Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
中印尼跨文化知識結構分析與印尼中國社會等級學科
ANALISIS STRUKTURAL PEMAHAMAN LINTAS BUDAYA DAN TINGKATAN
HIREARKI SOSIAL INDONESIA-TIONGKOK
DITULIS OLEH
MOCH. MANSYUR MAULANA IDRIS
NIM. 180242610018
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
KATA PENGANTAR
Segala puji Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Penulis kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan buku “Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya
dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-Tiongkok” dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya Penulis tidak mampu menyelesaikan buku “Analisis Struktural
Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-Tiongkok”
dengan baik.
Penulis mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga mampu
menyelesaikan buku “Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan
Hirearki Sosial Indonesia-Tiongkok” sebagai wujud fisik Tugas Akhir Matakuliah
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) Bahasa China.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terkhusus kepada
Dosen pengampu Matakuliah Sejarah Kesusastraan Tiongkok atas nama Karina Fefi
Laksana Sakti, S.Pd., MTCSOL. yang telah membimbing dan membantu Penulis dalam
menulis Buku “Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan
Hirearki Sosial Indonesia-Tiongkok”.
Penulis sangat menyadari bahwa Buku “Analisis Struktural Pemahaman
Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-Tiongkok” masih jauh dari
kata sempurna, dan masih banyak terdapat kesalahan, serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu Penulis berharap besar kritik serta saran dari pembaca untuk Buku “Analisis
Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok” supaya nantinya dapat menjadi Artikel yang lebih baik lagi.
Demikian Kata Pengantar yang disampaikan. Semoga Buku “Analisis
Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok” ini dapat bermanfaat untuk pembaca, dan apabila terdapat banyak kesalahan
pada Buku ini, Penulis memohon maaf yang sebesar – besarnya. Terima Kasih.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
學生數據 外国演讲者对印尼语
Moch. Mansyur Maulana
学生全名 任課教師 王玉洁
Idris
學生號码 180242610018 課程代號 PMDR6141
学生專業 2018 年級漢語教育專業 課程教班 A 學年 20202
周一,早上 07:00 至
学生全名 陳樂觀 課程日期
09:35
学生年级 三年级 A 班 課程教室 线上网课
PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA-TIONGKOK
1 Bentuk Pemerintahan Republik
Persamaan 2 Kepala Negara Presiden
3 Bentuk Negara Kesatuan
Indonesia: Presidensial
1 Sistem Pemerintahan
Tiongkok: Parlementer
Indonesia: MPR
Perbedaan 2 Kekuasaan Negara Tertinggi
Tiongkok: Kongres Rakyat Nasional
Indonesia: Presiden
3 Kepala Pemerintahan
Tiongkok: Perdana Menteri
Sistem Pemerintahan Indonesia
UUD 1945
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
数 生词 拼音 印尼翻译
1 全国人民代表大会 quánguó rénmín dàibiǎo dàhuì Dewan Perwakilan Rakyat
2 中华人民共和国主席 zhōnghuá rénmín gònghéguó zhǔxí Presiden
3 最高人民法院 zuìgāo rénmín fǎyuàn Mahkamah Agung
4 地方各级人民法院 dìfāng gè jí rénmín fǎyuàn Pengadilan Daerah
5 专门法院 zhuānmén fǎyuàn Pengadian Khusus
6 最高人民检察院 zuìgāo rénmín jiǎncháyuàn Kejaksaan Pusat
7 地方各级人民检察院 dìfāng gè jí rénmín jiǎncháyuàn Kejaksaan Daerah
8 专门检察院 zhuānmén jiǎncháyuàn Kejaksaan Khusus
9 地方各级人民代表大会 dìfāng gè jí rénmín dàibiǎo dàhuì Dewan Perwakilan Daerah
10 中央军事委员会 zhōngyāng jūnshì wěiyuánhuì Komite Militer Pusat
11 国务院 guówùyuàn Dewan Negara
12 地方各级人民政府 dìfāng gè jí rénmín zhèngfǔ Pemerintahan Daerah
SISTEM POLITIK
Sistem politik yaitu kesatuan dari seperangkat struktur politik yang memiliki fungsi masing-
masing yang bekerja untuk mencapai tujuan suatu negara.
SISTEM POLITIK INDONESIA SISTEM POLITIK TIONGKOK
Politik adalah semua lembaga-lembaga negara Sejarah Revolusi Sistem Politik Tiongkok
yang tersebut di dalam konstitusi negara 1. Revolusi Pertama (1911): Menggunakan
(termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan sistem politik monarki absolut yang dipimpin
yudikatif). oleh Dr. Sun Yat Sen
1. Fungsi legislatif yaitu sebagai pembuat 2. Revolusi Kedua (1928): Terbangunnya
undang-undang, peraturan, dan kebijakan sebuah pemerintahan sentral baru dibawah
2. Fungsi eksekutif yaitu sebagai pelaksana kewenangan Kuomintang (Partai Nasional).
undang-undang Pemimpin Kuomintang ialah Jend. Chiang Kai
3. Fungsi yudikatif yaitu sebagai pengawas Sek
jalannya pemerintahan pada suatu negara 3. Revolusi Ketiga (1949): Partai Komunis
FUNGSI POLITIK Tiongkok menjabat sebagai partai penguasa
1. Fungsi merumuskan kepentingan adalah tunggal yang dipimpin oleh Mao Ze Dong. (1
fungsi menyusun dan mengungkapkan Oktober 1949- Sistem politik baru (sistem
tuntutan politik dalam suatu negara komunis))
2. Fungsi pembuatan kebijakan umum
PERBEDAAN SISTEM POLITIK
3. Fungsi pengawasan pelaksanaan kebijakan
INDONESIA-TIONGKOK
4. Fungsi komunikasi politik
Sistem politik demokrasi merupakan system INDONESIA TIONGKOK
politik yang memberikan hak setara kepada Demokrasi Komunis
seluruh warga negara atau rakyatnya dalam Lebih dari satu Hanya satu partai
proses pengambilan suatu kebijakan atau partai yang yang berkuasa,
keputusan. Pokok sistem Politik Indonesia: memiliki kewengan memiliki kewengan
1. Ide kedaulatan rakyat atau mengisi atau mengisi jabatan
2. Negara berdasarkan atas hukum jabatan di dalam
3. Bentuk Republik struktur
4. Pemerintahan berdasarkan konstitusi pemerintah
5. Pemerintahan yang bertanggung jawab
6. Sistem Perwakilan
7. Sistem pemerintahan presidensiil
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
學生數據 外国演讲者对印尼语
Moch. Mansyur Maulana
学生全名 任課教師 王玉洁
Idris
學生號码 180242610018 課程代號 PMDR6141
学生專業 2018 年級漢語教育專業 課程教班 A 學年 20202
周一,早上 07:00 至
学生全名 陳樂觀 課程日期
09:35
学生年级 三年级 A 班 課程教室 线上网课
PERBEDAAN SOSIAL MEDIA INDONESIA-TIONGKOK
Alasan adanya perbedaan media sosial di China karena Pada tahun 2009 laman youtube menyebarkan
video pasukan keamanan china yang sedang memukuli warga Tibet. Sejak saat itu, pemerintah China
memblokir laman google dan membuat media sosial sendiri.
Alasan lain dari pembuatan media sosial sendiri yaitu Pemerintahan di China adalah Komunis ,
Pemerintahan Komunis takut akan perubahan , mereka tidak mau kekuasaannya direnggut karena sebuah
kebenaran yang baru terungkap , sedangkan google selalu memprioritaskan informasi berdasarkan fakta
. Sehingga hal ini dianggap berbahaya untuk pemerintah.
Jenis Sosial Media Sosial Media Indonesia Sosial Tiongkok
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
學生數據 外国演讲者对印尼语
Moch. Mansyur Maulana
学生全名 任課教師 王玉洁
Idris
學生號码 180242610018 課程代號 PMDR6141
学生專業 2018 年級漢語教育專業 課程教班 A 學年 20202
周一,早上 07:00 至
学生全名 陳樂觀 課程日期
09:35
学生年级 三年级 A 班 課程教室 线上网课
PERBEDAAN BUDAYA MAKAN INDONESIA-TIONGKOK
Masyarakat Indonesia justru memasak Masyarakat Tiongkok cenderung
dengan ukuran yang besar, sehingga masih memotong makanan dengan ukuran
membutuhkan pisau atau alat bantu “sekali makan”, atau sekali muat
lainnya untuk memotongnya kembali. dalam mulut. Negeri Tiongkok
Masyarakat Indonesia yang terbiasa terkenal dengan rempah-rempahnya,
hanya mencuci bersih sayuran-sayuran dan masyarakat disana sering
yang akan mereka masak yang justru memasak sayuran dengan campuran
terlihat asing bagi orang Tiongkok. jahe, bawang putih, dan kecap. Hal ini
dilakukan baik saat mereka
menggoreng, merebus, ataupun
Masyarakat Indonesia cenderung lebih suka makan secara individu, mengukus sayuran tersebut.
dimana biasanya akan memesan banyak makanan, namun hanya
memakan makannya sendiri-sendiri. Masyarakat Indonesia justru Masyarakat Tiongkok lebih menyukai makan bersama-
tidak pernah memiliki standar khusus untuk makan. Mereka biasanya sama, sehingga cenderung membuat makanan untuk dibagi
cenderung makan di meja yang berbentuk persegi. Tidak ada cara secara kolektif. Selain itu, mereka juga terbiasa untuk
khusus tata cara duduk saat makan di Indonesia. Meskipun tidak ada membeli dan memesan makanan dengan jumlah yang
cara khusus, tetap harus menunjukkan rasa kesopanan. Meskipun banyak, lalu akan membiarkan siapa pun membagi dan
tidak ada cara khusus, etika makan di Indonesia banyak sekali mengambilnya dengan sumpit. Masyarakat Tiongkok
larangannya. Seringnya larangan itu adalah dilarang mengunyah terbiasa makan di atas meja bundar, karena meja
keras-keras, dilarang berbicara saat makan, dll. Setiap keluarga tersebut dapat diputar sehingga memudahkan untuk
punya aturannya sendiri-sendiri. Orang Indonesia kebanyakan mengambil makanan yang ingin dimakan. Meja bundar ini
makan menggunakan tangan, sendok, pisau ataupun garpu. Sekarang secara filosofis mengandung arti 团 结 (tuánjié) yang
di Indonesia, lebih banyak juga restoran yang menyediakan alat berarti ‘kesatuan’. Tradisi Tiongkok menjunjung tinggi
makan berupa sumpit. kesopanan dan menghormati orang yang lebih tua.
Mempersilahkan yang lebih tua untuk mengambil makanan
terlebih dahulu dan saat mereka menyuruh kita semua
makan, baru kita akan makan. Menuangkan minuman,
biasanya yang muda yang akan membantu menuangkan teh,
tetapi jika yang tua menuangkan teh kepada yang lebih
muda, gerakan mengetuk meja dengan jari telunjuk dan
Sumpit merupakan alat utama untuk mengambil dan menyuap makanan
tengah mengartikan tanda terima kasih.
di Tiongkok. Penempatan sumpit yang salah, seperti menancapkan
kedua sumpit diatas nasi merupakan hal tabu dikarenakan
penempatan sumpit seperti ini dianggap sebgai bentuk penyembahan
kepada orang yang sudah tiada.
Penempatan Penempatan
sumpit yang sumpit yang
Benar Salah
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
學生數據 外国演讲者对印尼语
Moch. Mansyur Maulana
学生全名 任課教師 王玉洁
Idris
學生號码 180242610018 課程代號 PMDR6141
学生專業 2018 年級漢語教育專業 課程教班 A 學年 20202
周一,早上 07:00 至
学生全名 陳樂觀 課程日期
09:35
学生年级 三年级 A 班 課程教室 线上网课
PERBEDAAN SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA-TIONGKOK
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
SMP
SD
TK
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
TIDUR SIANG
SENAM DAN DI TIONGKOK
BERBARIS
DI TIONGKOK
KEPEMIMPINAN KELAS
DI TIONGKOK
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
學生數據 外国演讲者对印尼语
Moch. Mansyur Maulana
学生全名 任課教師 王玉洁
Idris
學生號码 180242610018 PMDR6141 課程代號
学生專業 2018 年級漢語教育專業 A 課程教班
學年 20202
周一,早上 07:00 至
学生全名 陳樂觀 課程日期
09:35
学生年级 三年级 A 班 課程教室 线上网课
PERBEDAAN AGAMA DI INDONESIA DAN TIONGKOK
AGAMA DI TIONGKOK
Di Tiongkok tidak ada batasan yang jelas antara agama-agama, khususnya
Buddha, Tao dan praktik agama asli populer lokal. Menurut analisis demografi
paling terkini, sekitar 73% populasi di Tiongkok, yang meliputi ratusan juta orang,
mempraktikan beberapa jenis agama asli Tionghoa dan Tao, 15% adalah Buddha,
11% adalah Kristen, dan 1% adalah Islam. Selain agama lokal dan tradisional
suku Tionghoa Han, terdapat juga kelompok etnis minoritas yang memeluk agama
yang dapat ditemukan dimana ia berada. (Agama Taoisme) meliputi 13% dari total
populasi, sementara agama Konghucu (60% dari total populasi) sebagai agama
rancangan diri terkenal pada kalangan intelektual.
Kristen di Tiongkok: Kekristenan di negeri ini terdiri dari Protestan, Katolik,
dan sejumlah kecil orang-orang Kristen Ortodoks. Meskipun garis keturunan di
Tiongkok kuno menganut agama
institusional Taoisme dan Buddhisme Mahayana, serta sistem sosial dan
ideologi Konfusianisme, Kristen telah ada di Tiongkok setidaknya sejak abad
ketujuh dan telah berpengaruh dalam 200 tahun terakhir. Menurut sebuah survei
yang diterbitkan pada tahun 2010, ada 33 juta orang Kristen di Tiongkok,
termasuk 30 juta Protestan dan 3 juta umat Katolik.
Buddha di Tiongkok: Agama Buddha telah memegang peranan sangat penting
dalam membentuk kebudayaan dan tradisi orang Tiongkok, memengaruhi cara
berpikir mereka, politik, literatur, filosofi, dan ilmu pengobatan Tiongkok.
Sampai saat ini agama Buddha masih merupakan agama utama bagi orang
Tiongkok. Pada bulan April 2006 Tiongkok mengorganisir Forum Buddhis
Dunia, sebuah event yang diadakan setiap dua tahun sekali. Terdapat banyak
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
AGAMA DI INDONESIA
Indonesia memiliki enam agama yang diakui oleh negara. Berdasarkan
penjelasan atas penetapan presiden No. 1 Tahun 1965 tentang Pencegahan
Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama pasal 1, “Agama-agama yang dipeluk
oleh penduduk di Indonesia ialah Islam, Kristen (Protestan), Katolik, Hindu, Buddha,
dan Konghucu”.
Islam di Indonesia: Mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Indonesia 2018, 86,7% dari 267.670.543
penduduk Indonesia bergama Islam. Mayoritas muslim dapat dijumpai di
wilayah barat Indonesia (Jawa dan Sumatera) hingga wilayah pesisir pulau
Kalimantan.
Kristen Katholik di Indonesia: Di Indonesia terdapat satu provinsi yang
mayoritas dari penduduknya beragama Katolik, yaitu provinsi Nusa Tenggara
Timur dengan persentase 54,14% dari populasi penduduk provinsi tersebut.
Kristen Protestan di Indonesia: Di Indonesia terdapat tiga provinsi yang
mayoritas penduduknya beragama Kristen, yaitu provinsi Papua (65,48%),
Sulawesi Utara (63,60%), dan Papua Barat (53,77%).
Hindu di Indonesia: Menurut data pada tahun 2010, jumlah penganut agama
Hindu di Indonesia adalah 4 juta orang atau 1,7% dari jumlah penduduk
Indonesia. Mayoritas umat Hindu di Indonesia berada di Bali.
Buddha di Indonesia: Buddha merupakan agama tertua di Indonesia yang tiba
pada sekitar abad ke-5 masehi. Menurut sensus nasional tahun 2000, sekitar 2%
umat Buddha di Indonesia. Mayoritas penduduk beragama buddha berada di
provinsi Riau, Sumatera Utara, dan Kalimantan Barat.
Konghuchu di Indonesia: Agama Konghucu berasal dari Tiongkok daratan
yang dibawa oleh para pedagang Tiongkok dan imigran dan diperkirakan sejak
abad ke-3 Masehi. Saat ini persentase umat Konghucu di Indonesia sekitar
0,05% dari total keseluruhan penduduk Indonesia.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
學生數據 外国演讲者对印尼语
Moch. Mansyur Maulana
学生全名 任課教師 王玉洁
Idris
學生號码 180242610018 課程代號 PMDR6141
学生專業 2018 年級漢語教育專業 課程教班 A 學年 20202
周一,早上 07:00 至
学生全名 陳樂觀 課程日期
09:35
学生年级 三年级 A 班 課程教室 线上网课
PRINSIP PEMBELAJARAN BIPA
Berkaitan dengan program BIPA dan pembelajarannya, prinsip pembelajaran
BIPA perlu diperhatikan agar dapat mencapai hasil pembelajaran yang maksimal. Prinsip
pembelajaran ini mempertimbangkan bahwa pembelajaran BIPA diperuntukkan untuk
orang yang belum mengenal bahasa Indonesia, bertatar budaya dan bahasa yang
bervariasi, memiliki tujuan tertentu, dengan usia tertentu, dan mengarah pada kompetensi
tertentu pula. Berikut ini beberapa prinsip dalam pembelajaran BIPA:
1. Sistematis: Pembelajaran BIPA harus dilakukan secara teratur dan terencana. Ada
sistem yang dibuat dan mengatur jalannya program sehingga pembelajaran lebih
terarah. Keteraturan ini berkaitan dengan urutan materi yang akan dibeiajarkan dan
aturan lainnya yang mendukung keberhasilan pembelajaran.
2. Relevan: Pembelajaran BIPA haruslah relevan. Prinsip relevan ini berkaitan dengan
banyak hal. Pembelajaran harus relevan dengan kebutuhan pembelajar, kondisi
pembelajar dan lingkungan belajar, tujuan pembelajaran, lembaga pengelolanya,
kemampuan pengajar, dan perkembangan bahasa sebagai bahan utama
pembelajarannya.
3. Aktual, faktual, dan kontekstual: Bahan yang dibelajarkan dalam pembelajaran
BIPA hendaknya bahan- bahan yang aktual. Perkembangan bahasa sangat pesat. Hal
ini harus diikuti agar pembeiajaran BIPA tidak menjadi ketinggalan zaman. Peristiwa
yang terjad! dan informasi yang faktual juga menjadi bagian penting dalam
pembelajaran BIPA. Materi pembelajaran haruslah faktual agarpembelajar dapat
mengaitkan pengetahuan baru dengan apa yang ia ternukan di lingkungcm sekitar.
Pembelajaran dengan objek fisik nyata akan lebih rnudah ditangkap oleh pembelajar.
Oleh karena itulah,keterkartan dengan konteks juga harus dipertimbangkan.
Pembelajaran BIPA yang kontekstual akan membantu pembelajar menguasai dengan
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
baikbahasa yang ia pelajari. Penyajian makna akan lebih mengena jika dikaitkan
dengan konteksnya daripada dengan terjemah.
4. Teruji dan terpercaya: Pembelajaran BIPA hendaknya sudah teruji dan terpercaya.
Suyitno (2005:18) menyebutkan prinsip pembelajaran teruji ini sebagai faktor
eksternal. Di dalamnya mengait antara confiouity (kontak atau hubungan), repetition
(pengulangan), dan reinforcement (penguatan). Stimulus dari pengajar diharapkan
direspon oleh pembelajar sehingga terjadi kedekatan antara keduanya. Hal ini akan
menjadikan pembelajaran makin mudah. Demikian pula pengulangan dalam
pembelajaran akan makin menguatkan pemahaman pembelajar. Penguatan yang
memunculkan rasa kepuasan akan berdampak pada hasil belajar yang makin baik.
Dengan demikian, pembelajaran dapat dikatan teruji. Keberhasilan pembelajaran dan
kondisi nyaman akan memunculkan keterpercayaan dan mendukung hasil belajamya.
5. Menyeluruh dan lengkap: Pembelajaran BIPA yang ada hendaknya menyeluruh
dan lengkap. Artinya, meliputi berbagai aspek bahasa sesuai kebutuhan pembelajar
dan tersajikan secara lengkap. Belajar bahasa pada dasarnya adalah integratif, bukan
terpisah-pisah dalam beberapa bagian saja.
6. Fleksibel: Pembelajaran BIPA adalah pembelajaran yang fleksibel, tidak kaku. Hal
ini terkait dengan tipe pembelajamya yang tidak lagi anak-anak. Pembela,aran BIPA
tidak selalu harus di dalam kelas dan menggunakan cara yang moncton. Fleksibel ini
bertaku untuk tempat belajar, waktu belajar, bahan materi ajar, media, bahkan
evaluasinya.
Sumber: Kusmiatun, Ari. 2016. Mengenal BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing)
dan Pembelajarannya. Yogyakarta: K-Media
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
學生數據 外国演讲者对印尼语
Moch. Mansyur Maulana
学生全名 任課教師 王玉洁
Idris
學生號码 180242610018 課程代號 PMDR6141
学生專業 2018 年級漢語教育專業 課程教班 A 學年 20202
周一,早上 07:00 至
学生全名 陳樂觀 課程日期
09:35
学生年级 三年级 A 班 課程教室 线上网课
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BIPA
Pembelajar dalam pernbelajaran BIPA cenderung tidak lagi dalam usia anak-anak.
Mereka sudah tergolong pada pembelajar dewasa. Pembelajaran pada pembelajar orang
dewasa, andragogi (menurut istilah Malcolm Knowles), meliputi lima prinsip (Fry,
Ketteridge, dan Marshall, 2013:16), yaitu:
1. Ketika seseorang makin dewasa, ia lebih dapat mengarahkan dirinya sendiri.
2. Orang dewasa telah mengumpulkan pengalaman yang dapat menjadi sumber yang
kaya untuk belajar.
3. Orang dewasa siap untuk belajar ketika mereka mengalami kebutuhan untuk
mengetahui sesuatu.
4. Orang dewasa cenderung kurang fokus pada subjek daripada anak-anak, mereka
makin fokus pada masalah.
5. Untuk orang dewasa, motivator yang paling kuat adalah motivasi
internal.Mencermati prinsip di atas, pembelajaran BIPA hendaknya dilakukan
dengan model pembelajaran andragogi yang tidak mengabaikan bahwa materi
belajarnya adalah bahasa Indonesia sederhana.
Metode dan strategi penyampaian oleh pengajar jangan sampai menempatkan
pembelajar seperti anak-anak. Namun demikian, kadang kala masing-masing pembelajar
memiliki karakteristik sikap belajar yang berbeda. Pengajar harus tanggap dengan hal ini
set"lingga dapat melaksanakan pembelajaran BIPA yang sesuai dengan
pembelajarannya.Berikut ini akan diuraikan terkait karakteristik pembelajar
BIPA.Beberapa karakterisktik pembelajar dewasa di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Menginginkan pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan mereka:
Pembelajar BIPA memiliki tujuan dalam belajar BIPA dan seringkali mereka hanya
mau beiajar materi yang relevan dengan kebutuhannya. Pengajar BIPA harus dapat
selektif terhadap materi yang akan diajarkan dan memberikan kebebasan pembelajar
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
juga dalam situasi belajar kelas terkait dengan kebutuhan materinya . Artinya,
pengajar harus siap dengan banyak allernatif bahan materi yang sesuai dengan topik
kajian di kelas. Dalam beberapa kasus, ada pembelajar yang menolak belajar karena
merasa materi kelas saat itu tidak ia perlukan.
2. Menuntut kejelasan arah belajar: Pengajar harus memberitahukan arah dan tujuan
pembelajaran secara terbuka dan jelas pada pembelajar. Biasanya pembelajar akan
berkonsentrasi dan berupaya mencapai tujuan tersebut selama proses belajamya.
Mereka terbiasa berpikir secara linear dan memiliki pola belajar yang berorientasi
pada ketuntasan tujuan belajar. Jika arah dan tujuan pembelajaran tidak jelas, sangat
mungkin pembelajar akan enggan untuk belajar.
3. Mudah belajar jika mereka dilibatkan aktif: Pengelolaan kelas yang melibatkan
pembelajar untuk ikut aktif di dalamnya merupakan kelas BIPA yang banyak disukai
pembelajar. Mereka merasa tidak sebagai objek belajar, tetapi subjek belajar.
Loaming by doing sepertinya menjadi model yang menjadikan pembelajar mudah
memahami pembalajaran dan akan berdampak dalam meningkatkan keterampilan
berbahasanya.
4. Akan mudah belajar jika pokok bahasan sesuai pengalamannya. Pengalaman dalam
diri pembelajar adalah modal bagi pembelajaran. Dengan membangunkan
pengalaman yang ada dan mengaitkannya dengan pembelajaran bahasa Indonesia,
pembelajar akan lebih mudah untuk memahami materi yang ada. Motivasi belajar
pun akan makin meningkat.
5. Suka berpendapat dan pendapatnya sulit diubah: Pengajar harus waspada dengan
karakteristik pembelajar yang suka berpendapat dan jika sudah berpendapat, mereka
akan sulit diubah pendapatnya. Hal ini harus disikapi secara bijak oleh pengajar.
Pengajar harus mencari teknik yang tepat dalam menjelaskan suatu materi atau
masalah yang bertentangan dengan pendapat pembelajar. Namun demikian, sikap
suka berpendapat ini juga menjadi hal positif jika dapat dimanfaatkan oleh pengajar
untuk membuat para pembelajar aktif di kelas.
6. Suka mencoba hal baru dan menemukan jawaban masalah secara mandiri: Hal
ini sangat menguntungkan dalam pembelajaran BIPA karena belajar bahasa tanpa
mencoba akan menjadi sia-sia. Bagi pengajar juga menjadi hal yang baik ketika
menemukan kasus sulit menerangkan suatu kaidah dalam bahasa Indonesia, pengajar
cukup menyodorkan beberapa contoh pemakaian praktis yang berkaitan dengan
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
masalah itu dan peMbelajar dapat menemukan jawaban atas masalahnya secara
mandiri. Hal ini sering te adi dalam kelas-kelas BIPA. Para pemoelajar mempunyai
jalan tersendiri untuk memahami masalah dalam materi ajar yang la temukan.
7. Reaktif dan peka terhadap sesuatu: Pembelajaran BIPA hendaknya menjauhkan
mc.salah-masalah yang sensitif bagi pembelajar, seperti agama, ras, dan lainnya.
Mereka sangat reaktif dan peka pada topik-topik "rawan". Apalagi jika kelas BIPA
tersebut terdiri atas berbagai pembelajar yang berasal dari berbagai negara yang latar
budaya dan sosialnya berbeda.
8. Menuntut pembelajaran logis, runtut, prosedural, dan sistematik Pengajar BIPA
harus mampu menyampaikan materi secara logis dan runtut. Jika program BIPA telah
dibuat sebelumnya, pastinya ada panduan yang mengatur hal ini secara procedural
dan sistematik. Budaya "bicara kemana-mana" dalam konteks pembelajaran
umumnya ditemukan di lndonesai dan hal ini akan sangat membingungkan bagi
pembelajar BIPA.
9. Suka diperlakukan secara dewasa: Pembelar BIPA adalah pembelajar dewasa
maka mereka akan sangat suka diper1akukan secara dewasa. Halini menuntut kehati
hatian pengajar dalam mernilih strategi mengajar yang tidak membuat pembalajar
seperti anak-anak.
10. Mengandalkan pengalaman daripada teori atau buku: Karena pembelajarnya
sudah dalam tingkat dewa, pembelajaran mereka selalu dikaitkan dengan
pengalaman yang mereka miliki. Mereka sudah memiliki banyak pengalaman dan itu
menjadi acuan belajar. Mereka enggan membaca buku teori, tetapi lebih refleksif
terhadap pengalaman yang pernah mereka jumpai.
11. Memberi tanggapan positif atas perlakuan pengajar: Sikap dan perlakukan
pengajar akan menjadi suatu hal yang sangat diapresiasi oleh pembelajar. Mereka
akan sangat menghargai pengajar yang dapat mengajar sesuai keinginan mereka.
Mereka tidak segan segan berbicara terbuka atas kesukaaan dan ketidaksukaan pada
pengajarnya.
Mengajar BIPA sama halnya mengajar di jenjang perguruan tinggi. Pembelajaran
di perguruan tinggi cenderung lebih banyak menggunakan pembelajaran eksperensial dan
pembelajaran mandiri (Fry, Ketteridge, dan Marshall, 2013:16). Hal ini akan berkait
dengan gaya belajar para pembelajr r BIPA. Gaya belajar pembelajar sangat beragam
karena mereka berasal dari latar yang beragam pula. Te ait gaya belajar, Pask (1976)
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
mengemukakan adanya gaya belajar serialis dan gaya belajar holistik. Sementara itu,
Madu dan Mumford (1982) memunculkan istilah gaya belajar aktivis, reflektor, taoris,
dan pragmatis . Selanjutnya, Wolf dan Kolb (1984) dengan acuan pada Kolb Circle
Learning memunculkan gaya belajar konvergen, d1vergen , asimilasi, dan akomodatif .
Para pengajar BIPA harus peka dan menyikapi gaya belajar para pembelajamya dengan
baik.
Sumber: Kusmiatun, Ari. 2016. Mengenal BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing)
dan Pembelajarannya. Yogyakarta: K-Media.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
學生數據 外国演讲者对印尼语
Moch. Mansyur Maulana
学生全名 任課教師 王玉洁
Idris
學生號码 180242610018 課程代號 PMDR6141
学生專業 2018 年級漢語教育專業 課程教班 A 學年 20202
周一,早上 07:00 至
学生全名 陳樂觀 課程日期
09:35
学生年级 三年级 A 班 課程教室 线上网课
ASPEK-ASPEK DALAM PEMBELAJAR BIPA
Pembelajaran BIPA memiliki ke-khas-an yang membedakannya dengan
pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya. Dalam hal ini, bahasa Indonesia
dibelajarkan sebagai bahasa asing. Hal ini melibatkan berbagai aspek pembelajaran yang
kurang lebih samadengan pembelajaran bahasa pada umurnnya, tetapi memiliki kecirian
yang berbeda dan makin kompleks.
Ada dua aspek penting dalam pembelajaran BIPA, yaitu aspek instruksional dan
aspek non-instruksional. Aspek instruksional berhubungan dengan
pelaksanaan.pembelajaran secara langsung di kelas, sedangkan aspek non-instruksional
berkaitan dengan pembelajaran BIPA namun tidak secara langsung di kelas. Keduanya
akan saling mendukung dalam pelaksanaan proses belajai dan hasil belajamya. Berikut
beberapa aspek pembelajaran BIPA.
1. ASPEK INSTRUKSIONAL
1. Pembelajar: adalah orang yang belajar. Dalam pembelajaran BIPA, pembelajar
adalah orang yang belum dapat berbahasa Indonesia. Dia bisa jadi sudah
menguasai bahasa lain dan baginya bahasa Indonesia adalah bahasa asing. Dalam
pembelajaran, pembelajar adalah subjek pembelajaran dengan potensi dan
keunikannya. Setiap pembelajar akan memiliki sifat, sikap, dan cara belajar yang
berbeda-beda. Hal ini perlu mendapat perhatian dalam pembelajaran BIPA.
Berdasar pengalaman, tujuan pembelajar dalam belajar BIPA akan mempengaruhi
sikap dan kemajuan belajamya. Demikian pula, asal negara pembelajar biasanya
mencirikan sikap pembelajarnya. Meskipun hal ini tidak dapat digeneralisasikan.
2. Pengajar: menjadi salah satu hal penting dalam proses pembelajaran BIPA. Pada
pembelajar BIPA level dasar yang tujuannya adalah bahasa Indonesia untuk
komunikasi, semua orang Indonesia mestinya dapat menjadi pengajar BIPA.
Tuntutannya adalah bahasa Indonesia untuk keperluan sehari-hari dan tidak
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
memerlukan pengetahuan teori bahasa Indonesia. Hal ini lebih pada bahasa
Indonesia praktis. Pengajar BIPA adalah model bagi pembelajar. Mereka mampu
berbahasa Indonesia dan menjadi model dalam berbahasa Indonesia. Adanya logat
dan dialek justru memperkaya pemahaman budaya dalam pengajaran BIPA.
Indonesia memiliki bahasa daerah yang berbeda-beda dan hal tersebut
mempengaruhi penggunaan bahasa lndonesianya. Hal ini perlu dikenalkan pada
pembelajar. Namun demikian, modal "orang Indonesia" saja tidaklah cukup.
Pengajar harus memiliki wawasan ke-BIPA-an dan mau belajar tentang dunia
BIPA. Dengan bekal wawasan ke-BIPA-an, pengajar akan mengasah kepekaan
dan kepedulian pada berbagai macam hal selama proses pembelajaran BIPA.
Pengajar juga harus memiliki rasa tanggung jawab dan mampu memotivasi
pembelajarnya . Kadang banyak hal terjadi dalam kelas BIPA tanpa terduga,
namun sebagai pengajar haruslah siap dan sigap menghadapi hal yang terjadi.
Kemampuan komunikasi yang baik dengan pembelajar akan sangat membantu
pengajar untuk mengajar BIPA dengan haik. Peranan pengajar dalam
pembelajamn bahasa asing adalah sebagai organisator, konselor, motivator,
observer, dan sumber pengetahuan serta penentu arah pembelajaran (Fachrurrozi
dan Mahyuddin, 2000:14-15).
3. Tujuan Pembelajaran: Aspek utama dalam pembelajaran adalah tujuan
pembelajarannya. Setelah adanya pembelajar, pengajar harus mengetahui tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan. Tujuan pembelajaran akan menjadi ancangan
bagi aspek lain yang disiapkan. Apa yang diperlukan dan menjadi harapan
pembelajar setelah pembelajaran BIPA harus dapat dicermati dan dipamahi
dengan baik sehingga pembelajaran yang berlangsung akan sesuai dengan
targetnya. Hal ini bergantung pula pada program BIPA yang dirancang.
4. Perangkat Pembelajaran: Hal yang harus disiapkan dalam pembelajaran BIPA
adalah perangkat pembelajaran. Setiap pembelajaran memiliki silabus sebagai
panduan pengajarannya. Dalam silabus diatur berbagai macam rambu-rambu
selama proses pembelajaran, dari jumlah pertemuan (waktu), materi, strategi,
evaluasi, dan media belajarnya. Selain silabus, perangkat lainnya adalah RPP atau
rencana pembelajaran. RPP merupakan penjabaran detail tiap pertemuan yang
diturunkan dari silabus yang ada. Kesiapan perangkat pembelajaran akan
mendukung kesuksesan dalam pembelajaran BIPA.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
5. Bahan Ajar atau Materi: Materi yang dibelajarka adalah materi yang sesuai
kebutuhan pembelajar. Dalam penggalian bahan ajar juga harus dipertimbangkan
tingkat kemampuan pembelajarnya dan cakupan materinya. Pengajar dapat secara
kreatif mengolah bahan ajar yang sesuai untuk pembelajar. Penataan bahan ajar
dapat dilakukan secara integratif. Bahan ajar yang otentik akan sangat berguna
bagi pembelajar dan lebih bermakna. Aspek urutan dan porsi materi tergantung
pada kebutuhan yang diinginkan pembelajar atau sesuai tujuan akhir pembelajaran
BIPA.
6. Metode dan Strategi Pembelajar BIPA adalah pembelajar dewasa. Pilihan
metode dan strategi mengajar untuk merE-:ka harus dipilih secara baik dan sesuai
dengan kebutuhan dan karakter pembelajamya. Materinya mungkin sangat
sederhana bahkan !evel dasar, tetapi strategi mengajarnya harus untuk orang
dewasa. Kadangkala sulit menemukan strategi yang tepat untuk pembelajar BIPA,
namun ada banyak pilihan yang dapat dilakukan dan d1modifikasikan untuk
membuat pembelajaran BIPA menarik dan berhasil baik.
7. Media Pembelajaran: Salah satu hal penting dalam pembelajaran BIPA adalah
keberadaan media pembelajaran. Kehadiran media sangat mendukung strategi
mengajar dan mempermudah pembelajar untuk memahami materi yang ada.
Media pembelaJaran BIPA dapat dikreatifkan dari mediavisual hingga
multimedia. Hal ini sangat menuntut kreativitas pengajarnya.
8. Evaluasi: dalam pembelajaran BIPA tidak semata-mata untuk mengukur hasil
belajar. Evaluasi menjadi suatu alat refleksi bagi pembelajar pun si pengajar. Ada
berbagai jenis evaluasi yang dibuat untuk tujuan yang berbeda. Namun pada
prinsipnya, evaluasi menjadi media untuk melihat perkembangan kemampuan
pembelajar selama pembelajaran BIPA.
9. Persiapan dan Pengelolaan Kelas: Pembelajaran akan berhasil jika
persiapannya dilakukan dengan baik dan matang, termasuk persiapan kelas.
Pengajar harus menyiapkan semuanya sebelum proses pembelajaran, termasuk
silabus pembelajaran. Selama proses pembelajaran, pengajar harus dapat
mengelola kelas dengan baik. Kelas yang baik adalah kelas yang hidup, penuh
suasana gembira, bersemangat. dan kondusif. Pengajar harus peka akan kondisi
kelas dan selalu menyiapkan berbagai macam altematif guna memecahkan
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Sumber: Kusmiatun, Ari. 2016. Mengenal BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing)
dan Pembelajarannya. Yogyakarta: K-Media
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Analisis Struktural Pemahaman Lintas Budaya dan Tingkatan Hirearki Sosial Indonesia-
Tiongkok; (I) Moch. Mansyur Maulana Idris; (II) Karina Fefi Laksana Sakti, S.Pd.,
MTCSOL.
RIWAYAT HIDUP
Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) PMDR6142; Program Studi Pendidikan Bahasa
Mandarin, Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang