“SISTEM ADMINISTRASI
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA”
O l e h:
Setiap negara, apakah itu negara yang sudah maju, berkembang dan terbelakan, negara
besar, kecil atau kepulauan, pasti mempunyai sistem administrasinya sendiri sesuai dengan
karakter masing-masing negara tersebut. Karakter negara ini akan mewarnai sistem yang
diterapkan dan dijadikan acuan dalam berpemerintahan dan bernegara. Sistem administrasi
negara terdiri dari subsistem-subsistem yang terdiri dari sekelompok komponen dapat sebagai
manusia dan/atau bukan manusia (Non-human) yang diorganisir dan diatur sedemikian rupa
sehingga komponen-komponen yang membentuk sistem tersebut dapat bertindak sebagai satu
keatuan dalam mencapai tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir.
Dalam sistem terkandung arti pentingnya aspek pengaturan dan pengorganisasian komponen
untuk mencapai sasaran bersama, karena bila tidak ada sinkronisasi dan koordinasi yang tepat,
maka kegiatan masing-masing komponen, subsistem atau bidang dalam suatu organisasi akan
kurang saling mendukung. Demikian halnya dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang merdeka dan berpemerintahan sendiri serta mempunyai kedaulatan utuh baik ke
dalam ataupun ke luar, wajib membangun dan mempunyai sistem administrasi negara yang
mempunyai ciri khusus dibandingkan sistem administrasi negara lain.
Dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional sesuai dengan sistem pemerintahan negara
berlandaskan Undang-undang Dasar 1945, penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah
dilakukan melalui Sistem Adminstrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI). Dengan
demikian pada dasrnya SANKRI dapat dirumuskan sebagai penyelenggaraan administrasi
mengenai negara dalam keseluruhan arti, unsur dan dinamikanya yang dilakukan oleh aparatur
negara.
Contoh nyata saat ini yang bisa kita lihat adalah pengambilan keputusan politik yang
strategis dan kebijakan lainnya dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan,
dilakukan bersama secara musyawarah dan mufakat melalui lembaga perwakilan (MPR/DPR)
sebagai representasi rakyat bangsa dari dan di seluruh wilayah negara yang terbagi atas daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota dan desa dengan kewenangan otonomi tertentu. Selain itu. Contoh
yang lain juga berupa berbagai kebijakan pemerintahaan dituangkan dalam peraturan perundang-
undangan tertentu, Ketetapan MPR, UU/PPPUU, Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Presiden
(Perpres) dan Peraturan Daerah (Perda).
2. Jelaskan Tatanan Organisasi Lembaga Negara!
Sebelum UUD 1945 di amandemen, pada pasal 1 ayat 2 UUD 1945 dijelaskan bahwa
kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh makelis yang di sebut Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR). Walaupun keadaulatan ada ditangan rakyat, namun dalam
prakteknya pada mas tersebut kedaulatan diwakili atau dipegang oleh suatu badan yang
dinamakan MPR yang dianggap sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Majelis ini pula
yang mengangkat kepala negara (Presiden) dan wakil kepala negara (Wakil Presiden). Majelis
memegang kekuasaan tertinggi sedangkan Presiden harus menjalankan apa yang ditetapkan oleh
majelis.
Setelah UUD 1945 di amandemen, kedudukan MPR berubah. Berdasarkan Pasal 2 ayat (1)
Majelis Permusyawaratan akyat terdirri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur
lebih lanjut dengan Undang-undang. walaupun kedaulatan masih ditangan rakyat, tetapi tidak
lagi dilakukan sepenuhnnya oleh MPR. Sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) dinyatakan bahwa
kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Dengan
demikian, kedaulatan rakyat tidak lagi direpresentasikan dan dijelmakan ke dalam suatu majelis
yang disebut MPR.
Dalam rangka mencapai tujuan bernegara sesuai dengan alinea ke IV UUD 1945 tesebut,
maka disusunlah lembaga-lembaga negara yang mempunyai tugas dan tanggung jawab serta
kewenangan masing-masing sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam pasal-pasal UUD 1945
meliputi: