Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN DALAM

PENGIMPLEMENTASIAN DI MASYARAKAT

OLEH:

SARTINA (C1G121097)

SRI DEVI (C1G121099)

JILKA RITA (C1G121057)

WENNI PANGGALO (C1G121103)

LA ODE AQIL RABIUL AWAL (C1G121129)

DHEA MARSHELA ARMAYANI PUTRI (C1G121045)

MUH. ATHATHAARIQ ADITYA (C1G121135)

LA ODE MUHAMAD KADARUN (C1G121011)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan dan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Makalah tentang Konsep Politik dan Pemerintahan Dalam Pengimplementasian
Di Masyaralat ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas Mata Kuliah
Teori Politik dan Pemerintahan.

Kami mengucapkan kepada berbagai pihak yang telah membantu proses pembuatan
makalah ini. Demikian pula kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini kami masih
banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi substansi maupun tata bahasa. Namun, kami
tetap berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Oleh karena itu, kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat kami harapkan dengan
harapan sebagai masukan dan perbaikan dalam penyempurnaan pada makalah kami berikutnya.

Kendari, 25 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pemerintahan dan politik di Indonesia mempunyai sistem dan tujuan untuk
menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan
separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan
rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan
menjadi statis. Jika suatu pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut
maka hal itu akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk
memprotes hal tersebut.

Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga
tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga
kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang
kontiniu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan
sistem pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan
sistem pemerintahan itu secara menyeluruh. Secara sempit,Sistem pemerintahan hanya sebagai
sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam
waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu
sendiri.

Indonesia merupakan bagian dari sistem politik dunia, dimana sistem politik Indonesia
akan berpengaruh pada sistem politik negara tetangga maupun dalam cakupan lebih luas.
Struktur kelembagaan atau institusi khas Indonesia akan terus berinteraksi secara dinamis, saling
mempengaruhi, sehingga melahirkan sistem politik hanya dimiliki oleh Indonesia. Namun
demikian, kekhasan sistem politik Indonesia belum dapat dikatakan unggul bila kemampuan
positif struktur dan fungsinya belum diperhitungkan sistem politik negara lain.

Salah satu syarat penting dalam memahami bagaimana sistem politik Indonesia adalah
melalui pengembangan wawasan dengan melibatkan institusiinstitusi nasional dan internasional.
Artinya lingkungan internal dan eksternal sebagai batasan dari suatu sistem politik Indonesia
harus dipahami terlebih dahulu.

1.2 Rumusan Masalah

 Konsep Politik Di Indonesia


 Konsep Pemerintahan Di Indonesia
 Pengimplementasian Konsep Politik dan Pemerintahan Di Indonesia
1.3 Tujuan

 Untuk Mengetahui Konsep Politik Di Indonesia


 Untuk Mengetahui Konsep Pemerintahan Di Indonesia
 Untuk Mengetahui Pengimplementasian Konsep Politik dan Pemerintahan Di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Politik Di Indonesia

Politik Indonesia adalah merupakan kedaulatan rakyat/masyarakat termanifestasi dalam


pemilihan parlemen dan presiden setiap lima tahun. Sejak berakhirnya Orde baru yang dipimpin
presiden suharto dan mulainya Reformasi, setiap pemilu di Indonesia di anggap bebas, adil dan
profesional. namun pelaku korupsi masih sering tertangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi
hingga di tahun 2021, Indonesia belum bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme maupun 'Politik
Uang' dimana orang bisa membeli Jabatan politik dan kekuasaan atau posisi Politik. Misalnya,
segmen Kemiskinan dari masyarakat Indonesia 'didorong' untuk memilih calon presiden tertentu
pada hari pemilihan dengan menerima uang kecil di dekat kotak suara atau dengan cara-cara
strategis lainnya. Strategi seperti ini masih tetap di lakukan, bahkan digunakan oleh semua pihak
politik yang terlibat (dan ini sebenarnya berarti race-nya lumaian adil maka berbeda dengan
pemili jaman Orde baru). Harapan pemilihan selanjutnya seluruh keburukan-keburukan takkan
terulang rujuk. Indonesia tidak menganut sistem pemisahan kekuasaan melainkan pembagian
kekuasaan. Walaupun mayoritas penduduknya beragama Islam, Indonesia bukanlah sebuah
negara dengan sistem pemerintahan Monarki Absolut Islam atau Republik Islam.

Kekuasaan eksekutif dipimpin oleh seorang Presiden Indonesia yang merupakan kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan. Dalam menjalankan tugasnya, presiden dibantu oleh
seorang Wakil Presiden Indonesia. Kekuasaan legislatif terletak pada Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia (MPR) yang dibagi menjadi Sistem dua kamar, yaitu Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia (DPD). Cabang yudikatif terdiri dari Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA) dan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MK) yang secara bersama-sama memegang
kekuasaan kehakiman. Kekuasaan inspektif dipegang oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia yang memiliki perwakilan di setiap provinsi dan kabupaten/kota di seluruh wilayah
Republik Indonesia. Pemilihan umum di Indonesia diselenggarakan setiap lima tahun serentak.

Pemilihan yang dilakukan untuk memilih anggota DPR, anggota DPD, dan anggota
DPRD disebut pemilihan umum legislatif (Pileg); untuk memilih presiden dan wakil presiden
disebut pemilihan umum presiden (Pilpres); sementara untuk memilih kepala daerah disebut
pemilihan umum kepala daerah (Pilkada). Pemilihan umum di Indonesia menganut sistem
multipartai.

Ada perbedaan antara sistem politik Indonesia dan negara demokratis lainnya, di
antaranya adalah adanya MPR yang merupakan ciri khas dari kearifan lokal Indonesia, MK yang
juga berwenang mengadili sengketa hasil pemilihan umum, bentuk negara kesatuan yang
menerapkan prinsip-prinsip federalisme seperti adanya DPD, dan sistem multipartai berbatas
dengan setiap partai yang mengikuti pemilihan umum harus memenuhi ambang batas 40% untuk
dapat menempatkan anggotanya di DPR.

2.2 Konsep Pemerintahan Di Indonesia

Istilah sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua kata system dan pemerintahan.
Kata system merupakan terjemahan dari kata system (bahasa Inggris) yang berarti susunan,
tatanan, jaringan, atau cara. Sedangkan Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang
berasal dari kata perintah. Kata-kata itu berarti:

a. Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatu atau

b. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau, Negara.

c. Pemerintahan adalah perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah

Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan
oleh badan-badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu Negara dalam rangka mencapai
tujuan penyelenggaraan negara. Dalam arti yang sempit, pemerintahan adalah perbuatan
memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai
tujuan penyelenggaraan negara. Sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang
terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan dan
memengaruhi dalam mencapai tujuan dan fungsi pemerintahan.

Kekuasaan dalam suatu Negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
Kekuasaan Eksekutif yang berarti kekuasaan menjalankan undang-undang atau kekuasaan
menjalankan pemerintahan; Kekuasaan Legislatif yang berati kekuasaan membentuk undang-
undang; Dan Kekuasaan Yudikatif yang berati kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas
undang-undang. Komponen-komponen tersebut secara garis besar meliputi lembaga eksekutif,
legislatif dan yudikatif.

Jadi, system pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara,


hubungan antar lembaga negara, dan bekerjanya lembaga negara dalam mencapai tujuan
pemerintahan negara yang bersangkutan.

Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara.
Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
social. Lembaga-lembaga yang berada dalam satu system pemerintahan Indonesia bekerja secara
bersama dan saling menunjang untuk terwujudnya tujuan dari pemerintahan di negara Indonesia.
Dalam suatu negara yang bentuk pemerintahannya republik, presiden adalah kepala negaranya
dan berkewajiban membentuk departemen-departemen yang akan melaksanakan kekuasaan
eksekutif dan melaksanakan undang-undang. Setiap departemen akan dipimpin oleh seorang
menteri. Apabila semua menteri yang ada tersebut dikoordinir oleh seorang perdana menteri
maka dapat disebut dewan menteri/cabinet. Kabinet dapat berbentuk presidensial, dan kabinet
ministrial.

Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen

Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum
diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen keempat
tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945 dengan
beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi menuju sistem pemerintahan yang baru.
Sistem pemerintahan baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya Pemilu
2004.

Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara
terbagi dalam beberapa provinsi.
2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.
3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil
presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.
4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.
5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR. DPR
memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.
6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan dibawahnya.

Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan parlementer
dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam
sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah
sebagai berikut;

1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR
tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung.
2. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari
DPR.
3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan
dari DPR.
4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang dan
hak budget (anggaran).

Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hal
itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru tersebut,
antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral, mekanisme cheks and balance,
dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan
fungsi anggaran.

2.3 Pengimplementasian Konsep Politik dan Pemerintahan Di Indonesia

Pengimplementasian Konsep Politik Di Indonesia Dalam Berbagai Bidang:

 Implementasi Konsep Politik Di Indonesia Bidang Hukum.


1. Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat untuk
terciptanyakesadaran dan kepatuhan hukum dalam kerangka supremasi hukum
dan tegaknya negarahukum.
2. Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan mengakui
danmenghormati hukum agama dan hukum adat serta memperbaharui perundang-
undanganwarisan kolonial dan hukum nasional yang diskriminatif, termasuk
ketidakadilan gender dan ketidaksesuaianya dengan reformasi melalui program
legalisasi.
3. Menegakkan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian hukum,
keadilandan kebenaran, supremasi hukum, serta menghargai hak asasi manusia.

 Implementasi Konsep Politik Di Indonesia Bidang Ekonomi.


1. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme
pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat dan memperhatikan
pertumbuhanekonomi, nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, kualitas hidup,
pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan sehingga terjamin
kesempatan yang samadalam berusaha dan bekerja, perlindungan hak-hak
konsumen, serta perlakuan yang adil bagi seluruh rakyat.
2. Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil serta menghindarkan
terjadinyastruktur pasar monopolistik dan berbagai struktur pasar distortif. yang
merugikanmasyarakat.
3. Mengoptimalkan peranan pemerintah dalam mengoreksi ketidaksempumaan pasar
dengan menghilangkan seluruh hambatan yang menganggu mekanisme pasar,
melalui regulasi, layanan publik, subsidi dan insentif, yang dilakukan secara
transparan dan diatur undang-undang.

 Implementasi Konsep Politik Di Indonesia Bidang Pertahanan Dan Keamanan


1. Menata Tentara Nasional Indonesia sesuai paradigma baru secara konsisten
melaluireposisi, redefinisi, dan reaktualisasi peran Tentara Nasional Indonesia
sebagai alatnegara untuk melindungi, memelihara dan mempertahankan keutuhan
Negara KesatuanRepublik Indonesia terhadap ancaman dari luar dan dalam
negeri, dengan menjunjungtinggi hak asasi manusia dan memberikan darma
baktinya dalam membantumenyelenggarakan pembangunan.
2. Mengembangkan kemampuan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta yang
bertumpu pada kekuatan rakyat dengan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian
NegaraRepublik Indonesia sebagai kekuatan utama didukung komponen lainnya
dari kekuatan pertahanan dan keamanan negara dengan meningkatkan kesadaran
bela negara melaluiwajib latih dan membangun kondisi juang, serta mewujudkan
kebersamaan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia
dan rakyat.
3. Meningkatkan kualitas keprofesionalan Tentara Nasional Indonesia,
meningkatkanrasio kekuatan komponen utama serta mengembangkan kekuatan
pertahanan keamanannegara ke wilayah yang di dukung dengan sarana, prasarana,
dan anggaran yang memadai.

Pengimplementasian Konsep Pemerintahan/Good Governance Di Indonesia.

Good Governance di lndonesia sendiri mulai benar - benar dirintis dan diterapkan sejak
meletusnya era Reformasi yang dimana pada era tersebut telah terjadi perombakan sistem
pemerintahan yang menuntut proses demokrasi yang bersih sehingga Good Governance
merupakan salah satu alat Reformasi yang mutlak diterapkan dalam pemerintahan baru. Akan
tetapi, jika dilihat dari perkembangan Reformasi yang sudah berjalan selama 12 tahun ini,
penerapan Good Governance dilndonesia belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya sesuai
dengan cita-cita Reformasi sebelumnya. Masih banyak ditemukan kecurangan dan kebocoran
dalam pengelolaan anggaran dan akuntansi yang merupakan dua produk utama Good
Governance.

Akan tetapi, Hal tersebut tidak berarti gagal untuk diterapkan, banyak upaya yang
dilakukan pemerintah dalam menciptaka iklim Good Governance yang baik, diantaranya ialah
mulai diupayakannya transparansi informasi terhadap publik mengenai APBN sehingga
memudahkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam menciptakan kebijakan dan dalam
proses pengawasan pengelolaan APBN dan BUMN. Oleh karena itu, hal tersebut dapat terus
menjadi acuan terhadap akuntabilitas manajerial dari sektor publik tersebut agar kelak lebih baik
dan kredibel kedepannya. Undang-undang, peraturan dan lembaga - lembaga penunjang
pelaksanaan Good governance pun banyak yang dibentuk. Hal ini sangatlah berbeda jika
dibandingkan dengan sektor publik pada era Orde Lama yang banyak dipolitisir pengelolaannya
dan juga pada era Orde Baru dimana sektor publik di tempatkan sebagai agent of development
bukannya sebagai entitas bisnis sehingga masih kental dengan rezim yang sangat menghambat
terlahirnya pemerintahan berbasis Good Governance.

Diterapkannya Good Governance dilndonesia tidak hanya membawa dampak positif


dalam sistem pemerintahan saja akan tetapi hal tersebut mampu membawa dampak positif
terhadap badan usaha non-pemerintah yaitu dengan lahirnya Good Corporate Governance.
Dengan landasan yang kuat diharapkan akan membawa bangsa Indonesia kedalam suatu
pemerintahan yang bersih dan amanah.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Politik Indonesia adalah merupakan kedaulatan rakyat/masyarakat
termanifestasi dalam pemilihan parlemen dan presiden setiap lima tahun. Sejak
berakhirnya Orde baru yang dipimpin presiden suharto dan mulainya Reformasi,
setiap pemilu di Indonesia di anggap bebas, adil dan profesional. Namun pelaku
korupsi masih sering tertangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi hingga di
tahun 2021, Indonesia belum bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme maupun
‘Politik Uang’ dimana orang bisa membeli Jabatan politik dan kekuasaan atau
posisi Politik. Misalnya, segmen Kemiskinan dari masyarakat Indonesia
‘didorong’ untuk memilih calon presiden tertentu pada hari pemilihan dengan
menerima uang kecil di dekat kotak suara atau dengan cara-cara strategis lainnya.
Strategi seperti ini masih tetap di lakukan, bahkan digunakan oleh semua pihak
politik yang terlibat (dan ini sebenarnya berarti race-nya lumaian adil maka
berbeda dengan pemili jaman Orde baru).
Ada perbedaan antara sistem politik Indonesia dan negara demokratis
lainnya, di antaranya adalah adanya MPR yang merupakan ciri khas dari kearifan
lokal Indonesia, MK yang juga berwenang mengadili sengketa hasil pemilihan
umum, bentuk negara kesatuan yang menerapkan prinsip-prinsip federalisme
seperti adanya DPD, dan sistem multipartai berbatas dengan setiap partai yang
mengikuti pemilihan umum harus memenuhi ambang batas 40% untuk dapat
menempatkan anggotanya di DPR.
Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau
tujuan negara. Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah
melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.
Lembaga-lembaga yang berada dalam satu system pemerintahan Indonesia
bekerja secara bersama dan saling menunjang untuk terwujudnya tujuan dari
pemerintahan di negara Indonesia. Dalam suatu negara yang bentuk
pemerintahannya republik, presiden adalah kepala negaranya dan berkewajiban
membentuk departemen-departemen yang akan melaksanakan kekuasaan
eksekutif dan melaksanakan undang-undang. Setiap departemen akan dipimpin
oleh seorang menteri. Apabila semua menteri yang ada tersebut dikoordinir oleh
seorang perdana menteri maka dapat disebut dewan menteri/cabinet. Kabinet
dapat berbentuk presidensial, dan kabinet ministrial.
Good Governance di lndonesia sendiri mulai benar – benar dirintis dan
diterapkan sejak meletusnya era Reformasi yang dimana pada era tersebut telah
terjadi perombakan sistem pemerintahan yang menuntut proses demokrasi yang
bersih sehingga Good Governance merupakan salah satu alat Reformasi yang
mutlak diterapkan dalam pemerintahan baru. Akan tetapi, jika dilihat dari
perkembangan Reformasi yang sudah berjalan selama 12 tahun ini, penerapan
Good Governance dilndonesia belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya sesuai
dengan cita-cita Reformasi sebelumnya. Masih banyak ditemukan kecurangan dan
kebocoran dalam pengelolaan anggaran dan akuntansi yang merupakan dua
produk utama Good Governance.
Diterapkannya Good Governance dilndonesia tidak hanya membawa
dampak positif dalam sistem pemerintahan saja akan tetapi hal tersebut mampu
membawa dampak positif terhadap badan usaha non-pemerintah yaitu dengan
lahirnya Good Corporate Governance. Dengan landasan yang kuat diharapkan
akan membawa bangsa Indonesia kedalam suatu pemerintahan yang bersih dan
amanah.

3.2 SARAN

Anda mungkin juga menyukai