Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

“SISTEM ADMINISTRASI
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA”

O l e h:

NAMA : DENALDO SURIPATTY


NIM : 04142524

KABUPATEN KEPULAUAN ARU


UPBBJ UT. AMBON
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
Tugas 1
1. Jelaskan Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu sistem!
Berikan contoh konkrit yang ada saat ini.

Setiap negara, apakah itu negara yang sudah maju, berkembang dan terbelakan, negara
besar, kecil atau kepulauan, pasti mempunyai sistem administrasinya sendiri sesuai dengan
karakter masing-masing negara tersebut. Karakter negara ini akan mewarnai sistem yang
diterapkan dan dijadikan acuan dalam berpemerintahan dan bernegara. Sistem administrasi
negara terdiri dari subsistem-subsistem yang terdiri dari sekelompok komponen dapat sebagai
manusia dan/atau bukan manusia (Non-human) yang diorganisir dan diatur sedemikian rupa
sehingga komponen-komponen yang membentuk sistem tersebut dapat bertindak sebagai satu
keatuan dalam mencapai tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir.

Dalam sistem terkandung arti pentingnya aspek pengaturan dan pengorganisasian komponen
untuk mencapai sasaran bersama, karena bila tidak ada sinkronisasi dan koordinasi yang tepat,
maka kegiatan masing-masing komponen, subsistem atau bidang dalam suatu organisasi akan
kurang saling mendukung. Demikian halnya dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang merdeka dan berpemerintahan sendiri serta mempunyai kedaulatan utuh baik ke
dalam ataupun ke luar, wajib membangun dan mempunyai sistem administrasi negara yang
mempunyai ciri khusus dibandingkan sistem administrasi negara lain.

Dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional sesuai dengan sistem pemerintahan negara
berlandaskan Undang-undang Dasar 1945, penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah
dilakukan melalui Sistem Adminstrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI). Dengan
demikian pada dasrnya SANKRI dapat dirumuskan sebagai penyelenggaraan administrasi
mengenai negara dalam keseluruhan arti, unsur dan dinamikanya yang dilakukan oleh aparatur
negara.

Dengan demikian pada dasarnya SANKRI dapat dirumuskan sebagai sistem


penyelenggaraan kehidupan negara dan bangsa dalam segala aspeknya, dengan mendayagunakan
segala kemampuan selurruh aparatur negara beserta rakyat dan dunia usaha/swasta untuk
memanfaatkan segenap sumber daya yang terseda secara nasional demi tercapainya tujuan dan
terlaksananya tugas Nasional/Negara sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.

Contoh nyata saat ini yang bisa kita lihat adalah pengambilan keputusan politik yang
strategis dan kebijakan lainnya dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan,
dilakukan bersama secara musyawarah dan mufakat melalui lembaga perwakilan (MPR/DPR)
sebagai representasi rakyat bangsa dari dan di seluruh wilayah negara yang terbagi atas daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota dan desa dengan kewenangan otonomi tertentu. Selain itu. Contoh
yang lain juga berupa berbagai kebijakan pemerintahaan dituangkan dalam peraturan perundang-
undangan tertentu, Ketetapan MPR, UU/PPPUU, Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Presiden
(Perpres) dan Peraturan Daerah (Perda).
2. Jelaskan Tatanan Organisasi Lembaga Negara!

Sebelum UUD 1945 di amandemen, pada pasal 1 ayat 2 UUD 1945 dijelaskan bahwa
kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh makelis yang di sebut Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR). Walaupun keadaulatan ada ditangan rakyat, namun dalam
prakteknya pada mas tersebut kedaulatan diwakili atau dipegang oleh suatu badan yang
dinamakan MPR yang dianggap sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Majelis ini pula
yang mengangkat kepala negara (Presiden) dan wakil kepala negara (Wakil Presiden). Majelis
memegang kekuasaan tertinggi sedangkan Presiden harus menjalankan apa yang ditetapkan oleh
majelis.

Setelah UUD 1945 di amandemen, kedudukan MPR berubah. Berdasarkan Pasal 2 ayat (1)
Majelis Permusyawaratan akyat terdirri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur
lebih lanjut dengan Undang-undang. walaupun kedaulatan masih ditangan rakyat, tetapi tidak
lagi dilakukan sepenuhnnya oleh MPR. Sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) dinyatakan bahwa
kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Dengan
demikian, kedaulatan rakyat tidak lagi direpresentasikan dan dijelmakan ke dalam suatu majelis
yang disebut MPR.

Dalam rangka mencapai tujuan bernegara sesuai dengan alinea ke IV UUD 1945 tesebut,
maka disusunlah lembaga-lembaga negara yang mempunyai tugas dan tanggung jawab serta
kewenangan masing-masing sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam pasal-pasal UUD 1945
meliputi:

A. Kekuasaan Konstitutif (Constitutive Power)


Lembaga yang memiliki kekuasaan ini adalah Majelis Permsyawaratan Rakyat (MPR) yang
berwenang menetapkan dan mengubah UUD 1945. Kekuasaan ini terdapat dalam Pasal 3
ayat (1) UUD 1945.

B. Kekuasaan Eksekutif (Executive Power)


Kekuasaan Eksekutif berhubungan dengan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan
negara, dimana yang melaksanakan kekuasaan eksekutif adalah Presiden sesuai dengan
kewenangan yang dimiliki berrdasar ketentuan Pasal 4 ayat (1) jo. Pasal 17 ayat (1); (2), dan
ayat (3) UUD 1945.
C. Kekuasaan Legislatif (Legislative Power)
Lembaga yang memiliki kekuasaan legislative adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
berdasarkan Pasal 20 ayat (1) UUD 1945. Kekuasaan legislative berhubungan dengan
kekuasaan membuat Undang-undang.
D. Kekuasaan Yudikatif (Judicial Power)
Lembaga yang memiliki kekusasan yudikatif adalah Mahkamah Agung (MA) serta badan
peradilan yang berada dibawahnya serta Mahkamah Konstitusi (MK) berdasrkan Pasal 24
ayat (1) dan (2) UUD 1945
E. Kekuasaan Auditif (Auditory Power)
Lembaga yang memiliki kekuasaan auditif adalan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang
mempunyai kebebasan dan kemandirian berdasrkan Pasal 23 huruf E ayat (1) UUD 1945.
F. Kekuasaan Moneter (Monetary Power)
Lembaga yang memiliki kekuasaan Moneter adalah Bank Indonesia dalam kedudukannya
sebagai Bank Sentral Republik Indonesia. Berdasarkan Pasal 23 huruf D UUD 1945 dan UU
Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

Dengan dibentuknya lembaga-lembaga tersebut diatas maka diharrapkan dapat menampung,


memperhatikan serata memperjuangkan kepentingan serta aspirasi masyarakat, termasuk untuk
kepentingan daerah dalam rangka menegakan nilai-nilai demokrasi, keadilan serta kesejahteraan
rakyat yang bernaung dibawah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.

3. Jelaskan Pengorganisasian Kelembagaan Pemerintah di Pusat.

Pengorganisasian kelembagaan pemerintah merupakan disain organisasi yang dijiwai


dengan semangat kompetensi dan penyelarasan tugas dan fungsi, didalamnya terjadi proses
pembenahan dan penataan secara terus menerus dan komprehensif terhadap dimensi-dimensi
struktur organisasi birokrasi pemerintahan, sistem atau manajemen publik dan sumber daya
manusia aparatur sebagai upaya pencapaian nyata sesuai visi, misi dan tujuan kelembagaan
pemerintah yang telah ditentukan.
Pengorganisasian adalah kata kerja darri organization, berasal dari kata organism yang
berarti suatu susunan yang terdiri dari bagian-bagian yang dipadukan secara sistematik dan
saling mengikat, saling tergantung dan secara total diarahkan ke suatu tujuan tertentu. Fungsi
dari suatu pengorganisasian penyelenggaraan pemerintah adalah mengelola semua program dan
kegiatan serta merancang rencana program dan kegiatan menjadi suatu susunan tugas dan
wewenang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Pengorganisasian menunjuk kepada upaya ketepatan struktur organisasi dalam Sistem
Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI) guna mencapai tujuan negara.
Proses pencapaian tujuan organisasi dalam pengertian ini adalah tujuan kelembagaan
pemerintah, yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah, yang diatur dan dikendalikan atas
dasar struktur organisasi yang telah ditentukan sebagai acuan, pedoman, wadah dan ikatan
formal.
Dalam penataan kelembagaan terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan agar setiap
dan keseluruhan organisasi pemerintah negara dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya secara proporsional, baik dan efektif. Lembaga Administrasi Negara (2003)
menawarkan prinsip-prinsip pengorganisasian yang perlu diperhatikan dalam mendisain
organisasi pemerintah, sebagai berikut:
• Prinsip Kejelasan Tujuan;
• Prinsip Kemitraan dan Pemberdayaan dengan Masyarakat;
• Prinsip Pembagian tugas;
• Prinsip Koordinasi;
• Prinsip Keberlangsungan;
• Prinsip Proporsionalitas;
• Prinsip keluwesan;
• Prinsip Pendelegasian dan Penyerahan Wewenang;
• Prinsip Rentan Kendali;
• Prinsip Jalur dan Staf;
• Prinsip Kejelasan Dalam Pembangunan;
• Prinsip Legalitas.

Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM 60 tahun 2011 tentang Pedoman


Penataan Organisasi dilingkungan Kementerian Perhubungan mengemukakan Prinsip-Prinsip
sebagai berikut:

1. Kejelasan Visi dan Misi Organisasi


2. Keberlangsungan Tugas
3. Bagi Habis Tugas
4. Proporsionalitas
5. Kejelasan Kewenangan dan Tanggung Jawab
6. Kejelasan Pembangunan

Kementerian Keuangan RI menambahkan prinsip One Stop Services, Independent, Check


and Balance, Built Control. Prinsip-prinsip tesebut menekankan bahwa setiap pengirganisasian
negara harus didasarkan pada ketentuan hukum yang ada dan ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan, sehingga kewenangan dan operasionalnya memiliki landasan hukum yang
jelas dan tegas.

Anda mungkin juga menyukai