Anda di halaman 1dari 9

WAWASAN KEBANGSAAN DAN INTEGRASI NASIONAL

Drs. Ketut Diara Astawa, S.H., M.Si1 Dewi Fitria Cahyani2 Moch. Mansyur Maulana
Idris3 Rosida Nur Anisya4
Universitas Negeri Malang
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan1 Pendidikan Bahasa Mandarin2 Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam3
Ketutdiara.fis@um.ac.id1 dewifitria.1803516@students.um.ac.id2
mmmaulanaidris.1802426@students.um.ac.id3 rosidanur.180351@students.um.ac.id4

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Wawasan kebangsaan lahir ketika bangsa Indonesia berjuang membebaskan
diri dari segala bentuk penjajahan, seperti penjajahan oleh Portugis, Belanda,
Inggris, dan Jepang. Perjuangan bangsa Indonesia yang waktu itu masih bersifat
lokal ternyata tidak membawa hasil, karena belum adanya persatuan dan kesatuan,
sedangkan di sisi lain kaum colonial terus menggunakan politik “devide et impera”.
Kendati demikian, catatan sejarah perlawanan para pahlawan itu telah
membuktikan kepada kita tentang semangat perjuangan bangsa Indonesia yang
tidak pernah padam dalam usaha mengusir penjajah dari Nusantara.
Dalam perkembangan berikutnya, muncul kesadaran bahwa perjuangan
yang bersifat nasional, yakni perjuangan yang berlandaskan persatuan dan kesatuan
dari seluruh bangsa Indonesia akan mempunyai kekuatan yang nyata.
Kesadaran tersebut kemudian mendapatkan bentuk dengan lahirnya
pergerakan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang merupakan tonggak awal
sejarah perjuangan bangsa yang bersifat nasional itu, yang kemudian disusul
dengan lahirnya gerakan-gerakan kebangsaan di bidang politik,
ekonomi/perdagangan, pendidikan, kesenian, pers dan kewanitaan.
Tekad perjuangan itu lebih tegas lagi dengan Sumpah Pemuda 28 Oktober
1928 dengan ikrar “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan menjunjung tinggi bahasa
persatuan bahasa Indonesia”. Wawasan kebangsaan tersebut kemudian mencapai
satu tonggak sejarah, bersatu padu memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal
17 Agustus 1945.
Dalam perjalanan sejarah itu telah timbul pula gagasan, sikap, dan tekad
yang bersumber dari nilai-nilai budaya bangsa serta disemangati oleh cita-cita
moral rakyat yang luhur.Sikap dan tekad itu adalah pengejawantahan dari
satu Wawasan Kebangsaan.
Integrasi nasional merupakan suatu konsep yang mengarah pada terciptanya
keutuhan bangsa melalui penciptaan konsensus di antara keragaman yang ada.
Melalui upaya ini, setiap fenoena kemasyarakatan diharapkan dapat memberikan
sumbangan maksimal bagi eksistensi dan kemajuan bangsa. Ide pokok integrasi
nasional adalah memaksimalkan persamaan dan meminimalkan perbedaan dalam
penyalahgunaan potensi, pemenuhan aspirasi, dan penanggulangan setiap masalah
kebangsaan. Dengan demikian, integrasi nasional merupakan suatu proses yang
perlu terus dibina dan ditingkatkan, terutama karena sifatnya yang dinamis sejalan
dengan

1
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang ada di dalam latar belakang, maka rumusan
masalah dapat disusun sebagai berikut.
1. Apa Pengertian Wawasan Kebangsaan?
2. Apa Konsep Wawasan Kebangsaan?
3. Apa Makna Wawasan Kebangsaan?
4. Apa Pengertian Integrasi Nasional?
5. Apa Saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Integrasi Nasional?
3. Tujuan
Berdasarkan uraian yang ada di dalam rumusan masalah, penulis mengambil
tujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui Pengertian Wawasan Kebangsaan.
2. Mengetahui Konsep Wawasan Kebangsaan.
3. Mengetahui Konsep Wawasan Kebangsaan.
4. Mengetahui Pengertian Integrasi Nasional.
5. Menjelaskan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Integrasi Nasional.

PEMBAHASAN
1. Pengertian Wawasan Kebangsaan
Istilah Wawasan Kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu “Wawasan”
dan “Kebangsaan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa
secara etimologis istilah “wawasan” berarti: (1) hasil mewawas, tinjauan,
pandangan dan dapat juga berarti (2) konsepsi cara pandang. Wawasan Kebangsaan
sangat identik dengan Wawasan Nusantara yaitu cara pandang bangsa Indonesia
dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara
sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan .
“Kebangsaan” berasal dari kata “bangsa” yang menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan,
adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri. Sedangkan
“kebangsaan” mengandung arti (1) ciri-ciri yang menandai golongan bangsa, (2)
perihal bangsa; mengenai (yang bertalian dengan) bangsa, (3) kesadaran diri
sebagai warga dari suatu negara.
Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang
dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan
lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Prof. Muladi,
Gubernur Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan kebangsaan adalah cara
pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan
kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kesatuan atau integrasi nasional bersifat kultural dan
tidak hanya bernuansa struktural mengandung satu kesatuan ideologi, kesatuan
politik, kesatuan sosial budaya, kesatuan ekonomi, dan kesatuan pertahanan dan
keamanan.
Wawasan kebangsaan menentukan cara bangsa mendayagunakan kondisi
geografis negara, sejarah, sosio-budaya, ekonomi dan politik serta pertahanan
keamanan dalam mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasional. Wawasan
kebangsaan menentukan bangsa menempatkan diri dalam tata berhubungan dengan
sesama bangsa dan dalam pergaulan dengan bangsa lain di dunia internasional.
Wawasan kebangsaan mengandung komitmen dan semangat persatuan untuk

2
menjamin keberadaan dan peningkatan kualitas kehidupan bangsa dan
menghendaki pengetahuan yang memadai tentang tantangan masa kini dan masa
mendatang serta berbagai potensi bangsa.
Wawasan kebangsaan dapat juga diartikan sebagai sudut pandang atau cara
memandang yang mengandung kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk
memahami keberadaan jati diri sebagai suatu bangsa dalam memandang dirinya dan
bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsa dalam lingkungan internal dan
lingkungan eksternal (Suhady dan Sinaga, 2006).
Dengan demikian dalam kerangka NKRI, wawasan kebangsaan adalah cara
kita sebagai bangsa Indonesia di dalam memandang diri dan lingkungannya dalam
mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara
sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan, dengan
berpedoman pada falsafah Pancasila dan UUD 1945 atau dengan kata lain
bagaimana kita memahami Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan
POLEKSOSBUD dan HANKAM.
2. Konsep Wawasan Kebangsaan
Konsep kebangsaan merupakan hal yang sangat mendasar bagi bangsa
Indonesia.Dalam kenyataannya konsep kebangsaan itu telah dijadikan dasar negara
dan ideologi nasional yang terumus di dalam Pancasila sebagaimana terdapat dalam
Alinea IV Pembukaan UUD 1945. Konsep kebangsaan itulah yang membedakan
bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini.
Dorongan yang melahirkan kebangsaan kita bersumber dari perjuangan
untuk mewujudkan kemerdekaan, memulihkan martabat kita sebagai
manusia.Wawasan kebangsaan Indonesia menolak segala diskriminasi suku, ras,
asal-usul, keturunan, warna kulit, kedaerahan, golongan, agama dan kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, kedudukan maupun status sosial.Konsep
kebangsaan kita bertujuan membangun dan mengembangkan persatuan dan
kesatuan.
Dalam zaman Kebangkitan Nasional 1908 yang dipelopori oleh Budi Utomo
menjadi tonggak terjadinya proses Bhineka Tunggal Ika. Berdirinya Budi Utomo
telah mendorong terjadinya gerakan-gerakan atau organisasi-organisasi yang sangat
majemuk, baik di pandang dari tujuan maupun dasarnya.
Dengan Sumpah Pemuda, gerakan Kebangkitan Nasional, khususnya kaum
pemuda berusaha memadukan kebhinnekaan dengan ketunggalikaan.
Kemajemukan, keanekaragaman seperti suku bangsa , adat istiadat, kebudayaan,
bahasa daerah, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tetap ada
dan dihormati.
Wawasan kebangsaan Indonesia tidak mengenal adanya warga negara kelas
satu, kelas dua, mayoritas atau minoritas. Hal ini antara lain dibuktikan dengan
tidak dipergunakannya bahasa Jawa misalnya, sebagai bahasa nasional tetapi justru
bahasa melayu yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia.
Derasnya pengaruh globalisasi, bukan mustahil akan memporak porandakan
adat budaya yang menjadi jati diri kita sebagai suatu bangsa dan akan melemahkan
paham nasionalisme. Paham nasionalisme adalah suatu paham yang menyatakan
bahwa loyalitas tertinggi terhadap masalah duniawi dari setiap warga bangsa
ditunjukan kepada negara dan bangsa.
Meskipun dalam awal pertumbuhan nasionalisme diwarnai oleh slogan yang
sangat terkenal, yaitu: liberty, equality, fraternality, yang merupakan pangkal tolak

3
nasionalisme yang demokratis, namun dalam perkembangannya nasionalisme pada
setiap bangsa sangat diwarnai oleh nilai-nilai dasar yang berkembang dalam
masyarakatnya masing-masing, sehingga memberikan ciri khas bagi masing-masing
bangsa.
Wawasan kebangsaan Indonesia menjadikan bangsa yang tidak dapat
mengisolasi diri dari bangsa lain yang menjiwai semangat bangsa bahari yang
terimplementasikan menjadi wawasan nusantara bahwa wilayah laut Indonesia
adalah bagian dari wilayah negara kepulauan yang diakui dunia. Wawasan
kebangsaan merupakan pandangan yang menyatakan negara Indonesia merupakan
satu kesatuan dipandang dari semua aspek sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia dalam mendayagunakan konstelasi Indonesia, sejarah dan kondisi sosial
budaya untuk mengejawantahan semua dorongan dan rangsangan dalam usaha
mencapai perwujudan aspirasi bangsa dan tujuan nasional yang mencakup kesatuan
politik, kesatuan sosial budaya, kesatuan ekonomi, kesatuan pertahanan keamanan.
Wawasan kebangsaan Indonesia yang menjadi sumber perumusan kebijakan
desentralisasi pemerintahan dan pembangunan dalam rangka pengembangan
otonomi daerah harus dapat mencegah disintegrasi / pemecahan negara kesatuan,
mencegah merongrong wibawa pemerintah pusat, mencegah timbulnya
pertentangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Melalui upaya
tersebut diharapkan dapat terwujud pemerintah pusat yang bersih dan akuntabel dan
pemerintah daerah yang tumbuh dan berkembang secara mandiri dengan daya saing
yang sehat antar daerah dengan terwujudnya kesatuan ekonomi, kokohnya kesatuan
politik, berkembangnya kesatuan budaya yang memerlukan warga bangsa yang
kompak dan bersatu dengan ciri kebangsaan, netralitas birokrasi pemerintahan yang
berwawasan kebangsaan, sistem pendidikan yang menghasilkan kader
pembangunan berwawasan kebangsaan.
Wawasan kebangsaan Indonesia memberi peran bagi bangsa Indonesia
untuk proaktif mengantisipasi perkembangan lingkungan stratejik dengan memberi
contoh bagi bangsa lain dalam membina identitas, kemandirian dan menghadapi
tantangan dari luar tanpa konfrontasi dengan meyakinkan bangsa lain bahwa
eksistensi bangsa merupakan aset yang diperlukan dalam mengembangkan nilai
kemanusiaan yang beradab.
Akhirnya, bagi bangsa Indonesia, untuk memahami bagaimana wawasan
kebangsaan perlu memahami secara mendalam falsafah Pancasila yang
mengandung nilai-nilai dasar yang akhirnya dijadikan pedoman dalam bersikap dan
bertingkah laku yang bermuara pada terbentuknya karakter bangsa.
3. Makna Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu ‘’Wawasan’’ dan
‘’Kebangsaan’’. Dalam kamus besar bahasa Indonesia) dinyatakan bahwa secara
etimologis istilah wawasan artinya adalah tinjauan atau pandangan, konsepsi cara
pandang wawasan kebangsaan sangat identik sekali dengan wawasan nusantara
yang mana merupakan sebuah cara pandang bangsa Indonesia dalam mencapai
sebuah tujuan nasional yang mencakup perwujudan kepulauan Nusantara sebagai
kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan. Kebangsaan berasal dari
kata ‘’Bangsa’’, menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti kelompok
masyarakat yang bersamaan asal keturunannya, adat, bahasa serta sejarahnya dan
berpemerintahan sendiri.

4
Dengan demikian wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai sebuah cara
pandang yang dilandasi kesadaran diri sebagai warga dari suatu Negara akan diri
serta lingkungannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Wawasan
kebangsaan menentukan cara bangsa mendayagunakan kondisi geografis Negara,
sejarah, sosial budaya, ekonomi dan politik serta pertahanan keamanan dalam
mencapai cita cita dan menjamin kepentingan nasional. wawasan kebangsaaan
menentukan bangsa menempatkan diri dalam tata berhubungan dengan sesama
bangsa dan dalam pergaulan dengan bangsa yang lainnya di dunia Internasional.
Wawasan kebangsaan mangandung sebuah arti komitmen dan semangat
persatuan untuk menjamin keberadaan dan meningkatkan kualitas kehidupan
bangsa dan menghendaki pengetahuan yang memadai tentang masa kini dan masa
yang akan datang serta berbagai potensi bangsa. Wawasan kebangsaan juga dapat
diartikan sebagai sebuag sudut pandang atau cara pandang yang mengandung
kemampuan seseorang atau kelompok untuk memahami keberadaan jatidiri sebagai
suatu bangsa dalam memandang dirinya dan bertingkah laku sesuai falsafah hidup
bangsa dalam lingkungan internal maupu lingkungan eksternal.
Dengan demikian dalam rangka NKRI, wawasan kebangsaan adalah cara
kita sebagai bangsa Indonesia didalam memandang diri dan lingkungannya dalam
mencapai sebuah cita cita nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan
Nusantara sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan
keamanan, dengan berpedoman kepada falsafah Pancasila dan UUD 1945.
Wawasan kebangsaan lahir ketika bangsa Indonesia berjuang membebaskan
diri dari segala bentuk penjajahan.Perjuangan bangsa Indonesia pada waktu itu
masih bersifat local ternyata tidak membuahkan hasil, karena masih belum adanya
persatuan dan kesatuan.
Maka dari itu catatan sejarah perlawanan para pahlawan bangsa Indonesia
telah membuktikan kapada diri kita tentang semangat juang yang tidak pernah
padam dalam usaha mengusir penjajah dari tanah air Indonesia. Dalam
perkembangan berikutnya muncullah sebuah kesadaran bahwa perjuangan yang
bersifat nasional, yaitu sebuah perjuangan yang dilandasi dengan persatuan dan
kesatuan dari seluruh bangsa Indonesia.
Kesadaran tersebut kemudian mendapatkan bentuk dengan lahirnya
pergerakan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang merupakan tonggak awal
sejarah perjuangan bangsa yang bersifat nasional yang kemudian disusul denan
gerakan gerakan kebangsaan dibidang politik, ekonomi, pendidikan, kesenian, pers
dan kewanitaan.
Tekad perjuangan anak bangsa lebih tegas lagi dengan adanya sumpah
pemuda 28 Oktober 1928 dengan ikrar ‘’ Satu Nusa, Satu Bangsa dan Menjunjung
Tinggi Bahasa Persatuan Yaitu Bahasa Indonesia’’.Wawasan kebangsaan tersebut
kemudian mencapai satu tonggak sejarah yang bersatu memproklamasikan
kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Dalam perjalanan sejarah itu telah timbul pula sebuah gagasan, sikap dan
tekad yang bersumber dari nilai-nilai budaya bangsa serta disemangati oleh cita-cita
moral rakyat yang luhur.Wawasan kebangsaan bagi bangsa Indonesia memiliki
makna sebagai berikut:
1. Wawasan kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar
menempatkan persatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan.

5
2. Wawasan kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia sedemikian rupa
sehingga asas Bhineka Tunggal Ika dipertahankan.
3. Wawasan kebangsaan tidak memberi tempat pada patriotism yang licik.
4. Dengan wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh pandangan hidup Pancasila,
bangsa Indonesia telah berhasil merintis jalan menjalani, misalnya ditengah-
tengah tata kehidupan di dunia.
5. NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur bertekad untuk
mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin,
sejajar dengan bangsa lain yang sudah maju.
Nilai wawasan kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan kesatuan
bangsa memiliki enam dimensi yang bersifat mendasar dan fundamental, yaitu:
1. Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai mahluk ciptaan
tuhan.
2. Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka dan
bersatu.
3. Cinta akan tanah air dan bangsa.
4. Demokrasi atau kedaulatan rakyat
5. Kesetiakawanan sosial.
6. Masyarakat adil dan makmur.
4. Pengertian Integrasi Nasional
Integrasi Nasional berasal dari dua kata, yakni integrasi dan nasional.
Integrasi iniberasal dari Bahasa Inggris (integrate) yang memiliki arti
menyatupadukan, mempersatukan atau menggabungkan.
1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Integrasi memiliki arti
pembauran sehingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh
2. Secara Politis: Integrasi Nasional secara politis ini memiliki arti bahwa
penyatuan berbagai kelompokbudaya dan sosial dalam kesatuan wilayah
nasional yang membentuk suatu identitasnasional.
3. Secara Antropologi: Integrasi Nasional secara antropologis ini berarti bahwa
proses penyesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga
mencapai suatu kesatuan fungsi di dalam kehidupan masyarakat.
4. Nazaruddin: istilah integrasi nasional merujuk kepada seluruh unsur dalam
rangka melaksanakan kehidupan bangsa, meliputi sosial, budaya ekonomi,
maka pada intinya integrasi nasional lebih menekankan persatuan persepsi dan
perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
5. Myron Weiner (1971): integrasi merajuk pada proses penyatuan berbagai
kelompok budaya dan sosial dalam satu wilayah dan proses pembentukan
identitas nasional, membangun rasa kebangsaaan dengan cara menghapus
kesetiaan pada ikatan-ikatan yang lebih sempit.
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan
keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa
yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini
membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan
alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk
kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga
akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan

6
budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang
berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
6. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Integrasi Nasional
Di dalam Integrasi Nasional terdapat beberapa faktor yang
memengaruhinya, faktor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut.
1. Faktor Pendorong Integrasi Nasional
Faktor pendorong merupakan faktor yang mempengaruhi kemajuan
suatu proses atautindakan tertentu yang dilakukan oleh seseorang maupun
kelompok. Dalam mewujudkanintegrasi nasional, terdapat beberapa faktor
yang mendorong terwujudnya integrasi nasionaldi Indonesia. Adapun faktor
pendorong tersebut diantaranya:
1. Adanya rasa yang senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh
faktor-faktor sejarah
Indonesia telah mengalami sejarah yang kelam di masa lalu,
terutama zaman dimanaIndonesia dijajah oleh bangsa lain selama
bertahun-tahun. Dalam sejarah kemerdekaanIndonesia 17 Agustus 1945,
perjuangan yang dilakukan oleh setiap elemen masyarakat untuk
memperoleh kemerdekaan bukanlah sesuatu yang sifatnya main-main.
Rasa senasib seperjuangan di masa lalu yang terbawa sampai dengan masa
sekarang menjadisalah satu faktor pendorong untuk mewujudkan integrasi
nasional. Jika di masa lalu rasa senasib seperjuangan digunakan untuk
mewujudkan kemerdekaan Indonesia, di era sekarang ini rasa senasib
seperjuangan digunakan untuk memperkuat stabilitas nasional demi
terwujudnya persatuan Indonesia dalam integrasi nasional.
2. Adanya Ideologi Nasional
Ideologi nasional negara kita Indonesia adalah Pancasila. Sebagai
ideologi nasional,Pancasila tidak dapat digantikan oleh ideologi manapun.
Walaupun Indonesia terdiridari banyak kepercayaan, arti penting dan
fungsi Pancasila sebagai pandangan hidupbangsa Indonesia tidak bisa
terlepas dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Pemaknaanideologi
nasional yaitu Pancasila dilakukan melalui implementasi nilai-nilai
Pancasiladalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan integrasi
nasional di Indonesia. Melaluipemaknaan ideologi nasional yaitu Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, integrasinasional akan lebih mudah untuk
diwujudkan.
3. Adanya Sikap Tekad Dan Keinginan Untuk Kembali Bersatu
Perbedaan dan kemajemukan di Indonesia bukanlah salah satu
alasan untuk dijadikanfaktor penyebab konflik sosial yang terjadi di
kalangan masyarakat. Justru perbedaaninilah yang membuat masyarakat
Indonesia mempunyai keinginan untukmempersatukan perbedaan di dalam
satu kesatuan bangsa yang utuh. Baik di dalam masyarakat tradisonal dan
modern, keinginan untuk mempersatukan perbedaan di dalamkehidupan
sehari-hari tentunya ada. Dalam kehidupan berbangsa negara dan
berbangsaIndonesia, keinginan untuk mempersatukan bangsa merupakan
salah satu perwujudannilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara.
4. Adanya Ancaman Dari Luar
Walupun Indonesia sudah merdeka selama 71 tahun, bukan tidak
mungkin ancaman dariluar itu masuk ke Indonesia. Ancaman-ancaman

7
dari luar di era globalisasi sekarang initidak dapat diartikan sebagai
ancaman yang menjajah seperti pada masa kemerdekaanIndonesia. Oleh
karena itu, untuk mengantisipasi ancaman dari luar dalam
kaitannyadengan bahaya globalisasi dan modernisasi, integrasi nasional
perlu diwujudkan disetiap lapisan masyarakat yang ada tinggal di wilayah
Indonesia.
2. Faktor Pendukung Integrasi Nasional
1. Penggunaan bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa. Jika melihat
sejarah, hal ini telahdikumandangkan sejak di gelorakan Sumpah Pemuda
pada 28 Oktober 1928 yangberbunyi “Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung tinggi bahasa persatuaan BahasaIndonesia”. Dengan semangat
para pemuda tersebut maka, disepakati Bahasa Indonesiaadalah bahasa
pemersatu tanpa memandang perbedaan di dalamnya.
2. Semangat Persatuan Serta Kesatuan Di Dalam Bangsa
Kesadaran akan persatuan perlu dimunculkan dalam semangat
persatuan dan kesatuan,hal ini diperlukan untuk menjalin rasa
kekeluargaan, persahabatan, dan sikap salingtolong-menolong antar
sesama dan bersikap nasionalisme, serta menjalin rasakemanusiaan yang
memiliki sikap dan toleransi serta keharmonisan untuk hidup
secaraberdampingan.
3. Adanya Kepribadian Dan Pandangan Hidup Kebangsaan Yang Sama
Yakni Pancasila
Pancasila adalah landasan idiil bangsa yang kedudukannya sangat
berpengaruh bagijalannya kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagi
seseorang yang di dalam jiwanyaterdapat sifat patriotisme yang tinggi,
maka Ia akan selalu menerapkan butir-butirPancasila di setiap aspek
kehidupannya.
4. Adanya Jiwa Dan Rasa Semangat Dalam Bergotong Royong
Gotong royong berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu
hasil yang didambakan. Sikap gotong royong adalah bekerja bersama-
sama dalam menyelesaikanpekerjaan dan secara bersama-sama menikmati
hasil pekerjaan tersebut secara adil.Serta suatu usaha atau pekerjaan yang
dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela olehsemua komponen
masyarakat menurut batas kemampuannya masing-masing (Astawa, 2017).

PENUTUP
1. Kesimpulan
Kebangsaan sangat identik dengan Wawasan Nusantara yaitu cara pandang
bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan
Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan
pertahanan keamanan.
Konsep kebangsaan merupakan hal yang sangat mendasar bagi bangsa
Indonesia. Dalam kenyataannya konsep kebangsaan itu telah dijadikan dasar negara
dan ideologi nasional yang terumus di dalam Pancasila sebagaimana terdapat dalam
Alinea IV Pembukaan UUD 1945.

8
Dengan demikian wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai sebuah cara
pandang yang dilandasi kesadaran diri sebagai warga dari suatu Negara akan diri
serta lingkungannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Wawasan kebangsaan lahir ketika bangsa Indonesia berjuang membebaskan
diri dari segala bentuk penjajahan. Perjuangan bangsa Indonesia pada waktu itu
masih bersifat local ternyata tidak membuahkan hasil, karena masih belum adanya
persatuan dan kesatuan.
2. Saran
Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detaildalam menjelaskan tentang makalah “Wawasan
Kebangsaan dan Intregrasi Nasional” dengan sumber – sumber yang lebih banyak
yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.

DAFTAR PUSTAKA
Amich Alhumami. 2010. Pendidikan Sebagai Medium
Amirin, Tatang M., 1992, Pokok-pokok Teori Sistem, Jakarta: Rajawali Pers
Arifin, M. 2003 Pendidikan sebagai suatu sistem
Chasiyah, dkk (2009). Pengantar Ilmu Pendidikan, Surakarta: Yama Pustaka
Hasteningsih, E., dkk (2015). Diktat Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta
Idris, Zahara dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT Gramedia
Widia Sarana.
Ihsan, H.Fuad.2010.Dasar – Dasar Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta
Immegart, Glenn L dan Francis J. Pilecki, 1972, An Intoduction to Systems for to
Educational Administrator, California: Addison Wesley Publishing Company.
Marsudi,S., dkk (2011). Landasan Pendidikan, Surakarta: FKIP UMS
Mc. Ashan, H.H., 1983, Comprehensive Planning for School Administrations, USA:
Advocate Publishing Group.
Pidarta, Made, 2007, Landasan Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Tamalene.2010.pengantar pendidikan .bahan ajar.FKIP unifersitas khairun
Tirtarahardja, Umar dan.S.L. La Sulo, 2005. “Pengantar Pendidikan”, Penerbit Rineksa
Cipta Jakarta.
Erwin, Muhammad. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Bandung. Penerbit : PT. Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai