Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENGARUH POLITIK TERHADAP PEMERINTAHAN


DI INDONESIA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ekologi Pemerintahan

OLEH :

PRABOWO PURNA NUGROHO (28.0366)

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


JATIANGOR
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Politik tidak lepas dari kekuasaan dari pemerintah karena dengan politik ini
pemerintah membuat keputusan-keputusan menyangkut pemerintahan. Pemerintah
tidak dapat melaksanakan roda pemerintahan tanpa memggunakan kendaraan yang
namanya politik. Untuk mencapai tujuan pemerintah mau tidak mau harus
menggunakan politik untuk melaksanakanya.

Kendaraan yang di gunakan dalam politik itu dinamakan partai politik yang
gunanya menampung aspirasi dari masyarakat untuk kemudian diteruskan ke sidang
dewan perwalkilan rakyat kemudian hasilnya disampaikan ke pemerintah untuk
dilaksanakan.

Peran partai politik dalam pemerintah berbeda satu sama lain karena
perbedaan visi misi dalam suatu partai. Partai pemenang pemilu biasanya memilih
untuk duduk dalam pemerintah sedangkan partai yang kalah dalam pemilihan umum
biasanya memilih untuk sebagai oposisi atau tidak maauk dalam pemerintahan.
Dalam suatu partai politik bisa terjadi koalisi antar partai karena memiliki visi atau
tujuan yang sama, misalnya untuk memilih presiden harus terjadi koalisi untuk
mencapai suara yang cukup dalam pemilu. Misalnya koalisi partai-partai islam yang
mengusung calon presiden tertentu karena memiliki visi dan misi yang sama dalam
pemerintah misalnya membuat pemerintah yang bebas korupsi. Atau koalusi partai
nasionalis untuk mendukung calon presiden tertentu agar memenangkan pemilu agar
bisa duduk dalam pemerintah.

Untuk partai politik yang siaranya kecil bisa terjadi koalisi dengan duduk
sebagai oposisi pemerintah karena tidak sejalan dengan tujuan pemerintah mereka
lebih memilih sebagai oposisi. Untuk partai yang duduk dalam pemerintah bisa
menentukan arah dari jalannya pemerintahan untuk mendukung program-program
dari pemerintah.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang di atas, didapatkan rumusan masalah sebagai


berikut:

1. Apa pengertian Politik?


2. Apa pengertian Pemerintahan?
3. Apa pengaruh Politik terhadap Pemerintahan?

1.3. Tujuan

Terkait Rumusan Masalah yang telah tercantum di atas, adapun tujuan dari
dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dari Politik.


2. Untuk mengetahui pengertian dari Pemerintahan.
3. Untuk mengetahui pengaruh Politik terhadap Pemerintahan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Politik

Politik berasal dari kata Yunani polis yang berarti kota atau negara kota.
Kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang berarti warganegara, politeia
yang berarti semua yang berhubungan dengan negara, politika yang berarti
pemerintahan negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan. Aristoteles
(384-322 SM) dapat dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan kata
politik melalui pengamatannya tentang manusia yang ia sebut zoon politikon.
Dengan istilah itu ia ingin menjelaskan bahwa hakikat kehidupan sosial adalah
politik dan interaksi antara dua orang atau lebih sudah pasti akan melibatkan
hubungan politik. Aristoteles berkesimpulan bahwa usaha memaksimalkan
kemampuan individu dan mencapai bentuk kehidupan sosial yang tinggi adalah
melalui interaksi politik dengan orang lain. Interaksi itu terjadi di dalam suatu
kelembagaan yang dirancang untuk memecahkan konflik sosial dan membentuk
tujuan negara. Dengan demikian kata politik menunjukkan suatu aspek
kehidupan, yaitu kehidupan politik yang lazim dimaknai sebagai kehidupan yang
menyangkut segi-segi kekuasaan dengan unsur-unsur: negara (state), kekuasaan
(power), pengambilan keputusan (decision making), kebijakan (policy, beleid),
dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation).

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik (politics) adalah bermacam-


macam kegiatan dalam suatu sistem politik (atau negara) yang menyangkut
proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan
itu. Pengambilan keputusan (decision making) mengenai apakah yang menjadi
tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi terhadap beberapa alternatif dan
penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih. Sedangkan untuk
melaksanakan tujuan-tujuan itu perlu ditentukan kebijakan-kebijakan umum
(public policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian (distribution) atau
alokasi (allocation) dari sumber-sumber (resources) yang ada. Untuk bisa
berperan aktif melaksanakan kebijakan-kebijakan itu, perlu dimiliki kekuasaan
(power) dan kewenangan (authority) yang akan digunakan baik untuk membina
kerjasama maupun untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam
proses itu. Cara-cara yang digunakan dapat bersifat meyakinkan (persuasive) dan
jika perlu bersifat paksaan (coercion). Tanpa unsur paksaan, kebijakan itu hanya
merupakan perumusan keinginan (statement of intent) belaka.

Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang


dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya
berkisar di lingkungan kekuasaan negara atau tindakan-tindakan yang
dilaksanakan oleh penguasa negara. Dalam beberapa aspek kehidupan, manusia
sering melakukan tindakan politik, baik politik dagang, budaya, sosial, maupun
dalam aspek kehidupan lainnya. Demikianlah politik selalu menyangkut tujuan-
tujuan dari seluruh masyarakat (public goals) dan bukan tujuan pribadi seseorang
(private goals). Politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok, termasuk partai
politik dan kegiatan-kegiatan perseorangan (individu).

2.2. Pengertian Pemerintahan

Pemerintahan dalam arti luas mempunyai pengertian segala urusan yang


dilakukan negaradalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan
kepentingan negara itu sendiri. Dari pengertian itu, maka secara harfiah sistem
pemerintahan dapat diartikan sebagai suatu bentuk hubungan antar lembaga
negara dalam menyelenggarakan kekuasaan-kekuasaan negara untuk
kepentingan negara itu sendiri dalam rangka untuk mewujudkan kesejahteraan
rakyatnya.

Menurut Moh. Mahfud MD, sistem pemerintahan negara adalah mekanisme


kerja dankoordinasi atau hubungan antara ketiga cabang kekuasaan yaitu
legislatif, eksekutif danyudikatif (Moh. Mahfud MD, 2001: 74).

Dengan demikian dapat disimpulkan sistem pemerintahan negara adalah


sistem hubungan dan tata kerja antar lembaga-lembaga negaradalam rangka
penyelenggaraan negara.Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga
kestabilan masyarakat, menjagatingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas,
menjaga fondasi pemerintahan, menjagakekuatan politik, pertahanan, ekonomi,
keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahanyang kontiniu dan demokrasi
dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem
pemerintahan tersebut.

2.3. Pengaruh Politik Terhadap Pemerintahan

Kata politik yang bermakna negara, maka segala bentuk politik berpusat pada
negara atau pemerintahan. Fokus utama dari politik ini adalah sistem
ketatanegaraan dan lembaga-lembaga negara. Konsep politik kekuasaan
membahas mengenai ruang lingkup politik yang luas dan dinamis namun tetap
menyangkut keadaan sosial masyarakat. Kekuasaan politik dalam suatu negara
dipengaruhi oleh sosiologi dari ruang lingkupnya, yaitu masyarakat.

Sebagai negara dengan sistem politik demokrasi, Indonesia menempatkan


rakyatnya dengan kekuasaan kedaulatan tertinggi. Maksudnya adalah segala
sesuatu yang diatur dalam negara bersumber dan untuk rakyat. Konsep
pengambilan keputusan menyangkut segala cara pengambilan keputusan dalam
dunia politik yang diambil secara kolektif dan ditujukan kepada masyarakat
seluruhnya. Proses pembuatan kebijakan yang diterapkan untuk masyarakat
semua melalui proses pengambilan keputusan.

Konsep kebijaksanaan umum digunakan oleh pengambil keputusan dalam dunia


politik dalam usaha untuk memilih tujuan serta menerapkan cara untuk mencapai
tujuan tersebut.

Kebijaksanaan umum dalam politik hanya dimiliki oleh orang yang memiliki
kekuasaan untuk melaksanakannya seperti contohnya kepala negara maupun
ketua partai politik. Konsep alokasi pada politik memiliki arti pembagian atas nilai-
nilai sosiologi. Pembagian disini ditujukan kepada masyarakat yang diupayakan
dapat merata sesuai kondisi masyarakat.

Hubungan politik dengan pemerintahan ini terlihat pada sistem yang


pemerintahan dan disandingkan dengan sistem multi partai yang dianut di
Indonesia. Jika dihubungkan dengan sistem presidensial, sistem multi partai
merupakan struktur politik, sedangkan sistem presidensial merupakan struktur
konstitusi. Kedua struktur ini berada pada level yang sama dan setara, di sisi lain
dalam kajian ini ada institusi presiden (lembaga presiden), personalitas, dan gaya
kepemimpinan presiden.

Struktur politik (sistem multi partai) dan struktur konstitusi (sistem presidensial)
ini akan mempengaruhi corak dan perilaku institusi kepresidenan dan personalitas
presiden, dan sebaliknya, hal ini akan menjadi basis logika dalam pelacakan
implikasi penerapan sistem presidensial dalam konteks multi partai. Implikasi
utama penerapan sistem multi partai adalah tingkat pelembagaan partai yang
rendah dan kekuatan politik di parlemen cenderung terpecah. Perpecahan
kekuatan politik sangat sulit dihindari dalam sistem multi partai yang memiliki
tingkat kemajemukan partai cukup tinggi. Sebab, kekuatan politik di parlemen
cenderung terdistribusi secara merata, sehingga akan sulit memperoleh kekuatan
mayoritas dalam parlemen. Kosekuensinya, partai harus melakukan koalisi, baik
di pemerintahan (kabinet) maupun di parlemen.

Secara tidak langsung presiden membuka ruang bagi aktor diluarnya untuk
berperan dan memengaruhi struktur kekuasaannya. Ketika membuka ruang
koalisi dalam pemerintahan, konsekuensinya presiden akan melibatkan peran
partai-partai dalam pengambilan kebijakan pemerintahan maupun penyusunan
kabinet sekaligus mengundang campur tangan dan intervensi partai politik dalam
proses penyusunan kabinet (pengangkatan dan pemberhentian menteri).
Kompromi politik yang sulit dihindari adalah presiden harus mengakomodasi
kepentingan partai politik agar mendapat dukungan di parlemen. Akomodasi
presiden terhadap kepentingan partai politik ini determinan dalam intervensi partai
politik terhadap presiden. Dampak politik selanjutnya, karena lembaga parlemen
merupakan representasi dari kekuatan partai politik, intervensi dan manuver
politik di partai akan termanifestasikan dalam aktifitas politik aktor di parlemen.
Situasi ini secara tidak langsung akan memengaruhi pola interaksi presiden
dengan parlemen, sehingga menyebabkan pola hubungan presiden dan parlemen
dalam pemerintahan.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari isi makalah ini dapat di simpulkan bahwa:

1. Politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (atau


negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu
dan melaksanakan tujuan-tujuan itu.
Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang
dikehendaki.
2. Pemerintahan dalam arti luas mempunyai pengertian segala urusan yang
dilakukan negaradalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan
kepentingan negara itu sendiri.
Sistem pemerintahan dapat diartikan sebagai suatu bentuk hubungan antar
lembaga negara dalam menyelenggarakan kekuasaan-kekuasaan negara
untuk kepentingan negara itu sendiri dalam rangka untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyatnya.
3. Partai politik diakui dan diterima sebagai salah satu wadah rakyat
berpartisipasi dalam pemerintahan. 24 Marzuki, Tugas dan Wewenang
Lembaga Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif. Keberadaannya menjadi sarana
penghubung untuk mengelola berbagai nilai dan kepentingan serta
memperjuangkannya masuk dalam sistem politik melalui wakil-wakilnya di
pemerintahan. Posisi yang demikian strategis menempatkan partai politik
sebagai kunci institusi demokrasi perwakilan (representative democracy) baik
dalam proses pembentukan maupun penyelenggara pemerintahan negara.
Sistem multi partai merupakan struktur politik, sedangkan sistem presidensial
merupakan struktur konstitusi. Kedua struktur ini berada pada level yang sama
dan setara, di sisi lain dalam kajian ini ada institusi presiden (lembaga
presiden), personalitas, dan gaya kepemimpinan presiden. Struktur politik
(sistem multi partai) dan struktur konstitusi (sistem presidensial) ini akan
mempengaruhi corak dan perilaku institusi kepresidenan dan personalitas
presiden, dan sebaliknya
DAFTAR PUSTAKA

Budiarjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama,


Jakarta, 2008
Basalamah, F. (2018). Pengaruh Partai Politik Dalam Sistem Pemerintahan
(Presidensial) Menurut Pasal 6A UUD1945. Lex Administratum, Vol. VI.
79-87

Anda mungkin juga menyukai