Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“ Suprasruktur dan Infrastuktur Sistem Politik


Indonesia “

DISUSUN OLEH :

KIKI SANIA PUTRI

KELAS X-OTKP 2
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas


rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Sistem Politik Indonesia Serta
Suprasruktur dan Infrastuktur Sistem Politik Indonesia “
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran
PPKN. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang politik Indonesia bagi para pembaca dan juga bagi
kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yahya
selaku guru Mata Pelajaran PPKN. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Pasuruan, Desember 2021

Penyusun

Daftar Isi
KATA PENGANTAR........................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Suprastruktur dan Infrastruktur Politik......... 3

B. Komponen Di Dalam Iinfrastruktur dan Suprastruktur.. 3

C. Peran Infrastruktur dan Suprastruktur ............................ 4

D. Tujuan Infrastkrutur dan Suprastruktur Politik............... 4

E. Suprastruktur & Infrastruktur Politik Indonesia.............. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................... 12

B. Saran ..............................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sistem politik di Indonesia mungkin merupakan sebuah pembahasan yang menarik


untuk dipelajari. Sayangnya, masyarakat Indonesia masih banyak yang awam dan
tidak familiar dengan dunia politik, termasuk istilah-istilah yang ada di dalamnya.
Salah satu istilah yang mungkin kurang dikenal oleh masyarakat adalah infrastruktur
dan suprastruktur politik. Oleh karena itu, mari simak artikel ini untuk berkenalan
dengan infrastruktur dan suprastruktur, termasuk perbedaan antara keduanya. Kata
infrastruktur mungkin tidak sedikit banyak dikenali masyarakat karena bukan kata
serapan sehari-hari. Namun bagi generasi yang hidup pada zaman Presiden Suharto
pasti mengenali istilah ini karena pada masa pemerintahan beliau infrastruktur
dalam negeri terus digencarkan dengan sistem pemerintahannya yang inward
looking. Secara sederhana, infrastruktur dapat diartikan sebagai pembangunan.
Sementara suprastruktur mungkin terdengar lebih awam lagi dengan makna
sederhana yang cukup rumit yaitu lebih mengarah pada unsur filosofis dari kata
infrastruktur. Namun, pada penjelasan kali ini tidak akan diulas mengenai
infrastruktur dan suprastuktur dalam kaitannya dengan pembangunan secara fisik
namun lebih pada dunia politik dan birokrasi di dalam nya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Suprastruktur dan Infrastruktur Politik ?

2. Apa saja komponen di dalam iinfrastruktur dan suprastruktur?

3. Bagaimana peran infrastruktur dan suprastruktur?

4. Apa tujuan infrastkrutur dan suprastruktur politik?

5. Bagaiaman bentuk Suprastruktur & Infrastruktur Politik Indonesia?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Suprastruktur dan Infrastruktur Politik

Suprastruktur dan Infrastruktur Politik adalah struktur politik pemerintahan


yang berkaitan dengan lembaga lembaga negara yang ada, serta hubungan
kekuasaan antara lembaga satu dengan yang lain.

Infrastruktur politik adalah lembaga politik atau mesin politik non formal
yang berperan secara tidak langsung dalam pengambilan kebijakan-kebijakan politik
yang diambil oleh suprastruktur politik, guna sebagai penyalur atau penyampai
aspirasi dari berbagai kelompok pada suatu negara dalam lapisan manapun.

B. Komponen Di Dalam Iinfrastruktur dan Suprastruktur

Perbedaan selanjutnya yang ada di antara infrastruktur dan suprastruktur


politik adalah komponen kekuatan yang ada di dalamnya. Dalam tata negara
modern, umumnya lembaga negara resmi yang ada di dalam sebuah negara terdiri
dari tiga komponen, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Masing-masing
komponen ini memiliki pengertian sebagai berikut:

1. Lembaga eksekutif, yaitu pelaksana undang-undang atau kebijakan yang


ditetapkan oleh negara.

2. Lembaga legislatif, yaitu pembuat undang-undang. Contohnya, Majelis


Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD).

3. Lembaga yudikatif, yaitu lembaga yang bertugas mengadili para pelanggar


undang-undang. Contoh suprastruktur politik lembaga yudikatif adalah
Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, dan Badan
Pemeriksa Keuangan.
3 Sementara itu, infrastruktur politik di Indonesia meliputi seluruh
kebutuhan yang diperlukan untuk ada di dalam bidang politik, terutama
berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas proses penyelenggaraan negara.

Organisasi-organisasi yang termasuk dalam infrastruktur politik ini


tidak ada di dalam birokrasi pemerintahan. Artinya, setiap organisasi non
pemerintah merupakan infrastruktur politik. Umumnya, ada empat
komponen dalam infrastruktur politik ini, yaitu:

1. Partai politik, yaitu organisasi politik yang dibentuk oleh kelompok warga
negara Indonesia secara sukarela. Partai politik ini bisa terbentuk
berdasarkan kesamaan kehendak dan cita-cita serta kepentingan.

2. Interest Group, yaitu kelompok yang memiliki kepentingan dalam


kebijakan politik negara. Kelompok ini biasanya bersedia menghimpun dan
mengeluarkan dana serta tenaga untuk melaksanakan kegiatan politik yang
biasanya ada di luar tugas partai. Kelompok ini bisa berupa Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), serikat buruh, dan lain-lain.

3. Pressure group, yaitu kelompok yang memiliki tujuan untuk


mengupayakan dan memperjuangkan keputusan politik berupa undang-
undang atau kebijakan publik, terutama untuk mendorong agar peraturan
dan kebijakan yang dibuat sesuai dengan keinginan kelompoknya. Mereka
tidak segan untuk melakukan demonstrasi, bahkan aksi mogok untuk bisa
mencapai tujuannya.

4. Media komunikasi politik, yaitu alat komunikasi politik untuk


menyampaikan segala informasi dan pendapat politik secara tidak langsung
kepada masyarakat. Komponen ini diharapkan akan bisa mengolah,
mengedarkan, hingga mencari dan menggiring aspirasi masyarakat. Media
komunikasi politik bisa berupa media cetak maupun media elektronik.
Komponen-komponen di atas merupakan kekuatan yang membedakan
antara infrastruktur dan suprastruktur politik yang cukup mudah untuk
diidentifikasi.

C. Peran Infrastruktur dan Suprastruktur

Sebenarnya infrastruktur dan suprastruktur politik ini saling


melengkapi dan mempengaruhi dalam berlangsungnya politik di suatu
negara. Untuk itu, keduanya memiliki peran masing-masing yang berbeda.
Suprastruktur politik berperan sebagai pelaksana, pembuat dan pengevaluasi
segara kebijakan dan peraturan pemerintah. Sementara itu, peran dan fungsi
infrastruktur politik adalah untuk memberi tuntutan dan aspirasi untuk bisa
terus memperbaiki peraturan dan kebijakan yang ada agar lebih baik dan
mendukung kepentingan rakyat.

D. Tujuan Infrastkrutur dan Suprastruktur Politik

Perbedaan infrastruktur politik dan suprastruktur politik selanjutnya adalah


dilihat dari tujuan keduanya. Pada dasarnya, suprastruktur politik bertujuan untuk
menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Namun, dalam jangka waktu yang
lebih pendek, berikut ini adalah tujuan suprastruktur politik:

1. Pembagian kekuasaan – adanya pembagian kekuasaan ini artinya dalam


negara yang menganut sistem politik demokrasi tidak boleh terpaku pada
satu kekuasaan saja. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
penyalahgunaan wewenang dan kediktatoran yang sangat mungkin terjadi
jika tidak ada pembagian kekuasaan.

2. Mempermudah pengorganisasian negara – hal ini dikarenakan


dengan adanya lembaga-lembaga negara dengan tugas masing-
masing, maka ada pembagian tugas pula dalam mengorganisasi
negara tersebut. Tidak hanya itu, pembagian wilayah seperti wilayah
pusat dan daerah yang dipimpin oleh pemimpin tersendiri juga
mempermudah pengorganisasian negara.

3. Aspirasi tersalurkan – suprastruktur politik ada agar bisa lebih


memperhatikan aspirasi rakyat serta mendekatkan negara dengan
masyarakatnya. Hal ini dikarenakan kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah adalah berdasarkan aspirasi rakyat, baik secara langsung
disampaikan kepada lembaga negara maupun melalui infrastruktur
politik yang ada.

4. Mencapai tujuan pembangunan – pada akhirnya suprastruktur


politik memiliki tujuan untuk mencapai pembangunan nasional.

Tujuan 5 pembangunan nasional ini tertuang dalam pokok pikiran pembukaan


Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 alinea keempat. Sedikit berbeda
dengan tujuan suprastruktur politik di atas, infrastruktur politik juga memiliki
tujuan-tujuan yang ingin dicapai, antara lain:

1. Memberi pendidikan politik – infrastruktur politik menginginkan


pengetahuan politik rakyat semakin meningkat. Dengan pengetahuan politik
yang meningkat, diharapkan partisipasi politik mereka sebagai warga negara
pun juga bisa meningkat sehingga bisa memaksimalkan sistem politik negara.

2. Mempertemukan beragam kepentingan – ada begitu banyak kepentingan


di dalam masyarakat. Dalam hal ini, infrastruktur politik bertujuan untuk
mempertemukan kepentingan-kepentingan yang senada agar lebih mudah
untuk tersalurkan menjadi sebuah tindakan nyata.

3. Menyalurkan aspirasi rakyat – tidak semua orang bisa berpartisipasi


langsung dalam kegiatan politik serta menyampaikan aspirasinya. Maka,
keberadaan infrastruktur politik juga bertujuan untuk mempermudah
menyalurkan aspirasi rakyat ke pihak-pihak pemerintah yang terkait.
4. Menyeleksi kepemimpinan – hal ini bisa tercapai melalui pemilihan umum
yang umum ada di dalam negara demokrasi.

5. Komunikasi politik – tujuannya agar rakyat mengetahui apa yang sedang


dilakukan oleh pemerintah serta isu politik apa yang tengah dihadapi oleh
negara.

Meski tujuan infrastruktur dan suprastruktur politik berbeda, hubungan


suprastruktur dan infrastruktur politik adalah untuk saling melengkapi dan
mendukung untuk bisa menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang baik
untuk rakyat. Ketika suprastruktur politik bertugas untuk membuat dan mengawasi
berjalannya peraturan serta kebijakan negara dalam proses penyelenggaraan
pemerintahan, infrastruktur politik menjalankan peraturan kebijakan yang dibuat,
dimana dari situ akan muncul aspirasi-aspirasi baru yang bisa disampaikan pada
suprastruktur politik yang selanjutnya akan berguna untuk memperbaiki peraturan
dan kebijakan yang ada.

E. Suprastruktur & Infrastruktur Politik Indonesia

1. Supra Struktur Politik Indonesia

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai


konstitusi Indonesia mengatur keberadaan lembaga-lembaga negara mulai tugas,
fungsi, wewenang sampai pada susunan dan kedudukannya. Aturan dalam
konstitusi ini selanjutnya dijabarkan oleh undang-undang, yaitu dalam UU Nomor
42 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD, UU Nomor 3 Tahun 2009 tentang
Mahkamah Agung, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2014 tentang Mahkamah
Konstitusi, UU Nomor 18 Tahun 2011 tentang Komisi Yudisial, dan UU Nomor 15
Tahun 2004 tentang BPK, Kekuatan suprastruktur politik yang tergolong ke dalam
lembaga tinggi negara Indonesia adalah sebagai berikut. Kekuatan Suprastruktur
Politik dalam Lembaga Tinggi Negara Indonesia :

1) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


2) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

3) Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

4) Presiden/Wakil Presiden

5) Mahkamah Agung

6) Mahkamah Konstitusi

7) Komisi Yudisial

8) Badan Pemeriksa Kekuangan

Kedelapan lembaga negara tersebut merupakan kekuatan utama dalam


suprastruktur politik negara kita. Secara skematik dapat digambarkan sebagai
berikut.

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT (MPR)

1) Anggota MPR terdiri dari DPR dan DPD (Pasal 2 (1) UUD 1945).

2) Anggota MPR berjumlah sebanyak 550 anggota dan DPD berjumlah sebanyak 4x
jumlah provinsi anggota DPD (UU Nomor 22 tahun 2003).

3) MPR adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia,


bukan lembaga tertinggi negara.

4) Tugas dan wewenang MPR adalah berwenang mengubah dan menetapkan UUD,
melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden dan hanya dapat memberhentikan
Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD NRI Tahun 1945
sesuai Pasal 3 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3). 5) MPR juga memiliki hak dan
kewajiban seperti diatur dalam UU Nomor 22 tahun 2003 tentang Susunan dan
Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD.

PRESIDEN

1) Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat dalam satu pasangan
calon (Pasal 6 A ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).

2) Syarat menjadi presiden diatur lebih lanjut dalam UUD NRI Tahun 1945 Pasal 6
ayat (2) UUD NRI Tahun 1945.

3) Kekuasaan presiden menurut UUD NRI Tahun 1945 :

4) Membuat Undang-Undang bersama DPR (Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20)

5) Menetapkan Peraturan Pemerintah (Pasal 5 (2)) 8

6) Memegang kekuasaan tertinggi atas angkatan darat, laut dan udara (Pasal 10)

7) Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain


atas persetujuan DPR (Pasal 11)

8) Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12)

9) Mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan


pertimbangan DPR (Pasal 13)

10) Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA (Pasal


14 ayat (1)) 11) Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan
DPR (Pasal 14 ayat (2))

12) Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan (Pasal 15)
13) Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberikan pertimbangan
dan nasihat kepada presiden (Pasal 16)

14) Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara (Pasal 17)

15) Mengajukan RUU APBN (Pasal 23)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR)

1) Anggota DPR dipilih melalui Pemilu (Pasal 19 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).

2) Fungsi DPR adalah fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan (Pasal
20 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).

3) Hak anggota DPR adalah hak interpelasi, hak angket dan hak menyatakan
pendapat (Pasal 20 A ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).

4) Hak anggota DPR, hak mengajukan pertanyaan, hak menyampaikan


usul/pendapat dan hak imunitas (Pasal 20 A ayat (3) UUD NRI Tahun 1945).

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK)

1) BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri dengan tugas khusus untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara (Pasal 23E ayat (1)
UUD NRI Tahun 1945).

2) Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD dan DPRD (Pasal 23E ayat (2)
UUD NRI Tahun 1945).

MAHKAMAH AGUNG (MA)

1) MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman di


samping sebuah Mahkamah Konstitusi di Indonesia (Pasal 24 ayat (2) UUD NRI
Tahun 1945).
2) MA membawahi peradilan di Indonesia (Pasal 24 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).

3) Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan merdeka untuk menyelenggarakan


peradilan guna menegakan hukum dan keadilan (Pasal 24 ayat (1) UUD NRI Tahun
1945).

MAHKAMAH KONSTITUSI

1) Mahkamah konstitusi memiliki kewenangan :

 Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir UU terhadap UUD NRI Tahun 1945

 Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan


oleh UUD NRI Tahun 1945.

 Memutus pembubaran partai politik.

 Memutus hasil perselisihan tentang Pemilu (Pasal 24C ayat (1) UUD NRI Tahun
1945)

 Memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran Presiden


dan/atau Wakil Presiden menurut UUD (Pasal 24C ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).

2) Mahkamah Konstitusi beranggotakan sembilan orang, 3 anggota diajukan MA, 3


anggota diajukan DPR dan tiga anggota diajukan Presiden.

KOMISI YUDISIAL (KY)

1) KY adalah lembaga mandiri yang dibentuk Presiden atas persetujuan DPR (Pasal
24B ayat (3) UUD NRI Tahun 1945).

2) KY berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung serta menjaga dan


menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku hakim (Pasal 24 ayat
(1) UUD NRI Tahun 1945).

DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD)


1) DPD merupakan bagian keanggotaan MPR yang dipilih melalui Pemilu dari setiap
provinsi.

2) DPD merupakan wakil-wakil provinsi.

3) Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya, selama bersidang bertempat


tinggal di ibukota negara RI (UU Nomor 22 tahun 2003).

4) DPD berhak mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan


otonomi daerah dan yang berkaitan dengan daerah.

2. INFRASTRUKTUR POLITIK INDONESIA

Infrastruktur politik adalah kelompok-kelompok kekuatan politik dalam masyarakat


yang turut berpartisipasi secara aktif. Bahkan kelompokkelompok tersebut dapat
berperan menjadi pelaku politik tidak formal untuk turut serta dalam membentuk
kebijaksanaan negara. Pada dasarnya organisasi organisasi yang tidak termasuk
dalam birokrasi pemerintahan merupakan kekuatan infrastruktur politik. Di
Indonesia banyak sekali organisasi atau kelompok yang menjadi kekuatan
infrastruktur politik diantaranya:

1) Partai Politik Parpol yaitu organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok
warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak
dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa,
dan negara melalui pemilihan umum. Pendirian partai politik biasanya didorong
oleh adanya persamaan kepentingan, persamaan cita-cita politik dan persamaan
keyakinan keagamaan.

2) Kelompok Kepentingan (interests group), Kelompok kepentingan yaitu kelompok


yang mempunyai kepentingan terhadap kebijakan politik negara. Kelompok
kepentingan bisa menghimpun atau mengeluarkan dana dan tenaganya untuk
melaksanakan tindakan politik yang biasanya berada di luar tugas partai politik.
Contoh dari kelompok 11 kepentingan adalah elite politik, pembayar pajak, serikat
dagang, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), serikat buruh dan sebagainya.
3) Kelompok Penekan (pressure group) Kelompok penekan yaitu kelompok yang
bertujuan mengupayakan atau memperjuangkan keputusan politik yang berupa
undang-undang atau kebijakan publik yang dikeluarkan pemerintah sesuai dengan
kepentingan dan keinginan kelompok mereka. Kelompok ini biasanya tampil ke
depan dengan berbagai cara untuk menciptakan pendapat umum yang mendukung
keinginan kelompok mereka. Misalnya, dengan cara melakukan demonstrasi, aksi
mogok dan sebagainya. Gedung MPR/DPR merupakan gedung tempat bekerja dan
berkumpulnya wakil rakyat untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. DPR merupakan
salah satu lembaga dalam suprastruktur politik di Indonesia.

4) Media Komunikasi Politik Media massa merupakan sarana atau alat komunikasi
politik dalam proses penyampaian informasi dan pendapat politik secara tidak
langsung, baik terhadap pemerintah maupun masyarakat pada umumnya. Sarana
media komunikasi ini antara lain adalah media cetak seperti koran, majalah, buletin,
brosur, tabloid dan sebagainya. Sedangkan media elektronik seperti televisi, radio,
internet dan sebagainya. Media komunikasi diharapkan mampu mengolah serta
mengedarkan informasi

5) Tokoh Politik Tokoh politik adalah seseorang yang menjadi pusat perhatian
dibidang politik dan berkecimpung dalam dinamika politik yang telah atau sedang
berlangsung. Seseorang dianggap tokoh politik dalam suatu negara apabila
menduduki jabatan di eksekutif dan legislatif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang
terjadi di dalamnya. Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat
sejarah Bangsa Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar lebih efektif.
Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi
pandangan saja seperti dari sistem kepartaian.
Kapabilitas sistem adalah kemampuan sistem untuk menghadapi
kenyataan dan tantangan. Pandangan mengenai keberhasilan dalam menghadapi
tantangan ini berbeda diantara para pakar politik.
Didalam suatu kehidupan politik rakyat (the sosial political sphere), akan selalu ada
keterkaitan atau keterhubungan dengan kelompok-kelompok lain ke dalam
berbagai macam golongan yang biasanya disebut “kekuatan sosial politik
masyarakat”. Kelompok masyarakat tersebut yang merupakan kekuatan politik riil
didalam masyarakat, disebut “infrastruktur politik”.

Berdasakan teori politik, infrastruktur politik mencakup 5 (lima) unsur atau


komponen sebagai berikut :

a. Partai politik (political party ),

b. kelompok kepentingan (interst group),

c. kelompok penekan (pressure group),

d. media komunikasi politik (political communication media)

e. tokoh politik (political figure).

Suprastruktur politik (elit pemerintah) merupakan mesin politik resmi di suatu


negara sebagai penggerak politik formal. Kehidupan politik pemerintah bersifat
kompleks karena akan bersinggungan dengan lembaga-lembaga negara yang ada,
fungsi, dan wewenang/kekuasaan antara lembaga yang satu dengan yang lainnya.
Suasana ini pada umumnya dapat diketahui didalam konstitusi atau Undang-
Undang Dasar dan peraturan perundang-undangan suatu negara. Dalam
perkembangan ketatanegaraan modern, pada umunya elit politik pemerintah dibagi
dalam kekuasaan eksekutif (pelaksana undang-undang), legislative (pembuat
undang-undang), dan yudikatif (yang mengadili pelanggaran undang-undang),
dengan sistem pembagian kekuasaaan atau pemisahan kekuasaan. Untuk
terciptanya dan mantapnya kondisi politik negara, suprastruktur politik harus
memperoleh dukungan dari infrastruktur politik yang mantap pula. Rakyat, baik
secara berkelompok berupa partai politik atau organisasi 13 kemasyarakatan,
maupun secara individual dapat ikut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui
wakil-wakilnya.

B. Saran

Infrastruktur dan suprastruktur dalam politik berkaitan erat dengan birokrasi dan
aktor-aktor yang bermain baik itu secara dependen mau pun independen yang salah
satu fungsi nya memang dapat memberi gambaran pada masyarakat mengenai
papan permainan catur yang terjadi di negera mereka. Bagi para pembaca dan
rekan-rekan yang lainnya, jika ingin menambah

wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh, maka penulis mengharapkan dengan
rendah hati agar lebih membaca buku-buku ilmiah dan buku-buku lainnya yang
berkaitan dengan judul “Sistem Politik Indonesia”.
Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan
dan kesempurnaan Makalah kami.
Jadikanlah makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para siswa/i berfikir
aktif dan kreatif.
Daftar Pustaka

file:///C:/Users/lenovo/Downloads/pdfcoffee.com_makalah-
suprastruktur-dan-infrastruktur-politik-indonesia-pdf-free.pdf
https://docplayer.info/71139646-Makalah-sistem-politik-di-
indonesia-untuk-memenuhi-salah-satu-tugas-mata-pelajaran-
pkn.html

Anda mungkin juga menyukai