Anda di halaman 1dari 6

NAMA : TUTIK ISLAMIYAH

MAKUL : CIVIC EDUCATION (UAS RESUME )

HARI/TG : MINGGU, 30 JANUARI 2022

A. Membangun Identitas Nasional Dalam Sistem Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara


Identitas sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran pribadi, golongan
sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri.
Identitas Nasional adalah suatu jati diri yang khas dimiliki oleh suatu bangsa dan tidak
dimiliki oleh bangsa yang lain. Dalam hal ini, tidak hanya mengacu pada individu saja,
akan tetapi berlaku juga pada suatu kelompok.
Kata Identitasberasal dari kata Identitu, yang memiliki arti tanda-tanda, ciri-ciri, atau jati
diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.
Sementara itu kata “nasional” merupakan identitas yang melekat pada kelompok-
kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan fisiik, baik fisik seperti
budaya, agama dan bahasa maupun nonfisik seperti cita-cita, keinginan dan
tujuan. Himpunan kelompok inilah yang kemudian disebut dengan identitas bangsa atau
identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok yang diwujudkan
dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional.
Pengertian Identitas Nasional adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang dihimpun dalam
satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan pancasila dan
Bhineka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya.
Hakikat Identitas Nasional kita sebagai bangsa di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan kita
dalam arti yang luas, misalnya di dalam aturan perundang-undangan atau moral yang
secara normatif diterapkan di dalam pergaulan, baik itu di dalam tataran nasional maupun
internasional dan lain sebagainya. Dengan demikian nilai-nilai budaya yang tercermin di
dalam identitas nasional tersebut bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam
kebekuan normatif dan domatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung terus-
menerus bersemi karena adanya hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat.
Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka
untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi
aktual yang berkembang dalam masyarakat.
B. Patalogi Sosial Dan Pengaruh Globaliasi
 “patologi sosial” adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala sosial yang
dianggap “sakit”, disebabkan oleh faktor-faktor sosial. Sedangkan penyakit masyarakat
adalah semua tingkah laku yang melanggar norma-norma dalam masyarakat dan
dianggap menganggu, merugikan serta tidak dikehendaki oleh masyarakat. Faktor-faktor
yang mempengaruhi munculnya penyakit masyarakat antara lain yaitu faktor keluarga,
faktor lingkungan dan faktor pendidikan. Contoh beberapa perilaku penyakit sosial
adalah mencuri, menipu, pembunuhan, pemerasan, pornografi dan pornoaksi, perilaku
seks diluar nikah, seks bebas, kumpul kebo dan lain-lain. Dampak positif
dari globalisasi adalah terjadinya perubahan tata nilai dan sikap, berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, tingkat kehidupan yang lebih baik. Sedangkan dampak
negatif dari globalisasi adalah, pola hidup konsumtif, sikap individualistik, gaya hidup
kebarat-baratan serta kesenjangan sosial.
Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi
kebudayaan bangsa Indonesia . Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan
bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-
nilai interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai
globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia. Oleh
karena itu perlu dipertahanan aspek sosial budaya Indonesia sebagai identitas bangsa.
Caranya adalah dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian
budaya bangsa. Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan seni tradisional
menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akan terus berupaya memodifikasi bentuk-
bentuk seni yang masih berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat
dikonsumsi masyarakat modern. Karena sebenarnya seni itu indah dan mahal. Kesenian
adalah kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya dan tidak dimiliki bangsa-
bangsa asing. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya
bangsa, hendaknya memelihara seni budaya kita demi masa depan anak cucu. B. Saran –
Saran Dari hasil pembahasan diatas, dapat dilakukan beberapa tindakan untuk mencegah
terjadinya pergeseran sikap perilaku karena adanya globalisasi yaitu :
1. Pemerintah perlu mengkaji ulang perturan-peraturan yang dapat menyebabkan
pergeseran budaya bangsa.
2. Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-masing
khususnya dan budaya bangsa pada umumnya.
3. Para pelaku usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita,
hiburan dan informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan pergeseran budaya.
C. Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara dikembangkan berdasarkan falsafah pancasila yang mengandung
nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan, keadilan dan keberadaban, persatuan dan kesatuan,
musyawarah untuk mencapai mufakat, serta kesejahteraan guna menciptakan suasana
damai dan tenteram menuju kebahagiaan dan kelangsungan hidup bangsa dan negara
Indonesia dari generasi ke generasi.
Hal tersebut menjadi aspek yang melatarbelakangi pengembangan wawasan nusantara,
mulai dari kondisi objektif geografi Indonesia mengandung beraneka ragam kekayaan
alam baik yang di dalam maupun di atas permukaan bumi hingga potensi di udara dan
ruang antariksa.
Tak hanya itu, ada juga aspek jumlah penduduk yang besar yang terdiri atas berbagai
suku yang masing-masing memiliki budaya, adat istiadat/ tradisi, dan pola kehidupan
yang beraneka ragam.
Wawasan nusantara dapat menciptakan rasa nasionalisme bangsa yang cinta tanah air dan
tidak mementingkan keuntungan pribadi. Selain itu dapat menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa agar tetap utuh dan tidak mudah dipengaruhi oleh ideologi negara lain.

Berikut ini terdapat beberapa fungsi wawasan nusantara, terdiri atas:

1. Wawasan nusantara sebagai konsepsi pertahanan nasional, yaitu wawasan


nusantara konsep yang digunakan dalam pembangunan nasional, pertahanan dan
keamanan, dan teritorial.
2. Wawasan nusantara sebagai memiliki cakupan wawasan pengembangan kesatuan
politik, kesatuan ekonomi, kohesi sosial dan kesatuan ekonomi, sosial dan politik, dan
kesatuan pertahanan dan keamanan.
3. Wawasan wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keamanan nasional
merupakan pandangan geopolitik lingkup tanah air Indonesia di Indonesia sebagai satu
kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan semua kekuasaan negara.
4. Wawasan nusantara sebagai wawasan regional, sehingga berfungsi dalam
pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga. Keterbatasan dan
tantangan Republik Indonesia adalah: Risalah sidang BPUPKI 29 Mei-1 Juni, 1945 dari
Republik Indonesia dari beberapa pendapat para pejuang nasional.
D. Ketahanan Nasional Dan Bela Negara
ketahanan nasional adalah kondisi dinamis Bangsa Indonesia yang berisikan keuletan dan
ketangguhan dalam menghadapi serta mengatasi segala bentuk ancaman, gangguan
ataupun hambatan dari dalam maupun luar negeri.
Berdasarkan situs resmi Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, ketahanan nasional
sebagai suatu kondisi. Artinya kondisi ideal suatu negara memiliki kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional sehingga mampu menghadapi segala macam
ancaman dan gangguan bagi kelangsungan hidup bangsa yang bersangkutan. Bentuk
ancaman tersebut bisa bersifat langsung ataupun tidak dan sangat membahayakan
integritas, identitas, bahkan kelangsungan hidup berbangsa serta bernegara. Istilah
ketahanan nasional mulai dikenal sejak tahun 1960-an. Namun, saat itu belum diberi
definisi tertentu dan baru pada 1968, definisi mengenai ketahanan nasional dibuat.
Definisi itu direvisi pada beberapa bagian katanya dan terus digunakan hingga saat ini.
Fungsi ketahanan nasional Dalam jurnal Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila Bagi
Masyarakat sebagai Modal Dasar Pertahanan Nasional NKRI (2016) karya Purwito Adi,
ketahanan nasional memiliki tiga fungsi utama, yakni: Daya tangkal sebagai konsepsi
penangkalan Artinya ketahanan nasional berfungsi sebagai penangkal dari segala bentuk
ancaman, gangguan ataupun hambatan terhadap integritas, identitas serta
keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Ketahanan nasional sebagai pengarah
Artinya ketahanan nasional berfungsi untuk mengarahkan potensi kekuatan yang dimiliki
Bangsa Indonesia dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan
serta keamanan, untuk mencapai kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia. Pengarah
dalam penyatuan pola pikir, pola tindak serta cara kerja yang intersektor serta
multidisipliner Hal ini bisa dicapai Bangsa Indonesia lewat kebijakan yang dibuat
pemerintah dan menerapkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, agar
masyarakat dapat hidup adil dan makmur.
Berdasarkan situs resmi Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, ketahanan nasional
sebagai suatu kondisi. Artinya kondisi ideal suatu negara memiliki kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional sehingga mampu menghadapi segala macam
ancaman dan gangguan bagi kelangsungan hidup bangsa yang bersangkutan. Bentuk
ancaman tersebut bisa bersifat langsung ataupun tidak dan sangat membahayakan
integritas, identitas, bahkan kelangsungan hidup berbangsa serta bernegara. Istilah
ketahanan nasional mulai dikenal sejak tahun 1960-an. Namun, saat itu belum diberi
definisi tertentu dan baru pada 1968, definisi mengenai ketahanan nasional dibuat.
Definisi itu direvisi pada beberapa bagian katanya dan terus digunakan hingga saat ini.
Fungsi ketahanan nasional Dalam jurnal Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila Bagi
Masyarakat sebagai Modal Dasar Pertahanan Nasional NKRI (2016) karya Purwito Adi,
ketahanan nasional memiliki tiga fungsi utama, yakni: Daya tangkal sebagai konsepsi
penangkalan Artinya ketahanan nasional berfungsi sebagai penangkal dari segala bentuk
ancaman, gangguan ataupun hambatan terhadap integritas, identitas serta
keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Ketahanan nasional sebagai pengarah
Artinya ketahanan nasional berfungsi untuk mengarahkan potensi kekuatan yang dimiliki
Bangsa Indonesia dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan
serta keamanan, untuk mencapai kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia. Pengarah
dalam penyatuan pola pikir, pola tindak serta cara kerja yang intersektor serta
multidisipliner Hal ini bisa dicapai Bangsa Indonesia lewat kebijakan yang dibuat
pemerintah dan menerapkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, agar
masyarakat dapat hidup adil dan makmur.
Bela negara terkait erat dengan terjaminnya eksistensi NKRI dan terwujudnya cita-cita
bangsa sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD RI tahun 1945 yakni: melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. selain sebagai
kewajiban dasar manusia, juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
melaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam
pengabdian kepada negara dan bangsa.

Tujuan Bela Negara


Masih dikutip dari buku Abdul Kadir Ahmad, tujuan bela negara adalah sebagai berikut.

1.Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara

2.Melestarikan budaya

3. Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945

4. Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara

5. Menjaga identitas dan integritas bangsa dan negara.

Fungsi Bela Negara


Adapun fungsi bela negara, di antaranya:

1. Mempertahankan negara dari berbagai ancaman

2. Menjaga keutuhan wilayah negara

3. Merupakan kewajiban setiap warga negara

4. Merupakan panggilan sejarah

Manfaat Bela Negara


Sikap bela negara juga memiliki manfaat, di antaranya:

1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain


2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan

3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh

4. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan kemampuan
diri

5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok

6. Membentuk iman dan takwa pada agama yang dianut masing-masing individu

7. Berbakti pada orang tua, bangsa, dan agama

8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan

9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, dan tidak disiplin

10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.

Itulah pengertian, tujuan, fungsi, dan manfaat bela negara yang harus diketahui setiap
warga negara.

Anda mungkin juga menyukai