SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Biologi
Oleh :
NAFISATUZ ZAHRO
NIM: 063811029
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
i
ABSTRAK
ii
iii
iv
MOTTO
∩⊇⊃∪ È⎦ø⎪y‰ô∨¨Ζ9$# çμ≈oΨ÷ƒy‰yδuρ ∩®∪ É⎥÷⎫tGxx©uρ $ZΡ$|¡Ï9uρ ∩∇∪ È⎦÷⎫uΖøŠtã …ã&©! ≅yèøgwΥ óΟs9r&
1
Departemen Agama RI, Alquran dan terjemahannnya, (Depok: Cahaya Quran, 2008), hlm. 594
v
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, karya tulis ini peneliti persembahkan kepada
orang-orang yang telah memberi arti dalam hidup peneliti.
1. Kedua orang tua peneliti tercinta,
2. Kakak, adik, serta keluarga peneliti,
3. Teman-teman Tadris Biologi 2006, serta
4. Pembaca yang budiman
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai bahan rujukan.
Nafisatuz Zahro
NIM. 063811029
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penelitian skripsi
ini dapat terselesaikan.
Sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada beliau Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang
mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan kerendahan hati, peneliti sampaikan bahwa skripsi ini tidak
mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Adapun ucapan terima kasih secara khusus peneliti sampaikan kepada:
1. Dr. Sudja’i, M. Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2. Hj. Nur Khasanah, S. Pd, M. Kes., pembimbing satu yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penelitian skripsi.
3. Amin Farih, M. Ag., pembimbing dua yang telah berkenan memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penelitian skripsi.
4. Andi Fadlan, S. Pd, M. Si., Wali Studi selama peneliti menuntut ilmu di IAIN
Walisongo Semarang.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah
membekali ilmu pengetahuan dan keterampilan serta membantu kelancaran
selama kuliah.
6. Bapak H. Munib Muslich, Kepala MA Muallimin Muallimat Rembang, yang
telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
7. Ibu Rahmawati Indriyasari, S. Pdi, selaku guru mata pelajaran biologi MA
Muallimin Muallimat Rembang, yang telah sabar memberikan pengarahan
selama proses penelitian.
Semoga jasa-jasa mereka mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah
SWT. Demi sempurnanya skripsi ini, saran dan kritik sangat peneliti harapkan.
Mudah-mudahan skripsi ini dapat membawa manfaat, amin.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
HALAMAN ABSTRAK............................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................................ iii
PENGESAHAN PENGUJI......................................................................... ................. iv
MOTTO...................................................................................................... .................. v
PERSEMBAHAN....................................................................................... ................. vi
PERNYATAAN.......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR................................................................................ ............... viii
DAFTAR ISI............................................................................................... ................. ix
DAFTAR GAMBAR............ ..................................................................... ................ xii
DAFTAR TABEL............ ..................................................................... .................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. .............. ..xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
B. Penegasan Istilah ................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah. ................................................................................ 6
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7
F. Metodologi penelitian ........................................................................... 7
G. Sistematika Penelitian Skripsi ............................................................. 12
ix
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi ................................................................. 20
b. Jenis Motivasi .......................................................................... 21
c. Indikator Motivasi .................................................................... 22
d. Pentingnya Motivasi Dalam Belajar ........................................ 23
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar ................ 23
4. Hasil Belajar
a. Macam-Macam Hasil Belajar .................................................. 25
b. Instrumen Evaluasi Hasil Belajar ............................................. 26
c. Faktor Yang Mempengaruri hasil Belajar ................................ 29
5. Tinjauan Materi Sistem Hormon Kelas XI
a. Sistem Endokrin (Hormon) dan Pembagiannya ....................... 30
b. Macam-Macam Kelenjar Endokrin Penghasil Hormon ........... 30
c. Hubungan dan Perbedaan Sistem Hormon dan Sistem Saraf .. 35
d. Kelainan atau Penyakit Pada Sistem Endokrin (Hormon) ....... 36
B. Kajian Penelitian yang Relevan ........................................................... 38
C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 40
D. Hipotesis Tindakan .............................................................................. 40
x
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Tindakan
1. Pra Siklus ........................................................................................... 54
2. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................. 54
a. Siklus I ......................................................................................... 55
b. Siklus II ......................................................................................... 60
B. Pembahasan
1. Pra Siklus ........................................................................................... 64
2. Siklus I ............................................................................................... 65
3. Siklus II .............................................................................................. 67
BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................ 69
B. Saran................................................................................................... 70
C. Penutup............................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1. : Macam-macam Kelenjar Endokrin ................................... 31
2. Gambar 2.2. : Pembagian kelenjar Hipofisis............................................ 35
3. Gambar 3.1. : Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK)............................. 46
xii
DAFTAR TABEL DAN DIGRAM
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
Jaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 101
2
Hamzah Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), hlm. 23
3
3
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm.
33
4
Departemen Agama RI, Alquran dan terjemahannnya, (Depok: Cahaya Quran, 2008), hlm.
322
5
B. Penegasan istilah
1. Penerapan
Penerapan menurut kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
proses, cara atau perbuatan menerapkan. Penerapan juga diartikan sebagai
pemanfaatan dalam hal mempraktikan. 5
2. Model pembalajaran Problem posing
Problem posing merupakan istilah bahasa inggris yang berarti
pengajuan masalah. Jadi model pembelajaran problem posing adalah suatu
model pembelajaran yang mewajibkan peserta didik untuk mengajukan soal
sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara mandiri. 6
Jadi problem posing bisa diartikan sebagai pengajuan soal atau
pengajuan masalah. Sehingga model pembelajaran problem posing adalah
suatu pola umum perbuatan guru/peserta didik dalam peristiwa belajar
mengajar pengajuan masalah oleh peserta didik. Adapun jenis problem
posing yang dipakai dalam penelitian ini adalah pre solution posing, yaitu
peserta didik membuat pertanyaan berdasarkan pernyataan yang dibuat oleh
guru. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode diskusi kelompok.
5
Tim penyusun kamus pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2005), hlm. 1180
6
Amin Suyitno, Pembelajaran Inovatif, Semarang: Jurusan Matematika FPMIPA Universitas
Negeri Semarang, 2009, hlm. 7
6
3. Motivasi
Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam
diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna
mencapai suatu tujuan (kebutuhan). 7
4. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 8
5. Materi sistem hormon
Sesuai kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), Materi pokok
sistem hormon merupakan salah satu materi pokok dalam mata pelajaran
biologi kelas XI tingkat menengah atau Madrasah Aliah (SMA/MA) yang
diajarkan pada semester genap.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses penerapan model pembelajaran Problem Posing di
madrasah MA Muallimat Rembang?
2. Bagaimana motivasi belajar peserta didik setelah diterapkan model
pembelajaran Problem Posing di MA Muallimin Muallimat Rembang?
3. Bagaimana hasil belajar peserta didik setelah diterapkan model
pembelajaran Problem Posing di MA Muallimin Muallimat Rembang
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini berdasarkan masalah di atas adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses penerapan model pembelajaran Problem Posing
di madrasah muallimin Muallimat Rembang?
7
Prof. Dr. H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 101
8
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1999), hlm. 22.
7
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :
1. Bagi peserta didik
Peserta didik lebih mudah untuk memahami dan menguasai materi
biologi serta termotivasi dengan model pembelajaran Problem Posing.
2. Bagi guru
Memberikan masukan kepada guru pentingnya penggunaan model
pembelajaran Problem posing untuk meningkatkan motivasi dan hasil
belajar biologi khususnya materi sistem hormon.
3. Bagi penulis
Penelitian ini dapat menambah pengalaman yang baru, yang dapat
digunakan dalam proses belajar mengajar mendatang.
4. Bagi madrasah
Memberi sumbangan pemikiran sebagai alternatif untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di madrasah.
F. Metodologi Penelitian
1. Sumber Data Penelitian
Sumber data yang dimaksud adalah subjek penelitian, dari mana data-
data dapat diperoleh. Subyek yang akan diteliti adalah peserta didik yang
mendapat pembelajaran sistem hormon kelas XI MA Muallimin Muallimat
Rembang sebanyak 31 peserta didik.
8
2. Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah apa-apa yang akan diteliti dalam sebuah
kegiatan penelitian untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas,
maka dalam suatu penelitian harus ada fokus yang dijadikan kajian dalam
penelitian. 9
Adapun fokus dalam penelitian ini adalah tentang penerapan model
pembelajaran problem posing tipe pre solution posing dalam
meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi sistem hormon pada
manusia kelas XI MA.
3. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Dalam pengumpulan data ini, peneliti
menggunakan metode sebagai berikut:
a. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip nilai, notulen, rapat, agenda dan
sebagainya. 10
Metode ini digunakan untuk memperoleh hasil belajar peserta
didik pada materi pokok sebelum materi sistem hormon dan
menghimpun data yang berkaitan dengan catatan-catatan, seperti data
tentang sejarah, struktur organisasi, keadaan peserta didik dan guru di
MA Muallimin Muallimat Rembang.
b. Metode Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
9
Saifudin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), hlm. 12
10
Ibid, hlm. 206 .
9
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008),
hlm. 137
12
Ibid, hlm.145.
13
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm.
28
14
Ibid, hlm.32.
10
4. Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Ebbutt, Penelitian
Tindakan Kelas adalah suatu kajian sistematika dari upaya perbaikan
pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan
tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka
mengenai hasil dari tindakan tersebut. 15
Penelitian tindakan ini berbentuk kolaboratif, di mana penulis
bekerja sama dengan guru mata pelajaran Biologi. Penulis bertindak
sebagai penyaji (yang berinteraksi secara langsung dengan peserta didik
ketika di lapangan). Guru mata pelajaran Biologi sebagai mitra penulis
yang mengobservasi lapangan.
Model penelitian tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah model spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa
siklus tindakan. Dimana setiap siklus tersebut terdiri 4 tahapan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. 16
5. Metode Analisis Data
Data yang dianalisis meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Perubahan yang terjadi pada peserta didik saat pembelajaran maupun
sesudah pembelajaran
Analisis yang digunakan adalah deskriptif, memaparkan data hasil
pengamatan dan hasil angket peserta didik pada setiap akhir siklus
dengan membandingkan hasil yang dicapai tiap siklus.
15
Roechiati Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008), hlm. 12.
16
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 74
11
x=
∑x 1
N
Keterangan :
x : Rata-rata hasil tes
∑x1 : Jumlah nilai tes peserta didik
N : Banyaknya peserta didik yang mengikuti tes
b) Menghitung ketuntasan belajar
Ketuntasan belajar klasikal (%)
Jumlah peserta didik yang tuntas belajar
= x 100%
jumlah peserta didik
Berdasarkan hasil pengamatan, angket dan tes akhir siklus apabila
masih dirasakan gagal, peneliti mencari dugaan penyebab kekurangan dan
sekaligus mencari alternatif solusi untuk dirancang pada tindakan
berikutnya.
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut:
1) Adanya peningkatan motivasi yang terlihat pada perhatian, rasa
percaya diri, relevansi dan kepuasan peserta didik dalam pembelajaran
biologi secara signifikan pada setiap siklus.
2) Adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan pada setiap siklus. 17
17
Zainal Aqib dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV.Yrama Widya, 2008), hal. 53
12
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Bagian awal skripsi
Bagian awal skripsi ini berisi halaman judul, halaman persetujuan,
halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar,
abstraksi, daftar isi dan daftar lampiran.
2. Bagian inti skripsi
Bagian isi skripsi terdiri dari 5 bab yang meliputi:
a. Bab I : Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi
penelitian dan sistematika skripsi.
b. Bab II : Landasan teori dan hipotesis tindakan
Landasan teori yang berisi tentang belajar dan pembelajaran,
model pembelajaran problem posing, motivasi belajar, hasil
belajar, tinjauan materi sistem hormon kelas XI, serta kajian
yang relevan.
c. Bab III : Metode Penelitian
Meliputi lokasi penelitian, subjek penelitian, waktu dan tempat
penelitian, kolaborator, metode pengumpulan data, metode
penelitian, metode analisis data, dan indikator keberhasilan.
d. Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan
Meliputi hasil penelitian tindakan pada pra siklus, siklus I, dan
siklus II beserta pembahasan hasil penelitian.
e. Bab V : Penutup
Meliputi simpulan saran dan penutup.
3. Bagian akhir skripsi
Bagian akhir skripsi ini memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran
13
BAB II
A. Landasan Teori
1. Belajar dan pembelajaran
a. Pengertian belajar dan pembelajaran
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Berhasil atau tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung bagaimana proses
belajar mengajar yang dialami peserta didik. 1 Pandangan seseorang
tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang berhubungan
dengan belajar.
Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan,
perilaku dan ketrampilan, dengan cara mengolah bahan ajar. Para ahli
psikolog dan guru-guru pada umumnya memandang belajar sebagai
kelakuan yang berubah, pandangan ini memisahkan pengertian yang tegas
antara pengertian belajar dengan kegiatan yang semata-mata bersifat
hapalan. 2
Sebagaimana Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid
dalam kitabnya “At-Tarbiyah Wa Turuqu At-Tadrisi”, menyatakan:
ﻫﻮ ﺗﻐﻴﲑ ﰲ ذﻫﻦ اﳌﺘﻌﻠﻢ ﻳﻄﺮأ ﻋﻠﻰ ﺷﻲء ﻓﺒﺪل ﻣﻌﺎﳌﻪ ﻣﻦ ﺣﺎل إﱃ: ﻓﺎﻟﺘﻌﻠﻢ إذا
3
ﺣﻞ
1
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineke Cipta, 1995),
hlm. 1.
2
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: CV Alfabeta, 2003), hlm. 12.
3
Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At- Tarbiyah Wa Taruqu Tadris, (Mesir:
Darul Ma’arif), Hlm. 169.
14
4
اﻟﺘﻌﻠﻢ ﻫﻮﺗﻐﲑ ﰲ اﻷداء ﻳﻨﺠﻢ ﻋﻦ ﻋﻤﻠﻴﺔ ﺗﺪرﻳﺐ
(Belajar merupakan perubahan dengan mengadakan beberapa pelatihan).
Dalam buku proses belajar mengajar, Oemar Hamalik
mendefinisikan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungan. 5 Pengertian ini menitik
beratkan pada interaksi peserta didik dengan lingkungan sehingga tercapai
apa yang disebut pembelajaran.
Dari definisi-definisi yang dikemukakan diatas dapat dijelaskan
adanya beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang
belajar yaitu bahwa :
1) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,
tetapi juga ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih
buruk. Dalam proses pembelajaran di sekolah, baik secara disadari
atau tidak, guru dapat menanamkan sikap tertentu kepada peserta
didik melalui proses pembiasaan.
2) Belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar,
seperti perubahan-perubahan diri seorang bayi.
3) Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif
mantap, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang
cukup panjang.
4
Muhammad Muzamil Basyir dan Muhammad Malik Muhammad Said, Madkhol ila al
manahij wa taruqu al tadris (Mekah: darul liwak), hlm. 64.
5
Oemar Hamalik, Proses Belajar Menagajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), hlm. 28.
15
9
Slameto, Op.cit., hlm. 56.
10
M. Ngalim Purwanto, Op.cit., hlm. 103.
11
Muhibin Syah, Op.cit., hlm. 139.
17
Ÿ óΟçFΖä. βÎ) Ìò2Ïe%!$# Ÿ≅÷δr& (#þθè=t↔ó¡sù ( öΝÍκös9Î) û©ÇrθœΡ Zω%y`Í‘ ωÎ) šn=ö6s% $uΖù=y™ö‘r& !$tΒuρ
∩∠∪ šχθßϑn=÷ès? ω
12
John M. Echols dan Hassan Shadhily, Kamus Inggris Indonesia,(Jakarta: PT. Gramedia
2006), cet 28, hlm. 439
13
. Amin Suyitno, Pembelajaran Inovatif, Semarang: Jurusan Matematika FPMIPA
Universitas Negeri Semarang, 2009, hlm.3
14
Departemen Agama RI, Alquran dan terjemahannnya, (Depok: Cahaya Quran, 2008), hlm.
322
15
Stephen I. Brown, Marion I. Walter, The Art of Problem Posing,(London: Lawrence Erlbaum
Associates, 2005), hlm. 12
18
diberikan guru dan challenging terjadi ketika peserta didik berusaha untuk
mengajukan soal berdasarkan situasi atau informasi yang diberikan.
Informasi atau data yang hendak diperoleh melalui model ini dari
bermacam-macam segi, yakni merumuskan masalah lalu mencari pemecahan
masalah melalui berbagai macam jalan. Dalam pelaksanaannya melalui
beberapa tahapan yaitu: 16
a. Penyadaran masalah
Pada awal pengajaran berusaha agar peserta didik sadar adanya suatu
masalah. Hal ini ditempuh dengan jalan: 1) Mengemukakan beberapa fakta
yang menonjol sebagai gejala dari suatu masalah, 2) Memanfaatkan berita-
berita, dan 3) Pengumpulan pendapat peserta didik.
b. Analisa masalah
Kalau peserta didik sudah sadar akan adanya masalah maka peserta didik
dapat diajak untuk menelaah masalah itu lebih lanjut, yang perlu
diperhatikan ialah aspek-aspek masalah, latar belakang sebab pelaku dan
ruang serta waktu sekitar masalah.
c. Perumusan masalah
Sesudah masalah dianalisa umumnya peserta didik mulai mendapat
gambaran yang lebih menyeluruh dan lebih terpadu tentang suatu masalah.
Oleh sebab itu ia lebih mampu merumuskan dengan singkat dan padat apa
sebenarnya masalahnya.
d. Pemecahan masalah
Sesudah masalah dianalisa dan dirumuskan mulailah peserta didik
dirangsang untuk mencari pemecahan yang sebaik-baiknya. Tiap
pemecahan ini berlangsung akan muncul cara yang mana yang paling tepat
kekuatan, kelemahan serta kemungkinan penyelesaianya.
16
http://etd.eprints.ums.ac.id/1990/.diunduh pada hari senin 12 juli 2010, pukul 15.41
19
17
Amin Suyitno, Op.Cit. hlm.8
18
Ibid.,
19
Ibid.,hlm.7
20
20
Dr. Prasetya Irawan dkk, Teori Belajar, Motivasi, Dan Ketrampilan mengajar, ( Jakarta:
Pekerti, 1996), hlm.41
21
Dr. Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, ( Jakarta: Bumi Aksara,2008),
hlm.3
21
Cropley (1985) motivasi dapat dijelaskan sebagai tujuan yang ingin dicapai
melalui perilaku tertentu. 22
Berdasarkan dari beberapa pendapat tersebut, secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong
seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu dalam rangka mencapai
tujuan tertentu. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada QS. Ar Ra’d:11
4©®Lym BΘöθs)Î/ $tΒ çÉitóムŸω ©!$# χÎ) 3 «!$# ÌøΒr& ô⎯ÏΒ …çμtΡθÝàxøts† ⎯ÏμÏù=yz ô⎯ÏΒuρ Ïμ÷ƒy‰tƒ È⎦÷⎫t/ .⎯ÏiΒ ×M≈t7Ée)yèãΒ …çμs9
∩⊇⊇∪ @Α#uρ ⎯ÏΒ ⎯ÏμÏΡρߊ ⎯ÏiΒ Οßγs9 $tΒuρ 4 …çμs9 ¨ŠttΒ Ÿξsù #[™þθß™ 5Θöθs)Î/ ª!$# yŠ#u‘r& !#Œs Î)uρ 3 öΝÍκŦàΡr'Î/ $tΒ (#ρçÉitóãƒ
b. Jenis Motivasi
Motivasi seseorang dapat bersumber dalam diri sendiri, atau yang
dikenal sebagai motivasi intrinsik dan dari luar seseorang yang dikenal
sebagai motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri peserta didik
dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. 24 Motivasi ini sering
juga disebut motivasi murni, motivasi yang sebenarnya timbul dalam diri
peserta didik sendiri, misalnya keinginan untuk mendapat ketrampilan
tertentu, memperoleh informasi dan pengertian, mengembangkan sikap
untuk berhasil, menyenangi kehidupan, menyadari sumbangannya terhadap
22
Op.cit hlm. 41
23
Departemen agama, Op. Cit, hlm. 250
24
Prof. Dr. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),
hlm.162
22
usaha kelompok, keinginan diterima oleh orang lain, dan lain-lain. Jadi,
motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar. Dalam proses belajar
mengajar peserta didik yang termotivasi secar intrinsik dapat dilihat dari
kegiatan yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena merasa
butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yang sebenarnya.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku
seseorang yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. 25 Orang berbuat
sesuatu karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan menghindari
hukuman.
c. Indikator Motivasi
Motivasi yang bekerja dalam diri individu mempunyai kekuatan yang
berbeda – beda. Ada motif yang begitu kuat sehingga menguasai motif –
motif lainnya. Motif yang paling kuat adalah motif yang menjadi sebab
uatama tingakh laku individu pada saat tertentu. Motif yang lemah hampir
tidak mempunyai pengaruh pada tingkah laku individu. Motif yang kuat
pada suatu saat akan menjadi sangat lemah karena ada motif lain yang lebih
kuat pada saat itu.
Keller (1983) dalam Made Wiena mendefinisikan motivasi sebagai
intensitas dan arah suatu perilaku serta berkaitan dengan pilihan yang
dibuat seseorang untuk mengerjakan atau menghindari suatu tugas serta
menunjukkan tingkat usaha yang dilakukannya. Mengingat usaha
merupakan indikator langsung dari motivasi belajar, maka secara
operasional motivasi belajar ditentukan oleh indikator-indikator sebagai
berikut: 26
25
Dr. Dimyati, Drs Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006),
hlm. 91
26
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2009), hlm. 33
23
27
Opcit, Dimyati dan Mudjiono, hlm. 84
24
2) Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak
untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
3) Kondisi siswa
Kondisi siwa yang meliputi jasmani dan rohani mempengaruhi
motivasi belajar. Seorang siwa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah
akan mengganggu perhatian belajar.
4) Kondisi Lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat
tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Kondisi
lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan,
perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib,
dan indah, maka semangat dan motivasi belajarmudah diperkuat.
5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran
yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Lingkungan siswa
yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan
juga mengalami perubahan. Pebelajar yang masih berkembang jiwa dan
raganya, lingkungan yang semakin bertambah baik berkat dibangun,
merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran. 28
28
Ibid,.hlm.97
25
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 29
a. Macam-macam hasil belajar
Klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis
besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu :
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. 30 Sebagai contoh pengetahuan
atau ingatan adalah menghafal nama-nama ilmiah dalam biologi. Hasil
belajar berupa pemahaman peserta didik mampu menjelaskan dengan
susunan kalimat sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya.
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongret atau situasi
khusus bisa disebut juga penerapakan abstraksi (ide, petunjuk khusus,
teori) dalam situasi baru. 31 Analisis adalah usaha memilah suatu
integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas
hirarkinya atau susunannya.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa
jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Reciving/attending
yakni semacam kepekaan, kesadaran dalam menerima rangsang
(stimulan) yang datang dari luar kepada peserta didik dalam bentuk
masalah, situasi dan gejala. Responding/ jawaban yakni reaksi yang
diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar atau
menjawab stimulan yang datang dari luar kepada dirinya. Valuing
29
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1999), hlm. 22.
30
Ibid.
31
Ibid., hlm. 25.
26
32
Ibid., hlm. 30.
33
Ibid., hlm. 31.
27
5) Penilaian produk
Data penilaian produk diperoleh dari tiga tahap: yaitu
persiapan, tahap pembuatan (produk) dan tahap penilaian (appraisal).
Informasi tentang data penilaian produk diperoleh dengan
menggunakan cara holistik atau cara analitik. Cara holistik guru
menilai hasil produk peserta didik berdasarkan kesan keseluruhan
produk dengan menggunakan kreteria keindahan dan kegunaan
produk. Sedangkan analitik guru menilai hasil produk berdasarkan
tahap proses pengembangan, yaitu mulai dari tahap persiapan,
pembuatan, dan penilaian.
6) Penilaian portofolio
Data penilaian portofolio peserta didik berdasarkan dari hasil
kumpulan informasi yang telah dilakukan oleh peserta didik selama
pembelajaran berlangsung.
Komponen penilaian postofolio meliputi: catatan guru, hasil
pekerjan peserta didik, dan profil perkembangan peserta didik. Hasil
profil perkembangan peserta didik mampu memberi skor berdasarkan
gambaran perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik pada
selang waktu tertentu. Ketiga komponen ini dijadikan suatu informasi
tentang tingkat kemajuan atau penguasan kompetensi peserta sebagai
hasil dari proses pembelajaran.
7) Penilaian diri
Data penilaian diri adalah data yang diperoleh dari hasil
penilaian tentang kemampuan, kecakapan, atau penguasaan
kompetensi tertentu yang dilakukan oleh peserta didik sendiri sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan.
Pada taraf awal, hasil penilaian diri yang dilakukan oleh
peserta didik tidak dapat langsung dipercayai dan digunakan dengan
alasan pertama karena peserta didik belum terbiasa dan terlatih, sangat
29
34
Martinis Yamin dan Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas, (Jakarta: Gaung Persada,
2009), hlm. 213-219.
30
37
http://blog.unila.ac.id/wasetiawan/category/materi-kuliah/biologi-umum/page/2/&us,
diunduh pada hari senin 16 agustus 2010.10.00
38
Guyton, “Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit”(Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 1996), hlm. 667
32
39
Drs. Soewolo dkk, “Fisiologi Manusia”(Malang, Jica, ) hlm. 176
33
43
Kus Irianto, Op. Cit, hlm. 286
44
Dr. Soewolo, Op.Cit, hlm. 195
35
45
http.//blog.unila.Op.Cit,
36
46
Kus Irianto, Op.Cit hlm. 290
37
3) Sindrom Adrenogenital
Kelainan di mana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang
biasanya akibat kekurangan enzim pembentuk glukokortikoid pada
kelenjar adrenal. Akibatnya kadar ACTH (Adenochorticothropic
Hormone )meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk mensekresi
androgen yang menyebabkan timbulnya tanda-tanda kelainan sekunder
pria pada seorang wanita yang disebut virilisme yaitu timbulnya jenggot
dan distribusi rambut seperti pria, otot-otot tubuh seperti pria, perubahan
suara, payudara mengecil, klitoris membesar seperti penis dan kadang-
kadang kebotokan.
4) Peokromositoma
Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan
noradrenalin dengan akibat glukosa darah meningkat, jantung berdebar,
tekanan darah meninggi, berkurangnya fungsi saluran pencernaan dan
keringat pada telapak tangan. Semua itu menyebabkan berat badan
menurun dan tubuh lemah.
5) Struma
Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang menimbulkan pembenjolan pada
leher bagian depan. Penyebab struma antara lain peradangan, tumor,
maupun defisiensi yodium.
6) Hipotiroidea
Keadaan di mana terjadi kekurangan hormon tiroid. Bila terjadi pada
masa bayi dan anak, hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh
menjadi pendek karena pertumbuhan tulang dan otot terhambat, disertai
kemunduran mental karena sel-sel otak kurang berkembang.
38
7) Hipertiroidea
Keadaan di mana hormon tiroid disekresikan melebihi kadar normal.
Gejalanya berupa berat badan menurun, berkeringat, nafsu makan besar,
jantung berdebar 47
48
Alhidayat, “Penerapan model pembelajaran problem posing untuk meningkatkan
kecakapan berpikir ( thinking skill) dan hasil belajar biologi peserta didik kelas XI IPA SMA Negri 1
Malang”, (Malang: Uneversitas Negri Malang, Skripsi, 2009)
49
Rina Nur Hidayati ”Aplikasi Pembelajaran Problem Posing dalam Hasil Belajar Biologi
Pokok Bahasan Ekosistem Pada Peserta didik kelas VIIE SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun
Ajaran 2007/2008”, (Surakarta: Uneversitas Muhammaiyah Surakarta, Skripsi, 2207)
50
Dwi Octorina Wulandari ” Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta didik Melalui
Model Pembelajaran Problem Posing tipe Post Solution Posing Dalam Kelompok Kecil Bermediakan
Alat Peraga dan LKS Materi Pokok Keliling dan Luas segi empat kelas VIIB semester II SMP negeri 5
Semarang tahun pelajaran 2006/2007”, (Semarang: UNNES, Skripsi, 2006)
40
D. Hipotesis Tindakan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1
Hasil dokumentasi MA Muallimin Muallimat Rembang
2
Ibid.
42
3
Ibid.,
43
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA MA Muallimin
Muallimat Rembang dengan jumlah peserta didik 31 orang dengan komposisi 12
anak laki-laki dan 19 anak perempuan.
D. Kolaborator
Kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan orang
yang bekerja sama dan membantu mengumpulkan data-data penelitian yang
dilaksanakan oleh peneliti. Pada penelitian ini, yang menjadi kolaborator adalah
Ibu Rahmawati Indriasari, selaku guru mata pelajaran biologi kelas XI IPA di
MA Muallimin Muallimat Rembang.
44
4
Saifudin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), hlm. 206 .
5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008),
hlm. 137
6
Ibid, hlm.145
45
F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Zainal Aqib, Penelitian Tindakan
Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri
melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil
belajar peserta didik meningkat.9 Penelitian tindakan ini dilaksanakan selama
dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Model penelitian tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
model spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan.
Dimana setiap siklus tersebut terdiri 4 tahapan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. 10
7
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008),
hlm. 128
8
Ibid, hlm.127.
9
Zaenal Aqib, dkk, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SMP, SMA, SMK, (Bandung: CV.
Yrama Widya, 2008), hlm. 3.
10
Suharsimi Arikunto, dkk, Opcit., hlm. 74.
46
Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan Tindakan I Tindakan I
Siklus I
Refleksi I Pengamatan/
Pengumpulan Data I
Permasalahan baru
hasil refleksi Perencanaan Pelaksanaan
Tindakan II Tindakan II
Siklus II
Refleksi II Pengamatan/
Pengumpulan Data II
Apabila permasalahan
belum terselesaikan Dilanjutkan
ke siklus berikutnya
Pelaksanaan Tindakan
1. Peneliti menjelaskan kepada guru biologi tentang model pembelajaran
problem posing dan cara pembelajarannya pada materi yang akan
diajarkan yaitu macam-macam kelenjar dan hormon yang dihasilkan.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (Standar Kompetensi) yang
ingin dicapai pada materi sistem hormon pada manusia.
3. Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan anggota 5-6 orang
pada setiap kelompoknya. Pada siklus I pembentukan kelompok secara
acak untuk mengetahui kemampuan masing-masing peserta didik.
4. Guru membagikan gambar sistem hormon dan menjelaskan sedikit
tentang materi masing-masing kelenjar dan hormon yang dihasilkan
dengan tanya jawab.
5. Memulai penerapan model pembelajaran problem posing tipe pre solution
posing pada peserta didik dengan cara maminta peserta didik membuat
satu atau dua pertanyaan yang menantang sesuai pernyataan yang dibuat
guru sebelumnya.
6. Setiap kelompok melakukan diskusi kecil untuk membahas pertanyaan-
pertanyaan yang telah dibuat oleh masing-masing anggota kelompoknya.
7. Perwakilan dari masing-masing kelompok maju kedepan memaparkan
salah satu pertanyaan yang dibuat oleh kelompoknya untuk dibahas
bersama kelompok yang lain.
8. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan hasil diskusi sehingga
peserta didik lebih memahami materi.
9. Peneliti dan guru menilai hasil diskusi dan soal evaluasi sebagai hasil
belajar peserta didik.
Pengamatan
1. Guru bekerja sama dengan kolaborator mengawasi aktivitas kelompok
peserta didik dan mengamati tingkat keberhasilan peserta didik dalam
membuat dan menjawab pertanyaan yang dibuat sendiri serta motivasi
peserta didik yang terbentuk.
2. Guru secara partisipatif mengamati jalannya proses pembelajaran.
48
Pelaksanaan tindakan
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (Standar Kompetensi) yang
ingin dicapai pada materi sistem hormon pada manusia.
2. Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan anggota 5-6 orang
pada setiap kelompoknya sesuai kelompoknya pada siklus I.
3. Guru memberikan gambaran tentang kelainan-kelainan pada sistem
hormon yang terjadi diselingi tanya jawab.
4. Memulai penerapan model pembelajaran problem posing tipe pre solution
posing pada peserta didik dengan cara maminta peserta didik membuat
satu atau dua pertanyaan yang menantang sesuai pernyataan yang dibuat
guru sebelumnya.
5. Setiap kelompok melakukan diskusi kecil untuk membahas pertanyaan-
pertanyaan yang telah dibuat oleh masing-masing anggota kelompoknya.
6. Perwakilan dari masing-masing kelompok maju kedepan memaparkan
salah satu pertanyaan yang dibuat oleh kelompoknya untuk dibahas
bersama kelompok yang lain.
7. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan hasil diskusi sehingga
peserta didik lebih memahami materi .
8. Peneliti dan guru menilai hasil diskusi dan soal evaluasi sebagai hasil
belajar peserta didik.
Pengamatan
1. Guru bekerja sama dengan kolaborator mengawasi aktivitas kelompok
peserta didik dan mengamati tingkat keberhasilan peserta didik dalam
membuat dan menjawab pertanyaan yang dibuat sendiri serta motivasi
peserta didik yang terbentuk.
2. Guru secara partisipatif mengamati jalannya proses pembelajaran.
3. Mengamati peserta didik saat menyelesaikan pertanyaan diskusi per
kelompok.
4. Mengamati komunikasi dan kerjasama peserta didik dalam kelompok.
5. Mengamati keaktifan dan motivasi peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung.
50
x=
∑x
N
Keterangan :
x = rata-rata nilai
N = jumlah peserta didik
11
Zaenal Aqib, dkk, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK, (Bandung: CV.
Yrama Widya, 2008), hlm. 40
51
12
Ibid, hlm. 41.
52
13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 135
53
H. Indikator Keberhasilan
Sebagai indikator keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini adalah
jika 85% peserta didik telah memperoleh nilai minimal 63 (sesuai ketentuan
KKM dari sekolah). 14 Seorang peserta didik dikatakan telah mencapai ketuntasan
belajar secara individu apabila peserta didik tersebut telah mencapai ketentuan
belajar secara individual dan mendapat nilai ≥ 63 (sesuai ketentuan dari
sekolah), serta pencapaian motivasi sebesar >60%.
14
Hasil wawancara dengan ibu Rahmawati Indriasari guru biologi MA Muallimin Muallimat
Rembang
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Pra Siklus
Pra siklus yang dilakukan peneliti di sini adalah observasi awal yang
meliputi wawancara serta dokumentasi. Wawancara digunakan untuk
megetahui keadaan awal peserta didik, permasalahan apa yang terjadi serta
berkonsultasi tentang solusi yang tepat. Sedangkan dokumentasi digunakan
untuk mengetahui hasil belajar sebelum penelitian serta data-data tentang
sekolah.
Hasil belajar peserta didik yang diambil adalah hasil belajar materi
sebelumnya, seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 1 Nilai Ulangan Materi Sebelumnya (dokumentasi guru)
Nilai Tertinggi 73
Nilai Terendah 32
Rata-rata kelas 50
Ketuntasan klasikal 58.06%
54
55
Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan selama proses penelitian berlangsung, diantaranya yaitu:
1) Membuat Daftar nama peserta didik (lampiran 2).
2) Guru menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu tentang
pengertian hormon, macam-macam kelenjar dan hormon yang
dihasilkan, fungsi hormon serta hubungan kerja hormon dengan
kehidupan sehari-hari.
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (lampiran 8).
4) Membuat lembar observasi peserta didik.(lampiran 6)
5) Membuat angket untuk mengetahui motivasi peserta didik.(lampiran
12)
6) Menyiapkan Handout sederhana berupa gambar.(lampiran 22)
7) Membuat Soal Evaluasi siklus I.(lampiran 9)
8) Membuat kunci jawaban soal evaluasi siklus I.(lampiran 10)
9) Menyiapkan pendokumentasian selama proses penelitian berlangsung.
b. Hasil pelaksanaan tindakan
Siklus I dilaksanakan dua pertemuan empat jam pelajaran.
Pertemuan pertama (penjelasan materi, pembentukan kelompok &
pelaksanaan problem posing) .
Pelaksanaan tindakan siklus 1 Pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari selasa, 19 April 2010 yang dimulai mulai pukul 07.00 – 08.30,
dengan melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) I
pertemuan pertama (lampiran 8), materi yang dibahas yaitu tentang
pengertian hormon, macam-macam kelenjar dan hormon yang dihasilkan,
fungsi hormon serta hubungan kerja hormon dengan kehidupan sehari-
hari.
56
Tabel 4.2.
Analisis observasi kegiatan peserta didik siklus I.
Aspek yang diamati Jumlah Prosentase Keterangan
Keaktifan bertanya 56 45.16 KURANG
Membuat soal individu 63 50.80 CUKUP
Menjawab soal individu 61 49.19 KURANG
Menjawab soal yang 44 35.48 KURANG
dibuat temannya
Menyampaikan gagasan 52 41.93 KURANG
Jumlah 276 44.51 KURANG
Dari hasil evaluasi siklus I dapat dilihat bahwa ketuntasan klasikal yang
diperoleh sebesar 70.69% belum memenuhi ketuntasan klasikal yang
59
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi siklus I kemudian dilakukan refleksi
terhadap langkah-langkah yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Guru perlu lebih memotivasi peserta didik agar lebih semangat dan
aktif dalam proses pembelajaran.
2) Guru diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan waktu dalam
kegiatan pembelajaran sehingga lebih terencana.
3) Guru agar lebih maksimal dan merata dalam membimbing peserta
didik untuk menyelesaikan tugas kelompok dalam proses
pembelajaran.
60
Dari data diatas menunjukkan bahwa peserta didik telah mampu mencapai
ketuntasan klasikal dengan nilai 93.54%.
3) Hasil pengamatan motivasi peserta didik
Data hasil pengamatan motivasi diambil dari hasil perhitungan angket
motivasi yang memuat aspek perhatian, relevansi, percaya diri serta
kepuasan pada model pembelajaran maupun materi yang
diterapkan.rekapitulasi hasil angket dapat dilihat pada lampiran 21.
Tabel 4. 7.
Analisis hasil perhitungan motivasi peserta didik siklus II
Kondisi Rata-rata Prosentase Keterangan
Perhatian 3.98 79.67 SANGAT
(Attention) BAIK
Relevansi 3.54 70.75 BAIK
(Relevance)
Percaya Diri 3.96 79.35 SANGAT
(Confidence) BAIK
Kepuasan 4.30 86.23 SANGAT
(Satisfaction) BAIK
Jumlah 15.78 79.16 SANGAT
BAIK
d. Refleksi
1) Guru telah lebih baik dalam memberi motivasi peserta didik agar
lebih semangat dan aktif dalam proses pembelajaran.
2) Pengelolaan waktu dalam kegiatan pembelajaran berjalan lebih
terencana dan lebih baik bila dibanding dengan siklus I.
3) Pemberian bimbingan dan arahan saat proses diskusi kelompok
lebih baik daripada saat siklus I yakni Guru secara proporsional
membimbing dan memberi arahan pada masing-masing kelompok.
4) Kesiapan peserta didik pada saat pembelajaran lebih baik, dengan
adanya tugas resum yang diberikan.
64
tertinggi 73, nilai terendah 32, nilai rata-rata 50 dan ketuntasan klasikal
sebesar 58.06%. Hanya 13 peserta didik yang memenuhi KKM.
Melihat permasalahan yang ada, model pembelajaran problem posing
merupakan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Dalam hal ini peneliti dan
guru berencana menerapkannya.
2. Siklus I
Pada siklus I, model pembelajaran problem posing mulai diterapkan.
Pada pertemuan pertama siklus I ini peserta mulai dijelaskan langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan model problem posing. Penyampaian
tujuan pembelajaran, pembentukan kelompok serta pembagian handout
berupa gambar macam kelenjar yang menghasilkan hormon ditubuh manusia,
serta apersepsi yang dilakukan oleh guru membuat suasana pembelajaran
lebih bervariasi. Hal ini membuat peserta didik lebih antusias mengikuti
pembelajaran karena menemukan suasana baru yang berbeda. Akan tetapi
dalam melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan model ini peserta
didik masih terlihat kurang maksimal dan terlihat masih bingung,
dikarenakan peserta didik masih dalam taraf adaptasi.
Kurang maksimalnya peserta didik pada pembelajaran terlihat ketika
mereka masih selalu bertanya tentang bagaimana pembuatan soal tersebut.
Disini, guru menerapkan model pembelajaran problem posing tipe pre
solution posing, yakni peserta didik membuat pertanyaan atas pernyataan
yang dibuat oleh guru. Hal ini dilakukan mengingat di sekolah ini belum
pernah diterapkan model pembelajaran problem posing. Akan tetapi hal ini
mulai bisa teratasi pada pertemuan kedua pda siklus I ini. Pada pertemuan
pertama siklus I, peserta didik diminta membuat satu atau dua pertanyaan tiap
individu yang akan ditukarkan dengan teman kelompoknya dan teman pada
kelompok lain. Kemudian pada pertemuan kedua, pembahasan pertanyaan
yang dibuat masing-masing kelompok dengan cara presentasi di depan kelas
dengan perwakilan kelompoknya.
Kurangnya waktu merupakan salah satu kendala dalam menerapkan
model pembelajaran ini. Hal ini terjadi karena peserta didik masih merasa
66
bingung menentukan soal seperti apa yang harus mereka buat, sehingga
waktu diskusi yang telah ditentukan pada rencana pelaksanaan pembelajaran
sedikit bergeser.
Dari hasil observasi dapat dilihat dari masing-masing aspek yakni
keaktifan bertanya peserta didik dalam pembelajaran sebesar 45,16%,
kemampuan membuat soal individu sebesar 50,80%, kemampuan
menyelesaikan soal yang dibuat sendiri sebesar 49,19%, kemampuan
menyelesaikan soal yang dibuat temannya 35,48 %, serta menyampaikan
gagasan sebesar 41,93%. Prosentase hasil observasi kegiatan peserta didik
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir, kemauan, serta motivasi mereka
masih kurang. Mereka masih bingung dalam pembuatan soal yang berdampak
pada penyelesaian soal yang dibuatnya sendiri. Tingkat penyampaian gagasan
juga masih rendah, terlihat dari jumlah peserta didik yang mampu
menanggapi pertanyaan yang dilontarkan temannya pada waktu diskusi
presentasi di kelas yag masih sedikit.
Kemudian untuk hasil belajar peserta didik, masih banyak peserta didik
yang belum memenuhi KKM, dari 31 peserta didik hanya 22 peserta didik
yang memenuhi KKM yang ditentukan sekolah yakni 63, dengan ketuntasan
klasikal di bawah standart yang ditentukan yakni sebesar 70,96%, untuk itu
perlu diadakan perbaikan lagi pada siklus II.
Mengenai motivasi peserta didik, peneliti mengamatinya dengan
menggunakan angket berdasarkan indikator motivasi yakni perhatian peserta
didik (attention), hubungan dengan mata pelajaran (relevance), percaya diri
(confidence), serta kepuasan peserta didik (satisfaction). Dari hasil
perhitungan angket diperoleh prosentase sebesar 71,85% untuk perhatian,
74,35% untuk relevansi, 67,22% untuk percaya diri, dan 79,13% untuk
kepuasan. Prosentase tersebut menunjukkan motivasi peserta didik pada
siklus I ini sudah cukup baik. Karena motivasi mempunyai peranan besar
dalam peningkatan hasil belajar serta kegiatan dalam pembelajaran, maka
tetap akan ditingkatkan pada siklus selanjutnya.
67
3. Siklus II
Siklus II merupakan perbaikan kelemahan-kelemahan yang terjadi
pada siklus I berdasarkan refleksi. Pada siklus II ini peserta didik sudah
terbiasa dengan model pembelajaran Problem Posing. Hal ini terlihat dari
peningkatan aktifitas yang dapat dilihat pada lembar observasi, kemapuan
bertanya didik meningkat menjadi 55,64 %, kemampuan membuat soal
individu 70,16%, kemampuan menyelesaikan pertanyaan yang dibuat sendiri
68,54%, kemampuan menyelesaikan tugas yang dibuat temannya 52,41%,
serta kemampuan menyampaikan gagasan sebesar 65,32%. Peserta didik
sudah mulai terbiasa membuat soal, menyelesaikannya, serta menanggapi
soal temannya.
Seperti halnya meningkatnya aktifitas peserta didik, hasil belajar pada
siklus II juga mengalami peningkatan, ketuntasan klasikal mengalami
peningkatan menjadi 93,54%, dengan nilai tertinggi 90, nilai terendah 55, dan
rata-rata kelas 76,29. Peserta didik yang memenuhi KKM sebanyak 29
peserta didik, dalam hal ini mengalami peningkatan 7 anak.
Meningkatnya motivasi juga dipengaruhi oleh aktifitas peserta didik,
pada siklus II ini, motivasi peserta didik tiap aspek indikatornya juga
mengalami peningkatan, berupa: 76,67% untuk perhatian, 70,75% untuk
relevansi, 79.35% untuk percaya diri, dan 86.23% untuk kepuasan.
Meningkatnya motivasi ini dapat terlihat pada rasa senang dan antusias
peserta didik ketika pembelajaran belangsung, frekuensi bertanya yang lebih
baik, tidak malu untuk mengungkapkan gagasan, serta pemahaman materi
yang lebih baik
68
Diagram 4.1.
Diagram perbandingan hasil evaluasi peserta didik pra siklus, siklus I
dan siklus II.
100
90
hasil evaluasi peserta didik
80
70
60 rata-rata
50
40
ketuntasan
30
klasikal
20
10
0
pra siklus siklus
siklus I II
Diagram 4.2
Perbandingan motivasi peserta didik siklus I dan siklus II
90
80
70
motivasi peserta didik
60
attention
50
relevance
40
confidence
30 satisfaction
20
10
0
siklus I siklus II
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang penerapan
model pembelajaran problem posing sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada materi sistem hormon di MA
Muallimin Muallimat Rembang dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran problem
posing dilakukan dengan tujuan supaya peserta didik lebih memahami konsep
materi, khususnya materi sistem hormon pada manusia dengan cara membuat
pertanyaan dari pernyataan yang dibuat oleh guru dan peserta didik yang
bersangkutan harus dapat menyelesaikan pertanyaan yang dibuatnya sendiri.
Dalam hal ini, dengan menerapkan model pembelajaran problem posing akan
dapat diketahui sejauh mana peserta didik memahami konsep materi yang
telah diajarkan, Penerapan model pembelajaran ini akan lebih efektif jika
dilakukan secara berkelompok, selain peserta didik bisa membuat dan
menjawab soalnya sendiri, peserta didik juga bisa menanggapi pertanyaan
yang dibuat temannya, sehingga pengetahuan mereka bangun sendiri.
Menanggapi pertanyaan temannya, juga dapat membuat mereka terampil
menyampaikan ide-ide atau gagasan, sehingga pembelajaran tidak lagi
cenderung berpusat pada guru, namun peserta didik juga berperan aktif. Akan
tetapi, dalam pembelajaran guru tidak lantas pasif, namun jika ada
permasalahan yang belum dapat diselesaikan, guru membantu serta memberi
penguatan terhadap materi yang diberikan.
2. Data tentang motivasi yang diperoleh dari hasil wawancara pra siklus dengan
guru mata pelajaran biologi tergolong masih rendah, hal ini dapat dilihat dari
kurangnya persiapan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
kondisi peserta didik yang tidak memperhatikan ketika materi sedang
disampaikan, serta masih terdapat peserta didik yang masih malu untuk
bertanya dan cenderung kurang aktif pada waktu pembelajaran. Kemudian
69
70
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam upaya
meningkatkan motivasi dan hasil belajar, maka peneliti merasa perlu
memeberikan saran-saran, antara lain :
1. Bagi sekolah, diharapkan sedikit demi sedikit dapat melengkapi sumber
belajar (buku/ alat peraga) sehingga peserta didik lebih termotivasi untuk
meningkatkan prestasi dengan cara belajar dengan fasilitas yang ada. Atau
71
dengan cara diharapkan kepada para pengajar atau pendidik untuk senantiasa
memberikan suatu variasi dalam penyampaian materi pelajaran bagi peserta
didik. Mampu memilih suatu metode pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik, dan berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
Dengan harapan supaya peserta didik bisa lebih aktif mengikuti jalannya
proses pembelajaran di kelas.
2. Bagi guru, hendaknya lebih memunculkan potensi dan kreativitas yang
dimiliki peserta didik dengan cara lebih membuat mereka aktif dalam
pembelajaran, memberikan penguatan dan hubungan antara materi dengan
kehidupan sehari-hari khususnya pada mata pelajaran biologi membuat
peserta didik lebih antusias mengikuti pelajaran.
3. Bagi peserta didik, sebaiknya ketika guru menerapkan suatu model
pembelajaran di kelas, mereka dapat mengikuti instruksi guru dengan baik
agar hasil yang dicapai bisa sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru.
Dengan begitu, akan tercipta kerjasama yang baik antara guru dan peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung.
C. PENUTUP
Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, peneliti tidak lupa
mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas Rahmat,
Taufiq dan Hidayah-Nya.
Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang ada
dalam skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari berbagai
pihak tetap peneliti harapkan. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi peneliti
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Akhirnya tidak lupa peneliti sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sepenuhnya dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga
amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Amien.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz, Shaleh dan Abdul Aziz Abdul Majid, At- Tarbiyah Wa Taruqu Tadris,
Mesir: Darul Ma’arif.
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2004.
Aqib, Zainal dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: CV.Yrama Widya, 2008.
Arikunto, Suharsimi dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2008.
Brown, Stephen I., Marion I. Walter, The Art of Problem Posing, London: Lawrence
Erlbaum Associates, 2005
Departemen Agama RI, Alquran dan terjemahannnya, (Depok: Cahaya Quran, 2008
Dr. Dimyati, Drs Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta,
2006.
Dwi Octorina Wulandari ” Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta didik
Melalui Model Pembelajaran Problem Posing tipe Post Solution Posing
Dalam Kelompok Kecil Bermediakan Alat Peraga dan LKS Materi
Pokok Keliling dan Luas segi empat kelas VIIB semester II SMP negeri
5 Semarang tahun pelajaran 2006/2007”, (Semarang: UNNES, Skripsi,
2006)
Echols, John M. dan Hassan Shadhily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT.
Gramedia 2006.
Guyton, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1996.
http://blog.unila.ac.id/wasetiawan/category/materi-kuliah/biologi-umum/page/2/&us,
diunduh pada hari senin 16 agustus 2010
Irawan, Prasetya dkk, Teori Belajar, Motivasi, Dan Ketrampilan mengajar, Jakarta:
Pekerti, 1996.
Irianto, Kus, Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis, Bandung,
yrama Widya, 2004.
Muzamil Basyir, Muhammad dan Muhammad Malik Muhammad Said, Madkhol ila
al manahij wa taruqu al tadris, Mekah: darul liwak.
Rina Nur Hidayati ”Aplikasi Pembelajaran Problem Posing dalam Hasil Belajar
Biologi Pokok Bahasan Ekosistem Pada Peserta didik kelas VIIE SMP
Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008”, (Surakarta:
Uneversitas Muhammaiyah Surakarta, Skripsi, 2007
Tim penyusun kamus pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005)
Wittig, Arno F, Ph. D, Theory And Problems of Psychology of Learning, New York:
Mc. Giaw Hill, 1981.
Penulis,
Nafisatuz Zahro
NIM: 063811029
Lampiran 1
Lampiran 2
KELOMPOK 1 KELOMPOK 2
1. Ahmad Rosyidi 1. Fika Niken N
2. Dwi Lestari 2. Khuzaemah N
3. Endang Purwaningsih 3. Miftakhur Rohmah
4. M. Afif Jauhari 4. Siti Aisyah
5. M. Ridwan 5. Siti Aminatul Zulfa
6. Novita Lutfiana 6. A. Khoirul Anwar
KELOMPOK 3 KELOMPOK 4
1. M. syaiful Anwar 1. Anis Nur Jannah
2. M. Ulin Nuha 2. Kundariningsih
3. Nurul Khamidah 3. Rini Khoirianti
4. Rahmania Susanti 4. M. Istiqom Jauhari
5. Rudi Irwansyah 5. M. Khoirul Anam
6. Siti Shofiatun 6. M. Mustofa
7. Wulandari
KELOMPOK 5
1. M. Abdul Ghofur
2. Doni Nur Dianto
3. Dewi Susilowati
4. Erfiana Lesfida
5. Izzah Nailil Muna
6. Laili Muthiatul Kh
Lampiran 4
¾ Prosentase (%) =
∑ Aktivitas rata − rata peserta didik x 100%
Skor Maksimum
Lampiran 7
Maka,
Pengamat,
Rahmawati Indriasari
Lampira
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
A. Indikator :
1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian sistem hormon
2. Peserta didik mampu menyebutkan macam-macam kelenjar di dalam tubuh dan
hormon yang dihasilkan
3. Peserta didik mampu menjelaskan macam-macam hormon dan fungsinya
4. Peserta didik mampu menjelaskan hubungan macam-macam hormon dengan
kehidupan sehari-hari.
B. Materi Esensial :
1. Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organik yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin. Hormon mengatur aktivitas seperti : metabolisme, reproduksi,
pertumbuhan, dan perkembangan.
2. Dilihat dari aspek dan macam lokasinya, kelenjar endokrin dapat dibedakan
menjadi :
3. Hipofisis Anterior
Kelenjar ini mensekresi hormon yang mengatur satu rentang luas kegiatan
dari pertumbuhan sampai reproduksi. Lima jenis utama sel pituitari anterior
mensekresi tujuh hormon:
a) Somatotrof menghasilkan hormon pertumbuhan (GH) yang Merangsang
pertumbuhan umum tubuh terutama cakra epifisis dari tulang pipa dan mengatur
aspek-aspek metabolisme.
b) Laktotrof mensintesis prolaktin, mengawali produksi susu, disiapkan oleh
kelenjar susu.
c) Kortikotrof mensintesis hormon adenokortikotropik (ACTH) yang Merangsang
korteks adrenal untuk mensekresi glukokortikoid. Beberapa kortikotrof , sisa dari
pars intermedia, juga mensekresi hormon perangsang melanosit (MSH), yang
mempengaruhi pigmentasi kulit.
d) Tirotrof menghasilkan hormon perangsang tiroid (TSH), yang mengendalikan
sekresi kelenjar tiroid.
e) Gonadotrof menghasilkan 2 hormon: FSH yang Merangsang pemasakan ovum
dan sekresi estrogen oleh ovari serta produksi sperma oleh testis dan LH yang
Merangsang aktifitas seksual lain dan reproduksi.
4. Hipofisis posterior
Bagian kelenjar hipofisis ini berasal dari lanjutan jaringan otak, sehingga
strukturnya mirip jaringan saraf. Hormon utama yang dihasilkan oleh neuron
hipofisis yaitu oksitosin yang mengatur kontraksi otot-otot dinding uterus, dan
vasopressin yang mengatur kontraksi otot arteri kecil sehingga dapat
meningkatkan tekanan darah, disamping itu vasopressin Merangsang pipa-pipa
nefron dalam ginjal untuk menyerap kembali air yang disaring sehingga air
kemih menjadi pekat.
5. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak tepat dibawah laring sebelah kanan dan kiri depan
trakea, menyekresi tiroksin, triodotironin, yang mempunyai efek nyata pada
kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar ini juga menyekresi kalsitonin, suatu
hormon yang penting untuk metabolisme kalsium.
Biologi MA kelas XI
6. Kelenjar paratiroid
7. Kelenjar Timus
8. Kelenjar Adrenal
Pada manusia terletak pada ujung atas setiap ginjal. Kelenjar ini dapat
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medulla. Bagian korteks
menghasilkan 2 hormon yaitu mineralokortikoid yang berfungsi untuk
mengontrol metabolisme ion organik dan glukokortikoid yang berfungsi
mengontrol metabolisme glukosa. Sedangkan bagian medulla menghasilkan
hormon adrenalin dan noradrenalin.
9. Kelenjar Langerhans
Biologi MA kelas XI
C. Langkah-langkah pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan pembelajaran
waktu
1. Pertemuan pertama
Kegiatan pendahuluan • 10 menit
• Guru Mengucapkan salam dan mempresensi siswa.
• Guru memberikan apersepsi kepada siswa:
Guru bertanya pada siswa pernahkan melihat orang yang
ukuran tubuhnya tidak normal dalam arti lebih kecil atau
lebih besar dari ukuran normal? Apa yang menyebabkan
ukuran tubuh mereka tidak wajar?
Nah, untuk itu kita akan membahas sistem yang
diantaranya menyebabkan ukuran tubuh berkembang
tidak normal ini, yakni sistem hormon.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
• Guru menjelaskan tentang model pembelajaran problem
posing
Kegiatan inti
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara acak
• Guru menerangkan sistem hormon secara garis besar
disertai tanya jawab denga siswa.
• Guru memulai meminta siswa untuk membuat 1 atau 2
buah soal yang menantang tiap individu berdasarkan
situasi atau pernyataan yang dibuat oleh guru 65 menit
• Masing-masing kelompok saling bertukar pertanyaan
kepada anggotanya untuk dijawab
• Hasil pembuatan pertanyaan beserta jawabannya
dikumpulkan.
Kegiatan penutup
• Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
• Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang
materi hari ini. 15 menit
• Guru meminta siswa untuk mempelajari lagi materi hari
ini dan membaca materi berikutnya di rumah.
• Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.
2. Pertemuan Kedua
Kegiatan pendahuluan 10 menit
• Guru Mengucapkan salam dan mempresensi siswa.
• Guru memberikan motivasi kepada siswa dan
memberikan apersepsi:
Guru dengan sistem tanya jawab mengulas materi
pelajaran yang lalu untuk membuka ingatan siswa.
Biologi MA kelas XI
Kegiatan inti
• Guru meminta siswa duduk berkelompok. 65 menit
• Guru meminta masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil pembuatan pertanyaannya
kedepan kelas untuk dibahas.
• Tanya jawab antar kelompok yang dibimbing guru
Kegiatan penutup
• Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang berhasil
menjawab pertanyaan yang dibuat temannya
• Guru memotivasi siswa untuk mempelajari lagi materi 15 menit
yang telah dipelajari dan materi pada pertemuan
mendatang.
• Guru menutup pertemuan dengan bacaan hamdalah dan
mengucapkan salam.
D. Media
• Spidol dan whiteboard
• Gambar sistem hormon
• Kertas HVS
• Buku ajar
E. Sumber/bahan
D.A. Pratiwi, dkk, Biologi untuk SMA Kelas XI, Jakarta, Erlangga, 2007.
F. Penilaian
1. Penilaian Proses
Performance: meliputi penilaian afektif melalui lembar observasi..
2. Penilaian hasil
Paper and pencil, yakni Penilaian yang dilihat dari hasil tes evaluasi.
Mengetahui,
Kepala MA Muallimin Muallimat Rembang
14. Penyakit yang dikenal dengan nama morbus basedowi, dengan gejala
gugup nadi dan napas tidak beraturan, mulut menganga dan bola mata
melotot, merupakan penyakit yang diakibatkan kelenihan hormon.....
a. Tiroid
b. Insulin
c. Adrenal
d. Parathormon
e. Estrogen
15. Kelenjar adrenal dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian korteks dan
medula, hormon yang dihasilkan oleh bagian medula adalah...
a. Kortikoid
b. Glukokortikoid
c. Androgen
d. Adrenalin
e. Insulin
19. Merangsang pengeluaran kalsium dari dalam tulang dan mengatur kadar
kalsium dalam darah merupakan fungsi dari hormon.....
a. Insulin
b. Adrenalin
c. Parathormon
d. Oksitosin
e. Prolaktin
20.
1. A 11. D
2. C 12. B
3. E 13. E
4. C 14. A
5. C 15. D
6. B 16. A
7. A 17. A
8. A 18. A
9. D 19. C
10. C 20. A
Lampiran 11
22
= x 100%
31
= 70,96%
Kesimpulan:
Petunjuk
1. Pada kuesioner ini terdapat 20 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap
pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai
kamu pelajari, dan tentukan kebenaranya. Berilah jawaban yang benar-benar
cocok dengan pilihanmu..
2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya.
Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.
3. Catat respon anda pada lembar jawaban yang tersedia, dan ikuti petunjuk-
petunjuk lain yang mungkin diberikan berkaitan dengan lembar jawaban.
Terima kasih.
Keterangan Pilihan jawaban:
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Ragu-ragu
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
PERNYATAAN Pilihan Jawaban
1. Pertama kali saya melihat model pembelajaran ini,saya percaya 12345
bahwa pembelajaran ini mudah bagi saya.
2. Pada awal pembelajaran, ada sesuatu yang menarik bagi saya 12345
3. Materi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran 12345
ini lebih sulit dipahami daripada yang saya harapkan.
4. Setelah membaca informasi pendahuluan, saya yakin bahwa 12345
saya mengetahui apa yang harus saya pelajari dari pembelajaran ini
5. Menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran menggunakan 1 2 3 4 5
model problem posing ini membuat saya merasa puas terhadap
hasil yang telah saya capai.
6. Jelas bagi saya bagaimana hubungan materi pembelajaran ini 12345
dengan apa yang telah saya ketahui.
7. Banyak halaman-halaman yang mengandung amat banyak 12345
informasi sehingga sukar bagi saya untuk mengambil ide-ide
penting dan mengingatnya.
8. Materi pembelajaran ini sangat menarik perhatian. 12345
9. Terdapat cerita, gambar atau contoh yang menunjukkan 12345
kepada saya bagaimana manfaat materi pembelajaran ini
bagi beberapa orang.
10. Menyelesaikan pembelajaran dengan berhasil sangat penting 12345
bagi saya.
11. Kualitas tulisannya membuat saya sangat menarik. 12345
12. Pembelajaran ini sangat abstrak sehingga sulit bagi saya 12345
untuk tetap mempertahankan perhatian saya.
13. Selagi saya bekerja pada pembelajaran ini, saya percaya 12345
bahwa saya dapat mempelajari isinya.
14. Saya sangat senang pada pembelajaran dengan model 12345
problem posing ini sehingga saya ingin mengetahui lebih
lanjut pokok bahasan ini.
15. Halaman-halaman pembelajaran ini kering dan tidak 12345
menarik.
16. Isi pembelajaran ini sesuai dengan minat saya. 12345
17. Cara penyusunan informasi pada halaman-halaman membuat 12345
saya tetap mempertahankannya.
18. Terdapat penjelasan dan contoh-contoh bagaimana manusia 12345
menggunakan pengetahuan dalam pembelajaran ini.
19. Tugas-tugas latihan pada pembelajaran ini terlalu sulit. 12345
20. Pada pembelajaran ini ada hal-hal yang merangsang rasa 12345
ingin tahu saya.
Lampiran 13
♦ Menghitung skor rata-rata = Skor rata-rata gabungan dari kriteria positif dan negatif tiap kondisi
♦ Skor maksimal = Jumlah peserta x skor jawaban tertinggi x jumlah pertanyaan.
Lampiran 14
Maka,
¾ Prosentase (%) =
∑ Aktivitas rata − rata peserta didik x 100%
Skor Maksimum
12,80
= x 100%
20
= 64,03%
KESIMPULAN:
Pencapaian aktivitas peserta didik dengan peserta didik dan guru di siklus II ini sudah lebih mencapai
indikator keberhasilan yang ditentukan sebesar ≥ 60%. Terbukti dengan hasil aktivitas peserta didik
dengan peserta didik dan guru yaitu 64.03%. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran Problem
Posing pada materi sistem hormon untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar kelas XI di MA
Muallimin Muallimat Rembang sudah berhasil dan sudah menunjukkan peningkatan dari siklus I.
Pengamat,
Rahmawati Indriasari
Lampiran 1
A. Indikator :
1. Peserta didik mampu menjelaskan hubungan antara sistem saraf dengan sistem
hormon
2. Peserta didik mampu menjelaskan macam-macam kelainan pada sistem endokrin dan
penyakit yang ditimbulkan
B. Materi Esensial :
Biologi MA kelas XI
2
Kegiatan inti
• Guru meminta siswa untuk duduk berdasarkan kelompok
yang telah dibentuk
• Guru menerangkan keterkaitan sistem hormon dengan
sitem saraf serta kelainan dan penyakit yang ditimbulkan
secara garis besar.
• Guru memulai meminta siswa untuk membuat 1 atau 2
buah soal yang menantang tiap individu berdasarkan
situasi atau pernyataan yang dibuat oleh guru 65 menit
• Masing-masing kelompok saling bertukar pertanyaan
kepada anggotanya untuk dijawab
• Hasil pembuatan pertanyaan beserta jawabannya
dikumpulkan.
Kegiatan penutup
• Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
• Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang
materi hari ini.
15 menit
• Guru meminta siswa untuk mempelajari lagi materi hari
ini dan membaca materi berikutnya di rumah.
• Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.
2. Pertemuan Kedua
Kegiatan pendahuluan 10 menit
• Guru Mengucapkan salam dan mempresensi siswa.
• Guru memberikan motivasi kepada siswa dan
memberikan apersepsi:
Guru dengan sistem tanya jawab mengulas materi
pelajaran yang lalu untuk membuka ingatan siswa.
Kegiatan inti
• Guru meminta siswa duduk berkelompok. 65 menit
• Guru meminta masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil pembuatan pertanyaannya
kedepan kelas untuk dibahas.
• Tanya jawab antar kelompok yang dibimbing guru
Kegiatan penutup
• Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang berhasil
menjawab pertanyaan yang dibuat temannya
• Guru memotivasi siswa untuk mempelajari lagi materi 15 menit
yang telah dipelajari dan materi pada pertemuan
Biologi MA kelas XI
4
mendatang.
• Guru menutup pertemuan dengan bacaan hamdalah dan
mengucapkan salam.
D. Media
• Spidol dan whiteboard
• Gambar sistem hormon
• Kertas HVS
• Buku ajar
E. Sumber/bahan
D.A. Pratiwi, dkk, Biologi untuk SMA Kelas XI, Jakarta, Erlangga, 2007.
F. Penilaian
1. Penilaian Proses
Performance: meliputi penilaian afektif melalui lembar observasi..
2. Penilaian hasil
Paper and pencil, yakni Penilaian yang dilihat dari hasil tes evaluasi.
Mengetahui,
Kepala MA Muallimin Muallimat Rembang
Biologi MA kelas XI
Nama : ………………….
Lampiran 17 Kelas/ Semester :…………………..
Mata Pelajaran :………………..…
Waktu :………………….
1. Sistem hormon dan sistem saraf memiliki beberapa persamaan, antara lain….
a. Memiliki respon yang cepat
b. Memiliki saluran atau sirkulasi
c. Respon langsung terhadap rangsang dari luar
d. Membantu mengatur dan memelihara homeostatis
e. Memiliki neuron
2. Suatu hubungan yang unik antara sistem hormon dan sistem saraf adalah
bahwa master of gland , ternyata sifatnya tidak otonom akan tetapi
dipengaruhi oleh….
a. Tiroid
b. Hipofisis
c. Parathormon
d. Hipotalamus
e. Adrenal
3. Masing-masing perbedaan antara sistem hormon dan sistem saraf adalah…
a. Responnya tidak langsung terhadap internal dan responnya langsung
terhadap rangsangan dari luar
b. Merupakan sistem regulasi dan sistem koordinasi
c. Bertugas menyampaikan informasi dan menyampaikan pesan
d. Masuk kedalam sistem peredaran darah dan mempunyai sirkulasi
e. Respon yang ditimbulkan cepat dan respon yang ditimbulkan lansung bisa
dirasakan.
4. Pertumbuhan seorang anak yang salah satunya ditandai dengan bertambahnya
tinggi badan menunjukkan bahwa hormon…….
a. Memiliki respon cepat
b. Responnya tidak langsung terhadap internal
c. Hormon dibawa melalui sirkulasi
d. Hormon bersifat tidak otonom
e. Hormon hanya sedikit diperlukan oleh tubuh
5. Menurunnya daya tahan tubuh terhadap stres sehingga penderita mudah
mengalami shock dan lebih beratnya lagi dapat menimbulkan kematian hanya
oleh stres kecil merupakan salah satu gejala yang ditimbulkan penyakit….
a. Addison
b. Chusing
c. Adrenogenital
d. Gigantisme
e. Kretinisme
6. Penyakit Hypothyroidea disebabkan oleh…..
a. Kelebihan hormon tiroid
b. Kekurangan hormon tiroid
c. Kelebihan hormon paratiroid
d. Kekurangan hormon paratiroid
e. Pembengkakan kelenjar tiroid
7. Hormon yang bertanggungjawab pada awal kehamilan adalah...
a. LH
b. FSH
c. Prolaktin
d. Progesteron
e. Oksitosin
8. Penyakit yang dikenal dengan nama morbus basedowi, dengan gejala gugup
nadi dan napas tidak beraturan, mulut menganga dan bola mata melotot,
merupakan penyakit yang diakibatkan kelebihan hormon.....
a. Tiroid
b. Insulin
c. Adrenal
d. Parathormon
e. Estrogen
9. Remaja yang mengalami perkembangan seksual sekunder mempunyai ciri :
tumbuhnya kumis pada pria dan permukaan kulit yang halus pada wanita, hal
ini dipengaruhi oleh hormon.....
a. Adrenotropin
b. Prolaktin
c. Somatotropin
d. Tirotropin
e. Gonadotropin
10. Hormon yang dapat menebalkan dinding uterus adalah.......
a. FSH
b. Prostaglandin
c. Progesteron
d. Relaksin
e. Oksitosin
11. Salah satu hormon yang dapat dipakai untuk uji tes kehamilan adalah...
a. HCG
b. FSH
c. LH
d. ADH
e. TSH
12. FSH pada pria berfungsi untuk.....
a. Menstimulasi testis untuk menghasilkan sperma
b. Mengontrol sekresi hormon
c. Pertumbuhan sel tubuh
d. Pembentukan alat kelamin sekunder pada pria
e. Menurunkan volume urin
13. Kelenjar yang menghasilkan hormon pertumbuhan dan tidak akan berfungsi
lagi setelah dewasa adalah....
a. Kelenjar hipofisis
b. Kelenjar tiroid
c. Kelenjar paratiroid
d. Kelenjar timus
e. Kelenjar adrenal
14. Ketika kita dicubit atau dipukul, maka secara langsung kita akan merasa
kesakitan. Dalam hal ini sistem yang bekerja adalah...
a. Sistem saraf
b. Sistem hormon
c. Sistem respirasi
d. Sistem reproduksi
e. Sistem pencernaan
15. Gland mamae pada seorang ibu hamil akan dirangsang untuk menghasilkan air
susu, maka dalam hal ini hormon yang berperan adalah.....
a. Oksitosin
b. Prolaktin
c. Estrogen
d. Progesteron
e. Prostaglandin
16. Hormon kolesistokinin yang terdapat dalam tubuh mempunyai fungsi...
a. Merangsang pembentukan getah lambung
b. Meningkatkan kecepatan metabolisme
c. Merangsang pengeluaran empedu
d. Mengatur tekanan darah dan kontraksi otot
e. Merangsang pengeluaran getah pankreas
17.Penyakit Struma merupakan pembengkakan pada leher bagian depan yang
disebabkan oleh, kecuali...
a. Kekurangan yodium
b. Peradangan tumor
c. Pembengkakan kelenjar tiroid
d. Kelebihan hormon tiroid
e. Kekurangan hormon tiroid
18. Penggunaan hormon progesteron dan estrogen dalam keluarga berencana
dimaksudkan untuk...
a. Mencegah bertemunya sperma dan sel telur
b. Sel telur yang diovulasi menjadi steril
c. Mematikan sperma yang masuk rahim
d. Mengganggu implantasi embrio
e. Mengurangi sekresi LH dan FSH
19. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid adalah....
a. Parathormon dan vasopressin
b. Oksitosin dan Prolaktin
c. FSH dan LH
d. Somatotrof dan insulin
e. Tiroksin dan Triodotironin
20. Fungsi hormonadrenalin, antagonis dengan insulin yakni........
a. Mengubah glukosa menjadi glikogen
b. Mengubah glikogen menjadi glukosa
c. Membantu penebalan dinding uterus
d. Mempengaruhi perkembangan sekunder wanita
e. Merangsang penyerapan urine
Lampiran 18
1. D 11. A
2. D 12. A
3. A 13. D
4. B 14. A
5. A 15. B
6. B 16. C
7. B 17. C
8. A 18. C
9. E 19. E
10. D 20. A
Lampiran 19
Kesimpulan:
Petunjuk
1. Isilah biodata anda diatas terlebih dahulu
2. Bacadengan teliti, kemudian jawablah pertanyaan tersebut dengan tanda (x) pada
jawaban yang anda anggap sesuai
3. kejujuran anda dalam menjawab pertanyaan tidak akan mempengaruhi nilai raport
anda.
Keterangan Pilihan jawaban:
STS = Sangat tidak setuju
TS = Tidak setuju
R = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
N PERNYATAAN SS S R TS STS
O
1. Saya suka dengan pembelajaran biologi padda
materi sistem hormon dengan menggunakan model
problem posing
2. Saya lebih termotivasi dalam pembelajaran biologi
materi sistem hormon dengan menggunakan
problem posing
3. Saya malas belajar jika ada tugas dari guru biologi
dengan menggunakan model problem posing
4. Saya dapat memahami materi sistem hormon
dengan menggunakan model problem posing
5. Saya senang belajar biologi materi sistem hormon
dengan menggunakan model problem posing
6. Jika ada tugas biologi materi sistem hormon saya
akan mencontek pekerjaan teman
7. Saya akan berusaha keras jika menemui kesulitan
belajar biologi materi sistem hormon
8. Saya berusaha sendiri dalam mengerjakan tugas
dari guru biologi pada materi sistem hormon
dengan model problem posing
9. Saya akan minta bantuan teman jika mengalami
kesulitan pada materi sistem hormon dengan model
problem posing
10 Jika ada pertanyaan yang belum jelas saya akan
langsung bertanya pada guru
11 Saya merasa jenuh dengan materi sistem hormon
dengan menggunakan model problem posing
12 Saya rajin belajar pada materi sistem hormon ini
13 Setelah mempelajari pembelajaran ini beberapa
saat, saya percaya bahwa saya akan berhasil dalam
tes.
14 Pembelajaran ini tidak relevan dengan kebutuhan
saya sebab sebagian besar isinya tidak saya ketahui.
15 Kalimat umpan balik setelah latihan, atau
komentar-komentar lain pada pembelajaran ini,
membuat saya merasa mendapat penghargaan bagi
upaya saya.
16 Saya dapat menghubungkan isi pembelajaran ini
dengan hal-hal yang telah saya lihat, saya lakukan,
atau saya pikirkan di dalam kehidupan sehari-hari.
17 Sedikitpun saya tidak memahami materi
pembelajaran ini.
18 Organisasi yang baik isi materi pembelajaran ini
membuat saya percaya diri bahwa saya akan dapat
mempelajarinya.
19 Suatu hal yang sangat menyenangkan mempelajari
pembelajaran yang dirancang dengan baik
20 Saya merasa bahwa pembelajaran ini memberikan
banyak kepuasan kepada saya.
Lampiran 21
♦ Menghitung skor rata-rata = Skor rata-rata gabungan dari kriteria positif dan negatif tiap kondisi
♦ Skor maksimal = Jumlah peserta x skor jawaban tertinggi x jumlah pertanyaan.
Lampiran 22
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Sumber
waktu buku,
bahan/alat
3.6 menjelaskan Sistem regulasi Melalui pertanyaan Menjelaskan tugas 4 X 45’ Sumber
keterkaitan antara manusia(saraf, terbimbing mengkaji pengertian kelompok buku
struktur, fungsi, dan endokrin, dan tentang pengertian sistem hormon , tugas acuan
proses serta kelainan pengindraan). sistem hormon Menjelaskan individu, yang
atau penyakit yang Dengan media gambar macam-macam unjuk relevan
dapat terjadi pada menjelaskan kelenjar di kerja, D.A.
sistem regulasi klasifikasi kelenjar dalam tubuh dan sikap, dan Pratiwi,
manusia(saraf, yang menghasilkan hormon yang tes Biologi
endokrin, dan hormon di dalam dihasilkan evaluasi. Untuk
pengindraan). tubuh manusia, fungsi Menjelaskan SMA Kelas
hormon, hubungannya macam-macam XI,
dengan kehidupan hormon dan Jakarta:
sehari-hari, hubungan fungsinya. Erlangga,
antara system saraf Menjelaskan 2007
dan hormon, serta hubungan
penyakit atau kelainan macam-macam Handout
yang ditimbulkan. hormon dengan berupa
Pembagian kelompok kehidupan Gambar
menjadi 5 kelompok sehari-hari
yang terdiri atas 5-6 Menjelaskan Media
anak. hubungan antara Gambar
Secara sistem saraf
individupeserta didik dengan sistem
mebuat pertanyaan hormon
sesuai pernyataan Menjelaskan
yang dibuat oleh guru macam-macam tugas 4X45’
dan bertanggung kelainan pada kelmpok,
jawab sistem endokrin tugas
menyelesaikannya, dan penyakit individu,
kemudian ditukarkan yang unjuk
kepada teman ditimbulkan. kerja,
sekelompoknya. sikap, dan
tes
Mempresentasikan evaluasi.
hasil kelompokknya
di depan kelas untuk
ditanggapi kelompok
lain.
Guru memberi
kesimpulan,
penguatan serta
penghargaan terhadap
kelompok yang aktif.