memutuskan sesuatu dalam integrasi social.Sementara definisi politik adalah Politik adalah
proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud
proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya
penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal
dalam ilmu politik.Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional
maupun nonkonstitusional.Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang
berbeda, yaitu antara lain:
A.
Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan
kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)
B.
Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan
negara
C.
Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan di masyarakat
D.
Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan
kebijakan publik.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain:
kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses
politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai
politikjadi konsep politik adalah seperangkat ide yang menjadi acuan dalam elaborasi politik
dalam suatu Negara.berikut adalah konsep konsep politik menurut para ahli berdasarkan buku
yang mereka buat. Penjelasan mengenai konsep-konsep politik dengan pokok bahasan;1.
Konsep dasar politik, 2. Negara, 3. Sistem politik, 4. Struktur politik, 5. Proses politik, 6.
Budaya politik, 7. Elit politik, 8. Stratifikasi politik dan 9. Pembangunan politik. Berikut
merupakan uraiannya :
1. Konsep Dasar Politik
Menurut Aristoteles, selama manusia menjadi makhluk sosial (zoon politikon),
selama itu pula ditemukan politik. Ini berarti dalam kehidupan bersama, manusia
memiliki hubungan yang khusus yang diwarnai oleh adanya aturan yang mengatur.
Ada kekuasaan dan wewenang yang dipegang oleh segelintir orang yang sekaligus
melahirkan aturan serta aturan mana yang perlu dipelihara dan tidak, kemudian
menentukan apakah seseorang mengikuti aturan atau tidak, serta menentukan sanksi
serta ganjaran bagi yang mengikuti dan melanggar aturan tersebut.
Politik memiliki banyak definisi tergantung sudut pandang si pembuat definisi.
Menurut Miriam Budiardjo (1993) mendefinisikan politik sebagai berbagai macam
kegiatan yang terjadi di suatu negara, yang menyangkut proses menentukan tujuan
dan bagaimana cara mencapai tujuan itu. Hoogerwerf, mendefinisikan politik sebagai
pertarungan kekuasaan. Hans Morgenthau juga mendefinisikan politik sebagai usaha
mencari kekuasaan (struggle power). Sementara David Easton mengartikan politik
sebagai semua aktivitas yang mempengaruhi kebijaksanaan dan cara bagaimana
kebijaksanaan itu dilaksanakan.
Sesungguhnya terdapat beberapa konsep pokok politik yaitu : politik berkaitan
dengan negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making),
berpartisipasi dalam politik. Dalam budaya ini ada kesulitan untuk membangun
demokrasi, karena kompetensi dan keberdayaan politik yang tidak muncul.
Budaya politik ini terdapat pada sistem demokratis pra-industri.
7. Elit Politik
Teori-teori klasik tentang eklit memberi tekanan pada sekelompok kecil yang
mempunyai pengaruh besar datau kekuasaan politik besar dalam sebuah sistem
politik. Prinsip umum yang dijadikan pedoman dalam mengkaji konsep elit telah
dikemukakan oleh Pareto, Mosca, dan Michels, antara lain :
a. Kekuasaan politik. Gagasan Pareto tentang pemeringkatan orang berdasarkan
pemilikan akan barang, yang berwujud kekayaan, kecakapan, atau kekuasaan
politik merupakan hal yang menunjukan prinsip elit.
b. Hakikatnya orang hanya dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu mereka yang
memiliki kekuasaan politik penting dan yang tidak memiliki.
c. Secara internal, elit bersifat homogen, bersatu dan memiliki kesadaran kelompok
d. Elit mengatur sendiri kelangsungan hidupnya (self perpectuating) dan anggotanya
berasal dari suatu lapisan masyarakat yang sangat terbatas.
e. Kelompok elit pada hakikatnya bersifat otonom, kebal akan gugatan dari
siapapun di luar kelompoknya mengenai keputusan yang dibuatnya.
Untuk mengkaji elit politik perlu diperhitungkan beberapa hal, yaitu; pertama,
ruang lingkup kekuasaan. Dalam kaitan ini perlu dilihat jangkauan kekuasaan
seseorang dalam pembuatan keputusan. Kedua; kualitas pengaruh, apakah mempunyai
pengaruh langsung atau tidak langsung dan ketiga; reaksi dari aktor lain, yaitu
perlunya memperhitungkan reaksi dari aktor-aktor lain, terutama kekuatan dari aktor
lain.
8. Stratifikasi Politik
Stratifikasi politik muncul karena ketidaksamaan kekuasaan yang dipunyai
manusia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: minat pada politik,
pengetahuan dan pengalaman politik, kecakapan dan sumberdaya politik, partisipasi
politik, kedudukan politik dan kekuasaan politik. Sebenarnya dalam sistem politik
terdapat stratifikasi politik yang oleh Robert D. Putnam disusun dalam enam strata,
yaitu:
Strata 1: Kelompok pembuat keputusan, yaitu orang-orang yang secara
langsung terlibat dalam pembuatan kebijakan nasional
Strata 2: Kaum berpengaruh, yaitu individu-individu yang memiliki pengaruh
tidak langsung atau implikasi yang kuat, biasa dimintakan nasehatnya, pendapatnya
yang diperhitungkan oleh pembuat kebijakan.
Strata 3: Aktivis,
yaitu warganegara yang mengambil bagian aktif
dalam kehidupan politik dan pemerintahan, meliputi anggota partai politik, birokrat
tingkat menengah, editor surat kabar dan para penulis.
Stara 4: Publik peminat politik, yaitu orang-orang yang menganggap politik
sebagai tontonan yang menarik. Biasanya terdiri dari orang-orang yang attentive
public, yang memiliki banyak informasi, membentuk pendapatnya sendiri, memiliki
wawasan luas dan dapat mendiskusikannya dengan baik jalan permainan, walaupun
jarang langsung terjun dalam praktik.
Strata 5: Kaum pemilih, adalah warga negara yang biasa dan hanya dapat
mempengaruhi kehidupan politik nasional saat diselenggarakan pemilu.
Strata 6: Nonpartisipan, yaitu orang-orang yang hanya menjadi objek politik,
bukannya aktor. Secara politik tidak punya kekuatan sama sekali, dan biasanya
menghindari kehidupan politik atau menjadi terasing dari kehidupan politik.
9. Pembangunan Politik
Pembangunan Politik berkaitan dengan semakin meningkatnya partisipasi politik
rakyat, oleh karena itu Samuel P. Huntington mengemukakan lima model
pembangunan politik, yaitu
Model Liberal, yaitu pembangunan dan modernisasi yang diasumsikan dapat
meningkatkan kekayaan masyarakat.
Model Pembangunan Bourgeois, adalah pembangunan politik yang
memperhitungkan kepentingan politik bagi munculnya kelas menengah baru
yang menjadi pusat kekuatan bagi tumbuhnya ekonomi.
Model Pembangunan Autokratik, mernpakan model pembangunan politik
dimana pemerintah menggunakan kekuatan negara untuk menekan partisipasi
kelas menengah dan mengamankan dukungan kelas bawah.
Model Teknokratik, merupakan pembangunan politik yang bercirikan tingkat
partisipasi politik yang rendah, tetapi tingkat investasi asing tinggi, dimana
tingkat partisipasi ditekan agar pertumbuhan ekonomi tinggi.
Model Populis, model ini menekankan pada partisipasi politik yang tinggi dan
adanya pemerataan ekonomi, walaupun bersamaan dengan pertumbuhan
ekonomi yang rendah.
Sumber : http://parmadiseme.wordpress.com/2012/03/24/konsep-politik/
http://nasiruddin-eddilangga.blogspot.com/2010/11/konsep-konsep-politik.html
http://safaritursina008.blogspot.com/2012/11/konsep-dasar-politik-ii.html
http://nofrialfaresita.vv.si/2013/01/pengertian-sistem-politik/
Konsep Politik
Untuk Memenuhi Mata Kuliah Sosiologi dan Politik
Di Susun Oleh :
1. Della Vigna R (141120086)
2. Dini Puji W (141120085)
3. Ratmini (141120126)
4. Eko Saputro (141120071)