DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasann pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
A. Politik Indonesia
B. Sejarah Demokrasi Liberal
C. Masa awal dan Orde baru
D. Orde Baru
E. Reformasi
F. Cabang Legislatif
G. Hubungan Luar Negeri
H. Pemerintah Daerah
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan dalam
Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan,
upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala
prioritasnya.
politik adalah emua lembaga-lembaga negara yang tersbut di dalam konstitusi negara ( termasuk
fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif ). Dalam Penyusunan keputusan-keputusan
kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan yang seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik
antara suprastruktur dan infrastruktur politik sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan
tujuan-tujuan masyarakat/Negara. Dalam hal ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah
Lembaga-Lembaga Negara. Lembaga-lembaga tersebut di Indonesia diatur dalam UUD 1945
yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi,
Komisi Yudisial. Lembaga-lembaga ini yang akan membuat keputusan-keputusan yang berkaitan
dengan kepentingan umum.
Badan yang ada di masyarakat seperti Parpol, Ormas, media massa, Kelompok kepentingan
(Interest Group), Kelompok Penekan (Presure Group), Alat/Media Komunikasi Politik, Tokoh
Politik (Political Figure), dan pranata politik lainnya adalah merupakan infrastruktur politik,
melalui badan-badan inilah masyarakat dapat menyalurkan aspirasinya. Tuntutan dan dukungan
sebagai input dalam proses pembuatan keputusan. Dengan adanya partisipasi masyarakt
diharapkan keputusan yang dibuat pemerintah sesuai dengan aspirasi dan kehendak rakyat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Politik Indonesia
E. Reformasi
Sejarah Indonesia (1998–sekarang) dalam kancah politik Indonesia yang dimulai
sejak 1998 telah menghasilkan banyak perubahan penting dalam bidang politik di
Indonesia, di antaranya adalah empat kali amendemen terhadap UUD 1945 pada
Sidang Umum MPR 1999, 2000, 2001 dan 2002. Hasilnya, pasal-pasal dalam
konstitusi berubah dari 37 pasal menjadi 73 pasal dan hanya 11% yang tidak
berubah dari versi awalnya.[10] Perubahan-perubahan paling penting di antaranya:
membatasi masa jabatan presiden dan wakil presiden menjadi dua periode,
membentuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang bersama-sama dengan
DPR menjadi anggota MPR,
memurnikan dan memberdayakan sistem pemerintahan presidensial alih-alih
semipresidensial,
melangsungkan pemilihan presiden secara demokratis dan tidak dipilih oleh
MPR,
menata kembali mekanisme hubungan antarlembaga negara dan tidak
memberikan kedudukan konstitusional tertinggi kepada MPR,
menghapus Dewan Pertimbangan Agung.
mengamanatkan pemilihan dengan prinsip langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil,
membentuk Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia untuk mengawal dan
mempertahankan sistem ketatanegaraan sebagaimana diatur dalam
konstitusi,
membentuk Komisi Yudisial Republik Indonesia, dan
menambah sepuluh pasal baru tentang hak asasi manusia.
Pasangan presiden dan wakil presiden mulai dipilih secara langsung oleh rakyat
sejak Pemilihan umum Presiden Indonesia 2004. Di sisi lain, kepala daerah
(gubernur, bupati, dan wali kota) yang mulanya dipilih oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD), sejak tahun 2005 juga dipilih oleh rakyat
melalui Pemilihan kepala daerah di Indonesia. Pada cabang legislatif, anggota
MPR terdiri atas anggota DPR ditambah anggota DPD yang semuanya dipilih
melalui pemilu legislatif.
F. Cabang Legislatif
MPR adalah cabang legislatif dari sistem politik Indonesia. MPR terdiri dari dua
majelis: DPR, yang biasa disebut Dewan Perwakilan Rakyat, dan DPD, yang
disebut Dewan Perwakilan Daerah. 575 anggota DPR dipilih melalui daerah
pemilihan dengan banyak anggota, sedangkan 4 anggota DPD dipilih dari masing-
masing dari 34 provinsi pelengkap DPR; ia dapat mengusulkan RUU,
menawarkan pendapatnya dan berpartisipasi dalam diskusi, tetapi ia tidak
memiliki kekuatan hukum. DPR sendiri memiliki kekuasaan di luar kekuasaan
yang diberikan kepada rumah masing-masing. Itu dapat mengubah konstitusi,
melantik presiden dan melakukan prosedur impeachment. Ketika MPR bertindak
dalam fungsi ini, ia melakukannya hanya dengan menggabungkan anggota kedua
majelis
G. Hubungan Luar Negeri
Sejak tahun 1980-an, Indonesia telah bekerja untuk mengembangkan hubungan
politik dan ekonomi yang erat antara negara-negara Asia Tenggara, dan juga dan
juga berpengaruh dalam Organisasi Kerjasama Islam. Indonesia dikritik habis-
habisan antara tahun 1975 dan 1999 karena diduga menindas hak asasi manusia di
Timor Timur, dan karena mendukung kekerasan terhadap orang timor setelah
pemisahan diri dan kemerdekaannya pada tahun 1999. Sejak tahun 2001,
pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan AS dalam memecahkan turun
pada fundamentalisme Islam dan kelompok teroris.
Selama masa presiden Suharto, Indonesia membangun hubungan yang kuat
dengan Amerika Serikat dan memiliki hubungan yang sulit dengan Republik
Rakyat Tiongkok karena kebijakan anti-komunis Indonesia dan ketegangan
domestik dengan komunitas Tionghoa. Ia menerima kecaman internasional atas
pencaplokannya atas Timor Timur dan negosida terkait terhadap orang timor pada
tahun 1978. Indonesia adalah anggota pendiri perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia
Tenggara, dan dengan demikian menjadi anggota ASEAN+3 dan KTT Asia
Timur.
H. Pemerintah Daerah
Indonesia dibagi-bagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi
atas kabupaten dan/atau kota yang diatur dengan undang-undang tersendiri
mengenai pembentukan daerah tersebut. Setiap kabupaten dan kota tersebut juga
dibagi ke dalam satuan-satuan pemerintahan yang disebut kecamatan/distrik.
Setiap kecamatan/distrik tersebut dibagi ke dalam satuan-satuan yang lebih kecil
yaitu kelurahan, desa, nagari, kampung, gampong, pekon, dan sub-distrik serta
satuan-satuan setingkat yang diakui keberadaannya oleh UUD NKRI 1945.
Pemerintahan daerah pada tingkat provinsi, kabupaten, dan kota terdiri atas
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/DPRD yang
merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang keduanya merupakan unsur
penyelenggara pemerintahan daerah. Pemerintah daerah memiliki kekuasaan untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya menurut asas otonomi
dan tugas pembantuan, pemerintah daerah juga berhak menetapkan peraturan
daerah dan peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
Pemerintah daerah berhak menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali mengenai
urusan politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter & fiskal
nasional dan agama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan
berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan
kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan, upaya-upaya
mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala
prioritasnya.