Anda di halaman 1dari 12

KLIPING

POLITIK DI INDONESIA

Nama Kelompok :
M. Faridz Aminullah
Naila
Nadia Zahra
Fatimatul Aulia

Kelas :
VII – 5

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1 KAPUAS


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Pertama-tama kami panjatkan rasa syukur atas kehadirat Allah swt. Karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan kliping yang berjudul “Sistem Politik
Indonesia” sebagai analisis untuk melihat bagaimana sistem politik di Indonesia.

Shalawat serta salam tak lupa senantiasa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad saw. yang telah menghantarkan kita umat manusia dari alam kegelapan menuju
alam terang benderang yang penuh dengan cahaya islam, keimanan dan cinta kasih terhadap
sesama umat.
Kami menyadari, bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat berguna bagi penyusunan dan penyempurnaan selanjutnya.
Selain itu, ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat menambah wawasan
dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin .....
Wasalamualaikum Wr. Wb.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .............................................................................................. 1

C. Tujuan .................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Politik ........................................................................................................ 2

1. Pengertian Sistem Politik ............................................................................... 2

2. Ciri Umum Sistem Politik .............................................................................. 2

3. Macam-macam Sistem Politik........................................................................ 3

4. Demokrasi Sebagai Sistem Politik ................................................................. 3

B. Infrastruktur dan Suprastruktur Politik Diindonesia ............................................ 4

1. Infrastruktur Politik ........................................................................................ 4

2. Suprastruktur Politik....................................................................................... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................................... 8

B. Saran – saran ........................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada sistem politik di Indonesia, peran masyarakat sangat penting dalam


mengembangkan lembaga-lembaga politik formal baik didaerah maupun di pusat. Pada
hakikatnya sistem politik merupakan seperangkat interaksi dan abstraksikan dari totalitas
perilaku sosial melalui nilai-nilai di sebarkan untuk masyarakat.

B. PERUMUSAN MASALAH
1. Tuliskan pengertian sistem politik

2. Tuliskan ciri-ciri umum sistem politik

3. Tuliskan macam-macam sistem politik

4. Jelaskan demokrasi sebagai politik

C. TUJUAN
1. Meningkatkan mutu pendidikan khususnya dimata pelajaran PKn

2. Meningkatkan kemampuan siswa/I dalam mempuat paper/makalah ini dan begitu pula
dimasa yang akan datang bisa lebih baik

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. SISTEM POLITIK

Prof. Pamudji mengartikan “sistem” sebagai suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks
atau terorganisir, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang
membentuk atau kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau utuh.
1. Pengertian Sistem Politik

Sistem politik dapat diartikan sebagai seperangkat interaksi yang diabstrasikan dari
totalitas perilaku sosial melalui nilai-nilai yang disebarkan untuk masyarakat.

Suatu sistem politik terdiri dari interaksi peranan para warga negara. Berikut ini
adalah batasan sistem politik menurut para ahli politik.

a. Rusandi Simuntapura
Sistem politik ialah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam
hubungan satu sama lain yang menunjukkan suatu proses yang langgeng.

b. David Easton
Sistem politik dapat diperkenalkan sebagai interaksi yang diabstrasikan dari seluruh tingkah
laku sosial sehingga nilai-nilai dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat.
c. Robert Dahl
Sistem politik merupakan pola yang tetap dari hubungan antara manusia serta melibatkan
sesuatu yang luas dan berarti tentang kekuasaan, aturan-aturan, dan kewenangan.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dalam sistem politik
tercakup hal-hal tersebut:
- Fungsi intergrasi dan adaptasi terhadap masyarakat, baik kedalam maupun keluar
- Penerapan nilai-nilai dalam masyarakat berdasarkan kewenangan.
- Penggunaan kewenangan atau kekuasaan, baik secara sah ataupun tidak
2. Ciri-ciri umum sistem politik

Sistem politik baik modern maupun primitif memiliki ciri-ciri tertentu Almond dalam
The Politics of Developing Areas, mengatakan ada 4 (empat) ciri dalam sistem politik, yaitu:

2
a. Semua sistem politik temasuk yang paling sederhana mempunyai kebudayaan politik
dalam pengertian bahwa masyarakat yang paling sederhana pun mempunyai tipe struktur
b. Semua sistem politik menjalankan fungsi-fungsi yang sama walaupun tingkatnya
berbeda-beda yang ditimbulkan karena perbedaan struktur
c. Semua struktur politik walaupun dispesifikasikan dengan berbagai unsur baik itu pada
masyarakat primitif maupun pada masyarakat modern melaksanakan banyak fungsi.
d. Semua sistem politik adalah sistem campuran dalam pengertian kebudayaan.
3. Macam-Macam Sistem Politik

a. Almond dan Powell membagi 3 (tiga) kategori sistem politik yakni:


- Sistem-sistem pimitif yang intermittent (bekerja dengan sebentar-sebentar istirahat).
Sistem politik ini sangat kecil kemungkinannya untuk merubah peranan menjadi
terspesialisasi atau lebih otonom. Sistem ini lebih mencerminkan suatu kebudayaan yang
samar-samar dan bersifat keagamaan (parachiale).
- Sistem-sistem
- Sistem-sistem tradisional dengan struktur-struktur bersifat pemerintah politik yang
berbeda-beda dan suatu kebudayaan “subjek”.
- Sistem-sistem modern dimana struktur-struktur politik yang berbeda-beda (partai-partai
politik, kelompok-kelompok kepentingan, dan media massa). Berkembang dan
mencerminkan aktivitas budaya politik “participant”.

b. Alfian mengklasifikasikan sistem politik menjadi 4 (empat) tipe, yakni:


 Sistem politik otoriter/totaliter
 Sistem politik anarki
 Sistem politik
 Sistem politik demokrasi
 Sistem politik demokrasi dalam trans Sistem politik

4. Demokrasi sebagai sistem politik

Kata demokrasi dalam sistem politik memiliki makna umum, yaitu adanya
perlindungan Hak Asasi Manusia, menjunjung tinggi hukum, tunduk terhadap kemauan orang
banyak, tanpa mengabaikan hak golongan kecil agar tidak tumbuh diktator mayoritas. Sebuah
sistem politik demokrasi akan bertahan apabila sumber pada “kehendak rakyat” dan bertujuan

3
untuk mencapai kebaikan atau kemaslahatan bersama. Untuk itu, demokrasi selalu berkaitan
dengan persoalan perwakilan kehendak rakyat.

Sistem politik demokrasi menurut Bingham Powel, Jr. ditandai dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut mewakili
keinginan rakyatnya, artinya klaim pemerintah untuk patuh pada aturan hukum didasarkan
pada penekanan bahwa apa yang dilakukan merupakan kehendak rakyat.
b. Pengaturan yang mengorganisasikan perundingan (bargaining) untuk memperoleh
legitimasi dilaksanakan melalui pemilihan umum yang kompetitif.
c. Sebagian besar orang dewasa dapat ikut serta dalam proses pemilihan baik sebagai
pemilihan maupun sebagai calon untuk menduduki jabatan penting
d. Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa
e. Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar, seperti kebebasan berbicara,
berkumpul, berorganisasi dan kebebasan pers. Baik partai politik yang lama maupun yang
baru dapat berusaha untuk memperoleh dukungan.

B. INFRASTRUKTUR DAN SUPRASTRUKTUR POLITIK DI INDONESIA


1. Infrastruktur politik

Didalam suatu kehidupan politik rakyat (the social political sphere), akan selalu ada
keterkaitan atau keterhubungan dengan kelompok-kelompok lain kedalam berbagai macam
golongan yang biasanya “kekuatan sosial politik masyarakat”. Kelompokm masyarakat
tersebut yang merupakan kekuatan politik riil di dalam masyarakat, disebut “infrastruktur
politik” berdasarkan teori politik, infrastruktur politik mencapai 5 unsur atau komponen
sebagai berikut:
a. Partai politik (Political party)
b. Kelompok kepentingan (interest group)
c. Kelompok penekan (pressure group)
d. Media komunikasi politik (political communication media)
e. Tokoh politik (political figure)

a. Partai Politik (political party) di Indonesia

4
Perjalanan sejarah kehidupan partai politik di Indonesia secara garis besarnya dapat
dijelaskan sebagai berikut:
- Masa pra kemerdekaan
- Masa pasca kemerdekaan (tahun 1945-1965)
- Masa orde baru (tahun 1966-1998)
- Masa/era reformasi tahun 1999 s/d sekarang

b. Kelompok kepentingan (interest group)


Menurut Gabriel A. Almond, kelompok kepentingan dapat diidentifikasi ke dalam jenis-
jenis kelompok sebagai berikut:
 Kelompok anomik
 Kelompok non-asosiasional
 Kelompok institusional
 Kelompok asosiasional

Kelompok kepentingan pada negara totaliter (partai tunggal) pada umumnya dianut
oleh negara komunis (Rusia, RRC, Vietnam, Korea Utara, Kuba, dan lain-lain). David Lane,
(seorang analis politik) mengidentifikasikan 5 (lima) kategori kelompok kepentingan di Uni
Soviet (Rusia), yaitu:
a. Elite politik, seperti anggota-anggota politbiro.
b. Kelompok- Kelompok institusional, seperti serikat-serikat dagang
c. Kelompok-kelompok pembangkang yang setia, seperti para dokter dan guru
d. Pengelompokkan-pengelompokkan sosial yang tidak terorganisir dalam suatu kesatuan, yang
bukan merupakan bagian dari aparat Soviet (Rusia), atau yang mempunyai jarak dengan
rezim penguasa, seperti kelompok intelektual yang menentang rezim atau anggota sekte-sekte
keagamaan tertentu.
c. Kelompok Penekan (pressure group)
Kelompok penekan dapat terhimpun dalam beberapa asosiasi yang mempunyai kepentingan
sama, antara lain:
a. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
b. Organisasi-organisasi sosial keagamaan,
c. Organisasi Kepemudaan,
d. Organisasi Lingkungan Hidup,
e. Organisasi pembela Hukum dan HAM, serta

5
f. Yayasan atau Badan hukum lainnya.
d. Media Komunikasi (political communication media)
Media komunikasi politik merupakan salah satu instrumen politik yang dapat berfungsi untuk
menyampaikan informasi dan persuasi mengenai politik baik dari pemerintah kepada
masyarakat maupun sebaliknya.
e. Tokoh politik (political/figure)
Menurut Laster G. Seligman, proses pengangkatan tokoh-tokoh politik akan berkaitan
dengan beberapa aspek, yakni:
a. Legiitimasi elit politik,
b. Masalah kekuasaan,
c. Representativitas elit politik, dan
d. Hubungan antara pengangkatan tokoh-tokoh politik dengan perubahan politik.
2. Suprastruktur Politik

Suprastruktur politik (elit pemerintah) merupakan mesin politik resmi di suatu


negara sebagai penggerak politik formal.

Dalam perkembangan ketatanegaraan modern, pada umumnya elit politik


pemerintah dibagi dalam kekuasaan eksekutif (pelaksana undang-undang), legislatif
(pembuat undang-undang), dan yudikatif (yang mengadili pelanggaran undang-undang)
dengan sistem pembagian kekuasaan atau pemisahan kekuasaan.

Untuk terciptanya dan mantapnya kondisi politik negara, suprastruktur politik harus
memperoleh dukungan dari infrastruktur politik yang mantap pula. Dengan demikian berarti
bahwa sistem politik dan juga mekanisme pemerintah (government mechanism). Dapat
memenuhu fungsinya, manakala:
a. Sistem politik mampu mempertahankan pola, dalam arti dapat mempertahankan tata cara,
kebiasaan-kebiasaan, norma-norma, dan prosedur-prosedur yang berlaku.
b. Sistem politik mampu menyelesaikan ketegangan, dalam arti dapat mendamaikan
perselisihan, konflik, dan perbedaan pendapat yang selalu timbul dalam masyarakat dengan
cara dan produser yang sedapat mungkin memuaskan semua pihak.
c. Perubahan-perubahan, dalam arti memiliki kemampuan adaptasi yang besar untuk
menyesuaikan diri dengan perkembangan-perkembangannya yang terjadi baik di dalam

6
negeri maupun dalam rangka hubungan internasional yang bersifat interdependesi dan
interrelasi antarnegara.
d. Sistem politik harus mampu mewujudkan tujuan nasional, dalam arti kristalisasi
keinginan anggota masyarakat menjadi tekad yang harus dicapai dan menentukan cara untuk
mencapai tujuan itu. Hal ini bisa berupa Garis-garis Besar Haluan Negara dan peraturan
perundang-undangan lainnya sebagai dasar yuridis formal dalam upaya meraihnya.
e. Sistem politik harus mampu mengintegrasi dan menjamin keutuhan seluruh sistem sosial,
karena ancaman, hambatan terhadap sistem sosial yang berupa rasa ketidakpuasan,
keresahan, ketegangan, perpecahan/disintegrasi merupakan masalah yang harus diselesaikan
oleh sistem politik itu sendiri.

Suprastruktur politik di negara Indonesia sejak bergulirnya gerakan reformasi tahun


1998 sampai dengan tahun 2006 telah membawa perubahan besar di dalam sistem politik dan
ketatanegaraan Republik Indonesia. Era reformasi disebut juga sebagai “Era Kebangkitan
Demokrasi”

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Sistem politik dapat diartikan sebagai seperangkat interaksi yang diabstraksikan dari
totalitas perilaku sosial melalui nila-nilai yang disebarkan untuk masyarakat.
2. Infrastruktur merupakan kelompok masyarakat yang merupakan kekuatan politik riil
didalam masyarakat.
3. Menurut Menurut Gabriel A. Almond, kelompok kepentingan dapat diidentifikasi ke
dalam jenis-jenis kelompok sebagai berikut:
 Kelompok anomik
 Kelompok non-asosiasional
 Kelompok institusional
 Kelompok asosiasional

4. Suprastruktur politik merupakan mesin politik resmi di suatu negara sebagai penggerak
poltik formal.

B. Saran-saran
Mungkin dari kesimpulan di atas dapat dipetik salah satu yang paling penting adalah
perlunya manusia Indonesia agar mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidang tertentu
seperti bidang kewarganegaraan yang harus berfikir profesional. Karena dalam bidang inilah
yang harus diperhatikan lebih.
Untuk itu penulis mekalah ini jauh dari kesempurnaan dan demi kemajuan karya tulis
ini saya mengharap kritik dan saran. Apabila ada kesalahan dalam penulisan bahasa,
penyusunan atau makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Akhir kata dari kami mengharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca pada
umumnya. Amien

8
DAFTAR PUSTAKA

http://fkip-unasman2010.blogspot.com/2011/11/makalah-sistem-politik-indonesia.html

http://gilangdana.blogspot.com/2013/04/sistem-politik.html

http://milvy1010.blogspot.com/2012/03/makalah-pkn-sistem-politik-negara.html

Anda mungkin juga menyukai