Anda di halaman 1dari 27

SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA

TUGAS MAKALAH PPKN

Guru Pembimbing : I GEDE SUBAWA S. Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Ni Wayan Nadia Marlina Putri
Ni Wayan Prisilia
Ni Made Afrilia
Nina Puspita Sari
I Putu Satwika Praditya
I Putu Suta
Yoga Pradyana

SMAS SWADHARMA MOPUGAD


Tahun pelajaran : 2021/2022
DAFTAR ISI
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan


bimbingan, petunjuk serta ridho-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah
pendidikan kewarganegaraan yang berkaitan dengan pembahasan materi tentang
menelusuri ” sistem pemerintahan negara” dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Dalam pembuatan makalah ini saya sudah mencoba semaksimal mungkin
dalam membuatnya, jika dalam penyusunannya masih banyak kekurangan, maka
saya mohon kepada Bapak Guru agar dapat memahami kekurangan tersebut. Dan
saya berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
memperoleh nilai .
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak guru I Gede Subawa selaku
guru mata pelajaran pkn yang te;lah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalh ini.

Mopuya,05 Agustus 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki sistem pemerintahan
presidenssil. Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk
menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering
terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap
memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan
mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis.
Jika suatu pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis,
absolut maka hal itu akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya
desakan kaum minoritas untuk memprotes hal tersebut. Secara luas berarti
sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah
laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan,
menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga
menjadi sistem pemerintahan yang kontiniu dan demokrasi dimana
seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem
pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa
mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengertian sistem pemerintahan.
2. Macam – macam bentuk Negara dan pemerintahan.
3. Pengaruh sistem pemerintahan terhadap Negara lain.
4. Perbandingan sistem pemerintahan Negara.

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu sistem pemerintahan
2. Untuk mengetahui bentuk – bentuk Negara dan pemerintahan
3. Untuk mengetahui pengaruh terhadap Negara lain
4. Untuk mengetahui perbandingan pemerintah Negara
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
1.1Pengertian sistem pemerintahan
Secara umum, sistem pemerintahan dapat didefinisikan sebagai sebuah
sistem yang ada di suatu negara yang tersusun dari berbagai jenis elemen
yang dimana setiap elemen memiliki kegunaan masing-masing yang akan
membentuk sistem tersebut menjadi suatu kesatuan dan menjadi susunan
yang padat.
Adanya keterikatan yang kuat antar elemen membuat elemen dalam
sistem ini tak bisa dipisahkan. Dalam sistem ini, tiap elemen memiliki
kualitas. kerja sama yang sangat kuat, saling terikat, serta memiliki tujuan
serta fungsi yang sama.
Untuk asal mula terbentuknya istilah sistem pemerintahan sendiri adalah
tersusun dari dua suku kata. Dua suku kata tersebut adalah kata “sistem” dan
kata “pemerintahan”. Kata “sistem” sendiri dapat diartikan sebagai tatanan,
susunan, struktur, serta suatu jaringan yang memiliki keterkaitan fungsional
di seluruh bagian dari sistem tersebut. Jadi dapat disimpulkan apabila salah
satu bagian dalam sistem tidak dapat bekerja baik, maka akan
mempengaruhi bagian lainnya bahkan akan merusak sistem tersebut.
Sedangkan untuk kata “pemerintahan” memiliki arti tindakan berkuasa atau
memerintah yang umumnya dilakukan oleh tokoh-tokoh yang menjabat di
badan leslatif, eksekutif, serta yudikatif di sistem negara tersebut. tindakan
tersebut dilakukan guna mencapai suatu tujuan, yaitu untuk menjalankan
negara tersebut.
Sistem pemerintahan adalah hal yang mendasari negara. Dapat dikatakan
bahwa sistem pemerintahan akan menentukan bagaimana sebuah negara
berjalan. Inilah yang membuat sistem pemerintahan sangat penting. Sistem
pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang
bekerja dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya
tujuan penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam
suatu sistem politik meliputi empat institusi pokok, yaitu eksekutif,
birokratif, legislatif, dan yudikatif.
Arti dari kara pemerintahan adalah sebuah perbuatan, hal, cara, atau
urusan dalam memerintahkan sesuatu. Pemerintahan juga berarti segala
urusan yang dilakukan oleh negara, urusan tersebut dilakukan untuk
menyelenggarakan kesejahteraan rakyat sekaligus menjadi kepentingan
negara. Oleh karena itu, pemerintahan adalah tindakan atau kegiatan
pemerintah.
1.2 Macam – macam bentuk negara dan pemerintahan
 Adapun beberapa macam-macam bentuk negara yang saat ini
digunakan antara lain adalah sebagai berikut.

1. Negara Kesatuan
Negara kesatuan merupakan bentuk negara dengan pemerintahan
tertinggi berada di tangan pemerintah pusat yang didasarkan pada aturan
dalam perundang-undangan yang diberlakukan. Tidak hanya itu saja,
pemerintah pusat juga mempunyai hak untuk melimpahkan kekuasaan
terhadap tingkat daerah yang lebih kecil seperti provinsi.

 Ciri-Ciri Negara Kesatuan


Ada cukup banyak ciri-ciri atau karakteristik yang dapat dijadikan
standar untuk menetapkan bahwa suatu negara menerapkan bentuk
negara kesatuan. Beberapa ciri-ciri tersebut antara lain sebagai berikut.

 Satu-satunya yang memegang seluruh kekuasaan pemerintah dalam


negara adalah pemerintah pusat.
 Konstitusi yang berlaku sebagai dasar negara hanya ada satu yaitu
Undang-Undang Dasar, begitupun dengan kepala negara, parlemen,
dan juga dewan menteri.
 Pajak yang ditetapkan hanya bisa ditarikl oleh pemerintah pusat.
 Selain pemerintahan yang berdaulat, tidak ada lagi badan-badan lain.
 Terdapat supremasi parlemen pusat.
 Kurikulum pendidikan yang diterapkan hanya ada satu dan berlaku
secara menyeluruh.
 Kedaulatan negara baik kedaulatan ke luar ataupun kedaulatan ke
dalam, keduanya secara penuh ditandatangani oleh pihak dari
pemerintah pusat.
 Kebijakan yang dijalankan untuk mengatasi berbagai persoalan baik di
bidang ekonomi, politik, budaya, pertahanan, keamanan, dan sosial
mempunyai satu kebijakan saja.
 Jenis-Jenis Negara Kesatuan
Seiring perkembangannya, bentuk negara kesatuan juga terbagi ke
dalam dua jenis. Kedua jenis negara kesatuan tersebut yaitu:

 Sentralisasi
Jenis negara kesatuan sentralisasi yaitu ketika semua persoalan
yang dijalankan pada setiap daerah dalam negara telah diatur dan
diurus oleh pemerintah pusat secara langsung, sehingga pemerintah
daerah tinggal menjalankan ketentuan dan aturan saja.

 Desentralisasi
Jenis negara kesatuan desentralisasi yaitu ketika setiap daerah di
dalam negara mempunyai kekuasaan pribadi untuk mengatur urusan
rumah tangga atau persoalan dalam pemerintahan daerahnya sendiri.
Setiap daerah yang menerapkan bentuk negara jenis ini mempunyai
parlemen, tetapi kekuasaan tertinggi tetap berada di tangan
pemerintah pusat.

 Contoh Negara Kesatuan


Saat ini ada beberapa negara di dunia yang menerapkan bentuk
negara kesatuan dalam urusan kenegaraannya. Contoh negara
kesatuan yaitu Perancis, Belanda, Italia, Jepang, Filipina, dan juga
Indonesia.

2. Negara Federasi
Negara federasi atau juga dikenal sebagai negara serikat
merupakan bentuk negara yang biasanya digunakan oleh negara
dengan kawasan yang sangatlah luas, sehingga perlu dilakukan
pembagian seperti negara bagian, provinsi, republik, wilayah, dan lain
sebagainya.

Kedaulatan bentuk negara ini pada dasarnya tetap berada di


tangan pemerintah pusat, tetapi negara bagian juga mempunyai
otoritas yang terbilang besar untuk menjalankan aturan terhadap
rakyat masing-masing. Dengan begitu negara federal cenderung lebih
mudah mengatur sistem pemerintahannya dibanding negara kesatuan.

 Ciri-Ciri Negara Federasi


Beberapa ciri-ciri negara federasi yang menjadi karakteristiknya
antara lain sebagai berikut.
 Rakyat menyalurkan suaranya melalui pemilihan umum yang
dilakukan secara langsung untuk memutuskan kepala negara di
pusat. Kepala negara ini juga mempunyai tanggung jawab terhadap
rakyat yang sangat besar.
 Setiap negara bagian di dalam negara mempunyai kekuasan asli
untuk mengatur negaranya sendiri, akan tetapi negara bagian ini tidak
mempunyai kedaulatan, karena kedaulatan hanya ada di tangan
kepala negara.
 Setiap negara bagian memiliki wewenang untuk mengatur hubungan
antara pemerintah pusat dengan seluruh rakyat.
 Setiap negara bagian mempunyai hak untuk mengatur sendiri
undang-undang yang diberlakukan, dengan catatan harus
menyesuaikan dan tidak melenceng dari undang-undang yang
diberlakukan oleh pemerintah pusat.
 Setiap negara bagian berwenang untuk membuat sendiri undang-
undang yang diberlakukan. Begitupun dengan kabinet, parlemen,
serta konstitusi selama yang ditetapkan tidak bertentangan dengan
konstitusi di pusat.
 Pemerintah pusat mempunyai kedaulatan terhadap setian negara
bagian terutama untuk persoalan yang menyangkut urusan luar
negara bagian, sedangkan kedaulatan pemerintah pusat untuk
persoalan dalam negara bagian hanya mempunyai sebagian saja.
 Kepala negara mempunyai hak veto dalam hal ini pembatalan
keputusan yang dapat diajukan oleh parlemen yaitu senat dan
kongres.
 Contoh Negara Serikat (Federal)
Ada cukup banyak negara yang menerapkan bentuk negara federal
atau serikat saat ini, terutama yang mempunyai kawasan luas atau
terbagi. Beberapa diantaranya adalah Amerika Serikat, Jerman,
Australia, India, Swiss, dan Malaysia.

3. Negara Konfederasi
Negara konfederasi adalah bentuk negara yang digunakan tidak
secara permanen. Hal ini dkarenakan adanya perjanjian yang telah
disepakati oleh negara yang berkonfederasi untuk mencapai tujuan
bersama dalam mempertahankan kedaulatan.

Meskipun begitu masing-masing negara mengatur urusan dalam


negerinya sendiri, kecuali jika menyangkut urusan bersama.
4. Negara Monarki
Negara monarki adalah salah satu bentuk negara yang
pemerintahannya dilakukan hanya oleh satu orang yang biasanya
disebut raja, ratu, sultan dan sejenisnya. Hak untuk urusan memerintah
negara hanya dijalankan oleh satu orang saja yang telah ditunjuk dan
keputusannya tidak dapat diganggu gugat oleh pihak manapun. Contoh
negara yang pernah menggunakan bentuk monarki misalnya Arab
Saudi, Britania Raya, Maroko, Swaziland, Thailand, Spanyol, Kuwait,
Qatar, Jepang, Monako, Luksemburg, Brunei, Oman, Malaysia, dan
Vatikan.

5. Negara Oligarki
Negara oligarki adalah bentuk negara dengan pemerintah yang
biasanya berasal dari suatu kelompok yang dikenal sebagai kelompok
feodal. Selain memegang pemerintahan, kelompok tersebut juga
memegang kekusaan politik. Contoh negara oligarki misalnya Uni
Soviet dan Aparteid Afrika Selatan.

6. Negara Demokrasi
Negara demokrasi adalah suatu negara yang kekuasaan
pemerintahannya secara penuh berada di tangan rakyat dengan kata lain
rakyat bebas melakukan pengendalian terhadap pemerintahan sesuai
dengan suara yang diinginkan oleh rakyat secara mayoritas.

 Adapun macam – macam bentuk pemerintahan adalah sebagai


berikut.

1. Monarki
Monarki atau kerajaan termasuk bentuk pemerintahan tertua di
dunia. Negara dipimpin oleh raja, kaisar, syah, atau ratu yang berganti
secara turun temurun dan berlangsung seumur hidup. Contoh monarki:
Inggris, Belanda, dan Brunei Darussalam. Monarki sendiri dibagi
menjadi: Monarki mutlak (absolut), seluruh kekuasaan dan wewenang
tidak terbatas (kekuasaan mutlak). Monarki Konstitusional, kekuasaan
raja dibatasi oleh suatu konstitusi (UUD) Monarki Parlementer, ialah
suatu monarki di mana terdapat suatu parlemen (DPR), para menteri,
baik perseorangan maupun secara keseluruhan, bertanggung jawab
sepenuhnya pada parlemen tersebut.
2. Tirani
Tirani adalah pemerintahan yang sewenang-wenang dan dijalankan
secara otoriter juga absolut. Ini sekilas sama seperti monarki mutlak,
karena kekuasaan ada pada satu orang. Contoh dari bentuk
pemerintahan tirani adalah Adolf Hitler di Jerman dan Joseph Stalin
dari Uni Soviet.
3. Aristokrasi
Pada bentuk pemerintahan aristokrasi, kekuasaan dipegang oleh
beberapa orang yang dianggap mempunyai peran utama dalam negara,
misalnya cendekiawan. Prancis adalah contoh negara yang sempat
menjalankan bentuk pemerintahan ini, sekitar tahun 1700-an.
4. Oligarki
Oligarki hampir sama dengan aristokrasi, oligarki dijalankan oleh
beberapa orang yang memegang kuasa. Bedanya, mereka ini diangkat
dari sebab kekayaan, keluarga, atau kekuasaan dalam militer. Negara
yang menerapkan oligarki adalah Afrika Selatan, sebelum Nelson
Mandela akhirnya menjadi presiden tahun 1994.
5. Demokrasi
Pada bentuk pemerintahan demokrasi, kekuasaan ada di tangan
rakyat sehingga setiap warga negara memiliki hak setara dalam
mengambil keputusan. Abraham Lincoln mengatakan satu ungkapan
yang terkenal mengenai demokrasi yaitu dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.
6. Teknokrasi
Pada bentuk pemerintahan teknokrasi, kekuasaan dipegang oleh
pakar teknis seperti ilmuwan, dokter, atau insinyur yang ahli dalam
bidang tertentu. Mereka ini berwenang dalam mengambil keputusan
negara, tidak hanya para politisi saja.
7. Timokrasi
Dalam bentuk pemerintahan timokrasi, kondisi ideal seperti
kehormatan dan kemuliaan pemimpin yang jadi ukuran. Negara akan
dipimpin oleh orang yang dianggap punya hal tersebut. Bukan lagi
berdasar keturunan, kekuasaan, atau pemberian hak istimewa.
8. Oklokrasi
Kondisi ini terjadi saat massa bersenjata yang anarki masuk
dalam pemerintahan secara tidak legal, Squad. Akibatnya rakyat lain
menjadi takut, karena negara dikendalikan secara inkonstitusional dan
ilegal. Amerika pernah masuk dalam krisis ini sekira tahun 1930-an
akibat pemberontakan keluarga mafia.
9. Plutokrasi
Pemerintahan diatur oleh konglomerat, yang tercipta akibat
kondisi ekstrem. Kesenjangan sosial antara miskin dan kaya sangat
terasa dalam plutokrasi. Orang kaya menyetir keputusan politik, militer
dan ekonomi suatu negara karena ingin mempertahankan kekayaan.

B. Jenis – jenis sistem pemerintahan


1.3 Sistem pemerintahan parlementer
  Beberapa ciri-ciri pemerintahan parlementer dalam suatu negara di
berbagai aspek adalah sebagai berikut.

1. Jabatan Presiden hanya sebagai Kepala Negara, sedangkan untuk


Kepala Pemerintahan adalah Perdana Menteri

Penempatan jabatan kepala negara dan kepala pemerintahan dalam


sistem pemerintahan parlementer adalah presiden diberi jabatan hanya
sebagai kepala negara, lalu untuk kepala pemerintahannya diduduki
oleh perdana menteri. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa
presiden yang berkedudukan kepala negara hanya memiliki tugas
sebagai kepala negara yang hanya bisa mengawasi pemerintahan tanpa
adanya kewenangan apa pun dalam kegiatan pemerintahan. Pemegang
kewenangan tertinggi yang memiliki hak serta kemampuan untuk
mengatur serta menjalankan pemerintahan dalam sistem pemerintahan
ini sepenuhnya berada dibawah kendali perdana menteri yang
menerima jabatan kepala pemerintahan.

2. Yang Memiliki Hak Prerogatif adalah Perdana Menteri

Seperti yang Grameds tahu bahwa hak prerogatif adalah hak


istimewa seorang pejabat pemerintahan yang hanya dapat dimiliki oleh
seorang kepala pemerintahan, dalam sistem pemerintahan parlementer,
yang menduduki jabatan adalah perdana menteri. Selain itu, hak ini
juga hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang paham dengan betul
mengenai semua hukum serta undang-undang yang berada di luar
kekuasaan badan perwakilan.

Pada sistem parlementer, hak prerogatif yang dimiliki oleh perdana


menteri adalah hak untuk mengangkat serta memberhentikan para
pejabat atau bahkan menteri yang memimpin baik departemen maupun
non departemen.

3. Lembaga Eksekutif Memiliki Tanggung Jawab Terhadap Lembaga


Legislatif

Lembaga eksekutif mempertanggungjawabkan semua tindakan


yang telah mereka lakukan kepada lembaga legislatif atau parlemen.
Semua kegiatan baik kegiatan pelaporan beserta dengan semua
kewenangan serta kekuasaan dilaksanakan berdasarkan ijin serta
bagaimana keputusan melalui lembaga legislatif terlebih dulu.
Jika ada suatu hal yang akan dikerjakan namun tidak mendapat izin
dari lembaga legislative, maka secara sah harus dikerjakan sesuai
dengan titah yang telah keluar dari parlemen.

4. Anggota Menteri Memiliki Tanggung Jawab Terhadap Lembaga


Legislatif

Sebagai seorang menteri dalam tugasnya memiliki kewajiban


untuk selalu meminta izin kepada lembaga legislatif. Selain itu, semua
pekerjaan serta perbuatannya harus dipertanggungjawabkan kepada
lembaga legislatif juga.
Adanya aturan seperti itu terkadang menjadi pemicu timbulnya
semacam kesenjangan kekuasaan di lingkungan pemerintahan.
Mengapa seperti itu? Karena tentu menteri akan merasakan perasaan
dimana berkurangnya penghargaan atas kinerja dari kedua lembaga itu.

Tak hanya itu saja, ada hal riskan yang bahkan dapat terjadi
ketidaksinambungan dalam berpendapat dan berakhir dengan saling
melempar tanggung jawab satu sama lain. Hal ini mengakibatkan,
rakyat negara yang menanggung serta memikul akibatnya dengan
menghabiskan waktu yang lama untuk menunggu jawaban darinya.

5. Lembaga Legislatif memiliki wewenang untuk menurunkan lembaga


eksekutif

Para pejabat setara menteri maupun presiden serta wakilnya tidak


memiliki wewenang apapun di dalam sistem pemerintahan
parlementer. Dari pernyataan tersebut berarti dapat diartikan bahwa
semua jabatan yang ada di sistem pemerintahan parlementer ini
memiliki persentase terjadinya pergeseran atau bahkan menjatuhkan
jabatan hanya dengan mendengar keputusan yang dihasilkan dari rapat
parlemen yang dilaksanakan oleh anggota legislatif.

6. Lembaga Eksekutif dipilih oleh Lembaga Legislatif

Lembaga legislatif ini memiliki peran yang sangat penting dalam


sistem pemerintahan. Lembaga eksekutif yang bergerak untuk
membantu proses kerja dari presiden yang berada dalam susunan
pemerintahan dipilih dengan berdasarkan kepada keputusan legislatif.
Anggota parlemen yang memiliki wewenang untuk menentukan siapa
yang memiliki hak untuk menduduki jabatan di lembaga eksekutif
presiden. Proses pemilihan Presiden ada dengan cara dipilih
berdasarkan seleksi menurut undang-undang yang berlaku di negara
tersebut.

1.4 Sistem pemerintahan presidensial

Beberapa ciri – ciri sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai


berikut.

1. Negara yang menggunakan sistem pemerintahan presidensial akan


dikepalai oleh presiden, presiden akan berperan sebagai kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan.
2. Presiden termasuk dalam lembaga eksekutif yang dipilih oleh rakyat
dan diangkat menggunakan demokrasi rakyat melalui perantara badan
atau dewan perwakilan rakyat dalam negara tersebut.
3. Sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, presiden menerima
hak istimewa (hak prerogatif) dimana presiden diperbolehkan untuk
mengangkat sekaligus memberhentikan menteri-menteri yang
memimpin baik lembaga departemen maupun lembaga non-
departemen.
4. Menteri-menteri yang diangkat oleh presiden hanya diberikan
pertanggungjawaban untuk mengabdi hanya kepada presiden
(kekuasaan eksekutif) bukan kepada parlemen (kekuasaan legislatif)
5. Adanya lama masa jabatan tertentu untuk presiden, wakil presiden,
serta parlemen yang menjadi salah satu dari ketiga lembaga tersebut.
apabila masa jabatan telah selesai, maka akan dilaksanakan pemilihan
umum.
6. Parlemen tidak berada dibawah pengawasan presiden secara langsung,
begitu pula sebaliknya presiden jika tidak berada dibawah
pengawasan parlemen secara langsung.

1.5Sistem pemerintahan dinegara kumonis

Beberapa cirri – cirri sistem pemerintahan dinegara kumonis adalah


sebagai berikut.

 memperjuangkan kelompoknya seperti kaum proletariat yang kontra


terhadap tuan tanah atau kapitalisme. 
 dikatakan mereka adalah atheis.
 Kekuasaan tertinggi berada di tangan pemerintah sehingga segala
sesuatunya akan diatur dan dimiliki oleh pemerintah.
 Penganut paham komunal yang artinya tidak satu orang pun
memiliki barang pribadi. Alat-alat produksi adalah milik bersama atau
kelompok jika ada yang melanggar maka tidak akan dianggap sebagai
warga negara.
 Menggunakan cara revolusi untuk menghilangkan ideologi kapitalisme.
Revolusi ini akan terus dibutuhkan hingga akhirnya dikuasai oleh partai
komunis.
 Segala bentuk transportasi mulai dari darat, laut dan udara adalah milik
pemerintah. 
 Distribusi bahan baku tidak dapat dijumpai di pasar karena seluruhnya
berada di bawah kendali pemerintah.
 Paham komunis kurang menghargai hak manusia karena membatasi hak
milik pribadi hingga kebebasan dalam segala hal.

C. Induk sistem pemerintahan dan pengaruhnya terhadap negara lain


1.6 Induk sistem pemerintahan parlamenter
 Kepala Negara (raja/ratu)
Inggris adalah negara kerajaan. Karena itu, kepala negara Inggris
selaluadalah raja/ratu. Raja menganggap dirinya mempunyai hak suci
dari Tuhan untukmemerintah dunia. Raja-raja Inggris umumnya juga
mempunyai lembaga penasihat yang ditentukan sendiri oleh raja,
yang anggotanya hanya dari kalangan bangsawan dan pemimpin
gereja. Mereka umumnya dipanggil bersidang oleh rajaapabila negara
memerlukan pajak.
 Parlemen
Cikal bakal parleman di Inggris adalah Witanagemot, yaitu
dewan penasehat raja yang terdiri atas para pangeran, bangsawan, dan
pejabat gerejayang dipilih dan dihentikan oleh raja. Lembaga ini
kemudian dikenal dengan parlemen. Semakin sering raja memerlukan
tambahan dana semakin sering parlemen bersidang, yang akan
memperkuat kedudukan parlemen danmematangkan kelembagaan
parlemen itu sendiri.c.

 Kabinet
Cikal bakal kabinet di Inggris adalah sebuah kelompok orang
yangdisebut CABAL yang dijadikan sebagai penasehat inti dan
sekaligus penghubungdirinya dengan parlemen. Pemerintahan
dikendalikan oleh perdana menteri dankabinetnya. Sehingga
merekalah yang bisa dipersalahkan atau diminta
pertanggungjawaban.

 Contoh pengaruh
UUD 1945 dan konstitusi RIS 1949 di Indonesia UUD disusun
oleh para pemimpin bangsa Indonesia sendiri. Jadi ,awal dirancang
menggunakan sistem presidansial. Beberapa anggota BPUPKI
menggunkan konstitusi Amerika Sserikatsebagai rujukan dalam
membahas rancangan hukum dasar. Konstitusi Ris1949disusun melalui
KMB yang berlangsung di Den Haag,Belanda dan melibatkan
utusan Pemerintah Belanda. Karena itu,Indonesia pun menggunakan
sistem pemerintahan parlementer seperti yang digunakan oleh negara
Belanda.

1.7 Induk sistem pemerintahan presidensial


 Pemisahan kekuasaan Negara
Untuk mencegah tiga bahaya yaitu (tirani, pemerintahan
massa,dan peluasankekuasaan),mereka membentuk pemerintahan
negara AS bedasarkan prinsip pemisahan kekuasaan negara.
Konstitusi sudah sepakat bahwa pemerintah yang baru akan terdiri
dari 3 cabang dan masing-masing memiliki kekuasaan yang berbeda :
1. legislatif = lembaga pembentukan UU
2. eksekutif = lembaga pelaksana UU
3. yudikatif = lembaga pengadil pelanggar UU
Presiden berwenang memilih anggota kabinet dan memecatnya
jika ia menginginkannya.
 Sistem checks dan balancesAmerika Serikat di bangun sistem checks
and balances untuk mencegah satucabang kekuasaan menguasai
cabang kekuasaan yang lain. Di Amerika terjadi pemisahan
kekuasaan negara ke dalam tiga cabang kekuasaan.
SedangkanPresiden ialah kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan.

 Contoh pengaruh
Filipina menggunakan sistem presidensial karena negara ini
penuh berada dalam kekuasaan Amerika Serikat. Pemerintah
Amerika Serikat bahkan juga memfasilitasi penyusunan konstitusi
Filipina menjelang kemerdekaan negaraini. Negara-negara lain
seperti Kolombia,Kostarika,Meksiko,dan Venezuela
jugamenggunakan sistem pemerintahan presidensial,dengan sistem
pemerintahanAmerika Serikat sebagai modelnya.
Sistem parlementer dan sistem presidensial umum diterapkan di
negara-negarasekarang ini. Kedua sistem pemerintahan tersebut
mempunyai perbedaan sistem parlementer. Presiden hanya sebagai
simbol saja bertanggung jawab adalah parlemen/kabinet. Didalam
sistem pemerintahan presidensial,Presiden memainkan peran kunci
dalam pengelolaan kekuasaan eksekutif. Didalam sistem presidensial
tidak diperbolehkan rangkap jabatan karena sudah ada
ketentuandalam pembagian kekuasaan.
1.8 Pengaruh sistem pemerintahan
Menurut Ranney, kebanyakan negara demokrasi di dunia saat ini
menggunakan sistem pemerintahan parlementer; hanya sedikit yang
menggunakan sistem pemerintahan presidensial.Sistem parlementer yang
berlaku di dunia saat ini tidak terlepas dari pengaruh Inggris.
Samahalnya, sistem pemerintahan presidensial di sejumlah negara saat
ini tidak terlepas dari pengaruh sistem pemerinatahan AS. Di Perancis,
runtuhnya Kekaisaran sebagai akibat perantahun 1870-1971 telah
melahirkan Republik Perancis III. Meski sistem Pemerintahan
parlementer di jalankan di negara itu, perpecahan politik dalam negeri
melahirkan banyak partai politik yang mengakibatkan lemahnya kabinet
yang terbentuk karena lemahnyakoalisi antarpartai. Karena itu, sejak
tahun 1958 di adakan modifikasi sistem pemerintahan yanglebih
memberi banyak kekuasaan kepada Presiden.
Pengaruh suatu sistem pemerintahan yang dianut suatu negara
terhadap negara lain
• Sistem pemerintahan suatu negara berguna bagi
negara lain. Salah satu kegunaan penting sistem pemerintahan suatu
negara adalah menjadi bahan perbandingan bagi negara lain.
• Sistem pemerintahan presidensil dan parlementer merupakan dua
model sistem pemerintahan yangdijadikan acuan oleh banyak negara.
Amerika Serikat dan Inggris masing-masing dianggapsebagai
pelopornya.
Contoh negara yang menggunakan sistem pemerintahan presidensil
adalahAmerika Serikat, Filipina, Brazil, Mesir, Indonesia, dan Argentina.
Sedangkanyang menganut sistem pemerintahan parlementer adalah
Inggris, India, Jepang, Malaysia, danAustralia.

D. Sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia


1.9 Pembagian Kekuasaan Negara Menurut UUD 1945
Pembagian kekuasaan di Indonesia diatur dalam UUD 1945, secara
umum pembagian kekuasan dibagi dalam dua jenis yaitu pembagian
secara horizontal dan pembagian secara vertikal
1. Pembagian kekuasaan secara horisontal
pembagian kekuasaan yang sesuai dengan hukum Trias Politica,
yaitu pembagian kekuasaan secara terpisah dan mandiri.Pembagian
kekuasaan horisontal ini berupa pembagian lembaga-lembaga negara
sesuai perannya masing-masing.Di mana tiap lembaga negara
mempunyai hubungan kerja sama dengan lembaga lain dengan
kedudukan yang sejajar.
Berdasarkan UUD 1945, kekuasaan Indonesia dibagi menjadi 3 lembaga
yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif adalah sebagai berikut.
 Kekuasaan Legistatif
Pada kekuasaan legislatif berkuasa untuk membuat dan
menyusun undang-undang.Di mana undang-undang ini berfungsi
menjalankan secara terperinci mengenai semua aturan dasar yang
disebutkan dalam UUD 1945.Kekuasaan legislatif di Indonesia
dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR, yang
keanggotaannya dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan
umum setelah diajukan oleh partai peserta pemilu.Tugas dan
wewenang DPR disebutkan dengan jelas dalam pasal 20 ayat 1
UUD 1945.
 Kekuasaaan Eksekutif
Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan yang memegang
peranan menjalankan pemerintahan.Kekuasaan ini menjalankan dan
melaksanakan Undang-undang yang dibuat oleh DPR.Kekuasaan
eksekutif di Indonesia dipegang oleh Presiden sesuai yang tertera
pada pasal 4 ayat 1 UUD 1945.Sementara itu, dalam menjalankan
pemerintahan Presiden dibantu oleh menteri dan kepala lembaga
setingkat menteri lainnya.Sehingga pengangkatan dan
pemberhentian menteri murni dan mutlak di tangan Presiden.

 Kekuasaan Yudikatif
Kekuasaan Yudikatif juga disebut sebagai kekuasaan
kehakiman yaitu kekuasaan untuk menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan Yudikatif juga
disebut sebagai kekuasaan kehakiman yaitu kekuasaan untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan.

2. Pembagian kekuasaan secara vertikal


Kekuasaan negara secara vertikal berarti kekuasaan yang
berjenjang dari atas ke bawah, di mana di tingkat atas mempunyai
kekuasaan lebih tinggi daripada di bawahnya.Dalam pemerintahan di
Indonesia, hal tersebut dilaksanakan antara hubungan pemerintahan
pusat dan pemerintah daerah.Pelaksanaannya, sesuai dengan yang
tertulis di UUD 1945 bahwa Indonesia adalah negara kesatuan, maka
menggunakan prinsip-prinsip otonomi daerah.Otonomi daerah yang
menggabungkan beberapa asas otonomi daerah sekaligus, yaitu
sentralisasi, desentralisasi, dan dekonsentrasi.
Pengertian daerah otonom yang menjadi bagian dari pelaksanaan
otonomi daerah adalah penerima pelimpahan wewenang yang
diberikan dari pengertian pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Berikut peran sesuai pembagian kekuasaan antar lembega secara
vertikal.
1. Pemerintah Pusat
Pemerintah pusat, identik dengan pemerintahan yang
terletak di ibu kota.Macam-macam kekuasaan negara yang
telah disebutkan dalam kekuasaan horizontal adalah
pemerintah pusat. Namun, secara umum yang dikenal dengan
sebutan pemerintah pusat adalah kekuasaan legislatif dan
kekuasaan eksekutif. Pasalnya bentuk kekuasaan horisontal
lain, seperti yudikatif, inspektif, dan moneter memiliki kaki
tangan di daerah untuk membantu pemerintah daerah.
2. Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah di Indonesia mempunyai hak otonomi
daerah. Hak yang bermakna kewenangan mengatur
wilayahnya sendiri. Namun, kekuasaan pemerintah daerah
adalah vertikal. Artinya berada di bawah pemerintah
pusat.Kewenangannya juga tidak dapat membuat kebijakan
yang merupakan kewenangan pemerintah pusat.
1.10 Sistem Check And Blance Menurut UUD 1945
Sistem kekuasaan negara kerap dimaknai dan dilaksanakan dalam
dua model yaitu pembagian kekuasaan (distribution of power) dan
pemisahan kekuasaan (separation of power). Pembagian kekuasaan
bersifat vertikal sedangkan pemisahan kekuasaan bersifat horizontal.
Pembagian kekuasaan bersifat vertikal dimaksudkan bahwa
kekuasaan dibagikan secara vertikal dari atas ke bawah atau secara
hirarki kepada lembaga-lembaga negara dibawah lembaga pemegang
kedaulatan rakyat. Berbeda dengan pembagian kekuasaan, pemisahan
kekuasaan bersifat horisontal dalam arti kekuasaan dipisahkan ke
dalam fungsi-fungsi yang tercermin dalam lembaga-lembaga negara
yang sederajat dan saling mengimbangi. Dalam faham pemisahan
kekuasaan, prinsip checks and balances antara lembaga-lembaga
negara, dianggap sebagai sesuatu yang pokok. Di negara-negara
liberal yang mencoba menerapkan demokrasi secara murni, kekuasaan
dipisahkan secara drastis, konsep ini dikenal dengan (separation of
power). Masing-masing kekuasaan seperti Eksekutif, Legislatif dan
Yudikatif dapat langsung memprotes kesalahankesalahan di antara
mereka, inilah yang disebut checking power with power. Di indonesia
sewaktu orde baru berkuasa sesuai dengan demokrasi Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945, kekuasaan tersebut hanya didistribusikan
(distribution of power), sehingga dengan demikian masingmasing
pemegang kekuasaan tidak terpisah secara drastis, tetapi saling
konsultasi. Misalnya peraturan perundang-undangan mulai dari
tingkat pusat sampai daerah, diajukan oleh pihak Eksekutif untuk
dibahas oleh pihak Legislatif.
UUD 1945 memang secara tegas tidak menyebutkan mengenai
trias politica tapi secara implisit bisa ditelaah bahwa Indonesia
menghendaki pembagian kekuasaan. Hal ini jelas dari pembagian bab
dalam Undang-Undang Dasar 1945. Misalnya Bab II tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Bab III tentang Kekuasaan Pemerintahan
Negara, Bab VII tentang Dewan Perwakilan Rakyat dan Bab IX
tentang Kekuasaan Kehakiman. Kekuasaan Legislatif dijalankan oleh
Presiden bersama-sama dengan DPR. Kekuasaan Eksekutif dijalankan
oleh Presiden dibantu oleh menteri-menteri, sedangkan kekuasaan
Yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan lain-lain badan
kehakiman.
Kekuasaan Eksekutif merupakan kekuasaan untuk melaksanakan
atau menjalankan Undang-Undang. Tidak hanya itu tapi juga
penyelanggaraan negara. Pada kekuasaan tersebut dipegang oleh
presiden. Di mana itu tertuang dalam Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 yang
menyatakan bahwa presiden memegang kekuasaan pemerintahan
menurut UndangUndang Dasar.
Kekuasaan Legislatif merupakan kekuasaan untuk membuat atau
membentuk Undang-Undang. Pada Pasal 20 ayat (1) UUD 1945 yang
menyatakan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memegang
kekuasaan membentuk Undang-Undang. Dikutip situs Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), DPR tidak hanya menyusun dan membuat
UndangUndang. Tapi juga menyerap, menghimpun, menampung dan
menindaklanjuti aspirasi rakyat. Selain itu memberikan persetujuan
kepada Presiden untuk menyatakan perang ataupun membuat
perdamaian dengan Negara lain, mengangkat dan memberhentikan
anggota Komisi Yudisial.
Kekuasaan Yudikatif merupakan kekuasaan untuk
mempertahankan Undang-Undang. Pada kekuasaan tersebut juga
untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap Undang-Undang, sering
juga menyelesaikan kasus-kasus administrasi dan kekuasaan Yudikatif
ini dipegang oleh Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah Konstitusi
(MK).
Kekuasaan tersebut tertuang dalam Pasal 24 ayat (2) UUD 1945
yang menyatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di
bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha
negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
Sebagaimana telah diamanahkan oleh Konstitusi Indonesia yakni
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 bahwa dalam
hal menjalankan fungsi kenegaraan dengan menggunakan ajaran
pembagian kekuasaan (machtsverdeling atau distribution of power),
yang menekankan pentingnya pembagian fungsi bukan pembagian
lembaga, dan ajaran checks and balances yang menekankan
pentingnya hubungan saling mengawasi dan mengendalikan antar
berbagai lembaga negara, esensi bahwa kekuasaan negara itu harus
dibagi atau dipisah masih tetap relevan.
Hal ini berarti sistem checks and balances dalam penyelenggaraan
kekuasaan memungkinkan adanya saling kontrol antar cabang
kekuasaan yang ada dan menghindari tindakan-tindakan hegemonik,
tiranik dan sentralisasi kekuasaan. Sistem ini mencegah terjadinya
overlapping antar kewenangan yang ada.
Begitu pula dengan pendapat Jimly Asshiddiqie adanya sistem
checks and balances mengakibatkan kekuasaan negara dapat diatur,
dibatasi bahkan dikontrol dengan sebaik-baiknya, sehingga
penyalahgunaan kekuasaan oleh aparat penyelenggaraan negara yang
menduduki jabatan dalam lembaga negara dapat dicegah dan
ditanggulangi dengan sebaik-baiknya.
1.11 Sejarah Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Di Indonesia
 Indonesia saat ini menganut sistem pemerintahan Presidensil,
dimana adanya pemisahan kekuasaan yaitu Eksekutif, Legislatif dan
Yudikatif yang berdasarkan prinsip “checks and balances”, ketentuan
ini tertuang dalam konstitusi, namun tetap diperlukan langkah
penyempurnaan, terutama pengaturan atas pembatasan kekuasaan dan
wewenang yang jelas antara ketiga lembaga Negara tersebut.
Penulisan ini menggunakan metode dalam penelitian hukum yuridis-
normatif, penulis mengumpulkan data sekunder yang berkaitan
dengan permasalahan yang dibahas kemudian dianalisis. Dalam
penulisan ini, penulis ingin mengetahui dan membahas berbagai teori
dan praktek berdasarkan UUD 1945 atas pelaksanaan sistem
pemerintahan Indonesia. Secara teoritis kewenangan lembaga-
lembaga negara di Indonesia mengarah pada sistem pemerintahan
presidensil, namun kemudian secara praktek dalam menjalankan
fungsi dan kewenangan, lembaga negara tidak mencerminkan bahwa
sistem pemerintahan Indonesia menganut pemisahan kekuasaan yang
ada dalam sistem pemerintahan presidensil akan tetapi lebih dekat
pada sistem pembagian kekuasaan. Sehingga ketentuan yang
diterapkan berdasarkan UUD 1945 diperlukan kembali upaya
penyempurnaan, agar secara konsepsional dan prakteknya dapat
berjalan secara ideal.

E. Perbandingan Sistem Pemerintahan Negara


Sistem pemerintahan palementer adalah sistem pemerintahan yang
eksekutif dengan legislatif (pemerintah dan parlemen/DPR) memlllkl
hubungan yang bersifattimbal balikdansalingmempengaruhi. Sistem
pemerintahan presidensial adalah sistem pemerintahan yang badan legislatif
dan badan eksekutif boleh dikatakan tidak terdapat hubungan sepertl pada
sistem pemerintahan pariementer.
Penyebaran kekuasaan (diffusiort of power) sebagai salah satu ciri
sistem pemerintahan parlementer tampak pada pemerintahan koalisi
niuftipartai. Apabila koalisiterjadi karena proses negoisasi yang intensif akan
melahirkan konsensus yang kuatdan akan memberikan sumbangan
terwujudnya kehidupan politik yang stabll. Memang diakui penyebaran
kekuasaan disamptng memperlihatkan dinamika politik yang tinggi karena
berpotensi untuk melahirkan veto, namun apabila masing-masing kekuatan
politik tidak bijaksana dapat saja melahirkan jalan buntu yang menimbulkan
ketidakstabilan politik. Sedangkan pemisahan kekuasaan (separation of
power) pada sisterti pemerintahan presidensial, cenderung memlnlmalkan
veto dan jalan buntu, karena adanya check and balance (saling kontrol dan
saling imbang) antara lembaga tinggi negara sehlngga dapat dicegah
diktatorisme.
Apabila kita cermati Preslden Megawati Sukarnoputri, ataupun Wakil
Presiden Jusuf Kalla selain sebagai presiden dan wakil presiden beliau masih
memiliki fungsi tambahan yaknisebagai pemimpin partai Vpolitik.
Megawati saat itu sebagai ketua umum PDIP dan Jusuf Kalla sebagai ketua
umum Partai Golkar. Meskipun tidakadalarangan dalam konstitusi
(UUD1945)seorang presiden danwapressebagai pemimpin partai politik,
namun seharusnya dalam kepemimpinannya lebih mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan partalnya. Dengan kata
lain ketika seseorang telah menjabat sebagai presiden atau jabatan
publlkyang lain, maka iatelahmenjadi pemimpin dan sekaligus menyediakan
dirinya untuk mengabdi kepada publik (rakyat). Karena kekuasaan presiden
sebagainnana tercermin dalam sistem pemerintahan presldenslal begitu besar
dan menentukan, maka banyak pemlklran yang berkembang sebalknya
jabatan sebagai pemimpin partai (ketua partai politik) dltinggalkan, agar
dapat sepenuhnya mengabdi|^pai^ kepentingan bangsa dan negara. Jika
seorang presiden dan wapres masih tetap menjabatjuga sebagai ketua partai
politik, dikhawatirkan akan memanipulasi jabatannya untuk kepentingan
partai politiknya. Contoh negara yang menganut sistem pemerintahan
presidensial, tetapi presidennya tidaksekaligus menjadi ketua partai politik
adalah AS.
Menurut Maurice Duveriger, dalam praktik pemerintahan dapat terjadi
dua kemungklnan presiden kuat atausebaliknya lemah. Sebagai contoh
Presiden Austria, Islandia, dan Irfandia itu lemah meskipun 8 Dr. Su'rtarso,
M. Si. mereka dipilih oleh rakyat, namun dalam praktiknya
pemerintahanpemerintahan demokrasi ini bersifat parlementer. Kemudian
Prancis dengan kedudukan presldennya yang kuat memiliki pemerintahan
presidensial (sebeium :1980). Namun Prancis memasuki periode
pemerintahan gabungan (1986-1988) ketika Presiden Francois Mitterand
kehilangan suara mayoritasnya di Majelis Nasional dan terpaksa
mengangkat lawan politiknya yang utama, Jacques Chirac untuk jabatan
perdana menteri. Chirac menjadi kepala pemerintahan, kekuasaan Mitterand
berkurang dan hanya memegang peranan khusus dalam politik luar negeri,
sehingga demokrasi Prancistelah bergeser ke pola parlementer, setidaknya
untuk sementara waktu. Dari kasus ini kemudian melahirkan sistem
pemerintahan semipresidensial.
BAB III
PENUTUP

2.1Kesimpulan
Secara umum, sistem pemerintahan dapat didefinisikan
sebagai sebuah sistem yang ada di suatu negara yang tersusun dari
berbagai jenis elemen yang dimana setiap elemen memiliki kegunaan
masing-masing yang akan membentuk sistem tersebut menjadi suatu
kesatuan dan menjadi susunan yang padat. Untuk asal mula
terbentuknya istilah sistem pemerintahan sendiri adalah tersusun dari
dua suku kata. Dua suku kata tersebut adalah kata “sistem” dan kata
“pemerintahan”. Kata “sistem” sendiri dapat diartikan sebagai tatanan,
susunan, struktur, serta suatu jaringan yang memiliki keterkaitan
fungsional di seluruh bagian dari sistem tersebut. Jadi dapat
disimpulkan apabila salah satu bagian dalam sistem tidak dapat
bekerja baik, maka akan mempengaruhi bagian lainnya bahkan akan
merusak sistem tersebut. Sedangkan untuk kata “pemerintahan”
memiliki arti tindakan berkuasa atau memerintah yang umumnya
dilakukan oleh tokoh-tokoh yang menjabat di badan leslatif, eksekutif,
serta yudikatif di sistem negara tersebut. tindakan tersebut dilakukan
guna mencapai suatu tujuan, yaitu untuk menjalankan negara tersebut.
.Adapun lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi
empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan
yudikatif.
Pembagian kekuasan dalam UUD1945 dibagi menjadi dua yaitu
secara horizontal dan secara vertikal. Pembagian kekuasaan bersifat
vertikal dimaksudkan bahwa kekuasaan dibagikan secara vertikal dari
atas ke bawah atau secara hirarki kepada lembaga-lembaga negara
dibawah lembaga pemegang kedaulatan rakyat. Berbeda dengan
pembagian kekuasaan, pemisahan kekuasaan bersifat horisontal dalam
arti kekuasaan dipisahkan ke dalam fungsi-fungsi yang tercermin
dalam lembaga-lembaga negara yang sederajat dan saling
mengimbangi. Secara teoritis kewenangan lembaga-lembaga negara di
Indonesia mengarah pada sistem pemerintahan presidensil, namun
kemudian secara praktek dalam menjalankan fungsi dan kewenangan,
lembaga negara tidak mencerminkan bahwa sistem pemerintahan
Indonesia menganut pemisahan kekuasaan yang ada dalam sistem
pemerintahan presidensil akan tetapi lebih dekat pada sistem
pembagian kekuasaan. Sehingga ketentuan yang diterapkan
berdasarkan UUD 1945 diperlukan kembali upaya penyempurnaan,
agar secara konsepsional dan prakteknya dapat berjalan secara ideal.

2.2Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasa dalam makalah ini, tentu masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau reada ferensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.
Penulis berharap para pembaca agar memberikan kritik dan saran
yang membangun kapada penulis demi sempurnanya dan
penulisan makalah dikesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat untuk kita semua dan menambah wawasan kita.
DAFTAR ISI

https://umumsetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/sistem-
pemerintahan-indonesia-20
https://www.gramedia.com/literasi/apa-itu-sistem-pemerintahan/
https://www.gramedia.com/literasi/sistem-pemerintahan-presidensial/
https://www.jurnalponsel.com/bentuk-negara/
https://tirto.id/macam-macam-bentuk-pemerintahan-di-dunia-monarki-
hingga-demokrasi-f9u7
https://www.gramedia.com/literasi/sistem-pemerintahan-parlementer/
https://www.gramedia.com/literasi/sistem-pemerintahan-presidensial/
https://haloedukasi.com/negara-komunis
https://www.academia.edu/9379730/induk_sistem pemerintahan dan
pengaruhnya terhadap negara lain.
https://www.tribunnews.com/nasional/2021/06/08/pembagian-
kekuasaan-di-indonesia-secara-horisontal-dan-vertikal?page=4
https://www.google.com/search?
q=Sejarah+sistem+pemerintahan+Indonesia+brainly&sa=X&ved=2ah
UKEwjX_POOsbP5AhVrG7cAHaX6DyYQ1QJ6BAgbEAE&biw=1366
&bih=657&dpr=1
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Perbandingan
%20Sistem%20Pemerintahan%20(FULL)%20-%20Sunarso.pdf

Anda mungkin juga menyukai