Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

INFRASTRUKTUR DAN

SUPRASTRUKTUR POLITIK

OLEH:

Timotius Vincent Nalle 2203010099 Omi S. Duriti Ly Natto 2203010076

Sonia Florence Pelt 2203010057 Celine Betania Ndun 2203010082

Febriana Emelda Soge 2203010083 Valentina Irene 2203010070

Juana Risarah Banoet 2203010053 Musa E. Umbu Togola 2203010069

Marlin Dembi Tamar 2203010052 Januario Mulle 2203010093

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

NUSA TENGGARA TIMUR

2023
DAFTAR ISI

KOVER.......................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
Kata Pengantar..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1. Pengertian Suprastruktur politik dan Infrastruktur politik.......................................3
2.2. Komponen Di Dalam Suprastruktur dan Infrastruktur Politik.................................4
2.3. Peran Dan Tujuan Infrastruktur Dan Suprastruktur Politik.....................................6
2.4. Bentuk-Bentuk Suprastruktur dan Infrastruktur politik di Indonesia....................11
2.5. Hubungan antara Suprastruktur dan Infrastruktur Politik......................................16
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................17
3.1 Simpulan............................................................................................................17
3.2 Saran...................................................................................................................18
Daftar Pustaka..........................................................................................................................19

ii
Kata Pengantar

Puji syukur penulis mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, bimbingan, dan penyertaan-Nya sehinggan penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Judul makalah ini ialah “Infrastruktur Dan Suprastruktur Politik” Makalah ini
berisi tentang pengertian infrastruktur dan suprastruktur politik, komponen infrastruktur dan
suprastruktur, peran dan tujuan infrastruktur dan suprastruktur politik, hubungan dari
suprastruktur dan infrastruktur politik. Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas mata
kuliah Sistem Politik Indonesia.

Penulis menyadari bahwa permasalahan pada makalah ini, sehingga kritik dan saran
sangat dibutuhan penulis untuk melengkapi makalah ini.

Kupang, November 2023.

Penulis.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemahaman yang mendalam tentang infrastruktur dan suprastruktur politik


adalah esensial dalam menganalisis dan mengapresiasi sistem politik suatu negara.
Infrastruktur politik merujuk pada komponen dasar yang menjadi tulang punggung
sistem politik. Ini mencakup undang-undang, lembaga-lembaga, dan prosedur-
prosedur yang membentuk kerangka kerja dasar untuk pengambilan keputusan politik.
Misalnya, konstitusi dan hukum-hukum yang ada adalah bagian penting dari
infrastruktur politik, dan mereka menentukan bagaimana kekuasaan akan diatur dan
dijalankan di negara tersebut.

Di sisi lain, suprastruktur politik adalah aspek yang lebih abstrak dan
seringkali sulit untuk diukur. Ini mencakup nilai-nilai, ideologi, dan budaya politik
yang membentuk pemikiran dan perilaku politik individu dan kelompok dalam suatu
masyarakat. Ideologi politik, seperti liberalisme atau konservatisme, serta norma dan
etika politik yang berkembang dalam masyarakat, semuanya merupakan bagian dari
suprastruktur politik. Dalam kaitannya dengan pemahaman sistem politik,
suprastruktur politik memainkan peran penting dalam membentuk pandangan politik
individu dan mempengaruhi pengambilan keputusan politik.

Kedua komponen ini, infrastruktur dan suprastruktur politik, saling terkait dan
memengaruhi satu sama lain. Infrastruktur politik menciptakan kerangka kerja di
mana dinamika politik terjadi, sementara suprastruktur politik membentuk pandangan
dan preferensi politik individu yang memengaruhi bagaimana mereka terlibat dalam
proses politik. Misalnya, lembaga-lembaga politik yang ada dalam infrastruktur
politik mungkin mencerminkan nilai-nilai yang ada dalam suprastruktur politik.

Makalah ini akan mencoba menjelaskan dengan lebih rinci konsep


infrastruktur dan suprastruktur politik dan bagaimana keduanya berinteraksi dalam

1
membentuk sistem politik. Selain itu, makalah ini juga akan mengidentifikasi
berbagai bentuk infrastruktur dan suprastruktur politik yang ada, serta
menggambarkan peran dan tujuan dari setiap komponen ini dalam menjalankan sistem
politik yang efektif. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang unsur-unsur
utama dalam politik ini, kita dapat memperluas wawasan kita tentang tatanan politik
dalam konteks yang lebih luas.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam konteks tersebut, makalah ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-


pertanyaan berikut:

1) Apa yang dimaksud dengan suprastruktur dan infrastruktur politik?


2) Apa saja komponen di dalam infrastruktur dan suprastruktur politik?
3) Bagaimana peran dan tujuan infrastruktur dan suprastruktur politik di Indonesia?
4) Apa saja bentuk dari infrastruktur dan suprastruktur politik?
5) Bagaimana Hubungan dari infrastruktur dan suprastruktur politik?

1.3 Tujuan

1) Untuk mendefinisikan dan menjelaskan konsep infrastruktur dan suprastruktur politik.


2) Untuk menganalisis konponen di dalam infrastruktur dan suprastruktur politik.
3) Untuk menjelaskan peran dan tujuan infrastruktur dan suprastruktur politik.
4) Untuk menjelaskan bentuk-bentuk dari infrastruktur dan suprastruktur politik di
Indonesia.
5) Untuk menjelaskan hubungan antara infrastruktur dan suprastruktur politik.

1)

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Suprastruktur politik dan Infrastruktur politik

a) Suprastruktur Politik

Suprastruktur politik, sebagai elemen penting dalam analisis politik, merujuk


pada struktur politik pemerintahan yang melibatkan berbagai lembaga negara dan
hubungan kekuasaan antara lembaga-lembaga tersebut. Ini mencakup elemen-elemen
dasar seperti sistem pemerintahan, perbedaan antara cabang eksekutif, legislatif, dan
yudikatif, serta dinamika hubungan antara mereka. Dalam konteks ini, suprastruktur
politik tidak hanya mencakup struktur formal lembaga-lembaga politik, tetapi juga
mengeksplorasi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan di antara mereka
dan bagaimana mereka berinteraksi dalam pengambilan keputusan politik.

Lebih lanjut, suprastruktur politik mencakup berbagai isu kebijakan dan


dinamika politik yang memengaruhi cara lembaga-lembaga tersebut beroperasi. Hal
ini mencakup pengaruh partai politik, kelompok kepentingan, dan faktor-faktor sosial
dan budaya dalam membentuk kebijakan publik dan proses pengambilan keputusan
politik. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang suprastruktur politik
adalah kunci untuk menganalisis sistem politik suatu negara dan mengidentifikasi
bagaimana kekuasaan dan pengaruh didistribusikan di antara lembaga-lembaga politik
serta dampaknya pada dinamika politik dan kebijakan negara.

b) Infrastruktur Politik

Infrastruktur politik, sebagai konsep yang esensial dalam studi politik,


mengacu pada lembaga-lembaga politik non-formal yang tidak hanya memengaruhi,
tetapi juga memfasilitasi proses pengambilan kebijakan politik di tingkat yang lebih
tinggi, yang dikenal sebagai suprastruktur politik. Lembaga-lembaga ini mencakup
berbagai elemen seperti kelompok kepentingan, LSM, media, dan organisasi
masyarakat sipil yang berperan sebagai perantara dan penyampai aspirasi dari
berbagai lapisan masyarakat dalam sebuah negara. Mereka berfungsi sebagai

3
jembatan antara warga negara dan pemerintah, membantu menyuarakan kebutuhan,
pandangan, dan tuntutan berbagai kelompok masyarakat kepada para pengambil
kebijakan di suprastruktur politik.

Infrastruktur politik juga memiliki peran penting dalam memelihara dan


mengawasi kinerja lembaga-lembaga pemerintahan serta dalam menjaga akuntabilitas
pemerintah. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang infrastruktur politik
diperlukan untuk mengungkapkan bagaimana lembaga-lembaga ini berinteraksi dan
memengaruhi proses kebijakan politik. Konsep ini menyoroti pentingnya peran
pemangku kepentingan, organisasi masyarakat sipil, dan berbagai aktor non-
pemerintah dalam membentuk dinamika politik dan pengambilan keputusan di suatu
negara, serta bagaimana mereka memainkan peran kunci dalam mewujudkan aspirasi
dan kepentingan masyarakat.

2.2. Komponen Di Dalam Suprastruktur dan Infrastruktur Politik

a) Supratruktur politik.

. Suprastruktur politik adalah salah satu pilar utama dalam analisis politik yang
memberikan gambaran tentang elemen-elemen formal dalam sistem politik suatu
negara. Ini melibatkan lembaga-lembaga pemerintahan yang memainkan peran kunci
dalam pengambilan keputusan politik, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Eksekutif adalah cabang pemerintah yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
kebijakan dan administrasi negara. Legislatif adalah badan legislatif yang membuat
undang-undang dan bertanggung jawab atas fungsi pengawasan terhadap pemerintah.
Sementara itu, yudikatif adalah lembaga peradilan yang menegakkan hukum dan
menjalankan sistem peradilan. Interaksi dan hubungan antara lembaga-lembaga ini
menciptakan kerangka kerja formal bagi pengambilan keputusan politik dalam sebuah
negara.

Selain itu, suprastruktur politik mencakup aspek-aspek penting lainnya seperti


konstitusi, undang-undang, partai politik, dan pemilihan umum. Konstitusi adalah
hukum dasar yang menetapkan kerangka kerja dasar bagi pemerintahan dan hak-hak
warga negara. Undang-undang mengatur hal-hal seperti hak dan kewajiban warga

4
negara, serta ketentuan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Partai politik memainkan peran kunci dalam proses pemilihan dan pembentukan
pemerintahan, serta dalam merumuskan dan mengadvokasi platform politik.
Pemilihan umum adalah mekanisme di mana warga negara memilih wakil-wakil
mereka untuk duduk di lembaga legislatif dan posisi eksekutif. Semua unsur ini
adalah bagian integral dari suprastruktur politik yang membentuk kerangka kerja
formal bagi pengambilan keputusan politik dan penyelenggaraan pemerintahan dalam
suatu negara.

b) Infrastruktur politik

Infrastruktur politik adalah salah satu konsep kunci dalam analisis politik yang
melibatkan unsur-unsur non-formal dalam sistem politik suatu negara. Elemen-
elemen yang tercakup dalam infrastruktur politik mencakup beragam kelompok
kepentingan yang mewakili berbagai segmen masyarakat, organisasi masyarakat sipil
yang berkonsentrasi pada berbagai isu sosial, lingkungan, dan kemanusiaan, media
yang berfungsi sebagai pilar informasi dan pengawasan, serta lembaga-lembaga non-
pemerintah yang berperan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Infrastruktur
politik membentuk jaringan yang memberdayakan partisipasi warga negara dalam
proses politik, menciptakan ruang untuk dialog, perundingan, dan perdebatan antara
pemerintah dan masyarakat sipil.

Dalam infrastruktur politik, berbagai kelompok kepentingan, termasuk serikat


pekerja, organisasi bisnis, kelompok advokasi hak asasi manusia, dan kelompok
lingkungan, berperan dalam menyuarakan agenda atau kepentingan yang mereka
wakili. Organisasi masyarakat sipil, seperti yayasan nirlaba dan LSM, seringkali
fokus pada isu-isu kemanusiaan, sosial, dan lingkungan. Media memainkan peran
penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, memberikan platform
untuk berbagi berita dan opini, serta menjalankan fungsi pengawasan atas tindakan
pemerintah. Lembaga-lembaga non-pemerintah juga memiliki peran krusial dalam
menyediakan layanan sosial, pendidikan, dan dukungan bagi masyarakat. Dalam
keseluruhan infrastruktur politik, peran ini adalah bagian integral dari proses politik
yang memengaruhi pembuatan kebijakan, mengawasi tindakan pemerintah, dan
menjaga akuntabilitas dalam tata kelola pemerintahan. Sebagai hasilnya, infrastruktur

5
politik adalah komponen penting dalam sistem politik yang berperan dalam
membentuk arah dan hasil dari tindakan politik dan kebijakan publik.

2.3. Peran Dan Tujuan Infrastruktur Dan Suprastruktur Politik.

a) Peran Infrastruktur Suprastruktur Politik.

Infrastruktur politik dan suprastruktur politik adalah dua elemen yang saling
berkaitan dan saling mempengaruhi dalam berjalannya politik suatu negara. Keduanya
memiliki peran masing-masing dalam membentuk tatanan politik yang efektif.
Suprastruktur politik berfungsi sebagai pelaksana, pembuat, dan pengevaluasi dari
berbagai kebijakan dan peraturan pemerintah. Lebih lanjut, lembaga-lembaga formal
seperti eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang tercakup dalam suprastruktur politik
memiliki tanggung jawab utama dalam menjalankan pemerintahan dan merumuskan
kebijakan yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Sementara itu, peran infrastruktur politik adalah memberikan suara dan


menyuarakan tuntutan serta aspirasi dari berbagai segmen masyarakat. Kelompok
kepentingan, organisasi masyarakat sipil, dan media yang merupakan bagian dari
infrastruktur politik memainkan peran penting dalam memastikan bahwa kebijakan
yang dihasilkan oleh suprastruktur politik mempertimbangkan berbagai perspektif dan
kepentingan yang ada. Mereka adalah mekanisme penting untuk menjaga
akuntabilitas pemerintah dan untuk memastikan bahwa tindakan pemerintah sesuai
dengan kepentingan rakyat. Dengan demikian, infrastruktur dan suprastruktur politik
bekerja sama untuk membentuk sistem politik yang responsif, transparan, dan
berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

b) Tujuan Infrastruktur dan Supra.

6
Perbedaan infrastruktur politik dan suprastruktur politik selanjutnyaadalah dilihat
dari tujuan keduanya. Pada dasarnya, suprastruktur politik bertujuanuntuk menciptakan
masyarakat yang adil dan makmur. Namun, dalam jangkawaktu yang lebih pendek,
berikut ini adalah tujuan suprastruktur politik:

1) Pembagian kekuasaan:

Prinsip pembagian kekuasaan adalah salah satu asas utama dalam sistem politik
demokratis yang memastikan bahwa kekuasaan tidak terpusat dalam satu tangan. Hal ini
mengimplikasikan bahwa dalam negara yang menganut sistem politik demokratis, tidak
ada satu entitas atau individu yang memiliki kekuasaan mutlak untuk mengambil
keputusan yang memengaruhi seluruh masyarakat. Sebaliknya, kekuasaan dibagi dan
terdistribusi di antara berbagai cabang pemerintahan dan lembaga-lembaga yang memiliki
peran dan kewenangan yang berbeda.

Pembagian kekuasaan ini menjadi landasan penting dalam mencegah


penyalahgunaan wewenang dan kediktatoran yang dapat terjadi jika kekuasaan
terkonsentrasi dalam satu entitas atau individu. Dengan adanya pembagian kekuasaan,
sistem kontrol dan keseimbangan yang efektif dapat dijaga, memastikan bahwa setiap
kebijakan dan tindakan pemerintah diperiksa dan diawasi dengan cermat oleh berbagai
lembaga yang saling bertanggung jawab. Dengan demikian, pembagian kekuasaan adalah
salah satu pilar utama dalam menjaga prinsip demokrasi, di mana keputusan politik harus
mencerminkan aspirasi dan kepentingan masyarakat yang lebih luas.

2) Mempermudah pengorganisasian negara

Konsep pembagian tugas dalam pengorganisasi negara memiliki dampak yang


signifikan dalam menjaga efisiensi dan efektivitas dalam menjalankan pemerintahan.
Dengan adanya lembaga-lembaga negara yang memiliki tanggung jawab dan kewenangan
masing-masing, berbagai aspek pemerintahan, seperti pembuatan kebijakan, pelaksanaan,
dan pengawasan, dapat diatur secara terstruktur. Hal ini memungkinkan negara untuk
beroperasi dengan lebih baik dan mencegah terjadinya kebingungan dalam pengambilan
keputusan.

Selain pembagian tugas di antara lembaga-lembaga pemerintahan, pembagian


wilayah administratif seperti pusat dan daerah yang dipimpin oleh pemimpin tersendiri

7
juga berperan penting dalam pengorganisasian negara. Ini mempermudah koordinasi dan
pengelolaan sumber daya di tingkat lokal, serta memungkinkan pemerintah pusat untuk
fokus pada masalah-masalah yang lebih besar dan bersifat nasional. Dengan demikian,
konsep pembagian tugas dalam pengorganisasi negara adalah aspek yang vital dalam
menjaga efisiensi dan efektivitas pemerintahan, serta memfasilitasi koordinasi yang lebih
baik di tingkat nasional dan lokal.

3) Aspirasi tersalurkan

Suprastruktur politik hadir untuk memastikan bahwa pemerintah memperhatikan


aspirasi dan kepentingan rakyat dalam proses pengambilan keputusan politik. Prinsip
dasar dalam sistem demokratis adalah bahwa kebijakan yang diambil oleh pemerintah
seharusnya mencerminkan keinginan masyarakat. Suprastruktur politik berperan sebagai
lembaga pelaksana, pembuat, dan pengevaluasi kebijakan, serta harus mengedepankan
prinsip akuntabilitas dan transparansi. Ini berarti bahwa setiap tindakan pemerintah harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada warga negara, dan kebijakan yang dibuat harus
berdasarkan aspirasi dan kepentingan rakyat.

Keterlibatan infrastruktur politik, seperti kelompok kepentingan, organisasi


masyarakat sipil, media, dan lembaga-lembaga non-pemerintah, adalah salah satu cara
untuk menghubungkan negara dengan masyarakatnya. Infrastruktur politik
memungkinkan rakyat untuk menyuarakan aspirasi mereka dan memberikan masukan
dalam proses pembuatan kebijakan. Ini bisa terjadi melalui berbagai cara, termasuk
demonstrasi, advokasi, atau partisipasi dalam pemilihan umum. Dengan demikian,
infrastruktur politik berperan sebagai jembatan antara pemerintah dan masyarakat,
memastikan bahwa suara rakyat didengar dan diperhatikan dalam proses politik. Dalam
keseluruhan, hubungan yang erat antara suprastruktur politik dan infrastruktur politik
adalah inti dari sistem politik yang demokratis dan responsif terhadap kebutuhan dan
keinginan rakyat.

4) Mencapai tujuan pembangunan

pada akhirnya suprastruktur politikmemiliki tujuan untuk mencapai pembangunan


nasional. Tujuan pembangunan nasionalini tertuang dalam pokok pikiran
pembukaanUndang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 alinea keempat.

8
Sedikit berbeda dengan tujuan suprastruktur politik di atas, infrastrukturpolitik
juga memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai, antara lain:

1) Memberi pendidikan politik

Infrastruktur politik berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan politik


warga negara. Peningkatan pengetahuan politik merupakan langkah kunci untuk
meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan negara.
Dengan pengetahuan politik yang lebih baik, warga negara dapat lebih memahami isu-isu
politik, hak dan kewajiban mereka, serta proses pengambilan keputusan politik. Hal ini
dapat memberdayakan mereka untuk aktif terlibat dalam politik, baik melalui pemilihan
umum, kampanye advokasi, atau partisipasi dalam organisasi masyarakat sipil.

Partisipasi politik yang meningkat adalah salah satu indikator kesehatan


demokrasi dalam suatu negara. Semakin banyak warga negara yang terlibat dalam proses
politik, semakin mewakili suara rakyat, dan semakin kuat fondasi demokrasi.
Infrastruktur politik, seperti kelompok kepentingan, organisasi masyarakat sipil, media,
dan lembaga-lembaga non-pemerintah, berperan dalam memberikan warga negara akses
kepada informasi dan pendidikan politik yang mereka butuhkan. Dengan begitu,
infrastruktur politik memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang
terinformasi dan terlibat dalam proses politik, yang pada akhirnya akan memaksimalkan
sistem politik negara.

2) Mempertemukan beragam kepentingan

Infrastruktur politik memiliki peran krusial dalam mengelola dan memfasilitasi


berbagai kepentingan yang ada di masyarakat. Dalam masyarakat yang kompleks,
terdapat banyak kelompok kepentingan yang memiliki agenda, tuntutan, dan aspirasi yang
beragam. Ini bisa berkisar dari isu-isu ekonomi, sosial, hingga lingkungan. Infrastruktur
politik bertujuan untuk menjadi wadah atau platform di mana berbagai kelompok
kepentingan dapat bertemu, berdialog, dan merumuskan solusi bersama.

Melalui proses dialog dan perundingan, infrastruktur politik berusaha untuk


menyatukan kepentingan-kepentingan yang sejalan atau memiliki persamaan tujuan. Ini
memungkinkan kelompok-kelompok tersebut untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan

9
bersama yang lebih besar. Infrastruktur politik juga dapat berperan dalam memastikan
bahwa kebijakan publik dan keputusan politik yang diambil mempertimbangkan berbagai
perspektif dan kepentingan yang ada di masyarakat. Dengan cara ini, infrastruktur politik
membantu menjembatani kesenjangan antara berbagai kelompok kepentingan,
menciptakan kesempatan bagi konsensus, dan memungkinkan tindakan nyata yang sesuai
dengan aspirasi masyarakat.

3) Menyalurkan aspirasi rakyat

Infrastruktur politik memiliki peran yang penting dalam menyediakan wadah bagi
warga negara untuk menyuarakan aspirasi mereka kepada pihak-pihak pemerintah yang
berwenang. Dalam masyarakat yang kompleks dan terdiversifikasi, tidak semua orang
memiliki kesempatan atau kemampuan untuk berpartisipasi langsung dalam kegiatan
politik. Infrastruktur politik, seperti organisasi masyarakat sipil, kelompok advokasi, dan
media, memberikan platform di mana warga negara dapat mengungkapkan kepentingan,
keprihatinan, atau tuntutan mereka.

Dengan adanya infrastruktur politik, aspirasi rakyat dapat tersalurkan kepada


pihak-pihak pemerintah yang relevan. Ini memungkinkan pemerintah untuk
mendengarkan suara rakyat dan mempertimbangkan kepentingan mereka dalam
pengambilan keputusan politik. Sebagai mekanisme penting dalam tatanan politik,
infrastruktur politik membantu menjembatani komunikasi antara masyarakat dan
pemerintah, sehingga kebijakan yang dihasilkan lebih mencerminkan aspirasi rakyat dan
kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Dengan demikian, infrastruktur politik adalah
bagian integral dari sistem politik yang demokratis yang mendorong partisipasi warga
negara dan transparansi dalam pengambilan keputusan politik.

4) Menyeleksi kepemimpinan

Proses pemilihan umum adalah salah satu mekanisme penting dalam sistem politik
demokratis yang memungkinkan warga negara untuk menyeleksi kepemimpinan. Dalam
negara demokrasi, pemilihan umum adalah saat di mana warga negara berhak memilih
para pemimpin dan wakil mereka dalam berbagai tingkatan pemerintahan, mulai dari
pemilihan presiden hingga pemilihan legislator di tingkat lokal. Proses ini memberikan
warga negara hak untuk memilih pemimpin yang mereka percayai akan mewakili dan
menjalankan tugas-tugas pemerintahan sesuai dengan aspirasi masyarakat.

10
Melalui pemilihan umum, warga negara memiliki peran aktif dalam menentukan
arah politik dan kepemimpinan negara. Mereka dapat mengevaluasi kinerja para
pemimpin yang sedang menjabat dan memilih untuk memberikan suara kepada kandidat
yang mereka yakini akan mewakili kepentingan mereka dengan baik. Proses pemilihan
umum adalah esensi dari sistem politik demokratis, di mana keputusan politik dibuat
berdasarkan suara rakyat. Dengan demikian, pemilihan umum adalah langkah penting
dalam menyeleksi kepemimpinan yang sesuai dengan aspirasi dan keinginan masyarakat
dalam suatu negara demokratis.

5) Komunikasi politik

Infrastruktur politik dan suprastruktur politik, meskipun memiliki tujuan yang


berbeda, memiliki hubungan yang saling melengkapi dan mendukung dalam upaya
menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang baik untuk rakyat. Suprastruktur politik
memiliki tugas utama dalam merumuskan dan mengawasi berjalannya peraturan dan
kebijakan negara dalam proses penyelenggaraan pemerintahan. Mereka adalah pembuat
kebijakan yang harus memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan sesuai dengan
aspirasi masyarakat dan kebutuhan negara.

Di sisi lain, infrastruktur politik memiliki peran penting dalam menjalankan


peraturan dan kebijakan yang telah dibuat oleh suprastruktur politik. Infrastruktur politik
merupakan wadah di mana aspirasi dan kepentingan masyarakat dapat diutarakan dan
disampaikan kepada pihak yang berwenang. Ini membuka pintu bagi interaksi antara
masyarakat dan pemerintah, memungkinkan adanya mekanisme umpan balik yang
penting dalam penyelenggaraan pemerintahan yang responsif. Dengan demikian,
infrastruktur politik berperan dalam menyediakan suara masyarakat yang penting untuk
memperbaiki, melengkapi, dan memperbaharui peraturan dan kebijakan yang ada. Dalam
keseluruhan, hubungan yang erat antara infrastruktur dan suprastruktur politik adalah
bagian integral dari sistem politik yang demokratis dan responsif terhadap kebutuhan dan
keinginan rakyat

11
2.4. Bentuk-Bentuk Suprastruktur dan Infrastruktur politik di Indonesia

a) Suprastruktur Politik

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai


konstitusi Indonesia mengatur keberadaan lembaga-lembaga negara mulaitugas,
fungsi, wewenang sampai pada susunan dan kedudukannya. Aturan dalam konstitusi
ini selanjutnya dijabarkan oleh undang-undang, yaitu dalamUU Nomor 42 Tahun
2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD, UU Nomor 3Tahun 2009 tentang
Mahkamah Agung, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2014tentang Mahkamah
Konstitusi, UU Nomor 18 Tahun 2011 tentang KomisiYudisial, dan UU Nomor 15
Tahun 2004 tentang BPK, Kekuatan suprastruktur politik yang tergolong ke dalam
lembaga tinggi negara Indonesia adalah sebagai berikut.

1. MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT (MPR)


1) Anggota MPR terdiri dari DPR dan DPD (Pasal 2 (1) UUD 1945).
2) Anggota MPR berjumlah sebanyak 550 anggota dan DPD berjumlahsebanyak
4x jumlah provinsi anggota DPD (UU Nomor 22 tahun 2003).
3) MPR adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia,bukan lembaga tertinggi negara.
4) Tugas dan wewenang MPR adalah berwenang mengubah dan
menetapkanUUD, melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden dan hanya
dapatmemberhentikan Presiden dan Wakil Presiden dalam masa
jabatannyamenurut UUD NRI Tahun 1945 sesuai Pasal 3 ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3).
5) MPR juga memiliki hak dan kewajiban seperti diatur dalam UU Nomor
22tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
1) Anggota DPR dipilih melalui Pemilu (Pasal 19 ayat (1) UUD NRI Tahun
1945). Fungsi DPR adalah fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan(Pasal 20 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).

12
2) Hak anggota DPR adalah hak interpelasi, hak angket dan hak
menyatakanpendapat (Pasal 20 A ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).
3) Hak anggota DPR, hak mengajukan pertanyaan, hak menyampaikan
usul/pendapat dan hak imunitas (Pasal 20 A ayat (3) UUD NRI Tahun
1945
3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
1) DPD merupakan bagian keanggotaan MPR yang dipilih melalui Pemilu
darisetiap provinsi.
2) DPD merupakan wakil-wakil provinsi.
3) Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya, selama bersidang
bertempat tinggal di ibukota negara RI (UU Nomor 22 tahun 2003).
4) DPD berhak mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitan
dengan otonomi daerah dan yang berkaitan dengan daerah.

4. Presiden/Wakil Presiden
1) Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat dalam
satupasangan calon (Pasal 6 A ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).
2) Syarat menjadi presiden diatur lebih lanjut dalam UUD NRI Tahun
1945Pasal 6 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945.
3) Kekuasaan presiden menurut UUD NRI Tahun 1945 :
4) Membuat Undang-Undang bersama DPR (Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20)
5) Menetapkan Peraturan Pemerintah (Pasal 5 ayat (2))
6) Memegang kekuasaan tertinggi atas angkatan darat, laut dan udara
(Pasal10)
7) Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara
lain atas persetujuan DPR (Pasal 11)
8) Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12)
9) Mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan
pertimbangan DPR (Pasal 13)

13
10) Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
MA(Pasal 14 ayat (1))
11) Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan
DPR(Pasal 14 ayat (2))
12) Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan (Pasal 15)
13) Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberikan
pertimbangan dan nasihat kepada presiden (Pasal 16)
14) Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara (Pasal 17)
15) Mengajukan RUU APBN (Pasal 23)
5. Mahkamah Agung
1) MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman
disamping sebuah Mahkamah Konstitusi di Indonesia (Pasal 24 ayat (2)
UUDNRI Tahun 1945).
2) MA membawahi peradilan di Indonesia (Pasal 24 ayat (2) UUD NRI
Tahun1945).
3) Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakan hukum dan keadilan
(Pasal24 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945

6. Mahkamah Konstitusi
1) Mahkamah konstitusi memiliki kewenangan :
a. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir UU terhadap UUD
NRITahun 1945
b. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD NRI Tahun 1945.
c. Memutus pembubaran partai politik.
d. Memutus hasil perselisihan tentang Pemilu (Pasal 24C ayat (1)
UUD NRI Tahun 1945)
e. Memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran
Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD (Pasal 24C ayat
(2)UUD NRI Tahun 1945).

14
2) Mahkamah Konstitusi beranggotakan sembilan orang, 3 anggota
diajukanMA, 3 anggota diajukan DPR dan tiga anggota diajukan Presiden.
7. Komisi Yudisial
1) KY adalah lembaga mandiri yang dibentuk Presiden atas persetujuan
DPR(Pasal 24B ayat (3) UUD NRI Tahun 1945).
2) KY berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung serta menjaga
danmenegakkan kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku hakim
(Pasal24 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945)
8. Badan Pemeriksa Keuangan
1) BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri dengan tugas
khususuntuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
(Pasal23E ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).
2) Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD dan DPRD (Pasal
23Eayat (2) UUD NRI Tahun 1945

b) Infrastruktur Politik Indonesia

Infrastruktur politik adalah kelompok-kelompok kekuatan politik


dalammasyarakat yang turut berpartisipasi secara aktif. Bahkan kelompok kelompok
tersebut dapat berperan menjadi pelaku politik tidak formal untuk turut serta dalam
membentuk kebijaksanaan negara. Pada dasarnya organisasi organisasiyang tidak
termasuk dalam birokrasi pemerintahan merupakan kekuatan infrastruktur politik. Di
Indonesia banyak sekali organisasi atau kelompok yangmenjadi kekuatan infrastruktur
politik diantaranya :

1. Partai Politik
Parpol yaitu organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara
Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita
untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dannegara
melalui pemilihan umum. Pendirian partai politik biasanya didorong oleh adanya
persamaan kepentingan, persamaan cita-cita politik danpersamaan keyakinan
keagamaan.
2. Kelompok Kepentingan (interests group),

15
Kelompok kepentingan yaitu kelompok yang mempunyai kepentinganterhadap
kebijakan politik negara. Kelompok kepentingan bisa menghimpunatau
mengeluarkan dana dan tenaganya untuk melaksanakan tindakan politikyang
biasanya berada di luar tugas partai politik. Contoh dari kelompok kepentingan
adalah elite politik, pembayar pajak, serikat dagang, LembagaSwadaya
Masyarakat (LSM), serikat buruh dan sebagainya
3. Kelompok Penekan (pressure group)
Kelompok penekan yaitu kelompok yang bertujuan mengupayakan
ataumemperjuangkan keputusan politik yang berupa undang-undang
ataukebijakan publik yang dikeluarkan pemerintah sesuai dengan kepentingan
dankeinginan kelompok mereka. Kelompok ini biasanya tampil ke depan
denganberbagai cara untuk menciptakan pendapat umum yang mendukung
keinginankelompok mereka. Misalnya, dengan cara melakukan demonstrasi, aksi
mogokdan sebagainya. Gedung MPR/DPR merupakan gedung tempat bekerja
danberkumpulnya wakil rakyat untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
DPRmerupakan salah satu lembaga dalam suprastruktur politik di Indonesia.
4. Media Komunikasi Politik
Media massa merupakan sarana atau alat komunikasi politik dalam proses
penyampaian informasi dan pendapat politik secara tidak langsung, baikterhadap
pemerintah maupun masyarakat pada umumnya. Sarana mediakomunikasi ini
antara lain adalah media cetak seperti koran, majalah, buletin,brosur, tabloid dan
sebagainya. Sedangkan media elektronik seperti televisi,radio, internet dan
sebagainya. Media komunikasi diharapkan mampumengolah serta mengedarkan
informasi

5. Tokoh Politik
Tokoh politik adalah seseorang yang menjadi pusat perhatian dibidangpolitik dan
berkecimpung dalam dinamika politik yang telah atau sedangberlangsung.
Seseorang dianggap tokoh politik dalam suatu negara apabilamenduduki jabatan
di eksekutif dan legislatif.

2.5. Hubungan antara Suprastruktur dan Infrastruktur Politik.

16
Suprastruktur adalah struktur pemerintahan yang memiliki kewenangan untuk
mengambil kebijakan. Yang termasuk pada suprastruktur politik adalah lembaga-
lembaga negara (legislatif, eksekutif, dan yudikatif) yang menjadi alat kelengkapan
negara dan menyelanggarakan negara.Secara harfiah, infrastruktur politik merupakan
prasarana atau prasyarat agar sarana yang dimaksud dapat berjalan. Contoh yang
disebut sebagai infrastruktur politik adalah partai politik, golongan kepentingan,
golongan penekan, public opinion, orang-perorangan, tokoh politik, pers, LSM-LSM,
advokat-advokat, dan lain sebagainya. Mereka disebut sebagai infrastruktur politik
karena mereka termasuk pranata sosial dan yang menjaid konsen masing-masing
kelompok adalah kepentingan kelompok mereka masing-masing. Antara kelompok
kepentingan dengan kelompok penekan mempunyai perbedaan yaitu kelompok
penekan biasanya tidak duduk di pemerintahan, melainkan mereka hanya berupaya
untuk memperjuangkan agar apa yang menjadi aspirasi mereka dijalankan oleh
pemerintah.

Dalam perkembangannya, infrastruktur politik dan suprastruktur politik mempunyai


hubungan timbal balik satu sama lain. Menurut Prof. Sri Soemantri, suprastruktur politik
berada pada bagian atas dari suatu sistem politik sedangkan infrastruktur politik berada pada
bagian bawah.Supra dengan infra tidak bisa dipisahkan apalagi di Negara demokrasi. Di
Indonesia kedaulatan tertinggi ada pada rakyat (Infra). Ini sebagai buktti bahwa suprastruktur
politik di Indonesia dipilih oleh, dari dan untuk rakyat. Rakyat dan pemerintahan harus
memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang untuk mewujudkan keadaan yang aman
dan kondusif.

Misalnya hakim MK yang berasal dari hakim MA, calon yang ditunjuk oleh presiden, dan
calon yang ditunjuk oleh DPR. Kembali ke awal, bahwa anggota DPR maupun presiden
sendiri adalah wakil-wakil parati politik sehingga untuk hakim MK pun tidak terlepas dari
dukungan parttai politik tertentu. Selain dari sisi pemilihan hakim, kekuasaan kehakiman juga
tidak dapat terlepas dari partai politik karena dalam menjalankan fungsi kehakiman, para
hakim bekerja berdasarkan peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh pada legislator
yang merupakan perwakilan partai politik.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan.

17
Suprastruktur politik adalah aspek yang lebih abstrak dan sulit untuk diukur.
Dalam sistem politik suprastruktur politik memainkan peran yang sangat penting
dalam membentuk pandangan politik individu dan mempengaruhi pengambilan
keputusan individu bagaimana mereka terlibat dalam proses politik. Sedangkan
infrastruktur politik menciptakan kerangka kerja dimana dinamika politik terjadi.

Suprastruktur politik dan infrastruktur politik adalah dua komponen penting


dalam sistem politik suatu negara. Suprastruktur politik merupakan komponen yang
berperan dalam menjalankan roda pemerintahan, sedangkan infrastruktur politik
merupakan komponen yang berperan dalam menyalurkan aspirasi masyarakat.
Suprastruktur dan infrastruktur politik memiliki keterkaitan dan keterikatan satu sama
lain. Suprastruktur politik membutuhkan dukungan dari infrastruktur politik untuk
menjalankan roda pemerintahan. Sebaliknya, infrastruktur politik membutuhkan
suprastruktur politik untuk menyalurkan aspirasi masyarakat.

Suprastruktur dan infrastruktur politik memiliki pengaruh yang signifikan


terhadap kehidupan bernegara. Suprastruktur politik berperan dalam menentukan arah
kebijakan negara, sedangkan infrastruktur politik berperan dalam membentuk opini
publik.

3.2 Saran.
Suprastruktur politik yang menjadi inti dalam sistem politik suatu negara
memegang peran sentral dalam menjaga stabilitas dan efektivitas pemerintahan. Oleh
karena itu, untuk memastikan bahwa negara tersebut berfungsi dengan baik, perlu
dilakukan penguatan dan peningkatan kualitas suprastruktur politik. Upaya ini
mencakup peningkatan profesionalisme dan integritas aparat negara, yang merupakan

18
fondasi utama dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan dengan etika yang baik
dan berintegritas. Selain itu, peningkatan transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan negara juga merupakan hal penting, karena hal ini akan
memungkinkan partisipasi masyarakat yang lebih besar

19
Daftar Pustaka
amanahme. (2012, January 28). Infrastruktur dan Suprastruktur Politik di Indonesia. Diambil kembali
dari https://amanahtp.wordpress.com/2012/01/28/infrastruktur-dan-suprastruktur-politik-
di-indonesia/

Civiciscool. (2017, November 3). SUPRASTRUKTUR & INFRASTRUKTUR POLITIK INDONESIA. Diambil
kembali dari https://civiciscool.wordpress.com/2017/11/03/suprastruktur-infrastruktur-
politik-indonesia/

Masita, H. (2019, May 14). Pengertian, Komponen Serta Perbedaan Infrastruktur dan Suprastruktur.
Diambil kembali dari https://guruppkn.com/perbedaan-infrastruktur-dan-suprastruktur

Syatriadi, T. (2013, 05). Suprastruktur dan Infrastruktur politik Indonesia. Diambil kembali dari
https://tommysyatriadi.blogspot.com/2013/05/suprastruktur-dan-infrastruktur-politik.html

Zelth, D. (2013, February 20). HUBUNGAN ANTARA SUPRASTRUKTUR DENGAN INFRASTRUKTUR.


Diambil kembali dari https://dedetzelth.blogspot.com/2013/02/hubungan-antara-
suprastruktur-dengan.html#

20

Anda mungkin juga menyukai