PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah
Berkaitan dengan latar belakang tersebut, maka permasalahannya dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
D. Manfaat Penulisan
Melalui penulisan makalah ini diharapkan:
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan
dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses
penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan
penyusunan skala prioritasnya.
Di Indonesia, sistem politik yang dianut adalah sistem politik demokrasi pancasila yakni
sistem politik yang didasarkan pada nilai-nilai luhur, prinsip, prosedur dan kelembagaan
yang demokratis. Sistem politik Indonesia berdasar pada ketentuan-ketentuan dalam UUD
1945. Sistem politik Indonesia mengalami banyak perubahan setelah ada amandemen
terhadap UUD 1945. Amandemen terakhir atas UUD 1945 dilakukan pada tahun 2002.
Perbandingan sistem politik Indonesia sebelum amandemen dan sesudah amandemen
UUD 1945 adalah sebagai berikut :
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Hal itu berarti bahwa
kedaulatan berada di tangan rakyat dan sepenuhnya dijalankan oleh MPR, Indonesia
menganut sistem pemerintahan presidensiil artinya presiden berkedudukan sebagai kepala
negara dan kepala pemerintahan.
UUD 1945 adalah konstitusi negara Indonesia yang mengatur kedudukan dan tanggung
jawab penyelenggaraan negara, kewenangan, tugas, dan hubungan antara lembaga-
lembaga negara. UUD 1945 juga mengatur hak dan kewajiban warga negara.
Lembaga legislatif terdiri atas MPR yang merupakan lembaga tertinggi negara dan DPR.
Lembaga eksekutif terdiri atas presiden dan menjalankan tugasnya yang dibantu oleh
seorang wakil presiden serta kabinet. Lembaga yudikatif menjalankan kekuasaan
kehakiman yang dilakukan oleh MA sebagai lembaga kehakiman tertinggi bersama badan-
badan kehakiman lain yang berada dibawahnya.
Pokok-pokok sistem politik di Indonesia setelah amandemen UUD 1945 adalah sebagai
berikut :
a. Kapabilitas Regulatif,
Kapabilitas regulatif suatu sistem politik merupakan penyelenggaraan pengawasan
terhadap tingkah laku individu dan kelompok yang ada di dalamnya; bagaimana
penempatan kekuatan yang sah (pemerintah) untuk mengawasi tingkah laku manusia dan
badan-badan lainnya yang berada di dalamnya, semuanya merupakan ukuran kapabilitas
untuk mengatur atau mengendalikan.
b. Kapabilitas Ekstraktif,
SDA dan SDM sering merupakan pokok pertama bagi kemampuan suatu sistem politik.
Berdasarkan sumber-sumber ini, sudah dapat diduga segala kemungkinan serta tujuan apa
saja yang akan diwujudkan oleh sistem politik. Dari sudut ini, karena kapabilitas ekstraktif
menyangkut soal sumber daya alam dan tenaga manusia, sistem politik demokrasi liberal,
sistem politik demokrasi terpimpin, dan sistem politik demokrasi Pancasila tidak banyak
berbeda. SDA dan SDM Indonesia boleh dikatakan belum diolah secara otpimal. Oleh
karena masih bersifat potensial.
c. Kapabilitas Distributif
Kapabilitas ini berkaitan dengan sumber daya yang ada diolah, hasilnya kemudian
didistribusikan kembali kepada masyarakat. Distribusi barang, jasa, kesempatan, status,
dan bahkan juga kehormatan dapat diberi predikat sebagai prestasi riil sistem politik.
Distribusi ini ditujukan kepada individu maupun semua kelompok masyarakat, seolah-olah
sistem poltik itu pengelola dan merupakan pembagi segala kesempatan, keuntungan dan
manfaat bagi masyarakat.
d. Kapabilitas Responsif
Sifat kemampuan responsif atau daya tanggap suatu sistem politik ditentukan oleh
hubungan antara input dan output. Bagi para sarjana politik, telaahan tentang daya tanggap
ini akan menghasilkan bahan-bahan untuk analisis deskriptif, analisa yang bersifat
menerangkan, dan bahkan analisa yang bersifat meramalkan. Sistem politik harus selalu
tanggap terhadap setiap tekanan yang timbul dari lingkungan intra-masyarakat dan ekstra-
masyarakat berupa berbagai tuntuan.
e. Kapabilitas Simbolik.
Efektifitas mengalirnya simbol dari sistem politik terhadap lingkungan intra dan ekstra
masyarakat menentukan tingkat kapabilitas simbolik. Faktor kharisma atau latar belakang
sosial elit politik yang bersangkutan dapat menguntungkan bagi peningkatan kapabilitas
simbolik. Misalnya Ir Soekarno Megawati, dengan keidentikan seorang pemimpin dengan
tipe “panutan” dalam mitos rakyat, misalnya terbukti dapat menstransfer kepercayaan
rakyat itu menjadi kapabilitas benar-benar riil.
1. Infrastruktur Politik
Infrastruktur politik yaitu suasana kehidupan politik rakyat yang berhubungan dengan
kehidupan lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam kegiatannya dapat mempengaruhi
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kebijakan lembaga-lembaga
kenegaraan dalam menjalankan fungsi serta kekuasaannya masing-masing. Untuk
menyalurkan aspirasi dan kepentingan rakyat dalam penyelanggaraan pemerintahan
negara. Berdasarkan teori politik, infrastruktur politik mencakup :
1. Partai politik (political party), sebagai institusi mempunyai hubungan yang sangat
erat dengan masyarakat dalam mengendalikan kekuasaan. Berikut merupakan
beberapa fungsi partai politik :
H. Suprastruktur Politik
Suprastruktur politik adalah struktur politik pemerintahan yang berkaitan dengan lembaga-
lembaga negara yang ada, serta hubungan kekuasaan antara lembaga satu dengan yang
lain.
Pada Negara Monarki, pemerintahan dikuasi oleh keluarga bangsawan. Raja/Ratu,
berperan sebagai lambang kebesaran/alat pemersatu. Kabinet dpt dibentuk berdasarkan
pemilu (tergan- tung tkt pendemokrasiannya). Pada Negara Republik, elit politik ada yang
memegang kekuasaannya secara diktator. Namun juga banyak yang bersifat demokratis
(tergantung Konstitusi/UUD negaranya).
Perkembangan ketatanegaraan modern, pada umumnya elit politik pemerintah dibagi
dalam kekuasaan :
Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda. Untuk mempelajari proses politik
suatu negara diperlukan beberapa pendekatan yang didasarkan pada : Sejarah, Sosiologis,
Kultural / Budaya, Psycho-Sosial (Kejiwaan masyarakat), Filsafat, Ideologi, serta
Konstitusi dan Hukum. Terdapat 3 fungsi politik dalam menetukan cara bekerjanya sistem
politik :
Oleh sebab itu, dalam mmpelajari proses politik suatu negara diperlukan beberapa
pendekatan sebagai berikut:
1. Pendekatan Sejarah. Sistem politik dipelajari dari sejarah bangsa. Ada tiga factor
yang mempengaruhi pendekatan ini, yakni masa silam (the past), masa sekarang
(the present), dan masa yang akan datang (the future).
2. Pendekatan Sosiologis. Untuk mempelajari sistem politik suatu negara perlu
mempelajari sistem sosial/sistem kemasyarakatan yang ada di suatu negara.
Perbedaan-perbedaan sistem sosial akan mempengaruhi terhadap sistem politik
suatu negara.
3. Pendekatan Kultural/Budaya. Pendekatan ini dilihat dari pendidikan dan budaya
masyarakatnya.
4. Pendekatan Psikologi Sosial/Kejiwaan. Masyarakatan Dalam pendekatan dilihat
dari sikap-sikap masyarakat yang akan berpengaruh terhadap sikap-sikap politik.
5. Pendekatan Filsafat. Dalam pendekatan ini dibicarakan tentang filsafat yang
menjadi way of life dari masyarakat atau bangsa itu.
6. Pendekatan Ideologi. Didalam pendekatan ini, suatu sistem politik dilihat dan
dipelajari dari ideology bangsa/negara yang berlaku didalam negara itu.
7. Pendekatan Konstitusi dan Hukum. Didalam pendekatan ini, suatu sistem politik
dilihat dari konstitusi dan undang-undang serta hukum yang berlaku dedalam
negara itu.
Dipandang dari bentuk negara. Secara umum terdapat dua bentuk Negara yaitu
Kesatuan dan serikat/federasi.Negara Kesatuan merupakan negara tunggal, jadi
tidak ada Negara dalam Negara, dan Negara serikat merupakan sebuah negara
dimana negara tersebut terdiri atas beberapa negara bagian.
Dipandang dari bentuk pemerintahan. Terdapat dua bentuk pemerintahan yaitu
Republik dan kerajaan, Negara Republik di pimpin oleh seorang Peresiden yang
diangkat melalui pemilu,sedangkan kerajaan di pimpin oleh seorang raja yang di
angkat secara turun temurun.
Dipandang dari Sistem kabinet. Perbedaan Sistem politik bila di pandang dari
sistem kabinet dapat di bedakan menjadi dua yaitu kabinet ministerial dan kabinet
Presidensial.dalam cabinet ministerial eksekutif adalah perdana mentri sedangkan
cabinet Presidensial Kabinet dipimpin oleh Peresiden dan dibantu oleh para Mentri
sehingga Mentri bertanggung jawab terhadap Presiden.
Dipandang dari Bentuk Parlemen. Bentuk parlemen terbagi dua yaitu Monocameral
dan Bicameral, monocameral merupakan sistem politik satu kamar dan Bicameral
merupakan bentuk parlemen dua kamar.
1. Perbedaan Ciri
o Sistem Politik Di Negara Komunis. Bercirikan pemerintahan yang
sentralistik, peniadaan hak milk pribadi, peniadaan hak-hak sipil dan
politik, tidak adanya mekanisme pemilu yang terbuka, tidak adanya oposisi,
serta terdapat pembatasan terhadap arus informasi dan kebebasan
berpendapat.
o Sistem Politik Di Negara Liberal. Bercirikan adanya kebebasan berpikir
bagi tiap individu atau kelompok, pembatasan kekuasaan, khususnya dari
pemerintah dan agama, penegakan hukum; pertukaran gagasan yang bebas,
sistem pemerintahan yang transparan yang didalamnya terdapat jaminan
hak-hak kaum minoritas.
o Sistem Politik Demokrasi Di Indonesia. Sistem politik yang didasarkan
pada nilai, prinsip, prosedur, dan kelembagaan yang demokratis. Adapun
sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di Indonesia adalah :
Ide kedaulatan rakyat
Negara berdasarkan atas hukum
Bentuk Republik
Pemerintahan berdasarkan konstitusi
Pemerintahan yang bertanggung jawab
Sistem Pemilihan langsung
Sistem pemerintahan presidensiil
Faktor Yang
No Uraian / Keterangan
Mempengaruhi
Bangsa Indonesia harus menghadapi kolonial Belanda dan
bala tentara Jepang untuk mewujudkan Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pasca proklamasi
1. Latar Belakang Sejarah
kemerdekaan, para pemimpin Indonesia terlibat dalam
proses politik dengan mencari format berdasarkan
demokrasi Pancasila.
Masyarakat Indonesia yang multi agama, ras dan antar
golongan telah dipersatukan dalam kesatuan politik dengan
2. Kondisi Sosiologis semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan demikian, upaya
saling menghormati dan kerja sama dalam membangun
kerukunan hidup penting untuk ditegakkan.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun atas dasar
sendi-sendi multi kultural. Bangsa Indonesia memiliki
semangat untuk selalu menjunjung tinggi persatuan dan
Kondisi Kultural/ kesatuan, serta rela berkorban untuk bangsa dan negaranya.
3.
Budaya Budaya musyawarah, toleransi, dan saling menghormati
telah diwariskan kepada calon-calon pemimpin melalui
jalur-jalur pendidikan formal, in-formal, maupun nor-
formal.
Bangsa Indonesia, sebelum menjadikan Pancasila sebagai
dasar negara selalu dapat dipecah belah oleh bangsa lain.
Kondisi Psycho-Sosial / Dengan semangat rela berkorban dan cinta tanah air bangsa
4.
Kejiwaan masyarakat Indonesia mampu sejajar dengan bangsa-bangsa lain di
dunia. Bangsa Indonesia sangat menentang segala mecam
bentuk penjajahan.
Pancasila dalam sistem politik Indonesia, telah dijadikan
dasar dan motivasi dalam segala sikap, tingkah laku dan
5. Pedoman Filsafat perbuatan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasionalnya sebagaimana
terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945.
Ideologi negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila,
akan selalu dikaitkan dengan proses politik dalam
Paham atau Ideologi
6. pengaturan penyelenggaraan pemerintahan negara
yang diterapkan
diberbagai bidang. Dalam struktur politik, Pancasila
menjadi sumber segala sumber hukum.
Sejak pemilu 2004, presiden dipilih oleh rakyat sehingga
Pedoman Konstitusi dan tanggung jawabnya kepada rakyat. Lembaga negara, terdiri
7.
Hukum dari : MPR, Presiden, DPR, Badan Pengawas Keuangan
(BPK), dan Mahkamah Agung.
Demokrasi Pancasila pada hakikatnya demokrasi yang bercorak khas Indonesia, yang
penerapannya dijabarkan dalam :
1. Aspek formal
2. Aspek materiil
3. Aspek normatif (kaidah)
KONVENSIONAL NON-KONVENSIONAL
§ Pemberian Suara (voting)§
Diskusi politik§ Kegiatan
kampanye§ Membentuk dan § Pengajuan petisi§ Berdemonstrasi§
bergabung dalam kelompok Konfrontasi§ Mogok§ Tindak kekerasan politik
Kepentingan.· terhadap harta benda.· Tindak kekerasan politik
Komunikasi individual terhadap manusia.
dengan pejabat
politik/administratif.
Selain partisipasi di atas, ada pula bentuk partisipasi masyarakat dalam sistem politik yang
lainnya, yaitu:
a. Pendidikan Politik
Menurut Ramdlon Naning, pendidikan politik adalah usaha untuk memasyarakatkan
politik dalam arti mencerdaskan kehidupan politik rakyat, meningkatkan kesadaran setiap
warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; serta meningkatkan kepekaan
dan kesadaran rakyat terhadap hak, kewajiban dan tanggungjawabnya terhadap bangsa
dan negara.
b. Kesadaran Politik
Menurut Drs.M.Taupan, kesadaran politik adalah suatu proses batin yang menampakkan
keinsafan dari setiap warga negara akan urgensi kenegaraan dalam kehidupan kenegaraan,
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa sistem politik yang berlaku di Indonesia adalah
Demokrasi Pancasila, dimana rakyat turut serta dalam politik dengan memiliki hal politik
masing-masing sesuai dengan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Kenapa Indonesia tidak
menganut sistem politik liberal, fasisme, dan komunisme? itu semua dikarenakan
Indonesia sebagai negara demokratis tidak cocok menganut sistem politik tersebut.
B. Saran
Kita sebagai warga Negara Indonesia harus bangga Negara kita menganut sistem politik
demokrasi pancasila yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Oleh karena itu mari kita
membantu pemerintah untuk menjalankan sistem politik di Indonesia dengan cara apapun,
bisa dengan mengeluarkan pendapat yang membangun tapi tidak dengan bentuk anarkis.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. 2005. Sejarah Untuk SMA kelas XII Program Ilmu Sosial Dan Bahasa.
Klaten : Cempaka Putih.
Tim Penyusun, MGMP. 2008. Sejarah Nasional Indonesia Dan Dunia untuk Kelas XII
SMA Program IPS. Malili : Raodah Foto Copy.
Kantaprawira, Rusadi, 2006. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Sinar Baru Algesindo.
Listyarti, Retno, 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA dan MA Kelas XI,
Jakarta: Esis.
Murshadi “Ilmu Tata Negara; untuk SLTA kelas III”, Rhineka Putra, bandung, 1999
KLIPING
MAKALAH
“ MASALAH POLITIK DI
INDONESIA”