Anda di halaman 1dari 19

MATERI CPNS NASIONALISME CPNS 2020 HARITH FOUNDATION

Pengertian Nasionalisme adalah paham kebangsaan dari masyarakat suatu negara yang memiliki
kesadaran dan semangat cinta tanah air dan bangsa yang ditunjukkan melalui sikap dan tingkah laku
individu atau masyarakat. Arti nasionalisme dapat juga didefinisikan sebagai pemahaman dari
masyarakat suatu bangsa yang mempunyai keselarasan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan citacita
dan tujuan sehingga timbul rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal.
Beberapa contoh sikap dan perilaku nasionalisme adalah:
 Mematuhi aturan yang berlaku
 Mematuhi hukum negara
 Melestarikan budaya Indonesia
 Menciptakan dan mencintai produk dalam negeri
 Bersedia melakukan aksi nyata membela, mempertahankan, dan memajukan negara Dan lain-lain.

Tujuan Nasionalisme
Sikap nasionalisme di suatu negara memiliki tujuan tertentu. Berikut ini adalah beberapa tujuan
nasionalisme:
• Menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa.
• Membangun hubungan yang rukun dan harmonis antar individu dan masyarakat.
• Membangun dan mempererat tali persaudaraan antar sesama anggota masyarakat.
• Berupaya untuk menghilangkan ekstrimisme atau tuntutan berlebihan dari warga negara kepada
pemerintah.
• Menumbuhkan semangata rela berkorban bagi tanah air dan bangsa.
• Menjaga tanah air dan bangsa dari serangan musuh, baik dari luar maupun dari dalam negeri.

Ciri-Ciri Nasionalisme
Nasionalisme dapat kita kenali dari karakteristiknya. Menurut Drs. Sudiyo, ciri-ciri nasionalisme adalah
sebagai berikut:
• Adanya persatuan dan kesatuan bangsa.
• Adanya organisasi modern yang sifatnya nasional.
• Perjuangan yang dilakukan sifatnya nasional.
• Nasionalisme bertujuan untuk kemerdekaan dan mendirikan suatu negara merdeka dimana
kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.
• Nasionalisme lebih mengutamakan pikiran, sehingga pendidikan memiliki peranan penting dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.

Semangat nasionalisme juga tertuang dalam Pancasila, yaitu pada sila ke-3 Pancasila yang bunyinya
“Persatuan Indonesia” denga ciri-ciri: Rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa Indonesia.
• Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.
• Bangga memiliki tanah air dan bangsa Indonesia.
• Memposisikan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Nasionalisme dibedakan menjadi lima jenis, yaitu nasionalisme humaniter, nasionalisme jacobin,
nasionalisme tradisional, nasionalisme liberal, dan nasionalisme integral.
• Nasionalisme humaniter adalah nasionalisme yang mendasarkan pandangannya bahwa setiap bangsa
berhak memperjuangkan kesejahteraan bangsanya berdasarkan caranya sendiri.
• Nasionalisme jacobin adalah nasionalisme yang demokratis, tetapi doktriner dan fanatic terhadap
bangsa lain.
• Nasionalisme tradisional adalah nasionalisme yang menekankan keunikan setiap bangsa dan
mempertahankan tradisi dan sejarahnya. Nasionalisme liberal adalah nasionalisme yang menekankan
pentingnya dunia berpegang pada prinsip dimana setiap bangsa berhak menentukan nasibnya sendiri.
• Nasionalisme integral adalah nasionalisme yang menekankan kepentingan nasional ada di atas
kepentingan individu, berdasarkan prinsip tersebut semua warga negara harus sepenuhnya setia
kepada negara.

Bentuk Nasionalisme
1. Nasionalisme Kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil)
Merupakan bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif
rakyatnya, kehendak rakyat, atau perwakilan politik.
2. Nasionalisme Etnis
Adalah sejenis semangat kebangsaan dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau
etnis sebuah masyarakat. 3. Nasionalisme Romantik/Organik/Identitas
Dimana negara memperoleh kebenaran politik secara semula jadi (organik) hasil dari bangsa atau ras;
menurut semangat romantisme.
4. Nasionalisme Budaya
Bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya
“sifat keturunan” seperti warna kulit, ras dan sebagainya.
5. Nasionalisme Kenegaraan
Variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan
nasionalistik adalah kuat sehingga diberi keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan.
6. Nasionalisme Agama
Bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama.

Prinsip Nasionalisme
Semangat nasionalisme dalam negara kebangsaan dijiwai oleh lima prinsip nasionalisme, yakni:
1) kesatuan (unity), dalam wilayah teritorial, bangsa, bahasa, ideologi, dan doktrin kenegaraan, sistem
politik atau pemerintahan, sistem perekonomian, sistem pertahanan keamanan, dan policy
kebudayan;
2) kebebasan (liberty, freedom, independence), dalam beragama, berbicara dan berpendapat lisan dan
tertulis, berkelompok dan berorganisasi;
3) kesamaan (equality), dalam kedudukan hukum, hak dan kewajiban;

Dokumen LBB Harith Foundation


4) kepribadian (personality) dan identitas (identity), yaitu memiliki harga diri (self estreem), rasa
bangga (pride) dan rasa sayang (depotion) terhadap kepribadian dan identitas bangsanya yang
tumbuh dari dan sesuai dengan sejarah dan kebudayaannya;
5) prestasi (achievement), yaitu cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan (welfare) serta kebesaran
dan kemanusiaan (the greatnees adn the glorification) dari bangsanya

Nasionalisme di Indonesia
 Tiga titik sejarah penting pertumbuhan dan perkembangan nasionalisme di Indonesia adalah
Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, dan Proklamasi Kemerdekaan
 Kebangkitan Nasional yang ditandai dengan berdirinya organisasi Budi Oetomo pada tahun 1908,
merupakan titik lahirnya ide atau gagasan tentang nasionalisme Indonesia
 Sumpah Pemuda tahun 1928 merupakan ikrar atau perjanjian untuk mewujudkan nasionalisme dalam
ikatan satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa persatuan.
 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945 adalah sebuah pernyataan nasionalisme sebagai
bangsa yang merdeka, berdaulat, dan bersatu dalam wadah negara nasional yang bernama Republik
Indonesia.

Tantangan nasionalisme di NKRI dapat dibagi menjadi beberapa periode waktu sebagai berikut:

Organisasi gerakan modern


Budi Utomo (BU, 20 Mei 1908)

Dokumen LBB Harith Foundation


Gagasan pertama pembentukan Budi Utomo berasal dari dr. Wahidin Sudirohusodo, seorang dokter Jawa
dari Surakarta. Ia menginginkan adanya tenaga-tenaga muda yang terdidik secara Barat, namun pada
umumnya pemuda-pemuda tersebut tidak sanggup membiayai dirinya sendiri. Sehubungan dengan itu
perlu dikumpulkan beasiswa (study fond) untuk membiayai mereka.
Pada tahun 1908 dr. Wahidin bertemu dengan Sutomo, pelajar Stovia. Dokter Wahidin mengemukakan
gagasannya pada pelajar-pelajar Stovia dan para pelajar tersebut menyambutnya dengan baik. Secara
kebetulan para pelajar Stovia juga memerlukan adanya suatu wadah yang dapat menampung kegiatan
dan kehidupan budaya mereka pada umumnya. Sehubungan dengan itu pada tanggal 20 Mei 1908
diadakan rapat di satu kelas di Stovia. Rapat tersebut berhasil membentuk sebuah organisasi bernama
Budi Utomo dengan Sutomo ditunjuk sebagai ketuanya.
Pada awalnya tujuan Budi Utomo adalah menjamin kemajuan kehidupan sebagai bangsa yang terhormat.
Kemajuan ini dapat dicapai dengan mengusahakan perbaikan pendidikan, pengajaran, kebudayaan,
pertanian, peternakan, dan perdagangan. Namun sejalan dengan berkembangnya waktu tujuan dan
kegiatan Budi Utomo pun mengalami perkembangan.
Pada tahun 1914 Budi Utomo mengusulkan dibentuknya Komite Pertahanan Hindia (Comite Indie
Weerbaar). Budi Utomo menganggap perlunya milisi bumiputra untuk mempertahankan Indonesia dari
serangan luar akibat Perang Dunia Pertama (PD I, 1914 – 1918). Namun, usulan itu tidak dikabulkan
dan justru pemerintah Belanda lebih mengutamakan pembentukan Dewan Rakyat Hindia (Volksraad).
Selanjutnya ketika Volksraad (Dewan Rakyat) didirikan, Budi Utomo aktif dalam lembaga tersebut.
Pada tahun 1932 pemahaman kebangsaan Budi Utomo makin berkembang maka pada tahun itu pula
mereka mencantumkan cita-cita Indonesia merdeka dalam tujuan organisasi.

Serikat Islam (SI, Agustus 1911)


Berbeda dengan Budi Utomo yang mula-mula hanya mengangkat derajat para priyayi khususnya di Jawa,
maka organisasi Serikat Islam mempunyai sasaran anggotanya yang mencakup seluruh rakyat jelata yang
tersebar di seluruh pelosok tanah air. Pada tahun 1909 R.M. Tirtoadisuryo mendirikan perseroan dalam
bentuk koperasi bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Perseroan dagang ini bertujuan untuk
menghilangkan monopoli pedagang Cina yang menjual bahan dan obat untuk membatik. Persaingan
pedagang batik Bumiputra melalui SDI dengan pedagang Cina juga nampak di Surakarta. Oleh karena
itu Tirtoadisuryo mendorong seorang pedagang batik yang berhasil di Surakarta, Haji Samanhudi untuk
mendirikan Serikat Dagang Islam. Setahun setelah berdiri, Serikat Dagang Islam tumbuh dengan cepat
menjadi organisasi raksasa. Sekitar akhir bulan Agustus 1911, nama Serikat Dagang Islam diganti
menjadi Serikat Islam (SI). Hal ini dilakukan karena adanya perubahan dasar perkumpulan, yaitu
mencapai kemajuan rakyat yang nyata dengan jalan persaudaraan, persatuan dan tolong-menolong di
antara kaum muslimin. Anggota SI segera meluas ke seluruh Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.
Sebagian besar anggotanya adalah rakyat jelata. Serikat Islam ini dapat membaca keinginan rakyat,
dengan membantu perbaikan upah kerja, sewa tanah dan perbaikan sosial kaum tani. Perkembangan yang
cepat ini terlihat pada tahun 1917 dengan jumlah anggota mencapai 450.000 orang yang tersebar pada
84 cabang.
Meningkatnya anggota Serikat Islam secepat ini, membuat pemerintah Hindia Belanda menaruh curiga.
Gubernur Jenderal Idenburg berusaha menghambat pertumbuhannya. Kebijakan yang diambil antara lain
Dokumen LBB Harith Foundation
dengan cuma memberikan izin sebagai badan hukum pada tingkat lokal. Sebaliknya pada tingkat pusat
tidak diberikan izin sebab dianggap membahayakan, jumlah anggota yang terlalu besar diperkirakan
akan dapat melawan pemerintah.
Dalam kongres tahunannya pada tahun 1916, H.O.S Cokroaminoto mengusulkan kepada pemerintah
untuk membentuk Komite Pertahanan Hindia. Hal itu menunjukkan bahwa kesadaran politik bangsa
Indonesia mulai meningkat. Dalam kongres itu diputuskan pula adanya satu bangsa yang menyatukan
seluruh bangsa Indonesia.
Sementara itu orang-orang sosialis yang tergabung dalam de Indische Sociaal Democratische
Vereeniging (ISDV) seperti Semaun, Darsono, dan lain-lain mencoba mempengaruhi SI. Sejak itu SI
mulai bergeser ke kiri (sosialis). Melihat perkembangan SI itu, pimpinan SI yang lain kemudian
menjalankan disiplin partai melalui kongres SI bulan Oktober 1921 di Surabaya. Selanjutnya SI pecah
menjadi SI “putih” di bawah
Cokroaminoto dan SI “merah” di bawah Semaun dan Darsono. Dalam Perkembangan SI “merah” ini
bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang telah berdiri sejak 23 Mei 1920.
Dalam kongres Serikat Islam di Madiun pada tahun 1923 nama Serikat Islam diganti menjadi Partai
Serikat Islam (PSI). Partai ini bersifat nonkooperasi yaitu tidak mau bekerjasama dengan pemerintah
tetapi menginginkan adanya wakil dalam Dewan Rakyat (Volksraad).

Muhammadiyah (18 November 1912)


Pada tanggal 18 November 1912 Muhammadiyah didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan di
Yogyakarta. Organisasi Muhammadiyah bergerak di bidang pendidikan, sosial dan budaya.
Muhammadiyah bertujuan untuk memurnikan ajaran Islam dalam pelaksanaan hidup sehari-hari agar
sesuai dengan Al-Qur‟an dan Hadits. Muhammadiyah berusaha memberantas semus jenis perbuatan
yang tidak sesuai dengan al-Qur‟an dan hadits. Di samping itu, Muhammadiyah juga giat memerangi
penyakit TBC (Taklid, Bid’ah dan Churafat) yang menghinggapi masyarakat khususnya di Jawa.
Praktik Churafat atau lebih dikenal dengan praktik-praktik amalan ibadah yang salah menurut Islam,
karena mendekati takhayul, perilaku syirik (menyekutukan Tuhan) yang banyak terjadi di lingkungan
Kerajaan Mataram Yogyakarta dan sekitarnya seperti: percaya kepada kekuatan keris, tombak, peristiwa
gerhana bulan dianggap sebagai Buta Ijo sedang memakan bulan, dan bahkan ada yang percaya kepada
Nyi Roro Kidul. Hal itu barangkali alasan yang dapat menjawab pertanyaan mengapa Muhammadiyah
lahir di kota Yogyakarta.
Untuk mencapai tujuannya Muhammadiyah melakukan berbagai usaha seperti: mendirikan sekolah-
sekolah, mendirikan rumah sakit, mendirikan panti asuhan, mendirikan rumah anak yatim piatu dan lain-
lain.
Di bidang pendidikan Muhammadiyah mendirikan dan mengelola sekolah-sekolah dari tingkat Taman
Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi. Di sekolah-sekolah Muhammadiyah selain diajarkan agama
juga diajarkan pelajaran umum yang mengacu pada kaidah-kaidah modern. Pendidikan mengenal sistem
kurikulum kelas atau tingkatan, sebagaimana dilakukan sekolah model Barat.
Dalam perkumpulan Muhammadiyah terdapat bagian wanita yang disebut Aisyiah, bagian khusus anak
gadis disebut Nasyiatul Aisiyah, dan kepanduan yang disebut, Hizbul Wathan.

Dokumen LBB Harith Foundation


Indische Partij (IP, 1912)
Organisasi yang sejak berdirinya sudah bersikap radikal adalah Indische Partij. Organisasi ini dibentuk
pada tanggal 25 Desember 1912 di kalangan orang-orang Indo di Indonesia yang dipimpin oleh Ernest
Francois Eugene Douwes Dekker (dr. Danudirja Setiabudi). Cita-citanya adalah agar orang-orang yang
menetap di Hindia Belanda (Indonesia) dapat duduk dalam pemerintahan. Adapun semboyan IP adalah
Indie Voor de Indier (Hindia bagi orang-orang yang berdiam di Hindia).
Dalam menjalankan propagandanya ke Jawa Tengah, E.F.E Douwes Dekker bertemu dengan Cipto
Mangunkusumo yang telah meninggalkan Budi Utomo. Cipto Mangunkusumo terkenal dalam Budi
Utomo dengan pandangan-pandangannya yang radikal, segera terpikat pada ide Douwes Dekker.
Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) dan Abdul Muis yang berada di Bandung juga tertarik pada
ide Douwes Dekker tersebut. Dengan dukungan tokoh-tokoh tersebut, Indische Partij berkembang
menjadi 30 cabang dengan 7.300 orang anggota, sebagian besar terdiri atas orangorang Indo-Belanda.
Indische Partij berjasa memunculkan konsep Indie voor de Indier yang sesungguhnya lebih luas dari
konsep “Jawa Raya” dari Budi Utomo. Dibandingkan dengan Budi Utomo, Indische Partij telah
mencakup suku-suku bangsa lain di nusantara. Budi utomo dalam perkembangannya terpengaruh juga
oleh cita-cita nasionalisme yang lebih luas. Hal ini dialami juga oleh organisasi-organisasi lain yang
keanggotaannya terdiri atas sukusuku bangsa tertentu, seperti Serikat Ambon, Serikat Minahasa, Kaum
Betawi, Partai Tionghoa Indonesia, Serikat Selebes, dan Partai Arab-Indonesia. Cita-cita persatuan ini
kemudian berkembang menjadi nasionalisme yang kokoh, hal ini menjadi pokok. Masa akhir Indische
Partij terjadi setelah Suwardi Suryaningrat dan Cipto Mangunkusumo ditangkap. Pemerintah Belanda
menganggap Indische Partij mengganggu serta mengancam ketertiban umum. Oleh karena itu, para
pemimpinnya ditangkap dan dibuang. dr. E.F.E. Douwes Dekker atau dr. Danudirja Setiabudi dibuang
ke Kupang (NTT), dr. Cipto Mangunkusumo dibuang ke Bandanaira di Kepulauan Maluku, dan Raden
Mas Suwardi Suryaningrat dibuang ke Pulau Bangka. Akhirnya kedua tokoh tersebut meminta dibuang
ke negeri Belanda. Demikian juga Douwes Dekker dibuang ke Belanda dari tahun 1913 sampai dengan
1918.
Pada saat pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan negeri Belanda dari Belgia,
tokoh yang disebut terakhir ini juga menulis sebuah artikel berjudul “Als Ik de Netherlander was”
(seandainya aku seorang Belanda) yang berisikan kritikan pedas terhadap pemerintah. Kelak karena
permohonan ketiga tokoh itu sendiri, akhirnya mereka dibuang ke negeri Belanda.

Indische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia)


Indische Vereeniging atau Perhimpunan Hindia adalah organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di
Negeri Belanda yang berdiri pada tahun 1908. Indische Vereeniging berdiri atas prakarsa Soetan
Kasajangan Soripada dan R.M. Noto Soeroto yang tujuan utamanya ialah mengadakan pesta dansa-dansa
dan pidato-pidato. Sejak Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara)
masuk, pada 1913, mulailah mereka memikirkan mengenai masa depan Indonesia. Mereka mulai
menyadari betapa pentingnya organisasi tersebut bagi bangsa Indonesia. Semenjak itulah vereeninging
ini memasuki kancah politik. Waktu itu pula vereeniging menerbitkan sebuah buletin yang diberi nama
Hindia Poetera, tetapi isinya sama sekali tidak memuat tulisan-tulisan bernada politik.
Dokumen LBB Harith Foundation
Semula, gagasan nama Indonesisch (Indonesia) diperkenalkan sebagai pengganti indisch (Hindia) oleh
Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan indonesiër
(orang Indonesia
Pada September 1922, saat pergantian ketua antara Dr. Soetomo dan Herman Kartawisastra organisasi
ini berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging. Saat itu istilah "Indonesier" dan kata sifat
"Indonesich" sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik Etis. Para anggota Indonesische juga
memutuskan untuk menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta sebagai
pengasuhnya. Majalah ini terbit dwibulanan, dengan 16 halaman dan biaya langganan seharga 2,5 gulden
setahun. Penerbitan kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan ide-ide antikolonial.
Dalam 2 edisi pertama, Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktik sewa tanah industri gula
Hindia Belanda yang merugikan petani.[2]
Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923, Indonesische mulai menyebarkan ide non-
kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda. Tahun
1924, saat M. Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua, nama majalah Hindia Poetra berubah menjadi
Indonesia Merdeka. Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini resmi berubah
menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Hatta menjadi Voorzitter (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930, sebelumnya setiap
ketua hanya menjabat selama setahun. Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara
terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda.
Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain: Achmad Farhan arrosyid, Soekiman
Wirjosandjojo, Arnold Mononutu, '''Soedibjo Wirjowerdojo''', Prof Mr Sunario Sastrowardoyo,
Sastromoeljono, Abdul Madjid, Sutan Sjahrir, Sutomo, Ali Abdurabbih, Wreksodiningrat, dll.

Partai Nasionalisme Indonesia


Kesadaran atas segala penindasan kemudian melahirkan pembentukan stady clap sebagai cikal bakal
pembentukan Partai Nasioanalisme Indonesia (PNI) yang didirikan oleh bung Karno pada tahun 1927
dan bung karno pula sebagai ketuanya.
Upaya menggalang persatuan
1. Pembentukan permufakatan Perhimpunan Politik Kebngsaan Indonesia (PPPKI) yang terdiri dari
Muhammadiah, Jong Islamiche, sarekat ambon, madura.
2. gerakan pemuda kedaerahan pertama di indonesia adalah Trikoro Darmo berdiri tanggal 7 Maret
1915 oleh pemuda-pemuda jawa dengan tokoh satiman, kadarman, sumardi, jaksodipuro.
3. Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia pada tahun 1926.
Kongres Pemuda Indonesia (Sumpah Pemuda)

Sesuai dengan namanya sumpah pemuda dirancang oleh para pemuda. Hal tersebut mereka lakukan
karena sadar bahwa untuk membangun Bangsa Indonesia yang majemuk harus dibarengi dengan
semangat nasionalisme. Proses lahirnya sumpah pemuda pun juga terjadi atas hasil kerja sama antar
pemuda.

Dokumen LBB Harith Foundation


Semangat nasionalisme tersebut akan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik dengan adanya sumpah
pemuda. Oleh karena itu penting bagi kita para generasi penerus bangsa untuk menghayati makna dibalik
peristiwa bersejarah ini. Untuk simak artikel dibawah ini yang akan mengupas tuntas sejarah dan isi
sumpah pemuda.

Apa Itu Sumpah Pemuda?

Sumpah pemuda adalah suatu sumpah dari pemuda pemudi yang menjadi bukti nyata bahwa pada tanggal
28 oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh sebab itu sudah sepatutnya semua rakyat Indonesia
memperingati peristiwa 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia.

Momentum lahirnya bangsa Indonesia itu merupakan hasil dari perjuangan panjang rakyat Indonesia
selama ratusan tahun. Sebuah perjuangan melawan penindasan di bawah kekuasaan kaum penjajah pada
era itu. Akibat kondisi yang demikian itu akhirnya memunculkan semangat para pemuda.

Sebuah tekad untuk membulatkan tekad demi menjunjung tinggi harkat dan martabat hidup rakyat asli
Indonesia. Keinginan kuat inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia sehingga sukses
meraih kemerdekaannya 17 tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Peristiwa Menjelang Sumpah Pemuda

Perjuangan rakyat Indonesia menghadapi para penjajah ini, bisa diklasifikasikan menjadi dua yakni
sebelum tahun 1908 dan setelah tahun 1908. Perjuangan sebelum tahun 1908 selalu bisa digagalkan oleh
penjajah. Karena pada saat itu perjuangan masih bersifat kedaerahan dan berbentuk perlawanan fisik
dengan senjata seadanya.

Karena kegagalan demi kegagalan yang terjadi itulah sehingga mendorong para pejuang untuk mengubah
taktik perjuangan melalui organisasi sosial politik. Akhirnya pada permulaan tahun 1908 mulai
bermunculan berbagai organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, Indische
Partij, dan PNI.

Semenjak itu arah perjuangan bangsa Indonesia semakin terlihat baik dan tegas dalam mewujudkan
persatuan nasional.

Nama Indonesia pertama kali dipakai oleh Perhimpunan Indonesia di tahun 1908.
Perhimpunan Indonesia merupakan sebuah organisasi yang diinisiasi oleh pelajar-pelajar Indonesia yang
belajar di negeri Belanda. Perhimpunan ini ketika dibentuk bernama Indische vereeniging.

Kemudian di tahun 1922 dirubah menjadi indonesische vereeniging. Namun di tahun yang sama
namanya berganti menjadi Perhimpunan Indonesia. Pahlawan-pahlawan Indonesia seperti Ki Hajar
Dewantara, Budi Utomo dan Dr. Muhammad Hatta ikut memperkenalkan istilah Indonesia untuk
menandingi nama Hindia Belanda yang digunakan oleh pemerintahan kolonialisme pada era itu.

Dokumen LBB Harith Foundation


Kongres Pemuda 1

Terlaksananya Kongres Pemuda 1 tidak lepas dari peran Perhimpunan Indonesia dan pelajar Indonesia
PPPI yang peresmiannya baru dilakukan di tahun 1926. Anggota dari organisasiorganisasi tersebut ialah
pelajar-pelajar yang berasal dari sekolah tinggi yang ada di Jakarta dan di Bandung.

Tokoh-tokoh PPPI antara lain ialah Sugondo Djojopuspito, Sigit, Abdul Syukur, Gularso, Sumitro,
Samijono, Hendromartono, Subari, dan yang lainnya. Organisasi PPPI di Indonesia biasa memperoleh
kiriman majalah Indonesia Merdeka dari Perhimpunan Indonesia yang berada di negeri Belanda.

Selain itu menjadi Indonesia merdeka terbitan PPPI di negeri Belanda. PPPI sendiri juga membuat
majalah Indonesia Raya dimana Abu Hanifah yang menjadi pimpinan redaksinya. Dari gagasan-gagasan
yang dikeluarrkan oleh PPPI sudah mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan.
Hal ini seperti yang terdapat pada Perhimpunan Indonesia yang ditunjukkan dengan keinginan pemuda-
pemuda di Bandung yang berharap supaya rakyat Indonesia mulai melepaskan sifatsifat kedaerahan.
Selain itu keinginan ini juga terjadi atas dorongan yang dilakukan oleh Mr. Sartono dan Mr. Sunario.

Kemudian terbetnuk organisasi bernama Jong Indonesia yang berubah nama menjadi Pemuda Indonesia
pada tanggal 20 Februari 1927. Tokoh yang pernah menjadi pemimpin dari organisasi ini diantaranya
adalah Sugiono, Moeljadi, Soepangkat, Soekasmo, Soelasmi, Abdul Gani, Kotjo Sungkono, dan Agus
Prawiranata.

Sedangkan yang menjadi ketua saat pertama kali adalah Sugiono. Meskipun termasuk sebagai sebuah
organisasi pergerakan politik, akan tetapi organisasi ini tidak langsung terjun ke dunia politik ketika baru
dibentuk. Sehingga terjadi perdebatan selama beberapa tahun untuk menentukan bentuk persatuan yang
diharapkan.

Hasil Kongres Pemuda 1

Hingga akhirnya pada tanggal 30 April 1926 sampai 2 Mei 1926 diadakan Kongres Pemuda 1 di Jakarta.
Tujuan dari diadakannya Kongres Pemuda 1 adalah untuk menciptakan sebuah badan sentral organisasi
pemuda yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa sehari-hari bagi rakyat
Indonesia.

Terdapat beberapa poin peting yang menjadi hasil dari diadakannya Kongres Pemuda
1, yaitu:

1. Mengakui dan menerima cita-cita untuk mewujudkan persatuan Indonesia (meskipun dalam hal
ini masih belum jelas).
2. Adanya upaya untuk menghilangkan pandangan adat, sifat kedaerahan yang kolot, dan
sebagainya.

Dokumen LBB Harith Foundation


Kongres Pemuda 2

Di tanggal 27 sampai 28 Oktober 1928 diselenggarakan Kongres Pemuda 2 dengan Soegondo


Djojopoespito dari PPPI sebagai pimpinan acara. Pada Kongres Pemuda 2 inilah didapatkan hasil yang
penting yakni Sumpah Pemuda. Dalam acara inilah lagu Indonesia Raya yang dibuat oleh Wage Rudolf
Supratman ditetapkan sebagai lagu negara.
Menjelang Kongres Pemuda Kedua

Semenjak Kongres Pemuda tahun 1926 Pertama telah diinisiasi sebuah badan untuk mempersatukan
berbagai organisasi pergerakan pemuda. Dalam rangka menindaklanjuti hasil Kongres yang pertama,
diselenggarakan sebuah pertemuan. Akan tetapi pada pertemuan tersebut belum didapatkan hasil yang
baik.
Oleh karena itu organisasi Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) mengusulkan diadakan
Kongres Pemuda 2. PPPI merupakan organisasi yang beranggotakan para pelajar dari Hindia Belanda.
Kemudian di tanggal 3 Mei dan 12 Agustus 1928 diselenggarakan pertemuan sebagai persiapan Kongres
Kedua.

Dalam acara persiapan tanggal 12 Agustus 1928 itu dihadiri oleh seluruh utusan dari setiap organisasi
pemuda. Selain itu, juga dihasilkan sebuah kesepakatan untuk mengadakan acara Kongres Pemuda
Kedua pada bulan Oktober 1928 yang panitianya diambil satu dari setiap organisasi.

Dalam susunan panitia itu juga tidak ada perwakilan organisasi yang mendapat dua jabatan sekaligus.
Berikut susunan panitia penyelenggara acara Kongres Pemuda 2.

1. Pimpinan, Sugondo Djojopuspito dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia


2. Wakil pimpinan, R. M. Joko Marsaid dai Jong Java
3. Sekretaris, Moh. Yamin dari Jong Soematranen Bond
4. Keuangan, Amir Sjarifudin dari Jong Bataks Bond
5. Asisten 1, Johan Moh. Cai dari Jong Islamieten Bond
6. Asisten 2, R. Katjasoengkanan dari Pemoeda Indonesia
7. Asisten 3, R. C. I. Sendok dari Jong Celebes
8. Asisten 4, Johannes Leimena dari Jong Ambon
9. Asisten 5, Moh. Rochjani S. dari Pemoeda Kaoem Betawi

Acara Kongres Pemuda 2

Penyelenggaraan Kongres Pemuda Dua ini dilakukan di tiga tempat yang berbeda dan terdiri dari tiga
pertemuan.

Pertemuan 1

Dokumen LBB Harith Foundation


Pertemuan 1 diadakan Sabtu 27 Oktober 1928, lokasi Gedung Katholieke Jongenlingen Bond disingkat
KJB di Waterlooplein hari ini namanya Lapangan Banteng. Pada pidato penyambutan oleh Sugondo
Djojopuspito sebagai pimpinan panitia, berkeinginan supaya acara ini bisa meningkatkan semangat
persatuan di hati pemuda-pemuda.

Ia menyatakan bahwa persatuan indonesia bisa ditingkatkan melalui 5 hal, yaitu sejarah, bahasa, hukum,
budaya, pendidikan, dan tekad.

Pertemuan 2

Pertemuan 2 diadakan Minggu 28 Oktober 1928, lokasi Gedung Oost-Java Bioscoop. dalam pertemuan
ini didiskusikan mengenai problem seputar pendidikan. Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro
menyampaikan opini tentang keharusan setiap anak memperoleh pendidikan kebangsaan.
Selain itu, juga harus berimbang antara pendidikan di rumah dan sekolah serta pendidikan harus bersifat
demokrasi.

Pertemuan 3

Pertemuan 3 merupakan acara penutupan, lokasi Gedung Indonesische Clubgebouw yang berada di Jalan
Kramat Raya No 106. Pada acara penutupan ini Sunario memaparkan bahwa selain gerakan kepanduan,
sifat kenasionalan (nasionalisme) dan demokrasi adalah sesuatu yang penting.

Ramelan menjelaskan bahwa gerakan kepanduan tidak dapat terlepas dari pergerakan nasional. Dimana
gerakan kepanduan dapat berguna sebagai sarana pendidikan sejak dini untuk mengajari kedisiplinan
dan kemandirian kepada anak-anak, merupakan hal yang diperlukan dalam perjuangan.

Pada akhir acara pra-penutup dimainkan lagu Indonesia Raya buatan Wage Rudolf Supratman dengan
iringan biola dan tanpa syair berdasarkan usulan Sugondo pada Supratman. Para hadirin pun menyambut
dengan senang lagu Indonesia Raya. Sebagai penutup disampaikan kesimpulan keputusan kongres yang
disebut Sumpah Pemuda.

NASIONALISME INDONESIA MENURUT BUNG KARNO


Satu hal yang juga penting adalah bahwa nasionalisme Indonesia tidaklah sama dengan nasionalisme
yang lahir dan berkembang di Eropa. Dalam salah satu artikelnya yang berjudul ‘Nasionalisme,
Islamisme dan Marxisme’ (1926), Soekarno menguraikan karakter dari nasionalisme Eropa:
“Nasionalisme Eropa ialah suatu nasionalisme yang bersifat menyerang, suatu nasionalisme yang
mengejar keperluan sendiri, suatu nasionalisme perdagangan yang untung atau rugi, dan
nasionalisme semacam itu akhirnya pastilah binasa,
Sedangkan nasionalisme indonesia menurut bung karno mengatakan bahwa nasionalisme yang
berperikemanusiaan yang tidak menginginkan l’éxploitation de la nation par la nation (penindasan suatu
bangsa terhadap bangsa lain) maupun l’éxploitation de l’homme par l’homme (penindasan manusia

Dokumen LBB Harith Foundation


terhadap manusia lain). Dengan demikian maka watak dari nasionalisme Indonesia bukanlah
nasionalisme yang chauvinistis, melainkan nasionalisme yang berperikemanusiaan, nasionalisme yang
menginginkan terwujudnya kesejahteraan. Integrasi Nasional

Integrasi Nasional adalah suatu upaya untuk mempersatukan atau menggabungkan berbagai perbedaan
pada kelompok budaya atau kelompok sosial di dalam satu wilayah sehingga membentuk suatu kesatuan
yang harmonis di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan semboyan Bhineka
Tunggal Ika.
Dengan kata lain, integrasi nasional adalah hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai satu bangsa yakni
bangsa Indonesia. Integrasi bangsa dapat dilihat secara politis dan secara antropologis.

• Pengertian Integrasi Nasional secara Politis adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya
dan sosial di dalam kesatuan wilayah nasional yang kemudian membentuk identitas nasional.
• Pengertian Integrasi Nasional secara Antropologis adalah proses penyesuaian berbagai unsur-
unsur kebudayaan yang berbeda sehingga terjadi keseresaian fungsi dalam kehidupan
bermasyarakat.

Berbagai keanekaragaman yang ada di Indonesia sudah seharusnya dipelihara dan dijaga oleh seluruh
elemen masyarakat. Jangan menjadikan perbedaan sebagai pertentangan karena perbedaan dan
keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan dan kelebihan yang dimiliki oleh Indonesia.

Faktor Pendorong Integrasi Nasional

Berikut ini adalah beberapa faktor pendorong terjadinya national integration:

1. Adanya faktor sejarah sehingga timbul rasa senasib dan seperjuangan.


2. Semua kalangan masyarakat Indonesia memiliki keinginan untuk bersatu, seperti yang tertuang pada
Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.
3. Timbulnya rasa cinta tanah air yang ditunjukkan pada masa perjuangan merebut kemerdekaan,
hingga mengisi kemerdekaan.
4. Adanya rasa rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara seperti yang ditunjukkan oleh para
pahlawan yang gugur selama masa perjuangan kemerdekaan.
5. Konsensus nasional di dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila serta UUD 1945,
bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan bahasa kesatuan bahasa Indonesia.

Faktor Penghambat Integrasi Nasional

Berikut ini adalah beberapa faktor penghambat national integration:

1. Keanekaragaman budaya, bahasa daerah, agama, ras, dan berbagai perbedaan lainnya menjadi faktor
penghambat proses national integration.

Dokumen LBB Harith Foundation


2. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari ribuan kepulauan dan
dikelilingi lautan yang luas juga menjadi penghambat integrasi bangsa.
3. Ketimbangan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah telah menimbulkan rasa tidak puas.
Masih banyaknya konflik berunsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan
separatisme dan kedaerahaan, domenstrasi, juga menjadi faktor penghambat integrasi.
4. Paham etnossentrisme yang masih dimiliki oleh beberapa suku sehingga menonjolan kelebihan
daerahnya dan meremehkan budaya suku bangsa yang lain.

Syarat Integrasi Nasional

Berikut ini adalah beberapa syarat integrasi bangsa:

1. Adanya kesadaran anggota masyarakat bahwa dibutuhkan hubungan satu dengan yang lain agar
dapat memenuhi kebutuhan mereka.
2. Anggota masyarakat sepakat tentang normadan nilai sosial yang dijadikan pedoman dalam
bermasyarakat.
3. Adanya norma dan nilai sosial yang berlaku sebagai aturan dan pedoman dalam proses integrasi
masyarakat.

Jenis Integrasi Nasional

Mengacu pada penjelasan definisi integrasi bangsa di atas, adapun beberapa jenis integrasi nasional
adalah sebagai berikut:

1. Integrasi Asimilasi; merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan yang menghilangkan
ciri khas kebudayaan aslinya yang diterima oleh masyarakat.
2. Integrasi Akulturasi; merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan tanpa menghilangkan
ciri khas kebudayaan asli di suatu lingkungan.
3. Integrasi Normatif; terjadi karna keberadaan norma-norma yang berlaku dan mempersatukan
masyarakat sehingga integrasi lebih mudah terbentuk.
4. Integrasi Instrumental; terjadi dan tampak secara nyata sebagai akibat adanya keseragaman antar
individu dalam lingkungan masyarakat, misalnya keseragaman pakaian.
5. Integrasi Ideologis; terjadi dan tampak secara nyata karena adanya ikatan spiritual/ ideologis
yang kuat tanpa adanya paksaan.
6. Integrasi Fungsional; terjadi karena adanya berbagai fungsi tertentu dari semua pihak di dalam
masyarakat.
7. Integrasi Koersif; terjadi karena adanya pengaruh dari penguasa dan bersifat paksaan.

Contoh Integrasi Nasional

Mengacu pada penjelasan di atas, berikut ini adalah beberapa contoh integrasi nasional di Indonesia:

Dokumen LBB Harith Foundation


1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah Indonesia pada
tahun 1976. Di lokasi TMII tersebut terdapat rumah adat dan aneka macam budaya dari seluruh
provinsi Indonesia.
2. Sikap menghargai dan toleransi terhadap antar umaat beragama di Indonesia. Hal ini terlihat dari
sikap masyarakat Indonesia yang menghargai perbedaan agama.
3. Sikap menghargai dan merasa memiliki kebudayaan yang berasal dari daerah lain, bahkan
mempelajari kebudayaan dari daerah yang berbeda.

Patriotisme
Patriotisme berasal dari kata patria, artinya tanah air. Kata patria berubah menjadi patriot yang berarti
seseorang yang mencintai tanah air. Seorang patriotic adalah orang yang cinta pada tanah air dan rela
berkorban untuk mempertahankan negaranya. Patriotisme berarti paham tentang kecintaan pada tanah
air.
Semangat patriotisme semangat untuk mencintai tanah air. Gerakan patriotisme muncul setelah
terbentuknya bangsa yang dilandasi nasionalisme. Pada dasarnya patriotisme berbeda dengan
nasionalisme, meskipun berdekatan dan umumnya dianggap sama. Patriotisme lahir dari semangat
nasionalisme dengan terbentuknya negara.
Sikap patriotisme yang diwujudkan dalam semangat cinta tanah air dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
• Perbuatan rela berkorban untuk membela dan mempertahankan negara dan bangsa Perbuatan
untuk mengisi kelangsungan hidup negara dan bangsa.
Perbuatan membela dan mempertahankan negara diwujudkan delam bentuk kesediaan berjuang untuk
menahan dan mengatasi serangan atau ancaman bangsa lain yang akan menghancurkan negara. Selain
itu, ancaman negara lain, ancaman dari kelompok bangsa sendiri, kegiatan yang dapat merugikan negara,
dan ancaman alam dapat mengakibatkan kerusakan dan kehancuran negara. Kelangsungan hidup negara
dapat diwujudkan dengan kesediaan bekerja sesuai dengan bidang dan kapasitasnya dalam rangka
meningkatkan harkat dan martabat bangsa, serta pencapaian tujuan negara.

Contoh Sikap Patriotisme


Sikap patriotisme dapat diwujudkan dalam banyak hal. Wujud sikap patriotisme antara lain sebagai
berikut:

• Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri


Mencintai dan menggunakan produk-produk dalam negeri merupakan bagian dari cinta tanah air.
Dengan menggunakan produk dalam negeri berarti kita memberi keuntungan kepada warga Indonesia
sendiri. Baik pembuatnya ataupun pedagangnya. Berarti juga memberi keuntungan kepada negara.
Sebenarnya produk-produk dalam negeri tak takkalah dengan produk luar negeri. Bahkan banyak
produk-produk asli buatan Indonesia yang ditiru orang luar negeri.

• Tidak merusak lingkungan hidup

Dokumen LBB Harith Foundation


Lingkungan hidup haruslah dijaga kelestariannya. Merusaknya berarti kita tidak mencintai tanah air.
Lingkungan hidup yang rusak akan merugikan manusia sendiri.
• Ikut serta memelihara fasilitas umum
Fasilitas umum merupakan sarana yang disediakan oleh pemerintah untuk kebutuhan masyarakat.
Contohnya adalah telepon umum, jembatan, halte, kereta api dan lain-lainnya. Jika kita merusak fasilitas
umum akan merugikan orang lain dan negara. Kita sendiri juga tidak dapat menggunakannya lagi.

• Ikut serta dalam pembangunan bangsa


Negara kita harus terus membangun agar lebih maju dan kehidupan rakyatnya lebih baik. Bila kita ingin
mencintai tanah air, maka kita harus ikut serta dalam pembangunan. Ikut serta dalam pembangunan bisa
diwujudkan dengan taat membayar pajak, menjadi pegawai yang baik, dan sebagainya.

• Mentaati peraturan yang ada


Peraturan dibuat agar masya-rakat tertib dan nyaman. Jika kita melanggar peraturan akan merugikan diri
kita sendiri. Bahkan orang lain dan negara juga akan dirugikan. Berarti jika kita melanggar peraturan
berarti kita tidak cinta tanah air.

• Melestarikan budaya bangsa


Budaya bangsa merupakan kekayaan bangsa. Menjaga keles-tarian budaya bangsa berarti mencintai
bangsa dan tanah air. Kita harus bangga memiliki budaya bangsa yang beragam dan unik. Orang asing
saja banyak yang mengagumi budaya bangsa kita. Termasuk melestarikan budaya bangsa adalah
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Contoh Sifat dan jiwa nasionalisme dan patriotisme

• Pro-Patria dan Primus Patria, yaitu selalu berjiwa untuk tanah air dan mendahulukan tanah air.
• Jiwa solidaritas atau kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap perjuangan
kemerdekaan.
• Jiwa toleransi atau tenggang rasa antar agama, suku, golongan, dan bangsa.
• Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab.
• Jiwa kestaria, kebebasan jiwa yang tidak mengandung balas dendam.
Contoh Semangat nasionalisme dan patriotisme
• Semangat menentang dominasi asing dalam segala bentuk
• Semangat pengorbanan seperti pengorbanan harta benda dan jiwa raga.
• Senmangat tahan derita dan tahan uji.
• Semangat kepahlawan
• Semangat persatuan dan kesatuan

Dokumen LBB Harith Foundation


• Percaya pada diri sendiri
Penerapan Nasionalisme dan Patriotisme dalam Kehidupan Bangsa dan Negara
• Contoh penerapan jiwa dan semangat nasionalisme serta patriotisme dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara antara lain:
• Selalu berjiwa untuk tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah air.
• Jiwa solidaritas dan kesetiakawanan dari semua lapisan mamsyarakat dalam mempertahankan dan
mengisi kemerdekaan melalui pembangunan.
• Jiwa toleransi dan tenggang rasa antar agama, suku, golongan, dan bangsa.
• Jiwa tanpa pamrih dan bertanggungjawab dalam mempertahankan serta megisi kemerdekaan sesuai
dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.
• Semangat menantang dominasi asing dalam segala bentuk perjanjian diantaranya ekonomi, politik,
sosial budaya, dan lain-lain.
• Semangat mengorbankan baik harta maupun jiwa demi mempertahankan kemerdekaan dan mengisi
kemerdekaan.
• Semangat tahan uji dan tahan derita dalam mempertahankan serta mengisi kemerdekaan agar tidak
tertinggal oleh bangsa lain.
• Semangat persatuan dan kesatuan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.
• Semangat percaya diri sendiri dalam mepertahankan dan mengisi kemerdekaan untuk mengejar
bangsa lain yang lebih maju

Hubungan Antara Patriotisme Dengan Nasionalisme


Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara
(dalam bahasa Inggris “nation”) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok
manusia. Patriotisme adalah sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan
negara.
Patriotisme berasal dari kata “patriot” dan “isme” yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan,
atau “heroism” dan “patriotism” dalam bahasa Inggris. Pengorbanan ini dapat berupa pengorbanan harta
benda maupun jiwa raga. Antara nasionalisme dan patriotisme mempunyai hubungan yang erat.
Patriotisme lebih menekankan pada cintanya terhadap tanah air tempat berpijak serta tempat hidup dan
mencari penghidupan, sedang nasionalisme lebih menekankan pada cintanya terhadap bangsa. Jadi, jika
seseorang memiliki nasionalisme, sikap patriot akan muncul dari dalam dirinya. Sehingga, sikap
nasionalisme akan menumbuhkan patriotisme pada diri seseorang.

Dokumen LBB Harith Foundation


@masterASN2019 www.masterasn.com
TIPS & TRIK LOLOS ASN 2019 Follow
APA JADINYA JIKA KALIAN mengetahui TRIK dan TIPS Lolos Seleksi CPNS/PPPK 2019 ini seperti
ratusan member yang sudah LOLOS TEST tahun lalu :

Bagaimana cara menjadi member @masterASN2019??

Cara daftar menjadi member MasterASN2019 yaitu dengan cara order paket modul yang kami susun ,
jika ada update materi Terbaru, khusus untuk member akan mendapatkan paket modul GRATIS jika ada
update paket terbaru selama Test CPNS/PPPK tahun 2019 ini
Paket modul berupa soft file yang kami kirim via email, harga paket modul test PPPK, CPNS dan BUMN
2019 Open Promo Only 50.000,

Apa yang kalian dapat jika menjadi Member @masterASN2019??

Paket modul, Berupa Materi lengkap semua Test CPNS, PPPK DAN BUMN 2019 (SKD, SKB semua
formasi, TPA, PSIKOTEST, INTERVIEW) dilengkapi dengan Pembahasan soal dan ribuan contoh soal,
Tips dan Trik cara cepat, Video learning pembahasan soal dan dilengkapi juga dengan SOFT CAT untuk
simulasi Test lewat Hp/Laptop

Dalam bentuk buku perbuku harga nya 190.000 an isi buku hanya ratusan soal, blm dengan ongkir kak,,
😉

Soft file yg kami kirim hanya 50.000 total dapat materi modul gabungan 20 buku lebih sesuai standar
Kemenpan Rb diambil dari referensi Test tahun ke tahun😊

Dengan hanya 50.000, sudah dapat semua paket diatas 👆👆

Dan cukup sekali order kakak sudah terdaftar jadi member @masterASN2019, Jika ada update materi,
khusus member yang sudah sekali order akan dapat gratis materi nya 😊😊

TIPS & TRIK LOLOS ASN 2019 Follow

DAFTARKAN diri anda hubungi kontak dibawah Contact person :


Wa : 085216122301
Follow : https://www.instagram.com/masterasn2019/
Atau klik www.masterasn.com

@masterASN2019 www.masterasn.com
TIPS & TRIK LOLOS ASN 2019 Follow

@masterASN2019 www.masterasn.com

Anda mungkin juga menyukai