Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sistem politik Indonesia tidak bisa dipisahkan dari sejarah bangsa Indonesia sejak zaman
kerajaan, penjajahan, kemerdekaan sampai masa reformasi sekarang. Para founding father
bangsa telah merumuskan secara seksama sistem politik yang menjadi acuan dalam
pengelolaan negara. Hal ini tentunya dilakukan dengan melihat kondisi dan situasi bangsa
pada saat itu. Sistem politik Indonesia pada masa reformasi saat ini mengalami
perkembangan yang sangat signifikan. Bermunculan lembaga dan sistem yang baru dalam
rangka merespon permasalahan bangsa yang semakin kompleks.

Sistem Politik Indonesia adalah keseluruhan kegiatan (termasuk pendapat, prinsip,


penentuan tujuan, upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, skala prioritas, dll)
yang terorganisir dalan negara Indonesia untuk mengatur pemerintahan dan
mempertahankan kekuasaan demi kepentingan umum dan kemaslahatan rakyat.
Kemudian untuk mewujudkan semua tujuan sistem politik di Indonesia membutuhkan
suprastruktur dan infrastruktur yang baik. Mereka adalah lembaga negara (Presiden dan
Wakil Presiden, MPR, DPR, DPD, MA, MK, KY dan lembaga lainnya) sebagai kekuatan
utama dan didukung oleh partai politik, organisasi masyarakat, media komunikasi politik,
pers, untuk menyalurkan aspirasi masyarakat agar kebijakan pemerintah sesuai dengan hati
rakyat.

B. Perumusan Masalah
Berkaitan dengan latar belakang tersebut, maka permasalahannya dapat diidentifikasi
sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud sistem politik?


2. Bagaimana sistem politik di Indonesia dan bagaimana perkembangannya?
3. Apa yang dimaksud infrastruktur dan suprastuktur politik di Indonesia?
4. Apa perbedaan sistem politik antar negara?
5. Bagaimana peran serta dalam sistem politik di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui apa itu sistem politik


2. Mengetahui sistem politik di Indonesia dan perkembangannya
3. Mengetahui infrastruktur dan suprastruktur politik di Indonesia
4. Mengetahui perbedaan sistem politik di berbagai negara
5. Mengetahui peran serta dalam sistem politik di Indonesia

D. Manfaat Penulisan
Melalui penulisan makalah ini diharapkan:

1. Mengembangkan wawasan pembaca tentang sistem politik Indonesia


2. Sebagai bahan referensi untuk pembaca
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Politik Indonesia

Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan
dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses
penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan
penyusunan skala prioritasnya.

Di Indonesia, sistem politik yang dianut adalah sistem politik demokrasi pancasila yakni
sistem politik yang didasarkan pada nilai-nilai luhur, prinsip, prosedur dan kelembagaan
yang demokratis. Sistem politik Indonesia berdasar pada ketentuan-ketentuan dalam UUD
1945. Sistem politik Indonesia mengalami banyak perubahan setelah ada amandemen
terhadap UUD 1945. Amandemen terakhir atas UUD 1945 dilakukan pada tahun 2002.
Perbandingan sistem politik Indonesia sebelum amandemen dan sesudah amandemen
UUD 1945 adalah sebagai berikut :

1. Sistem Politik Indonesia Sebelum Amandemen UUD 1945

Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Hal itu berarti bahwa
kedaulatan berada di tangan rakyat dan sepenuhnya dijalankan oleh MPR, Indonesia
menganut sistem pemerintahan presidensiil artinya presiden berkedudukan sebagai kepala
negara dan kepala pemerintahan.

UUD 1945 adalah konstitusi negara Indonesia yang mengatur kedudukan dan tanggung
jawab penyelenggaraan negara, kewenangan, tugas, dan hubungan antara lembaga-
lembaga negara. UUD 1945 juga mengatur hak dan kewajiban warga negara.
Lembaga legislatif terdiri atas MPR yang merupakan lembaga tertinggi negara dan DPR.
Lembaga eksekutif terdiri atas presiden dan menjalankan tugasnya yang dibantu oleh
seorang wakil presiden serta kabinet. Lembaga yudikatif menjalankan kekuasaan
kehakiman yang dilakukan oleh MA sebagai lembaga kehakiman tertinggi bersama badan-
badan kehakiman lain yang berada dibawahnya.

2. Sistem Politik Indonesia Setelah Amandemen UUD 1945

Pokok-pokok sistem politik di Indonesia setelah amandemen UUD 1945 adalah sebagai
berikut :

1. Bentuk negara adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahan adalah republik.


NKRI terbagi dalam 33 provinsi dengan menggunakan prinsip desentralisasi.
2. Kekuasaan eksekutif berada ditangan presiden. Presiden tidak bertanggung jawab
pada parlemen, dan tidak dapat membubarkan parlemen. Masa jabatan presiden
beserta wakilnya adalah 5 tahun dan setelahnya dapat dipilih kembali untuk satu
kali masa jabatan.
3. Tidak ada lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara. Yang ada lembaga-
lembaga negara seperti MPR, DPR, DPD, BPK, presiden, MK, KY dan MA.
4. DPA ditiadakan yang kemudian dibentuk sebuah dewan pertimbangan yang berada
langsung dibawah presiden.
5. Kekuasaan membentuk UU ada ditangan DPR. Selain itu DPR menetapkan
anggaran belanja negara dan mengawasi jalannya pemerintahan.

B. Batasan Sistem Politik


Batasan sistem politik menurut beberapa ahli:

1. Rusandi Simuntapura, sistem politik ialah mekanisme seperangkat fungsi/peranan


2. dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukkan suatu
3. proses yang langgeng.
4. Sukarna, sistem politik ialah tata cara mengatur negara.
5. David Easton,sistem politik dapat diperkenalkan sebagai interaksi yang diabstraksi-
6. kan dari seluruh tingkah laku sosial sehingga nilai-nilai dialokasikan secara otori-
7. tatif kepada masyarakat.
8. Robert Dahl, sistem politik merupakan pola yang tetap dari hubungan antara
manusia serta melibatkan sesuatu yang luas dan berarti tentang kekuasaan, aturan-
aturan, dan

C. Ciri-ciri Umum Sistem PolitikSistem politik menurut Almond, memiliki 4 (empat)


ciri-ciri, antara lain:

1. Mempunyai kebudayaan politik


2. Menjalankan fungsi-fungsi
3. Memiliki spesialisasi
4. Merupakan sistem campuran

D. Fungsi Sistem Politik


Sistem politik mempunyai beberapa fungsi, diantaranya.

1. Kapabilitas, adalah kemampuan sistem politik dalam menjalankan fungsinya


(eksistensi) di lingkungan yang lebih luas. Kantaprawira,(2006) mengemukakan
bentuk kapabilitas suatu sistem politik berupa:

a. Kapabilitas Regulatif,
Kapabilitas regulatif suatu sistem politik merupakan penyelenggaraan pengawasan
terhadap tingkah laku individu dan kelompok yang ada di dalamnya; bagaimana
penempatan kekuatan yang sah (pemerintah) untuk mengawasi tingkah laku manusia dan
badan-badan lainnya yang berada di dalamnya, semuanya merupakan ukuran kapabilitas
untuk mengatur atau mengendalikan.

b. Kapabilitas Ekstraktif,
SDA dan SDM sering merupakan pokok pertama bagi kemampuan suatu sistem politik.
Berdasarkan sumber-sumber ini, sudah dapat diduga segala kemungkinan serta tujuan apa
saja yang akan diwujudkan oleh sistem politik. Dari sudut ini, karena kapabilitas ekstraktif
menyangkut soal sumber daya alam dan tenaga manusia, sistem politik demokrasi liberal,
sistem politik demokrasi terpimpin, dan sistem politik demokrasi Pancasila tidak banyak
berbeda. SDA dan SDM Indonesia boleh dikatakan belum diolah secara otpimal. Oleh
karena masih bersifat potensial.
c. Kapabilitas Distributif
Kapabilitas ini berkaitan dengan sumber daya yang ada diolah, hasilnya kemudian
didistribusikan kembali kepada masyarakat. Distribusi barang, jasa, kesempatan, status,
dan bahkan juga kehormatan dapat diberi predikat sebagai prestasi riil sistem politik.
Distribusi ini ditujukan kepada individu maupun semua kelompok masyarakat, seolah-olah
sistem poltik itu pengelola dan merupakan pembagi segala kesempatan, keuntungan dan
manfaat bagi masyarakat.

d. Kapabilitas Responsif
Sifat kemampuan responsif atau daya tanggap suatu sistem politik ditentukan oleh
hubungan antara input dan output. Bagi para sarjana politik, telaahan tentang daya tanggap
ini akan menghasilkan bahan-bahan untuk analisis deskriptif, analisa yang bersifat
menerangkan, dan bahkan analisa yang bersifat meramalkan. Sistem politik harus selalu
tanggap terhadap setiap tekanan yang timbul dari lingkungan intra-masyarakat dan ekstra-
masyarakat berupa berbagai tuntuan.

e. Kapabilitas Simbolik.
Efektifitas mengalirnya simbol dari sistem politik terhadap lingkungan intra dan ekstra
masyarakat menentukan tingkat kapabilitas simbolik. Faktor kharisma atau latar belakang
sosial elit politik yang bersangkutan dapat menguntungkan bagi peningkatan kapabilitas
simbolik. Misalnya Ir Soekarno Megawati, dengan keidentikan seorang pemimpin dengan
tipe “panutan” dalam mitos rakyat, misalnya terbukti dapat menstransfer kepercayaan
rakyat itu menjadi kapabilitas benar-benar riil.

f. Kapabilitas Dalam Negeri dan Internasional


Suatu sistem politik berinteraksi dengan lingkungan domestik dan lingkungan
internasional. Kapabilitas domestik suatu sistem politik sedikit banyak juga ada
pengaruhnya terhadap kapabilitas internasional. Yang dimaksud dengan kapabilitas
internasional ialah kemampuan yang memancar dari dalam ke luar. Misalnya kebijakan
sistem politik luar negeri Amerika Serikat terhadap Israel, juga akan mempengaruhi sikap
politik negara-negara di timur tengah. Oleh karena itulah pengaruh tuntutan dan dukungan
dari luar negeri terhadap masyarakat dan mesin politik resmi, maka diolahlah serangkaian
respons untuk menghadapinya. Politik luar negeri suatu negara banyak bergantung
pada berprosesnya dua variabel, yaitu kapabilitas dalam negeri dan kapabilitas
internasional.

2. Konversi, menggambarkan kegiatan pengolahan input menjadi ouput mulai dari :


penyampaian tuntutan, perangkuman tuntutan menjadi tindakan pembuatan aturan,
pelaksanaan peraturan, menghakimi, dan komunikasi.

3. Adaptif, yaitu menyangkut sosialisasi & rekruitmen yg bertujuan memantapkan


bangunan struktur politik dari sistem politik. Fungsi sistem politik Pemeliharaan dan
penyesuaian (adaptation) adalah menyangkut sosialiasasi dan rekrutmen yang bertujuan
untuk memantapkan bangunan struktur politik dari sistem politik (Untari, 2006).
Sukarna (1979:28-29) mengemukakan ada dua fungsi utama yang merupakan ciri esensial
(yang perlu ada) dalam sistem politik, ialah:
a. Perumusan kepentingan rakyat (identification of interest in the population); dan
b. Pemilihan pemimpin atau pejabat pembuat keputusan (selection of leaders or Official
decision maker).
E. Macam-macam Sistem Politik

No Sistem Liberal Sistem Komunis Sistem Pancasila


Berdasarkan prinsip free fight Berdasarkan prinsip Berdasarkan prinsip
1
liberalism etatisme keseimbangan dan keserasian
Hak milik pribadi
Hak milik diakui dan
2 Hak milik pribadi diakui ditolakPeniadaan hak hak
memiliki fungsi sosial
sipil dan politik
Daya kreasi, inisiatif, dan
Menimbulkan
Menimbulkan kesenjangan potensi setiap orang
pengekangan terhadap
3 sosial yang sangat mencolok dikembangkan dalam suatu
kreasi, kreatifitas, dan
antara sikaya dan simiskin kerangka yang harmonis
potensi warga negara.
dengan masyarakat
Berdasarkan sosialisme, Berdasarkan Pancasila, yakni
Berdasarkan individualisme,
masyarakat lebih manusia monodualisme
4 individu lebih diutamakan
diutamakan dari pada sebagai makhluk individu dan
dari pada masyarakat
individu. sosial secara seimbang.
Menganut keadilan
Menganut nilai keadilan komutatif, yakni setiap
Menganut nilai keadilan
distributif, yakni setiap orang orang memperoleh bagian
5 distribubtif dan nilai keadilan
memperoleh jasa sesuai yang sama tanpa
komutatif.
dengan prestasinya. memperhatikan
prestasinya.
– 14 Nov ’45 – 27 Des ’49-
6 27 Des ’49 – 17 Ags ‘50- 17 5 Juli 59 – 11 Maret 66. 66 sampai sekarang
Ags ‘50 – 5 Juli ‘59
Sistem pemerintahan yang
Terbatasnya arus
transparan yang didalamnya Terbukanya arus informasi
7 informasi dan kebebasan
terdapat jaminan hak-hak dan kebebasan berpendapat
berpendapat
kaum minoritas
Adanya penegakan hukum, Tidak adanya mekanisme Adanya penegakan hukum,
8 pemilu yang terbuka, dan pemilu yang pemilu yang terbuka, dan
terdapatnya oposisi tertutup.Tidak ada oposisi tidak ada oposisi
Menerapkan sistem multi Menerapkan sistem satu Menerapkan sistem multi
9
partai partai partai

F. Demokrasi sebagai Sistem PolitiMenurut Bingham Powel, Jr., sistem politik


demokrasi ditandai :

1. Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut mewakili


keinginan rakyatnya.
2. Pengaturan yang mengorganisasikan perundingan untuk memperoleh legitimasi,
dilaksanakan melalui pemilu.
3. Sebagian besar orang dewasa dapat mengikuti proses pemilihan (memilih/dipilih).
4. Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa.
5. Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar (kebebasan berbicara,
berorganisasi dan pers). Setiap partai politik berusaha untuk memperoleh
dukungan.
G. Infrastruktur dan Suprastruktur Politik di Indonesia

1. Infrastruktur Politik

Infrastruktur politik yaitu suasana kehidupan politik rakyat yang berhubungan dengan
kehidupan lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam kegiatannya dapat mempengaruhi
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kebijakan lembaga-lembaga
kenegaraan dalam menjalankan fungsi serta kekuasaannya masing-masing. Untuk
menyalurkan aspirasi dan kepentingan rakyat dalam penyelanggaraan pemerintahan
negara. Berdasarkan teori politik, infrastruktur politik mencakup :

1. Partai politik (political party), sebagai institusi mempunyai hubungan yang sangat
erat dengan masyarakat dalam mengendalikan kekuasaan. Berikut merupakan
beberapa fungsi partai politik :

 Komunikasi politik : Penyalur aspirasi rakyat kepada pemerintah,


 Sosialisasi politik : Pengenalan nilai dan norma etika.
 Rekruitmen politik : Merekrut anggota partai politik.

1) Masa Pra Kemerdekaan


Budi Utomo (Jakarta, 20 Mei 1908), merupakan organisasi modern pertama yang
melakukan perlawanan secara non fisik. Dalam perkembangannya menjadi partai-partai
politik yang didukung kaum terpelajar dan buruh tani.

2) Masa Pasca Kemerdekaan


Tumbuh suburnya partai-partai politik, didasarkan pada Maklumat Pemerintah tanggal 3
November 1945.

H. Suprastruktur Politik
Suprastruktur politik adalah struktur politik pemerintahan yang berkaitan dengan lembaga-
lembaga negara yang ada, serta hubungan kekuasaan antara lembaga satu dengan yang
lain.
Pada Negara Monarki, pemerintahan dikuasi oleh keluarga bangsawan. Raja/Ratu,
berperan sebagai lambang kebesaran/alat pemersatu. Kabinet dpt dibentuk berdasarkan
pemilu (tergan- tung tkt pendemokrasiannya). Pada Negara Republik, elit politik ada yang
memegang kekuasaannya secara diktator. Namun juga banyak yang bersifat demokratis
(tergantung Konstitusi/UUD negaranya).
Perkembangan ketatanegaraan modern, pada umumnya elit politik pemerintah dibagi
dalam kekuasaan :

 Eksekutif. Kekuasaan eksekutif berada di tangan presiden, presiden adalah


pemegang kekuasaan pemerintahan negara. Presiden di bantu oleh wakil presiden
dan menteri-menteri, untuk melaksanakan tugas sehari-hari. Wewenang,
kewajiban, dan hak presiden antara lain :
o Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD;
o Menetapkan peraturan pemerintah;
o Mengangkat memberhentikan menteri-menteri; dll
 Legislatif. Indonesia menganut sistem bikameral. Di tandai dengan adanya lembaga
perwakilan, yaitu DPR dan DPD. Dengan merujuk asas trias politika. Kekuasaan
legislatif terletak pada MPR dan DPD.
o MPR. Kewenangan:

I. Perbedaan Sistem Politik di Berbagai Negara

1. Pendekatan Sistem Politik Negara

Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda. Untuk mempelajari proses politik
suatu negara diperlukan beberapa pendekatan yang didasarkan pada : Sejarah, Sosiologis,
Kultural / Budaya, Psycho-Sosial (Kejiwaan masyarakat), Filsafat, Ideologi, serta
Konstitusi dan Hukum. Terdapat 3 fungsi politik dalam menetukan cara bekerjanya sistem
politik :

1. Sosial politik. Setiap sistem politik memiliki fungsi pengembangan dan


memperkuat sikap-sikap politik di kalangan penduduk umum.
2. Rekrutmen politik. Merupakan fungsi penyeleksian rakyat untuk kegiatan politik
dan masa jabatan pemerintahan.
3. Komunikasi politik. Merupakan jalan mengalirnya informasi melalui masyarakat
dan melalui berbagai struktur yang ada dalam sistem politik.

Oleh sebab itu, dalam mmpelajari proses politik suatu negara diperlukan beberapa
pendekatan sebagai berikut:

1. Pendekatan Sejarah. Sistem politik dipelajari dari sejarah bangsa. Ada tiga factor
yang mempengaruhi pendekatan ini, yakni masa silam (the past), masa sekarang
(the present), dan masa yang akan datang (the future).
2. Pendekatan Sosiologis. Untuk mempelajari sistem politik suatu negara perlu
mempelajari sistem sosial/sistem kemasyarakatan yang ada di suatu negara.
Perbedaan-perbedaan sistem sosial akan mempengaruhi terhadap sistem politik
suatu negara.
3. Pendekatan Kultural/Budaya. Pendekatan ini dilihat dari pendidikan dan budaya
masyarakatnya.
4. Pendekatan Psikologi Sosial/Kejiwaan. Masyarakatan Dalam pendekatan dilihat
dari sikap-sikap masyarakat yang akan berpengaruh terhadap sikap-sikap politik.
5. Pendekatan Filsafat. Dalam pendekatan ini dibicarakan tentang filsafat yang
menjadi way of life dari masyarakat atau bangsa itu.
6. Pendekatan Ideologi. Didalam pendekatan ini, suatu sistem politik dilihat dan
dipelajari dari ideology bangsa/negara yang berlaku didalam negara itu.
7. Pendekatan Konstitusi dan Hukum. Didalam pendekatan ini, suatu sistem politik
dilihat dari konstitusi dan undang-undang serta hukum yang berlaku dedalam
negara itu.

2. Perbedaan Sistem Politik Negara

1. Perbedaan dari segi Bentuk


Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda-beda, perbedaan tersebut dapat
dipandang dari bentuk pemerintah, bentuk negara, sistem kabinet, bentuk parlemen, dll.

 Dipandang dari bentuk negara. Secara umum terdapat dua bentuk Negara yaitu
Kesatuan dan serikat/federasi.Negara Kesatuan merupakan negara tunggal, jadi
tidak ada Negara dalam Negara, dan Negara serikat merupakan sebuah negara
dimana negara tersebut terdiri atas beberapa negara bagian.
 Dipandang dari bentuk pemerintahan. Terdapat dua bentuk pemerintahan yaitu
Republik dan kerajaan, Negara Republik di pimpin oleh seorang Peresiden yang
diangkat melalui pemilu,sedangkan kerajaan di pimpin oleh seorang raja yang di
angkat secara turun temurun.
 Dipandang dari Sistem kabinet. Perbedaan Sistem politik bila di pandang dari
sistem kabinet dapat di bedakan menjadi dua yaitu kabinet ministerial dan kabinet
Presidensial.dalam cabinet ministerial eksekutif adalah perdana mentri sedangkan
cabinet Presidensial Kabinet dipimpin oleh Peresiden dan dibantu oleh para Mentri
sehingga Mentri bertanggung jawab terhadap Presiden.
 Dipandang dari Bentuk Parlemen. Bentuk parlemen terbagi dua yaitu Monocameral
dan Bicameral, monocameral merupakan sistem politik satu kamar dan Bicameral
merupakan bentuk parlemen dua kamar.

1. Perbedaan Ciri
o Sistem Politik Di Negara Komunis. Bercirikan pemerintahan yang
sentralistik, peniadaan hak milk pribadi, peniadaan hak-hak sipil dan
politik, tidak adanya mekanisme pemilu yang terbuka, tidak adanya oposisi,
serta terdapat pembatasan terhadap arus informasi dan kebebasan
berpendapat.
o Sistem Politik Di Negara Liberal. Bercirikan adanya kebebasan berpikir
bagi tiap individu atau kelompok, pembatasan kekuasaan, khususnya dari
pemerintah dan agama, penegakan hukum; pertukaran gagasan yang bebas,
sistem pemerintahan yang transparan yang didalamnya terdapat jaminan
hak-hak kaum minoritas.
o Sistem Politik Demokrasi Di Indonesia. Sistem politik yang didasarkan
pada nilai, prinsip, prosedur, dan kelembagaan yang demokratis. Adapun
sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di Indonesia adalah :
 Ide kedaulatan rakyat
 Negara berdasarkan atas hukum
 Bentuk Republik
 Pemerintahan berdasarkan konstitusi
 Pemerintahan yang bertanggung jawab
 Sistem Pemilihan langsung
 Sistem pemerintahan presidensiil

Sistem Politik Republik Indonesia

Faktor Yang
No Uraian / Keterangan
Mempengaruhi
Bangsa Indonesia harus menghadapi kolonial Belanda dan
bala tentara Jepang untuk mewujudkan Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pasca proklamasi
1. Latar Belakang Sejarah
kemerdekaan, para pemimpin Indonesia terlibat dalam
proses politik dengan mencari format berdasarkan
demokrasi Pancasila.
Masyarakat Indonesia yang multi agama, ras dan antar
golongan telah dipersatukan dalam kesatuan politik dengan
2. Kondisi Sosiologis semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan demikian, upaya
saling menghormati dan kerja sama dalam membangun
kerukunan hidup penting untuk ditegakkan.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun atas dasar
sendi-sendi multi kultural. Bangsa Indonesia memiliki
semangat untuk selalu menjunjung tinggi persatuan dan
Kondisi Kultural/ kesatuan, serta rela berkorban untuk bangsa dan negaranya.
3.
Budaya Budaya musyawarah, toleransi, dan saling menghormati
telah diwariskan kepada calon-calon pemimpin melalui
jalur-jalur pendidikan formal, in-formal, maupun nor-
formal.
Bangsa Indonesia, sebelum menjadikan Pancasila sebagai
dasar negara selalu dapat dipecah belah oleh bangsa lain.
Kondisi Psycho-Sosial / Dengan semangat rela berkorban dan cinta tanah air bangsa
4.
Kejiwaan masyarakat Indonesia mampu sejajar dengan bangsa-bangsa lain di
dunia. Bangsa Indonesia sangat menentang segala mecam
bentuk penjajahan.
Pancasila dalam sistem politik Indonesia, telah dijadikan
dasar dan motivasi dalam segala sikap, tingkah laku dan
5. Pedoman Filsafat perbuatan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasionalnya sebagaimana
terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945.
Ideologi negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila,
akan selalu dikaitkan dengan proses politik dalam
Paham atau Ideologi
6. pengaturan penyelenggaraan pemerintahan negara
yang diterapkan
diberbagai bidang. Dalam struktur politik, Pancasila
menjadi sumber segala sumber hukum.
Sejak pemilu 2004, presiden dipilih oleh rakyat sehingga
Pedoman Konstitusi dan tanggung jawabnya kepada rakyat. Lembaga negara, terdiri
7.
Hukum dari : MPR, Presiden, DPR, Badan Pengawas Keuangan
(BPK), dan Mahkamah Agung.

Penerapan Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila

Demokrasi di Indonesia dengan sistem demokrasi Pancasila dengan prinsip:


1945. Harus berdasarkan Pancasila sebagaimana disebut di dalam Pembukaan UUD
1945, serta penjabarannya dalam Batang Tubuh dan Penjelasan UUD 1945.
1946. Menghargai dan melindungi hak-hak asasi manusia.
1947. Dalam ketatanegaraan, harus berdasar atas kelembagaan yang diharapkan segala
sesuatunya dapat diselesaikan melalui saluran-saluran tertentu sesuai UUD 1945.
1948. Bersendi atas hukum sebagaimana dijelaskan di dalam penjelasan UUD 1945.

Sistem politik Demokrasi Pancasila menghargai nilai-nilai musyawarah sebagai berikut:


a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat;
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain;
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama;
d. Musyawarah harus diliputi olh semangat kekeluargaan;
e. Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakan keputusan
musyawarah;
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur;
g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral kepada
Tuhan YME, menjun-jung tinggi harkat & martabat manusia, serta nilai-nilai kebenaran
dan keadilan.

Pelaksanaan Demokrasi Pancasila dalam Pengambilan Keputusan

Demokrasi Pancasila pada hakikatnya demokrasi yang bercorak khas Indonesia, yang
penerapannya dijabarkan dalam :

1. Pemerintahan Berdasarkan Hukum.


2. Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia
3. Pengambilan Keputusan Berdasakan Musyawarah
4. Peradilan yang Bebas dan Merdeka
5. Partai Politik (Parpol) dan Organisasi Sosial Politik (Orsospol)

Pelaksanaan Pemilihan Umum (pemilu)


Aspek – aspek Demokrasi Pancasila :

1. Aspek formal
2. Aspek materiil
3. Aspek normatif (kaidah)

Pengambilan keputusan sesuai dengan prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila:

1. Keseimbangan antara hak dan kewajiban,


2. Persamaan,
3. Kebebasan yang bertanggungjawab,

J. Peran Serta dalam Sistem Politik di Indonesia

1. Partisipasi Politik Warga Negara


Partisipasi politik, merupakan penentuan sikap dan keterlibatan hasrat setiap individu
dalam situasi dan kondisi organisasinya, sehingga pada akhirnya mendorong individu
tersebut berperan serta dalam pencapaian tujuan organisasi, serta ambil bagian dalam
setiap pertanggungjawaban bersama.

a. Bentuk-bentuk partisipasi politik

KONVENSIONAL NON-KONVENSIONAL
§ Pemberian Suara (voting)§
Diskusi politik§ Kegiatan
kampanye§ Membentuk dan § Pengajuan petisi§ Berdemonstrasi§
bergabung dalam kelompok Konfrontasi§ Mogok§ Tindak kekerasan politik
Kepentingan.· terhadap harta benda.· Tindak kekerasan politik
Komunikasi individual terhadap manusia.
dengan pejabat
politik/administratif.

Selain partisipasi di atas, ada pula bentuk partisipasi masyarakat dalam sistem politik yang
lainnya, yaitu:

1. Partisipasi aktif, yang merupakan kegiatan warga negara yang senantiasa


menampilkan perilaku tanggapan terhadap berbagai tahapan kebijakan pemerintah.
2. Partisipasi pasif, yang merupakan kegiatan warga negara yang menerima atau
menaati begitu saja segala kebijakan pemerintah.
3. Partisipasi militant-radikal, yang merupakan kegiatan warga negara yang
senantiasa menampilkan perilaku tanggap terhadap berbagai kebijakan pemerintah,
namun cenderung menggunakan cara-cara non-konvensional, termasuk didalamnya
menggunakan cara-cara kekerasan.
4. Partisipasi apatis, yang merupakan kegiatan warga negara yang tidak mau tau
dengan apapun kebijakan yang dibuat pemerintah.

2. Faktor-Faktor Pendukung Partisipasi Politik

a. Pendidikan Politik
Menurut Ramdlon Naning, pendidikan politik adalah usaha untuk memasyarakatkan
politik dalam arti mencerdaskan kehidupan politik rakyat, meningkatkan kesadaran setiap
warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; serta meningkatkan kepekaan
dan kesadaran rakyat terhadap hak, kewajiban dan tanggungjawabnya terhadap bangsa
dan negara.

b. Kesadaran Politik
Menurut Drs.M.Taupan, kesadaran politik adalah suatu proses batin yang menampakkan
keinsafan dari setiap warga negara akan urgensi kenegaraan dalam kehidupan kenegaraan,

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa sistem politik yang berlaku di Indonesia adalah
Demokrasi Pancasila, dimana rakyat turut serta dalam politik dengan memiliki hal politik
masing-masing sesuai dengan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Kenapa Indonesia tidak
menganut sistem politik liberal, fasisme, dan komunisme? itu semua dikarenakan
Indonesia sebagai negara demokratis tidak cocok menganut sistem politik tersebut.

B. Saran
Kita sebagai warga Negara Indonesia harus bangga Negara kita menganut sistem politik
demokrasi pancasila yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Oleh karena itu mari kita
membantu pemerintah untuk menjalankan sistem politik di Indonesia dengan cara apapun,
bisa dengan mengeluarkan pendapat yang membangun tapi tidak dengan bentuk anarkis.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. 2005. Sejarah Untuk SMA kelas XII Program Ilmu Sosial Dan Bahasa.
Klaten : Cempaka Putih.

Tim Penyusun, MGMP. 2008. Sejarah Nasional Indonesia Dan Dunia untuk Kelas XII
SMA Program IPS. Malili : Raodah Foto Copy.

Kantaprawira, Rusadi, 2006. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Sinar Baru Algesindo.

Listyarti, Retno, 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA dan MA Kelas XI,
Jakarta: Esis.

Mariam Budiarjo, dkk, “Dasar-dasar ilmu Politik”, Gramedia, 2003

Murshadi “Ilmu Tata Negara; untuk SLTA kelas III”, Rhineka Putra, bandung, 1999

Nugroho Notosusanto, “Sejarah Nasional Indonesia”, Balai Pustaka, 2008

KLIPING
MAKALAH
“ MASALAH POLITIK DI
INDONESIA”

SMP NEGERI 1 MUNTOK


TAHUN PELAJARAN
2018/2019

Anda mungkin juga menyukai