ILMU POLITIK
Kelompok 10
Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT sebagai pencipta atas segala
tugas tanpa adanya hambatan. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita kejalan yang diridhoi
oleh Allah SWT. Penyusunan makalah ini bertujuan guna menyelesaikan tugas yang telah
diberikan dan juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai materi makalah tersebut.
mengucapkan terima kasih kepada ibu Wellyana, M.Pd selaku dosen pengampu yang telah
memberikan tugas ini sehingga banyak pengetahuan yang kami dapatkan. Harapannya,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Namun tidak lepas dari
semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang bersifat membangun demi kelengkapan makalah ini. Penyusun sangat
mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan dapat
menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................................3
D. Dampak Positif Menerapkan Sistem Multi Partai Dalam Kehidupan Politik Indonesia 7
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Definisi sistem kepartaian ?
2. Bagaimana dampak sistem multipartai terhadap keutuhan bangsa di Indonesia ?
3. Bagaimanakah koalisi partai-partai politik dalam sistem presidensial Indonesia ?
4. Apa dampak positif menerapkan sistem multipartai dalam kehidupan politik Indonesia
?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi sistem kepartaian ?
2. Untuk mengetahui bagaimana dampak sistem multipartai terhadap keutuhan bangsa di
Indonesia ?
3. Untuk mengetahui bagaimanakah koalisi partai-partai politik dalam sistem
presidensial Indonesia ?
4. Untuk mengetahui apa dampak positif menerapkan sistem multipartai dalam
kehidupan politik Indonesia ?
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Sistem multipartai adalah salah satu varian dari beberapa sistem kepartaian
yang berkembang di dunia modern saat ini. Andrew Heywood (2002) berpendapat
bahwa sistem partai politik adalah sebuah jaringan dari hubungan dan interakasi
antara partai politik di dalam sebuah sistem politik yang berjalan. Untuk
mempermudah memahami sistem partai politik Heywood kemudian memberikan kata
kunci untuk membedakan tipe-tipe sistem kepartaian. Kata kunci tersebut adalah
jumlah partai politik yang tumbuh atau eksis yang mengikuti kompetisi mendapatkan
kekuasaan melalui pemilu. Parameter “jumlah partai politik” untuk menentukan tipe
sisem partai politik pertama kali dikenalkan dan dipopulerkan oleh Duverger pada
tahun 1954 dimana Duverger membedakan tipe sitem politik menjadi 3 sistem, yaitu
sistem partai tunggal, sistem dua partai, dan sistem multi partai. Dari definisi yang
diperkenalkan oleh Duverger tersebut kita dengan mudah menentukan sistem partai
politik di sebuah negara. Kalau di negara tersebut hanya terdapat satu partai politik
yang tumbuh atau satu partai politik yang dominan dalam kekuasaan maka dapat
dipastikan bahwa sistem tersebut adalah sistem partai tunggal. Namun jika terdapat
dua partai politik maka sistem partainya adalah sitem dua partai. Sebaliknya, jika di
dalam negara tersebut tumbuh lebih dari dua partai politik maka dikatakan sebagai
sistem multi partai. Sartori (1976) menyatakan bahwa yang paling terpenting dari
sebuah sistem kepartaian adalah sebuah pengaturan mengenai hubungan partai politik
3
yang berkaitan dengan pembentukan pemerintahan, dan secara lebih specifik apakah
kekuatan mereka memberikan prospek untuk memenangkan atau berbagi (sharing)
kekuasaan pemerintah.
4
berusaha memperoleh dukungan publik secara nasional sebelum pembentukan partai
diumumkan.
Politik hukum yang mempertahankan sistem multipartai,seperti tersirat dari
pengaturan mengenai pembentukan partai politik tentu telah dipertimbangkan secara
matang oleh pembentuk undang-undang. Dengan memperhatikan tipe partai politik
yang dikenal, yaitu (i) sistem partai partai tunggal; (ii) sistem dwi partai; dan (iii)
sistem multipartai, tampaknya pilihan yang ketiga ini paling banyak diterapkan di
berbagai negara yang menganut paham demokrasi (Eropa, Asia, Afrika, dan Latin
Amerika). Sistem kepartaian jelas tidak hanya menentukan susunan dan kedudukan
MPR, DPR dan DPRD melainkan juga sistem pemerintahan.
Konsekuensi sistem multipartai tidak hanya mempengaruhi mekanisme dan
efisiensi pembahasan rancangan undang-undang dan rancangan peraturan daerah di
DPR atau DPRD, melainkan juga birokrasi pemerintahan yang harus dipegang oleh
banyak orang sebagai representasi dari partai politik yang menang dalam pemilihan
umum. Wakil-wakil rakyat yang duduk di legislatif dan pemerintahan akan
memperjuangkan aspirasi para pendukungnya yang sangat bervariasi. Pandangan dan
analisis ahli ilmu politik, mengingatkan pula bahwa sistem multipartai yang dipakai
sebagai sarana memodernisasikan masyarakat di negara sedang berkembang, relatif
menumbuhkan instabilitas dari pada di negara yang menganut sistem dua partai. Pada
hakekatnya sistem multipartai itu tidak banyak berbeda dengan tiadanya partai dalam
masyarakat.
Dampak dari sistim multipartai adalah sistem multipartai meniscayakan
adanya koalisi pemerintahan karena tidak adanya partai mayoritas di badan legislatif.
Koalisi itu sendiri dianggap sebagai karakteristik dari sistem parlementer. Dan
memasukkan kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara. Jelas yang
pertama diperjuangkan adalah kepentingan politik anggota. Dari sosiologi politik hal
itu berarti urusan masyarakat, bangsa dan negara nomor dua. Yang berarti mereka
seharusnya memperjuangkan kepentingan rakyat secara keseluruhan. Pengukuhan
sistem multi partai dengan UU 2/2008 yang diharapkan dapat mewujudkan kaidah
demokrasi yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, aspirasi, keterbukaan, keadilan,
tanggung jawab dan perlakuan yang tidak diskriminatif seperti yang diharapkan oleh
pembentuk undang-undang. Nada pesimis tentang keampuhan regulasi politik
mengatur kehidupan politik dalam tatananan budaya hukum, pernah diungkapkan oleh
Daniel S. Lev, pengamat senior politik hukum Indonesia yang menyatakan bahwa
5
politik tidak berjalan sesuai dengan aturan, tetapi berlangsung sesuai dengan aturan
pengaruh, uang, keluarga, status sosial, dan kekuasaan militer.
Doktrin utama dalam sistem demokrasi adalah dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat. Tiga poin tersebut dapat dimaknai dengan (1) kekuasaan berasal dari
tangan rakyat, (2) dijalankan oleh perwakilan yang mewakili rakyat, (3) bertujuan
untuk kemakmuran rakyat. Tujuan politik di Indonesia seperti yang tertuang dalam
pembukaan UUD 1945 pada esensinya adalah untuk kemakmuran rakyat. Sehingga
tujuan pembangunan nasional pun sejatinya selaras dengan landasan hukum yang ada
di Indonesia tersebut. Risiko yang paling mendasar bagi Indonesia adalah bagaimana
menjaga eksistensi dan keutuhan bangsa sepanjang perjalanan transformasinya. Kita
memiliki modal politik yang cukupuntuk ini, tetapi ia harus terus-menerus dipupuk
kembali dan diperkuat. demokrasi Indonesia dengan sistem mullti partai belum
signifikan memberikan harapan bagi pengelolaan tata pemerintahan yang efektif dan
efisien. Alasannya karena sistem multipartai telah mengalami perluasan fragmentasi,
sehingga mempersulit proses pengambilan setiap keputusan dilegislatif. Karena itu,
tidak heran bila berbagai pihak mulai mendorong penerapan sistem multi partai
sederhana dengan cara Pembatasan partai politik dilakukan dengan menerapkan
berbagai prosedur sistem pemilu. Secara sah, legal, dan demokratis, sistem pemilu
menjadi alat rekayasa yang dapat menyeleksi dan memperkecil jumlah partai politik
dalam jangka panjang. Adapun dampak positif dan negatif terhadap sistem multiparati
di indonesia
Sisi positif dari sistem multipartai,berikut :
1. Suasana demokrasi mulai bersemi di indonesia. pemberian izin untuk membentuk
partai membuktikan setiap warga negara mempunyai hak untuk terjun dalam
7
dunia politik. Hal itu juga bearti bahwa kemerdekaan berbicara termasuk
mengkritik pemerintah,diizinkan di Indonesia.
2. Dalam suasana yang demokratis,sebernanya kekuasaan presiden dan pemerintahan
pusat yang terlalu kuat dapat dikurangi dan rakyat merupakan pemegang
kekuasaan yang diwakili oleh DPR/Parlemen.
3. Penduduk sipil mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk dapat duduk dan
mengambil bagian dalam pemerintahan. Saat itu golongan militer belum terlihata
aktif dalam dunia politik dan pemerintahan.
4. Inspirasi rakyat mampu menciptakan suatu partai
8
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Koalisi partai politik di indonesia tidak kaku atau dapat dikatakan cair,hal ini
dikarenakan partai politik mencari persamaan tujuan dalam koalisi untuk memperoleh
kekuasaan melalui cara yang dianggap demokratis yaitu pemilu. Sistem presidensial
indonesia yang dipadukan dengan multipartai,memberikan ruang pembentukkan
koalisi partai politik indonesia akan tetap berlanjut pada pemilihan presiden pada
masa yang akan datang,yaitu koalisi antara partai-partai poltik tidak melihat ideologi
atau aliran-aliran partai sehingga bukan menjadi penghalang membentuk koalisi demi
memperoleh kekuasaan.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=439:dampak-sistim-multipartai-dalam-kehidupan-
politik-indonesia&catid=100&Itemid=180
https://nasional.kompas.com/read/2010/07/28/03092245/
Kerentanan.Presidensial.Multipartai?page=all
https://nasional.kompas.com/read/2010/07/28/03092245/
Kerentanan.Presidensial.Multipartai?page=all
Budiardjo, Miriam, 2008, Dasar-dasar Ilmu Politik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
https://www.puskapol.ui.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/Makalah-Djayadi-Hanan.pdf
https://news.detik.com/kolom/d-4896428/sistem-kepartaian-dan-sistem-pemerintahan
https://media.neliti.com/journal/media/publications/279184-koalisi-partai-politik-dalam-
sistem-pres-7bc9e2c9.pdf
Saraswati, Retno “ Desain Sistem pemerintahan Presidensial yang Efektif “, Fakultas Hukum
https://scholar.google.com/osf.io/preprints/e37fp//citations?
user=bowPW_kAAAAJ&hl=id&oi=sra
https://jurnal.ugm.ac.id/2018/01/sisi-positif-dan-negatif-dari-sistem.html
10