Disusun oleh :
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah Sistem Politik Indonesia ini sebagai tugas tengah semester. Makalah ini
sebagai pemenuhan syarat akademis dari mata kuliah Sistem Politik Indonesia.
Suasana kehidupan politik rakyat dikenal istilah Infrastruktur politik yaitu bangunan
bawah suatu kehidupan politik, yakni hal-hal yang bersangkutan dengan pengelompokan warga
negara atau anggota masyarakat ke dalam berbagai macam golongan yang biasa disebut sebagai
kekuatan sosial politik dalam masyarakat. Infrastruktur politik mempunyai 5 unsur diantaranya:
partai politik, kelompok kepentingan, kelompok penekan, alat komunikasi politik dan tokoh
politik.
Sebagai syarat akademis penulis merasakan banyak hal dalam menulis makalah ini, mulai
dari mencari literatur sampai merasakan titik terjenuh mengarang kata demi kata. Tetapi dari
semua itu penulis merasa ada nilai lebih. Melalui tulisan yang dibuatnya, penulis ingin
mendapatkan sesuatu yang mengesankan.
Harapan penulis terhadap pembaca adalah semoga dengan adanya makalah ini dapat
berguna bagi semua pembaca, khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sangga
Buana YPKP.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah Sistem Politik Indonesia ini jauh dari
sempurna, karena itu kritik dan saran senantiasa penulis harapkan dari para pemerhati. Akhir
kata semoga atas segala bantuan dan kebaikan yang telah Bapak/Ibu berikan kepada penulis
mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Suprastruktur Politik
B. Infrastruktur Politik
1. Tugas Dewan Perwakilan Daerah
2. Sistem Pembagian Kekuasaan
3. Tugas Mahkamah Konstitusi (MK)
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
A. Suprastruktur Politik
Suprastruktur politik adalah sistem politik dalam sebuah negara dan merupakan
penggerak politik formal. Ada juga yang berpendapat bahwa sistem politik adalah
kelembagaan dari hubungan antar manusia yang berupa hubungan antara suprastruktur
dan infrastruktur politik. Sistem politik tersebut menggambarkan hubungan antara dua
lembaga yang ada di dalam Negara , yaitu lembaga supra dan infra struktur politik. Supra
struktur politik sering disebut sebagai bangunan atas atau mesin politik resmi, atau
lembaga pembuat keputusan politik yang sah. Lembaga tersebut bertugas
mengkonversikan input yang berupa tuntutan dan dukungan yang menghasilkan suatu
output berupa kebijakan publik. Montesquieu, membagi lembaga dalam 3 kelompok :
1. Eksekutif
Kekuasaan eksekutif berada di tangan presiden, kalau di Indonesia presiden
adalah kepala Negara dan sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Presiden adalah
pemegang kekuasaan pemerintahan Negara. Presiden Indonesia (nama jabatan resmi:
Presiden Republik Indonesia) adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan
Indonesia. Sebagai kepala negara, Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di
dunia. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil presiden dan
menteri-menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan
tugas-tugas pemerintahan sehari-hari. Presiden (dan Wakil Presiden) menjabat
selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama
untuk satu kali masa jabatan.
2. Legeslatif
Sistem perwakilan di Indonesia saat ini menganut sistem bikameral. Itu ditandai
dengan adanya dua lembaga perwakilan, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Dengan merujuk asas trias politika, di Indonesia
kekuasaan terbagi menjadi eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dalam hal ini, DPR
dan DPD merepresentasikan kekuasaan legislatif. Kekuasaan legeslatif terletak pada,
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Yang anggota-angotanya terdiri dari
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR).
MPR terdiri dari anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih secara langsung.
Pasal 3 UUD 1945 menyebutkan kewenangan MPR sebagai berikut:
a. Mengubah dan menetapkan UUD
b. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden
c. Hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut UUDPemegang dan pelaksana sepenuhnya kedaulatan
rakyat. (pasal 1 ayat 2)
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Tugas-tugas DPR adalah sebagai berikut :
a. Membentuk undang-undang
b. Membahas rancangan RUU bersama Presiden
c. Membahas RAPBN bersama presiden
Fungsi DPR adalah sebagai berikut :
a. Fungsi legislasi berkaitan dengan wewenang DPR dalam pembentukan
undang-undang
b. Fungsi anggaran, berwenang menyusun dan menetapkan RAPBN bersama
presiden
c. Fungsi pengawasan, melakukan pengawasan terhadap pemerintah
DPR diberikan hak-hak yang diatur dalam pasal-pasal UUD 1945, antara lain:
a. Hak interpelasi, hak DPR untuk meminta keterangan pada presiden
b. Hak angket, hak DPR untuk mengadakan penyelidikan atas suatu kebijakan
Presiden/ Pemerintah) Hak menyampaikan pendapat
c. Hak mengajukan pertanyaan
d. Hak Imunitas, hak DPR untuk tidak dituntut dalam pengadilan
e. Hak mengajukan usul RUU
3. Yudikatif
Kekuasaan Kehakiman Pasal 24 UUD 1945 menyebutkan bahwa kekuasaan
kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hokum dan keadilan. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh :
B. Infrastruktur Politik
Kelompok masyarakat yang merupakan kekuatan sosial dan politik rill di dalam
masyarakat, disebut infrastruktur politik.Infrastruktur politik mencakup 5 komponen
yaitu : partai politik, kelompok kepentingan, kelompok penekan, media komunikasi
politik dan tokoh politik.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suprastukur dan infrastruktur politik sangat diperlukan bagi berkembangnya suatu negara
dalam menjalankan suatu pemerintahannya khususnya suprastruktur dan infrastuktur politik
yang ada di indonesia. Dalam hal ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah Lembaga-
Lembaga Negara. Yang dimana suprastruktur sebagai penggerak politik formal yang
bersangkut paut dengan kehidupan lembaga-lembaga negara yang ada, fungsi, dan wewenang
antar lembaga negara yang satu dengan yang lainnya. Lembaga-lembaga tersebut di
Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden,
Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial. Lembaga-lembaga ini yang akan
membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kepentingan umum. Sedangkan
infrastruktur yang bersangkut paut dengan pengelompokan warga negara atau anggota
masyarakat ke dalam berbagai macam golongan yang biasa disebut dengan kekuatan sosial
politik dalam masyarakat. Yaitu badan yang ada di masyarakat seperti Parpol, Ormas, media
massa, Kelompok kepentingan (Interest Group), Kelompok Penekan (Presure Group),
Alat/Media Komunikasi Politik, Tokoh Politik (Political Figure), dan pranata politik lainnya
adalah merupakan infrastruktur politik, melalui badan-badan inilah masyarakat dapat
menyalurkan aspirasinya. Tuntutan dan dukungan sebagai input dalam proses pembuatan
keputusan. Dengan adanya partisipasi masyarakt diharapkan keputusan yang dibuat
pemerintah sesuai dengan aspirasi dan kehendak rakyat.Pada dasarnya negara tidak boleh
dikuasai oleh satu tangan saja oleh karena itu dalam menjalankan suatu pemerintahan perlu
adanya pembagian tugas.
Lembaga-lembaga negara merupakan lembaga kenegaraan yang berdiri sendiri yang satu
tidak merupakan bagian dari yang lain. Akan tetapi, dalam menjalankan kekuasaan atau
wewenangnya, lembaga Negara tidak terlepas atau terpisah secara mutlak dengan lembaga
negara lain
.
3.2 Saran
Memenuhi tugas dan tujuan dari suprastruktur dan infrastruktur politik
Tidak menyalahgunakan kekuasaan oleh pihak yang berkuasa
Pelaksanaan pemerintahan di Indonesia secara kelembagaan harus melibatkan
lembaga-lembaga negara baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah
Kekuasaan - kekuasaan sebaiknya tidak diserahkan kepada orang yang sama, untuk
mencegah penyalahugunaan kekuasaan oleh pihak yang berkuasa jadi harus ada
pemisahan kekuasaan