Anda di halaman 1dari 4

Nama: Marlan junifer Ambarita

Nim: 2274201062

Tugas : QUIZ KELEMBAGAAN NEGARA

Dosen : BAKAR, S.T., S.H., M.H

Quiz:

1. Sistem politik dapat diartikan sebagai keseluruhan kegiatan politik di dalam negara atau
masyarakat, kegiatan tersebut berupa proses alokasi nilai-nilai dasar kepada masyarakat.
Jelaskan pengertian sistem politik menurut pendapat para ahli?

Jawaban: Menurut para ahli, pengertian sistem politik dapat beragam. Berikut ini adalah
beberapa definisi sistem politik menurut para ahli:
1. David Easton: Mendefinisikan sistem politik sebagai sistem interaksi dalam
masyarakat yang diambil dari seluruh perilaku sosial dan dialokasikan secara
otoritatif kepada seluruh lapisan masyarakat.

2. Rusadi Kantaprawira: Mendefinisikan sistem politik sebagai berbagai macam


kegiatan dan fungsi yang bekerja dalam suatu unit dan kesatuan yang berupa negara
atau masyarakat.

3. Jack C. Plano: Mendefinisikan sistem politik sebagai pola hubungan masyarakat yang
terbentuk berdasarkan keputusan-keputusan yang sah dalam lingkungan masyarakat
tersebut .

4. Robert A. Dahl: Mendefinisikan sistem politik mencakup dua hal, yaitu pola
hubungan yang tetap antarmanusia dan melibatkan sesuatu yang luas tentang
kekuasaan, aturan, serta kewenangan.

Secara umum, sistem politik dapat diartikan sebagai keseluruhan kegiatan politik di dalam negara
atau masyarakat, kegiatan tersebut berupa proses alokasi nilai-nilai dasar kepada masyarakat.

2. Pada dasarnya organisasi-organisasi yang tidak termasuk dalam birokrasi pemerintahan


merupakan kekuatan infrastruktur politik. Jelaskan apa yang dimaksud partai politik,
kelompok kepentingan, kelompok penekan, dan media komunikasi politik.

Jawaban: Berikut ini adalah penjelasan dari partai politik, kelompok kepentingan, kelompok
penekan, dan media komunikasi politik:

1. Partai Politik: Partai politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh beberapa
warga negara secara sukarela berdasarkan persamaan kehendak dan cita-cita yang
diperjuangkan melalui pemilihan umum. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), partai politik adalah perkumpulan yang didirikan untuk mewujudkan ideologi
politik tertentu .
2. Kelompok Kepentingan: Kelompok kepentingan atau interest group adalah
kelompok yang memiliki kepentingan atas kebijakan politik negara. Kelompok
kepentingan bersifat independen atau mandiri dan dapat melaksanakan suatu
tindakan politik yang biasanya bukan merupakan tugas partai politik. Sebuah
kelompok kepentingan dapat melakukan negosiasi dan mencari dukungan dari
masyarakat. Contoh kelompok kepentingan antara lain ialah Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), serikat dagang, serikat buruh, elite politik, dan sebagainya .
3. Kelompok Penekan: Kelompok penekan atau pressure group adalah kelompok yang
memiliki tujuan mengupayakan dan memperjuangkan keputusan politik berupa
undang-undang atau kebijakan politik yang dibuat pemerintah. Tujuannya agar
keputusan tersebut sesuai dengan kepentingan atau keinginan dari kelompok
tersebut. Kelompok penekan ini biasanya tampil ke depan untuk menyuarakan
keinginan dan menciptakan pendapat umum untuk mendukungnya.
4. Media Komunikasi Politik: Media komunikasi politik adalah sarana komunikasi
politik untuk menyampaikan informasi dan pendapat politik secara tidak langsung
untuk pemerintah ataupun masyarakat umum. Sarana ini ada dalam bentuk media
cetak dan juga elektronik. Media cetak contohnya koran, majalah, tabloid, dan
sebagainya. Sedangkan media elektronik misalnya radio, televisi, dan internet.

3. Sesungguhnya, kedudukan presiden dalam sistem pemerintahan presidensial sangat kuat,


namun dalam Pasal 7B [1] UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah dijelaskan
tentang proses pemberhentian presiden. Uraikan proses pemberhentian presiden menurut
Pasal 7B [1] UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945?

Jawaban: Dalam sistem pemerintahan presidensial, kedudukan presiden sangat kuat.


Namun, menurut Pasal 7B UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, ada proses
pemberhentian presiden. Beberapa poin penting tentang kedudukan presiden dan proses
pemberhentian dalam sistem pemerintahan presidensial Indonesia meliputi:

1. Kedudukan Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan: Presiden


merupakan kepala negara dan kepala pemerintahan, tidak ada pemisahan kekuasaan
antara kepala pemerintahan dan kepala negara.
2. Kekuasaan Presiden: Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darah,
Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, serta mengangkat duta dan konsul.
3. Proses Pemberhentian Presiden: Meskipun kedudukan presiden sangat kuat, ada
proses pemberhentian presiden menurut Pasal 7B UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
4. Pemurnian Konsepsi Single Executive: Sistem pemerintahan presidensial Indonesia
menganut konsep single executive, yang menjadi keputusan MK dalam
menghabiskan calon Presiden oleh rakyat.
5. Keputusan MK: Keputusan MK memberikan konsekuensi pemurnian dianutnya
konsepsi single executive dalam sistem pemerintahan presidensial Indonesia
Meskipun kedudukan presiden dalam sistem pemerintahan presidensial sangat kuat, ada mekanisme
pemberhentian presiden menurut Pasal 7B UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini
menunjukkan bahwa, meskipun presiden memiliki kekuasaan yang besar, ada sistem yang mengatur
proses pemberhentian presiden jika situasinya memerlukan.

4. Pada praktiknya, tatakelola pemerintahan yang baik merupakan bentuk pengelolaan negara
dan masyarakat yang bersandar pada stakeholders. Sebutkan 5 (lima) ciri dan karakteristik
tata kelola pemerintahan yang baik?

Jawaban: Berikut adalah lima ciri dan karakteristik tata kelola pemerintahan yang baik:
1. Partisipasi: Semua orang harus memiliki suara dalam pengambilan keputusan, baik
langsung maupun melalui institusi perantara yang sah yang mewakili minat mereka.
Partisipasi ini didasarkan pada kebebasan asosiasi dan pernyataan, serta kapasitas
untuk berpartisipasi secara konstruktif.
2. Hukum dan Peraturan: Kerangka hukum harus adil dan dieksekusi secara netral,
terutama terhadap hukum hak asasi manusia.
3. Transparansi: Transparansi didasarkan pada aliran informasi bebas. Proses, institusi,
dan informasi langsung dapat diakses oleh mereka yang terkait dengannya, dan
cukup informasi disediakan untuk memahaminya dan memantau .
4. Responsif: Institusi dan proses berusaha untuk melayani semua pemangku
kepentingan.
5. Orientasi Konsensus: Tata kelola yang baik mengadakan mediasi antara minat yang
berbeda untuk mencapai konsensus luas tentang apa yang paling menguntungkan
grup dan, di mana mungkin, tentang kebijakan dan prosedur.

5. Partisipasi politik dapat terwujud dalam bentuk perilaku anggota masyarakat yang
berlandaskan pada nilai dan norma yang berlaku. Jelaskan bentuk perilaku dan partisipasi
politik yang dapat kita lakukan sebagai warga Negara?

Jawaban: Partisipasi politik dapat terwujud dalam berbagai bentuk perilaku dan kegiatan. Berikut
adalah beberapa bentuk partisipasi politik yang dapat dilakukan sebagai warga negara:

1. Partisipasi Aktif: Ini melibatkan perilaku tanggap terhadap berbagai tahapan


kebijakan pemerintah, termasuk kritik dan saran terhadap kebijakan tersebut .
2. Partisipasi Militan-Radikal: Ini melibatkan perilaku tanggap terhadap kebijakan
pemerintah, namun cenderung mengutamakan cara-cara non-konvensional,
termasuk menggunakan cara-cara kekerasan.
3. Partisipasi Pasif: Ini melibatkan perilaku menerima atau menaati segala kebijakan
pemerintah tanpa menyatakan pengajuan usul ataupun kritik.
4. Perilaku Apatis: Ini melibatkan perilaku tidak mau tahu dengan apapun kebijakan
publik yang dibuat pemerintah, biasanya karena merasa kecewa dengan pemerintah
dan sistem politik yang ada.
5. Partisipasi Individual: Ini melibatkan perilaku warga negara biasa yang
mempengaruhi pemerintah yang dilakukan oleh orang – perorangan.
6. Partisipasi Kolektif: Ini melibatkan perilaku warga negara biasa untuk mempengaruhi
pemerintah yang dilakukan oleh sejumlah orang atau banyak orang.
7. Partisipasi Langsung: Ini melibatkan perilaku warga negara biasa untuk
mempengaruhi pemerintah, yang dilakukan sendiri tanpa perantaraan pihak lain.
8. Partisipasi Tak Langsung: Ini melibatkan perilaku warga negara untuk mempengaruhi
pemerintah, yang dilakukan dengan perantaraan pihak lain .
9. Partisipasi Material: Ini melibatkan perilaku warga negara untuk mempengaruhi
pemerintah, dengan cara memberikan sumbangan materi.
10. Partisipasi Non-Material: Ini melibatkan perilaku warga negara untuk
mempengaruhi pemerintah dengan cara memberikan sumbangan non-materi.

Anda mungkin juga menyukai