Anda di halaman 1dari 10

“MAKALAH SISTEM POLITIK INDONESIA TERBARU”

30 Januari 2018 oleh Sintang-Bengkayang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem politik Indonesia tidak bisa dipisahkan dari sejarah bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan,
penjajahan, kemerdekaan sampai masa reformasi sekarang. Para founding father bangsa telah
merumuskan secara seksama sistem politik yang menjadi acuan dalam pengelolaan negara. Hal ini
tentunya dilakukan dengan melihat kondisi dan situasi bangsa pada saat itu. Sistem politik Indonesia
pada masa reformasi saat ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Bermunculan lembaga
dan sistem yang baru dalam rangka merespon permasalahan bangsa yang semakin kompleks.

Sistem Politik Indonesia adalah keseluruhan kegiatan (termasuk pendapat, prinsip, penentuan tujuan,
upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, skala prioritas, dll) yang terorganisir dalan negara
Indonesia untuk mengatur pemerintahan dan mempertahankan kekuasaan demi kepentingan umum
dan kemaslahatan rakyat. Kemudian untuk mewujudkan semua tujuan sistem politik di Indonesia
membutuhkan suprastruktur dan infrastruktur yang baik. Mereka adalah lembaga negara (Presiden dan
Wakil Presiden, MPR, DPR, DPD, MA, MK, KY dan lembaga lainnya) sebagai kekuatan utama dan
didukung oleh partai politik, organisasi masyarakat, media komunikasi politik, pers, untuk menyalurkan
aspirasi masyarakat agar kebijakan pemerintah sesuai dengan hati rakyat.

B. Perumusan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang tersebut, maka permasalahannya dapat diidentifikasi sebagai berikut:

Apa yang dimaksud sistem politik?

Bagaimana sistem politik di Indonesia dan bagaimana perkembangannya?

Apa yang dimaksud infrastruktur dan suprastuktur politik di Indonesia?


Apa perbedaan sistem politik antar negara?

Bagaimana peran serta dalam sistem politik di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk:

Mengetahui apa itu sistem politik

Mengetahui sistem politik di Indonesia dan perkembangannya

Mengetahui infrastruktur dan suprastruktur politik di Indonesia

Mengetahui perbedaan sistem politik di berbagai negara

Mengetahui peran serta dalam sistem politik di Indonesia

D. Manfaat Penulisan

Melalui penulisan makalah ini diharapkan:

Mengembangkan wawasan pembaca tentang sistem politik Indonesia

Sebagai bahan referensi untuk pembaca

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem

Sistem menurut pamudji (1981:4) merupakan suatu kebulatan atau keseluruhan yang komplek atau
terorganisir, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan atau keseluruhan yang komplek atau utuh. Sistem juga dapat diartikan sebagai kerjasama
suatu kelompok yang saling berkaitan secara utuh, apabila suatu bagian terganggu maka bagian yang
lain akan merasakan kendalanya. Namun, apabila terjadi kerjasama maka akan tercipta hubungan yang
sinergis yang kuat. Pemerintah Indonesia adalah suatu contoh sistem, anak cabangnya adalah sistem
pemerintahan daerah, kemudian seterusnya sampai sistem pemerintahan desa dan kelurahan.

B. Pengertian Politik

Kata ”politik” (Yunani) ”polis” berarti negara kota. “Polis” berarti “city state” merupakan segala aktivitas
yang dijalankan oleh Polis untuk kelestarian dan perkembangannya “politike techne” (politika). Politik
dalam bahasa arabnya disebut “siyasyah” yang kemudian diterjemahkan menjadi siasat, atau dalam
bahasa inggrisnya “politics”. Dalam arti umum, politik adalah macam-macam kegiatan dalam suatu
sistem politik/negara yang menyangkut proses menentukan dan sekaligus melaksanakan tujuan-tujuan
sistem itu.

Istilah politik dalam ketatanegaraan berkaitan dengan tata cara pemerintahan, dasar-dasar
pemerintahan, ataupun dalam hal kekuasaan Negara. Politik pada dasarnya menyangkut tujuan-tujuan
masyarakat, bukan tujuan pribadi. Politik biasanya menyangkut kegiatan partai politik, tentara dan
organisasi kemasyarakatan. Dapat disimpulkan bahwa politik adalah interaksi antara pemerintah dan
masyarakat dalam rangka proses pembuatan kebijakan dan keputusan yang mengikat tentang kebaikan
bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

C. Pengertian Sistem Politik

Sistem Politik adalah berbagai macam kegiatan dan proses dari struktur dan fungsi yang bekerja dalam
suatu unit atau kesatuan (masyarakat/negara). Ada beberapa definisi mengenai sistem politik,
diantaranya :

Menurut Almond, Sistem Politik adalah interaksi yang terjadi dalam masyarakat yang merdeka yang
menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi.

Menurut Rober A. Dahl, Sistem politik adalah pola yang tetap dari hubungan – hubungan antara
manusia yang melibatkan sampai dengan tingkat tertentu, control, pengaruh, kekuasaan, ataupun
wewenang.

Sistem Politik menurut Rusadi Kartaprawira adalah Mekanisme atau cara kerja seperangkat fungsi
atau peranan dalam struktur politik yang berhubungan satu sama lain dan menunjukkan suatu proses
yang langgeng.

Menurut Drs. Sukarno, sistem politik adalah sekumpulan pendapat, prinsip yang membentuk satu
kesatuan yang berhubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan serta melaksanakan dan
mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu atau kelompok individu satu sama lain atau
dengan Negara dan hubungan Negara dengan Negara.
Dapat disimpulkan bahwa sistem politik adalah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam
struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukan suatu proses yang langsung
memandang dimensi waktu (melampaui masa kini dan masa yang akan datang).

BAB III

PEMBAHASAN

A. Sistem Politik Indonesia

Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan dalam Negara
Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan, upaya-upaya
mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala prioritasnya.

Di Indonesia, sistem politik yang dianut adalah sistem politik demokrasi pancasila yakni sistem politik
yang didasarkan pada nilai-nilai luhur, prinsip, prosedur dan kelembagaan yang demokratis. Sistem
politik Indonesia berdasar pada ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945. Sistem politik Indonesia
mengalami banyak perubahan setelah ada amandemen terhadap UUD 1945. Amandemen terakhir atas
UUD 1945 dilakukan pada tahun 2002. Perbandingan sistem politik Indonesia sebelum amandemen dan
sesudah amandemen UUD 1945 adalah sebagai berikut :

Sistem Politik Indonesia Sebelum Amandemen UUD 1945

Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Hal itu berarti bahwa kedaulatan berada di
tangan rakyat dan sepenuhnya dijalankan oleh MPR, Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensiil artinya presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.

UUD 1945 adalah konstitusi negara Indonesia yang mengatur kedudukan dan tanggung jawab
penyelenggaraan negara, kewenangan, tugas, dan hubungan antara lembaga-lembaga negara. UUD
1945 juga mengatur hak dan kewajiban warga negara.
Lembaga legislatif terdiri atas MPR yang merupakan lembaga tertinggi negara dan DPR. Lembaga
eksekutif terdiri atas presiden dan menjalankan tugasnya yang dibantu oleh seorang wakil presiden
serta kabinet. Lembaga yudikatif menjalankan kekuasaan kehakiman yang dilakukan oleh MA sebagai
lembaga kehakiman tertinggi bersama badan-badan kehakiman lain yang berada dibawahnya.

Sistem Politik Indonesia Setelah Amandemen UUD 1945

Pokok-pokok sistem politik di Indonesia setelah amandemen UUD 1945 adalah sebagai berikut :

Bentuk negara adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahan adalah republik. NKRI terbagi dalam
33 provinsi dengan menggunakan prinsip desentralisasi.

Kekuasaan eksekutif berada ditangan presiden. Presiden tidak bertanggung jawab pada parlemen, dan
tidak dapat membubarkan parlemen. Masa jabatan presiden beserta wakilnya adalah 5 tahun dan
setelahnya dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan.

Tidak ada lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara. Yang ada lembaga-lembaga negara seperti
MPR, DPR, DPD, BPK, presiden, MK, KY dan MA.

DPA ditiadakan yang kemudian dibentuk sebuah dewan pertimbangan yang berada langsung dibawah
presiden.

Kekuasaan membentuk UU ada ditangan DPR. Selain itu DPR menetapkan anggaran belanja negara
dan mengawasi jalannya pemerintahan.

B. Batasan Sistem Politik

Batasan sistem politik menurut beberapa ahli:

Rusandi Simuntapura, sistem politik ialah mekanisme seperangkat fungsi/peranan

dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukkan suatu

proses yang langgeng.

Sukarna, sistem politik ialah tata cara mengatur negara.

David Easton,sistem politik dapat diperkenalkan sebagai interaksi yang diabstraksi-


kan dari seluruh tingkah laku sosial sehingga nilai-nilai dialokasikan secara otori-

tatif kepada masyarakat.

Robert Dahl, sistem politik merupakan pola yang tetap dari hubungan antara manusia serta
melibatkan sesuatu yang luas dan berarti tentang kekuasaan, aturan-aturan, dan

C. Ciri-ciri Umum Sistem PolitikSistem politik menurut Almond, memiliki 4 (empat) ciri-ciri, antara lain:

Mempunyai kebudayaan politik

Menjalankan fungsi-fungsi

Memiliki spesialisasi

Merupakan sistem campuran

D. Fungsi Sistem Politik

Sistem politik mempunyai beberapa fungsi, diantaranya.

Kapabilitas, adalah kemampuan sistem politik dalam menjalankan fungsinya (eksistensi) di lingkungan
yang lebih luas. Kantaprawira,(2006) mengemukakan bentuk kapabilitas suatu sistem politik berupa:

a. Kapabilitas Regulatif,

Kapabilitas regulatif suatu sistem politik merupakan penyelenggaraan pengawasan terhadap tingkah
laku individu dan kelompok yang ada di dalamnya; bagaimana penempatan kekuatan yang sah
(pemerintah) untuk mengawasi tingkah laku manusia dan badan-badan lainnya yang berada di
dalamnya, semuanya merupakan ukuran kapabilitas untuk mengatur atau mengendalikan.

b. Kapabilitas Ekstraktif,

SDA dan SDM sering merupakan pokok pertama bagi kemampuan suatu sistem politik. Berdasarkan
sumber-sumber ini, sudah dapat diduga segala kemungkinan serta tujuan apa saja yang akan
diwujudkan oleh sistem politik. Dari sudut ini, karena kapabilitas ekstraktif menyangkut soal sumber
daya alam dan tenaga manusia, sistem politik demokrasi liberal, sistem politik demokrasi terpimpin, dan
sistem politik demokrasi Pancasila tidak banyak berbeda. SDA dan SDM Indonesia boleh dikatakan
belum diolah secara otpimal. Oleh karena masih bersifat potensial.

c. Kapabilitas Distributif

Kapabilitas ini berkaitan dengan sumber daya yang ada diolah, hasilnya kemudian didistribusikan
kembali kepada masyarakat. Distribusi barang, jasa, kesempatan, status, dan bahkan juga kehormatan
dapat diberi predikat sebagai prestasi riil sistem politik. Distribusi ini ditujukan kepada individu maupun
semua kelompok masyarakat, seolah-olah sistem poltik itu pengelola dan merupakan pembagi segala
kesempatan, keuntungan dan manfaat bagi masyarakat.

d. Kapabilitas Responsif

Sifat kemampuan responsif atau daya tanggap suatu sistem politik ditentukan oleh hubungan antara
input dan output. Bagi para sarjana politik, telaahan tentang daya tanggap ini akan menghasilkan bahan-
bahan untuk analisis deskriptif, analisa yang bersifat menerangkan, dan bahkan analisa yang bersifat
meramalkan. Sistem politik harus selalu tanggap terhadap setiap tekanan yang timbul dari lingkungan
intra-masyarakat dan ekstra-masyarakat berupa berbagai tuntuan.

e. Kapabilitas Simbolik.

Efektifitas mengalirnya simbol dari sistem politik terhadap lingkungan intra dan ekstra masyarakat
menentukan tingkat kapabilitas simbolik. Faktor kharisma atau latar belakang sosial elit politik yang
bersangkutan dapat menguntungkan bagi peningkatan kapabilitas simbolik. Misalnya Ir Soekarno
Megawati, dengan keidentikan seorang pemimpin dengan tipe “panutan” dalam mitos rakyat, misalnya
terbukti dapat menstransfer kepercayaan rakyat itu menjadi kapabilitas benar-benar riil.

f. Kapabilitas Dalam Negeri dan Internasional

Suatu sistem politik berinteraksi dengan lingkungan domestik dan lingkungan internasional. Kapabilitas
domestik suatu sistem politik sedikit banyak juga ada pengaruhnya terhadap kapabilitas internasional.
Yang dimaksud dengan kapabilitas internasional ialah kemampuan yang memancar dari dalam ke luar.
Misalnya kebijakan sistem politik luar negeri Amerika Serikat terhadap Israel, juga akan mempengaruhi
sikap politik negara-negara di timur tengah. Oleh karena itulah pengaruh tuntutan dan dukungan dari
luar negeri terhadap masyarakat dan mesin politik resmi, maka diolahlah serangkaian respons untuk
menghadapinya.
Politik luar negeri suatu negara banyak bergantung pada berprosesnya dua variabel, yaitu kapabilitas
dalam negeri dan kapabilitas internasional.

2. Konversi, menggambarkan kegiatan pengolahan input menjadi ouput mulai dari : penyampaian
tuntutan, perangkuman tuntutan menjadi tindakan pembuatan aturan, pelaksanaan peraturan,
menghakimi, dan komunikasi.

3. Adaptif, yaitu menyangkut sosialisasi & rekruitmen yg bertujuan memantapkan bangunan struktur
politik dari sistem politik. Fungsi sistem politik Pemeliharaan dan penyesuaian (adaptation) adalah
menyangkut sosialiasasi dan rekrutmen yang bertujuan untuk memantapkan bangunan struktur politik
dari sistem politik (Untari, 2006).

Sukarna (1979:28-29) mengemukakan ada dua fungsi utama yang merupakan ciri esensial (yang perlu
ada) dalam sistem politik, ialah:

a. Perumusan kepentingan rakyat (identification of interest in the population); dan

b. Pemilihan pemimpin atau pejabat pembuat keputusan (selection of leaders or Official decision
maker).

E. Macam-macam Sistem Politik

No Sistem Liberal Sistem Komunis Sistem Pancasila

1 Berdasarkan prinsip free fight liberalism Berdasarkan prinsip etatisme Berdasarkan


prinsip keseimbangan dan keserasian

2 Hak milik pribadi diakui Hak milik pribadi ditolakPeniadaan hak hak sipil dan politik Hak
milik diakui dan memiliki fungsi sosial

3 Menimbulkan kesenjangan sosial yang sangat mencolok antara sikaya dan simiskin
Menimbulkan pengekangan terhadap kreasi, kreatifitas, dan potensi warga negara. Daya
kreasi, inisiatif, dan potensi setiap orang dikembangkan dalam suatu kerangka yang harmonis dengan
masyarakat

4 Berdasarkan individualisme, individu lebih diutamakan dari pada masyarakat Berdasarkan


sosialisme, masyarakat lebih diutamakan dari pada individu. Berdasarkan Pancasila, yakni manusia
monodualisme sebagai makhluk individu dan sosial secara seimbang.
5 Menganut nilai keadilan distributif, yakni setiap orang memperoleh jasa sesuai dengan
prestasinya. Menganut keadilan komutatif, yakni setiap orang memperoleh bagian yang sama tanpa
memperhatikan prestasinya. Menganut nilai keadilan distribubtif dan nilai keadilan komutatif.

6 – 14 Nov ’45 – 27 Des ’49- 27 Des ’49 – 17 Ags ‘50- 17 Ags ‘50 – 5 Juli ‘59 5 Juli 59 – 11
Maret 66. 66 sampai sekarang

7 Sistem pemerintahan yang transparan yang didalamnya terdapat jaminan hak-hak kaum
minoritas Terbatasnya arus informasi dan kebebasan berpendapat Terbukanya arus
informasi dan kebebasan berpendapat

8 Adanya penegakan hukum, pemilu yang terbuka, dan terdapatnya oposisi Tidak adanya
mekanisme pemilu yang tertutup.Tidak ada oposisi Adanya penegakan hukum, pemilu yang
terbuka, dan tidak ada oposisi

9 Menerapkan sistem multi partai Menerapkan sistem satu partai Menerapkan sistem
multi partai

Klasifikasi sistem politik menurut Alfian :

Otoriter/Totaliter

Anarki

Demokrasi

Demokrasi dalam transisi.

Ramlan Surbakti mengklasifikasikan sistem politik dengan kriteria :

Otokrasi Tradisional,

Totaliter,

Demokrasi,

Negara Berkembang

Menurut Almond dan Coleman, macam-macam sistem politik yg banyak berlaku di negara berkembang :
Demokrasi Politik,

Demokrasi Terpimpin,

Oligarki Pembangunan,

Oligarki Totaliter,

Oligarki Tradisional

Anda mungkin juga menyukai