Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Sistem Politik di Indonesia”

Disusun oleh:
Aris Maulana

Program Studi Manajemen Kependudukan dan Catatan Sipil


Institut Pemerintahan Dalam Negeri
Kata Pengantar

Segala puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT sebab karena
limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya saya mampu untuk menyelesaikan
makalah kami dengan judul “Sistem Politik di Indonesia” ini.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu saya haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Selanjutnya dengan rendah hati saya meminta kritik dan saran dari
pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat saya revisi kembali. Karena
saya sangat menyadari, bahwa makalah yang telah saya buat ini masih memiliki
banyak kekurangan.

Saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak


yang telah mendukung serta membantu saya selama proses penyelesaian makalah
ini hingga rampungnya makalah ini.

Demikianlah yang dapat saya haturkan, saya berharap supaya makalah


yang telah saya buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Jatinangor, 03 Mei 2019

Penyusun

i
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
BAB I..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A. Pengertian Sistem Politik.....................................................................................2
B. Sejarah Politik di Indonesia................................................................................4
C. Peran Serta Masyarakat dalam Sistem Politik di Indonesia.............................5
BAB III.............................................................................................................................8
PENUTUP.........................................................................................................................8
A. Kesimpulan...........................................................................................................8
Daftar Pustaka.................................................................................................................9

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem politik pada suatu negara terkadang bersifat
r e l a t i f , h a l i n i dipengaruhi oleh elemen-elemen yang membentuk sistem
tersebut. juga faktor sejarah dalam perpolitikan di suatu negara. Pengaruh sistem
politik negara lain juga turut memberi kontribusi pada pembentukan sistem politik
disuatu n e g a r a . S e p e r t i h a l n y a s i s t e m p o l i t i k d i i n d o n e s i a ,
s e i r i n g d e n g a n w a k t u , sistem politik di indonesia selalu mengalami
perubahan.indonesia merupakan bagian dari sistem politik dunia, dimana
sistem politik indonesia akan berpengaruh pada sistem politik negara tetangga
maupun dalam cakupan lebih luas. Struktur kelembagaan atau institusi
khas i n d o n e s i a a k a n t e r u s b e r i n t e r a k s i s e c a r a d i n a m i s , s a l i n g
m e m p e n g a r u h i , sehingga melahirkan sistem politik hanya dimiliki
oleh indonesia. Namun demikian, kekhasan sistem politik indonesia
belum dapat dikatakan unggul bila kemampuan positif struktur dan fungsinya
belum diperhitungkan sistem politik negara lain. Salah satu syarat penting
dalam memahami bagaimana sistem politik  i n d o n e s i a a d a l a h
melalui pengembangan wawasan dengan melibatkan
institusi-institusi nasional dan internasional. Artinya lingkungan
internal dan eksternal sebagai batasan dari suatu sistem politik
Indonesia harus dipahami terlebih dahulu.

B. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian sistem politik?
B. Bagaimana sejarah sistem politik di Indonesia?
C. Bagaiamana peran serta masyarakat dalam sistem politik di Indonesia?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari sistem politik
2. Mengetahui sejarah politik di Indonesia
3. Mengetahui peran serta masyarakat dalam sistem politik di Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Politik


a. Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani
(sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau
energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk
menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model
matematika seringkali bisa dibuat. Sistem juga merupakan kesatuan
bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah
serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti
negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan
lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu
negara di mana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang
berada dinegara tersebut. Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam
percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah.
Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula,
sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling
umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan
di antara mereka.
b. Pengertian Politik
Secara etimologis, politik berasal dari kata Yunani polis yang
berarti kota atau negara kota. Kemudian arti itu berkembang menjadi
polites yang berarti warganegara, politeia yang berarti semua yang
berhubungan dengan negara, politika yang berarti pemerintahan negara
dan politikos yang berarti kewarganegaraan. Aristoteles (384-322 SM)
dapat dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan kata politik
melalui pengamatannya tentang manusia yang ia sebut zoon politikon.
Dengan istilah itu ia ingin menjelaskan bahwa hakikat kehidupan sosial
adalah politik dan interaksi antara dua orang atau lebih sudah pasti akan
melibatkan hubungan politik. Aristoteles melihat politik sebagai
kecenderungan alami dan tidak dapat dihindari manusia, misalnya ketika
ia mencoba untuk menentukan posisinya dalam masyarakat, ketika ia
berusaha meraih kesejahteraan pribadi, dan ketika ia berupaya
memengaruhi orang lain agar menerima pandangannya. Aristoteles
berkesimpulan bahwa usaha memaksimalkan kemampuan individu dan
mencapai bentuk kehidupan sosial yang tinggi adalah melalui interaksi
politik dengan orang lain. Interaksi itu terjadi di dalam suatu kelembagaan

2
yang dirancang untuk memecahkan konflik sosial dan membentuk tujuan
negara. Dengan demikian kata politik menunjukkan suatu aspek
kehidupan, yaitu kehidupan politik yang lazim dimaknai sebagai
kehidupan yang

3
4

menyangkut segi-segi kekuasaan dengan unsur-unsur: negara


(state), kekuasaan (power),

pengambilan keputusan (decision making), kebijakan (policy,


beleid), dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation).
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik (politics) adalah
bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (atau negara) yang
menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan
melaksanakan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan (decision
making) mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik itu
menyangkut seleksi terhadap beberapa alternatif dan penyusunan skala
prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih. Sedangkan untuk
melaksanakan tujuan-tujuan itu perlu ditentukan kebijakan-kebijakan
umum (public policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian
(distribution) atau alokasi (allocation) dari sumber-sumber (resources)
yang ada. Untuk bisa berperan aktif melaksanakan kebijakan-kebijakan
itu, perlu dimiliki kekuasaan (power) dan kewenangan (authority) yang
akan digunakan baik untuk membina kerjasama maupun untuk
menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses itu. Cara-cara
yang digunakan dapat bersifat meyakinkan (persuasive) dan jika perlu
bersifat paksaan (coercion). Tanpa unsur paksaan, kebijakan itu hanya
merupakan perumusan keinginan (statement of intent) belaka.
c. Pengertian Sistem Politik
Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari
sistem sosial. Perspektif atau pendekatan sistem melihat keseluruhan
interaksi yang ada dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah
dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang relatif tetap di antara
elemen-elemen pembentuknya. Kehidupan politik dari perspektif sistem
bisa dilihat dari berbagai sudut, misalnya dengan menekankan pada
kelembagaan yang ada kita bisa melihat pada struktur hubungan antara
berbagai lembaga atau institusi pembentuk sistem politik. Hubungan
antara berbagai lembaga negara sebagai pusat kekuatan politik misalnya
merupakan satu aspek, sedangkan peranan partai politik dan kelompok-
kelompok penekan merupakan bagian lain dari suatu sistem politik.
Dengan mengubah sudut pandang maka sistem politik bisa dilihat sebagai
kebudayaan politik, lembaga-lembaga politik, dan perilaku politik.
Sedangkan, secara umum pengertian sistem politik adalah sebuah sistem
yang terdapat dalam suatu negara atau masyarakat yang telah memiliki
badan badan atau organisasi.
d. Pengertian Sistem Politik di Indonesia
5

Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau


keseluruhan berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan
dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan, upaya-
upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan
penyusunan skala prioritasnya.

B. Sejarah Politik di Indonesia


Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang
terjadi di dalamnya. Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat
sejarah Bangsa Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam
proses politik biasanya di dalamnya terdapat interaksi fungsional yaitu proses
aliran yang berputar menjaga eksistensinya. Sistem politik merupakan sistem yang
terbuka, karena sistem ini dikelilingi oleh lingkungan yang memiliki tantangan
dan tekanan.Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi
pandangan saja seperti dari sistem kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat dari
pendekatan tradisional dengan melakukan proyeksi sejarah yang hanya berupa
pemotretan sekilas. Pendekatan yang harus dilakukan dengan pendekatan
integratif yaitu pendekatan sistem, pelaku-saranan-tujuan dan pengambilan
keputusan.Proses politik mengisyaratkan harus adanya kapabilitas sistem.
Kapabilitas sistem adalah kemampuan sistem untuk menghadapi kenyataan dan
tantangan. Pandangan mengenai keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini
berbeda diantara para pakar politik. Ahli politik zaman klasik seperti Aristoteles
dan Plato dan diikuti oleh teoritisi liberal abad ke-18 dan 19 melihat prestasi
politik diukur dari sudut moral. Sedangkan pada masa modern sekarang ahli
politik melihatnya dari tingkat prestasi (performance level) yaitu seberapa besar
pengaruh lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar masyarakat dan
lingkungan internasional.pengaruh ini akan memunculkan perubahan politik.
Adapun pelaku perubahan politik bisa dari elit politik, atau dari kelompok
infrastruktur politik dan dari lingkungan internasional. Perubahan ini besaran
maupun isi aliran berupa input dan output. Proses mengkonversi input menjadi
output dilakukan oleh penjaga gawang (gatekeeper). Terdapat 5 kapabilitas yang
menjadi penilaian prestasi sebuah sistem politik:

1. Kapabilitas Ekstraktif, yaitu kemampuan Sumber daya alam dan sumber


daya manusia. Kemampuan SDA biasanya masih bersifat potensial
sampai kemudian digunakan secara maksimal oleh pemerintah. Seperti
pengelolaan minyak tanah, pertambangan yang ketika datang para
penanam modal domestik itu akan memberikan pemasukan bagi
pemerintah berupa pajak. Pajak inilah yang kemudian menghidupkan
negara.
6

2. Kapabilitas Distributif. SDA yang dimiliki oleh masyarakat dan negara


diolah sedemikian rupa untuk dapat didistribusikan secara merata,
misalkan seperti sembako yang diharuskan dapat merata distribusinya
keseluruh masyarakat. Demikian pula dengan pajak sebagai pemasukan
negara itu harus kembali didistribusikan dari pemerintah pusat ke
pemerintah daerah.
3. Kapabilitas Regulatif (pengaturan). Dalam menyelenggaran pengawasan
tingkah laku individu dan kelompok maka dibutuhkan adanya pengaturan.
Regulasi individu sering memunculkan benturan pendapat. Seperti ketika
pemerintah membutuhkan maka kemudian regulasi diperketat, hal ini
mengakibatkan keterlibatan masyarakat terkekang.
4. Kapabilitas simbolik, artinya kemampuan pemerintah dalam berkreasi
dan secara selektif membuat kebijakan yang akan diterima oleh rakyat.
Semakin diterima kebijakan yang dibuat pemerintah maka semakin baik
kapabilitas simbolik sistem.
5. Kapabilitas responsif, dalam proses politik terdapat hubungan antara
input dan output, output berupa kebijakan pemerintah sejauh mana
dipengaruhi oleh masukan atau adanya partisipasi masyarakat sebagai
inputnya akan menjadi ukuran kapabilitas responsif. kapabilitas dalam
negeri dan internasional. Sebuah negara tidak bisa sendirian hidup dalam
dunia yang mengglobal saat ini, bahkan sekarang banyak negara yang
memiliki kapabilitas ekstraktif berupa perdagangan internasional.
Minimal dalam kapabilitas internasional ini negara kaya atau berkuasa
(superpower) memberikan hibah (grants) dan pinjaman (loan) kepada
negara-negara berkembang.

C. Peran Serta Masyarakat dalam Sistem Politik di Indonesia


Dilihat dari perkembangan sejarah, demokrasi Indonesia dibedakan dalam
beberapa masa, yaitu Masa Republik Indonesia I, Masa Republik Indonesia II,
Masa Republik Indonesia III.
1. Masa Republik Indonesia I
Pada masa RI I masa demokrasi konstitusional menonjolkan peranan
parlemen dan partai-partai politik sehingga disebut demokrasi
parlementer.
2. Masa Republik Indonesia II
Pada masa RI II lebih dikenal dengan masa demokrasi terpimpin.
Pada masa ini pula beberapa aspek telah menyimpang dari demokrasi
konstitusional secara moral sebagai landasannya. Selain itu telah
menunjukkan beberapa aspek demokrasi rakyat dalam pelakasanaannya.
3. Masa Republik Indonesia III
Pada masa RI III demokrasi Pancasila muncul sebagai demokrasi
konstitusional dengan menonjolkan sistem presidensil. Dengan demikian
7

peranan eksekutif terutama pada masa orde baru sangat dominan dalam
menjalankan dan mengendalikan jalannya pemerintahan.Demokrasi
Pancasila pada masa reformasi secara formal menunjukkan sistem
presidensiil. Namun, peranan legislatif cukup menonjol dalam
menjalankan dan mengendalikan jalannya roda pemerintahan. Untuk itu
kita harus dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa sehingga
pembangunan nasional yang telah berlanjut tetap dapat dilaksanakan
dalam usaha mencapai tujuan nasional.
Perlu disadari bahwa di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat aneka ragam
kepentingan dan pendapat yang berbeda. Segala sesuatunya harus dapat
diselesaikan sesuai dengan tatanan masyarakat, termasuk wadah berupa
kelembagaan-kelembagaan negara. Dalam hal ini, antara lain lembaga perwakilan
rakyat merupakan lembaga yang dapat menyalurkan kepentingan dan pendapat
rakyat yang beraneka ragam. Karena itu bangsa Indonesia hendaknya dpaat
bersikap positif dalam pengembangan demokrasi Pancasila antar alain sebagai
berikut :
a. Menggunakan hak pilihnya (hak memilih dan dipilih)
b. Ikut melaksanakan pemilu secara langsung.
c. Musyawarah mufakat.
d. Mengakui dan menghormati hak asasi manusia termasuk kebebasan
beragama.
e. Menjunjung tinggi hukum yang sedang berlaku.
Bentuk perwujudan hak dan wewenang warga Indonesia dalam demokrasi
Pancasila, antara lain sebagai berikut :
a. Menadi anggota / pengurus ormas atau orpol sesuai dengan pasal 28 UUD
1945.
b. Memperoleh pendidikand an ikut menangani serta mengembangkan
pendidikan sesuai dengan pasal 31 UUD 1945.
c. Ikut aktif dalam kegiatan koperasi dan kegiatan ekonomi sesuai dengan
pasal 33 UUD 1945.
Dengan demikian setiap warga negara Indonesia harus ikut bertanggung
jawab dalam pelaksanaan dan pengembangan demokrasi Pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Indonesia adalah negara
kesatuan berbentuk republik, dengan memakai system demokrasi, di mana
kedaulatan berada di tangan rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Indonesia menganut
sistem pemerintahan presidensil, di mana Presiden berkedudukan sebagai kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan. Para Bapak Bangsa yang meletakkan dasar
pembentukan Negara Indonesia, setelah tercapainya kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus 1945. Mereka sepakat menyatukan rakyat yang berasal dari beragam
suku bangsa, agama, dan budaya yang tersebar di ribuan pulau besar dan kecil, di
bawah payung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
8

Indonesia pernah menjalani sistem pemerintahan federal di bawah Republik


Indonesia Serikat (RIS) selama tujuh bulan (27 Desember 1949 - 17 Agustus
1950), namun kembali ke bentuk pemerintahan republik. Setelah jatuhnya Orde
Baru (1996 - 1997), pemerintah merespon desakan daerah-daerah terhadap sistem
pemerintahan yang bersifat sangat sentralistis, dengan menawarkan konsep
Otonomi Daerah untuk mewujudkan desentralisasi kekuasaan.
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan
berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan
umum termasuk proses penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan,
pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala prioritasnya.
Konstitusi Negara Indonesia adalah Undang-undang Dasar (UUD) 1945,
yang mengatur kedudukan dan tanggung jawab penyelenggara negara;
kewenangan, tugas, dan hubungan antara lembaga-lembaga negara (legislatif,
eksekutif, dan yudikatif). UUD 1945 juga mengatur hak dan kewajiban warga
negara. Lembaga legislatif terdiri atas Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Lembaga Eksekutif terdiri atas Presiden,
yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh seorang wakil presiden dan
kabinet. Di tingkat regional, pemerintahan provinsi dipimpin oleh seorang
gubernur, sedangkan di pemerintahan kabupaten/kotamadya dipimpin oleh
seorang bupati/walikota. Lembaga Yudikatif menjalankan kekuasaan kehakiman
yang dilakukan oleh Mahkamah Agung (MA) sebagai lembaga kehakiman
tertinggi bersama badan-badan kehakiman lain yang berada di bawahnya. Fungsi
MA adalah melakukan pengadilan, pengawasan, pengaturan, memberi nasehat,
dan fungsi adminsitrasi. Saat ini UUD 1945 telah mengalami beberapa kali
amandemen, yang telah memasuki tahap amandemen keempat. Amandemen
konstitusi ini mengakibatkan perubahan mendasar terhadap tugas dan hubungan
lembaga-lembaga negara.
9

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republic, dengan memakai
sistem demokrasi, dimana kedaulatan berada ditangan rakyat oleh rakyat untuk
rakyat. Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensil, dimana presiden
berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Para bapak
bangsa yang meletakan dasar pembentukan negara Indonesia, setelah tercapainya
kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945. Mereka sepakat menyatukan rakyat
yang berasal dari beragam suku bangsa, agama, dan budaya yang tersebar di
ribuan pulau besar dan kecil, di bawah paying Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Pemerintah merespon desakan daerah-daerah terhadap sistem
pemerintahan yang bersifat sangat sentralistis, dengan menawarkan konsep
otonomi daerah untuk mewujudkan desentralisasi kekuasaan.
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan
berbagai kegiatan dalam negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan
umum termasuk proses penetuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan,
pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala prioritasnya.
Konstitusi negara Indonesia adalah undang-undang dasar (UUD) 1945, yang
mengatur kedudukan dan tanggung jawab penyelenggara negara; kewenangan,
tugas, dan hubungan anatara lembaga-lembaga negara (legislatif, yudikatif, dan
eksekutif).
10

Daftar Pustaka

Wikipedia. 2012. Sistem. Diakses melalui :http://id.wikipedia.org/[13 Oktober 2012]

Wikipedia. 2012. politik. Diakses melalui :http://id.wikipedia.org/[13 Oktober 2012]

Estu putri. 26 mei 2010. Sistem politik. Diakses melalui :


http://estuputri.wordpress.com/ [13 Oktober 2012]

Nadia. 20 November 2010. Sistem. Diakses melalui : http://saiyanadia.wordpress.com/


[13 Oktober 2012]

Anda mungkin juga menyukai