukai