Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pemerintahan suatu negara berguna bagi negara lain. Salah satu keguanaan penting sistem
pemerintahan suatu negara adalah menjadi bahan perbandingan bagi negara lain. Jadi, negara-
negara lainpun dapat mencari dan menemukan beberapa persamaan dan perbedaan antara sistem
pemerintahannya.

Tujuan selanjutnya adalah negara dapat mengembangkan suatu sistem pemerintahan yang
dianggap lebih baik dari sebelumnya setelah melakukan perbandingan tadi. Mereka bisa pula
mengadopsi sistem pemerintahan negara lain sebagai sistem pemerintahan negara yang
bersangkutan. Sistem pemerintahan negara-negara di dunia ini berbeda-beda sesuai dengan
kondisi sosial budaya dan politik yang berkembang di negara yang bersangkutan. Fungsi dari
membandingkan dua objek adalah agar mengetahui apakah diantara keduanya terdapat
persamaan dan perbedaan, jika memang ada, bagaimana dan seperti apa. Pembahasan kali ini
akan mengupas perihal perbandingan sistem tata pemerintahan antara negara Indonesia dan
Negara Jepang. Sebelum masuk pada pokok bahasan terlebih dahulu akan kita bahas mengenai
perbandingan sistem tata pemerintahan diantara keduanya. Yang dimaksudkan dengan
memperbandingkan di sini ialah mencari dan mensinyalir perbedaan-perbedaan serta persamaan-
persamaan dengan memberi penjelasannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan ulasan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas yaitu:

1.Bagaimana Sistem Administrasi Negara Indonesia?

2.Bagaimana Sistem Administrasi Negara Jepang?

3.Bagaimana Perbandingan Negara Indonesia Dengan Negara Jepang?

4.Bagaimana Persamaan dan Perbedaan Kedua Negara Tersebut?

5.Bagaimana Kelemahan dan Kelebihan Kedua Negara Tersebut?


1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan sebagai berikut:

1.Untuk Mengetahui Bagaimana Sistem Adimistrasi Negara Indonesia?

2.Untuk Mengetahui Bagaimana Sistem Administrasi Negara Jepang?

3.Untuk Mengrtahui Bagaimana Perbandingan Negara Indonesia Dengan Negara Jepang?

4.Untuk Mengrtahui Bagaimana Persamaan dan Perbedaan Kedua Negara Tersebut?

5.Untuk Mengrtahui Bagaimana Kelemahan dan Kelebihan Kedua Negara Tersebut?


BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Sistem Administrasi Negara Indonesia


Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI)
Upaya pembangunan administrasi negara yang pada hakekatnya merupakan
penyempurnaan sistem dan proses dalam penyelenggaraan kebijakan negara, bertujuan
untuk meningkatkan kapasitas administrasi negara, untuk mendukung kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan negara. Melalui pengkajian dan penelitian dilaksanakan
pula pengembangan keilmuan administrasi negara disesuaikan dengan perkembangan
lingkungan stratejik dan nilai-nilai yang terkandung dalam peraturan perundangan yang
berlaku. Dinamika perubahan kebijakan negara yang termuat dalam berbagai bentuk dan
tingkatan peraturan perundangan, akan berimplikasi pada sistem administrasi negara di
Indonesia. Perubahan tersebut perlu terus dipantau dan didokumentasikan secara
sistematis dan terintegrasi dalam sebuah dokumen kebijakan sebagai acuan bagi
Penyelenggara Negara, baik di tingkat Pusat maupun Daerah, yang tugasnya berkaitan
dengan penyelenggaraan dan pengembangan Sistem Administrasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia (SANKRI). Atas dasar tuntutan kebutuhan tersebut, Lembaga
Administrasi Negara (LAN) menyusun makalah ini untuk melaksanakan salah satu
fungsinya membina dan mengembangkan SANKRI.

SANKRI sebagai sistem penyelenggaraan negara dan/atau sistem penyelenggaraan


pemerintahan negara, sebagaimana halnya suatu sistem terdiri dari subsistem-subsistem atau
unsur-unsurnya. Seperti sistem lainnya, administrasi negara sebagai sistem, pada pokoknya
terdiri dari unsur nilai, struktur dan proses. Perbedaan SANKRI sebagai sistem
penyelenggaraan negara dan SANKRI sebagai sistem penyelenggaraan pemerintahan negara
ialah dalam hal unsur struktur dan prosesnya, sedangkan unsur nilainya sama.

- Unsur nilai, dapat pula disebut sistem nilai, meliputi landasan atau dasar negara yaitu
Pancasila, cita-cita negara (nasional) dan tujuan negara (nasional), kesemuanya telah
dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945, yang tetap tidak berubah walaupun UUD 1945
telah diadakan perubahan. Berbagai unsur nilai dimaksud diantaranya adalah:
 Pancasila, sebagai landasan atau dasar negara mengandung 5 (lima) prinsip:
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
dan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (alinea ke 4 Pembukaan
UUD 1945). Pancasila juga merupakan falsafah hidup atau pandangan hidup yang
mempersatukan bangsa, dan memberi petunjuk dalam upaya mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan lahir batin dalam masyarakat Indonesia yang beraneka ragam;

 Cita-cita negara (nasional), yaitu Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur (alinea ke 3). Cita-cita negara/nasional ini disebut juga sebagai visi ideal
Indonesia;

 Tujuan negara (nasional), yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial (alinea ke 4). Jika cita-cita nasional merupakan visi ideal, maka tujuan
negara/nasional dapat juga disebut sebagai misi ideal

Sistem pemerintahan adalah sistem yang dimiliki suatu negara dalam mengatur
pemerintahannya. Sesuai dengan kondisi negara masing-masing, sistem ini dibedakan menjadi:
Presidensial, Parlementer, Semipresidensial, Komunis, Demokrasi liberal dan Liberal. Sistem
pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun
di  beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem  pemerintahan yang
dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai
fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Secara luas berarti sistem
pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun
minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik,  pertahanan, ekonomi,
keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana
seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut.
1.2 Sistem Administrasi Negara Jepang

Bentuk negara Jepang sendiri adalah sebuah negara yang monarki konstitusional yang
sangat membatasi kekuasaan Kaisar Jepang. Mengenai sistem pemerintahan, Jepang
menjalankan sistem pemerintahan parlementer, sama seperti yang dijalankan di Negara Inggris
dan Kanada. Sejak tahun 1947 di Jepang mulai berlaku sebuah konstitusi atau Undang-Undang
Dasar yang didasarkan pada tiga prinsip, yaitu : kedaulatan rakyat, hormat terhadap hak - hak
asasi manusia, dan penolakan perang.

Jepang adalah sebuah negara kepulauan yang didirikan oleh Kaisar Jimmu pada abad ke-7 SM.
Jepang merupakan sebuah negara yang paling disegani di wilayah Asia karena memiliki
teknologi yang jauh lebih maju dibanding dengan negara-negara di sekitarnya. Di Jepang
terdapat 47 pemerintah daerah tingkat prefektur (setingkat provinsi) dan memiliki lebih dari 3300
pemerintah daerah pada tingkat bawah. Para kepala pemerintah daerah tersebut dipilih oleh
rakyat setempat melalui pemilihan. Jepang menganut sistem negara monarki konstitusional yang
sangat membatasi kekuasaan Kaisar Jepang. Sebagai kepala negara seremonial, kedudukan
Kaisar Jepang diatur dalam konstitusi sebagai "simbol negara dan pemersatu rakyat". Kekuasaan
pemerintah berada di tangan Perdana Menteri Jepang dan anggota terpilih Parlemen Jepang,
sementara kedaulatan sepenuhnya berada di tangan rakyat Jepang. Kaisar Jepang bertindak
sebagai kepala negara dalam urusan diplomatic.

Kokkai ( 国 会 ) adalah nama parlemen Jepang. Parlemen Jepang terdiri dari dua majelis :
Majelis Rendah Jepang ( 衆議院 shūgi'in) dan Majelis Tinggi Jepang ( 参議院 sangi'in). Kedua
majelis dipilih secara langsung melalui sistem pemilihan paralel. Di samping memutuskan
undang-undang, Kokkai bertanggung jawab memilih Perdana Menteri Jepang. Menurut
Konstitusi Jepang, Kokkai adalah "aparatur kekuasaan negara tertinggi" dan "satu-satunya
aparatur negara yang menciptakan undang-undang" di Jepang. Selain undang-undang,
anggota parlemen juga bertugas dalam menyetujui anggaran negara dan meratifikasi
perjanjian

negara.Kabinet Jepang beranggotakan Perdana Menteri dan para menteri. Perdana Menteri
adalah salah seorang anggota parlemen dari partai mayoritas di Majelis Rendah. Partai Demokrat
Liberal (LDP) berkuasa di Jepang sejak 1955, kecuali pada tahun 1993. Pada tahun itu terbentuk
pemerintahan koalisi yang hanya berumur singkat dengan partai oposisi. Partai oposisi terbesar
di Jepang adalah Partai Demokratik Jepang.

Kaisar Akihito adalah Kaisar Jepang yang sekarang. Kaisar Akihito naik takhta sebagai kaisar
ke-125 setelah ayahandanya, Kaisar Hirohito mangkat pada 7 Januari 1989. Upacara kenaikan
tahta Kaisar Akihito dilangsungkan pada 12 November 1990. Putra Mahkota Naruhito, menikah
dengan Putri Mahkota Masako yang berasal dari kalangan rakyat biasa, dan dikaruniai anak
perempuan bernama Aiko (Putri Toshi). Adik dari Putra Mahkota Naruhito bernama Pangeran
Akishino, menikah dengan Kiko Kawashima yang juga berasal dari rakyat biasa. Pangeran
Akishino memiliki dua anak perempuan (Putri Mako dan Putri Kako), serta anak laki-laki
bernamaPangeran Hisahito.

1.3 Pebandingan Negara Republik Indonesia Dengan Negara Jepang

- Negara Indonesia
A. Konstitusi Negara
Pancasila sebagai Ideologi Negara Indonesia Secara etimologis, Ideologi berasal dari bahasa
Yunani yaitu idea dan logia. Idea berasal dari idein yang berarti melihat. Idea juga diartikan
sesuatu yang ada di dalam pikiran sebagai hasil perumusan sesuatu pemikiran atau rencana. Kata
logia mengandung makna ilmu  pengetahuan atau teori, sedang kata logis berasal dari kata logos
dari kata legein yaitu berbicara.
Istilah ideologi sendiri pertama kali dilontarkan oleh Antoine Destutt de Tracy (1754  –  1836),
ketika bergejolaknya Revolusi Prancis untuk mendefinisikan sains tentang ide. Jadi dapat
disimpulkan secara  bahasa, ideologi adalah pengucapan atau pengutaraan terhadap sesuatu yang
terumus di dalam pikiran.Dalam tinjauan terminologis, ideology is Manner or content of thinking
characteristic of an individual or class (cara hidup/ tingkah laku atau hasil pemikiran yang
menunjukan sifat-sifat tertentu dari seorang individu atau suatu kelas).

Ideologi adalah ideas characteristic of a school of thinkers a class of society, a plotitical party or
the like (watak atau ciri-ciri hasil pemikiran dari pemikiran suatu kelas di dalam masyarakat
atau partai politik atau pun lainnya). Ideologi ternyata memiliki beberapa sifat, yaitu dia harus
merupakan pemikiran mendasar dan rasional. Kedua, dari pemikiran mendasar ini dia harus bisa
memancarkan sistem untuk mengatur kehidupan. Ketiga, selain kedua hal tadi, dia juga harus
memiliki metode praktis bagaimana ideologi tersebut bisa diterapkan, dijaga eksistesinya dan
disebarkan. Pancasila dijadikan ideologi dikerenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah
mendasar dan rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai dasar dalam mengatur
kehidupan bernegara. Selain itu,

B. Pancasila

juga merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah
sebuah desain negara moderen yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia
kemudian nilai kandungan Pancasila dilestarikan dari generasi ke generasi. Pancasila pertama
kali dikumandangkan oleh Soekarno pada saat berlangsungnya sidang Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia (BPUPKI). Pada pidato tersebut,

Soekarno menekankan pentingnya sebuah dasar negara. Istilah dasar negara ini kemudian
disamakan dengan fundamen, filsafat,  pemikiran yang mendalam, serta jiwa dan hasrat yang
mendalam, serta  perjuangan suatu bangsa senantiasa memiliki karakter sendiri yang  berasal dari
kepribadian bangsa. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Pancasila secara formal yudiris
terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD 1945. Di samping pengertian formal menurut hukum
atau formal yudiris maka Pancasila juga mempunyai bentuk dan juga mempunyai isi dan arti
(unsur-unsur yang menyusun Pancasila tersebut). Tepat 64 tahun usia Pancasila, sepatutnya
sebagai warga negara Indonesia kembali menyelami kandungan nilai-nilai luhur tersebut.

C. Ketuhanan (Religiusitas)

  Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan sesuatu yang
dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia. Memahami Ketuhanan sebagai
pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang beketuhanan, yakni membangun
masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai ridlo Tuhan dalam
setiap perbuatan baik yang dilakukannya. Dari sudut pandang etis keagamaan, negara berdasar
Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduknya untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-
masing. Dari dasar ini pula, bahwa suatu keharusan bagi masyarakat warga Indonesia menjadi
masyarakat yang  beriman kepada Tuhan, dan masyarakat yang beragama, apapun agama dan
keyakinan mereka.

D. Kemanusiaan (Moralitas)

Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang keteraturan,
sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk menjadi manusia
sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju peradabannya tentu lebih mudah
menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan
masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum universal. Kesadaran inilah yang menjadi
semangat membangun kehidupan masyarakat dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan
dengan usaha gigih, serta dapat diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni
penuh toleransi dan damai.

E. Persatuan (Kebangsaan) Indonesia

Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran Indonesia dan
bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk
mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Marauke. Persatuan
Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi
upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. Negara Kesatuan Republik
Indonesia terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri dari bermacam-macam
kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi justru
dijadikan persatuan Indonesia.

F. Permusyawaratan dan Perwakilan

Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan orang lain, dalam
interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu sama lain atas dasar tujuan
dan kepentingan bersama. Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk
membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia modern, yakni
kerakyatan yang mampu. mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau berada dalam kancah
pergolakan hebat untuk menciptakan perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah
kondisi sosial yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa,
dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan aliran tertentu yang
sempit.

G. Keadilan Sosial

Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak berpihakkan,
keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa. Itu semua bermakna
mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara organik, dimana setiap anggotanya
mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang serta belajar hidup pada
kemampuan aslinya. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan
peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.

- Negara Jepang
A. Hakko Ichiu sebagai Ideologi Negara Jepang

Shinto adalah agama asli Jepang yang berakar pada kepercayaananimis Jepang kuno. Kata
Shinto berasal dari bahasa Tionghoa, “Shen” artinya roh, “Tao” berarti jalannya dunia, bumi, dan
langit.

1) Dengan demikian Shinto berarti perjalanan roh yang baik. Menurut Shinto, Hakko Ichiu itu
diperintahkan oleh Jimmu Tenno (Tenno pertama ± 660 SM) sebagai dewa kepada bangsa
Jepang untuk membentuk kekeluargaan yang meliputi seluruh dunia. Hakko Ichiu dianggap
sebagai titah dewa yang harus dilaksanakan. Selanjutnya Hakko Ichiu diterangkan bahwa bangsa
Jepang merupakan keluarga yang sah, sedangkan bangsa-bangsa lain tidak, karena itu Jepang
boleh memperlakukannya dengan sewenang-wenang. Sebagai keluarga yang sah, Jepang berhak
atas seluruh dunia agar dunia dapat disusun sebagai satu kekeluargaan. Sejak Restorasi Meiji
(1868), agama Shinto dijadikan agama negara dan mendapat kedudukan istimewa dalam
pemerintahan. Pejabat-pejabat Shinto mendapat kedudukan penting dalam kabinet, dan doktrin-
doktrin yang didasarkan pada Shinto dipropagandakan oleh pemerintah. Isi Hakko Ichiu
dimodifikasi agar sesuai dengan kebutuhan pada masa itu. Isinya Hakko Ichiu sebagai berikut:

1. Jepang adalah pusat dunia dan Kaisar sebagai pemimpinnya. Kaisar adalah Dewa di dunia
yang mendapat kedewaannya dari Amaterasu Omikami langsung.

2.Kami (dewa), melindungi Jepang dengan segala kekuatannya. Hal ini menjadikan Jepang
superior, lebih kuat, istimewa dibanding negara lain di dunia.

3.Semua hal tersebut adalah dasar dari Kodoshugisa (jalan Kekaisaran) sehingga Jepang
memiliki misi suci untuk menjadikan dunia sebagai satu keluarga dengan Jepang sebagai
pemimpin. Menurut Hasbulla Bakri bahwa agama Shinto ini memang mempunyai kelebihan,
yakni dapat menarik hati golongan atas karena kekolotan mereka, dan dapat menarik hati
golongan bawah karena takhyul mereka. Itulah sebabnya agama Shinto sering digunakan sebagai
alat poltik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hakko Ichiu (dunia sebagai satu
keluarga) adalah ajaran Shinto yang mengatakan bahwa Jepang harus menyusun dunia ini
sebagai satu “keluarga besar”, dan Jepang bertindak sebagai “kepala keluarga”. Ajaran Hakko
Ichiu ini tentunya tak dapat terlaksana tanpa kemajuan yang telah dicapai oleh Jepang, terutama
dalam bidang perdagangan dan industri. Ajaran tersebut telah ada sejak tahun 660 SM yang
merupakan perintah dari Tenno, namun pada kenyataannya nanti pada abad ke-19 Jepang
menjadi negara imperialis. Hal ini menunjukkan bahwa kemajuan yang dicapai setelah Restorasi
Meiji merupakan faktor utama yang menyebabkan Jepang menjadi negara imperialis.

1.4 Persamaan dan Perbedaan Sistem Pemerintahan Indonesia dan Jepang

Secara lompatan sejarah, maka Jepang melakukan lompatan yang sangat jauh dan cepat
perkembangannya, sejak pra sejarah, zaman klasik,  pertengahan sampai zaman modern Jepang
memberikan sebuah pelajaran  bagi dunia tentang bagaimana cara bangkit dari kehancuran dan
melompat dengan cepat dan dengan jarak yang jauh, (Kaizen, perbaikan terus menerus).

Jepang modern, memiliki konsep demokrasi yang khas, “dengan ini memproklamasikan bahwa
kekuasaan tertinggi terletak ditangan rakyat” adalah bunyi bagian dari Pembukaan Konstitusi
Jepang. Namun di tengah konsep demokrasi itu, konsep Kekaisaran masih tetap dipertahankan
(monarkhi konstitusional ).

“Kaisar harus merupakan lambang dari negaradan dari persatuan rakyat, yang memperoleh
kedudukannya dari kehendak rakyat yang memegang kedaulatan tertinggi.”

 (Pasal 1 Konstitusi Jepang). Jepang adalah anti Perang. Pasal 9 Bab II tentang Penolakan
Terhadap Perang, yang berbunyi: Paragraf pertama “Dengan mencita-citakan secara  sungguh-
sunguh akan suatu perdamaian internasional yang didasarkan atas keadilan dan ketertiban, rakyat
Jepang selama-lamanya menolak perang  sebagai suatu hak berdaulat dari bangsa serta ancaman
atau  penggunaan dari kekuatan sebagai sarana-sarana penyelesaian perselisihan internasional.”
Paragraf kedua: “Agar supaya untuk melengkapi sasaran dari  paragraphsebelumnya, angkatan-
angkatan darat, laut dan udara, demikian  pula potensi perang lainnya, tidak akan dipelihara Hak
mengenai pernyataan  perang dari  pemerintah tidak akan dikenal”.

 Sehingga dengan ini Jepang disebut sebagai  Negara Demokrasi Pasifis Jepang menganut Sistem
Pemerintahan Parlementer, dengan argumnetasi:  Pertama, Kabinet Jepang dipimpin oleh
Perdana Menteri yang dibentuk oleh atau atas dasar kekuatan dan atau kekuatan-kekuatan yang
menguasai parlemen. (Pasal 66 Konstitusi Jepang),

Kedua,Para anggota kabinet Jepang mayoritas harus dipilih dari antara anggota-anggota
parlemen (Diet). (Pasal 68 Konstitusi Jepang),

Ketiga,Kabinet dengan ketuanya bertanggungjawab kepada parlemen. Apabila kabinet atau


seorang atau beberapa orang anggotanya mendapat mosi tidak percaya dari parlemen, maka
kabinet atau seorang atau beberapa orang daripadanya harus mengundurkan diri.(Pasal 66 dan
69 Konstitusi Jepang),

Keempat,Sebagai imbangan dapat dijatuhkannya kabinet, maka Kaisar Jepang dengan saran atau
nasehat perdana menteri dapat membubarkan parlemen. (Pasal 7 Konstitusi Jepang),

Kelima,Hubungan yang erat antara Legislatif (parlemen) dengan Eksekutif. Dimana kabinet
hanya hanya bisa menjalankan program bila ada persetujuan dari parlemen.

Keenam,Adanya hubungan saling ketergantungan (interdependensi).

Ketujuh,Sifat hubungan antara Eksekutif dan Legislatif bersifat Sub danSupra ordinatif.

(Pasal 41 Konstitusi Jepang) Ketatanegaraan Indonesia setelah Amandemen UUD 1945


melahirkan perubahan yang sangat besar dimana UUD 1945 setelah perubahan memunculkan
lembaga-lembaga baru seperti Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, Komisi Pemilihan
Umum, dan Bank Indonesia. DPR juga dipertegas kewenangannya baik dalam fungsi legislasi
maupun fungsi pengawasan. Aturan tentang BPK ditambah. MPR berubah kedudukannya dari
lembaga tertinggi negara menjadi lembaga join session antara DPR dan DPD (bicameral ). DPA
dihapus karena dilihat fungsinya tidak lagi strategis. Amandemen UUD 1945 telah memberikan
nilai pergeseran yang sangat berarti dan besar dalam penyelenggaraan sistem ketatanegaraan
Indonesia yang mencoba untuk lebih demokratis. Hal ini terlihat jelas dalamPasal 1 ayat (2)
UUD 1945 perubahan ketiga, dinyatakan bahwa “kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.Kerangka pemikiran tersebut diatas telah
memperkuat system pemerintahan Presidensiil di Indonesia, dengan mengubah pola hubungan
antara lembaga-lembaga tinggi negara. MPR yang pasca amandemen UUD 1945 merupakan
join  session antara DPR dan DPD merubah paradigma sistem lembaga perwakilan rakyat
Indonesia yang lama, sehingga sekarang Indonesia menganut sistem dua kamar (bicameral )
yang mana pada sistem ini dikenal dua badan terpisah, seperti DPR dan Senat, atau Majelis
Tinggi dan Majelis Rendah. Dengan dua majelis yang terpisah ini lebih menguntungkan karena
menjamin kualitas  produk legislatif dan pengawasan atas eksekutif dapat dilakukan dua kali
(double check ), menurut Harun Alrasid, susunan MPR dengan sistem dua kamar ini bisa
merumuskan tugas dan wewenang lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif lebih fundamental
dan lebih efektif dibandingkan dengan mengusulkan reposisi lembaga MPR, DPR, dan
kepresidenan; apakah menganut trias politica murni atau tidak dalam pembagian kekuasaan dan
kewenangan lembaga-lembaga negara. Perubahan dari sistem satu kamar (unicameral ) menjadi
dua kamar (bicameral ) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan sistem  pemilihan
Presiden secara langsung oleh rakyat. Karena pada dasarnya,  prinsip tersebut menurut Suwoto
berkaitan dengan ketentuan pola hubungan antar lembaga yang meliputi pada proses
pembentukan dan  pengawasan kabinet, pertanggungjawaban kebijakan, serta pemberhentian
Presiden dalam masa jabatan. Dengan ketentuan tentang “impeachment” ini maka akan semakin
jelas tentang perbedaan mekanisme pemberhentian dalam masa jabatan yang dilakukan oleh
parlemen terhadap Presiden.

Perbandingan Sosial Budaya Indonesia dengan Jepang 
1.Tradisi Penamaan di Jepang
  Nama di Jepang terdiri dari dua bagian : family name dan first name. Nama ini harus d
icatatkan di kantor pemerintahan (kuyakusho), selambat-lambatnya 14 hari setelah seor
ang bayi dilahirkan. Semua orang di Jepang kecuali keluarga kaisar, memiliki nama kel
uarga.Tradisi

Anda mungkin juga menyukai