Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FUNGSI SISTEM POLITIK

INDONESIA

Dosen pengampu : Drs.H.Darmansyah, M.Si

Di susun oleh;

Lalu Alvian ferdiansyah (2022B1D059T)

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS FISIPOL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2022/2023
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
makalah ini dapat terselesalaikan. Tak lupa serta salamkami panjatkan kepada kepada Tuhan
Yang Maha Esa, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan sampai pada saat ini di
zaman terang benderang. Dalam penulisan makalah ini banyak sekali tingkat kesulitan yang
kami dapatkan. Terutama dalam mencari informasi secara detail karena berhubung keadaan
kami yang sangat jauh dari lokasi penelitian. Jadi kami hanya mencari referensi dari buku-
buku dan media-media seperti internet, majalah, dan lain-lain.Namun berkat ketelitian dan
keseriusan dari kawan-kawan serta kerjasama antar kelompok yang baik, makalah ini dapat
terselesaikan juga.
Ada pepatah mengatakan “ tidak ada gading yang tak retak”. Begitupun dengan
makalah ini sungguh masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, kritikan serta saran dari
kawan-kawan yang sifatnya membangun sangat kami butuhkan sekali.Kami berharap dengan
adanya makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas baik bagi penulis maupun
para pembaca.Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pembaca yang telah meluangkan
waktunya untuk membaca makalah ini.Kami sadar dalam penulisan masih banyak sekali
kesalahan. Oleh karena itu kami ucapkan maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................
BAB I
Pendahuluan.....................................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................
B. Rumusan masalah............................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................
BAB II
Pembahasan......................................................................................................
1. Bagaimana Sistem Politik Itu.........................................................................
a. Pengertian Sistem .........................................................................................
b. Pengertian Politik...........................................................................................
c. Pengertian Sistem Politik..............................................................................
2. Bagaimana Sistem Politik Indonesia..............................................................
I. Pengertian Sistem Politik.............................................................................
II. Sejarah Sistem Politik Indonesia.................................................................
3. Bagaimana Sistem Politik Indonesia Setelah 2014.........................................
a. Sistem Politik Indonesia.................................................................................
b. Analisis sistem politik....................................................................................
BAB III
Penutup.............................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
Daftar pustaka..................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia di dalam masyarakat, memiliki peranan penting dalam sistem
politik suatu negara. Manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, senantiasa akan
berinteraksi dengan manusia lain dalam upaya mewujudkan kebutuhan hidupnya. Kebutuhan
hidup manusia tidak cukup yang bersifat dasar, seperti makan, minum, biologis, pakaian dan
papan (rumah). Lebih dari itu, juga mencakup kebutuhan akan pengakuan eksistensi diri dan
penghargaan dari orang lain dalam bentuk pujian, pemberian upah kerja, status sebagai
anggota masyarakat, anggota suatu partai politik tertentu dan sebagainya.
Setiap warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-
aspek politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses pelaksanaannya dapat
terjadi secara langsung atau tidak langsung dengan praktek-praktek politik. Jika secara tidak
langsung, hal ini sebatas mendengar informasi, atau berita-berita tentang peristiwa politik
yang terjadi.Dan jika secara langsung, berarti orang tersebut terlibat dalam peristiwa politik
tertentu.
B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini penulis akan membahas materi mengenai bagaimana sistem politik
itu, bagainana sistem politik indonesia, dan bagaimana sistem politik indonesia setelah
2014.Sistem politik dalam pengembangan sejarah politik yang terbagi beberapa bahasan
yaitu pengertian sistem politik, metode sosialisasi politik, proses sosialisasi sistem politik dan
pentingnya sistem politik dalam pengembangan sistem politik.
C. Tujuan Penulisan
1. Sebagai tugas untuk mengikuti mata kuliah sistem politik indoneisa
2. Untuk melatih penulis agar memudahkan dalam membuat Makalah
3. Agar masyarakat tahu tentang politik yang benar dengan sosialisasi politik kepada
masyarakat
4. Supaya masyarakat tidak awam dengan kehidupan politik

BAB II
PEMBAHASAN
1. Bagaimana Sistem Politik Itu
A. pengertian sistem
Sistem adalah suatu kesatuan yang terbentuk dari beberapa unsur (elemen). Unsur,
Komponen, Atau bagian yang banyak ini satu sama lain berada dalam keterkaitan yang saling
kait mengait dan fungsional. Sistem dapat diartikan pula sebagai suatu yang lebih tinggi dari
pada sekedar merupakan cara, tata, rencana,skema,proseduratau metode.
B. Pengertian Politik
Berasal dari kata “polis”(negara kota),yang kemudian berkembang menjadi kata dan
pengertian dalam barbagai bahasa. Aristoteles dalam Politics mengatakan bahwa
“pengamatan pertama – tama menunjukan kepada kita bahwa setiap polis atau negara tidak
lain adalah semacam asosiasi.Istilah politik dalam ketatanegaraan berkaitan dengan tata cara
pemerintahan, dasar dasar pemerintahan, ataupun dalam hal kekuasaan Negara. Politik pada
dasarnya menyangkut tujuan-tujuan masyarakat, bukan tujuan pribadi.Politik biasanya
menyangkut kegiatan partai politik, tentara dan organisasi kemasyarakatan.
Dapat disimpulkan bahwa politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam
rangka proses pembuatan kebijakan dan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama
masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
C.PengertianSistemPolitik
Sistem Politik adalah berbagai macamkegiatan dan proses dari struktur dan fungsi
yang bekerja dalam suatu unit atau kesatuan (masyarakat/negara).
Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem
sosial.Perspektif atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu
sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang
relatif tetap diantara elemen-elemen pembentuknya.Kehidupan politik dari perspektif sistem
bisa dilihat dari berbagai sudut, misalnya dengan menekankan pada kelembagaan yang ada
kita bisa melihat pada struktur hubungan antara berbagai lembaga atau institusi pembentuk
sistem politik.Hubungan antara berbagai lembaga negara sebagai pusat kekuatan politik
misalnya merupakan satu aspek, sedangkan peranan partai politik dan kelompokkelompok
penekan merupakan bagian lain dari suatu sistem politik. Dengan merubah sudut pandang
maka sistem politik bisa dilihat sebagai kebudayaanpolitik,lembaga-lembaga politik,
danperilaku politik.
Model sistem politik yang paling sederhana akan menguraikan masukan (input) ke
dalam sistem politik, yang mengubah melalui proses politik menjadi keluaran (output).
Dalam model ini masukan biasanya dikaitkan dengan dukungan maupun tuntutan yang harus
diolah oleh sistem politik lewat berbagai keputusan dan pelayanan publik yang diberikan oleh
pemerintahan untuk bisa menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat.Dalam perspektif ini, maka
efektifitas sistem politik adalah kemampuannya untuk menciptakan kesejahteraan bagi
rakyat.
Namun dengan mengingat Machiavelli maka tidak jarang efektifitas sistem politik diukur dari
kemampuannya untuk mempertahankan diri dari tekanan untuk berubah.Pandangan ini tidak
membedakan antara sistem politik yang demokratis dan sistem politik yang otoriter.
PENDEKATAN DALAM ANALISIS SISTEM POLITIK
Analisis Sistem Politik Menurut David Easton
Pendekatan sistem politik pada mulanya terbentuk dengan mengacu pada pendekatan
yang terdapat dalam ilmu eksakta. Adapun untuk membedakan sistem politik dengan sistem
yang lain maka dapat dilihat dari definisi politik itu sendiri. Sebagai suatu sistem, sistem
politik memiliki ciri-ciri tertentu. Perbedaan pendapat mulai muncul ketika harus menentukan
batas antara sistem politik dengan sistem lain yang terdapat dalam lingkungan sistem politik.
Namun demikian, batas akan dapat dilihat apabila kita dapat memahami tindakan politik
sebagai sebuah tindakan yang ingin berkaitan dengan pembuatan keputusan yang
menyangkut publik.Perbedaan sistem politik dengan sistem yang lain, tidak menjadikan
jurang pemisah antara sistem politik dengan sistem yang lain. Sebuah sistem dapat menjadi
input bagi sistem yang lain.Dalam sistem politik terdapat pembagian kerja antara anggotanya.
Pembagian kerja yang ada tidak akan menghancurkan sistem politik karena ada fungsi
integratif dalam sistem politik.
Input, Output, dan Lingkungan dalam Sistem Politik
Input dalam sistem politik dibedakan menjadi dua, yaitu tuntutan dan dukungan. Input
yang berupa tuntutan muncul sebagai konsekuensi dari kelangkaan atas berbagai sumber-
sumber yang langka dalam masyarakat (kebutuhan). Input tidak akan sampai (masuk) secara
baik dalam sistem politik jika tidak terorganisir secara baik. Oleh sebab itu komunikasi
politik menjadi bagian penting dalam hal ini.Terdapat perbedaan tipe komunikasi politik di
negara yang demokratis dengan negara yang nondemokratis. Tipe komunikasi politik ini pula
yang nantinya akan membedakan besarnya peranan dari organisasi politik.
Output merupakan keputusan otoritatif (yang mengikat) dalam menjawab dan
memenuhi input yang masuk. Output sering dimanfaatkan sebagai mekanisme dukungan
dalam rangka memenuhi tuntutan-tuntutan yang muncul.Lingkungan mempunyai peranan
penting berupa input, baik tuntutan ataupun dukungan.Kemampuan anggota sistem politik
dalam mengelola dan menanggapi desakan ataupun pengaruh lingkungan bergantung pada
pengenalannya pada lingkungan itu sendiri. Lingkungan merupakan semua sistem lain yang
tidak termasuk dalam sistem politik. Secara garis besar, lingkungan dibagi menjadi dua, yaitu
lingkungan dalam (intra societal) dan lingkungan luar (extra societal).Setidaknya ada dua
kritik yang dilontarkan atas gagasan Easton, yaitu adanya anggapan bahwa pemikiran Easton
terlalu teoretis sehingga sulit untuk diaplikasikan secara nyata.Selain terlalu teoretis,
pemikiran Easton dianggap tidak netral karena hanya mengedepankan nilai-nilai liberal Barat
dengan tanpa memperhatikan kondisi pada masyarakat yang sedang berkembang.
Pendekatan Struktural Fungsional Gabriel Almond
Pendekatan struktural fungsional merupakan alat analisis dalam mempelajari sistem
politik, pada awalnya adalah pengembangan dari teori struktural fungsional dalam
sosiologi.Dalam pendekatan ini, sistem politik merupakan kumpulan dari peranan-peranan
yang saling berinteraksi. Menurut Almond, sistem politik adalah sistem interaksi yang
terdapat dalam semua masyarakat yang bebas dan merdeka yang melaksanakan fungsi-fungsi
integrasi dan adaptasi (baik dalam masyarakat ataupun berhadap-hadapan dengan masyarakat
lainnya). Semua sistem politik memiliki persamaan karena sifat universalitas dari struktur dan
fungsi politik. Mengenai fungsi politik ini, Almond membaginya dalam dua jenis, fungsi
input dan output.
Terkait dengan hubungannya dengan lingkungan, perspektif yang digunakan adalah
ekologis.Keuntungan dari perspektif ekologis ini adalah dapat mengarahkan perhatian kita
pada isu politik yang lebih luas.Agar dapat membuat penilaian yang objektif maka kita harus
menempatkan sistem politik dalam lingkungannya.Hal ini dilakukan guna mengetahui
bagaimana lingkungan-lingkungan membatasi atau membantu dilakukannya sebuah pilihan
politik.Sifat saling bergantung bukan hanya dalam hubungan antara kebijaksanaan dengan
sarana-sarana institusional saja, namun lembaga-lembaga atau bagian dari sistem politik
tersebut juga saling bergantung.Untuk dapat mengatasi pengaruh lingkungan, Almond
menyebutkan enam kategori kapabilitas sistem politik, yaitu kapabilitas ekstraktif, kapabilitas
regulatif, kapabilitas distributif, kapabilitas simbolik, kapabilitas responsif, kapabilitas
domestik dan internasional.
Analisis Struktural Fungsional dalam Sistem Politik
Menurut Gabriel Almond, dalam setiap sistem politik terdapat enam struktur atau
lembaga politik, yaitu kelompok kepentingan, partai politik, badan legislatif, badan eksekutif,
birokrasi, dan badan peradilan. Dengan melihat keenam struktur dalam setiap sistem politik,
kita dapat membandingkan suatu sistem politik dengan sistem politik yang lain. Hanya saja,
perbandingan keenam struktur tersebut tidak terlalu membantu kita apabila tidak disertai
dengan penelusuran dan pemahaman yang lebih jauh dari bekerjanya sistem politik tersebut.

Suatu analisis struktur menunjukkan jumlah partai politik, dewan yang terdapat dalam
parlemen, sistem pemerintahan terpusat atau federal, bagaimana eksekutif, legislatif, dan
yudikatif diorganisir dan secara formal dihubungkan satu dengan yang lain. Adapun analisis
fungsional menunjukkan bagaimana lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi tersebut
berinteraksi untuk menghasilkan dan melaksanakan suatu kebijakan.Input yang masuk dalam
sistem politik disalurkan oleh lembaga politik, kemudian akan menghasilkan output, berupa
keputusan yang sah dan mengikat yang sebelumnya melalui proses konversi. Dalam konversi
terjadi interaksi antara faktor-faktor politik, baik yang bersifat individu, kelompok ataupun
organisasi. Fungsi input, meliputi sosialisasi politik dan rekruitmen politik, artikulasi
kepentingan, agregasi kepentingan, dan komunikasi politik. Sedangkan fungsi output, antara
lain pembuatan kebijakan, penerapan kebijakan,dan penghakiman kebijakan.

2. Bagaiman Sistem Politik Indonesia


Sistem politik Indonesia tidak bisa dipisahkan dari sejarah bangsa Indonesia sejak
zaman kerajaan, penjajahan, kemerdekaan sampai masa reformasi sekarang.Para founding
fatherbangsa telah merumuskan secara seksama sistem politik yang menjadi acuan dalam
pengelolaan negara.Hal ini tentunya dilakukan dengan melihat kondisi dan situasi bangsa
pada saat itu.Sistem politik Indonesia spada masa reformasi saat ini mengalami
perkembangan yang sangat signifikan.Bermunculan lembaga dan sistem yang baru dalam
rangka merespon permasalahan bangsa yang semakin kompleks. Berdasarkan hal tersebut,
mata kuliah ini disajikan sebagai dasar untuk pengenalan lebih jauh tentang apa dan
bagaimana sistem politik Indonesia. Secara spesifik akan dikaji mengenai sistem politik sejak
zaman kerajaan sampai masa reformasi, sistem kepartaian, sistem pemilihan umum, dan
fungsi serta kedudukan lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif
I. PENGERTIAN SISTEM POLITIK
Pengertian :Sistem adalah satu kesatuan yang terbentuk dari beberapa unsur yang paling
terkaitSistem juga berarti cara yang mekanismenya berpola, konsisten dan otomatis.
Politik berasal dari kata polis (negara kota: bhs Yunani) artinya, kegiatan dalam rangka
mengurus kepentingan masyarakat.
Indonesia adalah nama untuk suatu bangsa dan negara yang memiliki wilayah, penduduk,
pemerintah dan aturan.
Sistem politik berarti mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik
dalam hubungan satu sama lainyang menunjukkan satun proses yang langgeng.
Sistem politik Indonesia berarti:
1. Sistem politik yang pernah berlaku di Indonesia (masa lampau)
2. Sistem politik yang sedang berlaku di Indonesia (masa sekarang)
3. Sistem politik yang berlaku selama eksistensi Indonesia masih ada (masa yang akan datang)
Fenomena dalam politik :
1. Sistem politik negara
2. Peran politik jabatan
3. Struktur politik institusi
4. Budaya politik pendapat umum
5. Sosialisasi politik pendidikan kewarganegaraan
II. SEJARAH SISTEM POLITIK INDONESIA
Sejarah sistem politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di
dalamnya. Namun dalam menguraikannyatidak cukup sekedar melihat sejarah Bangsa
Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam proses politik biasanya di
dalamnya terdapat interaksi fungsional yaitu proses aliran yang berputar menjaga
eksistensinya. Sisstem politik merupakan sistem yang terbuka, karena sistem ini dikelilingi
oleh lingkungan yang memiliki tantangan dan tekanan.
Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satun segi pandangan
saja seperti dari sistem kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat dari pendekatan tradisonal
dengan melakukan proyeksi sejarah yang hanya berupa pemotretan sekilas. Pendekatan yang
harus dilakukan dengan pendekatan integratif yaitu pendekatan sistem, pelaku-sasaran,
tujuan dan pengambilan keputusan.
Proses politik mengisyaratkan harus adanya kapabilitas sistem. Kapabilitas sistem
adalah kemampuan sistem untuk menghadapi kenyataan dan tantangan.Pandangan mengenai
keberhasilan dalammengahadapi tantangan ini berbeda di antara para pakar politik.Ahli
politik zaman klasik seperti Aristoteles dan Plato diikuti oleh teoritisi liberal abad ke-18 dan
19 melihat prestasi politik diukur dari sudut moral.Sedangkan pada masa modern sekarang
ahli politik melihatnya dari tingkat prestasi (performance level) yaitu seberapa besar
pengaruh lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar masyarakat dan lingkungan
internasional.
Pengaruh ini akan memunculkan perubahan politik bisa. Adapun pelaku perubahan
politik bisa dari elit politik, atau dari kelompok infrastruktur politik dan dari lingkungan
internasional. Perubahan ini besaran maupun ini aliran berupa input dan output. Proses
mengkonversi input menjadi output dilakukan oleh penjaga gawang (gatekeeper).
Terdapat 5 (lima) kapabilitas yang menjadi penilaian prestasisebuah sistem politik :
1. Kapabilitas Ekstraktif; yaitu kemampuan sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Kemampuan SDA biasanya masih bersifat potensial sampai kemudian digunakan secara
maksimal oleh pemerintah. Seperti pengelolaan minyak tanah, pertambangan yang ketika
datang para penanam modal domestik itu akan memberikan pemasukan bagi pemerintah
berupa pajak. Pajak inilah yang kemudian menghidupkan negara.
2. Kapabilitas distributif; SDA yang dimiliki oleh masyarakat dan negara diolah sedemikian
rupa untuk dapat didistribusikan secara merata , misalkan seperti sembako yang siharuskan
dapat merata distribusinya ke seluruh masyarakat. Demikian pula dengan pajak sebagai
pemasukan negara itu harus kembali didistribusikan dari pemerintah pusat ke pemerintah
daerah.
3. Kapabilitas Regulatif (pengaturan); Dalam meyelenggarakan pengawasan individu dan
kelomopk maka dibutuhkan adanya pengaturan. Regulasi individu sering memunculkan
benturan pendapat. Seperti ketika pemerintah membutuhkan mak kemudian regulasi
diperketat, hal in I mengaibatkan keterlibatan masyarakat terkekang.
4. Kapabilitas Simbolik; artinya kemampuan pemerintah dalam berkreasi dan secara selektif
membuat kebijakan yang akan diterima oleh rakyat. Semakin diterima kebijakan yang dibuat
pemerintah maka semakin baik kapabilitas simbolik sistem.
5. Kapabilitas Responsif; dalam proses politik terdapat hubungan antara input dan output,
output berupa kebijakan pemerintah sejauh mana dipengaruhi oleh masukan atau adanya
partisipasi masyarakat sebagai inputnya akan menjadi ukuran kapabilitas responsif.
6. Kapabilitas dalam negeri dan internasional; Sebuah negara tidak bisa sendirian hidup dalam
dunia yang mengglobal saat ini, bahkan sekarang banyak negara yang memiliki kapabilitas
ekstraktif berupa perdagangan internasional. Minimal dalam kapabilitas internasional ini
negara kaya atau berkuasa (super power) memberikan hibah (grants) dan pinjaman (loan)
kepadan negara-negara sedang berkembang.
Ada suatu pendekatan lagi yang dibutuhkan dalam melihat proses politik yaitu pendekatan
pembangunan, yang terdiri dari 2 (dua) hal :
1. Pembangunan politik masyarakat berupa mobilisasi, partisipasi atau pertengahan. Gaya
agregasi kepentingan masyarakat ini bisa dilakukan secara tawaran pragmatik seperti yag
digunakan di AS atau pengejaran nilai yan g absolut seperti di Uni Sovyet atau
tradisonalistik.
2. Pembangunan politik pemerintahan berupa stabilitas politik.

3. Bagaiman Sistem Politik Indonesia


Bagaimana Sistem Politik Indonesia.”Perkembangan politik
diIndonesia"dewasa inimengalami kemajuan yang siknifikan dengan ditandai
dengan perubahan sistem politik yang semakin stabil.Indonesia sendiri menganut sistem
politik demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan setiap warga nega ranya.Pada
perkembangan terkini Sistem Politik Indonesiadan juga budaya politik di
Indonesiamengalami kemajuan yang pesat yang ditandai adanya reformasi diberbagai bidang
pemerintahan.Namun bagaimana sistem politik di Indonesia itu sebenarnya?
A. Sistem Politik Indonesia
Sistem politik Indonesia sendiri dapat diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan
berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum
termasuk proses penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan,
seleksi dan penyusunan skala prioritasnya. Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan
nasional sistem politik tersebut harus berdasarkan pancasila dan UUD 45. Sebagai suatu
sistem, sistem politik terdiri atas berbagai sub sistem antara lain sistem kepartaian, sistem
pemilihan umum, sistem budaya politik dan sistem peradaban politik lainnya. Dalam
eksistensinya sistem politik akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan tugas dan
fungsi pemerintahan serta perubahan dan perkembangan yang ada dalam faktor lingkungan.
Di Indonesia, sistem politik yang dianut adalah sistem politik demokrasi pancasila
yakni sistem politik yang didasarkan pada nilai-nilai luhur, prinsip, prosedur dan
kelembagaan yang demokratis. Adapun prinsip-prinsip sistem politik demokrasi di Indonesia
antara lain:
1. pembagian kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif berada pada badan yang berbeda
2. Negara berdasarkan atas hukum
3. Pemerintah berdasarkan konstitusi
4. jaminan terhadap kebebasan individu dalam batas-batas tertentu
5. pemerintahan mayoritas
6. pemilu yang bebas
7. parpol lebih dari satu dan mampu melaksanakan fungsinya
sistem politik Indonesia mengalami banyak perubahan setelah ada amandemen terhadap
UUD 1945. amandemen terakhir atas UUD 1945 dilakukan pada tahun 2002. Perbandingan
sistem politik Indonesiasebelum amandemen dan sesudah amandemenUUD 1945 adalah
sebagai berikut :
1. Sistem Politik Indonesia Sebelum Amandemen UUD 1945
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.Hal itu berarti bahwa
kedaulatan berada di tangan rakyat dan sepenuhnya dijalankan oleh MPR, Indonesia
menganut sistem pemerintahan presidensiil artinya presiden berkedudukan sebagai kepala
negara dan kepala pemerintahan.
UUD 1945 adalah konstitusi negara Indonesia yang mengatur kedudukan dan tanggung
jawab penyelenggaraan negara, kewenangan, tugas, dan hubungan antara lembaga-lembaga
negara.UUD 1945 juga mengatur hak dan kewajiban warga negara.
Lembaga legislatif terdiri atas MPR yang merupakan lembaga tertinggi negara dan
DPR.Lembaga eksekutif terdiri atas presiden dan menjalankan tugasnya yang dibantu oleh
seorang wakil presiden serta kabinet. Lembaga yudikatif menjalankan kekuasaan kehakiman
yang dilakukan oleh MA sebagai lembaga kehakiman tertinggibersama badan-badan
kehakiman lain yang berada dibawahnya.

2. Sistem Politik Indonesia Setelah Amandemen UUD 1945


Pokok-pokok sistem politik di Indonesia setelah amandemen UUD 1945 adalah sebagai
berikut :
1. bentuk negara adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahan adalah republik. NKRI
terbagi dalam 33 daerah provinsi dengan menggunakan prinsip desentralisasi yang luas,
nyata, dan bertanggung jawab. Dengan demikian, terdapat pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.
2. kekuasaan eksekutif berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala negara sekaligus
kepala pemerintahan. Presiden beserta wakilnya dipilih dalam satu paket secara langsung
oleh rakyat. Presiden tidak bertanggung jawab pada parlemen, dan tidak dapat membubarkan
parlemen. Masa jabatan presiden beserta wakilnya adalah 5 tahun dan setelahnya dapat
dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan.
3. tidak ada lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara. Yang ada lembaga-lembaga
negara seperti MPR, DPR, DPD, BPK, presiden, MK, KY dan MA.
4. DPA ditiadakan yang kemudian dibentuk sebuah dewan pertimbangan yang berada
langsung dibawah presiden.
5. kekuasaan membentuk UU ada ditangan DPR. Selain itu DPR menetapkan anggaran
belanja negara dan mengawasi jalannya pemerintahan.DPR tidak dapat dibubarkan oleh
presiden beserta kabinetnya, tetapi dapat mengajukan usulan pemberhentian presiden kepada
MPR.
B. Analisis Sistem Politik
Pendekatan sistem politik pada mulanya terbentuk dengan mengacu pada pendekatan
yang terdapat dalam ilmu eksakta. Adapun untuk membedakan sistem politik dengan sistem
yang lain maka dapat dilihat dari definisi politik itu sendiri. Sebagai suatu sistem, sistem
politik memiliki ciri-ciri tertentu. Perbedaan pendapat mulai muncul ketika harus menentukan
batas antara sistem politik dengan sistem lain yang terdapat dalam lingkungan sistem politik.
Namun demikian, batas akan dapat dilihat apabila kita dapat memahami tindakan politik
sebagai sebuah tindakan yang ingin berkaitan dengan pembuatan keputusan yang
menyangkut publik.Perbedaan sistem politik dengan sistem yang lain, tidak menjadikan
jurang pemisah antara sistem politik dengan sistem yang lain. Sebuah sistem dapat menjadi
input bagi sistem yang lain.Dalam sistem politik terdapat pembagian kerja antara anggotanya.
Pembagian kerja yang ada tidak akan menghancurkan sistem politik karena ada fungsi
integratif dalam sistem politik.
Input, Output, dan Lingkungan dalam Sistem Politik
Input dalam sistem politik dibedakan menjadi dua, yaitu tuntutan dan dukungan. Input
yang berupa tuntutan muncul sebagai konsekuensi dari kelangkaan atas berbagai sumber-
sumber yang langka dalam masyarakat (kebutuhan). Input tidak akan sampai (masuk) secara
baik dalam sistem politik jika tidak terorganisir secara baik. Oleh sebab itu komunikasi
politik menjadi bagian penting dalam hal ini.Terdapat perbedaan tipe komunikasi politik di
negara yang demokratis dengan negara yang nondemokratis. Tipe komunikasi politik ini pula
yang nantinya akan membedakan besarnya peranan dari organisasi politik.
Output merupakan keputusan otoritatif (yang mengikat) dalam menjawab dan
memenuhi input yang masuk. Output sering dimanfaatkan sebagai mekanisme dukungan
dalam rangka memenuhi tuntutan-tuntutan yang muncul.Lingkungan mempunyai peranan
penting berupa input, baik tuntutan ataupun dukungan.Kemampuan anggota sistem politik
dalam mengelola dan menanggapi desakan ataupun pengaruh lingkungan bergantung pada
pengenalannya pada lingkungan itu sendiri. Lingkungan merupakan semua sistem lain yang
tidak termasuk dalam sistem politik. Secara garis besar, lingkungan dibagi menjadi dua, yaitu
lingkungan dalam (intra societal) dan lingkungan luar (extra societal).Setidaknya ada dua
kritik yang dilontarkan atas gagasan Easton, yaitu adanya anggapan bahwa pemikiran Easton
terlalu teoretis sehingga sulit untuk diaplikasikan secara nyata.Selain terlalu teoretis,
pemikiran Easton dianggap tidak netral karena hanya mengedepankan nilai-nilai liberal Barat
dengan tanpa memperhatikan kondisi pada masyarakat yang sedang berkembang.

Pendekatan struktural fungsional merupakan alat analisis dalam mempelajari sistem


politik, pada awalnya adalah pengembangan dari teori Struktural fungsional dalam
sosiologi.Dalam pendekatan ini, sistem politik merupakan kumpulan dari peranan-peranan
yang saling berinteraksi. Menurut Almond, sistem politik adalah sistem interaksi yang
terdapat dalam semua masyarakat yang bebas dan merdeka yang melaksanakan fungsi-fungsi
integrasi dan adaptasi (baik dalam masyarakat ataupun berhadap-hadapan dengan masyarakat
lainnya). Semua sistem politik memiliki persamaan karena sifat universalitas dari struktur dan
fungsi politik. Mengenai fungsi politik ini, Almond membaginya dalam dua jenis, fungsi
input dan output.
Terkait dengan hubungannya dengan lingkungan, perspektif yang digunakan adalah
ekologis.Keuntungan dari perspektif ekologis ini adalah dapat mengarahkan perhatian kita
pada isu politik yang lebih luas.Agar dapat membuat penilaian yang objektif maka kita harus
menempatkan sistem politik dalam lingkungannya.Hal ini dilakukan guna mengetahui
bagaimana lingkungan-lingkungan membatasi atau membantu dilakukannya sebuah pilihan
politik.Sifat saling bergantung bukan hanya dalam hubungan antara kebijaksanaan dengan
sarana-sarana institusional saja, namun lembaga-lembaga atau bagian dari sistem politik
tersebut juga saling bergantung.Untuk dapat mengatasi pengaruh lingkungan, Almond
menyebutkan enam kategori kapabilitas sistem politik, yaitu kapabilitas ekstraktif, kapabilitas
regulatif, kapabilitas distributif, kapabilitas simbolik, kapabilitas responsif, kapabilitas
domestik dan internasional.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari semua penjabaran diatas maka pada bab ini, saya menyimpulkan bahwa :
Ø Sistem politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki oleh masyarakat berbeda
pula politiknya, seperti masyarakat dengan para elitnya.
Ø Menurut Amond dan Powell berpendapat bahwa sistem plitik merupakan berbagai macam
kegiatan dan proses dari struktur dan fungsi yang bekerja dalam suatu unit atau kesatuan
(masyarakat negara). Sistem politik sebagai sistem struktur proses yang saling berinteraksi
dengan masyarakat

Saran
Dari awal analisa dan pengkajian materi makalah ini yang saya utarakan hingga pada
penyampaian saran ini saya berharap kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
terutama sebagai yang membaca sebagai acuan pengenalan sistem politik khususnya di
negara kita indonesia
Daftar pustaka
Ø KantaPrawira Rujdi, 2004, sistem politik indonesia, suatu model pengantar, sinar baru
agensindo bandung Rahman, A Syahrial, MA, DKK, 2000 sosiologi dan politik, ghalia
indonesia, jakarta
Ø Mas’oed Mohter dan Andrew Mac Colin, 2000, pembandingan sistem politik, gajah mada
university press, yogyakarta.
H. / Rahman A. 2007, sistem politik indonesia graha ilmu, yogyakarta .
Sjamrudin Nazarudin, 1993, dinamika sistem politik Indonesia, gramedia pusaka utama,
jakarta.

Anda mungkin juga menyukai