Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fitri Nur Azizah

Nim : 6111181156

Kelas : B2

Matkul : Perbandingan Pemerintahan

Dosen Pengampu : Noer Apptika Fuji Lestari, S.IP.,M.Si

1. Perbandingan pemerintahan
Perbandingan Pemerintahan (Blondel) : Mensejajarkan unsur-unsur
pemerintahan baik dalam arti luas maupun dalam arti sempit untuk
mendapatkan persamaan-persamaan dan perbedaanperbedaan dari objek
atau objek-objek tadi dengan alat perbandingannya.
o
Ruang lingkup Studi Perbandingan Pemerintahan memfokuskan
pada unsur-unsuryang berkaitan dengan lembaga-lembaga
pemerintahan, parlemen, prosespembuatan kebijakan publik, partai
politik, kelompok penekan atau kelompokkepentingan, sistem
pemilu, serta norma dan nilai (value) dari sebuah
komunitasmasyarakat yang menjadi prinsip-prinsip dasar budaya
politik dalam sebuh negara.3.
 Dalam Studi Perbandingan Pemerintahan terdapat tiga fase
perkembangan
fokuskajian: (1) Fase konstitusional yang terjadi hingga kira-kira Per
ang Dunia II; (2)Fase behavioralisme (perilaku), terutama selama
tahun 1940-an, 1950-an, dan 1960-an; dan (3) Fase Neo-
institusionalisme, yang dimulai tahun 1970-an
Perbandingan pemerintahan adalah mensejajarkan unsur-unsur
pemerintahan baik dalam arti luas maupun dalam arti sempit untuk
mendapatkan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan dari objek
atau objek-objek tadi dengan alat perbandingannya. Istilah perbandingan
pemerintahan biasanya mengacu pada studi tentang berbagai negara
bangsa di Eropa, dan fokus studi ini adalah tentang lembaga-lembaga
beserta fungsinya dengan penekanan pada lembaga eksekutif, legislatif
dan yudikatif serta berbagai organisasi lain yang terkait seperti partai-
partai politik dan kelompok-kelompok kepentingan serta kelompok
penekan. Sedangkan studi perbandingan politik mempelajari kegiatan-
kegiatan politik dalam cakupan lebih luas termasuk mengenai
pemerintahan dan berbagai lembaganya dan juga aneka organisasi yang
tidak secara langsung berhubungan dengan pemerintahan antara lain suku-
suku bangsa, masyarakat, asosiasi-asosiasi dan bebagai perserikatan.
2. Metode landman
•Contextual Description

Landman menjelaskan karakter utama dari metode N-kecil ini. Pertama,


metode ini berorientasi pada kasus (case-oriented ), dan tidak
berorientasipada variabel (variable-oriented ). Hal ini dikarenakan fokus
analisis dari metode N-kecil lebih banyak pada peristiwa khusus dan pada
variasi dalam perkembangan politikdalam setiap negara (variabel-variabel
yang bersifat mikro).

Kedua, metode ini melakukandeskripsi atas beberapa negarasecara lebih


intensif. Kajian yang menggunakan metode N-kecil tidak dilakukan
secarameluas di banyak negara, namun lebih dalam waktu yang panjang
dan berubah-ubahdan melintasi sub-unit nasional dalam sejumlah
kecil negara. Dengan demikian, metodeini memungkinkan seorang
peneliti untuk lebih mendalam dalam pengambilan sampel.Karena
memberikan batasan pada jumlah negara yang diperbandingkan,
metodeini juga tidak berorientasi pada generalisasi yang luas. Namun, met
ode ini memberikanpemahaman yang lebih mendalam atas karakteristik
dan fenomena di suatu negara yangmenjadi subjek analisa

•Classification

Most similar systems design atau MSSD Berusaha


untuk membandingkan beberapa negara yang memiliki kesamaandalam
hal sejarah, budaya dan institusi politik. Mssd cenderung
menyampingkanperbedaan yang ada pada setiap negara yang menjadi
obyek perbandingan. Lebih jauh,mssd berusaha untuk mengidentifikasi
karakteristik kunci yang berbeda di antaraberbagai negara secara umum
terlihat memiliki kesamaan. Tidak sedikit ilmuwanpolitik yang
menggunakan mssd. Salah satunya adalah studi yang dilakukan
olehkudrle dan marmor (1981) di mana mereka berusaha untuk
menjelaskan perbedaandalam program jaminan sosial antara kanada dan
amerika serikat. Kedua negara inisecara umum memiliki karakter yang
sama.
•Hypothesis Testing
o •Bertujuan membangun penjelasan tentang hubungan sebab-akibat
atau pengaruh tentang suatu fenomena.
o •Melalui cara ini, dimungkinkan untuk membangun generalisasi tentang
suatu fenomena.
•Prediction
Bertujuan membuat prediksi tentang hasil/dampak yang ditimbulkan dari suatu
fenomena berdasarkan generalisasi yang dibuat terlebih dahulu. •Atau membuat
klaim/pernyataan tentang masa depan/kecenderungan suatu fenomena. •Prediksi
tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan probabilitas, misalnya ; negara-negara
dengan sistem pemilu proporsional cenderung memiliki banyak partai politik.
3. Perbandingan sistem pemerintahan Indonesia dan Malaysia
Sistem Pemerintahan Indonesia

Indonesia menjalankan pemerintahan republik presidensial


multipartai yang demokratis. Seperti pada negara demokrasi lainnya,
sistem politik di Indonesia didasarkan pada Trias Politika yaitu kekuasaan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Kekuasaan legislatif dipegang oleh
sebuah lembaga bernama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) terdiri atas dua kamar
(bicameral) yakni anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan anggota
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dipilih melalui pemilihan umum
dan diatur lebih lanjut dengan undang-undang. Majelis Permusyawaratan
Rakyat terdiri dari 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang
merupakan wakil rakyat melalui partai politik, ditambah dengan 132
anggota Dewan Perwakilan Daerah yang merupakan wakil provinsi dari
jalur independen. Anggota DPR dan DPD dipilih melalui pemilu dan
dilantik untuk masa jabatan 5 tahun. Beberapa kewenangan Majelis
Permusyawaratan Rakyat adalah mengubah dan menetapkan

UndangUndang Dasar,18 melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden,19


dan MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau wakil presiden
dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (selanjutnya akan disingkat
mehjadi NKRI) seJak kemerdekaaanya memiiih sistem politik demoicrasi.
Hal ini terlihat dengan jelas pada ideologi ketatanegaraan yaitu Pancasila.
Demokrasi Pancasila memiliki watak demokrasi secara umum atau
universal. Watak universal Demokrasi Pancasila seperti tampak pada
pengakuan atas prinsip kedaulatan di tangan rakyat, kebebasan,
persamaan, kemajemukan, dan pentingnya kesejahteraan bagi rakyat.

Sistem Pemerintahan Malaysia


Sistem Pemerintahan Malaysia Federasi Malaysia dibentuk 16
September 1963, terdiri dari Federasi Malaya, Serawak,
Sabah,danSingapura (Singapura kemudian berdiri sendiri pada Agustus
1965). Saat ini Federasi Malaysia terdiri daritiga belas negara bagian.
Konstitusi Malaysia menetapkan sistem pemerintahan federal di bawah
monarki konstitusional.
Kepala Negara Malaysia adalah raja yang dipilih di antara raja-raja
yang menjadi anggota federasi. Kepala negara Malaysia disebut "yang di-
pertuan agung," yang dipilih olehdan diantaramajelis raja-raja yang terdiri
dari sembilan raja yang tumntemurun diSemenanjung Malaya, yaitu Sultan
Johor, Kedah, Kelantan, Penang, Perak, Selangor, Trengganu, Raja Perils,
dan Negeri Sembilan. Masa Jabatan yang di-pertuan agung adalah lima
tahun.
Kekuasaan eksekutif berada di tangan perdana menteri. Cabinet
bertanggung jawab kepada Badan Legislatif yang bersifat bikameral
(terdiri dari dewan negara dan dewan rakyat). Perdana menteri ditunjuk
oleh yang dl-pertuan agung. menteri ditunjuk oleh yang di-pertuan agung
atas rekomendasi perdana mentefrl. Kekuasaan pemerintah federal
meliputi urusan luarnegeri, pertahanan, keamanan dalam negeri,
kehakiman, keuangan, Industri, perdagangan,komunikasi, transportasi.
Kekuasaan kehakiman diserahkan kepada Mahkamah Federal yang
mempunyai yurisdiksl memeriksa perkara banding. Di bawah Mahkamah
Federal terdapat Mahkamah tinggi. Di bawahMahkamah Tinggi terdapat
Session Court dan Magistrate.
Malaysia mengadopsi sistem demokrasi parlementer di bawah
pemerintahan monarki konstitusional. Malaysia dipimpin oleh Seri Paduka
Baginda Yang di-Pertuan Agong yang dipilih dari sembilan sultan negeri
Melayu untuk menjabat selama lima tahun sebagai Kepala Negara dan
Pemerintah Tertinggi Angkatan Bersenjata.

Anda mungkin juga menyukai