1. David Easten dan Jack Dennis (Childern in the political system : Origins of
Political Legimancy) : “Proses perkembangan seseorang untuk mendapat
orientasi-orientasi politik dan pola-pola tingkah laku”.
2. R.S. Signal : “Sosialisasi politik adalah proses belajar yang terkait dengan norma
politik yang dapat dialihkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya untuk
menerima suatu sistem politik yang sedang berlangsung”.
Tujuan Fungsi sosialisasi politik dapat dilihat dari beberapa dimensi, yaitu:
1. Dimensi psikologis
Terarah pada pembentukan sikap politik dan kepribadian politik, yang secara
utuh merupakan faktor-faktor kejiwaan. Dalam proses ini berlangsung secara
bertahap dalam rangkaian peristiwa politik, berawal dari tingkat pemahaman atau
pengenalan tentang politik (political cognation). Kemudian pendalaman akan
makna politik yang memberi dampak terhadap cara berpikir yang membuka
cakrawala terhadap referensi pikiran. Tahap ini berada dalam sikap efektif
(political effection). Pada tahap ini pribadi-pribadi manusia telah memiliki “pilih
banding sesuai dengan yang diminati”. Penghayatan yang terus berlanjut diiringi
keyakinan maka akan terbentuk kepribadian politik (political personality) yang
dapat diketahui dalam wujud perilaku dan sikap politik (political behavior).
Tahap ini telah berada dalam tahap “psychomotoris” atau kematangan politik
(political maturity). Pada tahap ini pelestarian sistem politik sekaligus sistem
nilainya telah dapat didekati karena mereka telah berada dalam kondisi adaptasi
terhadap nilai-nilai yang berlangsung.
2. Dimensi ideologis
Sebagai proses penerimaan terhadap ideologi yang telah menjadi pola
keyakinan. Simbol-simbol politik telah diinterpretasikan ke dalam simbol-simbol
keyakinan politik. Pada dimensi ini, ideologi telah menjadi nilai-nilai yang
memedomani sikap perilaku kehidupan bernegara sehingga pengaruh-pengaruh
kontemporer tidak memberi makna yang berarti.
3. Dimensi normatif.
Menunjukkan kondisi terintegrasinya sikap mental dan pola pikir dalam sistem
norma yang berlaku. Norma menunjukkan kaidah-kaidah yang dibentuk penguasa
dan kaidah-kaidah yang berkembang dalam masyarakat.
Fungsi Komunikasi Politik
Unsur komunikasi politik menurut Sumarno A.P meliputi dua unsur yaitu:
1) Dalam lembaga suprastruktur.
Unsur ini terdiri atas tiga kelompok, yaitu yang berada pada lembaga
Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif. Ketiga kelompok tersebut terdiri atas:
a) Elite politik b) Elite militer
c) Teknokrat d) Profesional group.
Fungsi Komunikasi Politik Fungsi komunikasi politik dapat ditinjau dari dua
aspek, yaitu :
1. Aspek totalitas
Mewujudkan suatu kondisi negara yang stabil dengan terhindar dari
faktor-faktor negatif yang mengganggu keutuhan nasional. negara
berkewajiban menyampaikan komunikasi politik secara terbuka (transparan)
dan menyeluruh.
2. Aspek hubungan suprastuktur dan infrastruktur
Sebagai jembatan penghubung antara kedua suasana tersebut dalam
totalitas nasional yang bersifat independen dalam berlangsungnya suatu sistem
pada ruang lingkup negara. Pemerintah berkewajiban menyampaikan
(artikulasi) semua kebijakan dan keputusan politik kepada masyarakat dalam
semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
A. Artikulasi kepentingan
Artikulasi kepentingan merupakan usaha yang dilakukan seseorang atau
kelompok masyarakat agar kepentingan serta segala keinginannya dapat dipenuhi
secara memuaskan.
B. Agregasi kepentingan
Agregasi kepentingan merupakan sebuah proses mengagregasikan
kepentingan-kepentingan yang telah diartikulasikan oleh kelompok kepentingan,
Lembaga-lembaga, atau organisasi-organisasi lainnya. Agregasi kepentingan dalam
sistem politik di Indonesia berlangsung dalam diskusi Lembaga legislative.
C. Komunikasi politik
Komunikasi politik mengacu pada cata sistem menyampaokan nilai-nilai dan
informasi melalui berbagai struktur yang menyusun istem politik. Komunikasi politik
terjadi jika ada kebijakan pemerintah yang perlu disampaikan atau disosialisasikan
kepada masyarakat dengan tujuan kebijakan itu akan menadapat dukungan dari
masyarakat. Yang juga berperan penting dalam komunikasi politik adalah media
massa.
2. Identitas bersama
Faktor yang mempersatukan masyarakat dalam sistem politik adalah faktor primordial, seperti
suku bangsa, ras, dan agama. Karena faktor primordial acap kali terjelma dalam pribadi
pemimpin sehingga pemimpin menjadi lambang kebersamaan dalm suku bangsa, rasa, dan
agama. Oleh karena itu ikatan keturunan dan suku bangsa atau ikatan agama yang terwujud
dalam diri seseorang pemimpin dominan (otokrat), seperti sultan, raja, atau kaisar, menjadi
identitas bersama dalam sistem ini.
3. Hubungan kekuasaan
Kekuasaan dalam sistem ini cenderung bersifat pribadi,negatif dan sebagian kecil bersifat
konsensus. Percaturan politik ini berlangsung disekitar istana otokrat, dan paling luas di ibu
kota sebagai pusat kekuasaan, karena kegiatan politik bersifat di antara kelompok atau
individu yang bersaing untuk mendapatkan kekuasaan dari otokrat. Sebaliknya, masyarakat
yang sebagian besar diantaranya adalah petani hanya berperan sebagai penonton percaturan
politik di panggung politik tingkat istana.
4. Legimitasi kewenangan
Kewenangan otokrat ini bersumber dan berdasarkan tradisi. Ia memiliki kewenangan karena
ia merupakan keturunan dari pemimpin terdahulu. Kepercayaan dan tradisi ini selalu
dipelihara, dan dipertahankan oleh keturunan otokrat dengan berbagai cara seperti, mitos,
legenda dan simbol-simbl tertentu. Pada pihak lain masyarakat juga mengakui dan menaati
kewenangan otokrat ini karena tradisi turun-temurun.
Sistem politik totaliter menekankan konsensus total di dalam masyarakat dan juga konflik total
dengan musuhnya di dalam negeri maupun luar negeri. Untuk mencapai konsensus total tersebut perlu
dilakukan indoktrinasi ideologi, pelaksanaan kekuasaan paksaan yang luas dan mendalam.
Sistem politik totaliter dibedakan menjadi dua, yaitu komunis dan fasis.
Adapun persamaan antara kedua hal tersebut sebagai berikut.
Keduanya lebih menghendaki pengaturan masyarakat secara menyeluruh atas dasar tertentu
dengan kelompok kecil penguasa yang memonopoli kekuasaan.
Merupakan sistem mobilisasi massa dalam rangka membentuk manusia dan masyarakat baru
serta melaksanakan kebijakan yang ditetapkan penguasa.
Menempatkan kepentingan individu dibawah kehendak dan kepentingan partai tuggal yang
mengatasnamakan negara dan bangsa.
Perbedaan antara komunis dan fasis:
Fasisme lebih mendasarkan pada nasionalisme yang chauvinistik, rasialistis, dan militeristik
(negara polisi) sedangkan komunis lebih mendasarkan pada ideologi komunisme yang
doktriner dan yang bersifat eskatalogis (masyarakat tanpa kelas, sama rata sama rasa).
(KOMUNIS)
1. (Kebaikan Bersama)
Sistem ini ditandai dengan prinsip sama rata sama rasa dalam bidang ekonomi, dan
sekularisme, yang radikal tatkala agama digantikan dengan ideologi komunis yang bersifat
doktriner dan eskatologis. Kepentingan-kepentingan individu tunduk kepada kehendak partai,
Negara, dan bangsa (kolektivisme).
2. (Identitas Bersama)
Faktor yang mempersatukan masyarakat dalam sistem ini adalah ideologi yang
bersifat doktriner dan eskatologis. Ideologi ini dijadikan sebagai tujuan dan pandangan hidup
bagi seluruh penduduk sehingga seringkli disebut sebagai agama politik. Seluruh anggota
masyarakat harus berperilaku sesuai dengan ajaran-ajaran yang terkandung dalam ideologi
tersebut. Penguasa yang melaksanakan ideologi ini berusah membentuk manusia dan
masyarakat baru dengan cara mendoktrinasikan ajaran kepada semua masyarakat melalui
sekolah, media, organisasi, dan lembaga resosialisasi.
3. (Hubungan kekuasaan)
Kekuasaan dalam sistem ini dimonopoli dan dilaksanakan secara sentral dengan partai
tunggal. Partai tunggal ini berifat elitis karena keanggotaannya sangat bersifat selektif. Selain
itu, partai tunggal ini menguasai semua kelompok sosial yang ada. Kelompok pemuda,
serikat buruh, asosiasi petani, organisasi wanita, dan berbagai orgnisasi profesi merupakan
alat untuk memobilisasi massa.
3. (Legitimasi Kekuasaan)
Dasar kewenangan pemimpin dalam sistem ini adalah peranan mereka sebagai
ideolog, yaitu penafsir dan pelaksana ideologi yang bersifat doktriner, dan eskatalogis. Pada
pihak anggota masyarakat, mereka menaati kewenangan pemimpin partai dan pemerintahan
bukan hanya karena pemegang kewenangan dipilih oleh anggota kongres, tetapi juga
pemegang kewenangan memiliki kemampuan menggunakan kekuasaan paksaan yang sangat
luas dan mendalam.
LINGKUNGAN INTERNAL
Meliputi lingkungan fisik, sosial,dan ekonomi domestik
A) Lingkungan Fisik
a. kondisi geografis
b. sumber kekayaan alam
c. kondisi demografi
d. lingkungan sosial
e. lingkungan politik
f. lingkungan sosial budaya
g. lingkungan pertahanan dan keamanan
LINGKUNGAN EKSTERNAL
Meliputi sistem politik internasional, ekologi internasional, sosial internasional
A) Sistem Sosial Internasional
1) Kebudayaan Internsional
a. pengetahuan akal budi
b. adat istiadat (bahasa)
c. peradaban
2) Struktur Sosial Internasional
a. Struktur sosial berdasarkan ekonomi :
- masyarakat maju
-masyarakat berkembang
-masyarakat terbelakang
b. Struktur sosial berdasarkan peradaban:
-masyarakat elite
-masyarakat menengah
-masyarakat awam
3) Sistem Ekonomi Internasional
Kumpulan elemen/ unsure subsistem ekonomi yang ada dalam suatu negara atau
bangsa di seluruh dunia yang ada dalam suatu negara atau bangsa yang berlaku
universal. Contoh lembaga ekonomi internasional : AFTA, WTO, APEC
4) Sistem Demografi Internasional
Kumpulan elemen yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu
pembangunan demografi (penduduk) internasional teratur dan sejahtera. Contoh
program : Keluarga Berencana.
Daftar Pustaka