Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Analisis System Politik Menurut David Eston

Dosen pengampu:
Roza Andriani,S.IP,M.SI

Disusun Oleh :
Rowilcan Hasugian

2264201007

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL POLITIK

UNIVERSITAS ABDURRAB

2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur di ucapkan kepada Tuhan YME atas segala rahmatNya sehingga makalah
yang berjudul Analisis System Politik Menurut David Eston ini bisa tersusun sampai dengan
selesai. Terimakasih saya ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Perbandingan Sistem
Politik ibu Roza Andriana yang telah memberikan tugas ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Makalah ini jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangan. Oleh sebab itu saya
menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 15 Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Sistem Politik.............................................................................................................5
2.2 Sistem Politik Menurut David Easton..........................................................................................6
2.3 Unsur-Unsur Dalam Sistem Politik..............................................................................................7
2.4 Contoh Analisis Sistem Politik David Easton..............................................................................9
BAB III..................................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................10
DAFTAR PUTAKA........................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di dalamnya. Namun
dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah Bangsa Indonesia tapi diperlukan analisis
sistem agar lebih efektif. Dalam proses politik biasanya di dalamnya terdapat interaksi fungsional
yaitu proses aliran yang berputar menjaga eksistensinya. Sistem politik merupakan sistem yang
terbuka, karena sistem ini dikelilingi oleh lingkungan yang memiliki tantangan dan tekanan.

Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi pandangan saja seperti dari
sistem kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat dari pendekatan tradisional dengan melakukan
proyeksi sejarah yang hanya berupa pemotretan sekilas. Pendekatan yang harus dilakukan dengan
pendekatan integratif yaitu pendekatan sistem, pelaku-saranan-tujuan dan pengambilan keputusan

Teori pendekatan struktural fungsional lahir dari konsepsi teori sistem David Easton (1953) dalam
konteks Hubungan Internasional.Pendekatan sistem politik Easton ditujukan untuk memberi
penjelasan yang bersifat ilmiah terhadap fenomena politik. Pendekatan sistem politik dimaksudkan
juga untuk menggantikan pendekatan klasik ilmu politik yang hanya mengandalkan analisis pada
negara dan kekuasaan.

Pengaruh ini akan memunculkan perubahan politik. Adapun pelaku perubahan politik bisa dari
elit politik, atau dari kelompok infrastruktur politik dan dari lingkungan internasional. Perubahan ini
besaran maupun isi aliran berupa input dan output. Proes mengkonversi input menjadi output
dilakukan oleh penjaga gawang (gatekeeper).

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Politik

Sistem Politik adalah berbagai macam kegiatan dan proses dari struktur dan fungsi yang
bekerja dalam suatu unit atau kesatuan (masyarakat/negara). Secara etimologis, sistem politik
Indonesia berasal dari tiga kata, yaitu sistem, politik, dan Indonesia. Sistem berasal dari
bahasa Yunani, yaitu “systema” yang berarti: 1. keseluruhan yang tersusun dari sekian
banyak bagian (Shrode dan Voich, 1974: 115); 2. hubungan yang berlangsung di antara
satuan-satuan atau komponen secara teratur (Awad, 1979: 4). Dengan demikian, kata
“systema” berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur,
integral, dan merupakan satu keseluruhan (a whole). Dalam perkembangannya, istilah itu
mengalami pembiasan sehingga memiliki banyak arti, bergantung pada objek dan cakupan
pembicaraannya. Akan tetapi, setiap definisi mewujudkan gagasan dari sekelompok objek
atau unsur yang berada dalam hubungan struktural dan karakteristiknya masing-masing yang

satu dan lainnya berinteraksi pada dasar karakteristik tertentu.1

sistem politik mengacu pada struktur, proses, dan lembaga-lembaga yang mengatur
hubungan politik di sutu negara atau wilayah. Sistem politik mencakup berbagai elemen,
seperti konstitusi, partai politik, pemilihan umum, pemerintahan, lembaga legislative,
yudikatif, dan eksekutif, serta hubungan antara pemerintah dan warga negara. Pengertian
politik berbeda-beda di setiap negara, karena sistem politik dipengaruhi oleh budaya, sejarah,
nilai –nilai politik dan struktur social masyarakat.

1
Dr. Sahya Anggara, M.Si. Sistem Politik Indonesia, Bandung.2013 hlm1
2.2 Sistem Politik Menurut David Easton

Pengertian sistem politik menurut David Easton; Sistem adalah kesatuan seperangkat
struktur yang memiliki fungsi masing-masing yang bekerja untuk mencapai tujuan tertentu.
Sistem politik adalah kesatuan (kolektivitas) seperangkat struktur politik yang memiliki
fungsi masing-masing yang bekerja untuk mencapai tujuan suatu Negara. Berangkat dari
pemahaman tersebut bisa dikatakan teori sistem Easton masih memegang key position dalam
studi politik suatu negara.

David Easton memandang sistem politik sebagai tahapan pembuatan keputusan yang
memiliki batasan dan dapat berubah sesuai kebutuhan. Easton juga melihat bagaimana
struktur birokrasi satu Negara sebagai subjek hukum, input, proses, output (policies) dan
feedback. Model sistem politik sendiri diklasifikasikan oleh Easton menjadi tiga dimensi:
polity, olity (process), dan policy (kebijakan). Definisi politik dari ketiga dimensi ini terbukti
lebih efektif, terutama untuk memahami realitas politik dalam upaya memberikan pendidikan
politik kepada Negara dan masyarakatnya.

Menurut Easton minimal ada tiga hal mendasar yang harus diperhatikan dalam membahas
sistem politik (Easton, 1992: 181-184). Pertama, sistem ditandai dengan adanya saling
ketergantungan antarunit yang berada di dalamnya sehingga hal ini menunjukkan adanya
koherensi. Kedua, sistem haruslah bersifat netral atau bebas dari pengaruh ideologi. Ketiga,
sistem mengacu pada dua hal, co-varience dan ketergantungan antarunit yang membangun
sistem. Perubahan salah satu unit dalam sistem akan mempengaruhi unit yang lain dalam
sebuah sistem.

Easton dalam Mas'oed dan MacAndrews (1991:5-6) menyebutkan setidaknya ada empat
ciri sistem politik yang dapat membedakan sistem politik dengan sistem yang lain. Pertama,
ciri identifikasi. Kita harus dapat mengidentifikasikan sistem politik untuk dapat
membedakannya dengan yang lainnya. Dalam identifikasi ini, setidaknya ada dua hal yang
harus diperhatikan, yaitu unit-unit dalam sistem politik dan pembatasan. Dalam politik, unit-
unitnya berupa tindakan politik. Adapun mengenai pembatasan, ini perlu diperhatikan ketika
kita membicarakan sistem politik dengan lingkungan.
2.3 Unsur-Unsur Dalam Sistem Politik

A. Input

Input terdiri atas tuntutan (demands) dan dukungan (support). Perlu adanya
manajemen bagi demands. Kelebihan demands akan mengakibatkan beban berlebihan
(overload) yang akan mengganggu stabilitas sistem. Perlu ada kontrol terhadap demands,
baik melalui institusi, budaya maupun struktural gatekeepers. Selain demands, suatu sistem
membutuhkan dukungan. Dukunganlah yang menentukan demands mana yang patut untuk
diterima dan diproses lebih lanjut. Dukungan dapat didasari atas ideologi, budaya maupun
nasionalisme. Dukungan juga dapat timbul karena adanya konflik dan ancaman.

Dalam sistem politik, input diperlukan sebagai sumber energi dalam sistem politik.
Masyarakat dengan beragam kebutuhan, tingkat pendidikan, 1.6 Sistem Politik Indonesia l
kesehatan, pelayanan, dan sebagainya memerlukan pemenuhan kepuasan dari sistem. Tidak
semua kebutuhan tersebut dapat dipenuhi, ada kebutuhan yang dengan mudah dipenuhi,
namun ada pula kebutuhan yang dalam pemenuhannya memerlukan sumber daya dan
perhatian khusus.

Dari semua kebutuhan tersebut sering kali tidak dapat dipenuhi karena tuntutan-
tuntutan yang ada tidak terorganisir secara baik sehingga tidak sampai ke sistem. Hal
terpenting yang harus dipelajari agar sebuah tuntutan dapat sampai secara baik masuk ke
dalam sistem politik adalah cara penyampaian dan peranan komunikasi politik, termasuk
agen yang menyampaikan tuntutan tersebut.

Input dalam bentuk tuntutan dan dukungan menjadi masukan sistem politik. Tuntutan
dapat datang dari dalam sistem itu sendiri (tuntutan internal) sebagai akibat dari keinginan
untuk mengubah hubungan-hubungan politik dari para anggotanya sendiri. Juga dari luar
sistem (tuntutan eksternal) yang datang dari masyarakat atau berasal dari sistem-sistem lain
dapat berupa pengaruh ekologi, sistem ekonomi, sistem kebudayaan, sistem kepribadian,
struktur sosial, dan sistem kependudukan.

Input berupa tuntutan tersebut akan berubah menjadi isu yang akan diproses menjadi
kebijakan apabila memperoleh dukungan yang memungkinkan. Dukungan itu dapat berupa
pernyataan terbuka dan tegas atau dalam bentuk keadaan pikiran. Sementara itu, efektivitas
dukungan terkait dengan tiga hal, yaitu komunitas politik, rezim, dan pemerintah
Easton mengatakan tidak ada sistem politik yang dapat berjalan tanpa dukungan
anggotanya terhadap keberadaan kelompok yang berusaha memecahkan perbedaan atau
mempromosikan kebutuhan (tuntutan) melalui tindakan yang penuh damai pada umumnya. 2
Artinya dukungan tidak akan efektif tanpa kekuatan dari komunitas politik tertentu yang
memungkinkan proses perubahan dari tuntutan menjadi isu sesuatu yang siap untuk
diperjuangkan, dapat terjadi.

A. Output

Output dalam konsep Easton merujuk pada hasil keputusan politik yang dihasilkan
oleh sistem politik. Demands yang telah diseleksi akan mengalami proses dan hasilnya dapat
berupa keputusan, tindakan, maupun kebijaksanaan tertentu (output). Apabila output sesuai
dengan yang diharapkan maka akan terjadi pembaharuan dukungan (re-newed supports).
Akan tetapi, apabila output yang dihasilkan tidak sesuai maka terjadi erosi dukungan yang
akhirnya dapat mengganggu stabilitas sistem. Pihak yang terlibat dalam sistem politik dapat
mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dihasilkan di output melalui feedback loop.
Output harus diinformasikan agar memperoleh tanggapan.

B. Lingkungan

David Easton juga memberikan kontribusi dalam memahami hubungan antara sistem
politik dan lingkungan. Menurut Easton, lingkungan termasuk dalam kategori"input" atau
masukan dalam sistem politik. Easton berpendapat bahwa sistem politik menerima masukan
dari lingkungan eksternal, baik dalam bentuk informasi maupun tekanan. Lingkungan
eksternal dapat mencakup faktor-faktor seperti geografis, demografi, ekonomi, sosial, dan
budaya yang mempengaruhi sistem politik.

Lingkungan memainkan peran penting dalam membentuk agenda politik dan


menentukan isu-isu yang menjadi perhatian dalam sistem politik. Lingkungan dapat
mempengaruhi preferensi dan kepentingan kelompok-kelompok di dalam masyarakat, serta
memengaruhi kebijakan yang dihasilkan oleh sistem politik.

2
Roy C. Macridis dan Bernard E. Brown, Perbandingan Politik, alih bahasa A.R. Henri Sitanggang, edisi VI,
Erlangga, 1992, hlm. 44.
Dalam kerangka pemikiran Easton, lingkungan juga dapat mempengaruhi stabilitas
atau ketidakstabilan sistem politik. Jika lingkungan mengalami perubahan yang signifikan,
seperti perubahan ekonomi yang drastis atau perubahan demografi, hal ini dapat memicu
ketidakstabilan dalam sistem politik.

Namun, pemikiran Easton dikembangkan pada tahun 1950-an dan 1960-an, dan sejak
itu telah terjadi banyak perkembangan dalam pemahaman tentang hubungan antara sistem
politik dan lingkungan. Terdapat pendekatan-pendekatan teori politik lain yang lebih fokus
pada isu-isu lingkungan, seperti teori politik lingkungan dan teori ekologi politik, yang
memberikan perspektif yang lebih kaya tentang interaksi antara sistem politik dan
lingkungan.

2.4 Contoh Analisis Sistem Politik David Easton

Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus law) yang dibuat oleh pemerintah
Indonesia memiliki input tuntutan yaitu kebutuhan akan lapangan pekerjaan, yang didukung
oleh perusahaan-perusahaan besar yang membutuhkan payung hukum dalam menjalankan
usahanya. Outputnya adalah UU Cipta Kerja tersebut tercipta, namun menimbulkan -
penolakan baik organisasi masyarakat.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
David Easton memberikan konstribusi yang signifikan dalam memahami sistem
politik melalui konsepnya tentang input, konversi, output, dan umpan balik. Pendekatannya
yang rasionalistik dan fungsionalistik telah memberikan kerangka kerja yang penting dalam
memahami bagaimana keputusan politik dibuat dan di implementasikan dalam suatu
masyarakat.

Meskipun analisis sistem politik David Easton memberikan pemahaman yang


bermanfaat tentang interaski antaraa elemen-elemen dalam sistem politik. Terdapat
keterbatasan dalam pendekatannya yang terlalu abstrak dan tidak mempertimbangkan aspek
kekuasaan, konflik, dan ketimpangan dalam sistem politik. Pemikiran kontemporee dalam
ilmu politik telah mengakui pentingnya aspek-aspek ini dan mengembangkan pendekatan-
pendekatan alternative yang lebih inklusif.

DAFTAR PUTAKA

Budiardjo, Mariam. 1972. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Dian Rakyat

Anggara,Sahya . 2013 Sistem Politik Indonesia. Bandung: Pustaka Setia,


Eston, David. 1988. Kerangka Kerja Analisa Sistem Politik. Alih Bahasa Simamora Sahat.

Jakarta : Bina Aksara.

Easton, David. 1992. Aproaches to The Study of Politics. New York: Macmillan Publishing

Company

Macridis. Roy C. 1992. Perbandingan Politik. Jakarta: Erlangga, ,

Anda mungkin juga menyukai