DISUSUN OLEH :
ENDANG SUSILOWATI
M012019067
2019
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala hidayah,
kurnia, taufiq dan rahmat yang diberikanNya, sehingga penulis dapat melaksanakan tugas
makalah yang berjudul “Dimesi Organisasi Pemerintahan Negara” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, mungkin saja dalam banyak tulisan, ketikan,
rangkain kalimat ditemukan kesalahan, maka semua itu kelemahan penulis, sedangkan
kebaikan yang ada hanya semata-mata petunjuk dan kecerahan berfikir yang diberikan Allah
yang maha mengetahui. Kepada berbagai pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini
ini diucapkan terima kasih. Selamat membaca, somoga bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
6. Masih ada lagi fungsi pengawasan lain yang dijalankan oleh gubernur sebagai
konsekuensi dari diberlakukannya atas tugas pembantuan yang dilengkapi
dengan berbagai sumber daya maupun “aturan mainnya”.
BAB III
KESIMPULAN
Dimensi Organisasi Pemerintahan Negara, merupakan salah satu dimensi dari Sistem
Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI), yang merupakan tatanan
organisasi aparatur pemerintahan negara yang berada di wilayah pemerintahan negara terdiri
dari organisasi lembaga Eksekutif, Legislatif, dan Yudisial, Auditif, Konstitutif, dan lembaga
negara lainnya, serta saling hubungannya dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
negara, termasuk dalam penyelenggaraan hubungan antar negara, dan organisasi
kesekretariatan lembaga-lembaga tersebut.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial Kelebihan Sistem
Pemerintahan Presidensial : Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak
tergantung pada parlemen. Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu
tertentu. Misalnya, Presiden Indonesia adalah lima tahun.
Sistem pemerintahan presidensial merupakan sistem pemerintahan negara republik di
mana kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif.
Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensiil terdiri dari 2 (dua) unsur yaitu: Presiden yang
dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan yang
terkait. Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak bisa
saling menjatuhkan. Dan berdasarkan Ketetapan MPR RI, Nomor III/MPR/1978 tentang
Kedudukan dan Hubungan Tata Kerja Lembaga Tertinggi Negara dengan/atau Antar
Lembaga-Lembaga Tinggi Negara. Pada Pasal 1 ayat (1) Ketetapan MPR tersebut ditentukan
bahwa lembaga Tertinggi Negara adalah MPR, sedangkan Lembaga-Lembaga Tinggi Negara
yaitu terdapat pada Pasal 1 ayat (2) adalah Presiden, Dewan Pertimbangan Agung, Dewan
Perwakilan Rakyat, Badan Pemeriksa Keuangan, Mahkamah Agung.
Undang - Undang Nomor 22 Tahun 1999 menempatkan propinsi sebagai wakil
Pemerintah Pusat atau wilayah administratif, sekaligus Daerah Otonom. Ini berarti, sebagai
wakil Pemerintah Pusat antara propinsi dan kabupaten mempunyai hubungan hierarkhis.
Dalam hal kedudukan propinsi sebagai sesama Daerah Otonom, memang tidak ada
hubungan yang bersifat hierarkhis. Kedudukanantar daerah otonom adalah sederajat,
sehingga tidak bisa saling meniadakan. Peluang yang diberikan adalah hubungan
kerjasama (co-operative). Terdapat 3 model dalam hubungan dalam kewenangan antara
pemerintah pusat dan daerah dalam konteks negara kesatuan yakni coordinat authority,
inclusive authority dan overlapping authority. Model ini berpedoman pada UU No 22 Tahun
1999. Mengingat Indonesia telah mengalami 9 kali perubahan UU terkait pemerintahan
daerah. Perubahan terakhir terdapat pada UU No. 32 Th 2004 tentang Pemerintahan Daerah
tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan
penyelenggaraan pemerintahan daerah sehingga perlu diganti; Penyelenggaraan pemerintahan
daerah memasuki era baru ketika UU no 32 tahun 2004 digantikan dengan UU no 23 tahun
2014.
DAFTAR PUSTAKA
Irawan Soejito, Pengawasan Terhadap Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah, Bina Aksara, Jakarta,
1983
UUD NO 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
M. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata
Negara FHUI dan CV Sinar Bakti , 1988
Azan Sumarwa dan Dianah, Sistem Pemerintahan
(http://witantra.wordpress.com/2008/05/30/Sistem_Pemerintahan).
http://www.makalah.co.id/2016/05/makalah-hubungan-pemerintah-pusat-dan.html