Anda di halaman 1dari 87

BAHAN DISKUSI

PENGANTAR HUKUM INDONESIA

JUDUL

SISTIM ADMINISTRASI NEGARA YANG SISTEMATIS

KELOMPOK 8

1. SUPENDI
2. SANDY
3. SILVI
4. RAFIQI
5. SYARIFUDIN
APA ITU SISTIM ADMINISTRASI NEGARA ? ( bahan ke 1 )

Bagi Indonesia sebagai suatu negara kesatuan dengan sistem pemerintahan yang
berbentuk republik, yang demokratis dan konstitusional adalah tepat apabila sistem
administrasi negaranya itu disebut sebagai Sistem Administrasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia (SANKRI) dan berperan sebagai sistem penyelenggaraan
kebijakan negara
Menurut Lembaga Administrasi Negara, Sistem administrasi negara republik Indonesia adalah sistem
administrasi negara yang dipraktekkan untuk mendukung penyelenggaraan NKRI agar upaya bangsa
Indonesia dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan NKRI dapat terlaksana secara berdaya guna dan
berhasil guna. Sistem administrasi negara Indonesia merupakan penjabaran dan pengamalan nilai-nilai
pancasila dan UUD 1945, untuk penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan untuk
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

  Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI) secara luas memiliki arti Sistem
Penyelenggaraan Negara Indonesia menurut UUD 1945, yang merupakan sistem penyelenggaraan
kehidupan negara dan bangsa dalam segala aspeknya, sedangkan dalam arti sempit, SANRI adalah
idiil Pancasila, Konstitusional – UUD 1945, operasional RPMJ Nasional serta kebijakan-kebijakan
lainnya. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia secara simultan berinteraksi dengan faktor-
faktor fisik, geografis, demografi, kekayaan alam, idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam.
Dalam rangka pencapaian tujuan negara dan pelaksanaan tugas negara diselenggarakan fungsi-
fungsi negara yang masing-masing dilaksanakan oleh Lembaga Negara yang telah ditetapkan dalam
UUD 1945 dengan amandemennya.
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara merupakan bagian integral dari sistem
Penyelenggaraan negara. Operasionalisasi dari semua ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945
merupakan bagian yang sangat dominan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.
Agar pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan maupun dalam rangka menggerakkan dan
memperlancar pelaksanaan pembangunan, kegiatan aparatur pemerintah perlu dipadukan, diserasikan
dan diselaraskan untuk mencegah timbulnya tumpang tindih, pembentukan, kesimpangsiuran dan atau
kekacauan, oleh karena itu koordinasi antar kegiatan aparatur pemerintah harus dilakukan mulai dari
proses perumusan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan sampai kepada pengawasan, dan
pengendaliannya.
Sistem administrasi negara pada dasarnya mengandung unsur-unsur tertentu seperti lazimnya
suatu sistem, yaitu: Pertama, Nilai, yang mencakup landasan, falsafah, cita-cita dan tujuan
negara;Kedua, Struktur, yang menggambarkan keberhasilan lembaga-lembaga negara dan lembaga-
lembaga pemerintah dengan kewenangan masing-masing. Ketiga, Proses, yang berupa kegiatan dan
saling berhubungan antara lembaga – lembaga yang ada dalam negara dalam mewujudkan tujuan
berbangsa yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan organisasi dan tuntutan seluruh rakyat
sebagai pemilik keseluruhan negara.
. SANRI berpangkal pada UUD 1945, dimana dalam UUD tsb tidak dinyatakan dengan istilah
Sistem Administrasi Negara, tetapi dinyatakan dengan Sistem Pemerintahan Negara. Tertuang dalam
7 (tujuh) kunci pokok Sistem Pemerintahan Negara, yaitu :
1. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat).  Para penyelenggara pemerintah
dalam melakukan tugasnya harus berdasarkan hukum/peraturan, dan harus dapat
dipertanggungjawabkan secra hukum. Dalam melaksanakan tugasnya, penyelenggara/pelaksana
Administrasi Negara tidak diperkenankan melakukan tugas hanya atas dasar kekuasan yang
dimilikinya; sehingga atas dasar ketentuan tersebut para penyelenggara Adminitrasi Negara
dalam menjalankan tugas tidak bertindak semena-mena.
2. Sistem Konstitusional. Sistem Administrasi Negara yang dilaksanakan harus berdasarkan
konstitusi/hukum dasar, dan tidak berdasar pada sifat absolut/kekuasaan yang tidak terbatas. Hal
ini dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945 sbb: “maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu
dalam suatu UUD Negara Indonesia”. Pasal 4 ayat 1: Presiden RI memegang kekuasan menurut
UUD. Pasal 9 : tentang sumpah Presiden/Wakil Presiden disebutkan antara lain :.. memegang
teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti
pada nusa dan bangsa. Dengan demikian penyelengaraan Sistem Administrasi Negara di
Indonesia itu dibatasi oleh UUD 1945. Dengan berdasar pada Sistem Negara Hukum dan Sistem
Konstitusional, maka akan diciptakan mekanisme hubungan, tugas/pekerjaan dan hubungan
hukum antara para penyelenggara Administrasi Negara, sehinga dapat menjamin
terlaksanakannya sistem itu sendiri, menjamin dan memperlancar pelaksanaan pencapaian tujuan
negara.
3. Kekuasan Negara yang tertingi ditangan MPR. Disini MPR menunjuk Presiden sebagai
mandataris MPR untuk menjalankan tugas MPR. Namun masih ada tugas-tugas dan kewajiban-
kewajiban dari MPR yang tidak boleh diserahkan pelaksanaannya kepada Presiden; karena hal itu
harus dilakukan sendiri oleh MPR. Tugas itu adalah: membuat UUD dan GBHN; mengangkat
Presiden dan wakilnya; dan mengubah UUD. Untuk tugas-tugas bidang lain, selain 3 tugas
tersebut, apabila MPR tidak dapat melaksanakan sendiri dapat diserahkan pada Presiden selaku
mandataris MPR. Contoh, pada pelaksanaan GBHN, dan pelaksanan Pembangunan Nasional.
4. Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi dibawah MPR. Pernyataan ini erat
kaitannya dengan pernyataan “kekuasn negara yang tertinggi di tangan MPR” diatas. Dijelaskan
bahwa di bawah MPR, Presiden adalah penyelengara pemerintahan negara, kekuasaan dan
tanggung jawab adalah di tangan Presiden.
5. Presiden tidak bertanggung jawab pada DPR. Presiden harus mendapat mendapat persetujuan
DPR untuk membentuk UU dan menetapkan APBN. Dengan demikian Prersiden harus
bekerjasama dengan DPR; tetapi Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR; artinya
kedudukan Presiden tidak tergantung DPR. Presiden tidak dapt membubarkan DPR dan
sebaliknya DPR tidak bisa menjatuhkan Presiden. (Lihat juga ketentuan pada pasal 5 ayat ; 20
ayat 1; yang menunjukkan keharusan adanya kerjasama Presiden dengan DPR).
6. Menteri Negara ialah pembantu Presiden. Menteri negara tidak bertanggunga jawab kepada DPR,
pada pasal 17 ayat 1 menyatakan bahwa di dalam menjalankan tugas sehari-hari, presiden
sebagai kepala pemerintahan dibantu oleh menteri-menteri negara. Menteri negara bukan
pegawai tinggi biasa, karena dengan pimpinan Presiden, dalam kenyatannya menteri-menteri
tersebut menjalankan kekuasan pemerintah di bidangnya masing-masing (Kabinet Presidensiil).
7. Kekuasaan negara tidak tak terbatas. Kepala negara walaupun tidak bertanggung jawab pada
DPR, ia bukan diktator. Dengan adanya suatu pengawasan, maka ada suatu mekanisme/sarana
sebagai pencegahan preventif agar pelaksanaan konstitusi tidak menjurus ke absolutisme.
Sebagai realisasi dari pengawasan DPR, maka DPR memiliki beberapa hak, yaitu : Hak bertanya
pada pemerintah; Hak meminta keterangan atau interpelasi; Hak untuk mengadakan penyelidikan
atau angket; Hak untuk mengubah UU atau amandemen; Hak inisiatif; dan Hak menampung
keluhan masyarakat.

b.      Sistem Pemerintahan Indonesia


Menurut UUD 1945, sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia tidak menganut sistem
pemisahan kekuasaan atau separation of power( Trias Politica ) murni bagaimana yang diajarkan
Montesquieu, akan tetapi menganut sistem pembagian kekuasaan ( distribution of power). Dikatakan
demikian karena UUD 1945 :
1. Tidak membatasi secara tajam, bahwa tiap kekuasaan itu harus dilakukan oleh suatu organisasi /
tertentu yang tidak boleh saling campur tangan.

2. Tidak membatasi kekuasaan itu dibagi atas 3 bagian saja dan juga tidak membatasi kekuasaan
dilakukan oleh 3 organ saja.
3. Tidak membagi habis kekuasaan rakyat yang dilakukan MPR, pasal 1 ayat 2, kapada lembaga-
lembaga negara lainnya
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah :
a)        Bentuk negara adalah kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas
b)        Bentuk pemerintahan adalah republik dengan sistem presidensial.
c)        Pemegang kekuasaan eksekutif adalah presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan.
d)        Kabinet atau menteri diangkat dan diberhentikan serta bertanggungjawab kepada presiden.
e)        Parlemen pemegang kekuasaan Eksekutif yang terdiri dari 2 kamar yaitu DPR dan DPD yang
merupakan sekaligus anggota MPR.  Anggota DPR dipilih rakyat melalui pemilu dengan sitem
proporsional terbuka,  DPD dipilih rakyat secara langsung melalui pemilu yang berasal dari
masing-masing provinsi sejumlah 4 orang setiap provinsi dengan sistem pemilihan distrik
perwakilan banyak.
f)          Kekuasaan Yudikatif dijalankan oleh mahkamah agung dan badan peradilan di bawahnya.
c.       Lembaga Negara di Indonesia beserta fungsi dan tugasnya
a.         MPR adalah penyelenggara Negara yang mempunyai kekuasaan tertinggi. Tugas dari MPR adalah 
Membentuk undang-undang ( Pasal 3 Ayat 1) dan menyelenggarakan pemeriksaan atas
tanggungjawab keuangan dan kekayaan Negara yang digunakan oleh pemerintah. Fungsinya adalah
Mengawasi pelaksanaan tugas pemerintah.
b.         DPR adalah lembaga Negara yang mempunyai kekuasaan legislatif. Tugasnya adalah Memberikan
persetujuan dalam pembentukan undang-undang ( Pasal 20 ) dan melakukan pengawasan atas
pelaksanaan undang-undang (Pasal 20A). fungsinya adalahMengawasi pelaksanaan tugas pemerintah
c.         DPD adalah perangkat kenegaraan yang menyeimbangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan
rakyat. Tugasnya adalahMemberikan nasehat dan pertimbangan kepada Presiden dan fungsinya
adalah Membantu Presiden dalam menjalankan pemerintahan.
d.        Presiden adalah seorang yang mempunyai kekuasaan eksekutif yang mempunyai wewenang
menjalankan roda pemerintahan. Tugasnya adalah Membentuk UU dengan persetujuan DPR( Pasal 20
ayat 4 Amandemen I ), melaksanakan undang-undang yang dibuat MPR/DPD, dan menetapkan
peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang  ( Pasal 5 ayat 2 ). Fungsinya adalah
Menjalankan pemerintahan sebagaimana yang diamanahkan dalam UUD 1945.
e.         Mahkamah Konstitusi adalah suatu lembaga yudikatif yang independen. Tugasnya adalah Menguji
Undang-Undang terhadap Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, dan memutuskan
pembubaran partai politik. Fungsinya adalah Menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum
dan peradilan.
f.          Mahkamah Agung adalah lembaga peradilan yang tertinggi. Tugasnya adalah Memeriksa dan
memutuskan permohonan kasasi, memeriksa dan memeutuskan permohonan peninjauan kembali
(PK). Fungsinya adalah Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelanggaraan peradilan, tingkah
laku, dan perbuatan hakim, dan mengatur kelancaran penyelenggaraan Peradilan jika ada hal yang
belum cukup diatur dalam UU No.4/1985 .
g.         Badan Pemeriksa Keunangan adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk memeriksa
semua keuangan negara. Tugasnya adalah Memeriksa tanggungjawab pemerintah tentang keuangan
dan kekayaan Negara dan memeriksa tanggungjawab semua APBN, APBD, anggaran BUMN dan
anggaran BUMD berdasarkan atas ketentuan UU. Fungsinya adalah elaksanakan pengawasan atas
tanaggungjawab keuangan Negara sesuai wewenangnya dalam UUD’45 dan memberikan
pertimbangan kepada pemerintah tentang penguasaan, pengurusan, dan pertanggungjawaban
keuangan Negara.
h.         Komisi Yudisial adalah lembaga independen yang mempunyai wewenang mengangkat dan mengurus
citra para hakim. Tugasnya adalah Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim. Fungsinya adalah Mengusulkan pengangkatan hakim agung.

TUJUAN DITE
1.
2. Disampaikan dalam Orientasi Mahasiswa Baru Program Pascasarjana STIA-LAN Bandung
3. Kampus Cimandiri, 16 Juni 2012
4. 2. NILAI SISTEM STRUKTUR KINERJA CITA2 & TUJUAN BERNEGARA PROSESUNSUR
NILAI Tata nilai yang mendasari, memotivasi, memberi acuan dan merupakan tujuan Tatanan
organisasi dalam pemerintahan negara (PN)UNSUR STRUKTUR dan kehidupan masyarakat
bangsa (MB)UNSUR PROSES Aktivitas fungsi-fungsi manajemen dlm penyelenggaraan
negara dan pembangunan bangsa Prof Mustopadidjaja AR; SE, MPIA, PhD.
5. 3. ADMINISTRASI NEGARA: MAKNA, PARADIGMA, DAN LINGKUP ORG *) A SYSTEM FOR
RATIONAL HUMAN COOPERATION MULTI DI MENSIONAL ADM MGT ADM CITA2 &
TUJUAN NGR*) BERNEGARA NGR MB PN *) SISTEM KERJA SAMA YANG RASIONAL DAN
MANUSIAWI WN Notasi :*) ADMINISTRASI NEGARA ADALAH ADMINISTRASI MENGENAI
NEGARADALAM KESELURUHAN UNSUR PADA KEDUANYA DAN SALING MB =
MASYARAKAT BANGSA, MAJMUKHUBUNGANNYA SATU SAMA LAIN DENGAN
BERBAGAI AKTIVITAS YANG PN = PEMERINTAHAN (LEG, EKS, YUD) WN = WILAYAH
NEGARA, KEPULAUANBERPENGARUH PADA PENCAPAIAN CITA-CITA DAN TUJUAN
BERNEGARA ORG = PN, MB, DUNIA USAHA Prof Mustopadidjaja AR; SE, MPIA, PhD.
6. 4. ADMINISTRASI CITA-CITA & TUJUAN (Org & Mgt) Landasan Falsafah NKRI KAPASITAS
ANDASISTEM NKRI SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN & PEMBANGUNAN
BERKARYA NEGARA Cita-Cita & Tujuan AKUNTABILITAS (Masy, Wilyh, CAPAIAN KINERJA
Pmthn) SEBAGAIMANA SISTEM ADMINISTRASI NEGARA BANGSA-BANGSA
LAINNYA,SANKRI JUGA DIBANGUN ATAS DASAR KONSTITUSI NEGARA, YAITU UUD
A945 Prof Mustopadidjaja AR; SE, MPIA, PhD.
7. 5. “SISTEM PENYELENGGARAAN KEHIDUPAN NEGARA DAN BANGSADALAM SEGALA
ASPEKNYA, DENGAN MENDAYAGUNAKAN SEGALAKEMAMPUAN SELURUH APARATUR
NEGARA BESERTA RAKYAT DANDUNIA USAHA/SWASTA UNTUK MEMANFAATKAN
SEGENAP SUMBERDAYA YANG TERSEDIA SECARA NASIONAL, DEMI
TERCAPAINYATUJUAN DAN TERLAKSANANYA TUGAS
NASIONAL/NEGARASEBAGAIMANA DIMAKSUD UUD 1945.” (Lembaga Administrasi
Negara, 2005 : 10) DIWARNAI OLEH PERKEMBANGAN PERUBAHAN PARADIGMA DARI
PERANAN SERBA NEGARA (STATISM) ATAU DOMINASI PEMERINTAH (GOVERNMENT)
MENJADI TATA KEPEMERINTAHAN (GOVERNANCE) YANG MENCERMINKAN INTERAKSI
SOSIAL- POLITIK ANTARA PARA PENYELENGGARA NEGARA DENGAN MASYARAKAT
UMUM DAN DUNIA USAHA (SWASTA) DALAM BERBAGAI KEGIATAN GUNA
MEWUJUDKAN TUJUAN NEGARA DAN TUJUAN PEMERINTAHAN NEGARA
BERDASARKAN UUD 1945.
8. 6. o Unsur Tujuan atau Hasil: Indonesia yang Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil, dan Makmur.o
Unsur Proses: seluruh fungsi penyelenggaraan negara, pemerintahan negara dengan
melibatkan masyarakat dan dunia usaha/swasta.o Unsur Sumber Daya Nasional: sumber daya
alam maupun sumber daya buatan yang tersedia di bumi Indonesia yang dikelola untuk
sebesar-besarnya hajat hidup rakyat banyak.o Unsur Kemampuan: kapasitas dan kompetensi
seluruh unsur aparatur negara bersama masyarakat dan dunia usaha.o Unsur Sistem
Penyelenggaraan Kehidupan Negara dan Bangsa: SANKRI bekerja berdasarkan UUD NRI
1945, hukum, dan peraturan perundangan yg mengatur segala sendi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
9. 7. VISI IDEAL (Cita-cita & Tujuan luhur Bangsa Indonesia):“... Negara Indonesia yg merdeka,
bersatu, berdaulat, adil & makmur”“... melindungi segenap bangsa Indonesia & seluruh tumpah
darahIndonesia & untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskankehidupan bangsa &
ikut melaksanakan ketertiban dunia ygberdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi &
keadilan sosial …”Visi Indonesia 2020 (Visi Antara): Visi Jangka Panjang :“Terwujudnya
masyarakat Indonesia yg “Indonesia yang mandiri,religius, manusiawi, bersatu, demokratis,
maju, adil, dan makmur .”adil, sejahtera, maju, mandiri, serta baik & (UU No. 17/2007 tentang
RPJPbersih dalam penyelenggaraan negara.” Nasional)(Tap MPR No. VII/2001 ttg Visi
Indonesia MasaDepan)
10. 8. Visi Jangka Panjang (2004-2024): “Indonesia yang mandiri, maju, adil & makmur ” (UU No.
17/2007 tentang RPJP Nasional) Visi Jangka Menengah 2004-2009: Visi Jangka Visi Jangka1.
Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa Menengah Menengah & negara yg aman,
bersatu, rukun & damai. 2009-2014: 2014 dst:2. Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa
& negara yg menjunjung tinggi hukum, “Terwujudnya RPJMN III & IV kesetaraan, dan HAM.
Indonesia yang 3. Terwujudnya perekonomian yg mampu menyediakan kesempatan kerja &
penghidupan yg layak serta memberi pondasi yg kukuh bagi pembangunan Sejahtera,
Demokratis, dan Berkeadilan” ? berkelanjutan (RPJMN I). (RPJMN II).
11. 9. Visi Abadi Negara Visi Jangka Panjang (RPJP) Visi Jangka Menengah (RPJM)Visi Lembaga
Visi Lembaga Visi Lembaga Visi Lembaga Visi Lembaga Visi Lembaga Visi Lembaga Visi
Lembaga Visi Lembaga Negara Pemerintah Visi Pemda Politik Perekonomian Sosial/Kemasy.
Negara Pemerintah Perekonomian Perekonomian Refleksi Good Governance
12. 10. • Bukan hanya kesatuan teritorial, kesatuan ideologis, kesatuan sistem (politik, hukum,
ekonomi);• NKRI juga harus mencerminkan adanya kesatuan visi (secara nasional), kesatuan
arah, kesatuan langkah!• Keragaman sejarah, budaya, afiliasi politik, dll BUKAN alasan untuk
mengembangkan visi yg bertentangan dengan visi nasional, atau untuk meng-klaim kedaulatan
teritorial, atau untuk memiliki ideologi yg berbda, atau untuk membangun sistem yg berbeda.•
Maka, “Kesatuan” adalah “harga mati”. Perbedaan diapresiasi sbg faktor penguat “Kesatuan”
tsb.
13. 11. 1. Tata Nilai;2. Organisasi Pemerintahan Negara;3. Manajemen Pemerintahan Negara;4.
Sumber Daya Aparatur Negara;5. Sistem dan Proses Kebijakan Negara;6. Posisi, Kondisi dan
Peran Masyarakat Bangsa dalam Bernegara;7. Hukum Administrasi Negara;8. Organisasi dan
Manajemen Kesekretariatan;9. e-Administration;10. Sistem Kepemimpinan Nasional.
14. 12. POSIS/PSL PD DIMENSI SANKRI PRINSIP CATATAN KONSTITUSI Pembukaan UUD;
Pasal Lihat Slide 14.; merupakan Dimensi Spiritual, Kultural, TATA NILAI 28ABCDEFGHIJ; 29;
35, 36, nilai-nilai kebangsaan & Institusional. MANAJERIAL 36ABC. Perjuangan Bangsa. Pol &
Pmt : Presiden; DPR; Pasal 1, 2. , 4, 5, 10, 11, 17, Negara Hukum Dan Demokratis, DPD;MPR;
MA, BPK; MK; ORGANISASI 18, 19, 20, 21, 22, 22C, 22D, Republik Kesatuam. Mengemban
&Parpol. Sisosbud: LSM, 23D, 23E, 24, 24B, 24C, 25A, Hak Azasi dan Demokrasi.**) Orgprof .
Seekon : Dunia 28, 29,30, 33, 34. Usaha, KAD8N. Pasal 3, 5, 6, 18A, 18B, Demokratis,
Desentarlistik, National & Public InterestMANAJEMEN, SISTEM & 20,20A,21, 22, 22D, 26, 27,
Sistem Checks & Balances, dan Oriented; Knowledge Base; PROSES KEBIJAKAN
28, ,ABCDEFGHIJ; Proses Kebijakan Publik Yg Yang Participatory. 31, 32, 33, 34,
Mengindahkan GG Principles. MEKANISME UUD tdk menetapkan bahwa Pemilihan langsung;
KEPEMIMPINAN Pasal 6, 6A, 7, 7A, 7B, 7C,18, KDH dipilih melalui damPemilihan Secara
PEMERINTAHAN 19, 22B, 22C; 22E, 23, pemilihan langsung, tetapi Demokratis. NASIONAL &
DAERAH “dipilih secara demokratis”. SUMBER DAYAAPARATUR, HAN, PERAN
MASYARAKAT, KESEKRETARIATAN, e-ADMINSITRATION Proposionalitas Pembagian
Kekuasaan Pemerintahan guna menegakan sistem Checks & Balances dan GG Prof
Mustopadidjaja AR; SE, MPIA, PhD.
15. 13. PEMBUKAAN UUD 1945SUMBER DIMENSI SPIRITUAL/RELIGIUSITAS CITA-CITA
BANGSA : • PENGAKUAN TERHADAP EKSISTENSI, KEMAKUASAAN, DAN NEGARA
INDONESIA RAKHMAT TUHAN YME DALAM PERJUANGAN BANGSA; YANG MERDEKA,
WUJUD KEIMANAN DAN KETAQWAAN BERSATU, BERDAULAT, ADIL, DAN MAKMUR.
DIMENSI KULTURAL DIMENSI • DASAR NEGARA  FALSAFAH BANGSA DALAM
BERNEGARA PANCASILA PERAN PANDANGAN HIDUP BANGSA DIMENSI
INSTITUSIONAL (A,B) (A) TUJUAN BERNEGARA : MELINDUNGI SEGENAP BANGSA
INDONESIA DAN SELURUH TUMPAH DARAH INDOENSIA, • Menjadi dasar, tujuan, dan
acuan MEMAJUKAN KESEJAHTERAAN UMUM, MENCERDASKAN KEHIDUPAN
BANGSA, DAN perilaku dalam sistem dan proses IKUT MELAKSANAKAN KETERTIBAN
DUNIAYANGpenyelenggaraan negara dan pembangunan BERDASARKAN KEMERDEKAAN,
PERDAMAIAN ABADI DAN KEADILAN SOSIAL bangsa; • melandasi, memotivasi, dan (B)
CARA MMENCAPAI TUJUAN: mengarahkan aktivitas individu dan  KONSTITUSIONAL,
DEMOKRATIS, Professional institusi dalam bernegara;• merupakan DIMENSI MANAJERIAL
nilai-nilai kebangsaan dan perjuangan • THE RIGHT PERSON IN THE RIGHIGGT PLACE,
SISTEM MERIT bangsa, dan • amanah konstitusi bagi  ETIK, INTEGRITAS,
AKUNTABILITAS  GG & GGCG generasi terda hulu, dewasa ini, dan di masa datang.
16. 14. Tatanan organisasi aparatur pemerintahan negara yangberada di wilayah pemerintahan
negara terdiri dariorganisasi lembaga Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif,baik Pusat maupun
Daerah, dan lembaga negara lainnya,serta saling hubungannya dalam rangka
penyelenggaraanpemerintahan negara, termasuk dalam penyelenggaraanhubungan antar
negara; dan organisasi kesekretariatanlembaga-lembaga tersebut.Berperan mengemban misi
perjuangan bangsa mencapaicita-cita dan tujuan NKRI :• Ada yang bersifat permanen
universal.• Ada yang bersifat kondisional.
17. 15. UUD 1945 BPK Presiden/ DPR MPR DPD MA MK Wakilkpu bank sentral Kementerian
Negara badan-badan lain yang fungsinya KY dewan berkaitan dengan pertimbangan
kekuasaan TNI/POLRI kehakiman PUSAT PERWAKILAN BPK PEMDA PROVINSI Lingkungan
DAERAH PROVINSI Peradilan KPD DPRD Umum Agama PEMDA KAB/KOTA Militer TUN
KPD DPRD
18. 16. Pengelolaan pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunandalam berbagai
bidang kehidupan masyarakat bangsa dan wilayahpemerintahan negara; pada dasarnya
merupakan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen pemerintahan pada umumnya, seperti
pengelolaankebijakan, perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan, pengendalian,pelayanan,
pengawasan, dan pertanggung jawaban hasil-hasilnya darisetiap organisasi pemerintahan
negara.Dalam mengemban tugas pemerintahan negara yang demikian kompleksdan dinamik
itu, harus terwujud keserasian strategi dan langkahkebijakan yang secara sistematis terarah
pada pencapaian tujuan NKRI.Perlu diperhatikan paradigma-paradigma administrasi negara
danpembangunan relevan, sesuai dengan perkembangan lingkunganstratejik yang
dihadapi.Memerlukan kompetensi (integritas, pengetahuan, keahlian, danketerampilan dalam
pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik).
19. 17. Cita-Cita / Tujuan Nasional Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur Tugas NasionalMelindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia; memajukan
kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; ikut melaksanakan ketertiban dunia
Fungsi Negara MPR PRESIDEN DPR DPD BPK MA MKKonsitutif Eksekutif & Legislatif
Legislatif Auditif Yudikatif Yudikatif Legislatif Semangat: Melayani masyarakat; mengayomi
masyarakat; dan memberdayakan masyarakat.
20. 18. • SDM aparatur terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI dan POLRI - dalam posisinya
sebagai abdi masyarakat dan abdi negara, perekat kesatuan dan persatuan bangsa,
mempunyai peran, tugas dan tanggung jawab mengemban misi perjuangan bangsa
mewujudkan cita-cita dan tujuan bernegara.• Demikian pula unsur-unsur dan manajemen
sumber daya lainnya (dana, prasarana, peralatan dan fasilitas kerja, termasuk di dalamnya
teknologi informasi dan komunikasi). Dalam SANKRI keseluruhan sumber daya aparatur
negara tersebut pada umumnya dikelola dalam organisasi kesekretariatan di setiap lembaga,
mengikuti prinsip- prinsip kepemerintahan yang baik.
21. 19. • Kekuasaan dan pelaksanaan tugas pemerintahan negara diselenggarakan melalui
kebijakan publik  harus mengenali sistem dan proses kebijakan yg berlaku dalam SANKRI;
stakeholders yg terlibat, tahapan kegiatan yg dilalui, dan nilai-nilai yg menghikmati.•
Pengelolaan kebijakan pemerintahan negara dilakukan menurut nilai dan prinsip
kepemerintahan yg baik sesuai dengan keluhuran dimensi-dimensi nilai SANKRI.• Fungsi
administrasi negara dalam pengelolaan proses kebijakan publik dapat disederhanakan meliputi
perumusan dan penentuan kebijakan; pelaksanaan kebijakan & evaluasi kinerja kebijakan.•
Kebijakan negara dalam rangka penyelenggaraan negara dan pembangunan bangsa
dikembangkan untuk (a) mengatasi masalah-masalah bangsa dalam berbagai bidang
kehidupan, termasuk masalah hubungan internasional; ataupun untuk (b) mencapai tujuan
bangsa dalam bernegara.
22. 20. • Negara eksis karena adanya kesepakatan masyarakat bangsa yg hidup pada wilayah
tersebut. Negara didirikan oleh rakyat bangsa untuk mencapai tujuan bersama.• Organisasi
dan manajemen pemerintahan tidak boleh mengabaikan aspirasi dan peran masyarakat
bangsa dalam penyelenggaraan pemerintahan negara, baik sebagai orang seorang maupun
sebagai kelompok.• Organisasi yg berkembang dalam dinamika kehidupan masyarakat bangsa
merupakan unsur dan asset penting dalam bernegara yg bertalian dengan hak dan kewajiban
warga negara dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
merupakan bagian dari sistem dan proses administrasi negara, serta menjadi salah satu fokus
perhatian disiplin dan sistem administrasi negara.
23. 21. • Dimensi hukum bertalian dengan pengaturan sistem dan proses penyelenggaraan
negara, termasuk mengenai eksistensi, susunan, tugas, fungsi lembaga-lembaga
pemerintahan negara, tata cara dalam pengelolaan pelaksanaan tugas, saling hubungannya
satu sama lain, serta karya dan kinerja kebijakan dan per-UU-an yg dihasilkan masing-masing
lembaga.• Pengembangan HAN dimaksudkan agar kelembagaan negara terselenggara secara
berkepastian hukum, efisien, proporsional, efektif, tertib, dan mengindahkan nilai-nilai
kemanusiaan, keadilan, kebenaran dan demokrasi.• Mengacu pada prinsip negara hukum dan
demokrasi, maka proses administrasi negara dilaksanakan dalam kerangka hukum yg berlaku
dalam negara, sehingga secara konstitusional administrasi negara terikat pada struktur
peraturan perundangan atau strata kebijakan yg ada dan wajib dipatuhi dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara serta harus dapat dipertanggung jawabkan secara
hukum.
24. 22. Administrasi (organisasi dan manajemen) kesekretariatanlembaga pemerintahan negara
mempunyai posisi dan peranmenentukan dalam penyelenggaraan pemerintahannegara,
berupa teknis pelaksanaan kegiatan danpemberian dukungan termasuk koordinasi
ataspelaksanaan tugas lembaga pemerintahan dalammenyelenggarakan tugasnya baik yang
sifatnyapengembangan (policy and program development supports)mau pun pelayanaan rutin
(services); dan umumnya diisioleh pegawai negeri professional dengan jabatan
dankepangkatan atau pola karier tertentu.
25. 23. • E-Adm adalah aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam administrasi publik,
sebagai upaya untuk merevitalisasi organisasi dan manajemen pemerintahan agar dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya secara prima, baik dalam pengelolaan kebijakan,
pelayanan informasi, maupun dalam pengelolaan pelayanan publik.• Perkembangan e-Adm
atau e-Govt tersebut merupakan jawaban atas perubahan lingkungan stratejik yg menuntut
adanya administrasi negara yg efisien, efektif, berorientasi pada publik, transparan, dan
akuntabel; baik dalam kehidupan bangsa, maupun dalam hubungan antar bangsa.• Pola
interaksi berubah dari “one stop services” menjadi “non stop services”.
26. 24. • Kepemimpinan nasional dalam SANKRI diartikan sebagai sistem kepemimpinan dalam
rangka penyelenggaraan negara dan pembangunan bangsa, yang berperan mengembangkan
visi dan mengemban misi perjuangan bangsa mewujudkan cita-cita dan tujuan NKRI sesuai
posisi masing-masing dalam pemerintahan negara & masyarakat bangsa.• Proses
kepemimpinan dalam SANKRI harus menempatkan dimensi-dimensi nilai SANKRI sebagai
guiding values and principles dalam keseluruhan aktivitasnya yg terarah pada pencapaian cita-
cita dan tujuan NKRI.• Dalam SANKRI, para pejabat pimpinan dalam mengemban tugasnya
dituntut untuk memiliki kemampuan memberikan inspirasi & mengembangkan kebijakan yg
dapat menggerakkan orang yg dipimpinnya ataupun masyarakat bangsanya untuk melakukan
kegiatan mencapai tujuan nasional sesuai nilai-nilai kebangsaan & perjuangan bangsa.
27. 25. DI MANAKAH ANDA BERADA ? PADA INSTANSI MANA PUN ANDA BEKERJA DI
WILAYAH MANA PUN ANDA BERADA ANDA SENANTIASA BERADA DALAMSISTEM
ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (SANKRI) Prof Mustopadidjaja
AR; SE, MPIA, PhD.
28. 26. DI MANA PUN ANDA BERADA, DAN APA PUN PERAN ANDA. ANDA BERADA DALAM
SANKRI DALAM RANGKA ITU SEBAGAI PIMPINAN ORGANISASI PEMERINTAHAN
NEGARA ANDA BERTUGAS MENGATASIMASALAH YANG DIHADAPI MASYARAKAT
BANGSA DAN NEGARA, DAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS PERJUANGAN
MEWUJUDKAN CITA-CITA DAN TUJUAN BERNEGARA SANKRI ADALAH WADAH
PERJUANGAN BERSAMA SEGENAP KOMPONEN BANGSA DALAM MEWUJUDKAN CITA-
CITA DAN TUJUAN BERNEGARA WILAYAH ORGANISASI KEBIJAKAN NKRI CITA-
CITASANKRI PROSES KINERJA & TUJUAN NKRI PELAYANAN WILAYAH MANAJEMEN
NKRI APA YANG TELAH KITA KONTRIBUSIKAN DALAM PERJUANGAN MEWUJUDKAN
CITA-CITA DAN TUJUAN NKRI TERSEBUT ? JADILAH PUTRA PUTRI TERBAIK BANGSA
DALAM PERJUANGAN TERSEBUT SESUAI POSISI DAN PERAN MASING-MASING DALAM
SANKRI Prof Mustopadidjaja AR; SE, MPIA, PhD.
ATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan segala limpahan nikmatnya sehingga
penyusunan makalah ini dapat terselesaikan Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada
junjungan alam Nabi Besar Muhammad Saw. Dan semoga limpahan rahmat dan keselamatan
tercurahkan pula kepada para sahabat dan seluruh umatnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperluas Pengetahuan.
Ucapan terima kasih penulis terutama disampaikan kepada:
1. Ibu / Bapak dosen pembimbing yang telah memeberikan tugas beserta pengajaran dalam bidang
studi ini.
2. Ucapan terima kasih pula kami sampaikan kepada orang tua yang telah membantu dengan materi. 
Dalam penyusunan Makalah ini penulis tidak menutup kemungkinan tidak adanya kesalahan dan
kehilafan sebab itu penulis berharap untuk diberi kritikan dan saran yang membangun guna
kesempurnaan makalah ini .
Wassalamu’alaikaum.Wr.Wb

Watampone, Januari 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 
A. Sistem Administrasi Negara RI 2
B. Pengertian Hukum Administrasi Negara 
C. Obyek Hukum Administrasi Negara 
D. Sumber-sumber Hukum Administrasi 
E. Bentuk-bentuk Perbuatan Pemerintah 
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 
B. Kritik dan Saran 
DAFTAR PUSTAKA 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI) secara luas memiliki arti Sistem
Penyelenggaraan Negara Indonesia menurut UUD 1945, yang merupakan sistem penyelenggaraan
kehidupan negara dan bangsa dalam segala aspeknya, sedangkan dalam arti sempit, SANRI adalah
idiil Pancasila, Konstitusional – UUD 1945, operasional RPMJ Nasional serta kebijakan-kebijakan
lainnya. 
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia secara simultan berinteraksi dengan faktor-faktor fisik,
geografis, demografi, kekayaan alam, idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam.
Dalam rangka pencapaian tujuan negara dan pelaksanaan tugas negara diselenggarakan fungsi-fungsi
negara yang masing-masing dilaksanakan oleh Lembaga Negara yang telah ditetapkan dalam UUD
1945 dengan amandemennya.
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara merupakan bagian integral dari sistem
Penyelenggaraan negara. Operasionalisasi dari semua ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945
merupakan bagian yang sangat dominan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.

B. Rumusan Masalah
1. Siswa Menjelaskan Sistem Administrasi Negara RI ?
2. Siswa menjelaskan Pengertian hukum administrasi Negara ?
3. Menjelaskan Obyek Administrasi Negara ?
4. Menjelaskan sumber-sumber administrasi Negara ?
5. Menjelaskan Bentuk-bentuk perbuatan Pemerintah ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Administrasi Negara RI


Administrasi Negara, dilihat dari segi Analisa Sistem :
• Sistem adalah merupakan kebulatan dari bagian yangSALING  bergantung.
• Sistem terdiri dari gugus-gugus komponen yang bekerja sama untuk kepentingan tujuan sebagai
suatu keseluruhan
• Sistem adalah kompleks unsur-unsur yangSALING berinteraksi.
Komponen-komponen (unsur) dlam Administrasi Negara dilihat dari Analia Sistem :
1. Lingkungan
2. Input (dari lingkungan)
3. Konversi (pengubahan/proses pengubahan)
4. Output
5. Feed back

1) Lingkungan
Mencakup berbagai macam gejala (sosial, eonomi, politik, budaya, hankam)
Gejala adalah masalah/bajan yang dapat digunakan oleh pemerintah (Adm. Negara) di dalam
membuat suatu kebijaksanaan. Gejala tersebut mungkin dapat mempercepat (membantu) atau
menghambat (menghalangi) pemerintahan (Adm Negara) di dalam membuat suatu keputusan.
Lingkungan terdiri dari :
a. Langganan ( Siapa saja yang mendapatkan pelayanan barang dan jasa )
b. Pasar ( yang menentukan biaya dari barang dan jasa yang akan dikomunikasikan )
c. Golongan kepentingan ( anggota masyarakat dan pejabat pemerintah, baik yang mendukung
maupun yang menolak kebijakan pemerintah )
d. Badan badan lain yang menjadi konsumen daripada kebijaksanaan

2) Input dari lingkungan


Input dapat dikatakan sebagai suatu transmisi yang dikirim dari lingkungan ke dalam proses konversi 
Input dapat berupa :
Tuntutan :
• Masyarakat menuntut barang-barang dan jasa-jasa dari negara untuk mereka konsumsikan. Contoh :
pendidikan; kesehatan; rekreasi; keamanan; dll.
• Masyarakat menuntut pengaturan perilaku pihak-pihak lain. Contoh : perilaku dari alat-alat negara.
• Masyarakat dapat menuntut kebebasan kebebasan dalam rangka melakukan kegiatan-kegiata
spiritual. Contoh : ibadah; merayakan hari besar agama.

Suatu tuntutan pada hakekatnya adalah analitis, tidak harus melukiskan sifat interaksi antara rakyat
engan administrator; suatu tuntutan dapat berbentuk permintaan bukti akan suatu jasa.
Sumber-sumber kekayaan :
• Sumber daya manusia
• Kekayaan alam/sumber daya alam
• Skill
• Teknologi
• Uang/keuangan
• Metode-metode

Dukungan, oposisi/sifat masa bodoh :


Kewajiban membayar pajak
Kesediaan penerimaan pengaturan perilaku yang dibuat oleh pemerintah
Bagaimana sikap masyarakat terhadap perilaku administrator (mendukung atau menolak )
Saluran input kedalam proses konversi ini tidak saja berasal dari sektor swasta, namun juga berasal
dari badan-badan pemerintah yang lain : lembaga eksekutif, lembaga legislatif, lembaga yudikatif. Input
dapat berupa Undang-undang; instruksi-instruksi; peraturan pemerintah; penilaian kepala eksekutif;
penilaian hakim; dsb

3) Konversi
Yang berfungsi sebagai pelaku kegiatan-kegiatan administratif dalam proses ini adalah : unit-unit
administratif yang dilaksanakan oleh para administrator.
Bekerja dipengaruhi oleh : input; keadaan dan susunan organisasi dari proses konversi yang
bersangkutan, untuk 1. pengambilan keputusan, 2. pelaksanaan keputusan, 3. pengendalian, 4.
tindakan. Dengan melibatkan personil yang bekerja atas dasar :
a. Struktur organisasi yang ada,
b. Prosedur yang telah ditetapkan,
c. Keahlian, pengalaman pribadi dan kecenderungan yang dimiliki,
d. Cara-cara yang telah ditetapkan bagi para administrator dalam melakukan pengawasan terhadap
bawahan.
4) Outputs
Yang dihasilkan oleh administrasi negara dapat berupa :
• Barang dan jasa seperti diinginkan masyarakat.
• Pengaturan berbagai macam perilaku
• Penyampaian informasi, dll
( Perwujudan dari tuntutan-tuntutan atau keinginan-keingainan; baik masyarakat, maupun cabang
pemerintahan yang lain )

5) Feed back
• Mengambarkan pengaruh dari outputs terdahulu yang telah dinilai oleh konsumen (cocok/kurang
cocok/tidak cocok)
• Dengan harapan untuk dijadikan inputs baru dalam konversi berikutnya.
• Untuk menghasilkan output baru yang lebih sesuai.
Mekanisme umpan balik ini merupakan bukti berkelanjutannya interaksi antara para administrator
dengan sumber-sumber masukan dan konsumen/pemakai output mereka. Mekanisme ini juga
menunjukkan bahwa proses selalu dinamis dan sirkuler.
Definisi kerja dari Sistem Administrasi Negara :
Suatu proses dinamik yang berkelanjutan dan bersifat sirkuler, dimana masukan diubah menjadi
keluaran, yang selanjutnya keluaran akan menjadi umpan balik sebagai masukan baru bagi
pengubahan baru untuk menghasilkan keluaran baru, dalam rangka mewujudkan kebijakan
pemerintah/Negara.

B. Pengertian Hukum Administrasi Negara


a. Hukum administrasi negara adalah peraturan hukum yang mengatur administrasi, yaitu hubungan
antara warga negara dan pemerintahnya yang menjadi sebab hingga negara itu berfungsi. (R. Abdoel
Djamali).
b. Hukum administrasi negara adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur bagaimana negara
sebagai penguasa menjalankan usaha-usaha untuk memenuhi tugasnya. (Kusumadi Poedjosewojo.)
c. Hukum administrasi negara adalah hukum yang menguji hubungan hukum istinewa yang diadakan,
akan kemungkinan para pejabat melakukan tugas mereka yang khusus. (E. Utrecht.)
d. Hukum administrasi negara adalah keseluruhan aturan yang harus diperhatikan oleh para
pengusaha yang diserahi tugas pemerintahan dalam menjalankan tugasnya. (Van Apeldoorn.)
e. Hukum administrasi negara adalah hukum yang mengatur tentang hubungan-hubungan hukum
antara jabatan-jabatan dalam negara dengan warga masyarakat. (Djokosutono.)
Istilah hukum administrasi negara adalah terjemahan dari istilah Administrasi recht (bahasa Belanda).

C. Obyek Hukum Administrasi Negara


Pengertian obyek adalah pokok permasalahan yang akan dibicarakan. Dengan pengertian tersebut,
yang dimaksud obyek hukum administrasi negara adalah pokok permasalahan yang akan dibicarakan
dalam hukum administrasi negara.
Berangkat dari pendapat Prof. Djokosutono, S.H., bahwa hukum administrasi negara adalah hukum
yang mengatur hubungan hukum antara jabatan-jabatan dalam negara dan para warga masyarakat,
maka dapat disimpulkan bahwa obyek hukum administrasi negara adalah pemegang jabatan dalam
negara itu atau alat-alat perlengkapan negara dan warga masyarakat.
Pendapat lain mengatakan bahwa sebenarnya obyek hukum administrasi adalah sama dengan obyek
hukum tata negara, yaitu negara (pendapat Soehino, S.H.). pendapat demikian dilandasi alasan bahwa
hukum administrasi negara dan hukum tata negara sama-sama mengatur negara. Namun, kedua
hukum tersebut berbeda, yaitu hukum administrasi negara mengatur negara dalam keadaan bergerak
sedangkan hukum tata negara dalam keadaan diam. Maksud dari istilah ”negara dalam keadaan
bergerak” adalah nahwa negara tersebut dalam keadaan hidup. Hal ini berarti bahwa jabatan-jabatan
atau alat-alat perlengkapan negara yang ada pada negara telah melaksanakan tugasnya sesuai
dengan dengan fungsinya masing-masing. Istilah ”negara dalam keadaan diam” berarti bahwa negara
itu belum hidup sebagaimana mestinya. Hal ini berarti bahwa alat-alat perlengkapan negara yang ada
belum menjalankan fungsinya. Dari penjelasan diatas dapat diketahui tentang perbedaan antara hukum
administrasi negara dan hukum tata negara.

D. Sumber-Sumber Hukum Administrasi


Pada umumnya, dapat dibedakan menjadi dua :
a. Sumber hukum material, yaitu sumber hukum yang turut menentukan isi kaidah hukum. Sumber
hukum material ini berasal dari peristiwa-peristiwa dalam pergaulan masyarakat dan peristiwa-peristiwa
itu dapat mempengaruhi bahkan menentukan sikap manusia.
b. Sumber hukum formal, yaitu sumber hukum yang sudah diberi bentuk tertentu. Agar berlaku umum,
suatu kaidah harus diberi bentuk sehingga pemerintah dapat mempertahankannya.
1. Pengertian Sumber Hukum
Hukum dapat ditinjau dari berbagai aspek. Seseorang mampu menjelaskan hukum positif yang berlaku
dan secara bersamaan mampu menjelaskan dengan tegas sumber-sumber tempat hukum positif itu
dikaji. Ketika orang menulis suatu studi yang bersifat sejarah, maka sumber-sumber hukum
kebanyakan itu adalah sumber-sumber hukum lain seperti hasil-hasil tulisan ilmu pengetahuan yang
lama, notulen dari sidang rapat, dsb.
2. Pancasila Sebagai Sumber Hukum
Dalam Tap MPR No. V/MPR/1973 tentang Peninjauan Produk-Produk yang Berupa ketetapan-
Ketetapan MPRS RI jo. Ketetapan MPR No.IX/MPR/1978 tentang perlunya penyempurnaan yang
termaktub dalam pasal 3 Tap MPR No. V/MPR/1973, Pancasila Dinyatakan Sebagai Sumber Dari
Segala Sumber Hukum”. Yang artinya bahwa Pancasila adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita-
cita hukum serta cita-cita mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa, prikemanusiaan,
keadilan sosial, perdamaian nasional dan mondial, cita-cita politik mengenai sifat, bentuk-bentuk dan
tujuan negara, cita-cita moral mengenai kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan sebagai
pengejawantahan dari Budi Nurani Manusia.
Dalam Tap MPRS No. XX/MPR/1966, bahwa Pancasila itu mewujudkan dirinya dalam:
a. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
(Yang dimaksud adalah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno.)
b. Dekrit 5 Juli 1959
(Suatu keputusan Presiden RI, yang isinya:
a) Pembubaran Konstituante
b) Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
c) Pembentukan MPRS dan DPAS)
c. Undang-Undang Dasar Proklamasi, dan
(Adalah UUD 1945 yang terdiri dari Pembukaan / Preambule, batang Tubuh dan Penutup.)
d. Serat Perintah 11 Maret 1966.
(Berisi perintah kepada Letnan Jendral Soeharto, Mentri/Panglima AD, untuk dan atas nama
Presiden/Panglima Tertinggi ABRI.)
3. Sumber hukum dalam Arti Formal
Sumber-sumber hukum dalam arti formal diperhitungkan terutama “bentuk tempat hukum itu dibuat
menjadi positif oleh instansi Pemerintahan yang berwenang”. Dalam arti, bentuk wadah suatu badan
pemerintahan tententu dapat meciptakan badan hukum. Sumber Hukum (formal) di Indonesia, diatur
dalam MPRS No.XX/MPR/1966, berarti UUD 1945, Tap MPR, UU & PP sebagai Pengganti UU
(Perpu), PP, Keppres, Inpres, Permen, serta Instruksi Mentri & Surat Mentri.

E. Bentuk-Bentuk Perbuatan Pemerintahan


Pengertian pemerintahan dibedakan menjadi dua :
1. Pemerintahan dalam arti luas, yaitu pemerintahan yang terdiri dari tiga kekuasaan yang masing-
masing terpisah satu sama lain. Ketiga kekuasaan itu adalah :
a. Kekuasaan legislatif.
b. Kekuasaan eksekutif.
c. Kekuasaan yudikatif.
Pemerintahan kekuasaan diatas berdasarkan teori Trias Politica dari Montesquieu. Tetapi, menurut
Van Vollenhoven, pemerintahan dalam arti luas berbeda dengan tori trias politica. Menurut Van
Vollenhoven pemerintahan dalam arti luas mencakup :
a. Tindakan / kegiatan pemerintahan dalam arti sempit (bestuur).
b. Tindakan / kegiatan polisi (politie).
c. Tindakan / kegiatan peradilan (rechts praak).
d. Tindakan membuat peraturan (regeling, wetgeving).
Sedangkan pemerintahan dalam arti luas menurut Lemaire adalah pemerintahan yang meliputi :
a. Kegiatan penyelengaraan kesejahteraan umum (bestuur zorg).
b. Kegiatan pemerintahan dalam arti sempit.
c. Kegiatan kepolisian.
d. Kegiatan peradilan.
e. Kegiatan membuat peraturan.
Sedangkan Donner berpendapat, bahwa pemerintahan dalam arti luas dibagi menjadi dua tingkatan
(dwipraja), yaitu :
a. Alat-alat pemerintahan yang menentukan hukum negara / politik negara.
b. Alat-alat perlengkapan pemerintahan yang menjalankan politik negara yang telah ditentukan.
2. Pemerintahan dalam arti sempit ialah badan pelaksana kegiatan eksekutif saja tidak termasuk badan
kepolisian, peradilan dan badan perundang-undangan. Pemerintahan dalam arti sempit itu dapat
disebut dengan istilah lain, yaitu ”administrasi negara”. Bentuk perbuatan pemerintahan atau bentuk
tindakan administrasi negara secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Perbuatan hukum / tindakan hukum.
2. Bukan perbuatan hukum.
Perbuatan pemerintahan menurut hukum publik dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Perbuatan menurut hukum publik bersegi satu.
2. Perbuatan menurut hukum publik bersegi dua.
Perbuatan menurut hukum publik bersegi satu, yaitu suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh
aparat administrasi negara berdasarkan wewenang istimewa dalam hal membuat suatu ketetapan yang
megatur hubungan antara sesama administrasi negara maupun antara administrasi negara dan warga
masyarakat. Misalnya, ketetapan tentang pengangkatan seseorang menjadi pegawai negeri. Perbuatan
menurut hukum publik bersegi dua, yaitu suatu perbuatan aparat administrasi negara yang dilakukan
oleh dua pihak atau lebih secara sukarela. Misalnya mengadakan perjanjian pembuatan gedung,
jembatan dengan pihak swasta (pemborong).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia secara simultan berinteraksi dengan faktor-faktor fisik,
geografis, demografi, kekayaan alam, idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam.
Dalam rangka pencapaian tujuan negara dan pelaksanaan tugas negara diselenggarakan fungsi-fungsi
negara yang masing-masing dilaksanakan oleh Lembaga Negara yang telah ditetapkan dalam UUD
1945 dengan amandemennya.
Administrasi Negara, dilihat dari segi Analisa Sistem :
• Sistem adalah merupakan kebulatan dari bagian yang saling bergantung.
• Sistem terdiri dari gugus-gugus komponen yang bekerja sama untuk kepentingan tujuan sebagai
suatu keseluruhan
• Sistem adalah kompleks unsur-unsur yang saling berinteraksi.

B. Kritik Dan Saran


Dalam penyusunan Makalah ini penulis tidak menutup kemungkinan Tidak adanya kesalahan dan
kehilafan sebab itu penulis berharap untuk diberi kritikan dan saran yang membangun guna
kesempurnaan makalah ini dan pembuatan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Amal, Ichlasul. 2004. ”Sistem Pemerintahan RI.” Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Asshidiqie, Jimly. 2004. Etika Birokrasi Penegakan Hukum Dan “Good Governence.” Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Administrasi dalam arti sempit.  Menurut Soewarno Handayaningrat mengatakan


“Administrasi secara sempit berasal dari kata Administratie (bahasa Belanda) yaitu meliputi
kegiatan cata-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda dan
sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan”(1988:2).
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan administrasi dalam arti sempit merupakan
kegiatan ketatausahaan yang mliputi kegiatan cata-mencatat, surat-menyurat, pembukuan dan
pengarsipan surat serta hal-hal lainnya yang dimaksudkan untuk menyediakan informasi serta
mempermudah memperoleh informasi kembali jika dibutuhkan.
Sondang P. Siagian mengemukakan “Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama
antara 2 orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya” (1994:3). Berdasarkan uraian dan definisi tersebut maka
dapat diambil kesimpulan bahwa administrasi adalah seluruh kegiatan yang dilakukan
melalui kerjasama dalam suatu organisasi berdasarkan rencana yang telah ditetapkan untuk
mencapai tujuan
Administrasi pada intinya melingkupi seluruh kegiatan dari pengaturan hingga
pengurusan sekelompok orang yang memiliki diferensiasi pekerjaan untuk mencapai suatu
tujuan bersama. Administrasi dapat berjalan dengan sua atau banyak orang terlibat di
dalamnya.[1]
B.     Pengertian Pemerintahan
Pemerintah bisa kita artikan sebagai orang atau sekelompok orang yang memiliki
kekuasaan untuk memerintah, atau lebih simpel lagi adalah orang atau
sekelompokorang yang memberikan perintah. Namun secara keilmuan, Pemerintah diartikan
dalam beberapa definisi, antara lain ada yang mendefinisikan sebagai lembaga atau
badanpublic yang mempunyai fungsi dan tujuan Negara, ada pula yang mendefinisikan
sebagai sekumpulan orang-orang yang mengelola kewenangan-kewenangan, melaksanakan
kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan serta pembangunan masyarakat dari lembaga-
lembaga dimana mereka ditempatkan.
Dalam ilmu pemerintahan dikenal adanya dua definisi pemerintah yakni dalm arti
sempit dan arti luas, dalam arti luas pemerintah didefinisikan sebagai suatu bentuk organisasi
yang bekerja dengan tugas menjalankan suatu sistem pemerintahan, sedangkan dalam arti
sempit didefinisikan sebagai Suatu badan persekumpulan yang memiliki kebijakan tersendiri
untuk mengelola,memanage,serta mengatur jalannya suatu sistem pemerintahan.
Menurut Prof. Ermana Suradinata Pemerintah adalah lembaga atau badan-badan publik
dalam menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan Negara.
 Menurut C.F Strong gini, Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan badan-
badan publik yang meliputi kegiatan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam usaha mencapai
tujuan negara. Pemerintahan dalam ari sempit adalah segala kegiatan badan-badan publik
yang hanya meliputi kekuasaan eksekutif.[2]

Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI) secara luas memiliki arti Sistem


Penyelenggaraan Negara Indonesia menurut UUD 1945, yang merupakan sistem penyelenggaraan
kehidupan negara dan bangsa dalam segala aspeknya, sedangkan dalam arti sempit, SANRI adalah idiil
Pancasila, Konstitusional – UUD 1945, operasional RPMJ Nasional serta kebijakan-kebijakan
lainnya. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia secara simultan berinteraksi dengan faktor-faktor
fisik, geografis, demografi, kekayaan alam, idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam.

Dalam rangka pencapaian tujuan negara dan pelaksanaan tugas negara diselenggarakan fungsi-fungsi
negara yang masing-masing dilaksanakan oleh Lembaga Negara yang telah ditetapkan dalam UUD 1945
dengan amandemennya.

Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara merupakan bagian integral dari sistem Penyelenggaraan
negara. Operasionalisasi dari semua ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945 merupakan bagian yang sangat
dominan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.

Agar pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan maupun dalam rangka menggerakkan dan
memperlancar pelaksanaan pembangunan, kegiatan aparatur pemerintah perlu dipadukan, diserasikan dan
diselaraskan untuk mencegah timbulnya tumpang tindih, pembentukan, kesimpangsiuran dan atau
kekacauan, oleh karena itu koordinasi antar kegiatan aparatur pemerintah harus dilakukan mulai dari
proses perumusan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan sampai kepada pengawasan, dan pengendaliannya.

Sistem administrasi negara pada dasarnya mengandung unsur-unsur tertentu seperti lazimnya suatu sistem,
yaitu: Pertama, Nilai, yang mencakup landasan, falsafah, cita-cita dan tujuan negara;Kedua, Struktur, yang
menggambarkan keberhasilan lembaga-lembaga negara dan lembaga-lembaga pemerintah dengan
kewenangan masing-masing. Ketiga, Proses, yang berupa kegiatan danSALING  hubungan antara
lembaga – lembaga yang ada dalam negara dalam mewujudkan tujuan berbangsa yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan organisasi dan tuntutan seluruh rakyat sebagai pemilik keseluruhan negara.
Sistem Penyelenggaraan Negara Indonesia menurut UUD 1945, yang merupakan sistem
penyelenggaraan kehidupan negara dan bangsa dalam segala aspeknya, sedangkan dalam arti
sempit, SANRIadalah idiil Pancasila, Konstitusional – UUD 1945, operasional RPMJ Nasional serta
kebijakan-kebijakan lainnya. 
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia secara simultan berinteraksi dengan faktor-faktor
fisik, geografis, demografi, kekayaan alam, idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam.
Dalam rangka pencapaian tujuan negara dan pelaksanaan tugas negara diselenggarakan fungsi-
fungsi negara yang masing-masing dilaksanakan oleh Lembaga Negara yang telah ditetapkan
dalam UUD 1945 dengan amandemennya.
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara merupakan bagian integral dari sistem
Penyelenggaraan negara. Operasionalisasi dari semua ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945
merupakan bagian yang sangat dominan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.

B. Rumusan Masalah
1. Siswa Menjelaskan Sistem Administrasi Negara RI ?
2. Siswa menjelaskan Pengertian hukum administrasi Negara ?
3. Menjelaskan Obyek Administrasi Negara ?
4. Menjelaskan sumber-sumber administrasi Negara ?
5. Menjelaskan Bentuk-bentuk perbuatan Pemerintah ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Administrasi Negara RI


Administrasi Negara, dilihat dari segi Analisa Sistem :
• Sistem adalah merupakan kebulatan dari bagian yangSALING  bergantung.
• Sistem terdiri dari gugus-gugus komponen yang bekerja sama untuk kepentingan tujuan sebagai
suatu keseluruhan
• Sistem adalah kompleks unsur-unsur yang saling berinteraksi.
Komponen-komponen (unsur) dlam Administrasi Negara dilihat dari Analia Sistem :
1. Lingkungan
2. Input (dari lingkungan)
3. Konversi (pengubahan/proses pengubahan)
4. Output
5. Feed back
1) Lingkungan
Mencakup berbagai macam gejala (sosial, eonomi, politik, budaya, hankam)
Gejala adalah masalah/bajan yang dapat digunakan oleh pemerintah (Adm. Negara) di dalam
membuat suatu kebijaksanaan. Gejala tersebut mungkin dapat mempercepat (membantu) atau
menghambat (menghalangi) pemerintahan (Adm Negara) di dalam membuat suatu keputusan.
Lingkungan terdiri dari :
a. Langganan ( Siapa saja yang mendapatkan pelayanan barang dan jasa )
b. Pasar ( yang menentukan biaya dari barang dan jasa yang akan dikomunikasikan )
c. Golongan kepentingan ( anggota masyarakat dan pejabat pemerintah, baik yang mendukung
maupun yang menolak kebijakan pemerintah )
d. Badan badan lain yang menjadi konsumen daripada kebijaksanaan

2) Input dari lingkungan


Input dapat dikatakan sebagai suatu transmisi yang dikirim dari lingkungan ke dalam proses
konversi 
Input dapat berupa :
Tuntutan :
• Masyarakat menuntut barang-barang dan jasa-jasa dari negara untuk mereka konsumsikan.
Contoh : pendidikan; kesehatan; rekreasi; keamanan; dll.
• Masyarakat menuntut pengaturan perilaku pihak-pihak lain. Contoh : perilaku dari alat-alat
negara.
• Masyarakat dapat menuntut kebebasan kebebasan dalam rangka melakukan kegiatan-kegiata
spiritual. Contoh : ibadah; merayakan hari besar agama.

Suatu tuntutan pada hakekatnya adalah analitis, tidak harus melukiskan sifat interaksi antara
rakyat engan administrator; suatu tuntutan dapat berbentuk permintaan bukti akan suatu jasa.
Sumber-sumber kekayaan :
• Sumber daya manusia
• Kekayaan alam/sumber daya alam
• Skill
• Teknologi
• Uang/keuangan
• Metode-metode

Dukungan, oposisi/sifat masa bodoh :


Kewajiban membayar pajak
Kesediaan penerimaan pengaturan perilaku yang dibuat oleh pemerintah
Bagaimana sikap masyarakat terhadap perilaku administrator (mendukung atau menolak )
Saluran input kedalam proses konversi ini tidak saja berasal dari sektor swasta, namun juga
berasal dari badan-badan pemerintah yang lain : lembaga eksekutif, lembaga legislatif, lembaga
yudikatif. Input dapat berupa Undang-undang; instruksi-instruksi; peraturan pemerintah; penilaian
kepala eksekutif; penilaian hakim; dsb

3) Konversi
Yang berfungsi sebagai pelaku kegiatan-kegiatan administratif dalam proses ini adalah : unit-unit
administratif yang dilaksanakan oleh para administrator.
Bekerja dipengaruhi oleh : input; keadaan dan susunan organisasi dari proses konversi yang
bersangkutan, untuk 1. pengambilan keputusan, 2. pelaksanaan keputusan, 3. pengendalian, 4.
tindakan. Dengan melibatkan personil yang bekerja atas dasar :
a. Struktur organisasi yang ada,
b. Prosedur yang telah ditetapkan,
c. Keahlian, pengalaman pribadi dan kecenderungan yang dimiliki,
d. Cara-cara yang telah ditetapkan bagi para administrator dalam melakukan pengawasan
terhadap bawahan.
4) Outputs
Yang dihasilkan oleh administrasi negara dapat berupa :
• Barang dan jasa seperti diinginkan masyarakat.
• Pengaturan berbagai macam perilaku
• Penyampaian informasi, dll
( Perwujudan dari tuntutan-tuntutan atau keinginan-keingainan; baik masyarakat, maupun cabang
pemerintahan yang lain )

5) Feed back
• Mengambarkan pengaruh dari outputs terdahulu yang telah dinilai oleh konsumen (cocok/kurang
cocok/tidak cocok)
• Dengan harapan untuk dijadikan inputs baru dalam konversi berikutnya.
• Untuk menghasilkan output baru yang lebih sesuai.
Mekanisme umpan balik ini merupakan bukti berkelanjutannya interaksi antara para administrator
dengan sumber-sumber masukan dan konsumen/pemakai output mereka. Mekanisme ini juga
menunjukkan bahwa proses selalu dinamis dan sirkuler.
Definisi kerja dari Sistem Administrasi Negara :
Suatu proses dinamik yang berkelanjutan dan bersifat sirkuler, dimana masukan diubah menjadi
keluaran, yang selanjutnya keluaran akan menjadi umpan balik sebagai masukan baru bagi
pengubahan baru untuk menghasilkan keluaran baru, dalam rangka mewujudkan kebijakan
pemerintah/Negara.

B. Pengertian Hukum Administrasi Negara


a. Hukum administrasi negara adalah peraturan hukum yang mengatur administrasi, yaitu
hubungan antara warga negara dan pemerintahnya yang menjadi sebab hingga negara itu
berfungsi. (R. Abdoel Djamali).
b. Hukum administrasi negara adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur bagaimana
negara sebagai penguasa menjalankan usaha-usaha untuk memenuhi tugasnya. (Kusumadi
Poedjosewojo.)
c. Hukum administrasi negara adalah hukum yang menguji hubungan hukum istinewa yang
diadakan, akan kemungkinan para pejabat melakukan tugas mereka yang khusus. (E. Utrecht.)
d. Hukum administrasi negara adalah keseluruhan aturan yang harus diperhatikan oleh para
pengusaha yang diserahi tugas pemerintahan dalam menjalankan tugasnya. (Van Apeldoorn.)
e. Hukum administrasi negara adalah hukum yang mengatur tentang hubungan-hubungan hukum
antara jabatan-jabatan dalam negara dengan warga masyarakat. (Djokosutono.)
Istilah hukum administrasi negara adalah terjemahan dari istilah Administrasi recht (bahasa
Belanda).

C. Obyek Hukum Administrasi Negara


Pengertian obyek adalah pokok permasalahan yang akan dibicarakan. Dengan pengertian tersebut,
yang dimaksud obyek hukum administrasi negara adalah pokok permasalahan yang akan
dibicarakan dalam hukum administrasi negara.
Berangkat dari pendapat Prof. Djokosutono, S.H., bahwa hukum administrasi negara adalah hukum
yang mengatur hubungan hukum antara jabatan-jabatan dalam negara dan para warga
masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa obyek hukum administrasi negara adalah pemegang
jabatan dalam negara itu atau alat-alat perlengkapan negara dan warga masyarakat.

Pendapat lain mengatakan bahwa sebenarnya obyek hukum administrasi adalah sama dengan
obyek hukum tata negara, yaitu negara (pendapat Soehino, S.H.). pendapat demikian dilandasi
alasan bahwa hukum administrasi negara dan hukum tata negara sama-sama mengatur negara.
Namun, kedua hukum tersebut berbeda, yaitu hukum administrasi negara mengatur negara dalam
keadaan bergerak sedangkan hukum tata negara dalam keadaan diam. Maksud dari istilah
”negara dalam keadaan bergerak” adalah nahwa negara tersebut dalam keadaan hidup. Hal ini
berarti bahwa jabatan-jabatan atau alat-alat perlengkapan negara yang ada pada negara telah
melaksanakan tugasnya sesuai dengan dengan fungsinya masing-masing. Istilah ”negara dalam
keadaan diam” berarti bahwa negara itu belum hidup sebagaimana mestinya. Hal ini berarti bahwa
alat-alat perlengkapan negara yang ada belum menjalankan fungsinya. Dari penjelasan diatas
dapat diketahui tentang perbedaan antara hukum administrasi negara dan hukum tata ne

DMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM

Sistem adalah seperangkat komponen elemen, unsur atau subsistem dengan segala atributnya, yang
satu sama lain saling berkaitan,mempengaruhi dan saling ketergantungan sehingga membentuk suatu
kesatuan yang terintegrasi atau suatu totalitas, serta mempunyai peranan atau tujuan tertentu.

Secara elementer, administrasi terjadi apabila dua orang atau lebih bekerja sama melakukan kegiatan
tertentu dengan sarana tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Sebagai suatu sistem, administrasi
yang bersifat :

1. Abstak.
2. Buatan manusia ( man-made system ).
3. Terbuka ( open system ).
4. Hidup ( living system ).
5. Kompleks.

Administrasi merupakan proses penyelenggaraan kebijaksanaan negara/pemerintahan dalam rangka


mencapai tujuan negara. Administrasi negara terdiri dari berbagai subsistem : tugas pokok, fungsi
kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian, sarana dan prasarana. Sistem administrasi membentuk
sistem kehidupan nasional.

B. SISTEM ADMINISTRASI NEGARA RI ( SANRI )

Sistem administrasi negara adalah keseluruhan penyelengaraan kekuasaan pemerintah negara


indonesia dengan memamfaatkan dan mendayagunakan segala kemampuan aparatur negara serta
segenap dana dan daya demi tercapainya tujuan nasional dan terlaksananya tugas Negara Republik
Indonesia seperti yang telah ditetapkan dalam UUD 1945.

SANRI secara simultan dipengaruhi dan mempengaruhi berbagai faktor lingkungan fisik alami, Juga
oleh faktor regional dan global. Oleh karena itu tidak ada satu negarapun yang memiliki konstitusi dan
landasan filosofis serta keseluruhan faktor ekologi yang sama dengan SANRI.

C. PENYEMPURNAAN ADMINISTRASI NEGARA RI


Sebagai suatu sistem administrasi negara indonesia perlu dikembangkan dan disempurnakan, sebagai
sarana mencapai tujuan nasional. Guna senatiasa mampu menjawab segala tantangan dan
memamfaatkan peluang yang timbul. Penyempurnaan tersebut dikarenakan antara lain :

1. Semakin meningkatnya tugas umum pemerintah.


2. Pembangunan menimbulkan masalah-masalah baru.
3. Adanya perkembangan faktor lingkungan temasuk perubahan dunia internasional.

BAB II

Administrasi Negara dalam Kerangka Sistem Pemerintahan Negara

A. LANDASAN ADMINISTRASI NEGARA

1. Landasan Idiil : Pancasila

Landasan idiil bagi penyelengaraan administrasi negara indonesia adalah identik dengan landasan idiil
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara merupakan
sumber dari segala sumber hukum. Dengan demikian Pancasila merupakan :

1. Dasar Negara Republik Indonesia.


2. Pandangan hidup bangsa Indonesia.
3. Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
4. Tujuan yang akan dicapai.
5. Perjanjian luhur rakyat Indonesia.

Sesuai dengan UU no.5 Tahun 1985 Pancasila merupakan satu-satunya asas dalam kehidupan
berbangsa dan bermasyarakat.

2. Landasan Konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945

Landasan konstitusional ini perwujudan dari proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Yang terdiri
dari 16 Bab, 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan, 2 Ayat Aturan Tambahan. Memuat secara garis besar
tentang sistem pemerintahan negara, hubungan antar warga negara dengan negara, kesejahtraan
sosial,dll.

3. Landasan Operasional : Garis-Garis Besar Haluan Negara

GBHN merupakan :

1. Haluan negara dalam garis-garis besar sebagai pernyataan kehendak rakyat yang ditetapkan oleh
MPR.
2. Pola umum Pembangunan Nasional.

Maksud ditetapkannya GBHN adalah memberikan arah bagi perjuangan negara dan rakyat Indonesia
yang sedang membangun agar dapat diwujudkan keadaan yang diinginkan dala kurun waktu 5 tahun
mendatang.

Pembangunan Nasional mencakup seluruh aspek kehidupan, seperti :


1. Bidang Ekonomi.
2. Bidang Kesejahtraan Rakyat, Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Bidang Agama dan Kepercayaan.
4. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
5. Bidang Hukum.
6. Bidang Politik, Aparatur Negara, Penerangan, Komunikasi, dan Media Masa.
7. Bidang Keamanan dan Pertahanan.

B. CITA-CITA DAN TUJUAN NASIONAL

Cita-cita Nasional terdapat dalam anenia II pembukaan UUD 1945, yaitu :”Negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur”. Tujuan Nasional tedapat dalam alenia IV Pembukaan
UUD 1945, yaitu : “kemudian daripada itu untuk membentuk pemerintahan negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahtraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”

C. PEMBANGUNAN NASIONAL

1. Tujuan

Pembangunan sebagai suatu proses dalam upaya meningkatkan kehidupan rakyat bangsa dan
negara. Mempunyai tujuan nasional adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dam
makmuryang merata meteri dan spritual berdasarkan Pancasila.

2. Makna dan Hakikat Pembangunan Nasional

a. Pada sila pertama adalah tanggung jawab bersama.

b. Pada sila kedua adalah peningkatan martabat serta hak dan kewajiban.

c. Pada sila ketiga adalah peningkatan pembinaan bangsa diseluruh bidang kehidupan.

d. Pada sila keempat adalah makin menumbuhkan dan mengembangkan sistem politik demokrasi
Indonesia.

e. Pada sila kelima adalah mengembangkan pertumbuhan ekonomi.

3. Azas Pembangunan Nasional

a. Azas keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME, menjadi landasan spiritual, moral dan etik
bagi pembangunan nasional.

b. Azas Mamfaat, segala kegiatan pembangunan nasional memberikan mamfaat bagi kesejahteraan
rakyat banyak.

c. Azas Demokrasi Pancasila, sesuai dengan tujuan pembangunan nasional.

d.Azas Adil dan Merata, harus merata disemua lapisan masyarakat.


e. Azas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam Kehidupan, adanya keseimbangan antara
keseimbangan, kepentingan.

f. Azas Hukum, setiap warga negara harus taat hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan.

g. Azas Kemandirian, berdasarkan kemampuan dan kekuatan sendiri.

h. Azas Kejuangan, memiliki tekat, mental, dan jiwa pengabdian mengutamakan kepentingan bersama.

i. Azas IPTEK, penerapan nilai-nilai IPTEK guna memberikan kesejahteraan rakyat.

4. Esensi Pembangunan Nasional

Berhasilnya pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila tergantung pada peran aktif
masyarakat serta pada mental tekat dan semangatserta ketaatan dan kedisiplinan para penyelenggara
negara serta seluruh rakyat.

Hasil pembangunan harus dapat dinikmati secara merata dan adil oleh seluruh rakyat Indonesia,
karena akan meningkatkan pertahanan nasional dan akan mencapai masyarakat yang maju, sejahtera
adil dan makmur.

D. SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA

1. Indonesia adalah Negara yang Berdasarkan atas Hukum ( Rechrsstaat )


2. Sistem Konstitusional
3. Kekuasaan Negara yang Tertinggi di T angan MPR ( Die Gezamte Staatsgewalt Liegt Allein Bei der
Majelis )
4. Presiden ialah Penyelengara Pemerintahan Tertinggi di Bawah Majelis
5. Presiden tidak Bertanggung Jawab pada DPR
6. Menteri Negara ialah Pembantu Presiden : Menteri negara tidak bertanggungjawab pada DPR

7.Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas

~ Kekuasaan DPR adalah kuat.

~ Menteri-menteri Negara bukan pegawai tinggi biasa.

E. FUNGSI NEGARA

1. Fungsi Konstitusi, ialah menyelenggarakan kedaulatan rakyat, menetapkan UUD dan GBHN.

2.Fungsi Eksekutif, ialah menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan negara.

3. Fungsi Legislatif, ialah membentuk UU.

4. Mengawasi Pelaksaan Tugas Pemerintah.

5. Fungsi Yudikatif, menyelenggarakan tugas kehakiman.

6. Funsi Auditif, menyelenggarakan pemeriksaan atas kerja keuangan negara.


7. Fungsi Konsultatif, memberi jawaban atas pertanyaan Presiden.

F. LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA

Dalam Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia berdasarkan UUD ’45, fungsi-fungsi negara
dilaksanakan oleh lembaga-lembaga negara, yang dapat dikelompokan sebagai berikut :

1. Lembaga Tertinggi Negara yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat.


2. Lembaga-lembaga Tinggi Negara yaitu :
1. Presiden.
2. Dewan Pertimbangan Agung.
3. Dewan Perwakilan Rakyat.
4. Badan Pemeriksa Keuangan.
5. Mahkamah Agung.

1. Kedudukan, Tugas dan Wewenang

a. Majelis Permusyawaratan Rakyat ( MPR )

1. Kedudukan

MPR merupakan Lembaga Tertinggi Negara yang merupakan :

a.Pemegang dan pelaksanaan sepenuhnya kedaulatan rakyat.

b.Penjelmaan seluruh rakyat indonesia.

c.Pemeganag kekuasaan tertinggi negara.

2. Tugas

a. Menetapkan UUD.

b. Menetapkan GBHN.

c. Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden.

3. Wewenang

a. Membuat keputusan yang tidak dapat dibatalkan oleh Lembaga Tinggi lain termasuk penetapan
GBHN.

b.Memberikan penjelasan yang bersifat penafsiran terhadap putusan MPR.

c.Mengubah UUD.

d.Menetepkan peraturan Tata Tertib Majelis.

e. Dll.
c) Fungsi Pengaruh

1. Menguji secara material hanya terhadap peraturan perundangan dibawah undang-undang.

2. Menyatakan tidak sah semua peraturan perundangan dari tingkat yang lebih rendah daripada
undang-undang atas alasan bertentangan dengan peraturan perundangan yang lebih tinggi.

3. Mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila
terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985.

d) Fungsi Pemberian Nasihat

1. Memberikan nasihat hukum kepada Presiden selaku Kepala Negara dalam rangka pemberian dan
penolakan grasi.

2. Dapat memberikan pertimbangan-pertimbangan dalam bidang hokum baik diminta maupun tidak
kepada Lembaga Tinggi Negara yang lain.

4) Susunan Mahkamah Agung

a) Mahkamah Agung terdiri dari:

(1) Pimpinan

(2) Hakim Anggota

(3) Kepaniteraan Mahkamah Agung

(4) Sekretariat Jendral Mahkamah Agung

b) Pengangkatan dan Pemberhrntian

(1) Hakim Agung diangkat oleh Presiden selaku Kepala Negara, dari daftar nama calon yang diusulkan
oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

(2) Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Agung diangkat oleh Presiden yang diusulkan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.

(3) Ketua Muda Mahkamah Agung diangkat oleh Presiden yang diusulkan oleh Ketua Mahkamah
Agung.

(4) Untuk mengisi lowongan jabatan Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Anggota Mahkamah
Agung, diusulkan masing-masing 2 (dua) orang calon.

(5) Hakim Agung tidak boleh merangkap menjadi:

– Pelaksana putusan Mahkamah Agung

– Wakil, Pengampun, dan Pejabat


– Penasihat Hukum

– Pengusaha

(6) Kecuali larangan perangkapan jabatan lain dalam undang-undang dengan Peraturan Pemerintah.

(7) Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Anggota mahkamah Agung diberhentikian oleh
Presiden selaku Kepala Negara atas usul mahkamah Agung karena:

– Permintaan sendiri

– Sakit jasmani atau rohani terus-menerus

– Telah berumur 65 (enam puluh lima) tahun

– Ternyata tidak cakap dalam menjalankan tugas

(8) Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Anggota Mahkamah Agung yang meninggal dunia
diberhentikan dengan hormat dari jabatannya oleh Presiden selaku Kepala Negara.

(9) Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Anggota Mahkamah Agung diberhentikan tidak
dengan hormat oleh Presiden dengan alas an:

– Dipidana

– Melakukan perbuatan tercrela

– Terus-menerus melalaikan kewajiban

– Melanggar sumpah atau janji jabatan

– Melanggar larangan tentang perangkapan jabatan

(10) Ketua,Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Anggota mahkamah Agung sebelum diberhentikan
tidak dengan hormat dapat diberhentikan sementara dari jabatannya oleh Presiden.

(11) Apabila terhadap seorang Hakim Agung ada perintah penangkapan tang diikuti dengan
penahanan, Hakim Agung tersebut diberhentikan sementara dari jabatannya.

(12) Apabila seorang Hakim Agung dituntut dimuka pengadilan seperti tercantum dalam pasal 21 ayat
(4) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981, maka ia dapat diberhentikan sementara dari jabatannya.

(13) Ketentuan tata cara pemberhentian dengan hormat, pemberhentian dengan tidak hormat, dan
pemberhentian sementara diatur dengan Peraturan Pemerintah.

c) Kepaniteraan / Sekretariat Jendral Mahkamah Agung

(1) Merupakan unsur pembantu pimpinan

(2) Mempunyai tugas pelayanan dibidang administrasi peradila dan dibidang administrasi umum
( 3) Merangkap Sekretaris Jenderal mahkamah Agung

(4) Susunan Organisasi Kepaniteraan / Sekretariat Jendral Mahkamah Agung RI ditetapkan dengan
Keputusan Presiden No. 75 Tahun 1985;

– Direktorat Perdata

– Direktorat Perdata Agama

– Direktorat Tata Usaha Negara

– Direktorat Pidana

– Direktorat Hukum dan Peradilan

– Biro Umum

– Biro Keuangan

– Biro Kepegawaian

– Kelompok Fungsional yang terdiri dari:

a. Tenaga Ahli

b. Hakim Yustisial

2. Hubungan antara Lembaga-lembaga Negara

a. Presiden dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

1) Presiden dan Wakil Presiden dipilih dan diangkat oleh MPR.

2) Presiden dan Wakil Presiden dapat diberhentikan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat sebelim
habis masa jabatan.

3)Presiden adalah Mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat yang wajib melaksanakan GBHN dan
putusan-putusan Majelis lainnya.

4) Presiden ialah penyelenggara kekuasaan Pemerintah Negara Tertinggi di bawah MPR

5)Presiden tidak neben tetapi untergeordnet kepada MPR.

6) Presiden tunduk dan bertanggung jawab kepada Majelis.

7) Presiden dapat menyusun dan menyampaikan konsep naskah GBHN untuk bahan pertimbangan
bagi Majelis.

8) Apabila Wakil Presiden berhalangan tetap, Presiden dan/atau DPR dapat meminta MPR
mengadakan Sidang Istimewa unuk memilih Wakil Presiden.
b. Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

1) Anggota DPR juga anggota MPR.

2) DPR dapat menggundang MPR untuk Sidang Istimewa.

c. Presiden dengan Dewan Pertimbangan Agung (DPA)

1) DPA wajib memberikan jawaban atas pertanyaan Presiden.

2) DPA behak mengajukan usul kepada Pemerintah.

d. Presiden dengan Dewan Perwakilan Rakyat

1) Presiden dengan persetujuan DPR membentuk Undang-undang.

2) Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

3) Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.

4) Bekerja sama tetapi Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.

5) DPR berkewajiban senantiasa mengawasi tindakan-tindakan Presiden dalam melaksanakan haluan


negara.

6)Apabila Wakil Presiden behalangan tetap Presiden dan/atau DPR dapat meminta MPR mengadakan
Sidang Istimewa untuk memilih Wakil Presiden.

7) Dalam hal berhalangan tetap, maka diganti oleh Wakil Presiden.

8) Presiden harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.

9) Presiden mengangkat Ketua dan Anggota Mahkamah Agung dan Ketua serta anggota BEPEKA
yang calon-calonnya diusulkan oleh DPR.

e. Presiden dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BEPEKA)

1) BEPEKA memeriksa semua pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara.

2) Presiden mengangkat Ketua dan Anggota BEPEKA dari calon-calon yang diusulkan DPR.

f. Presiden dengan Mahkamah Agung (MA)

1) MA dapat memberikan pertimbangan-pertimbangan hukum kepada Lembaga-lembaga Tinggi


Negara.

2) MA memberikan nasihat hukum kepada Presiden / Kepala Negara untuk pemberian/ penolakan
grasi.

3) MA mempunyai wewenang menguji secara material.


4) Dalam hal Presiden berhalangan tetap, maka ia diganti oleh Wakil Presiden.

5) Presiden mengangkat Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Mahkamah Agung.

g. Dewan Pertimbangan Agung dengan Mahkamah Agung (MA)

1) MA dapat memberikan pertimbangan-pertimbagan hukum kepada Lembaga-lembaga Tinggi Negara.

2) MA dapat mengambil sumpah atau janji kepada Ketua dan Anggota DPA.

h. Dewan Perwakilan Rakyat dengan BEPEKA

1) Hasil pemeriksaan BEPEKA diberitahukan kepada DPR

2) Cara-cara pemberitahuan lebih lanjut ditentukan Pimpinan BEPEKA dengan memperhatikan


peraturan perundangan yang berlaku.

i. Dewan Perwakilan Rakyat dengan Mahkamah Agung

1) MA dapat memberikan pertimbangan-pertimbangan hukum kepada Lembaga-lembaga Tinggi


Negara.

2) Ketua dan Wakil Ketua dan Anggota Mahkamah Agung diangkat oleh Presiden.

3) Penggambilan sumpah/janji keanggotaan DPR dilakukan Ketua Mahkamah Agung dalam Rapat
Paripurna DPR.

j. BEPEKA dengan Mahkamah Agung

1) MA dapat memberikan pertimbangan-pertimbangan hukum kepada Lembaga-lembaga Tinggi


Negara.

2) Penggambilan sumpah/ janji keanggotaan BEPEKA dilakukan Ketua Mahkamah Agung.

G. MEKANISME KEPEMIMPINAN NASIONAL

Mekanisme kepemimpinan nasional secara garis besar meliputi kegiatan-kegiatan kenegaraan sebagai
berikut:

1. MPR mengadakam Sidang Umum sekali dalam 5 tahun.


2. Dalam Sidang Umum tersebut MPR menetapkan GBHN dan memilih Presiden dan Wakil Presiden.
3. Presiden/ Mandataris MPR dengan dibantu oleh Wakil Presiden dan Menteri-menteri melaksanakan
tugasnya berlandaskan kepada Undang-Undang Dasar 1945 dan GBHN.
4. Tugas-tugas Presiden/ Mandataris yang erat hubungannya erat dengan mekanisme ini:
1. Membentuk Lembaga Tinggi Negara DPA dan BEPEKA.
2. Melaksanakan Pemilu.
3. Presiden terpilih harus menyusun Repelita dan menyiapkan APBN.
4. Mengajukan APBN setiap tahun.
5. Membuat undang-undang dengan persetujuan DPR.
5. DPR mengawasi pelaksanaan tugas Presiden.
6. DPA dan BEPEKA mempunyai masa jabatan lima tahun.
7. Akhirnya setelah segala sesuatu dilaksanakan sebagaimana mestinya, rakyat memberikan
penilaiannya dalam Pemilih Umum berikut.

H. TUGAS DAN FUNGSI PEMERINTAH DALAM PENYELENGARAAN PEMERINTAHAN

Sebagai penyelenggara pemerintahan maka Presiden selaku Kepala Pemerintahan berkewajiban


melaksanakan tugas pemerintah negara untuk mencapai tujuan nasional. Tugas tersebut meliputi
kekuasaan eksekutif maupun legislatif, yaitu:

1. Menyelenggarakan kekuasaan pemerintah negara tertinggi.


2. Bersama-sama dengan DPR membentuk undang-undang termasuk undang-undang APBN.
3. Presiden berhak menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.
4. Menetapkan Peraturan Pemerintah.

Dalam pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pembangunan tersebut, fungsi pemerintah adalah
melayani dan mengayomi masyarakat, serta menumbuhkan dan mengembangkan prakarsa, dan peran
serta masyarakat dalam pembangunan, dalam bentuk fungsi-fungsi :

1. Pengaturan yang meliputi perumusan kebijaksanaan nasional dan kebijaksanaan umum, perumusan
dan penetapan kebijaksanaan.
2. Pemberian pelayanan dan perizinan.
3. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan.
4. Penyediaan dan penyebarluasan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat.
5. Penguasaan atas bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
6. Pengelolaan atas kekayaan alam milik negara.
7. Pengembangan Sumber Daya Manusia (masyarakat).

BAB III

Kelembagaan Aparatur Pemerintah

A. ASAS-ASAS PENGORGANISASIAN KELEMBAGAAN APARATUR PEMERINTAH

1. Asas Kejelasan Tujuan

Organisasi pemerintah diciptakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk suatu jangka
waktu tertentu.

2. Asas Pembagian Tugas

Dalam pengorganisasian aparatur pemerintah tugas umum pemerintahan dan pembangunan perlu
dibagi habis kedalam tugas-tugas Departeman, Lembaga Pemerintah Non-Departeman dan aparatur
pemerintah lainnya. Maka perlu adanyaperumusan tugas yang jelas sehingga dapat dicegah duplikasi,
benturan dan kekaburan.

3. Asas Fungsionalisasi

Asas ini menentukan instansi atau satuan kerja mana yang secara fungsional paling bertanggung
jawab atas suatu tugas umum pemerintahan dan pembangunan.
4. Asas Pengembangan Jabatan Fungsional

Tidak hanya berorientasi pada pengembangan jabatan structural saja, melainkan juga kepada jabatan
fungsional.

5. Asas Koordinasi

Menekankan agar dalam penyusunan kelembagaan Instansi Pemerintah memungkinkan terwujudnya


koordinasi yang mantap dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintah dan pembangunan.

6. Asas Kesinambungan

Mengharuskan adanya pelembagaandalam pelaksanaan dalam arti bahwa tugas-tugas umum


pemerintahan dan pembangunan harys berjalan sesuai dengan kebijaksanaan dan program yang telah
ditetapkan.

7. Asas Kesederhanaan

Organisasi harus secara mudah menggambarkan dengan jelas siapa/ unit apa untuk mengerjakan apa,
bekerja dengan siapa dan dengan cara bagaimana.

8. Asas Keluwesan

Menghendaki agar organisasi selalu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan dan
perubahan.

9. Asas Akordion

Menentukan bahwa organisasi dapat berkembang atau menciut sesuai dengan tuntutan tugas dan
beban kerjanya.

10. Asas Pendelegasian Wewenang

Menentukan tugas-tugas apa yang perlu didelegasikan dan tugas-tugas apa yang masih harus
dipegang pimpinan.

11. Asas Rentang Kendali

Dalam menentukan jumlah satuan organisasi atau orang yang dibawahi oleh seorag pejabat pimpinan,
diperhitungkan secara rasional mengingat terbatasnya kemampuan seorang pemimpin/ atasan.

12. Asas Jalur dan Staf

Menentuka bahwa dalam penyusunan organisasi perlu dibedakan antara satuan-satuan organisasi
yang melaksanakan tugas pokok instansi dengan satuan-satuan organisasi yang melaksanakan tugas-
tugas penunjang.

13. Asas Kejelasan dalam Pembaganan


Mengharuskan setiap organisasi Pemerintah menggambarkan susunan organisasinya dalam bentuk
bagan, agar setiap pihak yang berkepentingan dapat segera memahami kedudukan dan hubungan dari
setiap satuan organisasi yang ada.

B. APARATUR PEMERINTAH DI TINGKAT PUSAT

1. Presiden dan Wakil Presiden

a. Menurut Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintah.

b. Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh Wakil Presiden yang ditentukan oleh
Presiden.

c. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar 1945, Wakil Presiden bertugas membantu
Presiden dalam menyusun rencana dan mengikuti pelaksanaan pengawasan dari dalam maupun dari
luar.

d. Dalam melaksanakan kekuasaan pemerintah negara, Presiden dibantu oleh Menteri-menteri


Negara.

2. Kabinet Pembangunan VI

a. Tugas pokok dan sekaligus sasaran Kabinet Pembangunan VI adalah meneruskan dan
meningkatkan pelaksanaan pembangunan berdasarkan GBHN dengan sasaran-sasarannya yang
dinamakan “Panca Krida” sebagai program kerja yang meliputi:

1)Melanjutkan, meningkatkan, memperdalam dan memperluas pembangunan nasional.

2) Meningkatkan disiplin nasional yang dipelopori oleh aparatur negara menuju terwujudnya
pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

3) Membudayakan mekanisme kepemimpinan nasional berdasarkan UUD 1945, ideologi Pancasila,


Demokrasi Pancasila, Ekaprasetia Pancakarsa.

4) Melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif.

5)Melaksanakan pemilihan umum yang langsung, umum, bebas dan rahasia dalam tahun 1997.

b. Kabinet Pembangunan VI ditetapkan dengan Keputusan Presiden Nomor 96/M Tahun 1993, yang
susunannya sebagai berikut:

1) Menteri Koordinator, yaitu:

a) Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan.

b) Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.

c) Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pengwasan Pembangunan.


d) Menteri Koordinator Bidang Industri dan Perdagangan.

2) Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 96/M Tahun 1993 dua puluh satu Menteri memimpin
Departemen-departeman yang terdiri dari:

a) Departeman Dalam Negeri.

b) Departemen Luar Negeri.

c) Departemen Pertahanan Keamanan.

d) Departeman Kehakiman.

e) Departemen Penerangan.

f) Departemen Keuangan.

g) Departemen Perdagangan.

h) Departemen Perindustrian.

i) Departemen Pertanian.

j) Departemen Kehutanan.

k) Departemen Pertambangan dan Energi.

l) Departemen Pekerjaan Umum.

m) Departemen Perhubungan.

n) Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil.

o) Departemen Tenaga Kerja.

p) Departemen Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan.

q) Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi.

r) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

s) Departemen Kesehatan.

t) Departemen Agama.

u) Departemen Sosial.

Dengan terbitnya Keputusan Presiden No 388/M Tahun 1995, maka Departemen Perdagangan dan
Departemen Perindustrian di gabung menjadi Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
3) Tiga belas Menteri Negara, yang terdiri dari:

a)Menteri Negara Sekretaris Negara.

b) Menteri Negara Sekretaris Kabinet.

c)Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Ketua Badan Perencanaan Pembangunan


Nasional.

d) Menteri Negara Riset dan Teknologi/ Ketua Badan Pengkajian dan penerapan Teknologi/ Ketua
BBPT/ Kepala BPIS.

e) Menteri Negara Urusan Pangan/ Kepala Bulog.

f) Menteri Negara Kependudukan/ Kepala BKKBN.

g) Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/ Ketua BKPM.

h) Menteri Negara Agraria/ Kepala BPN.

i) Menteri Negara Perumahan Rakyat.

j) Menteri Negara Lingkungan Hidup.

k) Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.

l) Menteri Negara Pemuda dan Olahraga.

m) Menteri Negara Urusan Peranan Wanita.

3. Departemen, dengan unsur-unsur sbb :

a. Menteri (Pembantu presiden)

b.Sekretariat Jenderal (Menyelenggarakan pembinaan administrasi, organisasi dan ketatalaksanaan


terhadap seluruh unsur dilingkungan Departemen)

c.Inspektorat Jenderal (Melakukan pengawasan dalam lingkungan Departemen)

d. Direktorat Jenderal (Melaksanakan sebagian tugas pokok Departemen di bidangnya berdasarkan


kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri)

e. Instansi Vertikal

f. Unit Organisasi Lain

– Badan dan Pusat

– Staf Ahli
– Unit Pelaksana Teknis (UPT)

4. Kantor Menteri Koordinator (MENKO)

a. Kedudukan dan Tugas

1) MENKO adalah Menteri Negara pembantu Presiden dengan tugas pokok mengkoordinasikan
penyiapan dan penyusunan kebijaksanaan serta pelaksanaanya di bidang tertentu dalam kegiatan
pemerintahan negara.

2)MENKO berada langsung di bawah dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
Presiden.

3) MENKO dalam susunan Kabinet Pembangunan VI terdiri dari :

a)MENKO Bidang Politik dan Keamanan (Polkam)

b) MENKO Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra)

c)MENKO Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pengawasan Pembangunan (Ekuasbang)

d) MENKO Bidang Industri dan Perdagangan

b. Susunan MENKO dibantu oleh Staf yang terdiri dari unsure-unsur :

1)Sekretaris MENKO.

2)Asisten MENKO sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.

3) Staf Ahli sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.

5. Kantor Menteri Negara (MENNEG)

a. Kedudukan

1) Pembantu Presiden dengan tugas pokok menangani bidang tugas tertentu dalamkegiatan
pemerintah negara.

2) Berada dibawah dan bertanggung jaewab kepada Presiden.

b. Masing-masing Menteri Negara

1) Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional

2) Menteri Negara Riset dan Teknologi

3) Menteri Negara Urusan Pangan

4) Menteri Negara Kependudukan


5) Menteri Negara Penggerak Dana Investasi

6) Menteri Negara Agraria

7) Menteri Negara Perumahan Rakyat

8) Menteri Negara Lingkungan Hidup

9) Menteri Negara Urusan Peranan Wanita

10)Menteri Negara Pemuda dan Olahraga

11)Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

c. MENNEG Dibantu oleh Staf yang terdiri dari unsure:

1) Sekretaris MENNEG (SESMENEG).

2) Asisten MENNEG (ASMENEG), sebanyak-banyaknya 5 orang.

3) Asisten MENNEG dapat dibantu oleh beberapa Pembantu Asisten menurut kebutuhan sebanyak-
banyaknya 5 orang.

6. Lembaga-lembaga Pemerintah Non-Departemen

Disamping Departemen-departemen di tingkat Pemerintah Pusat terdapat Lembaga-lembaga yang


tidak berbentuk Departemen yang disebut Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND). Sampai
sekarang organisasi Lembaga-lembaga Pemerintah Non-Departemen masih beraneka ragam,
misalnya titelatur pimpinannya ada yang disebut Ketua, ada yang disebut Kepala, ada yang disebut
Direktur Jenderal.

7. Lembaga-lembaga lain

a.Lembaga-lembaga Ekstra Struktur yang Bertanggung jawab kepada Presiden

1) Dewan

a) Dewan Pertahanan

b) Dewan Standardisasi Nasional

c) Dewan Stabilisasi Ekonomi Nasional

d) Dewan Telekomunikasi

e) Dewan Stabilisasi Politik dan Keamanan Nasional

f) Dewan Pembinaan dan Pengelolaan Industri Strategis dan Industri Hankam

g) Dewan Penerbangan Antariksa Nasionol RI


h) Dewan Pengembangan Kawasan Indonesia Timur

2) Badan

a) Badan Pengendali Bimas

b)Badan Pembinaan Pusat Listrik, Tenaga Air dan Peleburan Aluminium Asahan

c) Badan Pengelola Gelanggang Olahraga Senayan

d) Badan Pertimbangan Kepegawaian

e) Badan Pertimbangan Telekomunikasi

f) Badan Pelaksana APEC

g) Badan Koordinasi Bantuan Pemantapan Stabilisasi Nasional

h) Badan Pertimbangan Jabatan Nasional

i) Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional

3)Tim dan Panitia

a) Tim Koordinasi Penanganan Masalah Pertanahan

b) `Tim Pengembangan Industri Hankam

c) Tim Pendayagunaan Proyek-proyek dengan Bantuan Luar Negeri

d) Panitia Pengarah Pemanfaatan Bantuan Luar Negeri

e) Panitia Inventarisasi dan Evaluasi Kekayaan Alam

b) Lembaga-lembaga Ekstra Struktural yang Bertanggung Jawab kepada Menteri

1) Dewan

a) Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah

b) Dewan Riset Nasional

c) Dewan Film Nasional

2) Badan

a) Badan Pengelola Industri Strategis

b) Badan Pertimbangan Buku Nasional


c) Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Alam

3) Lain-lain, misalnya:

a) Lembaga Pemilihan Umum

b) Lembaga Sensor Film

c) Bursa Komoditi

8. Sekretariat Negara

a. Kedudukan

1) Sekretariat Negara di bentuk dengan Keppres No. 291 Tahun 1960 menggantikan Kabinet Presiden
dan Kabinet Perdana Menteri yang dihapuskan dengan Keppres tersebut (terakhir dengan Keputusan
Presiden Nomor 16 Tahun 1991).

2) Sekretaris Negara merupakan unsure penunjang bagi Presiden dalam menjalankan tugas.

b. Tugas

1) Membantu Presiden dalam memperlancar pelaksanaan tugasnya.

2)Menyelenggarakan Koordinasi dan pelayanan administrasi dan keuangan dariLPDN, Kantor MENKO,
Kantor Menteri Negara serta Lembaga-lembaga lain.

c. Susunan

1) Organisasi Sekretariat Negara disempurnakan dengan Keppres No. 8 Tahun1978, jis Keppres No.
31 Tahun 1980, Keppres No. 16 Tahun 1981, Keppres No. 16 Tahun 1983 dan Keppres No. 16 Tahun
1991.

2) Sekretariat Negara di pimpin oleh Menteri Negara Sekretariat Negara dan bertanggung jawab
kepada Presiden.

3) Sekretariat Negara terdiri dari:

a) Sekretariat Kabinet

b) Sekretariat Pengendalian Operasional Pembangunan

c) Inspektur Jenderal Pembangunan

d) Sekretariat Militer

e) Rumah Tangga Kepresidenan

f) Staf Sekretariat Negara


9. Kejaksaan Agung

Bedasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1991, dan Keppres No. 55 Tahun 1991, Tentang
Susunan Organisasi dan Tata kerja Kejaksaan :

a.Kejaksaan Agung adalah lembaga kejaksaan tingkat Pusat

b.Kejaksaan Agung dipimpin oleh Jaksa Agung, yang sejak Kabinet Pembangunan VI diberi kedudukan
setingkat Menteri.

c.Jaksa Agung dibantu oleh:

1)Jaksa Agung Muda.

2)Pusat-pusat sebagai pelaksana tugas tertentu.

3)Staf Ahli.

4)Staf Jaksa Agung.

5)Satuan Tugas.

6)Instansi Vertikal.

10. Bank Indonesia

a. Kedudukan

1) BI merupakan Bank Sentral di Indonesia.

2) BI milik negara dan merupakan badan hukum yang bergerak di bidang perbankan.

b. Tugas Pokok

1) Mengatur, menjaga dan memelihara ketertiban nilai rupiah.

2) Melakukan pembinaan dan pengawasan di bidang perbankan.

3)Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta meningkatkan taraf hidup

rakyat.

c. Susunan

1)BI dipimpin oleh Direksi (Gubernur) sekurang-kurangnya 5 dan sebanyak-banyaknya 7 orang


Direktur.

2) Sebanyak-banyaknya 2 orang Direktur ditunjuk oleh Presiden sebagai pengganti Gubernur.

3)Gubernur dan Direktur diangkat oleh Presiden atas usul Dewan Moneter untuk masa jabatan 5 tahun.
4)Sejak Kabinet Pembangunan VI Gubernur Bank Indonesia diberi kedudukan setingkat dengan
Menteri.

d) Hubungan Bank Sentral dengan Pemerintah

1) BI menjalankan tugas pokoknya berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Pemerintah.

2) Dalam menetapkan kebijaksanaan tersebut Pemerintah dibantu suatu Dewan Moneter, yamg
diketuai oleh Menteri Keuangan.

e) Hubungan Keuangan dengan Pemerintah

1) BI bertindak sebagai Pemegang Kas Pemerintah.

2) BI menyelenggarakan pemindahan uang untuk Pemerintah.

3) BI membantu Pemerintah dalam menempatkan surat-surat utang negara, penatausahaan serta


pembayaran kupon dan pelunasannya.

4)Dalam melaksanakan ketentuan tersebut Bank Indonesia tidak memperhitungkan biaya-biaya.

f) Hubungan Internasional

Bank Indonesia menyusun rencana devisa yung mencerminkan pemeliharaan Ekonomi Nasional dan
memperlancar usaha pembangunan dengan memperhatikan posisi likuiditas dan solvabilitas
internasional untuk diajukan kepada Pemerintah melalui Dewan Moneter (UU No. 13/1968).

11. Angkatan Bersenjata Repubklik Indonesia (ABRI)

a. Kedudukan

1)Dipimpin oleh Panglima Angkatan Bersenjata (PANGAB) yang bertanggungjawab kepada Presiden.

2)PANGAB adalah pembantu Presiden dalam melaksanakan kewenangan komando penyelenggaraan


pertahanan negara.

3) PANGAB adalah pimpinan Bakorstranas.

4) Sejak Kabinet Pembangunan VI PANGAB diberi kedudukan setingkat Menteri.

b. Tugas Pokok

1) PANGAB memimpin ABRI dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab atas pembinaan dan
penggunaan ABRI.

2) PANGAB bersama-sama Kepala Staf Angkatan dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
membantu Menteri Pertahanan Keamanan dalam melaksanakan tugas dibidang administrasi
pembinaan kemampuan pertahanan keamanan negara.

c. Fungsi
1) Kekuatan pertahanan keamanan negara dan sebagai kekuatan social.

2) Alat negara yang berfungsi selaku penindak dan penangkal awal terhadap setiap ancaman dari luar
maupun dari dalam negeri, penegak hukum serta pelatih rakyat bagi pelaksanaan tugas pertahanan
keamanan negara.

3) ABRI memelihara dan meningkatkan kemampuan kekuatan pertahanan keamanan negara yang
meliputi kemampuan kekuatan di darat, di laut, di udara dan penertiban serta penyelamatan
masyarakat.

4) ABRI sebagai kekuatan social berfungsi sebagai dinamisator dan stabilisator yang bersama-sama
kekuatan social lainnya mengamankan dan menyukseskan perjuangan bangsa.

5) ABRI diarahkan agar mampu secara aktif mengembangkan demokrasi Pancasila, kehidupan
konstitusional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dan tegaknya hukum dalam
rangka berhasilnya pembangunan nasional, serta meperkokoh ketahanan nasional di semau aspek
kehidupan.

d. Susunan Organisasi

1) ABRI terdiri atas:

a) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat.

b) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut.

c) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara.

d) Kepolisian Negara Republik Indonesia.

2) Organisasi ABRI disusun dalam 3 tingkat:

a) Tingkat Mabes ABRI.

b) Tingkat Angkatan dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

c) Tingkat Komando Utama Operasional.

3) Tingkat Mabes ABRI terdiri atas:

a) Eselon Pimpinan: PANGAB

b) Pembantu Pimpinan:

(1) Kepala Staf Umum (Kasum).

(2) Kepala Staf Sosial Politik (Kasospol).

(3) Inspektur Jenderal dan Perbendaharaan (Irjen)


c) Eselon Staf

(1) Staf Umum (Sum).

(2) Staf Sosial Politik (Sospol).

(3) Inspektur Jenderal dan Perbendaharaan (Irjen).

(4)Staf Kebijaksanaan Strategis dan perencanaan Umum (Srenum).

(5) Staf pribadi PANGAB (SPM).

d) Eselon Pelayanan

(1)Sekretariat Umum Markas Besar Angkatan Bersenjata RI (Setum Mabes ABRI).

(2)Detasemen Markas Besar Angkatan Bersenjata RI (Denma Mabes ABRI).

(3)Satuan Komunikasi dan Elektronika Angkatan Bersenjata RI (Satkomlek ABRI).

e) Eselon Pelaksana Pusat

(1) Sekolah Staf dan Komando Angkatan Bersenjata RI (Sesko ABRI).

(2) Akademi Angkatan Bersenjata RI (AKABRI).

(3) Pusat Pembinaan Mental Angkatan Bersenjata RI (Pusbintal ABRI).

(4) Pusat Penelitian dan Pengembangan Angkatan Bersenjata RI (Puslitbang ABRI).

(5) Pusat Sejarah dan Tradisi Angkatan Bersenjata RI (Pusjarah ABRI).

(6) Pusat Kesehatan Angkatan Bersenjata RI (Puskes ABRI).

(7) Pusat Polisi Militer Angkatan Bersenjata RI (Puspom ABRI).

(8) Pusat Survai dan Pemetaan Angkatan Bersenjata RI (Pussurta ABRI).

(9) Pusat Penerangan Angkatan Bersenjata RI (Puspen ABRI).

(10) Badan Pembinaan Hukum Angkatan Bersenjata RI (Babinkum ABRI).

(11) Badan Pembekalan Angkatan Bersenjata RI (Babek ABRI).

(12)Badan Pembinaan Kekaryaan Angkatan Bersenjata RI (Babinkar ABRI).

(13) Pusat Keuangan Angkatan Bersenjata RI (Pusku ABRI).

f) Eselon Pelaksanaan Pusat dan Tingkat Eselon Staf Badan Intelijen Angkatan Bersenjata RI (Pusku
ABRI).
4) Tingkat Angkatan dan Kepolisian Negara Republik Indonesia terdiri dari:

a) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD).

b) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL).

c) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU).

d) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

5) Tingkat Komando Utama Operasional terdiri dari:

a) Komando Strategis Nasional (Kostranas).

b) Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas).

c) Komando Wilayah Pertahanan (Kowilhan).

12. Kesekretariatan Lembaga Tertinggi / Tinggi Negara

a. Kedudukan

Sekretariat Jenderal Lembaga Tertinggi/ Tinggi Negara adalah aparatur pemerintah yang dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung kepada pimpinan Lembaga Tertinggi/
Tinggi Negara yang bersangkutan serta secara organisatoris merupakan alat perlengkapan dari
lembaga Tetinggi/ Tinggi Negara.

b.Tugas

Membantu kelancaran tugas dan melayani Lembaga Tertinggi/ Tinggi Negara serta para anggota
masing-masing kecuali Sekretariat Jenderal BEPEKA. Sekretariat Jenderal BEPEKA melaksanakan
pemeriksaan keuangan negara diseluruh aparatur pemerintah.

13. Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri

a. Kedudukan

1) Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri, adalah satu-satunya aparatur negara yang mewakili
kepentingan negara Republik Indonesia secara keseluruhan di negara lain atau pada organisasi
internasional.

2) Berupa Kedutaan Besar RI, Konsultan Jenderal RI, Konsultan RI, Perutusan Tetap RI pada PBB,
maupun Perwakilan RI tertentu yang bersifat sementara.

3) Kepala Perwakilan adalah Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh, Konsul Jenderal Konsul dan
Kuasa Usaha (Charge de Affairs).

4) Perwakilan Republik Indonesia terdiri dari:


a) Perwakilan Diplomatik, perwakilan yang kegiatannya meliputi semua kepentingan negara RI dan
yang wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah negara penerima atau yang bidang kegiatannya
meliputi bidang kegiatan suatu organisasi internasional.

b) Perwakilan Konsuler, yaitu perwakilan yang kegiatannya meliputi semua kegiatan negara RI
dibidang konsuler dan mempunyai wilayah kerja tertentu dalam wilayah negara penerima.

5) Perwakilan Diplomatik yang terdiri dari:

a) Kedutaan Besar Republik Indonesia.

b) Perutusan Tetap Republik Indonesia.

6) Perwakilan Konsuler, yaitu:

a) Konsulat Jenderal Republik Indonesia.

b) Konsulat Republik Indonesia.


b. Tugas Pokok danFungsi

1)Perwakilan diplomatik

a)Tugas pokok perwakilan diplomatik adalah mewakili Negara Repulik Indonesia dalam melaksanakan
hubungan diplomatik dengan Negara penerima atau organisasi internasional serta melindungi
kepentingan Negara dan warga Negara RI di Negara penerima sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b)Fungsi Perwakilan Diplomatik.

1.mewakili Negara RI secara keseluruhan di Negara penerima atau organisasi internasional.

2.melindungi kepentingan nasional Negara RI di Negara penerima

3.melaksanakan usaha peningkatan hubungan persahabatan dan melakukan perundngan antara


Negara RI dengan Negara penerima atau organisasi internasional

4.melaksanakan pengamatan, penilaian, dan pelaporan

2)Perwakilan Konsuler

a)Tugas pokok Perwakilan Konsuler adalah mewakili Negara RI dalam melaksanakan hubungan
konsuler dengan Negara penerima di bidang perekonomian, perdagangan dan iptek

b)Fungsi Perwakilan Konsuler

1.melaksanakan usaha peningkatan hubungan dengan Negara penerima di bidang perekonomian,


perdagangan, dan iptek.

2.melindungi kepentingan nasuional Negara dan warga Negara RI yang berada di wilayah kerjanya.

3.menyelenggarakan pengamatan, penilaian dan pelaporan


4.menyelenggarakan bimbingan dan pengawasan terhadap terhadap warga Negara RI yang berada di
wilayah kerjanya.

c. Susunan Organisasi

1)Organisasi Perwakilan diplomatic terdiri atas :

a)Unsur Pimpinan, ialah Duta Besar Luar Biasa dan berkuasa penuh

b)Unsur staf, ialah bagian dan sub bagian

c)Unsur pelaksana. Ialah bidang dan sub bidang

2)Pada Perwakilan Diplomatik tertentu, unsure pimpinan dapat terdiri dari Kepala Perwakilan dan Wakil
Kepala Perwakilan

3)Organisasi perwakilan konsuler terdiri dari :

a)Unsur pimpinan, ialah Konsulat Jenderal

b)Unsur staf, ialah bagian dan sub bagian

c)Unsur pelaksana, ialah bidang dan sub bidang

C.APARATUR PEMERINTAH DAERAH

1. Landasan Pembentukan Pemerintahan di daerah

Pemerintahan di daerah dibentuk atas dasar pasal 18 UUD 1945, yang menyatakan bahwa :
Pembagian Daerah Indonesia atas Daerah besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya
ditetapkan dengan UU. Lebih lanjut dalam penjelasan UUD 1945 pasal 18 disebutkan bahwa :

I.Daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah propinsi dan daerah propinsi dan daerah propinsi pula
akan dibagi dalam daerah yang lebih kecil.

II.Dalam territoril Negara Indonesia terdapat lebih kurang 250 Zelf Bestuurende Landscheppen dan
Volksgemenschappen, seperti jawa, bali, minngkabau, palembang dan sebagainya. Daerah-daerah itu
mempunyai susunan asli dan oleh karenanya dapat dianggap sebagai daerah yang bersifat istimewa.

Sejak tahun 1945 sampai dengan dewasa ini peraturan perundang-undangan yang telah mengatur
tentang bentuk dan susunan pemerintahan di daerah termasuk pemerintahan desa berturut-turut
adalah sebagai berikut :

a.Undang-Undang No. 1 Tahun 1945 tentang PEmbentukan Komite Nasional daerah.

b.Undang-Undang No. 22 Tahun 1948 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah.

c.UU NIT No. 44 Tahun 1950 tentang Undang-undang / Peraturan Pokok Tentang Pemerintahan
Daerah.
d.UU No. 1 Tahum 1957 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah.

e.Penetapan Presiden No. 6 Tahun 1959 (disempurnakan) tentang Pemerintahan Daerah.

f.Penetapan Presiden No. 5 Tahun 1960 (disempurnakan) tentang DPRD Gotong royong dan
Sekretariat Daerah.

g.Undang-Undang No. 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah.

h.UU No. 19 Tahun 1965 tentang Desapraja.

i.Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah.

j.Undang-Undang No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan di Desa.

2. Asas-asas Penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah.

Sesuai dengan Pasal 18 UUD 1945 dan berdasarkan Undang-Undang No 5 Tahun 1974, system
penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah didasarkan pada asas desentralisasi, asas dekonsentrasi,
dan asas tugas pembantuan.

a. Asas Desentralisasi

Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan dari pemerintah atas Daerah tingkat atasnya
kepada Daerah menjadi urusan rumah tangganya sendiri.

Urusan-urusan pemerintahan yang telah diserahkan kepada Daaerah dalam rangka pelaksanaan asas
desentralisasi pada dasarnya menjadi wewenang dan tanggung jawab daerah sepenuhnya.

b. Asas dekonsentrasi

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah atau kepala Wilayah atau Kepala
Instansi Vertikal tingkat atasnya kepada pejabat-pejabatnya di tingkat di Daerah.

Oleh karena tidak semua urusan pemerintahan dapat diserahkan kepada Daerah menurut asas
desentralisasi, maka penyelenggaraan berbagai urursan pemerintahan di daerah dilaksanakan oleh
perangkat Pemerintah Pusat di daerah berdasarkan asas dekonsentrasi.

c. Asas Tugas Pembantuan

Tugas Pembantuan adalah tugas untuk turut serta dalam melaksanakn urusan pemerintahan yang
ditugaskan kepada Pemerintah Daerah oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah daerah tingkat atasnya
dengan kewajiban memepertanggungjawabkan kepada yang menugaskannya.

Tidak semua urusan Pemerintahan dapat diserahkan kepada daerah menjadi urusan rumah tangganya
sendiri, sehingga beberapa urusan pemerintahan masih tetap merupakan urusan Pemerintahan Pusat.

3. Pembagian Wilayah
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, wilayah NKRI dibagi dalam Daerah-daerah Otonom dan
Wilayah-wilayah Administratif.

a. Daerah Otonom dan Otonomi Daerah

1)Daerah Otnom adalah kesatuan masyarakat hokum yang mempunyai batas wilayah tertentu yang
berhak, berwenang dan berkewajiban mengatur serta mengurus rumah tangganya sendiri dalam ikatan
kesatuan NKRI, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2)Dalam rangka pelaksanaan asas desemtralisasi dibentuk dan disusun Daerah Tingkat I dan Tingkat
II. Hubungan antara Dati I dengan Dati II bukanlah hubungan hierarkis atau berjenjang.

3)Pembentukan nama, batas, ibukota, hak dan wewenang. Urusan serta modal pangkal Daerah
Otonom ditetapkan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku pada pemerintah pusat.

4)Otonomi Daerah

a)Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri sesuia dengan peraturan perundangan yang berlaku.

b)Tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah memungkinkan daerah yang bersangkutan
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sehingga dapat meningkatkan daya guna dan hasil
guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksaan
pembangunan.

c)Kewenangan daerah untuk menyelenggarakan rumah tangganya sendiri berasaldari penyerahan


sebagian urusan pemerintahan kepada pemerintah daerah baik berupa kewenangan pangkal yang
disebutkan undang-undang pembentukan daerah tersebut maupun kewenangan tambahan yang
diserahkan melalui Peraturan Pemerintah.

d)Penyerahan urusan-urusan pemerintahan kepada Daerah dilakukan secara bertahap disesuaikan


dengan keadaan dan kemampuan daerah yang bersangkutan.

e)Meskipun berbagai urusan telah diserahkan kepada Pemerintah Daerah sebagai pelaksanaan asas
desentralisasi, tetapi tanggung jawab terakhir terhadap urusan-urusan tersebut tetap berada di tangan
pemerintah pusat.

b. Wilayah Administratif

1)Wilayah Administratif adalah lingkungan kerja perangkat pemerintah yang menyelenggarakan


pelaksanaan tugas pemerintahan umum di daerah.

2)Dalam rangka pelaksanaan asas dekonsentrasi, wilayah NKRI dibagi dalam :

a)Wilayah Propinsi dan Ibukota Negara

b)Wilayah propinsi dibagi dalam wilayah kabupaten dan kotamadya

c)Wilayah kabupaten dibagi dalam wilayah-wilayah kecamatan


d)Wilayah kecamatan dibagi dalam wilayah kelurahan dan desa.

3)Pembentukan Wilayah, Nama, dan Batas Wilayah

a)Nama dan batas Dati I adalah sama dengan nama dan batas wilayah Propinsi atau Ibukota Negara.

b)Nama dan batas Dati II adalah sama dengan nama dan batas wilayah kabupaten atau kotamadya.

c)Ibukota Dati I adalah Ibukota Propinsi.

d)Ibukota Dati II adalah Ibukota kabupaten atau kotamadya.

c. Kesatuan territorial antara Wilayah dan Daerah

Susunan pemerintahan di Daerah adalah sebagai berikut :

1)Pemerintah Propinsi Dati I

2)Pemerintah kabupaten / kotamadya Dati II

3)Pemerintah kota Administratif

4)Pemerintah kecamatan

5)Pemerintah kelurahan atau desa

4. Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD)

a. Kedudukan

Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah adalah suatu forum di tingkat pusat yang mempunyai fungsi
memberikan pertimbangan kepada presiden di bidang Otnomi Daerah.

b. Tugas

Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah tersebut mempunyai tugas memberikan saran, usul, pendapat,
dan pertimbangan kepada presiden baik diminta ataupun tidak mengenai semua penyelenggaraan
daerah otonom termasuk pendapatan asli daerah tersebut.

c. Keanggotaan

Keanggotaan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah terdiri dari :

1)Mendagri sebagai Ketua merangkap anggota.

2)Menteri Negara Perencanaan Pembangunan nasional / Bappenas sebagai anggota.

3)Menteri Pekerjaan Umum sebagai anggota.

4)Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara senagai anggota.


5)Menhankam sebagai anggota

6)Menkeu sebagai anggota

7)Mensesneg sebagai anggota

8) Pangab sebagai anggota

9)Dirjen Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah Depdagri sebagai sekertaris.

d. Tata Kerja

Tata kerja dewan Pertimbangan Otonomi Daerah :

1)Dirjen Otonomi Daerah adalah sekertaris bukan anggota

2)Dalam menjalankan tugasnya sekertaris dibantu oleh tenaga-tenaga ahli.

3)Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah mengadakan rapat setidak-tidaknya satu kali dalam setiap 6
bulan.

4)Dalam menyangkut pembentukan daerah otonom DPOD mengundang kekuatan-kekuatan social


politik dalam masyarakat untuk di dengar pendapatnya dalam rapat yang diadakan untuk itu.

5. Aparatur Pemerintahan Daerah dan Wilayah

a. Pola Organisasi Pemerintah Daerah dan Wilayah

Menurut Keputusan Mendagri No. 97 Tahun 1993 tentang Pola Organisasi Pemerintah Daerah dan
Wilayah, yaitu :

1)Perangkat Pemerintah Propinsi Dati I terdiri :

1)Gubernur kepala Dati I

2)DPRD Tingkat I

3)Inspektorat Wilayah Propinsi

4)Sekertariat DPRD I

5)Unit Pelaksana Teknis Dati I

6)BUMD Tingkat I

7)BAPPEDA Tingkat I

8) Kantor Bina Sosial Politik Tingkat I

2)Perangkat Pemerintah Kabupaten / kotamadya


1)Bupati / walikotamadya Tingkat I

2)DPRD Tingkat II

3)Inspektorat Wilayah Kabupaten / Kotamadya Tingkat II

4)Kantor pembantu Wallikota / Bupati

5)Sekertariat DPRD tingkat II

6)Kantor Bina Sosial Politik kabupaten / Kotamadya Dati II

7)Kantor catatan sipil kabupaten / kotamadya Dati II

8) BUMD Tingkat II

b. Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah adalah kepala daerah dan dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Dalam
menyelenggarakan pemerintahan daerah ada pembagian tugas yang jelas kedudukan yang sama
tinggi antara kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah. DPRD dalam tugasnya tidak boleh
mencapuri bidang eksekutif yang sepenuhnya merupakan wewenang dan tanggung jawab kepala
daerah.

c. Kepala Daerah

1)Kepala Daerah berdasarkan UU No. 5 Tahun 1974 karena jabatannya adalah juga sebagai kepala
wilayah, sebagai kepala daerah ia juga mengepalai daerah otonom yang memimpin penyelenggaraan
dan bertanggung jawab sepenuhnya tentang jalannya pemerintah daerah.

2)Kepala daerah adalah pejabat Negara dan diangkat untuk masa jabatan 5 tahun terhitung mulai
tanggal pelantikannya dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatannya berikutnya.

3)Kepala daerah menurut hierarki bertanggung jawab kepada presiden melalui menteri dalam negeri.

4)Kepala daerah tingkat I dicalonkan dan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dari sedikit-dikitnya 3
orang dan sebanyak-banyaknya 5 orang calon yang telah dimusyawarahkan oleh pimpinan DPRD
dengan Mendagri.

5)Larangan bagi Kepala Daerah untuk dengan sengaja melakukan kegiatan yang merugikan
kepentingan Negara, pemerintah, daerah dan juga rakyat.

d. Wakil Kepala Daerah

1)Pada dasarnya dipandang perlu adanya jabatan wakil kepala daerah, namun demikian mengingat
kondisi daerah yang berbeda-beda maka pelaksanaan pengisisan jabatan wakil kepala daerah tersebut
diadakan menurut kebutuhan.

2)Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan Wakil Kepala Daerah sebagai berikut :


a)Keadaan geografis

b)Keadaan peduduk

c)Keadaan daya dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan

3) Wakil kepala daerah adalah Wakil kepala daerah tingkat I dan wakil kepala daerah tingkat II

4)Wakil kepala daerah membantu kepala daerah dalam menjalankan tugasnya serta menjalankan
wewenangya sehari-hari.sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Mendagri.

e. Kepala Wilayah

1)Di samping Kepala Daerah sebagai unsur Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan asas
desentralisasi, terdapat pula Kepala Wilayah yang merupakan Wakil Pemerintah Pusat di Daerah yang
melaksanakan asas dekonsentrasi

2)Setisp wilayah dipimpin oleh seorang kepala wilayah, yaitu :

a)Kepala wilayah propinsi dan Ibukota Negara disebut Gubernur

b)Kepala wilayah kabupaten disebut Bupati kepala Dati II

c)Kepala wilayah Kotamadya disebut Walikotamadya atau Kepala daerah tingkat II.

d)Kepala wilayah kota administratif disebut Walikota

e)Kepala wilayah kecamatan disebut Camat

f)Kepala wilayah kelurahan disebut Lurah

3)Dalam menjalankan tugasnya :

a)Gubernur sebagai kepala wilayah propinsi bertanggung jawab kepada Presiden melalui Mendagri.

b)Bupati / Walikotamadya sebagai kepala wilayah Kabupaten / Kotamadya bertanggung jawab kepada
Gubernur.

c)Walikota sebagai kepala wilayah kota Administratif bertanggung jawab kepada Bupati sebagai
wilayah kabupaten.

d)Camat sebagai kepala wilayah kecamatan bertanggung jawab kepada Bupati sebafai kepala wilayah
Kabupaten.

e)Lurah sebagai kepal wilayah kelurahan bertanggung jawab kepada Camat sebagai kepala wilayah
kecamatan.

4)Kepala wilayah dalam semua tingkat sebagai Wakil Pemerintah Pusat adalah penguasa tunggal di
bidang pemerintahan di daerah kecuali bidang pertahanan dan keamanan, bidang peradilan, bidang
luar negeri dan bidang moneter.
5)Kepala wilayah mempunyai wewenang, tugas, dan kewajiban sebagai berikut :

a)Pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah

b)Pembinaan ideologi Negara, politik dalam negeri dan kesatuan bangsa.

c)Penyelenggaraan koordinasi terhadap instansi-instansi vertikal, dalam hal ini perangkat departemen
dan lembaga non departemen yang berada di tingkat daerah.

d)Bimbingan dan pengawasan terhadap pemerintah daerah yang dilakukan oleh pemerintah pusat
adalah juga menjadi tugas kepala wilayah.

e)Pembinaan Tertib Pemerintahan

f)Pelaksanaan

f. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

1.Dewan Perwakilan Rakyat Daerah merupakan unsur Pemerintah Daerah yang susunannya
mencerminkan perwakilan seluruh rakyat di Daerah. Bersama-samadengan Kepala Daerah
menjalankan tugas, wewenang Pemerintah Daerah dibidanglegislatif. Hak-hak DPRD menurut pasal 29
UU No. 5 Tahun 1974, yaitu :

a.Anggaran.

b.Mengajukan pertanyaan bagi masing-masing anggota.

c.Meminta keterangan.

d.Mengadakan perubahan.

e.Mengajukan pernyatan pendapat.

f.Prakarsa.

g.Mengadakan penyelidikan.

2.Kewajiban DPRD menurut Pasal 30 UU No. 5 Tahun 1974 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.
61 Tahun 1992 adalah :

a.Mempertahankan, mengamankan, mengamalkan Pancasila Dan UUD 1945 secara jujur, praktis, dan
pragmatis.

b.Menjunjung tinggi dan melaksanakan secara konsekuen GBHN, ketetapan-ketetapan MPR dan
peraturan perundang-undangan.

c.Bersama-sama Kepala Daerah menyusun APBD dan Peraturan Daerah.

d.Memperhatikan dan menampung aspirasi dan memajukan tingkat kehidupan rakyat.


3.Susunan, keanggotaan dan pimpinan DPRD, begitu jug sumpah/janji, masa keanggotaan dan
larangan rangkapan jabatan bagi anggota-anggotanya diatur dengan UU No. 16 Tahun 1969, jo UU
No. 5 Tahun 1975 dan UU No. 2 Tahun 1985.

4.Sidang DPRD menurut Pasal 31 UU No. 5 Tahun 1974 adalah :

a.DPRD bersidang sekurang-kurangnya 2 kali dalam setahun.

b.Kecuali ketentuan dimaksud, atas permintaan sekurang-kurangnya seperlima jumlah anggota atau
atas permintaan Kepala Daerah, Ketua memanggil anggota-anggota untuk bersidang dalam waktu satu
bulan setelah permintaan itu diterima.

c.DPRD bersidang atas panggilan Ketua.

d.Pelaksanaan ketentuan yang dimaksud diatur dalam Petaruran Tata Tertib DPRD.

5.Rapat-rapat DPRD menurut pasal 32 UU No. 5 Tahun 1974 adalah :

a.Rapat-rapat DPRD pada dasarnya bersifat terbuka untuk umum.

b.Atas permintaan kepala daerahatau permintaan sekurang-kurangnya seperlima jumlah anggotaatau


dipandang perlu oleh Pimpinan DPRD dapat diadakan rapat-rapat tertutup.

c.Rapat tertutup dapat mengambil keputusan, kecuali mengenai :

1)APBD setra perhitungannya.

2)Pajak Retribusi.

3)Utang-piutang dan menanggung pinjaman.

4)Perusahaan Daerah.

5)Pemborongan pekerjaan, jual beli barang, seta pemborongan pengangkutan tanpa mengadakan
penawaran umum.

6)Penghapusan tagihan.

7)Persetujuan penyelesaian perkara perdata secara damai.

8) Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua dan pelantikan anggota baru DPRD.

d.Semua yang hadir dalam rapat tertutup wajib merahasiakan segala hal yang dibicarakan.

6.Pengaturan Tata Tertib DPRD menurut pasal 34 UU No. 5 Tahun 1974 adalah :

a.Pengaturan Tata Tertib DPRD diatur dengan Keputusan DPRD sesuai dengan Keputusan Menteri
Dalam Negeri No. 61 Tahun 1992.

b.Pengaturan Tata tertib yang dimaksud berlaku sesudah ada pengesahan pejabat yang berwenang.
7.Apabila DPRD tidak dapat menjalankan fungsi dan kewajibannya menurut Pasal 35 UU. 5 Tahun
1974 :

a.Apabila ternyata DPRD tingkat I melalaikan atau karena sesuatu hal tidak dapat menjalankan fungsi
dan kewajibannya sehingga dapat merugikan Daerah atau Negara, setelah mendengar pertimbangan
Gubernur, Menteri Dalam Negeri menentukan cara bagaimana hak, wewenang, dan kewajiban DPRD
itu dijalankan.

b.Bagi Daerah tingkat II penentuan cara yang dimaksud diatas dilakukan oleh Gubernur setelah
mendengar pertimbangan Bupati/Walikota.

8.Susunan Organisasi DPRD menurut Keputusan Menteri dalam Negeri No. 61 Tahun 1992 adalah :

a.Pimpinan Dewan terdiri dari Ketua dan beberapa orang Wakil Ketua dan sebanyak-banyaknya
berjumlah 4 orang.

b.Pelantikan Pimpinan DPRD dilakukan oleh Gubernur pada DPRD tingkat I dan bupati/walikota pada
DPRD tingkat II dalam sidang paripurna DPRD.

c.Fraksi-fraksi yang terdiri dari :

1.Fraksi Persatuan Pembangunan.

2.Fraksi karya Pembangunan.

3.Fraksi Demokrasi Indonesia.

4.Fraksi ABRI.

d.Alat-alat kelengkapan DPRD yang terdiri dari :

1.Panitia Musyawarah.

2.Panitia Anggaran.

3.Komisi-komisi.

4.Panitia Khusus.

g. Badan Pertimbangan Daerah (BPD)

1.Pembentukan.

Berdasarkan Pasal 46 UU No. 5 Tahun 1974 di daerah dibentuk BPD yang keanggotaannya terdiri dari
Pimpinan DPRD dan fraksi-fraksi yang belum terwakili dalam Pimpinan DPRD.

2.BPD adalah suatu forum yang berkedudukan sebagai wadah yang memberikan pertimbangan
kepada Kepala Daerah Tingkat I.
3.BPD memiliki tugas pokok memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala Daerah baik
diminta maupun tidak.

4.Fungsinya adalah Memantau pelaksanaan dan memberikan pertimbangan mengenai


penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan.

5.Susunan keanggotaan BPD sebanyak-banyaknya 5 orang yang terdiri dari :

a.Ketua DPRD sebagai Ketua merangkap anggota.

b.Wakil-wakil DPRD.

c.Unsur-unsur fraksi.

d.Sekretaris DPRD.

6.Pengangkatan dan pemberhentian ketua, anggota, dan sekretaris BPD dilakukan oleh Menteri dalam
Negeri bagi BPD tingkat I dan Gubernur bagi BPD tingkat II.

7.Tata kerja

a.BPD menyelenggarakan rapat sekurang-kurangnya 1 kali dalam 3 bulan.

b.Sekretarian DPRD berfungsi sebagai Sekretariat BPD.

h. Sekretariat Daerah/Wilayah

1.Sekretariat Daerah

a.Adalah unsur Staf yang membantu Kepala Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.

b.Pembentukan Susunan Organisasi dan Formasi Sekretariat Daerah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.

c.Sekretaris Daerah tidak dipilih tetapi diangkat dari Pegawai Negeri yang memenuhi persyaratan.

d.Sekretariat Daerah dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah.

2.Sekretariat Wilayah

a.Sekretariat Wilayah adalah Sekretariat Daerah.

b.Sekretariat Daerah diintegrasikan dengan Sekretariat Wilayah baik pada tingkat I maupun tingkat II.

c.Setwilda adalah unsur staf yang langsung berada di bawah Kepala Wilayah Daerah.

d.Setwilda tingkat I mempunyai tugas membantu Gubernurdalam hal menyelenggarakan


pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat.

e.Susunan Organisasi Setwilda Tingkat I :


1.Organisasi Setwilda Tingkat I Pola Minimal yang terdiri dari :

a)Empat asisten : Ketataprajaan, Administrasi Pembangunan, Kesejahteraan Sosial, dan Administrasi.

b)Tiga belas biro : Tata Pemerintahan, Pemerintahan Desa, Hukum, Bina Perekonomian, Bina
Penyusunan program, Bina Sosial, Bina Lingkungan Hidup, Kepegawaian, Keuangan, Organisasi,
Perlengkapan, Umum, Hubungan masyarakat.

c)Kelompok JabatanFungsional

2.Organisasi Setwilda Tingkat I Pola Maksimal sama dengan pola minimal hanya ditambahkan 1 Biro
yaitu Otonomi Daerah.

f.Kriteria Penetapan Struktur Organisasi Setwilda Tingkat I yaitu :

1.Jumlah penduduk.

2.Jumlah wilayah kabupaten/kotamadya.

3.Luas wilayah.

4.Jumlah Pendapatan Asli Daerah.

5.Faktor-faktor khusus.

g.Pengangkatan Sekwilda

1)Sekretaris Daerah Tingkat I

Menurut Pasal 48 ayat (2) UU No. 5 Tahun 1974 bahwa Sekretaris Daerah Tingkat I diangkat oleh
Menteri Dalam Negeri dari Pegawai Negeri yang memenuhi persyaratan atas usul Gubernur setelah
mendengar pertimbangan Pimpinan DPRD.

2)Sekretaris Daerah Tingkat II

Diangkat oleh Gubernur atas nama Menteri Dalam Negeri dari Pegawai Negeri yang memenuhi
persyaratan atas usul Bupati/Walikota setelah mendengar Pimpinan DPRD.

h.Susunan Organisasi Setwilda Tingkat II

1.Organisasi Setwilkab/Setwilkodya Dati II Pola Minimal yang terdiri dari :

a)Tiga Asisten : Tata Praja, Administrasi Pembangunan, administrasi.

b)Sepuluh Bagian : Tata Pemerintahan, Hukum, Perekonomian, Penyusunan Program, Sosial Politik,
Kepegawaian, Keuangan, Organisasi, Hubungan Masyarakat,dan Umum.

c)Kelompok Jabatan Fungsional.


2.Organisasi Setwlkab/Setwilkodya Dati II Pola Maksimal sama dengan Pola Minimal hanya
ditambahkan 4 bagian : Pemerintahan Desa, Ketertiban (Setwilkab) dan Perkantoran (Setwilkodya),
Lingkungan Hidup, Perlengkapan.

i. Dinas daerah

1.Kedudukan Dinas Daerah adalah unsur pelaksana pemerintahan Daerah dalam rangka
melaksanakan asas desentralisasi yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Daerah.

2.Tugas pokoknya melaksanakan sebagian unsur rumah tangga daerah dan tugas pembantuan sesuai
dengan bidangnya.

3.Fungsi Dinas Daerah :

a.Melaksanakan pembinaan umum berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Dalam
Negeri.

b.Melaksanakan pembinaan teknis sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan Menteri Departemen
terkait.

4.Organisasi

Susunan Organisasi Dinas Daerah Tingkat I terdiri dari :

a. Unsur pimpinan: Kepala Dinas

b. Unsur pembantu pimpinan: Bagian Tata Usaha

c. Unsur pelaksana: Sub-Dinas

d. Kelompok Jabatan Fungsional

Dinas Daerah Tingkat I Pola Minimal terdiri dari sebanyak-banyaknya 3 Sub-Dinas, 3 Sub-Bagian pada
Bagian Tata Usaha, 3 Seksi pada Sub-Dinas.

Dinas Daerah Tingkat I Pola Maksimal terdiri dari sebanyak-banyaknya 5 Sub-Dinas, 4 Sub-Bagian
pada Bagian Tata Usaha, 4 Seksi pada Sub-Dinas.

Susunan Organisasi Dinas Daerah Tingkat II terdiri dari :

a. Unsur Pimpinan: Kepala Dinas

b. Unsur pembantu pimpinan: Sub Bagian Tata Usaha

c. Unsur pelaksana: Seksi

d. Kelompok Jabatan Fungsional


Dinas Daerah Tingkat II Pola Minimal terdiri dari sebanyak-banyaknya 3 Seksi, 3 Urusan pada Sub-
Bagian Tata Usaha, 3 Sub-Seksi.

Dinas Daerah Tingkat II Pola Maksimal terdiri dari sebanyak-banyaknya 5 Seksi, 4 Urusan pada Sub-
Bagian Tata Usaha, 4 Sub-Seksi pada Seksi.

Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Daerah (UPTD)

Unit Pelaksanaan Teknis Dinas adalah satuan orgnisasi yang secara langsung melaksanakan kegiatan
teknis dari Dinas yang bersangkutan dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas pokok Dinas.
Susunan Organisasi UPTD terdiri dari :

1.Unsur Pimpinan.

2.Unsur Pembantu Pimpinan.

3.Unsur Pelaksana/Kelompok Jabatan Fungsional.

j. Kantor Pembantu Gubernur dan Kantor Pembantu Bupati/Walikotamadya

1.Kantor Pembantu Gubernur disusun berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 131 Tahun
1978 Tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pembantu Gubernur, sedangkan
Kantor Pembantu Bupati/Walikotamadya disusun berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.
132 Tahun 1978 Tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Bupati/Walikotamadya.
Pembantu Gubernur dan Pembantu Bupati/Walikotamadya adalah pejabat Pemerintah Pusat dalam
rangka dekonsentrasi dan bertugas membantu Gubernur atau Bupati/Walikotamadya dalam
kedudukannya selaku Kepala Wilayah.

2.Kedudukan

a.Pembantu Gubernur adalah Pejabat Pemerintah Pusat yang berada di bawahdan bertanggung jawab
langsung kepada Gubernur.

b.Pembantu Bupati/Walikotamadya adalah Pejabat Pemerintah Pusat yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Bupati/Walikotamadya.

3.Tugas pokoknya membantu Gubernur atau Bupati/Walikotamadya dalam mengkoordinasikan,


mengawasi dan membina penyelenggaraan pemerintahan umum serta pembangunan.

4.Fungsinya :

a.Melaksanakan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan atas jalannya pemerintahan umum dan
pembangunan.

b.Menyelenggarakan kegiatan dalam rangka perumusan kebijaksanaan pelaksanaan.

c.Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur atau Bupati/Walikotamadya.


5.Susunan Organisasi Kantor Pembantu Gubernur terdiri dari Kepala Kantor, Bagian Tata Usaha,
Bidang Pemerintahan, Bidang Pembangunan. Kantor Pembantu Bupati/Walikotamadya terdiri dari
Kepala Kantor, Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Pemerintahan, Seksi Pembangunan.

6.Wilayah Kerja Pembantu Gubernur meliputi beberapa Kabupaten/Kotamadya, Pembantu


Bupati/Walikotamadya meliputi beberapa kecamatan, penentuan wilayah kerja dilakukan oleh Menteri
Dalam Negeri.

7.Jabatannya adalah jabatan karier bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Departemen Dalam
Negeri.

k. Kota Administratif (Kotif)

1.Pembentukan Kotif di atur dalam Pasal 72 ayat (4) UU No. 5 Tahun 1974 yang menyatakan apabila
dipandang perlu sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya.

2.Tujuan Pembentukan Kotif adalah untuk meningkatkan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan


secara berhasil guna dan berdaya guna dan sarana utama bagi pembinaan wilayah serta unsur
pendorong yang kuat bagi usaha peningkatan laju pembangunan.

3.Kedudukan Kotif dibagi 2 :

a.Kotif sebagai bagian dari Wilayah Propinsi/Ibu Kota Negara.

b.Kotif sebagai bagian dari Wilayah Kabupaten.

4.Apabila dianggap perlu, Gubernur dapat menyelenggarakan pembinaan secara langsung untuk
memperlancar pengembangan wilayah Kotif tersebut.

5.Tugas pokok Kotif adalah untuk menyelenggarakan kegiatan pemerintahan dalam rangka
meningkatkan dan mengarahkan pembangunan guna perkembangan dan pengembangan kehidupan
masyarakat kota yang bersangkutan serta merangsang pertumbuhan dan perkembangan wilayah di
sekitarnya.

6.Fungsi Kotif :

a.Pemerintahan.

b.Pembinaan kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya perkotaan.

c.Pengarahan pembangunan sosial,ekonomi, dan fisik perkotaan.

7.Susunan Organisasi

a.Walikota sebagai unsur pimpinan.

b.Sekretariat yang dipimpin oleh Seorang Sekretaris Kota.

l. Kecamatan
1.Wilayah Kecamatan adalah lingkungan kerja perangkat Pemerintah Wilayah Kecamatan dalam
menyelenggarakan pelaksanaan tugas pemerintahan umum.

2.Pembentukan Kecamatan diusulkan oleh Bupati/Walikotamadya kepada Gubernur dan selanjutnya


diusulkan kepada Menteri Dalam Negeri.

3.Usulan Daerah tersebut diteliti oleh Menteri Dalam Negeri dengan memperhatikan faktor
pengembangan wilayah dan pemerataan laju pembangunan antar wilayah/daerah lalu diajukan ke
Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah dan kemudian diajukan kepada Presiden untuk mendapatkan
persetujuan Peraturan Pemerintahnya.

4.Camat diangkat oleh Gubernur atas usul Bupati/Walikotamadya dan dilantik dan diambil sumpah
jabatannya oleh Bupati/Walikotamadya.

5.Camat memiliki kedudukan sebagai Kepala Wilyah yang memimpin penyelenggaraan pemerintahan
di tingkat Kecamatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikotamadya.

6.Tugas pokok camat adalah memimpin, melaksanakan, serta menyelenggarakan segala urusan
pemerintahan, pembangunan, dan membina masyarakat di Kecamatan.

7.Susuna Organisasi terdiri dari :

a.Camat

b.Sekretaris Kecamatan

c.Seksi-seksi sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kecamatan

d.Kelompok Jabatan Fungsional

e.Unsur aparat Departemen Dalam Negeri

6. Pemerintahan Desa dan Kelurahan

Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1979 :

a.Desa

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat
termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan
terendah langsung di bawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam
ikatan NKRI.

b.Pemerintahan Desa

Adalah penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh organisasi yang terendah
langsung di bawah Camat yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri dalam ikatan NKRI.

c.Susunan Organisasi Pemerintah Desa


Susunan Organisasi Pemerintahan Desa terdiri dari :

1.Kepala Desa

2.Lembaga Musyawarah Desa (LMD)

Pemerintah Desa dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Perangkat Desa, terdiri dari :

1.Sekretariat Desa yang dibantu oleh Kepala-Kepala Urusan

2.Kepala Dusun

d.Kepala Desa

Kepala Desa mempunyai hak, wewenang, dan kewajiban memimpin Pemerintahan Desa yaitu
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dan merupakan penyelenggara dan penanggung jawab
utama dibidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan dalam rangka penyelenggaraan
urusan Pemaeintahan Desa, urusan pemerintahan umum termasuk pembinaan ketentraman dan
ketertiban sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menumbuhkan serta
mengembangkan jiwa gotong royong masyarakat sebagai sendi utama pelaksanaan Pemerintah Desa.

e.Sekretariat Desa

Adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam menjalankan hak, kewenangan, dan kewajiban
pimpinan Pemerintah Desa.

f.Kepala Dusun

Adalah unsur pelaksana tugas Kepala Desa dengan wilayah kerja tertentu. Kepala Dusun diangkat dan
diberhentikan oleh Camat atas nama Bupati Kepala Daerah Tingkat II atas usul Kepala Desa.

g.Lembaga Musyawarah Desa (LMD)

Adalah lembaga permusyawaratan/pemufakatan yang keanggotaannya terdiri atas kepala-kepala


dusun, pimpinan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan pemuka-pemuka masyarakat di Desa yang
bersangkutan.

h.Pemerintahan Kelurahan

Kelurahan adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang mempunyai organisasi
pemerintahan terendah langsung di bawah Camat, yang tidak berhak menyelenggarakan rumah
tangganya sendiri

Kepala Kelurahan adalah alat pemerintah yang beradalangsung di bawah Camat dan di dalam
melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Bupati/Walikotamadya. Kepala Kelurahan
bertugas sebagai penyelenggara dan penanggung jawab utama dibidang pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan dalam rangka penyelenggaraan urusan Pemerintahan Daerah.

i.Organisasi Masyarakat di Tingkat Desa dan Kelurahan


1.Pembentukan Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW)

2.Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD)

3.Koperasi Unit Desa (KUD)

BAB IV
KEPEGAWAIAN PEMERINTAH

1.Pengertian

a.Pegawai Negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
peraturan peundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi
tugas dalam sesuatu jabatan negeri yang ditetapkan dan digaji menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

b.Jabatan Negeri adalah jabatan dalam bidang eksekutif yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan termasuk di dalamnya jabatan dalam Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tingi
Negara dan Kepaniteraan Pengadilan.

c.Pejabat Negara adalah :

·Presiden dan Wakil presiden

·Anggota Badan Permusyawaratan/Perwakilan Rakyat

·Anggota Badan Pemeriksa Keuangan

·Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Mahkamah Agung

·Anggota Dewan Pertimbangan Agung

·Menteri

·Duta Besar Perwakilan RI di luar negeri

·Gubernur

·Bupati/Walikotamadya

·Pejabat lain yang ditetapkan dengan peraturan perundang-umdangan

2.Kategori Pegawai Negeri

Menurut pasal 2 UU No. 8 Tahun 1974 Pegawai Negeri terdiri dari :

a.Pegawai Negeri Sipil

b.Anggota Angkatan Bersenjata RI


Pegawai Negeri Sipil terbagi atas :

a)PNS Pusat

b)PNS Daerah

c)PNS lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

3.Kedudukan PNS

PNS adalah unsur aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat yang dengan penuh kesetiaan
dan ketaatan kepada pancasila, UUD 1945, negara, pemerintah, menyelenggarakan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan.

4.Kewajiban dan Hak PNS

a.Kewajiban PNS :

ØSetia dan taat kepada pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah

ØMentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan

ØMenyimpan rahasia jabatan

ØMengangkat sumpah/janji PNS

ØMengangkat sumpah/janji Jabatab Negeri

ØMenaati kewajiban serta menjauhkan diri dari larangan

b.Hak PNS :

ØMemperoleh gaji yang layak sesuai dengan tanggung jawabnya

ØMemperoleh cuti

ØMemperoleh perawatan kecelakaan

ØMemperoleh tunjangan bagi yang menderita cacad

ØMemperoleh uang duka bagi PNS yang tewas

ØMemperoleh pensiun

ØMemperoleh kenaikan pangkat reguler

ØMenjadi peserta TASPEN dan ASKES

5.Pembinaan PNS
Pembinaan PNS diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna (Pasal 12 ayat (1) UU No. 8 Tahun 1974).
Kebijaksanaan pembinaan PNS secara menyeluruh berada ditangan Presiden (Pasal 13 UU No.8
Tahun 1974). Pembinaan PNS didasarkan atas sistem karier dan sistem prestasi kerja (Pasal 12 ayat
(2) UU No. 8 Tahun 1974).

6. Pejabat dan Instansi yang secara Fungsional mempunyai Kewenangan dalampembinaan Pegawai
Negeri Sipil.

Berbagai pejabat dan instansi secara fungsional mempunyai kewenangan dalam pembinaan pegawai
negeri secara keseluruhan :

1. Presiden Republik Indonesia


2. Menteri Negara Pendayagunaan aparatur Negara
3. Badan Administrasi Kepegawaian Negara
4. Lembaga Administrasi Negara
5. Badan Pertimbangan Kepegawaian
6. Badan Pertimbangan Jabatan Tingkat Nasional
7. Departemen Keuangan
8. Departemen Kesehatan
9. Perysahaan Umum Husada Bhakti
10. Pusat Koperasi Pegawai Negeri
11. Korps Pegawai Republik Indonesia
12. Persero Tabungan Asuransi Pegawai Negeri

7. Formasi

a.Pengertian

Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat PNS yang diperlukan oleh satuan organisasi negara agar
mampu melaksanakan tugas pokok untuk jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.

b.Tujuan penetapan formasi

Adalah agar satuan-satuan organisasi negara dapat mempunyai jumlah dan mutu pegawai yang cukup
sesuai dengan beban kerja yang dipikulnya.

c.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan formasi adalah :

·Dasar penyusunan formasi

·Sistem penyusunan formasi

·Analisis kebutuhan

·Anggaran belanja negara yang tersedia

8. Penggajian PNS
a.Sistem penggajian

1)Sistem skala tunggal

2)Sistem skala ganda

3)Sistem skala gabungan (menurut UU No. 8 Tahun 1974)

b.Gaji PNS

Berdasarkan PP No. 15 Tahun 1993, perbandingan gaji pokok PNS terendah dan yang tertinggi adalah
Rp. 78.000,00 : Rp. 573.600,00 berarti 1 : 6

c.Tunjangan

Disamping gaji pokok kepada PNS dapat diberikan tunjangan keluarga, tunjangan jabatan, tunjangan
pangan dan tunjangan lain-lain.

d. Gaji Pokok

Kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam suatu pangkat diberikan gaji pokok berdasarkan
golongan ruang yang ditetapkan untuk pangkat itu sebagai tersebut dalam Peraturan Pemerintah no.
15 tahun 1993.

e. Kenaikan Gaji

Kenaikan gaji berkala dan kenaikan gaji istimewa terdapat dalam Pasal 11 Peraturan Pemerintah no. 7
Tahun 1977.

f.Peraturan Perundang-undangan yang Mengatur jenis Tunjangan

Macam-macam Tunjangan bagi Pegawai Negeri Sipil :

1.
1. Struktural ;no. 9 tahun 1985 jo no. 29 tahun 1985
2. Hakim dan Panitera ;no. 15 tahun 1985
3. Pejabat BEPEKA ==========no. 16 tahun 1985
4. Ketua dan Anggota Mahkamah Pelayaran;no. 18 tahun 1985
5. Jaksa ;no. 19 tahun 1985
6. Pendidikan ;no. 20 tahun1985
7. Dosen;no. 21 tahun 1985
8. Peneliti;no. 22 tahun 1985
9. Tenaga Kesehatan;no. 23 tahun 1985
10. Pengamat Gunung Api ;no. 27 tahun 1985
11. Pengamanan dan Penyelamatan Pelayaran;no. 18 tahun 1985
12. Syahbandar; no. 3 tahun 1987
13. Penyuluh Pertanian;no 28 tahun 1989
14. Penyuluh Keluarga Berencana;no. 29 tahun 1989
15. Widyaiswara;no. 49 tahun 1989
16. Persandian ;no. 10 tahun 1990
17. Hakim dan Panitera dalam Peradilan Tata Usaha Negara;no. 35 tahun 1991
18. Hakim dan Panitera dalam Peradilan Agama; no. 36 tahun 1991
19. Penatar Tingkat Nasional pada BP7;no. 60 tahun 1991
20. Bahaya Nuklir ;no. 10 tahun 1992
21. Pustakawan ;no. 65 tahun 1992
22. Teknisi Penerbangan;no. 65 tahun 1992
23. Penguji Mutu Barang;no. 65 tahun 1992
24. Penata Komputer; no. 65 tahun 1992
25. Penilai Pajak Bumi dan Bangunan;no. 31 tahun 1993
26. Pemeriksa Bea dan Cukai; no. 31 tahun 1993
27. Pengawas Ketenagakerjaan;no. 31 tahun 1993
28. Pengamat Meteorologo dan Geofisika;no. 31 tahun 1993
29. Penyuluh Kehutanan ; no. 31 tahun 1993
30. Juru Penerangan ; no. 31 tahun 1993
31. Pekerja Sosial;no. 31 tahun 1993
32. Pengawas Keuangan dan Pembangunan;no. 31 tahun 1993

9. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil

1. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah proses kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong
2. Lowongan formasi dalam suatu organisasi negara dapat terjadi karena :
1. Adanya Pegawai Negeri Sipil yang berhenti
2. Adanya perluasan organisasi
3. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil harus benar-benar berdasarkan kebutuhan riil, baik dalam arti
jumlah maupun mutu.
4. Setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan mempunyai
kesempatan yang sama untuk melamar dan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil.
5. Hal-hal yang berkaitan dengan persyaratan, tata cara pelamaran dan panitia ujian dan lain-lain
tentang pengadaan Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah no. 6 tahun 1976.

10. Pengangkatan dalam Pangkat Pegawai Negeri Sipil

Pengangkatan dalam pangkat Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah no. 3 tahun
1980.

11. Ujian Dinas Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil

Tingkat-tingkat Ujian Dinas :

1.Ujian dinas tingkat I untuk kenaikan pangkat dari juru tingkat I golongan ruang I/d menjadi Pengatur
Muda ruang II/a.

2.Ujian dinas tingkat II untuk kenaikan pangkat dari Pengatur tingkat I golongan ruang II/d menjadi
penata muda golongan ruang III/a

3.Ujian dinas tingkat III untuk kenaikan pangkat dari Penata Tingkat I golongan ruang III/d menjadi
pembina golongan ruang IV/a.

Materi Ujian Dinas Tingkat I terdiri dari 4 kelompok.


1.
1. Kelompok A yang meliputi :

1.Pancasila

2.Undang-undang Dasar 1945

3.Garis-garis Besar Haluan Negara

4.Repelita

1.
1. Kelompok B yang meliputi :

1.Peraturan Perundangan di Bidang Kepegawaian

2.KORPRI

1.
1. Kelompok C yang meliputi pengetahuan perkantoran :

1.Syarat-syarat dan tata pelaksanaan tugas

2.Tata cara penerimaan tamu

3.Tata cara melayani telepon

4.Tata cara menyusun surat

5.Tata cara mengarsip surat

6.Tata cara kerja sama

7.Tata cara menyusun laporan

1.
1. Kelompok D yang meliputi :

1.Tugas pokok, fungsi, struktur organisasi, dan tata kerja instansi yang bersangkutan

2.Pengetahuan mengenai bidang substansif instansi yang bersangkutan dan pengetahuan lain yang
dipandang perlu oleh pimpinan instansi yang bersangkutan

Materi Ujian Dinas Tingkat II terdiri dari 5 kelompok yaitu Kelompok A sampai dengan kelompok D di
atas, ditambah dengan kelompok E yang meliputi :

a.Bahasa Indonesia

b.Sejarah Indonesia
Materi Ujian Dinas Tingkat III terdiri dari 7 kelompok, yaitu kelompok A, kelompok B, kelompok D, dan
kelompok E sebagaimana tersebut di atas, ditambah dengan kelompok C, kelompok F dan kelompok G
:

a.Kelompok C yang meliputi penetahuan Administrasi :

1.Teori Kepemimpinan

2.Fungsi Manajemen

b.Kelompok F yang meliputi :

1.Perkembangan Politik Dalam Negeri, Ekonomi dan Pembangunan.

2.Perkembangan Politik Luar Negeri dan terutama kerja sama negara yang bergabung dalam ASEAN.

c.Kelompok G yang berupa karya Tulis

d. Keluasan dan kedalaman materi ujian dinas disesuaikan dengan tingkat ujian dinas dalam arti makin
tinggi ujian dinas makin luas dan dalam materi ujian dinas yang diberikan.

Pengecualian dari Ujian Dinas, dalam pasal 37 huruf b Peraturan Pemerintah no. 3 tahun 1980 tentang
Pengangkatan dalam Pangkat Pegawai Negeri Sipil disebutkan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang telah
lulus Pendidikan dan Pelatihan Jabatan tertentu sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dapat dikecualikan dari Ujian Dinas.

12Pengangkatan dalam Jabatan

a.Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang
Pegawai Negeri Sipil dalam rangka susunan suatu satuan organisasi.

b.Pengertian jabatan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu dari sudut struktural dan sudut fungsional.

c.Jabatan struktural adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi Negara dalam rangka
meningkatkan pembinaan Pegawai Negeri Sipil dan untuk lebih menjamin mutu kepemimpinan
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan struktural telah diterbitkanPP No. 15 Tahun 1994.

1)Jabatan struktural dalam susunan organisasi Negara ditetapkan dengan Keputusan Presiden atau
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.

2)Eselon adalah tingkatan jabatan struktural, yang disusun berdasarkan berat ringannya tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak.

3)Jabatan struktural eselon I dan II dalam suatu instansiditetapkan oleh Presiden atas usul Pimpinan
instansi yang bersangkutan setelah mendapat pertimbangan dari MENPAN. Sedangkan jabatan eselon
III, IV dan V oleh Menteri/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan setelah mendapat persetujuan tertulis
dari MENPAN.
4)Jabatan strukural hanya dapat dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dan tidak dapat dirangkap
dengan jabatan strukural lain atau jabatan fungsional. Adapun syarat untuk dapat diangkat dalam
jabatan strukural selanjutnya adalah sebagai berikut:

a)Memiliki kemampuan manajerial, kemampuan tekhnis fungsional, kecakapan serta pengalaman kerja
yang diperlukan.

b)Memiliki integritas yang tinggi dalam melaksanakan tugas organisasi.

c)Memperhatikan Daftar Urutan Kepangkatan (DUK).

d)Telah memiliki tingkat dan jenis pendidikan formal serta mengikuti dan lulus diklat strukural yang
dipersyaratkan.

e)Memiliki pangkat sekurang-kurangnya 1 tingkat di bawah pangkat terendah yang ditentukan untuk
eselon yang bersangkutan.

f)Masih dapat dikembangkan kemampuannya.

g)Sehat jasmani dan rohani.

h)Memenuhi persyaratan lainnya sebagaimana ditentukan dalam uraian jabatannya.

5)Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan.

a)Dalam rangka membantu pejabat yang berwenang untuk mewujudkan objektivitas pengangkatan,
pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan strukural serta pengangkatan dalam pangkat,
dibentuk Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan.

b)Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan terdiri atas:

1.Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan Tingkat Instansi Pusat,

2.Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan Tingkat Instansi Daerah.

3.Untuk memberikan pertimbangan bagi penetapan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian


dalam dan dari jabatan struktural eselon I dibentuk Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan
Nasional (Baperjanas) yang pengaturannya ditetapkan tersendiri dengan Keputusan Presiden. Dalam
rangka ini telah diterbitkan Keputusan Presiden No.47 Tahun 1994 tentang Baperjanas.

·Baperjanas ini berkedudukan di bawah Presiden, dengan tugas pokok memberikan pertimbangan
kepada presiden mengenai pengangkatan eselon I dan pengangkatan dalam jabatan dilingkungan
BUMN tertentu yang penetapannya dilakukan oleh atau dengan persetujuan Presiden.

·Susunan Badan Pertimbangan Jabatan Tingkat Nasional adalah:

i.Wakil Presiden sebagai Ketua

ii.Menteri Negara Sekretaris Negara, Menteri Negara Sekretaris Kabinet, Menpan dan Kepala BAKIN
sebagai anggota.
iii.Kepala BAKN sebagai sekretaris.

·Untuk pengangkatan dan pemindahan eselon I dan dari lingkungan BUMN tersebut, pimpinan instansi
atau pimpinan LembagaTertinggi/Tinggi Negara mengajukan 3 orang calon kepada Presiden dengan
tembusan kepada Baperjanas.

Tata kerja Bappernas telah ditetapkan dengan Keputusan Ketua Baperjanas No. 01 Tahun 1994
tanggal 27 Agustus 1994.

6)Persyaratan Diklat(Pendidikan dan Pelatihan) bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan diangkat dalam
jabatan struktural:

a)Diklat Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama (SPAMA) bagi jabatan struktural eselon III

b)Diklat Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Menengah (SPAMEN) bagi jabatan struktural eselon II

c)Diklat Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Tinggi (SPATI) bagi jabatan struktural eselon I

7)Prajurit ABRI yang ditugaskaryakan dapat diangkat dalam jabatan struktural setelah memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam PP No. 15 Tahun 1994.

d.Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan
hak seorang Pegawai Negeri Sipil serta peningkatan mutu pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan telah diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1994 tentang Pengangkatan
Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil.

1)Jabatan fungsional terdiri dari jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan.

2)Penetapan jabatan fungsional dan angka kreditnya dilakukan oleh Menpan. Angka kredit jabatan
fungsional adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan /atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang
harus dicapai oleh pejabat fungsional dalam rangka pembinaan kariernya, termasuk untuk persyaratan
atau penentuan kepangkatan pada pengangkatan pertama.

3)Penilaian prestasi kerja pejabat fungsional ditetapkan dengan angka kredit oleh pejabat yang
berwenang, setelah mendengar pertimbangan tim penilai, yang dibentuk oleh instansi Pembina
Jabatan fungsional atau instansi pengguna.

4)Jabatan fungsioanal dan angka kredit yang telah ditetapkan berdasarkan PP yang berlaku sebelum
PP No. 16 Tahun 1994. Adapun jabatan fungsional beserta angka kreditnya yang telah ditetapkan oleh
Menpan sebelum diterbitkannya PP No. 16 Tahun 1994 tersebut berjumlah 48 jenis, sebagaimana
tersebut dalam daftar berikut, antara lain:

JABATAN FUNGSIONAL YANG TELAH DITETAPKAN

ANGKA KREDITNTA

NO

NAMA JABATAN
DASAR HUKUM

KEPUTUSAN MENPAN

INSTANSI PEMBINA

1.

3..

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Peniliti

Widyaiswara

Tenaga Dokter

Tenaga Pengajar Perguruan Tinggi

Pengawas Ketenagakerjaan
Penyuluh Kehutanan

Juru Penerang

Pekerja Sosial

Teknisi Pnerbangan

Penyuluh Keluarga Berencana

Penguji Mutu Barang

Jaksa

Pengajar Perguruan Tinggi di Lingkungan Departemen Agama

Pemeriksa Bea dan Cukai

Pranata Komputer

Agen

Pranata Nuklir

No. 01/MENPAN/1983

Tgl. 10-01-1983

No. 68/MENPAN/1985

Tgl. 13-03-1985

No. 93/MENPAN/1986

Tgl. 04-09-1986

No. 59/MENPAN/1987

Tgl. 13-06-1987

No. 107/MENPAN/1987

Tgl. 24-08-1987

No. 16/MENPAN/1988

Tgl. 29-02-1988

No. 44/MENPAN/1988
Tgl. 11-05-1988

No. 45/MENPAN/1988

Tgl. 11-05-1988

No. 100/MENPAN/1988

Tgl. 11-06-1988

No. 107/MENPAN/1988

Tgl. 19-07-1988

No. 17/MENPAN/1989

Tgl. 30-01-1989

No. 18/MENPAN/1989

Tgl. 30-01-1989

No. 19/MENPAN/1989

Tgl. 24-08-1987

No. 21/MENPAN/1989

Tgl. 14-02-1989

No. 25/MENPAN/1989

Tgl. 06-04-1989]

No. 26/MENPAN/1990

Tgl. 28-03-1990

No. 30/MENPAN/1990

Tgl. 28-03-1990

LIPI

LAN

DEP KESEHATAN

DEP. DIKBUD
DEP. NAKER

DEP. KEHUTANAN

DEP. PENERANGAN

DEP. SOSIAL

DEP. PERHUBUNGAN

BKKBN

DEP. PERDAGANGAN

KEJAKSAAN AGUNG

DEP. AGAMA

DEP. KEUANGAN

BPS

BAKIN

BATAN

Pada table atas hanya sebagian dari 48 Jabatan Fungsional yang telah ditetapkan angka kreditnya.

13.Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (DP3)

a.Tujuan

Tujuan pembuatan DP3 adalah untuk memperoleh bahan-bahan pertimbangan obyektif dalam
pembinaan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja.

b.Unsur-unsur yang dinilai

1)Kesetiaan

2)Prestasi kerja

3)Tanggung jawab

4)Ketaatan

5)Kejujuran

6)Kerjasama

7)Prakarsa
8) Kepemimpinan (khusus bagi pemegang jabatan struktural)

c.Pejabat Penilai

Pejabat penilai adalah atasan langsung Pegawai Negeri Sipil yang dinilai, dengan ketentuan serendah-
rendahnya Kepala Urusan atau pejabat lain yang setingkat dengan itu, kecuali ditentukan lain oleh
Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non-Departemen, Gubernur Daerah Tingkat I dalam lingkungannya masing-
masing.

d.Atasan Pejabat Penilai

Atasan pejabat penilai berkewajiban memeriksa dengan seksama Daftar Penilaian Pekerjaan yang
disampaikan kepadanya, baik ada keberatan maupun tidak dari Pegawai Negeri Sipil yang dinilai.

e.Keberatan atas Penilaian

Pegawai Negeri Sipil yang merasa keberatan atas penilaian dapat mengajukan keberatan secara
tertulis disertai alasan-alasannya kepada Atasan Pejabat Penilai melalui hierarki.

14.Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil (DUK)

a.Daftar Urut Kepangkatan adalah suatu daftar yang memuat nama PNS (Pegawai Negeri Sipil) dari
suatu satuan organisasi Negara yang disusun menurut tingkat kepangkatan. Ketentuan ini diatur dalam
PP No. 15 Tahun 1979.

b.Dalam Daftar Urut Kepangkatan tidak boleh ada dua nama PNS yang sama nomor urutnya. Ukuran
yang digunakan dalam DUK secara berturut-turut sebagai berikut:

1)Pangkat

2)Jabatan

3)Masa kerja

4)Latihan jabatan

5)Pendidikan

6)Usia

c.Apabila ada lowongan PNS yang menduduki DUK yang lebih tinggi wajib dipertimbangkan lebig
dahulu.

d.

15.Cuti Pegawai Negeri Sipil

Cuti adalah hak PNS. Sesuai PP No. 24 Tahun 1976, cuti PNS terdiri dari:
a.Cuti Tahunan

b.Cuti Besar

c.Cuti Sakit

d.Cuti Bersalin

e.Cuti di luar Tanggungan Negara

f.Cuti karena Alasan Penting

16.Perawatan, Tunjangan Cacat, Uang Duka dan Biaya Pemakaman bagi Pegawai Negeri Sipil

PNS yang mengalami kecelakaan karena dinas atau menderita sakit karena dinas berhak menerima
tunjangan cacat selai pensiun yang diterimanya. Kepada isteri atau suami PNS yang meninggal karena
dinas diberikan uang duka sebesar 6 kali penghasilan sebulan dengan ketentuan serendah-rendahnya
Rp. 500.000,00. Biaya pemakaman PNS yang tewas seluruhnya ditanggung oleh negaradan kepada
keluarganya diberikan penghargaan dalam bentuk uang duka. Ketentuan-ketentuan yang mengatur
perawatan, tunjangan cacat, dan uang duka bagi PNS ditetapakan dengan PP No. 12 Tahun 1981.

17.Kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil

Peningkatan kesejahteraan PNS diusahakan secara bertahap sesuai dengan kemampuan Negara,
meliputi kesejahteraan material dan spiritual seperti jaminan hari tua, bantuan kematian, ceramah-
ceramah keagamaan dan lain-lain. Pengaturan dan pembinaan penyelenggaraan program
kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil dilakukan oleh Pemerintah Pusat.

18.Penghargaan Pegawai Negeri Sipil

Kepada PNS dapat diberikan penghargaan apabila telah menunjukkan kesetiaan atau berjasa terhadap
Negara atau telah menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya.

19.Keanggotaan PNS dalam Partai Politik atau Golongan Karya

Menurut UU No. 3 Tahun 1975 PNS dapat menjadi anggota Partai Politik atau Golkar dengan
sepengetahuan atau izin tertulis pejabat yang berwenang.

20.Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil

a.Ketentuan tentang disiplin PNS diatur dalam PP No. 30 Tahun 1980, yang antara lain diatur hal-hal
sebagai berikut:

1)Kewajiban

2)Larangan

3)Sanksi

4)Tata cara pemeriksaan


5)Tata cara penjatuhan dan penyampaian hukuman disiplin

6)Tata cara pengajuan keberatan terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan.

b.Kewajiban yang harus diikuti oleh setiap PNS menurut Pasal 2 PP No. 30 Tahun 1980 antara lain
adalah:

1)Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah.

2)Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan golongan atau diri sendiri, serta
menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak kepentingan Negara oleh kepentingan
golongan, diri sendiri atau pihak lain.

3)Menjunjung tinggi kehormatn dan martbat Negara, pemerintah dan PNS

4)Mengangkat dan menaati sumpah/ janji PNS dan sumpah/janji jabatan berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku.

5)Menyimpan rahasia Negara dan atau rahasia jabatandengan sebaik-baiknya. Dan lain-lain

c.Larangan yang tidak boleh dilanggar oleh setiap PNS menurut pasal 3 PP No. 30 Tahun1980 antara
lain adalah:

1)Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat Negara, pemerintah,atau
PNS.

2)Menyalahgunakan wewenang.

3)Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk Negara asing.

4)Menyalahgunakan barang-barang, uang atau surat-surat berharga milik Negara.

5)Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang,


dokumen, atau surat-surat berharga milik Negara secara tidak sah, dan lain-lain.

d.Setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang melanggar ketentuan pasal 2 dan pasal 3 PP No.
30 Tahun 1980 adalah pelanggaran disiplin.

e.Termasuk pelanggaran disiplin adalah setiap perbuatan memperbanyak, mengedarkan,


mempertontonkan, menempelkan, menawarkan, menyimpan, memiliki tulisan atau rekaman yang berisi
anjuran atau hasutan untuk melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dan pasal 3
PP No. 30 Tahun 1980, kecuali hal itu dilakukan untuk kepentingan dinas.

f.Tingkat dan jenis hukuman disiplin

1)Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:

a)Hukuman disiplin ringan

b)Hukuman disiplin sedang


c)Hukuman disiplin berat

2)Jenis hukuman ringan terdiri:

a)Tegoran lisan

b)Tegoran tertulis

c)Pernyataan tidak puas secara tidak tertulis

3)Jenis hukuman sedang terdiri dari:

a)Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama satu tahun.

b)Penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama satu tahun.

c)Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama satu tahun.

4)Jenis hukuman berat terdiri dari:

a)Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lama satu tahun.

b)Pembebasan dari jabatan.

c)Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS.

d)Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

g.Pejabat yang berwenang menghukum.

1)Presiden

2)Menteri yang memimpin Departemen dan Jaksa Agung.

3)Pimpinan Kesektariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-
Departemen.

4)Gubernur Kepala Daerah Tingkat I.

5)Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.

h.Dalam hal-hal tertentu Menteri yang memimpin Departemen, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan
Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Departemen dan Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I, dengan Surat Keputusan dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya
kepada pejabat bawahannya untuk menjatuhkan hukuman disiplin dalam lingkungannya masing-
masing.

i.Wewenang untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin yang tidak dapat didelegasikan adalah:

1)Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil.
2)Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

j.Pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk menjatuhkan hukuman disiplin tidak dapat
mendelegasikan lagi wewenangnya itu kepada pejabat lain.

k.Surat keputusan tentang pendelegasian wewenang untuk menjatuhkan hukuman disiplin, dibuat
secara tertulis oleh pejabat yang berwenang.

21.Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil

Sumpah/janji adalah satu kesanggupan untuk menaati keharusan atau untuk tidak melakukan larangan
yang ditentukan, yang diikrarkan dihadapan atasan yang berwenang menurut agama atau kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

22.Sumpah/Janji Jabatan

a.Setiap PNS yang diangkat untuk memangku suatu jabatan tertentu wajib mengangkat sumpah/janji
Jabatan Pegawai Negeri.

b.Sumpah Jabatan adalah untuk menebalkan rasa tanggung jawab dan semangat yang bersumpah.

c.Dalam hal PNS yang bersangkutan berkeberatan untuk mengucapkan sumpah karena anggapan
tentang agama, sebagai gantinya wajib mengucapkan janji.

23.Pemberhentian

Dalam PP No. 32 Tahun 1979 tentang pemberhentian PNS antara lain diatur hal-hal sebagai berikut:

a.Macam-macam Pemberhentian

1)Pemberhentian karena atas permintaan sendiri.

2)Pemberhentian karena mencapai batas usia pensiun.

3)Pemberhentian karena penyederhanaan organisasi.

4)Pemberhentian karena melakukan pelanggaran/tindak pidana penyelewengan.

5)Pemberhentian karena hal-hal lain.

b.Pegawai Negeri dapat diberhentikan dengan hormat maupun dengan tidak hormat.

24.Pensiun Pegawai Negeri Sipil, Janda/Duda

Pengaturan pensiun PNS diatur dalam UU No. 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun
Janda/Duda Pegawai jo PP No. 8 Tahun 1989 tentang pemberhentian dan pemberian Pensiun PNS
serta Pemberian Pensiun Janda/ Dudanya.

a.Pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap PNS yang telah bertahun-tahun
mengabdikan dirinya kepada Negara.
b.Dasar pensiun yang dipakai untuk menentukan besarnya pensiun pokok, ialah gaji pokok terakhir
sebulan yang berhak diterima oleh pegawai yang berkepentingan berdasarkan peraturan gaji yang
berlaku baginya.

c.Pemberian pensiun pegawai, pensiun janda/duda dan bagian pensiun janda ditetapkan oleh pejabat
yang berhak memberhentikan pegawai yang bersangkutan, di bawah pengawasan dan koordinasai
Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara.

Beberapa ketentuan penting dari Peraturan Pemerintah tersebut adalah:

a.Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara atau pejabat yang ditunjuk olehnya atas nama
Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Departemen, Pimpinan Kesekretariatan
Lembaga Tertinggi/tinggi Negara, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang bersangkutan menetapkan
antara lain:

1)Pemberhentian dengan hormat PNS yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a ke bawah yang
mencapai batas usia pensiun dengan hak pensiun.

2)Pemberian pensiun kepada PNS sebagaimana dimaksud dalam butir1) dan pemberian hak-hak
kepegawaian lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

b.Kewenangan pemberhentian dan pemberian pensiun sebagaimana dimaksud dalam butir a, meliputi
pula pemberian pensiun janda/duda dalam hal pensiunan PNS yang bersangkutan meninggal dunia.

c.Penetapan pemberhentian dan pemberian pensiun PNS serta penetapan pensiun janda/duda PNS
sebagaimana dimaksud dalam butir a dan butir b ditetapkan dalam satu surat keputusan.

d.Surat keputusan pemberhentian dan pemberian pensiun sebagaimana dimaksud dalam butir b
diterimakan kepada yang bersangkutan dan tembusannya kepada kantor pembayar pensiun, selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum batas usia pensiun PNS yang bersangkutan.

25.Peradilan Kepegawaian

Berdasarkan pasal 35 UU No. 8 Tahun 1974 penyelesaian sengketa di bidang kepegawaian dilakukan
melalui peradilan untuk itu, sebagai bagian dari Peradialan Tata Usaha Negara (PTUN) yang dimaksud
dalam UU No. 14 Tahun 1970 tentang ketentuan-ketentuan pokok kekuasaan kehakiman. PTUN itu
sendiri diatur dalam UU No. 5 Tahun 1986. Penerapan PTUN ini akan diatur dengan PP selambat-
lambatnya 5 (lima) tahun sejak UU No. 5 Tahun 1986 berlaku. UU No. 5 Tahun 1986 ditetapkan pada
tanggal 29 Desember 1986.

Dewasa ini Lembaga yang telah ada untuk menangani sengketa kepegawaian adalah Badan
Pertimbangan Kepegawaian, yang diatur dengan Kepres No. 67 Tahun 1980.

a.Kedudukan

Badan Pertimbangan Kepegawaian merupakan Lembaga Ekstra Struktural yang berada di bawah dan
langsung bertanggung jawab kepada Presiden.

b.Tugas Pokok
1)Memeriksa dan mengambil keputusan mengenai keberatan yang diajukan oleh PNS yang
berpangkat Pembina Golongan Ruang IV/a ke bawah tentang hukuman disiplin yang dijatuhkan
kepadanya berdasarkan PP No. 30 Tahun 1980.

2)Memberikan pertimbangan kepada Presiden mengenai usul penjatuhan hukuman disiplin


pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri dan pemberhentian tidak dengan hormat
sebagai PNS yang berpangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ke atas serta pembebasan dari
jabatan bagi pejabat eselon I, yang diajukan oleh Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan
Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Departemen.

c.Susunan Organisasi

1)Keanggotaan

a)Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, sebagai Ketua merangkap anggota.

b)Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara sebagai Sekretaris merangkap anggota.

c)Menteri Sekretaris Kabinet, sebagai Anggota.

d)Direktur Jenderal Hukum dan Peraturan Perundangan Departemen Kehakiman sebagai anggota.

e)Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan Kejaksaan Agung, sebagai anggota.

f)Direktur Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah, Departemen Dalam Negeri sebagai
anggota.

g)Ketua Pengurus Pusat KORPRI sebagai anggota.

2)Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris Badan Pertimbangan Kepegawaian yang berada di kantor BAKN
Jakarta.

B.PEMBINAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KHUSUS PEGAWAI NEGERI

1.Pengertian Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Pendidikan dan pelatihan jabatan PNS adalah penyelenggaraan proses belajar mengajar dalam rangka
meningkatkan kemampuan PNS dalam melaksanakan jabatannya.

2.Tujuan Pendidikan dan Pelatihan

a.Meningkatkan kesenian dan ketaatan PNS kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah
Republik Indonesia.

b.Menanamkan kesamaan pola pikir yang dinamisdan bernalar agar memiliki wawasan yang
komprehensif untuk melaksankan tugas umum pemerintahan dan pembangunan.
c.Memantapkan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan
pengembangan partisipasi masyarakat.

d.Meningkatkan pengetahuan, keahlian dan/atau keterampilan serta pembentukan sedini mungkin


kepribadian PNS.

https://www.academia.edu/19792128/Sistem_Administrasi_Negara_Kesatuan_Republik_Indonesia

Anda mungkin juga menyukai