Dosen Pengampu:
Imran Zulfitri, S.H, M.H
Disusun Oleh :
Kelompok 6
BANDA ACEH
2023
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Kami berterima kasih banyak telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyakpihak yang dengan tulus
memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dan
saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh
karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini pula dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pemerintahan Indonesia telah mengalami beberapa perubahan sejak
kemerdekaan pada tahun 1945. Pada awalnya, Indonesia menganut sistem
pemerintahan presidensial karena kondisi negara yang belum stabil. Kemudian,
setelah Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949, Indonesia berganti sistem
pemerintahan menjadi quasi parlementer atau parlementer semu. Setelah itu,
Indonesia kembali menganut sistem pemerintahan presidensial pada masa Orde
Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto.
B. Rumusan Masalah
1) Apa kaitan pemerintah pusat dan daerah?
2) Sebeutkan lembaga lembaga negara indonesia?
3) Apa peran pemerintsh pusat dan pemerintah daerah?
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia, 2015, katalog BPS 1101001.
2
Guruh LS, Syahda, 2000, Menimbang Otonomi vs Federal Mengembangkan Wacana Federalisme
dan Otonomi Luas Menuju Masyarakat Madani Indonesia, Rodakarya, Bandung, him 85.
1
Nimrod Raphaeli, mengemukakan pendapatnya mengenai Sistem
Hubungan Pusat dan Daerah berdasarkan penyerahan urusan3 adalah sebagai
berikut:
Pola hubungan pusat dan daerah yang lain dikemukakan oleh John Haligan
dan Chris Aulich (1998) yang membangun 2 model pemerintahan daerah yang
terdiri dari:
3
Natal kristiono, Buku Ajar Otonomi Daerah, Universitas Negeri Semarang, 2015, him, 127
4
Prajudi Atmosudirdjo, Hukum Adminsitrasi Negara, (Jakarta : Penerbit Ghalia, 1984), h. 79-80
2
c. Asas tugas pembantuan : Asas ini merupakan asas yang mana memiliki
penugasan dari pemerintah pusat yang ditujukan kepada daerah otonom
untuk dapat menjalankan pemerintahan sebagai urusan pemerintahan yang
menjadi sebuah kewenangan pemerintah pusat.
5
Miriam Budiardjo, Op. Cit, (2006), hal, 181-182.
6
lbid, (2002), hal. 315-326.
3
Dewan Perwakilan Rakyat Tingkat I dan Tingkat II, Dewan Perwakilan Rakyat
dan terakhir adalah Dewan Perwakilan Daerah.
Fungsi dari keberadaan badan legislatif di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Menentukan kebijakan (polity) dan membuat undang-undang. Untuk itu
badan legislatif diberi hak untuk inisiatif, hak untuk mengadakan
amandemen terhadap rancangan undang-undang yang disusun oleh
pemerintah, dan terutama di bidang budget atau anggaran.
2) Mengontrol badan eksekutif dalam arti menjaga agar semua tindakan
badan eksekutif sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah di tetapkan.
Untuk menyelenggarakan tugas ini, badan perwakilan rakyat diberi hak-
hak kontrol khusus.7
7
Ibid, (2008), hal. 322-323.
8
lbid, (2009), hal, 295-297.
4
3) Bidang keamanan artinya kekuasaan untuk mengatur polisi dan angkatan
bersenjata, menyelenggarakan perang, pertahanan negara. serta keamanan
dalam negeri.
4) Bidang yudikatif yaitu memberi grasi, amnesti dan sebagainya.
5) Bidang diplomatik, yaitu kekuasaan untuk menyelenggarakan hubungan
diplomatik dengan negara-negara lain.
Sebelum amandemen UUD 1945 kedaulatan berada di tangan MPR,
sehingga pengisian jabatan presiden dan wakil presiden berada di tangan MRP.
Adanya gerakan reformasi menuntut agar jabatan presiden dan wakil presiden
dilakukan oleh rakyat dengan bebas, jujur, dan adil sesuai kehendak hari nurani
rakyat berdasarkan hal tersebut, maka pasca- amandemen UUD 1945 menyatakan,
bahwa presiden dan wakil presiden dipilih dalam satu pasangan calon secara
langsung oleh rakyat dalam suatu pemilihan umum9.
Masa reformasi setelah amandemen UUD 1945 kedudukan lembaga
eksekutif setara dengan lembaga pemerintahan lain yaitu legislatif dan yudikatif.
Dalam perkembangannya, lembaga eksekutif yang dipimpin oleh presiden tidak
menjadi lembaga paling kuat dalam pemerintahan, karena lembaga eksekutif
diawasi oleh lembaga legislative.
9
HA. Salman Manggalatung, Op. Cit, hal. 87.
10
A. Rahman H.I, Sistem Politik Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2017), hal. 215.
11
Ibid, hal. 217-218.
5
oleh parlemen (statute law sistem hukum juga berpedoman pada peraturan
lain yang merupakan common law (keputusan terdahulu yang dibuat oleh
para hakim). Aturan ini juga disebut dengan case law atau judge made law
(hukum buatan para hakim). Prinsip ini menurut C.F. Strong, didasarkan
atas precedent yaitu keputusan hakim terdahulu mengikat para hakim
berikutnya dalam perkara yang serupa. Dengan penggunaan prinsip ini
maka bukan hanya parlemen yang menjadi acuan dari sistem hukum
tersebut, tetapi aturan yang telah dibuat oleh hakim terdahulu juga turut
andil sebagai pedoman yang perlu dipertimbangkan. Jadi dengan prinsip
ini sebuah undang-undang yang akan dibuat tidak akan tumpang tindih
dengan aturan lain yang sudah terlebih dahulu diputuskan
pemberlakuannya12.
2) Sistem Civil Law (Hukum Perdata Umum) Sistem civil law adalah sistem
hukum yang berpedoman pada hukum yang sudah ditetapkan. Sistem ini
menganut faham positivism dalam perundang-undangan juga faham
legalisme yang berbunyi bahwa "undang-undang menjadi sumber hukum
satu-satunya." Pada praktiknya sistem ini membuat para hakim tidak boleh
melakukan kodifikasi/perubahan hukum, tetapi mereka harus tetap
berpedoman pada hukum yang telah ada (dalam undang-undang) untuk
menye lesaikan persoalan. Sistem ini dianut oleh negara Indonesia.
Kekuasaan kehakiman di Indonesia menurut konstitusi, berada di tangan
mahkamah agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya
12
thid, (2007), hal. 218
6
d. Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat,
berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam
masa jabatannya
e. Memilih Wakil Presiden dari 2 (dua) calon yang diusulkan oleh Presiden
apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dan masa jabatannya
f. Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya mangkat,
berhenti, diberhentikan
2. Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR )
DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang
dipilih melalui pemilihan umum, yang berkedudukan sebagai lembaga
negara.DPR mempunyai fungsi:
Anggota DPR berjumlah 560 (lima ratus enam puluh) orang.Masa jabatan
anggota DPR adalah 5 (lima) tahun dan berakhir pada saat anggota DPR yang
baru mengucapkan sumpah/ janji. Keanggotaannya diresmikan dengan keputusan
Presiden.
Lembaga baru yang muncul melalui perubahan ketiga UUD 1945 antara
lain Dewan Perwakilan Daerah ( DPD ). Hadirnya DPD dalam struktur
ketatanegaraan Indonesia diatur dalam Pasal 22 C dan 22 D UUD 1945 13. Dewan
Perwakilan Daerah terdiri atas wakil daerah provinsi yang dipilih melalui
pemilihan umum, yang berkedudukan sebagai lembaga negara. DPD mempunyai
fungsi:
7
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan
daerah
b. Ikut dalam pembahasan rancangan undang-undang yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan,
pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan
keuangan pusat dan daerah
c. Pemberian pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-
undang tentang anggaran pendapatan dan belanja negara dan
rancangan undangundang yang berkaitan dengan pajak,
pendidikan, dan agama; dan
d. Pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi
daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah,
hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya,pelaksanaan APBN, pajak,
pendidikan, dan agama.
Pada pasal 6 UUD 1945 sebelum amandemen tertulis “Presiden dan Wakil
Presiden dipilih oleh MPR dengan suara terbanyak” Pasal tersebut diubah menjadi
“Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh
rakyat” (pasal 6A ayat (1). Perubahan ini diharapkan rakyat dapat berpartisipasi
secara langsung menentukan pilihannya sehingga tidak mengulang
kekecewaannya yang pernah terjadi pada Pemilu 1999. Dan dengan perubahan ini
pula diharapkan Presiden dan Wakil Presiden akan memiliki otoritas dan
legitimasi yang sangat kuat karena dipilih langsung oleh rakyat.
8
dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa
jabatan”. Perubahan pasal ini dipandang sebagai langkah yang tepat untuk
mengakhiri perdebatan tentang periodesasi jabatan Presiden dan Wakil Presiden.
5. Mahkamah Agung
6. Mahkamah Konstitusi
9
Kekuasaan Kehakiman sekitar tahun 1968, sempat diusulkan pembentukan
lembaga yang diberi nama Majelis Pertimbangan Penelitian Hakim (MPPH).
Majelis ini berfungsi memberikan pertimbangan dan mengambil keputusan
terakhir mengenai saran-saran atau usul-usul yang berkenaan dengan
pengangkatan, promosi, kepindahan, pemberhentian, dan tindakan atau hukuman
jabatan para hakim, yang diajukan, baik oleh MA maupun Menteri Kehakiman.
10
b) Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat
perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.
c) Presiden menyatakan keadaan bahaya yang ditetapkan dengan undang-
undang.
d) Presiden mengangkat dura dan konsul, serta menerima penempatan duta
negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
e) Presiden memberikan grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan MA.
f) Presiden memberikan amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan DPR.
g) Presiden memberikan gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan yang diatur
dalam undang-undang.
h) Presiden membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberikan
nasihat dan pertimbangan kepada presiden yang selanjutnya diatur dalam
undang-undang.
2. Pemerintah Daerah
a. Provinsi
11
Wilayah pemerintahan provinsi dipimpin oleh gubernur. Seorang gubernur
dipilih langsung oleh rakyat bersamaan dengan wakilnya. Tugas dan wewenang
yang harus dilaksanakan gubernur adalah memimpin penyelenggaraan
pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan bersama Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi. Beberapa tugas gubernur adalah
sebagai berikut.
Secara fungsional, gubernur bukan merupakan atasan bupati atau wali kota
karena gubernur hanya sebatas membina, mengawasi, dan mengoordinasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/ kota. Oleh karena itu, setiap
pemerintahan daerah tersebut bebas mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan berdasarkan asas otonomi di Indonesia.
b. Kabupaten/Kota
c. Kecamatan
12
Tugas camat di suatu kabupaten/kota adalah melaksanakan kewenangan
pemerintahan yang dilimpahkan bupati/wali kota dan menyelenggarakan kegiatan
pemerintahan lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Setiap
kecamatan terdiri atas beberapa kelurahan/desa atau nama lain.
d. Kelurahan/Desa
13
14
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Muktie Fajar. 2006. Hukum Konstitusi dan Mahkamah Konstitusi. Jakarta:
Konstitusi Press.
16