Anda di halaman 1dari 15

UJIAN TENGAH SEMESTER SISTEM ADMINISTRASI NEGARA

ANALISIS PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN MALAYSIA,


SINGAPURA, SERTA INDONESIA SECARA PRAKTIS DAN TEORITIS

Mata Kuliah: Sistem Administrasi Negara


Dosen Pengampu:
1. Drs. Ananta Prathama, M.Si.
2. Dr. Moch. Ali Mashuri, S.Sos,M.Si.

Disusun oleh :
Annisa Damaiyanti Nurdiana ( 19041010057 )

KELAS A
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha kuasa karena telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Paper ini demi memenuhi Ujian
Tengah Semester Mata Kuliah Sistem Administrasi Negara pada Semester III.

Penyusunan Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari dosen kami yaitu, Bapak Drs.
Ananta Prathama, MSi dan Bapak Dr. Moch. Ali Mashuri, S.sos,M.Si selaku dosen pengampu
mata kuliah Sistem Administrasi Negara di FISIP, Universita Pembangunan “ Veteran “ Jawa
Timur.

Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terimakasih. menyadari bahwa dalam makalah yang disusun ini jauh dari
kata sempurna baik dalam Bahasa, penyusunan, maupun penulisannya. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi makalah yang lebih baik.

Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang
bermanfaat bagi semua pihak.
LATAR BELAKANG

Dalam pemerintahan sebuah negara harus memiliki cara tata kelola demi berjalannya
tujuan negara tersebut. Cara ini sering disebut sebagai Sistem Pemerintahan. Sistem
pemerintahan merupakan suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan
yang system kerjanya saling bergantung dan memengaruhi dalam mencapai tujuan dan fungsi
pemerintahan. Meskipun sistem pemerintahan dikatakan hampir sama disetiap negara, tetapi,
sistem pemerintahan yang diterapkan setiap negara berbeda satu sama lain ditinjau dari geografis
dan demografi dalam suatu negara. Memahami sistem pemerintahan negara-negara lain, akan
menambah wawasan kita sekaligus bisa dijadikan sebagai bahan perbandingan dengan system
pemerintahan di negara kita.

Setelah mengetahui persamaan dan perbedaan antara sistem pemerintahan, Perbedaan


sistem pemeritahan antarnegara disebabkan oleh banyak hal, seperti kondisi sosial, budaya dan
politik yang berkembang di suatu negara. Faktor lain yang sangat berpengaruh adalah komitmen
elite politik terhadap sistem politik yang akan diwujudkan, sistem kepartaian yang berkembang
di negara yang bersangkutan, tradisi politik yang telah berkembang di negara yang
bersangkutan, serta budaya politik dominan di masyarakat yang bersangkutan. Hal Pertama
adalah sistem pemerintahan politik. Hal ini perlu diidentifikasikan dalam  penerapan
perbandingan suatu negara sebab bentuk dan sistem pemerintah adalah faktor utama atas
berjalannya suatu negara.. Kedua adalah pertumbuhan ekonomi suatu negara yang berkembang.
Hal ini juga sangat berkaitan erat dengan sistem pemerintahan negara yang bersangkutan. Ketiga
adalah kesejahteraan sosial dimana hal tersebut lebih berkaitan dengan rakyat. Dari faktor di atas
terlihat jelas jika masing-masing negara memiliki sistem pemerintahan yang berbeda. Begitu
pula, sistem pemerintahan Indonesia terhadap sistem pemerintahan negara lain meskipun dengan
nama yang sama seperti sistem presidensial atau sistem parlementer.

Di negara Malaysia dan Singapura, untuk dapat menjaga kestabilan negara dan mencegah
dengan timbulnya perilaku yang membahayakan negara mereka, maka mereka tentunya memilki
sistem pemerintahan dengan ciri khas masing-masin. Setiap negara-negara fondasi sistem
pemerintahan berbeda-beda, sesuai dengan sejarah yang sudah mendarah daging dan sudah
menjadi kesesuaian dengan budaya negara masing-masing. Untuk itu perlu kiranya mengetahui
kondisi adminstrasi di negara-negara lain seperti Malaysi dan Singapura untuk bisa
diperbandingkan.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Sistem pemerintahan di Negara Indonesia, Malaysia dan Singapura ?


2. Bagaimana perbandingan system Administrasi di negara tersebut ?

TUJUAN

1. Mengkaji dan menganalisis sistem administrasi negara lain


2. Mencari pengetahuan tentang rahasia keberhasilan suatu negara dan kegagalan negara lain,
meskipun menggunakan sistem administrasi yang sama.
3. Mempelajari kebudayaan yang beragam di negara-negara lain serta memahami sikap
kepemimpinan para birokrat dan penerapan birokrasinya.
4. Mengadakan identifikasi faktor-faktor kultural, politik, sosial yang memengaruhi keberhasilan
atau kegagalan.
5. Meneliti dan memastikan perubahan yang harus dilakukan setelah mempelajari keberhasilan
negara lain.
6. Mempercepat keberhasilan tujuan pembangunan negara.

MANFAAT

1 Masyarakat mengetahui Sistem Admnistrasi Negara Indonesia, Malaysia, dan Singapura


sebagai bahan ajaran untuk pembelajaran.
2 Pemerintah dapat menjadikannya sebuah perbandingan sehingga dapat melakukan evaluasi
terhadap konstitusi di Indonesia.
PEMBAHASAN.

1. Sistem Pemerintahan di Indonesia, Malaysia dan Singapura.

Pada dasarnya, Sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri atas
berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantung dan memengaruhi dalam
mencapai tujuan dan fungsi pemerintahan. Kekuasaan dalam suatu negara menurut
Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu kekuasaan eksekutif yang berarti kekuasaan
menjalankan undangundang atau kekuasaan menjalankan pemerintahan; kekuasaan legislatif
yang berarti kekuasaan membentuk undang-undang; dan kekuasaan yudikatif yang berarti
kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas undang-undang. Komponen-komponen
tersebut secara garis besar meliputi lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Jadi, sistem
pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara, hubungan
antarlembaga negara, dan bekerjanya lembaga negara dalam mencapai tujuan pemerintahan
negara yang bersangkutan.
Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara.
Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial. Sistem pemerintahan diartikan sebagai tatanan utuh yang terdiri atas berbagai
komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantung dan saling memengaruhi dalam
mencapai tujuan dan fungsi pemerintahan. Komponen-komponen tersebut secara garis besar
meliputi lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dengan demikian, sistem pemerintahan
negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara, hubungan antarlembaga negara,
dan bekerjanya lembaga negara dalam mencapai tujuan pemerintahan negara.

A. Sistem Pemerintahan Indonesia.

Indonesia merupakan negara dengan sistem pemerintahan Presidensial. Hal ini didasarkan
pada kesepakatan pendiri bangsa dalam siding Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
pada 29 Mei- 1 Juni dan 10-17 Juli 1945.16 Sistem pemerintahan presidensil itu mempunyai ciri-
ciri yang khas sebagaimana dianut di Amerika Serikat. Pertama, sistem itu didasarkan atas asas
pemisahan kekuasaan. Seorang pakar ilmu politik Amerika Serikat menyatakan it is based upon
the separation of power principle. Yang kedua, tidak ada pertanggungjawaban bersama antara
Presiden sebagai pemimpin eksekutif dengan anggota anggotanya. Anggota-anggota yang
bernama menteri itu sepenuhnya bertanggungjawab kepada Presiden. Yang ketiga, Presiden tidak
dapat membubarkan DPR dan yang keempat, Presiden itu dipilih oleh Dewan Pemilih. Badan
eksekutif dan legislatif memiliki kedudukan independen. Kedua badan tersebut tidak
berhubungan secara langsung, seperti sistem pemerintahan parlementer. Pemerintah Indonesia
dikepalai oleh seorang presiden yang dibantu beberapa menteri yang tergabung dalam suatu
kabinet. Sebelum tahun 2004, sesuai dengan UUD 1945, presiden dipilih oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat. Pada Pemilu 2004, untuk pertama kalinya Presiden Indonesia dipilih
langsung oleh rakyat. Sistem pemerintahan di Indonesia, yaitu sebagai berikut.

1. Sistem pemerintahan Negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum diamandemen.


Sistem pemerintahan ini tertuang dalam penjelasan UUD 1945 tentang 7 kunci pokok sistem
pemerintahan.
2. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat).
3. Sistem konstitusional.
4. Kekuasaan tertinggi di tangan MPR.
5. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi di bawah MPR.
6. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
7. Menteri negara adalah pembantu presiden, dan tidak bertanggung jawab terhadap DPR.
Kekuasaan presiden berdasarkan UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1. Pemegang kekuasaan eksekutif.
2. Pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan.
3. Pemegang kekuasaan sebagai kepala Negara.
4. Panglima tertinggi dalam kemiliteran.
5. Berhak mengangkat & melantik para anggota MPR dari utusan daerah atau golongan.
6. Berhak mengangkat para menteri dan pejabat Negara.
7. Berhak menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan Negara lain.
8. Berhak mengangkat duta dan menerima duta dari negara lain.
9. Berhak memberi gelaran, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan.
10. Berhak memberi grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi.
Dalam kaitannya dengan pemerintahan daerah, pemerintah Indonesia merupakan
pemerintah pusat. Kewenangan pemerintah pusat mencakup kewenangan dalam bidang politik
luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan
lainnya, seperti kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional
secara makro, pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi strategis, konservasi, dan
standardisasi nasional. Kewenangan lainnya diserahkan kepada pemerintah daerah.
Kabinet (Pemerintahan)
Kabinet adalah suatu badan yang terdiri atas anggota-anggota pemerintah berlevel tinggi,
biasanya mewakili cabang eksekutif. Kabinet sering juga disebut sebagai Dewan Menteri,
Dewan Eksekutif, atau Komite Eksekutif.
Kementerian
Indonesia Kementerian (nama resmi: Kementerian Negara) adalah lembaga pemerintah
Indonesia yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. Kementerian dipimpin oleh
seorang menteri yang merupakan pembantu presiden. Menteri-menteri tersebut tergabung dalam
sebuah kabinet.
Pembentukan, Pengubahan, dan Pembubaran
Pembentukan kementerian dilakukan paling lama 14 hari kerja sejak presiden
mengucapkan sumpah/janji. Urusan pemerintahan pada poin 2 dan 3 tidak harus dibentuk dalam
satu kementerian tersendiri. Selain itu, untuk kepentingan sinkronisasi dan koordinasi urusan
kementerian, presiden dapat membentuk kementerian koordinasi. Jumlah seluruh kementerian
maksimal 34 kementerian. Selain kementerian yang menangani urusan pemerintahan pada poin
1, kementerian lainnya dapat diubah oleh presiden. Pemisahan, penggabungan, dan pembubaran
kementerian pada poin 2 dan 3 dapat dilakukan dengan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat,
kecuali untuk pembubaran kementerian yang menangani urusan agama, hukum, keuangan, dan
keamanan harus dengan persetujuan DPR.
Lembaga Pemerintah Nondepartemen
Lembaga Pemerintah Non-Departemen (disingkat LPND) adalah lembaga negara di
Indonesia yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari presiden. Kepala
LPND berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden.
B. Sistem Pemerintahan Malaysia.

Bentuk pemerintahan Negara Malaysia yang berbentuk monarki demokrasi dan/atau monarki
konstitusional yakni menganut sistem pemerintahan kerajaan yang berdasarkan konstitusi bukan
kerajaan mutlak tanpa konstitusi (mornarki absolut). Atau dalam persfektif Malaysia disebut
kerajaan demokrasi berparlimen, demokrasi bermakna rakyat yang berkuasa yaitu kerajaan yang
memerintah dipilih oleh rakyat dan untuk rakyat dan demokrasi berparlimen adalah perwakilan
di mana pendapat rakyat dapat disalurkan melalui wakil-wakil rakyat yang dipilih oleh rakyat
secara langsung melalui pilihan raya. Artinya pelembagaan kemerdekaan 1957 mengekalkan
kedaulatan Raja-raja Melayu. Undang-Undang Dasar Malaysia memiliki sistem federal yang
membagi kekuasaan pemerintahan federal dan pemerintahan negara bagian. Pembagian
kekuasaan ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar Federal. Walaupun undang-undang dasar
menggunakan sistem federal, namun sistem ini berjalan dengan kekuasaan yang besar dari
pemerintah pusat.

Beberapa kewenangan dari pemerintah federal adalah :

a. Urusan luar negeri b. Pertahanan dan Keamanan nasional

c. Kinerja dan kekuasaan federal, dan keamanan sosial.


d. Polisi, Hukum perdata dan hukum pidana
e. Prosedur administrasi keadilan
f. Kewarganegaraan
g. Keuangan
h. industri, perdagangan dan perniagaan
i. pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan
j. perkapalan, navigasi dan perikanan
k. komunikasi dan transportasi

Sedangkan beberapa kewenangan negara bagian di Malaysia antara lain adalah:

a. Hal-hal yang berkaitan dengan praktik agama Islam dalam negara.


b. Hak kepemilikan tanah,
c. Izin pertambangan
d. Pertanian dan eksploitasi hutan
e. Pemerintahan kota
f. Dan kerja publik demi kepentingan negara

Selanjutnya, Sultan dijadikan sebagai kepala negara dengan kekuasaan utam a menjaga tradisi
Islam. Sehingga pelaksanaan undang-undang untuk urusan Islam telah diletakkan dalam perlem
bagaan. Ini menunjukkan secara hokum formal bahwa Islam menjadi agama utama di Malaysia.
Kekuasaan legislasi berada di tangan parlemen sekaligus juga sebagai kekuatan eksekutif.
Sehingga dalam urusan legislasi tidak ada desentralisasi ke negeri-negeri yang ada. Sekaligus
Sultan dan Yang Dipertua setiap negeri bertanggung jawab penuh dalam mengurus tradisi yang
berakar dalam sem angat keislaman. Perlem bagaan Persekutuan yang m enjadi undang-undang
tertinggi m em berikan m andat bahw a hal yang berkaitan dengan hal ihwal agam a Islam
diberikan kepada kewenangan negeri sebagaim ana Jadual Kesembilan Senarai 2 Butir 1. Jika
dibaca bersama dengan Perkara 4 (1) dan 75, maka undang-undang yang berada dalam cakupan
setiap negeri yang disebut Enakmen masih dalam kondisi bersyarat yaitu tidak bertentangan
dengan Undang-undang Persekutuan.

Parlemen dipilih berdasarkan pem ilihan umum mewakili kaw asan tertentu. Sementara
dewan rakyat yang disebut dengan senator diangkat atas usulan negeri-negeri. Wilayah
kekuasaan dibagi ke dalam dua tingkatan yaitu tingkatan federal (persekutuan) dan negeri-negeri.
Pelaksanaan kehakim an diselenggarakan oleh pengadilan yang independen. Baik kekuasaan
eksekutif maupun legislatif tidak memiliki kewenangan dalam penyelenggaraan kehakiman.
Sebagai lembaga yang merdeka dari kekuasaan yang lain, maka pengangkatan hakim agung
dilaksanakan secara internal. Sistem pengadilan m em berikan kewenangan seluas-luasnya
kepada Mahkam ah Syariah untuk mengadili perkara syariah sebagaimana dalam enakmen
masing- masing negeri.

C. Sistem Pemerintahan Singapura.

Sistem pemerintahan Singapura adalah sistem demokrasi parlementer dengan model


westminder. Bentuk negara Singapura adalah parlementer demokratis perwakilan republik.
Kepala negara Singapura adalah Presiden. Pemerintahan dijalankan kabinet yang dipimpin oleh
Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan. Singapura menjalankan sistem multi partai.
Kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh kabinet. Kabinet memiliki kewenangan mengendalikan
pemerintahan dan bertanggung jawab secara kolektif kepada Parlemen. Politik di Singapura telah
didominasi oleh People’s Action Party (PAP) sejak pemilihan umum 1959 ketika Lee Kuan Yew
menjadi perdana menteri pertama Singapura (ketika Singapura memiliki pemerintahan sendiri
dalam Kerajaan Inggris). PAP telah menguasai pemerintahan dan memenangkan setiap pemilu
sejak itu. Singapura meninggalkan Persemakmuran Inggris pada tahun 1963 untuk bergabung
dengan Federasi Malaysia, namun diusir dari Federasi pada tahun 1965 setelah Lee Kuan Yew
tidak setuju dengan pemerintah federal di Kuala Lumpur. Analisa dari politik luar negeri dan
beberapa partai oposisi termasuk Workers’ Party of Singapore dan Singapore Democratic Party
(SDP) berpendapat bahwa Singapura secara de facto merupakan negara dengan satu partai.

Singapura yang merupakan bekas Negara jajahan Inggris menyebabkan singapura


mengadopsi system westminster seperti Inggris yaitu dalam Sistem Westminster kepala negara
secara teoritis dan faktual merupakan kekuasaan tertinggi eksekutif, sedangkan raja hanya
simbolik, jika di Singapura, Perdana Menteri adalah pemegang kekuasaan tertinggi di eksekutif
sedangkan Presidennya hanya simbolik sebagai pengganti raja yang ada di Inggris, system
wesminister mempunya ciri2 antara lain :

a. Perdana Menteri mengangkat menteri yang bertanggung jawab pada parlemen


b. Mengenal adanya partai oposisi
c. Lower House/Common House sebagai penyeimbang pemerintah
d. Parlemen dapat dibubarkan kapan saja
Meski hukum di Singapura diwariskan dari hukum Inggris dan India Britania, dan meliputi
banyak elemen hukum umum Inggris, dalam beberapa kasus hukum ini keluar dari warisan
tersebut sejak kemerdekaan. Contohnya adalah pengadilan oleh juri dihapuskan. Singapura
memiliki hukum dan penalti yang meliputi hukuman korporal yudisial dalam bentuk
pencambukan untuk pelanggaran seperti pemerkosaan, kekerasan, kerusuhan, penggunaan obat-
obatan terlarang, vandalisme properti, dan sejumlah pelanggaran imigrasi. Singapura juga
memiliki hukuman mati wajib untuk pembunuhan tingkat pertama, penyelundupan obat-obatan
terlarang, dan pelanggaran senjata api. Amnesty International mengatakan bahwa "serangkaian
klausa dalam Undang-Undang Penyalahgunaan Obat-Obatan Terlarang dan Undang-Undang
Pelanggaran Senjata Api berisi dugaan bersalah yang bertentangan dengan hak dianggap tidak
bersalah hingga terbukti bersalah dan mengikis hak pengadilan yang adil", dan memperkirakan
bahwa Singapura memiliki "kemungkinan tingkat eksekusi tertinggi di dunia bila dibandingkan
dengan jumlah penduduknya". Pemerintah menyatakan bahwa Singapura memiliki hak berdaulat
untuk menentukan sistem yudisialnya dan memaksakan sesuatu yang dianggap sebagai hukuman
yang pantas.

2. Analisis Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia, Singapura dan Malaysia.

Indonesia, Malaysia dan singapura merupakan negara serumpun yang terletak di Kawasan
Asia Tenggara. Meskipun tiga negara tersebut masih dalam satu rumpun, akan tetapi system dan
bentuk pemerintahannya memiliki perbedaan. Indonesia sebagai bekas jajahannya Belanda,
menganut tradisi kebiasaan civil law system, Malaysia yang bekas jajahan inggris menganut
system kebiasaan inggris yaitu common law system serta Malaysia juga menganut prinsip islam
dalam system ketatanegaraannya. Dan sedangkan singapura meskipun ia jajahan inggris dan
tetap mengadopsi system westminter, akan tetapi keluar dari warisan tersebut sejak
kemerdekaan. Karena itu membandingkan sistem hukum Indonesia dengan hukum Malaysia dan
sigapura merupakan kajian yag menarik untuk menelaah sisi kelemahan dan kelebihan sistem
hukum ketiga negara, khususnya dalam sistem ketatanegaraan kedua negara termasuk di
dalamnya sistem peradilannya.

Bentuk negara dari tiga negara tersebut memiliki perbedaan, Indonesia berbentuk negara
kesatuan yang ditegaskan dalam konstitusi pada Pasal 1 Ayat 1 UUD NRI tahunn 1945 yang
bunyinya bahwa Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk republic dengan
kepala negara Presiden. Malaysia sendiri berbentuk negara federal dengan system monarki
demokrasi, kepala negaranya disebut yang di-Pertuan Agung. Sedangkan, singapura menganut
system demokrasi parlementer dengan kepala negara presiden dan kepala pemerintahan yaitu
Perdana menteri.

Dalam kekuasaan legislative, Indonesia sebagai demokrasi dijalankan Oleh DPR yang
bersifat merdeka yang berarti bahwa Presiden tidak bisa membubarkan parlemen begitu saja, di
Malaysia Parlimen adalah kuasa yang tertinggi dan melambangkan demokrasi negara, Parlimen
ialah badan perundangan Malaysia, berfungsi sebagai badan menggubal undang-undang.
Berbeda dengan Indonesia, Dalam kuasa parlimen Yang diPertuang Agong berkuasa untuk
memanggil, menangguh dan membubarkan Parlimen dan di singapura hamper sama dengan
Indonesia.

Kekuasan yudikatif di Indonesia dipegang oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi
dalam Pasal 24 ayat (1) dan (2) UUD NRI Tahun 1945 disebutkan ayat (1) “kekuasaan
kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan. Ayat (2) “ kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah
Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan
umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata
usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Berbeda dengan Malaysia yang kekuasaan
kehakimannya ditangan Raja, di Indonesia kekuasaan kehakiman memiliki kekuasaan yang
merdeka tidak dapat di intervensi oleh kekuasaan eksekutif maupun legislatif. Singapura,
Kekuasaan yudikatifnya dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan dibawahnya.

Konsep demokrasi ini dipraktikkaan di seluruh dunia secara berbeda-beda dari suatu Negara
ke Negara lain bahkan dalam negara tetangga sekalipun. Setiap Negara dan bahkan setiap orang
menerapkan definisi dan kriterianya sendiri-sendiri mengenai demokrasi itu. Dari analisa 3
negara tersebut dengan mengadopsi trias politica jelas bahwa dalam sistem pemerintahan tiga
negara ini tidak bisa dikatakan sedikit sama, jelas perbedaan tersebut bisa kita lihat dari bentuk
pjika kita menganlisisnya dengan seksama Perbedaan sistem pemerintahan tiga negara tersebut
dilatarbelakangi oleh beberapa faktor seperti Faktor sejarah, yang mana setiap negara memiliki
sejarah masing-masing, misalnya sekalipun Indonesia pernah dijajah oleh Belanda maupun
inggris, tentu sistem administrasi negaranya berbeda dengan negara yang menjadi penjajah.
Faktor konstitusional yaitu undang-undang dasar yang dijadikan dasar hukum penyelenggaraan
negara. Lalu, Faktor sosial-budaya: keragaman budaya menjadi bagian paling penting untuk
menciptakan kerukunan bermasyarakat dan menciptakan kesejahteraan masyarakat. Dan Faktor
gaya kepemimpinan setiap pemimpin memiliki visi dan misi yang berbeda sehingga
kebijakannya pun berbeda. Serta Faktor politik, sistem politik dan praktik berpolitik menentukan
bentuk dan corak administrasi negara yang berbeda.

KESIMPULAN
Dalam kelembagaan nagara Indonesia, Malaysia dan Singapura memiliki perbedaan baik
dari segi bentuk negara dan sistem pemerintahannya. Indonesia, berbentuk negara kesatuan yang
meliputi pemerintah pusat dan daerah otonom dengan sistem pemerintahan republik dengan
prinsip demokrasi konstitusional, Malaysia yang menganut tipe negara federal yang meliputi
negara federal dan negara bagian dengan menganut sistem pemerintahan monarki demokrasi dan
singapura yang menganut republik parlementer dengan sistem pemerintahan parlementer
unikameral] Westminster yang mewakili berbagai konstituensi. Sedangkan Negara Indonesia,
berbentuk negara kesatuan yang meliputi pemerintah pusat dan daerah otonom dengan sistem
pemerintahan republik dengan prinsip demokrasi konstitusional. Dalam Sistem pembagian
kekuasaan negara Indonesia, Malaysia dan Singapura jika dilihat dari teori Trias politica
memiliki perbedaan. kekuasaan sekaligus yakni kekuasaan eksekutif, kekuasaan legislatif dan
kekuasaan Yudikatif. Di Indonesia ketiga kekuasaan tersebut masing-masing berdiri sendiri,
dimana kekuasaan eksekutif dipegang oleh Presiden, kekuasaan legislatif oleh Dewan
Perwakilan Rakyat dan kekuasaan kehakiman berada di tangan Mahkamah Agung dan
Mahkamah Konstitusi. terlepas dari perbedaan-perbedaan yang ada, dalam system kedaulatan
rakyat itu, kekuasaan tertingi Negara tetap berada di tangan rakyat Negarayang bersangkutan.
Kekuasaan itu pada hakikatnya berasal dari rakyat, dikelola oleh rakyat, dan untuk kepentingan
seluruh rakyat itu sendiri. Jargon yang kemudian dikembangkan sehubungan dengan ini adalah
“kekuasaan itu dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Bahkan, dalam system participatory
democracy, dikembangkan pula tambahan bersama rakyat, sehingga menjadi “kekuasaan
pemerintahan ituberasal dari rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”.

SARAN :

Meskipun dalam prinsip system negara berbeda-beda, diharapkan bahwa pemerintah dalam
pemerintahan selalu konsisten untuk menjalankan pemerintahannya sesuai dengan prinsip yang
dianut dan mengutamakan serta melayani rakyat sesuai dengan pedoman demokrasi. Pada
hakikatnya, kedaulatan rakyat itu, tetap harus dijamin bahwa rakyatlah yang sesungguhnya
pemilik Negara dengan segala kewenangannya untuk menjalankan fungsi kekuasaan Negara,
Rakyatlah yang berwenang merencanakan, mengatur, melaksanakan, dan melakukan
pengawasan serta penilaian terhadap pelaksanaan fungsi-fungsi kekuasaan itu. Dan diharapkan
para Lembaga pemerintahan tetap melaksanakan fungsi-fungsi konstitusionalnya dan menjaga
indenpendensi masing masing Lembaga.

DAFTAR PUSTAKA :

Novianti, Cora Elly,(2013), “Demokrasi dan Sistem Pemerintahan”.jurnal.


Umar, Nasarudin,(t.t), “STUDI HUKUM PERBANDINGAN SISTEM KETATANEGARAAN
MALAYSIA DAN INDONESIA”, Ambon.jurnal.
Wekke, Ismail Suardi,( t.t ), “ Politik, Agama dan Negara : Pemerintahan di
Malaysia”,Sorong.jurnal.
Anngara, Sahya, (2012) “ Perbandingan Administrasi Negara”. Cv Pustaka setia,
Bandung.buku.
Sri, Sumantri (1976) “Sistem-sistem pemerintahan negara-negara Asean”.
Afriansyah, Anggi, (2012). “JATUH BANGUN SINGAPURA MEMBANGUN BANGSA: SUATU
PERBANDINGAN”.jurnal.
Martunus, Reza William,(2015), “SEKULARISME PRAGMATIS SINGAPURA”.Jurnal.
Harahap, Insan Harapan, (2019) “ Analisis Gaya Kepemimpinan Lee Kuan Yew dalam
Mengantarkan Singapura menjadi Negara Maju”. Vol. 2, No. 1, (2019), pp. 1-8,jurnal.
Sasrawan, Hedi (t.t) “Sistem Pemerintahan Singapura”.
Deliarnoor, Nandang Alamsah,(t.t) “Sistem Pemerintahan Indonesia Pra dan Pasca Amandemen
UUD 1945”.jurnal
Ivaniar, Rendy,(t.t) “ANALISIS KONSTITUSI SINGAPURA DALAM KLASIFIKASI
KONSTITUSI DARI CF.STRONG”.
Yani, Ahmad,(2018) “SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA: PENDEKATAN TEORI DAN
PRAKTEK KONSTITUSI UNDANG-UNDANG DASAR 1945”.jurnal.
Adiwilaga, Rendy, Yani Alfian,Ujud Rusdia, (2018) “Sistem Pemerintahan Indonesia”.buku.
Suharto, (t.t) “Sistem Administrasi di Negara Maju”
Usman, Rifai,(2006),” Perbandingan Sistem Pemerintahan Negara Indonesia dengan Negara
Singapura”.

Anda mungkin juga menyukai